KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI...
-
Upload
duonghuong -
Category
Documents
-
view
262 -
download
1
Transcript of KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI...
1
KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA
Oleh :Achmad Risa Harfit
96109001
PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA2013
2
KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA
Oleh :Achmad Risa Harfit
96109001
TESIS
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister TeknikProgram Pasca Sarjana Universitas Gunadarma
PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA2012
3
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Achmad Risa Harfit
NIM : 96109001
NIRM :
Judul Tesis : KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA
Tanggal Sidang : 06 Juni 2012
Tanggal Lulus : 06 Juni 2012
Menyatakan bahwa tulisan di atas merupakan hasil karya saya sendiri dan
dapat dipublikasikan sepenuhnya Oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan
dalam bentuk apapun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Semua hak
cipta dari logo serta produk yang disebut dalam penulisan ini adalah milik
masing-masing pemegang haknya, kecuali disebut lain. Mengenai isi dan tulisan
merupakan tanggung jawab Penulis, bukan Universitas Gunadarma.
Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh
kesadaran.
Jakarta, Juni 2012
(Achmad Risa Harfit)
4
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA
Nama Mahasiswa: Achmad Risa Harfit
NIM / NIRM : 96109001
Tanggal Lulus : 06 Juni 2012
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
( Ir. Tri Mulyanto, MT. )Ketua
( Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc. )Anggota
Direktur Program Pasca Sarjana
( Prof. Dr. Ir. Bambang Suryawan, MT. )Direktur
5
ABSTRAK
Achmad Risa Harfit. 96109001
KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA
Tesis, Program Pasca Sarjana, Bidang Peminatan Manajemen Sistem Manufaktur
Universitas Gunadarma, 2012
Kata Kunci : Kebutuhan, Teknologi, Mobil Hybrid
(xix – 143 + Lampiran)
Pengembangan teknologi mobil hybrid merupakan salah satu tujuan dari
pemerintah dalam penghematan energi. Teknologi mobil hybrid untuk kendaraan
pribadi pada dasarnya adalah menggabungkan mesin konvensional dengan
motor listrik. Secara garis besar ada tiga tipe dari Sistem Hybrid yaitu : Sistem
Hybrid secara Seri, Sistem Hybrid secara Paralel, dan sistem Hybrid secara Seri
dan Paralel. Keunggulan teknologi mobil hybrid adalah Emisi gas buangnya dan
konsumsi bahan bakarnya lebih rendah dibandingkan dengan teknologi mobil
konvensiona,. Untuk mengetahui Teknologi Mobil Hybrid yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat di Indonesia maka peneliti menganalisanya dengan
menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD), terhadap 40
responden di Jakarta, respon terhadap teknologi mobil hybrid di Indonesia yang
di hasilkan matriks Quality Function Deployment (QFD) yang merupakan
prioritas dari persyaratan pelanggan yaitu After sales service harus tersedia di
setiap dealer ATPM, harga ideal satu unit mobil hybrid berkisar antara 100 –
200 juta rupiah, kapasitas penumpang untuk mobil hybrid dapat memuat 7 orang,
fungsi dari mobil hybrid dapat berfungsi ganda, sebagai mobil keluarga, mobil
untuk beraktifitas/bekerja, dan mobil niaga, penggunaan 1 (satu) liter BBM mobil
hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km, Kelengkapan kenyamanan pada
mobil hybrid seperti air conditioner (AC), Radio Tape, MP3, kursi mobil yang
empuk, Kapasitas mesin untuk mobil hybrid 1000cc – 1500cc.
(Daftar Pustaka 1998 – 2012)
6
RIWAYAT HIDUP
Achmad Risa Harfit Lahir di Jakarta pada tanggal 27 September 1977,
anak keempat dari empat bersaudara, dari Ayahanda (alm) H. Achmad Muchji dan
Ibunda (almh) Hj. Dewi Siregar. Menikah dengan Andini Kurnia Fitriana, SPd
pada tanggal 23 Desember 2007 dan telah dikaruniai seorang putra bernama
Syafiq Akhtar Ramadhan.
Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Depok Baru 7, tamat
dan lulus tahun 1990. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengar Pertama
Negeri 2 Depok, Tamat dan lulus tahun 1993. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah
Menengah Atas Negeri 97 Jakarta, Tamat dan lulus tahun 1996. Selanjutnya
meneruskan ke jenjang pendidikan strata satu di Universitas Gunadarma pada
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, tamat dan lulus tahun 2003.
Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan strata dua di Pasca Sarjana Universitas
Gunadarma Program Studi Magister Manajemen Manufaktur.
Saat ini bekerja di Universitas Gunadarma Jakarta sebagai staff skretariat
rektor bagian transkip ijazah dan staff pengajar di Fakultas Teknologi Industri,
Jurusan Teknik Mesin.
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini dengan judul KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA
DI INDONESIA
Tesis ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Magister Teknik Program Pasca Sarjana Universitas Gunadarma. Selain dari itu,
dengan Tesis ini pula, maka penulis dapat berfikir secara kreatif dalam meneliti,
menguraikan dan membahas suatu permasalahan secara ilmiah, teoritis, jelas, dan
sistematis.
Dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis
menyampaikan ucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Ibu Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM., selaku rektor Universitas
Gunadarma.
2. Bapak Prof. Dr. Bambang Suryawan, MT. Selaku Direktur Program Pasca
Sarjana Magister Teknologi dan Rekayasa Universitas Gunadarma.
3. Bapak Dr.Ing,Moh.Yamin selaku Ketua Program studi Magister Teknik
Mesin Universitas Gunadarma.
4. Bapak Prof. Drs. Syahbuddin, MSc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Gunadarma,
8
5. Bapak Ir. Tri mulyanto, MT. Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingannya kepada
penulis.
6. Ibu Dr. Cokorda Prapti Mahandari Selaku Dosen Pasca Sarjana Magister
Teknik Mesin yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
arahan dan bimbingannya kepada penulis.
7. Kedua orang tua, yang telah tiada karena beliaulah penulis terlahir ke
dunia ini.
8. Istri tercinta dan seluruh keluarga, yang selalu memberikan do’a,
dukungan dan semangat.
9. Semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tesis ini.
Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat kepada
seluruh pembacanya.
Jakarta, 27 Juni 2012
Penulis
Achmad Risa Harfit
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI ................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
ABSTRAK........................................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 4
1.4 Perumusan Masalah .......................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
1.6 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5
II. TELAAH PUSTAKA ................................................................................ 6
2.1 Sumber Energi ................................................................................... 6
2.2 Bahan Bakar Fosil ............................................................................. 7
2.2.1 Penggunaan Bahan Bakar Fosil ............................................... 8
10
2.2.2 Dampak Penggunaan Bahan Bakar Fosil Pada Lingkungan ..... 10
2.3 Bahan Bakar Alternatif ....................................................................... 17
2.3.1 Energi Panas Bumi .................................................................... 18
2.3.2 Energi Surya ............................................................................. 19
2.3.3 Energi Angin ............................................................................. 20
2.3.4 Tenaga Udara ............................................................................. 20
2.3.5 Tenaga Air ................................................................................ 21
2.3.6 Biomassa ................................................................................... 21
2.3.7 Bahan Bakar Bio Cair ................................................................. 22
2.3.8 Solid Biomas ............................................................................. 23
2.3.9 Biogas ......................................................................................... 23
2.4 Dunia Otomotif ................................................................................... 24
2.5 Mobil Hybrid ...................................................................................... 27
2.2.1 Definisi Hybrid .......................................................................... 27
2.2.2 Sejarah Mobil Hybrid ................................................................. 27
2.2.3 Pengembangan Mobil Hybrid .................................................. 32
2.5.4 Sistem Mobil Hybrid ................................................................. 33
2.5.5 Mesin Mobil Hybrid ................................................................. 36
2.5.6 Cara Kerja Mobil Berteknologi Hybrid ................................... 37
2.5.7 Tipe dari Sistem Mobil Hybrid .................................................. 41
2.5.8 Keunggulan Teknologi Mobil Hybrid ...................................... 44
2.6 Penjualan Mobil di Indonesia .............................................................. 48
2.6.1 Tipe Kendaraan Roda Empat Kategori Mobil Keluarga ........... 51
2.6.2 Tipe Mobil Paling Diminati Masyarakat Indonesia ................. 53
11
2.6.3 Motif Masyarakat Indonesia Memilih Mobil
Tipe MPV (Multi Purpose Vehicle) ......................................... 57
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 61
3.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 61
3.2 Metode Penelitian ............................................................................. 61
3.3 Quality Function Deployment (QFD) ............................................... 62
3.3.1 Manfaat QFD ............................................................................. 63
3.3.2 Keunggulan QFD ....................................................................... 64
3.3.3 Hierarkhi matrik QFD................................................................. 65
3.4 Subyek Penelitian ................................................................................ 66
3.5 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 66
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 66
3.7 Metode Analisis ................................................................................... 67
3.7.1 Analisis Deskriptif Kualitatif ..................................................... 67
3.7.2 Analisis Matriks House of Quality ............................................ 67
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 93
4.1 Perkembangan Teknologi Mobil Hybrid di Indonesia ....................... 93
4.2 Karakteristik Umum Responden ........................................................ 97
4.3 Penyusunan Matriks House of Quality (HOQ) ................................... 98
4.3.1 Penyusunan Persyaratan Pelanggan (What) ............................. 99
4.3.2 Penyusunan Persyaratan Teknik (How) ...................................... 102
4.3.3 Pengembangan Matriks Hubungan antara Persyaratan
Konsumen (What) dan Persyaratan Teknik (How) .................... 105
12
4.3.4 Pengembangan Matriks Hubungan antar
Persyaratan Teknik (How) ........................................................ 106
4.3.5 Penilaian Kompetitif ................................................................. 108
4.3.6 Pengembangan Prioritas Persyaratan Pelanggan ....................... 113
4.3.7 Pengembangan Prioritas Persyaratan Teknik ............................. 126
4.4 Kebutuhan Mobil Hybrid di Indonesia ............................................... 137
4.5 Mobil Hybrid LIPI ............................................................................. 140
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 142
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 142
5.2 Saran .................................................................................................. 143
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 144.
LAMPIRAN ..................................................................................................... 146
13
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi dari Toyota Prius dan Honda Civic Hybrid .................. 41
Tabel 2.2 Wholesale, September, Oktober dan total 2011 vs 2010 .................. 49
Tabel 2.3 Ritel, September, Oktober dan total 2011 vs 2010 ........................... 50
Tabel 2.4 Spesifikasi Toyota Avanza ............................................................... 56
Tabel 2.5 Spesifikasi Daihatsu Xenia ............................................................... 57
Tabel 4.1 Karakteristik Usia Responden ......................................................... 97
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden ...................................................... 97
Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan Responden ............................................................... 98
Tabel 4.4 Kriteria Harga untuk satu unit mobil hybrid .................................... 100
Tabel 4.5 Kriteria Fungsi untuk mobil hybrid ................................................... 100
Tabel 4.6 Kapasitas Penumpang untuk mobil hybrid ....................................... 101
Tabel 4.7 Kriteria Penggunaan BBM untuk mobil hybrid .............................. 101
Tabel 4.8 Kriteria After Sales Service untuk mobil hybrid .............................. 101
Tabel 4.9 Kriteria Fitur untuk mobil hybrid ...................................................... 101
Tabel 4.10 Kriteria Kapasitas Mesin untuk mobil hybrid ................................. 101
Tabel 4.11 Kriteria Keinginan Konsumen untuk Teknologi Mobil Hybrid ...... 102
Tabel 4.12 Karakterisitik Mobil Konvensional yang paling diminati
di Indonesia ....................................................................................... 103
Tabel 4.13 Persyaratan Teknik ........................................................................... 104
Tabel 4.14 Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan
Persyaratan Teknik ........................................................................... 106
Tabel 4.15 Matriks Hubungan Antara Persyaratan Teknik ................................. 107
14
Tabel 4.16 Penilaian Kompetitif Pelanggan Terhadap Mobil Hybrid dengan
Mobil Konvensional Jenis MPV, Kapasitas Mesin 1500cc............... 110
Tabel 4.17 Penilaian Kompetitif Teknik Terhadap Mobil Hybrid dengan
Mobil Konvensional Jenis MPV, Kapasitas Mesin 1500cc............... 112
Tabel 4.18 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan
Harga 100 – 200 Juta ........................................................................ 114
Tabel 4.19 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Multi Fungsi ............ 114
Tabel 4.20 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kapasitas
penumpang 7 Orang ........................................................................ 115
Tabel 4.21 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan
40Km – 60Km per liter BBM ......................................................... 116
Tabel 4.22 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Disetiap
Dealer ATPM .................................................................................... 116
Tabel 4.23 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kenyamanan ............ 117
Tabel 4.24 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan
Isi silinder 1000cc – 1500cc ............................................................ 118
Tabel 4.25 Tingkat Kepentingan Setiap Persyaratan Pelanggan
Terhadap Mobil Hybrid ..................................................................... 119
Tabel 4.26 Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Pelanggan Mobil Hybrid ............ 119
Tabel 4.27 Faktor Skala Kenaikan Setiap Persyaratan Pelanggan
Mobil Hybrid .................................................................................... 121
Tabel 4.28 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan
Harga Ideal 100 – 200 Juta ............................................................... 122
Tabel 4.29 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Multi Fungsi ........................ 122
15
Tabel 4.30 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kapasitas
Penumpang 7 Orang ........................................................................ 123
Tabel 4.31 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Konsumsi
1 liter BBM 40Km – 60Km ............................................................... 123
Tabel 4.32 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan di setiap Dealer ATPM ...... 123
Tabel 4.33 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kenyamanan ........................ 123
Tabel 4.34 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan
Isi Silender 1000cc – 1500cc ............................................................ 123
Tabel 4.35 Poin Penjualan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap
Mobil Hybrid .................................................................................... 124
Tabel 4.36 Tingkat Kepentingan, Faktor Skala Kenaikan dan
Poin Penjualan terhadap Mobil Hybrid ............................................. 125
Tabel 4.37 Bobot Absolut Setiap Persyaratan Pelanggan terhadap
Mobil Hybrid .................................................................................... 125
Tabel 4.38 Derajat Kesulitan Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid ............ 127
Tabel 4.39 Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid .................. 128
Tabel 4.40 Bobot Absolut Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid .................. 130
Tabel 4.41 Bobot Relatif Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid .................. 132
Tabel 4.42 Arah Pengembangan Persyaratan Teknik .......................................... 135
Tabel 4.43 Prioritas pengembangan teknik yang sesuai dengan
persyaratan pelanggan ..................................................................... 139
Tabel 4.44 Perbandingan mobil hybrid Lipi dengan persyaratan pelanggan ...... 140
16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mobil Hybrid Pertama Di dunia (Produksi Porche) .................. 28
Gambar 2.2 Mesin Mobil Hybrid keluaran Phorche ....................................... 29
Gambar 2.4 mobil Woods Dual Power Model 44 Coupe
lansiran tahun 1916 ..................................................................... 30
Gambar 2.5 Ford Escape hibrida menjadi SUV hybrid .................................... 31
Gambar 2.6 Ilustrasi Sumber Tenaga Sistem Mobil Hybrid ........................... 34
Gambar 2.7 Komponen utama Mobil Hybrid ................................................ 34
Gambar 2.8 Ilustrasi Cara kerja Mobil Hybrid ............................................. 35
Gambar 2.9 Mesin elektrik mobil hybrid Honda .......................................... 36
Gambar 2.10 Baterai dan Power Control Unit ................................................ 37
Gambar 2.11 Cara kerja Mesin Mobil Berteknologi Hybrid ........................... 37
Gambar 2.12 Cara Kerja Konvensional ............................................................ 38
Gambar 2.13 Cara Kerja Elektrik ..................................................................... 38
Gambar 2.14 Cara Kerja Boosten ..................................................................... 39
Gambar 2.15 Cara Kerja Energy Recovery ...................................................... 40
Gambar 2.16 Cara Kerja Energy Saving ......................................................... 40
Gambar 2.17 Cara Kerja Mesin Mobil Hybrid Honda .................................... 41
Gambar 2.18 Sistem hybrid secara seri ............................................................ 42
Gambar 2.19 Sistem Hybrid secara Paralel ...................................................... 43
Gambar 2.20 Sistem hybrid secara seri dan paralel .......................................... 44
Gambar 2.21 Ilustrasi Hybrid Synergy Drive ................................................... 47
Gambar 2.22 Konsep umum dan produk Toyota all new Avanza .................. 55
17
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pemikiran Operasional .................................... 61
Gambar 3.2 Model Empat Tahap QFD ......................................................... 65
Gambar 3.3 Diagram Tahapan Penyusunan
Matriks Quality Function Deployment ....................................... 68
Gambar 3.4 House of Quality ........................................................................ 71
Gambar 3.5 Matriks Hubungan Antara Persyaratan
Pelanggan dan Teknik ............................................................... 73
Gambar 3.6 Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik ........................... 74
Gambar 3.7 Matriks Design Deployment ...................................................... 80
Gambar 3.8 Matriks Hubungan Antara Part Kritis dan Spesifikasi Part ...... 83
Gambar 3.9 Matriks Process Planning............................................................ 84
Gambar 3.10 Matriks Hubungan Antara Part Kritis Terpilih dan
Rencana Proses ........................................................................... 87
Gambar 3.11 Matriks Production Planning ...................................................... 88
Gambar 3.12 Matriks Hubungan Antara Rencana Proses Terpilih
Dengan Rencana Produksi ......................................................... 90
Gambar 3.13 Matriks House of Quality (HQQ) dasar ....................................... 91
Gambar 4.1 Model Mobil Hybrid LIPI ......................................................... 94
Gambar 4.2 Motor listrik Mobil Hybrid LIPI ................................................ 95
Gambar 4.3 Panel Indikator ........................................................................... 95
Gambar 4.4 Duabelas buah baterai litium di letakan di bawah jok ............... 96
Gambar 4.5 Matriks House of Quality (HQQ) Kebutuhan
Mobil Hybrid di Indonesia ......................................................... 136
18
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Kadar Emisi Toyota Prius ............................................................ 46
Grafik 2.2 Penjualan mobil wholesale dan ritel sepanjang 2011..................... 49
Grafik 2.3 Penjualan Top10 merek pada 2011 vs 2010 ................................. 50
Grafik 2.4 Alasan Memilih Toyota Avanza ................................................... 54
Grafik 2.5 Motif membeli avanza berdasarkan produk ................................. 55
19
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Poling / Kuisioner untuk Responden ..................................................... 146
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketersedian energi tak terbarukan yang kian menipis, akan menjadi
permasalahan besar bagi kehidupan manusia di masa yang akan datang.
Ketergantungan manusia terhadap bahan bakar fosil telah mendorong
terjadinya krisis energi dan dapat menimbulkan masalah baru dari
penggunaan energi tak terbarukan tersebut, yaitu berupa polusi dan
pencemaran lingkungan yang berdampak pada perubahan iklim di dunia.
Banyak pemikiran oleh para ilmuwan guna mengantisipasi adanya
kemungkinan krisis energi di masa yang akan datang. Berbagai penelitian saat
ini mulai banyak yang mengangkat isu-isu penting mengenai alternatif energi
lain yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Minyak bumi merupakan penyangga kebutuhan energi yang utama di
dunia saat ini. Hampir seluruh kebutuhan dunia bergantung pada sumber daya
alam yang tidak terbarukan tersebut termasuk Indonesia. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
pada tahun 2006 pemakaian minyak bumi mendominasi 52,5% pemakaian
energi di Indonesia, sedangkan penggunaan gas bumi sebesar 19%, batu bara
21,5%, air 3,7%, panas bumi sebesar 3% dan energi terbarukan hanya sekitar
2% dari total penggunaan energi. Menurut data ESDM 2006, cadangan
minyak bumi Indonesia hanya sekitar 500 juta barel per tahun.1
1 Hidayat, 2007
21
Pada tahun 2010, konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi jenis
premium diperkirakan mengalami peningkatan, saat itu kuota premium
diperkirakan naik 4 persen dari 20,638 juta kiloliter (KL) menjadi 21,454 juta
KL. Pemakaian premium meningkat setiap tahunnya, kenaikan berkisar 8
persen. Namun di waktu tertentu seperti menghadapi pemilihan umum bisa
mencapai 12-14 persen.
Maka jika minyak bumi terus-menerus dikonsumsi dalam jumlah
besar dan tidak ditemukan cadangan minyak baru atau tidak ditemukan
teknologi baru yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak,
diperkirakan cadangan minyak bumi Indonesia akan habis dalam waktu dua
puluh tiga tahun mendatang, ini merupakan konsekuensi logis dari pemakaian
besar-besaran bahan bakar fosil tanpa dibarengi ketersediaan bahan bakar
fosil demi memenuhi kebutuhan manusia. Berarti apabila sekarang tahun
2012 maka menipisnya cadangan minyak bumi tersebut diestimasikan akan
habis sekitar tahun 2030-an.
Pemerintah Indonesia selama ini memberikan subsidi Bahan Bakar
Minyak (BBM) untuk membantu kegiatan ekonomi rakyatnya. Hal ini
dikarenakan masih besarnya ketergantungan sektor ekonomi rakyat terhadap
BBM. Karena besarnya subsidi yang diberikan, sehingga pemerintah harus
mengeluarkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih
besar lagi seiring meningkatnya harga minyak dunia. Oleh karena itu,
pemerintah beserta DPR telah bersepakat untuk menghapuskan subsidi BBM
secara bertahap seperti tertuang pada UU No. 25/2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (Propenas).
22
Beban subsidi BBM bagi pemerintah sangat berat. Setiap tahun
Pemerintah Indonesia menganggarkan kurang lebih 50 triliun Rupiah untuk
keperluan subsidi BBM (minyak tanah, premium dan solar). Penggunaan
terbesar adalah sektor rumah tangga dan komersial dengan pangsa sebesar
46%, diikuti oleh sektor industri 25%, transportasi 19%, sebagai bahan baku
5%, dan sisanya sekitar 4% untuk penggunaan lainnya.2
Terkait dengan masalah diatas, pemerintah Indonesia akan
mengupayakan rencana pengembangkan teknologi mobil hybrid, karena
teknologi hybrid pada kendaraan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar
fosil (BBM), selain itu mobil hybrid juga termasuk kendaraan yang ramah
lingkungan, karena tingkat polusi dari emisi gas buang mobil hybrid
mendekati nol, tidak seperti mobil konvensional yang hanya menggunakan
bahan bakar fosil (BBM). Mobil berteknologi hybrid memiliki paduan antara
teknologi mesin konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil (BBM)
dengan teknologi motor yang menggunakan listrik. Dua teknologi itu saling
bergantian menggerakkan kendaraan dalam saat-saat tertentu sehingga
penggunaan bahan bakar menjadi lebih hemat.
Rencana pengembangan mobil hybrid ini cukup bagus meski sulit dan
rumit tetapi merupakan salah satu upaya untuk menekan penggunaan bahan
bakar fosil (BBM) pada sektor transportasi agar subsidi tidak membengkak
setiap tahun. Jika Pemerintah serius ingin mengembangkan mobil hybrid,
banyak hal yang harus disiapkan. Di Indonesia teknologi mobil hybrid ini
masih jarang dan sangat mahal, maka untuk pengembangkan teknologi mobil
2 Pusat Informasi Energi, 2003
23
hybrid ini, setidaknya Pemerintah harus mengkaji terlebih dahulu jenis mobil
hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia dan
menyiapkan infrastruktur pendukung, karena mustahil bila infrastruktur
belum tersedia teknologi ini bisa berkembang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan identifikasi masalah
yang akan diteliti adalah ketersedian energi tak terbarukan dalam hal ini
adalah bahan bakar fosil (BBM) yang kian menipis, maka pemerintah akan
mengupayakan rencana pengembangkan teknologi mobil hybrid karena
teknologi hybrid pada kendaraan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar
fosil (BBM) dan mobil hybrid termasuk kendaraan yang ramah lingkungan.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini diberi batasan-batasan pada permasalahan
tersebut guna memperjelas bagian mana dari persoalan yang akan dikaji dan
bagian mana yang tidak, dan juga untuk mempersempit ruang lingkup
penjelasan, agar tidak menyimpang dari topik permasalahan yang utama,
batasan batasan masalah tersebut meliputi :
1. Jenis kendaraan yang paling banyak digunakan di Indonesia
2. Perkembangan teknologi mobil hybrid di Indonesia
3. Pengembangan jenis teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat di Indonesia
24
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masah di atas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut : Pengembangan jenis teknologi mobil hybrid yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia khususnya di DKI Jakarta guna
pengurangan emisi dan kosumsi bahan bakar
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis jenis
teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan masyarakat Indonesia, serta
keunggulan teknologi mobil hybrid dari segi pengurangan emisi dan
kosumsi bahan bakar.
1.6 Kegunaan Penelitian
Adapun Kegunaan dan manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk pengembangan teknologi
mobil hybrid dalam upaya pemerintah menekan penggunaan bahan
bakar fosil khususnya BBM bersubsidi.
2. Dapat dijadikan refrensi bagi penelitian selanjutnya dan memberikan
sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di
bidang otomotif
3. Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti pada khususnya dan
masyarakat Indonesia pada umumnya dalam bidang otomotif yang
berhubungan dengan teknologi mobil hybrid.
25
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Sumber Energi
Sumber energi di klasifikasikan dalam tiga jenis:
Pertama, yang tak dapat diperbaharui dalam hal ini adalah bahan bakar fosil,
seperti minyak bumi, gas alam dan batu-bara.
Kedua, yang dapat diperbaharui (renewable), seperti pasang-surut yang
berulang secara berirama setiap sekitar 24 jam, akibat tarikan gravitasi bulan
terhadap selubung cair (laut) dari bumi.
Ketiga, yang tak terhabiskan (non-exhausted), seperti sinar dalam wujud
photon dari matahari termasuk anak-cucunya.
Adapun anak photon adalah energi angin, energi arus laut dan energi
potensial air. Bagian atmosfer dan air laut yang kena pukulan photon suhunya
akan naik. Maka mengalirlah udara dan air laut dari tempat yang lebih dingin
ke tempat yang panas itu, lalu terjadilah hembusan angin dan aliran arus laut.
Karena pukulan photon pada permukaan laut dan danau, air laut dan danau
akan menguap membubung ke atas bergumpal menjadi awan, kemudian turun
menghujani bumi. Air hujan yang jatuh di bumi pada tempat yang ketinggian
mempunyai energi potensial. Adapun cucu photon adalah anak energi angin,
yaitu energi ombak. Terjadinya ombak karena tekanan angin pada muka laut
atau danau.
26
2.2 Bahan Bakar Fosil
Minyak bumi, gas alam, dan batu bara dikatakan sebagai bahan bakar
fosil karena pada dasarnya mereka memang fosil. Bahan bakar fosil terbentuk
lewat proses alamiah berupa pembusukan dari organisme yang mati ratusan
juta tahun lalu. Dinosaurus, pepohonan, dan hampir semua mahluk hidup
yang mati, terendapkan di tanah, dan sekarang telah menjadi minyak bumi,
gas alam, atau batu bara. Gas alam berbentuk gas, minyak bumi berbentuk
cair, dan batu bara berbentuk padat. Perbedaan wujud mereka disebabkan
perbedaan pada tekanan dan panas yang mereka terima di perut bumi selama
jutaan tahun.
