Kajian SJSN

6
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL 1. DEFINISI SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tatacara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara. Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut atau pensiun. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat dapat memenuhi kehidupan dasar hidup yang layak. Kebutuhan dasar hidup yang layak yang dimaksud oleh UU SJSN adalah kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jaminan Sosial diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Sosial yaitu suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya. 2. LATAR BELAKANG DIBENTUKNYA SJSN Latar belakang yang diangkat sebagai landasan ditetapkannya UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) ialah bahwa setiap orang berhak atas jaminan social untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur serta memberikan jaminan sosial yang menyeluruh. 3. MANFAAT DAN TUJUAN SJSN Berdasarkan UU No.24 tahun 2004, BAB III pasal 3, Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. Dalam sistem jaminan

description

lhbp

Transcript of Kajian SJSN

Page 1: Kajian SJSN

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

        1.        DEFINISI SJSN

            Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tatacara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara. Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut atau pensiun. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat dapat memenuhi kehidupan dasar hidup yang layak. Kebutuhan dasar hidup yang layak yang dimaksud oleh UU SJSN adalah kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.            Jaminan Sosial diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Sosial yaitu suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya.

2.        LATAR BELAKANG DIBENTUKNYA SJSN            Latar belakang yang diangkat sebagai landasan ditetapkannya UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) ialah bahwa setiap orang berhak atas jaminan social untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur serta memberikan jaminan sosial yang menyeluruh.

3.        MANFAAT DAN TUJUAN SJSN            Berdasarkan UU No.24 tahun 2004, BAB III pasal 3, Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.  Dalam sistem jaminan sosial, terdapat lima hal yang dijamin, yaitu jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Alasan utama mengapa kelima hal tersebut menjadi jaminan sosial adalah untuk menghindari atau meminimalkan risiko yang timbul dari kelima hal yang akan dijamin tersebut.        

4.        ASAS PENYELENGGARAAN SJSN            Berdasarkan UU No.24 tahun 2004, BAB III  pasal 2, Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asasmanfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Asas kemanusiaan berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat manusia. Asas manfaat, merupakan asa yang bersifat operasional menggambarkan pengelolaan yang efisien dan efektif. Asas keadilan merupakaan asas yang bersifat ideal. Ketiga asas tersebut dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan program dan hak peserta.

5.        PRINSIP PENYELENGGARAAN SJSN                 Berdasarkan UU No.24 tahun 2004, BAB III pasal 4, Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip : 

a.       kegotong-royongan;b.      nirlaba;

Page 2: Kajian SJSN

c.       keterbukaan;d.      kehati-hatian;e.       akuntabilitas;f.       portabilitas;g.      kepesertaan bersifat wajib;  h.      dan amanat , dan i.        hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk

            pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.         

6.        Program Jaminan Sosial Nasionala.       Jaminan Kesehatan (JK)

      Suatu program Jaminan Sosial dengan tujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh (koprehensif) bagi setiap peserta/rakyat Indonesia agar dapat hidup sehat, produktif, atau sejahtera. Diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis.

b.      Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)      Suatu program Jaminan Sosial dengan tujuan memberikan kepastian Jaminan pelayanan dan santunan apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan saat menuju  menunaikan dan selesai menunaikan tugas pekerjaan dan berbagai penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan.

c.       Jaminan Hari Tua (JHT)      Merupakan jaminan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan bekal kepada peserta ketika memasuki masa purna tugas/pensiun. Tetapi, apabila peserta mengalami cacat tetap sehingga tidak mampu bekerja atau meninggal dunia sebelum masa pensiun maka peserta atau ahli warisnya berhak menerima jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus.

d.      Jaminan Pensiun (JP)      Merupakan program jaminan yang diselenggarakan berdasarkan sistem asuransi dan tabungan dengan tujuan untuk menjamin kebutuhan hidup minimum yang layak ketika peserta menjalani pensiun atau mengalami cacat tetap sehingga tidak dapat bekerja yang dibayarkan secara berkala.

e.       Jaminan Kematian (JKM)      Merupakan program jaminan/santunan kematian berdasarkan mekanisme asuransi sosial yang dibayarkan kepada keluarga ahli waris yang meninggal dunia.

