Kajian Sufistik Tentang Sumber Daya Manusia Solusi Psikologis Kendala Manajerial Sdm
Click here to load reader
description
Transcript of Kajian Sufistik Tentang Sumber Daya Manusia Solusi Psikologis Kendala Manajerial Sdm
KAJIAN SUFISTIK TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA Solusi Psikologis Kendala Manajerial SDM
I. Pendahuluan
Agama Islam diturunkan Allah adalah untuk kemaslahatan manusia didunia dan
diakhirat nanti. Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW yang artinya :
"Sesungguhnya aku diutus oleh Allah adalah untuk
menyempurnakan akhlak manusia."
Akhlak, adalah bentuk nyata potensi manusia, Akhlak Mah'mudah atau Akhlak
Karimah ialah perbuatan (potensi) yang terpuji, dan Akhlak Madzmumah ialah
perbuatan jahat. Dalam ruang lingkup sumber daya manusia/ketenagakerjaan
sering dijumpai kendala-kendala psikologis misalnya : malas bekerja, korupsi,
konflik, demo, stress dan lain-lain. Makalah ini mengajukan suatu solusi
penanganan kendala-kendala tersebut secara Islami dengan metoda Thoriqot
Qodiriyah Naqsabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya.
II. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
A. Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
secara efektif dan efesien, untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen
sumber daya manusia merupakan menejemen yang paling penting. Tujuanya
adalah : menciptakan sumber daya manusia yang produtif dan berdaya saing
tinggi.
Untuk tujuan tersebut SDM disemua levelnya (TML) tidak cukup hanya
mengandalkan keterampilan fisik saja.
Menurut Taliziduku (1977 : 1)1
"Biasanya jika ia mengandalkan energi kekuatan fisik saja dengan
keterampilan sederhana, ia disebut buruh, suruhan atau pekerja
kasar."
1
Menurut Dr. Janah Sojanah, M.Si (kuliah tanggal 20 Maret 2010) :
"Manajemen sumber daya manusia erat kaitannya dengan
psikologis".
Oleh karena itu manajemen SDM merupakan seni keterampilan
psikologis. Prof. Dr. Ahmad Tafsir (2009 : 11)2 mengasumsikan bahwa
pengetahuan seni dan etika merupakan kumpulan pengetahuan sains,
filsafat dan mistik.
B. Sumber Daya Manusia
Manusia adalah makhluk yang unik, terdiri dari dua potensi yaitu :
Jasadiyah atau raga dan Nafsiyah atau jiwa. Istilah lain : Fisik atau psikis,
disebut pula jasmani dan rohani. Mengenai potensi fisik anggaplah kita
sudah mengerti; sedangkan mengenai psikis banyak digunakan istilah
lain. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution (tt : 9)3, sebagai berikut :
No Nama Karaktes Pusat Pote
1.
2.
3.
SyahwatKetumbuhan
Ghodob Kebinatangan
Natiqoh Kemanusian
Keinginan
Marah
Bertikir
Perut
Dada
Kepala
Dari matrik diatas dapat ditarik pengertian bahwa potensi rohani manusia
adalah :
- Merasa, dalam pengertian fisik ;
- Merasa, dalam pengertian psikis, dan
- Berfikir
Berbeda dengan itu, Al Ghozali (Muqadimah Ihya I : 35)4 menyebut ada
empat potensi yaitu : KALBU, RUH, NAFS, DAN AKAL.
2
KALBU daging yang lembut yang adaJASMANI didalam dada sebelah kiri
KALBU
KALBU potensi rohani yang bersifat ke-ROHANI tuhanan
Kalbu rohani diam dikalbu jasmani (didalam dada) ia merupakan hakekat
manusia.
Ismail al Barusawi (Ruhul Bayan, Burut 2006, X : 650)5 dalam tafsir surat
An-Nash mengatakan :
"As-Shadru (dada) adalah tempat diam atau rumah kalbu, disana
ia suka berbisik-bisik (untuk kebajikan atau untuk berbuat
kejahatan)"
RUH. "Potensi rohani yang lembut yang diam dikedalaman hati jasmani yang
memancar keseluruh tubuh." Ruh ini sumber adanya hidup.
NAFS. "Sebagai sumber sifat-sifat (perbuatan) tidak terpuji yang
menghimpun kekuatan syahwat dan ghadob manusia."
