KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH...

148
KAJIAN KAJIAN KAJIAN KAJIAN KANTOR N EKONOMI REGIO N EKONOMI REGIO N EKONOMI REGIO N EKONOMI REGIO JAWA TIMUR JAWA TIMUR JAWA TIMUR JAWA TIMUR TRIWULAN II - 2013 PERWAKILAN BANK IND WILAYAH IV ONAL ONAL ONAL ONAL DONESIA

Transcript of KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH...

Page 1: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

KAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN

KANTOR

AN EKONOMI REGIOAN EKONOMI REGIOAN EKONOMI REGIOAN EKONOMI REGIOJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

TRIWULAN II - 2013

R PERWAKILAN BANK INDWILAYAH IV

IONALIONALIONALIONAL

NDONESIA

Page 2: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Penerbit :Penerbit :Penerbit :Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Kajian Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 8301/8258 Fax : 031-3554178 Email : [email protected] Bahan soft copy dari kajian ini dapat di download pada web BI (http://www.bi.go.id)

Page 3: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kantor Kantor Kantor Kantor PerwakiPerwakiPerwakiPerwaki

Misi Kantor Misi Kantor Misi Kantor Misi Kantor KantoKantoKantoKanto

“Mendukung pen

perbankan dan

memberikan saran

rangka mendukung

Visi Visi Visi Visi Kantor PerwakKantor PerwakKantor PerwakKantor Perwak

“Menjadi kantor

peningkatan peran

diberikan.”

MisiMisiMisiMisi Bank IndonesiaBank IndonesiaBank IndonesiaBank Indonesia

“ Mencapai dan m

kestabilan moneter

nasional yang berkes

Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

“Menjadi bank sent

melalui penguatan n

stabil.“

Nilai Nilai Nilai Nilai –––– Nilai StrategiNilai StrategiNilai StrategiNilai Strategi

Kompetensi – Intergr

Visi, Misi dan Nilai StrategisVisi, Misi dan Nilai StrategisVisi, Misi dan Nilai StrategisVisi, Misi dan Nilai Strategis

Bank IndonesiaBank IndonesiaBank IndonesiaBank Indonesia

Visi dan MisiVisi dan MisiVisi dan MisiVisi dan Misi

kilan Bank Indonesia Wilayah IV kilan Bank Indonesia Wilayah IV kilan Bank Indonesia Wilayah IV kilan Bank Indonesia Wilayah IV

tor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IVtor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IVtor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IVtor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

ncapaian kebijakan Bank Indonesia di

sistem pembayaran secara efisien da

n kepada Pemda dan lembaga terkait lainn

ng pembangunan ekonomi daerah.”

akilan Bank Indonesia Wilayah IVakilan Bank Indonesia Wilayah IVakilan Bank Indonesia Wilayah IVakilan Bank Indonesia Wilayah IV::::

Bank Indonesia yang dapat dipercaya

ran dalam menjalankan tugas-tugas Ban

ia :ia :ia :ia :

memelihara kestabilan nilai rupiah melal

r dan sistem keuangan untuk mendukun

esinambungan.“

ia :ia :ia :ia :

ntral yang kredibel secara nasional maup

nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi

gis :gis :gis :gis :

gritas – Transparansi – Akuntabilitas – Keber

V (Jawa Timur)V (Jawa Timur)V (Jawa Timur)V (Jawa Timur)

IVIVIVIV::::

i bidang moneter,

dan optimal serta

nya di daerah dalam

di daerah melalui

ank Indonesia yang

lalui pemeliharaan

ng pembangunan

upun internasional

si yang rendah dan

ersamaan.

Page 4: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Pertama-tama kam

atas rahmat dan hidayah-

Triwulan II - 2013 dapat dis

disusun untuk memenuhi

internal yang terkait den

pembayaran di Jawa Timur

Secara garis besa

mencapai kinerja yang

pertumbuhan ekonomi n

Sementara laju inflasi Jaw

normalnya di level 5,93%

Di sisi lain, kinerja kredit p

perekonomian Jawa Timu

tinggi dari nasional yang tu

Kinerja pertumbuh

lebih tinggi dari triwulan se

peningkatan kredit perban

tinggi dengan proyeksi di k

Analisa kajian ini

berbagai pihak seperti perb

Atas kerjasama tersebut

Harapan kami, hubungan k

masa yang akan datang.

meningkatkan kualitas kajia

Semoga Tuhan Y

kemudahan kepada kita

masyarakat Jawa Timur pad

i

KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR

mi panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan

-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional Provi

diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajia

hi kebutuhan informasi bagi stakeholders eks

ngan perkembangan perekonomian, perbank

ur baik pada triwulan dimaksud maupun prospe

sar, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pad

membanggakan sebesar 6,97% (yoy), leb

nasional (5,81%) maupun provinsi lainnya

awa Timur di triwulan II-2013 mulai kemba

(yoy), meskipun lebih tinggi dibandingkan na

t perbankan sebagai salah satu penopang sum

ur, mencatatkan pertumbuhan sebesar 26,1

tumbuh sebesar 20,77% untuk Bank Umum.

han ekonomi Jawa Timur pada triwulan III-201

sebelumnya di kisaran 6,95% - 7,15% (yoy), did

ankan di level 26,5%, meskipun dibayangi la

i kisaran 8,20% - 8,50% (yoy).

i didasarkan pada data dan informasi yang

erbankan, instansi pemerintah daerah, BUMN m

t kami mengucapkan terima kasih yang se

kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih

. Kami juga mengharapkan masukan dan sar

jian sehingga dapat memberikan manfaat yang

Yang Maha Pemurah selalu memberikan

a semua dalam memberikan kontribusi yan

ada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Surabaya, 13 Ag

KEPALA PERWAKILAN BAN

WILAYAH IV (JAW

MohamadDirektur Ek

n Yang Maha Esa

vinsi Jawa Timur

jian triwulanan ini

ksternal maupun

nkan dan sistem

ek ke depan.

ada triwulan ini

lebih tinggi dari

di Pulau Jawa.

bali kepada pola

nasional (5,90%).

mber pendanaan

,16% (yoy) lebih

013 diperkirakan

didukung dengan

laju inflasi yang

g diperoleh dari

maupun swasta.

sebesar-besarnya.

ih ditingkatkan di

aran untuk lebih

ng optimal.

kekuatan dan

ng terbaik bagi

gustus 2013

ANK INDONESIA

WA TIMUR)

ad Ishak Eksekutif

Page 5: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GRAFIK iv

RINGKASAN EKSEKUTIF ix

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xiii

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xiv

DAFTAR ISTILAH xv

DAFTAR SINGKATAN xviii

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1

1.1 KONDISI UMUM 1

1.2 SISI PERMINTAAN 3

a. Konsumsi 4

b. Investasi 7

c. Ekspor - Impor 11

1.3 SISI PENAWARAN 13

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 16

b. Sektor Industri Pengolahan 18

c. Pertanian 19

d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 21

e. Bangunan 23

f. Pengangkutan dan Komunikasi 24

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 26

2.1 KONDISI UMUM 26

2.2 INFLASI BULANAN (mtm) 27

2.3 INFLASI TRIWULAN (qtq) 31

2.4 INFLASI TAHUNAN (yoy) 36

2.5 INFLASI MENURUT KOTA 38

2.6 DISAGREGASI INFLASI 40

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN &SISTEM PEMBAYARAN 47

3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 48

3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 50

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 52

3.1.3. KREDIT 55

3.1.4 KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) 60

3.1.5 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) 62

3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 63

3.2.1. RISIKO KREDIT 64

DAFTAR ISI

ii

Page 6: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

3.3 PERBANKAN SYARIAH 66

3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 68

3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 71

3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 74

3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI 74

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (inflow/Outflow) 74

b. Uang Kartal Tidak Layak Edar 76

3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 77

a. Transaksi RTGS (Real Time Gross settlement) 77

b. Transaksi Kliring 79

3.7 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 80

BOKS 1

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 85

4.1 UMUM 85

4.2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR 85

4.2.1 Anggaran Pendapatan Daerah 86

4.2.2 Realisasi Pendapatan Daerah 87

4.2.3 Anggaran Belanja Daerah 89

4.2.4 Realisasi Belanja Daerah 90

BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 92

5.1 UMUM 92

5.2 KETENAGAKERJAAN 92

5.2.1 Data Ketenagakerjaan Jawa Timur 92

5.2.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) 95

5.3 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 96

5.3.1 Kesejahteraan Petani 97

5.3.2 Kesejahteraan Nelayan 98

5.4 PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR 99

BOKS 2

BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 108

6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 108

6.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 110

6.3 PROSPEK PERBANKAN JAWA TIMUR 111

6.4 PROSPEK EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2013 112

iii

SHORT TERM RESPONSE KEBIJAKAN LTV DI JAWA TIMUR

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM DAN PEMBERIAN BLSM PADA KEMISKINAN DI JAWA TIMUR

Page 7: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Jawa 2

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Jawa Timur Sisi Permintaan Provinsi Jatim 3

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Penawaran 14

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian 19

Tabel 2.1 Inflasi Triwulan I Tahun 2013 & Triwulan II 2013 di Jawa Timur (mtm) 28

Tabel 2.2 Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq) 32

Tabel 2.3 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang 36

Tabel 2.4 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur 38

Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan II - 2013 (%yoy) 39

Tabel 2.6 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan II-2013

(%yoy)

40

Tabel 2.7 Perkembangan Kapasitas Utilisasi Industri Pengolahan 43

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan ( Bank Umum & BPR ) di Jawa Timur 47

Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 48

Tabel 3.3 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 64

Tabel 3.4 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur 69

Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat Di Surabaya 71

Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow) Kantor Bank Indonesia 75

Tabel 3.7 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.I - 2013 79

Tabel 4.1 Anggaran Pendapatan Daerah Prop. Jatim Triwulan I - 2013 (Juta Rupiah) 86

Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah) 87

Tabel 4.3 Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jatim Tahun 2013 (Juta Rp) 89

Tabel 4.4 Realisasi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jatim Tahun 2013 (Juta Rp) 91

Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 - 2012) 93

Tabel 5.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU Jawa Timur 96

Tabel 5.3 Garis Kemiskinan, Jumlah & Presentase Penduduk Miskin Menurut Daerah 100

Tabel 6.1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Resiko 110

Tabel 6.2 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Resiko 114

DAFTAR TABEL

iv

Page 8: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Grafik 1.1 Kontribusi PDRB Sektoral Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Prov. Jawa Timur 2

Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Prov. Jawa Timur 3

Grafik 1.4 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 3

Grafik 1.5 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 4

Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 4

Grafik 1.7 Indeks Penjualan Eceran 5

Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 5

Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Konsumsi 6

Grafik 1.10 Dana Simpanan Perbankan Perorangan 6

Grafik 1.11 Survei Konsumen Keyakinan Konsumen 6

Grafik 1.12 Survei Konsumen - Kondisi Erkonomi Saat ini 6

Grafik 1.13 Perkembangan PMTB 7

Grafik 1.14 InfraStruktur Transportasi Jawa Timur 7

Grafik 1.15 Infrastruktur Pendukung Sektor Industri Pengolahan 7

Grafik 1.16 Perkembangan Jumlah Proyeksi Investasi 7

Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Proyek Investasi 7

Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Investasi 10

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Investasi 10

Grafik 1.19 Perkembangan Volume Penjualan semen 11

Grafik 1.20 Perkembangan Impor Barang Modal 11

Grafik 1.21 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim 12

Grafik 1.22 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar negeri Jatim 12

Grafik 1.23 Perkembangan Nilai Ekspor per Jenis Barang 12

Grafik 1.24 Pertumbuhan Ekspor per jenis barang 12

Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Ekspor 13

Grafik 1.26 Perkembangan Nilai Impor 13

Grafik 1.27 Nilai Impor per Jenis Barang 13

Grafik 1.28 Pertumbuhan Impor per jenis Barang 13

Grafik 1.29 Pertumbuhan tiga sektor utama 14

Grafik 1.30 Pertumbuhan Sektor pendukung 14

Grafik 1.31 Pertumbuhan Sektor pendukung 14

Grafik 1.32 Utilisasi kapasitas produksi 15

Grafik 1.33 Utilisasi kapasitas produksi sektoral 15

Grafik 1.34 Indeks realisasi Usaha 16

Grafik 1.35 Indeks realisasi Usaha Sektoral 16

Grafik 1.36 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 17

Grafik 1.37 Lama Tinggal tamu di Hotel Berbintang di Jatim 17

Grafik 1.38 Jumlah Wisatawan Asing Melalui bandara Juanda 17

Grafik 1.39 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis 17

Page 9: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Grafik 1.40 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan 18

Grafik 1.41 Pertumbuhan Produksi Pengolahan 18

Grafik 1.42 Perkembngan Pertumbuhan Impor barang Bahan Baku 19

Grafik 1.43 Konsumsi Listrik Golongan industri 19

Grafik 1.44 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi 21

Grafik 1.45 Luas Lahan Tanam dan PanenJagung di Jatim 21

Grafik 1.46 Luas Lahan Puso di Jatim 21

Grafik 1.47 Pertumbuhan Kredit & DPK Perbankan Jatim 22

Grafik 1.48 Perkembngan NIM Perbankan Jatim 22

Grafik 1.49 Perkembangan Fee Based Incame 22

Grafik 1.50 Perkembangan Interest Based Income 22

Grafik 1.51 Perkembangan Pendapatan Biaya Operasional Bank Umum 22

Grafik 1.52 Pertumbuhan Sektor Pendukung 23

Grafik 1.53 Volume Penjualan semen di jatim 23

Grafik 1.54 Rata-Rata Pembangunan Properti Residensial 23

Grafik 1.55 Rata-Rata Penjualan Properti Residensial 23

Grafik 1.56 Arus Penumpang di Tanjung Perak 24

Grafik 1.57 Arus Barang di tanjung Perak 24

Grafik 1.58 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 25

Grafik 1.59 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 25Grafik 1.59 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 25

Grafik 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 25

Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 25

Grafik 2.3 Inflasi Jawa Timur (qtq) 25

Grafik 2.4 Disagregasi Inflasi Jawa Timur (qtq) 25

Grafik 2.5 Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy) 25

Grafik 2.6 Inflasi per Kelompok Barang Tw II-2013 (mtm) 27

Grafik 2.7 Inflasi April 2013 per Kelompok Barang 27

Grafik 2.8 Inflasi Mei 2013 per Kelompok Barang 27

Grafik 2.9 Inflasi Juni 2013 per Kelompok Barang 27

Grafik 2.10 Perkembangan Harga Sub Kelompok Bumbu-Bumbuan 29

Grafik 2.11 Perkembangan Harga Sub Kelompok Daging dan Telur 29

Grafik 2.12 Ekspektasi Inflasi Konsumen 3&6 bulan yad 30

Grafik 2.13 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan 31

Grafik 2.14 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan 31

Grafik 2.15 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan Tw I-2013 & Tw II-2013 31

Grafik 2.16 Harga Beras Internasional dan Lokal s.d. Juni 2013 33

Grafik 2.17 Stok Setara Beras Jawa Timur 33

Grafik 2.18 Luas Panen dan Produksi Padi Kab.Jember 34

Grafik 2.19 Luas Panen dan Produksi Padi Prov.Jawa Timur 34

Grafik 2.20 Inflasi Sub Kel. Bumbu-Bumbuan (qtq) 35

Page 10: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Grafik 2.21 Inflasi Sub Kel. Daging, Telur dan Hasil-Hasilnya (qtq) 37

Grafik 2.22 Inflasi Tahunan (yoy) Sub Kelompok 2012 - 2013 37

Grafik 2.23Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Makanan Jadi & Transpor (yoy) 2010-2013

37

Grafik 2.24 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun 2012 - 2013 37

Grafik 2.25 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau

Grafik 2.26 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) 7 Kota di Jawa Timur 38

Grafik 2.27 Inflasi Jatim per Komponen (yoy) 39

Grafik 2.28 Perbandingan Inflasi Jatim & Rata-Ratanya (yoy) 39

Grafik 2.29 Perbandingan – Disagregasi Inflasi Jawa Timur (mtm) 39

Grafik 2.30 Disagregasi Inflasi (mtm) Jawa Timur 39

Grafik 2.31 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 50

Grafik 2.32 Perkembangan Capacity Utilization 50

Grafik 2.33 Perkembangan Harga Minyak Internasional 50

Grafik 2.34 Perkembangan Harga CPO 50

Grafik 2.35 Perkembangan Batu Bara 51

Grafik 2.36 Perkembangan Harga Karet 51

Grafik 2.37 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 52

Grafik 2.38 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 52

Grafik 2.39 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable - Food & Non Food 53

Grafik 2.40Grafik 2.40 Perkembangan Inflasi Inti – Manufacturing & Services 53

Grafik 2.41 Perkembangan Inflasi Traded - Konstruksi dan Non Kontruksi 53

Grafik 2.42 Perkembangan Inflasi Non Traded - Konstruksi dan Non Konstruksi 53

Grafik 2.43 Indeks Keyakinan & Ekspetasi Konsumen 54

Grafik 2.44 Ekspektasi Harga yang Akan Datang 54

Grafik 3.1 Perkembangan LDR 49

Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 49

Grafik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) 50

Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq) 50

Grafik 3.5 Perkembangan Total Aset Bank Umum 50

Grafik 3.6 Proporsi Aset Bank Umum 50

Grafik 3.7 Proporsi Aset Bank Umum Per Kabupaten/Kota 51

Grafik 3.8 Jumlah Aset Bank Umum Per Kabupaten/Kota 51

Grafik 3.9 Pertumbuhan Aset Bank Umum Per Kabupaten/Kota (% yoy) 52

Grafik 3.10 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 52

Grafik 3.11 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 53

Grafik 3.12 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq) 53

Grafik 3.13 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan 53

Grafik 3.14 Komposisi DPK Bank Umum (%) 53

Grafik 3.15 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 54

Grafik 3.16 Proporsi DPK Per Kabupaten/Kota 54

Page 11: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Grafik 3.17 Jumlah DPK Per Kabupaten/Kota 54

Grafik 3.18 Pertumbuhan DPK Bank Umum Per Kabupaten/Kota (% yoy) 55

Grafik 3.19 Pertumbuhan Kredit (yoy) 56

Grafik 3.20 Pertumbuhan Kredit (qtq) 56

Grafik 3.21 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 57

Grafik 3.22 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 57

Grafik 3.23 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan(y-o-y) 57

Grafik 3.24 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q) 57

Grafik 3.25 Proporsi Kredit Sektoral 58

Grafik 3.26 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy) 59

Grafik 3.27 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 59

Grafik 3.28 Proporsi Penyaluran Kredit Per Kabupaten/Kota 59

Grafik 3.29 Pertumbuhan Kredit Per Kabupaten/Kota 60

Grafik 3.30 Perkembangan Kredit UMKM 61

Grafik 3.31 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 62

Grafik 3.32 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 63

Grafik 3.33 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 63

Grafik 3.34 Perkembangan NPL Bank Umum 65

Grafik 3.35 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 65

Grafik 3.36 NPL Per Sektor Ekonomi 65Grafik 3.36 NPL Per Sektor Ekonomi 65

Grafik 3.37 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq) 66

Grafik 3.38 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy) 66

Grafik 3.39 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jatim 67

Grafik 3.40 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy) 67

Grafik 3.41 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan 67

Grafik 3.42 Pangsa Pembiayaan Syariah per jenis pengunaan 67

Grafik 3.43Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah di Jawa Timur 68

Grafik 3.44 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-yoy) 69

Grafik 3.45 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-qtq) 69

Grafik 3.46 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy) 70

Grafik 3.47 Proporsi Kredit BPR PerJenis Penggunaan 70

Grafik 3.48 Perkembangan LDR & NPL BPR 70

Grafik 3.49 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy) 71

Grafik 3.50 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 71

Grafik 3.51 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya 72

Grafik 3.52Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 72

Grafik 3.53Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya

(qtq) 73

Grafik 3.54 Proporsi Kredit Perjenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya 73

Grafik 3.55 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 73

Page 12: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Grafik 3.56 Perkembangan Arus Uang Tunai (inflow - out flow) dalam juta rupiah 76

Grafik 3.57 Perkembangan Net Flow Jawa Timur 76

Grafik 3.58 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 76

Grafik 3.59 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 77

Grafik 3.60 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 78

Grafik 3.61 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw I -2013 78

Grafik 3.626 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Incoming RTGS Terbesar Tw I 2013 78

Grafik 3.63 Perkembangan Transaksi Kliring di Jatim 80

Grafik 3.64 Tolakan Transaksi Kliring di Jatim 80

Grafik 3.65 Statistik Uang Palsu yang Ditemukan 80

Grafik 4.1 Perkembangan APBD Provinsi Jatim 85

Grafik 4.2 Proporsi Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jatim 87

Grafik 4.3 Realisasi PAD Provinsi Jatim Tahun 2013 (Juta Rupiah) 88

Grafik 4.4 Proporsi Anggaran Belanja Tidak Langsung Provinsi Jawa Timur 90

Grafik 4.5 Proporsi Anggaran Belanja Langsung Provinsi Jawa Timur 90

Grafik 4.6 Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung 91

Grafik 4.7 Realisasi Anggaran Belanja Langsung 91

Grafik 5.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral 93

Grafik 5.2 Penyerapan Tenaga Kerja 94

Grafik 5.3 Komposisi Tenaga Kerja Formal 94

Grafik 5.4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal 94

Grafik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 96Grafik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 96

Grafik 5.6 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 96

Grafik 5.7 NTP Nasional & Jawa Timur 97

Grafik 5.8 NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 97

Grafik 5.9 lt Serta Pertumbuhan Nasional & Jatim 98

Grafik 5.10 lb dan Pertumbuhanan Nasional & Jatim 98

Grafik 5.11 NTN Nasional & Jawa Timur 99

Grafik 5.12 NTN Serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 99

Grafik 5.13 Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur (%) 99

Grafik 5.14 Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Makanan (%) 101

Grafik 5.15 Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Non Makanan (%) 101

Grafik 5.16 Pertumbuhan Pengeluaran RT dan Pertumbuhan Inflasi di Jatim (%) 102

Grafik 5.17 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)104

Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 108

Grafik 6.2 Indeks Ekspektasi Penghasilan 108

Grafik 6.3 Estimasi realisasi usaha Tw.II-2013 110

Grafik 6.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw.II-2013 110

Page 13: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

RingkasanRingkasanRingkasanRingkasan EksekutifEksekutifEksekutifEksekutif

Page 14: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

Triwulan II-2013

x

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN EKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

TRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN IIIII –––– 2012012012013333

Assesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro Ekonomi

Pada triwulan II-2013, perekonomian Jawa Timur (Jatim) tumbuh 6,97%

(yoy), lebih tinggi dari perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah IV (Jawa Timur) di kisaran 6,60% - 6,80% (yoy). Angka ini juga

lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar

6,62% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Jatim masih di atas angka

pertumbuhan ekonomi nasional (5,81%) maupun provinsi lainnya di

Kawasan Jawa. Bahkan beberapa wilayah di kawasan Jawa terjadi

perlambatan pertumbuhan seperti DKI Jakarta dan Banten.

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan investasi swasta

(Pembentukan Modal Tetap Bruto – PMTB) menjadi sumber pendorong

pertumbuhan. Meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga Jatim

utamanya didorong oleh belanja kelompok non makanan terutama

pembelian barang tahan lama sejenis peralatan rumah tangga, pakaian,

alat tulis serta konstruksi. Membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Jawa

Timur menjadi salah satu pendorong meningkatnya konsumsi barang

tahan lama karena adanya kepastian pendapatan. Kinerja investasi swasta

periode ini didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

sehingga turut mengkonfirmasi stabilnya kinerja investasi Jatim di atas

level 8% (yoy).

Ditinjau dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran

(PHR), sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian masih menjadi

sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Ketiga

sektor tersebut, secara berurutan menyumbang pertumbuhan ekonomi

masing-masing sebesar 2,89%, 1,56% dan 0,43%.

Assesmen InflasiAssesmen InflasiAssesmen InflasiAssesmen Inflasi

Inflasi IHK pada triwulan II-2013, secara tahunan, mencapai sebesar

5,93% (yoy), lebih tinggi dibandingkan nasional (5,90%). Sementara itu,

secara triwulanan, inflasi Jatim sudah kembali pada pola normalnya yang

tercatat 0,11% (nasional 1,54%), lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 2,87% (nasional 1,54%).

Kinerja ekonomi Jatim meningkat sebesar 6,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan nasional (5,81%).

Inflasi IHK pada triwulan II-2013, secara tahunan, mencapai sebesar 5,93% (yoy), lebih tinggi dibandingkan nasional (5,90%).

Page 15: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

Triwulan II-2013

xi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

Tekanan inflasi dari volatile foods yang cukup kuat pada triwulan I-2013

terutama dari komoditas bumbu-bumbuan dan buah-buahan terlihat

mereda memasuki awal hingga akhir triwulan II-2013. Disamping itu,

terjadi pula penurunan harga pada komoditas emas perhiasan yang

masuk dalam kelompok core, sebagai dampak melemahnya harga

komoditas ini di pasar internasional.

Namun demikian, koreksi harga dari kelompok volatile foods dan core,

kembali tertahan dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada

kelompok administered prices di penghujung triwulan ini, mengakibatkan

kenaikan tarif angkutan dan berpengaruh kuat terhadap ekspektasi.

Kenaikan BBM ini, diyakini menjadi faktor dominan pendorong utama

inflasi pada triwulan berikutnya, selain dorongan permintaan memasuki

tahun ajaran baru, bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Secara historis, inflasi Jatim selalu sejalan dengan nasional dengan tingkat

inflasi yang relatif lebih tinggi. Berbeda dibandingkan periode sebelumnya

dimana Jatim mengalami inflasi tertinggi di kawasan Jawa, pada periode

ini inflasi Jatim berada di urutan ketiga tertinggi. Realisasi inflasi di

kawasan Jawa, terendah ditempati Jawa Tengah (5,44%), DIY (5,66%),

Jawa Timur (5,93%), Jawa Barat (6,54%) dan tertinggi terjadi pada

Provinsi Banten (6,80%). Berdasarkan grafik di samping, inflasi bergerak

naik yang terjadi di seluruh provinsi di Jawa sejak tahun 2011 sampai

triwulan II-2013.

Assesmen PerbankanAssesmen PerbankanAssesmen PerbankanAssesmen Perbankan

Pada pertengahan tahun 2013 (Triwulan II), kinerja perbankan di Jawa

Timur baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terus

menunjukkan perkembangan positif dalam mendukung kinerja

perekonomian Jawa Timur. Hal tersebut tercermin dari indikator total

aset, kredit dan DPK yang terus mengalami pertumbuhan dan didukung

oleh tingkat risiko kredit yang rendah (kurang dari 5%). Aset Bank Umum

dan BPR tumbuh sebesar 17,63% (yoy) hingga mencapai Rp.388,44

triliun. Kredit tumbuh sebesar 26,16% (yoy) dari sebesar Rp.251,4 triliun

pada Triwulan I 2013 menjadi sebesar Rp.272,05 triliun pada Triwulan II

2013. Demikian pula dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dan

BPR yang mencatat pertumbuhan sebesar 12,10% (yoy) menjadi sebesar

Rp.298,89 triliun.

Sementara itu, perkembangan transaksi sistem pembayaran di wilayah

Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia di Jawa Timur yang meliputi KPw

BI Wilayah IV, Malang, Jember dan Kediri pada Triwulan II-2013

Kinerja perbankan di Jawa Timur masih terus menunjukkan perkembangan positif dengan pertumbuhan kredit mencapai 26,16% (yoy).

Page 16: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

Triwulan II-2013

xii

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

menunjukkan peningkatan, baik untuk transaksi tunai maupun transaksi

non-tunai. Transaksi tunai mengalami net-outflow sebesar Rp.411,54

miliar. Kondisi tersebut berbeda apabila dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencatat net intflow sebesar Rp.7,83 triliun. Hal serupa

juga ditunjukkan oleh transaksi non-tunai melalui sistem BI-RTGS yang

tumbuh mencapai 19,54% (qtq) dan Sistem Kliring Nasional Bank

Indonesia (SKNBI) yang meningkat sebesar 5,08% dibandingkan triwulan

sebelumnya. Peningkatan kedua transaksi non tunai tersebut turut

mengkonfirmasi peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada

triwulan ini.

Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw III 2013Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw III 2013Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw III 2013Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw III 2013

Pada triwulan III 2013, pertumbuhan ekonomi Jatim diprediksi tumbuh

pada rentang pertumbuhan 6,95%–7,15% (yoy). Perekonomian Jawa

Timur pada triwulan ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,97% (yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur masih

ditopang oleh tingkat konsumsi masyarakat, sebagaimana tercermin pada

hasil survei konsumen. Pertumbuhan konsumsi periode ini didorong oleh

momentum bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri di bulan Juli – Agustus

2013. Selain itu, tibanya liburan tahun ajaran baru dan cukup panjangnya

cuti bersama selama lebaran turut mendorong konsumsi masyarakat,

khususnya pada sub sektor hotel dan restoran. Komponen terbesar

selanjutnya, yaitu investasi swasta (PMTB) diproyeksikan tumbuh stabil

pada level tinggi seiring meningkatnya optimisme pelaku usaha

sebagaimana dikonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

dan liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV (Jawa Timur).

Di sisi penawaran, seiring meningkatnya permintaan dari luar pulau dalam

merespon lonjakan permintaan di masa tahun ajaran baru dan lebaran

turut mendorong kinerja sektor PHR. Meskipun perdagangan luar negeri

Jatim mengalami tekanan cukup dalam akibat pelemahan ekonomi Eropa,

namun masih kuatnya perdagangan dalam negeri Jatim diprediksi masih

cukup baik untuk menyokong kinerja sub sektor perdagangan besar

Jatim.

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator

harga, maka inflasi kota Jawa Timur pada Triwulan III-2013 diperkirakan

secara tahunan (yoy) berada di kisaran 8,20% s/d 8,50%.

Adanya gagal panen pada beberapa komoditas seperti tembakau dan

bawang merah serta gagalnya pembibitan komoditas cabe, menyebabkan

Ekonomi Jatim pada Tw III-2013 diperkirakan tumbuh pada rentang 6,95%–7,15% (yoy).

Inflasi IHK pada triwulan III-2013, diperkirakan berada di kisaran 8,20% s/d 8,50% (yoy).

Page 17: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

Triwulan II-2013

xiii

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

tekanan inflasi untuk kelompok volatile food masih cukup tinggi.

Ditambah lagi dengan masih berlanjutnya anomali cuaca di Jawa Timur

yang akan mempengaruhi hasil panen. Selain itu, terbatasnya produksi

lokal daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga menjadi

potensi peningkatan inflasi. Masih berlanjutnya kebijakan kenaikan Tarif

Tenaga Listrik (TTL) serta adanya potensi kenaikan cukai rokok menjadi

pendorong utama meningkatnya inflasi di kelompok administered price

meskipun pada tingkat yang relatif lebih rendah dibandingkan akhir Tw II-

2013 dengan adanya kenaikan harga BBM. Dari sisi fundamental, potensi

dorongan inflasi inti atau core inflation diperkirakan berasal dari

kelompok non tradeable seiring meningkatnya kebutuhan di bidang

pendidikan. Sedangkan dari sisi kelompok tradeable, tekanan inflasi

diperkirakan sedikit meningkat seiring dengan pelemahan kurs Rupiah

terhadap dollar yang mempengaruhi harga emas dunia. Peningkatan TTL

pada Tw III-2013 berpotensi direspon masyarakat dengan peningkatan

tarif sewa rumah serta kenaikan harga barang seiring dengan

peningkatan biaya produksi. Faktor penahan inflasi kelompok ini adalah

rendahnya tekanan dari output gap sebagai dampak telah berlalunya

masa Hari Raya Idul Fitri. Para produsen diperkirakan meningkatkan

kapasitas produksi pada akhir Tw III-2013 untuk memenuhi tingginya

permintaan pada akhir tahun seiring dengan tibanya momen Natal dan

Tahun Baru.

Pada triwulan III 2013, kinerja industri perbankan di Jawa Timur

diperkirakan sedikit mengalami perbaikan. Struktur dan pondasi sistem

perbankan yang cukup baik diperkirakan masih dapat terjaga terutama

ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi oleh perbankan.

Penyusunan strategi pengembangan usaha yang tepat oleh perbankan

diharapkan mampu meningkatkan peran sektor perbankan untuk

mendorong perekonomian daerah.

Pertumbuhan kredit oleh perbankan pada triwulan III 2013 diperkirakan

mengalami peningkatan sekitar 26,5%. Masih terbukanya peluang

investasi diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kredit, khususnya

pada sektor produktif, namun dalam batas pertumbuhan yang terjaga.

Sektor ekonomi andalan Jatim seperti sektor perdagangan, sektor industri

pengolahan, sektor konstruksi serta sektor transportasi dan komunikasi

pertanian masih menjadi sektor unggulan untuk dibiayai perbankan.

Disamping itu, kredit konsumsi juga diperkirakan masih tetap tumbuh

stabil.

Pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan III 2013 diperkirakan meningkat di kisaran 26,5% (yoy).

Page 18: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

Triwulan II-2013

xiv

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

ProspekProspekProspekProspek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013

Di sepanjang tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan

tumbuh pada rentang 6,70% s.d 6,90% (yoy), lebih rendah dari angka

perkiraan sebelumnya di kisaran 7,00% s.d 7,25%. Perkiraan

pertumbuhan ekonomi Jatim di tahun 2013 ini masih lebih rendah

dibandingkan tahun 2012 (7,27%-yoy), namun pertumbuhan ini diyakini

masih yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa.

Dari sisi permintaan, masih tingginya konsumsi masyarakat seiring

meningkatnya proporsi usia produktif di Jawa Timur masih menjadi

pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jatim. Sementara itu, berbagai

upaya pemerintah melalui perbaikan infrastruktur, penyederhanaan

birokrasi pengajuan izin usaha serta upaya peningkatan kerjasama

investasi melalui kunjungan antar negara/daerah diharapkan dapat terus

mendorong minat investor asing dan dalam negeri. Selanjutnya,

optimisme pengusaha akan perbaikan kinerja ekspor luar negeri Jatim

dengan berbagai strategi perusahaan dan pemerintah diharapkan terus

mengalami perbaikan, khususnya dengan adanya insentif pemerintah

untuk mengembangkan produk hortikultura dan pertanian organik di

beberapa sentra produksi Jatim. Selain itu, adanya momentum PILKADA

pada Agustus 2013 diperkirakan turut mendorong pertumbuhan ekonomi

Jatim baik dari sisi konsumsi rumah tangga maupun pemerintah.

Di sisi penawaran, dengan strategi penambahan Kantor Perwakilan

Dagang oleh Pemprov Jatim ke seluruh Indonesia, diperkirakan kinerja

subsektor perdagangan mengalami perbaikan. Meningkatnya kebutuhan

masyarakat dalam kegiatan wisata turut mendorong kinerja subsektor

hotel dan restoran, ditambah dengan meningkatnya peranan Kota

Surabaya sebagai sub hub ke Indonesia Timur yang terindikasi dari

bertambahnya jumlah hotel kelas bisnis di Surabaya. Optimisme pelaku

usaha sektor industri pengolahan yang tercermin melalui berbagai survei

diharapkan terus berlanjut hingga akhir tahun, dengan didorong berbagai

insentif pemerintah melalui peningkatan peran serta usaha mikro, kecil

dan menengah di Jatim. Adanya pergeseran musim diharapkan tidak

signifikan mempengaruhi kinerja sektor pertanian dengan didukung telah

diselesaikannya beberapa proyek irigasi serta tersedianya debit air di

waduk pada level tinggi diharapkan mendorong kinerja sektor pertanian

tahun ini. Sementara itu, secara keseluruhan pertumbuhan sektor lainnya

masih relatif stabil.

Inflasi sampai dengan akhir tahun 2013, diproyeksi bersumber dari

kelompok administered price sebagai dampak kenaikan harga BBM, tarif

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,70% s.d 6,90% (yoy).

Inflasi IHK di akhir tahun 2013, diperkirakan berada di kisaran 8,30% s/d 8,60% (yoy).

Page 19: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

Triwulan II-2013

xv

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

listrik serta cukai rokok. Dengan demikian inflasi Jatim pada tahun 2013

diperkirakan secara tahunan berada di kisaran 8,30% s/d 8,60% (yoy).

Faktor lainnya terlihat dari hasil panen pada tahun 2013 yang belum

mencapai titik optimalnya karena adanya anomali cuaca (kemarau basah)

yang berlangsung sepanjang tahun sehingga beberapa komoditas

mengalami gagal panen atau panen tetapi tidak maksimal.

