KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih...
Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih...
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur
Kantor Bank Indonesia Samarinda
Triwulan I - 2010
1
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF
KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL
PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN II--22001100
I. Gambaran Umum
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan I-2010 diperkirakan
mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,72% (yoy), lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2009 yang sebesar 5,65%.
Dari sisi permintaan, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-
2010 ini berasal komponen ekspor neto, yang berasal dari peningkatan laju
pertumbuhan komponen ekspor akibat meningkatnya permintaan dunia.
Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal
dari sektor pertambangan dan penggalian, khususnya peningkatan produksi
batubara sebagai respon atas permintaan yang meningkat dan disertai dengan
kenaikan harga.
Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur
pada periode berjalan ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan
IV-2009. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat
yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman dan meningkatnya harga komoditas
di pasar dunia, seperti gula pasir, juga keterbatasan pasokan beberapa komoditas
seperti beras dan ikan segar.
Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan I-
2010 ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam
hal penghimpunan simpanan masyarakat (9,15%) dan penyaluran pinjaman baik
kredit atas dasar lokasi kantor (22,55%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek
(26,59%).
Pada triwulan II-2010, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan
tumbuh positif dalam kisaran antara 4,5% sampai dengan 5,5% (yoy). Faktor yang
diperkirakan akan menjadi pendorong pergerakan ekonomi triwulan II-2010 dari sisi
permintaan adalah meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas ekspor
Kalimantan Timur seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian global. Sedangkan
dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh
pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, yang
merupakan sektor dominan dalam perekonomian Kalimantan Timur, karena
pengaruh meningkat produksi yang didorong oleh pertumbuhan permintaan.
Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan
II-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan karena pengaruh menurunnya
harga komoditas pangan di pasar dunia.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
2
II. Asesmen Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan I-2010
diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,72% (yoy)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2009 sebesar 5,65% (yoy).
Dari sisi permintaan, kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada
triwulan I-2010 ini berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 3,77%, dengan
pertumbuhan mencapai 5,75% (yoy), yang dipengaruhi oleh peningkatan ekspor
karena meningkatnya permintaan untuk komoditas-komoditas unggulan Kalimantan
Timur, seperti migas dan batubara.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal
dari pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian, yang tumbuh sebesar
8,44% (yoy), dengan kontribusi sebesar 2,94% terhadap pertumbuhan PDRB
Kalimantan Timur triwulan I-2010. Pertumbuhan pada sektor ini terutama
dipengaruhi oleh meningkatnya produksi batubara karena meningkatnya
permintaan. Sektor lainnya yang juga diperkirakan menjadi pendorong laju
pertumbuhan triwulan berjalan adalah sektor pengangkutan yang diperkirakan
menyumbang sebesar 0,26% terhadap laju pertumbuhan triwulan berjalan, dengan
pertumbuhan 9,51% (yoy).
III. Asesmen Inflasi
Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I-
2010, yang ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 5,96% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-2009 tercatat sebesar 4,30%. Laju inflasi
tahunan Kalimantan Timur ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi
tahunan nasional yang tercatat sebesar 3,43%. Meningkatnya laju inflasi ini
dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas, terutama gula pasir,
meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman,
serta keterbatasan pasokan beberapa komoditas seperti beras dan ikan segar.
Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan I-2010 mencapai 4,65% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan triwulan IV-2009 sebesar 4,06%. Laju inflasi tahunan tertinggi
di Kota Samarinda terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau yaitu sebesar 9,86% (yoy), terutama dipengaruhi oleh adanya kenaikan
harga gula pasir. Kelompok komoditas lainnya yang memiliki laju inflasi cukup tinggi
adalah kelompok komoditas kesehatan (6,13%), kelompok komoditas bahan
makanan (6,52%) dan kelompok komoditas sandang (4,48%).
Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 6,21%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar
3,60%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi
pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 20,80%
(yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh
kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (8,48%).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
3
Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan I-2010 tercatat sebesar 9,73% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan IV-2009 yang
mencapai 7,21%. Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi, yaitu
sebesar 18,04% (yoy), diikuti oleh kelompok kelompok komoditas bahan makanan
(14,69%).
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran
1. Perbankan
Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan I-2010 dari sisi
penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 12,6% (yoy) sehingga
posisinya menjadi Rp 46,58 miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada
triwulan laporan berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 20,7% (yoy)
menjadi Rp 18.007 miliar; sedangkan giro dan deposito juga mengalami
peningkatan masing-masing sebesar 14,5% dan -2,2% (yoy) menjadi Rp 14.428
miliar dan Rp 14.153 miliar.
Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada
triwulan laporan mencapai Rp 25.749 miliar atau mengalami peningkatan sebesar
22,54% (yoy). Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan
secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 26,59% dibandingkan
dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 33,16
triliun pada triwulan I-2010 (s.d Februari). Berdasarkan perkembangan kegiatan
intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan
(LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 81,91%, lebih tinggi dibandingkan
dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 55,27%.
Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-2010
menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan
penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 14,93% dan
22,12% (yoy). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 220,48 miliar dan DPK meningkat
menjadi Rp 141,98 miliar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu
sebesar 8,9% (yoy); menjadi Rp 155,47 miliar.
2. Sistem Pembayaran
Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur
dengan Bank Indonesia pada triwulan I-2010 mencapai Rp 1.052 miliar, turun 51%
(yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang
beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 637 miliar dan jumlah outflow
sebesar Rp 414 miliar; sehingga pada triwulan I-2010 ini, wilayah Kalimantan Timur
mengalami net inflow sebesar Rp 222 miliar. Meningkatnya jumlah peredaran uang
kartal di wilayah Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh
meningkatnya aktivitas penggunaan uang kartal oleh masyarakat. Sementara itu
jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
4
(PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 233 miliar atau naik 352% (yoy).
Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan I-2010 tercatat
sebesar Rp 4.555 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 10,50% (yoy); dan
transaksi RTGS mencapai Rp 33.143 miliar, atau mengalami pertumbuhan
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 15%
(yoy).
V. Outlook
1. Perekonomian
Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2010 diperkirakan akan
tumbuh positif, yaitu berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Berdasarkan PDRB sisi
penggunaan, faktor pertumbuhan diperkirakan masih berasal dari meningkatnya
ekspor Kalimantan Timur. Sedangkan dari PDRB sektoral, sektor pertambangan dan
penggalian diperkirakan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi pada
triwulan II-2010 dengan meningkatnya produksi batubara karena meningkatnya
permintaan.
2. Inflasi
Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan II-2010 diperkirakan akan
mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan I-2010. Hal ini terutama
dipengaruhi oleh menurunnya harga komoditas bahan pangan, seperti beras dan
gula pasir.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
5
PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO RREEGGIIOONNAALL
1.1 Gambaran Umum
Perekonomian Kalimantan
Timur pada triwulan I-2010
diperkirakan mengalami
pertumbuhan yang positif, yaitu
sebesar 4,72% (yoy), Namun lebih
rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan IV-
2009 yang mengalami
pertumbuhan sebesar 5,65%.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Timur ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB Nasional
sebesar 5,5% (Grafik 1.1).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dipengaruhi oleh
pertumbuhan komponen ekspor karena meningkatnya permintaan yang berasal dari
negara-negara pembeli utama komoditas ekspor Kalimantan Timur. Selain itu juga,
pertumbuhan didorong oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah.
Berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh
meningkatnya pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian akibat meningkatnya
permintaan dunia dan membaiknya harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar
internasional.
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan
Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, diperkirakan laju
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan I-2010 adalah sebesar 4,72% (yoy),
mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan IV-2009 5,65%. Kontribusi
terbesar pertumbuhan pada periode berjalan diperkirakan berasal dari komponen ekspor
netto, yang dipengaruhi oleh meningkatnya ekspor karena pulihnya permintaan negara-
negara importir. Faktor pendorong lainnya diperkirakan berasal dari komponen
pengeluaran pemerintah, yang dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi APBD
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami kontraksi
dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh
melambatnya permintaan masyarakat. Selain itu kegiatan investasi juga diperkirakan
mengalami kontraksi pada triwulan awal 2010 ini (Tabel 1.1).
BAB I
-2
0
2
4
6
8
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII QIV Q I*
2006 2007 2008 2009 2010
(%)
Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim(YoY)
Kaltim Nasional
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
6
Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur
2010 2010Q III Q IV Q I* Q III Q IV QI*
Konsumsi Rumah Tangga 2.94% 3.22% -9.61% 0.39 0.41 -1.30Makanan 3.78% 3.68% -7.73% 0.25 0.23 -0.52Non Makanan 2.12% 2.77% -11.46% 0.14 0.18 -0.78
Pengeluaran KLSN 13.24% 14.15% -5.22% 0.03 0.03 -0.01Pengeluaran Pemerintah 6.44% 8.82% 5.70% 0.36 0.47 0.33Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 4.43% 4.12% -1.09% 0.62 0.56 -0.15Perubahan Stok 10.12% 3.86% -3.02% 0.08 0.03 -0.02Ekspor -4.98% 10.58% 11.09% -5.31 11.65 11.75
Ekspor LN -6.25% 9.35% 11.25% -4.56 6.98 8.18Ekspor Antar Daerah -1.99% 13.43% 10.70% -0.67 4.76 3.55
Impor -12.10% 15.44% 12.09% -4.93 6.60 4.88Impor LN -21.55% 21.32% 24.92% -4.73 4.97 5.36Impor Antar Daerah 0.26% 9.88% 0.07% 0.05 1.92 0.01
Net Ekspor 2.27% 6.43% 5.75% 1.50 4.33 3.77PDRB 3.07% 5.65% 4.72% 3.07 5.65 4.72
2009 2009
Pertumbuhan (YoY) Kontribusi Jenis Penggunaan
Sumber : BPS Kaltim & BI Samarinda (Perkiraan QI*)
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Rumah
Tangga di Kalimantan Timur
pada triwulan I-2010
diperkirakan mengalami
kontraksi sebesar -9,61%
(yoy), setelah pada triwulan
sebelumnya tumbuh sebesar
3,22%. Menurunnya konsumsi
rumah tangga pada periode
berjalan ini dipengaruhi oleh
menurunnya permintaan
masyarakat.
Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank
Indonesia Samarinda pada triwulan I-2010, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2008 2009 2010
Grafik 1.2 Indeks Keyakinan Konsumen
IKK IKE IEK Garis 100
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2008 2009 2010
Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi
Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods
Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis 100
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2008 2009 2010
Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen
Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi
Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
7
secara rata-rata triwulanan masih berada diatas level optimis 100, yaitu sebesar
111,67; namun lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV-2009
yang sebesar 120,50 (Grafik 1.2). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya
Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang berasal dari menurunnya penghasilan saat ini,
pembelian barang tahan lama, dan ketersediaan lapangan kerja, serta
menurunnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berasal dari menurunnya
komponen ekspektasi terhadap penghasilan, kondisi ekonomi dan ketersediaan
lapangan kerja 6 bulan yang akan datang (Grafik 1.3 dan Grafik 1.4).
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran
Pemerintah pada triwulan I-
2010 diperkirakan
mengalami pertumbuhan
sebesar 5,70% (yoy), akan
tetapi mengalami
perlambatan jika
dibandingkan dengan
pertumbuhan triwulan IV-
2010 yang tercatat sebesar
8,82%. Hal ini dipengaruhi oleh belanja pemerintah daerah untuk pembiayaan
berbagai proyek pembangunan pada triwulan I baru memasuki tahap persiapan.
Peningkatan konsumsi Pemda secara tahunan (Grafik 1.5) disebabkan oleh mulai
dilakukannya pembangunan infrastruktur Kaltim seperti pembangunan freeway
Balikpapan-Samarinda dan proyek lanjutan pembangunan bandara di beberapa
kota besar di Kalimantan Timur.
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
Pembentukan Modal
Tetap Domestik Bruto (PMDTB)
Kalimantan Timur pada
triwulan I-2010 diperkirakan
mengalami kontraksi sebesar
1,09% (yoy), setelah tumbuh
4,12% pada triwulan IV-2009.
Dari sisi pembiayaan
perbankan, penyaluran kredit
investasi perbankan pada
triwulan I-2010 mencapai Rp
6,69 triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 25,73% (yoy). Pertumbuhan
ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2009 yang
sebesar 32,71% (yoy) (Grafik 1.6).
25%
26%
27%
28%
29%
0
20
40
60
80
100
120
140
Jan
Feb
Mart
Apr
Mei Ju
n Jul
Agt
Sep
Okt
Nop D
es
Jan
Feb
Mar
2009 2010
(yoy)(Indeks)
Grafik 1.5 Konsumsi Pemda (APBD)
Konsumsi Pemda g Konsumsi Pemda
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
-
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
7,000,000
8,000,000
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Juta)
Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Investasi
Kredit Investasi g Kredit Investasi
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
8
Sementara itu, faktor
positif yang menjadi pendorong
pertumbuhan PMDTB pada
periode berjalan ini dapat
terlihat dari Indeks Realisasi
Investasi dan Indeks Konsumsi
Listrik Industri yang
menunjukkan tren peningkatan
meskipun mengalami sedikit
perlambatan jika dibandingkan
dengan pertumbuhan investasi
pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.7).
1.2.4 Ekspor dan Impor
Laju pertumbuhan
ekspor Kalimantan Timur
pada triwulan I-2010,
diperkirakan mengalami
pertumbuhan sebesar
11,09% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan
triwulan IV-2009 yaitu
sebesar 10,58%.
Pertumbuhan tersebut
terlihat juga dari
pertumbuhan ekspor barang melalui Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan, yang
pada triwulan I-2010 tumbuh sebesar 58,32% (yoy) dengan volume ekspor pada
triwulan laporan mencapai 15,5 juta ton (Grafik 1.8).
Sementara itu
berdasarkan data ekspor non
migas yang berasal dari
Ditjen. Bea dan Cukai yang
diolah oleh Bank Indonesia,
ekspor non migas
Kalimantan Timur triwulan I-
2009 mencapai USD 1.723
juta (data Januari-Februari
2010), mengalami ekspansi
sebesar 24,71% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 1.382 juta.
Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur, China
memiliki pangsa terbesar yaitu 25,9%, diikuti Korea Selatan (16%) dan India
80
90
100
110
120
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar
2009 2010
(Index)
Grafik 1.7 Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri
Realisasi Investasi Konsumsi Listrik Industri
58.32
020406080100120
140160
-2,000 4,000 6,000 8,000
10,000 12,000 14,000 16,000 18,000
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I
2008 2009 2010
%Ton
Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Pelabuhan di Samarinda & Balikpapan
Ekspor Ekspor (yoy)
24.71%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1*
2007 2008 2009 2010
(yoy)(Juta USD)
Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim
Nilai Ekspor g Nilai Ekspor
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
9
(10,66%) (Grafik 1.10).
