KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan...

63
KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA Penulisan Hukum (skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh: DIAN PUSPITANINGRUM E 0 0 0 5 137 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan...

Page 1: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK

PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH

UMUR DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

Penulisan Hukum

(skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih

Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

DIAN PUSPITANINGRUM

E 0 0 0 5 137

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

HALAMAN PERSETUJUAN

Penulisan Hukum (Skripsi)

KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA

PENCURIAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

Disusun oleh:

Dian Puspitaningrum

NIM E0005137

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

R. Ginting, S.H.,M.H. Siti Warsini, S.H., M.H.

NIP. 131 411 015 NIP. 130 814 587

Page 3: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

HALAMAN PENGESAHAN

Penulisan Hukum (Skripsi)

KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA

PENCURIAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

Disusun oleh:

Dian Puspitaningrum

NIM E0005137

Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Senin

Tanggal : 13 Juli 209

TIM PENGUJI

(1) Budi Setiyanto, S.H.MH : (Ketua)

(2) Siti Warsini, S.H., M.H. : (Sekretaris)

(3) R.Ginting, S.H.,M.H. : (Anggota)

Mengetahui :

Dekan

(Moh. Jamin, S.H., M.Hum.) N I P. 1 3 1 5 7 0 1 5 4

Page 4: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

MOTTO

Pemimpin besar tidak lahir dari orang-orang yang besar, mereka terlahir karena

memiliki jiwa-jiwa yang besar

(Penulis)

Seorang pemimpin tidak pernah berhenti belajar, sebab berhenti belajar hanya

menghasilkan orang yang merasa sempurna.

(Penulis)

sesungguhnya Allah tidak merubah suatu kaum sehingga mereka mengubah

keadaan yang ada pada diri mereka diri sendiri.

(QS: Ar-Ra’d: 11)

Jika engkau telah melakukan kesalahan maka cobalah belajar dari kesalahan itu,

kemudian tinggalkanlah kesalahan itu setelah mengambil pelajarannya.

Jangan melakukan kesalahan yang sama!!!

Percayalah bahwa kebahagiaan adalah seperti mawar yang ditanam, tidak

langsung berbunga (begitu ditanam), tapi ia pasti akan tumbuh.

(Penulis)

Page 5: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini Penulis persembahkan kepada :

1. Allah S.W.T

2. Bapak dan Ibu tersayang

3. Adik kembar (Anggoro & Nugroho)

4. Sahabat-sahabat

Page 6: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat, taufiq

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum

(Skripsi) dengan lancar. Shalawat serta salam tercurah kepada uswatun khasanah

kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak lepas dari rahmat-Nyalah, penulis mampu

menyelesaiakan Penulisan Hukum (Skripsi) yang berjudul " KAJIAN YURIDIS

PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG

DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR DI PENGADILAN NEGERI

SURAKARTA".

Selama Penulis mengerjakan Penulisan Hukum ini, Penulis menerima

banyak sekali bantuan dan dukungan dari banyak pihak, oleh karena itu Penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dan

kesempatan kepada Penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.

2. Bapak R. Ginting S.H., M.H., dan Ibu Siti Warsini S.H., M.H.,. selaku

pembimbing skripsi yang telah dengan kesabaran membimbing penulis dan

memberi banyak masukan pada Penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

3. Bapak Lego Karjoko, S.H., M.H.,. selaku pembimbing akademik yang telah

dengan kesabaran memberi bimbingan dan motivasi selama menempuh

pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Seluruh pihak di Pengadilan Negeri Surakarta yang telah memberikan

bantuan kepada penulis dalam memperoleh data guna penyusunan penulisan

hukum ini.

5. Bapak dan Ibu tersayang, yang selalu memberikan kasih sayang dan doa-doa

tulus bagi putera dan puterinya. Terima kasih atas perhatian, kepercayaan,

dan pelajaran akan arti kehidupan.

Page 7: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

6. Adik-adik kembar (Anggoro & Nugroho). Yang selalu memberikan

dukungan dan masukan dalam memandang suatu masalah. Terima kasih

untuk keceriannya selama ini

7. Teman-teman seperjuangan di FOSMI FH 2005: Wiwiek, Farin, Aisyah,

Nunik, Mita, dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Terima

kasih untuk ukhuwahnya selama ini.

8. Sahabatku Andhyn, Tanty, Anas, Fitri, Nana, Dina, Recca, Asrini. Terima

kasih atas pertemanan selama ini.

9. Mustika Sari Crew: linggar, Adel, Via, Titis, Rani, Revi, Tisa. Dan mbak-

mbak kos MS old Crew: Mb Ida, Mb Galuh, Mb Riska, Mb. Setyo, Mb

Andini. Terima kasih untuk kenangan yang tak bisa dilupakan.

10. Teman-teman di Fakultas Hukum kakak tingkat, adek tingkat dan teman-

teman seangkatan. Terimakasih semuanya.

11. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat Penulis sebutkan

satu-persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga karya yang sederhana ini bisa

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Surakarta, Juni 2009

Penulis

Page 8: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………....

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………….

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..

HALAMAN MOTTO……………………………………………………..

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………..

KATA PENGANTAR…………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………

ABSTRAK………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………….....................

B. Perumusan Masalah…………………………………...

C. Tujuan Penelitian……………………………………...

D. Manfaat Penelitian…………………………………….

E. Metode Penelitian……………………………..............

F. Sistematika Penulisan Hukum………………………...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori………………………………………..

a. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana

Pencurian……………...…………………………

b. Tinjauan Umum Tentang Anak Dibawah Umur…..

c. Tinjauan Umum Tentang Pemidanaan ....................

B. Kerangka Pemikiran…………………………………...

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan…………………………………………........

B. Saran…………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

ABSTRAK

DIAN PUSPITANINGRUM, E0005137, KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN

TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN ANAK

DI BAWAH UMUR DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA. Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai pengaturan tindak

pidana pencurian yang dilakukan anak dibawah umur dalam KUHP dan mengenai

kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan anak

dibawah umur di Pengadilan Negeri Surakarta.

Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif sosiologis. Lokasi

penelitian berada di Pengadilan Negeri Surakarta dan Perpustakaan Fakultas

Hukum UNS. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan.

Studi kepustakaan yang digunakan berupa buku-buku, peraturan perundang-

undangan, karangan ilmiah, dokumen-dokumen, makalah. Sedangkan studi

lapangannya menggunakan putusan hakim yang diperoleh dari Pengadilan Negeri

Surakarta. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif, yaitu dengan

mengumpulkan data, mengkualifikasikan, kemudian menghubungkan teori yang

berhubungan dengan masalah dan menarik kesimpulan untuk menentukan hasil.

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa pengaturan tindak pidana

pencurian yang dilakukan oleh anak di bawah umur dalam KUHP yaitu terhadap

anak yang melakukan perbuatan melanggar hukum sebelum umur 16 (enam belas )

tahun, sanksi yang dikenakan adalah dikembalikan kepada orang tua atau dapat

diserahkan kepada pemerintah. Akan tetapi apabila perbuatan yang dilakukan

merupakan bentuk kejahatan atau pelanggaran maka putusannya menjadi tetap

atau menjatuhkan pidana. Peraturan tersebut sudah tidak berlaku lagi karena

terdapat peraturan baru mengenai pengaturan terhadap anak yang melakukan

tindak pidana, disebutkan dalam Pasal 4 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No.3

tahun 1997 yaitu batas umur anak nakal yang dapat diajukan ke sidang anak adalah

sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan

belas) tahun dan belum pernah kawin dan saat diajukan ke sidang pengadilan

anakyang bersangkutan melampaui batas umur tersebut tetapi belum mencapai 21

(dua puluh satu) tahun akan tetap diajukan ke sidang pengadilan anak.

Page 10: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

Pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan anak di

bawah umur di Pengadilan Negeri Surakarta sudah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yaitu KUHP dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997

tentang Pengadilan Anak. Terutama dalam hal penjatuhan pidana pencurian masih

jauh dari maksimal pidana yang dapat dijatuhkan, hal ini sesuai dengan Pasal 26

ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. Dalam

menentukan berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan, undang-undang

memberikan kebebasan bagi hakim untuk menentukan berat ringanya pidana yang

akan dijatuhkan antara minimal dan maksimal pidana yang terdapat dalam pasal

yang bersangkutan.

Page 11: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Penegakan hukum merupakan

salah satu usaha penting dalam menciptakan tata tertib ketentraman dalam

masyarakat, baik yang bersifat preventif maupun represif setelah terjadinya

pelanggaran hukum. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya Undang-

Undang yang menjadi dasar hukum yang sesuai dengan falsafah negara dan

pandangan hidup bangsa kita. Dengan demikian diharapkan adanya kesatuan

gerak, langkah dan pandangan dalam rangka penegakan hukum, sehingga

dicapai sasaran semaksimal mungkin.

Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan

penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sebagai sumber daya manusia bagi

pembangunan nasional, dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan mampu memimpin serta melihat kesatuan dan persatuan

bangsa dalam wadah kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-

Undang Dasar 1945.

Kenakalan anak tetap merupakan persoalan yang aktual, hampir disemua

negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Perhatian terhadap masalah

tersebut telah banyak dicurahkan pemikiran, baik dalam bentuk diskusi-diskusi

maupun dalam seminar-seminar yang telah diadakan oleh organisasi-organisasi

atau instansi-instansi pemerintah yang erat hubungannya dengan masalah ini.

Proses pembinaan anak dapat dimulai dalam suatu kehidupan keluarga yang

damai dan sejahtera lahir dan batin. Pada dasarnya kesejahteraan anak tidak

sama, tergantung dari tingkat kesejahteraan orang tua mereka. Di Indonesia

masih banyak dijumpai anak yang tinggal di daerah kumuh dan diantaranya

harus berjuang mencari nafkah untuk membantu keluarga. Kemiskinan,

Page 12: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

pendidikan yang rendah, keluarga yang berantakan dan lingkungan pergaulan

akan mempengaruhi kehidupan atau pertumbuhan seorang anak

(http://www.bawean.net/2008/10/pengadilan-anak.html, 15 April 2009, pukul

13.45 WIB).

Dan hal tersebut diatas merupakan dasar yang melatar belakangi seorang

anak untuk melakukan tindak pidana atau kejahatan. Salah satu contohnya

adalah tindak pidana pencurian yang akhir-akhir ini banyak terjadi, dan yang

menjadi pelaku pencurian tersebut adalah anak. Untuk menghadapi dan

menanggulangi berbagai perbuatan dan tingkah laku anak nakal, perlu

dipertimbangkan kedudukan anak dengan segala ciri dan sifatnya yang khas.

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan

belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Dalam kaitannya dengan anak yang melakukan tindak pidana, bahwa

anak sebagai pelaku adalah anak yang disangka, didakwa, atau dinyatakan

terbukti bersalah melanggar hukum, dan memerlukan perlindungan (Apong

Herlina, 2004:17).

Menurut Undang-Undang Pengadilan Anak, yang dimaksud dengan anak

nakal dalam Pasal 1 angka 2 mempunyai dua pengertian, yaitu:

1. Anak yang melakukan tindak pidana;

2. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak.

Terhadap anak yang melakukan tindak pidana ini juga dikenai sanksi pidana.

Berbicara mengenai pemidanaan terhadap anak sering menimbulkan

perdebatan yang ramai dan panjang, karena masalah tersebut mempunyai

konsekuensi yang sangat luas baik menyangkut diri pelaku maupun

masyarakat. Pemidanaan itu mempunyai akibat negatif bagi yang dikenai

pidana. Sehingga dalam penjatuhan pidana terhadap anak hakim harus

menggunakan dasar pertimbangan yang rasional sehingga dapat dipertanggung

jawabkan.

