kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

17
KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544 PADA IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) Disusun Oleh : KRISNA SURYA NUGRAHA NIM. 105060401111021 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014

Transcript of kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

Page 1: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544

PADA IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh :

KRISNA SURYA NUGRAHA

NIM. 105060401111021

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2014

Page 2: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544

PADA IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh :

KRISNA SURYA NUGRAHA

NIM. 105060401111021

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS.

NIP. 19610131 198609 2 001

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Endang Purwati, MP.

NIP. 19521117 198103 2 001

Page 3: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544 PADA

IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG

Economy Investigation of Deep Well in SDJB 543 and SDJB 544

of Groundwater Irrigation in Jombang District

Krisna Surya Nugraha1)

Ussy Andawayanti2)

Endang Purwati2)

1Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia [email protected]

ABSTRAK

Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk swasembada pangan, maka

dibukalah areal sawah di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek seluas 30 Ha dan di Desa

Mojojejer Kecamatan Mojowarno seluas 28,6 Ha. Areal ini direncanakan merupakan

areal irigasi airtanah dan dengan Debit yang sama sebesar 40,07 liter/detik. Sedangkan

pola tata tanam sebelum adanya sumur dalam adalah padi – palawija, diharapkan setelah

adanya sumur dalam menjadi padi – padi – palawija. Oleh karena itu Dinas P2AT

melakukan pengeboran ulang (Re-Drill) di lokasi tersebut.

Berkaitan dengan pembangunan jaringan irigasi airtanah maka dalam studi ini

akan dikaji analisa ekonomi dengan mengambil lokasi studi SDJB 543 di Kecamatan

Diwek dan SDJB 544 di Kecamatan Mojowarno. Adapun analisa ekonomi

menggunakan perhitungan BCR, NPV, IRR dan analisa sensitivitas. Pada kajian ini pula

dilakukan perhitungan biaya operasional dan pemeliharaan (O&P), biaya pemompaan

berdasar kebutuhan air irigasi, dan harga air.

Hasil dari analisa dan perhitungan menunjukkan biaya total pembangunan

untuk SDJB 543 sama dengan SDJB 544 yaitu sebesar Rp. 365.09.000,00. Biaya O&P

SDJB 543 sebesar Rp. 136.042.175,00 dan SDJB 544 sebesar Rp. 131.166.225,00.

Keuntungan dari kenaikan hasil produksi pada SDJB 543 sebesar Rp. 598.076.000,00

sedangkan SDJB 544 sebesar Rp. 654.250.000,00. BCR berdasar suku bunga 7,5% pada

SDJB 543 sebesar B/C = 1,15 dan pada SDJB 544 sebesar B/C = 1,22. Nilai NPV

untuk SDJB 543 dengan bunga 7,5% sebesar Rp. 695.613.502,28 sedangkan pada SDJB

544 sebesar Rp. 1.025.414.862,26. IRR SDJB 543 sebesar 26%, sedangkan IRR SDJB

544 sebesar 32,8%, maka kedua proyek tersebut layak dalam segi ekonomi. Hasil

analisa sensitivitas semua kondisi dapat dikatakan layak untuk SDJB 543 sampai

dengan IRR 22,28% sedangkan SDJB 544 sampai dengan IRR 36,805%. Harga air

eksisting SDJB 543 dan SDJB 544 sebesar Rp. 23.750,00 perjam, sedangkan harga air

menurut perhitungan PU terhadap Annuity dan menurut bunga majemuk terhadap

Present sama yaitu sebesar Rp. 32.074,00 perjam untuk SDJB 543 dan untuk SDJB 544

sebesar Rp. 32.438,00 perjam.

Kata kunci : Irigasi Airtanah, Analisis Ekonomi, Harga Air

Page 4: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

ABSTRACT

By the policy of food self-sufficiency, government built rice fields at Ngudirejo of

the Diwek District measuring 30 hectares and at Mojowarno of Mojojejer District

measuring 28,6 hectares. This area will be used for groundwater irrigation and

discharge at the same measure in 40,07 liters/sec. Before building a deep well, the

pattern of laud use is paddy-crops. By building of the deep well it is expected to change

the pattern into paddy-paddy-crops. Therefore, department of P2AT re-drill in that

location.

Related to the development of groundwater irrigation, this study will investigate

the economic analysis in SDJB 543 at Diwek District and SDJB 544 at Mojowarno

District. The economic analysis uses calculations of BCR, NPV, IRR and sensitivity

analysis. In this investigation also calculated the operational cost and maintenance (O

& M), the pumping cost based on water demand and the price of water.

The result of the analysis and calculation shows the total cost of development for

543 SDJB equal to 544 SDJB is Rp. 365.09.000,00. The cost of O & M of SDJB 543 is

Rp. 136,042,175.00 and for SDJB 544 is Rp. 131,166,225.00. The profit of production

yield increase in SDJB is 543 Rp. 598.076.000,00 while for SDJB 544 is Rp.

654.250.000,00. BCR calculations based on 7.5% interest rate for SDJB 543 is B / C =

1.15 and SDJB 544 is B / C = 1.22. The value of NPV for SDJB 543 with 7,5% interest

rate is Rp. 695.613.502,28, while in SDJB 544 is Rp. 1.025.414.862,26. IRR for SDJB

543 is 26%, meanwhile for SDJB 544 is 32,8%, then both of project are reasonable in

economy aspect. The result of the sensitivity analysis for all conditions may be

reasonable for SDJB 543 up to IRR 22.28%, while SDJB 544 up to IRR 36.805%.

Existing water prices for SDJB 543 and SDJB 544 are Rp. 23.750,00 per hour, while

the water price according to PU calculations with annuity and according to compound

interest with Present are equal, the price is Rp. 32.074,00 per hour for SDJB 543 and

Rp.32.438,00 per hour for SDJB 544.

Key words : Groundwater Irrigation, Economic Analysis, Price of Water

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan adanya kebijakan

pemerintah untuk swasembada pangan,

maka dibukalah areal sawah di Desa

Ngudirejo Kecamatan Diwek seluas 30

Ha dan di Desa Mojojejer Kecamatan

Mojowarno seluas 28,6 Ha. Areal ini

direncanakan merupakan areal irigasi

airtanah dan dengan Debit yang sama

sebesar 40,07 liter/detik. Sedangkan

pola tata tanam sebelum adanya sumur

dalam adalah padi – palawija,

diharapkan setelah adanya sumur dalam

menjadi padi – padi – palawija. Maka

Dinas P2AT melakukan pengeboran

ulang (Re-Drill) di lokasi tersebut.

Melihat fenomena yang ada pada

Sumur Dalam Jombang SDJB 543 di

Kecamatan Diwek dan SDJB 544 di

Kecamatan Mojowarno pada lahan

pertanian irigasi air tanah di Kabupaten

Jombang dan kegunaannya selama ini

diperlukan suatu kajian yang mendalam

mengenai segi kelayakan ekonominya.

