Kaheksia kanker
-
Upload
febrina-viselita -
Category
Documents
-
view
395 -
download
5
Transcript of Kaheksia kanker
Kaheksia kankerKaheksia kanker berasal dari bahasa Yunani “kakos” dan “hexis” yang berarti “keadaan yang buruk”.1Kaheksia kanker merupakan suatu kelainan yang berat dan sangat kompleks, ditandai dengan penurunanberat badan, yang berkaitan dengan anoreksia, astenia (lemah dan kurang tenaga/energi), anemia2 danperubahan fungsi imun. Astenia merupakan gejala yang menonjol dengan gambaran kelemahan secaraumum, baik fisik maupun mental.Pada astenia dijumpai kehilangan massa otot, yang tidak hanya terjadi diotot skelet tetapi juga pada otot jantung, sehingga dapat mengakibatkan gangguan kerja jantung.3 Selaingejala-gejala kaheksia yang telah disebutkan di atas, juga terjadi gangguan metabolisme, yaitu resistensiinsulin, peningkatan lipolisis dan kehilangan massa lemak dengan/tanpa disertai peningkatan oksidasi lipid,peningkatan pergantian (turnover) protein yang disertai kehilangan massa otot dan terjadi peningkatanproduksi protein fase akut (acute phase protein).4,5Kaheksia kanker ditemukan pada >80% pasien yang menderita keganasan tahap lanjut dan menjadipenyebab kematian pada >20% kasus.6 Masing-masing jenis tumor akan memberikan akibat kaheksia yangberbeda, misalnya kaheksia yang lebih berat ditemukan pada kanker gastrointestinal, paru dan prostat.Halyang sebaliknya ditemukan pada kanker darah dan payudara.Pada pasien dengan tumor batang otak,massa sangat mudah menekan pusat muntah serta menimbulkan disfungsi motorik gastrointestinal, tentusaja hal ini sangat berperan pada timbulnya kaheksia.7Kehilangan berat badan pada kanker berdampak pada kualitas hidup dan usia harapan hidup pasien.Penurunan berat badan sebanyak 30% berisiko fatal.8 Pasien kaheksia, jika mendapatkan terapi kemo akanmemberikan respon yang kurang dan efek toksik yang lebih tinggi.9Mekanisme kaheksia kanker tidak sesederhana seperti pada kelaparan(starvation) yaitu ‘asupan kalori yanglebih rendah dibandingkan kebutuhan’ saja, melainkan terjadi juga kekacauan metabolisme.10 Gangguanmetabolisme yang terjadi pada kaheksia kanker dipengaruhi keluarnya sitokin dan faktor pemicu kaheksialain yang dihasilkan oleh tumor dan tubuh sendiri.11Gambar: Patogenesis kaheksia kanker.Respon proinflamasi tubuh bersama-sama dengan faktor kaheksia
spesifik dari tumor menyebabkan kekacauan metabolisme yang berakibat sindrom kaheksia kanker
Tabel: Perbedaan perubahan metabolisme yang terjadi pada kaheksia kanker dengan
kelaparan.