7.        LANDASAN HUKUM SJSNa.       UUD Tahun 1945 dan perubahannya Tahun 2002, Pasal 28H ayat (1), “Setiap orang berhak

hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”

b.      UUD Tahun 1945 dan perubahannya Tahun 2002, Pasal 28H ayat (3), “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermatabat”

c.       UUD Tahun 1945 dan perubahannya Tahun 2002, Pasal 4 ayat (1) “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”

d.      UUD Tahun 1945 dan perubahannya Tahun 2002, Pasal 34 ayat (2),“Negara mengembangkan sistem jaminan sasial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”

e.       UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN adalah merupakan penyempurnaan substansi, kelembagaan dan mekanisme penyelenggaraan jaminan sosial yang sudah berlaku sebelumnya.

Page 3: Kajian SJSN

f.        UU 32 tahun 2004 Pasal 22 huruf h: “Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban mengembangkan sistem jaminan sosial”

8.        PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM SJSN            Pihak-pihak yang terlibat dalam SJSN adalah sebagai berikut:

a.       Pemerintah pusat (Presiden)b.      BPJS

      BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya. Ruang lingkup kerja dari BPJS adalah BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. BPJS ketenagakerjaan menyelenggarakan 4 program yaitu :  jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.      Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ini terdiri dari :

1)      Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK);2)      Perusahaan Perseroan (Persero) Dana tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN);3)      Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

(ASABRI); dan4)      Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES);

c.        Organ BPJS

      Organ BPJS ini terdiri atas Dewan Pengawas dan Direksi. Dewan Pengawas adalah organ BPJS yang bertugas melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengurusan BPJS oleh direksi dan memberikan nasihat kepada direksi dalam penyelenggaraan program Jaminan Sosial.  Dewan Pengawas terdiri atas 7 orang profesional yang terdiri dari 2 orang unsur Pemerintah, 2 orang unsur Pekerja, dan 2  orang unsur Pemberi Kerja, serta 1 orang unsur tokoh masyarakat. Dewan Pengawas ini diangkat dan diberhentikan oleh presiden.Tugas dewan Pengawas antara lain :

1)      melakukan pengawasan atas kebijakan pengelolaan BPJS dan kinerja Direksi;

2)      melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan Dana Jaminan Sosial oleh Direksi;

3)      memberikan saran, nasihat, dan pertimbangan kepada Direksi mengenai kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan BPJS; dan

4)      menyampaikan laporan pengawasan penyelenggaraan Jaminan Sosial sebagai bagian dari laporan BPJS kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.

      Direksi adalah organ BPJS yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan BPJS untuk kepentingan BPJS, sesuai dengan asas, tujuan, dan prinsip BPJS, serta mewakili BPJS, baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang. Direksi terdiri atas paling sedikit 5 orang anggota yang berasal dari unsur profesional, diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah. Dalam menjalankan fungsinya, Direksi bertugas untuk:

1)      melaksanakan pengelolaan BPJS yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi;

Page 4: Kajian SJSN

2)      mewakili BPJS di dalam dan di luar pengadilan; dan

3)      menjamin tersedianya fasilitas dan akses bagi Dewan Pengawas untuk melaksanakan fungsinya.

d.      Tenaga Kesehatan

e.       Rakyat

      Program SJSN ini dilaksanakan analog seperti program asuransi. Setiap orang membayar iuran untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang (diharapkan) merata untuk setiap orang. Hanya saja bedanya, sistem ini bukan berlaku untuk mereka yang mampu membayar saja, untuk mereka yang tak mampu membayar iuran program SJSN ini, maka Pemerintahlah yang membayar dan langsung menyetor iuran mereka ke BPJS.

Sumber Iuran program SJSN adalah :

1)      Pemberi kerja (dapat berupa perseorangan, institusi, perusahaan, dll) memungut iuran dari pekerja dan wajib menyetorkan kepada BPJS

2)      Peserta yang bukan penerima bantuan Iuran Wajib ( dapat berupa wiraswasta, dll) wajib menyetor iuran kepada BPJS

3)      Bagi masyarakat yang tidak mampu pemerintah membayar dan menyetor iuran untuknya ke BPJS