Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

134
KARYA TULIS ILMIAH KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI AKSEPTOR UNTUK MEMILIH KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PEMBANTU DESA SUMBER ANYAR KECAMATAN MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO Oleh : RINA JAYANTI

description

ghgh

Transcript of Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Page 1: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

KARYA TULIS ILMIAH

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI AKSEPTOR UNTUK MEMILIH KONTRASEPSI SUNTIK

DI PUSKESMAS PEMBANTU DESA SUMBER ANYAR KECAMATAN MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO

Oleh :RINA JAYANTI

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA-MALANGMALANG

2007

Page 2: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

KARYA TULIS ILMIAH

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI AKSEPTOR UNTUK MEMILIH KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PEMBANTU DESA SUMBER ANYAR KECAMATAN MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Tinggi Diploma III Kebidanan

Oleh :RINA JAYANTINIM. 0403 . 32

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA-MALANGMALANG

2007

Page 3: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim PengujiKarya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Widyagama Husada-Malang

Malang, ..................................Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Peni Indrawati, S, KM) (dr. Rudy Joegijantoro)

ii

Page 4: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim PengujiKarya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Widyagama Husada-Malang

Pada tanggal.......................2007

MengesahkanAkademi Kebidanan

Widyagama Husada-Malang

(Irni Setyowati, S. SiT) ( )( / / )Penguji I

(Peni Indrawati, S. KM) ( )( / / )Penguji II

(dr. Rudy Joegijantoro) ( )( / / )Penguji III

MengetahuiDirektur Akademi KebidananWidyagama Husada-Malang

(Yuliyanik, S. KM)

iii

Page 5: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini dengan Judul

”Kajian Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih

Kontrasepsi Suntik di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar Kecamatan

Maesan Kabupaten Bondowoso” sebagai salah satu persyaratan akademis dalam

rangka menyelesaikan kuliah Akademi Kebidanan Widyagama Husada-Malang.

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini dijabarkan apa saja yang menjadi Faktor-

faktor yang mempengaruhi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik. Sehingga

dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan konseling terhadap calon

akseptor yang akan mengikuti kontrasepsi di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber

Anyar Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada ibu Peni Indrawati S.KM dan dr. Rudy

Joegijantoro, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi,

saran sehingga terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini.

Terimakasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang terhormat :

1. Yuliyanik, S.KM, selaku Direktur Akademi Kebidanan Widyagama

Husada-Malang.

2. Kepala Puskesmas Maesan yang telah memberikan ijin untuk lokasi

penelitian

3. Irni setyowati, S. SiT selaku penguji 1 yang banyak memberikan

tambahan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Peni Indrawati, S.KM selaku pembimbing I yang banyak memberikan

masukan dalam menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. dr. Rudy Joegijantoro selaku pembimbing II yang banyak memberikan

masukan dalam menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ibu Marsini dan Bapak Samsul Hadi yang telah menjadi ayah ibu terbaik

dan selalu memberikan dukungan spiritual dan material.

Page 6: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang

telah diberikan dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna baik bagi diri kami

sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan.

Malang, 2007

Penulis

iv

Page 7: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

ABSTRACT

Jayanti, Rina. 2007. Study Factors-factors Which Background Acceptor To Chosen Contraception Inject in Puskesmas Pembantu of Countryside Sumber Anyar District Of Maesan-Bondowoso. Karya Tulis Ilmiah. Academy Midwifery of Widyagama Husada-Malang. Counsellor : ( 1) Peni Indrawati, S.KM. ( 2) dr. Rudy Joegijantoro

Many factor which possible acceptor background can to chosen contraception inject, for example : couple factor, health factor and contraception method factor. Target of in this research is to identify the amount of family wanted by acceptor, identifying mother age wearing contraception inject, identifying status health of contraception acceptor inject, identifying menstrual history of contraception acceptor inject, identifying contraception side effects inject, and identify the quality of wife husband ( annoyed / not annoyed) during following contraception inject

This Research type is descriptive, by using research instrument in the form of kuesioner. Sampel in this research is totalizeing population, that is all fertile age woman which become acceptor of contraception inject in Puskesmas Pembantu of Countryside Sumber Anyar in May 2007 equal to 60 responder.

Result of research show factors which acceptor background to chosen contraception inject : Responder age many < 35 year, Amount of child the wanted 1-2 child, responder sexual frequency in 1 week many < 3 times, Quality of intimate many is satisfied storey level, Most its health status nothing that have disease representing indication of contraception inject, Acceptor contraception responder inject many do not have sigh with his menstrual history, Responder which suffering side effects too many for one which do not experience of side effects.

Its conclusion age, amount of wanted child, and side effects many acceptor background to chosen contraception inject, while quality of intimate, menstrual history and health status do not influence chosen. Therefore officer of health shall more informing to acceptor candidate about factors any kind of which is someone background to chosen contraception.

Bibliography : 17 bibliography ( 1997-2007)Keyword : Acceptor, Contraception Inject

v

Page 8: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

ABSTRAK

Jayanti, Rina. 2007. Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik di Puskesmas Pembantu Desa Sumber Anyar Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso. Karya Tulis Ilmiah. Akademi Kebidanan Widyagama Husada-Malang. Pembimbing : (1) Peni Indrawati, S.KM. (2) dr. Rudy Joegijantoro.

Banyak faktor yang mungkin dapat melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik, antara lain : faktor pasangan, faktor kesehatan dan faktor metode kontrasepsi.

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi jumlah keluarga yang diinginkan oleh akseptor, mengidentifikasi usia ibu yang memakai kontrasepsi suntik, mengidentifikasi status kesehatan akseptor kontrasepsi suntik, mengidentifikasi riwayat haid akseptor kontrasepsi suntik, mengidentifikasi efek samping kontrasepsi suntik, dan mengidentifikasi kualitas hubungan suami istri (terganggu / tidak terganggu) selama mengikuti KB suntik.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, yaitu semua wanita usia subur yang menjadi akseptor KB suntik di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007 sebesar 60 responden.

Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik : Usia responden terbanyak < 35 tahun, Jumlah anak yang diinginkan adalah 1-2 anak, Frekwensi hubungan seksual responden dalam 1 minggu terbanyak <3 kali, Kualitas hubungan intim terbanyak adalah pada tingkat puas, Sebagian besar status kesehatannya tidak ada yang memiliki penyakit yang merupakan indikasi KB suntik, Responden akseptor kontrasepsi suntik terbanyak tidak memiliki keluhan dengan riwayat haidnya, Responden yang mengalami efek samping lebih banyak dari pada yang tidak mengalami efek samping.

Kesimpulannya usia, jumlah anak yang diinginkan, dan efek samping banyak melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik, sedangkan kualitas hubungan intim, riwayat haid dan status kesehatan tidak mempengaruhi pemilihan. Oleh karena itu petugas kesehatan haruslah lebih menginformasikan kepada calon akseptor tentang faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi seseorang untuk memilih kontrasepsi.

Kepustakaan : 17 kepustakaan (1997-2007)Kata Kunci : Akseptor, Kontrasepsi Suntik

vi

Page 9: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .......................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 3

1.3 Tujuan Umum ............................................................... 3

1.4 Tujuan Khusus .............................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 6

2.1 Konsep Dasar Kontrasepsi ............................................ 6

2.2 Kontrasepsi Suntik ........................................................ 10

2.3 Konsep Dasar Perilaku .................................................. 20

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................. 40

3.1 Desain Penelitian .......................................................... 40

3.2 Kerangka Konseptual .................................................... 40

3.3 Variabel Penelitian ........................................................ 41

3.4 Definisi Operasional ..................................................... 41

3.5 Populasi, Tehnik Sampling dan Sampel ....................... 42

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ........................................ 43

3.7 Tehnik Pengumpulan Data ........................................... 43

Page 10: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

3.8 Tehnik Pengolahan Data atau Analisa Data ................. 44

3.9 Alat Ukur Yang Digunakan .......................................... 45

3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................... 46

3.11 Etika Penelitian ........................................................... 46

3.12 Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................... 46

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 47

4.1 Hasil penelitian ............................................................. 47

4.2 Pembahasan .................................................................. 54

4.3 Keterbatasan penelitian ................................................. 64

BAB 5 PENUTUP ......................................................................... 65

5.1 Kesimpulan ................................................................... 65

5.2 Saran ............................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

vii

Page 11: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

1 Definisi Operasional 41

2 Distribusi Frekwensi Akseptor Kontrasepsi Suntik Berdasarkan 48

Kelompok Usia di Puskesmas PembantuDs. Sumber Anyar

3. Distribusi Frekwensi Akseptor Kontrasepsi Suntik Berdasarkan 48

Kelompok Pendidikan di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar

4. Distribusi Frekwensi Akseptor Kontrasepsi Suntik Berdasarkan 49

Kelompok Pekerjaan di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar

5. Distribusi Frekwensi Akseptor Kontrasepsi Suntik Berdasarkan 49

Kelompok usia saat Menikah di Puskesmas Pembantu

Ds. Sumber Anyar

6. Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor 50

untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan umur di

Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar

7. Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi 51

akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan jumlah

anak yang diinginkan di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar

8. Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor 51

untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan Frekwensi

hubungan seksual dalam 1 minggu di Puskesmas Pembantu

Ds. Sumber Anyar

9. Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor 52

untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan Kepuasan dalam

berhubungan intim di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar

10. Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor 53

untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan Status Kesehatan

di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar

11. Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor 53

untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan Riwayat Haid di

Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar

Page 12: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

12. Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor 54

untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan Efek Samping di

Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar

viii

Page 13: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

3.1 Kerangka konseptual 40

ix

Page 14: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul lampiran

1. Kuesioner

2. Surat ijin penelitian dari kampus

3. Surat ijin penelitian dari Kepala Puskesmas Maesan

4. Surat ijin penelitian dari Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar

5. Pengantar Informed Consent

6. Lembar Informed Consent

7. Studi Pendahuluan

8. Lembar konsultasi

9. Master sheet

10. Jadwal Penelitian

x

Page 15: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Keluarga Berencana (KB) sudah lama dicanangkan oleh

pemerintah. Tujuannya untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk

Indonesia. Seiring dengan itu, berkembang pula metode kontrasepsi yang

beraneka ragam. Namun tidak semua alat kontrasepsi efektif dan aman digunakan.

Sebab banyak pengguna yang mengeluhkan efek samping dari kontrasepsi yang

dipilihnya. (Affandi, Biran, 2005)

Kontrasepsi sendiri adalah suatu cara atau alat yang digunakan untuk

mencegah kehamilan. Ada beberapa jenis kontrasepsi yang tersedia yaitu, Metode

Amenorea Laktasi (MAL), metode KB alamiah, senggama terputus, metode

barier, kontrasepsi hormonal dan non hormonal dan kontrasepsi mantap.

Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormon dan

disuntikkan kedalam tubuh wanita secara periodik. Kontrasepsi suntik ada 2

macam yaitu suntikan kombinasi dan suntikan progestin. Suntikan kombinasi

diberikan setiap 1 bulan sekali, sedangkan progestin diberikan setiap 3 bulan

sekali secara IM. (Depkes RI, 1999)

Menurut majalah republika, penggunaan kontrasepsi suntik menempati

urutan pertama dan peringkat kedua adalah KB oral / pil. Menurut data 2003,

kontrasepsi suntikan paling banyak digunakan oleh wanita di Indonesia (35,2 %),

pil KB digunakan sebanyak 28,1%, IUD 18,8%, implant 12,4%, sterilisasi 5,5%,

dan kontrasepsi lainnya 1,0% (Affandi, Biran, 2005). Dari data diatas kita dapat

Page 16: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

mengetahui besarnya jumlah akseptor KB suntik dibandingkan KB yang lain.

