KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih...

61
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Kantor Bank Indonesia Samarinda Triwulan I - 2010

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih...

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur

Kantor Bank Indonesia Samarinda

Triwulan I - 2010

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

1

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF

KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL

PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN II--22001100

I. Gambaran Umum

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan I-2010 diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,72% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2009 yang sebesar 5,65%.

Dari sisi permintaan, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-

2010 ini berasal komponen ekspor neto, yang berasal dari peningkatan laju

pertumbuhan komponen ekspor akibat meningkatnya permintaan dunia.

Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal

dari sektor pertambangan dan penggalian, khususnya peningkatan produksi

batubara sebagai respon atas permintaan yang meningkat dan disertai dengan

kenaikan harga.

Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur

pada periode berjalan ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan

IV-2009. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat

yang dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman dan meningkatnya harga komoditas

di pasar dunia, seperti gula pasir, juga keterbatasan pasokan beberapa komoditas

seperti beras dan ikan segar.

Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan I-

2010 ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam

hal penghimpunan simpanan masyarakat (9,15%) dan penyaluran pinjaman baik

kredit atas dasar lokasi kantor (22,55%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek

(26,59%).

Pada triwulan II-2010, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan

tumbuh positif dalam kisaran antara 4,5% sampai dengan 5,5% (yoy). Faktor yang

diperkirakan akan menjadi pendorong pergerakan ekonomi triwulan II-2010 dari sisi

permintaan adalah meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas ekspor

Kalimantan Timur seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian global. Sedangkan

dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh

pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, yang

merupakan sektor dominan dalam perekonomian Kalimantan Timur, karena

pengaruh meningkat produksi yang didorong oleh pertumbuhan permintaan.

Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan

II-2010 diperkirakan akan mengalami penurunan karena pengaruh menurunnya

harga komoditas pangan di pasar dunia.

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

2

II. Asesmen Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan I-2010

diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,72% (yoy)

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2009 sebesar 5,65% (yoy).

Dari sisi permintaan, kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada

triwulan I-2010 ini berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 3,77%, dengan

pertumbuhan mencapai 5,75% (yoy), yang dipengaruhi oleh peningkatan ekspor

karena meningkatnya permintaan untuk komoditas-komoditas unggulan Kalimantan

Timur, seperti migas dan batubara.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal

dari pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian, yang tumbuh sebesar

8,44% (yoy), dengan kontribusi sebesar 2,94% terhadap pertumbuhan PDRB

Kalimantan Timur triwulan I-2010. Pertumbuhan pada sektor ini terutama

dipengaruhi oleh meningkatnya produksi batubara karena meningkatnya

permintaan. Sektor lainnya yang juga diperkirakan menjadi pendorong laju

pertumbuhan triwulan berjalan adalah sektor pengangkutan yang diperkirakan

menyumbang sebesar 0,26% terhadap laju pertumbuhan triwulan berjalan, dengan

pertumbuhan 9,51% (yoy).

III. Asesmen Inflasi

Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I-

2010, yang ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 5,96% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-2009 tercatat sebesar 4,30%. Laju inflasi

tahunan Kalimantan Timur ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi

tahunan nasional yang tercatat sebesar 3,43%. Meningkatnya laju inflasi ini

dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas, terutama gula pasir,

meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman,

serta keterbatasan pasokan beberapa komoditas seperti beras dan ikan segar.

Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan I-2010 mencapai 4,65% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan triwulan IV-2009 sebesar 4,06%. Laju inflasi tahunan tertinggi

di Kota Samarinda terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau yaitu sebesar 9,86% (yoy), terutama dipengaruhi oleh adanya kenaikan

harga gula pasir. Kelompok komoditas lainnya yang memiliki laju inflasi cukup tinggi

adalah kelompok komoditas kesehatan (6,13%), kelompok komoditas bahan

makanan (6,52%) dan kelompok komoditas sandang (4,48%).

Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 6,21%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar

3,60%. Kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi

pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 20,80%

(yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh

kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (8,48%).

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

3

Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan I-2010 tercatat sebesar 9,73% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan IV-2009 yang

mencapai 7,21%. Kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi, yaitu

sebesar 18,04% (yoy), diikuti oleh kelompok kelompok komoditas bahan makanan

(14,69%).

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

1. Perbankan

Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan I-2010 dari sisi

penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 12,6% (yoy) sehingga

posisinya menjadi Rp 46,58 miliar. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada

triwulan laporan berasal dari tabungan yang meningkat sebesar 20,7% (yoy)

menjadi Rp 18.007 miliar; sedangkan giro dan deposito juga mengalami

peningkatan masing-masing sebesar 14,5% dan -2,2% (yoy) menjadi Rp 14.428

miliar dan Rp 14.153 miliar.

Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada

triwulan laporan mencapai Rp 25.749 miliar atau mengalami peningkatan sebesar

22,54% (yoy). Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan

secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 26,59% dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 33,16

triliun pada triwulan I-2010 (s.d Februari). Berdasarkan perkembangan kegiatan

intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan

(LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 81,91%, lebih tinggi dibandingkan

dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 55,27%.

Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-2010

menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan

penghimpunan dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 14,93% dan

22,12% (yoy). Jumlah aset meningkat menjadi Rp 220,48 miliar dan DPK meningkat

menjadi Rp 141,98 miliar. Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu

sebesar 8,9% (yoy); menjadi Rp 155,47 miliar.

2. Sistem Pembayaran

Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur

dengan Bank Indonesia pada triwulan I-2010 mencapai Rp 1.052 miliar, turun 51%

(yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang

beredar tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 637 miliar dan jumlah outflow

sebesar Rp 414 miliar; sehingga pada triwulan I-2010 ini, wilayah Kalimantan Timur

mengalami net inflow sebesar Rp 222 miliar. Meningkatnya jumlah peredaran uang

kartal di wilayah Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh

meningkatnya aktivitas penggunaan uang kartal oleh masyarakat. Sementara itu

jumlah uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

4

(PTTB) pada triwulan berjalan mencapai Rp 233 miliar atau naik 352% (yoy).

Sedangkan jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur triwulan I-2010 tercatat

sebesar Rp 4.555 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 10,50% (yoy); dan

transaksi RTGS mencapai Rp 33.143 miliar, atau mengalami pertumbuhan

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 15%

(yoy).

V. Outlook

1. Perekonomian

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2010 diperkirakan akan

tumbuh positif, yaitu berkisar antara 4,5% s.d. 5,5% (yoy). Berdasarkan PDRB sisi

penggunaan, faktor pertumbuhan diperkirakan masih berasal dari meningkatnya

ekspor Kalimantan Timur. Sedangkan dari PDRB sektoral, sektor pertambangan dan

penggalian diperkirakan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi pada

triwulan II-2010 dengan meningkatnya produksi batubara karena meningkatnya

permintaan.

2. Inflasi

Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan II-2010 diperkirakan akan

mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan I-2010. Hal ini terutama

dipengaruhi oleh menurunnya harga komoditas bahan pangan, seperti beras dan

gula pasir.

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

5

PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO RREEGGIIOONNAALL

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Kalimantan

Timur pada triwulan I-2010

diperkirakan mengalami

pertumbuhan yang positif, yaitu

sebesar 4,72% (yoy), Namun lebih

rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan IV-

2009 yang mengalami

pertumbuhan sebesar 5,65%.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Timur ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB Nasional

sebesar 5,5% (Grafik 1.1).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dipengaruhi oleh

pertumbuhan komponen ekspor karena meningkatnya permintaan yang berasal dari

negara-negara pembeli utama komoditas ekspor Kalimantan Timur. Selain itu juga,

pertumbuhan didorong oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah.

Berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh

meningkatnya pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian akibat meningkatnya

permintaan dunia dan membaiknya harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar

internasional.

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan

Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia Samarinda, diperkirakan laju

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan I-2010 adalah sebesar 4,72% (yoy),

mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan IV-2009 5,65%. Kontribusi

terbesar pertumbuhan pada periode berjalan diperkirakan berasal dari komponen ekspor

netto, yang dipengaruhi oleh meningkatnya ekspor karena pulihnya permintaan negara-

negara importir. Faktor pendorong lainnya diperkirakan berasal dari komponen

pengeluaran pemerintah, yang dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi APBD

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami kontraksi

dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh

melambatnya permintaan masyarakat. Selain itu kegiatan investasi juga diperkirakan

mengalami kontraksi pada triwulan awal 2010 ini (Tabel 1.1).

BAB I

-2

0

2

4

6

8

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II QIII QIV Q I Q II QIII QIV Q I*

2006 2007 2008 2009 2010

(%)

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim(YoY)

Kaltim Nasional

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

6

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur

2010 2010Q III Q IV Q I* Q III Q IV QI*

Konsumsi Rumah Tangga 2.94% 3.22% -9.61% 0.39 0.41 -1.30Makanan 3.78% 3.68% -7.73% 0.25 0.23 -0.52Non Makanan 2.12% 2.77% -11.46% 0.14 0.18 -0.78

Pengeluaran KLSN 13.24% 14.15% -5.22% 0.03 0.03 -0.01Pengeluaran Pemerintah 6.44% 8.82% 5.70% 0.36 0.47 0.33Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 4.43% 4.12% -1.09% 0.62 0.56 -0.15Perubahan Stok 10.12% 3.86% -3.02% 0.08 0.03 -0.02Ekspor -4.98% 10.58% 11.09% -5.31 11.65 11.75

Ekspor LN -6.25% 9.35% 11.25% -4.56 6.98 8.18Ekspor Antar Daerah -1.99% 13.43% 10.70% -0.67 4.76 3.55

Impor -12.10% 15.44% 12.09% -4.93 6.60 4.88Impor LN -21.55% 21.32% 24.92% -4.73 4.97 5.36Impor Antar Daerah 0.26% 9.88% 0.07% 0.05 1.92 0.01

Net Ekspor 2.27% 6.43% 5.75% 1.50 4.33 3.77PDRB 3.07% 5.65% 4.72% 3.07 5.65 4.72

2009 2009

Pertumbuhan (YoY) Kontribusi Jenis Penggunaan

Sumber : BPS Kaltim & BI Samarinda (Perkiraan QI*)

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah

Tangga di Kalimantan Timur

pada triwulan I-2010

diperkirakan mengalami

kontraksi sebesar -9,61%

(yoy), setelah pada triwulan

sebelumnya tumbuh sebesar

3,22%. Menurunnya konsumsi

rumah tangga pada periode

berjalan ini dipengaruhi oleh

menurunnya permintaan

masyarakat.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank

Indonesia Samarinda pada triwulan I-2010, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2008 2009 2010

Grafik 1.2 Indeks Keyakinan Konsumen

IKK IKE IEK Garis 100

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2008 2009 2010

Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi

Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods

Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Garis 100

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2008 2009 2010

Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen

Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi

Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

7

secara rata-rata triwulanan masih berada diatas level optimis 100, yaitu sebesar

111,67; namun lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV-2009

yang sebesar 120,50 (Grafik 1.2). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya

Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang berasal dari menurunnya penghasilan saat ini,

pembelian barang tahan lama, dan ketersediaan lapangan kerja, serta

menurunnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berasal dari menurunnya

komponen ekspektasi terhadap penghasilan, kondisi ekonomi dan ketersediaan

lapangan kerja 6 bulan yang akan datang (Grafik 1.3 dan Grafik 1.4).

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran

Pemerintah pada triwulan I-

2010 diperkirakan

mengalami pertumbuhan

sebesar 5,70% (yoy), akan

tetapi mengalami

perlambatan jika

dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan IV-

2010 yang tercatat sebesar

8,82%. Hal ini dipengaruhi oleh belanja pemerintah daerah untuk pembiayaan

berbagai proyek pembangunan pada triwulan I baru memasuki tahap persiapan.

Peningkatan konsumsi Pemda secara tahunan (Grafik 1.5) disebabkan oleh mulai

dilakukannya pembangunan infrastruktur Kaltim seperti pembangunan freeway

Balikpapan-Samarinda dan proyek lanjutan pembangunan bandara di beberapa

kota besar di Kalimantan Timur.

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Pembentukan Modal

Tetap Domestik Bruto (PMDTB)

Kalimantan Timur pada

triwulan I-2010 diperkirakan

mengalami kontraksi sebesar

1,09% (yoy), setelah tumbuh

4,12% pada triwulan IV-2009.

Dari sisi pembiayaan

perbankan, penyaluran kredit

investasi perbankan pada

triwulan I-2010 mencapai Rp

6,69 triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 25,73% (yoy). Pertumbuhan

ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2009 yang

sebesar 32,71% (yoy) (Grafik 1.6).

25%

26%

27%

28%

29%

0

20

40

60

80

100

120

140

Jan

Feb

Mart

Apr

Mei Ju

n Jul

Agt

Sep

Okt

Nop D

es

Jan

Feb

Mar

2009 2010

(yoy)(Indeks)

Grafik 1.5 Konsumsi Pemda (APBD)

Konsumsi Pemda g Konsumsi Pemda

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Juta)

Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Investasi

Kredit Investasi g Kredit Investasi

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

8

Sementara itu, faktor

positif yang menjadi pendorong

pertumbuhan PMDTB pada

periode berjalan ini dapat

terlihat dari Indeks Realisasi

Investasi dan Indeks Konsumsi

Listrik Industri yang

menunjukkan tren peningkatan

meskipun mengalami sedikit

perlambatan jika dibandingkan

dengan pertumbuhan investasi

pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.7).

1.2.4 Ekspor dan Impor

Laju pertumbuhan

ekspor Kalimantan Timur

pada triwulan I-2010,

diperkirakan mengalami

pertumbuhan sebesar

11,09% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan dengan

triwulan IV-2009 yaitu

sebesar 10,58%.

Pertumbuhan tersebut

terlihat juga dari

pertumbuhan ekspor barang melalui Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan, yang

pada triwulan I-2010 tumbuh sebesar 58,32% (yoy) dengan volume ekspor pada

triwulan laporan mencapai 15,5 juta ton (Grafik 1.8).

Sementara itu

berdasarkan data ekspor non

migas yang berasal dari

Ditjen. Bea dan Cukai yang

diolah oleh Bank Indonesia,

ekspor non migas

Kalimantan Timur triwulan I-

2009 mencapai USD 1.723

juta (data Januari-Februari

2010), mengalami ekspansi

sebesar 24,71% dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 1.382 juta.

Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur, China

memiliki pangsa terbesar yaitu 25,9%, diikuti Korea Selatan (16%) dan India

80

90

100

110

120

Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2009 2010

(Index)

Grafik 1.7 Indeks Realisasi Investasi dan Indeks Konsumsi Listrik Industri

Realisasi Investasi Konsumsi Listrik Industri

58.32

020406080100120

140160

-2,000 4,000 6,000 8,000

10,000 12,000 14,000 16,000 18,000

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I

2008 2009 2010

%Ton

Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Pelabuhan di Samarinda & Balikpapan

Ekspor Ekspor (yoy)

24.71%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1*

2007 2008 2009 2010

(yoy)(Juta USD)

Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas Kaltim

Nilai Ekspor g Nilai Ekspor

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

9

(10,66%) (Grafik 1.10).

