Kadar sari

11
PERCOBAAN I PENETAPAN KADAR SARI DALAM PELARUT TERTENTU A. Tujuan 1. Memahami cara penetapan kadar sari dalam pelarut tertentu. 2. Menentukan kadar sari dalam pelarut air dan etanol. B. Dasar Teori 1. Uraian Tanaman a. Mengkudu Klasifikasi tanaman mengkudu adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Morinda Spesies : Morinda citrifolia Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. (Djauhari ya, 2006)

description

Dasar teori

Transcript of Kadar sari

Page 1: Kadar sari

PERCOBAAN IPENETAPAN KADAR SARI DALAM PELARUT TERTENTU

A. Tujuan

1. Memahami cara penetapan kadar sari dalam pelarut tertentu.

2. Menentukan kadar sari dalam pelarut air dan etanol.

B. Dasar Teori

1. Uraian Tanaman

a. Mengkudu

Klasifikasi tanaman mengkudu adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia

Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, buahnya merupakan buah

majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol

dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.

(Djauhariya, 2006)

Kandungan senyawa berkhasiat yang terdapat dalam buah mengkudu adalah

senyawa terpenoid yang membantu tubuh dalam proses sintesis organik dan

pemulihan sel-sel tubuh, antrokuinon( azubin, alzarin) sebagai zat antibakteri,

beberapa jenis asam seperti asam askorbat sebagai antioksidan, scopoletin

berfungsi memperbesar saluran pembuluh darah, alkaloid (xeroine dan

proxeroine) berfungsi mengaktifkan enzim, mengatur fungsi protein dan mengatur

bentuk protein (Winarti, 2005).

b. Pepaya

Klasifikasi tanaman pepaya adalah sebagai berikut :

Page 2: Kadar sari

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Violales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya

Bunga pepaya berkumpul dalam tangkai, mahkota berbentuk terompet,

warna bunganya putih kekuningan. Bunga betina ukurannya lebih besar

dibandingkan bunga jantan.

(Yuniarti, 2007)

Mengandung papain, zat besi cukup tinggi, vitamin (B,E), kalsium, protein,

hidrat arang, pospor dan tidak mengandung lemak. Berkhasiat untuk batu ginjal,

hipertensi, malnutrisi, gangguan saluran kencing, haid berlebihan, diare, disentri

dan sembelit (Moehd, 2003).

c. Sambiloto

Dalam taksonomi, tumbuhan sambiloto dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Andrographis

Spesies : Andrographis paniculata

Merupakan daun yang berasa pahit dan dingin. Daun tunggal, bertangkai

pendek, letak berhadapan silang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung

meruncing, tepi rata, permukaan atas daun berwarna hijau tua, bagian bawah daun

berwarna hijau muda, panjang 2-8 meter, iebar 1-3 cm. Daun tumbuhan sambiloto

memiliki kandungan kimia seperti laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid

(zat pahit), nineandrografolid, 14–deoksi–11-12 aldehidandrografolid dan banyak

Page 3: Kadar sari

mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium dan asam kersik. Daun

sambiloto berkhasiat untuk malaria, hepatitis, tiroid, diare, radang mandel,

kencing nanah, diabetes millitus, tumor, kanker, batuk rejan, asma dan hipertensi.

(Yuniarti, 2008)

d. Jambu Biji

Klasifikasi tanaman jambu biji adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava

(Dalimartha, 2003)

Kandungan kimia daun jambu biji antara lain avicubin, guajiverin, asam

krataegalat, asam luteleat, asam argomelat, kursetin, tanin, minyak atsiri,

flavonoid, ursolat, gleonalat, karaten, vitamin B1, B2, B3, B6, vitamin C dan

resin. Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan kuman dengan menganggu

proses terbentuknya membran atau dinding sel. Tanin mempunyai sifat sebagai

pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik

usus berkurang serta mmpunyai daya sebagai antibakteri. Kuersetin berefek

antidiare dalam mengendurkan otot polos usus dan menghambat kontraksi usus

dan dapatmenghambat pelepasan asetilkolin di saluran cerna. Senyawa avicubin

dan guajiverin merupakan suatu glikosida yang dapat mempengaruhi

penghambatan pertumbuhan salmonella thyposa (Wahid, 2013).

e. Mahkota Dewa

Klasifikasi tumbuhan mahkota dewa adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Page 4: Kadar sari

Famili : Thymelaeaceae

Genus : Phaleria

Spesies : Phaleria macrocarpa

Daun berbentuk bulat panjang, daun tunggal, bertangkai pendek, runcing,

pertulangan menyirip dan halus, berwarna hijau tua, panjang daun 7-10 cm dan

lebar 2-5 cm.