Padahal untuk memilih metode kontrasepsi yang cocok banyak faktor-faktor yang

melatarbelakangi, diantaranya adalah faktor pasangan, faktor kesehatan dan faktor

metode kontrasepsi. Tetapi apabila dengan pengetahuan akseptor yang masih

kurang khususnya tentang kontrasepsi maka akan membuat mereka merasa tidak

cocok atau tidak mantap dengan KB yang dipilihnya. Oleh karena itu seorang

calon akseptor harus tahu tentang berbagai macam kontrasepsi dan apa saja

faktor-faktor yang melatarbelakangi pemilihan kontrasepsi tersebut. Sehingga

mereka akan lebih merasa yakin dan mantap dengan kontrasepsi pilihannya..

Dengan dilakukannya penelitian ini dapat diketahui apakah akseptor sudah

mantap dan yakin dalam memilih kontrasepsi suntik. Karena kemantapan dalam

memilih kontrasepsi sangat diperlukan oleh seorang akseptor, agar dia tidak

merasa ragu dan bimbang dengan kontrasepsi yang dipilihnya (Hanafi, 2002).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 5 februari

2007 dengan metode wawancara pada 20 orang yang menjadi akseptor KB

suntik, saat datang ke Klinik KB Desa Sumber Anyar untuk ber-KB. Mereka

mengatakan bahwa mereka menggunakan KB suntik karena beberapa alasan.

Yaitu : 30% mengatakan karena menstruasi bisa tetap lancar, 25% mengatakan

karena KB suntik tidak mengganggu hubungan suami istri, 20% karena berat

badan bisa bertambah, 15% tidak menimbulkan nyeri diperut dan 10%

mengatakan karena KB suntik tidak menimbulkan keputihan. Berdasarkan data

yang ada di Puskesmas Pembantu Desa Sumber Anyar dari bulan Januari 2006

sampai dengan bulan Desember 2006 jumlah akseptor KB yang aktif mencapai

238 akseptor, akseptor KB suntik 70%, akseptor KB pil 7%, akseptor AKDR/IUD

Page 17: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

4%, akseptor Implant 19%, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

kontrasepsi suntik paling besar jumlah akseptornya.

Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian guna

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik di Puskesmas Pembantu Desa Sumber Anyar Kecamatan Maesan

Kabupaten Bondowoso.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi akseptor dalam

memilih kontrasepsi suntik di Puskesmas Pembantu Desa Sumber Anyar

Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menggali faktor-faktor yang

melatarbelakangi akseptor dalam memilih alat kontrasepsi suntik

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor pasangan, yang terdiri dari :

a. Mengidentifikasi jumlah keluarga yang diinginkan oleh akseptor.

b. Mengidentifikasi usia ibu yang memakai kontrasepsi suntik

c. Mengidentifikasi kualitas hubungan suami istri (terganggu / tidak

terganggu) selama mengikuti KB suntik

Page 18: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

2. Mengidentifikasi faktor kesehatan

a. Mengidentifikasi status kesehatan akseptor kontrasepsi suntik.

b. Mengidentifikasi riwayat haid akseptor kontrasepsi suntik.

3. Mengidentifikasi faktor metode kontrasepsi

a. Mengidentifikasi efek samping kontrasepsi suntik

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan antara lain:

1.4.1 Bagi Pelayanan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan sebagai

konseling untuk membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis

kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan keinginannya. Dan peneliti dapat

memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang kontrasepsi kepada para aksptor

yang datang ketempat pelayanan.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Akademi Kebidanan

Widyagama Husada Malang, sebagai masukan hasil penelitian dan menambah

khasanah pengetahuan dibidang kesehatan Keluarga Berencana (KB), serta dapat

dijadikan masukan bagi peneliti selanjutnya.

1.4.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman lebih mendalam

tentang teori Keluarga Berencana (KB), khususnya yang berhubungan dengan

kontrasepsi suntik.

Page 19: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

1.4.4 Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman

masyarakat tentang metode kontrasepsi khususnya pada alat kontrasepsi suntik

sehingga lebih memantapkan mereka dalam memilih kontrasepsi suntik.

Page 20: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara

ataupun menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara

mekanis, menggunakan obat/alat, atau dengan operasi. Pemilihan jenis kontrasepsi

didasarkan pada tujuan penggunaan kontrasepsi yaitu: menunda kehamilan,

menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kesuburan. (Mansjoer, Arif, 1999)

2.1.2 Macam-macam Metode Kontrasepsi

1. Metode sederhana

a. Tanpa Alat

1) KB Alamiah

a) Metode kalender (Ogino-Knaus)

b) Metode suhu badan basal (Termal)

c) Metode lender serviks (Billings)

d) Metode simpto-Termal

2) Coitus Interuptus

b. Dengan Alat

1) Mekanis (Barrier)

a) Kondom pria

b) Barier Intra-vaginal :

(1) Diafragma

Page 21: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

(2) Kap serviks (cervical cap)

(3) Spons (Sponge)

(4) Kondom wanita

2) Kimiawi

a) Spermisid

(1) Vaginal cream

(2) Vaginal foam

(3) Vaginal jelly

(4) Vaginal suppositoria

(5) Vaginal tablet (busa)

(6) Vaginal soluble film

2. Metode modern

a. Kontrasepsi hormonal :

1) Per-oral

a) Pil oral kombinasi (POK)

b) Mini pil

c) Morning after pil

2) Injeksi/suntikan

3) Implant (Alat kontrasepsi dalam kulit = AKBK)

b. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD, AKDR)

c. Kontrasepsi mantap

1) Pada wanita

a) Penyinaran

b) Operatif

Page 22: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

c) Penyumbatan Tuba Fallopii secara mekanis

d) Penyumbatan Tuba Fallopii secara kimiawi

2) Pada pria

a) Operatif medis operatif pria

b) Penyumbatan vas deferens secara mekanis

c) Penyumbatan vas deferens secara kimiawi (Saifuddin, Abdul Bari,

2003)

2.1.3 Memilih Metode kontrasepsi

1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang

baik adalah :

a. Aman/tidak berbahaya

b. Dapat diandalkan

c. Sederhana, sedapat-dapatnyga tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter

d. Murah

e. Dapat diterima oleh orang banyak

f. Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi) (Hanafi, 2002)

2. Faktor-faktor dalam memilih kontrasepsi

a. Faktor pasangan – Motivasi dan rehabilitas

1 Umur

2 Gaya hidup

3 Frekuensi senggama

4 Jumlah keluarga yang diinginkan

5 Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu

6 Sikap kewanitaan

Page 23: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

7 Sikap kepriaan

b. Faktor kesehatan – kontraindikasi absolut atau relatif :

1 Status kesehatan

2 Riwayat haid

3 Riwayat keluarga

4 Pemeriksaan fisik

5 Pemeriksaan panggul

c. Faktor metode kontrasepsi – Penerimaan dan pemakaian

berkesinambungan

1 Efektivitas

2 Efek samping minor

3 Kerugian

4 Komplikasi-komplikasi yang potensial

5 Biaya (Hanafi, 2002)

Dalam hal memilih metode kontrasepsi, kita harus dapat memandangnya

dari dua sudut :

1. Pihak calon akseptor

Dengan belum tersedianya metode kontrasepsi yang benar-benar 100%

sempurna, maka ada dua hal yang sangat penting yang ingin diketahui oleh

pasangan calon akseptor, yaitu efektivitas dan keamanan.

2. Pihak medis/petugas KB

Disamping efektivitas dan keamanan, untuk fihak/petugas KB masih ada hal-

hal lain yang penting dan perlu dipertimbangkan, yaitu :

a. Dalam upaya melindungi kesuburan/fertilitas dari akseptor

Page 24: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

b. Keuntungan non-kontrasepsi

c. Kontra indikasi

d. Tanda-tanda bahaya

e. Menghindari pendekatan “poli-Farmasi”

f. Kerjasama antara suami isteri (Hanafi, 2002)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Akseptor memilih kontrasepsi suntik :

1. Tetap mengalami menstruasi setiap bulan walaupun kadang hanya sedikit

2. Siklus haid normal

3 Walaupun kadang terjadi penambahan BB tetapi hanya bertambah sedikit

4. Cara pemberiannya aman, efektif dan relative mudah (Affandi, Biran, 2006)

2.2 Konsep Kontrasepsi Suntik

2.2.1 Pengertian

Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya

hormone progesterone dan disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik.

2.2.2 Jenis Kontrasepsi Suntik

1. Suntikan kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg dan medroksidaprogesteron asetat dan

5mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (cyclofem)

dan 50 mg nerotindron enetat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi

IM sebulan sekali. (Saifuddin, Abdul Bari, 2003)

a. Cara kerja

1) Menekan ovulasi

Page 25: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma

terganggu.

3) Perubahan pada endometrum (atrofi) sehingga implementasi

terganggu.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

b. Efektivitas

1) Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan ) selama tahun

pertama penggunaan.

c. Keuntungan kontrasepsi

1) Resiko terhadap kesehatan kecil

2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

4) Jangka panjang

5) Efek samping sangat kecil

6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

d. Keuntungan Nonkontrasepsi

1) Mengurangi jumlah pendarahan

2) Mengurangi nyeri saat haid

3) Mencegah anemia

4) Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrum

5) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium

6) Mencegah kehamilan ektopik

7) Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul

Page 26: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

8) Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia

perimenopause (Saifuddin, Abdul Bari, 2003)

e. Kerugian

1) Terjadi perubahan pada pola haid seperti tidak teratur, perdarahan

bercak/spotting atau perdarahan sela sampai 10 hari.

2) Mual, sakit kepala, nyeri pada payudara ringan dan keluhan akan

hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.

3) Ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan. Klien harus kembali

setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.

4) Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat

epilepsi (fenitoin dan babiturat ) atau obat tuberculosis (rifampisan )

5) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung,

stroke, bekuan darah dan paru atau otak dan kemungkinan timbulnya

tumor hati.

6) Penambahan berat badan.

7) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular

seksual, hepatitis B virus atau infeksi virus HIV

8) Kemungkinan terlambanya pemulihan kesuburan setelah penghentian

pemakaian.

f. Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi

1) Usia reproduksi

2) Tidak memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak

3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi

4) Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan

Page 27: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

5) Anemia

6) Nyeri haid hebat

7) Haid teratur

8) Riwayat kehamialn ektopik.

9) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

g. Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi

1) Hamil atau diduga hamil

2) Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan

3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

4) Penyakit hati akut (virus hepatitis )

5) Usia > 35 tahun yang merokok

6) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>

180/110 mmHg)

7) Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun

8) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau

migrain.

9) Keganasan payudara

h. Waktu Menggunakan Suntikan Kombinasi

1) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid, tidak

diperlukan kontrasepsi tambahan.

2) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke- 7 siklus haid. Klien

tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari. (Saifuddin, Abdul Bari,

2003)

Page 28: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

3) Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal

saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh

melakukan hubungan seksual selama 7 hari.

4) Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid,

suntikan pertama dapat diberikan asal saja dapat dipastikan tidak

hamil.

5) Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapatkan

haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7

6) Bila pascapersalinan< 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan

suntikan kombinasi.

7) Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan

kombinasi dapat diberikan.

8) Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau

dalam waktu 7 hari.

9) Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain

dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi.

Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara

benar, suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan tanpa perlu

menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih

dahulu.

10) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontarsepsi hormonal, dan ibu

tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka

suntikan kombinasi dapat segera diberikan sesuai jadwal kontarsepsi

Page 29: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain. (Saifuddin,

Abdul Bari, 2003)

11) Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin

menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama

dapat diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil dan

pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid bila diberikan

pada 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila

sebelumya menggunakan AKDR dan ingin menggantinya dengan

kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1 -7 siklus haid,

cabut segera AKDR.

i. Cara Penggunaan

1) Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan

intramuscular dalam klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan

ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi

gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal

yang telah ditentukan, asal saja dinyakini ibu tersebut tidak hamil,

tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan metode kontrsepsi yang lain untuk 7 hari saja.

j. Instruksi Pada Klien

1) Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan

kembali setiap 4 minggu.

2) Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali kedokter/klinik

untuk memastikan hamil atau tidak.

Page 30: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

3) Jelaskan efek samping tersering yang dapat pada penyuntikan dan apa

yang harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh

mual, sakit kepala, atau nyeri payudara, serta pendarahan,

informasikan kalau keluhan tersebut sering ditemukan dan biasanya

akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3.

4) Apabila klien sedang menggunakan obat–obat tuberkolosis atau

epilepsi, obat-obat tersebut dapat menggangu efektivitas kontrasepsi

yang sedang digunakan (Saifuddin, Abdul Bari, 2003)

k. Tanda-tanda yang harus diwaspadai pada penggunaan suntikan kombinasi

1) Nyeri dada hebat atau nafas pendek. Kemungkinan adanya bekuan

darah di paru-paru atau serangan jantung.

2) Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi

stroke, hipertensi atau migraine.

3) Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh

darah pada tungkai.

4) Tidak terjadi pendarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan

berikutnya kemungkinan terjadi kehamilan. (Saifuddin, Abdul Bari,

2003)

2. Kontrasepsi Progestin

a. Profil

1) Sangat efektif

2) Aman

3) Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.

4) Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan

Page 31: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

5) Cocok untuk masa laktasi karena menekan produksi ASI.

b. Jenis

Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin

yaitu :

1) Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg

DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan suntik intramuscular (di

daerah bokong).

2) Depo noretisteron enatat (depo noristerot), yang mengandung 200 mg

noretindron enetat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik

intramuscular

c. Cara Kerja

1) Mencegah ovulasi

2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma. (Saifuddin, Abdul Bari, 2003)

3) Menjadikan selaput lendir tipis dan atrofi.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

d. Efektivitas

Kedua kontarasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,

dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikanya

dilakukan dengan tertatur sesuai jadwal yang ditentukan.

e. Keuntungan

1) Sangat efektif

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

Page 32: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap

penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.

5) Tidak memilki pengaruh terhadap ASI

6) Sedikit efek samping

7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

8) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai

perimenopause

9) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

10) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

11) Mencegah beberapa penyakit radang panggul.

12) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

f. Keterbatasan

1) Sering ditemukan gangguan haid seperti :

2) Siklus haid yang memendek atau memanjang

3) Pendarahan yang banyak atau sedikit

4) Pendarahan yang tidak teratur atau pendarahan bercak (spoting)

5) Tidak haid sama sekali

Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus

kembali untuk suntik). Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum

suntikan berikut. Permasalahan berat badan merupakan efek samping

tersering. Tidak menjamin penularan terhadap penularan infeksi menular

seksual, hepatitis B virus atau infeksi virus HIV (Saifuddin, AB, 2003)

a. Terlambanya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.

Page 33: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

b. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya

kerusakan/kalainan pada organ genetelia, melainkan karena belum

habisnya pelepasan obat suntikkan dari deponya (tempat suntikan )

c. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangaka panjang.

d. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurukan kepadatan tulang

(densitas)

e. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada

vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,

nervesitas, jerawat.

3. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

a. Usia reproduksi

b. Nulipara dan yang telah memilki anak

c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi.

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

f. Setelah abortus atau keguguran.

g. Telah banyak anak , tetapi belum menghendaki tubektomi

h. Perokok

i. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan

darah atau anemia bulan sabit.

j. Menggunakan obat untuk epilepsi( fenitoin dan barbiturate) atau obat

tuberkolosis( rifampisin)

k. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

Page 34: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

m. Anemia defisiensi besi

n. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan

pil kontrasepsi kombinasi.

4. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

a Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000

kelahiran(Saifuddin, AB, 2003)

b Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

a. Tidak dapat menerima terjadinya ganguan haid, terutama amenorea

b. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

c. Diabetes mellitus disertai komplikasi. (Saifuddin, Abdul Bari, 2003)

2.3 Konsep Dasar Perilaku

2.3.1 Pengertian

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman

serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan tindakan (Saifuddin, 2003).

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang

mempengaruhi kesehatan individu , kelompok, atau masyarakat. Oleh sebab itu,

dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, maka intervensi

atau upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku ini sangat strategis. Intervensi

terhadap faktor perilaku ini secara garis besar dapat dilakukan melalui dua upaya

yang saling bertentangan. Masing – masing upaya tersebut mempunyai kelebihan

dan kekurangan. ( Notoatmodjo, 2003:12)

Page 35: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Perilaku menurut Skinner (1938) yang dikutip Notoatmodjo (1997) adalah

hasil hubungan antara rangsangan (Stimulus) dan tanggapan (respon). Ada dua

jenis respon, yaitu responden respons dan operant respons. Responden respons

atau Respondent Behavior adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan

tertentu. Sedangkan operant respons adalah respon yang menimbulkan dan

perkembangannya diikuti oleh perangsang tertentu atau disebut juga Elicting

Stimuli, menimbulkan respons yang bersifat relatif tetap (Suliha, 2001).

Penelitian Rogers (1974) yang dikutip Notoatmodjo (2003) mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses yang beruntun, yaitu :

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu stimulus (Obyek).

2. Interest (rasa tertarik) terhadap stimulus / obyek tersebut, disini sikap obyek

mulai timbul.

3. Evolution (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.

4. Trial (mencoba) dimana subyek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

5. Adoption (menerima), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Dari penelitian selanjutnya dikatakan bahawa perubahan perilaku tidak

selalu melewati tahap-tahap diatas. Apabila penerima perilaku baru atau adopsi

perilaku melalui proses seperti di atas, maka perubahan tersebut didasari oleh

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif serta perilaku tersebut bersifat

langgeng (Long Lasting).

Page 36: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

2.3.2 Prosedur Pembentukan Perilaku

Untuk membentuk jenis respon atau perilaku ini perlu diciptakan adanya

suatu kondisi tertentu yang disebut Operant Conditioning. Menurut Notoatmodjo

(2003) Pembentukan perilaku dalam Operant Conditioning ini adalah sebagai

berikut :

1. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau

reinforces berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan

dibentuk.

2. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang

membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen

tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya

perilaku yang dimaksud.

3. Dengan menggunakan secara ukur komponen-komponen itu sebagai tujuan

sementara, mengidentifikasi reinforces atau hadiah untuk masing-masing

komponen tersebut.

4. Melakukan pembentukan perilaku dalam menggunakan urutan komponen

yang telah tersusun itu, apabila komponen pertama telah dilakukan, maka

hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen-komponen atau

perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku

itu sudah terbentuk, kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang kedua

yang diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi),

demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu

dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat dan selanjutnya sampai seluruh

perilaku yang diharapkan (Notoatmodjo,2003).

Page 37: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

2.3.3 Bentuk-bentuk Perilaku

Secara operasional dapat diartikan suatu respon organisme ata seseorang

terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subyek tersebut. Respon ini terbentuk 2

(dua) macam (Suliha,2001)

1. Bentuk Pasif adalah respon internal yang terjadi dalam diri manusia dan tidak

dapat diamati secara umum langsung oleh orang lain, seperti pikiran,

tanggapan, sikap batin dan pengetahuan, perilaku semacam ini masih

terselubung (Covert Behavior).

2. Bentuk Aktif adalah respons yang secara langsung dapat diobservasi,

misalnya ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas untuk imunisasi.

Perilaku ini sudah merupakan tindakan nyata (Overt Behavior)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia secara

operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu perilaku dalam

bentuk pengetahuan, bentuk sikap, dan bentuk tindakan nyata atau perbuatan.

Ketiga bentuk perilaku ini dikembangkan berdasarkan tahapan tertentu yang

dimulai dari pembentukan pengetahuan (Ranah Kognitif); sikap (Ranah Efektif)

dan keterampilan (Ranah psikomotor) yang dalam proses pendidikan kesehatan

menjadi pola perilaku baru (Suliha, 2001).

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sehat

Perilaku sehat dapat terbentuk karena berbagai pengaruh atau rangsangan

berupa pengetahuan dan sikap, pengalaman, kenyakinana, sosial budaya, sarana

fisik, pengaruh atau rangsangan itu bersifat internal, dan diklasifikasikan menjadi

faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan (Suliha, 2001)

Page 38: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Faktor Predisposisi (Prediposisi Factor) merupakan faktor internal yang

ada pada diri individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang mempermudah

individu untuk berperilaku seperti pengetahuan, sikap, nilai, prestasi dan

keyakinan.

1. Faktor Pemungkin (Erobling Faktor) merupakan faktor yang kemungkinan

individu berperilaku karena tersedianya sumber daya, keterjangkauan, rujukan

dan keterampilan.

2. Faktor penguat dan pendorong (Reinforcement Faktor) merupakan faktor yang

menguatkan perilaku, seperti sikap dan keterampilan petugas kesehatan,

teman sebaya, orang tua, atasan, pemuka masyarakat atau orang yang

berpengaruh lainnya.

2.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku menurut Notoatmodjo

(2003)

1. Faktor intern

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu (Nursalam,

2001). Pendidikan itu menuntun manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupannya untuk mencapai keselamaran dan kebahagiaan.

Y.B. Mantra yang diikuti oleh Notoatmodjo (2003)

mengemukakan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang dalam pola hidup terutama dalam

motivasi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi

Page 39: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam, 2001).

Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan

semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri

merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat fakta, simbol,

prosedur teknik dan teori. (Nursalam, 2001)

b. Pengetahuan

1) Pengertian

Ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari

seseorang berperilaku secara ilmiah, sedangkan tingkatannya tergantung

dari ilmu pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut. Melalui

pengetahuan yang didapat akan mendasari seseorang dalam mengambil

keputusan rasional dan efektif, sehingga semakin tinggi tingkat

pengetahuan seseorang untuk mengadaptasikan dirinya dalam lingkungan

yang baru (Nursalam, 2001).

Penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh

pengetahuan, yang mana akan menghasilkan persepsi positif dan negatif

karena perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng

(Nursalam, 2001).