Berdasarkan komoditasnya,

ekspor bahan bakar mineral

masih menjadi komoditas andalan

ekspor non migas Kalimantan

Timur dengan pangsa pasar

terbesar, yaitu mencapai 90,31%

dengan nilai USD 1.556,7 juta

(Tabel 1.2). Nilai ekspor

komoditas ini mengalami ekspansi

sebesar 25,7% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,

sehingga ekspansi ekspor komoditas ini memberikan kontribusi sebesar 23,23%

terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur periode berjalan.

Tabel 1.2. Komoditas Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan I-2010 (HS2 digit, dalam USD)

Komoditas Nilai (USD) Pangsa Growth (YoY) Kontribusi27 - Bahan Bakar Mineral 1,556,736,425 90.31% 25.72% 23.23%44 - Kayu dan Barang dari Kayu 57,008,798 3.31% 104.42% 3.45%28 - Bahan Kimia Anorganik 30,933,689 1.79% 88.25% 1.58%15 - Lemak & Minyak Hewan/Nabati 26,287,088 1.53% 356.63% 5.44%03 - Ikan dan Udang 22,374,906 1.30% 11.12% 0.14%29 - Bahan Kimia Organik 22,038,603 1.28% 151.49% 1.94%Lainnya 8,337,008 0.48% -87.17% -0.42%

Total 1,723,716,516 100.00% 24.71% 24.71% Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan I-

2010 diperkirakan tumbuh sebesar 12,09% (yoy); lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2009 yang mengalami pertumbuhan

sebesar 15,44% (yoy). Perlambatan ini juga terlihat dari perkembangan impor

melalui pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan yang pada triwulan I-2010

mengalami penurunan volume

86 % (yoy) (Grafik 1.8).

Berdasarkan data yang

tercatat di Bea Cukai, nilai

impor non-migas Kaltim

selama triwulan I-2010

berjumlah USD 224,22 juta

atau mengalami kontraksi

sebesar -40,1% (yoy).

Komoditas impor terbesar

Kalimantan Timur pada

triwulan I 2010 adalah komoditas mesin-mesin/pesawat mekanik yaitu sebesar

USD 62,8 juta (28%), diikuti oleh komoditas kapal laut dan bangunan terapung

10.66%

25.91%

16.00%

0%

10%

20%

30%

TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1

2007 2008 2009 2010

Share

Grafik 1.10 Perkembangan Share Negara Tujuan UtamaEkspor Non Migas Kaltim

MALAYSIA C. INDIAC. R.R.C C. SOUTH KOREAC. TAIWAN

-100

-50

0

50

100

150

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I

2008 2009 2010

(yoy) %Ton

Grafik 1.11 Perkembangan Impor di Pelabuhan Samarinda & Balikpapan

Impor Impor (yoy)

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

10

sebesar USD 50,48 juta (22,5%) dan kendaraan USD 28,251 juta(12,6%).

Sementara berdasarkan negara asal impor, mayoritas berasal dari Singapura yaitu

sebesar USD 48,58 juta (21,67%) dan Amerika Serikat sebesar USD 31,25 juta

(13,94%) (Grafik 1.12 ).

Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 Dijit, dalam USD)

Komoditas Nilai (USD) Pangsa Grow th (YoY) Kontribusi84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 62,810,580 28.01% -52.58% -14.73%89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 50,483,176 22.51% -29.82% -6.71%87 - Kendaraan dan Bagiannya 28,251,037 12.60% 79.29% 9.99%31 - Pupuk 18,823,096 8.39% -35.90% -3.01%40 - Karet dan Barang dari Karet 17,924,547 7.99% 42.85% 3.43%73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 13,154,748 5.87% -55.14% -3.23%Lainnya 32,775,620 14.62% -60.57% -8.85%

Tot al 224,222,804 100.00% -40.13% -40.13% Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Secara keseluruhan, perdagangan

komoditas non migas Kalimantan

Timur pada triwulan I-2010 masih

mengalami net export (jumlah ekspor

non migas Kaltim melebihi besar

dibandingkan dengan jumlah impor

non migas Kaltim) sebesar USD

1.165,2 juta.

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran

Kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran pada

periode laporan ini berasal dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,92%,

diikuti oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 0,44%.

Peningkatan pada sektor pertambangan dan penggalian ini dipengaruhi oleh

meningkatnya peningkatan produksi disebabkan oleh tren peningkatan harga beberapa

komoditas hasil pertambangan seperti minyak dan batubara di pasar internasional.

Selain itu faktor cuaca juga cukup mendukung terhadap kegiatan operasional

pertambangan dengan curah hujan yang relatif rendah pada triwulan-I 2010.

Sektor industri pengolahan merupakan satu-satunya sektor yang diperkirakan

mengalami pertumbuhan negatif pada triwulan-I 2010. Sebagai sektor terbesar

pembentuk PDRB Kalimantan Timur, industri pengolahan mengalami kontraksi sebesar -

1,45% (yoy), sehingga diperkirakan berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi dari sisi penawaran sebesar -0,66%. Beberapa hal penyebab penurunan pada

sektor ini masih dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber gas, serta selain itu

dipengaruhi juga oleh terbakarnya salah satu kilang minyak pertamina sehingga

mempengaruhi produksi minyak pertamina yang mengalami penurunan.

21.67%

13.94%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1

2006 2007 2008 2009 2010

(Share)

Grafik 1.12 Perkembangan Share Negara Asal UtamaImpor Non Migas Kaltim

SINGAPORE C. USA C. JAPAN

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

11

. Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur

2010 2010Q III Q IV Q I Q III Q IV Q I

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan -3.61% 11.01% 0.85% -0.20 0.58 0.04Pertambangan dan Penggalian 7.04% 8.62% 8.44% 3.18 4.26 2.94Industri Pengolahan -2.65% -1.58% -1.45% -0.78 -0.41 -0.66Listrik, Gas, dan Air Bersih 6.75% 7.65% 2.89% 0.02 0.02 0.01Bangunan 8.74% 12.11% 7.67% 0.23 0.31 0.15Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3.83% 6.60% 7.61% 0.29 0.50 0.44Pengangkutan dan Komunikasi 7.88% 10.38% 9.51% 0.29 0.37 0.26Keuangan, Persewaan, dan Jasa-jasa Perusahaan 7.70% 10.79% 7.79% 0.17 0.23 0.13Jasa-jasa 4.68% 6.34% 1.37% 0.17 0.22 0.04PDRB 3.07% 5.65% 4.72% 3.07 5.65 4.72PDRB TANPA MIGAS 6.85% 13.19% 5.88% 3.43 7.21 2.52

2009 2009

PERTUMBUHAN (YoY) KONTRIBUSI

LAPANGAN USAHA

Sumber : BPS Kaltim & BI Samarinda (Perkiraan QI*)

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan pada triwulan I-2010

diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 0,85% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan IV-2009 yang mengalami kontraksi sebesar 11,01%. Pertumbuhan

tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi pada sub sektor tanaman bahan

makanan seperti padi sawah dan padi ladang serta indeks produksi subsektor

perkebunan, seperti meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit,

Karet, dan Lada. Hal ini terlihat pada indeks produksi tanaman bahan makanan padi

sawah dan padi ladang (Grafik 1.13) dan indeks tanaman perkebunan yang

menunjukkan adanya tren peningkatan (Grafik 1.14).

Dari sisi pembiayaan perbankan,

penyaluran kredit untuk sektor pertanian

pada triwulan I-2010 mencapai Rp 857,45

miliar atau mengalami peningkatan

sebesar 15,01% (yoy), sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan di

triwulan III-2009 yang sebesar 24,22%

(Grafik 1.13).

112.36

88.33

60

80

100

120

Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2009 2010

(Index)

Grafik.1.13 Indeks Produksi Padi

Padi Sawah Padi Ladang

160.03

111.55

100.36

60

80

100

120

140

160

180

Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2009 2010

(Indeks)

Grafik 1.14 Indeks Produksi Tanaman Perkebunan

Produksi Kelapa Sawit (TBS) Produksi Karet Produksi Lada

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

200

400

600

800

1,000

1,200

TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar)

Grafik 1.15 Perkembangan KreditSektor Pertanian Kaltim

Kredit Sektor Pertanian g Kredit Sektor Pertanian

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

12

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini pada triwulan I-

2010 diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan yang positif, yaitu

mencapai 8,44% (yoy), sedikit lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan

IV-2009 yang tumbuh sebesar 8,62%

(yoy). Pertumbuhan positif pada

sektor pertambangan dan penggalian

ini didukung oleh peningkatan

produksi batubara, minyak bumi dan

gas alam, yang dipengaruhi oleh meningkatnya harga dan permintaan komoditas

pertambangan dan penggalian tersebut. Pertumbuhan tersebut terlihat dari Indeks

Produksi Batubara dan Indeks Produksi Gas Bumi yang menunjukkan adanya tren

meningkat (Grafik 1.16).

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini diperkirakan masih

mengalami kontraksi pada triwulan I-

2010, yaitu sebesar -1,45% (yoy),

lebih rendah dibandingkan kontraksi

yang terjadi pada triwulan IV-2009

yang sebesar -1,58%. Kontraksi

terutama dipengaruhi oleh rendahnya

produksi LNG, yang memiliki pangsa

terbesar industri pengolahan, karena

pasokan gas yang terbatas. Produksi pengilangan minyak yang sudah relatif mengalami

peningkatan pada triwulan sebelumnya, diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan

yang disebabkan oleh terbakarnya salah satu kilang minyak pertamina Balikpapan

sehingga menurunkan jumlah produksi pada bulan Februari dan Maret 2010. Penurunan

sektor industri pengolahan terlihat pada penurunan Indeks Produksi LNG dan Indeks

Produksi Kilang Minyak (Grafik 1.17).

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada

periode laporan diperkirakan mengalami

pertumbuhan sebesar 2,89% (yoy), lebih

rendah jika dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar

7,65%. Penyaluran kredit perbankan untuk

sektor ini pada triwulan I-2010 mencapai Rp

132.59

98.31

99.31

60

80

100

120

140

Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2009 2010

(Index)

Graf ik 1.16 Indeks Produksi Sektor Pertam bangan dan Penggalian

Produksi Batubara

Produksi Minyak Mentah (kondensat)

Produksi Gas Bumi

129.60

91.52

0

20

40

60

80

100

120

140

Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

2009 2010

% (yoy)

Grafik 1.17 Indeks Sub Sektor Industri Pengolahan Migas

Produksi Kilang Minyak Produksi LNG

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar)

Grafik 1.18 Perkembangan KreditSektor Listrik, Gas & Air Kaltim

Kredit Sektor Listrik, Gas & Air g Kredit Sektor Listrik, Gas & Air

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

13

157,6 miliar atau mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar 355% (Grafik 1.18).

1.3.5 Sektor Bangunan

Sektor bangunan diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 7,67% (yoy),

lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2009 yang tumbuh

sebesar 12,11%. Pertumbuhan tersebut dapat terlihat dari Indeks Nilai Bangunan

Tempat Tinggal dan Indeks Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal yang sedikit

melambat pada triwulan I-2010 (Grafik 1.19). Dari sisi penyaluran kredit perbankan,

kredit untuk sektor konstruksi yang disalurkan oleh perbankan di Kalimantan Timur

triwulan I-2010 mencapai Rp 2.514,89 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 4,2%

(yoy) (Grafik 1.20).

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan I-2010 diperkirakan

mengalami pertumbuhan sebesar 7,61% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan

dengan triwulan IV-2009 yang tumbuh sebesar 6,60%. Pertumbuhan pada periode

berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat terhadap hotel dan

restoran yang dipengaruhi oleh pertumbuhan positif atau peningkatan kegiatan pada

sektor lainnya. Peningkatan permintaan ini terlihat dari Indeks Malam Kamar Terjual

(Hotel) dan Indeks Omzet Restoran yang menunjukkan tren meningkat (Grafik 1.21).

Berdasarkan penyaluran kredit perbankan, penyaluran kredit untuk sektor perdagangan

pada triwulan I-2009 mencapai Rp 5.162 miliar, mengalami peningkatan sebesar 8,19%

(yoy)(Grafik 1.22).

106.67

103.29

96

98

100

102

104

106

108

Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2009 2010

(Indeks)

Graf ik 1.19 Indeks Sektor Bangunan

Nilai Bangunan Tempat Tinggal

Nilai Bangunan Bukan Tempat Tinggal-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar)

Grafik 1.20 Perkembangan KreditKonstruksi Kaltim

Kredit Konstruksi g Kredit Konstruksi

114.18

112.08

120.10

90

95

100

105

110

115

120

125

Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2009 2010

(Index)

Grafik 1.21 Indeks Harga Perdagangan Besar,Hotel dan Restoran

Indeks Harga Perdagangan Besar Malam Kamar Terjual (Hotel)

Omzet Restoran0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar)

Grafik 1.22 Perkembangan KreditPerdagangan Kaltim

Kredit Perdagangan g Kredit Perdagangan

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

14

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan & komunikasi pada triwulan I-2010 diperkirakan mengalami

pertumbuhan sebesar 9,51% (yoy), sedikit lebih lambat dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan IV-2010 yang sebesar 10,38%. Pertumbuhan ini

dipengaruhi oleh masih meningkatnya aktivitas perjalanan masyarakat yang disebabkan

kegiatan pada sektor ekonomi lainnya yang juga diperkirakan mengalami pertumbuhan

positif. Pertumbuhan di sektor pengangkutan dan komunikasi terlihat dari

perkembangan Indeks Indeks Jumlah Angkutan Darat, Laut dan Udara yang

menunjukkan tren meningkat meskipun sedikit mengalami perlambatan dibandingkan

triwulan sebelumnya (Grafik 1.23).

Sementara itu, berdasarkan jumlah penumpang pesawat tujuan domestik yang

melalui Bandara Sepinggan, Balikpapan, jumlah penumpang yang datang selama

triwulan I-2010 mencapai 560.886 orang dengan pertumbuhan sebesar 20,16% (yoy);

sementara jumlah penumpang yang berangkat mencapai 614.620 orang, atau tumbuh

sebesar 34,5% (yoy). Sehingga jumlah keseluruhan penumpang yang menggunakan

Bandara Sepinggan adalah sebesar 1.175.506 orang, mengalami pertumbuhan sebesar

27,26% (yoy) (Grafik 1.24).

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan pada triwulan

I-2010 ini diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan positif

sebesar 7,79% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan IV-2009 sebesar

10,79%. Pertumbuhan positif pada

triwulan I-2010 ini dipengaruhi oleh

penyaluran kredit perbankan yang

masih mengalami pertumbuhan

relatif sama dengan triwulan sebelumnya yaitu mencapai Rp 25,74 triliun atau tumbuh

secara tahunan sebesar 22%(Grafik 1.25).

111.23

117.44

122.40

90

95

100

105

110

115

120

125

Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2009 2010

(Index)

Grafik 1.23 Indeks Sektor Angkutan

Jumlah Penumpang Angkutan Laut

Jumlah Penumpang Angkutan Darat

Jumlah Penumpang Angkutan Udara0%

10%

20%

30%

40%

-

400

800

1,200

1,600

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I

2007 2008 2009 2010

(yoy)Ribu Orang

Grafik 1.24 Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan

Berangkat Datang Growth (y-o-y)

0%

10%

20%

30%

40%

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 TW-1

2007 2008 2009 2010

(YoY)(Rp. Milyar)

Grafik 1.25 Perkembangan Kredit Kaltim

Kredit g Kredit

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

15

1.3.9 Sektor Jasa-jasa

Sektor ini pada periode

laporan diperkirakan mengalami

pertumbuhan positif sebesar

1,37% (yoy), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada

triwulan IV-2009 sebesar

6,34%. Salah satu indikator

meningkatnya sektor jasa-jasa

terlihat dari Indeks Upah Gaji

Pemerintahan Umum yang masih

menunjukkan tren peningkatan

(Grafik 1.26).

