KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara,...

61
i KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN RUMPUT Brachiaria brizantha YANG DIBERI PUPUK HIJAU CAIR YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh: IAN RONI REZKY RAJA RIO M. SIGALINGGING I 111 11 336 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Transcript of KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara,...

Page 1: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

i

KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL

DAUN RUMPUT Brachiaria brizantha YANG DIBERI

PUPUK HIJAU CAIR YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh:

IAN RONI REZKY RAJA RIO M. SIGALINGGING

I 111 11 336

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

ii

KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL

DAUN RUMPUT Brachiaria brizantha YANG DIBERI

PUPUK HIJAU CAIR YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh:

IAN RONI REZKY RAJA RIO M. SIGALINGGING

I 111 11 336

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 3: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ian Roni Rezky Raja Rio M. Sigalingging

NIM : I 111 11 336

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab

Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan

dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Makassar, 13 Mei 2015

IAN RONI REZKY RAJA RIO M S

Page 4: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Kandungan Protein Kasar dan Klorofil Daun Rumput

Brachiaria brizantha yang Diberi Pupuk Hijau Cair yang

Berbeda

Nama : Ian Roni Rezky Raja Rio M. Sigalingging

Stambuk : I111 11 336

Fakultas : Peternakan

Skripsi ini telah Diperiksa dan Disetujui oleh :

Tanggal Lulus : 13 Mei 2015

Dr. Ir. Syamsuddin Nompo, MP

Pembimbing Utama

Dr. Ir. Budiman Nohong, MP

Pembimbing Anggota

Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc

Dekan

Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc

Ketua Program Studi

Page 5: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

v

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis persembahkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan kasih karunia dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul ”Kandungan Protein Kasar dan Klorofil

Daun Rumput Brachiaria brizantha yang Diberi Pupuk Hijau Cair yang Berbeda”

dan telah menulis kripsi sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada

Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.

Penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua terkasih, Ayahanda Mestin Saragih dan Ibunda Rosdiana

Limbong yang telah membesarkan, mendidik, serta mendoakan penulis

dengan penuh cinta dan kasih yang tulus senantiasa hingga saat ini. Buat

saudara terkasih Ros, Roy, Ice, Andi Hot, Andi Evi, Andi Eva, Janner, dan

Solo yang masing-masing menjadi pribadi yang memotivasi penulis dalam

proses penyelesaian kuliahya.

2. Bapak Dr. Ir. Syamsuddin Nompo, MP. selaku Pembimbing Utama dan

kepada Bapak Bapak Dr. Ir. Budiman Nohong, MP. selaku Pembimbing

Anggota atas petunjuk, didikan, serta bimbingan kepada penulis sejak

perencanaan penelitian sampai selesainya skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira Rahardja, M.Sc selaku Penasehat

Akademik yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, dan nasehat

selama penulis menjalani perkuliahan.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas

Peternakan, Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Ketua

Program studi peternakan, serta seluruh Dosen dan Staf Fakultas

Page 6: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

vi

Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah memberikan sumbangsih

ilmu, didikan, dan pelayanan akademik selama penulis berada di bangku

kuliah.

5. Rekan-rekan seperjuangan Solandeven 2011 yang telah menjadi keluarga

kecil di Kampus Unversitas Hasanuddin, serta Sema selaku teman tim

penelitian penulis.

6. Semua pihak yang telah membantu penulis selama di bangku kuliah

sampai menyelesaikan skripsi ini yang belum sempat penulis sebutkan

satu persatu, trima kasih banyak.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang

diberikan. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi

mahasiswa dan civitas akademika yang ingin belajar. Amin.

Makassar, Mei 2015

Ian Roni Rezky Raja Rio M S

Page 7: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

vii

IAN RONI REZKY RAJA RIO M. SIGALINGGING (I 111 11 336), Kandungan

Protein Kasar dan Klorofil Daun Rumput Brachiaria brizantha yang Diberi Pupuk

Hijau Cair yang Berbeda, SYAMSUDDIN NOMPO (Pembimbing Utama),

BUDIMAN NOHONG (Pembimbing Anggota)

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hijau cair

dari bahan daun gamal, daun jonga-jonga dan eceng gondok terhadap kandungan

protein kasar dan klorofil daun rumput Brachiaria brizantha. Penelitian ini

menggunakan 1 pols rumput Brachiaria brizantha pada masing-masing pot, 3

jenis pupuk hijau cair yang berbeda (dengan bahan daun gamal, daun jonga-jonga,

dan daun eceng gondok), alat dan bahan analisis protein kasar metode kjaldahl,

serta SPAD klorofil meter Konica Minolta. Rancangan yang digunakan pada

penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Gaspersz, 1991) yang

terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa

pemberian pupuk hijau cair yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P < 0,01)

terhadap kandungan protein kasar dan klorofil daun rumput Brachiaria brizantha;

Pupuk hijau cair dengan bahan daun eceng gondok memberikan pengaruh paling

tinggi terhadap kandungan protein kasar dan klorofil daun rumput Brachiaria

brizantha dibandingkan pupuk hijau cair dengan bahan daun gamal maupun daun

jonga-jonga.

Kata Kunci : Kandungan Protein Kasar, Kandungan Klorofil Daun, Rumput

Brachiaria brizantha, Pupuk Hijau Cair.

Page 8: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

viii

IAN RONI REZKY RAJA RIO M. SIGALINGGING (I 111 11 336), The

Content of Crude Protein and Chlorophyll leaf of Brachiaria brizantha Grass

Fertilized by The Different Liquid Green Manure, SYAMSUDDIN NOMPO

(Supervisor), BUDIMAN NOHONG (as a Co-Supervisor)

ABSTRACT

This research aims to know the effect of application of Liquid Green Fertilizer

made of gamal leaf, jonga-jonga leaf, and eceng gondok leaf on the content of

crude protein and leaf chlorophyll of Brachiaria brzantha grass. This research

used 1 seed Brachiaria brizantha grass at each pot, 3 kind of liquid green

fertilizer (made of gamal leaf, jonga-jonga leaf, and eceng gondok leaf), a set of

equipment and material of Kjeldahl protein crude analysis method, and SPAD

Chlorophyll Meter of Konica Minolta. The design used was completely

randomized design (CRD) (Gazper, 1991) which consists of 4 treatments and 4

replications. Analysis of variance showed that fertilization of the different liquid

green manure highly significant (P<0.01) to the content of crude protein and

chlorophyll leaf of Brachiaria brizantha grass. The liquid green manure made of

eceng gondok leaf give the best influence to the content of crude protein and

chlorophyll leaf of Brachiaria brizantha grass than the liquid green manure made

of gamal leaf nor jonga-jonga leaf.

Keywords: The Content of Crude Protein, The Content of Cholophyll Leaf,

Brachiaria brizantha Grass, Liquid Green Manure.

Page 9: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .......................................................................................... ......... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang ...................................................................................... 1

Rumusan Masalah ................................................................................. 3

Hipotesis ............................................................................................... 3

Tujuan dan Kegunaan ........................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4

Gambaran Umum Rumput Brachiaria brizantha ................................. 4

Produksi Rumput Brachiaria brizantha .............................................. 6

Kualitas Rumput Brachiaria brizantha ............................................... 7

Klorofil Daun dalam Skala SPAD Meter ............................................. 8

Hubungan Kandungan Protein dan Klorofil Daun .............................. 10

Pemupukan ........................................................................................... 11

Pupuk Hijau Cair ................................................................................. 12

Pupuk Hijau Cair Daun Gamal (Gliricidia maculata) ......................... 13

Pupuk Hijau Cair Jonga-jonga (Chromolaena odorata)...................... 14

Pupuk Hijau Cair Eceng gondok (Eichhornia crassipes) .................... 16

METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 19

Waktu dan Tempat ................................................................................ 19

Materi Penelitian ................................................................................... 19

Metode Penelitian ................................................................................ 19

Rancangan Percobaan .......................................................................... 19

Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 20

Pembuatan Pupuk Hijau Cair ............................................................... 20

Penanaman ........................................................................................... 21

Parameter yang Diamati ....................................................................... 22

Analisis Statistik .................................................................................. 23

Page 10: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

x

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 24

Kandungan Protein Kasar Rumput Brachiaia brizantha yang Diberi

Pupuk Hijau Cair yang Berbeda .......................................................... 24

Kandungan Klorofil Daun Rumput Brachiaria brizantha yang

Diberi Pupuk Hijau Cair yang Berbeda ............................................... 26

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 31

Kesimpulan .......................................................................................... 31

Saran .................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32

LAMPIRAN ..................................................................................................... 37

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 48

Page 11: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Estimasi Kandungan Nitrogen Daun Di Akitakomachi, Jepang

Menggunakan Minolta Chlorofil Meter. ......................................... 9

2. Kandungan Nutrisi daun gamal ........................................................ 13

3. Kandungan nutrisi dari daun jonga-jonga ........................................ 15

4. Kandungan nutrisi dari eceng gondok.............................................. 16

5. Denah Penempatan Perlakuan Penelitian ......................................... 22

6. Rataan Kandungan Protein Kasar Rumput Brachiaria brizantha.... 24

7. Rataan Kandungan Klorofil Daun Rumput Brachiaria brizantha ... 26

Page 12: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Grafik Rataan Kandungan Protein Kasar Rumput Brachiaria

brizantha yang Diberikan Pupuk Hijau Cair yang Berbeda ........... 25

2. Grafik Rataan Kandungan Klorofil Daun Rumput Brachiaria

brizantha yang Diberikan Pupuk Hijau Cair yang Berbeda ............ 27

Page 13: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Penerapan Kadar Pupuk Cair yang Digunakan dalam Perlakuan. .......... 37

2. Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap (RAL)

menggunakan SPSS versi 16. Kandungan Protein Kasar Rumput

Brachiaria brizantha yang Diberi Pupuk Hijau Cair yang Berbeda ....... 39

3. Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap (RAL)

menggunakan SPSS versi 16. Kandungan Klorofil Daun Rumput

Brachiaria brizantha yang Diberi Pupuk Hijau Cair yang Berbeda ....... 41

4. Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian................................................... 47

5. Hasil Analisis Bahan .............................................................................. 48

Page 14: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peningkatan produktivitas ternak ruminansia di Indonesia dapat dicapai

melalui perbaikan penyedian hijauan pakan, baik dari segi kuantitas maupun dari

segi kualitas secara berkesinambungan. Hijauan berupa rumput merupakan

sumber pakan utama bagi ternak ruminansia, karena mengandung zat-zat makanan

yang dibutuhkan oleh ternak.

