Kajian Pustaka

6
FORTOFOLIO 5 23 | Page RESA MAHESTA Kajian Pustaka A. Pengertian Kajian Pustaka 1. Cooper dalam Creswell mengemukakan bahwa kajian pustaka memiliki beberapa tujuan yakni; menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian- penelitian sebelumnya. 2. Geoffrey dan Airasian mengemukakan bahwa tujuan utama kajian pustaka adalah untuk menentukan apa yang telah dilakukan orang yang berhubungan dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Selain itu dengan kajian pustaka tidak hanya mencegah duplikasi penelitian orang lain, tetapi juga memberikan pemahaman dan wawasan yang dibutuhkan untuk menempatkan topik penelitian yang kita lakukan dalam kerangka logis. Dengan mengkaji penelitian sebelumnya, dapat memberikan alasan untuk hipotesis penelitian, sekaligus menjadi indikasi pembenaran pentingnya penelitian yang akan dilakukan. 3. Anderson mengemukakan bahwa kajian pustaka dimaksudkan untuk meringkas, menganalisis, dan menafsirkan konsep dan teori yang berkaitan dengan sebuah proyek penelitian. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kajian pustaka adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan melakukan kajian secara sungguh- sungguh tentang teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti sebagai dasar dalam melangkah pada tahap penelitian selanjutnya. Teori dan konsep yang dikaji digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup dan konstruk variable yang akan di teliti, sebagai dasar perumusan hipotesis dan penyusunan iinstrumen penelitian, dan sebagai dasar dalam membahas hasil penelitian untuk digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan topik permasalahan. B. Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka Banyak cara dan model membuat kajian pustaka, Creswell mengemukakan beberapa model sesuai dengan pendekatan penelitian yang dilakukan. Untuk pendekatan kualitatif, model pertama, peneliti menempatkan kajian pustaka pada bagian pendahuluan, ini dimaksudkan agar kajian pustaka dapat menjelaskan latar belakang secara teoritis masalah-masalah penelitian. Model kedua, menempatkan kajian pustaka pada bab terpisah seperti halnya pada pendekatan kuantitatif, model ketiga Kajian pustaka ditempatkan pada bagian akhir penelitian bersamaan dengan literatur terkait. Untuk pendekatan kuantitatif selain menyertakan sejumlah besar teori dan konsep pada bagian pendahuluan juga memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara detail literatur dalam bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian teori atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur terkait dan membandingkan dengan temuan penelitian Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka menurut Donald Ary dan Creswell sebagai berikut: 1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait. 2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding. 3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara lengkap.

description

Kajian Pustaka

Transcript of Kajian Pustaka

Page 1: Kajian Pustaka

FORTOFOLIO 5

23 | P a g e R E S A M A H E S T A

Kajian Pustaka

A. Pengertian Kajian Pustaka

1. Cooper dalam Creswell mengemukakan bahwa kajian pustaka memiliki beberapa

tujuan yakni; menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang

berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian

dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian-

penelitian sebelumnya.

2. Geoffrey dan Airasian mengemukakan bahwa tujuan utama kajian pustaka adalah

untuk menentukan apa yang telah dilakukan orang yang berhubungan dengan topik

penelitian yang akan dilakukan. Selain itu dengan kajian pustaka tidak hanya

mencegah duplikasi penelitian orang lain, tetapi juga memberikan pemahaman dan

wawasan yang dibutuhkan untuk menempatkan topik penelitian yang kita lakukan

dalam kerangka logis. Dengan mengkaji penelitian sebelumnya, dapat memberikan

alasan untuk hipotesis penelitian, sekaligus menjadi indikasi pembenaran pentingnya

penelitian yang akan dilakukan.

3. Anderson mengemukakan bahwa kajian pustaka dimaksudkan untuk meringkas,

menganalisis, dan menafsirkan konsep dan teori yang berkaitan dengan sebuah proyek

penelitian.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kajian pustaka

adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan melakukan kajian secara sungguh-

sungguh tentang teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan topik yang akan

diteliti sebagai dasar dalam melangkah pada tahap penelitian selanjutnya. Teori dan

konsep yang dikaji digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup dan

konstruk variable yang akan di teliti, sebagai dasar perumusan hipotesis dan penyusunan

iinstrumen penelitian, dan sebagai dasar dalam membahas hasil penelitian untuk

digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan topik permasalahan.

B. Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka

Banyak cara dan model membuat kajian pustaka, Creswell mengemukakan beberapa

model sesuai dengan pendekatan penelitian yang dilakukan. Untuk pendekatan kualitatif,

model pertama, peneliti menempatkan kajian pustaka pada bagian pendahuluan, ini

dimaksudkan agar kajian pustaka dapat menjelaskan latar belakang secara teoritis

masalah-masalah penelitian. Model kedua, menempatkan kajian pustaka pada bab terpisah

seperti halnya pada pendekatan kuantitatif, model ketiga Kajian pustaka ditempatkan pada

bagian akhir penelitian bersamaan dengan literatur terkait.

