KAK_PERENCANAAN_RUNWAY_LASIKIN_rev[1].pdf

download KAK_PERENCANAAN_RUNWAY_LASIKIN_rev[1].pdf

of 18

Transcript of KAK_PERENCANAAN_RUNWAY_LASIKIN_rev[1].pdf

  • 1

    KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

    DED PERPANJANGAN RUNWAY BANDARA LASIKIN

    1. PENDAHULUAN

    Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 13,670 pulau

    dengan 6,000 pulau berpenduduk, terbentang dari Barat ke Timur sejauh 5,100 km, dari Utara ke

    Selataan sejauh 1,900 km. Dengan keadaaan geografis tersebut, transportasi udara menjadi salah satu

    faktor penting dalam meningkatkan integrasi nasional, aktifitas ekonomi dan keseimbangan ekonomi

    daerah.

    Bandar Udara sebagai prasarana penyelenggaraan penerbangan dalam menunjang aktivitas suatu

    wilayah perlu ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa kebandarudaraan sesuai

    dengan tingkat kebutuhannya. Agar penyelenggaraan layanan jasa bandar udara dapat terwujud dalam

    satu kesatuan tatanan kebandarudaraan secara nasional yang andal dan berkemampuan tinggi, maka

    dalam proses penyusunan penataan bandar udara tetap perlu memperharikan tata ruang, pertumbuhan

    ekonomi, kelestarian lingkungan, keamanan dan keselamatan penerbangan secara nasional. Hal ini

    sesuai sebagaimana diatur dalam UU No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, UU No. 15 Tahun

    1992 tentang Penerbangan, dan yang ditindaklanjuti dengan Pereturan Pemetintah No.70 Tahun 2001

    tentang Kebandarudaraan, peraturan Pemerintah No.3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan

    Keselamatan Penerbangan serta KM Menteri Perhubungan No. KM 48 Tahun 2002 tentang

    Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, serta KM Menteri Perhubungan No. KM 83 Tahun 1998

    tentang Pedoman Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan.

    Sehubungan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Nasional pada umumnya serta adanya

    perkembangan kebijakan transportasi udara yang menyebabkan peningkatan pelayanan kegiatan

    operasional di Bandara Lasikin dimana Transportasi udara merupakan salah satu andalan utama untuk

    menghubungkan Kabupaten Simeulue dengan daratan Sumatera selain transportasi laut, dan pada saat

    ini Kabupaten Simeulue telah memiliki satu Bandar Udara yaitu Lasikin dengan panjang Runway

    1.450 m dan PCN Runway 19 cm, hanya bisa dilandasi untuk pesawat kecil. Hal ini berakibat

    terjadinya monopoli usaha disamping kapasitas daya angkutnya terbatas sehingga tidak memadai

    dalam mendukung kelancaran baik urusan kedinasan Pemerintahan maupun urusan kepentingan

    masyarakat yang sifatnya mendesak.

  • 2

    Sejalan dengan uraian diatas, dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan transportasi khususnya

    transportasi udara sesuai dengan hasil Musrenbang Nasional Tahun Anggaran 2015 Pemerintah akan

    mengalokasikan dana untuk Peningkatan Bandara Lasikin melalui APBN TA 2016 untuk

    Perpanjangan Runway ke arah laut ( arah 07 ) sehingga pesawat udara jenis Boing 737 atau minimal

    Fokker dan sejenisnya dapat melakukan pendaratan dengan baik di Bandara Lasikin, berkenaan

    dengan hal tersebut maka perlu tersedianya area untuk peningkatan pembangunan dimaksud serta

    penyediaan lahan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Simeulue dan menjadi

    prioritas utama agar pembangunan peningkatan Bandara Lasikin dapat terlaksana .

    1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

    Pekerjaan perencanaan yang harus dilaksanakan merupakan Studi Rancangan Teknis Terinci Sisi

    Udara Tahap 1 Bandar Udara Lasikin.

    Maksud pelaksanaan pekerjaan adalah untuk membuatan Rancangan Teknis Terinci Sisi Udara

    dengan Program Pembangunan Perpanjangan Runway Bandara Lasikin yang meliputi pengolahan

    data-data, kajian teknis tertahap kondisi tanah, material yang digunakan, desain perkerasan, gambar

    desain, perhitungan volume pekerjaan, rencana anggaran biaya, dan dokumen lelang.

    Tujuan Pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk menyediakan infrastruktur transportasi udara supaya

    tercapai pelayanan bandar udara yang cepat,aman, efisien dan optimal baik terhadap keselamatan

    operasi penerbangan, penumpang maupun pengguna jasa bandar udara lainnya, guna memenuhi

    pertumbuhan permintaan jasa angkutan udara serta mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat

    Kabupaten Simeulue khususnya dan Negara Indonsia pada umumnya.

    1.3 DASAR / ACUAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

    Dasar /acuan peraturan perundang-undangan dalam penyusunan dan pelaksanaan Pembangunan

    Perpanjangan Runway Bandar Udara Lasikin mengacu pada :

    a. Undang Undang.

