KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan...

163
LAPORAN AKHIR KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN PRODUK EKSPOR JAKARTA 2011

Transcript of KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan...

Page 1: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

LAPORAN AKHIR

KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

DIVERSIFIKASI PASAR DAN PRODUK EKSPOR

JAKARTA – 2011

Page 2: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

DITERBITKAN OLEH: PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Page 3: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

Kementerian Perdagangan

Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Pusat Telp/Fax. (021) 3860371 www.kemendag.go.id

Page 4: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

TIM KAJIAN

Tarman

Dewi Kartikawati

Hari Widodo

Umar Fakhrudin

Naufa Muna

Bambang S. W.

Page 5: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN
Page 6: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN PRODUK EKSPOR

Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, perdagangan

internasional khususnya ekspor merupakan faktor penting dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia sekitar 30% berasal dari ekspor (BEI, 2008).

Ekspor juga membuat perekonomian dalam negeri semakin bergairah, karena akan menarik

banyak investasi, penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan sumber daya alam lokal. Semakin

banyak produk yang diekspor, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri

Perkembangan perekonomian dunia sejak memasuki abad ke 21 semakin membuka hubungan

perdagangan antar negara, yang ditandai dengan semakin tingginya aliran barang dan jasa antar

Negara, meskipun terjadi krisis global pada akhir 2008.

Keterbukaan pasar bisa menjadi ancaman besar bagi ekonomi Indonesia bila pemerintah dan

rakyat Indonesia tidak mempersiapkannya dengan baik. Disamping menjadi ancaman,

keterbukaan pasar juga bisa memberikan peluang yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan

kinerja perdagangan dengan meningkatkan ekspor ke negara-negara potensial terutama di

kawasan Afrika dan Asia.

Selama kurun waktu 2005 sampai 2009, negara-negara tujuan ekspor non migas Indonesia

cenderung tidak berubah, yaitu didominasi oleh Jepang, Amerika, Singapura, dan Cina. Pada

tahun 2009, ekspor ke lima negara utama (CR5), yaitu Amerika, Jepang, Singapura, Cina dan

Malaysia mencapai 47% dari total ekspor Indonesia.

Ketergantungan yang tinggi terhadap pasar tertentu, sangat beresiko bagi aktivitas ekspor,

terutama jika terjadi goncangan ekonomi dunia. Sebagai contoh, perlambatan ekonomi yang

terjadi pada tahun 2008, menyebabkan penurunan permintaan ekspor impor, terutama dari 5

negara pengekspor tujuan ekspor utama (Amerika, Jepang, China, dan Malaysia). Nilai ekspor

ke 5 pasar utama menurun dari 50,7% di tahun 2004 menjadi 48,0% di 2009 (BPS, 2010).

Disamping ketergantungan yang tinggi terhadap negara tertentu, produk yang diekspor juga

masih terkonsentrasi pada beberapa jenis komoditas. Bila terjadi penurunan permintaan (dari sisi

deman) terhadap komoditas tersebut, atau terjadi penurunan produksi (dari sisi suplai), misalnya

akibat fenomena alam, maka akan terjadi penurunan penerimaan ekspor yang sangat signifikan.

Page 7: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

ii

Oleh karena itu untuk mempertahankan performa ekspor, perlu dilakukan diversifikasi pasar dan

diversifikasi produk ekspor melalui perluasan pasar dan komoditas ekspor. Keberhasilan

melakukan diversifikasi produk dan pasar ekspor, antara lain ditentukan oleh tingkat daya saing

dan pertumbuhan pasar di negara tujuan. Seberapa kuat daya saing produk Indonesia

dibandingkan dengan produk yang sejenis dari negara lain di pasar Asia dan Afrika. Penetapan

pasar mana yang mempunyai pertumbuhan yang tinggi dapat dijadikan acuan dalam melakukan

diversifikasi pasar dan produk ekspor

Dalam hal ini pasar yang dikaji adalah: (i) Negara-negara di kawasan Asia dan Afrika; (ii)

Negara-negara selain CR 5 dan ASEAN; (iii) Negara yang bukan negara mitra FTA dan PTA

Indonesia, serta; (iv) Negara yang belum mempunyai rencana Joint Study dengan Indonesia.

Adapun jenis komoditinya antara lain: (i) hasil perkebunan dan produk olahannya; (ii) hasil

perikanan dan produk olahannya; (iii) produk makanan/minuman olahan ; dan (iv) kulit dan

produk kulit.

Hasil Analisis TPI (trade performance index) dalam menentukan negara potensial untuk

diversifikasi pasar ekspor dan kelompok komoditas, diperoleh bahwa pasar potensial di kawasan

Afrika adalah Nigeria, Afrika Selatan, Aljazair, Mauritius dan Maroko; dengan empat kelompok

komoditas unggulan yaitu perkebunan dan produk olahannya, perikanan dan produk olahannya,

makanan dan minuman olahan serta Kulit dan Produk Kulit.

Untuk pasar di kawasan Asia adalah Saudi Arabia, Taiwan, Jordan, Oman dan Sri Lanka; dengan

tiga kelompok komoditas unggulan yaitu perkebunan dan produk olahannya, perikanan dan

produk olahannya, serta makanan dan minuman olahan.

Adapapun produk potensial untuk diversifikasi ekspor untuk pasar Afrika yaitu: olahan dari

tepung, coklat olahan, tembakau, ikan segar dan beku serta produk berbagai makanan olahan.

Untuk pasar Asia, produk potensialnya adalah coklat olahan, ikan segar dan beku, berbagai

makanan olahan, ikan olahan serta produk minuman.

Analisis lebih lanjut dengan EPD (export product dynamic) menunjukkan kinerja perdagangan

Indonesia baik dari sisi pasar maupn produknya tidak seluruhnya memiliki performa yang baik:

Page 8: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

iii

• Di Maroko dan Srilanka semua produk berstatus falling star (pertumbuhan pasar

relatif rendah namun pertumbuhan ekspor dari Indonesia relatif tinggi) dan retreat

(pertumbuhan pasar relatif rendah yang diikuti oleh pertumbuhan ekspor dari

Indonesia yang juga relatif rendah), kecuali untuk produk minuman yang statusnya

loss opportunity (pertumbuhan permintaan relatif tinggi namun pertumbuhan ekspor

dari Indonesia masih rendah) di Maroko

• Di pasar Afrika Selatan, Aljazair, Mauritius, Nigeria, Arab Saudi dan Oman serta

Yordania, seluruh produk berstatus rising star (pertumbuhan permintaan tinggi

diimbangi dengan pertumbuhan ekspor dari Indonesia yang juga tinggi)

• Dua produk dominan berstatus loss opportunity. Kedua komoditi tersebut adalah

Tembakau (di pasar Aljazair, Mauritius, Arab Saudi dan Oman serta Yordania) serta

minuman (di pasar Aljazair, dan Oman)

• Di Pasar Arab Saudi disamping tembakau, produk lainnya yang berstatus lost

opportunity adalah makanan olahan dan olahan dari tepung.

Oleh karena itu, dalam mendiversifikasikan pasar tujuan ekspor fokus utama sebaiknya ditujukan

kepada negara mitra dagang berstatus rising star (Afrika Selatan, Aljazair, Mauritius, Arab Saudi

dan Oman) dan loss opportunity (Aljazair, Mauritius, Arab Saudi, Oman dan Yordan untuk

produk tembakau; dan di pasar Aljazair, Maroko, dan Oman untuk produk minuman) disamping

perlunya pengenalan budaya di negara tujuan diversifikasi pasar, terkait dengan konsumsi

produk ekspor.

Produk yang memiliki peningkatan daya saing pada periode 2007-2010 berdasarkan analisis

CMSA (constant market share analysis) adalah: produk coklat olahan di Nigeria dan Srilanka;

produk ikan segar dan beku di Mauritius, Nigeria, Arab Saudi, Oman dan Jordan; Produk olahan

dari tepung dan tembakau di pasar yang sama yaitu Maroko, Nigeria, dan Srilanka; Produk

Minuman di pasar Afrika Selatan dan Jordania; produk ikan olahan di Afrika Selatan, Aljazair,

Arab Saudi, Aljazair, Oman dan Jordan.

Dari hasil analisis, beberapa hambatan ekspor meliputi: kesulitan memperoleh bahan baku atau

bahan baku masih relatif mahal; harga tidak kompetitif akibat mahalnya biaya tenaga kerja,

bahan bakar dan listrik, infrastruktur yang masih kurang memadai; pungutan liar; tarif bea masuk

di negara tujuan; tarif impor bahan baku masih relatif tinggi fluktuasi harga di pasar dunia;

Page 9: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

iv

keterbatasan dalam pemanfaatan dan penguasaan teknologi; prosedur di bea cukai terlalu rumit,

kurangnya promosi, serta fluktuasi nilai tukar.

Untuk mengatasi hambatan tesebut perlu adanya kerjasama bilateral dengan negara-negara

potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan lainnya untuk lebih

mempermudah akses masuk produk-produk ekspor prioritas. Selain itu perlu juga untuk

menurunkan tarif impor bahan baku khususnya untuk produk makanan olahan. Penyelenggaraan

promosi dan pameran yang intensif di negara-negara potensial juga diperlukan untuk

memperkenalkan produk-produk prioritas ekspor serta pengenalan budaya negara tujuan terkait

dengan konsumsi produk tersebut.

Selain itu, kebijakan stabilitas nilai tukar juga menjadi penting karena peningkatan nilai tukar

meskipun dapat meningkatkan nilai ekspor di beberapa produk, namun nilai ekspor produk

lainnya turun, atau sebaliknya. Selain itu, peningkatan daya saing produk melalui kerjasama

lintas kementrian yang terkait dengan energi, infrastruktur, ketenagakerjaan, industri dan

pertanian.

Page 10: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

v

KATA PENGANTAR

Kajian ini merupakan kajian jangka panjang yang telah menjadi salah satu kegiatan

pada Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan. Fokus kajian ini

adalah mengkaji peluang dan kebijakan diversifikasi produk ekspor dan diversifikasi pasar

tujuan ekspor Indonesia. Selama kurun waktu 2005 sampai 2009, negara-negara tujuan

ekspor non migas Indonesia cenderung tidak berubah, yaitu didominasi oleh Jepang,

Amerika, Singapura, Cina. Ketergantungan yang tinggi terhadap pasar tertentu, sangat

beresiko bagi aktivitas ekspor, terutama jika terjadi goncangan ekonomi dunia. Sebagai

contoh, perlambatan ekonomi yang terjadi pada tahun 2008, menyebabkan penurunan

permintaan impor, terutama dari 5 negara tujuan ekspor utama (Amerika, Jepang, China,

dan Malaysia). Disamping ketergantungan yang tinggi terhadap negara tertentu, produk

yang diekspor juga masih terkonsentrasi pada beberapa jenis komoditas. Bila terjadi

penurunan permintaan (dari sisi deman) terhadap komoditas tersebut, atau terjadi

penurunan produksi (dari sisi suplai), misalnya akibat fenomena alam, maka akan terjadi

penurunan penerimaan ekspor yang sangat signifikan.

Atas dasar hal tersebut, Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, Badan

Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan merasa perlu melakukan kajian

Analisis Kebijakan Diversifikasi Pasar dan Produk ekspor. Hasil kajian ini diharapkan

dapat mempertahankan performa ekspor Indonesia, melalui perluasan pasar dan komoditas

ekspor.

Namun, Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan dari semua pihak untuk tahap pengembangan

dan penyempurnaan kajian ini di masa akan datang. Besar harapan penulis bahwa

informasi sekecil apapun yang terdapat dalam kajian ini dapat memberikan manfaat dan

menambah wawasan bagi para pembaca.

Jakarta, Februari 2012

Tim Kajian

Page 11: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

vi

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Tujuan Kajian ......................................................................................... 4

1.4 Keluaran Kajian ...................................................................................... 5

1.5 Ruang Lingkup ....................................................................................... 5

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7

2.1. Teori Perdagangan Internasional ........................................................... 7

2.2. Teori Revalead Comparatif Advantage (RCA) .................................... 11

2.3. Teori Perdagangan Intra Industri ......................................................... 12

2.4. Model Gravitasi (Gravity Model) ........................................................ 14

2.5. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 15

III. METODOLOGI KAJIAN ........................................................................ 17

3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 17

3.2. Jenis dan Sumber data .......................................................................... 18

3.3. Metode Analisis ................................................................................... 19

Page 12: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

vii

IV. GAMBARAN UMUM EKSPOR NON MIGAS

KE KAWASAN ASIA DAN AFRIKA .................................................... 28

4.1. Kinerja Ekspor Ke Kawasan Asia dan Afrika ..................................... 28

4.2. Hambatan Ekspor Ke Kawasan Asia dan Afrika ................................. 35

V. POTENSI PASAR DAN PRODUK EKSPOR DI KAWASAN

ASIA DAN AFRIKA ............................................................................... 184

5.1. Pasar dan Produk Pertanian .................................................................. 41

5.2. Perkembangan Daya Saing Produk Potensial di Pasar Potensial ......... 57

5.3. Analisis Export Product Dynamics (EPD) ........................................... 64

5.4. Kajian Empiris Diversifikasi Pasar di Kawasan Asia dan Afrika ........ 71

VI. STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

DIVERSIFIKASI PASAR DAN PRODUK ............................................ 96

6.1. Model Ekspor Komoditas Unggulan .................................................... 96

6.2. Strategi dan Kebijakan Pengembangan Diversifikasi Pasar dan

Produk................................................................................................... 99

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 103

7.1. Model Ekspor Komoditas Unggulan .................................................. 103

7.2. Saran dan Rekomendasi ..................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 107

LAMPIRAN …………………………………………… .. ………………. 110

Page 13: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Ekspor Nonmigas Indonesia dengan Beberapa Negara ................................... 2

2. Klasifikasi dari nilai IIT (Austria, 2004) ....................................................... 14

3. Matriks Posisi Daya Saing ............................................................................. 21

4. Metode Analisis, Data dan Sumber Data ....................................................... 27

5. Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia ke Negara Asia .................................. 29

6. Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia ke Negara-negara Afrika ................... 31

7. Proyeks Komposisi Pangsa Ekspor ke Kawasan Afrika ................................ 32

8. Perkembangan Nilai Ekspor ke Kawasan Afrika .......................................... 33

9. Komposisi Pangsa Ekspor ke Kawasan Asia ................................................ 34

10. Perkembangan Nilai Ekspor ke Kawasan Asia ............................................. 35

11. Indek Nilai Impor Produk dari Dunia Tahun 2009 di Pasar Asia ................. 42

12. Indek Pertumbuhan Impor dari Dunia tahun 2004-2009 di Pasar Asia ......... 43

13. Indek Nilai Impor dari Indonesia tahun 2009 di Pasar Asia .......................... 44

14. Indek Pertumbuhan Impor dari Indonesia tahun 2004-2009 di Pasar Asia ... 45

15. Indek Tarif Impor Rata-rata per Kelompok Komoditas di Pasar Asia .......... 45

16. Sepuluh Besar Pasar dan Kelompok Komoditas Terpilih Pasar Asia ........... 46

17. Lima Besar Pasar Komoditas Terpilih tahun 2010 Pasar Asia ...................... 47

18. Komoditas Ekspor ke Pasar Potensial 2009-2010 ......................................... 48

19. Komoditas Potensial di Pasar Potensial Asia ................................................ 49

20. Indek Nilai Impor dari Dunia tahun 2009, Pasar Afrika ............................... 50

21. Indek Pertumbuhan Impor dari Dunia tahun 2004-2009 Pasar Afrika .......... 51

22. Indek Nilai Impor dari Indonesia tahun 2009 Pasar Afrika ........................... 51

Page 14: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

ix

23. Indek Pertumbuhan Impor dari Indonesia tahun 2004-2009 Pasar Afrika .... 52

24. Indek Tarif Impor Rata-rata Per Kelompok Komoditas Pasar Afrika ........... 53

25. Sepuluh Besar Pasar dan Kelompok Komoditas Terpilih Pasar Afrika ........ 54

26. Lima Besar Pasar Komoditas Terpilih tahun 2010 Pasar Afrika ................... 55

27. Komoditas Ekspor ke Pasar Potensial Afrika 2009-2010 ............................. 56

28. Komoditas potensial di pasar potensial Afrika .............................................. 56

29. CMSA Komoditi Coklat Olahan ................................................................... 58

30. CMSA Komoditi Ikan Segar dan Beku ......................................................... 59

31. CMSA Komoditi Berbagai Makanan Olahan ................................................ 60

32. CMSA Komoditi Tembakau .......................................................................... 61

33. CMSA Komoditi Olahan dari Tepung........................................................... 62

34. CMSA Komoditi Minuman ........................................................................... 63

35. CMSA Komoditi Ikan Olahan ....................................................................... 64

36. Analisis EPD Komoditi Potensial Di Pasar Potensial Tahun 2007-2010 ...... 65

37. Responden di Negara Kajian ......................................................................... 71

38. Status Responden Peserta FGD ..................................................................... 72

39. Responden FGD berstatus pengusaha dan berpengalaman ekspor ............... 81

40. Impor UEA Ikan Segar dan Beku dari Lima Pemasok Utama ...................... 86

41. Impor UEA Makanan Olahan dari Lima Pemasok Utama ............................ 87

42. Variabel penduga ekspor komoditas prioritas di Pasar Asia ......................... 98

43. Variabel Penduga Ekspor Komoditas Prioritas di Pasar Afrika .................... 99

44. Variabel Penduga Ekspor Komoditas Prioritas di Pasar Asia dan Afrika ..... 99

Page 15: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Rata-rata Pangsa Ekspor Negara Tujuan Utama ............................................... 3

2. Kurva Perdagangan Internasional ..................................................................... 8

3. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 17

4. Pengujian Pemilihan Model Dalam Pengolahan Data Panel .......................... 25

5. Perkembangan Ekspor Non Migas Indonesia ke Asia dan Afrika .................. 28

6. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Indonesia ke Afrika Selatan .......... 67

7. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Indonesia ke Aljazair ..................... 68

8. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Indonesia ke Oman ........................ 69

9. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Indonesia ke Mauritius .................. 70

10. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Indonesia ke Arab Saudi .............. 70

11. Trend Peningkatan Impor Negara UEA ......................................................... 85

12. Kinerja Ekspor Indonesia ke Afrika Selatan .................................................. 91

Page 16: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. CMSA Efek Perdagangan Dunia .................................................................. 110

2. CMSA Efek Daya Saing ............................................................................... 111

3. Hasil Analisis EPD 2007-2010 ..................................................................... 112

4. Tahapan dan hasil olahan model gravity penduga nilai ekspor komoditas

unggulan Pengujian Pemilihan Model Dalam Pengolahan Data Panel ........ 113

5. Tahapan dan hasil olahan model gravity penduga nilai ekspor komoditas

unggulan Perkembangan Ekspor Non Migas Indonesia ke Asia dan Afrika 130

Page 17: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

perdagangan internasional khususnya ekspor merupakan faktor penting dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia

sekitar 30% berasal dari ekspor . Ekspor juga membuat perekonomian dalam

negeri semakin bergairah, karena akan menarik banyak investasi, penyerapan

tenaga kerja, dan pemanfaatan sumber daya alam lokal. Semakin banyak produk

yang diekspor, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

Perkembangan perekonomian dunia sejak memasuki abad ke 21 semakin

membuka hubungan perdagangan antar negara, yang ditandai dengan semakin

tingginya aliran barang dan jasa antar Negara, meskipun terjadi krisis global pada

akhir 2008. Menurut rilis yang dikeluarkan World Trade Organization(WTO)

pada awal Maret 2010, disebutkan bahwa masing – masing pertumbuhan ekspor

barang dan jasa dunia selama 2005-2010 adalah 4% pertahun dan 7% pertahun,

mencapai US$ 12.147 miliar untuk ekspor barang dan US$ 3.310 miliar untuk

jasa pada tahun 2010. Sementara impor barang tumbuh 4% per tahun mencapai

US$ 12.385 miliar dan impor jasa tumbuh 7% per tahun mencapai US$ 3.115

miliar.

Keterbukaan pasar bisa menjadi ancaman besar bagi ekonomi Indonesia

bila pemerintah dan rakyat Indonesia tidak mempersiapkannya dengan baik.

Seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1. nilai ekspor Indonesia dengan beberapa

negara mitra semakin meningkat, namun nilai impor meningkat lebih tingi.

Selama kurun waktu 2005-2009 ekspor Indonesia meningkat 46,76 persen,

sementara impor meningkat 93,45 persen. Akibatnya neraca perdagangan

mengalami penurunan -24,98 persen.

Page 18: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

2

Tabel 1. Ekspor Nonmigas Indonesia ke 12 Negara Utama

Negara Uraian

Nilai (juta USD) Pertumbuh

an

(%) 2005 2009

SINGAPURA Ekspor 7.068,60 7.947,60 12,44

Impor 2.936,90 9.236,60 214,50

MALAYSIA Ekspor 3.309,00 5.636,40 70,34

Impor 1.385,10 3.184,20 129,89

REP.RAKYAT

CINA

Ekspor 3.959,80 8.920,10 125,27

Impor 4.551,30 13.491,40 196,43

AUSTRALIA Ekspor 1.126,00 1.711,60 52,01

Impor 2.246,40 3.374,10 50,20

JEPANG Ekspor 9.561,80 11.979,00 25,28

Impor 6.892,40 9.810,50 42,34

TAIWAN Ekspor 1.785,90 2.875,50 61,01

Impor 1.208,60 2.008,30 66,17

KOREA

SELATAN Ekspor 2.595,40 5.174,30 99,36

Impor 1.685,00 3.807,80 125,98

AMERIKA Ekspor 9.507,90 10.470,10 10,12

SERIKAT Impor 3.810,60 7.037,60 84,68

INGGRIS Ekspor 1.291,50 1.431,50 10,84

Impor 645,00 844,00 30,85

PERANCIS Ekspor 624,00 870,20 39,46

Impor 703,90 1.622,80 130,54

THAILAND Ekspor 1.917,50 2.598,40 35,51

Impor 3.082,00 4.570,80 48,31

NON MIGAS

Ekspor 66.428,40 97.491,70 46,76

Impor 40.243,20 77.848,50 93,45

Net Ekspor 26.185,20 19.643,20 -24,98

Sumber: BPS, diolah.

Page 19: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

3

Disamping menjadi ancaman, keterbukaan pasar juga bisa memberikan

peluang yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kinerja perdagangan

dengan meningkatkan ekspor ke negara-negara potensial terutama di kawasan

Afrika dan Asia.

Selama kurun waktu 2005 sampai 2009, negara-negara tujuan ekspor non

migas Indonesia cenderung tidak berubah, yaitu didominasi oleh Jepang,

Amerika, Singapura, Cina dengan pangsa seperti pada Gambar 1.1. Pada tahun

2009, ekspor ke lima negara utama (Amerika, Jepang, Singapura, Cina dan

Malaysia), mencapai 47% dari total ekspor Indonesia.

Jepang22%

Amerika Serikat

13%

Singapura9%

Korea Selatan

7%

Cina6%

Malaysia4%

Taiwan3%

Australia3%

Belanda3%

Hongkong2%

Lainnya28%

Tahun 2000-2005

Jepang20%

Amerika Serikat

10%

Singapura9%

Cina9%

Korea Selatan

7%

Malaysia5%

India5%

Thailand3%

Taiwan2%

Belanda2%

Lainnya28%

Tahun 2005-2009

Gambar 1. Rata-rata Pangsa Ekspor Negara Tujuan Utama

Sumber: BPS, diolah.

Ketergantungan yang tinggi terhadap pasar tertentu, sangat beresiko bagi

aktivitas ekspor, terutama jika terjadi goncangan ekonomi dunia. Sebagai contoh,

perlambatan ekonomi yang terjadi pada tahun 2008, menyebabkan penurunan

permintaan impor, terutama dari 5 negara tujuan ekspor utama (Amerika, Jepang,

China, dan Malaysia). Nilai ekspor ke 5 pasar utama menurun dari 50,7% di

tahun 2004 menjadi 48,0% di 2009 (BPS, 2010).

Disamping ketergantungan yang tinggi terhadap negara tertentu, produk

yang diekspor juga masih terkonsentrasi pada beberapa jenis komoditas. Bila

terjadi penurunan permintaan (dari sisi deman) terhadap komoditas tersebut, atau

terjadi penurunan produksi (dari sisi suplai), misalnya akibat fenomena alam,

maka akan terjadi penurunan penerimaan ekspor yang sangat signifikan.

Sebagian besar produk ekspor Indonesia juga merupakan produk setengah

jadi yang sebenarnya masih bisa diolah lebih lanjut di dalam negeri. Sebagai

Page 20: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

4

contoh CPO (crude palm oil), sebelum diekspor masih bisa diolah lebih lanjut

menjadi produk turunan lainnya, seperti minyak goreng, bahan baku kosmetik dan

obat – obatan. Pengolahan lanjutan yang dilakukan di dalam negeri akan

meningkatkan nilai tambah, menyerap tenaga kerja dan meningkatkan penerimaan

pajak pemerintah.

Oleh karena itu untuk mempertahankan performa ekspor, perlu dilakukan

diversifikasi pasar dan diversifikasi produk ekspor melalui perluasan pasar dan

komoditas ekspor. Keberhasilan melakukan diversifikasi produk dan pasar

ekspor, antara lain ditentukan oleh tingkat daya saing dan pertumbuhan pasar di

negara tujuan. Seberapa kuat daya saing produk Indonesia dibandingkan dengan

negara lain serta pasar mana yang mempunyai pertumbuhan yang tinggi di

kawasan Asia dan Afrika, dapat dijadikan acuan dalam melakukan diversifikasi

pasar dan produk ekspor.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan pada pengembangan pasar dan produk ekspor dirumuskan

sebagai berikut:

1. Negara mana saja di kawasan Asia dan Afrika yang berpotensi sebagai pasar

tujuan ekspor

2. Produk apa saja yang potensial untuk diekspor (non migas) di negara-negara

terpilih pada point 1

3. Permasalahan apa saja yang menghambat penetrasi pasar ekspor ke negara

terpilih (poin 1) untuk produk potensial (poin 2)

4. Bagaimana strategi untuk penetrasi ekspor ke negara terpilih untuk produk-

produk potensial.

1.3. Tujuan Kajian

Berdasarkan permasalahan di atas, pertanyaan yang perlu mendapatkan

jawaban dari kajian ini adalah :

1. Mengidentifikasi pasar ekspor non migas di kawasan Asia dan Afrika

Page 21: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

5

2. Mengidentifikasi produk potensial ekspor non migas di kawasan Asia dan

Afrika

3. Menganalisis permasalahan dalam pengembangan pasar dan produk

potensial ekspor non migas di kawasan Asia dan Afrika

4. Menyusun strategi dan rekomendasi kebijakan pengembangan pasar dan

produk ekspor non migas di kawasan Asia dan Afrika

1.4. Keluaran Kajian

Berdasarkan tujuan kajian, maka keluaran dari kajian ini adalah laporan

tentang bahan rekomendasi bagi tersusunnya strategi dan rekomendasi kebijakan

pengembangan pasar dan produk ekspor non migas di kawasan Asia dan Afrika.

1.5. Ruang Lingkup

1. Pasar yang dikaji:

• Negara-negara di kawasan Asia dan Afrika

• Negara-negara selain CR 5, ASEAN

• Negara yang bukan negara mitra FTA dan PTA Indonesia

• Negara yang belum mempunyai rencana Joint Study dengan Indonesia

2. Komoditi yang Dikaji:

• hasil perkebunan dan produk olahan

• hasil perikanan dan produk olahannya

• produk makanan/minuman olahan

• produk dari kulit

1.6. Sistematika Penulisan

Laporan kajian ini terdiri dari 7 (tujuh) bab sebagai berikut :

BAB I : Mendeskripsikan latar belakang, tujuan, ruang lingkup kajian

yang dilakukan dan output.

BAB II : Menjelaskan tinjauan literatur yang digunakan sebagai referensi

dalam kajian yang terdiri dari teori dan kajian terdahulu.

Page 22: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

6

BAB III : Menjelaskan metodologi yang digunakan dalam kajian ini

meliputi metode pengambilan data dan alat analisis yang

digunakan.

BAB IV : Gambaran umum ekspor ke kawasan Asia dan Afrika

BAB V : Potensi pasar dan produk ekspor di Kawasan Asia dan Afrika

BAB VI : Strategi dan Kebijakan Pengembangan diversifikasi pasar dan

produk ekspor

BAB VII

: Kesimpulan dan saran

Page 23: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan merupakan suatu proses pertukaran barang dan jasa yang

dilakukan atas dasar suka sama suka, untuk memperoleh barang yang dibutuhkan.

Dalam masa globalisasi, perdagangan tidak hanya dilakukan dalam satu negara

saja. Bahkan dunia sudah memasuki perdagangan bebas. Hampir tidak ada satu

negarapun yang tidak melakukan hubungan dengan negara lain (Dumairy, 1997).

Dalam perdagangan domestik para pelaku ekonomi bertujuan untuk

memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Demikian

halnya dengan perdagangan internasional. Setiap negara yang melakukan

perdagangan bertujuan mencari keuntungan dari perdagangan tersebut. Selain

motif mencari keuntungan, Krugman (1991) mengungkapkan bahwa alasan utama

terjadinya perdagangan internasional:

1. Negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain.

2. Negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan untuk mencapai

skala ekonomi (economic of scale)

Menurut Tambunan (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi

perdagangan internasional dapat dilihat dari teori penawaran dan permintaan. Dari

teori penawaran dan permintaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya kelebihan produksi dalam

negeri (penawaran) dengan kelebihan permintaan negara lain.

Secara teoritis, suatu negara (misal negara A) akan mengekspor suatu

komoditi (misal pakaian jadi) ke negara lain (misal negara B) apabila harga

domestik negara A (sebelum terjadinya perdagangan internasional) relatif lebih

rendah bila dibandingkan dengan harga domestik negara B (Gambar 2.3). Stuktur

harga yang terjadi di negara A lebih rendah karena produksi domestiknya lebih

besar daripada konsumsi domestiknya sehingga di negara A telah terjadi excess

supply (memiliki kelebihan produksi). Dengan demikian, negara A mempunyai

kesempatan menjual kelebihan produksinya ke negara lain. Dilain pihak, di negara

Page 24: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

8

O QA O Q* O QB

SB

B terjadi kekurangan supply karena konsumsi domestiknya lebih besar daripada

produksi domestiknya (excess demand) sehingga harga yang terjadi di negara B

lebih tinggi. Dalam hal ini negara B berkeinginan untuk membeli pakaian jadi dari

negara lain yang relatif lebih murah. Jika kemudian terjadi komunikasi antara

negara A dengan negara B, maka akan terjadi perdagangan antar keduanya dengah

harga yang diterima oleh kedua negara adalah sama.

Negara A (ekspor) Perdagangan Internasional Negara B (impor)

Gambar 2. Kurva Perdagangan Internasional

Sumber : Salvatore, 1997

Keterangan:

PA : Harga domestik di negara A (pengekspor) tanpa perdagangan

internasional

OQA : Jumlah produk domestik yang diperdagangkan di negara A

(pengekspor)

tanpa perdagangan internasional

A : Kelebihan penawaran (excess supply) di negara A (pengekspor) tanpa

perdagangan internasional

X : Jumlah komoditi yang diekspor oleh negara A

PB : Harga domestik di negara B (pengimpor) tanpa perdangangan

internasional.

PA

X

DA A SA

ES

P*

ED B

M

PB

DB

Page 25: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

9

OQB : Jumlah produk domestrik yang diperdagangkan di negara B

(pengimpor) tanpa perdagangan internasional.

B : Kelebihan permintaan (excess demand) di negara B (pengimpor) tanpa

perdagangan internasional.

M : Jumlah komoditi yang diimpor oleh negara B

P* : Harga keseimbangan antara kedua negara setelah perdangangan

internasional

OQ* : Keseimbangan penawaran dan permintaan antar kedua negara dimana

jumlah yang diekspor (X) sama dengan jumlah yang diimpor (M).

Gambar 2.3 memperlihatkan sebelum terjadinya perdangangan

internasional harga di negara A sebesar PA, sedangkan di negara B sebesar PB.

Penawaran pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih tinggi

dari PA sedangkan permintaan di pasar internasional akan jika harga internasional

lebih rendah dari PB. Pada saat harga internasional (P*) sama dengan PA maka

negara B akan terjadi excess demand (ED) sebesar B. Jika harga internasional

sama dengan PB maka di negara A akan terjadi excess supply (ES) sebesar A. Dari

A dan B akan terbentuk kurva ES dan ED akan menentukan harga yang terjadi di

pasar internasional sebesar P*. Dengan adanya perdagangan tersebut, maka negara

A akan mengekspor komoditi (pakaian jadi) sebesar X sedangkan negara B akan

mengimpor komoditi (pakaian jadi) sebesar M, dimana di pasar internasional

sebesar X sama dengan M yaitu Q*.

Konsep perdagangan bebas untuk pertama kali diperkenalkan oleh Adam

Smith pada awal abad ke-19 dengan teori keunggulan absolut (absolute

comparative). Teori Adam Smith kemudian disempurnakan oleh David Ricardo

(1817) dengan model keunggulan komparatif (The Theory of Comparative

Advantage). Berbeda dengan konsep keunggulan absolut yang menekankan pada

biaya riil yang lebih rendah, keunggulan komparatif lebih melihat pada perbedaan

harga relatif antara dua input produksi sebagai penentu terjadinya perdagangan.

Menurut David Ricardo (Hady, 2001), perdagangan dapat dilakukan oleh

negara yang tidak memiliki keunggulan absolut pada kedua komoditi yang

diperdagangkan dengan melakukan spesialisasi produk yang kerugian absolutnya

Page 26: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

10

lebih kecil atau memiliki keunggulan komparatif. Hal ini dikenal sebagai Hukum

Keunggulan Komparatif (Law of Comparative Advantage). Keunggulan

komparatif dibedakan atas cost comparative advantage (labor efficiency) dan

production comparative advantage (labor productivity). Asumsi yang digunakan

(Salvator, 1997):

a) Hanya terdapat dua negara dan dua komoditi

b) Perdagangan bersifat bebas

c) Terdapat mobilitas tenaga kerja yang sempurna di dalam negara namun tidak

ada mobilitas antara dua negara.

d) Biaya produksi konstan

e) Tidak terdapat biaya transportasi

f) Tidak ada perubahan teknologi

Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu

negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan

spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat

berproduksi lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut

berproduksi relatif kurang atau tidak efisien.

Berdasarkan analisis production comparative advatage (labor

productivity) dapat dikatakan bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari

perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor

barang di mana negara tersebut berproduski “lebih produktif” serta mengimpor

barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak produktif.

Dengan kata lain, cost comparative menekankan bahwa keunggulan komparatif

akan tercapai jika suatu negara memproduksi suatu barang yang membutuhkan

sedikit jumlah jam tenaga kerja dibandingkan negara lain sehingga terjadi

efisiensi produksi. Production comparative menekankan bahwa keunggulan

komparatif akan tercapai jika seorang tenaga kerja di suatu negara dapat

memproduksi lebih banyak suatu barang/jasa dibandingkan negara lain sehingga

tidak memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak. Dengan demikian keuntungan

perdagangan diperoleh jika negara melakukan spesialisasi pada barang yang

memiliki cost comparative advantage dan production advantage. Atau dengan

Page 27: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

11

mengekspor barang yang keunggulan komparatifnya tinggi dan mengimpor

barang yang keunggulan komparatifnya rendah.

Teori klasik Ricardo tersebut selanjutnya dikembangkan oleh Heckscher-

Ohlin (H-O) dengan The Theory of Factor Proportions (1949 – 1977). Model H-

O mengatakan bahwa walaupun tingkat teknologi yang dimiliki sama,

perdagangan internasional akan tetap terjadi bila ada perbedaan kepemilikan

faktor produksi (factor endowment) diantara masing-masing negara. Satu negara

dengan kepemilikan kapital berlebih akan berspesialisasi dan mengekspor

komoditi padat kapital (capital-intensive goods), dan sebaliknya negara dengan

kepemilikan tenaga kerja berlebih akan memproduksi dan mengekspor komoditi

padat tenaga kerja (labor-intensive goods).

Pendekatan tentang perdagangan internasional untuk bisa memahami

manfaat yang dapat diperoleh dari adanya perdagangan bisa dilakukan dengan

menggunakan dua pendekatan. Kedua pendekatan tersebut adalah: pendekatan

keseimbangan parsial dan pendekatan keseimbangan umum.

2.2. Teori Revalead Comparatif Advantage (RCA)

Revalead Comparatif Advantage (RCA) atau keunggulan komparatif yang

terungkap, merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur

keunggulan komparatif di suatu wilayah (negara, propinsi dan lain-lain) yang

cukup sering digunakan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa pada

tahun 1965, yang menganggap bahwa keunggulan komparatif suatu negara

direfleksikan atau terungkap dalam ekspornya (Syahresmita dalam Pramudito,

2004).

Metode RCA didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar

wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh

suatu wilayah. Variabel yang diukur adalah kinerja ekspor suatu produk terhadap

total ekspor suatu wilayah yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai

produk dalam perdagangan dunia.

