KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP …/Kajian...faktor tersebut adalah : faktor lokasi,...

62
KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KONSUMEN SAAT MEMILIH RUSUNAWA DI WILAYAH SUKOHARJO (Studi Kasus Di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo) (SKRIPSI) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana dalam Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : DWI HARPITASARI NIM. I1107519 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP …/Kajian...faktor tersebut adalah : faktor lokasi,...

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

KONSUMEN SAAT MEMILIH RUSUNAWA DI WILAYAH SUKOHARJO

(Studi Kasus Di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo)

(SKRIPSI)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat

Sarjana dalam Teknik Sipil pada Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

DWI HARPITASARI

NIM. I1107519

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ABSTRAK DWI HARPITASARI, 2009 : Kajian Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Konsumen Saat Memilih Rusunawa Di Wilayah Sukoharjo (Studi Kasus Di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo), Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tingkat perkembangan Kabupaten Sukoharjo mengalami akselerasi yang cukup signifikan. Perkembangan tersebut diikuti dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah dibangunnya Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang mempunyai kemampuan menampung warga dalam jumlah besar namun hanya memanfaatkan lahan yang relatife kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi prioritas utama dan yang berpengaruh yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rusunawa yang berada di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo. Adapun faktor-faktor tersebut adalah : faktor lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur bangunan dan harga sewa.

Untuk pengolahan datanya menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 15.00 (Statistical Product and Service Solution). Teknik analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, uji t, uji F, uji dominasi dan uji koefisien determinasi. Dari hasil analisis ini diketahui bahwa dalam uji t kelima variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan sedangkan melalui uji F memiliki pengaruh yang signifikan. Variabel bebas yang mempunyai pengaruh paling utama dibandingkan dengan variabel bebas lainnya terhadap variabel terikat secara bersama-sama (simultan) adalah variabel harga sewa dengan nilai Beta sebesar 0,337. Artinya faktor harga sewa mempunyai pengaruh paling dominan dibanding dengan faktor lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan dan strukur bangunan terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo. Kata kunci : Keputusan, Sukoharjo, menyewa, penyewa, rusunawa, variabel.

ABSTRACT

DWI HARPITASARI, 2009: A Study on Factors Affecting the Consumers in Choosing Rusunawa in Sukoharjo Area (A Case Study on Kelurahan Joho Regency Sukoharjo), Thesis of Civil Engineering Department of Engineering Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. The Regency Sukoharjo’s development level accelerates significantly. Such development is followed by the increased number of populations. Therefore, the government of Regency Sukoharjo attempts to meet the people’s needs, one of which by building Rented Simple Stacked Houses (Rusunawa) having capability of accommodating a large number of people with only relatively little area. The objective of research is: to find out what factors becoming the main priority and affecting the consumer’s consideration in choosing rusunawa locating in Kelurahan Joho Regency Sukoharjo. Those factors include: location, facility, environmental condition, building structure and rental cost. The data processing was done using SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 15.00 computer program. Technique of analyzing data employed was validity and reliability tests, multiple linear regression and correlation analyses, t-, F-, domination and determination coefficient tests. From the result of analysis, it can be found that in the t-test, the five independent variables do not have partial significant effect but has simultaneous significant effect. The independent variable with the highest effect compared with other independent variables on the dependent variable simultaneously is rental cost variable with Beta value of 0,337. It means that the rental cost factor has the most dominant effect compared with location, facility, environmental condition and building structure factors on the tenant’s decision in renting the Rusunawa Joho Sukoharjo. Keywords: Decision, Sukoharjo, renting, tenant, rusunawa, variable.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat perkembangan Kabupaten Sukoharjo mengalami akselerasi yang cukup

signifikan. Perkembangan tersebut diikuti dengan pertambahan penduduk yang semakin

meningkat. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berusaha untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat yang meliputi sandang, pangan, dan papan dengan tujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini dilakukan

sebagai salah satu wujud nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Sukoharjo terhadap

masyarakat di Kabupaten tersebut. Wujud riil dari komitmen tersebut adalah dengan

dibangunnya Rumah Susun Sederhana Sewa (rusunawa) yang mempunyai kemampuan

menampung warga dalam jumlah besar namun hanya memanfaatkan lahan yang relatif

sedikit.

Visi pembangunan perumahan dan pemukiman menekankan “papan” sebagai kebutuhan

dasar. Penekanan ini mengandung arti bahwa setiap orang atau keluarga Indonesia berhak

menempati rumah yang layak dan terjangkau di dalam lingkungan pemukiman yang

sehat, aman, dan berkelanjutan guna mewujudkan masyarakat yang berjati diri, mandiri

dan produktif. Sedangkan dalam mengemban misi penyelenggaraan perumahan,

kemampuan pemerintah sangat terbatas, disamping itu iklim pembangunan perumahan

saat ini belum cukup mendukung percepatan pemenuhannya. Oleh sebab itu, perlu

menggali sumberdaya dan potensi masyarakat dalam penyelenggaraan perumahan bagi

rakyat Indonesia.

Gagasan pembangunan perumahan sederhana seperti rumah susun sederhana, belum

banyak diminati masyarakat secara umum. Kondisi ekonomi dan sosial di Indonesia

belum memungkinkan untuk meningkatkan laju pembangunan perumahan, khususnya

rumah susun. Selain itu, budaya hidup secara horizontal masih kuat, mengakibatkan

masih banyak penduduk yang enggan menempati rumah susun karena dianggap tidak

sesuai dengan pola dan disiplin hidup mereka. Upaya – upaya dilakukan agar sebagian

rakyat Indonesia dapat menempati rumah yang layak dan terjangkau, diantaranya melalui

pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).

Terkait dengan uraian itu PT. Istaka Karya sebagai salah satu pengembang (developer)

ikut berpartisipasi dalam menangani permasalahan tersebut dengan mengembangkan

rusunawa di kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo. Pembangunan rusunawa merupakan

masalah yang mengaitkan banyak faktor. Setiap rusunawa didaerah tertentu pasti

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Penelitian ini juga berdampak terhadap para

developer untuk mengetahui keinginan yang menjadi prioritas konsumen (masyarakat)

dalam memilih rusunawa, sehingga developer mampu menentukan target (sasaran) yang

nyata saat penjualan rusunawa sehingga modal investasi dapat berjalan dengan baik dan

lancar.

Untuk desainnya sendiri diperlukan desain yang inovatif perencanaan dan perancangan

rusunawa yang relevan dengan kondisi aktual Indonesia khususnya didaerah yang akan di

bangun rusunawa tersebut. Desain rumah susun yang dimaksud bukan hanya harus

memenuhi kriteria maupun persyaratan secara teknis sesuai dengan standart fungsional

namun juga harus sesuai dengan standart struktur dan konstruksi bangunan,

mencerminkan khasanah arsitektur yang berkembang di Indonesia, secara penataan

bangunan diatur secara benar (sesuai peraturan) dan ramah lingkungan, dan secara

pengaturan ruang efektif dan efisien. Selain itu desain rumah susun ini secara sosial

budaya dapat diterima oleh masyarakat Indonesia, secara ekonomis atau finansial layak

bangun dan mampu dimanfaatkan atau terjangkau oleh kelompok sasaranya.

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo terdiri dari 6 blok yaitu blok A, blok B, blok C,

blok D, blok E dan blok F. Dalam hal ini, peneliti mengambil 2 blok yaitu blok A dan

blok B karena 4 blok yang lain baru selesai pembangunan. Rusunawa tersebut

mempunyai 4 tingkat dengan 3 lantai yang masing-masing lantai berkapasitas 16 unit

kamar. Dengan demikian jumlah seluruhnya ada 48 unit kamar. Untuk lantai dasar

digunakan sebagai kantor pengelola dan fasilitas lainnya. Setiap unit kamar di Rusunawa

Joho setipe rumah tipe 21, masing-masing mempunyai daya listrik 900 watt. Di setiap

lantai harga sewanya berbeda-beda. Lantai 1 harga sewanya Rp 90.000,00 per unit kamar

per bulan. Selanjutnya setiap lantai selisihnya Rp10.000,00, makin ke atas makin murah

sehingga lantai 3 paling atas harga sewanya Rp 70.000,00 per unit kamar per bulan.

Sedangkan untuk kebutuhan listrik dan air ditanggung sendiri oleh setiap penyewa.

Dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mencoba untuk

menelaah faktor-faktor apa saja yang sekiranya dapat mempengaruhi penyewa dalam

pengambilan keputusan untuk menyewa rusunawa di Kelurahan Joho Kabupaten

Sukoharjo. Karena peneliti menyadari tentu banyak faktor yang dapat mempengaruhi

keputusan penyewa, untuk itu peneliti membatasi hanya lima faktor saja yang sekiranya

berpotensi mempunyai pengaruh. Adapun 5 faktor tersebut adalah :

1. Harga sewa, yaitu harga sewa perbulan untuk setiap unit kamar yang di tetapkan oleh

pengelola (Pemerintah Kabupaten Sukoharjo) kepada masing-masing penyewa

rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo.

2. Lokasi, yaitu tempat dimana bangunan rusunawa Joho itu di bangun tepatnya di

Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo.

3. Fasilitas, yaitu kelengkapan yang menyertai bangunan rusunawa Joho Kabupaten

Sukoharjo, seperti : air, listrik, tempat parkir kendaraan, dll.

4. Ketahanan struktur bangunan, yaitu keadaan fisik rusunawa Joho Kabupaten

Sukoharjo.

5. Kondisi Lingkungan, yaitu keadaan disekitar rusunawa tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah

faktor- faktor apa saja yang menjadi prioritas utama dan berpengaruh terhadap konsumen

dalam menyewa rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih fokus, maka diperlukan adanya batasan masalah agar solusi yang

diberikan sesuai dengan rencana :

1. Penelitian dilakukan di rusunawa yang berada di Kelurahan Joho Kabupaten

Sukoharjo.

2. Data primer didapat dari hasil observasi dan kuesioner dari penghuni rusunawa.

3. Teknik dalam menganalisis data digunakan Analisis Regresi Linier Berganda. Semua

analisis pengolahan data ini menggunakan bantuan program komputer SPSS

(statistical Product and Service Solution) versi 15.00

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi prioritas utama yang menjadi

pertimbangan konsumen dalam memilih rusunawa yang berada di Kelurahan Joho

Kabupaten Sukoharjo.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh secara bersama-sama

(simultan) yang menjadi pertimbangan konsumen saat memilih rusunawa di

Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Peneltian ini dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan terkait dengan faktor

yang menjadi prioritas utama dan yang berpengaruh terhadap konsumen saat memilih

rusunawa khusunya di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo.

b. Menambah informasi dan pengetahuan sebagai pembanding bagi peneliti.

Selanjutnya segala kesalahan dan kelemahan serta kekurangan yang ada dalam

penelitian ini dapat diperbaiki dan disempurnakan.

c. Menambah perbendaharaan skripsi tentang rusunawa.

d. Sebagai bahan pertimbangan saat memilih rusunawa didaerah tersebut.

1.6 Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan alur berpikir yang mempengaruhi penelitian yang

digambarkan secara menyeluruh dan sistematis untuk mempelajari teori yang mendukung

penelitian tersebut. Adapun kerangka pikir peneliti sebagai berikut :

Gambar 1.1 Diagram Alir Tahapan Dalam Penelitian

Kerangka Pikiran

Kesimpulan

Survey Pendahuluan a. Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti b. Menetapkan, merumuskan dan memilih teknik pengumpulan

data.

Pembahasan

Analisa Data 1. Analisis validitas dan realibilitas

2. Analisis regresi linier berganda

3. Uji hipotesis yaitu dengan uji t dan uji F

4. Analisis koefisien determinasi korelasi dan uji dominasi

Pengumpulan Data

Selesai

Mulai

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Pembangunan rumah susun merupakan respon terhadap kebutuhan rumah bagi

masyarakat. Rumah susun menjadi alternatif pilihan untuk penyediaan hunian karena

merupakan pilihan yang ideal bagi negara-negara berkembang. Daerah yang mempunyai

tingkat kepadatan penduduk yang tinggi memiliki permasalahan pada kurangnya

ketersediaan hunian, ketidaklayakan hunian dan keterbatasan lahan. Oleh karena itu

dibutuhkan suatu konsep perencanaan dan pembangunan yang tepat agar permasalahan

hunian dapat terselesaikan. Pembangunan Rusunawa merupakan salah satu solusi yang

paling rasional yang perlu dipertimbangkan dan diterima oleh Pemerintah Daerah dalam

upaya memukimkan masyarakat perkotaan yang kurang beruntung. Rusunawa dengan

keterbatasan dan kesederhanaanya menawarkan cara hidup yang lebih bermatabat dengan

harga yang lebih terjangkau pada lokasi yang tetap dekat dengan sumber penghasilan.

(Indyastari Wikan Ratih, 2006)

Bila di Indonesia sedang dikembangkan rumah susun untuk menjawab terbatasnya lahan

di lingkungan perkotaan khususnya di kota-kota besar yang tidak berimbang dengan

tingkat kebutuhan masyarakat akan hunian. Hal yang sama terjadi juga di Belanda

dikembangkan Cubic House, kawasan hunian horizontal sekaligus vertikal yang berada di

pusat kota Rotterdam Belanda yang sekaligus pula menjawab permasalahan lahan

tersebut. (Parmonangan Manurung, 2009)

Lebih lanjut tentang Rusunawa, Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum dan

Kementerian Negara Perumahan Rakyat (Menpera) pada tahun anggaran 2007, yang

diberitakan melalui PU-net, merencanakan dan menyelesaikan pembangunan Rusunawa

sebanyak 79 unit yang tersebar pada 23 provinsi. Dari sebanyak itu, 30 unit diantaranya

merupakan bangunan baru dan selebihnya 49 unit merupakan program lanjutan tahun

2006. (Setia ayu, 2007:6)

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun dikatakan bahwa

tidak semua bangunan gedung bertingkat dapat disebut sebagai rumah susun, karena

untuk dapat dikatakan sebagai rumah susun harus memenuhi syarat teknis dan syarat

administrasi sesuai dengan apa yang tercantum dalam Undang-undang tentang rumah

susun. Syarat teknis tersebut adalah dalam hal ruangan, struktur komponen, bahan

bangunan, kelengkapan rumah susun, pengaturannya, tata letak, prasarana lingkungan,

dan fasilitas lainnya terpenuhi. Sedang untuk syarat administrasinya berupa Surat

Keputusan dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, yang berkaitan dengan pembangunan

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Dengan terpenuhinya syarat teknis dan syarat

administrasi maka pembangunan gedung bertingkat dapat dikatakan sebagai Rumah

Susun. (UU No.16 : 1985)

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Definisi Rumah Susun

Dalam Undang-Undang No.16 tahun 1985, pengertian rumah susun adalah bangunan

gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-

bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan

merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara

terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda-

bersama dan tanah bersama. Maksudnya adalah:

1. Satuan rumah susun adalah rumah susun yang tujuan peruntukan utamanya digunakan

secara terpisah sebagai tempat hunian, yang mempunyai sarana penghubung kejalan

umum.

2. Lingkungan adalah sebidang tanah dengan batas-batas yang jelas yang di atasnya

dibangun rumah susun termasuk prasarana dan fasilitasnya, yang secara keseluruhan

merupakan kesatuan tempat pemukiman.

3. Bagian-bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk

pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun.

4. Benda-bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun, tetapi yang

dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.

5. Tanah-bersama adalah sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak bersama secara

tidak terpisah yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam

persyaratan izin bangunan.

Selain itu rumah susun juga harus dilengkapi dengan prasarana lingkungan, fasilitas

umum dan fasilitas sosial. Adapun fasilitas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagai mana mestinya,

antara lain berupa jalan, saluran air limbah, dan saluran air hujan.

2. Fasilitas umum adalah bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan

lingkungan yang diselenggarakan oleh instansi atau pemerintah, antara lain berupa :

jaringan listrik, gas, air bersih, telepon, pembuangan sampah dan pemadam

kebakaran.

3. Fasilitas sosial adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan

pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya, antara lain berupa : fasilitas

pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, pemerintahan, pelayanan umum, peribadatan,

kebudayaan, olahraga, dan lapangan, serta fasilitas umum lainnya.

Rumah Susun diperlukan untuk mengantisipasi laju pertambahan penduduk, pertambahan

luas perkotaan, bertambahnya kebutuhan hunian, dan bertambahnya fasilitas pelayanan

harga lahan yang semakin meningkat. Adapun usaha untuk memasyarakatkan rumah

rusun adalah penyuluhan terhadap masyarakat tentang harga jual rusun, tinggal di rusun

bisa menurunkan biaya hidup, rusun menyediakan kemudahan dan memberi kepastian

hukum.

Sasaran dari penghuni rumah susun adalah :

1 Masyarakat berpenghasilan menengah kebawah.

2 Masyarakat yang terkena langsung proyek peremajaan dan pembangunan.

3 Masyarakat sekitar yang berada dalam lingkup kumuh yang segera akan dibebaskan.

4 Masyarakat yang tinggalnya tidak menetap (belum mendapat kesempatan memiliki

rumah) dan mereka yang baru berumah tangga.

Selain itu lokasi rumah susun juga harus strategis (terjangkau), yaitu : berdekatan dengan

pusat kegiatan kota dan bersifat strategis, masih dalam radius jangkauan pejalan kaki dan

jaringan angkutan umum kota, sesuai rencana peruntukan tata ruang wilayah kota. Satuan

rumah susun yang merupakan milik perseorangan dikelola sendiri oleh pemiliknya,

sedangkan yang merupakan hak bersama harus digunakan dan dikelola secara bersama

karena menyangkut kepentingan dan kehidupan orang banyak. Oleh karena itu penghuni

rumah susun wajib membentuk perhimpunan penghuni, yang mempunyai tugas dan

wewenang mengelola dan memelihara rumah susun beserta lingkungannya, dan

menetapkan peraturan-peraturan mengenai tata tertib penghunian.

Pembangunan rumah susun memerlukan persyaratan-persyaratan teknis dan administratif

yang lebih berat. Untuk menjamin keselamatan bangunan, keamanan, dan ketentraman

serta ketertiban penghunian, dan keserasian dengan lingkungan sekitarnya, maka satuan

rumah susun baru dapat dihuni setelah mendapat izin kelayakan untuk dihuni dari

Pemerintah. Daerah yang bersangkutan menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Penghuni satuan rumah susun tidak dapat menghindarkan diri atau melepaskan

kebutuhannya untuk menggunakan bagian-bersama, benda-bersama, dan tanah-bersama,

karena kesemuanya merupakan kebutuhan fungsional yang saling melengkapi. Selain itu

pembangunan rumah susun ditujukan terutama untuk tempat hunian, khususnya bagi

golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Namun demikian pembangunan

rumah susun harus dapat mewujudkan pemukiman yang lengkap dan fungsional,

sehingga diperlukan adanya bangunan gedung bertingkat lainnya untuk keperluan bukan

hunian yang terutama berguna bagi pengembangan kehidupan masyarakat ekonomi

lemah seperti lapangan kehidupan masyarakat, misalnya untuk tempat usaha, pertokoan,

perkantoran, dan sebagainya.

2.2.2 Tujuan Perencanaan Rumah Susun

Dalam Undang-Undang No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun, tujuan perencanaan

rumah susun adalah sebagai berikut :

Tujuan khusus : untuk mengendalikan laju pembangunan rumah-rumah biasa yang

banyak memakan lahan.