Kaheksia
Kelaparan
Selera makan
Resting energy expenditure
Respon fase akut
Otot skelet
Jaringan adiposa
Ukuran hati
Intoleransi glukosa
Kadar insulin
Turun
Naik
Ya
TurunTurunNaik
Ya
Naik
Naik
Turun
Tidak
Tetap
Turun
Turun
Tidak
Turun
Sumber: Gordon, 2005.11Rekomendasi terapi nutrisi dari “ESPEN Guidelines on Enteral Nutrition:Non-surgical oncology” yangdilansir tahun ini diantaranya, menganjurkan menilai ulang lebih sering status gizi pasien.Jika pada pasienditemukan kekurangan gizi, terapi nutrisi segera diberikan.Terapi nutrisi pencegahan diberikan pada pasienyang diperkirakan tidak akan dapat makan biasa selama >7 hari.Nutrisi enteral sebaiknya dimulai jikaasupan makan <60% dari perkiraan kebutuhan kalori selama >10 hari.Tipe formula yang dianjurkan olehESPEN adalah formula standar.Beberapa obat yang dianjurkan adalah progestin dan steroid dengantujuan meningkatkan selera makan, memodulasi gangguan metabolik, serta mencegah penurunan kualitashidup. Pemberian progestin harus berhati-hati akan risiko trombosis.12
Nutrisi Pada Penderita Kanker
Penulis: dr.Ririn Hariani,SpGK
NUTRISI PADA PENDERITA KANKER
dr. Ririn Hariani MS
Kanker terjadi akibat perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme pengaturan normal. Kanker sendiri
merupakan istilah yang menggambarkan keadaan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak
terkendali secara normal yaitu multiplikasi dan menyebar. Multiplikasi sel merupakan keadaan normal pada masa
pertumbuhan atau proses regenerasi. Akan tetapi bila faktor yang mengontrol pembelaan sel tidak lagi berfungsi
dengan normal maka keadaan ini yang disebut penyakit kanker.
Pada penderita kanker sering disertai adanya kaheksi yaitu suatu sindroma yang ditandai dengan gejala klinik berupa
anoreksia, perubahan ambang rasa kecap, penururnan berat badan, anemia, gangguan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak. Keadaan ini merupakan akibat dari kanker baik lokal maupun sistemik dan juga merupakan
komplikasi dari obat anti kanker.
Anoreksia adalah hilangnya atau berkurangnya nafsu makan yang merupakan faktor utama dalam terjadinya
kaheksia pada kanker. Zat metabolit yang dihasilkan sel kanker menyebababkan anoreksia, cepat kenyang dan
menyebabkan perubahan rasa kecap. Stres psikologis yang terjadi pada kanker juga menunjang peranan dalam
terjadinya anoreksia.
Penurunan nafsu makan oleh berbagai penyebab tampaknya merupakan faktor utama dalam terjadinya penurunan
berat badan. Namun tidak jarang pada penderita yang mendapat asupan makanan yang adekuat juga mengalami
penurunan berat badan adalah terjadinya hipermetabolisme pada penderita kanker.
Pengobatan anti kanker seperti kemoterapi, radiasi serta pembedahan dapat mempengaruhi status nutrisi penderita.
Status gizi yang baik dapat menurunkan komplikasi dari terapi anti kanker dan membuat penderita merasa lebih baik.
Dukungan nutrisi merupakan bagian yang penting dalam menunjang terapi penderita kanker.
Beberapa pengaruh pengobatan anti kanker pada status nutrisi:
1. Kemoterapi
Kemoterapi mempunyai kontribusi pada terjadinya malnutrisi dengan berbagai sebab antara lain mual, stomatitis atau
sariawan, gangguan saluran pencernaan dan penurunan nafsu makan. Hal di atas selain mempengaruhi status
nutrisi juga dapat mempengaruhi hasil dari pengobatan kemoterapi. Efek samping yang terjadi berhubungan dengan
dosis, lama terapi, jenis obat dan respon individual.
2. Radioterapi
Radioterapi juga berkontribusi pada terjadinya malnutrisi pada penderita kanker. Beratnya malnutrisi yang terjadi
ditentukan oleh tempat dilakukan radiasi, dosis dan lama radiasi.
Beberapa penyebab perubahan status nutrisi akibat radiasi:
• Radiasi di kepala: menyebabkan mual, muntah.
• Radiasi pada kepala/leher: menyebabkan mucositis, sulit menelan, susah membuka mulut.
• Radiasi thorax: susah menelan, oesofagitis.
• Radiasi abdomen/pelvis: menyebabkan diare, gastritis, mual, muntah.
3. Pembedahan
Tergantung dari operasi yang dilakukan. Pembedahan merupakan terapi primer untuk penderita dengan kanker pada
traktus gastro intestinal atau saluran pencernaan yang mungkin dikombinasi dengan kemoterapi atau radiasi. Tumor
yang berada di saluran pencernaan biasanya akan bermasalah pada masalah nutrisi.