Berdasarkan komoditasnya,
ekspor bahan bakar mineral
masih menjadi komoditas andalan
ekspor non migas Kalimantan
Timur dengan pangsa pasar
terbesar, yaitu mencapai 90,31%
dengan nilai USD 1.556,7 juta
(Tabel 1.2). Nilai ekspor
komoditas ini mengalami ekspansi
sebesar 25,7% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,
sehingga ekspansi ekspor komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 23,23%
terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur periode berjalan.
Tabel 1.2. Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan I-2010 (HS2 digit, dalam USD)
Komoditas Nilai (USD) Pangsa Growth (YoY) Kontribusi27 - Bahan Bakar Mineral 1,556,736,425 90.31% 25.72% 23.23%44 - Kayu dan Barang dari Kayu 57,008,798 3.31% 104.42% 3.45%28 - Bahan Kimia Anorganik 30,933,689 1.79% 88.25% 1.58%15 - Lemak & Minyak Hewan/Nabati 26,287,088 1.53% 356.63% 5.44%03 - Ikan dan Udang 22,374,906 1.30% 11.12% 0.14%29 - Bahan Kimia Organik 22,038,603 1.28% 151.49% 1.94%Lainnya 8,337,008 0.48% -87.17% -0.42%
Total 1,723,716,516 100.00% 24.71% 24.71% Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan I-
2010 diperkirakan tumbuh sebesar 12,09% (yoy); lebih rendah dibandingkan
dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2009 yang mengalami pertumbuhan
sebesar 15,44% (yoy). Perlambatan ini juga terlihat dari perkembangan impor
melalui pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan yang pada triwulan I-2010
mengalami penurunan volume
86 % (yoy) (Grafik 1.8).
Berdasarkan data yang
tercatat di Bea Cukai, nilai
impor non-migas Kaltim
selama triwulan I-2010
berjumlah USD 224,22 juta
atau mengalami kontraksi
sebesar -40,1% (yoy).
Komoditas impor terbesar
Kalimantan Timur pada
triwulan I 2010 adalah komoditas mesin-mesin/pesawat mekanik yaitu sebesar
USD 62,8 juta (28%), diikuti oleh komoditas kapal laut dan bangunan terapung
10.66%
25.91%
16.00%
0%
10%
20%
30%
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1
2007 2008 2009 2010
Share
Grafik 1.10 Perkembangan Share Negara Tujuan UtamaEkspor Non Migas Kaltim
MALAYSIA C. INDIAC. R.R.C C. SOUTH KOREAC. TAIWAN
-100
-50
0
50
100
150
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I
2008 2009 2010
(yoy) %Ton
Grafik 1.11 Perkembangan Impor di Pelabuhan Samarinda & Balikpapan
Impor Impor (yoy)
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
10
sebesar USD 50,48 juta (22,5%) dan kendaraan USD 28,251 juta(12,6%).
Sementara berdasarkan negara asal impor, mayoritas berasal dari Singapura yaitu
sebesar USD 48,58 juta (21,67%) dan Amerika Serikat sebesar USD 31,25 juta
(13,94%) (Grafik 1.12 ).
Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 Dijit, dalam USD)
Komoditas Nilai (USD) Pangsa Grow th (YoY) Kontribusi84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 62,810,580 28.01% -52.58% -14.73%89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 50,483,176 22.51% -29.82% -6.71%87 - Kendaraan dan Bagiannya 28,251,037 12.60% 79.29% 9.99%31 - Pupuk 18,823,096 8.39% -35.90% -3.01%40 - Karet dan Barang dari Karet 17,924,547 7.99% 42.85% 3.43%73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 13,154,748 5.87% -55.14% -3.23%Lainnya 32,775,620 14.62% -60.57% -8.85%
Tot al 224,222,804 100.00% -40.13% -40.13% Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah
Secara keseluruhan, perdagangan
komoditas non migas Kalimantan
Timur pada triwulan I-2010 masih
mengalami net export (jumlah ekspor
non migas Kaltim melebihi besar
dibandingkan dengan jumlah impor
non migas Kaltim) sebesar USD
1.165,2 juta.
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran
Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran pada
periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,92%,
diikuti oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,44%.
Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian ini dipengaruhi oleh
meningkatnya peningkatan produksi disebabkan oleh tren peningkatan harga beberapa
komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional.
Selain itu faktor cuaca juga cukup mendukung terhadap kegiatan operasional
pertambangan dengan curah hujan yang relatif rendah pada triwulan-I 2010.
Sektor industri pengolahan merupakan satu-satunya sektor yang diperkirakan
mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan-I 2010. Sebagai sektor terbesar
pembentuk PDRB Kalimantan Timur, industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar -
1,45% (yoy), sehingga diperkirakan berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi dari sisi penawaran sebesar -0,66%. Beberapa hal penyebab penurunan pada
sektor ini masih dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas, serta selain itu
dipengaruhi juga oleh terbakarnya salah satu kilang minyak pertamina sehingga
mempengaruhi produksi minyak pertamina yang mengalami penurunan.
21.67%
13.94%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1
2006 2007 2008 2009 2010
(Share)
Grafik 1.12 Perkembangan Share Negara Asal UtamaImpor Non Migas Kaltim
SINGAPORE C. USA C. JAPAN
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
11
. Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur
2010 2010Q III Q IV Q I Q III Q IV Q I
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan -3.61% 11.01% 0.85% -0.20 0.58 0.04Pertambangan dan Penggalian 7.04% 8.62% 8.44% 3.18 4.26 2.94Industri Pengolahan -2.65% -1.58% -1.45% -0.78 -0.41 -0.66Listrik, Gas, dan Air Bersih 6.75% 7.65% 2.89% 0.02 0.02 0.01Bangunan 8.74% 12.11% 7.67% 0.23 0.31 0.15Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3.83% 6.60% 7.61% 0.29 0.50 0.44Pengangkutan dan Komunikasi 7.88% 10.38% 9.51% 0.29 0.37 0.26Keuangan, Persewaan, dan Jasa-jasa Perusahaan 7.70% 10.79% 7.79% 0.17 0.23 0.13Jasa-jasa 4.68% 6.34% 1.37% 0.17 0.22 0.04PDRB 3.07% 5.65% 4.72% 3.07 5.65 4.72PDRB TANPA MIGAS 6.85% 13.19% 5.88% 3.43 7.21 2.52
2009 2009
PERTUMBUHAN (YoY) KONTRIBUSI
LAPANGAN USAHA
Sumber : BPS Kaltim & BI Samarinda (Perkiraan QI*)
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan I-2010
diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 0,85% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan IV-2009 yang mengalami kontraksi sebesar 11,01%. Pertumbuhan
tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pada sub sektor tanaman bahan
makanan seperti padi sawah dan padi ladang serta indeks produksi subsektor
perkebunan, seperti meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit,
Karet, dan Lada. Hal ini terlihat pada indeks produksi tanaman bahan makanan padi
sawah dan padi ladang (Grafik 1.13) dan indeks tanaman perkebunan yang
menunjukkan adanya tren peningkatan (Grafik 1.14).
Dari sisi pembiayaan perbankan,
penyaluran kredit untuk sektor pertanian
pada triwulan I-2010 mencapai Rp 857,45
miliar atau mengalami peningkatan
sebesar 15,01% (yoy), sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan di
triwulan III-2009 yang sebesar 24,22%
(Grafik 1.13).
112.36
88.33
60
80
100
120
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar
2009 2010
(Index)
Grafik.1.13 Indeks Produksi Padi
Padi Sawah Padi Ladang
160.03
111.55
100.36
60
80
100
120
140
160
180
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar
2009 2010
(Indeks)
Grafik 1.14 Indeks Produksi Tanaman Perkebunan
Produksi Kelapa Sawit (TBS) Produksi Karet Produksi Lada
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0
200
400
600
800
1,000
1,200
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar)
Grafik 1.15 Perkembangan KreditSektor Pertanian Kaltim
Kredit Sektor Pertanian g Kredit Sektor Pertanian
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
12
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini pada triwulan I-
2010 diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan yang positif, yaitu
mencapai 8,44% (yoy), sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan
IV-2009 yang tumbuh sebesar 8,62%
(yoy). Pertumbuhan positif pada
sektor pertambangan dan penggalian
ini didukung oleh peningkatan
produksi batubara, minyak bumi dan
gas alam, yang dipengaruhi oleh meningkatnya harga dan permintaan komoditas
pertambangan dan penggalian tersebut. Pertumbuhan tersebut terlihat dari Indeks
Produksi Batubara dan Indeks Produksi Gas Bumi yang menunjukkan adanya tren
meningkat (Grafik 1.16).
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan
Sektor ini diperkirakan masih
mengalami kontraksi pada triwulan I-
2010, yaitu sebesar -1,45% (yoy),
lebih rendah dibandingkan kontraksi
yang terjadi pada triwulan IV-2009
yang sebesar -1,58%. Kontraksi
terutama dipengaruhi oleh rendahnya
produksi LNG, yang memiliki pangsa
terbesar industri pengolahan, karena
pasokan gas yang terbatas. Produksi pengilangan minyak yang sudah relatif mengalami
peningkatan pada triwulan sebelumnya, diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan
yang disebabkan oleh terbakarnya salah satu kilang minyak pertamina Balikpapan
sehingga menurunkan jumlah produksi pada bulan Februari dan Maret 2010. Penurunan
sektor industri pengolahan terlihat pada penurunan Indeks Produksi LNG dan Indeks
Produksi Kilang Minyak (Grafik 1.17).
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih
Sektor listrik dan air bersih pada
periode laporan diperkirakan mengalami
pertumbuhan sebesar 2,89% (yoy), lebih
rendah jika dibandingkan triwulan
sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar
7,65%. Penyaluran kredit perbankan untuk
sektor ini pada triwulan I-2010 mencapai Rp
132.59
98.31
99.31
60
80
100
120
140
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar
2009 2010
(Index)
Graf ik 1.16 Indeks Produksi Sektor Pertam bangan dan Penggalian
Produksi Batubara
Produksi Minyak Mentah (kondensat)
Produksi Gas Bumi
129.60
91.52
0
20
40
60
80
100
120
140
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan
2009 2010
% (yoy)
Grafik 1.17 Indeks Sub Sektor Industri Pengolahan Migas
Produksi Kilang Minyak Produksi LNG
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
500%
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar)
Grafik 1.18 Perkembangan KreditSektor Listrik, Gas & Air Kaltim
Kredit Sektor Listrik, Gas & Air g Kredit Sektor Listrik, Gas & Air
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
13
157,6 miliar atau mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 355% (Grafik 1.18).
1.3.5 Sektor Bangunan
Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 7,67% (yoy),
lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2009 yang tumbuh
sebesar 12,11%. Pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari Indeks Nilai Bangunan
Tempat Tinggal dan Indeks Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal yang sedikit
melambat pada triwulan I-2010 (Grafik 1.19). Dari sisi penyaluran kredit perbankan,
kredit untuk sektor konstruksi yang disalurkan oleh perbankan di Kalimantan Timur
triwulan I-2010 mencapai Rp 2.514,89 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 4,2%
(yoy) (Grafik 1.20).
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan I-2010 diperkirakan
mengalami pertumbuhan sebesar 7,61% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan
dengan triwulan IV-2009 yang tumbuh sebesar 6,60%. Pertumbuhan pada periode
berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat terhadap hotel dan
restoran yang dipengaruhi oleh pertumbuhan positif atau peningkatan kegiatan pada
sektor lainnya. Peningkatan permintaan ini terlihat dari Indeks Malam Kamar Terjual
(Hotel) dan Indeks Omzet Restoran yang menunjukkan tren meningkat (Grafik 1.21).
Berdasarkan penyaluran kredit perbankan, penyaluran kredit untuk sektor perdagangan
pada triwulan I-2009 mencapai Rp 5.162 miliar, mengalami peningkatan sebesar 8,19%
(yoy)(Grafik 1.22).
106.67
103.29
96
98
100
102
104
106
108
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar
2009 2010
(Indeks)
Graf ik 1.19 Indeks Sektor Bangunan
Nilai Bangunan Tempat Tinggal
Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar)
Grafik 1.20 Perkembangan KreditKonstruksi Kaltim
Kredit Konstruksi g Kredit Konstruksi
114.18
112.08
120.10
90
95
100
105
110
115
120
125
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar
2009 2010
(Index)
Grafik 1.21 Indeks Harga Perdagangan Besar,Hotel dan Restoran
Indeks Harga Perdagangan Besar Malam Kamar Terjual (Hotel)
Omzet Restoran0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar)
Grafik 1.22 Perkembangan KreditPerdagangan Kaltim
Kredit Perdagangan g Kredit Perdagangan
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
14
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan & komunikasi pada triwulan I-2010 diperkirakan mengalami
pertumbuhan sebesar 9,51% (yoy), sedikit lebih lambat dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan IV-2010 yang sebesar 10,38%. Pertumbuhan ini
dipengaruhi oleh masih meningkatnya aktivitas perjalanan masyarakat yang disebabkan
kegiatan pada sektor ekonomi lainnya yang juga diperkirakan mengalami pertumbuhan
positif. Pertumbuhan di sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat dari
perkembangan Indeks Indeks Jumlah Angkutan Darat, Laut dan Udara yang
menunjukkan tren meningkat meskipun sedikit mengalami perlambatan dibandingkan
triwulan sebelumnya (Grafik 1.23).
Sementara itu, berdasarkan jumlah penumpang pesawat tujuan domestik yang
melalui Bandara Sepinggan, Balikpapan, jumlah penumpang yang datang selama
triwulan I-2010 mencapai 560.886 orang dengan pertumbuhan sebesar 20,16% (yoy);
sementara jumlah penumpang yang berangkat mencapai 614.620 orang, atau tumbuh
sebesar 34,5% (yoy). Sehingga jumlah keseluruhan penumpang yang menggunakan
Bandara Sepinggan adalah sebesar 1.175.506 orang, mengalami pertumbuhan sebesar
27,26% (yoy) (Grafik 1.24).
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan pada triwulan
I-2010 ini diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan positif
sebesar 7,79% (yoy), lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan IV-2009 sebesar
10,79%. Pertumbuhan positif pada
triwulan I-2010 ini dipengaruhi oleh
penyaluran kredit perbankan yang
masih mengalami pertumbuhan
relatif sama dengan triwulan sebelumnya yaitu mencapai Rp 25,74 triliun atau tumbuh
secara tahunan sebesar 22%(Grafik 1.25).
111.23
117.44
122.40
90
95
100
105
110
115
120
125
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar
2009 2010
(Index)
Grafik 1.23 Indeks Sektor Angkutan
Jumlah Penumpang Angkutan Laut
Jumlah Penumpang Angkutan Darat
Jumlah Penumpang Angkutan Udara0%
10%
20%
30%
40%
-
400
800
1,200
1,600
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I
2007 2008 2009 2010
(yoy)Ribu Orang
Grafik 1.24 Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan
Berangkat Datang Growth (y-o-y)
0%
10%
20%
30%
40%
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1
2007 2008 2009 2010
(YoY)(Rp. Milyar)
Grafik 1.25 Perkembangan Kredit Kaltim
Kredit g Kredit
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
15
1.3.9 Sektor Jasa-jasa
Sektor ini pada periode
laporan diperkirakan mengalami
pertumbuhan positif sebesar
1,37% (yoy), lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan pada
triwulan IV-2009 sebesar
6,34%. Salah satu indikator
meningkatnya sektor jasa-jasa
terlihat dari Indeks Upah Gaji
Pemerintahan Umum yang masih
menunjukkan tren peningkatan
(Grafik 1.26).