Sedangkan tujuan lainnya adalah :

1. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi masyarakat, terutama golongan

masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang menjamin kepastian hukum dalam

pemanfaatannya.

2. Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah pekotaan dengan

memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan

pemukiman yang lengkap, serasi, dan seimbang.

2.2.3 Persyaratan Teknis Rumah Susun

Persyaratan teknis yang menjadi penyebab prioritas dan berpengaruh terhadap konsumen

saat pemilihan rusunawa yang dibahas dalam penelitian ini mengacu pada Undang-

Undang No.16 tahun 1985 meliputi :

1. Ruang, memenuhi fungsi utamanya sebagai tempat tinggal sehari-hari, tempat usaha

atau fungsi ganda.

2. Struktur, komponen dan bahan bangunan; memperhatikan prinsip koordinasi modular

dan syarat konstruksi.

3. Kelengkapan rumah susun; dilengkapi dengan alat transportasi bangunan, pintu dan

tangga darurat kebakaran, alat dan sistem alarm kebakaran, penangkal petir, jaringan

air bersih, saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, tempat

sampah tempat jemuran, kelengkapan pemeliharaan bangunan, jaringan listrik,

generator listrik, gas.

4. Kepadatan dan tata letak bangunan; memperhitungkan ketinggian dan kedalaman

bangunan serta penggunaan tanah untuk mencapai optimasi daya guna dan hasil guna

tanah.

5. Satuan rumah susun mempunyai ukuran yang standar minimum 18 m2 dengan lebar

muka minimal 3 m

- Dapat terdiri dari satu ruang utama (ruang tidur) dan ruang lain (ruang penunjang)

didalam dan/atau diluar ruang utama.

- Dilengkapi dengan sistem penghawaan dan pencahayaan buatan yang cukup, sistem

evakuasi penghuni yang menjamin kelancaran dan kemudahan, sistem penyediaan

daya listrik yang cukup dan menerus, serta sistem pemompaan air secara otomatis.

- Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang tertutup dan/atau

sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka.

6. Benda bersama, benda bersama dapat berupa prasarana lingkungan dan fasilitas

lingkungan.

7. Bagian Bersama, bagian bersama dapat berupa ruang untuk umum, struktur dan

kelengkapan rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan yang

menyatu dengan bangunan rumah susun.

8. Prasarana lingkungan, prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan

sebagai penghubung antar bangunan rumah susun atau keluar lingkungan rumah

susun, tempat parkir dan/atau tempat penyimpanan barang, utilitas umum yang terdiri

dari jaringan air limbah, jaringan sampah, jaringan pemadam kebakaran, jaringan

listrik, jaringan gas, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya.

9. Fasilitas lingkungan, lingkungan rumah susun harus dilengkapi fasilitas perniagaan

dan perbelanjaan, lapangan terbuka, pendidikan, kesehatan, peribadatan, fasilitas

pemerintah dan pelayanan umum serta pemakaman dan pertamanan.

2.2.4 Peraturan Pembangunan Rumah Susun

Peraturan pembangunan Rumah Susun dalan Undang-undang No.16 tahun 1985 adalah

sebagai berikut :

Pasal 5

1. Rumah susun dibangun sesuai dengan tingkat keperluan dan kemampuan masyarakat

terutama bagi yang berpenghasilan rendah.

2 Pembangunan rumah susun dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara

atau Daerah, Koperasi, dan Badan Usaha Milik Swasta yang bergerak dalam bidang

itu, serta Swadaya Masyarakat.

Pasal 6

1 Pembangunan rumah susun harus memenuhi persyaratan teknis dan administratif.

2 Ketentuan-ketentuan pokok tentang persyaratan teknis dan administratif sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 7

1 Rumah Susun hanya dapat dibangun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan, hak

pakai atas tanah Negara atau hak pengelolaan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2 Penyelenggaraan pembangunan yang membangun rumah susun diatas tanah yang

dikuasai dengan hak pengelolaan, wajib menyelesaikan status hak guna bangunan di

atas hak pengelolaan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku sebelum menjual satuan rumah susun yang bersangkutan.

3 Penyelenggaraan pembangunan wajib memisahkan rumah susun atas satuan dan

bagian-bersama dalam bentuk gambar dan uraian yang disahkan oleh instansi yang

berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang memberi

kejelasan atas :

a. batas satuan yang dapat dipergunakan-secara terpisah untuk perseorangan;

b. batas dan uraian atas bagian-bersama dan benda-bersama yang menjadi haknya

masing-masing satuan;

c. batas dan uraian tanah-bersama dan besarnya bagian yang menjadi haknya

masing-masing satuan.

2.2.5 Peraturan Rusunawa Joho Sukoharjo

Menurut UPTD Rumah Susun Sewa DPU kabupaten Sukoharjo sebagai pengelola

Rusunawa Joho Sukoharjo menetapkan syarat-syarat untuk dapat menyewa Rusunawa

Joho diantaranya adalah :

1. Setiap penyewa harus mempunyai KTP Kabupaten Sukoharjo

2. Setiap penyewa harus sudah berkeluarga/berstatus sudah menikah

3. Tidak memiliki rumah sendiri

4. mempunyai penghasilan tetap

5. Uang sewanya dibayar setiap bulan.

2.3 Sumber Data

2.3.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang didapatkan dengan melakukan observasi ke rumah susun

yang akan diteliti, dengan cara menyebarkan kuisioner kepada penghuni rumah susun,

dan melakukan wawancara langsung kepada penghuni rumah susun itu. Selanjutnya

Umar Husain, dalam Sri Rahayu (2005) menyatakan bahwa dalam penelitian ini data

primer berupa jawaban kuesioner responden dari pertanyaan yang telah dibuat oleh

peneliti.

2.3.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang didapatkan secara tidak langsung oleh peneliti yaitu dari

informasi melalui dinas pemukiman, studi pustaka, buku-buku pendidikan atau hukum

dan situs internet.

2.4 Populasi dan Sampel Serta Jumlah Sampel

2.4.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (1998) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian, sedangkan Sutrisno Hadi (1981) menyatakan bahwa populasi adalah

sejumlah penduduk atau individu yang mempunyai sifat sama.

2.4.2 Sampel

Menurut Sutrisno Hadi (1981) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian individu yang

diselidiki, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998) sample adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat dinyatakan

bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang representative yang menjadi subyek

penelitian yang sesungguhnya.

2.4.3 Jumlah Sampel

Menurut Sri Rahayu (2005) menyatakan sebagai pedoman umum dalam pengambilan

sampel yang representative adalah jika populasi dibawah 100 dipergunakan sampel

sebesar 50% dan jika diatas 100 maka diambil sebesar 15-20% sampel atau jumlah

sampel yang dianjurkan dalam pengertian SPSS adalah 50 sampai 100 baris (antara 50

sampai 100sampel). Selanjutnya jika variabel yang dipergunakan dalam penelitian itu

banyak maka ukuran sampelnya minimal 10 kali atau lebih dari jumlah factor atau

variabel yang digunakan dalam penelitian.

2.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan

data. Dalam penelitian data yang dibutuhkan untuk dianalisis adalah data yang sesuai

dengan persoalan yang dihadapi, artinya data yang dikumpulkan itu bertalian, mengena

dan tepat. Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan

kuesioner tertulis angket, yaitu kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada

seorang responden, dan cara menjawabnya juga dilakukan dengan tertulis.

Untuk studi lapangan (pengamatan langsung pada obyek) dengan cara :

1) Kuesioner

Metode pengumpulan data dengan cara membagikan daftar pertanyaan sesuai dengan

yang diteliti kepada responden.

Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998) Kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Kuesioner dapat di bedakan menjadi beberapa jenis,yaitu :

1. Dipandang dari cara menjawab

a) Kuesioner terbuka, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang memberikan

kesempatan pada responden untuk menjawab dalam kalimatnya sendiri.

b) Kuesioner tertutup, yatiu sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

2. Dipandang dari jawaban yang diberikan

a) Kuesioner langsung, yaitu jika daftar pertanyaanya diserahkan pada responden

agar menjawab tentang dirinya.

b) Kuesioner tak langsung, yaitu jika daftar pertanyaan diserahkan kepada

responden agar menjawab tentang orang lain.

3. Dipandang dari bentuknya

a) Kuesioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuesioner tertutup, responden

tinggal memilih jawaban yang tersedia.

b) Kuesioner isian yaitu sama dengan kuesioner terbuka, responden diberi

kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

c) Chek list yaitu sebuah daftar pertanyaan dimana responden tinggal

menghubungkan tanda chek (v) pada kolom yang sesuai.

d) Rating Scale yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang

menunjukkan tingkatan, misalnya mulai sangat baik sampai sangat kurang

baik.

Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur keputusan penyewa dalam

menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang dipengaruhi oleh faktor harga

sewa, lokasi, ketahanan struktur bangunan, fasilitas dan kondisi linkungan.

Pengukurannya dilakukan dengan skala likert dimana responden diberi pilihan

(obtion) yang kemudian tinggal memilih derajat kesetujuan/ketidaksetujuannya atas

pertanyaan yang diajukan.

Nilai dari skala linkert tersebut adalah :

a. Jawaban Sangat Setuju diberi nilai 4.

b. Jawaban Setuju diberi nilai 3.

c. Jawaban Tidak Setuju diberi nilai 2.

d. Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1.

