KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT
-
Upload
nazliansyah-haruen -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 1
I. PENDAHULUAN
1 . LATAR BELAKANG
Dalam era globalisasi perdagangan dunia saat ini, persaingan untuk
mendapatkan pasar bagi produk industri bukan minyak dan gas bumi
sedemikian ketatnya. Oleh karena itu daya saing produk setiap daerah perlu
ditingkatkan antara lain dengan jalan efisiensi proses produksi, peningkatan
mutu barang, memperlancar arus keluar masuknya barang ke dan dari
wilayah yang bersangkutan serta tersedianya sarana promosi dalam
mendukung pemasarannya.
Peningkatan mutu barang dan efisiensi proses produksi tersebut dapat
lebih dipacu apabila persediaan bahan baku bagi kebutuhan industri dalam
negeri tersedia tepat waktu dan produk yang dihasilkan belum dibebani
dengan kewajiban-kewajiban kepabeanan, cukai dan perpajakan. Praktek
pemberian fasilitas di bidang kepabeanan, cukai dan perpajakan terhadap
berbagai produk untuk tujuan eksport hanya dapat dilaksanakan dengan
membentuk suatu Tempat Penimbunan Berikat dibawah pengawasan pabean.
Sebagai suatu institusi yang bergerak di bidang investasi daerah
dengan melihat ketersediaan bahan baku terutama hasil bumi yang melimpah
maka Badan Pengelola KAPET Biak akan memfasilitasi terbentuknya suatu
embrio tempat penimbunan berikat khususnya gudang berikat pada suatu
kawasan berikat di Kabupaten Biak Numfor. Sebagaimana diketahui
kabupaten ini memiliki posisi yang strategis ke Pasifik Utara dan memiliki
infrastruktur yang memadai antara lain, bandara bertipe internasional, jalan,
kemampuan cadang listrik dan fasilitas telekomunikasi modern.
Tempat Penimbunan Berikat tersebut terutama ditujukan bagi usaha
pemasaran bahan baku antara lain kakao, kopi, kopra, kelapa sawit dan
rumput laut kering, dimana komoditi-komoditi tersebut masih mengalami
kesulitan pasar sehingga harga yang ditawarkan kepada petani lokal masih
rendah. Disamping itu juga keberadaannya dimaksudkan untuk memacu
munculnya industri-industri besar di Provinsi Papua yang berorientasi eksport.
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 2
2. TUJUAN DAN SASARAN
• Tujuan dari program ini adalah :
1. Mempersingkat jalur distribusi komoditas unggulan daerah ke pasar
potensial,
2. Memacu terbentuknya sentra-sentra produksi dan pengumpul hasil bumi,
3. Mendorong dibukanya jalur perdagangan internasional dari Biak ke
negara-negara wilayah Pasifik,
4. Menganalisa potensi-potensi dan kendala-kendala pengembangan
Kawasan Berikat yang akan dibentuk,
• Adapun sasaran yang hendak dicapai dari pekerjaan ini adalah terjadinya
keterkaitan dan keserasian pertumbuhan antar kawasan dalam KAPET
Biak, terutama kawasan-kawasan yang berbasis industri yang mempunyai
komoditas unggulan.
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 3
II. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT KAPET BIAK
1. LINGKUP KEGIATAN KAWASAN BERIKAT DI MASA MENDATANG
Keadaan ekonomi pada skala makro di kawasan Asia Pasifik telah
mengalami banyak perubahan selam 10 tahun terakhir ini. Perubahan-
perubahan tersebut disebabkan oleh suatu proses perubahan sistem ekonomi
internasional yang berpengaruh hampir di setiap negara. Pembentukan blok-
blok kerjasama ekonomi regional menjadikan kompetisi perdagangan dunia
semakin meningkat, sehingga setiap negara cenderung untuk membentuk
kerjasama ekonomi secara regional guna melindungi dan mengembangkan
ekonomi nasionalnya.
Tingkat perkembangan ekonomi di kawasan ASIA PASIFIK menunjukkan
kecenderungan yang terus meningkat, persaingan-persaingan dalam
pemasaran produk dan komoditi unggulan antar negara terjadi sangat ketat,
sehingga masing-masing negara mengembangkan strategi untuk menarik
investor baik asing maupun kemudahan-kemudahan ijin usaha serta
menyediakan infrastruktur wilayah seoptimal mungkin seperti penyediaan dan
sewa lahan yang memadai, ,ketersediaan fasilitas listrik, air , komunikasi dan
transportasi yang baik.
