Kampung Mural Eks Lokalisasi Dolly, Kec. Sawahan Semakin ... filemenjahit pesanan sprei dari dua...
Transcript of Kampung Mural Eks Lokalisasi Dolly, Kec. Sawahan Semakin ... filemenjahit pesanan sprei dari dua...
layouter: edo
RADAR SURABAYA l RABU, 31 MEI 2017 HALAMAN 32
Kampung Mural Eks Lokalisasi Dolly, Kec. Sawahan
Semakin Berwarna, Warga Pun SejahteraIDE menjadikan kam pung
Putat Jaya yang be rada di eks lokalisasi Dolly dan Jarak menjadi ber war na dan penuh gambar mu ral dimulai pada Agustus 2016. Akhirnya warga kom pak dan sepakat untuk men jadikan kampungnya ba gian dari destinasi wisata di Kota Pahlawan.
Kini di Putat Jaya yang be rada di Kecamatan Sawahan itu telah melahirkan tiga ikon, yaitu Kampung Ba tik, Kampung Samijali dan Kampung Orumy. Kam pung di Gang III A, IV dan VIII B memiliki karakter yang berbeda.
Di Putat Jaya III A itu di kenal sebagai penghasil mi numan olahan rumput laut yang disebut Orumy. Dan di Gang IV, warganya sudah ber ha sil
m e m
p r o duksi k e r u p u k singkong s a m i l e r
yang mempunyai nama Samijali (Sami ler Jarak Dolly).
Sementara di Gang VIII B lebih di kenal dengan pro duk kain batik dengan motif khas eks lokali sasi. Menurut salah satu war ga Putat Jaya VIII B, Heru Kur
nia wan, ide
per tama kali kam pung berwarna
b e r a w a l d a r i
pengurus Usaha Ke lompok Masyarakat Jalak Arum (pengrajin batik tulis).
Sunarto berharap jika seluruh pengerjaan mural dan pengecatan rumah warga berwarna selesai bisa menjadikan kampungnya sebagai salah satu tujuan wisata di Surabaya.
“Tujuan akhirnya ya menjadi kampung wisata seperti Kampung Lawas Maspati, apalagi kita mem punyai nilai lebih sebagai eks lokalisasi yang
mem pu nyai ber bagai p r o duk usaha
w a r g a , ” h a r a p
Sunarto.
Berbeda dengan Kampung Batik dan Kampung Samijali yang juga di mural serta berwarna, Kampung Orumy yang juga ikut berganti wajah mempunyai ciri khas mural yang menonjolkan binatang kupukupu sebagai simbol yang dulunya sebagai kampung yang penuh dengan kupu kupu malam.
“Jadi filosofinya kupukupu malam yang dulunya bertebaran di kampung ini tapi sekarang mereka mulai hilang,” kata Ketua RT 3/RW
3 P u
t a t J a y a III A S a r
bani.Ia berharap
dengan adanya p e r u b a h a n wajah kampung ada semangat baru dari warga.
(jar/nur)
PEREKONOMIAN warga eks lokalisasi Dolly kini terus bangkit. Kali ini, warga terdampak membuat sprei untuk memenuhi kebutuhan sprei di dua rumah sakit milik Pemkot Surabaya, yaitu RSUD dr Soewandhie dan Bhakti Dharma Husada (BDH).
Camat Sawahan M. Yunus mengatakan, saat ini warganya dalam sehari bisa menghasilkan Rp 50 ribu tanpa harus meninggalkan rumah dan bisa mengurus anaknya, yaitu dengan menjahit pesanan sprei dari dua rumah sakit milik Pemkot Surabaya.
“Penghasilan warga Rp 50 ribu didapatkan setelah menjahit 10 sprei. Jika menjahit lebih dari 10 potong kain, warga makin banyak mendapatkan penghasilan,” kata Yunus.
Menurut Yunus, dalam sebulan pesanan 300 potong sprei untuk RSUD dr Soewandhie sudah terpenuhi. Kini dalam proses pengerjaan untuk sprei sebuah hotel budget di Surabaya.
“Untuk kelompok bersama menjahit, saat ini baru 10 warga terdampak yang tertarik. Kini warga mampu mendapat penghasilan Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu dalam dua minggu,” ungkapnya.
Kedepan, dengan ketrampilan menjahit warga terdampak diharapkan bisa mengerjakan baju dinas pegawai pemkot. Untuk sementara ini, seluruh bahan mulai kain dan benang disediakan. “Ke depan secara perlahan, warga akan kita arahkan mandiri maupun membentuk kelompok kerja sehingga bisa mendapatkan dan menerima order,” ujarnya. (jar/nur)
Menjahit Sprei Rumah Sakit dan Hotel
ARDIANSYAH FAJAR/RADAR SURABAYA
MANDIRI: Selain UKM makanan dan sepatu, warga eks lokalisasi Dolly juga membentuk kelompok usaha menjahit sprei untuk rumah sakit dan hotel.
SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA
ARTISTIK: Suasana kampung eks lokalisasi Dolly kini menjadi lebih asri dan indah, apalagi dengan mural warna warni membuat suasana kampung lebih ceria.