KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

81
1 KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT. Oleh: Ade Reski Yulianda 1310024427002 TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND )PADANG 2018

Transcript of KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

Page 1: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

1

KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO,

KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT.

Oleh:

Ade Reski Yulianda

1310024427002

TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

( STTIND )PADANG

2018

Page 2: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

2

KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO,

KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT.

SKRIPSI

Untukmemenuhisebagianpersyaratanmemperoleh

gelarSarjanaTeknikPertambangan

Oleh:

Ade Reski Yulianda

1310024427002

TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

( STTIND )PADANG

2018

Page 3: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

3

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT.

BAKAPINDO, KABUPATEN AGAM, PROVINSI

SUMATERA BARAT.

Nama : Ade Reski Yulianda

NPM : 1310024427002

Program Studi : Teknik Pertambangan

Padang, Desember 2018

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Jevie C Eka Putra, MT Riam Marlina, MT

NIDK.8892970018 NUP.9910676467

Ketua Program Studi, Ketua STTIND Padang,

Dr. Murad, MS, MT H. RikoErvil, MT

NIDN. 007116308 NIDN.1014057501

Page 4: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

4

KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO,

KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT.

Nama : Ade Reski Yulianda

NPM : 1310024427002

Pembimbing I : Jevie C Eka Putra, MT

Pembimbing II : Riam Marlina, MT

RINGKASAN

PT. Bakapindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pertambangan, yakni tambang Dolomite yang memiliki Surat Izin Usaha

Pertambangan Daerah (SIPD) dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera

Barat dengan Nomor surat 303.545/10/DTB- 92 tanggal 19 Mei 1992. Dengan

luas 75 ha, Terutama saat diadakannya kegiatan penambangan kuatnya suara

(noise) yang dikeluarkan kegiatan tersebut mengakibatkan adanya keluhan

sebagian masyarakat di area penambangan karena kebisingan akibat aktifitas

penambangan. Terganggunya masyarakat akibat penambangan yang berdekatan

langsung terhadap permukiman/perumahan penduduk yang berdampak pada

lingkungan sekitar area perumahan setempat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber kebisingan dan

mengetahui pengaruh jarak terhadap sumber kebisingan di lokasi penambangan

Jenis penelitian adalah penelitian terapan (applied research). Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diolah secara langsung

menggunakan data yang didapat dilapangan.yang menjadi sumber kebisingan di

PT. Bakapindo berada pada Area peledakan dengan nilai intensitas kebisingan

yang di dapat sebesar 113,3 dB sedangkan pengaruh jarak terhadap sumber

kebisingan berada pada Area peledakan dengan jarak pengukuran 500 meter

dengan nilai intensitas kebisingan di dapat sebesar 113,3 dB yang berdampak

bising pada area lingkungan sekitar penambangan yakni pada berjarak 500-600 m

dari lokasi penambangan terhadap perumahan penduduk kebisingan tersebut

termasuk kebisingan sesaat yang ditimbulkan oleh aktifitas peledakan dan

berdasarkan SNI 7570 : 2010 melebihi tingkat intensitas kebisingan ditetapkan

SNI 7570 : 2010 di area peledakan sebesar 110 dB

Kata Kunci: Kebisingan, Peledakan, Desibel, SNI 7570: 2010

Page 5: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

5

KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO,

KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT.

Nama : Ade Reski Yulianda

NPM : 1310024427002

Advisor I : Jevie C Eka Putra, MT

Advisor II : Riam Marlina, MT

ABSTRACT

PT. Bakapindo is a mining company, the delomite mine which has a

regional mining business permit from the governor of the regional level 1 west

sumatra with letter number 303.545/ 10/DTB – 92 dated may 19.1992 with an

area of 75 hectares, especially when mining activities held the strong noise issued

by these activities resulted in complaints of some people in the mining area

because of noise due to mining activities, disruption of the community due to

direct mining directly towards settlement/residential areas that have an impact on

the environment around the local housing area

This study aims to determine the source of noise and determine the source

of noise and determine the effect of distance on the source of noise at the minig

site this type of research is applied research ( applied resech ) the data used in this

study is data that is procesed directly using the data that can be obtained in the

field which is a source of noise in PT. Bakapindo in the blasting area with a value

of noise intensity that is egual to 113,3 dB while the effect of distance on the

source of noise is in the blasting area with a distance of 500 meters with the value

of noise intensity can be egual to 113,3 dB which affects noise in the area

surroungding the mining area against residential noise residents including

temporary noise caused by blasting and based activities SNI 7570 : 2010

exceeding the level of noise intensity set here 7570 : 2010 in the blasting area of

110 dB.

Keywords: Noise, Blasting, Decibel, SNI 7570 : 2010

Page 6: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

6

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas pertolongan serta pengasihannya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul”Kajian Intensitas Kebisingan Di PT. Bakapindo, Kabupaten Agam,

Provinsi Sumatera Barat”. Dalam Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Riko Ervil, MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

2. Bapak Dr. Murad MS, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

3. Bapak Jevie C Eka Putra, MT. selaku dosen pembimbing I dalam penulisan

skripsi.

4. Ibu Riam Marlina, MT. selaku dosen pembimbing II dalam penulisan

skripsi.

5. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan Doa dan dukungan

baik moril maupun materil dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

7. Teman-teman Mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi dari jurusan Teknik.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada pihak-pihak yang

Page 7: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

7

telah memberikan bantuan kepada penulis. Pada akhirnya penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan isi laporan ini.

Namun demikian, penulis berharap laporan ini dapat memberi manfaat bagi

pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Padang, Desember 2018

(Penulis)

Page 8: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

8

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 3

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................ 3

1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

2.1 Landasan Teori ............................................................................. 5

2.1.1 Tinjauan Umum Perusahaan............................................... 5

2.1.2. Kondisi Lingkungan Kerja.................................................. 7

2.1.3 Kebisingan ........................................................................ 8

2.1.4. Dasar-Dasar Akustik.......................................................... 9

2.1.5. Jenis-Jenis Paparan Kebisingan........................................ 11

Page 9: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

9

2.1.6. Baku Tingkat Intensitas Kebisingan Pada

Kegiatan Pertambangan Teradap Lingkungan

Menurut SNI 7570 :2010................................................ 12

2.1.7. Metode Pengukuran Intensitas Kebisingan

SNI 7231 :2009............................................................... 15

2.1.8. Pengendalian Kebisingan................................................ 19

2.2 Kerangka Konseptual............................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 23

3.1. Jenis Penelitian...................................................................... 23

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 23

3.3. Variabel Penelitian.................................................................. 24

3.4. Data dan Sumber Data............................................................ 24

3.5. Populasi Dan Sampel.............................................................. 25

3.6. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 27

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data................................... 28

3.8. Kerangka Metodologi............................................................ 29

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA.................. 32

4.1. Pengumpulan Data................................................................. 32

4.1.1. Data Primer................................................................... 32

Page 10: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

10

4.1.2. Data Sekunder.............................................................. 34

4.2. Pengolahan Data...................................................................... 35

4.2.1. Mengetahui sumber kebisingan di PT. Bakapindo

sesuai dengan SNI 7570 : 2010 (Kuesioner).................. 35

4.2.2. Mengetahui pengaruh jarak terhadap sumber

kebisingan di lokasi penambangan berdasarkan

SNI 7570 : 2010 di PT. Bakapindo.............................. 37

BAB V ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA............................. 41

5.1. Analisis Hasil Pengolahan Data............................................. 41

5.1.1. Analisa sumber kebisingan di PT. Bakapindo

sesuai dengan SNI 7570 : 2010 (Kuesioner)................. 41

5.1.2. Analisa pengaruh jarak terhadap Sumber

kebisingan di lokasi penambangan berdasarkan

SNI 7570 : 2010 di PT. Bakapindo.............................. 42

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 47

6.1. Kesimpulan.......................................................................... 47

6.2. Saran.................................................................................... 48

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Page 11: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

11

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Baku Tingkat Intensitas Kebisingan SNI 7570 : 2010............... 14

Tabel 4.2. Pengukuran Di Area Peledakan.................................................. 33

Tabel 4.3. Pengukuran Di Ara Pemboran.................................................... 33

Tabel 4.4. Pengukuran Di Area Crusher...................................................... 34

Tabel 4.5. Jarak Rumah Responden Dari PT. Bakapindo........................... 36

Page 12: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Air Blast................................................................................. 7

Gambar 2.2. Sound Level Meter................................................................. 15

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual............................................................ 21

Gambar 3.4. Peta Kesampaian Daerah PT. Bakapindo............................. 24

Gambar 3.5. Diagram Alir Penelitian......................................................... 32

Page 13: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

13

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Tingkat Intensitas kebisingan di Area Peledakan................. 38

Grafik 4.2. Tingkat Intensitas kebisingan di Area Pemboran................. 40

Grafik 4.3. Tingkat Intensitas kebisingan di Area Crusher..................... 41

Page 14: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

14

DARTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Penelitian

Lampiran II : Struktur Organisasi PT. Bakapindo

Lampiran III : Dokumentasi Lapangan

Lampiran IV : Peta Ilustrasi Kebisingan

Lampiran V : Jadwal Penelitian

Page 15: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pertambangan merupakan salah satu bentuk industri yang

kegiatannya adalah mengekstraksi suatu bahan galian batuan atau mineral

dari dalam muka bumi. Seperti kegiatan industri adanya kegiatan mekanis

dalam pertambangan pasti akan menghasilkan efek samping terhadap

lingkungan sekitarnya salah satunya adalah kebisingan yang akan menyebar

hingga keluar dari area industri atau pertambangan.