0%

1%

2%

3%

4%

5%

98

99

100

101

102

103

104

105

Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

2009 2010

(yoy)Index

Grafik 1.26 Indeks Upah Gaji Pemerintahan Umum

Upah Gaji Pemerintahan Umum

g Upah Gaji Pemerintahan Umum

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

16

Boks 1. Dampak ACFTA terhadap Pertambangan Batubara di Kalimantan Timur

Kalimantan Timur merupakan provinsi yang kaya sumber daya alam, terutama di

sektor pertambangan dan penggalian dengan produk utama minyak bumi, gas dan

batubara. Batubara merupakan produk unggulan ekspor nonmigas Kaltim dengan pangsa

sebesar 90% terhadap total ekspor nonmigas Kaltim. Sehubungan dengan berlakunya

traktat ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) mulai 2010, selama triwulan laporan telah

dilakukan indepth interview mengenai prospek (peluang dan ancaman) sektor/produk

unggulan Kaltim dalam menghadapi perdagangan bebas ASEAN-China ke beberapa

perusahaan pertambangan batubara dan Distamben Kaltim. Adapun hasil analisis indepth

interview yang dilakukan sebagai berikut :

§ Aspek Input

Sebagian besar bahan baku yang digunakan oleh perusahaan batubara merupakan

produk domestik. Hal ini menyebabkan dampak ACFTA terhadap efisiensi biaya input

perusahaan relatif tidak signifikan. Terkait dengan tenaga kerja, perusahaan

menyatakan tidak ada dampak ACFTA terhadap jumlah tenaga kerja perusahaan,

dikarenakan tidak ada perubahan target output produksi. Sebagian besar perusahaan

meningkatkan target produksi pada tahun ini dengan memaksimalkan tenaga kerja yang

ada (belum melakukan penambahan tenaga kerja).

§ Aspek Pemodalan

Aspek pemodalan terbesar perusahaan batubara berasal dari penanaman modal asing,

diikuti oleh kredit perbankan dalam negeri. Sebagian besar perusahaan mengeluhkan

tingkat suku bunga kredit perbankan saat ini, rata-rata 11-12% (terlalu tinggi),

terutama bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga negara-negara tetangga, seperti

Thailand dan Malaysia, yang berkisar antara 6-7%. Hal ini menyebabkan biaya modal

yang tinggi bagi para pengusaha lokal. Responden mengharapkan perbankan dapat

menurunkan suku bunga kredit ke tingkat yang wajar yaitu di bawah 10%.

§ Aspek Produksi dan Pasar

Responden produsen batubara menyatakan bahwa diberlakukannya ACFTA relatif tidak

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan oleh jenis komoditas yang

sulit disubstitusi oleh produk impor, sehingga pasar domestik akan tetap dikuasai oleh

produsen lokal. Hanya saja, peluang memanfaatkan turunnya tarif bahan baku impor

relatif tidak termanfaatkan secara optimal, karena pangsa bahan baku impor terhadap

produksi komoditas unggulan Kaltim ini relatif kecil.

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

17

Berdasarkan pangsa pasarnya, sebagian besar atau lebih dari 50% hasil produksi

perusahaan diekspor ke luar negeri, terutama ke negara-negara seperti Cina, India,

Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat dan Uni Eropa, Untuk komoditas

batubara, negara pesaing ekspor utama adalah Australia. Adapun dampak dari

diberlakukannya ACFTA terhadap kinerja industri sejenis secara umum dianggap positif

oleh perusahaan produsen. Dapat dilihat pula pada Grafik B1.1 dan Grafik B1.2

perkembangan ekspor komoditas batubara Kaltim secara triwulanan menunjukkan tren

kenaikan yang signifikan terutama dari sisi volume.

Sejumlah responden perusahaan bahkan beranggapan China merupakan penyelamat

saat terjadi krisis global tahun 2008 karena menyerap sebanyak-banyaknya batubara

yang ada di pasar. Hal ini didukung pula oleh kebijakan China untuk lebih memilih

membeli batubara dari negara lain ketimbang mengeksploitasi batubaranya sendiri yang

mayoritas berada di tengah daratan wilayah China. Oleh karenanya, China merupakan

pasar yang masih potensial bagi komoditas non migas unggulan Kaltim tersebut.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1*

2007 2008 2009 2010

(yoy)(Juta USD)

Grafik B1.1 Perkembangan Ekspor Batubara Kaltim (Nilai)

Nilai Ekspor g Nilai Ekspor

-20%

0%

20%

40%

60%

0

10

20

30

40

50

1* 2 3 4 1* 2 3 4 1* 2 3 4 1*

2007 2008 2009 2010

(yoy)(Juta Ton)

Graf ik B1.2 Perkembangan Volume Ekspor Bat ubara Kalt im

Volume Ekspor g Volume Ekspor

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

18

§ Rekomendasi

Adapun sejumlah rekomendasi dari responden perusahaan batubara kepada pemerintah

dalam rangka mengantisipasi diberlakukannya ACFTA secara umum adalah:

- Meningkatkan kualitas dan ketersediaan infrastruktur.

- Meningkatkan ketersediaan energi.

- Memberikan alokasi dana yang lebih besar untuk pelatihan dan peningkatan

kapabilitas (SDM, teknologi, permodalan) bagi UKM.

- Membantu sarana dan prasarana ekspor yang dibutuhkan masyarakat pengusaha

kecil dan menengah.

- Menurunkan suku bunga pinjaman ke tingkat wajar, yaitu di bawah 10%.

- Mempertegas regulasi, seperti kepastian perencanaan tata ruang (RTRWP).

- Menyederhanakan birokrasi dan mempermudah perizinan usaha.

- Membenahi masalah perpajakan.

- Menjamin keamanan berusaha dan kepastian hukum.

- Meningkatkan kampanye pemakaian produk dalam negeri.

- Memberantas korupsi dan biaya-biaya siluman sehingga biaya produksi menjadi

lebih efisien.

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

19

EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII

2.1 Gambaran Umum

Laju perkembangan perubahan

harga barang dan jasa tahunan di

Kalimantan Timur pada triwulan I-

2010, yang dihitung dari perubahan

Indeks Harga Konsumen (IHK),

tercatat sebesar 5,96% (yoy); lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan

IV-2009 sebesar 4,30% (yoy). Laju

Inflasi Kalimantan Timur ini juga

masih lebih tinggi jika dibandingkan

dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,43% (yoy).

Berdasarkan komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas

pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 10,41% (yoy); diikuti oleh kelompok

komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (10,39%), dan kelompok

komoditas bahan makanan (7,39%). Sementara kelompok komoditas transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan merupakan kelompok komoditas yang mengalami tingkat

inflasi terendah, yaitu sebesar 2,11% (Tabel 2.1).

Tabel 2.1

Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2010

QtQ YoYBAHAN MAKANAN 5.54 7.43

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 3.31 10.39

PERUMAHAN 0.83 3.27

SANDANG 1.23 3.91

KESEHATAN 1.05 5.10

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.55 10.41

TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.46 2.11

U M U M 2.38 5.96

Inf lasi (Q1-2010)Kelompok

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan

laporan terjadi di Tarakan yakni sebesar 9,73% (yoy), diikuti oleh Balikpapan dan

Samarinda masing-masing sebesar 6,21% (yoy) dan 4,65% (yoy). Secara umum,

faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan-I 2010,

antara lain :

• Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang didorong oleh pola

konsumsi musiman karena adanya perayaan hari raya imlek dan maulid nabi yang

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Aug Se

pOct

Nov D

ec Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Aug Se

pOct

Nov D

ec Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Aug Se

pOct

Nov D

ec Jan

Feb

Mar

2007 2008 2009 2010

% (YoY)

Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (YoY)

Kaltim Nasional

BAB II

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

20

meningkatkan harga beberapa komoditas bahan makanan seperti beras dan daging

ayam boiler.

• Dari sisi penawaran, terbatasnya pasokan beberapa komoditas seperti beras dan ikan

segar hasil laut yang menyebabkan meningkatnya harga komoditas tersebut pada

triwulan-I 2010. Berdasarkan info dari Dinas Peternakan Provinsi Kaltim, pada awal

triwulan I-2010 sempat terjadi kekosongan DOC akibat adanya

replacement/peremajaan breeding di Kaltim, akibatnya harga DOC naik sehingga

harga ayam ikut naik tapi sifatnya sementara mengingat kemudian dilakukan

pemasukan DOC dari luar Kaltim untuk menstabilkan pasokan DOC.

2.2 Inflasi Triwulanan (qtq)

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)

Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota

Samarinda pada triwulan I-2010 mencapai 2,07% (qtq), lebih rendah dibandingkan

dengan laju inflasi pada triwulan IV-2009 yang sebesar 0,29%. Laju inflasi tertinggi

tercatat pada kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau

yaitu sebesar 5,13% (qtq), yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan atas

harga komoditas nasi; diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan (2,98%),

yang dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras karena terbatasnya pasokan

Sementara itu, kelompok komoditas pendidikan, rekreasi , dan olahraga merupakan

kelompok komoditas yang mengalami inflasi terendah, yaitu sebesar 0,51% (qtq).

Tabel 2.2

Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda

Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN 0.43 3.62 -0.60 2.98

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.03 2.23 1.18 5.13

PERUMAHAN 0.73 0.46 0.06 0.87

SANDANG -2.03 2.69 2.26 1.55

KESEHATAN 0.08 3.74 0.84 1.38

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 1.07 0.52 0.12 0.51

TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.32 0.39 0.14 0.60

U M U M 0.42 1.81 0.29 2.07

Kelompok Inf lasi QtQ (%)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)

Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan I-2010 tercatat sebesar

2,55% (qtq), lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan IV-2009 yang sebesar

0,69%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi

adalah kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 8,24% (qtq) yang

dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas beras dan ikan segar karena

terbatasnya pasokan komoditas tersebut, diikuti oleh kelompok komoditas makanan

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

21

jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,47% (qtq) yang disebabkan

meningkatnya harga komoditas mie instant, serta diikuti oleh kelompok komoditas

kesehatan sebesar 0,80% (qtq).

Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan

Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN -1.40 1.29 -2.12 8.24

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.81 2.56 2.37 1.47

PERUMAHAN 1.19 1.96 0.71 0.62

SANDANG -0.71 1.52 0.56 0.59

KESEHATAN 0.56 0.41 1.22 0.80

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.31 16.44 2.64 0.76

TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.02 0.75 2.09 0.35

U M U M 0.31 2.55 0.69 2.55

Inf lasi QtQ (%)Kelompok

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)

Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan I-2010 mencapai 2,89%

(qtq), merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di

Kalimantan Timur, juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada

triwulan IV-2009 yang mencapai 1,66%. Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok

komoditas bahan makanan yang mencapai 6,38% (qtq), diikuti oleh kelompok

komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,16%) dan kelompok

sandang (1,77%).

Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan

Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN -1.00 6.44 2.31 6.38

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 6.52 6.06 2.27 2.16

PERUMAHAN 0.97 0.67 0.69 1.22

SANDANG -0.99 2.72 3.70 1.77

KESEHATAN 2.74 1.52 2.24 0.51

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 2.22 0.64 0.63 -0.25

TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.97 -0.08 -0.03 0.25

U M U M 1.34 3.52 1.66 2.89

Kelompok Inflasi QtQ (%)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Laju inflasi pada kelompok bahan makanan di kota Tarakan terutama

dipengaruhi oleh meningkatnya harga ikan laut segar yang disebabkan oleh

terbatasnya pasokan ikan laut segar sehingga tidak dapat memenuhi tingkat

permintaan ikan laut di Tarakan yang tergolong cukup tinggi. Terbatasnya pasokan

ikan segar di Tarakan disebabkan gangguan gelombang air laut yang tinggi sehingga

nelayan tidak dapat melaut untuk mencari hasil tangkapan. Sementara deflasi

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

22

terjadi pada kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar -

0,25% (qtq).

2.3 Inflasi Tahunan (yoy)

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan I-2010 tercatat

sebesar 4,65% (yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada

triwulan sebelumnya yang sebesar 4,06%. Laju inflasi Kota Samarinda ini juga lebih

tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara nasional yang tercatat

sebesar 3,43%.

Tabel 2.5 Inflasi tahunan (yoy) Kota Samarinda menurut kelompok barang & jasa

Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN 6.55 8.30 5.97 6.52

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 10.87 10.71 7.57 9.86

PERUMAHAN 7.25 2.05 4.67 2.15

SANDANG 2.82 4.05 5.54 4.48

KESEHATAN 6.80 6.55 6.64 6.13

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 8.40 2.35 1.35 2.24

TRANSPORT & KOMUNIKASI -6.19 -6.18 -2.99 1.47

U M U M 4.87 3.69 4.06 4.65

Kelompok Inf lasi YoY (%)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 9,86%, diikuti oleh

kelompok komoditas bahan makanan (6,52%) dan kelompok komoditas kesehatan

(6,13%). Laju inflasi bahan makanan dipengaruhi oleh meningkatnya harga beras

yang disebabkan pergeseran musim panen yang akan baru dapat dilakukan pada

awal bulan April 2010 (Tabel 2.4) Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada

kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (1,47%).

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 6,21%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan IV-2009 yang

mencapai 3,60%. Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan ini juga lebih tinggi

dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 3,43%.

Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada kelompok komoditas

pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 20,80% (yoy), yang dipengaruhi

oleh meningkatnya biaya pendidikan. Kelompok komoditas lainnya yang juga

memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan I-2010 adalah kelompok

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

23

komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (8,48%), yang

dipengaruhi oleh meningkatnya harga mie instant; dan kelompok komoditas bahan

makanan (5,81%). Sementara itu, inflasi terendah terjadi pada kelompok komoditas

sandang, yaitu sebesar 1,97%.

Tabel 2.6 Inflasi tahunan (yoy) Kota Balikpapan menurut kelompok barang & jasa

Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN 3.22 0.35 -3.06 5.81

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 9.33 9.23 9.92 8.48

PERUMAHAN 4.84 4.55 5.08 4.55

SANDANG 3.75 3.77 3.22 1.97

KESEHATAN 4.02 2.77 3.07 3.02

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 13.63 17.45 19.80 20.80

TRANSPORT & KOMUNIKASI -6.37 -6.03 -1.55 3.23

U M U M 3.77 3.30 3.60 6.21

Kelompok Inf lasi YoY (%)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan

Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan I-2010 mencapai 9,73% (yoy),

masih menjadi yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur.

Laju inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-2009 yang

sebesar 7,21%. Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas makanan

jadi, minuman, rokok & tembakau merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi

tertinggi yaitu sebesar 18,04% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas bahan makanan

(14,69%).

