KAJIAN RUAS JALAN

14
KAJIAN RUAS JALAN KAJIAN RUAS JALAN 1. Jalan perkotaan 2. Jalan luar kota 3. Jalan Bebas Hambatan KAJIAN SIMPANG KAJIAN SIMPANG 1. Simpang bersinyal 2. Simpang tak bersinyal MANUAL KAPASITAS JALAN MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA’97 INDONESIA’97

description

MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA’97. KAJIAN RUAS JALAN. Jalan perkotaan Jalan luar kota Jalan Bebas Hambatan. KAJIAN SIMPANG. Simpang bersinyal Simpang tak bersinyal. 1. Jalan Perkotaan. PROSEDUR PERHITUNGAN. GAMBAR 1. BAGAN ALIR ANALISA JALAN PERKOTAAN. A. Definisi dan Jenis Prasarana - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of KAJIAN RUAS JALAN

Page 1: KAJIAN RUAS JALAN

KAJIAN RUAS JALANKAJIAN RUAS JALAN

1. Jalan perkotaan

2. Jalan luar kota

3. Jalan Bebas Hambatan

KAJIAN SIMPANGKAJIAN SIMPANG

1. Simpang bersinyal

2. Simpang tak bersinyal

MANUAL KAPASITAS JALAN MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA’97INDONESIA’97

Page 2: KAJIAN RUAS JALAN

1. Jalan PerkotaanPROSEDUR PERHITUNGAN

GAMBAR 1. BAGAN ALIR ANALISA JALAN PERKOTAAN

Page 3: KAJIAN RUAS JALAN

A. Definisi dan Jenis Prasarana

MKJI (MKJI, Bina Marga, 1997) mendefinisikan ruas jalan

perkotaan/semi perkotaan atau luar kota sebagai berikut :

Ruas jalan perkotaan/semi perkotaan : ruas jalan yang memiliki

pengembangan permanen dan menerus sepanjang seluruh atau

hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan. Jalan di atau

dekat pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000 (atau

kurang dari 100.000 jika mempunyai perkembangan samping jalan

yang permanen dan menerus) juga digolongkan sebagai jalan

perkotaan. Adanya jam puncak lalu lintas pagi dan sore serta

tingginya persentase kendaraan pribadi. Selain itu keberadaan kerb

merupakan ciri prasarana jalan perkotaan.

Page 4: KAJIAN RUAS JALAN

Ruas jalan luar kota : Tidak ada perkembangan yang menerus pada

setiap sisi jalan, walaupun mungkin terdapat beberapa

perkembangan permanen seperti rumah makan, pabrik atau

perkampungan (cat : kios kecil dan kedai di sisi jalan bukan

merupakan perkembangan permanen)

Page 5: KAJIAN RUAS JALAN

Jenis jalan dapat dibedakan berdasarkan jumlah jalur (carriage way),

jumlah lajur (lane) dan jumlah arah.

Suatu jalan dikatakan memiliki 1 jalur bila tidak bermedian (tak

terbagi/undivided/UD) dan dikatakan memiliki 2 jalur bila bermedian

tunggal (terbagi/divided/D).

MKJI 1997 membagi jenis jalan perkotaan menjadi :

Jalan dua-lajur dua-arah tak terbagi (2/2 UD)

Jalan empat-lajur dua-arah tak terbagi (4/2 UD)

Jalan empat-lajur dua-arah terbagi (4/2 D)

Jalan enam-lajur dua arah terbagi (6/2 D)

Jalan satu hingga 3-lajur satu arah (1-3/1)

Page 6: KAJIAN RUAS JALAN

Penggunaan

Untuk setiap tipe jalan yang ditentukan, prosedur perhitungan dapat

digunakan hanya pada kondisi berikut :

Alinyemen datar atau hampir datar

Alinyemen horisontal lurus atau hampir lurus

Pada segmen jalan yang tidak dipengaruhi antrian akibat persimpangan

atau arus iringan kendaraan yang tinggi dari simpang bersinyal

Page 7: KAJIAN RUAS JALAN

B. Batasan Ruas

MKJI 1997, mendefinisikan suatu ruas jalan sebagai berikut :

Di antara dan tidak dipengaruhi oleh simpang bersinyal atau simpang

tak bersinyal utama

Mempunyai karakteristik yang hampir sama sepanjang jalan

Titik dimana karakteristik jalan berubah berubah secara berarti menjadi batas

segmen walaupun tidak ada simpang di dekatnya. Perubahan kecil dalam

geometrik tidak perlu dipersoalkan (misalnya perbedaan lebar jalur lalu lintas

kurang 0,5 m) terutama jika perubahan tersebut hanya sebagian.

