kacang panjang

14
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Gambar 2.1. Tanaman Kacang panjang (Vigna sinensis L.) (Sumber Anonim, 2012a) Menurut Haryanto (2007), tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales Famili : Papilionaceae Genus : Vigna Spesies : Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk Vigna sinensis ssp. Sesquipedalis

description

kacang panjang

Transcript of kacang panjang

Page 1: kacang panjang

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Gambar 2.1. Tanaman Kacang panjang (Vigna sinensis L.)

(Sumber Anonim, 2012a)

Menurut Haryanto (2007), tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Sub kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Papilionaceae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk

Vigna sinensis ssp. Sesquipedalis

Page 2: kacang panjang

6

Tanaman kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim. Tanaman

ini berbentuk perdu yang tumbuhnya menjalar atau merambat. Daunnya berupa

daun majemuk, terdiri dari tiga helai. Batangnya liat dan sedikit berbulu. Akarnya

mempunyai bintil yang dapat mengikat nitrogen (N) bebas dari udara. Hal ini

dapat menyuburkan tanah.

Bunga kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangka bunga keluar

daro ketiak daun. Setiap ibu tangkai bunya mempunyai 3-5 bunga. Warna

bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk

sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan

kemungkinan 10%.

Tidak setiap bunga dapat menjadi buah, hanya 1-4 bunga yang dapat

menjadi buah. Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping. Panjang

polong sekitar 10-80 cm. Warna polong hijau muda sampai hijau keputihan.

Setelah tua warna polong putih kekuningan.

Polong biasanya dapat dipungut apertama kali umur 2-2,5

bulan.Pemungutan selanjutnya seminggu sekali dan dapat berlangsung selama

3,5-4 bulan (Haryanto, 2007).

2.1.1 Jenis – Jenis Kacang Panjang

Terdapat dua golongan kacang panjang yang mempunyai perbedaan

menyolok, yaitu:

1. Kacang Panjang Tipe Merambat (Lanjaran)

Golongan kacang panjang (Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk) terdiri dari

tiga tipe yaitu :

a. Kacang lanjaran biasa (Vigna sinensis var. Sesquipedalis (Stickin) Savi ex

Hassk), batangnya panjang sekali dan membelit. Panjang polongnya mencapai 40

cm dan warnanya saat masih muda hijau tetapi setelah tua menjadi putih. Biji

polongnya ada yang berwarna kuning, coklat, hitam, putih dan kuning kemerah-

merahan. Besar bijinya antara (5-6) mm x 8-9) mm.

Page 3: kacang panjang

7

b. Kacang usus, panjang batangnya seperti pada kacang lanjaran biasa, hanya

polongnya sangat panjang hingga mencapai lebih dari 80 cm. Saat masih muda,

polong berwarna keputih-putihan, setelah tua menjadi putih kekuning-kuningan.

Biji polongnya bulat panjang, kadang sedikit melengkung agak pipih dan

warnanya putih atau blorok (putih bernoda merah). Besar bijinya antara 5-6 mm x

8-9 mm.

2. Kacang Panjang Tipe Tegak (Tidak Merambat)

Kacang panjang yang tidak membelit tidak membutuhkan lanjaran karena

buahnya terkumpul di bawah dekat tanah. Jenis kacang panjang tanpa lanjaran ini

merupakan bastar (hibrida). Kacang panjang ini dicirikan dengan daunnya berbulu

halus dan polongnya halus lemas karena tidak begitu berserat. Tipe yang termasuk

dalam kacang tolo sebagai berikut :

a. Kacang tolo/kacang tunggak/kacang dadap/kacang sapu (V. