Kajian Dasar ITB EXPO 2015

11
1 | For more information: [email protected] Kajian Dasar ITB EXPO 2015 Alur Berpikir Latar Belakang Analisis Kondisi Analisis Lingkungan Kondisi Ideal Kondisi Existing Analisis Gap Tujuan Visi Misi Konsep Acara

description

Kajian Dasar

Transcript of Kajian Dasar ITB EXPO 2015

Page 1: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

1 | For more information: [email protected]

Kajian Dasar ITB EXPO 2015

Alur Berpikir

Latar Belakang

Analisis Kondisi Analisis Lingkungan

Kondisi Ideal Kondisi Existing

Analisis Gap

Tujuan

Visi

Misi

Konsep Acara

Page 2: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

2 | For more information: [email protected]

Latar Belakang

Sustainable Development atau istilah yang berarti pemenuhan masa sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan masa depan menjadi isu yang penting bagi negara berkembang. Indonesia termasuk negara yang sudah mengangkat isu ini sebagai contohnya kerja sama yang dijalin antar Indonesia dan UNEP (United Nation Environment Programme). Lalu, sustainable development ini bisa tercipta dengan adanya interaksi antar stakeholder dalam bangsa tersebut. Pola hubungan antara lapisan-lapisan institusionalnya, yaitu lapisan pemerintahan, lapisan perguruan tinggi/institusi riset, dan lapisan industri. Ketiga lapisan institusi ini disebut sebagai bagian dari konsep triple helix (Etzkowitz, 1995 & Leydesdorff, 2000). Jalinan hubungan dari ketiga lapisan ini akan berimplikasi pada produksi nasional serta distribusi ilmu pengetahuan, yang berujung pada sistem inovasi nasional masing-masing.

Dalam perkembangannya, konsep ini berkembang mejadi quad helix, di mana ada satu lapisan lagi yang tak dapat terpisahkan dari ketiga lapisan sebelumnya, yaitu komunitas dan masyarakat sebagai konsumen atau pengguna dari produk yang dihasilkan oleh ketiga lapisan tadi. Pola interaksi dari tiap lapisan industri akan menentukan kapasitas dari sistem inovasi, karena setiap institusi memiliki peran masing-masing. Peran pemerintah adalah menstimulasi perubahan sistem inovasi dengan mengadopsi kebijakan fiskal dan non-fiskal. Lapisan industri akan menstimulus melalui mekanisme persaingan pasar, penanaman modal dan investasi kepada pihak supplier, yang dalam ini lapisan perguruan tinggi sebagai penyedia tenaga kerja terdidik serta pilihan iptek.

Analisis Kondisi

Di Indonesia, implementasi konsep ini berjalan cukup jauh dari ideal. Beberapa penyebabnya adalah terbawa arus ekonomi liberal, terjadinya liberalisasi sektor publik secara besar besaran, seperti sektor energi dan telekomunikasi. Sifat dari liberalisasi ini masih parsial, yang ditunjukkan dengan besarnya intervensi negara dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat berdaya beli rendah. Industrialisasi dalam masa-masa sebelumnya, dengan metode-metode pada zamannya, menyebabkan alih teknologi tidak berjalan. Hasilnya adalah kesenjangan tinggi antara segi kapital dan teknologi di antara perusahaan asing dan nasional. Tenaga kerja perusahaan nasional sendiri berasal dari asing.

Lebih jauh lagi, hal ini menyebabkan permintaan IPTEK nasional oleh pasar menjadi amat rendah, sehingga berakibat terhadap lemahnya hubungan perguruan tinggi dan industri, serta rendahnya relevansi riset perguruan tinggi terhadap permintaan pasar. Singkatnya, dalam perspektif sistem inovasi, Indonesia masih sangat sedikit memiliki industri nasional yang berdaya saing global.