Tingkat kebisingan pemukiman memerlukan suatu kajian tersendiri

guna dapat diketahui sumber serta besarannya kebisingan, Beberapa

penelitian pada kegiatan industri maupun pada kegiatan yang dapat

menimbulkan kebisingan dilakukan untuk mendapatkan tingkat kebisingan di

sekitar sumber hingga ke lingkungan sekitar ( Syarif Hidayat, 2012 ).

PT. Bakapindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pertambangan, yakni tambang Dolomite yang memiliki Surat Izin Usaha

Pertambangan Daerah (SIPD) dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Sumatera Barat dengan Nomor surat 303.545/10/DTB- 92 tanggal 19 Mei

1992. Dengan luas 75 ha perusahaan melakukan metode penambangan

dengan metode tambang terbuka, dalam memberaikan batu delomite

menggunakan metode pemboran, peledakan dan alat peremuk batuan crusher

dari kegiatan tersebut dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan

Page 16: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

16

terutama tentang kebisingan untuk para pekerja serta lingkungan di sekitar

area penambangan.

Terutama saat diadakannya kegiatan penambangan kuatnya suara

(noise) yang dikeluarkan kegiatan tersebut mengakibatkan adanya keluhan

sebagian masyarakat di area penambangan karena kebisingan akibat aktifitas

penambangan. Terganggunya masyarakat akibat penambangan yang

berdekatan langsung terhadap permukiman/perumahan penduduk yang

berdampak pada lingkungan sekitar area perumahan setempat.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia ( SNI 7570 : 2010 )

Tentang Baku Tingkat Intensitas Kebisingan Pertambangan Terhadap

Lingkungan dirumuskan oleh panitia teknik 13-06 Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Geologi dan Pertambangan tidak melebihi baku tingkat

intensitas kebisingan pada kegiatan pertambangan terhadap lingkungan

menurut SNI 7570 : 2010

Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian terhadap tingkat

kebisingan dengan menggunakan alat Sound Level Meter. Berdasarkan

permasalahan diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul

“Kajian Intensitas Kebisingan Di PT. Bakapindo, Kabupaten Agam,

Provinsi Sumatera Barat”.

Page 17: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

17

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah pada penelitian ini adalah :

1. Adanya keluhan sebagian masyarakat di area penambangan karena

kebisingan akibat aktifitas penambangan

2. Terganggunya masyarakat akibat penambangan yang berdekatan langsung

terhadap permukiman/perumahan penduduk yang berdampak pada

lingkungan sekitar area perumahan setempat.

1.3 BatasanMasalah

Untuk lebih fokusnya penelitian ini maka penulis membatasi masalah

penelitian ini Merujuk pada tingkat Intensitas kebisingan pada kegiatan

pertambangan terhadap lingkungan menurut SNI 7570 : 2010

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah yang menjadi sumber kebisingan dalam kegiatan tambang di PT.

Bakapindo sesuai dengan SNI 7570 : 2010 ?

2. Bagaimana pengaruh jarak terhadap sumber kebisingan di lokasi

penambangan berdasarkan SNI 7570 : 2010 di PT. Bakapindo ?

1.5 TujuanPenelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mengetahui / Mengidentifikasi sumber kebisingan di PT. Bakapindo

sesuai dengan SNI 7570 : 2010.

Page 18: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

18

2. Mengetahui pengaruh jarak terhadap sumber kebisingan di lokasi

penambangan berdasarkan SNI 7570 : 2010 di PT. Bakapindo

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

Sebagai landasan untuk meningkatkan atau menambah ilmu dan wawasan

tentang kegiatan aktifitas penambangan di lapangan khususnya pada

penambangan batu Dolomite agar dapat menjadi bekal untuk di

aplikasikan nantinya di dunia kerja.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan informasi data dan menambah ilmu pengetahuan

bagi pelaksanaan kegiatan penambangan khususnya Kajian Intensitas

Kebisingan Di PT. Bakapindo, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera

Barat.

3. Bagi STTIND Padang

Sebagai bahan masukan bagi Mahasiswa Pertambangan, dan sebagai

bahan referensi STTIND Padang dalam pembaharuan informasi yang ada.

Page 19: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan adalah sebagai

berikut.:

2.1.1. Tinjauan Umum Perusahaan

2.1.1.1. Profil PT. Bakapindo

CV. Bukit Raya didirikan pada tanggal 5 Oktober 1981 berdasarkan Akta

No. 9 oleh Notaris Achtar Iljas, SH di Kota Bukittinggi Propinsi Sumatera Barat,

berlokasi di Jorong Durian, Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, Sumatra

Barat. telah memiliki Surat Izin Usaha Pertambangan Daerah (SIPD) dari

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Barat dengan Nomor surat

303.545/10/DTB- 92 tanggal 19 Mei 1992 Seluas 75 ha. Pada tahun 1995 nama

CV. Bukit Raya diganti dengan nama PT. Bakapindo yang dipakai hingga saat ini.

Pada saat ini sumber daya PT. Bakapindo menguasai lahan tambang

Dolomite (CaCO3) kurang lebih 9,6 Ha yang berada di Jorong Durian, Kenagarian

Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam dan lahan

tambang Dolomite seluas 15 Ha yang berada di Jorong Pauh, Kenagarian Kamang

Mudik, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Deposit bahan baku

Dolomite (CaCO3) PT. Bakapindo saat ini sebesar 12 juta m3 dan deposit bahan

baku dolomit 18 juta m3. Batukapur PT. Bakapindo memiliki kadar CaCO3 > 97%

dan CaO > 50%. Batukapur PT. Bakapindo memiliki kadar MgO >18%. Untuk

Page 20: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

20

menjalankan kegiatan produksi, PT. Bakapindo mempekerjakan 89 orang

karyawan yang 90 % adalah masyarakat lokal.

PT. Bakapindo telah melakukan penambangan pada areal durian Kamang

sejak tahun 1981, dimana pada saat itu proses pekerjaan penambangan dikerjakan

secara langsung oleh PT. Bakapindo. Produk-produk PT. Bakapindo sampai saat

ini telah digunakan oleh berbagai macam konsumen baik perorangan maupun

koperasi dengan skala kecil sampai besar. Konsumen PT. Bakapindo terutama

berasal dari wilayah Sumatera antara lain Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara,

Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung.

2.1.2 Kondisi Lingkungan Kerja

Bising (noise) di lingkungan kerja sangat mempengaruhi seseorang

terhadap hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. Untuk mengurangi dampak dari

bising (noise), perusahaan harus memperhatikan ketersediaan alat safety yang

baik, kondisi kerja yang nyaman, dan manajemen kerja yang terorganisir.

Perusahaan bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya, terutama dalam

hal safety. Berikut adalah deskripsi lapangan di PT. Bakapindo.

Penambangan Dolomite di PT. Bakapindo yakni dilakukan dengan

metoda tambang terbuka (kuari). Lokasi antara area penambangan dan kantor

tidak berjauhan yakni ± 500 meter dari kaki bukit lokasi penambangan. Dan jarak

lokasi tambang ke pemukiman masyarakat adalah ± 400 meter. Jarak tempuh yang

cukup jauh, untuk alat transportasi pekerja yakni dengan menggunakan kendaraan

double gardan.

Page 21: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

21

2.1.3. Kebisingan

Bising dalam kesehatan kerja adalah bising yang diartikan sebagai

suara yang dapat menurunkan pendengaran baik secara kuantitatif

(peningkatan ambang pendengaran), maupun secara kualitatif

(menyempitnya spektrum pendengaran) (Buchari 1997).

Sedangkan kebisingan (Air Blast) atau ledakan udara adalah

sejumlah tertentu energi bahan peledak yang keluar ke atmosfer.

Sumber: supervisory tekink peledakan ITB

Gambar 2.1 Air Blast

Adapun penyebab terjadinya air blast adalah tekanan udara,

tekanan batuan, pelepasan gas, pelepasan stemming. Atau dengan kata lain

kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak di kehendaki dan dapat

mengganggu kesehatan, kenyamanan dan dapat menimbulkan ketulian.

Kebisingan industri telah lama menjadi perhatian dan

permasalahan bagi para pekerja dan masyarakat. Paparan bising ditempat

kerja sangat besar pengaruhnya terutama terhadap pendengaran. Oleh

karena itu kebisingan industri harus diminimalisir agar bisa dikendalikan

dan dikontrol.

Page 22: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

22

Air Blast yang terdengar (Audible Air Blast) mempunyai frekuensi

dibawah 20 Hz. Air Blast diukur dan dilaporkan sebagai over pressure,

yaitu tekanan udara diatas tekanan atmosfir yang normal. Untuk mencari

tingkat kebisingan dalam dB, menurut (Richard L. Ash, 1996:30) dalam

supervisory teknik peledakan ITB adalah sebagai berikut.

( dB = 20 log (P/Po) )

Besarnya tingkat air blast yang terjadi dipengaruhi keadaan

atmosfir, terutama temperatur dan kecepatan angin. Dua hal ini harus

diperhatikan karena kecepatan di udara dipengaruhi oleh temperatur.

2.1.4. Dasar-Dasar Akustik

1. Frequensi (Hz)

Frequensi dinyatakan dalam waktu getaran per detik atau

disebut hertz, dari kurva gelombang atau panjang gelombang yang

mempunyai intensitas sampai ke telinga setiap detik (Stephan A.Konz,

1992). Untuk menentukan tinggi rendahnya nada suara tergantung atas

besarnya frequensi yang diberikan oleh sumber suara.