    1) Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan ( Lembaran Negara Tahun 1992

    Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481);

    2) Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

  • 3

    b. Peraturan Pemerintah

    1) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan

    (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075);

    2) Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan ( Lembaran Negara

    Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4146);

    3) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan jasa Pemerintah.

    c. Keputusan Menteri dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

    1) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 44 Tahun 2002, tentang Tatanan Kebandarudaraan

    Nasional;

    2) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 47 Tahun 2002, tentang Sertifikasi Operasi Bandar

    Udara;

    3) Keputusan Menteri perhubungan Nomor 48 Tahun 2002, tentang Penyelenggaraan Bandar

    Udara Umum;

    4) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 Tahun 2002, tentang Peraturan Keselamatan

    Penerbangan Sipil (CASR);

    5) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/161/IX/ 03 tentang Petunjuk

    Pelaksanaan Perencanaan / Perancangan Landasan Pacu, Taxiway, Apron pada Bandar Udara;

    6) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP /113 /VI /2002 tentang

    Kriteria Penempatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan;

    7) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 114 / VI /2002 tentang

    Standar Gambar Instalasi Sistem Penerangan Bandar Udara (Airfield Lighting System);

    8) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 347 / XII /1999 tentang

    Standard Rancang Bangun dan / atau Rekayasa Fasilitas dan Peralatan Bandar Udara;

    9) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 79 /VI /2005 tentang

    Petunjuk Teknis Pengoperasian dan Pengoperasian dan Pemeliharaan Peralatan Fasilitas Sisi

    Udara dan Sisi Darat Bandar Udara;

    10) Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/80/VI/ 2005 tentang

    Pedoman Teknis Spesifikasi Peralatan Fasilitas Sisi Udara dan Sisi Darat Bandar Udara;

    11) Standar dan Spesifikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,

    Depatemen Perhubungan RI yang relevan;

    12) Standar dan Spesifikasi dari Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum

    RI;

    13) Standar Nasional Indonesia (SNI);

    14) Peraturan dan Standar lain yang relevan.

    d. Standar Internasional

  • 4

    1). CAO Annex 1 sampai dengan Annex 19, Edisi Terakhir, beserta manualnya yang trdiri dari :

    a). Aerodrome Design manual (Doc 9157), terdiri dari :

    Part 1 - Runways

    Part 2 Taxiways, Aprons and Holding Bays

    Part 3 Pavements

    Part 5 Electrical Systems

    b) Airport Planning Manual (Doc 9184), terdiri dari :

    Part 1Master Planning

    Part 2Land Use and Enviironment Control

    Part 3 Guidelines for Consultant / Construction Services

    2). FAA Advisory Circular Nomor 150 /5320 -6C, Airport Pavement Design and Evaluation,

    3). FAA Advisory Circular Nomor 150/5320-5B, Airport Drainage,

    4). Standard Critical Aircraft Design yang dikeluarkan oleh Pabrikan Pesawat;

    5). Amerika Standard Testing Material (ASTM);

    6). ASHTO;

    7). Dan standard lainnya yang relevan dengan jenis pekerjaan.

    e. Studi Terkait Lainnya

    1). Studi Kelayakan Pembangunan Bandar Udara Lasikin.

    2). Studi Rencana Induk Bandar Udara Lasikin.

    3). Studi- studi terkait yang berkaitan dengan pembangunan Bandar Udara Lasikin.

    1.4 SUMBER DANA

    Sumber dana untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari DIPA Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan

    Telematika Kabupaten Simeulue pada APBK-P Tahun Anggaran 2015 dengan harga perkiraan sendiri (HPS)

    Rp.1,500,000,000.00 (Satu Milyar Lima Ratus Juta Rupiah) . HPS disusun berdasarkan Keputusan Dewan Pengurus

    Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Nomor 15/TAP.DPN/VI/2013 Tentang Pedoman Standar Minimal 2013

    Biaya Langsung Personel dan Biaya Langsung Non Personel untuk Penyusunan Rencana Anggaran dan Harga Perkiraan

    Sendiri Kegiatan Jasa Konsultansi.

  • 5

    2. GAMBARAN UMUM WILAYAH LOKASI PEKERJAAN

    Kabupaten Simeulue dengan ibukotanya Sinabang merupakan gugusan kepulauan yang terdiri dari 41

    pulau besar kecil dengan jumlah penduduk 91.000 jiwa dan luas wilayah 212.512 Ha.

    Kabupaten Simeulue terletak di sebelah barat daya Provinsi Aceh yang berjarak 105 mil laut dari

    Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dan 85 mil laut dari Tapak Tuan Kabupaten Aceh Selatan.

    3. LINGKUP STUDI / PEKERJAAN

    3.1. LINGKUP PEKERJAAN

    Lingkup Pekerjaan Studi Rancangan Teknis Terinci Sisi Udara Bandar Udara Lasikin, mencakup hal-

    hal sebagai berikut :

    1. Investasi Data dan Informasi terkait, meliputi :

    a) Hasil studi / pekerjaan Pembuatan Rancana Induk Bandar terakhir;

    b) Data Topografi dan fisiografi (peta situasi Bandar Udara)

    c) Data Utilitas (Kapasilitas dan Jaringan );

    d) Data hasil penyelidikan tanah (Soil Investigation);

    e) Data kondisi/kualitas air tanah dan air permukaan setempat;

    f) Data temperature dan kelembaban udara tiap bulan dalam satu tahun penuh dari

    BMG;

    g) Harga satuan barang dan jasa setempat;

    h) Dan data - data lainnya yang diperlukan;

