Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
-
Upload
deena-wilson -
Category
Documents
-
view
274 -
download
4
Transcript of Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
1/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 1
BAB II
KAJIAN TEKNIS RIGID PAVEMENT
DENGAN METODE AASHTO 1993
2.1. UMUM
Perencanaan mengacu pada AASHTO (American Association of State Highway and
Transportation Officials) guide for design of pavement structures 1993 (selanjutnya
disebut AASHTO 1993). Langkah-langkah / tahapan, prosedur dan parameter-
parameter perencanaan diberikan sebagai berikut dibawah ini.
Parameter perencanaan terdiri :
Analisis lalu-lintas : mencakup umur rencana, lalu-lintas harian rata-rata,pertumbuhan lalu-lintas tahunan, vehicle damage factor, equivalent single axle
load
Terminal serviceability index Initial serviceability Serviceability loss Reliability Standar normal deviasi Standar deviasi
CBR dan Modulus reaksi tanah dasar Modulus elastisitas beton, fungsi dari kuat tekan beton Flexural strength Drainage coefficient Load transfer coefficient
Bagan alir prosedur perencanaan diperlihatkan seperti pada Gambar 2.1.
2.2. TRAFFIC DESIGN
Traffic design akan mengacu pada data Equivalent Single Axle Load(ESAL) dari hasil
perhitungan tebal perkerasan lentur yang menghasilkan lapis perkerasan sebagai
berikut : Untuk main road 4 cm Asphalt Surface Course (AC WC)+ 28 cm Rigid +10
Lean concrete + 15 Aggregat clas B sedangkan pada bahu jalan 10 cm ATB + 20 cm
Aggregate clas A + 40 cm Aggregat clas B + Borrow material varies.dimana tebal ini
juga dipertimbangkan untuk menyamakan total tebal existing pavement jalan tol
Jakarta -Tanggerang.
Traffic design dan parameter lain yang digunakan sehingga menghasilkan tebal
perkerasan tersebut yang akan dipakai sebagai pendekatan untuk analisis rigid
pavement, karena tahap tender ini belum didapat data primer lengkap untuk
perencanaan, tetapi sebagai pendekatan awal dapat untuk mengkaji, sehingga
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
2/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 2
didapat alternative perkerasan lain yang selanjutnya dapat untuk memperkirakan
biaya konstruksinya.
Data dan parameter lalu-lintas yang digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan
meliputi :
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
3/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 3
Umur rencana
Faktor distribusi arah
Faktor distribusi lajur
LHR pada tahun dibuka
Pertumbuhan lalu-lintas tahunan
Vehicle damage factor
Standard normal deviation
Standard deviation
Terminal serviceability Check Tebal pelat
Initial serviceability Equation
Flexural strength
Drainage coefficient
Load transfer coefficient
CBR Modulus reaksi tanah dasar
Kuat tekan beton Modulus e last is itas beton
Desain ESAL
Reliability
rencana
Coba
Tebal pelat
Traffic
Tidak
Serviceability Serviceability lossYa
BAGAN ALIR PROSEDUR PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU CARA AASHTO 1993
Gambar 2.1.
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
4/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 4
Jenis kendaraan. Volume lalu-lintas harian rata-rata. Pertumbuhan lalu-lintas tahunan. Damage factor. Umur rencana. Faktor distribusi arah. Faktor distribusi lajur. Equivalent Single Axle Load, ESAL selama umur rencana (traffic design).
Faktor distribusi arah : DD= 0,3 0,7 dan umumnya diambil 0,5 (AASHTO 1993 hal.
II-9).
Faktor distribusi lajur (DL), mengacu padaTabel 3.1.(AASHTO 1993 halaman II-9).
Tabel 2.1. : Faktor distribusi lajur (DL).
Jumlah lajur setiap
arah
DL(%)
1 100
2 80 100
3 60 80
4 50 75
Rumus umum desain traffic(ESAL = Equivalent Single Axle Load) :
Nn
1NLDjj18 365DDVDFLHRW
dimana :
W18 = Traffic design pada lajur lalu-lintas,Equivalent Single Axle Load.
LHRj = Jumlah lalu-lintas harian rata-rata 2 arah untuk jenis kendaraan j.
VDFj = Vehicle Damage Factoruntuk jenis kendaraan j.
DD = Faktor distribusi arah.
DL = Faktor distribusi lajur.
N1 = Lalu-lintas pada tahun pertama jalan dibuka.
Nn = Lalu-lintas pada akhir umur rencana.
Lalu-lintas yang digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan adalah lalu-
lintas kumulatif selama umur rencana. Besaran ini didapatkan dengan
mengalikan traffic design pada jalur rencana selama setahun dengan besaran
kenaikan lalu-lintas (traffic growth). Secara numerik rumusan lalu-lintas
kumulatif ini sebagai berikut :
n18t g1WW
dimana :
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
5/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 5
Wt = Jumlah beban gandar tunggal standar kumulatif
W18 = Beban gandar standar kumulatif selama 1 tahun.
n = Umur pelayanan, atau umur rencana UR (tahun).
g = perkembangan lalu-lintas (%)
2.3. CBR
California Bearing Ratio (CBR), dalam perencanaan perkerasan kaku digunakan
untuk penentuan nilai parameter modulus reaksi tanah dasar (modulus of
subgrade reaction : k).
CBR yang umum digunakan di Indonesia berdasar besaran 6 % untuk lapis tanah
dasar, mengacu pada spesifikasi yang baku digunakan di Indonesia. Akan tetapi
tanah dasar dengan nilai CBR 5 % dan atau 4 % pun dapat digunakan setelah
melalui kajian geoteknik, dengan CBR kurang dari 6 % ini jika digunakan sebagai
dasar perencanaan tebal perkerasan, masalah yang terpengaruh adalah fungsi
tebal perkerasan yang akan bertambah, atau masalah penanganan khusus lapis
tanah dasar tersebut.