Menjatuhkan pidana terhadap anak dianggap tidak bijak. Akan tetapi juga

ada yang beranggapan bahwa pemidanaan terhadap anak tetap penting

Page 13: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

dilakukan, agar sikap buruk anak tidak terus menjadi permanen sampai ia

dewasa. Dan dalam praktek peradilan anak-anak di lapangan hukum pidana,

anak-anak diperlakukan sebagai “orang dewasa kecil”, sehingga seluruh proses

perkaranya kecuali di Lembaga Pemasyarakatan dilakukan sama dengan

perkara orang dewasa. Perlakuan yang berbeda hanya pada waktu pemeriksaan

di sidang pengadilan, yaitu sesuai dengan Pasal 153 ayat (3) KUHAP bahwa

sidang untuk perkara anak dilakukan secara tertutup dan petugasnya (hakim

dan jaksa) tidak memakai toga. Hal itu terkait dengan kepentingan fisik, mental

dan sosial anak yang bersangkutan.

Selain Pasal 153 ayat (3) KUHAP, pemeriksaan perkara anak juga diatur

dalam Pasal 42 ayat (3) Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan

anak, yang menyatakan proses penyidikan terhadap perkara anak nakal wajib

dirahasiakan. Sehingga semua tindakan penyidik dalam rangka penyidikan

anak wajib dirahasiakan, dan tanpa ada kecualinya.

Di dalam praktek, hukuman yang dijatuhkan kepada anak yang

melakukan tindak pidana pencurian, lebih ringan dibandingkan dengan

hukuman pencurian untuk orang dewasa. Hal ini sudah sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang hanya menentukan pidana bagi anak

adalah ½ (satu per dua) atau setengah dari hukuman orang dewasa. Hukuman

ini dianggap sudah cukup sebagai bentuk pendidikan bagi anak agar tidak

mengulang lagi perbuatan yang sama dikemudian hari, dan tetap dapat

berkembang sebagaimana anak-anak lain seusianya. Karena bagaimanapun

anak-anak adalah masa depan suatu bangsa, sehingga dalam pengambilan

keputusan hakim harus yakin benar bahwa keputusan yang diambil akan dapat

menjadi satu dasar yang kuat untuk mengembalikan dan mengatur anak

menuju masa depan yang baik untuk mengembangkan dirinya sebagai warga

masyarakat yang bertanggung jawab bagi kehidupan bangsa

(http://bengkuluutara.wordpress.com/2008/05/30/pidana-anak-uu-no-3-tahun-

1997/pengadilan-anak.html, 15 April 2009, pukul 14.00 WIB).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih

dalam dan menyajikannya dalam bentuk skripsi dengan judul:

Page 14: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

“KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA

PENCURIAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR DI

PENGADILAN NEGERI SURAKARTA”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaturan tindak pidana yang dilakukan oleh anak

dibawah umur dalam KUHP dan Undang-Undang No. 3 Tahun 1997?

2. Bagaimanakah kajian yuridis pemidanaan yang dilakukan oleh hakim

terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan anak dibawah umur di

Pengadilan Negeri Surakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

1997 tentang Pengadilan Anak?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dinyatakan sebelumnya,

sehingga untuk mengarahkan suatu penelitian diperlukan adanya tujuan dari

suatu penelitian. Tujuan penelitian dikemukakan secara deklaratif dan

merupakan pernyataan-pernyataan yang hendak dicapai dalam penelitian

tersebut (Soerjono Soekanto, 2006: 118-119).

Tujuan yang dikenal dalam suatu penelitian ada dua macam, yaitu: tujuan

objektif dan tujuan subjektif. Dalam penelitian ini, tujuan objektif dan subjektif

adalah:

1. Tujuan Objektif

a. Mengetahui pengaturan tindak pidana yang dilakukan oleh anak

dibawah umur dalam KUHP dan Undang-Undang No.3 Tahun

1997.

b. Mengetahui kajian yuridis pemidanaan yang dilakukan oleh hakim

terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan anak dibawah

Page 15: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

umur di Pengadilan Negeri Surakarta berdasarkan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

2. Tujuan Subjektif

a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam mengkaji

masalah dibidang hukum pidana khususnya mengenai pemidanaan

terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan anak dibawah

umur.

b. Melengkapi syarat akademis guna memperoleh gelar sarjana di

bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

c. Menerapkan ilmu dan teori-teori ilmu hukum yang telah penulis

peroleh.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

penulis sendiri maupun bagi masyarakat umum. Adapun manfaat yang

diharapkan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran

bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya serta hukum pidana

pada khususnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan

literatur dalam kepustakaan tentang pemidanaan terhadap tindak pidana

pencurian yang dilakukan anak dibawah umur.

c. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi penelitian-

penelitian sejenis.

2. Manfaat Praktis

Page 16: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

a. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan masukan pada

penelitian berikutnya.

b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang hukum sebagai

bekal untuk terjun ke dalam masyarakat nantinya.

E. Metode Penelitian

Metodologi merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada didalam

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Istilah “metodologi” berasal

dari kata “metode” yang berarti “jalan ke”. Terhadap pengertian metodologi,

biasanya diberikan arti-arti sebagai berikut (Soerjono Soekanto, 2006: 5-6):

1. Logika dari penelitian ilmiah;

2. Studi terhadap prosedur dan teknik penelitian;

3. Suatu sisitem dari prosedur dan teknik penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penyusunan penulisan hukum ini adalah

penelitian hukum normatif sosiologis, yaitu penelitian hukum yang

dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang

terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum

tersier, yang juga menggunakan data-data yang diperoleh dari lapangan

yaitu berupa putusan hakim. Bahan-bahan tersebut kemudian disusun

secara sistematis, dikaji kemudian ditarik kesimpulan dalam hubungannya

dengan masalah yang diteliti.

2. Sifat Penelitian

Penelitian hukum ini jika dilihat dari sifatnya merupakan penelitian

deskriptif, yang diartikan sebagai suatu prosedur pemecahan masalah yang

diteliti pada saat sekarang berdasakan fakta yang tampak atau sebagaimana

Page 17: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

adanya (Soerjono Soekanto, 2006: 43).

3. Pendekatan Penelitian

Menurut Peter Mahmud Marzuki, ada beberapa pendekatan dalam

penelitian hukum. Pendekatan-pendekatan itu antara lain pendekatan

undang-undang (statue approach), pendekatan kasus (case approach),

pendekatan historis (historical approach), pendekatan komparatif

(comparative approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach)

(Peter Mahmud Marzuki, 2005: 93).

Dalam penulisan ini, penulis cenderung menggunakan pendekatan

undang-undang (statue approach) dan pendekatan kasus (case approach).

Dimana pendekatan undang-undang (statue approach) dilakukan dengan

menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan

isu hukum yang sedang ditangani. Sedangkan pendekatan kasus dilakukan

dengan menelaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang

dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap.

4. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian hukum ini adalah data

sekunder, yaitu data pustaka yang mencakup dokumen-dokumen resmi,

buku-buku hasil penelitian yang berwujud laporan, putusan hakim dan

sebagainya yang berkaitan dengan pokok bahasan yang dikaji oleh penulis.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah sumber data

sekunder, dimana data sekunder tersebut mencakup (Soerjono Soekanto,

2006: 52):

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat.

Dalam penelitian ini, bahan hukum primer yang digunakan terdiri

dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, peraturan perundang-

undangan seperti Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997 Tentang

Page 18: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

Pengadilan Anak, dan putusan hakim yang memiliki kekuatan hukum

tetap.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder berupa

semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-

dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku yang

terkait dengan masalah yang dikaji, hasil-hasil penelitian, hasil karya

dari kalangan hukum, jurnal-jurnal hukum dan hasil wawancara

dengan hakim.

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah studi kepustakaan atau studi dokumen dan studi

lapangan. Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan

mempelajari, membaca, dan mencatat buku-buku, literatur, catatan-catatan,

peraturan perundang-undangan, serta artikel-artikel penting dari media

internet dan erat kaitannya dengan pokok-pokok masalah yang digunakan

untuk menyusun penulisan hukum ini dan juga menggunakan data yang

diperoleh dari lapangan yaitu berupa putusan hakim yang kemudian

dikategorikan menurut pengelompokan yang tepat.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penulisan

hukum ini adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu dengan

mengumpulkan data, mengkualifikasikan, kemudian menghubungkan teori

yang berhubungan dengan masalah dan akhirnya menarik kesimpulan

untuk menentukan hasil. Analisis data merupakan langkah selanjutnya

untuk mengolah hasil penelitian.

Page 19: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika dalam penulisan hukum ini merupakan suatau uraian

mengenai susunan dari penulisan itu sendiri yang secara teratur dan terperinci

disusun dalam pembabpan, sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang

jelas tentang apa yang ditulis. Tiap-tiap bab mempunyai hubungan satu sama

lain yang tidak dapat terpisahkan.

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika

penulisan hukum serta untuk mempermudah pemahaman mengenai seluruh isi

penulisan hukum ini, penulis menyajikan sistematika penulisan hukum ini

yang terdiri dari 4 (empat) Bab. Adapun sistematika penulisan hukum ini

adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini Penulis menguraikan dua hal yaitu yang pertama

adalah kerangka teori yang melandasi penelitian serta mendukung

didalam memecahkan masalah yang diangkat dalam penulisan

hukum ini, antara lain: Pertama, Tinjauan Umum Tentang Tindak

Pidana Pencurian diantaranya meliputi: pengertian tindak pidana,

jenis-jenis tindak pidana, pengertian tindak pidana pencurian.

Kedua, Tinjauan Umum Tentang Anak Dibawah Umur

diantaranya meliputi: pengertian anak dibawah umur, hak-hak

anak. Ketiga, Tinjauan Umum Tentang Pemidanaan diantaranya

meliputi: teori-teori pemidanaan, jenis-jenis kenakalan anak, jenis

pidana terhadap anak. Pembahasan yang kedua mengenai

kerangka pemikiran yang berisikan alur pemikiran yang hendak

ditempuh Penulis, yang dituang kan dalam bentuk skema /bagan.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai hasil penelitian

Page 20: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

yang diperoleh berupa pembahasan tentang pengaturan tindak

pidana yang dilakukan oleh anak dibawah umur dalam KUHP dan

Undang-Undang No. 3 tahun 1997 juga kajian yuridis

pemidanaan yang dilakukan oleh hakim terhadap tindak pidana

pencurian yang dilakukan anak dibawah umur di Pengadilan

Negeri Surakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

1997 tentang Pengadilan Anak.

BAB IV : PENUTUP

Merupakan bagian akhir dari penulisan hukum yang berisi

beberapa kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan yang

telah diuraikan dalam bab sebelumnya.

Page 21: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

a. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Pencurian

1) Pengertian Tindak pidana

Tindak pidana atau dalam bahasa Belanda sering digunakan

dengan istilah strafbaar feit dan istilah delict yang memiliki makna

sama. Dalam bahasa Indonesia, delict diterjemahkan dengan delik saja,

sedangkan terjemahan dari strafbaar feit memiliki beberapa arti dimana

antara satu pendapat dan pendapat yang lain berbeda-beda dan belum

diperoleh kata sepakat antar para sarjana Indonesia.

Menurut Simons dalam bukunya Moeljatno, “Strafbaar feit”

adalah kelakuan (handeling) yang diancam dengan pidana, yang

bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan

yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab”.

Sedangkan Van Hamel berpendapat dalam bukunya Moeljatno, bahwa

“Strafbaar feit adalah kelakuan orang (menselijke gedraging) yang

dirumuskan dalam wet yang bersifat melawan hukum, yang patut

dipidana (strafwaardig) dan dilakukan dengan kesalahan” (Moeljatno,

1993:56).

Menurut Profesor Pompe, strafbaar feit secara teoritis dapat

dirumuskan sebagai:

Suatu pelanggaran norma (gangguan terhadap tertib hukum) yang dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku, dimana penjatuhan hukuman terhadap pelaku tersebut adalah perlu demi terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya kepentingan hukum (P.A.F. Lamintang, 1997:182).

