KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

17
KAWASAN AWASAN AWASAN AWASAN BERIKAT ERIKAT ERIKAT ERIKAT KAPET APET APET APET BIAK IAK IAK IAK BP BP BP BP KAPET KAPET KAPET KAPET BIAK BIAK BIAK BIAK 1 I. PENDAHULUAN 1 . LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi perdagangan dunia saat ini, persaingan untuk mendapatkan pasar bagi produk industri bukan minyak dan gas bumi sedemikian ketatnya. Oleh karena itu daya saing produk setiap daerah perlu ditingkatkan antara lain dengan jalan efisiensi proses produksi, peningkatan mutu barang, memperlancar arus keluar masuknya barang ke dan dari wilayah yang bersangkutan serta tersedianya sarana promosi dalam mendukung pemasarannya. Peningkatan mutu barang dan efisiensi proses produksi tersebut dapat lebih dipacu apabila persediaan bahan baku bagi kebutuhan industri dalam negeri tersedia tepat waktu dan produk yang dihasilkan belum dibebani dengan kewajiban-kewajiban kepabeanan, cukai dan perpajakan. Praktek pemberian fasilitas di bidang kepabeanan, cukai dan perpajakan terhadap berbagai produk untuk tujuan eksport hanya dapat dilaksanakan dengan membentuk suatu Tempat Penimbunan Berikat dibawah pengawasan pabean. Sebagai suatu institusi yang bergerak di bidang investasi daerah dengan melihat ketersediaan bahan baku terutama hasil bumi yang melimpah maka Badan Pengelola KAPET Biak akan memfasilitasi terbentuknya suatu embrio tempat penimbunan berikat khususnya gudang berikat pada suatu kawasan berikat di Kabupaten Biak Numfor. Sebagaimana diketahui kabupaten ini memiliki posisi yang strategis ke Pasifik Utara dan memiliki infrastruktur yang memadai antara lain, bandara bertipe internasional, jalan, kemampuan cadang listrik dan fasilitas telekomunikasi modern. Tempat Penimbunan Berikat tersebut terutama ditujukan bagi usaha pemasaran bahan baku antara lain kakao, kopi, kopra, kelapa sawit dan rumput laut kering, dimana komoditi-komoditi tersebut masih mengalami kesulitan pasar sehingga harga yang ditawarkan kepada petani lokal masih rendah. Disamping itu juga keberadaannya dimaksudkan untuk memacu munculnya industri-industri besar di Provinsi Papua yang berorientasi eksport.

description

Referensi tentang Kawasan

Transcript of KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

Page 1: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 1

I. PENDAHULUAN

1 . LATAR BELAKANG

Dalam era globalisasi perdagangan dunia saat ini, persaingan untuk

mendapatkan pasar bagi produk industri bukan minyak dan gas bumi

sedemikian ketatnya. Oleh karena itu daya saing produk setiap daerah perlu

ditingkatkan antara lain dengan jalan efisiensi proses produksi, peningkatan

mutu barang, memperlancar arus keluar masuknya barang ke dan dari

wilayah yang bersangkutan serta tersedianya sarana promosi dalam

mendukung pemasarannya.

Peningkatan mutu barang dan efisiensi proses produksi tersebut dapat

lebih dipacu apabila persediaan bahan baku bagi kebutuhan industri dalam

negeri tersedia tepat waktu dan produk yang dihasilkan belum dibebani

dengan kewajiban-kewajiban kepabeanan, cukai dan perpajakan. Praktek

pemberian fasilitas di bidang kepabeanan, cukai dan perpajakan terhadap

berbagai produk untuk tujuan eksport hanya dapat dilaksanakan dengan

membentuk suatu Tempat Penimbunan Berikat dibawah pengawasan pabean.

Sebagai suatu institusi yang bergerak di bidang investasi daerah

dengan melihat ketersediaan bahan baku terutama hasil bumi yang melimpah

maka Badan Pengelola KAPET Biak akan memfasilitasi terbentuknya suatu

embrio tempat penimbunan berikat khususnya gudang berikat pada suatu

kawasan berikat di Kabupaten Biak Numfor. Sebagaimana diketahui

kabupaten ini memiliki posisi yang strategis ke Pasifik Utara dan memiliki

infrastruktur yang memadai antara lain, bandara bertipe internasional, jalan,

kemampuan cadang listrik dan fasilitas telekomunikasi modern.