2.4. MATERIAL KONSTRUKSI PERKERASAN
1. Pelat beton
Flexural strength (Sc) = 45 kg/cm2
Kuat tekan (benda uji silinder 15 x 30 cm) : fc = 350 kg/cm2
(disarankan)
2. Wet lean concrete
Kuat tekan (benda uji silinder 15 x 30 cm) : fc = 105 kg/cm2
Sc digunakan untuk penentuan paramater flexural strength, dan fc digunakan
untuk penentuan parameter modulus elastisitas beton (Ec).
2.5. RELIABILITY
Reliability : Probabilitas bahwa perkerasan yang direncanakan akan tetap
memuaskan selama masa layannya.
Penetapan angka Reliability dari 50 % sampai 99,99 % menurut AASHTOmerupakan tingkat kehandalan desain untuk mengatasi, mengakomodasi
kemungkinan melesetnya besaran-besaran desain yang dipakai. Semakin tinggi
reliability yang dipakai semakin tinggi tingkat mengatasi kemungkinan
terjadinya selisih (deviasi) desain. Besaran-besaran desain yang terkait dengan
ini antara lain :
Peramalan kinerja perkerasan. Peramalan lalu-lintas. Perkiraan tekanan gandar. Pelaksanaan konstruksi.
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
6/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 6
1. Kinerja perkerasan diramalkan pada angka desainTerminal Serviceability
pt= 2,5 (untuk jalan raya utama), pt= 2,0 (untuk jalan lalu-lintas rendah),
danInitial Serviceabilitypo= 4,5 (angka ini bergerak dari 0 5).
2. Peramalan lalu-lintas dilakukan dengan studi tersendiri, bukan hanya
didasarkan rumus empirik. Tingkat kehandalan jauh lebih baik
dibandingkan bila dilakukan secara empiris, linear, atau data sekunder.
3. Perkiraan tekanan gandar yang diperoleh secara primer dari WIM survey,
tingkat kehandalannya jauh lebih baik dibanding menggunakan data
sekunder.
4. Dalam pelaksanaan konstruksi, spesifikasi sudah membatasi tingkat /
syarat agar perkerasan sesuai (atau lebih) dari apa yang diminta desain.
Bahkan desain merupakan syarat minimum dalam spesifikasi.
Mengkaji keempat faktor diatas, penetapan besaran dalam desain sebetulnya
sudah menekan sekecil mungkin penyimpangan yang akan terjadi. Tetapi tidak
ada satu jaminan-pun berapa besar dari keempat faktor tersebut menyimpang.
Reliability(R) mengacu padaTabel 2.2. (diambil dari AASHTO 1993 halaman II-9).
Standard normal deviate (ZR) mengacu pada Tabel 2.3. (diambil dari AASHTO 1993
halaman I-62).
Standard deviation untuk rigid pavement : So = 0,30 0,40 (diambil dari AASHTO
1993 halaman I-62).
Tabel 2.2. : Reliability (R) disarankan.
Klasifikasi Reliability : R (%)jalan Urban Rural
Jalan tol 85 99,9 80 99,9
Arteri 80 99 75 95
Kolektor 80 95 75 95
Lokal 50 80 50 80
Catatan : Untuk menggunakan besaran-besaran dalam standar AASHTO ini
sebenarnya dibutuhkan suatu rekaman data, evaluasi desain / kenyataan
beserta biaya konstruksi dan pemeliharaan dalam kurun waktu yang cukup.Dengan demikian besaran parameter yang dipakai tidak selalu menggunakan
angka tengah sebagai kompromi besaran yang diterapkan.
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
7/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 7
Tabel 2.3. : Standard normal deviation (ZR).
R (%) ZR
R (%) ZR
50 - 0,000 93 - 1,476
60 - 0,253 94 - 1,555
70 - 0,524 95 - 1,645
75 - 0,674 96 - 1,751
80 - 0,841 97 - 1,881
85 - 1,037 98 - 2,054
90 - 1,282 99 - 2,327
91 - 1,340 99,9 - 3,090
92 - 1,405 99,99 - 3,750
Penetapan konsepReliabilitydan Standar Deviasi :
Berdasar parameter klasifikasi fungsi jalan
Berdasar status lokasi jalan urban / rural
Penetapan tingkat Reliability (R)
Penetapan standard normal deviation (ZR)
Penetapan standar deviasi (So)
Kehandalan data lalu-lintas dan beban kendaraan
2.6. SERVICEABILITY
Terminal serviceability index (pt) mengacu pada Tabel 2.4. (diambildari AASHTO
1993 hal II-10).
Initial serviceabilityuntuk rigid pavement : po= 4,5 (diambil dari AASHTO 1993 hal. II-
10).
Total loss of serviceability : to ppPSI
Tabel 2.4. : Terminal serviceability index (pt).
Percent of people ptstating unacceptable
12 3,0
55 2,5
85 2,0
Penetapan parameter serviceability :
Initial serviceability : po= 4,5
Terminal serviceability index Jalur utama(major highways) : pt= 2,5
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
8/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 8
Effective Modulus of Subgrade Reaction, k (pci)
Correction of Effective modulus of Subgrade Reaction for Potensial Loss Subbase Support (6)
Gambar 2.2.
Terminal serviceability index Jalan lalu-lintas rendah : pt= 2,0
Total loss of serviceability : to ppPSI
2.7. MODULUS REAKSI TANAH DASAR
Modulus of subgrade reaction (k) menggunakan gabungan formula dan grafik
penentuan modulus reaksi tanah dasar berdasar ketentuan CBR tanah dasar.
