KAK Kajian Reklamasi Final

7
Kerangka Acuan Kerja [KAK] Penyusunan Kajian Reklamasi Pantai Kota Cirebon page|1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENYUSUNAN KAJIAN REKLAMASI PANTAI KOTA CIREBON A. LATAR BELAKANG Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia, khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin sempit. Pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya tidak bisa dilepaskan dengan masalah kebutuhan lahan. Menurut Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau- Pulau Kecil, definisi Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat sumberdaya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase. Hal ini umumnya terjadi karena semakin tingginya tingkat populasi manusia, khususnya di kawasan pesisir, sehingga perlu dicari solusinya. Permasalahan Keterbatasan lahan untuk pembangunan tersebut saat ini sangat dirasakan oleh pemerintah Kota Cirebon. Salah satu alternatif jalan keluar yang dapat dipilih untuk mengembangkan kota adalah dengan melakukan reklamasi perairan pantai sebagai upaya untuk menangani keterbatasan lahan tadi. Alasan lain dari kebijakan reklamasi adalah bahwa pesisir dan laut merupakan harta milik bersama (common property), sehingga penimbunan pesisir relatif tidak berbenturan dengan kepentingan atau kepemilikan lahan, karena wilayah pesisir tidak dimiliki oleh seseorang (Dharmayanti, 2006). Kota Cirebon terletak di Jalur Pantura Propinsi Jawa Barat pada posisi geografi dengan koordinat 108º33’ BT dan 6º42’ LS. Bentang alamnya merupakan dataran rendah pantai dengan luas wilayah ± 3.810 hektar. Luas wilayah Kota Cirebon tersebut dirasakan kurang memadai untuk melaksanakan pembangunan secara optimal, sehingga tercetus wacana untuk melaksanakan kemungkinan penambahan luas wilayah kota melalui kegiatan mereklamasi pantai. Reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pantai, pengembangan wisata bahari, dan lain-lain. Dari sisi ekonomi pembangunan kawasan komersial jelas akan mendatangkan banyak keuntungan. Asumsi yang digunakan disini adalah semakin banyak kawasan komersial yang dibangun maka dengan sendirinya juga akan menambah pendapatan asli daerah (PAD). Namun harus diingat pula bahwa bagaimanapun juga reklamasi adalah bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis sehingga akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai, dan berpotensi mengganggu keseimbangan lingkungan.

description

KAK Kajian Reklamasi Final

Transcript of KAK Kajian Reklamasi Final

Page 1: KAK Kajian Reklamasi Final

Kerangka Acuan Kerja [KAK]

Penyusunan Kajian Reklamasi Pantai Kota Cirebon page|1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN PENYUSUNAN KAJIAN REKLAMASI PANTAI KOTA CIREBON

A. LATAR BELAKANG Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia, khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin sempit. Pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya tidak bisa dilepaskan dengan masalah kebutuhan lahan. Menurut Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil, definisi Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat sumberdaya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase. Hal ini umumnya terjadi karena semakin tingginya tingkat populasi manusia, khususnya di kawasan pesisir, sehingga perlu dicari solusinya. Permasalahan Keterbatasan lahan untuk pembangunan tersebut saat ini sangat dirasakan oleh pemerintah Kota Cirebon. Salah satu alternatif jalan keluar yang dapat dipilih untuk mengembangkan kota adalah dengan melakukan reklamasi perairan pantai sebagai upaya untuk menangani keterbatasan lahan tadi. Alasan lain dari kebijakan reklamasi adalah bahwa pesisir dan laut merupakan harta milik bersama (common property), sehingga penimbunan pesisir relatif tidak berbenturan dengan kepentingan atau kepemilikan lahan, karena wilayah pesisir tidak dimiliki oleh seseorang (Dharmayanti, 2006).