Tempat Penimbunan Berikat tersebut terutama ditujukan bagi usaha

pemasaran bahan baku antara lain kakao, kopi, kopra, kelapa sawit dan

rumput laut kering, dimana komoditi-komoditi tersebut masih mengalami

kesulitan pasar sehingga harga yang ditawarkan kepada petani lokal masih

rendah. Disamping itu juga keberadaannya dimaksudkan untuk memacu

munculnya industri-industri besar di Provinsi Papua yang berorientasi eksport.

Page 2: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 2

2. TUJUAN DAN SASARAN

• Tujuan dari program ini adalah :

1. Mempersingkat jalur distribusi komoditas unggulan daerah ke pasar

potensial,

2. Memacu terbentuknya sentra-sentra produksi dan pengumpul hasil bumi,

3. Mendorong dibukanya jalur perdagangan internasional dari Biak ke

negara-negara wilayah Pasifik,

4. Menganalisa potensi-potensi dan kendala-kendala pengembangan

Kawasan Berikat yang akan dibentuk,

• Adapun sasaran yang hendak dicapai dari pekerjaan ini adalah terjadinya

keterkaitan dan keserasian pertumbuhan antar kawasan dalam KAPET

Biak, terutama kawasan-kawasan yang berbasis industri yang mempunyai

komoditas unggulan.

Page 3: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 3

II. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN BERIKAT KAPET BIAK

1. LINGKUP KEGIATAN KAWASAN BERIKAT DI MASA MENDATANG

Keadaan ekonomi pada skala makro di kawasan Asia Pasifik telah

mengalami banyak perubahan selam 10 tahun terakhir ini. Perubahan-

perubahan tersebut disebabkan oleh suatu proses perubahan sistem ekonomi

internasional yang berpengaruh hampir di setiap negara. Pembentukan blok-

blok kerjasama ekonomi regional menjadikan kompetisi perdagangan dunia

semakin meningkat, sehingga setiap negara cenderung untuk membentuk

kerjasama ekonomi secara regional guna melindungi dan mengembangkan

ekonomi nasionalnya.

Tingkat perkembangan ekonomi di kawasan ASIA PASIFIK menunjukkan

kecenderungan yang terus meningkat, persaingan-persaingan dalam

pemasaran produk dan komoditi unggulan antar negara terjadi sangat ketat,

sehingga masing-masing negara mengembangkan strategi untuk menarik

investor baik asing maupun kemudahan-kemudahan ijin usaha serta

menyediakan infrastruktur wilayah seoptimal mungkin seperti penyediaan dan

sewa lahan yang memadai, ,ketersediaan fasilitas listrik, air , komunikasi dan

transportasi yang baik.

Dalam konteks pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Biak,

geografi Kapet Biak mempunyai letak yang sangat strategis dalam percaturan

kegiatan ekonomi regional di kawasan asia pasifik dan terletak di jalur

segitiga pertumbuhan ekonomi dunia yaitu Tokyo – Sydney – Los Angeles

serta mempunyai akses ke jaringan :

• Negara-negara Asean

• Negara-negara di pasifik selatan seperti PNG, Australia, Selandia Baru

• Negara-negara asia timur seperti Hongkong, China, Korea dan Jepang

• Negara-negara Pasifik seperti Guam, Hawai dan USA

Page 4: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 4

Potensi geografis dan aksesibilitas ke dalam jaringan perdagangan

internasional posisi Kapet Biak perlu dikembangkan dalam skala pelayanan

yang mampu menjangkau dan melayani kebutuhan-kebutuhan investasi untuk

skala internasional. Melalui pembentukan Kawasan Berikat yang memadai

diharapkan perkembangan Kapet Biak di masa yang akan datang dapat

menjadi salah satu kawasan pusat perdagangan dan kegiatan ekonomi

internasional terutama di kawasan Pasifik.