MR= 1.500 x CBR
4,19
Mk R
MR=Resilient modulus.
Koreksi Effective Modulus of Subgrade Reaction, menggunakan Grafik pada
Gambar 2.2.a. (diambil dari AASHTO 1993 halaman II-42).
FaktorLoss of Support(LS) mengacu padaTabel 2.5. (AASHTO 1993 halaman II-27).
Tabel 2.5. :Loss of Support Factors(LS).
No. Tipe material LS
1. Cement Treated Granular Base ( E = 1.000.000 2.000.000 psi ) 0 1
2. Cement Aggregate Mixtures ( E = 500.000 1.000.000 psi ) 0 1
3. Asphalt Treated Base ( E = 350.000 1.000.000 psi ) 0 1
4. Bituminous Stabilized Mixtures ( E = 40.000 300.000 psi ) 0 15. Lime Stabilized ( E = 20.000 70.000 psi ) 1 3
6. Unbound Granular Materials ( E = 15.000 45.000 psi ) 1 3
7. Fine grained / Natural subgrade materials ( E = 3.000 40.000 psi ) 2 3
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
9/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 9
California Bearing Ratio (CBR)
60 70 80 10025 30 40 50
700 800
2 3 4 5 6 10 15 20
Modulus reaksi tanah dasar : k (psi/in)
100 150 200 250 300 400 500 600
Pendekatan nilai modulus reaksi tanah dasar dari referensi / literatur :
Pendekatan nilai Modulus Reaksi Tanah Dasar (k) dapat menggunakan
hubungan nilai CBR dengan k seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2.b.
Diambil dari literatur Highway Engineering (Teknik Jalan Raya), Clarkson H
Oglesby, R Gary Hicks, Stanford University & Oregon State University, 1996.
Gambar 2.3 : Hubungan antara (k) dan (CBR).
2.8. MODULUS ELASTISITAS BETON
'cc f000.57E
dimana :
Ec = Modulus elastisitas beton (psi).
fc = Kuat tekan beton, silinder (psi).
Kuat tekan beton fc ditetapkan sesuai pada Spesifikasi pekerjaan (jika ada
dalam spesifikasi).
Di Indonesia saat ini umumnya digunakan : fc = 350 kg/cm2
2.9. FLEXURAL STRENGTH
Flexural strength (modulus of rupture) ditetapkan sesuai pada Spesifikasipekerjaan.
Flexural strengthsaat ini umumnya digunakan : Sc = 45 kg/cm2
= 640 psi.
2.10. DRAINAGE COEFFICIENT
2.10.1. Variabel faktor drainase
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
10/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 10
AASHTO memberikan 2 variabel untuk menentukan nilai koefisien drainase.
Variabel pertama : mutu drainase, dengan variasiexcellent, good, fair, poor,very poor. Mutu ini ditentukan oleh berapa lama air dapat dibebaskan dari
pondasi perkerasan.
Variabel kedua : persentasi struktur perkerasan dalam satu tahun terkenaair sampai tingkat mendekati jenuh air (saturated),dengan variasi < 1 %, 1
5 %, 5 25 %, > 25 %
2.10.2. Penetapan variable mutu drainase
Penetapan variable pertama mengacu pada Tabel 3.6. (diambil dari AASHTO
1993 halaman II-22),dan dengan pendekatan sebagai berikut :
a. Air hujan atau air dari atas permukaan jalan yang akan masuk kedalam
pondasi jalan, relatif kecil berdasar hidrologi yaitu berkisar 70 95 % air
yang jatuh di atas jalan aspal / beton akan masuk ke sistem drainase
(sumber : BINKOT Bina Marga & Hidrologi Imam Subarkah). Kondisi ini
dapat dilihat acuan koefisien pengaliran pada Tabel 2.7. & 2.8.
b. Air dari samping jalan yang kemungkinan akan masuk ke pondasi jalan,
inipun relatif kecil terjadi, karena adanya road side ditch, cross drain, juga
muka air tertinggi di-desain terletak di bawah subgrade.
c. Pendekatan dengan lama dan frekuensi hujan, yang rata-rata terjadi hujan
selama 3 jam per hari dan jarang sekali terjadi hujan terus menerus
selama 1 minggu.
Maka waktu pematusan 3 jam (bahkan kurang bila memperhatikan butir b.)
dapat diambil sebagai pendekatan dalam penentuan kualitas drainase, sehingga
pemilihan mutu drainase adalah berkisarGood.
Tabel 2.6. :Quality of drainage.
Quality of drainage Water removed within
Excellent 2 jam
Good 1 hariFair 1 minggu
Poor 1 bulan
Very poor Air tidak
terbebaskan
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
11/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 11
Tabel 2.7. : Koefisien pengaliran C (Binkot)
No. Kondisi permukaan tanah Koefisien pengaliran
(C)
1. Jalan beton dan jalan aspal 0,70 0,95
2. Bahu jalan :
- Tanah berbutir halus 0,40 0,65
- Tanah berbutir kasar 0,10 0,20
- Batuan masif keras 0,70 0,85
- Batuan masif lunak 0,60 0,75
Sumber : Petunjuk desain drainase permukaan jalan No. 008/T/BNKT/1990, Binkot, Bina Marga, Dep. PU,
1990.
Tabel 2.8. : Koefisien pengaliran C (Hidrologi, Imam Subarkah)
Type daerah aliran C
Jalan Beraspal 0,70 - 0,95
Beton 0,80 - 0,95
Batu 0,70 - 0,85
Sumber : Hidrologi, Imam Subarkah.