2. Kecepatan (Velocity)

Kecepatan bunyi (v) tergantung pada jumlah panjang

gelombang (λ) dan sebesar frequensi (f), dalam (Latar Muhamad Arief,

2007.)

3. Desibel (dB)

Intensitas yaitu energi persatuan luas, biasanya dinyatakan dalam satuan

logaritma yang disebut decibel (dB) dengan

Page 23: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

23

perbandingan tekanan dasar sebesar 0.0002 dyne/cm2 dengan

frequensi 1.000 Hertz, atau (0.00002 Pascal dengan frequensi 1KHz)

yang tepat dapat didengar oleh telinga normal (L.M Arief, 2007).

Besarnya tekanan yang membuat fluktuasi tekanan atmosfir ini,

merupakan ukuran dari kekuatan gelombang suara (Latar Muhamad

Arief 2007), dengan satuan micropascal (µPa), Newton per meter

kuadrat (N/m2), mikrobars (µbars), atau dyne per centimeter kuadrat

(dyne/cm2).

Untuk menentukan tingkat air blast, dapat dijadikan dalam

satuan Pa menjadi satuan dalam dB, dalam Latar (Muhamad Arief

2007).

Catatan: 1µ bars = 1 dyne/cm2 = 0.1 N/m

2 = 0.1 Pa

2.1.5. Jenis-Jenis Paparan Kebisingan

Secara garis besar sumber kebisingan terdiri dari:

1. Continue Noise (Bising Tunak)

Continue Noise (Bising Tunak) yaitu noise secara terus

menerus dengan level spektrum yang konstan dengan lama waktu

pemaparan selama 8 jam kerja per hari atau 40 jam per minggu (Latar

Muhamad Arif, 2007).

Bising jenis ini dihasilkan oleh mesin yang beroperasi tanpa

interupsi pada jangka waktu tertentu sebagai contoh sumber bising

tersebut pada pompa.

Page 24: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

24

2. Noise Implusive / Bising Impulsif

Noise implusive / bising impulsif yaitu noise yang bersifat

implusive atau berupa bising kejut (Latar Muhamad Arif, 2007). Bising

jenis ini diakibatkan oleh sumber suara tumbukan atau ledakan.

3. Bising Fluktuatif

Bising ini terjadi ketika sebuah kendaraan berlalu, dimana

tingkat kebisingan naik dan turun secara cepat. Salah satu kriteria yang

penting dalam mengkatagorikan sebuah bising fluktuaktif adalah tidak

lebih dari 3 sampai 10 dB, dalam sebuah jangka waktu tertentu.

4. Bising Nada Tunggal

Bising nada tunggal merupakan bising yang dominan pada

sebuah frequensi, Bising nada tunggal merupakan bising yang dominan

pada sebuah frekuesisi. Contoh sumber bising dari ; motor pada mesin,

gearbox, fan dan pompa. Mesin yang sedang beroperasi kerap kali

menimbulkan gesekan dan tumbukan antar permukaannya. Tumbukan

yang berulang bisa terdengar sebagai bising nada tunggal akibat

transmisi oleh udara dari permukaan yang terkena tumbukan.

5. Bising Frequensi Rendah

Bising frequensi rendah yakni antara frequensi 8-100 Hz, tipe

ini terdapat pada mesin-mesin diesel besar, dan lain sebagainya. Bising

jenis frekuensi rendah masih terdengar untuk jarak yang cukup jauh

dan lebih menganggu secara psikolgis.

Page 25: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

25

2.1.6. Baku Tingkat Intensitas Kebisingan Pada Kegiatan Pertambangan

Terhadap Lingkungan Menurut SNI 7570 : 2010

Peraturan tentang baku tingkat intensitas kebisingan dijadikan

pedoman dalam menentukan standarisasi tingkat kebisingan, yang

dihasilkan oleh aktivitas peledakan, pemboran dan crusher Dari hasil

bacaan Sound Level Meter kita dapat mengetahui bagaimana tingkat

kebisingan yang dihasilkan.

Dalam hal keselamatan perusahaan akan melakukan kontrol

terhadap pengaruh bising terhadap manusia dan lingkungan. Untuk itu

dibutuhkan sikap dan juga manajemen kontrol yang baik.

1. Kebisingan

Bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat

dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

manusia dan kenyamanan lingkungan atau semua suara yang tidak

dikehendaki yang bersumber pada alat-alat produksi dan alat-alat kerja

yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

2. Ledakan udara (air blast)

Energi yang dilepaskan oleh peledakan yang menimbulkan tekanan

udara yang dinyatakan dalam decibel ( dB ) dan pascal ( Pa )

3. Tingkat kebisingan menerus ( Leg )

Nilai tertentu dari kebisingan yang berubah-ubah selama waktu

tertentu yang setara dengan tingkat kebisingan dari kebisingan yang

tetap pada selang waktu yang sama. Satuanya adalah dB (A)

Page 26: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

26

4. Tingkat kebisingan menerus siang ( Ls )

Tingkat kebisingan menerus setara selama siang hari

5. Tingkat kebisingan malam ( Lm )

Tingkat kebisingan menerus setara selama malam hari

6. Tingkat kebisingan rata-rata siang dan malam (Lsm)

Tingkat kebisingan menerus rata-rata selama siang dan malam hari

7. Baku tingkat kebisingan

Batas maksimal tingkat intensitas kebisingan yang diperbolehkan

dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan di pertambangan

umum, sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan

kenyamanan lingkungan

Page 27: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

27

Tabel 2.1 Baku Tingkat Intensitas Kebisingan SNI 7570:2010

NO Peruntukan Kawasan /

Lingkungan Kegiatan

Tingkat

Intensitas

Kebisingan ( dB)

Maksimal

Durasi

Terpapar

( Jam / hari )

A Lingkungan Kegiatan Tambang

Terbuka

1. Transportasi kendaraan berat

2. Pemboran

3. Peledakan

4. Mesin Peremuk Batu (crusher)

5. Genset

6. Pompa

7. Alat- alat yang lain

90

100

110

100

100

90

>110

8

2

0,5

2

2

8

0,5

B Lingkungan Kegiatan Tambang

Bawah Tanah

1. Pemboran

2. Peledakan

3. Belt dan Cein Conveyor

4. Kompresor

5. Genset

6. Roadheader dan Tunel Boring

Macine

7. Mine cars dan skip winding

8. Exhaust radial fan

9. Pompa

10 Alat alat yang lain

95

140

90

100

100

110

100

120

90

>115

4

0,25

8

2

2

0,5

2

0,25

8

0,25

Page 28: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

28

8. Kebisingan sesaat

Kebisingan yang timbul sesaat (tidak menerus)

9. Pengukuran sesaat

Pengukuran yang dilakukan pada sumber kebisingan yang timbul

sesaat (tidak menerus) contohnya pada kegiatan peledakan

10. Pengukuran menerus

Pengukuran yang dilakukan pada sumber kebisingan yang timbul

menerus contohnya pada alat-alat produksi,instalasi pengolahan

2.1.7. Metode Pengukuran Intensitas Kebisingan SNI 7231 2009

Untuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan

dengan menggunakan alat Sound Level Meter yang bertujuan untuk mengukur

kebisingan, suara yang tak dikehendaki, atau yang dapat menyebabkan rasa sakit

ditelinga. Sound Level Meter biasanya digunakan dilingkungan kerja seperti,

industri penerbangan, pertambangan dan sebagainya. Sound Level Meter berfungsi

untuk mengukur kebisingan antara 30-130 dB

Page 29: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

29

Gambar.2.2 Alat Sound Level Meter.

Bagian – bagian dari Sound Level Meter sebagai berikut :

1. Microphone 13. Jack for RS-232C interface

2. Display 14. Jack for AC

3. Alarm LED 15. Battrey

4. Weighting key

5. Fast / Slow key

6. Up / Save key

7. Down / Read key

8. Function key

9. Max hold key

10. Power key

11. Delete / Menu

12. Cal adjusting

Page 30: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

30

Penggunaan Alat Sound Level Meter menurut SNI 7231 2009 dengan prosedur

pengukuran sebagai berikut;

1. hidupkan alat ukur intensitas kebisingan

2. periksa kondisi baterai, pastikan bahwa keaadan power dalam

kondisi baik.

3. Pastikan skla pembobotan.

4. Sesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan karakteristik

bunyi yang akan di ukur.

5. Posisikan mikropon alat ukur setinggi posisi telinga yang ada di

tempat kerja. Hindari terjadinya refleksi bunyi dari tubuh atau

penghalang sumber bunyi.

6. Arahkan mikropon alat ukur dengan sumber bunyi sesuai dengan

karakteristik mikropon. (mikropon tegak lurus dengan sumber

bunyi), 70 – 80 derjat dari sumber bunyi.

7. Pilih tingkat tekanan bunyi ( SPL) atau tingkat tekanan bunyi

sinambung setara ( Leq ) sesuai dengan tujuan pengukuran.

