Kafein Ampul

download Kafein Ampul

of 13

Transcript of Kafein Ampul

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    1/13

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

    dengan berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Tekhnologi

    Sediaan Steril yang berjudul CAFFEINE AMPUL

    Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen

    mata kuliah tekhnologi farmasi dan para Asisten laboratorium yang telah

    membimbing kami selama praktikum dan membuat jurnal Tekhnologi Sediaan

    Steril sebagai bahan untuk laporan ini.

    Kami telah berusaha untuk menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-

    baiknya. Namun, kami juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam

    penulisan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari

    para pembaca agar laporan ini dapat diperbaiki dengan lebih baik lagi.

    Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan dan

    pengetahuan kita semua.

    Gorontalo,21 Oktober 2013

    Penyusun

    KELOMPOK IV

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    2/13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Saat ini berbagai bentuk sediaan obat dapat dijumpai di pasaran.

    Diantaranya adalah sediaan injeksi bervolume kecil atau besar, cairan irigasi yang

    dimaksudkan merendam luka atau lubang operasi, larutan dialisa dan sediaan

    biologis seperti vaksin, toksoid, antitoksin, produk penambah darah dan

    sebagainya. Sediaan injeksi ini termasuk sediaan steril yaitu sediaan yang bebas

    dari pencemaran mikroba. Sterilisasi pada sediaan-sediaan ini sangat penting

    karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh

    yang merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan mudah.(Ansel Edisi IV, 399)

    Sediaan dibuat dalam bentuk injeksi mempunyai keuntungan lebih dari

    pemberian oral. Rute pemberian ini penting ketika terjadi gangguan pada saluran

    cerna karena pembedahan atau kurangnya stabilitas dari obat. Respon farmakologi

    dari sediaan injeksi lebih cepat dari pemberian oral. Dalam keadaan darurat

    seperti pasien tidak sadar atau tidak dapat diberikan obat secara oral, injeksi

    parenteral memberikan respon secara langsung. (pharmaceutical thecnologi ,283).

    Obat-obat dapat disuntikkan ke dalam hampir seluruh organ atau bagian

    tubuh termasuk sendi (intraarticular), ruang cairan sendi (intrasynovial), tulang

    punggung (intraspinal) ke dalam cairan spinal (intrathecal), arteri (intraarterial,

    dan dalam keadaan gawat bahkan ke dalam jantung (intracardiac). Tetapi, yang

    paling umum obat suntik dimaksudkan untuk dimasukkan ke dalam vena

    (intravena, I.V), ke dalam otot (intramuscular, I.M), ke dalam kulit (intradermal,

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    3/13

    I.D), atau di bawah kulit (subkutan, S.K., sub-Q, S.Q., hipodermik, Hipo).

    (Ansel edisi IV, 400).

    Salah satu sediaan steril dalam bentuk injeksi yaitu Kaffeine Ampul.

    Kaffeine Ampul ini digunakan sebagai sediaan parenteral bebas pengawet yang

    dijadikan pilihan untuk pengobatan abnea pada bayi prematur dengan dibuat

    secara khusus untuk larutan injeksi secara lambat dengan dosis tunggal, toksisitas

    yang rendah dan efek terapi yang lebih luas. ( Pediatric pharmacotheraphy

    Vol.14,1) dan (australian public assasement for caffeine citrat,7)

    1.2. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana rancangan formula dari sediaan steril Kaffeine Ampul?2. Bagaimana cara pembuatan sediaan steril Kaffeine Ampul?3. Bagaimana cara sterilisasi sediaan steril Kaffeine Ampul?4. Bagaimana rute pemberiaan sediaan steril Kaffeine Ampul?

    1.3. Tujuan

    1. Mahasiswa dapat menerapakan rancangan formula dari sediaan sterilKaffeine Ampul.

    2. Mahasiswa mengetahui pembuatan sediaan steril Kaffeine Ampul.3.

    Mahasiswa memahami rute pemberian sediaan steril Kaffeine Ampul.

    4. Mahasiswa mengetahui cara sterilisasi sediaan steril Kaffeine Ampul.1.4. Manfaat

    1. Mahasiswa mengenal bahan-bahan dalam suatu formula.2. Mahasiswa dapat belajar menjadi seorang formulator untuk suatu sediaan.

