KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut...

113

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut...

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

KAJIAN EKONOMI REGIONALPROVINSI SUMATERA UTARA

TRIWULAN III-2008

BANK INDONESIA MEDAN2008

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

Visi Bank Indonesia:“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupuninternasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasiyang rendah dan stabil”.

Misi Bank Indonesia:“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilanmoneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasionaljangka panjang yang berkesinambungan”.

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia:“Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak danatau berprilaku yang terdiri atas Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas danKebersamaan”.

Visi Kantor Bank Indonesia Medan:“Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatanperan dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan”.

Misi Kantor Bank Indonesia Medan:“Berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatanpelaksanaan tugas bidang ekonomi moneter, sistem pembayaran, pengawasan bank sertamemberikan saran kepada pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya”.

Kalender PublikasiPeriode Publikasi PublikasiKER Triwulan I Pertengahan MeiKER Triwulan II Pertengahan AgustusKER Triwulan III Pertengahan NovemberKER Triwulan IV Pertengahan Februari

Penerbit:Kantor Bank Indonesia MedanJl. Balai Kota No.4MEDAN, 20111 IndonesiaTelp : 061-4150500 psw. 1729, 1770Fax : 061-4152777 , 061-4534760Homepage : www.bi.go.id

www.d-bes.netEmail : [email protected]

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

i

KATA PENGANTAR

Memasuki semester II tahun 2008, perkembangan ekonomi Sumatera Utaramemberikan harapan ke arah tercapainya pertumbuhan ekonomi tahun 2008yang lebih baik dari tahun 2007. Harapan tersebut timbul setelah melihat lajupertumbuhan ekonomi triwulan III-2008 yang diperkirakan mencapai 7,26%(yoy), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2008 sebesar 5,50%(yoy).Secara triwulanan, perekonomian Sumut juga tumbuh 2,92% (qtq) setelahpada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi 0,96%. Pertumbuhan ekonomi

tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran(PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor industri pengolahan. Sektor PHRtumbuh paling pesat, yaitu sebesar 4,61% (qtq), terutama karena meningkatnya aktivitasperdagangan besar dan eceran, yang pada triwulan III-2008 mengalami lonjakan signifikansehubungan hari raya Idul Fitri.

Sementara itu, laju inflasi Sumut triwulan III-2008 tercatat sebesar 10,47% (yoy), lebih baikdibanding laju inflasi nasional sebesar 12,14% (yoy). Hal ini kiranya memberikan suatu indikasi bagiupaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasaperiode Januari-September menunjukkan inflasi 8,41% (ytd).

Sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan relatif terkendalinya tingkatinflasi, indikator perbankan juga menunjukkan perkembangan positif. Pada triwulan III-2008,perbankan di Sumatera Utara menunjukkan kinerja yang semakin meningkat dibandingkan akhirtahun 2007, ditandai dengan pertumbuhan asset, DPK, dan kredit yang moderat, sehingga masing-masing mencapai Rp97, 46 triliun, Rp77,97 triliun dan Rp65,87 triliun pada akhir triwulan III-2008. Fungsiintermediasi perbankan juga mengalami peningkatan tercermin dari naiknya loan to deposits ratio(LDR), yaitu dari 76,01% di akhir tahun 2007 menjadi 84,48%. Begitu pula dengan kualitas kreditperbankan yang mengalami peningkatan, terlihat dari turunnya rasio kredit bermasalah atau nonperforming loans (NPLs) dari 6,24% di akhir tahun 2007 menjadi 3,16%.

Demikianlah secara singkat gambaran perekonomian Sumatera Utara triwulan III-2008.Penjelasan secara lengkap, rinci dan sistematis dicakup dalam buku Kajian Ekonomi Regional(KER) Provinsi Sumatera Utara ini. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan bukuini khususnya Pemerintah Provinsi Sumut, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut, kalanganperbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya di Sumut, kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya.

Kami berharap semoga buku ini dapat menjadi bahan referensi yang berguna bagi kitasemua.

Medan, November 2008BANK INDONESIA MEDAN

Romeo RissalPemimpin

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

ii

Daftar IsiKata Pengantar .............................................................................................................. iDaftar Isi .......................................................................................................................iiDaftar Tabel ..................................................................................................................ivDaftar Grafik ................................................................................................................ vDaftar Lampiran ............................................................................................................viTabel Indikator Ekonomi Sumatera Utara .........................................................................vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................... viii

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ..................................................... 11. Kondisi Umum ................................................................................................ 12. Sisi Produksi .................................................................................................... 2

2.1. Sektor Pertanian ........................................................................................52.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ........................................................112.3. Sektor Industri Pengolahan ....................................................................... 112.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih.................................................................132.5. Sektor Bangunan .....................................................................................142.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.....................................................152.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .......................................................172.8. Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan........................................................182.9. Sektor Jasa-jasa .......................................................................................19

3. Sisi Penggunaan ............................................................................................204. Ekspor dan Impor ..........................................................................................25

4.1. Ekspor....................................................................................................264.2. Impor ....................................................................................................29

BOKS 1 Perbaikan Seluruh Jalur Lintas Timur Sumatera Utara Ditargetkan SelesaiSeptember 2009 .............................................................................................. 31

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ......................................................................321. Kondisi Umum ..............................................................................................322. Perkembangan Inflasi di Sumatera Utara ...........................................................32

BOKS 2 Analisis Sumber-Sumber Tekanan Inflasi di Sumatera Utara .....................................40

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ..............................................................431. Kondisi Umum ..............................................................................................432. Perkembangan Bank Umum ...........................................................................44

2.1. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Umum ...........................................462.2. Penyaluran Kredit Bank Umum ..................................................................48

2.2.1. Kredit Bank Umum Berdasar Lokasi Proyek .........................................492.2.2. Persetujuan Kredit Baru oleh Bank Umum ..........................................502.2.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah ..............................50

2.3. Jumlah Bank dan Jaringan Kantor ..............................................................523. Bank Umum Konvensional ..............................................................................524. Bank Umum Syariah ......................................................................................535. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) .........................................................................54

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

iii

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ...............................................................551. Belanja Investasi ............................................................................................ 572. Belanja Operasional ........................................................................................ 583. Dana Perimbangan......................................................................................... 58

BAB 5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN .............................................................601. Kegiatan Transaksi BI-RTGS Perbankan Sumatera Utara .......................................602. Transaksi Kliring ............................................................................................613. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow dan Outflow) ......................................634. Temuan Uang Palsu .......................................................................................645. Penyediaan Uang Yang Layak Edar ..................................................................656. Transaksi Jual Beli UKA dan TC Pada PVA Non Bank ...........................................67

BOKS 3 Kesiapan Bank Indonesia Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran ..........................69

BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................. 711. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah .......................................................... 712. Perkembangan Kesejahteraan ......................................................................... 72

2.1. Jumlah Penduduk Miskin ..........................................................................722.2. Nilai Tukar Petani ....................................................................................732.3. Wisatawan Mancanegara .........................................................................762.4. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang ..............................................772.5. Perkembangan Angkutan Udara ...............................................................782.6. Perkembangan Angkutan Laut...................................................................79

BAB 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ........................................................ 80

LAMPIRAN

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

iv

Daftar Tabel1.1. Nilai PDRB Sumut Menurut Sektor Ekonomi Tw.II-08 dan Tw.III-08 (RpJuta) ..........................11.2. Pertumbuhan & Sumber Pertumbuhan PDRB Sumut Tw.III-08 & Tw.III-08 ............................31.3. Realisasi Kegiatan Usaha di Sumut ..................................................................................41.4. Luas Panen dan Produksi Padi di Sumut ..........................................................................71.5. Luas Panen dan Produksi Jagung di Sumut ......................................................................71.6. Luas Panen dan Produksi Kedelai di Sumut ......................................................................81.7. Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah di Sumut ............................................................91.8. Luas Panen dan Produksi Kacang Hijau di Sumut ..............................................................91.9. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Sumut ..................................................................101.10. Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Sumut .................................................................101.11. Realisasi Pengadaan Semen (ton) ................................................................................151.12. Perkembangan Penjualan Mobil .................................................................................181.13. Nilai PDRB Sumut Menurut Komponen Penggunaan Tw.II-08 – Tw.III-08 ..........................211.14. Laju Pertumbuhan dan Struktur PDRB Sumut Menurut Komponen Penggunaan ...............241.15. Sumber Pertumbuhan PDRB Triwulanan Sumut Menurut Komponen Penggunaan .............241.16. Perkembangan Realisasi Ekspor Non Migas Menurut Kelompok ISIC Sumut (ISIC) ................281.17. Ekspor Komoditi Non Migas Menurut Negara Tujuan Utama Sumut (USD) .........................291.18. Impor komoditi Non Migas Utama Sumut (USD) ............................................................292.1. Andil Beberapa Jenis Komoditi di Empat Kota Terhadap Inflasi/Deflasi September 2008 ........353.1. Perkembangan Rasio Keuangan Bank Umum Konvensional .............................................533.2. Perkembangan Rasio Bank Umum Syariah .....................................................................544.1. Realisasi APBD Sumut s.d Semester I-2008 .....................................................................574.2. Perkembangan Belanja Investasi Pemerintah Pusat (RpMiliar).............................................584.3. Perkembangan Belanja Operasional Pemerintah Pusat (RpMiliar) .......................................584.4. Perkembangan Realisasi Transfer Dana Perimbangan (RpMiliar) ........................................595.1. Transaksi BI-RTGS Perbankan di Wilayah Sumut (RpMiliar) ................................................615.2. Perkembangan Transaksi Kliring dan Cek/BG Kosong (RpMiliar) ........................................635.3. Perkembangan Aliran Kas di Wilayah Sumut (RpMiliar) ....................................................645.4. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Sumut (Satuan Lembar) ........................................655.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC (Ribu USD) ...............................................686.1. Jumlah Wisman Melalui Tiga Pintu Masuk .....................................................................756.2. Wisman Yang Datang di Sumut Menurut Kebangsaan ....................................................766.3. Tingkat Penghunian Kamar .........................................................................................776.4. Perkembangan Penumpang Angkutan Udara ................................................................786.5. Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal ......................................................................79

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

v

Daftar Grafik1.1. Struktur PDRB Sumut Triwulan II-08 dan Tw.III-08 .............................................................21.2. Perkembangan Kegiatan Usaha .....................................................................................51.3. Pertumbuhan & Sumbangan Sektor Pertanian Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 (qtq) .............51.4. Perkembangan Kredit Pertanian ....................................................................................61.5. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 .......121.6. Perkembangan Kredit Sektor Industri ............................................................................131.7. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor LGA Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 ............................131.8. Konsumsi Listrik di Sumut Tahun 2008 ..........................................................................141.9. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor PHR Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 .............................151.10. Perkembangan Indeks Nominal Penjualan Eceran di Kota Medan ....................................161.11. Kredit Sektor PHR ....................................................................................................171.12. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Pengangkutan & Komunikasi .....................................171.13. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Keuangan & Jasa Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 .........181.14. Pertumbuhan & Kontribusi Sektor Jasa-Jasa Terhadap PDRB Sumut Tw.III-08 ....................191.15. Realisasi Nilai Penjualan Produk Tertentu ......................................................................221.16. Indeks Ketepatan Waktu Membeli Barang Tahan Lama .................................................221.17. Indeks Ekspektasi Konsumen .....................................................................................221.18. Indeks Penghasilan Saat Ini ........................................................................................231.19. Perkembangan Kredit Konsumsi ................................................................................231.20. Perkembangan Kredit Investasi ..................................................................................251.21. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Sumut ................................................................261.22. Perkembangan Lima Komoditi Ekspor Non Migas Terbesar di Sumut .................................272.1. Perkembangan Inflasi (yoy) ..........................................................................................332.2. Perkembangan Inflasi (mtm) ........................................................................................332.3. Perkembangan Inflasi Empat Kota (mtm) .......................................................................332.4. Perkembangan Inflasi per Kelompok (yoy) .....................................................................362.5. Realisasi & Perkiraan Indikator Harga Jual .......................................................................372.6. Perkembangan Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang & Jasa ...............................382.5. Perkembangan Link Index ...........................................................................................383.1. Pangsa Aset Perbankan Sumut Triwulan III-08 ................................................................443.2. Perkembangan Aset, DPK & Kredit Bank Umum di Sumut ...............................................453.3. Perkembangan LDR & NPL Bank Umum di Sumut ..........................................................453.4. Perkembangan LDR Bank Umum Konvensional & Syariah ................................................463.5. Perkembangan Suku Bunga (rata-rata tertimbang) ..........................................................463.6. Perkembangan Penghimpunan DPK Bank Umum Berdasar Jenis Simpanan ........................463.7. Pangsa Penghimpunan DPK Bank Umum Berdasar Kelompok Bank ..................................473.8. Pangsa Penyaluran Kredit Bank Umum Sumut Tw.III-08 ...................................................473.9. Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan ...................................473.10. Pangsa Penyaluran Kredit Bank umum Terbesar Berdasar Sektor Ekonomi ..........................483.11. Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum Terbesar Berdasar Sektor Ekonomi ..............483.12. Pangsa Penyaluran Kredit Terbesar Berdasar Lokasi Proyek Kab./Kota Tw.III-08 ....................493.13. Perkembangan Persetujuan Kredit Baru oleh Bank Umum ...............................................503.14. Pangsa Persetujuan Kredit Baru Berdasar Jenis Penggunaan .............................................503.15. Pangsa Penyaluran Kredit UMKM Triwulan III-08 ............................................................513.16. Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Jenis Penggunaan ............................513.17. Pangsa Penyaluran Kredit UMKM Berdasar Sektor Ekonomi .............................................523.18. NPL Kredit UMKM Terbesar Menurut Sektor Ekonomi (RpMiliar) .......................................523.19. Perkembangan Jumlah Kantor Bank .............................................................................523.20. Perkembangan Kinerja Bank Umum Syariah ..................................................................53

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

vi

3.21. Perkembangan Kinerja Bank Perkreditan Rakyat .............................................................545.1. Perkembangan Transaksi Kliring ...................................................................................625.2. Grafik Penolakan Cek/BG Kosong ................................................................................625.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal Melalui KBI Medan dan KBI Sibolga ..............................645.4. Perkembangan Jumlah PTTB di Sumut ..........................................................................665.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC Melalui PVA Bukan Bank ...........................686.1. Perkembangan TPT Sumut dan Nasional .......................................................................656.2. Perkembangan TPAK Sumut dan Nasional .....................................................................65

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

vii

Daftar Lampiran

A. PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha

B. PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut

Lapangan Usaha

C. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku

D. Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000

E. Struktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

2005 2006 2007IV-05 IV-06 IV-07 I-08 II-08 III-08

Inflasi Tahunan (yoy, %) 22.51 6.08 6.60 7.27 11.01 10.47Inflasi Tahun Kalender (ytd, %) 22.51 6.08 6.60 2.45 7.03 8.41Inflasi Triwulanan (qtq, %) 13.41 3.44 2.45 2.41Inflasi Bahan Makanan ( yoy, %) 23.83 5.03 12.31 11.97 20.68 19.51Inflasi Makanan Jadi (yoy, %) 11.38 5.71 4.41 4.32 6.68 6.61Inflasi Perumahan (yoy, %) 17.00 10.28 3.47 4.16 4.62 6.65Inflasi Sandang (yoy, %) 8.76 8.67 9.50 16.69 11.94 10.24Inflasi Kesehatan (yoy, %) 4.76 7.63 0.33 3.08 5.07 6.29Inflasi Pendidikan (yoy, %) 4.00 7.89 11.99 11.85 10.78 10.18Inflasi Transport (yoy, %) 61.87 1.19 1.74 1.97 12.50 12.04Pertumbuhan PDRB (yoy, %) 4.50 9.73 4.18 5.24 5.50 7.26Pertumbuhan PDRB (qtq, %) 0.69 3.75 1.32 3.86 (0.96) 2.92Ekspor ( US $ juta)* 1,147.24 1,353.72 2,081.55 2,333.02 2,406.09 1,497.21Impor (US $ juta)* 270.52 332.56 531.01 635.70 708.26 577.28

Giro (Rp triliun) 9.53 12.68 14.48 15.08 16.09 14.87Tabungan (Rp triliun) 17.75 20.35 26.41 27.18 28.73 28.58Deposito (Rp triliun) 25.04 27.34 30.42 29.82 30.90 34.52DPK (Rp triliun) 52.31 60.37 71.30 72.08 75.72 77.97Kredit Umum (Rp triliun) 35.37 41.37 54.20 54.78 62.34 65.87Kredit UMKM (Rp triliun) 15.68 18.23 22.43 24.72 28.02 30.42Suku Bunga Kredit (%) 14.57 14.45 11.83 11.75 11.50 12.27Suku Bunga Deposito (%) 10.07 8.56 6.91 6.53 6.72 8.54LDR (%) 67.46 68.52 76.01 75.90 82.33 84.48NPL Gross (%) 9.31 9.36 6.24 3.63 3.32 3.16NPL Netto (%) 6.11 4.69 1.42 1.57 1.37 1.28NIM (%) 4.89 4.34 5.44 1.64 3.08 4.62

* Data Ekspor-Impor s/d Agustus 2008

2008

MAKRO

PERBANKAN

INDIKATOR

INDIKATOR EKONOMI SUMATERA UTARA

vii

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

Ringkasan Eksekutif

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

viii

RINGKASAN EKSEKUTIF

PerekonomianSumuttriwulan III-2008diperkirakantumbuh7,26% (yoy).

GGGAAAMMMBBBAAARRRAAANNN UUUMMMUUUMMM

Perekonomian Sumut selama Tr iwulan I I I -2008

mengalami pertumbuhan tahunan (yoy) yang lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya, dengan tekanan inflasi yang cenderung menurun. Kinerja

perbankan di Sumut triwulan ini menunjukkan kinerja yang meningkat

dibandingkan posisi yang sama pada tahun sebelumnya. Sebagian besar

indikator utama kinerja perbankan mengalami perbaikan

dibandingkan posisi September 2007, sebagaimana tercermin dari

meningkatnya total aset, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun, dan

penyaluran kredit. Dengan demikian, loan to deposit ratio (LDR)

mengalami peningkatan dan diiringi dengan peningkatan kualitas

kredit.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN EEEKKKOOONNNOOOMMMIII MMMAAAKKKRRROOO

Secara tahunan, perekonomian Sumut pada Triwulan III-2008

diperkirakan tumbuh 7,26% (yoy), lebih tinggi dari triwulan II-2008

sebesar 5,50%. Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi tahunan

tersebut didorong oleh sektor jasa-jasa, sektor pengangkutan dan

komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa. Di sisi

penggunaan, pertumbuhan ekonomi tahunan didorong oleh

konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Selain itu, juga

didukung oleh meningkatnya kegiatan investasi dan membaiknya

kinerja ekspor. Peningkatan investasi tercermin dari peningkatan

penyaluran kredit produktif perbankan, khususnya kredit investasi

dan mulai bergulirnya kegiatan investasi (PMA/PMDN), serta

berjalannya proyek-proyek pemerintah. Sementara itu,

meningkatnya permintaan dalam dan luar negeri, mendorong

ekspor Sumut tumbuh lebih tinggi.

Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Sumut sebesar

2,92% (qtq) yang didukung oleh empat sektor ekonomi yaitu sektor

RINGKASAN EKSEKUTIF

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

ix

RINGKASAN EKSEKUTIF

PHR, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor industri pengolahan

serta sektor listrik, gas dan air bersih, mulai menunjukkan kualitas

yang cukup baik, meskipun sustainabilitasnya masih perlu diuji.

Keempat sektor tersebut mampu menyerap tenaga kerja yang cukup

banyak dan memerlukan investasi yang relatif besar. Sumbangan

keempat sektor ekonomi tersebut terhadap PDRB Sumut triwulan III-

2008 mencapai 51,32%, sehingga dengan pertumbuhan keempat

sektor tersebut secara signifikan mampu meningkatkan akselerasi

pertumbuhan ekonomi Sumut.

Di sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Sumut triwulan

ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah

yang masing-masing tumbuh sebesar 9,07% dan 10,90%. Dengan

demikian, perekonomian Sumut dalam triwulan ini terutama masih

didukung oleh sektor konsumsi. Kedua komponen tersebut secara

bersama-sama memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar 71,96 %,

dimana sumbangan konsumsi rumah tangga sebesar 61,86% dan

konsumsi pemerintah 9,09%.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini disebabkan oleh

naiknya kebutuhan masyarakat seiring dengan masuknya masa liburan

di bulan Ramadhan. Hal ini juga menunjukkan bahwa ekonomi Sumut

masih bersifat demand driven. Adapun pertumbuhan konsumsi

pemerintah disebabkan oleh mulai tingginya belanja APBD dalam

triwulan ini. Namun, belanja APBD (khusunya belanja modal) yang

berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumut masih

perlu ditingkatkan.

Pertumbuhan investasi (PMTB) dalam triwulan ini juga cukup

menggembirakan yaitu sebesar 8,04% (yoy), lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,97%. Dilihat dari

sumber pertumbuhannya, kontribusi sektor investasi triwulan ini

sebesar 1,35%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 1,18%.

Pertumbuhan ekspor triwulan ini masih moderat, yaitu 9,30% (yoy),

sedangkan impor mengalami pertumbuhan lebih tinggi sebesar

14,90% (yoy). Angka ekspor yang lebih kecil dibandingkan impor

berarti arus barang dan jasa yang masuk ke Sumut dari daerah dan

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

x

RINGKASAN EKSEKUTIF

Tekanan terhadapinflasi di Sumutmenurunpada triwulan III-2008

Perkembanganperbankandi Sumut semakinmenunjukkanpeningkatan.

negara lain jauh lebih besar dibandingkan arus barang dan jasa yang

keluar dari Sumut. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Sumut

sangat tergantung kepada barang-barang impor dari daerah lain di

Indonesia karena berdasarkan data ekspor impor antara negara,

ekspor Sumut masih lebih tinggi dibandingkan impor.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN IIINNNFFFLLLAAASSSIII

Laju inflasi Sumut pada September 2008 tercatat 0,25%

(mtm) atau secara tahunan mencapai 10,47% (yoy), lebih rendah

dibandingkan Juni 2008 yang sebesar 2,18% (mtm) atau 11,01%

(yoy), begitu pula bila dibandingkan inflasi nasional, inflasi Sumut

tersebut masih lebih rendah yaitu 0,97% (mtm) atau 12,14% (yoy).

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh

menurunnya harga beras, emas dan cabe merah setelah triwulan-

triwulan sebelumnya merupakan penyumbang inflasi tertinggi.

Kondusifnya perkembangan harga didukung pula oleh rendahnya

tekanan inflasi yang bersumber dari sisi permintaan. Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa pergerakan harga barang dan jasa di Sumut

dalam triwulan ini relatif lebih stabil.

Beberapa kelompok barang yang menjadi pemicu utama inflasi

tahunan Sumut triwulan ini adalah kelompok bahan makanan,

kelompok transportasi dan komunikasi, kelompok sandang dan

kelompok pendidikan masing-masing dengan inflasi sebesar18,36%,

13,11%, 10,24% dan 10,18%.

Di antara empat kota di Sumut, inflasi terbesar di Kota

Padangsidempuan, sebesar 12,62% (yoy), diikuti oleh tiga kota

lainnya yaitu Sibolga (12,03%), Medan (10,30%) dan Pematang

Siantar (10,27%).

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN PPPEEERRRBBBAAANNNKKKAAANNN

Kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Sumut pada

Triwulan III-08 (posisi September) mengalami perkembangan yang

cukup baik, tercermin dari meningkatnya beberapa indikator utama

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

xi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Realisasi APBDmemasuki semesterII-2008 diperkirakanmasihsangat rendah

seperti total aset, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun, dan kredit

yang disalurkan. Dibandingkan posisi Juni 2008, total aset tumbuh

4,98% menjadi Rp97,95 triliun, kredit tumbuh 5,71% menjadi

Rp66,25 triliun, DPK tumbuh 3,00% menjadi Rp78,31 triliun.

Kinerja bank umum juga mengalami peningkatan,

tercermin dari meningkatnya sebagian besar indikator utama.

Dibandingkan posisi Juni 2008, total aset tumbuh 4,94% menjadi

Rp97,46 triliun, kredit yang disalurkan tumbuh 5,66% menjadi

Rp65,87 triliun dan DPK tumbuh 2,97% menjadi Rp77,97 triliun. LDR

meningkat dari 82,33% menjadi 84,48% begitu juga rasio NPLs turun

dari 3,32% menjadi 3,16%. Sementara itu untuk BPR, apabila

dibandingkan dengan posisi Juni 2008, total aset tumbuh 13,95%

menjadi Rp0,49 triliun, kredit yang disalurkan tumbuh 15,15%

menjadi Rp0,38 triliun dan DPK tumbuh 9,68% menjadi Rp0,34

triliun. Rasio LDR mengalami peningkatan dari 106,45% menjadi

111,76%, serta rasio NPLs BPR turun dari 7,88% menjadi 6,61%.

Sementara itu, penyaluran kredit UMKM pada Triwulan III-08

tercatat sebesar Rp30,42 triliun atau sebesar 46,18% dari total kredit

perbankan. Kredit UMKM tersebut meningkat sebesar 8,57%

dibandingkan posisi Juni 2008, didominasi oleh kredit menengah

yang mencapai Rp18,32 triliun (60,22%) dari total kredit

UMKM. Sedangkan kredit mikro dan kredit kecil masing-masing

sebesar Rp1,53 triliun (5,03%) dan Rp10,57 triliun (34,75%).

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH

Daya serap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 oleh satuan kerja perangkat

daerah hingga triwulan ketiga masih relatif rendah. Bahkan, terdapat

satuan kerja perangkat daerah yang baru menyerap sekitar 7% dari

total anggaran yang dialokasikan APBD. Masing-masing SKPD

bervariasi, ada yang sudah 30%. Namun, ada juga yang masih

sangat rendah, baru 7% dari anggaran yang dialokasikan.

Diperlukan crash program pada masing-masing SKPD melihat tingkat

daya serap APBD yang masih sangat rendah. Apalagi tahun anggaran

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

xii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Nilai BI-RTGS diSumut mengalamipeningkatan padatriwulan laporan.

sudah memasuki triwulan ketiga.

Memasuki semester II, realisasi APBD tahun 2008

diperkirakan masih sangat rendah. Hal ini disebabkan terlambatnya

penetapan APBD Sumut. Keterlambatan ini berdampak kepada

tertundanya berbagai belanja pemerintah dan kegiatan

pembangunan daerah. Realisasi belanja pemerintah hanya

dialokasikan untuk belanja rutin, terutama gaji pegawai. Adapun

belanja program, yang terkait langsung dengan pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan, belum dapat terlaksana.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN SSSIIISSSTTTEEEMMM PPPEEEMMMBBBAAAYYYAAARRRAAANNN

Nilai transaksi pembayaran non tunai melalui sistem Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) di wilayah perbankan

Sumatera Utara yang meliputi wilayah kerja KBI Medan dan KBI

Sibolga, pada triwulan III 2008 meningkat dibanding periode yang

sama tahun sebelumnya. Pada triwulan laporan, nilai transaksi

Outgoing meningkat sebesar 6,71% atau dari Rp54.355 miliar

pada triwulan III 2007 menjadi Rp.58.004 miliar. Transaksi

Incoming meningkat sebesar 14,90% atau dari Rp.50.036 miliar

pada triwulan III 2007 menjadi Rp.57.493 miliar dengan volume

transaksi yang meningkat sebesar 22,53% menjadi 78.918 transaksi.

Rata-rata perhari nilai nominal transaksi kliring pada periode

laporan mencapai Rp.523 miliar dengan volume transaksi mencapai

18.374 transaksi. Pertumbuhan nilai transaksi kliring tersebut seiring

dengan meningkatnya volume transaksi kliring selama periode

laporan dan jumlah kantor bank umum yang operasional di

Sumatera Utara.

Pada triwulan III 2008, jumlah temuan uang palsu yang

dilaporkan ke KBI Medan menunjukkan peningkatan baik jumlah

bilyet maupun jumlah nominal. Pada triwulan laporan tercatat

sebanyak 142 bilyet uang palsu dengan nilai nominal sebesar

Rp8.355.000.

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kondisiketenagakerjaandi Sumutmenunjukkanperkembanganyangmembaik

PerekonomianSumuttriwulan IV-2008diperkirakantumbuh positif.

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN KKKEEETTTEEENNNAAAGGGAAAKKKEEERRRJJJAAAAAANNN DDDAAANNN KKKEEESSSEEEJJJAAAHHHTTTEEERRRAAAAAANNN

Kondisi ketenagakerjaan di Sumut periode tahun 2005-

2008 menunjukkan perkembangan yang membaik. Hal ini

tercermin dari meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja serta

semakin menurunnya jumlah pengangguran. Namun demikian,

turunnya jumlah pengangguran tidak diikuti oleh menurunnya

statistik angka kemiskinan di Sumut. Dibandingkan dengan angka

pada tahun 2006, statistik angka kemiskinan tahun 2007 di Sumut

mengalami peningkatan sebesar 938.569 orang, menjadi sekitar

1.768.400 orang, atau sekitar 30,79% dari total jumlah penduduk

Sumut yang sebesar 41.483.729 orang.

Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sumatera

Utara pada Agustus 2008 tercatat sebesar 103,03, atau mengalami

penurunan 1,25% bila dibandingkan dengan NTP Juli 2008 sebesar

104,33. NTP Provinsi Sumatera Utara per subsektor masing-masing

tercatat sebesar 94,92 untuk subsektor padi & palawija (NTPP),

109,86 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 113,45 untuk subsektor

tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 97,03 untuk subsektor

peternakan (NTPT) dan 104,00 untuk subsektor perikanan (NTN).

PPPRRROOOSSSPPPEEEKKK PPPEEERRREEEKKKOOONNNOOOMMMIIIAAANNN

Perekonomian Sumut pada triwulan IV-2008 diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan triwulan

III-08, yaitu pada kisaran 5,7% s.d. 6,2% (yoy). Berdasarkan

kecenderungan ekonomi makro regional saat ini, pertumbuhan

ekonomi Sumut pada tahun 2008 diperkirakan akan menurun

dari angka perkiraan di awal tahun yaitu berada pada kisaran 7,0%-

7,2%, namun masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun

2007 sebesar 6,90%.

Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2008 di Sumut

masih akan didorong oleh sektor sektor PHR, industri pengolahan,

dan sektor jasa-jasa. Begitu pula di sisi permintaan, pertumbuhan

ekonomi diperkirakan masih didorong oleh konsumsi rumah tangga

(RT) dan konsumsi pemerintah. Perkiraan tersebut di atas sejalan

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

xiv

RINGKASAN EKSEKUTIF

dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang

memperkirakan terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi di

tahun 2008, khususnya triwulan IV-2008 yang tercermin dari

naiknya Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada triwulan IV-2008.

Tekanan inflasi tahunan yang berada pada kisaran 10% dalam

triwulan III-2008 ini diperkirakan akan berlanjut pada triwulan IV-2008.