Bahan bakar fosil adalah sumber energi yang tak dapat diperbaharui
karena perlu jutaan tahun untuk terbentuk, dan sumber yang ada lebih cepat
habis ketimbang terbentuk yang baru. Produksi dan pemakaian bahan bakar
fosil menyebabkan masalah-masalah lingkungan. Gerakan global menuju
pembangkitan energi terbarukan dilakukan untuk membantu memenuhi
meningkatkanya kebutuhan energi.
Ada banyak jenis senyawa hidrokarbon atau terbarukan dalam
campuran bahan bakar tertentu. Campuran khusus hidrokarbon memberi
sebuah bahan bakar sifat karakteristiknya, seperti titik didih, titik beku,
kepadatan, kekentalan, dan sebagainya. Sebagian bahan bakar seperti gas
alam, misalnya, mengandung komponen gas dengan titik didih yang sangat
rendah. Yang lain seperti bensin dan diesel mengandung komponen dengan
titik didih lebih tinggi. Bahan bakar fosil itu penting karena bila dibakar
(dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air) akan menghasilkan energi yang
27
besar per-satuan berat. Penggunaan batu bara sebagai bahan bakar sudah
dilakukan di masa prasejarah. Batu bara digunakan untuk menjalankan
tungku pencairan bijih logam. Hidrokarbon setengah padat juga telah
digunakan semenjak zaman kuno, namun bahan ini umumnya dipakai untuk
bahan anti air dan balsem.
Minyak mentah berat, yang lebih kental dari minyak mentah biasa,
dan pasir aspal yang merupakan campuran bitumen dengan pasir dan tanah
liat, menjadi sumber bahan bakar fosil yang penting. Lantas minyak dan
bahan sejenis adalah batuan endapan yang mengandung kerogen, sebuah
campuran kompleks senyawa organik dengan berat molekul besar, yang
menghasilkan minyak mentah sintetis ketika dipanaskan (pirolisis). Bahan ini
belum dieksploitasi secara komersial untuk saat ini. Bahan bakar ini dapat
digunakan untuk mesin pembakaran internal, pembangkit listrik bahan bakar
fosil, dan kegunaan lainnya.
2.2.1 Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Pada akhir abad ke 18, kincir angin dan air memberi energi
untuk menggiling tepung, menggergaji kayu, atau memompa,
sementara kayu atau gambut digunakan untuk memberikan pemanasan
di musim dingin. Penggunaan bahan bakar fosil secara luas diawali
oleh penggunaan batu bara dan kemudian minyak bumi, untuk
menjalankan mesin uap yang merupakan awal dari revolusi industri.
Penemuan mesin pembakaran internal yang digunakan pada
mobil dan truk meningkatkan kebutuhan bensin dan diesel, keduanya
28
dibuat dari bahan bakar fosil. Asosiasi Industri Otomotif Jepang
(JAMA) memperkirakan tahun 2010 kepemilikan mobil di dunia
mencapai 900 juta unit, kepemilikan mobil di dunia akan mencapai
satu miliar unit dan menjadi 1,5 miliar unit di 2020. Dampak
lingkungan yang terjadi pada sektor transportasi akibat produksi
hingga pemakaian mobil sebanyak ini akan semakin buruk terhadap
lingkungan. Alat transportasi lain, kereta api dan pesawat, juga
membutuhkan bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil
lainnya mencakup pembangkitan listrik dan industri biokimia. Aspal,
sisa dari ekstraksi minyak bumi, digunakan untuk membangun jalan.
Ketersediaan bahan bakar fosill di dunia pada saat ini (per
2011) adalah batu bara sebesar 905 miliar metrik ton yang setara
dengan 4416 miliar barel (702.1 km3) minyak bumi. Sementara itu
persediaan minyak bumi sendiri adalah 1119 miliar barel (177,9 km3)
hingga 1317 miliar barel (209,4 km3). Gas alam lebih sedikit, yaitu
hanya 175-181 triliun meter kubik, atau setara 1161 miliar barel
minyak bumi. Sedangkan dari data produksi harian bahan bakar fosil
pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:
• Batu bara diproduksi 52 juta barel ekuivalen minyak per hari.
• Minyak bumi diproduksi 84 juta barel per hari
• Gas alam diproduksi 19 juta barel ekuivalen minyak per hari.
Diduga cadangan minyak dunia hanya cukup untuk 34 tahun
lagi (per 2011). Sementara gas alam tinggal 52 tahun dan batu bara
masih cukup untuk 139 tahun ke depan.
29
2.2.2 Dampak Penggunaan Bahan Bakar Fosil Pada Lingungan
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya,
sehingga peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Pada
saat ini hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari
konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat
transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber
energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup
karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat
pencemar yang berbahaya.
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah
menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu
kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama
disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali
dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya
terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan
kebakaran hutan.
Hasil penelitian dibeberapa kota besar di Indonesia
menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama
pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa
kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar
98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90%.3
3 Bapedal, 1992
30
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber
energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara
dan iklim, air dan tanah). Berikut ini beberapa dampak negatif
penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan
• Dampak Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi
fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas,
antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan
sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan
asam, smog dan pemanasan global. Emisi NOx (Nitrogen oksida)
adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari
konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya
pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan
transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya
kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara,
sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang
dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke
udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan
peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari
konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang
teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang
menyebabkan terjadinya hujan asam.
31
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan
uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam
sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut
turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil
dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai
“hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau
dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan
asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan
terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam
secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh
tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara
lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat
menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi
jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon
dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar
gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi
peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut
menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan
oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat
mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
32
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara
yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena
unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan
salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang
paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per
satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5
ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama,
jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2
ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
• Dampak Terhadap Air dan Tanah
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan
pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya
tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan
tumpahnya minyak ke laut, sungai, atau air tanah yang
menyebabkan pencemaran perairan.
Dampak penggunaan energi terhadap tanah, misalnya dari
pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan
tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit
Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas.
Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang
subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan
batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk
pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
33
Sebuah penelitian internasional baru-baru ini
memperlihatkan hasil yang cukup mencengangkan. Sepersepuluh
penduduk dunia atau sekitar 634 juta orang yang tinggal di dekat
laut akan tenggelam ketika es di kutub bumi mencair akibat
pemanasan global. Tidak sampai di situ saja, penelitian itu juga
memprediksikan, seluruh Jakarta, sebagian Jawa Barat, dan Banten
merupakan kawasan yang akan tenggelam di akhir abad ini.
Penelitian ini juga dikuatkan melalui penelitian Institut Teknologi
Bandung (ITB) tahun 2007 yang menyebutkan pada tahun 2050
nanti, daerah- daerah di Jakarta seperti Kosambi, Penjaringan, dan
Cilincing akan hilang, juga Muara Gembong, Babelan, dan
Tarumajaya di Bekasi.
Hasil penelitian itu di benarkan oleh Menteri Negara
Lingkungan Hidup (Menneg LH), Rachmat Witoelar. Bandara
Soekarno-Hatta dan kawasan Ancol di Jakarta Utara akan
tenggelam pada tahun 2050. Data yang dimiliki oleh Meneg LH
adalah bahwa saat ini elevasi muka air laut di Teluk Jakarta sudah
naik 61 sentimeter. Penelitian ITB sendiri menyebutkan permukaan
air laut Teluk Jakarta sudah naik setinggi 0,8 meter.
Dampak pemanasan global yang memicu terjadinya
perubahan iklim memang telah dan akan membawa dampak yang
luas terhadap manusia dan lingkungan. Contoh nyata yang sudah
dialami warga Jakarta adalah banjir besar di awal Februari 2007
yang mengakibatkan lebih 50 orang meninggal dunia. Menurut
34
penuturan sejumlah ahli, banjir Februari 2007 lalu itu tidak lepas
dari pengaruh perubahan iklim global yang saat ini tengah melanda
dunia. Perubahan iklim mulai dibicarakan sejak awal tahun 1980-
an oleh beberapa negara. Meski demikian, baru tahun 1992 di
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi Rio de Jainero, Brasil,
keinginan tentang penangangan dampak perubahan iklim itu
dibicarakan secara serius.
Memasuki abad ke-19, manusia telah melakukan perubahan
dalam hal teknologi dan gaya hidup. Revolusi industri di Inggris
pada awal abad ke-19 merupakan awal sebuah era baru dalam
kehidupan manusia, yaitu era industrialisasi. Penggunaan berbagai
bahan bakar fosil untuk bahan bakar alat-alat industri dan
transportasi telah membuat sebuah perubahan besar pada kondisi
iklim dunia.Peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu
CO2, CH4, N2O, SF6, HFC dan PFC akibat aktifitas manusia
menyebabkan meningkatnya radiasi yang terperangkap di atmosfer.
Hal ini menyebabkan fenomena pamanasan global yaitu
meningkatnya suhu permukaan bumi secara global. Pemanasan
global mengakibatkan perubahan iklim, yaitu perubahan pada
unsur-unsur iklim seperti naiknya suhu permukaan bumi,
meningkatnya penguapan di udara, berubahnya pola curah hujan,
dan tekanan udara yang pada akhirnya akan mengubah pola iklim
dunia. Pemanasan global juga telah membuat gunung-gunung es di
kedua kutub bumi mencair. Perubahan iklim ditandai dengan
35
perubahan dua faktor meteorologi penting, yaitu temperatur dan
curah hujan, yang kemudian dapat menyebabkan kenaikan
permukaan air laut. Perubahan temperatur ini akan menyebabkan
perubahan variabel atmosfer lainnya, yang pada akhirnya akan
menyebabkan perubahan curah hujan. Perubahan curah hujan yang
dimaksud tidaklah mengubah jumlah curah hujan, tapi yang
berubah secara drastis adalah distribusinya. Artinya pada musim
hujan, suatu daerah akan mengalami hujan lebih banyak dan pada
musim kemarau akan mengalami hujan yang lebih sedikit, kondisi
ini akan menimbulkan banyak permasalahan bagi kehidupan
manusia. Dengan kondisi tersebut, pada musim hujan potensi
terjadinya bencana seperti banjir, longsor, dan penyebaran penyakit
dapat meningkat.4
Pada musim kemarau bencana akan terus berlanjut seperti
dengan adanya kekeringan sehingga akan menyebabkan gagal
panen dan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti penyakit
kulit dan gangguan pencernaan yang berujung pada kematian.
Intergovernmental Panel on Climate Change memperkirakan
kenaikan suhu global akan berkisar antara 1,6-4,2 derajat Celsius
pada tahun 2050- 2070. Di Indonesia sendiri, akibat perubahan
iklim akan membuat suhu meningkat menjadi 1,6-3,0 derajat
Celcius pada 2050-2070 berdasarkan perkiraaan Canadian Climate
Change Model dan United Kingdom Meteorological Office.
4 Armi Susandi, Ahli Perubahan Iklim ITB
36
Sedangkan menurut perkiraan dua lembaga Amerika
Serikat, yaitu Global Fluid Dynamic dan Goddart International
Space Study, suhu di Indonesia akan meningkat 2 hingga 4,2
derajat Celcius. Jakarta sudah mengalami dampak perubahan iklim.
Hal ini terlihat dari suhu udara di Jakarta sempat naik menjadi 37
derajat Celcius padahal dalam kondisi normal suhu udara di
Ibukota hanya berkisar 30-33 derajat Celcius.
Tata Ruang sebagai kota yang terletak di pinggir pantai,
Jakarta sangat rentan terkena dampak perubahan iklim. Ironisnya,
perencanaan tata ruang Jakarta dari tahun ke tahun justru semakin
tidak ramah lingkungan. Saat ini di Jakarta setiap hari lalu lalang
sekitar 7,5 juta unit kendaraan, yang semuanya mengeluarkan gas
karbon yang mencemarkan udara dan berkontribusi memanaskan
bumi. Di sisi lain, dari waktu ke waktu luas Ruang Terbuka Hijau
(RTH) yang berkontribusi menyerap karbon semakin berkurang
akibat pembangunan.5
2.3 Bahan Bakar Alternatif
Ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin berkurang akibat
penggunaan secara terus menerus dan dalam jumlah besar, maka perlu adanya
pengembangan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Sumber energi
yang dapat diperbaharui dan yang tak terhabiskan merupakan pilihan untuk
dijadikan bahan bakar alternatif, karena energi ini berasal dari proses alam
5 Masnellyarti Hilman, Deputi III Kementrian Lingkungan Hidup
37
yang berkelanjutan. Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun
1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan
bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat
dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan.
Dari definisinya, semua energi terbarukan sudah pasti juga merupakan
energi berkelanjutan, karena senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang
relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir atau antisipasi akan
kehabisan sumbernya. Para pengusung energi non-nuklir tidak memasukkan
tenaga nuklir sebagai bagian energi berkelanjutan karena persediaan uranium
dialam ada batasnya, walaupun dalam jangka waktu ratusan tahun, dan juga
tenaga nuklir dianggap tidak ramah lingkungan jika terjadi kebocoran
dampaknya akan sangat membahayakan bagi lingkungan.
2.3.1 Energi Panas Bumi
Energi panas bumi berasal dari pengeluaran radioaktif di pusat
Bumi, yang membuat Bumi panas dari dalam, serta dari panas matahari
yang membuat panas permukaan bumi. Ada tiga cara pemanfaatan
panas bumi:
• Sebagai tenaga pembangkit listrik dan digunakan dalam bentuk
listrik
• Sebagai sumber panas yang dimanfaatkan secara langsung
menggunakan pipa ke perut bumi
• Sebagai pompa panas yang dipompa langsung dari perut bumi
Istilah panas bumi digunakan untuk energi panas yang berasal
38
dari perut bumi. Listrik panas bumi dibangkitkan dengan cara
memanfaatkan uap yang keluar dari pipa yang ditanam ke perut bumi
sebagai hasil pemanasan sumber air resapan di sekitar sumur panas
bumi. Uap tersebut kemudian dimanfaatkan langsung untuk memutar
turbin atau memanaskan penukar panas untuk menghasilkan tekanan
yang kemudian digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan
listrik melalui generator.
2.3.2 Energi Surya
Karena kebanyakan energi terbaharui pusatnya adalah energi
surya, namun yang dimaksud di sini adalah energi yang dikumpulkan
langsung dari cahaya matahari. Cahaya matahari tidak memberikan
energi konstan untuk setiap Permukaan bumi, yang di karenakan
perputaran bumi sehingga penggunaannya terbatas pada siang hari saja.
Sel surya sering digunakan untuk daya baterai, karena
kebanyakan aplikasi lainnya akan membutuhkan sumber energi
sekunder, beberapa pemilik rumah menggunakan tata surya yang
menjual energi ke grid pada siang hari, dan menarik energi dari grid di
malam hari. Tenaga surya dapat digunakan untuk:
• Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
• Menghasilkan pembangkit listrik tenaga panas surya
• Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya
• Memanaskan gedung/bangunan
• Memanaskan makanan, Menggunakan oven surya.
39
2.3.3 Energi Angin
Karena matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak
merata, maka terbentuklah angin. Energi kinetik dari angin dapat
digunakan untuk menjalankan turbin angin, yang mampu memproduksi
tenaga hingga 5 MW. Keluaran tenaga kubus adalah fungsi dari
kecepatan angin, maka Turbin tersebut paling tidak membutuhkan
angin dalam kisaran 5,5 m/d (20 km/j), dalam prakteknya sangat sedikit
wilayah yang memiliki angin yang bertiup terus menerus.
2.3.4 Tenaga Udara
Energi udara dapat digunakan dalam bentuk gerak atau
Perbedaan suhu, Ada banyak bentuk penggunaan energi udara seperti:
• Hydroelectric energi, sebuah istilah yang biasanya disediakan untuk
bendungan hidroelektric.
• Tidal daya , yang menangkap energi dari pasang-surut dalam arah
horisontal. Pasang datang, meningkatkan water levels dalam
baskom, dan pasang roll out. Air harus melalui sebuah turbin untuk
keluar dari baskom.
• Tidal stream kekuasaan , yang melakukan hal yang sama secara
vertikal, menangkap aliran air seperti yang bergerak di seluruh dunia
oleh pasang surut.
• Gelombang daya , yang menggunakan energi dalam gelombang.
Ombak besar biasanya akan memindahkan photon ke atas dan ke
bawah.
40
• Samudera konversi energi termal (OTEC), yang menggunakan
perbedaan suhu antara permukaan yang lebih hangat dan laut yang
sejuk (atau dingin) ceruk lebih rendah. Untuk tujuan ini, maka
dibutuhkan operator untuk mengatur siklus mesin kalor.
2.3.5 Tenaga Air
Listrik tenaga air mungkin bukan pilihan utama untuk masa
depan produksi energi di negara maju karena potensi pemanfaatan
gravitasi dengan cara ini mungkin telah dieksploitasi atau tidak tersedia
karena alasan lain seperti pertimbangan lingkungan. Untuk membangun
bendungan banjir sering melibatkan daerah yang luas lahan, perubahan
habitat, dan sementara energi pembangkit tenaga listrik pada dasarnya
tidak menghasilkan karbon dioksida, laporan baru-baru ini telah
dikaitkan PLTA ke metana, yang membentuk membusuk terendam dari
tanaman yang tumbuh di bagian-bagian kering dasar pada masa
kekeringan. Metana adalah gas rumah kaca yang potensial.
2.3.6 Biomassa
Tumbuhan menggunakan fotosintesis untuk menyimpan tenaga
surya, udara, dan CO2 . Bahan bakar bio adalah bahan bakar yang
diperoleh dari biomassa-organisme atau produk dari metabolisme
hewan, seperti kotoran sapi dan sebagainya. Ini merupakan salah satu
sumber energi terbaharui. Biasanya bahan bakar bio dibakar terlebih
dahulu untuk melepaskan energi kimia yang tersimpan di dalamnya.
41
Biomassa dapat Digunakan langsung sebagai bahan bakar atau
untuk memproduksi bahan bakar bio cair. Biomass yang diproduksi
dengan teknik pertanian, seperti biodiesel, etanol, dan bagasse
(seringkali sebuah produk sampingan dari pengkultivasian Tebu) dapat
dibakar dalam mesin pembakaran dalam atau pendidih.
Hambatannya adalah seluruh biomass harus melalui Beberapa
proses seperti; harus dikembangkan, dikumpulkan, dikeringkan,
difermentasi dan dibakar. Seluruh langkah ini membutuhkan banyak
sumber daya dan infrastruktur.
2.3.7 Bahan Bakar Bio Cair
Bahan bakar bio cair biasanya adalah bioalcohol seperti
metanol, etanol dan biodiesel. Biodiesel dapat digunakan pada
kendaraan diesel modern dengan sedikit atau tanpa modifikasi dan
dapat diperoleh dari limbah dan kasar sayur dan minyak hewani serta
lemak. Di beberapa daerah jagung, gula bit, tebu dan rumput yang
tumbuh secara khusus untuk menghasilkan etanol (alkohol) suatu cairan
yang dapat digunakan dalam mesin pembakaran internal dan bahan
bakar minyak.
Rencana Uni Eropa untuk menambah 5% bioetanol untuk
bensin di Eropa pada tahun 2010. Untuk negara Inggris saja produksi
akan memerlukan 12.000 kilometer persegi dari 65.000 kilometer
persegi tanah yang subur. Maka efisien sumber biofuel, seperti kelapa
dan minyak kedelai, mungkin akan memiliki dampak lingkungan
42
negatif yang signifikan akibat kerusakan habitat di daerah-daerah di
mana mereka tumbuh.
2.3.8 Solid Biomas
Penggunaan langsung biasanya dalam bentuk padatan yang
mudah terbakar, baik kayu bakar atau tanaman lapangan yang mudah
terbakar. Bidang tanaman dapat tumbuh secara khusus untuk
pembakaran atau dapat digunakan untuk keperluan lain, dan limbah
pabrik diproses kemudian digunakan untuk pembakaran.
Kebanyakan jenis biomatter, termasuk pupuk kandang kering,
sebenarnya dapat dibakar untuk memanaskan air dan menggerakkan
turbin. Gula tebu residu, gandum sekam, jagung tongkol dan tanaman
lain pun bisa dibakar dan cukup berhasil. Proses tidak melepaskan CO
dan bersih.
2.3.9 Biogas
Di bawah tekanan tinggi, suhu tinggi anaerobik akan menyebabkan
kondisi bahan organik seperti kayu dapat menjadi gasified untuk
menghasilkan gas. Hal ini sering ditemukan untuk menjadi lebih efisien
daripada pembakaran langsung. Gas kemudian dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik atau panas.
Biogas dapat dengan mudah dihasilkan dari aliran limbah saat ini,
seperti: produksi kertas, produksi gula, limbah, kotoran hewan dan
sebagainya. Berbagai aliran limbah harus slurried bersama-sama dan
43
dibiarkan secara alami berfermentasi, menghasilkan gas metana. Produksi
biogas memiliki kapasitas untuk menyediakan sekitar setengah dari
kebutuhan energi kita, baik dibakar untuk produksi listrik atau pipa ke pipa
gas saat ini untuk digunakan.
2.4 Dunia Otomotif
Dunia otomotif merupakan dunia yang penuh dengan pengembangan
apabila tidak dilakukan pengembangan teknologi maka dunia otomotif
(khususnya mobil) akan redup. Dari awal mulanya cikal bakal mesin mobil
diciptakan oleh henry Ford sampai saat ini telah banyak penemuan atau
pengembangan baru setiap tahunnya.
Apabila kita melihat perjalanan otomotif dunia yang awal mulanya
tidak ada mobil memakai AC (air conditioner), semua serba terbuka, tidak
ada atap, hingga sampai saat ini mobil sudah canggih ada yang bertransmisi
automatic, manual bahkan menggunakan triptonic yang memadukan
keduanya. Di bagian interior umumnya mobil terdapat AC, jok kulit yang
empuk, air bag, bahkan radio, mp3 hingga tv. Itu semua demi satu alasan
yaitu kenyamanan pengendara mobil itu sendiri. Dari segi exterior mobil saat
ini menyediakan berbagai macam warna yang bagus, menarik dan
mengagumkan dibanding tahun-tahun terdahulu yang hanya memproduksi
warna basic sepert hitam dan putih.
Selain itu di bagian mesin terdapat berbagai macam pengembangan
teknologi mulai dari kecepatan mesin hingga teknologi mesin yang bisa
menghemat bahan bakar, adapun teknologi mesin yang terdapat pada mobil
44
antara lain adalah DOHC, SOHC, i-dsi, VVTi. Pengembangan teknologi
mobil tidak berhenti sampai disitu, bahkan apabila dulu setir mobil terasa
berat terutama pada saat memarkir mobil sekarang tidak lagi, ada teknologi
yang ditemukan yaitu power sterring yang memudahkan pengendara
menyetir.
Hingga sampai saat ini banyak pengembangan teknologi yang muncul
untuk teknologi mesin yang menggunakan energi alternatif seperti :
• Mobil Listrik
yang menggunakan baterai untuk menggerakan motor listrik yang
berfungsi untuk memutar roda
• Mobil Tenaga Surya
adalah jenis kendaraan listrik yang menggunakan tenaga matahari sebagai
sumber energinya. Energi matahari ditangkap dengan panel cell surya yang
digunakan untuk menggerakan motor listrik yang berfungsi untuk memutar
roda.
• Mobil Fuel Cell
Mobil ini menggunakan tenaga hydrogen yang ramah lingkungan. Gas
buang hasil pembakaran hidrogen sama sekali tidak mencemari
lingkungan. Alasan kedua, karena secara alamiah hidrogen tersedia dalam
jumlah besar jadi bisa dimanfaatkan dari generasi ke generasi
• Mobil Hybrid
Mobil hybrid menggunakan kombinasi dari motor listrik dan pembakaran
di mesin, dengan memaksimalkan kekuatan dari kedua sumber daya
tersebut disamping saling mengisi kekurangannya. Cara kerja dari mobil
45
hybrid adalah mesin listrik dengan prinsip regenerative isi ulang
(recharging) pada saat kendaraan sedang beroperasi, berbeda dengan
mobil tenaga listrik penuh, mobil listrik tidak bisa mengisi ulang
listriknya, jika listriknya habis, baterai harus di-charge secara khusus
dengan waktu 8 hingga 12 jam (untuk teknologi charger onboard). Khusus
mesin hybrid, mesin listriknya bisa mengisi ulang ke baterai dengan
memanfaatkan kinetic energy saat pengereman (regenerative brakeing).
Bahkan sebagian energi mesin dari mesin bensin/solar/biofuel (mesin
konvensional) saat berjalan listriknya bisa disalurkan untuk mengisi
baterai. Dengan sistem operasi seperti ini maka akan terjadi penghematan
bahan bakar minyak (BBM). Di Kota Tokyo Jepang, truk dan bus sudah
banyak yang memakai tenaga mesin system hybrid karena dinilai sangat
hemat BBM dan mengurangi polusi udara.
Di tengah tingginya harga bahan bakar minyak di dunia saat ini, solusi
teknologi hybrid merupakan satu alternatif yang menarik, khususnya bagi
bangsa Indonesia. Pada sektor transportasi selain mengurangi polusi,
teknologi hybrid juga dapat mengurangi pemakaian bahan bakar hingga
separuhnya. Teknologi ini menggabungkan motor bensin dengan motor
listrik dan juga berfungsi sebagai generator untuk mengisi ulang baterai.
Jadi, teknologi mesin hybrid bensin listrik yang juga disebut sebagai salah
satu eco-car (kendaraan ramah lingkungan) Jenis mesin hybrid secara
umum ada yang memakai sistem paralel dan sistem seri, namun yang
paling umum adalah parallel. Mesin listrik pada kendaran hybrid
sebenarnya hanyalah sebagai penunjang atau bisa disebut booster, pada
46
mesin utama yang memakai bensin ataupun solar. Mesin listrik yang kecil
pada kendaraan jenis hybrid tidak akan kuat untuk menjalankan mobil
secara normal. Perkembangan teknologi mesin hybrid memang semakin
pesat. Begitu pula pengisian ulang listriknya yang semakin canggih, cepat,
dan tenaga mesin listriknya semakin besar. Hasilnya adalah efisiensi
konsumsi bahan bakar dengan performa yang luar biasa.
2.5 Mobil Hybrid
2.5.1 Definisi Hybrid
Hybrid adalah istilah ilmiah yang mengacu pada kombinasi dari
dua spesies yang terpisah untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali
baru. Penggunaan paling umum dari hibridisasi terjadi dengan tanaman
dan hewan, seperti mawar hibrida. Ketika mengacu pada kendaraan,
hasil hibrida dadalah kombinasi dari dua sumber yang berbeda dari
mesin yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dan motor listrik
untuk daya mobil. Kendaraan yang dihasilkan adalah hemat bahan
bakar dan memancarkan karbon dioksida lebih rendah dari mesin
pembakaran standar internal (mobil konvensional).
2.5.2 Sejarah Mobil Hybrid
Sebuah terobosan dalam mobil hybrid akhirnya datang ketika
Robert Anderson mengembangkan sebuah mobil bertenaga listrik pada
tahun 1839. Ini adalah kendaraan pertama di antara jenisnya. Mobil itu
dibangun di Skotlandia. Ini mobil listrik pertama dan merupakan
47
inovasi besar pada masanya. Namun, satu-satunya masalah adalah
bahwa sangat sulit untuk mengisi ulang baterai mobil.
