KAMERA
-
Upload
zahra-rohalia -
Category
Documents
-
view
222 -
download
2
description
Transcript of KAMERA
Makalah
KAMERA
OLEH
Rohalia Azzahra ( 13115002 )
Dosen Pembimbing
Syarifah Rahmiza M.pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata pelajaran fisika dengan membahas alat-alat optic dalam
bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
Dosen pembimbing bidang studi fisika yang telah memberikan tugas,
petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai, Amiin
Bapak Asbihannor, S.Kom selaku Guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Orang tua penyusun makalah yang senantiasa mendoakan penulis dan memberikan motivasi
dalam menyusun makalah ini hingga akhir.
Rekan-rekan di MAN Selat Tengah Kuala Kapuas terutama kelas XII IPA 2 dan teman-teman
satu kelompok atas kerjasamanya dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, selaku tim penyusun memohon
maaf apabila dalam penulisan dan pengerjaan makalah ini terdapat kesalahan atau
ketidaksempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan krit
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................................................
Daftar isi......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...........................................................................
1.2 Rumusan masalah .......................................................................
1.3 Tujuan ........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kamera..............................................................
2.2 Bagian-bagian dan fungsi kamera......................................
2.3 Pembentukan gambar dan bayangan pada kamera...........
2.4 Jarak fokus kamera ...........................................................
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan ...........................................................................
3.2 saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kamera merupakan salah satu penemuan penting yang dicapai umat manusia.
Lewat jepretan dan bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan
beragam bentuk gambar mulai dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Jauh
sebelum masyarakat Barat menemukannya, prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera
telah dicetuskan seorang sarjana Muslim sekitar 1.000 tahun silam. Peletak prinsip
kerja kamera itu adalah seorang saintis legendaris Muslim bernama Ibnu al-Haitham.
Pada akhir abad ke-10 M, al-Haitham berhasil menemukan sebuah kamera obscura.
Itulah salah satu karya al-Haitham yang paling menumental. Penemuan yang sangat
inspiratif itu berhasil dilakukan al-Haithan bersama Kamaluddin al-Farisi. Keduanya
berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal
ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena
gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra
matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar.
Berabad – abad yang lalu orang telah mengetahui bahwa kalau cahaya lurus
dari sebuah lobang kecil kedalam sebuah ruangan yang gelap maka pada dinding
dihadapannya kelihatan bayangan dari apa yang ada dimuka lubang itu. Hanya dalam
keadaan terbalik, yang di atas ke bawah dan sebaliknya. Ruangan seperti itu disebut “
Kamera Obscura “ yang artinya tidak lain dari pada kamar gelap. Dari perkataan
kamera obcura itulah lahir perkataan kamera, nama yang diberikan untuk alat
pemotret. Inilah yang mula – mula disebut Kamera Obscura ( kamera = kamar,
Obscura = gelap ), yaitu sebuah ruangan yang gelap dengan lubang kecil pada salah
satu dindingnya. Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari
kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster,
fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai “ruang gelap”. Biasanya bentuknya
berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya. Teori yang
dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan film yang kemudiannya
disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton.
Jika kita perhatikan perkembangan kamera di masa kini, sungguh sangat luar
biasa pertumbuhannya. Hampir di setiap manusia berada, tidak lepas dari keberadaan
kamera. Dapat dikatakan bahwa kamera kini telah menjadi kebutuhan pokok.
Bagaimana tidak, hampir di setiap handphone yang dimiliki sebagian besar
masyarakat ada fasilitas kameranya. Dalam makalah ini kita akan mengulas tentang
kamera mulai dari sejarah ditemukannya kamera hingga berbagai jenis perkembangan
kamera saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian kamera
2. Bagian dan fungsi kamera
3. Pembentukan gambar dan bayangan pada kamera
4. Jarak fokus kamera.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Fisika sebagai salatu syarat pembelajaran yang
diajarkan.