Beberapa contoh akibat pembedahan pada saluran cerna;
• Operasi gaster: penurunan absorbsi vitamin B12.
• Operasi pancreas: gangguan metabolisme glukosa.
• Operasi kolon: kehilangan air dan elektrolit.
Tujuan terapi nutrisi pada penderita kanker antara lain:
1. Mempertahankan status nutrisi.
2. Mengurangi gejala sindroma kaheksia.
3. Mencegah komplikasi.
4. Memenuhi kecukupan mikronutrien
Terapi nutrisi
Kebutuhan nutrisi penderita kanker sangat individual dan berubah-ubah dari waktu ke waktu selama perjalanan
penyakit serta tergantung dari terapi yang dijalankan. Kebutuhan energi dan protein penderita kanker belum ada
kesepakatan. Secara umum dianjurkan kebutuhan kalori dianjurkan 25-35 kal/kg BB/hari, protein 1-1,5 gr/kg BB.
Suplementasi vitamin sesuai kebutuhan terutama bagi yang tidak dapat mengkonsumsi diit gizi seimbang.
Cara pemberian
a. Melalui mulut/peroral
Pemberian melalui mulut merupakan cara yang paling disukai. Namun pada penderita kanker yang mengalami
anoreksia dan perubahan rasa kecap maka pemberian makanan peroral menjadi masalah dan perlu mendapat
perhatian khusus.
Cara mengatasi beberapa masalah makan secara peroral:
• Penyajian makanan harus dapat membangkitkan nafsu makan. Pada umumnya nafsu makan lebih baik pagi hari.
• Makanan diberikan sediki-sedikit tetapi sering. Cara ini terbukti memberi hasil pada sebagian besar pasien karena
jumlah kalori dapat dipenuhi dengan cara yang tidak memberatkan.
• Diit sebaiknya tinggi kalori dan protein.
• Pada penderita gangguan rasa kecap: pengolahan makanan sebaiknya diberi bumbu lebih banyak, dan disajikan
dengan bentuk dan aroma yang baik.
• Penderita dengan ganguan menelan: makanan diberikan dalam bentuk yang mudah ditelan misalnya ditambah
kuah, diberikan diit lunak, makanan dicincang/digiling/disaring. Rasa jenis makanan dan penyajian harus sesuai
dengan selera pasien.
• Penderita dengan sariawan: konsistensi makanan harus lembut agar mudah ditelan, hindari makanan terlalu panas,
berbumbu tajam, terlalu asam.
b. Nutrisi enteral/melalui pipa
Bila pemberian makanan melalui mulut tidak dapat diterima/belum adekuat maka dipertimbangkan pemberian
makanan dengan cara lain.
• Pada penderita kanker dengan fungsi saluran cerna masih baik maka makanan diberikan melalui pipa. Pipa melalui
hidung paling sering digunakan karena lebih mudah.
• Selain itu pipa dapat juga bermuara di lambung maupun usus halus tergantung lokasi tumor.
• Pemilihan formula sama dengan penderita bukan kanker.
c. Nutrisi parenteral
Pemberian nutrisi parenteral mempunyai risiko tetapi pada keadaan tertentu cara ini perlu dipertimbangkan. Misalnya
pada penderita kanker dengan gangguan fungsi saluran cerna, operasi pemotongan usus yang luas atau obstruksi.
Pada penderita dengan nutrisi parenteral ini perlu dipantau dengan ketat karena selain mahal juga efek samping
nutrisi ini cukup besar.
Pemantauan
Evaluasi harus dilakukan secara rutin dan teratur melalui perubahan status medis, status nutrisi dan pemeriksaan
laboratorium. Bila terjadi perubahan pada salah satu hasil tersebut maka perencanaan nutrisi disesuaikan,
penyesuaian dapat berupa perubahan pilihan makanan, waktu pemberian makanan, komposisi nutrien dan cara
pemberian makan