    2. Kajian awal terhadap faktor faktor terkait dengan pengembangan bandar udara.

    3. Survey lapangan ( lokasi bandar udara ), meliputi :

    a) Pemetaan Topografi ( situasi ) bandar udara;

    b) Penyelidikan tanah ( soil investigation );

    4. Analisis data dan informasi berdasarkan hasil inventarisasi data dan informasi serta survey

    lapangan;

    5. Analisis dan Penyusunan Studi Rancangan Pembangunan Perpanjangan Runway Bandar

    Udara Lasikin, mencakup hal hal sebagai berikut :

  • 6

    a) Pekerjaan Pendahuluan;

    b) Rancangan Teknik Terinci Fasilitas Sisi Udara, meliputi Landasan Pac (Runway),

    Penghubung Landas Pacu ( Taxiway ), Runwaystrip, Apron, RESA,Stopway,Turning

    Area;

    c) Sistem drainase (termasuk sub drainage dan controll water table) dan regulating pond;

    d) Sistem jaringan listrik pada fasilitas sisi udara ;

    3.2 HASIL / PRODUK YANG DIHARAPKAN

    Hasil / produk yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan Studi Rancangan Pembangunan

    Perpanjangan Runway Bandar Udara Lasikin, adalah sebagai berikut :

    1. Dokumen Studi Rancangan Pembangunan Perpanjangan Runway Bandar Udara Lasikin.

    2. Pembuatan Dokumen Lelang yang mengacu kepada Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003

    tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, meliputi :

    a) Rencana Kerja dan Syarat syarat Studi Rancangan Pembangunan Perpanjangan Runway

    Bandara Udara Lasikin;

    b) Bill of Quantity Pekerjaan Studi Rancangan Pembangunan Perpanjangan Runway Bandar

    Udara Lasikin;

    c) Engineer Estimate Studi Rancangan Pembangunan Perpanjangan Runway Bandar Udara

    Lasikin;

    3.3 PEMAHAM,AN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

    Penyedia jasa diharapkan memberikan pemahaman terhadap kerangka acuan kerja (KAK) agar dapat

    memahami lingkup serta jasa konsultasi dan juga aspek utama dari kegiatan penyusunan Studi

    Rancangan Pembangunan Perpanjangan Runway Bandar Udara Lasikin.

    4. TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA/

    Berdasarkan pemahaman penyedian jasa, penyedian jasa dapat menyampaikan tanggapan terhadap

    kerangka acuan kerja (KAK) dalam rangka pencapaian sasaran.

  • 7

    5. URAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

    5.1 PENDEKATAN TERHADAP PERMASALAHAN

    Bandar Udara merupakan prasarana angkutan udara untuk melayani pergerakan arus penumpang dan

    barang secara lancar, aman dan cepat. Dalam upaya penyediaan prasarana angkutan udara (bandar

    udara) tersebut. Penyelenggara Bandar Udara perlu memperlihatkan persyaratan teknis yang

    dikeluarkan oleh ICAO dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam perencanaan, perencanaan

    rekayasa dan pembangunan / instalasi fasilitas bandar udara. Dalam menyiapkan / menyediakan

    fasilitas bandar udara, konsistensi antara pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK), lingkup

    pekerjaan serta layanan, rencana kerja, tenaga ahli, organisasi dan fasilitas penunjang harus terjadi

    dengan baik, guna mendapatkan kelengkapan dokumen Studi Rancangan Pembangunan Perpanjangan

    Runway Bandar Udara Lasikin, sehingga pekerjaan pembangunan dapat dilaksanakan dengan baik

    dan lancar.

    5.2 PEKERJAAN PERSIAPAN.

    Pekerjaan persiapan teknis dan administrasi harus dilakukan oleh Konsultan sebelum memulai

    pelaksanaan pekerjaan, meliputi langkah langkah yang akan dilakukan berupa penyusunan rencana

    kerja yang mencakup :

    1. Penjelasan maksud dan tujuan pekerjaan secara rinci / detail ;

    2. Metodologi peleksanaan pekerjaan ;

    3. Membuat program kerja yang berisi Uraian Kegiatan Pekerjaan, Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

    (Time Schedule) dalam bentuk barchart, Network Plainning, Susunan Tenaga Ahli yang akan

    dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan, Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan,

    Perlengkapan / Peralatan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ;

    4. Pengumpulan data dan informasi sekunder (Studi Kepustakaan / Literatur) ;

    5. Menyiapkan checklist data, kuisioner dan formform penelitian yang diperlukan dalam

    pengumpulan data dengan melakukan koordinasi / konsultasi teknis dengan Unit Kerja terkait.

    5.3 PEKERJAAN STUDI RANCANGAN PEMBANGUNAN PERPANJANGAN

    RUNWAY BANDAR UDARA LASIKIN.

    Pekerjaan Penyusunan Studi rancangan Pembangunan Perpanjangan Runway Bandar Udara Lasikin

    yang dilakukan oleh pihak penyedia jasa harus memperhatikan standar/spesifikasi teknis yang ada

    dengan disertai perhitungan/asumsi yang dapat diterima.