Page 28: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

12

2.3. Teori Perdagangan Intra Industri

Perdagangan internasional yang dikenal luas adalah perdagangan

komoditas dari sektor/industri yang berbeda, atau disebut juga dengan inter-

industry trade. Inter-industry trade terjadi berdasarkan teori keunggulan

komparatif dimana negara yang memiliki keunggulan komparatif pada komoditas

tertentu akan mengekspor komoditas tersebut dan mengimpor komoditas yang

negara tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif. Keunggulan kompartif,

menurut Hecksher Ohlin dapat disebatkan oleh perbedaan endowment yang

dimiliki suatu negara diman negara yang memiliki keberlimpahan tenaga kerja

akan mengekspor komoditas yang intensif menggunakan tenaga kerja sedangkan

negara yang memiliki keberlimpahan barang modal akan mengespor komoditas

yang intensif menggunakan barang modal. Misalkan Cina yang memiliki

kelimpahan barang modal mengekspor barang-barang padat modal seperti

pesawat terbang, sedangkan Indonesia yang keberlimpahan sumber daya alam

mengekspor komoditas yang padat sumber daya alam seperti migas dan mineral.

Sehingga perdagangan antara dua negara ditandai dengan perdagangan komoditas

yang berbeda.

Pada masa kini, perdagangan internasional antara dua negara tidak hanya

diakibatkan oleh perbedaan antara kedua negara tersebut. Perdagangan dua negara

tidak lagi sebatas perdagangan komoditas yang berbeda. Suatu negara dapat

mengekspor barang tertentu dan sekaligus mengimpor barang yang sama. Misal

Cina mengekspor mobil ke Indonesia dan Indonesia mengekspor mobil ke Cina.

Dengan demikian, antara Indonesia dan Cina terjadi perdagangan dalam industri

yang sama (Intra Industry Trade).

Pengertian perdagangan intra industri adalah perdagangan di dalam

industri yang sama. Teori perdagangan intra industri masuk kategori teori

perdangan baru (new trade theory). Paul Krugman adalah salah satu tokoh

ekonomi yang mendalami teori ini (Koo dalam Aprilianda, 2007).

Apabila teori perdagangan neoklasik menyatakan penyebab timbulnya

perdagangan karena adanya spesialisasi yang didasarkan perbedaan ketersediaan

faktor produksi dan teknologi (keunggulan komparatif), maka dalam teori

perdagangan intra industri perdagangan tetap terjadi antarnegara yang memiliki

Page 29: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

13

keunggulan komparatif yang relatif sama. Perdagangan intra industri lebih

didasarkan pada differensiasi produk dan economies of scale serta mencakup

perdagangan dua arah dalam industri yang sama.

Perdagangan intra industri menjadi penting ketika tarif dan non tarif

barrier dihapuskan pada arus perdagangan antarnegara. Disamping itu

perdagangan intra industri memberikan keuntungan (gain) yang lebih besar,

sebagai contoh konsumen mempunyai lebih banyak pilihan karena differensiasi

produk dan harga yang lebih murah karena meningkatnya economies of scale.

Intra Industry Trade dimungkinkan karena adanya skala ekonomis yang berarti

biaya produksi rata-rata menjadi lebih murah. Dengan demikian, output dapat

lebih tinggi dibandingkan bila tidak ada intra-industry-trade. Skala ekonomis dan

spesialisasi dalam suatu indstri tertentu akan mendorong inovasi dalam

perusahaan. Inovasi akan membuat biaya produksi menjadi lebih rendah.

Terdapat 2 (dua) alasan terjadi perdagangan intra industri yaitu pertama,

differensiasi produk. Pada perekonomian modern sebagian besar produk yang

dihasilkan adalah produk yang terdifferensiasi. Produk yang terdifferensiasi

adalah produk yang jenisnya sama atau dihasilkan dalam industri yang sama tetapi

berbeda secara kualitas dan atau preferensi. Dalam perdagangan internasional

terjadi perdagangan produk-produk yang terdifferensiasi. Atau dapat dinyatakan

bahwa sebagian besar perdagangan internasional merupakan perdagangan intra

industri. Kedua, economies of scale. Motif perdagangan intra industri adalah

memperoleh keuntungan dari adanya economies of scale. Dalam hal ini

persaingan internasional memaksa setiap perusahaan untuk membatasi model atau

tipe produknya agar dapat berkonsentrasi memanfaatkan sumberdayanya untuk

menekan biaya produksi per unit sehingga dapat menghasilkan beberapa jenis

produk saja tentunya dengan kualitas terbaik dan harga dapat bersaing dari produk

lainnya. Disisi lain kebutuhan konsumen akan produk atau tipe lain dipenuhi

melalui impor dari negara lain.

Intra industry trade (IIT) index yang umum digunakan adalah Grubel-

Lloyd Index. Nilai Grubel Lloyd index berkisar 0 - 100. Jika jumlah yang

diekspor sama dengan jumlah yang diimpor untuk suatu produk, maka indeksnya

Page 30: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

14

akan bernilai 100. Sebaliknya apabila perdagangan suatu negara hanya melibatkan

satu pihak saja (ekspor atau impor saja) maka nilai indeksnya adalah 0.

Tabel 2. Klasifikasi dari nilai IIT (Austria, 2004)

Intra Industri Trade Klasifikasi

0.00 No integration (one way trade)

>0.00 – 24.99 Weak integration

25.00 – 49.99 Mild Integration

50.00 – 74.99 Moderately strong integration

75.00 – 99.99 Strong integration

2.4. Model Gravitasi (gravity model)

Gravity model menampilkan analisis empiris dari pola aliran perdagangan

bilateral antara negara-negara yang berada pada daerah-daerah yang berbeda

secara geografis. Gravity model pertama kali digunakan dalam analisis

perdagangan internasional oleh Jan Tinberger pada tahun 1962 untuk

menganalisis aliran perdagangan antara negara-negara Eropa (Head, 2003).

Nama model ini diambil dari bentuk dasarnya yang mampu memprediksi

perdagangan berdasarkan pada jarak antar negara dan interaksi antara besarnya

ukuran perekonomian antar negara. Hal ini mengikuti prinsip dari hukum gravitasi

Newton yang juga memperhitungkan jarak dan ukuran fisik antara dua obyek.

Pada gravity model aliran perdagangan bilateral ditentukan oleh tiga kelompok

variabel, yaitu :

1. Variabel-variabel yang mewakili total permintaan potensial negara pengimpor.

2. Variabel-variabel indikator total penawaran potensial negara pengekspor.

3. Variabel-variabel pendukung atau penghambat aliran perdagangan antara

negara pengimpor dan negara pengekspor.

Areethamsirikul (2006) dalam penelitiannya mengenai dampak perluasan

ASEAN terhadap perdagangan intra-ASEAN menggunakan gravity model,

memasukkan parameter ekonomi yang mencakup Gross Domestic Product (GDP)

dan GDP per capita. Sedangkan parameter non-ekonomi yang digunakan adalah

jarak, perbatasan bersama, bahasa nasional, dan keanggotaan dalam kelompok

Page 31: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

15

perdagangan regional. Parameter non-ekonomi dalam gravity model biasanya

bersifat saling mengisi dan melengkapi, dan pada umumnya mencerminkan

indikator sosial-politik, hal inilah yang membedakan gravity model dari model-

model ekonomi lainnya.

Menurut Bergstand (1985), Koo, Karemera, dan Taylor (1994), dalam

Oktaviani (2000), pada umumnya gravity model dirumuskan sebagai berikut:

Tij = f (Yi, Yj, Fij) ............... (1)

dimana : Tij = Nilai aliran perdagangan dari negara i ke negara j,

Yi = Gross Domestic Product negara i,

Yj = Gross Domestic Product negara j,

Fij = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perdagangan antara

negara i

dengan negara j.

Gravity model perdagangan antar dua negara berbanding lurus dengan

massa perdagangan mitra dagang dan berbanding terbalik dengan jarak antara

mitra dagang. Variabel tambahan seperti area fisik, populasi, keselarasan kultural,

dan perbatasan bersama digunakan untuk memperjelas variabel massa ekonomi

dan jarak.

2.5. Penelitian Terdahulu

Permasalahan mengenai analisis daya saing suatu negara sudah banyak

dilakukan. Beberapa diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani et al

(2008). Penelitian ini berjudul ”Consultancy and Training Services to Develop

Quantitative Analytical Tools and Framework for Assessing Investment and Trade

Competitiveness” dengan metode analisis RCA, Export Produk Dinamik, CMSA

dan CGE. Hasilnya menunjukkan terdapat 194 komoditas Indonesia yang

memiliki nilai RCA lebih dari 1 dan tingkat pertumbuhan ekspor yang positif.

Berdasarkan matriks ekspor produk dinamik kategori komoditas ekspor dalam

kuadran rising star adalah komoditas pertanian dan agroindustri. Berdasarkan

CMSA pertumbuhan ekspor Indonesia dipengaruhi efek pertumbuhan impor dan

efek komposisi komoditas.

Page 32: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

16

Rendahnya daya saing investasi Indonesia dipengaruhi oleh infrastruktur

seperti sedikitnya jalan yang sudah diaspal, sambungan telepon dan koneksi

internet yang minim, dan rendahnya konsumsi listrik. Faktor fundamental seperti

share hutang luar negeri terhadap GDP dan tingkat inflasi sangat berpengaruh

terhadap daya saing investasi di Indonesia.

Penelitian lain dilakukan oleh Ito dan Umemoto (2004) tentang pola dan

tren perdagangan intra-regional pada sektor industri otomotif di kawasan ASEAN-

4, menunjukkan bahwa IIT index memiliki tren yang tetap bila dibandingkan

dengan wilayah ASEAN secara keseluruhan, tetapi bernilai lebih rendah bila

dibandingkan dengan wilayah NAFTA dan MERCOSUR. Dalam analisis regresi

yang mereka lakukan terhadap faktor-faktor determinan IIT diketahui bahwa pada

negara-negara yang terlibat AFTA, peningkatan market size, menurunnya

perbedaan dalam market size antar negara, dan perluasan yang terjadi dalam

industri otomotif merupakan faktor-faktor utama yang menentukan tingkat

pertumbuhan IIT. Sedangkan variabel dummy yang berupa free trade agreement

(FTA) di tingkat regional, yaitu AFTA, pada sebagian besar analisis ekonometrika

yang dilakukan menunjukkan insignifikansi dalam menentukan pertumbuhan IIT

di negara-negara yang terlibat AFTA, dalam kasus ini yaitu negara-negara

ASEAN-4.

Penelitian Thorpe (2005) yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi IIT pada industri manufaktur di Asia Timur 1970-1996

dengan memisahkan IIT menjadi IIT horizontal dan vertikal. IIT horizontal

timbul sebagai akibat adanya economies of scale dan differensiasi produk

sedangkan vertikal terjadi pada perdagangan komoditi yang sama dengan kualitas

yang berbeda. Selain itu, Thorpe (2005) menggunakan model gravity, yang

hasilnya menunjukkan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi IIT pada

sektor manufaktur di Asia Timur adalah GDP, perbedaan GDP, GDP perkapita,

perbedaan GDP perkapita, jarak, kurs, ketidakseimbangan perdagangan, dan

economies of scale.

Page 33: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

17

Page 34: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

17

BAB III

METODOLOGI KAJIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Ketergantungan pasar ekspor Indonesia terhadap pasar tradisionil masih

relatif tinggi. Pangsa ekspor ke lima negara utama (concentration ratio/CR 5)

yaitu Amerika, Jepang, China, Singapura, dan Malaysia mencapai 48%.

Ketergantungan yang tinggi terhadap pasar ekspor tertentu, sangat beresiko

apabila terjadi guncangan ekonomi. Seperti krisis moneter tahun 2008 yang

terjadi di Amerika, telah menurunkan nilai ekspor Indonesia dari US$ 13,04

miliar pada tahun 2009 menjadi US$ 10,85 miliar pada tahun 2009 (BPS, 2010).

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Pangsa 5 negara utama pasar

ekspor masih tinggi 48%

Pangsa 10 produk utama

ekspor masih tinggi 68,5%

• Identifikasi pasar dan produk potensial ekspor di Asia dan

Afrika

Permasalahan pengembangan

pasar dan produk

Ketergantungan yang tinggi pada beberapa produk dan negara

pasar ekspor tertentu Rentan terhadap guncangan

ekternal

Diperlukan Diversifikasi produk dan Pasar ekspor

• Export Potential Assessment

(komoditi dan pasar tujuan)

Kebijakan pengembangan pasar dan produk

Page 35: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

18

Salah satu cara untuk menurunkan resiko ekspor adalah dengan

mengurangi ketergantungan terhadap pasar tertentu atau dengan menurunkan nilai

CR5. Dalam rencana strategis Kementrian Perdagangan tahun 2010-2014, nilai

CR5 ditargetkan akan menurun rata – rata 1% per tahun, sehingga pada tahun

2014 dicapai nilai CR5 sebesar 43%. Pengurangan CR5 dilakukan melalui

pengembangan pasar ekspor di negara-negara potensial.

Negara-negara di Asia dan Afrika memiliki potensi yang cukup tinggi

sebagai tujuan ekspor, karena: (1) lokasinya relatif dekat dengan Indonesia

sehingga relatif efisien dalam hal transportasi; (2) penetrasi pasar relatif mudah

dengan rendahnya hambatan terutama hambatan non tarif; dan (3) Kedekatan

budaya sehingga produk Indonesia mudah diterima. Dari sekitar 40 negara di

Asia yang tidak termasuk sebagai anggota Asean dan CR5, serta 60 negara Afrika,

perlu dipilih negara yang memiliki potensi relatif tinggi sebagai pasar ekspor.

Selanjutnya dari negara terpilih ditetapkan komoditas yang potensial untuk

diekspor ke negara tersebut. Berdasarkan informasi negara dan komoditas yang

potensial, bisa dirumuskan strategi kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan daya

saing di negara-negara tujuan ekspor di Asia dan Afrika.

3.2. Jenis dan Sumber data

Data yang diperlukan dalam kajian kebijakan pengembangan pasar dan

produk ekspor ini terdiri dari dari data primer dan data sekunder, baik dalam

bentuk data kualitatif maupun data kuantitatif. Data primer yang diperlukan

berupa kondisi internal dalam negeri yang terkait dengan proses produksi

beberapa komoditas ekspor dan dukungan bagi eksportir. Data primer diperoleh

dari pelaku usaha (produsen dan eksportir), birokrat dan akademisi, melalui

wawancara dan FGD (focus group disscussion).

Data sekunder aliran perdagangan antara negara Indonesia dengan negara-

negara di kawasan Asia dan Afrika berasal dari COMTRADE yang dikeluarkan

oleh United Nations Commodity Trade Statistics Database. Selain itu, digunakan

pula data pendukung lain yang bersumber dari World Bank dan International

Page 36: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

19

Monetary Fund (IMF), Kementerian Perdagangan dan BPS serta sumber lain yang

relevan.

3.3. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan

tujuan penelitian.

1. Trade Performance Index (TPI)

Digunakan untuk:

1. Menentukan kelompok negara di kawasan Afrika dan Asia yang memiliki

prioritas tinggi sebagai tujuan ekspor

2. Menentukan komoditas prioritas untuk dikembangkan sesuai dengan potensi

sosial ekonomi yang dimiliki baik dari sisi internal maupun eksternal masing-

masing komoditas.

Analisis data menggunakan Trade Performance Index dari ITC (International

Trade Centre) diukur dengan metode komposit dari empat (4) indeks

performa, yaitu:

1. Indeks performa pangsa ekspor Indonesia

2. Indeks performa impor tahun terakhir dan pertumbuhan impor dari pasar

dunia.

3. Indeks performa suplai domestik

4. Indeks performa dampak sosial ekonomi

Komponen indikator tiap indek performa adalah sebagai berikut :

Performa Ekspor

- Ekspor

- Pertumbuhan

Ekspor

- Neraca

Perdagangan Relatif

- Share Perdagangan

Dunia

Performa

Dampak Sosial

Ekonomi

- Penyerapan

Tenaga Kerja

Performa Pasar

dunia

- Pertumbuhan

Impor Dunia

- Akses Pasar

Performa Suplai

Domestik:

- Nilai tambah

- Efisiensi asset

Page 37: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

20

Penentuan komoditi prioritas dilakukan dengan menghitung nilai indek

indikator, nilai indek performa dan indek komposit. Indikator yang memiliki nilai

terendah diberi indek 1, tertinggi diberi indek 5 dan yang nilainya berada diantara

terendah dan tertinggi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

NrNt

IrItNjNtItIIj

)()(

dimana:

IIj = Indek indikator ke-j (yang dicari indeknya))

It = indek tertinggi (yaitu 5)

Ir = indek terendah (yaitu 1)

Nt = nilai indikator tertinggi

Nr = nilai indikator terendah

Nj = nilai indikator ke-j (yang dicari indeknya)

Nilai indek performa ke-i merupakan rataan dari j indek indikatornya. Rumus

yang digunakan adalah:

j

IIjIP

dimana:

IP = indek performa

IIj = indek indikator ke-j

j = jumlah indikator performa

Indek komposit Ik dihitung dengan menggunakan rumus:

pip

piIPiIPpIk

..1

...11

dimana:

Ik = indek komposit

IPi = indek performa ke-i

pi = pembobot indek performa ke-i

i = jumlah performa yang dipertimbangkan

Page 38: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

21

Prioritas tertinggi adalah komoditas yang memiliki indek komposit

tertinggi dan sebaliknya.

2. Export Product Dynamics (EPD)

Salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran yang baik tentang

tingkat daya saing adalah Export Product Dynamics (EPD). Indikator ini

mengukur posisi pasar dari produk suatu negara untuk tujuan pasar tertentu.

Ukuran ini mempunyai kemampuan untuk membandingkan kinerja ekspor

diantara negara-negara di seluruh dunia. Selain itu, dengan menggunakan EPD

dinamis atau tidaknya performa suatu produk dapat diketahui. Sebuah matriks

EPD terdiri dari daya tarik pasar dan informasi kekuatan bisnis. Daya tarik pasar

dihitung berdasarkan pertumbuhan dari permintaan sebuah produk untuk tujuan

pasar tertentu, dimana informasi kekuatan bisnis diukur berdasarkan pertumbuhan

dari perolehan pasar (market share) sebuah negara pada tujuan pasar tertentu.

Kombinasi dari daya tarik pasar dan kekuatan bisnis ini menghasilkan karakter

posisi dari produk yang ingin dianalisis ke dalam empat kategori. Keempat

kategori itu adalah “Rising Star”, “Falling Star”, “Lost Opppotunity”, dan

“Retreat”.

Tabel 3. Matriks Posisi Daya Saing

Share of Country’s Export in World

Trade

Share of Product in World Trade

Rising

(Dynamic)

Falling

(Stagnant)

Rising (Competitive) Rising Star Falling Star

Falling (Non-Competitive) Lost Opportunity Retreat

Sumber: Esterhuizen, 2006

Komoditi yang diestimasi posisi daya saingnya akan menempati salah satu

dari empat kuadran (Tabel 3.1), tergantung dari daya tarik pasar dan kekuatan

bisnis komoditi tersebut. Dengan dimasukkannya komoditi yang diuji ke dalam

matriks EPD akan lebih mudah untuk melihat posisi dayasaing masing-masing

komoditi.

Page 39: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

22

Adapun yang dimaksud dengan pangsa pasar ekspor suatu negara (negara i)

dan pangsa pasar produk (produk n) dalam perdagangan dunia adalah sebagai

berikut:

Sumbu x: Pertumbuhan pangsa pasar ekspor i =

T

X

X

X

X t

t tn

in

t

t

t n

in %100%1001 11

Sumbu y: Pertumbuhan pangsa pasar produk n =

T

X

X

X

X t

t t

n

t

t

t

n %100%1001

11

Dengan: X = volume ekspor

T = jumlah tahun

t = tahun ke-t

Posisi pasar yang ideal adalah yang mempunyai pangsa pasar tertinggi pada

ekspornya sebagai “Rising Star” atau “bintang terang”, yang menunjukkan bahwa

negara tersebut memperoleh tambahan pangsa pasar pada produk mereka yang

bertumbuh cepat (fast-growing products). “Lost Opportunity” atau “kesempatan

yang hilang”, terkait dengan penurunan pangsa pasar pada produk-produk yang

dinamis, adalah yang posisi yang paling tidak diinginkan. “Falling Star” atau

“bintang jatuh” juga tidak disukai, meskipun masih lebih baik jika dibandingkan

dengan “Lost Opportunity”, karena pangsa pasarnya tetap meningkat. Sementara

itu, “Retreat” atau “kemunduran” biasanya tidak diinginkan, tetapi pada kasus

tertentu 'mungkin' diinginkan jika pergerakannya menjauhi produk-produk yang

stagnan dan menuju produk-produk yang dinamik (Bappenas, 2009).

3. Constant Market Share Analysis (CMSA)

Pendekatan Constant Market Share Analysis (CMSA) digunakan untuk

mengukur dinamika perdagangan suatu industri dari suatu negara. Penggunaan

pendekatan ini didasarkan pada pemahaman bahwa laju pertumbuhan ekspor suatu

negara bisa lebih kecil, sama, atau lebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekspor

rata-rata dunia.

Page 40: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

23

Jadi dalam analisis CMSA, lambat atau tingginya laju pertumbuhan ekspor

suatu negara dibandingkan laju pertumbuhan standar (rata-rata dunia) diuraikan

menjadi tiga faktor, yakni pertumbuhan impor, komposisi komoditi, dan daya

saing. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Efek Pertumbuhan impor :

mXijk1

Dimana m = Persentase peningkatan impor umum di negara k

Xijk1

= Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1)

Efek Komposisi komoditi ekspor :

{(mi - m)Xijk1}

Dimana m = Persentase peningkatan impor umum di negara j

mi = Persentase peningkatan impor komoditi i di negara k

Xijk1

= Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1)

Efek Daya saing :

{Xijk2 – Xijk

1 – mi Xijk

1}

Dimana mi = Persentase peningkatan impor komoditi i di negara j

Xijk1

= Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1)

Xijk2 = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t)

4. Gravity Model

Aliran dan keterkaitan perdagangan Indonesia ke kawasan Asia dan Afrika

digambarkan dengan besarnya ekspor komoditi unggulan ekspor Indonesia ke

kawasan Asia dan Afrika. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya

dianalisis menggunakan gravity model dengan metode panel. Variabel-variabel

yang digunakan sebagai penjelas dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Ito

dan Umemoto (2004) dengan melakukan beberapa penyesuaian.

ijijijijij uECODISTGDPEXRX XVOL lnlnlnlnln 43210

dimana:

ijX = Nilai ekspor komoditas dari negara i ke negara j (US$)

ijXVOL = Volume ekspor komoditas dari negara i ke negara j (Kg)

Page 41: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

24

jEXR = Nilai tukar mata uang negara mitra dagang (Mata Uang

Nasional/US$)

ijGDP = Tingkat perekonomian antar negara (PPP, US$)

ijECODIS = Jarak ekonomi antara kedua negara

iju = error term

Adapun rumus untuk jarak ekonomi adalah

ijECODIS = kawasanj

ij

GDPGDP

DIS

dimana:

ijECODIS = Jarak ekonomi antara kedua negara

ijDIS = Jarak ibu kota negara i dengan ibu kota negara j (km)

jGDP = Tingkat perekonomian negara j (PPP, US$)

kawasanGDP = Jumlah GDP kawasan pasar

Estimasi gravity model yang dilakukan dalam penelitian menggunakan

panel data karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditas yang diteliti. Terdapat

dua pendekatan dalam metode data panel, yaitu Fixed Effect Model (FEM) dan

Random Effect Model (REM). Keduanya dibedakan berdasarkan ada atau

tidaknya korelasi antara komponen error dengan peubah bebas.

Misalkan:

it i it ity X

Pada one way, komponen error dispesifikasikan dalam bentuk:

it i itu

Untuk two way, komponen error dispesifikasi dalam bentuk:

it i i itu

Pada pendekatan one way komponen error hanya memasukkan komponen

error yang merupakan efek dari individu (λi). Pada two way telah memasukkan

Page 42: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

25

efek dari waktu (μt) ke dalam komponen error. uit diasumsikan tidak berkorelasi

dangan Xit. Jadi perbedaan antara FEM dan REM terletak pada ada atau tidaknya

korelasi antara λi dan μt dengan Xit.

FEM muncul ketika antara efek individu dan periode memiliki korelasi

dengan Xit atau memiliki pola yang sifatnya tidak acak. Asumsi ini membuat

komponen error dari efek individu dan waktu menjadi bagian dari intersep, yaitu:

Untuk one way komponen error: yit = αi + λi + Xit β + uit

Untuk two way error component: yit = αi + λi + μi + Xit β + uit

Penduga pada FEM dihitung dengan empat teknik sebagai berikut Pooled Least

Square (PLS), Within Group (WG), Least Square Dummy Variable (LSDV), Two

Way Error Components Fixed Effect Model.

REM muncul ketika antara efek individu dan periode tidak berkorelasi

dengan Xit atau memiliki pola yang sifatnya acak. Asumsi ini membuat komponen

error dari efek individu dan waktu dimasukkan ke dalam error, dimana:

Untuk one way error component: yit = αi + Xit β + uit+ λi

Untuk two way error component: yit = αi + Xit β + uit+ λi + μi

Terdapat dua jenis pendekatan dalam REM, yaitu: Pendekatan Between Estimator,

dan Generalized Least Square (GLS).

Pemilihan model yang digunakan dalam sebuah penelitian perlu dilakukan

berdasarkan pertimbangan statistik.

Gambar 4. Pengujian Pemilihan Model Dalam Pengolahan Data Panel

FIXED

EFFECT

RANDOM

EFFECT

POOLED

LEAST

SQUARE

Hausman

Test

LM Test

Chow

Test

Page 43: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

26

Selanjutnya untuk menghasilkan model yang efisien, tidak bias, dan

konsisten, maka perlu dilakukan pendeteksian terhadap pelanggaran atau

gangguan asumsi dasar model ekonometrika, yang antara lain berupa gangguan

antar waktu (time-related disturbance), gangguan antar individu atau dalam kasus

ini pasangan negara (cross sectional disturbance), dan gangguan akibat keduanya.

Pengevaluasian yang dilakukan menyangkut uji Multikolinearitas, Autokorelasi,

dan Heteroskedastisitas.

Page 44: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

27

Tabel 4. Metode Analisis, Data dan Sumber Data

No Tujuan kajian Metode analisis Data Sumber Output

1. Mengidentifikasi pasar ekspor non

migas di kawasan Asia dan Afrika

TPI

CMSA

EPD

Data Sekunder BPS,

UNCOMTRADE,

IFS, CEPII

Pasar potensial di

Asia dan Afrika

2. Mengidentifikasi produk potensial

ekspor non migas di kawasan Asia dan

Afrika

TPI

CMSA

EPD

Data Sekunder BPS,

UNCOMTRADE,

IFS, CEPII

Produk Potensial di

Asia dan Afrika

3. Menganalisis permasalahan dalam

pengembangan pasar dan produk

potensial ekspor non migas di kawasan

Asia dan Afrika

Analisis Deskriptif

Kulaitatif

Data Primer FGD, Survey Hambatan dan

Peluang pasar serta

produk potensial

4. Menyusun strategi dan rekomendasi

kebijakan pengembangan pasar dan

produk ekspor non migas di kawasan

Asia dan Afrika

Analisis Deskriptif

Kualitatif dan

Gravity Model

Data Primer

Data Sekunder

FGD, Survey

BPS,

UNCOMTRADE,

IFS, CEPII

Rumusan Kebijakan

Page 45: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

28

BAB IV

GAMBARAN UMUM EKSPOR NON MIGAS

KE KAWASAN ASIA DAN AFRIKA

4.1. Kinerja Ekspor Ke Kawasan Asia dan Afrika

Pertumbuhan ekspor non migas Indonesia selama kurun waktu lima tahun

terakhir ke kawasan Asia dan Afrika menunjukkan penguatan yang

berkesinambungan. Pada periode tahun 2006-2010 ekspor non migas ke Asia

tumbuh 12,9 persen per tahun, sementara ke Afrika tumbuh 13,0 persen per tahun.

Produk yang paling banyak diekspor ke kawasan Afrika adalah produk ikan

olahan dengan share 26,4 persen pada tahun 2010.

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

2006 2007 2008 2009 2010 TW I 2011

49.9

59.0

69.664.9

87.5

25.0

2.0 2.5 3.3 2.8 3.51.1

US

$ M

ilia

r

Perkembangan Ekspor Non Migas ke Asia dan Afrika

ASIA

AFRIKA

Trend ekspor (2006-2010)Asia : 13,0%Afrika : 12,9%

Gambar 5. Perkembangan Ekspor Non Migas Indonesia ke Asia dan Afrika

Sumber: BPS, 2011 (diolah Puska Daglu)

Saat ini dominasi sepuluh komoditas utama ekspor Indonesia mulai

berkurang, dimana sejak tahun 2007 pangsa ekspor komoditas utama sudah

dibawah 50 persen dari ekspor total non migas. Komoditas ekspor mulai

terdiversifikasi seiring makin banyaknya produk potensial. Sepuluh komoditas

ekspor utama Indonesia adalah tekstil dan produk tekstil (TPT), produk hasil

hutan, elektronik, karet dan produk karet, sawit dan produk sawit, otomotif, alas

kaki, udang, kakao, dan kopi. Produk potensial juga semakin kompetitif di pasar

global, seperti makanan olahan, perhiasan, ikan dan produk ikan, kerajinan,

Page 46: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

29

rempah-rempah, kulit dan produk kulit, peralatan medis, minyak atsiri, peralatan

kantor, dan tanaman obat.

Tabel 5. Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia ke Negara Asia

Perub.(%) Perub(%) Trend (%) Pangsa (%)

2006 2007 2008 2009 2010 TW I 2010 TW I 2011 2011/2010 2010/2009 2006-2010 2010

1 Jepang 12,198.6 13,092.8 13,795.3 11,979.0 16,496.5 3,683.0 4,369.5 18.64 37.71 5.28 12.72

2 R.R Tiongkok 5,466.6 6,664.1 7,787.2 8,920.1 14,080.9 3,088.1 3,632.5 17.63 57.86 24.41 10.85

3 India 3,326.5 4,885.0 7,060.9 7,351.4 9,851.2 2,080.0 2,633.0 26.59 34.01 29.44 7.59

4 Singapura 7,824.2 8,990.4 10,104.6 7,947.6 9,553.6 2,281.1 2,692.0 18.01 20.21 2.80 7.36

5 Malaysia 3,789.6 4,593.1 5,984.5 5,636.4 7,753.6 1,661.3 2,548.4 53.40 37.56 17.78 5.98

6 Korea Selatan 3,414.6 3,746.4 4,660.3 5,174.3 6,869.7 1,658.1 1,960.4 18.24 32.77 18.78 5.29

7 Thailand 2,054.1 2,646.9 3,214.5 2,598.4 4,054.4 893.0 1,829.9 104.91 56.03 14.36 3.13

8 Taiwan 2,284.8 2,337.8 2,901.2 2,875.5 3,252.3 748.5 918.8 22.76 13.10 9.56 2.51

9 Pilipina 1,377.4 1,828.5 2,051.4 2,356.8 3,117.0 728.2 943.3 29.54 32.25 20.77 2.40

10 Hongkong 1,703.2 1,687.5 1,808.8 2,111.8 2,501.4 527.0 703.3 33.44 18.45 10.44 1.93

11 Vietnam 1,021.9 1,355.0 1,672.8 1,453.9 1,945.8 366.1 494.6 35.09 33.84 14.55 1.50

12 Emirat Arab 1,012.7 1,324.8 1,650.7 1,265.1 1,473.9 329.7 397.3 20.50 16.51 7.30 1.14

13 Arab Saudi 672.1 944.2 1,191.9 956.2 1,167.3 260.4 325.0 24.82 22.07 11.82 0.90

14 Turki 724.1 1,045.2 871.6 678.4 1,073.7 219.5 347.2 58.18 58.27 3.62 0.83

15 Bangladesh 427.1 633.0 835.9 780.6 990.6 191.5 239.9 25.28 26.90 20.83 0.76

16 Pakistan 733.8 934.0 924.4 664.1 682.7 139.0 147.2 5.90 2.80 -4.74 0.53

17 Iran 312.9 472.9 697.3 507.0 639.4 112.3 156.6 39.40 26.11 16.17 0.49

18 Sri Lanka 424.4 414.6 353.6 246.3 297.8 69.9 95.1 35.95 20.93 -11.57 0.23

19 Myanmar 137.4 261.8 249.0 174.6 283.7 88.3 66.4 -24.81 62.46 11.02 0.22

20 Kamboja 103.6 121.9 174.0 201.2 217.2 51.8 62.6 20.88 7.95 21.91 0.17

21 Papua Nugini 65.6 69.9 81.0 88.4 153.2 24.2 86.5 257.93 73.28 21.28 0.12

22 Yordania 181.1 119.5 353.0 131.8 137.7 31.2 33.7 8.12 4.49 -4.40 0.11

23 Oman 45.4 98.2 151.9 92.9 115.7 22.0 47.3 114.86 24.63 19.89 0.09

24 Yaman 90.2 123.8 112.8 102.4 114.9 24.3 25.6 5.40 12.30 3.00 0.09

25 Israel 0.0 0.1 94.4 78.0 107.8 25.9 44.8 72.79 38.12 0.00 0.08

26 Kuwait 90.8 129.4 137.0 101.5 97.8 20.7 25.7 24.28 -3.60 -0.93 0.08

27 Qatar 101.7 146.4 83.4 73.8 72.9 15.6 16.5 5.75 -1.25 -12.64 0.06

28 Siria 55.7 79.5 98.8 90.1 68.6 16.9 18.5 9.54 -23.79 5.57 0.05

29 Brunai Darussalam 37.6 43.4 59.7 74.9 61.0 13.5 15.5 14.77 -18.56 16.35 0.05

30 Libanon 22.7 44.3 67.1 67.2 58.4 16.4 14.7 -10.49 -13.11 25.95 0.04

31 Afganistan 6.1 7.3 10.6 22.0 53.9 7.8 10.3 31.89 145.10 72.87 0.04

32 Irak 65.8 11.9 264.4 40.6 51.9 3.8 83.6 2,072.64 27.85 7.80 0.04

33 Bahrain 26.2 35.0 60.5 25.2 40.5 6.7 6.8 0.44 60.89 5.60 0.03

34 Malade 19.8 23.6 28.7 19.5 22.3 5.3 5.0 -5.25 14.37 0.50 0.02

35 Nepal 9.1 12.4 15.4 12.9 15.9 2.8 7.8 181.54 23.23 12.31 0.01

36 Korea Utara 13.4 0.4 7.0 8.0 11.8 6.6 4.6 -29.54 47.23 30.84 0.01

37 Siprus 11.3 12.5 15.6 13.8 10.8 3.4 3.2 -6.84 -21.63 0.09 0.01

38 Mongolia 2.8 5.7 2.9 3.4 7.7 1.4 0.6 -59.86 128.08 15.77 0.01

39 Laos 4.3 3.7 4.0 4.7 5.5 0.6 2.4 296.92 18.04 7.27 0.00

40 Bhutan 0.6 0.0 0.0 1.8 5.0 3.1 0.7 -76.35 172.73 157.58 0.00

41 Macau 13.4 3.9 4.6 4.3 3.9 1.1 1.0 -12.40 -10.71 -21.04 0.00

42 Palestina 1.3 0.0 0.5 0.0 0.1 0.0 0.1 249.02 0.00 0.00 0.00

43 Asia Timur Lainnya 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 - 0.00 0.00 0.00

44 Batam 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 - 0.00 0.00 0.00

45 Asia Sel. & Teng. Lainnya 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 - 0.00 0.00 0.00

46 Aden 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 - 0.00 0.00 0.00

47 Asia Barat Lainnya 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 - 0.00 0.00 0.00

Realisasi Ekspor Non Migas Indonesia ke Asia (US$ Juta)

URAIANNo

0

Sumber: BPS, 2011 (diolah Puska Daglu)

Page 47: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

30

Diversifikasi tujuan ekspor juga sudah terjadi dengan berkurangnya

pangsa ekspor ke negara tujuan utama, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni

Eropa. Saat ini ekspor lebih banyak ditujukan ke Asia dan negara-negara

berkembang lainnya, pangsanya sekitar 45 persen. Selama lima tahun terakhir

peranan RRT, Korea Selatan, Malaysia dan India semakin besar sebagai negara

tujuan ekspor utama Indonesia. Semakin terdiversifikasinya negara tujuan ekspor

menyebabkan kinerja ekspor Indonesia selama 2008-2009 tidak begitu

terpengaruh akibat krisis ekonomi di negara tujuan ekspor utama. Bahkan pada

tahun 2010 pangsa ekspor ke RRT dan India mencapai sekitar 17 persen.

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa pada triwulan I – 2011, negara tujuan

ekspor Indonesia di Asia yang paling besar pertumbuhannya adalah negara Irak,

namun pangsanya masih sekitar 0,04 persen (tahun 2010). Sementara negara Asia

yang paling tinggi pangsanya selain negara ASEAN dan mitra FTA adalah

India dengan kontribusi sebesar 7,6 persen dan rata-rata peningkatan per tahun

selama periode 2006-2010 sebesar 29,4 persen. Disusul oleh Taiwan dan Emirat

Arab dengan pangsa masing-masing sebesar 2,5 dan 1,1 persen. Sedangkan jika

dilihat dari rata-rata peningkatan per tahun selama periode 2006-2010 yang

terbesar adalah Bhutan, Afghanistan dan Korea Utara masing-masing dengan

157,6 persen, 72,9 persen, dan 30,8 persen.