Beberapa pelopor datang di belakang Anderson, tetapi mereka juga
memiliki kesulitan untuk mengisi ulang baterai dengan mudah.
Gambar 2.1. Mobil Hybrid Pertama Di dunia (Produksi Porche)
Akhirnya pada tahun 1898 Porsche keluar dengan mesin
pembakaran bahan bakar minyak dan motor listrik. Produk ini juga
yang pertama pada masanya. Mobil itu disebut Lohner Electric Chaise,
mesinnya menggunakan mesin satu siliner De-Dion-Bouton combustion
engine yang memiliki daya 2,5 hp dan motor listrik yang memiliki daya
2,7 hp. Mobil ini bisa melaju hingga kecepatan 35 km per jam. (Dok
Porsche), dan bisa pergi 40 mil jauhnya hanya dengan menggunakan
baterai. Segera Para ahli mekanik mulai menggabungan baik gas dan
mesin bertenaga baterai untuk daya geraknya, yang kemudian
berkembang menjadi mobil hybrid saat ini.
48
Gambar 2.2. Mesin Mobil Hybrid keluaran Phorche
Setelah Porsche, ada mobil lainnya yang mengaplikasi teknologi
hybrid ini yaitu mobil Woods Dual Power Model 44 Coupe lansiran
tahun 1916. Mobil ini digerakkan oleh tenaga dari dua mesin yakni
mesin bensin dan baterai. Mesin bensin yang digunakan mobil klasik
tersebut adalah sebuah mesin bensin empat silinder yang kemudian
berpadu dengan sumbangan tenaga penggerak dari satu set baterai.
Dengan perpaduan itu, mobil ini dikatakan sanggup berjalan hingga
kecepatan 15 mph atau sekitar 24 km/jam sampai 35 mph atau 56
km/jam.
Yang berada di belakang mobil ini adalah Clinton Edgar Woods
yang merupakan penulis buku pertama soal mobil listrik. Woods
mendirikan Woods Motor Vehicle Co pada 1899 dan membangun 30
model mobil. Adapun kendaraan listrik murni atau perpaduan listrik-
bensin sudah mulai mereka jalankan antara tahun 1911-1918 dengan
biaya sekitar US$ 2.700. Angka yang cukup mahal pada saat itu.
49
Gambar 2.4. mobil Woods Dual Power Model 44 Coupe lansiran tahun 1916
Perkembangan mobil hybrid seakan terhenti menyusul bonanza
minyak pada tahun 1930-1950 yang diikuti dengan penemuan ladang
minyak baru pada tahun 1960-an, mobil hybrid tenggelam dan mobil
berbahan bakar minyak mengambil alih. Pada tahun 1970-an,
pengembangan teknologi mobil hybrid modern mulai dilakukan.
Baru setelah periode tahun 1990an, setelah produksi minyak
tidak lagi banyak dan penemuan ladang minyak baru semakin menipis,
serta isu lingkungan akibat emisi mobil minyak, teknologi mobil hybrid
kembali dilirik produsen mobil, sehingga kendaraan dengan dua sumber
bahan bakar itu terus mengembangkan fitur hybrid dan membangun
mobil yang lebih hemat energi.
Pada tahun 1997 mobil hibrida modern pertama berguling dari
lini perakitan ke jalan. Salah satu pionirnya adalah produsen Jepang,
Toyota yang mengeluarkan mobil hybrid produksi massal pertama di
50
dunia pada tahun 1997 yakni Toyota Prius dan Honda dengan Insight,
yang kemudian diikuti oleh produsen mobil lain di dunia.
Pada tahun 1999, Honda melakukan lompatan ke pasar AS.
Mobil hybrid Ini adalah kendaraan ringan dua pintu. Sejak itu, mobil
hibrida mulai berkembang dan meningkatkan dalam hal desain dan
teknologi seperti yang bisa kita lihat saat ini. Mobil Hybrid bukan
hanya untuk orang-orang tertentu yang ingin menggabungkan daya
baterai dan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan mereka untuk
pergi kemana saja, tapi juga untuk semua orang. Sekarang ini, mobil
hybrid mulai sederhana, compact dan praktis.
Pada saat ini mobil hibrida lebih populer dan simbol kemajuan
teknologi. Bahkan bagi sebagian orang, memiliki mobil hybrid menjadi
simbol status. mobil hybrid pada abad ke-21 mulai akrab dan populer,
apalagi ketika Toyota Prius keluar di pasaran. Ini adalah hybrid pertama
dengan empat pintu yang dipasarkan di Amerika. Kemudian, Ford
Escape hibrida menjadi SUV hybrid pertama yang pernah dibuat.
Gambar 2.5. Ford Escape hibrida menjadi SUV hybrid
51
2.5.3 Pengembangan Mobil Hybrid
Isu soal energi dan lingkungan yang berhubungan erat dengan
produk otomotif adalah soal ketergantungan pada bahan bakar minyak
dan munculnya emisi CO2. Pengembangan teknologi otomotif yang
dilakukan Toyota menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir
(1997-2007), nilai efisiensi bahan bakar rata-rata dari mobil Toyota
yang dijual di Jepang meningkat sekitar 28%. Toyota pun terus
melakukan pengembangan dengan memperkenalkan mesin dan
transmisi baru dengan efisiensi lebih baik lagi.
Peningkatan efisiensi bahan bakar ini dapat diwujudkan antara
lain berkat kemampuan mesin-mesin Toyota mengonsumsi bahan bakar
alternatif (Flexible Fuel Vehicle). Sejak 2006, semua mobil yang
diproduksi Toyota sanggup menenggak bahan bakar E10 (10%
ethanol), bahkan di bulan Mei 2007, Toyota memperkenalkan Toyota
Corolla di Brasil yang mampu mengkonsumsi bahan bakar ethanol
100% (E100).
Hal lain yang menjadi fokus utama Toyota saat ini adalah
penggunaan teknologi hybrid pada mobil produksi Toyota. Tak hanya
soal efisiensi bahan bakar, teknologi hybrid yang memadukan
penggunaan mesin konvensional yang efisien dengan motor listrik
menawarkan emisi gas buang lebih rendah. Toyota saat ini terus
melakukan peningkatan penggunaan teknologi hybrid dengan
menawarkan lebih banyak varian hybrid di antara model mobil
produksinya. Hingga tahun 2008, total penjualan model hybrid Toyota
52
telah mencapai 1,5 juta unit di seluruh dunia, di mana hal itu sama
dengan keberhasilan mengurangi tujuh juta ton emisi CO2 dan
memangkas konsumsi bahan bakar minyak hingga 2,7 juta kiloliter.
Penggunaan teknologi hybrid pun terus dikembangkan oleh
Toyota. Teknologi hybrid kini dikembangkan dengan meningkatkan
kemampuan motor listriknya (Plug-in Hybrid Vehicle / Electric
Vehicle) dan mengombinasikannya dengan bahan bakar alternatif,
seperti hidrogen (Fuel Cell Hybrid Vehicle). Toyota bahkan
menargetkan dapat memasarkan mobil berteknologi plug-in hybrid ini
pada tahun 2010. Dan pada tahun 2020 akan ada varian hybrid dari
semua model Toyota yang dijual, (Watanabe).
2.5.4 Sistem Mobil Hybrid
Mesin pendorong mobil berteknologi hybrid memiliki dua mesin
yang berbeda yaitu memiliki satu unit mesin konvensional (mesin
bensin atau diesel) dan sebuah mesin elektrik. Mesin utama yang
digunakan adalah mesin konvensional, namun ukurannya relatif kecil
dan memiliki tenaga yang lebih kecil dibandingkan mesin mobil
normal. Ketika mesin konvensional bergerak dengan putaran mesin
yang relatif tinggi atau berlebih saat itu pula mesin elektrik merubah
energi dari perputaran mesin yang relatif tinggi atau berlebih menjadi
energi listrik dan selanjutnya disimpan pada baterai khusus. Energi
yang berlebih ini dihasilkan dari mesin konvensional.
53
Gambar 2.6. Ilustrasi Sumber Tenaga Sistem Mobil Hybrid
Gambar 2.7. Komponen utama Mobil Hybrid
Pergerakan mobil hybrid pada jalan yang datar mesin hybrid
memanfaatkan energi gerak yang dihasilkan oleh mesin konvensional,
hal ini bisa disebut renewwable energy, yaitu energi yang dapat didaur
ulang atau dapat digunakan kembali prooses ini terjadi apabila
pengemudi melepaskan pedal gas pada saat menginjak pedal rem.
54
Apabila energi yang tersimpan dalam baterai sewaktu-waktu
diperlukan maka secara otomatis energi yang tersimpan ini langsung
disalurkan ke mesin elektrik dan kemudian dari mesin elektrik ini
diubah menjadi energi gerak. Misalnya ketika mobil dalam keadaan
menanjak atau ketika mobil ingin mendahului.
Gambar 2.8. Ilustrasi Cara kerja Mobil Hybrid
Mesin hybrid dapat dikatakan mesin yang dapat berfikir,
misalnya ketika menunggu di persimpangan jalan atau lampu merah,
dan ketika pengereman mesin konvensional secara otomatis akan mati.
Mobil hybrid tidak memerlukan tempat untuk pengisian baterai seperti
mobil listrik, karena baterai akan diisi secara otomatis oleh mesin
elektrik. Kedua mesin ini akan bekerja sama dengan bantuan komputer
dan sensor yang telah diprogram berdasarkan kebutuhan. Mobil hybrid
adalah mobil yang ramah lingkungan dan hemat energi.
55
2.5.5 Mesin Mobil Hybrid
Apabila kita membandingkan kendaraan bermesin hybrid
dengan kendaraan bermesin bensin/diesel ada perbedaan yang
mencolok yang dapat kita lihat langsung dari kedua jenis mesin
kendaraan tersebut. Mesin hybrid yang ada pada saat ini adalah mesin
elektrik yang memiliki kumparan tembaga di dalamnya, kumparan ini
di lilitkan ke campuran besi khusus sehingga pada waktu kumparan ini
dialiri muatan atau arus listrik, besi tersebut dapat berubah menjadi
medan magnet sehingga dapat mempengaruhi perputaran benda lainnya
yang terbuat dari besi. Mesin ini disebut dengan nama synchronous
machine.
Gambar 2.9. Mesin elektrik mobil hybrid Honda
56
Gambar 2.10. Baterai dan Power Control Unit
2.5.6 Cara kerja Mesin Mobil Berteknologi Hybrid
Sistem mobil hybrid menggabungkan dua jenis sumber daya
motor listrik dan mesin pembakaran internal. Bagaimana cara kerja
mesin berteknologi Hybrid memanfaatkan kedua mesin tersebut.
Gambar 2.11. Cara kerja Mesin Mobil Berteknologi Hybrid
57
1. Cara Kerja Konvensional
Pada kondisi ini kendaraan melakukan percepatan hanya dengan
bantuan mesin konvensional. Biasanya pada kondisi ini mesin
elektrik yang berfungsi sebagai penggerak roda dalam kondisi tidak
aktif (mati). Pada phase ini kendaraan menggunakan sumber energi
dari konvensional.
Gambar 2.12. Cara Kerja Konvensional
2. Cara Kerja Elektrik
Kendaraan mendapatkan daya dorong hanya dari mesin elektrik, oleh
karena itu kendaraan dalam kondisi ini tidak mengeluarkan emisi gas
buang (polusi) dan kendaraan ini juga tidak mengeluarkan suara.
Dalam phase ini mesin elektrik mendapatkan suplai energi listrik
yang tersimpan di baterai.
Gambar 2.13. Cara Kerja Elektrik
58
3. Cara Kerja Boosten
Kendaraan mengalami percepatan dengan bantuan kedua mesin baik
mesin elektrik maupun mesin konvensional. Mesin elektrik
mendapatkan sumber energi dari energi listrik yang tersimpan di
baterai. Pada kondisi ini jelas percepatan kendaraan lebih efisien
dibandingkan dengan mesin kendaraan konvensional biasa karena
konsumsi bensin pada saat mengalami percepatan tidak sebanyak
pada mesin kendaraan konvensional.
Gambar 2.14. Cara Kerja Boosten
4. Cara Kerja Energy Recovery
Pada saat pengemudi melakukan pengereman (pengereman dengan
bantuan mesin elektrik sebagai generator), energi gerak akan diubah
menjadi energi listrik dan kemudian energi listrik akan disimpan
langsung di baterai. Maka sebagian besar energi gerak tidak berubah
menjadi panas. Pengereman pada kendaraan hybrid tidak hanya
menggunakan rem tromol/cakram saja, melainkan dengan bantuan
mesin elektrik yang berfungsi juga sebagai generator pada saat
melakukan pengereman, maka penggunaan kampas rem bisa
59
dibilang lebih hemat dan juga dapat mengurangi debu yang timbul
dari partikel-partikel kampas rem.
Gambar 2.15. Cara Kerja Energy Recovery
5. Cara Kerja Energy Saving
Mesin konvensional bekerja dengan perputaran mesin yang tinggi,
namun energi terbagi menjadi dua, sebagian besar ke roda kendaraan
dan sebagian kecil menggerakan mesin elektrik yangg berfungsi
sebagai generator dan pada kondisi ini mesin elektrik menghasilkan
energi listrik yang kemudian di simpan di dalam baterai.
Gambar 2.16. Cara Kerja Energy Saving
60
Gambar 2.17. Cara Kerja Mesin Mobil Hybrid Honda
Tabel 2.1. Spesifikasi dari Toyota Prius dan Honda Civic Hybrid
2.5.7 Tipe dari Sistem Mobil Hybrid
1. Sistem Hybrid secara Seri
System ini terdiri dari pembakaran internail dari mesin yang
membakar bensin, solar atau gas. Dengan semua komponen yang
saling terhubung secara seri. Pembakaran pada ruang mesin
61
terhubung dengan sebuah generator untuk mengubah tenaga yang
dihasilkan oleh mesin menjadi tenaga listrik yang disimpan ke
sebuah baterai. Tengan listrik yang tersimpan di baterai kemudian
dialirkan melalui sebuah alat yang dinamakan inverter atau
pembalik untuk menyalurkan tenaga ke sebuah motor listrik,
sehingga mampu menggerakkan roda kendaraan.
Pembakaran yang terjadi di mesin dapat menghasilkan
tenaga ke motor listrik untuk menggerakkan mobil yang tidak
cukup apabila hanya mengandalkan tenaga baterai. Oleh sebab itu,
pemakaian bahan bakar masih sedikit untuk mampu menggerakkan
mobil.
Gambar 2.18. Sistem hybrid secara seri
2. Sistem hybrid secara paralel
Pada parallel system, pembakaran pada ruang mesin
merupakan penghasil tenaga utama, sedangkan tenaga baterai
merupakan tenaga pendukung. Oleh sebab itu, pengefisiensian
bahan bakar adalah dengan cara membatasi konsumsinya.
62
Sistem ini menggunakan mesin pembakaran dalam dan
sebuah motor listrik untuk menggerakkan kendaraan. Dalam sistem
ini, motor listrik juga sebagai generator, shingga ketika motor
listrik digunakan, baterai tidak dapat melakukan pengisian. Motor
listrik beralih menjadi generator pada saat pengisian, dan hanya
dapat dilakukan pada saat mobil tidak menggunakan motor listrik
dalam bergerak, tetapi menggunakan tenaga yang dihasilkan dari
proses pembakaran. menyebabkan sistem ini memiliki keterbatasan
jika dikaitkan dengan efisiensi bahan bakar.
Gambar 2.19. Sistem Hybrid secara Paralel
3. Sistem hybrid secara seri dan paralel
Gabungan dua sistem sebelumnya disebut dengan Series-
Parallel Hybrid System. Sistem ini memungkinkan sumber tenaga
menjadi paling fleksibel dan optimal, sehingga mampu mencapai
tingkat efisiensi maupun tingkat kehandalan performa yang
mengagumkan. Teknologi hybrid ini memiliki generator atau
pembangkit listrik khusus dan alat pembagi tenaga yang mampu
63
menyalurkan tenaga yang dihasilkan oleh pembakaran pada ruang
mesin untuk menggerakkan roda secara langsung, atau sebagai
tenaga bagi motor listrik untuk melakukan pergerakan, tergantung
dari kondisi berkendara. Hal ini memungkinkan kedua sumber
tenaga tersebut bekerja pada seefisien mungkin. Pada saat
kecepatan rendah ke tinggi, kendaraan juga dapat melaju meskipun
hanya menggunakan tenaga listrik saja. Dan ini dapat
menghasilkan efisiensi yang besar. Generator juga dapat digunakan
untuk mengisi aki melalui alat pembalik atau konverter. Pada saat
melakukan akkselerasi atau percepatan secara mendadak juga dapat
meenghasilkan performa yang maksimal.
Gambar 2.20. Sistem hybrid secara seri dan paralel
2.5.8 Keunggulan Teknologi Mobil Hybrid
Teknologi mobil hybrid Perpaduan antara mesin bensin
pembakaran dalam (mesin konvensioanal) dan motor listrik, dengan
tujuan untuk penekanan pemanasan global yang saat ini semakin
64
mengancam kelangsungan hidup umat manusia, sistem hybrid adalah
revolusi teknologi yang akan mengubah cara kita berkendara selama
100 tahun terakhir.
Mobil konvensional digerakan tenaga hasil pembakaran bahan
bakar bensin/solar/gas, sistem ini mempunyai kelemahan yaitu tidak
efisien bahan bakar dan emisi yang tinggi, sementara mobil listrik
digerakan oleh motor listrik yang diambil dari baterai yang selalu harus
di isi ulang, teknologi ini tergolong mahal untuk jarak tempuh yang
pendek dan tidak praktis.
Teknologi mobil hybrid dirancang untuk menggabungkan
keunggulan mesin konvensional dengan motor listrik sehingga
kelemahan masing-masing dapat teratasi, mesin ini mensinergikan
mesin konvensional dan motor listrik agar kerja keduanya lebih
maksimal juga efisiensi bahan bakar.
Teknologi hybrid juga memanfaatkan energi kinetik yang
biasanya terbuang disaat deselarasi dan pengereman hasilnya efisiensi
dan performa yang luar biasa. Teknologi hybrid ini memiliki empat
keunggulan utama, pertama efisiensi bahan bakar : dengan konsumsi
bahan bakar yang lebih efisien dibandingkan dengan mobil
konvensional, kedua emisi yang bersih : agar sesuai dengan euro 4
sebagai standar lingkungan paling ketat di eropa kadar emisi Nox dan
HC berada pada maksimal 0,1 satuan koordinat grafik g/km. Kadar
emisi prius berada di 0,02 g/km. Kadar HC dan Nox toyota prius 75 %
lebih rendah dari batas yang ditentukan.
65
Grafik 2.1. Kadar Emisi Toyota Prius
Ketiga : keyaman mobil-mobil hybrid : bisa hidup hanya dengan motor
listrik, suara motor listrik sangat halus dibandingkan mesin
konvensional sehingga keyamannya sangat luar biasa. Keempat :
berkendara jadi menyenangkan dengan menggabungkan tenaga mesin
konvensional dengan motor listrik sistem hybrid lebih responsif
dibandingkan dengan mesin biasa juga kapasitas displacement atau cc
yang sama, mari kita lihat sistem hybrid toyota memberi berbagai
keuntungan dengan mengetahui sistem kerjanya, mesin berhenti total
saat mobil diam atau saat berada pada lampu merah, fitur ini
mengurangi konsumsi bahan bakar dan rendah emisi kebisingan pun
turun ke tingkat paling rendah, namun AC tetap hidup, saat mulai
berjalan atau dikecepatan rendah saat dimana mesin bekerja tidak
66
efisien maka hanya motor listrik yang bekerja ini akan menghemat
bahan bakar terutama dikondisi jalan yang macet, saat kecepatan
normal mesin bensin bekerja sama dengan motor listrik, sumber tenaga
selalu diatur agar mencapai efisiensi maksimal, saat akselerasi atau
kecepatan tinggi baterai akan menyuplai tambahan listrik agar
performanya maksimal hasil nya akselerasi responsif saat mendahului
kendaraan lain atau dijalan menanjak, saat deselerasi atau pengereman
roda akan memutarkan motor listrik yang bekerja sebagai generator dan
kemudian menyimpan listrik didalam baterai proses ini disebut
pengereman regenerative untuk meningkatkan efisiensi.
Gambar 2.21. Ilustrasi Hybrid Synergy Drive
67
2.6 Penjualan Mobil Di Indonesia
Pada saat ini pasar penjualan mobil di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan dan pasar tersebut masih di dominasi oleh mobil
berteknologi konvensional (mobil yang menggunakan bahan bakar fosil saja),
dibandingkan dengan mobil berteknologi baru yang menggunakan energi
alternatif dan ramah lingkungan seperti mobil berteknologi hybrid.
Teknologi mobil hybrid sering disebut sebagai mesin paling ramah
lingkungan dengan emisi gas buang mendekati nol. Namun teknologi yang
menyumbang dampak positif ini harganya masih tinggi selisihnya sekitar 35
persen dari mobil non hybrid dan teknologi mobil hybrid juga belum terlalu
akrab dan popular di pasar otomotif Indonesia.
Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikkan
berbagai macam pajak mobil pada awal tahun 2011, ternyata tidak banyak
menyurutkan niat masyarakat Indonesia untuk membeli mobil. Berdasarkan
data sementara penjualan mobil per Oktober 2011 yang diperoleh dari
anggota GAIKINDO, penjualan pada Oktober, baik ritel (dealer ke
konsumen) maupun wholesale (distributor ke dealer), mengalami kenaikan
dibandingkan September 2011. Khususnya 8 merek Jepang yang menguasai
pasar Indonesia, baik penumpang maupun komersial. Wholesale (WS)
mengalami kenaikan 7,8 persen dari bulan sebelumnya, yaitu dari 79.835
unit menjadi 86.101 unit. Dengan ini, pula WS sepanjang tahun 2011
mencapai 745.699 unit. APM ( Agen Pemegang Merek) berusaha menambah
stok pada bulan lalu. Buktinya, perbedaan WS dengan ritel cukup besar yaitu
4.380 unit. Untuk ritel, kenaikan pada bulan Oktober dibandingkan dengan
68
bulan September 2011 sebesar 4,9 persen, yaitu dari dari 77.864 unit menjadi
81.721 unit. Total ritel per Oktober 2011 mencapai 739.374 unit, atau naik 22
persen dari tahun 2010, total ritel tahun 2010 pada periode yang sama yaitu
606.969 unit.
.
Grafik 2.2. penjualan mobil wholesale dan ritel sepanjang 2011
Tabel 2.2. Wholesale, September, Oktober dan total 2011 vs 2010
No. Merek September Oktober 2011 20101.Toyota 30.655 31.413 269.707 234.2942.Daihatsu 12.723 13.062 113.446 93.1983.Mitsubishi 7.749 11.495 109.067 87.7504.Suzuki 8.261 8.800 77.507 58.0415.Nissan 4.475 6.634 44.016 30.2296.Honda 4.887 4.024 40.318 50.4287.Isuzu 2.520 2.602 23.815 19.7828.Mazda 1.112 779 7.439 4.896 Lainnya 7.453 7.292 60.284 46.782 Total 79.835 86.101 745.599 625.400
69
Tabel 2.3. Ritel, September, Oktober dan total 2011 vs 2010
No. Merek September Oktober 2011 20101.Toyota 30.041 29.700 269.461 232.8472.Daihatsu 11.268 12.400 113.326 93.1993.Mitsubishi 9.689 11.417 106.288 81.8854.Suzuki 7.421 7.500 71.370 54.2845.Nissan 4.505 6.029 46.291 28.2116.Honda 4.376 4.137 42.019 48.7307.Isuzu 2.452 2.492 23.102 18.8898.Mazda 864 848 7.293 4.854 Lainnya 7.248 7.198 60.224 44.070 Total 77.864 81.721 739.374 606.969
Sumber data: Anggota GAIKINDO
Total penjualan mobil baru di Indonesia sepanjang tahun 2011 adalah
894.164 unit, mengalami peningkatan dari total penjualan mobil baru pada
tahun 2010, yang hanya 739.375 unit. (Sumber data: Anggota GAIKINDO).
70
PT Toyota Astra Motor menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
sambil mempresentasikan teknologi mobil berbahan bakar kombinasi (Hybrid).
Grafik 2.3. Penjualan Top10 merek pada 2011 vs 2010
2.6.1 Jenis Kendaraan Roda Empat Kategori Mobil Keluarga
Dahulu hanya terdapat empat Jenis kendaraan roda empat di
dunia ini. Yaitu sedan, jip, minibus, dan pickup yang dikategorikan
berdasarkan fungsinya. Seiring dengan perjalanan waktu, kendaraan
roda empat kemudian “berevolusi” dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan para konsumen akan fungsi mobil namun tetap nyaman.
Istilahnya, “kawin silang” antara empat jenis mobil tadi. Maka
munculah jenis-jenis mobil keluarga yang baru seperti :
1. SUV (Sport Utility Vehicle)
Kendaraan roda empat yang gagah seperti jip namun nyaman
seperti sedan. Bentuknya seperti jip, mempunyai ground clearance
yang tinggi, berfitur lengkap, jok yang nyaman, dan berkapasitas
lima penumpang hingga tujuh penumpang dan harganya tergolong
mahal. Kendaraan roda empat ini juga didesain agar bisa dipakai di
jalan raya maupun off-road.
Contoh : Nissan Terrano, Ford Everest, Toyota Fortuner,
Ford Escape, Nissan X-Trail, Mitsubishi Pajero,
71
Honda CR-V, KIA Sportage.
2. Hatchback
Adalah sedan tanpa “buntut“ atau tidak memiliki bagasi. Secara
fitur, hatchback memiliki kemiripan dengan sedan. Hatchback
digerakkan menggunakan penggerak dua roda (two-wheel drive)
yang digerakkan roda depan. Bentuknya yang kecil membuat
hatchback banyak digunakan anak muda dan keluarga muda.
Contoh : Nissan Livina XR, Honda Jazz, Toyota Yaris,
Suzuki Swift, Daihatsu Sirion.
3. MPV (Multi Purpose Vehicle)
Saat konsumen mengidamkan mobil yang dapat mengangkut
banyak penumpang seperti minibus sekaligus nyaman layaknya
sedan, muncul kendaraan roda empat tipe MPV (Multi Purpose
Vehicle). (MPV) Multi Purpose Vehicle sendiri terbagi menjadi dua
yaitu small MPV seperti Toyota Avanza dan big MPV seperti
Toyota Alphard. Mobil ini bisa membawa hingga tujuh
penumpang, kabin luas, dan berpintu besar. Nama multi atau
serbaguna karena MPV juga bisa digunakan mengangkut barang.
Contoh : Nissan Serena, Toyota Alphard, Toyota Avanza.
4. City Car
Fungsinya mirip dengan MPV, tetapi hanya bisa membawa
maksimal lima orang penumpang sekaligus barang. Namun ukuran
body dan kapasitas mesin city car lebih kecil. Sehingga ketika
akan digunakan untuk membawa barang, kursi belakang biasanya
72
harus dilipat terlebih dulu. City car lebih cocok dipakai di dalam
kota karena bentuknya yang mungil dan lincah. Lain halnya jika
dipakai ke luar kota, city car kurang nyaman digunakan. Selain itu,
city car juga ekonomis karena hemat bahan bakar.