2) Tingkat Pengetahuan

(Notoatmodjo. 2003:128-129) mengemukakan bahwa pengetahuan

yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :

a) Tahu (Know)

Page 40: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Artinya kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya mengingat kembali terhadap

sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima.

b) Memahami (Comprehension)

Artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.

c) Aplikasi (Application)

Artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi yang riil sebenarnya yaitu penggunaan

hukum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya.

d) Analisis (Analysis)

Artinya kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.

e) Sintesis (Synthesis)

Artinya kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap sesuatu materi atau objek. Penilaian tersebut berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

3) Sumber-sumber Pengetahuan

Sumber-sumber pengetahuan ada 4 (Empat), yaitu :

a) Studi (learning)

Merupakan aktifitas yang mempelajari sesuatu yang berarti

menggunakan pikiran secara aktif. Dalam rangkaian aktifitas atau proses

Page 41: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

pemikiran itu adalah untuk mencapai kebenaran, memperoleh

pengetahuan dan mendapatkan pemahaman. Studi bukanlah menunggu

secara pasif sampai pengetahuan mengenai suatu hal yang menarik

perhatian. Dimana hal itu diperoleh dengan kegiatan belajar yang dapat

melalui pendidikan formal maupun non formal.

b) Pengalaman (Experience)

Mereka yang mendasari diri pada pengalaman mengembangkan

paham yang disebut empiris. Kaum empiris berpendapat bahwa

pengetahuan manusia itu bukan didapatkan melalui penularan rasional

yang abstrak namun lewat pengalaman yang konkret, dimana panca indera

sebagai alat untuk menangkapnya.

c) Ilham (Intuition)

Merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses

penalaran tertentu, seseorang yang terpusat pemikirannya pada masalah

tiba-tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Tanpa

melalui proses berpikir yang berliku-liku / tiba-tiba saja dia sudah sampai

disitu. Jawaban atas permasalahan yang dipikirkan muncul dibenaknya

bagaikan kebenaran yang membuka pintu atau bisa juga intuisi ini bekerja

dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar, artinya jawaban atas suatu

permasalahan ditemukan tidak ada waktu orang tersebut secara sadar

sedang menggelutinya. Suatu masalah yang sedang kita pikirkan yang

kemudian kita tunda karena menemui jalan buntu, tiba-tiba saka muncul

dibenak kita yang lengkap dengan jawabannya. Kita merasa yakin bahwa

itulah jawabannya yang kita cari, namun kita tidak bisa diramalkan.

Page 42: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Sebagian dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur maka intuisi

ini tidak bisa diandalkan. Rasio (Ratio), Kaum rasional menggambatkan

paham yang dikenal dengan rasionalisme.

Rasionalisme adalah evaluasi dari kebenaran. Kebenaran yang

semuanya bersumber pada penalaran rasional yang bersifat abstrak dan

terbebas dari pengalaman. Oleh karena itu penularan rasional akan

didapatkan bermacam-macam pengetahuan mengenai satu objek tertentu

tanpa adanya suatu konsensus yang dapat diterima oleh semua pihak.

Dalam hal ini pemikiran rasional cenderung bersifat subyektif .

4) Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) cara memperoleh pengetahuan ada 2

yaitu :

a. Cara Kuno (Traditional) atau Non Ilmiah

a) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini digunakan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil

maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

dipecahkan.

b) Cara kebiasaan

Yaitu cara kebiasaan atau tradisi yang dilakukan oleh orang-

orang tanpa melalui penalaran dan kebiasaan ini diwariskan secara

turun-temurun.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi dan generasi-generasi berikutnya

Page 43: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Upaya memperolah pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalah yang dihadapi pada masa lalu.

d) Melalui jalan pikiran

Merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung

melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan kemudian dicari

hubungan sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

b. Cara modern atau cara ilmiah disebut juga metode penelitian ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperolah pengetahuan lebih

sistematis, logis dan ilmiah.

5) Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Menurut bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur

dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-

tingkat tersebut diatas sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-

masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan scoring Arikunto,

1998) , yaitu :

a) Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100%.

b) Tingkat pengetahuan cukup baik bila skor atau nilai 56-75%.

c) Tingkat pengetahuan kurang baik bila skor atau nilai 40-55%.

d) Tingkat pengetahuan tidak baik bila skor atau nilai < 40%.

Page 44: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

6) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a) Usia

Dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan akan

berkembang sesuai dengan pengetahuan yang didapat (Notoatmodjo,

2005 : 13).

b) Pendidikan

Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri

dan lingkungannya, sehingga akan berbeda sikap orang yang

berpendidikan lebih tinggi dan berpendidikan rendah

c) Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi di masa lalu (Notoatmodjo, 2005 : 13).

d) Pekerjaan

Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas daripada

seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan

banyak mempunyai informasi dan pengalaman.

e) Media Massa

Dengan masuknya teknologi akan tersedia pula bermacam-macam

media massa. Media massa tersebut merupakan alat saluran (channel)

untuk menyampaikan sejumlah informasi sehingga mempermudah

masyarakat menerima pesan. Dengan demikian akan mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru (Notoatmodjo, 2005 :

116).

Page 45: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

f) Sosial Budaya

Kebudayaan berpindah dari setiap generasi manusia. Setiap generasi

selalu melanjutkan apa yang telah mereka pelajari dan juga apa yang

mereka sendiri tambahkan dalam budaya tersebut. Kebudayaan juga

sebagai jalan arah didalam bertindak dan berfikir sesuai dengan

pengalaman yang sudah dimilikinya. Dengan demikian seseorang akan

bertambah pula pengetahuannya

c. Persepsi

1) Pengertian

Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan.

Persepsi adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang

akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan,

memberi serta meraba (kerja indera) disekitar kita

Berdasarkan beberapa konsep persepsi yang dikemukakan diatas,

dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan stimulus sensoris terhadap

suatu obyek kemudian direspon melalui proses mengamati, mengetahui,

mengartikan serta menyimpulkan atau menafsirkan obyek tersebut untuk

disikapi.

2) Fungsi Persepsi

Menurut dalam bukunya yang berjudul ilmu perilaku dalam

pelayanan kesehatan, fungsi persepsi adalah sebagai berikut : 1)

Lokalisasi, adalah cara yang digunakan untuk bernavigasi didalam

Page 46: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

lingkungan untuk mengetahui dimana obyek satu dari lainnya dan dari

latar belakang kemudian sistem perseptual dapat menentukan posisi

obyek. 2) Menentukan pengenalan pola (recognition). Recognition obyek

tergantung pada cabang sistem visual yang mencakup area penerima

kortikal untuk penglihatan dan daerah dekat dasar otak. (Willy F.

Maramis, 2006)

3) Proses Terjadinya Persepsi

Pertama terjadinya persepsi adalah karena adanya obyek / stimulus

yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indra (obyek tersebut

menjadi perhatian panca indra), kemudian stimulus/obyek perhatian tadi

dibawa ke otak. Dari otak terjadi adanya kesan atau jawaban (respons)

adanya stimulus, berupa kesan atau respon dibalikkan indra kembali

berupa tanggapan persepsi atau hasil kerja indra pengalaman hasil

pengolahan otak. Obyek / stimulasi Sensori diproses indra/input. Out-put

indra ke otak/pusat saraf berupa persepsi rangsangan pengalaman / respon.

Proses terjadinya persepsi ini perlu fenomena dan yang terpenting dari

persepsi ini adalah “Perhatian” atau “Attention”. Pengertian perhatian itu

sendiri adalah suatu konsep yang diberikan pada proses persepsi yang

menseleksi input-input tertentu untuk diikutsertakan dalam suatu

pengalaman yang kita sadari atau kenal dalam suatu waktu tertentu.

Perhatian sendiri mempunyai ciri khusus yaitu terfokus dan margin serat

berubah-ubah.

4) Pengalaman

Page 47: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

“Pengalaman adalah guru yang baik” bunyi pepatah ini

menunjukkan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan

(Notoatmodjo, 2003). Biasanya pengalaman dapat berasal dari diri sendiri

maupun orang lain, oleh karena itu pengalaman pribadi haruslah

meninggalkan kesan yang kuat karena dalam situasi yang melibatkan

emosi, penghayatan akan pengalaman lebih mendalam dan lebih lama

berbekas.

5) Motivasi

Motivasi adalah suatu pernyataan yang komplit di dalam suatu

organisasi yang menggerakkan tingkah laku terhadap atau perangsang

(Suliha, 2001:59). Dengan demikian motivasi merupakan suatu proses

psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi

dan keperluan yang terjadi pada diri seseorang dan motivasi sebagai

proses psikologis yang timbul diakibatkan oleh faktor dari pada diri

seseorang itu sendiri yang disebut Instrinsik.

2. Faktor Ekstern

a. Sosial Budaya

Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian

yang luas meliputi pemahaman, perasaan suatu bangsa yang komplek meliputi

pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan pembawaan

lain yang diperoleh dari masyarakat (Notoatmodjo, 1997:127-130).

Page 48: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

b. Fasilitas Fisik

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan perkara atau

kelancarana tugas sedangkan fasilitas merupakan faktor instrumental yang

terdiri dari perangkat kelas, seperti penyuluhan serta metode belajar mengajar

(Notoatmodjo, 1997).

c. Dukungan Keluarga

1) Pengertian

Dukungan dapat digambarkan sebagai perasaan memiliki bahwa

seseorang merupakan peserta aktif di dalam kegiatan sehari-hari.

Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergantung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

meraka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan

dalam perannya masing-masing menciptakan dan mempertahankan

kebudayaan (Nasrul, 1998).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian

dukungan keluarga adalah perasaan memiliki bahwa seseorang merupakan

peserta aktif di dalam kegiatan sehari-hari yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam

perannya masing-masing menciptakan dan mempertahankan kebudayaan.

2) Fungsi Keluarga

Menurut Nasrul Effendi (1998) ada beberapa fungsi yang dapat

dijalankan keluarga sebagai berikut :

Page 49: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

1. Fungsi Biologis

1) Untuk meneruskan keturunan.

2) Memelihara dan membesarkan anak.

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologi

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarganya.

3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

4) Memberikan identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

1) Membina sosialisasi pada anak.

2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

3) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.

4. Fungsi Ekonomi

1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di

masa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, dijamin

hari tua dan sebagainya.

Page 50: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

5. Fungsi Pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,

keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimilikinya.

2) Mempersiapkan anak untuk kehiduoan dewasa yang akan datang.

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan.

3) Jenis-jenis dukungan

Terdapat beberapa jenis dukungan yang dapat membantu

seseorang dalam menghadapi permasalahan hidup. menyebutkan beberapa

jenis dukungan diantaranya : 1) Dukungan Fisiologis memberikan

pertolongan dalam aktivitas-aktivitas sehari-hari yang mendasar seperti

dalam hal mandi, menyiapkan makan dan memperlihatkan gizi,

berpakaian, Toileting, menyediakan tempat tertentu atau ruangan khusus,

melewati lansia bila sakit, membantu melakukan kegiatan fisik sesuai

kemampuan seperti senam kegel, menciptakan lingkungan yang aman dan

lain-lain. 2) Dukungan Psikologis memberikan kasih sayang dan perhatian

pada anggota keluarga, memberikan rasa aman, membantu menyadari dan

memahami tentang identitasnya, meminta pendapat/melakukan diskusi,

meluangkan waktu sekedar bercakap-cakap, tetap menjaga komunikasi

yang baik dengan intonasi / nada bicara jelas, sebagainya. 3) Dukungan

sosial, menyarankan lansia untuk mengikuti kegiatan spiritual seperti

pengajian, perkumpulan pensiun, arisan, mengingat jadwal posyandu

lansia dan control berobat, memberi kesempatan untuk memilih fasilitas

Page 51: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

kesehatan sesuai keinginan sendiri, tetap menjaga interaksi dengan orang

lain dan memperhatikan norma-norma yang berlaku.

4) Sumber-sumber Dukungan

Dukungan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik secara

langsung maupun tidak langsung. terdapat tiga komponen sumber

dukungan yaitu :

2. Sistem Pendukung informal meliputi keluarga dan teman-teman.

3. Sistem pendukung formal meliputi tim keamanan sosial setempat,

program medikasi dan kesejahteraan sosial.

4. Sistem pendukung semi formal meliputi bantuan-bantuan dan interaksi

sosial yang disediakan oleh organisasi lingkungan sekitar, seperti

perkumpulan gereja dan perkumpulan lainnya.

Dukungan diperlukan pada saat seseorang berinteraksi dengan

lingkungan. Dukungan dari keluarga, orang dekat akan menjadi hal yang

sangat terpenting yang dapat menghilangkan stress atau sebagai pemberi

semangat dalam hidupnya. Interaksi ini timbul bisa karena adanya

kesamaan latar belakang dan bisa dilanjutkan berinteraksi dengan keluarga

dan orang terdekat, ini adalah salah satu faktor positif yang turut

mendasari adanya interaksi sosial. Keluarga mempunyai pengaruh yang

cukup besar dan turut serat memberikan dukungan.