Dari beberapa pengertian tindak pidana diatas, dapat dijabarkan

kedalam unsur-unsur yang pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua,

yaitu unsur-unsur subjektif dan unsur-unsur objektif. Untuk lebih

Page 22: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

jelasnya, Lamintang menjabarkan unsur-unsur tersebut sebagai berikut

(Lamintang, 1997: 193-194):

Unsur-unsur subjektif adalah unsur-unsur yang melekat pada

diri si pelaku atau yang berhubungan dengan diri si pelaku, dan

termasuk didalamnya yaitu segala sesuatu yang terkandung didalam

hatinya. Yang termasuk unsur-unsur subjektif antara lain:

a) Kesengajaan atau kelalaian;

b) Maksud dari suatu percobaan atau poging seperti yang

dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) KUHP;

c) Macam-macam maksud atau oogmerk seperti yang terdapat

misalnya didalam kejahatan-kejahatan pencurian, penipuan,

pemerasan, pemalsuan dan lain-lain;

d) Merencanakan terlebih dahulu atau voorbedachte raad seperti

yang misalnya terdapat di dalam kejahatan pembunuhan

menurut Pasal 340 KUHP;

e) Perasaan takut atau vress seperti yang antara lain terdapat di

dalam rumusan tindak pidana menurut Pasal 308 KUHP.

Sedangkan yang dimaksud dengan unsur-unsur objektif adalah

unsur-unsur yang ada hubungannya dengan keadaan- keadaan, yaitu di

dalam keadaan dimana tindakan-tindakan dari si pelaku itu harus

dilakukan. Yang termasuk unsur-unsur objektif antara lain:

a) Sifat melanggar hukum atau wederrechtelijkheid;

b) Kualitas dari si pelaku;

c) Kausalitas, yakni hubungan antara pelaku dengan tindakan sebagai

penyebab dengan sesuatu kenyataan sebagai akibat.

2) Jenis-Jenis Tindak Pidana

Tindak pidana dapat di bedakan atas dasar-dasar tertentu, antara

lain (Adami Chazawi, 2002: 117-133):

a) Menurut sitem KUHP, di bedakan antara kejahatan dan

pelanggaraan. Dasar pembedaan antara kejahatan dan pelanggaran

adalah bahwa jenis pelanggaran itu lebih ringan dari pada

Page 23: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

kejahatan. Hal ini dapat diketahui dari ancaman pidana pada

pelanggaran tidak ada yang diancam dengan pidana penjara, tetapi

berupa pidana kurungan dan denda. Sedangkan kejahatan lebih di

dominasi dengan ancaman pidana penjara.

b) Menurut cara merumuskannya, di bedakan antara tindak pidana

formil dan tindak pidana materil.

Tindak pidana formil adalah tindak pidana yang dianggap telah

selesai dengan dilakukannya tindakan yang dilarang dan diancam

dengan hukuman oleh undang-undang, dan KUHP.

Sedangkan tindak pidana materil adalah tindak pidana yang

dianggap telah selesai dengan ditimbulkannya akibat yang dilarang

dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang dan KUHP.

c) Menurut bentuk kesalahannya, di bedakan antara tindak pidana

sengaja (doleus delcten) dan tindak pidana kealpaan (culpose

delicten).

Tindak pidana sengaja yaitu tindak pidana yang dalam rumusannya

dilakukan dengan kesengajaan atau mengandung unsur

kesengajaan. Sedangkan tindak pidana kealpaan adalah tindak

pidana yang dalam rumusannya mengandung unsur culpa.

d) Menurut macam perbuatannya, di bedakan antara delicta

comissionis dan delicta omissionis.

Delicta comissionis adalah tindak pidana yang perbuatannya berupa

perbuatan aktif (positif). Perbuatan aktif adalah perbuatan yang

untuk mewujudkannya disyaratkan adanya gerakan dari anggota

tubuh orang yang berbuat, dengan berbuat aktif orang melanggar

larangan.

Delicta omissionis adalah tindak pidana yang perbuatannya berupa

perbuatan pasif (negatif), dimana ada suatu kondisi dan atau

keadaan tertentu yang mewajibkan seseorang dibebani kewajiban

hukum untuk berbuat tertentu, maka ia telah melakukan tindak

pidana pasif.

Page 24: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

e) Menurut sumbernya, dibedakan antara tindak pidana umum dan

tindak pidana khusus.

Tindak pidana umum adalah semua tindak pidana yang dimuat

dalam KUHP sebagai kodifikasi hukum pidana materiil (Buku II

dan Buku III KUHP).

Tindak pidana khusus adalah semua tindak pidana yang terdapat

diluar kodifikasi tersebut.

f) Menurut perlu tidaknya pengaduan dalam hal penuntutan, di

bedakan antara tindak pidana biasa dan tindak pidana aduan.

Tindak pidana biasa adalah tindak pidana yang untuk dilakukannya

penuntutan pidana terhadap pembuatnya tidak disyaratkan adanya

pengaduan dari yang berhak.

Tindak pidana aduan adalah tindak pidana yang untuk dapat

dilakukan penuntutan pidana disyaratkan untuk terlebih dahulu

adanya pengaduan dari yang berhak mengajukan pengaduan, yakni

korban atau wakilnya dalam perkara perdata (Pasal 72 KUHP) atau

keluarga tertentu dalam hal-hal tertentu (Pasal 73 KUHP) atau

orang yang diberi kuasa khusus untuk pengaduan oleh orang yang

berhak.

g) Dari sudut berapa kali perbuatan untuk menjadi suatu larangan, di

bedakan antara tindak pidana tunggal dan tindak pidana berangkai.

Tindak pidana tunggal adalah tindak pidana yang dirumuskan

sedemikian rupa, sehingga untuk dipandang selesainya tindak

pidana dan dapat dipidananya pelaku cukup dilakukan satu kali

perbuatan saja.

Tindak pidana berangkai adalah tindak pidana yang dirumuskan

sedemikan rupa, sehingga dipandang selesainya dan dapat

dipidananya pembuat disyaratkan dilakukan secara berulang-ulang.

Misalnya: Pasal 481 ayat (1) KUHP,dimana perbuatan membeli,

menukar, menerima gadai, menyimpan atau menyembunyikan

barang yang diperoleh dari kejahatan itu dilakukan sebagai

Page 25: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

kebiasaan, dimana kebiasaan disini dilakukan secara berulang,

setidaknya dua kali perbuatan.

h) Menurut berat ringannya pidana yang diancamkan, di bedakan

antara tindak pidana ringan dan tindak pidana berat.

Tindak Pidana ringan merupakan tindak pidana yang dampak

kerugiannya tidak besar sehingga ancaman pidananya juga ringan.

Tindak Pidana berat merupakan tindak pidana yang dampak

kerugian yang ditimbulkannya sangat besar sehingga ancaman

pidananya berat.

3) Pengertian Tindak Pidana Pencurian

Dalam Pasal 362 KUHP menerangkan bahwa perbuatan

pencurian adalah ”segala perbuatan mengambil barang sesuatu, yang

seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk

dimiliki secara melawan hukum”.

Dari pengertian pencurian menurut Pasal 362 tersebut dapat

diketahui bahwa, kejahatan pencurian merupakan delik yang

dirumuskan secara formal dimana yang dilarang dan diancam dengan

hukuman, dalam hal ini adalah perbuatan yang diartikan ”mengambil”.

Berdasarkan hal tersebut, juga dapat dilihat unsur-unsur yang terdapat

dalam Pasal 362 KUHP. Dalam pasal tersebut terdapat 4 (empat) unsur

yaitu:

a) Barang siapa, yang dimaksud dengan barang siapa ialah ”orang”

subjek hukum yang melakukan perbuatan melawan hukum;

b) Mengambil barang sesuatu, dengan sengaja mengambil untuk

memiliki atau diperjual belikan;

c) Barang kepunyaan orang lain, mengambil barang yang telah

menjadi hak orang lain;

d) Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,

mengambil dengan paksa atau tanpa izin dari pemilik hak barang

tersebut.

Selain dalam Pasal 362, pencurian juga diatur dalam Pasal 363

Page 26: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

yang dinamakan dengan pencurian dengan kualifikasi atau pemberatan,

sedangkan dalam Pasal 364 dinamakan dengan pencurian ringan, dan

pasal 365 dinamakan dengan kekerasan.

Pasal 363 yang berbunyi:

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun: Ke-1. Pencurian ternak; Ke-2. Pencurian pada waktu ada kebakaran , letusan banjir, gempa

bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru hara, pemberontakan atau banyak perang;

Ke-3. Pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang adanya di situ tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak.

Ke-4. Pencurian yang dilkukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;

Ke-5. Pencurian yang untuk masuk ke tempat melkukan kejahatan, atau untuk sampai pada barang yang diambilnya, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

(2) Jika pencuri yang diterangkan dalam ke-3 disertai dengan salah satu tersebut ke-4 dan ke-5, maka dikenakan pidana paling lama sembilan tahun.

Pasal 364 yang berbunyi:

Perbuatan yang diterangkan dalam pasal 362 dan pasal 363 ke-4, begitupun perbuatan yang diterangkan dalam pasal 363 ke-5, apabila tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, jika harga barang yang dicuri tidak lebih dari dua puluh lima rupiah, dikenai, karena pencurian ringan, pidana penjara palinglama tiga bulan atau denda paling banyak enam puluh rupiah.

Pasal 365 yang berbunyi:

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, pencurian yang didahului, disertai atau ancaman kekerasan,terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiap atau mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicurinya.

(2) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun: Ke-1. jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah

rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, dijalan

Page 27: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan.

Ke-2. jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu.

Ke-3. jika masuknya ke tempat melakukan kejahatan, dengan merusak atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan.

Ke-4. jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat. (3) Jika perbuatan mengakibatkan mati, maka dikenakan pidana penjara

paling lama lima belas tahun. (4) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup

atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua orang atau lebihengan bersekutu, pula disertai oleh salah satu hal yang diterangkan dalam no.1 dan 3.

b. Tinjauan Umum Tentang Anak Dibawah Umur

1) Pengertian Anak Dibawah Umur

Batasan seseorang masih digolongkan dalam usia sebagai anak

di Indonesia sangat beraneka ragam sehingga kadang menimbulkan

kebingungan untuk menentukan seseorang sebagai anak atau bukan.

Hal ini dikarenakan sistem perundang-undangan di Indonesia bersifat

pluralisme sehingga pengertian mengenai anak dibawah umur

mempunyai pengertian dan batasan yang berbeda-beda antar satu

perundang-undangan dengan perundang-undangan yang lain. Berikut

ini uraian mengenai pengertian anak menurut beberapa peraturan

perundang-undangan:

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan S. 1931

No.54 (bagi orang dewasa).

Pengertian anak menurut KUHPerdata dicantumkan dalam

Pasal 330 ayat (1) yang menyatakan bahwa ”Orang yang belum

dewasa adalah mereka yang belum mampu mencapai usia 21 tahun

dan tidak lebih dahulu kawin”.

Pengertian dalam Pasal 330 ayat (1) KUHPerdata tersebut

diletakkan sama dengan mereka yang belum dewasa dari seseorang

yang belum mencapai batas usia legitimasi hukum sebagai subyek

Page 28: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

hukum seperti yang ditentukan oleh perundang-undangan perdata.

Kedudukan seorang anak akibat belum dewasa menimbulkan hak-

hak yang perlu direalisasikan dengan ketentuan hukum khusus yang

menyangkut hak-hak keperdataan tersebut.

Anak dalam hukum perdata mempunyai kedudukan hukum

yang luas dan majemuk karena tergantung pada peristiwa hukum

yang meletakkan hak-hak anak dalam hubungan dengan lingkungan

hukum, sosial, agama, adat-istiadat dan lain-lain. Kedudukan dan

pengertian anak dalam hukum perdata ini menunjuk pada hak-hak

dan kewajiban anak yang memiliki kekuatan hukum secara formil

maupun materil.