0%
1%
2%
3%
4%
5%
98
99
100
101
102
103
104
105
Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar
2009 2010
(yoy)Index
Grafik 1.26 Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum
Upah Gaji Pemerintahan Umum
g Upah Gaji Pemerintahan Umum
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
16
Boks 1. Dampak ACFTA terhadap Pertambangan Batubara di Kalimantan Timur
Kalimantan Timur merupakan provinsi yang kaya sumber daya alam, terutama di
sektor pertambangan dan penggalian dengan produk utama minyak bumi, gas dan
batubara. Batubara merupakan produk unggulan ekspor nonmigas Kaltim dengan pangsa
sebesar 90% terhadap total ekspor nonmigas Kaltim. Sehubungan dengan berlakunya
traktat ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) mulai 2010, selama triwulan laporan telah
dilakukan indepth interview mengenai prospek (peluang dan ancaman) sektor/produk
unggulan Kaltim dalam menghadapi perdagangan bebas ASEAN-China ke beberapa
perusahaan pertambangan batubara dan Distamben Kaltim. Adapun hasil analisis indepth
interview yang dilakukan sebagai berikut :
§ Aspek Input
Sebagian besar bahan baku yang digunakan oleh perusahaan batubara merupakan
produk domestik. Hal ini menyebabkan dampak ACFTA terhadap efisiensi biaya input
perusahaan relatif tidak signifikan. Terkait dengan tenaga kerja, perusahaan
menyatakan tidak ada dampak ACFTA terhadap jumlah tenaga kerja perusahaan,
dikarenakan tidak ada perubahan target output produksi. Sebagian besar perusahaan
meningkatkan target produksi pada tahun ini dengan memaksimalkan tenaga kerja yang
ada (belum melakukan penambahan tenaga kerja).
§ Aspek Pemodalan
Aspek pemodalan terbesar perusahaan batubara berasal dari penanaman modal asing,
diikuti oleh kredit perbankan dalam negeri. Sebagian besar perusahaan mengeluhkan
tingkat suku bunga kredit perbankan saat ini, rata-rata 11-12% (terlalu tinggi),
terutama bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga negara-negara tetangga, seperti
Thailand dan Malaysia, yang berkisar antara 6-7%. Hal ini menyebabkan biaya modal
yang tinggi bagi para pengusaha lokal. Responden mengharapkan perbankan dapat
menurunkan suku bunga kredit ke tingkat yang wajar yaitu di bawah 10%.
§ Aspek Produksi dan Pasar
Responden produsen batubara menyatakan bahwa diberlakukannya ACFTA relatif tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan oleh jenis komoditas yang
sulit disubstitusi oleh produk impor, sehingga pasar domestik akan tetap dikuasai oleh
produsen lokal. Hanya saja, peluang memanfaatkan turunnya tarif bahan baku impor
relatif tidak termanfaatkan secara optimal, karena pangsa bahan baku impor terhadap
produksi komoditas unggulan Kaltim ini relatif kecil.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
17
Berdasarkan pangsa pasarnya, sebagian besar atau lebih dari 50% hasil produksi
perusahaan diekspor ke luar negeri, terutama ke negara-negara seperti Cina, India,
Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat dan Uni Eropa, Untuk komoditas
batubara, negara pesaing ekspor utama adalah Australia. Adapun dampak dari
diberlakukannya ACFTA terhadap kinerja industri sejenis secara umum dianggap positif
oleh perusahaan produsen. Dapat dilihat pula pada Grafik B1.1 dan Grafik B1.2
perkembangan ekspor komoditas batubara Kaltim secara triwulanan menunjukkan tren
kenaikan yang signifikan terutama dari sisi volume.
Sejumlah responden perusahaan bahkan beranggapan China merupakan penyelamat
saat terjadi krisis global tahun 2008 karena menyerap sebanyak-banyaknya batubara
yang ada di pasar. Hal ini didukung pula oleh kebijakan China untuk lebih memilih
membeli batubara dari negara lain ketimbang mengeksploitasi batubaranya sendiri yang
mayoritas berada di tengah daratan wilayah China. Oleh karenanya, China merupakan
pasar yang masih potensial bagi komoditas non migas unggulan Kaltim tersebut.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1*
2007 2008 2009 2010
(yoy)(Juta USD)
Grafik B1.1 Perkembangan Ekspor Batubara Kaltim (Nilai)
Nilai Ekspor g Nilai Ekspor
-20%
0%
20%
40%
60%
0
10
20
30
40
50
1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1*
2007 2008 2009 2010
(yoy)(Juta Ton)
Graf ik B1.2 Perkembangan Volume Ekspor Bat ubara Kalt im
Volume Ekspor g Volume Ekspor
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
18
§ Rekomendasi
Adapun sejumlah rekomendasi dari responden perusahaan batubara kepada pemerintah
dalam rangka mengantisipasi diberlakukannya ACFTA secara umum adalah:
- Meningkatkan kualitas dan ketersediaan infrastruktur.
- Meningkatkan ketersediaan energi.
- Memberikan alokasi dana yang lebih besar untuk pelatihan dan peningkatan
kapabilitas (SDM, teknologi, permodalan) bagi UKM.
- Membantu sarana dan prasarana ekspor yang dibutuhkan masyarakat pengusaha
kecil dan menengah.
- Menurunkan suku bunga pinjaman ke tingkat wajar, yaitu di bawah 10%.
- Mempertegas regulasi, seperti kepastian perencanaan tata ruang (RTRWP).
- Menyederhanakan birokrasi dan mempermudah perizinan usaha.
- Membenahi masalah perpajakan.
- Menjamin keamanan berusaha dan kepastian hukum.
- Meningkatkan kampanye pemakaian produk dalam negeri.
- Memberantas korupsi dan biaya-biaya siluman sehingga biaya produksi menjadi
lebih efisien.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
19
EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII
2.1 Gambaran Umum
Laju perkembangan perubahan
harga barang dan jasa tahunan di
Kalimantan Timur pada triwulan I-
2010, yang dihitung dari perubahan
Indeks Harga Konsumen (IHK),
tercatat sebesar 5,96% (yoy); lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan
IV-2009 sebesar 4,30% (yoy). Laju
Inflasi Kalimantan Timur ini juga
masih lebih tinggi jika dibandingkan
dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,43% (yoy).
Berdasarkan komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas
pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 10,41% (yoy); diikuti oleh kelompok
komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (10,39%), dan kelompok
komoditas bahan makanan (7,39%). Sementara kelompok komoditas transportasi,
komunikasi dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat
inflasi terendah, yaitu sebesar 2,11% (Tabel 2.1).
Tabel 2.1
Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2010
QtQ YoYBAHAN MAKANAN 5.54 7.43
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 3.31 10.39
PERUMAHAN 0.83 3.27
SANDANG 1.23 3.91
KESEHATAN 1.05 5.10
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.55 10.41
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.46 2.11
U M U M 2.38 5.96
Inf lasi (Q1-2010)Kelompok
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan
laporan terjadi di Tarakan yakni sebesar 9,73% (yoy), diikuti oleh Balikpapan dan
Samarinda masing-masing sebesar 6,21% (yoy) dan 4,65% (yoy). Secara umum,
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan-I 2010,
antara lain :
• Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola
konsumsi musiman karena adanya perayaan hari raya imlek dan maulid nabi yang
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug Se
pOct
Nov D
ec Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug Se
pOct
Nov D
ec Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug Se
pOct
Nov D
ec Jan
Feb
Mar
2007 2008 2009 2010
% (YoY)
Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (YoY)
Kaltim Nasional
BAB II
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
20
meningkatkan harga beberapa komoditas bahan makanan seperti beras dan daging
ayam boiler.
• Dari sisi penawaran, terbatasnya pasokan beberapa komoditas seperti beras dan ikan
segar hasil laut yang menyebabkan meningkatnya harga komoditas tersebut pada
triwulan-I 2010. Berdasarkan info dari Dinas Peternakan Provinsi Kaltim, pada awal
triwulan I-2010 sempat terjadi kekosongan DOC akibat adanya
replacement/peremajaan breeding di Kaltim, akibatnya harga DOC naik sehingga
harga ayam ikut naik tapi sifatnya sementara mengingat kemudian dilakukan
pemasukan DOC dari luar Kaltim untuk menstabilkan pasokan DOC.
2.2 Inflasi Triwulanan (qtq)
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)
Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota
Samarinda pada triwulan I-2010 mencapai 2,07% (qtq), lebih rendah dibandingkan
dengan laju inflasi pada triwulan IV-2009 yang sebesar 0,29%. Laju inflasi tertinggi
tercatat pada kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
yaitu sebesar 5,13% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan atas
harga komoditas nasi; diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan (2,98%),
yang dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras karena terbatasnya pasokan
Sementara itu, kelompok komoditas pendidikan, rekreasi , dan olahraga merupakan
kelompok komoditas yang mengalami inflasi terendah, yaitu sebesar 0,51% (qtq).
Tabel 2.2
Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN 0.43 3.62 -0.60 2.98
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.03 2.23 1.18 5.13
PERUMAHAN 0.73 0.46 0.06 0.87
SANDANG -2.03 2.69 2.26 1.55
KESEHATAN 0.08 3.74 0.84 1.38
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 1.07 0.52 0.12 0.51
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.32 0.39 0.14 0.60
U M U M 0.42 1.81 0.29 2.07
Kelompok Inf lasi QtQ (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)
Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan I-2010 tercatat sebesar
2,55% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan IV-2009 yang sebesar
0,69%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi
adalah kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 8,24% (qtq) yang
dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas beras dan ikan segar karena
terbatasnya pasokan komoditas tersebut, diikuti oleh kelompok komoditas makanan
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
21
jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,47% (qtq) yang disebabkan
meningkatnya harga komoditas mie instant, serta diikuti oleh kelompok komoditas
kesehatan sebesar 0,80% (qtq).
Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN -1.40 1.29 -2.12 8.24
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.81 2.56 2.37 1.47
PERUMAHAN 1.19 1.96 0.71 0.62
SANDANG -0.71 1.52 0.56 0.59
KESEHATAN 0.56 0.41 1.22 0.80
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.31 16.44 2.64 0.76
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.02 0.75 2.09 0.35
U M U M 0.31 2.55 0.69 2.55
Inf lasi QtQ (%)Kelompok
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)
Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan I-2010 mencapai 2,89%
(qtq), merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di
Kalimantan Timur, juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada
triwulan IV-2009 yang mencapai 1,66%. Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok
komoditas bahan makanan yang mencapai 6,38% (qtq), diikuti oleh kelompok
komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,16%) dan kelompok
sandang (1,77%).
Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN -1.00 6.44 2.31 6.38
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 6.52 6.06 2.27 2.16
PERUMAHAN 0.97 0.67 0.69 1.22
SANDANG -0.99 2.72 3.70 1.77
KESEHATAN 2.74 1.52 2.24 0.51
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 2.22 0.64 0.63 -0.25
TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.97 -0.08 -0.03 0.25
U M U M 1.34 3.52 1.66 2.89
Kelompok Inflasi QtQ (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Laju inflasi pada kelompok bahan makanan di kota Tarakan terutama
dipengaruhi oleh meningkatnya harga ikan laut segar yang disebabkan oleh
terbatasnya pasokan ikan laut segar sehingga tidak dapat memenuhi tingkat
permintaan ikan laut di Tarakan yang tergolong cukup tinggi. Terbatasnya pasokan
ikan segar di Tarakan disebabkan gangguan gelombang air laut yang tinggi sehingga
nelayan tidak dapat melaut untuk mencari hasil tangkapan. Sementara deflasi
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
22
terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar -
0,25% (qtq).
2.3 Inflasi Tahunan (yoy)
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda
Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan I-2010 tercatat
sebesar 4,65% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada
triwulan sebelumnya yang sebesar 4,06%. Laju inflasi Kota Samarinda ini juga lebih
tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara nasional yang tercatat
sebesar 3,43%.
Tabel 2.5 Inflasi tahunan (yoy) Kota Samarinda menurut kelompok barang & jasa
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN 6.55 8.30 5.97 6.52
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 10.87 10.71 7.57 9.86
PERUMAHAN 7.25 2.05 4.67 2.15
SANDANG 2.82 4.05 5.54 4.48
KESEHATAN 6.80 6.55 6.64 6.13
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 8.40 2.35 1.35 2.24
TRANSPORT & KOMUNIKASI -6.19 -6.18 -2.99 1.47
U M U M 4.87 3.69 4.06 4.65
Kelompok Inf lasi YoY (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 9,86%, diikuti oleh
kelompok komoditas bahan makanan (6,52%) dan kelompok komoditas kesehatan
(6,13%). Laju inflasi bahan makanan dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras
yang disebabkan pergeseran musim panen yang akan baru dapat dilakukan pada
awal bulan April 2010 (Tabel 2.4) Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada
kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (1,47%).
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan
Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 6,21%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan IV-2009 yang
mencapai 3,60%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi
dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 3,43%.
Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada kelompok komoditas
pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 20,80% (yoy), yang dipengaruhi
oleh meningkatnya biaya pendidikan. Kelompok komoditas lainnya yang juga
memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan I-2010 adalah kelompok
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
23
komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (8,48%), yang
dipengaruhi oleh meningkatnya harga mie instant; dan kelompok komoditas bahan
makanan (5,81%). Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas
sandang, yaitu sebesar 1,97%.
Tabel 2.6 Inflasi tahunan (yoy) Kota Balikpapan menurut kelompok barang & jasa
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN 3.22 0.35 -3.06 5.81
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 9.33 9.23 9.92 8.48
PERUMAHAN 4.84 4.55 5.08 4.55
SANDANG 3.75 3.77 3.22 1.97
KESEHATAN 4.02 2.77 3.07 3.02
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 13.63 17.45 19.80 20.80
TRANSPORT & KOMUNIKASI -6.37 -6.03 -1.55 3.23
U M U M 3.77 3.30 3.60 6.21
Kelompok Inf lasi YoY (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan
Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan I-2010 mencapai 9,73% (yoy),
masih menjadi yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur.
Laju inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-2009 yang
sebesar 7,21%. Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas makanan
jadi, minuman, rokok & tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi
tertinggi yaitu sebesar 18,04% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan
(14,69%).