Kota Cirebon terletak di Jalur Pantura Propinsi Jawa Barat pada posisi geografi dengan koordinat 108º33’ BT dan 6º42’ LS. Bentang alamnya merupakan dataran rendah – pantai dengan luas wilayah ± 3.810 hektar. Luas wilayah Kota Cirebon tersebut dirasakan kurang memadai untuk melaksanakan pembangunan secara optimal, sehingga tercetus wacana untuk melaksanakan kemungkinan penambahan luas wilayah kota melalui kegiatan mereklamasi pantai.

Reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pantai, pengembangan wisata bahari, dan lain-lain. Dari sisi ekonomi pembangunan kawasan komersial jelas akan mendatangkan banyak keuntungan. Asumsi yang digunakan disini adalah semakin banyak kawasan komersial yang dibangun maka dengan sendirinya juga akan menambah pendapatan asli daerah (PAD). Namun harus diingat pula bahwa bagaimanapun juga reklamasi adalah bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis sehingga akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai, dan berpotensi mengganggu keseimbangan lingkungan.

Page 2: KAK Kajian Reklamasi Final

Kerangka Acuan Kerja [KAK]

Penyusunan Kajian Reklamasi Pantai Kota Cirebon page|2

Setiap kebijakan dalam rangka pembangunan dan pengembangan wilayah pasti akan membawa dampak positif (manfaat) dan dampak negatif (kerugian) dari aspek sosial budaya, ekonomi dan ekologi. Peranan ketiga aspek tersebut dalam suatu pembangunan mulai dari tahap perencanaan sampai pada pelaksanaan dan dampaknya, sangat menentukan keberhasilan dari pembangunan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya suatu perencanaan yang matang dan terpadu serta pelaksanaan kebijakan pengelolaan pantai hasil reklamasi yang cermat, agar tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan kualitas pantai tercapai, dan menghindari terjadinya penurunan kualitas lingkungan perairan atau bahkan menimbulkan konflik sosial dan permasalahan penataan ruang lainnya. Kebijakan yang tidak efektif dapat berdampak pada penurunan kualitas lingkungan juga menimbulkan penurunan bidang sosial budaya yang akan mengakibatkan pembangunan reklamasi yang telah dilakukan menjadi sia-sia. Penelitian kebijakan diperlukan untuk menilai sejauh mana implementasi kebijakan tersebut selama ini. Hal tersebut juga sebagai upaya untuk mengembangkan kebijakan ke depan yang dapat memecahkan permasalahan yang ada. Pengembangan kebijakan ke depan idealnya harus diawali dengan mencari alternatif kebijakan dalam mengatasi dampak negatif dari suatu kebijakan. Dampak lingkungan hidup yang sudah jelas nampak di depan mata akibat proyek reklamasi itu adalah rusaknya ekosistem berupa hilangnya keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati yang diperkirakan akan punah akibat proyek reklamasi itu antara lain berupa hilangnya berbagai spesies mangrove, padang lamun, punahnya spesies ikan, kerang, kepiting, burung dan berbagai mahluk hidup lainnya.Dampak lingkungan lainnya dari proyek reklamasi pantai adalah meningkatkan potensi banjir. Hal itu dikarenakan proyek tersebut dapat mengubah bentang alam (geomorfologi) dan aliran air (hidrologi) di kawasan reklamasi tersebut. Perubahan itu antara lain berupa tingkat kelandaian, komposisi sedimen sungai, pola pasang surut, pola arus laut sepanjang pantai dan merusak kawasan tata air. Potensi banjir akibat proyek reklamasi itu akan semakin meningkat bila dikaitkan dengan adanya kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pemanasan global. Sementara itu, secara sosial rencana reklamasi pantai dipastikan juga dapat menyebabkan nelayan tradisional tergusur dari sumber‐sumber kehidupannya. Penggusuran itu terjadi karena kawasan komersial yang akan dibangun mensyaratkan pantai sekitarnya bersih dari berbagai fasilitas penangkapan ikan milik nelayan.