Dalam konteks pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Biak,
geografi Kapet Biak mempunyai letak yang sangat strategis dalam percaturan
kegiatan ekonomi regional di kawasan asia pasifik dan terletak di jalur
segitiga pertumbuhan ekonomi dunia yaitu Tokyo – Sydney – Los Angeles
serta mempunyai akses ke jaringan :
• Negara-negara Asean
• Negara-negara di pasifik selatan seperti PNG, Australia, Selandia Baru
• Negara-negara asia timur seperti Hongkong, China, Korea dan Jepang
• Negara-negara Pasifik seperti Guam, Hawai dan USA
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 4
Potensi geografis dan aksesibilitas ke dalam jaringan perdagangan
internasional posisi Kapet Biak perlu dikembangkan dalam skala pelayanan
yang mampu menjangkau dan melayani kebutuhan-kebutuhan investasi untuk
skala internasional. Melalui pembentukan Kawasan Berikat yang memadai
diharapkan perkembangan Kapet Biak di masa yang akan datang dapat
menjadi salah satu kawasan pusat perdagangan dan kegiatan ekonomi
internasional terutama di kawasan Pasifik.
Pembentukan kawasan berikat di Kapet Biak dimasa yang akan datang
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pengembangan kapet
secara keseluruhan, hal ini disebabkan :
• Potensi hinterland Kapet Biak mampu menopang kegiatan Kapet Biak
di masa yang akan datang
• Ketersediaan luas lahan sangat memadai
• Potensi sumberdaya alam sebagai bahan baku industri banyak tersedia
seperti bahan tambang, kehutanan dan laut
• Mempunyai akses yang besar dan jarak yang relatif pendek untuk
menjangkau pusat kegiatan ekonomi dunia terutama di Pasifik.
Berdasar dari berbagai potensi wilayah yang ada maka, fungsi dan
peran kawasan berikat di Kapet Biak di masa yang akan datang diarahkan
untuk menyediakan fasilitas kegiatan-kegiatan usaha dan investasi serta
memberikan pelyanan yang memadai, sehingga mampu menarik investor
untuk mengembangkan kegiatan usahanya di kawasan berikat Kapet Biak.
Beberapa kendala yang diahadapi dalam pengembangan kawasan
berikat Kapet Biak adalah:
• Belum terbentuknya kawasan-kawasan industri yang memadai, bagi
daya dukung pengembangan kawasan berikat di Kapet Biak
• Belum terfokusnya kegiatan-kegiatan pengembangan produk-
produk industri di Kapet Biak.
• Keterbatasan ketersediaan infrastruktur dasar, seperti fasilitas
pelabuhan cargo, ketersediaan suply energi listrik, dan air bersih,
sarana komunikasi dan jaringan transportasi
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 5
• Belum terciptanya iklim daya tarik investasi bagi dunia usaha untuk
mengembangkan kegiatan usahanya di Kapet Biak
• Belum terciptanya sisem jaringan informasi dan promosi terhadap
produk dan potensi yang dapat dikembangkan di Kapet Biak.
2. STRATEGI PEMBENTUKAN KAWASAN BERIKAT KAPET BIAK
Pengembangan wilayah Kapet Biak mempunyai misi dan fungsi untuk
menjadikan wilayah kabupaten-kabupaten di dalam KAPET mampu
berintegrasi dan bersinergi, sehingga membentuk sistem keterkaitan yang
saling mendukung dalam pengembangan pusat-pusat kegiatan ekonomi dan
pengembangan kegiatan masyarakat secara luas.
Strategi yang diterapkan dalam pengembangan wilayah Kapet Biak adalah
dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam seoptimal mungkin sebagai
dasar pendukung pengembangan ekonomi wilayah, serta mengembangkan
kawasan berikat terpadu (Export Processing Zone) sebagai kawasan ekspor
dan prosesing bagi komoditi di sentra-sentra produksi dalam wilayah Kapet
Biak serta sebagai penyedia fasilitas dan infrastruktur kawasan untuk
pengembangan industri dan investasi industri di kawasan Asia Pasifik.