Tabel 2.7 Inflasi tahunan (yoy) Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN 15.42 10.70 9.89 14.69
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 14.86 15.28 15.93 18.04
PERUMAHAN 5.92 2.39 2.64 3.58
SANDANG 7.16 8.99 10.62 7.33
KESEHATAN 7.31 5.80 6.72 7.18
PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 3.49 3.09 3.51 3.26
TRANSPORT & KOMUNIKASI -8.63 -8.83 -3.28 1.11
U M U M 8.40 6.33 7.21 9.73
Kelompok Inflasi YoY (%)
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan dipengaruhi oleh
ketergantungan yang tinggi terhadap suplai kebutuhan dari luar, dan tingginya
preferensi masyarakat terhadap komoditas ikan laut yang tidak diimbangi dengan
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
24
peningkatan suplai kebutuhan ikan. Sementara inflasi terendah terjadi pada kelompok
komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar 1,11% (yoy).
Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.8), pada triwulan I tahun 2010 inflasi
kumulatif Kaltim telah mencapai 2,37%, lebih rendah dari inflasi kumulatif tahun 2008
(3,87%) tetapi lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan I tahun 2006 (1,94%), 2007
(1,30%) dan 2009 (0,79%). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional triwulan I tahun
2010 (0,99%), maka inflasi kumulatif Kaltim jauh lebih tinggi. Dari ketiga kota di Kaltim,
Kota Tarakan memiliki laju inflasi tertinggi (2,89%), diikuti oleh laju inflasi Balikpapan
(2,55%), dan Samarinda (2,07%).
Tabel 2.8 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim, dan Kota
Samarinda Balikpapan Tarakan Kaltim Nasional Samarinda Balikpapan Tarakan Kaltim Nasional2006 1.43 2.53 - 1.94 1.97 6.5 5.52 - 6.04 6.62007 1.72 0.81 - 1.3 1.91 9.18 7.27 - 8.3 6.592008 3.97 3.75 7.88 3.87 3.42 12.69 11.3 19.85 13.06 11.062009 1.49 0.03 0.53 0.79 0.36 4.06 3.6 7.21 4.31 2.782010 2.07 2.55 2.89 2.37 0.99 - - - - -
INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBERINFLASI KALENDER JANUARI-MARETTAHUN
Sumber : BPS Kaltim, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
25
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1. Gambaran Umum
Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum
menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal ini
tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha
perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran
kredit.
Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Februari 2010) menurut
pertumbuhan triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan
nasional menunjukkan perkembangan yang searah. Jumlah aset, DPK, dan kredit bank
umum secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 3,17%,
1,83%, dan 2,25%. Sementara pada periode yang sama bank umum di Kaltim
mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit masing-masing sebesar 8,38%, 6,60%,
dan 3,09%. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) menunjukkan
perkembangan kinerja yang positif dimana jumlah aset, DPK dan kredit bank umum di
Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 12,43%,
12,62 dan 22,54%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang
mengalami peningkatan masing-masing sebesar 7,01%, 8,14% dan 9,45%.
Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 14,93% (yoy).
Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 22,12% (yoy),
sementara kredit BPR juga mampu tumbuh sebesar 8,9% (yoy) atau mengalami sedikit
3.17%
1.83%
2.25%
8.38%
6.60%
3.09%
0% 2% 4% 6% 8%
Aset
DPK
KreditNasional
Kaltim
Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan
Kaltim dan Nasional (qtq)
7.01%
8.14%
9.45%
12.43%
12.62%
22.54%
0% 5% 10% 15% 20% 25%
Aset
DPK
Kredit
Nasional
Kaltim
Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan
Kaltim dan Nasional (yoy)
BAB III
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
26
peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai
pertumbuhan sebesar 8,73%.
Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan
terjadinya peningkatan risiko kredit, sedangkan risiko likuiditas dalam kondisi yang
membaik dibandingkan triwulan sebelumnya.
3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif
Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan I-2010 tercatat
Rp 60.375 milyar, mengalami peningkatan 8,38% (qtq) dibandingkan posisi triwulan
sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang
cukup signifikan dialami oleh bank pemerintah, yakni sebesar 10,51%(qtq) sedangkan
bank swasta mencatat peningkatan aset bersih sebesar 3%(qtq). Jika dibandingkan
dengan posisi triwulan I-2009, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar
32,25% (yoy).
Tabel 3.1
Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim
Tw3-09 Tw 4-09 Tw 1-10 Tw3-09 Tw4-09 Tw 1-10 qtq yoy
Jumlah Aset Bersih 53,404 55,707 60,375 100.00% 100.00% 100.00% 8.38% 32.25%
Bank Pemerintah 39,883 39,883 44,076 74.68% 71.59% 73.00% 10.51% 38.39%
Bank Swasta 13,521 15,824 16,299 25.32% 28.41% 27.00% 3.00% 18.09%
Aktiva Produktif 31,702 30,337 34,216 100.00% 100.00% 100.00% 12.79% 11.92%
Penempatan pada Bank Indonesia 6,616 2,369 1,183 20.87% 7.81% 3.46% -50.08% -84.33%
Penempatan pada Bank Lain 311 1,470 6,138 0.98% 4.85% 17.94% 317.54% 774.25%
Surat berharga yang dimiliki 1,447 1,511 1,135 4.56% 4.98% 3.32% -24.89% -12.40%
Kredit yang diberikan 23,318 24,977 25,749 73.55% 82.33% 75.26% 3.09% 22.54%
Lainnya 10 10 11 0.03% 0.03% 0.03% 13.30% -11.82%
Pertumb. Tw1-10Keterangan
Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi
Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih
didominasi oleh aktiva kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 75,26%, sedikit
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan-IV 2009. Sementara itu
penempatan pada Bank Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifkan sebesar
50,08% dibandingkan triwulan sebelumnya, atau dengan pangsa sebesar 3,46% pada
triwulan-I 2010. Suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan yang bertahan
pada level 6,5%, diperkirakan ikut berpengaruh terhadap penurunan penempatan pada
BI dari Rp 2.369 milyar pada triwulan IV-2009 menjadi Rp 1.183 milyar pada triwulan
laporan.
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada
triwulan I-2010 mencapai Rp 46.588 milyar, atau meningkat 6,6% (qtq) dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2009,
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
27
penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami pertumbuhan sebesar 9,15%
(yoy).
Peningkatan dana pada triwulan
laporan berasal dari giro dan deposito,
sementara tabungan mengalami
kontraksi. Berdasarkan pertumbuhan
triwulanan (qtq), deposito mencatat
pertumbuhan tertinggi sebesar 16,2%,
giro mengalami pertumbuhan sebesar
14,5%; sedangkan tabungan
mengalami kontraksi sebesar -4,2%.
Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank pemerintah,
yaknii sebesar 9,1% sedangkan bank milik swasta juga mengalami kenaikan meskipun
kecil yaitu sebesar 0,8%. Simpanan dalam bentuk tabungan baik pada bank swasta
maupun bank pemerintah mengalami penurunan masing-masing sebesar -1,7 dan
6,2% (qtq).
Tabel 3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim
Komposisi KomposisiTw 3-09 Tw 4-09 Tw 1-10 Tw4-09 Tw1-10 qtq yoy
Total DPK 42,948 43,702 46,588 100.0% 100.0% 6.6% 12.6%Giro 12,575 12,596 14,428 28.8% 31.0% 14.5% 14.5%Tabungan 16,069 18,920 18,007 43.3% 38.7% -4.8% 20.7%Deposito 14,303 12,185 14,153 27.9% 30.4% 16.2% 2.2%
Bank Pemerintah 30,934 30,441 33,226 100.0% 100.0% 9.1% 11.3%Giro 10,287 10,175 11,818 33.4% 35.6% 16.1% 11.6%Tabungan 11,154 13,158 12,343 43.2% 37.1% -6.2% 19.5%Deposito 9,493 7,107 9,065 23.3% 27.3% 27.6% 1.4%
Bank Sw asta 12,014 13,261 13,363 100.0% 100.0% 0.8% 16.0%Giro 2,289 2,420 2,610 18.2% 19.5% 7.9% 29.8%Tabungan 4,915 5,761 5,664 43.4% 42.4% -1.7% 23.3%Deposito 4,810 5,078 5,088 38.3% 38.1% 0.2% 3.6%
Jenis SimpananPert. Tw1-10Posisi (dalam Rp Mil iar)
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di
Kaltim triwulan IV-2009 menunjukkan
pertumbuhan positif. Perlambatan
pertumbuhan kredit tersebut terjadi
ditengah mulai turunnya tingkat bunga
pinjaman. Akan tetapi, penurunan suku
bunga simpanan tersebut masih relatif
kecil seiring dengan BI-rate selama
triwulan laporan yang tetap sebesar 6.5%
(Grafik 3.4).
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
0
10
20
30
40
50
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2006 2007 2008 2009 2010
DPK (triliun Rp)
DPK (sumbu k iri) g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan Masyarakat
6
810
12
1416
18
20
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2007 2008 2009 2010
Suku Bunga (%)
K. Inv K . Kons KMK BI-rate
Grafik 3.4.
Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
28
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim
Jumlah kredit yang
disalurkan bank umum yang
berkantor di Kaltim pada triwulan
I-2010 mencapai Rp 25.749,11
milyar (tabel 3.3). Secara
triwulanan, pertumbuhan kredit
pada triwulan laporan tercatat
3,12% (qtq) atau lebih rendah
jika dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan IV-
2009 sebesar 6,21%. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2009, penyaluran
kredit pada triwulan I-2010 telah tumbuh sebesar 22,55% (yoy) atau meningkat
jika dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar
21,96% (Grafik 3.5).
Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah
mencapai Rp 16.546,1 milyar (pangsa 64,3%) atau mengalami peningkatan 1,97%
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh
bank umum swasta pada triwulan laporan meningkat sebesar 5,17%, menjadi Rp
9.203 milyar (pangsa 35,7%).
Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
KomposisiTw 3-09 Tw 4-09 Tw1-10 Tw 1-10 q-t-q y-o-y
Kredit 23,527.9 24,976.1 25,749.1 100.0% 3.09% 22.54% Kelompok Bank
Bank Pemerintah 15,392.6 16,225.7 16,546.1 64.3% 1.97% 25.66%Bank Swasta 8,135.3 8,750.2 9,203.0 35.7% 5.17% 17.31%
Jenis PenggunaanModal Kerja 10,250.5 10,310.6 9,983.2 38.8% -3.18% 10.63%Investasi 5,926.7 6,676.3 6,694.4 26.0% 0.27% 25.73%Konsumsi 7,350.7 7,989.3 9,071.6 35.2% 13.55% 36.13%
Se ktor EkonomiPertanian 1,051.0 1020.58 857.48 3.3% -15.98% -6.38%Pertambangan 920.5 1335.13 1209 4.7% -9.45% 77.61%Perindustrian 812.6 826.94 1056.40 4.1% 27.75% 34.42%Listrik, Gas dan Air 80.5 132.90 157.66 0.6% 18.63% 355.79%Konstruksi 3,252.8 2926.11 2514.89 9.8% -14.05% -4.28%Perdagangan 5,236.9 5624.76 5162.10 20.0% -8.23% 8.19%Angkutan 1,032.3 1328.59 1423.38 5.5% 7.13% 49.79%Jasa Dunia Usaha 3,504.7 3479.67 2482.46 9.6% -28.66% -25.02%Jasa Sosial 272.8 305.03 883.37 3.4% 189.60% 238.82%Lain-Lain 7,363.8 7996.43 10001.67 38.8% 25.08% 49.85%
LDR 54.78% 57.15% 55.27%
Pert. Tw1-10Keterangan
Posisi (dalam Rp Mil iar)
0%
10%
20%
30%
40%
0
10
20
30
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2006 2007 2008 2009 2010
Kredit (triliun Rp)
Kredit g (yoy) g (qtq)
Grafik 3.5.
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
29
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi dan konsumsi
mengalami pertumbuhan yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit Konsumsi
(pangsa 35,2%) mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 13,55% menjadi
Rp 9.071,6 milyar. Selanjutnya kredit investasi (pangsa 26%) meningkat sebesar
0,27% menjadi Rp 6.694,4 milyar. Sementara itu kredit modal kerja (pangsa
38,8%) mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,18% menjadi Rp 9.983,2
milyar. Menurut sektor ekonomi, sama dengan triwulan sebelumnya pertumbuhan
kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air (355%), diikuti sektor jasa
sosial (238%), sektor pertambangan (77,61%), sektor angkutan (49,79%) dan
sektor perindustrian (34,42%). Sementara itu kredit sektor pertanian dan
konstruksi mengalami penurunan masing-masing sebesar -6,38% dan 4,28%.
Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif secara triwulanan
antara lain sektor perindustrian (27,75%), Listrik, gas, dan air (18,63%), serta
angkutan (7,13%). Nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank
umum yang berkantor di Kaltim mengalami sedikit penurunan dari 57,15% pada
triwulan IV-2009 menjadi 55,27% pada triwulan laporan.
b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim
Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang
berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Februari 2010) tercatat
sebesar Rp 33.162 milyar, mengalami peningkatan sebesar 4,78% (qtq)
dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu
juga jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2009, kredit berdasarkan lokasi
proyek mengalami pertumbuhan sebesar 26,59% (yoy) atau mengalami kenaikan
pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya sebesar 20,73% (Grafik 3.6).
Berdasarkan kelompok bank,
pertumbuhan triwulanan
menunjukkan peningkatan yang
cukup positif pada bank pemerintah
yang mengalami peningkatan kredit
cukup signifikan sebesar 34,08%.
Sedangkan bank swasta justru
mengalami penurunan sebesar
13,23%. Menurut sektor ekonomi,
sebagian besar sektor ekonomi
mengalami pertumbuhan kredit yang positif kecuali sektor listrik, gas, dan air yang
mengalami penurunan sebesar 23,14%, sektor konstruksi (-28,45%), sektor
perdagangan (-16,39%) dan jasa dunia usaha yang turun sebesar 28,52%.
Pertumbuhan positif terjadi pada sektor jasa sosial (218,23%), sektor
pertambangan (25,76%), sektor angkutan (19,55%), serta sektor pertanian dan
perindustrian yang tumbuh dibawah 10%.
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
-10.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2006 2007 2008 2009
Kredit (triliun Rp)
Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kalimantan Timur
Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
30
Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja
memiliki pangsa yang tertinggi yaitu 46,7%, diikuti oleh kredit investasi sebesar
31,8%. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah sektor
perdagangan dan pertambangan dengan pangsa masing-masing sebesar 13,7%
dan 19,8%.
Tabel 3.4.
Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim
Komposis iTw3-09 Tw4-09 Tw1-10 Tw1-10 q-t-q y-o-y
Kredi t Lokasi Proyek 34,161.1 36,420.3 38,162.7 100.0% 4.78% 26.59% Kelompok Bank
Bank Pemerintah 17,739.1 13,868.31 18,594.57 48.7% 34.08% 18.26%Bank Swasta 16,422.0 22,551.97 19,568.09 51.3% -13.23% 35.67%
Jenis PenggunaanModal Kerja 15,648.1 17,004.18 16,809.08 44.0% -1.15% 36.73%Investasi 11,145.3 11,529.53 12,138.41 31.8% 5.28% 18.71%Konsumsi 7,367.4 7,886.58 9,215.16 24.1% 16.85% 39.81%
Sektor EkonomiPertanian 3,087.9 3,659.83 3,954.02 10.4% 8.04% 56.74%Pertambangan 5,443.6 6,019.82 7,570.48 19.8% 25.76% 112.25%Perindustrian 1,881.0 2,008.41 2,147.74 5.6% 6.94% 7.94%Listrik, Gas dan Air 445.8 496.24 381.40 1.0% -23.14% 9.67%Konstruksi 3,614.6 3,737.22 2,673.84 7.0% -28.45% -23.15%Perdagangan 5,897.4 6,262.09 5,235.99 13.7% -16.39% -3.58%Angkutan 1,611.1 1,784.71 2,133.60 5.6% 19.55% 59.39%Jasa Dunia Usaha 4,540.2 4,274.14 3,055.27 8.0% -28.52% -33.13%Jasa Sosial 242.7 267.64 851.71 2.2% 218.23% 275.57%Lain-Lain 7,396.8 7,910.17 10,158.62 26.6% 28.42% 52.15%
LDR - lokasi proyek 82.9% 87.94% 81.91%
Pert. Tw1-10Keterangan
Posis i (dalam Rp Miliar)
Tabel 3.5.
Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kabupaten/Kota di Kaltim
Kredit DPK Kredit DPKKab. Kutai 4,697.58 2,222.84 12.31% 5.49% 211.33%Kab. Berau 1,325.41 1,707.73 3.47% 4.22% 77.61%Kab. Pasir 1,034.24 712.01 2.71% 1.76% 145.26%Kab. Bulungan 520.42 1,591.38 1.36% 3.93% 32.70%Kab. Kutai Barat 23.85 347.01 0.06% 0.86% 6.87%Kab. Kutai Timur 1,072.81 1,940.08 2.81% 4.79% 55.30%Kab. Malinau 92.97 577.15 0.24% 1.43% 16.11%Kab. Nunukan 342.61 4,212.36 0.90% 10.41% 8.13%Kodya Samarinda 11,947.95 10,474.49 31.32% 25.88% 114.07%Kodya Balikpapan 10,363.26 11,346.49 27.16% 28.03% 91.33%Kodya Tarakan 1,338.21 3,184.03 3.51% 7.87% 42.03%Kodya Bontang 5,393.60 2,503.71 14.14% 6.19% 215.42%
Kabupaten/KotaNominal* (Rp M) Pangsa
LDR
Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai
proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di
Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda
mencapai Rp 11.947 milyar (pangsa 31,32%) dan di kota Balikpapan (termasuk
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
31
Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp 10.363 milyar (pangsa 27,16%).
Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Kutai Barat sebesar Rp
23,85 milyar (pangsa 0,06%).Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap
simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar 215,42%, diikuti
oleh Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 211,33%, Kabupaten Pasir (145,26%)
dan kota Balikpapan (91,33%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten
Kutai Barat dan Kabupaten Nunukan dengan nisbah masing-masing sebesar 8,13%
dan 6,87% (Tabel 3.5).
3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)
Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di
Kaltim pada Triwulan I-2010 mencapai Rp 16.661 milyar atau dengan pangsa 64,7%
terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim
pada triwulan laporan mengalami kenaikan sebesar 4,64% (qtq) atau memiliki arah
yang sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang naik sebesar
3,09%%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit berskala
kecil kredit kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 5oo juta) yang tumbuh sebesar
14,46%. Sedangkan kredit berskala mikro mengalami penurunan sebesar 5,96% (qtq).
Tabel 3.6.
Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit
Tw3-09 Tw 4-09 TW1-10 TW1-10 q-t-q y-o-y
Mikro (s.d Rp 50 jt) 3,932 3,981 3,744 14.5% -5.96% 1.36%
Keci l (Rp 50 jt s.d 500 j t) 5,089 5,492 6,286 24.4% 14.46% 44.78%
Menengah (Rp 500 j t s.d 5 mil iar) 6,300 6,450 6,632 25.8% 2.82% 15.77%
Kredit UMKM (s.d Rp 5 mi liar) 15,321 15,923 16,661 64.7% 4.64% 21.05%
Besar (> Rp 5 miliar) 8,207 9,053 9,088 35.3% 0.38% 25.37%
Total 23,528 24,976 25,749.1 100.0% 3.09% 22.54%
Pert. Tw 1-10Skala Kredit
KomposisiPosisi (miliar Rp)
Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada
triwulan laporan tercatat Rp 10.145 milyar atau mengalami peningkatan sebesar
43,73% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada
jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta tercatat Rp 6.515 milyar atau
mengalami peningkatan sebesar 4,74% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
(Tabel 3.7).
Menurut jenis penggunaan, kurang dari separoh kredit MKM yang disalurkan
untuk usaha produktif yang pangsanya mencapai 48%, terdiri dari kredit modal kerja
dan kredit investasi masing-masing berjumlah Rp 6.069 milyar (pangsa 36,4%) dan Rp
1.934,2 milyar (pangsa 11,6%). Sementara sisanya sebesar Rp 8.658,1 milyar (pangsa
52%) merupakan kredit konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan
(qtq), kredit konsumsi tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 11,60%. Sedangkan kredit
investasi dan modal kerja mengalami penurunan sebesar 7,37% dan 1,41% secara
triwulanan.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
32
Tabel 3.7.
Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank,
Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi
Tw 3-09 Tw 4-09 Tw1-10 Tw1-10 qtq yoy
Kredit UMKM 15,139.7 16,002.1 16,661.4 100.0% 4.12% 21.05% Kelompok Bank
Bank Pemerintah 9,363.7 9,781.2 10,145.8 60.9% 3.73% 28.13%Bank Swasta 5,775.9 6,220.9 6,515.7 39.1% 4.74% 11.47%
Jenis PenggunaanModal Kerja 6,222.2 6,155.6 6,069.1 36.4% -1.41% 12.78%Investasi 1,875.0 2,088.1 1,934.2 11.6% -7.37% 2.39%Konsumsi 7,042.5 7,758.4 8,658.1 52.0% 11.60% 33.34%
Sektor Ekonomi .Pertanian 522.2 399.81 164.29 1.0% -58.91% -53.44%Pertambangan 183.9 217.26 230.93 1.4% 6.29% 73.67%Perindustrian 185.8 215.11 311.94 1.9% 45.02% 75.41%Listrik, Gas dan Air 29.1 14.90 17.12 0.1% 14.93% -19.85%Konstruksi 1,276.2 1,039.73 916.12 5.5% -11.89% -4.26%Perdagangan 3,836.4 4,040.02 3,611.34 21.7% -10.61% 3.26%Angkutan 350.5 401.00 408.75 2.5% 1.93% 14.48%Jasa Dunia Usaha 1,571.1 1,771.78 1,095.74 6.6% -38.16% -34.05%Jasa Sosial 119.8 136.91 416.89 2.5% 204.50% 308.73%Lain-Lain 7,064.7 7,765.57 9,488.32 56.9% 22.18% 45.89%
Posisi (dalam Rp miliar) Pert. Tw1-10 Keterangan
Komposisi
Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga
sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 21,7%), sektor jasa dunia usaha
(pangsa 6,6%) dan sektor konstruksi (pangsa 5,5%). Dilihat dari pertumbuhan
triwulanannya (qtq), pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor jasa sosial yang
tumbuh sebesar 204%. Sedangkan, sektor yang mengalami penurunan cukup signifikan
adalah sektor pertanian (-58,91%).
Tabel 3.8
Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)
menurut Sektor Ekonomi
Tw 3-09 Tw4-09 Tw 1-10 q-t-q Tw4-09 Tw1-10
NPLs Kredit UMKM 442.1 408.3 402.26 -1.49% 2.55% 2.41% Sektor Ekonomi
Pertanian 11.4 13.21 8.51 -35.54% 3.30% 5.2%Pertambangan 6.4 10.85 14.25 31.32% 5.00% 6.2%Perindustrian 9.9 5.44 6.54 20.25% 2.53% 2.1%Listrik, Gas dan Air - - - - -Konstruksi 56.3 86.44 52.74 -38.98% 8.31% 5.8%Perdagangan 125.0 102.91 94.78 -7.91% 2.55% 2.6%Angkutan 8.3 10.70 9.12 -14.71% 2.67% 2.2%Jasa Dunia Usaha 48.3 50.63 23.66 -53.28% 2.86% 2.2%Jasa Sosial 10.8 0.85 20.01 2265.37% 0.62% 4.8%Lain-Lain 165.7 127.32 172.66 35.61% 1.64% 1.8%
KeteranganPert. Tw1-10 Nisbah NPLPosisi (Rp miliar)
Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan
laporan menunjukkan kinerja yang membaik seperti terlihat dari persentase kredit
bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,41% atau
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
33
sebelumnya yang sebesar 2,55%. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase
NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (5,8%), sektor pertanian (5,2%) dan
sektor pertambangan (6,2%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase
NPLs di bawah 5% pada periode triwulan laporan.
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1
a. Perkembangan Aset BPR
Jumlah aset BPR di wilayah
Kalimantan Timur pada triwulan I-2010
mengalami pertumbuhan sebesar
14,93% (yoy), dengan total nilai
mencapai Rp 220,48 milyar.
Pertumbuhan ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan IV-2009 yang sebesar
21,73% (yoy). Sementara secara
triwulanan aset BPR mengalami
penurunan sebesar 0,88% (qtq) dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan IV-
2009.
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR
Jumlah dana pihak ketiga (DPK)
BPR di Kalimantan Timur pada triwulan
I-2010 mengalami peningkatan sebesar
22,12% (yoy) dibandingkan triwulan I-
2009, dengan nilai Rp 141,98 milyar.
Pertumbuhan ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan IV-2009 yang naik
sebesar 36,73%. Pertumbuhan DPK
periode berjalan ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan jumlah deposito yang naik sebesar 21,6% (yoy) menjadi Rp 81,69
milyar, sedangkan tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 26,16% (yoy)
menjadi Rp 60,29 milyar.
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR
Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan laporan mencapai Rp 155,47
milyar, atau mengalami peningkatan sebesar 8,9% (yoy) dibandingkan triwulan I-
2009. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-
2009 yang sebesar 8,73%. Peningkatan kredit periode berjalan ini dipengaruhi oleh
1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
-
50
100
150
200
250
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I*
2008 2009 2010
YoYRp Milyar
Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR
Total Aset growth (yoy)
0%
10%
20%
30%
40%
-
20
40
60
80
100
120
140
160
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I*
2008 2009 2010
yoyRp Milyar
Grafik 3.8 Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis
Deposito Tabungan growth DPK
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
34
pertumbuhan pada komponen
kredit konsumsi yang tumbuh
sebesar 30,77% (yoy) menjadi Rp
55,44 milyar, kredit investasi
tumbuh 13,21% (yoy) menjadi Rp.
14,85 milyar, sedangkan kredit
modal kerja juga mengalami
kenaikan 3,65% (yoy) menjadi Rp
85,18 milyar.
Tabel 3.9. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur
2010Q III Q IV Q I* QtQ YoY
MAKRO EKONOMIBPR:Total Aset (Rp miliar) 202.04 222.44 220.48 -0.88% 19.32%DPK (Rp miliar) 129.46 143.46 141.98 -1.03% 23.53%
Tabungan 50.27 64.67 60.29 -6.77% 26.16%Giro - - - - -Deposito 79.19 78.79 81.69 3.68% 21.65%
Kredit (Rp miliar) 147.03 147.93 155.47 5.10% 12.91%Modal Kerja 84.52 83.25 85.18 2.32% 3.65%Konsumsi 48.29 50.40 55.44 10.00% 30.77%Investasi 14.22 14.27 14.85 4.03% 13.21%
LDR 113.57% 103.12% 109.50%
PertumbuhanINDIKATOR
2009
3.5. Asesmen Risiko Perbankan
3.5.1 Risiko Kredit
Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim dalam
kondisi yang kurang baik, yaitu terdapat sedikit peningkatan persentase kredit
bermasalah bruto (Gross-NPLs) pada jenis penggunaan kredit untuk modal kerja,
investasi dan konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.
Tabel 3.10.
Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum
Tw 3-09 Tw4-09 Tw1-10 Tw 1-10 qtq y oy
1-Lancar 20,429.2 22,619.80 22,987.14 92.04% 1.62% 24.45%
2-Dalam Perhatian Khusus 2,075.2 1,824.45 2,024.90 8.11% 10.99% 0.44%
3-Kurang lancar 98.7 100.22 310.69 1.24% 210.01% 156.25%
4-Diragukan 112.9 92.12 88.31 0.35% -4.13% 6.89%
5-Macet 422.2 339.54 338.08 1.35% -0.43% 5.08%
NPLs (3+4+5) 633.8 531.9 737.1 2.86% 38.58% 40.24%
Total Kredit 23,528 24,976 25,749 100.00% 3.09% 22.54%
Pert. Tw 1-10Sektor
KomposisiKolektibilitas (Rp M)
Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan
mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan I-2010
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
-
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I*
2008 2009 2010
(yoy)Rp Milyar
Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR
Investasi Konsumsi Modal Kerja growth
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
35
sebesar 2,86% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan IV-2009
sebesar 2,13% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit
bermasalah tercatat meningkat sebesar 38,58% (qtq) bila dibandingkan dengan
posisi triwulan IV-2009.
Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan
relatif terjaga dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit
tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan
laporan mencapai 3,46%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan
kredit konsumsi tercatat masing-masing sebesar 1,89% dan 1,78%. Namun dilihat
dari perkembangannya, keseluruhan komponen kredit mengalami peningkatan
persentase NPLs jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan sektor
ekonomi, keseluruhan sektor ekonomi mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah
(dibawah 5%), kecuali untuk sektor konstruksi yang mencapai nisbah NPLs tertinggi
prosentase sebesar 6,46%.
Tabel 3.11.
Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum
Tw4-09 Tw 1-10 qtq Tw 4-09 Tw1-10 Jenis Penggunaan
Modal Kerja 318.63 465.84 46.2% 1.28% 3.46%Investasi 88.70 105.65 19.1% 0.36% 1.89%Konsumsi 124.56 165.59 32.9% 0.50% 1.78%
Sektor EkonomiPertanian 13.21 8.512 -35.6% 0.05% 1.34%Pertambangan 37.21 87.514 135.2% 0.15% 3.03%Perindustrian 5.44 6.539 20.2% 0.02% 0.94%Listrik, Gas & Air - 0 - 0.00%Konstruksi 152.02 249.966 64.4% 0.61% 6.46%Perdagangan 102.91 99.206 -3.6% 0.41% 2.72%Angkutan 28.06 41.557 48.1% 0.11% 0.93%Jasa Dunia Usaha 64.86 43.385 -33.1% 0.26% 3.14%Jasa Sosial 0.85 20.011 2254.2% 0% 1.81%Lain-Lain 127.32 180.387 41.7% 0.51% 1.66%
531.88 737.08 38.6% 2.13% 2.86%
Keterangan
Total
Pert. Tw1-10 Nisbah NPL (%)Nominal NPL (Rp M)
3.5.2 Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas
yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur
kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening
simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi
pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 92,85% (Tabel 3.12). Struktur
simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan
terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh
nasabah besar. Akan tetapi prosentase ini menunjukkan penurunan jika
dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya.