  • 8

    5.4 PENDEKATAN TEKNIK

    Dalam merencanakan suatu Fasilitas Sisi Udara pada bandar udara penyedia jasa perlu melakukan

    pendekatan teknis yang membutuhkan integrasi diberbagai bidang dan tingkat keahlian yang benar

    dan berkualitas (Qualified), dengan mengutamakan produk dalam negeri dalam perencanaannya.

    5.5 INVENTARISASI DATA DAN INFORMASI

    5.5.1 Pekerjaan Persiapan.

    a. Inventarisasi dan kompilasi data sekunder yang diperlukan untuk pelaksana pekerjaan ini,

    meliputi

    1). Data Topografi, Fisiografi, Hidrologi dan Meteorologi, berupa :

    Peta Situasi lokasi bandar udara. Peta Topografi lokasi bandar udara.

    Data Kondisi tanah hasil penyelidikan tanah di lokasi bandar udara.

    Data Sumber Material/Quarry yang ada di lokasi.

    Data curah hujan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir.

    Data suhu, kelembaban udara serta arah dan kecepatan angin dalam waktu 5

    (lima) tahun terakhir.

    2) Dokumen/hasil studi yang terkait dengan perencanaan konstruksi sipil.

    3) Data Harga satuan daerah setempat yang meliputi harga bahan, upah dan unit

    pekerjaan konstruksi.

    b. Data Primer yang diperlukan, meliputi:

    I. Pengukuran Topografi Pengukuran Topografi dimaksudkan untuk memetakan keadaan

    dan situasi bandar udara dengan ketelitian yang dapat dipertanggung jawabkan, sesuai

    dengan cakupan studi yang dilaksanakan, meliputi :

    1. Orientasi Lapangan Orientasi lapangan dimasudkan untuk pengenalan lebih jauh

    tentang kondisi areal survey, mengempulkan berbagai informasi tentang keadaan

    lapangan yang akan di survey peserta perubahan perubahan yang ditemui di

    lapangan sebagai masukan dalam penyempurnaan peta rencana kerja.

    2. Pemasangan Patok Tetap (Bench Mark) Jumlah Bench Mark (BM) yang akan

    dipasang minimum adalah 10 (sepuluh) buah termasuk untuk staking out landas pacu,

    landas hubung, landas parkir, dengan notasi yang telah disepakati bersama dan

    dipasang pada lokasi yang sesuai dengan rencana perletakan BM yang telah

  • 9

    ditentukan diatas peta dasar. Bencb Mark berukuran (1,00 x0,30 x 0,30) m3 dibuat

    dari campuran beton, diberi kerangka besi ditengah-tengahnya, dipasangi baut

    kuningan dan diberi nomor /kode pengenal. Bench Mark ditanam o,75 m sehingga

    bagian yang berada diatas permukaan tanah 0,25 m. BM ditanam di tempat yang

    aman dan mudah di dicari dan dipasang sesuai dengan tempat yang telah

    direncanakan pada tahap persiapan.

    3. Pengukuran Koordinat (Kerangka Dasar Horizontal) Pengukuran koordinat titik

    Bench Mark (BM) dilakukan dengan menggunakan peralatan Electronic Total Stasion

    (ETS) atau Global Positioning System (GPS) Geodetik yang diikatkan pada titik

    titik kerangka dasar hirizontal nasional terdekat atau Bench Mark (BM) eksisting

    yang telah ditetapkan oleh BAKOSURTANAL, BPN atau instansi lain yang dapat

    dipertanggung jawabkan akurasi datanya.

    4. Pengamatan Azimut Pengamatan Asimuth dilakukan dengan menggunakan peralatan

    Electronic Total Stasion (ETS) atau Global Positioning System (GPS) Geodetik yang

    diikatkan pada titik titik kerangka dasar hirizontal nasional terdekat atau Bench

    Mark (BM) eksisting yang telah ditetapkan oleh BAKOSURTANAL, BPN atau

    instansi lain yang dapat dipertanggung jawabkan akurasi datanya melalui pengamatan

    sekurang-kurang 1 (satu) jam

    5. Kerangka Dasar Vertikal / Sipat Datar, meliputi :

    a). Pengukuran Sipat Datar Utama. Titik referensi tinggi ditentukan terhadap Tiik

    Tinggi Nasional (TTG) atau titik titik lain yang ketinggiaannya dalam sistem

    nasional/MSL (Mean Sea Level). Jalur Pengukuran Sipat Datar Primer akan

    mengikuti jalur pengukuran poligon primer kecuali bila ditentukan daerah yang

    terjal atau gunung sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengaturan

    waterpass, maka akan menggunakan cara trigonometris.

    Adapun spesifikasi teknis pengukurannya, yaitu : Alat Sipat Datar yang

    digunakan adalah Automatic Level Arde 2, seperti Wild NAK -2.Zeiss Ni. Jalur

    pengukuran mengikuti jalur poligon utama. Pembacaan dilakukan terhadap 3

    (tiga) benang (atas,tengah,bawah). Minimal 2 (dua) kali dalam setiap minggu alat

    harus dicek kesalahan garis bidik (kolimasi). Jumlah slog perseksi harus genap.

