Kadar sari
-
Upload
rasyid-muhammad-indrawan -
Category
Documents
-
view
80 -
download
1
description
Transcript of Kadar sari
PERCOBAAN IPENETAPAN KADAR SARI DALAM PELARUT TERTENTU
A. Tujuan
1. Memahami cara penetapan kadar sari dalam pelarut tertentu.
2. Menentukan kadar sari dalam pelarut air dan etanol.
B. Dasar Teori
1. Uraian Tanaman
a. Mengkudu
Klasifikasi tanaman mengkudu adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia
Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, buahnya merupakan buah
majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol
dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.
(Djauhariya, 2006)
Kandungan senyawa berkhasiat yang terdapat dalam buah mengkudu adalah
senyawa terpenoid yang membantu tubuh dalam proses sintesis organik dan
pemulihan sel-sel tubuh, antrokuinon( azubin, alzarin) sebagai zat antibakteri,
beberapa jenis asam seperti asam askorbat sebagai antioksidan, scopoletin
berfungsi memperbesar saluran pembuluh darah, alkaloid (xeroine dan
proxeroine) berfungsi mengaktifkan enzim, mengatur fungsi protein dan mengatur
bentuk protein (Winarti, 2005).
b. Pepaya
Klasifikasi tanaman pepaya adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya
Bunga pepaya berkumpul dalam tangkai, mahkota berbentuk terompet,
warna bunganya putih kekuningan. Bunga betina ukurannya lebih besar
dibandingkan bunga jantan.
(Yuniarti, 2007)
Mengandung papain, zat besi cukup tinggi, vitamin (B,E), kalsium, protein,
hidrat arang, pospor dan tidak mengandung lemak. Berkhasiat untuk batu ginjal,
hipertensi, malnutrisi, gangguan saluran kencing, haid berlebihan, diare, disentri
dan sembelit (Moehd, 2003).
c. Sambiloto
Dalam taksonomi, tumbuhan sambiloto dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata
Merupakan daun yang berasa pahit dan dingin. Daun tunggal, bertangkai
pendek, letak berhadapan silang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung
meruncing, tepi rata, permukaan atas daun berwarna hijau tua, bagian bawah daun
berwarna hijau muda, panjang 2-8 meter, iebar 1-3 cm. Daun tumbuhan sambiloto
memiliki kandungan kimia seperti laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid
(zat pahit), nineandrografolid, 14–deoksi–11-12 aldehidandrografolid dan banyak
mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium dan asam kersik. Daun
sambiloto berkhasiat untuk malaria, hepatitis, tiroid, diare, radang mandel,
kencing nanah, diabetes millitus, tumor, kanker, batuk rejan, asma dan hipertensi.
(Yuniarti, 2008)
d. Jambu Biji
Klasifikasi tanaman jambu biji adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava
(Dalimartha, 2003)
Kandungan kimia daun jambu biji antara lain avicubin, guajiverin, asam
krataegalat, asam luteleat, asam argomelat, kursetin, tanin, minyak atsiri,
flavonoid, ursolat, gleonalat, karaten, vitamin B1, B2, B3, B6, vitamin C dan
resin. Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan kuman dengan menganggu
proses terbentuknya membran atau dinding sel. Tanin mempunyai sifat sebagai
pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik
usus berkurang serta mmpunyai daya sebagai antibakteri. Kuersetin berefek
antidiare dalam mengendurkan otot polos usus dan menghambat kontraksi usus
dan dapatmenghambat pelepasan asetilkolin di saluran cerna. Senyawa avicubin
dan guajiverin merupakan suatu glikosida yang dapat mempengaruhi
penghambatan pertumbuhan salmonella thyposa (Wahid, 2013).
e. Mahkota Dewa
Klasifikasi tumbuhan mahkota dewa adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria macrocarpa
Daun berbentuk bulat panjang, daun tunggal, bertangkai pendek, runcing,
pertulangan menyirip dan halus, berwarna hijau tua, panjang daun 7-10 cm dan
lebar 2-5 cm.
(Hartono, 2004)
Daun mahkota dewa mengandung antrakuinon, alkaloida karena rasanya
agak pahit, triterpen, saponin dan polifenol. Khasiat dari daun mahkota dewa
dapat mengobati penyakit kanker, diabetes millitus, asam urat, pembengkakan
prostat, hipertensi, reumatik, batu ginjal dan jantung (Mambo, 2013).
f. Jeruk Keprok
Klasifikasi tumbuhan jeruk keprok adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus reticulata
Kulit jeruk keprok berbenjol yang tidak mudah lepas dan berwarna hijau tua
hingga kekuningan. Kulit jeruk keprok mempunyai berbagai macam senyawa
diantaranya tangeraxantin, tangeritin, tirosin, terpinen-4 ol, terpineolene,
tetradecanal, threonine, thymol, tryptophan, nobiletin, cis-3 hexenol, cis-carueol,
citrid acid, citronellal, cystin, decanal dan decanol. Tangeritin dan nobiletin
memiliki aktivitas sebagai antikanker, anti radang, jantung sehat sehingga dapat
mencegah terjadinya liver dan stroke.