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
36
Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK
Tw3-09 Tw4-09 Tw1-10 Tw 4-09 Tw1-10 Jangka pendek
Giro 12,575 12,596 14,428 28.82% 30.97%Tabungan 16,069 18,920 18,007 43.29% 38.65%Simpanan berjangka s.d 3 bulan 11,823 9,381 10,823 21.47% 23.23%
Total DPK s.d 3 bulan 40,468 40,897 43,258 93.58% 92.85% Jangka menengah panjang
Total DPK > 3 bulan 2,480 2,804 3,330 6.42% 7.15%42,948 43,702 46,588 100.0% 100.0%Total DPK
KeteranganKompos isiPosisi nominal (miliar Rp)
3.5.3 Risiko Pasar
Berdasarkan analisis grafis yang
menghubungkan antara suku bunga
kredit dengan rasio NPLs dalam
periode triwulan I-2006 s.d triwulan I-
2010 (Grafik 3.10), terlihat
pergerakan yang searah antara nisbah
NPLs dengan suku bunga kredit. Hal
ini didukung oleh hasil penghitungan
koefisien korelasi2 kedua variabel
tersebut yang hanya 0,60. Oleh
karenanya dapat dikatakan bahwa
persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit.
2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2006 2007 2008 2009 2010
Bunga Kredit (sum bu ki ri)
Gross NPLs (sum bu kanan)
Grafik 3.10.
Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
37
KEUANGAN DAERAH
4.1 Gambaran Umum
Realisasi APBD Kalimantan Timur 2009 mengalami penurunan dibandingkan dengan
realisasi APBD 2008. Baik komponen pendapatan maupun komponen belanja berada di
bawah posisi realisasi APBD tahun 2008.
Komponen pendapatan pada realisasi APBD Kaltim tahun 2009 secara total
mencapai 5,28 trilliun atau mengalami penurunan 13,76% jika dibandingkan dengan
komponen pendapatan pada realisasi APBD tahun 2008 sebesar 6,12 trilliun. Apabila dilihat
realisasi per komponen pendapatan, prosentase realisasi tertinggi dicapai oleh komponen
lain-lain pendapatan yang sah dan pendapatan asli daerah dengan prosentase masing-
masing sebesar 123,93% dan 107,84%. Sedangkan tingkat realisasi komponen pendapatan
transfer yang berasal dari dana perimbangan sebesar 83,30% (Grafik 4.1).
91.86
107.84
83.30
123.93
123.86
119.24
126.38
113.29
- 50 100 150
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PENDAPATAN TRANSFER
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Graf ik 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kaltim 2009 (%)
2008 2009
83.81
84.41
84.28
0.29
80.22
85.54
86.15
79.38
20.00
100.00
- 20 40 60 80 100 120
BELANJA
BELANJA OPERASI
BELANJA MODAL
BELANJA TAK TERDUGA
TRANSFER
Graf ik 4.2 Realisasi Belanja APBD Kaltim 2009 (%)
2008 2009
BAB IV
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
38
Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009
secara total mencapai 6,24 trilliun atau mengalami penurunan sebesar 1,59% jika
dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD 2008 sebesar 6,34 trilliun. Apabila dilihat
realisasi per komponen belanja, baik belanja modal, belanja operasi maupun transfer
pendapatan menunjukkan prosentasi realisasi yang hampir sama yaitu sekitar 84%. Oleh
karena itu jika dihitung prosentase realisasi keseluruhan belanja diperoleh hasil angka
realisasi 83,81% dari total APBD Perubahan Kaltim 2009.
4.2 Pendapatan
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada realisasi APBD tahun 2009 tercatat
sebesar 2,151 Trilliun (Tabel 4.1) atau mengalami peningkatan sebesar 4,07% jika
dibandingkan realisasi APBD 2008. Dari jumlah tersebut, kontribusi utama berasal dari
pendapatan pajak daerah sebesar 1,539 trilliun (Grafik 4.3) dengan tingkat prosentase
realisasi sebesar 103.27% dari jumlah pendapatan pajak daerah pada anggaran perubahan.
Komponen pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi sebesar 71,57% dari total
keseluruhan pendapatan asli daerah. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup
besar terhadap pendapatan asli daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari
optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi
dan denda pengembalian, serta pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan
dan Tarakan, dengan angka realisasi sebesar 484 milyar atau 126,29% dari yang
direncanakan pada APBD-P 2009. Sedangkan pada komponen yang berasal dari retribusi
daerah, yang terdiri dari retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha dan perijinan memiliki
tingkat prosentase realisasi yang cukup tinggi yaitu 114,80%.
Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009
APBD-P REALISASI (Rp Milyar) (%)
1 PENDAPATAN 5,749.29 5,281.28 (468.01) 91.86
- -
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,994.76 2,151.16 156.40 107.84
- - -
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 1,491.00 1,539.70 48.70 103.27
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 4.90 5.62 0.72 114.80
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan115.04 121.10 6.07 105.27
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 383.82 484.73 100.91 126.29 - - -
1.2 PENDAPATAN TRANSFER 3,748.03 3,122.06 (625.97) 83.30
- - -
1.2.1 Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 3,748.03 3,121.77 (626.26) 83.29
1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 642.77 576.62 (66.15) 89.71
1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 3,083.59 2,523.47 (560.11) 81.84
1.2.1.3 Dana Alokasi Umum 17.87 17.87 - 100.00
1.2.1.4 Dana Alokasi Khusus 3.81 3.81 - 100.00
1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - 0.29 0.29 -
1.2.2.2 Dana Penyesuaian - 0.29 0.29 -
- - -
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 6.50 8.06 1.56 123.93
1.3.1 Pendapatan Hibah 6.50 8.06 1.56 123.93
NO. URAIANJUMLAH (Rp Milyar) BERTAMBAH/KURANG
Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
39
1,561.64
181.61
73.58
250.11
1,539.70
5.62
121.10
484.73
- 500 1,000 1,500 2,000
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Graf ik 4.3 Pendapatan Asli Daerah (Rp milliar)
2009 2008
Komponen pendapatan transfer (dana perimbangan) memiliki tingkat realisasi
sebesar 83,30%. Dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana bagi hasil
bukan pajak (dana bagi hasil SDA) dengan prosentase kontribusi sebesar 82,27% dari total
keseluruhan dana perimbangan (Grafik 4.4). Bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi
hasil pertambangan minyak bumi, dan iuran eksplorasi-eksploitasi (royalti) memiliki
kontribusi yang sangat dominan pada dana bagi hasil bukan pajak (bagi hasil SDA).
548.18
3,375.77
126.24
-
-
-
576.62
2,523.47
17.87
3.81
0.29
0.29
- 1,000 2,000 3,000 4,000
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya
Dana Penyesuaian
Grafik 4.4 Dana Perimbangan/Transfer dari Pemerintah Pusat (Rp milliar)
2009 2008
4.3 Belanja
Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009
menunjukkan angka realisasi mencapai 6,24 trilliun (83,81%) atau mengalami penurunan
nilai jika dibandingkan dengan realisasi belanja APBD 2008 yang mencapai 6,34 trilliun
(85,54%). Komponen belanja operasi, belanja modal, dan transfer mencapai prosentase
realisasi masing-masing sebesar 84,41%, 84,28%, dan 80,22% (Tabel 4.2).
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
40
Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kalimantan Timur 2009
APBD-P REALISASI (Rp Milyar) (%)
2 BELANJA 7,455.43 6,248.69 (1,206.74) 83.81 2.1 BELANJA OPERASI 4,346.42 3,669.00 (677.42) 84.41 2.1.1 Belanja Pegawai 981.85 757.81 (224.04) 77.18 2.1.2 Belanja Barang 911.51 660.64 (250.87) 72.48 2.1.4 Belanja Subsidi 7.64 - (7.64) - 2.1.5 Belanja Hibah 411.48 410.14 (1.34) 99.68 2.1.6 Belanja Bantuan Sosial 209.44 189.79 (19.65) 90.62 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 1,824.50 1,650.63 (173.88) 90.47
2.2 BELANJA MODAL 2,210.72 1,863.10 (347.63) 84.28 2.2.1 Belanja Tanah 97.64 71.02 (26.63) 72.73 2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 254.20 216.38 (37.82) 85.12 2.2.3 Belanja Bangunan dan Gedung 819.64 704.55 (115.09) 85.96 2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 1,031.55 864.70 (166.85) 83.83 2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 7.69 6.44 (1.25) 83.79
2.3 BELANJA TAK TERDUGA 5.00 0.01 (4.99) 0.29 2.3.1 Belanja Tak Terduga 5.00 0.01 (4.99) 0.29
2.4 TRANSFER 893.29 716.58 (176.71) 80.22 2.4.1 Transfer Bagi Hasil Ke KAB/KOTA/DESA 893.29 716.58 (176.71) 80.22 2.4.1.1 Bagi Hasil Pajak 893.29 716.58 (176.71) 80.22
JUMLAH (Rp Milyar) BERTAMBAH/KURANGNO. URAIAN
Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah
Komponen Belanja Operasi APBD Kaltim 2009 mencapai realisasi sebesar 3,66
trilliun atau mengalami penurunan sebesar 7,77% jika dibandingkan dengan realisasi APBD
2008. Jika dilihat per-komponen belanja, belanja bantuan keuangan yang memiliki
kontribusi terbesar (45%) pada belanja operasi mencapai realisasi sebesar 1,65 trilliun atau
mencapai 90,47% dari total rencana pada APBD-P 2009 (Grafik 4.5).
635.68
554.86
-
1,166.16
124.69
1,496.66
757.81
660.64
-
410.14
189.79
1,650.63
- 400 800 1,200 1,600 2,000
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
Grafik 4.5 Belanja Operasi (Rp milliar)
2009 2008
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
41
Jika dibandingkan dengan realisasi belanja modal pada APBD 2008, realisasi
komponen belanja modal APBD Kaltim 2009 mengalami peningkatan 12,65% atau mencapai
1,86 trilliun. Belanja jalan, irigasi, dan jaringan memiliki kontribusi terbesar pada komponen
belanja modal dengan tingkat realisasi mencapai 864,69 milyar atau secara prosentase
mencapai 83,83% (Grafik 4.6). Kenaikan yang cukup signifikan pada realisasi belanja jalan,
irigasi, dan jaringan APBD 2009 yaitu 38% dibandingkan APBD 2008 dapat mengindikasikan
meningkatnya proyek pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, dan jaringan di Kaltim pada
tahun 2009.
30.41
188.42
747.93
623.74
63.86
71.02
216.38
704.55
864.70
6.44
- 200 400 600 800 1,000
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Bangunan dan Gedung
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Grafik 4.6 Belanja M odal (Rp milliar)
2009 2008
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
42
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
5.1. Gambaran Umum
Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010
menunjukkan perkembangan yang bervariasi. Lalu lintas pembayaran tunai dilihat dari
perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah uang kartal yang masuk dan keluar
dari kas bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, menunjukkan adanya penurunan
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah uang
kartal yang masuk dalam kategori PTTB mengalami peningkatan.
Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari
perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, mengalami
pertumbuhan positif dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Meningkatnya transaksi keuangan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010,
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang semakin membaik dan adanya dorongan
dari pola konsumsi musiman.
5.2. Perkembangan Transaksi Tunai
5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal
Transaksi tunai
antara perbankan di
Kalimantan Timur dengan
Kantor Bank Indonesia
Samarinda dan Balikpapan,
pada triwulan I-2010
mencapai Rp 1.052 miliar
atau mengalami penurunan
sebesar 51% dibandingkan
dengan periode yang sama
tahun sebelumnya. Transaksi
ini juga lebih rendah jika
dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan IV-2009 yang mengalami pertumbuhan
positif 6% (grafik 5.1). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, perkembangan
transaksi tunai di Kalimantan Timur mengalami penurunan sebesar 71% (qtq).
Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang
keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 414 miliar. Jumlah ini
mengalami penurunan sebesar 59% (yoy). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk
ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 637 miliar atau turun sebesar -
43,19% (yoy). Secara keseluruhan, pada triwulan I-2010 ini, Kalimantan Timur
-59%
-100%
-50%
0%
50%
100%
150%
-
1,000
2,000
3,000
4,000
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I
2008 2009 2010
Rp Milyar
Grafik 5.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal di Kaltim
Outflow Inflow Growth (y-o-y)
BAB V
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
43
mengalami net inflow (jumlah uang masuk lebih besar dibandingkan dengan uang
yang keluar), yaitu sebesar Rp 222 miliar.
Dari jumlah uang
kartal yang masuk ke kas
Bank Indonesia di wilayah
Kalimantan Timur, terdapat
uang kartal yang masuk
dalam kategori Uang Tidak
Layak Edar (UTLE), yaitu
uang yang menurut
klasifikasi Bank Indonesia
sudah tidak layak untuk
menjadi alat pembayaran,
misalnya mengalami
kelusuhan dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE
tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia
melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk
dalam kategori PTTB ini pada triwulan I-2010 mencapai Rp 233 miliar atau mengalami
pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar 352% (yoy) dibandingkan triwulan I-2009
(grafik 5.2). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami peningkatan
sebesar 2,75% (qtq).
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai
5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring Transaksi kliring di wilayah
Kalimantan Timur pada triwulan I-2010
mengalami pertumbuhan dibandingkan
dengan triwulan yang sama tahun
sebelumnya (grafik 5.3). Jumlah
transaksi kliring triwulan I-2009
mencapai Rp 4.555 miliar atau tumbuh
sebesar 10,50% (yoy); dengan jumlah
volume transaksi sebesar 185.774
transaksi atau tumbuh sebesar 2,32%
(yoy). Sementara dibandingkan dengan periode triwulan IV-2009, transaksi kliring juga
mengalami penurunan yaitu sebesar -1,67% (qtq). Penurunan tersebut dipengaruhi
oleh menurunnya transaksi masyarakat.
352%
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
0
100
200
300
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I
2008 2009 2010
Rp Milyar
Grafik 5.2 Perkembangan PTTB
PTTB Growth (yoy)
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
0
1000
2000
3000
4000
5000
Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I
2008 2009 2010
Milyar Rp
Grafik 5.3 Perkembangan Perputaran Kliring di Kaltim
Nilai Growth (y-o-y)
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
44
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan I-
2010 mencapai Rp 33.143 miliar, atau mengalami pertumbuhan sebesar 15% (yoy)
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan transaksi
RTGS periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan yang terjadi pada transaksi
RTGS yang keluar dari Kalimantan Timur yaitu sebesar 10,2% (yoy), dan transaksi
RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur juga mengalami pertumbuhan dari sisi jumlah
sebesar 20% (yoy) (Tabel 5.1).
Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan I-2010 mengalami penurunan
sebesar 18% (qtq) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan IV-2009 yang sebesar
Rp 40.570 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh berkurangnya transaksi RTGS baik
yang keluar dari Kalimantan Timur dengan pertumbuhan sebesar -23% (qtq), dan
transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur dengan pertumbuhan sebesar -14%
(qtq).
Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar)
2010Q IV Q I Q II Q III Q IV QI QtQ YoY
Keluar KaltimJumlah (dlm Milyar Rupiah) 17,746 14,077 16,024 17,285 20,122 15,520 -0.23 0.10Volume 20,163 17,024 18,579 20,127 22,288 25,114 0.13 0.48
Masuk Ke KaltimJumlah (dlm Milyar Rupiah) 21,686 14,678 18,141 17,908 20,448 17,623.18 -0.14 0.20Volume 30,181 26,740 29,762 31,035 34,037 34,762.00 0.02 0.30
TotalJumlah 39,431 28,755 34,165 35,194 40,570 33,143 -0.18 0.15Volume 50,344 43,764 48,341 51,162 56,325 59,876 0.06 0.37
2008 2009Transaksi RTGS
Q I-2010
Berdasarkan lokasi Kantor
Bank Indonesia (KBI) di
Kalimantan Timur, transaksi RTGS
di wilayah kerja KBI Samarinda
pada periode berjalan ini mencapai
Rp 22.769 miliar dengan volume
transaksi sebesar 33.563
transaksi. Jumlah transaksi RTGS
di KBI Samarinda mengalami
pertumbuhan sebesar 8,81% (yoy)
dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya. Sementara transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar Rp
10.373 miliar atau tumbuh sebesar 32, 51% (yoy) dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya.
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
-
10
20
30
40
50
Q IV Q I Q II Q III Q IV QI
2009 2010
Trilliun Rp
Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS di Kaltim
Jumlah Growth jumlah qtq Growth jumlah yoy
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
45
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH
DAN KESEJAHTERAAN
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur
Perkembangan ketenagakerjaan di Kalimantan Timur dilihat dari angka
pengangguran mengalami penurunan sebesar 0,28%. Data per 1 Desember 2008, angkatan
kerja di Kaltim berjumlah 1.416.963 orang, sedangkan jumlah pengangguran tercatat
sebanyak 157.376 orang atau 11,11%. Sementara data 1 Desember 2009 tercatat
angkatan kerja di Kaltim berjumlah 1.460.996 orang dan jumlah pengangguran tercatat
158.224 orang atau 10,83%.
Kaltim yang dikenal sebagai provinsi yang kaya sumber daya alam memang begitu
menarik perhatian masyarakat luar Kaltim. Pergerakan penduduk tersebut setidaknya
tergambar dari peningkatan jumlah penduduk dari 3.094.700 jiwa pada 2008 menjadi
3.164.800 jiwa pada 2009. Peningkatan jumlah penduduk tersebut secara langsung akan
menambah penduduk usia kerja dan angkatan kerja di Kaltim. Ini pula yang akan
menyebabkan tingginya tingkat pengangguran. Jumlah penganggur di Kalimantan Timur
juga mengalami pertumbuhan, yaitu Tahun 2010 ini angka pengangguran di Kaltim
diproyeksi bertambah 14.021 orang. Pada 2009 lalu, angka pengangguran di Kaltim
diproyeksi 139.830 orang dan menjadi 158.224 orang pada tahun ini. Berdasarkan data
BPS, proyeksi ketenagakerjaan di Kaltim dari 2009-2013 akan terus meningkat.
Tabel 6.1 Data Pengangguran dan TKI yang Terdaftar di Kalimantan Timur 2007-2009
NO JENIS DATA TAHUN
2007 % 2008 % 2009 %
1 Pencari Kerja Yang Terdaftar 110412 90598 51640
Laki-Laki 88056 80 61835 68 33482 65
Perempuan 22356 20 28763 32 18158 35
2 Angkatan Kerja Pengangguran Prov. Kaltim 149796 2E+05 2E+05
3 Proses calon TKI, Deportasi & Kepungan TKI
Proses TKI 62609 1143 3221
Laki-Laki 42747 68 625 55 2577 80
Perempuan 19862 32 518 45 644 20
Anak-anak 0 0 0 0
Deportasi TKI 52181 3413 516
Laki-Laki 35654 68 2590 76 392 76
Perempuan 16527 32 642 19 110 21
Anak-anak 0 0 181 5 14 3
Dipulangkan ke Daerah Asal 10428 17 0
Laki-Laki 7093 68 17 100 0 0
Perempuan 3335 32 0 0 0 0
Anak-anak 0 0 0 0 0 0 Sumber: Disnakertrans Kalimatan Timur
BAB VI
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
46
Berdasarkan jenis kelamin, komposisi angkatan kerja di Kaltim didominasi oleh laki-
laki sebesar 69,1%, sementara pangsa angkatan kerja perempuan sebesar 30,9%.
Pertumbuhan penduduk usia 15 tahun ke atas tertinggi terjadi pada penduduk laki-laki,
yaitu tumbuh sebesar 3% (yoy), sementara penduduk perempuan tumbuh 2,88%.
Pertumbuhan jumlah angkatan kerja penduduk laki-laki mencapai 3,69% (yoy), sedangkan
pada penduduk perempuan mengalami pertumbuhan sebesar 1,80% (yoy).
Tabel 6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur
Kegiatan Utama 2008 2009 Growth Agt 09
(Yoy)
Agt Feb Agt Jumlah %
Penduduk 15+ 2,203,411 2,242,398 2,268,230 64,819 2.94
Angkatan Kerja 1,416,963 1,488,456 1,460,996 44,033 3.11
Bekerja 1,259,587 1,323,369 1,302,772 43,185 3.43
Penganggur 157,376 165,087 158,224 848 0.54
Bukan Angkatan Kerja 786,448 753,942 807,234 20,786 2.64
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 64.31% 66.38% 64.41%
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 11.11% 11.09% 10.83%
Sumber: BPS Kalimantan Timur
6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan berdasarkan Kabupaten/Kota
Jika ditelaah kondisi pengangguran di kabupaten/kota berdasarkan prosentase
dengan jumlah angkatan kerja, yang paling banyak berada di kota Bontang. Di kota ini,
terdapat angkatan kerja 55.111 orang, dengan jumlah pengangguran 8.078 orang (14,66%)
dan Kutai Timur dengan jumlah angkatan kerja 83.387 orang, terdapat jumlah
pengangguran ada 2.169 orang (14,59%).
Grafik 6.1 Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja per Sektor Ekonomi
Tingginya tingkat pengangguran dikabupaten/kota yang menjadi sumber hambatan
antara lain adalah tingkat kompetensi angkatan kerja yang belum sesuai kebutuhan
kompetensi pasar kerja yang ada, belum tersedianya kesempatan kerja yang sesuaii
kompetensi pencari kerja. Penghambat lainnya adalah tingkat pendidikan angkatan kerja
yang masih rendah (lebih 60% berpendidikan sekolah dasar kebawah). Maka untuk
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
47
mengurangi angka pengangguran pemerintah memiliki program dengan memaksimalkan
BLK (Balai Latihan Kerja). Kalimantan Timur saat ini sudah memiliki lima BLK di lima
kota/kabupaten , yaitu dii Samarinda dengan kapasitas 600 orang, di Balikpapan 300 orang,
Tarakan 300 orang, Nunukan 300 orang dan Bontang 480 orang.
Berdasarkan kabupaten/kota, jumlah angkatan kerja terbesar di wilayah Kalimantan
Timur terdapat di Kota Samarinda, yaitu mencapai 275.789 orang atau 18,88% dari
keseluruhan angkatan kerja di Kalimantan Timur; kemudian diikuti oleh Kabupaten Kutaii
Kartanegara (18,05%) dan Kota Balikpapan (16,59%). Hal ini dipengaruhi oleh besarnya
jumlah penduduk usia 15 tahun keatas di wilayah tersebut yang masing-masing memiliki
pangsa sebesar 19,46%, 17,62% dan 16,71% terhadap keseluruhan jumlah penduduk.
Namun demikian, TPAK di ketiga wilayah tersebut bukanlah yang tertinggi karena masing-
masing memiliki TPAK sebesar 62,44% di Kota Samarinda, 65,96% di Kab. Kutai
Kartanegara dan 63,93% di Kota Balikpapan. TPAK terbesar terdapat di wilayah Malinau,
dengan TPAK sebesar 76,14%, sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Kutai Timur
sebesar 61,07%. Kab. Malinau memiliki TPAK terbesar karena dipengaruhi oleh struktur
ekonominya yang didominasi oleh sektor pertanian, yang mampu menyerap banyak tenaga
kerja karena tidak memerlukan kualifikasi pendidikan atau ketrampilan untuk bekerja.
Sementara itu, TPT tertinggi terdapat di Kota Bontang, yaitu sebesar 14,66%, sedangkan
yang terendah terdapat di Kab. Malinau. Tingginya TPT di Kota Bontang dipengaruhi oleh
struktur perekonomiannya yang dipengaruhi oleh industri pengolahan berbasis migas.
Kesempatan kerja di sektor ini relatif sedikit dan memerlukan kualifikasi pendidikan dan
ketrampilan yang tinggi.
Tabel 6.3 Penduduk Umur 15 th keatas berdasarkan Kabupaten/Kota di
Kalimantan Timur
Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09Pasir 135,457 138,072 90,751 88,447 83,713 81,687 7,038 6,760 44,706 49,625 Kutai Barat 124,889 127,531 87,452 90,554 81,477 83,884 5,975 6,670 37,437 36,977 Kutai Kartanegara 390,233 399,723 253,751 263,668 228,821 233,667 124,930 30,001 136,482 136,055 Kutai Timur 123,361 136,549 82,972 83,387 78 752 71,218 4,220 12,169 49,389 53,162 Berau 113,716 118,470 73,438 77,045 66,041 69,823 7,397 7,222 40,278 41,425 Malinau 36,900 39,621 28,721 30,166 26,854 28,569 1,867 1,597 8,179 9,455 Bulungan 83,777 77,263 54,652 51,086 51,167 46,784 3,485 4,302 29,125 26,177 Nunukan 89,122 95,315 55,752 61,743 48,412 55,923 7,340 5,820 33,370 33,572 Penajam Paser Utara 93,915 95,285 60,131 61,059 53,671 54,421 6,460 6,638 33,784 34,226 Tana Tidung 9,945 6,286 5,413 873 3,659 Balikpapan 368,061 379,110 240,836 242,382 202,154 209,165 38,682 33,217 127,225 136,728 Samarinda 434,603 441,719 267,593 275,789 234,655 247,680 32,938 28,109 167,010 165,930 Tarakan 113,210 119,577 68,845 74,273 60,297 67,505 8,548 6,768 44,365 45,304 Bontang 87,167 90,050 52,069 55,111 43,573 47,033 8,496 8,078 35,098 34,939 TOTAL 2,194,411 2,268,230 1,416,963 1,460,996 1,180,835 1,302,772 257,376 158,224 786,448 807,234 Sumber: BPS Kalimantan Timur
Kabupaten/KotaTotal Penduduk 15+ Angkatan Kerja Bekerja Pengganguran Bukan Angkt. Kerja
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
48
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan II-2010
Perekonomian
Kalimantan Timur pada
triwulan II-2010
diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan
yang positif, dengan
perkiraan laju pertumbuhan
berkisar antara 4,5% s.d.
5,5% (yoy). Salah satu
indikator yang menjadi arah
pertumbuhan positif tersebut
dapat terlihat dari hasil
Survei Konsumen (SK) yang
dilakukan Bank Indonesia
Samarinda pada bulan April 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih
berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 128,67. Hal ini dipengaruhi oleh
komponen-komponen IEK yang seluruhnya berada di atas level optimis (Grafik 7.1), antara
lain disebabkan ekspektasi meningkatnya penghasilan karena adanya kenaikan omzet
usaha, membaiknya kondisi perekonomian serta membaiknya ekspektasi terhadap
ketersediaan lapangan pekerjaan.
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi
0
5
10
15
20
25
30
35
1/2/2006
3/2/2006
5/2/2006
7/2/2006
9/2/2006
11/2/2006
1/2/2007
3/2/2007
5/2/2007
7/2/2007
9/2/2007
11/2/2007
1/2/2008
3/2/2008
5/2/2008
7/2/2008
9/2/2008
11/2/2008
1/2/2009
3/2/2009
5/2/2009
7/2/2009
9/2/2009
11/2/2009
1/2/2010
3/2/2010
Graf ik 7.2 Harga Komoditas Pangan
Sugar Corn Soybean Wheat
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
2008 2009 2010
Grafik 7.1 Indeks Ekspektasi Konsumen
Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi
Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100
BAB IV
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
49
Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan II-2010
diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan
harga komoditas pangan di pasar dunia seperti gula, jagung, dan kedelai (Grafik 7.2). Selain
itu berdasarkan pemantauan harga di bulan April, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov.
Kalimantan Timur, beberapa komoditas utama atau bahan kebutuhan pokok di kota
Samarinda mayoritas mengalami penurunan diantaranya gula pasir, tepung terigu, daging
sapi, daging ayam boiler dan telur ayam (Grafik 7.3 dan Grafik 7.4).