Pembentukan kawasan berikat di Kapet Biak dimasa yang akan datang

mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pengembangan kapet

secara keseluruhan, hal ini disebabkan :

• Potensi hinterland Kapet Biak mampu menopang kegiatan Kapet Biak

di masa yang akan datang

• Ketersediaan luas lahan sangat memadai

• Potensi sumberdaya alam sebagai bahan baku industri banyak tersedia

seperti bahan tambang, kehutanan dan laut

• Mempunyai akses yang besar dan jarak yang relatif pendek untuk

menjangkau pusat kegiatan ekonomi dunia terutama di Pasifik.

Berdasar dari berbagai potensi wilayah yang ada maka, fungsi dan

peran kawasan berikat di Kapet Biak di masa yang akan datang diarahkan

untuk menyediakan fasilitas kegiatan-kegiatan usaha dan investasi serta

memberikan pelyanan yang memadai, sehingga mampu menarik investor

untuk mengembangkan kegiatan usahanya di kawasan berikat Kapet Biak.

Beberapa kendala yang diahadapi dalam pengembangan kawasan

berikat Kapet Biak adalah:

• Belum terbentuknya kawasan-kawasan industri yang memadai, bagi

daya dukung pengembangan kawasan berikat di Kapet Biak

• Belum terfokusnya kegiatan-kegiatan pengembangan produk-

produk industri di Kapet Biak.

• Keterbatasan ketersediaan infrastruktur dasar, seperti fasilitas

pelabuhan cargo, ketersediaan suply energi listrik, dan air bersih,

sarana komunikasi dan jaringan transportasi

Page 5: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 5

• Belum terciptanya iklim daya tarik investasi bagi dunia usaha untuk

mengembangkan kegiatan usahanya di Kapet Biak

• Belum terciptanya sisem jaringan informasi dan promosi terhadap

produk dan potensi yang dapat dikembangkan di Kapet Biak.

2. STRATEGI PEMBENTUKAN KAWASAN BERIKAT KAPET BIAK

Pengembangan wilayah Kapet Biak mempunyai misi dan fungsi untuk

menjadikan wilayah kabupaten-kabupaten di dalam KAPET mampu

berintegrasi dan bersinergi, sehingga membentuk sistem keterkaitan yang

saling mendukung dalam pengembangan pusat-pusat kegiatan ekonomi dan

pengembangan kegiatan masyarakat secara luas.

Strategi yang diterapkan dalam pengembangan wilayah Kapet Biak adalah

dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam seoptimal mungkin sebagai

dasar pendukung pengembangan ekonomi wilayah, serta mengembangkan

kawasan berikat terpadu (Export Processing Zone) sebagai kawasan ekspor

dan prosesing bagi komoditi di sentra-sentra produksi dalam wilayah Kapet

Biak serta sebagai penyedia fasilitas dan infrastruktur kawasan untuk

pengembangan industri dan investasi industri di kawasan Asia Pasifik.

Pengembangan wilayah-wilayah hinterland di dalam kawasan Kapet Biak

diarahkan untuk :

• Menciptakan peluang-peluang baru dalam kegiatan ekonomi

• Menciptakan dukungan kelembagaan, regulasi dan infrastruktur yang

meyakinkan investor dan dunia usaha untuk berkembang

• Memfokuskan kegiatan dan pengembangan sektor dan komoditi yang

potensial dan mempunyai nilai tambah yang tinggi.

Dalam rangka mendukung pembentukan Kapet Biak sebagai kawasan

pusat ekonomi regional, maka perlu diciptakan fasilitas-fasilitas ekonomi yang

mampu menarik investasi dunia usaha. Salah satu kawasan kegiatan ekonomi

yang perlu dikembangkan adalah pembentukan kawasan berikat. Strategi

Page 6: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 6

besar (Grand Strategy) yang diterapkan dalam pembentukan kawasan berikat

di Kapet Biak adalah :

• Menciptakan kawasan berikat terpadu sebagai pintu gerbang ekspor

dan kawasan procesing bagi produk dan komoditi di wilayah Kapet Biak

• Menciptakan kawasan berikat terpadu sebagai kawasan yang menarik

bagi investor dan kegiatan bisnis

• Menciptakan kawasan berikat terpadu sebagai sentral simpul-simpul

pengembangan kegiatan ekonomi sub-sub kawasan Kapet Biak

• Menciptakan kawasan berikat terpadu yang mampu mempunyai

keunggulan daya saing (Competitive Advantage) secara regional

• Menciptakan kawasan berikat terpadu untuk memicu (trigered) Kapet

Biak sebagai kawasan pusat kegiatan ekonomi regional di Asia Pasifik.