Dari sisi fundamental, potensi dorongan inflasi inti diperkirakan berasal

dari kelompok tradeable yang berasal dari kelompok perumahan dan

pendidikan, meskipun di sisi lain tren pelemahan harga emas dunia

(walaupun semakin berkurang) dapat menahan laju inflasi di kelompok

ini. Cukup baiknya eskpektasi para pelaku usaha akan kondisi

perekonomian Jawa Timur, diimbangi dengan peningkatan kapasitas

utilisasi produksi sehingga dapat meminimalkan terjadinya output gap

dan mendukung stabilnya inflasi kelompok ini sampai dengan akhir

tahun 2013

Page 20: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

2012

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 130.58 131.75 134.29 135.50 139.39 139.55

- Kota Surabaya 130.32 131.39 133.80 135.02 138.95 139.09

- Kota Malang 130.51 131.63 134.34 135.89 139.65 140.14

- Kota Kediri 129.34 130.90 134.04 134.62 138.00 138.82

- Kota Jember 131.12 132.22 134.39 135.86 139.66 139.33

- Kota Probolinggo 133.59 135.90 139.28 140.56 144.54 137.07

- Kota Madiun 134.42 135.20 137.51 138.20 142.52 144.58

- Kota Sumenep 128.26 129.81 132.63 133.44 137.77 142.10

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 3.97 4.63 4.50 4.50 6.75 5.93

- Kota Surabaya 4.19 4.69 4.29 4.37 6.63 5.86

- Kota Malang 3.80 4.44 4.58 4.60 7.01 6.46

- Kota Kediri 4.34 5.06 5.26 4.63 6.70 6.05

- Kota Jember 2.46 4.12 4.40 4.49 6.51 5.38

- Kota Probolinggo 3.19 4.66 5.55 5.88 8.20 5.59

- Kota Madiun 3.36 3.93 3.91 3.51 6.04 6.39

- Kota Sumenep 5.10 5.46 6.06 5.06 7.42 5.10

PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 95,330,557 98,085,149 100,427,099 99,823,633 101,637,322 104,923,561

- Pertanian 15,982,668 14,177,715 13,591,281 10,712,279 16,295,361 14,596,007

- Pertambangan dan Penggalian 1,893,917 2,120,466 2,160,927 2,225,952 1,944,490 2,169,220

- Industri Pengolahan 23,409,626 23,871,800 24,936,426 25,799,205 24,587,026 25,398,705

- Listrik, gas, dan air bersih 1,257,835 1,320,473 1,310,535 1,349,589 1,324,308 1,381,232

- Bangunan 2,893,702 3,224,522 3,314,209 3,408,133 3,132,579 3,564,182

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 30,081,571 31,799,848 32,958,742 33,535,338 32,903,774 34,637,806

- Pengangkutan dan komunikasi 6,945,037 7,627,427 7,949,406 8,119,044 7,707,809 8,393,503

- Keuangan, persewaan, dan jasa 5,156,525 5,439,472 5,544,158 5,662,313 5,594,390 5,857,555

- Jasa 2,145,164 8,503,427 8,661,415 2,996,662 2,239,473 8,925,351

Pertumbuhan (yoy)

- Pertanian 2.76 4.68 4.36 1.95 1.96 2.95

- Pertambangan dan Penggalian 5.09 1.66 1.01 1.11 2.67 2.30

- Industri Pengolahan 6.23 5.74 7.21 6.17 5.03 6.40

- Listrik, gas, dan air bersih 7.07 6.69 5.25 5.90 5.28 4.60

- Bangunan 10.18 5.58 6.84 6.10 8.26 10.53

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.69 10.61 9.79 10.13 9.38 8.92

- Pengangkutan dan komunikasi 13.17 8.05 8.79 9.10 10.98 10.04

- Keuangan, persewaan, dan jasa 7.76 8.92 8.18 7.20 8.49 7.69

- Jasa 4.75 4.96 4.63 4.97 4.40 4.96

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 7.27 7.31 7.41 7.09 6.62 6.97

2013INDIKATOR

LAMPIRAN

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR

xviii

Page 21: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

A. Perbankan

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Bank Umum :

Total Asset (Rp. Triliun) 304.22 322.89 342.66 353.60 362.32 379.47

DPK (Rp. Triliun) 252.81 262.25 273.66 289.09 287.82 293.80

- Tabungan (Rp. Triliun) 109.95 116.20 122.89 134.22 130.08 133.15

- Giro (Rp. Triliun) 42.85 43.54 46.07 47.67 46.57 45.98

- Deposito (Rp. Triliun) 100.00 102.50 104.70 107.20 111.16 114.67

Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 192.75 210.06 223.51 239.48 245.21 265.35

- Modal Kerja 112.31 123.45 129.66 139.52 142.72 153.43

- Investasi 26.13 28.75 31.21 33.72 33.43 38.62

- Konsumsi 54.32 57.86 62.64 66.25 69.06 73.31

Non Performing Loan (NPL-Gross) 2.96 2.73 2.64 2.60 2.26 2.12

Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 76.25% 80.10% 85.07% 82.84% 85.20% 90.32%

Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 63.21 68.87 63.65 68.53 70.40 78.65

NPL UMKM Gross (%) 4.22 3.82 3.68 3.63 3.89 3.56

BPR :

Total Asset (Rp. Triliun) 6.98 7.35 8.01 8.33 8.57 8.97

DPK (Rp. Triliun) 4.18 4.39 4.74 4.89 4.98 5.09

- Tabungan (Rp. Triliun) 1.33 1.35 1.47 1.57 1.61 1.60

- Deposito (Rp. Triliun) 2.85 3.03 3.27 3.32 3.38 3.50

Kredit (Rp. Triliun) 5.15 5.57 5.81 5.94 6.19 6.70

- Modal Kerja 3.36 3.63 3.78 3.80 4.11 4.48

- Investasi 0.16 0.17 0.20 0.28 0.20 0.23

- Konsumsi 1.64 1.77 1.83 1.85 1.88 1.99

Non Performing Loan (NPL-Gross) 4.29% 4.14% 4.24% 3.39% 3.84% 3.88%

Loan to Deposit Ratio - (LDR) % 123.38% 127.08% 123% 121% 124% 131%

-

SYARIAH : -

Total Asset (Rp. Triliun) 12.01 13.14 14.08 16.57 17.27 18.74

DPK (Rp. Triliun) 9.32 9.88 10.59 12.39 13.13 13.83

- Giro (Rp. Triliun) 0.84 0.88 0.88 1.39 1.22 1.27

- Tabungan (Rp. Triliun) 4.90 5.08 5.43 4.83 4.95 7.29

- Deposito (Rp. Triliun) 3.58 3.92 4.28 6.18 6.97 5.27

Pembiayaan (Rp. Triliun) 8.93 10.03 10.68 11.99 12.46 13.53

- Modal Kerja 3.60 4.16 4.54 5.08 5.24 5.74

- Investasi 1.51 1.75 1.89 2.29 2.30 2.57

- Konsumsi 3.83 4.12 4.25 4.61 4.92 5.22

Non Performance Financing (NPF) % 1.36 1.43 1.63 1.43 1.91 1.97

Financing to Deposit Ratio (FDR) % 95.77 101.59 100.80 96.72 94.84 97.84

B. SISTEM PEMBAYARAN

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Inflow (Rp. Triliun) 12.70 20.08 14.91 9.99 15.99 11.35

Outflow (Rp. Triliun) 6.52 12.08 14.30 11.53 8.16 11.77

Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 4.76 5.10 0.29 0.88 0.93 0.25

Nominal Transaksi RTGS 122.21 182.77 185.10 197.88 126.58 220.10

Volume Transaksi RTGS 141,322 172,750 146,738 189,920 79,223 170,050

Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 44.05 46.32 38.59 46.11 36.69 49.46

Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1.40 1.40 1.28 1.29 1.12 1.38

Tolakan Kliring (Rp. Juta) 632,814 638,541 637,615 979,293 964,720 774,711

Tolakan Kliring (lembar) 20,065 19,361 23,280 21,770 25,418 21,488

2013

2013

2012

2012201220122012INDIKATOR

INDIKATOR

LAMPIRAN

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR

Page 22: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Bab 1Bab 1Bab 1Bab 1

PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONAL

Page 23: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

1

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1111 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1.1.1.1.1.1.1. KONDISI UMUMKONDISI UMUMKONDISI UMUMKONDISI UMUM

Pada triwulan II-2013, perekonomian Jawa Timur (Jatim) tumbuh 6,97% (yoy) sedikit

lebih tinggi dari perkiraan KPwBI Wilayah IV (Jawa Timur) sebelumnya yang berada pada kisaran

6,60% - 6,80% (yoy). Dibandingkan nasional dan pertumbuhan ekonomi di Kawasan Jawa,

ekonomi Jatim masih tumbuh lebih tinggi (lihat tabel 1). Bahkan di beberapa wilayah terjadi

perlambatan seperti DKI Jakarta dan Banten yang mengalami perlambatan pertumbuhan

sebesar 0,1% (yoy). Angka ini juga lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya, yaitu

sebesar 6,62% (yoy).

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan investasi swasta (Pembentukan Modal

Tetap Bruto – PMTB) menjadi sumber pendorong pertumbuhan. Meningkatnya kegiatan

konsumsi rumah tangga Jatim utamanya didorong oleh belanja kelompok non makanan

terutama pembelian barang tahan lama sejenis peralatan rumah tangga, pakaian, alat tulis

serta konstruksi. Membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur sebagaimana

diinformasikan pada Bab V Kesejahteraan Masyarakat menjadi salah satu pemicu meningkatnya

konsumsi barang tahan lama dimana terdapat kepastian pendapatan dimasyarakat.

Berdasarkan informasi anekdotal, wilayah Jawa Timur marak didirikan industri skala mikro dan

sedang, khususnya industri makanan, minuman dan tembakau, seiring melimpahnya sumber

daya alam dan akses infrastruktur yang memadai jika dibandingkan provinsi lainnya di Pulau

Jawa. Peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia pada pertengahan Juni 2013 belum

berdampak pada tingkat bunga kredit konsumsi, sehingga daya beli kelompok low income

masih relatif stabil dengan berbagai alternatif sumber pembiayaan yang tersedia. Kinerja

investasi swasta periode ini didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sehingga

turut mengkonfirmasi stabilnya kinerja investasi Jatim di atas level 8% (yoy). Selain itu, minat

investor asing pun terjaga di atas nilai USD 700 juta per triwulannya. Beragamnya potensi

daerah mendorong penyebaran investasi di tingkat kab/kota, meskipun masih belum merata,

khususnya di wilayah pesisir Selatan. Berdasarkan hasil survei dan liaison yang dilakukan Bank

Indonesia, masih lemahnya infrastruktur wilayah Selatan menjadi salah satu penyebab

minimnya penanaman investasi, hal ini berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat

daerah ini masih rendah.

Page 24: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

2

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral

Prov.Jawa Timur

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan

Prov.Jawa Timur

Tabel 1.1Tabel 1.1Tabel 1.1Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Jawa

Sementara itu ditinjau dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran

(PHR), sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian masih menjadi sektor utama pendorong

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Ketiga sektor tersebut, secara berurutan menyumbang

pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 2,89%, 1,56% dan 0,43%. Jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian

mengalami peningkatan, yaitu dari 5,03% (yoy) menjadi 6,40% serta 1,96% (yoy) menjadi

2,95%. Sementara itu, sektor PHR cenderung melambat, yaitu dari sebelumnya 10,98% (yoy)

menjadi 10,04%. Proporsi ketiga sektor utama pada perekonomian Jawa Timur Triwulan II

2013 masih stabil dengan pangsa mencapai 72,87%, sedikit lebih rendah apabila dibandingkan

dengan proporsi ketiganya pada Triwulan I 2013 yang tercatat sebesar 74,43%. Penurunan

proporsi ini didorong meningkatnya kinerja sektor pendukung meliputi sektor konstruksi, sektor

pengangkutan dan komunikasi serta sektor pertambangan dan penggalian. Berbeda dengan

triwulan sebelumnya, sektor industri pengolahan tumbuh membaik di atas level 6%, yang

didorong pertumbuhan sub sektor tekstil dan alas kaki seiring meningkatnya konsumsi

masyarakat menjelang tahun ajaran baru.

I II

DKI Jakarta 6.44 6.23 5.02 6.50 6.71 6.55 6.49 6.30

Jawa Timur 6.11 5.94 5.01 6.68 7.22 7.27 6.62 6.97

Jawa Barat 6.48 6.21 4.19 6.20 6.48 6.21 5.94 6.13

Jawa Tengah 5.59 5.61 5.14 5.84 6.01 6.37 5.70 6.10

Banten 6.04 5.77 5.45 6.08 6.43 6.13 5.76 5.66

DKI Yogyakarta 4.31 5.03 4.43 4.88 5.16 5.33 5.06 5.71

NASIONAL 6.35 6.01 4.63 6.20 6.46 6.23 6.02 5.81

2013PROVINSI DI

PULAU JAWA2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS, diolah

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

Jasa-JasaTw II 2012

Tw II 2013

Tw I 2013

-4.00% -2.00% 0.00% 2.00% 4.00% 6.00%

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Perubahan Stok

Ekspor

Impor Tw II 2013

Tw I 2013

Tw II 2012

Page 25: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

3

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur

1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja

konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB), yang masing-masing menyumbang

pertumbuhan ekonomi sebesar 4,80% (yoy) dan 1,27%. Sebagaimana diinformasikan pada

tabel 1.2, tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi mencapai 6,94% (yoy)

dan 8,67%. Selanjutnya, peningkatan belanja pemerintah dari 0,25% (yoy) menjadi 2,83%

diharapkan terus berlanjut hingga akhir tahun. Sementara itu, masih belum membaiknya

transaksi perdagangan luar negeri Jawa Timur kembali melemahkan kinerja transaksi ekspor

dan impor masing-masing pada level 6,89% dan 5,39%.

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Jawa Timur

I II III IV I II III IV I II

Konsumsi 7.93 6.34 7.44 6.97 5.95 6.40 5.66 6.57 6.80 6.94

Konsumsi Lemb. Swasta Nir 5.39 10.54 6.26 8.95 6.48 3.77 8.36 4.49 4.34 3.83

Konsumsi Pemerintah -8.40 5.09 8.65 2.02 4.14 2.59 0.02 -4.06 0.25 2.83

PMTB 6.21 8.59 13.96 10.61 2.41 5.32 4.84 8.80 8.20 8.67

Perubahan Stok -18.08 -41.76 -87.56 -3251.34 20.84 92.73 456.32 39.86 -16.21 -19.50

Ekspor 9.70 10.11 12.30 12.19 11.71 10.44 11.00 12.97 8.47 6.89

Impor 5.59 6.11 8.83 9.52 8.56 10.37 9.93 10.36 6.64 5.39

PDRB 7.17 7.29 7.29 7.11 7.27 7.31 7.41 7.09 6.62 6.97

20132012

SISI PERMINTAAN

2011

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

Jasa-Jasa

Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan

Pengangkutan &

Komunikasi

Perdagangan, Hotel &

Restoran

Bangunan

Listrik, Gas & Air Bersih

Industri Pengolahan

Pertambangan dan

Penggalian

Pertanian

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

5.79 5.89

6.32

6.44

6.41 6.53

5.87 5.83

4.33

5.01

5.28 5.42

5.81

6.53

7.14 7.20

7.17

7.29 7.29

7.11

7.27 7.31 7.41

7.09

6.62

6.97

6.03

6.64 6.58

5.85

6.25 6.42 6.40

5.18

4.37

4.00

4.20

4.58

5.70

6.17

5.80

6.90

6.50 6.50 6.50 6.50 6.40 6.20 6.11 6.02

5.81

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur

%

y

o

y

Sumber: BPS Jatim, diolah

Page 26: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

4

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

a. Konsumsia. Konsumsia. Konsumsia. Konsumsi

Pada triwulan II 2013, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong

utama pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Tercatat pertumbuhan konsumsi ini meningkat

dari 6,80% (yoy) menjadi 6,94%. Tibanya tahun ajaran baru di akhir triwulan menjadi pemicu

kenaikan konsumsi rumah tangga. Selain itu, hadirnya Surabaya Shopping Festival di sepanjang

bulan Mei dan beberapa perayaan hari keagamaan serta cuti bersama turut mendorong

peningkatan belanja masyarakat. Dukungan pemerintah di sektor perumahan untuk ekonomi

menengah ke bawah menjadi bumper pertumbuhan properti residensial seiring membaiknya

daya beli masyarakat dan stabilnya kinerja investasi swasta yang tersebar di berbagai daerah

tingkat kab/kota.

Membaiknya konsumsi rumah tangga Jatim pada triwulan ini turut dikonfirmasi oleh

meningkatnya beberapa indikator konsumsi, seperti hasil survei penjualan eceran, survey

konsumsi, jumlah konsumsi listrik rumah tangga, kredit konsumsi dan simpanan perorangan.

Sebagaimana dapat dilihat pada grafik 1.7, salah satu indikator konsumsi rumah tangga Jatim

yaitu indeks omset penjualan relatif stabil di atas indeks 110. Survei Penjualan Eceran (SPE) yang

dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia turut mengkonfirmasi perkembangan ekonomi

Jawa Timur. Hasil survei menginformasikan kenaikan tertinggi indeks penjualan barang tahan

lama meliputi kelompok barang konstruksi (indeks 192,64), peralatan rumah tangga (374,08),

pakaian (141,24) serta alat tulis (182,83).

Sementara itu, indikator konsumsi listrik rumah tangga juga meningkat (lihat grafik 1.8),

yaitu dari 816,82 juta Kwh menjadi 886.54 juta Kwh atau setara dengan peningkatan Kwh per

pelanggan dari 102,02 menjadi 108.79. Jumlah pelanggan rumah tangga yang dilayani terlihat

mengalami peningkatan sebesar 7,44%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2013 (4,40%

- yoy). Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) per tanggal 1 Januari 2013 pada kelompok konsumen

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.5555 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.6666 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi Pemerintah

Konsumsi Rumah Tangga

Pembentukan Modal Tetap Bruto

%

y

o

y

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Net Ekspor Luar Negeri Net Ekspor Antar Pulau

g_Net Ekspor Luar Negeri (rhs) g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs)

T

r

i

l

i

u

n

R

p

%

Y

O

Y

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

Page 27: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

5

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.7Grafik 1.7Grafik 1.7Grafik 1.7 Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran

rumah tangga hanya berlaku pada golongan pelanggan Rumah Tangga Besar (R3 daya 6600

VA ke atas). Besaran populasi kelompok ini relatif kecil namun memiliki konsumsi cukup besar

sehingga menyebabkan perlambatan pertumbuhan konsumsi. Konsumen golongan daya

tersambung 450 VA dan 900 VA tidak mengalami kenaikan TTL sehingga pertumbuhan jumlah

pelanggan rumah tangga masih cukup tinggi mengingat besarnya permintaan layanan

sambungan listrik khususnya di daerah terpencil. Dengan mekanisme kenaikan secara bertahap

diharapkan kebijakan ini tidak memberikan efek kejut pada tingkat konsumsi masyarakat

namun dapat mengurangi biaya subsidi pemerintah yang tidak tepat guna.

Sebagai salah satu sumber pembiayaan belanja rumah tangga, indikator simpanan

perorangan terindikasi tumbuh melambat yaitu dari 14,43% (yoy) menjadi 12,81%. Arah

perlambatan indikator ini juga mengkonfirmasi meningkatnya konsumsi rumah tangga dengan

didorong oleh penurunan pertumbuhan simpanan jenis tabungan (dari 18,72% menjadi

15,06%), giro (dari 8,69% menjadi 6,31%) , sedangkan deposito meningkat dari 9,36%

menjadi 10,47%. Meningkatnya pertumbuhan deposito dipicu oleh pelemahan harga emas

dunia, sehingga masyarakat cenderung meningkatkan kembali investasi konvensionalnya dalam

bentuk simpanan di bank.

Konsumsi yang masih tinggi tercermin pula dari terjaganya stabilitas pertumbuhan kredit

konsumsi Bank Umum pada level tinggi, yaitu di atas 26% (yoy). Konsistennya pertumbuhan

kredit ini turut mendukung pembiayaan konsumsi masyarakat pada triwulan laporan. Ke depan

diperkirakan kinerja kredit konsumsi terjaga stabil meskipun suku bunga acuan BI Rate

meningkat sebesar 0,75 basis poin, Disisi lain adanya Kebijakan Bank Indonesia yang mengatur

batas maksimum suku bunga kartu kredit sebesar 2,95% per bulan diharapkan tidak

mengganggu pertumbuhan kredit ini. Kebijakan ini diluncurkan dalam rangka meningkatkan

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.8888 Konsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah Tangga

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

70

80

90

100

110

120

130

140

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi Listrik Kwh/pelanggan

Sumber : PLN (diolah)

-

100

200

300

400

500

600

-

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga

Pakaian & Perlengkapannya Makanan, Minuman, Tembakau

Alat Tulis Konstruksi

Barang Budaya dan Rekreasi

Indeks

Page 28: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

6

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11112222 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– Kondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat Ini

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11111111 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– Keyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan Konsumen

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.9999 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Kredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit Konsumsi

aspek perlindungan konsumen dan mendukung praktek pemberian Kartu Kredit yang lebih

memperhatikan manajemen risiko pemberian kredit.

Peningkatan konsumsi masyarakat dikonfirmasi berbeda oleh hasil survei konsumsi, yang

mengindikasikan stabilnya tingkat keyakinan konsumen (IKK) di atas indeks 120, dengan

komposisi meningkatnya kepercayaan konsumen pada kondisi ekonomi saat ini (IKE), dan

ekspektasi konsumen (IEK) yang relatif stabil. Tingkat kepercayaan konsumen pada kondisi

ekonomi saat ini (IKE) kembali membaik seiring meningkatnya indikator tingkat ketersediaan

lapangan kerja saat ini. Faktor kejutan terkait kenaikan harga beberapa tarif pembentuk biaya

produksi diperkirakan hanya bersifat temporary, mengingat sektor produktif skala menengah

dan besar telah menganggarkan kenaikan ini di awal tahun meskipun nilai realisasinya masih

lebih tinggi dari perkiraan awal tahun. Sementara itu, terjaganya IEK pada level 135 didukung

oleh indikator keyakinan ketersediaan lapangan kerja 6 (enam) bulan yang akan datang dan

stabilnya indeks ekspektasi penghasilan (indeks 131,60) serta indeks keyakinan kondisi ekonomi

indonesia (indeks 100,60). Relatif terjaganya kondisi ekonomi di Jawa Timur dan didukung

dengan kondusifnya iklim investasi sehingga menambah jumlah lapangan pekerjaan khususnya

di wilayah kab/kota turut menjaga keyakinan responden dalam level optimis.

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11110000 Dana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan Perorangan

(10)

-

10

20

30

40

50

60

-

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

gDPK Perorangan

gGiro Perorangan (rhs)

gTab Perorangan (rhs)

gDep Perorangan (rhs)

-5,00

10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

%y

oy

Modal Kerja Investasi Konsumsi

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Penghasilan Saat Ini

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

Indeks

Page 29: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

7

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11116666 Perkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek Investasi

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11117777 Perkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek Investasi

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11115555 Infrastruktur Pendukung Sektor Industri PengolahanInfrastruktur Pendukung Sektor Industri PengolahanInfrastruktur Pendukung Sektor Industri PengolahanInfrastruktur Pendukung Sektor Industri Pengolahan

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.11114444 Infrastruktur Transportasi Jawa TimurInfrastruktur Transportasi Jawa TimurInfrastruktur Transportasi Jawa TimurInfrastruktur Transportasi Jawa Timur

b. Investasib. Investasib. Investasib. Investasi Kinerja investasi Jawa Timur yang tercermin

pada tingkat pertumbuhan investasi

(Pembentukan Modal Tetap Bruto – PMTB)

pada triwulan II 2013 mengalami perbaikan

dari 8,20% (yoy) menjadi 8,67%. Namun, jika

diukur berdasarkan proporsinya terindikasi

mulai mengalami penurunan sejak triwulan

I-2012yang disebabkan oleh indikator

konsumsi rumah tangga cenderung meningkat

sehingga

patut diwaspadai dampak lanjutan di masa mendatang atas kinerja pertumbuhan ekonomi

Jatim, mengingat pentingnya investasi guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang sustainable.

Turut men

Sumber: BKPM Sumber: BKPM

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.13333 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PMTBPMTBPMTBPMTB

Sumber: BPS Jawa Timur, diolah

Sumber: BPM Jatim, diolah Sumber: BPM Jatim, diolah

-100%

0%

100%

200%

300%

-

50

100

150

200

250

300

350

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN

Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

-400%

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar)

g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pembentukan Modal Tetap Bruto gPMTB (rhs)

T

r

i

l

i

u

n

R

p

%

Y

O

Y

Page 30: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

8

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Masih tingginya minat investasi ke wilayah Jawa Timur turut dikonfirmasi dari hasil

kegiatan Liaison dan searah pula dengan rilis data Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa

Timur akhir semester I 2013. Meskipun kinerja Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami

perlambatan, namun diperkirakan akan membaik seiring tingginya pengajuan investasi asing

yang didominasi sub sektor minyak dan gas di Tuban, Gresik dan Pasuruan senilai Rp. 9 Triliun.

Meskipun penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) masih lebih tinggi dibandingkan

Jawa Tengah, namun investor lebih memilih berinvestasi di Jawa Timur dengan adanya fasilitas

infrastruktur pelabuhan, jalan tol dan bandara serta ketersediaan tenaga kerja yang terampil.

Selain itu, pangsa pasar sebesar 120 juta jiwa ke wilayah Indonesia Timur menjadi daya

tarik tersendiri, mengingat kuatnya jaringan perdagangan pengusaha Jawa Timur di wilayah ini.

Kuatnya perdagangan antar pulau turut didukung dengan fasilitas Pemprov Jatim yang

menyediakan Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 15 (lima belas) Provinsi yang tersebar di

wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Hingga akhir tahun 2013, ditargetkan sebanyak

24 (dua puluh empat) KPD didirikan, tambahan sebanyak 9 (sembilan) KPD ini menggunakan

APBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2013. Dalam pelaksanaan operasionalnya, teknis kerjasama

dagang antar daerah diemban oleh “Duta Dagang” yang notabene merupakan pelaku usaha di

kawasan yang menjadi target pemasaran produk Jatim. Sistem ini diharapkan dapat menekan

biaya operasional sehingga tidak membebani APBD Jatim terlalu tinggi. Selain itu Pemprov

Jatim tengah mempersiapkan perbaikan konektivitas logistik dengan memanfaatkan skema

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) antar Provinsi,

khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Dari sisi investasi bangunan, beberapa proyek pembangunan di Jawa Timur yang

sedang berjalan diantaranya pembangunan pabrik pengolahan susu di Kabupaten Pasuruan

dan pembangunan pabrik baja beton. Selain itu adanya pembangunan pabrik untuk produksi

gula di wilayah Jember dan Malang, pabrik tembakau di Kab. Bojonegoro dan Kab. Tuban serta

pabrik pengolahan makanan laut di Kab. Sidoarjo dan Kab. Pasuruan turut mendorong realisasi

investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) periode ini sehingga lebih dominan

dibandingkan investasi Penanaman Modal Asing (PMA). Dari subsektor transportasi dan

komunikasi turut terinformasi rencana pembelian mesin dan peremajaan alat angkut

transportasi khususnya di sektor jasa angkutan darat dan laut.

Guna mendukung iklim investasi di Jatim, pembangunan beberapa proyek infrastruktur

telah dianggarkan pada tahun ini, dengan total nilai investasi sebesar Rp. 8 Triliun. Anggaran ini

dialokasikan untuk pembangunan tiga proyek jalan tol baru dan satu proyek jalan tol

pengganti, meliputi jalan tol Gempol-Pandaan (13,6 km), Gempol-Pasuruan (34,15 km),

Page 31: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

9

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Surabaya-Mojokerto (36,27 km) dan relokasi jalan tol Porong-Gempol (10 km). Sealin itu,

pembangunan Pelabuhan guna mengakomodir kebutuhan transaksi perdagangan luar dan

dalam negeri, mengingat tidak efisiennya proses bongkar muat melalui Pelabuhan Tanjung

Perak juga terus dilakukan. Pada tanggal 29 April 2013 telah diresmikan Pelabuhan

Penyeberangan Paciran yang dapat melayani kapal penumpang berkapasitas 500 orang dan

100 kendaraan roda empat.

Sementara itu, pembangunan pelabuhan Teluk Lamong tengah memasuki tahap

finalisasi berupa proses penambahan fasilitas pengerukan kolam dermaga domestik,

pembangunan Jembatan, fly over, kelengkapan gudang dan gedung operasional Pelabuhan.

Berdasarkan hasil liaison ke salah satu operator pelabuhan di Jawa Timur, guna mendukung

ketersediaan listrik di Jawa Timur, pertengahan tahun ini direncanakan pembangunan

Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Teluk Lamong bekerjasama dengan BUMD

setempat. Diharapkan PLTMG ini dapat beroperasi pada Mei 2014. Pembangunan fasilitas ini

juga untuk mengakomodir kebutuhan listrik operasional kereta api monorel tanpa operator

(Automated Container Transport – ACT) di Pelabuhan Teluk Lamong guna mengurangi

kepadatan lalu lintas antara pelabuhan Tanjung Perak dan terminal Teluk Lamong. Proyek

lainnya yang diharapkan selesai di akhir tahun meliputi penambahan kapasitas Terminal

Bandara Juanda senilai Rp. 946 miliar, operasional Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Pelabuhan

Probolinggo.

Namun demikian, tidak dimungkiri masih terdapat beberapa kendala, khususnya dalam

pembangunan kawasan industri di daerah. Dalam beberapa kesempatan Pemprov Jatim

menginformasikan rencana ini masih terkendala belum terkumpulnya kelompok investor yang

berkomitmen untuk berinvestasi pada pembangunan kawasan industri, karena prasyarat

minimal harus berada di lahan seluas 1000 ha. Masih belum terintegrasinya kawasan pabrik di

daerah menjadi kesulitan tersendiri bagi investor baru, khususnya untuk skala mikro dan kecil

mengingat masih minimnya akses jalan ke daerah, meskipun potensi sumber daya alam dan

manusia tersedia melimpah. Sebagai langkah awal, diperlukan koordinasi anggaran tingkat

kab/kota untuk membangun infrastruktur pendukung sehingga menjadi daya tarik tersendiri

bagi calon investor. Hal ini turut dikonfirmasi oleh hasil liaison yang dilakukan Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV (Jawa Timur) dimana pengusaha menyuarakan

pentingnya ketersediaan infrastruktur di daerah serta jaminan integrasi sistem perijinan investasi

tingkat kab/kota, provinsi hingga level nasional guna memberikan kepastian biaya dan waktu

bagi kelompok calon investor baru.

Page 32: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

10

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11118888 Perkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit Investasi

Sebagai salah satu sumber pembiayaan sektor produktif, kinerja penyaluran kredit

investasi periode ini tumbuh tinggi jika dibandingkan triwulan I 2013 dari 27,96% (yoy)

menjadi 34,32% seiring masih tingginya prospek positif perekonomian Jawa Timur yang

disertai dengan dukungan penciptaan iklim usaha yang kondusif. Di sisi lain, kredit modal kerja

masih relatif terjaga stabil di atas 20%, meskipun sedikit melemah dibandingkan triwulan I

2013.

Sementara itu, perlambatan investasi barang modal (mesin, peralatan, dll) diperkirakan

telah berlalu terutama karena kebijakan pemerintah membebaskan bea impor mesin dan

barang untuk pengembangan industri, dalam rangka mendukung peningkatan investasi dan

program industri perkapalan serta industri kendaraan bermotor nasional yang terangkum dalam

proyek MP3EI Nasional. Hal ini kemudian mendorong peningkatan investasi terutama oleh

industri perkapalan, sebagaimana diindikasikan oleh peningkatan impor barang modal

(Grafik 1.21).

Selanjutnya, indikator kinerja impor barang modal terindikasi adanya pertumbuhan

transaksi dari 0,96% menjadi 27,88% atau senilai USD 588 Juta. Tren ini turut mengkonfirmasi

membaiknya iklim investasi di Jatim, selain faktor upaya penambahan investasi berupa lahan

atau pabrik baru. Hasil kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah IV pun mengindikasikan hal serupa dengan bertambahnya jumlah investor baru baik

dari dalam dan luar negeri di wilayah Jatim. Sedikit berbeda dengan triwulan sebelumnya,

beberapa pelaku usaha mengkonfirmasi telah membaiknya kinerja penjualan ekspor di berbagai

di negara tujuan, kecuali ke kawasan Eropa.

-5,00

10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

%y

oy

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Page 33: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

11

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.19191919 Perkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan Semen

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.22220000 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan ImporImporImporImpor Barang ModalBarang ModalBarang ModalBarang Modal

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

c. Eksporc. Eksporc. Eksporc. Ekspor----ImporImporImporImpor

Pada pertengahan tahun 2013, tercatat transaksi perdagangan barang dan jasa Jatim

sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan mencatatkan kinerja net ekspor

sebesar Rp. 4,04 trilyun, namun masih dalam tren positif net ekspor sejak triwulan II-2010.

Membaiknya kinerja ekspor impor Jatim utamanya didorong oleh peningkatan nilai net ekspor

perdagangan antar pulau (dari Rp. 2,69 triliun menjadi Rp. 3,47 triliun) dengan didukung

tercapainya net ekspor dari transaksi luar negeri sebesar Rp. 0,57 triliun.

Sedikit berbeda dengan pencatatan transaksi perdagangan luar negeri yang dilakukan

oleh BPS Jawa Timur, berdasarkan Laporan Aplikasi Permohonan Ekspor Barang (PEB) dan

Permohonan Impor Barang (PIB) dengan sumber Bea Cukai Jawa Timur, kembali mencatatkan

kondisi net impor sebesar USD 1291,57 juta. Meskipun transaksi ekspor luar negeri Jatim

mengalami perbaikan dari -10,12% (yoy) menjadi -0,31%, namun meningkatnya kebutuhan

impor (dari -4,70% (yoy) menjadi 5,51%) mengakibatkan neraca perdagangan luar negeri

kembali defisit.

Membaiknya transaksi ekspor luar negeri Jatim didominasi oleh jenis barang konsumsi

yang tumbuh sebesar 11,54% lebih tingga dari periode sebelumnya pada level 1,13%, serta

ekspor barang bahan baku yang membaik dari -14,66% (yoy) menjadi -5,53%. Sedangkan

ekspor barang modal mengalami perlambatan dari 42,18% menjadi 17,57%. Berdasarkan

komoditasnya, ekspor barang konsumsi didominasi oleh kelompok makanan olahan, perabot,

perhiasan dan alas kaki. Sedangkan untuk kelompok barang bahan baku didominasi oleh

ekspor karet mentah, kayu, lemak atau minyak hewan/nabati serta bahan kimia organik.

Selanjutnya untuk kelompok barang modal didominasi ekspor mesin/peralatan listrik.

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

140

160

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Capital Goods g_Capital Goods (rhs)

Page 34: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

12

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.22221111 Perkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Jatim

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.21.22222 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim

Peningkatan transaksi impor utamanya didorong peningkatan pertumbuhan impor untuk

kelompok barang konsumsi (dari -9,26% (yoy) menjadi 59,13%), barang modal (dari 0,96%

(yoy) menjadi 27,88%) serta barang bahan baku (dari -5,00% (yoy) menjadi -1,86%).

Berdasarkan komoditasnya, impor barang konsumsi didominasi oleh kelompok aneka buah,

aneka biji berminyak serta aneka gandum. Sedangkan untuk kelompok barang bahan baku

didominasi oleh impor besi dan baja, aneka olahan plastik, pupuk serta bijih logam. Selanjutnya

untuk kelompok barang modal didominasi impor mesin/pesawat mekanik serta mesin/peralatan

listrik. Kinerja impor triwulan ini relatif membaik dibandingkan periode sebelumnya, meskipun

demikian Pemprov Jatim telah mengupayakan perumusan kebijakan lokal sebagai insentif bagi

sektor industri pengolahan yang memanfaatkan barang impor untuk diolah menjadi barang

ekspor baik keluar maupun dalam negeri.

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.24444 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.23333 Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai EksporEksporEksporEkspor Per Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis Barang

Sumber: BPS Jatim, diolah

(1,500)

(1,000)

(500)

-

500

1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

NET EKSPOR Net Capital Goods

Net Intermediate Goods Net Consumption Goods

(USD Juta)

(2,000,000)

(1,000,000)

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 2013

Net Ekspor LN Net Ekspor Antar Pulau

(Rp Juta)

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Consumption Goods

Intermediate Goods

Capital Goods

(USD Juta)

(100)

(50)

-

50

100

150

200

250

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

g_Total Ekspor

g_Capital Goods (rhs)

g_Intermediate Goods (rhs)

g_Consumption Goods (rhs)

(%, yoy)

Page 35: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

13

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.22227777 Nilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis Barang

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.21.28888

Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Impor per Jenis BarangImpor per Jenis BarangImpor per Jenis BarangImpor per Jenis Barang

1.2.1.2.1.2.1.2. SISI PENAWARANSISI PENAWARANSISI PENAWARANSISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan II-2013 secara

keseluruhan masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu Sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian, dengan rincian kontribusi 31,04%

(Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran), 26,21% (Industri Pengolahan), dan 15,63%

(Sektor Pertanian). Secara umum, jumlah kontribusi ketiga sektor utama tersebut mencapai

72,87%, sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan proporsi ketiganya pada Triwulan I

2013 yang tercatat sebesar 74,43%. Penurunan proporsi ini didorong meningkatnya kinerja

sektor pendukung meliputi sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi serta

sektor pertambangan dan penggalian. Berbeda dengan triwulan sebelumnya, sektor industri

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.26666 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai ImporImporImporImpor

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.25555 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai EksporEksporEksporEkspor

-60.0

-40.0

-20.0

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

g_Total Impor (rhs) g_Capital Goods (rhs)

g_Intermediate Goods (rhs) g_Consumption Goods (rhs)

%

y

o

y

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

5,000

5,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Consumption Goods

Intermediate Goods

Capital Goods

J

U

T

A

U

S

D

(

C

I

F)

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Total Impor

g_Total Impor (rhs)

(USD Juta) (%, yoy)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Total Ekspor

g_Total Ekspor

(%, yoy)(USD Juta)

Page 36: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

14

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

pengolahan tumbuh membaik di atas level 6%, yang didorong pertumbuhan sub sektor tekstil

dan alas kaki seiring meningkatnya konsumsi masyarakat menjelang tahun ajaran baru.

TaTaTaTabel.1.bel.1.bel.1.bel.1.3333 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Penawaran

I II III IV I II III IV I II

Pertanian 2.82 3.35 2.06 1.64 2.76 4.68 4.36 1.95 1.96 2.95

Pertambangan dan Penggalian 10.34 5.44 4.55 4.85 5.09 1.66 1.01 1.11 2.67 2.30

Industri Pengolahan 6.66 6.08 5.60 5.96 6.23 5.74 7.21 6.17 5.03 6.40

Listrik, Gas & Air Bersih 7.22 7.05 5.17 5.65 7.07 6.69 5.25 5.90 5.28 4.60

Bangunan 7.42 10.98 8.90 8.99 10.18 5.58 6.84 6.10 8.26 10.53

Perdagangan, Hotel & Restoran 9.60 9.47 10.44 9.69 9.69 10.61 9.79 10.13 9.38 8.92

Pengangkutan & Komunikasi 12.37 12.14 11.61 9.85 13.17 8.05 8.79 9.10 10.98 10.04

Keuangan, Persew & Jasa Persh 8.21 8.50 8.17 7.87 7.76 8.92 8.18 7.20 8.49 7.69

Jasa-Jasa 1.41 4.48 5.96 4.81 4.75 4.96 4.63 4.97 4.40 4.96

PDRB 7.17 7.29 7.29 7.11 7.27 7.31 7.41 7.09 6.62 6.97

2013LAPANGAN USAHA

2011 2012

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.29292929 Pertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor Utama

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.30000 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.31111 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

Pertanian

Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel & Restoran

(%, yoy)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

Jasa-Jasa

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

(%, yoy)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Pertambangan dan Penggalian

(%, yoy)

Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS Jatim, diolah

Sumber: BPS Jatim, diolah

Page 37: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

15

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.32222 Utilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas Produksi

Berbeda dengan triwulan sebelumnya,sektor Konstruksi mengalami pertumbuhan

tertinggi yaitu sebesar 10,53% (yoy), yang diikuti oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi

(10,04%) serta sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) di level 8,92%. Selanjutnya, secara

berurutan pertumbuhan di atas 4% terjadi pada sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan dengan pertumbuhan mencapai 7,69% (yoy), sektor Industri Pengolahan (6,40%),

sektor Jasa-Jasa (4,96%) serta sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (4,60%). Berbeda dengan

triwulan sebelumnya, pertumbuhan sektor primer, sekunder serta tersier relatif tersebar merata.