Hijauan makanan ternak di daerah tropis umumnya mempunyai kualitas

yang relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan hijauan sub-tropis. Hal ini

ditandai dengan tingginya kandungan serat kasar akibat intensitas penyinaran

matahari dan temperatur yang tinggi. Pertumbuhan hijauan pakan di daerah tropis

sering mengalami kekurangan unsur hara tertentu, walaupun di masing-masing

daerah relatif berbeda (Darmono, 1993). Menurut Hermawan (2013), jika unsur

hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan, metabolisme tanaman akan

terganggu yang secara visual dapat dilihat dari penyimpangan-penyimpangan

pertumbuhannya. Gejala tersebut dapat berbeda tergantung spesies hijauan. Bisa

terjadi tanaman dapat mengalami kekurangan dua unsur atau lebih pada saat

bersamaan. Petani peternak tentunya dapat menentukan pupuk apa yang tepat

diberikan terhadap gejala kekurangan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat

tumbuh normal kembali.

Pupuk Nitrogen merupakan pupuk yang sangat penting bagi semua

tanaman, karena Nitrogen merupakan penyusun dari semua senyawa protein

(Lindawati dkk., 2000) dan bagian dari molekul klorofil yang mengendalikan

kemampuan tanaman dalam melakukan fotosintesis (Mas’ud, 1993). Kecukupan

Page 15: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

2

nitrogen akan memberi pembentukkan cadangan makanan yang cukup untuk

pertumbuhan tanaman yang optimal.

Korofil berkorelasi positif dengan kadar N daun. Karena dengan bantuan

air, N yang diserap tanaman akan dilarutkan dan ditransportasikan melalui

pembuluh xilem, sehingga dalam proses osmosis tersebut dengan bantuan cahaya

matahari akan terbentuk klorofil. Pengukuran klorofil dapat dilakukan dengan

menggunakan klorofil meter dengan SPAD (Soil Plant Analisis Development)

(Argenta et al., 2004). Skala kritis SPAD beberapa tanaman pada musim kemarau

adalah 35, yang berarti kandungan hara N pada daun sama dengan 2,90%.

Pemberian pupuk N berdasarkan status klorofil daun dengan menggunakan SPAD

meter dapat menghemat pupuk urea 30– 40% (Wahid, 2003).

Rumput Brachiaria brizantha merupakan jenis rumput unggul yang

mempunyai produktivitas dan nilai gizi yang cukup tinggi serta disukai ternak

ruminansia. Nilai gizi rumput ini dipengaruhi oleh tatalaksana pemeliharaan,

antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro

seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan salah satu unsur yang

sering kurang jumlahnya dalam tanah (Rukmana, 2005). Unsur hara makro,

terutama N, P, K dan Ca mungkin banyak ditemukan dalam pupuk hijau cair

daun gamal (Gliricidia maculata), jonga-jonga (Cromolaena odorata) dan eceng

gondok (Eichhornia crassipes). Untuk mengetahui kandungan protein kasar dan

klorofil suatu hijauan maka dilakukan metode pemberian pupuk hijau cair daun

gamal, jonga-jonga dan eceng gondok terhadap rumput Brachiaria brizantha.

Page 16: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

3

Perumusan Masalah

Potensi pengembangan hijauan pakan yang sangat baik melalui

pemupukan. Pemanfaatan pupuk hijau cair jarang digunakan oleh petani-peternak

karena belum banyak diketahui level pemupukan pupuk hijau cair daun gamal,

jonga-jonga dan eceng gondok yang tepat untuk meningkatkan kandungan protein

kasar dan klorofil daun rumput Brachiaria brizantha.

Hipotesis

Pemberian pupuk hijau cair dari daun gamal, jonga-jonga dan eceng

gondok pada rumput Brachiaria brizantha diduga dapat meningkatkan kandungan

protein kasar dan klorofil daun rumput Brachiaria brizantha.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

pupuk hijau cair dari bahan daun gamal, daun jonga-jonga dan eceng gondok

terhadap kandungan protein kasar dan klorofil daun rumput Brachiaria brizantha.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi di lingkungan

masyarakat tentang pemanfaat pupuk hijau cair daun gamal, daun jonga-jonga dan

eceng gondok dalam peningkatan produksi dan kualitas hijauan pakan.

Page 17: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

4

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Rumput Brachiaria brizantha

Rumput Brachiaria brizantha berasal dari Afrika, rumput ini memiliki

karakteristik tumbuh tegak, pangkal batang banyak bercabang, tinggi hamparan

kurang lebih satu meter dan pangkal daun berbulu lebat (Rukmana, 2005). Proses

penanaman rumput ini menggunakan pols, hidup di tanah struktur ringan, sedang

sampai berat. Pada proses penanaman rumput Brachiaria brizantha, juga harus

memperhatikan faktor lingkungan antara lain adalah ketersediaan nutrien yang

berdampak langsung pada pertumbuhan produksi dan persistensi tanaman

(Sumarsono, 2007).

Berikut ini klasifikasi dari rumput Brachiaria brizantha menurut

Manullang (2012) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Brachiaria

Spesies : Brachiaria brizantha

Menurut Reksohadiprodjo (1985), rumput ini dapat tumbuh pada curah

hujan 1000 mm/tahun dengan toleransi pH tanah cukup luas mulai dari 6-7.

Rumput ini juga tahan terhadap kekeringan selama 6 bulan, cuaca dingin dan

penggembalaan. Rumput Brachiaria brizantha dapat dikembangkan dengan stek,

pols atau pun biji (Lubis, 1963). Rumput ini dapat diperbanyak dengan pols

Page 18: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

5

dengan jarak tanam 40 x 40 cm dengan baris-baris berjarak 60-150 cm

(Reskohadiprodjo, 1983). Menurut Rismunandar (1986), perbanyakan rumput

Brachiaria brizantha dengan mengggunakan stek jarang dilakukan karena

pertumbuhannya tidak optimal. Rumput ini membentuk rizoma yang pendek-

pendek dan akarnya dapat menembus ke dalam tanah 30 cm.

Tumbuhnya rumput Brachiaria brizantha semi tegak sampai tegak

(prostate/semierect-erect), merupakan rumput yang berumur panjang, tumbuh

membentuk hamparan lebat, tinggi hamparan dapat mencapai 30 – 45 cm dan

tangkai yang sedang berbunga dapat mencapi tinggi 1 m atau tanaman yang

tumbuh creeping parennial (Humpreys, 1974). Memiliki rhizoma yang pendek

dan tinggi batang sekitar 30-200 cm. Bentuk daun linear biasanya berukuran 10-

100 cm x 3-20 mm, berambut atau berbulu dan berwarna hijau gelap. Infloresence

(bunga) terdiri dari 2-16 tandan (racemes) dengan panjang 4-20 cm, spikelet

dalam satu baris; luas rachis 1 mm, berwarna ungu, spikelet berbentuk elips

panjang 4-6 mm, berbulu atau berbulu pada ujungnya, panjang glume sepertiga

dari panjang spikelet (Schultze-Kraft, 1992).

Pemotongan hijauan dapat dilakukan setelah tanaman mencapai 50 – 100

cm atau tanaman telah berumur 60 sampai 90 hari, dengan menyisakan batang

setinggi 10 sampai 15 cm di atas permukaan tanah (Rismunandar, 1986).

Pemotongan pertama rumput Brachiaria brizantha dapat dilakukan pada umur

60 hari musim hujan dan umur 70 hari musim kemarau, sedangkan untuk

pemotongan selanjutnya dapat dilakukan pada umur 40 hari musim hujan atau

60 hari musim kemarau. Reksohadiprodjo (1985) menyatakan bahwa rumput

Page 19: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

6

Brachiaria brizantha yang dipotong tiap 4 minggu akan menghasilkan serat kasar

18,45 % dan protein kasar 10 % lebih tinggi dari umur pemotongan lainnya.

Produksi Rumput Brachiaria brizantha

Produksi bahan segar rumput Brachiaria brizantha dapat mencapai

270.000 kg/ha/tahun di daerah basah dengan irigasi yang baik dan penggembalaan

ternak harus dilakukan secara rotasi. Rumput Brachiaria brizantha yang dipotong

pada tiap 28 hari dapat menghasilkan bahan kering 9,6 ton/ha dengan kandungan

protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan

bahan kering 9,04 ton/ha dengan kandungan protein kasar 6,4%

(Reksohadiprodjo, 1985).

Produksi Brachiaria, selain dipengaruhi oleh pemupukan, juga

dipengaruhi oleh tinggi pemotongan. Siregar (1996) melaporkan produksi

Brachiaria pada berbagai tinggi pemotongan adalah 25,10; 82,22; 70,58; 88,38;

94,78 g/rumpun untuk pemotongan 0, 5 cm, 10 cm, 15 cm dan 20 cm dari

permukaan tanah. Semakin tinggi tingkat pemotongan, produksi yang dihasilkan

semakin tinggi. Sedangkan berbagai interval pemotongan yaitu 20, 30, 45 dan 60

hari menghasilkan produksi sebanyak 186,42; 190,98; 170,98 dan 195,18

ton/ha/tahun (Siregar dan Djajanegara, 1974).

Siregar (1996) menyatakan produksi rumput ini pada lahan kering yaitu 40

ton/ha/tahun dengan kandungan protein kasar 13,5%, lemak 3,4%, NDF 64,2%,

abu 15,8%, kalsium 0,31% dan fosfor 0,37%. Lebih lanjut lagi disarankan agar

sebelum diberikan kepada ternak, sebaiknya rumput ini dipotong-potong lebih

dahulu (Lubis, 1963).