Contoh : Nissan March, Karimun Estilo, Kia Picanto.
5. Sedan
Memiliki empat pintu, dan bagasi. ground clearance yang rendah
6. Jip
Kendaraan roda empat yang menggunakan transmisi 4WD, ground
clearance yang tinggi, dan cocok dipakai untuk off-road.
7. Pickup
Mobil yang memiliki bak terbuka di belakangnya.
8. Minibus
Kendaraan roda empat yang bisa mengangkut hingga delapan orang
penumpang tapi tak lebih dari enam belas orang penumpang.
2.6.2 Tipe Mobil Paling Diminati Masyarakat Indonesia
Dari data penjualan mobil di Indonesia tahun 2011 selera
sebagian besar masyarakat Indonesia dalam memilih tipe mobil adalah
tipe MPV dan hatchback, terbukti dari tipe mobil yang paling laris di
Indonesia tahun 2011 seperti data hasil penjualan mobil tahun 2011
yang diperoleh dari Gabungan Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor
Indonesia (GAIKINDO) di bawah ini :
1. Toyota Avanza 162.367 unit
73
2. Daihatsu Xenia 66.835 unit
3. Toyota Kijang Innova 54.763 unit
4. Suzuki APV 30.089 unit
5. Nissan Grand Livina 25.324 unit
6. Toyota Rush 25.012 unit
7. Daihatsu Terios 22.416 unit
8. Honda Jazz 19.440 unit
9. Toyota Yaris 16.448 unit
10. Nissan March 12.345 unit
Dapat dilihat dari total 894.164 unit mobil baru yang terjual di
Indonesia sepanjang tahun 2011, ternyata 41,09 persennya atau 367.455
unit adalah mobil bertipe small MPV. Jika Produk small MPV dari
Toyota yaitu Avanza dan dari Daihatsu yaitu Xenia jika digabungkan
total penjualan dari kedua small MPV ini adalah 229.202 unit atau
sekitar 37 persen dari total penjualan mobil di Indonesia pada tahun
2011. Berarti setiap pembelian 3 kendaraan penumpang di Indonesia,
satu dipastikan adalah Avanza atau Xenia.
Kedua merek, di segmen small MPV ini, menikmati pangsa 86
persen dengan komposisi Avanza 60 persen dan Xenia 26 persen.
Adapun motif beli utama Avanza secara umum adalah sebagai berikut .
Pertama adalah kendaraan itu sendiri, kedua adalah image merk, ketiga
adalah ketersediaan suku cadang, resale value yang tinggi dan terakhir
adalah harga.
74
Grafik 2.4. Alasan Memilih Toyota Avanza
Grafik 2.5. Motif membeli avanza berdasarkan produk
75
Gambar 2.2. Konsep umum dan produk toyota all new avanza
Tabel 2.4. Spesifikasi Toyota Avanza
Mesin 1.3 G A/T Minor Change 1.5 S M/T Minor ChangeSeri Mesin / Machine Serial K3-VE 3SZ-VETipe Mesin / Engine Type 1.3 L, IL4,16V,DOHC,VVT-i IL4,16V,DOHC,VVT-iIsi Silinder / Displacement (cc) 1.298 1.495Diameter x Langkah / Bore X Stroke (mm) 72.0 x 79.7 72.0 x 91.8Daya Maksimum / Maximum Output (Ps/rpm) 92 / 6,000 109 / 6.000Torsi Maksimum / Maximum Torque (Kgm/rpm) 12.2 /4,400 14.4 / 4.400Sistem Pemasukan Bahan Bakar / Fuel System EFI EFIBahan Bakar / Fuel Gasoline GasolineKapasitas Tangki / Fuel Capacity (liter) 45 45Sistem Penggerak Roda / Wheel Drive System RWD RWDTransmisi / Transmition 4 Speed A/T, shift gate type 5 Speed ManualSuspensi Depan / Front Suspension
Macpherson Strut with Coil Spring & Stabilizer
Macpherson Strut with Coil Spring & Stabilizer
Suspensi Belakang / Rear Suspension 4 link with coil spring & lateral rod
4 link with coil spring & lateral rod
Rem Depan / Front Brake Disc DiscRem Belakang / Rear Brake Drum DrumSistem Rem Tambahan / Additional Brake System - ABSSteering Gear Rack & Pinion Rack & PinionUkuran Ban / Tires Size 185/70 R14 185/70 R14
76
Dimensi Overall Panjang / Length 4120 4120Overall Lebar / Width 1.635 1.630Overall Tinggi / Height 1.695 1.695Jarak Poros Roda / Wheelbase 2.655 2.655
Jarak Pijak / Tread (Depan/Front) 1.405 1.415Jarak Pijak / Tread (Belakang / Rear) 1.415 1.425Berat Kosong / Curb Weight 1.045 1.070
Tabel 2.5. Spesifikasi Daihatsu Xenia
SPESIFIKASI TEKNISAll New Xenia
D M X R M/T R A/TDIMENSIPanjang x Lebar x Tinggi Keseluruhan (mm) 4140 x 1660 x 1685 4140 x 1660 x 1695
Jarak Sumbu Roda (mm) 2655Jarak Pijak roda depan/belakang (mm) 1425 / 1435
Tinggi dari tanah (mm) 190 200BERAT
Berat Kosong/Total Kendaraan (kg) 1005/1540 1030/1540 1080/1585 1065/1585 1050/1585
KAPASITAS TEMPAT DUDUK 7MESIN
Tipe EJ-VE DOHC VVT-i K3-VE DOHC VVT-i
Kapasitas silinder (cc) 989 1298
Jumlah silinder 3 silinder 4 silinder
Jumlah katup 12 16
Diameter x langkah (mm) 72,0 x 81,0 72,0 x 79,7
Tenaga maksimum (PS/rpm) 63/5600 92/6000
Torsi maksimum (kg-m/rpm) 9,2/3600 11,9/4400
Sistem bahan bakar EFI
Bahan bakar Bensin Tanpa TimbalKapasitas tangki bahan bakar (L) 45
2.6.3 Motif Masyarakat Indonesia Memilih Mobil Tipe MPV (Multi Purpose
77
Vehicle)
Kendaraan jenis MPV (Multi Purpose Vehicle) atau di AS disebut
minivan, adalah kendaraan yang paling tinggi angka penjualannya di
Indonesia, pada umumnya masyarakat Indonesia lebih memilih mobil
bermodel small MPV (Multi Purpose Vehicle) dengan alasan bisa
mengangkut lebih banyak orang dibandingkan dengan mobil sedan dan juga
bisa memuat lebih banyak barang. Sesuai dengan fungsinya multi, antara
mobil keluarga atau mobil niaga.
Selain itu faktor budaya di Indonesia yaitu budaya “mudik” (pulang
kampung) pada “Lebaran” (Hari Raya Idul Fitri), juga mempengaruhi
masyarakat Indonesia dalam memilih tipe mobil ini, karena ketika “mudik”
tipe mobil yang dipilih adalah tipe mobil yang bisa mengangkut lebih
banyak orang agar semua anggota keluarga bisa terangkut dalam satu mobil
serta ruang kabin yang besar sehingga memberikan kenyaman.
Kriteria lain yang menjadi dasar bagi masyarakat Indonesia untuk
memilih mobil MPV (Multi Purpose Vehicle) adalah :
1. Harga Murah
Merupakan prioritas yang paling tinggi dalam kriteria pemilihan mobil
bagi sebagian masyarakat Indonsia. Harga merupakan tolak ukur yang
sangat penting yang mempengaruhi daya beli masyarakat di tengah
kesulitan ekonomi belakangan ini dimana tingkat suku bunga cenderung
naik. Harga small MPV yang cukup ideal di pasar Indonesia berkisar
antara 100 juta – 200 juta rupiah
2. Fungsi
78
Staus ganda sebagai mobil keluarga sekaligus mobil niaga
memungkinkan untuk menjadikan small MPV sebagai mobil untuk kerja.
Membawanya untuk pergi ke kantoran bukan masalah karena dimensin
small MPV tidak terlalu besar. Bahkan bisa menjadi andalan karena tim
kerja bisa ikut semua saat harus meeting di luar, tanpa harus pergi
sendiri-sendiri jika menggunakan mobil sedan.
3. Hemat Bahan Bakar Minyak (BBM)
Kecenderungan harga minyak bumi dunia yang makin meningkat dari
tahun ke tahun, mempunyai dampak terhadap faktor hemat BBM yang
mempengaruhi market dalam memilih mobil. Pada bulan Oktober 2005,
harga BBM di Indonesia melonjak tinggi dan mengakibatkan penurunan
jumlah penjualan kendaraan bermotor. Maka mobil akan mempunyai
nilai tambah yang sangat baik jika bisa menghemat BBM. Terlihat
bahwa ini merupakan salah satu peluang small MPV yang memiliki
kapasitas mesin antara 1000cc – 1500cc, golongan kendaraan dengan
kapasitas mesin tersbut dikenal sebagai kendaraan yang irit BBM.
4. Harga Jual Kembali (Resale Value)
Kriteria ini merupakan salah satu hal yang penting karena kecenderungan
sebagian besar masyarakat Indonesia dalam membeli mobil adalah untuk
tujuan investasi. Small MPV kondisi tidak baru (second) di Indonesia
sangat mudah untuk menjualnya dengan harga yang masih tinggi
5. After Sales Service
Mencakup lanyanan purna jual seperti service, spare part, maintenance
mobil. Sebagian besar masyarakat Indonesia menilai bahwa harga dan
79
keberadaan spare part merupakan salah satu faktor yang penting dalam
membeli mobil. Persepsi yang kebanyakan terbentuk di benak sebagian
besar masyarakat Indonesia adalah untuk mobil CBU pasti akan sulit
mendapatkan spare part, hal ini merpakan tantangan bagi pengembangan
mobil berteknologi hybrid untuk memfokuskan pada keberadaan dan
kemudahan spare part -nya bagi konsumen di Indonesia
6. Fitur (Features) dan Teknologi
Beberapa minivan atau small MPV pada saat ini sudah dilengkapi dengan
banyak fitur keselamatan standar di antaranya adalah airbag. Selain itu,
small MPV memiliki pusat gravitasi yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan SUV yang fungsi dan kapasitas penumpangnya hampir sama
dengan small MPV, sehingga membuat mobil tersebut minim roll-over
atau guncangan yang rentan mengarah pada kondisi kecelakaan terbalik.
Tetapi sebagian besar masyarakat Indonesia tidak terlalu mementingkan
fitur yang canggih yang dimiliki sebuah mobil, ketika ingin membeli
mobil sebagian besar masyarakat Indonesia hanya menginginkan mobil
yang bisa mendukung aktivitas dan kegiatan sehari-hari serta untuk status
sosial. Dapat dilihat meskipun teknologi mobil hybrid sangat maju, dan
ramah lingkungan serta hemat dalam penggunaan BBM, tetapi teknologi
mobil hybrid ini belum terlalu akrab dan popular di pasar otomotif
Indonesia.
80
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Teknologi Mobil Hybrid Jenis kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia
Perluasan Segmen Pasar
Pengembangan Teknologi Mobil Hybrid
Metode QFDQuality Function Deployment
Teknologi Mobil Hybrid Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat Di Indonesia
81
Gambar 3.1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif
dengan pendekatan rasionalistik. Metode kualitatif-rasionalistik ini
didasarkan atas pendekatan holistik berupa suatu konsep umum (grand
concepts) yang diteliti pada objek tertentu (spesific object), yang kemudian
mendudukkan kembali hasil penelitian yang didapat pada konsep umumnya.
Paradigma penelitian kualitatif diantaranya diilhami falsafah
rasionalisme yang menghendaki adanya pembahasan holistik, sistemik, dan
mengungkapkan makna dibalik fakta empiris sensual. Secara epistemologis,
metodologi penelitian dengan pendekatan rasionalistik menuntut agar objek
yang diteliti tidak dilepaskan dari konteksnya atau setidaknya objek diteliti
dengan fokus tertentu, tetapi tidak mengeliminasi konteksnya.6
Selain itu untuk pengumpulan data menggunakan pendekatan studi
literatur. Literatur yang yang digunakan meliputi buku teks, artikel media
massa, dan penelusuran literatur on-line. Sedangkan Jenis penelitian deskriptif
(descriptive research). Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa
ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti.7
Jenis penelitian deskriptif dipilih karena sesuai dengan tujuan-tujuan
yang akan dicapai oleh penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan
menganalisis kebutuhan teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan
6 Moleong, 20077 Ronny Kountur, 2003
82
masyarakat Indonesia, serta keunggulan teknologi mobil hybrid dari segi
pengurangan emisi dan kosumsi bahan bakar.
3.3 Quality Function Deployment (QFD)
Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi dalam proses
perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu
mengintegrasikan “suara-suara” konsumen ke dalam proses perancangannya.
QFD sebenarnya adalah merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen
terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. Berikut ini dikemukakan
beberapa definisi QFD menurut para pakar :
1. QFD merupakan metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan
kebutuhan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki
persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu.8
2. QFD adalah metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses
perancangan dan pengembangan produk suntuk menetapkan spesifikasi
kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis
kapabilitas produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.9
3. QFD adalah sebuah sistem pengembangan produk yang dimulai dari
merancang produk, proses manufaktur, sampai produk tersebut ke tangan
8 Akao, 1990. Urban, 19939 Cohen 1995
83
konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan keinginan
konsumen.10
3.3.1 Manfaat QFD
Penggunaan metodologi QFD dalam proses perancangan dan
pengembangan produk merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan.
Sebab perusahaan akan mempunyai keunggulan kompetitif dengan
menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan
konsumen.Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan QFD
dalam proses perancangan produk adalah :
1. Meningkatkan keandalan produk.
2. Meningkatkan kualitas produk.
3. Meningkatkan kepuasan konsumen.
4. Memperpendek time to market.
5. Mereduksi biaya perancangan.
6. Meningkatkan komunikasi.
7. Meningkatkan produktivitas.
8. Meningkatkan keuntungan perusahaan.11
3.3.2 Keunggulan QFD
Keunggulan – keunggulan yang dimiliki QFD adalah:
1. Menyediakan format standar untuk menerjemahkan kebutuhan
konsumen menjadi persyaratan teknis, sehingga dapat memenuhi
10 Djati, 200311 Dale, 1994
84
kebutuhan konsumen.
2. Menolong tim perancang untuk memfokuskan proses perancangan
dilakukan pada fakta-fakta yang ada, bukan intuisi.
3. Selama proses perancangan, pembuatan keputusan ‘direkam’ dalam
matriks-matriks sehingga dapat diperiksa ulang serta dimodifikasi di
masa yang akan datang.
3.3.3 Hierarkhi matrik QFD
Dengan menggunakan metodologi QFD dalam proses
perancangan dan pengembangan produk, maka akan dikenal empat
jenis tahapan, yaitu masing-masing adalah:
a. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality) HOQ lebih dikenal
dengan rumah (R1) yang menjelaskan tentang customer needs,
technical requirements, co-relationship, relationship, customer
competitive evaluation, competitive technical assesment, dan target.
b. Matriks Perencanaan Desain (Design Deployment) lebih dikenal
dengan sebutan rumah kedua (R2) adalah matriks untuk
mengidentifikasi desain yang kritis terhadap pengembangan produk.
c. Matriks Perencanaan Proses (Process Planning) lebih dikenal
dengan rumah ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk
mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk.
d. Matriks Perencanaan Produksi (Production Planning) lebih dikenal
dengan rumah keempat (R4) yang memaparkan tindakan yang perlu
85
diambil didalam perbaikan produksi suatu produk.12
Gambar 3.2. Model Empat Tahap QFD
Unsur yang paling penting dalam QFD adalah informasi dari
pelanggan. Informasi dari pelanggan dapat dikelompokan menjadi dua
kategori, yaitu umpan balik dan masukan. Umpan balik biasanya
diperoleh setelah fakta terjadi. Hal ini berarti bahwa setelah suatu
produk dikembangkan, diproduksi dan ditentukan harganya.
Sedangkan masukan diperoleh sebelum fakta terjadi, dalam
lingkungan pemanufakturan hal ini berarti selama pengembangan
produk.13
3.2. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah jenis dari teknologi mobil hybrid
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal
Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian Riset dan Teknologi, ATPM
12 Cohen dalam Benner et al. 200213 Goetcsh dan Davis dalam Silvana, 2004
86
(Agen Tunggal Pemegang Merek) serta dari instansi yang terkait.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang utama digunakan dalam penelitian ini
adalah melalui studi kepustakaan (library research), dilakukan dengan
mempelajari berbagai buku literatur, jurnal, paper, tulisan ilmiah lainnya dan
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan ditulis.
Studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan teori-teori dan
konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan analisis
terhadap obyek yang diteliti.
Sementara itu, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang akan dikumpulkan baik dari sumber publikasi maupun
dari sumber langsung seperti kuisioner yang respondenya berada di Jakarta,
data dari instansi terkait berupa data teknologi mobil hybrid, keunggulan
mobil hybrid dan efisiensi serta emisi dari teknologi mobil hybrid.
3.5 Metode Analisis
3.5.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Untuk menganalisis teknologi mobil hybrid yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat Indonesia menggunakan analisis
deskriptif kualitatif yaitu menelaah data penjualan mobil di Indonesia
yang di keluarkan oleh GAIKINDO. Kemudian membandingkan hasil
penjualan tipe mobil terbanyak dengan kriteria masyarakat Indonesia
dalam memilih tipe mobil.
87
3.5.2 Analisis Matriks House of Quality
Quality Function Deployment merupakan sebuah alat
perencanaan yang di pergunakan untuk mengetahui persyaratan
pelanggan terhadap produk yang dikembangkan. Penyusunan matriks
Quality Function Deployment meliputi penyusunan matriks house of
quality, design deployment, process planning dan production
planning. Diagram tahapan penyusunan matriks Quality Function
Deployment dapat dilihat pada Gambar.
Pengembangan Mobil HybridMenggunakan Metode QFD
Quality Function Deployment
88
Gambar 3.3. Diagram Tahapan Penyusunan Matriks Quality Function
Deployment
a. Matriks House of Quality
QFD adalah House of Quality (HOQ). HOQ
menerjemahkan suara pelanggan (voice of customer) kedalam
persyaratan desain yang memenuhi nilai tujuan spesifik dan
mencocokannya dengan bagaimana perusahaan akan memenuhi
persyaratan tersebut. Analogi untuk menggambarkan struktur QFD
adalah suatu matriks yang berbentuk rumah. Istilah yang sering
digunakan adalah House of Quality (HOQ). Tembok rumah
sebelah kiri adalah persyaratan pelanggan. Pada langkah ini
perusahaan berusaha menentukan segala persyaratan yang
dikehendaki pelanggan yang berhubungan dengan produk. Agar
dapat memenuhi persyaratan pelanggan, perusahaan mengusahakan
persyaratan teknik untuk menciptakan produk yang sesuai dengan
persyaratan pelanggan tersebut.14
Tembok rumah sebelah kanan merupakan penilaian
kompetitif dan pengembangan prioritas persyaratan pelanggan.
Penilaian kompetitif terdiri dari penilaian kompetitif persyaratan
pelanggan dan penilaian kompetitif persyaratan teknik.
14 Goetcsh dan Davis dalam Silvana, 2004
89
Pengembangan prioritas persyaratan pelanggan terdiri dari tingkat
kepentingan bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan,
poin penjualan dan bobot absolut persyaratan pelanggan.
Dibagian tengah rumah, perusahaan harus mencari
hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik.
Sedangkan pada bagian atap, langkah yang dilakukan adalah
identifikasi trade-off dengan cara mengembangkan matriks
hubungan antar persyaratan teknik. Pada bagian bawah rumah,
perusahaan harus membuat prioritas persyaratan teknik agar bisa
menghasilkan produk yang sesuai dengan prioritas persyaratan
pelanggan. Pengembangan prioritas teknik terdiri dari derajat
kesulitan, nilai sasaran, bobot absolut dan bobot relatif persyaratan
teknik. Analogi matriks House of Quality dapat dilihat pada
Gambar
(2)Identifikasi Persyaratan Teknik
(1)Persyaratan Pelanggan
Harga FungsiKapasitasPenumpangPenggunaan BBMAfter Sales ServiceFitur Kapasitas Mesin
(3)Hubungan antara motif membeli mobil dan
persyaratan teknik
(5) Penilaian Kompetitif :PelangganTeknik
(6) Prioritas Persyaratan Pelanggankepentingan bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualanbobot absolut
(7)Pengembangan Prioritas persyaratan
Teknik
(4)Hubungan Antar
Persyaratan Teknik
90
Gambar 3.4. House of Quality
Berdasarkan Gambar, langkah-langkah dalam menyusun
matriks HOQ adalah sebagai berikut :15
1. Mendaftarkan Persyaratan Pelanggan (What)
Pada penyusunan matriks HOQ langkah pertama dimulai
dari penyusunan Persyaratan Pelanggan. Untuk mengetahui
Persyaratan Pelanggan terhadap sebuah produk otomotif dimulai
dengan membuat daftar tujuan. Daftar ini sering disebut sebagai
APA yang dibutuhkan oleh konsumen terhadap sebuah produk
otomotif. Pada langkah ini digunakan kuesioner yang harus diisi
oleh responden (konsumen).
Yang akan menjadi persyaratan pelanggan terdiri dari
Harga (Harga ideal), Fungsi (Kegunaan dari Produk),
Kapasitas Penumpang, (Jumlah Penumpang yang bisa dibawa),
Penggunaan BBM (perbandingan penggunaan bahan bakar
dengan jarak tempuh), After sales Service, (ketersediaan suku
cadang dan tenaga mekanik), Fitur (kelengkapan dari Produk),
Kapasitas mesin (Isi dari Silinder / cc). persyaratan pelanggan
akan menyusun rumah sebelah kiri dari sebuah matriks HOQ.
15 Besterfield et al dalam Silvana 2004
91
2. Mendaftarkan Persyaratan Teknik (How)
Tujuan pembuatan HOQ adalah untuk mendesain atau
mengubah desain dari sebuah produk agar memenuhi atau
melebihi harapan konsumen. Setelah persyaratan pelanggan
dibuat, selanjutnya adalah penyusunan karateristik teknik. Tim
QFD harus menyusun karakteristik teknik atau persyaratan
teknik (BAGAIMANA) yang akan mempengaruhi satu atau
lebih dari persyaratan pelanggan. Persyaratan teknik ini akan
menempati bagian atap rumah dari matriks House of Quality.
Untuk memperoleh persyaratan teknik dilakukan identifikasi
beberapa tipe dan teknologi mobil yang paling banyak diminati
masyarakat Indonesia
3. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara motif membeli
persyaratan pelanggan dan Persyaratan Teknik
Langkah selanjutnya yaitu membandingkan persyaratan
pelanggan dan persyaratan teknik, lalu menentukan
hubungannya masing-masing. Mencari hubungan antara
persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik bisa menjadi
sangat membingungkan karena setiap persyaratan pelanggan
mungkin mempengaruhi lebih dari satu persyaratan teknik, dan
sebaliknya. Matriks hubungan digunakan untuk menunjukan
dengan grafik derajat pengaruh antara setiap persyaratan teknik
dan setiap persyaratan pelanggan.
Pada penyusunan matriks hubungan digunakan simbol
92
untuk menyatakan derajat hubungan antara persyaratan
pelanggan dan persyaratan teknik. Contoh simbol yang
digunakan:
● = menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
○ = menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
∆ = menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan = 0
Matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan
teknik dapat dilihat pada Gambar
Persyaratan Teknik
persyaratan pelanggan
Primer Primer
Skun
der
Skun
der
Skun
der
Skun
der
PrimerSkunder
Skunder
PrimerSkunder
Skunder
Gambar 3.5. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Teknik
4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik
Matriks hubungan antar persyaratan teknik digunakan
untuk mengidentifikasi persyaratan teknik mana saja yang saling
mendukung dan yang saling bertentangan satu sama lain. Untuk
menunjukan kekuatan hubungan yang terjadi antar persyaratan
teknik digunakan simbol sebagai berikut:
93
● = Hubungan positif kuat, bernilai (+9)
○ = Hubungan positif lemah, bernliai (+3)
xx = Hubungan negatif lemah, bernilai (-3)
x = Hubungan negatif kuat, bernilai (-9)
Kotak dibiarkan kosong bila tidak ada hubungan, bernilai 0
Matriks hubungan antar persyaratan teknik dapat dilihat pada
Gambar
Persyaratan Teknik
Persyaratan Teknik
Primer Primer
Skun
der
Skun
der
Skun
der
Skun
der
PrimerSkunder
Skunder
PrimerSkunder
Skunder
Gambar 3.6. Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik
5. Penilaian kompetitif
Penilaian kompetitif merupakan tabel bobot (atau grafik)
yang melukiskan penilaian produk kompetitor. Tabel penilaian
kompetitif dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu penilaian
kompetitif konsumen dan penilaian kompetitif teknik. Penilaian
kompetitif konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan
dengan setiap persyaratan pelanggan dalam HOQ di sisi kanan
94
dari matriks hubungan. Sedangkan penilaian kompetitif teknik
membuat sebuah blok baris hubungan dengan setiap persyaratan
teknik dalam HOQ dibawah matriks hubungan. Untuk penilaian
kompetitif konsumen dan kompetitif teknik digunakan skala
Likert lima tingkat dengan bobot sebagai berikut :
1 = Sangat Buruk
2 = Buruk
3 = Cukup Baik
4 = Baik
5 = Sangat Baik
6. Mengembangkan prioritas persyaratan pelanggan
Prioritas persyaratan pelanggan membuat sebuah blok
kolom berhubungan dengan setiap persyaratan pelanggan dalam
HOQ di sisi kanan penilaian kompetitif pelanggan. Prioritas
persyaratan pelanggan ini terdiri dari kolom untuk kepentingan
bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin
penjualan dan bobot absolut. setiap persyaratan pelanggan diberi
rating berdasarkan tingkat kepentingannya bagi konsumen.
Rating kepentingan berguna untuk memprioritaskan usaha dan
membuat keputusan trade-off. Untuk menyusun kolom
kepentingan pelanggan digunakan skala Likert lima tingkat,
yaitu:
1 = Sangat Tidak Penting
95
2 = Tidak Penting
3 = Cukup Penting
4 = Penting
5 = Sangat Penting
Nilai sasaran ditentukan dengan mengevaluasi penilaian
dari setiap persyaratan pelanggan dan membuat penilaian baru
yang mempertahankan tipe dan teknologi produk otomotif tidak
berubah, atau memperbaiki tipe dan teknologi produk otomotif
sehingga lebih baik dari tipe dan teknologi produk mobil yang
paling banyak diminati masyarakat Indonesia saat ini. Nilai
sasaran menggunakan skala Likert lima tingkat, yaitu:
1 = Sangat Buruk
2 = Buruk
3 = Cukup Baik
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Faktor skala kenaikan merupakan rasio antara nilai
sasaran dengan rating produk dalam penilaian kompetitif
konsumen. Semakin tinggi nilainya semakin banyak usaha yang
harus dilakukan untuk pengembangan mobil hybrid. Poin
penjualan menunjukan sebarapa baik persyaratan pelanggan.