Salah satu indikator perkembangan kegiatan usaha di Jawa Timur, yaitu hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

menunjukkan adanya peningkatan tingkat utilisasi kapasitas produksi dari 76,91% menjadi

79,28%. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya utilisasi sektor listrik, gas dan air bersih

(7,13%), industri pengolahan (2,79%) serta pertanian (2,60%). Sedangkan sektor

pertambangan mengalami perlambatan sebesar -0,29% dibandingkan triwulan I 2013. Secara

keseluruhan tingkat utilisasi kapasitas produksi sektor utama Jatim masih berada di atas 70%,

hanya sub sektor gas yang berada pada level 62%.

Peningkatan kinerja ekonomi pada triwulan II 2013 turut dikonfirmasi oleh indeks

realisasi usaha pada Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengalami penurunan dari

2,60 menjadi 37,72. Secara sektoral, tingkat pertumbuhan sektor utama pun searah dengan

indeks realisasi usaha, salah satunyaadanya panen beberapa kelompok bahan makanan turut

mendorong indeks realisasi usaha sektor pertanian mencapai 7,58. Demikian pula dengan

kedelapan sektor lainnya, tercatat hanya sektor Pertambangan, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

serta sektor Bangunan yang berada pada kisaran level indeks 0,50.

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.33333 Utilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi Sektoral

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 2013

Total Pertanian Pertambangan

Industri Pengolahan Listrik Gas Air Bersih

%, SBT

-4

1

6

11

16

21

26

31

36

41

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 2013

% SBT Kapasitas Produksi Terpakai (Persen)

Perkembangan Kegiatan Usaha (left axis)

Page 38: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

16

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

a.a.a.a. Sektor Perdagangan, Hotel & Sektor Perdagangan, Hotel & Sektor Perdagangan, Hotel & Sektor Perdagangan, Hotel & RestoranRestoranRestoranRestoran (PHR)(PHR)(PHR)(PHR)

Masih sama dengan pola historisnya, pertumbuhan sektor PHR termasuk dalam 2 (dua)

besar sektor dengan pertumbuhan tertinggi dalam struktur ekonomi Jatim. Pada

triwulan II 2013, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran tercatat mengalami pertumbuhan

kedua tertinggi yaitu mencapai 8,92% (yoy), namun demikian melemah dibandingkan

dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Perlambatan ini dipicu melemahnya

pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran dari 11,06% (yoy) menjadi 8,78%.

Sedangkan kedua sub sektor lainnya yaitu hotel dan restoran masing-masing meningkat

menjadi 9,04% (yoy) dan 9,65%. Perlambatan sub sektor perdagangan besar dan eceran

dipicu oleh melemahnya kinerja transaksi perdagangan luar negeri daerah sebagaimana telah

diinformasikan sebelumnya bahwa kinerja ekspor antar daerah mengalami penurunan dari

13,73% (yoy) menjadi 9,73%. Selain itu, dari kegiatan perdagangan luar negeri sumber

penurunan kegiatan perdagangan berasal dari transaksi impor luar negeri dari 6,72% (yoy)

menjadi 1,62%.

Meningkatnya kinerja subsektor hotel di Jawa Timur dikonfirmasi oleh peningkatan

pertumbuhan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan lama tinggal tamu di Hotel Berbintang.

TPK Hotel Berbintang tercatat mengalami peningkatan pada level 52,69%. Demikian pula

dengan rata-rata lama menginap tamu mengalami peningkatan baik dari jumlah tamu asing

maupun domestik, sehingga secara keseluruhan mencapai 2,07 hari per tamu. Meningkatnya

rata-rata lama menginap terbesar berasal dari tamu asing dari 3,12 hari menjadi 4,08.

Sedangkan tamu domestik meningkat dari 1,7 hari menjadi 1,88 hari. Pencanangan Jawa

Timur sebagai salah satu tujuan favorit wisata mancanegara melalui pameran dan kerjasama

maskapai penerbangan turut mendorong peningkatan jumlah wisatawan mancanegara

hingga mencapai 13,68% (yoy) atau mencapai 19.898 orang, yang merupakan angka

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.34444 Indeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi Usaha

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.35555 Indeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha Sektoral

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 2013

TOTAL PERTANIAN

INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

-27.23

7.05

22.1

-0.45

-18.91

11.35

22.32

25.86

-1.85

21.623.29

4.15

1.1

19.5518.54

6.47

-1.46

20.88

11.6

15.81

6.43

26.35

8.49

35.87

12.65

31.82

16.30

12.71

2.60

37.72

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Realisasi Usaha

S

B

T

Page 39: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

17

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.36666

Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.33337777

Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim

tertinggi selama 12 (dua belas) tahun terakhir. Selain itu, meredanya ancaman bencana pada

beberapa tujuan wisata favorit seperti Bromo dan Kelud menjadi daya tarik bagi wisatawan

asing.

Berbeda dengan ketiga indikator sebelumnya, indikator konsumsi listrik bisnis di Jawa

Timur pada triwulan ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. %.

Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) per tanggal 1 Januari 2013 pada kelompok bisnis menengah

(B-2 daya 6600 VA s.d 200 kVA) dan bisnis besar (R-3 daya 6600 VA ke atas) turut

mempengaruhi konsumsi listrik, berupa penggiatan kegiatan penghematan khususnya pada

jenis usaha perhotelan dan shopping mall segmen bawah. Hal ini juga turut

berpengaruh pada biaya operasional pedagang sehingga turut mengurangi marjin usaha.

Pertumbuhan konsumsi listrik golongan bisnis/industri mencatat perlambatan dari

255,8 juta Kwh menjadi 260,9 juta Kwh atau sama dengan penurunan pertumbuhan dari

sebesar 10,38% (yoy) pada triwulan I 2013 menjadi 3,24

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.33338888

Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.39393939

Konsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan Bisnis

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

80

100

120

140

160

180

200

220

240

260

280

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi Listrik Bisnis Pertumbuhan

Sumber : PLN (diolah)

Kwh %

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Asing Indonesia Total

H

A

R

I

Sumber : BPS Jatim (diolah)

30%

35%

40%

45%

50%

55%

60%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

TPK Hotel Berbintang Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

gJumlah Wisman Melalui Juanda

TPK Hotel Berbintang Jatim

%

Sumber : BPS, diolah

Page 40: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

18

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

b. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 6,40% (yoy), tumbuh

lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya yang mencatat

pertumbuhan sebesar 5,03% (yoy). Perbaikan sektor ini dipicu meningkatnya sub sektor

industri makanan, minuman dan tembakau (6,86% - yoy), sub sektor industri barang kayu dan

hasil hutan lainnya (15,35%), sub kelompok industri semen dan barang galian bukan logam

(15,87%) serta sub kelompok industri barang lainnya (5,75%). Hanya sub sektor industri tekstil,

barang kulit dan alas kaki serta sub sektor industri alat angkut, mesin dan peralatannya yang

mengalami perlambatan sebesar 0,5%.

Berdasarkan rilis data survei pertumbuhan produksi industri manufaktur skala mikro,

kecil, sedang dan besar diperoleh informasi sub sektor industri merupakan sub sektor yang

paling dominan mendorong kinerja industri pengolahan Jawa Timur pada triwulan II 2013.

Membaiknya kinerja sektor industri pengolahan untuk kategori jenis industri mikro dan kecil

didominasi oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor industri barang logam (30,34%), kulit

(26,82%), makanan (24,80%), minuman (23,12%) serta peralatan listrik (19,05%). Sedangkan

untuk kategori industri manufaktur besar dan sedang didorong oleh perbaikan pertumbuhan

sub sektor farmasi (21,06% - yoy), bahan kimia (19,65%) serta industri kayu (19,01).

Berdasarkan informasi anekdotal, wilayah Jawa Timur banyak didirikan industri skala

mikro dan sedang, khususnya industri makanan, minuman dan tembakau, seiring melimpahnya

sumber daya alam dan akses infrastruktur yang memadai dibandingkan provinsi lainnya di

Pulau Jawa. Selain itu, kenaikan tarif komponen biaya produksi hanya bersifat temporary

sebagaimana diinformasikan dari hasil liaison bahwa perusahaan industri pengolahan skala

menengah dan besar telah mengalokasikan perkiraan kenaikan biaya tersebut, meskipun angka

realisasinya masih lebih besar dari perkiraan anggarannya.

Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.41111 Pertumbuhan Produksi Industri PengolahanPertumbuhan Produksi Industri PengolahanPertumbuhan Produksi Industri PengolahanPertumbuhan Produksi Industri Pengolahan

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.41.41.41.40000 Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Sektor Indusri PengolahanSektor Indusri PengolahanSektor Indusri PengolahanSektor Indusri Pengolahan

-4

0

4

8

12

16

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012 2013

Makanan, Minuman dan Tembakau

Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki

Kertas dan Barang Cetakan

Logam Dasar Besi & Baja

%

y

o

y

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I 2013 II 2013

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Sumber: BPS Jatim , diolah

Sumber: BPS Jatim , diolah

Page 41: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

19

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perbaikan kinerja sektor industri pengolahan turut dikonfirmasi oleh impor bahan baku

dan modal. Tercatat impor bahan baku dan barang modal mengalami kenaikan menjadi

59,13% (yoy) dan 27,88%. Kondisi ini merefleksikan masih tingginya minat investasi para

pelaku usaha untuk mengganti maupun menambah mesin produksi di wilayah Jawa Timur.

Jika dilihat dari indikator konsumsi listrik bisnis di Jawa Timur pada triwulan ini

mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi listrik

golongan industri mencatat perlambatan dari 1102,5 juta Kwh menjadi 841,6 juta Kwh atau

sama dengan penurunan pertumbuhan dari sebesar 16,72% (yoy) pada triwulan I 2013

menjadi -22,05%.

c. Pertanianc. Pertanianc. Pertanianc. Pertanian

Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Jawa Timur sedikit meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 2,95% (yoy), yang didorong oleh meningkatnya produksi

sub sektor tanaman bahan makanan (3,36% - yoy) dan perikanan (4,24%). Sedangkan sub

sektor lainnya mengalami perlambatan, dengan penurunan terbesar terjadi pada sub sektor

kehutanan, perkebunan dan peternakan.

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian

I II III IV I II III IV I II

PERTANIAN 2.82 3.35 2.06 1.64 2.76 4.68 4.36 1.95 1.96 2.95

1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.88 2.18 2.43 0.90 1.91 5.09 4.94 -1.49 0.94 3.36

1.2. Tanaman Perkebunan 3.76 3.97 -1.53 9.36 3.94 2.82 1.02 2.81 3.52 1.71

1.3. Peternakan 5.91 6.40 4.42 0.61 3.34 3.42 3.24 4.68 3.39 1.18

1.4. Kehutanan 4.60 4.83 7.62 8.04 23.03 16.52 40.51 26.89 9 .83 4.27

1.5. Perikanan 3.92 4.28 3.00 -2.78 4.02 4.55 5.10 4.12 4.08 4.24

2011 2012LAPANGAN USAHA

2013

GraGraGraGrafik 1.4fik 1.4fik 1.4fik 1.42222 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PertumbuhanPertumbuhanPertumbuhanPertumbuhan Impor Impor Impor Impor

Impor Impor Impor Impor Barang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan Baku

Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.43333

Konsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan Industri

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

80

180

280

380

480

580

680

780

880

980

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan

Sumber : PLN (diolah)

Kwh%

-60.0

-40.0

-20.0

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

g_Total Impor (rhs) g_Capital Goods (rhs)

g_Intermediate Goods (rhs) g_Consumption Goods (rhs)

%

y

o

y

Sumber: BPS Jatim , diolah

Sumber: BPS Jatim , diolah

Sumber: BPS Jatim , diolah

Page 42: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

20

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Berdasarkan rilis data ARAM I Tahun 2013 diperoleh informasi adanya penurunan

produksi padi tahun 2013 dibandingkan 2012 sebesar -4,17% atau 508,53 ribu ton. Penyebab

utama penurunan ini adalah turunnya produktivitas sebesar 2,23 kuintal per hektar atau

-3,61% sebagai akibat panjangnya musim penghujan di awal tahun sehingga menyebabkan

bulir padi kosong. Namun demikian, dengan membaiknya cuaca di pertengahan tahun dan

ketersediaan infrastruktur irigasi menjelang memasuki musim tanam di bulan Agustus 2013

diharapkan terjadi perbaikan produktivitas sehingga produksi padi ditargetkan minimal sama

dengan tahun 2012. Sebagaimana terkonfirmasi pada grafik di bawah ini, pertumbuhan luas

panen padi dan jagung meningkat hal ini mengkonfirmasi meningkatnya panen kelompok

tanaman bahan makanan pada triwulan ini. Sementara itu, luas lahan puso padi dan jagung

mengalami penurunan setelah berkurangnya curah hujan di wilayah Jawa Timur sejak Maret

2013.

Untuk mengatasi dampak akibat anomali cuaca, Dinas Pertanian wilayah Jawa Timur telah

menganggarkan pemberian bantuan sarana dan prasarana pertanian berupa jaringan irigasi,

lampu pembasmi hama dan mengoptimalkan program system of rice intensification (SRI) yang

telah berjalan sejak tahun 2011. Permasalahan makin berkurangnya luas lahan tanam di

daerah selain diatasi melalui penerbitan RTRW tingkat kab/kota juga dengan mengkoodinasikan

gerakan pemanfaatan lahan tadah hujan dan bantaran sungai oleh seluruh Dinas Pertanian di

Jawa Timur.

Pada tanaman hortikultura, tercatat beberapa sentra produksi seperti di Kabupaten

Nganjuk memiliki luas lahan bawang merah sebesar 10.200 hektar, dengan produktifitas

mencapai 14 – 15 ton/hektar. Dari sisi harga terdapat potensi kenaikan harga terutama pada

komoditas bawang merah yang disebabkan kelangkaan stok bibit bawang merah lokal yang

habis terjual ketika harga bawang merah sedang tinggi pada triwulan I 2013. Untuk komoditas

hortikultura lainnya u, dapat diinformasikan pula beberapa Kab/Kota telah berhasil mengekspor

hasil pengembangan tanaman hortikultura, salah satunya yaitu komoditas buah Melon. Total

produksi pada tahun 2012 mencapai 111.597 ton melon dengan luas tanam seluas 368 hektar.

Terkait dengan kenaikan harga BBM, sebanyak 15 ribu hektar lahan padi di Kabupaten

Ngawi masih sangat bergantung pada solar yang digunakan untuk pembangkit pompa air.

Namun demikian beberapa petani di Kabupaten Ngawi tengah mengembangkan pompa air

dengan tenaga listrik yang dapat menghemat biaya sekitar 50% dari biaya menggunakan solar.

Page 43: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

21

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.44444444 Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Tanam dan Panen PadiTanam dan Panen PadiTanam dan Panen PadiTanam dan Panen Padi

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.44445555 Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Tanam & Panen JagungTanam & Panen JagungTanam & Panen JagungTanam & Panen Jagung di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.44446666 Luas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa Timur

d. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Pada periode laporan, kinerja Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan sedikit

melambat dari 8,49% (yoy) menjadi 7,69%. Perlambatan ini disebabkan oleh perlambatan

hampir seluruh sub sektornya, kecuali sub sektor jasa perusahaan. Tercatat sub sektor bank,

lembaga keuangan bukan bank serta sewa bangunan mengalami penurunan sebesar 1% s.d

2% (yoy). Namun demikian, sub sektor jasa perusahaan tercatat mengalami peningkatan

sebesar 3% (yoy).

Terjaganya kredit penyaluran perbankan pada level tinggi dengan tingkat risiko yang

terjaga rendah mendorong terjadinya pertumbuhan subsektor ini pada periode laporan.

Demikian pula dengan indikator perbankan lainnya, seperti pertumbuhan laba net interest

margin dan fee based income. Sementara itu, Rasio Biaya Operasional dibandingkan dengan

Pendapatan Operasional mengalami penurunan sebagai konsekwensi atas meningkatnya

pendapatan bunga dan tingkat efisiensi yang semakin tinggi.

(80)

(60)

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

140

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

900,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Luas Panen Jagung (Ha) Luas Tanam Jagung (Ha)

gLuas Panen Jagung (%) gLuas Tanam Jagung (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

(Ha)

(%)

(100)

(50)

-

50

100

150

200

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Luas Panen Padi (Ha) Luas Tanam Padi (Ha)

gLuas Panen Padi (%) gLuas Tanam Padi (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

%

Ha

(2,000)

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Luas Puso Padi (Ha) Luas Puso Jagung (Ha)

gLuas Puso Padi (%) gLuas Puso Jagung (%)

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)

(Ha)

(%)

Page 44: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

22

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.44448888

Perkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa Timur

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.49494949

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan FeeFeeFeeFee----Based IncomeBased IncomeBased IncomeBased Income

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.50000

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan InterestInterestInterestInterest----Based Based Based Based IncomeIncomeIncomeIncome

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.44447777

Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa TimurPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa TimurPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa TimurPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.51111 Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan –––– Biaya Biaya Biaya Biaya Operasional Bank UmumOperasional Bank UmumOperasional Bank UmumOperasional Bank Umum

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

20%

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2010 2011 2012 2013

gDana Pihak Ketiga gKredit

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

140.00%

160.00%

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II

2010 2011 2012 2013

Nilai Net Interest Margin (NIM) gNet Interest Margin (NIM)

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

9,000,000

10,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 2013

Interest Based Income

g.Interest Based Income

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 2013

Fee Based Income

g.Fee Based Income

0.60

20.60

40.60

60.60

80.60

100.60

120.60

140.60

(2,000,000)

(1,000,000)

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

I2009

II III IV I2010

II III IV I2011

II III IV I2012

II III IV I2013

II

Pendapatan Operasional - Biaya Operasional

BO/PO

Page 45: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

23

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.53333 Volume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen diiii Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.52222 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung

e. Bangunane. Bangunane. Bangunane. Bangunan Kinerja sektor bangunan di awal tahun 2013 kembali mencatatkan peningkatan dari

sebelumnya 8,26% (yoy) menjadi 10,53%. Beberapa indikator yang mengkonfirmasi

peningkatan kinerja sektor bangunan antara lain data pembangunan dan penjualan properti

residensial beberapa segmen di Jawa Timur. Meskipun pertumbuhan volume penjualan semen

berdasarkan nilainya masih lebih rendah dibandingkan triwulan I 2013, namun masih berada

pada level pertumbuhan yang sama. Indikator lainnya yaitu Survei Harga Properti Residensial

menginformasikan adanya peningkatan pada rata-rata jumlah pembangunan dan penjualan

properti residensial, khususnya pada kelompok kecil, yang diikuti pula peningkatan kelompok

sedang dan besar. Beberapa faktor yang diperkirakan menahan pertumbuhan kinerja sektor

bangunan antara lain kenaikan harga bahan bangunan, kenaikan upah pekerja, mahalnya biaya

perizinan serta kebutuhan penambahan fasilitas umum pada perumahan.

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.54444

RataRataRataRata----Rata Pembangunan Properti Rata Pembangunan Properti Rata Pembangunan Properti Rata Pembangunan Properti ResidensialResidensialResidensialResidensial

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.55555

RataRataRataRata----Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial

Sumber: Asosisasi Semen Indonesia Sumber: BPS Jatim (diolah)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Pertambangan dan Penggalian

(%, yoy)

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan Semen g_Penjualan Semen

Page 46: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

24

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.55557777

Arus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung Perak

f. f. f. f. Pengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada periode laporan mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 10,98% (yoy) menjadi 10,04%. Hal

tersebut didorong oleh melambatnya seluruh sub sektornya yaitu sub sektor pengangkutan dan

komunikasi. Namun demikian kedua sektor ini masih tumbuh tinggi di atas level 8%, yaitu sub

sektor angkutan mencapai 8,46% (yoy) dan sub sektor komunikasi (11,51%). Masih sama

dengan periode sebelumnya, pertumbuhan tertinggi sub sektor transportasi disumbang oleh

jenis transportasi udara (10,08%), diikuti oleh transportasi jalan raya (9,09%) dan jasa

penunjang angkutan (7,74%). Dengan adanya strategi pemasaran maskapai penerbangan yang

cukup baik antara lain dengan penerapan efisiensi biaya penerbangan, kemudahan pembelian

tiket secara on line tanpa harus melalui agen, serta promosi penjualan tiket dengan harga

promo masih menjadi faktor pendorong peningkatan jumlah penumpang moda transportasi

udara. Tren peningkatan tersebut dapat dijadikan alasan tingginya pertumbuhan industri

transportasi udara di Indonesia, yaitu mencapai 20% dalam 5 (lima) tahun terakhir.

Meskipun mengalami perlambatan, sub sektor komunikasi masih mencatat pertumbuhan

tinggi di atas 11% (yoy). Semakin beragamnya kebutuhan komunikasi individu turut

mendorong pertumbuhan sektor ini tidak hanya di faktor layanan telekomunikasi namun juga

di jasa penunjangnya. Tidak hanya kebutuhan komunikasi, mengikuti perkembangan terkini

kebutuhan sosial dalam komunitas dan transaksi pun menjadi dimudahkan, sehingga

kebutuhan sub sektor ini semakin tidak terlepaskan dari sendi – sendi kehidupan

bermasyarakat.

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.51.51.51.56666

Arus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung Perak

-60%

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-10

10

30

50

70

90

110

130

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jml Penumpang g Jml Penumpang (rhs)

Ribu Orang % yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Vol Barang g Jml Barang (rhs)Ribu Ton% yoy

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

Page 47: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

25

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – 2013

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.55558888

Penumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara Juanda

GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.59595959

Penumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara Juanda

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jml Penumpang Intl

gPenumpang Intl (rhs)

(Ribu Orang) (% yoy)

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jml Penumpang Domestikg Jml Penumpang Domestik (rhs)

Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)

% yoyRibu Orang

Page 48: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Bab 2Bab 2Bab 2Bab 2

PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI

JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

Page 49: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

26

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

(6.00)

(4.00)

(2.00)

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2011 2012 2013

Umum

Core

Volatile Foods

Administered Prices

2222 PERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASI

2.12.12.12.1 KONDISI KONDISI KONDISI KONDISI UMUUMUUMUUMUMMMM

Inflasi IHK pada triwulan II-2013, Secara tahunanmencapai sebesar 5,93% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan nasional (5,90%). Sementara secara triwulanan, inflasi Jatim sudah

kembali pada pola normalnya yang tercatat 0,11% (nasional 1,54%), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,87% (nasional 1,54%).

Tekanan inflasi dari volatile foods yang cukup kuat pada triwulan I-2013 terutama

dari komoditas bumbu-bumbuan dan buah-buahan terlihat mereda memasuki awal hingga

akhir triwulan II-2013. Disamping itu, terjadi pula penurunan harga pada komoditas emas

perhiasan yang masuk dalam kelompok core sebagai dampak melemahnya harga komoditas

ini di pasar internasional.

Namun demikian, koreksi harga dari kelompok volatile foods dan core kembali

tertahan dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada kelompok administered

prices di penghujung triwulan ini, mengakibatkan kenaikan tarif angkutan dan

berpengaruh kuat terhadap ekspektasi. Kenaikan BBM ini, diyakini menjadi faktor dominan

pemicu inflasi pada triwulan berikutnya, selain dorongan permintaan memasuki tahun

ajaran baru, bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

-1.00

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

2009

2010

2011

2012

2013

Grafik 2.3Grafik 2.3Grafik 2.3Grafik 2.3. . . . Inflasi Jawa Timur (qtq)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.4444. . . . Disagregasi Inflasi Jawa Timur (qtq)

Grafik 2.1. Grafik 2.1. Grafik 2.1. Grafik 2.1. Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy)

Grafik 2.2Grafik 2.2Grafik 2.2Grafik 2.2.... Perkembangan Inflasi Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah) Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 50: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

27

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Secara historis, inflasi Jatim selalu sejalan dengan nasional dengan tingkat inflasi yang

relatif lebih tinggi. Berbeda dibandingkan periode sebelumnya dimana Jatim mengalami

inflasi tertinggi di kawasan Jawa, pada

periode ini inflasi Jatim berada di urutan

ketiga tertinggi. Realisasi inflasi di

kawasan Jawa, terendah ditempati Jawa

Tengah (5,44%), DIY (5,66%), Jawa

Timur (5,93%), Jawa Barat (6,54%) dan

tertinggi terjadi pada Provinsi Banten

(6,80%). Berdasarkan grafik di samping,

inflasi bergerak naik yang terjadi di

seluruh provinsi di Jawa sejak tahun 2011

sampai triwulan II-2013.

2.22.22.22.2 INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)

Secara bulanan, inflasi Jatim pada akhir Tw II-2013 sebesar 0,68% lebih rendah

dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 1,03% dan rata-rata inflasi 5 tahun terakhir

yang mencapai 0,94%. Walaupun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (0,89%-

mtm) namun inflasi pada Tw II-2013 ini meningkat jika dibandingkan 2 (dua) bulan

sebelumnya yang sempat mengalami deflasi. Peningkatan inflasi ini utamanya didorong oleh

meningkatnya inflasi pada kelompok bahan makanan, transport dan komunikasi, serta

makanan & minuman (mamin), rokok dan tembakau. Sedangkan kelompok sandang dan

kesehatan masih relatif stabil.

Setelah mengalami anomali inflasi yang cukup tinggi pada Tw I-2013 yang

disebabkan kelangkaan pasokan terutama dari sub kelompok bumbu-bumbuan dan buah-

buahan dampak pengendalian impor hortikultura serta keterbatasan produksi lokal, Jatim

mengalami deflasi pada awal Tw II-2013 yang disumbang oleh aneka bumbu (-0,24%) dan

sayur (-0,06%) seiring tibanya musim panen dan kelancaran pengurusan dokumen

importasi dari kementerian terkait sehingga tumpukan kontainer hortikultura di Pelabuhan

Tanjung Perak Surabaya dapat dikeluarkan dan didistribusikan kepada masyarakat.

Mengakhiri Tw II-2013, terdapat tekanan pada inflasi yang diakibatkan oleh kebijakan

pemerintah meningkatkan harga bahan bakar minyak (BBM) sehingga mendorong

peningkatan signifikan inflasi kelompok transpor dari 0,20% menjadi 3,18%. Demikian pula

dengan kelompok bahan makanan yang didorong oleh peningkatan harga sub kelompok

daging dan hasil-hasilnya serta telur, susu dan hasil-hasilnya yang masing-masing mencapai

1,03% dan 4,07%.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.5555 Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy)

Page 51: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

28

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Namun demikian, tingginya kenaikan inflasi di kelompok bahan makanan, diredam

oleh koreksi harga (deflasi) pada kelompok sandang sebesar -0,91% dan melambatnya

inflasi kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar dari 0,78% menjadi 0,10%.

Berdasarkan kelompok barang sesuai tabel di atas, rata-rata laju inflasi bulanan

sepanjang Tw II-2013 ditandai dengan inflasi yang berada di bawah rata-rata bulanan dari

triwulan sebelumnya, kecuali untuk kelompok kesehatan dan kelompok transpor &

komunikasi.

Secara keseluruhan, pola inflasi di sepanjang triwulan II-2013 cenderung meningkat

sama dengan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini selain sejalan

dengan semakin besarnya tekanan permintaan menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya

Idul Fitri yang saat ini berada pada tw III, juga adanya kebijakan-kebijakan Pemerintah

sebagaimana telah diuraikan sebelumnya terkait peningkatan tarif listrik, BBM dan cukai

rokok.

Berdasarkan grafik inflasi bulanan di atas (untuk bulan April, Mei Juni 2013), terlihat jika

tidak terdapat kebijakan pemerintah, pendorong inflasi berasal pada kelompok yang sama,

yaitu mamin, rokok dan tembakau, perumahan, serta kesehatan. Demikian pula dengan

pendorong deflasi yaitu kelompok bahan makanan dan sandang. Setelah adanya rencana

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.6666. . . . Inflasi per Kelompok Barang Tw II-2013 (mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.7777.... Inflasi Juni 2013 per Kelompok Barang

JanJanJanJan FebFebFebFeb MarMarMarMar AprAprAprApr MeiMeiMeiMei JunJunJunJun

Umum 0.97 0.97 0.89 0.95 -0.36 -0.20 0.68 0.04

1 Bahan Makanan 3.73 2.71 2.63 3.02 -1.38 -1.39 0.40 -0.79

2 Mamin, Rokok & Tembakau 0.22 0.49 1.00 0.57 0.35 0.19 0.34 0.30

3 perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 0.40 1.37 0.06 0.61 0.09 0.78 0.10 0.32

4 Sandang 0.32 -1.04 -0.94 -0.55 -1.69 -1.83 -0.91 -1.48

5 Kesehatan 0.39 0.26 0.33 0.33 0.34 0.47 0.30 0.37

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.13 0.11 0.07 0.10 0.09 0.07 0.02 0.06

7 Transpor, Komunikasi -0.39 0.06 0.59 0.09 -0.07 0.20 3.18 1.11

Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangNoNoNoNoTw I-2013Tw I-2013Tw I-2013Tw I-2013

Rata-RataRata-RataRata-RataRata-RataTw II-2013Tw II-2013Tw II-2013Tw II-2013

Rata-RataRata-RataRata-RataRata-Rata

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.1111 Inflasi Triwulan I Tahun 2013 & Triwulan II Tahun 2013 di Jawa Timur (mtm)

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Page 52: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

29

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

kenaikan BBM, tampak mulai terdapat pergerakan inflasi yang meningkat untuk kelompok

transpor dan komunikasi dari -0,07% (April 2013) menjadi 0,20% (Mei 2013).

Hal ini menunjukkan betapa besarnya ekspektasi inflasi masyarakat mampu

mendorong inflasi itu sendiri. Walaupun realisasi kenaikan BBM baru terjadi mendekati akhir

Juni 2013, namun sejak Mei sudah mulai terjadi peningkatan harga walaupun tidak pada

level yang besar.

Perkembangan inflasi bulanan secara ringkas selama Tw II-2013 tersaji sebagai berikut :

1.1.1.1. Bulan Bulan Bulan Bulan April 2013April 2013April 2013April 2013

- Pada periode ini untuk pertama kalinya pada tahun 2013, Jatim mengalami deflasi

sebesar -0,36% sehingga inflasi Jatim menjadi 6,20% (yoy), sedikit lebih rendah

dibandingkan Maret 2013 (6,75%), namun masih lebih tinggi dari rata-rata inflasi

selama 5 (lima) tahun terakhir yang

sebesar 5,77%.

- Perubahan terbesar pada April 2013

adalah mulai turunnya harga aneka

bumbu khususnya bawang putih dari

55,32% (Maret 2013) menjadi -26,60%

(April 2013) dan bawang merah dari

90,19% menjadi 6,66%. Hal ini diikuti

pula dengan penurunan inflasi pada sub

kelompok sayur-sayuran dari 3,54%

menjadi -3,19%. Lancarnya proses importasi terutama komoditas bawang putih,

tibanya musim panen bawang merah dan sayur-sayuran, berpengaruh kuat terhadap

penurunan harga pada ketiga komoditas ini.

- Berdasarkan disagregasinya, inflasi Jatim terutama didorong oleh peningkatan harga

kelompok administered price yaitu pada level 0,07% (mtm), sedangkan kelompok

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.8888.... Inflasi Mei 2013 per Kelompok Barang

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.9999.... Inflasi Juni 2013 per Kelompok Barang

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.10101010.... Perkembangan Harga Sub Kelompok Bumbu-Bumbuan

Page 53: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

30

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

volatile food dan core inflation mengalami deflasi sebesar -1,21% dan -0,06%.

Kenaikan harga pada kelompok administered price disebabkan penyesuaian harga

rokok kretek filter, rokok kretek dan rokok filter yang ketiganya menyumbang inflasi

dengan total sebesar 0,022% dampak kenaikan cukai rokok di awal tahun 2013.

2.2.2.2. Bulan Mei 2013Bulan Mei 2013Bulan Mei 2013Bulan Mei 2013

- Pada Mei 2013, Jatim mengalami deflasi sebesar -0,07% (mtm) dan secara tahunan

(yoy) sebesar 5,83%. Deflasi yang terjadi di bulan Mei 2013 ini lebih tinggi

dibandingkan deflasi nasional yang tercatat sebesar -0,03% (mtm) dan 5,47% (yoy).

- Trend penurunan inflasi kelompok

volatile food masih terus berlanjut

seiring dengan tibanya masa panen

untuk komoditas bawang merah dan

cabe, yang terkonfirmasi dari masing-

masing mengalami deflasi sebesar 24%

dan 25%. Namun mulai terdapat trend

kenaikan harga daging ayam ras dan

telur ayam ras masing-masing sebesar

3% dan 2% sebagai dampak tingginya permintaan dan produksi yang belum optimal

karena faktor cuaca. Berdasarkan grafik 2.11 tampak bahwa harga komoditas daging

ayam dan telur ayam memang berfluktuatif sehingga peningkatan harga pada

periode ini masih berpotensi turun pada periode-periode selanjutnya.

- Penyumbang utama inflasi pada bulan ini adalah kenaikan tarif listrik yang mencapai

3,68% (dengan sumbangan sebesar 0,098%) yang merupakan kebijakan lanjutan

peningkatan Tarif Tenaga Listrik (TTL) sebesar 15% yang dilakukan bertahap selama

tahun 2013. Dengan mempertimbangkan pola kenaikan tarif listrik, pelaksanaan

kebijakan ini dilakukan setiap tengah triwulan sekali maka kenaikan selanjutnya

diprediksi terjadi pada Juli 2013.

- Pada bulan ini mulai terdengar rencana

pemerintah untuk menaikkan harga BBM

sebesar 33,33% untuk bensin dan

22,22% untuk solar. Rencana kenaikan

harga ini direspon negatif oleh masyarakat

sehingga meningkatkan ekspektasi

kenaikan harga pada 3 (tiga) bulan yang

akan datang dari nilai indeks 184,60 menjadi 189,04 (sumber: survei ekspektasi

konsumen - BI Wilayah IV Jatim).

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.11111111.... Perkembangan Harga Sub Kelompok Bumbu-Bumbuan

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.12121212.... Ekspektasi Inflasi Konsumen 3&6 bulan yad

Page 54: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

31

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

3.3.3.3. Bulan Juni 2013Bulan Juni 2013Bulan Juni 2013Bulan Juni 2013

- Setelah mengalami deflasi selama 2 (dua) bulan berturut-turut, pada Juni 2013 Jatim

mengalami inflasi sebesar 0,68% (mtm) dan 5,93% (yoy). Secara bulanan, inflasi

Jatim lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (1,03%) namun secara tahunan lebih

tinggi dari nasional (5,90%).

- Berbeda dengan periode sebelumnya, pada bulan ini penyumbang inflasi terbesar

adalah bensin yang mengalami inflasi 12,77% (menyumbang 0,39% dari total inflasi

bulanan) seiring dengan ditetapkannya kenaikan BBM pada 22 Juni 2013. Kenaikan

harga bensin tersebut mempengaruhi terhadap tarif angkutan dalam kota dan luar

kota yang masing-masing naik sebesar 7,8% dan 4,2%.

- Tekanan inflasi pada bulan ini tidak

hanya dari kelompok administered

price, Kelompok volatile food juga

mulai mengalami kenaikan sebagai

respon menyambut bulan Ramadhan

dan terbatasnya stok beberapa

komoditas pangan karena belum

memasuki masa panen.

- Walaupun terdapat potensi tekanan harga pada komoditas pangan, namun beberapa

sentra produksi di Jawa Timur antara lain Probolinggo (bawang merah), Kediri dan

Banyuwangi (cabe merah), masih memiliki lahan yang siap dipanen untuk memasok

kebutuhan pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

2.3.2.3.2.3.2.3. INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN (qtq)(qtq)(qtq)(qtq)

Pada Tw II-2013, laju inflasi Jatim secara triwulanan mencapai 0,11% (qtq)melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 2,87% (qtq). Hampir seluruh kelompok

barang mengalami perlambatan inflasi, khususnya kelompok bahan makanan yang

mengalami penurunan terbesar dari 9,34% (Tw I-2013) menjadi -2,36% (Tw II-2013).

Sumbangan utama turunnya inflasi kelompok bahan makanan adalah penurunan harga sub

kelompok bumbu-bumbuan karena telah lancarnya impor hortikultura dan mulainya musim

panen. Kelompok sandang masih mengalami perlambatan karena terus turunnya harga

emas perhiasan sebagai dampak penurunan harga emas di pasar internasional.Namun

demikian, kelompok transportasi dan komunikasi yang mengalami kenaikan dari 0,25%

menjadi 3,32% dan kelompok kesehatan dari 0,98% menjadi 1,11%.

Grafik Grafik Grafik Grafik 2.2.2.2.11113333. Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan

Page 55: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

32

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Berdasarkan sumbangannya, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan

memberikan sumbangan inflasi terbesar pada Tw II-2013 sebesar 0,58% sehubungan

dengan kenaikan BBM (bensin dan solar) serta tarif angkutan dalam dan luar kota.

Tingginya sumbangan inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan tersebut

tertahan oleh kelompok bahan makanan yang menyumbang penurunan sebesar -0,56%.

Kenaikan tarif listrik maupun Upah Minimum Kota (UMK) masih belum terlihat pengaruhnya

secara signifikan pada periode ini karena penerapan secara penuh kebijakan UMK untuk

semua perusahaan baru dilaksanakan pada Semester II-2013.

Pola sumbangan inflasi pada tahun 2013 ini sedikit berbeda dengan pola inflasi

triwulanan pada umumnya. Sebagaimana tabel di atas, tampak bahwa seharusnya inflasi

merangkak naik sejak awal tahun dengan puncak pada Tw III (sehubungan dengan adanya

perayaan hari keagamaan Idul Fitri) dan melambat pada Tw IV. Namun adanya

permasalahan hortikultura di awal tahun menyebabkan inflasi Jawa Timur melambung pada

Tw I-2013, kemudian sedikit mereda pada Tw II dan masih berpotensi meningkat pada Tw

III-2013 seiring dengan adanya hari keagamaan dan tahun ajaran baru.