Sementara di kawasan Afrika, negara yang paling baik pertumbuhannya

pada pada triwulan I – 2011 (tabel 4.2) adalah Mesir dengan kontribusi sebesar

0,66 persen dan rata-rata peningkatan per tahun selama periode 2006-2010 sebesar

15,11 persen. Disusul oleh Afrika Selatan dan Nigeria dengan pangsa masing-

masing sebesar 0,52 dan 0,24 persen. Sedangkan jika dilihat dari rata-rata

peningkatan per tahun selama periode 2006-2010 yang terbesar adalah Ghambia,

Burundi dan Pantai Gading masing-masing dengan 83,55 persen, 80,36 persen,

dan 49,35 persen.

Page 48: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

31

Tabel 6. Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia ke Negara-negara Afrika

Perub.(%) Perub(%) Trend (%) Pangsa (%)

2006 2007 2008 2009 2010 TW I 2010 TW I 2011 2011/2010 2010/2009 2006-2010 2010

1 Mesir 464.2 589.6 790.7 708.8 855.8 159.8 261.8 63.82 20.73 15.11 0.66

2 Afrika Selatan 381.5 557.4 623.9 484.5 680.7 131.8 231.4 75.55 40.48 10.71 0.52

3 Nigeria 158.4 195.9 289.6 207.4 316.8 63.1 96.6 53.12 52.80 15.53 0.24

4 Aljazair 105.5 146.5 322.7 163.3 158.6 41.6 43.2 3.72 -2.88 9.67 0.12

5 Angola 43.8 42.8 63.2 103.2 149.0 79.3 23.1 -70.82 44.35 39.51 0.11

6 Kenya 35.7 54.3 63.9 65.9 138.0 17.2 65.1 279.44 109.33 33.61 0.11

7 Tanzania 80.4 63.1 55.0 107.8 132.0 5.7 64.1 1,027.35 22.40 16.48 0.10

8 Ghana 89.9 118.9 135.8 96.3 119.4 27.1 31.7 16.85 23.96 3.63 0.09

9 Sudan 85.1 84.5 102.5 80.1 97.0 29.6 22.4 -24.24 21.08 2.10 0.07

10 Pantai Gading 15.8 23.1 58.9 46.2 83.2 5.3 4.5 -14.47 80.33 49.35 0.06

11 Mauritius 53.6 66.6 71.7 73.4 82.2 18.9 18.3 -3.08 11.98 9.97 0.06

12 Benin 53.3 58.4 78.4 68.7 72.4 21.5 24.0 11.65 5.40 8.05 0.06

13 Djibouti 44.9 44.3 58.9 50.7 71.1 16.3 13.1 -19.26 40.25 11.12 0.05

14 Tunisia 13.5 40.6 80.9 42.5 54.2 17.3 17.2 -0.89 27.40 32.60 0.04

15 Togo 34.1 46.7 62.6 56.1 53.7 12.4 16.4 32.22 -4.15 11.53 0.04

16 Libia 34.2 34.5 44.7 56.2 48.5 14.4 9.3 -35.37 -13.70 12.61 0.04

17 Maroko 54.7 47.1 56.8 55.1 47.5 10.2 17.3 69.97 -13.70 -1.25 0.04

18 Kamerun 16.1 17.1 28.8 28.0 29.3 4.7 6.6 38.66 4.34 18.45 0.02

19 Mozambik 33.1 36.1 44.3 27.4 28.8 6.6 18.6 183.03 5.43 -5.39 0.02

20 Guinea 16.8 20.4 30.1 16.8 27.3 15.9 3.2 -79.81 63.05 8.10 0.02

21 Madagascar 17.0 32.7 31.2 26.5 21.7 4.6 11.3 145.69 -18.30 2.74 0.02

22 Gambia 2.1 4.3 7.7 18.3 21.4 5.6 6.0 7.47 16.64 83.55 0.02

23 Kongo 12.9 15.2 13.7 12.2 18.4 3.7 4.4 18.59 51.19 5.11 0.01

24 Sinegal 11.0 11.3 16.2 16.5 18.0 5.4 5.6 4.87 8.95 14.68 0.01

25 Reunion 13.5 16.2 20.8 16.6 15.6 2.9 3.2 8.81 -6.19 3.11 0.01

26 Ethiopia 31.2 14.8 22.8 20.2 14.0 4.8 2.0 -58.75 -30.43 -12.10 0.01

27 Liberia 3.9 10.0 6.0 8.5 13.6 1.4 1.6 15.43 58.96 26.10 0.01

28 Mauritania 10.5 12.3 12.2 16.4 12.7 5.0 2.7 -46.19 -22.29 6.91 0.01

29 Siera Leone 12.1 18.3 9.7 7.6 12.6 2.3 6.1 162.32 65.22 -7.71 0.01

30 Gabon 5.6 25.6 7.0 10.6 9.6 2.4 3.1 30.82 -9.12 1.92 0.01

31 Malawi 4.3 5.9 11.3 9.8 9.1 2.4 2.7 11.76 -7.24 22.17 0.01

32 Uganda 2.9 4.3 7.2 6.6 8.8 1.5 3.1 100.85 34.02 29.78 0.01

33 Zimbabwe 3.3 5.3 3.6 2.8 8.0 1.3 1.3 -1.16 180.43 11.75 0.01

34 Namibia 2.9 4.1 7.5 7.1 7.0 1.8 0.5 -74.08 -1.72 25.61 0.01

35 Seychelles 5.2 3.1 5.8 5.8 6.1 1.3 1.0 -22.25 5.50 9.84 0.00

36 Mali 2.0 3.3 3.3 4.0 5.2 1.7 1.2 -26.71 29.95 23.05 0.00

37 Burkina Faso 2.3 2.1 2.4 2.7 5.1 2.0 0.2 -89.94 88.59 20.80 0.00

38 Somalia 5.9 7.8 3.0 2.6 4.2 1.0 1.7 61.67 60.30 -16.35 0.00

39 Guinea (Equatorial) 3.4 2.4 1.7 3.7 4.0 0.8 0.5 -43.24 10.01 8.45 0.00

40 Eritrea 1.0 2.4 5.5 2.5 3.5 0.7 1.8 154.34 38.99 27.90 0.00

41 Niger 7.7 2.9 1.9 3.7 2.3 0.1 0.8 556.97 -39.05 -19.71 0.00

42 Komoro 0.6 1.5 1.6 1.1 1.5 0.5 0.1 -76.03 37.08 15.77 0.00

43 Guinea-Bissau 1.0 3.5 3.9 1.7 1.4 0.3 0.3 -3.68 -20.27 -0.90 0.00

44 Swaziland 1.0 0.9 0.6 0.6 1.3 0.2 0.2 -3.69 115.69 2.04 0.00

45 Rwanda 0.5 0.6 0.9 0.5 1.0 0.3 0.1 -58.29 94.94 13.50 0.00

46 Lesotho 1.8 4.2 4.4 1.4 1.0 0.3 0.3 -4.21 -27.56 -20.00 0.00

47 Zambia 1.8 4.2 2.2 0.8 1.0 0.2 1.0 340.03 13.73 -25.53 0.00

48 Afrika Tengah 0.3 0.5 0.1 0.3 0.9 0.3 0.0 -100.00 207.00 18.85 0.00

49 Protektorat Inggris 0.2 0.7 0.6 0.7 0.9 0.6 0.1 -84.14 35.36 35.74 0.00

50 Sao Tome & Principe 0.6 0.7 0.9 0.4 0.8 0.2 0.1 -47.88 95.58 2.61 0.00

51 Burundi 0.2 0.1 0.5 2.0 0.8 0.3 0.0 -100.00 -62.30 80.36 0.00

52 Botswana 0.3 0.4 0.1 0.3 0.3 0.1 0.1 11.20 16.52 -1.02 0.00

53 Chad 0.0 0.2 0.5 0.2 0.3 0.0 0.8 - 39.78 67.58 0.00

54 Kep. Virginia U.S. 0.4 1.0 0.4 0.3 0.2 0.0 0.0 71.35 -47.49 -27.11 0.00

55 St.Helena 0.3 0.0 0.4 0.0 0.0 0.0 0.0 - 234.75 -51.84 0.00

56 Sahara Barat 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 - 0.00 0.00 0.00

57 Rep. Dem Kongo (Zaire) 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 - 0.00 0.00 0.00

58 Negara Afrika lainnya 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 - 0.00 0.00 0.00

Realisasi Ekspor Non Migas Indonesia ke Afrika (US$ Juta)

URAIANNo

0

Sumber: BPS, 2011 (diolah Puska Daglu)

Page 49: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

32

Adapun produk yang termasuk dalam ruang lingkup kajian ini, terdiri atas

kelompok; (i) hasil perkebunan dan olahannya; (ii) hasil perikanan dan olahannya;

(iii) produk makanan dan minuman olahan; serta (iv) kulit dan produk dari kulit.

Selanjutnya, kelompok produk tersebut dirinci menjadi 22 produk (Tabel 4.3).

Tabel 7. Komposisi Pangsa Ekspor ke Kawasan Afrika

Trend (%)

2006 2007 2008 2009 2010 2006-2010

Ikan Olahan 33.33 35.24 32.68 34.27 26.36 (4.85)

Berbagai Makanan olahan 33.14 22.62 25.46 18.45 23.96 (8.17)

Coklat Olahan 4.37 5.70 4.64 5.24 9.18 15.01

Gula dan Kembang Gula 6.40 6.12 5.93 6.18 8.29 5.40

Olahan dari tepung (Sereal, Mie, Roti, Kue, Biskuit) 5.81 7.18 7.37 6.87 7.77 5.52

Tembakau 1.22 1.32 1.97 8.86 7.51 73.98

Ikan Segar & Beku 2.42 7.64 6.05 7.34 6.36 20.88

Rempah-rempah 3.10 4.67 2.78 2.82 3.14 (4.70)

Kelapa & Copra 2.41 2.28 3.22 3.06 2.25 1.61

Hasil Perikanan lainnya 2.09 1.78 1.42 1.63 1.86 (3.11)

Tas dan Kopor 0.62 0.46 0.45 0.82 0.99 16.37

Teh 0.54 2.06 1.72 1.23 0.73 0.75

Buah dan Sayuran Olahan 1.94 0.43 3.00 2.15 0.71 (3.99)

Pakaian dari Kulit 1.24 0.83 0.58 0.44 0.35 (27.32)

Minuman 0.83 0.60 0.63 0.44 0.30 (20.69)

Lada 0.45 0.88 1.66 0.01 0.09 (55.07)

Kulit Samak 0.02 0.01 0.37 0.01 0.06 23.10

Ikan Hidup & Ikan Hias 0.02 0.02 0.04 0.02 0.04 12.58

Tembakau (Cigarettes) 0.04 0.03 0.02 0.12 0.03 8.72

Barang-barang dari kulit 0.00 0.02 0.01 0.04 0.02 47.85

Kulit Mentah - - - - 0.00 -

Mete - 0.09 - - - -

Pangsa Ekspor Sub Produk terhadap Ekspor 4 Kelompok Produk ke Afrika (%) Sub Produk

Sumber: BPS, 2011 (diolah Puska Daglu)

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa kelompok produk makanan olahan

mendominasi ekspor Indonesia ke kawasan Afrika. Sementara, Pada tahun 2010

produk ikan olahan masih menempati posisi teratas dengan memberikan

kontribusi sebesar 26,4 persen terhadap total ekspor 4 kelompok produk ke

kawasan Afrika. Jika dilihat dari pertumbuhan rata-rata pangsa per tahun maka

Page 50: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

33

produk yang paling baik pertumbuhannya adalah tembakau dengan trend sebesar

74,0 persen. Sementara, barang-barang dari kulit juga mengalami pertumbuhan

pangsa yang baik dimana selama kurun waktu lima tahun terakhir mengalami

pertumbuhan rata-rata pangsa sebesar 47,9 persen per tahun. Sedangkan produk

yang mengalami trend yang paling rendah adalah lada dengan trend negatif 55,1

persen.

Tabel 8. Perkembangan Nilai Ekspor ke Kawasan Afrika

Trend (%)

2006 2007 2008 2009 2010 2006-2010

Ikan Olahan 13.77 17.70 24.95 27.71 25.69 18.48

Berbagai Makanan olahan 13.69 11.36 19.44 14.92 23.35 14.34

Coklat Olahan 1.81 2.86 3.54 4.24 8.95 43.21

Gula dan Kembang Gula 2.64 3.07 4.53 4.99 8.08 31.25

Olahan dari tepung (Sereal, Mie, Roti, Kue, Biskuit) 2.40 3.61 5.63 5.56 7.57 31.40

Tembakau 0.50 0.66 1.51 7.16 7.32 116.64

Ikan Segar & Beku 1.00 3.84 4.62 5.93 6.20 50.52

Rempah-rempah 1.28 2.34 2.12 2.28 3.06 18.66

Kelapa & Copra 0.99 1.15 2.46 2.47 2.19 26.53

Hasil Perikanan lainnya 0.86 0.90 1.09 1.32 1.82 20.64

Tas dan Kopor 0.26 0.23 0.34 0.66 0.97 44.91

Teh 0.22 1.03 1.31 1.00 0.71 25.45

Buah dan Sayuran Olahan 0.80 0.21 2.29 1.74 0.69 19.55

Pakaian dari Kulit 0.51 0.42 0.44 0.35 0.34 (9.50)

Minuman 0.34 0.30 0.48 0.36 0.30 (1.24)

Lada 0.19 0.44 1.26 0.01 0.08 (44.05)

Kulit Samak 0.01 0.01 0.28 0.01 0.06 53.28

Ikan Hidup & Ikan Hias 0.01 0.01 0.03 0.02 0.04 40.18

Tembakau (Cigarettes) 0.02 0.02 0.02 0.10 0.03 35.38

Barang-barang dari kulit 0.00 0.01 0.01 0.03 0.02 84.11

Kulit Mentah - - - - 0.00 -

Mete - 0.04 - - - -

Sub ProdukNilai Ekspor Sub Produk ke Afrika (US$ Juta)

Sumber: BPS, 2011 (diolah Puska Daglu)

Page 51: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

34

Tabel 9. Komposisi Pangsa Ekspor ke Kawasan Asia

Trend (%)

2006 2007 2008 2009 2010 2006-2010

Berbagai Makanan olahan 6.84 10.51 10.27 14.17 14.28 19.35

Ikan Olahan 12.14 13.51 13.52 13.01 13.98 2.48

Ikan Segar & Beku 12.20 13.24 11.27 13.01 12.52 0.35

Olahan dari tepung (Sereal, Mie, Roti, Kue, Biskuit dll) 16.00 13.54 12.87 11.61 10.55 (9.41)

Kulit Samak 12.46 12.44 10.73 10.04 9.91 (6.50)

Ikan Hidup & Ikan Hias 4.14 4.39 3.97 4.16 7.44 11.82

Gula dan Kembang Gula 8.45 7.21 8.64 7.29 6.24 (5.77)

Hasil Perikanan lainnya 3.28 3.38 6.16 4.99 4.78 12.13

Teh 4.00 2.65 3.42 3.62 2.90 (3.27)

Buah dan Sayuran Olahan 3.07 2.02 2.85 3.06 2.88 2.91

Coklat Olahan 1.06 1.42 1.60 2.17 2.59 24.73

Tas dan Kopor 1.70 1.80 1.29 2.04 2.46 9.04

Rempah-rempah 2.13 2.98 1.92 1.91 2.11 (4.52)

Tembakau (Cigarettes) 2.78 2.11 1.94 1.64 1.73 (11.28)

Kelapa & Copra 1.10 1.46 1.94 1.22 1.53 4.97

Minuman 3.91 2.96 3.89 2.61 1.43 (19.30)

Tembakau 1.98 1.77 1.90 1.58 1.23 (10.08)

Mete 1.37 1.24 1.04 0.95 0.77 (13.23)

Lada 0.82 1.08 0.64 0.76 0.48 (13.15)

Pakaian dari Kulit 0.20 0.26 0.13 0.14 0.16 (9.92)

Barang-barang dari kulit 0.01 0.01 0.01 0.03 0.04 35.63

Daging Olahan 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 (53.87)

Kulit Mentah 0.36 0.03 0.01 - - -

Sub ProdukPangsa Ekspor Sub Produk terhadap Ekspor 4 Kelompok Produk ke Asia (%)

Sumber: BPS, 2011 (diolah Puska Daglu)

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa produk makanan olahan

mendominasi ekspor Indonesia ke kawasan Asia. Pada tahun 2010 lima sub

produk makanan olahan menempati posisi teratas dengan memberikan kontribusi

sebesar 75,6 persen terhadap total ekspor 4 kelompok produk ke kawasan Asia.

Jika dilihat dari pertumbuhan rata-rata pangsa per tahun maka sub produk yang

paling baik pertumbuhan ekspornya adalah barang-barang dari kulit dengan trend

sebesar 35,6 persen. Sementara, coklat olahan juga mengalami pertumbuhan

pangsa yang baik dimana selama kurun waktu lima tahun terakhir mengalami

pertumbuhan rata-rata pangsa sebesar 24,7 persen per tahun. Sedangkan sub

produk yang mengalami trend yang paling rendah adalah daging olahan dengan

trend negatif 53,9 persen.

Page 52: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

35

Tabel 10. Perkembangan Nilai Ekspor ke Kawasan Asia

Trend (%)

2006 2007 2008 2009 2010 2006-2010

Berbagai Makanan olahan 18.28 33.98 39.85 57.37 73.71 39.27

Ikan Olahan 32.42 43.66 52.46 52.68 72.17 19.58

Ikan Segar & Beku 32.58 42.79 43.72 52.71 64.62 17.09

Olahan dari tepung (Sereal, Mie, Roti, Kue, Biskuit dll) 42.74 43.76 49.94 47.02 54.45 5.72

Kulit Samak 33.27 40.21 41.63 40.66 51.14 9.10

Ikan Hidup & Ikan Hias 11.05 14.20 15.42 16.83 38.40 30.48

Gula dan Kembang Gula 22.57 23.29 33.51 29.54 32.22 9.96

Hasil Perikanan lainnya 8.76 10.92 23.91 20.19 24.69 30.85

Teh 10.68 8.57 13.27 14.66 14.96 12.87

Buah dan Sayuran Olahan 8.19 6.52 11.04 12.38 14.85 20.09

Coklat Olahan 2.83 4.58 6.20 8.79 13.35 45.54

Tas dan Kopor 4.55 5.81 5.00 8.27 12.72 27.24

Rempah-rempah 5.68 9.63 7.47 7.74 10.88 11.42

Tembakau (Cigarettes) 7.42 6.81 7.52 6.62 8.95 3.53

Kelapa & Copra 2.94 4.71 7.54 4.93 7.92 22.49

Minuman 10.44 9.57 15.09 10.57 7.36 (5.83)

Tembakau 5.30 5.71 7.37 6.38 6.37 4.92

Mete 3.66 4.01 4.02 3.86 3.97 1.25

Lada 2.18 3.50 2.47 3.08 2.49 1.34

Pakaian dari Kulit 0.55 0.83 0.52 0.57 0.85 5.12

Barang-barang dari kulit 0.03 0.04 0.06 0.11 0.19 58.27

Daging Olahan 0.01 0.02 0.01 0.00 0.00 (46.17)

Kulit Mentah 0.95 0.08 0.02 - - -

Sub ProdukNilai Ekspor Sub Produk ke Asia (US$ Juta)

Sumber: BPS, 2011 (diolah Puska Daglu)

4.2. Hambatan Ekspor Ke Kawasan Asia dan Afrika

Meski sedang dilanda krisis politik, prospek ekspor ke pasar Timur

Tengah dan Afrika masih terbuka lebar. Namun demikian ada beberapa faktor

yang menghambat peningkatan pangsa ekspor ke Afrika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perusahaan tersebut secara

umum dapat kami simpulkan bahwa perusahaan yang disurvey jarang bahkan ada

yang belum pernah ekspor ke Afrika sedangkan ke negara non tradisonal Asia

masih sangat sedikit. Faktor umum yang menjadi penyebab kurangnya ekspor ke

kawasan tersebut adalah kurangnya pasokan bahan baku, kurangnya permintaan

dari negara-negara di kawasan tersebut dan jauhnya lokasi tujuan ekspor yang

dimaksud.

Page 53: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

36

Hasil turun lapang ke Manado:

1. Perusahaan yang bergerak di bidang ekspor hasil perikanan dan produk olahan

(PT Celebes MinaPratama) di Bitungmerasakan bahan baku ikan olahan masih

kurang karena pada bulan-bulan tertentu terjadi kekurangan bahan baku di

lapangan (sekitar 4-5 bulan dalam 1 tahun). Bahan baku tersebut, antara lain

ikan cakalang, 100% berasal dari domestik yaitu dari perairan Sulawesi dan

Maluku. Produk perusahaan adalah Ikan Kayu dan Serutan Ikan Kayu. Ekspor

produk perusahaan ikan kayu ditujukan terutama ke Jepang (80%) dan sisanya

ke RRT (10%) dan korea (5%), sementara untuk Serutan Ikan Kayu ditujukan

untuk memenuhi pasar domestik yaitu restoran-restoran Jepang yang terutama

berada di Jakarta. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dari segi

produksi selain ketersediaan bahan baku adalah biaya bahan baku yang makin

mahal, biaya listrik dan BBM yang makin mahal, dan pungutan yang

dilakukan oleh oknum Pemda.

2. Hal ini menyebabkan responden merasa perbaikan infrastruktur dan utilitas

(gas, listrik dan air) dan ketersediaan transportasi serta meminimumkan pungli

adalah hal-hal prioritas yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan

produktivitas. Negara pesaing utama ekspor ikan kayu adalah Thailand, RRT,

Vietnam dan Philipina. Namun, responden menyatakan yang menjadi faktor

keunggulan dari negara lain dibandingkan ekspor kita hanyalah dari harga

yang bersaing. Responden menyatakan permasalahan lain yang dihadapi oleh

perusahaan untuk pemasarannya adalah menurunnya daya beli dan depresiasi

nilai tukar rupiah. Sampai saat ini perusahaan belum melakukan

pengembangan pasar ke wilayah Afrika dan Asia selain Jepang, RRT dan

Korea karena pengembangan pasar dilakukan oleh perusahaan pusat di

Jepang.

3. Perusaahan yang merupakan eksportir hasil perkebunan dan produk olahan

yang telah disurvei adalah PT. Agro Makmur Raya (penghasil CCNO, RBD

Palm Stearin, RBD Palm Oil dan Copra Expeller), PT Minyak Nabati

Sulawesi (penghasil CCNO, RBD Palm Stearin, RBD Palm Oil dan Copra

Expeller) dan PT Indoprima (pengekspor biji pala dan bunga pala). PT Agro

Page 54: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

37

Makmur Raya (group Musi Mas) dan PT Minyak Nabati Sulawesi (group

Wilmar Internasional) tidak mengalami masalah dengan pemasaran dan

selama ini ekspor utama ditujukan sebagian besar ke Rotterdam, Netherland,

sedangkan ekspor copra expeller merupakan permintaan khusus dari India.

Selain itu, group Wilmar Internasional mempunyai cabang perusahaan di

Ghana untuk memasok kebutuhan Afrika namun bahan bakunya diperoleh

dari produk kelapa sawit setempat. Sementara itu, PT Indoprima, sebagai

perusahaan pengekspor biji pala dan bunga pala, hanya melakukan spesialisasi

ekspor ke Jepang. Secara umum ketiga perusahaan tersebut memperoleh

informasi pasar dengan cara searching mandiri melalui internet. Secara umum

permasalahan pemasaran yang dihadapi oleh perusahaan adalah harga jual

produk yang bersaing dan fluktuasi depresiasi nilai tukar rupiah.

4. PT Tropica Cocoprima dan PT Royal Coconut adalah perusahaan yang telah

disurvei yang termasuk dalam lingkup makanan olahan, dalam hal ini kelapa

parut / tepung kelapa. PT Royal Coconut telah melakukan ekspor ke Afrika

Selatan, walaupun pangsanya masih 20%, dari total ekspor namun ekspor ke

Afsel sudah terlaksana dengan rutin. Informasi mengenai buyer di Afrika

Selatan pertama kali diperoleh dari internet. PT Tropica Cocoprima juga

menyatakan banyak memperoleh informasi mengenai buyer di luar negeri dari

internet. Pasokan bahan baku saat ini masih cukup dan semua dipasok dari

Sulawesi Utara. Selama ini kapal ekspor tidak ada yang langsung dari Manado

ke negara tujuan, melainkan harus melalui Tanjung Priok,Jakarta dulu dan itu

memakan waktu antara 5-10 hari. Untuk itu pemerintah perlu mendukung dan

memfasilitasi adanya pelabuhan ekspor di Manado/Bitung sehingga

memudahkan eksportir Sulawesi Utara untuk melakukan ekspor secara

langsung.

Hasil turun lapang ke Makassar:

1. PT Chen Woo Fishery, perusahaan yang bergerak di bidang ekspor hasil

perikanan dan produk olahannya di Makassar, menghasilkan produk daging

ikan tuna dengan bahan baku berupa ikan tuna yang diperoleh langsung dari

nelayan dan berasal dari wilayah perairan Sulawesi, Kalimantan, Ternate, dan

Page 55: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

38

Papua. Ketersediaan bahan baku dari dalam negeri tidak terlalu menjadi

hambatan meskipun tergantung pada keadaan cuaca dan angin. Ekspor produk

perusahaan ikan tuna ditujukan terutama ke Amerika (80%) dan sisanya ke

Eropa (20%).

2. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dari segi produksi adalah biaya

bahan baku, tenaga kerja, listrik, dan BBM yang makin mahal, peraturan

Pemda yang cukup memberatkan, pungutan oleh oknum Pemda, serta

keterbatasan dalam pemanfaatan dan penguasaan teknologi. Hal ini

menyebabkan responden merasa hal-hal yang diprioritaskan untuk diperbaiki

adalah infrastruktur dan utilitas (gas, listrik dan air), ketersediaan transportasi,

perbaikan kebijakan ketenagakerjaan, serta insentif pajak. Negara pesaing

utama ekspor daging ikan tuna adalah Thailand dan India. Namun, responden

menyatakan yang menjadi faktor keunggulan dari negara lain dibandingkan

ekspor kita hanyalah dari harga dan kualitas yang bersaing.

3. Responden menyatakan permasalahan lain yang dihadapi oleh perusahaan

untuk pemasarannya adalah mitra dagang luar negeri yang sulit dicari,

kontinuitas pengiriman barang, peraturan ekspor-impor, dan kebijakan UMR.

Selain Amerika dan Eropa, perusahan pernah mengekspor produk daging ikan

tuna ke Negara Rusia dan Mauritius. Ekspor ke Negara Rusia dan Mauritius

hanya akan dilakukan bila terjadi permintaan dan surplus produk. Responden

lebih mengutamakan ekspor ke Amerika dan Eropa karena sudah melakukan

kontrak jangka panjang sekaligus untuk memelihara pasar yang sudah ada.

4. Perusaahan yang merupakan eksportir hasil perkebunan dan produk olahan

yang telah disurvei adalah PT Tanah Mas Celebes Indah (biji kakao), PT

Comextra Majora (pengusaha biji kakao dan mete), PT Nedcommodities

Makmur Jaya (pengusaha biji kakao), CV Sari Hasil Utama (pengusaha biji

kopi), PT. Unicom Kakao Makmur Sulawesi (pengusaha Cocoa Liquor).

Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut 100 persen

berasal dari dalam negeri. Faktor penghambat utama perusahaan-perusahaan

tersebut dalam proses produksi adalah masih kurangnya pasokan bahan baku,

ditambah lagi faktor cuaca saat ini yang kurang mendukung.

Page 56: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

39

5. PT Tanah Mas Celebes Indah mengekspor biji kakao ke Malaysia (80%),

Amerika (10%), dan RRT (10%). Negara pesaing utama perusahaan tersebut

adalah Nigeria dan Pantai Gading dimana kualitas biji kakao dari negara

tersebut lebih baik. Faktor penghambat lain dalam rangka ekspor adalah

kebijakan ekspor dari pemerintah yang membuat harga kakao dari Indonesia

sulit bersaing dengan negara lain serta persaingan dengan eksportir lokal. PT

Tanah Mas Celebes Indah belum berminat melakukan perluasan pasar karena

masih kewalahan dalam memenuhi permintaan pasar yang sudah ada selain itu

resiko pengiriman barang dan pengembalian modal lebih kecil.

6. PT Comextra Majora mengekspor biji kakao ke Amerika, Malaysia, dan

Singapura serta mengekspor mete ke Jepang, Korea, dan Taiwan. Menurut PT

Comextra Majora, keterbatasan bahan baku dalam negeri menghambat proses

produksi mereka karena mete gelondongan banyak dibeli secara langsung oleh

eksportir India sehingga kebijakan bea keluar dapat menguntungkan industri

pengolahan kakao. Saat ini, PT Comextra Majora hanya beroperasi 30%

karena kekurangan pasokan bahan baku. Jika pabrik dapat beroperasi lebih

dari 60 persen, PT Comextra Majora merencanakan akan melakukan

pengembangan pasar. PT Comextra Majora sudah mengikuti audit HACCP,

ISO 22000, dan ketahanan pangan sehingga kualitas produknya sudah diakui

oleh pasar. Perbaikan infrastruktur jalan adalah hal yang perlu diprioritasakan

untuk mengatasi permasalahan ekspor.

7. PT Nedcommodities Makmur Jaya menghasilkan biji kakao yang dimiliki

Belanda. Faktor penghambat PT Nedcommodities Makmur Jaya dalam proses

produksi adalah kurangnya pasokan bahan baku karena faktor cuaca dan

banyak kebun kakao yang berubah fungsi menjadi kebun kelapa sawit. PT

Nedcommodities Makmur Jaya mengekspor biji kakao ke Malaysia (100%).

PT Nedcommodities Makmur Jaya mengimpor karung goni dari Bangladesh

untuk pengiriman produk. Permasalahan PT Nedcommodities Makmur Jaya

dalam mengekspor biji kakao adalah daya saing kualitas dengan negara

pesaing, infrastruktur jalan yang kurang baik, dan pemberian fasilitas

penurunan tarif untuk impor.

Page 57: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

40

8. CV. Sari Hasil Utama mengekspor biji kopi ke Belgia. Faktor penghambat CV

Sari Hasil Utama dalam proses produksi dan pemasaran antara lain kurangnya

pasokan bahan baku, daya saing kualitas, dan fluktuasi nilai tukar rupiah.

9. PT. Unicom Kakao Makmur Sulawesi adalah perusahaan pengusaha cocoa

liquor dengan kepemilikan 50 persen dimiliki dalam negeri dan 50 persen

dimiliki asing. PT. Unicom Kakao Makmur Sulawesi mengekspor cocoa

liquor ke Jerman. Kenaikan harga BBM, infrastruktur jalan, dan persaingan

harga merupakan faktor penghambat PT. Unicom Kakao Makmur Sulawesi

dalam proses produksi dan pemasaran. responden merasa hal-hal yang

diprioritaskan untuk diperbaiki adalah infrastruktur dan utilitas (gas, listrik

dan air), ketersediaan transportasi, meminimumkan pungli, perbaikan

kebijakan ketenagakerjaan, serta insentif pajak.

Hasil turun lapang ke Samarinda:

Secara umum dari beberapa stakeholders yang di survei didapat beberapa

informasi sebagai berikut: a). Ketersediaan bahan baku sebagian besar berasal dari

pasar domestik; b). Tenaga kerja cukup tersedia; c). Hasil produksi sebagian besar

lebih dari 75% untuk ekspor; d).Produk belum terdiversifikasi dimana produk

masih dalam bentuk bahan baku atau barang setengah jadi; e). Negara tujuan

ekspor juga belum terdiversifikasi dan masih tergantung permintaan dari beberapa

negara seperti Jepang, USA, Eropa, RR Tiongkok, Malaysia, Thailand dan negara

tradisional lainnya; f). Infrastruktur seperti jalan dan pelabuhan yang masih

terbatas, saat ini sebagian besar masih mengandalkan lalu lintas sungai; g). BBM

masih dibatasi sehingga seringkali menjadi kendala dalam produksi dan

transportasi; h) Energi Listrik terbatas dan masih sering terjadi pemadaman; i).

Penguasaan teknologi masih terbatas; j). Promosi dan pengembangan pasar

dilakukan dengan pameran, internet, dan media elektronik lainnya ; k). Perizinan

ekspor impor yang sering berubah-ubah menjadi kendala saat proses ekspor

impor.

Page 58: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

41

BAB V

POTENSI PASAR DAN PRODUK EKSPOR

DI KAWASAN ASIA DAN AFRIKA

5.1 Pasar dan Produk Potensial

Penetapan pasar (negara tujuan) ekspor serta produk potensial ekspor

menggunakan metode analisis indek performa perdagangan (trade performance

index atau TPI). Negara tujuan dibagi dua kawasan yaitu kawasan Asia dan

kawasan Afrika. Analisis TPI dilakukan dalam beberapa tahap, seperti diuraikan

berikut ini.

Tahap pertama menentukan negara yang potensial untuk tujuan ekspor.

Indikator TPI yang digunakan adalah nilai impor negara bersangkutan untuk

kelompok komoditas yang dianalisis yaitu: (1) Perkebunan dan Produk

Olahannya, (2) Perikanan dan Produk Olahannya, (3) Makanan dan Minuman

Olahan serta (4) Kulit dan Produk Kulit. Indikator nilai impor yang digunakan

yaitu: (1) nilai impor dari dunia tahun 2009; (2) nilai impor dari Indonesia tahun

2009, (3) pertumbuhan rata-rata nilai impor tahun 2004-2009 dari dunia, (4)

pertumbuhan rata-rata nilai impor tahun 2004-2009 dari Indonesia, dan (5) rata-

rata tarif impor masing-masing kelompok komoditi di negara tujuan.

Nilai impor dari dunia tahun 2009 dan pertumbuhan rata-rata impor dari

dunia tahun 2004-2009, menunjukkan potensi pasar negara tujuan untuk

kelompok komoditas yang dianalisis. Nilai impor dari Indonesia tahun 2009 dan

pertumbuhan rata-rata pada periode yang sama, serta tarif impor menunjukkan

akses (kemudahan) bagi Indonesia untuk masuk ke dalam pasar negara tujuan.

Makin besar nilai impor tahun 2009, serta makin tinggi rata-rata pertumbuhan

nilai impor tahun 2004-2009 baik dari dunia maupun dari Indonesia, nilai

indeknya makin tinggi. Sebaliknya untuk tarif, makin kecil tarif impor, maka

nilai indek makin besar.

Pasar tujuan dan kelompok komoditas terpilih ditetapkan berdasarkan nilai

indek komposit kelima indikator. Nilai impor tahun 2009 baik dari dunia maupun

dari Indonesia memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan indikator lainnya,

karena menunjukkan potensi pasar terkini di negara tujuan. Oleh karena itu kedua

indikator tersebut diberi bobot 2. Sedangkan indikator pertumbuhan nilai impor

Page 59: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

42

tahun 2004-2009 baik dari dunia maupun dari Indonesia serta tarif impor, diberi

bobot 1.

Kelompok komoditas yang dianalisis, merupakan agregasi dari komoditas

yang menggunakan bahan baku utama yang sama. Selanjutnya untuk menentukan

komoditas yang lebih spesifik untuk masing-masing kelompok komoditas,

digunakan analisis TPI tahap kedua. Hasil analisis tahap kedua, menentukan

komoditas potensial di pasar potensial.

Indikator yang digunakan pada analisis tahap kedua adalah nilai impor dari

Indonesia oleh negara tujuan ekspor potensial yang terpilih pada tahap pertama.

Indikator nilai impor yang digunakan adalah: (1) nilai impor tahun 2010, dan (2)

pertumbuhan nilai impor tahun 2009-2010. Data yang digunakan untuk analisis

tahap kedua berasal dari BPS, karena data tahun 2010 dari UN-Comtrade belum

tersedia, pada saat penelitian berlangsung.

5.1.1. Pasar dan Kelompok Komoditas Potensial di Asia

Analisis untuk menetapkan diversifikasi pasar di kawasan Asia, terlebih

dahulu mengeluarkan pasar tradisional, yaitu negara-negara anggota Asean,

ditambah China, Jepang, India, Macao, Hongkong, Israel, dan Cyprus. Negara

diluar pasar tradisional yang memiliki peluang menjadi pasar baru adalah Saudi

Arabia, Oman, Taiwan, Jordan, Srilanka, Yaman dan Lebanon, seperti

ditampilkan pada Tabel 11.

Tabel 11. Indek Nilai Impor Produk dari Dunia tahun 2009 di Pasar Asia

No Negara

Perkebunan Ikan Makol Kulit

US$000 indek US$000 indek US$000 indek US$000 indek

1

Taiwan,

China 130,942 1.21

369,814 1.61 2,395,833 5.00 699,810 2.16

2

Saudi

Arabia 257,558 1.42

184,188 1.30 2,332,838 4.89 24,686 1.03

3 Oman 43,361 1.06

24,000 1.03 577,728 1.96 23,093 1.03

4 Jordan 57,828 1.09

67,785 1.10 601,938 2.00 17,892 1.02

5 Sri Lanka 130,166 1.21

116,449 1.19 317,709 1.52 16,849 1.02

6

Yemen,

Rep. 69,998 1.11

8,605 1.01 583,732 1.97 5,606 1.00

7 Lebanon 42,396 1.06

65,319 1.10 847,152 2.41 66,194 1.10

Rata-rata 104,607 1.17 119451 1.19 1093,847 2.82 122019 1.20

Page 60: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

43

Indek Nilai Impor Asia dari Pasar Dunia

Indek nilai impor pasar Asia dari pasar dunia ditampilkan pada Tabel 11.