Page 20: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

7

Kualitas Rumput Brachiaria brizantha

Rumput Brachiaria brizantha mempunya produksi bahan kering 40

sampai 63 ton/ha/tahun dengan rata-rata kandungan gizi-gizi yaitu : protein kasar

9,66%, BETN 41,34%, serat kasar 30,86%, lemak 2,24%, abu 15,96 dn TDN 51%

(Susetyo, 1969).

Pengamatan yang sama mengenai kualitas rumput Brachiaria brizantha

oleh Lubis (1963) menyatakan bahwa rumput Brachiaria brizantha mempunyai

nilai gizi yang berdasarkan bahan keringnya, yaitu protein kasar 9,72 %, serat

kasar 21,54 % BETN 43,56 %, lemak 1,94 %, dan abu 18,43 %.

Sebagai rumput budidaya yang banyak dipergunakan oleh peternak,

Brachiaria memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak. Berbagai

penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi pada rumput

Brachiaria. Ginting dan Pond (1996) menganalisa khusus kandungan protein kasar

rumput Brachiaria brizantha sebesar 10,8 %. Sementara itu Rukmana (2005)

melaporkan kandungan protein kasar Brachiaria 9,9 % dengan pembagian pada

morfologi daun atas 5,3 %, daun 2,5 %, dan batang 2,1 %, sehingga sesuai

kandungan protein kasarnya, Brachiaria tergolongkan ke dalam rumput yang

unggul.

Menurut Minson dan Milford (1981) bahwa kadar protein kasar rumput

Brachiaria brizantha di bawah 7-8% akan menyebabkan konsumsi hijauan

menurun. Kandungan protein kasar dan serat kasar pada berbagai taraf

pemotongan rumput Brachiaria dilaporkan oleh Rismunandar (1986) adalah,

13,8% dan 29,69% pada pemotongan 20 hari, 8,86% dan 30,63% pada

pemotongan 30 hari, 6,24 dan 33,27 pada pemotongan 45 hari serta 5,90 dan 34,1

Page 21: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

8

pada pemotongan 60 hari. Hasil tersebut menunjukkan bahwa protein kasar pada

Brachiaria akan cenderung menurun dan serat kasar akan meningkat sesuai

dengan bertambahnya umur potong rumput.

Klorofil Daun dalam Skala SPAD Meter

Klorofil memiliki fungsi utama dalam fotosintesis yaitu memanfaatkan

energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan

menyediakan energi. Karbohidrat yang dihasilkan dalam fotosintesis diubah

menjadi bahan kering yang mengandung protein, lemak, asam nukleat dan

molekul organik lainnya (Ai dan Banyo, 2011). Faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap pembentukan klorofil adalah faktor genetik, cahaya, oksigen,

karbohidrat, air, unsur hara seperti Fe, Mg dan N (Dwidjoseputro, 1980).

Mekanisme klorofil dalam meningkatkan kualitas dan produksi tanaman

dimulai saat klorofil aktif dalam mengubah senyawa CO2 dan H2O menjadi

karbohidrat (C6H12O6) dan Oksigen (O2) serta energi (ATP) dengan bantuan

cahaya matahari. Energi yang dihasilkan digunakan tanaman dalam melakukan

proses-proses pertumbuhan, dan karbohidrat yang dihasilkan menjadi kandungan

bahan kering yang menyimpan zat makanan berupa protein dan zat lainnya pada

tanaman. Semakin tinggi kandungan klorofil, maka laju fotosintesis akan

meningkat sehingga kualitas dan produksi bahan kering tanaman juga akan ikut

meningkat (Li et al., 2006).

Rumput sebagai tanaman pakan sangat membutuhkan nitrogen untuk

mendukung pertumbuhannya karena nitrogen merupakan unsur esensial pada

berbagai senyawa penyusun tanaman termasuk unsur penyusun klorofil. Terdapat

dua macam klorofil yaitu klorofil A (C55H72O5N4Mg) dan klorofil B

Page 22: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

9

(C55H70O6N4Mg). Klorofil mengumpulkan cahaya serta mentransfer energi ke

pusat reaksi pada proses fotosintesis. Klorofil A berperan secara langsung dalam

reaksi pengubahan energi radiasi menjadi energi kimia serta menyerap dan

mengangkut energi ke pusat reaksi molekul. Sementara itu, klorofil B berfungsi

sebagai penyerap energi radiasi yang selanjutnya diteruskan ke klorofil A.

Meningkatnya klorofil B berdampak positif terhadap efektivitas penyerapan

energi radiasi pada kondisi yang ternaungi (Sirait, 2008).

Pengukuran klorofil daun dapat dilakukan menggunakan klorofil meter

SPAD (Soil Plant Analisis Development) 502 sebagai salah satu alternatif untuk

mengetahui kecukupan hara N pada tanaman. Klorofil berkorelasi positif dengan

kadar N daun (Argenta et al., 2004).

Berikut ini estimasi kandungan nitrogen daun di akitakomachi, jepang

menggunakan Minolta Chlorofil meter :

Tabel 1. Estimasi Kandungan Nitrogen Daun Di Akitakomachi, Jepang

Menggunakan Minolta Chlorofil Meter

Nilai Klorofil Meter (SPAD)

Skala 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

% N 1,90 2 2,10 2,20 2,30 2,40 2,50 2,60 2,70 2,80 2,90 3

Sumber : Mutters (1999).

Skala kritis SPAD beberapa tanaman pada musim kemarau adalah 35,

berarti kandungan hara N pada daun sama dengan 2,90%. Pemberian pupuk N

berdasarkan status klorofil daun dengan menggunakan SPAD meter dapat

menghemat pupuk urea 30– 40% (Wahid, 2003), karena dengan mengatahui status

klorofil secara aktual, kita dapat memberi perlakuan pupuk yang optimal untuk

tanaman sesuai kebutuhan.

Page 23: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

10

Hubungan Kandungan Protein dan Klorofil Daun

Pada proses fotosintesis, klorofil pada tanaman aktif dalam mengubah

senyawa CO2 dan H2O menjadi C6H12O6 dan O2 serta energi (ATP) dengan

bantuan cahaya matahari. Energi hasil fotosintesis tersebut akan digunakan

tanaman dalam melakukan proses-proses pembentukan unsur nutrisi tanaman

seperti penyerapan N dalam penyusunan protein untuk peningkatan kualitasnya

(Li et al., 2006)

Kaitan erat yang menghubungkan antara kandungan protein dan klorofil

daun adalah pada proses pemanfaatan unsur N oleh tanaman. Nitrogen yang

diserap tanaman aktif dalam proses fotosintesis yang mendorong penyusunan dari

semua protein dan asma nukleit dan dengan demikian merupakan penyusun

protoplasma secara keseluruhan (Syarief, 1985). Unsur hara nitrogen berfungsi

sebagai pendorong pertumbuhan, menguatkan hijauan dan meningkatkan kadar

protein serta pertumbuhan mikroorganisme yang penting bagi kesuburan tanaman

(Rismunandar, 1986).

Apabila unsur nitrogen yang tersedia lebih banyak daripada unsur lainnya,

dapat dihasilkan protein lebih banyak dan daun dapat tumbuh lebih lebar. Oleh

sebab itu, diduga lebarnya daun yang mengandung klorofil yang tersedia bagi

fotosintesis secara kasar sebanding dengan jumlah nitrogen yang diberikan.

Terdapat kecenderungan makin tingginya dosis N yang diberikan pada tanaman,

maka produksi bahan kering yang dhasilkan akan semakin tinggi pula (Whiteman,

1974).

Pada beberapa proses penyusunan protein dari senyawa Nitrogen dimulai

saat tanaman menyerap unsur hara dalam tanah dalam bentuk kation dan anion,

Page 24: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

11

jadi dalam bentuk yang larut dalam air. Pada umumnya nitrogen diambil oleh

tanaman dalam bentuk Amonium (NH4+) dan Nitrat (NO3

-), tapi Nitrat yang

terserap segera terreduksi menjadi ammonium melalui enzim yag mengandung

molibdenium. Ion-ion Amonium dan beberapa karbohidrat mengalami sintesis

dalam daun dan diubah menjadi asam amino yang akan membentuk protein,

terutama terjadi dalam daun hijauan yang berklorofil (Syarief, 1985). Nitrogen

yang berlimpah menaikkan pertumbuhan tanaman dengan cepat dengan

perkembangan lebih besar pada batang dan daun-daun hijau gelap (Foth, 1988).

Pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang diberikan untuk memperbaiki kesuburan

tanah dan mengganti unsur-unsur hara yang hilang dari dalam tanah. Tiap – tiap

jenis pupuk mempunyai kandungan unsur hara, kelarutan dan kecepatan kerja

yang berbeda sehingga dosis dan jenis pupuk yang diberikan berbeda untuk tiap

jenis tanaman dan jenis tanah yang digunakan (Hardjowigeno, 1992).

Untuk menjamin agar memperoleh produksi hijauan yang kontinu, maka

salah satu jalan yang harus ditempuh adalah pemupukan, namun penentuan jenis

pupuk pada tanaman harus sesuai dengan kondisi tanah dan tanaman

(Reksohadiprodjo, 1985).

Ada 3 unsur hara utama dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan,

reproduksi, dan produksi, yaitu nitrogen, fosfat dan kalium. Pemberian pupuk

nitrogen merupakan faktor penting dalam usaha peningkatan produksi dan

kekurangan unsur hara tersebut akan menyebabkan tanaman menjad kerdil atau

kecil, warna daun merah dan kekuning-kuningan (Susetyo, 1969). Penambahan

Page 25: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

12

nitrogen kedalam padang rumput akan meningkatkan produksi bahan kering dan

kualitas hijaun makanan ternak terutama kadar proteinnya (Humperys, 1974).

Pemberian pupuk nitrogen pada tanaman mempunyai peranan dalam

merangsang pertumbuhan jaringan tanaman, jumlah anakan (tiller) dan lebar

daun. Tapi kelebihan unsur nitrogen akan memperlambat kematangan tanaman

(terlalu banyak pertumbuhan vegetatif), batangnya lemah, mudah rebah dan

mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit (Soepardi, 1983).