(Steenis, 2003)
2. Penetapan Kadar Sari
Penetapan kadar sari dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran awal
sejumlah kandungan dengan cara melarutkan simplisia dalam pelarut organik
tertentu seperti etanol dan air. Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol lebih
sering digunakan sebagai standar dalam pembuatan sediaan ektrak, sedangkan
penetapan kadar sari yang larut dalam air dapat menjadi acuan penggunaan
sediaan jamu dalam bentuk rebusan atau infusa.
Dalam menetapkan besarnya kadar sari dilakukan beberapa kali
penimbangan hingga diperoleh bobot konstan. Bobot konstan yang dimaksud
adalah dua kali penimbangan berturu-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap
gram sisa yang ditimbang.
Prinsip penetapan kadar sari ini adalah dengan melarutkan ejumlah simplisia
pada pelarut tertentu untuk menentukan sejumlah senyawa aktif yang terkandung
pada pelarut tersebut. Penetapan kadar sari termasuk kedalam metode kuantitatif
yang dilakukan secara gravimetri.
(Agus, 2007)
3. Uraian Pelarut
a. Aquades
Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum. Memiliki
rumus molekul H2O dengan berat molekul 18,02. Pemerian cairan jernih , tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa (Depkes RI, 1979).
Aquades memiliki karakteristik tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
namun dalam lapisan tebal air berwarna biru. Pada tekanan 1 atm, air mencair dari
bentuk es pada suhu 0°C dan mendidih pada suhu 100°C. Uap air berada dalam
kesetimbangan pada suhu 0,0098°C dengan tekanan 4,58 mmHg (Tony, 1993).
b. Etanol
Pemerian cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu
78°C. Mudah terbakar. Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap (Depkes RI, 1979).
Kelarutan sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P
(Depkes RI, 1979). Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua
pelarut organik (Depkes RI, 1995).
Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol ), adalah alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak
beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan
industri makanan dan minuman. Etanol merupakan jenis pelarut polar.
Karakteristik etanol : rumus molekul C2H5OH, berat molekul 46,07 kg/mol,
spesifik gravity 0,789, melting point - 112 oC, boiling point 78,4 oC, soluble in
water insoluble, density 0,7991 gr/cc, temperatur kritis 243,1 oC dan tekanan
kritis 63,1 atm (Utami, 1997).
c. Kloroform
Pemerian cairan jernih, tidak bewerwarna, mudah mengalir, mempunyai
sifat khas, bau eter, rasa manis dan membakar. Mendidih pada suhu lebih kurang
61° dipengaruhi oleh cahaya. Kelarutan larut dalam lebih kurang 200 bagian air,
mudah larut dalam etanol mutlak P, dalam eter P, dalam sebagian besar pelarut
organik, dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak (Depkes RI, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Agus. 2007. Parameter Standar Umum. Karya Nusantara : Bandung.
Dalimartha, Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Puspa Swara: Jakarta.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Djauhariya. 2006. Perkembangan Teknologi Rempah dan Obat. Balai Pemeliharaan Tanaman Rempah dan Obat: Jakarta.
Fauzi, M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Handout.Jember: FTP UNEJ.
Hartono, Susanti. 2004. Tanaman Obat Keluarga 3. Intisari Mediatama: Jakarta.
Mambo, DS. 2013. Uji Efek Analgesik Ekstrak Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Pada Mencit (Mus musculus). Jurnal e-biomedik, vol. 15 no. 2.
Moehd, Anggara. 2007. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya: Jakarta.
Steenis, Van. 2003. Flora Voor de Scholen in Indonesie. Pradnya Paramitha: Jakarta.
Tony, Bid. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Utami, Mahmudi. 1997. Basic Ethanol. Ethanol Institution : Washington.
Waid, Abdul. 2011. Dahsyatnya Khasiat Daun- daun Obat disekitar Pekarangan. Laksana: Yogyakarta.
Winarti, Christina. 2005. Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) Pada Tikus Dewasa Yang Diinduksi Aloksan. Jurnal Unair, vol.21, no.3.
Yuniarti, Titin. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Media Swadaya: Jakarta.