Jadi, yang menjadi inti dari S. 1931 No.54 dan Pasal 330 KUHPer

adalah:

1. Apabila Peraturan Perundang-undangan memakai istilah “belum

dewasa”, maka sekedar mengenai bangsa Indonesia adalah

dimaksudkan segala orang yang belum mencapai umur 21 tahun

atau belum pernah kawin;

2. Apabila perkawinan itu di bubarkan sebelum mulai umur 21

tahun, maka mereka tidak dapat kembali dalam status belum

dewasa;

3. Dalam arti perkawinan adalah tidak termasuk perkawinan

anak-anak.

b) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Pengertian anak dalam hukum pidana menimbulkan aspek

hukum positif terhadap proses normalisasi anak dari perilaku

menyimpang untuk membentuk kepribadian dan tanggung jawab

yang pada akhirnya anak tersebut berhak atas kesejahteraan yang

layak. Dimana, pengertian anak dalam KUHP dapat kita ambil

contoh dalam Pasal 45 KUHP, dalam pasal disebutkan bahwa anak

dibawah umur adalah apabila anak tersebut belum mencapai usia 16

(enam belas) tahun.

Page 29: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

c) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997

tentang pengadilan anak, terdapat dalam Bab I Ketentuan Umum

Pasal 1 angka 1 yang menyebutkan “Anak adalah orang yang dalam

perkara anak nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi

belum mencapai 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah

kawin”. Anak yang belum dewasa diberi batasan antara 8 tahun

sampai 18 tahun dan juga anak tersebut belum pernah kawin,

apabila seorang anak pernah mengalami perceraian walaupun

belum genap 18 tahun, maka ia tetap dianggap telah dewasa.

d) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak.

Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun

2002 tentang perlindungan anak disebutkan dalam Bab I Ketentuan

Umum Pasal I angka I bahwa “Anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 (delapan belas ) tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan”.

2) Hak-hak Anak

Hak merupakan sesuatu yang kita miliki sejak lahir untuk

berbuat sesuatu. Sedangkan pengertian hak anak adalah sesuatu

kehendak yang dimiliki anak yang dilengkapi dengan kekuatan dan

yang diberikan oleh sistem hukum atau tertib hukum kepada anak yang

bersangkutan.

Peraturan mengenai hak anak terdapat dalam Bab III Pasal 4

sampai Pasal 18 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan anak, sebagai berikut:

a) Pasal 4 menyebutkan bahwa:

Setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.

b) Pasal 5 menyebutkan bahwa:

Page 30: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.

c) Pasal 6 menyebutkan bahwa:

Setiap anak berhak beribadah dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya dalam bimbingan orang tua.

d) Pasal 7 ayat (1) menyebutkan bahwa:

Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.

e) Pasal 7 ayat (2) menyebutkan bahwa:

Dalam hal karena sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

f) Pasal 8 menyebutkan bahwa:

Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.

g) Pasal 9 ayat (1) menyebutkan bahwa:

Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka perkembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

h) Pasal 9 ayat (2) menyebutkan bahwa:

Selain hak anak sebagaimana dimasud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.

i) Pasal 12 menyebutkan bahwa:

Setiap anak yang menyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.

j) Pasal 13 ayat (1) menyebutkan bahwa:

Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua,wali, atau

Page 31: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

pihak lain maupun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: diskriminasi; eksploitasi baik ekonomi maupun seksual; penelantaran; kekejaman, kekerasandan penganiayaan; ketidakadilan; dan perlakuan salah lainnya.

k) Pasal 16 ayat (3) menyatakan bahwa:

Penangkapan, penahanan atau tindak pidana penjara anak hanya dapat dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku danhanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.

l) Pasal 17 ayat (1) menyebutkan bahwa:

Setiap anak yang dirampas kekuasaannya berhak untuk: (1) Mendapat perlakuan secara manusiawi dan penempatanya

dipisahkan dari orang dewasa; (2) Memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara

efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; (3) Membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan

anak yang obyektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.

m) Pasal 17 ayat (2) menyatakan bahwa:

Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan.

n) Pasal 18 menyebutkan:

Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya.

Ruang lingkup yang cukup luas dari masalah perlindungan anak

terlihat dari cukup luas dari masalah perlindungan anak terlihat dari

cukup banyaknya dokumen instrumen internasional yang berkaitan

dengan masalah anak, antara lain:

1. Deklarasi Jenewa tentang Hak-hak anak tahun 19 24 yang

kemudian dikukuhkan dalam Resolusi Majelis Umum PBB No.

1386 (XIV) tanggal 20 November 1959 mengenai ”Declaration of

the Right of the Chil”.

2. Resolusi MU-PBB 40/33 tanggal 29 November 1985 mengenai

Page 32: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

“United Nations Standard Minimum Rules for the Administration

of Juvenile Justice”(The Beijing Rules) / SMRJJ;

3. Resolusi MU-PBB 45/12 tanggal 14 Desember 1990 mengenai

“United Nations Guidelines for the Prevention of Juvenile

Delinquency”(The Riyadh Guidelines);

4. Resolusi MU-PBB 45/113 tanggal 14 Desember 1990 mengenai

“United Nations Rules for the Protection of Juvenile Deprived of

their Liberty”.

Pada tanggal 25 Januari 1990 di New York Amerika Serikat.

Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Konvensi Hak-

hak Anak 1989 (Resolusi MU-PBB 44/25). Selanjutnya pada tanggal

25 Agustus 1990 telah dikeluarkan Keputusan Presiden No. 36 tahun

1990 tentang ”Pengesahan Convention on the Right of the Child”.

Dengan demikian, dalam upaya melakukan perlindungan anak melalui

hokum pidana seharusnya memperhatikan prinsip-prinsip yang tertuang

dalam Konvensi Hak-hak Anak tersebut, khususnya yang dinyatakan

dalam Artikel 37 dan 40.

Artikel 37 memuat prinsip-prinsip yang dapat dirinci sebagai

berikut:

a. Seorang anak tidak akan dikenai penyiksaan atau pidana dan

tindakan lainnya yang kejam, tidak manusiawi dan merencanakan

martabat.

b. Pidana mati maupun pidana penjara seumur hidup tanpa

kemungkinan memperoleh pelepasan / pembebasan(without

possibility of releas) tidak akan dikenakan kepada anak yang

berusia dibawah 18 tahun.

c. Tidak seorang anak pun dapat dirampas kemerdekaannya secara

melawan hukum atau sewenang-wenang.

d. Penangkapan, penahanan dan pidana penjara hanya akan digunakan

sebagai tindakan dalam upaya terakhir dan untuk jangka waktu

yang sangat pendek.

Page 33: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

e. Setiap anak yang dirampas kemerdekaannya akan diperlakukan

secara manusiawi dan dengan menghormati martabatnya sebagai

manusia.

f. Anak yang dirampas kemerdekaannya akan dipisah dari orang

dewasa dan berhak melakukan hubungan atau kontak dengan

keluarganya.

g. Setiap anak yang dirampas kemerdekaannya akan berhak

memperoleh bantuan hukum, berhak melawan atau menntang dasar

hukum perampasan kemerdekaan atas dirinya di muka pengadilan

atua pejabat lain yang berwenang dan tidak memihak serta berhak

untuk mendapat keputusan yang cepat atau tepat atas tindakan

terhadap dirinya itu.

Artikel 40 memuat prinsip-prinsip yang dapat dirinci sebagai

berikut:

a. Tiap anak yang dituduh, dituntut atau dinyatakan telah melanggar

hukum pidana berhak diperlakukan dengan cara-cara:

1. Yang sesuai dengan kemajuan pemahaman anak tentang

harkat dan martabatnya;

2. Yang memperkuat penghargaan atau penghormatan anak pada

hak-hak asasi dan kebebasan orang lain;

3. Mempertimbangkan usia anak dan keinginan untuk

memajukan / mengembangkan pengintegrasian kembali anak

serta mengembangkan harapan anak akan perannya yang

konstruktif di masyarakat.

b. Tidak seorang anakpun dapat dituduh, dituntut atau dinyatakan

melanggar hukum pidana berdasarkan perbuatan / tidak berbuat

sesuatu yang tidak dilarang oleh hukum nasional maupun

internasional pada saat perbuatan itu dilakukan.

c. Tiap anak yang dituduh atau dituntut telah melanggar hukum pidana,

sekurang-kurangnya memperoleh jaminan-jaminan (hak-hak):

1. Untuk dianggap tidak bersalah sampai terbuka kesalahanya

Page 34: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

menurut hukum;

2. Untuk diberitahukan tuduhan-tuduhan atas secara cepat dan

langsung atau melalui orang tua, wali atau kuasa hukumnya;

3. Untuk perkaranya diputus, diadili tanpa penundaan (tidak

berlarut-larut) oleh badan kekuasaan yang berwenang mandiri

dan tidak memihak;

4. Untuk tidak dipaksa memberikan kesaksian atau pengakuan

bersalah;

5. Apabila dinyatakan telah melanggar hukum pidana keputusan

dan tindakan yang dikenakan kepadanya berhak ditinjau

kembali oleh badan kekuasaan yang lebih tinggi menurut

hukum yang berlaku;

6. Apabila anak tidak memahami bahasa yang digunakan ia

berhak memperoleh bantuan penerjemah secara Cuma-Cuma

(gratis);

7. Kerahasian pribadi privacy nya dihormati atau dihargai secara

penuh pada semua tingkatan pemeriksaan.

d. Negara harus berusaha membentuk hukum prosedur, pejabat yang

berwenang dan lembaga-lembaga yang secara khusus diperuntukan

atau diterapkan kepada anak yang dituduh, dituntut atau dinyatakan

telah melanggar hukum pidana, khususnya:

1. Menetapkan batas usia minimal anak yang dipandang tidak

mampu melakukan pelanggaran hukum pidana;

2. Apabila perlu diambil atau ditempuh tindakan-tindakan

terhadap anak tanpa melalui proses peradilan harus ditetapkan

bahwa hak-hak asasi dan jaminan-jaminan hukum bagi anak

harus sepenuhnya dihormati.

e. Bermacam-macam putusan terhadap anak (antara lain perintah /

tindakan untuk melakukan perawatan / permohonan, bimbingan,

pengawasan, program-program pendidikan dan latihan serta

pembinaan institusional lainnya) harus dapat menjamin bahwa anak

Page 35: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

diperlakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan kesejahteraanya

dan seimbang dengan keadaan lingkungan mereka serta

pelanggaran yang dilakukan.

c. Tinjauan Umum Tentang Pemidanaan

1) Teori Pemidanaan

Teori pemidanaan dikelompokkan kedalam tiga golongan besar,

antara lain (Adami Chazawi, 153-162):

a) Teori Absolut

Menurut teori ini pidana dijatuhkan semata-mata karena orang telah

melakukan suatu kejahatan atau tindak pidana. Dasar pijakan teori

ini ialah pembalasan, merupakan dasar pembenar dari penjatuhan

penderitaan berupa pidana itu pada penjahat. Negara berhak

menjatuhkan pidana ialah karena penjahat tersebut telah melakukan

penyerangan dan perkosaan pada hak dan kepentingan hukum

(pribadi, masyarakat atau negara) yang telah dilindungi. Oleh

karenanya ia harus diberikan pidana yang setimpal dengan

perbuatan (berupa kejahatan) yang dilakukannya. Tindakan

pembalasan di dalam penjatuhan pidana mempunyai dua arah,

yaitu: ditujukan pada penjahatnya (sudut subyektif dari

pembalasan); ditujukan untuk memenuhi kepuasan dari perasaan

dendam di kalangan masyarakat (sudut obyektif dari pembalasan).

b) Teori Relatif atau Teori Tujuan

Teori ini berpangkal pada dasar bahwa pidana ialah alat untuk

menegakkan tata tertib (hukum) dalam masyarakat. Pidana adalah

alat untuk mencegah timbulnya suatu kejahatan, dengan tujuan agar

tata tertib masyarakat dapat terpelihara. Untuk mencapai tujuan

ketertiban masyarakat, maka pidana itu mempunyai tiga macam

sifat, yaitu:

(1) Bersifat menakut-nakuti (afschikking);

(2) Bersifat memperbaiki (verbetering/reclasering);

Page 36: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

(3) Bersifat membinasakan onschadelijk maken)’

Sedangkan sifat pencegahannya ada dua macam, yaitu:

(1) Pencegahan umum (general preventie)

(2) Pencegahan khusus (special preventie)

c) Teori Gabungan

Teori ini mendasarkan pidana pada teori pembalasan dan teori

pertahanan tata tertib masyarakat. Teori gabungan ini dapat

dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

(1) Teori gabungan yang mengutamakan pembalasan,tetapi

pembalasan itu tidak boleh melampaui batas dari apa yang

perlu dan cukup untukdapat dipertahankannya tata tertib

masyarakat.