8. Catatlah hasil pengukuran intesitas kebisingan pada lembar data

sampling

Page 31: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

31

1. Tingkat tekanan bunyi pada skala pembobotan A ( SNI 7231 2009 )

Tingkat tekanan bunyi pada skala pembobotan A decibel dengan rumus :

( LpA = 20 log Pa (1) )

Po

Keterangan :

Po = tekanan bunyi referensi sebesar 20 uPa (2x10 -5 N/m2)

Pa = tekanan bunyi rms pembobotan A (Pascal)

2. Metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi kerja, yaitu:

a. Pengukuran dengan titik sampling

Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi

ambang batas hanya pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini

juga dapat dilakukan untuk mengevalusai kebisingan yang disebabkan

oleh suatu peralatan sederhana, misalnya kompresor/generator. Jarak

pengukuran dari sumber harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian

1 meter. Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat pengukur

yang digunakan.

b. Pengukuran dengan peta kontur

Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat

dalam mengukur kebisingan, karena peta tersebut dapat menentukan

gambar tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini

dilakukan dengan membuat gambar isopact pada kertas berskala yang

sesuai dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat kode pewarnaan

untuk menggambarkan keadaan kebisingan, warna hijau untuk kebisingan

Page 32: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

32

dengan intensitas di bawah 85 dB warna oranye untuk tingkat kebisingan

yang tinggi di atas 90 dBA, warna kuning untuk kebisingan dengan

intensitas antara 85–90 dBA.

2.1.8. Pengendalian Kebisingan

Secara konseptual teknik pengendalian kebisingan yang sesuai dengan hirarki

pengendalian risiko (Tarwaka, 2008) adalah :

1. Eliminasi

Eliminasi merupakan suatu pengendalian risiko yan bersifat

permanen dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas

utama. Eliminasi dapat dicapai dengan memindahkan objek kerja atau

sistem kerja yang berhubungan dengan tempat kerja yang kehadirannya

pada batas yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan dan

standart baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB).

2. Subtitusi

Pengendalian ini dimaksudkan untuk menggantikan bahanbahan

dan peralatan yang berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan yang

kurang berbahaya atau yang lebih aman, sehingga pemaparannya selalu

dalam batas yang masih bias ditoleransi atau dapat diterima.

3. Engenering Control

Pengendalian dan rekayasa tehnik termasuk merubah struktur

objek kerja untuk menceganh seseorang terpapar kepada potensi bahaya,

seperti pemberian pengaman pada mesin.

Page 33: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

33

4. Isolasi

Isolasi merupakan pengendalian risiko dengan cara memisahkan

seseorang dari objek kerja. Pengendalian kebisingan pada media propagasi

dengan tujuan menghalangi paparan kebisingan suatu sumber agar tidak

mencapai penerima, contohnya : pemasangan barier, enclosure sumber

kebisingan dan tehnik pengendalian aktif (active noise control)

menggunakan prinsip dasar dimana gelombang kebisingan yang menjalar

dalam media penghantar dikonselasi dengan gelombang suara identik

tetapi mempunyai perbedaan fase 180 derajatpada gelombang kebisingan

tersebut dengan menggunakan peralatan control.

5. Pengendalian Administratif

Pengendalian administratif dilakukan dengan menyediakan suatu

sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar

potensi bahaya. Metode pengendalian ini sangat tergantung dari perilaku

pekerja dan memerlukan pengawasan yang teratur untuk di patuhinya

pengendalian secara administratif ini. Metode ini meliputi pengaturan

waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kelelahan

dan kejenuhan.

6. Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri secara umum merupakan sarana

pengendalian yang digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara,

ketika suatu sistem pengendalian yang permanen belum dapat di

implementasikan. APD (Alat Pelindung Diri) merupakan pilihan terakhir

Page 34: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

34

dari suatu sistem pengendalian risiko tempat kerja. Antara lain dapat

dengan menggunakan alat proteksi pendengaran berupa : ear plug danear

muff. Ear plugdapat terbuat dari kapas, spon, dan malam (wax) hanya

dapat digunakan untuk satu kali pakai. Sedangkan yang terbuat dari bahan

karet dan plastik yang dicetak (molded rubber/ plastic) dapat digunakan

berulang kali. Alat ini dapat mengurangi suara sampai 20 dB(A).

Sedangkan untuk ear muff terdiri dari dua buah tutup telinga dan sebuah

headband. Alat ini dapat mengurangi intensitas suara hingga 30 dB(A) dan

juga dapat melindungi bagian luar telinga dari benturan benda keras atau

percikan bahan kimia.

Page 35: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

35

2.2 Kerangka Konseptual

Untuk menjelaskan gambaran konsep tentang permasalahan yang akan diteliti.

Input Proses Ouput

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

1. Apakah yang

menjadi Sumber

kebisingan dalam

kegiatan

penambangan di PT.

Bakapindo sesuai

dengan SNI 7570 :

2010

2.Bagaimana

pengaruh jarak

terhadap sumber

kebisingan di lokasi

penambangan

berdasarkan SNI

7570 : 2010

1. Mengetahui

sumber kebisingan

dalam kegiatan

penambangan di PT.

Bakapindo sesuai

dengan SNI 7570 :

2010

2. Mengetahui

pengaruh jarak

terhadap sumber

kebisingan di lokasi

penambangan

berdasarkan SNI

7570 : 2010

Data Primer 1. Sumber

Kebisingan

(Koesioner )

2. Jarak

Pengukuran

3. Nilai Intensitas

Kebisingan

4. Merujuk pada

tingkat Intensitas

kebisingan menurut

SNI 7570 : 2010

Data Sekunder

1. Metode

Pengukuran

Intensitas

Kebisingan SNI

7231 : 2009

Page 36: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian terapan (applied

research). Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk hati-hati,

sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan digunakan

segera untuk keperluan tertentu. Menurut Sugiono (2009: 10-11), penelitian

terapan ini digolongkan dalam penggolongan menurut tujuan.

Penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara

praktis dapat diaplikasikan. Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk

mengembangkan produk Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk

menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian bertempat di PT. Bakapindo yang terletak di Jorong

Durian, Kamang Mudiak, Kec. Kamang Magek Bukittinggi, Prov. Sumatera barat.

3.2.1.1. Letak Administrasi dan Kesampaian Daerah

Secara administratif lokasi kegiatan terletak di Jorong Durian, Kamang

Mudiak Kecamatan Kamang Magek dan areal tambang keseluruhan

meliputi bagian Jorong Durian itu sendiri, Kabupaten Agam Propinsi

Sumatera Barat. Dan secara geografis terletak antara 100 22’ 42,51” BT

sampai 100° 23’ 21,92” BT dan 0° 12’ 5,36” sampai 0° 12’ 28,99”. Akses

yang tersedia ke lokasi usaha tambang Dolomite PT. Bakapindo sebagian

Page 37: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

37

besar adalah Jalan lintas menuju jalan lintas Bukittinggi Payakumbuh

dengan jarak 20 km dari kota Bukittinggi (Jam Gadang), untuk lebih

jelasnya hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 3.4 Peta Kesampaian Daerah PT. Bakapindo

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu pada bulan

februari 2018.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang

diteliti yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.

Sesuai dengan standar brvel dan kjadr adalah Kajian Intensitas Kebisingan Di PT.

Bakapindo, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

Page 38: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

38

3.4. Data dan Sumber Data

3.4.1. Data

Data yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini ialah data yang diolah

secara langsung menggunakan data yang didapat dilapangan dengan

menggunakan rumus yang memudahkan dalam peritungannya.

Data primer meliputi: Sumber kebisingan (kuesioner), jarak pengukuran, nilai

intensitas kebisingan dan merujuk pada nilai intensitas kebisingan menurut SNI

7570 : 2010. sedangkan Data sekunder meliputi: metode pengukuran intensitas

kebisingan menurut SNI 7231 : 2009.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data berasal dari studi kepustakaan/literature/arsip-arsip dan

mencatat semua hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian, dan juga

mencari faktor-faktor yang nantinya akan berpengaruh dalam pemecahan masalah

dalam penelitian di PT. Bakapindo.

3.5. Populasi Dan Sampel

3.5.1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti

tersebut (Notoatmodjo,2012). Populasi dalam penelitian ini adalah mengetahui

sumber kebisingan dalam kegiatan tambang di PT. Bakapindo sesuai SNI 7570 :

2010 dan jumlah Kepala keluarga ( KK) yang berada di Jorong Durian, Nagari

Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat

Sebanyak 53 KK.

Page 39: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

39

3.5.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang akan diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2012). Pengambilan sampel di

lakukan dengan cara teknik Accidental Sampling yaitu mengambil sampel dengan

pertimbangan tertentu yang tidak di rancang pertemuanya terlebih dahulu

(Arikunto, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah Kepala keluarga

(KK) yang berada di Jorong Durian, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan

Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat merupakan desa terdekat dari

IUP PT. Bakapindo. Berjumlah 26 orang.

dengan rumus perhitungan menurut William G Cochran (1977) sebagai berikut :

t2 p.q

n = d2

1+ 1 ( t2 p.q )

N d2

Keterangan :

n = Jumlah Sampel Kuesioner

N = Jumlah KK

t = Koefisien kepercayaan (Kepercayaan 95% = 1,96)

d = sampling eror = 0,05

p = 50% = 0,5

q = 1-p = 1- 0,5= 0,5

Page 40: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

40

Sehingga di dapat besar sampel kuesioner :

. 1,962

0,5 x 0,5

n = 0,052

1 + 1 ( 1,922

0,5 x 0,5 )

53 0,052

n = 26

Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel tersebut diperoleh hasil sampel

penelitian ini sebanyak 26 sampel

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Data Primer

Data primer meliputi;

1. Sumber Kebisingan ( Koesioner )

2. Jarak Pengukuran

3. Nilai Intensitas Kebisingan

4. Merujuk pada tingkat Intensitas kebisingan menurut SNI 7570 : 2010

2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi;

1. Metode Pengukuran Intensitas Kebisingan SNI 7231 : 2009

Dengan prosedur pengukuran SNI 7231 : 2009 sebagai berikut;

hidupkan alat ukur intensitas kebisingan

1. periksa kondisi baterai, pastikan bahwa keaadan power dalam

kondisi baik.