Nilai yang digunakan untuk poin penjualan yaitu:
1,0 = Tidak menolong dalam penjualan produk
1,2 = Cukup menolong dalam penjualan produk
96
1,5 = Menolong dalam penjualan produk
Bobot absolut diperoleh dari perkalian antara
kepentingan bagi konsumen, faktor skala kenaikan dan poin
penjualan untuk setiap persyaratan pelanggan. Setelah
menjumlahkan semua bobot absolut, kemudian dihitung
persentase ranking untuk setiap persyaratan pelanggan.
7. Mengembangkan Prioritas Persyaratan Teknik
Prioritas persyaratan teknik membuat blok baris
berhubungan untuk setiap persyaratan teknik dalam HOQ
dibawah penilaian kompetitif teknik. Prioritas persyaratan teknik
terdiri dari derajat kesulitran teknik, nilai sasaran serta bobot
absolut dan relatif. Derajat kesulitan membantu mengevaluasi
kemampuan untuk mengimplementasikan perbaikan kualitas.
Derajat kesulitan menempati baris pertama dari prioritas
persyaratan teknik. Derajat kesulitan dibuat
menggunakan skala Likert lima tingkat, yaitu:
1 = Sangat Mudah
2 = Mudah
3 = Cukup Sulit
4 = Sulit
5 = Sangat Sulit
Nilai sasaran persyaratan teknik ditentukan oleh tim
QFD pengembangan produk. Nilai sasaran persyaratan teknik
97
merupakan sebuah ukuran objektif yang mendefinisikan nilai
yang harus diperoleh untuk mencapai persyaratan teknik. Untuk
penentuan nilai sasaran persyaratan teknik digunakan skala
Likert lima tingkat, yaitu:
1 = Sangat Buruk
2 = Buruk
3 = Cukup Baik
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Dua baris terakhir dari prioritas persyaratan teknik
adalah bobot absolut dan bobot relatif. Bobot absolut untuk
persyaratan teknik ditentukan dengan mengalikan nilai simbol
pada matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan
persyaratan teknik, dengan kepentingan konsumen untuk setiap
persyaratan pelanggan, kemudian dijumlahkan. Untuk bobot
absolut persyaratan teknik ke-j digunakan rumus:
dimana:
aj = vektor baris dari bobot absolut untuk persyaratan teknik
(j=1,…,m)
Rij = bobot yang ditunjukan oleh matriks hubungan
(i=1,…,n, j=1,…,m)
98
Ci = vektor kolom dari kepentingan bagi konsumen untuk
Motif membeli mobil (i=1,…,n)
m = nomor persyaratan teknik
n = nomor motif membeli mobil
Dengan cara yang sama, bobot relatif untuk persyaratan
teknik ke-j diberikan dengan mengganti derajat kepentingan
untuk persyaratan pelanggan dengan bobot absolut untuk
persyaratan pelanggan, yaitu:
dimana:
bj = vektor baris dari bobot relatif untuk persyaratan pelanggan
(j=1,…,m)
di = vektor kolom dari bobot absolut untuk persyaratan
pelanggan (i=1,…,n)
b. Matriks Design/Part Deployment
Menurut Cohen dalam Benner et al. (2002), setelah tahap
penyusunan matriks HOQ tahap selanjutnya adalah penyusunan
matriks design deployment atau part deployment. Pada matriks
design deployment, tembok rumah sebelah kiri adalah spesifikasi
part. Pada langkah ini, spesifikasi part diperoleh dari persyaratan
teknik pada matriks HOQ sebelumnya yang sudah diprioritaskan
oleh pihak perusahaan berdasarkan bobot relatif yang bernilai
99
besar. Kolom yang menempati atap rumah merupakan part kritis
dari bagian desain. Produk secara keseluruhan diuraikan menjadi
bagian-bagian desain yang menyusun produk.
Selanjutnya bagian-bagian desain yang penting dibuat
kedalam daftar part kritis. Tembok rumah sebelah kanan
merupakan nilai kepentingan. Nilai kepentingan ini berguna untuk
menghasilkan tipe dan teknologi produk mobil hybrid yang sesuai
persyaratan pelanggan masyarakat di Indonesia. Dibagian tengah
rumah, perusahaan harus mencari hubungan antara spesifikasi part
dengan part kritis. Pada hubungan ini akan diperoleh suatu
hubungan berupa hubungan kuat, sedang, lemah dan tidak ada
hubungan yang terjadi. Sedangkan pada bagian bawah rumah
ditempati oleh bobot kepentingan. Matriks design deployment
dapat dilihat pada Gambar
Gambar 3.7. Matriks Design Deployment
100
Berdasarkan gambar matriks design deployment, maka
langkah-langkah dalam menyusun matriks tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan Spesifikasi Part
Persyaratan teknik yang terpilih dari matriks HOQ, pada matriks
design deployment akan berubah menjadi kebutuhan untuk
dicantumkan sebagai baris pada bagian kiri rumah. Persyaratan
teknik yang terpilih merupakan persyaratan teknik yang
mempunyai hubungan yang kuat dengan tingkat kepentingan
konsumen yang paling berpengaruh pada produk atau yang
mempunyai bobot relatif besar. Dari persyaratan teknik terpilih
tersebut maka diperoleh spesifikasi part.
2. Menetukan Part Kritis
Setelah spesifikasi part diperoleh, selanjutnya adalah
menentukan part kritis. Identifikasi part kritis merupakan
analisis terhadap bagian-bagian desain yang kritis terhadap
produk yang dihasilkan. Dari bagian-bagian desain ini,
perusahaan akan menentukan persyaratan desain yang terdiri
dari persyaratan desain primer dan desain sekunder. Part kritis
ini menempati bagian atap rumah dalam matriks part
deployment.
3. Menentukan Nilai Kepentingan
Nilai kepentingan spesifikasi part menempati posisi disebelah
kanan matriks part deployment. Nilai kepentingan digunakan
101
untuk usaha prioritas dan membuat keputusan trade-off. Nilai
kepentingan menggambarkan kepentingan setiap persyaratan
teknik terpilih bagi perusahaan untuk menghasilkan produk yang
sesuai dengan desain yang diinginkan.
4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Spesifikasi Part
Dengan Part Kritis
Langkah selanjutnya yaitu membandingkan spesifikasi part
dengan part kritis, dan menentukan hubungannya masing-
masing. Mencari hubungan antara spesifikasi part dengan part
kritis bisa menjadi membingungkan karena setiap spesifikasi
part mungkin mempengaruhi lebih dari satu part kritis, dan
sebaliknya. Matriks hubungan antara persyaratan teknik yang
terpilih (spesifikasi part) dengan part kritis menempati bagian
tengah dalam matriks design deployment. Matriks hubungan ini
digunakan untuk mengidentifikasi derajat pengaruh antara setiap
spesifikasi part dengan part kritis. Hubungan yang terjadi
antara spesifikasi part dengan part kritis dapat merupakan
hubungan yang kuat, sedang atau lemah. Selain itu, mungkin
saja tidak ada hubungan antara spesifikasi part dengan part
kritis. Pada penyusunan matriks hubungan ini digunakan simbol
untuk menyatakan derajat kekuatan hubungan. Contoh simbol
yang digunakan:
● = menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
○ = menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
102
∆ = menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan = 0
Matriks hubungan antara part kritis dan spesifikasi part dapat
dilihat pada Gambar
Part Kritis
Spesifikasi Part
Primer Primer
Skun
der
Skun
der
Skun
der
Skun
der
PrimerSkunder
Skunder
PrimerSkunder
Skunder
Gambar 3.8. Matriks Hubungan Antara Part Kritis dan Spesifikasi Part
5. Menentukan Bobot Kepentingan
Langkah terakhir dalam penyusunan matriks design deployment
adalah menetukan bobot kepentingan desain. Nilai bobot
diperoleh dengan cara mengalikan antara nilai bobot relatif
spesifikasi part dengan hubungan antara part kritis dengan
spesifikasi part. Bobot kepentingan ini menempati bagian
bawah rumah pada matriks design deployment.
c. Matriks Process Planning
Setelah penyusunan matriks design deployment,
dilanjutkan dengan penyusunan matriks process planning atau
103
matriks perencanaan proses. Pada matriks process planning,
tembok sebelah kiri merupakan part kritis terpilih yang sudah
diprioritaskan berdasarkan bobot kepentingan desain oleh pihak
perusahaan. Tembok sebelah kanan merupakan nilai
kepentingan. Nilai kepentingan ini digunakan untuk usaha
prioritas dan membuat keputusan trade-off. Nilai kepentingan
menggambarkan kepentingan setiap part kritis terpilih bagi
perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
persyaratan pelanggan. Dibagian tengah rumah, perusahaan
harus mencari hubungan antara part kritis terpilih dengan
rencana proses. Hasil dari hubungan ini akan berupa hubungan
kuat, medium, lemah dan tidak ada hubungan yang terjadi.
Sedangkan pada bagian atap rumah, langkah yang
dilakukan adalah menentukan rencana proses. Rencana proses
ini merupakan analisis terhadap alur-alur proses pembuatan
produk yang kritis. Dibagian bawah rumah, ditempati oleh bobot
kepentingan. Nilai bobot kepentingan ini diperoleh dengan cara
mengalikan antara nilai bobot relatif part kritis dengan
hubungan antara part kritis dengan rencana proses. Matriks
process planning dapat dilihat pada Gambar.
104
Gambar 3.9. Matriks Process Planning
Berdasarkan Gambar, maka langkah-langkah dalam
menyusun matriks process planning adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Part Kritis Terpilih
Persyaratan part kritis yang terpilih dari matriks design
deployment, pada matriks process planning akan berubah
menjadi kebutuhan untuk dicantumkan sebagai baris pada
bagian kiri rumah. Persyaratan part kritis yang terpilih
merupakan persyaratan part kritis yang mempunyai
hubungan yang kuat dengan spesifikasi part yang paling
berpengaruh pada produk.
2. Menentukan Rencana Proses
Rencana proses merupakan analisis terhadap alur-alur proses
yang kritis terhadap produk yang dihasilkan. Rencana proses
ini akan menempati bagian atap rumah pada matriks process
planning.
3. Menentukan Nilai Kepentingan
Nilai kepentingan part kritis terpilih menempati posisi
105
disebelah kanan matriks process planning. Nilai kepentingan
digunakan untuk usaha prioritas dan membuat keputusan
trade-off. Nilai kepentingan menggambarkan kepentingan
setiap persyaratan part kritis terpilih bagi perusahaan untuk
menghasilkan produk yang bermutu.
4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Part Kritis
Terpilih Dengan Rencana Proses
Langkah selanjutnya yaitu membandingkan part kritis
terpilih dengan rencana proses, dan menentukan
hubungannya masing-masing. Mencari hubungan antara part
kritis terpilih dengan rencana proses bisa menjadi sangat
membingungkan karena setiap part kritis terpilih mungkin
mempengaruhi lebih dari satu rencana proses, dan sebaliknya.
Matriks hubungan antara persyaratan part kritis terpilih
dengan rencana proses ini akan menempati bagian tengah
matriks process planning. Hubungan yang terjadi antara part
kritis terpilih dengan rencana proses dapat merupakan
hubungan yang kuat, sedang atau lemah. Selain itu, mungkin
saja tidak ada hubungan antara part kritis terpilih dengan
rencana proses. Pada penyusunan matriks hubungan ini
digunakan simbol untuk menyatakan derajat kekuatan
hubungan. Contoh simbol yang digunakan:
● = menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
○ = menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
106
∆ = sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan =
Matriks hubungan antara part kritis terpilih dan rencana
proses dapat dilihat pada Gambar
Rencana Proses
Part Kritis Terpilih
Primer Primer
Skun
der
Skun
der
Skun
der
Skun
der
PrimerSkunder
Skunder
PrimerSkunder
Skunder
Gambar 3.10. Matriks Hubungan Antara Part Kritis Terpilih dan Rencana Proses
5. Menentukan Bobot Kepentingan
Langkah terakhir dalam menyusun matriks process
deployment adalah menetukan bobot kepentingan proses.
Nilai bobot diperoleh dengan cara mengalikan antara nilai
bobot relatif part kritis dengan hubungan antara part kritis
dengan rencana proses. Bobot kepentingan ini menempati
bagian bawah rumah pada matriks process planning.
d. Matriks Production Planning
Tahap terakhir dari pembuatan matriks QFD adalah
penyusunan matriks production planning atau matriks perencanaan
107
proses produksi. tahap perencanaan produksi merupakan tahap
terakhir untuk mengetahui tindakan yang perlu diambil untuk
perbaikan performa perancangan produk. Sama dengan matriks-
matriks sebelumnya, matriks production planning juga adalah suatu
matriks yang berbentuk rumah. Tembok sebelak kiri adalah
rencana proses terpilih. Tembok sebelah kanan merupakan nilai
kepentingan. Nilai kepentingan ini digunakan untuk usaha prioritas
dan membuat keputusan trade-off. Nilai kepentingan
menggambarkan kepentingan setiap proses terpilih bagi perusahaan
untuk menghasilkan produk yang bermutu. Dibagian tengah
rumah, perusahaan harus mencari hubungan antara proses terpilih
dengan rencana produksi. Hasil dari hubungan ini akan berupa
hubungan kuat, medium, lemah dan tidak ada hubungan yang
terjadi. Sedangkan pada bagian atap rumah, langkah yang
dilakukan adalah menentukan rencana produksi. Dibagian bawah
rumah, ditempati oleh bobot kepentingan. Matriks production
planning dapat dilihat pada Gambar16
16 Widodo, 2004
108
Gambar 3.11. Matriks Production Planning
Berdasarkan Gambar maka langkah-langkah dalam
menyusun matriks production planning adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Rencana Proses Terpilih
Persyaratan rencana proses yang terpilih dari matriks process
planning, pada matriks production planning akan berubah
menjadi kebutuhan untuk dicantumkan sebagai baris pada
bagian kiri rumah. Persyaratan rencana proses yang terpilih
merupakan persyaratan rencana proses yang mempunyai
hubungan yang kuat dengan part kritis yang paling berpengaruh
pada produk.
2. Menetukan Rencana Produksi dan Pengawasan
Identifikasi rencana tahap produksi dan pengawasan merupakan
analisis terhadap tahapan-tahapan proses produksi dan
pengawasan yang kritis terhadap produk akhir. Rencana
produksi ini akan menempati bagian atap rumah pada matriks
production planning.
3. Menentukan Nilai Kepentingan
Nilai kepentingan proses terpilih menempati posisi disebelah
kanan matriks production planning. Nilai kepentingan
digunakan untuk usaha prioritas dan membuat keputusan trade-
109
off. Nilai kepentingan menggambarkan kepentingan setiap
persyaratan rencana proses terpilih bagi perusahaan untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan persyaratan pelanggan
4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Proses Terpilih
Dengan Rencana Produksi
Langkah selanjutnya yaitu membandingkan antara proses
terpilih dengan rencana produksi, dan menentukan hubungannya
masing-masing. Mencari hubungan antara proses terpilih dengan
rencana produksi bisa menjadi sangat membingungkan karena
setiap proses terpilih mungkin mempengaruhi lebih dari satu
rencana produksi, dan sebaliknya. Matriks hubungan antara
persyaratan proses terpilih dengan rencana produksi ini akan
menempati bagian tengah matriks process planning. Hubungan
yang terjadi antara proses terpilih dengan rencana produksi
dapat merupakan hubungan yang kuat, sedang atau lemah.
Selain itu, mungkin saja tidak ada hubungan antara proses
terpilih dengan rencana produksi. Pada penyusunan matriks
hubungan ini digunakan simbol untuk menyatakan derajat
kekuatan hubungan. Matriks hubungan antara proses terplih dan
rencana produksi dapat dilihat pada Gambar
Rencana Produksi
Rencana Proses Terpilih
Primer Primer
Skun
der
Skun
der
Skun
der
Skun
der
110
PrimerSkunder
Skunder
Primer Skunder
Skunder
Gambar 3.12. Matriks Hubungan Antara Rencana Proses Terpilih Dengan Rencana Produksi
Contoh simbol yang digunakan:
● = menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
○ = menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
∆ = menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan = 0
Gambar 3.13. Matriks House of Quality (HQQ) dasar.
5. Menentukan Bobot Kepentingan
111
Langkah terakhir dalam penyusunan matriks production
planning adalah menetukan bobot kepentingan proses dengan
produksi. Nilai bobot diperoleh dengan cara mengalikan antara
nilai bobot relatif proses kritis dengan hubungan antara proses
kritis dengan rencana produksi. Bobot kepentingan menempati
bagian bawah rumah pada matriks production planning.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Perkembangan Teknologi Mobil Hybrid Di Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), memamerkan mobil
bertenaga hybrid, yang memadukan energi penggerak listrik dengan motor
bakar atau mesin bensin. Mobil ini menawarkan bahan bakar alternatif selain
menggunakan bahan bakar bensin, pada LIPI Expo yang diselenggarakan di
Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (7/11).
Mobil berbentuk sedan kecil ini hatchback sama seperti mobil biasa,
yang membedakan hanya pada konstruksi dan mekanisasi mobil. Penggerak
utama mobil adalah motor listrik yang disimpan di dalam baterai, sementara
energi cadangannya adalah mesin bensin. Motor bakar atau mesin bensin
digunakan bila motor listrik sudah habis atau lemah. Ketika listrik dalam
baterai sudah penuh secara otomatis aliran listrik akan menghentikan mesin
bensin. Misalkan ketika mobil menempuh jalur yang menanjak, maka secara
otomatis bensin menggantikan peran listrik dalam menjalankan mobil.
Mobil Hybrid LIPI ini di klaim dapat meluncur dengan kecepatan 70 - 80
112
km/jam selama 6 jam tanpa melakukan pengisian ulang listrik. Seperti
sebuah HP (hand phone), dilengkapi charging point yakni pengisian listrik
untuk standaraisasi mobil bertenaga listrik. Dengan baterai 72 V/220 Ah,
menggunakan 12 buah baterai lithium yang masing-masing 6 volt/220Ah.
pengisian listrik penuh memerlukan waktu 1,5 jam.
LIPI menginginkan teknologi 100 persen buatan Indonesia yang
hemat energi. LIPI sedang bersemangat bisa menciptakan kendaraaan yang
ramah lingkungan dan hemat energi buatan dalam negeri. Mobil prototype
ini kedepannnya akan didisain lebih bagus lagi diharapakan ada investor
yang untuk bekerjasama memproduksi mobil hybrid ini dalam jumlah
banyak, menjadi mobil nasional.17
Mobil yang baru prototype itu diklaim sudah layak operasional.
Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek) LIPI sebagai
pembuatnya berkeinginan mobil itu dapat segera diproduksi secara massal.
Sayangnya, itu baru sebatas harapan. ”Pengembangan mobil hybrid LIPI ini
membutuhkan investor yang berani mencoba sesuatu yang baru dan itu tidak
mungkin berasal dari agen tunggal pemegang merek (ATPM). Harapan kami
hasil penelitian ini ada yang menampung”.
Mobil Hybrid LIPI itu sudah dirancang sejak 2005. Selama itu, dana
yang dikeluarkan mencapai Rp 2,5 Miliar. Jumlah yang relatif kecil, apalagi
dibandingkan dengan AS yang menghabiskan dana hingga 30 Juta US
Dollar. Meski demikian, performa mobil yang bertujuan mengurangi
17 Sunarto Kaleg, Perancang Sistem Teknologi Kendaraan Hibrid LIPI
113
ketergantungan pada BBM cukup memuaskan. Pengembangan dalam rangka
penyempurnaan tentu saja terus dilakukan. Saat dicoba di seputaran jalan
raya Bandung, mobil hybrid ini mampu dipacu hingga kecepatan 70 Km/jam
karena daya yang dihasilkan mencapai 43 Hp"18
Model mobil hybrid LIPI relatif tidak terlalu mengecewakan. varian
mobil hybrid LIPI ini adalah hatchback yang cukup laris di pasaran. "Di
jalan tol, hanya suara angin yang terdengar bukan suara mesinnya Desainnya
sendiri memang benar-benar baru. Pasalnya, LIPI tak mau terkena dampak
hak paten apabila menggunakan sasis merek kendaraan yang lain. termasuk
untuk karoserinya. Apabila diserahkan ke pihak lain, seperti ahli modifikasi
misalnya, biaya yang dibutuhkan bisa membengkak. Untuk membuat body
kendaraan saja harus keluar Rp 550 juta, yang dikembangkan pihaknya
merupakan kendaraan yang menggunakan teknologi listrik dikombinasikan
dengan mobil hybrid tipe seri yang menggunakan generator dan baterai.
Dengan demikian, dua energi itu digabungkan sebagai penggerak mobil." 19
Gambar 4.1. Model Mobil Hybrid LIPI
18 Dr Syahrul Aiman, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Bandung, Kamis (18/3).19 Abdul Hafid. Peneliti Telimek LIPI
114
Tenaga utama berasal dari suplai listrik bisa dari PLN dengan sistem
charge yang tersimpan di motor listrik sedangkan energi tambahan dari
mesin generator tetap dengan BBM. Tenaga dari motor listrik tetap jadi
andalan sementara penggunaan mesin maksimal dibatasi dengan porsi 50
persen apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Keberadaan pemakaian mesin
pun semata-mata guna memperpanjang jarak tempuh saja. Seperti halnya
sistem mobil serupa lain yang mengatur penggunaan energi listrik
berdasarkan kecepatan atau tanjakan yang mesti beralih mengandalkan
tenaga mesin.
Gambar 4.2. Motor listrik Mobil Hybrid LIPI
115
Gambar 4.3. Panel Indikator
LIPI menyakini mobil tersebut memiliki prospek yang baik di masa
mendatang, di antaranya dipengaruhi teknologi baterai, sebagai penyimpan
energi yang diperkirakan berkembang pesat dalam sepuluh tahun
mendatang.
Gambar 4.4. 12 buah baterai litium di letakan di bawah jok
Berikut Spesifikasi mobil hybrid LIPI :
Motor Type : 3-Phase Induction Motor
Nominal Voltage : 72 VAC
Peak Power : 43 HP
Max Speed : 7.500 Rpm
Peak Torque : 129 Nm
Controller : 72V/550VA
Battery Pack : SLA-Deep Cycle 72V/220Ah @6V/220Ah
Charger : 72V/25A
Engine : 160 cc/Gasoline
Generator : I-Phase AC 2.2kVA
Performance : 80 Km/h
116
Dengan spesifikasi di atas diperkirakan harga mobil persatuannya
pun bisa mencapai Rp 350 juta, karena untuk harga baterainya sendiri
mencapai Rp 160 juta, “Kekurangan mobil hasil karya LIPI ini hanya satu,
harganya mahal. Namun manfaatnya jauh lebih banyak,” 20
4.2 Karakteristik Umum Responden
Total responden pada penelitian ini berjumah 40 responden yang
memiliki mobil pribadi dan berlokasi disekitar DKI Jakarta. Persentase usia,
tingkat pendidikan, serta pekerjaan responden sangat beragam. Berdasarkan
survei terhadap 40 responden, 17 responden (42,50%) berusia antara 25 – 35
tahun, 13 responden (32,50%) berusia antara 36 sampai 45 tahun, 7
responden (17,50%) berusia antara 46 sampai 55 tahun, 3 responden (7,50%)
berusia diatas 55 Karakteristik usia responden dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 4.1. Karakteristik Usia RespondenUsia Jumlah (Orang) Persentase (%)
25 – 35 tahun 17 42.50 36 – 45 tahun 13 32.50 46 – 55 tahun 7 17.50
> 55 tahun 3 7.50Total 40 100.00
Untuk tingkat pendidikan responden, dari total 40 responden sebanyak
21 responden (52,50%) memiliki pendidikan Sarjana, 10 responden (25.00%)
memiliki pendidikan Pasca Sarjana, 6 responden (15,00%) memiliki
pendidikan Diploma, 3 responden (7,50%) memiliki tingkat pendidikan SMA
atau sederajat. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel
20 Abdul Hapid, Ketua Peneliti Temilek LIPI
117
Tabel 4.2. Tingkat Pendidikan RespondenTingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
SMA (sederajat) 3 7.50 Diploma 6 15.00 Sarjana 21 52.50
Pasca Sarjana 10 25.00Total 40 100.00
Dari total 40 responden, 23 responden (57,50%) memiliki pekerjaan
sebagai pegawai swasta (karyawan), 9 responden (22,50%) memiliki
perkerjaan wiraswasta, 8 responden (20,00%) memiliki pekerjaan sebagai
pegawai negeri sipil. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.3. Jenis Pekerjaan RespondenJenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)
PNS 8 20.00 Pegawai Swasta 23 57.00
Wiraswasta 9 22.50Total 40 100.00
4.3 Penyusunan Matriks House of Quality (HOQ)
Quality Function Deployment merupakan sebuah penerjemahan yang
sistematis dari produk yang diinginkan oleh konsumen (voice of customer)
menjadi sebuah produk yang nyata yang diciptakan oleh perusahaan. Oleh
karena itu dengan menggunakan alat ini, maka diharapkan produk yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen,
sehingga tidak banyak keluhan dari masyarakat pengguna otomotif khususnya
mobil pribadi. Alat perencanaan utama yang digunakan dalam QFD adalah
House of Quality (HOQ). HOQ adalah matriks berbentuk rumah yang
menghubungkan keinginan dari pelanggan (what) dan bagaimana suatu
118
produk akan didesain dan diproduksi agar memenuhi keinginan pelanggan
(how). Matriks HOQ ini dapat digunakan dalam pengembangan mobil hybrid
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia dengan tujuan
pengurangan emisi dan kosumsi bahan bakar.
4.3.1 Penyusunan Persyaratan Pelanggan (What)
Implementasi metode QFD dalam pengembangan mobil hybrid
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (persyaratan
pelanggan) dengan tujuan pengurangan emisi dan kosumsi bahan
bakar. Persyaratan pelanggan merupakan kriteria apa saja (what) yang
diinginkan pelanggan terhadap sebuah produk. Untuk mengetahui
persyaratan pelanggan terhadap sebuah produk dimulai dengan
membuat daftar tujuan. Daftar ini sering disebut sebagai APA yang
dibutuhkan oleh pelanggan terhadap sebuah produk. Daftar persyaratan
pelanggan terdiri dari dua yaitu persyaratan pelanggan primer dan
persyaratan pelanggan sekunder. Daftar persyaratan pelanggan primer
ini biasanya bersifat umum. Sedangkan persyaratan pelanggan
sekunder biasanya bersifat khusus yang mempengaruhi terhadap
persyaratan pelanggan primer. Persyaratan pelanggan didapat dari hasil
pengisian kuisioner oleh 40 responden yang dipilih. Kriteria persyaratan
pelanggan mobil hybrid berdasarkan pada karakteristik orang dalam
membeli mobil pada umumnya. Persyaratan pelanggan akan menyusun
rumah sebelah kiri dari sebuah matriks HOQ.
Dari hasil pengamatan dan survei maka di dapat kriteria
119
persyaratan pelanggan primer dan persyaratan pelanggan sekunder.