Taiwan dan Saudi Arabia, menjadi dua negara yang memiliki indek impor dari

pasar dunia tertinggi, untuk semua komoditas. Nilai tertinggi oleh Taiwan untuk

kelompok komoditas makanan dan minuman olahan, perikanan dan produk

olahan, serta kulit (dan barang-barang dari kulit). Bahkan untuk kelompok

komoditas makanan dan minuman olahan, impor Taiwan memiliki nilai indek

tertinggi dari keseluruhan komoditas. Pasar Saudi Arabia untuk kelompok

komoditas makanan dan minuman olahan, terbesar kedua, dan untuk kelompok

komoditas perkebunan (dan produk olahannya) terbesar pertama.

Secara keseluruhan kelompok makanan olahan memiliki nilai rata-rata

impor dari dunia terbesar dengan indek 2.82 kemudian diikuti oleh kelompok kulit

dan barang-barang dari kulit (indek rata-rata 1.20) serta kelompok ikan dan hasil

olahan. Nilai indek rata-rata terkecil (1.17) pada komoditas perkebunan (dan

produk olahannya).

Tabel 12. Indek Pertumbuhan Impor dari Dunia tahun 2004-2009 di Pasar

Asia

N

o Negara

Perkebunan Ikan Makol Kulit

% indek % indek % indek %

inde

k

1

Taiwan,

China 14.96 3.49

12.8

0 3.21 3.81 2.04 -3.16 1.13

2 Saudi Arabia 5.77 2.29 3.98 2.06 8.31 2.63 -4.19 1.00

3 Oman 10.94 2.97

23.9

0 4.66

11.8

0 3.08 17.77 3.86

4 Jordan 13.80 3.34

16.2

0 3.65

16.7

3 3.72 20.81 4.25

5 Sri Lanka 11.97 3.10

16.1

0 3.64

11.9

1 3.09 6.36 2.37

6 Yemen, Rep. 8.27 2.62 0.68 1.63

21.4

7 4.34 26.57 5.00

7 Lebanon 11.37 3.02 9.29 2.75

13.9

3 3.36 11.16 3.00

Rata-rata 11.01 2.98

11.9

0 3.09

12.5

7 3.18 10.76 2.94

Page 61: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

44

Indek Nilai Pertumbuhan Impor dari Pasar Dunia

Nilai pertumbuhan impor dari pasar dunia tertinggi oleh Yaman baik untuk

komoditas kulit dan barang-barang dari kulit (nilai indek 5.0), maupun komoditas

makanan dan minuman olahan (nilai indek 4.34). Oman terbesar untuk nilai indek

impor dari dunia komoditas ikan dan hasil olahan. Sedangkan untuk kelompok

komoditas perkebunan (dan produk olahannya) terbesar dicapai oleh pasar Taiwan

(Tabel 12).

Secara keseluruhan kelompok makanan dan minuman olahan memiliki nilai

rata-rata pertumbuhan impor dari dunia terbesar dengan indek 3.18, kemudian

diikuti oleh, kelompok ikan dan hasil olahan (nilai indek 3.09), dan kelompok

komoditas perkebunan serta produk olahannya (nilai indek 2.98). Kelompok kulit

dan barang-barang dari kulit, merupakan komoditas dengan nilai indek rata-rata

pertumbuhan impor dari dunia terkecil yaitu 2.98.

Tabel 13. Indek Nilai Impor dari Indonesia tahun 2009 di Pasar Asia

No Negara

Perkebunan Ikan Makol Kulit

US$000 indek US$000 indek US$000 indek US$000 indek

1 Taiwan, China 5958.11 1.47 33561.54 3.63 37261.11 3.92 2969.95 1.23

2 Saudi Arabia 14013.73 2.10 20272.66 2.59 51084.49 5 450.93 1.04

3 Oman 0.36 1 54.25 1.00 662.52 1.05 0.00 1

4 Jordan 501.52 1.04 9360.13 1.73 6062.65 1.48 23.04 1.00

5 Sri Lanka 11306.60 1.89 7180.19 1.56 545.91 1.04 271.15 1.02

6 Yemen, Rep. 175.52 1.01 1450.84 1.11 1306.35 0.38 0.38 1

7 Lebanon 1647.01 1.13 315.99 1.03 3359.23 1.26 323.16 1.03

Rata-rata 4800.41 1.38 10313.67 1.81 14326.04 2.02 576.95 1.05

Indek Nilai Impor dari Indonesia

Nilai impor dari Indonesia tertinggi di pasar Saudi Arabia untuk produk

perkebunan dan hasil olahannya serta kelompok makanan olahan. Sedangkan

untuk komoditas perikanan dan produk olahannya, serta komoditas kulit dan

produk olahannya nilai indek tertinggi di pasar Taiwan (Tabel 13).

Secara keseluruhan nilai impor dari Indonesia ke kawasan Asia, tertinggi

adalah kelompok makanan dan minuman olahan (nilai indek 2.82). Tertinggi

kedua dan ketiga masing-masing untuk kelompok kulit dan produk olahannya

Page 62: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

45

serta kelompok ikan dan hasil olahanya. Nilai impor dari Indonesia terkecil

dimiliki oleh produk perkebunan dan hasil olahannya dengan indek 1.17.

Tabel 14. Indek Pertumbuhan Impor dari Indonesia tahun 2004-2009 di

Pasar Asia

No Negara

Perkebunan Ikan Makol Kulit

% indek % indek % indek % indek

1 Taiwan, China 2.77 1.94 13.6 2.75 5.492 2.14 -7.967 1.12

2 Saudi Arabia 0 1.73 28.7 3.90 0 1.73 0 1.73

3 Oman 0 1.73 0 1.73 -5.1 1.34 0 1.73

4 Jordan 32.56 4.19 8.83 2.39 43.29 5.00 17.54 3.05

5 Sri Lanka -1.35 1.62 26.5 3.73 -4.16 1.41 0.947 1.80

6 Yemen, Rep. 0 1.73 0 1.73 0 1.73 0 1.73

7 Lebanon 24.61 3.59 -9.6 1.00 29.21 3.94 -8.648 1.07

Rata-rata 8.369 2.36 9.72 2.46 9.819 2.47 0.268 1.75

Indek Nilai Pertumbuhan Impor dari Indonesia

Nilai pertumbuhan impor dari Indonesia tertinggi oleh pasar Jordan untuk

kelompok makanan dan minuman olahan, komoditas perkebunan dan produk

olahannya, serta kelompok komoditas kulit dan barang-barang dari kulit. Untuk

komoditas ikan dan hasil olahan tertinggi di pasar Saudi Arabia (Tabel 14).

Secara keseluruhan kelompok komoditas makanan dan minuman olahan,

memiliki nilai rata-rata pertumbuhan impor dari Indonesia terbesar dengan indek

2.47, kemudian diikuti oleh kelompok ikan dan hasil olahannya, serta kelompok

perkebunan dan produk olahannya. Nilai indek rata-rata pertumbuhan impor dari

Indonesia terkecil dimiliki oleh kelompok kulit dan barang-barang dari kulit

dengan indek 1.75.

Tabel 15. Indek Tarif Impor Rata-rata per Kelompok Komoditas di Pasar

Asia

No Negara

Perkebunan Ikan Makol Kulit

% indek % indek % indek % indek

1 Taiwan, China 12.49 3.84 11.2 4.00 21.55 2.67 12.96 3.78

2 Saudi Arabia 4.167 4.92 3.53 5 14.66 3.56 5 4.81

3 Oman 5.488 4.75 3.53 5 17.86 3.14 5 4.81

4 Jordan 26 2.09 14.1 3.63 35.06 0.91 34.14 1.03

5 Sri Lanka 29.38 1.65 14.6 3.57 27.75 1.86 20.09 2.85

6 Yemen, Rep. 4.167 4.92 3.53 5 24.44 2.29 5 4.81

7 Lebanon 6.912 4.56 10.5 4.10 34.4 1 9.767 4.19

Rata-rata 12.66 3.82 8.7 4.33 25.1 2.20 13.14 3.76

Page 63: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

46

Indek Tarif Impor

Penilaian indek tarif, berbeda dengan indikator sebelumnya, dimana

semakin kecil tarif, nilai indek semakin besar karena menunjukkan kemudahan

masuknya produk ke negara tersebut, indek tarif pasar Asia ditampilkan pada

Tabel 15 Indek tarif tertinggi di pasar Yaman, Saudi Arabia dan Oman untuk

kelompok ikan dan hasil olahannya serta komoditas kulit dan barang-barang dari

kulit dengan nilai indek seluruhnya 5,0 (Tarif sama rendahnya).

Secara keseluruhan kelompok ikan dan hasil memiliki indek rata-rata tarif

impor terbesar dengan indek 4.33, kemudian diikuti oleh komoditas perkebunan

dan produk olahannya serta komoditas kulit dan barang-barang dari kulit. Indek

rata-rata tarif di pasar Asia sama dengan di pasar Afrika yaitu kelompok makanan

dan minuman olahan dengan nilai 2.20.

Indek Komposit untuk Pasar dan Komoditas Potensial di Asia

Analisis pasar dan produk potensial, ditujukan untuk memilih sepuluh

kombinasi pasar dan kelompok komoditas yang memiliki nilai indek komposit

terbesar. Dari Tabel 16, ada lima negara yang memiliki indek komposit terbesar

yaitu Saudi Arabia, Taiwan, Jordan, Oman dan Sri Lanka.

Tabel 16. Sepuluh Besar Pasar dan Kelompok Komoditas Terpilih Pasar

Asia

No

Negara Kelompok Komoditas

Indek

komposit

1 Saudi Arabia Makanan Minuman Olahan 3.91

2 Taiwan, China Makanan Minuman Olahan 3.42

3 Taiwan, China Perikanan dan Produk Olahannya 3.06

4 Saudi Arabia Perikanan dan Produk Olahannya 2.97

5 Jordan Makanan Minuman Olahan 2,62

6 Saudi Arabia Perkebunan dan Produk Olahannya 2.61

7 Oman Perikanan dan Produk Olahannya 2.56

8 Sri Lanka Perikanan dan Produk Olahannya 2.50

9 Jordan Perikanan dan Produk Olahannya 2.37

10 Taiwan, China Perkebunan dan Produk Olahannya 2.31

Dari sisi produk, empat kelompok komoditas yang dianalisis, hanya 3 (tiga)

kelompok komoditas yang potensial untuk dikembangkan, yaitu kelompok

Page 64: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

47

makanan dan minuman olahan, kelompok perikanan dan produk olahannya serta

kelompok perkebunan dan produk olahannya. Kelompok kulit dan barang-barang

dari kulit di pasar Asia tidak termasuk dalam sepuluh kelompok komoditas

potensial.

Meskipun kelompok makanan dan minuman olahan paling potensial (indek

komposit tertinggi), namun hanya potensial di 3 (tiga) pasar Asia. Saudi Arabia

dan Taiwan merupakan pasar paling potensial untuk tiga kelompok komoditas

terpilih. Berdasarkan data BPS, dari kelima negara tujuan ekspor terpilih, empat

diantaranya termasuk kedalam lima negara dengan nilai total ekspor tahun 2010

terbesar untuk komoditi terpilih (Tabel 17), dan termasuk kedalam sepuluh negara

dengan nilai ekspor total terbesar ke kawasan Asia. Bahkan Taiwan, Saudi

Arabia, Sri Lanka, Jordan dan Oman berturut-turut berada di urutan pertama,

keempat, ketujuh, kesembilan dan kesepuluh.

Tabel 17. Lima Besar Pasar Komoditas Terpilih tahun 2010 Pasar Asia

Perkebunan Ikan Makol

Negara

Nilai

ekspor

(US$) Negara

Nilai

ekspor

(US$) Negara

Nilai

ekspor

(US$)

Saudi

Arabia 65,544,177 Taiwan 39,703,845 Arab Emirates 13,061,468

Taiwan 40,881,806

Saudi

Arabia 27,487,961 Taiwan 7,153,707

Arab

Emirates 21,449,815 Sri Lanka 9,725,088 Sri Lanka 6,563,107

Jordan 6,478,872 Jordan 11,193,376 Bangladesh 7,248,136

Kuwait 2,896,606 Yaman 9,015,820 Saudi Arabia 4,534,067

Focus group discussion (FGD) yang dilakukan di Surabaya dan Semarang

mengungkapkan adanya pasar rintisan ke Saudi Arabia. Sebagai contoh,

masyarakat Arab yang semula tidak menyukai ikan karena bau Amis, namun

dengan pengolahan yang sedemikian rupa, surimi (daging lumat ikan yang

mengalami mencucian berulang-ulang) mampu menembus pasar saudi Arabia.

Page 65: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

48

5.1.2. Komoditas Potensial di Pasar Potensial Asia

Di pasar potensial Asia terpilih (Saudi Arabia, Taiwan, Jordan, Oman dan

Sri Lanka), komoditas terpilih (makanan dan minuman olahan, perikanan dan

produk olahannya serta perkebunan dan produk olahannya) yang telah diekspor

dari Indonesia seperti ditampilkan pada Tabel 18. Nilai ekspor dan

pertumbuhannya sangat bervariasi. Pada tahun 2010 nilai ekspor terbesar berasal

dari berbagai makanan olahan (US$ 58,093,941), kemudian ikan olahan (US$

47,604,987) dan terkecil ikan hidup dan ikan hias. Sedangkan pertumbuhan

ekspor tebesar terjadi pada komoditas minuman (56.3%), kemudian coklat olahan

(53.7%) dan pertumbuhan negatif terbesar pada lada (-57.5 persen).

Tabel 18. Komoditas Ekspor ke Pasar Potensial 2009-2010

Komoditas

Nilai US$ Pertumbuhan

(%) 2009 2010

Kelapa & Copra 1,308,833 1,116,374 (17.2)

Mete 1,460,214 2,084,707 30.0

Lada 2,358,543 1,497,734 (57.5)

Teh 4,687,205 4,625,151 (1.3)

Rempah-rempah 1,920,423 3,580,942 46.4

Tembakau 6,380,050 5,914,196 (7.9)

Ikan Hidup & Ikan Hias 999,523 1,110,894 10.0

Ikan Segar & Beku 22,005,082 27,429,356 19.8

Ikan Olahan 33,822,778 47,604,987 29.0

Hasil Perikanan lainnya 10,467,447 12,226,486 14.4

Gula dan Kembang Gula 16,531,414 17,796,216 7.1

Coklat Olahan 1,246,057 2,689,112 53.7

Olahan dari tepung (Sereal, Mie, Roti, dll) 20,308,089 21,774,640 6.7

Buah dan Sayuran Olahan 6,246,275 7,474,814 16.4

Berbagai Makanan olahan 44,354,948 58,093,941 23.6

Minuman 1,074,094 2,459,458 56.3

Tembakau (Cigarettes) 3,640,887 4,644,545 21.6

Berdasarkan nilai indek komposit rata-rata (Tabel 19), lima komoditas

paling potensial adalah coklat olahan, minuman, ikan segar dan beku, ikan olahan

serta berbagai makanan olahan. Kelima komoditas tersebut menjadi merupakan

komoditas ekspor yang potensial untuk dipromosikan di negara Saudi Arabia,

Taiwan, Jordan, Oman dan Sri Lanka.

Page 66: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

49

Tabel 19. Komoditas Potensial di Pasar Potensial Asia

Komoditas Indek nilai

ekspor 2010

Indek

pertumbuhan

2009-2010

Indek

komposit

Coklat Olahan 1.11 4.91 3.01

Minuman 1.09 5.00 3.05

Ikan Segar & Beku 2.85 3.72 3.28

Ikan Olahan 4.26 4.04 4.15

Berbagai Makanan olahan 5.00 3.85 4.43

5.1.3. Pasar dan Kelompok Komoditas Potensial di Afrika

Negara di kawasan Afrika yang datanya memenuhi lima indikator TPI tahap

pertama (data dari UN-Comtrade), sebagai negara tujuan pasar ekspor, seluruhnya

ada 14 negara. Deskripsi indek indikator TPI di pasar Afrika, ditampilkan pada

Tabel 20 sampai Tabel 24. Sedangkan nilai indek komposit untuk menentukan

kelompok komoditas ekspor unggulan dan negara tujuan ekspor unggulan,

ditampilkan pada Tabel 25.

Indek Nilai Impor Afrika dari Pasar Dunia

Indek nilai impor pasar Afrika dari pasar dunia sebagai indikator peluang

pasar, ditampilkan pada Tabel 20. Nilai impor dari pasar dunia tertinggi oleh

Aljazair (Aljazair) untuk kelompok komoditas makanan dan minuman olahan.

Nilai terbesar kedua dan ketiga masing-masing oleh South Afrika (Afrika Selatan)

dan Nigeria, dan dicapai oleh kelompok komoditas yang sama, yaitu makanan dan

minuman olahan. Kelompok komoditas perikanan dan produk olahan, indek

terbesar dimiliki pasar Nigeria, sedangkan untuk kelompok komoditas perkebunan

(dan produk olahannya) serta kulit (dan barang-barang dari kulit) indek terbesar

keduanya dicapai oleh pasar Afrika Selatan.

Secara keseluruhan kelompok makanan olahan memiliki nilai rata-rata

impor dari dunia terbesar dengan indek 2.31 kemudian diikuti oleh kelompok ikan

dan hasil olahan, serta kelompok perkebunan dan hasil olahan. Nilai indek rata-

rata impor terkecil dimiliki oleh kelompok kulit dan barang-barang dari kulit

dengan indek 1.12.

Page 67: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

50

Tabel 20. Indek Nilai Impor dari Dunia tahun 2009, Pasar Afrika

Negara

Perkebunan Ikan Makol Kulit

No US$.000 indek US$.000 indek US$.000 indek US$.000 indek

1 Afsel 275,794 1.93 193,060 1.65 1,111,774 4.75 226,610 1.76

2 Aljazair 86,211 1.29 26,675 1.09 1,185,671 5.00 23,398 1.08

3 Nigeria 95,406 1.32 722,841 3.44 1,061,882 4.58 53,424 1.18

4 Maroko 191,705 1.64 48,809 1.16 779,228 3.63 139,071 1.47

5 Ethiopia 12,970 1.04 1,196 1.00 153,221 1.51 11,106 1.03

6 Pantai Gading 82,693 1.28 355,438 2.20 178,656 1.60 5,139 1.01

7 Tanzania 14,946 1.05 3,854 1.01 132,590 1.44 9,422 1.03

8 Senegal 59,207 1.20 1,072 1.00 223,938 1.75 5,506 1.01

9 Mauritius 3,897 1.01 161,683 1.54 144,199 1.48 11,584 1.04

10 Mozambique 5,729 1.02 39,363 1.13 87,545 1.29 3,747 1.01

11 Zambia 3,868 1.01 5,703 1.02 70,179 1.23 3,251 1.01

12 Zimbabwe 35,027 1.11 4,473 1.01 194,035 1.65 1,401 1.00

13 Madagascar 4,423 1.01 17,820 1.06 94,984 1.32 5,689 1.02

14 Malawi 55,212 1.18 1,653 1.00 43,183 1.14 4,463 1.01

Rata-rata

1.22

1.38

2.31

1.12

Indek Nilai Pertumbuhan Impor dari Pasar Dunia

Nilai pertumbuhan impor dari pasar dunia (Tabel 21) tertinggi oleh Nigeria

untuk kelompok komoditas kulit dan barang-barang dari kulit. Nilai terbesar

kedua dan ketiga masing-masing oleh Tanzania dan Zimbabwe, dan dicapai oleh

kelompok komoditas yang sama, yaitu kelompok komoditas perikanan dan produk

olahan. Indek pertumbuhan impor makanan dan minuman olahan tertinggi terjadi

di Mozambique, sedangkan untuk kelompok komoditas perkebunan (dan produk

olahannya) terbesar dicapai oleh pasar Ethiopia.

Secara keseluruhan kelompok ikan dan hasil olahan memiliki nilai rata-rata

pertumbuhan impor dari dunia terbesar dengan indek 2.01, kemudian diikuti oleh

kelompok makanan dan minuman olahan, serta kelompok kulit dan barang-barang

dari kulit. Nilai indek rata-rata pertumbuhan impor dari dunia terkecil dimiliki

oleh kelompok komoditas perkebunan dan produk olahannya dengan indek 1.76.

Page 68: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

51

Tabel 21. Indek Pertumbuhan Impor dari Dunia tahun 2004-2009 Pasar

Afrika

No Negara

Perkebunan Ikan Makol Kulit

% indek % indek % indek % indek

1 Afsel 12.69 1.59 23.64 1.90 17.19 1.72 1.31 1.26

2 Aljazair 15.82 1.68 11.35 1.55 22.82 1.88 13.39 1.61

3 Nigeria 17.04 1.71 15.04 1.65 35.36 2.24 131.14 5.00

4 Maroko 14.86 1.65 14.07 1.63 20.64 1.82 7.50 1.44

5 Ethiopia 50.21 2.67 46.12 2.55 27.81 2.02 21.01 1.83

6 Pantai Gading 9.18 1.49 15.14 1.66 11.65 1.56 15.92 1.68

7 Tanzania 45.63 2.54 65.74 3.12 16.90 1.71 9.70 1.50

8 Senegal 14.13 1.63 9.73 1.50 9.12 1.48 16.05 1.68

9 Mauritius 3.21 1.31 14.32 1.63 8.53 1.47 5.46 1.38

10 Mozambique 23.87 1.91 9.64 1.50 49.58 2.65 17.85 1.74

11 Zambia 6.05 1.40 22.07 1.86 28.77 2.05 6.02 1.39

12 Zimbabwe -7.67 1.00 72.71 3.32 42.40 2.44 11.93 1.56

13 Madagascar 41.11 2.41 15.76 1.67 16.02 1.68 9.62 1.50

14 Malawi 16.44 1.69 46.15 2.55 21.64 1.84 31.11 2.12

Rata-rata 19 1.76 27 2.01 23 1.90 21 1.83

Tabel 22. Indek Nilai Impor dari Indonesia tahun 2009 Pasar Afrika

N

o Negara

Perkebunan Ikan Makol Kulit

US$.00

0

Inde

k

US$.00

0

inde

k

US$.00

0

inde

k

US$.00

0 indek

1 Afsel 7,517 5.00 3,885 3.07 5,043 3.68 1,614 1.86

2 Aljazair 365 1.19 80 1.04 240 1.13 8 1.00

3 Nigeria 0 1.00 0 1.00 0 1.00 0 1.00

4 Maroko 1,722 1.92 294 1.16 247 1.13 446 1.24

5 Ethiopia 125 1.07 0 1.00 210 1.11 1 1.00

6 Pantai Gading 519 1.28 290 1.15 9 1.01 3 1.00

7 Tanzania 0 1.00 0 1.00 64 1.03 1 1.00

8 Senegal 330 1.18 1 1.00 0 1.00 3 1.00

9 Mauritius 158 1.08 5,345 3.84 1,392 1.74 28 1.01

10 Mozambique 0 1.00 203 1.11 66 1.04 1 1.00

11 Zambia 0 1.00 0 1.00 0 1.00 0 1.00

12 Zimbabwe 0 1.00 0 1.00 24 1.01 0 1.00

13 Madagascar 1 1.00 71 1.04 397 1.21 2 1.00

14 Malawi 0 1.00 262 1.14 0 1.00 0 1.00

Rata-rata 767 1.41 745 1.40 549 1.29 151 1.08

Page 69: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

52

Indek Nilai Impor dari Indonesia

Nilai impor dari Indonesia tertinggi di Afrika Selatan untuk semua

kelompok produk, kecuali kelompok komoditas perikanan dan produk olahan

(Tabel 22). Nilai impor tertinggi dari Indonesia untuk kelompok komoditas

perikanan dan produk olahan tertinggi di Mauritius.

Secara keseluruhan nilai impor dari Indonesia ke kawasan Afrika, tertinggi

adalah produk perkebunan dan hasil olahannya dengan nilai rata-rata indek 1.41,

kemudian diikuti oleh kelompok ikan dan hasil olahanya serta kelompok makanan

dan minuman olahan. Nilai impor dari Indonesia terkecil dimiliki oleh kelompok

kulit dan produk olahannya dengan indek 1.08.

Tabel 23. Indek Pertumbuhan Impor dari Indonesia tahun 2004-2009 Pasar

Afrika

No Negara

Perkebunan Ikan Makol Kulit

% Indek % indek % indek % indek

1 Afsel 0.37 2.44 0.46 2.45 0.07 2.43 0.14 2.44

2 Aljazair 0.07 2.43 5.73 2.62 0.15 2.44 1.02 2.47

3 Nigeria 0 2.43 0 2.43 0 2.43 0 2.43

4 Maroko 0.19 2.44 0.57 2.45 0.25 2.44 2.39 2.51

5 Ethiopia 0 2.43 0 2.43 2.03 2.50 (43.94) 1.00

6 Pantai Gading 40.38 3.75 0 2.43 (10.51) 2.09 (37.14) 1.22

7 Tanzania 0 2.43 0 2.43 (14.62) 1.96 (35.04) 1.29

8 Senegal 78.75 5.00 0 2.43 0 2.43 (18.47) 1.83

9 Mauritius 16.06 2.96 51.02 4.10 32.45 3.49 (3.28) 2.33

10 Mozambique 0 2.43 0 2.43 (22.17) 1.71 (22.41) 1.70

11 Zambia 0 2.43 nn nn 0 2.43 0 2.43

12 Zimbabwe 0 2.43 nn nn 0 2.43 0 2.43

13 Madagascar 72.62 4.80 0 2.43 43.70 3.86 (21.91) 1.72

14 Malawi 0 2.43 0 2.43 0 2.43 0 2.43

Rata-rata 15 2.92 5 2.59 2 2.51 (13) 2.02

Indek Nilai Pertumbuhan Impor dari Indonesia

Nilai pertumbuhan impor dari Indonesia tertinggi oleh pasar Senegal untuk

kelompok komoditas perkebunan dan produk olahannya (Tabel 23). Nilai

terbesar kedua dan ketiga oleh Mauritius dan Mandagascar, masing-masing untuk

kelompok ikan dan hasil olahan serta kelompok makanan dan minuman olahan.

Page 70: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

53

Kelompok komoditas kulit dan barang-barang dari kulit, pertumbuhan impor dari

Indonesia, tertinggi di pasar Maroko.

Secara keseluruhan kelompok komoditas perkebunan dan produk olahannya

memiliki nilai rata-rata pertumbuhan impor dari Indonesia terbesar dengan indek

2.92, kemudian diikuti oleh kelompok ikan dan hasil olahannya, serta kelompok

makanan dan minuman olahan. Nilai indek rata-rata pertumbuhan impor dari

Indonesia terkecil dimiliki oleh kelompok kulit dan barang-barang dari kulit

dengan indek 1.02.

Tabel 24. Indek Tarif Impor Rata-rata Per Kelompok Komoditas Pasar

Afrika

N

o Negara

Perkebunan Ikan Makol Kulit

%

Inde

k %

inde

k %

inde

k % indek

1 Afsel 1.38 4.89 4.72 4.61 15.53 3.73 11.25 4.08

2 Aljazair 0.07 4.99 5.73 4.53 0.15 4.99 1.02 4.92

3 Nigeria 27.94 2.72 19.85 3.38 43.33 1.46 16.03 3.69

4 Maroko 35.93 2.07 48.97 1.00 22.54 3.16 38.85 1.83

5 Ethiopia nn nn nn nn nn nn nn nn

6 Pantai Gading 17.06 3.61 14.08 3.85 18.11 3.52 11.91 4.03

7 Tanzania 23.59 3.07 24.51 3.00 23.74 3.06 14.31 3.83

8 Senegal 17.06 3.61 14.08 3.85 18.11 3.52 11.91 4.03

9 Mauritius 5.93 4.52 0 5.00 2.43 4.80 3.31 4.73

10 Mozambique 18.06 3.53 19.54 3.40 17.86 3.54 10.63 4.13

11 Zambia 23.82 3.05 23.30 3.10 23.43 3.09

19.56 3.40

12 Zimbabwe

20.11 3.36 11.03 4.10 37.75 1.92

21.47 3.25

13 Madagascar

18.56 3.48 19.69 3.39 18.57 3.48

13.85 3.87

14 Malawi

21.93 3.21

14.54 3.81 23.44 3.09

21.49 3.24

Rata-rata 18 3.55 17 3.62 20 3.34 15 3.77

Indek Tarif Impor

Dengan cara penilaian yang sama dengan tarif impor di pasar Asia, yaitu

semakin kecil tarif, nilai indek semakin besar. Indek tarif tertinggi adalah pasar

Mauritius untuk kelompok ikan dan hasil olahannya (Tabel 24). Indek terbesar

kedua, ketiga dan keempat seluruhnya ada di pasar Aljazair, yaitu untuk

kelompok makanan dan minuman olahan serta komoditas perkebunan dan produk

Page 71: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

54

olahannya, (keduanya memiliki indek yang sama 4.99), sedangkan untuk

komoditas kulit dan barang-barang dari kulit indeknya 4.92.

Secara keseluruhan kelompok komoditas kulit dan barang-barang dari kulit

memiliki indek rata-rata tarif impor terbesar 3.77, kemudian diikuti oleh

kelompok ikan dan hasil olahan, serta perkebunan dan produk olahannya. Indek

rata-rata tarif kelompok makanan dan minuman olahan nilainya terkecil yaitu

3.34.

Indek Komposit untuk Pasar dan Komoditas Potensial di Afrika

Sepuluh pasar dan kelompok komoditas yang memiliki nilai indek komposit

terbesar ditampilkan pada Tabel 25. Di pasar Afrika Selatan kelompok makanan

dan minuman olahan memiliki indek komposit yang sama dengan kelompok kulit

dan barang-barang dari kulit, yaitu dengan 2.36. Oleh karena itu kedua kelompok

komoditas tersebut dimasukkan sebagai kelompok komoditas potensial.

Tabel 25. Sepuluh Besar Pasar dan Kelompok Komoditas Terpilih Pasar

Afrika

No

Negara Kelompok Komoditas

Indek

komposit

1 Nigeria Perikanan dan Produk Olahannya 4.38

2 Afsel Perikanan dan Produk Olahannya 3.53

3 Aljazair Perikanan dan Produk Olahannya 3.29

4 Mauritius Perkebunan dan Produk Olahannya 3.26

5 Afsel Perkebunan dan Produk Olahannya 2.85

6 Nigeria Perkebunan dan Produk Olahannya 2.82

7 Nigeria Makanan Minuman Olahan 2.72

8 Mauritius Perikanan dan Produk Olahannya 2.58

9 Maroko Perikanan dan Produk Olahannya 2.49

10

Afsel

Makanan Minuman Olahan/ Kulit dan Produk

Kulit 2.36

Dari Tabel 25, ada lima pasar potensial yaitu Nigeria, Afrika Selatan,

Aljazair, Mauritius dan Maroko. Dari sisi produk, empat kelompok komoditas

yang dianalisis, seluruhnya masuk sebagai komoditas potensial di pasar Afrika.

Kelompok komoditas perikanan dan hasil olahannya paling potensial (indek

komposit tertinggi), dan juga masuk ke seluruh lima pasar potensial. Sedangkan

Page 72: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

55

pasar yang paling potensial adalah Afrika Selatan, dimana dari empat kelompok

komoditas, seluruhnya potensial di pasar tersebut.

Berdasarkan data BPS, dari kelima pasar terpilih, seluruhnya termasuk

kedalam sepuluh negara dengan nilai total ekspor tahun 2010 terbesar ke kawasan

Afrika, kecuali Maroko (Maroko di urutan ke-15) (Tabel 26). Bahkan Afrika

Selatan, Nigeria dan Aljazair, berturut-turut berada di urutan pertama, kedua dan

ketiga. Mauritius dan Maroko, meskipun masing-masing di urutan ke-10 dan ke-

15 untuk nilai total ekspor, namun khusus untuk nilai ekpor tahun 2010 empat

kelompok komoditas yang dianalisis termasuk kedalam lima besar.

Tabel 26. Lima Besar Pasar Komoditas Terpilih tahun 2010 Pasar Afrika

Perkebunan Ikan Makol kulit

Negara

Impor

(US$) Negara

Impor

(US$) Negara

Impor

(US$) Negara

Impor

(US$)

Afsel 7,035,369 Libya 6,825,145 Nigeria 20,956,229 Afsel 562,233

Aljazair 1,604,036 Ghana 5,741,317 Afsel 8,901,102 Nigeria 420,049

Maroko 1,103,925 Mauritius 2,946,639 Mauritius 2,869,171 Maroko 213,659

Nigeria 1,060,802 Afsel 2,672,619 Kenya 2,750,098 Ethiopia 60,826

Sudan 780,440 Angola 1,905,450 Madagascar 1,893,331 Mauritius 32,711

Berdasarkan hasil FGD (focus group discussion) juga terungkap bahwa

Afrika Selatan, merupakan pasar potensial, namun promosi ke wilayah tersebut

belum dilakukan. Beberapa produsen makanan dan minuman olahan, melalui

broker dari Afrika, juga telah memiliki akses untuk melakukan ekspor ke Nigeria.

5.1.4. Komoditas Potensial di Pasar Potensial Afrika

Di pasar potensial Afrika terpilih (Nigeria, Afrika Selatan, Aljazair,

Mauritius dan Maroko), komoditas yang telah diekspor dari Indonesia seperti

ditampilkan pada Tabel 27. Nilai ekspor dan pertumbuhannya sangat bervariasi.

Pada tahun 2010 nilai ekspor terbesar berasal dari berbagai makanan olahan (US$

19,999,220), kemudian tembakau (US$ 6,964,434) dan terkecil barang-barang

dari kulit. Sedangkan pertumbuhan ekspor terbesar terjadi pada komoditas lada

(1182.9%), kemudian ikan segar dan beku (753.0%) dan pertumbuhan negatif

terbesar pada komoditas buah dan sayuran olahan (-67.1 persen).

Page 73: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

56

Tabel 27. Komoditas Ekspor ke Pasar Potensial Afrika 2009-2010

Komoditas

Nilai US$ Pertumbuhan

(%) 2009 2010

Tembakau 6,581,783 6,964,434 5.8

Rempah-rempah 1,975,260 2,554,406 29.3

Kelapa & Copra 2,223,753 1,642,176 -26.2

Teh 585,176 339,539 -42.0

Lada 6,549 84,017 1182.9

Ikan Olahan 5,711,084 3,619,812 -36.6

Ikan Segar & Beku 122,354 1,043,720 753.0

Hasil Perikanan lainnya 710,085 1,008,370 42.0

Ikan Hidup & Ikan Hias 13,337 37,460 180.9

Berbagai Makanan olahan 13,465,126 19,999,220 48.5

Coklat Olahan

2,251,982 4,953,315 120.0

Olahan dari tepung (sereal, mie, roti,

dll) 2,308,228 3,144,844 36.2

Gula dan Kembang Gula 1,564,289 2,657,420 69.9

Minuman 52,130 111,872 114.6

Buah dan Sayuran Olahan 208,904 68,792 -67.1

Tembakau (Cigarettes) 19,093 10,269 -46.2

Tas dan Kopor 572,997 865,435 51.0

Pakaian dari Kulit 338,137 324,643 -4.0

Barang-barang dari kulit 6,917 3,545 -48.7

Dalam kajian ini komoditas potensial yang dipilih sebanyak 5 (lima), dari

komoditas ekspor ke pasar potensial. Berdasarkan nilai indek komposit rata-rata

(Tabel 28), lima komoditas paling potensial adalah olahan dari tepung, coklat

olahan, tembakau, ikan segar dan beku serta berbagai makanan olahan. Tiga

komoditas terpilih di kawasan Afrika (coklat olahan, ikan olahan serta berbagai

makanan olahan) juga menjadi komoditas terpitih di kawasan Asia.

Tabel 28. Komoditas potensial di pasar potensial Afrika

Komoditas Indek nilai

ekspor 2010

Indek

pertumbuhan

2009-2010

Indek

komposit

Olahan dari tepung 1.63 1.33 1.53

Coklat Olahan 1.99 1.60 1.86

Tembakau 2.39 1.23 2.01

Ikan Segar & Beku 1.21 3.62 2.01

Berbagai Makanan olahan 5.00 1.37 3.79

Page 74: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

57

5.2. Perkembangan Daya Saing Produk Potensial di Pasar Potensial

Constant Market Share Analysis (CMSA) menghitung kontribusi

komposisi komoditi ekspor, pertumbuhan impor, dan daya saing terhadap

pertumbuhan ekspor (dalam hal ini ekspor Indonesia ke Afrika dan Asia khusus

komoditi terpilih). Dari sisi permintaan dihitung efek pangsa makro

(pertumbuhan impor) dan pangsa mikro (efek komposisi komoditi), sedangkan

dari sisi suplai ditunjukkan efek daya saing. Pada bagian berikut akan dibahas

hasil dari analisis CMSA 7 (tujuh) komoditi potensial di 9 (sembilan) pasar

potensial (Taiwan meskipun merupakan negara potensial, namun data tidak

tersedia sehingga tidak bisa dianalisis).

Periode análisis dibagi menjadi dua periode, yaitu periode tahun 2004-

2007 dan periode 2007-2010. Pembagian dua periode ini untuk melihat

perkembangan daya saing dari satu periode ke periode selanjutnya. Tahun 2007

dipilih menjadi tahun transisi, dengan harapan dapat menangkap perubahan yang

terjadi pada saat crisis ekonomi dunia tahun 2008. Dugaan sementara krisis dunia

berpengaruh pada perkembangan ekspor, karena adanya krisis akan menurunkan

permintaan negara importir, dan selanjutnya akan menurunkan ekspor Indonesia.