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.2222 Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq)

Sumber : BPS, data diolah

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.14141414 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan

Sumber : BPS, data diolah Sumber : BPS, data diolah

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.15151515 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan

Tw I-2013 & Tw II-2013

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II

Umum 0.70 0.89 1.93 0.91 2.87 0.11 0.70 0.89 1.93 0.91 2.87 0.11

1 Bahan Makanan 0.56 0.90 2.55 1.62 9.34 -2.36 0.13 0.06 0.87 0.24 2.28 -0.56

2 Mamin, Rokok & Tembakau 1.28 1.90 2.59 0.79 1.73 0.89 0.23 0.25 0.56 0.17 0.31 0.16

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 0.67 1.18 0.68 0.97 1.84 0.97 0.14 0.18 0.23 0.19 0.38 0.20

4 Sandang 1.06 -0.48 3.61 0.31 -1.66 -4.37 0.07 -0.06 0.16 0.13 -0.10 -0.27

5 Kesehatan 0.50 0.54 0.86 0.68 0.98 1.11 0.02 0.02 0.04 0.04 0.04 0.05

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.25 0.27 3.56 0.32 0.32 0.18 0.02 0.00 0.34 0.03 0.03 0.02

7 Transpor, Komunikasi 0.42 0.40 0.80 0.79 0.25 3.32 0.07 0.06 0.20 0.09 0.04 0.58

Sumbangan Inflasi QTQSumbangan Inflasi QTQSumbangan Inflasi QTQSumbangan Inflasi QTQ

2012201220122012 20132013201320132012201220122012NoNoNoNo Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok Barang 2013201320132013

Inflasi QTQInflasi QTQInflasi QTQInflasi QTQ

Page 56: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

33

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Sebagaimana terlihat pada grafik 2.15, meskipun sub kelompok bumbu-bumbuan

yang merupakan penyebab utama naiknya inflasi Jatim pada Tw I-2013 mengalami

penurunan, namun potensi inflasi dari sub kelompok buah-buahan serta sub kelompok

telur, susu dan hasil-hasilnya sudah mulai meningkat. Selain itu, berdasarkan Survei

Pemantauan Harga bulan Juli 2013 diketahui bahwa mulai terdapat peningkatan harga

untuk beberapa komoditas di sub kelompok bumbu-bumbuan sehingga perlu diwaspadai

potensi inflasi kelompok bahan makanan ke depan.

Perkembangan inflasi beberapa komoditas yang mempengaruhi inflasi Jatim adalah

sebagai berikut :

BerasBerasBerasBeras

Pada Tw II-2013 ini, komoditas beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Jawa

Timur mulai mengalami sedikit kenaikan harga (1,11% - mtm) khususnya pada jenis beras

premium sebagai dampak belum tibanya musim panen sampai dengan Juni 2013. Meskipun

demikian, berdasarkan informasi dari Bulog Provinsi Jawa Timur, penyerapan Bulog relatif

baik dan terdapat kecukupan stok untuk memastikan tidak terjadi shortage akibat

kekurangan pasokan. Selain itu, adanya panen pada bulan Juli 2013 akan meminimalkan

naiknya harga beras lebih tinggi lagi.

Berdasarkan grafik di atas tampak bahwa dibandingkan dengan harga beras lokal,

harga komoditas beras internasional relatif stabil bahkan mengalami penurunan. kondisi

tersebut tidak terlalu berpengaruh pada harga beras domestik karena minimnya

penggunaan beras impor seiring dengan kecukupan stok Bulog dan adanya panen dalam

waktu dekat, sehingga diharapkan mampu menstabilkan kembali harga komoditas beras di

triwulan selanjutnya. Beberapa sentra produksi beras di Jatim mengkonfirmasi hal tersebut,

yaitu :

- Luas areal panen wilayah Jember pada Tw II-2013 mencapai 12.567 Ha atau sekitar

80.664 ton gabah, meningkat 61,12% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.16161616 Harga Beras Internasional dan Lokal s.d. Juni 2013

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.17171717 Stok Setara Beras Jawa Timur

Page 57: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

34

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.19191919 Luas Panen dan Produksi Padi Prov.Jawa Timur

hasil panen diiringi dengan upaya pengendalian hama yang semakin intensif. Stok beras

di Bulog mencapai 56 ribu ton atau mencukupi kebutuhan sampai dengan 19 bulan ke

depan.

- Produksi padi wilayah Kediri kumulatif sampai dengan April 2013, mencapai 321.026

ton Gabah Kering Giling (GKG), dengan luas area panen sebesar 9.639 Hektar.

Walaupun produksi diperkirakan masih melambat, namun pemerintah telah

mengantisipasi dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian berupa

jaringan irigasi, lampu pembasmi hama dan mengoptimalkan program system of rice

intensification (SRI) yang telah berjalan sejak tahun 2011.

Kinerja produksi tanaman padi wilayah Jawa Timur pada periode ini dapat dilihat pada

grafik 2.17, yang menunjukkan adanya penurunan luas panen dari 758.759 hektar pada Tw

I-2013 menjadi 566.446 hektar pada Tw II-2013. Untuk mengantisipasi turunnya panen

pada Tw II-2013 tersebut, dilakukan peningkatan terhadap luas tanam padi yaitu dari

523.947 hektar menjadi 564.331 hektar. Walaupun tingkat produksi padi turun

dibandingkan periode sebelumnya, namun tingkat puso yang dihadapi petani turun yaitu

dari 5.998 hektar menjadi 2.932 hektar.

Untuk memitigasi dan menjaga kecukupan beras di masyarakat, Bulog telah

melakukan antisipasi dengan menjaga kecukupan stok setara beras yang sampai dengan

akhir Mei 2013 mencapai 862.645 ton atau setara dengan pasokan sampai dengan 13

bulan ke depan serta melakukan bulan raskin yang mencapai 41.644 ton.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.18181818 Luas Panen dan Produksi Padi Kab.Jember

Page 58: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

35

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BumbuBumbuBumbuBumbu----BumbuanBumbuanBumbuanBumbuan

Berdasarkan grafik berikut,

terlihatsetelah mengalami lonjakan signifikan

pada Tw I-2013, terdapat penurunan inflasi

untuk sub kelompok bumbu-bumbuan yang

terus berlanjut sampai dengan Tw II-2013.

Beberapa kendala yang terjadi di sentra produksi

bawang merah dan cabe di Jatim antara lain :

- Luas lahan bawang merah di Kabupaten

Ngajuk adalah sebesar 10.200 hektar, dengan produktifitas sebesar 14-15 ton/ha.

Namun, terdapat potensi kenaikan harga terutama pada komoditas bawang merah yang

disebabkan :

a. Kelangkaan stok bibit bawang merah lokal yang habis terjual ketika harga bawang

merah sedang tinggi pada triwulan I-2013.

b. Hasil panen diperkirakan kurang optimal (hasil tidak bagus) karena bawang Merah

yang dihasilkan cenderung busuk akibat hujan yang masih terjadi pada bulan Juni.

c. Harga pada komoditas ini akan tergantung pada impor bibit dari Thailand, Vietnam,

Philipina dan India. Apabila bibit bawang merah langka dipasaran dan impor bibit

tidak terelisasi, maka kemungkinan besar harga bawang merah akan mengalami

kenaikan.

- Beberapa sentra produksi cabe pada Tw II-2013 tidak berproduksi karena musim tanam

baru dilakukan pada bulan September (karena menggunakan sistem tadah hujan).

Sedangkan sentra cabe lainnya yang berproduksi mengalami permasalahan serangan

lalat buah dan virus yang membusukkan tanaman cabe, sehingga diprediksi produksi

cabe akan mengalami penurunan.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka, turunnya inflasi sub kelompok bumbu-

bumbuan akan terkoreksi pada triwulan selanjutnya sehingga berpotensi mendorong

inflasi lebih tinggi.

Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut beberapa hal yang dilakukan oleh Pemerintah

Jawa Timur yaitu :

a. Mengoptimalkan produksi cabe di sentra-sentra cabe lainnya di Jawa Timur antara lain

Probolinggo dan Banyuwangi,

b. Melakukan koordinasi waktu penanaman untuk komoditas aneka bumbu di 38

kab/kota di Jatim sehingga dapat mengantisipasi tingginya permintaan pada moment

tertentu,

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.20202020 Inflasi Sub Kel. Bumbu-Bumbuan (qtq)

Page 59: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

36

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

c. Melakukan kerja sama dengan Asosiasi Cabe Indonesia untuk memenuhi pasokan cabe

di wilayah-wilayah yang tingkat konsumsi cabenya tinggi.

PeternakanPeternakanPeternakanPeternakan

Dibandingkan triwulan sebelumnya, pada

Tw II-2013 ini terdapat peningkatan harga sub

kelompok daging dan hasil-hasilnya serta telur,

susu dan hasil-hasilnya. Hal ini terkonfirmasi pula

di beberapa daerah di Jawa Timur, antara lain :

- Adanya penurunan pasokan di wilayah Jember

sehingga menyebabkan harga daging ayam

ras dan daging sapi mengalami peningkatan

sebesar 2%, sementara harga telur ayam ras meningkat 12%.

- Peningkatan harga juga terjadi di wilayah Malang yang disebabkan kurangnya pasokan

akibat anomali cuaca dan tingginya permintaan.

- Berdasarkan hasil survei terlihat bahwa harga daging sapi secara perlahan mulai

meningkat seiring dengan tingginya permintaan menjelang bulan Ramadhan dan Hari

Raya Idul Fitri.

2.4.2.4.2.4.2.4. INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN (yoy)(yoy)(yoy)(yoy)

Meningkatnya inflasi Jawa Timur sejak awal tahun 2013, secara langsung juga

mempengaruhi pencapaian inflasi tahunan pada Tw II-2013 mencapai 5,93%. Kebijakan

Pemerintah antara lain pengendalian impor hortikultura, kenaikan harga BBM, kenaikan

Tarif Tenaga Listrik (TTL), tarif Upah Minimum Kota (UMK) dan cukai rokok secara

keseluruhan memberikan sumbangan peningkatan inflasi pada tahun 2013 ini. Hal-hal

tersebut, didukung dengan minimnya sustainabilitas dari aspek penawaran menyebabkan

ekspektasi masyarakat akan inflasi semakin meningkat sehingga mendorong inflasi menjadi

lebih tinggi.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.21212121 Inflasi Sub Kel. Daging, Telur dan Hasil-Hasilnya (qtq)

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II

Umum 3.97 4.63 4.50 4.50 6.75 5.93 3.97 4.63 4.50 4.50 6.75 5.93

1 Bahan Makanan 4.00 6.14 6.65 5.74 14.98 11.27 0.89 1.37 1.50 1.30 3.61 2.65

2 Mamin, Rokok & Tembakau 5.09 6.32 6.69 6.71 7.18 6.12 0.93 1.17 1.24 1.24 1.32 1.13

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 2.74 3.29 3.18 3.54 4.75 4.53 0.58 0.70 0.67 0.75 0.99 0.96

4 Sandang 8.95 6.27 3.99 4.53 1.72 -2.25 0.60 0.42 0.27 0.30 0.11 -0.14

5 Kesehatan 2.76 1.83 2.43 2.60 3.10 3.69 0.13 0.09 0.11 0.12 0.14 0.17

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 6.35 6.26 4.51 4.43 4.50 4.40 0.57 0.56 0.41 0.40 0.40 0.39

7 Transpor, Komunikasi 1.62 1.86 1.87 2.43 2.26 5.23 0.29 0.32 0.32 0.42 0.38 0.91

NoNoNoNo Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok Barang

Inflasi YOYInflasi YOYInflasi YOYInflasi YOY Sumbangan Inflasi YOYSumbangan Inflasi YOYSumbangan Inflasi YOYSumbangan Inflasi YOY

2012201220122012 2013201320132013 2012201220122012 2013201320132013

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.3333 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang

Sumber: BPS, data diolah

Page 60: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

37

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Dibandingkan tahun sebelumnya, inflasi Tw II-2013 mengalami peningkatan dan

lebih tinggi dibandingkan rata-rata 5 (lima) tahun terakhir sebagai akibat dari tekananharga

baik dari kelompok bahan makanan, transportasi, listrik maupun rokok dan tembakau.

Pendorong inflasi pada triwulan ini adalah masih tingginya kenaikan harga kelompok

bahan makanan (11,27% - yoy) dengan sumbangan sebesar 2,65%, meskipun telah turun

dibandingkan triwulan sebelumnya, namun masih memberikan kontribusi tertinggi inflasi

Jatim. Selanjutnya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (6,12%)

dengan sumbangan sebesar 1,13% seiring dengan kenaikan tarif cukai rokok dan harga

bahan makanan. Kelompok penahan inflasi Jatim adalah sandang yang mengalami deflasi

sebesar -2,25% karena terus berlanjutnya penurunan harga emas perhiasan.

Berdasarkan grafik 2.23 di atas tampak bahwa selama triwulan laporan, 2 (dua)

kelompok utama penyumbang inflasi Jatim menunjukkan perkembangan yang sama,

dimana kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mulai mengalami

penurunan seiring dengan turunnya inflasi kelompok bahan makanan walaupun pada

tingkat yang relatif lebih kecil. Penurunan inflasi kelompok bahan makanan karena telah

terpenuhinya komoditas bawang putih sebagai dampak lancarnya proses impor hortikultura

sehingga mendorong penurunan inflasi sub kelompok bumbu-bumbuan dari 95,50% (yoy)

pada Tw I-2013 menjadi 24,70% pada Tw II-2013. Selain 2 (dua) kelompok utama tersebut,

tekanan inflasi yang cukup besar pada periode ini dibandingkan tahun sebelumnya adalah

kebijakan kenaikan BBM pada Juni 2013 yang mendorong inflasi sub kelompok transpor

meningkat dari 3,08% menjadi 7,89% dimana kenaikan BBM direspon pengusaha

angkutan dengan menaikkan tarif angkutan. Selain itu , meskipun tidak meningkat

signifikan sebagaimana bumbu-bumbuan dan buah-buahan namun mulai terdapat

peningkatan harga pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya serta telur, susu dan hasil-

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.22223333 Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Makanan Jadi dan

Tranpor (yoy) 2010-2013

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.22222222 Inflasi Tahunan (yoy) Sub Kelompok 2012 - 2013

Page 61: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

38

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

hasilnya yang ditengarai akan menjadi salah satu penyumbang inflasi pada periode

mendatang.

2.5.2.5.2.5.2.5. INFLASI INFLASI INFLASI INFLASI MENURUT KOTAMENURUT KOTAMENURUT KOTAMENURUT KOTA

Pada Tw II-2013, 7 (tujuh) kota di Jatim yang masuk dalam perhitungan inflasi

nasional secara umum menunjukkan perlambatan laju inflasi triwulanan. Tercatat, inflasi

tertinggi pada periode laporan terjadi di kota Kediri dengan inflasi sebesar 0,60% (qtq)

sedangkan terendah terjadi di kota Sumenep (-0,53%). Jika dibandingkan dengan inflasi

pada triwulan sebelumnya dimana seluruh kota mengalami inflasi lebih dari 2%, pada

triwulan ini 7 (tujuh) kota tersebut mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Terjadinya inflasi (qtq) di beberapa kota di Jawa Timur tersebut terutama didorong

oleh peningkatan harga BBM yang mempengaruhi kenaikan harga sub kelompok transport.

Selain BBM, kenaikan juga dipicu oleh inflasi pada kelompok bahan makanan khususnya

sub kelompok telur dan hasil-hasilnya serta sayur-sayuran. Sementara sub kelompok buah-

buahan dan bumbu-bumbuan justru mengalami peningkatan harga di beberapa kab/kota.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.24242424 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun

2012 - 2013

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.25252525 Inflasi (yoy)

Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.4444 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur

Sumber: BPS, Data diolah.

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II

Jatim 0.70 0.89 1.93 0.91 2.87 0.11 3.97 4.63 4.50 4.50 6.75 5.93

Surabaya 0.73 0.82 1.83 0.91 2.90 0.11 4.19 4.69 4.29 4.37 6.61 5.86

Malang 0.46 0.86 2.05 1.15 2.78 0.35 3.80 4.44 4.58 4.60 7.01 6.46

Kediri 0.53 1.20 2.40 0.43 2.51 0.60 4.34 5.06 5.26 4.63 6.69 6.05

Jember 0.84 0.84 1.65 1.09 2.81 -0.25 2.46 4.12 4.40 4.49 6.53 5.38

Sumenep 0.97 1.21 2.17 0.61 3.26 -0.53 5.10 5.46 6.06 5.06 7.44 5.59

Probolinggo 0.63 1.73 2.49 0.92 2.83 0.03 3.19 4.66 5.55 5.88 8.19 6.39

Madiun 0.68 0.58 1.71 0.50 3.14 -0.31 3.36 3.93 3.91 3.51 6.04 5.10

WilayahWilayahWilayahWilayah

Inflasi Triwulanan (qtq)Inflasi Triwulanan (qtq)Inflasi Triwulanan (qtq)Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy)Inflasi Tahunan (yoy)Inflasi Tahunan (yoy)Inflasi Tahunan (yoy)

2012201220122012 2013201320132013 2012201220122012 2013201320132013

Page 62: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

39

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Secara tahunan (yoy), inflasi tertinggi

terjadi di Kota Malang (6,46%), disusul

Probolinggo (6,39%), Kediri (6,05%),

Surabaya (5,86%), Sumenep (5,59%),

Jember (5,38%) dan Madiun (5,10%).

Tingginya inflasi kota Malang selain

disebabkan kelompok bahan makanan

yang mencapai inflasi sebesar 12,67%,

kelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga serta transport, komunikasi dan

jasa keuangan juga mengalami inflasi yang

tinggi, yaitu masing-masing sebesar 7,68% dan 6,24%.

Masih sama dengan periode sebelumnya, rendahnya inflasi Kota Madiun

dibandingkan kota lain karena terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat yang didukung

kelancaran arus distribusi barang sehingga tingkat inflasi untuk kelompok bahan makanan

relatif rendah. Rendahnya inflasi kelompok bahan makanan menjadi pemicu rendahnya

tekanan inflasi pada sub kelompok makanan jadi sehingga inflasi kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau relatif lebih rendah dibandingkan kota lainnya. Walaupun

memiliki tingkat inflasi yang berbeda-beda, namun sumber utama inflasi adalah kelompok

bahan makanan, khususnya sub kelompok bumbu-bumbuan yang rata-rata berada di

kisaran 15%-35%. Pada periode ini kenaikan harga BBM memberikan dampak cukup

signifikan bagi semua kota di Jawa Timur yang terlihat dari peningkatan inflasi sub

kelompok transportasi di kisaran 5%-8%.

Sementara itu, berdasarkan kelompok barang penyumbang inflasi, sumber tekanan

inflasi di ketujuh kota pada Tw II-2013 ini relatif sama yaitu pada kelompok bahan

makanan. Hal ini dengan mempertimbangkan tingginya permintaan masyarakat akan bahan

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.22226666 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy)

7 Kota di Jawa Timur

Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok Barang JatimJatimJatimJatim SurabayaSurabayaSurabayaSurabaya MalangMalangMalangMalang KediriKediriKediriKediri JemberJemberJemberJember SumenepSumenepSumenepSumenep ProbolinggoProbolinggoProbolinggoProbolinggo MadiunMadiunMadiunMadiun

Umum 5.93 5.86 6.46 6.05 5.38 5.59 6.39 5.10

Bahan Makanan 11.27 11.80 12.67 9.65 7.91 8.96 10.06 8.33

Mamin, Rokok & Tembakau 6.12 6.54 4.46 6.14 6.86 5.12 8.07 4.04

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 4.53 4.79 3.10 4.55 5.86 4.98 3.10 5.31

Sandang -2.25 -3.89 1.27 -0.45 -2.13 1.34 -1.97 3.28

Kesehatan 3.69 4.53 1.37 4.58 1.90 4.14 3.95 1.73

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 4.40 2.56 7.68 5.30 3.63 4.96 17.63 4.17

Transpor, Komunikasi 5.23 5.44 6.24 5.51 4.24 2.63 2.86 3.79

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.5555 Inflasi 7 kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa

Triwulan II-2013 (% yoy)

Sumber : BPS (diolah)

Page 63: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

40

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

makanan untuk menyambut bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri sedangkan supply

yang ada relatif terbatas karena belum optimalnya hasil produksi lokal yang diakibatkan

faktor cuaca dan pola produksi yang belum mampu mendukung produksi massal.

2.52.52.52.5 DISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASI INFLASIINFLASIINFLASIINFLASI

Berdasarkan disagregasinya, inflasi Jatim terutama didorong oleh peningkatan harga

kelompok volatile food dan administered price yaitu pada level 12,72% (yoy) dan 6,24%

(yoy), sedangkan kelompok core inflation relatif stabil sebesar 3,71%. Bila dibandingkan

dengan rata-rata (lima) tahun terakhir, pada periode ini kelompok administered price dan

volatile food mencapai level yang lebih tinggi dibandingkan trend rata-ratanya, sedangkan

kelompok core inflation sebaliknya, lebih rendah. Kelangkaan komoditas hortikultura dan

penerapan berbagai kebijakan pemerintah yang berdampak pada pergerakan harga menjadi

pemicu utama peningkatan inflasi pada 2 (dua) kelompok tersebut.

Sumber : BPS, data diolah

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.6666 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Per Kelompok Barang & Jasa

Triwulan IV-2012 (% YOY)

Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok Barang JatimJatimJatimJatim SurabayaSurabayaSurabayaSurabaya MalangMalangMalangMalang KediriKediriKediriKediri JemberJemberJemberJember SumenepSumenepSumenepSumenep ProbolinggoProbolinggoProbolinggoProbolinggo MadiunMadiunMadiunMadiun

Umum 5.93 5.86 6.46 6.05 5.38 5.59 6.39 5.10

Bahan Makanan 2.65 2.63 3.28 2.46 2.18 2.94 2.76 1.97

Mamin, Rokok & Tembakau 1.13 1.21 0.87 1.12 1.13 0.80 1.48 0.77

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 0.96 1.01 0.62 0.99 1.27 0.98 0.68 1.20

Sandang -0.14 -0.25 0.07 -0.02 -0.14 0.10 -0.13 0.18

Kesehatan 0.17 0.21 0.06 0.21 0.08 0.18 0.18 0.10

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.39 0.23 0.72 0.41 0.26 0.28 1.21 0.33

Transpor, Komunikasi 0.91 0.99 0.98 0.94 0.68 0.38 0.41 0.60

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.22227777 Inflasi Jatim per Komponen (yoy)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.22228888 Perbandingan Inflasi Jatim & Rata-Ratanya(yoy)

Page 64: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

41

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Sedangkan berdasarkan disagregasi bulanan, inflasi Jatim terutama didorong oleh

peningkatan harga kelompok administered price yaitu pada level 2,53% (mtm), kelompok

core inflation relatif stabil sebesar 0,07% dan kelompok volatile food mulai meningkat

menjadi sebesar 0,48% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan:

a. Komoditas bawang merah masih terjaga pasokannya sebagai dampak masa panen

periode sebelumnya, ditambah pula dengan cukupnya pasokan bawang putih sebagai

dampak dari lancarnya impor. Hal ini terkonfirmasi dengan terjadinya deflasi pada 2

(dua) komoditas tersebut pada Juni 2013. Namun demikian, laju deflasi sub kelompok

bumbu-bumbuan tersebut tertahan oleh peningkatan harga komoditas pangan lainnya

sebagai dampak akan tibanya bulan Ramadhan dan belum tibanya masa panen

sehingga pada periode ini kelompok volatile food mulai mengalami inflasi.

b. Inflasi kelompok core inflation relatif stabil yang dipicu dari masih melemahnya harga

emas perhiasan. Selain itu, harga komoditas global yang stabil serta masih adanya

ruang peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan juga menjadi

faktor penahan inflasi. Tekanan kelompok inflasi inti pada periode ini berasal dari sub

kelompok biaya tempat tinggal yang mengalami inflasi sebesar 0,20%.

c. Inflasi kelompok administered price menjadi penyumbang utama inflasi pada periode

ini yaitu mengalami inflasi sebesar 2,53%, dengan pemicu utama kenaikan tarif BBM

(bensin dan solar) yang mengakibatkan kenaikan inflasi pada sub kelompok transpor

sebesar 4,94% dan sub kelompok sarana dan penunjang transport sebesar 0,05%.

Sedangkan tarif listrik dan cukai rokok tidak mengalami kenaikan pada Juni 2013

sehingga masih terdapat potensi peningkatan inflasi kelompok ini pada periode

mendatang.

Pada Tw II-2013 ini, tekanan inflasi Jatim yang berasal dari faktor fundamental atau

inflasi inti sebesar 3,71% (yoy), atau turun dibanding Tw I-2013 yang mencapai 4,44%.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.22229999 Perbandingan – Disagregasi Inflasi Jawa Timur (mtm)

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.30303030 Disagregasi Inflasi (mtm) Jawa Timur

Page 65: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

42

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Inflasi inti sendiri terbentuk dari nilai tukar rupiah, harga komoditas dunia, ekspektasi inflasi

itu sendiri, serta gap antara permintaan dan penawaran. Ekonomi Amerika dan Eropa yang

relatif melandai juga mempengaruhi ekspektasi para pelaku ekonomi sehingga kinerja

ekspor belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Walaupun rupiah masih melemah,

namun harga komoditas dunia yang cenderung bergerak mendatar atau stabil sedikit

mengurangi tekanan terhadap inflasi inti.

Hal tersebut diperkuat pula dengan terkendalinya output gap (yang menunjukkan

kesenjangan antara sisi permintaan dan penawaran) yang terkonfirmasi dari peningkatan

tingkat kapasitas utilisasi dunia usaha berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

Jatim pada Tw II-2013 yang menunjukkan peningkatan dari 76,91% (Tw I-2013) menjadi

79,28%. Peningkatan kapasitas tersebut disinyalir sebagai antisipasi dunia usaha untuk

memenuhi tingginya permintaan masyarakat pada awal Tw III-2013 sebagai dampak adanya

Hari Raya Idul Fitri dan dimulainya tahun ajaran baru.

Sumber: Kurs Tengah Bank Indonesia

Grafik 2.31Grafik 2.31Grafik 2.31Grafik 2.31 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33333333 Perkembangan Harga Minyak Internasional

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33334444 Perkembangan Harga CPO

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33332222 Perkembangan Capacity Utilization

Page 66: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

43

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Dilihat faktor pembentuknya, secara bulanan meningkatnya inflasi inti tersebut

dibandingkan bulan sebelumnya (dari 0,001% pada Mei 2013-mtm, menjadi 0,07% pada

Juni 2013) dipengaruhi oleh inflasi sub kelompok biaya tempat tinggal yang mengalami

inflasi sebesar 0,20% (mtm).

Penahan inflasi untuk kelompok inflasi ini adalah sub kelompok barang pribadi dan

sandang lain (-0,04% - mtm) sedangkan pendorongnya adalah sub kelompok biaya tempat

tinggal (0,20%). Emas perhiasan masih memberikan kontribusi deflasi seiring dengan terus

turunnya harga emas di pasar internasional yang berimbas pada harga emas perhiasan

lokal.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33335555 Perkembangan Batu Bara

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33336666 Perkembangan Harga Karet

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.7777 Perkembangan Capacity Utilization Industri pengolahan

I II III IV I II III IV I II

REALISASI

PERTANIAN 74.47 72.17 74.82 80.32 84.38 79.20 70.71 79.43 81.18 83.78

A. Tanaman Pangan 81.56 68.00 71.94 69.00 91.47 78.93 69.24 81.33 81.09 83.00

B. Tanaman Perkebunan 59.44 70.47 74.38 85.08 72.50 69.57 62.01 67.17 78.87 76.64

C. Peternakan dan Hasil - hasilnya 75.88 83.75 85.86 86.88 88.40 89.44 83.89 92.22 92.50 88.00

D. Kehutanan 100.00 0.00 0.00

E. Perikanan 77.93 83.22 66.94 87.84 86.25 86.96 76.00 80.01 73.50 92.50

PERTAMBANGAN 78.33 68.33 61.67 100.00 91.43 92.14 86.25 81.67 89.29 89.00

A. Minyak dan gas bumi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

B. Pertambangan tanpa migas 75.00 80.00 80.00 100.00 80.00 70.00 80.00 75.00 75.00 75.00

C. Penggalian 80.00 62.50 52.50 0.00 93.33 95.83 87.14 83.00 91.67 92.50

INDUSTRI PENGOLAHAN 73.80 74.85 74.26 77.32 74.44 76.54 73.56 74.22 74.57 77.36

A. Industri Non Migas

1. Makanan, minuman dan tembakau 73.98 75.38 74.40 77.40 76.06 71.82 76.11 71.93 72.46 77.00

2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki 80.11 74.37 78.37 78.98 77.94 85.15 77.59 75.43 82.12 84.31

3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 59.67 65.81 56.73 59.91 65.45 71.25 60.44 73.90 76.78 76.80

4. Kertas dan barang cetakan 83.63 86.38 71.63 84.14 77.57 84.67 74.00 85.86 70.00 78.89

5. Kimia dan barang dari karet 80.91 83.54 83.86 87.23 80.29 81.31 81.23 82.45 80.96 84.33

6. Semen dan barang galian bukan logam 90.00 99.00 92.33 80.00 75.50 90.00 63.33 90.00 86.00

7. Logam dasar, besi dan baja 73.17 68.67 74.29 77.64 68.00 71.97 52.50 57.78 60.57 63.88

8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 64.63 73.13 73.57 80.00 73.57 80.00 79.43 81.13 76.88 73.89

9. Barang Lainnya 67.13 68.00 69.55 71.88 67.80 67.92 71.73 70.00 65.20 68.63

B. Industri Migas

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 64.56 64.83 78.49 76.06 82.99 67.69 79.08 72.01 69.49 76.62

A. Listrik 35.00 45.00 46.50 66.25 95.00 44.31 75.00 44.25 38.50 80.24

B. Gas 80.00 0.00 81.67 72.00 75.00 69.33 82.00 72.00 100.00 62.00

C. Air bersih 70.99 69.79 86.27 81.78 81.99 72.33 79.67 78.18 73.99 77.44

TOTAL SELURUH SEKTOR 73.26 73.64 74.47 78.14 78.53 77.09 73.73 75.66 76.91 79.28

20122011SEKTOR

2013

Page 67: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

44

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Tekanan inflasi kelompok barang pabrik (0,32%) lebih tinggi dibandingkan kelompok

jasa (0,06%), yang dipicu oleh peningkatan harga bahan bangunan antara lain batu

bata/batu tela (1,78%), genteng (0,22%), pasir (0,25%) dan semen (0,18%). Melambatnya

inflasi kelompok jasa disebabkan stabilnya pengaruh penerapan kenaikan UMK yang

tercermin dari rendahnya inflasi upah pembantu rumah tangga (0,16%) dan tukang bukan

mandor (0,00%). Peningkatan inflasi kelompok core tradable untuk makanan (Core

Inflation Traded – Food) dari 0,06% (Mei 2013-mtm) menjadi 0,54% (Juni 2013) dipicu oleh

peningkatan harga beberapa bahan makanan seperti beras jagung (4,07%), mie kering

instant (3,48%), daging ayam kampung (0,68%) dan keju (1,50%). Peningkatan harga

pada volatile food juga mempengaruhi bahan makanan lain baik yang bersifat substitutif

maupun komplemen.

Sementara itu, berdasarkan aspek core tradable untuk non konstruksi, terdapat

peningkatan tekanan inflasi pada kelompok ini yang tercermin dari inflasi sebesar 0,25%,

meningkat dibandingkan Mei 2013 (-0,02%). Hal tersebut utamanya dipicu oleh kenaikan

biaya sewa rumah sebesar 0,40%.

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.37373737 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.38383838 Perkembangan Inflasi Inti – Exclude Gold Price

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.39393939 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable – Food & Non Food

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.40404040 Perkembangan Inflasi Inti – Manufacturing & Services

Page 68: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

45

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Sedangkan core tradeable untuk konstruksi mengalami penurunan karena turunnya

harga beberapa bahan bangunan pada periode ini, seperti kaca dan kayu balokan yang

masing-masing mengalami deflasi sebesar 1,76% dan 3,53% (mtm). Dari sisi inflasi inti non

tradable, tekanan inflasi baik pada konstruksi maupun non konstruksi relatif rendah. Core

non traded-konstruksi dari 0,86% menjadi 0,43%% yang disebabkan stabilnya tarif tukang

bukan mandor.

Ekspektasi inflasi masyarakat (yang tercermin dari hasil survei konsumen) juga menjadi

faktor pendorong inflasi inti, baik pada ekspektasi harga 3 (tiga) dan 6 (enam) bulan yang

akan datang (grafik 2.44), meningkat dari 171,00 menjadi 183,27. Disisi lain konsumen

masih bersikap optimis pada Tw II-2013, tercermin dari meningkatnya indeks keyakinan

konsumen dari 121,66 (Tw I-2013) menjadi 122,07 (Tw II-2013), terutama dari indeks

pembentuknya yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini yang meningkat dari 107,94 (Tw I-

2013) menjadi 108,87 (Tw II-2013) . Kedepan terdapat kecenderungan keraguan dari

konsumen menyikapi kondisi ekonomi yang akan datang, salah satunya disebabkan adanya

kenaikan harga BBM, sebagaimana tercermin dari menurunnya indeks ekspektasi konsumen

dari 135,38 menjadi 135,27, meskipun belum terlalu signifikan terutama dari Ekspektasi

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.41414141 Perkembangan Inflasi

Traded – Konstruksi dan Non Konstruksi

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.42424242 Perkembangan Inflasi

Non Traded – Konstruksi dan Non Konstruksi

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44444444 Ekspektasi Harga yang Akan Datang

Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.43434343 Indeks Keyakinan & Ekspektasi Konsumen

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks

Page 69: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

46

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Penghasilan 6 bulan yang akan datang yang turun dari 158,53 (Tw I-2013) menjadi 155,40

(Tw II-2013).

Page 70: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Bab 3Bab 3Bab 3Bab 3

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN

PERBANKANPERBANKANPERBANKANPERBANKAN DAN DAN DAN DAN

SISTEMSISTEMSISTEMSISTEM PEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARAN

Page 71: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

47

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

3333 PERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN& SISTEM PEMBAYARAN& SISTEM PEMBAYARAN& SISTEM PEMBAYARAN

Pada Pada Pada Pada pertengahan tahun 2013 (pertengahan tahun 2013 (pertengahan tahun 2013 (pertengahan tahun 2013 (TTTTriwulanriwulanriwulanriwulan II)II)II)II), k, k, k, kinerja perbankaninerja perbankaninerja perbankaninerja perbankan di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur baik baik baik baik

BBBBank ank ank ank UUUUmum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) masih terus masih terus masih terus masih terus menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan

perkembangan perkembangan perkembangan perkembangan positifpositifpositifpositif. Hal tersebut. Hal tersebut. Hal tersebut. Hal tersebut tercermin dari indikator total aset, kredit dan DPK tercermin dari indikator total aset, kredit dan DPK tercermin dari indikator total aset, kredit dan DPK tercermin dari indikator total aset, kredit dan DPK

yang yang yang yang terus mengalami pertumbuhanterus mengalami pertumbuhanterus mengalami pertumbuhanterus mengalami pertumbuhan dandandandan didukung olehdidukung olehdidukung olehdidukung oleh tingkat risiko kredit yangtingkat risiko kredit yangtingkat risiko kredit yangtingkat risiko kredit yang rendah rendah rendah rendah

(kurang dari 5%) (kurang dari 5%) (kurang dari 5%) (kurang dari 5%) dan stabil.dan stabil.dan stabil.dan stabil. Aset Bank Umum dan BPR tetap tumbuh tinggi yaitu sebesar

17,63% (yoy) hingga mencapai Rp 388,44 triliun pada Triwulan II 2013. Kredit tumbuh sebesar

26,16% (yoy) dari sebesar Rp 251,4 triliun pada Triwulan I 2013 menjadi sebesar Rp 272,05

triliun pada Triwulan II 2013. Demikian pula dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dan

BPR di Jawa Timur yang mencatat pertumbuhan sebesar 12,10% (yoy) menjadi sebesar Rp

298,89 triliun pada periode laporan.

Peningkatan kinerja Bank Umum dan BPR di Jawa Timur terutama didorong oleh

terjaganya kondisi perekonomian nasional dan daerah. Dengan mempertimbangkan tren

pertumbuhan kredit yang terus meningkat hingga mencapai 26,16% (yoy) pada Triwulan II

2013, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Triwulan II 2012 yang tercatat 22,26% (yoy),

maka potensi sumbangan sektor perbankan atas peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa

Timur diperkirakan akan terus meningkat.

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan transaksi transaksi transaksi transaksi sistem pesistem pesistem pesistem pembayaran di wilayah Kantor Perwakilan Bank mbayaran di wilayah Kantor Perwakilan Bank mbayaran di wilayah Kantor Perwakilan Bank mbayaran di wilayah Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Jawa Timur yang meliputi KPwBI Indonesia Jawa Timur yang meliputi KPwBI Indonesia Jawa Timur yang meliputi KPwBI Indonesia Jawa Timur yang meliputi KPwBI Surabaya, MalangSurabaya, MalangSurabaya, MalangSurabaya, Malang, Jember dan Kediri, Jember dan Kediri, Jember dan Kediri, Jember dan Kediri pada pada pada pada

Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa Timur

I II III IV I II

Total Aset (Miliar Rupiah) 311.206,26 330.235,29 350.677,74 361.922,83 370.892,76 388.441,32

Pertumbuhan (%yoy) 18,65 19,47 22,13 20,79 19,18 17,63

Pertumbuhan (%qtq) 2,71 5,38 3,88 4,36 3,86 6,11

Dana Pihak Ketiga (Miliar Rupiah) 256.985,03 266.634,97 278.400,34 293.979,22 292.804,92 298.892,15

Pertumbuhan (%yoy) 17,60 16,77 18,03 16,46 13,94 12,10

Pertumbuhan (%qtq) 5,82 5,75 0,46 1,55 8,52 1,61

Kredit (Miliar Rupiah) 197.908,02 215.635,55 229.312,65 245.419,66 251.401,19 272.050,57

Pertumbuhan (%yoy) 19,65 22,26 24,38 26,18 27,03 26,16

Pertumbuhan (%qtq) 3,81 6,63 4,53 5,49 1,75 8,96

20132012INDIKATOR BANK UMUM DAN BPR

Page 72: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

48

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

TTTTriwulan riwulan riwulan riwulan IIIIIIII ---- 2013201320132013 menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan peningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatan, baik untuk transaksi tunai, baik untuk transaksi tunai, baik untuk transaksi tunai, baik untuk transaksi tunai maupunmaupunmaupunmaupun

transaksi nontransaksi nontransaksi nontransaksi non----tunai.tunai.tunai.tunai. Transaksi tunai mengalami net-outflow sebesar Rp 411,54 miliar. Kondisi

tersebut berbeda apabila dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat net intflow sebesar

Rp 7,83 triliun. Hal serupa juga ditunjukkan oleh transaksi non-tunai melalui sistem BI-RTGS

dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Peningkatan jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia kepada perbankan (outflow)

pada periode laporan merupakan dampak dari tingginya penggunaan uang kartal di

masyarakat. Momen tahun ajaran baru dan liburan sekolah menyebabkan transaksi ekonomi

masyarakat yang menggunakan uang kartal meningkat pada pertengahan tahun 2013

sehingga mendorong terjadinya net outflow.

