9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Kajian pustaka ...
Kajian Pustaka
-
Upload
hestamahesta -
Category
Documents
-
view
31 -
download
2
description
Transcript of Kajian Pustaka
![Page 1: Kajian Pustaka](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020417/55cf98ca550346d03399b258/html5/thumbnails/1.jpg)
FORTOFOLIO 5
23 | P a g e R E S A M A H E S T A
Kajian Pustaka
A. Pengertian Kajian Pustaka
1. Cooper dalam Creswell mengemukakan bahwa kajian pustaka memiliki beberapa
tujuan yakni; menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang
berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian
dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian-
penelitian sebelumnya.
2. Geoffrey dan Airasian mengemukakan bahwa tujuan utama kajian pustaka adalah
untuk menentukan apa yang telah dilakukan orang yang berhubungan dengan topik
penelitian yang akan dilakukan. Selain itu dengan kajian pustaka tidak hanya
mencegah duplikasi penelitian orang lain, tetapi juga memberikan pemahaman dan
wawasan yang dibutuhkan untuk menempatkan topik penelitian yang kita lakukan
dalam kerangka logis. Dengan mengkaji penelitian sebelumnya, dapat memberikan
alasan untuk hipotesis penelitian, sekaligus menjadi indikasi pembenaran pentingnya
penelitian yang akan dilakukan.
3. Anderson mengemukakan bahwa kajian pustaka dimaksudkan untuk meringkas,
menganalisis, dan menafsirkan konsep dan teori yang berkaitan dengan sebuah proyek
penelitian.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kajian pustaka
adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan melakukan kajian secara sungguh-
sungguh tentang teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan topik yang akan
diteliti sebagai dasar dalam melangkah pada tahap penelitian selanjutnya. Teori dan
konsep yang dikaji digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup dan
konstruk variable yang akan di teliti, sebagai dasar perumusan hipotesis dan penyusunan
iinstrumen penelitian, dan sebagai dasar dalam membahas hasil penelitian untuk
digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan topik permasalahan.
B. Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka
Banyak cara dan model membuat kajian pustaka, Creswell mengemukakan beberapa
model sesuai dengan pendekatan penelitian yang dilakukan. Untuk pendekatan kualitatif,
model pertama, peneliti menempatkan kajian pustaka pada bagian pendahuluan, ini
dimaksudkan agar kajian pustaka dapat menjelaskan latar belakang secara teoritis
masalah-masalah penelitian. Model kedua, menempatkan kajian pustaka pada bab terpisah
seperti halnya pada pendekatan kuantitatif, model ketiga Kajian pustaka ditempatkan pada
bagian akhir penelitian bersamaan dengan literatur terkait.
Untuk pendekatan kuantitatif selain menyertakan sejumlah besar teori dan konsep
pada bagian pendahuluan juga memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara
detail literatur dalam bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian teori
atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur terkait
dan membandingkan dengan temuan penelitian
Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka menurut
Donald Ary dan Creswell sebagai berikut:
1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari materi,
referensi, dan bahan pustaka yang terkait.
2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa didapatkan dari
sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.
3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature map)
urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara lengkap.
![Page 2: Kajian Pustaka](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020417/55cf98ca550346d03399b258/html5/thumbnails/2.jpg)
FORTOFOLIO 5
24 | P a g e R E S A M A H E S T A
4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai dengan
urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian.
5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan teori-teori
dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan topik dan variabel penelitian.
6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik penelitian yang
dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan orisinalitas dan pentingnya
topik penelitian yang akan dilakukan di banding dengan literatur yang sudah ada.
Langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka berbagai jenis
metode/pendekatan penelitain. Selain itu juga dapat mempersempit ruang lingkup
penelitian yang di ajukan sehingga rumusan masalah dan langkah penelitian lebih jelas
dan dapat dilakukan dengan baik.
C. Hipotesis
Bagaimana memecahkan suatu masalah, yang perlu diperhatikan adalah mencari sebab
dari masalah tersebut. Untuk mencari sebab-sebab dari masalah tersebut, maka dilakukan
penelitian. Agar penelitian dapat terarah, dirumuskan pendugaan terlebih dahulu terhadap
penyebab terjadinya masalah tersebut. Pendugaan terhadap penyebab masalah tersebut
disebut hipotesis. Hipotesis terdiri dari dua kata, yakni hipo (yang berarti keraguan), dan
tesis (yang berarti kebenaran). Jadi hipotesis berarti kebenaran yang masih diragukan.
