Kalibrasi Multivariat
Click here to load reader
-
Upload
christyan-adhi -
Category
Documents
-
view
153 -
download
7
Transcript of Kalibrasi Multivariat
PENDAHULUAN
Bahan pengawet yang banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman adalah
natrium benzoat dan kalium sorbat. Pengukuran kadar natrium benzoat dan kalium sorbat
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya menggunakan metode
spektrofotometri, kromatografi gas, dan kromatografi cair kinerja tinggi ( ). Pengukuran
kadar zat memerlukan suatu metode yang efektif, efisien, dan murah. Salah metode yang
sering digunakan adalah spektrofotometri. Pengukuran natrium benzoat dan kalium sorbat
dilakukan secara simultan dengan kombinasi antara metode spektrofotometri dan kalibrasi
multivariat. Kalibrasi multivariat yang digunakan yaitu analisis multi komponen seperti
regresi komponen utama atau principle component regression (PCR) dan kuadrat terkecil
parsial atau partial least square (PLS). PLS dan PCR merupakan bagian dari metode
kemometrik yang berfungsi menemukan relasi antara data spektrum dan informasi yang telah
diketahui.
Natrium benzoat memiliki rumus molekul C7H5NaO2 dan merupakan turunan dari asam
benzoat. Kalium sorbat memiliki rumus molekul C6H7O2K dan merupakan turunan dari asam
sorbat (CFNP TAP 2002). Prinsip kerja dari principle component regression (PCR) adalah
membentuk gambaran atau model antara principle component (PC) pada spektrumdan
konsentrasi senyawa (Brereton 2000). Teknik PCR digunakan apabila jumlah variabel bebas
asli melebihi jumlah contoh kalibrasi yang tersedia. Komponen utama digunakan untuk
mengurangi jumlah variabel bebas dari variabel bebas asli. Teknik ini ditampilkan dalam
bentuk komponen utama yang merupakan kombinasi linear dari variabel bebasnya (Miller
2000)
PCR menggunakan regresi dalam bentuk transformasi atau rotasi vektor untuk merubah
komponen utama atau principle component (PC) menjadi konsentrasi. PC dipilih sehingga
principle component pertama (PC1) memiliki variasi terbesar dalam set data, sedangkan
principle component kedua (PC2) berada tegak lurus terhadap PC1 dan memiliki variasi
terbesar berikutnya. PLS adalah metode yang berkembang dan umum digunakan dalam
kemometri untuk memprediksikan varibel respon atau vektor dari variabel yang berkorelasi
tinggi serta memberi pengaruh besar (Hwang 2002). Prinsip kerja PLS adalah menghitung
nilai komponen utama dalam data matriks X (hasil sumber percobaan) dan Y (matriks
respon) dan membangun model regresi linier antar nilai tersebut. PLS banyak digunakan
untuk memprediksikan rangkaian variabel tak bebas dari variabel bebas yang jumlahnya
sangat banyak, memiliki struktur sistematik yang linier dan non linier, dan memiliki
kolinearitas yang tinggi (Khopke 2003). Metode ini membentuk model dari variabel -
variabel yang ada untuk membentuk serangkaian respon dengan menggunakan regresi
kuadrat terkecil dalam bentuk matriks. (Herve 2003).
Parameter-parameter dalam PLS adalah factors, loadings, and score. Terdapat 2 jenis
teknik PLS yaitu PLS1 dan PLS2. PLS1 digunakan untuk memprediksi satu variabel tak
bebas (Y) dari serangkaian variabel bebas (X), sedangkan PLS2 digunakan untuk
memprediksi variabel tak bebas (Y) secara simultan dari serangkaian variabel bebas (X).
Metode PLS sangat berguna terutama jika terdapat banyak peubah penjelas dengan contoh
data yang lebih sedikit dibandingkan dengan peubah penjelasnya.
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan adalah laptop. Bahan-bahan yang digunakan
dalam percobaan adalah software Minitab 14, Microsoft Word dan Excel.
Prosedur Kerja
PLS (Partial Least Square)
Data yang sudah diperoleh pada worksheet minitab, kemudian akan diolah dengan PLS.
Menu stat, “regression” dipilih, kemudian “partial least square” dklik. Terdapat window
untuk PLS, kemudian kolom “response” diisi yang merupakan konsentrasi natrium benzoat
dan kalium sorbat (C503-C504) serta “predictor” yang merupakan absorbans dari panjang
gelombang 200-300 nm (C1-C501). “Storage” dipilih, lalu “coefficients” serta “fits” dipilih,
kemudian “OK”. “Validation” dipilih, lalu “leave group out size” dipilh, kemudian “OK”.