3.1.3.1.3.1.3.1. PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM

Sampai dengan Triwulan II 2013, kinerja Bank Umum di Jawa Timur secara umum masih

menunjukkan perkembangan positif dan mencerminkan pelaksanaan fungsi intermediasi yang

berjalan dengan baik. Peningkatan kinerja Bank Umum di Jawa Timur tersebut tercermin dari

pertumbuhan total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit masing-masing sebesar 17,52%,

12,03% dan 26,32% (yoy). Perlambatan pertumbuhan DPK menyebabkan rasio Loan to

Deposit Radio (LDR) Bank Umum meningkat dari sebesar 85,20% pada Triwulan I 2013,

menjadi sebesar 90,32% pada Triwulan II 2013. Hal tersebut disebabkan oleh adanya

peningkatan konsumsi masyarakat pada pertengahan tahun karena adanya momen tahun

ajaran baru, liburan sekolah dan jelang lebaran 2013. Namun demikian, peningkatan LDR

dimaksud tetap ditopang dengan NPL yang tetap terjaga di level 2,12%.

Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw I ITw I ITw I ITw I I

Total Aset (Jt Rp) 304,224,004.00 322,889,656.00 342,663,960.00 353,595,712.00 362,320,071.28 379,474,342.11

Pertumbuhan (yoy %) 18.64 19.48 22.05 20.75 19.10 17.52

Pertumbuhan (qtq %) 3.89 6.14 6.12 3.19 2.47 4.73

Dana Pihak Ketiga (Jt Rp) 252,807,903.00 262,249,932.00 273,662,910.00 289,087,210.00 287,820,030.32 293,799,081.36

Pertumbuhan (yoy %) 17.62 16.75 17.94 16.39 13.85 12.03

Pertumbuhan (qtq) 1.78 3.73 4.35 5.64 (0.44) 2.08

Kredit (Jt Rp) 192,754,345.00 210,063,135.00 223,506,097.00 239,483,201.00 245,211,529.00 265,353,368.89

Pertumbuhan (yoy %) 19.63 22.30 24.49 26.28 27.21 26.32

Pertumbuhan (qtq) 1.64 8.98 6.40 7.15 2.39 8.21

LDR (%) 76.25% 80.10% 81.67% 82.84% 85.20% 90.32%

NPL (%) 3.03 2.73 2.64 2.60 2.26 2.12

2013INDIKATOR BANK UMUM

2012

Page 73: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

49

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Secara umum, kinerja bank umum di Jawa Timur terus menunjukkan peningkatan

selama beberapa waktu terakhir. Hal tersebut terlihat dari peningkatan rasio penyaluran kredit

terhadap dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) yang didukung oleh tren

penurunan risiko kredit atau Non Performance Loan (NPL).

Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Jawa Timur terus menunjukkan peningkatan

hingga mencapai 90,32% pada Triwulan II 2013 lebih besar apabila dibandingkan dengan LDR

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 85,20%, atau periode yang sama tahun sebelumnya

(Triwulan II 2012) yang tercatat sebesar 80,10% (grafik 3.1). Peningkatan ini terutama

didorong oleh rata-rata pertumbuhan kredit triwulanan (8,21% qtq) yang lebih tinggi daripada

pertumbuhan DPK (2,08% qtq). Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya konsumsi

masyarakat pada periode tahun ajaran baru dan liburan sekolah, dengan sumber dana dari

pinjaman perbankan maupun penarikan simpanan di bank. Berdasarkan kelompok bank, rasio

LDR terbesar masih didominasi oleh kelompok Bank Pemerintah dengan LDR sebesar 110,62%,

diikuti oleh kelompok Bank Asing sebesar 96,93% dan Bank Swasta sebesar 72,79% (grafik

3.2).

Berdasarkan nominal, proporsi penyaluran kredit masing-masing kelompok bank

terhadap total kredit perbankan di Jawa Timur masih didominasi oleh Bank Pemerintah sebesar

Rp 137,66 triliun atau 52% dari total kredit. Proporsi terbesar selanjutnya adalah Bank Swasta

sebesar Rp 109,94 triliun atau 41%, dan Bank Asing memiliki porsi penyaluran kredit terkecil

dengan nominal sebesar Rp 17,75 triliun atau 7% dari total kredit.

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1 Perkembangan LDR

0,000,501,001,502,002,503,003,50

65,00

70,00

75,00

80,00

85,00

90,00

95,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

LDR (%) NPL (%) rhs

%

0

20

40

60

80

100

120

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

LDR (%) Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

Page 74: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

50

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

3.1.1.3.1.1.3.1.1.3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIF

Pada Triwulan II - 2013, total aset bank umum menunjukkan pertumbuhan sebesar

17,52% (yoy), sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada Triwulan I

- 2013 yang tercatat sebesar 19,10% (yoy). Penurunan pertumbuhan aset bank umum tersebut

disebabkan oleh pilihan bank untuk mengalokasikan sumber dana yang dimiliki untuk

penyaluran kredit kepada masyarakat. Selain itu, perlambatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

(DPK) yang disebabkan oleh tingginya penarikan dana oleh masyarakat untuk konsumsi tahun

ajaran baru dan liburan sekolah turut mendorong penurunan aset dan aktiva produktif bank

umum di Jawa Timur.

Searah dengan perkembangan ekonomi masing-masing Kabupaten / Kota di Jawa

Timur, besar aset perbankan masih didominasi oleh Bank Umum yang berlokasi di wilayah

Surabaya. Tercatat jumlah aset bank umum yang berlokasi di wilayah Kota Surabaya pada

Triwulan II 2013 adalah sebesar Rp 225,11 triliun, dengan proporsi sebesar 59,32% dari total

Grafik 3.3 Grafik 3.3 Grafik 3.3 Grafik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) Grafik 3.4 Grafik 3.4 Grafik 3.4 Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.5555 Perkembangan Total Aset Bank Umum

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.6666 Proporsi Aset Bank Umum

45%

49%

6%

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

0

5

10

15

20

25

-

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

350,000,000

400,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Rp

Ju

ta

Aset Kredit Dana

G Aset (yoy) G Kredit (yoy) G DPK (yoy)

%

y

o

y

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

%

Aset Kredit DPK

0

5

10

15

20

25

-

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

350,000,000

400,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Rp

Ju

ta

Aset G Aset (yoy) rhs

%

y

o

y

%

y

o

y

Page 75: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

51

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

aset Bank Umum di Jawa Timur. Proporsi terbesar selanjutnya secara berurutan adalah Kota

Malang dengan nilai aset sebesar Rp 30,83 triliun (8,13%), Kediri sebesar Rp 20,58 triliun

(5,42%), Jember sebesar Rp 16,48 triliun (4,34%) dan Sidoarjo dengan nilai aset sebesar Rp

10,11 triliun (2,66%).

Berdasarkan perkembangan kinerja pertumbuhan aset pada periode laporan, bank

umum yang berhasil mencatat pertumbuhan jumlah aset tertinggi adalah yang berlokasi di

Kabupaten Malang, yaitu sebesar 41,03% (yoy). Disusul kemudian dengan bank umum yang

berlokasi di Kabupaten Madiun, Bondowoso, Bojonegoro dan Kediri dengan pertumbuhan

masing-masing sebesar 34,27% (yoy), 32,72% (yoy), 28,23% (yoy) dan 28,20% (yoy).

Sementara itu, jumlah aset yang dimiliki Bank Umum yang berlokasi di wilayah Kabupaten

Kediri menunjukkan tren penurunan hingga sebesar -36,24% (yoy) pada periode laporan.

59%

8%

5%

4%

3%2%

2%

1% 1%

1%

1%

1%

1%

1% 1%1%

1%

1%

1%

0%

0%

0%0%

0%0%

0% 0%

0%

0% 0%0% 0% 0%

0%

Kota Surabaya Kota Malang Kota Kediri Kab. Jember Kab. Sidoarjo Kab. Gresik

Kota Madiun Kab. Banyuwangi Kab. Mojokerto Kota Probolinggo Kab. Tulungagung Kota Pasuruan

Kab. Bojonegoro Kota Blitar Kab. Pamekasan Kab. Jombang Kab. Tuban Kab. Ponorogo

Kab. Lamongan Kab. Ngawi Kab. Nganjuk Kab. Situbondo Kab. Magetan Kab. Lumajang

Kab. Bangkalan Kab. Bondowoso Kab. Trenggalek Kab. Pacitan Kab. Malang Kab. Sumenep

Kab. Sampang Kota Mojokerto Kab. Kediri Kab. Madiun

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.7777 Proporsi Aset Bank Umum Per Kabupaten Kota Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.8888 Jumlah Aset Bank Umum Per Kab / Kota

0,00

50.000,00

100.000,00

150.000,00

200.000,00

250.000,00

Miliar Rp

Page 76: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

52

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun bank umum di Jawa Timur pada

Triwulan II - 2013 terus menunjukkan pertumbuhan positif. Tercatat jumlah DPK pada periode

laporan adalah sebesar Rp 293,79 triliun, atau tumbuh sebesar 12,03% (yoy) dibandingkan

periode sebelumnya. Pertumbuhan tersebut sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan pada

periode sebelumnya yaitu Triwulan I 2013 yang tercatat sebesar 13,85%, dan Triwulan II 2013

yang tercatat sebesar 16,75%.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.10101010 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy)

-5

0

5

10

15

20

230,000,000

240,000,000

250,000,000

260,000,000

270,000,000

280,000,000

290,000,000

300,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Rp

Ju

ta

Dana G DPK (yoy) G DPK (qtq)

%

y

o

y

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

-100,00

-50,00

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

PROVINSI JAWA TIMUR (rhs) Kab. Malang Kab. Madiun

Kab. Bondowoso Kab. Bojonegoro Kota Kediri

Kab. Lamongan Kab. Gresik Kab. Mojokerto

Kab. Lumajang Kab. Ngawi Kab. Bangkalan

Kota Pasuruan Kab. Banyuwangi Kota Probolinggo

Kab. Ponorogo Kota Surabaya Kab. Sumenep

Kab. Sidoarjo Kab. Pacitan Kota Malang

Kab. Situbondo Kab. Jember Kab. Pamekasan

Kab. Tulungagung Kab. Nganjuk Kota Madiun

Kab. Jombang Kab. Magetan Kota Mojokerto

Kab. Trenggalek Kab. Tuban Kota Blitar

Kab. Sampang Kab. Kediri

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.9999 Pertumbuhan Aset Bank Umum Per Kab / Kota (% yoy)

Page 77: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

53

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Perlambatan pertumbuhan tahunan DPK pada periode laporan disebabkan oleh

tingginya konsumsi masyarakat sehubungan dengan tibanya tahun ajaran baru dan liburan

sekolah. Namun demikian, apabila ditinjau secara triwulanan, pertumbuhan DPK menunjukkan

peningkatan dari sebesar -0,44 % (qtq) pada Triwulan I 2013, menjadi 2,08% (qtq) pada

Triwulan II 2013..

Sebagaimana periode sebelumnya, struktur DPK Bank Umum di Jawa Timur masih

didominasi oleh tabungan dengan nominal mencapai Rp 133,1 triliun atau proporsi sebesar

45,32% dari total DPK. Menyusul kemudian deposito dengan prosentase sebesar 38,62% dan

nominal Rp 114,67 triliun, serta giro dengan prosentase sebesar 16,18% dan nominal Rp 45,98

triliun. Apabila ditinjau dari sisi pertumbuhan, pada periode ini tabungan mengalami

pertumbuhan tertinggi sebesar 14,58% (yoy), disusul oleh deposito dan giro dengan

pertumbuhan masing-masing sebesar 11,87% (yoy) dan 5,6% (yoy).

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.14444 Komposisi DPK Bank Umum (%)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.13131313 Perkembangan DPK Per Jenis Simpanan (Rp. Milyar)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11111111 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy))))

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.12121212 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

% y

oy

Giro Deposito Tabungan

(5.00)

0.00

5.00

10.00

I II III IV I II

2012 2013

% q

tq

Giro Deposito Tabungan

-

50,000,000

100,000,000

150,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Rp

Ju

ta

Tabungan Giro Deposito

%

y

o

y

16%

39%

45%

Giro Deposito Tabungan

Page 78: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

54

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Trend penurunan suku bunga tabungan, giro dan deposito selama beberapa tahun

diharapkan mampu mendorong perbankan di Jawa Timur khususnya bank umum untuk

beroperasi dengan lebih efisien. Kenaikan BI Rate sebesar 0,25 basis point menjadi 6%

berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur pada bulan Juni 2013 tidak seketika direspon oleh

perbankan dnegan menaikkan suku bunganya (lag antara bi rate dan suku bunga perbankan)

Apabila ditinjau berdasarkan lokasinya, bank umum di wilayah Kota Surabaya mencatat

jumlah penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten /

Kota lain di Jawa Timur. Tercatat DPK Bank Umum di wilayah Kota Surabaya mencapai sebesar

Rp 172,29 triliun, atau 57,34% dari total DPK bank umum di Jawa Timur. Wilayah dengan DPK

terbesar selanjutnya adalah Kota Malang sebesar Rp 26,81 triliun (8,92%), Kota Kediri sebesar

Rp 15,15 triliun (5,04%), dan Kabupaten Jember sebesar Rp 12,99 triliun ( 4,32%).

Grafik Grafik Grafik Grafik 3.153.153.153.15 Perbandingan Suku Bunga Simpanan – BI Rate

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2011 2012 2013

DPK Giro Tabungan Deposito BI Rate

57%

9%5%

4%

3%

2%2%

1%1%

1% 1%1%

1%

1%1%

1% 1%1%1%

1% 1%0%0% 0%0%

0%0%0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Kota Surabaya Kota Malang Kota Kediri Kab. Jember Kab. Sidoarjo Kab. Gresik

Kota Madiun Kab. Mojokerto Kab. Banyuwangi Kab. Tulungagung Kota Pasuruan Kota Blitar

Kota Probolinggo Kab. Bojonegoro Kab. Pamekasan Kab. Jombang Kab. Tuban Kab. Ponorogo

Kab. Lamongan Kab. Nganjuk Kab. Ngawi Kab. Magetan Kab. Bangkalan Kab. Lumajang

Kab. Trenggalek Kab. Situbondo Kab. Pacitan Kab. Sumenep Kab. Sampang Kab. Bondowoso

Kab. Malang Kota Mojokerto Kab. Kediri Kab. Madiun

Grafik 3.16Grafik 3.16Grafik 3.16Grafik 3.16 Proporsi DPK per Kabupaten Kota

0,00

20.000,00

40.000,00

60.000,00

80.000,00

100.000,00

120.000,00

140.000,00

160.000,00

180.000,00

200.000,00

Grafik 3.17Grafik 3.17Grafik 3.17Grafik 3.17 Jumlah DPK per Kabupaten Kota

Page 79: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

55

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Berdasarkan perkembangan pertumbuhan DPK, Kabupaten Madiun mencatat

pertumbuhan tahunan tertinggi dengan prosentase pertumbuhan sebesar 66,58% (yoy), lebih

tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuahn DPK pada periode yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 61,51% (yoy). Wilayah dengan pertumbuhan kinerja

penghimpunan DPK terbesar selanjutnya adalah Kabupaten Malang, Kabupaten Sidoarjo dan

Kabupaten Mojokerto dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 37,48% (yoy), 27,55%

(yoy) dan 21,08% (yoy). Senada dengan perkembangan pertumbuhan aset, DPK yang berhasil

dihimpun bank umum di wilayah Kabupaten Kediri pada periode lapoan mencatat

pertumbuhan negatif sebesar -1,83% (yoy).

3.1.3.3.1.3.3.1.3.3.1.3. KREDIT KREDIT KREDIT KREDIT

Penyaluran kredit oleh bank umum di Jawa Timur sampai dengan pertengahan tahun

2013 masih terus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat pada bulan Juni

2013, kredit tumbuh sebesar 26,32% (yoy) dan 8,21% (qtq) hingga mencapai Rp 265,35

triliun. Secara tahunan, pertumbuhan kredit tersebut sedikit lebih rendah apabila dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 27,21% (yoy).

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

20,00

-50,00

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

PROVINSI JAWA TIMUR (rhs) Kab. Madiun Kab. Malang Kab. Sidoarjo

Kab. Mojokerto Kab. Bojonegoro Kab. Ngawi Kab. Bangkalan

Kab. Ponorogo Kota Mojokerto Kab. Lumajang Kota Pasuruan

Kab. Lamongan Kab. Sumenep Kab. Magetan Kab. Banyuwangi

Kab. Nganjuk Kota Surabaya Kota Malang Kota Probolinggo

Kota Kediri Kab. Pamekasan Kota Madiun Kab. Jember

Kab. Trenggalek Kab. Tulungagung Kab. Jombang Kab. Sampang

Kab. Tuban Kota Blitar Kab. Gresik Kab. Situbondo

Kab. Bondowoso Kab. Pacitan Kab. Kediri

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.18181818 Pertumbuhan DPK Bank Umum Per Kab / Kota (% yoy)

Page 80: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

56

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Secara triwulanan penyaluran kredit bank umum pada periode ini lebih besar

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 2,39% (qtq). Tingginya

penyaluran kredit hingga mencapai Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 90,32% tersebut

didukung oleh terjaganya risiko kredit yang tercermin dari besar Non Performance Loan (NPL)

sebesar 2,12% pada Triwulan II 2013, lebih rendah apabila dibandingkan dengan NPL Triwulan

I 2013 yang tercatat sebesar 2,26%. Hal tersebut mencerminkan baiknya kinerja bank umum

Jawa Timur dalam melaksanakan fungsi intermediasi dengan penyaluran kredit kepada

masyarakat.

Sebagaimana periode sebelumnya, pada Triwulan II 2013 kredit yang disalurkan bank

umum di Jawa Timur masih didominasi oleh kredit produktif yaitu kredit modal kerja yaitu

mencapai Rp 153,43 triliun dengan prosentase sebesar 57,82% dari total kredit. Jenis kredit

dengan proporsi terbesar selanjutnya adalah kredit konsumsi dengan nominal sebesar Rp 73,3

triliun dan prosentase sebesar 27,63% dari total kredit. Kredit investasi mencatat proporsi yang

lebih kecil yaitu 14,55% dari total kredit, dengAn nominal sebesar Rp 38,61 triliun.

Pertumbuhan tahunan kredit investasi yang disalurkan bank umum di Jawa Timur pada

bulan Juni 2013 mencatat prosentase tertinggi diantara jenis kredit lainnya, yaitu mencapai

34,32% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan kredit investasi dimaksud merupakan trend

tahunan dimana penyaluran kredit investasi kembali meningkat pasca perlambatan di awal

tahun. Sementara itu, jenis kredit lainnya yaitu kredit konsumsi dan investasi mencatat

pertumbuhan yang juga cukup tinggi, yaitu masing-masing sebesar 26,29% dan 24,29% (yoy).

Secara triwulanan, ke-tiga jenis kredit bank umum dimaksud mencatat pertumbuhan

positif. Tercatat kredit modal kerja tumbuh sebesar 7,5% (qtq), kredit investasi tumbuh

15,51% (qtq), dan kredit konsumsi tumbuh sebesar 6,15% (qtq). Pertumbuhan kredit

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.19999 Pertumbuhan Kredit (yoy)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.20202020 Pertumbuhan Kredit (qtq)

0

5

10

15

20

25

30

-

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

Rp

Ju

ta

Kredit G Kredit (yoy)

%

y

o

y

012345678910

-

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Rp

Ju

taKredit G Kredit (qtq)

%

y

o

y

Page 81: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

57

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

dimaksud antara lain dipengaruhi oleh momen tahun ajaran baru dan liburan sekolah yang

jatuh.

Berdasarkan kelompok bank, Bank Pemerintah masih menjadi penyalur kredit terbesar

dengan proporsi 51,88% dari total kredit, disusul oleh Bank Swasta sebesar 41,43% dan Bank

Asing sebesar 6,69%. Ditinjau dari kinerja pertumbuhan kredit, pada periode ini bank asing

mencatat pertumbuhan tahunan tertinggi yaitu mencapai 54,66% (yoy), sementara bank

pemerintah dan bank swasta masing-masing mencatat pertumbuhan sebesar 26,08% (yoy) dan

22,98% (yoy).

Tingginya pertumbuhan penyaluran kredit tersebut menunjukkan baiknya kinerja bank

umum di Jawa Timur dalam meningkatkan fungsi intermediasinya. Tingkat persaingan yang

semakin kondusif antara kelompok bank diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas

penyaluran kredit kepada masyarakat.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22222222 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.21212121 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.23 23 23 23 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (yoy)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.24242424 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (qtq)

52%41%

7%

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

58%14%

28%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

-5,00

10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

%y

oy

Modal Kerja Investasi Konsumsi

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

I II III IV I II

2012 2013

% q

tq

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Page 82: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

58

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Secara sektoral, kredit yang disalurkan oleh bank umum di Jawa Timur pada periode

laporan (Triwulan II 2013) sebagian besar tersalur pada Sektor Industri dan Pengolahan (28%

dari total kredit), kredit kepada Sektor Jasa Pendidikan (28%), dan Sektor Perdagangan Besar

dan Eceran (26%). Tingginya peyaluran kredit kepada ketiga sektor tersebut diyakini

merupakan dampak dari tingginya konsumsi masyarakat pada pertengahan tahun sehubungan

dengan tahun ajaran baru dan liburan sekolah.

Sementara itu, kredit yang disalurkan kepada sektor pertanian, perkebunan dan

kehutanan memperoleh proporsi kredit yang masih relatif kecil yaitu sebesar 3,08%. Namun

demikian, proporsi tersebut meningkat dibandingkan dengan prosentase periode sebelumnya

yang tercatat sebesar 2,78%. Hal tersebut dapat dijadikan indikasi perhatian perbankan kepada

sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor utama penyumbang pertumbuhan ekonomi

di Jawa Timur, dan adanya peningkatan penyaluran kredit seiring dengan datangnya musim

panen dan tanam pada pertengahan tahun.

Sementara itu, apabila dilihat dari angka pertumbuhannya, peningkatan penyaluran

kredit tertinggi adalah pada sektor jasa perorangan yang melayani rumah tangga, sektor

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.25252525 Proporsi Kredit Sektoral

3%

0%1%

28%

0%

3%26%

1%3%

0%4%

0%0%

0%

2%0%

0% 0%

28%

0%

1. PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

2. PERIKANAN

3. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

4. INDUSTRI PENGOLAHAN

5. LISTRIK, GAS DAN AIR

6. KONSTRUKSI

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

8. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM

9. TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI

10. PERANTARA KEUANGAN

12. REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN

13. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

14. JASA PENDIDIKAN

14. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL

Page 83: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

59

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

penyediaan akomodasi dan makan minum serta sektor perikanan dengan pertumbuhan

masing-masing sebesar 168,49%, 54,89% dan 49,75% (yoy).

Ditinjau dari wilayah lokasi bank pelapor, penyaluran kredit terbesar masih didominasi

oleh bank umum di Kota Surabaya dengan nominal sebesar Rp 150,91 triliun dan prosentase

sebesar 56,87% dari total kredit yang disalurkan. Proporsi terbesar selanjutnya adalah bank

umum di wilayah Kota Malang, Kota Kediri dan Kabupaten Jember dengan prosentase masing-

masing sebesar 8,17%, 5,92% dan 4,36% dari total kredit yang disalurkan Jawa Timur.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.26262626 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy)

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.27777 Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI rate

-

5.000,00

10.000,00

15.000,00

20.000,00

25.000,00

30.000,00

(20,00)

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

160,00

180,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

1. PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

2. PERIKANAN

3. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

4. INDUSTRI PENGOLAHAN

6. KONSTRUKSI

7. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

8. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN

MAKAN MINUM

9. TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI

10. PERANTARA KEUANGAN

16. JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH

TANGGA (rhs)

19. PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN USAHA

20. Lain-lain

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2011 2012 2013

Kredit Modal kerja Investasi

Konsumsi BI Rate

57%

8%

6%

4%

3%

2% 2%

1% 1% 1%

1%

1%1%

1%

1%

1%

1%1%

1%

1%1%

1%1%

0%0%

0%

0%

0%

0%0%

0% 0%

0%

0%

Kota Surabaya Kota Malang Kota Kediri Kab. Jember Kab. Gresik

Kab. Sidoarjo Kota Madiun Kab. Banyuwangi Kota Probolinggo Kab. Bojonegoro

Kab. Mojokerto Kota Pasuruan Kab. Jombang Kab. Pamekasan Kab. Tulungagung

Kota Blitar Kab. Tuban Kab. Lamongan Kab. Ponorogo Kab. Ngawi

Kab. Nganjuk Kab. Magetan Kab. Situbondo Kab. Lumajang Kab. Bondowoso

Kab. Pacitan Kab. Malang Kab. Trenggalek Kab. Bangkalan Kab. Sumenep

Kab. Sampang Kota Mojokerto Kab. Kediri Kab. Madiun

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.28 8 8 8 Proporsi Penyaluran Kredit per Kabupaten Kota

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

Ko

ta S

ura

ba

ya

Ko

ta M

ala

ng

Ko

ta K

ed

iri

Ka

b. Je

mb

er

Ka

b. G

re

sik

Ka

b. S

ido

arjo

Ko

ta M

ad

iun

Ka

b.

Ba

ny

uw

an

gi

Ko

ta P

ro

bo

lin

gg

o

Ka

b. B

ojo

ne

go

ro

Ka

b.

Mo

jok

erto

Ko

ta P

asu

ru

an

Ka

b.

Jom

ba

ng

Ka

b.

Pa

me

ka

sa

n

Ka

b.

Tu

lun

ga

gu

ng

Page 84: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

60

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Pertumbuhan kredit berdasarkan lokasi bank pelapor tertinggi pada periode laporan

adalah di Kota Kediri dengan pertumbuhan tahunan mencapai 26,32%. Pertumbunan tertinggi

selanjutnya adalah pada Kabupaten Malang, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Lumajang

dengan prosentase pertumbuhan masing-masing sebesar 42,27% (yoy), 37,15% (yoy) dan

37,15% (yoy). Kabupaten Kediri masih mencatat pertumbuhan penyaluran kredit terkecil

dengan prosentase negatif yaitu sebesar -44,56% (yoy).

3.1.4 3.1.4 3.1.4 3.1.4 KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH ((((UUUUMMMMKM)KM)KM)KM)

Perbankan di Jawa Timur terus berperan aktif dalam meningkatkan peran UMKM dalam

mendukung perekonomian daerah. Hal tersebut ditunjukkan dengan adaya peningkatan

penyaluran kredit kepada sektor UMKM. Jumlah UMKM yang sangat banyak di Jawa Timur

menunjukkan bahwa peluang perbankan dalam penyaluran kredit di sektor ini masih sangat

luas.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jatim

hingga akhir 2012, jumlah UMKM di Jawa Timur mencapai lebih dari 6,8 juta UMKM dengan

konsentrasi jumlah terbesar di kabupaten Jember, Malang dan Banyuwangi. Berdasarkan sektor

usahanya, jumlah tersebut terdiri atas UMKM yang bergerak di sektor pertanian sebesar

(60,00)

(40,00)

(20,00)

-

20,00

40,00

60,00

80,00

Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13

Kota Kediri Kab. Malang Kab. Madiun Kab. Lumajang

Kab. Situbondo Kab. Banyuwangi Kab. Bondowoso Kota Pasuruan

Kab. Pacitan Kota Surabaya Kab. Jember Kab. Gresik

Kota Probolinggo Kab. Tulungagung Kota Blitar Kab. Mojokerto

Kab. Tuban Kab. Lamongan Kota Malang Kab. Nganjuk

Kota Madiun Kab. Bangkalan Kab. Pamekasan Kab. Ngawi

Kab. Trenggalek Kab. Ponorogo Kab. Sidoarjo Kab. Sampang

Kab. Bojonegoro Kab. Sumenep Kab. Magetan Kab. Jombang

Kota Mojokerto Kab. Kediri

Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.29 9 9 9 Pertumbuhan Kredit per Kabupaten Kota

Page 85: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

61

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

60,25% dengan jumlah unit usaha sebanyak 4.112.443 usaha, dan sektor non pertanian

sebesar 39,75% dengan jumlah unit usaha sebanyak 2.713.488 usaha.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Bank Indonesia dan Pemerintah menyediakan

berbagai fasilitas dan kebijakan sebagai upaya pengembangan UMKM, antara lain dengan

pembentukan PT. Jamkrida (Lembaga Penjaminan Kredit Daerah), penyaluran kredit linkage,

pemberian bantuan teknis/pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk memperoleh

pembiayaan dari perbankan dengan mengoptimalkan fungsi Konsultan Keuangan Mitra Bank

(KKMB), pengembangan klaster komoditas potensial, serta Program Kerjasama Sertifikasi Tanah

antara Bank Indonesia dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk meningkatkan aksesibilitas

kredit UMKM. Upaya dimaksud diharapkan mampu menjadi pendorong bagi industri

perbankan di Jawa Timur untuk terus meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM.

Perkembangan kredit UMKM yang disalurkan oleh perbankan di Jawa Timur secara

umum terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Tercatat pada Triwulan II 2013

jumlah kredit UMKM adalah sebesar Rp 78,64 triliun atau tumbuh sebesar 14,2% (yoy), lebih

tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan Triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

11,48% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit yang disalurkan bank umum di Jawa

Timur kepada sektor UMKM pada Triwulan II 2013 tumbuh sebesar 11,71% (qtq), jauh lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Triwulan I 2013 yang hanya tercatat sebesar 2,72%

(qtq). Dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi Jawa Timur yang kondusif,

pertumbuhan kredit UMKM Jawa Timur diperkirakan terus tumbuh positif.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.30303030 Perkembangan Kredit UMKM

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

-

10.000.000

20.000.000

30.000.000

40.000.000

50.000.000

60.000.000

70.000.000

80.000.000

90.000.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Kredit UMKM Juta Rupiah Growth % (yoy)

R

p

J

u

t

a

%

y

o

y

3,20

3,40

3,60

3,80

4,00

4,20

4,40

-

20.000.000

40.000.000

60.000.000

80.000.000

100.000.000 Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

2012 2013

Kredit UMKM Juta Rupiah NPL (%) Skala Kanan

Page 86: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

62

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Proporsi penyaluran kredit UMKM oleh bank umum di Jawa Timur masih didominasi

oleh Bank Pemerintah sebesar 59% dengan jumlah nominal mencapai Rp 45,94 triliun. Bank

swasta menyumbang proporsi terbesar kedua dengan prosentase sebesar 40% dan nominal Rp

31,61 triliun. Proporsi penyaluran kredit UMKM terkecil adalah bank asing dengan nominal

sebesar Rp 1,09 triliun dan prosentase 1% dari total kredit. Peningkatan kredit UMKM

dimaksud mengindikasikan peran aktif perbankan di Jawa Timur dalam mendukung

pengembangan UMKM.

3.1.5 3.1.5 3.1.5 3.1.5 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)1111

Sampai dengan pertengahan tahun atau Triwulan II 2013, kinerja penyaluran Kredit

Usaha Rakyat (KUR) di Jawa Timur masih konsisten menunjukkan perkembangan yang positif.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Perekonomian RI, plafon KUR yang disiapkan oleh

bank pelaksana KUR di Jawa Timur hingga periode laporan mencapai Rp 18 triliun dengan

jumlah debitur mencapai 1,54 juta nasabah. Plafon KUR yang disalurkan tersebut tumbuh

47,44% (yoy) dan 10,37% (qtq).

Apabila ditinjau berdasarkan wilayah, pada akhir Triwulan II 2013 Provinsi Jawa Timur

masih berada pada urutan kedua secara nasional daerah penyalur KUR dengan plafon tertinggi

setelah Jawa Tengah. Namun demikian, jumlah plafon KUR yang disalurkan tidak jauh berbeda,

yaitu Jawa Tengah sebesar Rp 18,35 triliun atau 15,39% dari total plafon, sementara Jawa

Timur sebesar Rp 18,01 triliun atau 14,37% dari total plafon. Plafon KUR Jawa Barat

1 KUR merupakan kredit/pembiayaan kepada kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam bentuk pemberian kredit modal kerja dan kredit investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.31313131 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank

59%

40%

1%

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

Page 87: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

63

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

menempati posisi terbesar ketiga secara nasional, dengan jumlah penyaluran KUR sebesar Rp

15,25 triliun dengan prosentase sebesar 12,79% dari total plafon KUR nasional.

Jumlah outstanding kredit atau baki debet KUR bank pelaksana di Jatim pada periode

laporan adalah sebesar Rp 6,49 triliun, meningkat 18,63% (yoy) dan 6,24% (qtq) dibandingkan

dengan periode sebelumnya. Peningkatan jumlah outstanding kredit KUR dimaksud didorong

oleh adanya peningkatan omzet penjualan usaha pada saat tahun ajaran baru dan liburan

sekolah yang jatuh pada bulan Juni 2013.

3.2.3.2.3.2.3.2. STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN

Stabilitas sistem perbankan yang tercermin dari berbagai risiko yang dihadapi dalam

pelaksanaan transaksi selama Triwulan II 2013 relatif stabil dan terjaga. Peningkatan kredit

perbankan sebesar 26,32% (yoy) hingga mencapai Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 90,32%

didukung oleh kecukupan likuiditas dan rendahnya risiko kredit. Peningkatan penyaluran kredit

yang diimbangi dengan terjaganya rasio NPL di kisaran 2,12% mengindikasikan adanya

peningkatan stabilitas sistem perbankan yang didukung oleh kesadaran dan kemampuan

masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya sebagai debitur.

Namun demikian, beberapa risiko lain yang tetap harus diwaspadai perbankan adalah

risiko operasional yang terkait dengan mekanisme proses internal, kesalahan manusia,

kegagalan sistem dan atau kejadian–kejadian yang mempengaruhi operasional bank. Untuk itu,

perlu adanya optimalisasi fungsi pengawasan atas kegiatan operasional perbankan baik oleh

internal bank melalui fungsi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) maupun oleh pihak eksternal

dalam hal ini Bank Indonesia sebagai regulator dan masyarakat sebagai pengguna jasa

perbankan.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.32 32 32 32 5 Besar Provinsi Penyalur KUR

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33333333 PerkembanganPenyaluran KUR di Jatim

28%

28%

24%

11%

9%

JAWA TENGAH JAWA TIMUR JAWA BARAT

SULAWESI SELATAN SUMATERA UTARA

0200.000400.000600.000800.0001.000.0001.200.0001.400.0001.600.0001.800.000

0,002.000.000,004.000.000,006.000.000,008.000.000,00

10.000.000,0012.000.000,0014.000.000,0016.000.000,0018.000.000,0020.000.000,00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

2011 2012 2013

Debitur (Jt Rp) Skala Kanan Plafon (Jt Rp) Outstanding (Jt Rp)

Page 88: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

64

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Bank Indonesia terus berupaya meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan

nasabah dengan Transparansi Produk, Penyelesaian Pengaduan, Mediasi Perbankan, dan

Edukasi Konsumen. hal tersebut dilakukan untuk mendorong terciptanya iklim perbankan yang

kondusif dengan cara mendorong peningkatan kualitas pelayanan perbankan maupun

perlindungan konsumen.

3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT

Risiko kredit perbankan yang tercermin dari rasio kredit bermasalah terhadap total

kredit atau Non Performing Loan (NPL) di Jawa Timur secara umum terus menunjukkan

perbaikan dari waktu ke waktu. NPL bank umum pada triwulan II 2013 tercatat membaik

dibandingkan periode sebelumnya, yaitu dari sebesar 2,26% pada Triwulan I 2013 menjadi

2,12% pada Triwulan II 2013. Penurunan NPL ini disebabkan pertumbuhan kredit yang lebih

tinggi dibandingkan pertumbuhan nominal kredit bermasalah.

Berdasarkan kelompok bank, persentase NPL tertinggi adalah kelompok bank

pemerintah dengan NPL sebesar 2,56%. NPL bank asing dan bank swasta di Jawa Timur

memiliki NPL lebih rendah, yaitu masing-masing sebesar 1,6% dan 1,66%. Berdasarkan jenis

penggunaannya, NPL kredit tertinggi terjadi pada kredit konsumsi dengan prosentase sebesar

5,51%, disusul oleh kredit modal kerja sebesar 2,65%. Sementara kredit investasi mencatat

NPL terkecil yaitu sebesar 0,91%.

Secara individual debitur, kredit konsumsi merupakan kredit yang memiliki tingkat risiko

terbesar karena bukan merupakan sektor produktif sehingga jaminan terhadap pengembalian

kredit lebih kecil dibandingkan kredit produktif. Namun secara aggregat perbankan, kredit

konsumsi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan kredit lainnya karena risiko

kredit tersebar pada banyak debitur sehingga dapat meminimalkan signifikansi default debitur

kredit konsumsi.

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.3333 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NPL NPL NPL NPL perperperper----Kelompok BankKelompok BankKelompok BankKelompok Bank

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II

NPL Bank Umum (%)NPL Bank Umum (%)NPL Bank Umum (%)NPL Bank Umum (%) 3,033,033,033,03 2,732,732,732,73 2,642,642,642,64 2,602,602,602,60 2,262,262,262,26 2,122,122,122,12

a. Bank Pemerintah 3,90 3,62 3,37 3,46 2,74 2,56

b. Bank Swasta 1,66 1,51 1,69 1,64 1,70 1,66

c. Bank Asing 4,12 3,87 3,05 1,98 2,01 1,60

KETERANGANKETERANGANKETERANGANKETERANGAN 20132012

Page 89: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

65

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Secara sektoral, penyaluran kredit dengan NPL terbesar pada bulan Triwulan II 2013

adalah sektor perikanan dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan, dengan besar NPL

masing-masing sebesar 4,29% dan 4,41% Tingginya NPL sejalan dengan tingginya komposisi

penyaluran kredit utama perbankan kepada sektor dimaksud, serta risiko yang dimiliki.