Pengembangan wilayah-wilayah hinterland di dalam kawasan Kapet Biak
diarahkan untuk :
• Menciptakan peluang-peluang baru dalam kegiatan ekonomi
• Menciptakan dukungan kelembagaan, regulasi dan infrastruktur yang
meyakinkan investor dan dunia usaha untuk berkembang
• Memfokuskan kegiatan dan pengembangan sektor dan komoditi yang
potensial dan mempunyai nilai tambah yang tinggi.
Dalam rangka mendukung pembentukan Kapet Biak sebagai kawasan
pusat ekonomi regional, maka perlu diciptakan fasilitas-fasilitas ekonomi yang
mampu menarik investasi dunia usaha. Salah satu kawasan kegiatan ekonomi
yang perlu dikembangkan adalah pembentukan kawasan berikat. Strategi
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 6
besar (Grand Strategy) yang diterapkan dalam pembentukan kawasan berikat
di Kapet Biak adalah :
• Menciptakan kawasan berikat terpadu sebagai pintu gerbang ekspor
dan kawasan procesing bagi produk dan komoditi di wilayah Kapet Biak
• Menciptakan kawasan berikat terpadu sebagai kawasan yang menarik
bagi investor dan kegiatan bisnis
• Menciptakan kawasan berikat terpadu sebagai sentral simpul-simpul
pengembangan kegiatan ekonomi sub-sub kawasan Kapet Biak
• Menciptakan kawasan berikat terpadu yang mampu mempunyai
keunggulan daya saing (Competitive Advantage) secara regional
• Menciptakan kawasan berikat terpadu untuk memicu (trigered) Kapet
Biak sebagai kawasan pusat kegiatan ekonomi regional di Asia Pasifik.
Untuk menciptakan daya saing kawasan berikat di Kapet Biak dan
penjabaran strategi utama pembentukan kawasan berikat, maka perlu
dicptakan keunggulan-keunggulan kompetitif yang mampu menarik investor
untuk melakukan usaha di kawasan berikat, yaitu melalui :
• Penerapan Sistem Pelayanan Satu Atap (One Stop Service), yaitu
memberikan pelayanan singkat dan memberikan otoritas untuk
mengelola dan mengurus ijin dokumen ekspor-impor dan surat
perijinan investasi
• Memberikan harga sewa lahan yang competitif dan berjangka waktu
lama (Competitive Rent Trates)
• Mengintegrasikan sistem transportasi dan penanganan fasilitas dan
sarana ekspor (Integrated Transport and Cargo Handling)
• Meningkatkan kinerja infrastruktur dalam mendukung kelancaran
aksesibilitas kawasan berikat
• Mengembangkan kapasitas dan ketrampilan tenaga kerja untuk
mendukung kegiatan dan pelayanan kawasan berikat.
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 7
III. INSTITUSI DAN REGULASI PEMBENTUKAN KAWASAN
BERIKAT
1. PENGERTIAN DASAR
Kawasan yang mendapatkan perlakuan khusus di daerah Pabean adalah
Tempat Penimbunan Berikat yang diasumsikan sebasgai ”kawasan luar
negeri”. Karena itu, barang yang keluar dari Tempat Penimbunan Berikat
ke kawasan lain yang tidak mendapat fasilitas perpajakan di Indonesia
diasumsikan barang import sehingga diberlakukan ketentuan umum di
bidang import.
Bentuk Tempat Penimbunan Berikat, antara lain kawasan berikat, gudang
berikat, Entrepot untuk tujuan pameran dan toko bebas bea. Dalam hal ini
kawasan berikat merupakan bagian dari tempat penimbunan berikat.
Kawasan Berikat dibangun untuk mendorong investasi industri yang
bertujuan untuki meningkatkan ekspor. Karena itu Kawasan Berikat harus
berada dalam kawasan industri atau kawasan yang diperuntukkan untuk
industri.
Perbedaan mendasar antara Tempat Penimbunan Berikat dan Kawasan
Berikat dapat diuraikan sebagai berikut :
Tempat penimbunan berikat adalah bangunan, tempat, atau kawasan
yang memenuhi persyaratan tertentu di dalam daerah Paben yang
digunakan untuk menimbun, mengolah, memamerkan dan atau
menyediakan barang untuk dijual dengan mendapatkan perlakuan khusus
di bidang kepabeanan cukai dan perpajakan.