2. Untuk memperdalam pengetahuan dalam bidang Fisika.
3. Untuk menjadi acuan bagi penulis dalam mengembangkan ketrampilan dan
kemampuan menulis khususnya penulisan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kamera
Kamera merupakan alat yang berfungsi dan mampu untuk menangkap
dan mengabadikan gambar/image. Kamera pertama kali disebut sebagai
camera obscura, yang berasal dari bahasa latin yang berarti ruang gelap.
Camera obscura merupakan sebuah alat yang terdiri dari ruang gelap atau
kotak, yang dapat memantulkan cahaya melalui penggunaan dua buah lensa
konveks, kemudian menempatkan gambar objek eksternal tersebut pada
sebuah kertas/film, film tersebut diletakkan pada pusat fokus dari lensa
tersebut. Camera obscura yang pertama kalinya ditemukan oleh seorang
ilmuwan Muslim yang bernama Alhazen, hal tersebut terdapat seperti yang
dijelaskan pada bukunya yang berjudul Books of Optics (1015-1021).
Sementara di tahun 1660-an ilmuwan asal Inggris Robert Boyle dan
asistennya Robert Hooke menemukan portable camera obscura. Namun
kamera pertama yang cukup praktis dan cukup kecil untuk dapat digunakan
dalam bidang fotografi ditemukan pertama kali oleh Johann Zahn, penemuan
tersebut terjadi pada tahun 1685. Kamera fotografi pada awalnya banyak yang
menerapkan prinsip model Zahn, dimana selalu menggunakan slide tambahan
yang digunakan untuk memfokuskan objek. Sistem tersebut adalah dengan
memberikan tambahan sebuah plat sensitif di depan lensa kamera tersebut
setiap sebelum melakukan pengambilan gambar.
2.2 Bagian-bagian dan fungsinya
DEPAN
Keterangan
1. Tombol Shutter
Tekan tombol ini untuk melepaskan shutter. Gerakan tombol shutter dibagi ke dalam
dua tahap: menekan tombol separuh ke bawah untuk mengaktifkan fungsi AF, dan
menekan sepenuhnya untuk melepaskan shutter.
2. Dudukan Lensa
Ini adalah bagian untuk menghubungkan lensa yang dapat
dipertukarkan ke kerangka kamera. Pasang lensa dengan cara
menggelincirkannya pada sepanjang permukaan dudukan.
3. Mirror (Cermin)
Cahaya masuk melalui lensa dan dipantulkan dari mirror ini ke arah
viewfinder. Mirror dapat digerakkan, dan langsung berputar-balik
sebelum bidikan diambil.
4. Wadah Baterai
Masukkan baterai yang disediakan di sini. Sisipkan baterai dengan
mengarah ke terminal baterai yang sejajar dengan yang ada di dalam
kamera.
5. Soket Tripod
Ini adalah soket yang ditempatkan di bagian bawah kerangka kamera
untuk memasang kamera ke tripod yang banyak dijual di toko. Ukuran
sekrup standar, jadi tripod merek apa pun bisa digunakan.
6. Tombol Pelepas lensa
Tekan tombol ini apabila Anda ingin melepaskan lensa. Pin kunci
lensa akan ditarik keluar apabila tombol ditekan sehingga Anda dapat
memutar lensa secara bebas. Sebelum membidik, kuncikan lensa ke
dalam tempatnya dengan memutarnya sampai terdengar bunyi “klik”.
7. Indeks Dudukan Lensa
Sejajarkan tanda pada lensa dengan tanda ini apabila Anda memasang
atau melepas lensa. Untuk lensa EF, gunakan indeks warna merah.
8. Flash Built-in
Apabila diperlukan, Anda dapat menembakkan flash untuk menangkap
bidikan pemandangan yang redup cahaya. Flash dapat secara otomatis
ditembakkan pada sebagian mode.