Faktor pemicu inflasi triwulan mendatang diperkirakan masih

didominasi oleh faktor non moneter, khususnya terkait dengan faktor

musiman, khususnya di kelompok bahan makanan, kelompok

pendidikan, kelompok transportasi dan komunikasi serta kelompok

sandang. Hal tersebut seiring dengan naiknya kebutuhan

masyarakat dalam memenuhi biaya pendidikan, natal dan sekaligus

menjelang tahun baru. Inflasi di Sumut pada triwulan IV-2008

diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh faktor musiman dan volatile

foods. Oleh karena itu, kelompok bahan makanan dan makanan jadi

diperkirakan menjadi pemicu laju inflasi triwulan mendatang.

Sementara itu, berdasarkan Hasil Survei Penjualan Eceran,

responden mengekspektasikan bahwa harga di tingkat pedagang

pada triwulan IV-2008 mendatang akan meningkat rata-rata 12%.

Demikian pula dengan hasil Survei Konsumen, sebagian besar juga

mengekspektasikan terjadinya kenaikan harga barang/jasa.

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU),

ekspektasi masyarakat terhadap laju inflasi pada triwulan mendatang

diperkirakan relatif sama dibandingkan triwulan III-08 yaitu sekitar 10-

11%. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK), ekspektasi

masyarakat terhadap inflasi triwulan mendatang sedikit meningkat

dibandingkan triwulan III-08. Dengan melihat beberapa faktor tersebut,

inflasi Sumut pada triwulan IV-2008 diperkirakan masih dalam kisaran

sebesar 11±1% (yoy).

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

BAB I

Perkembangan EkonomiMakro Regional

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

1

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1. KONDISI UMUM

Secara tahunan, perekonomian Sumut pada Triwulan III-2008 diperkirakan tumbuh

7,26% (yoy), lebih tinggi dari triwulan II-2008 sebesar 5,50%. Secara sektoral, pertumbuhan

ekonomi tahunan tersebut didorong oleh sektor jasa-jasa (10,35%), sektor pengangkutan

dan komunikasi (10,18%) serta sektor keuangan, persewaan dan jasa (9,38%). Di sisi

penggunaan, pertumbuhan ekonomi tahunan didorong oleh konsumsi rumah

tangga dan konsumsi pemerintah. Selain itu, juga didukung oleh meningkatnya kegiatan

investasi dan membaiknya kinerja ekspor.

Dari sisi sektoral, tiga sektor yang dominan sebagai sumber pertumbuhan pada

triwulan III-2008 masih sama seperti pada triwulan II-2008, yaitu sektor pertanian, sektor

perdagangan, hotel & restoran dan sektor jasa-jasa dengan sumber pertumbuhan

masing-masing sebesar 1,67%, 1,41% dan 1,03%.

Tabel 1.1Nilai PDRB Sumut Menurut Sektor EkonomiTriwulan II-08 dan Triwulan III-08 (Rp Juta)

Tw.II-08 Tw.III-08 Tw.II-08 Tw.III-08

1 Pertanian 11,471,451.00 12,078,414.29 6,280,779.82 6,393,496.09

2 Pertambangan dan Penggalian 691,444.08 726,169.13 329,241.33 332,081.03

3 Industri Pengolahan 12,384,292.13 13,089,814.18 5,880,394.12 6,099,917.94

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 520,955.67 544,285.38 190,033.45 195,223.61

5 Bangunan 2,917,531.79 3,059,477.19 1,752,857.80 1,785,613.23

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,456,920.94 10,340,487.84 4,707,418.67 4,924,546.47

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,520,275.59 4,921,199.37 2,417,997.77 2,509,720.11

8 Keuangan dan Jasa Perusahaan 3,352,207.75 3,491,484.22 1,808,456.65 1,850,149.17

9 Jasa-Jasa 5,146,726.28 5,347,922.54 2,627,023.37 2,663,428.08

50,461,805.23 53,599,254.15 25,994,202.97 26,754,175.73

Atas Dasar HargaBerlaku

Atas Dasar HargaKonstan 2000

PDRB Sumatera Utara

Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha

Sumber : Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, September 2008

Sementara itu, secara triwulanan pertumbuhan ekonomi Sumut pada periode

triwulan laporan menunjukkan kinerja yang menggembirakan mencapai 2,92% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 0,96%. Peningkatan

pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh sektor kecuali sektor jasa-jasa, dengan

pertumbuhan tinggi dialami oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi dan sektor industri pengolahan. Sektor yang mengalami

penurunan adalah sektor jasa-jasa terutama disebabkan oleh menurunnya jasa

pemerintahan umum.

BBBAAABBB 111 PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN EEEKKKOOONNNOOOMMMIII MMMAAAKKKRRROOO RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

2

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini didukung oleh pertumbuhan yang

serupa pada sisi pembiayaan khususnya yang berasal dari perbankan. Tingkat

pertumbuhan pembiayaan perbankan untuk kegiatan ekonomi di berbagai sektor juga

mengalami peningkatan. Pertumbuhan kredit investasi diharapkan sejalan dengan

aktivitas investasi swasta di Sumatera Utara. Di tengah kondisi penghasilan masyarakat

yang belum membaik, kegiatan konsumsi rumah tangga tetap berlangsung dengan

pembiayaan konsumsi alternatif melalui kredit perbankan, terlihat dari laju pemberian

kredit konsumsi yang terus membaik.

2. SISI PRODUKSI

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Sumut pada triwulan III-2008 ini

masih serupa dengan periode-periode sebelumnya, yaitu didominasi oleh tiga sektor

utama: Perdagangan, Hotel & Restoran, Industri Pengolahan dan Pertanian. Ketiga sektor

ini memiliki pangsa hingga 65,10% dari PDRB Sumut pada triwulan III-2008.

Perekonomian Sumut pada triwulan III-2008 tumbuh sebesar 7,26%, lebih tinggi

dibandingkan triwulan III-2007 yang sebesar 6,68%. Kinerja perekonomian yang semakin

baik ini membuat perekonomian Sumut secara keseluruhan pada tahun 2008 diperkirakan

tumbuh sebesar 7,0%-7,2%, lebih tinggi daripada kinerja tahun 2007 yang sebesar

6,90%.

Grafik 1.1.Struktur PDRB Sumut Triwulan II-08 dan Triwulan III-08Tw. II-08 Tw.III-08

Pertambangan

1.27

Jasa-Jasa

10.11Keuangan

6.96

Pengangkutan

9.30

Perdagangan

18.11 Bangunan

6.74Listrik

0.73

Pertanian

24.16

Industri

22.62

Pertambangan,

1.24

Perdagangan,

18.41

Pengangkutan,

9.38

Industri ,

22.80Listrik,

0.73Bangunan,

6.67

Keuangan,

6.92

Pertanian,

23.90

Jasa-Jasa,

9.96

Sumber :Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, September 2008

Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan III-2008 ditopang oleh kinerja diluar

sektor andalan. Tingkat pertumbuhan sebesar 7,26% disumbang masing-masing oleh

sektor jasa-jasa sebesar 10,35%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,18%

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

3

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

dan sektor keuangan, persewaan dan jasa sebesar 9,38%. Secara triwulanan (quarter to

quarter), ekonomi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan sebesar 2,92%, terkait

dengan pola musiman/siklikal ekonomi Sumut yaitu masuknya hari raya idul fitri. Pada

triwulan laporan, sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan

pertumbuhan sebesar 4,61% diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor

industri pengolahan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 3,79% dan 3,73%.

Sektor lain yang memberi pertumbuhan positif yaitu sektor listrik, gas dan air bersih

tumbuh sebesar 2,73%, sektor keuangan dan jasa perusahaan 2,31% serta sektor

pertanian 1,79%.

Secara tahunan (year on year), pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 7,26%

yang didukung oleh seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor

jasa-jasa 10,35%, sektor pengangkutan dan komunikasi 10,18%, sektor keuangan,

persewaan dan jasa 8,42%, sektor bangunan 8,98%, sektor pertambangan dan

penggalian 7,96%. Sektor pertanian sebagai sektor utama Sumut mengalami

pertumbuhannya yang lebih rendah dari sektor-sektor non primer terutama sektor jasa

dan keuangan.

Kinerja masing-masing sektor dapat tercermin dari sumber pertumbuhannya.

Sumber pertumbuhan (source of growth) merupakan salah satu indikator untuk melihat

seberapa besar bagian dari masing-masing sektor dalam penciptaan total laju

pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya sumber pertumbuhan merupakan penghitungan

dari tingkat pertumbuhan dikalikan dengan penimbangnya.

Berdasarkan sumber pertumbuhan, pada triwulan III-08, sektor yang memberikan

sumber pertumbuhan terbesar secara triwulanan adalah sektor PHR dan sektor industri

pengolahan masing-masing 0,85%, disusul oleh sektor pertanian yang menyumbang

0,43%.

Tabel 1.2.Pertumbuhan & Sumber PertumbuhanPDRB Sumut Tw II-2008 & Tw III-2008

Tw.II Tw.III Tw.II Tw.III Tw.II Tw.III Tw.II Tw.III

1 Pertanian -2.32 1.79 -0.56 0.43 7.79 6.97 1.88 1.67

2 Pertambangan dan Penggalian 4.19 0.86 0.05 0.01 7.32 7.96 0.09 0.10

3 Industri Pengolahan -2.21 3.73 -0.50 0.85 0.37 3.80 0.08 0.87

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.75 2.73 0.01 0.02 3.15 5.39 0.02 0.04

5 Bangunan 1.84 1.87 0.12 0.12 8.42 8.98 0.57 0.60

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran -2.08 4.61 -0.38 0.85 3.94 7.66 0.71 1.41

7 Pengangkutan dan Komunikasi -0.35 3.79 -0.03 0.36 7.87 10.18 0.73 0.95

8 Keuangan dan Jasa Perusahaan 0.12 2.31 0.01 0.16 8.59 9.38 0.60 0.65

9 Jasa-Jasa 3.43 1.39 0.35 0.14 9.03 10.35 0.91 1.03

-0.96 2.92 -0.96 2.92 5.50 7.26 5.50 7.26

Tahunan (yoy)Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

PDRB Sumatera Utara

Pertumbuhan Sumber PertumbuhanTriwulanan (qtq)

Sektor Ekonomi

Sumber : Survei Indikator Ekonomi Sumut, BI-BPS, September 2008

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

4

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Ketiga sektor dominan ini menunjukkan kinerja yang stabil hingga akhir

triwulan III-08. Agar dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang,

berbagai persoalan yang membayangi kinerja sektor-sektor andalan ini perlu

mendapat perhatian dan penanganan khusus. Percepatan pertumbuhan ekonomi

pada triwulan ini, direspon oleh sisi penawaran dengan meningkatkan realisasi

kegiatan usahanya.

Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank

Indonesia Medan, diketahui bahwa secara rata-rata terjadi peningkatan kapasitas

produksi terpakai di triwulan II-08. Peningkatan terjadi di sektor-sektor andalan

utamanya Sektor Pertanian dan Sektor Industri Pengolahan. Khusus di Sektor Industri

Pengolahan, semua subsektor mencatat peningkatan utilisasi.

Tabel 1.3.Realisasi Kegiatan Usaha di Sumut

Tw. II-07 Tw.II-08

PERTANIAN 30.00 55.56

a. Tanaman pangan 50.00 50.00

b. Tanaman perkebunan 42.86 83.33

c. Peternakan dan hasil-hasilnyad. Kehutanane. Perikanan -100.00 -100.00

INDUSTRI PENGOLAHAN -4.55 27.59

a. Industri Non Migas1. Makanan, minuman dan tembakau 20.00 28.57

2. Tekstil barang kulit dan alas kaki 50.00

3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 100.00

4. Kertas dan barang cetakan -50.00

5. Kimia dan barang dari karet 25.00 33.33

6. Semen & barang galian bukan logam -25.00 60.00

7. Logam dasar, besi dan baja -100.00 0.00

8. Alat angkutan, mesin & peralatannya 100.00

9. Barang lainnya -25.00 20.00

b. Industri Migas1. Pengilangan minyak bumi2. Gas alam cair

PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 46.67 -5.88

a. Perdagangan 50.00 20.00

b. Hotel 50.00 -75.00

c. Restoran 33.33 0.00

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -25.00 66.67

KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 17.24 21.88

JASA-JASA 23.53 41.67TOTAL SELURUH SEKTOR 16.98 26.09

Sektoral

Sumber : SKDU BI Medan

Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini juga dikonfirmasi oleh

hasil survei SKDU terhadap pelaku usaha di Sumut yang menunjukkan peningkatan

realisasi usaha di triwulan II-2007 bila dibandingkan triwulan II-2008. Semua hal

tersebut memberikan kesimpulan bahwa ekonomi memang tumbuh membaik pada

triwulan III-2008 dan sisi penawaran mampu mendukung pertumbuhan tersebut.

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

5

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.2.Perkembangan Kegiatan Usaha

12.64

20.25

6.65

14.99

19.77

6.74 7.83

28.95

-5.44-5.36-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

2006 2006 2008

Perkembangan Kegiatan Usaha

Sumber : SKDU BI Medan

Berikut ini analisis singkat perkembangan sektor-sektor ekonomi di Sumut

selama triwulan III-08.

2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian memunyai siklus pertumbuhan dengan pola hampir sama setiap

triwulan dalam satu tahun, sehingga akan mempengaruhi pola pertumbuhan ekonomi

secara keseluruhan. Jika pada triwulan sebelumnya pertumbuhan sektor pertanian

tumbuh minus 13,12%, maka pada triwulan ini pertumbuhan sektor pertanian

mengalami akselerasi sebesar 1,46%. Peningkatan kinerja ini didorong oleh sub sektor

perikanan yang tumbuh 2,51%, diikuti oleh sub sektor perkebunan 2,15%, sub sektor

peternakan yang tumbuh 2,13% dan sub sektor tanaman bahan makanan 1,46%.

Sementara sub sektor kehutanan mengalami kontraksi 0,86%. Peranan sektor pertanian

terhadap total PDRB triwulan III-2008 mengalami penurunan dari 22,73% menjadi

22,53%.

Grafik 1.3. Pertumbuhan dan Sumbangan Sektor PertanianTerhadap PDRB Sumut Triwulan III-08 (qtq)

1.46

2.15 2.13

-0.86

2.51

1.79

2.50

1.32

2.48

9.967.64

23.90

-2

-1

0

1

2

3

Tabama Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Pertanian

0

5

10

15

20

25

30Pertumbuhan Sumbangan

Sumber: Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, September 2008

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

6

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Aktivitas di sektor pertanian pada triwulan ini tampak didukung juga oleh

kinerja sisi pembiayaan, yang juga menunjukkan peningkatan jumlah kredit

perbankan yang disalurkan ke sektor pertanian. Pertumbuhan kredit pertanian

mencapai puncaknya pada bulan Mei tahun 2008 dengan tumbuh 90,25% (yoy).

Grafik 1.4. Perkembangan Kredit Pertanian

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

RpTril

iun

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Per

tum

buha

nK

redi

tP

erta

nian

(yoy

)

Kredit Pertanian Growth

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

a. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan

Sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) meliputi kegiatan usaha

komoditas padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Pada triwulan III-2008, sub

sektor ini tumbuh 1,46% setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi yang

cukup signifikan yaitu -13,12%. Peranan sub sektor ini pada total PDRB Sumatera Utara

pada triwulan III-2008 mencapai 6,74%.

Berdasarkan Angka Ramalan III tahun 2008, produksi padi tahun 2008

diperkirakan sebesar 3.320.544 ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 54.711 ton

atau 1,68% jika dibandingkan produksi padi tahun 2007 (Angka Tetap). Kenaikan

produksi tersebut diperkirakan karena produktivitas mengalami peningkatan sebesar

0,89 ku/ha atau 2,04%. Berdasarkan Angka Ramalan III tahun 2008 untuk semua

komoditas palawija seperti jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi

jalar juga mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan ATAP tahun 2007.

Penjelasan masing-masing komoditi dapat dilihat pada uraian berikut :

1. PADI

Angka Tetap produksi padi di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 sebesar

3.265.834 ton GKG yang meningkat sebesar 258.198 ton atau 8,58% dibandingkan

dengan produksi padi tahun 2006. Peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya luas

panen sebesar 45.209 hektar atau 6,41%. Peningkatan luas panen padi pada tahun

2007 disebabkan karena perbaikan irigasi di beberapa kabupaten/kota dan adanya

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

7

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

program P2BN (Program Peningkatan Beras Nasional). Pada tahun 2007 Sumatera Utara

menyumbang sebesar 5,71 % terhadap produksi padi nasional.

Angka Tetap produktivitas padi tahun 2007 sebesar 43,53 ku/ha, atau naik

sebesar 0,87 ku/ha atau 2,04% dibandingkan produktivitas padi tahun 2006 sebesar

42,66 ku/ha. Peningkatan produktivitas padi di Sumatera Utara antara lain disebabkan

keberhasilan dari program sapta usaha tani.

ARAM III produksi padi pada tahun 2008 diperkirakan sebesar 3.320.544 ton

yang mengalami kenaikan sebesar 54.711 ton atau 1,68% bila dibandingkan Angka

Tetap produksi padi tahun 2007. Kenaikan produksi ini antara lain merupakan dampak

dari keberhasilan program bantuan benih dari APBN tahun 2008 sehingga produktivitas

padi mengalami kenaikan sebesar 0,89 ku/ha atau 2,04%.

Tabel 1.4. Luas Panen dan Produksi Padi di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 705.023 750.232 747.583

Produktivitas Ku/Ha 42,66 43,53 44,42

Produksi*) Ton 3.007.636 3.265.834 3.320.544

Keterangan *): Bentuk hasil produksi GKG (Gabah Kering Giling)

Uraian Satuan 2006

2. JAGUNG

Angka Tetap produksi jagung Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 804.850 ton

naik sebesar 122.808 ton atau 18,01% dibandingkan produksi jagung tahun 2006.

Peningkatan produksi jagung disebabkan kenaikan luas panen sebesar 29.736 hektar

atau 14,86%. Kenaikan luas panen ini disebabkan adanya program pengembangan

jagung di lahan perkebunan (PTP), sedangkan produktivitas mengalami peningkatan

sebesar 0,93 ku/ha atau 2,73%.

Pada tahun 2008 komoditas jagung diperkirakan mengalami kenaikan produksi

sebesar 317.017 ton atau 39,39% dibandingkan Angka Tetap produksi jagung tahun

2007. Luas panen juga mengalami kenaikan sebesar 18.183 hektar atau 7,91%,

sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 10,21 ku/ha atau 29,17%.

Tabel 1.5. Luas Panen dan Produksi Jagung di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 200.146 229.882 248.065

Produktivitas Ku/Ha 34,08 35,01 45,22

Produksi*) Ton 682.042 804.85 1.121.867

Uraian Satuan 2006

Keterangan *): Bentuk hasil produksi pipilan kering

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

8

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

3. KEDELAI

Angka Tetap produksi kedelai di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 sebesar

4.345 ton turun sebesar 2.697 ton atau 38,30% dibandingkan produksi kedelai tahun

2006. Penurunan produksi kedelai disebabkan penurunan luas panen sebesar 2.564

hektar atau 40,62% sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,44 ku/ha

atau 3,94%. Penurunan luas panen kedelai disebabkan minat masyarakat untuk

menanam kedelai semakin menurun karena keuntungan yang diterima petani lebih

rendah dibandingkan dengan komoditas palawija lainnya.

Tabel 1.6. Luas Panen dan Produksi Kedelai di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 6.311 3.747 9.673Produktivitas Ku/Ha 11,16 11,60 12,11Produksi*) Ton 7.042 4.345 11.717

Keterangan *): Bentuk hasil produksi biji kering

Uraian Satuan 2006

Komoditas kedelai pada tahun 2008 diperkirakan mengalami kenaikan

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. ARAM III produksi kedelai pada tahun 2008

sebesar 11.717 ton naik sebesar 7.372 ton atau 169,67% dibanding Angka Tetap tahun

2007. Kenaikan luas panen sebesar 5.926 hektar atau 158,15% karena adanya program

pemerintah yakni salah satunya adalah kerjasama dengan PTP yaitu penambahan areal

tanam di lahan perkebunan, sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,51

ku/ha atau 4,40%.

4. KACANG TANAH

Angka Tetap produksi kacang tanah Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 20.329

ton naik sebesar 210 ton atau 1,04% dibandingkan produksi kacang tanah tahun 2006.

Kenaikan produksi kacang tanah disebabkan oleh kenaikan produktivitas 0,31 ku/ha

atau 2,77% sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 297 hektar atau

1,65%.

Produksi kacang tanah pada tahun 2008 diperkirakan sebesar 21.113 ton naik

sebesar 784 ton atau 3,86%. Kenaikan ini disebabkan naiknya luas panen sebesar 609

hektar atau 3,44% dibanding Angka Tetap tahun 2007.

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

9

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.7. Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 17.991 17.694 18.303Produktivitas Ku/Ha 11,18 11,49 11,54Produksi*) Ton 20.119 20.329 21.113

Keterangan *): Bentuk hasil produksi biji kering

Uraian Satuan 2006

5. KACANG HIJAU

Angka Tetap produksi kacang hijau di Provinsi Sumatera Utara tahun 2007

sebesar 4.855 ton turun sebesar 1.682 ton atau 25,73% dibandingkan produksi kacang

hijau tahun 2006. Penurunan produksi kacang hijau diperkirakan karena penurunan luas

panen sebesar 1.604 hektar atau 25,98%. Produktivitas kacang hijau mengalami

peningkatan sebesar 0,04 ku/ha atau 0,38% bila dibandingkan produktivitas pada tahun

2006. Meskipun produktivitas mengalami peningkatan namun tidak mampu

meningkatkan produksi kacang hijau.

Produksi kacang hijau pada tahun 2008 diperkirakan sebesar 5.785 ton, atau

naik sebesar 930 ton atau 19,16% dibanding Angka Tetap produksi kacang hijau tahun

2007. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan luas panen sebesar 860 hektar atau 18,82%,

sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,03 ku/ha atau 0,28%.

Tabel 1.8. Luas Panen dan Produksi Kacang Hijau di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 6.173 4.569 5.429Produktivitas Ku/Ha 10,59 10,63 10,66Produksi*) Ton 6.537 4.855 5.785

Keterangan *): Bentuk hasil produksi biji kering

Uraian Satuan 2006

6. UBI KAYU

Angka Tetap produksi ubi kayu Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 438.573 ton

turun sebesar 13.877 ton, atau 3,07% dibandingkan produksi ubi kayu tahun 2006.

Penurunan produksi ubi kayu disebabkan penurunan luas panen sebesar 1.184 hektar

atau 3,29%. Produktivitas ubi kayu mengalami peningkatan sebesar 0,29 ku/ha, atau

0,23% dibandingkan produktivitas tahun 2006.

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

10

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.9. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 35.996 34.812 37.543Produktivitas Ku/Ha 125,69 125,98 177,43Produksi*) Ton 452.45 438.573 666.12

Keterangan *): Bentuk hasil produksi umbi basah

Uraian Satuan 2006

Pada tahun 2008 komoditas ubi kayu diperkirakan mengalami kenaikan luas

panen dan produksi dibandingkan dengan Angka Tetap luas panen dan produksi tahun

2007. Kenaikan luas panen ubi kayu sebesar 2.731 hektar, diiringi dengan kenaikan

produksi sebesar 227.547 ton. Sedangkan produktivitas juga mengalami kenaikan

sebesar 51,45 ku/ha atau 40,84%.

7. UBI JALAR

Angka Tetap produksi ubi jalar Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 117.641 ton

naik sebesar 14.929 ton atau 14,53% dibandingkan produksi ubi jalar tahun 2006.

Kenaikan produksi ubi jalar disebabkan kenaikan luas panen sebesar 1.499 hektar atau

14,10%. Sedangkan produktivitas mengalami peningkatan sebesar 0,37 ku/ha atau

0,38% dibandingkan produktivitas tahun 2006.

Komoditas ubi jalar pada tahun 2008 diperkirakan mengalami penurunan luas

panen sebesar 881 hektar atau 7,26% sedangkan produksinya naik sebesar 4.514 ton

atau 3,84% dibanding Angka Tetap luas panen dan produksi pada tahun 2007.

Sedangkan produktivitas mengalami kenaikan 11,61 ku/ha atau 11,97%.

Tabel 1.10. Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Sumatera Utara

2007 2008

(ATAP) (ARAM III)

Luas Panen Ha 10.63 12.129 11.248Produktivitas Ku/Ha 96,62 96,99 108,60Produksi*) Ton 102.712 117.641 122.156

Keterangan *): Bentuk hasil produksi umbi basah

Uraian Satuan 2006

b. Sub Sektor Perkebunan

Sub sektor perkebunan meliputi tanaman keras seperti komoditas : kelapa sawit,

karet, coklat dan lainnya. Pada triwulan III-2008 kinerja sub sektor perkebunan

mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu 2,15% terhadap triwulan sebelumnya.

Sementara jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (year

on year), sub sektor perkebunan mampu tumbuh hingga sebesar 11,19%. Jika dilihat

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

11

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

dari peranan terhadap total PDRB Sumatera Utara, maka sub sektor ini pada triwulan III-

2008 merupakan penyumbang terbesar pertama dari sektor pertanian, dimana

peranannya pada triwulan III-2008 sebesar 10,36% lebih rendah dari triwulan

sebelumnya 10,51%.

c. Sub Sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya

Sub sektor peternakan pada triwulan III-2008 mengalami akselerasi, yaitu

tumbuh 2,13 %, setelah pada triwulan II-2008 sebelumnya hanya mampu tumbuh

0,35%. Kontribusi sub sektor ini terhadap total PDRB naik, yaitu dari 2,15% menjadi

2,20% pada triwulan ini. Pertumbuhan secara year on year sub sektor ini tumbuh

5,82%.

d. Sub Sektor Kehutanan

Produk utama dari sub sektor ini adalah kayu dan non kayu (rotan, kulit kayu,

tumbuhan obat-obatan, penangkaran hewan dll), produksi kayu menyumbang sekitar

±95% dari total sub sektor ini. Kegiatan sub sektor kehutanan pada triwulan III-2008

mengalami pertumbuhan minus -0,86%, dimana pada triwulan sebelumnya tumbuh

positif 2,51%. Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB turun tipis dari 0,99%

triwulan II-2008 menjadi 0,98% pada triwulan ini.

e. Sub Sektor Perikanan

Kinerja sub sektor perikanan di triwulan III-2008 mengalami pertumbuhan yang

meningkat. Jika pada triwulan II-2008 kinerja sub sektor perikanan tumbuh sebesar

0,75%, maka di triwulan III-2008 sub sektor ini tumbuh 2,51%. Pertumbuhan antar

tahun untuk triwulan yang sama, sub sektor ini tumbuh 6,06%. Berbicara tentang andil

yang telah diberikan, maka kontribusi sub sektor perikanan terhadap total PDRB pada

triwulan III-2008, yaitu sebesar 2,24%.

2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III-2008 mengalami

pertumbuhan yang melambat, yaitu tumbuh 0,86%, dimana pada triwulan sebelumnya

mampu 4,19 %. Peranan sektor ini terhadap total PDRB sebesar 1,35%.

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

12

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

2.3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini meliputi sub sektor industri migas dan industri non migas, dimana

industri non migas merupakan salah satu motor penggerak roda perekonomian setelah

sektor pertanian di Sumatera Utara. Kegiatan sub sektor industri pengilangan migas di

Sumatera Utara setiap triwulannya selalu berfluktuasi, adanya kecenderungan

berfluktuasinya produksi pertambangan migas di Sumatera Utara mempengaruhi

pertumbuhan triwulanan pada sub sektor industri migas ini. Pada triwulan III-2008

industri migas tumbuh 0,72%, dimana pada triwulan sebelumnya kontraksi sebesar -

0,80%. Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB pada level 0,16%.

Kinerja sub sektor industri pengolahan non migas pada triwulan ini juga

mengalami akselerasi. Dari pemantauan sementara survei ini, sub sektor industri

pengolahan non migas tumbuh 3,75%, setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh

minus -2,22%. Kondisi ini disebabkan karena terjadinya peningkatan kinerja dari

kegiatan industri makanan, minuman dan tembakau 4,19%; disusul industri semen dan

barang galian bukan logam 4,07%; industri pupuk, kimia dan barang dari karet 3,85%;

industri tekstil, barang, kulit dan alas kaki 3,36%. Sementara industri lainnya tumbuh

dibawah 3 (tiga)%, seperti : industri barang lainnya 2,57%; industri logam dasar besi

dan baja 2,54%; industri kertas dan barang cetakan yang tumbuh 1,56%; industri alat

angkutan, mesin dan peralatannya 1,24% industri barang kayu dan industri hasil hutan

lainnya 1,00%. Peranan sub sektor ini turun dari 24,38% triwulan II-2008 menjadi

24,27% pada triwulan ini.

Grafik 1.5. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri PengolahanTerhadap PDRB Sumut Triwulan III-08 (qtq)

0.72 0.72

3.75

4.19

3.36

1.00

1.56

3.854.07

2.54

1.24

2.57

3.73

0.110.11

22.69

13.92

0.131.24

0.17

4.34

1.05 1.22 0.58 0.04

22.80

-5

0

5

10

15

20

25

0

1

2

3

4

5Pertumbuhan Sumbangan

Sektor industri tumbuh lebih cepat pada triwulan ini dan memberikan

sumbangan yang relatif stabil terhadap perekonomian Sumut. Berbagai prompt

indicators menunjukkan stabilnya kinerja sektor industri, seperti konsumsi listrik dan

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

13

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

konsumsi BBM. Sektor industri pengolahan merespon peningkatan permintaan pada

triwulan III-2008 ini dengan memperbesar utilisasi kapasitasnya sehingga mampu

memproduksi dalam volume yang lebih besar. Subsektor makanan, minuman &

tembakau yang mendominasi kinerja sektor industri juga tumbuh lebih cepat sebagai

respon terhadap tingginya permintaan di masa liburan panjang dan peringatan hari raya

Idul Fitri. Sebagian dari produksi subsektor ini juga merupakan komoditas ekspor Sumut

ke luar negeri maupun luar daerah yang tercatat mengalami peningkatan pada triwulan

laporan.

Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan sektor industri pada triwulan ini didukung

oleh pertumbuhan kredit perbankan yang konsisten membaik. Pertumbuhan kredit

industri pada bulan September 2008 mencapai 31,78% (yoy).

Grafik 1.6. Perkembangan Kredit Sektor Industri

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

RpT

riliu

n

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Per

tum

buha

nK

redi

tIn

dust

ri(y

oy)

Kredit Industri Grow th

Sumber : Laporan Bulanan Perbankan

2.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (LGA)

Pada triwulan ini sektor LGA mengalami akselerasi 2,73%, dimana pada triwulan

sebelumnya mengalami tumbuh hanya 1,75%. Pertumbuhan positif yang terjadi pada

sub sektor ini disebabkan peningkatan kinerja pada semua sub sektor, yaitu : sub sektor

listrik, sub sektor gas dan air bersih.