Analisa ekonomi dibutuhkan untuk

mengetahui biaya (Cost) yang harus

dikeluarkan, manfaat (Benefit) yang

diperoleh setelah pembangunan selesai

dan jangka waktu pengembalian

pinjaman jika dana proyek dalam

bentuk pinjaman.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui hasil pengembangan

irigasi airtanah yang telah dilakukan

oleh Proyek Irigasi Jawa Timur Bagian

Page 5: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

Proyek Pembangunan Air Tanah

Wilayah Surabaya ditinjau secara

ekonomi, yang diperoleh sesuai dengan

kendala-kendala yang ada. Dan dengan

adanya studi ini, pihak P2AT dapat

mengetahui sumur produksi yang tepat

untuk pengembangan irigasi airtanah

selanjutnya, khususnya di daerah Diwek

dan Mojowarno.

Studi ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui seberapa besar biaya

(Cost) yang dikeluarkan

pembangunan sumur dalam ini.

b. Mengetahui besarnya biaya

operasional dan pemeliharaan

selama usia guna dari tahun ke-2

sampai tahun ke-16.

c. Mengetahui besarnya keuntungan

yang atas kenaikan hasil produksi

setelah adanya proyek dengan

sebelum adanya proyek.

d. Mengetahui berapa besarnya

Benefit Cost Ratio (BCR), Net

Present Value (NPV),dan Internal

Rate of Return (IRR).

e. Mengetahui sensitivitasnya.

f. Mengetahui harga air Sumur Dalam

minimun per jamnya pada SDJB

543 dan SDJB 544.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi Proyek

Proyek adalah suatu kegiatan yang

menggunakan modal (resource) faktor

produksi untuk mencapai suatu

tujuan/target tertentu sedemikian

sehingga kegiatan tersebut dapat

memberikan manfaat/benefit setelah

jangka waktu tertentu. Evaluasi proyek

adalah suatu kegiatan untuk mengetahui

tingkat keuntungan suatu investasi

untuk menghindari pemilihan alternatif

yang tidak atau kurang menguntungkan

serta untuk menetukan prioritas

investasi.

Analisa ekonomi dalam studi

pengembangan sumberdaya air sudah

merupakan hal yang rutin baik dalam

tahap master plan, reconnaissance,

appraisal, feasibility study, project

completion report maupun dalam

tahapan yang dianggap perlu dalam

studi-studi khusus untuk mengevaluasi

keberhasilan atau kegagalan suatu

proyek pengembangan yang dibiayai

oleh Bank atau lembaga keuangan

lainnya. Bila dalam tahapan feasibility

study proyek tersebut dianggap layak,

maka dapat dilanjutkan dalam detail

design dan pelaksanaan proyek

(Suyanto, dkk, 2001).

2.2 Analisa Rencana Anggaran Biaya

Pengertian umum rencana anggaran

biaya adalah keseluruhan biaya yang

akan dianggarkan pada pelaksanaan

suatu proyek. Adapun secara definitif

dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Rencana, merupakan himpunan

suatu tujuan (planning), termasuk

detail/penjelasan dan tata cara

pelaksanaaan pembuatan sebuah

proyek pembangunan.

- Anggaran, merupakan perkiaraan

atau perhitungan biaya suatu

proyek pembangunan.

- Biaya, merupakan besar

pengeluaran yang berhubungan

dengan item pekerjaan (lumpsum,

m3, m, dan lain-lain) yang

tercantum dalam persyaratan-

persyaratan yang terlampir.

Secara umum Rencana Anggaran

Biaya (RAB) mencakup tiga (3) aspek

utama yaitu, merencanakan bentuk

bangunan yang memenuhi syarat,

menentukan biaya dan menyusun tata

cara pelaksanaan teknis dan

administratif. Anggaran biaya pada

bangunan yang sama akan berbeda-beda

di masing- masing daerah, disebabkan

karena perbedaan harga bahan dan upah

tenaga kerja.

2.3 Analisa Biaya (Cost)

Pada analisis kelayakan ekonomi

biaya-biaya tersebut dikelompokkan

menjadi beberapa komponen sehingga

memudahkan analisis perhitungan.

Menurut kuiper dalam Giatman (2007)

Page 6: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

semua biaya itu dikelompokkan menjadi

dua yaitu biaya modal (capital cost) dan

biaya tahunan (annual cost).

2.4 Analisa Manfaat (Benefit)

Benefit adalah kenaikan produksi

akibat adanya proyek, dibandingkan

bila tidak ada proyek (Suyanto, dkk,

2001). Dalam pembangunan sumber

daya air manfaat proyek dapat

dibedakan atas manfaat langsung (direct

benefit) atau manfaat utama dan

manfaat tidak langsung (indirect

benefit). Berdasarkan dapat atau tidak

nya dinilai dengan uang manfaat

dibedakan menjadi 2 yaitu (Suyanto,

dkk, 2001):

1. Tangible benefit, manfaat yang

timbul dapat dinilai langsung

dengan uang.

2. Intangible benefit, manfaat yang

timbul tidak dapat dinilai dengan

uang misal rasa aman,

terpeliharanya lingkungan, dan

lain-lain.

2.5 Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi merupakan

faktor yang harus diperhatikan dalam

pengembangan suatu daerah irigasi. Air

irigasi yang berguna menjaga

keseimbangan jumlah air dilahan

pertanian. Dalam menghitung

kebutuhan air irigasi dengan pola tata

tanam yang telah ditetapkan harus

dilakukan perhitungan terlebih dahulu

terhadap besarnya evapotranspirasi

yang terjadi, besarnya curah hujan

efektif, dan besarnya kebutuhan air per

luas disawah.

Langkah perhitungan Curah Hujan

Efektif adalah sebagai berikut:

1. Curah hujan tahunan selama n

tahun diurutkan dari kecil ke besar.

2. Menghitung probabilitas dengan

menggunakan rumus:

(Sosrodarsono, 1980):

P =

x 100% (2-1)

Dimana :

P = Probabilitas (%)

m = nomor urut data

n = jumlah data

Persamaan keseimbangan air

dinyatakan sebagai berikut: (Anonim,

1986).