Undang-undang no. 27 tahun 2007 pada pasal 34 menjelaskan bahwa reklamasi hanya dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang diperoleh lebih besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya. Pelaksanaan reklamasi juga wajib menjaga dan memperhatikan beberapa hal seperti : a) keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat; b) keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan pesisir; serta c) persyaratan teknis pengambilan, pengerukan dan penimbunan material. Reklamasi khususnya reklamasi pantai masih diperlukan selama dilakukan dengan kajian yang komprehensif. Simulasi prediksi perubahan pola arus hidrodinamika laut secara teknis dapat dilakukan dengan model fisik (laboratorium) atau model matematik. Dari pemodelan ini dapat diperkirakan dampak negatif yang terjadi dan cara penanggulangannya.

Page 3: KAK Kajian Reklamasi Final

Kerangka Acuan Kerja [KAK]

Penyusunan Kajian Reklamasi Pantai Kota Cirebon page|3

Reklamasi ditinjau dari sudut pengelolaan daerah pantai, harus diarahkan pada tujuan utama pemenuhan kebutuhan lahan baru karena kurangnya ketersediaan lahan darat. Usaha reklamasi janganlah semata-mata ditujukan untuk mendapatkan lahan dengan tujuan komersial belaka. Reklamasi di sekitar kawasan pantai dan di lepas pantai dapat dilaksanakan dengan terlebih dahulu diperhitungkan kelayakannya secara transparan dan ilmiah (bukan pesanan) terhadap seberapa besar kerusakan lingkungan yang diakibatkannya. Dengan kerja sama yang sinergis antara Pemerintah dan jajarannya, DPRD, Perguruan Tinggi, LSM, serta masyarakat maka keputusan yang manis dan melegakan dapat diambil. Jika memang berdampak positif maka reklamasi dapat dilaksanakan, namun sebaliknya jika negatif tidak perlu direncanakan. Selain problem lingkungan dan sosial ekonomi, maka permasalahan yuridis juga perlu mendapatkan perhatian. Kajian terhadap landasan hukum rencana reklamasi, pelaksanaan, serta peruntukannya perlu dipertimbangkan. Ada banyak produk hukum yang mengatur tentang reklamasi mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Kepres, Permen hingga Peraturan Daerah, yang menjadi persoalan adalah konsistensi penerapan dan penegakan aturan. Dari semua itu, yang lebih penting adalah adanya perubahan attitude dari masyarakat dan Pemerintah. Pelaksanaan aturan hukum harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait. Berbagai biaya sosial dan lingkungan hidup itu seharusnya juga diperhitungkan dalam perencanaan reklamasi. Namun, sayangnya terdapat paradigma yang memosisikan suatu kota sebagai kota multifungsi, dimana diharapkan mampu mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan warganya. Padahal paradigma itu telah terbukti gagal total dalam implementasinya di lapangan. Berbagai permasalahan sosial dan lingkungan hidup dapat timbul dan sulit dipecahkan di daerah reklamasi saat ini justru disebabkan oleh paradigma tersebut

B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari kegiatan Penyusunan Kajian Reklamasi Pantai adalah untuk melakukan kajian mendalam terhadap rencana proyek reklamasi pesisir pantai kota Cirebon secara transparan dan ilmiah dengan melibatkan banyak pihak dan interdisiplin ilmu sebagai bahan rekomendasi bagi pengambilan kebijakan berkaitan dengan kelayakan rencana proyek reklamasi di Kota Cirebon.

Adapun Tujuan kegiatan Kajian Reklamasi Pantai Kota Cirebon ini adalah untuk menghasilkan rekomendasi terhadap kelayakan reklamasi pesisir pantai Kota Cirebon sebagai upaya untuk mendapatkan lahan tambahan bagi perluasan Wilayah Kota Cirebon.