    Pada waktu pembidikan akan diusahakan agar jarak belakang (DB) sama dengan

    jarak muka (DM) apabila db # dm hasil hitungan beda tinggi perlu

    dikorelasi terhadap fakor koreksi garis bidik. Jarak pembacaan dari alat

    waterpass ke rambu maksimum 50 meter. Pengukuran perseksi dilakukan pergi

    dan pulang. Rambu harus diberi alas atau straatpot, kecuali pada patok kayu atau

    BM. Dalam pengukuran sipat datar, rambu rambu harus digunakan secara

    selingseling sehingga rambu yang diamati pada titik awal akan menjadi rambu

  • 10

    titik akhir pada setiap seksi. Tinggi patok kayu dan BM dari permukaan tanah

    harus diukur. Kesalahan penutup maksimum 8D mm dimana : D adalah jarak

    dalam km.

    b). Pengukuran Sipat Datar Cabang (Sekunder) Jalur Pengukuran Sipat Datar

    Cabang akan mengikuti jalur Pengukuran Poligon Cabang. Adapun spesifikasi

    teknis pengukurannya sebagai berikut : Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon

    cabang (sekunder) dan menggunakan alat ukur Automatic Orde (WILD NAK

    1, Soskia S 3 A. Pengukuran perseksi dilakukan untuk arah pergi saja dan

    dilakukan dengan double stand dengan pembacaan rambu lengkap (BT, BA,

    BB). Toleransi salah penutup beda tinggi (T) T = (15D) mm D Jarak antara 2

    (dua) titik kerangka dasar vertikal dalam satuan kilometer. Ketentuan lain sama

    seperti pada Sipat Dasar Utama.

    c). Pengukuran Situasi

    II. Penyelidikan Tanah Pekerjaan penyelidikan tanah yang dilakukan meliputi

    pengambilan sample di lapangan dan pengujian di laboratorium untuk mendapatkan

    data kondisi/karakteristik tanah terutama pada areal rencana pembangunan fasilitas

    bandar udara, serta kajian tanah/kesimpulan terhadap jenis perkerasan baik flexible

    maupun rigid.

    1. Pekerjaan di lapangan, meliputi : Sondir, dilakukan sampai kedalaman lebih dari 20

    meter atau sampai ditemukan tanah keras yang dinyatakan dalam tegangan konus qc

    > 150 kg / cm2. Jumlah sample minimal 5 (lima) titik. Bor mesin, dilakukan sampai

    kedalaman 20 meter atau sampai lapisan tanah keras yang didefinisikan dari hasil

    pembacaan SPT > 50. SPT dilakukan setiap 1,5 meter, jika SPT telah mencapai > 50,

    maka pengeboran akan dihentikan meskipun belum mencapai 20 meter atau jika SPT

    tidak pernah mencapai > 50, pengeboran dihentikan pad kedalaman 20 meter dari

    permukaan tanah.Pada saat boring, dilakukan pula pengambilan sampel undisturbed

    (tidak terganggu) dengan menggunakan tabung sampel pada setiap penggantian tanah.

    Jumlah minima sample 5 (lima) titik. Test Pit minimal 4 (empat) titik. Pengambilan

    sample pada lokasi sumber material (quarry) sebanyak 2 lokasi, dengan jumlah sample

    masing masing 2 sample, baik untuk material aggregate maupun material tanah, dan

    sub base.

    2. Pekerjaan di laboratorium Dengan diperolehnya sample tanah dari hasil boring, maka

    test laboratorium yang dilakukan adalah : Indeks Propertis. Atterberg Limits Modified

  • 11

    Proctor dan Soaked CBR Consolidation Test Permeability Test Soil Classification

    Triaxial Test & Direct Shear Pemeriksaan untuk tanah timbunan dari quarry, maka test

    laboratorium yang dilakukan adalah: Indeks Propertis. Atterberg Limits Modified

    Proctor dan Soaked CBR Consolidation Test Permeability Test Soil Classification

    Pemeriksaan untuk material konstruksi aggregate dari quarry, maka test laboratorium

    yang dilakukan adalah Soaked CBR Soundness Test Abrasion Test Grading Limit /

    Sieve Analyze

    5.5.2 Penyusunan Studi Rancangan Pembangunan Perpanjangan Runway Bandar Udara

    Lasikin.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis ini meliputi :

    a. Pekerjaan Pendahuluan, meliputi :

    1) Data dan konsep perencanaan Data perencanaan Standar dan peraturan yang

    digunakan.

    2) Analisa Pekerjaan Tanah Penyiapan dan Pembersihan Lahan Rencana Ketinggian

    Rencana (Leveling) Volume Galian dan Timbunan Sumber Material.

    b. Rancangan Teknik Terinci Fasilitas Sisi Udara, meliputi :