2.10.3. Penetapan variable prosen perkerasan terkena air
Penetapan variable kedua yaitu persentasi struktur perkerasan dalam 1 tahun
terkena air sampai tingkat saturated, relatif sulit, belum ada data rekaman
pembanding dari jalan lain, namun dengan pendekatan-pendekatan,
pengamatan dan perkiraan berikut ini, nilai dari faktor variabel kedua tersebut
dapat didekati.
Prosen struktur perkerasan dalam 1 tahun terkena air dapat dilakukan
pendekatan dengan asumsi sebagai berikut :
100W365
T
24
TP L
harijamheff
dimana :
Pheff = Prosen hari effective hujan dalam setahun yang akan berpengaruh
terkenanya perkerasan (dalam %).
Tjam = Rata-rata hujan per hari (jam).
Thari = Rata-rata jumlah hari hujan per tahun (hari)
WL = Faktor air hujan yang akan masuk ke pondasi jalan (%)
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
12/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 12
Selanjutnya drainage coefficient (Cd) mengacu pada Tabel 3.9.(AASHTO 1993
halaman II26).
Tabel 2.9. :Drainage coefficient(Cd).
Percent of time pavement structure is exposed
to moisture levels approaching saturation
Quality of
drainage
< 1 % 1 5 % 5 25 % > 25 %
Excellent 1.25 1.20 1.20 1.15 1.15 1.10 1.10
Good 1.20 1.15 1.15 1.10 1.10 1.00 1.00
Fair 1.15 1.10 1.10 1.00 1.00 0.90 0.90
Poor 1.10 1.00 1.00 0.90 0.90 0.80 0.80
Very poor 1.00 0.90 0.90 0.80 0.80 0.70 0.70
Penetapan parameter drainage coefficient :
Berdasar kualitas drainase
Kondisi Time pavement structure is exposed to moisture levels approaching
saturationdalam setahun
2.11. LOAD TRANSFER
Load transfer coefficient (J) mengacu pada Tabel 3.10. (diambil dari AASHTO1993 halaman II-26), dan AASHTO halaman III-132.
Tabel 2.10. : Load transfer coefficient.
Shoulder Asphalt Tied PCC
Load transfer devices Yes No Yes No
Pavement type
1. Plain jointed & jointed reinforced 3.2 3.8 4.4 2.5 3.1 3.6 4.2
2. CRCP 2.9 3.2 N/A 2.3 2.9 N/A
Pendekatan penetapan parameter load transfer :
Joint dengan dowel : J = 2,5 3,1(diambil dari AASHTO 1993 halaman II-
26).
Untuk overlay design : J = 2,2 2,6 (diambil dari AASHTO 1993
halaman III-132).
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
13/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 13
2.12. PERSAMAAN PENENTUAN TEBAL PELAT (D)
25,0c
75,0
75,0
d
'
c10t
46,8
7
10
10oR1810
k:E
42,18DJ63,215
132,1DCSlogp32,022,4
)1D(
10624,11
5,15,4
PSIlog
06,0)1D(log35,7SZWlog
dimana :
W18 = Traffic design, Equivalent Single Axle Load(ESAL).
ZR = Standar normal deviasi.
So = Standar deviasi.
D = Tebal pelat beton (inches).
PSI = Serviceability loss= po ptpo = Initial serviceability.pt = Terminal serviceability index.
Sc = Modulus of rupturesesuai spesifikasi pekerjaan (psi).
Cd = Drainage coefficient.
J = Load transfer coefficient.
Ec = Modulus elastisitas (psi).
k = Modulus reaksi tanah dasar (pci).
2.13. PARAMETERRELIABILITY
Reliability
Intervalreliabilitydidapat dari pendekatan sebagai berikut :
Reliability: R = 90 % dapat digunakan untuk semua kondisi klasifikasi jalan, baik
jalan tol, arteri, kolektor, juga untuk urban maupun rural, kecuali pada jalan
lokal.
R (%)
Urban
90 95
Urban
Klasifikasi jalan 75 80 85
Rural
85 - 99,9
80 - 99,9
80 - 99
75 - 95
80 - 95
75 - 95
Rural
Urban
Rural
90%
Interval R terpilih 85 - 95
R yang mewakili 90
Jalan tol
Arteri
Kolektor
99,9
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
14/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 14
Standard normal deviation
R (%) ZR
90 - 1,282
Standard deviation
Standard deviation untuk rigid pavement : So = 0,30 0,40 (AASHTO 1993
halaman I-62).
Standard deviation: So= 0,35
Selanjutnya parameter yang akan digunakan dalam perhitungan seperti pada
Tabel 2.11.
Tabel 2.11. : Paramater desain R, ZR, So
No. Parameter Angka tengah
1. Reliability (R) 90 %
2. Standard normal
deviation (ZR)
- 1,282
3. Standard deviation (So) 0,35
2.14. PARAMETER SERVICEABILITY
Terminal serviceability index : pt = 2,5 (diambil dari AASHTO 1993halaman II-10).
Initial serviceability : po = 4,5 (AASHTO 1993 halaman II-10).
Total loss of serviceability : PSI = po- pt= 2
2.15. PARAMETER MODULUS REAKSI TANAH DASAR
1. CBR = 6
Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah dasar minimum 6 %, maka
Modulus of subgrade reaction(k) :
4644,19
6500.1
4,19
CBR500.1
4,19
Mk R
pci
Rigid pavement menggunakan Wet lean concrete dibawah pelat beton
tebal 10 cm.
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
15/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 15
Lapis subbase : Cement aggregate mixture Loss of Support : LS = 1
Koreksi effective modulus of subgrade reaction, dengan Gambar 2.4,
didapat : k = 160 pci
Dari literatur Highway Engineering, Clarkson H Oglesby, R Gary Hicks,Stanford University & Oregon State University, 1996 (dengan Gambar 2.5.)