Sebagai rujukan pengertian diatas, Al Ghazali mengetengahkan hadist yang
artinya :
"Musuhku adalah musuhmu .juga yaitu nafsu yang ada diantara dua
pundakmu (di-dada)."
Kebanyakan para ahli (antara lain Ibnu Qayim, Arruh tt haromaen, 212-213) 6
berpendapat bahwa :
"Ruh dan Nafs ini dua nama untuk satu, perbedaannya dalam sifat dan bahan
bakunya, Nafs dari tanah. sedangkan Ruh dari cahaya."
AKAL "Potensi untuk mengetahui hakekat sesuatu." Akal adalah makhluk
yang pertama diciptakan, sebagaimana Al-Qalam dan Nur Muhammad. Akal
hanya dimiliki oleh jin dan manusia. Manusia dan akal adalah dua makhluk
yang merupakan inti keberadaan makhluk lainnya.
3
Ismail Al-Barusawi (op cit. 652) mengatakan :
"Permulaan penciptaan segala sesuatu adalah akal, dan akhir penciptannya
adalah manusia."
" Manusia adalah makhluk yang menghimpun segala yang ada. " (id: 646)
Dalam fenomena ini terdapat rahasia Rasulullah Muhammad, SAW. Menyusun
Al-Qur'an dimulai dengan Bismillah (asma Allah) dan di akhiri dengan Surat
An-Nass (manusia).
Masalah : menurut Al Barusawi (diatas) sumber bisikan kebaikan dan kejahatan
adalah kalbu. Pernyataan ini dalam surat An–Nass, ayat ke 4 dan ke 5 yang
artinya :
“...... dari kejahatan (bisikan) syaitan yang bersembunyi, yang membisikan
(kejahatan) ke dalam dada manusia".
Sedangkan menurut Al–Gozali sumber pertama perbuatan tidak terpuji atau
kejahatan adalah Nafs. Ini sesuai dengan hadits rujukannya (di atas) dan sesuai
pula dengan bunyi surat Yusuf ayat ke 53 yang artinya :
"Dan aku tiduk membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan".
Dan surat As-Syamsi ayat ke 7 dan ke 8 yang artinya :
"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaan".
Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa perbuatan baik/keteladanan
dalam ketenagakerjaan atau Akhlakul Karimah , maupun perbuatan tercela/
tindakan indisipliner atau Akhlakul Madzmumah adalah ekspresi atas dorongan
Sumber Daya Psikologis Manusia (SDPM).
4
III. Tasawuf, Solusi Psikologis Kendala–Kendala Manajerial Sumber
Daya Manusia (SDM)
A. Tasawuf
Tasawuf berasal dari bahasa arab shafa berarti lembut, oleh
karena itu shufi adalah orang yang lembut hatinya.
Definisinya, menurut Amin Al Kurdi (Tanwirul Qulub : 406)
tasawuf adalah
"Ilmu untuk mengetahui gerak-gerik jiwa yang terpuji atau yang
tercela, dan tentang bagaimana cara membersihkan jiwa dari
sifat-sifat tercela tersebut."
Sumber ilmu tasawuf adalah Al–Quran, Al–Sunnah dan Atsar
(instuisi) orang-orang tertentu.
Tasawuf adalah ilmu yang paling berharga dan merupakan
sumber ilmu-ilmu yang lainnya. Dengan mempelajari ilmu ini manusia
akan belajar mensucikan hati dan akan mengetahui hal-hal yang goib.
Sumber Daya Psikologis Manusia (SDPM) adalah, NAFS, sering
diterjemahkan nafsu, biasanya dikonotasikan hanya kepada ekspresi--
ekspresi yang tidak baik padahal dalam kajian tasawuf NAFS juga
sebagai sumber ekspresi-ekspresi yang positif.
JISIM(hardware)
Manusia(SDM)
NAFS AKAL(software )SDPM/JIWA
KALBU
B. Nafs Yang Baik dan Yang Tidak Baik
Bagian ini menyampaikan tulisan Pangersa Abah yang beliau
beri judul PEMBAHASAN BAB NAFSU Dibawah judul dikutif ayat
Al Qur'an surat Yusuf ayat ke 53 yang artinya sebagai berikut :
5
"dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan)
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan."