    1) Analisa dan Perancangan Runway Analisa Panjang Runway Perencanaan

    Turning Pad Geometrik Profil memanjang dan melintang runway

    2) Analisa dan Perancangan Taxiway Analisa Panjang Taxiway Perencanaan Fillet

    Geometrik Profil memanjang dan melintang taxiway

    3) Analisa dan Perancangan Apron Analisa Perluasan Apron Geometrik Profil

    Apron

    4) Analisa dan Perancangan Runway Strip Analisa dan perencanaan Shoulder,

    Stopway, Clearway Analisa dan Perencanaan RESA

    5) Analisa dan perancangan Marka dan Rambu Persyaratan Teknis Marka dan

    Rambu Marka di daerah pergerakan pesawat udara

    6) Analisa dan Perancangan Konstruksi Pagar di lingkungan Bandar Udara Jenis

    atau Kriteria Pagar Pengaman

    7) Analisa Drainage termasuk Sub drainage, Water Table, regulating Pond, Gorong

    Gorong, Box Culvert dan Tanggul. Perencanaan System Drainase : Kebutuhan

    Prasaran Drainase Tata Letak Jaring Drainase Konstruksi Jaring Drainase

  • 12

    5.5.3 Prakiraan Kebutuhan Biaya.

    Prakiraan biaya pembangunan agar dibuat secara rinci disesuaikan dengan pentahapan pembangunan

    Fasilitas Sisi Udara yang optimal berdasarkan kebutuhan operasional dan standar harga satuan rupiah,

    bahan dan peralatan terakhir yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat dan/atau satuan harga

    pasar yang berlaku.

    6. KETENTUAN PELAKSANAAN RENCANA KERJA.

    6.1 PERSYARATAN UMUM.

    USULAN TEKNIS.

    Usulan teknis wajib dibuat oleh Konsultan untuk menjelaskan pandangan dan rencana

    pelaksanaan pekerjaan secara rinci dan jenis mudah dimengerti yang isinya mencakup hal hal

    sebagai berikut :

    a.Tanggapan dan saran mengenai linkup pekerjaan Konsultan sesuai Kerangka acuan Kerja

    (Term of Reference)

    b. Pendekatan teknis dan metodologi yang diterapkan dalam pekerjaan

    c.Rencana Kerja dan Susunan Organisasi Pelaksana serta Jadwal Pelaksanaan pekerjaan yang

    akan dilakukan oleh Konsultan

    d. Daftar Personil dan Rencana Penugasan untuk kegiatan di kantor maupun di lapangan serta

    perkiraan kebutuhan Man Mouth dalam bentuk Diagram dan Bar Chart.

    e.Perincian tugas masing masing personil dalam pelaksanaan pekerjaan.

    f. Daftar Riwayat Hidup Personil yang diusulkan dengan mencantumkan nama,tempat dan

    tanggal lahir, pendidikan terakhir disertai lampiran fotocopy ijazah terakhir, pengalaman

    kerja disertai bukti dari pengguna jasa berupa surat keterangan atau kontrak, jabatan dalam

    perusahaan ditandatangani yang bersangkutan serta diketahui oleh Pimpinan Perusahaan

    disertai Cap Perusahaan.

    g. Surat Pernyataan bersedia ditugaskan sebagai tenaga ahli untuk Pekerjaan Pembuatan Studi

    Rancangan Pembangunan Perpanjangan Runway Bandar Udara Lasikin dan sanggup

    melaksanakan tugas yang diberikan sampai dengan pekerjaan dimaksud selesai, yang di

    buat diatas kop surat, bermeterai Rp. 6.000,- dan ditandatangani yang bersangkutan.

    h. Daftar peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dan status kepemilikannya

    diketahui oleh Pimpinan Perusahaan disertai cap Perusahaan.

  • 13

    i. Daftar pengalaman Perusahaan dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir, dengan

    mencantumkan nama proyek,lokasi, nilai kontrak, lingkup pekerjaan, pemberi tugas, waktu

    pelaksanaan secara lengkap bulan dan tahunnya, diketahui oleh Pimpinan Perusahaan

    disertai Cap Perusahaan. Pengalaman harus dilengkapi dengan referensi dari pengguna jasa,

    yang menunjukkan kinerja perusahaan yang bersangkutan selama 7 (tujuh) tahun terakhir

    atau perjanjian kontrak.

    j. Daftar Pekerjaan yang sedang dan akan dilaksanakan dengan mencantumkan perincian

    sebagaimana butir (i) dan diketahui oleh Pimpinan Perusahaan disertai cap Perusahaan.

    k. Usulan Pelaksanaan Pekerjaan lapangan. Keterangan lebih lanjut mengenai Dokumen

    Penawaran Teknik akan diuraikan secara lebih terinci dalam Rencana Kerja dan Syarat

    syarat.

    USULAN BIAYA.

    Usulan biaya berupa penjelasan rinci uraian biaya yang diperlukan untuk pekerjan ini wajib

    dibuat oleh Konsultan, yang mencakup :

    1. Biaya langsung personil, meliputi biaya tenaga ahli dan tenaga ahli dan tenaga pendukung

    yang besarnya ditentukn berdasarkan usulan kebutuhan Man Month dan Billing Rate dari

    masing masing jabatan personil yang diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan.

    2. Biaya langsung non personil, meliputi biaya survey, biaya utilisasi kantor dan komunikasi,

    biaya peralatan kantor dan biaya pelaporan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

    sesuai ketentuan yang berlaku.

    3. Surat Ususlan Biaya, dengan menyebutkan besarnya biaya yang ditawarkan atau diusulkan,

    diatas kertas bermaterai.

    4. Rekpitulasi biaya pekerjaan termasuk pajak. Keterangan lebih lanjut mengenai Dokumen

    Penawaran Harga akan diuraikan secara lebih terini dalam Rencana Kerja dan Syarat

    syarat.