Page 8: KAJIAN RUAS JALAN

C. Karakteristik Jalan

Karakteristik jalan yang akan mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan jika

dibebani lalu lintas adalah sebagai berikut :

Geometri

Tipe Jalan, lebar jalur lalu lintas, kerb, bahu, median, alinyemen jalan

Komposisi arus dan pemisahan arah

Pengaturan lalu lintas

Aktivitas samping jalan (hambatan samping)

Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan

Page 9: KAJIAN RUAS JALAN

D. Hambatan Samping

Menurut Oglesby salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penurunan

kapasitas adalah adanya lajur lalu lintas dan bahu jalan yang sempit atau

halangan lainnya pada kebebasan samping.

Hambatan samping yang terutama berpengaruh terhadap kapasitas dan

kinerja jalan perkotaan adalah :

Pejalan kaki, (bobot = 0.5)

Angkutan umum dan kendaraan lain berhenti, (bobot = 1.0)

Kendaraan lambat (misal becak, kereta kuda) dan (bobot = 0.4)

Kendaraan keluar masuk dari lahan di samping jalan(bobot = 0.7)

Page 10: KAJIAN RUAS JALAN

Kelas hambatan samping

Frekuensi kejadian hambatan samping di cacah dalam rentang 200 m

ke kiri dan kanan potongan melintang yang diamati kapasitasnya lalu

dikalikan dengan bobotnya masing-masing. Frekuensi kejadian

terbobot menentukan kelas hambatan samping

Tabel 1. Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan

Page 11: KAJIAN RUAS JALAN

Tingkat analisis

Analisis kapasitas dapat dilakukan pada dua tingkat yang berbeda :

1. Analisa operasional dan perencanaan : penentuan kinerja segmen jalan

akibat arus lalu lintas yang ada atau diramalkan. Kapasitas juga dapat

dihitung, yaitu volume maksimum yang dapat dilewatkan dengan

mempertahankan tingkat kinerja tertentu. Pengaruh kapasitas dan

kinerja dari segi perencanaan lain misal pembuatan median atau

perbaikan lebar bahu

2. Analisis perancangan : memperkirakan jumlah lajur yang diperlukan

untuk jalan rencana

Page 12: KAJIAN RUAS JALAN

Periode Analisa

Analisa kapasitas jalan dilakukan untuk periode satu jam puncak demikian

juga untuk arus dan kecepatan rata-rata

Jalan Terbagi dan Tak Terbagi

Untuk jalan tak terbagi anallisa dilakukan pada kedua arah lalu lintas. Untuk

jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu lintas,

seolah-olah masing-masing arus merupakan jalan satu arah yang terpisah

Page 13: KAJIAN RUAS JALAN

VARIABEL

A. Arus dan komposisi lalu lintas

Dalam manual, nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi

lalu lintas dengan menyatakan arus dalam smp. Semua nilai arus

lalu lintas (per arah datn total) diubah menjadi smp dengan

menggunakan emp untuk tipe kendaraan berikut :

• Kendaraan ringan (LV),(termasuk mobil penumpang, minibus, pick up, truk kecil dan jeep)

• Kendaraan berat (HV), (termasuk truk dan bus)

• Sepeda motor (MC)

Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai kejadian

terpisah dalam faktor penyesuaian hambatan samping. Emp untuk

masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan

arus lalu lintas total yang dinyatakan dalan kend/jam.

Page 14: KAJIAN RUAS JALAN

B. Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan arus bebas (FV) didefinisikan sebagai