KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN … · penyebab penurunan tersebut masih...

8
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 1, Agustus 2012 9 KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN LUAS GENANGAN ROB DI KOTA SEMARANG Impact Of Land Subsidence On Inundated Area Extensivication At Semarang City IR Suhelmi Puslitbang Sumberdaya Laut dan Pesisir Balitbang KP – KKP Jl Pasir Putih 1 Ancol Timur Jakarta Telp : (021) 64711583, Fax : (021) 64711654Email : [email protected] Diterima (received): 13-06-2012, disetujui untuk publikasi (accepted): 27-07- 2012 ABSTRAK Topografi peisisir Semarang datar berkisar antara 0-2% dengan sebagian luas wilayahnya hampir sama tingginya dengan permukaan laut dan bahkan di beberapa tempat di bawahnya. Berbagai masalah lingkungan yang dihadapi oleh Semarang terkait dengan dinamika pesisir dan laut, antara lain adalah masalah genangan pasang surut, subsiden, dan banjir di musim hujan. Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan lokasi yang rentan terhadap penggenangan akibat adanya subsiden. Pengolahan data titik ketinggian, garis contour dan subsiden menggunakan Geographic Information System (GIS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesisir Semarang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap genangan akibat land subsiden. Hal ini dapat dilihat dari indikasi luas wilayah tergenang meningkat dari 2162.5 Ha (5.6%) menjadi 3.896.3 Ha (10.1%) pada 10 tahun yang akan datang. Model genangan ini berperan penting dalam pengelolaan pesisir dalam jangka panjang. Kata Kunci : Penurunan Tanah, Model Elevasi Digital, Genangan Rob ABSTRACT Semarang coastal topography is flat, with slope percentage around 0-2%. Most area is almost the same as height as the sea level and in some places are lower. Various environmental problems faced by Semarang related by sea and coastal dinamics are tidal inundation, land subsidence, and floods during rainy season. This study was conducted to model the area that is vulnerable to inundation caused by subsidence. The data of spot height, countour line and the rate of subsidence were analyzed by using Geographic Information System (GIS). The results showed that the Semarang coastal had a high level of vulnerability to inundated area. This condition can be seen from the indications of the extent area affected by tidal inundation from 2162.5 Ha (5.6%) to 3.896.3 Ha (10.1%) during 10 years. Tidal inundation increased intensively and spread along with the increase of subsidence. The modeling of the inundated area due to land subsidence plays an important role in long-term coastal zone management. Keywords: Land Subsidence, Digital Elevation Model (DEM), Tidal Inundation PENDAHULUAN Rob atau juga disebut banjir pasang didefinisikan sebagai banjir yang melanda wilayah dengan elevasi rendah di wilayah pesisir, termasuk estuari dan delta, yang tergenang oleh air payau atau air laut (Marfai, 2004). Genangan akibat rob merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh kota yang terletak di wilayah pesisir seperti Kota Semarang. Pasang surut air

Transcript of KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN … · penyebab penurunan tersebut masih...

Page 1: KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN … · penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa

Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 1, Agustus 2012

9

KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN LUAS GENANGAN ROB DI KOTA SEMARANG

Impact Of Land Subsidence On Inundated Area Extensivication At Semarang

City

IR Suhelmi

Puslitbang Sumberdaya Laut dan Pesisir Balitbang KP – KKP Jl Pasir Putih 1 Ancol Timur Jakarta Telp : (021) 64711583,

Fax : (021) 64711654Email : [email protected]

Diterima (received): 13-06-2012, disetujui untuk publikasi (accepted): 27-07- 2012

ABSTRAK

Topografi peisisir Semarang datar berkisar antara 0-2% dengan sebagian luas wilayahnya hampir

sama tingginya dengan permukaan laut dan bahkan di beberapa tempat di bawahnya. Berbagai

masalah lingkungan yang dihadapi oleh Semarang terkait dengan dinamika pesisir dan laut, antara lain adalah masalah genangan pasang surut, subsiden, dan banjir di musim hujan. Penelitian ini

dilakukan untuk memodelkan lokasi yang rentan terhadap penggenangan akibat adanya subsiden. Pengolahan data titik ketinggian, garis contour dan subsiden menggunakan Geographic Information

System (GIS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesisir Semarang memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap genangan akibat land subsiden. Hal ini dapat dilihat dari indikasi luas wilayah

tergenang meningkat dari 2162.5 Ha (5.6%) menjadi 3.896.3 Ha (10.1%) pada 10 tahun yang akan datang. Model genangan ini berperan penting dalam pengelolaan pesisir dalam jangka

panjang.