Setelah selesai pilih “OK”. Maka di layar “session” akan muncul hasil pengolahan dari PLS.
Di kolom C505-C506 merupakan koefisien dari pengolahan PLS untuk natrium benzoat dan
kalium sorbat. Di kolom C507-C508 merupakan hasil konsentrasi natrium benzoat dan
kalium sorbat.
PCA (Principle Component Analysis)
Sebelum melakukan PCR, analisis PCA dilakukan terlebih dahulu. Pada menu, “stat”
dipilih lalu “multivariate” dan “principle component” diklik. Terdapat window untuk PCA,
kemudian pada kolom “variable” diisi dengan kolom yang berisi panjang gelombang dari
200-300 nm (C1-C501). Kolom “number of compute 2” diisi, dan “covariance” dipilih.
“Graph” dipilih, lalu “score plot for first 2 component” dipilih, kemudian “OK” diklik.
“Storage” dipilih, kemudian kolom “coefficients” diisi dengan 2 kolom yang masih kosong
(nanti akan diisi dengan 2 buah nilai koefisien, misalnya C510-C511), lalu diisi pula kolom
“scores” dengan 2 kolom yang masih kosong selanjutnya (nanti akan diisi dengan 2 buah
nilai komponen utama misalnya, C512-C513), “OK” diklik, kemudian “OK” lagi sehingga
pada kolom C510-C511 adalah nilai komponen utama yang jumlahnya sama dengan jumlah
panjang gelombang, yaitu 501. Pada kolom C512-C513 akan terisi dengan nilai yang sudah
ditentukan sebelumnya.
PCR (Principle Component Regression)
Konsentrasi antara natrium benzoat dan kalium sorbat akan diregresikan sebagai respon
dan komponen utama yang sudah didapatkan sebelumnya sebagai “predictor”. Pada menu
“stat”, “regression” dipilih dan “regression” dipilih lagi sehingga akan muncul “window”
untuk “regression”. Kolom “respon” diisi dengan kolom yang berisi konsentrasi natrium
benzoat (C503), kemudian kolom “predictor” diisi dengan kolom yang berisi komponen
utama 1 dan komponen utama 2 (contoh C512-C513). “Result” dipilh, lalu “in addition, the
full table of fits and residual” diklik, kemudian “OK”. “Option” dipilih, lalu “PRESS and
predicted R-square” diklik, kemudian “OK”. “Storage” dipilih, lalu “coefficient dan fits”
diklik, kemudian “OK”, maka akan muncul pada layar “session” data pengolahan PCR untuk
natrium benzoat. Pada kolom C514 terisi koefisien dari regresi natrium, dan C515 terisi
dengan nilai konsentrasi natrium benzoat. Kalium sorbat juga dilakukan hal yang sama
(contoh respon yang terisi C504). Setelah itu, maka akan muncul pada layar “session” data
pengolahan PCR untuk kalium sorbat. Pada kolom C516 terisi koefisien dari regresi kalium,
dan C517 terisi dengan nilai konsentrasi kalium sorbat. Dua nilai koefisien yang
mendampingi nilai PC1 dan PC2 dicopy pada kolom yang masih kosong. Kursor diletakkan
kelayar “session” paling bawah. Pada menu “editor” dipilih dan “enable command”. Pada
layar “session” akan muncul “MTB>”, kemudian “copy c517-c518 m1” diketik. “copy c509-
c510 m2, lalu diketik mult m2 m1 m3, dan terakhir diketik copy m3 c519-c520.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PCR dan PLS
Natrium benzoat dan kalium sorbat ditentukan terlebih dahulu panjang gelombang
maksimum dari masing-masing senyawa. Campuran natrium benzoat dan kalium sorbat
diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-300 nm. Nilai absorban set kalibrasi
digunakan untuk membentuk model PCR dan PLS serta absorban set prediksi digunakan
untuk memvalidasi model PCR dan PLS yang diperoleh. Kalibrasi multivariat dengan teknik
PLS, PCA, dan PCR terhadap data percobaan dilakukan dengan bantuan software Minitab
Versi 14.
Model PCR menggunakan komponen utama yang diperoleh dari analisis komponen
utama (PCA). PCA menghasilkan nilai loading sebanyak jumlah peubah yang digunakan,
yaitu 501 panjang gelombang. Komponen utama dalam (PC) dipilih berdasarkan nilai
proporsi masing-masing komponen utama.