Sutedjo (2004) menyatakan rumput Brachiaria brizantha apabila telah

berumur 2 minggu bisa diberikan pupuk nitrogen berupa urea, 150 kg/ha yang

dibenamkan ± 4 cm di setiap sisi deretan tanaman, karena tanaman pada umur 2

minggu itu akarnya sudah mulai aktif.

Pupuk Hijau Cair

Peranan pupuk hijau cair yaitu meningkatkan pertumbuhan tanaman,

menyehatkan pertumbuhan daun, daun lebih hijau dan meningkatkan

perkembangan mikroorganisme dalam tanah (Sutedjo, 1995). Kekurangan dan

kelebihan pupuk hijau cair akan berdampak terhadap kualitas dan produktivitas

hijauan. Kekurangan pupuk dapat mengakibatkan pertumbuhan vegetatif

terlambat dalam pemasakan buah dan biji, tanaman lemah dan mudah rebah dan

menambah kepekaan terhadap penyakit. Sedangkan kelebihan dari pupuk hijau

cair yaitu dapat mempercepat pertumbuhan vegetatif terutama daun, pengisian

biji, akar, meningkatkan kandungan protein, merangsang pertunasan, menambah

tinggi tanaman serta menjaga kondisi dan struktur tanah (Sabihana dkk., 1980).

Yunus (1987) menyatakan bahwa semakin tua tanaman proporsi batang

dengan daun semakin besar di mana batang akan kurang mengandung protein.

Page 26: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

13

Makin besar perbandingan daun dengan batang, kualitas hijauan semakin tinggi

sebab daun kualitasnya lebih tinggi dari pada batang. Hal ini menjadi

pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman yang akan dijadikan pupuk hijau

cair. Suntoro dkk. (2001) menyatakan bahwa suatau tanaman dapat digunakan

sebagai pupuk hijau apabila (1) cepat tumbuh (2) bagian atas banyak dan lunak

(succulent); dan (3) kesanggupannya tumbuh cepat pada tanah yang kurang subur,

sehingga cocok dalam rotasi untuk penyediaan jangka panjangnya.

Pupuk Hijau Cair Daun Gamal (Gliricidia maculata)

Gamal merupakan jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai sumber

hijauan pakan ternak ruminansia dan juga sebagai sumber pupuk hijau cair yang

ketersediaannya melimpah. Gamal berbentuk pohon dengan ukuran sedang dan

dikenal sebagai tanaman jenis kacang-kacangan (Mathius, 1984). Menurut Sugiri,

(1980), kelebihan gamal sebagai pupuk hijau cair mempunyai kandungan unsur

hara khususnya nitrogen yang cukup tinggi untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk

hijau cair gamal lebih baik dibandingkan dengan daun lamtoro.

Kandungan nutrisi pupuk cair daun gamal (Gliricidia maculata) dapat

dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Kandungan Nutrisi daun gamal (%)

Sumber : Havlin dkk. (2002)

Komponen Persentase

Bahan Kering 22,1

Protein Kasar 23,5

Kalsium (Ca) 1,35

Fosfor (P) 0,07

Nitrogen (N) 3,15

Kalium (K) 2,12

Abu 5,7

Page 27: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

14

Berdasarkan tabel di atas, daun gamal yang dibuat pupuk cair memiliki

potensi yang tinggi, sehingga penggunaan dari pupuk cair tersebut banyak

digunakan pada tanaman pangan diantaranya tanaman jagung dan sawi. Hasil

pemberian pupuk cair daun gamal pada tanaman jagung 3 ton ha -1

/

tahun dan

tanaman sawi 2-6 ton ha-1.

/tahun. Pupuk cair daun gamal itu diberikan pada

tanaman dengan cara disemprotkan atau disiramkan 2 minggu setelah penanaman

tanaman (Sunarjono, 2003).

Pupuk Hijau Cair Jonga-jonga (Chromolaena odorata)

Chromolaena odorata menyebar di kepulauan Indonesia sejak Perang

Dunia II. Dengan penyebaran itu kini jonga-jonga dapat dijumpai di semua pulau-

pulau besar di Indonesia dengan ketersediaan yang melimpah (Wilson dan

Widayanto, 2004). Kelebihan gulma adalah ini dapat tumbuh baik pada berbagai

jenis tanah dan tumbuh lebih baik lagi apabila mendapat cahaya matahari yang

cukup (Vanderwoude et al., 2005).

Soerohaldoko (1971) melaporkan mengenai kerugian dari Chromolaena

odorata terhadap ternak mengenai keberadaannya yang merugikan karena invasi

gulma berkayu ini dengan kandungan alelopati dapat menghambat pertumbuhan

tanaman pakan di sekitarnya. Maka perlu dilakukan penanggulangan sekaligus

pemanfaatannya sebagai pupuk hijau cair.

Chromolaena odorata dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat bagi

pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Kelebihan dari kompos jonga-jonga

adalah memiliki nilai hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan hara pada

pupuk kandang dari kotoran sapi (Vanderwoude et al., 2005), dengan komposisi

2.42 % N, 0.26 % P, 50.40 % C, dan 20.82 C/N. Nilai C/N ini menunjukkan

Page 28: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

15

proses dekomposisi yang lebih cepat dibandingkan dengan pupuk kandang (25-

30). Selain itu, daun dan ranting hijaunya dapat dipakai untuk membuat pupuk

cair (Fitri, 2013).

Kandungan nutrisi pupuk cair daun jonga-jonga (Cromolaena odorata)

dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Kandungan nutrisi dari daun jonga-jonga (%)

Sumber : Marthen (2007)

Jonga-jonga memiliki kandungan protein yang sangat tinggi namun terikat

dalam kandungan tannin. Proses fermentasi dalam pembuatan pupuk hijau cair

ditujukan untuk mengurai tannin tersebut sehingga kandungan protein dapat

terlepas. Hasil studi Luik (2005) pada jagung menunjukan bahwa pemberian

pupuk organik cair jonga-jonga 30 ton/ha mampu meningkatkan kandungan NPK

tanah maupun dalam jaringan tanaman dan mampu meningkatkan hasil tanaman

jagung 4,83 kg/16 m2 dibandingkan tanpa pemberian jonga-jonga yaitu 4,09

kg/16m2. Dengan demikian pemberian jonga-jonga mampu meningkatkan

ketersediaan unsur hara dalam tanah.

Pemberian jonga-jonga sebagai pupuk baik dalam bentuk padat maupun

cair dapat meningkatkan hasil produksi tanaman sayur dan buah. Pupuk dalam

bentuk cair lebih baik dari pada dalam bentuk padat, karena unsur hara di

dalamnya akan lebih mudah dan cepat diserap oleh tanaman. Kandungan unsur N

Kandungan Nutrisi Persentase

Bahan Kering 12,4 Protein Kasar 20-30

Kalsium (Ca) 0,14

Fosfor (P) 0,42 Nitrogen (N) 2,65

Energi (Kkal/kg) 3.583,5

Page 29: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

16

dan K jonga-jonga sangat tinggi, sedangkan unsur P jonga-jonga tergolong

sedang. Hasil penelitian Sutedjo (2004) mengenai peranan jonga-jonga terhadap

sifat fisik tanah menunjukan bahwa tekstur tanah dipengaruhi secara nyata oleh

kandungan nutrien dari jonga-jonga.

Pupuk Hijau Cair Eceng gondok (Eichhornia crassipes)

Eceng gondok merupakan gulma yang sangat cepat berkembang, apabila

tidak dikendalikan akan mengakibatkan masalah lingkungan, selain memberikan

dampak negatif, eceng gondok juga memberikan dampak positif antara lain

sebagai bahan baku pupuk organik. Dari hasil analisis kimia, bahan organik eceng

gondok mempunyai kandungan yaitu 1,30% N, 0,24 % P dan C/N ratio 12,25

(Yulianti, 2001).

Kandungan nutrisi pupuk cair daun eceng gondok (Eichhornia crassipes)

dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Kandungan nutrisi dari eceng gondok (%)

Sumber : Suntoro dkk. (2001)

Pemilihan eceng gondok sangat baik digunakan sebagai pupuk cair. Little

(1968) menerangkan bahwa eceng gondok banyak mampu menyerap zat organik

hingga logam-logam berat pada masa hidupnya, tetapi dapat dimanfaatkan salah

satu diantaranya adalah sebagai bahan penutup tanah (mulsa) dan kompos dalam

kegiatan pertanian perkebunan. Pupuk eceng gondok kaya asam humat. Itu

Kandungan Nutrisi Persentase

Bahan Kering 15

Protein Kasar 12,99

Kalsium (Ca) 0,14

Fosfor (P) 0,6

Nitrogen (N) 2,3

Abu 4,2

Page 30: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

17

lantaran eceng gondok kaya serat lignin dan selulosa. Hasil penguraian keduanya

menghasilkan asam humat. Senyawa itu menghasilkan fitohormon yang mampu

mempercepat pertumbuhan akar tanaman sehingga tanaman lebih optimal

menyerap hara dan produktivitas pun meningkat.

Yulianti (2001) melaporkan bahwa efek pemberian pupuk eceng gondok

dengan berbagai dosis yaitu 10 ton/ha, 20 ton/ha, dan 30 ton/ha pada tanaman

padi menunjukkan semakin banyak pemberian pupuk organik cair eceng gondok,

makin tinggi produktivitas padi. Produksi tertinggi diperoleh setelah

menambahkan 30 ton pupuk/ha. Hasil panen mencapai 6,8 ton/ha, lebih tinggi

daripada rata-rata produksi padi nasional sekitar 3–4 ton/ha. Maka eceng gondok

merupakan pupuk yang baik, bukan sebagai gulma yang dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman.