: k = 160 pci
2. CBR = 5
Modulus of subgrade reaction(k) :
384,19
5500.1
4,19
500.1
4,19
CBRM
k R
pci
Rigid pavement menggunakan Wet lean concrete dibawah pelat betontebal 10 cm.
Lapis subbase : Cement aggregate mixture Loss of Support : LS = 1
Koreksi effective modulus of subgrade reaction, dengan Gambar 2.6,
didapat : k = 130 pci
Dari literatur Highway Engineering, Clarkson H Oglesby, R Gary Hicks, Stanford
University & Oregon State University, 1996 (dengan Gambar 2.7.) : k = 133 pci
3. CBR = 4
Modulus of subgrade reaction(k) :
3094,19
4500.1
4,19
500.1
4,19
CBRM
k R
pci
Rigid pavement menggunakan Wet lean concrete dibawah pelat beton
tebal 10 cm.
Lapis subbase : Cement aggregate mixture
Loss of Support : LS = 1Koreksi effective modulus of subgrade reaction, dengan Gambar 2.8,
didapat : k = 110 pci
Dari literatur Highway Engineering, Clarkson H Oglesby, R Gary Hicks, Stanford
University & Oregon State University, 1996 (dengan Gambar 2.9.) : k = 116 pci
160
CBR = 6
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
16/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 16
Modulus reaksi tanah dasar : k (psi/in)
100 150 200 250 300 400 500 600 700 800
2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 25 30 40 50 60 70 80 100
Gambar 2.5. : Hubungan antara (k) dan (CBR),Highway Engineering,
Clarkson H Oglesby, R Gary Hicks, Stanford University & Oregon State
University, 1996
California Bearing Ratio (CBR)
160
CBR = 6
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
17/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 17
Gambar 2.6. : Effective Modulus of Subgrade Reaction, k (pci)Correction of Effective modulus of Subgrade Reaction for Potensial Loss Subbase Support (6)
130
387
CBR = 5
Gambar 2.8. : Effective Modulus of Subgrade Reaction, k (pci)Correction of Effective modulus of Subgrade Reaction for Potensial Loss Subbase Support (6)
110
309
CBR = 4
California Bearing Ratio (CBR)
133
CBR = 5
100 150 200 250 300 400 500 600 700 800
2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 25 30 40 50 60 70 80 100
Gambar 2.9 : Hubungan antara (k) dan (CBR), Highway Engineer, Clakson H Oglesby, R Gary HicksStanford University & Oregon State University, 1996
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
18/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 18
2.16. PARAMETER KUAT TEKAN UNTUK MODULUS ELASTISITAS BETON
California Bearing Ratio (CBR)
133
CBR = 4
100 150 200 250 300 400 500 600 700 800
2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 25 30 40 50 60 70 80 100
Gambar 2.9 : Hubungan antara (k) dan (CBR), Highway Engineer, Clakson H Oglesby, R GaryHicks
Stanford Universit & Ore on State Universit 1996
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
19/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 19
Lihat persamaan penentuan tebal pelat beton rigid pavement berikut ini (dari
AASHTO 1993) :
25,0c
75,0
75,0d
'c
10t
46,8
7
10
10oR1810
k:E
42,18DJ63,215
132,1DCSlogp32,022,4
)1D(
10624,11
5,15,4
PSIlog
06,0)1D(log35,7SZWlog
dimana :
Ec = Modulus elastisitas beton (psi).
Ec = 57000fcfc = Kuat tekan beton (benda uji silinder 15 x 30 cm), dalam psi.
Berdasar rumus tersebut diatas, nilai parameter kuat tekan beton diperlukanuntuk dapat menyelesaikan persamaan tersebut.
Di Indonesia yang menjadi ketentuan parameter utama adalah flexural strength
(modulus of rupture)yaitu sebesar : Sc = 45 kg/cm2, maka perlu dicari nilai kuat
tekan beton yang akan digunakan agar persamaan tersebut diatas dapat
diselesaikan.
Pendekatan dilakukan sebagai berikut :
1. Persamaan menurut SNI 1991
fr= 0,70fcdimana :
fr = Flexural strength (modulus of rupture)= Sc, dalam MPa
fc = Kuat tekan beton (benda uji silinder 15 x 30 cm, umur 28 hari),
dalam MPa
Flexural strength: Sc = 45 kg/cm2
= 45 x 0,084 = 3,78 MPa = fr
fr= 0,70fc
3,78 = 0,70fc
fc = 29,16 MPa = 29,16 : 0,084 = 347,14 kg/cm2
Jika ditinjau dengan menggunakan : fc = 375 kg/cm2
fc = 375 x 0,084 = 31,50 MPa
fr= 0,70fc = 0,7031,50 = 3,93 MPa = 3,93 : 0,084 = 46,77 kg/cm2
Dari pendekatan tersebut diatas, hubungan kuat tekan beton dengan
flexural strength untuk keperluan desain parameter rigid pavement
menurut SNI 1991 diberikan seperti pada Tabel 3.12, sebagai berikut :
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
20/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 20
Tabel 2.12. : Korelasi kuat tekan -flexural strength,menurut SNI 1991
No
.