Untuk menguji kehandalan dari kuesioner yang digunakan adalah dengan

menggunakan uji :

a) Validitas Kuesioner

Validitas adalah seberapa cermat suatu kuesioner melakukan fungsi ukurnya

(Azwar, 1994, p.118). Sebuah kuesioner bisa dikatakan valid jika kuesioner

tersebut benar-benar mengukur apa yang harus diukur. Pengukuran validitas ini

dilakukan dengan menghitung korelasi antara total jawaban responden terhadap

setiap pertanyaan. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 15.00

Tinggi rendahnya validitas suatu angket dihitung dengan teknik korelasi, dengan

rumus :

( )( )( ){ } ( ){ }å åå å

å åå--

-=

YYNXXN

YXXYNr

222

Dimana :

r = Koefisien korelasi setiap variabel

N = Jumlah sampel

X = Skor masing-masing item

Y = Skor total

Kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb) adalah 0,3. Jika korelasi sudah

lebih besar dari 0,3 maka kuesioner/pertanyaan yang dibuat dikategorikan

sahih/valid.(Bambang Setiaji,2008)

b) Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau

keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Selain itu, juga untuk

memastikan bahwa responden cukup konsisten dalam memberikan jawaban

(reliabilitas). Analisis keandalan butir bertujuan untuk menguji konsistensi butir-

butir pertanyaan dalam mengungkap indikator. Reliabilitas test dapat

diestimasikan dengan menggunakan analisis Alpha Cronbach, dengan rumus

(Husein, 2003, p.96)

Dimana :

r11 = Reliabilitas yang dicari

k = Banyaknya butir pertanyaan

å 2bs = Jumlah varian butir

2ts = Varian total

Menurut Santosa dan Ashari (2005, p.251) bahwa penilaian responden dianggap

reliabel jika mencapai alpha lebih besar dari 0,6. Pengolahan data dengan

menggunakan bantuan program SPSS versi 15.00

2) Observasi

Adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung.

3) Wawancara

Adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak kepada responden.

Sedangkan untuk studi pustaka dalam teknik ini, pengumpulan data dilakukan melalui

riset kepustakaan untuk mendapatkan dasar teori yang kuat sebagai dasar dari masalah

yang diteliti, sehingga akan memperoleh kesimpulan yang bersifat ilmiah.

2.6 Metode Analisa Data

úúû

ù

êêë

é÷÷ø

öççè

æ-úû

ùêëé

-= å

2

2

11 11 t

b

KK

raa

2.6.1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu lokasi (X1),

fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), ketahanan struktur bangunan (X4) dan harga sewa

(X5) terhadap variabel dependen yaitu keputusan penyewa dalam menyewa rumah susun

(Y), dengan rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +b5X5

(Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 2000:299)

Dimana :

Y = Keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo

X1 = Lokasi

X2 = Fasilitas

X3 = Kondisi Lingkungan

X4 = Ketahanan Struktur Bangunan

X5 = Harga Sewa

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4,b5= Koefisien regresi variabel X1, X2, X3, X4, dan X5

2.6.2 Analisa Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara variabel yang diteliti yaitu

variabel lokasi fasilitas kondisi lingkungan ketahanan struktur bangunan dan harga sewa

sebagai variabel (x) dengan variabel keputusan penyewa dalam menyewa rusunawa Joho

Kabupaten Sukoharjo sebagai variabel (y). Kelima variabel bebas tersebut bisa dikatakan

mempunyai korelasi atau hubungan yaitu apabila terjadi perubahan pada salah satu

variabel bebas maka akan mengakibatkan perubahan pada variabel terikat. Dimana

terjadinya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat disebut hubungan linier

yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi.

Variabel bebas (x) 1. lokasi Variabel Terikat (y)

2. fasilitas Keputusan Penyewa

3. kondisi lingkungan 4. ketahanan struktur bangunan 5. harga sewa

Gambar 2.1 Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

digunakan koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi (r) dinyatakan dengan bilangan

berkisar -1 sampai +1 yang kriterianya sebagai berikut :

1) Jika r semakin mendekati +1 atau r semakin mendekati -1, berarti hubungan kedua

varaibel tersebut sangat kuat atau sempurna.

2) Jika r semakin mendekati 0, berarti hubungan kedua variabel tersebut lemah.

3) Jika r = 0, berarti kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan sama sekali

(Ronald E. Walpole, 1995, 371-372)

2.6.3 Uji Hipotesis

a. Uji t (t-test)

Uji t ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara sendiri-sendiri.

a. Komposisi hipotesis

Ho : β1 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu variabel

lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan

(X4), dan harga sewa (X5) terhadap variabel terikat yaitu variabel

keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten

Sukoharjo (Y) secara sendiri-sendiri.

Ha : β1 ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu variabel lokasi

(X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), dan

harga sewa (X5) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y)

secara sendiri-sendiri.

b. Menentukan level of significance (α) dimana α = 5%

Derajat kebebasan (dk) dimana dk = n – 1 – k

t tabel = α/2;n-1-k

Dimana : n = jumlah data (responden)

k = jumlah variabel bebas

c. Kriteria pengujian

1) Berdasarkan nilai t

Ø Ho diterima jika - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Ø Ho ditolak jika thitung < - ttabel dan thitung > ttabel

2) Berdasarkan nilai probabilitas

Ø Ho diterima jika nilai signifikansinya >0,05

Ø Ho ditolak jika nilai signifikansinya <0,05

d. Mencari t hitung

bhitung S

bt = (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 2000:308)

Dimana :

b = Koefisien regresi

Sb = Standard error

e. Kesimpulan

Dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel dan dengan melihat nilai

signifikansinya lebih dari atau kurang dari 0,05 maka dapat ditentukan apakah H0

diterima atau ditolak.

b) Uji F (F-test)

Uji F ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara bersama-sama.

a. Komposisi hipotesis

Ho : β1 = β2 = β3 =β4 = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu

variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur

bangunan (X4), dan harga sewa (X5) terhadap variabel terikat yaitu

variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten

Sukoharjo (Y) secara bersama-sama.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu

variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur

bangunan (X4), dan harga sewa (X5) terhadap variabel terikat yaitu

variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten

Sukoharjo (Y) secara bersama-sama.

b. Menentukan level of significance (α) dimana α = 5%

Derajat kebebasan (dk) dimana dk = k;(n-1-k)

F tabel = α;k;(n-1-k) atau 0,05;k;(n-1-k)

Dimana : n = jumlah data (responden)

k = jumlah variabel bebas

c. Kriteria pengujian

1) Berdasarkan nilai t

Ø Ho diterima jika Fhitung < Ftabel

Ø Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel

2) Berdasarkan nilai probabilitas

Ø Ho diterima jika nilai signifikansinya >0,05

Ø Ho ditolak jika nilai signifikansinya <0,05

d. Mencari F hitung

knsSSkSSR

Fhitung --=

1/Re/

(Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 2000:350)

Dimana :

SSR = Sum of Square Regression

SSRes = Sum of Square Ressidual

k = Banyaknya variabel bebas

n = Jumlah data (responden)

e. Kesimpulan

Dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel dan dengan melihat nilai

signifikansinya lebih dari atau kurang dari 0,05 maka dapat ditentukan apakah H0

diterima atau ditolak.

2.6.4. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis ini untuk mengetahui besarnya sumbangan pengaruh variabel bebas yaitu yaitu

variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), dan

harga sewa (X5) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam

menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) dalam bentuk prosentase (%).

åå å å åå ++++

=2

55443322112

Y

YXbYXbYXbYXbYXbR

Dimana :

R2 = Koefisien Determinasi

b1 = Koefisien Variabel X1

b2 = Koefisien Variabel X2

b3 = Koefisien Variabel X3

b4 = Koefisien Variabel X4

b5 = Koefisien Variabel X5

Y = Keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo

X1 = Lokasi

X2 = Fasilitas

X3 = Kondisi Lingkungan

X4 = Ketahanan Struktur Bangunan

X5 = Harga Sewa

2.7 Cara Kerja SPSS

Pada dasarnya komputer berfungsi mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi

pengguna komputer. Data yang diolah dimasukkan sebagai input, kemudian dengan

proses pengolahan data oleh komputer dihasilkan output berupa informasi untuk

kegunaan lebih lanjut. Berikut ini sedikit gambaran tentang cara kerja komputer dengan

program SPSS (Statistical Product and Service Solution) dalam mengolah data.

Gambar 2.2 Cara Kerja SPSS

INPUT DATA Dengan

Data Editor

PROSES DATA Dengan

Data Editor

OUTPUT DATA Dengan

Output Navigator · Pivot Table

Editor · Text Output

Editor · Chart Editor

Keterangan :

1. Data dimasukkan melalui Data Editor yang otomatis muncul di layar SPSS pada saat

SPSS dibuka.

2. Data yang telah diinput kemudian diproses melalui Data Editor.

3. Hasil pengolahan data muncul di layar window yang lain dari SPSS, yaitu Output

Navigator. Lalu tampilannya dapat berupa :

a. Tulisan

Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan dan lainnya)

yang berhubungan dengan output berupa teks dapat dilakukan melalui menu Text

Output Editor.

b. Tabel

Semua pekerjaan yang berhubungan dengan tabel dapat dilakukan melalui menu

Pivot Table Editor.

c. Grafik

Output yang berbentuk grafik (chart) dapat dilakukan melalui menu Chart Editor.

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Uraian Umum

Suatu penelitian akan berhasil dengan baik, jika menggunakan metodologi penelitian

dengan tepat. Peneliti dituntut untuk memiliki kemampuan menentukan aspek metodologi

yang tepat dengan rancangan penelitian yang ditetapkan. Metodologi penelitian adalah

suatu ilmu yang mempelajari cara-cara dalam penelitian untuk menemukan,

mengumpulkan, mengembangkan, menganalisis dan menguji kebenarannya, dikerjakan

dengan hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah.

Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,

pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di Rusunawa Kelurahan Joho

Kabupaten Sukoharjo.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu pengambilan data penelitian ini dilakukan pada bulan September 2009.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, artinya data mula-

mula dikumpulkan dan disusun, lalu dijelaskan dan dianalisis hingga akhirnya ditarik

kesimpulan atas permasalahan yang ada.