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

14

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.7. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor LGATerhadap PDRB Sumut Triwulan III-08 (qtq)

3.02

3.96

1.53

2.730.50

0.06

0.18

0.73

0

0

0

0

0

1

1

1

1

0

1

2

3

4

5

Listrik Gas kota Air bersih LGA

Pertumbuhan Sumbangan

Kinerja sub sektor listrik naik 3,02%, dimana pada triwulan sebelumnya tumbuh

1,81%. Sub sektor gas kota juga mengalami pertumbuhan 3,96% dimana pada

triwulan sebelumnya tumbuh 1,86%. Selanjutnya kinerja sub sektor air bersih sedikit

melambat dari 1,56% triwulan sebelumnya menjadi 1,53%. Sektor ini merupakan

penyumbang terkecil terhadap total PDRB Sumatera Utara, andil yang diberikan pada

triwulan III-2008 sebesar 1,02%.

Sektor Listrik, Gas, dan Bersih merupakan sektor yang mencatatkan

pertumbuhan tertinggi keempat diantara sembilan sektor ekonomi di Sumut pada

triwulan III-08. Kinerja sektor ini didukung oleh subsektor listrik dan gas kota. Dengan

kondisi yang masih mencatatkan defisit, PLN mampu membukukan kinerja operasional

yang terus meningkat.

Grafik 1.8. Konsumsi Listrik di Sumut Tahun 2008

2,260,000

2,270,000

2,280,000

2,290,000

2,300,000

2,310,000

2,320,000

2,330,000

2,340,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul

2008

410,000,000

420,000,000

430,000,000

440,000,000

450,000,000

460,000,000

470,000,000

480,000,000

490,000,000

500,000,000Jlh Pelanggan Pemakaian (KWH)

Sumber : PLN

Pada awal tahun 2009 mendatang SUMUT akan terbebas dari krisis energi listrik.

Hal itu ditandai dengan beroperasinya proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

15

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Labuan Angin berkapasitas 2 x 115 Mega Watt (MW) di kecamatan Tapian Nauli

kabupaten Tapanuli Tengah pada Desember 2008. PLTU Labuan Angin berkapasitas 115

MW yang akan beroperasi secara komersial pada Desember 2008, diharapkan mampu

menambah suplai arus listrik untuk daerah Sumut-Aceh-Riau (SUAR).

2.5. Sektor Bangunan

Pada triwulan III-2008, sektor bangunan mengalami akselerasi, yaitu 1,87%,

setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 1,84%. Pertumbuhan antar tahun untuk

triwulan yang sama (year on year) sektor bangunan tumbuh 8,98%. Namun sumbangan

yang diberikan sektor ini terhadap pembentukan PDRB Sumatera Utara triwulan III-2008

mengalami penurunan. Andil sektor bangunan pada triwulan III-2008 sebesar 5,71%

lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 5,78%.

Tabel 1.11. Realisasi Pengadaan Semen (ton)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.I Tw.II Tw.III qtq yoySumut 426,480 495,499 517,325 536,142 566,046 551,170 -2.63% 6.54%Sumatera 1,817,215 1,979,634 2,148,365 2,179,340 2,323,083 2,208,619 -4.93% 2.80%Nasional 6,988,245 8,077,983 9,612,931 8,095,202 10,108,830 9,799,204 -3.06% 1.94%

Growth2007 2008

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

2.6. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor ini merupakan sektor penentu kemajuan sektor-sektor lainnya sebab

sektor ini penggerak utama roda perekonomian. Kinerja sektor ini pada triwulan III-

2008 terhadap triwulan sebelumnya mengalami akselerasi.

Grafik 1.9. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PHRTerhadap PDRB Sumut Triwulan III-08 (qtq)

4.88

3.12

2.48

4.6116.35

0.29

1.76

18.41

-5

0

5

10

15

20

0

1

2

3

4

5

6

Perdagangan besar& eceran

Hotel Restoran PHR

Pertumbuhan Sumbangan

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

16

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Jika pada triwulan sebelumnya sektor ini mengalami kontraksi -2,08%, maka

pada triwulan ini mengalami akselerasi sebesar 4,61%. Hal ini didukung semua sub

sektor perdagangan, hotel dan restoran. Peranan sektor ini pada triwulan III-2008 lebih

tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Jika pada triwulan sebelumnya sektor ini

memberikan sumbangan 18,75% maka pada triwulan III-2008 memberikan sumbangan

19,29% terhadap total PDRB Sumatera Utara.

Grafik 1.10. Perkembangan Indeks Nominal Penjualan Eceran di Kota Medan

1.021.01

1.07

0.95

1.08

1.011.00

1.011.03

1.10

1.07

1.041.05

1.07

0.85

0.90

0.95

1.00

1.05

1.10

1.15

Sumber: Survei Penjualan Eceran, BI Medan

Pada triwulan III-2008 pertumbuhan sub sektor ini dari -2,41% pada triwulan

sebelumnya menjadi 2,88%. Pertumbuhan year on year mengalami kenaikan 7,69%.

Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB pada triwulan III-2008, yaitu sebesar

17,03%.

Kinerja sub sektor ini juga mengalami akselerasi terhadap triwulan II-2008. Jika

pada triwulan II-2008 sub sektor ini tumbuh sebesar 2,64%, maka pada triwulan III-2008

sub sektor ini tumbuh menjadi 3,12%. Sumbangan sub sektor hotel pada triwulan ini

terhadap total PDRB Sumatera Utara stagnan pada kisaran 0,31%.

Kinerja sub sektor restoran pada triwulan ini mengalami akselerasi. Jika pada

triwulan II-2008 sub sektor ini tumbuh sebesar 0,22%, maka pada triwulan III-2008

kinerja sub sektor ini tumbuh minus 2,48%. Pertumbuhan year on year sub sektor ini

6,73%. Sumbangan yang diberikan terhadap total PDRB Sumatera Utara sebesar 1,95%.

Dilihat dari sisi pembiayaan, kredit di sektor perdagangan dan perhotelan

mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu di atas 35% pada triwulan III-2008

ini. Angka ini merupakan capaian tertinggi selama tahun 2008. Pertumbuhan kredit di

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

17

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

sektor ini diperkirakan akan terus meningkat di periode-periode mendatang sejalan

dengan kinerja sektor PHR.

Grafik 1.11. Kredit Sektor PHR

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

Rp

Tril

iun

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

Per

tum

buha

nK

redi

tP

HR

(yoy

)

Nilai Kredit PHR Growth

Sumber : Laporan Bulanan Perbankan

2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi triwulan III-2008 terhadap triwulan

II-2008 mengalami akselerasi. Sektor ini tumbuh 3,79%, setelah pada triwulan

sebelumnya mengalami kontraksi -0,35%. Sedangkan pertumbuhan triwulan ini

dibanding terhadap triwulan yang sama tahun 2007 (year on year) tumbuh 10,18%.

Grafik 1.12. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Pengangkutan & KomunikasiTerhadap PDRB Sumut Triwulan III-08 (qtq)

3.88

3.12

4.61

2.84

3.92

2.47

3.433.79

7.56

0.04

3.17

0.50

2.57

1.28

1.82

9.38

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0

1

2

3

4

5Pertumbuhan Sumbangan

Sementara andil yang diberikan sektor ini terhadap pembentukan PDRB Sumatera

Utara mengalami kenaikan. Jika pada triwulan sebelumnya mampu menyumbang

sebesar 8,96%, maka pada triwulan ini peranannya naik menjadi 9,18%. Pada triwulan

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

18

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

III-2008 kinerja sub sektor pengangkutan mengalami akselerasi dari -0,62% pada

triwulan sebelumnya menjadi 3,88%. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kinerja

semua sub sektor angkutan : angkutan jalan rel, angkutan jalan raya, laut dan ASDP,

udara dan jasa penunjang angkutan. Bila dibandingkan terhadap triwulan yang sama

tahun lalu sub sektor pengangkutan mengalami peningkatan yang menggembirakan

9,69%. Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB Sumatera Utara mengalami kenaikan

dari 7,35% menjadi 7,66%.

Perkembangan sektor pengangkutan juga terlihat dari jumlah penjualan mobil

yang mengalami peningkatan pada triwulan III-08.

Tabel 1.12. Perkembangan Penjualan Mobil

I II III IV Total I II III (Jul-Agt) TotalNasional 86,055 100,284 113,163 103,285 402,787 125,582 145,239 96,719 367,540

Sumut 5,047 5,380 6,299 5,184 21,910 6,910 7,538 5,136 19,584Sumbar 1,394 1,481 1,703 1,664 6,242 2,425 2,604 1,720 6,749Sumsel 1,943 2,158 2,701 2,497 9,299 3,037 3,660 1,436 8,133

% Sumut 0.06 0.05 0.06 0.05 0.05 0.06 0.05 0.05 0.05

2007 2008

Sumber : Toyota Astra Motor

Sub sektor komunikasi, pada triwulan ini juga mengalami akselerasi, jika pada

triwulan II-2008 tumbuh hanya 0,76% maka pada triwulan ini tumbuh 3,43%.

Sedangkan pertumbuhan triwulan ini dibanding terhadap triwulan yang sama tahun

2007 (year on year) sebesar 12,23%. Peranan sub sektor ini terhadap total PDRB

Sumatera Utara 1,53%.

2.8. Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan

Kinerja sektor keuangan dan jasa perusahaan pada triwulan III-2008 mengalami

akselerasi. Jika pada triwulan II-2008 sektor ini hanya tumbuh sebesar 0,12%, maka

pada triwulan III-2008 menjadi 2,31%. Peranan sektor ini terhadap total PDRB Sumatera

Utara mengalami penurunan. Peranan sektor ini pada triwulan II-2008 sebesar 6,64%

menjadi 6,51% pada triwulan ini.

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

19

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.13. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Keuangan dan Jasa PerusahaanTerhadap PDRB Sumut Triwulan III-08 (qtq)

3.56

1.75

1.27

2.31

2.40

3.59

0.93

6.92

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

1

2

3

4

Bank, Lk lain Sewa bangunan Jasa perusahaan Keu.,Sewa & Jasa

Pertumbuhan Sumbangan

Pada triwulan III-2008 ini kinerja sub sektor bank dan lembaga keuangan lainnya

mengalami perlambatan dibanding dengan triwulan sebelumnya. Hal ini terlihat dari

kinerja sub sektor ini yang tumbuh 4,62% pada triwulan II-2008 menjadi 3,56% pada

triwulan ini. Pertumbuhan year on year sub sektor ini tumbuh 17,81%. Jika pada

triwulan II-2008 peranannya terhadap total PDRB Sumatera Utara sebesar 2,27%, maka

pada triwulan III-2008 peranannya turun tipis menjadi 2,24%.

Bila kinerja sub sektor bank dan lembaga keuangan lainya pertumbuhan yang

melambat, maka sub sektor sewa bangunan pada triwulan ini mengalami akselerasi,

yaitu mampu tumbuh sebesar 1,75% setelah triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar -

1,84%. Peranannya dalam pembentukan PDRB Sumatera Utara turun. Pada triwulan

sebelumnya sub sektor ini memberikan kontribusi sebesar 3,54%, maka pada triwulan III-

2008 kontribusinya sebesar 3,46%.

Seperti sub sektor sewa bangunan diatas, kinerja sub sektor jasa perusahaan

pada triwulan ini mengalami akselerasi. Jika pada triwulan II-2008 tumbuh -2,93%,

maka pada triwulan III-2008 tumbuh 1,27%. Jika dibandingkan pertumbuhan pada

triwulan yang sama tahun 2007 sub sektor ini tumbuh 1,89%. Peranan sub sektor ini

terhadap pembentukan total PDRB Sumatera Utara 0,81%.

2.9. Sektor Jasa-jasa

Pada triwulan III-2008, kinerja sektor jasa-jasa menunjukkan pertumbuhan yang

melambat, pada triwulan ini sektor jasa-jasa mampu tumbuh sebesar 1,39% sedangkan

pada triwulan sebelumnya mampu tumbuh sebesar 3,43%.

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

20

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.14. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Jasa-JasaTerhadap PDRB Sumut Triwulan III-08 (qtq)

1.351.47

0.65

2.89

1.461.39

6.61

3.340.98

0.59

1.77

9.96

0

2

4

6

8

10

12

0

1

2

3

4

Pmrthnumum

Swasta sos &kmasyrktn

hiburan &rekreasi

perorgn &rmh tgga

Jasa-jasa

Pertumbuhan Sumbangan

Bila dibandingkan terhadap triwulan yang sama tahun lalu (year on year) tumbuh

10,35%. Dilihat dari peranannya terhadap PDRB Sumatera Utara, sektor jasa-jasa

memberikan peranan sebesar 9,98% pada triwulan ini, turun dibanding triwulan

sebelumnya sebesar 10,20%.

Sub sektor jasa pemerintahan umum pada triwulan III-2008 tumbuh 1,35%, lebih

rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,99%. Bila dibandingkan terhadap

triwulan yang sama tahun lalu (year on year) mampu tumbuh 11,51%. Peranannya

terhadap PDRB Sumatera Utara naik dari 6,57% pada triwulan II-2008 menjadi 6,43%.

Pertumbuhan sub sektor jasa swasta pada triwulan III-2008 mengalami akselerasi, yaitu

tumbuh 1,47% setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 0,47%. Meningkatnya kinerja

sub sektor ini dipicu oleh pertumbuhan pada jasa sosial kemasyaratakan, jasa hiburan

dan rekreasi serta jasa perseorangan dan rumah tangga. Jika pada triwulan sebelumnya

jasa sosial kemasyarakatan mampu tumbuh sebesar 0,99%, maka pada triwulan III-2008

menjadi 0,65%.

Kondisi yang sama terjadi pada sub sektor hiburan dan rekreasi yang tumbuh

hanya 2,89%, dimana pada triwulan sebelumnya 0,14%. Demikian pula dengan jasa

perseorangan dan rumah tangga, jika pada triwulan sebelumnya sub sektor ini tumbuh

0,29%, maka pada triwulan ini mampu tumbuh 1,46%. Pertumbuhan secara year on

year sub sektor jasa-jasa swasta sebesar 8,12%. Peranan sub sektor ini terhadap total

PDRB secara keseluruhan triwulan ini lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Jika

pada triwulan sebelumnya sub sektor ini mampu memberikan sumbangan sebesar

3,63%, maka pada triwulan III-2008 peranannya turun menjadi sebesar 3,55%.

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

21

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

3. SISI PENGGUNAAN

PDRB triwulan III tahun 2008 atas dasar harga berlaku yang tercatat sebesar

Rp53,60 triliun rupiah dan atas dasar harga konstan senilai Rp26,75 triliun rupiah.

Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan sebesar 6,22%

jika dibandingkan dengan triwulan II tahun 2008 atau senilai Rp50,46 triliun rupiah.

Begitu juga dengan PDRB atas dasar harga konstan pada triwulan ini menunjukkan

pertumbuhan yang positif sebesar 2,92% jika dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya atau sebesar Rp25,99 triliun rupiah pada triwulan II-2008. Peningkatan ini

sejalan dengan semua komponen pengeluaran yaitu konsumsi rumah tangga, konsumsi

pemerintah, pembentukkan modal tetap bruto dan ekspor-impor yang menunjukkan

pertumbuhan positif. Dengan pangsa yang besar dan pertumbuhan yang tinggi, kegiatan

konsumsi menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Sumut.

Tabel 1.13. Nilai PDRB Sumatera Utara menurut Komponen PenggunaanTriwulan II-2008 - Triwulan III-2008*) (Milyar Rupiah)

Tw.II-08 Tw.III-08 Tw.II-08 Tw.III-08

Konsumsi Rumah Tangga 29,38 31,06 15,99 16,55

Konsumsi Pemerintah 4,87 5,33 2,34 2,43

Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,76 9,53 4,39 4,50

Residual 0,19 0,33 0,20 0,32

Ekspor 22,41 23,43 13,09 13,34

Dikurangi Impor 15,15 16,08 10,03 10,39

PDRB Sumatera Utara 50,46 53,60 25,99 26,75

Komponen PenggunaanADH Berlaku ADH Konstan

Sumber : Survei Indikator Ekonomi Sumut, BI-BPS, September 2008

Konsumsi

Konsumsi rumah tangga masih merupakan komponen yang mempunyai nilai

tambah terbesar yang dihasilkan oleh PDRB yaitu sebesar Rp31,06 triliun rupiah atau

57,94% dari total PDRB. Komponen pengeluaran lainnya adalah konsumsi pemerintah

sebesar Rp5,33 triliun rupiah atau 9,94%, pembentukan modal tetap bruto sebesar

Rp9,53 triliun rupiah atau 17,79%, transaksi ekspor sebesar Rp23,42 triliun rupiah atau

43,70% dan impor sebesar Rp16,08 triliun rupiah atau 29,99%.

Pada triwulan III-2008, pertumbuhan konsumsi rumah tangga baik atas dasar

berlaku maupun harga konstan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yaitu

sebesar 5,72% untuk ADHB dan ADHK sebesar 3,48. Liburan anak sekolah, dimulainya

tahun ajaran baru dan kenaikan harga di beberapa komoditas penting kebutuhan

masyarakat pada bulan suci ramadhan serta persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri

1429 H penyebab bergeraknya konsumsi rumah tangga. Sedangkan pertumbuhan

triwulan III-2008 terhadap triwulan III-2007 (year on year) mengalami peningkatan

sebesar 9,07%.

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

22

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Konsumsi pemerintah pada triwulan III–2008 mengalami pertumbuhan sebesar

4,08% yaitu dari Rp. 2,34 triliun pada triwulan II–2008 menjadi Rp. 2,43 triliun pada

triwulan III–2008. Sedangkan pertumbuhan triwulan III–2008 terhadap triwulan III-2007

(year on year) meningkat 10,90 %. Penyerapan dana untuk konsumsi pemerintah baik

digunakan untuk belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal sudah

efektif di triwulan III dan diperkirakan dana yang terserap telah mencapai 50% dari dana

yang dianggarkan.

Peningkatan aktivitas konsumsi juga tercermin pada beberapa indikator survei

yang dilakukan oleh BI Medan. Di sisi lain, hasil Survei Konsumen (SK) menunjukkan

penurunan keyakinan konsumen untuk membeli barang tahan lama (durable goods)

yang merupakan proxy perilaku konsumsi masyarakat, namun peningkatan terjadi pada

penjualan pakaian dan peralatan rumah tangga seperti yang ditunjukkan oleh Survei

Penjualan Eceran (SPE).

Konsumsi makanan terus tumbuh seperti yang diindikasikan juga oleh SPE bahwa

penjualan produk-produk makanan mengalami kecenderungan meningkat. Indeks

Ekspektasi Konsumen (IEK) menunjukkan angka yang relatif meningkat sehingga aktivitas

konsumsi pada tiga bulan mendatang diperkirakan akan tetap mencatatkan kinerja yang

dapat diandalkan.

Grafik 1.15. Grafik 1.16.Realisasi Nilai Penjualan Produk Tertentu Indeks Ketepatan Waktu Membeli Barang Tahan Lama

Sumber : Survei Penjualan Eceran BI Medan Sumber : Survei Konsumen BI Medan

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

Perlengkapan RT Makanan & TembakauPakaian Bahan Bakar

20

30

40

50

60

70

80

90

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

ketepatan w aktu pembelian brg tahan lama

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

23

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.17.Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

80

85

90

95

100

105

110

115

120

125

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber : Survei Konsumen BI Medan

Persepsi masyarakat tentang kondisi penghasilan saat ini dibandingkan enam

bulan lalu menunjukkan kecenderungan meningkat. Hal ini mengindikasikan persepi

masyarakat tentang daya beli mereka yang meningkat. Dengan demikian, dapat diduga

adanya sumber-sumber lain di luar penghasilan rutin konsumen yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi.

Grafik 1.18.Indeks Penghasilan Saat Ini

80

85

90

95

100

105

110

115

120

125

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Indeks Penghasilan Saat Ini

Sumber : Survei Konsumen BI Medan

Dugaan tersebut dijawab oleh perkembangan kredit perbankan untuk tujuan

konsumsi yang memang terus menunjukkan peningkatan. Selain kredit perbankan,

konsumsi masyarakat juga diduga didukung oleh pembiayaan konsumsi non bank yang

berasal dari berbagai perusahaan pembiayaan yang marak tersedia di pasar. Pembiayaan

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

24

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

jenis ini umumnya ditujukan untuk pembelian produk-produk elektronik, otomotif, dan

produk ritel rumah tangga lainnya.

Grafik 1.19.Perkembangan Kredit Konsumsi

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

Rp

Trili

un

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Per

tum

buha

nK

redi

tK

onsu

msi

(yoy

)

Nilai Kredit Konsumsi Growth

Sumber : Laporan Bulanan Perbankan

Tabel 1.14. Laju Pertumbuhan dan Struktur PDRB Sumatera UtaraMenurut Komponen Penggunaan

Triwulan II-2008 - Triwulan III-2008 *) (%)

Tw.II-08 Tw.III-08 Tw.III-08 (yoy) Tw.II-08 Tw.III-08

Konsumsi Rumah Tangga -0.74 3.48 9.07 61.53 61.86

Konsumsi Pemerintah 4.42 4.08 10.90 8.99 9.09

Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.23 2.40 8.04 16.91 16.82

Residual -57.68 58.62 29.49 0.78 1.20

Ekspor 1.98 1.85 9.30 50.37 49.85

Dikurangi Impor 3.17 3.58 14.90 38.57 38.82

PDRB Sumatera Utara -0.96 2.92 7.26 100.00 100.00

Komponen PenggunaanLaju Pertumbuhan Struktur

Sumber : Survei Indikator Ekonomi Sumut, BI-BPS, September 2008

Investasi

Kegiatan investasi yang tercermin dari pencapaian nilai PMTB pada triwulan III-

2008 mengalami akselerasi sebesar 2,40%, sementara jika dibandingkan pada triwulan

yang sama pada tahun sebelumnya (year on year) menunjukkan pertumbuhan sebesar

8,04%. Kegiatan investasi pada triwulan ini menunjukkan aktifitasnya, sehingga pada

triwulan ini pertumbuhannya cenderung mulai ada peningkatan.

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

25

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.15. Sumber Pertumbuhan pada PDRB Triwulanan Sumatera UtaraMenurut Komponen Penggunaan Triwulan II-2008- Triwulan III- 2008 (%)

Tw.II-08 Tw.III-08 Tw.II-08 Tw.III-08

Konsumsi Rumah Tangga -0.74 3.48 -0.46 2.15

Konsumsi Pemerintah 4.42 4.08 0.40 0.37

Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.23 2.40 0.38 0.40

Residual -57.68 58.62 -0.45 0.70

Ekspor 1.98 1.85 1.00 0.92

Dikurangi Impor 3.17 3.58 1.22 1.39

PDRB Sumatera Utara -0.96 2.92 -0.96 2.92

Laju Pertumbuhan Sumber PertumbuhanKomponen Penggunaan

Sumber: Survei Indikator Ekonomi, BI-BPS, September 2008

Dari sisi pembiayaan, kredit perbankan untuk tujuan investasi berada

pada level yang moderat. Pertumbuhan kredit investasi pada September 2008

tercatat sebesar 16,68% (yoy). Selain kredit perbankan, sektor riil diperkirakan

juga menggunakan sumber pendanaan investasi lain seperti modal sendiri,

pinjaman, obligasi dan saham, meskipun proporsinya masih relatif kecil. Pilihan

pembiayaan investasi di luar perbankan belum populer bagi kalangan usaha di

Sumut.

Grafik 1.20.Perkembangan Kredit Investasi

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

Rp

Tril

iun

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

Per

tum

buha

nK

redi

tIn

vest

asi(

yoy)

Nilai Kredit Investasi Growth

Sumber : Laporan Bulanan Perbankan

4. EKSPOR DAN IMPOR

Kegiatan ekspor-impor Provinsi Sumut masih memberi andil yang signifikan

terhadap perekonomian Sumut. Pada triwulan III-2008, ekspor dan impor Sumut terus

melanjutkan tren peningkatan meskipun cenderung agak melambat. Pertumbuhan

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

26

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

ekspor melambat seiring dengan melambatnya kinerja ekspor Sumut ke luar negeri yang

merupakan komponen terbesar ekspor.

Di sisi lain, impor Sumut terus meningkat pada triwulan III-2008 ini, khususnya

impor dari luar negeri/antar negara. Peningkatan volume dan nilai impor ini terkait

dengan struktur ekonomi Sumut yang masih banyak tergantung pada pasokan dari luar

negeri baik untuk barang konsumsi akhir maupun barang setengah jadi. Pertumbuhan

ekonomi yang relatif solid di kisaran 7% tidak hanya dicukupi oleh produksi maupun

bahan baku yang berasal dari dalam negeri.

Transaksi ekspor-impor pada triwulan III-2008 diperkirakan mengalami

peningkatan masing-masing 1,85% dan 3,58% dari triwulan II-2008 dan jika

dibandingkan pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (year on year)

pertumbuhan ekspor mencapai 9,30% dan 14,90% untuk impor. Peningkatan ekspor

Sumatera Utara ini didukung oleh komoditi andalan yaitu aluminium; Ampas/sisa industri

makanan; tembaga; berbagai produk kimia dan kakao/coklat. Komoditi ekspor tersebut

dikirim terutama ke negara-negara di benua Asia dan sebagian kecil ke benua Afrika,

Eropa dan Amerika seperti : Iran, Jerman, Afrika Selatan, Brazil dan Belanda

Grafik 1.21. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Sumut ( JutaUS$)

Sumber : Bank Indonesia, diolahKet : * data sampai Agustus 2008

4.1. Ekspor

Ekspor masih didominasi oleh komoditi minyak hewan, nabati, Crude Palm Oil

(CPO) dengan kenaikan mencapai 33,44% dari USD528,72 juta pada periode Juli-

Agustus 2007, menjadi USD705,54 juta pada periode Juli-Agustus 2008. Ekspor

komoditi ini menyumbangkan 47,12% dari total ekspor Sumatera Utara.

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

27

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Selain CPO, karet mentah juga mengalami peningkatan ekspor yang cukup baik,

yaitu sebesar 21,59% menjadi USD305,70 juta. Kontribusi komoditi ini terhadap total

ekspor Sumatera Utara adalah 20,42%. Sementara itu, komoditi yang mengalami

penurunan ekspor adalah komoditi aluminium, yaitu turun 22,67% dari USD72,73 juta

pada periode Juli-Agustus tahun 2007 menjadi USD56,24 juta.

Berdasarkan data tersebut, komoditi ekspor non migas di Sumut didominasi oleh

lima komoditi utama, yaitu minyak hewan, nabati & CPO, karet, aluminium, kayu &

barang dari kayu, serta kopi, teh & rempah yang secara keseluruhan menyumbang

75,87% terhadap total ekspor nonmigas Sumut pada triwulan III-08. Grafik berikut

menunjukkan perkembangan lima komoditi ekspor utama di Sumut.

Grafik 1.22. Perkembangan Lima Komoditi Ekspor Non Migas Terbesar di Sumut

0

100,000,000

200,000,000

300,000,000

400,000,000

500,000,000

600,000,000

700,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2007 2008

Kopi, Teh

Minyak nabati, CPO

Karet

Aluminium

Kayu

Berdasarkan klasifikasi Standard International Trade Commodities (SITC),

komoditi ekspor non migas Sumut terbesar pada triwulan III-08 adalah minyak

hewan dan nabati sebesar USD672,80 juta (data sampai Agustus 2008), disusul

oleh karet sebesar USD261,54 juta. Perkembangan nilai ekspor komoditi ini, juga

dipengaruhi oleh harga Crude Palm Oil (CPO) yang cenderung meningkat. Namun

demikian, jika dicermati terlihat bahwa tren volume ekspor tidak serta merta

langsung meningkat. Hal ini disebabkan oleh produksi kelapa sawit yang tidak

dapat dengan segera menyesuaikan peningkatan permintaan. Produksi kelapa sawit

dalam bentuk tandan buah segar (TBS) sebagai bahan dasar pembuatan CPO

tergantung kepada varietas tanaman, musim, usia tanaman serta faktor lain.

Kinerja ekspor juga dapat dilihat berdasarkan kelompok ISIC (International

Standard Industrial Classification), yaitu pengelompokan komoditi ekspor berdasarkan

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

28

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

klasifikasi industri atau sektoral. Berdasarkan kelompok ISIC, ekspor Sumut pada

triwulan III-08 didominasi oleh ekspor kelompok industri manufaktur, yaitu sebesar

USD1.165,82 juta atau 77,87% dari total ekspor non migas. Ekspor kelompok industri

manufaktur tersebut didominasi oleh ekspor industri makanan dan minuman sebesar

USD785,87 juta (52,49%), industri kimia & produk kimia sebesar USD133,96 juta

(8,95%) dan logam mulia sebesar USD55,86 juta (3,73%).

Tabel 1.16. Perkembangan Realisasi Ekspor Non Migas Menurut Kelompok ISICProvinsi Sumatera Utara (USD)

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Sebagai salah satu sektor andalan, pertanian tanaman bahan makanan dan

perkebunan juga memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu USD331,31 juta

(22,13%). Berdasarkan mapping ekspor sektoral tersebut, terlihat bahwa ekspor

Sumatera Utara masih sangat mengandalkan industri dan sektor yang berjenis

padat karya. Terlihat misalnya pada makanan dan minuman serta perkebunan.

Secara ideal, hal ini akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja dan

penyerapan tenaga kerja yang luas. Faktor keunggulan berupa ketersediaan

angkatan kerja yang memadai, bisa dijadikan sebagai salah satu keunggulan dan

meningkatkan daya saing Sumatera Utara untuk lebih berperan dalam kancah

perdagangan internasional.

Apabila dilihat per kawasan, maka tujuan utama ekspor masih bertumpu pada

negara-negara di Asia, dengan kontribusi sebesar 56,24%. Di posisi berikutnya, adalah

negara-negara di kawasan Eropa, yaitu sebesar 20,74% dari total ekspor. Pada

triwulan III-08 (Juli-Agustus), negara tujuan ekspor terbesar adalah India. Ekspor ke

India tercatat sebesar USD227,39 juta, lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

29

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

ekspor ke Jepang yang mencapai USD157,13 juta. Negara tujuan utama ekspor

lainnya adalah RRC mencapai USD124,87 juta, Amerika Serikat USD91,30 juta,

Singapura USD18,22 juta, Jerman USD34,77 juta dan Malaysia USD43,84, diikuti oleh

Pakistan, Belanda dan Italia.