Eceng gondok dapat menyerap zat organik dan logam berat melalui ujung

akar. Zat–zat organic dan logam berat yang terserap akan masuk ke dalam batang

melalui pembuluh pengangkut kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman

eceng gondok. Pada proses ini zat organik akan mengalami reaksi biologi dan

terakumulasi di dalam batang tanaman, kemudian diteruskan ke daun (Sriyana,

2006). Kemampuan menyerap logam persatuan berat kering eceng gondok lebih

tinggi pada umur muda dari pada umur tua, dan sebagian besar berada pada

bagian bawah (batang dan akar) (Ratnani et al., 2010).

Kemampuan penyerapan eceng gondok juga karena pada akarnya terdapat

mikrobia rhizosfera yang mengakumulasi logam berat. Mikrobia rhizosfera adalah

bentuk simbiosis antara bakteri dengan jamur, yang mampu melakukan

Page 31: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

18

penguraian terhadap bahan organik maupun anorganik yang terdapat dalam air

serta menggunakannya sebagai sumber nutrisi (Ratnani et al., 2010).

Page 32: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

19

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu mulai tanggal 1 Januari

sampai 27 Februari 2015 untuk proses pemeliharaan di Lahan Pastura Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin, dilanjutkan tanggal 27 Februari sampai 5

Maret 2015 untuk pengujian kandungan protein kasar di Laboratorium Kimia

Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, parang,

ayakan tanah, meteran, gunting rumput, ember, selang plastik, gelas ukur,

saringan teh, timbangan, pot dengan ukuran diameter atas 22 cm x diameter

bawah 18 cm x tinggi 26 cm, klorofil meter Konica Minolta seri SPAD 502,

mesin penggiling, neraca analitik, tabung reaksi, gelas ukur, gelas piala, rak

tabung, lemari asam, labu ukur, pipet tetes, lab semprot, pipet ukur, labu destilasi,

labu Erlenmeyer, alat destilasi, dan buret.

Bahan-bahan yang digunakan adalah air, pupuk hijau cair berasal dari

daun gamal, jonga-jonga, eceng gondok, EM4, tanah, sampel rumput Brachiaria

brizantha, selenium mix, H2SO4, aquades, NaOH, indikator PP, dan H3BO4.

Metode Penelitian

A. Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4

perlakuan dan 4 kali ulangan (Gaspersz, 1991). Perlakuan pemupukan yaitu :

P0 = Rumput Brachiaria brizantha tanpa pupuk cair (kontrol)

P1 = Rumput Brachiaria brizantha + pupuk hijau cair daun gamal 70 ml/Pot

Page 33: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

20

P2 = Rumput Brachiaria brizantha + pupuk hijau cair daun jonga-jonga 84

ml/Pot

P3 = Rumput Brachiaria brizantha + pupuk hijau cair daun eceng gondok 95

ml/Pot

Model matematikanya adalah sebagai berikut :

Yij = µ + Ni + ∑ijk

Di mana :

Yij = Hasil pengamatan dari perlakuan ke- i dan kelompok ke – j

µ = Rata-rata pengamatan

Ni = Pengaruh pemberian pupuk ke – I

∑ijk = Kesalahan eksprimen atau penelitian

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Pembuatan Pupuk Hijau cair

Pupuk yang digunakan berasal dari daun tanaman liar atau tanaman

pengganggu dengan pertimbangan kandungan unsur hara yang cukup khususnya

N, yaitu berupa daun gamal (N=3,15%), daun jonga-jonga (N=2,65%) dan daun

eceng gondok (N=2,3%), masing-masing diperoleh dari sekitar lahan pastura

tempat penelitian dilakukan. Mula-mula daun dipetik, kemudian dipisahkan dari

batangnya. Masing-masing bahan (daun gamal, jonga-jonga dan eceng gondok)

dimasukan kedalam ember. Setiap perlakuan berisi 10 kg daun segar yang telah

dicincang menggunakan parang. Daun segar yang telah dicincang kemudian

dimasukkan kedalam ember, kemudian diisi air yang telah dihomogenkan dengan

EM4 5 % dari total bahan yang akan digunakan. Perbandingan antara berat daun

segar yang telah dicincang dengan air adalah 2 kg daun segar dan 1 liter air.

Page 34: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

21

Ember dikondisikan selalu tertutup, agar tidak ada unsur hara yang hilang akibat

penguapan. Bagian atas tutup ember diberi lubang khusus untuk selang kecil,

ujung selang dimasukkan kedalam botol yang telah berisi air guna untuk

membuang gas yang berlebihan didalam ember. Hasilnya disaring dari dalam

ember setelah 7-14 hari setelah isi ember itu tidak berbau dan kelihatan menyusut.

Larutan dalam ember itulah yang disebut dengan pupuk cair dan siap untuk

digunakan pada tanaman (Jusuf, 2006 ).

2. Penanaman

Tanah yang digunakan diperoleh dari Lahan Pastura Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin. Mula-mula tanah tersebut dihancurkan, kemudian diayak

untuk mengeluarkan batu, sisa-sisa tanaman dan materil-materil lainnya, lalu

dihomogenkan. Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur lempung liat

berpasir (Tanah Litosol) dengan pH 6,28 dan kandungan N 0,18%. Tanah yang

telah diayak kemudian dimasukkan dalam pot ukuran 22 x 18 x 26 cm dan

ditanami anakan rumput Brachiaria brizantha dengan tinggi anakan 25 cm

sebanyak 1 anakan setiap pot. Jarak antara pot yang satu dengan pot yang lain

kurang lebih 40 cm. Setelah penanaman, dilakukan penyiraman setiap hari dengan

jumlah air yang diberikan sama pada setiap pot menggunakan gelas ukur dan

dibiarkan tumbuh selama 2 minggu. Setelah tumbuh, baru penerapan perlakuan

mulai dilakukan dengan memberi pupuk cair dari daun gamal 70 ml/ pot, jonga-

jonga 84 ml/ pot dan eceng gondok 95 ml/ pot (penerapan kadar pupuk hijau cair

yang digunakan pada perlakuan terlampir). Pupuk cair disiramkan merata di

sekitar tanaman sebanyak 1 kali pada awal pemeliharaan.

Denah penempatan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Page 35: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

22

Tabel 5. Denah Penempatan Perlakuan Penelitian

PERLAKUAN

P33 P23 P02 P14

P04 P12 P31 P21

P22 P34 P13 P03

P11 P01 P24 P32

Keterangan : P0 : Rumput Brachiaria brizantha tanpa diberi pupuk cair

(Kontrol).

P1 : Rumput Brachiaria brizantha + pupuk hijau cair daun

Gamal.

P2 : Rumput Brachiaria brizantha + pupuk hijau cair daun

Jonga-jonga

P3 : Rumput Brachiaria brizantha + pupuk hijau cair daun

Eceng Gondok.

Pemotongan rumput Brachiaria brizantha dilakukan sekitar 10 cm dari

pangkal batang tanaman atau permukaan tanah, bagian yang sudah dipotong

dimasukkan kedalam kantong lalu ditimbang untuk mengetahui berat segarnya.

Bagian yang sudah ditimbang berat segarnya dimasukkan kedalam oven dengan

suhu 70 0C selama 3 x 24 jam untuk mengetahui berat kering untuk kemudian

dianalisis kandungan protein kasarnya dengan metode Kjeldahl. Pengukuran

klorofil daun dilakukan sebelum pemotongan tanaman.

C. Parameter yang diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu kandungan protein dan

klorofil daun kasar rumput Brachiaria brizantha.

Kandungan protein kasar rumput Brachiaria brizantha dengan metode

Kjeldahl (Sudarmaji dkk., 1989), dengan rumus sebagai berikut :

Page 36: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

23

% Protein Kasar = 𝑉.𝑇×𝑁×14×6,25×𝑃

𝐵 .𝑆 (𝑚𝑔 ) × 100 % ×

100

𝐵𝐾

Keterangan :

V.T = Volume Titrasi Sampel;

N = Normalitas H2SO4 sebagai Penitar;

P = Faktor Pengencer (100/10)

Kandungan Klorofil daun rumput Brachiaria brizantha diamati menggunakan

alat klorofil meter Konica Minolta seri SPAD 502 (Phabiola dan Khamdan,

2012). Pengukuran dilakukan setelah kalibrasi dalam kondisi kosong berhasil

dengan tanda angka 0 akan tertera dan bunyi nada. Kemudian mulai mengukur

pada beberapa bagian daun secara merata sebanyak ±7 kali, lalu menentukan

rerata hasil pengukuran dalam satuan unit.

D. Analisis Statistik

Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kali ulangan

(Gaspersz, 1991) yang dilanjutkan uji BNT menggunakan software SPSS versi 16.

Page 37: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

24

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Protein Kasar Rumput Brachiaia brizantha yang Diberi Pupuk Hijau

Cair yang Berbeda

Data yang diperoleh dari penelitian kandungan protein kasar rumput

Brachiaria brizantha yang diberikan pupuk hijau cair yang berbeda disajikan pada

Tabel 6 :

Tabel 6. Rataan Kandungan Protein Kasar Rumput Brachiaria brizantha

Perlakuan Kandungan Protein Kasar

(% Bahan Kering) Rata-rata

1 2 3 4

P0 (Kontrol) 6,8 7,6 7,3 7,1 7,2d

P1 (PHC Daun Gamal) 8,8 9,3 8,8 9,6 9,1c

P2 (PHC Daun Jonga-jonga) 12,9 11,9 15,6 16,6 14,2b

P3 (PHC Daun Eceng Gondok) 17,9 17,9 19,1 18,7 18,4a

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan

perbedaan yang sangat nyata (P < 0,01).

Hasil Sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau

cair yang berbeda pada rumput Brachiaria brizantha memberikan pengaruh yang

sangat nyata (P < 0,01) terhadap kandungan protein kasar rumput Brachiaria

brizantha. Rata-rata kandungan protein kasar tertinggi hingga terendah adalah P3

(18,4), P2 (14,2), P1 (9,1), dan P0 (7,2). Tingginya kandungan protein kasar

rumput Brachiaria brizantha pada perlakuan P3, P2 dan P1 mungkin disebabkan

oleh adanya perbedaan kadar nitrogen dari pupuk hijau cair yang diberikan. Hal

ini sependapat dengan Engelstad (1997) bahwa pemberian nitrogen yang optimal

dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan sintesis protein.