Selain itu, perlindungan terhadap hasil-hasil inovasi dinilai masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari proses birokrasi untuk mendapatkan hak paten. Suatu hak paten dapat berlaku selama 5 tahun. Namun untuk mengurus hak paten tersebut dibutuhkan waktu paling cepat selama 3 tahun 10 bulan. Ini apabila diasumsikan proses birokrasi berjalan lancar dan semua persyaratan dinyatakan lolos. Apabila ada beberapa masalah, proses permohonan

Page 3: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

3 | For more information: [email protected]

hak paten ini bisa lebih lama lagi. Kerumitan proses birokrasi ini akan membuat semangat berinovasi menjadi rendah karena terhalang birokrasi yang tidak efektif.

Flowchart proses permohonan hak paten. Sumber:DJHKI, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual

Page 4: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

4 | For more information: [email protected]

Dalam tataran yang lebih dekat terhadap perguruan tinggi, maka kebijakan ini menelurkan rekomendasi seperti:

- Agenda riset yang dirumuskan secara kolaboratif oleh pelaku industri dan perguruan tinggi

- Perlunya dimunculkan UKM atau lembaga riset in house yang akan menjadi pelaku baru untuk mendinamisasi sistem inovasi.

Dalam skala kampus, dalam hal ini Institut Teknologi Bandung dengan status BHMN, isu utama bagi ITB adalah bagaimana kegiatan akademik dan kegiatan komersial dapat bersinergi. Untuk menjawab tantangan ini, maka Senat Akademik ITB (SA) melakukan sebuah perumusan mengenai redefinisi ITB sebagai universitas riset ini telah dirumuskan melalui keputusan Senat Akademik ITB No. 01 SK/K01-SA/2009 yang berisikan bahwa ITB haruslah memiliki budaya riset yang ditunjukkan melalui etika masyarakat akademik, menarik bagi best talents (mahasiswa, dosen, peneliti) dari dalam serta luar negeri, dan berorientasi internasional dalam upaya peningkatan kualitas riset.

Koridor mengenai jenis riset yang dipandang relevan untuk diselenggarakan di ITB menurut SA ITB:

- Pengembangan teknologi dan seni budaya yang dapat digunakan untuk memberikan solusi bagi permasalahan masyarakat masa kini dan yang akan datang;

- Riset yang menghasilkan rekomendasi kebijakan yang akan bermanfaat bagi masyarakat;

- Penggunaan pola action research, yang artinya adalah pengidentifikasian masaalah oleh sekelompok orang yang akan digunaka sebagai pertimbangan bagi metode penyelesaian permasalahan terbaik. Proses ini dapat ditempuh dengan kerjasama antara periset dengan beneficiaries, dan adanya proses pembelajaran mutual;

- Pengkajian antardisiplin yang memungkinkan ITB memiliki kapasitas untuk mengembangkan kemampuan intelektual terintegrasi, social-environment-technology, yang melibatkan secara bersaamaan elemen pengetahuan matematika, physical and life sciences, engineering and management, social sciences and humanities, termasuk law and policy sciences.

Dalam skala lebih kecil lagi, yaitu KM-ITB, idealnya pergerakan mahasiswa mengacu pada perwujudan cita-cita pengembangan karakter dan kemampuan intelektual lulusannya. Idealnya, kedua hal ini berjalan seiring dan saling melengkapi. Pengembangan karakter merupakan hal yang tidak didapatkan secara tertulis dalam kuliah, sedangkan pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan atas apa yang telah dicapai dan diperoleh dalam kuliah namun memiliki ruang untuk dieskplorasi oleh mahasiswa secara lebih dalam. Mahasiswa ITB sekarang memiliki banyak potensi kemudahan yang lebih baik dan lebih lengkap daripada mahasiswa terdahulu. Secara kemampuan akademik di atas rata-rata, fasilitas pendukung yang baik, keterbukaan informasi dan kebebasan beban ekonomi dalam menjalankan kuliah.