Persyaratan pelanggan primer terdiri dari Harga, Fungsi, Penggunaan
BBM, Kapasitas Penumpang, after sales service, fitur, dan Kapasitas
Mesin. Persyaratan pelanggan sekunder yang termasuk ke dalam Harga
adalah Harga ideal, Persyaratan pelanggan sekunder Fungsi adalah
Kegunaan dari Produk, Persyaratan pelanggan sekunder Kapasitas
Penumpang adalah jumlah penumpang yang bisa dibawa, Persyaratan
pelanggan sekunder Penggunaan BBM adalah perbandingan
penggunaan bahan bakar dengan jarak tempuh, Persyaratan pelanggan
sekunder After sales Service adalah ketersediaan suku cadang dan
tenaga mekanik, Persyaratan pelanggan sekunder Fitur adalah
kelengkapan dari Produk, Persyaratan pelanggan sekunder Kapasitas
Mesin adalah Isi silinder / cc. Dari kriteria-kriteria tersebut lalu dibuat
sebuah kuisioner yang harus diisi oleh responden untuk mengetahui
persyaratan pelanggan yang diinginkan.
Hasil survei dianalisis dengan menggunakan tabulasi deskriptif
berupa tabel frekuensi, dimana dari setiap kriteria memiliki frekuensi
responden terbanyak merupakan kriteria yang diinginkan responden
Tabel 4.4. Kriteria Harga untuk satu unit mobil hybridHarga Ideal (Juta Rupiah) Jumlah (Orang) Persentase (%)
100 – 200 26 65.00 200 – 300 11 27.50 300 – 400 3 7.50
>400 0 0Total 40 100.00
120
Tabel 4.5. Kriteria Fungsi untuk mobil hybridKegunaan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Multi fungsi 24 60.00 Sebagai mobil keluarga 9 22.50
Mobil untuk kerja 7 17.50Sebagai mobil niaga 0 0
Total 40 100.00
Tabel 4.6. Kapasitas Penumpang untuk mobil hybridJumlah Penumpang Jumlah (Orang) Persentase (%)
2 Orang 2 5.00 5 Orang 9 22.50 7 Orang 25 62.50
> 7 Orang 4 10.00Total 40 100.00
Tabel 4.7. Kriteria Penggunaan BBM untuk mobil hybrid
1 liter BBM dapat menempuh jarak (Km)
Jumlah (Orang) Persentase (%)
<20 Km 2 5.00 20 Km – 40 Km 11 27.50 40 Km – 60 Km 23 57.50
> 60 Km 4 10.00Total 40 100.00
Tabel 4.8. Kriteria After Sales Service untuk mobil hybridKetersediaan Spare Part dan
MekanikJumlah (Orang) Persentase (%)
Di Ibu kota Propinsi 0 0 Di setiap Kabupaten 5 12.50
Di kota-kota besar saja 3 7.50Di setiap dealer ATPM 32 80.00
Total 40 100.00
Tabel 4.9. Kriteria Fitur untuk mobil hybridKelengkapan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Kenyamanan (AC, Radio Tape, Mp3, dll) 29 72.50Keselamatan (air bag, ABS, safty belt, dll) 8 20.00
Aksesoris Eksterior 1 2.50Tidak mementingkan kelengkapan 2 5.00
Total 40 100.00
121
Tabel 4.10. Kriteria Kapasitas Mesin untuk mobil hybridIsi Silinder (cc) Jumlah (Orang) Persentase (%)1000 – 1500 cc 22 55.001500 – 2000 cc 17 42.50
>2000 cc 1 2.50Total 40 100.00
Jawaban-jawban dari 40 responden pada tabel di atas dapat
diketahui kriteria-kriteria untuk teknologi mobil hybrid yang nantinya
akan menjadi ukuran dalam pengembangan teknologi mobil hybrid
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (keinginan
konsumen), yaitu dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.11. Kriteria Keinginan Konsumen untuk Teknologi Mobil HybridKriteria
(data primer)Keinginan Konsumen
(data skunder)Persentase
Harga 100 – 200 juta 65.00%Fungsi Multi Fungsi 60.00%
Kapasitas Penumpang 7 Orang 62.50%Penggunaan 1 liter BBM 40 Km – 60 Km 57.50%
After Sales Service Disetiap Dealer ATPM 80.00%
Fitur Kenyamanan (Ac, Radio Tape, Mp3, dll) 72.50%
Kapasitas Mesin Isi Silinder 1000 cc – 1500 cc 55.00%
4.3.2 Penyusunan Persyaratan Teknik ( How)
Tujuan HOQ adalah untuk mendesain atau mengubah desain
sebuah produk dalam cara memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Setelah kebutuhan dan harapan pelanggan dinyatakan dalam
persyaratan pelanggan, kemudian disusun persyaratan teknik (How)
yang akan mempengaruhi satu atau lebih persyaratan pelanggan.
122
Persyaratan teknik ini menyusun langit-langit atau lantai kedua dari
HOQ. Setelah mengetahui persyaratan pelanggan terhadap teknologi
mbil hybrid kemudian menerjemahkan persyaratan pelanggan tersebut
ke dalam persyaratan teknik. Persyaratan teknik ini terbagi menjadi dua
yaitu persyaratan teknik primer dan persyaratan teknik sekunder.
Persyaratan teknik primer biasanya bersifat umum. Persyaratan teknik
sekunder biasanya yang lebih detail yang dibutuhkan untuk mendukung
persyaratan teknik primer. Beberapa persyaratan teknik diperoleh dari
mengidentifikasi beberapa merek produk mobil konvensional yang
paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia dan merupakan
kompetitor bagi mobil berteknologi hybrid. Hasil identifikasi terhadap
beberapa kompetitor yang diperoleh dari data penjualan mobil tahun
2012 yang dikeluarkan oleh GAIKINDO. Data penjualan digunakan
dengan asumsi bahwa mobil yang paling banyak terjual adalah jenis
mobil yang paling banyak di minati. Pada Tabel dapat dilihat sepuluh
mobil terlaris di Indonesia.
Tabel 4.12. Karakterisitik Mobil Konvensional yang paling diminati di Indonesia
Merk
Penjualan di Tahun
2011 (unit)
Persentase dari Total Penjualan
Mobil
SegmenHarga (Juta
Rupiah)
Fungsi/
Jenis
Kapasitas Penumpang
Penggunaan 1 liter BBM
After Sales Service
FiturTambahan
KapasitasMesin (cc)
Toyota Avanza 162.367 18,16% < 200 MPV 7 Orang < 20 Km SeluruhDealer ATPM Kenyamanan 1300 - 1500
Daihatsu Xenia 66.835 7,74% < 200 MPV 7 Orang < 20 Km SeluruhDealer ATPM Kenyamanan 1000 - 1300
Toyota KijangInova 54.763 6,13% > 200 MPV 7 Orang < 20 Km Seluruh
Dealer ATPM Kenyamanan .> 2000
Suzuki APV 30.089 3,36% < 200 MPV 7 Orang < 20 Km SeluruhDealer ATPM Kenyamanan 1500
NissanGrand Livina 25.324 2,83% < 200 MPV 5 – 7 Orang < 20 Km Seluruh
Dealer ATPM Kenyamanan 1500 - 1800
123
Toyota Rush 25.012 2,80% < 200 SUV 7 Orang < 20 Km SeluruhDealer ATPM Kenyamanan 1500
Daihatsu Terios 22.416 2,50% < 200 SUV 7 Orang < 20 Km Seluruh
Dealer ATPM Kenyamanan 1500
Honda Jazz 19.440 2,17% < 200 HB 5 Orang < 20 Km SeluruhDealer ATPM Kenyamanan 1500
Toyota Yaris 16.448 1,84% < 200 HB 5 Orang < 20 Km SeluruhDealer ATPM Kenyamanan 1500
Nissan March 12.345 1,38% < 200 City Car 5 Orang < 20 Km Seluruh
Dealer ATPM Kenyamanan 1500
Dari hasil identifikasi beberapa merek produk mobil
konvensional yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia
adalah mobil dengan kapasitas 7 orang, dalam hal ini persentase
penjualan mobil jenis MPV lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lain,
kapasitas mesin yang paling banyak dininati adalah 1500cc dengan
ketersediaan suku cadang dan mekanik diseluruh dealer ATPM,
kategori harga di bawah 200 juta rupiah. Maka dari data identifikasi ini
dapat diperoleh persyaratan teknik sebagai berikut :
Tabel 4.13. Persyaratan Teknik
Persyaratan Teknik
(data primer)
Persyaratan Teknik
(data skunder)
Karakteristik
Ramah lingkungan
Menggabungkan dua sumber energi
Kendaraan dengan energi alternatif
Mengurangi PolusiEfisiensi bahan bakar
Emisi gas buang mendekati nol
Merubah energi kinetik menjadi listrik
Hybrid Sinergy Drive
Motor listrik dengan RPM tinggi
Kapasitas motor bakar tidak besar
Transmisi e-CVT (continuously variable transmission elektronik)
Dapat mengoptimalkan energi
Peforma input/output dari Baterai tinggi
124
Peforma
Akselerasi yang baik
Bertenaga
Responsif
Kepuasan Mengemudi
Bersih
Tidak berisik
Tersedia berbagai varian
Infrastruktur Rencana Kebijakan Pemerintah
Dirakit di dalam negeri
Sebagian besar komponen lokal4.3.3 Pengembangan Matriks Hubungan antara Persyaratan Konsumen
(What) dan Persyaratan Teknik (How)
Langkah selanjutnya dalam penyusunan HOQ adalah
membandingkan persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik,
kemudian menentukan hubungan mereka masing-masing. Setiap
persyaratan pelanggan mungkin mempengaruhi lebih dari satu
persyaratan teknik, dan sebaliknya. Dalam menentukan hubungan
antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik, digunakan
matriks hubungan. Matrik hubungan ini menyusun bagian tengah
dalam dari matriks HOQ.
Hubungan yang terjadi antara persyaratan pelanggan dengan
persyaratan teknik dapat merupakan hubungan yang kuat, sedang atau
lemah. Selain itu, mungkin saja tidak ada hubungan antara persyaratan
pelanggan dengan persyaratan teknik. Untuk menunjukkan derajat
hubungan antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik,
digunakan simbol sebagai berikut :
● = Menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
○ = Menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
125
∆ = Menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan yang terjadi.
Bobot ini akan digunakan nanti dalam menentukan situasi
trade-off untuk karakteristik yang bertentangan dan menentukan sebuah
bobot absolut pada bagian bawah matriks. Berdasarkan survei dapat
diketahui hubungan antara persyartan pelanggan terhadap teknologi
mobil hybrid dengan persyaratan teknik untuk memenuhi pelanggan
tersebut. Matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dengan
persyaratan teknik teknologi mobil hybrid dapat dilihat pada Gambar
Tabel 4.14. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik
Persyaratan Teknik
persyaratan pelanggan
Karakteristik MengurangiPolusi
Hybrid SynergyDrive Peforma Kepuasan
Mengemudi Infrastuktur
Ram
ah L
ingk
unga
n
Men
ggab
ungk
an d
uan
sum
ber e
nerg
i
Ken
dara
an d
enga
n en
ergi
alte
rnat
if
Efis
iens
i Bah
an B
akar
Emis
i Gas
Bua
ng M
ende
kati
Nol
Mer
ubah
ene
rgi k
inet
ik m
enja
di li
strik
Mot
or L
istri
k de
ngan
RPM
ting
gi
Kap
asita
s Mot
or B
akar
tida
k B
esar
Tran
smis
i e-C
VT
Dap
at m
engo
ptim
alka
n e
nerg
i
Pefo
rma
Inpu
t/Out
put d
ari B
ater
ai ti
nggi
Aks
eler
asi y
ang
baik
Ber
tena
ga
Res
pons
if
Ber
sih
Tida
k be
risik
Ters
edia
ber
baga
i Var
ian
Ren
cana
Keb
ijaka
n Pe
mer
inta
h
Dira
kit d
i dal
am n
eger
i
Seba
gian
bes
ar k
ompo
nen
loka
l
Harga 100 – 200 Juta ● ∆ ○ ○ ● ● ● ● ● ● ∆ ○ ● ● ●
Fungsi Multi Fungsi ∆ ∆ ● ○ ∆ ○ ∆ ∆ ○ ● ○ ● ○ ○
Kapasitas Penumpang 7 Orang ∆ ○ ● ● ○ ○ ○ ∆ ● ● ● ● ○ ○
Penggunaan BBM 40 Km – 60 Km per liter BBM ● ○ ○ ● ● ● ● ○ ○ ● ● ∆ ∆ ∆ ○ ○ ∆ ●
After Sales Service Disetiap Dealer ATPM ∆ ∆ ○ ● ∆ ● ● ● ● ○ ●
Fitur Kenyamanan ○ ∆ ∆ ○ ○ ○ ∆ ○ ○ ● ● ∆ ○ ○
Kapasitas Mesin Isi Silinder 1000cc – 1500cc ∆ ∆ ∆ ○ ○ ○ ● ○ ∆ ∆ ○ ○ ○ ○ ○
4.3.4 Pengembangan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik
126
(How)
Matriks hubungan antar persyaratan teknik berguna untuk
mengidentifikasi persyaratan teknik mana saja yang saling mendukung
dan saling bertentangan satu sama lain. Persyaratan teknik yang saling
bertentangan sangat penting, karena persyaratan teknik tersebut secara
teratur merupakan hasil dari persyaratan konsumen yang bertentangan
dan konsekuensinya menunjukkan titik di mana trade-off harus dibuat.
Matriks ini menyusun bagian atap matriks HOQ Hubungan yang
terjadi antar persyaratan teknik dapat berupa hubungan positif kuat,
positif lemah, negatif kuat, negatif lemah, dan tidak memiliki
hubungan. Dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.15. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Teknik
Ram
ah L
ingk
unga
n
Men
ggab
ungk
an d
ua su
mbe
r ene
rgi
Ken
dara
an d
enga
n en
ergi
alte
rnat
if
Efis
iens
i ba
han
baka
r
Emis
i Gas
Bua
ng m
ende
kati
Nol
Mer
ubah
ene
rgi k
inet
ik m
enja
di e
nerg
i lis
trik
Mot
or li
strik
den
gan
RPM
ting
gi
Kap
asita
s Mot
or B
akar
tida
k be
sar
Tran
smis
i e-C
VT
Dap
at m
engo
ptim
alka
n en
ergi
Pefo
rma
inpu
t/out
put d
ari b
ater
ai ti
nggi
Aks
eler
asi y
ang
baik
Ber
tena
ga
Res
pons
if
Ber
sih
Tida
k be
risik
Ters
edia
ber
baga
i Var
ian
Ren
cana
Keb
ijaka
n Pe
mer
inta
h
Dira
kit d
i dal
am n
eger
i
Seba
gian
bes
ar k
ompo
nen
loka
l
Ramah lingkungan ○ ○ ● ● ○ ○ ○ ○ ○ ○ ● ● ● ×× ×
Menggabungkan dua sumber energi ● ● ● ○ ● ● ○ ● ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Kendaraan dengan Energi Alternatif ● ● ● ● ○ ○ ● ● ● × ○ ○ ○ ● ○ ○ ●
Efisiensi Bahan Bakar ● ● ● ○ ○ ● ○ × × × ○ ●
Emisi Gas Buang Mendekati Nol ○ ● ○ ○ ○ ○ ● ●
Merubah energi kinetik menjadi energi listrik ● ○ ● ● ○ ○ ○
Motor Listrik dengan RPM tinggi ● ● ○ × ● ● ● ● ● ○ ○ ○
Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar ○ ● ○ × × × ○ ○ ○
Transmisi e-CVT ● ● ● ○ ● ○ ○ ○ ○ ○
Dapat mengoptimalkan energi ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Peforma input/output dari baterai tinggi ● ● ● ○ ○ ○ ○ ○
127
Akselerasi yang baik ● ● ×
Bertenaga ○ ×
Responsif ×
Bersih ● ×
Tidak Berisik
Tersedia berbagai Varian ○ ● ○
Rencana Kebijakan Pemerintah ● ●
Dirakit di dalam negeri ●
Sebagian besar komponen lokalKeterangan : ● : Menunjukka hubungan positif kuat, bernilai (+9) ○ : Menunjukkan hubungan positif lemah, bernilai (+3)
XX : Menunjukkan hubungan negatif lemah, bernilai (-3) X : Menunjukkan hubungan negatif kuat, bernilai (-9)Kotak dibiarkan kosong menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai (0)
Berdasarkan Tabel hubungan positif kuat merupakan hubungan
searah yang sangat kuat. Apabila satu karakteristik proses mengalami
peningkatan, akan berdampak kuat terhadap karakteristik proses
lainnya. Contoh hubungan antar persyaratan teknik yang memiliki
hubungan positif kuat adalah hubungan antara efisiensi dengan emisi
gas buang mendekati nol, semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan
bahan bakar maka emisi gas buang semakin mendekati nilai nol.
Contoh hubungan positif yang lemah hubungan antara motor listrik
RPM tinggi dengan dapat mengoptimalkan energi, semakin
ketergantungan pada penggunaan motor listrik akan berdampak pada
penggunaan tenaga listrik, maka optimalisasi energi akan berubah
menjadi ketergantungan energi. Contoh hubungan negatif yang lemah
adalah hubungan kapasitas mesin yang tidak besar dengan tenaga mesin
yang dihasilkan, penggunaan kapasitas mesin yang tidak besar maka
tenaga mesin yang dihasilkan tidak besar juga. Contoh hubungan
negatif yang kuat adalah hubungan antara ramah lingkungan dengan
Dirakit di dalam negeri karena industri perakitan mobil akan
menggunakan sumber energi yang besar dan menghasilkan limbah
industri yang biasanya akan mencemari lingkungan.
128
4.3.5 Penilaian Kompetitif
Penilaian kompetitif adalah sepasang tabel bobot yang
menggambarkan item demi item bagaimana produk kompetitif
dibandingkan dengan produk organisasi. Tabel penilaian kompetitif
dibagi menjadi dua kategori, yaitu penilaian kompetitif pelanggan dan
penilaian kompetitif teknik. Dalam penilaian kompetitif, baik penilaian
kompetitif pelanggan maupun penilaian kompetitif teknik, mobil
hybrid dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Mobil dengan mesin
konvensional (menggunakan bahan bakar minyak) jenis MPV dengan
kapasitas mesin 1500cc. Adapun alasan dipilih
Mobil konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc
sebagai pesaing terdekatnya karena mempunyai karakteristik kapasitas
mesin bakar hampir sama dengan, kapasitas mesin bakar yang
digunakan mobil hybrid (mobil hybrid Toyota Prius dan Honda Civic
Hybrid) Selain itu dipilihnya pesaing Mobil konvensional jenis MPV
dengan kapasitas mesin 1500cc karena kebanyakan responden pada
kuisioner tahap satu memilih mobil konvensional jenis MPV dengan
kapasitas mesin 1500cc sebagai jenis mobil yang paling diminati.
1. Penilaian Kompetitif Pelanggan
Penilaian kompetitif pelanggan adalah cara untuk
menentukan apakah persyaratan pelanggan sudah terpenuhi dan
mengidentifikasi persyaratan pelanggan mana yang perlu mendapat
129
perhatian lebih dalam desain selanjutnya. Penilaian kompetitif
pelanggan juga mencakup penilaian dimana mobil hybrid
dibandingkan dengan pesaing terdekatnya dalam batasan persyaratan
pelanggan. Penilaian kompetitif pelanggan menempati kolom
disebelah kanan dari matriks hubungan antara persyaratan pelanggan
dengan persyaratan teknik. Penilaian kompetitif pelanggan untuk
setiap persyaratan pelanggan menggunakan skala Likert lima tingkat
dengan bobot sebagai berikut :
1 = Sangat buruk
2 = Buruk
3 = Cukup baik
4 = Baik
5 = Sangat baik
Untuk mengetahui penilaian kompetitif pelanggan, dilakukan
survei terhadap 40 responden yang sama sewaktu melakukan survei
persyaratan pelanggan pada tahap satu. Berdasarkan hasil survei,
diperoleh penilaian kompetitif pelanggan yang membandingkan
antara mobil hybrid dengan mobil konvensional jenis MPV dengan
kapasitas mesin 1500cc, sebagaimana tertera pada Tabel
Tabel 4.16 Penilaian Kompetitif Pelanggan Terhadap Mobil Hybrid dengan Mobil Konvensional Jenis MPV, Kapasitas Mesin 1500cc
Persyaratan Pelanggan Mobil Hybrid Mobil Konvensional Jenis MPV, kapasitas mesin 1500cc
100 – 200 Juta 2 4
Multi Fungsi 3 4
130
7 Orang 2 4
40 Km – 60 Km per liter BBM 5 3
Disetiap Dealer ATPM 2 5
Kenyamanan 4 3
Isi Silinder 1000cc – 1500cc 4 4
Berdasarkan Tabel menurut responden, mobil konvensional
jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc lebih baik dibandingkan
dengan mobil hybrid yaitu dalam hal :
• Harga, karena harga mobil hybrid di Indonesia masih terbilang
mahal bisa diatas 300 juta rupiah bahkan lebih, sedangkan mobil
konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc kisaran
harganya di bawah 200 juta rupiah.
• After sales service, suku cadang dan mekanik untuk mobil hybrid
di Indonesia masih sangat sulit di bandingkan mobil konvensional
jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc yang tersedia di
seluruh Dealer ATPM
• Kapasitas penumpang, varian/jenis mobil hybrid untuk keluarga
yang tersedia di pasaran saat ini masih terbatas dan yang paling
banyak tersedia mobil dengan kapasitas 5 orang penumpang di
bandingkan varian/jenis mobil konvensional yang sangat
beragam, varian/jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc
kapasitas penumpangnya 7 orang dan memiliki fungsi ganda yaitu
sebagai mobil keluarga dan mobil niaga.
131
Mobil hybrid sama-sama dinilai baik dengan mobil
konvensional jenis MPV,dengan kapasitas mesin 1500cc adalah
dalam hal isi silinder 1500cc, karena keduanya memiliki teknologi
mesin bakar yang sama.
Mobil hybrid dinilai lebih baik dengan mobil konvensional
dalam hal penggunaan bahan bakar karena mobil hybrid lebih efisien
dalam penggunaan bahan bakar dibandingkan dengan mobil
konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc.
2. Penilaian Kompetitif Teknik
Penilaian kompetitif teknik adalah penilaian produk
dibandingkan dengan pesaing terdekatnya untuk setiap persyaratan
teknik. Penilaian kompetitif teknik menempati baris di bawah
matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan
teknik. Seperti penilaian kompetitif pelanggan. Dapat dilihat pada
tabel
Tabel 4.17. Penilaian Kompetitif Teknik Terhadap Mobil Hybrid dengan Mobil Konvensional Jenis MPV, Kapasitas Mesin 1500cc
132
Keterangan : 1 = Sangat buruk, 2 = Buruk, 3 = Cukup baik, 4 = Baik, 5 = Sangat baik
4.3.6 Pengembangan Prioritas Persyaratan Pelanggan
Prioritas persyaratan pelanggan menunjukan urutan prioritas
persyaratan pelanggan yang dipenuhi dalam pengembangan produk
mobil hybrid. Prioritas persyaratan pelanggan menempati kolom di
sebelah penilaian kompetitif pelanggan. Prioritas persyaratan pelanggan
ini mencakup kepentingan bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala
kenaikan, poin penjualan dan bobot absolut.
1. Kepentingan Bagi Pelanggan
Setiap persyaratan pelanggan diberi rating berdasarkan
tingkat kepentingannya bagi pelanggan. Rating kepentingan berguna
untuk memprioritaskan usaha dan membuat keputusan trade-off.
Skala yang digunakan adalah skala Likert lima tingkat dengan bobot
Persyaratan Teknik Mobil Hybrid
Mobil Konvensioal Jenis MPVKapasitas Mesin 1500cc
Ramah lingkungan 4 2Menggabungkan dua sumber energi 4 2Kendaraan dengan Energi Alternatif 4 2Efisiensi Bahan Bakar 4 3Emisi Gas Buang Mendekati Nol 4 2Merubah energi kinetik menjadi energi listrik 4 2Motor Listrik dengan RPM tinggi 4 2Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar 4 4Transmisi e-CVT 4 2Dapat mengoptimalkan energi 4 2Peforma input/output dari baterai tinggi 4 2Akselerasi yang baik 3 3Bertenaga 2 3Responsif 3 3Bersih 4 2Tidak Berisik 4 2Tersedia berbagai Varian 2 4Rencana Kebijakan Pemerintah 3 3Diirakit di dalam negeri 2 4Sebagian besar komponen lokal 2 4
133
sebagai berikut :
1 = Sangat tidak penting
2 = Tidak penting
3 = Cukup penting
4 = Penting
5 = Sangat penting
Tingkat kepentingan setiap persyaratan pelanggan bagi
pelanggan diketahui dari survei terhadap 40 responden. Hasil survei
kemudian dianalisis dengan menggunakan tabulasi deskriptif berupa
tabel frekuensi. Kriteria dari setiap tingkat kepentingan yang
memiliki frekuensi responden terbanyak merupakan tingkat
kepentingan suatu persyaratan pelanggan bagi pelanggan.
Tabel 4.18. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Harga 100 – 200
Juta
Tingkat Kepentingan KriteriaHarga 100- 200 Juta Rupia
Jumlah(orang)
Persentase(%)
Sangat Tidak Penting 0 0,00Tidak Penting 0 0,00Cukup Penting 11 27,50Penting 19 47,50Sangat Penting 10 25,00Total 40 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan kisaran harga
100 – 200 juta untuk satu unit mobil hybrid bagi responden. Dari
total 40 responden, 19 responden (47,50%) menyatakan bahwa
kisaran harga 100 – 200 juta penting bagi responden, karena dengan
harga 100 – 200 juta maka mobil hybrid akan sesuai dengan daya
134
beli sebagian besar masyarakat Indonesia. Sisa responden yaitu 11
responden (27,50%) cukup penting, dan 10 responden (25,00%)
menyatakan sangat penting
Tabel 4.19. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Multi FungsiTingkat Kepentingan Kriteria
Multi FungsiJumlah(orang)
Persentase(%)
Sangat Tidak Penting 0 0,00Tidak Penting 3 7,50Cukup Penting 4 10,00Penting 21 52,50Sangat Penting 12 30,00Total 40 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan multi fungsi dari
mobil hybrid bagi responden. Dari total 40 responden, 21
responden (52,50%) menyatakan bahwa multi fungsi penting bagi
responden karena dengan kendaraan yang multi fungsi tersebut
diharapkan mobil hybrid dapat menjadi mobil untuk bekerja, mobil
keluarga yang dapat membawa anggota keluarga sekaligus mobil
niaga ketika ingin membawa barang yang agak banyak. Sisa
responden yaitu 3 responden, (7,50%) menyatakan bahwa multi
fungsi sangat penting, 4 responden (10,00%) menyatakan cukup
penting, dan 12 responden (30,00%) sangat penting.