NFR = Etc + WLR + P – Re (2-2) (Persamaan 2-17)

dengan :

NFR = kebutuhan bersih air irigasi

(mm/hari)

Etc = penggunaan air konsumtif

(mm)

WLR = penggantian lapisan air

(mm/hari)

P = perkolasi (mm/hari)

Re = curah hujan efektif

(mm/hari)

2.6 Analisa Bunga dalam Biaya dan

Manfaat

Sebagai titik tolak analisa finansial

maka disini dianggap telah

menyelesaikan studi-studi terdahulu

yang menghasilkan parameter dasar

untuk landasan membuat perkiraan

biaya investasi. Parameter dasar

memberikan ketentuan, antara lain

mengenai kapasitas produksi, pilihan

peralatan utama, fasilitas pendukung,

jumlah produksi, dll, dengan begitu

terdapat batasan pada lingkup proyek

yang memungkinkan pembuatan

perkiraan biaya pertama (Iman S, 1999).

2.7 Analisa Ekonomi

Terdapat berbagai macam metode

dalam menganalisa kelayakan ekonomi

yang biasa digunakan yaitu:

1. Net Present Value (NPV)

2. Internal Rate of Return (IRR)

3. Benefit Cost Ratio (BCR)

4. Sensitivity Analysis (SA)

Pada dasarnya semua metode

tersebut konsisten satu sama lain,

artinya jika dievaluasi dengan metode

lainnya akan menghasilkan

rekomendasi yang sama, tetapi

informasi spesifik yang dihasilkan

berbeda. Oleh karena itu, dalam

praktiknya masing-masing metode

sering dipergunakan secara bersamaan

Page 7: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

dalam rangka mendapatkan gambaran

yang lebih komprehensif terhadap

perilaku investasi tersebut (Giatman,

2007).

2.8 Harga Air Bersih

Suatu harga atau penilaian barang

dalam bentuk uang dipengaruhi oleh

banyak faktor. Faktor tersebut dapat

digolongkan dalam 2 hal yaitu faktor

yang mempengaruhi secara langsung

adanya barang tersebut (modal, upah

tenaga kerja dan biaya pengiriman dan

sebagainya) dan faktor yang tidak

langsung seperti keadaan sosial dan

politik. Faktor tidak langsung tidak akan

dibahas dalam penulisan ini.

Dalam perhitungan harga air di

sumur dalam, tergantung dari situasi

dan kondisi pada daerah yang dialiri.

Harga air dapat berupa satuan Rp/m3

atau dapat juga Rp/jam. Dalam studi ini

dihitungkan 2 harga air, agar dapat

memilih 2 alternatif pembiayaan yang

akan digunakan dalam penentuan harga

air di masing-masing sumur dalam.

Perhitungan harga air berdasarkan

pada bunga yaitu perhitungan akan

besarnya harga air dilihat dari faktor

bunga kompon untuk mengetahui sejauh

mana harga air minimum yang dapat

diketahui. Perhitungan ini memasukkan

beberapa parameter yaitu Biaya

konstruksi, Biaya O&P, Kebutuhan Air,

Faktor Konversi, dan Manfaat.

Dikarenakan SDJB merupakan

proyek yang sumber dana pembiayaan

berasal dari APBN, sedangkan

operasionalnya dibiayai oleh P3A maka

dalam perhitungan harga air bersih tidak

menyertakan biaya konstruksi. Adapun

biaya yang diperhitungkan untuk

penentuan harga air dari 2 alternatif

(Perjam dan Per m3) mencakup Biaya

O&P (Biaya pengoperasian pompa

pertahun, biaya pemeliharaan pertahun,

dan gaji pengurus P3A dan Jogotirto

pertahun), Jumlah jam operasi pompa

pertahun, dan volume air yang dipompa

selama setahun.

Penentuan harga air yang

dihitungkan mengacu pada 3

komponen, yaitu:

1. Harga air eksisting

2. Harga air menurut PU (Pabundu,

1990)

3. Harga air menurut bunga

majemuk.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Lokasi Studi

Lokasi kajian untuk SDJB 543

terletak di Desa Ngudirejo Kecamatan

Diwek, yang berbatasan langsung

dengan:

- Sebelah Utara: Kecamatan Jombang

- Sebelah Barat: Kecamatan Gudo

- Sebelah Selatan: Kecamatan Noro

- Sebelah Timur: Kecamatan

Mojowarno

Sedangkan lokasi kajian untuk

SDJB 544 terletak di Desa Mojojejer

Kecamatan Mojowarno, yang

berbatasan langsung dengan:

- Sebelah Utara: Kecamatan Jogoroto

- Sebelah Barat: Kecamatan Diwek

- Sebelah Selatan: Kecamatan Bareng

- Sebelah Timur: Kecamatan

Mojoagung

3.2 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam

menyelesaikan studi ini adalah sebagai

berikut:

1. Peta lokasi kajian dan Peta

Geohidrologi

2. Data Log Litologi, Konstruksi

Sumur dan Uji Pompa

3. Data Curah Hujan dan Klimatologi

4. Data Biaya-biaya dalam analisa

ekonomi

3.3 Langkah Studi

Langkah studi haruslah disusun

sedemikian rupa sehingga merupakan

suatu susunan yang sistematis untuk

melakukan analisis dalam mencari

penyelesaian dari permasalahan yang

ada. Penyelesaian Kajian Ekonomi

Sumur Dalam SDJB 543 dan SDJB 544

Page 8: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

pada irigasi air tanah di Kabupaten

Jombang, dilakukan dengan beberapa

tahapan sebagai berikut:

1. Menganalisa biaya pekerjaan dari

data yang diberikan oleh Dinas

P2AT.

2. Menganalisa besarnya biaya

operasional dan pemeliharaan dari

survei lapangan dan dinas P2AT.

3. Menentukan besarnya kebutuhan

air irigasi perluas berdasarkan Pola

Tata Tanam yang sudah ditetapkan

yaitu Padi – Padi – Palawija yang

disesuaikan dengan kondisi di

lapangan.

4. Menganalisa dan memperhitungkan

produksi pertanian.

5. Menganalisa estimasi keuntungan

dari membandingkan hasil produksi

pertanian sebelum adanya sumur

pompa dengan sesudah

dibangunnya sumur pompa.

6. Menentukan kelayakan proyek

berdasarkan (BCR)

7. Menentukan tingkat suku bunga

(interest) proyek sumur dalam guna

menilai kelayakan proyek dengan

menentukan (IRR)

8. Menganalisa hubungan

produktivitas sumur dalam (debit

sumur) dengan tingkat keuntungan

(B/C) dan (B-C)

9. Menganalisa investasi layak atau

tidak dengan perhitungan nilai

bersih waktu sekarang (NPV)

10. Menganalisa analisis sensitivitas

guna mengetahui sejauh mana

dampak parameter investasi yang

telah ditetapkan (memenuhi

persyaratan) sebelumnya boleh

berubah. Dalam perhitungan analisa

sensitivitas ini dicari kemungkinan

kondisi terburuk dan kondisi

menguntungkan dari pembangunan

sumur dalam.

11. Menentukan harga airtanah

berdasarkan harga air eksisting,

harga air menurut PU, dan harga air

menurut bunga majemuk.

4. HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Biaya Pekerjaan

Pada umumnya suatu proyek irigasi

air tanah yang merupakan bagian dari

Balai Besar Wilayah Sungai, sumber

pendanaan berasal dari APBN murni

ditambah bantuan dari luar negeri

khususnya untuk pengembangan irigasi

air tanah, sehingga oleh pemerintah

dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

sebesar 10% dari biaya pekerjaan

proyek. Sehingga pada perhitungan

biaya pekerjaan proyek yang

dilaksanakan oleh kontraktor, nilai PPN

tersebut sudah dimasukkan dalam harga

penawaran.

Besarnya total biaya pekerjaan

sebagai berikut:

Tabel 4.1. Rekapitulasi Biaya Pekerjaan

Sumber: Dinas P2AT Surabaya

4.2 Analisa Manfaat Irigasi

Untuk mendapatkan besarnya

pemompaan tiap harinya maka

dibutuhkan kebutuhan air per luas untuk

masing-masing musim tanam. Oleh

karena itu diperlukan perhitungan Pola

Tata Tanam pada daerah kajian.

BIAYA

(Rp)

A PEKERJAAN PERSIAPAN 389.340,00

B PEKERJAAN RUMAH POMPA 46.316.429,40

-

C JARINGAN IRIGASI 119.200.884,60

D PAGAR RUMAH POMPA 26.872.312,80

E PEKERJAAN PAVING 1.804.140,00

F PENCUCIAN SUMUR 8.060.000,00

G PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA 129.263.100,00

( A ) Jumlah Harga ( termasuk biaya umum dan keuntungan ) 331.906.206,80

( B ) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) 10 % 33.190.620,68

( C ) Jumlah = (A) + (B) 365.096.827,48

JUMLAH DIBULATKAN 365.096.000,00

NO. U R A I A N P E K E R J A A N

Terbilang : Tiga Ratus Enam Puluh Lima Juta Sembilan Puluh Enam Ribu Rupiah

Page 9: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

Tabel 4.2. Data Klimatologi Rerata

Kabupaten Jombang

Langkah perhitungan Curah Hujan

Efektif adalah sebagai berikut:

1. Curah hujan tahunan selama n

tahun diurutkan dari kecil ke besar.

2. Dengan persamaan (2-1) didapat

urutan curah hujan yang diambil

sebagai tahun dasar perencanaan

(Tabel 4.3) sehingga didapatkan

untuk R80 pada urutan ke-3,

sedangkan R50 pada urutan ke-6.

R80 =

+ 1 =

+ 1 = 3,2 ≈ 3

R50 =

+ 1 =

+ 1 = 6,5 ≈ 6

Tabel 4.3. Data Curah Hujan Rata-rata Tahunan Dan Perhitungan R80 dan R50 (mm)

Sumber : Hasil Perhitungan

Lokasi

Bulan (t) (RH) (u) (n/N)

(°C) (%) (m/dt) (%)

Januari 27,20 86 1,2 30,52

Februari 27,30 86 1,1 33,10

Maret 27,10 91 1,3 33,77

April 27,60 86 1,1 45,80

Mei 27,20 87 1,1 41,70

Juni 26,50 84 1,5 43,49

Juli 26,10 81 1,7 51,66

Agustus 27,60 77 1,7 51,33

September 28,20 77 2,0 51,00

Oktober 28,00 77 1,7 45,43

Nopember 27,20 79 1,6 40,96

Desember 27,00 82 2,0 37,51

: 7° 32" Lintang Selatan

Sumber : BMG Karangploso Malang

P

Tahun R (mm) (%) Tahun R (mm)

1 2003 1.826,00 8,33 2008 1304,50

2 2004 1.780,00 16,67 2005 1649,00

3 2005 1.649,00 25,00 2007 1664,50 R80

4 2006 1.839,00 33,33 2009 1767,50

5 2007 1.664,50 41,67 2004 1780,00

6 2008 1.304,50 50,00 2003 1826,00 R50

7 2009 1.767,50 58,33 2006 1839,00

8 2010 2.706,50 66,67 2012 1965,50

9 2011 1.987,00 75,00 2011 1987,00

10 2012 1.965,50 83,33 2013 2515,50

11 2013 2.515,50 91,67 2010 2706,50

NoData Hujan Rangking Data

Keterangan

Page 10: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

Tabel 4.4. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi berdasarkan Pola Tata

Sumber : Hasil Perhitungan

No Uraian Perhitungan Satuan

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 0,5 0,75 1 1 0,82 0,45

1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 0,5 0,75 1 1 0,82 0,45

0,45 1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 1,2 1,27 1,33 1,3 1,3 0 0,5 0,75 1 1 0,82

3 Rerata koefisien tanaman 0,45 1,20 1,24 1,27 1,30 1,31 0,87 0,65 0,00 1,20 1,24 1,27 1,30 1,31 0,87 0,65 0,25 0,63 0,75 0,92 0,94 0,76 0,64

4 Evapotranspirasi potensial (Eto) mm/hari 5,562 5,562 5,379 5,379 4,402 4,402 4,531 4,531 3,854 3,854 4,207 4,207 3,455 3,455 3,489 3,489 4,175 4,175 4,780 4,780 5,836 5,836 5,695 5,695

5 Penggunaan air konsumtif (ET) mm/hari 2,503 0,000 6,455 6,643 5,576 5,723 5,936 3,927 2,505 0,000 5,049 5,196 4,377 4,492 4,571 3,024 2,714 1,044 2,987 3,585 5,349 5,485 4,310 3,617

6 Rasio Luas PAK mm/hari 0,25 0,00 0,25 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,25 0,25 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,50 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75

7 PAK dgn Rasio Luas Tanaman mm/hari 0,626 0,000 1,614 4,982 5,576 5,723 5,936 3,927 1,879 0,000 1,262 3,897 4,377 4,492 4,571 3,024 2,035 0,522 2,240 3,585 5,349 5,485 4,310 2,712

8 Keb. Air penyiapan lahan mm 14,602 14,602 14,472 14,472 13,440 13,440 13,674 13,674

9 Rasio luas penyiapan lahan 0,25 0,75 0,75 0,25 1,00 1,00 1,00 1,00 0,25 0,75 0,75 0,25 1,00 1,00 1,00 1,00 0,25 0,50 0,25 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00

10 Penyiapan Lahan Dengan Ratio mm/hari 3,651 10,952 10,854 3,618 3,360 10,080 10,256 3,419

11 Perkolasi (P) mm/hari 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

12 Keb. Air penggantian lapisan air (WLR) mm/hari 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3

13 Rasio Luas Total mm/hari 0,50 0,25 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75

14 WLR dengan Rasio mm/hari 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3

15 Curah Hujan Efektif (Re) mm 0,400 2,707 7,747 10,547 0,187 4,340 7,747 7,980 6,370 9,823 3,640 1,680 0,373 0,280 2,030 4,013 0,000 0,000 0,000 0,000 0,600 0,167 3,433 1,033

