KAJIAN YURIDIS PERMENDIKBUD_84_2013

10
KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERMENDIKBUD NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG PENGANGKATAN DOSEN TETAP NON PNS PADA PTN DAN DOSEN TETAP PADA PTS 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi tidak mengenal istilah dosen tetap non PNS, yang ada adalah dosen tetap PTN atau dosen tetap PTS. Oleh karena itu adalah kurang tepat jika Permendikbud ini mendasarkan dirinya pada Pasal 71 ayat (4) Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 sebagaimana disebutkan dalam konsiderannya. 2. Pada prinsipnya Permendikbud ini dimaksudkan untuk semua pengangkatan dosen tetap non PNS di PTN maupun dosen tetap di PTS, khususnya pengangkatan dosen tetap non PNS yang ditempatkan oleh Dikti yang berasal dari lulusan Beasiswa Unggulan (BU). 3. Oleh karena itu, akan menjadi suatu kesulitan ketika permendikbud ini diterapkan untuk UBT yang notabene adalah PTN Baru (yang dulunya PTS) dengan mayoritas dosennya adalah non PNS yang bukan berasal dari lulusan BU. 4. Beberapa kesulitan tersebut dapat dilihat pada penerapan pasal-pasal berikut : a. Pasal 2 ayat (2) yang berbunyi : (2) Setiap orang yang akan diangkat menjadi dosen tetap non PNS dan dosen tetap PTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengikuti proses seleksi. (3) Pengangkatan dan penempatan dosen tetap non PNS oleh pemimpin perguruan tinggi negeri dilakukan sesuai ketentuan pearturan perundang-undangan. 1

Transcript of KAJIAN YURIDIS PERMENDIKBUD_84_2013

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERMENDIKBUD NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG PENGANGKATAN DOSEN TETAP NON PNS PADA PTN DAN DOSEN TETAP PADA PTS1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi tidak mengenal istilah dosen tetap non PNS, yang ada adalah dosen tetap PTN atau dosen tetap PTS. Oleh karena itu adalah kurang tepat jika Permendikbud ini mendasarkan dirinya pada Pasal 71 ayat (4) Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 sebagaimana disebutkan dalam konsiderannya. 2. Pada prinsipnya Permendikbud ini dimaksudkan untuk semua pengangkatan dosen tetap non PNS di PTN maupun dosen tetap di PTS, khususnya pengangkatan dosen tetap non PNS yang ditempatkan oleh Dikti yang berasal dari lulusan Beasiswa Unggulan (BU). 3. Oleh karena itu, akan menjadi suatu kesulitan ketika permendikbud ini diterapkan untuk UBT yang notabene adalah PTN Baru (yang dulunya PTS) dengan mayoritas dosennya adalah non PNS yang bukan berasal dari lulusan BU. 4. Beberapa kesulitan tersebut dapat dilihat pada penerapan pasal-pasal berikut :a. Pasal 2 ayat (2) yang berbunyi :(2) Setiap orang yang akan diangkat menjadi dosen tetap non PNS dan dosen tetap PTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengikuti proses seleksi.(3) Pengangkatan dan penempatan dosen tetap non PNS oleh pemimpin perguruan tinggi negeri dilakukan sesuai ketentuan pearturan perundang-undangan. Pertanyaan :(i) Mayoritas dosen Non PNS UBT telah mengabdi sejak UBT didirikan pada tahun 2000, Apakah mereka ini harus tetap melalui proses seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) Permendikbud ini ?(ii) Siapa yang berwenang menyelenggarakan seleksi tersebut ? Perguruan Tinggi yang bersangkutan atau Kemdikbud ? (Mohon dilihat surat Direktur Diktendik No. 1270/E4.2/2013 tanpa tanggal, perihal Penempatan Peserta Program BU Sebagai Calon Dosen Tetap Non PNS)

b. Pasal 4 yang berbunyi :Perguruan Tinggi dapat melakukan pengangkatan dosen tetap non PNS atau dosen tetap PTS apabila :1. Berdasarkan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) nisbah dosen dengan mahasiswa suatu program studi pada Perguruan Tinggi tersebut belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT); dan2. Disetujui oleh Direktur Jenderal. Permasalahan : (i) Pasal ini memberikan kewenangan yang sangat besar kepada Dirjen, karena tidak hanya memberikan persetujuan pada pengangkatan dosen tetap non PNS di PTN tetapi juga dosen tetap di PTS. Padahal diketahui PTS merupakan perguruan tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan masyarakat, yang memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan Tridharma baik akademik maupun non akademik, sesuai dengan dasar dan tujuan serta kemampuan perguruan tinggi (Pasal 1 angka 8 jo. Pasal 62 ayat (1) dan (2) jo. Pasal 64 jo. Pasal 66 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 jo Pasal 8 ayat (1) Kepmendiknas Nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi)(ii) Konsekuensi dari kewenangan Dirjen dalam memberikan persetujuan pengangkatan dosen tetap non PNS di PTN dan dosen tetap di PTS (ayat (2)) adalah kewajiban Menteri c.q Ditjen untuk melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi kepada dosen-dosen tersebut, termasuk pula kewajiban untuk menganggarkan segala biaya yang timbul akibat pengangkatan tersebut. c. Pasal 7 yang berbunyi :(1) Pemerintah menerbitkan Nomor Induk Dosen Nasional untuk dosen tetap non PNS dan dosen tetap PTS yang telah lolos seleksi perguruan tinggi dan memenuhi kriteria yang ditetapkan Direktorat Jenderal. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dosen tetap non PNS dan dosen tetap PTS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh Direktur Jenderal.