(Hartono, 2004)

Daun mahkota dewa mengandung antrakuinon, alkaloida karena rasanya

agak pahit, triterpen, saponin dan polifenol. Khasiat dari daun mahkota dewa

dapat mengobati penyakit kanker, diabetes millitus, asam urat, pembengkakan

prostat, hipertensi, reumatik, batu ginjal dan jantung (Mambo, 2013).

f. Jeruk Keprok

Klasifikasi tumbuhan jeruk keprok adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus reticulata

Kulit jeruk keprok berbenjol yang tidak mudah lepas dan berwarna hijau tua

hingga kekuningan. Kulit jeruk keprok mempunyai berbagai macam senyawa

diantaranya tangeraxantin, tangeritin, tirosin, terpinen-4 ol, terpineolene,

tetradecanal, threonine, thymol, tryptophan, nobiletin, cis-3 hexenol, cis-carueol,

citrid acid, citronellal, cystin, decanal dan decanol. Tangeritin dan nobiletin

memiliki aktivitas sebagai antikanker, anti radang, jantung sehat sehingga dapat

mencegah terjadinya liver dan stroke.

(Steenis, 2003)

2. Penetapan Kadar Sari

Penetapan kadar sari dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran awal

sejumlah kandungan dengan cara melarutkan simplisia dalam pelarut organik

Page 5: Kadar sari

tertentu seperti etanol dan air. Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol lebih

sering digunakan sebagai standar dalam pembuatan sediaan ektrak, sedangkan

penetapan kadar sari yang larut dalam air dapat menjadi acuan penggunaan

sediaan jamu dalam bentuk rebusan atau infusa.

Dalam menetapkan besarnya kadar sari dilakukan beberapa kali

penimbangan hingga diperoleh bobot konstan. Bobot konstan yang dimaksud

adalah dua kali penimbangan berturu-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap

gram sisa yang ditimbang.

Prinsip penetapan kadar sari ini adalah dengan melarutkan ejumlah simplisia

pada pelarut tertentu untuk menentukan sejumlah senyawa aktif yang terkandung

pada pelarut tersebut. Penetapan kadar sari termasuk kedalam metode kuantitatif

yang dilakukan secara gravimetri.

(Agus, 2007)

3. Uraian Pelarut

a. Aquades

Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum. Memiliki

rumus molekul H2O dengan berat molekul 18,02. Pemerian cairan jernih , tidak

berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa (Depkes RI, 1979).

Aquades memiliki karakteristik tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

namun dalam lapisan tebal air berwarna biru. Pada tekanan 1 atm, air mencair dari

bentuk es pada suhu 0°C dan mendidih pada suhu 100°C. Uap air berada dalam

kesetimbangan pada suhu 0,0098°C dengan tekanan 4,58 mmHg (Tony, 1993).

b. Etanol

Pemerian cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan

menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu

78°C. Mudah terbakar. Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah

bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru

yang tidak berasap (Depkes RI, 1979).

Kelarutan sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P

(Depkes RI, 1979). Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua

pelarut organik (Depkes RI, 1995).

Page 6: Kadar sari

Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol ), adalah alkohol yang paling

sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak

beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan

industri makanan dan minuman. Etanol merupakan jenis pelarut polar.

Karakteristik etanol : rumus molekul C2H5OH, berat molekul 46,07 kg/mol,

spesifik gravity 0,789, melting point - 112 oC, boiling point 78,4 oC, soluble in

water insoluble, density 0,7991 gr/cc, temperatur kritis 243,1 oC dan tekanan

kritis 63,1 atm (Utami, 1997).

c. Kloroform

Pemerian cairan jernih, tidak bewerwarna, mudah mengalir, mempunyai

sifat khas, bau eter, rasa manis dan membakar. Mendidih pada suhu lebih kurang

61° dipengaruhi oleh cahaya. Kelarutan larut dalam lebih kurang 200 bagian air,

mudah larut dalam etanol mutlak P, dalam eter P, dalam sebagian besar pelarut

organik, dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak (Depkes RI, 1995).

Page 7: Kadar sari

DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2007. Parameter Standar Umum. Karya Nusantara : Bandung.

Dalimartha, Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Puspa Swara: Jakarta.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Djauhariya. 2006. Perkembangan Teknologi Rempah dan Obat. Balai Pemeliharaan Tanaman Rempah dan Obat: Jakarta.

Fauzi, M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Handout.Jember: FTP UNEJ.

Hartono, Susanti. 2004. Tanaman Obat Keluarga 3. Intisari Mediatama: Jakarta.

Mambo, DS. 2013. Uji Efek Analgesik Ekstrak Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Pada Mencit (Mus musculus). Jurnal e-biomedik, vol. 15 no. 2.

Moehd, Anggara. 2007. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya: Jakarta.

Steenis, Van. 2003. Flora Voor de Scholen in Indonesie. Pradnya Paramitha: Jakarta.

Tony, Bid. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Utami, Mahmudi. 1997. Basic Ethanol. Ethanol Institution : Washington.

Waid, Abdul. 2011. Dahsyatnya Khasiat Daun- daun Obat disekitar Pekarangan. Laksana: Yogyakarta.

Winarti, Christina. 2005. Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) Pada Tikus Dewasa Yang Diinduksi Aloksan. Jurnal Unair, vol.21, no.3.

Yuniarti, Titin. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Media Swadaya: Jakarta.