Untuk menciptakan daya saing kawasan berikat di Kapet Biak dan

penjabaran strategi utama pembentukan kawasan berikat, maka perlu

dicptakan keunggulan-keunggulan kompetitif yang mampu menarik investor

untuk melakukan usaha di kawasan berikat, yaitu melalui :

• Penerapan Sistem Pelayanan Satu Atap (One Stop Service), yaitu

memberikan pelayanan singkat dan memberikan otoritas untuk

mengelola dan mengurus ijin dokumen ekspor-impor dan surat

perijinan investasi

• Memberikan harga sewa lahan yang competitif dan berjangka waktu

lama (Competitive Rent Trates)

• Mengintegrasikan sistem transportasi dan penanganan fasilitas dan

sarana ekspor (Integrated Transport and Cargo Handling)

• Meningkatkan kinerja infrastruktur dalam mendukung kelancaran

aksesibilitas kawasan berikat

• Mengembangkan kapasitas dan ketrampilan tenaga kerja untuk

mendukung kegiatan dan pelayanan kawasan berikat.

Page 7: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 7

III. INSTITUSI DAN REGULASI PEMBENTUKAN KAWASAN

BERIKAT

1. PENGERTIAN DASAR

Kawasan yang mendapatkan perlakuan khusus di daerah Pabean adalah

Tempat Penimbunan Berikat yang diasumsikan sebasgai ”kawasan luar

negeri”. Karena itu, barang yang keluar dari Tempat Penimbunan Berikat

ke kawasan lain yang tidak mendapat fasilitas perpajakan di Indonesia

diasumsikan barang import sehingga diberlakukan ketentuan umum di

bidang import.

Bentuk Tempat Penimbunan Berikat, antara lain kawasan berikat, gudang

berikat, Entrepot untuk tujuan pameran dan toko bebas bea. Dalam hal ini

kawasan berikat merupakan bagian dari tempat penimbunan berikat.

Kawasan Berikat dibangun untuk mendorong investasi industri yang

bertujuan untuki meningkatkan ekspor. Karena itu Kawasan Berikat harus

berada dalam kawasan industri atau kawasan yang diperuntukkan untuk

industri.

Perbedaan mendasar antara Tempat Penimbunan Berikat dan Kawasan

Berikat dapat diuraikan sebagai berikut :

Tempat penimbunan berikat adalah bangunan, tempat, atau kawasan

yang memenuhi persyaratan tertentu di dalam daerah Paben yang

digunakan untuk menimbun, mengolah, memamerkan dan atau

menyediakan barang untuk dijual dengan mendapatkan perlakuan khusus

di bidang kepabeanan cukai dan perpajakan.

Kawasan berikat adalah suatu bangunan, tempat, atau kawasan dengan

batas-batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha industri

pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun, perekayasaan,

penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas

barang dang bahan asal impor atau barang dan bahan dari dalam daerah

pabean Indonesia lainnya, yang hasilnya terutam untuk tujuan ekspor.

Page 8: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 8

2. DASAR HUKUM

Landasan hukum untuk tempat penimbunan berikat dan kawasan berikat

antara lain :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Penimbunan

Berikat jo. Peraturan pemerintah No. 43 Tahun 1997 tentang

penyempurnaan PP No. 33/1996;

2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :

291/KMK.05/1997 tanggal 26 Juni 1997 sebagaimana diubah terakhir

dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

:349/KMK.01/1999 tanggal 24 Juni 1999;

3. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai No. KEP-63/BC/1997

tanggal 25 Juli 1997.