Tabel 1.17. Ekspor Komoditi Non Migas MenurutNegara Tujuan Utama Provinsi Sumatera Utara (USD)

I II III IV Tw. I Tw. II Tw. III (Jul-Agt)

Jepang 253,342,686 236,130,775 199,080,933 217,611,553 248,040,775 241,731,827 157,127,772

China 120,599,440 122,641,442 173,449,992 147,573,946 195,550,174 168,266,918 124,870,127

Amerika Serikat 100,821,260 114,893,782 118,527,826 143,123,498 150,958,007 140,830,032 91,303,468

India 116,521,445 196,604,394 275,076,369 291,723,033 428,038,762 456,904,992 227,385,038

Belanda 61,366,515 46,097,537 111,981,026 193,293,780 95,587,084 75,435,478 107,619,839

Singapura 62,774,960 54,832,409 76,125,834 98,334,769 60,338,853 96,894,236 18,215,063

Jerman 70,244,325 54,300,154 78,291,073 86,663,782 79,186,247 46,712,082 34,765,896

Malaysia 44,451,783 63,895,720 50,397,747 53,055,372 145,506,400 78,886,239 43,836,637

Pakistan 26,661,129 40,753,660 29,300,622 44,916,429 47,756,367 50,669,933 20,593,732

Italia 27,660,555 22,664,816 27,742,237 54,801,662 54,764,389 62,995,051 56,599,736

TOTAL 1,372,400,603 1,568,705,579 1,765,223,034 2,081,547,238 2,333,018,099 2,406,092,763 1,497,209,902

2007 2008Negara

Sumber : Bank Indonesia, diolah

4.2. Impor

Sedangkan komoditi import yang utama adalah pupuk, bahan kimia anorganik,

mesin-mesin listrik serta besi dan baja. Komoditi import tersebut berasal dari negara-

negara seperti : Belgia, mesir, Jerman, Kuwait dan Vietnam. Sementara itu, nilai impor

komoditi non migas selama triwulan III-08 (data sampai Agustus 2008) tercatat

sebesar USD577,28 juta, atau naik 85,08% dari nilai impor periode yang sama

tahun 2007 sebesar USD311,90 juta. Komoditi impor non migas Sumut terbesar

pada triwulan ini adalah pupuk sebesar USD110,60 juta (19,16%), diikuti bahan-

bahan kimia anorganik sebesar USD68,00 (11,78%), mesin-mesin listrik sebesar

USD67,74 juta (11,73%) serta besi dan baja sebesar USD47,88 juta (8,29%).

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

30

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.18. Impor Komoditi Non Migas UtamaProvinsi Sumatera Utara (USD)

I II III IV Tw. I Tw. II Tw. III (Jul-Agt)28 - Inorganic chemicals 58,984,819 87,446,845 57,464,726 56,488,359 66,057,221 54,206,992 68,002,82884 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 41,631,752 38,047,062 67,888,677 73,446,420 72,874,512 68,471,813 42,475,90131 - Fertilizers 24,226,181 36,355,200 41,257,196 42,319,570 92,665,539 147,766,566 110,603,50123 - Res. and waste from food industries 35,714,943 23,402,066 40,069,021 41,184,474 52,668,489 68,369,891 27,582,60672 - Iron and steel 30,717,673 35,236,258 31,667,531 35,500,045 57,114,376 56,378,577 47,877,27185 - Elect. machinery, sound rec., tvetc 11,311,069 12,986,515 33,260,269 44,122,216 35,148,903 24,856,478 67,743,28810 - Cereals 11,997,353 31,871,690 5,541,236 25,214,814 6,469,579 9,433,210 3,778,27739 - Plastics and articles thereof 18,018,396 17,814,499 18,017,232 19,836,928 23,561,969 33,759,554 25,515,35373 - Articles of iron and steel 10,645,915 17,649,952 16,798,052 16,468,044 20,474,116 21,055,121 18,403,72424 - Tobacco and manufc. tobacco subst. 13,236,544 27,234,608 16,443,921 1,632,412 1,197,022 295,959 0Total Impor 432,716,907 511,601,157 500,212,631 531,006,804 635,704,118 708,258,115 577,278,410

2008Komoditi

2007

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Menurut kawasan asal barang impor, wilayah Asia masih mendominasi

dengan pangsa sebesar 53,65%, diikuti Eropa sebesar 20,37% dan Amerika

sebesar 6,37%. Sementara jika dilihat per negara, maka 22,54% impor berasal dari

RRC dengan nilai USD130,11 juta. Negara asal barang impor lainnya yang cukup

dominan adalah Australia sebesar USD67,66 juta (11,72%), Malaysia sebesar

USD42,11 juta (7,29%) dan Amerika Serikat sebesar USD29,50 juta (5,11%).

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

31

KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Seluruh jalur lintas timur (jalintim) Sumatera Utara dari Kota Medan sampai ke

perbatasan Provinsi Riau ditargetkan selesai diperbaiki pada September 2009. Kerusakan jalan

di lintas timur Sumatera Utara antara lain berupa jalan berlubang, aspal terkelupas, hingga

jembatan rusak, yang saat ini belum sepenuhnya ditangani. Kerusakan jalan terparah ada di

ruas Puluh Maria (Kabupaten Asahan) menuju Aek Kanopan (Kabupaten Labuhan Batu)

dengan ruas jalan sepanjang sekitar 40 kilometer. Selain itu, jembatan yang kondisinya rusak

parah adalah Jembatan Sungai Asahan, Jembatan Bulu Cina di Aek Nabara dan Jembatan

Kota Pinang. Di Jembatan Buluh Cina, lubang jalan ditutup dengan batang kelapa, sedangkan

di Jembatan Kota Pinang aspalnya sudah terkelupas. Kerusakan juga terjadi di jalan negara

yang menghubungkan jalan lintas timur dan lintas tengah, yaitu ruas Kota Pinang menuju

Gunung Tua di Kabupaten Padang Lawas Utara.

Jalintim sendiri merupakan jalur yang sering dilalui oleh para pemudik. Pada H-3

lebaran, arus lalulintas kendaraan di wilayah Asahan sebagai Jalintim Sumatera Utara

mengalami peningkatan sekitar 40% dari hari sebelumnya atau rata-rata 40 kendaraan per

menit dan akan semakin tinggi jumlah dan persentasenya seiring semakin dekatnya hari raya

Idulfitri.

Data yang diperoleh dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumut, NAD, Riau

dan Kepulauan Riau, jalur sepanjang 484,12 kilometer tersebut dibangun dengan kualitas

Standar Jalan Raya (SJR), yakni dengan ukuran lebar badan jalan tujuh meter serta bahu jalan

kiri-kanan masing-masing selebar dua meter. Seluruh jalan di jalintim Sumut nantinya juga

akan memiliki muatan sumbu terberat (MST) 10 ton dan pada akhirnya kualitas jalan jalintim

mulai dari Banda Aceh sampai Bandar Lampung akan menjadi SJR. Saat ini hanya tinggal

sekitar 50 kilometer lagi jalan antara Medan-Riau yang lebarnya masih enam meter,

sedangkan mulai dari Langsa-Medan, Riau-Bandar Lampung seluruhnya sudah memiliki lebar

jalan tujuh meter.

Jalan nasional Sumut sepanjang lebih kurang 2.098 kilometer, terdiri atas 484,12

kilometer, lintas tengah 487,25 kilometer, lintas barat 441,64 kilometer, lintas penghubung

601,99 kilometer dan jalan nasional Mebidang (Medan-Binjai-Deliserdang) sepanjang 83

kilometer. Jalintim lebih diprioritaskan menjadi jalan dengan kualitas SJR dibanding jalur lain

dikarenakan jalintim merupakan jalur yang sangat strategis secara ekonomi.

BOKS 1 Perbaikan Seluruh Jalur Lintas Timur SumateraUtara Ditargetkan Selesai September 2009

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

BAB II

Perkembangan InflasiDaerah

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

32

Perkembangan Inflasi Daerah

1. KONDISI UMUM

Laju inflasi pada akhir triwulan ini menunjukkan laju yang relatif lebih rendah

dibanding triwulan sebelumnya. Laju inflasi pada triwulan ini terutama didorong oleh

kelompok bahan makanan serta kelompok transportasi dan komunikasi sehubungan

dengan adanya hari raya keagamaan. Penyumbang terbesar inflasi pada triwulan ini

ialah kelompok bahan makanan yaitu sebesar 16,17% (yoy). Inflasi pada akhir

triwulan III-2008 tercatat sebesar 10,47% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi

pada akhir triwulan II-2008 sebesar 11,01% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan

dengan inflasi nasional yang mencapai 12,14% (yoy).

Sementara itu, pada September 2008 Sumut tercatat mengalami inflasi sebesar

0,25% (mtm), jauh lebih tinggi dibandingkan Juni 2008 sebesar 2,18% (mtm).

Berdasarkan kelompok barang, inflasi pada akhir triwulan III-2008 untuk masing-

masing kelompok barang yaitu kelompok bahan makanan sebesar 16,17%, diikuti

kelompok transportasi dan komunikasi (11,51%), kelompok sandang (9,09%),

kelompok pendidikan (8,73%), kelompok makanan jadi (7,96%), kelompok

perumahan (7,38%) dan kelompok kesehatan (6,78%). Masih tingginya inflasi

kelompok bahan makanan pada triwulan laporan disebabkan karena adanya

kenaikan permintaan berkaitan dengan pelaksanaan hari raya keagamaan, khususnya

pada komoditas susu bubuk, ikan segar dan daging sapi.

2. PERKEMBANGAN INFLASI DI SUMATERA UTARA

Laju inflasi Sumatera Utara yang dihitung dari Indeks Harga Konsumen (IHK) pada

triwulan III-08 tercatat sebesar 10,47% (yoy) sedikit mengalami tekanan dibandingkan dengan

posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 7,03% (yoy) namun berada di bawah

inflasi nasional yang tercatat sebesar 12,14% (yoy).

BBBAAABBB 222 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

33

Perkembangan Inflasi Daerah

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

% Sumut Nasional

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

% Sumut Nasional

Grafik 2.1 Grafik 2.2Perkembangan Inflasi (yoy) Perkembangan Inflasi (mtm)

Inflasi Sumut periode Januari-September 2008 cenderung menunjukkan peningkatan.

Tekanan inflasi yang bersumber dari administered price masih memiliki pengaruh yang

besar, terutama pada komoditi bensin karena naiknya harga BBM. Begitu pula tekanan inflasi

yang bersumber dari volatile foods seperti harga beras dan bumbu-bumbuan.

Inflasi Menurut Kota

Inflasi di empat kota pada bulan September 2008 mengalami penurunan

dibandingkan bulan Juni 2008. Kota dengan inflasi tertinggi adalah Kota Sibolga

sebesar 1,68% (mtm), sedangkan terendah di Kota Pematang Siantar (0,12%).

Sementara untuk inflasi tahun kalender (year to date), yaitu periode Januari-September

2008, inflasi tertinggi adalah Kota Padangsidempuan sebesar 10,61% (ytd), diikuti oleh

Kota Sibolga (9,92%), Kota Pematangsiantar (8,71%) dan Kota Medan (8,19%).

Grafik 2.3Perkembangan Inflasi Empat Kota (mtm)

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

%

Medan P. Siantar Sibolga P. Sidempuan

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

34

Perkembangan Inflasi Daerah

Juli 2008

Inflasi Sumatera Utara pada Juli 2008 yaitu sebesar 1,35% dengan keempat kota

IHK mengalami inflasi yaitu Medan 1,36%, Pematang Siantar 1,24%, Sibolga 1,27%

dan Padang Sidimpuan 1,42%.

Terjadinya inflasi pada bulan Juli 2008 menyebabkan laju inflasi tahun kalender

(Januari-Juli 2008) Sumut sebesar 8,47% dan masing-masing kota sebagai berikut :

Medan 8,35%, Pematang Siantar 8,56%, Sibolga 8,00% dan Padang Sidimpuan

10,77%. Inflasi tahunan (yoy) masing-masing kota adalah: Medan 11,61%, Pematang

Siantar 11,07%, Sibolga 11,06%, Padang Sidimpuan 15,11% dan Sumatera Utara

11,69%.

Inflasi di Sumatera Utara pada bulan Juli 2008 dipengaruhi oleh adanya

peningkatan harga pada beberapa komoditas seperti: angkutan udara meningkat

56,60%, cabe merah (18,43%), bahan bakar rumahtangga (21,67%), biaya SLTA, daging

ayam ras, biaya SLTP, emas perhiasan, biaya akademi/perguruan tinggi, dan upah

pembantu rumahtangga.

Agustus 2008

Bulan Agustus 2008, keempat kota IHK di Sumatera Utara mengalami

inflasi/deflasi sebagai berikut : Medan -0,36%, Pematang Siantar 0,02%, Sibolga 0,02%,

dan Padangsidimpuan -0,33%. Sementara Sumatera Utara pada bulan Agustus 2008

mengalami deflasi sebesar -0,30%.

Terjadinya inflasi/deflasi pada bulan Agustus 2008 menyebabkan laju inflasi tahun

kalender (Januari-Agustus 2008) masing-masing kota sebagai berikut: Medan 7,96%,

Pematang Siantar 8,58%, Sibolga 8,10% dan Padangsidimpuan 10,40%, sedangkan

Sumatera Utara sebesar 8,14%.

Inflasi yoy (Agustus 2008 terhadap Agustus 2007) masing-masing kota adalah:

Medan 11,00%, Pematang Siantar 10,52%, Sibolga 10,85%, Padangsidimpuan 13,84%

dan Sumatera Utara 11,07%.

Deflasi di Sumatera Utara pada bulan Agustus 2008 dipengaruhi oleh adanya

penurunan harga pada beberapa komoditas seperti: angkutan udara, emas perhiasan,

cabe merah, daging ayam ras, bensin (pertamax), bawang merah, jeruk, dan minyak

goreng.

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

35

Perkembangan Inflasi Daerah

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Gula pasir 0,0696 Cabe merah -0,3823

Ketupat/lontong sayur 0,0522 Bensin -0,0807

Pembasmi nyamuk cair 0,0499 Angkutan udara -0,0674

Upah tukang bukan mandor 0,0482 Minyak goreng -0,0547

Ikan dencis 0,0472 Emas perhiasan -0,054

Kontrak rumah 0,0465 Bawang merah -0,0508

Bahan bakar rumah tangga 0,0446 Bayam -0,0457

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Sawi hijau 0,1039 Cabe merah -0,5723

Bahan bakar rumah tangga 0,0964 Tomat buah -0,3092

Udang basah 0,0868 Minyak goreng -0,1231

Akademi/perguruan tinggi 0,0835 Cabe hijau -0,0837

Kembung/gembung 0,0787 Telepon seluler -0,0576

Daging ayam ras 0,0730 Tongkol -0,0299

Rokok kretek filter 0,0623 Emas perhiasan -0,0259

September 2008

Bulan September 2008, keempat kota IHK di Sumatera Utara mengalami inflasi

yaitu Medan 0,21%, Pematang Siantar 0,12%, Sibolga 1,68% dan Padangsidimpuan

0,18%, sehingga membentuk inflasi Sumatera Utara sebesar 0,25%.

Terjadinya inflasi pada September 2008 menyebabkan laju inflasi tahun kalender

(Januari-September 2008) masing-masing kota sebagai berikut : Medan 8,19%, Pematang

Siantar 8,71%, Sibolga 9,92% dan Padangsidimpuan 10,61%, sedangkan untuk

Sumatera Utara sebesar 8,41%. Sementara itu, inflasi tahunan (yoy) masing-masing kota

adalah Medan 10,30%, Pematang Siantar 10,27%, Sibolga 12,03%, Padangsidimpuan

12,62% dan Sumatera Utara 10,47%.

Inflasi di Sumatera Utara pada bulan September 2008 dipengaruhi oleh adanya

kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti : gula pasir, ketupat/lontong sayur,

pembasmi nyamuk cair, upah tukang bukan mandor, ikan dencis, kontrak rumah, bahan

bakar rumah tangga, susu bubuk, nasi dan daging sapi.

Untuk Kota Medan, komoditas yang mengalami peningkatan harga cukup tinggi

adalah : Bensin meningkat sebesar 13,52%, Angkutan dalam kota meningkat sebesar

25,00%, Cabe merah meningkat sebesar 16,44%, Bahan bakar rumah tangga meningkat

sebesar 10,06%, Taman kanak-kanak meningkat sebesar 40,00%, Telur ayam ras

meningkat sebesar 4,37%, Kain gorden meningkat sebesar 19,87%, Tukang bukan

mandor meningkat sebesar 3,85%.

Tabel 2.1Andil Beberapa Jenis Komoditas di Empat Kota Terhadap Inflasi/Deflasi

September 2008

Kota Medan Kota P. Siantar

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

36

Perkembangan Inflasi Daerah

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Tongkol 0,3260 Cabe merah -0,6332

Teter 0,2123 Beras -0,1797

Bahan bakar rumah tangga 0,1616 Bawang merah -0,0648

Aso-aso 0,1602 Ikan asin belah -0,0216

Teri 0,1187 Kentang -0,0209

Cumi-cumi 0,1169 Cabe rawit -0,0188

T e h manis 0,1076 Cabe hijau -0,0065

Komoditas Andil inflasi Komoditas Andil deflasi

Bahan bakar rumah tangga 0,3131 Beras -0,0186

Tongkol 0,0755 Bawang putih -0,0204

Dencis 0,0617 Cabe hijau -0,0221

Angkutan antar kota 0,0472 Bawang merah -0,0774

Daging ayam ras 0,0455 VCD / DVD player -0,0842

Udang basah 0,0426 Minyak goreng -0,0871

Bayam 0,0360 Cabe merah -0,4518

Kota P. Sidempuan Kota Sibolga

Inflasi Tahunan

Secara tahunan, inflasi Sumut pada September 2008 mengalami peningkatan

dibandingkan Desember 2007, yaitu dari 6,60% (yoy) menjadi 10,47%. Namun

demikian, inflasi Sumut masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai

12,14% (yoy). Inflasi Sumut selama periode Oktober 2007 hingga September 2008

didominasi oleh kenaikan harga bahan makanan, sandang dan makanan jadi. Barang-

barang tersebut termasuk ke dalam sepuluh komoditas dengan inflasi tertinggi sekaligus

penyumbang terbesar inflasi secara tahunan pada September 2008.

Tekanan eksternal cukup mendominasi inflasi selama setahun terakhir.

Kenaikan harga komoditas di pasar internasional, terutama minyak bumi, CPO, emas,

kedelai, jagung, gandum, memberikan pengaruh signifikan terhadap kenaikan harga

berbagai bahan makanan dan emas perhiasan. Ketergantungan Indonesia terhadap

bahan baku impor merupakan salah satu faktor utama tingginya pengaruh kenaikan

harga komoditas di pasar internasional terhadap harga produk nasional.

Grafik 2.4Perkembangan Inflasi per Kelompok (yoy)

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep

2008

Umum Bhn Mknan Mknan Jadi PerumahanSandang Kesehatan Pendidikan Trans & Kom.

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

37

Perkembangan Inflasi Daerah

Selama periode Januari 2008 hingga September 2008, hampir seluruh

kelompok barang dan jasa di Sumut mengalami inflasi. Dua kelompok barang dan

jasa dengan inflasi tahunan (yoy) di atas dua digit adalah kelompok bahan makanan

(16,17%) dan kelompok transportasi dan komunikasi (11,51%).

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

Dari hasil SKDU triwulan II-2008, harga jual yang ditetapkan perusahaan pada

triwulan III-2008 diperkirakan masih tetap meningkat. Hal ini diindikasikan dari nilai SBT

yang mencapai 21,85%. Peningkatan harga jual tertinggi terutama pada sektor

perdagangan, hotel dan restoran.

Menurut perusahaan, peningkatan harga produk pada triwulan mendatang lebih

disebabkan karena faktor musiman dimana pada triwulan III-2008 ada hari besar

keagamaan dan menjelang akhir tahun yang menyebabkan laju permintaan akan semakin

cepat.

Grafik 2.5Realisasi & Perkiraan Indikator Harga Jual

3.46

12.6

0

-3.06

8.19

5.55

0.53 0.240

12.65

0

-1.53

6.68

2.52

1.47

0.06

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

1.P

erta

nian

2.In

d.P

engo

laha

n

3.Li

strik

4.B

angu

nan

5.P

HR

6.P

nggk

tn&

Kom

.

7.K

euan

gan

8.Ja

sa-J

asa

Saldo Bersih Tertimbang (% ) Tw. II-08Saldo Bersih Tertimbang (% ) Tw.III-08

Peningkatan harga jual/tarif produsen pada survei ini sejalan juga dengan survei

konsumen bulan September 2008. Sementara itu, dari hasil survei triwulan II-08, diperoleh

sebanyak 23,48% responden memperkirakan laju inflasi tahun 2008 sebesar 11%-15%.

Ekspektasi responden terbesar ada pada kisaran inflasi 8%-10%. Perkiraan inflasi ini lebih

besar dibandingkan hasil survei triwulan I-08, hal ini disebabkan karena adanya kebijakan

kenaikan BBM yang ditetapkan pemerintah sehingga akan berdampak pada kenaikan

harga-harga secara umum.

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

38

Perkembangan Inflasi Daerah

140.00

150.00

160.00

170.00

180.00

190.00

200.00

Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep

2007 2008in

dek

s

Perubahan harga umum 3 bulan yad Perubahan harga umum 6 bulan yad

1.17

1.101.07

0.95

1.08

1.03 1.05

1.07

1.04

1.07

1.10

1.01

1.00

1.01

1.01

1.02

0.80

0.90

1.00

1.10

1.20

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

Survei Konsumen (SK) Grafik 2.6. Perkembangan Ekspektasi KonsumenTerhadap Harga Barang & Jasa

Berdasarkan hasil Survei Konsumen

bulan September 2008, konsumen

mengekspektasikan akan terjadi kenaikan

harga pada tiga bulan maupun enam bulan

mendatang. Hal ini terlihat dari nilai Balance

Score (BS) masing-masing mencapai 160.95

dan 153.33. Nilai BS ekspektasi terhadap

harga tiga bulan ke depan dibandingkan

dengan bulan Juni 2008 memperlihatkan nilai

BS yang melemah sebesar 27.62 poin (dari 188.57 menjadi 160.95).

Berdasarkan data perkembangan harga mulai bulan September 2007-Oktober

2007, terlihat bahwa ekspektasi konsumen terhadap harga untuk tiga bulan yang akan

datang (November 2008-Mei 2008) menunjukkan tren yang cenderung meningkat. Hal ini

berarti bahwa pada rentang periode tersebut konsumen berpendapat bahwa harga pada

tiga bulan dan enam bulan ke depan akan mengalami peningkatan. Kemudian tren nilai

BS yang menurun mulai Juni 2008 hingga September 2008. Kondisi ini menunjukkan

bahwa konsumen berpendapat harga pada tiga bulan dan enam bulan ke depan akan

mengalami peningkatan akan tetapi tidak sebesar periode sebelumnya.

Kenaikan ekspektasi harga untuk tiga bulan ke depan diperkirakan terjadi pada

kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, perumahan,

listrik, gas dan bahan bakar, sandang, kesehatan, transportasi, komunikasi dan jasa

keuangan serta pendidikan, rekreasi dan olah raga.

Survei Penjualan Eceran (SPE) Grafik 2.7. Perkembangan Link Index

Survei Penjualan Eceran yang

dilakukan terhadap 45 penjual eceran

yang berlokasi di wilayah kota Medan dan

sekitarnya pada bulan September 2008

menunjukkan adanya peningkatan total

penjualan sebesar 2,66%. Dari sembilan

klasifikasi lapangan usaha industri yang di

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

39

Perkembangan Inflasi Daerah

survei, beberapa yang mengalami peningkatan ialah perlengkapan rumah tangga

(15,06%), suku cadang (12,39%), pakaian dan perlengkapannya (4,18%).

Meningkatnya nilai total penjualan pada periode ini karena siklus musiman.

Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain peningkatan permintaan untuk

kelompok perlengkapan rumah tangga, makanan dan tembakau serta pakaian dan

perlengkapannya. Sementara menghadapi Ramadhan dan hari raya Idul Fitri diperkirakan

penjualan akan semakin meningkat yang dipengaruhi oleh kenaikan harga dan

permintaan, hanya pencapaian target penjualan akan dihadapkan pada persaingan

terutama bagi kelompok pakaian dan makanan.

Jika diamati pergerakan indeks mengalami peningkatan. Bulan Juni 2007 adalah nilai

indeks tertinggi kemudian menurun dan berfluktuatif. Pada bulan Desember 2007

mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh permintaan akhir tahun dan kemudian

menurun dengan halus (smooth downward) mengikuti perkembangan ekonomi, lalu pada

Mei 2008 meningkat lagi karena didorong kekhawatiran kenaikan harga minyak sehingga

timbul aksi borong oleh masyarakat. Hal ini terbukti dimana akhirnya pemerintah terpaksa

menaikkan harga minyak karena tidak sanggup menanggung subsidi, akibatnya memicu

kenaikan harga dalam negeri, sehingga indeks pada bulan Juni mengalami penurunan

walaupun nilai penjualan meningkat.

Rata-rata indeks mengalami pertumbuhan sebesar 1,39 dari bulan September

2007-September 2008 (average linked index). Secara berturut-turut selama tiga bulan

angka indeks bervariasi (linked index), Juli (1,04), Agustus (1,03) dan diperkirakan

September sebesar 1,02.

Survei yang dilakukan pada bulan September 2008 menunjukkan bahwa

responden sudah mulai dapat menerima kenaikan harga. Secara umum, meyakini bahwa

kenaikan harga selalu terjadi pada waktu-waktu tertentu seperti perayaan agama dan

aktivitas akhir tahun. Kecuali pemerintah kembali menaikkan harga BBM dalam negeri

maka resistensi responden kembali meningkat terhadap perubahan harga. Sebanyak 69%

responden menyatakan bahwa harga akan naik sebesar 5% untuk tiga bulan ke depan,

sementara untuk enam bulan yang akan datang, 60% responden menyatakan harga akan

sama.

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

40

KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5

Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Studi Analisis Sumber-Sumber Tekanan Inflasi Di Sumatera Utara akan

menjawab permasalahan kontribusi karakteristik inflasi terhadap pembentukan ekspektasi

inflasi, kontribusi sumber-sumber tekanan inflasi terhadap pembentukan inflasi dan

alternatif strategi kebijakan untuk mengurangi tekanan inflasi di Sumatera Utara. Tujuan

studi ini adalah menganalisis karakteristik tingkat inflasi, mengidentifikasi sumber-sumber

tekanan inflasi dan menganalisis pembentukan harga komoditas utama penyumbang

inflasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya harga, dan menyusun

alternatif strategi kebijakan yang dapat digunakan untuk mengurangi tekanan inflasi.

Disain penelitian yang digunakan adalah studi data sekunder dengan metode analisis

interdependensi dalam bentuk model VAR dan metode analisis dependensi dalam bentuk

model regressi. Model VAR digunakan untuk menganalisis sumbangan atau kontribusi

berbagai karakteristik harga-harga terhadap harga-harga umum, sedangkan model

regressi digunakan untuk menganalisis sumbangan atau kontribusi berbagai karakteristik

inflasi terhadap inflasi di Sumatera Utara. Model expected-augmented Phillips curve

merupakan model distributed-lag harga-harga umum, tingkat pertumbuhan ekonomi dan

tingkat pengangguran.

Selama periode 2000:1-2007:4, hasil investigasi menunjukkan bahwa peningkatan

inflasi, pertumbuhan ekonomi dan pengangguran masing-masing 2.07 persen, 1.40

persen dan 9.02 persen per kuartal. Model the expected-augmented Phillips Curve

menghasilkan komponen menetap dan komponen temporer dari core inflation masing-

masing sebesar 2.42 persen dan 0.15 persen serta noise inflation negatip 0.50 persen per

kuartal. Sumbangan atau kontribusi komponen menetap dan komponen temporer dari

core inflation serta noise inflation terhadap pembentukan inflasi di Sumatera Utara

masing-masing 78.82 persen, 4.89 persen dan 16.29 persen.

Selama periode 2003:01-2007:12, peningkatan harga-harga umum di Sumatera Utara

sebesar 0.76 persen per bulan, dimana inflasi exclusion or core, exclude items or noncore,

administered, volatile food dan traded goods masing-masing 0.61 persen, 0.92 persen,

1.11 persen, 0.79 persen dan 0.74 persen per bulan. Di lain pihak, inflasi komoditas bahan

makanan, inflasi komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, inflasi

komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar, inflasi komoditas sandang, inflasi

komoditas kesehatan, inflasi komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, inflasi

komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan masing-masing 0.95 persen, 0.55

BOKS 2ANALISIS SUMBER – SUMBERTEKANAN INFLASI DI SUMATERA UTARA

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

41

persen, 1.12 persen, 0.80 persen, 0.42 persen, 0.76 persen dan 1.48 persen per bulan.

Sumber utama tekanan harga-harga umum di Sumatera Utara adalah harga-harga

exclusion or core dan harga-harga volatile food.

Sedangkan sumber utama tekanan pembentukan harga-harga exclusion or core

adalah harga-harga volatile food dan harga-harga traded goods. Demikian juga sumber

utama tekanan harga-harga volatile food, yaitu harga-harga adminsitered dan harga-harga

exclusion or core, dan sumber utama tekanan pembentukan harga-harga adminsitered

adalah harga-harga exclusion or core. Sumber utama tekanan harga-harga exclude items

or non core adalah harga-harga exclusion or core dan harga-harga volatile food, dan

sumber utama tekanan harga-harga traded goods adalah harga-harga exclusion or core,

harga-harga administered dan harga-harga volatile food.

Sumbangan atau kontribusi inflasi exclusion or core, exclude items or non core,

administered dan volatile food goods terhadap inflasi di Sumatera Utara masing-masing

51.30 persen, 16.68 persen, 14.93 persen dan 17.39 persen, sedangkan inflasi traded

goods tidak mempunyai kontribusi terhadap inflasi. Oleh sebab itu sumber utama tekanan

karakteristik inflasi adalah inflasi exclusion or core.

Sumber utama tekanan harga-harga umum di Sumatera Utara adalah harga-harga

komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan komoditas

pendidikan, rekreasi dan olahraga. Sedangkan sumber utama tekanan harga-harga

komoditas transportasi, komunikasi dan jasa adalah harga-harga komoditas bahan

makanan dan komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga. Sumber utama tekanan harga-

harga komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga adalah harga-harga komoditas

transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan komoditas makanan jadi, minuman, rokok

dan tembakau. Sumber utama tekanan harga-harga komoditas bahan makanan adalah

harga-harga komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, komoditas transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan dan komoditas sandang.

Sumber utama tekanan harga-harga komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau adalah harga-harga komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, komoditas

transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, dan komoditas sandang. Sumber utama

tekanan harga-harga komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar adalah harga-

harga komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, komoditas pendidikan,

rekreasi dan olahraga dan komoditas bahan makanan.

Demikian juga sumber utama tekanan harga-harga komoditas sandang, yaitu harga-

harga komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, komoditas pendidikan,

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

42

rekreasi dan olahraga, dan komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

Sumber utama tekanan harga-harga komoditas kesehatan adalah harga-harga komoditas

perumahan, air, listrik dan bahan bakar, komoditas bahan makanan, komoditas

transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dan komoditas makanan jadi, minuman, rokok

dan tembakau. Hasil investigasi merekomedasikan strategi kebijakan ekonomimikro dan

kebijakan ekonomi makro.