Tabel 2.7 Inflasi tahunan (yoy) Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa

Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10BAHAN MAKANAN 15.42 10.70 9.89 14.69

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 14.86 15.28 15.93 18.04

PERUMAHAN 5.92 2.39 2.64 3.58

SANDANG 7.16 8.99 10.62 7.33

KESEHATAN 7.31 5.80 6.72 7.18

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 3.49 3.09 3.51 3.26

TRANSPORT & KOMUNIKASI -8.63 -8.83 -3.28 1.11

U M U M 8.40 6.33 7.21 9.73

Kelompok Inflasi YoY (%)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Faktor pendorong meningkatnya inflasi di Kota Tarakan dipengaruhi oleh

ketergantungan yang tinggi terhadap suplai kebutuhan dari luar, dan tingginya

preferensi masyarakat terhadap komoditas ikan laut yang tidak diimbangi dengan

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

24

peningkatan suplai kebutuhan ikan. Sementara inflasi terendah terjadi pada kelompok

komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar 1,11% (yoy).

Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.8), pada triwulan I tahun 2010 inflasi

kumulatif Kaltim telah mencapai 2,37%, lebih rendah dari inflasi kumulatif tahun 2008

(3,87%) tetapi lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan I tahun 2006 (1,94%), 2007

(1,30%) dan 2009 (0,79%). Dibandingkan dengan inflasi kumulatif nasional triwulan I tahun

2010 (0,99%), maka inflasi kumulatif Kaltim jauh lebih tinggi. Dari ketiga kota di Kaltim,

Kota Tarakan memiliki laju inflasi tertinggi (2,89%), diikuti oleh laju inflasi Balikpapan

(2,55%), dan Samarinda (2,07%).

Tabel 2.8 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim, dan Kota

Samarinda Balikpapan Tarakan Kaltim Nasional Samarinda Balikpapan Tarakan Kaltim Nasional2006 1.43 2.53 - 1.94 1.97 6.5 5.52 - 6.04 6.62007 1.72 0.81 - 1.3 1.91 9.18 7.27 - 8.3 6.592008 3.97 3.75 7.88 3.87 3.42 12.69 11.3 19.85 13.06 11.062009 1.49 0.03 0.53 0.79 0.36 4.06 3.6 7.21 4.31 2.782010 2.07 2.55 2.89 2.37 0.99 - - - - -

INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBERINFLASI KALENDER JANUARI-MARETTAHUN

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

25

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

3.1. Gambaran Umum

Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum

menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal ini

tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha

perbankan meliputi aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran

kredit.

Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Februari 2010) menurut

pertumbuhan triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan

nasional menunjukkan perkembangan yang searah. Jumlah aset, DPK, dan kredit bank

umum secara nasional mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 3,17%,

1,83%, dan 2,25%. Sementara pada periode yang sama bank umum di Kaltim

mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit masing-masing sebesar 8,38%, 6,60%,

dan 3,09%. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) menunjukkan

perkembangan kinerja yang positif dimana jumlah aset, DPK dan kredit bank umum di

Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 12,43%,

12,62 dan 22,54%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang

mengalami peningkatan masing-masing sebesar 7,01%, 8,14% dan 9,45%.

Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif.

Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 14,93% (yoy).

Demikian juga halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 22,12% (yoy),

sementara kredit BPR juga mampu tumbuh sebesar 8,9% (yoy) atau mengalami sedikit

3.17%

1.83%

2.25%

8.38%

6.60%

3.09%

0% 2% 4% 6% 8%

Aset

DPK

KreditNasional

Kaltim

Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan

Kaltim dan Nasional (qtq)

7.01%

8.14%

9.45%

12.43%

12.62%

22.54%

0% 5% 10% 15% 20% 25%

Aset

DPK

Kredit

Nasional

Kaltim

Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan

Kaltim dan Nasional (yoy)

BAB III

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

26

peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai

pertumbuhan sebesar 8,73%.

Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan

terjadinya peningkatan risiko kredit, sedangkan risiko likuiditas dalam kondisi yang

membaik dibandingkan triwulan sebelumnya.

3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif

Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan I-2010 tercatat

Rp 60.375 milyar, mengalami peningkatan 8,38% (qtq) dibandingkan posisi triwulan

sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih yang

cukup signifikan dialami oleh bank pemerintah, yakni sebesar 10,51%(qtq) sedangkan

bank swasta mencatat peningkatan aset bersih sebesar 3%(qtq). Jika dibandingkan

dengan posisi triwulan I-2009, total aset perbankan mencatat pertumbuhan sebesar

32,25% (yoy).

Tabel 3.1

Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim

Tw3-09 Tw 4-09 Tw 1-10 Tw3-09 Tw4-09 Tw 1-10 qtq yoy

Jumlah Aset Bersih 53,404 55,707 60,375 100.00% 100.00% 100.00% 8.38% 32.25%

Bank Pemerintah 39,883 39,883 44,076 74.68% 71.59% 73.00% 10.51% 38.39%

Bank Swasta 13,521 15,824 16,299 25.32% 28.41% 27.00% 3.00% 18.09%

Aktiva Produktif 31,702 30,337 34,216 100.00% 100.00% 100.00% 12.79% 11.92%

Penempatan pada Bank Indonesia 6,616 2,369 1,183 20.87% 7.81% 3.46% -50.08% -84.33%

Penempatan pada Bank Lain 311 1,470 6,138 0.98% 4.85% 17.94% 317.54% 774.25%

Surat berharga yang dimiliki 1,447 1,511 1,135 4.56% 4.98% 3.32% -24.89% -12.40%

Kredit yang diberikan 23,318 24,977 25,749 73.55% 82.33% 75.26% 3.09% 22.54%

Lainnya 10 10 11 0.03% 0.03% 0.03% 13.30% -11.82%

Pertumb. Tw1-10Keterangan

Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi

Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih

didominasi oleh aktiva kredit yang diberikan dengan pangsa sebesar 75,26%, sedikit

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan-IV 2009. Sementara itu

penempatan pada Bank Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifkan sebesar

50,08% dibandingkan triwulan sebelumnya, atau dengan pangsa sebesar 3,46% pada

triwulan-I 2010. Suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan yang bertahan

pada level 6,5%, diperkirakan ikut berpengaruh terhadap penurunan penempatan pada

BI dari Rp 2.369 milyar pada triwulan IV-2009 menjadi Rp 1.183 milyar pada triwulan

laporan.

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada

triwulan I-2010 mencapai Rp 46.588 milyar, atau meningkat 6,6% (qtq) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2009,

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

27

penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami pertumbuhan sebesar 9,15%

(yoy).

Peningkatan dana pada triwulan

laporan berasal dari giro dan deposito,

sementara tabungan mengalami

kontraksi. Berdasarkan pertumbuhan

triwulanan (qtq), deposito mencatat

pertumbuhan tertinggi sebesar 16,2%,

giro mengalami pertumbuhan sebesar

14,5%; sedangkan tabungan

mengalami kontraksi sebesar -4,2%.

Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank pemerintah,

yaknii sebesar 9,1% sedangkan bank milik swasta juga mengalami kenaikan meskipun

kecil yaitu sebesar 0,8%. Simpanan dalam bentuk tabungan baik pada bank swasta

maupun bank pemerintah mengalami penurunan masing-masing sebesar -1,7 dan

6,2% (qtq).

Tabel 3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim

Komposisi KomposisiTw 3-09 Tw 4-09 Tw 1-10 Tw4-09 Tw1-10 qtq yoy

Total DPK 42,948 43,702 46,588 100.0% 100.0% 6.6% 12.6%Giro 12,575 12,596 14,428 28.8% 31.0% 14.5% 14.5%Tabungan 16,069 18,920 18,007 43.3% 38.7% -4.8% 20.7%Deposito 14,303 12,185 14,153 27.9% 30.4% 16.2% 2.2%

Bank Pemerintah 30,934 30,441 33,226 100.0% 100.0% 9.1% 11.3%Giro 10,287 10,175 11,818 33.4% 35.6% 16.1% 11.6%Tabungan 11,154 13,158 12,343 43.2% 37.1% -6.2% 19.5%Deposito 9,493 7,107 9,065 23.3% 27.3% 27.6% 1.4%

Bank Sw asta 12,014 13,261 13,363 100.0% 100.0% 0.8% 16.0%Giro 2,289 2,420 2,610 18.2% 19.5% 7.9% 29.8%Tabungan 4,915 5,761 5,664 43.4% 42.4% -1.7% 23.3%Deposito 4,810 5,078 5,088 38.3% 38.1% 0.2% 3.6%

Jenis SimpananPert. Tw1-10Posisi (dalam Rp Mil iar)

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di

Kaltim triwulan IV-2009 menunjukkan

pertumbuhan positif. Perlambatan

pertumbuhan kredit tersebut terjadi

ditengah mulai turunnya tingkat bunga

pinjaman. Akan tetapi, penurunan suku

bunga simpanan tersebut masih relatif

kecil seiring dengan BI-rate selama

triwulan laporan yang tetap sebesar 6.5%

(Grafik 3.4).

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0

10

20

30

40

50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2006 2007 2008 2009 2010

DPK (triliun Rp)

DPK (sumbu k iri) g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan Masyarakat

6

810

12

1416

18

20

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2007 2008 2009 2010

Suku Bunga (%)

K. Inv K . Kons KMK BI-rate

Grafik 3.4.

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

28

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim

Jumlah kredit yang

disalurkan bank umum yang

berkantor di Kaltim pada triwulan

I-2010 mencapai Rp 25.749,11

milyar (tabel 3.3). Secara

triwulanan, pertumbuhan kredit

pada triwulan laporan tercatat

3,12% (qtq) atau lebih rendah

jika dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan IV-

2009 sebesar 6,21%. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan I-2009, penyaluran

kredit pada triwulan I-2010 telah tumbuh sebesar 22,55% (yoy) atau meningkat

jika dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar

21,96% (Grafik 3.5).

Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah

mencapai Rp 16.546,1 milyar (pangsa 64,3%) atau mengalami peningkatan 1,97%

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh

bank umum swasta pada triwulan laporan meningkat sebesar 5,17%, menjadi Rp

9.203 milyar (pangsa 35,7%).

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

KomposisiTw 3-09 Tw 4-09 Tw1-10 Tw 1-10 q-t-q y-o-y

Kredit 23,527.9 24,976.1 25,749.1 100.0% 3.09% 22.54% Kelompok Bank

Bank Pemerintah 15,392.6 16,225.7 16,546.1 64.3% 1.97% 25.66%Bank Swasta 8,135.3 8,750.2 9,203.0 35.7% 5.17% 17.31%

Jenis PenggunaanModal Kerja 10,250.5 10,310.6 9,983.2 38.8% -3.18% 10.63%Investasi 5,926.7 6,676.3 6,694.4 26.0% 0.27% 25.73%Konsumsi 7,350.7 7,989.3 9,071.6 35.2% 13.55% 36.13%

Se ktor EkonomiPertanian 1,051.0 1020.58 857.48 3.3% -15.98% -6.38%Pertambangan 920.5 1335.13 1209 4.7% -9.45% 77.61%Perindustrian 812.6 826.94 1056.40 4.1% 27.75% 34.42%Listrik, Gas dan Air 80.5 132.90 157.66 0.6% 18.63% 355.79%Konstruksi 3,252.8 2926.11 2514.89 9.8% -14.05% -4.28%Perdagangan 5,236.9 5624.76 5162.10 20.0% -8.23% 8.19%Angkutan 1,032.3 1328.59 1423.38 5.5% 7.13% 49.79%Jasa Dunia Usaha 3,504.7 3479.67 2482.46 9.6% -28.66% -25.02%Jasa Sosial 272.8 305.03 883.37 3.4% 189.60% 238.82%Lain-Lain 7,363.8 7996.43 10001.67 38.8% 25.08% 49.85%

LDR 54.78% 57.15% 55.27%

Pert. Tw1-10Keterangan

Posisi (dalam Rp Mil iar)

0%

10%

20%

30%

40%

0

10

20

30

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2006 2007 2008 2009 2010

Kredit (triliun Rp)

Kredit g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.5.

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

29

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi dan konsumsi

mengalami pertumbuhan yang positif secara triwulanan (qtq). Kredit Konsumsi

(pangsa 35,2%) mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 13,55% menjadi

Rp 9.071,6 milyar. Selanjutnya kredit investasi (pangsa 26%) meningkat sebesar

0,27% menjadi Rp 6.694,4 milyar. Sementara itu kredit modal kerja (pangsa

38,8%) mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,18% menjadi Rp 9.983,2

milyar. Menurut sektor ekonomi, sama dengan triwulan sebelumnya pertumbuhan

kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air (355%), diikuti sektor jasa

sosial (238%), sektor pertambangan (77,61%), sektor angkutan (49,79%) dan

sektor perindustrian (34,42%). Sementara itu kredit sektor pertanian dan

konstruksi mengalami penurunan masing-masing sebesar -6,38% dan 4,28%.

Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan positif secara triwulanan

antara lain sektor perindustrian (27,75%), Listrik, gas, dan air (18,63%), serta

angkutan (7,13%). Nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank

umum yang berkantor di Kaltim mengalami sedikit penurunan dari 57,15% pada

triwulan IV-2009 menjadi 55,27% pada triwulan laporan.

b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang

berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Februari 2010) tercatat

sebesar Rp 33.162 milyar, mengalami peningkatan sebesar 4,78% (qtq)

dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.6). Begitu

juga jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2009, kredit berdasarkan lokasi

proyek mengalami pertumbuhan sebesar 26,59% (yoy) atau mengalami kenaikan

pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya sebesar 20,73% (Grafik 3.6).

Berdasarkan kelompok bank,

pertumbuhan triwulanan

menunjukkan peningkatan yang

cukup positif pada bank pemerintah

yang mengalami peningkatan kredit

cukup signifikan sebesar 34,08%.

Sedangkan bank swasta justru

mengalami penurunan sebesar

13,23%. Menurut sektor ekonomi,

sebagian besar sektor ekonomi

mengalami pertumbuhan kredit yang positif kecuali sektor listrik, gas, dan air yang

mengalami penurunan sebesar 23,14%, sektor konstruksi (-28,45%), sektor

perdagangan (-16,39%) dan jasa dunia usaha yang turun sebesar 28,52%.

Pertumbuhan positif terjadi pada sektor jasa sosial (218,23%), sektor

pertambangan (25,76%), sektor angkutan (19,55%), serta sektor pertanian dan

perindustrian yang tumbuh dibawah 10%.

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2006 2007 2008 2009

Kredit (triliun Rp)

Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kalimantan Timur

Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

30

Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja

memiliki pangsa yang tertinggi yaitu 46,7%, diikuti oleh kredit investasi sebesar

31,8%. Sedangkan menurut sektor ekonomi, pangsa terbesar adalah sektor

perdagangan dan pertambangan dengan pangsa masing-masing sebesar 13,7%

dan 19,8%.

Tabel 3.4.

Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

Komposis iTw3-09 Tw4-09 Tw1-10 Tw1-10 q-t-q y-o-y

Kredi t Lokasi Proyek 34,161.1 36,420.3 38,162.7 100.0% 4.78% 26.59% Kelompok Bank

Bank Pemerintah 17,739.1 13,868.31 18,594.57 48.7% 34.08% 18.26%Bank Swasta 16,422.0 22,551.97 19,568.09 51.3% -13.23% 35.67%

Jenis PenggunaanModal Kerja 15,648.1 17,004.18 16,809.08 44.0% -1.15% 36.73%Investasi 11,145.3 11,529.53 12,138.41 31.8% 5.28% 18.71%Konsumsi 7,367.4 7,886.58 9,215.16 24.1% 16.85% 39.81%

Sektor EkonomiPertanian 3,087.9 3,659.83 3,954.02 10.4% 8.04% 56.74%Pertambangan 5,443.6 6,019.82 7,570.48 19.8% 25.76% 112.25%Perindustrian 1,881.0 2,008.41 2,147.74 5.6% 6.94% 7.94%Listrik, Gas dan Air 445.8 496.24 381.40 1.0% -23.14% 9.67%Konstruksi 3,614.6 3,737.22 2,673.84 7.0% -28.45% -23.15%Perdagangan 5,897.4 6,262.09 5,235.99 13.7% -16.39% -3.58%Angkutan 1,611.1 1,784.71 2,133.60 5.6% 19.55% 59.39%Jasa Dunia Usaha 4,540.2 4,274.14 3,055.27 8.0% -28.52% -33.13%Jasa Sosial 242.7 267.64 851.71 2.2% 218.23% 275.57%Lain-Lain 7,396.8 7,910.17 10,158.62 26.6% 28.42% 52.15%

LDR - lokasi proyek 82.9% 87.94% 81.91%

Pert. Tw1-10Keterangan

Posis i (dalam Rp Miliar)

Tabel 3.5.

Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kabupaten/Kota di Kaltim

Kredit DPK Kredit DPKKab. Kutai 4,697.58 2,222.84 12.31% 5.49% 211.33%Kab. Berau 1,325.41 1,707.73 3.47% 4.22% 77.61%Kab. Pasir 1,034.24 712.01 2.71% 1.76% 145.26%Kab. Bulungan 520.42 1,591.38 1.36% 3.93% 32.70%Kab. Kutai Barat 23.85 347.01 0.06% 0.86% 6.87%Kab. Kutai Timur 1,072.81 1,940.08 2.81% 4.79% 55.30%Kab. Malinau 92.97 577.15 0.24% 1.43% 16.11%Kab. Nunukan 342.61 4,212.36 0.90% 10.41% 8.13%Kodya Samarinda 11,947.95 10,474.49 31.32% 25.88% 114.07%Kodya Balikpapan 10,363.26 11,346.49 27.16% 28.03% 91.33%Kodya Tarakan 1,338.21 3,184.03 3.51% 7.87% 42.03%Kodya Bontang 5,393.60 2,503.71 14.14% 6.19% 215.42%

Kabupaten/KotaNominal* (Rp M) Pangsa

LDR

Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai

proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di

Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda

mencapai Rp 11.947 milyar (pangsa 31,32%) dan di kota Balikpapan (termasuk

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

31

Kabupaten Penajam Paser Utara) sebesar Rp 10.363 milyar (pangsa 27,16%).

Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh Kabupaten Kutai Barat sebesar Rp

23,85 milyar (pangsa 0,06%).Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap

simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar 215,42%, diikuti

oleh Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 211,33%, Kabupaten Pasir (145,26%)

dan kota Balikpapan (91,33%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten

Kutai Barat dan Kabupaten Nunukan dengan nisbah masing-masing sebesar 8,13%

dan 6,87% (Tabel 3.5).

3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di

Kaltim pada Triwulan I-2010 mencapai Rp 16.661 milyar atau dengan pangsa 64,7%

terhadap total kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim

pada triwulan laporan mengalami kenaikan sebesar 4,64% (qtq) atau memiliki arah

yang sama jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit yang naik sebesar

3,09%%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit berskala

kecil kredit kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 5oo juta) yang tumbuh sebesar

14,46%. Sedangkan kredit berskala mikro mengalami penurunan sebesar 5,96% (qtq).

Tabel 3.6.

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit

Tw3-09 Tw 4-09 TW1-10 TW1-10 q-t-q y-o-y

Mikro (s.d Rp 50 jt) 3,932 3,981 3,744 14.5% -5.96% 1.36%

Keci l (Rp 50 jt s.d 500 j t) 5,089 5,492 6,286 24.4% 14.46% 44.78%

Menengah (Rp 500 j t s.d 5 mil iar) 6,300 6,450 6,632 25.8% 2.82% 15.77%

Kredit UMKM (s.d Rp 5 mi liar) 15,321 15,923 16,661 64.7% 4.64% 21.05%

Besar (> Rp 5 miliar) 8,207 9,053 9,088 35.3% 0.38% 25.37%

Total 23,528 24,976 25,749.1 100.0% 3.09% 22.54%

Pert. Tw 1-10Skala Kredit

KomposisiPosisi (miliar Rp)

Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada

triwulan laporan tercatat Rp 10.145 milyar atau mengalami peningkatan sebesar

43,73% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan juga terjadi pada

jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta tercatat Rp 6.515 milyar atau

mengalami peningkatan sebesar 4,74% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(Tabel 3.7).

Menurut jenis penggunaan, kurang dari separoh kredit MKM yang disalurkan

untuk usaha produktif yang pangsanya mencapai 48%, terdiri dari kredit modal kerja

dan kredit investasi masing-masing berjumlah Rp 6.069 milyar (pangsa 36,4%) dan Rp

1.934,2 milyar (pangsa 11,6%). Sementara sisanya sebesar Rp 8.658,1 milyar (pangsa

52%) merupakan kredit konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan

(qtq), kredit konsumsi tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 11,60%. Sedangkan kredit

investasi dan modal kerja mengalami penurunan sebesar 7,37% dan 1,41% secara

triwulanan.

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

32

Tabel 3.7.

Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank,

Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw 3-09 Tw 4-09 Tw1-10 Tw1-10 qtq yoy

Kredit UMKM 15,139.7 16,002.1 16,661.4 100.0% 4.12% 21.05% Kelompok Bank

Bank Pemerintah 9,363.7 9,781.2 10,145.8 60.9% 3.73% 28.13%Bank Swasta 5,775.9 6,220.9 6,515.7 39.1% 4.74% 11.47%

Jenis PenggunaanModal Kerja 6,222.2 6,155.6 6,069.1 36.4% -1.41% 12.78%Investasi 1,875.0 2,088.1 1,934.2 11.6% -7.37% 2.39%Konsumsi 7,042.5 7,758.4 8,658.1 52.0% 11.60% 33.34%

Sektor Ekonomi .Pertanian 522.2 399.81 164.29 1.0% -58.91% -53.44%Pertambangan 183.9 217.26 230.93 1.4% 6.29% 73.67%Perindustrian 185.8 215.11 311.94 1.9% 45.02% 75.41%Listrik, Gas dan Air 29.1 14.90 17.12 0.1% 14.93% -19.85%Konstruksi 1,276.2 1,039.73 916.12 5.5% -11.89% -4.26%Perdagangan 3,836.4 4,040.02 3,611.34 21.7% -10.61% 3.26%Angkutan 350.5 401.00 408.75 2.5% 1.93% 14.48%Jasa Dunia Usaha 1,571.1 1,771.78 1,095.74 6.6% -38.16% -34.05%Jasa Sosial 119.8 136.91 416.89 2.5% 204.50% 308.73%Lain-Lain 7,064.7 7,765.57 9,488.32 56.9% 22.18% 45.89%

Posisi (dalam Rp miliar) Pert. Tw1-10 Keterangan

Komposisi

Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga

sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 21,7%), sektor jasa dunia usaha

(pangsa 6,6%) dan sektor konstruksi (pangsa 5,5%). Dilihat dari pertumbuhan

triwulanannya (qtq), pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor jasa sosial yang

tumbuh sebesar 204%. Sedangkan, sektor yang mengalami penurunan cukup signifikan

adalah sektor pertanian (-58,91%).

Tabel 3.8

Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)

menurut Sektor Ekonomi

Tw 3-09 Tw4-09 Tw 1-10 q-t-q Tw4-09 Tw1-10

NPLs Kredit UMKM 442.1 408.3 402.26 -1.49% 2.55% 2.41% Sektor Ekonomi

Pertanian 11.4 13.21 8.51 -35.54% 3.30% 5.2%Pertambangan 6.4 10.85 14.25 31.32% 5.00% 6.2%Perindustrian 9.9 5.44 6.54 20.25% 2.53% 2.1%Listrik, Gas dan Air - - - - -Konstruksi 56.3 86.44 52.74 -38.98% 8.31% 5.8%Perdagangan 125.0 102.91 94.78 -7.91% 2.55% 2.6%Angkutan 8.3 10.70 9.12 -14.71% 2.67% 2.2%Jasa Dunia Usaha 48.3 50.63 23.66 -53.28% 2.86% 2.2%Jasa Sosial 10.8 0.85 20.01 2265.37% 0.62% 4.8%Lain-Lain 165.7 127.32 172.66 35.61% 1.64% 1.8%

KeteranganPert. Tw1-10 Nisbah NPLPosisi (Rp miliar)

Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan

laporan menunjukkan kinerja yang membaik seperti terlihat dari persentase kredit

bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,41% atau

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

33

sebelumnya yang sebesar 2,55%. Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase

NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (5,8%), sektor pertanian (5,2%) dan

sektor pertambangan (6,2%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase

NPLs di bawah 5% pada periode triwulan laporan.

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1

a. Perkembangan Aset BPR

Jumlah aset BPR di wilayah

Kalimantan Timur pada triwulan I-2010

mengalami pertumbuhan sebesar

14,93% (yoy), dengan total nilai

mencapai Rp 220,48 milyar.

Pertumbuhan ini lebih rendah jika

dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan IV-2009 yang sebesar

21,73% (yoy). Sementara secara

triwulanan aset BPR mengalami

penurunan sebesar 0,88% (qtq) dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan IV-

2009.

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR

Jumlah dana pihak ketiga (DPK)

BPR di Kalimantan Timur pada triwulan

I-2010 mengalami peningkatan sebesar

22,12% (yoy) dibandingkan triwulan I-

2009, dengan nilai Rp 141,98 milyar.

Pertumbuhan ini lebih rendah jika

dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan IV-2009 yang naik

sebesar 36,73%. Pertumbuhan DPK

periode berjalan ini dipengaruhi oleh

pertumbuhan jumlah deposito yang naik sebesar 21,6% (yoy) menjadi Rp 81,69

milyar, sedangkan tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 26,16% (yoy)

menjadi Rp 60,29 milyar.

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR

Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan laporan mencapai Rp 155,47

milyar, atau mengalami peningkatan sebesar 8,9% (yoy) dibandingkan triwulan I-

2009. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-

2009 yang sebesar 8,73%. Peningkatan kredit periode berjalan ini dipengaruhi oleh

1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

50

100

150

200

250

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I*

2008 2009 2010

YoYRp Milyar

Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR

Total Aset growth (yoy)

0%

10%

20%

30%

40%

-

20

40

60

80

100

120

140

160

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I*

2008 2009 2010

yoyRp Milyar

Grafik 3.8 Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis

Deposito Tabungan growth DPK

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

34

pertumbuhan pada komponen

kredit konsumsi yang tumbuh

sebesar 30,77% (yoy) menjadi Rp

55,44 milyar, kredit investasi

tumbuh 13,21% (yoy) menjadi Rp.

14,85 milyar, sedangkan kredit

modal kerja juga mengalami

kenaikan 3,65% (yoy) menjadi Rp

85,18 milyar.

Tabel 3.9. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur

2010Q III Q IV Q I* QtQ YoY

MAKRO EKONOMIBPR:Total Aset (Rp miliar) 202.04 222.44 220.48 -0.88% 19.32%DPK (Rp miliar) 129.46 143.46 141.98 -1.03% 23.53%

Tabungan 50.27 64.67 60.29 -6.77% 26.16%Giro - - - - -Deposito 79.19 78.79 81.69 3.68% 21.65%

Kredit (Rp miliar) 147.03 147.93 155.47 5.10% 12.91%Modal Kerja 84.52 83.25 85.18 2.32% 3.65%Konsumsi 48.29 50.40 55.44 10.00% 30.77%Investasi 14.22 14.27 14.85 4.03% 13.21%

LDR 113.57% 103.12% 109.50%

PertumbuhanINDIKATOR

2009

3.5. Asesmen Risiko Perbankan

3.5.1 Risiko Kredit

Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim dalam

kondisi yang kurang baik, yaitu terdapat sedikit peningkatan persentase kredit

bermasalah bruto (Gross-NPLs) pada jenis penggunaan kredit untuk modal kerja,

investasi dan konsumsi, serta sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.

Tabel 3.10.

Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum

Tw 3-09 Tw4-09 Tw1-10 Tw 1-10 qtq y oy

1-Lancar 20,429.2 22,619.80 22,987.14 92.04% 1.62% 24.45%

2-Dalam Perhatian Khusus 2,075.2 1,824.45 2,024.90 8.11% 10.99% 0.44%

3-Kurang lancar 98.7 100.22 310.69 1.24% 210.01% 156.25%

4-Diragukan 112.9 92.12 88.31 0.35% -4.13% 6.89%

5-Macet 422.2 339.54 338.08 1.35% -0.43% 5.08%

NPLs (3+4+5) 633.8 531.9 737.1 2.86% 38.58% 40.24%

Total Kredit 23,528 24,976 25,749 100.00% 3.09% 22.54%

Pert. Tw 1-10Sektor

KomposisiKolektibilitas (Rp M)

Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan

mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan I-2010

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I*

2008 2009 2010

(yoy)Rp Milyar

Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR

Investasi Konsumsi Modal Kerja growth

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

35

sebesar 2,86% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs triwulan IV-2009

sebesar 2,13% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit

bermasalah tercatat meningkat sebesar 38,58% (qtq) bila dibandingkan dengan

posisi triwulan IV-2009.

Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan

relatif terjaga dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit

tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan

laporan mencapai 3,46%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan

kredit konsumsi tercatat masing-masing sebesar 1,89% dan 1,78%. Namun dilihat

dari perkembangannya, keseluruhan komponen kredit mengalami peningkatan

persentase NPLs jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan sektor

ekonomi, keseluruhan sektor ekonomi mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah

(dibawah 5%), kecuali untuk sektor konstruksi yang mencapai nisbah NPLs tertinggi

prosentase sebesar 6,46%.

Tabel 3.11.

Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum

Tw4-09 Tw 1-10 qtq Tw 4-09 Tw1-10 Jenis Penggunaan

Modal Kerja 318.63 465.84 46.2% 1.28% 3.46%Investasi 88.70 105.65 19.1% 0.36% 1.89%Konsumsi 124.56 165.59 32.9% 0.50% 1.78%

Sektor EkonomiPertanian 13.21 8.512 -35.6% 0.05% 1.34%Pertambangan 37.21 87.514 135.2% 0.15% 3.03%Perindustrian 5.44 6.539 20.2% 0.02% 0.94%Listrik, Gas & Air - 0 - 0.00%Konstruksi 152.02 249.966 64.4% 0.61% 6.46%Perdagangan 102.91 99.206 -3.6% 0.41% 2.72%Angkutan 28.06 41.557 48.1% 0.11% 0.93%Jasa Dunia Usaha 64.86 43.385 -33.1% 0.26% 3.14%Jasa Sosial 0.85 20.011 2254.2% 0% 1.81%Lain-Lain 127.32 180.387 41.7% 0.51% 1.66%

531.88 737.08 38.6% 2.13% 2.86%

Keterangan

Total

Pert. Tw1-10 Nisbah NPL (%)Nominal NPL (Rp M)

3.5.2 Risiko Likuiditas Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas

yang dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur

kepemilikan simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening

simpanan. Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi

pada simpanan jangka pendek dengan pangsa 92,85% (Tabel 3.12). Struktur

simpanan yang didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan

terhadap penarikan dana secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh

nasabah besar. Akan tetapi prosentase ini menunjukkan penurunan jika

dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya.