2.3.6 Macam-macam Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku dapat dibedakan menjadi :

Page 52: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

1. Perubahan Perilaku secara Kuantitatif

Yang dimaksud dengan cara perubahan perilaku secara kuantitatif ialah

perubahan frekuensi yang sedang berjalan. Contoh : seorang ibu yang tadinya

menimbangkan anaknya hanya kalau dia sempat, kemudian berubah menjadi tiap

bulan menimbangkan anaknya ke posyandu. Perubahan perilaku secara kuantitatif

ini menjadi penting, kalau kita ingin meningkatkan atau menurunkan frekuensi

perilaku atau kebiasaan yang sudah ada.

2. Perubahan Perilaku secara Kualitatif

Ini menyangkut kejadian dimana terjadi pembentukan perilaku baru atau

menghilangnya perilaku yang sudah ada. Contoh : seorang bayi berhenti

merangkak dan mulai berjalan, sehubungan dengan kategori perubahan perilaku

secara kuantitatif dan kualitatif, tidak sepenuhnya terpisah satu sama lain. Ada

satu interaksi antara kedua kategori tersebut. Pendapat lain tentang perubahan

perilaku ini ialah bahwa seseorang merubah perilakunya melalui berbagai cara :

a. Dengan adanya Cognitive Dissonance

Yang dimaksud dengan Cognitive Dissonance disini ialah adanya satu

gangguan keseimbangan tentang kemantapan pengertian yang sudah dimiliki oleh

seseorang, jika yang bersangkutan menghadapi hal-hal baru.

b. Menurut Kelman ada (3) tiga cara perubahan perilaku, yaitu :

1) Karena terpaksa (Compliance)

Pada Compliance ini individu merubah perilakunya karena mengharapkan

akan memperoleh imbalan, baik materi maupun non materi. Memperoleh

pengakuan dari kelompoknya serta terhindar dari hukuman.

Page 53: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

2) Karena ingin meniru atau ingin disamakan (Identication) pada cara ini

individu perilakunya karena ingin disamakan dengan seseorang yang

dikaguminya.

3) Karena menyadari manfaatnya (Internalization)

Pada cara ini, perubahan benar-benar mendasar artinya benar-benar menjadi

bagian hidupnya, karena itu perubahan melalui cara ini umumnya lestari,

perubahan seperti inilah yang diharapkan akan dicapai melalui pendidikan

kesehatan.

Page 54: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk

menggambarkan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai faktor-faktor yang

melatarbelakangi akseptor dalam memilih kontrasepsi suntik di Puskesmas

Pembantu Desa Sumber Anyar Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso.

3.2 Kerangka Konseptual

Faktor-faktor yang melatarbelakangi ibu dalam memilih kontrasepsi suntik :

Gambar 3.1 Bagan sistematis kerangka konseptual penelitian

Untuk memilih metode kontrasepsi, seseorang membutuhkan berbagai

macam pertimbangan. Menurut Hanafi faktor-faktor yang melatarbelakangi

Page 55: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

seseorang memilih kontrasepsi antara lain faktor pasangan (8 faktor), faktor

kesehatan (5 faktor) dan faktor metode kontrasepsi (5 faktor). Dalam penelitian ini

peneliti ingin melihat factor pasangan yang meliputi umur, jumlah keluarga yang

diinginkan dan frekwensi senggama. Dari factor kesehatan meliputi status

kesehatan dan riwayat haid. Dan dari factor metode kontrasepsi adalah efek

samping. Semua faktor diatas mempengaruhi akseptor sehingga pada akhirnya

mereka memilih kontrasepsi suntik sebagai pilihannya.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi

ibu dalam memilih kontrasepsi suntik meliputi umur, jumlah anak yang

diinginkan, status kesehatan, riwayat haid, efek samping dan kualitas hubungan

seksual.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional disajikan dalam tabel berikut ini :

No Variabel Definisi operasionalSkala data Alat ukur

Kreteria penilaian

1.

2.

3.

4.

Usia

Jumlah anak yang diiinginkan

Efek samping

Riwayat

Usia responden menurut ulang tahun terakhir

Keseluruhan jumlah anak yang diharapkan keluarga

Akibat yang ditimbulkan dari penggunaan KB Suntik

Keluhan yang dialami

Ordinal

Ordinal

Nominal

Nominal

KTP

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

1. <35th Dewasa

muda

2. >35th : Dewasa tua

1. 1-22. >2

▪ Ada▪ Tidak ada

▪ Ada▪ Tidak ada

Page 56: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

5

6.

haid

Status kesehatan

Kualitas hubungan sexual

sebelum atau selama haid yaitu nyeri haidRiwayatkesehatan yang merupakan indikasi KB suntik

a. frekwensihubungan seksual dalam satu minggub. Kepuasan dalam berhubungan intim

Nominal

Ordinal

Interval

Kuesioner

Kuesioner

Kuesioner

▪ Ada▪ Tidak ada

1. <3 kali2. >3 kali

1. Sangat puas2. Puas3. Cukup puas4. Kurang puas4. Tidak puas

3.5 Populasi, Sampling dan Sampel

3.5.1 Populasi

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua wanita usia

subur yang menjadi akseptor kontrasepsi suntik pada bulan Maret sampai bulan

Mei 2007 di Puskesmas Pembantu Desa Sumber Anyar Kecamatan Maesan

Kabupaten Bondowoso.

3.5.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, yaitu semua wanita usia

subur yang menjadi akseptor KB suntik bulan Mei 2007.

3.5.3 Tekhnik Sampling

Pada penelitian ini menggunakan accidental sampling, ini dilakukan

dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia, yaitu

semua wanita usia subur yang menjadi akseptor kontrasepsi suntik pada bulan

Mei 2007

Page 57: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

3.6 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.6.1 Kriteria Inklusi

Kriteria responden yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai

responden, meliputi :

a. Semua wanita usia subur yang menjadi akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan

maupun 3 bulan yang datang untuk suntik di Puskesmas Pembantu Desa Sumber

Anyar pada bulan Mei 2007

b. Wanita usia subur yang menjadi akseptor kontrasepsi suntik yang bersedia

menjadi responden

3.6.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria responden yang tidak memenuhi syarat untuk menjadi responden ,

meliputi :

a. Wanita usia subur yang menjadi akseptor kontrasepsi suntik yang tidak

bersedia menjadi responden.

3.7 Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang digunakan ada 2 cara yaitu :

3.7.1 Data primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari responden

pengambilannya dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada responden,

setelah itu peneliti memberikan penjelasan tentang tehnik pengisian kuesioner.

Selama pengisian kuesioner peneliti mendampingi sehingga apabila ada hal-hal

yang kurang jelas dapat langsung ditanyakan kepada peneliti. Setelah kuesioner

diisi oleh responden, dikumpulkan kembali pada peneliti untuk diperiksa.

Page 58: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Data yang diambil dari data primer adalah data mengenai usia akseptor,

jumlah anak yang diinginkan, riwayat haid, efek samping kontrasepsi yang

digunakan dan kualitas hubungan suami istri.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari pengambilan data di Puskesmas Pembantu

Desa Sumber Anyar, data yang di ambil adalah jumlah wanita usia subur yang

menggunakan kontrasepsi suntik pada bulan Mei 2007.

3.8 Tehnik pengolahan data atau analisa data

3.8.1 Editing

Setelah kuesioner diisi oleh responden, data yang terkumpul tersebut

diperiksa kembali untuk memastikan seluruh jawaban yang terisi sesuai dengan

maksud pertanyaan.

3.8.2 Coding

Merupakan kegiatan merubah data dalam bentuk yang lebih singkat

dengan menggunakan kode-kode yang dimasukkan untuk mempermudah dalam

melakukan tabulasi dan analisa data

3.8.3 Transfering

Peneliti memindahkan semua jawaban kedalam tabel data penelitian

3.8.4 Tabulating

Peneliti menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekwensi dalam

persentase sesuai dengan karakteristik masing-masing responden.

Rumus :

P =

Xn

×100%

Page 59: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Keterangan :

P : Persentase hasil

X : Jumlah jawaban yang benar

n : Jumlah seluruh pertanyaan

3.8.5 Analisa data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisa secara deskriptif untuk memproses

factor-faktor yang mempengaruhi akseptor dalam memilih kontrasepsi suntik

seperti usia, jumlah anak yang diinginkan, efek samping, riwayat haid, status

kesehatan dan kualitas hubungan seksual.

Data yang diolah secara deskritif dengan menggunakan table distribusi

frekwensi.

3.9 Alat ukur yang digunakan

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dikarenakan

lebih mudah dipahami oleh responden, karena responden hanya menyilang

jawaban dari pertanyaan yang peneliti ajukan dan jawaban sudah tersedia pada

lembar kuersioner. Data yang ditanyakan dalam kuesioner adalah data mengenai

usia akseptor, jumlah anak yang diinginkan, riwayat haid, efek samping

kontrasepsi yang digunakan dan kualitas hubungan suami istri.

3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.10.1 Lokasi Penelitian

Lokasi : Puskesmas Pembantu Desa Sumber Anyar Kecamatan Maesan

Page 60: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

3.10.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian : Februari 2007 s/d Mei 2007

3.11 Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh

bertentangan dangan etika. Tujuan harus etis dalam arti hak responden harus

dilindungi . pada penelitian ini peneliti menyerahkan kepada Kepala Puskesmas

dan Kepala Desa untuk mendapatkan persetujuan masalah etika meliputi

3.11.1 Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Lembar persetujuan menjadi responden diberikan sesaat sebelum

responden diberi kuesioner. Jika responden bersedia maka diminta tanda tangan

dilembar persetujuan, tetapi jika tidak bersedia, peneliti harus menghormati hak

responden

3.11.2 Tanpa nama

Nama-nama ibu yang bersedia menjadi responden tidak perlu dicantumkan

pada lembar pengumpulan data.

3.11.3 Kerahasian

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan oleh responden dijaga

kerahasianya oleh peneliti.

3.12 Jadwal Kegiatan Penelitian

Jadwal penelitian terlampir

Page 61: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian sesuai dengan rumusan

masalah dan tujuan penelitian yang ada pada bab pendahuluan. Secara jelas

paparan hasil penelitian ini disajikan mengenai hasil pengumpulan data dari

lembar kuesioner yang dilaksanakan di Puskesmas Pembantu Desa Sumber Anyar

Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso.

Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu data umum

(karakteristik) dan data khusus (Faktor Pasangan meliputi usia, jumlah anak yang

diinginkan, kualitas hubungan seksual, Faktor Kesehatan meliputi status

kesehatan dan riwayat haid. Faktor Metode Kontrasepsi adalah efek samping)

Data tersebut kemudian di analisa serta diolah sehingga dapat ditampilkan

dalam bentuk tabel distribusi frekwensi sebagai berikut :

4.1.1 Data Umum

1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden akseptor kontrasepsi suntik dilihat dari segi usia

dapat kita lihat dalam tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi Akseptor Kontrasepsi Suntik Berdasarkan Kelompok Usia di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Usia (tahun) Jumlah Persentase (%)1.2.3.4.5.

20 - 2526 – 3031 - 35

> 35<20

13271217

21,745201,611,7

Total 60 100

Page 62: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kelompok usia responden terbanyak

antara 26-30 tahun (45 %), sedangkan jumlah yang terkecil adalah pada kelompok

usia >35 tahun (1,6 %).