3.4 Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram alir tahap penelitian berikut :

Kerangka Pikiran

Kesimpulan

Survey Pendahuluan

a. Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti

b. Menetapkan, merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.

Pembahasan

Analisa Data

5. Analisis validitas dan realibilitas

6. Analisis regresi linier berganda

7. Uji hipotesis yaitu dengan uji t dan uji F

8. Analisi koefisien determinasi korelasi dan uji dominasi

Pengumpulan Data

Selesai

Mulai

Gambar 3.1 Diagram alir tahapan dalam penelitian

Berikut penjelasan tahapan dalam penelitian :

1. Merencanakan kerangka pikir penelitian

a. Memilih masalah yang diteliti

b. Merumuskan, membatasi masalah, menentukan tujuan dan manfaat, kemudian

melakukan studi pendahuluan sebagai dasar penyusunan teori dan tinjauan

pustaka.

2. Survey Pendahuluan

a. Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti

b. Menetapkan, merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.

3. Menetapkan dan mengumpulkan sampel (data) serta mengklasifikasikan data.

4. Melakukan analisis data penelitian dengan menggunakan program komputer (SPSS)

versi 15.00 (Statistical Product and Service Solution) yaitu :

a. Analisis validitas dan reliabilitas.

b. Analisis regresi linier berganda.

c. Uji Hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t.

d. Analisis koefisiensi determinasi korelasi dan uji dominasi.

5. Pembahasan

Melakukan pembahasan dari hasil analisis data penelitian yaitu :

Analisis Simultan (bersama-sama)

Ø Apakah ada pengaruh yang signifikan dari semua variabel bebas (harga sewa,

lokasi, ketahanan struktur bangunan, fasilitas dan kondisi lingkungan) secara

bersama-sama terhadap variabel terikat ( keputusan penyewa dalam menyewa

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo).

Ø Menentukan diantara variabel bebas itu mana yang berpengaruh paling utama

terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten

Sukoharjo.

6. Menarik kesimpulan.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi sampel penelitiannya adalah para penghuni rusunawa Joho Kabupaten

Sukoharjo yang berjumlah 96 penyewa.

3.5.2 Sampel

Besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 50% dari jumlah keseluruhan penyewa

(Sri Rahayu, 2005) sehingga berjumlah 50% x 96 = 48. Jadi sampel dalam penelitian ini

sebanyak 48 penyewa saja.

3.6 Teknik Sampling

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik

convenience sampling yaitu suatu metode dimana anggota populasi dapat dengan mudah

dipilih sebagai sampel, sesuai dengan karekteristik populasi (Suharsimi Arikunto,

1998:114) yaitu 48 penyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dari uraian diatas, maka dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya menggunakan

jenis kuesioner langsung, tertutup, dan bentuk Check list.

3.7.1 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari pengamatan langsung dilapangan.

3.7.1.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini berupa jawaban kuesioner responden dari pertanyaan-

pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti yang diisi oleh penghuni rusunawa.

3.7.1.2 Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan membaca surat kabar, majalah

literature dan sumber-sumber yang relevan.

3.8 Penyusunan Kuesioner

Menyusun kuisioner/angket, meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

1. Menyusun bentuk pertanyaan

2. Membuat item pertanyaan dan pilihan jawaban.

3. Membuat petunjuk pengisian kuisioner/angket bagi responden.

4. Membuat surat pengantar yang berisi permohonan dalam mengisi, maksud dan tujuan

kuisioner/angket serta ucapan terimakasih.

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Umum

Dalam bab ini akan disajikan gambaran umum obyek penelitian serta hasil yang telah

diperoleh beserta interpelasi data. Analisis data ini merupakan bagian terpenting dari

penyusunan skripsi karena dalam analisis ini diperoleh kesimpulan yang merupakan

gambaran jawaban dari masalah yang disajikan dan penyajian terhadap hipotesis yang

dikemukakan. Sesuai dengan tahapan penelitian yang telah diutarakan pada bab

sebelumnya setelah didapatkan data primer dan data sekunder yang dibutuhkan,

kemudian dilanjutkan dengan analisis data dan pembahasan untuk mendapatkan jawaban

dari rumusan yang ada. Analisis data yang digunakan faktor pengerjaannya dengan

bantuan komputer paket program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi

15.00.

4.2 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kelurahan Joho Kabupaten Sukoharjo ini

memiliki tempat yang cukup strategis untuk digunakan sebagai lokasi hunian karena

masih berada ditengah kota dan dekat dengan jalan raya yang dilalui bus menuju

Surakarta sehingga akan memudahkan penghuni untuk memperoleh sarana transportasi

untuk kegiatan sehari-hari.

Rumah Susun Sederhana Sewa ini beralamat di Kelurahan Joho, Kabupaten Sukoharjo.

Adapun batas lokasinya adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Jalan KH. Agus Salim

2. Sebelah Timur : Persawahan

3. Sebelah Selatan : Persawahan

4. Sebelah Barat : Jalan Wandoyo Pranoto

4.3 Deskripsi Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah penyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang

berjumlah 96 penyewa. Teknik pengambilan sampel menggunakan convinence sampling.

Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 penyewa yang diambil 50% dari jumlah

populasi yang dijadikan sebagai responden. Di bawah ini penulis tampilkan karakteristik

responden berdasarkan umur, jenis pekerjaan, banyaknya penghasilan perbulan, jumlah

penghuni dan sifat menyewa.

4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berikut ini adalah sebaran sampel umur responden Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo

pada tahun 2009, sebanyak 48 penyewa :

Untuk menjadikan sebaran ini menjadi daftar distribusi frekuensi (Sudjana, 1998)

diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

39 45 32 32 37 39

65 35 26 29 42 25

33 28 35 58 40 36

37 21 34 40 47 36

38 36 55 25 31 38

21 24 32 24 28 31

31 25 36 29 27 39

52 34 38 35 28 62

1. Menentukan rentang kelas (R) yaitu dengan cara data paling besar dikurangi data

paling kecil. Data paling besar = 65 dan data paling kecil = 21.

Jadi rentang kelas (R) = 65-21 = 44.

2. Menentukan banyaknya kelas interval, biasanya digunakan formulasi Sturges yaitu :

Banyaknya kelas (BK) = 1 + (3,3 Log n)

Dengan n adalah banyaknya data. n pada sampel ini adalah 48 penyewa maka

BK = 1 + (3,3 Log 48) = 6,54 dibulatkan ke atas menjadi 7 kelas.

3. Menentukan panjang kelas interval (P), dilakukan dengan cara membagi rentang

kelas (R) dengan banyaknya kelas interval (BK).

Jadi P = R : BK = 44 : 7 = 6,28 dibulatkan ke bawah menjadi 6.

4. Menentukan ujung kelas paling bawah interval pertama, diambil nilai data yang

paling rendah, yaitu 21.

5. Memasukkan nilai masing-masing data ke dalam tabel.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur (tahun) Jumlah Penyewa Persentase (%)

21 – 28

29 – 36

37 – 44

45 – 52

53 – 60

61 – 68

12

18

11

3

2

2

25

37,5

22,91

6,25

4,17

4,17

Total 48 100

Jumlah Penyewa

12, 25%

18, 38%

11, 23%

3, 6%2, 4%2, 4%

21 – 28

29 – 36

37 – 44

45 – 52

53 – 60

61 – 68

Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

4.3.2 Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jumlah Penyewa Persentase (%) 1 Pegawai Negeri Sipil 0 0 2 Pegawai Swasta 20 41,67 3 Pensiunan 0 0 4 Wiraswasta/Usaha Sendiri 23 47,92 5 Lain-lain 5 10,41 Total 48 100

Jumlah Penyewa

0, 0%

20, 42%

0, 0%

23, 48%

5, 10%

Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Swasta

Pensiunan

Wiraswasta/Usaha Sendiri

Lain-lain

Gambar 4.4 Diagram Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Penghasilan Perbulan

No Penghasilan Perbulan Jumlah Penyewa Persentase (%) 1 < Rp 500.000 14 29,16 2 Rp 500.000 - Rp 1.000.000 31 64,59 3 > Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000 2 4,17 4 > Rp 1.500.000 1 2,08 Total 48 100

Jumlah Penyewa

14, 29%

31, 65%

2, 4%1, 2%

<Rp.500.000

Rp.500.000-Rp.1.000.000

>Rp.1.000.000-Rp.1.500.000

>Rp.1.500.000

Gambar 4.5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan

4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Penghuni

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Penghuni

No Jumlah Penghuni Jumlah Penyewa Persentase (%) 1 2 Orang 16 33,34 2 3 Orang 18 37,5 3 4 Orang 12 25 4 5 Orang 2 4,16 5 > 5 Orang 0 0 Total 48 100

Jumlah Penyewa

16, 33%

18, 38%

12, 25%

2, 4%0, 0%

2 Orang

3 Orang

4 Orang

5 Orang

> 5 Orang

Gambar 4.6 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Penghuni

4.3.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Sifat Menyewa

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Sifat Menyewa

No Sifat Menyewa Jumlah Penyewa Persentase (%) 1 Sementara 21 43,75 2 Jangka Panjang 27 56,25 Total 48 100

Jumlah Penyewa

21, 44%

27, 56%

Sementara

Jangka Panjang

Gambar 4.7 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan

Sifat Menyewa

4.4 Analisa Data

Selanjutnya untuk menguji kuesioner digunakan analisis uji validitas dan reliabilitas.

Analisis data yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah analisis regresi linier

berganda, analisis korelasi, uji t, uji F, koefisien determinasi dan uji dominan.