    6.2 STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA

    Penyedia jasa harus memperhatikan subtansi Kerangka Acuan, maksud dan tujuan pekerjaan, serta

    tugas dan wewenang yang akan diberikan, Penyedia jasa juga menyusun tenaga profesional yang

    terdiri dari berbagai bidang keahlian serta tenaga pendukung yang merupakan kesatuan tim kerja.

  • 14

    6.3 TENAGA AHLI

    Penyedia Jasa harus menguraikan Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban Tenaga Ahli yang

    diusulkan dalam kegiatan pekerjaan ini. Tenaga ahli yang akan diusslkan adalah Tanaga Ahli yang

    sepnuhnya dapat dilibatkan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan Man Mouth yang

    ditetapkan.

    Adapun tenaga ahli yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dengan kualifikasi keahlian dan

    pengalaman profesional sesuai bidang tugasnya masing masing adalah sebagai berikut :

    1. Ahli Perencanaan Bandar Udara sebagai Team Leader, berpendidikan S-1 Teknik Sipil/

    Teknik Arsitektur yang memiliki pengalaman sesuai penugasan dan keahliannya dibidang

    perencanaan bandar udara selama 13 tahun.

    2. Ahli Teknik Sipil, berpendidikan S-1 Teknik Sipil yang memiliki pengalaman sesuai

    penugasan dan keahliannya dibidang perencanaan pavement dan Bandar Udara selama 9

    tahun.

    3. Ahli Hidrologi/Drainase, berpendidikan S-1 Teknik Sipil yang memiliki pengalaman

    sesuai penugasan dan keahliannya dibidang perencanaan Drainase selama 9 tahun.

    4. Ahli Navigasi Penerbangan, berpendidikan S-1 Teknik Elektro/Telekomunikasi atau D3

    PLLU yang memiliki pengalaman sesuai penugasan dan keahliannya dibidang

    perencanaan selama 9 tahun.

    5. Ahli Geodesi, berpendidikan S-1 Geodesi/Teknik Sipil yang memiliki pengalaman sesuai

    penugasan dan keahliannya dibidang perencanaan dan pengukuran selama 9 tahun.

    6. Ahli Geoteknik, berpendidikan S-1 Teknik Sipil/Geologi yang memiliki pengalaman

    sesuai penugasan dan keahliannya dibidang perencanaan pavement selama 9 tahun.

    7. Ahli Elektrikal, berpendidikan S-1 Teknik Elektro yang memiliki pengalaman sesuai

    penugasan dan keahliannya dibidang perencanaan selama 9 tahun.

    8. Ahli Quantity Surveyor, berpendidikan S-1 Teknik yang memiliki pengalaman sesuai

    penugasan dan keahliannya dibidang perencanaan selama 9 tahun.

    6.4 TENAGA PENUNJANG

    1. Cad Operator, berpendidikan D3 atau SMU yang memiliki pengalaman kerja pada bidang

    tugasnya.

    2. Operator Komputer, berpendidikan D3 atau SMU yang memiliki pengalaman kerja pada

    bidang tugasnya.

    3. Administrasi/Keuangan, berpendidikan D3 atau SMU yang memiliki pengalaman kerja

    pada bidang tugasnya.

    4. Office Boy.

  • 15

    6.5. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Studi Rancangan Pembangunan Perpanjangan Runway Bandar

    Udara Lasikin adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender, dengan perincian jadwal pelaksanaan

    pekerjaan sebagai berikut :

    1. Penyusunan Laporan Pendahuluan : 10

    hari

    2. Penyusunan Laporan Antara : 20 hari

    3. Penyusunan Laporan Pra Akhir : 30

    hari

    4. Tahap Laporan Akhir : 30 hari

    Jumlah : 90 hari

    6.6 JADWAL PENUGASAN PERSONIL

    Untuk melaksanakan serangkaian kegiatan Penyusunan Studi Rancangan Pembangunan Perpanjangan

    Runway Bandar Udara Lasikin, maka Konsultan harus menyampaikan mengusulkan jadwal

    penugasan personil dengan membuat (Manning Schedule).

    6.7 PRESENTASI DAN DISKUSI

    Presentasi dan diskusi dengan Kelompok Pendamping (Counterpart Team) dan Panitia Pengarah

    (Steering Committee) perlu dilakukan oleh Konsultan Pelaksana dalam upaya penyempurnaan

    pelaporan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan serta tidak bertentangan dengan

    peraturan, pedoman, kriteria dan standar yang berlaku.

    6.8 SISTIM PELAPORAN DAN PENGGAMBARAN

    Pelaporan pelaksanaan pekerjaan dan penggambarannya wajib dibuat oleh Konsultan Pelaksana untuk

    disampaikan kepada Pemberi Tugas sesuai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :

    a. Laporan Pendahuluan (Inception Report)

    Laporan Pendahuluan dibuat dan diserahkan oleh Konsultan Pelaksana yang berisi :

    1. Uraian kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan Pelaksana dalam pelaksanaan pekerjaan

    termasuk rencana kegiatan survey lapangan dan lampiran lampiran (Check List Data,

    Kuisioner dan Form) yang diperlukan untuk mengumpulan data dan informasi.