(2) Teori gabungan yang mengutamakan perlindungan tata tertib

masyarakat, tetapi penderitaan atas dijatuhinya pidana tidak

boleh lebih berat dari pada perbuatan yang dilakukan

terpidana.

2) Jenis-Jenis Kenakalan Anak

Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang

Pengadilan anak, pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 yang dimaksud

anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur

8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun

dan belum pernah kawin.

Sedangkan jenis kenakalan anak itu sendiri menurut Undang-

Undang nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan anak dibagi menjadi

dua, yaitu:

a) Anak yang melakukan tindak pidana, dalam hal ini dapat dipahami

bahwa perbuatan yang dilakukan anak tidak terbatas pada

perbuatan-perbuatan yang melanggar peraturan KUHP saja

melainkan juga melangar peraturan-peraturan di luar KUHP;

b) Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi

anak, baik menurut peraturan perundang-undangan maupun

Page 37: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam

masyarakat yang bersangkutan.

3) Jenis Pidana terhadap anak

Terhadap anak yang menjadi pelaku dari tindak pidana,

pemerintah juga tetap harus memperhatikan hak-haknya mengingat usia

dan status mereka sebagai anak-anak. Dalam Pasal 22 Undang-Undang

Nomor 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, seorang anak dapat

dijatuhi hukuman pidana sebagaimana yang berlaku pada orang dewasa

sesuai Pasal 10 KUHP, akan tetapi juga dapat dijatuhi hukuman

tindakan.

Jenis hukuman pidana bagi anak menurut Pasal 23 Undang-

Undang Nomor 3 tahun 1997, yang berbunyi:

(1) Pidana yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal adalah pidana pokok dan pidana tambahan;

(2) Pidana pokok yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal ialah: a) pidana penjara; b) Pidana kurungan; c) Pidana denda; dan d) pidana pengawasan. (3) Selain pidana pokok sebagaimana dimasud dengan dalam ayat (2)

terhadap anak nakal dapat juga dijatuhkan pidana tambahan, berupa perampasan barang-barang tertentu dan atau pembayaran ganti rugi;

(4) Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pembayaran ganti rugi diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Sedangkan tindakan yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal

menurut Pasal 24 Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997, yang

berbunyi:

(1) Tindakan yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal ialah: a) Mengembalikan kepada orang tua, wali, atau orang tua asuh; b) Menyerahkan kepada negara untuk mengikuti pendidikan,

pembinaan, dan latihan kerja; atau c) Menyerahkan kepada Departemen Sosial, atau Organisasi Sosial

Kemasyarakatan yang bergerak dibidang pendidikan, pembinaan, dan latihan kerja.

(2) Tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat disertai dengan teguran dan syarat tambahan yang ditetapkan oleh hakim.

Page 38: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

Pidana penjara yang dapat dijatuhkan terhadap anak yang

melakukan tindak pidana menurut Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang

No.3 Tahun 1997 adalah paling lama ½ (satu perdua) dari maksimum

ancaman pidana penjara bagi orang dewasa. Apabila anak melakukan

tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau pidana penjara

seumur hidup, menurut Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang No. 3 tahun

1997 pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak tersebut paling

lama 10 (sepuluh) tahun.

Pidana kurungan yang dapat dijatuhkan terhadap anak nakal

menurut Pasal 27 Undang-Undang No.3 tahun 1997 tentang Pengadilan

Anak yaitu paling lama ½ (satu perdua) dari maksimum ancaman

pidana kurungan bagi orang dewasa.

B. Kerangka Pemikiran

Tindak Pidana Pencurian

Page 39: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Tindak pidana pencurian dewasa ini tidak hanya dilakukan oleh orang

Pemidanaan

Pidana Pokok dan

Pidana Tambahan

Dewasa Anak

UU No.3 Tahun 1997 tentang

Pengadilan Anak

Tindakan yang ditentukan

dalam UU

Page 40: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

dewasa saja, melainkan juga dilakukan oleh anak dibawah umur. Terhadap

anak yang melakukan tindak pidana pencurian ini, pemidanaan nya diatur

dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Dalam

Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa pemberian pemidanaan terhadap

anak berbeda dengan pemidanaan terhadap orang dewasa, yaitu penjatuhan

pidananya adalah ½ (satu per dua) dari penjatuhan pidana dari orang dewasa.

Terkait dengan pemidanaan yang diberikan terhadap anak yang

melakukan perbuatan pidana, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 telah

mengaturnya dalam Pasal 23 yaitu mengenai pidana yang dapat dijatuhkan

kepada anak nakal ialah pidana pokok dan pidana tambahan. Selain Pasal 23,

juga terdapat dalam Pasal 24 mengenai tindakan yang dapat dijatuhkan

terhadap anak nakal.

Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba untuk mengetahui

bagaimanakah pengaturan tindak pidana pencurian yang dilakukan anak

dibawah umur dalam KUHP, dan bagaimanakah kajian yuridis pemidanaan

yang dilakukan oleh hakim terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

anak dibawah umur di Pengadilan Negeri Surakarta sudah sesuai dengan

aturan yang berlaku yaitu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang

Pengadilan Anak.

Page 41: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengaturan Tindak Pidana Yang Dilakukan Oleh Anak Dibawah Umur

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang No.3

Tahun 1997.

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh selama

melakukan penelitian, data tersebut diperoleh melalui studi kepustakaan yang

berupa kajian terhadap Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mengenai

pengaturan tindak pidana yang dilakukan oleh anak dibawah umur. Mengenai

pengaturan tindak pidana yang dilakukan oleh anak dibawah umur dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana, penulis secara rinci dan mendalam akan

menguraikan hasil penelitian yang diperoleh.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dijelaskan mengenai

penuntutan terhadap anak yang belum cukup umur, yang terdapat dalam Pasal

45 yang berbunyi:

Dalam menuntut orang yang belum cukup umur (minderjarig) karena melakukan perbuatan sebelum umur enam belas tahun, hakim dapat menentukan: Memerintahkan supaya yang bersalah dikembalikan kepada orang tuanya, walinya atau pemeliharanya, tanpa pidana apapun atau memerintahkan supaya yang bersalah diserahkan kepada pemerintah, tanpa pidana apapun, yaitu jika perbuatan merupakan kejahatan atau salah satu pelanggaran tersebut pasal 489, 490, 492, 496, 497, 503, 505, 514, 517-519, 526, 531, 532, 536, dan 540 serta belum lewat dua tahun sejak dinyatakan salah karena melakukan kejahatan atau salah satu pelanggaran tersebut di atas, dan putusannya menjadi tetap; atau menjatuhkan pidana.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa di dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana terhadap anak yang melakukan perbuatan yang

melanggar hukum sebelum umur enam belas tahun (16), sanksi yang

dikenakan adalah dikembalikan kepada orang tuanya atau walinya atau

pemeliharanya tanpa pidana apapun. Selain dikembalikan kepada orang tua

dapat pula anak yang bersalah diserahkan kepada pemerintah tanpa pidana

Page 42: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

apapun, apabila perbuatan yang dilakukan merupakan kejahatan atau salah satu

pelanggaran. Serta belum lewat dua tahun sejak dinyatakan salah karena

melakukan kejahatan atau salah satu pelanggaran maka putusannya menjadi

tetap atau menjatuhkan pidana.

Berdasarkan hal tersebut maka tindak pidana yang dilakukan anak

dibawah umur merupakan salah satu bentuk kejahatan sehingga terhadap anak

yang melakukan tindak pidana dapat dikenai sanksi sesuai dengan yang

disebutkan dalam Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Akan tetapi

Pasal 45 KUHP tersebut sudah tidak berlaku lagi karena terdapat peraturan

baru yang mengatur mengenai anak nakal, yaitu terdapat dalam Pasal 4 ayat

(1) dan (2) Undang-Undang No. 3 tahun 1997 yaitu mengenai batas umur anak

nakal yang dapat diajukan ke sidang anak adalah sekurang-kurangnya 8

(delapan ) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas ) tahun dan

belum pernah kawin dan dalam hal anak melakukan tindak pidana pada batas

umur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan diajukan ke sidang pengadilan

setelah anak yang bersangkutan melampaui batas umur tersebut, tetapi belum

mencapai umur 21 (dua puluh satu ) tahun tetap diajukan kesidang anak..

Dalam penjatuhan pidana di dalam Pasal 47 KUHP mengatur maksimum

pidana pokok terhadap perbuatan pidananya dikurangi sepertiga dan apabila

perbuatan merupakan kejahatan yang diancam dengan pidana mati atau pidana

penjara seumur hidup, maka dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas

tahun. Ketentuan tersebut juga sudah tidak berlaku lagi karena dalam Undang-

Undang No. 3 tahun 1997 sudah diatur mengenai pemidanaan bagi anak nakal

yaitu terdapat dalam Pasal 26 Undang-Undang No.3 tahun 1997 yang

menyebutkan bahwa pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal

paling lama ½ (satu per dua) dari maksimum ancaman pidana penjara bagi

orang dewasa, dan apabila anak melakukan tindak pidana yang diancam

dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, maka pidana penjara

yang dapat dijatuhkan kepada anak tersebut paling lama 10 (sepuluh ) tahun.

Berlakunya Undang-Undang No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak antara

lain telah menetapkan apa yang dimaksud anak, dan Undang-Undang ini

Page 43: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

berlaku lexpecialis terhadap KUHP, khususnya berkaitan dengan tindak pidana

yang dilakukan oleh anak. Lahirnya Undang-undang Pengadilan Anak,

nantinya harus menjadi acuan pula dalam perumusan pasal-pasal KUHP baru

berhubungan dengan pidana dan tindakan bagi anak. Dengan demikian tidak

akan terjadi tumpang tindih ataupun saling bertentangan. Pengaturan

mengenai tindak pidana pencurian sendiri diatur dalam Pasal 362 , 363, 364

dan Pasal 365 KUHP, dan sepanjang tidak diatur dalam Undang-Undang

tersebut sehingga menggunakan KUHP karena dalam hal ini Undang-Undang

No. 3 tahun 1997 tidak mengatur tentang pencurian sehingga menggunakan

KUHP.

B. Kajian Yuridis Pemidanaan Yang Dilakukan Oleh Hakim Terhadap

Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Anak Dibawah Umur Di

Pengadilan Negeri Surakarta Berdasarkan Undang-Udang Nomor 3

Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak.

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua penulis dalam hal ini

menggunakan data-data yang diperoleh dari Pengadilan Negeri Surakarta, yaitu

berupa dua putusan hakim dalam perkara pidana, yaitu:

1. Kasus Pidana Angga Taufik Qurrahman (Putusan Nomor:

213/Pid.B/2008/PN.Ska).

a. Identitas Terdakwa

Nama : Angga Taufik Qurrahman

Umur / tanggal lahir : 15 tahun / 5 Nopember 1993.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Kebangsaan : Indonesia.