Kuat tekan (kg/cm2) flexural strength(kg/cm
2)
1 347,14 45,002 350,00 45,18
3 375,00 46,77
2. Persamaan menurut ACI-89
fr= 7,5fc
dimana :
fr = Flexural strength (modulus of rupture)= Sc, dalam psi
fc = Kuat tekan beton (benda uji silinder 15 x 30 cm, umur 28 hari),
dalam psi
Flexural strength: Sc = 45 kg/cm2
= 45 x 14,22 = 639,90 psi = fr
fr= 7,5fc
639,9 = 7,5fc
fc = 7.279,50 psi = 7.279,5 : 14,22 = 511,92 kg/cm2
Jika : fc = 525 kg/cm2
fc = 525 x 14,22 = 7.465,50 psi
fr= 7,5fc = 7,57.465,5 = 648,02 psi = 648,02 : 14,22 = 45,57 kg/cm2
Jika : fc = 375 kg/cm2
fc = 375 x 14,22 = 5.332,50 psi
fr= 7,5fc = 7,55.332,5 = 547,68 psi = 547,68 : 14,22 = 38,51 kg/cm2
Jika : fc = 350 kg/cm2
fc = 350 x 14,22 = 4.977 psi
fr= 7,5fc = 7,54.977 = 529,11 psi = 529,118 : 14,22 = 37,21 kg/cm2
Dari pendekatan tersebut diatas, hubungan kuat tekan beton denganflexural strength untuk keperluan desain parameter rigid pavement
menurut ACI-89 diberikan seperti padaTabel 2.13, sebagai berikut :
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
21/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 21
Tabel 2.13. : Korelasi kuat tekan -flexural strength,menurut ACI-89
No
.
Kuat tekan (kg/cm2) flexural strength(kg/cm
2)
1 350,00 37,21
2 375,00 38,51
3 511,92 45,00
4 525,00 45,57
Dari pendekatan diatas, diambil nilai Kuat tekan beton : fc = 350 kg/cm2
(benda
uji silinder 15 x 30 cm) berdasar SNI 1991 :
fc = 350 x 14,22 = 4.977 psi
Modulus elastisitas beton : Ec = 57000 fc = 57000 4977 = 4.020.000 psi(dibulatkan).
2.17. PARAMETERFLEXURAL STRENGTH
Hampir semua spesifikasi jalan rigid pavement di Indonesia mensyaratkan
flexural strength: Sc = 45 kg/cm2
= 640 psi.
2.18. PARAMETERDRAINAGE COEFFICIENT
Berdasarkan pendekatan hidrologi di Indonesia dan dari literatur serta referensiyang ada, nilaidrainage coefficientdapat didekati.
1. Penetapan variable prosen perkerasan terkena air
Pendekatan persentasi struktur perkerasan dalam satu tahun terkena air
sampai tingkat saturated :
Koefisien pengaliran ( C ) :
LihatTabel 2.7. dan 2.8.
Tjam = 3 jam per hari
Thari = 100 hari hujan dalam setahun (pendekatan jumlah hari hujan per
tahun)
C
Interval C terpilih 0,80 - 0,95
C yang mewakili 0,875
Binkot
Imam Subarkah
0,95
0,70 - 0,95
0,80 - 0,95
Jalan aspal
Jalan beton
Jalan beton & aspal
Koefisien pengaliran 0,70 0,75
0,70 - 0,95
0,80 0,85 0,90
0,875
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
22/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 22
C = 0,875 = 87,5 %
WL = 100 C = 100 87,5 = 12,5 % = 0,125
100125,0365
100
24
3Pheff 0,43 % < 1 %
Dengan dasar justifikasi teknis dan pendekatan tersebut diatas, makadapat digunakan angka persentase struktur perkerasan dalam satu tahun
terkena air sampai tingkatsaturatedsebesar < 1 %.
2. Penetapan variabel mutu drainase
Pendekatan dengan lama dan frekuensi hujan, yang rata-rata terjadi hujan
selama 3 jam per hari (atau kurang) dan jarang sekali terjadi hujan terus
menerus selama 1 minggu, maka waktu 1 hari dan setidak-tidaknya 1
minggu (pada Tabel 2.6) dapat diambil sebagai pendekatan dalam
penentuan kualitas drainase.
Untuk kondisi khusus dapat dilakukan kajian tersendiri.
DariTabel 2.6, diambilQuality of drainage : Good.
3. Penetapandrainage coefficient
Prosen struktur perkerasan dalam 1 tahun terkena air sampai tingkatsaturated< 1 %
Mutu drainase :good
Dari hasil pendekatan 2 variabel tersebut diatas dan dari Tabel 2.9.
didapatdrainage coefficient: Cd= 1,15
2.19. PARAMETERLOAD TRANSFER COEFFICIENT
Penetapan parameterload transfer:
Joint dengan dowel : J = 2,5 3,1(diambil dari AASHTO 1993 halaman II-26). Untuk overlay design : J = 2,2 2,6(diambil dari AASHTO 1993 halaman III-132).
Interval nilai koefisienload transferdapat disusun sebagai berikut :
Load transfer coefficient,diambil : J = 2,55
Drainage coefficient Cd
Interval Cdterpilih 1,15
Cdyang mewakili 1,15
Good
1,20
Fair
1,15
1,10 - 1,15
1,15 - 1,20
1,10 1,15
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
23/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 23
2.20. PAREMETER DESAIN DAN DATA PERENCANAAN RIGID PAVEMENT
Parameter desain dan data perencanaan untuk menentukan tebal pelat beton
rigid pavement, disajikan seperti padaTabel 2.14.
Tabel 2.14. : Parameter dan data yang digunakan dalam perencanaan.