-8.22% 3.73% -1.77%
-30.00%
-20.00%
-10.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
Jan
Feb
Mar
Apr
May Ju
nJul
Aug
Sep
Oct
Nov D
ec Jan
Feb
Mar
Apr
2009 2010
Graf ik 7.4 Perkembangan Harga Bebrapa Komoditas(2)di Samarinda (mtm)
Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi
11.48% -4.00% 0.00%
0.00% -11.50%
-30.00%
-20.00%
-10.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
Jan
Feb
Mar
Apr
May
June Ju
lyAug
Sep
Oct
Nov D
ec Jan
Feb
Mar
Apr
2009 2010
Graf ik 7.3 Perkembangan Harga Beberapa Komodit as (1) di Samarinda (mtm)
Cabe Merah Besar Minyak Goreng Tepung Terigu
Beras Bengawan Gula Pasir (DN)
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
50
LAMPIRAN
2010Q I Q II Q III Q IV Q I*
MAKRO EKONOMIIndeks Harga Konsumen (IHK) 117.54 118.13 120.88 121.65 124.54
Kota Samarinda 118.60 119.10 121.25 121.60 124.12 Kota Balikpapan 114.46 114.81 117.74 118.55 121.57 Kota Tarakan 123.20 124.85 129.25 131.39 135.19
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) 9.39 4.91 3.9 4.3 5.96Kota Samarinda 10.52 4.87 3.69 4.06 4.65 Kota Balikpapan 7.29 3.77 3.30 3.60 6.21 Kota Tarakan 11.69 8.40 6.33 7.21 9.73
PDRB - harga konstan (miliar Rp)* 25,292.95 25,704.19 26,745 27,271 26,889Pertanian 1,702.39 1,651.06 1,666 1,678 1,782Pertambangan & Penggalian 9,817.48 10,050.59 10,902 11,328 11,201Industri Pengolahan 7,780.68 7,866.72 8,013 7,884 7,625Listrik, gas dan air bersih 81.79 83.75 86 87 84Bangunan 927.59 962.56 987 1,025 999Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,243.81 2,289.25 2,245 2,335 2,289Pengangkutan dan Komunikasi 1,433.89 1,468.38 1,484 1,525 1,538Keuangan, Persewaan dan Jasa 779.90 798.76 824 851 841Jasa 525.42 533.12 539 558 530
Pertumbuhan PDRB (yoy,%) (1.17) (0.43) 3.07 5.65 4.72Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 1,823.66 2,534.65 2,513.72 1,737.64 1,723.71 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 25,289 35,229 39,382 26,409 28,104 Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 1,268.89 500.30 538.00 224.03 224.22 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 157.03 135.06 179.26 111.70 140.51
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR2009
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
51
Q I Q II Q III Q IVPERBANKANBank Umum:Total Aset (Rp triliun) 53.70 54.90 55.68 53.15 DPK (Rp triliun) 41.37 42.35 42.95 43.70
Tabungan (Rp triliun) 14.92 15.32 16.07 18.92 Giro (Rp triliun) 12.60 13.13 12.58 12.60 Deposito (Rp triliun) 13.85 13.90 14.30 12.19
Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek 30.15 30.77 34.15 36.42 Modal Kerja 12.29 13.96 15.79 17.00 Konsumsi 6.59 6.71 7.46 7.89 Investasi 10.23 10.11 10.90 11.53 LDR 72.88% 72.66% 79.52% 83.34%
Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 21.01 22.25 23.51 24.98 Modal Kerja 9.02 9.77 10.25 10.31 Konsumsi 6.66 6.98 7.34 7.99 Investasi 5.32 5.50 5.92 6.68 LDR 50.79% 52.54% 54.74% 57.15%
Kredit UMKM (Rp triliun)Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 3.69 3.82 3.93 3.98
Kredit Modal Kerja 0.44 0.49 0.58 0.56
Kredit Investasi 0.11 0.12 0.12 0.14 Kredit Konsumsi 3.14 3.21 3.22 3.29
Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ? Rp 500 juta) (Rp triliun) 4.34 4.71 5.09 5.49 Kredit Modal Kerja 1.36 1.46 1.55 1.48 Kredit Investasi 0.52 0.55 0.57 0.61 Kredit Konsumsi 2.45 2.69 2.96 3.40
Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ? Rp 5 miliar) (Rp triliun)5.73 6.07 6.30 6.45 Kredit Modal Kerja 3.58 3.90 4.04 4.09 Kredit Investasi 1.26 1.26 1.33 1.33 Kredit Konsumsi 0.90 0.92 0.94 1.03
Total Kredit MKM (Rp triliun) 13.76 14.60 15.32 15.92 NPL MKM gross (%) 3.06 2.74 3.04 2.56
BPR:Total Aset (Rp miliar) 184.79 191.84 202.04 222.44 DPK (Rp miliar) 114.94 116.27 129.46 143.46
Tabungan 47.79 46.85 50.27 64.67 Giro - - - - Deposito 67.15 69.41 79.19 78.79
Kredit (Rp miliar) 137.69 142.76 147.03 147.93 Modal Kerja 82.18 82.68 84.52 83.25 Konsumsi 42.40 45.89 48.29 50.40 Investasi 13.12 14.20 14.22 14.27
LDR 119.80% 122.79% 113.57% 103.12%
INDIKATOR2009
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
52
2010Q I Q II Q III Q IV Q I*
SISTEM PEMBAYARANPosisi Kas Gabungan (Rp triliun) 2.14 1.81 2.88 3.62 1.05 Inflow (Rp triliun) 1.12 0.23 0.27 0.69 0.64 Outflow (Rp triliun) 1.02 1.58 2.61 2.93 0.41 Pemusnahan Uang (Rp miliar) 51.67 94.31 118.00 227.29 233.55 Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) 28.75 34.16 35.19 40.57 33.14 Volume Transaksi RTGS (transaksi) 43,764 48,341 51,162 56,325 59,876 Rata-rata harian nominal transaksi RTGS 0.48 0.57 0.59 0.68 0.55 Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) 729 806 853 939 998 Nominall Kliring Debet (Rp triliun) 4.26 4.56 4.56 4.81 4.74 Volume Kliring Debet (transaksi) 185,374 191,834 131,839 188,627 190,841 Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) 0.071 0.076 0.076 0.080 0.079 Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) 3,090 3,197 2,197 3,144 3,181 Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) 0.13 0.19 0.11 0.18 3.11 Volume Kliring Pengembalian 3,805 4,446 3,218 4,840 5,067 Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian 0.002 0.003 0.002 0.003 0.052 Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian 63 74 54 81 84 Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.10 0.14 0.08 0.11 0.16 Volume Tolakan Cek/BG Kosong 2,744 3,314 2,372 3,767 4,119 Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.002 0.002 0.001 0.002 0.003 Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 46 55 40 63 69
INDIKATOR2009
ii
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan I-2010 dapat dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kalimantan Timur.
Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan I-2010, adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2010 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 4,72% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-2009 yang tumbuh sebesar 5,65% (yoy). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 5,5% (yoy).
2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan I-2010 mencapai 4,31% (yoy), menunjukkan peningkatan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 3,65% (yoy). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,78% (yoy). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 4,06% (yoy), 3,60% (yoy) dan 7,21% (yoy).
3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum
se-Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 46,58 triliun, mengalami peningkatan sebesar 9,15% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan I-2010 mencapai sebesar Rp 25,74 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 22,55% dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 26,59% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 33,16 triliun pada triwulan I-2010 (s.d Februari).
c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 81,91%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 55,27%.
d) Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 64,7% atau Rp 16,66 triliun dari total kredit sebesar Rp 25,74 triliun. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan I-2010 tercatat meningkat sebesar 21,05% dibandingkan dengan triwulan I-2009.
4. Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan II-2010 diperkirakan mencapai 4,5% - 5,5% (yoy), dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
iii
Semakin menggeliatnya perekonomian Kalimantan Timur pada periode awal tahun 2010 ini tidak terlepas dari pulihnya perekonomian negara-negara di berbagai belahan dunia, yang kemudian sebagai implikasinya adalah meningkatnya kebutuhan akan energi. Kalimantan Timur sebagai daerah penghasil komoditas energi meraih keuntungan dari hal ini, yang menyebabkan perekonomiannya bergerak dan tumbuh lebih cepat. Namun perlu disadari bahwa hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan perekonomian Kalimantan Timur pada sektor-sektor yang berbasi Sumber Daya Alam (SDA) tidak terbarui semakin besar. Oleh karena itu tepatlah bahwa prioritas pembangunan diarahkan pada sektor-sektor yang terbarukan, dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai sebagai prasyarat utama percepatan pembangunan yang berkesinambungan.
Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.
Samarinda, Mei 2010
BANK INDONESIA SAMARINDA
Androecia Darwis Pemimpin
iv
DDAAFFTTAARR IISSII Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..........................................
DAFTAR ISI …………………………………………………………………............................................
DAFTAR TABEL .....................………………………………………………....................................
DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................
ii
iv
vii
viii
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………….
I. Gambaran Umum ……………………….……………………………………………………………
II. Asesmen Perekonomian ..................................................................
III. Asesmen Inflasi ………………………………………………………………………………………
IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ....................................
1. Perbankan ..............................................................................
2. Sistem Pembayaran .................................................................
V. Perkiraan ………………………………………………………………………………………………..
BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….…….
1.1 Gambaran Umum ............................................................................
1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ...................................
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga .......................................................
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ..........................................................
1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ……………………
1.2.4 Ekspor dan Impor ...……............................................................
1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ………………………………………
1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ………………
1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ……………………………………………….
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ………………………………………………………………
1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………
1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………..................................
1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………............................
1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .........................................
1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan .......................
1.3.9 Sektor Jasa-jasa ......................................................................
Boks. 1 Dampak ACFTA terhadap Pertambangan Batubara di Kalimantan Timur
BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………….
2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….………………………..
2.2. Inflasi Triwulanan (qtq)………………………………………………………………..……..
2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)…….……………………………...
2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)……………………………………..
1
1
1
2
2
2
3
4
5
5
5
6
7
7
8
10
11
12
12
12
13
13
14
15
15
16
19
19
20
20
20
21
v
2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)……………………………………………
2.3. Inflasi Tahunan (yoy).............................………………………………………………
2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ………..........................…………....
2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan …..........................................
2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ……………………………………………………..
21
22
22
23
BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH….…………………………………………………
3.1 Gambaran Umum ………………………………………………………………………………………
3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum …………………………………………………………
3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………
3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat …………………………………………….….
3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….
a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….………………………….
b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………
3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)…………………………
3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………
a. Perkembangan Aset BPR ……………………………………………………………
b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………
c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………
3.5 Asesmen Risiko Perbankan ……………………………………….……………..…………..
3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………..
3.5.2 Risiko Likuiditas ....................................................................
3.5.3 Risiko Pasar .........................................................................
BAB IV KEUANGAN DAERAH …………………................………………… ...........................
4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………......
4.2 Pendapatan .....................................................………………………………....
4.3 Belanja …………………………………….……………………………………………………………….
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN …………………………………………………….
5.1 Gambaran Umum ……………………. ………………………………………………… ……………
5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….………………..
5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………
5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai ………………………………………………………
5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring …………………………………………………….
5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………
BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN …
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ……………………………..
6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur berdasarkan Kabupaten/Kota.
25
25
26
26
26
27
28
29
31
33
33
33
33
34
34
35
36
37
37
38
38
42
42
42
42
43
43
44
45
45
46
vi
BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH .....................................................
7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2010 ....................................
7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ............................................................
LAMPIRAN
48
48
48
vii
DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman
1.1 1.2 1.3
1.4 2.1 2.2 2.3
2.4 2.5
2.6
2.7
2.8 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 4.1 4.2 5.1 6.1 6.2 6.3
Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ......................... Komoditas Utama Ekspor non Migas KaltimTriwulan IV-2009 ………………. Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ...................................... Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……........................ Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2010 ………………………………………….. Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda............................................ Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan............................................ Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan ………………………………………………….. Inflasi Tahunan (yoy) Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa.................................................................................................. Inflasi Tahunan (yoy) Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa.................................................................................................. Inflasi Tahunan (yoy) Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa..................................................................................................
Perkembangan Inflasi Tahun KalenderNasional, Kaltim, Kota…………………. Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum……. Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum…………………………. PerkembanganKredit Bank Umum berkantor di Kaltim…………………………… Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim…………………………….. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kab/Kota…………………………….. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit……………………….. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum………………………………………………….. Perkembangan Kredit MKM bermasalah Bruto (Gross-NPLs)…………………... Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur………………………………………. Perkembangan Kolektibilitas Kredit Bank Umum……………………………………… Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum…….. Struktur Jangka Waktu DPK……………………………………………………………………….. Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009…………….. Realisasi Komponen Belanja APBD Kalimantan Timur 2009…………………….. Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur……………………………….. Data Pengangguran dan TKI yang Terdaftar di Kalimantan Timur…………… Perkembangan Ketenagakerjaan di kalimantan Timur……………………………. Penduduk Umur 15 th keatas berdasarkan Kabupaten/Kota………………….
6 9
10
11
19 20 20 21
22
23
23
24 26 27 28 30 30 31 32 32 34 34 35 36 38 40 44 45 46 47
viii
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
1.19
1.20
1.21
1.22
1.23
1.24
1.25
1.26
B1.1
B1.2
2.1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK
Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (yoy)…………………………………………………..
Indeks Keyakinan Konsumen......................................................................
Indeks Kondisi Ekonomi..........................................................................…...
Indeks Ekspektasi Konsumen ........................................................................
Konsumsi Pemda (APBD)..............................................................................
Perkembangan Kredit Investasi....................................................................
Indeks Realisasi Investasi & Indeks Konsumsi Listrik Industri……………………………
Perkembangan ekspor pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan……………..…………
Nilai Ekspor Non Migas Kaltim…………………………………………………………………..………………
Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim …………………
Perkembangan Impor di Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan ….…………………………
Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim…………………….
Indeks Produksi Padi………………………………………………………………………………………………………
Indeks Produksi Tanaman Perkebunan..............................................................
Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Kaltim....................................................
Indeks Produksi Sektor Pertambangan dan Penggalian............... ............……….
Indeks Sub Sektor Industri Pengolahan Migas …………………………………………………………
Perkembangan Kredit Sektor Listrik, Gas dan Air Kaltim…………………………………………
Indeks Sektor Bangunan………………………………….……………………………………………………….
Perkembangan Kredit Konstruksi Kaltim……………….………………………………………………..
Indeks Harga Perdagangan Besar, Hotel dan Restoran…………………………………………….
Perkembangan Kredit Perdagangan Kaltim………………….…………………………………………
Indeks Sektor Angkutan………………………………………. …………………………………………………
Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan………………………
Perkembangan Kredit Kaltim ……………………………………………………………………………………..
Indeks Upah Gaji Pemerintah Umum………………………………………………..……………………..
Perkembangan Ekspor Batubara Kaltim (Nilai).............................................
Perkembangan Volume Ekspor Batubara Kaltim...........................................
Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy).........................................................
Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan (qtq)....................................
Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy).........
Perkembangan Simpanan Masyarakat........................................................
Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI rate............................................
Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim................................
Perkembangan Kredit Bank Umu berlokasi Proyek di Kaltim........................
Perkembangan Aset BPR..........................................................................
Perkembangan DPK BPR...........................................................................
Perkembangan Kredit BPR........................................................................
Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs..............................................
Realisasi Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009 (%)..............................
Realisasi Belanja APBD Kalimantan Timur 2009 (%)……………..…………………………
Pendapatan Asli Daerah (RP Milliar) ……………..…………………………………………………..
Dana Perimbangan/Transfer dari Pemerintah Pusat (Rp Milliar)............................
Belanja Operasi (Rp Milliar) ……………..…………………………………………………………………….
5
6
6
6
7
7
8
8
8
9
9
10
11
11
11
12
12
12
13
13
14
14
14
14
14
15
17
17
19
25
25
27
27
28
29
33
33
34
36
37
37
39
39
40
ix
4.6
5.1
5.2
5.3
5.4
6.1
7.1
7.2
7.3
7.4
Belanja Modal (Rp Milliar) ……………..……………,………………………………………………………
Perkembangan Peredaran Uang Kartal di Kaltim………………………………………………
Perkembangan PTTB.......................................................................................
Perkembangan Perputaran Kliring di Kaltim......................................................
Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS di Kaltim..............................................
Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja per Sektor Ekonomi..................................
Indeks Ekspektasi Konsumen April 2010.........................................................
Harga Komoditas Pangan Dunia.....................................................................
Perkembangan Harga Beberapa Komoditas (1) di Samarinda (mtm)...................
Perkembangan Harga Beberapa Komoditas (2) di Samarinda (mtm)...................
41
42
43
43
44
46
48
48
49
49