Dalam pandangan Kerlinger, hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi
tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih; sedangkan menurut Bailey,
hipotesis merupakan suatu proposisi yang dinyatakan dalam bentuk yang dapat diuji dan
meramalakan suatu hubungan tertentu antara dua variabel (Malo dan Trisnoningtias,
1990:39). Hipotesis tersebut akan ditolak jika salah, dan diterima jika fakta-fakta dalam
penelitian membenarkan. Oleh karenanya penolakan dan penerimaan hipotesis sangat
tergantung kepada hasil-hasil penelitian empiris.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai suatu konklusi yang sifatnya sementara.
Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis dibuat dengan sembarangan, tetapi atas dasar
pengetahuan tertentu yang sebagian dapat diambil dari hasil-hasil penelitian terdahulu,
dan teori-teori yang relevan. Hipotesis mempunyai fungsi pengarah, yang memberikan
batasan-batasan mengenai macam-macam data yang harus dikumpulkan, cara-cara
pengumpulan data, dan model-model analisisnya (Mantra, 2001:10).
Suatu hipotesis penelitian ilmiah harus memenuhi syarat-syarat tertentu, diantaranya
adalah: Pertama, hipotesis adalah hasil kontruksi dari gagasan-gagasan yang dapat
diterangkan berdasarkan teori-teori atau hasil-hasil pengamatan tertentu; Kedua, hipotesis
harus dirumuskan dalam bentuk pernyataan (statement) dan sama sekali tidak boleh dalam
bentuk pertanyaan; Ketiga, hipotesis selalu dikaitkan dengan keadaan populasi, bukan
hanya keadaan sampel yang diteliti, sampel penelitian hanya berfungsi sebagai ajang atau
wahana pengujian hipotesis, hasil penelitian pada sampel akan digeneralisasikan pada
populasi sumber sampel yang diambil; Keempat, dalam hipotesis harus dilibatkan
sedikitnya dua variabel (ubahan), pernyataan mengenai hanya satu variabel tidak
merupakan hipotesis yang perlu diuji; Kelima, suatu hipotesis penelitian harus dapat dites,
agar suatu hipotesis dapat diuji.
Paling kurang ada ada tiga macam perumusan hipotesis, yakni yang bersifat deskriptif
(menggambarkan karakteristik suatu satuan awal yang menjadi fokus perhatian
penelitian), korelasional (menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel tetapi
![Page 3: Kajian Pustaka](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020417/55cf98ca550346d03399b258/html5/thumbnails/3.jpg)
FORTOFOLIO 5
25 | P a g e R E S A M A H E S T A
tidak menunjukkan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi
akibat dalam hubungan tersebut), dan kausalitas (telah menunjukkan variabel mana yang
menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat) [Lihat: Malo dan Trisnoningtias,
1990:40-41]
Kriteria Hipotesis yang baik:
Dikembangkan dengan teori yang sudah ada, penjelasan logis atau hasil hasil
penelitian sebelumnya.
Hipotesis menunjukkan maksudnya dengan jelas.
hjipotesis dapat diuji
Hipotesis ini lebih baik dibanding hipotesis kompetisinya.
MACAM-MACAM HIPOTESIS
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel
walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Contoh Hipotesis Deskriptif:
Permasalahan Penelitian: Apakah penerimaan terhadap proses “perdamaian di Poso”
mempunyai perbedaan pada mereka yang berasal dari suatu lingkungan tertentu?
Assumsi:
1. Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang memungkinkan keterbukaan untuk
menerima proses perdamaian.
2. Nilai yang dianut seseorang merupakan dasar pengaruh bagi penerimaan proses
perdamaian.
3. Tingkat informasi yang dimiliki seseorang dapat memberikan pandangan mengenai
suatu proses perdamaian.
Hipotesis Umum:
Orang yang berasal dari lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses
perdamaian.
Hipotesis khusus:
1. Orang dengan pendidikan yang tinggi relatif lebih mudah menerima proses
perdamaian.
2. Orang yang berorientasi pada nilai-nilai yang moderen lebih menerima proses
perdamaian.