Agama : Islam.

Pekerjaan : Pelajar

Tempat Tinggal : Daratan RT 01 RW 06 Kel. Tohudan Kec.

Colomadu Karanganyar.

b. Pokok Perkara

Bahwa ia terdakwa Angga Taufik Qurrahman, pada hari Sabtu

Page 44: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

tanggal 3 Mei 2008 sekitar pukul 00.30 WIB atau setidak-tidaknya

pada suatu waktu lain sekitar bulan Mei tahun 2008 bertempat di

Jl.Ahmad Yani No. 354 RT 01 RW 09 Kerten Kec. Laweyan Kota

Surakarta atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih

termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Surakarta, telah

melakukan percobaanmengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau

sebagaian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara

melawan hukum, pada waktu malam dalam sebuah rumah atau

pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya dilakukanoleh orang

yang ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan dengan

kemauannya orang yang berhak, dan perbuatan terdakwa tidak jadi

sampai selesai hanyalah lantaran hal yang tidak bergabung dari

kemauannya sendiri. Perbuatan tersebut terdakwa lakukan dengan cara

dan keadaan sebagai berikut:

Sebelumnya pada hari Kamis tanggal 1 Mei 2008 Terdakwa bertemu

dengan Eko Saputro ditempat bermain PS di Kleco, terdakwa bersama

Eko Saputro merencanakan untuk mengambil rokok di rumah Saksi

Sishadi dengan tujuan akan digunakan sendiri dan akan dijual, pada

hari berikutnya terdakwa dan Eko Saputro bertemu kembali di tempat

tersebut dan memastikan jam 24.00 WIB bertemu ditempat sampah di

SLB, pada hari jumat sehabis jumatan terdakwa bermain di tempat

Saksi Sishadi sampai pukul 24.00 WIB kemudian terdakwa menemui

Eko Saputro di tempat sampah SLB, Eko Saputro memberikan obeng

kepada terdakwa, selanjutnya terdakwa berangkat menuju rumah Saksi

Sishadi untuk melaksanakan rencananya, sedangkan Eko Saputro

menunggu di tempat tersebut, kemudian mendekati jendela nako dan

mencari kunci roling door yang biasanya diletakkan di tempat tersebut,

terdakwa melihat kunci berada ditempat tersebut, selanjutnya terdakwa

membuka kaca nako dengan tangan kanan dan tangan kiri, terdakwa

masuk mengambil kunci tersebut, kemudian setelah kunci berhasil

diambil, terdakwa membuka pintu rooling door, setelah terbuka

Page 45: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

terdakwa kemudian masuk kedalam toko Saksi Sishadi tanpa seijin dan

sepengetahuan pemilik hendak mengambil rokok ditempatnya, tetapi

belum sempat rokok diambil Saksi Sishadi berteriak-teriak memanggil

adiknya yaitu Andi sebanyak tiga kali, karena ketakutan terdakwa

kemudian keluar lewat pintu rooling door kembali dan menutup serta

mengunci kembali pintu rooling door tersebut dan memasukkan kunci

roolong door ke dalam dompet milik terdakwa, Saksi Sishadi mengejar

terdakwa, terdakwa berlari menuju ke Masjid Al-fatah (selatan rumah

Saksi Sishadi) dan berpura-pura tiduran ditempat tersebut, Saksi

Sishadi yang mengejar terdakwa bertemu dengan Saksi Budi Santoso

yang melihat terdakwa berlari menuju Masjid Al-fatah memberi tahu

larinya terdakwa ke masjid tersebut, Saksi Sishadi kemudian menyusul

dan menemukan terdakwa sedang tidur-tiduran di masjid tersebut, dan

Saksi Sishadi kemudian karena mencurigai terdakwa menggeledah

terdakwa dan menemukan kunci rooling door miliknya berada di dalam

dompet milik terdakwa, setelah tertangkap terdakwa diserahkan ke

Polsektabes Banjarsari. Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan

diancam pidana dalam Pasa 363 ayat (1) ke-3 jo Pasal 53 KUHP.

c. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum

(1) Menyatakan terdakwa Angga Taufik Qurrahman terbukti bersalah

melakukan tindak pidana “percobaan pencurian dalam keadaan

memberatkan”.

(2) Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 3 (tiga) bulan.

(3) Menetapkan masa penangkapan dan masa penahanan yang telah

dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang

dijatuhkan.

(4) Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan.

(5) Menetapkan barang bukti berupa: 1 (satu) buah kunci rooling door

dikembalikan kepada saksi Sishadi.

(6) Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. 1000,-

Page 46: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

(seribu rupiah).

d. Amar Putusan

(1) Menyatakan terdakwa Angga Taufik Qurrahman terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “percobaan

pencurian dalam keadaan memberatkan”.

(2) Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 3 (tiga) bulan.

(3) Menetapkan masa penangkapan dan masa penahanan yang telah

dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang

dijatuhkan.

(4) Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan.

(5) Menetapkan barang bukti berupa: 1 (satu) buah kunci rooling door

dikembalikan kepada saksi Sishadi.

(6) Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. 1000,-

(seribu rupiah).

e. Analisis

Dalam Putusan Nomor: 213/Pid.B/2008/PN.Ska., Hakim dalam

mengambil keputusan mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya

adalah:

1) Bahwa atas tuntutan Penutuntut Umum, terdakwa dalam pembelaan

secara lisan mohon keringanan hukuman.

2) Bahwa atas dakwaan Penuntut Umum, terdakwa menyatakan tidak

mengajukan bantahan atau eksepsi.

3) Bahwa di persidangan Penuntut Umum mengajukan barang bukti

berupa: 1 (satu) buah kunci rooling door.

4) Bahwa di persidangan, Penuntut Umum telah mengajukan 3 (tiga)

orang saksi yaitu Sishadi, Sendy Ardiatma dan Budi Santoso. Dari

keterangan para saksi tersebut, terdakwa tidak keberatan dan

membenarkan keterangan tersebut.

5) Bahwa di persidangan terdakwa mengaku telah melakukan

Page 47: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

percobaan pencurian di toko milik saksi Sishadi.

6) Bahwa semua unsur-unsur yang didakwakan oleh Penuntut Umum,

yaitu Pasal 363 ayat (1) ke-3 jo Pasal 53 KUHP, telah terbukti,

maka terdakwa secara sah dan meyakinkan bersalah nelakukan

tindak pidana percobaan pencurian dalam keadaan memberatkan.

7) Bahwa karena pada diri terdakwa tidak ditemukan adanya alasan

pemaaf maupun alasan pembenar sebagai penghapus pidana,

sehingga terdakwa haruslah dinyatakan sebagai orang yang dapat

dipertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.

8) Bahwa terhadap pidana yang akan dijatuhkan kepada terdakwa

tersebut, Hakim perlu mempertimbangkan hal-hal yang

memberatkan dan hal-hal yang meringankan bagi terdakwa yaitu:

Hal-hal yang memberatkan terdakwa:

a) Perbuatan terdakwa merugikan orang lain, khususnya Saksi

Sishadi;

b) Terdakwa sudah pernah mengambil barang tanpa seijin Saksi

Sishadi;

c) Terdakwa sudah pernah menikmatihasil perbuatannya.

Hal-hal yang meringankan terdakwa:

a) Terdakwa menyesali perbuatannya;

b) Terdakwa berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

c) Terdakwa masih anak-anak atau belum dewasa, yaitu berumur

15 tahun.

Dalam kasus di atas terdakwa didakwa melakukan tindakan

yang melanggar Pasal 363 ayat (1) ke-3 jo Pasal 53 KUHP. Untuk

membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa, dalam

pemeriksaan persidangan telah diajukan alat bukti. Alat bukti yang

diajukan adalah berupa keterangan saksi yang terdiri dari 3 (tiga) orang

yaitu saksi korban, Sishadi, saksi Sendy Ardiatma dan Budi Santoso.

Selain itu, terdapat alat bukti yang berupa keterangan terdakwa, dimana

terdakwa mengakui bahwa telah melakukan tindak pidana percobaan

Page 48: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

pencurian di toko saksi Sishadi.

Dengan dua macam alat bukti tersebut maka sudah memenuhi

ketentuan UU No. 3 tahun 1997, dimana hakim untuk dapat

menjatuhkan pidana kepada seseorang maka dengan sekurang-

kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa

suatu tindakan pidana benar-benar terjadi dan terdakwalah yang

bersalah melakukan.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut baik

dariketerangan saksi maupun keterangan terdakwa, didapati fakta

bahwa tindakan yang dilakukan terdakwa memenuhi unsur-unsur yang

terdapat dalam pasal yang didakwakan yaitu Pasal 363 ayat (1) ke-3 jo

Pasal 53 KUHP. Unsur-unsur tersebut adalah:

1) Unsur “barangsiapa”

Yang dimaksud “barangsiapa” oleh Undang-Undang ialah subyek

hukum baik orang maupun badan hukum tanpa kecuali dan dalam

hubungannya dengan perkara ini yang dimaksud dengan siapa

adalah orang yang bernama Angga Taufik Qurrahman yang

dihadapkan sebagai pelaku atau subyek hukum dari tindak pidana

yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum, yang kebenaran

identitasnya telah diakui oleh terdakwa sendiri dan dibenarkan pula

oleh para saksi, sehingga dengan demikan unsur “barangsiapa”

telah terpenuhi.

2) Unsur “mengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian

milik orang lain”

Yang dimaksud “mengambil “ dalam ketentuan ini adalah barang

tersebut harus sudah berpindah dari tempatnya semula. Dalam

hubungannya dengan perkara ini telah diperoleh fakta hukum

berdasarkan keterangan para saksi dibawah sumpah dan keterangan

terdakwa serta barang bukti yang diajukan dipersidangan bahwa

terdakwa terbukti melakukan pencurian ditoko milik saksi Sishadi

dan menemukan kunci rooling door miliknya berada di dalam

Page 49: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

dompet milik terdakwa. Selain itu sebelumnya terdakwa pernah

mengambil anak timbangan di rumahnya sakasi Sishadi, yang

kemudian terdakwa jual dengan harga Rp. 55. 000,- (lima puluh

lima ribu rupiah) dan uangnya oleh terdakwa dipakai untuk main

play station.

3) Unsur “dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum”

Berdasarkan fakta yang terungkap di pengadilan, terdakwa hendak

mengambil barang di dalam toko milik saksi Sishadi tanpa seijin

dan sepengetahuan pemiliknya, terdakwa hendak mengambil rokok

milik saksi Sishadi untuk dimiliki. Dengan demikian perbuatan

terdakwa membuktikan unsur dengan maksud untuk dimiliki secara

melawan hukum, telah terpenuhi secara sah menurut hukum.

Unsur yang terdapat dalam Pasal 53 KUHP, yaitu berupa unsur

“percobaan”, yang dimaksud “percobaan” disini adalah mencoba untuk

melakukan kejahatan pidana akan tetapi tidak selesai pelaksanaannya.

Dalam hubungannya dengan perkara ini telah diperoleh fakta hukum

berdasarkan keterangan para saksi di bawah sumpah dan keterangan

terdakwa terbukti melakukan percobaan pencurian di toko milik Saksi

Sishadi.

Dengan terpenuhinya semua unsur-unsur dalam Pasal 363 ayat

(1) ke-3 jo Pasal 53 KUHP tersebut maka terdakwa terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana percobaan

pencurian dalam keadaan memberatkan, sesuai dengan Pasal 363. Dan

dengan tidak adanya alasan pemaaf dan alasan pembenar bagi tindakan

terdakwa maka terdakwa dapat dijatuhi hukuman akibat tindakannya

tersebut. Yang dimaksud alasan pembenar adalah alasan yang

menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan, sehingga apa yang

dilakukan oleh terdakwa menjadi perbuatan yang patut dan benar,

sedanglan alasan pemaaf adalah alasan yang menghapus kesalahan

terdakawa.