2. Pastikan skla pembobotan.

Page 41: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

41

3. Sesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan karakteristik

bunyi yang akan di ukur.

4. Posisikan mikropon alat ukur setinggi posisi telinga yang ada di

tempat kerja. Hindari terjadinya refleksi bunyi dari tubuh atau

penghalang sumber bunyi.

5. Arahkan mikropon alat ukur dengan sumber bunyi sesuai dengan

karakteristik mikropon. ( mikropon tegak lurus dengan sumber

bunyi , 70 – 80 derjat dari sumber bunyi.

6. Pilih tingkat tekanan bunyi ( SPL) atau tingkat tekanan bunyi

sinambung setara ( Leq ) sesuai dengan tujuan pengukuran.

7. Catatlah hasil pengukuran intesitas kebisingan pada lembar data

sampling

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1. Teknik Pengolahan Data

Analisis data merupakan kegiatan pencarian solusi dari

permasalahan yang ada berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.

Berdasarkan kerangka konseptual maka dapat dijelaskan uraian analisis

datanya yakni sebagai berikut:

1. Mengetahui sumber kebisingan di PT. Bakapindo sesuai dengan SNI

7570 : 2010 ( Koesioner ).

2. Mengetahui pengaruh jarak terhadap sumber kebisingan di lokasi

penambangan berdasarkan SNI 7570 : 2010 di PT. Bakapindo

Page 42: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

42

3.7.2. Analisis Data

Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka

dilakukan analisis data dari pengolahan data yang didapat. Pada analisis data ini

dapat menentukan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan, yaitu Kajian

Intensitas Kebisingan Di PT. Bakapindo, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera

Barat.

Page 43: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

43

3.8.Kerangka Metodologi

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Kajian Intensitas Kebisingan Di PT. Bakapindo,

Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Identifikasi Masalah

1. Adanya keluhan sebagian masyarakat di area penambangan

karena kebisingan akibat aktifitas penambangan.

2. Terganggunya masyarakat akibat penambangan yang

berdekatan langsung terhadap permukiman/perumahan

penduduk yang berdampak pada lingkungan sekitar area

perumahan setempat.

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui / Mengidentifikasi sumber kebisingan di

PT. Bakapindo sesuai dengan SNI 7570 : 2010

2. Mengetahui pengaruh jarak terhadap sumber

kebisisngan di lokasi area penambangan berdasarkan

SNI 7570 : 2010 di PT. Bakapindo.

Page 44: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

44

Pengumpulan Data

1. Data Primer

- Sumber Kebisingan ( Koesioner )

- Jarak Pengukuran

- Nilai Intensitas Kebisingan

- Merujuk pada tingkat Intensitas kebisingan menurut

SNI 7570 : 2010

2. Data Sekunder

- Metode Pengukuran Intensitas Kebisingan Menurut

SNI 7231 : 2009.

Pengolahan Data

1. Mengetahui sumber kebisingan di PT. Bakapindo

sesuai dengan SNI7570:2010 (Koesioner)

2. Mengetahui pengaruh jarak terhadap sumber

kebisingan di area lokasi penambangan berdasarkan

SNI 7570:2010 di PT. Bakapindo

Analisis Data

Kajian Intensitas Kebisingan Di PT. Bakapindo,

Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Page 45: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

45

Gambar 3.5. Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.5. Diagram Alir Penelitian

Kesimpulan

1. Diketahui sumber kebisingan di PT. Bakapindo sesuai

dengan SNI 7570 : 2010 (Kuesioner) dari pembagian

kuesioner pada penduduk setempat di dapat sumber

kebisingan berada pada Area peledakan termasuk jenis

kebisingan sesaat dengan jarak kebisingan yang dirasakan

500-600 meter dari area penambangan kebisingan yang

dirasakan cukup bising

2. Dari hasil pengukuran tersebut diketahui pengaruh jarak

terhadap sumber kebisingan di lokasi penambangan

berdasarkan SNI 7570 : 2010 di PT. Bakapindo berada

pada Area peledakan dengan jarak pengukuran 500 meter

dengan nilai intensitas kebisingan di dapat sebesar 113,3

dB berdasarkan SNI 7570 : 2010 melebihi tingkat

intensitas kebisingan ditetapkan SNI 7570 : 2010 di area

peledakan sebesar 110 dB dari hal tersebut dapat di

analisa bahwa kebisingan di area peledakan tersebut

tidak aman dan dari hal tersebut dapat dilakukan

perusahaan harus memprioritaskan penghilangan

penyebab bahaya kebisingan dalam pengendalian

kebisingan seperti Eliminasi, Subsitusi, Engenering

Control, Isolasi, Pengendalian Administratif, Alat

Pelindung Diri (APD) dan penerapan SOP.

Saran

1. Perusahaan diharapkan dapat mengkombinasikan

metode rekayasa mesin/engineering dengan metode

alat pelindung diri dan metode administrasi

(pengaturan jam kerja, penerapan SOP,

mengedepankan pelatihan mengenai bahaya

kebisingan) untuk pengendalian kebisingan.

2. Perusahaan diharapkan menerapkan SOP untuk

pengendalian kebisingan yang diakibatkan oleh aktifitas

peledakan

Page 46: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

46

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Dalam bab ini berisikan data-data yang diperlukan dalam

penelitian Kajian Dampak Kegiatan Pertambangan Terhadap Intensitas

Kebisingan Di PT. Bakapindo, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

4.1. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung di

lapangan berupa :

a. Sumber Kebisingan

Data ini diperoleh dari Kuesioner penilitian yang disebarkan kepada

26 kk yang berada di desa Jorong Durian, Jorong Durian merupakan desa

terdekat dari IUP PT. Bakapindo data Kuesioner dapat dilihat pada

lampiran I.

b. Jarak pengukuran dan intensitas kebisingan

1. Area peledakan.

Jarak pengukuran dilakukan dengan interval 100 - 700 m dengan

7 Titik pengukuran dari area penambangan untuk lebih jelasnya

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Page 47: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

47

Tabel 4.2. Pengukuran di Area Peledakan

NO Titik Pengukuran Jarak Pengukuran

(Meter)

Intensitas

Kebisingan (dB)

1. Titik 1 100 127,8

2. Titik 2 200 123,8

3. Titik 3 300 118, 6

4. Titik 4 400 115,6

5. Titik 5 500 113,3

6. Titik 6 600 109,8

7. Titik 7 700 106,8

2. Area pemboran

Jarak pengukuran dilakukan dengan interval 5 - 20 m dengan

4 Titik pengukuran dari area penambangan untuk lebih jelasnya

dilihat pada tabel sebagai berikut

Tabel 4.3. Pengukuran di Area Pemboran

NO Titik

Pengukuran

Jarak Pengukuran

(Meter)

Intensitas Kebisingan

(dB)

1. Titik 1 5 97,8

2. Titik 2 10 97,2

3. Titik 3 15 95,5

4. Titik 4 20 88,8

3. Area mesin peremuk ( Crusher )

Jarak pengukuran dilakukan dengan interval 5 - 20 m dengan

Page 48: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

48

4 Titik pengukuran dari area penambangan untuk lebih jelasnya

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4. Pengukuran di Area Crusher

NO Titik

Pengukuran

Jarak Pengukuran

(Meter)

Intensitas Kebisingan

(dB)

1. Titik 1 5 95,3

2. Titik 2 10 90,7

3. Titik 3 15 87,0

4. Titik 4 20 84,7

2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi :

A. Metode pengukuran Intensitas Kebisingan SNI 7231 : 2009

1. Penggunaan Alat Sound Level Meter

Dengan prosedur pengukuran SNI 7231 : 2009 sebagai berikut;

1. hidupkan alat ukur intensitas kebisingan

2. periksa kondisi baterai, pastikan bahwa keaadan power dalam kondisi

baik.

3. Pastikan skla pembobotan.

4. Sesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan karakteristik

bunyi yang akan di ukur.

5. Posisikan mikropon alat ukur setinggi posisi telinga yang ada di

tempat kerja. Hindari terjadinya refleksi bunyi dari tubuh atau

penghalang sumber bunyi.

Page 49: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

49

6. Arahkan mikropon alat ukur dengan sumber bunyi sesuai dengan

karakteristik mikropon. ( mikropon tegak lurus dengan sumber bunyi

, 70 – 80 derjat dari sumber bunyi.

7. Pilih tingkat tekanan bunyi ( SPL) atau tingkat tekanan bunyi

sinambung setara ( Leq ) sesuai dengan tujuan pengukuran.

8. Catatlah hasil pengukuran intesitas kebisingan pada lembar data

sampling.

4.2. Pengolahan Data

1. Mengetahui sumber kebisingan di PT. Bakapindo sesuai dengan SNI

7570 : 2010 ( Kuesioner ).

a. Sumber kebisingan ( Kuesioner)

Untuk mengetahui sumber kebisingan dalam kegiatan

tambang di PT. Bakapindo sesuai SNI 7570 : 2010 dilakukan

pembagian kuesioner kepada 26 kk yang berada di desa Jorong

Durian, nagari kamang mudiak kecamatan kamang magek,

kabupaten agam, provinsi sumatera barat merupakan desa terdekat

dari IUP PT. Bakapindo.