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Melakukan identifikasi kondisi eksisiting pesisir pantai Kota Cirebon, dari sisi tata ruang,

ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan; 2. Mengkaji peluang penerapan berbagai metode rencana reklamasi pesisir pantai Kota

Cirebon; 3. Melakukan Simulasi prediksi perubahan pola arus hidrodinamika laut saat pra, dalam masa

pelaksanaan reklamasi dan pasca reklamasi dengan model fisik (laboratorium) atau model matematik terhadap minimal 2 metode reklamasi. Selanjutnya dari pemodelan ini dapat diperkirakan dampak negatif yang terjadi dan cara penanggulangannya;

Page 4: KAK Kajian Reklamasi Final

Kerangka Acuan Kerja [KAK]

Penyusunan Kajian Reklamasi Pantai Kota Cirebon page|4

4. Mempresentasikan hasil pemodelan tersebut dalam bentuk visualisasi minimal dua dimensi sehingga dapat memberi gambaran yang jelas;

5. Merekomendasikan area pesisir pantai Kota Cirebon yang layak untuk direklamasi ditinjau dari aspek teknis, tata ruang, sosial, budaya, lingkungan dan kewenangan pemerintah;

6. Melakukan kajian dan analisa terhadap manfaat sosial, ekonomi yang akan diperoleh dari rencana kegiatan reklamasi;

7. Melakukan kajian dan analisa terhadap biaya sosial dan ekonomi yang akan timbul dari rencana kegiatan reklamasi;

8. Melakukan analisa perbandingan antara manfaat sosial ekonomi yang akan diperoleh dengan biaya sosial dan ekonomi yang akan timbul dari rencana kegiatan reklamasi;

9. Melakukan kajian terhadap landasan hukum rencana reklamasi, pelaksanaan, serta peruntukannya. Ada banyak produk hukum yang mengatur tentang reklamasi mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Kepres, Permen hingga Peraturan Daerah, serta kesepakatan internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia. Kajian dan analisis terhadap landasan hukum ini bertujuan agar kegiatan reklamasi pantai ini tidak melanggar atau bertentangan dengan salah satu peraturan atau yang lainnya, sehingga didapat konsistensi dalam impelementasinya;

10. Merumuskan rekomendasi terhadap kelayakan proyek reklamasi dipesisisr pantai Kota Cirebon ditinjau dari aspek teknik sipil, tata ruang, sosial, ekonomi, lingkungan dan landasan hukum;

D. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

Pemilik pekerjaan Kajian Reklamasi Pantai Kota Cirebon adalah Pemerintah Kota Cirebon, cq. BAPPEDA Kota Cirebon.

E. RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN SUMBER PENDANAAN Rp. 340.000.000,- (tiga ratus empat puluh juta rupiah) dengan Sumber pendanaan dibiayai dari APBD Kota Cirebon Tahun Anggaran 2013.

F. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 4 (empat) Bulan kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja.

G. KELUARAN (OUTPUT) Buku Laporan berisi materi/kajian teknis meliputi Laporan Pendahuluan, Draft Laporan Akhir dan laporan Akhir.

H. PELAPORAN

1.Laporan Pendahuluan Laporan ini berisikan metoda atau cara pelaksanaan kegiatan, jadwal personil serta tangapan terhadap kerangka acuan kerja. Laporan pendahuluan harus selesai dan disampaikan 1 (satu) bulan setelah Surat Perintah Kerja atau Kontrak Kerja ditanda tangani. 2. Draft Laporan Akhir Draft Laporan Akhir ini yang berisi :

1) Kemajuan pekerjaan;

Page 5: KAK Kajian Reklamasi Final

Kerangka Acuan Kerja [KAK]

Penyusunan Kajian Reklamasi Pantai Kota Cirebon page|5

2) Hasil-hasil yang telah diperoleh antara lain hasil identifikasi dan analisis kerja seperti analisis hidrodinamika pantai, analisis hidraulika, analisis geologi, kondisi lapangan, tata guna tanah, analisis permasalahan teknis, sosial, ekonomi, dan lain-lain yang memang diperlukan;

3) Berbagai analisis pendukung dan usulan konsep teknis yang akan dikembangkan; 4) Rancangan awal rekomendasi kelayakan Laporan antara/draft laporan akhir ini harus selesai dan disampaikan 3 (tiga) bulan setelah Surat Perintah Kerja atau Kontrak Kerja ditanda tangani.