Selanjutnya sabda beliau :
"Ketahuilah, sesungguhnya nafsu itu ada 7 (tujuh) tingkatan,
dan kesemuannya akan menjadi baik dengan dzikrullah.
Rosulullah SAW, bersabda: dzikrullah itu menjadi benteng dari
pada syetan dan akan membebasakan kita dari kemunafikan."
Untuk menyederhanakan tulisan Pangersa Abah tersebut, dimatrikulasi sebagai
berikut :
No Nama Nafsu PosisinyaBalatentaranya yang termasuk nafsu Ini
1. Nafsu Lawamah LA TIFATUL QOLBI kira-kira dua jari dibawah susu kiri
Mengejek, emosi, berontak, ujub, mengu-pat, riya, menganiaya, dusta, dan lupa.
2. Nafsu Mulhimah LATIFATUR RUH Kira-kira dua jari ibawah susu kanan
Murah tangan, qonaah, rendah hati, sopan, taubat, sabar, dan pelindung.
3. Nafsu Muthmainah LATIFATUS SIRRIKira-kira dua jari setengah dari susu kiri
Merendah, tawakkal, ibadah, bersyukur, rela dan takut terhadap Allah
4. Nafsu Mardiyah LATIFATUL KHOFI Kira-kira dua jari ketengah dari susu kanan
Berbuat baik, meninggalkan selain Allah, sayang terhadap mahluk, damai, pemaaf (bukan manusia saja)
5. Nafsu Kamilah LATIFATUL AKHFA Persis ditengah dada.
Ilmu Al–yaqin dan haqqul yaqin.
6. Nafsu Amarah LATITATUN NAFSI Diantara dua alis
Kikir, rakus, dengki, bodoh, sombong banyak keinginan dan marah.
7. Nafsu Rodiyah LATIFATUL QOLAB Sangat tersembunyi disekitar tubuh
Murah hati, zulud, ikhlas, hati-hati, senang latihan spiritual, dan pemelihara.
6
Di akhir tulisannya Pangersa Abah menyampaikan pesan Syekh Abdul Qadir Al
Jailani QS, sebagai berikut :
"Thariqot untuk sampai kepada Allah SWT adalah memelihara diri
agar senantiasa menjalani sirothomustaqim, tetap pada hukum-
hukum syari'at siang dan malam hari; dan senantiasa (dawam)
berdzikir kepada Allah dengan dzikir khafi dan dzikir jahar.
Kontinuitas berdzikir ini adalah kewajihan semua orang
sebagaimana firman Allah” Al Qur'an surat An Nisa : 103).
"Ingatlah kepada Allah (Dzikrullah) ketika berdiri, ketika duduk
dan ketika berbaring".
dan surat (Al Imran Ayat 191)
"Yaitu orang-orang yang mengingat Allah. Sambil berdiri, duduk
atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi".
C. Dzikrullah Sebagai Solusi Segala Permasalahan
Telah dijelaskan bahwa dengan mempelajari Tasawuf kita akan
mengetahui bagaimana cara membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela.
Namun demikian, tasawuf hanyalah teori prakteknya dalam thoriqot.
Thariqot yang dikembangkan di Pondok Pesantren Suryalaya adalah
Thoriqot Qodiriyah wan - Naqsabandiyah (TQN). lntinya menjelaskan
bagaimana cara Dzikrullah agar menghasilkan sesuatu yang diharapkan
yaitu agar pelakunya (dzakir) dapat menjaga dirinya dari perbuatan
tercela atau berakhlak karimah.
- Yang pertama harus diyakini bahwa Tasawuf/Thariqot/dzikir
merupakan rukun agama setelah rukun aqidah dan rukun syariah;
- Yang kedua harus terpenuhi syarat-syarat dizkir, yang paling
mendasar/cara dzikir tersebut harus diambil dari seorang guru
Mursyid. Dijelaskan oleh Amin Al Kurdi (Tanwirul Qulub : 405)7
sebagai berikut :
7
"Para ahli thariqot telah sepakat bahwa manusia wajib
mendapatkan seorang guru (mursyid) yang akan membimbing
menghilangkan berbagai penyakit jiwa yang menghalangi
kekhusyukan dalam beribadah"
Baginya berlaku kaidah : "Bahwa beribadah yang tidak sempurna kecuali dengan
adanya sesuatu, maka mengadakan sesuatu itu pun wajib hukumnya. Istilah yang
baku mengambil tatacara dzikir dari guru Mursyid adalah Talqin.
Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani (Sirul Asror : 7)8 tentang tafsir firman
Allah dalam Al Qur'an surat yusuf ayat ke 108 :
"Katakanlah (Muhammad) : "Inilah jalanku aku dan orang-
orang yang mengikutiku, mengajak (kamu) kepada Allah
dengan bashirohku dan orang orang yang mengikutiku".
Ditafsirkan sebagai berikut :
"Bashiroh adalah mata rohani, manusia wajib menghidupkan
mata rohani tersebut dengan mengambil talqim dan wali
mursyid yang mengkhabarkan tentang alam lahut.
perhatikanlah hal ini."
- Yang ketiga
Sebagaimana shalat dan ibadah-ibadah yang lainnya, maka dalam
talqin/dzikir inipun disyaratkan dalam keadaan suci dengan wudhu
yang sempurna. Mengenai kaifiat dzikir jahar dalam miftahus shudur
juz 1 halaman ke 8 (mohon restu Pangersa Abah, untuk kepentingan
ilmiah)9 dijelaskan sebagai berikut :
"Hendaknya memulai dengan kalimah LAA... dari bawah pusat,
dipanjangkan dan ditarik keatas sampai ke posisi otak."
"Kemudian dengan memulai dari kamzahnya ILLAHA diturunkan
ke posisi bawah pundak sebelah kanan. Kemudian dengan
memulai kamzahnya ILLALOOH dari bawah pundak kanan
dipanjangkan dan ditarik ke hati sembari dibawah tulang rusuk
sebelah kiri.''
8
Dengan gerakan-gerakan ini makna kalimah LAA ILLAHA ILLALOOH
akan merambah ke semua potensi Sumber Daya Spikologis Manusia
(MDPM), khususnya ke posisi-posisi LATIFAH tersebut di atas. Dan
ditambah dengan suaranya yang keras, makna kalimat tahlil tersebut akan
terasa oleh perasaan fisik dan perasaan psikis, dan akan menghasilkan nur
rohani yang akan menghidupkan hati untuk selamanya.
Mengenai suara yang kuat ini Pangersa Abah (Miftahus Shudur : I : 10)
menganalogkan hati dengan batu, sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur'an
surat Al Baqarah ayat ke 74 yang artinya :
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu bahkan
lebih keras".
"Bahwa sebagaimana batu yang keras itu tidak akan pecah kecuali
dengan pukulan yang keras, maka demikian pula dzikir tidak akan
membuahkan hasil (Atsar) efek positif keseluruh penjuru relung hati
kecuali dengan suara yang kuat pula".
9
IV. Penutup
A. Simpulan
Menutup bahasan ini kiranya dapat diambil simpulan sebagai berikut :
- Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDA) merupakan seni
keterampilan psikologis;
- Sumber daya manusia terdiri dari potensi phisik dan potensi psikis;
Sumber daya psikis manusia (SDPM) adalah nafs yang terdiri dari
akal dan kalbu;
- Perbuatan manusia yang baik atau akhlak karimah dan yang buruk
atau akhlak madzmumah bermula dari nafs tersebut;
- Tasawuf/Dzikir dengan metoda thoriqot qadiriyah wan
maqsabandiyah menjadi salah satu cara menangkal perbuatan tercela
dan menumbuhkan sifat-sifat terpuji atau akhlak karimah.
B. Saran dan Usul
Mengingat pentingnya topik ini dimohon semua pihak sudi
meluruskan kesalahan tulisan maupun isinya dan membantu agar tulisan
ini layak dibaca oleh masyarakat dan bermanfaat.
10
Daftar Pustaka
1. Taliziduhu, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Pengantar Ilmu Pengetahuan
3. Prof. Dr. Harun Nasution, Akal dan Wuhyu
4. Al Gozali, Ihya Ulumuddin
5. Ismail Al Barusawi, Tufsir Ruhul Bayan
6. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Ar Ruh
7. Amir Al Kurdi, Tanwirul Qulub
8. Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, Sirul Asror
9. Syekh Ahmad Shakibul Wafa Tajul Arifin, Miftahus Shudur
11