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    4/13

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Sediaan Injeksi

    Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk

    yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan,

    yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit

    atau selaput lendir. (Ilmu resep ,194)

    Obat suntik juga didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas

    pirogen yang di maksudkan untuk diberikan secara parenteral. Istilah parenteral

    seperti yang umum digunakan, menunjukkan pemberian lewat suntikkan seperti

    berbagai sediaan yang diberikan dengan suntikkan. Kata ini berasal dari kata

    yunani,paradan enteronberarti di luar usus halus dan merupakan rute pemberian

    lain dari rute oral. Pirogen adalah senyawa organik yang menimbulkan demam,

    berasal dari pengotoran mikroba dan merupakan penyebab banyak reaksi-reaksi

    febril yang timbul pada penderita yang menerima suntikan intravena. Pada

    umumnya pemberian dengan cara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat

    yang cepat seperti pada keadaan gawat, bila penderita tidak dapat diajak bekerja

    sama dengan baik, tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan

    melalui mulut (oral) atau bila obat itu sendiri tidak efektif dengan cara pemberian

    lain. (Ansel edisi IV, 399)

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    5/13

    2.1.1. Macam-Macam Cara Penyuntikan

    1. Injeksi intrakutan (i.k/i.c) atau intradermalDimasukkan ke dalam kulit yang sebenarnya, digunakan untuk diagnosis.

    Volume yang disuntikkan antara 0,1-0,2 ml, berupa larutan atau suspensi

    dalam air.

    2. Injeksi subkutan (s.k/s.c) atau hipodermikDisuntikkan ke dalam jaringan di bawah kulit ke dalam alveolus, volume

    yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml. Umumnya larutan bersifat isotonis,

    pH netral, dan bersifat depo (absorpsi lambat). Dapat diberikan dalam jumlah

    besar (volume 3-4 liter/hari dengan penambahan enzim hialuronidase), jika

    pasien tersebut tidak dapat menerima infus intravena. Cara ini disebut

    Hipodermoklisa

    3. Injeksi intramuskular (i.m)Disuntikkan ke dalam atau di antara lapisan jaringan atau otot. Injeksi dalam

    bentuk larutan, suspensi, atau emulsi dapat diberikan dengan cara ini. Yang

    berupa berupa larutan dapat diserap dengan cepat, yang berupa emulsi atau

    suspensi diserap lambat dengan maksuid untuk mendapatkan efek yang lama.

    Volume penyuntikkan antara 4-20 ml, disuntikkan perlahan-lahan untuk

    mencegah rasa sakit.

    4. Injeksi intravena (i.v)Disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah vena. Bentuknya berupa

    larutan, sedangkan bentuk suspensi atau emulsi tidak boleh diberikan melalui

    rute ini, sebab akan menyumbat pembuluh darah vena yang bersangkutan.

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    6/13

    Injeksi dibuat isotonis, tetapi jika terpaksa dapat sedikit hipertonis

    (disuntikkan secara lambat atau perlahan-lahan dan tidak memengaruhi sel

    darah); volume antara 1-10 ml. Injeksi intravena yang diberikan dalam dosis

    tunggal dengan volume lebih dari 10 ml disebut infus

    intravena/infus/infundabilia. Infus harus bebas pirogen, tidak boleh

    mengandung bakterisida, jernih, dan isotonis.

    Injeksi intravena dengan volume 15 ml atau lebih tidak boleh mengandung

    bakterisida. Injeksi intravena dengan volume 10 ml atau lebih harus bebas

    pirogen.

    5. Injeksi intraarterium (i.a)Disuntikkan ke dalam pembuluh darah arteri/perifer/tepi, volume antara 1-10

    ml, tidak boleh mengandung bakterisida.

    6. Injeksi intrakordal/intrakardiak (i.kd)Disuntikkan langsung ke dalam otot jantung atau ventrikel, tidak boleh

    mengandung bakterisida, disuntikkan hanya dalam keadaan gawat.

    7. Injeksi intratekal (i.t), intraspinal, intrasisternal (i.s), intradural (i.d),subaraknoid

    Disuntikkan langsung ke dalam saluran sum-sum tulang belakng di dasar otak

    (antara 3-4 atau 5-6 lumbar vertebrata) tempat terdapatnya cairan

    serebrospinal. Larutan harus isotonis karena sirkulasi cairan serebrospinal

    lambat, meskipun larutan anestetik untuk sum-sum tulang belakang sering

    hipertonis. Jariongan saraf di daerah anatomi ini sangat peka.