No. Parameter AASHTO Desain
1. Umur Rencana - -
2. Lalu-lintas, ESA - Traffic design
3. Terminal serviceability
(pt)
2,0 3,0 2,5
4. Initial serviceability(po) 4,5 4,5
5. Serviceability loss(PSI) po pt 2,06. Reliability(R) 75 99,9 90 %
7. Standard normal
deviation(ZR)
- 0,674 s/d - 1,645 - 1,282
8. Standard deviation(So) 0,30 0,40 0,35
9. Modulus reaksi tanah
dasar (k)
Berdasar CBR = 12 *) 290 pci
10. Modulus elastisitas
beton (Ec)
Berdasar : fc = 350
kg/cm2
4.020.000 psi
11. Flexural strength(Sc) Berdasar : Sc = 45
kg/cm2
45 kg/cm2
12. Drainage coefficient(Cd) 1,10 1,20 1,15
13. Load transfer coefficient
(J)
2,50 2,60 2,55
2.21. DESAIN GABUNGAN RIGID & FLEXIBLE PAVEMENT(COMPOSITE PAVEMENT)
Pavement type Nilai J 3,00 3,10
2,55
2,60 2,70 2,80 2,90
2,5 - 3,1
2,20 2,30 2,40 2,50
Interval J terpilih 2,5 - 2,6
J yang mewakili 2,55
Plain jointed & jointed reinforcedOverlay design 2,2 - 2,6
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
24/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 24
Perencanaan gabungan rigid & flexible pavement (composite) yang digunakan
adalah pendekatan desain overlay hotmixdiatasrigid pavementyang mengacu
padaAASHTO guide for design of pavement structures 1993.
Prosedur, parameter-parameter perencanaan mengikuti metode perencanaan
Rigid Pavement diatas dengan gabungan formula overlay diatas rigid pavementtersebut, sebagai berikut ini.
Dol = A ( Df Deff)
A = 2,2233 + 0,0099 ( Df Deff)2
0,1534 ( Df Deff)
dimana :
Dol = Tebal flexible pavement (inches).
Df = Tebal total perkerasan rencana (inches).
Deff = Tebal lapis pelat beton effective (inches).
A = Faktor konversi lapis perkerasan beton ke hotmix.
2.22. ADDITIONAL OVERLAY
Jika gabungan rigid & flexible pavement tersebut di-desain dengan konstruksi
awal pelat beton dan kemudian di-overlay, maka perencanaan menjadi sebagai
berikut :
1). Konstruksi awal
Konstruksi awal digunakan rigid pavement tebal D cm, di-analisisequivalent standard axle loaddan nilai umur rencana terhadap struktur
perkerasan kaku setebal D cm tersebut.
2). Remaining life(RL) danpavement condition factor(CF)
5,1
pL
N
N1100R
dimana :
RL = Remaining life(%)
Np = Total traffic saat overlay, ESAL
N1,5 = Total traffic pada kondisi perkerasan berakhir(failure),ESAL
Condition factor(CF), menggunakan Gambar 2.6. (diambil dari Figure 5.2.
AASHTO 1993 halaman III-90). Atau formula : 165,0
LRCF
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
25/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 25
Gambar 2.10. :
HubunganCondition
Factordan Remaining
Life.
3). Desainadditional overlay
Lihat sub-bab 2.21. diatas.
4). Tinjauan kemampu-layanan
a. Kondisi pada akhir tahun ke Np
Pada akhir tahun ke-Np diperkirakan kondisi kemampu-layanan
perkerasan sebagai berikut :
Tebal pelat rencana Tebal pelat effective Umur rencana ESAL design Terminal serviceability index= 2,5
b. Kondisi pada akhir tahun ke N1,5
Pada akhir tahun ke-N1,5 diperkirakan kondisi kemampu-layanan
perkerasan sebagai berikut :
Tebal pelat rencana Umur rencana ESAL design Serviceability index (failure)= 1,5
c. Kondisi pada akhir tahun umur rencana
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
26/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 26
Pada akhir tahun umur rencana diperkirakan kondisi kemampu-
layanan perkerasan sebagai berikut :
Tebal overlay
Tebal pelat Umur rencana = 20 tahun ESAL design Terminal serviceability index= 2,5
d. Overlay
Diperkirakan diperlukan overlay agar kondisi perkerasan tetap diatas
nilai batas terminal serviceability index 2,5 sebelum menurun
kemampu-layanannya menjadi 1,5 dan selanjutnya dapat mencapai
umur rencana 20 tahun.
Kondisi kemampu-layanan perkerasan sebelum dan sesudah di-overlay
digambarkan seperti padaGambar 2.7.
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
27/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 27
Serviceability Rigid pavement Overlay( Initial construction )
Po = 4,5
4.0
3.5
3.0
Pt = 2,5
2.0
1.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Tahun
Tebal pelat
Umur Rencana FailureESAL design
Pt 2,5
Tebal pelat
Umur Rencana
ESAL design
Pt 1,5
Tebal AC
Tebal pelat
U mu r R en ca na 2 0 t ah un
ESAL design
Pt 2,5Gambar 2.7.
Kemampu-layanan rigid pavement dan additional overlay
Catatan : angka / nilai pada gambar, sebagai contoh.
2.23. REINFORCEMENT DESIGN
2.23.1. Steel working stress
Allowable working stress fs untuk grade 40 = 30.000 psi.
2.23.2. Friction factor
Friction factordapat mengacu padaTabel 2.15.
Tabel 2.15. :Recommended friction factor.
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
28/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 28
Type material dibawah slab Friction factor(F)
Surface treatment 2,2
Lime stabilization 1,8
Asphalt stabilization 1,8Cement stabilization 1,8
River gravel 1,5
Crushed stone 1,5
Sandstone 1,2
Natural subgrade 0,9
Sumber : AASHTO 1993 halaman II-28.
2.23.3. Longitudinal & transverse steel reinforcing
Prosenlongitudinal & transverse steeldiperlukan :
100f2
LFP
ss
dimana :
Ps = Longitudinal & transverse steeldiperlukan (%).
L = Panjang slab (feet).
fs = Steel working stress(psi).
F = Friction factor.
2.23.4. Tie bar
Tie Bar dirancang untuk memegang plat sehingga teguh, dan dirancang untuk
menahan gaya-gaya tarik maksimum. Tie bar tidak dirancang untuk memindah
beban.
Jarak tie bar dapat mengacu padaTabel 2.16.