Strategi kebijakan ekonomi mikro adalah stabilisasi harga-harga traded goods dan

harga-harga administered, stabilisasi harga-harga exclusion or core dan harga-harga

volatile food, sehingga tekanan inflasi traded goods dan administered, inflasi exclusion or

core, dan inflasi volatile food berkurang. Stabilisasi karakteristik harga-harga tersebut

dapat dilaksanakan melalui stabilisasi harga-harga komoditas makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau, harga-harga komoditas bahan makanan, harga-harga komoditas

transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, sehingga tekanan inflasi komoditas makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau, inflasi komoditas bahan makanan serta inflasi

komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Strategi kebijakan ekonomi makro adalah meminimalisasi deviasi target pertumbuhan

ekonomi dan deviasi target pengangguran. Pemerintah daerah dapat meminimalkan

deviasi target pertumbuhan ekonomi dan deviasi target pengangguran melalui

peningkatan efektifitas penggunaan anggaran untuk mencapai target pertumbuhan

ekonomi dan target pengangguran. Demikian juga otoritas moneter di daerah dapat

meminimalkan deviasi target pertumbuhan ekonomi dan deviasi target pengangguran

melalui peningkatan efektifitas pembiayaan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi

dan target pengangguran.

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

BAB III

Perkembangan PerbankanDaerah

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

43

Perkembangan Perbankan Daerah

1. KONDISI UMUM

Pada triwulan III 2008, perbankan Sumut mengalami perbaikan kualitas kredit dan

percepatan intermediasi perbankan. Perbaikan kualitas kredit ditunjukkan oleh

menurunnya kredit bermasalah (NPL) menjadi 3,16%, lebih rendah dari posisi yang sama

tahun sebelumnya yaitu 8,01%. Kondisi dunia usaha yang cenderung membaik dan

peningkatan penghasilan rumah tangga disertai dengan penyaluran kredit yang tetap

memperhatikan prinsip kehati-hatian diperkirakan mendorong rasio NPLs menjadi lebih

rendah. Di sisi lain, kondisi intermediasi perbankan juga semakin membaik dan berkualitas,

terlihat dari peningkatan LDR, peningkatan pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja,

serta percepatan pertumbuhan kredit ke sektor produktif.

Momentum pemulihan sektor riil juga dikonfirmasi oleh percepatan pertumbuhan

indikator bank umum di Sumut. Kredit ke sektor-sektor produktif seperti sektor

pengolahan; sektor perdagangan, hotel & restoran (PHR) dan sektor pertanian,

meningkat sejalan dengan meningkatnya kapasitas produksi terpakai di sektor-sektor

tersebut. Secara umum Bank Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tetap

menunjukkan perkembangan usaha. Perbaikan kinerja sektor keuangan diharapkan

semakin memacu pemberdayaan sektor riil.

Perkembangan bank umum konvensional pada triwulan III-2008 meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya maupun secara tahunan. Begitu pula dengan perkembangan bank

umum syariah dan BPR/S di Sumut sampai dengan triwulan III-2008, tetap mengalami

pertumbuhan.

Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum konvensional di Sumut

mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya.

Perkembangan ini didorong oleh peningkatan jenis simpanan deposito, giro dan tabungan.

Peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat masih menaruh kepercayaan yang

besar terhadap produk-produk perbankan di tengah semakin beragamnya produk investasi yang

ditawarkan lembaga keuangan lain.

Outstanding kredit yang disalurkan sampai dengan triwulan III-2008

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Begitu pula dengan laju

pertumbuhan secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy) pada periode triwulan laporan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, kualitas kredit baik

BBBAAABBB 333PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

44

Perkembangan Perbankan Daerah

secara nominal maupun persentasenya membaik. Kenaikan pertumbuhan kredit yang

disertai dengan meningkatnya pertumbuhan DPK mengakibatkan LDR bank umum di

Sumut juga naik dari 82,33% di triwulan II menjadi 84,48% pada triwulan III-2008.

Perkembangan bank umum syariah di Sumut juga cukup menggembirakan,

bahkan tumbuh diatas bank umum konvensional. Secara triwulanan maupun tahunan

indikator utama tetap mengalami kenaikan. Program akselerasi perbankan syariah diharapkan

semakin meningkatkan perkembangan perbankan syariah secara signifikan. Pembiayaan yang

disalurkan (PYD) meningkat menjadi Rp3,11 triliun, sementara DPK yang dihimpun

mencapai Rp1,37 triliun. Namun demikian, peningkatan penyaluran kredit ini tidak diikuti

oleh peningkatan jumlah pembiayaan yang bermasalah, tercermin dari rasio pembiayaan

bermasalah (NPF) gross yang justru menurun dari 5,62% menjadi 5,23%.

Perkembangan bank perkreditan rakyat/syariah (BPR/S) di Sumut tetap

mengalami peningkatan, baik secara tahunan maupun triwulanan. Hal ini dicerminkan

oleh meningkatnya total aset, DPK maupun penyaluran kredit/pembiayaan.

Demikian pula, beberapa indikator kinerja bank seperti rasio beban operasional

terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan untuk bank-bank tersebut menunjukkan

perbaikan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Grafik 3.1. Pangsa Aset Perbankan SumutTriwulan III-08

96.81%

2.69% 0.50%

BU Konvensional BU Syariah BPR

Total aset perbankan di Sumut yang meliputi aset bank umum dan BPR mencapai

Rp97,95 triliun, tumbuh 4,98% (qtq) dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Peningkatan ini didorong oleh peningkatan total aset pada bank umum pemerintah, bank

swasta dan bank asing serta campuran. Pangsa total aset perbankan di Sumut masih

didominasi oleh bank umum konvensional. (Grafik 3.1).

2. Perkembangan Bank Umum

Perkembangan bank umum di Sumut ditandai dengan meningkatnya total aset, DPK

dan kredit yang disalurkan pada triwulan III-2008. Penyaluran kredit mengalami peningkatan

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

45

Perkembangan Perbankan Daerah

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.II

I

2006 2007 2008

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%LDR NPL Gross

sebesar 5,66%, menjadi Rp65,87 triliun (qtq), meskipun BI Rate meningkat menjadi 9,25%

pada bulan September 2008. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan

penyerapan kredit pada lima dari sembilan sektor ekonomi. Penyerapan kredit terbesar dialami

oleh sektor industri pengolahan yaitu sebesar Rp17,49 triliun atau 26,55% dari total kredit.

Berdasarkan jenis penggunaannya, lebih dari 50% total kredit pada triwulan ini

disalurkan untuk kegiatan produktif, yaitu berupa kredit modal kerja, diikuti oleh penyaluran

kredit konsumsi dan investasi. Penyaluran kredit modal kerja mencapai Rp37,72 triliun,

sementara penyaluran kredit investasi mencapai Rp12,16 triliun. Adapun penyaluran kredit

konsumsi juga meningkat menjadi Rp15,99 triliun, dengan pangsa 24,28% dari total kredit.

Seperti halnya dengan penyaluran kredit, kegiatan penghimpunan DPK pada triwulan

III-2008 juga meningkat sebesar 2,97%, menjadi Rp77,97 triliun. Peningkatan DPK ini

menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan semakin besar.

Peningkatan penghimpunan DPK dialami oleh semua jenis bank, dimana penghimpunan

terbesar dialami oleh bank swasta, yang mencapai Rp37,42 triliun. Sementara itu, pada bank

pemerintah dan bank asing serta campuran, penghimpunan DPK masing-masing sebesar

Rp32,69 triliun dan Rp7,53 triliun. Dilihat dari jenis simpanan, penurunan DPK terjadi pada

giro dan tabungan, sedangkan deposito masih meningkat.

Peningkatan penyaluran kredit yang lebih besar dari pada peningkatan penghimpunan

DPK tersebut, mengakibatkan rasio LDR meningkat menjadi 84,48% pada triwulan III-2008

(Grafik 3.3). Peningkatan LDR tersebut tidak diikuti dengan peningkatan jumlah kredit

bermasalah yang tercermin dari penurunan rasio NPL gross menjadi 3,16%.

Grafik 3.2. Perkembangan Aset, DPK & Kredit Grafik 3.3. Perkembangan LDR & NPLBank Umum di Sumut Bank Umum di Sumut

-

20

40

60

80

100

120

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

2006 2007 2008

RpTriliun

Aset DPK Kredit

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

46

Perkembangan Perbankan Daerah

0%10%

20%30%

40%50%

60%70%

80%90%

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

2006 2007 2008

0%

50%

100%

150%

200%

250%

Konvensional Syariah

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008

%Giro Tabungan Deposito Kredit BI Rate

Semakin membaiknya angka LDR perbankan, sekaligus dapat merefleksikan

membaiknya fungsi intermediasi perbankan di tengah terjadinya gejolak ekonomi global

maupun kecenderungan perlambatan ekonomi nasional. Kecenderungan tersebut dapat

tercermin dari beberapa variabel ekonomi seperti suku bunga yang cenderung naik dan

angka inflasi yang semakin meningkat. Sebagaimana terlihat pada grafik perkembangan

suku bunga, tren peningkatan BI rate (9,25%) mulai direspon dengan peningkatan suku

bunga kredit (12,27%), suku bunga deposito (8,54%), suku bunga tabungan (3,29%)

dan suku bunga giro (2,47%).

Grafik 3.4. Perkembangan LDR Grafik 3.5. Perkembangan Suku BungaBank Umum Konvensional & Syariah (rata-rata tertimbang)

2.1. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Umum

Penghimpunan DPK pada bank umum di Sumut meningkat dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Adanya alternatif investasi lain ternyata tidak ikut berpengaruh terhadap

penghimpunan DPK ini. Namun, berdasarkan jenis simpanan, peningkatan terjadi pada

deposito sebesar 11,72%, sementara giro dan tabungan menurun sebesar 7,58% dan

0,52%.

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

47

Perkembangan Perbankan Daerah

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw. II Tw. III

2006 2007 2008R

pT

rili

un

Giro Tabungan Deposito

Grafik 3.6. Perkembangan PenghimpunanDPK Bank Umum

Berdasar Jenis SimpananPeningkatan simpanan deposito sejalan

dengan peningkatan rata-rata tingkat suku

bunga deposito yang diberikan oleh bank

umum dari 6,72% pada akhir Juni 2008

menjadi 8,54% pada akhir September 2008.

Peningkatan nilai/posisi simpanan

deposito mendominasi pangsa DPK perbankan

Sumut. Nominal deposito yang sebesar Rp34,52

triliun memiliki pangsa 44,27% terhadap total

DPK, sementara pangsa tabungan mencapai

36,66% dan pangsa giro sebesar 19,07% dari

total DPK.

Grafik 3.7. Pangsa Penghimpunan DPK BUBerdasar Kelompok Bank

Dilihat berdasarkan kelompok bank, pada

triwulan III-2008, DPK yang dihimpun oleh Bank

Umum Pemerintah (BUP), Bank Asing dan

Campuran (BAC), dan Bank Umum Swasta

Nasional (BUSN) masing-masing sebesar

Rp32,69 triliun (42,10%), Rp7,53 triliun (9,70%)

dan Rp37,42 triliun (48,20%). Sementara itu,

dilihat dari pertumbuhannya, penghimpunan

DPK oleh kelompok BUSN mengalami kenaikan

sebesar 5,71% (qtq), lebih besar daripada

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar

2,94% (qtq). Untuk kelompok BAC, mengalami

penurunan pertumbuhan sebesar 0,37% (qtq), jauh menurun dibandingkan pertumbuhan

triwulan lalu sebesar 11,11% (qtq). Pada kelompok BUP meningkat 4,58% (qtq),

meskipun pada triwulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 6,25% (qtq). Sama

halnya dengan triwulan sebelumnya, pangsa terbesar DPK masih didominasi oleh

kelompok BUSN.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

2006 2007 2008

BU PemerintahBank Asing & CampuranBU Swasta Nasional

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

48

Perkembangan Perbankan Daerah

24.28%

57.26%18.46%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

2006 2007 2008

RpTriliun

Modal Kerja Investasi Konsumsi

2.2. Penyaluran Kredit Bank Umum

Selama triwulan III-08, kredit yang disalurkan oleh bank umum di Sumut mencapai

Rp65,87 triliun atau tumbuh 5,66% (qtq). Penyaluran kredit terbesar diserap oleh empat

sektor ekonomi yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pertanian dan sektor jasa dunia usaha. Sementara itu, bila dilihat dari pertumbuhan

penyerapan kredit, penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan mengalami

pertumbuhan terbesar yaitu 16,49%.

Grafik 3.8. Pangsa Penyaluran Kredit Grafik 3.9. Perkembangan Kredit Bank UmumBank Umum Sumut Tw. III-08 Berdasarkan Jenis Penggunaan

Berdasarkan jenis penggunaannya, sebagian besar kredit perbankan di Sumut

disalurkan untuk kegiatan produktif (modal kerja). Posisi kredit modal kerja (KMK) tercatat

sebesar Rp37,72 triliun, sementara posisi kredit investasi (KI) mencapai Rp12,16 triliun dan

kredit konsumsi (KK) mencapai Rp15,99 triliun. Pertumbuhan kredit terutama terjadi pada KK

sebesar Rp1,51 triliun (10,43%), KI sebesar Rp0,99 triliun (8,86%) dan MK sebesar Rp1,03

triliun (2,81%).

Berdasarkan sektor ekonomi, sektor industri pengolahan paling besar menyerap

kredit, yakni mencapai Rp17,49 triliun, dengan pangsa terhadap seluruh sektor mencapai

26,56%. Hal ini didukung dengan hasil survei indikator ekonomi triwulan III-08 yang

menunjukkan bahwa industri pengolahan menempati urutan kedua dalam struktur PDRB

Sumut sebesar 22,72%.

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

49

Perkembangan Perbankan Daerah

14.35%0.32%

26.55%

0.02%23.62%

1.52%

0.74%

24.35%

5.40%

3.13%

Pertanian Pertambangan Ind.PengolahanListrik,Gas&Air Konstruksi Perdag.Htl,RestPengaktn, Gudang Jasa Dunia Usaha Jasa Sos MasyLainny a

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

2006 2007 2008RpTriliun

Ind.Pengolahan PHR Pertanian

56.27%

3.97% 2.57% 2.20%

7.41%

Medan Deli Serdang Labuhan Batu

Asahan Langkat

Grafik 3.10. Pangsa Penyaluran Kredit Grafik 3.11. Perkembangan PenyaluranBank Umum Terbesar Kredit Bank Umum Terbesar

Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan III-08 Berdasarkan Sektor Ekonomi

Sementara itu, penyaluran kredit terbesar lainnya adalah ke sektor perdagangan,hotel

dan restoran yang mencapai Rp15,56 triliun, atau dengan pangsa sebesar 23,62%. Besarnya

penyerapan pada subsektor ini mengindikasikan bahwa kegiatan perdagangan eceran

mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan hasil survei penjualan eceran triwulan III-08

yang menunjukkan adanya peningkatan nilai penjualan akibat peningkatan harga komoditas.

2.2.1. Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek

Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit oleh bank yang berlokasi di Sumut,

peningkatan juga terjadi pada kredit yang diserap di wilayah Sumut sebesar 5,66%, menjadi

Rp65,87 triliun. Dilihat berdasarkan kabupaten/kota penerima kredit, Kota Medan

merupakan daerah yang menyerap kredit terbesar, mencapai Rp36,85 triliun atau sekitar

55,94% dari total kredit yang tersalur di Sumut. Daerah lainnya yang menyerap kredit cukup

besar adalah Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp4,86 triliun (7,38%).

Grafik 3.12. Pangsa Penyaluran Kredit TerbesarBerdasar Lokasi Proyek Kab./Kota Tw.III-08

.

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

50

Perkembangan Perbankan Daerah

Konsumsi,

35.16%

Investasi,

13.43%

M odal Kerja,

51.42%

2.2.2. Persetujuan Kredit Baru Oleh Bank Umum

Persetujuan kredit baru pada triwulan III-08 sebesar Rp3,36 triliun, menurun 21,68%

dibanding pada triwulan II-08 yang sebesar Rp4,29 triliun. Akan tetapi secara tahunan, lebih

tinggi dibandingkan dengan persetujuan kredit baru pada triwulan III-07, yaitu meningkat

23,99%.

Grafik 3.13. Perkembangan Persetujuan Grafik 3.14. Pangsa Persetujuan Kredit BaruKredit Baru Oleh Bank Umum Berdasar Jenis Penggunaan

1.54

2.08

3.22

4.604.29

3.36

1.48

1.62

2.742.71

2.31

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

2006 2007 2008

RpTri

liun

Penurunan ini menunjukkan bahwa peningkatan BI Rate berpengaruh cukup

signifikan terhadap penurunan persetujuan kredit baru oleh Bank Umum di Sumut. Sekitar

64,84% dari total kredit baru merupakan kredit produktif, yaitu kredit modal kerja Rp1,73

triliun dengan pangsa 51,42% dan kredit investasi sebesar Rp451,64 miliar (13,43%),

sedangkan kredit konsumsi memiliki pangsa 35,16% sebesar Rp1,18 triliun.

2.2.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah

Sejalan dengan perkembangan total kredit oleh perbankan di Sumut, penyaluran

kredit UMKM juga mengalami peningkatan, bahkan melebihi pertumbuhan total kredit.

Penyaluran kredit MKM mencapai Rp30,42 triliun, tumbuh 8,57% dibandingkan periode

sebelumnya. Nilai kredit MKM ini mencapai 46,18% dari total kredit bank umum di Sumut.

Sekitar 64% dari posisi kredit MKM tersebut merupakan kredit modal kerja (51,43%) dan

investasi (12,17%), sedangkan sisanya merupakan kredit konsumsi (36,40%). Menurut skala

kreditnya, lebih dari 60% kredit MKM disalurkan dalam bentuk kredit menengah, yang

mencapai posisi Rp18,32 triliun, sedangkan untuk kredit kecil dan mikro masing-masing sebesar

Rp10,19 triliun dan Rp1,53 triliun.

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

51

Perkembangan Perbankan Daerah

0.08%

2.19%7.85%

36.31%0.02%

8.98%5.84%

33.35%1.14%

4.24%

Pertanian Pertambangan Ind.PengolahanListrik,Gas&Air Konstruksi Perdag.Htl,RestPengaktn, Gudang Jasa Dunia Usaha Jasa Sos MasyLainny a

378.68

121.57

96.78

59.90 54.51

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Rp

Mil

ya

r

PHR Ind.

Pengolahan

Konstruksi Jasa Dunia

Usaha

Pertanian

Grafik 3.15. Pangsa Penyaluran Kredit MKM Grafik 3.16. Perkembangan Kredit MKMTriwulan III-08 Bank Umum Menurut Jenis Penggunaan

Mikro,

5.10%

Menengah,

60.98%

Kecil,

33.91%

Dari total kredit MKM, sektor PHR menyerap kredit sebesar 33,35% dengan sub

sektor penyerap terbesar oleh perdagangan eceran. Selanjutnya, sektor industri pengolahan

adalah sektor yang menyerap kredit MKM terbesar kedua, mencapai Rp2,70 triliun (8,98%)

dan diikuti oleh sektor jasa dunia usaha sebesar Rp2,36 triliun (7,85). Dilihat dari resiko

kredit, besarnya penyerapan sektor PHR juga sejalan dengan besarnya NPL. NPL kredit MKM

terbesar berada pada sektor PHR (Rp378,68 miliar).

Grafik 3.17. Pangsa Penyaluran Kredit UMKM Grafik 3.18. NPL Kredit UMKM TerbesarBerdasar Sektor Ekonomi Tw.III-08 Menurut Sektor Ekonomi (RpMiliar)

0

5

10

15

20

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

2006 2007 2008

RpTri

liun

Mikro Kecil Menengah

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

52

Perkembangan Perbankan Daerah

2.3. Jumlah Bank dan Jaringan Kantor

Secara kelembagaan, jumlah Kantor Cabang dan Cabang Pembantu yang

beroperasi di Sumatera Utara sampai dengan September 2008 sebanyak 580 kantor atau

bertambah 50 kantor dibandingkan dengan September 2007 yang sebanyak 530 kantor.

Grafik 3.19Perkembangan Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Kas mengalami peningkatan dari 153 unit menjadi 174 unit. Begitu

juga dengan pertambahan jumlah kantor cabang, kantor cabang pembantu dan jaringan

mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang sampai dengan September 2008 masing-

masing bertambah 3 kantor cabang, 47 kantor cabang pembantu sementara mesin ATM

jumlahnya berkurang 33 unit.

3. Bank Umum Konvensional

Dari sisi likuiditas, perbankan konvensional di Sumut terlihat mengalami

penurunan. Sampai dengan September 2008 rasio likuiditas perbankan tercatat sebesar

6,43% atau turun jika dibandingkan dengan rasio akhir triwulan II-08 sebesar 6,70%.

Namun, menurunnya kondisi likuiditas perbankan tersebut tidak diiringi dengan

penurunan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sampai dengan bulan September 2008

tercatat sebesar 81,93% atau meningkat jika dibandingkan dengan rasio akhir triwulan II-

08 sebesar 80,24%. Hal ini menunjukkan bahwa, penurunan kondisi likuiditas bank tidak

serta merta menurunkan kemampuan bank dalam penyaluran kredit.

Sejalan dengan hal itu, meningkatnya aktivitas perbankan tersebut juga didukung

oleh peningkatan perolehan keuntungan atas aset atau Return on Asset (ROA) perbankan.

Sampai dengan bulan September 2008, ROA tercatat sebesar 3,61% atau mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan rasio periode sebelumnya sebesar 1,99%. Hal

0

200

400

600

800

1000

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Un

it

KC KCP KK Kas Mobil P. Point ATM

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

53

Perkembangan Perbankan Daerah

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

2006 2007 2008

Rp

Tri

liu

n

Aset Pembiayaan DPK

tersebut dapat menggambarkan meningkatnya kemampuan perbankan dalam

pengelolaan sejumlah aset tertentu juga seiring dengan peningkatan perolehan labanya.

Meningkatnya aktivitas perbankan tersebut juga berpengaruh terhadap kualitas

aktiva produktifnya. Terlihat pada tabel dibawah, pada triwulan III-08 perkembangan rasio

NPL (gross) menunjukkan arah yang positif yaitu 3,06% atau membaik dibandingkan akhir

triwulan II-08 sebesar 3,21%. Kondisi peningkatan tersebut membawa dampak yang

membaik terhadap tingkat efisiensi operasional usaha perbankan yang tercermin dari rasio

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) per September 2008 tercatat

sebesar 77,35% atau menurun jika dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II-08

sebesar 80,32%.

Peningkatan rasio BOPO tersebut juga sejalan dengan rasio Net Interest Margin

(NIM) yang cenderung semakin membaik. Jika rasio NIM pada akhir triwulan II-08 tercatat

sebesar 2,93%, maka sampai dengan September 2008 angkanya naik menjadi 4,38%.

Tabel 3.1. Perkembangan Rasio keuanganBank Umum Konvensional

Gross Netto

Jun-07 1.41% 69.69% 9.41% 100.24% 3.01% 8.96% 8.54% 2.39%

Sep-07 2.35% 70.94% 9.05% 89.86% 4.29% 8.58% 8.14% 2.73%

Dec-07 2.31% 74.14% 7.98% 87.51% 5.44% 7.39% 6.30% 1.34%

Mar-08 1.97% 73.92% 7.51% 78.83% 1.55% 4.64% 3.57% 1.48%

Jun-08 1.99% 80.13% 6.70% 80.32% 2.93% 3.98% 3.21% 1.25%

Sep-08 3.61% 81.80% 6.43% 77.35% 4.38% 4.09% 3.06% 1.16%

Tahun ROA LDR Likuiditas BOPO NIM KAPNPL

4. Bank Umum Syariah Grafik 3.20. Perkembangan KinerjaBank Umum Syariah

Kinerja bank umum syariah dalam triwulan

III-08 juga menunjukkan perkembangan positif,

dilihat dari kenaikan di posisi aset dan

pembiayaan yang disalurkan (PYD).

Total aset meningkat dari Rp2,43 triliun

pada triwulan II-08 menjadi Rp2,63 triliun pada

triwulan III-08. PYD tumbuh 10,28% (qtq)

menjadi Rp3,11triliun. Sementara itu, DPK yang

dihimpun mengalami penurunan 11,04% (qtq) menjadi Rp1,37 triliun pada triwulan III-08.

FDR bank umum syariah pada triwulan III-08 meningkat, dari 183,12% pada triwulan

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

54

Perkembangan Perbankan Daerah

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0.45

0.50

Tw . I Tw .II Tw .III Tw .IV Tw .I Tw .II Tw .III Tw .IV Tw .I Tw .II*

2006 2007 2008

Rp

Tri

liu

n

Aset Kredit DPK

sebelumnya menjadi 227,01%. Peningkatan FDR diikuti oleh penurunan kualitas

pembiayaan/penurunan pembiayaan bermasalah. Rasio NPF menurun dari 5,62% pada

triwulan sebelumnya menjadi 5,23% pada triwulan III-08.

Sementara itu, tingkat profitabilitas kelompok bank ini terhadap aset yang dimiliki,

menunjukkan rasio yang meningkat. Sampai dengan bulan September 2008 rasio ROA

tercatat sebesar 3,38% atau naik jika dibandingkan dengan triwulan II-08 sebesar 2,35%.

Demikian halnya dengan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) pada bulan September 2008 mencatat penurunan sebesar 53,15%, dimana pada

triwulan sebelumnya sebesar 55,02%.

Tabel 3.2.Perkembangan Rasio Bank Umum Syariah

Gross Netto

Jun-07 2.06% 195.81% 3.23% 60.53% 0.15% 7.93% 4.16% 2.65%

Sep-07 2.90% 195.63% 3.23% 58.92% 0.22% 6.52% 4.95% 3.47%

Dec-07 3.70% 181.39% 10.05% 58.52% 0.28% 5.54% 4.99% 3.23%

Mar-08 1.30% 185.08% 3.54% 53.29% 0.08% 6.03% 4.93% 3.61%

Jun-08 2.35% 182.77% 2.84% 55.02% 0.15% 5.75% 5.62% 3.88%

Sep-08 3.38% 227.03% 5.85% 53.15% 0.24% 5.73% 5.23% 3.70%

Tahun ROA FDR Likuiditas BOPO NIM KAPNPF

5. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Grafik 3.21. Perkembangan KinerjaBank Perkreditan Rakyat

Perkembangan kegiatan intermediasi BPR

pada triwulan III-08 naik dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Rasio antara kredit

dengan pembiayaan (LDR) pada triwulan ini

sebesar 111,76%, lebih tinggi dibandingkan

dengan periode sebelumnya sebesar 106,45%.

Penyaluran kredit oleh BPR di Sumut

pada triwulan III-08 mencapai Rp0,38 triliun.

Dibandingkan dengan total kredit bank umum

konvensional, nilai kredit BPR ini jauh lebih rendah. Namun demikian, peranan BPR cukup

penting bagi pengembangan ekonomi di Sumut karena lebih dapat menjangkau

nasabah/debitur BPR di wilayah pedesaan. Sementara itu, penghimpunan DPK oleh BPR

mencapai Rp0,34 triliun, dengan 58,82% diantaranya berupa simpanan deposito.

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

BAB IV

Perkembangan KeuanganDaerah

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

55

Perkembangan Keuangan Daerah

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan melakukan efisiensi penggunaan

anggaran, terkait dengan anjuran pemerintah pusat dalam membatasi jumlah defisit APBD

hanya sebesar 0,35%, melalui efisiensi tersebut diharapkan jumlah defisit APBD dapat

ditekan seminimal mungkin. Pembatasan ini merupakan instruksi yang baik dari

pemerintah pusat, yang bertujuan agar seluruh jajaran dari pemerintah pusat hingga ke

pemerintah daerah melakukan efisiensi anggaran. Mengenai Kebijakan Umum Anggaran

(KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk APBD Sumut 2009,

diharapkan draft KUA PPAS tersebut dapat secepatnya dibahas oleh DPRD Sumut,

sehingga pengesahan APBD 2009 tidak terlambat, yang tidak berdampak negatif terhadap

penggunaan anggaran dan ketidakefisienan penggunaan anggaran.

Sebelumnya, pemerintah membatasi jumlah defisit APBD seluruh pemerintah

daerah maksimal 0,35%. Pembatasan ini dilakukan karena defisit anggaran pusat sudah

mencapai 1,9% sehingga total defisit pemerintah pusat maupun daerah maksimal menjadi

2,25% dari PDB. Untuk menutup defisit daerah, pemerintah memperbolehkan pemda

mencari pembiayaan defisit yang di antaranya Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA)

dan dana cadangan, selain itu pemda bisa mencari pembiayaan dari penjualan kekayaan

daerah yang dipisahkan seperti BUMD, hal terakhir dapat melalui pinjaman daerah. Untuk

mengatasi batasan defisit APBD ini, Depkeu akan segera menerbitkan peraturan menteri

keuangan (PMK) yang dipakai untuk mengontrol batas maksimal defisit APBD dan

pinjaman daerah yang direncanakan dikeluarkan bulan Agustus 2008.

Sampai dengan semester I-2008, realisasi Belanja Daerah pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumut tahun 2008 sebesar Rp763,133

miliar dan realisasi Pendapatan Daerah sebesar Rp1,981 triliun. Pendapatan daerah dalam

APBD 2008 tercatat sebesar Rp3,357 triliun, meningkat 31,29% dibandingkan APBD

perubahan tahun 2007 yang sebesar Rp2,557 triliun. Pendapatan daerah sebagian besar

masih berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD dalam APBD murni 2008

dianggarkan sebesar Rp2,297 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp703 miliar dari

PAD tahun 2007 yang sebesar Rp1,594 triliun, atau naik 44,10%.

Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu) semakin menyadari untuk menggali

sumber-sumber pendapatan di era desentralisasi dan otonomi daerah ini tidak lagi dapat

sepenuhnya mengandalkan sumber yang berasal dari pajak daerah, melainkan harus mulai

BBBAAABBB 444 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

56

Perkembangan Keuangan Daerah

mengalihkan perhatian untuk menggali sumber pendapatan lain sesuai kewenangan

otonomi dan potensi unggulan provinsi. Pada komposisi ini, terlihat sumber kenaikan

penerimaan masih berasal dari pajak daerah meski ada tambahan yang juga signifikan dari

penerimaan bagian laba atau deviden PT.Bank Sumut. Sementara pajak daerah masih

didominasi Pajak Kenderaan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-

KB) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB).

Untuk mengantisipasi desentralisasi dan proses otonomi daerah maka ke depannya

pungutan pajak maupun retribusi pajak tidak terlalu diandalkan oleh daerah sebagai salah

satu sumber pembiayaan dalam rangka desentralisasi. Hal ini antara lain disebabkan relatif

rendahnya basis pajak dan retribusi daerah. Selain itu, berdasarkan UU No.34 Tahun 2000

terhadap jenis pajak provinsi adalah bersifat limitatif yang berarti provinsi tidak dapat

memungut pajak lainnya selain daripada yang telah ditetapkan oleh undang-undang dan

hanya dapat menambah jenis retribusi lainnya sebagaimana yang telah ditentukan

kriterianya oleh undang-undang.

Selain itu, adanya pembatasan jenis pajak yang dapat dipungut oleh pemerintah

provinsi sehubungan dengan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom yang terbatas

yang hanya meliputi kewenangan yang bersifat lintas kabupaten dan kota serta

kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten dan kota atau

kewenangan bidang pemerintahan tertentu, membuat provinsi perlu mencari sumber

penerimaan lainnya di luar pajak.