Pendapat ini diperjelas oleh Crespo dan Odurado (1986) bahwa efisiensi konversi

Page 38: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

25

nitrogen meningkat dengan meningkatnya taraf nitrogen meningkatnya taraf

pemupukan N menyebabkan kandungan protein kasar meningkat.

Gambar 1. Grafik Rataan Kandungan Protein Kasar Rumput Brachiaria

brizantha yang Diberikan Pupuk Hijau Cair yang Berbeda.

Rata-rata kandungan protein kasar tertinggi oleh perlakuan P3 juga

disebabkan adanya kandungan asam giberelat yang berperan dalam penyusunan

klorofil dan protein dalam daun. Menurut Taiz dan Zeiger (1998), asam giberelat

mempunyai peranan dalam mendukung pembelahan sel, pembentangan sel,

aktivitas kambium dan pembentukan RNA baru serta sintesis protein.

Kandungan protein kasar yang telah diukur memiliki korelasi yang positif

dengan kandungan klorofil daun rumput Brachiaria brizantha. Hal ini

dihubungkan dengan kaitannya yang erat sebagai hasil dari peran nitrogen dalam

proses sintesis protein dan pembentukan klorofil daun. Pernyataan ini didukung

oleh Dwidjoseputro (1978) bahwa peran N dalam pembentukan klorofil adalah

Page 39: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

26

mendorong aktivitas fotosintesa. Asimilasi N merupakan langkah pertama dalam

proses pembentukan protein, oleh sebab itu foto-sintesis pada tanaman merupakan

kegiatan yang pokok. Abidin (1994) menambahkan bahwa sintesis protein akan

mempengaruhi pembentukan klorofil. Karena salah satu komponen klorofil adalah

protein.

Kandungan Klorofil Daun Rumput Brachiaria brizantha yang Diberi Pupuk Hijau

Cair yang Berbeda

Data yang diperoleh dari penelitian kandungan klorofil daun rumput

Brachiaria brizantha yang diberi pupuk hijau cair yang berbeda disajikan pada

Tabel 7 :

Tabel 7. Rataan Kandungan Klorofil Daun Rumput Brachiaria brizantha.

Perlakuan Kandungan Klorofil Daun (Unit) Rata-rata 1 2 3 4

P0 (Kontrol) 32,20 33,60 24,60 29,70 30,02c

P1 (PHC Daun Gamal) 48,80 28,00 44,30 48,80 42,47b

P2 (PHC Daun Jonga-jonga) 58,70 61,70 61,80 61,80 61,00a

P3 (PHC Daun Eceng Gondok) 70,60 69,50 62,70 66,50 67,32a

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan

perbedaan yang sangat nyata (P < 0,01).

Hasil Sidik ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau

cair yang berbeda pada rumput Brachiaria brizantha memberikan pengaruh yang

sangat nyata (P < 0,01) terhadap kandungan klorofil daun rumput Brachiaria

brizantha yang diukur menggunakan SPAD meter. Rata-rata kandungan klorofil

daun yang tertinggi hingga terrendah adalah perlakuan P3 (67,32), P2 (61,00), P1

(42,47), dan P0 (30,02). Hal ini menunjukkan bahwa kandungan N pupuk hijau

cair yang berbeda tersebut mencukupi bagi rumput Brachiaria brizantha untuk

menghasilkan klorofil dalam daun, di mana menurut Wahid (2003), skala kritis

Page 40: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

27

klorofil daun berdasarkan pembacaan alat SPAD meter adalah 35 unit. Menurut

Singh et al. (2002), efisiensi pemberian nitrogen ditinjau dari sinkronnya

pemupukan N dengan kebutuhan N tanaman. Upaya mensinkronkan waktu

pemberian dan kesesuaian takaran N yang dibutuhkan tanaman adalah dengan

pemantauan kecukupan hara N tanaman menggunakan klorofil meter dengan

SPAD (Soil-Plant Analisis Development) 502.

Gambar 2. Grafik Rataan Kandungan Klorofil Daun Rumput Brachiaria

brizantha yang Diberikan Pupuk Hijau Cair yang Berbeda.

Pada rumput Brachiaria brizantha dengan kandungan klorofil paling tinggi

(P3), tanaman menangkap cahaya paling banyak menyebabkan laju fotosintesis

meningkat sehingga kandungan protein dan produksi bahan kering meningkat. Hal

ini sesuai dengan pendapat Li et al. (2006) bahwa Mekanisme klorofil dalam

meningkatkan kualitas dan produksi tanaman dimulai saat klorofil aktif dalam

mengubah senyawa CO2 dan H2O menjadi karbohidrat (C6H12O6) dan Oksigen

Page 41: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

28

(O2) serta energi (ATP) dengan bantuan cahaya matahari. Energi yang dihasilkan

digunakan tanaman dalam melakukan proses-proses pertumbuhan, dan

karbohidrat yang dihasilkan menjadi kandungan bahan kering yang menyimpan

zat makanan berupa protein dan zat lainnya pada tanaman. Semakin tinggi

kandungan klorofil, maka laju fotosintesis akan meningkat sehingga kualitas dan

produksi bahan kering tanaman juga akan ikut meningkat.

Rata-rata kandungan klorofil daun rumput Brachiaria brizantha yang

diberikan pupuk hijau cair sangat meningkat dibandingkan tanpa pupuk, dan rata-

rata kandungan klorofil daun pada perlakuan P3 sangat nyata (P < 0,01) lebih

tinggi dibandingkan dengan perlakuan P1 dan P0. Hal ini mungkin disebabkan

karena eceng gondok yang digunakan berasal dari perairan yang belum

mengalami pencemaran yang tinggi, sehingga zat-zat anorganik yang diserap

tidak mengandung logam berat yang dapat mempengaruhi kesuburan, tapi hanya

berupa unsur hara yang baik sehingga pembentukan klorofil daun dapat

berlangsung dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2003) bahwa

beberapa unsur hara penting dalam pembentukan klorofil daun seperti Magnesium

(Mg) yang menjadi faktor untuk pembentukan klorofil, Boron (B) mempunyai

peran sebagai kofaktor dalam sintesis klorofil, berperan dalam transport

karbohidrat dan sintesis asam nukleat, dan Mangan (Mn) yang berperan aktif

dalam pembentukan klorofil, yaitu mengaktifkan beberapa enzim yang sangat

diperlukan dalam tahapan pemutusan air pada proses fotosintesis. Hal ini

sependapat dengan Fitri et al. (2007) yang menjelaskan bahwa pupuk organik cair

eceng gondok mengandung hara makro dan mikro esensial yang dapat mendorong

dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada

Page 42: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

29

tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman

dan penyerapan nitrogen dari udara.

Kandungan klorofil yang tinggi pada sampel P3 diduga disebabkan karena di

dalam eceng gondok terkandung asam giberelat yang membantu dalam

pembentukan klorofil daun dan pertumbuhan vegetatif. Menurut Peni dkk. (2003),

peranan asam giberelat dalam pembentukan klorofil adalah pada pengaktifan

enzim, setelah asam giberelat mengikat enzim yang terdapat pada membran, maka

enzim tersebut akan mengubah ATP menjadi AMP-siklik, yang selanjutnya

menggerakkan berbagai rentetan reaksi-reaksi sekunder dan tersier termasuk

pembentukan klorofil-karotenoid. Di samping itu reaksi respirasi juga akan

menghasilkan energi NADH/NADPH yang berguna untuk reduksi unsur nitrat

menjadi amonia dengan bantuan enzim nitrat reduktase. Bidwell (1979)

menyatakan bahwa peningkatan aktivitas nitrat reduktase menyebabkan terjadinya

peningkatan sintesis protein, produksi klorofil, asam nukleotida, asam amino dan

unsur-unsur lain yang dibutuhkan tumbuhan untuk perkembangan vegetatif.

Rataan kandungan klorofil daun P2 lebih tinggi dari pada P1 dan P0, mungkin

disebabkan karena perlakuan pupuk hijau cair berasal dari daun jonga-jonga

memiliki kandungan unsur hara yang jauh lebih baik dari pada daun gamal, serta

mulai dapat berfungsi dan bereaksi di dalam tanah saat diberikan pada rumput

sehingga menghasilkan klorofil daun yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Marthen (2007) bahwa jogna-jonga memiliki potensi selain sebagai

pakan ternak juga berfungsi sebagai pupuk dimana palatabilitasnya jauh lebih baik

daripada daun gamal serta memiliki kandungan unsur hara yang lebih baik bagi

kualitas rumput Brachiaria brizantha. Ini dapat dibuktikan juga pada hasil

Page 43: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

30

penelitian Luik (2005) pada tanaman jagung menunjukkan bahwa pemberian

pupuk organik cair jonga-jonga 30 ton/ha mampu meningkatkan kandungan NPK

tanah maupun klorofil pada jaringan tanaman. Dengan demikian, pemberian

jonga-jonga mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah bila

dibandingkan dengan pupuk cair daun gamal maupun tanpa pupuk.

Page 44: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

31

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemberian pupuk hijau cair yang berbeda pada rumput Brachiaria brizantha

dapat meningkatkan kandungan protein kasar dan klorofil daun.

2. Pemberian pupuk hijaun cair daun eceng gondok pada rumput Brachiaria

brizantha memberikan pengaruh yang lebih baik pada kandungan protein

kasar dan klorofil daunnya dibandingkan pupuk hijau cair daun jonga-jonga,

daun gamal, dan tanpa pupuk.

Saran

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai dosis pemberian pupuk

hijau cair eceng gondok pada beberapa jenis hijauan pakan sebelum digunakan

dan dikembangkan di lingkungan masyarakat.

Page 45: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

32

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1994. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.

Penerbit Angkasa. Bandung.

Ai, N. S. dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi klorofil daun sebagai indikator

kekurangan air pada tanaman. Jurnal Ilmiah Sains. 11:166-171.

Argenta, G., P. R. F. Silva, and L. Sangoi. 2004. Leaf relative chlorophyll content

as an indicator parameter to predict nitrogen fertilization in maize.