3. Laporan Akhir Laporan ini berisi perumusan dan penyempurnaan hasil diskusi pembahasan, mencakup Laporan yang berisi materi/kajian teknis dan Konsep Rekomendasi kelayakan rencana Reklamasi. Laporan Akhir harus selesai dan disampaikan 4 (empat) bulan setelah Surat Perintah Kerja atau Kontrak Kerja ditanda tangani. Laporan harus dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan

4. Ringkasan Eksekutif Berisi ringkasan laporan akhir

I. TENAGA AHLI

Tenaga ahli yang diperlukan melaksanakan pekerjaan ini adalah : 1. Ahli Perencanaan Wilayah sebagai Ketua Tim (Team Leader)

Latar belakang pendidikan S1 Teknik Planologi dan memiliki pengalaman kerja di bidang perencanaan wilayah minimal 8 tahun atau Strata Dua (S2) Magister Teknik Planologi dan memiliki pengalaman kerja di bidang perencanaan wilayah minimal 6 tahun, memilki sertifikat keahlian (SKA) minimal Ahli Muda dalam bidang yang sesuai

2. Ahli Perencana Kota

latar belakang pendidikan S1 Teknik Planologi atau S1 Arsitek dan memiliki pengalaman kerja di bidang perencanaan kota minimal 4 tahun, memilki sertifikat keahlian (SKA) minimal Ahli Muda dalam bidang yang sesuai.

3. Ahli Hidrologi

Latar belakang pendidikan S1 Teknik Sipil dan memiliki pengalaman kerja di bidang hidrologi minimal 4 tahun, memilki sertifikat keahlian (SKA) minimal Ahli Muda dalam bidang yang sesuai.

4. Ahli Geologi

Latar belakang pendidikan S1 Teknik Geologi dan memiliki pengalaman kerja di bidang geologi minimal 4 tahun.

5. Ahli Lingkungan Latar belakang pendidikan S1 Teknik Lingkungan dan memiliki pengalaman kerja di bidang pengelolaan lingkungan minimal 4 tahun, memilki sertifikat keahlian (SKA) minimal Ahli Muda dalam bidang yang sesuai.

Page 6: KAK Kajian Reklamasi Final

Kerangka Acuan Kerja [KAK]

Penyusunan Kajian Reklamasi Pantai Kota Cirebon page|6

6. Ahli Sosiologi

Latar belakang pendidikan S1 Sosial dan memiliki pengalaman kerja di bidang pengembangan masyarakat minimal 4 tahun.

7. Ahli Hukum Latar belakang pendidikan S1 Hukum dan memiliki pengalaman kerja di bidang hukum minimal 4 tahun.

8. Ahli Ekonomi Latar belakang pendidikan S1 Ekonomi dan memiliki pengalaman kerja di bidang ekonomi minimal 4 tahun.

Tenaga pendukung yang diperlukan dalam kegiatan ini antara lain : a. Assisten Tenaga Ahli Sipil b. Assisten Tenaga Ahli Lingkungan c. Cad Computer d. Surveyor e. Operator Komputer f. Administrasi dan Kesekretariatan

Page 7: KAK Kajian Reklamasi Final

Kerangka Acuan Kerja [KAK]

Penyusunan Kajian Reklamasi Pantai Kota Cirebon page|7

J. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO Uraian Kegiatan Bulan

I II III IV

1. Persiapan

- Penyempurnaan acuan kerja

- Identifikasi materi

- Perumusan metodologi

2. Pengumpulan Data dan Analisis

- Pengumpulan peraturan perundangan yang terkait

- Inventarisasi studi

- Pengamatan daerah studi

- Analisis dan kajian daerah studi

- Perumusan rekomendasi

3. Penyempurnaan Rekomendasi Kelayakan Rencana Reklamasi Pantai

4. Pembahasan Laporan

- Laporan Pendahuluan

- Laporan Antara

- Laporan Akhir