Kandung Kemih Pada Kehamilan Dan Nifas

8
C. KANDUNG KEMIH PADA KEHAMILAN DAN NIFAS Kandung kemih sebagian besar terletak di rongga pelvis, bagian belakang dibatasi oleh uterus dan vagina, sedangkan di bagian depan oleh dinding perut dan simfisis. Kandung kemih terdiri dari dua bagian yaitu fundus dan leher kandung kemih. Bagian leher disbut juga uretra posterior karena berhubungan dengan uretra. Mukosa kandung kemih dilapisi oleh epitel transisional yang mengandung ujung-ujung saraf sensoris. Dibawahnya terdapat lapisan submukosa yang sebagian besar tersusun dari jaringan ikat dan jaringan elastin. Otot polos kandung kemih disebut juga otot detrusor, membentuk lapisan luar submukosa, terdiri dari tiga lapis otot, yaitu otot longitudinal di lapisan luar dan dalam, serta otot sirkuler dilapisan tengahnya. Otot detrusor meluas keuretra membentuk dinding uretra, dimana disini lapisan ototnya mengandung banyak jaringan elastin. Pada kehamilan, kandung kemih ini akan mengikuti pembesaran

description

kandung kemih pada kehamilan dan nifas

Transcript of Kandung Kemih Pada Kehamilan Dan Nifas

Page 1: Kandung Kemih Pada Kehamilan Dan Nifas

C. KANDUNG KEMIH PADA KEHAMILAN DAN NIFAS

Kandung kemih sebagian besar terletak di rongga pelvis, bagian belakang dibatasi

oleh uterus dan vagina, sedangkan di bagian depan oleh dinding perut dan

simfisis. Kandung kemih terdiri dari dua bagian yaitu fundus dan leher kandung

kemih. Bagian leher disbut juga uretra posterior karena berhubungan dengan

uretra. Mukosa kandung kemih dilapisi oleh epitel transisional yang mengandung

ujung-ujung saraf sensoris. Dibawahnya terdapat lapisan submukosa yang

sebagian besar tersusun dari jaringan ikat dan jaringan elastin. Otot polos

kandung kemih disebut juga otot detrusor, membentuk lapisan luar submukosa,

terdiri dari tiga lapis otot, yaitu otot longitudinal di lapisan luar dan dalam, serta

otot sirkuler dilapisan tengahnya. Otot detrusor meluas keuretra membentuk

dinding uretra, dimana disini lapisan ototnya mengandung banyak jaringan

elastin. Pada kehamilan, kandung kemih ini akan mengikuti pembesaran uterus ke

superior dan terdesak ke anterior sehingga lebih berada dalam rongga abdomen.32-

34 Disamping itu selama kehamilan juga terdapat perubahan-perubahan fisiologi

lainnya. Pengaruh hormon progesteron menyebabkan penurunan tonus otot-otot

polos ureter serta penurunan aktifitas peristaltiknya sehingga terjadi penurunan

kecepatan pengeluaran urin melalui sistem pengumpul urin. Ureter bagian atas

dan pelvis renal akan mengalami dilatasi sehingga akan terjadi hidronefrosis yang

fisiologis pada kehamilan. Hidronefrosis ini juga timbul akibat obstruksi mekanik