Secara umum NPL kredit dari sektor utama menunjukkan tren penurunan. Meskipun

kredit sektor pertanian dan perikanan sempat mengalami peningkatan di akhir tahun 2012,

namun hinga Triwulan II 2013 NPL kredit keduanya kembali mengalami penurunan. Hal

tersebut diperkirakan disebabkan oleh berlalunya musim penghujan di akhir tahun, serta

masuknya musim panen di pertengahan tahun.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.34343434 Perkembangan NPL Bank Umum Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.35353535 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan

GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.36363636 NPL per Sektor Ekonomi

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

-

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2012 2013

Pemerintah (Jt Rp) Swasta (Jt Rp) Asing (Jt Rp)

NPL Pemerintah (%) NPL Swasta (%) NPL Asing (%)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2013

NPL Bank Umum Modal Kerja

Investasi Konsumsi

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2013

PERIKANAN

PERTANIAN, PERBURUAN

DAN KEHUTANAN

KEGIATAN YANG BELUM

JELAS BATASANNYA

PERDAGANGAN BESAR

DAN ECERAN

PERANTARA KEUANGAN

PENYEDIAAN AKOMODASI

DAN PENYEDIAAN MAKAN

MINUM

NPL %

Page 90: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

66

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

3.3.3.3.3.3.3.3. PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH

Terus tumbuh dan berkembangnya kegiatan usaha perbankan syariah di Provinsi Jawa

Timur didukung oleh pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang terus menunjukkan

perkembangan positif, serta masih terbukanya potensi pengembangan pasar perbankan syariah

di Jawa Timur. Selain itu, peningkatan kinerja perbankan syariah di Jawa Timur juga dapat

menjadi indikasi meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank Syariah.

Secara tahunan, indikator kinerja utama Perbankan Syariah di Jawa Timur yang terdiri

atas aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan pada triwulan II 2013 mencatat

pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya. Aset tumbuh sebesar 42,67% (yoy) dan

8,51% (qtq) dari Rp 17,27 triliun pada Triwulan I - 2013 menjadi Rp 18,74 triliun pada Triwulan

II - 2013. Sementara itu, dana masyarakat yang disimpan pada Bank Syariah di Jawa Timur

tumbuh cukup tinggi yaitu mencapai 40,18% (yoy) dan 5,32% (qtq) dari sebesar Rp 13,13

triliun menjadi Rp 13,83 triliun.

Berdasarkan komposisinya, peningkatan dana masyarakat didorong oleh cukup

tingginya pertumbuhan ketiga jenis simpanan yaitu giro, tabungan dan deposito yang masing–

masing secara tahunan tumbuh sebesar 45,97%, 43,18% dan 34,98% (yoy). Secara

triwulanan, pertumbuhan dari masing-masing Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Syariah di Jawa

Timur adalah sebesar 4,59% (qtq) untuk tabungan, 4,54% untuk giro (qtq), dan 6,54% (qtq)

untuk deposito.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.37373737 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq)

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.38888 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

16,000,000

18,000,000

20,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Rp

Ju

ta

Aset Pembiayaan Dana

G DPK (qtq) G Aset (qtq) G Kredit (qtq)

%

q

t

q

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

16,000,000

18,000,000

20,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Rp

Ju

ta

Aset Pembiayaan Dana

G DPK (yoy) G Aset (yoy) G Kredit (yoy)

%

y

o

y

Page 91: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

67

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah di Jawa Timur selama Tw II 2013

tumbuh sebesar 3% (qtq) atau 34,87 % (yoy) dengan baki debet sebesar Rp 13,53 triliun.

Berdasarkan jenisnya, penyaluran pembiayaan modal kerja memperoleh porsi tertinggi dengan

prosentase sebesar 42,43% dari total pembiayaan. Sementara kredit konsumsi dan investasi

memperoleh prosentase yang lebih kecil yaitu masing-masing sebesar 38,57% dan 18,98%.

Tingginya proporsi pembiayaan modal kerja Bank Syariah di Jawa Timur menunjukkan

bahwa masyarakat telah mulai mempercayai perbankan syariah sebagai mitra bisnis, tidak

hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Hal ini tercermin dari pertumbuhan

pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 37,97% (yoy) dan

46,73% (yoy) jauh di atas pertumbuhan pembiayaan konsumsi yang hanya mencapai 26,7%.

Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.39999 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jawa Timur

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.40404040 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.41 41 41 41 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.42 42 42 42 Pangsa Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan

9%

38% 53%

GIRO DEPOSITO TABUNGAN

(20.00)

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

% y

oy

GIRO DEPOSITO TABUNGAN

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

% y

oy

Modal Kerja Konsumsi Investasi

42%

19%

39%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Page 92: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

68

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Dengan demikian, perbankan syariah juga secara bertahap mendukung pengembangan sektor

produktif di Jawa Timur.

Kinerja penyaluran pembiayaan yang baik tersebut didukung dengan kualitas

pembiayaan yang terjaga, tercermin dari rasio Non Performing Financing (NPF) sebesar 1,97%.

Walaupun secara nominal dan rasio meningkat dibandingkan periode sebelumnya yaitu dari Rp

237,9 milyar menjadi Rp 266,23 milyar, namun jumlah tersebut masih berada dalam kendali

perbankan dan telah dimitigasi serta dikelola penanganannya dengan baik.

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan proporsi penyaluran

pembiayaan dibandingkan dengan dana yang dihimpun secara umum menunjukkan

pertumbuhan yang stabil dan terus meningkat. Pada Triwulan II 2013, FDR Bank Syariah di

Jawa Timur berada di kisaran 97,84%.

3.4.3.4.3.4.3.4. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Indikator kinerja utama BPR di Jawa Timur pada Triwulan II - 2013 menunjukkan

pertumbuhan yang menurun. Secara tahunan, total aset pada periode laporan tumbuh sebesar

22,07% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar

22,78% (yoy). Penghimpunan dana tumbuh sebesar 16,15% (yoy) pada periode laporan, lebih

rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 19,03%. Demikian pula

penyaluran kredit BPR yang tumbuh sebesar 20,18% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan

dengan Triwulan IV 2012 yang tercatat sebesar 22,10%.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.43434343 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah Jawa Timur

90.00

92.00

94.00

96.00

98.00

100.00

102.00

104.00

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

%

FDR (%) NPF (%)

Page 93: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

69

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Sampai dengan Triwulan II 2013, total dana masyarakat yang disimpan pada BPR di

Jawa Timur mencapai Rp 5,09 triliun. Penghimpunan dana pihak ketiga oleh BPR didominasi

oleh deposito yang mencapai 68,66% terhadap total DPK. Namun, dilihat dari sisi

pertumbuhannya, tabungan mampu tumbuh sebesar 17,97% (yoy) dibandingkan periode

sebelumnya. Sementara deposito tumbuh di level yang sedikit lebih rendah yaitu 15,33% (yoy).

Hal ini menunjukkan bahwa BPR mulai meningkatkan penghimpunan dana murah dari

masyarakat yang berbentuk tabungan. Di sisi lain, stabilnya peningkatan dana masyarakat

dalam bentuk deposito dan tabungan yang disimpan di BPR hingga Triwulan II - 2013,

menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja BPR. Selain itu, adanya

fenomena peningkatan BI Rate dan LPS rate masing-masing 50 bps, turut mendongkrak

peningkatan suku bunga simpanan di BPR yang secara rata-rata berada di atas tingkat suku

bunga deposito bank umum.

Grafik Grafik Grafik Grafik 3.3.3.3.44444444 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% - yoy)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.45454545 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-qtq)

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.4444 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur

II III IV I II

1 Total Asset 7,345,637.90 8,013,778.03 8,327,121.45 8,572,688.72 8,966,979.50

2 Kredit

Per Jenis Pengg5,572,412.65 5,806,554.24 5,936,457.31 6,189,661.28 6,697,200.83

- Modal Kerja 3,631,661.39 3,781,187.73 3,801,754.08 4,105,147.67 4,481,919.86

- Investasi 171,125.72 195,047.51 284,087.75 202,962.20 225,223.48

- Konsumsi 1,769,625.53 1,830,319.00 1,850,615.48 1,881,551.41 1,990,057.50

3 4.14% 4.24% 3.39% 3.84% 3.88%

4 4,385,038.08 4,737,430.48 4,892,008.90 4,984,884.84 5,093,065.67

- Deposito 3,032,046.00 3,271,588.62 3,319,944.46 3,377,434.88 3,497,001.49

- Tabungan 1,352,992.08 1,465,841.86 1,572,064.44 1,607,449.96 1,596,064.18

5 127.08% 122.57% 121.35% 124.17% 131.50%

20132012BPR (Juta

Rupiah)

NPL (%)

Dana (dpk)

LDR (%)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

% y

oy

DEPOSITO TABUNGAN DPK

(2.00)

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

% q

tq

DPK Deposito Tabungan

Page 94: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

70

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Kredit yang disalurkan oleh BPR didominasi oleh kredit modal kerja (mencapai 66,92%

dari total kredit). Dari sisi pertumbuhannya, pada Triwulan II 2013, kredit investasi tumbuh

paling tinggi, yaitu sebesar 30,94% (yoy), sementara itu kredit modal kerja tumbuh 24,72%

dan kredit investasi tumbuh 10,95%. Tingginya pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja

yang disalurkan mengindikasikan bahwa BPR mulai meningkatkan penyaluran kreditnya pada

sektor produktif sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari pertumbuhan DPK selama 3 (tiga) periode

terakhir menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat dari 124,17% pada Triwulan I -

2013 menjadi sebesar 131,50% pada Triwulan II - 2013. Sementara itu, kualitas kredit yang

ditunjukkan dengan rasio Non Performing Loan (NPL) sedikit meningkat dari 3,84% menjadi

3,88%. Hal ini mencerminkan perlunya peningkatan kewaspadaan dan pengawasan BPR

terhadap kredit yang disalurkan melalui penyeleksian profil debitur secara efisien dengan

memperhatikan konsep 5 C (Capital, Collateral, Capacity, Character, dan Condition of

Economy).

66.92%

3.36%

29.71%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

105.00%

110.00%

115.00%

120.00%

125.00%

130.00%

135.00%

II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

%

LDR NPL Skala Kanan

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.47777 Proporsi Kredit BPR Per Jenis Penggunaan Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.48888 Perkembangan LDR & NPL BPR

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.46666 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy)

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

% y

oy

Kredit Modal Kerja Investasi Konsumsi

Page 95: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

71

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

3.5.3.5.3.5.3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYAAAA

Kinerja 6 (enam)2 bank umum yang berkantor pusat di Surabaya pada Triwulan II 2013

menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil dan cenderung meningkat. Tercatat pertumbuhan

total aset Bank Berkantor Pusat di Jawa Timur meningkat 5,15% (qtq) dan 13,11% (yoy)

dibandingkan denagn periode sebelumnya.

Sumber utama pertumbuhan aset bank berkantor pusat di Surabaya adalah

peningkatan dana pihak ketiga yang pada triwulan ini mencapai 6,72% (qtq) dibandingkan

2 ) 6 Bank BerkantorPusat di kota Surabaya : Bank Jatim, Bank Maspion, Bank Antardaerah (Bank Anda),

Bank Anglomas Internasional (Bank Amin), Bank Centratama Nasional Bank (CNB) dan Bank Prima Master.

I II III IV I II

Total Aset (Juta Rupiah) 36.657.865,00 38.361.025,00 42.254.532,00 35.941.107,00 41.263.366,55 43.389.416,06

Pertumbuhan (yoy %) 36,85 29,30 35,28 17,61 12,56 13,11

Pertumbuhan (qtq %) 19,95 4,65 10,15 (14,94) 14,81 5,15

Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 26.344.525,00 26.605.346,00 27.931.448,00 23.996.099,00 25.173.780,01 26.866.224,34

Pertumbuhan (yoy %) 29,74 15,66 16,60 10,30 (4,44) 0,98

Pertumbuhan (qtq) 21,09 0,99 4,98 (14,09) 4,91 6,72

Kredit (Juta Rupiah) 17.436.071,00 18.919.553,00 19.726.756,00 19.805.245,00 20.175.683,58 21.750.303,72

Pertumbuhan (yoy %) 22,19 21,83 18,26 16,79 15,71 14,96

Pertumbuhan (qtq) 2,82 8,51 4,27 0,40 1,87 7,80

LDR (%) 66,18% 71,11% 70,63% 82,54% 80,15% 80,96%

NPL (%) 1,40% 1,89% 2,01% 2,06% 2,03% 2,27%

2012 2013Bank KP di Jatim

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.5555 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya

Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.49999 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.50505050 Perumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

(10,00)

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

% y

oy

Aset Kredit DPK

(20,00)

(15,00)

(10,00)

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

%

Aset Kredit DPK

Page 96: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

72

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

triwulan sebelumnya. Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun dari masyarakat relatif

merata antara giro, deposito dan tabungan dengan proporsi masing-masing sebesar 35,01%,

36,24% dan 28,75% dari total DPK. Pertumbuhan ketiga jenis DPK bank ber Kantor Pusat di

Jawa Timur pada Triwulan II menunjukkan penurunan yang didorong oleh penarikan dana

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tahun ajaran baru dan liburan sekolah.

Penyaluran kredit Bank Umum yang berkantor pusat di Surabaya tumbuh sebesar

14,96% (yoy) dan 7,8% (qtq), meningkat dari sebesar Rp 20,17 triliun pada Triwulan I-2012

menjadi Rp 21,75 triliun pada periode laporan. Berdasarkan jenis kreditnya, kredit konsumsi

masih memiliki porsi terbesar yaitu mencapai 60,84%, disusul kemudian oleh kredit modal

kerja dan Investasi dengan proporsi masing-masing sebesar 33,61% dan 5,56%.

Tren pertumbuhan kredit modal kerja berfluktuasi dan membentuk pola tertentu yaitu

sedikit melambat pada akhir tahun dan meningkat kembali di pertengahan tahun. Sedangkan

kredit konsumsi walaupun secara komposisi mendominasi, namun tren pertumbuhannya terus

menurun dibandingkan periode sebelumnya. Dengan demikian diharapkan perpaduan dua

kondisi tersebut akan tetap meningkatkan penyaluran kredit produktif kepada masyarakat.

Kinerja penyaluran kredit Bank Umum Berkantor Pusat di Surabaya pada Triwulan I -

2013 didukung oleh terjaganya kualitas kredit yang ditunjukkan oleh rasio NPL yang cukup

rendah dan stabil, yaitu di kisaran 2,27%.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.51515151 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.52525252 Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

35%

36%

29%

Giro Deposito Tabungan

(45,00)

(40,00)

(35,00)

(30,00)

(25,00)

(20,00)

(15,00)

(10,00)

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013

% q

tq

Giro Deposito Tabungan

Page 97: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

73

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, Bank Umum Berkantor

Pusat di Jawa Timur menunjukkan perkembangan kinerja positif yang terlihat dari terjaganya

Loan to Deposit Ratio (LDR) di kisaran 80,96% pada periode laporan. Peningkatan LDR

dibandingkan dengan periode sebelumnya (Triwulan I 2013) yang tercatat sebesar 80,15%

tersebut mencerminkan peningkatan fungsi intermediasi perbankan yang baik. Risiko kredit

yang tercermin dari besar rasio Non Performance Loan (NPL) bank ber kantor pusat di Jawa

Timur tetap stabil dan terjaga di kisaran 2,27%. Namun demikian, tren pertumbuhan NPL yang

menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu perlu mendapat perhatian agar tetap terus

terjaga.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.53 53 53 53 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.54545454 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.55 55 55 55 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya

(30,00)

(25,00)

(20,00)

(15,00)

(10,00)

(5,00)

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

% q

tq

Modal Kerja Investasi Konsumsi

34%

5%

61%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

2,50%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

LDR NPL ( rhs)

Page 98: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

74

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran merupakan salah satu komponen terintegrasi dengan fungsi

Bank Indonesia lainnya yaitu moneter dan perbankan. Kebijakan dan pelaksanaan Sistem

Pembayaran mempunyai keterkaitan dengan efektivitas pengendalian moneter dan

pengawasan perbankan.

Sampai dengan pertengahan tahun 2013, kegiatan Sistem Pembayaran di Jawa

Timur baik tunai maupun non tunai berjalan dengan sangat baik, disertai komitmen Bank

Indonesia dalam menjamin kelancaran sistem pembayaran dan pemenuhan kebutuhan

uang masyarakat, baik dalam jumlah maupun pecahan yang cukup.

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan kinerja

Sistem Pembayaran di Jawa Timur. Indikator tersebut antara lain peningkatan jumlah

transaksi keuangan tunai yang terdiri atas aliran uang masuk dari perbankan ke Bank

Indonesia (inflow) dan aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (outflow),

transaksi keuangan non tunai (BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem

Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), serta jumlah temuan uang palsu di Wilayah

Jawa Timur.

3.6.1 Transaksi Keuangan Tunai

Transaksi pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa kegiatan,

antara lain: jumlah aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (outflow), jumlah

aliran uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow), serta kegiatan pemusnahan

Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB).

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)

Pada Triwulan II 2013, jumlah aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia di

wilayah Jawa Timur yang meliputi KPwBI Wilayah IV (Surabaya), Malang, Kediri, dan

Jember secara kumulatif menunjukkan posisi net outflow. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa jumlah aliran uang yang keluar dari Bank Indonesia kepada perbankan (outflow)

lebih besar dibandingkan dengan jumlah aliran uang dari perbankan yang masuk ke Bank

Indonesia (intflow).

Page 99: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

75

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Tercatat net outflow Jawa Timur pada periode laporan adalah sebesar Rp.411,54

miliar. Kondisi tersebut berbeda apabila dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu Triwulan I

2013 yang mencatat net intflow sebesar Rp.7,83 triliun. Net outflow yang terjadi disebabkan

oleh peningkatan outflow yang cukup tinggi hingga mencapai 44,27% (qtq), yaitu dari

sebesar Rp 8,15 triliun pada Triwulan I 2013 menjadi Rp.11,76 triliun pada Triwulan II 2013.

Di lain pihak, penurunan inflow sebesar -29% (qtq) dari Rp.7,83 triliun pada Triwulan I 2013

menjadi Rp.11,35 triliun pada Triwulan II 2013 turut mendorong terjadinya net outflow.

Peningkatan jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia kepada perbankan

(outflow) pada periode laporan merupakan dampak dari tingginya penggunaan uang kartal

di masyarakat. Momen tahun ajaran baru dan liburan sekolah menyebabkan transaksi

ekonomi masyarakat yang menggunakan uang kartal meningkat pada pertengahan tahun

2013 sehingga mendorong terjadinya net outflow.

Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow –Outflow)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

dalam miliar rupiah

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

OUTFLOW 3.350,88 6.080,74 6.803,54 6.192,91 4.728,70 7.026,66

INFLOW 6.422,70 5.078,72 8.120,04 4.776,87 7.502,76 4.975,73

NET FLOW 3.071,82 (1.002,03) 1.316,50 (1.416,04) 2.774,06 (2.050,92)

OUTFLOW 1.546,42 3.027,60 3.585,98 2.561,01 1.657,39 2.183,55

INFLOW 1.851,00 1.113,18 2.309,86 1.269,90 2.194,90 1.656,83

NET FLOW 304,59 (1.914,42) (1.276,12) (1.291,11) 537,51 (526,72)

OUTFLOW 875,65 1.359,03 1.996,30 1.417,27 826,44 1.105,54

INFLOW 3.105,34 2.181,97 2.823,32 2.792,64 4.205,10 3.069,28

NET FLOW 2.229,69 822,93 827,02 1.375,38 3.378,66 1.963,74

OUTFLOW 845,27 1.518,28 1.915,09 1.359,02 943,13 1.450,60

INFLOW 1.249,74 1.331,97 1.654,95 1.154,19 2.088,87 1.652,96

NET FLOW 404,48 (186,30) (260,14) (204,83) 1.145,75 202,35

OUTFLOW 6.618,21 11.985,65 14.300,91 11.530,20 8.155,66 11.766,34

INFLOW 12.628,79 9.705,83 14.908,16 9.993,60 15.991,64 11.354,80

NET FLOW 6.010,57 (2.279,82) 607,25 (1.536,60) 7.835,97 (411,54)

Keterangan :

Net Flow (+) : Net Inflow

Net Flow (-) : Net outflow

JEMBER

JAWA TIMUR

2012

SURABAYA

KEDIRI

MALANG

Wilayah Keterangan2013

Page 100: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

76

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

b. Uang Kartal Tidak Layak Edar

Salah satu upaya yang dilakukan Bank Indonesia dalam memelihara kualitas uang

kartal yang diedarkan kepada masyarakat (Clean Money Policy) adalah pelaksanaan

kegiatan pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau Pemberian Tanda Tidak

Berharga (PTTB) secara rutin.

Selama Triwulan II 2013, jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan adalah

sebesar Rp.252,78 milyar. Jumlah tersebut mengalami penurunan signifikan hingga

mencapai -105,25% (qtq) atau -81,95% (yoy) apabila dibandingkan dengan jumlah pada

periode sebelumnya. Penurunan jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan pada

periode laporan merupakan dampak dari tingginya tingkat peredaran uang pada periode

laporan sehubunan dengan tingginya konsumsi masyarakat pada pertengahan tahun.

Gambar 3.58 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB)

Gambar 3.56 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow –Outflow)

Dalam Juta Rupiah

0,00

2.000.000,00

4.000.000,00

6.000.000,00

8.000.000,00

10.000.000,00

12.000.000,00

14.000.000,00

16.000.000,00

18.000.000,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Juta

Ru

pia

h

OUTFLOW INFLOW

(4.000.000,00)

(2.000.000,00)

-

2.000.000,00

4.000.000,00

6.000.000,00

8.000.000,00

10.000.000,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Juta

Ru

pia

h

NETFLOW

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

0,00

500.000,00

1.000.000,00

1.500.000,00

2.000.000,00

2.500.000,00

3.000.000,00

3.500.000,00

4.000.000,00

4.500.000,00

5.000.000,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Juta

Ru

pia

h

PTTB Rasio PTTB thdp Inflow (%) rhs

Gambar 3.57

Perkembangan Net Flow JawaTimur

Page 101: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

77

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Tren penurunan jumlah uang kartal tidak layak edar terkait dengan upaya Bank

Indonesia yang terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya

perlakuan yang tepat terhadap uang kartal, antara lain melalui brosur, pamflet, serta

edukasi perbankan. Dengan demikian diharapkan usia edar uang kartal dapat lebih

panjang sehingga mengurangi besarnya volume PTTB yang pada akhirnya mengurangi

biaya percetakan uang baru.

3.6.2 Transaksi Keuangan Non Tunai

Transaksi sistem pembayaran non tunai dalam kajian ini mencakup kegiatan

transaksi non tunai masyarakat melalui perbankan dengan menggunakan sistem BI-Real

Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

Secara umum perkembangan keduanya jenis sistem pembayaran tersebut di Jawa

Timurterus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dengan dominasi terbesar

transaksi RTGS.

a. Transaksi BI-RTGS ( Real Time Gross Settlement)

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dikembangkan

sebagai upaya mitigasi risiko dalam sistem pembayaran antar bank bernilai besar (high-

value payment system).

Gambar 3.59

PerkembanganTransaksi Non Tunai Di JawaTimur

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Kliring (Rp triliun) RTGS (Rp triliun)

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Share Kliring Share RTGS

Page 102: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

78

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Transaksi keuangan dengan menggunakan sistem RTGS di Jawa Timur pada

Triwulan II - 2013 masih terus menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode

sebelumnya. Tercatat volume transaksi RTGS (outgoing) dari 30 kota di Jawa Timur pada

periode laporan adalah sebanyak 170 ribu transaksi dengan nominal mencapai Rp.220,1

triliun. Nominal tersebut meningkat 19,54% (qtq) dibandingkan periode sebelumnya

mengkonfirmasi terjadinya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dari 6,62% pada triwulan

I-2013 menjadi 6,97% pada triwulan II-2013. Sementara apabila ditinjau dari volume

transaksi, meningkat cukup tinggi mencapai 39,93% (qtq).

Searah dengan perkembangan perekonomian di beberapa kota di Jawa Timur,

besar transaksi RTGS di tingkat kota/kabupaten masih menunjukkan terpusatnya kegiatan

perekonomian pada wilayah–wilayah tertentu. Berdasarkan asal kotanya, pada transaksi

outgoing dan incoming RTGS masih didominasi oleh kota/kabupaten dengan karakteristik

perekonomian yang cukup menonjol, dimana Kota Surabaya sebagai Ibu Kota provinsi

Jawa Timur masih mendominasi besarnya transaksi.

Gambar 3.60

Perkembangan Transaksi RTGS di Jawa Timur

Gambar 3.61 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Outgoing RTGS

Terbesar Tw II -2013

Gambar 3.62 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Incoming

RTGS Terbesar Tw II -2013

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

1

10

100

1.000

10.000

100.000

1.000.000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2012 2013

Volume Nominal (Rp Triliun) rhs

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

SURABAYA MALANG KEDIRI GRESIK BATU SIDOARJO

Nilai (Miliar Rp)

Volume

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

SURABAYA MALANG KEDIRI GRESIK BATU SIDOARJO

Nilai (Miliar Rp)

Volume

Page 103: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

79

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Tercatat transaksi RTGS pada Triwulan II - 2013 dari kota Surabaya ke kota

lainnya (outgoing) mencapai Rp.133,47 triliun dengan volume sebanyak 55.541

transaksi. Sementara itu transaksi RTGS yang masuk ke rekening perbankan di

Surabaya (incoming) tercatat sebanyak 111.204 transaksi dengan nilai mencapai

Rp.141,79 triliun. Kota lain di Jawa Timur yang memiliki transaksi RTGS cukup tinggi,

baik outgoing maupun incoming pada periode ini adalah Malang, Kediri, Gresik, Batu dan

Sidoarjo.

b. Transaksi Kliring

Dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran, khususnya melalui

transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), kegiatan kliring di Jawa Timur

diikuti oleh 460 kantor/bank umum peserta kliring baik langsung maupun tidak langsung

yang tersebar di 38 kabupaten/kota. Penyelenggaraan kegiatan kliring dilaksanakan di 4

(empat) Kantor Perwakilan Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur yaitu Surabaya,

Malang, Kediri dan Jember.

Secara nominal, transaksi perputaran kliring di Jawa Timur yang berlangsung

pada Triwulan II 2013 menunjukkan tren meningkat. Tercatat sebanyak 1,38 juta warkat

keuangan (cek, bilyet giro, nota kredit dan nota debet perbankan) ditransaksikan melalui

kliring dengan nominal mencapai Rp 49,46 triliun. Jumlah nominal tersebut meningkat

5,08% (qtq) atau 6,78% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya. Selain mencerminkan

tingginya aktifitas ekonomi dengan menggunakan sistem pembayaran non tunai, hal

tersebut juga mengindikasikan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menggunakan

alat pembayaran non tunai.

Tabel 3.7

Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw II - 2013

Jumlah

Kota Kantor

Peserta Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal

(satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (%) (%)

Surabaya 260 1.137.804 41.504.123 54.196 1.979.385 16.977 636.403 810 30.438 4 5

Malang 65 113.330 4.219.367 5.405 201.147 2.051 63.483 98 3.026 5 5

Kediri 78 81.015 2.170.585 3.824 100.674 1.437 40.724 68 1.951 5 8

Jember 56 52.645 1.566.846 2.524 75.046 1.023 34.101 49 1.620 6 7

Jatim 459 1.384.794 49.460.921 65.948 2.603.206 21.488 774.711 1.025 37.035 1,55 1,42

Perputaran Kliring ( D ) Rata-2 Perputaran Jumlah Penolakan Cek Rata-2 Penolakan Cek Persentase Rata-2 Penolakan

Kliring Sehari Dan Giro Kosong Dan BG Kosong Sehari Cek Dan BG Kosong Sehari

Page 104: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

80

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Sementara itu, secara nominal jumlah tolakan kliring juga menunjukkan

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari sebesar Rp.717,45 miliar pada

Triwulan I 2013 menjadi sebesar Rp.774,71 miliar pada Triwulan II 2013. Jumlah tersebut

meningkat 7,98% (qtq) atau 21,33% (yoy). Demikian pula dengan jumlah tolakan warkat

keuangan atau warkat kliring yang meningkat dari sebanyak 20.538 lembar pada

Triwulan I 2013 menjadi sebesar 21.488 lembar pada periode laporan.

Mencermati tingginya peningkatan jumlah nominal dan lembar cek/bilyet giro

kosong, penting bagi pelaku dunia usaha untuk mewaspadai munculnya peluang

kejahatan white colar crime khususnya bagi pihak-pihak yang sengaja menyalahgunakan

penggunaan cek/bilyet giro.

5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR

Gambar 3.63

Perkembangan Transaksi Kliring di JawaTimur

Gambar 3.64

Tolakan Transaksi Kliring di JawaTimur

1,20

1,25

1,30

1,35

1,40

1,45

41,00

42,00

43,00

44,00

45,00

46,00

47,00

48,00

49,00

50,00

Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw

IV

Tw

I

Tw II

2012 2013

Nominal (Rp triliun) Warkat (juta lembar)

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II2012 2013

Tolakan Kliring (Rp juta) Tolakan Kliring (Warkat-lembar)-Skala Kanan

Gambar 3.65

Statistik Uang Palsu yang Ditemukan

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2011 2012 2013

Surabaya Malang Kediri Jember Jatim (rhs)

0,00

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

700,00

800,00

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

350,00

400,00

450,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

2011 2012 2013

Surabaya Malang Kediri Jember Jatim (rhs)

Page 105: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

81

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Pada Triwulan II-2013, penemuan uang palsu di Jawa Timur baik melalui perbankan

maupun berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan peningkatan dibandingkan periode

sebelumnya. Tercatat penemuan uang palsu pada periode laporan sebanyak 8.067 lembar

dalam berbagai pecahan. Dilihat dari jumlah lembar uang palsu yang ditemukan, pada periode

ini terjadi peningkatan sebesar 7,92% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebanyak 7.475 lembar.

Sebagaimana periode sebelumnya, sebagian besar uang palsu yang beredar di Jawa Timur

pada Triwulan laporan didominasi oleh nominal Rp100.000,- dengan proporsi mencapai 74%

(berdasarkan lembar) dan 58% (berdasarkan nominal). Surabaya sebagai kota terbesar dan

pintu gerbang perdagangan dengan Indonesia Timur, hingga saat ini masih menjadi kota

dengan penemuan uang palsu tertinggi di wilayah Jawa Timur, baik lembar maupun nominal.

Melanjutkan program tahun-tahun sebelumnya, Bank Indonesia berupaya melakukan

sosialisasi ciri-ciri keaslian uang dan security features guna menekan potensi penyebaran uang

palsu. Meskipun jumlah uang palsu di wilayah Jawa Timur masih tinggi, namun dengan upaya

sosialisasi hingga ke pelosok dan bekerjasama dengan Badan Koordinasi Pemberantasan Uang

Palsu (Botasupal) Jawa Timur diharapkan terus menekan penyebaran uang palsu di masa

mendatang.

Gambar 3.67 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

(nilai)

Gambar 3.66 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

(lembar)

74%

26%

0%

0%

0% 0%

100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000

58%

40%

1%1%

0% 0%

100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000

Page 106: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

82

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

Boks 1. Boks 1. Boks 1. Boks 1. Short Short Short Short Term ResponseTerm ResponseTerm ResponseTerm Response Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Loan to ValueLoan to ValueLoan to ValueLoan to Value di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur

Bank Indonesia melalui SE No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 mengatur batas

maksimum rasio LTV (Loan to Value) maksimal 70% atau uang muka minimal 30% untuk

kredit kepemilikan rumah dengan tipe bangunan diatas 70 m2. Hal ini merupakan upaya untuk

memperkuat ketahanan sektor keuangan, terutama properti residensial dari risiko peningkatan

harga aset properti yang tidak mencerminkan harga sebenarnya (bubble). Aturan LTV berlaku

untuk rumah tipe besar (>70 m2) karena tipe ini mengalami pertumbuhan KPR paling tinggi.

Konsumen rumah tipe ini juga merupakan golongan menengah ke atas sehingga tidak

berdampak langsung pada masyarakat ekonomi bawah.

Surabaya merupakan lima besar kota dengan peningkatan harga properti residensial

tertinggi (setelah Manado, Medan dan Makassar) pada tw.II-2013. Grafik 1 menunjukkan

pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) di Surabaya yang meningkat setiap

tahun. Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo,

memprediksi harga rumah pada triwulan III-2013 meningkat mencapai sebesar 29,8% (yoy).

Aturan LTV yang efektif berlaku pada Juni 2012 direspon oleh konsumen pada triwulan

ketiga 2012. Harga rumah tipe menengah dan besar pasca kebijakan LTV (2012-tw.III) di

Surabaya justru naik masing-masing sebesar 10,6% dan 9,7% (yoy) dengan pertumbuhan

kenaikan sebesar 34,74% dan 9,05% (yoy). Sedangkan secara q to q, harga rumah tipe

menengah naik sebesar 5,06% dan tipe besar turun sebesar 2,82% dengan pertumbuhan

kenaikan sebesar 57,63% pada rumah tipe menengah serta penurunan sebesar 21,68% pada

rumah tipe besar. Sementara itu, harga rumah tipe kecil menurun dengan pertumbuhan

penurunan harga sebesar 11,32% (yoy) dan 91,06% (qtq). Kebijakan LTV hanya direspon

dalam jangka sangat pendek oleh pelaku pasar. Pada 2012-IV hingga 2013-I, harga kembali

terkoreksi naik baik untuk rumah tipe kecil, menengah dan besar.

Terjadinya kenaikan harga properti yang persisten meskipun sudah dikenakan aturan

LTV disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : 1) keterbatasan supply dibanding dengan

demand rumah. Pada tw.II-2013 dari ± 92 responden SHPR, sebagian besar berada di siklus

bisnis maturity (41,8%) dan decline (34,5%). 2) faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga

rumah adalah kenaikan harga bahan baku bangunan (semen, batu bata, dsb.) serta kenaikan

harga tanah. Harga tanah di Surabaya berkisar antara Rp250.000-Rp2.000.000/m2 atau

menyumbang ± 28% dari harga jual rumah. Hasil Survey Harga Properti Residensial pada 2013-

Page 107: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

BAB III – PERKEMBANGAN PERB

tw.II menyatakan bahwa

bahan bangunan (91,4%),

biaya perizinan yang maha

faktor ketiga penyebab tin

Masyarakat beranggapan

sehingga sebagian masya

properti. Hal ini turut me

dibutuhkan untuk dihuni p

GGGGrafikrafikrafikrafik 1111 Perk

Tingginya perminta

tunai, sehingga dibiayai m

rumah tipe kecil, menenga

19% melalui pembayaran

dinikmati oleh masyarakat

Jatim sebagian besar (41,8

35,71% berasal dari KPR t

karena itu, shock dalam se

pada kinerja KPR yang disa

Sebelum adanya k

dengan fluktuasi yang ting

LTV, pada Juli 2012 KPA t

dan stabil kembali pada

dikhususkan untuk memba

KPR tipe tersebut di Ja

0.05.0

10.015.020.025.030.035.040.045.0

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2009

Total IHPR

MENENGAH

Total Pertumbuhan

%

BANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Region

a kenaikan harga properti residensial disebab

), kenaikan harga BBM (68,6%), dan kenaikan

hal (48,6%) dan penambahan fasilitas umum p

tingginya harga properti residensial adalah eks

n bahwa harga properti akan selalu naik d

yarakat yang memiliki kelebihan dana berin

mendorong permintaan properti lebih besar

pada segmen tertentu.

rkembangan Indeks Harga Properti Residensial Surab

taan rumah belum diimbangi dengan kemamp

melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sebe

ah, dan besar dibiayai melalui KPR, 28% melal

n cash keras. Kredit properti yang disalurkan

t kelas menengah atas. Outstanding kredit prop

,87%) berasal dari KPR tipe menengah (21 s.d

tipe besar (>70 m2), sementara KPA hanya be

sektor properti, khususnya landed house akan

salurkan oleh bank-bank.

kebijakan LTV Juni 2012, pertumbuhan kredit

inggi pada KPA tipe s.d 21 m2. Namun setelah

tipe menengah meningkat tajam dan KPR tip

a periode selanjutnya. Di sisi lain, penerapan

batasi KPR tipe >70 m2

dinilai cukup efektif me

Jawa Timur dalam jangka sangat pendek

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010 2011 2012

KECIL

BESAR

an IHPR

83

onal ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

abkan karena kenaikan

an upah pekerja (57%),

perumahan (21,4%). 3)

kspektasi di masyarakat.

dalam jangka panjang

rinvestasi dalam wujud

r daripada jumlah yang

abaya (yoy)

puan membayar secara

besar 52% kepemilikan

lalui cash bertahap, serta

an bank sebagian besar

roperti pada Juni 2013 di

.d 70 m2) dan sebanyak

berkontribusi kecil. Oleh

an berdampak langsung

dit properti cukup stabil

lah penerapan kebijakan

ipe kecil menurun tajam

an kebijakan LTV yang

enurunkan outstanding

(Grafik 3). Sebelum

150.0

170.0

190.0

210.0

230.0

250.0

270.0

290.0

Tw I Tw II Tw III*

2013Indeks

Page 108: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

84

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan II – 2013

diberlakukannya kebijakan LTV, pertumbuhan KPR tipe ini cukup tinggi dan mencapai

puncaknya pada bulan Mei 2012 yang meningkat sebesar 23,28%. Hal ini merupakan dampak

dari announcement effect pemberlakuan maksimum LTV yang direspon oleh masyarakat. Pada

saat kebijakan LTV diumumkan dan akan efektif per Juni 2012, masyarakat mengantisipasi

dengan cepat-cepat melakukan realisasi KPR pada periode sebelum penerapan aturan LTV yang

baru. Pertumbuhan tersebut terus menurun, namun pada Maret hingga Juni 2013 terdapat

indikasi penyaluran KPR tipe ini mulai meningkat kembali.

Grafik 2 Pertumbuhan Kredit Properti di Jatim (mtm) Grafik 3 Pertumbuhan KPR Tipe >70m2

di Jatim (mtm)

Pola peningkatan KPR tipe besar pun terjadi di beberapa wilayah lain di Indonesia. Oleh

karena itu, Bank Indonesia kembali melakukan pengaturan kebijakan LTV yang kedua. Bank

Indonesia akan mengatur pemilikan rumah melalui penurunan batas maksimal rasio LTV Kredit

Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) serta Kredit Pemilikan Ruko/Rukan

yang efektif dilaksanakan per September 2013.