Tabel 4.20. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kapasitas penumpang 7 Orang
Tingkat Kepentingan KriteriaKapasitas Penumpang 7 Orang
Jumlah(orang)
Persentase(%)
Sangat Tidak Penting 0 0,00Tidak Penting 5 12,50Cukup Penting 6 15,00
135
Penting 20 50,00Sangat Penting 9 22,50Total 40 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan kapasitas
penumpang 7 orang pada mobil hybrid bagi pelanggan. Dari total 40
responden, 20 responden (50,00%) menyatakan bahwa kapasitas
penumpang 7 orang penting bagi responden, karena dengan kapasitas
7 orang tersebut maka ruang kabin agak luas dan dapat membawa
seluruh anggota keluarga (ayah, ibu, 2 orang anak, 1 orang pembantu
dan 1 orang supir) dengan beberapa barang bawaan, sehingga mobil
hybrid dapat berfungsi ganda. Sisanya sebanyak 5 responden
(12,50%) menyatakan tidak penting, 6 responden (15,00%)
menyatakan cukup penting, dan 9 responden menyatakan sangat
penting.
Tabel 4.21. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan 40Km – 60Km per liter BBM
Tingkat Kepentingan Kriteria40Km – 60Km per liter BBM
Jumlah(orang)
Persentase(%)
Sangat Tidak Penting 0 0,00Tidak Penting 0 0,00Cukup Penting 4 10,00Penting 14 35,00Sangat Penting 22 55,00Total 40 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan konsumsi bahan
bakar mobil hybrid 40Km – 60Km per liter BBM bagi pelanggan.
Dari total 40 responden, sebanyak 22 responden (55,00%)
menyatakan bahwa konsumsi bahan bakar mobil hybrid per satu liter
BBM-nya mampu menempuh jarak 40Km – 60km sangat penting
136
bagi responden karena dapat menghemat penggunaan BBM yang
harganya terus melonjak, sehingga biaya operasional kendaraan bisa
berkurang. Sisa responden yaitu 4 responden (10,00%) menyatakan
cukup penting, sedangkan 14 responden (35,00%) menyatakan
penting.
Tabel 4.22. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Disetiap Dealer ATPM
Tingkat Kepentingan Disetiap Dealer ATPM
Jumlah(orang)
Persentase(%)
Sangat Tidak Penting 0 0,00Tidak Penting 0 0,00Cukup Penting 3 7,50Penting 24 60,00Sangat Penting 13 32,50Total 40 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan after sales
service disetiap dealer ATPM bagi pelanggan. Dari total 40
responden, sebanyak 24 responden (60,00%) menyatakan bahwa
after sales service disetiap dealer ATPM penting bagi responden
karena jika terjadi masalah atau kerusakan pada mobil hybrid akan
mudah untuk mendapatkan sparepart dan mekanik. Sisa responden
yaitu 3 responden (7,50%) menyatakan cukup penting, sedangkan
13 responden (32,50%) menyatakan sangat penting.
Tabel 4.23. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kenyamanan
Tingkat Kepentingan Kenyamanan
Jumlah(orang)
Persentase(%)
Sangat Tidak Penting 0 0,00
137
Tidak Penting 0 0,00Cukup Penting 5 12,50Penting 12 30,00Sangat Penting 23 57,50Total 40 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan Fitur atau
kelengkapan dari segi kenyamanan. Dari total 40 responden,
sebanyak 23 responden (57,50%) menyatakan bahwa fitur atau
kelengkapan dari segi kenyamanan sangat penting bagi responden
karena dapat mengurangi stres akibat padatnya lalulintas di Jakarta,
dan akan terasa nyaman karena hembusan udara sejuk yang bisa
dinikmati dari airconditioner (AC). Sisa responden yaitu 5
responden (12,50%) menyatakan cukup penting, sedangkan 12
responden (30,00%) menyatakan penting.
Tabel 4.24. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Isi silinder 1000cc –
1500cc
Tingkat Kepentingan Isi Silinder 1000cc – 1500cc
Jumlah(orang)
Persentase(%)
Sangat Tidak Penting 0 0,00Tidak Penting 9 22,50Cukup Penting 18 45,00Penting 11 27,50Sangat Penting 2 5,00Total 40 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kapasitas mesin dengan isi
silinder 1000cc – 1500cc. Dari total 40 responden, sebanyak 18
responden (45,00%) menyatakan bahwa kapasitas mesin dengan isi
silinder 1000cc – 1500cc bagi responden cukup penting, karena
karena mesin dengan isi silinder 1000cc – 1500cc terkenal lincah, irit
138
serta biaya perawatannya murah. Sisa responden yaitu 9 responden
(22,50%) menyatakan tidak penting, karena pergerakan mobil hybrid
tidak tergantung hanya dari motor bakar saja, tetapi juga tergantung
dari motor listrik, sedangkan 11 responden (27,50%) menyatakan
penting dan 2 responden (5,00%) menyatakan sangat penting.
Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui tingkat kepentingan
dari setiap persyaratan pelanggan untuk mobil hybrid, hampir
semua persyaratan pelanggan dinilai penting bagi responden, kecuali
isi silinder 1000cc – 1500cc dinilai cukup penting sedangkan
konsumsi bahan bakar 40Km – 60Km per liter BBM dan fitur atau
kelengkapan kenyamanan dinilai sangat penting bagi responden.
Tingkat kepentingan setiap persyaratan pelanggan bagi responden
dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.25. Tingkat Kepentingan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Mobil Hybrid
Persyaratan Pelanggan Tingkat kepentingan100 – 200 Juta 4Multi Fungsi 4
7 Orang 440 Km – 60 Km per liter BBM 5
Disetiap Dealer ATPM 4Kenyamanan 5
Isi Silinder 1000cc – 1500cc 3
2. Nilai Sasaran Persyaratan Pelanggan
Nilai sasaran ditentukan dengan mengevaluasi penilaian dari
setiap persyaratan pelanggan dan membuat penilaian baru yang
natinya akan mempertahankan produk tidak berubah, memperbaiki
produk atau membuat produk lebih baik dari pesaing. Nilai sasaran
139
menggunakan skala yang sama dengan penilaian kompetitif
pelanggan. Nilai sasaran setiap persyaratan pelanggan dapat dilihat
pada Tabel
Tabel 4.26 Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Pelanggan Mobil Hybrid
Persyaratan Pelanggan Mobil Hybrid
Mobil Konvensional Jenis MPV,
kapasitas mesin 1500cc
Nilai SasaranMobil Hybrid
100 – 200 Juta 2 4 4Multi Fungsi 3 4 4
7 Orang 2 4 440 Km – 60 Km per liter BBM 5 3 5
Disetiap Dealer ATPM 2 5 5Kenyamanan 4 3 4
Isi Silinder 1000cc – 1500cc 4 4 4Keterangan : 1 = Sangat buruk, 2 = Buruk, 3 = Cukup baik, 4 = Baik, 5 = Sangat baik
Teknologi mobil hybrid tidak perlu merubah persyaratan
pelanggan isi silinder 1000cc – 1500cc, yang sama-sama dinilai baik
dengan mobil konvensional jenis MPV, kapasitas mesin 1500cc oleh
responden. Tetapi teknologi mobil hybrid harus mengalami tahap
perbaikan dalam persyaratan pelanggan harga ideal 100 – 200 juta,
kegunaan yang multi fungsi, kapasitas penumpang 7 orang, after
sales service di setiap dealer ATPM agar sama baik dengan mobil
konvensional jenis MPV, kapasitas mesin 1500cc.
Untuk persyaratan pelanggan yang dinilai lebih baik dari
pesaingnya yaitu kenyamanan dan konsumsi bahan bakar 40Km –
60Km per liter BBM, teknologi mobil hybrid tidak merubah
140
persyaratan pelanggan. Untuk mobil hybrid, kenyamanan dinilai
oleh responden baik dan mobil konvensional jenis MPV, kapasitas
mesin 1500cc dinilai cukup baik oleh responden. Sedangkan untuk
konsumsi bahan bakar 40Km – 60Km per liter BBM dinilai sangat
baik dan mobil konvensional jenis MPV, kapasitas mesin 1500cc
dinilai cukup baik oleh responden.
3. Faktor Skala Kenaikan
Faktor skala kenaikan adalah rasio antara nilai sasaran dengan
rating produk yang diberikan dalam penilaian kompetitif pelanggan.
Persyaratan pelanggan yang memiliki faktor skala kenaikan diatas
satu berarti membutuhkan perbaikan. Semakin besar nilainya berarti
semakin besar usaha yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil
perhitungan menurut rumus diatas, faktor skala kenaikan untuk
setiap persyaratan pelanggan dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.27. Faktor Skala Kenaikan Setiap Persyaratan Pelanggan Mobil Hybrid
Persyaratan Pelanggan Faktor Skala Kenaikan100 – 200 Juta 2,0Multi Fungsi 1,37 Orang 2,040 Km – 60 Km per liter BBM 1,0Disetiap Dealer ATPM 2,5Kenyamanan 1,0Isi Silinder 1000cc – 1500cc 1,0
Berdasarkan Tabel, diketahui bahwa mobil hybrid
membutuhkan usaha yang sangat besar dalam hal perbaikan after
141
sales service di setiap dealer ATPM. Persyaratan pelanggan lain
yang juga membutuhkan usaha yang besar untuk perbaikan yaitu
harga ideal 100 – 200 juta, kapasitas penumpang 7 orang. Dan
persayaratan pelanggal yang juga membutuhkan usaha perbaikan
adalah multi fungsi. Sedangkan persyaratan pelanggan konsumsi
bahan bakar 40Km – 60Km per liter BBM, kenyamanan dan isi
silinder 1000cc – 1500cc tidak membutuhkan perbaikan.
4. Poin Penjualan
Poin penjualan memberitahukan seberapa baik suatu
persyaratan pelanggan akan menjual. Tujuan dari poin penjualan
adalah untuk mempromosikan persyaratan pelanggan yang terbaik
dan persyaratan pelanggan yang akan menolong dalam penjualan
produk. Poin penjualan ditentukan dengan mengidentifikasi
persyaratan pelanggan yang akan menolong dalam penjualan produk.
Dalam penelitian ini, poin penjualan adalah sebuah nilai antara 1,0
dan 1,5 yang terdiri dari tiga pilihan:
1,0 = Tidak menolong dalam penjualan produk
1,2 = Cukup menolong dalam penjualan produk
1,5 = Menolong dalam penjualan produk
Poin penjualan setiap persyaratan pelanggan diketahui dari
survei terhadap 40 responden. Hasil survei kemudian dianalisis
menggunakan tabulasi deskriptif berupa tabel frekuensi. Kriteria dari
setiap poin penjualan yang memiliki frekuensi responden terbanyak
142
merupakan poin penjualan dari suatu persyaratan pelanggan. Poin
penjualan dari persyaratan pelanggan kemasan botol plastik dapat
dilihat pada tabel – tabel di bawah ini
Tabel 4.28. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Harga Ideal 100 – 200 Juta
Poin Penjualan Harga Ideal100 – 200 Juta
Jumlah(Orang) Persentase (%)
1,0 (Tidak menolong penjualan) 0 0.001,2 (Cukup menolong penjualan) 8 20.00 1,5 (Menolong dalam penjualan) 32 80.00
Total 40 100.00
Tabel 4.29. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Multi Fungsi
Poin Penjualan Multi Fungsi Jumlah(Orang) Persentase (%)
1,0 (Tidak menolong penjualan) 3 7.501,2 (Cukup menolong penjualan) 9 22.50 1,5 (Menolong dalam penjualan) 28 70.00
Total 40 100.00
Tabel 4.30 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kapasitas Penumpang 7 Orang
Poin Penjualan Kapasitas Penumpang 7 Orang
Jumlah(Orang) Persentase (%)
1,0 (Tidak menolong penjualan) 5 12.501,2 (Cukup menolong penjualan) 26 65.00 1,5 (Menolong dalam penjualan) 9 22.50
Total 40 100.00
Tabel 4.31. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Konsumsi 1 liter BBM 40Km – 60Km
Poin Penjualan Konsumsi 1 liter BBM 40Km – 60Km
Jumlah(Orang) Persentase (%)
1,0 (Tidak menolong penjualan) 0 0.001,2 (Cukup menolong penjualan) 7 17.50 1,5 (Menolong dalam penjualan) 33 82.50
Total 40 100.00
Tabel 4.32. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan di setiap Dealer ATPM
143
Poin Penjualan Di setiap Dealer ATPM
Jumlah(Orang) Persentase (%)
1,0 (Tidak menolong penjualan) 0 0.001,2 (Cukup menolong penjualan) 9 22.50 1,5 (Menolong dalam penjualan) 31 77.50
Total 40 100.00
Tabel 4.33. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kenyamanan
Poin Penjualan Kenyamanan Jumlah (Orang) Persentase (%)1,0 (Tidak menolong penjualan) 2 5.001,2 (Cukup menolong penjualan) 23 57.50 1,5 (Menolong dalam penjualan) 15 37.50
Total 40 100.00
Tabel 4.34. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Isi Silender 1000cc – 1500cc
Poin Penjualan Isi Silinder 1000cc – 1500cc
Jumlah(Orang) Persentase (%)
1,0 (Tidak menolong penjualan) 5 12.501,2 (Cukup menolong penjualan) 19 47.50 1,5 (Menolong dalam penjualan) 16 40.00
Total 40 100.00
Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui poin penjualan dari
setiap persyaratan pelanggan untuk mobil hybrid. Persyaratan
pelanggan yang dinilai cukup menolong dalam penjualan mobil
hybrid yaitu kapasitas penumpang 7 orang, kenyamanan dan isi
silinder 1000cc – 1500cc. Sedangkan persyaratan pelanggan yang
dinilai menolong dalam penjualan yaitu harga ideal 100 – 200 juta,
multi fungsi konsumsi 1 liter BBM 40Km – 60Km, dan after sales
service di setiap dealer ATPM. Poin penjualan setiap persyaratan
pelanggan dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.35. Poin Penjualan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Mobil Hybrid
144
Persyaratan Pelanggan Poin Penjualan100 – 200 Juta 1,5Multi Fungsi 1,57 Orang 1,240 Km – 60 Km per liter BBM 1,5Disetiap Dealer ATPM 1,5Kenyamanan 1,2Isi Silinder 1000cc – 1500cc 1,2
5. Bobot Absolut Persyaratan Pelanggan
Bobot absolut diperoleh dari perkalian antara kepentingan bagi
pelanggan, faktor skala kenaikan dan poin penjualan untuk setiap
persyaratan pelanggan. Setelah menjumlahkan semua bobot absolut,
persentase dan ranking untuk setiap persyaratan pelanggan dapat
ditentukan. Bobot kemudian dapat digunakan sebagai petunjuk untuk
fase perencanaan dari pengembangan produk. Berdasarkan hasil
perhitungan menurut rumus diatas, bobot absolut untuk setiap
persyaratan pelanggan dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.36. Tingkat Kepentingan, Faktor Skala Kenaikan dan Poin Penjualan terhadap Mobil Hybrid
Persyaratan Pelanggan Tingkat kepentingan
Faktor Skala Kenaikan
Poin Penjualan
100 – 200 Juta 4 2,0 1,5Multi Fungsi 4 1,3 1,57 Orang 4 2,0 1,240 Km – 60 Km per liter BBM 5 1,0 1,5Disetiap Dealer ATPM 4 2,5 1,5Kenyamanan 5 1,0 1,2Isi Silinder 1000cc – 1500cc 3 1,0 1,2
Tabel 4.37. Bobot Absolut Setiap Persyaratan Pelanggan terhadap Mobil Hybrid
Persyaratan Pelanggan Bobot Persentase Prioritas
145
Absolut (%) 100 – 200 Juta 12 19.51 2Multi Fungsi 7,8 12.68 47 Orang 9,6 15.61 340 Km – 60 Km per liter BBM 7,5 12.19 5Disetiap Dealer ATPM 15 24.40 1Kenyamanan 6 9,76 6Isi Silinder 1000cc – 1500cc 3,6 5.85 7Total 61,5 100
Berdasarkan Tabel, didapatkan hasil berupa prioritas
persyaratan pelanggan terhadap mobil hybrid. Urutan prioritas
persyaratan pelanggan dimulai dari persyaratan pelanggan yang
memiliki bobot absolut terbesar sampai dengan persyaratan
pelanggan yang memiliki bobot absolut terkecil. Urutan prioritas
persyaratan pelanggan yang harus dipenuhi oleh mobil hybrid dalam
pengembangan produk mobil hybrid yaitu :
1. Di setiap dealer ATPM
2. Harga Ideal 100 – 200 juta
3. Kapasitas penumpang 7 orang
4. Multi fungsi
5. 40Km – 60Km per liter BBM
6. Kenyamanan
7. Isi silinder 1000cc – 1500cc
4.3.7 Pengembangan Prioritas Persyaratan Teknik
Langkah selanjutnya dalam membangun HOQ adalah
mengidentifikasi persyaratan teknik yang paling dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan pelanggan dan membutuhkan perbaikan.
146
Prioritas persyaratan teknik memnbentuk sebuah baris dan berada di
bawah penilaian kompetitif teknik. Prioritas persyaratan teknik
mencakup derajat kesulitan, nilai sasaran, serta bobot absolut dan
relatif.
1. Derajat Kesulitan
Derajat kesulitan membantu mengevaluasi kemampuan untuk
mengimplementasikan perbaikan kualitas. Derajat kesulitan
ditentukan dengan memberikan skala Likert lima tingkat kepada
setiap persyaratan teknik dengan bobot sebagai berikut :
1 = Sangat mudah
2 = Mudah
3 = Cukup sulit
4 = Sulit
5 = Sangat sulit
Berdasarkan survei, diketahui derajat kesulitan untuk
memenuhi setiap persyaratan teknik yang memenuhi persyaratan
pelanggan. Derajat kesulitan setiap persyaratan teknik dapat dilihat
pada Tabel
Tabel 4.38. Derajat Kesulitan Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid
147
2. Nilai Sasaran Persyaratan Teknik
Nilai sasaran persyaratan teknik adalah nilai yang harus
diperoleh untuk menghasilkan persyaratan teknik. Nilai sasaran ini
berada di bawah derajat kesulitan sama seperti nilai sasaran
persyaratan pelanggan, Berdasarkan hasil survei diketahui nilai
sasaran setiap persyaratan teknik dalam pengembangan produk
minuman isotonik. Nilai sasaran setiap persyaratan teknik dapat
dilihat pada Tabel
Tabel 4.39. Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid
Persyaratan Teknik Derajat kesulitanRamah lingkungan 3Menggabungkan dua sumber energi 4Kendaraan dengan Energi Alternatif 4Efisiensi Bahan Bakar 3Emisi Gas Buang Mendekati Nol 2Merubah energi kinetik menjadi energi listrik 4Motor Listrik dengan RPM tinggi 4Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar 4Transmisi e-CVT 4Dapat mengoptimalkan energi 4Peforma input/output dari baterai tinggi 4Akselerasi yang baik 2Bertenaga 3Responsif 2Bersih 3Tidak Berisik 3Tersedia berbagai Varian 4Rencana Kebijakan Pemerintah 3Diirakit di dalam negeri 4Sebagian besar komponen lokal 5
148
1 = Sangat buruk, 2 = Buruk, 3 = Cukup baik, 4 = Baik, 5 = Sangat baik
Persyaratan teknik mobil hybrid yang tidak perlu diubah
antara lain ramah lingkungan, menggabungkan dua sumber energi,
kendaraan dengan energi alternatif, merubah energi kinetik menjadi
energi listrik, motor listrik dengan RPM tinggi, kapasitas motor
bakar yang tidak besar, transmisi e-CVT, dapat mengoptimalkan
energi, peforma dari input/output baterai tinggi, bersih dan tidak
berisik. Tidak perlu diubah karena sudah lebih baik dari mobil
konvensioal jenis MPV kapasitas mesin 1500cc.
Persyaratan teknik mobil hybrid yang sudah lebih baik atau
sama dengan mobil konvensioal jenis MPV kapasitas mesin 1500cc
Persyaratan Teknik Mobil Hybrid
Mobil Konvensioal Jenis MPV
Kapasitas Mesin 1500cc
Nilai Sasaran
Ramah lingkungan 4 2 4Menggabungkan dua sumber energi 4 2 4Kendaraan dengan Energi Alternatif 4 2 4Efisiensi Bahan Bakar 4 3 5Emisi Gas Buang Mendekati Nol 4 2 5Merubah energi kinetik menjadi energi listrik 4 2 4Motor Listrik dengan RPM tinggi 4 2 4Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar 4 4 4Transmisi e-CVT 4 2 4Dapat mengoptimalkan energi 4 2 4Peforma input/output dari baterai tinggi 4 2 4Akselerasi yang baik 3 3 4Bertenaga 2 3 4Responsif 3 3 4Bersih 4 2 4Tidak Berisik 4 2 4Tersedia berbagai Varian 2 4 4Rencana Kebijakan Pemerintah 3 3 4Diirakit di dalam negeri 2 4 4Sebagian besar komponen lokal 2 4 4
149
tetapi perlu diubah agar sesuai dengan permintaan pelanggan yaitu
efisiensi bahan bakar, emisi gas buang mendekati nol, akselerasi
yang baik, responsif, dan rencana kebijakan Pemerintah.
Sedangkan persyaratan teknik mobil hybrid yang dinilai lebih
buruk dari mobil konvensioal jenis MPV kapasitas mesin 1500cc
sehingga perlu diubah agar sama bahkan melebihi mobil konvensioal
jenis MPV kapasitas mesin 1500cc yaitu bertenaga, tersedia
berbagai macam varian, dirakit di dalam negeri dan sebagian besar
komponen lokal.
3. Bobot Absolut Persyaratan Teknik
Bobot absolut persyaratan teknik diperoleh dari hasil perkalian
antara tingkat kepentingan bagi konsumen untuk setiap persyaratan
konsumen dengan nilai simbol pada matrik hubungan antara
persyaratan konsumen dan persyaratan teknik. Kemudian semua
bobot absolut dijumlahkan, dihitung presentasenya untuk masing-
masing persyaratan teknik, lalu ditentukan prioritas yang harus ada
dan atribut-atribut yang diharapkan konsumen. Urutan prioritas
persyaratan teknik dimulai dari persyaratan teknik yang memiliki
bobot absolut terbesar sampai dengan persyaratan teknik yang
memiliki bobot absolut terkecil.
Tabel 4.40. Bobot Absolut Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid
150
Berdasarkan perhitungan bobot absolut persyaratan teknik
mobil hybrid pada Tabel, diketahui urutan prioritas persyaratan
teknik mobil hybrid sebagai berikut:
1. Motor listrik dengan RPM tinggi
2. Tersedia berbagai varian
3. Efisiensi bahan bakar
4. Peforma input/output dari baterai tinggi dengan sebagian besar
komponen lokal
5. Rencana kebijakan Pemerintah
6. Transmisi e-CVT
7. Dapat mengoptimalkan energi
8. Kendaraan dengan energi alternatif
Persyaratan Teknik Bobot Absolut
Persentase (%) Prioritas
Ramah lingkungan 101 5,04 10Menggabungkan dua sumber energi 79 3,94 14Kendaraan dengan Energi Alternatif 103 5,14 8Efisiensi Bahan Bakar 129 6,44 3Emisi Gas Buang Mendekati Nol 85 4,24 13Merubah energi kinetik menjadi energi listrik 69 3,44 15Motor Listrik dengan RPM tinggi 165 8,23 1Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar 102 5,08 9Transmisi e-CVT 111 5,54 6Dapat mengoptimalkan energi 107 5,34 7Peforma input/output dari baterai tinggi 120 5,99 4Akselerasi yang baik 62 3,09 17Bertenaga 86 4,29 12Responsif 62 3,09 17Bersih 96 4,79 11Tidak Berisik 64 3,19 16Tersedia berbagai Varian 130 6,49 2Rencana Kebijakan Pemerintah 117 5,84 5Diirakit di dalam negeri 96 4,79 11Sebagian besar komponen lokal 120 5,99 4Total 2004 100
151
9. Kapasitas motor bakar tidak besar
10. Ramah lingkungan
11. Bersih dengan dirakit di dalam negeri
12. Bertenaga
13. Emisi gas buang mendekati nol
14. Menggabungkan dua sumber energi
15. Merubah energi kinetik menjadi listrik
16. Tidak berisik
17. Akselerasi yang baik dengan responsif
4. Bobot Relatif Persyaratan Teknik
Bobot relatif untuk setiap persyaratan teknik ditentukan
dengan mengalikan nilai simbol pada matriks hubungan antara
persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik dengan bobot absolut
pada prioritas persyaratan pelanggan. Bobot relatif berada pada
barisan paling bawah dari prioritas persyaratan teknik.
Pengembangan mobil hybrid di Indonesia perlu memusatkan
perhatian pada persyaratan teknik mobil hybrid yang memiliki nilai
bobot absolut dan bobot relatif yang lebih tinggi. Sejalan dengan
derajat kesulitan persyaratan teknik, keputusan dapat dibuat dengan
mengembangkan teknologi mobil hybrid yang sudah dikembangkan
oleh beberapa ATPM saat ini agar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat Indonesia. Berdasarkan perhitungan bobot relatif
persyaratan teknik dapat dilihat pada Tabel
152
Tabel 4.41. Bobot Relatif Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid
Berdasarkan perhitungan bobot absolut persyaratan teknik
mobil hybrid pada Tabel, diketahui urutan prioritas persyaratan
teknik mobil hybrid sebagai berikut:
1. Motor listrik dengan RPM tinggi
2. Sebagian besar komponen lokal
3. Tersedia berbagai macam varian
4. Peforma input/output dari baterai tinggi
5. Rencana Kebijakan Pemerintah
6. Transmisi e-CVT
Persyaratan Teknik Bobot Relatif
Persentase (%) Prioritas
Ramah lingkungan 106,5 2,44 18Menggabungkan dua sumber energi 191,7 4,39 12Kendaraan dengan Energi Alternatif 215,7 4,94 10Efisiensi Bahan Bakar 242,1 5,55 7Emisi Gas Buang Mendekati Nol 132,9 3,05 16Merubah energi kinetik menjadi energi listrik 148,5 3,40 15Motor Listrik dengan RPM tinggi 391,5 8,97 1Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar 220,5 5,05 9Transmisi e-CVT 294,3 6,74 6Dapat mengoptimalkan energi 214,5 4,92 11Peforma input/output dari baterai tinggi 314,1 7,2 4Akselerasi yang baik 128,1 2,93 17Bertenaga 174,9 4,01 14Responsif 128,1 2,93 17Bersih 184,5 4,23 13Tidak Berisik 88,5 2,03 19Tersedia berbagai Varian 317,1 7,27 3Rencana Kebijakan Pemerintah 310,5 7,12 5Diirakit di dalam negeri 234 5,36 8Sebagian besar komponen lokal 324 7,43 2Total 4362 100
153
7. Efisiensi bahan bakar
8. Dirakit di dalam negeri
9. Kapasitas motor bakar tidak besar
10. Kendaraan dengan energi alternatif
11. Dapat mengoptimalkan energi
12. Menggabungkan dua sumber energi
13. Bersih
14. Bertenaga
15. Merubah energi kinetik menjadi energi listrik
16. Emisi gas buang mendekati nol
17. Akselerasi yang baik dengan Responsif
18. Ramah lingkungan
19. Tidak berisik
5. Penentuan Arah Pengembangan Persyaratan Teknik
Arah pengembangan atau direct of improvement (DOI) dari
setiap persyaratan teknik penting untuk ditentukan karena informasi
tersebut akan sangat membantu dalam penentuan korelasi antar
persyaratan teknik dalam penentuan target. Terdapat tiga arah
pengembangan yaitu :
1. ↑ simbol ini diberikan pada persyaratan teknik yang akan
meningkatkan kepuasan pelanggan apabila lebih atau singkatnya
ditingkatkan
2. ↓ simbol ini diberikan pada persyaratan teknik yang akan
154
meningkatkan kepuasan pelanggan apabila kurang, atau
singkatnya diturunkan.