Ciência Rural. Santa Maria. Journal Vol.34, n.5, p.1379-1387.

Bidwell, R. G.1979. Plant Physiology. Second Edition. New York: Macmillan

Publishing. Milan.

Campbell. 2003. Biologi. Edisi Keluima-Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Crampton, E. W. and L.E. Haris 1969. Applied Animal Nutrition 2nd

ed W. N

Freeman and New York.

Crespo, G. and M. Odurado, 1986. The Influence of Bovine Faeces and Nitrogen

Fertilizer on Forage Production of King Grass in Red Ferrallitic

Soil. Cuban Journal Agric. Sci. 20: 277-283.

Darmono, 1993. Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius. Yogyakarta.

Dwijoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.

. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan ke-2, PT.

Gramedia, Jakarta.

Engelstad. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. UGM Press. Yogyakarta.

Fitri, N. R., Erlina A., dan Nasih W. Y. 2007. Pengaruh Dosis dan Frekuensi

Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah

dan Lingkungan Vol. 7 No.1 (2007) p: 43-53.

Fitri, Y. A. 2013. Kirinyuh (Chromolaena odorata), Gulma dengan banyak

potensi manfaat. http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/

berita-226-kirinyuh-chromolaena-odorata-gulma-dengan-banyak-

potensi-manfaat.html (diakses pada tanggal 2 Februari 2015).

Gaspersz, V. 1991. Metode Rancangan Percobaan. Arminco. Bandung.

Ginting, S. P., and K. R. Pond. 1996. Effects of Grazing Systems on Pasture

Production and Quality of Brachiaria Brizantha and Liveweight

Gain of Lambs. Pasture Journal. p. 15-33.

Hardjowigeno. 1992. Ilmu Tanah. PT. Mediyatma Sarana Perkasa. Jakarta.

Page 46: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

33

Havlin, J.L, T. Suhartini dan E.Rahayu. 2002. Tanaman Sawi dan Selada, PT.

Penebar Swadaya. Depok.

Heddy, S. 2003. Pemberian Pupuk N dan Interval Defoliasi terhadap Produksi

Bahan Kering Rumput Bebe (Brachiaria brizantha). Bagian

Pertama. PT. Rajagraffindo. Jakarta.

Hermawan, H. 2013. Makalah Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman : Fungsi

dan Bentuk Unsur – Unsur Hara Makro dan Mikro di dalam Tanah

dan Tanaman serta Gejala Defisiensinya. Universitas Syiah Kuala.

Darussalam - Banda Aceh.

Humperys, L. R. 1974. Pastures Species, Nutritive Value and Manajement. A

Course Manual in Tropical Pastures. A. A. U. C. S. Meulbourne.

Australia.

Jusuf, L. 2006. Potensi daun gamal sebagai bahan pupuk organik cair. Jurnal

Agrisistem Vol.2. No 1.

Kovacs, M. 1992. Biological Indicators in Environmental Protection. Market

Cross House. England.

Li, R., P. Guo, M. Baum, S. Grando, and S. Ceccarelli. 2006. Evaluation of

Chlorophyll Content and Fluorescence Parameters as Indicators

of Drought Tolerance in Barley. Agricultural Sciences in China 5

(10): 751-757.

Lindawati, N., Izhar dan H. Syafria. 2000. Pengaruh pemupukan nitrogen dan

interval pemotongan terhadap produktivitas dan kualitas rumput

lokal kumpai pada tanah podzolik merah kuning. Jurnal Penelitian

Pertanian Tanaman Pangan 2(2): hal. 130-133.

Little, L. C. 1968. Handbook of Utilization of Aquatic Plant, FAO Fisherie

Technical Paper, No. 187. FAO. Roma.

Lubis, D. A. 1963. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan. Jakarta.

Luik, P. 2005. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Jonga-Jonga pada

Tanaman Jagung. Penerbit Kanisus. Jakarta.

Manullang, S. 2012. Hijauan Makanan Ternak. http://manullngs.blogspot.com/

2012/12/hijauan-makaan-ternak_80 62.html. (diakses pada tanggal

15 januari 2015).

Marthen. 2007. Ki Rinyuh (Chromolaena odorata (L) R.M. King dan H.

Robinson): Gulma padang rumput yang merugikan. Buletin Ilmu

Peternakan Indonesia (Wartazoa), Volume 17 No. 1.

Mas’ud, P. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung.

Mathius, I. M. 1984. Hijauan Gliricidia maculata Sebagai Pakan Ternak

Ruminansia. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Page 47: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

34

Minson, D.J. and Milford. 1981. Nutritional Diffrences Between Tropical and

Temperete Pasture In “ Grazing Animal “. Ed by F. W. H. Marley.

Elsevier Scintifile Publshing Company. Amsterdam.

Mutters, C. 1999. Nitrogen Management in Akitakomachi. Butte County Rice

Industry. Japan.

Peni, D. K., Solichatun dan Endang A. 2003. Pertumbuhan, Kadar Klorofil-

Karotenoid, Saponin, Aktivitas Nitrat reduktase Anting-anting

(Acalypha indica L.) pada Konsentrasi Asam Giberelat (GA3)

yang Berbeda. Jurusan Biologi FMIPA. Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Phabiola T. A. dan Khamdan K. 2012. Pengaruh Aplikasi Formula Pantoea

agglomerans Terhadap Aktivitas Antioksidan dan Kandungan

Klorofil Daun Tanaman Strowberi

Ratnani R. D., I. Hartati, dan L. Kurniasari. 2010. Laporan Penelitian Terapan :

Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) untuk

Menurunkan Kandungan COD(Chemical Oxygen Demond), Ph,

Bau, dan Warna Pada Limbah Cair Tahu. Fakultas Teknik.

Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Reksohadiprojo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makana Ternak Tropik.

BPFE. Yogyakarta.

Rismunandar. 1986. Mendayagunakan Tanaman Rumput. Penerbit Sinar Baru.

Bandung.

Rukmana, R. 2005. Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius.

Yogyakarta.

Sabihana, S. G. Soepardi dan S. Djokosudarjo. 1980. Pupuk dan Pemupukan.

Departemen Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Jakarta.

Salisbury, F. B and Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3.

(Diterjemahkan oleh : Diah R, Lukman dan Sumaryono). Penerbit

ITB. Bandung.

Sambara, M. W. 1995. Pengambilan and Efisiensi Pupuk N dan P pada Bagian

Daun dan Batang Rumput Setaria (Setaria anceps). Fakultas

Peternakan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Schultze-Kraft. 1992. Forages (Edi). Plant Resources of South-East Asia

(PROSEA). No 4. Wageningen, Netherlands and Bogor. Indonesia.

Singh, B., Y. Singh, and J. K. Ladha. 2002. Chlorophylmeter and leaf color chart-

Based nitrogen management for rice and wheat in Northweatern

India. Agron. J94:821-829.

Page 48: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

35

Sirait, J. 2008. Luas Daun, Kandungan Klorofil dan Laju Pertumbuhan Rumput

pada Naungan dan Pemupukan yang Berbeda. Loka Penelitian

Kambing Potong. Galang Sumut.

Siregar, M. E dan A. Djajanegara. 1974. Pengaruh tingkat pemupukan zwavelzuur

kalium (zk) terhadap produksi segar 5 jenis rumput. Buletin L.P.P.

Bogor No 12, hal. 1-8

Siregar. 1996. Pengawetan Pakan Ternak. Penebar Swaday. Jakarta.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. PT. Melton Putra, Jakarta.

Soerohaldoko, S. 1971. On the Occurrence of Eupatorium odoratum at the Game

Reserve Pananjung. West Java. Weeds in Indonesia.

Sriyana, H.Y. 2006. Kemampuan Eceng Gondok dalam Menurunkan Kadar Pb(II)

dan Cr (VI) Pada Limbah dengan Sistem Air Mengalir dan Sistem

Air Menggenang. Tesis S2. Fakultas Teknik. Jurusan Teknik

Kimia UGM. Yogyakarta.

Sudarmaji S., B. Haryono dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan

Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Sugiri. 1980. Mengenal Beberapa Jenis Hijauan Makanan Ternak Daerah Tropik.

Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta.

Sumarsono. 2007. Ilmu Tanaman Makanan Ternak. Fakultas Peternakan

Universitas Diponegoro. Semarang.

Sunarjono, H. 2003. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penerbit Penebar Swadaya.

Jakarta.

Suntoro, S., E. Handayanto dan Soemarno. 2001. Penggunaan Eceng gondok

(Eichornia crassipes) untuk Meningkatkan Ketersediaan P, K, Ca,

dan Mg Ilmu Pertanian Vol 12 No. 2 pada Oxic Dystrudepth di

Jumapolo, Karanganyar, Jawa Tengah. Agrivita. XXIII (1): 20-26.

Susetyo. 1969. Hjauan Makanan Ternak. Direktorat Peternakan Rakyat. Dirjen

Peternakan. Deptan. Jakarta.

Sutedjo, M. M. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

.2004. Peranan Jonga-Jonga Terhadap Sifat Fisik Tanah, PT

Rineka Cipta. Jakarta.

Syarief, E. S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.

Bandung.

Taiz, L and E. Zeiger. 1998. Plant Physiology. Massachusetts: Sinauer Associates,

lnc.

Page 49: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

36

Tillman, A. D., Hartadi. S., Reksohadiprojo S., Prawiro Kusumo, dan S.

Lebdosoekodjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Vanderwoude, C. S., J.C. Davis and B. Funkhouser. 2005. Plan for National

Delimiting Survey for Siam weed. Natural Resources and Mines

Land Protection Services. Queensland Government.

Wahid, A. S. 2003. Peningkatan efisiensi pemupukan nitrogen pada padi sawah

dengan metode bagan warna daun. Jurnal Litbang Pertanian 22 (4):

156-161.

Whiteman, P. C. 1974. The Enviroment and Pasture Growth.” In A Course

Manual in Tropical Pasture Science”. A. V. C. Watson Fergusson

and co, Ltd. Brisbane.