16 Kebutuhan air di sawah (NFR) mm 3,876 8,245 6,721 0,053 10,689 6,683 3,490 1,247 0,869 2,257 9,878 7,636 9,303 9,512 7,841 4,311 4,035 0,522 2,240 3,585 4,749 5,319 0,876 1,679

17 Kebutuhan air per satuan luas lt/dt/ha 0,449 0,954 0,778 0,006 1,237 0,773 0,404 0,144 0,101 0,261 1,143 0,884 1,077 1,101 0,908 0,499 0,467 0,060 0,259 0,415 0,550 0,616 0,101 0,194

18 Efisiensi irigasi (Eff) % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

19 Kebutuhan air per satuan luas (IR) lt/dt/ha 0,449 0,954 0,778 0,006 1,237 0,773 0,404 0,144 0,101 0,261 1,143 0,884 1,077 1,101 0,908 0,499 0,467 0,060 0,259 0,415 0,550 0,616 0,101 0,194

1 Pola Tanam

2 Koefisien tanaman (Kc)

November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

PENYIAPAN

LAHANPADI I PENYIAPAN

LAHAN

PADI II PALAWIJA

Page 11: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

4.3 Biaya Operasional dan

Pemeliharaan

Setelah mendapatkan perhitungan

ekonomi pembangunan rumah pompa

dan pembuatan jaringan irigasi, maka

perlu diperhitungkan juga biaya

operasional dan pemeliharaan untuk

masa penggunaannya selama masa usia

guna. Biaya ini untuk operasi pompa

per jam, Biaya pemeliharaan per tahun

dan Gaji pengurus P3A dan Jogotirto

per tahun. Perhitungan besar biaya

operasi dan pemeliharaan didasarkan

pada usia guna proyek. Pada proyek-

proyek irigasi air tanah dengan

menggunakan sumur pompa, usia

gunanya ditetapkan 15 tahun sejak

proyek mulai dioperasikan. Menentukan

besar biaya operasi dan pemeliharaan

yang dibutuhkan setiap tahun selama

usia guna ditetapkan berdasarkan Biaya

pengelolaan Eksploitasi dan

Pemeliharaan (Pabundu, 1990).

Tabel 4.5. Biaya Pemompaan SDJB tiap

Musim Tanam

Sumber: Hasil Perhitungan

Operasi pompa pertahun adalah

jumlah keseluruhan lama pemompaan x

harga pengoperasian pompa perjam.

Untuk SDJB 543 lama pemompaan

pertahun 3605,60 jam sedangkan SDJB

544 sebesar 3437,24 jam. Harga

pengoperasian pompa perjam kedua

sumur sama yaitu Rp. 24.634,00.

Tabel 4.6 Biaya O&P SDJB 543

pertahun

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.7 Biaya O&P SDJB 544

pertahun

Sumber: Hasil Perhitungan

4.4 Analisa Keuntungan dengan

Adanya Proyek

Perhitungan keuntungan (benefit)

dari proyek irigasi airtanah ini,

berdasarkan atas kenaikan hasil

produksi pertanian sebelum adanya

proyek dengan sesudah pembangunan

sumur SDJB. Dimana sebelum adanya

proyek pola tanam yang digunakan

adalah Padi – Palawija, sedangkan

setelah proyek rampung petani

menggunakan pola tanam Padi – Padi -

Palawija . Untuk hasil pertanian pada

SDJB 543 yaitu Padi-Padi-Kedelai,

sedangkan hasil pertanian pada SDJB

544 yaitu Padi-Padi-Jagung.

Estimasi besar keuntungan SDJB

sudah termasuk perhitungan upah kerja

produksi tanaman (Padi, Jagung, dan

Kedelai), biaya produksi per hektar tiap

masing-masing tanaman, hasil produksi

pertanian tiap sumur dalam, dan hasil

jual produksi pertanian.

Kebutuhan Lama

Air Pemompaan

lt/dt/ha jam/hari/ha

Nop 1 0,449 0,269

2 0,954 0,572

Des 1 0,778 0,466

2 0,006 0,004

Jan 1 1,237 0,741

2 0,773 0,463

Feb 1 0,404 0,242

2 0,144 0,086

Mar 1 0,101 0,060

2 0,261 0,156

Apr 1 1,143 0,685

2 0,884 0,529

Mei 1 1,077 0,645

2 1,101 0,659

Jun 1 0,908 0,544

2 0,499 0,299

Jul 1 0,467 0,280

2 0,060 0,036

Agus 1 0,259 0,155

2 0,415 0,249

Sept 1 0,550 0,329

2 0,616 0,369

Okt 1 0,097 0,058

2 0,194 0,116

1.321.876,96

588.334,46

2.372.200,60

588.334,46

PeriodeBulan

Biaya Pemompaan untuk

per Ha tiap musim tanam

Rp

1.050.323,64

No Uraian Jumlah Harga

Rp

I Total Biaya Pemeliharaan Per Tahun 11.157.000,00

II Total Gaji Pengurus Per Tahun 20.400.000,000

III Total Operasi Pompa per tahun 88.816.052

120.373.052 Total O&P per tahun

No Uraian Jumlah Harga

Rp

I Total Biaya Pemeliharaan Per Tahun 11.157.000,00

II Total Gaji Pengurus Per Tahun 20.400.000,000

III Total Operasi Pompa per tahun 84.671.303

116.228.303 Total O&P per tahun

Page 12: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

Tabel 4.8 Estimasi Besar Keuntungan SDJB 543

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.9 Estimasi Besar Keuntungan SDJB 544