3. O simbol ini diberikan pada persyaratan teknik yang akan
meningkatkan kepuasan pelanggan apabila terdapat pada target
(jangkauan nilai) tertentu.
Berdasarkan Kebutuhan mobil hybrid yang sesuai dengan
masyarakat Indonesia (Persyaratan Pelanggan) dapat diarahkan
pengembangan (DOI) untuk masing-masing persyaratan teknik
mobil hybrid.
Persyaratan teknik yang memiliki arah pengembangan
ditingkatkan yaitu : Efisiensi bahan bakar, emisi gas buang
mendekati nol, akselerasi yang baik, bertenaga, responsif, tersedia
berbagai varian, rencana kebijakan Pemerintah, dirakit di dalam
negeri, sebagian besar komponen lokal. Persyaratan teknik tersebut
memerlukan perbaikan karena belum mencapai target mobil hybrid
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Persyaratan teknik yang mempunyai arah perbaikan
diturunkan tidak ada, sedangkan persyaratan teknik yang sudah
mencapai target mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat Indonesia, sehingga tidak diperlukan pengembangan
yaitu : ramah lingkungan, menggabungkan dua sumber energi,
kendaraan dengan energi alternatif, merubah energi kietik menjadi
energi listrik, motor listrik dengan RPM tinggi, kapasitas motor
bakar tidak besar, transmisi e-CVT, dapat mengoptimalkan energi,
155
peforma input/output dari baterai tinggi, bersih, tidak berisik.
Penentuan arah pengembangan persyaratan teknik dapat dilihat pada
Tabel
Tabel 4.42. Arah Pengembangan Persyaratan Teknik
Setelah semua langkah-langkah mengimplementasikan metode QFD
selesai dilakukan, didapatkan matriks HOQ secara lengkap, seperti yang
tertera pada gambar.
Persyaratan Teknik Arah PengembanganRamah lingkungan OMenggabungkan dua sumber energi OKendaraan dengan Energi Alternatif OEfisiensi Bahan Bakar ↑Emisi Gas Buang Mendekati Nol ↑Merubah energi kinetik menjadi energi listrik OMotor Listrik dengan RPM tinggi OKapasitas Motor Bakar Tidak Besar OTransmisi e-CVT ODapat mengoptimalkan energi OPeforma input/output dari baterai tinggi OAkselerasi yang baik ↑Bertenaga ↑Responsif ↑Bersih OTidak Berisik OTersedia berbagai Varian ↑Rencana Kebijakan Pemerintah ↑Diirakit di dalam negeri ↑Sebagian besar komponen lokal ↑
Gam
bar 4
.1.
Mat
riks
Hou
se o
f Qua
lity
(HQ
Q) K
ebut
uhan
Mob
il H
ybrid
di I
ndon
esia
Harg
aFu
ngsi
Kapa
sitas
Pen
umpa
ngPe
nggu
naan
BBM
After
Sale
s Ser
vice
Fitur
Kapa
sitas
Mes
in
100 –
200
Juta
Multi
Fung
si7 O
rang
40Km
-60K
m pe
r liter
BBM
Di
setia
p Dea
ler A
TPM
Keny
aman
anIsi
Silin
der 1
000c
c-150
0cc
Ramah lingkunganMenggabungkan dua sumber energiKendaraan dengan Energi AlternatifEfisiensi Bahan BakarEmisi Gas Buang mendekati NolMerubah Energi Kinetik menjadi Energi ListrikMotor Listrik dengan RPM tinggiKapasitas Motor Bakar tidak besarTransmisi e-CVTDapat mengoptimalkan energiPeforma input/output dari baterai tinggiAkselerasi yang baikBertenagaResponsifBersihTidak berisikTersedia berbagai varianRencana Kebijakan PemerintahDirakit di dalam NegeriSebagian besar komponen lokal
Karak
teris
tikMe
ngur
angi
Polus
iHy
brid
Sine
rgy D
rive
Pefo
rma
Kepu
asan
Meng
emud
i In
frastu
ktur
●●●●●●
●●●●
○○
○∆
∆∆
∆∆
∆∆
∆∆∆∆
∆∆∆
∆∆∆
∆∆
∆∆
∆∆∆
○○○
○ ○ ○ ○○ ○
○○
○○ ○○○
○○○
○○ ○
○ ○ ○ ○
○
○○
○ ○○
○ ○○ ○
○
∆ ●●
● ●●
●●
●●
●●●●●
●●
●●
●●
●●
●●●
●
○●●●○●●
●○
○●●○
○●●
○●●●●○●●●○●●
●●
●●●●
●○
○○
○●
●x●
○●○●○○●
x○○○
xx
●○
○○○○●
x●○○
x○
○○
●●
●○○○
○○
○●
●x○○
○●●
x●
x○
○○○●
x○●○
○○○
xx●○○
○○○○
○○
○○
○○
○○
●○
●●●
●○○○
●●
○xx○x
Pers
yara
tan T
ekni
k
Pers
yara
tan P
elang
gan
Penil
aian K
ompe
titif
Tekn
ikMo
bil H
ybrid
Mobil
Kon
vens
ional,
MPV
, 150
0cc
44
44
44
44
22
23
22
24
44
43
23
44
23
22
22
23
33
22
43
44
Dera
jat K
esuli
tan
Bobo
t Abs
olut
Prior
itas B
obot
Abso
lutBo
bot R
elatif
Prior
itas B
obot
Relat
if
34
43
24
44
44
42
32
33
43
45
1014
83
1315
19
67
417
1217
1116
25
114
1812
107
1615
19
611
417
1417
1319
35
82
44
45
54
44
44
44
44
44
44
44
Nilai
Sas
aran
101
7910
312
985
6916
510
211
110
712
062
8662
9664
130
117
9612
0
Penil
aian
Komp
etitif
Pelan
ggan
Mobil Hybrid
Mobil Konvensional, MPV, 1500cc
24
53
25
44
43
24
34
Tingkat Kepentingan Pelanggan44
44
55
44
45
34
54 Nilai Sasaran Pelanggan
Faktor Skala Kenaikan Persyaratan Pelanggan
2,0 1,3 1,02,0 2,5 1,01,0
Poin Penjualan
Bobot Absolut
Prioritas Persyaratan Pelanggan2 4 53 1 76
1,5 1,5 1,51,2 1,5 1,21,2
12 7,8 7,59,6 15 3,66
○○○
○○○○○○
○○
106,5
191,
721
5,7
242,
113
2,9
148,
539
1,522
0,529
4,321
4,531
4,112
8,1
174,
912
8,1
184,
588
,531
7,131
0,523
432
4
Hubu
ngan
Ant
ara P
ersy
arat
an P
elang
gan
Deng
an P
ersy
arat
an T
eknik
● =
Kuat
(9)
○ =
Mediu
m (3
)∆
= Le
mah (
1)□
= Tid
ak a
da h
ubun
gan
(0)
Hubu
ngan
Ant
ara P
ersy
arat
an T
ekni
k●
= P
ositif
Kua
t (+9
)○
= P
ositif
lema
h (+
3)xx
= Ne
gatif
lema
h (-3
)x
= N
egat
if Kua
t (-9
)□
= Ti
dak a
da h
ubun
gan (
0)
Arah
Pen
gem
bang
an P
ersy
arata
n Te
knik
↑ =
Pers
yarat
an Te
knik
akan
di ti
ngka
tkan
○ =
Pers
yarat
an Te
knik
akan
dipe
rtaha
nkan
↓ =
Pers
yara
tan T
eknik
aka
n dit
urun
kan
156
4.4. Kebutuhan Mobil Hybrid di Indonesia
Dari hasil penelitian dengan menggunakan metodologi Quality
Function Deployment (QFD) tentang teknologi mobil hybrid yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (persyaratan pelanggan), di dapat
157
prioritas persyaratan pelanggan sebagai berikut :
1. After Sales Service di setiap dealer ATPM
2. Harga mobil hybrid idealnya 100 – 200 juta
3. Kapasitas penumpang 7 orang
4. Kegunaan mobil hybrid Multi fungsi
5. Penggunaan BBM 40Km – 60Km per liter BBM
6. Fitur/kelengkapan berupa Kenyamanan
7. kapasitas mesin dengan Isi silinder 1000cc – 1500cc
Berdasarkan prioritas persyaratan pelanggan tehadap mobil hybrid di
Indonesia dapat dianalisa sebagai berikut:
• Masyarakat Indonesia menginginkan mobil hybrid jika tenaga
mekanik dan sparepart-nya mudah di dapat, sperti mobil konvensional
pada umumnya yang after sales service tersedia di setiap dealer ATPM
• Daya beli mayarakat Indonesia untuk kendaraan pribadi pada
umumnya adalah 100 – 200 juta rupiah, oleh karena itu harga mobil
hybrid agar terjangkau oleh daya beli masyarakat Indonesia idealnya
adalah berkisar antara 100 – 200 juta rupiah.
• Kapasitas penumpang untuk mobil hybrid dapat memuat 7 orang
penumpang, dan dapat berfungsi ganda, sebagai mobil keluarga, mobil
untuk beraktifitas/bekerja, dan mobil niaga, hal ini dikarenakan minat
beli masyarakat Indonesia pada mobil jenis ini (minibus/MPV) sangat
besar, terbukti mobil jenis MPV menguasai 41,09 persen pasar di
Indonesia
• Tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar teknologi mobil hybrid
158
yang diinginkan masyarakat Indonesia untuk penggunaan 1 (satu) liter
BBM-nya dapat menempuh jarak 40Km – 60Km, hal ini dikarenakan
harga BBM yang semakin tinggi dan rencana pemerintah untuk
menghapuskan subsidi BBM jenis premium dan solar.
• Kelengkapan kenyamanan pada mobil hybrid kelengkapan
kenyamanan seperti air conditioner (AC), Radio Tape, MP3, Jok (kursi
mobil) yang empuk, merupakan kelengkapan yang sangat dibutuhkan
pada kendaraan roda empat, karena dengan fitur ini tingkat stres akibat
padatnya kondisi lalulintas di kota-kota besar di Indonesia khususnya di
DKI Jakarta pada saat ini akan berkurang.
• Kapasitas mesin untuk mobil hybrid 1000cc – 1500cc dinilai
sebagian besar masyarakat sudah cukup, karena kapasitas mesin 1000cc
– 1500cc dinilai irit dan lincah.
Untuk memenuhi persyaratan pelanggan di atas maka sejalan dengan
derajat kesulitan persyaratan teknik, keputusan dapat dibuat dengan
mengembangkan teknologi mobil hybrid yang sudah dikembangkan oleh
beberapa ATPM saat ini agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia (persyaratan pelanggan). Dari hasil penelitian didapat prioritas
pengembangan persyaratan teknik yang sesuai dengan persyaratan
pelanggan pada tabel berikut:
Tabel 4.43. Prioritas pengembangan teknik yang sesuai dengan persyaratan pelanggan
Persyaratan Teknik Tujuan Terhadap persyaratan Pelanggan
Motor listrik dengan RPM tinggiMenyesuaikan jenis mobil pada persyaratan pelanggan yaitu jenis MPV yang cenderung membawa beban yang lebih berat dibandingkan dengan mobil citycar dan Hatchback
Tersedia berbagai varianMenyesuaikan persyaratan pelanggan yang menginginkan mobil jenis mini MPV sedangkan pada saat ini mobil hybrid yang ada di pasaran lebih banyak di dominasi jenis citycar dan Hatchback,
159
Efisiensi Bahan Bakar Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan penggunaan 1 liter BBM pada mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km.
Peforma input/output dari baterai tinggi Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan penggunaan 1 liter BBM pada mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km.
Sebagian besar komponen lokal Menyesuaikan persyaratn pelanggan Agar ketersediaan suku cadang mobil hybrid mudah di dapat
Rencana Kebijakan Pemerintah Menyesuaikan persyaratan pelanggan agar harga mobil hybrid sesuai dengan daya beli masyarakat indonesia.
Transmisi e-CVT Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan penggunaan 1 liter BBM pada mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km.
Dapat mengoptimalkan energi Agar penggunaan energi listrik maupun energi BBM dapat dioptimalkan sehingga menghasilkan peforma mesin yang baik
Kendaraan dengan Energi Alternatif Upaya untuk menghemat penggunaan BBM pada motor bakar Karena ketersediaannya kian menipis
Kapasitas motor bakar tidak besar Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan isi silinder cukup 1000cc – 1500cc
Ramah lingkungan Upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan yang bersih
Bersih Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan kenyamanan dalam berkendara
Dirakit didalam negeri Menyesuaikan persyaratn pelanggan Agar ketersediaan tenaga mekanik mobil hybrid mudah di dapat
Bertenaga Menyesuaikan jenis mobil pada persyaratan pelanggan yaitu jenis MPV yang cenderung membawa beban yang berat
Emisi gas buang mendekati nol Upaya untuk mengurangi polusi udara akibat emisi gas buang dari kendaraan bermotor
Menggabungkan dua sumber energi Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan penggunaan 1 liter BBM pada mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km.
Merubah energi kinetik menjadi listrik Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan penggunaan 1 liter BBM pada mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km.
Tidak berisik Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan kenyamanan dalam berkendara
Akselerasi yang baik Menyesuaikan jenis mobil pada persyaratan pelanggan yaitu jenis MPV yang cenderung membawa beban yang berat
responsif Menyesuaikan jenis mobil pada persyaratan pelanggan yaitu jenis MPV yang cenderung membawa beban yang berat
Dalam hal ini sebagian besar masyarakat Indonesia tidak terlalu
mementingkan teknologi canggih yang dimiliki sebuah mobil, ketika ingin
membeli mobil, faktor utama sebagian besar masyarakat Indonesia dalam
membeli mobil adalah merek dagang, tingkat efisiensi bahan bakar, mobil
yang nyaman dikendarai dan bisa mendukung aktivitas dalam kegiatan
sehari-hari serta untuk status sosial.
4.5. Mobil Hybrid LIPI
Berdasarkan hasil penelitian jenis mobil hybrid yang sesuai dengan
masyarakat Indonesia menggunakan metodologi Quality Function
Deployment (QFD), dapat dianalisa bahwa mobil hybrid buatan LIPI masih
160
perlu pengembangan lebih lanjut agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia (persyaratan pelanggan), sehingga nantinya dapat diterima di
pasar otomotif dalam negeri. Perbandingan mobil hybrid Lipi dengan
persyaratan pelanggan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.44. Perbandingan mobil hybrid Lipi dengan persyaratan pelanggan
Perbandingan Mobil Hybrid LIPI Persyaratan PelangganHarga 350 Juta Rupiah 100 – 200 Juta RupiahFungsi Citycar Multi FungsiKapasitas Penumpang 5 Orang 7 OrangPenggunaan 1 liter BBM Belum ada data pasti 40Km – 60KmAfter Sales Service Belum tersedia Di setiap dealer ATPMFitur Kenyamanan Tidak ada AC, Radio Tape, MP3Kapasitas Mesin Bensin 160 cc 1000cc – 1500cc
Dari tabel di atas diketahui bahwa harga satu unit mobil hybrid LIPI
sebesar 350 juta rupiah hal ini belum dapat memenuhi persyaratan
pelanggan untuk harga ideal satu unit mobil hybrid sebesar 100 – 200 juta
rupiah
Fungsi dari mobil hybrid buatan LIPI adalah citycar yang berbentuk
hatchback dengan kapasitas penumpang 5 orang, tidak sesuai dengan
persyaratan pelanggan yang menginginkan mobil hybrid dengan fungsi
ganda yang berbentuk mini MPV dengan kapasitas penumpang 7 orang.
Untuk penggunaan satu liter BBM terhadap jarak tempuh pada mobil
hybrid LIPI, peneliti tidak mendapatkan data pasti oleh karena itu peneliti
tidak dapat membandingkan dengan persyaratan pelanggan.
After Sales Service, mobil hybrid LIPI belum memiliki fasilitas
161
bengkel resmi dan tenaga mekanik untuk perawatan serta ketersediaan suku
cadangnya masih terbatas, sedangkan persyaratan pelanggan menginginkan
kemudahan dalam hal tenaga mekanik dan suku cadang untuk perawatan
mobil hybrid.
Mobil hybrid LIPI belum di lengkapi dengan fitur kenyamanan
seperti AC, Radio Tape, MP3, dan ruang kabin terasa sempit, sedangkan
persyaratan pelanggan menginginkan fitur kenyamanan tersebut serta ruang
kabin yang luas.
Kapasitas mesin bensin mobil hybrid LIPI hanya 160 cc, karena
mesin bensin pada mobil hybrid LIPI hanya berfungsi sebagai generator
(hybrid seri), agar jarak tempuh perjalanan bertambah, selain dari mesin
bensin baterai juga dapat di charge sumber listrik (PLN). Motor listrik
merupakan mesin utama pada mobil hybrid LIPI, maka peforma mesin yang
di hasilkan kurang maksimal karena tidak mengoptimalkan dua sumber
enregi motor listrik dan motor bakar. Sedangkan persyaratan pelanggan
menginginkan peforma mesin yang handal dari akselerasi, responsif dan
bertenaga seperti pada mesin mobil konvensional, oleh karena itu diperlukan
kapasitas mesin 1000cc – 1500cc untuk mengoptimalkan dua sumber energi
motor listrik dan motor bakar yang akan bekerja bergantian (hybrid seri-
paralel).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
162
Penyusunan matriks Quality Function Deployment (QFD) yang terdiri
dari house of quality, menghasilkan berbagai persyaratan yang harus
diprioritaskan untuk menghasilkan teknologi mobil hybrid untuk kendaraan
pribadi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Dari hasil
penelitian dan pembahasan kajian mobil hybrid dan kebutuhannya di
Indonesia maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Prioritas persyaratan pelanggan terhadap mobil hybrid di Indonesia
yang di hasilkan matriks Quality Function Deployment (QFD) yaitu
After sales service tersedia di setiap dealer ATPM, harga ideal satu unit
mobil hybrid berkisar antara 100 – 200 juta rupiah, kapasitas penumpang
untuk mobil hybrid dapat memuat 7 orang, fungsi dari mobil hybrid
dapat berfungsi ganda, sebagai mobil keluarga, mobil untuk
beraktifitas/bekerja, dan mobil niaga, penggunaan 1 (satu) liter BBM
mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km, Kelengkapan
kenyamanan pada mobil hybrid seperti air conditioner (AC), Radio
Tape, MP3, Jok (kursi mobil) yang empuk, Kapasitas mesin untuk mobil
hybrid 1000cc – 1500cc.
2. Untuk memenuhi persyaratan pelanggan, maka sejalan dengan
derajat kesulitan persyaratan teknik, keputusan dapat dibuat dengan
mengembangkan teknologi mobil hybrid yang sudah dikembangkan oleh
beberapa ATPM saat ini agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia (persyaratan pelanggan).
3. Mobil hybrid buatan LIPI masih perlu pengembangan lebih lanjut
agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (persyaratan
163
pelanggan), sehingga nantinya dapat diterima di pasar otomotif dalam
negeri
5.2 Saran
1. Pengembangan teknologi mobil hybrid di Indonesia sebaiknya
bekerjasama dengan beberapa pihak ATPM yang sudah memiliki
teknologi mobil hybrid, sehingga tidak memerlukan waktu lama dan
investasi yang besar untuk pengembangannya. Teknologi mobil hybrid
yang sudah dimiliki ATPM dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat Indonesia (persyaratan pelanggan)
2. Kebijakan pemerintah sangat diperlukan agar harga mobil hybrid di
Indonesia sesuai dengan daya beli masyarakat Indonesia.
3. Untuk tahap awal dalam memproduksi mobil hybrid pihak LIPI sebaiknya
tidak 100 persen memproduksinya sendiri, karena selain pengembangan
dari teknologi mobil hybridnya, juga harus disiapkan infrastruktur
penunjang seperti dealer, bengkel resmi, tenaga mekanik, dan ketersediaan
suku cadang, di seluruh kota besar di Indonesia, hal ini membutuhkan
investasi yang sangat besar dan waktu yang lama. Oleh karena itu untuk
jangka pendek sebaiknya pihak LIPI bekerjasama dengan ATPM yang
sudah memiliki teknologi mobil hybrid, karena ATPM sudah memiliki
dealer dan bengkel resmi dihampir semua kota di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1) Curtis d. Anderson and Judy Anderson, Electric and Hybrid Cars A History,
164
Second Edition, McFarland & Company, Inc, 2010
2) Chris Mi, M.Abul Masrur and David Wenzhong Gao, HYBRID ELECTRIC
VEHICLES, Principles and applications With Practical Perspectives, A John
Wiley & Sons, Ltd, 2011
3) Bungin, Penelitian Kualitatif, Prenada Media Group, Jakarta, 2007
4) Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta,
2003.
5) New Weave dan Schuler, Empowerment and the Law, 1986
6) Pendahuluan yang baik untuk SWOT, www.mindtools.com/swot.html Diakses 1
Juni 2012
7) Pendahuluan yang baik untuk SWOT, www.tutor2u.net/business/strategy/
SWOT_analysis.htm Diakses 1 Juni 2012.
8) Technological and Consumer Information on Hybrids and Hybrid Technology,
from the Union of Concerned Scientists. www.hybridcenter.org/, Diakses 1 juni
2012
9) Hybrid Experience Report, Experiences from Driving and Maintaining Hybrids,
www.hybridexperience.ca., Diakses 1 juni 2012
10) Filosofi & Pengembangan, www. toyota.co.id/, Diakses 30 Mei 2012
11) Apa itu Teknologi Hybrid, www. toyota.co.id/, Diakses 30 Mei 2012
12) Jenis-jenis Sistem Hybrid, www. toyota.co.id/, Diakses 30 Mei 2012
13) Keunggulan Teknologi Hybrid, www. toyota.co.id/, Diakses 30 Mei 2012
14) Toyota Persentasikan Mobil Hybrid di depan Presiden, www.
mediaindonesia.com, Diakses 31 Mei 2012
15) Teknologi Hybrid Masih Rumit, poskotanews.com, Diakses 31 Mei 2012
165
16) Teknologi Hybrid, www.gatra.com, Diakses 31 Mei 2012
17) Linda T. Silitonga (10 Mei 2012), MOBIL BARU: Ketika SBY terpikat teknologi
hybrid, www.kabar24.com Diakses 31 Mei 2012.
18) Mengenal Teknologi Hybrid Toyota, www.otomotifnet.com, Diakses
2 Juni 2012
19) Indonesia Belum Akrab Teknologi Hybrid, www.ghiboo.com, Diakses
2 Juni 2012.
20) Kendaraan Hybrid, www.wikipedia.com, Diakses 2 Juni 2012,
21) Mengapa Mobil Hybrid Lebih Baik, www.streetdirectory.com, Diakses
2 Juni 2012
22) Stephanie Maatta, Mengapa Mobil Hybrid Disebut Hybrid, www.ehow.com,
Diakses 2 Juni 2012
23) Laura Williams, MSEd , Negatif Dampak Lingkungan Kendaraan Hybrid,
www.greenliving.lovetoknow.com, Diakses 2 Juni 2012
KUISIONER
Sebelumnya perkenalkan nama saya Achmad Risa Harfit. Kuisioner
penelitian ini dibuat untuk tesis sebagai syarat kelulusan program sarjana tingkat
166
kedua (S2) Program Studi Manajemen Sistem Manufaktur, Universitas
Gunadarma, dengan judul tesis KAJIAN MOBIL HYBRID DAN
KEBUTUHANNYA DI INDONESIA. Dalam penelitian ini saya membutuhkan
tanggapan dari masyarakat mengenai teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat Indonesia
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih
Data Diri Responden :
1. Umur Responden :
a. 25 – 35 tahun b. 36 – 45 tahun c. 46 – 55 tahun d. > 55 tahun
2. Jenis Kelamin Responden :
a. Laki – laki b. Perempuan
3. Pendidikan Terakhir Responden :
a. SMU/Sederajat b. Diploma c. Sarjana d. Pasca Sarjana
4. Pekerjaan Responden :
a. PNS b. Pegawai Swasta c. Wiraswasta d. Lainnya
5. Tipe Mobil pribadi yang Responden miliki :
a. Sedan b. SUV c. MPV d. Pickup e. Lainnya
Jika lainnya sebutkan tipenya : ........................
6. Kapasitas Mesin mobil responden :
a. < 1000cc b. 1000 – 1500 cc c. 1500 – 2000cc d > 2000cc
7. Alasan memilih tipe mobil dan kapasitas mesin mobil tersebut karena :
...................................................................................................................
LEMBAR KUISIONER
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih
167
SS : Sangat Setuju, S : Setuju, TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pertanyaan mengenai teknologi mobil hybrid SS S TS STS1. menggabungkan dua sumber energi 2. ramah lingkungan3. kendaraan dengan energi alternatif4. Efisiensi dalam penggunaan bahan bakar5. Emisi gas buang mendekati nol6. Merubah energi kinetik menjadi listrik7. Motor listrik dengan RPM tinggi8. Kapasitas motor bakar tidak besar
9. Transmisi e-CVT (continuously variable transmission elektronik)
10. Dapat mengoptimalkan energi11. Peforma input/output dari Baterai tinggi12. Akselerasi yang baik13. Bertenaga14. Responsif15. Bersih16. Tidak berisik17. Tersedia berbagai varian18. Rencana Kebijakan Pemerintah19. Dirakit di dalam negeri20. Sebagian besar komponen lokal
21. Harga ideal untuk satu unit mobil pribadi berteknologi hybrid :
a. 100 – 200 juta b. 200 – 300 juta c. 300 – 400 juta d. > 400 juta
22. Fungsi / kegunaan yang diinginkan dari mobil hybrid sebagai
a. multifungsi b. Mobil Keluarga
c. Mobil untuk bekerja d. Mobil niaga
23. Kapasitas penumpang yang bisa terangkut oleh mobil hybrid :
a. 2 Orang b. 5 Orang c. 7 Orang d. > 7 Orang
24. Penggunaan 1 liter BBM mobil hybrid yang diinginkan dapat menempuh jarak :
168
a. < 20 Km b. 20 – 40 Km c. 40 – 60 Km d. > 60 Km
25. After Sales Service untuk mobil hybrid :
a. Di Ibu kota Propinsi b. Di Setiap Kabupaten
c. Di Kota – kota besar saja d. Di Setiap Dealer ATPM
26. Fitur/kelengkapan yang paling utama untuk mobil hybrid :
a. Kenyamanan (AC, Radio Tape, TV, MP3, DVD, dll)
b. Keamanan (Airbag, ABS, Saftybelt, dll)
c. Aksesoris Eksterior
d. Tidak mementingkan kelengkapan
27. Kapasitas Mesin yang untuk mobil hybrid :
a. 1000 – 1500cc b. 1500 – 2000cc c. > 2000cc