Jarak rumah responden dari izin usaha pertambangan (IUP)

PT.Bakapindo. Berdasarkan pengisian sampel kuesioner diketahui

jarak rumah responden terhadap PT. Bakapindo. Yang dilihat pada

tabel sebagai berikut:

Page 50: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

50

Tabel 4.5. Jarak rumah responden dari PT. Bakapindo

Jarak rumah responden Jumlah sampel kuesioner

N

< 500 m 2

500 – 600 m 20

601- 700 m 4

Total 26

Sumber kebisingan yang paling menganggu dari penambangan

Berdasarkan pengisian sampel kuesioner diketahui sumber

kebisingan yang paling menganggu responden rasakan di PT.

Bakapindo. Yaitu pada aktifitas peledakan sebanyak 26 sampel

kuesioner

Dari pengolahan data menggunakan kuisioner dapat

disimpulkan sumber kebisingan di PT. Bakapindo sesuai SNI 7570

: 2010 berada pada area peledakan dengan jumlah sampel 26

orang, Jarak rumah responden dari PT. Bakapindo paling tinggi

dengan jarak 500-600m dengan jumlah sampel 20 orang,

kebisingan yang responden rasakan ditempat tinggal, cukup bising

jumlah sampel 22 orang sedangkan sangat bising jumlah sampel 4

orang Tingkat kebisingan responden rasakan 26 sampel yang

merasakan kebisingan sesaat, apakah responden merasa terganggu

oleh suara bising yang di keluarkan aktifitas penambangan jumlah

Page 51: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

51

sampel 9 orang merasa terganggu, 8 sampel merasa sedang, 5

sampel merasa cukup kecil dan 4 sampel merasa tidak terganggu.

2. Mengetahui pengaruh jarak terhadap sumber kebisingan di lokasi

penambangan berdasarkan SNI 7570 : 2010 di PT. Bakapindo

1. Area peledakan

Jarak pengukuran di area peledakan dilakukan dengan

interval 100 - 700 m dengan 7 Titik pengukuran dari area

penambangan sampai area lokasi lingkungan permukiman

pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level

Meter pengukuran dilakukan bersamaan dengan dilakukannya

aktifitas peledakan dari hasil pengukuran tersebut di dapat

pengaruh jarak terhadap sumber kebisingan di lokasi penambangan

berdasarkan SNI 7570 : 2010

Dari hasil pengukuran yang dilakukan di area peledakan pada

Titik1 dengan jarak pengukuran 100 m di dapat intensitas

kebisingan sebesar 127,8 dB, Titik2 dengan jarak pengukuran 200

m di dapat intensitas kebisingan sebesar 123.8 dB, Titik3 dengan

jarak pengukuran 300 m di dapat intensitas kebisingan sebesar

118.6 dB, Titik4 dengan jarak pengukuran 400 m di dapat

intensitas kebisingan sebesar 115.6 dB, Titik5 dengan jarak

pengukuran 500 m di dapat intensitas kebisingan sebesar 113.3 dB,

Titik6 dengan jarak pengukuran 600 m di dapat intensitas

kebisingan sebesar 109.8 dB, dan Titik7 dengan jarak pengukuran

Page 52: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

52

600 m di dapat intensitas kebisingan sebesar 106.8 dB untuk lebih

jelasnya bisa dilihat pada Grafik sebagai berikut:

Berdasarkan Grafik di atas hasil pengukuran di area peledakan

dengan jarak pengukuran 100-700 m di dapat tingkat intensitas

kebisingan tidak aman berada pada jarak 100-500 m yang ditandai

dengan garis berwarna biru, sedangkan tingkat intensitas

kebisingan aman berada pada jarak 600-700 m yang ditandai

dengan garis berwarna merah, jadi tingkat intensitas kebisingan

tertinggi berada pada Titik1 jarak 100 m sebesar 127,8 dB

dikategorikan dalam intensitas kebisingan tidak aman, sedangkan

yang menjadi sumber kebisingan yang berpengaruh terhadap

lingkungan perumahan penduduk di sekitar area penambangan

berada pada Titik5 dengan jarak pengukuran 500 m

127,8

123,8

118,6

115,6 113,6

109,8

106,8

110

95

100

105

110

115

120

125

130

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7

100 m 200 m 300 m 400 m 500 m 600 m 700 m

AREA PELEDAKAN

Tingkat IntensitasKebisingan Tidak Aman(dB)

Tingkat IntensitasKebisingan Aman (dB)

Batas IntensitasKebisingan SNI7570:2010 AreaPeledakan 110 dB

Page 53: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

53

sebesar 113,3 dB. termasuk kebisingan sesaat akibat aktifitas

peledakan berdasarkan SNI 7570 : 2010 melebihi nilai tingkat

intensitas kebisingan di area peledakan sebesar 110 dB menurut

SNI 7570 : 2010

2. Area pemboran

Jarak pengukuran di area pemboran dilakukan dengan

interval 5 - 20 m dengan 4 Titik pengukuran dari area pemboran

pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level

Meter pengukuran dilakukan saat dilakukannya aktifitas pemboran

dari hasil pengukuran tersebut di dapat pengaruh jarak terhadap

sumber kebisingan di lokasi penambangan berdasarkan SNI 7570 :

2010

Dari hasil pengukuran yang dilakukan di area pemboran pada

Titik1 dengan jarak pengukuran 5 m di dapat intensitas kebisingan

sebesar 97,8 dB, Titik2 dengan jarak pengukuran 10 m di dapat

intensitas kebisingan sebesar 97.2 dB, Titik3 dengan jarak

pengukuran 15 m di dapat intensitas kebisingan sebesar 95.5 dB,

Titik4 dengan jarak pengukuran 20 m di dapat intensitas

kebisingan sebesar 88.8 dB, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

Grafik sebagai berikut:

Page 54: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

54

Grafik. 4.2. Tingkat Intensitas kebisingan di Area Pemboran

Berdasarkan Grafik di atas hasil pengukuran di area pemboran

dengan jarak pengukuran 5 - 20 m di dapat nilai intensitas

kebisingan tertinggi berada pada Titik1 jarak pengukuran 5 m

sebesar 97,8 dB berdasarkan SNI 7570 : 2010 tidak melebihi nilai

tingkat intensitas kebisingan di area pemboran sebesar 100 dB

menurut SNI 7570 : 2010.

3. Area crusher

Jarak pengukuran di area crusher dilakukan dengan interval

5 - 20 m dengan 4 Titik pengukuran dari area crusher pengukuran

dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter

pengukuran dilakukan saat dilakukannya aktifitas crusher dari hasil

pengukuran tersebut di dapat pengaruh jarak terhadap sumber

kebisingan di lokasi penambangan berdasarkan SNI 7570 : 2010

97,8 97,2 95,5

88,8

100

82

84

86

88

90

92

94

96

98

100

102

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4

5 m 10 m 15 m 20 m

AREA PEMBORAN

Tingkat IntensitasKebisingan Aman (dB)

Batas IntensitasKebisingan SNI7570:2010 AreaPemboran 100 dB

Page 55: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

55

95,3

90,7

87 84,7

100

75

80

85

90

95

100

105

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4

5 m 10 m 15 m 20 m

AREA CRUSHER

Tingkat IntensitasKebisingan Aman (dB)

Batas IntensitasKebisingan SNI7570:2010 AreaCrusher 100 dB

Dari hasil pengukuran yang dilakukan di area crusher pada

Titik1 dengan jarak pengukuran 5 m di dapat intensitas kebisingan

sebesar 95,3 dB, Titik2 dengan jarak pengukuran 10 m di dapat

intensitas kebisingan sebesar 90.7 dB, Titik3 dengan jarak

pengukuran 15 m di dapat intensitas kebisingan sebesar 87.0 dB,

Titik4 dengan jarak pengukuran 20 m di dapat intensitas

kebisingan sebesar 84,7 dB, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

Area crusher Grafik sebagai berikut:

Grafik. 4.3. Tingkat Intensitas kebisingan di Area Crusher

Berdasarkan Grafik di atas hasil pengukuran di area pemboran

dengan jarak pengukuran 5 - 20 m di dapat nilai intensitas

kebisingan tertinggi berada pada Titik1 jarak pengukuran 5 m

sebesar 95,3 dB berdasarkan SNI 7570 : 2010 tidak melebihi nilai

tingkat intensitas kebisingan di area crusher sebesar 100 dB

menurut SNI 7570 : 2010.

Page 56: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

56

Dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan nilai

intensitas kebisingan tertinggi berada pada area peledakan

kebisingan yang berpengaruh terhadap lingkungan area

penambangan berada pada Titik5 dengan jarak pengukuran 500 m

sebesar 113,3 dB. Dirujuk pada Tingkat Intensitas Kebisingan

menurut SNI 7570 : 2010 melebihi nilai intensitas kebisingan yang

ditetapkan di Area peledakan sebesar 110 dB SNI 7570 : 2010

Page 57: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

57

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Hasil Pengolahan Data

5.1.1 Analisa sumber kebisingan di PT. Bakapindo sesuai dengan SNI

7570 : 2010 ( Koesioner ).