Penerimaan pajak daerah sendiri tidak secara keseluruhan menjadi penerimaan

provinsi karena masih harus dibagihasilkan kepada pemerintah kabupaten dan kota

seSumut sebesar 30% yaitu terhadap penerimaan dari PKB, BBN-KB, pajak kendaraan di

atas air dan BBN di Atas Air, sedangkan terhadap penerimaan dari PBB-KB serta Pajak

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan harus dibagihasilkan

kepada Pemkab dan Pemko sebesar 70%.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih memiliki potensi yang signifikan di luar

pajak antara lain dari Dana Bagi Hasil diantaranya sektor perkebunan. PT. Perkebunan

yang sebelumnya PD Perkebunan, setiap tahunnya menyumbang PAD untuk Sumut lebih

kurang Rp5,7 miliar. PT Perkebunan Sumut sebagai badan usaha milik daerah (BUMD)

Provinsi Sumut dan sudah memiliki pabrik kelapa sawit (PKS) telah berstatus Perseroan

Terbatas (PT) sejak 29 Agustus 2005.

Pada tahun 2006, PT. Perkebunan memperoleh pendapatan dari penjualan hasil

produksi sebesar Rp127 miliar dan berkontribusi untuk PAD tahun anggaran 2006 sebesar

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

57

Perkembangan Keuangan Daerah

Rp4,7 miliar, tahun 2007 mencapai Rp5,7 miliar dan pada tahun anggaran 2008

ditargetkan Rp 7,2miliar. Diharapkan PT. Perkebunan mampu menjadi salah satu

pendorong perekonomian Sumut, sekaligus sebagai sumber PAD. Meski demikian, walau

prestasi PT. Perkebunan Sumut cukup menggembirakan dengan kinerja yang telah

diperoleh yakni sebagai BUMD yang sehat dengan kategori A, namun masih diperlukan

upaya yang lebih besar untuk mengembangkannya, sehingga dapat sejajar dengan

perusahaan perkebunan swasta lainnya di Sumut.

Tabel 4.1.Realisasi APBD Sumut s.d Semester I-2008

Anggaran Realisasi Sem. I

Pendapatan Daerah 3,357,275,712,000 1,980,862,252,907

PAD 2,297,496,352,000 1,449,273,656,212

Pendapatan Transfer 1,036,905,790,000 528,585,660,294

Bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak 1,036,905,790,000 528,585,660,294

Transfer dari pemerintah pusat-lainnya - -

Transfer pemerintah provinsi - -

Lain-lain Pendapatan Yang Sah 22,873,570,000 3,002,936,400

Belanja Daerah 3,289,251,471,220 1,579,840,706,186

Belanja Langsung 1,358,656,624,088 763,133,147,998

Belanja Tidak Langsung 1,930,594,847,132 816,707,558,188

Belanja Investasi

Sampai dengan Mei 2008, belanja investasi Sumut sebesar Rp242,99 miliar atau

naik 158,84% bila dibandingkan posisi yang sama tahun 2007. Realisasi belanja program

harus tetap diperhatikan karena rendahnya realisasi belanja program diperkirakan akan

berdampak kepada rendahnya akselerasi kegiatan investasi di Sumut. Kegiatan investasi di

Sumut didominasi oleh maraknya kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pihak

swasta, terutama di sektor bangunan. Dari sisi pembiayaan, rendahnya stimulus fiskal

juga tercermin dari pertumbuhan investasi yang masih ditopang oleh tingginya

penyaluran kredit bank umum untuk jenis penggunaan investasi.

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

58

Perkembangan Keuangan Daerah

Tabel 4.2.Perkembangan Belanja Investasi Pemerintah Pusat (RpMiliar)

s.d. Mei 2007 s.d. Mei 2008Sumbagut 649.40 1,835.82 182.70NAD 555.52 1,592.84 186.73Sumut 93.88 242.99 158.84

Sumbagteng 262.14 564.84 115.48Sumbar 64.40 164.56 155.52Riau dan Kepri 84.62 151.70 79.26Jambi 113.11 248.59 119.77Sumbagsel 510.14 530.12 3.92Sumsel 248.37 189.83 -23.57Babel 65.21 102.45 57.12Bengkulu 89.81 106.10 18.13Lampung 106.76 131.74 23.40Sumber: Depkeu, menurut Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Wilayah/ZonaBelanja Investasi

Growth (%)

Belanja Operasional

Sampai dengan Mei 2008, belanja operasional Sumut sebesar Rp1,75 triliun atau

naik 6,29% bila dibandingkan posisi yang sama tahun 2007 sebesar Rp1,64 triliun.

Tabel 4.3.Perkembangan Belanja Operasional Pemerintah Pusat (RpMiliar)

s.d. Mei 2007 s.d. Mei 2008Sumbagut 3,170.63 3,472.81 9.53NAD 1,527.14 1,726.02 13.02Sumut 1,643.49 1,746.79 6.29Sumbagteng 2,031.00 2,216.15 9.12Sumbar 782.56 850.86 8.73Riau dan Kepri 812.97 915.13 12.57Jambi 435.47 450.16 3.37Sumbagsel 1,994.56 2,279.35 14.28Sumsel 849.40 990.16 16.57Babel 149.52 174.57 16.76Bengkulu 317.05 340.94 7.54Lampung 678.59 773.69 14.01Sumber: Depkeu, menurut Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Wilayah/ZonaBelanja Operasional

Growth (%)

Dana Perimbangan

Sampai dengan Mei 2008, realisasi transfer dana perimbangan Sumut sebesar

Rp6,58 triliun atau naik 1,04% bila dibandingkan posisi yang sama tahun 2007 sebesar

Rp6,51 triliun yang meliputi Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan

Dana Bagi Hasil (DBH). Penggunaan dana perimbangan diprioritaskan untuk kebutuhan :

1. Penerimaan dana bagi hasil pajak yang diprioritaskan untuk mendanai perbaikan

lingkungan pemukiman diperkotaan dan dipedesaan, pembangunan irigasi, jaringan

jalan dan jembatan.

2. Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam, diutamakan pengalokasiannya untuk

mendanai pelestarian lingkungan areal pertambangan, perbaikan dan penyediaan

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

59

Perkembangan Keuangan Daerah

fasilitas umum dan fasilitas sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk

tercapainya standar pelayanan minimal yang ditetapkan peraturan perundang-

undangan.

3. Dana alokasi umum, diprioritaskan penggunaannya untuk mendanai gaji dan

tunjangan pegawai, kesejahteraan pegawai, kegiatan operasi dan pemeliharaan serta

pembangunan fisik sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan dasar

dan pelayanan umum yang dibutuhkan masyarakat.

4. Dana alokasi khusus digunakan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh

pemerintah.

Tabel 4.4.Perkembangan Realisasi Transfer Dana Perimbangan (RpMiliar)

s.d. Mei 2007 s.d. Mei 2008Sumbagut 10,917.09 11,715.58 7.31NAD 4,402.70 5,133.24 16.59Sumut 6,514.39 6,582.34 1.04Sumbagteng 8,552.18 9,576.44 11.98Sumbar 3,738.61 3,894.42 4.17Riau dan Kepri 2,802.06 3,549.19 26.66Jambi 2,011.52 2,132.83 6.03Sumbagsel 9,180.68 10,053.16 9.50Sumsel 3,388.93 3,946.27 16.45Babel 1,068.87 1,200.77 12.34Bengkulu 1,617.85 1,708.42 5.60Lampung 3,105.03 3,197.71 2.98Sumber: Depkeu, menurut Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Wilayah/ZonaDana Perimbangan

Growth (%)

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

BAB V

PerkembanganSistem Pembayaran

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

60

Perkembangan Sistem Pembayaran

5.1. Kegiatan Transaksi BI-RTGS Perbankan Sumatera Utara

Nilai transaksi pembayaran non tunai melalui sistem Bank Indonesia Real Time

Gross Settlement (BI-RTGS) di wilayah perbankan Sumatera Utara yang meliputi wilayah

kerja KBI Medan dan KBI Sibolga, pada triwulan III 2008 meningkat dibanding periode

yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terlihat dari meningkatnya nilai

nominal dan volume transaksi BI-RTGS, baik transaksi yang keluar dari wilayah perbankan

Sumatera Utara (Outgoing) maupun transaksi yang masuk ke wilayah perbankan Sumatera

Utara (Incoming) dan nilai nominal transaksi BI-RTGS yang berasal dari dan ke perbankan

yang ada di wilayah perbankan Sumatera Utara (From To), hanya Volume transaksi

Outgoing yang mengalami penurunan.

Pada triwulan laporan, nilai transaksi Outgoing meningkat sebesar 6,71% atau

dari Rp54.355 miliar pada triwulan III 2007 menjadi Rp.58.004 miliar namun dengan

volume transaksi mengalami penurunan sebesar 18,80% atau dari 57.424 transaksi

menjadi 46.628 transaksi. Transaksi Incoming meningkat sebesar 14,90% atau dari

Rp.50.036 miliar pada triwulan III 2007 menjadi Rp.57.493 miliar dengan volume transaksi

yang meningkat sebesar 22,53% atau dari 64.405 transaksi menjadi 78.918 transaksi.

Nilai transaksi yang berasal dari dan ke perbankan yang ada di wilayah

perbankan Sumatera Utara (From To) meningkat sebesar 27,25% dari Rp.19.418

miliar menjadi Rp.24.709 miliar pada periode laporan dengan volume transaksi yang juga

meningkat 24,99% atau dari 22.057 transaksi menjadi 27.569 transaksi. Dibanding

triwulan sebelumnya, nilai transaksi Outgoing dan transaksi Incoming maupun nilai

transaksi yang berasal dari dan ke perbankan yang ada di wilayah perbankan Sumatera

Utara mengalami penurunan yang cukup signifikan, masing-masing sebesar 21,56%,

13,23% dan 13,58%.

Rata-rata perhari nilai transaksi Outgoing BI-RTGS pada periode triwulan III 2008

adalah sebesar Rp.920,69 miliar dengan rata-rata volume transaksi sebanyak 740,12

transaksi dan nilai transaksi Incoming BI-RTGS sebesar Rp.912,58 miliar dengan volume

transaksi sebanyak 1.252,67 transaksi. Sementara itu transaksi antar bank dari dan ke

perbankan yang ada di wilayah perbankan Sumatera Utara perharinya tercatat sebesar

Rp.392,21 miliar dengan volume transaksi sebanyak 437,60 transaksi. Data

perkembangan transaksi BI-RTGS terlihat pada tabel dibawah ini.

BBBAAABBB 555 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

61

Perkembangan Sistem Pembayaran

Tabel 5.1. Transaksi BI-RTGS Perbankan di Wilayah Sumatera Utara (RpMiliar)

Meningkatnya transaksi melalui BI-RTGS ini mengindikasikan tingginya kebutuhan

masyarakat pengguna jasa perbankan terhadap transfer dana antar bank dan wilayah

yang cepat, aman, efisien dan transfer dana antar bank melalui media BI-RTGS menjadi

salah satu alternatif pengiriman dana yang diminati oleh masyarakat mengingat

pengiriman dan penerimaan dana dapat dilakukan dengan cepat dan singkat.

5.2. Transaksi Kliring

Pada periode triwulan III 2008, nilai transaksi kliring di wilayah perbankan

Sumatera Utara meningkat cukup signifikan, baik jumlah nominal kliring maupun volume

transaksi kliring. Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), nilai nominal

transaksi kliring meningkat sebesar 31,71% atau dari Rp25.013 miliar pada triwulan III

2007 menjadi Rp32.944 miliar dengan volume transaksi kliring yang juga meningkat

sebesar 12,87% atau dari 1.025.643 transaksi pada triwulan III 2007 menjadi 1.157.592

transaksi. Dibanding triwulan sebelumnya, nilai transaksi kliring baik nominal kliring

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

62

Perkembangan Sistem Pembayaran

maupun volume (warkat) kliring juga meningkat, masing-masing sebesar 3,00% dan

1,86%.

Rata-rata perhari nilai nominal transaksi kliring pada periode laporan mencapai

Rp.523 miliar dengan volume transaksi mencapai 18.374 transaksi. Pertumbuhan nilai

transaksi kliring tersebut seiring dengan meningkatnya volume transaksi kliring selama

periode laporan dan jumlah kantor bank umum yang operasional di Sumatera Utara.

Grafik 5.1 Grafik 5.2Perkembangan Transaksi Kliring Grafik Penolakan Cek/BG Kosong

900.000

950.000

1.000.000

1.050.000

1.100.000

1.150.000

1.200.000

I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08

Wa

rka

t(L

em

ba

r)

-5.00010.00015.00020.00025.00030.00035.000

(milyar

Rp.)

Warkat Kliring Nominal Kliring

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08W

ark

at

(Le

mb

ar)

-

50

100

150

200

250

300

(milyar

Rp.)

Cek/BG Kosong Nominal Cek/BG Kosong

Sementara itu, perkembangan jumlah penolakan Cek dan Bilyet Giro Kosong di

wilayah perbankan Sumatera Utara meningkat cukup signifikan, baik nilai nominal

maupun jumlah warkat kiring penolakan. Nilai nominal cek dan bilyet giro kosong

meningkat sebesar 88,36%, dari Rp.146 miliar pada triwulan III 2007 menjadi Rp.275

miliar. Jumlah warkat juga meningkat cukup tinggi yang mencapai 48,81% dari 7.554

warkat pada triwulan III 2007 menjadi 11.241 warkat.

Dibanding periode triwulan sebelumnya, jumlah penolakan Cek dan Bilyet Giro

Kosong juga meningkat, baik nilai nominal maupun jumlah warkat. Nilai nominal cek dan

bilyet giro kosong meningkat 26,73% dari Rp.217 miliar pada triwulan II 2008 menjadi

Rp.275 miliar, sedangkan jumlah warkat meningkat sebesar 13,71% dari 9.886 warkat

menjadi 11.241 warkat.

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

63

Perkembangan Sistem Pembayaran

Tabel 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring dan Cek/BG Kosong (RpMiliar)

I II III IV I II III

1 Volume Kliring 4,368,584 986,803 988,779 1,025,643 1,017,682 1,115,210 1,136,402 1,157,592 12.87%

2 Nominal Kliring 96,001 22,572 22,935 25,013 26,260 30,327 31,985 32,944 31.71%

3 Volume Kliring Retur 59,399 11,587 12,099 10,604 13,022 12,891 13,465 16,077 51.61%

4 Nominal Kliring Retur 971 208 209 203 243 271 307 390 92.12%

5 Volume Penolakan Cek & BG Kosong 31,671 7,867 7,952 7,554 9,440 9,190 9,886 11,241 48.81%

6 Nominal Cek & BG Kosong 553 128 126 146 168 185 217 275 88.36%

7Ratio Volume Cek & BG Kosong thdp

Volume Kliring Penyerahan0.007250 0.007972 0.008042 0.007365 0.009276 0.008241 0.008699 0.009711

8Ratio Nominal Cek & BG Kosong thdp

Nominal Kliring Penyerahan0.000127 0.000130 0.000127 0.000142 0.000165 0.000166 0.000191 0.000238

9 Rata-rata Volume Kliring/hari 17,904 15,664 15,948 16,026 15,901 18,902 18,038 18,374 14.66%

10 Rata-rata Nominal Kliring/hari 393 358 370 391 410 514 508 523 33.80%

11Rata-rata Volume Cek & BG

Kosong/hari130 125 128 118 148 156 157 178 51.17%

12Rata-rata Nominal Cek & BG

Kosong/hari2 2 2 2 3 3 3 4 91.35%

∆ YOY2008

2006No Uraian2007

5.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow dan Outflow)

Pada triwulan III-2008, aliran uang kartal melalui Bank Indonesia Medan dan Bank

Indonesia Sibolga (Sumatera Utara) menunjukkan posisi Netoutflow atau jumlah uang

kartal yang keluar (Outflow) dari Bank Indonesia melalui pembayaran tunai ke

perbankan, lebih besar dibanding jumlah uang kartal yang masuk (Inflow) ke Bank

Indonesia melalui penyetoran tunai perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia

Medan. Posisi netoutflow pada periode ini tercatat sebesar Rp.860 miliar, sedikit lebih kecil

dibanding periode triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.941 milyar. Diperkirakan

pada triwulan IV aliran uang kartal masih dalam posisi netoutflow mengingat kebutuhan

uang kartal dalam transaksi tunai perbankan dan masyarakat pada akhir tahun meningkat,

antara lain dipengaruhi oleh aktivitas eknomi masyarakat dalam menyambut perayaan hari

besar keagamaan (Natal dan tahun baru), pembiayaan proyek melalui anggaran

pemerintah, pencairan dan bantuan tunai langsung (BLT).

Jumlah aliran uang kartal di Provinsi Sumatera Utara secara tahunan (yoy)

menunjukan peningkatan baik Inflow maupun Outflow. Aliran uang kartal Inflow

meningkat 2,30%, dari Rp.4.260 miliar pada triwulan III 2007 menjadi Rp.4.358 miliar dan

aliran uang kartal Outflow meningkat 12,09%, dari Rp.4.655 miliar pada triwulan III 2007

menjadi Rp.5.218 miliar. Apabila dibanding triwulan sebelumnya, jumlah aliran uang

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

64

Perkembangan Sistem Pembayaran

kartal Inflow meningkat sebesar 5,42%, dimana pada triwulan sebelumnya tercatat

sebesar Rp.4.134 miliar sedangkan jumlah aliran uang kartal Outflow juga meningkat

sebesar 2,82%, dimana outflow triwulan sebelumnya tercatat sebesar Rp.5.075 miliar.

Rata-rata per hari jumlah aliran uang kartal inflow pada triwulan III 2008 mencapai

Rp.69,2 miliar sedangkan outflow mencapai Rp.82,8 miliar.

Grafik 5.3. Perkembangan Aliran Uang Kartal Melalui KBI Medan dan KBI Sibolga

-2.000

-1.000

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

I-5 II-5 III-5 IV-5 I-6 II-6 III-6 IV-6 I-7 II-7 III-7 IV-7 I-8 II-8 III-8

(milyarRp.)

Inflow outflow Netflow

Posisi Kas Bank Indonesia yang tercatat pada di KBI Medan dan KBI Sibolga,

sampai dengan akhir periode triwulan III-2008 tercatat sebesar Rp.1.386 miliar atau

meningkat 8,54% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar

Rp.1.277 miliar. Bila dibanding dengan triwulan sebelumnya, posisi Kas pada triwulan

laporan meningkat 2,90% atau dari Rp.1.347 milyar menjadi Rp.1.386 milyar.

Tabel 5.3. Perkembangan Aliran Kas di Wilayah Sumatera Utara (RpMiliar)

I II III IV I II III1 Posisi Kas 1,887 1,337 2,186 2,206 616 1,277 1,321 2,016 1,347 1,386 8.5%

2 Inflow 17,782 20,181 24,221 4,830 4,089 4,260 4,592 5,524 4,134 4,358 2.3%

3 Rata-rata Inflow/hari 74.0 83.0 99.3 76.7 66.0 66.6 71.8 95.2 65.6 69.2 3.9%

4 Outflow 17,445 19,669 22,921 3,358 4,529 4,655 5,480 3,932 5,075 5,218 12.1%

5 Rata-rata Outflow/hari 72.0 80.9 93.9 53.3 73.0 72.7 85.6 67.8 80.6 82.8 13.9%

6 Netflow (2-4) 337 512 1,300 1,472 -440 -395 -888 1,592 -941 -860

7 PTTB 6,922 5,412 5,521 1,527 1,458 1,309 1,007 1,285 1,116 1,131 -13.6%

8 % PTTB thdp Inflow 39% 27% 23% 32% 36% 31% 22% 23% 27% 26% -15.5%

2007 20082004 2005 ∆

YOYUraianNo. 2006

5.4. Temuan Uang Palsu

Pada triwulan III 2008, jumlah temuan uang palsu yang dilaporkan ke KBI Medan

menunjukkan peningkatan baik jumlah bilyet maupun jumlah nominal. Data temuan uang

palsu tersebut merupakan data temuan yang dilaporkan oleh masyarakat maupun oleh

perbankan yang ada di wilayah kerja KBI Medan. Pada triwulan laporan tercatat sebanyak

142 bilyet uang palsu dengan nilai nominal sebesar Rp8.355.000. Dibanding periode

triwulan sebelumnya, jumlah bilyet temuan uang palsu meningkat 27,93% dengan nilai

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

65

Perkembangan Sistem Pembayaran

nominal yang juga meningkat 45,94%. Namun temuan uang palsu tersebut relatif sangat

kecil bila dibanding dengan jumlah uang masuk ke Bank Indonesia (Inflow) pada periode

laporan, dengan ratio hanya sebesar 0,00000184%.

Sama dengan periode sebelumnya, denominasi pecahan Rupiah, uang kertas

pecahan Rp.50.000,- merupakan jenis pecahan uang Rupiah yang paling banyak

dipalsukan yaitu sebanyak 63 bilyet atau 44,37% dari total temuan uang palsu, diikuti

pecahan Rp.100.000,- (33,10%), pecahan Rp.20.000,- (13,38%), pecahan Rp.10.000,-

(8,45%) dan pecahan Rp.5.000,- (0,70%). Sementara itu dari KBI Sibolga tidak terdapat

laporan temuan uang palsu pada periode laporan.

Tabel 5.4. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Sumatera Utara (Satuan Lembar)

Untuk menekan jumlah beredarnya uang palsu di wilayah Sumatera Utara, KBI

Medan dan KBI Sibolga tetap melakukan upaya penanggulangan secara kontinyu, baik

preventif maupun represif. Langkah preventif dimaksud antara lain meningkatkan

pemahaman masyarakat dengan melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah

kepada kalangan pelajar, mahasiswa, akademisi, masyarakat, pelaku usaha, pegawai

negeri, kepolisian serta penyebaran informasi kepada perbankan di wilayah Sumatera

Utara. Upaya represif yang dilakukan adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan

pihak-pihak instansi pemerintah yang berwenang.

5.5. Penyedian Uang Yang Layak Edar

Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong perbankan Indonesia untuk

senantiasa memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan teknologi informasi tersebut, guna

menciptakan sistem perbankan yang efisien, efektif dan aman. Pemanfaatan teknologi

informasi di bidang sistem pembayaran dewasa ini telah menunjukkan perkembangan

yang cepat, misalnya penggunaan kartu kredit, ATM, kartu debet dan lain-lain. Namun

demikian, keberadaan uang kartal yaitu uang kertas dan uang logam, masih memegang

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

66

Perkembangan Sistem Pembayaran

peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Uang kartal masih merupakan alat

pembayaran yang efisien terutama dalam transaksi yang bersifat retail dan bernilai

nominal kecil.

Sesuai UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah

dengan UU No.3 tahun 2004 dalam Pasal 20, Bank Indonesia adalah lembaga negara yang

berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan

memusnahkan uang yang tidak layak edar dari peredaran. Dalam menjalankan fungsi dan

tugas tersebut, guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang kartal baik dari jumlah

maupun kualitas, Bank Indonesia senantiasa memantau dan menghitung jumlah uang

yang berada di masyarakat dan perbankan. Dari sisi moneter, pemantauan tersebut

ditujukan untuk menjaga kecukupan likuiditas perekonomian, sedangkan secara fisik

pemantauan dilakukan untuk menjaga kecukupan uang Rupiah sesuai dengan kebutuhan

transaksi masyarakat. Selain itu, Bank Indonesia secara periodik dan berkesinambungan

melakukan penyortiran dan peracikan uang kartal yang tidak memenuhi persyaratan uang

yang layak edar, dengan menggunakan Mesin Sortir Uang Kertas (MSUK) dan Mesin Racik

Uang Kertas (MRUK). Uang yang termasuk dalam kategori tidak layak edar (lusuh/rusak)

dan uang dengan emisi yang telah ditarik dari peredaran, kemudian dicatat sebagai

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB), yang selanjutnya dilakukan pemusnahan.

Pada triwulan III 2008 jumlah uang kartal yang telah dicatat sebagai PTTB tercatat

sebesar Rp.1.131 milyar (25,95% dari nilai Inflow triwulan III 2008). Jumlah PTTB pada

triwulan III 2008 ini menurun sebesar 13,60% dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.1.309 milyar. Menurunnya ratio PTTB pada periode

laporan mengindikasikan bahwa tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam

menggunakan uang kertas pada transaksi tunai telah cukup baik, sehingga kerusakan fisik

uang kertas lebih terjaga dan waktu penggunaannya jadi lebih lama.

Grafik 5.4. Perkembangan Jumlah PTTB di Sumatera Utara

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

I-5 II-5 III-5 IV-5 I-6 II-6 III-6 IV-6 I-7 II-7 III-7 IV-7 I-8 II-8 III-8

(milyar Rp.)

-

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

45,0

50,0

% PTTB

Inflow % PTTB terhadap Inflow

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

67

Perkembangan Sistem Pembayaran

Dalam rangka menjaga jumlah uang yang layak edar serta upaya meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam hal perlakuan atas uang kartal disetiap aktivitas ekonomi

masyarakat misalnya transaksi keuangan, langkah preventif yang dilakukan oleh Bank

Indonesia adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik kepada kalangan

perbankan, pegawai pemerintahan, perusahaan, anak sekolah, masyarakat umum yang

ada di Sumatera Utara secara kontinyu. Hal ini dilakukan dengan harapan agar masyarakat

lebih memahami bagaimana memperlakukan uang kertas dengan baik sebagai alat

pembayaran.

5.6. Transaksi Jual Beli UKA dan TC Pada PVA Non Bank

Pedagang Valuta Asing (PVA) sebagai lembaga penunjang sektor keuangan

memiliki peranan yang cukup strategis, khususnya dalam perkembangan pasar valuta

asing domestik antara lain mendukung peningkatan penerimaan devisa nasional melalui

pengembangan pariwisata. Dengan peranan yang cukup strategis ini, Bank Indonesia

secara berkesinambungan melakukan upaya pembinaan dan pengawasan kepada PVA.

Dengan langkah ini diharapkan akan tercipta iklim usaha yang lebih sehat, akuntabilitas

transaksi serta kesinambungan kegiatan usaha yang dikelola oleh pelaku-pelaku usaha

PVA. Kegiatan usaha PVA adalah Jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan Pembelian

Traveller’s Cheque (TC).

Dalam kegiatan usahanya PVA bukan bank berkewajiban berpedoman pada

ketentuan yang mengatur mekanisme transaksi jual beli UKA dan TC melalui PVA bukan

bank di wilayah Republik Indonesia yang diatur dalam PBI No.9/11/PBI/2007 tanggal 5

September 2007 tentang Pedagang Valuta Asing dengan ketentuan teknis pelaksanaan

diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.9/23/DPM tanggal 8 Oktober 2007

tentang Tata cara perizinan, penerapan prinsip mengenal nasabah, pengawasan,

pelaporan dan pengenaan sanksi bagi pedagang valuta asing bukan bank. Maksud dan

tujuan usaha PVA adalah melakukan kegiatan usaha jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan

Pembelian Traveller’s Cheque (TC).

Perkembangan transaksi PVA bukan bank di wilayah Provinsi Sumatera Utara

menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada triwulan II 2008, transaksi beli

UKA maupun TC tercatat sebesar $12.844 ribu atau meningkat 4,18% dibanding periode

yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar $12.329 ribu. Sementara itu nilai

transaksi jual UKA maupun TC tercatat sebesar $12.868 ribu atau meningkat 4,38%

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar $12.328 ribu.

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

68

Perkembangan Sistem Pembayaran

Tabel 5.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC (Ribu USD)

I II III IV Total I II III IV Total I II Total (yoy)

1 Pembelian 9,550 9,451 10,028 9,686 38,715 10,867 12,329 11,809 11,467 46,472 12,186 12,844 25,030 4.18%

2 Penjualan 9,388 9,395 9,988 9,734 38,505 10,707 12,328 11,832 11,569 46,436 12,115 12,868 24,983 4.38%

3 Jumlah KP 39 40 43 43 43 44 41 41 41 41 42 42 42

No Uraian2007 20082006

Meningkatnya nilai transaksi valuta asing melalui PVA bukan bank di wilayah

Provinsi Sumatera Utara, antara lain dipengaruhi oleh adanya wisatawan mancanegara

(wisman) yang berkunjung ke Sumatera Utara, perjalanan keluar negeri, keperluan medis

ke luar negeri (Malaysia dan Singapura), pendidikan, menunaikan ibadah haji, wisata

rohani ke luar negeri dan perdagangan.

Grafik 5.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TCMelalui PVA Bukan Bank di Sumatera Utara

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

I-5 II-5 III-5 IV-5 I-6 II-6 III-6 IV-6 I-7 II-7 III-7 IV-7 I-8 II-8

(Rib

uan

US$

)

Beli UKA/TC Jual UKA/TC

Seperti periode sebelumnya, dalam transaksi jual dan beli UKA melalui PVA Bukan

Bank di Sumatera Utara didominasi jenis valuta UKA US Dollar (USD), Malaysia Ringgit

(MYR) dan Singapura Dollar (SGD).

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

69

BOKS 5

Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut

Sebagaimana di amanatkan oleh Undang-Undang bahwa salah satu tugas BI, yaitu

menjaga kelancaran sistem pembayaran, maka untuk menghadapi Idul Fitri 1429 H atau

tahun 2008, BI telah menyiapkan berbagai upaya baik untuk Sistem Pembayaran Tunai dan

Non Tunai.

A. Tunai

1. Estimasi Kebutuhan Masyarakat

Kebutuhan masyarakat untuk wilayah Sumut dan NAD, diperkirakan akan meningkat

sekitar 40% pada bulan September 2008 dibanding rata-rata bulanan dari Januari s.d

Juli 2008. Peningkatan tersebut diperkirakan akan terjadi pada pertengahan dan akhir

September 2008 karena Idul Fitri jatuh pada awal Oktober 2008. Adapun estimasi

kebutuhan untuk out flow adalah sebesar Rp2,79 triliun pada September 2008.

2. Upaya BI Memenuhi Kebutuhan Uang

Adapun upaya BI memenuhi kebutuhan uang yaitu dengan menyediakan uang

berbagai pecahan dalam jumlah yang cukup. Untuk itu, Bank Indonesia telah

menetapkan suatu kebijakan bahwa posisi uang senantiasa tersedia minimal dua kali

estimasi kebutuhan. Dengan demikian diharapkan perbankan maupun masyarakat tidak

perlu resah atau khawatir terhadap kebutuhan uang tunai menghadapi hari raya Idul

Fitri. Selanjutnya, untuk mencukupi kebutuhan tersebut, BI meminta perbankan untuk

menyampaikan estimasi kebutuhannya terutama untuk nasabah dan ATM,

sehingga dapat dilayani tepat waktu.