3. PENETAPAN KELEMBAGAAN KAWASAN BERIKAT (KB)

Pengertian :

Kawasan Berikat (KB) adalah suatu bangunan/kawasan dengan batas-

batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha industri

pengolahan barang dan bahan, rancang bangun,rekayasa, penyortiran,

pemeriksaan awal/akhir, pengepakan atas barang asal impor atau lokal

yang hasilnya terutama untuk ekspor.

Penyelenggaran Kawasan Berikat (PKB) adalah badan hukum yang

memiliki, menguasai, mengolah dan menyediakan sarana/prasarana guna

keperluan pihak lain, berdasarkan persetujuan menyelenggarakan

Kawasan Berikat.

Pengusaha Di Kawasan Berikat (PDKB) adalah PT atau Koperasi yang

melaksanakan usaha industri di Kawasan Berikat.

Penetapan suatu kawasan atau tempat sebagai Kawasan Berikat (KB)

serta pemberian ijin penyelenggara KB (PKB) dilakukan melalui Keputusan

Presiden.

Kawasan berikat dibangun dalam rangka mendorong investasi industri

yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor. Bangunan Kawasan Berikat

Page 9: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 9

harus berada dalam kawasan industri atau kawasan yang diperuntukan

untuk industri. Dalam satu kawasan berikat dapat diperuntukkan untuk

lebih dari satu kegiatan/perusahan industri pengolahan (pengusaha di

kawasan berikat).

4. FASILITAS YANG DIBERIKAN

Ada beberapa fasilitas yang dapat diberikan bagi kawasan berikat/

pengelola kawasan berikat (PDKB) antara lain :

1. Penangguhan Bea Masuk, tidak dipungut PPN, PPnBM dan PPh Pasal

22 Impor atas :

a. Impor barang modal/peralatan perkantoran yang semata-mata

dipakai PKB/PKB merangkap PDKB;

b. Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan

langsung dengan kegiatan produksi PDKB;

c. Impor barang/bahan untuk diolah di PDKB

2. Pembebasan cukai atas pemasukan dari DPIL untuk diolah lebih lanjut;

3. Pembebasan bea masuk dan cukai serta tidak dipungut PPN, PPnBM

dan PPh pasal 22 Impor atas pengeluaran yang ditujukan kepada pihak

yang memperoleh fasilitas pembebasan;

4. Tidak dipungut PPN dan PPnBM atas :

a. Pemasukan BKP dari PIL untuk diolah lebih lanjut;

b. Pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lain untuk

diolah lebih lanjut;

c. Pengeluaran barang/bahan ke perusahaan industri di

DPIL/PDKB lain dalam rangka subkontrak;

d. Penyerahan kembali BKP hasil subkontrak oleh PKP di

DPIL/PDKB lain kepada PDKB asal;

e. Peminjaman mesin/peralatan pabrik dalam rangka subkontrak

kepada perusahaan industri di DPIL/PDKB lain dan

pengembaliannya ke PDKB asal

Page 10: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 10

5. Penyerahan barang hasil olahan produsen pengguna fasilitas Bapeksta

Keuangan dari DPIL untuk diolah lebih lanjut oleh PDKB diberikan

perlakuan perpajakan yang sama dengan perlakuan terhadap barang

yang diekspor.

6. Barang modal berupa mesin asal impor apabila telah melampaui jangka

waktu dua tahun sejak pengimporannya atau sejak menjadi aset

perusahaan dapat dipindahtangankan dengan tanpa kewajiban

membayar bea masuk yang terhutang;

7. PDKB yang termasuk dalam Daftar Putih dapat mempertaruhkan

jaminan berupa SSB kepada KPBC yang bersangkutan untuk

pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari PDKB yang

dipersyaratkan untuk mempertaruhkan jaminan;

8. PDKB dapat mensubkontrakkan sebagian kegiatan pengolahannya

kecuali pekerjaan pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, penyortiran

dan pengepakan kepada perusahaan industri di DPIL atau PDKB

lainnya;