Kawasan berikat adalah suatu bangunan, tempat, atau kawasan dengan
batas-batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha industri
pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun, perekayasaan,
penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas
barang dang bahan asal impor atau barang dan bahan dari dalam daerah
pabean Indonesia lainnya, yang hasilnya terutam untuk tujuan ekspor.
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 8
2. DASAR HUKUM
Landasan hukum untuk tempat penimbunan berikat dan kawasan berikat
antara lain :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Penimbunan
Berikat jo. Peraturan pemerintah No. 43 Tahun 1997 tentang
penyempurnaan PP No. 33/1996;
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
291/KMK.05/1997 tanggal 26 Juni 1997 sebagaimana diubah terakhir
dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
:349/KMK.01/1999 tanggal 24 Juni 1999;
3. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai No. KEP-63/BC/1997
tanggal 25 Juli 1997.
3. PENETAPAN KELEMBAGAAN KAWASAN BERIKAT (KB)
Pengertian :
Kawasan Berikat (KB) adalah suatu bangunan/kawasan dengan batas-
batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha industri
pengolahan barang dan bahan, rancang bangun,rekayasa, penyortiran,
pemeriksaan awal/akhir, pengepakan atas barang asal impor atau lokal
yang hasilnya terutama untuk ekspor.
Penyelenggaran Kawasan Berikat (PKB) adalah badan hukum yang
memiliki, menguasai, mengolah dan menyediakan sarana/prasarana guna
keperluan pihak lain, berdasarkan persetujuan menyelenggarakan
Kawasan Berikat.
Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB) adalah PT atau Koperasi yang
melaksanakan usaha industri di Kawasan Berikat.
Penetapan suatu kawasan atau tempat sebagai Kawasan Berikat (KB)
serta pemberian ijin penyelenggara KB (PKB) dilakukan melalui Keputusan
Presiden.
Kawasan berikat dibangun dalam rangka mendorong investasi industri
yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor. Bangunan Kawasan Berikat
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 9
harus berada dalam kawasan industri atau kawasan yang diperuntukan
untuk industri. Dalam satu kawasan berikat dapat diperuntukkan untuk
lebih dari satu kegiatan/perusahan industri pengolahan (pengusaha di
kawasan berikat).
4. FASILITAS YANG DIBERIKAN
Ada beberapa fasilitas yang dapat diberikan bagi kawasan berikat/
pengelola kawasan berikat (PDKB) antara lain :
1. Penangguhan Bea Masuk, tidak dipungut PPN, PPnBM dan PPh Pasal
22 Impor atas :
a. Impor barang modal/peralatan perkantoran yang semata-mata
dipakai PKB/PKB merangkap PDKB;
b. Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan
langsung dengan kegiatan produksi PDKB;
c. Impor barang/bahan untuk diolah di PDKB
2. Pembebasan cukai atas pemasukan dari DPIL untuk diolah lebih lanjut;
3. Pembebasan bea masuk dan cukai serta tidak dipungut PPN, PPnBM
dan PPh pasal 22 Impor atas pengeluaran yang ditujukan kepada pihak
yang memperoleh fasilitas pembebasan;
4. Tidak dipungut PPN dan PPnBM atas :
a. Pemasukan BKP dari PIL untuk diolah lebih lanjut;
b. Pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lain untuk
diolah lebih lanjut;
c. Pengeluaran barang/bahan ke perusahaan industri di
DPIL/PDKB lain dalam rangka subkontrak;
d. Penyerahan kembali BKP hasil subkontrak oleh PKP di
DPIL/PDKB lain kepada PDKB asal;
e. Peminjaman mesin/peralatan pabrik dalam rangka subkontrak
kepada perusahaan industri di DPIL/PDKB lain dan
pengembaliannya ke PDKB asal
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 10
5. Penyerahan barang hasil olahan produsen pengguna fasilitas Bapeksta
Keuangan dari DPIL untuk diolah lebih lanjut oleh PDKB diberikan
perlakuan perpajakan yang sama dengan perlakuan terhadap barang
yang diekspor.