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.4.1.1 Uji Validitas

Untuk mengetahui kevalidtannya, dari keseluruhan 20 butir pertanyaan yang diberikan

dalam bentuk kuesioner yang disampaikan kepada responden dilakukan uji validitas

terhadap setiap butir pertanyaan dalam kelompok variabel dengan menggunakan program

SPSS Versi 15.00. Hasil tes validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total

Correlation (lihat lampiran). Kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb) adalah

0,3. Jika korelasi sudah lebih besar dari 0,3 maka kuesioner/pertanyaan yang dibuat

dikategorikan sahih/valid.

Tabel 4.6. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Lokasi (X1)

Butir Nilai Kesimpulan

1

2

3

4

0.558 > 0.3

0.596 > 0.3

0.547 > 0.3

0.468 > 0.3

Valid

Valid

Valid

Valid

Dari Tabel 4.6 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai variabel

lokasi (X1) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 butir pertanyaan dinyatakan

valid karena nilai hitungnya > 0,3.

Tabel 4.7. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Fasilitas (X2)

Butir Nilai Kesimpulan

1

2

3

4

0.538 > 0.3

0.770 > 0.3

0.845 > 0.3

0.519 > 0.3

Valid

Valid

Valid

Valid

Dari Tabel 4.7 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai variabel

Fasilitas (X2) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 butir pertanyaan dinyatakan

valid karena nilai hitungnya > 0,3.

Tabel 4.8. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Kondisi Lingkungan (X3)

Butir Nilai Kesimpulan

1

2

3

4

0.774 > 0.3

0.629 > 0.3

0.672 > 0.3

0.592 > 0.3

Valid

Valid

Valid

Valid

Dari Tabel 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai variabel

kondisi lingkungan (X3) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 item pertanyaan

dinyatakan valid karena nilai hitungnya > 0,3.

Tabel 4.9. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Struktur Bangunan (X4)

Butir Nilai Kesimpulan

1

2

3

4

0.522 > 0.3

0.667 > 0.3

0.637 > 0.3

0.605 > 0.3

Valid

Valid

Valid

Valid

Dari Tabel 4.9 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai variabel

struktur bangunan (X4) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 butir pertanyaan

dinyatakan valid karena nilai hitungnya > 0,3.

Tabel 4.10. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Harga Sewa (X5)

Butir Nilai Kesimpulan

1

2

0.608 > 0.3

0.566 > 0.3

Valid

Valid

3

4

0. 748 > 0.3

0.620 > 0.3

Valid

Valid

Dari Tabel 4.10 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai

variabel harga sewa (X5) yang diajukan kepada responden sebanyak 4 butir pertanyaan

dinyatakan valid karena nilai hitungnya > 0,3.

Tabel 4.11. Validitas Butir Pertanyaan Kelompok Variabel Keputusan Penyewa Dalam Menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Surakarta (Y)

Butir Nilai Kesimpulan

1

2

3

4

0.696 > 0.3

0.696 > 0.3

0.628 > 0.3

0.723 > 0.3

Valid

Valid

Valid

Valid

Dari Tabel 4.11 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan mengenai

variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y)

yang diajukan kepada responden sebanyak 4 butir pertanyaan dinyatakan valid karena

nilai nilai hitungnya > 0,3.

4.4.1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari alat ukur yang

digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan andal (reliable) apabila memiliki

cronbach’alpha lebih dari 0,60. Hasil uji reliabilitas dari variabel-variabel penelitian

yang menggunakan cronbach’alpha dengan bantuan program SPSS versi 15.00 ini adalah

seperti terlampir dalam lampiran dapat dinyatakan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel cronbach’alpha Keterangan

Lokasi (X1) 0.748 Reliabel

Fasilitas (X2) 0.831 Reliabel

Kondisi Lingkungan (X3) 0.842 Reliabel

Struktur Bangunan (X4) 0.785 Reliabel

Harga Sewa (X5) 0.798 Reliabel

Keputusan penyewa dalam

menyewa Rusunawa Joho

Sukoharjo (Y)

0.825

Reliabel

Dari Tabel 4.12 tersebut dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan dalam kelompok

mengenai variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan

(X4), harga sewa (X5) dan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho

Kabupaten Sukoharjo (Y) menunjukkan nilai yang reliabel karena nilai cronbach’alpha >

0,60.

4.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1),

fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) dan

keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) secara

bersama-sama (simultan).

Persamaan analisis regresi linier berganda adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5

Dengan alat bantu komputer program SPSS Versi 15.00 adalah seperti terlampir dalam

lampiran, dapat dinyatakan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien

Regresi

t Sig. t Beta F Sig. F R R2

a

X1

X2

X3

X4

X5

3,516

0,078

0,233

0,230

0,250

0,372

-1,756

0,560

1,739

1,425

1,558

1,982

0,086

0,578

0,089

0,161

0,127

0,054

0,056

0,184

0,247

0,208

0,337

19,327

0,000

0,835

0,697

Jadi dari tabel 4.12 diperoleh persamaan regresinya :

Y = 3,516 + 0,078X1 + 0,233X2 + 0,230X3 + 0,250X4 + 0,372X5

4.4.3 Uji Hipotesis

4.4.3.1. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas yaitu variabel lokasi

(X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) dan

keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo (Y) secara sendiri-sendiri

(parsial). Adapun perhitungan untuk menguji keberartian koefisien regresi linier secara

sendiri-sendiri (parsial) adalah sebagai berikut :

a) Uji keberartian pengaruh variabel lokasi (X1) terhadap variabel keputusan penyewa

dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) adalah sebagai berikut :

Langkah-langkah pengujian :

1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)

Ho : Artinya variabel lokasi (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho

Kabupaten Sukoharjo (Y).

H1 : Artinya variabel lokasi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten

Sukoharjo (Y).

2) Level of significance (α) = 5% atau 0,05

Derajat kebebasan (dk) = n -1 – k

t tabel = t α/2 ; (n – 1 – k)

= t 0,05/2 ;(48 – 1 – 5)

= t 0,025 ; 42

= 2,019 (lihat lampiran D-1,hasil interpolasi)

3) Kriteria Pengujian

Daerah Terima

Daerah Tolak

Daerah Tolak

-2,019 2,019

a. Berdasarkan nilai t

Ho diterima, jika : -2,019 ≤ t hitung ≤ 2,019

Ho ditolak, jika : t hitung > 2,019 atau t hitung < -2,019

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05

Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05

4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut :

t hitung = 1

1

Sbb

t hitung = 140,0078,0

(lihat lampiran C-8)

= 0,557

5) Kesimpulan

a. Berdasarkan nilai t

Karena hasilnya t hitung -2,019 ≤ 0,557 ≤ 2,019 maka Ho diterima. Hal ini

berarti variabel lokasi (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho

Kabupaten Sukoharjo (Y).

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Karena hasil nilai Sig. t untuk variabel lokasi 0,578 (lihat tabel 4.13) > 0,05

maka Ho diterima. Hal ini berarti variabel lokasi (X1) tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam

menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

b) Uji keberartian pengaruh variabel fasilitas (X2) terhadap variabel keputusan penyewa

dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) adalah sebagai berikut :

Langkah-langkah pengujian :

1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)

Ho : Artinya variabel fasilitas (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho

Kabupaten Sukoharjo (Y).

H1 : Artinya variabel fasilitas (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten

Sukoharjo (Y).

2) Level of significance (α) = 5% atau 0,05

Derajat kebebasan (dk) = n -1 – k

t tabel = t α/2 ; (n – 1 – k)

= t 0,05/2 ;(48 – 1 – 5)

= t 0,025 ; 42

= 2,019 (lihat lampiran D-1,hasil interpolasi)

3) Kriteria Pengujian

a. Berdasarkan tabel t

Ho diterima, jika : -2,019 ≤ t hitung ≤ 2,019

Ho ditolak, jika : t hitung > 2,019 atau t hitung < -2,019

b Berdasarkan nilai probabilitas

Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05

Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05

4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut :

t hitung = 2

2

Sb

b

t hitung = 134,0233,0

(lihat lampiran C-8)

Daerah Terima

Daerah Tolak

Daerah Tolak

-2,019 2,019

= 1,738

5) Kesimpulan

a. Berdasarkan nilai t

Karena hasilnya t hitung -2,019 ≤ 1,738 ≤ 2,019 maka Ho diterima. Hal ini

berarti variabel fasilitas (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho

Kabupaten Sukoharjo (Y).

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Karena hasil nilai Sig. t untuk variabel fasilitas 0,089 (lihat tabel 4.13) > 0,05

maka Ho diterima. Hal ini berarti variabel fasilitas (X2) tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam

menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

c) Uji keberartian pengaruh variabel kondisi lingkungan (X3) terhadap variabel

keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y)

adalah sebagai berikut :

Langkah-langkah pengujian :

1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)

Ho : Artinya variabel kondisi lingkungan (X3) tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa

Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

H1 : Artinya variabel kondisi lingkungan (X3) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa

Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

2) Level of significance (α) = 5% atau 0,05

Derajat kebebasan (dk) = n -1 – k

t tabel = t α/2 ; (n – 1 – k)

= t 0,05/2 ;(48 – 1 – 5)

= t 0,025 ; 42

= 2,019 (lihat lampiran D-1,hasil interpolasi)

3) Kriteria Pengujian

Daerah Terima

Daerah Tolak

Daerah Tolak

-2,019 2,019

a. Berdasarkan tabel t

Ho diterima, jika : -2,019 ≤ t hitung ≤ 2,019

Ho ditolak, jika : t hitung > 2,019 atau t hitung < -2,019

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05

Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05

4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut :

t hitung = 3

3

Sb

b

t hitung = 162,0230,0

(lihat lampiran C-8)

= 1,419

5) Kesimpulan

a. Berdasarkan nilai t

Karena hasilnya t hitung -2,019 ≤ 1,419 ≤ 2,019 maka Ho diterima. Hal ini

berarti variabel kondisi lingkungan (X3) tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Joho

Kabupaten Sukoharjo (Y).