Sumber: Hasil Perhitungan

No Uraian Satuan

Padi Kedelai Padi I Padi II Kedelai

1 Luas Tanaman Ha 30 30 30 30 30

2 Produksi tiap hektar kg 4.000 700 6.000 6.000 1.500

3 Total produksi kg 120.000 21.000 180.000 180.000 45.000

4 Harga jual tiap kg Rp 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.500,00

5 Total nilai hasil produksi Rp 360.000.000,00 63.000.000,00 540.000.000,00 540.000.000,00 157.500.000,00

6 Total hasil produksi tiap tahun Rp

7 Biaya produksi tiap hektar Rp 2.416.000,00 1.185.000,00 4.788.200,60 4.788.200,60 1.773.334,46

8 Total biaya produksi Rp 72.480.000,00 35.550.000,00 143.646.017,95 143.646.017,95 53.200.033,68

9 Total biaya produksi tiap tahun Rp

10 Harga sewa tanah tiap hektar tiap tahun Rp

11 Total sewa tanah tiap tahun Rp

12 Keuntungan tiap tahun Rp

13 Keuntungan bersih tiap tahun dengan adanya Rp

sumur pompa dibanding tanpa adanya sumur pompa 582.037.000,00Rp

108.030.000,00 340.492.069,58

2.500.000,00 2.500.000,00

75.000.000,00 75.000.000,00

239.970.000,00 822.007.930,42

582.037.930,42

Jumlah Dibulatkan

Tanpa Adanya Sumur Pompa Dengan Adanya Sumur Pompa

423.000.000,00 1.237.500.000,00

No Uraian Satuan

Padi Jagung Padi I Padi II Jagung

1 Luas Tanaman Ha 28,6 28,6 28,6 28,6 28,6

2 Produksi tiap hektar kg 4.000 3.000 6.000 6.000 6.500

3 Total produksi kg 114.400 85.800 171.600 171.600 185.900

4 Harga jual tiap kg Rp 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 2.200,00

5 Total nilai hasil produksi Rp 343.200.000,00 257.400.000,00 514.800.000,00 514.800.000,00 408.980.000,00

6 Total hasil produksi tiap tahun Rp

7 Biaya produksi tiap hektar Rp 2.416.000,00 2.566.000,00 4.788.200,60 4.788.200,60 3.154.334,46

8 Total biaya produksi Rp 69.097.600,00 73.387.600,00 136.942.537,12 136.942.537,12 90.213.965,44

9 Total biaya produksi tiap tahun Rp

10 Harga sewa tanah tiap hektar tiap tahun Rp

11 Total sewa tanah tiap tahun Rp

12 Keuntungan tiap tahun Rp

13 Keuntungan bersih tiap tahun dengan adanya Rp

sumur pompa dibanding tanpa adanya sumur pompa

616.366.160,33

Jumlah Dibulatkan 616.366.000,00Rp

Tanpa Adanya Sumur Pompa Dengan Adanya Sumur Pompa

386.614.800,00 1.002.980.960,33

600.600.000,00 1.438.580.000,00

142.485.200,00 364.099.039,67

2.500.000,00 2.500.000,00

71.500.000,00 71.500.000,00

Page 13: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

4.5 Rasio Manfaat Biaya (BCR)

Dalam perhitungan BCR, masing-

masing komponen baik biaya (Cost)

ataupun manfaat (Benefit) dipakai

dalam bentuk nilai sekarang (present

value).

Tabel 4.10 Besarnya B/C dan B-C hasil

perhitungan BCR

Sumber: Hasil Perhitungan

4.6 Tingkat Pengembalian Internal

(IRR)

Untuk mendapatkan nilai IRR

digunakan cara coba-coba dengan

menentukan dua tingkat suku bunga,

kemudian kedua nilai tersebut

diinterpolasi guna mendapatkan nilai

IRR yang diinginkan.

Tabel 4.11 IRR SDJB 543

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 4.1 Tingkat Pengembalian

Intenal SDJB 543

Tabel 4.12 IRR SDJB 544

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 4.2 Tingkat Pengembalian

Intenal SDJB 544

4.7 Net Present Value (NPV)

Dalam sebuah investasi akan

ditemui cash flow yang berupa cash-in

dan cash-out. Sehingga dapat

dirumuskan bahwa NPV = cash-in –

cash-out. Untuk lebih detail mengenai

perhitungan NPV akan dijelaskan

sebagai berikut:

Cash out = Biaya

= Rp. 4.338.633.869,12

Cash in = Manfaat

= Rp. 5.137.718.507,94

i SDJB 543 SDJB 544 SDJB 543 SDJB 544

(%)

1% 1,23 1,25 1.502.880.684,68Rp 1.700.059.199,05Rp

2% 1,22 1,24 1.362.109.522,48Rp 1.544.842.237,32Rp

3% 1,22 1,24 1.235.439.378,06Rp 1.405.211.854,73Rp

5% 1,20 1,22 1.017.787.414,41Rp 1.165.399.228,29Rp

7,5% 1,18 1,20 799.084.638,82Rp 924.617.402,24Rp

10% 1,17 1,19 686.497.548,67Rp 801.130.693,23Rp

13% 1,15 1,17 506.832.358,72Rp 603.691.432,28Rp

15% 1,12 1,14 369.469.428,48Rp 452.626.397,96Rp

20% 1,08 1,10 193.021.525,85Rp 259.512.637,12Rp

25% 1,03 1,05 64.587.450,10Rp 119.471.025,02Rp

30% 0,98 1,01 (33.452.689,94)Rp 13.025.391,04Rp

35% 0,94 0,96 (111.474.968,89)Rp (71.293.472,99)Rp

40% 0,89 0,92 (175.831.536,88)Rp (140.506.924,85)Rp

45% 0,85 0,87 (230.553.062,97)Rp (199.070.270,06)Rp

50% 0,81 0,83 (278.282.815,19)Rp (249.905.248,53)Rp

B/C B-C

Nilai sekarang Nilai sekarang

Total Biaya Keuntungan

% (Rp) (Rp)

1% 6.567.105.787,53Rp 8.069.986.472,20Rp

2% 6.116.649.212,77Rp 7.478.758.735,25Rp

3% 5.712.891.653,29Rp 6.948.331.031,35Rp

5% 5.023.567.268,57Rp 6.041.354.682,97Rp

7,5% 4.338.633.869,12Rp 5.137.718.507,94Rp

10% 4.005.128.862,77Rp 4.691.626.411,44Rp

13% 3.457.349.113,08Rp 3.964.181.471,79Rp

15% 3.033.921.762,10Rp 3.403.391.190,59Rp

20% 2.528.280.894,65Rp 2.721.302.420,50Rp

25% 2.181.649.715,11Rp 2.246.237.165,21Rp

30% 1.935.675.586,79Rp 1.902.222.896,84Rp

35% 1.755.995.566,91Rp 1.644.520.598,02Rp

40% 1.621.572.935,91Rp 1.445.741.399,04Rp

45% 1.519.059.134,19Rp 1.288.506.071,21Rp

50% 1.439.700.324,57Rp 1.161.417.509,38Rp

i

Nilai sekarang Nilai sekarang

Total Biaya Keuntungan

% (Rp) (Rp)

1% 6.845.889.983,73Rp 8.545.949.182,78Rp

2% 6.375.008.969,60Rp 7.919.851.206,92Rp

3% 5.952.927.356,97Rp 7.358.139.211,71Rp

5% 5.232.270.742,24Rp 6.397.669.970,53Rp

7,5% 4.516.120.501,78Rp 5.440.737.904,02Rp

10% 4.167.204.883,90Rp 4.968.335.577,13Rp

13% 3.594.294.961,63Rp 4.197.986.393,90Rp

15% 3.151.494.657,76Rp 3.604.121.055,72Rp

20% 2.622.290.483,21Rp 2.881.803.120,33Rp

25% 2.259.247.790,99Rp 2.378.718.816,01Rp

30% 2.001.389.412,10Rp 2.014.414.803,14Rp

35% 1.812.806.858,31Rp 1.741.513.385,32Rp

40% 1.671.517.239,44Rp 1.531.010.314,60Rp

45% 1.563.571.616,41Rp 1.364.501.346,34Rp

50% 1.479.822.429,84Rp 1.229.917.181,31Rp

i

Page 14: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

Cash in – Cash out

= Rp. 5.137.718.507,94 - Rp.