Dengan terbuktinya terdakwa melakukan tindak pidana yang

Page 50: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 363 ayat (1) ke-3 jo Pasal 53

KUHP, maka maksimal pidana yang dapat dijatuhkan pada terdakwa

adalah ½ dari ancaman pidana yang ada dalam ketentuan pasal tersebut

yaitu 7 (tujuh) tahun, sehingga maksimal pidananya adalah 3 ½ (tiga

setengah) tahun. Namun dalam amar putusannya, hakim hanya

menjatuhkan pidana penjara 3 (tiga) bulan.

Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas, dapat dilihat

bahwa hakim dalam menjatuhkan putusan sudah sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku bagi tindak pidana anak yaitu

Undang-Undang Pengadilan Anak. Dimana terlihat dari penjatuhan

pidana penjara yang sesuai dengan ketentuan Pasal 26 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Selain itu

sebelum menjatuhkan putusan, hakim juga telah mendengarkan

Laporan Penelitian dari Pembimbing Pemasyarakatan. Hal ini sesuai

dengan Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997

tentang Pengadilan Anak. Dalam menjatuhkan putusan terhadap anak

di bawah umur, hakim wajib mempertimbangkan Laporan Penelitian

dari Pembimbing Kemasyarakatan, jika tidak maka putusan tersebut

akan batal demi hukum.

Kasus pencurian oleh anak di bawah umur ini diperiksa dan

diputus oleh hakim tunggal. Hal tersebut sudah sesuai dengan Pasal 11

ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan

Anak, yang berbunyi bahwa hakim memeriksa dan memutus perkara

anak dalam tingkat pertama sebagai hakim tunggal.

2. Kasus Pidana Dimas Eko Prabowo bin Warsito (Putusan Nomor:

226/Pid.B/2008/PN.Ska).

a. Identitas Terdakwa

Nama : Dimas Eko Prabowo bin Warsito

Umur / tanggal lahir : 15 tahun / 10 Juni 1993.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Page 51: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

Kebangsaan : Indonesia.

Agama : Islam.

Pekerjaan : Swasta

Tempat Tinggal : Ngepung RT 005 RW 011 Kelurahan

Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota

Surakarta.

b. Pokok Perkara

Bahwa ia terdakwa Dimas Eko Prabowo bin Warsito bersama

dengan saksi Eko Setio Budi bin Sutrimo(diajukan dalam berkas

tersendiri) pada hari Minggu tanggal 11 Mei 2008 sekitar jam 12.00

WIB atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain masih dalam bulan

Mei tahun 2008 atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain masih

dalam tahun dua ribu delapan, bertempat dijalan Kampung

Norowangsan, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih di dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Surakarta, secara bersama-sama dengan

bersekutu telah mengambil barang sesuatu berupa sebuah dompet HP

terbuat kain warna coklat berisi HP Nokia seri 6600 warna hitam dan

uang tunai sebesar Rp. 40.000,- (empat puluh ribu rupiah), yang

seluruhnya atau sebagaian kepunyaan orang lain yakni saksi korban

Diah Suryandari Hardianto, dengan maksud untuk dimiliki secara

melawan hukum yang dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai

berikut:

Awalnya pada hari Minggu tanggal 11 Mei 2008 sekitar jam

09.30 WIB terdakwa bersama dengan saksi Eko SetiA Budi bin

Sutrimo pergi dengan berboncengan sepeda onthel merk Poligon warna

biru milik Saksi Sri Mulyani yang dipinjam oleh saksi Eko Setio Budi

bin Sutrimo untuk menjualkan HP Siemens milik ayah terdakwa,

setelah beberapa saat berputar-putar dan HP belum juga laku terjual,

maka saksi Eko Setia Budi bin Sutrimo mengajak terdakwake rumah

ibunya di Gonilan Kartasura untuk minta uang akan tetapi tidak diberi

Page 52: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

oleh ibunya, kemudian terdakwa dan saksi Eko Setia Budi bin Sutrismo

berencana pulang ke Sangkrah, sesampai dijalan Kampung

Norowangsan, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan kota Surakarta

atau arah selatan Tugu Kleco, Terdakwa dan Saksi Eko Setio Budi bin

Sutrismo melihat ada (dua) orang perempuan yakni Saksi korban Diah

Suryandari Hardianto dan Saksi Ristin Ariati berjalan kaki menuju arah

selatan, dimana salah satu diantara mereka membawa dompet HP

warna coklat di tangan kirinya, melihat hal itu Saksi Eko Setia Budi bin

Sutrimo memberitahu terdakwa yang memboncengkan saksi dengan

mengatakan “opo kowe wani nyaut dompete wong wedok kae?” lalu

terdakwa jawab “wani !i” sesaat kemudian terdakwa mengayuh

sepedanya kearah Saksi korban, sesampainya disamping kiri saksi

korban, Saksi Eko Setia Budi bin sutrimo menarik paksa dompet HP

yang dibawa saksi korban Diah Suryandari Hardianto dengan keras

sehingga sempat terjadi tarik-menarik karena saksi korban berusaha

mempertahankan dompetnya, akan tetapi karena kalah kuat maka

dompet yang ada ditangan Saksi Diah Suryandari Hardianto terlepas

dari tangannya dan berhasil dibawa pergi oleh terdakwa dan saksi Eko

Setia Budi bin Sutrimo kearah selatan, denagan mengayuh sepedanya

lebih kencang lagi, melihat keadaan itu saksi Diah Suryandari

Hardianto dan saksi Ristin Ariati berteriak keras-keras

“jambret..jambret” lalu masa yang mendengar teriakan itu mengejar

terdakwa kemudian menangkap terdakwa dan Saksi Eko Setia Budi bin

Sutrimo selanjutnya menyerahkan pada pihak yang berwajib untuk

diproses lebih lanjut. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa dan Saksi Eko

Setia Budi bin Sutrimo tersebut, saksi korban Diah Suryandari

Hardianto mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp. 890.000,-

(delapan ratus sembilan puluh ribu rupiah) atau setidak-tidaknya lebih

dari Rp. 250,- (dua ratus lima puluh rupiah). Perbuatan Terdakawa

tersebut sebagamiana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 363 ayat

(1) ke-4 KUHP.

Page 53: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

c. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum

(1) Menyatakan terdakwa Dimas Eko Prabowo bin Warsito bersalah

telah melakukan tindak pidana “pencurian dengan pemberatan”

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 363 ayat (1)

ke-4 KUHP sebagaimana dalam surat dakwaan;

(2) Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Dimas Eko Prabowo bin

Warsito berupa pidana penjara selama 5 (lima) bulan dengan

dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara,

dengan perintah terdakwa tetap ditahan;

(3) Menyatakan barang bukti berupa:

a. 1 (satu) unit sepeda ontel mini keranjang merk Polygon warna

biru;

b. 1 (satu) unit dompet kain warna coklat;

c. 1 (satu) buah HP merk Nokia 6600 warna hitam;

d. Uang tunai Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah);

Digunakan untuk pembuktian dalam perkara lain;

(4) Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.

1.000,- (seribu rupiah).

d. Amar Putusan

(1) Menyatakan terdakwa Dimas Eko Prabowo bin Warsito bersalah

telah melakukan tindak pidana “pencurian dengan pemberatan”;

(2) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Dimas Eko Prabowo bin

Warsito tersebut diatas oleh karena itu dengan pidana penjara

selama 2 (dua ) bulan dan 15 (lima belas) hari;

(3) Menyatakan bahwa masa penahanan yang telah dijalani oleh

terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

(4) Menetapkan agar terdakwa tetap dalam tahanan;

(5) Memerintahkan barang bukti berupa:

a. 1 (satu) unit sepeda ontel mini keranjang merk Polygon warna

biru;

b. 1 (satu) unit dompet kain warna coklat;

Page 54: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

c. 1 (satu) buah HP merk Nokia 6600 warna hitam;

d. Uang tunai Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah);

Digunakan untuk pembuktian dalam perkara lain;

(5) Membebani kepada Terdakwa tersebut diatas untuk membayar

biaya perkara sebesar Rp. 1000,- (seribu rupiah).

e. Analisis

Dalam Putusan Nomor: 226/Pid.B/2008/PN.Ska., Majelis

Hakim dalam mengambil keputusan mempertimbangkan beberapa hal,

diantaranya adalah:

1) Bahwa atas tuntutan Penutuntut Umum, terdakwa dalam pembelaan

secara lisan mohon keringanan hukuman.

2) Bahwa atas dakwaan Penuntut Umum, terdakwa menyatakan tidak

mengajukan bantahan atau eksepsi.

3) Bahwa di persidangan Penuntut Umum mengajukan barang bukti

sebagai berikut:

a. 1 (satu) unit sepeda ontel mini keranjang merk Polygon warna

biru;

b. 1 (satu) unit dompet kain warna coklat;

c. 1 (satu) buah HP merk Nokia 6600 warna hitam;

d. Uang tunai Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah);

4) Bahwa di persidangan, Penuntut Umum telah mengajukan 4

(empat) orang saksi yaitu Diah Suryandari, Eko Setia budi bin

Sumtrimo, Aan Winarno dan Surono Yoso Raharjo. Dari

keterangan para saksi tersebut, terdakwa tidak keberatan dan

keterangan para saksi tersebut benar adanya.

5) Bahwa semua unsur-unsur yang didakwakan oleh Penuntut Umum,

yaitu Pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP, telah terbukti, maka terdakwa

secara sah danmenyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

pencurian dengan pemberatan.

6) Bahwa karena pada diri terdakwa tidak ditemukan adanya alasan

Page 55: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

pemaaf maupun alasan pembenar, maka sepantasnya terdakwa

harus dijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatanya.

7) Bahwa terhadappidana yang akan dijatuhkan kepada terdakwa

tersebut, Majelis Hakim perlu mempertimbangkan hal-hal yang

memberatkan dan hal-hal yang meringankan bagi terdakwa yaitu:

Hal-hal yang memberatkan Terdakwa:

a. Perbuatan terdakawa mengakibatkan kerugian bagi saksi

korban.

Hal-hal yang meringankan bagi Terdakwa:

a. Terdakwa mengakui terus terang dan menyesali perbuatannya;

b. Terdakwa belum menikmati hasil kejahatan.

Dalam kasus diatas Terdakwa didakwa melakukan tindakan

yang melanggar Pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP. Untuk membuktikan

kesalahan yang didakwakan kepada Terdakwa, dalam pemeriksaan

telah diajukan alat bukti. Alat bukti yang diajukan berupa keterangan

saksi-saksi dan keterangan terdakwa sendiri, didapati fakta bahwa

perbuatan terdakwa memenuhi semua unsur yang terdapat dalam Pasal

363 ayat (1) ke-4 KUHP, yaitu:

a. Unsur “barang siapa”

Yang dimaksud dengan barang siapa dalam pasal ini adalah

ditujukan kepada siapa saja orang atau subyek hukum yang

terhadapnya diduga telah melakukan tindak pidana. Dalam kasus ini

yang diduga melakukan tindak pidana adalah terdakwa Dimas Eko

Prabowo bin Warsito;

b. Unsur “mengambil sesuatu barang”

Yang dimaksud dengan “mengambil sesuatu barang” dalam

ketentuan Pasal ini adalah waktu seseorang mengambil barang

tersebut, barang tersebut belum ada dalam kekuasaannya.