  • 16

    2. Analisis awal mengenai kondisi eksisting dilokasi pekerjaan studi yang akan dilaksanakan,

    berdasarkan studi kepustakaan/data sekunder yang telah diperoleh.

    3. Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku yang terdiri dari: 1 (satu) buku asli

    9 (sembilan) buku copy.

    b. Laporan Antara (Interim Report)

    Laporan antara dibuat dan diserahkan oleh Konsultan Pelaksana yang terdiri :

    1. Hasil Perolehan data dan informasi dari pekerjaan survey lapangan berikut analisa awal yang

    meliputi konsep awal rencana kebutuhan fasilitas bandar udara.

    2. Laporan antara dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku yang terdiri dari 1 (satu) buku asli, 9

    (sembilan) buku copy.

    c. Laporan Survey dan Penyelidikan Tanah

    Laporan hasil survey pemetaan topografi sebayak 5 (lima) buku yang terdiri dari 1 (satu) buku

    asli dan 4 (empat) buku copy dan penyelidikan tanah sebanyak 5 (lima) buku yang terdiri dari 1

    (satu) buku asli, 4 (empat) buku foto copy berupa gambar dan perhitungan / analisis.

    d. Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report) Laporan Pra - Akhir dibuat dan diserahkan oleh

    Konsultan yang berisi :

    1. Rencana Detail kebutuhan fasilitas sisi udara bandar udara yang melingkupi rencana detail

    runway, taxiway, apron, marka, drainase, fasilitas jalan inspeksi, pagar pengaman.

    2. Penyempurnaan hasil konsep awal rencana yang dituangkan melalui konsep akhir rencana

    kebutuhan fasilitas sisi udara bandar udara dengan memperhatikan tanggapan, masukan dan

    koreksi sesuai hasil presentasi dan diskusi yang telah dilaksanakan dengan kelompok teknis

    pendamping.

    3. Laporan Pra Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku yang terdiri dari 1 (satu) buku asli, 9

    (sembilan) buku copy.

    e. Laporan Akhir ( Final Report) Laporan Akhir dibuat dan diserahkan oleh Konsultan Pelaksana

    yang berisi:

    1. Hasil Akhir analisa dan rencana detail kebutuhan fasilitas pokok dan penunjang bandar udara.

    2. Penyempurnaan hasil dari Laporan Pra Akhir dengan memperhatikan tanggapan, masukan

    dan koreksi sesuai hasil presentasi dan diskusi yang telah dilaksanakan dengan kelompok

    teknik pendamping.

  • 17

    3. Laporan akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku yang terdiri dari 1 (satu) buku asli, 9

    (sembilan) buku copy.

    f. Ringkasan Laporan Akhir ( Executive Summary )

    Ringkasan Laporan Akhir dibuat dan diserahkan oleh Konsultan Pelaksana yang berisi :

    1. Ringkasan laporan akhir analisa dan rencana detail kebutuhan fasilitas pokok dan

    penunjang sisi udara.

    2. Ringkasan laporan akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku yang terdiri dari 1 (satu) buku

    asli 9 (sembilan) buku copy yanh dicetak berwarna diatas kertas ukuran A4

    g. Album Gambar

    Gambar gambar Rancangan Teknik Terinci (RTT) Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara (Detail

    Engineering Design) yang telah disahkan dalam format kertas A1 (Asli) Kalkir sebanyak 1 (satu)

    Album dan Blueprint A1 (asli) sebanyak 1 (satu) Album, format kertas A3 sebanyak 2 (dua)

    Album dan 5 (lima) soft copy dalam bentuk CD (Compact Disc)

    h. Dokumen Lelang

    Berdasarkan Detail Desain yang telah dibuat, Konsultan harus membuat Dokumen Tender,

    yang meliputi :

    a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat b. Spesifikasi Teknis Material dan Metode Konstruksi c. Daftar Jenis dan Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) d. Gambar Konstruksi. e. Rencana Anggaran Biaya

    RKS yang dipersiapkan oleh Konsultan harus dibuat berdasarkan ketentuan dan peraturan

    Pemerintah yang berlaku dan standar yang lazim/biasa digunakan dilingkungan Direktorat

    Jenderal Perikanan.Bill of Quantity harus dihitung berdasarkan gambar-gambar rencana yang

    dibuat oleh Konsultan, dan dirinci ke dalam uraian-uraian pekerjaan yang standar. Jenis

    material yang akan digunakan dalam pelaksanaan konstruksi harus dimasukkan pula ke dalam

    Bill of Quantity. Perhitungan estimasi biaya harus dibuat

    berdasarkan analisa harga satuan pekerjaan dan bahan yang terinci dengan menggunakan harga

    satuan upah dan bahan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dengan

  • 18

    mempertimbangkan pula harga yang berlaku di pasaran/daerah setempat.

    6.9 LAIN-LAIN

    Ketentuan-ketentuan lain yang belum tercakup dalam ketentuan ini, apabila diperlukan akan

    diberikan kepada Konsultan Pelaksana sebagai pelengkap/

    Pejabat Pembuat Komitmet,

    Mulyawan Rohas, ST

    Nip. 19790513 200604 1 009