Kata Kunci : Penurunan Tanah, Model Elevasi Digital, Genangan Rob

ABSTRACT

Semarang coastal topography is flat, with slope percentage around 0-2%. Most area is almost the same as height as the sea level and in some places are lower. Various environmental problems

faced by Semarang related by sea and coastal dinamics are tidal inundation, land subsidence, and floods during rainy season. This study was conducted to model the area that is vulnerable to

inundation caused by subsidence. The data of spot height, countour line and the rate of subsidence were analyzed by using Geographic Information System (GIS). The results showed that the

Semarang coastal had a high level of vulnerability to inundated area. This condition can be seen from the indications of the extent area affected by tidal inundation from 2162.5 Ha (5.6%) to

3.896.3 Ha (10.1%) during 10 years. Tidal inundation increased intensively and spread along with the increase of subsidence. The modeling of the inundated area due to land subsidence plays an

important role in long-term coastal zone management.

Keywords: Land Subsidence, Digital Elevation Model (DEM), Tidal Inundation

PENDAHULUAN

Rob atau juga disebut banjir pasang

didefinisikan sebagai banjir yang

melanda wilayah dengan elevasi rendah

di wilayah pesisir, termasuk estuari dan

delta, yang tergenang oleh air payau

atau air laut (Marfai, 2004). Genangan

akibat rob merupakan salah satu

permasalahan lingkungan yang dihadapi

oleh kota yang terletak di wilayah pesisir

seperti Kota Semarang. Pasang surut air

Page 2: KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN … · penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa

Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 1, Agustus 2012

10

laut berpengaruh terhadap tinggi dan

distribusi genangan yang terjadi.

Genangan rob dipengaruhi pula oleh

berbagai modifikasi bentuk lahan oleh

aktivitas manusia. Modifikasi terhadap

bentuk lahan dataran pesisir seperti

reklamasi sangat berpengaruh terhadap

kemungkinan terjadinya bencana pesisir

(Petruci and Polemio, 2007). Genangan

rob di Kota Semarang menjadi semakin

meluas dengan adanya fenomena

amblesan tanah (land subsidence) (de

Lourdes, 1997. Marfai and King, 2006).

Amblesan tanah (land subsidence)

merupakan fenomena alami karena

adanya konsolidasi tanah akibat

pematangan lapisan tanah yang masih

muda di Semarang bawah. Pada musim

hujan, banjir yang bersinergi dengan

fenomena rob akan menjadikan wilayah

yang tergenang menjadi semakin luas.

Penyebab subsiden bermacam-macam,

salah satunya adalah konsolidasi atau

pemampatan tanah dan perubahan air

tanah (Wibowo, 2006). Sementara

Hirose et.al.(2001)mengemukakan

bahwa penyebab utama amblesan

adalah akibat campur tangan manusia

seperti pengambilan air tanah yang

berlebihan dari lapisan akuifer yang

tertekan (confined aquifers). Akibat

pengambilan yang berlebihan (over

pumpage), maka airtanah yang

tersimpan dalam pori-pori lapisan

penutup akuifer (confined layer) akan

terperas keluar dan mengakibatkan

penyusutan lapisan penutup tersebut.

Refleksinya adalah penurunan

permukaan tanah (Hendrayana, 2002).

Hendrayana (2002) mengungkapkan

bahwa amblesan tanah tidak dapat

dilihat seketika, tetapi teramati dalam

kurun waktu yang lama dan berakibat

pada daerah yang luas. Meskipun

penyebab penurunan tersebut masih

memerlukan penelitian dan pemantaun

rinci, namun bila mengacu fenomena

serupa beberapa kota dunia seperti

Bangkok, Venesia, Tokyo maupun

Meksiko dapat diyakini, bahwa

penurunan tersebut adalah bukti

amblesan tanah yang disebabkan oleh

pengambilan air tanah yang berlebihan.