Untuk pendekatan kuantitatif selain menyertakan sejumlah besar teori dan konsep

pada bagian pendahuluan juga memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara

detail literatur dalam bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian teori

atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur terkait

dan membandingkan dengan temuan penelitian

Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka menurut

Donald Ary dan Creswell sebagai berikut:

1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari materi,

referensi, dan bahan pustaka yang terkait.

2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa didapatkan dari

sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.

3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature map)

urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara lengkap.

Page 2: Kajian Pustaka

FORTOFOLIO 5

24 | P a g e R E S A M A H E S T A

4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai dengan

urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian.

5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan teori-teori

dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan topik dan variabel penelitian.

6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik penelitian yang

dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan orisinalitas dan pentingnya

topik penelitian yang akan dilakukan di banding dengan literatur yang sudah ada.

Langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka berbagai jenis

metode/pendekatan penelitain. Selain itu juga dapat mempersempit ruang lingkup

penelitian yang di ajukan sehingga rumusan masalah dan langkah penelitian lebih jelas

dan dapat dilakukan dengan baik.

C. Hipotesis

Bagaimana memecahkan suatu masalah, yang perlu diperhatikan adalah mencari sebab

dari masalah tersebut. Untuk mencari sebab-sebab dari masalah tersebut, maka dilakukan

penelitian. Agar penelitian dapat terarah, dirumuskan pendugaan terlebih dahulu terhadap

penyebab terjadinya masalah tersebut. Pendugaan terhadap penyebab masalah tersebut

disebut hipotesis. Hipotesis terdiri dari dua kata, yakni hipo (yang berarti keraguan), dan

tesis (yang berarti kebenaran). Jadi hipotesis berarti kebenaran yang masih diragukan.

Dalam pandangan Kerlinger, hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi

tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih; sedangkan menurut Bailey,

hipotesis merupakan suatu proposisi yang dinyatakan dalam bentuk yang dapat diuji dan

meramalakan suatu hubungan tertentu antara dua variabel (Malo dan Trisnoningtias,

1990:39). Hipotesis tersebut akan ditolak jika salah, dan diterima jika fakta-fakta dalam

penelitian membenarkan. Oleh karenanya penolakan dan penerimaan hipotesis sangat

tergantung kepada hasil-hasil penelitian empiris.

Hipotesis dapat juga dipandang sebagai suatu konklusi yang sifatnya sementara.

Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis dibuat dengan sembarangan, tetapi atas dasar

pengetahuan tertentu yang sebagian dapat diambil dari hasil-hasil penelitian terdahulu,

dan teori-teori yang relevan. Hipotesis mempunyai fungsi pengarah, yang memberikan

batasan-batasan mengenai macam-macam data yang harus dikumpulkan, cara-cara

pengumpulan data, dan model-model analisisnya (Mantra, 2001:10).

Suatu hipotesis penelitian ilmiah harus memenuhi syarat-syarat tertentu, diantaranya

adalah: Pertama, hipotesis adalah hasil kontruksi dari gagasan-gagasan yang dapat

diterangkan berdasarkan teori-teori atau hasil-hasil pengamatan tertentu; Kedua, hipotesis

harus dirumuskan dalam bentuk pernyataan (statement) dan sama sekali tidak boleh dalam

bentuk pertanyaan; Ketiga, hipotesis selalu dikaitkan dengan keadaan populasi, bukan

hanya keadaan sampel yang diteliti, sampel penelitian hanya berfungsi sebagai ajang atau

wahana pengujian hipotesis, hasil penelitian pada sampel akan digeneralisasikan pada

populasi sumber sampel yang diambil; Keempat, dalam hipotesis harus dilibatkan

sedikitnya dua variabel (ubahan), pernyataan mengenai hanya satu variabel tidak

merupakan hipotesis yang perlu diuji; Kelima, suatu hipotesis penelitian harus dapat dites,

agar suatu hipotesis dapat diuji.

Paling kurang ada ada tiga macam perumusan hipotesis, yakni yang bersifat deskriptif

(menggambarkan karakteristik suatu satuan awal yang menjadi fokus perhatian

penelitian), korelasional (menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel tetapi

Page 3: Kajian Pustaka

FORTOFOLIO 5

25 | P a g e R E S A M A H E S T A

tidak menunjukkan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi

akibat dalam hubungan tersebut), dan kausalitas (telah menunjukkan variabel mana yang

menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat) [Lihat: Malo dan Trisnoningtias,

1990:40-41]

Kriteria Hipotesis yang baik:

Dikembangkan dengan teori yang sudah ada, penjelasan logis atau hasil hasil

penelitian sebelumnya.

Hipotesis menunjukkan maksudnya dengan jelas.

hjipotesis dapat diuji

Hipotesis ini lebih baik dibanding hipotesis kompetisinya.

MACAM-MACAM HIPOTESIS

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel

walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.

Contoh Hipotesis Deskriptif:

Permasalahan Penelitian: Apakah penerimaan terhadap proses “perdamaian di Poso”

mempunyai perbedaan pada mereka yang berasal dari suatu lingkungan tertentu?