Pertanyaan : (i) Ketentuan dan kriteria apakah yang dimaksud dalam Pasal 7 ini ? Apakah kriteria untuk mendapatkan NIDN atau kriteria pengangkatan dosen tetap non PNS ?(ii) Dari 193 dosen UBT, sekitar 83% dosen non PNS UBT telah memiliki NIDN, dan sebagian pula telah memiliki sertifikat pendidik, apakah mereka tetap wajib melalui mekanisme dan memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam pasal ini ?

d. Pasal 9 yang berbunyi :(1) Hak dosen tetap non PNS dan dosen tetap PTS :a. Memperoleh penghasilan yang layak di atas kebutuhan hidup minimum.Pertanyaan : (i) Standar penghasilan yang layak untuk dosen tetap non PNS di UBT apakah dapat diartikan sesuai ketentuan standar penghasilan yang diterima oleh dosen tetap PNS ? Bagaimana menentukan besarannya? Karena dosen tetap non PNS pasti tidak memiliki pangkat/jabatan/ruang.(ii) Apakah penghasilan yang layak di atas kebutuhan hidup minimum dimaksud adalah pengahsilan di atas ketentuan UMP (Upah Minimum Propinsi) atau UMK (Upah Minimum Kota) ? b. Mendapat jaminan hari tua dan jaminan kesehatan. Pertanyaan : (i) Apakah ketentuan pemberian jaminan hari tua dan jaminan kesehatan bagi dosen PNS berlaku juga untuk dosen non PNS ?(ii) Apakah Pemerintah memberikan subsidi dalam pemberian jaminan hari tua dan jaminan kesehatan bagi dosen non PNS ?(iii) Apakah ada pembedaan dalam pelaksanaan pemberian jaminan hari tua dan jaminan kesehatan bagi dosen non PNS terkait besaran jaminan hari tua, fasilitas kesehatan, dll ?c. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

Pertanyaan : (i) Apakah promosi ini termasuk hak untuk menduduki dalam jabatan struktural, baik tingkat Fakultas maupun Universitas, misalnya Rektor, Dekan, ketua lembaga, dsb ?(ii) Apakah promosi ini termasuk pula promosi untuk menjadi Guru Besar ?d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber belajardst.Pertanyaan :(i) Bagaimana syarat, mekanisme dan ketentuan bagi dosen tetap non PNS yang akan melanjutkan pendidikan (S2 atau S3) ? Apakah sama dengan syarat dan ketentuan bagi dosen tetap PNS ?(ii) Apakah dosen non PNS yang melanjutkan studi tetap memperoleh hak-hak sebagaimana ketentuan Pasal 11 Permendikbud ini ?(iii) Bagaimana ketentuan bagi dosen tetap non PNS yang menjadi pejabat Negara atau pejabat dalam pemerintahan daerah, misalnya menjadi anggota DPRD, ketua atau anggota KPU, Panwaslu, dll ?(iv) Bagaimana ketentuan bagi dosen tetap non PNS yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, kepala daerah, dsb ?