Secara keseluruhan, ekspor komoditi prioritas di semua pasar terpilih,

memiliki total perubahan ekspor yang positif, baik pada periode analisis 2004-

2007 maupun periode 2007-2010. Namun perubahan ekspor yang positif ini lebih

dominan disebabkan oleh efek perdagangan dunia yang seluruhnya juga bernilai

positif (Lampiran 1). Jika dirinci berdasarkan indikator CMSA, tiap komoditi di

masing-masing pasar memiliki efek pertumbuhan impor, efek komposisi komoditi

dan efek daya saing yang berbeda-beda. Untuk lebih jelas, berikut diuraikan nilai

dari setiap indikator tersebut berdasarkan komoditi.

5.2.1. CMSA Coklat Olahan

Pada periode 2004-2007, ekspor coklat olahan ke semua pasar potensial

mempunyai nilai efek komposisi komoditi yang negatif, sedangkan pada periode

2007-2010 nilainya positif (dan sebagian bernilai nol). Nilai tersebut

menunjukkan pada periode 2004-2007 permintaan impor coklat olahan relatif

rendah dibandingkan komoditas lain, kemudian pada periode 2007-2010

permintaannya relatif meningkat (Tabel 29).

Page 75: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

58

Daya saing ekspor coklat olahan di kedua periode analisis (2004-2007

maupun 2007-2010), di hampir semua pasar relatif menurun, kecuali di pasar

Nigeria dan Sri Lanka yang mengalami peningkatan pada periode 2007-2010.

Bahkan di pasar Yordania, daya saing yang semula membaik di periode 2004-

2007, di periode 2007-2010 daya saingnya menurun.

Tabel 29. CMSA Komoditi Coklat Olahan

Komponen Afrika Selatan Aljazair Maroko Mauritius Nigeria Arab Saudi Oman Sri Lanka Yordania

Efek

Perdagangan

Dunia

2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817

Efek Komposisi

Komoditi-1,890,646 -462,588 -10,698 -39,684 -10,616 -140,248 -110,004 -589,614 -8,122,851

Efek Distribusi

Pasar23,998,332 42,984,467 964,177 3,413,011 6,523,688 1,816,190 6,811,640 64,461,363 807,898,522

Efek Daya

Saing-80,635,680 -57,124,186 -1,291,561 -3,753,311 -6,848,563 -5,873,079 -10,157,196 -82,300,712 -1,048,118,494

Total Perubahan 2,475,414,823 2,519,340,509 2,533,604,735 2,533,562,832 2,533,607,326 2,529,745,680 2,530,487,257 2,515,513,854 2,285,599,993

Efek

Perdagangan

Dunia

763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132

Efek Komposisi

Komoditi13,953,092 194,183 0 9,975,072 0 2,683,455 238,846 2,337,288 95,471,607

Efek Distribusi

Pasar-6,590,551 475,392 0 54,721,527 0 16,753,268 -361,741 -10,420,545 146,562,269

Efek Daya

Saing-21,170,006 -436,307 0 -76,527,930 35,400 -21,331,993 -155,792 5,569,086 -355,648,737

Total Perubahan 750,039,667 764,080,399 763,847,132 752,015,801 763,882,532 761,951,861 763,568,445 761,332,960 650,232,271

2004-2007

2007-2010

5.2.2. CMSA Ikan Segar dan Beku

Pada periode 2004-2007 dan periode 2007-2010 peningkatan ekspor ikan

segar dan beku ke semua pasar yang dianalisis lebih dominan disebabkan oleh

efek perdagangan dunia, efek distribusi pasar, serta efek komposisi komoditi.

Nilai seluruh indikator tersebut dominan positif selama periode pengamatan

(Tabel 30).

Dari sisi daya saing (efek daya saing), hanya di pasar Oman yang

konsisten selalu meningkat. Di pasar Mauritius, Arab, Srilanka dan Yordania,

mengalami peningkatan daya saing, yang semula negatif di periode 2004-2007,

kemudian menjadi positif di periode 2007-2010. Sebaliknya di pasar Afrika

Selatan, Aljazair dan Maroko, daya saing ekspor ikan segar dan beku mengalami

Page 76: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

59

penurunan, dari yang semula positif (periode 2004-2007) menjadi negatif (periode

2007-2010).

Tabel 30. CMSA Komoditi Ikan Segar dan Beku

Komponen Afrika Selatan Aljazair Maroko Mauritius Nigeria Arab Saudi Oman Sri Lanka Yordania

Efek

Perdagangan

Dunia

13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710

Efek Komposisi

Komoditi1,347,841 0 0 302,475 0 34,342 0 1,014,809 66,599

Efek Distribusi

Pasar-30,195,973 0 0 101,919,519 0 3,818,884 0 41,717,588 8,158,370

Efek Daya

Saing10,221,734 41,723 201 -105,662,617 0 -4,219,013 171,180 -52,672,139 -9,116,226

Total Perubahan 13,368,314,313 13,386,982,433 13,386,940,911 13,383,500,087 13,386,940,710 13,386,574,924 13,387,111,890 13,377,000,967 13,386,049,453

Efek

Perdagangan

Dunia

5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301

Efek Komposisi

Komoditi4,517,428 280,228 1,350 5,979,936 0 845,870 1,149,713 30,833,228 418,720

Efek Distribusi

Pasar25,840,743 35,157,170 3,379 -60,970,919 0 -10,058,040 -6,292,323 -482,807,571 -3,345,333

Efek Daya

Saing-39,884,297 -35,479,172 -7,712 43,372,330 28,224 9,004,391 2,787,801 386,413,517 2,597,265

Total Perubahan 5,264,639,175 5,274,123,528 5,274,162,318 5,262,546,649 5,274,193,525 5,273,957,522 5,271,810,492 5,208,604,475 5,273,835,953

2007-2010

2004-2007

5.2.3. CMSA Berbagai Makanan Olahan

Ekspor berbagai makanan olahan yang memiliki total perubahan positif,

ternyata lebih banyak disumbangkan oleh efek perdagangan dunia, efek komposisi

komoditi, dan sebagian oleh efek ditribusi pasar. Sedangkan efek daya saing

semuanya negatif di dua periode analisis, kecuali di pasar Oman. Itupun terjadi

pada periode 2004-2007, sedangkan di periode 2007-2010, di semua negara daya

saing ekspor makanan olahan dari Indonesia menurun (nilainya negatif).

Nilai distribusi pasar yang positif menunjukan bahwa pasar-pasar yang

menjadi tujuan ekspor merupakan pasar-pasar yang memiliki pertumbuhan relatif

cepat. Adapun pada Pasar Mauritius, Oman dan Srilanka tahun 2004-2007, efek

distribusi pasar bernilai negatif yang artinya ekspor terkonsentrasi di pasar yang

pertumbuhannya relatif lambat (stagnan). Untuk Aljazair mempunyai nilai 0 (nol)

karena Indonesia tidak melakukan ekspor produk ikan ke Negara tersebut pada

periode analisis.

Page 77: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

60

Tabel 31. CMSA Komoditi Berbagai Makanan Olahan

Komponen Afrika Selatan Aljazair Maroko Mauritius Nigeria Arab Saudi Oman Sri Lanka Yordania

Efek

Perdagangan

Dunia

2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686

Efek Komposisi

Komoditi1,270 0 47 31,495 3,575,875 6,593,106 997 260,898 7,963

Efek Distribusi

Pasar61,289 0 672 -257,395 83,191,333 20,118,772 -56,424 -8,068,764 536,634

Efek Daya

Saing-103,702 0 -2,794 -1,174,284 -237,326,864 -303,484,295 50,535 -3,788,955 -310,318

Total Perubahan 2,321,658,543 2,321,699,686 2,321,697,610 2,320,299,503 2,171,140,030 2,044,927,270 2,321,694,795 2,310,102,866 2,321,933,966

Efek

Perdagangan

Dunia

2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006

Efek Komposisi

Komoditi109,542 0 35 59,355 65,517,521 126,567,948 277,377 504,929 4,125,485

Efek Distribusi

Pasar76,536 0 59 2,978,243 152,050,653 187,576,890 1,125,135 1,672,726 12,605,735

Efek Daya

Saing-200,064 0 -168 -3,081,141 -336,981,396 -539,035,793 -1,991,763 -3,218,166 -25,037,034

Total Perubahan 2,209,724,020 2,209,738,006 2,209,737,932 2,209,694,462 2,090,324,785 1,984,847,052 2,209,148,755 2,208,697,495 2,201,432,192

2007-2010

2004-2007

5.2.4. CMSA Tembakau

Untuk produk tembakau, terjadi penurunan pertumbuhan konsumsi

tembakau di dunia pada periode 2007-2010 dibandingkan periode 2004-2007

(total perubahan tahun 2007-2010 lebih kecil dari tahun 2004-2007). Namun

demikian, produk tembakau Indonesia mengalami peningkatan daya saing

Maroko, Nigeria dan Sri Lanka pada periode 2007-2010, sehingga mendorong

tingkat permintaan produk tembakau Indonesia.

Berdasarkan Tabel 32 diketahui bahwa semua pasar tujuan yang

dianalisis mempunyai nilai efek komposisi komoditi yang negatif, kecuali di tiga

negara yaitu Afrika Selatan, Aljazair dan Sri Lanka. Sementara itu untuk efek

distribusi pasar sebagian pasar mencapai nilai positif, sebagian mencapai nilai

negatif. Umumnya memiliki efek distribusi pasar nol selama periode analisis.

Efek distribusi pasar positif terjadi di Pasar Afrika Selatan dan Aljazair.

Sedangkan Pasar Sri Lanka mempunyai nilai negatif yang artinya bahwa pasar

tersebut merupakan pasar yang relatif stagnan.

Page 78: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

61

Tabel 32. CMSA Komoditi Tembakau

Komponen Afrika Selatan Aljazair Maroko Mauritius Nigeria Arab Saudi Oman Sri Lanka Yordania

Efek

Perdagangan

Dunia

6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797

Efek Komposisi

Komoditi-26,431,187 -4,379,576 -6,668,077 0 0 0 0 -72,153,649 0

Efek Distribusi

Pasar-34,711,809 58,049,489 14,537,856 0 0 0 0 -70,332,603 0

Efek Daya

Saing-16,995,987 -66,299,423 -27,655,108 0 0 0 0 -65,944,220 0

Total Perubahan 6,831,220,815 6,896,730,287 6,889,574,469 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,700,929,325 6,909,359,797

Efek

Perdagangan

Dunia

4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329

Efek Komposisi

Komoditi357,244 455,067 0 0 0 0 0 7,050,308 0

Efek Distribusi

Pasar1,714,155 27,429,659 0 0 0 0 0 -446,641,589 0

Efek Daya

Saing-1,202,451 -32,950,619 242,194 0 480,654 0 0 361,462,954 0

Total Perubahan 4,215,366,277 4,209,431,436 4,214,739,523 4,214,497,329 4,214,977,983 4,214,497,329 4,214,497,329 4,136,369,001 4,214,497,329

2007-2010

2004-2007

5.2.5. CMSA Olahan dari Tepung

Pada periode 2004-2007, ekspor olahan dari tepung yang memiliki total

perubahan positif banyak disumbang dari efek perdagangan dunia dan efek

distribusi pasar. Sedangkan pada periode 2007-2010 banyak disumbang dari efek

perdagangan dunia dan efek komposisi komoditi.

Pada periode 2004-2007 di seluruh pasar tujuan memiliki efek komposisi

komoditi negatif kecuali Aljazair (Tabel 33). Efek komposisi komoditi di Aljazair

bernilai nol), dimana pada periode tersebut Indonesia tidak melakukan ekspor

olahan dari tepung. Namun pada periode 2007-2010 efek komposisi komoditi

berubah menjadi positif, kecuali Nigeria (nilainya nol). Untuk efek distribusi

pasar pada periode 2004-2007, seluruh negara mengalami pertumbuhan positif.

Tetapi pada periode 2007-2010, efek distribusi pasar Maroko, Mauritius, Sri

Lanka, dan Yordania berubah menjadi negatif. Sedangkan untuk efek daya saing,

produk olahan dari tepung Indonesia memiliki daya saing cukup tinggi di pasar

Maroko, Nigeria, dan Sri Lanka pada periode 2007-2010.

Page 79: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

62

Tabel 33. CMSA Komoditi Olahan dari Tepung

Komponen Afrika Selatan Aljazair Maroko Mauritius Nigeria Arab Saudi Oman Sri Lanka Yordania

Efek

Perdagangan

Dunia

6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964

Efek Komposisi

Komoditi-450,693 0 -2,850 -241,329 -93,888 -981,594 -48,774 -129,724 -511,591

Efek Distribusi

Pasar13,201,758 0 160,642 18,373,590 6,443,069 45,762,635 2,509,749 2,283,148 132,955,555

Efek Daya

Saing-43,437,650 6,005 -332,426 -34,746,746 -13,080,483 -111,957,341 -5,855,021 -11,089,647 -167,281,374

Total Perubahan 6,577,230,379 6,607,922,969 6,607,742,330 6,591,302,479 6,601,185,662 6,540,740,663 6,604,522,918 6,598,980,740 6,573,079,553

Efek

Perdagangan

Dunia

3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095

Efek Komposisi

Komoditi13,189,843 48,718 241,098 5,578,206 0 25,953,225 833,888 2,955,855 14,936,614

Efek Distribusi

Pasar10,414,198 116,154 -1,164,744 -2,057,557 0 45,095,103 1,380,507 -14,413,094 -18,938,504

Efek Daya

Saing-45,123,470 -236,854 482,542 -12,714,862 234,640 -114,027,927 -3,417,858 6,392,165 -19,338,848

Total Perubahan 3,100,201,666 3,121,649,113 3,121,279,992 3,112,526,882 3,121,955,735 3,078,741,496 3,120,517,632 3,116,656,021 3,098,380,357

2007-2010

2004-2007

5.2.6. CMSA Minuman

Peningkatan ekspor minuman periode 2004-2007 didominasi oleh efek

perdagangan dunia dan efek komposisi komoditi dan efek distribusi pasar.

Sementara peningkatan ekspor pada 2007-2010 banyak disumbang oleh efek

perdagangan dunia dan efek distribusi pasar (Tabel 34).

Pada periode 2007-2010, Indonesia tidak melakukan ekspor minuman ke

negara Aljazair, Maroko, dan Mauritius, tetapi mengekspor minuman ke pasar

tujuan lain, yaitu Nigeria, Arab, Oman, Sri Lanka, dan Yordania yang memiliki

pertumbuhan pasar yang cepat. Dari segi daya saing, produk minuman Indonesia

memiliki daya saing yang cukup tinggi di negara Afrika Selatan dan Yordania.

Sedangkan efek komposisi komoditi untuk produk minuman Indonesia di pasar

tujuan ekspor periode 2007-2010 menjadi negatif setelah mengalami positif pada

periode 2004-2007.

Page 80: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

63

Tabel 34. CMSA Komoditi Minuman

Komponen Afrika Selatan Aljazair Maroko Mauritius Nigeria Arab Saudi Oman Sri Lanka Yordania

Efek

Perdagangan

Dunia

1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301

Efek Komposisi

Komoditi458,102 0 0 128 374,616 575,522 1,491,264 980,649 0

Efek Distribusi

Pasar7,648,115 0 0 -300 8,360,555 -4,212,827 17,553,926 2,125,394 0

Efek Daya

Saing-11,842,046 0 0 -877 -11,778,308 -941,777 -30,627,508 -11,090,552 33,890

Total Perubahan 1,321,528,472 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,263,252 1,322,221,164 1,320,685,219 1,313,681,984 1,317,279,792 1,325,298,191

Efek

Perdagangan

Dunia

560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088

Efek Komposisi

Komoditi-71,348 0 0 0 -146,830 -942,478 -4,551,818 -247,447 -252,849

Efek Distribusi

Pasar-188,880 0 0 0 917,769 4,099,866 28,160,018 25,362 -578,451

Efek Daya

Saing121,030 0 0 0 -953,922 -4,725,152 -32,323,016 -185,077 424,338

Total Perubahan 560,520,890 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,477,106 559,092,324 551,945,273 560,252,926 560,253,126

2004-2007

2007-2010

5.2.7. CMSA Ikan Olahan

Pada periode 2004-2007 komoditi ikan olahan memiliki daya saing yang

cukup tinggi di pasar Aljazair dan Moroko (Tabel 35). Sedangkan pada periode

2007-2010, daya saing produk ikan olahan Indonesia meningkat di pasar Afrika

Selatan, Aljazair, Arab, Oman, Sri Lanka, dan Yordnia. Dari segi efek komposisi

komoditi, telah terjadi perubahan pada periode 2007-2010 dimana pada seluruh

negara yang dianalisis efek komposisi komoditinya negatif sedangkan pada

periode sebelumnya (2004-2007) positif. Pada periode 2004-2007, pertumbuhan

pasar Maroko, Mauritius, Nigeria, dan Sri Lanka tergolong cepat dengan nilai

efek distribusi pasar yang positif. Ekspor ikan olahan yang memiliki total

perubahan positif banyak disumbang oleh efek perdagangan dunia, efek distribusi

pasar, dan efek daya saing.

Secara keseluruhan daya saing pada periode 2007-2010 relatif lebih baik

dibandingkan periode 2004-2007. Komoditi yang paling baik daya saingnya

(daya saing relatif meningkat) adalah yang berbahan baku ikan baik ikan segar

dan beku maupun ikan olahan. Peningkatan daya saing terutama terjadi di negara

Sri Lanka dan Nigeri. Sebaliknya untuk komoditi makanan olahan di semua

Page 81: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

64

negara terpilih daya saingnya menurun pada periode sejak 2004 sampai akhir

periode analisis 2010 (Lampiran 2)

Tabel 35. CMSA Komoditi Ikan Olahan

Komponen Afrika Selatan Aljazair Maroko Mauritius Nigeria Arab Saudi Oman Sri Lanka Yordania

Efek

Perdagangan

Dunia

13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935

Efek Komposisi

Komoditi103,116 0 47,194 92,769 142,047 3,469,714 31,156 1,422,607 14,730

Efek Distribusi

Pasar10,108,087 0 -5,868,869 22,699,573 -3,380,054 439,112,130 28,324,850 1,067,962 2,390,306

Efek Daya

Saing-15,851,485 188,174 3,032,292 -28,168,895 -5,033,270 -640,660,075 -30,248,090 -89,028,356 -3,300,516

Total Perubahan 13,928,146,653 13,933,975,109 13,930,997,553 13,928,410,383 13,925,515,658 13,735,708,705 13,931,894,851 13,847,249,149 13,932,891,455

Efek

Perdagangan

Dunia

6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835

Efek Komposisi

Komoditi-8,078,255 -2,403,181 -1,041,710 -3,407,637 -4,722,928 -165,944,683 -41,199 -41,114 -7,369

Efek Distribusi

Pasar-37,901,978 -7,330,347 7,182,895 2,760,865 9,818,876 -114,345,749 -104,161 75,279 -28,437

Efek Daya

Saing37,798,821 8,118,529 -7,226,886 -2,564,096 -9,475,782 108,305,640 172,920 7,057,005 30,231

Total Perubahan 6,452,498,423 6,459,064,836 6,459,594,135 6,457,468,967 6,456,300,001 6,288,695,044 6,460,707,395 6,467,771,005 6,460,674,261

2007-2010

2004-2007

5.3. Analisis Export Product Dynamics (EPD)

Disamping CMSA, indikator lain yang dapat memberikan gambaran

tentang tingkat daya saing suatu produk adalah Export Product Dynamics (EPD).

Rekapitulasi EPD mampu menangkap dinamika dayasaing (market positioning)

suatu negara dalam periode tertentu. Melalui EPD market attractiveness dalam

basis sektoral/komoditas dihitung berdasarkan pertumbuhan dari pangsa pasar

(market share) dari Indonesia ke pasar potensial terpilih. Benchmark

pengkategorian Rising Star, Falling Star, Lost Opportunity, dan Retreat dapat

secara eksplisit dan sederhana menginformasikan daya saing dinamik dari

komoditas unggulan Indonesia di pasar-pasar potensial.

Data dasar analisis EPD disesuaikan dengan analisis CMSA periode

terakhir yaitu 2007-2010 menurut basis perdagangan bilateral Indonesia dengan

pasar negara tujuan terpilih di Asia dan Afrika dengan penekanan pada komoditas

prioritas hasil analisis TPI (trade performance index) sebelumnya. Hasil

perhitungan EPD dapat dilihat pada Tabel 36 (Lampiran 3).

Page 82: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

65

Tabel 36. Analisis EPD Komoditi Potensial Di Pasar Potensial Tahun 2007-

2010

Negara

Cokla

t

Olaha

n

Ikan

segar

&beku

Makana

n

Olahan

Olahan

dari

tepung

Temb

akau

Minu

man

Ikan

Olaha

n

Afsel RS RS RS RS RS RS RS

Aljazair RS RS RS RS LO LO RS

Maroko RT FS RT RT RT LO FS

Mauritius RS RS RS RS LO RS RS

Nigeria LO LO RS RS RS RS RS

Arab

Saudi RS RS LO LO LO RS RS

Oman RS RS RS FS LO LO RS

Sri Lanka FS FS RT FS FS FS FS

Yordania RS RS RS RS LO RS RS

Keterangan: RS: rising star; RT: retreat; LO: lost opportunity; FS: falling star

Hasil perhitungan EPD terhadap produk prioritas di pasar Asia dan Afrika

terpilih menunjukkan bahwa selama periode 2007-2010 di pasar Maroko dan Sri

Lanka, terjadi penurunan permintaan. Di pasar Maroko hanya permintaan

minuman saja yang masih meningkat. Penurunan permintaan di Maroko juga

sudah diikuti oleh berkurangnya ekspor Indonesia ke negara tersebut (retreat),

kecuali untuk ekspor komoditi berbahan baku ikan yang nilainya masih tinggi.

Sedangkan di pasar Sri Lanka, semua komoditi terpilih permintaannya sudah

menurun meskipun ekspor Indonesia masih tinggi (falling star).

Potensi pasar di kedua negara tersebut sudah berkurang, sehingga perlu

lebih berkonsentrasi pada 7 (tujuh) pasar tujuan lainnya, di pasar yang statusnya

rising star dan lost opportunity. Bahkan di pasar Arab Saudi komoditi berbagai

makanan olahan, olahan dari tepung dan tembakau, permintaan meningkat,

namun ekspor dari Indonesia justru menurun (loss opportunity).

Dari sisi produk, seluruhnya komoditi dominan pada kondisi rising star

dan loss opportunity. Lost Opportunity merupakan hasil yang paling tidak

diinginkan karena terjadinya penurunan pangsa pasar impor dari Indonesia,

sementara impor dari dunia meningkat. Lost opportunity terutama terjadi pada

komoditi tembakau dan minuman. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk

tembakau dan minuman belum memiliki daya saing di beberapa pasar yang

Page 83: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

66

dianalisis. Produk cokelat olahan, ikan segar dan beku, berbagai makanan olahan,

olahan dari tepung serta ikan olahan dominan pada kondisi Rising Star terutama di

pasar Afrika Selatan, Aljazair, Mauritius, Nigeria, Arab Saudi, Oman dan

Yordania. Selama empat tahun terakhir, di pasar Afrika Selatan, Aljazair,

Mauritius, Nigeria, Arab Saudi, Oman dan Yordania, produk-produk tersebut dari

Indonesia merupakan komoditi yang “kompetitif” dan memiliki “dinamika

positif”, seperti ditunjukkan oleh posisi “Rising Star”. Peningkatan market share

produk cokelat olahan, ikan segar dan beku, berbagai makanan olahan, olahan dari

tepung serta ikan olahan Indonesia lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan

rata-rata market share dari seluruh komoditas yang diperdagangkan di negara

terpilih.

Selama periode 2007-2010, produk cokelat olahan, ikan segar dan beku,

berbagai makanan olahan, olahan dari tepung, tembakau, minuman dan ikan

olahan Indonesia di pasar Afrika Selatan berada di posisi “Rising Star”. Kinerja

ekspor produk tersebut ke Afrika Selatan menunjukkan pertumbuhan dengan

peningkatan rata-rata pangsa ekspor yang positif.

Pangsa ekspor ikan segar dan beku selama empat tahun terakhir

mengalami pertumbuhan rata-rata tertinggi yaitu sebesar 332,34 persen, walaupun

cukup berfluktuasi. Meskipun demikian, besarnya masih jauh lebih tinggi dari

pertumbuhan rata-rata total ekspor Indonesia ke Afrika Selatan yang hanya

sebesar 11,24 persen. Pertumbuhan rata-rata pangsa ekspor tertinggi setelah

produk ikan segar dan beku adalah ikan olahan, tembakau, minuman, olahan dari

tepung, cokelat olahan dan berbagai makanan olahan yang masing-masing sebesar

255,2 persen, 158,61 persen (Lampiran 3).

Page 84: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

67

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

4500000

5000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Cokelat Olahan

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Ikan segar dan beku

-50000

0

50000

100000

150000

200000

250000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Berbagai Makanan Olahan

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Olahan Tepung

-1000000

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$R

ibu

Tembakau

-20000

0

20000

40000

60000

80000

100000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Minuman

-500000

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Ikan Olahan

Gambar 6. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Indonesia ke Afrika Selatan

Produk cokelat olahan, ikan segar dan beku, berbagai makanan olahan,

olahan dari tepung dan ikan olahan Indonesia memiliki potensi besar di pasar

Aljazair. Peningkatan rata-rata market share produk-produk tersebut selama

2007-2010 masing-masing sebesar 135,64 persen, 266,51 persen, 33,01 persen,

23,29 persen, dan 150,59 persen. Sementara produk tembakau dan minuman

masuk ke dalam kelompok “Lost Opportunity” dimana peningkatan rata-rata

market share produk tersebut negatif sedangkan peningkatan rata-rata market

share dari total ekspor ke Aljazair positif. Peningkatan rata-rata pangsa ekspor

produk tembakau dan minuman ke Aljazair selama 2007-2010 sebesar -38,17

persen dan -25 persen jauh di bawah peningkatan rata-rata pangsa ekspor totalnya

yang mencapai 3,15 persen. Meskipun belum menjadi produk yang kompetitif di

Aljazair, produk tembakau dan minuman memiliki potensi sebagai produk

Page 85: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

68

unggulan ekspor dan masuk kategori “Rising Star” bila Indonesia terus melakukan

penetrasi kedua produk tersebut ke pasar Aljazair dan meningkatkan ekspornya.

-100000

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Cokelat Olahan

-200000

-100000

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Ikan segar dan beku

-50000

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Berbagai Makanan Olahan

-5000

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Olahan Tepung

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Ribu

Tembakau

-5000

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Minuman

-400000

-200000

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Ikan Olahan

Gambar 7. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Indonesia ke Aljazair

Karakteristik di pasar Aljazair sama seperti karakteristik di pasar Oman

dimana produk cokelat olahan, ikan segar dan beku, berbagai makanan olahan,

olahan dari tepung dan ikan olahan Indonesia termasuk dalam kategori “Rising

Star” sedangkan produk tembakau dan minuman termasuk dalam kategori “Lost

Opportunity”. Trend pertumbuhan pangsa ekspor produk cokelat olahan, ikan

segar dan beku, berbagai makanan olahan, olahan dari tepung dan ikan olahan

Indonesia selama enam tahun terakhir masing-masing sebesar 116,05 persen,

265,92 persen20,06 persen, 1,32 persen, dan 48,66 persen dengan trend

pertumbuhan pangsa total ekspor Indonesia ke Oman sebesar 13,53 persen.

Page 86: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

69

Sementara trend pertumbuhan pangsa ekspor produk tembakau dan minuman

sebesar 0,00 persen dan -49,77 persen. Selama periode 2007-2010, Indonesia

tidak mengekspor tembakau ke pasar Oman.

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US

$ R

ibu

Cokelat Olahan

-50000

0

50000

100000

150000

200000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US

$ R

ibu

Ikan segar dan beku

-10000

0

10000

20000

30000

40000

50000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US

$ R

ibu

Berbagai Makanan Olahan

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US

$ R

ibu

Olahan Tepung

-100000

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US

$ R

ibu

Minuman

0

50000

100000

150000

200000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US

$ R

ibu

Ikan Olahan

Gambar 8. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Indonesia ke Oman

Di pasar Mauritius nilai ekspor Indonesia untuk seluruh komoditi, (kecuali

tembakau) seluruh memiliki pertumbuhan pangsa ekspor yang positif selama

empat tahun terakhir selain pertumbuhan rata-rata total ekspor yang juga positif.

Sementara pasar untuk produk tembakau di Mauritius mengalami peningkatan,

namun daya saing Indonesia di negara tersebut mengalami penurunan dengan

trend pangsa ekspor tembakau sebesar 0,00 persen. Trend pertumbuhan pangsa

ekspor tembakau tersebut kecil dikarenakan Indonesia belum mengekspor

tembakau ke Mauritius selama periode 2007-2010

Page 87: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

70

-500000

0

500000

1000000

1500000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Cokelat Olahan

0

500000

1000000

1500000

2000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Ikan segar dan beku

-20000

0

20000

40000

60000

80000

100000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Berbagai Makanan Olahan

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Olahan Tepung

-10000

0

10000

20000

30000

40000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Minuman

0

200000

400000

600000

800000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$

Rib

u

Ikan Olahan

Gambar 9. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Indonesia ke Mauritius

-400000-200000

0200000400000600000800000

10000001200000140000016000001800000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Cokelat Olahan

-400000-200000

0200000400000600000800000

10000001200000140000016000001800000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Ikan segar dan beku

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

30000000

35000000

40000000

45000000

50000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Berbagai Makanan Olahan

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

4500000

5000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Olahan Tepung

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$R

ibu

Tembakau

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Minuman

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

US$ R

ibu

Ikan Olahan

Gambar 10. Perkembangan Ekspor Beberapa Produk Indonesia ke Arab Saudi

Page 88: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

71

Di pasar Arab Saudi nilai pasar untuk seluruh komoditi, mengalami

peningkatan. Namun peningkatan potensi pasar untuk komoditi berbagai

makanan olahan, olahan dari tepung dan tembakau belum dimanfaatkan oleh

eksportir Indonesia. Daya saing Indonesia untuk komoditi berbagai makanan

olahan, olahan dari tepung dan tembakau di pasar Arab Saudi mengalami

penurunan dengan tren masing-masing sebesar -6,13 perse, -8,5 dan -25 persen.

5.4. Kajian Empiris Diversifikasi Pasar di Kawasan Asia dan Afrika

Untuk menggali potensi dan permasalahan yang terkait dengan diversifikasi

pasar di kawasan Asia dan Afrika, dilakukan wawancara mendalam (indept

interview) dan FGD (focus group discussion). Wawancara mendalam dilakukan

terhadap responden kunci yang terkait ekspor impor di negara-negara di kawasan

Asia dan Afrika. Negara di kawasan Asia diwakili oleh Uni Emirat Arab,

sedangkan negara di kawasan Afrika diwakili oleh Afrika Selatan. Responden di

kedua negara kajian seperti ditampilkan pada Tabel 37.

Tabel 37. Responden di Negara Kajian

No Uni Emirat Arab Afrika Selatan

1 Konjen RI untuk Dubai Kepala ITPC Johannesburg

2 Kepala ITPC Dubai Kepala Department of Trade and Industry

Afrika Selatan (DTI)

3 Dubai Chamber Kepala Chamber of Commerce and

Industry Johannesburg (JCCI)

Lebih dari 80% kegiatan perdagangan UEA berpusat di Dubai (Dubai

External Statistic) dengan demikian kondisi pasar Dubai cukup mewakili

perkembangan perdagangan UEA secara keseluruhan.

Informasi dari responden di dalam negeri digali melalui wawancara

mendalam terhadap responden kunci dan FGD, di lima kota yang memiliki

pelabuhan ekspor yaitu Manado, Makasar, Samarinda, Surabaya dan Semarang.

Responden kunci dan peserta FGD adalah pengusaha komoditi ekspor, eksportir,

akademisi, birokrat dan Asosiasi. Status responden seperti ditampilkan pada Tabel

38.

Page 89: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

72

Tabel 38. Status responden peserta FGD

Lokasi

kajian

Pengusaha Akademisi Birokrat Asosiasi

Orang Persen Orang Persen Orang Persen Orang Persen

Manado 5 16,67 0 0 0 0 0 0

Makasar 8 6,25 0 0 0 0 0 0

Samarinda 3 10,42 0 0 0 0 0 0

Surabaya 18 37,50 3 50 4 57,14 2 50

Semarang 14 29,17 3 50 3 42,86 2 50

Total 48 100 6 100 7 100 4 100

5.4.1. Deskripsi Responden

5.4.1.1. Responden Dalam Negeri

Perusahaan eksportir yang menjadi responden kajian dan peserta FGD

seperti diuraikan berikut ini.

1. Eksportir produk ikan olahan di Manado. PT Celebes Mina Pratama,

Bitung-Manado, yang mengekspor hasil perikanan dan produk olahan

terutama Ikan Kayu dan Serutan Ikan Kayu. Ekspor produk perusahaan

ikan kayu ditujukan ke Jepang (80%), RRT (China) (10%) dan Korea (5%),

sementara untuk Serutan Ikan Kayu ditujukan untuk memnuhi permintaan

pasar domestik yaitu restoran-restoran Jepang yang terutama berada di

Jakarta. Bahan baku ikan cakalang diperoleh dari nelayan yang beroperasi

di perairan Sulawesi dan Maluku.

2. Eksportir hasil perkebunan dan produk olahan di Manado. Ekportir

hasil perkebunan dan produk olahannya (CCNO, RBD Palm Stearin, RBD

Palm Oil dan Copra Expeller) yang dijadikan responden sample yaitu: PT.

Agro Makmur Raya (group Musi Mas) dan PT Minyak Nabati Sulawesi

(group Wilmar Internasional). Ekspor utama ditujukan ke Rotterdam,

Netherland, sedangkan ekspor copra expeller merupakan permintaan khusus

dari India. Group Musi Mas juga mempunyai cabang perusahaan di Ghana

untuk memasok kebutuhan Afrika namun bahan bakunya diperoleh dari

produk kelapa sawit setempat.

Page 90: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

73

3. Eksportir biji pala dan bunga pala di Manado. Sebagai responden

ekportir biji pala dan bunga pala adalah PT Indoprima yang mengekspor

khusus ke Jepang.

4. Eksportir makanan olahan di Manado. Responden eksportir makanan

olahan (dalam hal ini kelapa parut/tepung kelapa) yang diwawancara adalah

PT Tropica Cocoprima dan PT Royal Coconut. PT Royal Coconut telah

melakukan ekspor ke Afrika Selatan secara rutin, walaupun pangsanya

masih 20 persen, dari total ekspor. Pasokan bahan baku saat ini masih

cukup dan semua dipasok dari Sulawesi Utara

5. Eksportir hasil perikanan dan produk olahannya di Makasar. PT Chen

Woo Fishery, merupakan responden perusahaan eksportir hasil perikanan

dan produk olahannya di Makassar. Produk yang dihasilkan adalah daging

ikan tuna dengan bahan baku ikan tuna yang diperoleh langsung dari

nelayan wilayah perairan Sulawesi, Kalimantan, Ternate, dan Papua.

Ekspor produk perusahaan ikan tuna ditujukan terutama ke Amerika (80%)

dan sisanya ke Eropa (20%). Negara pesaing utama ekspor daging ikan tuna

adalah Thailand dan India yang memiliki harga dan kualitas yang bersaing.

Selain Amerika dan Eropa, perusahan pernah mengekspor produk daging

ikan tuna ke Negara Rusia dan Mauritius. Ekspor ke Negara Rusia dan

Mauritius hanya dilakukan bila terjadi permintaan dan surplus produk.

Responden lebih mengutamakan ekspor ke Amerika dan Eropa karena

sudah melakukan kontrak jangka panjang sekaligus untuk memelihara pasar

yang sudah ada.

6. Eksportir hasil perkebunan dan produk olahan di Makasar.

PT Tanah Mas Celebes Indah mengekspor biji kakao dan mete. Biji kakao

diekspor ke Malaysia (80%), Amerika (10%), dan RRT (10%). Negara

pesaing utama perusahaan tersebut adalah Nigeria dan Pantai Gading

dimana kualitas biji kakao dari negara tersebut lebih baik.

PT Comextra Majora mengekspor biji kakao ke Amerika, Malaysia, dan

Singapura serta mengekspor mete ke Jepang, Korea, dan Taiwan. PT

Page 91: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

74

Comextra Majora sudah mengikuti audit HACCP, ISO 22000, dan

ketahanan pangan sehingga kualitas produknya sudah diakui oleh pasar.

PT Nedcommodities Makmur Jaya yang dimiliki Belanda, mengekspor

biji kakao ke Malaysia (100%) dan mengimpor karung goni dari

Bangladesh untuk pengiriman produk.

CV. Sari Hasil Utama mengekspor biji kopi ke Belgia.

PT. Unicom Kakao Makmur Sulawesi adalah perusahaan pengusaha cocoa

liquor dengan kepemilikan 50 persen dimiliki dalam negeri dan 50 persen

dimiliki asing. PT. Unicom Kakao Makmur Sulawesi mengekspor cocoa

liquor ke Jerman.