Sedangkan yang dimaksud dengan barang adalah segala sesuatu

yang berwujud dan mempunyai nilai ekonomi bagi korban. Dalam

kasus ini terdakwa mengambil dompet kain warna coklat yang

Page 56: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

berisi HP merk Nokia seri 6600 warna hitam dan uang tunai sebesar

Rp. 4.00.000,- (empat ratus ribu rupiah), dan dari perbuatan

terdakwa tersebut Saksi Diah Suryandari pemilik barang tersebut

mengalami kerugian sebesar Rp. 890.000,- (delapan ratus sembilan

puluh ribu rupiah);

c. Unsur “yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain”

Dalam kasus ini terdakwa telah terbukti mengambil dompet kain

warna coklat yang berisi HP merk Nokia seri 6600 warna hitam dan

uang tunai sebesar Rp. 4.00.000,- (empat ratus ribu rupiah) milik

Saksi Diah Suryandari;

d. Unsur “dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum”

Yang dimaksud “dengan maksud untuk dimiliki secara melawan

hukum” adalah tanpa seijin pemiliknya, seolah-olah barang itu

adalah miliknya sendiri;

e. Unsur “dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu”

Dalam ksus ini Terdakwa tidak melakukan perbuatan pidana

sendiri melainkan secara bersama-sama dengan Saksi Eko Setia

Budi bin Sutrimo.

Dengan terpenuhinya semua unsur-unsur dalam Pasal 363 ayat

(1) ke-4 KUHP tersebut maka terdakwa Dimas Eko Prabowo terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

pencurian seperti yang dimaksud dalam Pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP.

Dan berdasarkan hal-hal diatas Majelis berpendapat bahwa pidana yang

dijatuhkan kepada terdakwa dianggap cukup setimpal dengan perbuatan

terdakwa, selain itu karena terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan

Negara maka lamanya terdakwa dalam tahanan sebelum adanya

putusan Pengadilan yang mepunyai kekuatan hukum tetap haruslah

dikurangkan dengan pidana yang dijatuhkan.

Page 57: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

3. Pembahasan

Berdasarkan kedua analisis putusan tersebut diatas dapat dilihat

bahwa dalam pemidanaan yang dilakukan oleh hakim Pengadilan Negeri

Surakarta dalam kasus tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak

di bawah umur sudah mencoba sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku yang berkaitan dengan kasus tersebut, yaitu KUHP

khususnya Pasal 363 tentang pencurian, Undang-Undang Nomor 3 Tahun

1997 tentang Pengadilan Anak. Meskipun dalam penjatuhan putusan hakim

tidak mencantumkan Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 kedalam putusan

Dengan mengacu pada ketentuan perundang-undangan tersebut,

akhirnya hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa, apabila dilihat dari

pidana yang dijatuhkan pada kedua kasus diatas maka terlihat pidana yang

dijatuhkan kepada terdakwa anak tersebut masih lebih ringan dari tuntutan

Jaksa Penuntut Umum. Dalam menentukan berat ringannya hukuman

pidana yang akan dikenakan kepada terdakawa, undang-undang

memberikan kebebasan kepada hakim untuk menjatuhkan pidana antara

hukuman minimum dan maksimum yang diancamkan dalam pasal pidana

yang bersangkutan. Namun putusan tersebut harus dibuat dengan

mempertimbangkan fakta-fakta yang ditemukan dalam persidangan.

Selain itu hakim juga harus memperhatikan unsur kepastian

hukum, kemanfaatan hukum dan juga keadilan. Unsur kepastian hukum

dalam penegakan hukum merupakan perlindungan yustisiabel atas tindakan

seseorang terhadap orang lain, karena hukum telah dianggap sebagai

rujukan terakhir untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Unsur kemanfaatan hukum dalam penegakan hukum mempunyai makna

filosofis yang amat mendalam, yaitu karena hukum ditujukan untuk

manusia, maka harus memberi kemanfaatan sebesar-besarnya bagi

manusia. Kemanfaatan ini terutama berbentuk terlindunginya kepentingan

satu pihak dan perampasan yang dilakukan pihak lain. Sedangkan unsur

keadilan dalam penegakan hukum merupakan sesuatu yang seharusnya

paling hakiki dari hukum itu sendiri.

Page 58: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

Dalam mengkaji mengenai pemidanaan terhadap anak dibawah

umur yang melakukan tindak pidana khususnya pencurian berdasarkan

Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997,penulis juga telah melakukan

wawancara dengan salah satu hakim di Pengadilan Negeri Surakarta yang

menangani perkara tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak

dibawah umur, yaitu Bapak I Wayan Sosiawan S.H. yang menangani kasus

pidananya terdakwa Angga Taufik Qurrahman. Berdasarkan hasil

wawancara pada hari Senin, 25 Mei 2009, menurrut beliau bahwa dalam

pelaksanaan pemidanaan Majelis Hakim sudah berusaha sesuai dengan

aturan yang berlaku dalam perundang-undangan, seperti dalam memeriksa

dan memutus perkara anak dalam tingkat pertama adalah Hakim Tunggal,

ini sesuai dengan Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997.

selain hal tersebut juga dalam penjatuhan pidana penjara yangterhadap

anak yang melakukan tindak pidana pencurian sesuai dengan Pasal 26 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 yaitu paling lama ½ (satu per

dua) dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa. Selain itu

menurut Bapak I Wayan Sosiawan dalam pemeriksaan di sidang

Pengadilan dilakukan secara tertutup ini dikarenakan demi melindungi

psikologis pada terdakwa anak tersebut, dan hal ini sudah sesuai dengan

peraturan dalam Pasal 57 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997.

dalam menangani kasus pidana terhadap anak ini yang menjadi kendala

dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap anak di bawah umur yang

melakukan tindak pidana pencurian adalah tentang bantuan hukum.

Dimana dalam Undang-Undang Pengadilan Anak disebutkan bahwa di

persidangan terdakwa didampingi oleh penasihat hukum.

Page 59: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis kemukakan dalam

Penulisan Hukum (skripsi) diatas, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dalam pengaturan tindak pidana pencurian, yang dilakukan oleh anak di

bawah umur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, bahwa di dalam

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana terhadap anak yang melakukan

perbuatan yang melanggar hukum sebelum umur enam belas tahun (16),

sanksi yang dikenakan adalah dikembalikan kepada orang tuanya atau

walinya atau pemeliharanya tanpa pidana apapun. Selain dikembalikan

kepada orang tua dapat pula anak yang bersalah diserahkan kepada

pemerintah tanpa pidana apapun, apabila perbuatan yang dilakukan

merupakan kejahatan atau salah satu pelanggaran. Serta belum lewat dua

tahun sejak dinyatakan salah karena melakukan kejahatan atau salah satu

pelanggaran maka putusannya menjadi tetap atau menjatuhkan pidana.

Berdasarkan hal tersebut maka tindak pidana pencurian yang dilakukan

anak dibawah umur merupakan salah satu bentuk kejahatan sehingga

terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian dapat dikenai

sanksi sesuai dengan yang disebutkan dalam Pasal 45 Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana. Akan tetapi Pasal 45 KUHP tersebut sudah tidak

berlaku lagi karena terdapat peraturan baru yang mengatur mengenai anak

nakal, yaitu terdapat dalam Pasal 4 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 3

tahun 1997 yaitu mengenai batas umur anak nakal yang dapat diajukan ke

sidang anak adalah sekurang-kurangnya 8 (delapan ) tahun tetapi belum

mencapai umur 18 (delapan belas ) tahun dan belum pernah kawin dan

dalam hal anak melakukan tindak pidana pada batas umur sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dan diajukan ke sidang pengadilan setelah anak

Page 60: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

yang bersangkutan melampaui batas umur tersebut, tetapi belum mencapai

umur 21 (dua puluh satu ) tahun tetap diajukan kesidang anak.. Berlakunya

Undang-Undang No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak antara lain

telah menetapkan apa yang dimaksud anak, dan Undang-Undang ini

berlaku lexpecialis terhadap KUHP, khususnya berkaitan dengan tindak

pidana yang dilakukan oleh anak. Lahirnya Undang-undang Pengadilan

Anak, nantinya harus menjadi acuan pula dalam perumusan pasal-pasal

KUHP baru berhubungan dengan pidana dan tindakan bagi anak. Dengan

demikian tidak akan terjadi tumpang tindih ataupun saling bertentangan.

Pengaturan mengenai tindak pidana pencurian sendiri diatur dalam Pasal

362 , 363, 364 dan Pasal 365 KUHP, dan sepanjang tidak diatur dalam

Undang-Undang tersebut sehingga menggunakan KUHP karena dalam hal

ini Undang-Undang No. 3 tahun 1997 tidak mengatur tentang pencurian

sehingga menggunakan KUHP.

2. Kajian Yuridis Pemidanaan Yang Dilakukan Oleh Hakim Terhadap Tindak

Pidana Pencurian Yang Dilakukan Anak Dibawah Umur Di Pengadilan

Negeri Surakarta Berdasarkan Undang-Udang Nomor 3 Tahun 1997

Tentang Pengadilan Anak. Bahwa Hakim Pengadilan Negeri Surakarta

telah bertindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

yaitu KUHP, dan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997 tentang Pengadilan

Anak. Dalam menjatuhkan putusan hakim akan mempertimbangkan

beberapa hal yaitu: alat bukti, terpenuhinya unsur-unsur tindak pidana, hal-

hal yang memberatkan dan meringankan, dan ada tidaknya alasan pemaaf

dan pembenar. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, hakim

menjatuhkan putusan terhadap anak nakal. Pemidanaan yang dilakukan

oleh hakim Pengadilan Negeri Surakarta terhadap anak dibawah umur yang

melakukan tindak pidana pencurian masih jauh dari maksimal pidana yang

dapat dijatuhkan, dimana hal ini sudah sesuai dengan Pasal 11 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997. Dalam menentukan berat

ringannya pidana yang akan dijatuhkan, undang-undang memberikan

kebebasan bagi hakim untuk menentukan berat ringanya pidana yang akan

Page 61: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

dijatuhkan antara minimal dan maksimal pidana yang terdapat dalam pasal

yang bersangkutan.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka penulis

akan mencoba memberikan saran sebagai berikut:

1. Hendaknya Hakim Pengadilan Negeri Surakarta dalam menjatuhkan pidana

terhadap anak dibawah umur yang melakukan tindak pidana pencurian juga

mempertimbangkan laporan Penelitian dari Pembimbing Kemasyarakatan,

agar dalam penjatuhan putusan lebih memiliki data-data yang lebih akurat.

2. Dalam menjatuhkan putusan hendaknya hakim harus mengacu pada Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

1997 tentang Pengadilan Anak, tidak hanya mengacu pada salah satu

peraturan saja.

Page 62: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adami Chazawi. 2002. Pelajaran Hukum Pidana. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Apong Herlina. 2004. Buku Saku Untuk Polisi Perlundungan Terhadap Anak Yang

Berhadapan Dengan Hukum. Jakarta: Polisi RI dan UNICEF.

Moeljatno. 1983. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: PT Bina Aksara.

Muladi dan Barda Nawawi. 1998. Teori-Teori dan Kebijakan Pidana Edisi Revisi.

Bandung: PT Alumni.

P.A.F. Lamintang. 1997. Dasar-DasarHukum Pidana Indonesia. Bandung: PT

Citra Aditya Bakti.

Peter Mahmud Marzuki. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana.

Soerjono Soekanto. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.

Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Internet

Darmanto Hadi. Pengangkatan Anak Sebagai Usaha Perlindungan anak.

<http://bengkuluutara.wordpress.com/2008/05/30/pidana-anak-uu-no-3-

tahun-1997/pengadilan-anak.html> (15 April 2009, pukul 14.00 WIB).

<http://www.bawean.net/2008/10/pengadilan-anak.html> (15 April 2009, pukul

13.45 WIB).

Putusan

Putusan Hakim Pengadilan Negeri Surakarta Nomor: 213/Pid.B/2008/PN.Ska.

Page 63: KAJIAN YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP TINDAK PIDANA …/Kajian... · halaman pengesahan penulisan hukum (skripsi) kajian yuridis pemidanaan terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan

Putusan Hakim Pengadilan Negeri Surakarta Nomor: 226/Pid.B/2008/PN.Ska