Tabel 1Tabel 1Tabel 1Tabel 1 Batas Minimal Uang Muka KPR,KPA,KP Ruko & Rukan Per September 2013

TipeTipeTipeTipe Rumah keRumah keRumah keRumah ke----1111 Rumah keRumah keRumah keRumah ke----2222 Rumah keRumah keRumah keRumah ke---- ≥3333

>70 m2 30% 40% 50%

70 m2 30% 40% 50%

22-70 m2 20% 30% 40%

≤21 m2 - 30% 40%

Ruko/Rukan - - 40%

Kebijakan tersebut diperkirakan mampu mengendalikan KPR dengan adanya momentum

pengetatan kebijakan moneter seperti peningkatan BI Rate dan Deposit Facility Rate masing-

masing sebesar 50 bps menjadi 6,50% dan 4,75%. Diharapkan kebijakan tersebut berdampak

pada efektifitas kinerja KPR dalam menyeleksi KPR tipe menengah dan besar dari para

spekulan.

-1

-0.5

0

0.5

1

20

11

.2

20

11

.4

20

11

.6

20

11

.8

20

11

.1

20

11

.12

20

12

.2

20

12

.4

20

12

.6

20

12

.8

20

12

.1

20

12

.12

20

13

.2

20

13

.4

20

13

.6

KPR Tipe s.d 21 KPR Tipe 22 s.d. 70

KPR Tipe >70 KPA Tipe s.d 21

KPA Tipe 22 s.d. 70 KPA Tipe > 70

-10.00%

-5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

20

11

.2

20

11

.4

20

11

.6

20

11

.8

20

11

.1

20

11

.12

20

12

.2

20

12

.4

20

12

.6

20

12

.8

20

12

.1

20

12

.12

20

13

.2

20

13

.4

20

13

.6

Page 109: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Bab 4

PERKEMBANGAN

KEUANGAN DAERAH

Page 110: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

85

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

4444 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHPERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHPERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHPERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

4.1. UMUM 4.1. UMUM 4.1. UMUM 4.1. UMUM

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan suatu gambaran atau

tolok ukur pentingnya keberhasilan suatu pemerintahan daerah dalam meningkatkan potensi

perekonomian daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah akan berdampak positif terhadap

peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya penerimaan pajak daerah.

APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh

DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah (UU No.17 tahun 2003). APBD memiliki fungsi

otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi. Fungsi otorisasi

mengandung arti bahwa Perda tentang APBD menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan

dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan berarti bahwa APBD menjadi

pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

Sedangkan fungsi pengawasan terlihat dari digunakannya APBD sebagai standar dalam

penilaian penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Kebijakan desentralisasi fiskal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Daerah

bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya keuangan

daerah dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Oleh

sebab itu, proses pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaannya mengacu

kepada prinsip transparansi dan akuntabilitas.

4444.2 Anggaran.2 Anggaran.2 Anggaran.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa TimurPendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa TimurPendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa TimurPendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur

0.00

2,000,000.00

4,000,000.00

6,000,000.00

8,000,000.00

10,000,000.00

12,000,000.00

14,000,000.00

16,000,000.00

18,000,000.00

2010 2011 2012 2013

Pendapatan BelanjaJuta Rupiah

Grafik 4.1

Perkembangan APBD Provinsi Jawa Timur

Page 111: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

86

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke

waktu. Total anggaran pendapatan daerah tahun 2013 adalah sebesar Rp 15,29 triliun,

meningkat 1,27% dari total anggaran pendapatan daerah setelah perubahan tahun 2012 yang

dianggarkan sebesar Rp 15,09 triliun. Jumlah anggaran belanja daerah juga meningkat sebesar

1,3%, dari Rp 16,01 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp 16,21 triliun pada tahun 2013.

4.2.1 4.2.1 4.2.1 4.2.1 Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran Pendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan DaerahPendapatan Daerah

Anggaran Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun anggaran

2013 mencapai Rp 15,29 triliun atau meningkat 1,27% dibandingkan anggaran tahun 2012.

Peningkatan tertinggi adalah pada Dana Alokasi Khusus dengan prosentase sebesar 62,24%

dan Retribusi Daerah dengan prosentase sebesar 13,89%. Sementara itu, anggaran

pendapatan hibah dianggarkan lebih kecil dengan prosentase penurunan sebesar -58,18%

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sebagaimana pola-pola anggaran di daerah, struktur pendapatan daerah di Jawa Timur

didominasi oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari penerimaan pajak daerah

seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Air Bawah

Tanah, Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta penerimaaan asli

Tabel 4.1

Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah)

APBD APBD Perubahan

Th. 2012 Tahun 2013 %

(Juta Rp) (Juta Rp)

PENDAPATAN DAERAH 15.094.258 15.286.013 1,27

PENDAPATAN ASLI DAERAH 9.385.804 9.523.901 1,47

PAJAK DAERAH 7.733.400 7.863.719 1,69

RETRIBUSI DAERAH 110.985 126.405 13,89

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG

DIPISAHKAN352.884 328.891 -6,80

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 1.188.535 1.204.884 1,38

DANA PERIMBANGAN 2.832.022 2.895.842 2,25

DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKAN PAJAK 1.287.674 1.177.549 -8,55

DANA ALOKASI UMUM 1.491.561 1.632.648 9,46

DANA ALOKASI KHUSUS 52.788 85.644 62,24

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 2.876.431 2.866.268 -0,35

PENDAPATAN HIBAH 25.380 10.615 -58,18

DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS 2.851.051 2.855.652 0,16

Uraian

Page 112: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

87

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

daerah lainnya yang sah. Proporsi PAD yang dianggarkan pada tahun 2013 adalah sebesar

62,3% dari total pendapatan. Sementara itu, Dana Perimbangan dan Pendapatan Lain yang

Sah memperoleh proporsi anggaran yang hampir sama, yaitu masing-masing sebesar 18,94%

dan 18,75% dari total pendapatan.

Pada bagian Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah masih menjadi sumber pendapatan

terbesar dengan prosentase sebesar 83% dari total PAD yang direncanakan diperoleh pada

tahun 2013. Proporsi tersebut lebih besar apabila dibandingkan dengan proporsi tahun

sebelumnya (2012) yang tercatat sebesar 82%. Proporsi terbesar selanjutnya adalah Lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang Sah (13%), Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

(3%), dan Retribusi Daerah (1%).

4.2.24.2.24.2.24.2.2 Realisasi Pendapatan DaerahRealisasi Pendapatan DaerahRealisasi Pendapatan DaerahRealisasi Pendapatan Daerah

Tabel 4.2

Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah)

Grafik 4.2

Proporsi Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Timur

APBD APBD

Th. 2012 Tahun 2013

(Juta Rp) Juta Rp % (Juta Rp) Juta Rp %

PENDAPATAN DAERAH 15.094.258 7.489.459 49,62 15.286.013 4.828.021 31,58

PENDAPATAN ASLI DAERAH 9.385.804 4.639.555 49,43 9.523.901 3.116.246 32,72

PAJAK DAERAH 7.733.400 3.589.606 46,42 7.863.719 2.345.035 29,82

RETRIBUSI DAERAH 110.985 51.979 46,83 126.405 28.903 22,87

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN

DAERAH YANG DIPISAHKAN352.884 343.393 97,31 328.891 315.713 95,99

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI

DAERAH YANG SAH1.188.535 654.576 55,07 1.204.884 426.594 35,41

DANA PERIMBANGAN 2.832.022 1.466.101 51,77 2.895.842 1.012.775 34,97

DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI

HASIL BUKAN PAJAK1.287.674 580.187 45,06 1.177.549 604.613 51,35

DANA ALOKASI UMUM 1.491.561 870.077 58,33 1.632.648 408.162 25,00

DANA ALOKASI KHUSUS 52.788 15.836 30,00 85.644 0 0,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SAH2.876.431 1.383.803 48,11 2.866.268 698.999 24,39

PENDAPATAN HIBAH 25.380 15.847 62,44 10.615 9.229 86,94

DANA PENYESUAIAN DAN

OTONOMI KHUSUS2.851.051 1.367.956 47,98 2.855.652 689.770 24,15

Realisasi (Juta Rp)

Tw II 2013Tw II-2012

Realisasi

Uraian

Page 113: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

88

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Realisasi total Pendapatan Daerah sampai dengan Triwulan II 2013 mencapai Rp 4,83

triliun, atau baru mencapai 31,58% dari total anggaran sebesar Rp 15,29 triliun. Realisasi

tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun

sebelumnya (Triwulan II 2012) yang mencapai 49,62%. Penurunan prosentase realisasi

anggaran juga terjadi pada ke-tiga sub anggaran pendapatan daerah, yaitu Pendapatan Asli

Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Realisasi PAD

pada periode laporan adalah sebesar Rp 3,12 triliun, atau 32,72% dari anggaran, lebih kecil

dibandingkan realisasi triwulan II 2012 yang tercatat sebesar 49,43%.

Namun demikian, beberapa pos seperti Pendapatan Hibah dan Dana Bagi Hasil Pajak /

Bukan Pajak mencatat peningkatan prosentase realisasi dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya. Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak telah terealisasi sebesar Rp

604,61 triliun atau 51,35% dari yang telah dianggarkan, lebih besar dibandingkan realisasi

triwulan II 2012 yang tercatat sebesar 45,06%. Demikian pula dengan pendapatan hibah yang

pada periode laporan telah terealisasi sebesar Rp 9,22 milliar atau 85,94%, lebih besar

dibandingkan realisasi triwulan II 2012 yang tercatat sebesar 62,44%.

Pada Pos Pendapatan Asli Daerah (PAD), realisasi anggaran terbesar adalah pada Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan (95,99%). Realisasi terbesar selanjutnya adalah

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (35,41%) dan Pajak Daerah (32,72%).

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

9,000,000

PAJAK DAERAH RETRIBUSI DAERAH HASIL

PENGELOLAAN

KEKAYAAN DAERAH

YANG DIPISAHKAN

LAIN-LAIN

PENDAPATAN ASLI

DAERAH YANG SAH

PAD

Realisasi PAD Tw II 2013

32,72%

22,87%95,99%

35,41%

Grafik 4.3

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah)

Page 114: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

89

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

4.4.4.4.2.2.2.2.3. 3. 3. 3. Anggaran Belanja DaerahAnggaran Belanja DaerahAnggaran Belanja DaerahAnggaran Belanja Daerah

Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013

direncanakan sebesar Rp 16,21 triliun atau meningkat 1,30% dibandingkan anggaran belanja

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 16,01 triliun. Berdasarkan kelompoknya, Belanja

Langsung mencatat peningkatan tertinggi yaitu 1,81%, sementara Belanja Tidak Langsung

meningkat sebesar 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Belanja Bantuan Sosial dicadangkan

cukup tinggi yaitu sebesar Rp 77,19 miliar, meningkat 64,6% dibandingkan tahun 2012. Hal

tersebut terkait dengan perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap dampak kenaikan

BBM, TDL dan UMK Provinsi Tahun 2013 terhadap kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.

Berdasarkan sub kelompoknya, proporsi Anggaran Belanja Tidak Langsung Provinsi

Jawa Timur masih didominasi oleh belanja hibah dengan prosentase sebesar 49% dari total

anggaran Belanja Tidak Langsung. Prosentase terbesar selanjutnya adalah Belanja Bagi Hasil

kepada Kabupaten / Kota dan Belanja Pegawai dengan prosentase masing-masing sebesar 24%

dan 17%. Belanja Pegawai yang diperuntukkan untuk pembayaran gaji pegawai mencatat

peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 15% dari total Belanja Tidak

Langsung Provinsi.

APBD APBD Perubahan

Th. 2012 Tahun 2013 %

(Juta Rp) (Juta Rp)

BELANJA DAERAH 16.007.746 16.215.603 1,30

BELANJA TIDAK LANGSUNG 10.088.960 10.189.908 1,00

BELANJA PEGAWAI 1.557.539 1.725.859 10,81

BELANJA HIBAH 4.092.243 4.988.320 21,90

BELANJA BAGI HASIL KEPADA PROVINSI/KABUPATEN/

KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA2.810.071 2.427.977 -13,60

BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PROVINSI/

KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA1.516.532 903.036 -40,45

BELANJA LANGSUNG 5.918.785 6.025.695 1,81

BELANJA PEGAWAI 1.010.964 1.086.920 7,51

BELANJA BARANG DAN JASA 3.767.461 3.947.256 4,77

BELANJA MODAL 1.140.361 991.518 -13,05

Uraian

Tabel 4.3

Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah)

Page 115: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

90

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

Pada kelompok anggaran Belanja Langsung, anggaran Belanja Barang dan Jasa masih

mendominasi dengan prosentase sebesar 66%, disusul kemudian dengan Belanja Pegawai dan

Belanja Modal dengan prosentase masing-masing sebesar 18% dan 16%. Peningkatan

prosentase belanja barang dan jasa dari sebesar 64% pada tahun 2012 menjadi sebesar 66%

pada tahun 2013 terkait dengan peningkatan kebutuhan operasional Pemerintah Provinsi Jawa

Timur. Demikian pula dengan peningkatan proporsi belanja pegawai dari sebesar 17% pada

tahun 2012 menjadi 18% pada tahun 2013 yang mengindikasikan peningkatan kebutuhan

tenaga kerja langsung untuk mendukung kegiatan operasional. Sementara itu, alokasi Belanja

Modal yang mencerminkan kegiatan investasi menunjukkan penurunan proporsi dari sebesar

19% pada tahun 2012, menjadi sebesar 16% pada tahun 2013.

4.2.3. 4.2.3. 4.2.3. 4.2.3. Realisasi Belanja DaerahRealisasi Belanja DaerahRealisasi Belanja DaerahRealisasi Belanja Daerah

Sampai dengan Triwulan II 2013, realisasi belanja daerah Provinsi Jawa Timur adalah

senilai Rp 4,37 triliun, atau baru mencapai 26,95% dari anggaran yang direncanakan. Realisasi

tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi anggaran belanja pada periode yang

Grafik 4.4

Proporsi Anggaran Belanja Tidak Langsung Provinsi Jawa Timur

Grafik 4.5

Proporsi Anggaran Belanja Langsung Provinsi Jawa Timur

Page 116: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

91

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

sama tahun sebelumnya (Triwulan II 2012) yang mencatat realisasi sebesar 41,86%. Apabila

ditinjau berdasarkan sub kelompoknya, realisasi tertinggi adalah Belanja Tidak Langsung yaitu

mencapai 29,43% dari yang dianggarkan. Sementara itu, Belanja Langsung terealisasi lebih

rendah yaitu sebesar 22,74% dari yang telah dianggarkan.

Realisasi belanja tertinggi adalah Belanja Tidak Terduga yaitu sebesar 54,73%, disusul

kemudian dengan Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten / Kota dan Belanja Bunga dengan

prosentase realisasi masing-masing sebesar 48,11% dan 39,12%. Belanja Pegawai baik di Pos

Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung masih menunjukkan prosentase realisasi di

kisaran 25% hingga pertengahan tahun 2013.

Tabel 4.4

Realisasi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah)

Grafik 4.7

Realisasi Anggaran Belanja Langsung

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

4,500,000

BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG

DAN JASA

BELANJA MODAL

APBD

Realisasi Tw II 2013

Juta

25,76%

23,24%

17,46%

Grafik 4.6

Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

BELANJA PEGAWAI BELANJA HIBAH BELANJA BAGI HASIL

KEPADA

PROVINSI/KABUPATEN/

KOTA DAN

PEMERINTAHAN DESA

BELANJA BANTUAN

KEUANGAN KEPADA

PROVINSI/

KABUPATEN/KOTA DAN

PEMERINTAHAN DESA

Belanja Tidak Langsung

Realisasi Tw II 2013

48,11%

33,95% 25,44% 20,82%

APBD APBD

Th. 2012 Tahun 2013

(Juta Rp) Juta Rp % (Juta Rp) Juta Rp %

BELANJA DAERAH 16.007.746 6.701.623 41,86 16.215.603 4.369.295 26,95

BELANJA TIDAK LANGSUNG 10.088.960 4.767.420 47,25 10.189.908 2.998.811 29,43

BELANJA PEGAWAI 1.557.539 734.444 47,15 1.725.859 439.053 25,44

BELANJA HIBAH 4.092.243 1.838.820 44,93 4.988.320 1.038.536 20,82

BELANJA BAGI HASIL KEPADA

PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA DAN

PEMERINTAHAN DESA

2.810.071 1.221.342 43,46 2.427.977 1.168.100 48,11

BELANJA BANTUAN KEUANGAN

KEPADA PROVINSI/

KABUPATEN/KOTA DAN

PEMERINTAHAN DESA

1.516.532 907.796 59,86 903.036 306.597 33,95

BELANJA LANGSUNG 5.918.785 1.934.203 32,68 6.025.695 1.370.484 22,74

BELANJA PEGAWAI 1.010.964 416.649 41,21 1.086.920 279.948 25,76

BELANJA BARANG DAN JASA 3.767.461 1.199.321 31,83 3.947.256 917.371 23,24

BELANJA MODAL 1.140.361 318.233 27,91 991.518 173.163 17,46

Realisasi (Juta Rp)

Tw II 2013Tw II-2012

Realisasi

Uraian

Page 117: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Bab Bab Bab Bab 5555

KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKATMASYARAKATMASYARAKATMASYARAKAT

Page 118: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

92

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5555 KESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5555.1. UMUM .1. UMUM .1. UMUM .1. UMUM

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dari 6,62% pada triwulan I-2013

menjadi 6,97% pada triwulan II-2013, mendorong peningkatan kesejahteraan

masyarakat sebagaimana tercermin kenaikan angka nilai tukar petani (NTP) dari 101,51

menjadi 102,95 dan nilai tukar nelayan (NTN) dari 156,15 menjadi 158,07. Disisi lain,

akselerasi pertumbuhan ekonomi yang terus terjaga, mampu menurunkan angka

kemiskinan di Jawa Timur dari 13,08% (September'12) menjadi 12,55% (Maret'13).

Peningkatan pertumbuhan ini, juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja di

Jawa Timur dari 19,08 juta orang (Agustus'12) menjadi 19,29 juta orang (Februari'13).

Peningkatan penyerapan tenaga kerja tersebut diperkirakan terus berlanjut pada triwulan

ini, terlihat dari meningkatnya angka indeks penyerapan tenaga kerja dari hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia dari -6,95% (triwulan I-

2013) menjadi -4,81% (triwulan II-2013).

Peningkatan penyerapan tenaga kerja diperkirakan akan terus berlanjut hingga

triwulan III-2013 ditunjukan dengan kenaikan angka indeks dari pelaku usaha yang

mencapai angka positif 1,95. Sikap optimis tersebut diyakini untuk memenuhi tingginya

permintaan menjelang akhir tahun terkait keperluan natal dan tahun baru, meskipun

dibayangi potensi penurunan daya beli terutama dampak kenaikan bahan bakar minyak

(BBM).

5.25.25.25.2. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN

5555.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur

Situasi ketenagakerjaan di Jawa Timur menunjukkan adanya perbaikan. Jumlah

angkatan kerja di Jawa Timur per Februari 2013 sebanyak 20,1 juta orang, meningkat

dibandingkan data ketenagakerjaan di bulan Agustus 2012 (19,9 juta orang).

Peningkatan ini menyebabkan menurunnya rasio penduduk yang menganggur terhadap

jumlah angkatan kerja yang biasa disebut dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

Pada periode laporan tercatat TPT mengalami penurunan dari 4,12% menjadi sebesar

4,00%.

Page 119: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

93

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Sementara itu, perbaikan perekonomian Jawa Timur yang sedang berlangsung

juga diyakini menjadi faktor pendorong terjadinya peningkatan penyerapan tenaga kerja.

Tercatat terjadi peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, dari 19,08 juta menjadi

19,29 juta jiwa.

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555.1.1.1.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 – 2013)

Sumber : BPS Jatim, (diolah)

GrafikGrafikGrafikGrafik 5555.1 .1 .1 .1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral

Secara sektoral struktur penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur pada triwulan

laporan tidak banyak mengalami perubahan yang berarti. Distribusi penyerapan tenaga

kerja terbesar masih didominasi oleh tiga sektor unggulan di Jawa Timur, yaitu sektor

pertanian dengan proporsi sebesar 38,81%, diikuti oleh sektor perdagangan sebesar

21,08% dan sektor industri yang menyerap 15,00% dari total tenaga kerja di Jawa

Timur. Dibandingkan posisi Agustus 2012, peningkatan jumlah tenaga kerja didorong

oleh kenaikan jumlah tenaga kerja pada sektor industri, sektor perdagangan dan sektor

Jasa. Kenaikan jumlah tenaga kerja pada sektor-sektor ini seiring dengan membaiknya

kinerja yang sedang berlangsung pada sektor-sektor tersebut. Sebaliknya penurunan

tenaga kerja terbesar terjadi pada sektor pertanian yang diperkirakan beralih ke sektor

lainnya seperti industri, perdagangan dan jasa. Penurunan tenaga kerja di sektor ini,

2013

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

Total

Angkatan Kerja 20.117.245 20.178.590 20.316.773 20.338.568 20.623.490 19.527.051 20.251.672 19.761.885 19.831.685 19.901.558 20.095.752

Bekerja 18.861.360 18.882.277 19.123.221 19.305.056 19.611.540 19.698.108 19.406.025 18.940.340 19.012.225 19.081.995 19.291.374

Menganggur 1.255.885 1.296.313 1.193.552 1.033.512 1.011.950 828.943 845.647 821.546 819.460 819.563 804.378

TPAK (%) 69,69% 69,32% 69,36% 69,25% 69,77% 69,08% 71,39% 69,49% 69,55% 69,62% 70,12%

TPT (%) 6,24% 6,42% 5,87% 5,08% 4,91% 4,25% 4,18% 4,16% 4,14% 4,12% 4,00%

2011 20122010

Kegiatan

20092008

18.200

18.400

18.600

18.800

19.000

19.200

19.400

19.600

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jasa Kemasyarakatan Industri Perdagangan Pertanian TOTAL

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 120: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

94

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

diyakini dampak dari menurunnya lahan pertanian akibat konversi lahan untuk

pemukiman dan industri.

GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.2 .2 .2 .2 GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.3.3.3.3

Penyerapan Tenaga Kerja Komposisi Tenaga Kerja Formal

Grafik Grafik Grafik Grafik 5555.4 .4 .4 .4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal

Berdasarkan komposisinya, karakteristik penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur

masih didominasi oleh tenaga kerja di sektor informal, dengan komposisi terbesar pada

kelompok berusaha dibantu buruh dan posisi berikutnya diduduki oleh kelompok

pekerja tak dibayar. Tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor informal

mendapatkan perhatian tersendiri bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan kualias

kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur.

Berbagai program yang telah diluncurkan pemerintah daerah guna mendorong

kapasitas masyarakat dalam meningkatkan taraf dan kualitas hidupnya, diantaranya

program Jalin Kesra (Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Masyarakat), Jamkesda untuk

meningkatkan kualitas kesehatan, BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk

5,29 5,12 5,02 5,19 5,50 5,44 5,70 6,11 6,15 6,45 6,62

13,58 13,76 14,10 14,12 14,11 13,26 12,84 12,84 12,86 12,63 12,67

-12%

-8%

-4%

0%

4%

8%

12%

16%

-

5

10

15

20

25

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Informal Formal G Formal G Informal

Sumber : BPS Jatim (diolah)

0,48 0,58 0,49 0,55 0,51 0,56 0,60 0,62 0,65 0,65 0,70

4,80 4,54 4,53 4,64 4,99 4,88 5,10 5,49 5,50 5,81 5,92

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

-

1

2

3

4

5

6

7

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Buruh/Karyawan Berusaha d ibantu buruh tetap g berusaha dibantu buruh tetap g buruh/karyawan

Sumber : BPS Jatim (diolah)

3,33 3,45 3,40 3,42 3,29 3,02 2,89 2,89 2,67 2,76 2,83

4,26 4,25 4,34 4,46 4,36 4,10 3,85 3,85 3,99 3,61 3,82

1,48 1,50 1,57 1,51 1,46 1,47 1,43 1,43 1,41 1,39 1,17

0,86 1,00 0,94 1,04 1,01 0,91 1,05 1,05 1,13 1,19 1,21

3,65 3,56 3,85 3,69 3,99 3,77 3,62 3,62 3,67 3,69 3,64

-

2

4

6

8

10

12

14

16

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pekerja Tak Dibayar Pekerja Bebas Non Pertanian Pekerja Bebas di Pertanian

Berusaha dibantu buruh tdk tetap Berusaha sendiri

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 121: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

95

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

meningkatkan kualitas pendidikan, Bantuan Dana Hibah sebagai modal utama koperasi

wanita di pedesaan, pondok pesantren, masyarakat kawasan sekitar hutan, serta

pemberian bantuan lainnya yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan

masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah juga berupaya melaksanakan program

percepatan dan perluasan perlindungan sosial serta program pembangunan

infrastruktur (pembangungan irigasi, jalan, pemukiman dan pengadaan air bersih) yang

diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat membantu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, perkembangan tenaga kerja di sektor formal mengalami

peningkatan, yang didominiasi oleh tenaga buruh/karyawan yang mencapai 89,43%

dari total tenaga kerja yang bekerja di sektor formal, sedangkan selebihnya merupakan

tenaga kerja yang masuk dalam kategori berusaha dibantu buruh tetap (wirausaha).

5555.2..2..2..2.2222. . . . Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)1111

Selaras dengan indikator ketenagakerjaan dari BPS Provinsi Jawa Timur, indikator

ketenagakerjaan hasil Survei Kegiatan Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia

di wilayah kerja Jawa Timur, juga mulai menunjukkan peningkatan tercermin dari

kenaikan nilai Saldo Bersih Terimbang (SBT)2 dari sebesar -6,95% pada triwulan I-2013

menjadi -4,81% (SBT) pada triwulan II-2013.

Secara spesifik dari 9 (sembilan) sektor ekonomi, sektor yang mengalami

peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja adalah sektor pertambangan, sektor

industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel & restoran (PHR) dan

sektor pengangkutan & komunikasi. Sementara sektor yang mengalami penurunan

penyerapan tenaga kerja adalah sektor pertanian, sektor listrik, gas dan air, sektor

keuangan, persewaan & jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

Sementara itu respon terhadap kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan harga bahan

bakar minyak (BBM) diperkirakan akan meningkatkan biaya operasional perusahaan yang

berimplikasi terjadinya kenaikan harga produk akhir, sehingga akan menurunkan daya

beli masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi pengusaha untuk melakukan strategi

penurunan beban usaha diantaranya melalui pengurangan tenaga kerja.

1 SKDU (Survei Kegiatan Dunia Usaha) adalah survei yang dilakukan Bank Indonesia secara triwulan yang

bertujuan untuk mendapatkan informasi dini mengenai indikasi perkembangan kegiatan ekonomi (sisi

penawaran) di sektor riil pada triwulan berjalan maupun perkiraan triwulan yang akan datang. 2 Diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor/subsektor yang bersangkutan dengan bobot sektor/subsektor

yang bersangkutan sebagai penimbangnya.

Page 122: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

96

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Namun demikian, ekspektasi dari pelaku usaha terhadap kinerja perekonomian

Jawa Timur pada triwulan yang akan datang diperkirakan masih optimis, tercermin dari

prediksi kenaikan tenaga kerja yang cukup signifikan dari -4,81 (triwulan II-2013)

menjadi 1,95 pada triwulan III-2013 guna memenuhi tingginya permintaan menjelang

akhir tahun untuk keperluan natal dan tahun baru. Hampir seluruh sektor optimis terjadi

peningkatan penyerapan tenaga kerja, kecuali sektor pertambangan, sektor konstruksi

dan sektor jasa-jasa, yang ketiganya belum menjadi sektor andalan di Jawa Timur.

Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....2222 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Jawa Timur

Grafik Grafik Grafik Grafik 5555....5555 Grafik Grafik Grafik Grafik 5555....6666 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral

5555....3333. . . . KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAANKESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAANKESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAANKESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN

Tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan di Jawa Timur pada triwulan II-2013

relatif membaik dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini tercermin dari peningkatan

pada Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada periode laporan.

Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw III*Tw III*Tw III*Tw III*

REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI

PERTANIAN 2.89 -0.79 -0.82 -0.94 1.54 -0.62 -0.39 -0.15 0.68 -0.48 0.47

PERTAMBANGAN 0.00 0.04 -0.94 0.04 0.03 -0.21 -0.21 0.37 0.35 0.52 0.36

INDUSTRI PENGOLAHAN -3.18 -0.46 -1.66 0.28 -3.28 3.44 -1.69 -4.33 -8.16 -4.68 -1.04

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0.07 0.61 -0.08 -0.05 -0.77 -0.82 -0.03 -0.02 0.01 -0.39 -0.23

BANGUNAN 1.64 1.32 -0.37 0.35 0.26 0.49 0.00 0.24 0.00 0.59 0.30

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN -0.58 1.65 0.63 -1.38 3.23 3.67 7.30 0.84 -1.86 0.44 1.42

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -0.60 -0.54 0.19 0.33 -1.52 0.46 -1.93 -0.64 -0.92 -0.27 0.46

KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 2.13 1.72 1.67 1.36 0.32 0.71 -0.21 0.34 -0.20 -0.53 0.68

JASA - JASA 0.79 0.90 0.84 0.00 -0.42 0.42 -1.82 1.36 3.13 0.00 -0.45

TOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTOR 3.163.163.163.16 4.444.444.444.44 -0.54-0.54-0.54-0.54 -0.02-0.02-0.02-0.02 -0.61-0.61-0.61-0.61 7.547.547.547.54 2.702.702.702.70 -1.99-1.99-1.99-1.99 -6.95-6.95-6.95-6.95 -4.81-4.81-4.81-4.81 1.951.951.951.95

SEKTORSEKTORSEKTORSEKTOR201320122011

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011 2012 2013

PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN

PHR PERTAMBANGAN

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN

JASA - JASA

%, SBT

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II II*

2009 2010 2011 2012 2013

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

%, SBT

Page 123: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

97

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

5555....3333.1. Kesejahteraan Petani.1. Kesejahteraan Petani.1. Kesejahteraan Petani.1. Kesejahteraan Petani

Pada triwulan II-2013, indikator kesejahteraan petani di Jawa Timur yang

tercermin dari indikator Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan peningkatan. Tercatat NTP

provinsi Jawa Timur pada periode laporan sebesar 102,95 (indeks >100 cukup baik)

meningkat dibandingkan triwulan I 2013 sebesar 101,51. Namun, NTP Jawa Timur pada

periode ini masih berada di bawah level nasional yang tercatat mencapai angka 105,28.

Peningkatan NTP Jawa Timur didorong oleh pertumbuhan indeks harga yang

diterima petani (lt) lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga yang dibayarkan oleh

petani (lb). Pada triwulan laporan indeks harga yang diterima petani sebesar 156,84

sedangkan indeks harga yang dibayar petani sebesar 152,34. Jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya pada periode yang sama, perkembangan NTP Jawa Timur (yoy)

mengalami kenaikan 1,37 persen.

Kondisi ini terjadi karena di triwulan II 2013, sektor pertanian memasuki masa

puncak musim panen padi yang biasanya terjadi pada triwulan I-2013. Selain itu,

meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang bulan Ramadhan mengakibatkan harga

pangan cenderung naik, turut berpengaruh pada peningkatan indeks harga yang

diterima oleh petani.

Disisi lain, akibat anomali musim yang terus berlanjut produksi beberapa tanaman

lainnya (bawang merah, cabe, kedelai serta tembakau) mempengaruhi pendapatan

petani karena kualitas hasil panen yang menurun. Untuk mengurangi risiko yang lebih

besar lagi, petani melakukan penanaman bertahap dan mengalihkannya ke tanaman

padi.

GrGrGrGrafikafikafikafik 5555....7777 GrGrGrGrafikafikafikafik 5555....8888

NTP Nasional & Jawa Timur NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim)

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 2013

NTP Nasional NTP Jawa Timur g It Nasional g It Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

90

92

94

96

98

100

102

104

106

108

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 2013

NTP Nasional NTP Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 124: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

98

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

GrGrGrGrafik 5afik 5afik 5afik 5....9999 GrGrGrGrafik 5.10afik 5.10afik 5.10afik 5.10

It serta Pertumbuhan Nasional & Jatim Ib dan Pertumbuhan Nasional & Jatim

5555....3333.2. .2. .2. .2. Kesejahteraan NelayanKesejahteraan NelayanKesejahteraan NelayanKesejahteraan Nelayan

Sebagaimana yang ditunjukkan oleh indikator kesejahteraan petani (NTP), kondisi

kesejahteraan nelayan yang tercermin pada Nilai Tukar Nelayan (NTN) Provinsi Jawa

Timur pada triwulan II-2013 juga mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Tercatat Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada triwulan I-2013 sebesar 156,15

meningkat menjadi 158,07 pada triwulan II-2013. Berbeda dengan Nilai Tukar Petani

(NTP), karakteristik Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur memiliki nilai lebih baik

dibandingkan nasional atau cenderung berada di atas level nasional, dengan kisaran nilai

berada di atas level 150. Masih rendahnya biaya produksi dan barang konsumsi

dibandingkan dengan hasil tangkapan menjadi faktor peningkatan Nilai Tukar Nelayan

(NTN) Jawa Timur.

Perhitungan NTN di Jawa Timur dilakukan pada 6 kabupaten/kota yang

merupakan penghasil komoditas perikanan laut, yaitu Trenggalek, Banyuwangi,

Situbondo, Tuban, Lamongan dan Pamekasan. NTN tertinggi terjadi di Trenggalek

sedangkan terendah di Pamekasan. Sementara itu, berdasarkan komposisinya

peningkatan indeks harga yang diterima nelayan pada periode ini disebabkan oleh

kenaikan harga ikan selar, ikan tongkol dan ikan teri. Sedangkan kenaikan indeks harga

yang dibayar oleh nelayan dipicu oleh kenaikan indeks harga konsumsi rumah tangga

yaitu beras, cabe merah dan cabe rawit. Sedangkan indeks harga biaya produksi dan

penambahan barang modal yaitu biaya buruh dan biaya sewa.

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 2013

lt Nasional lt Jatim g lt Nasional g lt Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2009 2010 2011 2012 2013

Ib Nasional Ib Jatim g Ib Nasional g Ib Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Page 125: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYA

GrGrGrGrafikafikafikafik 5.15.15.15.1

NTN Nasional & Jaw

5.4. PROFIL KEMISK5.4. PROFIL KEMISK5.4. PROFIL KEMISK5.4. PROFIL KEMISK

Angka kemiskinan

terakhir. Berdasarkan hasil

Timur yang berada di baw

sebesar 0,53%, yaitu dar

sebesar 4.771.260 jiwa (g

memberantas kemiskinan m

3 Penduduk miskin adalah penGaris Kemiskinan.

10

15

20

25

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II

2009 2010 201

NTN Nasional

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Kajian Ekonomi Reg

ARAKAT

.1.1.1.11111 GrGrGrGrafikafikafikafik 5555

awa Timur NTN serta Pertumbuha

SKINAN JAWA TIMURSKINAN JAWA TIMURSKINAN JAWA TIMURSKINAN JAWA TIMUR

n di Jawa Timur terus menurun secara gradu

sil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), ju

awah garis kemiskinan (penduduk miskin)3 pa

ari 13,08% pada September 2012 menjadi 1

(grafik 5.13). Tingginya upaya pemerintah d

menjadi faktor pendorong penurunan kemiskin

Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.13333

Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur (%

Sumber : BPS Jatim (diolah)

enduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per ka

0

5

10

15

20

25

19.9521.09

19.9818.51

16.6815.26

13.8513.0812.55

%

III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

NTN Jawa Timur

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I

2009 2010

Nasional Jatim

Sumber : BPS Jatim (diolah)

99

gional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

5.15.15.15.12222

han (Nasional & Jatim)

dual sejak tujuh tahun

jumlah penduduk Jawa

ada Maret 2013 turun

12,55% atau menjadi

dan masyarakat dalam

kinan di Jawa Timur.

(%)

kapita per bulan di bawah

.55

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

I II III IV I II III IV I II

2011 2012 2013

g NTN Nasional g NTN Jatim

Page 126: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

100

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Penurunan persentase penduduk miskin pada Maret 2013 sebagian besar disumbang

oleh penurunan penduduk miskin di pedesaan, yaitu sebesar 0,73%, sementara penurunan

persentase penduduk miskin di kota hanya sebesar 0,33%. Penurunan angka kemiskinan

tersebut, tidak terlepas dari komitmen dan konsistensi melaksanakan berbagai program

pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, terutama

yang dilakukan di desa-desa. Konsistensi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam pengentasan

kemiskinan tersebut dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014, dengan memposisikan Program

Penanggulangan Kemiskinan sebagai salah satu Program Prioritas di Jawa Timur.

Tabel 5.Tabel 5.Tabel 5.Tabel 5.3333 Garis Kemiskinan, Jumlah & Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah

Program-program Penanggulangan dan pengentasan kemiskinan di Jawa Timur

dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan peran masyarakat serta fungsi

lembaga-lembaga desa, untuk mendorong kesadaran kaum miskin dalam memperbaiki

nasibnya. Program-program mengentas kemiskinan melalui dua cara, yaitu (i) mengurangi

MakananBukan

MakananTotal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perkotaan

Maret 2008 131,487 51,921 183,408 2,438.76 13.15

Maret 2009 145,676 56,948 202,624 2,148.51 12.17 -0.98

Maret 2010 152,965 60,418 213,383 1,873.55 10.58 10.58

Maret 2011 169,242 65,303 234,546 1,768.23 9.87 -0.71

Sept 2011 174,210 68,193 242,403 1,734.31 9.66 -0.21

Maret 2012 175,806 69,499 245,305 1,630.63 9.06 -0.81

Sept 2012 182,073 71,874 253,947 1,605.96 8.90 -0.16

Maret 2013 187,350 77,853 265,209 1,550.46 8.57 -0.33

Pedesaan

Maret 2008 118,971 36,461 155,432 4,581.19 23.64

Maret 2009 131,522 43,106 174,628 3,874.07 21.00 -2.64

Maret 2010 139,806 46,073 185,879 3,655.76 19.74 19.74

Maret 2011 155,457 50,818 206,275 3,587.98 18.19 -1.55

Sept 2011 161,141 53,025 214,166 3,493.00 17.66 -0.53

Maret 2012 167,352 54,864 222,216 3,440.34 17.35 -0.84

Sept 2012 176,674 57,882 234,556 3,354.58 16.88 -0.47

Maret 2013 189,172 61,358 250,530 3,220.80 16.15 -0.73

Kota + Desa

Maret 2008 125,091 44,020 169,112 7,019.95 18.51 -1.47

Maret 2009 138,440 49,874 188,317 6,022.59 16.68 -1.83

Maret 2010 146,240 53,087 199,327 5,529.30 15.26 -1.42

Maret 2011 162,017 57,711 219,727 5,365.21 14.23 -1.03

Sept 2011 167,360 60,243 227,603 5,227.31 13.85 -0.38

Maret 2012 171,375 61,827 233,202 5,070.98 13.40 -0.83

Sept 2012 179,244 64,540 243,783 4,960.54 13.08 -0.32

Maret 2013 188,306 69,205 257,510 4,771.26 12.55 -0.53

Sumber : BPS Jatim

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)

Daerah/ tahun

Jumlah

Penduduk Miskin

(Ribu)

Persentase

Penduduk Miskin

Perubahan

Persentase

Penduduk Miskin

(%)

Page 127: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

101

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

beban biaya bagi Rumah Tangga Sangat Miskin, seperti misalnya : biaya pendidikan, biaya

kesehatan, infrastruktur seperti air bersih, jalan desa dan sebagainya, (ii) meningkatkan

pendapatan Rumah Tangga Miskin dan Hampir Miskin dengan jalan antara lain pelatihan

ekonomi produktif, usaha ekonomi, stimulan modal kerja/ usaha, pasar desa, dan kegiatan

pemberdayaan ekonomi lokal serta peningkatan produksi melalui teknologi tepat guna.