Dari hasil pengolahan data diketahui sumber kebisingan di

PT. Bakapindo sesuai dengan SNI 7570 : 2010 (Kuesioner) di

dapat sumber kebisingan di area peledakan dengan jumlah sampel

sebanyak 26 orang (100%) termasuk jenis kebisingan sesaat

jumlah sampel 26 orang (100%) dengan jarak 500- 600 meter jadi

dapat dianalisa yang menjadi sumber kebisingan di PT. Bakapindo

Dari pengolahan data menggunakan kuisioner dapat disimpulkan

sumber kebisingan di PT. Bakapindo sesuai SNI 7570 : 2010

berada pada area peledakan dengan jumlah sampel 26 orang,

(100%), Jarak rumah responden dari PT. Bakapindo paling tinggi

dengan jarak 500-600m dengan jumlah sampel 20 orang,

kebisingan yang responden rasakan ditempat tinggal, cukup bising

jumlah sampel 22 orang sedangkan sangat bising jumlah sampel 4

orang Tingkat kebisingan responden rasakan 26 sampel yang

merasakan kebisingan sesaat, apakah responden merasa terganggu

oleh suara bising yang di keluarkan aktifitas penambangan jumlah

Page 58: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

58

sampel 9 orang merasa terganggu, 8 sampel merasa sedang, 5

sampel merasa cukup kecil dan 4 sampel merasa tidak terganggu.

5.1.2. Analisa pengaruh jarak terhadap sumber kebisingan di lokasi

penambangan berdasarkan SNI 7570 : 2010 di PT. Bakapindo.

Berdasarkan pengaruh jarak terhadap sumber kebisingan di

lokasi penambangan berdasarkan SNI 7570 : 2010 di PT.

Bakapindo.dapat dianalisa sebagai berikut :

1. Area peledakan

Jarak pengukuran di area peledakan dilakukan dengan interval

100 - 700 m dengan 7 Titik pengukuran dari area penambangan

sampai area lokasi lingkungan permukiman pengukuran dilakukan

dengan menggunakan alat Sound Level Meter pengukuran

dilakukan bersamaan dengan dilakukannya aktifitas peledakan dari

hasil pengukuran tersebut di dapat pengaruh jarak terhadap sumber

kebisingan di lokasi penambangan berdasarkan SNI 7570 : 2010

Dari hasil pengukuran yang dilakukan di area peledakan

pada Titik1 dengan jarak pengukuran 100 m di dapat intensitas

kebisingan sebesar 127,8 dB, Titik2 dengan jarak pengukuran 200

m di dapat intensitas kebisingan sebesar 123.8 dB, Titik3 dengan

jarak pengukuran 300 m di dapat intensitas kebisingan sebesar

118.6 dB, Titik4 dengan jarak pengukuran 400 m di dapat

intensitas kebisingan sebesar 115.6 dB, Titik5 dengan jarak

pengukuran 500 m di dapat intensitas kebisingan sebesar 113.3 dB,

Page 59: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

59

Titik6 dengan jarak pengukuran 600 m di dapat intensitas

kebisingan sebesar 109.8 dB, dan Titik7 dengan jarak pengukuran

600 m di dapat intensitas kebisingan sebesar 106.8 dB

Dari hasil pengukuran di area peledakan dengan jarak

pengukuran yang berbeda di dapat nilai intensitas kebisingan

tertinggi berada pada Titik1 jarak pengukuran 100 m sebesar 127,8

dB, sedangkan sumber kebisingan yang berpengaruh terhadap

lingkungan area penambangan berada pada Titik5 dengan jarak

pengukuran 500 m sebesar 113,3 dB. Suara kebisingan yang di

keluarkan di area peledakan yang berpengaruh terhadap lingkungan

di sekitar penambangan berada pada jarak 500 m dengan nilai

intensitas kebisingan sebesar 113,3 dB termasuk kebisingan sesaat

akibat aktifitas peledakan berdasarkan SNI 7570 : 2010 melebihi

nilai tingkat intensitas kebisingan di area peledakan sebesar 110 dB

menurut SNI 7570 : 2010

2. Area pemboran

Jarak pengukuran di area pemboran dilakukan dengan

interval 5 - 20 m dengan 4 Titik pengukuran dari area pemboran

pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level

Meter pengukuran dilakukan saat dilakukannya aktifitas pemboran

dari hasil pengukuran tersebut di dapat pengaruh jarak terhadap

sumber kebisingan di lokasi penambangan berdasarkan SNI 7570 :

2010.

Page 60: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

60

Dari hasil pengukuran yang dilakukan di area pemboran

pada Titik1 dengan jarak pengukuran 5 m di dapat intensitas

kebisingan sebesar 97,8 dB, Titik2 dengan jarak pengukuran 10 m

di dapat intensitas kebisingan sebesar 97.2 dB, Titik3 dengan jarak

pengukuran 15 m di dapat intensitas kebisingan sebesar 95.5 dB,

Titik4 dengan jarak pengukuran 20 m di dapat intensitas

kebisingan sebesar 88.8 dB,

Dari hasil pengukuran di area pemboran dengan jarak

pengukuran yang berbeda di dapat nilai intensitas kebisingan

tertinggi berada pada Titik1 jarak pengukuran 5 m sebesar 97,8 dB

berdasarkan SNI 7570 : 2010 tidak melebihi nilai tingkat

intensitas kebisingan di area pemboran sebesar 100 dB menurut

SNI 7570 : 2010.

3. Area crusher

Jarak pengukuran di area crusher dilakukan dengan interval

5 - 20 m dengan 4 Titik pengukuran dari area crusher pengukuran

dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter

pengukuran dilakukan saat dilakukannya aktifitas crusher dari hasil

pengukuran tersebut di dapat pengaruh jarak terhadap sumber

kebisingan di lokasi penambangan berdasarkan SNI 7570 : 2010

Dari hasil pengukuran yang dilakukan di area crusher pada

Titik1 dengan jarak pengukuran 5 m di dapat intensitas kebisingan

sebesar 95,3 dB, Titik2 dengan jarak pengukuran 10 m di dapat

Page 61: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

61

intensitas kebisingan sebesar 90.7 dB, Titik3 dengan jarak

pengukuran 15 m di dapat intensitas kebisingan sebesar 87.0 dB,

Titik4 dengan jarak pengukuran 20 m di dapat intensitas

kebisingan sebesar 84,7 dB,

Dari hasil pengukuran di area crusher dengan jarak

pengukuran yang berbeda di dapat nilai intensitas kebisingan

tertinggi berada pada Titik1 jarak pengukuran 5 m sebesar 95,3 dB

berdasarkan SNI 7570 : 2010 tidak melebihi nilai tingkat

intensitas kebisingan di area pemboran sebesar 100 dB menurut

SNI 7570 : 2010.

Dari hasil pengukuran tersebut diketahui pengaruh jarak

terhadap sumber kebisingan di lokasi penambangan berdasarkan

SNI 7570 : 2010 di PT. Bakapindo berada pada Area peledakan

dengan jarak pengukuran 500 meter dengan nilai intensitas

kebisingan di dapat sebesar 113,3 dB yang berdampak bising pada

area lingkungan sekitar penambangan yakni pada berjarak 500 m

dari lokasi penambangan terhadap perumahan penduduk kebisingan

tersebut termasuk kebisingan sesaat yang ditimbulkan oleh aktifitas

peledakan dan berdasarkan SNI 7570 : 2010 melebihi tingkat

intensitas kebisingan ditetapkan SNI 7570 : 2010 di area peledakan

sebesar 110 dB dari hal tersebut dapat di analisa bahwa kebisingan

di area peledakan tersebut tidak aman dan dari hal tersebut dapat

dilakukan perusahaan harus memprioritaskan penghilangan

Page 62: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

62

penyebab bahaya kebisingan dalam pengendalian kebisingan

seperti Eliminasi, Subsitusi, Engenering Control, Isolasi,

Pengendalian Administratif, Alat Pelindung Diri (APD) dan

penerapan SOP.

Page 63: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

63

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil pengolahan data diketahui sumber kebisingan di PT. Bakapindo

sesuai dengan SNI 7570 : 2010 (Kuesioner) berada pada area peledakan

dengan jumlah sampel 26 orang, Jarak rumah responden dari PT.

Bakapindo paling tinggi dengan jarak 500-600m dengan jumlah sampel 20

orang, kebisingan yang responden rasakan ditempat tinggal, cukup bising

jumlah sampel 22 orang sedangkan sangat bising jumlah sampel 4 orang

Tingkat kebisingan responden rasakan 26 sampel yang merasakan

kebisingan sesaat, responden yang merasa terganggu oleh suara bising

yang di keluarkan aktifitas penambangan jumlah sampel 9 orang merasa

terganggu, 8 sampel merasa sedang, 5 sampel merasa cukup kecil dan 4

sampel merasa tidak terganggu.

2. Dari hasil pengukuran tersebut diketahui pengaruh jarak terhadap sumber

kebisingan di lokasi penambangan berdasarkan SNI 7570 : 2010 di PT.

Bakapindo berada pada Area peledakan dengan jarak pengukuran 500

meter dengan nilai intensitas kebisingan di dapat sebesar 113,3 dB yang

berdampak bising pada area lingkungan sekitar lokasi penambangan

terhadap perumahan penduduk kebisingan tersebut termasuk kebisingan

sesaat yang ditimbulkan oleh aktifitas peledakan dan berdasarkan SNI

7570 : 2010 melebihi tingkat intensitas kebisingan ditetapkan SNI 7570 :

2010 di area peledakan sebesar 110 dB dari hal tersebut bahwa kebisingan

Page 64: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

64

di area peledakan tidak aman dan hal yang dapat dilakukan perusahaan

harus memprioritaskan penghilangan penyebab bahaya kebisingan dalam

pengendalian kebisingan seperti Eliminasi, Subsitusi, Engenering Control,

Isolasi, Pengendalian Administratif, Alat Pelindung Diri (APD) dan

penerapan SOP.