4.338.633.869,12

= Rp. 799.084.638,82 > 0

Tabel 4.13 Perhitungan NPV SDJB 543

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.14 Perhitungan NPV SDJB 544

Sumber: Hasil Perhitungan

4.8 Analisa Sensitivitas

Analisa sensitivitas dibutuhkan

dalam rangka mengetahui sejauh mana

dampak parameter-parameter investasi

yang telah ditetapkan sebelumnya boleh

berubah karena adanya faktor situasi

dan kondisi selama umur investasi,

sehingga perubahan tersebut hasilnya

akan berpengaruh secara signifikan

pada keputusan yang telah diambil.

Analisis sensitivitas yang dihitung

pada studi ini adalah sebagai berikut :

1. Kondisi terburuk:

a. Biaya naik 10%, manfaat tetap.

b. Biaya tetap, manfaat turun 10%.

2. Kondisi menguntungkan:

a. Biaya tetap, manfaat naik 10%.

b. Biaya turun 10%, manfaat tetap.

Tabel 4.15 Rekapitulasi Analisa

Sensitivitas i=7,5% SDJB 543

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.16 Rekapitulasi perhitungan

IRR pada analisa sensitivitas

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 4.3 Grafik Sensitivitas untuk

berbagai kondisi terhadap B-C pada

suku bunga 7,5% SDJB 543

Gambar 4.4 Grafik Sensitivitas untuk

berbagai kondisi terhadap B/C pada

suku bunga 7,5% SDJB 543

Gambar 4.5 Grafik Sensitivitas untuk

berbagai kondisi terhadap IRR

Tabel 4.17 Rekapitulasi Analisa

Sensitivitas i=7,5% SDJB 544

Sumber: Hasil Perhitungan

i PV Biaya PV Manfaat NPV

(%) Rp Rp Rp

1% 6.567.105.787,53 8.069.986.472,20 6.567.105.787,53

2% 6.116.649.212,77 7.478.758.735,25 1.362.109.522,48

3% 5.712.891.653,29 6.948.331.031,35 1.235.439.378,06

5% 5.023.567.268,57 6.041.354.682,97 1.017.787.414,41

7,5% 4.338.633.869,12 5.137.718.507,94 799.084.638,82

10% 4.005.128.862,77 4.691.626.411,44 686.497.548,67

13% 3.457.349.113,08 3.964.181.471,79 506.832.358,72

15% 3.033.921.762,10 3.403.391.190,59 369.469.428,48

20% 2.528.280.894,65 2.721.302.420,50 193.021.525,85

25% 2.181.649.715,11 2.246.237.165,21 64.587.450,10

30% 1.935.675.586,79 1.902.222.896,84 (33.452.689,94)

35% 1.755.995.566,91 1.644.520.598,02 (111.474.968,89)

40% 1.621.572.935,91 1.445.741.399,04 (175.831.536,88)

45% 1.519.059.134,19 1.288.506.071,21 (230.553.062,97)

50% 1.439.700.324,57 1.161.417.509,38 (278.282.815,19)

i PV Biaya PV Manfaat NPV

(%) Rp Rp Rp

1% 6.845.889.983,73 8.545.949.182,78 1.700.059.199,05

2% 6.375.008.969,60 7.919.851.206,92 1.544.842.237,32

3% 5.952.927.356,97 7.358.139.211,71 1.405.211.854,73

5% 5.232.270.742,24 6.397.669.970,53 1.165.399.228,29

7,5% 4.516.120.501,78 5.440.737.904,02 924.617.402,24

10% 4.167.204.883,90 4.968.335.577,13 801.130.693,23

13% 3.594.294.961,63 4.197.986.393,90 603.691.432,28

15% 3.151.494.657,76 3.604.121.055,72 452.626.397,96

20% 2.622.290.483,21 2.881.803.120,33 259.512.637,12

25% 2.259.247.790,99 2.378.718.816,01 119.471.025,02

30% 2.001.389.412,10 2.014.414.803,14 13.025.391,04

35% 1.812.806.858,31 1.741.513.385,32 (71.293.472,99)

40% 1.671.517.239,44 1.531.010.314,60 (140.506.924,85)

45% 1.563.571.616,41 1.364.501.346,34 (199.070.270,06)

50% 1.479.822.429,84 1.229.917.181,31 (249.905.248,53)

No Kondisi B - C B/C

1 Normal 799.084.638,82Rp 1,18

2 Biaya naik 10% dan Manfaat tetap 717.870.131,86Rp 1,16

3 Biaya tetap dan Manfaat turun 10% 740.880.845,77Rp 1,17

4 Biaya tetap dan Manfaat nak 10% 857.288.431,86Rp 1,20

5 Biaya turun 10% dan Manfaat tetap 880.299.145,77Rp 1,21

No Kondisi IRR (%)

1 Normal 28,294

2 Biaya naik 10% dan Manfaat tetap 24,353

3 Biaya tetap dan Manfaat turun 10% 25,326

4 Biaya tetap dan Manfaat nak 10% 31,586

5 Biaya turun 10% dan Manfaat tetap 33,061

No Kondisi B - C B/C

1 Normal 924.617.402,24Rp 1,20

2 Biaya naik 10% dan Manfaat tetap 841.392.198,27Rp 1,18

3 Biaya tetap dan Manfaat turun 10% 862.980.786,21Rp 1,19

4 Biaya tetap dan Manfaat nak 10% 986.254.018,27Rp 1,22

5 Biaya turun 10% dan Manfaat tetap 1.007.842.606,21Rp 1,23

Page 15: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

Tabel 4.18 Rekapitulasi perhitungan

IRR pada analisa sensitivitas

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 4.6 Grafik Sensitivitas untuk

berbagai kondisi terhadap B-C pada

suku bunga 7,5% SDJB 544

Gambar 4.7 Grafik Sensitivitas untuk

berbagai kondisi terhadap B/C pada

suku bunga 7,5% SDJB 544

Gambar 4.8 Grafik Sensitivitas untuk

berbagai kondisi terhadap IRR

4.9 Harga Air Bersih

Dalam perhitungan harga air di

sumur dalam, tergantung dari situasi

dan kondisi pada daerah yang dialiri.