Assumsi:

1. Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang memungkinkan keterbukaan untuk

menerima proses perdamaian.

2. Nilai yang dianut seseorang merupakan dasar pengaruh bagi penerimaan proses

perdamaian.

3. Tingkat informasi yang dimiliki seseorang dapat memberikan pandangan mengenai

suatu proses perdamaian.

Hipotesis Umum:

Orang yang berasal dari lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses

perdamaian.

Hipotesis khusus:

1. Orang dengan pendidikan yang tinggi relatif lebih mudah menerima proses

perdamaian.

2. Orang yang berorientasi pada nilai-nilai yang moderen lebih menerima proses

perdamaian.

3. Orang yang memiliki banyak informasi lebih mudah menerima proses perdamaian.

2. Hipotesis Korelasional/hubungan

Page 4: Kajian Pustaka

FORTOFOLIO 5

26 | P a g e R E S A M A H E S T A

Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara

dua atau lebih variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel bersifat kausal

(sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas

Contoh Hipotesis Korelasional:

Permasalahan Penelitian: Hal-hal yang berhubungan dengan tingkat Hasil Produksi suatu

Perusahaan.

Asumsi:

1. Jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil

produksi

2. Tenaga ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yang ketat

3. Peraturan kerja dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi.

Hipotesis:

Semakin besar jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat

keketatan peraturan kerja perusahaan, berhubungan dengan h menerima proses

perdamaian hasil produksi yang semakin meningkat.

Hipotesis Korelasional terdiri dari hipotesis kausal dan korelasi

Hipotesis Kausalitas

Contoh Hipotesis Kausalitas:

Permasalahan Penelitian: Mengapa timbul kecenderungan melakukan tindakan kriminal

dalam suatu lingkungan masyarakat.

Asumsi:

1. Suatu lingkungan masyarakt mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau

peredam terhadap suatu gejala sosial yang dapt menimbulkan goncangan

2. Seseorang dapat merasa frustasi apabila merasa tersisihkan dari lingkungan

masyarakatnya.

3. Seseorang yang merasa frustasi lebih mudah dirangsang untuk cenderung melakukan

tindakan kriminal.

Hipotesis:

Untuk mereka yang berada di lingkungan masyarakat yang sangat rendah daya

absorbsinya jika mereka merasa semakin tersisihkan dari lingkungan masyarakat, maka

mereka semakin mudah terangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.

Hipotesis korelasi

hipotesis korelasi (correlational hypothesis), merupakan hipotesis yang mengatakan dua

variabel terjadi bersamaantanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya.

Page 5: Kajian Pustaka

FORTOFOLIO 5

27 | P a g e R E S A M A H E S T A

Contoh:

- HA : Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensasi dan laba perusahaan.

3. Hipotesis asosiasi

Pengukurana asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik

dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua

variabel

Hipotesa Kerja (Hk) dan Hipotesa Nol (Ho)

Hipotesa-hipotesa yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat deskriftif, relasional

maupun hipotesa kausalitas disebut hipotesa kerja (Hk). Supaya hipotesa kerja tersebut

dapat diuji secara statistik, maka diperlukan suatu hipotesa pembanding. Dalam penelitian

sosial hipotesa pembanding tersebut dibuat secara arbritrer yang berbentuk hipotesa nol

(Ho). Hipotesa nol (Ho) adalah formulasi/rumusan terbalik dari hipotesa kerja (Effendi,

1989:43-45).

Contoh Hipotesa Kerja (Hk):

1. Tindakan agresif lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang memiliki tingkat

kepadatan yang tinggi daripada yang memiliki tingkat kepadatan rendah.

2. Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, suami-isteri yang memiliki

pekerjaan berpenghasilan tetap, mempunyai persepsi yang rendah tentang nilai ekonomis

anak, dan karena itu cenderung untuk lebih menerima norma keluarga kecil. Keduanya

menyebabkan persepsi mereka yang tinggi tentang manfaat penggunaan kontrasepsi

moderen, sehingga niat serta penggunaan kontrasepsi moderen mereka relatif lebih tinggi

bila dibandingkan dengan suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tidak

tetap.

Contoh Hipotesa Nol (Ho):

1. Tidak terdapat perbedaan tindakan agresif antara masyarakat yang memiliki tingkat

kepadatan yang tinggi dan masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang

rendah.

2. Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, tidak ada perbedaan yang

signifikan antara pasangan yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap dan

berpenghasilan tidak tetap dalam persepsi tentang nilai anak, norma keluarga kecil,

persepsi tentang manfaat kontrasepsi moderen, dan dalam niat menggunakan serta

perilaku kontrasepsi moderen.

D. Kerangka Berfikir

Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa „Kerangka berpikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka

kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman

yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap

pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.

Penyusunan kerangka berpikir menurut Sugiyono (2011:62)

1. Menetapkan variabel yang diteliti

Page 6: Kajian Pustaka

FORTOFOLIO 5

28 | P a g e R E S A M A H E S T A

2. Membaca buku dan hasil penelitian

3. Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian

4. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian

5. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian

6. Sintesa kesimpulann

7. Kerangka berpikir

8. Hipotesis