7. Eksportir peserta FGD di Surabaya.

Ekportir Sepatu ke Jerman, menggunakan komponen bahan baku impor

(narrow woven tape) dari China dan Taiwan.

Eksportir produk pinus (gondorukem, tertempin, serlak, plak) ke Asia,

Amerika dan Eropa. Bulan Juni sampai Agustus (2011) China booming,

sehingga harga ekspor anjlok dan tidak bisa membayar ke petani.

Ekportir Kakao. Kakao Jawa Timur berkualitas tinggi, saat ini diekspor

ke Eropa. Permintaan tinggi, namun produksi terbatas, sehingga belum

bisa memperluas pasar

Eksportir ikan teri (PT Multimina mandiri). Seluruh produknya di

ekspor ke Jepang, 5 sampai 10 container per bulan.

Eksportir furniture. Furniture yang diproduksi untuk outdoor berbahan

kayu mahoni dan mangga, untuk di ekspor ke Jepang. Setelah gempa

permintaan furniture pinus oleh Jepang meningkat.

8. Eksportir peserta FGD di Semarang

Eksportir surimi (daging lumat ikan). Ekportir sudah mulai ekspor ke

Timur Tengah. Orang Timur Tengah yang semula tidak menyukai ikan

(karena bau amis), namun dengan pencucian berkali-kali, bau amis

Page 92: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

75

surimi hilang (tidak ada aroma). Di Taiwan surimi dimasukan dalam

roti.

Eksportir teh hitam. PTPN IX Semarang mengekspor teh hitam ke

Rusia, USA, switserland, belanda, UEA, Mesir, Pakistan, Inggris dan

India. Kopi bubuk belum bisa di ekspor, tapi masih dalam bentuk biji.

Eksportir rajungan. Rajungan kalengan “can pasteurize crab meat” 90%

ke Amerika dan 10 persen ke Jepang.

Eksportir minuman. Perusahaan Marimas 5 persen produknya di ekspor

ke Afrika Selatan. Ketika melalui broker lokal, produknya tidak laku.

Kemudian pindah ke broker asal Afrika. Broker Afrika minta kemasan

marimas untuk membuat minuman 2 liter (sebelumnya kemasan untuk 1

liter minuman). Kemasan 2 liter untuk memenuhi kebiasaan konsumen

Afrika yang bia minum secara beramai-ramai.

Seluruh perusahaan eksportir tersebut memperoleh informasi pasar dari searching

internet (contoh: www.macmap.org). Bahan baku yang digunakan, 100 persen

dari dalam negeri.

5.4.1.2. Responden Luar Negeri

Responden di negara kajian diuraikan berikut ini.

1. Konjen RI untuk Dubai

Menurut Konsul Jenderal RI di Dubai, peluang produk Indonesia di

pasar UEA masih cukup besar. Pemerintah Indonesia belum berperan

secara optimal dalam memanfaatkan peluang pasar tersebut. Secara

umum, hampir tidak dijumpai kasus yang menjadi hambatan dalam

ekspor Indonesia ke UEA. Pesaing produk Indonesia khususnya produk

tekstil di pasar UEA adalah produk asal China. kemudian diikuti India

yang merupakan mitra dagang tradisionil bagi Dubai. Sedangkan Korea

termasuk pemain baru dalam pasar tekstil Dubai namun telah berhasil

mendapatkan pangsa pasar yang besar.

Secara umum UEA berupaya menciptakan kondisi yang sangat kondusif

bagi dunia usaha khususnya investor asing, sehingga UEA khususnya

Page 93: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

76

Dubai menjadi wilayah yang paling liberal dan atraktif di kawasan

dalam memberikan pelayanan kepada dunia usaha. Pengusaha di

kawasan lebih suka mempunyai hubungan bisnis dengan pihak yang

mereka kenal dengan baik, dan pendekatan pribadi adalah unsur yang

sangat penting dalam melakukan bisnis di dunia Arab. Pola perdagangan

Dubai sebagai hub di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara sangat

dinamis, oleh karena itu diperlukan market intelligence dan informasi

yang akurat sebelum membuka usaha di Dubai. Persyaratan utama untuk

semua jenis kegiatan bisnis di Dubai adalah lisensi usaha yang terdiri

dari : Commercial licenses, untuk semua jenis kegiatan perdagangan;

Professional licenses, untuk kegiatan profesi, jasa, tenaga ahli dan artis;

Industrial licenses, untuk kegiatan industri dan manufaktur

2. Kepala ITPC Dubai

Dalam pertemuan dengan Kepala ITPC, diperoleh data dan informasi

tentang perkembangan perdagangan Indonesia dan UEA. Total

perdagangan antara Indonesia dengan UEA selama periode Januari-Juni

2011 mencapai US$ milliar 1,3 mengalami peningkatan sebesar 32,6

persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Total perdagangan periode bulan Januari-Juni 2011 pada sektor Migas

mencapai US$ milliar 0,3 dan sektor non migas mancapai US$ milliar

1,0 masing-masing mengalami peningkatan sebesar 102,7 persen dan

18,51 persen dibandingkan periode Januari-Juni 2010.

Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan UEA.

Surplus neraca perdagangan non migas tersebut didorong oleh kinerja

ekspor non migas Indonesia ke UEA pada periode Januari-Juni 2011

yang mencapai US$ miliar 0,7 atau meningkat sebesar 0,62 persen jika

dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Ekspor non migas pada

periode tersebut mencapai US$ milliar 0,8 atau meningkat sebesar

10,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2010.

Meningkatnya ekspor non migas Indonesia ke UEA tersebut

Page 94: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

77

didominasi oleh barang-barang dari sektor industri yang mengalami

peningkatan sebesar 10,23 persen.

Produk-produk utama sektor industri Indonesia yang di impor oleh

UEA antara lain TPT (22%), Kertas/Karton (20%), Mesin/peralatan

listrik (12%), Kayu/Barang dari Kayu (5%), Karet dan Barang dari

Karet (4,6%), Produk Sawit/Olein (3,9%), Kendaraan/Bagiannya

(3,6%), Mesin-mesin (3,4%), Makanan Olahan (2,9%), Minyak

atsiri/Kosmetik wangi-wangian (2,4%), Perhiasan/Permata (2,2%),

Perabot/Penerangan rumah (2%). Total produk-produk tersebut

mencapai nilai US$ miliar 1,25 dengan pangsa sebesar 85 persen dari

total produk non migas Indonesia yang diimpor UEA.

Untuk produk makanan olahan Indonesia mempunyai prospek yang

baik untuk memasuki pasar UEA. Pada periode Januari-Juni 2011

ekspor produk makanan olahan mengalami sedikit penurunan sebesar

0.65 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya. Akan tetapi produk makanan olahan mempunyai prospek

yang baik hal ini terlihat dari kinerja produk makanan olahan selama

lima tahun terakhir (2006-2010) menunjukkan pertumbuhan trend

positif sebesar 21,25 persen dengan nilai mencapai US$ Juta 42,8.

Beberapa produk makanan olahan yang potensial untuk di pasar UEA

antara lain makanan berbahan baku coklat, gula/kembang gula, olahan

tepung (mie instan, biskuit wafers, kue kering, krupuk udang),

minuman non-alkohol dari jus buah/sayuran, rokok (Cigarettes),

berbagai makanan olahan (kopi instan, saus, kecap), ikan olahan (ikan

tuna dan kepiting), mushrooms (jamur olahan) .

3. Dubai Chamber

Pertemuan dengan pihak Dubai Chamber dilakukan untuk mendapatkan

gambaran terkait permasalahan perdagangan yang terjadi di lapangan

antara lain:

Page 95: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

78

- Kurangnya minat sebagian pengusaha Indonesia memanfaatkan

peluang pasar UEA, karena mempunyai pengalaman yang kurang baik

pada mitra dagang di UEA.

- Semakin menurunnya daya saing produk Indonesia disebabkan harga

yang masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara pesaing.

- Kemasan produknya kurang menarik.

- Lambatnya respon terhadap permintaan pasar, suplai yang tidak

kontinyu.

- Persyaratan teknis yang sangat ketat dan biasanya kegagalan produk

Indonesia dalam pengujian laboratorium disebabkan oleh penggunaan

bahan makanan dan kadaluarsa.

Selain itu adanya persyaratan pada setiap importasi barang yang

memasuki wilayah pabean UEA harus disertai dokumen antara lain:

- Bill of Lading atau Airway Bill (B/L)

- Packing List / Invoice

- Sertifikat Kesehatan.

- Serifikat Halal (untuk produk daging dan hasil ternak unggas).

- COO (Certificate Of Origin)

- Semua dokumen diatas harus di dilegalisir (endorsed) di Kedutaan

Besar UEA di negara asal.

Dalam kasus tertentu, suatu produk yang termasuk dalam katagori

makanan dan minuman mungkin memerlukan sertifikasi tambahan di

samping dokumen-dokumen yang disebutkan diatas.

4. ITPC Johannesburg

ITPC Johannesburg bekerjasama dengan KBRI Pretoria pada bulan Juni

2011 akan menyelenggarakan road show komoditi karet dan CPO

dengan melakukan pameran dan pertemuan dengan pelaku usaha di

Johannesburg, Afrika Selatan. ITPC Johannesburg mengusulkan pula

untuk memasukkan beberapa produk lainnya dalam kegiatan road

show. Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah dalam rangka

memperkenalkan produk ekspor andalan Indonesia dengan

Page 96: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

79

mempertemukan langsung para produsen dengan pembeli potensial di

Afrika Selatan.

Produk minyak goreng yang di ekspor ke Afrika Selatan mengalami

penurunan kualitas akibat perbedaan suhu sehingga menyebabkan

produk tersebut mengalami pembekuan dan terdapat endapan di dalam

kemasan minyak goreng tersebut. Disarankan agar pengusaha

mendisain produk dan kemasan yang sesuai dengan kondisi cuaca di

negara tujuan ekspor.

Produk impor asal Indonesia selama ini tidak dapat bersaing dengan

produk impor asal China di pasar Afrika Selatan. Selain itu, produk

hasil pertanian seperti sayuran dan buah-buahan juga tidak dapat

bersaing karena Afrika Selatan merupakan produsen dan eksportir

potensial untuk komoditi hasil pertanian.

Produk yang dapat bersaing di pasar Afrika Selatan antara lain CPO,

karet, kopi, produk lampu swabalas dan kendaraan bermotor. Produk-

produk tersebut selama ini dapat masuk ke pasar Afrika Selatan

setelah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh instansi

berwenang dalam bidang impor di Afrika Selatan.

Pihak ITPC Johannesburg menerima laporan tindak penipuan oleh

masyarakat Indonesia terhadap pengusaha di Afrika Selatan yang

menjanjikan pengiriman barang dari Indonesia dengan mekanisme

perdagangan melalui internet. Tindakan yang dilakukan oleh beberapa

orang Indonesia tersebut dikhawatirkan dapat merusak citra Indonesia

di Afrika Selatan. Dampak lainnya adalah dikhawatirkan akan

menurunkan tingkat kepercayaan pembeli di Afrika Selatan dalam

menjalin kerjasama perdagangan dengan pelaku usaha Indonesia.

5. Department of Trade and Industry Afrika Selatan (DTI)

Tarif impor yang dikenakan Afrika Selatan umumnya berkisar 0-45%

dengan beberapa pengecualian. Afrika Selatan mematuhi Harmonised

System yang berlaku secara internasional. Tarif dan biaya tambahan

untuk barang impor ditetapkan atas dasar nilai FOB.

Page 97: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

80

Pihak DTI menjelaskan beberapa kebijakan non tarif yang

diberlakukan antara lain:

(1) Port Health Services bertanggung jawab dalam memonitor dan

mengevaluasi semua produk makanan, kosmetik, desinfektan, dan

zat berbahaya ke Cape Barat melalui pelabuhan dan pengontrolan

obat dan memantau kemungkinan masuknya semua penyakit yang

serius di Afrika Selatan. Penyakit-penyakit menular tersebut

termasuk demam kuning, kolera, wabah, dan sindrom pernafasan

akut parah (SARS).

(2) Impor makanan diperiksa secara acak untuk mengantisipasi

kemungkinan masuknya bahan beracun atau berbahaya pada

semua pelabuhan pintu masuk. Saat barang dibongkar biasanya

dikeluarkan dari pelabuhan setelah mendapatkan pengesahan dari

otoritas pelabuhan sesuai ketentuam Disinfectants Act, 54 of

1972.

(3) Setiap produk makanan dan minuman yang diimpor wajib

mencantumkan label dalam Bahasa Inggris dan mencantumkan

kandungan nilai gizi pada kemasan makanan dan minuman yang

diekspor ke Afrika Selatan.

6. Chamber of Commerce and Industry Johannesburg (JCCI)

Pemerintah Afrika Selatan memberikan insentif kepada eksportir dalam

bentuk penyediaan fasilitas pameran, marketing, konsultasi dan

mengadakan kunjungan delegasi dagang ke beberapa negara.

Afrika Selatan menerima beberapa kunjungan delegasi dagang dari

negara-negara Asean seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan

Vietnam. Negara-negara tersebut merupakan kompetitor Indonesia

dalam memasuki pasar Afrika Selatan.

Pihak JCCI Afrika Selatan menyatakan bahwa jarak bukan merupakan

rintangan dalam melakukan kerjasama perdagangan dengan Indonesia.

Hal terpenting yang menjadi perhatian adalah produk yang kompetitif

dan jasa logistik yang representatif.

Page 98: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

81

JCCI Afrika Selatan membutuhkan informasi produk unggulan

Indonesia yang akan ditawarkan kepada pasar Afrika Selatan dan

menawarkan kerjasama perdagangan yang lebih luas dimasa yang akan

datang.

Afrika Selatan telah melakukan kerjasama perdagangan bebas dengan

Turkey, Rusia, Switzerland, EFTA, Kanada, India dan China. Khusus

dengan China, pihak JCCI merasa khawatir atas kerjasama perdagangan

bebas akan membawa dampak terhadap industri domestik di Afrika

Selatan. Namun, JCCI tetap berkomitmen dan mendukung sepenuhnya

kerjasama yang telah ditandatangani tersebut.

5.4.2. Hambatan Ekspor yang Dihadapi Responden Dalam Negeri

Berdasarkan hasil kajian terungkap bahwa sebagian besar pelaku usaha

belum banyak yang melakukan ekspor ke kawasan Afrika. Sementara ekspor ke

kawasan Asia meskipun jumlahnya relatif lebih banyak dibandingkan ke Afrika,

namun secara nominal jumlahnya masih sedikit (Tabel 39). Pengusaha yang

melakukan ekspor ke kawasan Afrika, seluruhnya juga melakukan ekspor ke Asia.

Tabel 39. Responden FGD berstatus pengusaha dan berpengalaman ekspor

Lokasi

kajian

Pengusaha

(orang)

Tidak ekspor Ekspor ke Afrika Ekspor ke Asia

Orang Persen Orang Persen Orang Persen

Manado 5 1 20,00 1 20,00 3 60,00

Makasar 8 4 50,00 0 0,00 4 50,00

Samarinda 3 2 66,67 0 0,00 1 33,33

Surabaya 18 11 61,11 1 5,56 7 38,89

Semarang 14 9 64,29 2 14,29 5 35,71

Total 27 52,94 4 7,84 20 39,22

Sedikitnya pelaku usaha yang melakukan ekspor ke negara di kawasan

Afrika dan Asia, karena menghadapi hambatan baik yang berasal dari dalam

negeri maupun dari negara tujuan ekspor. Hasil wawancara dengan responden

dan diskusi dengan peserta FGD diperoleh hambatan dan permasalahan ekspor ke

kawasan Afrika dan Asia, sekaligus harapan responden untuk meningkatkan

ekspor.

Page 99: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

82

1. Permasalahan pasokan bahan baku

Kesulitan bahan baku yang dihadapi eksportir ikan olahan (ikan

cakalang dan ikan tuna), terjadi pada saat tidak musim melaut (4

sampai 5 bulan dalam satu tahun). Pasokan ikan cakalang tidak bisa

kontinyu, karena dalam satu tahun musim penangkapan ikan hanya 7-

8 bulan.

Bahan baku mete gelondongan banyak dibeli secara langsung oleh

eksportir India, PT Comextra Majora hanya beroperasi 30 persen

karena kekurangan pasokan bahan baku. Jika pabrik dapat beroperasi

lebih dari 60 persen, PT Comextra Majora merencanakan akan

melakukan pengembangan pasar.

Bahan baku kakao semakin langka karena banyak kebun kakao yang

berubah fungsi menjadi kebun kelapa sawit

Bahan baku berkompetisis dengan kebutuhan dalam negeri.

Contohnya: kelapa (dengan industry makanan olahan), rotan (untuk

kerajinan), Gula rafinasi (seharusnya hanya untuk industry, namun

banyak beredar untuk rumah tangga).

2. Fluktuasi nilai tukar rupiah

3. Harga tidak kompetitif. Harga produksi Indonesia lebih tinggi dibanding

negara pesaing seperti China. Harga produksi yang tinggi tersebut

bersumber dari:

Biaya transportasi karena pelabuhan ekspor hanya di Pulau Jawa. PT

Tropica Cocoprima dan PT Royal Coconut di Menado harus melalui

Tanjung Priok, Jakarta, karena tidak ada kapal ekspor dari Manado

yang langsung ke negara tujuan. Perjalanan ke Jakarta memakan

waktu antara 5-10 hari.

Biaya transpor karena infrastruktur jalan yang kurang. Eksportir di

Samarinda sebagian besar masih mengandalkan lalu lintas sungai.

Page 100: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

83

Biaya tenaga kerja. Kebijakan UMR (upah minimum regional) atau

UMP (upah minimum provinsi) semakin meningkat

Biaya listrik dan BBM makin mahal. Listrik dan bahan bakar minyak

diperlukan untuk pengolahan dan pengadaan bahan baku (seperti

melaut untuk pengadaan bahan baku ikan cakalang dan tuna). Di

Samarinda BBM masih di batasi, dan sering terjadi pemadaman

listrik.

4. Pungutan liar.

Oknum pemerintah daerah

Oknum pelabuhan

5. Kontinuitas pengiriman barang

6. Tarif impor di negara tujuan tinggi. Tarif di Brazil tinggi untuk untuk

produk kulit dan alas kaki 10 persen. Bila melalui Paraguay tarif hanya 5%.

7. Fluktuasi harga di pasar dunia.

Produk pinus (gondorukem, tertempin, serlak, plak) turun jika China

sedang booming.

Jepang sebagai importir utama ikan teri punya spionase perdagangan.

Pada saat musim ikan, harga turun hingga mendekati biaya

operasional nelayan.

8. Keterbatasan dalam pemanfaatan dan penguasaan teknologi

9. Kebijakan ekspor dari pemerintah yang membuat harga kakao dari

Indonesia sulit bersaing dengan negara lain serta persaingan dengan

eksportir local

10. Perizinan ekspor impor yang sering berubah-ubah.

Tarif impor tinggi. Tarif impor karung goni dari Bangladesh (untuk

mengemas coklat yang akan diekspor), masih 15 persen.

Prosedur di bea cukai terlalu rumit, seperti narrow woven tape dari

China dan Taiwan untuk industri sepatu.

Page 101: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

84

11. Kurangnya promosi. Promosi ke pasar Afrika (terutaman Afrika Selatan)

terbatas. Pasar Afrika Barat dikuasai China dan India. Kedua negara

tersebut melakukan investasi pabrik (dan infrastruktur) di Afrika Barat dan

sebagai kompensasinya diberi kesempatan untuk ekspor.

5.4.3. Harapan Eksportir untuk Meningkatkan Ekspor

Kekurangmampuan produk Indonesia memasuki pasar potensial serta

penurunan daya saing produk, memerlukan upaya perbaikan terkait dengan

produk yang akan ditawarkan. Beberapa masukan yang diinginkan oleh para

eksportir antara lain

1. Kebijakan bea keluar. Contohnya bahan baku mete gelondongan banyak

dibeli secara langsung oleh eksportir India. Kebijakan bea keluar dapat

menguntungkan industri pengolahan kakao, untuk meningkatkan nilai

tambah.

2. Perbaikan infrastruktur (gas, listrik dan air) dan transportasi serta

meminimumkan pungutan liar oleh oknum.

3. Kebijakan ketenagakerjaan yang meringankan pelaku ekspor, serta insentif

pajak.

4. Dukungan dan fasilitas pelabuhan ekspor di luar Jawa (contoh di Manado

untuk ekspor komoditas perkebunan).

5. Peningkatan kualitas produk sesuai standar yang ditetapkan negara tujuan,

melalui pengembangan sumberdaya manusia serta melalui penelitian dan

pengembangan (R&D).

6. Mempelajari budaya di negara tujuan untuk menyesuaikan produk yang

akan diekspor dengan permintaan negara tujuan ekspor. Contohnya,

kebiasaan orang Jepang makanan ditata rapi. Ikan teri ditata kepala

menghadap ke kiri semua, sehingga penangkapan dan pengolahan ikan teri

harus hati-hati supaya kepala tidak putus.

Page 102: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

85

5.4.4. Peluang dan Hambatan Ekspor ke Negara Asia dan Afrika

5.4.4.1. Peluang Pasar Uni Emirate Arab (UEA)

Berdasarkan data makro ekonomi sementara dari Dubai Chamber dan

Emirate Industrial Bank, secara umum indikator makro ekonomi UEA 2010

tumbuh positif setelah setahun sebelumnya (2009) mengalami kontraksi. Bahkan

impor UEA cenderung meningkat selama periode 2006-2010 (Gambar 11).

Membaiknya perekonomian makro serta impor UEA yang meningkat merupakan

peluang bagi Indonesia untuk masuk menjadi bagian dari ekportir ke negara

tersebut. Kosul Jenderal RI di Dubai, juga menyatakan bahwa peluang produk

Indonesia di pasar UEA masih cukup besar. Namun pemerintah Indonesia belum

berperan secara optimal dalam memanfaatkan peluang pasar tersebut.

Gambar 11. Trend Peningkatan Impor Negara UEA

Sumber: Dubai Chamber of Commerce, Emiraters Industrial Bank (diolah ITPC

Dubai)

Hasil wawancara dengan Kepala ITPC Dubai, diperoleh informasi tentang

perkembangan perdagangan Indonesia dengan UEA. Total perdagangan antara

Indonesia dengan UEA selama periode Januari-Juni 2011 mencapai US$ milliar

1,3 mengalami peningkatan sebesar 32,6 persen jika dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut sektor non migas

menyumbang US$ milliar 1,0, meningkat 18,51 persen dibandingkan periode

yang sama tahun 2010. Dari seluruh produk potensial ekspor yang dikaji,

Makanan Olahan menyumbang 2,9 persen dari total impor non migas oleh UEA.

Meskipun pada periode Januari-Juni 2011 ekspor produk makanan olahan

mengalami sedikit penurunan (turun 0,65 persen dari periode yang sama tahun

Page 103: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

86

sebelumnya), akan tetapi produk makanan olahan mempunyai prospek yang baik.

Hal ini terlihat dari kinerja ekspor produk makanan olahan selama lima tahun

terakhir (2006-2010) yang menunjukkan pertumbuhan 21,25 persen dengan nilai

mencapai US$ Juta 42,8. Beberapa produk makanan olahan yang potensial untuk

di pasar UEA antara lain makanan berbahan baku coklat, gula/kembang gula,

olahan tepung (mie instan, biskuit wafers, kue kering, krupuk udang), minuman

non-alkohol dari jus buah/sayuran, rokok (Cigarettes), berbagai makanan olahan

(kopi instan, saus, kecap), ikan olahan (ikan tuna dan kepiting), mushrooms

(jamur olahan). Tabel 40 dan Tabel 41, menampilkan impor produk ikan segar &

beku serta makanan olahan oleh UEA dari lima negara pemasok utama, Asean,

China dan India.

Tabel 40. Impor UEA Ikan Segar dan Beku dari Lima Pemasok Utama

COUNTRY

Periode Januari-Juni (US.$) Growth

2010-2009

(%)

Market

share

2010 (%) 2008 2009 2010

03 FISH, CRUSTACEANS, MOLLUSCS, OTHER AQUATIC INVERTEBRATES

OMAN 4,522,328 12,666,330 14,847,334 17.22 16.94

INDIA 8,816,137 11,772,898 8,275,256 -29.71 9.44

NORWAY 3,963,513 4,577,447 7,596,634 65.96 8.67

PAKISTAN 5,243,026 5,563,858 6,565,332 18.00 7.49

JEBEL ALI F.Z. 7,485,326 4,952,582 6,317,488 27.56 7.21

TOTAL TOP 5 30,030,330 39,533,115 43,602,044 10.29 49.73

INDONESIA 456,537 480,271 735,332 53.11 0.84

MALAYSIA 570,074 693,008 932,271 34.53 1.06

MYANMAR (BURMA) 3,377,909 4,420,486 3,314,215 -25.03 3.78

PHILIPPINES 1,326,293 906,590 1,205,923 33.02 1.38

SINGAPORE 282,993 140,921 306,882 117.77 0.35

THAILAND 2,428,029 2,278,106 3,245,405 42.46 3.70

VIETNAM 6,140,142 6,722,804 6,248,947 -7.05 7.13

CHINA 1,841,451 1,559,590 2,145,935 37.60 2.45

TOTAL (ASEAN +

EMERGING

MARKETS)

16,423,429 17,201,776 18,134,911 5.42 20.69

OTHERS 23,905,980 22,954,437 25,932,821 12.98 29.58

TOTAL 70,359,739 79,689,328 87,669,775 10.01 100.00

Sumber : Dubai External Statistic (diolah ITPC Dubai)

Page 104: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

87

Merujuk Tabel 40, impor Dubai atas produk perikanan (segar dan beku)

pada semester I 2010 dari Indonesia mengalami lonjakan permintaan yang tajam

mencapai 53,11 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya (meskipun pangsanya hanya sebesar 0,84 persen). Sementara

permintaan impor Dubai untuk kedua kelompok produk tersebut dari Dunia

meningkat sebesar 10,01 persen. Hal ini dapat dijadikan sebagai indikator bahwa

produk ikan Indonesia mampu bersaing dan berpeluang untuk ditingkatkan

perdagangannya. Pesaing Indonesia untuk produk sejenis adalah Oman, India,

Norway, Pakistan, Negara ASEAN, dan China.

Tabel 41. Impor UEA Makanan Olahan dari Lima Pemasok Utama

COUNTRY

Periode Januari-Juni (US.$) Growth

2010-2009

(%)

Market

share

2010 (%) 2008 2009 2010

16 PREPARATIONS OF MEAT, OF FISH, OF CRUSTACEANS.MOLLUSCS.OTHER

THAILAND 14,164,875 7,385,876 10,689,018 44.72 19.44

USA 27,939,419 16,000,707 9,286,728 -41.96 16.89

PHILIPPINES 3,606,771 5,109,971 7,014,974 37.28 12.76

BRAZIL 6,191,885 5,093,874 6,984,667 37.12 12.70

MALAYSIA 4,106,846 4,393,851 5,375,539 22.34 9.78

TOTAL TOP 5 56,009,795 37,984,278 39,350,925 3.60 71.56

INDONESIA 115,085 93,430 862,763 823.44 1.57

MYANMAR (BURMA) 80 -100.00 0.00

SINGAPORE 10,929 50,692 48,784 -3.77 0.09

VIETNAM 556,863 879,171 764,775 -13.01 1.39

CHINA 665,786 822,801 498,378 -39.43 0.91

INDIA 303,023 330,055 479,936 45.41 0.87

TOTAL (ASEAN +

EMERGING

MARKETS)

1,651,687 2,176,229 2,654,635 21.98 4.83

OTHERS 11,576,125 11,444,410 12,984,342 13.46 23.61

TOTAL 69,237,607 51,604,917 54,989,902 6.56 100.00

Sumber : Dubai External Statistic (diolah ITPC Dubai)

Impor Dubai atas produk makanan olahan berbahan baku daging dan ikan

(Tabel 41) pada semester I tahun 2010 dari Indonesia juga melonjak tajam

(823,44 persen), jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,

sementara permintaan impor Dubai untuk kelompok produk tersebut dari Dunia

Page 105: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

88

meningkat sebesar 6.56 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa daya saing

produk makanan olahan Indonesia di pasar UEA meningkat.

Release resmi World Trade Organization (WTO), mempertegas peluang

tersebut. Menurut WTO negara–negara teluk dengan total penduduk 36 juta

merupakan negara importir terbesar dunia untuk semua jenis makanan olahan.

Lebih dari 90 persen makanan di wilayah tersebut merupakan produk impor dari

seluruh dunia. Kajian ITPC Dubai selama bulan Desember 2010 – Februari 2011

terhadap pasar makanan olahan (makanan beku), serta kajian Datamonitor (salah

satu lembaga riset di Dubai) tahun 2008, menyimpulkan bahwa khusus untuk

makanan, GCC (termasuk UEA) merupakan pasar produk makanan halal terbesar

di dunia.

Membaiknya kinerja ekspor produk Indonesia ke UEA, tidak terlepas dari

upaya Pemerintah UEA untuk menciptakan kondisi yang sangat kondusif bagi

investor asing, sehingga UEA khususnya Dubai menjadi wilayah yang paling

liberal dan atraktif di kawasan Asia dalam memberikan pelayanan kepada dunia

usaha. Pengusaha di kawasan lebih suka mempunyai hubungan bisnis dengan

pihak yang mereka kenal dengan baik, dan pendekatan pribadi adalah unsur yang

sangat penting dalam melakukan bisnis di dunia Arab.

Posisi Dubai sebagai penghubung antara kawasan Timur Tengah dan Afrika

Utara dapat dijadikan sebagai pintu masuk untuk penetrasi ke pasar kawasan

Afrika Utara maupun GCC dan wilayah Asia Selatan. Oleh karena itu diperlukan

market intelligence dan informasi yang akurat sebelum membuka usaha di Dubai.

5.4.4.2. Hambatan Pasar Uni Emirate Arab (UEA)

Menurut Kosul Jenderal RI di Dubai, secara umum, hampir tidak dijumpai

kasus yang menjadi hambatan dalam ekspor Indonesia ke UEA. Pesaing produk

Indonesia khususnya produk tekstil di pasar UEA adalah produk asal China,

kemudian diikuti India yang merupakan mitra dagang tradisionil bagi Dubai.

Sedangkan Korea termasuk pemain baru dalam pasar tekstil Dubai namun telah

berhasil mendapatkan pangsa pasar yang besar.

Menurut analisa Dubai Chamber, permasalahan perdagangan yang terjadi

di lapangan antara lain:

Page 106: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

89

1. Kurangnya minat sebagian pengusaha Indonesia memanfaatkan peluang

pasar UEA, karena mempunyai pengalaman kurang baik pada mitra dagang

di UEA.

2. Semakin menurunnya daya saing produk Indonesia disebabkan harga yang

masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara pesaing.

3. Kemasan produknya kurang menarik.

4. Lambatnya respon terhadap permintaan pasar, suplai yang tidak kontinyu.

5. Persyaratan teknis yang sangat ketat dan biasanya kegagalan produk

Indonesia dalam pengujian laboratorium disebabkan oleh penggunaan bahan

makanan dan kadaluarsa.

Permasalahan lainnya adalah adanya persyaratan (dokumen) yang harus

dipenuhi pada setiap importasi barang yang memasuki wilayah pabean UEA,

yaitu

1. Bill of Lading atau Airway Bill (B/L)

2. Packing List / Invoice

3. Sertifikat Kesehatan.

4. Serifikat Halal (untuk produk daging dan hasil ternak unggas).

5. COO (Certificate Of Origin)

6. Semua dokumen diatas harus di dilegalisir (endorsed) di Kedutaan Besar

UEA di negara asal.

Dalam kasus tertentu, suatu produk yang termasuk dalam katagori makanan

dan minuman memerlukan sertifikasi tambahan disamping dokumen yang

disebutkan diatas. Semua jenis kegiatan bisnis di Dubai juga memerlukan

persyaratan utama yaitu lisensi usaha yang terdiri dari: Commercial licenses,

untuk semua jenis kegiatan perdagangan; Professional licenses, untuk kegiatan

profesi, jasa, tenaga ahli dan artis; Industrial licenses, untuk kegiatan industri dan

manufaktur.

Kebijakan Pemerintah UEA terkait perdagangan dan imvestasi, yang

seringkali menjadi hambatan bagi para ekportir, seperti diuraikan berikut ini.

1. Kebijakan Impor Produk di UEA, Pemerintah UEA menetapkan biaya

sebesar 5% terhadap barang impor. Namun demikian, apabila barang impor

Page 107: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

90

tersebut diproduksi di daerah kawasan ekonomi bebas (free zone) dan

berorientasi ekspor, maka produk tersebut dibebaskan dari pajak (0%).

2. Persyaratan Mutu, Label dan Kemasan Produk Impor di UEA. UEA

menetapkan definisi terhadap spesifikasi standar suatu produk dalam

peraturan federal UEA No 28 Tahun 2001. Label produk yang akan

diimpor ke UEA harus memiliki informasi yang jelas mengenai nama

produk, negara, quantity, suhu penyimpanan serta tanggal produksi dan

tanggal kadaluarsa. Informasi pada label dicetak dalam dua bahasa yaitu

Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Selain itu Produk-produk yang akan

dipasarkan di UEA harus mempunyai prosedur pemasaran tertentu dan

teknik penjualan yang harus diketahui terlebih dahulu untuk

mengembangkan dan membina hubungan bisnis dalam jangka waktu yang

panjang. Pasar UEA harus dikaji secara periodik untuk mengantisipasi

perubahan dan penyesuaian permintaan pasar. Eksportir harus dapat

menjamin kontinuitas pasokan (sustainability supply) pada periode tertentu

dan tempat tertentu yang telah disetujui dan harga yang telah ditentukan.

Informasi produk secara lengkap seharusnya dijelaskan untuk memasuki

pasar UEA, untuk merangsang permintaan yang lebih besar dan

mengurangi biaya pemasaran.

3. Kebijakan Investasi, dimana UEA juga mempertahankan kebijakan

perdagangan yang relatif liberal. Namun, ada beberapa hambatan non-tarif

untuk perdagangan dan investasi. Mendirikan usaha bersama (joint venture)

untuk kondisi saat ini sebaiknya dihindari, mengingat peraturan pemerintah

yang mewajibkan kepemilikan saham lokal minimal 51 persen dan asing 49

persen sementara pada sisi lain penduduk warga Negara UEA relatif

sedikitnya. Kondisi demikian mengakibatkan tingginya posisi tawar warga

negara UEA dalam proses pendirian usaha. Dengan posisi tawar yang

tinggi, mitra lokal umumnya lebih memilih untuk berperan sebagai mitra

pasif, tidak jarang mitra asing terpaksa menanggung seluruh biaya pendirian

dan operasional perusahaan, sementara mitra lokal tidak melakukan apapun.

Page 108: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

91

5.4.4.3. Peluang Pasar Afrika Selatan

Ekspor Indonesia ke Afrika Selatan mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Pada tahun 2010, ekspor Indonesia ke Afrika Selatan mencapai USD

680,7 juta, meningkat 40,50 persen dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah

USD 484,5 juta. Trends rata-rata pertumbuhan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan

dalam periode tahun 2005–2009 sebesar 14,57 persen. Produk yang paling besar

diekspor ke Afrika Selatan, berdasarkan klasifikasi HS 2 digit adalah kelompok

karet dan produk karet dengan jumlah sebesar USD 99,6 juta atau memenuhi

pangsa sebesar 21,49 persen. Pangsa ekspor terbesar selanjutnya adalah kelompok

produk Fats Oil and Waxes, Paper, Man Made Filaments dan Ceramics Products

dengan pangsa masing-masing sebesar 18,35 persen, 9,17 persen, 5,67 persen dan

4,34 persen.

Gambar 12. Kinerja Ekspor Indonesia ke Afrika Selatan

Sumber: BPS

Dalam kegiatan ekspor, Afrika Selatan merupakan partner dagang nomor 29

dengan pangsa pasar produk ekspor Indonesia sebesar 0,58 persen. Sementara itu,

bagi Afrika Selatan, Indonesia merupakan partner dagang nomor 28 dengan

pangsa pasar di Afrika Selatan sebesar 0,8 persen.

Ekpor produk Indonesia bisa lebih dikembangkan di Pasar Afrika Selatan.

Hasil wawancara dengan ITPC Johannesburg, diperoleh informasi dukungan

Pemerintah Afrika Selatan bagi masuknya produk Indonesia ke Kawasan tersebut.

Page 109: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

92

1. ITPC Johannesburg bekerjasama dengan KBRI Pretoria pada bulan Juni

2011, menyelenggarakan road show komoditi karet dan CPO serta

melakukan pameran dan pertemuan dengan pelaku usaha di Johannesburg,

Afrika Selatan. ITPC Johannesburg mengusulkan pula untuk memasukkan

beberapa produk lainnya dalam kegiatan road show. Tujuan dilakukannya

kegiatan ini adalah dalam rangka memperkenalkan produk ekspor andalan

Indonesia dengan mempertemukan langsung para produsen dengan pembeli

potensial di Afrika Selatan.

2. Saran agar pengusaha mendisain produk dan kemasan minyak goreng yang

diekspor sesuai dengan kondisi cuaca negara tujuan. Karena produk minyak

goreng yang di ekspor ke Afrika Selatan mengalami penurunan kualitas

akibat perbedaan suhu sehingga menyebabkan produk tersebut mengalami

pembekuan dan terdapat endapan di dalam kemasan minyak goreng

tersebut.