2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden akseptor kontrasepsi suntik dilihat dari segi

pendidikan dapat kita lihat dalam tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Distribusi Frekwensi Akseptor Kontrasepsi Suntik Berdasarkan Kelompok Pendidikan di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)1.2.3.4.5.

SDSLTPSLTA

PTLain-lain (Tidak sekolah)

3211647

53,318,3106,711,7

Total 60 100

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden di

Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar berpendidikan SD (53,3 %) dan yang

berpendidikan PT / Perguruan Tinggi sebesar (6,7 %)

3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden akseptor kontrasepsi suntik dilihat dari segi

pekerjaan dapat kita lihat dalam tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Distribusi Frekwensi Akseptor Kontrasepsi Suntik Berdasarkan Kelompok Pekerjaan di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)1.2.3.4.5.

SwastaPegawai Negri

TaniBuruh tani

Lain-lain (Tidak bekerja)

11421519

18,36,7358,331,7

Total 60 100

Page 63: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak pada

mata pencaharian tani (35 %) sedangkan jumlah responden terkecil adalah

bermata pencaharian pegawai negri (6,7 %).

4 Karakteristik Responden Berdasarkan usia saat Menikah

Karakteristik responden akseptor kontrasepsi suntik berdasarkan usia saat

menikah dapat kita lihat dalam tabel 4.4 :

Tabel 4.4 Distribusi Frekwensi Akseptor Kontrasepsi Suntik Berdasarkan Kelompok usia saat Menikah di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Usia (tahun) Jumlah Persentase (%)1.2.3.4.5.

20 - 2526 – 3031 - 35

> 35<20

3661116

60101,71,726,6

Total 60 100

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa usia saat menikah terbanyak pada

kelompok usia 20-25 tahun sedangkan pada usia 31-35 dan >35 tahun menempati

urutan terendah (1,7 %).

4.1.2 Data Khusus

Data khusus ini menyajikan faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor

untuk memilih kontrasepsi suntik yaitu Faktor Pasangan meliputi umur, jumlah

anak yang diinginkan, kualitas hubungan seksual, Faktor Kesehatan meliputi

status kesehatan dan riwayat haid. Faktor Metode Kontrasepsi adalah efek

samping

1 Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan Faktor Pasangan yaitu usia, jumlah anak yang

diinginkan dan kualitas hubungan intim (kualitas dan frekwensi)

Page 64: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

a. Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan usia

Data tentang usia responden akseptor kontrasepsi suntik dapat kita lihat

dalam tabel 4.5 :

Tabel 4.5 Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan umur di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)1.2.

< 35>35

591

98,31,7

Total 60 100

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa akseptor kontrasepsi suntik terbanyak

adalah pada kelompok usia <35 tahun (98,3 %) sedangkan yang berusia >35 tahun

hanya sebesar (1,7 %).

b. Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan jumlah anak yang diinginkan

Jumlah anak yang diinginkan oleh responden akseptor kontrasepsi suntik

dapat kita lihat dalam tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan jumlah anak yang diinginkan di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Banyaknya Jumlah Persentase (%)1.2.

1-2>2

4911

81,718,3

Total 60 100

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumlah anak yang diinginkan

responden terbanyak adalah berjumlah 1-2 anak (81,7 %) sedangkan yang

memilih untuk memiliki anak >2 sebesar (18,3 %).

Page 65: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

c. Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan frekwensi hubungan seksual

Banyaknya / frekwensi hubungan seksual responden akseptor kontrasepsi

suntik dalam 1 minggu dapat kita lihat dalam tabel 4.7 :

Tabel 4.7 Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan Frekwensi hubungan seksual dalam 1 minggu di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Banyaknya Jumlah Persentase (%)1.2.

<3 kali>3 kali

3822

63,336,7

Total 60 100

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa frekwensi hubungan seksual dalam 1

minggu terbanyak dilakukan <3 kali (63,3%) dan (36,7 %) responden melakukan

sebanyak >3 kali.

d Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan kepuasan dalam berhubungan intim

Kepuasan responden akseptor kontrasepsi suntik dalam berhubungan intim

dapat kita lihat dalam tabel 4.8 :

Tabel 4.8 Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan Kepuasan dalam berhubungan intim di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Kualitas Jumlah Persentase (%)1.2.34.5.

Sangat puasPuas

Cukup puasKurang puasTidak puas

1533273

25553,311,7

5Total 60 100

Page 66: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa kepuasan berhubungan intim setelah

menggunakan kontrasepsi suntik terbanyak yaitu pada tingkat puas (55 %) dan

cukup puas berada pada jumlah terendah yaitu (3,3 %)

2. Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan Faktor Kesehatan yaitu status kesehatan dan riwayat

haid

a. Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan status kesehatan

Status kesehatan responden kontrasepsi suntik dapat kita lihat dalam tabel

4.9 di bawah ini :

Tabel 4.9 Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan Status Kesehatan di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Banyaknya Jumlah Persentase (%)1.2.

AdaTidak ada

1050

16,683,4

Total 60 100

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar (83,4 %) akseptor

kontrasepsi suntik tidak ada yang memiliki penyakit yang merupakan indikasi dari

KB suntik dan yang memiliki penyakit yang merupakan indikasi KB suntik

sebanyak (16,6 %).

b. Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan riwayat haid

Riwayat haid responden akseptor kontrasepsi suntik dapat kita lihat dalam

tabel 4.10 :

Page 67: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Tabel 4.10 Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan Riwayat Haid di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Banyaknya Jumlah Persentase (%)1.2.

AdaTidak ada

2139

3565

Total 60 100

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa akseptor kontrasepsi suntik yang

tidak memiliki keluhan pada saat haid sebanyak (65 %) dan yang memiliki

keluhan saat haid sebanyak (35 %).

3. Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan Faktor Metode Kontrasepsi yaitu efek samping

a. Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan efek samping

Efek samping yang dirasakan responden akseptor kontrasepsi suntik dapat

kita lihat dalam tabel 4.11 :

Tabel 4.11 Distribusi Frekwensi Faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik berdasarkan Efek Samping di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar pada bulan Mei 2007

No Banyaknya Jumlah Persentase (%)1.2.

AdaTidak ada

3129

51,648,4

Total 60 100

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa akseptor yang mengalami efek

samping setelah menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak (51,6 %) dan yang

tidak mengalami efek samping setelah menggunakan KB suntik sebanyak (48,4

%).

Page 68: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

4.2 Pembahasan

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dijelaskan dalam bab satu,

maka pembahasan ini akan diuraikan tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi

akseptor untuk memilih kontrasepsi suntik, yang meliputi umur, jumlah anak yang

diinginkan, efek samping, riwayat haid, status kesehatan, kualitas hubungan

seksual.

4.2.1 Faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan Faktor Pasangan yang terdiri dari umur, jumlah

anak yang diinginkan dan kualitas hubungan seksual

1. Faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan umur

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil penelitian sebagian besar

responden kontrasepsi suntik usianya <35 tahun. Sedangkan untuk akseptor yang

berusia >35 tahun jauh lebih sedikit. Usia <35 tahun adalah masa-masa paling

baik untuk wanita bereproduksi. Dalam bukunya Curtis mengatakan usia

mempengaruhi fertilitas (kesuburan), fertilitas mulai menurun saat wanita berusia

20 tahun. Dan menurun dengan cepat setelah anda berusia 35 tahun. Pasangan

yang lebih tua dari 35 tahun membutuhkan waktu dua kali lipat dari pasangan

yang lebih muda. (Curtis, Glade B, 2000). Oleh karena itu responden banyak yang

memilih KB suntik sebagai kontrasepsinya. Disamping harganya masih bisa

dijangkau, suami juga mendukung mereka menggunakan kontrasepsi suntik. Ini

terbukti dari jawaban responden terbanyak yang mengatakan jika mereka akan

memilih kontrasepsi terlebih dahulu berkonsultasi pada suaminya.

Page 69: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Hal tersebut sesuai dengan teori dari hasil penelitian yang terdahulu yaitu

usia para peserta kontrasepsi suntik dan pil dianjurkan pada usia <35 tahun karena

pada usia tersebut sudah mulai timbul berbagai faktor seperti tekanan darah tinggi,

kencing manis (DM). (Nurul chotimah, 2005)

Bila dilihat dari segi keuntungan yang diungkapkan oleh Saifuddin

menyatakan bahwa keuntungan dari kontrasepsi suntik progestin adalah meskipun

lebih baik digunakan oleh wanita yang berusia <35 tahun tetapi dapat juga

digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause. Dan untuk

suntikan kombinasi juga menyebutkan yang tidak boleh menggunakan suntikan

kombinasi adalah usia >35 tahun yang merokok, sedangkan yang usianya >35

tahun dan tidak merokok diperbolehkan mengikuti suntikan kombinasi.

(Saifudddin, 2003)

2. Faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan jumlah anak yang diinginkan

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden lebih

memilih memiliki anak 1-2 orang saja. Oleh karena itu mereka memilih

kontrasepsi suntik. Karena menurut mereka kontrasepsi suntik cara pemberiannya

aman, efektif dan relatif mudah. Disamping itu kontrasepsi suntik juga tepat

digunakan oleh responden yang mempunyai tujuan ingin mengatur jarak

kehamilan. Pada usia <35 tahun adalah saat yang tepat dimana wanita

menggunakan kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan, karena pada usia

tersebut alat-alat reproduksi masih berfungsi cukup baik untuk bereproduksi. Dari

hasil penelitian tujuan responden kontrasepsi suntik terbanyak adalah untuk

Page 70: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

mengatur jarak kehamilan. Ini sesuai dengan teori pengertian kontrasepsi yaitu

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun

menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,

menggunakan obat/alat, atau dengan operasi. Pemilihan jenis kontrasepsi

didasarkan pada tujuan penggunaan kontrasepsi yaitu: menunda kehamilan,

menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kesuburan. (Mansjoer, Arif, 1999)

Dari penelitian yang terdahulu justru menyimpulkan jumlah anak tidak

berpengaruh terhadap pemilihan dan penggunaan kontrasepsi hormonal (Nurul

chotimah, 2005) hal ini bertentangan dengan teori yang mengatakan jumlah anak

dapat mempengaruhi ibu dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan

(Widyaningrum, 1999)

3. Faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasrkan kualitas hubungan seksual

a) Kualitas hubungan seksual dilihat dari frekwensi hubungan intim

dalam 1 minggu

Berdasarkan tabel 4.7 Setelah menggunakan kontrasepsi suntik responden

sebagian besar melakukan hubungan seksual <3 kali dan sebelum mereka

menggunakan kontrasepsi suntik frekwensi hubungan intim dalam 1 minggu

justru >3 kali. Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari kontrasepsi suntik yang efek

sampingnya adalah terjadinya penurunan dorongan seksual (libido), hal ini

disebabkan karena efek dari progesteron terutama yang berisi 19-norsteroid

menyebabkan keadaan vagina kering. Namun demikian faktor psikis juga

berpengaruh dalam hal ini. Sebetulnya libido itu meningkat atau menurun sangat

Page 71: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

subyektif sifatnya, oleh karena itu gejala ini harus diawasi dengan cermat dan

seksama untuk memastikan bahwa akseptor telah mengalami penurunan /

peningkatan libido.