6. Barang modal berupa mesin asal impor apabila telah melampaui jangka
waktu dua tahun sejak pengimporannya atau sejak menjadi aset
perusahaan dapat dipindahtangankan dengan tanpa kewajiban
membayar bea masuk yang terhutang;
7. PDKB yang termasuk dalam Daftar Putih dapat mempertaruhkan
jaminan berupa SSB kepada KPBC yang bersangkutan untuk
pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari PDKB yang
dipersyaratkan untuk mempertaruhkan jaminan;
8. PDKB dapat mensubkontrakkan sebagian kegiatan pengolahannya
kecuali pekerjaan pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, penyortiran
dan pengepakan kepada perusahaan industri di DPIL atau PDKB
lainnya;
9. Mesin/peralatan pabrik yang akan dipergunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan subkontrak dapat dipinjamkan oleh PDKB kepada PDKB
lainnya atau subkontrak di DPIL untuk jangka waktu paling lama 12
(dua belas) bulan dan dapat diperpanjang untuk paling lama dua kali
12 (dua belas) bulan;
10. Pengeluaran barang jadi berupa komponen (barang yang akan
digabung dengan barang lain dalam perakitan untuk menghasilkan
barang berderajat lebih tinggi dan sifat hakikinya berbeda dari produk
semula) ke DPIL diperkenankan hingga sebesar 100% dan untuk
barang jadi lainnya sebesar 50% dari nilai realisasi ekspor atau
pengeluaran ke PDKB lainnya yang telah dilakukan.
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 11
5. MANFAAT KAWASAN BERIKAT
Manfaat Kawasan Berikat antara lain :
1. Efisiensi waktu dengan tidak dilakukannya pemeriksaan fisik di Tempat
Penimbunan Sementara (Pelabuhan).
2. Efisiensi waktu dengan pengajuan BC.23 yang dilakukan sebelum
kapa/pesawat tiba
3. Efisiensi waktu dan biaya dengan prosedur Truck Lossing.
4. Efisiensi waktu dan fasilitas perpajakan dan kepabeanan, sehingga
PDKB dapat menikmati harga kompetitif di pasar global.
5. Cash Flow perusahaan lebih terjamin
6. Production Schedule lebih terjamin
7. Membantu usaha pemerintah dalam rangka mengembangkan program
keterkaitan antara perusahaan besar, menengah dan kecil melalui
kegiatan pola sub kontrak.
6. KEMUDAHAN EKSPOR DI KAWASAN BERIKAT
Kemudahan yang di dapatkan dalam Kawasan Berikat antara lain:
1. Pelayanan dokumen ekspor diberikan oleh petugas BC di KB termasuk
pemberian persetujuan muat sehingga barang ekspor milik PDKB di
pelabuhan muat dapat langsung dimuat di atas kapal/pesawat.
2. Barang ekspor dari KB dimungkinkan untuk konsolidasi dengan barang
ekspor lainnya sehingga dapat menghemat biaya ekspor.
3. Dengan diberikannya fasilitas perpajakan, PDKB tidak perlu mengurus
proses restitusi pajak karena pemasukan barang ke KB tidak dipungut
PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22 impor.
4. Pengiriman barang hasil olahan PDKB ke PDKB lainnya dapat
digabungkan dengan jumlah realisasi ekspor untuk dasar perhitungan
penjualan hasil olahan ke DPIL.
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 12
7. SYARAT-SYARAT FISIK PEMBENTUKAN KAWASAN BERIKAT
Syarat-syarat fisik yang dibutuhkan dalam pembentukan Kawasan Berikat
antara lain ;
1. Perusahaan berstatus PMDN, PMA, Non PMA/PMDN yang berbentuk
PT, Koperasi atau Yayasan.
2. Memiliki/menguasai kawasan yang berlokasi di kawasan industri atau
kawasan peruntukkan industri yang ditetapkan Pemda setempat.
3. Lokasi kawasan dapat langsung dimasuki dari jalam umum dan dapat
dilalui oleh kendaraan pengangkut barang, tidak berhubungan
langsung dengan bangunan lian dan mempunyai fasilitas sistem hanya
satu pintu utama untuk pemasukan dan pengeluaran barang ke/dari
Kawasan Berikat.
4. Kawasan memiliki pagar keliling yang merupakan batas pemisah yang
jelas dengan kawasan lainnya.