Berdasarkan survei sipat datar yang

dilaksanakan oleh Direktorat Tata

Lingkungan Geologi dan Kawasan

Pertambangan antara tahun 1996 dan

2001 pada 32 titik pengamatan dan satu

titik tetap, terdeteksi adanya subsiden

yang kecepatannya bervariasi secara

spasial antara 1 sampai 17 cm/tahun

(Abidin, 2006). Dengan adanya

fenomena subsiden maka akan

berpengaruh terhadap luas dan distribusi

genangan rob yang terjadi.

Selanjutnya, Penelitian ini dimaksudkan

untuk mengkaji dampak subsiden

terhadap penambahan luas genangan

rob yang terjadi di Kota Semarang. Hasil

yang diperoleh diharapkan memberikan

gambaran distribusi spasial genangan

rob yang terjadi akibat subsiden.

BAHAN DAN METODE

Lokasi penelitian dampak subsiden

terhadap persebaran genangan rob pada

pesisir Kota Semarang terlihat pada

Gambar 1. Data yang diperlukan dalam

penelitian ini berupa data sekunder yang

meliputi data citra satelit Quickbird, data

titik tinggi, peta topografi skala

1:25.000, data pasang surut dan data

tren subsiden. Citra Quicbird akuisisi 13

Page 3: KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN … · penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa

Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 1, Agustus 2012

11

Juni 2009 dipergunakan untuk

memperoleh gambaran penggunaan

lahan lokasi penelitian. Data titik

ketinggian diperoleh dari Dinas

Ciptakarya Provinsi Jawa Tengah

dipergunakan untuk membuat Peta DEM

(Digital Elevasi Model). Data pasang

surut diperoleh dari Stasiun Meteorologi

Maritim Tanjung Emas BMKG. Data tren

subsiden menggunakan hasil penelitian

Abidin et. al. (2010)yang menyebutkan

bahwa laju subsiden mencapai 13.5

cm/tahun.

Dalam pembuatan peta DEM,

pengukuran vertikal secara kritis (nilai

'z') suatu titik kontrol tanah (GCPs)

adalah penting (Kunopo, 2005)

Penyajian topografi dalam bentuk Peta

DEM diperoleh dengan proses Griding

dengan menggunakan metode Minimum

Curvature.Tingkat ketelitian data dasar

yang digunakan sangat berpengaruh

terhadap akurasi model genangan banjir

rob yang dihasilkan (Berhbahaniet. al.,

2006)

Data pasang surut diolah untuk

mendapatkan informasi data pasang

maksimal dan ketinggian muka air laut

rata-rata (Mean Sea Level). Data ini

dianggap sebagai titik nol dari

ketinggian DEM yang dibuat. Sebaran

dan tren subsiden di Kota Semarang

diperoleh dengan melakukan interpolasi

titik-titik subsiden dengan melakukan

griding menggunakan metode minimum

curvation. Asumsi tren subsiden yang

terjadi berupa subsiden secara linier.

Data pasang tertinggi dijadikan sebagai

dasar perhitungan luas wilayah yang

terkena rob. Penentuan distribusi

wilayah yang terkena genangan rob

dilakukan dengan menggunakan

formula:

DEMt = DEM – ((Pt – MSLt)+ St) Dimana: DEMt DEM daerah tergenang pada tahun t DEM DEM pengolahan titik tinggi

Pt Pasang tertinggi MSLt Mean Sea Level pada Tahun t St Nilai subsiden pada tahun t

Perhitungan dan analisa luas genangan

disusun untuk 3 skenario, yaitu

pengaruh subsiden pada 1, 5 dan 10

tahun yang akan datang dengan awal

tahun perhitungan 2010. Dalam model

ini diasumsikan tinggi muka air laut

tetap dan faktor yang berpengaruh

terhadap luas dan distribusi genangan

hanya faktor subsiden saja.

Page 4: KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN … · penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa

Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 1, Agustus 2012

12

Gambar 1. Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengolahan data

pasang surut dalam kurun waktu antara

tahun 2003 sampai 2010 menunjukkan

bahwa terjadi tren kenaikan MSL

sebesar 5,35 cm seperti terlihat pada

Gambar 2.