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Karena hasil nilai Sig. t untuk variabel kondisi lingkungan 0,161 (lihat tabel

4.13) > 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti variabel kondisi lingkungan

(X3) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

4) Uji keberartian pengaruh variabel struktur bangunan (X4) terhadap variabel keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) adalah sebagai

berikut :

Langkah-langkah pengujian :

1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)

Ho : Artinya variabel struktur bangunan (X4) tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

H1 : Artinya variabel struktur bangunan (X4) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

2) Level of significance (α) = 5% atau 0,05

Derajat kebebasan (dk) = n -1 – k

t tabel = t α/2 ; (n – 1 – k)

= t 0,05/2 ;(48 – 1 – 5)

= t 0,025 ; 42

= 2,019 (lihat lampiran D-1,hasil interpolasi)

3) Kriteria Pengujian

a. Berdasarkan tabel t

Ho diterima, jika : -2,019 ≤ t hitung ≤ 2,019

Ho ditolak, jika : t hitung > 2,019 atau t hitung < -2,019

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05

Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05

4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut :

Daerah Terima

Daerah Tolak

Daerah Tolak

-2,019 2,019

t hitung = 4

4

Sb

b

t hitung = 160,0250,0

(lihat lampiran C-8)

= 1,562

5) Kesimpulan

a. Berdasarkan nilai t

Karena hasilnya t hitung -2,019 ≤ 1,562 ≤ 2,019 maka Ho diterima. Hal ini

berarti variabel struktur bangunan (X4) tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan dari terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa

Kabupaten Sukoharjo (Y).

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Karena hasil nilai Sig. t untuk variabel struktur bangunan 0,127 (lihat tabel

4.13) > 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti variabel struktur bangunan (X4)

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

5) Uji keberartian pengaruh variabel kondisi harga sewa (X5) terhadap variabel

keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y)

adalah sebagai berikut :

Langkah-langkah pengujian :

1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)

Ho : Artinya variabel harga sewa (X5) tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

H1 : Artinya variabel harga sewa (X5) mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho

Kabupaten Sukoharjo (Y).

2) Level of significance (α) = 5% atau 0,05

Derajat kebebasan (dk) = n -1 – k

t tabel = t α/2 ; (n – 1 – k)

= t 0,05/2 ;(48 – 1 – 5)

= t 0,025 ; 42

= 2,019 (lihat lampiran D-1,hasil interpolasi)

3) Kriteria Pengujian

a. Berdasarkan tabel t

Ho diterima, jika : -2,019 ≤ t hitung ≤ 2,019

Ho ditolak, jika : t hitung > 2,019 atau t hitung < -2,019

c. Berdasarkan nilai probabilitas

Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05

Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05

4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut :

t hitung = 4

4

Sb

b

t hitung = 188,0372,0

(lihat lampiran C-8)

= 1,978

5) Kesimpulan

a. Berdasarkan nilai t

Karena hasilnya t hitung -2,019 ≤ 1,978 ≤ 2,019 maka Ho diterima. Hal ini

berarti variabel harga sewa (X5) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

dari terhadap variabel keputusan penyewa dalam menyewa Kabupaten

Sukoharjo (Y).

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Karena hasil nilai Sig. t untuk variabel harga sewa 0,054 (lihat tabel 4.13)

>0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti variabel harga sewa (X5) tidak

Daerah Terima

Daerah Tolak

Daerah Tolak

-2,019 2,019

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan penyewa

dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

4.4.3.2. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas yaitu lokasi (X1),

fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), dan harga sewa (X5)

secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y).

Langkah–langkah pengujian :

1) Menyusun formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)

Ho : Artinya variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi

lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) secara bersama-sama

(simultan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat

yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo

(Y)

H1 : Artinya variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi

lingkungan (X3), struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) secara bersama-sama

(simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu

variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo (Y).

2) Menetapkan level of significance (α) = 5%

Derajat kebebasan (dk) = n – 1 – k

F tabel = F α ; (k) ; (n – 1 – k)

= F 0,05 ; (5) ; (48 – 1 – 5)

= F 0,05 ; 5 ; 42

= 2,440 (lihat lampiran D-2)

3) Kriteria Pengujian

Daerah Terima

Daerah Tolak

2,440

a. Berdasarkan tabel F

Ho diterima, jika : F hitung < 2,440

Ho ditolak, jika : F hitung > 2,440

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Ho diterima jika nilai signifikansinya > 0,05

Ho ditolak jika nilai signifikansinya < 0,05.

4) Perhitungan

F hitung = )1/(Re

/knsSS

kSSR--

= 42/472,645/340,148

(lihat lampiran C-8)

= 19,327

5) Kesimpulan

a. Berdasarkan tabel F

Karena hasilnya F hitung 19,327>2,440 maka Ho ditolak. Hal itu berarti variabel

bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur

bangunan (X4), harga sewa (X5) mempunyai pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Sukoharjo (Y).

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Karena hasil nilai Sig. F 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti variabel

bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur

bangunan (X4), harga sewa (X5) mempunyai pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa (Y).

4.4.4 Koefisien Determinasi

Pada lampiran hasil perhitungan SPSS versi 15.00 atau dapat dilihat pada Tabel 4.13

diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) = 0,697 berarti bahwa pengaruh yang diberikan

oleh variabel bebas yaitu variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3),

struktur bangunan (X4), harga sewa (X5) secara bersama-sama (simultan) terhadap

variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho

Sukoharjo atau 69,7% sedangkan sisanya (100%-69,7% = 30,3%) dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti.

4.4.5 Uji Dominasi

Secara bersama-sama (simultan), variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan

(X3), struktur bangunan (X4), dan harga sewa (X5) yang mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap variabel terikat (keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho

Kabupaten Sukoharjo) adalah variabel kondisi harga sewa dengan nilai Betanya 0,337

(dapat dilihat pada tabel 4.13). Hal itu berarti bahwa variabel harga sewa merupakan

faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan penyewa dalam menyewa

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo.

4.5 Pembahasan

Setelah penelitian ini dianalisa maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Seluruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten

Sukoharjo yang ditunjukkan dengan nilai korelasi (R) = 0,835 sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa variabel-variabel bebas mempunyai hubungan keeratan yang

cukup kuat terhadap variabel terikat.

2. Nilai koefisien determinasi atau angka R Square, (R2) = 0,697, hal ini menunjukkan

bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas yaitu variabel lokasi, fasilitas,

kondisi lingkungan, struktur bangunan dan harga sewa secara bersama-sama

(simultan) terhadap variabel terikat yaitu variabel keputusan penyewa dalam

menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo sebesar 0,697 atau 69,7% sedangkan

sisanya yaitu (100% - 69,7% = 30,3%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain non kelima

variabel tersebut atau diluar variabel yang diteliti. Jadi meskipun kelima variabel

tersebut itu mempunyai andil atau berkontribusi terhadap keputusan penyewa tetapi

masih ada faktor-faktor lain yang juga ikut andil atau berkontribusi seperti faktor

karakteristik khas pribadi penyewa, syarat administrasi pendaftaran, sosialisasi rumah

susun dan lain-lain.

3. Variabel bebas yang mempunyai pengaruh paling utama dibandingkan dengan

variabel bebas lainnya terhadap variabel terikat secara bersama-sama (simultan)

adalah variabel harga sewa dengan nilai Beta sebesar 0,337. Artinya faktor harga

sewa mempunyai pengaruh paling dominan dibanding dengan faktor lokasi, fasilitas,

kondisi lingkungan dan strukur bangunan terhadap keputusan penyewa untuk

menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo karena setiap penyewa itu yang

menjadi pertimbangan paling utama dalam memutuskan untuk menyewa tempat

tinggal adalah harga sewa meskipun faktor yang lain itu juga penting.

4. Dari analisis uji t untuk variabel lokasi (X1) diperoleh nilai thitung = 0,557 dengan sig. t

= 0,578. Karena nilai sig. t tersebut 0,578 > 0,05 dan nilai thitung -2,019 ≤ 0,557 ≤

2,019; maka hipotesis Ho diterima. Jadi hasil dari uji ini, ternyata variabel lokasi tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya meskipun faktor lokasi Rusunawa

Joho Kabupaten Sukoharjo berada dalam kota, terletak ditengah-tengah pemukiman,

mudah dijangkau kendaraan/angkutan umum dan dekat dengan kepentingan umum,

misalnya tempat pendidikan, pasar, kantor dan puskesmas tetapi tidak mempunyai

pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa tersebut.

5. Dari analisis uji t untuk variabel fasilitas (X2) diperoleh nilai thitung = 1,738

dengan sig. t = 0,089. Karena nilai sig. t tersebut 0,089 > 0,05 dan nilai thitung -

2,019 ≤ 1,738 ≤ 2,019; maka hipotesis Ho diterima. Jadi hasil dari uji ini ternyata

variabel fasilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya meskipun

faktor fasilitas Rusunawa Joho Sukoharjo cukup memadai seperti ada suplai air

bersih, listrik, telepon, tempat parkir kendaraan, jalan setapak dan memiliki tempat

ibadah tetapi tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk

menyewa Rusunawa tersebut.

6. Dari analisis uji t untuk variabel kondisi lingkungan (X3) diperoleh nilai thitung = 1,419

dengan sig. t = 0,161. Karena nilai sig. t tersebut 0,161 > 0,05 dan nilai thitung -2,019

≤ 1,419 ≤ 2,019 maka hipotesis Ho diterima. Jadi hasil dari uji ini ternyata variabel

kondisi lingkungan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya faktor

kondisi lingkungan Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang meliputi daerah bebas

banjir, aman dari berbagai kejahatan dan kriminalitas, serta nyaman dari kebisingan

tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa

tersebut.