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    7/13

    8. IntraartikularDisuntikkan ke dalam cairan sendi di dalam rongga sendi. Bentuknya

    suspensi atau larutan dalam air.

    9. Injeksi subkonjungtivaDisuntikkan ke dalam selaput lendir di bawah mata. Berupa suspensi atau

    larutan, tidak lebih dari 1 ml.

    10. Injeksi intrabursaDisuntikkan ke dalam bursa subcromillis atau bursa olecranon dalam bentuk

    larutan suspensi dalam air

    11. Injeksi intraperitoneal (i.p)Disuntikkan langsung ke dalam rongga perut. Penyerapan berlangsung cepat;

    namun bahaya infeksi besar.

    12. Injeksi peridural (p.d), ekstradural, epiduralDisuntikkan ke dalam ruang epidural, terletak di atas durameter, lapisan

    penutup terluar dari otak dan sum-sum tulang belakang.

    2.1.2. keuntungan dan kerugian bentuk sediaan injeksi

    a. Keuntungan1)

    Bekerja cepat, misalnya injeksi adrenalin pada syok anafilaktik

    2)Dapat digunakan untuk obat yang rusak jika terkena cairan lambung,atau tidak diabsorpsi baik oleh cairan lambung.

    3)Kemurnian dan takaran zat khasiat lebih terjamin4)Dapat digunakan sebagai depo terapi.

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    8/13

    b. Kerugiana)Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukar dilakukan

    pencegahan.

    b)Cara pemberian lebih sukar, harus memakai tenaga khusus.c)Kemungkinan terjadinya infeksi pada bekas suntikan.d)Secara ekonomis lebih mahal dibandingkan denga sediaan yang

    digunakan per oral. (Ilmu resep edisi IV, 196-198 dan 228)

    2.1.3. Metode sterilisasi

    Istilah sterilisasi yang digunakan pada sediaan-sediaan farmasi berarti,

    penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya atau

    penghilangan secara lengkap mikroba dari sediaan. Lima metode yang umum

    digunakan untuk mensterilkan produk farmasi :

    1) Sterilisasi uap (lembab panas)Sterilisasi uap dilakukan dilakukan dalam autoklaf dan menggunakan uap

    air dengan tekanan. Cara ini diakui sebagai cara yang terpilih pada hampir

    semua keadaan di mana produk mampu diperlakukan seperti itu.

    2) Sterilisasi panas keringSterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan oven pensteril yang

    dirancang khusus untuk tujuan ini. Oven dapat dipanaskan dengan gas atau

    listrik dan umumnya temperatur diatur secara otomatis.

    3) Sterilisasi dengan penyaringanSterilisasi dengan penyaringan tergantung pada penghilangan mikroba

    secara fisik dengan adsorbsi pada media penyaring atau dengan

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    9/13

    mekanisme penyaringan, digunakan utuk sterilisasi larutan yang tidak

    tahan panas. Sediaan obat yang disterilkan dengan cara ini diharuskan

    menjalani pengesahan yang ketat dan memonitoring karena efek produk

    hasil penyaringan dapat sangat dipengaruhi oleh banyaknya mikroba

    dalam larutan yang di filtrasi.

    4) Sterilisasi gasBeberapa senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan uap dapat

    disterilkan dengan baik dengan memaparkan gas etilen oksida atau

    propilen oksida bila di bandingkan dengan cara-cara lain. Gas-gas ini

    sangat mudah terbakar bila bercampur dengan udara, tetapi dapat

    digunakan dengan aman bila diencerkan dengan gas inert seperti

    karbindioksida, atau hidrokarbon terfluorinasi yang tepat sesuai. Campran-

    campuran tersebut tersedia di perdagangan.