Tren kenaikan MSL ini bersifat linier,

IPCC(2007) mengemukakan bahwa

kenaikan muka air laut bersifat linier

sampai tahun 2050 dan berubah

menjadi pola eksponensial setelah tahun

2050. Kenaikan MSL ini disebabakan

oleh pemanasan suhu global, semakin

meningkatnya suhu permukaan laut

akan membuat es di kutub mencair dan

mengakibatkan kenaikan permukaan

laut (Khrisnasari, 2007).

Gambar 2. Hasil Perhitungan MSL Semarang

Tahun 2003-2010

(MSL of Semarang Year 2003-2012)

Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 1, Agustus 2012

Lokasi Penelitian

Kondisi topografi pesisir Semarang

landai dengan kemiringan 0–2%, sebagian besar wilayahnya hampir sama

tingginya dengan permukaan laut bahkan di beberapa tempat berada di

bawahnya (Bappeda, 2002).

Berdasarkan kenampakan tiga dimensional terlihat adanya lokasi-lokasi

yang cenderung cekung dengan nilai ketinggian dibawah nol. Fenomena

subsiden menyebabkan semakin luas

wilayah yang berada di bawah permukaan air laut (Effendi et al., 2005).

Laju subsiden di Semarang bervariasi

antara 0.8 cm/tahun sampai dengan

13.5 cm/tahun (Abidin et. al. 2010).

Subsiden tertinggi terjadi di sekitar

Pelabuhan Tanjung Emas seperti terlihat

pada Gambar 3. Laju subsiden tidak

seragam pada setiap lokasi, warna biru

menunjukkan laju subsiden yang paling

tinggi sedangkan warna merah memiliki

nilai laju subsiden yang paling rendah.

Penyebab amblesan tanah di Semarang

diakibatkan oleh adanya proses

konsolidasi endapan alluvial muda.

Subsiden paling tinggi terjadi di sekitar

Pelabuhan Tanjung Emas disebabkan

Page 5: KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN … · penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa

Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 1, Agustus 2012

13

adanya pengambilan air tanah yang

berlebihan ditambah dengan beban

berupa urugan tanah dengan ketebalan

hingga 5 meter dan beban bangunan

(Marsudi, 2001).

Hasil analisis perhitungan luas rob

berdasarkan pada berbagai skenario

dapat dilihat pada Tabel 1. Genangan

terjadi pada 8 dari 16 kecamatan yang

ada di Kota Semarang dengan luas yang

bervariasi.

Berdasarkan model berbagai skenario

penggenangan diperoleh prediksi luas

genangan pada 5 dan 10 tahun

mendatang. Pada 5 tahun yang akan

datang terjadi peningkatan sebesar

89.9% terhadap luas wilayah yang

terkena rob, yaitu dari 1492.1 Ha

menjadi 2834.7 Ha. Pada tahun ke 1

secara kumulatif 3,9% dari wilayah Kota

Semarang rentan terhadap genang rob

dan meningkat mejadi 10.1% pada

tahun ke-10. Peningkatan luas ini akan

berakibat pada banyaknya jumlah

penduduk yang terkena dampak rob

akibat penurunan tanah yang terjadi

(Effendi et al. 2005).

Gambar 3. Laju subsiden di pesisir Kota Semarang

(Subsidence rate of Semarang City)

Tabel 1. Luas Genangan Rob Akibat Pengaruh Subsiden (Inundated area due to land subsidence)

No Kecamatan Luas

Wilayah (ha)

Luas Rob Tanpa

Subsiden (ha)

Luas Rob Dengan

Subsiden (ha)

Luas Rob Dengan

Subsiden 5 tahun

(ha)

Luas Rob Dengan

Subsiden 10 tahun

(ha)

1 Gayamsari 643.4 24.0 34.2 143.5 155.5

2 Genuk 2729.7 163.5 207.4 474.0 655.3

3 Pedurungan 2198.6 0.4 1.0 5.6 29.2

4 Semarang Barat 2203.5 131.3 160.1 330.3 690.4

5 Semarang Tengah 535.3 2.8 4.0 8.6 15.6

6 Semarang Timur 561.7 89.7 561.7 192.1 246.6

7 Semarang Utara 1140.4 435.5 505.9 836.4 972.4

8 Tugu 2996.9 644.9 688.2 844.2 1131.4

JUMLAH 38482.7 1492.1 2162.5 2834.7 3896.3

0.135

0.00

425000 mT

425000 mT

430000

430000

435000

435000

440000 mT

440000 mT

923

00

00

mS 9

23

00

00

mS

923

50

00

mS

923

50

00

mS

Keterangan:- Laju penurunan tanah dalam meter- Sistem Koordinat UTM pada Zona 49S