Wilson, C. G. and E.B.Widayanto. 2004. Establishment and spread of

Cecidochares connexa in eastern indonesia. in: chromolaena in the

asia-pacific region. DAY, M. D. and R. E. Mc Fadyen (Eds.)

ACIAR Technical Reports No. 55. pp. 39-44.

Yulianti, W. 2001. “Kemampuan eceng gondok sebagai biofilter zat tersuspensi

pada konsentrasi efektif limbah cair tahu”, Jurnal Habitat

Universitas Brawijaya Malang, 23-25.

Yunus. M. 1987. Hijauan Makanan Ternak. Universitas Brawijaya, Malang.

Page 50: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

37

Lampiran 1. Penerapan Kadar Pupuk Cair yang Digunakan dalam Perlakuan

Kandungan Nitrogen pupuk

1. Pupuk urea = 46 % N

2. Pupuk Daun Gamal ( Gliricidia maculata ) = 3,15 % N

3. Pupuk Daun Jonga-Jonga (Cromolaena odorata) = 2, 65 % N

4. Pupuk daun Eceng gondok ( Eichhornia crassipes ) = 2,3 % N

Penggunaan Urea 200 Kg/ Ha

1. Daun Gamal

437,78 kg N urea / Ha = 0,0315 kg N daun gamal / Ha

437,78 kg

0,0315 kg = 13802,54 kg daun gamal / Ha

2. Pupuk Jonga-jonga

437,78 kg N urea / Ha = 0,0265 kg N pupuk jonga-jonga / Ha

437,78 kg

0,0265 kg = 16406,79 kg pupuk jonga-jonga / Ha

3. Pupuk Eceng gondok

437,78 kg N urea / Ha = 0,023 kg N pupuk eceng gondok / Ha

437,78 kg

0,023 kg = 18903,47 kg pupuk eceng gondok / Ha

Page 51: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

38

Berat tanah = 10 kg / pot

Berat tanah = 2 x 106 kg/ Ha

Dosis pemberian pupuk cair ml/ pot

1. Pupuk daun gamal

10 kg

2.000.000 kg =

DG

13802 ,54 kg

DG = 1308025 ,4 kg

2.000.000 kg

= 0,070 kg / pot

= 70 ml / pot

2. Pupuk daun Jonga-jonga

10 kg

2.000.000 kg =

DJ

16406 ,79 kg

DJ = 164067 ,9kg

2.000.000 kg

= 0,084 kg / pot

= 84 ml / pot

3. Pupuk Eceng gondok

10 kg

2.000.000 kg =

DEg

18903,47 kg

DEg = 189034,7 kg

2.000.000 kg

= 0,095 kg / pot

= 95 ml / pot

Page 52: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

39

Lampiran 2. Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan SPSS

versi 16. Kandungan Protein Kasar Rumput Brachiaria brizantha

yang Diberi Pupuk Hijau Cair yang Berbeda.

Perlakuan Kandungan Protein

(% Bahan Kering) Rata-rata

1 2 3 4

P0 (Kontrol) 6,8 7,6 7,3 7,1 7,200

P1 (PHC Daun Gamal) 8,8 9,3 8,8 9,6 9,125

P2 (PHC Daun Jonga-jonga) 12,9 11,9 15,6 16,6 14,250

P3 (PHC Daun Eceng Gondok) 17,9 17,9 19,1 18,7 18,400

Keterangan : Berbeda Sangat Nyata (P < 0,01).

Descriptives

kandungan_protein

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound Upper Bound

P0 (Kontrol) 4 7.200 .3367 .1683 6.664 7.736 6.8 7.6

P1 (PHC Daun Gamal)

4 9.125 .3948 .1974 8.497 9.753 8.8 9.6

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

4 14.250 2.2128 1.1064 10.729 17.771 11.9 16.6

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

4 18.400 .6000 .3000 17.445 19.355 17.9 19.1

Total 16 12.244 4.6543 1.1636 9.764 14.724 6.8 19.1

Test of Homogeneity of Variances

kandungan_protein

Levene Statistic df1 df2 Sig.

22.409 3 12 .000

ANOVA

kandungan_protein

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 308.362 3 102.787 74.405 .000

Within Groups 16.578 12 1.381

Total 324.939 15

Page 53: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

40

Means Plots

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable:kandungan_protein

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

LSD P0 (Kontrol) P1 (PHC Daun Gamal)

-1.9250* .8311 .039 -3.736 -.114

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

-7.0500* .8311 .000 -8.861 -5.239

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

-11.2000* .8311 .000 -13.011 -9.389

P1 (PHC Daun Gamal)

P0 (Kontrol) 1.9250* .8311 .039 .114 3.736

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

-5.1250* .8311 .000 -6.936 -3.314

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

-9.2750* .8311 .000 -11.086 -7.464

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

P0 (Kontrol) 7.0500* .8311 .000 5.239 8.861

P1 (PHC Daun Gamal)

5.1250* .8311 .000 3.314 6.936

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

-4.1500* .8311 .000 -5.961 -2.339

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

P0 (Kontrol) 11.2000* .8311 .000 9.389 13.011

P1 (PHC Daun Gamal)

9.2750* .8311 .000 7.464 11.086

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

4.1500* .8311 .000 2.339 5.961

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

kandungan_protein

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Duncana P0 (Kontrol) 4 7.200

P1 (PHC Daun Gamal) 4 9.125

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

4 14.250

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

4 18.400

Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

Page 54: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

41

Lampiran 3. Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan SPSS

versi 16. Kandungan Klorofil Daun Rumput Brachiaria brizantha

yang Diberi Pupuk Hijau Cair yang Berbeda.

Perlakuan Kandungan Klorofil Daun (Unit) Rata-rata 1 2 3 4

P0 (Kontrol) 32,20 33,60 24,60 29,70 30,02

P1 (PHC Daun Gamal) 48,80 28,00 44,30 48,80 42,47

P2 (PHC Daun Jonga-jonga) 58,70 61,70 61,80 61,80 61,00

P3 (PHC Daun Eceng Gondok) 70,60 69,50 62,70 66,50 67,32

Keterangan : Berbeda Sangat Nyata (P < 0,01)

Descriptives

kandungan_klorofil

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound Upper Bound

P0 (Kontrol) 4 30.025 3.9601 1.9801 23.724 36.326 24.6 33.6

P1 (PHC Daun Gamal)

4 42.475 9.8804 4.9402 26.753 58.197 28.0 48.8

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

4 61.000 1.5341 .7670 58.559 63.441 58.7 61.8

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

4 67.325 3.5368 1.7684 61.697 72.953 62.7 70.6

Total 16 50.206 16.1058 4.0264 41.624 58.788 24.6 70.6

Test of Homogeneity of Variances

kandungan_klorofil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.065 3 12 .069

ANOVA

kandungan_klorofil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3506.447 3 1168.816 36.478 .000

Within Groups 384.502 12 32.042

Total 3890.949 15

Page 55: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

42

Means Plots

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable:kandungan_klorofil

(I) perlakuan (J) perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

LSD P0 (Kontrol) P1 (PHC Daun Gamal)

-12.4500* 4.0026 .009 -21.171 -3.729

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

-30.9750* 4.0026 .000 -39.696 -22.254

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

-37.3000* 4.0026 .000 -46.021 -28.579

P1 (PHC Daun Gamal)

P0 (Kontrol) 12.4500* 4.0026 .009 3.729 21.171

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

-18.5250* 4.0026 .001 -27.246 -9.804

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

-24.8500* 4.0026 .000 -33.571 -16.129

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

P0 (Kontrol) 30.9750* 4.0026 .000 22.254 39.696

P1 (PHC Daun Gamal)

18.5250* 4.0026 .001 9.804 27.246

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

-6.3250 4.0026 .140 -15.046 2.396

P3 (PHC Daun Eceng Gondok)

P0 (Kontrol) 37.3000* 4.0026 .000 28.579 46.021

P1 (PHC Daun Gamal)

24.8500* 4.0026 .000 16.129 33.571

P2 (PHC Daun Jonga-jonga)

6.3250 4.0026 .140 -2.396 15.046

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets kandungan_klorofil

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Duncana P0 (Kontrol) 4 30.025

P1 (PHC Daun Gamal) 4 42.475

P2 (PHC Daun Jonga-jonga) 4 61.000

P3 (PHC Daun Eceng Gondok) 4 67.325

Sig. 1.000 1.000 .140

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

Page 56: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

43

Lampiran 4. Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Penanaman

Pembuatan Pupuk Hijau Cair

Page 57: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

44

Penerapan Perlakuan dan Penyiraman

Pengukuran Klorofil Daun

Pemanenan

Penimbangan Sampel di Lapangan

Page 58: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

45

Penggilingan Sampel

Penimbangan Sampel untuk Bahan Kering dan Analisis Protein

Penambahan H2SO4 Penambahan Selenium Mix

Destruksi Pengenceran

Page 59: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

46

Destilasi Indicator PP + H3BO4

Penyiapan Volume Titrasi Titrasi

Page 60: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

47

Lampiran 5. Hasil Analisis Bahan

Page 61: KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN KLOROFIL DAUN … · antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur hara makro seperti unsur nitrogen, di mana unsur nitrogen merupakan

48

RIWAYAT HIDUP

Ian Roni Rezky Raja Rio M. Sigalingging lahir di Pare-pare

pada tanggal 12 April 1993, anak Ketiga dari 6 bersaudara.

Dibesarkan oleh orang tua Mestin Saragih (Ayah) dan

Rosdiana Limbong (Ibu). Tingkat pendidikan dimulai di

bangku TK Dharma Wanita SMKN 1 Watang Pulu pada

tahun 1998, kemudian melanjutkan di SD Negeri 3 Carawali, Sidrap pada tahun

2000. Setelah lulus SD, melanjutkan di SMPN 1 Watang Pulu Sidrap pada tahun

2005, kemudian melanjutkan di SMK Negeri 1 Watang Pulu Sidrap pada tahun

2008. Setelah menyelesaikan SMU, penulis kemudian diterima di PTN

(Perguruan Tinggi Negeri) melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri) tertulis di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin,

Makassar. Hingga akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi

Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar pada Tahun

2015.