Belakang
1. Eyecup
Eyecup (bantalan mata) mencegah masuknya cahaya eksternal apabila mata
Anda kontak dengan eyepiece. Digunakan bahan yang halus untuk
mengurangi beban pada mata dan dahi.
2. Viewfinder Eyepiece
Menilik melalui eyepiece untuk melihat gambar yang ingin Anda
tangkap. Pengaturan kamera dapat juga ditampilkan dalam viewfinder selain
gambar.
3. Tombol MENU
Gunakan tombol ini untuk menampilkan menu yang menyesuaikan
fungsi kamera yang berbeda-beda. Setelah memilih item menu, Anda
dapat menyesuaikan pengaturan kamera secara lebih rinci.
4. Monitor LCD
Selain pengaturan pemotretan seperti ditunjukkan dalam ilustrasi di
sini, tangkapan gambar serta informasi teks, seperti menu, dapat juga
ditampilkan pada monitor LCD. Anda juga dapat memperbesar gambar
tampilan untuk mengecek rinciannya. Dengan monitor LCD Vari-
angle, sudut monitor dapat diubah selama pemotretan Live View,
membuatnya lebih mudah untuk menangkap bidikan low-angle atau
high-angle.
5. Tombol Playback
Ini adalah tombol untuk memutarkan gambar yang sudah Anda tangkap.
Dengan menekan tombol ini satu kali, akan menampilkan gambar terakhir
yang Anda tangkap atau putar kembali pada monitor LCD.
6. Tombol Erase
Gunakan tombol ini untuk menghapus gambar yang tidak diinginkan.
7. Lampu Akses
Lampu ini tampak berkedip-kedip apabila ada transmisi data antara kamera
dan kartu memori. Jangan buka slot kartu atau tutup wadah baterai saat cahaya
berkedip-kedip. Jika dibuka, ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi kamera.
8: Tombol SET/Multi-controller
Tombol Multi-controller dapat digunakan untuk berpindah di antara item
menu, atau memindahkan tampilan yang diperbesar ke titik berbeda selama
pemutaran gambar, sedangkan tombol SET digunakan untuk mengonfirmasi
pemilihan. Dalam mode pemotretan, fungsi tombol beralih ke tombol yang
ditunjukkan oleh ikon.
9. Speaker
Bunyi audio rekaman film dapat diputar kembali melalui speaker. Selama
pemutaran film, memutar Main Dial akan memungkinkan Anda menyesuaikan
level volume. Tidak hanya itu, Anda juga dapat memilih dan memutar kembali
musik latar belakang dari layar menu.
10. Tombol Pemilihan Titik Fokus
Gunakan tombol ini untuk memilih posisi yang akan menetapkan fokus (titik
AF) selama pemotretan AF. Anda dapat memilih titik AF mana saja secara
manual.
11. Sakelar Live View Shooting/ Movie Shooting
Gunakan tombol ini untuk menghidupkan atau mematikan fungsi Live View.
Menekan tombol ini satu kali akan menampilkan gambar Live View pada
monitor LCD, dan kamera siap untuk pemotretan Live View. Untuk merekam
film, tetapkan mode pemotretan ke “Movie shooting,” lalu tekan tombol ini
untuk mulai merekam. Untuk menghentikan, tekan lagi tombolnya.
12. Kenop Penyesuaian Dioptrik
Gunakan kenop ini untuk menyesuaikan kejernihan gambar viewfinder
menurut penglihatan mata Anda. Untuk melakukannya, putar kenop sewaktu
menilik melalui viewfinder.
Pengaturan pada Layar Monitor LCD
1. Shooting Mode
Menampilkan teks atau ikon yang berkaitan dengan shooting mode yang sudah
Anda pilih saat memutar Mode Dia.
2. Shutter Speed
Menampilkan interval waktu selama shutter terbuka. Meninggikan nilai
parameter akan memperpendek interval waktu shutter untuk tetap terbuka
3. Tampilan Level Baterai
Menampilkan level sisa baterai dengan ikon. Ilustrasi di sini menunjukkan
status saat level baterai masih penuh. Tampilan ikon berubah saat level baterai
berkurang.