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

36

Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK

Tw3-09 Tw4-09 Tw1-10 Tw 4-09 Tw1-10 Jangka pendek

Giro 12,575 12,596 14,428 28.82% 30.97%Tabungan 16,069 18,920 18,007 43.29% 38.65%Simpanan berjangka s.d 3 bulan 11,823 9,381 10,823 21.47% 23.23%

Total DPK s.d 3 bulan 40,468 40,897 43,258 93.58% 92.85% Jangka menengah panjang

Total DPK > 3 bulan 2,480 2,804 3,330 6.42% 7.15%42,948 43,702 46,588 100.0% 100.0%Total DPK

KeteranganKompos isiPosisi nominal (miliar Rp)

3.5.3 Risiko Pasar

Berdasarkan analisis grafis yang

menghubungkan antara suku bunga

kredit dengan rasio NPLs dalam

periode triwulan I-2006 s.d triwulan I-

2010 (Grafik 3.10), terlihat

pergerakan yang searah antara nisbah

NPLs dengan suku bunga kredit. Hal

ini didukung oleh hasil penghitungan

koefisien korelasi2 kedua variabel

tersebut yang hanya 0,60. Oleh

karenanya dapat dikatakan bahwa

persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan tingkat bunga kredit.

2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2006 2007 2008 2009 2010

Bunga Kredit (sum bu ki ri)

Gross NPLs (sum bu kanan)

Grafik 3.10.

Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

37

KEUANGAN DAERAH

4.1 Gambaran Umum

Realisasi APBD Kalimantan Timur 2009 mengalami penurunan dibandingkan dengan

realisasi APBD 2008. Baik komponen pendapatan maupun komponen belanja berada di

bawah posisi realisasi APBD tahun 2008.

Komponen pendapatan pada realisasi APBD Kaltim tahun 2009 secara total

mencapai 5,28 trilliun atau mengalami penurunan 13,76% jika dibandingkan dengan

komponen pendapatan pada realisasi APBD tahun 2008 sebesar 6,12 trilliun. Apabila dilihat

realisasi per komponen pendapatan, prosentase realisasi tertinggi dicapai oleh komponen

lain-lain pendapatan yang sah dan pendapatan asli daerah dengan prosentase masing-

masing sebesar 123,93% dan 107,84%. Sedangkan tingkat realisasi komponen pendapatan

transfer yang berasal dari dana perimbangan sebesar 83,30% (Grafik 4.1).

91.86

107.84

83.30

123.93

123.86

119.24

126.38

113.29

- 50 100 150

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PENDAPATAN TRANSFER

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

Graf ik 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kaltim 2009 (%)

2008 2009

83.81

84.41

84.28

0.29

80.22

85.54

86.15

79.38

20.00

100.00

- 20 40 60 80 100 120

BELANJA

BELANJA OPERASI

BELANJA MODAL

BELANJA TAK TERDUGA

TRANSFER

Graf ik 4.2 Realisasi Belanja APBD Kaltim 2009 (%)

2008 2009

BAB IV

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

38

Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009

secara total mencapai 6,24 trilliun atau mengalami penurunan sebesar 1,59% jika

dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD 2008 sebesar 6,34 trilliun. Apabila dilihat

realisasi per komponen belanja, baik belanja modal, belanja operasi maupun transfer

pendapatan menunjukkan prosentasi realisasi yang hampir sama yaitu sekitar 84%. Oleh

karena itu jika dihitung prosentase realisasi keseluruhan belanja diperoleh hasil angka

realisasi 83,81% dari total APBD Perubahan Kaltim 2009.

4.2 Pendapatan

Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada realisasi APBD tahun 2009 tercatat

sebesar 2,151 Trilliun (Tabel 4.1) atau mengalami peningkatan sebesar 4,07% jika

dibandingkan realisasi APBD 2008. Dari jumlah tersebut, kontribusi utama berasal dari

pendapatan pajak daerah sebesar 1,539 trilliun (Grafik 4.3) dengan tingkat prosentase

realisasi sebesar 103.27% dari jumlah pendapatan pajak daerah pada anggaran perubahan.

Komponen pendapatan pajak daerah ini memiliki kontribusi sebesar 71,57% dari total

keseluruhan pendapatan asli daerah. Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup

besar terhadap pendapatan asli daerah adalah lain-lain PAD yang sah yang berasal dari

optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah, pendapatan dari denda pajak, denda retribusi

dan denda pengembalian, serta pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan

dan Tarakan, dengan angka realisasi sebesar 484 milyar atau 126,29% dari yang

direncanakan pada APBD-P 2009. Sedangkan pada komponen yang berasal dari retribusi

daerah, yang terdiri dari retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha dan perijinan memiliki

tingkat prosentase realisasi yang cukup tinggi yaitu 114,80%.

Tabel 4.1 Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009

APBD-P REALISASI (Rp Milyar) (%)

1 PENDAPATAN 5,749.29 5,281.28 (468.01) 91.86

- -

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,994.76 2,151.16 156.40 107.84

- - -

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 1,491.00 1,539.70 48.70 103.27

1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 4.90 5.62 0.72 114.80

1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan115.04 121.10 6.07 105.27

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 383.82 484.73 100.91 126.29 - - -

1.2 PENDAPATAN TRANSFER 3,748.03 3,122.06 (625.97) 83.30

- - -

1.2.1 Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 3,748.03 3,121.77 (626.26) 83.29

1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 642.77 576.62 (66.15) 89.71

1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 3,083.59 2,523.47 (560.11) 81.84

1.2.1.3 Dana Alokasi Umum 17.87 17.87 - 100.00

1.2.1.4 Dana Alokasi Khusus 3.81 3.81 - 100.00

1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - 0.29 0.29 -

1.2.2.2 Dana Penyesuaian - 0.29 0.29 -

- - -

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 6.50 8.06 1.56 123.93

1.3.1 Pendapatan Hibah 6.50 8.06 1.56 123.93

NO. URAIANJUMLAH (Rp Milyar) BERTAMBAH/KURANG

Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

39

1,561.64

181.61

73.58

250.11

1,539.70

5.62

121.10

484.73

- 500 1,000 1,500 2,000

Pendapatan Pajak Daerah

Pendapatan Retribusi Daerah

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Graf ik 4.3 Pendapatan Asli Daerah (Rp milliar)

2009 2008

Komponen pendapatan transfer (dana perimbangan) memiliki tingkat realisasi

sebesar 83,30%. Dana perimbangan ini mayoritas berasal dari komponen dana bagi hasil

bukan pajak (dana bagi hasil SDA) dengan prosentase kontribusi sebesar 82,27% dari total

keseluruhan dana perimbangan (Grafik 4.4). Bagi hasil pertambangan gas bumi/alam, bagi

hasil pertambangan minyak bumi, dan iuran eksplorasi-eksploitasi (royalti) memiliki

kontribusi yang sangat dominan pada dana bagi hasil bukan pajak (bagi hasil SDA).

548.18

3,375.77

126.24

-

-

-

576.62

2,523.47

17.87

3.81

0.29

0.29

- 1,000 2,000 3,000 4,000

Dana Bagi Hasil Pajak

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA)

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus

Transfer Pemerintah Pusat Lainnya

Dana Penyesuaian

Grafik 4.4 Dana Perimbangan/Transfer dari Pemerintah Pusat (Rp milliar)

2009 2008

4.3 Belanja

Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009

menunjukkan angka realisasi mencapai 6,24 trilliun (83,81%) atau mengalami penurunan

nilai jika dibandingkan dengan realisasi belanja APBD 2008 yang mencapai 6,34 trilliun

(85,54%). Komponen belanja operasi, belanja modal, dan transfer mencapai prosentase

realisasi masing-masing sebesar 84,41%, 84,28%, dan 80,22% (Tabel 4.2).

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

40

Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kalimantan Timur 2009

APBD-P REALISASI (Rp Milyar) (%)

2 BELANJA 7,455.43 6,248.69 (1,206.74) 83.81 2.1 BELANJA OPERASI 4,346.42 3,669.00 (677.42) 84.41 2.1.1 Belanja Pegawai 981.85 757.81 (224.04) 77.18 2.1.2 Belanja Barang 911.51 660.64 (250.87) 72.48 2.1.4 Belanja Subsidi 7.64 - (7.64) - 2.1.5 Belanja Hibah 411.48 410.14 (1.34) 99.68 2.1.6 Belanja Bantuan Sosial 209.44 189.79 (19.65) 90.62 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 1,824.50 1,650.63 (173.88) 90.47

2.2 BELANJA MODAL 2,210.72 1,863.10 (347.63) 84.28 2.2.1 Belanja Tanah 97.64 71.02 (26.63) 72.73 2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 254.20 216.38 (37.82) 85.12 2.2.3 Belanja Bangunan dan Gedung 819.64 704.55 (115.09) 85.96 2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 1,031.55 864.70 (166.85) 83.83 2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 7.69 6.44 (1.25) 83.79

2.3 BELANJA TAK TERDUGA 5.00 0.01 (4.99) 0.29 2.3.1 Belanja Tak Terduga 5.00 0.01 (4.99) 0.29

2.4 TRANSFER 893.29 716.58 (176.71) 80.22 2.4.1 Transfer Bagi Hasil Ke KAB/KOTA/DESA 893.29 716.58 (176.71) 80.22 2.4.1.1 Bagi Hasil Pajak 893.29 716.58 (176.71) 80.22

JUMLAH (Rp Milyar) BERTAMBAH/KURANGNO. URAIAN

Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kaltim, diolah

Komponen Belanja Operasi APBD Kaltim 2009 mencapai realisasi sebesar 3,66

trilliun atau mengalami penurunan sebesar 7,77% jika dibandingkan dengan realisasi APBD

2008. Jika dilihat per-komponen belanja, belanja bantuan keuangan yang memiliki

kontribusi terbesar (45%) pada belanja operasi mencapai realisasi sebesar 1,65 trilliun atau

mencapai 90,47% dari total rencana pada APBD-P 2009 (Grafik 4.5).

635.68

554.86

-

1,166.16

124.69

1,496.66

757.81

660.64

-

410.14

189.79

1,650.63

- 400 800 1,200 1,600 2,000

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Subsidi

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Keuangan

Grafik 4.5 Belanja Operasi (Rp milliar)

2009 2008

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

41

Jika dibandingkan dengan realisasi belanja modal pada APBD 2008, realisasi

komponen belanja modal APBD Kaltim 2009 mengalami peningkatan 12,65% atau mencapai

1,86 trilliun. Belanja jalan, irigasi, dan jaringan memiliki kontribusi terbesar pada komponen

belanja modal dengan tingkat realisasi mencapai 864,69 milyar atau secara prosentase

mencapai 83,83% (Grafik 4.6). Kenaikan yang cukup signifikan pada realisasi belanja jalan,

irigasi, dan jaringan APBD 2009 yaitu 38% dibandingkan APBD 2008 dapat mengindikasikan

meningkatnya proyek pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, dan jaringan di Kaltim pada

tahun 2009.

30.41

188.42

747.93

623.74

63.86

71.02

216.38

704.55

864.70

6.44

- 200 400 600 800 1,000

Belanja Tanah

Belanja Peralatan dan Mesin

Belanja Bangunan dan Gedung

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja Aset Tetap Lainnya

Grafik 4.6 Belanja M odal (Rp milliar)

2009 2008

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

42

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. Gambaran Umum

Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010

menunjukkan perkembangan yang bervariasi. Lalu lintas pembayaran tunai dilihat dari

perkembangan peredaran uang kartal, yaitu jumlah uang kartal yang masuk dan keluar

dari kas bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan, menunjukkan adanya penurunan

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah uang

kartal yang masuk dalam kategori PTTB mengalami peningkatan.

Sementara itu perkembangan sistem pembayaran non tunai, yang dilihat dari

perkembangan transaksi kliring dan RTGS di wilayah Kalimantan Timur, mengalami

pertumbuhan positif dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Meningkatnya transaksi keuangan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2010,

dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang semakin membaik dan adanya dorongan

dari pola konsumsi musiman.

5.2. Perkembangan Transaksi Tunai

5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal

Transaksi tunai

antara perbankan di

Kalimantan Timur dengan

Kantor Bank Indonesia

Samarinda dan Balikpapan,

pada triwulan I-2010

mencapai Rp 1.052 miliar

atau mengalami penurunan

sebesar 51% dibandingkan

dengan periode yang sama

tahun sebelumnya. Transaksi

ini juga lebih rendah jika

dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan IV-2009 yang mengalami pertumbuhan

positif 6% (grafik 5.1). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, perkembangan

transaksi tunai di Kalimantan Timur mengalami penurunan sebesar 71% (qtq).

Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang

keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 414 miliar. Jumlah ini

mengalami penurunan sebesar 59% (yoy). Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk

ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai Rp 637 miliar atau turun sebesar -

43,19% (yoy). Secara keseluruhan, pada triwulan I-2010 ini, Kalimantan Timur

-59%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

-

1,000

2,000

3,000

4,000

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I

2008 2009 2010

Rp Milyar

Grafik 5.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal di Kaltim

Outflow Inflow Growth (y-o-y)

BAB V

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

43

mengalami net inflow (jumlah uang masuk lebih besar dibandingkan dengan uang

yang keluar), yaitu sebesar Rp 222 miliar.

Dari jumlah uang

kartal yang masuk ke kas

Bank Indonesia di wilayah

Kalimantan Timur, terdapat

uang kartal yang masuk

dalam kategori Uang Tidak

Layak Edar (UTLE), yaitu

uang yang menurut

klasifikasi Bank Indonesia

sudah tidak layak untuk

menjadi alat pembayaran,

misalnya mengalami

kelusuhan dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis uang yang termasuk dalam UTLE

tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau Bank Indonesia

melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang termasuk

dalam kategori PTTB ini pada triwulan I-2010 mencapai Rp 233 miliar atau mengalami

pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar 352% (yoy) dibandingkan triwulan I-2009

(grafik 5.2). Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami peningkatan

sebesar 2,75% (qtq).

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai

5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring Transaksi kliring di wilayah

Kalimantan Timur pada triwulan I-2010

mengalami pertumbuhan dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya (grafik 5.3). Jumlah

transaksi kliring triwulan I-2009

mencapai Rp 4.555 miliar atau tumbuh

sebesar 10,50% (yoy); dengan jumlah

volume transaksi sebesar 185.774

transaksi atau tumbuh sebesar 2,32%

(yoy). Sementara dibandingkan dengan periode triwulan IV-2009, transaksi kliring juga

mengalami penurunan yaitu sebesar -1,67% (qtq). Penurunan tersebut dipengaruhi

oleh menurunnya transaksi masyarakat.

352%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

0

100

200

300

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I

2008 2009 2010

Rp Milyar

Grafik 5.2 Perkembangan PTTB

PTTB Growth (yoy)

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

0

1000

2000

3000

4000

5000

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I

2008 2009 2010

Milyar Rp

Grafik 5.3 Perkembangan Perputaran Kliring di Kaltim

Nilai Growth (y-o-y)

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

44

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan I-

2010 mencapai Rp 33.143 miliar, atau mengalami pertumbuhan sebesar 15% (yoy)

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan transaksi

RTGS periode berjalan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan yang terjadi pada transaksi

RTGS yang keluar dari Kalimantan Timur yaitu sebesar 10,2% (yoy), dan transaksi

RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur juga mengalami pertumbuhan dari sisi jumlah

sebesar 20% (yoy) (Tabel 5.1).

Secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan I-2010 mengalami penurunan

sebesar 18% (qtq) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan IV-2009 yang sebesar

Rp 40.570 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh berkurangnya transaksi RTGS baik

yang keluar dari Kalimantan Timur dengan pertumbuhan sebesar -23% (qtq), dan

transaksi RTGS yang masuk ke Kalimantan Timur dengan pertumbuhan sebesar -14%

(qtq).

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar)

2010Q IV Q I Q II Q III Q IV QI QtQ YoY

Keluar KaltimJumlah (dlm Milyar Rupiah) 17,746 14,077 16,024 17,285 20,122 15,520 -0.23 0.10Volume 20,163 17,024 18,579 20,127 22,288 25,114 0.13 0.48

Masuk Ke KaltimJumlah (dlm Milyar Rupiah) 21,686 14,678 18,141 17,908 20,448 17,623.18 -0.14 0.20Volume 30,181 26,740 29,762 31,035 34,037 34,762.00 0.02 0.30

TotalJumlah 39,431 28,755 34,165 35,194 40,570 33,143 -0.18 0.15Volume 50,344 43,764 48,341 51,162 56,325 59,876 0.06 0.37

2008 2009Transaksi RTGS

Q I-2010

Berdasarkan lokasi Kantor

Bank Indonesia (KBI) di

Kalimantan Timur, transaksi RTGS

di wilayah kerja KBI Samarinda

pada periode berjalan ini mencapai

Rp 22.769 miliar dengan volume

transaksi sebesar 33.563

transaksi. Jumlah transaksi RTGS

di KBI Samarinda mengalami

pertumbuhan sebesar 8,81% (yoy)

dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya. Sementara transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar Rp

10.373 miliar atau tumbuh sebesar 32, 51% (yoy) dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya.

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

-

10

20

30

40

50

Q IV Q I Q II Q III Q IV QI

2009 2010

Trilliun Rp

Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS di Kaltim

Jumlah Growth jumlah qtq Growth jumlah yoy

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

45

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

DAN KESEJAHTERAAN

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur

Perkembangan ketenagakerjaan di Kalimantan Timur dilihat dari angka

pengangguran mengalami penurunan sebesar 0,28%. Data per 1 Desember 2008, angkatan

kerja di Kaltim berjumlah 1.416.963 orang, sedangkan jumlah pengangguran tercatat

sebanyak 157.376 orang atau 11,11%. Sementara data 1 Desember 2009 tercatat

angkatan kerja di Kaltim berjumlah 1.460.996 orang dan jumlah pengangguran tercatat

158.224 orang atau 10,83%.

Kaltim yang dikenal sebagai provinsi yang kaya sumber daya alam memang begitu

menarik perhatian masyarakat luar Kaltim. Pergerakan penduduk tersebut setidaknya

tergambar dari peningkatan jumlah penduduk dari 3.094.700 jiwa pada 2008 menjadi

3.164.800 jiwa pada 2009. Peningkatan jumlah penduduk tersebut secara langsung akan

menambah penduduk usia kerja dan angkatan kerja di Kaltim. Ini pula yang akan

menyebabkan tingginya tingkat pengangguran. Jumlah penganggur di Kalimantan Timur

juga mengalami pertumbuhan, yaitu Tahun 2010 ini angka pengangguran di Kaltim

diproyeksi bertambah 14.021 orang. Pada 2009 lalu, angka pengangguran di Kaltim

diproyeksi 139.830 orang dan menjadi 158.224 orang pada tahun ini. Berdasarkan data

BPS, proyeksi ketenagakerjaan di Kaltim dari 2009-2013 akan terus meningkat.

Tabel 6.1 Data Pengangguran dan TKI yang Terdaftar di Kalimantan Timur 2007-2009

NO JENIS DATA TAHUN

2007 % 2008 % 2009 %

1 Pencari Kerja Yang Terdaftar 110412 90598 51640

Laki-Laki 88056 80 61835 68 33482 65

Perempuan 22356 20 28763 32 18158 35

2 Angkatan Kerja Pengangguran Prov. Kaltim 149796 2E+05 2E+05

3 Proses calon TKI, Deportasi & Kepungan TKI

Proses TKI 62609 1143 3221

Laki-Laki 42747 68 625 55 2577 80

Perempuan 19862 32 518 45 644 20

Anak-anak 0 0 0 0

Deportasi TKI 52181 3413 516

Laki-Laki 35654 68 2590 76 392 76

Perempuan 16527 32 642 19 110 21

Anak-anak 0 0 181 5 14 3

Dipulangkan ke Daerah Asal 10428 17 0

Laki-Laki 7093 68 17 100 0 0

Perempuan 3335 32 0 0 0 0

Anak-anak 0 0 0 0 0 0 Sumber: Disnakertrans Kalimatan Timur

BAB VI

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

46

Berdasarkan jenis kelamin, komposisi angkatan kerja di Kaltim didominasi oleh laki-

laki sebesar 69,1%, sementara pangsa angkatan kerja perempuan sebesar 30,9%.

Pertumbuhan penduduk usia 15 tahun ke atas tertinggi terjadi pada penduduk laki-laki,

yaitu tumbuh sebesar 3% (yoy), sementara penduduk perempuan tumbuh 2,88%.

Pertumbuhan jumlah angkatan kerja penduduk laki-laki mencapai 3,69% (yoy), sedangkan

pada penduduk perempuan mengalami pertumbuhan sebesar 1,80% (yoy).

Tabel 6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur

Kegiatan Utama 2008 2009 Growth Agt 09

(Yoy)

Agt Feb Agt Jumlah %

Penduduk 15+ 2,203,411 2,242,398 2,268,230 64,819 2.94

Angkatan Kerja 1,416,963 1,488,456 1,460,996 44,033 3.11

Bekerja 1,259,587 1,323,369 1,302,772 43,185 3.43

Penganggur 157,376 165,087 158,224 848 0.54

Bukan Angkatan Kerja 786,448 753,942 807,234 20,786 2.64

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 64.31% 66.38% 64.41%

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 11.11% 11.09% 10.83%

Sumber: BPS Kalimantan Timur

6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan berdasarkan Kabupaten/Kota

Jika ditelaah kondisi pengangguran di kabupaten/kota berdasarkan prosentase

dengan jumlah angkatan kerja, yang paling banyak berada di kota Bontang. Di kota ini,

terdapat angkatan kerja 55.111 orang, dengan jumlah pengangguran 8.078 orang (14,66%)

dan Kutai Timur dengan jumlah angkatan kerja 83.387 orang, terdapat jumlah

pengangguran ada 2.169 orang (14,59%).

Grafik 6.1 Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja per Sektor Ekonomi

Tingginya tingkat pengangguran dikabupaten/kota yang menjadi sumber hambatan

antara lain adalah tingkat kompetensi angkatan kerja yang belum sesuai kebutuhan

kompetensi pasar kerja yang ada, belum tersedianya kesempatan kerja yang sesuaii

kompetensi pencari kerja. Penghambat lainnya adalah tingkat pendidikan angkatan kerja

yang masih rendah (lebih 60% berpendidikan sekolah dasar kebawah). Maka untuk

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

47

mengurangi angka pengangguran pemerintah memiliki program dengan memaksimalkan

BLK (Balai Latihan Kerja). Kalimantan Timur saat ini sudah memiliki lima BLK di lima

kota/kabupaten , yaitu dii Samarinda dengan kapasitas 600 orang, di Balikpapan 300 orang,

Tarakan 300 orang, Nunukan 300 orang dan Bontang 480 orang.

Berdasarkan kabupaten/kota, jumlah angkatan kerja terbesar di wilayah Kalimantan

Timur terdapat di Kota Samarinda, yaitu mencapai 275.789 orang atau 18,88% dari

keseluruhan angkatan kerja di Kalimantan Timur; kemudian diikuti oleh Kabupaten Kutaii

Kartanegara (18,05%) dan Kota Balikpapan (16,59%). Hal ini dipengaruhi oleh besarnya

jumlah penduduk usia 15 tahun keatas di wilayah tersebut yang masing-masing memiliki

pangsa sebesar 19,46%, 17,62% dan 16,71% terhadap keseluruhan jumlah penduduk.

Namun demikian, TPAK di ketiga wilayah tersebut bukanlah yang tertinggi karena masing-

masing memiliki TPAK sebesar 62,44% di Kota Samarinda, 65,96% di Kab. Kutai

Kartanegara dan 63,93% di Kota Balikpapan. TPAK terbesar terdapat di wilayah Malinau,

dengan TPAK sebesar 76,14%, sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Kutai Timur

sebesar 61,07%. Kab. Malinau memiliki TPAK terbesar karena dipengaruhi oleh struktur

ekonominya yang didominasi oleh sektor pertanian, yang mampu menyerap banyak tenaga

kerja karena tidak memerlukan kualifikasi pendidikan atau ketrampilan untuk bekerja.

Sementara itu, TPT tertinggi terdapat di Kota Bontang, yaitu sebesar 14,66%, sedangkan

yang terendah terdapat di Kab. Malinau. Tingginya TPT di Kota Bontang dipengaruhi oleh

struktur perekonomiannya yang dipengaruhi oleh industri pengolahan berbasis migas.

Kesempatan kerja di sektor ini relatif sedikit dan memerlukan kualifikasi pendidikan dan

ketrampilan yang tinggi.

Tabel 6.3 Penduduk Umur 15 th keatas berdasarkan Kabupaten/Kota di

Kalimantan Timur

Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09 Agt 08 Agt 09Pasir 135,457 138,072 90,751 88,447 83,713 81,687 7,038 6,760 44,706 49,625 Kutai Barat 124,889 127,531 87,452 90,554 81,477 83,884 5,975 6,670 37,437 36,977 Kutai Kartanegara 390,233 399,723 253,751 263,668 228,821 233,667 124,930 30,001 136,482 136,055 Kutai Timur 123,361 136,549 82,972 83,387 78 752 71,218 4,220 12,169 49,389 53,162 Berau 113,716 118,470 73,438 77,045 66,041 69,823 7,397 7,222 40,278 41,425 Malinau 36,900 39,621 28,721 30,166 26,854 28,569 1,867 1,597 8,179 9,455 Bulungan 83,777 77,263 54,652 51,086 51,167 46,784 3,485 4,302 29,125 26,177 Nunukan 89,122 95,315 55,752 61,743 48,412 55,923 7,340 5,820 33,370 33,572 Penajam Paser Utara 93,915 95,285 60,131 61,059 53,671 54,421 6,460 6,638 33,784 34,226 Tana Tidung 9,945 6,286 5,413 873 3,659 Balikpapan 368,061 379,110 240,836 242,382 202,154 209,165 38,682 33,217 127,225 136,728 Samarinda 434,603 441,719 267,593 275,789 234,655 247,680 32,938 28,109 167,010 165,930 Tarakan 113,210 119,577 68,845 74,273 60,297 67,505 8,548 6,768 44,365 45,304 Bontang 87,167 90,050 52,069 55,111 43,573 47,033 8,496 8,078 35,098 34,939 TOTAL 2,194,411 2,268,230 1,416,963 1,460,996 1,180,835 1,302,772 257,376 158,224 786,448 807,234 Sumber: BPS Kalimantan Timur

Kabupaten/KotaTotal Penduduk 15+ Angkatan Kerja Bekerja Pengganguran Bukan Angkt. Kerja

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

48

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan II-2010

Perekonomian

Kalimantan Timur pada

triwulan II-2010

diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan

yang positif, dengan

perkiraan laju pertumbuhan

berkisar antara 4,5% s.d.

5,5% (yoy). Salah satu

indikator yang menjadi arah

pertumbuhan positif tersebut

dapat terlihat dari hasil

Survei Konsumen (SK) yang

dilakukan Bank Indonesia

Samarinda pada bulan April 2010 yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih

berada di atas level optimis (100), yaitu sebesar 128,67. Hal ini dipengaruhi oleh

komponen-komponen IEK yang seluruhnya berada di atas level optimis (Grafik 7.1), antara

lain disebabkan ekspektasi meningkatnya penghasilan karena adanya kenaikan omzet

usaha, membaiknya kondisi perekonomian serta membaiknya ekspektasi terhadap

ketersediaan lapangan pekerjaan.

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi

0

5

10

15

20

25

30

35

1/2/2006

3/2/2006

5/2/2006

7/2/2006

9/2/2006

11/2/2006

1/2/2007

3/2/2007

5/2/2007

7/2/2007

9/2/2007

11/2/2007

1/2/2008

3/2/2008

5/2/2008

7/2/2008

9/2/2008

11/2/2008

1/2/2009

3/2/2009

5/2/2009

7/2/2009

9/2/2009

11/2/2009

1/2/2010

3/2/2010

Graf ik 7.2 Harga Komoditas Pangan

Sugar Corn Soybean Wheat

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

2008 2009 2010

Grafik 7.1 Indeks Ekspektasi Konsumen

Ekspektasi Penghasilan Ekspektasi Ekonomi

Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100

BAB IV

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

49

Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan II-2010

diperkirakan akan mengalami penurunan, yang dipengaruhi oleh adanya tren penurunan

harga komoditas pangan di pasar dunia seperti gula, jagung, dan kedelai (Grafik 7.2). Selain

itu berdasarkan pemantauan harga di bulan April, yang dilakukan oleh Disperindagkop Prov.

Kalimantan Timur, beberapa komoditas utama atau bahan kebutuhan pokok di kota

Samarinda mayoritas mengalami penurunan diantaranya gula pasir, tepung terigu, daging

sapi, daging ayam boiler dan telur ayam (Grafik 7.3 dan Grafik 7.4).