Harga air dapat berupa satuan Rp/m3

atau dapat juga Rp/jam. Dalam studi ini

dihitungkan 2 harga air, agar dapat

memilih 2 alternatif pembiayaan yang

akan digunakan dalam penentuan harga

air di masing-masing sumur dalam.

Tabel 4.19 Rekapitulasi Penentuan Harga Air SDJB 543

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.20 Rekapitulasi Penentuan Harga Air SDJB 544

Sumber: Hasil Perhitungan

No Kondisi IRR (%)

1 Normal 30,772

2 Biaya naik 10% dan Manfaat tetap 26,703

3 Biaya tetap dan Manfaat turun 10% 27,717

4 Biaya tetap dan Manfaat nak 10% 34,427

5 Biaya turun 10% dan Manfaat tetap 35,862

perjam per m3

perjam per m3

Bunga Faktor Konversi perjam per m3

7,5 8,827 33.386Rp 231Rp

10 7,606 33.386Rp 231Rp

13 6,462 33.386Rp 231Rp

15 5,847 33.386Rp 231Rp

20 4,675 33.386Rp 231Rp

25 3,859 33.386Rp 231Rp

30 3,268 33.386Rp 231Rp

Harga air (Bunga Majemuk) terhadap PresentHarga air (PU) terhadap AnnuityHarga air (eksisting)

Rp. 23.750,00 - Rp33.386,1 Rp232,00

perjam per m3

perjam per m3

Bunga Faktor Konversi perjam per m3

7,5 8,827 33.815Rp 234Rp

10 7,606 33.815Rp 234Rp

13 6,462 33.815Rp 234Rp

15 5,847 33.815Rp 234Rp

20 4,675 33.815Rp 234Rp

25 3,859 33.815Rp 234Rp

30 3,268 33.815Rp 234Rp

Harga air (eksisting) Harga air (PU) terhadap Annuity Harga air (Bunga Majemuk) terhadap Present

Rp. 23.750,00 - Rp33.814,6 Rp235,00

Page 16: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan

perhitungan yang telah dilakukan dalam

kajian ini dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Biaya total dari komponen

pembangunan besarnya sama untuk

SDJB 543 dan SDJB 544 yaitu

sebesar Rp. 365.09.000,00

dikarenakan proyek ini merupakan

proyek satu (1) paket pekerjaan

Jaringan Irigasi Airtanah (JIAT).

2. Berdasarkan hasil dari analisa dan

perhitungan biaya total O&P untuk

SDJB 543 sebesar Rp.

120.373.580,00 dan biaya total O&P

untuk SDJB 544 sebesar Rp.

116.228.831,00.

3. Keuntungan berdasar pada kenaikan

hasil produksi setelah adanya proyek

dengan sebelum adanya proyek

dipengaruhi oleh faktor tanaman

yang ditanam. Untuk SDJB 543

dengan pola tanam padi – padi –

Kedelai mempunyai keuntungan

bersih sebesar Rp. 582.037.000,00

sedangkan untuk SDJB 544 dengan

pola tanam padi – padi – Jagung

mempunyai keuntungan bersih Rp.

616.366.000,00.

4. Perhitungan dan analisa ekonomi

SDJB 543 dan SDJB 544 meliputi

BCR, NPV, IRR, dan analisa

sensitivitas dengan suku bunga yang

berlaku 7,5% per desember 2013.

Untuk perhitungan BCR dengan

suku bunga 7,5% pada SDJB 543

sebesar B/C = 1,18 dan pada SDJB

544 sebesar B/C = 1,20.

Nilai NPV (Net Present Value)

untuk SDJB 543 dengan bunga

7,5% sebesar Rp. 799.084.638,82

sedangkan pada SDJB 544 sebesar

Rp. 924.617.402,24.

IRR SDJB 543 sebesar 27,86%,

sedangkan IRR SDJB 544 sebesar

30,92%, maka kedua proyek sumur

produksi SDJB 543 dan SDJB 544

sangat layak dalam segi ekonomi

karena IRR > Suku Bunga Yang

berlaku (7,5%).

Berdasar hasil perhitungan analisa

sensitivitas semua kondisi dapat

dikatakan layak untuk SDJB 543

sampai dengan IRR 24,353%

sedangkan SDJB 544 sampai

dengan IRR 26,703%.

Hasil analisa kelayakan ekonomi

yang didapatkan berdasarkan

perhitungan dengan tingkat bunga

7,5%, bahwa pembangunan SDJB

543 dan SDJB 544 secara ekonomi

layak untuk dibangun.

5. Besarnya harga air (eksisting) pada

SDJB 543 dan SDJB 544 sama, yaitu

sebesar Rp. 23.750,00 perjam.

Sedangkan harga air menurut PU dan

harga air menurut bunga majemuk

besarnya juga sama, untuk SDJB 543

sebesar Rp. 33.386,00 perjam atau

Rp. 232,00 per m3 dan pada SDJB

544 sebesar Rp. 33.815 perjam atau

Rp. 235,00 per m3.

5.2 Saran

Adapun saran dalam studi ini

adalah sebagai berikut:

1. Apabila biaya O&P ditanggung oleh

P3A, hendaknya pemerintah

menanggung biaya Penggantian

mesin pompa. Dikarenakan biaya

penggantian mahal, dan

membutuhkan tenaga ahli dalam

prosesnya.

2. Hendaknya pihak terkait selalu

meninjau dan turut serta dalam

pemeliharaan jaringan pipa agar

dapat beroperasi secara optimal

sesuai usia gunanya.

3. Dilihat dari kemampuan petani

dalam membayar biaya O&P,

sebaiknya pemerintah memberikan

bantuan berupa solar untuk

menyalakan mesin pompa kepada

petani di lahan irigasi airtanah.

4. Dengan debit optimum yang cukup

besar, sebaiknya dibuatkan tandon di

sekitar lokasi sumur pompa guna

mengakomodir kebutuhan air bersih

warga sekitar.

Page 17: kajian ekonomi sumur dalam sdjb 543 dan sdjb 544 pada irigasi air ...

6. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Panduan Penulisan

Skripsi. Malang : Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya.

Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik.

Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Pabundu, M. 1990. Pengelolaan Irigasi

Sumur Pompa. Jakarta : Yayasan

Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

Soeharto, Iman. 1999. Manajemen

Proyek. Jakarta : Erlangga.

Sosrodarsono, dan S. K. Takeda. 1980.

Hidrologi untuk Pengairan.

Jakarta : Pradnya Pramitha.

Suyanto, Adhie., dkk. 2001. Ekonomi

Teknik Proyek Sumber Daya Air.

Jakarta: Masyarakat Hidrologi

Indonesia