B. Saran

1. Perusahaan diharapkan dapat mengkombinasikan metode rekayasa

mesin/engineering dengan metode alat pelindung diri dan metode

administrasi (pengaturan jam kerja, penerapan SOP, mengedepankan

pelatihan mengenai bahaya kebisingan) untuk pengendalian kebisingan.

2. Perusahaan diharapkan menerapkan SOP untuk pengendalian kebisingan

yang diakibatkan oleh aktifitas peledakan .

3. Perusahaan diharapkan mengkomunikasikan hasil medical check up

kepada setiap pekerja dan memberikan penyuluhan pemakaian alat

pelindung telinga.

Page 65: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

65

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2017, Data-data, Laporan dan Arsip PT. Bakapindo.

Syarif Hidayat, Purwanto, dan Gagoek Hardiman. 2012. Panduan Program

Magister, Kajian Tingkat Kebisingan Pertambangan Yang Diterima di Area

Pemukiman Sekitar Tambang di Desa Jaladri, Kecamatan Winongan,

Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Undip. Jurnal Nasional 2012.

Aljon Albertus Manotar Simbolon, Muhamad Yani dan Irzaman 2015. Damapak

Kegiatan Peledakan Pertambangan Andesit Terhadap Lingkungan

Permukiman Di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor.

Vol.22.No.2.Juli 2015: ISSN 135-141

Nofirza, Sepriantoni. 2015. Analisa Intensitas Kebisingan Dengan Pendekatan

Pola Sebaran Pemetaan Kebisingan Di PT. Ricry Pekanbaru. Jurnal ISSN 2015.

Sharma. O,V. Mohana .M. Singh. 1998. Noise Emission Levels in Coal

Industry. Elsevier Science Applied Acoustics, Vol.54. (1). 1-7.

Mita Pristiani Mita, Idris Maxdoni Kamil, I.B Ardana Putra, Tingkat

ketergangguan masyarakat aki http:// www.slideshare.net/ikhwanq82/kebising

an-19278723.bat kebisingan pertambangan. Jornal Teknik ITB. Bandung.

Novi Dwi Ira Suryani. “Analisis Pengaruh Tingkat Kebisingan Dan Getaran

Kereta Api Terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga Di Pinggiran Rel

Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya”.Universitas Airlangga Surabaya 2015.

Yesti Mulia Eryani, “ Hubungan Intensitas Kebisingan, Durasi Paparan Dan

Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Ganguan Pendengaran Akibat Bising

Pada Karyawan PT. Bukit Asam (Persero)”.Universitas Lampung 2016.

Haryono.S, 2008, Analisa Kebisingan Fasilitas Utility PT.Pertamina

(persero) UP-VI Balongan Indramayu, Jurnal Presipitasi Vol.5 No.2 ISSN

1907-187X.

Page 66: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

66

Muhammad Fahmi Sahab, “ Analisa Tingkat Kebisingan Terhadap Karyawan

Di Lingkungan Kerja Kantor PT. Surveyor Indonesia Cabang Medan”, Fakutas

Teknik Universitas Medan Area Medan 2017.

Lia Amelia, Gunawan Lanjahi, “ Pengaruh Intensitas Kebisingan Dan Lama

Tinggal Terhadap Derajat Gangguan Pendengaran Masyarakat Sekitar

Kawasan PLTD Telaga Kota Gorontalo,” Universitas Gorontalo ISSN 2015.

Sasongko. Dwi.P, Agus Hadiyarto, Sudarto P. Hadi, Nasio Asmorohadi,

Agus Subagyo, (2000), Kebisingan Lingkungan, Badan penerbit UNDIP

Semarang.

Riko Ervil, dkk,”Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND

Padang”, Sekolah Tinggi Teknolgi Industri Padang, 2018.

Menurut SNI 7570 : 2010, Baku Tingkat Intensitas Kebisingan Pada Kegiatan

Pertambangan Terhadap Lingkungan.

SNI 7231 ; 2009. Metode Pengukuran Intensitas Kebisingan Di Tempat Kerja

Menggunakan Alat Sound Level Meter, ICS 13.140 Badan Standar Nasional

BSN.

Page 67: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

67

KUESIONER PENELITIAN

KAJIAN DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TERHADAP

INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO,

KABUPATEN AGAM, SUMATERA BARAT.

Kuesioner ini merupakan alat pengumpulan data untuk memenuhi tugas akhir

perkuliahan program sarjana Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi

Teknologi Industri (STTIND) Padang.

No. Responden :

Petunjuk Pengisian Kuesioner : beri tanda X atau Cek List (√) dan mengisi titik-

titik pada poin yang menjadi pilihan anda dan tanyakan pada penelitijika terdapat

pertayaan yang masih kurang jelas atau tidak dimengerti. Atas kejujuran anda

dalam mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.

1. Identitas responden

Nama :

Usia : Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan

Tingkat Pendidikan : SD/SMP/SMU/SMK/Akademik(D1/D2/D3)/

Perguruan Tinggi

* Lingkari yang sesuai *

Pekerjaan :

II. Pertayaan tentang kebisingan lokasi area perumahan penduduk.?

1. Berapa jarak rumah Bapak/Ibu dari Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) PT.

Bakapindo.?

< 500 m 500- 600 m 601- 700 m 701- 800 m 801- 900 m

901- 1000 m

Page 68: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

68

2. Bagaimana kebisingan yang Bapak/ Ibu rasakan di tempat tinggal

sekarang?

Sangat bising Cukup bising Tidak bising

3. Sumber kebisingan yang paling menganggu dari penambangan yang

Bapak/Ibu rasakan?

Transpoertasi Pemboran Peledakan mesin peremuk

kendaraan berat crusher

Genset pompa Alat-alat yang lain

4. Bagaimana tingkat kebisingan yang Bapak/Ibu rasakan ?

Kebisingan menerus Kebisingan sesaat

5. Untuk kebisingan menerus, Apakah dirasakan pada?

Menerus siang Menerus malam Menerus siang dan malam

6. Apakah dari kebisingan yang disebabkan oleh PT. Bakapindo

menyebabkan Bapak/Ibu mengalami penyakit?

Ada Tidak ada

7. Apakah Bapak/Ibu merasa terganggu oleh suara bising yang dikeluarkan

aktifitas penambangan?

Terganggu Sedang Cukup kecil Tidak terganggu

8. Apakah Bapak/Ibu terganggu dalam berkomunikasi sehari-hari kebisingan

yang di timbulkan PT.Bakapindo?

Sangat Terganggu sedang kecil tidak terganggu

9. Jika pada soal no 8 di atas merasakan terganggu, pada kegiatan apa Bapak/

Ibu rasakan ?

Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan Gangguan

konsentrasi belajar istirahat Aktifitas tidur lain

sholat dan ibadah

Page 69: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

69

10. Saran Bapak/Ibu terhadap tingkat kebisingan yang disebabkan oleh PT.

Bakapindo ?

..............................................................................................................................

.............................................................................................................................

..............................................................................................................................

.............................................................................................................................

..............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

Page 70: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

70

Page 71: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

71

LAMPIRAN III

Dokumentasi Lapangan

Page 72: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

72

Page 73: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

73

Page 74: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

74

Page 75: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

75

LAMPIRAN IV

Page 76: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

76

Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

2 ACC Judul

3 Pra Penelitian

4 Penulisan Proposal dan Bimbingan

5 Ujian Proposal

6 Konsultasi Perbaikan Proposal

7 Pengambilan Data Penelitian

8 Konsultasi Hasil Penelitian

9 Pendaftaran Seminar Hasil

10 Ujian Seminar Hasil

11 Konsultasi Perbaikan Seminar Hasil

12 Pendaftaran Ujian Konfrehensif

13 Ujian Confrehensif dan Wisuda

Apr JunJan Mei Okt JanFeb

SKRIPSI

NoNov

Lampiran V Jadwal Penelitian

SeptMar AgusJul

KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO,

KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT

Page 77: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

77

Page 78: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

78

Page 79: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

79

Page 80: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

80

BIODATA WISUDAWAN

No. Urut :

Nama : Ade Reski Yulianda

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tgl Lahir : Air Banggis, 10 Juli 1995

Nomor Pokok

Mahasiswa

: 1310024427002

Program Studi : Teknik Pertambangan

Tanggal Lulus : 17 November 2018

IPK : 3,13

Predikat Lulus : Sangat Memuaskan

Judul Skripsi : Kajian Intensitas Kebisingan Di

PT.Bakapindo, Kabupaten Agam,

Provinsi Sumatera Barat.

Dosen

Pembimbing

: 1. Jevie Carter Eka Putra, MT

2. Riam Marlina, MT

Asal SMTA : SMK, N 1 Bonjol

Nama Orang Tua : Renaldi, Spd

Upik, Spd

Alamat / Telp / HP : Nagari Simpang, Kecamatan

Simapang Alahan Mati, Kabupaten

Pasaman, Provinsi Sumatera Barat

082391504287

Email : [email protected]

Page 81: KAJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DI PT. BAKAPINDO, …

81