4. Sisa Bidikan
Menunjukkan jumlah sisa bidikan yang dapat ditangkap. Jumlah ini bervariasi
menurut kapasitas kartu memori yang digunakan serta kualitas rekaman
gambar yang sudah Anda pilih.
5. Kualitas Rekaman Gambar
Menampilkan kualitas rekaman gambar yang saat ini dipilih. Ikon di sini
menunjukkan status apabila JPEG Large/Fine yang dipilih.
6. ISO Speed
ISO speed yang lebih tinggi akan lebih memudahkannya untuk menangkap
bidikan pemandangan yang redup cahaya. Pada umumnya, ISO 100 digunakan
sebagai pengaturan standar. Dalam pengaturan ISO Auto, nilai optimal secara
otomatis dipilih menurut pemandangannya. Anda juga dapat memilih untuk
menetapkan ISO speed secara manual.
7. Nilai Aperture
Nilai ini menunjukkan hingga sebatas apa bilah aperture di dalam lensa
terbuka. Nilai yang lebih kecil berarti aperture terbuka lebih lebar, yang
memungkinkan cahaya dapat ditangkap. Nilai aperture juga dikenal sebagai f-
number yang bervariasi dengan lensa yang digunakan.
ATAS
1. Sakelar Focus Mode
Gunakan sakelar ini untuk menetapkan mode ke Automatic (AF) atau Manual
(MF).
2. : Mikrofon
Ini adalah mikrofon built-in untuk menangkap bunyi audio selama perekaman
film. Mikrofon yang digunakan bisa mono atau stereo, tergantung model
kamera.
3. Memasang Tali Gantung
Tarik ujung tali melalui eyelet (lubang), lalu kencangkan seraya memastikan
bahwa kedua ujung tali seimbang.
4. Hot Shoe
Ini adalah terminal untuk memasang unit flash eksternal ukuran besar. Data
ditransmisikan antara kamera dan unit flash melalui kontak. Simpan kontak
dalam keadaan bersih untuk memastikan tembakan flash eksternal yang tepat
saat diperlukan.
5. Mode Dial
Putar dial ini untuk memilih shooting mode menurut pemandangan yang ingin
Anda tangkap. Shooting mode pada umumnya dibagi ke dalam dua zona
berbeda, Creative (Kreatif) dan Basic (Dasar)
A: Creative Zone
Creative Zone mode memungkinkan pengguna memilih dan
menetapkan fungsi menurut tujuan yang mereka niatkan.
B: Basic Zone
Dalam Basic Zone mode, kamera secara otomatis memilih pengaturan
yang sesuai menurut pemandangan yang dipilih.
6. Sakelar Daya
Gunakan sakelar ini untuk menghidupkan dan mematikan daya kamera.
Apabila daya kamera dibiarkan hidup untuk jangka waktu yang lama, kamera
akan otomatis dialihkan ke mode standby untuk menghemat daya. Pada
sebagian kamera, sakelar daya dilengkapi ikon Movie (Film) seperti
ditunjukkan dalam ilustrasi, yang memungkinkan Anda beralih ke Movie
shooting mode secara langsung.
7. Tombol Pengaturan ISO Speed
Tekan tombol ini untuk menyesuaikan sensitivitas kamera terhadap cahaya.
ISO speed adalah standar internasional yang ditentukan berdasarkan
sensitivitas film negatif.
8. Main Dial
Ini adalah dial multiguna yang memungkinkan Anda melakukan berbagai
tugas, seperti menyesuaikan nilai pengaturan shooting dan melompat melintasi
pemutaran gambar.
9. Zoom Ring
Putar zoom ring untuk mengubah focal length. Focal length yang
dipilih dapat dikenali dari angka dan tanda indeks pada ujung bawah
lensa.
10. Focus Ring
Apabila kamera berada dalam Manual Focus (MF) mode, putar ring ini untuk
menyesuaikan fokus. Posisi focus ring bervariasi menurut lensa yang
digunakan.