oleh uterus yang membesar. Pada kandung kemih juga didapatkan perubahan-

perubahan seperti penurunan tonus, peningkatan kapasitas serta pengosongan

kandung kemih yang tidak sempurna, yang tampaknya sebagai reflek dari efek

Page 2: Kandung Kemih Pada Kehamilan Dan Nifas

atonia progesteron pada otot polos. Mattingly dan Barkow (1974) mendapatkan

peningkatan kapasitas kandung kemih yang progresif selama trimester II dan III

menjadi 1 liter atau lebih. Rubi dan Sala (1972) mencatat kapasitas rata-rata

kandung kemih pada wanita hamil adalah 838 ml.35

Pada wanita normal yang tidak hamil, sensasi ingin berkemih spontan timbul

bila kandung kemih terisi 150-200 ml urin, sedangkan pada wanita hamil, dengan

adanya perubahan-perubahan tadi sensasi ingin berkemih baru timbul setelah

kandung kemihnya terisi 250-400 ml urin.36

Perubahan –perubahan fisiologis selama kehamilan tadi serta adanya trauma

sewaktu operasi akan mengakibatkan pengosongan kandung kemih relatif

terganggu, yang akan meningkatkan resiko terjadinya retensio urin dan infeksi

saluran kemih.32,35,

Kembalinya fungsi sistem saluran kemih ini kepada keadaan normal

berlangsung sangat lamban dan memerlukan waktu sekitar 6 minggu.37

Secara fisiologis proses berkemih diatur oleh susunan saraf pusat, yang

berpusat pada lobus frontalis di daerah area detrusor piramidal, dengan kontrol

terpenting berada pada pontine mesencephatic reticular formation atau disebut

pusat berkemih pontin. Sistem ini ditunjang oleh sistem sakralis yang disebut

pusat berkemih sakralis. Bila jalur kedua pusat persarafan berkemih ini dalam

keadaan normal dan berjalan baik maka proses berkemih akan berjalan dengan

baik, dengan terjadinya reflek berkemih yang melibatkan serangkaian proses

berupa relaksasi dari otot lurik uretra, kontraksi otot detrusor dan pembukaan

leher kandung kemih dan uretra.38

Page 3: Kandung Kemih Pada Kehamilan Dan Nifas

Sistem saraf perifer dari saluran kemih bawah terdiri dari sistem saraf otonom,

khususnya melalui sistem parasimpatis yang mempengaruhi kontraksi detrusor

terutama transmisi kolinergik. Perjalanan parasimpatis melalui nervus pelvikus

dan muncul pada sakral S2-4, sedangkan transmisi simpatik muncul dari saraf

torakal T10-L2 yang membentuk nervus hipogastrikus inferior yang bersama-

sama dengan saraf parasimpatis membentuk pleksus pelvikus.38

Gambar 1. Persarafan perifer saluran kemih bawah wanitaDikutip dari Djusad38

Page 4: Kandung Kemih Pada Kehamilan Dan Nifas

Pada kandung kemih terutama dijumpai persarafan parasimpatis, dimana dinding

kandung kemih kaya dengan reseptor kolinergik, dengan adanya stimulasi asetil

kolin maka otot detrusor akan berkontraksi. Serabut simpatis adrenergik

mempersarafi kandung kemih dan uretra, pada kandung kemih didapatkan

reseptor alpha dan beta, sedangkan daerah trigonum kandung kemih tidak

mempunyai reseptor kolinergik karena bagian ini terbentuk dari mesoderm tapi

banyak reseptor adrenergik alpha dan sedikit reseptor beta. Uretra mempunyai

ketiga jenis reseptor, yaitu reseptor alpha lebih banyak dari reseptor beta,

sedangkan reseptor kolinergik hanya berperan sedikit.

Daerah fundus dari kandung kemih mengandung lebih banyak reseptor beta,

dan bagian dasar dan leher kandung kemih didominasi oleh resptor alpha. Dengan

adanya stimulasi terhadap reseptor adrenergik akan menimbulkan kontraksi otot

uretra sehingga kebocoran urin dapat dicegah. Pada saat bersamaan fundus

kandung kemih relaksasi untuk menampung urin yang dialirkan dari ureter,

relaksasi ini terjadi karena stimulasi dari adrenergik beta. Selanjutnya reseptor

beta akan dihambat sehingga akan timbul kontraksi otot detrusor, reseptor alpha

dihambat sehingga uretra akan relaksasi.38

Otot polos kandung kemih bersifat involunter, jika kandung kemih terisi urin

maka serabut otot polos didinding kandung kemih akan teregang dan merangsang

kontraksi sehingga terjadi peningkatan tekanan dalam kandung kemih. Pengisian

urin 25-50 ml kedalam kandung kemih akan meningkatkan tekanan intra

kandung kemih 5-10 cm air, tetapi sampai pengisian 150-300 ml tidak terjadi

Page 5: Kandung Kemih Pada Kehamilan Dan Nifas

peningkatan tekanan yang berarti sampai kapasitas kandung kemih tercapai lebih

kurang 400 ml, dan dorongan berkemih akan terjadi pada pengisian kandung

kemih mencapai 300-400 ml.39

1. Vohrer. Maternal involution changes management of pierpural problems and complications. In: Sciarra JJ, ed. Gynecology nad Obstetrics. Philadhelpia: Harper & Row, 1984; 2(90): 12-13

2. Lapides J, Diokno AC. Physiology of Micturition. In: Buchsbaum HJ, Schmidt JD, ed. Gynecologic and Obstetric urology, 3th eds. Philadhelphia: WB Saunders Company, 1993; 61-75

3. Ganong WF. Fisiology berkemih. Dalam: Ganong WF, ed. Fisiologi kedokteran, edisi 14. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran, 1992; 662-89

4. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF. Maternal adaptation to pregnancy. In: Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF, ed. Williams Obstetrics, 19th eds. Norrwalk, Connecticut: Appleton & Lange, 1993; 209-46

5. Saultz JW, Toffler WL, Shackles JY. Postpartum urinary retention. JABFP, 1991, 4(5); 341-446. Josoprawiro MJ. Infeksi saluran kemih pada masa kehamilan dan nifas. Dalam: Junisaf,

Josoprawiro MJ, Santoso BI, ed. Seminar infeksi saluran kemih pada wanita, Jakarta, 1994; 17-287. Djusad S, Penatalaksanaan Retensio Urin pada Kasus Obstetri dan Ginekologi . Dalam Kumpulan

Simposium Sehari Penatalaksanaan Mutakhir Gangguan Berkemih pada Wanita,Jakarta: SubBagian Uroginekologi-Rekonstruksi Bagian Obstetri & Ginekologi FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkususmo, 2002:1-7

8. Weidner AC, Versi E. Physiology of micturition, In: Urogynecology and urodynamics theory and practice. USA. Williams and Wilkins. 1996; 43-63