7. Dari analisis uji t untuk variabel struktur bangunan (X4) diperoleh nilai thitung = 1,562

dengan sig. t = 0,127. Karena nilai sig. t tersebut 0,127 > 0,05 dan nilai thitung -2,019

≤ 1,562 ≤ 2,019 maka hipotesis Ho diterima. Jadi hasil dari uji ini ternyata variabel

struktur bangunan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya faktor

struktur bangunan Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang meliputi sirkulasi

udara dan pencahayaannya, saluran air hujan, air kamar mandi dan saluran air cucian

lancar serta ketahanan atap, dinding dan lantai dari kerusakan (retak,patah,runtuh,dll)

tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa

tersebut.

8. Dari analisis uji t untuk variabel harga sewa (X5) diperoleh nilai thitung = 1,978 dengan

sig. t = 0,054. Karena nilai sig. T tersebut 0,054 > 0,05 dan nilai thitung -2,019 ≤ 1,978

≤ 2,019 maka hipotesis Ho diterima. Jadi hasil dari uji ini ternyata variabel harga sewa

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam

menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya faktor harga sewa

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo yang meliputi harga terjangkau bagi

masyarakat berpenghasilan rendah, penyewa membayar harga sewa perbulan, dan

adanya pemberian toleransi dalam batas waktu tertentu tidak mempunyai pengaruh

terhadap keputusan penyewa untuk menyewa Rusunawa tersebut.

9. Dari analisis uji F untuk variabel lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur

bangunan dan harga sewa secara bersama-sama (simultan) diperoleh nilai Fhitung =

19,327 dengan nilai sig. F = 0,000. Karena nilai sig. F tersebut 0,000 < 0,05 dan nilai

Fhitung 19,327 > 2,440 maka hipotesis Ho ditolak. Jadi hasil dari uji ini secara

bersama-sama (simultan) variabel lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur

bangunan dan harga sewa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo. Artinya faktor

lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur bangunan dan harga sewa secara

bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyewa untuk

menyewa Rusunawa tersebut karena memang pada umumnya kelima faktor tersebut

sering dijadikan pertimbangan utama oleh setiap penyewa dalam memutuskan jadi

tidaknya menyewa tempat tinggal.

10. Dari persamaan regresi linier berganda

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 setelah diketahui konstanta dan koefisien

regresinya maka diperoleh persamaan :

Y = 3,516 + 0,078X1 + 0,233X2 + 0,230X3 + 0,250X4 + 0,372X5

Interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah :

· a = 3,516 artinya jika lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur

bangunan (X4) dan harga sewa (X5) bernilai = 0 satuan, maka keputusan penyewa

dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 3,516 satuan.

· b1 = 0,078 artinya dengan adanya tambahan variabel lokasi (X1) bernilai = 1

satuan maka akan meningkatkan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa

Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 0,078 satuan, dengan asumsi variabel

fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4) dan harga sewa

(X5) dianggap tetap. Dengan adanya hubungan antar variabel positif, berarti

antara variabel lokasi dan keputusan penyewa menunjukkan pengaruh yang

searah, artinya jika variabel kondisi lokasi meningkat mengakibatkan keputusan

penyewa akan meningkat, demikian juga jika variabel lokasi menurun, maka

keputusan penyewa akan menurun.

· b2 = 0,233 artinya dengan adanya tambahan variabel fasilitas (X2) bernilai = 1

satuan maka akan meningkatkan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa

Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 0,233 satuan, dengan asumsi variabel

lokasi (X1), kondisi lingkungan (X3), struktur bangunan (X4) dan harga sewa (X5)

dianggap tetap. Dengan adanya hubungan antar variabel positif, berarti antara

variabel fasilitas dan keputusan penyewa menunjukkan pengaruh yang searah,

artinya jika variabel fasilitas meningkat mengakibatkan keputusan penyewa akan

meningkat, demikian juga jika variabel fasilitas menurun, maka keputusan

penyewa akan menurun.

· b3 = 0,230 artinya dengan adanya tambahan variabel kondisi lingkungan (X3)

bernilai = 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan penyewa dalam menyewa

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 0,230 satuan, dengan asumsi

variabel lokasi (X1), fasilitas (X2), struktur bangunan (X4) dan harga sewa (X5)

dianggap tetap. Dengan adanya hubungan antar variabel positif, berarti antara

variabel kondisi lingkungan dan keputusan penyewa menunjukkan pengaruh yang

searah, artinya jika variabel kondisi lingkungan meningkat mengakibatkan

keputusan penyewa akan meningkat, demikian juga jika variabel kondisi

lingkungan menurun, maka keputusan penyewa akan menurun.

· b4 = 0,250 artinya dengan adanya tambahan variabel struktur bangunan (X4)

bernilai = 1 satuan maka akan meningkatkan keputusan penyewa dalam menyewa

Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 0,250 satuan, dengan asumsi

variabel lokasi (X1), fasilitas (X2) dan kondisi lingkungan (X3) dan harga sewa

(X5) dianggap tetap. Dengan adanya hubungan antar variabel positif, berarti

antara variabel struktur bangunan dan keputusan penyewa menunjukkan pengaruh

yang searah, artinya jika variabel struktur bangunan meningkat mengakibatkan

keputusan penyewa akan meningkat, demikian juga jika variabel struktur

bangunan menurun, maka keputusan penyewa akan menurun.

· b5 = 0,372 artinya dengan adanya tambahan variabel harga sewa (X5) bernilai = 1

satuan maka akan meningkatkan keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa

Joho Kabupaten Sukoharjo (Y) sebesar 0,372 satuan, dengan asumsi variabel

lokasi (X1), fasilitas (X2), kondisi lingkungan (X3) dan struktur bangunan (X4)

dianggap tetap. Dengan adanya hubungan antar variabel positif, berarti antara

variabel harga sewa dan keputusan penyewa menunjukkan pengaruh yang searah,

artinya jika variabel harga sewa meningkat mengakibatkan keputusan penyewa

akan meningkat, demikian juga jika variabel harga sewa menurun, maka

keputusan penyewa akan menurun.

Tabel 4.14. Pengaruh Keputusan Penyewa Dalam Memilih Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo

SECARA

NO

FAKTOR

PENGARUH

1 LOKASI Tidak Mempunyai

2 FASILITAS Tidak Mempunyai

3 KONDISI LINGKUNGAN Tidak Mempunyai

4 STRUKTUR BANGUNAN Tidak Mempunyai

SENDIRI-SENDIRI

(PARSIAL)

DALAM UJI t

5 HARGA SEWA Tidak Mempunyai

1. Lokasi

2. Fasilitas

3. Kondisi Lingkungan

4. Struktur Bangunan

5. Harga Sewa

Mempunyai Pengaruh

atau Berkontribusi sebesar (69,7%)

BERSAMA-SAMA

(SIMULTAN)

DALAM UJI F

Non/di luar kelima faktor tersebut

(lokasi,fasilitas,kondisi

lingkungan,struktur bangunan dan

harga sewa)

Mempunyai Pengaruh

atau Berkontribusi

sebesar 30,3%

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah dilakukan dalam penelitian ini

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

.

1. Faktor yang menjadi prioritas utama terhadap konsumen dalam menyewa rusunawa

Joho Kabupaten Sukoharjo adalah faktor harga sewa dengan nilai Beta 0,337 dan

faktor kondisi lingkungan dengan nilai Beta 0,247.

2. Secara bersama-sama (simultan) dalam uji F kelima variabel bebas yaitu variabel

lokasi, fasilitas, kondisi lingkungan, struktur bangunan dan harga sewa mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa

Joho Kabupaten Sukoharjo.

5.2. Saran

Adapun saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yaitu :

1. Karena variabel harga sewa setelah diteliti mempunyai pengaruh paling besar

terhadap keputusan penyewa dalam menyewa Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo,

maka pengelola diharapkan memberi harga sewa yang kompetitif atau lebih murah

dengan harga sewa rusunawa lain.

2. Hendaknya para penyewa tetap menjaga kebersihan lingkungan, keamanan dan

kerukunan warga. Untuk itu paguyuban para penyewa yang sudah ada perlu

dipertahankan dan ditingkatkan kegiatannya. Seperti mendirikan koperasi yang

anggotanya para penyewa sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan

kesejahteraan warga.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005. Buku Penulisan Tugas Akhir. Universitas Sebelas Sebelas Maret Surakarta.

Ayu Setia, 2007. Analisis Investasi Proyek Pembangunan Rumah Susun. Skipsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Budi Harjo, Eko Ir. MSc, 1984, Sejumlah Masalah Permukiman Kota, Edisi Pertama, Penerbit Alumni, Bandung

H.B Sutopo, 1998, Metodologi Penelitian Kuantitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian, Surakarta, UNS Press.

Harinaldi, M.Eng, 2005, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik Dan Sains, Erlangga, Jakarta

Marsono, Drs, 1995, Undang-Undang Dan Peraturan-Peraturan Di Bidang Perumahan Dan Pemukiman, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Nanda Aji P, 2008, Pembangunan Rusunawa Joho Kabupaten Sukoharjo, Laporan Kerja Praktek, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ratih Indyastari Wikan, 2006. Rumah Susun, http://www.ar.itb.ac.id/wdp/wp-content/uploads

Santoso Singgih, 2005, Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Santoso Singgih, 2006, Menguasai Statistik Di Era Informasi Dengan SPSS, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Setiaji Bambang, Prof, 2008, SPSS Versi 15.00 Cara Mudah Analisis Kuantitatif, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutrisno Hadi, 1981, Metodologi Reseach, Jilid I, Yogyakarta, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Sri Drajat W.U, 2004. Analisis Implementasi Proyek Pembangunan Rumah Susun. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sri Rahayu, 2005, Riset Pemasaran, Alfabeta, Bandung

Umar Husein, 2002, Riset Pemasaran Perilaku Konsumen, Gramedia, Jakarta.