Samping
1. Tombol Flash
Gunakan tombol ini untuk memunculkan flash built-in. Dalam Basic Zona,
flash built-in dapat muncul secara otomatis pada sebagian kasus menurut
fungsi yang digunakan.
2. Tombol Depth-of-field Preview
Tekan tombol ini untuk menurunkan bilah aperture menurut nilai aperture
yang ditetapkan sebelumnya. Anda juga dapat memeriksa depth of field
melalui viewfider atau pada monitor LCD.
3. Terminal Remote Control, Terminal Mikrofon IN Eksternal
A: Terminal remote control
B: Terminal mikrofon IN eksternal
Ini adalah terminal untuk menghubungkan kamera ke perangkat eksternal.
Sebelum melakukan itu, pastikan bahwa perangkat kompatibel dengan
kamera, lalu hubungkan sebagaimana mestinya.
4. Terminal Audio/Video OUT/Digital, Terminal HDMI Mini OUT
A: Terminal Audio/Video OUT/Digital
B: Terminal HDMI mini OUT
Semua terminal ini adalah untuk TV output dan transmisi data, serta untuk
HDMI mini output, masing-masing menggunakan kabel khusus.
5. Slot Kartu
Sisipkan kartu memori untuk merekam gambar ke dalam slot ini. Jenis kartu
yang dapat digunakan bervariasi dengan model kamera.
2.3 Pembentukan gambar dan bayangan pada kamera
Bagian-bagian dari kamera secara sederhanaembentuk bayangab yang terdiri
dari:
Lensa cembung
Film
Diafragma
Aperture
Dari bagian2 inilah terjadi pembentukan
Lensa positif, membiaskan cahaya dan membentuk bayangan nyata, terbalik
dan diperkecil. Diafragma mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam
kamera dengan mengubah ukuran aperturenya. Film merupakan media yang
menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa.
Agar bayangan selalu jatuh pada film karena letak benda yang berubah, maka
dapat diatur dengan menggeser jarak lensa terhadap filmnya.
Dengan So sebagai jarak benda dalam meter, Si sebagai jarak bayangan dalam
meter, dan F sebagai titik fokus lensa
Sifat bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
2.4 Jarak fokus kamera
Focal length atau jarak fokus merupakan jarak dalam satuan milimeter
(mm) antara bagian tengah elemen optik lensa dengan gambar yang terbentuk
pada sensor atau film pada kamera.
Focal Length pada lensa kamera DSLR
Selain menentukan sudut pandang (field of view) atau seberapa luas area yang
bisa ditangkap oleh kamera, focal length sebuah lensa juga mengontrol
seberapa lebar atau seberapa sempit perspektifnya (pembesaran terhadap
objek). Sebuah lensa dengan perspektif yang lebar (lensa wide) akan
memberikan pandangan yang luas sehingga objek terlihat lebih kecil dalam
foto, lensa dengan perspektif menengah (lensa normal) akan memberikan
pandangan yang normal sedangkan lensa dengan perspektif sempit (lensa tele)
akan membuat objek yang jauh terlihat lebih besar pada foto.
Pengaruh Focal Length terhadap sudut pandang (Field of View)
Kalau boleh disimpulkan, kira-kira begini:Semakin pendek Focal Length, semakin lebar sudut pandang dan semakin lebar
perspektif terhadap objek (pandangan yang terlihat pada foto semakin luas), hal ini
dapat ditemukan pada lensa wide
Semakin panjang Focal Length, semakin sempit sudut pandang dan semakin sempit
perspektif terhadap objek (pandangan yang terlihat pada foto semakin sempit), hal ini
dapat ditemukan pada lensa tele.
Focal length yang paling umum dikenal dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
kategori (catatan: beberapa kategori ada focal length nya overlapping atau tumpang
tindih antara kategori-kategori yang berdekatan).