e. Pasal 10 yang berbunyi :(1) Dosen tetap non PNS membuat perjanjian kerja dengan pemimpin PTN atau badan penyelenggara PTS sesuai kewenangan masing-masing.(2) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat antara lain :a. Identitas para pihak;b. Hak dan kewajiban para pihak;c. Mekanisme penilaian kinerja;d. Dst.(3) Perjanjian kerja dibuat untuk kurun waktu paling sedikit 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang sampai batas usia pensiun dosen tetap non PNS.Pertanyaan :(i) Apakah ada standar format dan isi perjanjian kerja antara dosen tetap non PNS dengan Pemimpin PTN ?(ii) Siapa yang berwenang menetapkan perpanjangan masa perjanjian kerja dosen tetap non PNS ? Rektor atau Dirjen ? Berapa tahun minimal perpanjangan masa kerja ? (iii) Apa standar dari dapat tidaknya perjanjian kerja antara dosen tetap non PNS dengan pemimpin PTN dapat diperpanjang ?f. Pasal 11 yang berbunyi :(1) Dosen tetap non PNS dan dosen tetap PTS mendapat :a. Gaji pokok;b. Penghasilan yang melekat pada gaji;c. Penghasilan lain;d. Jaminan kesejahteraan sosial; dan e. Maslahat tambahan.Permasalahan :(i) Segala biaya yang timbul karena pengangkatan dosen tetap non PNS ini bersumber dari PTN/PTS yang mengangkat (Pasal 71 ayat (2) Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 dan Penjelasannya).(ii) Kecuali maslahat tambahan bagi dosen yang berbentuk dana diberikan oleh Pemerintah melalui APBN, dan Pemerintah daerah dapat membantu melalui APBD (Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen). Siapa yang berwenang menetapkan maslahat tambahan bagi dosen non PNS ? Rektor atau Dirjen ?(iii) Bagaimana ketentuan dan prosedur bantuan maslahat tambahan dari pemerintah dan pemerintah daerah bagi dosen tetap non PNS ?(iv) Jika setiap dosen non PNS di UBT ( 163 orang) kemudian diangkat menjadi dosen tetap non PNS, dari mana sumber pembiayaannya ? Karena keuangan UBT saat ini sangat bergantung pada PNBP.(v) Apabila merujuk kepada ketentuan Pasal 4 Permendikbud ini, yang menyatakan bahwa setiap pengangkatan dosen tetap non PNS di PTN harus mendapat persetujuan Dirjen, maka segala biaya yang timbul akibat pengangkatan tersebut harusnya dapat dianggarkan oleh Dirjen dalam APBN. Apakah Menteri c.q Direktorat Jenderal telah mempersiapkan pembiayaannya ?(vi) Apakah penghasilan yang melekat pada gaji dimaksud adalah tunjangan istri/suami, tunjangan anak, dll ? Bagaimana ketentuan besarannya ?5. Berdasarkan kajian tersebut di atas, maka disarankan untuk :a. Menerbitkan Permendikbud yang khusus tentang pengangkatan dosen tetap non PNS di PTN Baru yang memiliki jumlah dosen non PNS yang besar.b. Mendikbud harus membuat kebijakan yang mendukung pengangkatan dosen tetap non PNS di PTN Baru (seperti UBT) terutama yang terkait dengan penganggaran. 6. Sebagai bahan masukan : Terdapat Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 2 ayat (2) jo. Pasal 4 ayat (1) jo Pasal 5 Permendikbud Nomor 84 Tahun 2013 terkait penempatan 31 (tigapuluh satu) dosen tetap non PNS di UBT melalui surat Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Nomor 1270/E4.2/2013 tanpa tanggal, perihal Penempatan Peserta Program BU Sebagai Calon Dosen Tetap Non PNS. Hal ini dapat dilihat dari isi surat Direktur Diktendik tersebut pada poin 1 yang menyebutkan bahwa terhitung mulai tanggal 1 September 2013 dan diangkat sebagai dosen tetap non PNS di lingkungan Kemdikbud Tahun Anggaran 2013. Pelanggaran tersebut adalah : a. Ketentuan Pasal 2 ayat (2) Permendikbud ini menyebutkan : Setiap orang yang akan diangkat menjadi dosen tetap non PNS dan dosen tetap PTS harus mengikuti proses seleksi. Selanjutnya dalam ayat (3) disebutkan Pengangkatan dan penempatan dosen tetap non PNS oleh pemimpin perguruan tinggi negeri dilakukan sesuai ketentuan pearturan perundang-undangan.Kedua ketentuan ini memberikan kewenangan kepada PT c.q. Rektor dalam proses seleksi, pengangkatan dan penempatan dosen tetap non PNS. b. Ketentuan Pasal 5 berbunyi : Tata cara pengangkatan dosen tetap non PNS : 1) PTN menyusun kebutuhan dosen tetap non PNS;2) PTN mengusulkan kebutuhan dosen tetap kepada Direktur Jenderal;3) Direktur Jenderal melakukan verifikasi dan validasi kebutuhan dosen tetap non PNS;4) Dst.Dari surat Direktur Diktendik tersebut dapat pahami bahwa prosedur ini tidak dilakukan. Hal ini dipertegas dalam poin 4 surat Direktur Diktendik tersebut yang menyebutkan bahwa Sehubungan poin 2 dan 3 (poin 2 tentang rencana penempatan calon dosen dilihat pada lampiran, dan poin 3 tentang PT yang mendapat tugas untuk membuka Prodi baru/mandat) kepada perguruan tinggi penerima calon dosen untuk mencermati rencana penempatan/penawaran oleh Ditjen Dikti yang disesuaikan dengan kebutuhan PT yang bersangkutan.7