Dalam sebuah buku dikatakan semua organ tubuh wanita yang berada

dibawah pengaruh hormon seks tentu dengan sendirinya akan dipengaruhi oleh

kontrasepsi hormonal. Pada organ-organ tersebut akan terjadi perubahan-

perubahan tertentu, yang terjadinya sangat tergantung pada dosis, jenis hormon,

dan lama penggunaannya. Organ-organ tubuh yang paling banyak mendapat

pengaruh kontrasepsi hormonal adalah endometrium, miometrium, serviks dan

payudara. (Baziad, Ali, 2002)

Dalam bukunya Saifuddin mengatakan bahwa keuntungan kontrasepsi

suntik adalah tidak berpengaruh pada hubungan suami istri (Saifuddin, Abdul

Bari, 2003). Teori tersebut mengungkapkan bahwa kontrasepsi suntik tidak

berpengaruh pada hubungan suami istri dilihat dari segi kenyamanan hubungan,

tetapi berpengaruh terhadap hubungan suami istri dari segi libido (dorongan

seksual). Karena itulah akseptor kontrasepsi suntik sebagian ada yang meningkat

libidonya dan sebagian orang ada yang libidonya menurun.

b) Kualitas hubungan seksual dilihat dari kepuasan dalam berhubungan

intim

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mengatakan bahwa kualitas hubungan intimnya dengan suami berada pada tingkat

puas. Hal ini tidak jauh berbeda pada saat mereka belum menggunakan

kontrasepsi suntik, sebagian responden juga mengatakan kualitas hubungan intim

Page 72: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

mereka sebelum menggunakan kontrasepsi suntik berada pada tingkat puas. Bila

dilihat dari frekwensi hubungan intim akseptor setelah mereka menggunakan

kontrasepsi suntik justru <3 kali sedangkan sebelum mereka menggunakan

kontrasepsi suntik frekwensi hubungan intim mereka dalam 1 minggu justru >3

kali. Mereka menganggap banyaknya frekwensi hubungan intim dalam 1 minggu

tidak berpengaruh pada kepuasan saat berhubungan. Meskipun frekwensi

berhubungan intim responden kebanyakan berkurang setelah menggunakan

kontrasepsi suntik, tetapi kualitasnya tetap sama seperti sebelum mereka

mengikuti kontrasepsi suntik, yaitu pada tingkat puas. Hal ini sesuai dengan teori

yang mengatakan keuntungan kontrasepsi suntik adalah tidak berpengaruh pada

hubungan suami istri (Saifuddin, Abdul Bari, 2003).

4.2.2 Faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan Faktor Kesehatan yang terdiri dari status

kesehatan dan riwayat haid

1. Faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan status kesehatan

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa hampir semua responden status

kesehatannya baik. Mereka memilih menggunakan kontrasepsi suntik bukan

karena mereka memiliki penyakit yang merupakan indikasi dari KB suntik. Tetapi

memang karena mereka merasa cocok menggunakan kontrasepsi suntik dan

karena faktor-faktor yang lain selain status kesehatan. Tetapi ada juga akseptor

kontrasepsi suntik yang memiliki penyakit seperti tekanan darah tinggi,

tuberkolosis, tekanan darah rendah dan kencing manis. Responden mengatakan

Page 73: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

mereka tetap menggunakan kontrasepsi suntik karena sudah mendapat

pemeriksaan dari petugas kesehatan bahwa mereka dapat tetap menggunakan

kontrasepsi suntik. Karena calon akseptor tidak dilakukan pemeriksaan secara

khusus, hanya dilakukan anamnesa dan pemeriksaan tekanan darah saja sehingga

tidak diketahui apakah klien benar-benar menderita penyakit tersebut. Yang

merupakan kontraindikasi dari kontrasepsi suntik.

Mereka tetap dapat menggunakan kontrasepsi suntik sesuai dengan saran

dari petugas kesehatan karena sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa

keuntungan dari kontrasepsi suntik progestin adalah bisa digunakan pada wanita

dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan

darah atau anemia bulan sabit, menggunakan obat untuk epilepsi( fenitoin dan

barbiturate) atau obat tuberkolosis( rifampisin) tapi tidak boleh digunakan oleh

wanita dengan diabetes mellitus disertai komplikasi (Saifuddin, 2003). Tetapi

tidak sesuai dengan kontraindikasi suntikan kombinasi yaitu yang tidak boleh

menggunakan suntikan kombinasi adalah wanita dengan riwayat penyakit jantung,

stoke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg), riwayat kelainan

tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun. Apabila klien sedang

menggunakan obat-obatan tuberkolosis atau epilepsi, obat-obatan tersebut dapat

mengganggu efektifitas kontrasepsi yang sedang digunakan (Saifuddin, 2003).

2. Faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan riwayat haid

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

tidak ada masalah / keluhan dengan riwayat haidnya. Responden kebanyakan

Page 74: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

memilih kontrasepsi suntik tidak ada masalah dengan riwayat haidnya. Tetapi ada

juga sebagian kecil responden yang ada keluhan dengan riwayat haidnya seperti

(nyeri haid hebat, haid tidak teratur, jumlahnya kadang sedikit kadang banyak)

tetapi mereka justru tetap memilih menggunakan kontrasepsi suntik. Padahal

mereka sendiri tahu salah satu efek samping dari kontrasepsi suntik adalah siklus

haid menjadi tidak teratur. Untuk yang memiliki riwayat haid (nyeri haid) ataupun

untuk mereka yang ingin siklus hainya teratur / tidak tergangggu mereka tetap

memilih menggunakan kontrasepsi suntik. Karena kontrasepsi suntik

keuntungannya adalah mengurangi nyeri saat haid dan tetap mengalami

menstruasi setiap bulannya walaupun kadang hanya sedikit, terutama suntikan

kombinasi.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa keuntungan kontrasepsi suntik

kombinasi adalah mengurangi jumlah pendarahan, mengurangi nyeri saat haid,

dan mencegah anemia (Saifuddin, Abdul Bari, 2003)

Dalam bukunya Ali mengatakan pemberian kontrasepsi hormonal dapat

menyebabkan perubahan terhadap sekresi steroid seks dari ovarium sehingga

keluhan-keluhan yang timbul sebelum atau selama haid seperti nyeri haid

(dismenorea), sindroma prememenstrual (PMS) dan mastodini (nyeri payudara)

dapat diobati dengan pemberian kontrasepsi hormonal.(Baziad, Ali, 2002)

Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa yang boleh

menggunakan kontrasepsi suntikan adalah wanita yang mengalami anemia, nyeri

haid hebat, dan haid yang teratur. Justru setelah menggunakan kontrasepsi suntik

pola / riwayat haid akan berubah. Ini sesuai dengan teori yang mengatakan

kerugian dari kontrasepsi suntik adalah terjadi perubahan pada pola haid seperti

Page 75: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

haid tidak teratur, perdarahan bercak/spotting atau perdarahan sela sampai 10 hari.

(Saifuddin, 2003)

4.2.3 Faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan Faktor Metode Kontrasepsi yaitu efek samping

1. Faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

suntik berdasarkan efek samping

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mengalami efek samping setelah mengikuti kontrasepsi suntik. Tapi mereka

mengatakan tetap akan menggunakan kontrasepsi suntik walaupun harus

mengalami efek samping, ini dikarenakan menurut mereka efek samping yang

mereka alami dari penggunaan kontrasepsi suntik tidak terlalu berat. Bahkan ada

sebagian responden yang menganggap efek samping kenaikan berat badan adalah

tanda bahwa seseorang itu cocok menggunakan kontrasepsi suntik. Karena

sebagian orang memilih menggunakan kontrasepsi suntik justru karena mereka

ingin gemuk. Penambahan berat badan ini bersifat sementara sementara dan

individu (tidak terjadi pada semua pemakai suntikan, tergantung reaksi tubuh

wanita itu terhadap metabolisme progesteron). Sebagian klien malah menganggap

hal ini sebagai keuntungan (Dinkes, 1999).

Menurut jawaban dari responden, efek samping terbanyak yang dialami

responden adalah kenaikan berat badan dan haid yang tidak teratur. Kenyataan

diatas sesuai dengan teori yang mengatakan salah satu kerugian dari KB suntik

adalah permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering. Penyebab

dari perubahan berat badan tersebut belum terlalu jelas. Terjadinya kenaikan berat

Page 76: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

badan kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah

perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit

bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan

bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat

menyebabkan berat badan bertambah(Dinkes, 1999).

Efek samping lainnya yang sering terjadi adalah gangguan siklus haid

(haid yang tidak teratur). Penyebabnya adalah karena adanya ketidakseimbangan

hormon sehingga endometrium mengalami perubahan histologi. Keadaan amenore

disebabkan atropi endometrium. Tetapi efek samping kenaikan berat badan dan

gangguan siklus haid tersebut masih normal atau tidak perlu dikhawatirkan bila

kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahunnya antara 2,3 – 2,9 (menurut

hasil penelitian depo provera) dan berat badan berkurang setiap tahunnya rata-rata

1,6 – 1,9 kg (menurut hasil penelitian depo provera). Sedangkan untuk gangguan

siklus haid, amenore (tidak haid) bukan suatu yang abnormal dan biasa terjadi

pada kontrasepsi suntikan pada 2-3 bulan pertama. (Dinkes, 1999).

Kenyataan diatas sesuai dengan teori bahwa kerugian dari kontrasepsi

suntik suntik adalah terjadi perubahan pada pola haid seperti tidak teratur,

perdarahan bercak/spotting atau perdarahan sela sampai 10 hari dan keluhan akan

hilang setelah suntikan kedua atau ketiga. (Saifuddin, Abdul Bari, 2003)

Kenyataan diatas tidak sesuai dengan teori yang mengatakan timbulnya

berbagai jenis efek samping merupakan alasan yang dipakai oleh kebanyakan

wanita untuk menghentikan penggunaan kontrasepsi hormonal. (Baziad, Ali,

2002)

Page 77: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti masih jauh dari sempurna dilihat

dari pemilihan desain penelitian adalah deskriptif yang digunakan untuk

memperoleh gambaran faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk

memilih kontrasepsi suntik. Sampel yang digunakan juga masih perlu diperbanyak

sehingga generalisasinya dapat diperluas, disamping itu instrumen penelitian yang

berupa kuesioner tidak diujikan.

Page 78: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 60 responden di

Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar Kecamatan Maesan Kabupaten

Bondowoso dapat disimpulkan bahwa :

5.1.1 Faktor Pasangan

1. Usia responden akseptor kontrasepsi suntik terbanyak yaitu pada

kelompok usia < 35 tahun.

2. Jumlah anak yang diinginkan oleh responden dan suaminya terbanyak

adalah 1-2 anak.

3. - Frekwensi hubungan seksual responden dalam 1 minggu setelah

meggunakan kontasepsi suntik terbanyak yaitu pada frekwensi <3 kali.

- Kualitas hubungan intim akseptor setelah menggunakan kontrasepsi

suntik terbanyak adalah pada tingkat puas.

5.1.2 Faktor Kesehatan

1. Sebagian besar responden status kesehatannya tidak ada yang memiliki

penyakit yang merupakan indikasi KB suntik.

2. Responden akseptor kontrasepsi suntik terbanyak tidak memiliki keluhan

dengan riwayat haidnya.

5.1.3 Faktor Metode Kontrasepsi

1. Responden yang mengalami efek samping setelah mengikuti KB suntik

lebih banyak dari pada yang tidak mengalami efek samping.

Page 79: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Akademi Kebidanan Widyagama

Husada – Malang

Institusi pendidikan sebagai tempat dalam menempuh ilmu pendidikan,

diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk

tambahan materi dalam mata kuliah pelayanan KB yang berjumlah 3 SKS

yang diberikan pada kuliah semester 4 khususnya mengenai KB suntik.