3. Produk yang dapat bersaing di pasar Afrika Selatan antara lain CPO, karet,

kopi, produk lampu swabalas dan kendaraan bermotor. Produk-produk

tersebut selama ini dapat masuk ke pasar Afrika Selatan setelah memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan oleh instansi berwenang dalam bidang

impor di Afrika Selatan.

Hasil wawancara dengan pihak Chamber of Commerce and Industry

Johannesburg (JCCI) juga mengungkapkan peluang perdagangan Indonesia Ke

Afrika Selatan. Peluang tersebut dalam bentuk:

4. Pemerintah Afrika Selatan memberikan insentif kepada eksportir dalam

bentuk penyediaan fasilitas pameran, marketing, konsultasi dan mengadakan

kunjungan delegasi dagang ke beberapa negara.

5. Jarak bukan merupakan rintangan dalam melakukan kerjasama perdagangan

dengan Indonesia. Hal terpenting yang menjadi perhatian adalah produk

yang kompetitif dan jasa logistik yang representatif.

6. JCCI Afrika Selatan membutuhkan informasi produk unggulan Indonesia

yang akan ditawarkan kepada pasar Afrika Selatan dan menawarkan

kerjasama perdagangan yang lebih luas dimasa yang akan datang.

Page 110: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

93

5.4.4.4. Hambatan Pasar Afrika Selatan

Hambatan pasar terkait dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh para

eksportir. Berdasarkan The International Trade Administration Act (UU No 71

tahun 2002) semua perdagangan ke Afrika Selatan dikontrol dalam hal izin

(Lisensi impor), sistem impor dan barang yang diimpor. Kontrol terhadap impor

dibuat dengan tujuan untuk: (1) memastikan kepatuhan terhadap persyaratan

keselamatan dan kesehatan, lingkungan serta sesuai dengan ketentuan perjanjian

internasional, (2) membatasi kompetisi di pasar dalam negeri dengan impor

barang bekas, dan (3) memastikan barang-barang yang masuk ke pasar Afrika

Selatan tidak mengikis industri manufaktur dalam negeri.

Menteri bidang perdagangan dan industri memiliki kekuasaan mengatur

impor dan ekspor. Larangan dan kontrol diterapkan terhadap asal barang,

penggunaan akhir, rute transportasi, bagaimana mereka yang diimpor atau

diekspor, tujuan penggunakan serta metode atau proses produksi.

Izin impor melalui permintaan tertulis disertai dengan informasi tambahan

yang diperlukan. Permohonan impor selanjutnya dipelajari oleh International

Trade and Administration Commission (ITAC), untuk pemberian rekomendasi

pengeluaran. Dalam keadaan luar biasa (misalnya rawan pangan) dan dengan

memperhatikan perjanjian internasional Afrika Selatan, Menteri Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan dapat melarang impor produk pertanian, atau

melakukan ekspor barang-barang pertanian. Secara umum, Afrika Selatan tidak

memberlakukan kuota impor, kecuali untuk barang-barang yang dikendalikan

oleh Protokol Montreal, dan Konvensi 1998 tentang bahan kimia yang digunakan

dalam pembuatan obat-obatan terlarang.

Quota impor untuk produk pertanian, tekstil dan pakaian dikeluarkan oleh

Departemen Pertanian setiap tiga bulan atau dua-tahunan. Importir pelamar harus

terdaftar di SARS dan Department Trade and Industry (DTI). Kuota Sebagian

besar (70 persen) dialokasikan secara historis, 20 persen dialokasikan untuk UKM

dan importir baru, dan 10 persen untuk BEE importir (perusahaan yang memenuhi

syarat di bawah Broad-Berbasis Pemberdayaan Ekonomi Black Act) (Undang-

undang Nomor 53 Tahun 2003).

Page 111: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

94

Informasi dari kunjungan ke ITPC Johannesburg, tentang hambatan lain

terkait dengan produk ekspor Indonesia adalah:

1. Produk impor asal Indonesia tidak dapat bersaing dengan produk impor asal

China di pasar Afrika Selatan. Sedangkan produk hasil pertanian seperti

sayuran dan buah-buahan tidak dapat bersaing karena Afrika Selatan

merupakan produsen dan eksportir potensial untuk komoditi hasil pertanian.

2. Tindak penipuan oleh masyarakat Indonesia terhadap pengusaha di Afrika

Selatan (yang menjanjikan pengiriman barang dari Indonesia dengan

mekanisme perdagangan melalui internet), dapat merusak citra Indonesia di

Afrika Selatan dan menurunkan tingkat kepercayaan pembeli di Afrika

Selatan dalam menjalin kerjasama perdagangan dengan pelaku usaha

Indonesia.

Wawancara dengan Department of Trade and Industry Afrika Selatan

(DTI) diperoleh informasi tentang hambatan ekspor ke Afrika Selatan,

diantaranya:

1. Tarif impor di Afrika Selatan berkisar 0-45% dengan beberapa

pengecualian, meskipun Afrika Selatan mematuhi Harmonised System yang

berlaku secara internasional. Tarif dan biaya tambahan untuk barang impor

ditetapkan atas dasar nilai FOB.

2. Adanya kebijakan non tarif seperti:

Port Health Services bertanggung jawab dalam memonitor dan

mengevaluasi semua produk makanan, kosmetik, desinfektan, dan zat

berbahaya ke Cape Barat melalui pelabuhan dan pengontrolan obat dan

memantau kemungkinan masuknya semua penyakit yang serius di

Afrika Selatan. Penyakit-penyakit menular tersebut termasuk demam

kuning, kolera, wabah, dan sindrom pernafasan akut parah (SARS).

Impor makanan diperiksa secara acak untuk mengantisipasi

kemungkinan masuknya bahan beracun atau berbahaya pada semua

pelabuhan pintu masuk. Saat barang dibongkar biasanya dikeluarkan

dari pelabuhan setelah mendapatkan pengesahan dari otoritas pelabuhan

sesuai ketentuam Disinfectants Act, 54 of 1972.

Page 112: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

95

Setiap produk makanan dan minuman yang diimpor wajib

mencantumkan label dalam Bahasa Inggris dan mencantumkan

kandungan nilai gizi pada kemasan makanan dan minuman yang

diekspor ke Afrika Selatan.

Informasi hambatan ekspor lain diperoleh dari Chamber of Commerce

and Industry Johannesburg (JCCI). Afrika Selatan menerima beberapa

kunjungan delegasi dagang dari negara-negara Asean seperti Malaysia,

Singapura, Thailand dan Vietnam yang bisa menjadi kompetitor

Indonesia dalam memasuki pasar Afrika Selatan. Afrika Selatan juga

telah melakukan kerjasama perdagangan bebas dengan Turkey, Rusia,

Switzerland, EFTA, Kanada, India dan China. Meskipun dengan China,

pihak JCCI khawatir kerjasama perdagangan bebas akan membawa

dampak terhadap industri domestik di Afrika Selatan, namun, JCCI

tetap berkomitmen dan mendukung sepenuhnya kerjasama yang telah

ditandatangani tersebut.

Page 113: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

96

BAB VI

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

DIVERSIFIKASI PASAR DAN PRODUK

Setelah diketahui produk dan pasar potensial menggunakan metode TPI

(trade performance indicator), serta status daya saing masing-masing produk di

setiap pasar potensial, maka tahap selanjutnya dicari strategi untuk

mengembangkan ekspor produk unggulan ke pasar potensial di Afrika dan Asia.

Metode analisis regresi menggunakan data panel, dipilih untuk mengetahui

variabel-variabel yang berpengaruh terhadap nilai ekspor produk unggulan.

Melalui variabel-variabel berpengaruh tersebut, bisa dirumuskan strategi dan

kebijakan untuk meningkatkan ekspor. Strategi dan kebijakan untuk

mengembangkan ekspor juga dirumuskan berdasarkan pengalaman empiris

ekportir, akademisi, birokrat dan asosiasi yang diperoleh melalui wawancara

mendalam (indept interview) dan FGD (focus group discussion).

6.1. Model Ekspor Komoditas Unggulan

Nilai ekspor komoditas unggulan diduga menggunakan model gravity.

Pada model gravity, jarak menjadi variabel utama, disamping variabel penduga

lainnya seperti volume ekspor, GDP dan nilai tukar. Dalam kajian ini variabel

jarak dimodifikasi menjadi jarak ekonomi (economic distance) dengan rumus

seperti yang terdapat didalam metode kajian, yaitu menggabungkan antara jarak

geografis dengan GDP. Secara logika GDP dan jarak bisa memberikan pengaruh

bersama. Jarak mencerminkan biaya transportasi, sedangkan GDP mencerminkan

kemampuan membayar. Sehingga negara yang saling berjauhan, intensitas

perdagangannya bisa tinggi, apabila mampu membayar biaya transpor.

Kelompok negara yang dianalisis menggunakan grafity, sesuai dengan

pasar potensial masing-masing komoditas yaitu: (1) olahan dari tepung (khusus

pasar Afrika), (2) tembakau (khusus pasar Afrika), (3) minuman (khusus pasar

Asia), (4) ikan olahan (khusus pasar Asia), (5) coklat olahan (gabungan pasar

Afrika dan Asia), (6) ikan segar dan beku (gabungan pasar Afrika dan Asia), serta

(7) berbagai makanan olahan (pasar Afrika dan Asia). Pasar di Afrika meliputi

Page 114: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

97

Nigeria, Afrika Selatan, Aljazair, Mauritius serta Maroko. Pasar di Asia yaitu

negara Saudi Arabia, Taiwan, Jordan, Oman dan Sri Lanka.

Model akhir grafity diperoleh melalui beberapa tahap analisis, seperti yang

disebutkan dalam metode kajian. Dalam pembahasan ini hanya disampaikan

model akhir yang terbaik, dengan nilai ekspor sebagai variabel endogen. Taraf

nyata variabel eksogen menggunakan angka 20 persen artinya variabel eksogen

dianggap berpengaruh nyata bila memiliki nilai probabilitas kurang dari 0,2

(tingkat kesalahan 20%).

Dari hasil analisis (Lampiran 4), ditunjukkan bahwa nilai Adjusted R-

squared (R-square tertimbang), seluruh model diatas 0,80, artinya variabel

penduga yang digunakan bisa menjelaskan terjadinya fluktuasi nilai ekspor

komoditas prioritas. Namun apabila dilihat per individu, ada beberapa komoditas

yang semua variabel penjelasnya memiliki probabilitas lebih besar dari 0,2

(P>0,2), artinya tidak ada variabel yang berpengaruh nyata. Sehingga secara

individu tidak bisa dibuat satu kebijakan. Komoditas yang tidak memiliki

variabel eksogen (variabel penduga) yang berpengaruh adalah nilai ekspor olahan

dari tepung (di pasar Afrika) (Tabel 42).

Tabel 42 sampai Tabel 44 menampilkan koefisien variabel penduga nilai

ekspor komoditas prioritas di pasar Asia, Afrika maupun di kedua wilayah Asia

dan Afrika. Model yang digunakan merupakan model ekponensial, sehingga

koefisien variabel penduga sekaligus menunjukkan elastisitas dari nilai ekspor

komoditas terhadap variabel tersebut.

Di Pasar Asia semua variabel penduga berpengaruh terhadap nilai ekspor

komoditas minuman dan ikan olahan, kecuali variabel penduga GDP (Tabel 42).

Nilai GDP tidak berpengaruh terhadap ekspor ikan olahan. Nilai tukar dan jarak

ekonomi keduanya berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor minuman dan ikan

olahan, dengan arah yang positif. Variabel nilai tukar yang dipakai adalah nilai

tukar tiap negara terhadap US$. Semakin tinggi nilai tukar menunjukkan nilai

tukar mata uang negara tujuan makin lemah (yang sekaligus mencerminkan nilai

tukar rupiah terhadap US$ yang juga semakin lemah).

Hubungan yang positif menunjukkan bahwa bila terjadi penurunan nilai

tukar rupiah (depresiasi), maka nilai ekspor akan meningkat. Fenomena ini sesuai

Page 115: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

98

dengan teori kuantitas ekspor. Depresiasi nilai tukar menyebabkan harga di luar

negeri menjadi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pasar dalam negeri,

sehingga ekspor akan naik. Bila terjadi depresiasi nilai tukar rupiah sebesar 1

(satu) persen, maka nilai ekspor minuman naik 2475,45 persen, dan nilai ekspor

ikan olahan naik 10682,46 persen.

Jarak ekonomi memiliki hubungan negatif dengan nilai ekspor minuman,

namun berhubungan positif dengan nilai ekspor ikan olahan. Jika jarak ekonomi

naik sebesar 1 persen, nilai ekspor minuman akan turun 0,62 persen dan nilai

ekspor ikan olahan naik 2,47 persen. akan naik masing-masing sebesar 0,056

persen untuk nilai ekspor minuman dan 0,041persen untuk nilai ekspor ikan

olahan.

Tabel 42. Variabel penduga ekspor komoditas prioritas di Pasar Asia

Variabel

penduga

Minuman Ikan olahan

Koefisien Probabilitas Koefisien Probabilitas

EVOL 0,603614 0,0000 1,580536 0,0001

GDP 182,2654 0,0129 -543,7951 0,3456

XRATE 2475,454 0,0120 10682,46 0,0278

ECODIS -0,618425 0,0564 2,464512 0,0406

C -39443,44 0,2255 -2742186, 0,0033

R-squared 0,979258

0,909926

Adjusted R-

squared 0,976492

0,882211

Pada model penduga ekspor olahan tepung ke pasar Afrika, tidak ada

variabel penduga yang berpengaruh terhadap nilai ekspor. Sebaliknya pada model

penduga ekspor tembakau, hanya ada satu variabel yang tidak berpengaruh

terhadap nilai ekspor, yaitu variabel ECODIS (ecodistance - jarak ekonomi)

(Tabel 43). GDP dan nilai tukar memiliki hubungan yang positif terhadap nilai

ekspor tembakau.

Page 116: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

99

Tabel 43. Variabel Penduga Ekspor Komoditas Prioritas di Pasar Afrika

Variabel

penduga

Olahan dari tepung Tembakau

Koefisien Probabilitas Koefisien Probabilitas

EVOL 1,724891 0,0000 2,064428 0,0000

GDP -1381,257 0,3463 5681,150 0,0031

XRATE 1859,688 0,2132 -20593,76 0,0033

ECODIS -0,736299 0,4872 8,984911 0,2079

C 216201,3 0,4530 -1413107, 0,1907

R-squared 0,958515 0,909926

Adjusted R-

squared 0,941230 0,882211

Tabel 44. Variabel Penduga Ekspor Komoditas Prioritas di Pasar Asia dan

Afrika

Variabel

penduga

Coklat olahan Ikan segar dan beku Makanan olahan

Koefisie

n

Probabilita

s

Koefisie

n

Probabilita

s

Koefisie

n

Proba

bilitas

EVOL 2,471239 0,0000 0,626954 0,0000 2,585165

0,000

0

GDP -

6,897382 0,0013 4068,158 0,0247 274,1439

0,016

9

XRATE -

299,3115 0,1412 2819,979 0,0033

-

14869,37

0,011

3

ECODIS -

1087,448 0,1027 1,492336 0,0155 0,835421

0,012

0

C 1852461, 0,0016

-

1048721, 0,0372 100019,3

0,479

6

R-

squared 0,965019 0,933134 0,867189

Adjusted

R-

squared 0,956899 0,929020 0,820705

6.2. Strategi dan Kebijakan Pengembangan Diversifikasi Pasar dan

Produk

Hasil dari analisis TPI, CMSA, EPD, kajian empiris dan pemodelan

gravity, digunakan untuk menyusun strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan

pengembangan diversifikasi pasar dan produk.

Page 117: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

100

Hasil analisis EPD (ekspor product dynamic) ekspor komoditas unggulan

di pasar terpilih, masih banyak yang berada dalam status loss opportunity.

Kondisi loss opportunity sangat tidak diinginkan karena eksportir Indonesia

kehilangan kesempatan untuk ikut menjadi suplyer ke negara-negara yang

pertumbuhan pasarnya tinggi. Demikian juga, hasil CMSA (constant market

share anlysis), sebagian pasar daya saing produk semakin menurun. Hambatan

ekspor, terutama ke wilayah Afrika dan Asia, yang terungkap dari wawancara dan

FGD (focus group discussion) dengan eksportir responden, umumnya bersumber

dari daya saing harga. Kondisi infrastruktur, biaya energi yang semakin

meningkat, serta pungutan yang tidak transparan, menyebabkan biaya produksi

menjadi mahal. Sedangkan dari model gravity diperoleh variabel-variabel yang

dapat meningkatkan ekspor ke wilayah pasar Afrika da Asia. Berdasarkan

keseluruhan hasil analisis, maka strategi dan kebijakan yang bisa diusulkan untuk

melakukan pengembangan pasar seperti diuraikan berikut ini.

1. Pengembangan pasar difokuskan pada 7 (tujuh) negara yang memiliki

potensi perkembangan pasar tinggi yaitu Afrika Selatan, Aljazair,

Mauritius, Nigeria, Arab, Oman dan Yordania. Pasar di negara Maroko

dan Srilanka meskipun terpilih sebagai pasar potensial pada analisis tahap

I (yaitu analisis berdasarkan trade performans index), namun pada analisis

EPD (export produk dynamic), status pertumbuhan pasar di kedua negara

tersebut sudah menurun.

2. Peningkatan status pasar ekspor produk dari loss opportunity menjadi

rising star. Di tujuh pasar terpilih, seluruh (tujuh) komoditas prioritas

berstatus rising star dan loss opportunity, kecuali komoditi olahan dari

tepung di negara Oman (berstatus falling star atau sudah menurun).

Strategi perdagangan terutama ditekankan pada upaya peningkatan status

dari loss opportunity menjadi rising star yaitu: (1) di Aljazair untuk

komoditas tembakau dan minuman, (2) di Mauritius untuk komoditas

tembakau, (3) di Nigeria untuk komoditas coklat olahan dan ikan segar &

beku, (4) di Arab Saudi untuk komoditas makanan olahan, olahan dari

tepung dan tembakau, (5) di Oman untuk komoditas tembakau dan

minuman, serta (6) di Yordania untuk komoditas tembakau.

Page 118: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

101

3. Kebijakan yang mendorong petani untuk menanam kakao, dan kebijakan

untuk menghambat alih fungsi lahan dari tanaman kakao ke tanaman

kelapa sawit. Permintaan pasar kakao dunia relatif tinggi, sementara

semakin banyak kebun kakao yang dialih fungsikan ke kebun kelapa

sawit. Kebijakan moratorium pembukaan kebun kelapa sawit perlu

diperkuat dengan kemudahaan penggunaan lahan untuk perkebunan kakao.

4. Stabilitas nilai tukar. Hasil FGD mengungkapkan bahwa fluktuasi nilai

tukar rupiah (baik naik atau turun), tidak memberikan keamanan bagi

pengusaha. Hasil analisis grafity, juga menunjukkan bahwa variabel nilai

tukar berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor, kecuali pada produk olahan

dari tepung. Pengaruh nilai tukar positif pada produk coklat olahan, ikan

segar dan beku, ikan olahan, serta minuman. Sedangkan pada produk

Makanan olahan dan tembakau, pengaruhnya negatif. Artinya

peningkatan nilai tukar (apresiasi) rupiah terhadap US dollar, akan

meningkatkan nilai ekspor produk coklat olahan, ikan segar dan beku, ikan

olahan, serta minuman; sebaliknya akan menurunkan nilai ekspor

makanan olahan dan tembakau. Perbedaan respon nilai tukar terhadap

nilai ekspor beberapa komoditas prioritas, mengisyaratkan bahwa apresiasi

maupun depresiasi nilai rupiah akan ada dampak negatifnya. Sehingga

yang paling aman adalah menjaga agar nilai tukar tidak fluktuatif.

5. Kebijakan energi murah. Energi merupakan input produksi yang

menentukan daya saing. Seperti pemerintah China yang melarang ekspor

batubara, agar ketersediaan energi dalam negeri terjamin, dengan harga

yang relatif murah. Meskipun penerimaan pemerintah China dari ekspor

batubara berkurang, namun penerimaan ekspor dari produk olahan

meningkat, karena daya saingnya tinggi. Ekpor produk olahan juga

memberikan nilai tambah dan menyerap tenaga kerja yang lebih besar

dibandingkan dengan ekspor bahan mentah.

6. Pembangunan infrastruktur, terutama untuk mengurangi biaya transportasi.

Ekportir dari Manado, harus melalui pelabuhan Jakarta, sebelum di ekspor

ke negara tujuan. Rute ini menyebabkan jarak yang ditempuh menjadi

semakin panjang dan waktu di perjalanan semakin lama. Pembangunan

Page 119: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

102

pelabuhan ekspor lebih diperluas mendekati daerah penghasil produk-

produk ekspor, seperti Manado.

7. Mengurangi pungutan liar. Reformasi birokrasi yang terkait dengan

ekpor, perlu dilakukan seperti yang dilakukan oleh Kementrian Keuangan,

bisa menjadi contoh untuk mengurangi pungutan liar di lembaga

pemerintah lainnya yang terkait dengan ekspor.

8. Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, teknologi dan informasi

terkait dengan produk yang diperlukan oleh negara tujuan ekspor.

Beberapa negara mensyaratkan komoditas yang diekspor dengan

kualifikasi tertentu, yang hanya bisa dikerjakan oleh SDM dengan

kemampuan kualifikasi tersebut.

9. Komoditas coklat olahan dan minuman berhubungan negatif dengan

variabel ecodistance, sehingga lebih diutamakan ke negara-negara yang

relatif dekat dengan Indonesia. Sebaliknya komoditas Ikan olahan, ikan

segar dan beku serta makanan olahan yang berhubungan positif dengan

variabel ecodistance, bisa diekspor ke negara-negara yang relatif jauh dari

Indonesia, namun memiliki tingkat GDP tinggi.

Page 120: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

103

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Analisis TPI (trade performance index) tahap pertama berdasarkan

indikator nilai impor dari dunia dan dari Indonesia tahun 2009,

pertumbuhan rata-rata nilai impor tahun 2004-2009 dari dunia dan dari

Indonesia, serta rata-rata tarif impor di negara tujuan diperoleh hasil

negara potensial untuk diversifikasi pasar ekspor dan kelompok komoditas

sebagai berikut:

di kawasan Afrika adalah Nigeria, Afrika Selatan, Aljazair, Mauritius

dan Maroko; dengan empat kelompok komoditas unggulan yaitu

perkebunan dan produk olahannya, perikanan dan produk olahannya,

makanan dan minuman olahan serta Kulit dan Produk Kulit;

di kawasan Asia adalah Saudi Arabia, Taiwan, Jordan, Oman dan Sri

Lanka; dengan tiga kelompok komoditas unggulan yaitu perkebunan

dan produk olahannya, perikanan dan produk olahannya, serta

kelompok makanan dan minuman olahan.

2. Analisis TPI tahap kedua berdasarkan indikator nilai impor dari Indonesia

tahun 2010, dan pertumbuhan nilai impor tahun 2009-2010 di pasar tujuan

(hasil tahap pertama) diperoleh hasil produk yang potensial untuk

diversifikasi ekspor yaitu:

produk prioritas di Afrika adalah olahan dari tepung, coklat olahan,

tembakau, ikan segar dan beku serta produk berbagai makanan olahan;

produk prioritas di Asia adalah coklat olahan, ikan segar dan beku,

berbagai makanan olahan, ikan olahan serta produk minuman.

3. Analisis EPD (export product dynamic) menunjukkan kinerja perdagangan

Indonesia di pasar potensial (poin 1) untuk produk prioritas (poin 2),

menunjukkan tidak seluruhnya memiliki performa yang baik:

Di Maroko dan Srilanka semua produk berstatus falling star

(pertumbuhan pasar relatif rendah namun pertumbuhan ekspor dari

Page 121: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

104

Indonesia relatif tinggi) dan retreat (pertumbuhan pasar relatif rendah

yang diikuti oleh pertumbuhan ekspor dari Indonesia yang juga relatif

rendah), kecuali untuk produk minuman yang statusnya loss

opportunity (pertumbuhan permintaan relatif tinggi namun

pertumbuhan ekspor dari Indonesia masih rendah) di Maroko

Di pasar Afrika Selatan, Aljazair, Mauritius, Nigeria, Arab Saudi dan

Oman serta Yordania, seluruh produk berstatus rising star

(pertumbuhan permintaan tinggi diimbangi dengan pertumbuhan

ekspor dari Indonesia yang juga tinggi)

Dua produk dominan berstatus loss opportunity. Kedua komoditi

tersebut adalah Tembakau (di pasar Aljazair, Mauritius, Arab Saudi

dan Oman serta Yordania) serta minuman (di pasar Aljazair, dan

Oman)

Di Pasar Arab Saudi disamping tembakau, produk lainnya yang

berstatus lost opportunity adalah makanan olahan dan olahan dari

tepung.

4. Produk yang memiliki peningkatan daya saing pada periode 2007-2010

(tandanya positif) hasil analisis CMSA (constant market share analysis)

adalah: produk coklat olahan di Nigeria dan Srilanka; produk ikan segar

dan beku di Mauritius, Nigeria, Arab Saudi, Oman dan Jordan; Produk

olahan dari tepung dan tembakau di pasar yang sama yaitu Maroko,

Nigeria, dan Srilanka; Produk Minuman di pasar Afrika Selatan dan

Jordania; produk ikan olahan di Afrika Selatan, Aljazair, Arab Saudi,

Aljazair, Oman dan Jordan.

5. Berdasarkan hasil wawancara dan FGD, hambatan ekspor meliputi:

kesulitan memperoleh bahan baku atau bahan baku mahal; fluktuasi nilai

tukar; harga tidak kompetitif akibat mahalnya biaya tenaga kerja, biaya

bahan bakar dan listrik, serta infrastruktur jalan yang masih kurang;

pungutan liar; Tarif bea masuk di negara tujuan; Fluktuasi harga di pasar

dunia; keterbatasan dalam pemanfaatan dan penguasaan teknologi; Tarif

Page 122: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

105

impor bahan baku tinggi, Prosedur di bea cukai terlalu rumit, serta

kurangnya promosi.

6. Pertumbuhan makroekonomi di UEA, menjadi indikator daya beli yang

semakin meningkat dan potensi impor dari Indonesia yang semakin tinggi.

Ekspor produk perikanan segar dan beku yang melonjak tajam,

menunjukkan daya saing yang semakin baik. GCC (termasuk UEA)

merupakan pasar produk makanan halal terbesar di dunia. Persyaratan

teknis yang sangat ketat dan biasanya menjadi kegagalan produk Indonesia

dalam pengujian laboratorium adalah penggunaan bahan makanan dan

kadaluarsa.

7. Di pasar Afrika Selatan, jarak yang jauh bukan merupakan rintangan

dalam melakukan kerjasama perdagangan dengan Indonesia. Hal

terpenting yang menjadi perhatian adalah produk yang kompetitif dan jasa

logistik yang representatif.

8. Analisis model gravity, variabel volume ekspor, GDP, nilai tukar dan

ecodistance berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor produk, kecuali

olahan dari tepung.

Di kawasan Afrika semua variabel penduga berpengaruh terhadap

nilai ekspor komoditas tembakau, coklat olahan, ikan segar (dan beku)

serta makanan olahan, kecuali variabel ECODIS (ecodistance-jarak

ekonomi) terhadap nilai ekspor tembakau.

Di Kawasan Asia, semua variabel penduga berpenyaruh nyata terhadap

nilai ekspor komoditas minuman, ikan olahan, coklat olahan, ikan

segar (dan beku) serta makanan olahan, kecuali variabel GDP (gross

domestic product) terhadap nilai ekspor ikan olahan

7.2. Saran dan Rekomendasi

1. Produk prioritas di Afrika adalah olahan dari tepung, coklat olahan,

tembakau, ikan segar dan beku serta produk berbagai makanan olahan;

Page 123: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

106

2. Produk prioritas di Asia adalah coklat olahan, ikan segar dan beku,

berbagai makanan olahan, ikan olahan serta produk minuman.

3. Agar lebih fokus, diversifikasi pasar terutama ditujukan ke negara mitra

dagang berstatus rising star (negara Afrika Selatan, Aljazair, Mauritius,

Arab Saudi dan Oman) dan loss opportunity (di pasar Aljazair, Mauritius,

Arab Saudi, Oman dan Yordan untuk produk tembakau; dan di pasar

Aljazair, Maroko, dan Oman untuk produk minuman)

4. Perlu adanya kerjasama bilateral dengan negara-negara potensial mengenai

penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan lainnya untuk lebih

mempermudah akses masuk produk-produk ekspor prioritas. Selain itu

perlu juga untuk menurunkan tarif impor bahan baku khususnya untuk

produk makanan olahan.

5. Perlu diselenggarakan promosi dan pameran yang intensif di negara-

negara potensial untuk memperkenalkan produk-produk prioritas ekspor

serta pengenalan budaya negara tujuan terkait dengan konsumsi produk

tersebut.

6. Diperlukan stabilitas nilai tukar, karena peningkatan nilai tukar meskipun

dapat meningkatkan nilai ekspor di beberapa produk, namun nilai ekspor

produk lainnya turun, atau sebaliknya.

7. Peningkatan daya saing produk melalui kerjasama lintas kementerian yang

terkait dengan energi, infrastruktur, ketenagakerjaan, industri, dan

pertanian.

Page 124: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

107

DAFTAR PUSTAKA

Areethamsirikul, S. 2006. The Impact of ASEAN Enlargement Intra-ASEAN

Trade: Gravity Mode Approach. The Indonesian Quarterly, 34(2):176-

192.

Armington, P.A. 1969. A Theory of Demand for Products Distinguished by

Place of Production. International Monetary Fund Staff Papers, 16 (5):

159-78.

Aprilianda, W.D. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intra Industry

Trade (IIT) Pada Sektor Elektronik Intra ASEAN-5 [Skripsi]. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Aswicahyono, H. dan M.E. Pangestu. 2000. Indonesia's Recovery: Exports and

Regaining Competitiveness. Volume 38 Thn 2000 No 4

Austria, M.S. 2004. The Pattern of Intra-ASEAN Trade in the Priority Goods

Sectors. Final Main Report, 3/006e: 1-176. ASEAN Secretariat. Jakarta

Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Industri Besar dan Menegah. Badan Pusat

Statistik, Jakarta.

Balassa, B. 1965, Trade Liberalization and ‘Revealed’ Comparative Advantage,

Manchester School. Vol.33.

Baltagi, B. H. 2005. Econometric Analysis of Panel Data. John Wiley & Sons,

LTD, The Atrium, Southerm Gate, Chichester West Sussex PO198SQ.

Departemen Keuangan. 2009. Mengatasi Dampak Krisis Global Melalui Program

Stimulus Fiskal 2009. www.fiskal.depkeu.go.id. [diakses 24 Februari

2009]

Departemen Perdagangan. Neraca Perdagangan Indonesia. www.depdag.go.id

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Erlangga, Jakarta.

Estherhuizen, D. 2006. Measuring and Analyzing Competitiveness in the

Agribusiness Sector: Methodological and Analytical Framework.

University of Pretoria.

Firdaus, A.H. 2011. ASEAN Plus Three: Kinerja Perdagangan dan Dampak Free

Trade Area (FTA) terhadap Perekonomian Indonesia. Tesis. Sekolah

Pascasarjana IPB. Bogor.

Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics. McGraw-Hill, Boston.

Hsiao, C. 2003. Analysis of Panel Data. Cambridge Univ. Press.

Page 125: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

108

Hady, H. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan

Internasional. Buku Kesatu. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Head, K. 2003. Gravity for Beginners. University of British Columbia. Canada.

Hertel. 1997. Global Trade Analysis, Modeling and Applications. Cambridge

University Press, New York.

Hertel dan Tsigas. 1997. Structure of GTAP. Global Trade Analysis, Modeling

and Applications. Cambridge University Press, New York.

International Monetary Fund. 2008. World Economic Outlook: Financial Stress,

Downturns, and Recoveries. International Monetary Fund, Washington DC

Ito, K., dan M. Umemoto. 2004. Intra-Industry Trade in the ASEAN Region:The

Case of the Automotive Industry. ASEAN Auto Project, 04-8: 1-38.

Kotabe, M dan Kristian, H. 2001. Global Marketing Management. Second

Edition. John Wiley and Sons, Inc, New York

Kurniawan, K. 2007. Posisi Bersaing Komoditi Agribisnis Utama Indonesia

Dibandingkan dengan Cina dan ASEAN di Pasar Internasional. Skripsi

(Tidak Dipublikasikan). Program Studi Ekonomi Pertanian dan

Sumberdaya, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Krugman, P. 1991. Increasing Returns and Economic Geography, Journal of

Political Economy, University of Chicago Press, vol. 99(3), pages 483-99,

June.

Krugman dan Obstfeld. 2000. International Economics Theory and Policy. An

imprint of Addison Wesley Longman, Inc. Massachosetts.

Mankiw, Gregory N. 2000. Teori Makro Ekonomi. Edisi Keempat. Penerbit

Erlangga, Jakarta

Menon, J. 1996. How Realible are Intra Industry Trade Measures as Indicators of

Adjusment Cost. Centre of Policy Studies/IMPACT Centre, Monash

University, Melbourne.

Oktaviani, R. .2008. Pola dan Dinamika Perdagangan Indonesia-Timur Tengah

dan Indonesia-Meksiko; Kajian Awal Analisis Dampak FTA. Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Haris Munandar [Penerjemah].

Erlangga, Jakarta.

Sibarani, M.H.M. 2002. Kontribusi Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Universitas

Indonesia, Jakarta.

Page 126: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

109

Stephenson, S. M. 1994. The Uruguay Round and Its Benefit to Indonesia.

Ministry of Trade, Republic of Indonesia, Jakarta.

Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran-

Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Todaro, M.P. and S.C. Smith. 1993. Economic Development. Pearson Addison

Wesley, New York.

Wild, J.J, K.L. Wild, dan J.C.Y., Han. 2000. International Business an Integration

Approach. Prentice Hal, New Jersey

WEF/IMD. 2010. The World Competitiveness Report, World Economic Forum

and Institute for Management Development, Geneva and Lausanne.

World Integrated Trade Solution. 2010. Commodity Trade.

https://wits.worldbank.org/wits/ [12 Desember 2010].