Page 6: KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN … · penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa

Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 1, Agustus 2012

14

Tabel 1 menunjukkan besaran luas

genangan rob akibat pengaruh subsiden

untuk berbagai skenario. Peningkatan

signifikan dapat dilihat pada skenario

subsiden 10 tahun.

Laju subsiden menyebabkan

peningkatan yang cukup signifikan

dalam penambahan luas wilayah yang

tergenang. Genangan terluas terjadi di

Kecamatan Tugu dan Semarang Utara.

Kecamatan Tugu merupakan kecamatan

dengan wilayah pesisir dengan

penggunaan lahan wilayah pesisir

bertambak. Kecamatan Semarang Utara

dimana pelabuhan Tanjung Emas

berada memiliki tingkat subsiden yang

paling tinggi sehingga tingkat

kerentanan genangan rob juga semakin

tinggi (Marsudi, 2001. Abidin et. al.

2010). Distribusi spasial genangan rob

karena pengaruh subsiden dapat dilihat

pada Gambar 5.

Gambar 5. Luas prediksi daerah tergenang akibat pengaruh subsiden

(Distribution of inundated area due to land subsidence)

Hasil analisis menunjukkan bahwa

subsiden sangat berperan dalam

peningkatan luas area yang tergenang

akibat rob. Hal ini terlihat pada prediksi

genangan subsiden untuk 5 tahun yang

akan datang (warna hijau) dan pengaruh

subsiden terhadap genangan rob pada 10

tahun yang akan datang (wana biru tua)

yang meningkat cukup signifikan.

Subsiden merupakan salah satu faktor

untuk memetakan kerentanan wilayah

pesisir terhadap bencana, semakin tinggi

subsiden semakin tinggi kerentanan

terhadap bencana (Doukakis, 2005). Luas

genangan rob meningkat disebabkan oleh

pasang air laut yang diikuti dengan

peningkatan subsiden (Marfai and King,

2006). Dampak genangan yang terjadi

baik secara fisik maupun sosial meningkat

seiring dengan peningkatan subsiden.

Pemetaan dan identifikasi jenis bahaya

merupakan suatu upaya mitigasi bencana

sebagai upaya untuk megurangi resiko

yang ditimbulkan (Effendi et al. 2005).

KESIMPULAN DAN SARAN

Land subsiden berpengaruh nyata

terhadap bertambahnya luas genangan

Rob Pengaruh Subsiden Tahun 2020Rob Pengaruh Subsiden Tahun 2015Rob Pengaruh Subsiden Tahun 2011Rob Pasang Tertinggi

LEGENDA

Peta menggunakan Sistem Koordinat UTM Pada Zona 49S

425000 mT

425000 mT

430000

430000

435000

435000

440000 mT

440000 mT

923000

0 m

S 92

30000 m

S

923500

0 m

S 92

35000 m

S

U

1 0 1 2 Km

Page 7: KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN … · penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa

Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 1, Agustus 2012

15

rob yang terjadi. Dengan tingkat subsiden

yang relatif tinggi luas genangan rob

meningkat dari 2162.5 Ha (5.6%)

menjadi 2.834,7 Ha (7.4%) pada tahun

2016 dan semakin meningkat menjadi

3.896.3 Ha (10.1%) pada tahun 2021

yang akan datang.

PERSANTUNAN

Penulis mengucapkan terimakasih kepada

Muhammad Helmi, M.Si dan Hari

Prihatno, M.Sc yang telah berkontribusi

dalam penelitian ini, khususnya dalam

pengumpulan data sekunder berupa data

spasial dan kerja lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin HZ. 2006. Studi Subsiden di

Wilayah Semarang Dengan Metode

InSAR dan GPS, Riset Unggulan

Terpadu XII, Bandung.