5.2.2 Bagi Puskesmas Pembantu

Bagi petugas kesehatan hendaknya memberikan penyuluhan, KIE, leaflet

atau brosur tentang kontrasepsi khususnya suntik saat posyandu di dusun

krajan yang tepatnya pada hari rabu minggu pertama. Penyuluhan

disampaikan oleh petugas kesehatan dan sasarannya adalah ibu-ibu yang

baru melahirkan maupun yang telah memiliki anak balita. Materinya

adalah tentang kontrasepsi juga menekankan kepada calon akseptor

maupun akseptor bahwa semua kontrasepsi memiliki keuntungan dan

kerugian masing-masing selain itu untuk menjadi akseptor harus

mengetahui apa saja yang menjadi indikasi, kontra indikasi dan efek

samping dari KB yang dipilihnya. Sehingga dikemudian hari tidak ada

rasa penyesalan karena mereka benar-benar mantap dengan KB

pilihannya.

5.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut yaitu tentang

faktor-faktor yang melatarbelakangi akseptor untuk memilih kontrasepsi

Page 80: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

suntik sehingga untuk penelitian selanjutnya penelitian ini bisa lebih

disempurnakan lagi.

1.2.4 Bagi masyarakat

Pemerintah hendaknya menginformasikan tentang Keluarga Berencana

khususnya KB suntik kepada masyarakat melalui media massa seperti

koran, majalah, televisi ataupun radio sehingga masyarakat dapat

memahami semua hal tentang kontrasepsi baik macam-macam

kontrasepsi, keuntungan, kerugian, indikasi, kontra indikasi, efek samping

dan cara kerja dari kontrasepsi tersebut. Selain itu dapat juga

diinformasikan untuk tempat-tempat pelayanan KB yang bisa mereka

datangi seperti PUSTU (puskesmas pembantu), puskesmas, klinik KB,

polindes, atau masyarakat juga bisa mendapatkan kontrasepsi di apotik.

Sehingga diharapkan masyarakat dapat membantu program pemerintah

dalam bidang Keluarga Berencana yang tujuannya mengendalikan

pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang saat ini semakin tak

terkendali.

1.2.5 Bagi akseptor / Calon akseptor

Untuk akseptor atau calon akseptor seperti ibu hamil yang usia

kehamilannya sudah trimester 3, ibu yang baru habis melahirkan dan bagi

calon pengantin yang masih ingin menunda kehamilan hendaknya lebih

mencari informasi tentang berbagai macam kontrasepsi. Perlu diketahui

segala hal tentang kontrasepsi yang cocok untuknya. Dan syarat-syarat apa

saja yang harus dipenuhi untuk mengikuti suatu metode kontrasepsi.

Sehingga dikemudian hari tidak akan ada penyesalan dan kegagalan.

Page 81: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran, 2006, Kontrasepsi Oral KB Paling Efektif, diakses tanggal 20 Pebruari 2007 dari www. Replubika. Co.id/suplemen/cetak.detail

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian Suatu pendekatan praktek. Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Baziad, Ali. (2002). Kontrasepsi Hormonal. Jakarta, YBP-SP.

Chotimah, Nurul. (2005). Pengaruh faktor predisposisi pasangan usia subur terhadap pemilihan kontrasepsi hormonal. Malang, AKBID Widyagama Malang

Dinkes. (1999). Pedoman Penanggulanhan Efek Samping Atau Komplikasi Kontrasepsi. Jakarta, Dinkes

Effendi, N. (1998). Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, EGC

Hartanto, Hanafi. (2002). Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.

Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta, EGC.

Mansjoer, Arif. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius.

Notoatmodjo, S. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta, PT. Rineka Cipta

Nursalam dan Pariani, S. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Surabaya, Universitas Airlangga.

Notoatmodjo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, PT. Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, PT. Rineka Cipta

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta, Salemba Medika.

Page 82: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Prawirohardjo, S. (1999). Ilmu Kandungan. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka

Saifuddin, Abdul Bari. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Suliha, U. (2001). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta, EGC.

Susilawati. (2005). Kontrasepsi tidak Tepat, Sebabkan infertilitas. diakses tanggal 10 Juli 2007 dari www. Pikiran rakyat. Co. Id

Widyaningrum, A.(1999). Kualitas pelayanan kelarga berencana dalam perspektif klien. Yogyakarta, Gajahmada Universitas Press

Page 83: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

KUESIONER

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR UNTUK

MEMILIH KONTRASEPSI SUNTIK

DI PUSKESMAS PEMBANTU DESA SUMBER ANYAR KEC. MAESAN

No. Responden :

Alamat :

Tanggal Pengisian :

1. Karakteristik Responden

1. Berapa usia ibu saat ini ?

a. 20 - 25 thn d. <35 thn

b. 26 - 30 thn e. Lain-lain………

c. 31 – 35 thn

2. Pendidikan ibu terakhir ?

a. SD d. PT

b. SLTP e. Lain-lain………

c. SLTA

3. Apa pekerjaan ibu saat ini?

a. Swasta d. Buruh tani

b. Pegawai negri e. Lain-lain………

c. Tani

4.Berapa usia ibu saat pertama kali menikah ?

Petunjuk Pengisian :1. Bacalah setiap pertanyaan yang tersedia dengan seksama2. Pilih salah satu jawaban yang benar menurut ibu3. Berikan tanda silang ( X ) pada huruf : a, b,c,d atau e sesuai

dengan pilihan jawaban ibu,jika tidak ada dalam pilihan maka silahkan mengisi di pilihan e (lain-lain)

4. Jawaban tidak boleh lebih dari satu

Page 84: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

a. 20 - 25 thn d. <35 thn

b. 26 - 30 thn e. Lain-lain………

c. 31 – 35 thn

2. Faktor-faktor pemilihan kontrasepsi

a. Faktor Pasangan

5. Berapa jumlah anak yang diinginkan ibu dan suami ?

a. 1 d. >3

b. 2 e. Lain-lain……….

c. 3

6. Sebelum menggunakan kontrasepsi suntik efek samping apa yang pernah

ibu alami dengan kontrasepsi lain

a. Tidak ada d. Kenaikan berat badan

b. Infeksi e. Lain-lain………

c. Haid yang tidak teratur

7. Sebelum ibu meggunakan KB suntik apakah ibu pernah mengalami

kegagalan dengan KB yang lain ?

a. Tidak pernah

b. Pernah, sebutkan ……..

8. Dalam memilih KB ibu berkonsultasi atau meminta saran pada siapa ?

a. Suami d. Bidan

b. Keluarga e. Lain-lain………...

c. Tetangga

9. Apa yang suami ibu harapkan dari KB yang ibu gunakan ?

a. Tidak mengganggu hubungan seksual d. Suami tidak alergi

b. Tidak membuat gemuk e. Lain-lain………..

c. Tidak mahal

10. Apakah suami ibu fanatik terhadap suatu jenis KB tertentu ?

a. Iya

b. Tidak

b. Faktor Kesehatan

11. Saat ini apakah ibu sedang menderita suatu penyakit, seperti dibawah ini ?

Page 85: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Tekanan darah tinggi, TBC, Tekanan darah rendah dan Kencing manis

a. Pernah

b. Tidak pernah

12. Apakah dalam riwayat haid ibu memiliki keluhan (seperti nyeri haid hebat,

haid tidak teratur, jumlahnya kadang banyak kadang sedikit) sehingga ibu

memilih untuk menggunakan KB suntik ?

a. Iya

b. Tidak

13. Apakah di dalam keluarga ibu ada yang menggunakan KB suntik ?

a. Ada

b. Tidak ada

c. Faktor Metode Kontrasepsi

14. Apakah tujuan ibu mengikuti program KB ?

a. Ingin menunda kehamilan d. Tidak tau

b. Ingin mengatur jarak kehamilan e Lain-lain………….

c. Tidak ingin hamil lagi

15. Efek samping apa yang pernah dirasakan ibu selama menggunakan KB

suntik ?

a. Tidak pernah d. Haid yang tidak teratur

b. Mual e. Lain-lain…………..

c. Penambahan berat badan

16. Menurut ibu KB yang paling murah itu apa ?

a. KB pil d. KB implan (susuk)

b. KB suntik e. Lain-lain…………..

c. KB IUD (spiral)

17. Apakah menurut ibu KB suntik itu murah atau masih bisa dijangkau ?

a. Iya

b. Tidak

18. Bagaimana kualitas hubungan intim ibu dan suami sebelum menggunakan

kontrasepsi suntik ?

a. Sangat puas d. Sangat tidak puas

b. Puas e. Lain-lain……….

Page 86: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

c. Kurang puas

19. Bagaimana kualitas hubungan intim ibu dan suami sesudah menggunakan

kontrasepsi suntik ?

a. Sangat puas d. Sangat tidak puas

b. Puas e. Lain-lain……….

c. Kurang puas

20. Sebelum ibu menggunakan kontrasepsi suntik berapa frekwensi hubungan

intim ( banyaknya berhubungan intim) dalam satu minggu ?

a. <3 kali

b. >3 kali

21. Setelah ibu menggunakan kontrasepsi suntik berapa frekwensi hubungan

intim ( banyaknya berhubungan intim) dalam satu minggu ?

a. <3 kali

b. >3 kali

Page 87: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Malang, April 2007

Kepada :

Yth : Saudari

Di tempat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini memberikan ijin tempat penelitian

di Desa Sumber Anyar Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso Kepada :

Nama : Rina Jayanti

NIM : 0403.32

Status : Mahasiswa Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang

Dengan judul penelitian : Kajian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Akseptor Memilih Kontrasepsi Suntik di Puskesmas Pembantu Desa Sumber

Anyar Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso.

Demikian surat pemberian ijin ini saya buat untuk digunakan sebagaimana

mestinya.

Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar

(Ny. Marsini)

Page 88: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

(Informed Consent)

Yang bertanda-tangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian, maka saya,

Bersedia / Tidak Bersedia

Untuk berperan serta sebagai responden.

Apabila sesuatu hal yang merugikan diri saya akibat penelitian ini, maka saya

akan bertanggung jawab atas pilihan saya sendiri dan tidak akan menuntut di

kemudian hari.

Malang,

Yang menyatakan,

(Tanda Tangan)

Keterangan :

*coret yang tidak dipilih

Page 89: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

Pengantar Informed Consent

Perkenalkan Saya

Nama : Rina Jayanti

Status : Mahasiswa Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang

Tujuan : Ingin mengadakan penelitian dengan judul : “Kajian Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor Memilih Kontrasepsi

Suntik”.

Apabila ibu tidak keberatan, mohon mengisi lembar pernyataan Informed Consent

(terlampir). Adapun identitas dan hasil isian kuesioner ibu akan kami jaga

kerahasiaannya.

Peneliti,

Rina Jayanti

Nim. 0403. 32

Page 90: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas

STUDI PENDAHULUAN

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir bagi mahasiswa Akademi Kebidanan

Widyagama Husada Malang, maka dilakukan penelitian yang dalam hal ini saya

adakan di Puskesmas Pembantu Ds. Sumber Anyar Kecamatan Maesan Kab.

Bondowoso.Untuk itu saya mohon bantuan pada ibu-ibu untuk menjawab

pertanyaan yang akan saya tanyakan langsung pada ibu. Atas bantuannya saya

ucapkan terima kasih.

1. Apakah ibu mengikuti KB suntik ?

2. Apakah sebelumnya ibu pernah menggunakan jenis KB yang lain ?

jika pernah KB apa?

3. Sudah berapa lama ibu mengikuti KB suntik ?

4. Mengapa ibu memilih untuk mengikuti KB suntik ?

5. Apakah suami ibu mendukung ibu menggunakan KB suntik ?

6. Apakah ibu pernah mengalami efek samping dari KB suntik ? jika

ada sebutkan !

7. Darimana ibu memperoleh informasi tentang KB suntik ?

8. Apakah ibu merasa mantap telah memilih KB suntik ?

Page 91: Kajian Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Akseptor Untuk Memilih Kontrasepsi Suntik Di Puskesmas