Sayangnya, segala „kemewahan‟ yang dimiliki sekarang belum diimbangi dengan perhatian yang besar pada aspek pengembangan kemampuan intelektual di luar perkuliahan.

Page 5: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

5 | For more information: [email protected]

Konsentrasi utama dan terbesar mahasiswa ITB masihlah pada pengembangan karakter. Salahkah hal ini? Tentu tidak. Pengembangan karakter adalah kunci terbesar bagi lulusan ITB untuk menjadi pemimpin bangsa. Akan tetapi pengamalan mahasiswa ITB sebagai mahasiswa kampus teknologi masihlah kurang. Hal ini dapat dilihat dari ekspektasi mahasiswa terhadap isu-isu utama di kampus. Isu mengenai gerakan keilmuan merupakan yang terendah bila dibandingkan beberapa isu strategis lain, seperti kaderisasi, sosial politik, dan lain-lain.

Survey aktivitas anggota KM-ITB. Sumber: Kabinet

Mungkin dapat dikatakan sebuah ironi bagi kampus teknologi yang katanya merupakan rumah bagi putra-putri terbaik bangsa. Mungkin putra-putri pemimpin bangsa yang kebetulan disekolahkan atau dititipkan di kampus yang berembel-embel teknologi saja, tanpa adanya pengamalan dan penghayatan terhadap pengembangan teknologi itu sendiri. Sekali lagi, isu-isu yang lebih digandrungi oleh sebagian besar mahasiswa ITB bukanlah hal yang tidak baik. Hanya saja, konsentrasi terhadap isu keilmuan dan pengembangan teknologi terlalu rendah dan ironis bagi kampus dengan label teknologi di namanya. Dapat dikatakan bahwa ITB belum mencapai potensi maksimalnya dibanding dengan universitas-universitas lainnya di Indonesia. Sebagai perbandingan, berikut adalah jumlah proposal PKM yang diajukan untuk PIMNAS tahun 2014. Ini bisa menjadi salah satu cerminan semangat berkarya mahasiswa ITB.

Sumber dari Kabinet

Page 6: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

6 | For more information: [email protected]

ITB memiliki keunggulan dibanding banyak universitas berlatarbelakang teknologi lainnya, karena lingkup keilmuan di ITB cukup beragam: sains, telnologi, seni dan manajemen. Keempat lingkup ilmu ini cukup berbeda satu sama lain, sehingga dari perbedaan ini memberikan kesempatan kolaborasi dan integrasi besar. Kolaborasi berdasarkan pada potensi besar tentu diharapkan menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang besar juga. Di luar itu, sistem seleksi masuk yang digunakan dalam beberapa tahun terakhir menghasilkan mahasiswa ITB berasal dari berbagai macam daerah, sehingga pola pikir dan perspektif mahasiswanya semakin luas. Sehingga harapan ke depannya, lebih banyak mahasiswa ITB yang mau meluangkan waktunya untuk berkarya dalam lingkup keilmuannya.

kar·ya n 1 pekerjaan; 2 hasil perbuatan; buatan; ciptaan (terutama hasil karangan)

Definisi Karya menurut ITB EXPO 2015:

Hasil cipta dan reka Mahasiswa yang memiliki manfaat positif bagi orang lain serta berlandaskan keilmuan.

Kondisi Ideal

Kondisi ideal yang ingin dicapai:

- Mahasiswa Indonesia, khususnya mahasiswa ITB, menjadi lebih peduli terhadap pengembangan keilmuannya. Dimulai dari mahasiswa yang sudah bisa berkarya dengan keilmuannya serta memberi dampak bagi orang lain. Sehingga, nantinya karya-karya tersebut menarik perhatian pelaku industri untuk bisa bekerjasama dengan universitas dan menarik pemerintah untuk membuat sebuat kebijakan agar terciptanya kerjasama antar universitas dan pelaku industri.