Selain itu, untuk masyarakat umum di wilayah kota Medan, sebagaimana tahun 2007,

BI akan memberikan layanan penukaran umum yang berlokasi di Lapangan Merdeka

yang bekerjasama dengan PPUPK dan Pemerintah kota (Dinas Pertamanan) yang

direncanakan akan dilaksanakan dari tanggal 16 s.d 29 September 2008. Selain itu,

dengan pertimbangan beberapa instansi yang karyawannya juga mempunyai kesibukan

melayani publik, maka BI akan melayani antara lain RRI, Kantor Walikota, DPRD dan

instansi-instansi lainnya termasuk PWI. Sementara itu, BI juga telah merencanakan

memberikan pelayanan penukaran untuk wilayah luar kota berupa kegiatan Kas Keliling

antara lain di beberapa lokasi misalnya Batubara, Kisaran, Tanjung Balai, Aek Kanopan,

BOKS 4UPAYA BANK INDONESIA MENJAGAKELANCARAN SISTEM PEMBAYARAN

Page 93: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

70

Rantau Prapat, Brastagi, Kabanjahe, Sidikalang, Binjai, Pangkalan Brandan, Tebing

Tinggi dan Pematang Siantar.

Pelayanan kepada masyarakat juga akan dilakukan pula oleh Kantor-Kantor Bank

Indonesia di Wilayah SUMUT & NAD yaitu oleh KBI Sibolga, KBI Banda Aceh dan KBI

Lhokseumawe yang estimasi kebutuhan modal kerjanya akan dicukupi oleh KBI Medan

pada medio September 2008. Perlu diinformasikan pula bahwa menjelang Idul Fitri,

kegiatan kas BI untuk melayani perbankan akan dilakukan secara normal hingga H-2

(Senin 29 September 2008). Selanjutnya, BI akan memberikan pelayanan secara normal

terhitung sejak hari Senin, 6 Oktober 2008.

B. Non Tunai

Untuk tetap menjaga kelancaran Sistem Pembayaran dan kegiatan perekonomian tetap

terpelihara maka kegiatan transaksi-transaksi yang menggunakan kliring maupun Real

Time Gross Settlement (RTGS) diupayakan pula agar tidak mengalami hambatan.

Adapun penyelenggaraannya diatur yaitu Kliring dan RTGS sebelum lebaran tetap buka

hingga H-2 ( Senin, 29 September 2008). Menjelang lebaran yaitu H-1 dan selama

lebaran serta H+1 ditiadakan. Kegiatan Kliring dan RTGS akan dilayani secara normal

terhitung sejak hari Senin tanggal 6 Oktober 2008.

Page 94: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

BAB VI

PerkembanganKetenagakerjaan Daerahdan Kesejahteraan

Page 95: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

71

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

1. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi akan mengakibatkan jumlah

penduduk miskin cenderung menurun. Penurunan jumlah penduduk miskin di Sumut

sejalan dengan perbaikan indikator makro ekonomi. Dari sisi tenaga kerja, meskipun

tingkat pengangguran masih cukup besar, namun menunjukkan tren penurunan dari

periode sebelumnya. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sumut pada bulan Februari

2008 sudah berada pada posisi 9,55%, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan angka

Februari 2006 sebesar 14,82%. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah

dan persentase penduduk miskin. Namun, lebih jauh dari itu, dimensi yang perlu

diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Selain harus memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga

sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Dari

data yang ada, pada Maret 2007, nilai indeks kedalaman kemiskinan untuk pedesaan

hanya 2,01, sementara di daerah perkotaan mencapai 2,37. Nilai indeks keparahan

kemiskinan untuk pedesaan hanya 0,51 sementara di perkotaan mencapai 0,61.

Dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan dalam bidang Ketenagakerjaan

dan Ketransmigrasian, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melaksanakan berbagai

kebijakan strategis yang salah satunya adalah Program Aksi Gerakan Penanggulangan

Pengangguran (GPP). Kegiatan pelaksanaan program GPP Provinsi Sumatera Utara tahun

2008 dimulai pada Agustus 2008. Program Aksi GPP yang merupakan bagian dari

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M) adalah kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan kesempatan kerja dalam

rangka menanggulangi pengangguran dan kemiskinan. Pelaksanaan Program Aksi GPP ini

meliputi berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2008 diberikan dana sebesar Rp34,12

miliar dengan penyerapan tenaga kerja lebih kurang sebanyak 155.867 orang. Alokasi

dana untuk Program Aksi GPP terdiri dari dana tugas perbantuan sebesar Rp21,44 miliar,

dana dekonsentrasi bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian sebesar Rp5,47 miliar

serta bantuan langsung dari Menakertrans sebesar Rp7,21 miliar. Dana ini dialokasikan

untuk mendukung berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang meliputi kegiatan

padat karya infrastruktur dan produktif, pemberdayaan masyarakat mandiri, grameen

BBBAAABBB 666PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAHDAN KESEJAHTERAAN

Page 96: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

72

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

bank, penerapan teknologi tepat guna, kewirausahaan, pendayagunaan tenaga kerja

pemuda mandiri profesional dan pendampingan serta job fair, subsidi program pelatihan

keterampilan, pembangunan BLK Simalungun, Humbang Hasundutan dan Tapanuli

Selatan serta subsidi uang muka perumahan pekerja.

Salah satu isu ketenagakerjaan yang dihadapi Indonesia adalah ketidakseimbangan

pertumbuhan angkatan kerja dengan kesempatan kerja yang ada. Ketidakseimbangan ini

disebabkan terbatasnya penyerapan tenaga kerja dan ketidaksesuaian antara kualitas

tenaga kerja dengan persyaratan jabatan yang ada. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama

yang erat antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah serta dunia usaha agar secara

bersama-sama melakukan perluasan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan

ekonomi masyarakat, menciptakan iklim usaha yang kondusif serta menjalin hubungan

yang harmonis antara pengusaha dan pekerja.

Program Perluasan Kepesertaan Jamsostek merupakan salah satu wujud nyata

upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh melalui

penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja. Sementara itu, dari sisi tingkat partisipasi

masyarakat dalam kegiatan ekonomi yang diukur dengan Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK), pada periode Februari 2006 hingga Februari 2008 menunjukkan

kecenderungan menurun. Pada Februari 2006, TPAK Sumut berada pada posisi 70,15%,

menurun menjadi 68,15% pada bulan Februari 2007 hingga mencapai posisi 67,44%

pada bulan Februari 2008.

2. PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN

2.1. Jumlah Penduduk Miskin

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada bulan Maret 2008, jumlah

penduduk miskin di Provinsi Sumut sebanyak 1.613.800 orang atau sebesar 12,55%

terhadap jumlah penduduk Sumut pada tahun 2008. Namun demikian, kondisi ini masih

lebih baik atau mengalami penurunan sebesar 154.600 orang jika dibandingkan dengan

tahun 2007 dimana jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 1.768.400 orang atau

13,90% dari jumlah penduduk.

Sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)

di 33 kecamatan di Sumatera Utara akan menerima dana Program Keluarga Harapan

(PKH) setiap tiga bulan sekali dengan biaya rata-rata sebesar Rp1.390.000. Sebanyak 33

kecamatan yang dibiayai dalam PKH ini termasuk dalam tiga kabupaten/kota yakni

Medan, Nias dan Tapteng. PKH adalah program pro rakyat yang merupakan program

Page 97: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

73

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

penanggulangan kemiskinan melalui bantuan tunai kepada RTSM yang akan berlangsung

selama enam tahun ke depan. Informasi PKH ini telah disampaikan selama bulan Agustus

2008 dalam sosialisasi dan dialog Bantuan Langsung Tunai (BLT) melalui pagelaran

pertunjukan rakyat, diantaranya di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan

Belawan.

PKH hanya diberikan kepada RTSM jika pada saat registrasi memiliki anak usia

sekolah 6-15 tahun atau kurang dari 18 tahun tetapi belum menyelesaikan pendidikan

dasar; memiliki anak usia 0-6 tahun; dan terdapat ibu yang sedang hamil. Secara khusus

tujuan PKH ini untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM dan meningkatkan taraf

pendidikan anak-anak RTSM serta untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu

hamil, ibu nifas dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM serta meningkatkan akses dan

kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan RTSM.

Pemerintah sangat memperhatikan masalah pendidikan dan kesehatan pada

program ini disebabkan rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat miskin dalam

memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak RTSM. PKH

dimaksudkan untuk membantu RTSM memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan

yang memadai. Dengan demikian generasi berikutnya diharapkan menjadi lebih sehat,

berpendidikan dan akhirnya terlepas dari kemiskinan.

Bantuan yang diberikan terdiri dari beberapa bagian yakni bantuan tetap Rp200

ribu, bantuan pendidikan setingkat SD Rp400 ribu, setingkat SMP Rp800 ribu, bantuan

kesehatan untuk Balita Rp800 ribu dan ibu hamil/menyusui Rp800 ribu. Rata-rata bantuan

setiap rumah tangga miskin sebesar Rp1.390.000, bantuan minimum setiap rumah tangga

miskin sebesar Rp600 ribu dan bantuan maksimum sebesar Rp2,2 juta. Diharapkan ke

depannya PKH dapat berkembang menjadi program jaminan sosial bagi masyarakat

miskin.

2.2. Nilai Tukar Petani

Pada Agustus 2008, NTP Provinsi Sumatera Utara tercatat sebesar 103,03, atau

mengalami penurunan 1,25% bila dibandingkan dengan NTP Juli 2008 sebesar 104,33.

NTP Provinsi Sumatera Utara per subsektor masing-masing tercatat sebesar 94,92 untuk

subsektor padi & palawija (NTPP), 109,86 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 113,45

untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 97,03 untuk subsektor peternakan

(NTPT) dan 104,00 untuk subsektor perikanan (NTN).

Page 98: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

74

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi

harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Agustus 2008, It

Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar 0,76% dibandingkan dengan It

Juli 2008, yaitu dari 121,18 menjadi 120,26. Penurunan It terjadi pada tiga subsektor,

yakni subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,17%, hortikultura sebesar

1,11% dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,00%. Sedangkan It subsektor

peternakan dan perikanan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,09% dan

0,36%.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang

dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan

bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk

memproduksi hasil pertanian. Pada Agustus 2008, Ib Provinsi Sumatera Utara naik sebesar

0,51% bila dibandingkan Juli 2008, yaitu dari 116,15 menjadi 116,74. Kenaikan Ib terjadi

pada keseluruhan subsektor, yakni subsektor tanaman pangan sebesar 0,48%,

hortikultura sebesar 0,50%, tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,48%, peternakan

sebesar 0,64% dan perikanan sebesar 0,64%.

NTP Subsektor

a. Subsektor Padi & Palawija (NTPP)

Pada Agustus 2008, NTPP terjadi penurunan sebesar 0,65%, hal ini karena

perubahan It (-0,17%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,48%). Penurunan

yang terjadi pada It karena penurunan pada subkelompok padi sebesar 0,66% yaitu dari

106,97 menjadi 106,27, sedangkan kenaikan pada subkelompok palawija sebesar 1,12%

yaitu dari 126,00 menjadi 127,41 tidak mampu mengimbangi penurunan subkelompok

padi. Di sisi lain kenaikan pada Ib karena perubahan pada indeks subkelompok konsumsi

rumahtangga (IKRT) yang naik sebesar 0,39% dan indeks biaya produksi dan penambahan

barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,84%.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada Agustus 2008, NTPH terjadi penurunan sebesar 1,59%, hal ini karena

perubahan It (-1,11%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,50%). Penurunan

Page 99: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

75

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

yang terjadi pada It karena penurunan pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 1,15%

yaitu dari 135,61 menjadi 134,06 dan subkelompok buah-buahan sebesar 1,09% yaitu

dari 127,93 menjadi 126,53. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan

IKRT naik sebesar 0,39% dan indeks BPPBM naik sebesar 0,89%.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada Agustus 2008, NTPR terjadi penurunan sebesar 2,47%, hal ini karena

perubahan It (-2,00%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,48%). Penurunan

yang terjadi pada It karena penurunan indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat

sebesar 2,00% yaitu dari 134,95 menjadi 132,25. Di sisi lain perubahan kenaikan pada Ib

karena perubahan IKRT yang naik sebesar 0,30% dan indeks BPPBM naik sebesar 1,18%.

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada Agustus 2008, NTPT terjadi kenaikan sebesar 0,44%, hal ini karena

perubahan It (1,09%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,64%). Kenaikan

yang terjadi pada It karena kenaikan pada subkelompok ternak besar, ternak kecil,

unggas, dan hasil ternak yaitu masing-masing sebesar 0,17%, 1,67%, 2,82%, dan

2,71%. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib karena perubahan pada

subkelompok IKRT sebesar 0,50% yaitu dari 114,23 naik menjadi 114,80 dan indeks

BPPBM sebesar 0,84 yaitu dari 113,47 naik menjadi 114,43.

e. Subsektor Perikanan (NTN)

Pada Agustus 2008, NTN terjadi penurunan sebesar 0,27%, hal ini karena

perubahan It (0,36%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,64%). Kenaikan

yang terjadi pada It karena perubahan pada subkelompok penangkapan ikan yaitu naik

sebesar 0,45%, sedangkan budidaya ikan turun sebesar 0,50%. Di pihak lain, kenaikan

yang terjadi pada Ib karena perubahan pada subkelompok IKRT dan BPPBM masing-

masing naik sebesar 0,47% dan 0,96%.

Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka

inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada Agustus 2008, terjadi inflasi di wilayah pedesaan

Sumatera Utara sebesar 0,38% yang disebabkan naiknya seluruh IKRT, yaitu indeks

kelompok bahan makanan naik sebesar 0,13%, makan jadi, minuman & rokok naik

sebesar 0,92%, perumahan naik sebesar 0,42%, sandang naik sebesar 0,17%, kesehatan

naik sebesar 0,20%, pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 0,50%, serta

transportasi & komunikasi naik sebesar 0,47%.

Page 100: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

76

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

2.3. Wisatawan Mancanegara

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara

melalui 3 pintu masuk pada Agustus 2008 mencapai 16.516 orang, yang mengalami

kenaikan sebesar 22,61% dibanding bulan Juli 2008. Jika dibandingkan bulan yang sama

tahun lalu, jumlah wisman bulan Agustus 2008 mengalami peningkatan sebesar 17,47%,

yaitu dari 14.060 orang menjadi 16.516 orang.

Tabel 6.1Jumlah Wisman Melalui 3 Pintu Masuk

Januari-Agustus, 2007 – 2008

Secara kumulatif (Januari-Agustus), wisatawan mancanegara yang datang di

Sumatera Utara melalui 3 pintu masuk pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar

12,77% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 87.729

orang pada periode Januari-Agustus 2007 menjadi 98.933 orang pada Januari-Agustus

2008. Periode Januari-Agustus 2008 wisman yang datang di Sumatera Utara sebagian

besar berasal dari negara-negara ASEAN. Wisman berkebangsaan Malaysia merupakan

yang terbesar yakni sebanyak 53.467 orang, atau 54,04% dari total wisman yang datang

di Sumatera Utara, kemudian diikuti oleh Singapura 6.071 orang (6,14%) dan

berkebangsaan Belanda sebanyak 4.730 orang, atau sekitar 4,78%.

Tabel 6.2Wisatawan Mancanegara Yang Datang di Sumatera Utara Melalui 3 Pintu Masuk

Menurut Kebangsaan, Januari - Agustus, 2007 – 2008

Page 101: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

77

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

2.4. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sumatera Utara pada bulan

Juli 2008 sebesar 44,31%, yang mengalami peningkatan sebesar 3,70% bila

dibandingkan TPK bulan Juni 2008 yang mencapai 42,73%. Jika diamati menurut

klasifikasi hotel berbintang, TPK hotel bintang lima merupakan yang tertinggi, mencapai

70,68%, sedangkan yang terendah adalah TPK hotel bintang satu yang hanya mencapai

24,65%.

Tingkat hunian hotel berbintang yang dirinci menurut klasifikasi hotel, TPK

gabungan pada bulan Juli 2008 mengalami peningkatan dibandingkan TPK bulan Juni

2008. Namun menurut kelompok bintang dari lima klasifikasi hotel, bintang dua, tiga, dan

lima mengalami peningkatan TPK masing-masing sebesar 42,02%, 0,49% dan 11,57%.

Di sisi lain hotel bintang satu dan empat masing-masing mengalami penurunan TPK

sebesar 13,27% dan 2,98%.

Tabel 6.3.Tingkat Penghunian Kamar (TPK), Rata-rata Lama Menginap Tamu Mancanegara (Wisman)

dan Tamu Nusantara (Wisnus) di Hotel Bintang menurut Klasifikasi Hotel Juni-Juli 2008

Rata-rata Lama Menginap Tamu

Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di

Sumatera Utara bulan Juli 2008 mencapai 1,48 hari, yang mengalami penurunan 0,07 hari

dibandingkan rata-rata lama menginap tamu pada bulan Juni 2008. Rata-rata lama

menginap tamu asing pada bulan Juli 2008 turun 0,22 hari jika dibandingkan dengan

rata-rata lama menginap tamu asing bulan Juni 2008. Sedangkan rata-rata lama

menginap tamu domestik pada bulan Juli 2008 turun 0,04 hari dibandingkan dengan rata-

rata lama menginap tamu domestik bulan Juni 2008. Secara keseluruhan, rata-rata lama

menginap tamu asing pada bulan Juli 2008 lebih tinggi dibandingkan tamu domestik,

masing-masing sebesar 2,12 hari dan 1,39 hari.

Page 102: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

78

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

2.5. Perkembangan Angkutan Udara

Jumlah penumpang domestik yang berangkat dari Sumatera Utara melalui

bandara Polonia Medan selama bulan Agustus 2008 mencapai 164.588 orang, atau turun

sebesar 0,95% jika dibandingkan dengan banyaknya penumpang domestik pada bulan

Juli 2008 yang mencapai 166.174 orang. Sementara itu, penumpang domestik yang

datang di Sumatera Utara selama bulan Agustus 2008 mencapai 151.887 orang, atau

mengalami penurunan sebesar 1,83% jika dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebanyak

154.726 orang.

Penumpang domestik yang datang selama Januari-Agustus 2008 mencapai

1.212.783 orang, turun sebesar 2,11% bila dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya yaitu sebanyak 1.238.914 orang. Sedangkan jumlah penumpang

domestik yang berangkat selama Januari-Agustus 2008 mencapai 1.353.575 orang, atau

turun 0,55% dibandingkan periode yang sama tahun 2007 sebesar 1.361.030 orang.

Penumpang angkutan udara tujuan luar negeri, baik yang menggunakan

penerbangan nasional maupun asing pada bulan Agustus 2008 mengalami penurunan

sebesar 7,98% dibandingkan bulan Juli 2008, yaitu dari 40.416 orang turun menjadi

37.189 orang pada bulan Agustus 2008. Begitu pula kedatangan penumpang dari luar

negeri selama bulan Agustus 2008 mengalami penurunan 15,77% dibandingkan bulan

Juli 2008, yaitu dari 45.669 orang turun menjadi 38.467 orang.

Tabel 6.4Perkembangan Penumpang Angkutan Udara Domestik dan Internasional

di Bandara Polonia Medan Januari – Agustus, 2007 - 2008

Jumlah penumpang angkutan udara tujuan luar negeri selama Januari-Agustus

2008 mencapai 299.845 orang, atau naik 2,21% dibanding periode yang sama tahun

2007 sebesar 293.348 orang. Dan penumpang yang datang dari luar negeri selama

Januari-Agustus 2008 mencapai 310.666 orang, atau naik 4,08% dibandingkan periode

Januari-Agustus 2007 sebesar 298.476 orang.

Page 103: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

79

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

2.6. Perkembangan Angkutan Laut

Jumlah penumpang angkutan laut antarpulau (dalam negeri) yang datang pada

bulan Agustus 2008 tercatat sebanyak 5.446 orang, atau turun 29,45% dibandingkan

bulan sebelumnya yaitu sebanyak 7.719 orang. Sedangkan jumlah penumpang yang

berangkat pada bulan Agustus 2008 tercatat sebanyak 5.873 orang, atau mengalami

penurunan sebesar 20,57% dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 7.394 orang.

Jumlah penumpang angkutan laut yang datang selama Januari-Agustus 2008 mencapai

43.606 orang, atau naik 22,12% dibandingkan periode yang sama tahun 2007 dan

jumlah penumpang yang berangkat selama periode Januari-Agustus 2008 tercatat

sebanyak 45.091 orang, atau naik 7,89% dibandingkan periode yang sama tahun 2007.

Jika dilihat dari transportasi barang melalui laut, selama bulan Agustus 2008

angkutan barang antarpulau untuk kegiatan muat barang sebesar 65.261 ton, atau

mengalami penurunan sebesar 19,62% dibandingkan bulan Juli 2008 yang sebesar

81.186 ton. Kegiatan bongkar barang pada Agustus 2008 mengalami penurunan sebesar

14,42%, yakni dari 690.559 ton pada Juli 2008 menjadi 590.997 ton pada Agustus 2008.

Sementara itu kegiatan muat barang antarpulau selama periode Januari-Agustus

2008 sebesar 487.240 ton, atau naik 5,70% dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya yaitu sebesar 460.971 ton. Sedangkan kegiatan bongkar barang selama

periode Januari-Agustus 2008 sebesar 5,14 juta ton, atau mengalami kenaikan sebesar

20,33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,27 juta ton.

Tabel 6.5.Perkembangan Jumlah kunjungan Kapal, Penumpang dan Barang

Angkutan Laut Dalam Negeri Pelabuhan BelawanJanuari – Agustus, 2007 - 2008

Page 104: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

BAB VII

Perkiraan Ekonomi danInflasi Daerah

Page 105: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

80

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

7.1. Perkiraan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2008 diperkirakan meningkat dibandingkan

dengan triwulan yang sama sebelumnya dengan laju pertumbuhan diperkirakan sebesar

7,2%-7,5% (y-o-y). Peningkatan tersebut terjadi karena adanya peningkatan khususnya pada

seluruh jenis pengeluaran, yaitu konsumsi dan investasi sedangkan ekspor dan impor relatif

stabil. Peningkatan investasi didukung oleh semakin membaiknya indikator perekonomian

secara umum sehingga meningkatkan kepercayaan investor pada perekonomian yang

didukung oleh sikap pemerintah yang semakin konsusten mendorong iklim usaha yang

kondusif. Dilihat berdasarkan komponennya, pendorong utama terjadi pada sektor investasi

di Kota Medan.

Berdasarkan permintaan, konsumsi pada triwulan IV-2008 diperkirakan meningkat.

Pertumbuhan ini dikonfirmasikan oleh indeks ekspektasi konsumen yang menunjukkan

bahwa pada triwulan IV-2007 terjadi peningkatan baik untuk kondisi lapangan kerja maupun

kondisi ekonomi. Sementara itu indeks ekspektasi tendensi konsumen oleh BPS walaupun

berada di bawah triwulan sebelumnya namun masih di atas level 100 yang menunjukkan

bahwa kondisi perekonomian pada triwulan IV-2008 lebih baik dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya, meskipun peningkatannya tidak setinggi triwulan sebelumnya.

Investasi pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuh lebih baik. Peningkatan ini

diperkirakan terjadi dengan membaiknya indikator perekonomian termasuk tingkat inflasi

Sumut, sehingga meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi. Sementara itu

investasi pemerintah pada triwulan IV-2008 diperkirakan belum muncul terkait dengan

pengesahan dan prosedur pengeluaran proyek yang dibiayai APBD. Investasi dalam bentuk

prasarana yang terus dilakukan antara lain adalah pembangunan bandara kualanamu.

Ekspor pada triwulan IV-2008 diperkirakan moderat. Pemberlakuan peraturan

pemerintah mengenai penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap produk primer

diperkirakan akan berdampak pada peningkatan ekspor komoditas pertanian khususnya

produk ikanikanan (fish, crush, moluses), karet (crude rubber) dan kayu (wood, lumber, cork).

Namun peningkatan tersebut diperkirakan tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap total ekspor mengingat proporsi ekspor pertanian terhatap total ekspor yang kecil.

BAB 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

Page 106: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

81

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Sementara itu impor komposisinya diperkirakan tidak mengalami perubahan dimana

sebagian besar impor adalah impor bahan baku (56%) disusul barang modal (37%) dan

barang konsumsi (7%).

7.2. Perkiraan Inflasi Daerah

Inflasi regional Sumut pada triwulan IV-2008 diperkirakan sedikit lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan III-2008. Diperkirakan inflasi hingga keseluruhan tahun 2008

berada pada level 10%±1%. Peningkatan inflasi triwulan IV-2008 diperkirakan terjadi

karena munculnya tekanan dari kelompok pakaian, kesehatan dan pendidikan sehubungan

dengan akhir tahun ajaran dan adanya kenaikan adminstered price khususnya transportasi

menimbulkan tekanan yang mendalam.

Meskipun musim panen mengalami kelambatann namun pasokan beras

diperkirakan akan tetap terkendali. Meskipun demikian, tekanan harga kelompok bahan

makanan dapat muncul dari konsumen harus diwaspadai. Sementara itu harga kebutuhan

pokok meskipun tetap terkendali namun terjadi kenaikan pada sebagian sayur mayur dan

buah-buahan. Meskipun demikian, sebagaimana pola yang terjadi pada tahun lalu, kenaikan

ini diperkirakan hanya akan terjadi sementara waktu sehingga pada awal tahun 2009

tekanan harga di kelompok makanan dapat normal kembali.

Page 107: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

Lampiran

Page 108: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III

1. PERTANIAN 8,499,279.30 11,663,509.31 9,335,211.88 10,400,071.73 9,728,906.56 11,176,188.83 11,471,451.00 12,078,414.29a. Tanaman Bahan Makanan 2,551,534.31 4,908,342.68 2,975,324.93 3,570,534.99 2,833,619.10 3,747,548.06 3,478,774.62 3,614,133.51b. Tanaman Perkebunan 3,686,896.20 4,327,561.32 4,085,002.50 4,520,670.25 4,390,786.87 4,837,538.79 5,301,866.78 5,553,959.17c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 918,955.77 948,668.95 814,333.24 854,883.55 1,027,924.46 1,055,987.85 1,085,966.75 1,179,823.31d. K e h u t a n a n 409,904.93 510,775.53 484,557.12 448,553.92 454,837.38 468,321.76 499,406.43 527,593.29e. P e r i k a n a n 931,988.08 968,160.82 975,994.08 1,005,429.02 1,021,738.76 1,066,792.36 1,105,436.42 1,202,905.01

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 533,941.78 606,054.31 613,626.10 622,921.26 635,149.62 653,865.57 691,444.08 726,169.13

a. Minyak dan gas bumi 248,119.61 304,993.27 308,644.11 310,497.17 311,896.72 325,462.81 345,590.08 364,402.51

b. Penggalian. 285,822.18 301,061.04 304,981.99 312,424.09 323,252.90 328,402.76 345,854.00 361,766.63

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 10,986,024.69 10,955,457.68 11,089,780.89 11,621,239.02 11,799,264.52 12,261,572.21 12,384,292.13 13,089,814.18

a. Industri M i g a s 69,278.90 67,673.88 69,018.25 72,354.52 74,271.89 77,974.94 79,984.50 83,520.77

1). Pengilangan Minyak Bumi 69,278.90 67,673.88 69,018.25 72,354.52 74,271.89 77,974.94 79,984.50 83,520.77

2). Gas Alam Cairb. Industri bukan Migas 10,916,745.79 10,887,783.80 11,020,762.65 11,548,884.51 11,724,992.63 12,183,597.27 12,304,307.63 13,006,293.42

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 6,251,144.62 6,030,256.93 6,136,413.06 6,513,578.28 6,621,908.76 6,792,951.82 6,775,557.69 7,194,245.782). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 54,206.31 57,573.85 55,877.03 57,109.64 57,584.80 62,260.33 62,305.88 66,647.943). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 538,660.87 552,286.87 535,652.63 552,968.25 565,477.98 602,683.13 613,075.13 654,424.504). Kertas dan Barang cetakan 100,634.39 102,402.40 103,786.18 106,499.13 107,046.28 121,444.45 121,485.59 126,294.235). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 1,841,151.71 1,948,980.62 1,943,966.50 2,009,197.66 2,032,229.75 2,123,367.86 2,203,017.77 2,317,055.926). Semen & Brg. Galian bukan logam 555,295.41 557,701.25 577,562.86 601,739.00 613,632.27 650,419.16 658,663.90 699,015.107). Logam Dasar Besi & Baja 1,139,483.41 1,212,759.83 1,234,997.11 1,251,708.03 1,263,231.34 1,352,819.89 1,387,693.79 1,454,377.098). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 420,804.13 410,814.29 416,613.92 439,846.95 447,310.44 460,505.03 464,756.33 475,320.539). Barang lainnya 15,364.94 15,007.76 15,893.34 16,237.56 16,571.02 17,145.60 17,751.55 18,912.33

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 442,505.84 444,704.72 454,048.65 478,352.24 478,680.87 497,920.02 520,955.67 544,285.38a. L i s t r i k 259,903.93 274,165.55 282,433.65 306,732.50 311,922.49 320,517.68 338,111.97 352,943.61b. Gas Kota 81,776.11 70,149.29 69,178.00 66,294.90 60,337.96 64,526.85 66,512.99 70,232.29c. Air bersih 100,825.80 100,389.88 102,437.00 105,324.84 106,420.41 112,875.50 116,330.71 121,109.48

5. B A N G U N A N 2,498,602.04 2,445,127.52 2,483,033.24 2,573,848.45 2,666,455.45 2,763,319.05 2,917,531.79 3,059,477.19

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 8,336,205.53 8,617,168.68 8,602,966.54 8,818,158.21 8,974,345.35 9,537,535.98 9,456,920.94 10,340,487.84a. Perdagangan Besar dan Eceran 7,409,063.04 7,692,927.64 7,666,394.20 7,829,359.28 7,961,671.63 8,437,987.72 8,332,047.98 9,130,095.53b. H o t e l 121,972.79 125,395.13 126,296.98 130,920.95 131,379.01 147,795.08 158,096.88 165,387.50c. R e s t o r a n 805,169.70 798,845.91 810,275.36 857,877.98 881,294.71 951,753.19 966,776.09 1,045,004.81

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 3,820,406.44 3,903,088.70 3,984,268.22 4,189,050.73 4,251,581.68 4,423,403.45 4,520,275.59 4,921,199.37a. P e n g a n g k u t a n 3,070,269.06 3,181,814.74 3,212,197.82 3,380,951.39 3,420,246.36 3,618,063.93 3,710,806.37 4,103,328.97

1). Angkutan Rel 24,621.92 24,838.27 24,770.59 26,658.63 26,710.66 28,470.89 28,577.99 30,463.112). Angkutan Jalan raya 1,648,774.34 1,698,072.36 1,730,740.00 1,822,350.54 1,836,481.51 1,935,064.65 1,980,690.03 2,247,106.713). Angkutan laut, & SDP 232,583.68 254,150.43 242,983.94 245,438.79 250,452.30 273,891.10 282,212.53 301,493.414). Angkutan Udara 670,972.39 695,456.41 712,234.85 768,519.82 781,122.86 822,037.67 862,797.28 946,083.085). Jasa Penunjang Angkutan 493,316.73 509,297.27 501,468.44 517,983.60 525,479.03 558,599.61 556,528.54 578,182.66

b. K o m u n i k a s i 750,137.38 721,273.96 772,070.40 808,099.34 831,335.32 805,339.52 809,469.22 817,870.40