5. PDKB harus memiliki secara terpisah tempat pengolahan, penimbunan
bahan baku, barang jadi, dan bahan sisa serta barang rusak/busuk.
6. Menyediakan ruangan yang memadai bagi petugas Bea dan Cukai
dalam melakukan pekerjaan dan pos penjagaan di pintu utama.
7. Memasang papan nama yang dapat dibaca dan tampak jelas di depan
perusahaan.
8. BAGAIMANA MEMPEROLEH PERSETUJUAN PEMBENTUKAN KAWASAN BERIKAT
A. Persetujuan sebagai Kawasan Berikat (KB) atau Penyelanggara
Kawasan Berikat (PDKB) diberikan oleh Menkeu RI. Pengusaha cukup
mengajukan permohonan dengan menggunakan contoh seperti
lampirkan I Kep Menkeu No.291/KMK.05/1997 tanggal 26 Juni 1997
dam melampirkan ;
1. Copy Surat Persetujuan Usaha Industri, Amdal, dan persetujuan
lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait.
2. Copy Akta Pendirian PT, Koperasi atau Yayasan yang disahkan
pejabat berwenang.
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 13
3. Copy bukti kepemilikan atau penguasaan
bangunan/tempat/kawasan yang memiliki batas-batas (pagar
pemisah) yang jelas / SK domisili.
4. Copy NPWP, penetapan PKP dan SPT Tahunan PPh WP Badan
tahun terakhir.
5. Peta, denah lokasi/tempat yang akan dijadikan KB yang telah
diijinkan oleh Pemda
6. Denah, site-plan lokasi/tempat yang akan diusahakan sendiri
sebagai PDKB
7. Daftar isian seperti Lampiran IA Skep Dirjen Bea dan Cukai No.
Kep-63/BC/1997 tanggal 25 Juli 1997
8. Berita Acara Pemeriksaan Lokasi KB yang dibuat oleh Kepala
Kantor Pelayanan yang mengawasi KB (bagi pengusaha yang telah
memiliki bangunan fisik)
9. Rencana penggunaan bahan baku untuk setiap jenis hasil produksi
(konversi).
B. Persetujuan sebagai PDKB diberikan oleh Direktur Jenderal Bea dan
Cukai. Pengusaha dalam waktu 14 hari sebelum memulai kegiatan
agar mengajukan permohonan melalui PKB dengan menggunakan
contoh seperti lampiran II Kep.Menkeu No.291/KMK.05/1997 tanggal
26 Juni 1997 dan melampirkan ;
1. Copy bukti kempemilikan/penguasaan perusahaan industri di KB
dilampiri surat rekomendasi dari PKB
2. Copy Persetujuan Usaha Industri dan persetujuan lainnya yang
diperlukan dari instansi teknis terkait,
3. Copy Akte Pendirian PT, Koperasi atau Yayasan yang disahkan
pejabat berwenang
4. Copy NPWP, Penetapan PKP dan SPT Tahunan PPh WP Badan
tahun terakhir.
5. Denah, site-plan lokasi/tempat yang akan diusahakn sebagai PDKB
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 14
6. Saldo bahan baku, bahan dalam proses, barang jadi, barang modal
dan peralatan pabrik.
7. Foto/Brosur/Katalog/Contoh barang jadi hasil olahan yang akan
diproduksi di PDKB
8. Rencana penggunaan bahan baku untuk setiap jenis hasil produksi
(konversi)
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 1
Fungsi Kawasan Berikat
(Angkutan Udara & Laut)
(Angkutan Perintis Udara & Laut) ( Angkutan Besar Udara & Laut)
PDKB KOMODITAS BUYERS
SUPLIER DISTRIBUSI
HINTERLAND
- Ekspor
- Antar Pulau
- Antar Daerah di
Papua
PROSES IMPOR
- Barang Modal
- Insentif Fiskal & Bea Masuk 5% diberlakukan
- Pemeriksaan
- Penimbangan barang modal
- Pengecekan kuota
- Pengecekan Dokumen Impor
- Pengecekan Karantina
- Penampungan / Penimbunan Barang
PROSES KOMODITAS
- Pengolahan Lanjutan
- Re - Sizing
- Re – Packing
- QC (Quality Control)
-
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 2
KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK
BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 3