Abidin HZ, H. Andreas, I. Gumilar, M.

Gamal, T.P. Sidiq,Y. Fukuda, D.

Murdohardono, Supriyadi. 2010.

Geodetic Monitoring of Land

Subsidence in Indonesia (Semarang).

Laporan Penelitian Riset Unggulan

Terpadu. Bandung.

[Bappeda Kota Semarang] Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah,

Kota Semarang. 2002. Laporan

Antara: Rencana Pengembangan

Potensi Kelautan Kota Semarang

Tahun Anggaran 2001/2002.

Semarang: Bappeda Kota Semarang.

Berhbahani SMR, Ghajamia HR, Habib-

Abouraihan MEB. 2006. The Effect of

Base Map Scale on The Acuracy of

Flood Zoning Using GIS. Journal of

Applied Science Vol 6 (1): 20-26.

de Lourdes O.1997. Assesment of The

Vulnerability of Venezuella to Sea

Level Rise. Climate Research., 9:57-

65 http://www.int-res.com/articles

/cr/9/c009p057.pdf

Doukakis E. 2005. Coastal Vulnerability

and Risk Parameters. European

Water 11/12:3-7.2005 E.W.

Publications

Effendi, Asep et. al. 2005, Mitigation of

Geohazards in Indonesia Status

report on the project “Civil-society

and inter-municipal cooperation for

better urban services / Mitigation of

Geohazards”, A contribution to The

World Conference on Disaster

Reduction Kobe, Hyogo, Japan 18 -

22 January

Hendrayana H. 2002. Dampak

Pemanfaatan Airtanah. Diktat Kuliah

Yogyakarta: Fakultas Teknik Jurusan

Teknik Geologi, Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada.

Hirose K et al. 2001. Land Subsidence

Detecting Using JERS-1 SAR

Interferometry. Paper presented at

The 22nd Asian Conference on

Remote Sensing. Singapore: 5-9

November 2001.

[IPCC] Intergovenrmental Panel on

Climate Change. 2007. Climate

Change 2007: The Physical Science

Basis Summary for Policy Makers.

Contribution of Working Group I to

the Fourth Assessment Report of the

Intergovenrmental Panel on Climate

Change. Paris: IPCC February 2007.

http://www.aaas.org/news/press_roo

m/climate_change/media/4th_spm2f

eb07.pdf

Khrisnasari, Andreana. 2007. Kajian

Kerentanan Terhadap Kenaikan Muka

Laut di Jakarta Utara. Skripsi

Sarjana. Program Studi Oseanografi.

Bandung: Institut Teknologi Bandung

Page 8: KAJIAN DAMPAK LAND SUBSIDENCE TERHADAP PENINGKATAN … · penyebab penurunan tersebut masih memerlukan penelitian dan pemantaun rinci, namun bila mengacu fenomena serupa beberapa

Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18, No. 1, Agustus 2012

16

Kunapo J. 2005. Spatial data integration

for classification of 3D point clouds

from digital photogrammetry. Applied

GIS 1(3):26.1–26.15.

DOI:10.2104/ag050026

Marfai MA. 2004. Tidal Flood Hazards

Assessment: Modelling in Raster GIS,

Case in Western Part of Semarang

Coastal Area. Indonesian Journal of

Geography Vol. 36 (1):25-28.

Marfai MA. and L. King. 2006. Impact of

the escalated tidal inundation due to

land subsidence in a coastal

environment. Nat Hazards (2008)

44:93–109

Marsudi. 2001. Prediksi Laju Amblesan

Tanah di dataran Aluvial Semarang

Jawa Tengah. Disertasi. Bandung:

Institut Teknologi Bandung.

Petrucci, O. and M. Polemio. 2007. Flood

risk mitigation and anthropogenic

modifications of a coastal plain in

southern Italy: combined effects over

the past 150 years. Nat. Hazards

Earth Syst. Sci. 7:361–373

http://www.nat-hazards-earth-syst-

sci.net/7/361/2007/

Wibowo DA. 2006. Analisis Spasial Daerah

Rawan Genangan Akibat Kenaikan

Pasang Surut (Rob) di Kota

Semarang. Skripsi Sarjana Jurusan

Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Semarang:

Universitas Diponegoro.