Kaidah Hukum

11
KAIDAH DASAR DALAM PEMBENTUKAN HUKUM DAN SUMBER – SUMBER HUKUM DI INDONESIA KELOMPOK 2 AHMAD FATONI HERLINDA LENIE OKVIANA

Transcript of Kaidah Hukum

Page 1: Kaidah Hukum

KAIDAH DASAR DALAM PEMBENTUKAN HUKUM DAN

SUMBER – SUMBER HUKUM DI INDONESIA

KELOMPOK 2 AHMAD FATONI

HERLINDA LENIE OKVIANA

Page 2: Kaidah Hukum

?KAIDAH

Page 3: Kaidah Hukum
Page 4: Kaidah Hukum

PENGERTIAN SUMBER HUKUM Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sumber hukum

adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb yang dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu.

Menurut Zevenbergen, sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum; atau sumber yang menimbulkan hukum.

Menurut Achmad Ali sumber hukum adalah tempat di mana kita dapat menemukan hukum.

Menurut C.S.T. Kansil menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum ialah, segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata

Page 5: Kaidah Hukum

SUMBER HUKUM

MATERIIL

FORMAL

UNDANG-UNDANG

KEBIASAAN

YURISPRUDENSI

TRAKTAT

DOKTRIN

Page 6: Kaidah Hukum

TIGA DASAR KEKUATAN HUKUM

LANDASAN YURIDIS

LANDASAN SOSIOLOGIS

LANDASAN FILOSOFIS

Page 7: Kaidah Hukum

LANDASAN YURIDISDasar yuridis dalam pembuatan per-UU menunjukkan :

keharusan adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan.

keharusan adanya kesesuaian bentuk atau jenis peraturan perundang-undangan dengan materi yang diatur.

keharusan mengikuti tata cara tertentu keharusan tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatnya.

bila kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis, maka kemungkinan besar kaidah tersebut merupakan kaidah mati (dode regel)

Page 8: Kaidah Hukum

LANDASAN SOSIOLOGI Kenyataan itu dapat berupa kebutuhan

atau tuntutan, atau masalah-masalah yang dihadapi seperti masalah perburuhan, hubungan majikan-buruh, dan lain sebagainya.

Peraturan perundang-undangan yang diterima secara wajar akan mempunyai daya berlaku efektif dan tidak begitu banyak memerlukan pengarahan institusional untuk melaksanakannya.

jika kaidah tersebut hanya berlaku secara sosiologis (artian teori kekuasaan), maka kaidah hukum tersebut seringkali hanya menjadi aturan pemaksa (dwangmaat regel)

Page 9: Kaidah Hukum

LANDASAN FILOSOFIS

Menyangkut pandangan mengenai inti atau hakekat sesuatu. Hukum diharapkan mencerminkan sistem nilai tersebut baik sebagai sarana yang melindungi nilai-nilai maupun sebagai sarana mewujudkan dalam tingkah laku masyarakat.

bila hanya berlaku secara filosofis, maka kaidah hukum tersebut hanya merupakan kaidah hukum yang dicita-citakan (ius constituendum)

Page 10: Kaidah Hukum

TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN

• Undang-Undang• TAP MPR• Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

(Perpu) • Peraturan Pemerintah (PP) • Peraturan Presiden (Perpres) • Peraturan Daerah (Perda)

Page 11: Kaidah Hukum

“EVERYBODY CAN MAKE HISTORY,BUT JUST THE GREAT PEOPLE WHO ABLE TO WRITTEN”