    5) Sterilisasi dengan radiasi pengionanTeknik-teknik yang disediakan untuk sterilisasi beberapa jenis sediaan-

    sediaan dengan sinar gamma dan sinar-sinar katoda, tetapi penggunaan

    teknik-teknik ini terbatas karena memerlukan peralatan yang sangat

    khusus dan pengaruh-pengaruh radiasi pada produk-produk dan wadah-

    wadah. (Ansel, 410-418)

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    10/13

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 HASIL

    Dari hasil praktikum pembuatan sediaan Kafein sitrat ampul injeksi

    diperoleh adalah hasil sediaan yang steril yakni sediaan yang jernih, bebas

    pirogen, bebas partikulat, isohidris dan isotonis.

    4.2 PEMBAHASAN

    Sediaan injeksi merupakan sediaan steril baik dalam bentuk volume kecil

    ataupun volume besar dan harus jernih, bebas pirogen, bebas partikulat, isohidris

    dan isotonis. Pembuatan sediaan injeksi memerlukan perhatian khusus dimana

    bahan dan alat yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu dan

    pembuatannya pun harus steril atau aseptis untuk bahan obat yang tidak stabil

    untuk proses sterilisasi akhir.

    Sediaan dalam bentuk ampul merupakan sediaan injeksi dalam volume

    kecil yang biasanya hanya untuk penggunaan sekali. Kafein sitrat dibuat dalam

    bentuk sediaan ampul secara khusus untuk larutan injeksi intravena secara lambat

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    11/13

    dengan dosis tunggal, toksisitas yang rendah dan efek terapi yang lebih luas

    dengan pH yang disesuaikan serta bebas pengawet.

    Salah satu syarat dari sediaan injeksi yakni sediaan harus isohidris

    dimana pH sediaan harus sama dengan pH darah, akan tetapi tidak semua bahan

    obat dapat stabil pada pH cairan tubuh. Oleh karena itu, terdapat sediaan injeksi

    yang tidak sama dengan pH cairan tubuh tetapi menggunakan pendapar untuk

    mempertahankan kestabilan bahan tersebut pada pH tertentu. Pada formulasi

    sediaan Kafein sitrat ampul ini digunakan pendapar yakni larutan asam sitrat dan

    natrium sitrat. Pemilihan pendapar ini didasarkan pada kestabilan Kafein sitrat

    yang dapat stabil pada pH 4,2 5,2 dimana pH larutan dapar sitrat adalah 3,0

    6,2.

    Sediaan injeksi selain isohidris juga harus isotonis yakni tekanan osmosis

    sediaan harus sama dengan tekanan osmosis cairan tubuh 300 mmol (NaCl 0,9

    %). Setelah dilakukan perhitungan tonisitas, didapatkan bahwa sediaan hipotonis.

    Oleh karena itu, ditambahkan NaCl dengan jumlah tertentu sebagai pengisotonis

    sediaan Kafein Sitrat.

    Formulasi sediaan kafein sitrat ampul tidak menggunakan pengawet,

    karena dilihat dari bentuknya, sediaan ini merupakan dosis tunggal atau

    pneggunaan sekali yang tidak memerlukan bahan pengawet meskipun bahan

    pembawanya adalah air.

    Selain isohidris dan isotonis, sediaan injeksi harus jernih, bebas partikulat

    dan bebas pirogen. Pirogen merupakan hasil metabolisme dari mikroba yang

    dapat menyebabkan demam. Kafein sitrat ampul dibebas pirogenkan dengan

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    12/13

    penambahan arang aktif sebanyak 0,1 % dari volume akhir sediaan dan didiamkan

    selama 10-15 menit dan kemudian disaring. Proses penyaringan dilakukan untuk

    mendapatkan hasil sediaan yang jernih dan bebas partikulat.

    Sterilisasi akhir sediaan merupakan proses akhir dari pembuatan sediaan dimana

    sterilisasi dilakukan setelah larutan bahan obat telah berada dalam wadah ampul

    yang telah melalui proses penutupan wadah selanjutnya. Sediaan kafein sitrat

    ampul disterilisasi dengan cara dimasukkan kedalam oven dengan suhu 170o C

    selama dua jam.

  • 7/21/2019 Kafein Ampul

    13/13

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    1. Bagaimana rancangan formula dari sediaan steril Kaffeine Ampul?2. Bagaimana cara pembuatan sediaan steril Kaffeine Ampul?3. Bagaimana cara sterilisasi sediaan steril Kaffeine Ampul?

    Bagaimana rute pemberiaan sediaan steril Kaffeine Ampul?