Salah satu contoh program yang dilaksanakan adalah Program Pemberdayaan Potensi

Desa/Kelurahan (P3D/K) yang telah dialokasikan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat

(Bapemas) Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2011 dan sekarang ini telah memasuki tahap

penguatan. Program tersebut memperkuat perekonomian masyarakat desa melalui

pengembangan potensi ekonomi unggulan Desa/Kelurahan.

Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.14444 Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.15555

Komoditas Penyumbang Komoditas Penyumbang

Garis Kemiskinan Makanan (%) Garis Kemiskinan Non Makanan (%)

Sumber : BPS Jatim Sumber : BPS Jatim

Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk

memenuhi kebutuhan pangan sebesar 2.100 kkal/kapita/hari dan kebutuhan non-pangan

esensial seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi dan lainnya. Garis

kemiskinan pada Maret 2013 meningkat sebesar 5,63 persen atau Rp.13.727,- perkapita

perbulan, yaitu dari Rp.243.783,- perkapita perbulan pada September 2012 menjadi

Rp.257.510,- perkapita perbulan pada Maret 2013. Peranan komoditi makanan terhadap garis

kemiskinan jauh lebih besar dibanding peranan komoditi bukan makanan (perumahan,

sandang, pendidikan dan kesehatan), yaitu sebesar 73,13 persen. Beras merupakan komoditas

yang berkontribusi paling besar terhadap garis kemiskinan makanan (37,48% di perkotaan dan

40,76% di pedesaan). Sementara itu, dari sisi non makanan, komoditas perumahan

merupakan penyumbang garis kemiskinan terbesar, seperti yang ditunjukkan pada grafik 5.14

37.48

11.43

5.52 5.02 4.64

40.76

10.28

5.32 4.54 3.97

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

Beras Rokok Kretek

Filter

Gula pasir Tempe Tahu

Perkotaan Pedesaan

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Perumahan Listrik Pendidikan Bensin Kayu Bakar

24.02

12.72 11.88 11.15

6.64

27.21

10.448.00

10.509.05

Perkotaan Pedesaan

Page 128: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

102

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

dan 5.15. Peningkatan garis kemiskinan merupakan konsekuensi atas tingginya inflasi dan

harga barang, terutama pada kedua komoditas tersebut.

Inflasi yang tinggi akan diikuti dengan peningkatan harga barang dan jasa. Pengeluaran

rumah tangga terhadap komoditas tertentu akan terpengaruh sebagai dampak dari

peningkatan harga. Grafik 5.16 menunjukkan perkembangan pertumbuhan konsumsi

makanan dan non makanan rumah tangga serta rata-rata inflasi makanan dan non makanan

di Jawa Timur. Pada triwulan II-2013, inflasi dari komoditas makanan secara rata-rata bulanan

mengalami penurunan dibanding rata-rata bulanan pada triwulan sebelumnya, karena adanya

musim panen di beberapa wilayah di Jawa Timur, kelancaran impor hortikultura dan kebijakan

pemerintah daerah untuk melakukan operasi pasar terhadap beberapa komoditas makanan

pokok.

Penurunan harga komoditas terutama di kelompok bahan makanan, direspon

masyarakat dengan meningkatkan konsumsi terhadap komoditas tersebut yang tumbuh

sebesar 0,95% (sumber BPS Jatim). Sementara itu, rata-rata inflasi non makanan mengalami

penurunan 10,38% dari 34,76% pada Triwulan I 2013 menjadi 24,38% pada Triwulan II

2013. Hal ini direspon dengan peningkatan pertumbuhan konsumsi non makanan sebesar

3,47%.

Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.16666 Pertumbuhan Pengeluaran Rumah Tangga dan Pertumbuhan Inflasi di Jawa Timur (%)

Sumber: BPS Jatim

Inflasi yang meningkat akan diikuti oleh peningkatan batas kemiskinan sehingga jumlah

penduduk miskin akan bertambah jika tidak diikuti dengan peningkatan daya beli dan

pendapatan, terutama masyarakat kelompok berpenghasilan bawah. Pada triwulan II inflasi

komoditas non makanan sub sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami

-0.1

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Rata-rata Inflasi Makanan Rata-rata Inflasi Non Makanan

g Konsumsi Makanan g Konsumsi Non Makanan

Page 129: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

103

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

peningkatan yang cukup signifikan seiring dengan adanya kebijakan kenaikan harga BBM oleh

pemerintah. Diperkirakan terjadi peningkatan Garis Kemiskinan (GK) sebesar 0,77%, dari

Rp257.510 pada bulan Maret 2013 menjadi Rp259.502 pada Juni 2013. Di sisi lain, kebijakan

pemerintah melalui pemberian BLSM (Bantuan Langsung Sementara untuk Masyarakat) akan

menurunkan GK menjadi Rp222.002. Penjelasan lebih lanjut tentang dampak kenaikan harga

BBM dan pemberian BLSM terhadap kemiskinan di Jawa Timur akan diulas tersendiri dalam box

2 (dua).

Kemiskinan tidak hanya mencakup persentase penduduk miskin, tetapi juga

menyangkut seberapa besar jarak dan keragaman pengeluaran penduduk miskin terhadap

garis kemiskinan. Indikator tersebut dapat dihat dari (P1) dan (P2). Indeks Kedalaman

Kemiskinan/Poverty Gap Index (P1), merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran

masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks,

semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan

Kemiskinan/Poverty Severity Index (P2), merupakan ukuran tingkat ketimpangan pengeluaran

diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks maka semakin tinggi ketimpangan

pengeluaran diantara penduduk miskin.

Dari data kemiskinan rilis Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim)

digambarkan bahwa indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami penurunan 0,09 poin atau

sebesar 1,93 pada September 2012 menjadi 1,84 pada Maret 2013. Penurunan nilai P1

tersebut terjadi di pedesaan (0,21 poin), sedangkan di perkotaan terjadi sedikit peningkatan

(0,03 poin). Sementara itu, nilai P2 juga mengalami penurunan 0,01 poin atau menjadi 0,43

pada Maret 2013. Penurunan nilai yaitu P1 memberikan indikasi rata-rata pengeluaran

penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan sebagai akibat dari semakin tingginya

harga-harga komoditas yang harus dipenuhi masyarakat. Disisi lain, penurunan P2

menunjukkan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin juga semakin menyempit.

Dari sisi wilayah, pola kemiskinan di desa menunjukkan semakin banyak penduduk yang

mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin yang

lebih tinggi daripada di kota sebagaimana ditunjukkan pada grafik 5.18.

Page 130: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

104

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.1Grafik 5.17777 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

di Jawa Timur Menurut Daerah

Sumber : BPS Jatim

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

Mar 08 Mar 09 Mar 10 Mar 11 Sept 11 Mar 12 Sept 12 Mar 13

P1 Kota P1 Desa P2 Kota P2 Desa

Page 131: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

105

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM DAN KOMPENSASIDAMPAK KENAIKAN HARGA BBM DAN KOMPENSASIDAMPAK KENAIKAN HARGA BBM DAN KOMPENSASIDAMPAK KENAIKAN HARGA BBM DAN KOMPENSASI BLSM PADA KEMISKINAN DI BLSM PADA KEMISKINAN DI BLSM PADA KEMISKINAN DI BLSM PADA KEMISKINAN DI

JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

Kebijakan pengurangan subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) yang berlaku efektif

pada Juni 2013 memberikan konsekuensi yang cukup signifikan bagi perekonomian

dan kondisi sosial masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya garis

kemiskinan yang disebabkan karena peningkatan inflasi dan harga barang pokok

pembentuk garis kemiskinan sebagai dampak dari peningkatan harga BBM dan

ongkos angkut. Grafik 1 menunjukkan perkembangan inflasi dan kemiskinan di Jawa

Timur. Fluktuasi inflasi setiap periode diikuti oleh peningkatan Garis Kemiskinan

Makanan (GKM) dan Non Makanan (GKNM), sementara itu pertumbuhan penduduk

miskin mengalami penurunan setiap tahunnya.

Grafik 1Grafik 1Grafik 1Grafik 1 Perkembangan Inflasi dan Kemiskinan di Jawa Timur

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan

memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,

kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi

kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. BPS

menentukan Garis Kemiskinan (GK) yang merupakan penjumlahan dari Garis

Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Garis

Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum

makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

0

50000

100000

150000

200000

II-2008 II-2009 II-2010 II-2011 II-2012 I-2013

GKM GKNM

Rata-rata Inflasi Makanan Rata-rata Inflasi Non Makanan

g Penduduk Miskin

Page 132: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYA

kebutuhan dasar makan

ikan, daging, telur dan

lemak, dll). Sementara it

minimum untuk perum

kebutuhan dasar non m

jenis komoditi di pedes

rata-rata pengeluaran pe

Grafik 2 Grafik 2 Grafik 2 Grafik 2 Pergeseran Ga

Keterangan:

: Garis Kemiskina

: Garis Kemiskina

Peningkatan GK

dan solar Rp4.000 me

peningkatan sumbanga

GKNM. Sumbangan infla

0,55%, terutama diseba

dalam kota, serta perum

meningkat tipis, dari Rp

Sementara itu, sumbang

meningkat 0,22%. Penin

ayam, beras dan cabe ra

dari Rp188.306 pada bu

total, peningkatan ha

0.09% 0.58%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

<99.999 100.000149.9

Kajian Ekonomi Reg

ARAKAT

nan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-p

n susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-b

itu, Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM

mahan, sandang, pendidikan dan kesehat

makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi d

esaan. Jadi Penduduk Miskin adalah pend

perkapita perbulan dibawah garis kemiskina

Garis Kemiskinan Pasca Kenaikan Harga BBM da

an pasca peningkatan harga BBM

an pasca pemberian BLSM

pasca kenaikan harga BBM (bensin Rp4.5

enjadi Rp5.500) pada bulan Juni 201

an inflasi pada komoditas non makanan

flasi ke-51 komoditas non makanan tersebu

babkan karena kenaikan sumbangan infla

umahan. GKNM setelah memperhitungkan

Rp69.205 pada Maret 2013 menjadi Rp69.

ngan inflasi ke-52 komoditas makanan yan

ningkatan tersebut terutama disumbang o

rawit. Oleh karena itu, GKM setelah di-inf

bulan Maret 2013 menjadi Rp188.723 pad

harga BBM tidak terlalu mempengaru

8%

4.93%6.95%

17.50%

37.91%

18.15%

00 s/d .999

150.000 s/d 199.999

200.000 s/d 257.510

257.511 s/d 299.999

300.000 s/d 499.999

500.000 s/749.999

Rp257.510

Rp259.502Rp222.002

106

gional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

padian, umbi-umbian,

buahan, minyak dan

M) adalah kebutuhan

atan. Paket komoditi

i di perkotaan dan 47

duduk yang memiliki

nan tersebut.

an Pemberian BLSM

.500 menjadi Rp6.500

013 disebabkan oleh

an yang membentuk

but meningkat sebesar

flasi bensin, angkutan

an peningkatan inflasi

9.586 pada Juni 2013.

ang membentuk GKM

oleh komoditas telur

nflate meningkat tipis

ada Juni 2013. Secara

ruhi pergeseran GK.

%

6.60% 7.38%

s/d 750.000 s/d 999.999

≥1.000.000

Page 133: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

107

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

GK bulan Juni 2013 meningkat dengan deviasi 0,77% dari GK Maret 2013, dari

Rp257.510 menjadi Rp259.502 (seperti yang ditunjukkan pada garis merah di Grafik 2).

Peningkatan GK sebagai dampak dari kenaikan harga BBM tersebut akan

menggeser penduduk yang rawan yang berada di sekitar garis kemiskinan. Dengan

asumsi jumlah penduduk terdistribusi merata pada setiap kelompok pengeluaran,

maka pada bulan Juni terdapat 5-10% penduduk pada kelompok pengeluaran

Rp257.511 s/d Rp299.999 yang bergeser statusnya, semula dikategorikan berada di atas

GK, namun saat ini menjadi berada di bawah GK.

Di sisi lain, pemerintah berupaya untuk meredam dampak kenaikan harga BBM

tersebut melalui pemberian kompensasi berupa Bantuan Langsung Sementara untuk

Masyarakat (BLSM) pada 15.530.897 Rumah Tangga Sasaran (RTS) di seluruh Indonesia.

Di Jawa Timur terdapat 2.857.469 RTS yang diberikan BLSM dengan nilai Rp.857,24

milyar (http://blsm.posindonesia.co.id/lap_prop.php), yang sebagian besar dialokasikan

di wilayah-wilayah tapal kuda, yaitu Jember, Banyuwangi, Probolinggo, Pasuruan,

Bojonegoro dan Malang. BLSM tersebut diberikan sejumlah Rp.150.000/kepala

keluarga per bulan selama tiga tahap pasca kenaikan harga BBM. Kompensasi BLSM

mampu menggeser GK setelah kenaikan BBM (garis merah) ke garis hijau sebesar

14,45%, yaitu dari Rp.259.502 menjadi Rp222.002 (grafik 2). Pada Juni 2013, penduduk

yang miskin yang berada di bawah garis kemiskinan akan turun 20-27%. Hal ini berarti

bahwa sebesar 20-27% penduduk rawan yang berada di kelompok pengeluaran

Rp.200.000-Rp.257.510 akan mengalami pergeseran status dari penduduk miskin

menjadi tidak miskin.

Pemberian kompensasi BLSM tersebut hanya bersifat temporer dalam

mengurangi kemiskinan termasuk di Jawa Timur pasca kenaikan harga BBM. Apabila

program ini tidak berlanjut di tahun 2014, diprediksi angka kemiskinan di Jawa Timur

akan meningkat. Oleh karena itu, BLSM perlu diiringi bantuan lainnya yang lebih

bersifat produktif dalam mendorong sektor-sektor ekonomi. Sehingga, pada saat shock

kebijakan dan dampak inflasi belum teredam, masyarakat masih memiliki daya beli

yang sustainable.

Page 134: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Bab Bab Bab Bab 6666

PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN

HARGAHARGAHARGAHARGA

Page 135: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

108

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.1111 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.2222 Indeks Indeks Indeks Indeks Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi PenghasilanPenghasilanPenghasilanPenghasilan

6666 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

6.16.16.16.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR

Pada triwulan III 2013, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada

rentang pertumbuhan 6,95%–7,15% (yoy). Perekonomian Jawa Timur triwulan ini

diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat

pertumbuhan pada level 6,97% (yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur masih ditopang oleh

tingkat konsumsi masyarakat, sebagaimana tercermin pada hasil survei konsumen.

Pertumbuhan konsumsi periode ini didorong oleh momentum bulan puasa dan Hari Raya

Idul Fitri di bulan Juli – Agustus 2013. Selain itu, tibanya liburan tahun ajaran baru dan

cukup panjangnya cuti bersama selama lebaran turut mendorong konsumsi masyarakat,

khususnya pada sub sektor hotel dan restoran. Komponen terbesar selanjutnya, yaitu

investasi swasta (PMTB) diproyeksikan tumbuh stabil pada level tinggi seiring

meningkatnya optimisme pelaku usaha sebagaimana dikonfirmasi dari hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

(Jawa Timur).

Selanjutnya, dengan membaiknya indikator ekspor luar negeri Jatim pada

Tw II-2013, diharapkan tren ini masih berlanjut seiring meningkatnya permintaan di negara

tujuan baru seperti Asia, Timur Tengah dan Afrika. Selain itu, semakin dikenalnya beragam

produk unggulan Jatim, seperti bahan kimia organik, buah – buahan tropis, furnitur dan

alas kaki, turut mempengaruhi tingkat permintaan dunia internasional, selain permintaan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks

80

90

100

110

120

130

140

150

160

170

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Indeks Penghasilan Saat Ini Indeks Ekspektasi Penghasilan Saat IniIndeks

Page 136: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

109

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

untuk bahan baku industri, seperti bahan kimia cair, timah dan baja juga terus mengalami

peningkatan. Kembali meningkatnya kinerja impor bahan baku pada Tw II-2013 turut

mengkonfirmasi perbaikan kinerja sektor industri pengolahan. Hingga saat ini ketersediaan

bahan baku lokal diyakini masih belum dapat menggantikan kualitas bahan baku impor.

Secara keseluruhan, transaksi perdagangan luar negeri diperkirakan kembali mencatat nilai

net ekspor. Selain itu peningkatan perdagangan antar pulau Jatim untuk memenuhi

permintaan tibanya tahun ajaran baru terutama untuk Indonesia Bagian Timur juga

mendorong peningkatan ekspor Jatim. Selanjutnya, belanja pemerintah diperkirakan juga

mengalami peningkatan, mengikuti pola belanja yang terus meningkat hingga akhir tahun,

di samping faktor pendukung berupa membaiknya awareness pemerintah daerah tingkat

kab/kota terkait realisasi belanja APBD.

Di sisi penawaran, seiring meningkatnya permintaan dari luar pulau dalam

merespon lonjakan permintaan di masa tahun ajaran baru dan lebaran, kinerja sektor PHR

diperkirakan mengalami peningkatan. Meskipun perdagangan luar negeri Jatim mengalami

tekanan cukup dalam akibat pelemahan ekonomi Eropa, namun masih kuatnya

perdagangan dalam negeri Jatim diprediksi masih cukup baik untuk menyokong kinerja

sub sektor perdagangan besar Jatim. Sementara itu, kinerja industri pengolahan

diproyeksikan masih relatif stabil, seiring masih berlanjutnya permintaan dalam dan luar

negeri sebagai respon dari peningkatan impor bahan baku pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, beberapa daerah yang sudah berada dalam musim tanam diperkirakan

optimis mengalami peningkatan produktivitas dengan didukung perbaikan infrastruktur

irigasi yang telah dilakukan Dinas Pertanian se Jawa Timur guna mengejar target produksi

tahun ini. Sektor pendukung yang turut mengalami kenaikan diperkirakan adalah Sektor

Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta

Sektor Jasa-Jasa. Kondisi sektoral pada triwulan II 2013 ini searah dengan hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha KBI Surabaya yang menunjukkan optimisme pelaku usaha yang

dituangkan dalam nilai indeks estimasi realisasi usaha dan penggunaan tenaga kerja

sektoral tiga sektor utama.

Page 137: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

110

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

6666.2 .2 .2 .2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator harga,

maka inflasi kota Jawa Timur pada Tw III-2013 diperkirakan secara tahunan (yoy) berada di

kisaran 8,20% s/d 8,50%.

Tabel 6.1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.3333 Estimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha Tw IIIIII II II II 2012012012013333

Grafik Grafik Grafik Grafik 6.46.46.46.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw IIIIII II II II 2012012012013333

Menurun Meningkat Stabil

Tw II-2013 Tw III-2013 Faktor Risiko

- Musim hujan masih belum selesai sehingga panen tidak optimal

- Adanya gangguan produksi untuk telur dan cabe sehingga harga

meningkat

- Belum adanya penetapan pelaksanaan impor daging sapi untuk

memenuhi kekurangan pasokan lokal

- Produksi cabe sebagian dikirim kepada Provinsi lain

- Tingginya ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga

sebagai dampak kenaikan BBM pada Juni 2013

- Masih berlanjutnya anomali cuaca

- Berlanjutnya dampak kenaikan harga BBM khususnya pada tarif

angkutan dalam dan luar kota

- Masih adanya kenaikan tarif dasar l istrik dan cukai rokok

- Tibanya Hari Raya Idul Fitri yang akan meningkatkan

penggunaan alat transportasi sehingga memicu inflasi sub

kelompok ini

- Masih berlanjutnya penurunan harga emas

- Penurunan ekspektasi masyarakat akan inflasi 6 bulan ke depan

- Penurunan rupiah secara bertahap

- Tingkat deflasi emas yang semakin kecil

- Dimulainya tahun ajaran pendidikan baru

Core Inflation

Tw II-2013

Tw III-2013

Volatile Food

Tw II dan III 2013

Administered

Price

Tw II-2013

Tw III-2013

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II II*

2009 2010 2011 2012 2013

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

%, SBT

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III*

2009 2010 2011 2012 2013

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

Page 138: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

111

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Berdasarkan tabel di atas, tekanan inflasi pada Tw III-2013 dari ketiga kelompok

inflasi mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan Tw II-2013 dengan ulasan

sebagai berikut :

1. Volatile Food

Adanya beberapa gagal panen seperti terjadi pada komoditas tembakau dan bawang

merah serta gagal pembibitan untuk komoditas cabe, menyebabkan tekanan inflasi

untuk kelompok ini masih cukup tinggi. Ditambah lagi dengan masih berlanjutnya

anomali cuaca di Jawa Timur yang akan mempengaruhi hasil panen. Selain itu,

terbatasnya produksi lokal daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga

menjadi potensi peningkatan inflasi.

2. Administered Price

Masih berlanjutnya kebijakan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) serta adanya potensi

kenaikan cukai rokok menjadi pendorong utama meningkatnya inflasi kelompok ini

meskipun pada tingkat yang relatif lebih rendah dibandingkan akhir Tw II-2013

dimana Pemerintah meningkatkan harga BBM.

3. Core Inflation

Dari sisi fundamental, potensi dorongan inflasi inti diperkirakan berasal dari kelompok

non tradeable seiring meningkatnya kebutuhan di bidang pendidikan. Sedangkan dari

sisi kelompok tradeable, tekanan inflasi diperkirakan sedikit meningkat seiring dengan

pelemahan kurs Rupiah terhadap dollar yang mempengaruhi harga emas dunia.

Peningkatan TTL pada Tw III-2013 berpotensi direspon masyarakat dengan

peningkatan tarif sewa rumah serta kenaikan harga barang seiring dengan

peningkatan biaya produksi. Faktor penahan inflasi kelompok ini adalah rendahnya

tekanan dari output gap sebagai dampak telah berlalunya masa Hari Raya Idul Fitri.

Para produsen diproduksi mulai meningkatkan kapasitas produksi pada akhir

Tw III-2013 untuk memenuhi tingginya permintaan pada akhir tahun seiring dengan

tibanya moment Natal dan Tahun Baru.

6.6.6.6.3333 PROSPEK PERBANKANPROSPEK PERBANKANPROSPEK PERBANKANPROSPEK PERBANKAN JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

Pada triwulan III 2013, kinerja industri perbankan di Jawa Timur diperkirakan sedikit

mengalami perbaikan. Struktur dan pondasi sistem perbankan yang cukup baik

diperkirakan masih dapat terjaga terutama ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi

Page 139: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

112

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

oleh perbankan. Pelonggaran suku bunga disertai penyusunan strategi pengembangan

usaha yang tepat oleh perbankan diharapkan mampu meningkatkan peran sektor

perbankan untuk mendorong perekonomian daerah.

Selanjutnya, pertumbuhan kredit oleh perbankan pada triwulan III 2013 diperkirakan

mengalami peningkatan, bahkan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun

sebelumnya. Tren penurunan suku bunga perbankan diharapkan mampu mendorong

pertumbuhan kredit, khususnya pada sektor produktif, namun dalam batas pertumbuhan

yang terjaga. Sektor ekonomi andalan Jatim seperti sektor perdagangan, sektor industri

pengolahan, sektor konstruksi serta sektor transportasi dan komunikasi pertanian masih

menjadi sektor unggulan bagi perbankan untuk dibiayai. Disamping itu, kredit konsumsi

juga diperkirakan masih tetap tumbuh stabil.

6.6.6.6.4444 PROSPEK PROSPEK PROSPEK PROSPEK EKONOMIEKONOMIEKONOMIEKONOMI JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR TAHUN 2013TAHUN 2013TAHUN 2013TAHUN 2013

Di sepanjang tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh

pada rentang 6,70% s.d 6,90% (yoy), ), lebih rendah dari angka perkiraan sebelumnya di

kisaran 7,00% s.d 7,25%. Perkiraan pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2013 ini masih

lebih rendah dibandingkan tahun 2012 (7,27% - yoy), namun pertumbuhan ini diyakini

masih yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa.

Dari sisi permintaan, masih tingginya konsumsi masyarakat seiring meningkatnya

proporsi usia produktif di Jawa Timur masih menjadi pendorong utama pertumbuhan

ekonomi Jatim. Sementara itu, berbagai upaya pemerintah melalui perbaikan infrastruktur,

penyederhanaan birokrasi pengajuan izin usaha serta upaya peningkatan kerjasama

investasi melalui kunjungan antar negara/daerah diharapkan dapat terus mendorong minat

investor asing dan dalam negeri. Selanjutnya, optimisme pengusaha akan perbaikan kinerja

ekspor luar negeri Jatim dengan berbagai strategi perusahaan dan pemerintah diharapkan

terus mengalami perbaikan, khususnya dengan adanya insentif pemerintah untuk

mengembangkan produk hortikultura dan pertanian organik di beberapa sentra produksi

Jatim.

Di sisi permintaan, masih tingginya konsumsi masyarakat seiring meningkatnya

proporsi usia produktif di Jawa Timur masih menjadi pendorong utama pertumbuhan

ekonomi Jatim. Selain itu, adanya momentum PILKADA pada Agustus 2013 diperkirakan

turut mendorong pertumbuhan ekonomi Jatim baik dari konsumsi rumah tangga maupun

pemerintah. Namun demikian, konsumsi barang tahan lama khususnya kendaraan

Page 140: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

113

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

bermotor roda empat menjadi sedikit tertahan pasca pemberlakuan kebijakan

pengurangan subsidi BBM di pertengahan Juni 2013. Sementara itu, berbagai upaya

pemerintah melalui perbaikan infrastruktur, penyederhanaan birokrasi pengajuan izin

usaha serta upaya peningkatan kerjasama investasi melalui kunjungan antar negara/daerah

diharapkan dapat terus mendorong minat investor asing dan dalam negeri. Selanjutnya,

optimisme pengusaha akan perbaikan kinerja ekspor luar negeri Jatim dengan berbagai

strategi perusahaan dan pemerintah diharapkan terus mengalami perbaikan, khususnya

dengan adanya insentif pemerintah untuk mengembangkan produk hortikultura dan

pertanian organik di beberapa sentra produksi Jatim. Mencermati perkembangan sektor

industri pengolahan yang diperkirakan mengalami peningkatan pada triwulan III dan stabil

tinggi di triwulan IV, yang dipicu oleh meningkatnya konsumsi domestik dengan berbagai

momentum perayaan keagamaan akan mempengaruhi perbaikan transaksi impor luar

negeri terutama untuk intermediate goods yang menjadi bahan baku sektor industri

pengolahan. Secara keseluruhan, transaksi perdagangan luar negeri diperkirakan kembali

mencatat nilai net ekspor. Indikator berikutnya yaitu belanja modal pemerintah

berdasarkan data rencana APBD 2013 diperkirakan mengalami peningkatan dengan

didukung membaiknya awareness pemerintah daerah tingkat kab/kota.

Di sisi penawaran, dengan strategi penambahan Kantor Perwakilan Dagang oleh

Pemprov Jatim ke seluruh Indonesia, diperkirakan kinerja subsektor perdagangan

mengalami perbaikan. Meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam kegiatan wisata turut

mendorong kinerja subsektor hotel dan restoran, ditambah dengan meningkatnya peranan

Kota Surabaya sebagai sub hub ke Indonesia Timur yang terindikasi dari bertambahnya

jumlah hotel kelas bisnis di Surabaya. Optimisme pelaku usaha sektor industri pengolahan

yang tercermin melalui berbagai survei diharapkan terus berlanjut hingga akhir tahun,

dengan didorong berbagai insentif pemerintah melalui peningkatan peran serta usaha

mikro, kecil dan menengah di Jatim. Adanya pergeseran musim diharapkan tidak signifikan

mempengaruhi kinerja sektor pertanian dengan didukung telah diselesaikannya beberapa

proyek irigasi serta tersedianya debit air di waduk pada level tinggi diharapkan mendorong

kinerja sektor pertanian tahun ini. Sementara itu, secara keseluruhan pertumbuhan sektor

lainnya relatif stabil.

Page 141: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

114

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

6.6.6.6.5555 PROSPEK PROSPEK PROSPEK PROSPEK INFLASIINFLASIINFLASIINFLASI JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR TAHUN 2013TAHUN 2013TAHUN 2013TAHUN 2013

Tingginya tekanan harga komoditas hortikultura pada Tw I-2013 telah dapat

kembali normal pada Tw II-2013. Meskipun terdapat tekanan pada Tw III-2013, namun

tekanan tersebut hanya merupakan dampak dari tingginya permintaan masyarakat

sehubungan dengan banyaknya hari raya keagamaan dan bukan karena faktor produksi

maupun permasalahan impor. Tekanan inflasi sampai dengan akhir tahun 2013, diproyeksi

bersumber dari kelompok administered price sebagai dampak kenaikan harga BBM, tarif

listrik serta cukai rokok. Dengan demikian inflasi Jatim pada tahun 2013 diperkirakan

secara tahunan berada di kisaran 8,30% s/d 8,60%.

Tabel 6.2 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko

Hasil panen pada tahun 2013 belum mencapai titik optimalnya karena adanya

anomali cuaca (kemarau basah) yang berlangsung sepanjang tahun sehingga beberapa

Th. 2012 Th. 2013 Faktor Risiko

- Impor hortikultura lancar sehingga anomali kenaikan harga

seperti di awal tahun 2013 bisa dihindari

- Bulog mampu menjaga stok beras sehingga memastikan

kecukupan ketahanan pangan Jawa Timur

- Anomali cuaca (musim hujan) berkelanjutan

- Rendahnya produksi daging sapi dibandingkan dengan

pertumbuhan konsumsinya

- Tata niaga komoditas hortikultura yang belum baik

menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan melalui pasokan

lokal

- Kenaikan harga BBM di tengah tahun masih mempengaruhi

proses pembentukan harga s.d. akhir tahun

- Masih adanya kenaikan tarif dasar listrik dan cukai rokok yang

berkelanjutan

- Adanya Hari Natal dan Tahun Baru di akhir 2013 memicu

peningkatan tarif transportasi sehingga meningkatkan inflasi

kelompok ini

- Berlanjutnya penurunan harga emas walaupun semakin mengecil

karena depresiasi Rupiah

- Relatif stabilnya harga komoditas internasional

- Membaiknya ekspektasi masyarakat akan kondisi usaha Jawa

Timur

Administered

Price

Th. 2013

Core Inflation

Th. 2013

Volatile Food

Th. 2013

Menurun Meningkat Stabil

Page 142: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

115

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan II – Tahun 2013

BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

komoditas mengalami gagal panen atau panen tetapi tidak optimal. Anomali cuaca

tersebut juga menjadi pertimbangan petani untuk melakukan penanaman sehingga

beberapa komoditas mengalami penundaan masa tanam. Selain mempengaruhi

produktivitas komoditas hortikultura, anomali cuaca juga berpengaruh terhadap produksi

telur, susu dan hasil-hasilnya. Mulai dibukanya keran impor untuk komoditas daging sapi

diharapkan dapat meminimalkan shortage permintaan daging dengan tingkat produksinya,

sehingga diproyeksi pada akhir tahun 2013, tingkat inflasi untuk kelompok volatile food

relatif stabil.

Berbeda dengan volatile food, kelompok administered price diproyeksi mengalami

peningkatan seiring dengan masih berlanjutnya kenaikan TTL, cukai rokok dan transportasi

di akhir tahun. Dari sisi fundamental, potensi dorongan inflasi inti diperkirakan berasal dari

kelompok tradeable yang berasal dari kelompok perumahan dan pendidikan, meskipun di

sisi lain tren pelemahan harga emas dunia (walaupun semakin berkurang) dapat menahan

laju inflasi di kelompok ini. Cukup baiknya eskpektasi para pelaku usaha akan kondisi

perekonomian Jawa Timur, diimbangi dengan peningkatan kapasitas utilisasi produksi

sehingga dapat meminimalkan terjadinya output gap dan mendukung stabilnya inflasi

kelompok ini sampai dengan akhir tahun 2013.

Page 143: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini
Page 144: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH

Administered priceAdministered priceAdministered priceAdministered price

Harga barang yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar

listrik

APBDAPBDAPBDAPBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah

yang dibahas dan setujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan

perauran daerah

BI RateBI RateBI RateBI Rate

Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap

bulannya

BIBIBIBI----RTGSRTGSRTGSRTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban

bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi

transfer dana

Bobot inflasiBobot inflasiBobot inflasiBobot inflasi

Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komodias terhadap tingkat inflasi secara

keseluruhan yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap

komoditas tersebut

Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka

Ekspor dan ImporEkspor dan ImporEkspor dan ImporEkspor dan Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

provinsi

Faktor FundamentalFaktor FundamentalFaktor FundamentalFaktor Fundamental

Faktor pendorong inflasi yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yakni interaksi

permintaan-penawaran atau output gap, eksernal serta ekspektasi inflasi masyarakat

Fakor Non FundamentalFakor Non FundamentalFakor Non FundamentalFakor Non Fundamental

Faktor pendorong inflasi yang berada di luar kewenangan otoritas moneter, yakni produksi

maupun distribusi bahan pangan (volatile foods) serta harga barang/jasa yang ditentukan oleh

pemerintah (adminisered price)

Financing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to DepoFinancing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to DepoFinancing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to DepoFinancing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to Deposit Ratio (LDR)sit Ratio (LDR)sit Ratio (LDR)sit Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah dan valas. Terminologi FDR unuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional

Imported inflationImported inflationImported inflationImported inflation

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di

luar negeri (eksternal)

Indeks Ekspektasi KonsumenIndeks Ekspektasi KonsumenIndeks Ekspektasi KonsumenIndeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1 – 100

Page 145: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

DAFTAR ISTILAH

Indeks Kondisi EkonomiIndeks Kondisi EkonomiIndeks Kondisi EkonomiIndeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

kondisi ekonomi saa ini dengan skala 1 – 100

Indeks Keyakinan KonsumenIndeks Keyakinan KonsumenIndeks Keyakinan KonsumenIndeks Keyakinan Konsumen

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan

ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dengan skala 1 – 100

Inflasi IHKInflasi IHKInflasi IHKInflasi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode yang diukur dengan perubahan indeks

harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi

oleh masyarakat luas

Inflasi IntiInflasi IntiInflasi IntiInflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices

InflowInflowInflowInflow

Uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia

InvestasiInvestasiInvestasiInvestasi

Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi

KreditKreditKreditKredit

Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertenttu dengan pemberian bunga, termasuk

• Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement

(NPA)

• Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang

LiaisonLiaisonLiaisonLiaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang

dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai

perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan

dalam bentuk laporan

MtmMtmMtmMtm

Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya

Net InflowNet InflowNet InflowNet Inflow

Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow

Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)

Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap otal penyaluran pembiayaan atau kredit oleh

bank, baik dalam rupiah dan valas, Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah,

sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional.Kriteria NPF atau NPL adalah (1) kurang

lancar, (2) diragukan dan (3) macet

OmsetOmsetOmsetOmset

Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

OutOutOutOutflowflowflowflow

Aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia

Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah,

restribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

Page 146: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

DAFTAR ISTILAH

QtqQtqQtqQtq

Quarter to quarter. Perbandingan anara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya

Sektor Ekonomi DominanSektor Ekonomi DominanSektor Ekonomi DominanSektor Ekonomi Dominan

Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan

pada pembenttukan PDRB secara keseluruhan

Volatile FoodVolatile FoodVolatile FoodVolatile Food

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sanga

bergejolak karena faktor-faktor tertentu

YoyYoyYoyYoy

Year on year. Perbandingan antara daa sau tahun dengan tahun sebelumnya

Page 147: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

DAFTAR SINGKATAN

DAFTAR DAFTAR DAFTAR DAFTAR SINGKATANSINGKATANSINGKATANSINGKATAN

APBDAPBDAPBDAPBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BBMBBMBBMBBM

Bahan Bakar Minyak

BOPOBOPOBOPOBOPO

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

BPSBPSBPSBPS

Badan Pusat Statistik

IHKIHKIHKIHK

Indeks Harga Konsumen

IKKIKKIKKIKK

Indeks Keyakinan Konsumen

KPRKPRKPRKPR

Kredit Pemilikan Rumah

LDRLDRLDRLDR

Loan to Deposit Ratio

LTVLTVLTVLTV

Loan to Value

NIMNIMNIMNIM

Net Interest Margin

NPFNPFNPFNPF

Non Performing Financing

NPLNPLNPLNPL

Non Performing Loan

PHRPHRPHRPHR

Perdagangan, Hotel dan Restoran

PLNPLNPLNPLN

Perusahaan Listrik Negara

PMAPMAPMAPMA

Penanaman Modal Asing

Page 148: KAJIAN AN EKONOMI REGIO IONAL JAWA TIMUR JAWA … · Surabaya, 13 Ag KEPALA PERWAKILAN BAN WILAYAH IV (JAW Mohamad Direktur Ek n Yang Maha Esa vinsi Jawa Timur jian triwulanan ini

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2013

DAFTAR SINGKATAN

PMDNPMDNPMDNPMDN

Penanaman Modal Dalam Negeri

PMTBPMTBPMTBPMTB

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

QQQQ----tttt----QQQQ

Quarter to quarter

RBBRBBRBBRBB

Rencana Bisnis Bank

YoyYoyYoyYoy

Year on year