Page 127: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

110

Lampiran 1. CMSA Efek Perdagangan Dunia

Komponen Afsel Aljazair Maroko Mauritius Nigeria Arab Saudi Oman Sri Lanka Yordania

2004-2007

Coklat Olahan 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817 2,533,942,817

Ikan Segar &

Beku 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710 13,386,940,710

Makanan

olahan 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686 2,321,699,686

Olahan dari

tepung 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964 6,607,916,964

Tembakau 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797 6,909,359,797

Minuman 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301 1,325,264,301

Ikan Olahan 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935 13,933,786,935

2007-2010

Coklat Olahan 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132 763,847,132

Ikan Segar &

Beku 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301 5,274,165,301

Makanan

olahan 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006 2,209,738,006

Olahan dari

tepung 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095 3,121,721,095

Tembakau 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329 4,214,497,329

Minuman 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088 560,660,088

Ikan Olahan 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835 6,460,679,835

Page 128: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

111

Lampiran 2. CMSA Efek Daya Saing

Produk Afrika Selatan Aljazair Maroko Mauritius Nigeria Arab Saudi Oman Sri Lanka Yordania

2004-2007

Coklat Olahan -80,635,680 -57,124,186 -1,291,561 -3,753,311 -6,848,563 -5,873,079 -10,157,196 -82,300,712 -1,048,118,494

Ikan Segar & Beku 10,221,734 41,723 201 -105,662,617 0 -4,219,013 171,180 -52,672,139 -9,116,226

Makanan olahan -103,702 0 -2,794 -1,174,284 -237,326,864 -303,484,295 50,535 -3,788,955 -310,318

Olahan tepung -43,437,650 6,005 -332,426 -34,746,746 -13,080,483 -111,957,341 -5,855,021 -11,089,647 -167,281,374

Tembakau -16,995,987 -66,299,423 -27,655,108 0 0 0 0 -65,944,220 0

Minuman -11,842,046 0 0 -877 -11,778,308 -941,777 -30,627,508 -11,090,552 33,890

Ikan Olahan -15,851,485 188,174 3,032,292 -28,168,895 -5,033,270 -640,660,075 -30,248,090 -89,028,356 -3,300,516

2007-2010

Coklat Olahan -21,170,006 -436,307 0 -76,527,930 35,400 -21,331,993 -155,792 5,569,086 -355,648,737

Ikan segar dan beku -39,884,297 -35,479,172 -7,712 43,372,330 28,224 9,004,391 2,787,801 386,413,517 2,597,265

Makanan Olahan -200,064 0 -168 -3,081,141 -336,981,396 -539,035,793 -1,991,763 -3,218,166 -25,037,034

Olahan dari Tepung -45,123,470 -236,854 482,542 -12,714,862 234,640 -114,027,927 -3,417,858 6,392,165 -19,338,848

Tembakau -1,202,451 -32,950,619 242,194 0 480,654 0 0 361,462,954 0

Minuman 121,030 0 0 0 -953,922 -4,725,152 -32,323,016 -185,077 424,338

Ikan Olahan 37,798,821 8,118,529 -7,226,886 -2,564,096 -9,475,782 108,305,640 172,920 7,057,005 30,231

Page 129: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

112

Lampiran 3. Hasil Analisis EPD 2007-2010

Negara

Coklat Olahan Ikan segar dan beku Makanan Olahan Olahan dari tepung

Growth

(X)

Growth

(Y)

Posisi

Pasar

Growth

(X)

Growth

(Y)

Posisi

Pasar

Growth

(X)

Growth

(Y)

Posisi

Pasar

Growth

(X)

Growth

(Y)

Posisi

Pasar

Afsel 32.37 11.24 RS 332.34 11.24 RS 21.545 11.243 RS 27.95 11.24 RS

Aljazair 135.64 3.15 RS 266.51 3.15 RS 33.01 3.15 RS 23.29 3.15 RS

Maroko -25.00 -8.11 RT 99.22 -8.11 FS -44.23 -8.11 RT -44.80 -8.11 RT

Mauritius 202.01 8.94 RS 105.82 8.94 RS 15.09 8.94 RS 7.50 8.94 RS

Nigeria 0.00 6.61 LO -50.00 6.61 LO 167.10 6.61 RS 152.08 6.61 RS

Arab Saudi 71.45 3.64 RS 424.40 3.64 RS -6.13 3.64 LO -8.50 3.64 LO

Oman 116.05 13.53 RS 265.92 13.53 RS 20.06 13.53 RS 1.32 -14.26 FS

Sri Lanka 57.12 -14.26 FS 181.64 -14.26 FS -8.91 -14.26 RT 11.31 -4.73 FS

Yordania 32.37 11.24 RS 497.23 9.52 RS 27.05 9.52 RS 29.55 9.52 RS

Negara

Tembakau Minuman Ikan Olahan

Growth

(X)

Growth

(Y)

Posisi

Pasar

Growth

(X)

Growth

(Y)

Posisi

Pasar

Growth

(X)

Growt

h (Y)

Posisi

Pasar

Afsel 158.61 11.24 RS 58.25 11.24 RS 255.20 11.24 RS

Aljazair -38.17 3.15 LO -25.00 3.15 LO 150.59 3.15 RS

Maroko -6.07 -8.11 RT 0.00 -8.11 LO 55.99 -8.11 FS

Mauritius 0.00 8.94 LO 444.20 8.94 RS 100.11 8.94 RS

Nigeria 261.41 6.61 RS 37451.52 6.61 RS 18.40 6.61 RS

Arab Saudi -25.00 3.64 LO 62.87 3.64 RS 72.17 3.64 RS

Oman 0.00 13.53 LO -49.77 13.53 LO 48.66 13.53 RS

Sri Lanka 31.61 -14.26 FS 237569.63 -14.26 FS 11.04 -14.26 FS

Yordania 0.00 9.52 LO 339.81 9.52 RS 224.66 9.52 RS X: nilai impor dari Indonesia/nilai impor dari dunia untuk tiap komoditi

Y: nilai impor dari Indonesia/nilai impor dari dunia untuk seluruh komodit

RS: risng star, RT: retreat; FS: falling star; LO: lost opportunity

Page 130: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

113

Lampiran 4. Tahapan dan hasil olahan model gravity penduga nilai ekspor

komoditas unggulan

1. Komoditas Olahan dari tepung di pasar Afrika

Correlated Random Effects - Hausman Test

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 10.671478 4 0.0305

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. EXPORTVOLUME 1.709865 1.293243 0.016522 0.0012

GDP 2258.001703 775.765864 247516.857995 0.0029

XRATE -

2342.855286 184.178513 34580922.2033

17 0.6674

ECODISTANCE 1.204547 0.890420 119.199025 0.9770

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -633758.5 1487125. -0.426164 0.6735

EXPORTVOLUME 1.709865 0.246172 6.945800 0.0000

GDP 2258.002 1054.228 2.141853 0.0417

XRATE -2342.855 5981.595 -0.391677 0.6985

ECODISTANCE 1.204547 10.94201 0.110085 0.9132 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.954975 Mean dependent var 494693.9

Adjusted R-squared 0.941122 S.D. dependent var 723781.0

S.E. of regression 175624.2 Akaike info criterion 27.20712

Page 131: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

114

Hasil Akhir Komoditas Olahan dari tepung di pasar Afrika

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Swamy and Arora estimator of component variances Cross-section weights (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 1.724891 0.323511 5.331790 0.0000

GDP -1381.257 1437.815 -0.960664 0.3463

XRATE 1859.688 1454.261 1.278786 0.2132

ECODISTANCE -0.736299 1.043365 -0.705696 0.4872

C 216201.3 283406.7 0.762866 0.4530 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.054423 0.0000

Period fixed (dummy variables)

Idiosyncratic random 178884.0 1.0000 Weighted Statistics R-squared 0.958515 Mean dependent var 494693.9

Adjusted R-squared 0.941230 S.D. dependent var 723781.0

S.E. of regression 175463.0 Sum squared resid 7.39E+11

F-statistic 55.45250 Durbin-Watson stat 1.608259

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.958515 Mean dependent var 494693.9

Sum squared resid 7.39E+11 Durbin-Watson stat 1.608259

Page 132: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

115

2. Komoditas tembakau di pasar Afrika Redundant Fixed Effects Tests

Equation: EQ01

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 1.290594 (4,26) 0.2994

Cross-section Chi-square 6.339025 4 0.1752

Hasil Akhir Komoditas tembakau di pasar Afrika

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel EGLS (Cross-section SUR)

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5

Linear estimation after one-step weighting matrix

Cross-section SUR (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.064428 0.239053 8.635847 0.0000

GDP 5681.150 1741.459 3.262292 0.0031

XRATE -20593.76 6362.356 -3.236813 0.0033

ECODISTANCE 8.984911 6.957025 1.291487 0.2079

C -1413107. 1051825. -1.343482 0.1907 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.909926 Mean dependent var -0.534712

Adjusted R-squared 0.882211 S.D. dependent var 3.271417

S.E. of regression 1.101756 Sum squared resid 31.56050

F-statistic 32.83141 Durbin-Watson stat 2.213770

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.826463 Mean dependent var 526104.8

Sum squared resid 8.14E+12 Durbin-Watson stat 1.433953

Page 133: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

116

3. Komoditas minuman di pasar Asia

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 13.509241 (4,26) 0.0000

Cross-section Chi-square 39.353721 4 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 0.603614 0.022588 26.72259 0.0000

GDP 182.2654 112.6120 1.618526 0.1160

XRATE 2475.454 1511.825 1.637394 0.1120

ECODISTANCE -0.618425 0.508981 -1.215026 0.2338

C -39443.44 52057.03 -0.757697 0.4545 R-squared 0.979258 Mean dependent var 495833.9

Adjusted R-squared 0.976492 S.D. dependent var 831365.8

S.E. of regression 127466.7 Akaike info criterion 26.48066

Sum squared resid 4.87E+11 Schwarz criterion 26.70285

Log likelihood -458.4116 Hannan-Quinn criter. 26.55736

F-statistic 354.0846 Durbin-Watson stat 0.729938

Prob(F-statistic) 0.000000

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 54.036964 4 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. EXPORTVOLUME 0.522287 0.603614 0.000305 0.0000

GDP -161.217049 182.265395 126914.94963

7 0.3350

XRATE -

1378.656373 2475.453656 5572316.1214

02 0.1025

ECODISTANCE -0.844464 -0.618425 1.656993 0.8606

Page 134: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

117

Cross-section random effects test equation:

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 340185.1 265765.9 1.280018 0.2118

EXPORTVOLUME 0.522287 0.022283 23.43867 0.0000

GDP -161.2170 362.8613 -0.444294 0.6605

XRATE -1378.656 2535.552 -0.543730 0.5913

ECODISTANCE -0.844464 1.324423 -0.637609 0.5293 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.993262 Mean dependent var 495833.9

Adjusted R-squared 0.991189 S.D. dependent var 831365.8

S.E. of regression 78039.05 Akaike info criterion 25.58484

Sum squared resid 1.58E+11 Schwarz criterion 25.98479

Log likelihood -438.7347 Hannan-Quinn criter. 25.72290

F-statistic 479.0856 Durbin-Watson stat 2.270710

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 135: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

118

Hasil Akhir Komoditas minuman di pasar Asia

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 0.603614 0.013829 43.64789 0.0000

GDP 182.2654 68.94456 2.643652 0.0129

XRATE 2475.454 925.5864 2.674471 0.0120

ECODISTANCE -0.618425 0.311614 -1.984587 0.0564

C -39443.44 31870.93 -1.237599 0.2255 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.006574 0.0000

Idiosyncratic random 78039.05 1.0000 Weighted Statistics R-squared 0.979258 Mean dependent var 495833.9

Adjusted R-squared 0.976492 S.D. dependent var 831365.8

S.E. of regression 127466.7 Sum squared resid 4.87E+11

F-statistic 354.0846 Durbin-Watson stat 0.729938

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.979258 Mean dependent var 495833.9

Sum squared resid 4.87E+11 Durbin-Watson stat 0.729938

Page 136: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

119

4. Komoditas Ikan olahan di pasar Asia

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 23.314317 (4,26) 0.0000

Cross-section Chi-square 53.311528 4 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 0.626814 0.472373 1.326947 0.1945

XRATE -116411.7 53167.02 -2.189546 0.0365

GDP 11618.31 3176.203 3.657923 0.0010

ECODISTANCE 34.53795 15.24669 2.265276 0.0309

C 922091.4 2392798. 0.385361 0.7027 R-squared 0.617536 Mean dependent var 4359797.

Adjusted R-squared 0.566540 S.D. dependent var 5765036.

S.E. of regression 3795564. Akaike info criterion 33.26813

Sum squared resid 4.32E+14 Schwarz criterion 33.49032

Log likelihood -577.1922 Hannan-Quinn criter. 33.34483

F-statistic 12.10967 Durbin-Watson stat 0.200794

Prob(F-statistic) 0.000006

Page 137: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

120

Hasil Akhir Komoditas minuman di pasar Asia

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5

Linear estimation after one-step weighting matrix

Cross-section SUR (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 1.580536 0.350071 4.514901 0.0001

XRATE -543.7951 566.0417 -0.960698 0.3456

GDP 10682.46 4583.440 2.330664 0.0278

ECODISTANCE 2.464512 1.143474 2.155284 0.0406

C -2742186. 849003.1 -3.229889 0.0033 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.948026 Mean dependent var 4143153.

Adjusted R-squared 0.932034 S.D. dependent var 4386511.

S.E. of regression 1558903. Sum squared resid 6.32E+13

F-statistic 59.28153 Durbin-Watson stat 0.919496

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.911372 Mean dependent var 4359797.

Sum squared resid 1.00E+14 Durbin-Watson stat 0.533987

Page 138: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

121

5. Komoditas Coklat di pasar Afrika dan pasar Asia Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 10 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.560792 0.257108 9.959999 0.0000

ECODISTANCE -16.33705 4.101324 -3.983359 0.0002

GDP -850.8232 1389.238 -0.612439 0.5427

XRATE -3941.639 13447.49 -0.293113 0.7705

C 4527332. 1266323. 3.575180 0.0007 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.963487 Mean dependent var 1114535.

Adjusted R-squared 0.955011 S.D. dependent var 2149145.

S.E. of regression 455845.8 Akaike info criterion 29.07455

Sum squared resid 1.16E+13 Schwarz criterion 29.52425

Log likelihood -1003.609 Hannan-Quinn criter. 29.25318

F-statistic 113.6704 Durbin-Watson stat 1.287277

Prob(F-statistic) 0.000000

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.836515 (9,56) 0.0000

Cross-section Chi-square 78.357898 9 0.0000 Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.475965 0.132411 18.69903 0.0000

ECODISTANCE 0.846217 0.464694 1.821022 0.0732

GDP -105.7271 575.5637 -0.183693 0.8548

XRATE 626.3155 2179.832 0.287323 0.7748

C -290515.3 300331.6 -0.967315 0.3370 R-squared 0.888161 Mean dependent var 1114535.

Adjusted R-squared 0.881279 S.D. dependent var 2149145.

S.E. of regression 740507.7 Akaike info criterion 29.93681

Sum squared resid 3.56E+13 Schwarz criterion 30.09742

Log likelihood -1042.788 Hannan-Quinn criter. 30.00060

F-statistic 129.0486 Durbin-Watson stat 0.398174

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 139: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

122

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.471239 0.200802 12.30687 0.0000

ECODISTANCE -6.897382 2.604524 -2.648231 0.0105

GDP -299.3115 307.0314 -0.974857 0.3338

XRATE -1087.448 1240.938 -0.876312 0.3846

C 1852461. 742107.0 2.496219 0.0155 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.965019 Mean dependent var 1082630.

Adjusted R-squared 0.956899 S.D. dependent var 1660355.

S.E. of regression 405413.8 Sum squared resid 9.20E+12

F-statistic 118.8378 Durbin-Watson stat 1.186796

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.959947 Mean dependent var 1114535.

Sum squared resid 1.28E+13 Durbin-Watson stat 1.099208

Page 140: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

123

Hasil Akhir Komoditas Coklat olahan di pasar Afrika dan pasar Asia Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Linear estimation after one-step weighting matrix

Cross-section SUR (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.471239 0.283111 8.728880 0.0000

ECODISTANCE -6.897382 2.042195 -3.377435 0.0013

GDP -299.3115 200.5421 -1.492512 0.1412

XRATE -1087.448 655.4909 -1.658983 0.1027

C 1852461. 556683.2 3.327677 0.0016 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.965019 Mean dependent var 1082630.

Adjusted R-squared 0.956899 S.D. dependent var 1660355.

S.E. of regression 405413.8 Sum squared resid 9.20E+12

F-statistic 118.8378 Durbin-Watson stat 1.186796

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.959947 Mean dependent var 1114535.

Sum squared resid 1.28E+13 Durbin-Watson stat 1.099208

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 23.314317 (4,26) 0.0000

Cross-section Chi-square 53.311528 4 0.0000

Page 141: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

124

6. Komoditas Ikan segar dan beku di pasar Afrika dan pasar Asia Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.919870 (9,56) 0.0000

Cross-section Chi-square 78.663381 9 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 10 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 0.626954 0.028098 22.31304 0.0000

GDP 4068.158 1336.494 3.043903 0.0034

XRATE 2819.979 4300.817 0.655684 0.5143

ECODISTANCE 1.492336 0.895815 1.665898 0.1005

C -1048721. 619518.1 -1.692801 0.0953 R-squared 0.933134 Mean dependent var 2180459.

Adjusted R-squared 0.929020 S.D. dependent var 5611101.

S.E. of regression 1494917. Akaike info criterion 31.34179

Sum squared resid 1.45E+14 Schwarz criterion 31.50240

Log likelihood -1091.963 Hannan-Quinn criter. 31.40558

F-statistic 226.7750 Durbin-Watson stat 1.314876

Prob(F-statistic) 0.000000

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 113.661544 4 0.0000 ** WARNING: estimated cross-section random effects variance is zero.

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. EXPORTVOLUME 0.287592 0.626954 0.001552 0.0000

GDP 6744.577809 4068.158304 8487429.980240 0.3583

Page 142: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

125

XRATE 4727.552954 2819.978695 742323775.583075 0.9442

ECODISTANCE -2.291404 1.492336 68.047129 0.6465

Cross-section random effects test equation:

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 10 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 115361.4 2574947. 0.044801 0.9644

EXPORTVOLUME 0.287592 0.043014 6.685939 0.0000

GDP 6744.578 3026.774 2.228306 0.0299

XRATE 4727.553 27373.39 0.172706 0.8635

ECODISTANCE -2.291404 8.267400 -0.277161 0.7827 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.978265 Mean dependent var 2180459.

Adjusted R-squared 0.973219 S.D. dependent var 5611101.

S.E. of regression 918243.6 Akaike info criterion 30.47517

Sum squared resid 4.72E+13 Schwarz criterion 30.92487

Log likelihood -1052.631 Hannan-Quinn criter. 30.65380

F-statistic 193.8843 Durbin-Watson stat 1.039496

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 143: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

126

Hasil Akhir Komoditas ikan segar dan beku di pasar Afrika dan pasar Asia Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 10

Swamy and Arora estimator of component variances

Cross-section SUR (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 0.626954 0.072351 8.665414 0.0000

GDP 4068.158 1769.302 2.299301 0.0247

XRATE 2819.979 924.0364 3.051805 0.0033

ECODISTANCE 1.492336 0.600013 2.487171 0.0155

C -1048721. 492921.1 -2.127563 0.0372 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 918243.6 1.0000 Weighted Statistics R-squared 0.933134 Mean dependent var 2180459.

Adjusted R-squared 0.929020 S.D. dependent var 5611101.

S.E. of regression 1494917. Sum squared resid 1.45E+14

F-statistic 226.7750 Durbin-Watson stat 1.314876

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.933134 Mean dependent var 2180459.

Sum squared resid 1.45E+14 Durbin-Watson stat 1.314876

Page 144: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

127

7. Komoditas Makanan olahan di pasar Afrika dan pasar Asia

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 9 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.725069 0.663601 4.106488 0.0005

GDP 344.9023 300.5013 1.147756 0.2646

XRATE -21827.94 4518.216 -4.831097 0.0001

DISTANCE 1.412698 0.987658 1.430351 0.1681

C 92870.30 351612.1 0.264127 0.7944 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.726845 Mean dependent var 30325.29

Adjusted R-squared 0.631241 S.D. dependent var 73114.42

S.E. of regression 44399.09 Akaike info criterion 24.47478

Sum squared resid 3.94E+10 Schwarz criterion 24.85541

Log likelihood -334.6469 Hannan-Quinn criter. 24.59114

F-statistic 7.602662 Durbin-Watson stat 2.538102

Prob(F-statistic) 0.000161

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 9.328169 (3,20) 0.0005

Cross-section Chi-square 24.504085 3 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 9 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.537652 0.852226 2.977674 0.0067

GDP -46.11751 150.0715 -0.307304 0.7614

XRATE 628.3293 493.9379 1.272082 0.2161

DISTANCE -0.051346 0.070827 -0.724944 0.4758

C 11843.76 55359.93 0.213941 0.8325 R-squared 0.344641 Mean dependent var 30325.29

Page 145: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

128

Adjusted R-squared 0.230665 S.D. dependent var 73114.42

S.E. of regression 64129.92 Akaike info criterion 25.13564

Sum squared resid 9.46E+10 Schwarz criterion 25.37354

Log likelihood -346.8990 Hannan-Quinn criter. 25.20837

F-statistic 3.023814 Durbin-Watson stat 2.538259

Prob(F-statistic) 0.038485

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.571158 0.379461 6.775818 0.0000

GDP 194.8799 157.5422 1.237002 0.2304

XRATE -12473.79 4703.567 -2.651985 0.0153

DISTANCE 1.024827 0.679817 1.507503 0.1473

C -17768.67 253892.8 -0.069985 0.9449 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.821329 Mean dependent var 32376.65

Adjusted R-squared 0.758795 S.D. dependent var 76419.54

S.E. of regression 39450.56 Sum squared resid 3.11E+10

F-statistic 13.13398 Durbin-Watson stat 2.413384

Prob(F-statistic) 0.000003 Unweighted Statistics R-squared 0.663317 Mean dependent var 30325.29

Sum squared resid 4.86E+10 Durbin-Watson stat 2.819556

Page 146: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

129

Hasil Akhir Komoditas Makanan olahan di pasar Afrika dan pasar Asia Method: Panel EGLS (Cross-section SUR)

Linear estimation after one-step weighting matrix

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.585165 0.215264 12.00929 0.0000

GDP 274.1439 105.2426 2.604877 0.0169

XRATE -14869.37 5327.097 -2.791271 0.0113

DISTANCE 0.835421 0.302348 2.763112 0.0120

C 100019.3 138829.6 0.720446 0.4796 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.867189 Mean dependent var 0.866107

Adjusted R-squared 0.820705 S.D. dependent var 2.453272

S.E. of regression 1.045055 Sum squared resid 21.84281

F-statistic 18.65573 Durbin-Watson stat 2.437109

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.689913 Mean dependent var 30325.29

Sum squared resid 4.48E+10 Durbin-Watson stat 2.811772

Page 147: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

130

Lampiran 5. Tahapan dan hasil olahan model gravity penduga nilai ekspor

komoditas unggulan

1. Komoditas Olahan dari tepung di pasar Afrika Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: EQ01

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 10.671478 4 0.0305

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. EXPORTVOLUME 1.709865 1.293243 0.016522 0.0012

GDP 2258.001703 775.765864 247516.85799

5 0.0029

XRATE -

2342.855286 184.178513 34580922.203

317 0.6674

ECODISTANCE 1.204547 0.890420 119.199025 0.9770

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -633758.5 1487125. -0.426164 0.6735

EXPORTVOLUME 1.709865 0.246172 6.945800 0.0000

GDP 2258.002 1054.228 2.141853 0.0417

XRATE -2342.855 5981.595 -0.391677 0.6985

ECODISTANCE 1.204547 10.94201 0.110085 0.9132 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.954975 Mean dependent var 494693.9

Adjusted R-squared 0.941122 S.D. dependent var 723781.0

S.E. of regression 175624.2 Akaike info criterion 27.20712

Sum squared resid 8.02E+11 Schwarz criterion 27.60706

Log likelihood -467.1245 Hannan-Quinn criter. 27.34518

F-statistic 68.93290 Durbin-Watson stat 1.939880

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 148: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

131

Hasil Akhir Komoditas Olahan dari tepung di pasar Afrika

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5

Swamy and Arora estimator of component variances Cross-section weights (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 1.724891 0.323511 5.331790 0.0000

GDP -1381.257 1437.815 -0.960664 0.3463

XRATE 1859.688 1454.261 1.278786 0.2132

ECODISTANCE -0.736299 1.043365 -0.705696 0.4872

C 216201.3 283406.7 0.762866 0.4530 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.054423 0.0000

Period fixed (dummy variables)

Idiosyncratic random 178884.0 1.0000 Weighted Statistics R-squared 0.958515 Mean dependent var 494693.9

Adjusted R-squared 0.941230 S.D. dependent var 723781.0

S.E. of regression 175463.0 Sum squared resid 7.39E+11

F-statistic 55.45250 Durbin-Watson stat 1.608259

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.958515 Mean dependent var 494693.9

Sum squared resid 7.39E+11 Durbin-Watson stat 1.608259

Page 149: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

132

2. Komoditas tembakau di pasar Afrika Redundant Fixed Effects Tests

Equation: EQ01

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 1.290594 (4,26) 0.2994

Cross-section Chi-square 6.339025 4 0.1752

Hasil Akhir Komoditas tembakau di pasar Afrika

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel EGLS (Cross-section SUR)

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5

Linear estimation after one-step weighting matrix

Cross-section SUR (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.064428 0.239053 8.635847 0.0000

GDP 5681.150 1741.459 3.262292 0.0031

XRATE -20593.76 6362.356 -3.236813 0.0033

ECODISTANCE 8.984911 6.957025 1.291487 0.2079

C -1413107. 1051825. -1.343482 0.1907 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.909926 Mean dependent var -0.534712

Adjusted R-squared 0.882211 S.D. dependent var 3.271417

S.E. of regression 1.101756 Sum squared resid 31.56050

F-statistic 32.83141 Durbin-Watson stat 2.213770

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.826463 Mean dependent var 526104.8

Sum squared resid 8.14E+12 Durbin-Watson stat 1.433953

Page 150: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

133

3. Komoditas minuman di pasar Asia

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 13.509241 (4,26) 0.0000

Cross-section Chi-square 39.353721 4 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 0.603614 0.022588 26.72259 0.0000

GDP 182.2654 112.6120 1.618526 0.1160

XRATE 2475.454 1511.825 1.637394 0.1120

ECODISTANCE -0.618425 0.508981 -1.215026 0.2338

C -39443.44 52057.03 -0.757697 0.4545 R-squared 0.979258 Mean dependent var 495833.9

Adjusted R-squared 0.976492 S.D. dependent var 831365.8

S.E. of regression 127466.7 Akaike info criterion 26.48066

Sum squared resid 4.87E+11 Schwarz criterion 26.70285

Log likelihood -458.4116 Hannan-Quinn criter. 26.55736

F-statistic 354.0846 Durbin-Watson stat 0.729938

Prob(F-statistic) 0.000000

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 54.036964 4 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. EXPORTVOLUME 0.522287 0.603614 0.000305 0.0000

GDP -161.217049 182.265395 126914.94963

7 0.3350

XRATE -

1378.656373 2475.453656 5572316.1214

02 0.1025

ECODISTANCE -0.844464 -0.618425 1.656993 0.8606

Page 151: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

134

Cross-section random effects test equation:

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 340185.1 265765.9 1.280018 0.2118

EXPORTVOLUME 0.522287 0.022283 23.43867 0.0000

GDP -161.2170 362.8613 -0.444294 0.6605

XRATE -1378.656 2535.552 -0.543730 0.5913

ECODISTANCE -0.844464 1.324423 -0.637609 0.5293 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.993262 Mean dependent var 495833.9

Adjusted R-squared 0.991189 S.D. dependent var 831365.8

S.E. of regression 78039.05 Akaike info criterion 25.58484

Sum squared resid 1.58E+11 Schwarz criterion 25.98479

Log likelihood -438.7347 Hannan-Quinn criter. 25.72290

F-statistic 479.0856 Durbin-Watson stat 2.270710

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 152: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

135

Hasil Akhir Komoditas minuman di pasar Asia

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 0.603614 0.013829 43.64789 0.0000

GDP 182.2654 68.94456 2.643652 0.0129

XRATE 2475.454 925.5864 2.674471 0.0120

ECODISTANCE -0.618425 0.311614 -1.984587 0.0564

C -39443.44 31870.93 -1.237599 0.2255 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.006574 0.0000

Idiosyncratic random 78039.05 1.0000 Weighted Statistics R-squared 0.979258 Mean dependent var 495833.9

Adjusted R-squared 0.976492 S.D. dependent var 831365.8

S.E. of regression 127466.7 Sum squared resid 4.87E+11

F-statistic 354.0846 Durbin-Watson stat 0.729938

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.979258 Mean dependent var 495833.9

Sum squared resid 4.87E+11 Durbin-Watson stat 0.729938

Page 153: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

136

4. Komoditas Ikan olahan di pasar Asia

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 23.314317 (4,26) 0.0000

Cross-section Chi-square 53.311528 4 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 0.626814 0.472373 1.326947 0.1945

XRATE -116411.7 53167.02 -2.189546 0.0365

GDP 11618.31 3176.203 3.657923 0.0010

ECODISTANCE 34.53795 15.24669 2.265276 0.0309

C 922091.4 2392798. 0.385361 0.7027 R-squared 0.617536 Mean dependent var 4359797.

Adjusted R-squared 0.566540 S.D. dependent var 5765036.

S.E. of regression 3795564. Akaike info criterion 33.26813

Sum squared resid 4.32E+14 Schwarz criterion 33.49032

Log likelihood -577.1922 Hannan-Quinn criter. 33.34483

F-statistic 12.10967 Durbin-Watson stat 0.200794

Prob(F-statistic) 0.000006

Page 154: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

137

Hasil Akhir Komoditas minuman di pasar Asia

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 5

Linear estimation after one-step weighting matrix

Cross-section SUR (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 1.580536 0.350071 4.514901 0.0001

XRATE -543.7951 566.0417 -0.960698 0.3456

GDP 10682.46 4583.440 2.330664 0.0278

ECODISTANCE 2.464512 1.143474 2.155284 0.0406

C -2742186. 849003.1 -3.229889 0.0033 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.948026 Mean dependent var 4143153.

Adjusted R-squared 0.932034 S.D. dependent var 4386511.

S.E. of regression 1558903. Sum squared resid 6.32E+13

F-statistic 59.28153 Durbin-Watson stat 0.919496

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.911372 Mean dependent var 4359797.

Sum squared resid 1.00E+14 Durbin-Watson stat 0.533987

Page 155: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

138

5. Komoditas Coklat di pasar Afrika dan pasar Asia

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 10 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.560792 0.257108 9.959999 0.0000

ECODISTANCE -16.33705 4.101324 -3.983359 0.0002

GDP -850.8232 1389.238 -0.612439 0.5427

XRATE -3941.639 13447.49 -0.293113 0.7705

C 4527332. 1266323. 3.575180 0.0007 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.963487 Mean dependent var 1114535.

Adjusted R-squared 0.955011 S.D. dependent var 2149145.

S.E. of regression 455845.8 Akaike info criterion 29.07455

Sum squared resid 1.16E+13 Schwarz criterion 29.52425

Log likelihood -1003.609 Hannan-Quinn criter. 29.25318

F-statistic 113.6704 Durbin-Watson stat 1.287277

Prob(F-statistic) 0.000000

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.836515 (9,56) 0.0000

Cross-section Chi-square 78.357898 9 0.0000 Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.475965 0.132411 18.69903 0.0000

ECODISTANCE 0.846217 0.464694 1.821022 0.0732

GDP -105.7271 575.5637 -0.183693 0.8548

XRATE 626.3155 2179.832 0.287323 0.7748

C -290515.3 300331.6 -0.967315 0.3370 R-squared 0.888161 Mean dependent var 1114535.

Adjusted R-squared 0.881279 S.D. dependent var 2149145.

S.E. of regression 740507.7 Akaike info criterion 29.93681

Sum squared resid 3.56E+13 Schwarz criterion 30.09742

Log likelihood -1042.788 Hannan-Quinn criter. 30.00060

F-statistic 129.0486 Durbin-Watson stat 0.398174

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 156: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

139

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.471239 0.200802 12.30687 0.0000

ECODISTANCE -6.897382 2.604524 -2.648231 0.0105

GDP -299.3115 307.0314 -0.974857 0.3338

XRATE -1087.448 1240.938 -0.876312 0.3846

C 1852461. 742107.0 2.496219 0.0155 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.965019 Mean dependent var 1082630.

Adjusted R-squared 0.956899 S.D. dependent var 1660355.

S.E. of regression 405413.8 Sum squared resid 9.20E+12

F-statistic 118.8378 Durbin-Watson stat 1.186796

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.959947 Mean dependent var 1114535.

Sum squared resid 1.28E+13 Durbin-Watson stat 1.099208

Page 157: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

140

Hasil Akhir Komoditas Coklat olahan di pasar Afrika dan pasar Asia Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Linear estimation after one-step weighting matrix

Cross-section SUR (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.471239 0.283111 8.728880 0.0000

ECODISTANCE -6.897382 2.042195 -3.377435 0.0013

GDP -299.3115 200.5421 -1.492512 0.1412

XRATE -1087.448 655.4909 -1.658983 0.1027

C 1852461. 556683.2 3.327677 0.0016 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.965019 Mean dependent var 1082630.

Adjusted R-squared 0.956899 S.D. dependent var 1660355.

S.E. of regression 405413.8 Sum squared resid 9.20E+12

F-statistic 118.8378 Durbin-Watson stat 1.186796

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.959947 Mean dependent var 1114535.

Sum squared resid 1.28E+13 Durbin-Watson stat 1.099208

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 23.314317 (4,26) 0.0000

Cross-section Chi-square 53.311528 4 0.0000

Page 158: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

141

6. Komoditas Ikan segar dan beku di pasar Afrika dan pasar Asia

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 12.919870 (9,56) 0.0000

Cross-section Chi-square 78.663381 9 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 10 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 0.626954 0.028098 22.31304 0.0000

GDP 4068.158 1336.494 3.043903 0.0034

XRATE 2819.979 4300.817 0.655684 0.5143

ECODISTANCE 1.492336 0.895815 1.665898 0.1005

C -1048721. 619518.1 -1.692801 0.0953 R-squared 0.933134 Mean dependent var 2180459.

Adjusted R-squared 0.929020 S.D. dependent var 5611101.

S.E. of regression 1494917. Akaike info criterion 31.34179

Sum squared resid 1.45E+14 Schwarz criterion 31.50240

Log likelihood -1091.963 Hannan-Quinn criter. 31.40558

F-statistic 226.7750 Durbin-Watson stat 1.314876

Prob(F-statistic) 0.000000

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 113.661544 4 0.0000 ** WARNING: estimated cross-section random effects variance is zero.

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. EXPORTVOLUME 0.287592 0.626954 0.001552 0.0000

GDP 6744.577809 4068.158304 8487429.980240 0.3583

XRATE 4727.552954 2819.978695 742323775.583075 0.9442

ECODISTANCE -2.291404 1.492336 68.047129 0.6465 Cross-section random effects test equation:

Page 159: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

142

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 10 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 115361.4 2574947. 0.044801 0.9644

EXPORTVOLUME 0.287592 0.043014 6.685939 0.0000

GDP 6744.578 3026.774 2.228306 0.0299

XRATE 4727.553 27373.39 0.172706 0.8635

ECODISTANCE -2.291404 8.267400 -0.277161 0.7827 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.978265 Mean dependent var 2180459.

Adjusted R-squared 0.973219 S.D. dependent var 5611101.

S.E. of regression 918243.6 Akaike info criterion 30.47517

Sum squared resid 4.72E+13 Schwarz criterion 30.92487

Log likelihood -1052.631 Hannan-Quinn criter. 30.65380

F-statistic 193.8843 Durbin-Watson stat 1.039496

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 160: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

143

Hasil Akhir Komoditas ikan segar dan beku di pasar Afrika dan pasar Asia Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 10

Swamy and Arora estimator of component variances

Cross-section SUR (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 0.626954 0.072351 8.665414 0.0000

GDP 4068.158 1769.302 2.299301 0.0247

XRATE 2819.979 924.0364 3.051805 0.0033

ECODISTANCE 1.492336 0.600013 2.487171 0.0155

C -1048721. 492921.1 -2.127563 0.0372 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 918243.6 1.0000 Weighted Statistics R-squared 0.933134 Mean dependent var 2180459.

Adjusted R-squared 0.929020 S.D. dependent var 5611101.

S.E. of regression 1494917. Sum squared resid 1.45E+14

F-statistic 226.7750 Durbin-Watson stat 1.314876

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.933134 Mean dependent var 2180459.

Sum squared resid 1.45E+14 Durbin-Watson stat 1.314876

Page 161: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

144

7. Komoditas Makanan olahan di pasar Afrika dan pasar Asia

Dependent Variable: EXPORTVALUE

Method: Panel Least Squares

Date: 11/29/11 Time: 19:30

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 9 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.725069 0.663601 4.106488 0.0005

GDP 344.9023 300.5013 1.147756 0.2646

XRATE -21827.94 4518.216 -4.831097 0.0001

DISTANCE 1.412698 0.987658 1.430351 0.1681

C 92870.30 351612.1 0.264127 0.7944 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.726845 Mean dependent var 30325.29

Adjusted R-squared 0.631241 S.D. dependent var 73114.42

S.E. of regression 44399.09 Akaike info criterion 24.47478

Sum squared resid 3.94E+10 Schwarz criterion 24.85541

Log likelihood -334.6469 Hannan-Quinn criter. 24.59114

F-statistic 7.602662 Durbin-Watson stat 2.538102

Prob(F-statistic) 0.000161

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 9.328169 (3,20) 0.0005

Cross-section Chi-square 24.504085 3 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Method: Panel Least Squares

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 9 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.537652 0.852226 2.977674 0.0067

GDP -46.11751 150.0715 -0.307304 0.7614

XRATE 628.3293 493.9379 1.272082 0.2161

DISTANCE -0.051346 0.070827 -0.724944 0.4758

C 11843.76 55359.93 0.213941 0.8325 R-squared 0.344641 Mean dependent var 30325.29

Adjusted R-squared 0.230665 S.D. dependent var 73114.42

S.E. of regression 64129.92 Akaike info criterion 25.13564

Sum squared resid 9.46E+10 Schwarz criterion 25.37354

Log likelihood -346.8990 Hannan-Quinn criter. 25.20837

F-statistic 3.023814 Durbin-Watson stat 2.538259

Page 162: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

145

Prob(F-statistic) 0.038485

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Sample: 2004 2010

Periods included: 7

Cross-sections included: 9

Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.571158 0.379461 6.775818 0.0000

GDP 194.8799 157.5422 1.237002 0.2304

XRATE -12473.79 4703.567 -2.651985 0.0153

DISTANCE 1.024827 0.679817 1.507503 0.1473

C -17768.67 253892.8 -0.069985 0.9449 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.821329 Mean dependent var 32376.65

Adjusted R-squared 0.758795 S.D. dependent var 76419.54

S.E. of regression 39450.56 Sum squared resid 3.11E+10

F-statistic 13.13398 Durbin-Watson stat 2.413384

Prob(F-statistic) 0.000003 Unweighted Statistics R-squared 0.663317 Mean dependent var 30325.29

Sum squared resid 4.86E+10 Durbin-Watson stat 2.819556

Page 163: KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PASAR DAN ... · PDF file... perdagangan internasional ... potensial mengenai penurunan tarif bea masuk, standar, dan hambatan ... GAMBARAN

146

Hasil Akhir Komoditas Makanan olahan di pasar Afrika dan pasar Asia Method: Panel EGLS (Cross-section SUR)

Linear estimation after one-step weighting matrix

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EXPORTVOLUME 2.585165 0.215264 12.00929 0.0000

GDP 274.1439 105.2426 2.604877 0.0169

XRATE -14869.37 5327.097 -2.791271 0.0113

DISTANCE 0.835421 0.302348 2.763112 0.0120

C 100019.3 138829.6 0.720446 0.4796 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.867189 Mean dependent var 0.866107

Adjusted R-squared 0.820705 S.D. dependent var 2.453272

S.E. of regression 1.045055 Sum squared resid 21.84281

F-statistic 18.65573 Durbin-Watson stat 2.437109

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.689913 Mean dependent var 30325.29

Sum squared resid 4.48E+10 Durbin-Watson stat 2.811772