-8.22% 3.73% -1.77%

-30.00%

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

Jan

Feb

Mar

Apr

May Ju

nJul

Aug

Sep

Oct

Nov D

ec Jan

Feb

Mar

Apr

2009 2010

Graf ik 7.4 Perkembangan Harga Bebrapa Komoditas(2)di Samarinda (mtm)

Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi

11.48% -4.00% 0.00%

0.00% -11.50%

-30.00%

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

Jan

Feb

Mar

Apr

May

June Ju

lyAug

Sep

Oct

Nov D

ec Jan

Feb

Mar

Apr

2009 2010

Graf ik 7.3 Perkembangan Harga Beberapa Komodit as (1) di Samarinda (mtm)

Cabe Merah Besar Minyak Goreng Tepung Terigu

Beras Bengawan Gula Pasir (DN)

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

50

LAMPIRAN

2010Q I Q II Q III Q IV Q I*

MAKRO EKONOMIIndeks Harga Konsumen (IHK) 117.54 118.13 120.88 121.65 124.54

Kota Samarinda 118.60 119.10 121.25 121.60 124.12 Kota Balikpapan 114.46 114.81 117.74 118.55 121.57 Kota Tarakan 123.20 124.85 129.25 131.39 135.19

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) 9.39 4.91 3.9 4.3 5.96Kota Samarinda 10.52 4.87 3.69 4.06 4.65 Kota Balikpapan 7.29 3.77 3.30 3.60 6.21 Kota Tarakan 11.69 8.40 6.33 7.21 9.73

PDRB - harga konstan (miliar Rp)* 25,292.95 25,704.19 26,745 27,271 26,889Pertanian 1,702.39 1,651.06 1,666 1,678 1,782Pertambangan & Penggalian 9,817.48 10,050.59 10,902 11,328 11,201Industri Pengolahan 7,780.68 7,866.72 8,013 7,884 7,625Listrik, gas dan air bersih 81.79 83.75 86 87 84Bangunan 927.59 962.56 987 1,025 999Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,243.81 2,289.25 2,245 2,335 2,289Pengangkutan dan Komunikasi 1,433.89 1,468.38 1,484 1,525 1,538Keuangan, Persewaan dan Jasa 779.90 798.76 824 851 841Jasa 525.42 533.12 539 558 530

Pertumbuhan PDRB (yoy,%) (1.17) (0.43) 3.07 5.65 4.72Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 1,823.66 2,534.65 2,513.72 1,737.64 1,723.71 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 25,289 35,229 39,382 26,409 28,104 Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 1,268.89 500.30 538.00 224.03 224.22 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 157.03 135.06 179.26 111.70 140.51

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR2009

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

51

Q I Q II Q III Q IVPERBANKANBank Umum:Total Aset (Rp triliun) 53.70 54.90 55.68 53.15 DPK (Rp triliun) 41.37 42.35 42.95 43.70

Tabungan (Rp triliun) 14.92 15.32 16.07 18.92 Giro (Rp triliun) 12.60 13.13 12.58 12.60 Deposito (Rp triliun) 13.85 13.90 14.30 12.19

Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek 30.15 30.77 34.15 36.42 Modal Kerja 12.29 13.96 15.79 17.00 Konsumsi 6.59 6.71 7.46 7.89 Investasi 10.23 10.11 10.90 11.53 LDR 72.88% 72.66% 79.52% 83.34%

Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 21.01 22.25 23.51 24.98 Modal Kerja 9.02 9.77 10.25 10.31 Konsumsi 6.66 6.98 7.34 7.99 Investasi 5.32 5.50 5.92 6.68 LDR 50.79% 52.54% 54.74% 57.15%

Kredit UMKM (Rp triliun)Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 3.69 3.82 3.93 3.98

Kredit Modal Kerja 0.44 0.49 0.58 0.56

Kredit Investasi 0.11 0.12 0.12 0.14 Kredit Konsumsi 3.14 3.21 3.22 3.29

Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ? Rp 500 juta) (Rp triliun) 4.34 4.71 5.09 5.49 Kredit Modal Kerja 1.36 1.46 1.55 1.48 Kredit Investasi 0.52 0.55 0.57 0.61 Kredit Konsumsi 2.45 2.69 2.96 3.40

Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ? Rp 5 miliar) (Rp triliun)5.73 6.07 6.30 6.45 Kredit Modal Kerja 3.58 3.90 4.04 4.09 Kredit Investasi 1.26 1.26 1.33 1.33 Kredit Konsumsi 0.90 0.92 0.94 1.03

Total Kredit MKM (Rp triliun) 13.76 14.60 15.32 15.92 NPL MKM gross (%) 3.06 2.74 3.04 2.56

BPR:Total Aset (Rp miliar) 184.79 191.84 202.04 222.44 DPK (Rp miliar) 114.94 116.27 129.46 143.46

Tabungan 47.79 46.85 50.27 64.67 Giro - - - - Deposito 67.15 69.41 79.19 78.79

Kredit (Rp miliar) 137.69 142.76 147.03 147.93 Modal Kerja 82.18 82.68 84.52 83.25 Konsumsi 42.40 45.89 48.29 50.40 Investasi 13.12 14.20 14.22 14.27

LDR 119.80% 122.79% 113.57% 103.12%

INDIKATOR2009

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

52

2010Q I Q II Q III Q IV Q I*

SISTEM PEMBAYARANPosisi Kas Gabungan (Rp triliun) 2.14 1.81 2.88 3.62 1.05 Inflow (Rp triliun) 1.12 0.23 0.27 0.69 0.64 Outflow (Rp triliun) 1.02 1.58 2.61 2.93 0.41 Pemusnahan Uang (Rp miliar) 51.67 94.31 118.00 227.29 233.55 Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) 28.75 34.16 35.19 40.57 33.14 Volume Transaksi RTGS (transaksi) 43,764 48,341 51,162 56,325 59,876 Rata-rata harian nominal transaksi RTGS 0.48 0.57 0.59 0.68 0.55 Rata-rata harian volume transaksi RTGS (transaksi) 729 806 853 939 998 Nominall Kliring Debet (Rp triliun) 4.26 4.56 4.56 4.81 4.74 Volume Kliring Debet (transaksi) 185,374 191,834 131,839 188,627 190,841 Rata-rata harian Nominal Kliring Debet (Rp triliun) 0.071 0.076 0.076 0.080 0.079 Rata-rata harian Volume Kliring Debet (transaksi) 3,090 3,197 2,197 3,144 3,181 Nominal Kliring Pengembalian (Rp triliun) 0.13 0.19 0.11 0.18 3.11 Volume Kliring Pengembalian 3,805 4,446 3,218 4,840 5,067 Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian 0.002 0.003 0.002 0.003 0.052 Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian 63 74 54 81 84 Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.10 0.14 0.08 0.11 0.16 Volume Tolakan Cek/BG Kosong 2,744 3,314 2,372 3,767 4,119 Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 0.002 0.002 0.001 0.002 0.003 Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 46 55 40 63 69

INDIKATOR2009

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

ii

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan I-2010 dapat dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kalimantan Timur.

Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan I-2010, adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2010 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 4,72% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-2009 yang tumbuh sebesar 5,65% (yoy). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 5,5% (yoy).

2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan I-2010 mencapai 4,31% (yoy), menunjukkan peningkatan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 3,65% (yoy). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 2,78% (yoy). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 4,06% (yoy), 3,60% (yoy) dan 7,21% (yoy).

3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum

se-Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 46,58 triliun, mengalami peningkatan sebesar 9,15% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan I-2010 mencapai sebesar Rp 25,74 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 22,55% dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat meningkat sebesar 26,59% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 33,16 triliun pada triwulan I-2010 (s.d Februari).

c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 81,91%, lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 55,27%.

d) Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 64,7% atau Rp 16,66 triliun dari total kredit sebesar Rp 25,74 triliun. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan I-2010 tercatat meningkat sebesar 21,05% dibandingkan dengan triwulan I-2009.

4. Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan II-2010 diperkirakan mencapai 4,5% - 5,5% (yoy), dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

iii

Semakin menggeliatnya perekonomian Kalimantan Timur pada periode awal tahun 2010 ini tidak terlepas dari pulihnya perekonomian negara-negara di berbagai belahan dunia, yang kemudian sebagai implikasinya adalah meningkatnya kebutuhan akan energi. Kalimantan Timur sebagai daerah penghasil komoditas energi meraih keuntungan dari hal ini, yang menyebabkan perekonomiannya bergerak dan tumbuh lebih cepat. Namun perlu disadari bahwa hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan perekonomian Kalimantan Timur pada sektor-sektor yang berbasi Sumber Daya Alam (SDA) tidak terbarui semakin besar. Oleh karena itu tepatlah bahwa prioritas pembangunan diarahkan pada sektor-sektor yang terbarukan, dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai sebagai prasyarat utama percepatan pembangunan yang berkesinambungan.

Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Samarinda, Mei 2010

BANK INDONESIA SAMARINDA

Androecia Darwis Pemimpin

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

iv

DDAAFFTTAARR IISSII Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..........................................

DAFTAR ISI …………………………………………………………………............................................

DAFTAR TABEL .....................………………………………………………....................................

DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................

ii

iv

vii

viii

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………….

I. Gambaran Umum ……………………….……………………………………………………………

II. Asesmen Perekonomian ..................................................................

III. Asesmen Inflasi ………………………………………………………………………………………

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ....................................

1. Perbankan ..............................................................................

2. Sistem Pembayaran .................................................................

V. Perkiraan ………………………………………………………………………………………………..

BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….…….

1.1 Gambaran Umum ............................................................................

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ...................................

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga .......................................................

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ..........................................................

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ……………………

1.2.4 Ekspor dan Impor ...……............................................................

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ………………………………………

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ………………

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ……………………………………………….

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ………………………………………………………………

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………

1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………..................................

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………............................

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .........................................

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan .......................

1.3.9 Sektor Jasa-jasa ......................................................................

Boks. 1 Dampak ACFTA terhadap Pertambangan Batubara di Kalimantan Timur

BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………….

2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….………………………..

2.2. Inflasi Triwulanan (qtq)………………………………………………………………..……..

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)…….……………………………...

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)……………………………………..

1

1

1

2

2

2

3

4

5

5

5

6

7

7

8

10

11

12

12

12

13

13

14

15

15

16

19

19

20

20

20

21

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

v

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)……………………………………………

2.3. Inflasi Tahunan (yoy).............................………………………………………………

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ………..........................…………....

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan …..........................................

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ……………………………………………………..

21

22

22

23

BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH….…………………………………………………

3.1 Gambaran Umum ………………………………………………………………………………………

3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum …………………………………………………………

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat …………………………………………….….

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….………………………….

b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………

3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)…………………………

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………

a. Perkembangan Aset BPR ……………………………………………………………

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………

3.5 Asesmen Risiko Perbankan ……………………………………….……………..…………..

3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………..

3.5.2 Risiko Likuiditas ....................................................................

3.5.3 Risiko Pasar .........................................................................

BAB IV KEUANGAN DAERAH …………………................………………… ...........................

4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………......

4.2 Pendapatan .....................................................………………………………....

4.3 Belanja …………………………………….……………………………………………………………….

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN …………………………………………………….

5.1 Gambaran Umum ……………………. ………………………………………………… ……………

5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….………………..

5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai ………………………………………………………

5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring …………………………………………………….

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN …

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ……………………………..

6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur berdasarkan Kabupaten/Kota.

25

25

26

26

26

27

28

29

31

33

33

33

33

34

34

35

36

37

37

38

38

42

42

42

42

43

43

44

45

45

46

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

vi

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH .....................................................

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2010 ....................................

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi ............................................................

LAMPIRAN

48

48

48

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

vii

DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman

1.1 1.2 1.3

1.4 2.1 2.2 2.3

2.4 2.5

2.6

2.7

2.8 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 4.1 4.2 5.1 6.1 6.2 6.3

Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ......................... Komoditas Utama Ekspor non Migas KaltimTriwulan IV-2009 ………………. Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan IV-2009 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ...................................... Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……........................ Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2010 ………………………………………….. Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda............................................ Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan............................................ Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan ………………………………………………….. Inflasi Tahunan (yoy) Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa.................................................................................................. Inflasi Tahunan (yoy) Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa.................................................................................................. Inflasi Tahunan (yoy) Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa..................................................................................................

Perkembangan Inflasi Tahun KalenderNasional, Kaltim, Kota…………………. Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum……. Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum…………………………. PerkembanganKredit Bank Umum berkantor di Kaltim…………………………… Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim…………………………….. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK Kab/Kota…………………………….. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit……………………….. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum………………………………………………….. Perkembangan Kredit MKM bermasalah Bruto (Gross-NPLs)…………………... Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur………………………………………. Perkembangan Kolektibilitas Kredit Bank Umum……………………………………… Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum…….. Struktur Jangka Waktu DPK……………………………………………………………………….. Realisasi Komponen Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009…………….. Realisasi Komponen Belanja APBD Kalimantan Timur 2009…………………….. Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur……………………………….. Data Pengangguran dan TKI yang Terdaftar di Kalimantan Timur…………… Perkembangan Ketenagakerjaan di kalimantan Timur……………………………. Penduduk Umur 15 th keatas berdasarkan Kabupaten/Kota………………….

6 9

10

11

19 20 20 21

22

23

23

24 26 27 28 30 30 31 32 32 34 34 35 36 38 40 44 45 46 47

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

viii

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

1.12

1.13

1.14

1.15

1.16

1.17

1.18

1.19

1.20

1.21

1.22

1.23

1.24

1.25

1.26

B1.1

B1.2

2.1

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK

Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (yoy)…………………………………………………..

Indeks Keyakinan Konsumen......................................................................

Indeks Kondisi Ekonomi..........................................................................…...

Indeks Ekspektasi Konsumen ........................................................................

Konsumsi Pemda (APBD)..............................................................................

Perkembangan Kredit Investasi....................................................................

Indeks Realisasi Investasi & Indeks Konsumsi Listrik Industri……………………………

Perkembangan ekspor pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan……………..…………

Nilai Ekspor Non Migas Kaltim…………………………………………………………………..………………

Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim …………………

Perkembangan Impor di Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan ….…………………………

Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim…………………….

Indeks Produksi Padi………………………………………………………………………………………………………

Indeks Produksi Tanaman Perkebunan..............................................................

Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Kaltim....................................................

Indeks Produksi Sektor Pertambangan dan Penggalian............... ............……….

Indeks Sub Sektor Industri Pengolahan Migas …………………………………………………………

Perkembangan Kredit Sektor Listrik, Gas dan Air Kaltim…………………………………………

Indeks Sektor Bangunan………………………………….……………………………………………………….

Perkembangan Kredit Konstruksi Kaltim……………….………………………………………………..

Indeks Harga Perdagangan Besar, Hotel dan Restoran…………………………………………….

Perkembangan Kredit Perdagangan Kaltim………………….…………………………………………

Indeks Sektor Angkutan………………………………………. …………………………………………………

Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan………………………

Perkembangan Kredit Kaltim ……………………………………………………………………………………..

Indeks Upah Gaji Pemerintah Umum………………………………………………..……………………..

Perkembangan Ekspor Batubara Kaltim (Nilai).............................................

Perkembangan Volume Ekspor Batubara Kaltim...........................................

Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy).........................................................

Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan (qtq)....................................

Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy).........

Perkembangan Simpanan Masyarakat........................................................

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI rate............................................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim................................

Perkembangan Kredit Bank Umu berlokasi Proyek di Kaltim........................

Perkembangan Aset BPR..........................................................................

Perkembangan DPK BPR...........................................................................

Perkembangan Kredit BPR........................................................................

Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs..............................................

Realisasi Pendapatan APBD Kalimantan Timur 2009 (%)..............................

Realisasi Belanja APBD Kalimantan Timur 2009 (%)……………..…………………………

Pendapatan Asli Daerah (RP Milliar) ……………..…………………………………………………..

Dana Perimbangan/Transfer dari Pemerintah Pusat (Rp Milliar)............................

Belanja Operasi (Rp Milliar) ……………..…………………………………………………………………….

5

6

6

6

7

7

8

8

8

9

9

10

11

11

11

12

12

12

13

13

14

14

14

14

14

15

17

17

19

25

25

27

27

28

29

33

33

34

36

37

37

39

39

40

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · dari sisi penawaran, laju pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian,

ix

4.6

5.1

5.2

5.3

5.4

6.1

7.1

7.2

7.3

7.4

Belanja Modal (Rp Milliar) ……………..……………,………………………………………………………

Perkembangan Peredaran Uang Kartal di Kaltim………………………………………………

Perkembangan PTTB.......................................................................................

Perkembangan Perputaran Kliring di Kaltim......................................................

Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS di Kaltim..............................................

Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja per Sektor Ekonomi..................................

Indeks Ekspektasi Konsumen April 2010.........................................................

Harga Komoditas Pangan Dunia.....................................................................

Perkembangan Harga Beberapa Komoditas (1) di Samarinda (mtm)...................

Perkembangan Harga Beberapa Komoditas (2) di Samarinda (mtm)...................

41

42

43

43

44

46

48

48

49

49