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
29/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 29
Tabel 2.16. : Tie bar.
Diameter batang in Diameter batang 5/8 in
Jenis dan Tegangan Tebal Jarak maximum (in) Jarak maximum (in)
mutu
baja
kerja perkerasan Panja
ng
Lebar Lebar Lebar Panja
ng
Lebar Lebar Lebar
(psi) (in) (in) lajur lajur lajur (in) lajur lajur lajur
10 ft 11 ft 12 ft 10 ft 11 ft 12 ft
Grade 40 30.000 6 25 48 48 48 30 48 48 48
7 25 48 48 48 30 48 48 48
8 25 48 44 40 30 48 48 48
9 25 48 40 38 30 48 48 48
10 25 48 38 32 30 48 48 48
11 25 35 32 29 30 48 48 4812 25 32 29 26 30 48 48 48
Sumber : Literartur / Makalah UI.
2.23.5. Dowel (ruji)
Alat pemindah beban yang biasa dipakai adalah dowel baja bulat polos. Syarat
perancangan minimum dapat mengacu pada Tabel 3.15, atau penentuan
diameter dowel dapat menggunakan pendekatan formula :
8
Dd
dimana :
d = Diamater dowel (inches).
D = Tebal pelat beton (inches)
Tabel 2.17. : Rekomendasi dowel.
Tebal
Perkerasan (in)
Dowel
Diameter (in)
Panjang
Dowel (in)
Jarak
Dowel (in)
6 18 12
7 1 18 12
8 1 18 12
9 1 1/4 18 12
10 1 1/4 18 12
11 1 1/4 18 12
12 1 1/4 18 12
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
30/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 30
Sumber : Literartur / Makalah UI.
2.23.6. Parameter desain dan datareinforcement design
Parameter desain dan data untukreinforcement designtersebut diatas disajikan
seperti padaTabel 2.18.
Tabel 2.18. : Parameter dan data yang digunakan dalam perencanaan.
No. Parameter AASHTO Desain
1. Steel working stress ( fs ) : grade 40 Grade 40 30.000 psi
2. Friction factor ( F ) 1,8 1,8
3. Tebal pelat Lihat desain tebal pelat
4. Panjang pelat arah longitudinal 15,00 feet
5. Traffic lane & shoulder wide 24,00 feet6. Jarak dari tepi bebas 11,00 feet
7. Lebar lajur 11,00 feet
2.23.7. Dowel (ruji)
Dowel berupa batang baja tulangan polos (maupun profil), yang digunakan
sebagai sarana penyambung / pengikat pada beberapa jenis sambungan pelat
beton perkerasan jalan.
Dowel berfungsi sebagai penyalur beban pada sambungan, yang dipasang
dengan separuh panjang terikat dan separuh panjang dilumasi atau dicat untuk
memberikan kebebasan bergeser.
Tabel 2.19. : Ukuran dan jarak batang dowel (ruji) yang disarankan.
Tebal pelat Diameter Panjang Jarak
inci mm inci mm inci mm inci mm
6 150 19 18 450 12 300
7 175 1 25 18 450 12 300
8 200 1 25 18 450 12 300
9 225 1 32 18 450 12 300
10 250 1 32 18 450 12 300
11 275 1 32 18 450 12 300
12 300 1 38 18 450 12 300
13 325 1 38 18 450 12 300
14 350 1 38 18 450 12 300
Sumber : Principles of pavement design by Yoder & Witczak, 1975
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
31/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 31
2.23.8. Batang pengikat(Tie bar)
Tie baradalah potongan baja yang diprofilkan yang dipasang pada sambungan
lidah-alur dengan maksud untuk mengikat pelat agar tidak bergerak horisontal.
Batang pengikat dipasang pada sambungan memanjang, lihatGambar 3.10.
Gambar 3.12. : Jarak sambungan dari tepi
terdekat.
Cara menentukan dimensi batang pengikat :
Jarak sambungan dari tepi terdekat, lihat sketsa Gambar 3.8.
Tabel perhitungan :
Nomor Jarak (X) Jarak maximum Tie bar (cm)
Sambungan meter 12 mm 16 mm
2 3,60 Tergantung tebal pelat Tergantung tebal pelat
X1X3
X2
1 2
1, 2, 3, = Sambungan pelaksanaan memanjang
Bahu Lajur 1 Lajur 2
0,5 m 3,6 m 3,6 m
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
32/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 32
2.24. HASIL KAJIAN PENDEKATAN DESAIN RIGID PAVEMENT
Hasil perhitungan gabungan asphalt concrete dan rigid pavementsebagai berikut
ini :
Asphalt concrete weaning course = 4 cm Pelat beton rigid pavement = 28 cm Wet lean concrete = 10 cm Agregat base B (capping layer) = 15 cm Tebal total perkerasan = 57 cm
Pendekatan traffic design dan perhitungan tebal perkerasan kaku diberikan pada
sumber berikut ini .
Jika composite pavement ini dibandingkan dengan perekerasan flexible
pavement, maka dapat digambarkan sebagai berikut ini :
Gambar Usulan lapis Perkerasan Rigid dan Flexible Pavement antara
penambahan lajur dan Inner Shoulder seperti pada gambar 3.11
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
33/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 33
Tabel 2.20. : Perencanaan Tebal Pelat Rigid Pavement AASHTO 1993.
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
34/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk II - 34
Tabel 2.21. : Perencanaan Tie Bar dan Dowel Bar
-
7/25/2019 Kajian Teknis Rigid Pavement Tol Jakarta-Tangerang
35/35
Ruas Jalan Tol Jakarta Tanggerang KM (07+500 26+300)
Tabel 2.22. : Perencanaan Perkerasan Main lane Composite Pavement terhadap
ESAL 160.500.000