9. Mesin/peralatan pabrik yang akan dipergunakan untuk menyelesaikan

pekerjaan subkontrak dapat dipinjamkan oleh PDKB kepada PDKB

lainnya atau subkontrak di DPIL untuk jangka waktu paling lama 12

(dua belas) bulan dan dapat diperpanjang untuk paling lama dua kali

12 (dua belas) bulan;

10. Pengeluaran barang jadi berupa komponen (barang yang akan

digabung dengan barang lain dalam perakitan untuk menghasilkan

barang berderajat lebih tinggi dan sifat hakikinya berbeda dari produk

semula) ke DPIL diperkenankan hingga sebesar 100% dan untuk

barang jadi lainnya sebesar 50% dari nilai realisasi ekspor atau

pengeluaran ke PDKB lainnya yang telah dilakukan.

Page 11: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 11

5. MANFAAT KAWASAN BERIKAT

Manfaat Kawasan Berikat antara lain :

1. Efisiensi waktu dengan tidak dilakukannya pemeriksaan fisik di Tempat

Penimbunan Sementara (Pelabuhan).

2. Efisiensi waktu dengan pengajuan BC.23 yang dilakukan sebelum

kapa/pesawat tiba

3. Efisiensi waktu dan biaya dengan prosedur Truck Lossing.

4. Efisiensi waktu dan fasilitas perpajakan dan kepabeanan, sehingga

PDKB dapat menikmati harga kompetitif di pasar global.

5. Cash Flow perusahaan lebih terjamin

6. Production Schedule lebih terjamin

7. Membantu usaha pemerintah dalam rangka mengembangkan program

keterkaitan antara perusahaan besar, menengah dan kecil melalui

kegiatan pola sub kontrak.

6. KEMUDAHAN EKSPOR DI KAWASAN BERIKAT

Kemudahan yang di dapatkan dalam Kawasan Berikat antara lain:

1. Pelayanan dokumen ekspor diberikan oleh petugas BC di KB termasuk

pemberian persetujuan muat sehingga barang ekspor milik PDKB di

pelabuhan muat dapat langsung dimuat di atas kapal/pesawat.

2. Barang ekspor dari KB dimungkinkan untuk konsolidasi dengan barang

ekspor lainnya sehingga dapat menghemat biaya ekspor.

3. Dengan diberikannya fasilitas perpajakan, PDKB tidak perlu mengurus

proses restitusi pajak karena pemasukan barang ke KB tidak dipungut

PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22 impor.

4. Pengiriman barang hasil olahan PDKB ke PDKB lainnya dapat

digabungkan dengan jumlah realisasi ekspor untuk dasar perhitungan

penjualan hasil olahan ke DPIL.

Page 12: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 12

7. SYARAT-SYARAT FISIK PEMBENTUKAN KAWASAN BERIKAT

Syarat-syarat fisik yang dibutuhkan dalam pembentukan Kawasan Berikat

antara lain ;

1. Perusahaan berstatus PMDN, PMA, Non PMA/PMDN yang berbentuk

PT, Koperasi atau Yayasan.

2. Memiliki/menguasai kawasan yang berlokasi di kawasan industri atau

kawasan peruntukkan industri yang ditetapkan Pemda setempat.

3. Lokasi kawasan dapat langsung dimasuki dari jalam umum dan dapat

dilalui oleh kendaraan pengangkut barang, tidak berhubungan

langsung dengan bangunan lian dan mempunyai fasilitas sistem hanya

satu pintu utama untuk pemasukan dan pengeluaran barang ke/dari

Kawasan Berikat.

4. Kawasan memiliki pagar keliling yang merupakan batas pemisah yang

jelas dengan kawasan lainnya.

5. PDKB harus memiliki secara terpisah tempat pengolahan, penimbunan

bahan baku, barang jadi, dan bahan sisa serta barang rusak/busuk.

6. Menyediakan ruangan yang memadai bagi petugas Bea dan Cukai

dalam melakukan pekerjaan dan pos penjagaan di pintu utama.

7. Memasang papan nama yang dapat dibaca dan tampak jelas di depan

perusahaan.