- Menjadi pilot project untuk universitas-universitas lain dalam gerakan yang berbasiskan keilmuan, di mana nantinya konsep acara ini dapat direplikasi di daerah-daerah lainnya.

- ITB menjadi kampus terdepan dalam isu terkait pengembangan keilmuan atau inovasi teknologi.

- Satu KM ITB tergerak untuk berkarya atas bidang keilmuan

Analisis Lingkungan

Permasalahan serta potensi yang ada dalam lingkup ITB:

- Rendahnya minat mahasiswa ITB terhadap isu pengembangan keilmuan - Beragamnya lingkup keilmuan di ITB yang memungkinkan kolaborasi dan integrasi

keilmuan

Page 7: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

7 | For more information: [email protected]

Permasalahan dalam lingkup Indonesia:

- Dana riset yang minim - Kurangnya kebijakan pemerintah yang mendukung hal-hal yang berhubungan

dengan industri serta perguruan tinggi - Rendaghnya tingkat kepercayaan industri/pemerintah/masyarakat terhadap

perguruan tinggi - Arus informasi antar elemen quad helix yang rendah

Kondisi Existing

Dalam implementasin quad helix, terdapat hambatan hambatan dari/bagi tiap stakeholder dalam mendekatkan hubungan setiap elemen dalam quad helix ini. Dalam hubungan antar elemen, arus informasi antar institusi masih sangat minim sehingga menyebabkan antar isntitusi tidak saling tahu kebutuhan institusi lainnya. Hal ini dapat terlihat jelas dalam penganggaran biaya riset, atau pengetahuan mahasiswa terhadap kebutuhan industri.

1. Perguruan tinggi o Fasilitas yang belum sepenuhnya mendukung o Tacit & Explicit (20:80): banyaknya ide-ide dari yang berpengalaman (peneliti,

dosen) sebagai akibat dari kurangnya dana dan fasilitas ITB o Minat mahasiswa terhadap isu pengembangan keilmuan masih rendah o Banyaknya potensi dari berbagai jenis keilmuan maupun bidang kesenian-

kebudayaan

o Kebijakan dana dari rektorat terhadap kegiatan-kegiatan pengembangan

keilmuan serta riset dan fasilitas

2. Industri o Kebutuhan akan tenaga kerja yang murah dan berkualitas dapat diraih

dengan menjaring tenaga kerja lepas dari mahasiswa. Hal ini terutama dapat dilakukan oleh industri kecil. Hubungan timbal balik ketika mahasiswa berpraktik di industri untuk belajar dan membuktikan diri serta industri memperoleh tenaga kerja adalah penunjang utama konsep quad helix dapat berjalan.

o Investasi industri kepada perguruan tinggi mulai menjamur

Page 8: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

8 | For more information: [email protected]

3. Pemerintah o Dana riset yang rendah

Sumber dari APBN 2007-2013

o Kurangnya kebijakan-kebijakan yang mendekatkan industri dan perguruan tinggi dan masyarakat

o Birokrasi yang panjang terkait isu intelektual, pendidikan maupun riset dan teknologi. Misal birokrasi hak kekayaan intelektual atau hak cipta atau hak paten

4. Komunitas/masyarakat o Masyarakat Indonesia belum merasakan dampak dari karya-karya

mahasiswa berbasis keilmuan o Masyarakat Indonesia belum sepenuhnya menghargai produk-produk

intelektual. Bentuk penghargaan ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat dalam mencari barang atau produk.

Analisis Gap

Kondisi ideal dan kondisi existing bahwa ITB menjadi pioneer inovasi agar quad helix terjadi sedangkan kenyatannya mahasiswa kurang aktif dalam keilmuannya mengimplementasikan sustainable development dan mengambil peran di quad helix. Maka disini, dapat disimpulkan bahwa ada gap dalam mahasiswanya sendiri, yaitu mahasiswa belum sadar akan potensinya dan belum menjadikan keilmuan dan sustainable development sebagai isu utamanya. Karena, gap pada mahasiswa inilah menjadi awal yang harus diselesaikan sebelum berlanjut mengambil peran sebagai pelaku quad helix dan menerapkan quad helix .