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 2,667,397.04 2,749,254.98 2,842,358.71 2,977,020.77 3,094,690.17 3,225,153.26 3,352,207.75 3,491,484.22a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 795,474.68 879,485.50 887,161.19 935,238.30 990,634.07 1,072,969.13 1,143,668.98 1,201,637.93b. Sewa Bangunan 1,517,933.04 1,513,973.60 1,580,689.94 1,652,304.64 1,702,847.87 1,735,919.16 1,788,634.54 1,856,024.63c. Jasa Perusahaan 353,989.31 355,795.88 374,507.58 389,477.84 401,208.23 416,264.96 419,904.24 433,821.66

9. JASA - JASA 4,205,844.61 4,391,758.46 4,419,456.98 4,483,145.25 4,519,726.12 4,805,282.92 5,146,726.28 5,347,922.54a. Pemerintahan Umum 2,778,632.09 2,805,935.65 2,820,349.49 2,864,273.14 2,891,344.97 3,048,646.01 3,316,594.85 3,445,893.26b. S w a s t a 1,427,212.52 1,585,822.81 1,599,107.49 1,618,872.12 1,628,381.14 1,756,636.91 1,830,131.43 1,902,029.28

1). Sosial Kemasyarakatan 560,233.56 609,862.91 604,916.44 615,032.53 619,915.04 668,697.58 692,722.43 724,401.612). Hiburan dan Rekreasi 212,543.37 220,797.02 223,619.77 228,634.46 230,234.09 248,698.02 257,627.99 272,761.293). Perorangan dan RT 654,435.59 755,162.88 770,571.28 775,205.13 778,232.01 839,241.31 879,781.01 904,866.38

P D R B 41,990,207.28 45,776,124.35 43,824,751.2 46,163,807.7 46,148,800.3 49,344,241.3 50,461,805.2 53,599,254.2

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

2008

LAMPIRAN APDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah)Gross Domestic Regional Product at Current Prices

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

2007LAPANGAN USAHA

2006

Page 109: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

2006Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III

1. PERTANIAN 5,818,734.23 6,058,392.29 5,826,698.12 5,976,708.64 5,994,355.59 6,429,719.44 6,280,779.82 6,393,496.09a. Tanaman Bahan Makanan 1,891,762.16 2,099,137.42 1,889,908.67 1,974,632.40 1,948,973.77 2,320,131.40 2,015,621.91 2,045,070.19b. Tanaman Perkebunan 2,404,180.54 2,389,148.43 2,349,010.74 2,396,799.66 2,426,643.57 2,469,156.47 2,608,866.51 2,665,010.94c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 599,072.60 617,942.22 620,314.09 626,178.56 638,830.51 646,511.28 648,786.30 662,636.14d. K e h u t a n a n 320,284.85 329,423.02 342,167.72 349,706.76 349,212.28 347,586.27 356,294.24 353,238.86e. P e r i k a n a n 603,434.09 622,741.20 625,296.91 629,391.27 630,695.47 646,334.01 651,210.86 667,539.95

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 290,222.50 306,052.24 306,783.47 307,589.32 308,624.92 316,002.48 329,241.33 332,081.03

a. Minyak dan gas bumi 140,281.95 147,418.84 147,911.85 147,500.84 146,545.39 151,981.32 159,503.63 159,752.64

b. Penggalian. 149,940.54 158,633.40 158,871.62 160,088.48 162,079.53 164,021.15 169,737.70 172,328.39

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,804,079.00 5,972,603.38 5,858,831.02 5,876,877.80 5,906,887.84 6,013,312.05 5,880,394.12 6,099,917.94

a. Industri M i g a s 29,568.67 28,688.75 29,020.02 29,448.76 30,071.44 30,288.78 30,047.45 30,265.02

1). Pengilangan Minyak Bumi 29,568.67 28,688.75 29,020.02 29,448.76 30,071.44 30,288.78 30,047.45 30,265.02

2). Gas Alam Cairb. Industri bukan Migas 5,774,510.33 5,943,914.63 5,829,811.00 5,847,429.05 5,876,816.40 5,983,023.28 5,850,346.67 6,069,652.92

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 3,598,051.51 3,667,122.42 3,567,743.41 3,608,369.22 3,636,613.92 3,701,347.04 3,573,088.05 3,722,954.662). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 33,141.73 35,007.86 33,677.56 33,810.88 33,860.93 36,254.90 33,680.04 34,811.853). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 322,359.01 344,367.23 328,044.22 328,230.11 328,585.97 335,610.23 328,351.01 331,632.194). Kertas dan Barang cetakan 44,307.46 45,185.36 44,967.21 45,546.09 45,074.32 50,379.51 45,451.42 46,161.765). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 1,051,354.71 1,125,692.45 1,117,014.71 1,086,689.28 1,081,077.82 1,103,932.73 1,118,129.37 1,161,182.116). Semen & Brg. Galian bukan logam 258,995.24 258,230.02 266,080.21 269,031.99 274,000.58 273,441.19 269,960.81 280,960.747). Logam Dasar Besi & Baja 306,766.31 310,823.49 314,024.97 315,445.85 316,760.57 318,000.05 318,937.58 327,051.838). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 150,348.18 148,321.69 148,606.15 150,595.18 151,129.52 154,287.83 152,895.22 154,791.119). Barang lainnya 9,186.18 9,164.11 9,652.56 9,710.45 9,712.77 9,769.80 9,853.17 10,106.66

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 172,116.69 186,575.20 184,228.77 185,245.29 183,868.82 186,764.21 190,033.45 195,223.61a. L i s t r i k 108,193.15 126,075.83 124,950.42 125,886.51 125,611.20 126,544.72 128,830.83 132,717.84b. Gas Kota 20,244.11 17,970.14 15,838.99 15,532.46 13,987.37 14,719.55 14,992.61 15,586.61c. Air bersih 43,679.43 42,529.23 43,439.36 43,826.31 44,270.26 45,499.94 46,210.00 46,919.17

5. B A N G U N A N 1,588,115.04 1,597,362.32 1,616,690.41 1,638,456.94 1,706,786.12 1,721,182.44 1,752,857.80 1,785,613.23

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 4,502,037.25 4,613,748.88 4,528,820.31 4,574,353.78 4,669,356.54 4,807,309.69 4,707,418.67 4,924,546.47a. Perdagangan Besar dan Eceran 3,992,230.20 4,112,164.82 4,020,463.54 4,062,366.50 4,150,821.73 4,274,082.72 4,171,217.83 4,374,577.20b. H o t e l 68,115.05 66,828.91 68,469.14 69,797.26 70,990.12 73,699.88 75,646.19 78,007.73c. R e s t o r a n 441,692.00 434,755.15 439,887.62 442,190.02 447,544.69 459,527.08 460,554.65 471,961.54

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 2,168,562.01 2,227,957.90 2,241,537.75 2,277,934.20 2,329,132.46 2,426,534.28 2,417,997.77 2,509,720.11a. P e n g a n g k u t a n 1,772,466.45 1,804,887.54 1,816,634.48 1,844,574.70 1,883,928.30 1,959,818.95 1,947,757.18 2,023,367.48

1). Angkutan Rel 9,635.75 9,799.69 9,846.95 10,154.84 10,390.01 10,824.84 10,652.93 10,984.812). Angkutan Jalan raya 738,963.31 751,982.79 764,315.31 769,317.64 785,534.44 825,702.32 810,360.01 847,741.423). Angkutan laut, & SDP 119,691.81 127,610.37 121,459.18 122,208.28 122,972.56 129,192.67 129,616.61 133,294.134). Angkutan Udara 590,041.80 589,508.29 601,661.10 619,395.46 638,164.26 654,454.64 662,273.25 688,234.205). Jasa Penunjang Angkutan 314,133.78 325,986.40 319,351.94 323,498.48 326,867.02 339,644.47 334,854.39 343,112.92

b. K o m u n i k a s i 396,095.56 423,070.36 424,903.27 433,359.50 445,204.16 466,715.33 470,240.58 486,352.63

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 1,589,151.25 1,611,070.73 1,665,355.09 1,691,535.81 1,752,653.97 1,806,232.63 1,808,456.65 1,850,149.17a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 494,864.32 495,603.75 519,139.63 544,556.89 575,580.33 592,169.71 619,525.01 641,555.67b. Sewa Bangunan 851,599.47 874,984.02 902,413.83 902,772.17 929,716.72 960,938.04 943,219.15 959,770.71c. Jasa Perusahaan 242,687.46 240,482.96 243,801.63 244,206.75 247,356.93 253,124.87 245,712.49 248,822.79

9. JASA - JASA 2,324,212.60 2,365,742.96 2,409,367.95 2,413,650.82 2,420,435.60 2,539,835.99 2,627,023.37 2,663,428.08a. Pemerintahan Umum 1,543,706.87 1,556,126.72 1,586,381.59 1,586,765.91 1,591,709.47 1,662,838.24 1,745,873.22 1,769,362.05b. S w a s t a 780,505.73 809,616.23 822,986.36 826,884.91 828,726.13 876,997.75 881,150.15 894,066.03

1). Sosial Kemasyarakatan 230,545.12 234,710.49 237,714.78 240,169.23 240,339.10 259,045.84 261,620.10 263,325.082). Hiburan dan Rekreasi 138,159.93 139,988.78 142,830.55 143,567.79 145,089.32 152,752.83 152,962.41 157,382.643). Perorangan dan RT 411,800.67 434,916.97 442,441.03 443,147.89 443,297.71 465,199.08 466,567.65 473,358.31

P D R B 24,257,230.57 24,939,505.9 24,638,312.9 24,942,352.6 25,272,101.9 26,246,893.2 25,994,203.0 26,754,175.7

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

LAMPIRAN BPDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara ADH Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha (Jutaan Rupiah)Gross Domestic Regional Product at Constant Prices Year 2000

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAPANGAN USAHA2007 2008

Page 110: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

Trw.I Trw.II Trw.III Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III

1. PERTANIAN 3.70 (0.71) 3.66 (32.85) 35.85 -19.15 11.41 -6.45 14.88 2.64 5.29a. Tanaman Bahan Makanan 14.42 (5.81) 5.40 (34.40) 89.75 -38.55 20.00 -20.64 32.25 -7.17 3.89b. Tanaman Perkebunan (5.92) 4.77 3.91 (19.10) 15.99 -4.47 10.67 -2.87 10.17 9.60 4.75c. Peternakan dan Hasil-hasilnya (2.12) 4.91 2.17 (53.44) 3.23 -14.16 4.98 20.24 2.73 2.84 8.64d. K e h u t a n a n 18.49 (31.95) 4.18 (35.72) 24.61 -5.13 -7.43 1.40 2.96 6.64 5.64e. P e r i k a n a n 8.01 9.49 0.55 (41.71) 3.95 0.74 3.02 1.62 4.41 3.62 8.82

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 13.59 (2.84) 4.61 (34.44) 13.91 0.89 1.51 1.96 2.95 5.75 5.02

a. Minyak dan gas bumi 9.99 4.83 5.98 (47.01) 22.92 1.20 0.60 0.45 4.35 6.18 5.44

b. Penggalian. 17.88 (11.35) 2.81 (17.42) 6.09 0.58 2.44 3.47 1.59 5.31 4.60

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 11.90 (3.01) 5.12 6.84 0.32 0.63 4.79 1.53 3.92 1.00 5.70

a. Industri M i g a s 10.64 (8.74) 6.15 (31.50) -2.32 1.99 4.83 2.65 4.99 2.58 4.42

1). Pengilangan Minyak Bumi 10.64 (8.74) 6.15 (31.50) -2.32 1.99 4.83 2.65 4.99 2.58 4.42

2). Gas Alam Cairb. Industri bukan Migas 11.92 (2.95) 5.11 7.22 0.33 0.62 4.79 1.52 3.91 0.99 5.71

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 6.74 0.56 5.26 38.71 -2.61 0.79 6.15 1.66 2.58 -0.26 6.182). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 4.00 (7.65) 6.38 (93.51) 6.21 -2.95 2.21 0.83 8.12 0.07 6.973). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 29.40 0.74 6.15 (44.03) 2.53 -3.01 3.23 2.26 6.58 1.72 6.744). Kertas dan Barang cetakan 9.46 2.06 4.42 (20.65) 1.98 1.13 2.61 0.51 13.45 0.03 3.965). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 7.44 (4.28) 2.93 6.75 5.86 -0.26 3.36 1.15 4.48 3.75 5.186). Semen & Brg. Galian bukan logam 34.65 (3.40) 6.14 7.39 0.43 3.56 4.19 1.98 5.99 1.27 6.137). Logam Dasar Besi & Baja 49.09 (16.33) 5.34 102.17 7.08 1.22 1.35 0.92 7.09 2.58 4.818). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 8.25 (7.44) 5.62 (41.92) -2.37 1.41 5.58 1.70 2.95 0.92 2.279). Barang lainnya 15.00 (5.00) 5.82 (93.03) -2.32 5.90 2.17 2.05 3.47 3.53 6.54

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 4.95 (1.89) (0.87) (3.64) 2.03 0.57 5.35 0.07 4.02 4.63 4.48a. L i s t r i k 2.51 (5.86) (2.37) (17.41) 8.26 0.37 8.60 1.69 2.76 5.49 4.39b. Gas Kota 11.62 9.65 0.46 0.30 -14.22 -1.38 -4.17 -8.99 6.94 3.08 5.59c. Air bersih 12.48 7.16 5.35 60.06 -0.87 2.49 2.82 1.04 6.07 3.06 4.11

5. B A N G U N A N 5.71 (0.03) 3.45 52.89 -2.14 1.55 3.66 3.60 3.63 5.58 4.87

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 11.82 (1.81) 6.41 7.95 3.17 0.03 2.50 1.77 6.28 -0.85 9.34a. Perdagangan Besar dan Eceran 11.74 (1.92) 6.44 5.15 3.65 -0.17 2.13 1.69 5.98 -1.26 9.58b. H o t e l 15.29 (7.08) 7.94 26.11 0.41 3.12 3.66 0.35 12.50 6.97 4.61c. R e s t o r a n 12.22 0.54 5.71 38.99 -0.79 1.43 5.87 2.73 7.99 1.58 8.09

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 10.64 (3.98) 5.21 23.22 3.10 1.15 5.14 1.49 4.04 2.19 8.87a. P e n g a n g k u t a n 10.48 (8.30) 5.13 25.68 3.39 1.19 5.25 1.16 5.78 2.56 10.58

1). Angkutan Rel 3.70 (7.94) 3.64 129.93 -0.11 0.71 7.62 0.20 6.59 0.38 6.602). Angkutan Jalan raya 6.34 (10.61) 5.32 5.50 2.56 2.35 5.29 0.78 5.37 2.36 13.453). Angkutan laut, & SDP 0.35 (7.89) 2.68 79.60 9.27 -4.39 1.01 2.04 9.36 3.04 6.834). Angkutan Udara 50.85 (6.04) 4.92 139.01 3.65 2.41 7.90 1.64 5.24 4.96 9.655). Jasa Penunjang Angkutan 11.22 (1.18) 5.35 7.44 3.24 -1.54 3.29 1.45 6.30 -0.37 3.89

b. K o m u n i k a s i 11.41 16.49 5.50 14.10 1.90 1.01 4.67 2.88 -3.13 0.51 1.04

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 9.34 5.72 6.07 21.30 2.68 3.78 4.74 3.95 4.22 3.94 4.15a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 9.18 2.07 7.23 (7.66) 6.35 4.86 5.42 5.92 8.31 6.59 5.07b. Sewa Bangunan 7.40 7.71 6.03 29.67 0.38 3.74 4.53 3.06 1.94 3.04 3.77c. Jasa Perusahaan 25.96 11.31 0.68 112.14 4.25 1.49 4.00 3.01 3.75 0.87 3.31

9. JASA - JASA 8.69 8.63 4.10 20.82 3.01 2.01 1.44 0.82 6.32 7.11 3.91a. Pemerintahan Umum 6.56 12.85 5.23 11.02 -0.63 2.14 1.56 0.95 5.44 8.79 3.90b. S w a s t a 13.63 (0.52) 1.32 45.91 10.09 1.77 1.24 0.59 7.88 4.18 3.93

1). Sosial Kemasyarakatan 1.38 3.00 2.93 79.87 6.51 1.38 1.67 0.79 7.87 3.59 4.572). Hiburan dan Rekreasi 21.20 1.26 1.23 71.65 2.76 2.39 2.24 0.70 8.02 3.59 5.873). Perorangan dan RT 19.65 (2.77) 0.44 20.55 15.54 1.91 0.60 0.39 7.84 4.83 2.85

P D R B 8.54 (0.74) 4.74 -0.85 8.79 -4.07 5.34 -0.03 6.92 2.26 6.22

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

LAMPIRAN CPertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara

Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)Growth Rate of Economy

2008

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAPANGAN USAHA2006 2007

Page 111: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

Trw.I Trw. II Trw.III Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw.II Trw.III

1. PERTANIAN (0.41) (4.86) 2.92 3.31 4.12 -3.82 2.57 0.30 7.26 -2.32 1.79a. Tanaman Bahan Makanan 8.31 (12.08) 3.67 2.11 10.96 -9.97 4.48 -1.30 19.04 -13.12 1.46b. Tanaman Perkebunan (7.27) (2.08) 5.11 4.96 -0.63 -1.68 2.03 1.25 1.75 5.66 2.15c. Peternakan dan Hasil-hasilnya (12.47) (4.13) (0.79) 3.05 3.15 0.38 0.95 2.02 1.20 0.35 2.13d. K e h u t a n a n 18.49 (2.76) (8.58) 1.40 2.85 3.87 2.20 -0.14 -0.47 2.51 -0.86e. P e r i k a n a n 7.91 3.27 1.73 1.62 3.20 0.41 0.65 0.21 2.48 0.75 2.51

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.14 0.48 3.45 2.42 5.45 0.24 0.26 0.34 2.39 4.19 0.86a. Minyak dan gas bumi (1.57) 3.95 4.96 1.95 5.09 0.33 -0.28 -0.65 3.71 4.95 0.16b. Penggalian. 5.27 (2.26) 2.18 2.81 5.80 0.15 0.77 1.24 1.20 3.49 1.53

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.90 (1.26) 2.51 2.76 2.90 -1.90 0.31 0.51 1.80 -2.21 3.73a. Industri M i g a s 0.36 (1.31) 2.88 4.35 -2.98 1.15 1.48 2.11 0.72 -0.80 0.72

1). Pengilangan Minyak Bumi 0.36 (1.31) 2.88 4.35 -2.98 1.15 1.48 2.11 0.72 -0.80 0.722). Gas Alam Cair

b. Industri bukan Migas 3.92 (1.25) 2.51 2.75 2.93 -1.92 0.30 0.50 1.81 -2.22 3.751). Makanan, Minuman dan Tembakau 2.04 1.05 3.99 3.53 1.92 -2.71 1.14 0.78 1.78 -3.47 4.192). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki (4.62) (5.67) 2.20 3.61 5.63 -3.80 0.40 0.15 7.07 -7.10 3.363). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 11.66 (0.76) (1.06) 0.22 6.83 -4.74 0.06 0.11 2.14 -2.16 1.004). Kertas dan Barang cetakan 5.61 (1.90) 1.66 3.44 1.98 -0.48 1.29 -1.04 11.77 -9.78 1.565). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 4.58 (2.93) 0.58 0.43 7.07 -0.77 -2.71 -0.52 2.11 1.29 3.856). Semen & Brg. Galian bukan logam 28.04 2.24 2.04 2.68 -0.30 3.04 1.11 1.85 -0.20 -1.27 4.077). Logam Dasar Besi & Baja (0.79) (4.92) 2.25 2.17 1.32 1.03 0.45 0.42 0.39 0.29 2.548). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 5.33 (4.17) 2.74 4.71 -1.35 0.19 1.34 0.35 2.09 -0.90 1.249). Barang lainnya 2.36 (8.79) 3.20 4.36 -0.24 5.33 0.60 0.02 0.59 0.85 2.57

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 1.87 (3.99) (1.94) (4.35) 8.40 -1.26 0.55 -0.74 1.57 1.75 2.73a. L i s t r i k 1.93 (6.77) (3.85) (7.48) 16.53 -0.89 0.75 -0.22 0.74 1.81 3.02b. Gas Kota 3.63 5.82 0.24 1.73 -11.23 -11.86 -1.94 -9.95 5.23 1.86 3.96c. Air bersih 0.86 4.88 5.16 5.11 -2.63 2.14 0.89 1.01 2.78 1.56 1.53

5. B A N G U N A N 3.53 (0.74) 2.82 4.25 0.58 1.21 1.35 4.17 0.84 1.84 1.87

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 10.03 (1.35) 3.53 5.29 2.48 -1.84 1.01 2.08 2.95 -2.08 4.61a. Perdagangan Besar dan Eceran 10.20 (1.62) 3.57 5.37 3.00 -2.23 1.04 2.18 2.97 -2.41 4.88b. H o t e l 2.01 0.92 2.55 3.64 -1.89 2.45 1.94 1.71 3.82 2.64 3.12c. R e s t o r a n 8.75 3.21 3.06 4.13 -1.57 1.18 0.52 1.21 2.68 0.22 2.48

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 5.77 (2.33) 3.91 4.50 2.74 0.61 1.62 2.25 4.18 -0.35 3.79a. P e n g a n g k u t a n 4.29 (4.21) 3.96 4.51 1.83 0.65 1.54 2.13 4.03 -0.62 3.88

1). Angkutan Rel 2.70 (6.16) 3.51 4.27 1.70 0.48 3.13 2.32 4.19 -1.59 3.122). Angkutan Jalan raya 2.51 (4.23) 3.84 4.49 1.76 1.64 0.65 2.11 5.11 -1.86 4.613). Angkutan laut, & SDP (0.16) (10.03) 1.56 4.05 6.62 -4.82 0.62 0.63 5.06 0.33 2.844). Angkutan Udara 24.05 0.29 4.68 5.51 -0.09 2.06 2.95 3.03 2.55 1.19 3.925). Jasa Penunjang Angkutan 4.56 (3.66) 4.88 4.32 3.77 -2.04 1.30 1.04 3.91 -1.41 2.47

b. K o m u n i k a s i 10.83 3.68 3.74 4.47 6.81 0.43 1.99 2.73 4.83 0.76 3.43

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 5.24 5.00 4.11 3.82 1.38 3.37 1.57 3.61 3.06 0.12 2.31a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 0.97 5.53 5.60 6.46 0.15 4.75 4.90 5.70 2.88 4.62 3.56b. Sewa Bangunan 7.40 4.40 3.05 2.20 2.75 3.13 0.04 2.98 3.36 -1.84 1.75c. Jasa Perusahaan 11.23 8.88 6.70 4.50 -0.91 1.38 0.17 1.29 2.33 -2.93 1.27

9. JASA - JASA 3.72 5.35 2.75 3.26 3.14 1.84 0.18 0.28 4.93 3.43 1.39a. Pemerintahan Umum 1.18 8.20 2.91 3.79 2.45 1.94 0.02 0.31 4.47 4.99 1.35b. S w a s t a 10.74 (1.85) 2.28 1.76 4.52 1.65 0.48 0.22 5.82 0.47 1.47

1). Sosial Kemasyarakatan 1.03 1.86 2.52 1.47 4.05 1.28 1.03 0.07 7.78 0.99 0.652). Hiburan dan Rekreasi 14.06 (2.24) 3.24 3.67 2.43 2.03 0.52 1.06 5.28 0.14 2.893). Perorangan dan RT 16.88 (4.14) 1.76 1.24 5.47 1.73 0.16 0.03 4.94 0.29 1.46

P D R B 4.11 (1.37) 3.01 3.65 2.81 -1.21 1.23 1.32 3.86 -0.96 2.92

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

LAMPIRAN DPertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara

Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)Growth Rate of Economy

2008

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAPANGAN USAHA2006 2007

Page 112: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

Trw.I Trw. II Trw.III Trw. IV Trw.I Trw. II Trw. III Trw.IV Trw.I Trw. II Trw. III

1. PERTANIAN 30.19 30.20 29.89 29.56 25.27 21.30 22.53 21.08 22.65 22.73 22.53a. Tanaman Bahan Makanan 9.62 9.13 9.18 9.02 10.60 6.79 7.73 6.14 7.59 6.89 6.74b. Tanaman Perkebunan 10.28 10.85 10.76 10.81 9.36 9.32 9.79 9.51 9.80 10.51 10.36c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4.52 4.78 4.66 4.57 2.08 1.86 1.85 2.23 2.14 2.15 2.20d. K e h u t a n a n 2.21 1.51 1.51 1.46 1.12 1.11 0.97 0.99 0.95 0.99 0.98e. P e r i k a n a n 3.57 3.93 3.78 3.69 2.12 2.23 2.18 2.21 2.16 2.19 2.24

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.97 1.93 1.92 1.89 1.33 1.40 1.35 1.38 1.33 1.37 1.35a. Minyak dan gas bumi 1.03 1.09 1.11 1.08 0.67 0.70 0.67 0.68 0.66 0.68 0.68b. Penggalian. 0.93 0.83 0.82 0.81 0.66 0.70 0.68 0.70 0.67 0.69 0.67

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 24.76 24.19 24.28 24.27 24.13 25.30 25.17 25.57 24.85 24.54 24.42a. Industri M i g a s 0.26 0.24 0.24 0.24 0.15 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16

1). Pengilangan Minyak Bumi 0.26 0.24 0.24 0.24 0.15 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.162). Gas Alam Cair

b. Industri bukan Migas 24.50 23.96 24.04 24.04 23.98 25.15 25.02 25.41 24.69 24.38 24.271). Makanan, Minuman dan Tembakau 10.45 10.59 10.64 10.87 13.33 14.00 14.11 14.35 13.77 13.43 13.422). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 2.09 1.94 1.97 1.98 0.13 0.13 0.12 0.12 0.13 0.12 0.123). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 2.21 2.24 2.27 2.20 1.21 1.22 1.20 1.23 1.22 1.21 1.224). Kertas dan Barang cetakan 0.29 0.30 0.30 0.30 0.22 0.24 0.23 0.23 0.25 0.24 0.245). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 4.30 4.14 4.07 3.93 4.27 4.44 4.35 4.40 4.30 4.37 4.326). Semen & Brg. Galian bukan logam 1.24 1.20 1.22 1.21 1.22 1.32 1.30 1.33 1.32 1.31 1.307). Logam Dasar Besi & Baja 1.57 1.32 1.33 1.29 2.67 2.82 2.71 2.74 2.74 2.75 2.718). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 1.82 1.70 1.71 1.73 0.90 0.95 0.95 0.97 0.93 0.92 0.899). Barang lainnya 0.54 0.52 0.52 0.53 0.03 0.04 0.04 0.04 0.03 0.04 0.04

4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 1.16 1.15 1.08 0.99 0.99 1.04 1.04 1.04 1.01 1.03 1.02a. L i s t r i k 0.84 0.80 0.74 0.66 0.62 0.64 0.66 0.68 0.65 0.67 0.66b. Gas Kota 0.18 0.20 0.19 0.18 0.15 0.16 0.14 0.13 0.13 0.13 0.13c. Air bersih 0.14 0.15 0.15 0.15 0.22 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23

5. B A N G U N A N 3.88 3.91 3.86 3.84 5.35 5.67 5.58 5.78 5.60 5.78 5.71

6. PERDAG, HOTEL DAN REST. 18.14 17.95 18.23 18.78 18.83 19.63 19.10 19.45 19.33 18.74 19.29a. Perdagangan Besar dan Eceran 16.57 16.37 16.64 17.19 16.81 17.49 16.96 17.25 17.10 16.51 17.03b. H o t e l 0.24 0.22 0.23 0.23 0.27 0.29 0.28 0.28 0.30 0.31 0.31c. R e s t o r a n 1.34 1.36 1.37 1.37 1.75 1.85 1.86 1.91 1.93 1.92 1.95

7. PENGANGKUTAN DAN KOM. 7.53 7.29 7.32 7.34 8.62 9.09 9.07 9.21 8.96 8.96 9.18a. P e n g a n g k u t a n 6.22 5.75 5.77 5.78 6.95 7.33 7.32 7.41 7.33 7.35 7.66

1). Angkutan Rel 0.03 0.03 0.03 0.03 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.062). Angkutan Jalan raya 4.07 3.67 3.69 3.70 3.70 3.95 3.95 3.98 3.92 3.93 4.193). Angkutan laut, & SDP 0.34 0.31 0.31 0.31 0.56 0.55 0.53 0.54 0.56 0.56 0.564). Angkutan Udara 0.70 0.66 0.66 0.67 1.52 1.63 1.66 1.69 1.67 1.71 1.775). Jasa Penunjang Angkutan 1.08 1.08 1.08 1.08 1.11 1.14 1.12 1.14 1.13 1.10 1.08

b. K o m u n i k a s i 1.31 1.54 1.55 1.79 1.67 1.76 1.75 1.80 1.63 1.60 1.53

8. KEUANGAN, & JASA PERSH. 4.81 5.13 5.19 5.23 6.00 6.49 6.45 6.71 6.54 6.64 6.51a. B a n k, Lemb. Keu. Lainnya. 1.93 1.99 2.03 2.08 1.85 2.02 2.03 2.15 2.17 2.27 2.24b. Sewa Bangunan 2.52 2.73 2.76 2.76 3.34 3.61 3.58 3.69 3.52 3.54 3.46c. Jasa Perusahaan 0.37 0.41 0.39 0.39 0.81 0.85 0.84 0.87 0.84 0.83 0.81

9. JASA - JASA 7.56 8.27 8.22 8.09 9.48 10.08 9.71 9.79 9.74 10.20 9.98a. Pemerintahan Umum 5.17 5.88 5.91 5.84 6.04 6.44 6.20 6.27 6.61 6.57 6.43b. S w a s t a 2.38 2.39 2.31 2.25 3.44 3.65 3.51 3.53 3.81 3.63 3.55

1). Sosial Kemasyarakatan 0.72 0.75 0.74 0.71 1.31 1.38 1.33 1.34 1.45 1.37 1.352). Hiburan dan Rekreasi 0.30 0.30 0.29 0.29 0.48 0.51 0.50 0.50 0.54 0.51 0.513). Perorangan dan RT 1.36 1.34 1.28 1.24 1.66 1.76 1.68 1.69 1.82 1.74 1.69

P D R B 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

*Hasil Survei Indikator Ekonomi, Kerjasama antara Bank Indonesia Medan dengan BPS Sumatera Utara

2008

by Industrial Origin in North Sumatera Province (Million Rupiahs)

LAMPIRAN EStruktur PDRB Triwulanan Provinsi Sumatera Utara

Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product at Current Prices

LAPANGAN USAHA2006 2007

Page 113: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA - … · upaya pencapaian stabilitas harga di Sumut ke depan. Adapun perkembangan harga barang dan jasa Adapun perkembangan harga barang

HHHaaalllaaammmaaannn iiinnniii ssseeennngggaaajjjaaa dddiiikkkooosssooonnngggkkkaaannn

TTThhhiiisss pppaaagggeee iiisss iiinnnttteeennntttiiiooonnnaaallllllyyy bbblllaaannnkkk