8. BAGAIMANA MEMPEROLEH PERSETUJUAN PEMBENTUKAN KAWASAN BERIKAT

A. Persetujuan sebagai Kawasan Berikat (KB) atau Penyelanggara

Kawasan Berikat (PDKB) diberikan oleh Menkeu RI. Pengusaha cukup

mengajukan permohonan dengan menggunakan contoh seperti

lampirkan I Kep Menkeu No.291/KMK.05/1997 tanggal 26 Juni 1997

dam melampirkan ;

1. Copy Surat Persetujuan Usaha Industri, Amdal, dan persetujuan

lainnya yang diperlukan dari instansi teknis terkait.

2. Copy Akta Pendirian PT, Koperasi atau Yayasan yang disahkan

pejabat berwenang.

Page 13: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 13

3. Copy bukti kepemilikan atau penguasaan

bangunan/tempat/kawasan yang memiliki batas-batas (pagar

pemisah) yang jelas / SK domisili.

4. Copy NPWP, penetapan PKP dan SPT Tahunan PPh WP Badan

tahun terakhir.

5. Peta, denah lokasi/tempat yang akan dijadikan KB yang telah

diijinkan oleh Pemda

6. Denah, site-plan lokasi/tempat yang akan diusahakan sendiri

sebagai PDKB

7. Daftar isian seperti Lampiran IA Skep Dirjen Bea dan Cukai No.

Kep-63/BC/1997 tanggal 25 Juli 1997

8. Berita Acara Pemeriksaan Lokasi KB yang dibuat oleh Kepala

Kantor Pelayanan yang mengawasi KB (bagi pengusaha yang telah

memiliki bangunan fisik)

9. Rencana penggunaan bahan baku untuk setiap jenis hasil produksi

(konversi).

B. Persetujuan sebagai PDKB diberikan oleh Direktur Jenderal Bea dan

Cukai. Pengusaha dalam waktu 14 hari sebelum memulai kegiatan

agar mengajukan permohonan melalui PKB dengan menggunakan

contoh seperti lampiran II Kep.Menkeu No.291/KMK.05/1997 tanggal

26 Juni 1997 dan melampirkan ;

1. Copy bukti kempemilikan/penguasaan perusahaan industri di KB

dilampiri surat rekomendasi dari PKB

2. Copy Persetujuan Usaha Industri dan persetujuan lainnya yang

diperlukan dari instansi teknis terkait,

3. Copy Akte Pendirian PT, Koperasi atau Yayasan yang disahkan

pejabat berwenang

4. Copy NPWP, Penetapan PKP dan SPT Tahunan PPh WP Badan

tahun terakhir.

5. Denah, site-plan lokasi/tempat yang akan diusahakn sebagai PDKB

Page 14: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 14

6. Saldo bahan baku, bahan dalam proses, barang jadi, barang modal

dan peralatan pabrik.

7. Foto/Brosur/Katalog/Contoh barang jadi hasil olahan yang akan

diproduksi di PDKB

8. Rencana penggunaan bahan baku untuk setiap jenis hasil produksi

(konversi)

Page 15: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 1

Fungsi Kawasan Berikat

(Angkutan Udara & Laut)

(Angkutan Perintis Udara & Laut) ( Angkutan Besar Udara & Laut)

PDKB KOMODITAS BUYERS

SUPLIER DISTRIBUSI

HINTERLAND

- Ekspor

- Antar Pulau

- Antar Daerah di

Papua

PROSES IMPOR

- Barang Modal

- Insentif Fiskal & Bea Masuk 5% diberlakukan

- Pemeriksaan

- Penimbangan barang modal

- Pengecekan kuota

- Pengecekan Dokumen Impor

- Pengecekan Karantina

- Penampungan / Penimbunan Barang

PROSES KOMODITAS

- Pengolahan Lanjutan

- Re - Sizing

- Re – Packing

- QC (Quality Control)

-

Page 16: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 2

Page 17: KAJIAN_KAWASAN_BERIKAT

KKKKAWASANAWASANAWASANAWASAN BBBBERIKATERIKATERIKATERIKAT KKKKAPETAPETAPETAPET BBBBIAKIAKIAKIAK

BPBPBPBP KAPETKAPETKAPETKAPET BIAKBIAKBIAKBIAK 3