0

0,05

0,1

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Anggaran Riset terhadap APBN (dalam %)

Page 9: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

9 | For more information: [email protected]

Tujuan

Berdasarkan teori circle of influence oleh Stephen Covey,

Control : Hal bisa kita kontrol secara langsung Influence : Hal bisa kita pengaruhi tetapi tidak bisa dikontrol secara penuh Concern : Kita bisa membuat aksi dan berharap, tetapi memiliki sedikit kontrol atas apa yang sesungguhnya akhirnya terjadi Maka ITB Expo memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Institut Teknologi Bandung:

- Menyadarkan mahasiswa ITB akan potensi tersembunyi yang dimilikinya dalam bidang keilmuan

- Meningkatkan kesadaran mahasiswa ITB untuk berkarya - Meningkatkan kualitas dan kuantitas karya Mahasiswa ITB

2. Bandung – Jawa Barat

- Menjadi pelopor pergerakan dalam isu pengembangan keilmuan bagi universitas lain - Menyelesaikan permasalahan yang ada di Jawa Barat khususnya kota Bandung

Concern

Influence

Control

Indonesia

Bandung - Jawa Barat

Institut Teknologi Bandung

Page 10: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

10 | For more information: [email protected]

- Memaksimalkan implementasi quad helix di Jawa Barat khususnya kota Bandung - Meningkatkan isu sustainable development di Jawa Barat khususnya kota Bandung

3. Indonesia

- Memaksimalkan implementasi quad helix di Indonesia - Meningkatkan isu sustainable development di Indonesia

Sasaran ITB Expo:

Mahasiswa ITB Pelaku industri Pemerintah Komunitas & Masyarakat

Visi: “ITB Expo sebagai pergerakan mahasiswa berlandaskan keilmuan untuk mengeluarkan potensi yang tersembunyi”

Visi tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu “pergerakan mahasiswa berlandaskan keilmuan” dan “mengeluarkan potensi yang tersembunyi” Penjelasan mengenai visi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

ITB Expo: Acara yang diselenggarakan Pergerakan: Perubahan hal dari sebuah kondisi awal menjadi kondisi akhir Mahasiswa: Pelajar yang menuntut ilmu strata 1. Status sosialnya adalah

masyarakat terdidik dan juga merupakan kelas sosial di masyarakat yang mempunyai konotasi religiusitas, moralitas, intelektualitas dan humanitas. Terutama intelektualitas dan humanitas maka mahasiswa harus bergerak untuk memberi dampak terhadap sekitar dan menggunakan intelektualitasnya.

Pergerakan mahasiswa: Cara mahasiswa mengubah kondisi sekarang ke kondisi akhir melalui tindakan nyata dan ide-ide kreatif.

Keilmuan: Basis ilmu yang dipelajari semasa kuliah, spesifiknya lingkup ITB adalah sains, seni, teknologi, dan manajemen. Intelektualitas yang dimiliki sebagai kelebihan yang dimiliki dibanding masyarakat lainnya maka berbasis apa yang dimilikinya.

Pergerakan mahasiswa berlandaskan keilmuan: Masalah dasar yang ingin diselasaikan adalah perhatian mahasiswa terhadap keilmuannya sendiri adalah minat terendah dari isu lainnya sehingga berujung pada sedikitnya karya berbasis keilmuannya yang memiliki dampak bagi orang lain

Potensi: hal-hal yang dimiliki tapi belum dimanfaatkan. Di dalamnya termasuk karya yang dihasilkan, potensi dasar tingkat kepintaran, diversitas asal daerah sehingga perspektif yang luas.