Daftar berikut merupakan perkiraan focal length lensa yang digunakan dengan sedikit
tumpang tindih dalam focal length antara beberapa kategori.
Lensa Ultra-Wide Angle: 10-15mm
Lensa ini menghasilkan cakupan pandangan yang lebih luas daripada lensa standar
dengan membuat objek tampak lebih kecil dibandingkan dengan lensa normal. Lensa
ini mempunyai DoF (depth of field, rentang kedalaman fokus pada objek) yang luar
biasa sehingga memungkinkan seseorang mengambil foto dengan fokus yang sama
mulai dari foreground (latar depan) hingga background (latar belakang).
Lensa Wide Angle: 16-28mm
Lensa ini sering digunakan dalam memotret pemandangan, arsitektur dan fotografi
interior. Sebuah lensa wide angle berguna untuk memotret objek di lokasi dimana
sang fotografer tidak memungkinan untuk bergerak mundur untuk memuat seluruh
pandangan objek yang diinginkan.
Lensa Normal: 28-40mm
Rentang focal length ini baik digunakan untuk pemotretan ¾ body foto model dan full
body foto model, atau untuk pemotretan grup dengan jumlah orang sedikit.
Short Telephoto Lenses: 40-60mm
Lensa dengan kisaran focal length ini disebut lensa potret, karena lensa ini
memberikan perspektif atau pandangan pada kepala dan bahu dari foto model.
Lensa Telephoto Medium: 60-135mm
Lensa dengan kisaran focal length ini populer untuk foto close-up dan macro
fotography karena dapat digunakan pada jarak yang dekat antara objek dan kamera.
Lensa Telephoto Panjang: 135-300mm
Focal length ini berguna untuk memperbesar objek yang terlalu jauh dari kamera
untuk mengisi frame.Lensa dengan focal length ini sangat membantu dalam
pemotretan konser musik di panggung, acara olahraga dan foto candid. Lensa tele
memerlukan beberapa teknik untuk meminimalkan efek goyangan kamera karena
lensa tele rentan terhadap goyangan yang berimbas pada berkurangya ketajaman foto.
Lensa Super Telephoto: 300mm keatas
Focal length yang sangat panjang paling berguna bagi fotografer untuk
memotret satwa liar yang harus memotret dari ratusan meter jauhnya, atau makhluk
yang lebih kecil dari puluhan meter jauhnya.Lensa ini sering juga digunakan untuk
memotret kegiatan olahraga yang tidak memungkinkan fotografer untuk mengambil
foto dari jarak dekat seperti pemotretan aksi pemain sepakbola di tengah lapangan
yang diambil dari pinggir lapangan.
Perbandingan foto dengan berbagai focal length
BAB III PENUTUP
2.5 Kesimpulan
Kamera merupakan alat yang berfungsi dan mampu untuk menangkap dan
mengabadikan gambar/image. Kamera pertama kali disebut sebagai camera
obscura, yang berasal dari bahasa latin yang berarti ruang gelap. Camera
obscura merupakan sebuah alat yang terdiri dari ruang gelap atau kotak, yang
dapat memantulkan cahaya
Pembentukan gambar dan bayangan pada kamera
Bagian-bagian dari kamera secara sederhana terdiri dari:
Lensa cembung
Film
Diafragma
Aperture
Jarak fokus kameraFocal length atau jarak fokus merupakan jarak dalam satuan milimeter
(mm) antara bagian tengah elemen optik lensa dengan gambar yang terbentuk
pada sensor atau film pda kamera.
2.6 saran
saran yang dapat penulis sampaikan ialah agar pembaca dapat mengetahui
betapa pentingnya alat‐alat optik bagi kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
M. Amin Genda P.2001. Sejarah Fisika. Yogyakarta: FMIPA-UNY
Darmawan, 1990, Termodinamika, Bandung: Jurusan Fisika FMIPA ITB.
Krane, K. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Oxford, 1997. kamus lengkap fisika. Jakarta : Erlangga.