3. Orang yang memiliki banyak informasi lebih mudah menerima proses perdamaian.
2. Hipotesis Korelasional/hubungan
![Page 4: Kajian Pustaka](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020417/55cf98ca550346d03399b258/html5/thumbnails/4.jpg)
FORTOFOLIO 5
26 | P a g e R E S A M A H E S T A
Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara
dua atau lebih variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel bersifat kausal
(sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas
Contoh Hipotesis Korelasional:
Permasalahan Penelitian: Hal-hal yang berhubungan dengan tingkat Hasil Produksi suatu
Perusahaan.
Asumsi:
1. Jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil
produksi
2. Tenaga ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yang ketat
3. Peraturan kerja dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi.
Hipotesis:
Semakin besar jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat
keketatan peraturan kerja perusahaan, berhubungan dengan h menerima proses
perdamaian hasil produksi yang semakin meningkat.
Hipotesis Korelasional terdiri dari hipotesis kausal dan korelasi
Hipotesis Kausalitas
Contoh Hipotesis Kausalitas:
Permasalahan Penelitian: Mengapa timbul kecenderungan melakukan tindakan kriminal
dalam suatu lingkungan masyarakat.
Asumsi:
1. Suatu lingkungan masyarakt mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau
peredam terhadap suatu gejala sosial yang dapt menimbulkan goncangan
2. Seseorang dapat merasa frustasi apabila merasa tersisihkan dari lingkungan
masyarakatnya.
3. Seseorang yang merasa frustasi lebih mudah dirangsang untuk cenderung melakukan
tindakan kriminal.
Hipotesis:
Untuk mereka yang berada di lingkungan masyarakat yang sangat rendah daya
absorbsinya jika mereka merasa semakin tersisihkan dari lingkungan masyarakat, maka
mereka semakin mudah terangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.
Hipotesis korelasi
hipotesis korelasi (correlational hypothesis), merupakan hipotesis yang mengatakan dua
variabel terjadi bersamaantanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya.
![Page 5: Kajian Pustaka](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020417/55cf98ca550346d03399b258/html5/thumbnails/5.jpg)
FORTOFOLIO 5
27 | P a g e R E S A M A H E S T A
Contoh:
- HA : Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensasi dan laba perusahaan.
3. Hipotesis asosiasi
Pengukurana asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik
dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel
Hipotesa Kerja (Hk) dan Hipotesa Nol (Ho)
Hipotesa-hipotesa yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat deskriftif, relasional
maupun hipotesa kausalitas disebut hipotesa kerja (Hk). Supaya hipotesa kerja tersebut
dapat diuji secara statistik, maka diperlukan suatu hipotesa pembanding. Dalam penelitian
sosial hipotesa pembanding tersebut dibuat secara arbritrer yang berbentuk hipotesa nol
(Ho). Hipotesa nol (Ho) adalah formulasi/rumusan terbalik dari hipotesa kerja (Effendi,
1989:43-45).
Contoh Hipotesa Kerja (Hk):
1. Tindakan agresif lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang memiliki tingkat
kepadatan yang tinggi daripada yang memiliki tingkat kepadatan rendah.
2. Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, suami-isteri yang memiliki
pekerjaan berpenghasilan tetap, mempunyai persepsi yang rendah tentang nilai ekonomis
anak, dan karena itu cenderung untuk lebih menerima norma keluarga kecil. Keduanya
menyebabkan persepsi mereka yang tinggi tentang manfaat penggunaan kontrasepsi
moderen, sehingga niat serta penggunaan kontrasepsi moderen mereka relatif lebih tinggi
bila dibandingkan dengan suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tidak
tetap.
Contoh Hipotesa Nol (Ho):
1. Tidak terdapat perbedaan tindakan agresif antara masyarakat yang memiliki tingkat
kepadatan yang tinggi dan masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang
rendah.
2. Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pasangan yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap dan
berpenghasilan tidak tetap dalam persepsi tentang nilai anak, norma keluarga kecil,
persepsi tentang manfaat kontrasepsi moderen, dan dalam niat menggunakan serta
perilaku kontrasepsi moderen.
D. Kerangka Berfikir
Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa „Kerangka berpikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka
kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman
yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap
pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.
Penyusunan kerangka berpikir menurut Sugiyono (2011:62)
1. Menetapkan variabel yang diteliti
![Page 6: Kajian Pustaka](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020417/55cf98ca550346d03399b258/html5/thumbnails/6.jpg)
FORTOFOLIO 5
28 | P a g e R E S A M A H E S T A
2. Membaca buku dan hasil penelitian
3. Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
4. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
5. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
6. Sintesa kesimpulann
7. Kerangka berpikir
8. Hipotesis