Mengeluarkan potensi yang tersembunyi: Memunculkan potensi yang sebenarnya ada tapi tidak disadari/tidak dimaksimalkan. Karena sebenarnya potensi sudah banyak seperti pada analisis kondisi, tapi potensi itu tersembunyi karena tidak dimanfaatkan. Oleh karena itu, mengeluarkan potensi yang tersembunyi adalah hal yang penting dan utama sehingga tujuan-tujuan dapat tercapai.

Page 11: Kajian Dasar ITB EXPO 2015

11 | For more information: [email protected]

Misi: 1. Meningkatkan kesadaran untuk berkarya

Beranjak dari rendahnya minat mahasiswa ITB terhadap keilmuan, dan berkarya menjadi langkah awal mencapai tujuan lainnya, ITB Expo bertujuan untuk menghidupkan dan meningkatkan kesadaran mahasiswa ITB untuk berkarya.

2. Meningkatkan budaya mengapresiasi karya Budaya apresiasi terhadap karya mahasiswa ITB oleh sesama mahasiswa memang telah ada, tapi belum mampu mendorong lebih banyak mahasiswa ITB untuk tertarik mengembangkan keilmuan,

3. Mendekatkan hubungan antara universitas dan pelaku pasar Pelaku pasar berperan aktif dalam mengapresiasi karya, menjadi motivasi mahasiswa untuk berkarya serta sebagai stakeholder yang membantu keberlangsungan ITB Expo.

4. Menjadi patriot dalam pergerakan kemahasiswaan Indonesia Menjadi pelopor dalam pergerakan mahasiswa di Indonesia dalam isu pengembangan keilmuan, di mana permasalah quad helix dan isu sustainable development menjadi isu utama untuk kemudian direplikasi oleh universitas lain di Indonesia.

Konsep Acara

Circle of Control: Competition Competition ditujukan kepada mahasiswa ITB dan terbagi menjadi dua kategori, yaitu karya baru dan karya existing (yang telah dibuat sebelumnya). Kompetisi ini juga akan membawa isu sustainable development. Kompetisi diikuti oleh mahasiswa ITB secara individu atau kelompok tanpa terikat dalam kelembagaan untuk kedua kategori.

Circle of Influence: Movement dan Expo Movement menjadi ajang untuk menjabarkan permasalahan yang ada di Jawa Barat khususnya kota Bandung dan penyelesaian yang ditawarkan dari hasil karya. Movement juga akan menjadi sarana pelaku industri dan pemerintah untuk mereka mempublikasikan acara mereka. Sehingga pergerakan ini menjadi intermediary untuk mendekatnya jarak quad helix. Expo menjadi sarana setiap quad helix menyamakan ekspektasinya, dengan menjadikan setiap pihak sebagai keynote speaker. Expo juga akan menjadi pembesar efek dari kompetisi yang ada. Sehingga terjawab permasalahan-permasalahan yang menyangkut isu sustainable development dan diketahui oleh orang-orang. Expo juga menjadi ajang bagi mahasiswa ITB secara individu untuk menampilkan karya-karya yang pernah dihasilkan, sehingga dapat menjadi barometer karya mahasiswa Indonesia.

Circle of Concern: Movement Untuk mencapai tujuan ini, bukan berarti kita langsung mengadakan movement di seluruh Indonesia, tapi menjadi pilot project, menjadi patriot/pelopor dari gerakan ini sehingga gerakan ini bisa di duplikasi di daerah-daerah atau kampus lain di seluruh Indonesia. Sebagai sebuah pergerakan yang berformat digital, maka akan semakin mudah bagi mahasiswa di kampus serta daerah lain untuk turut berpartisipasi dalam pergerakan ini tanpa membutuhkan kehadiran mereka secara langsung. Bentuk partisipasi mereka terhitung beragam, mulai dari menyadi pengamat serta peserta sampai dengan mereplikasi bentuk movement yang kita buat dan diimplementasikan pada daerah mereka masing-masing.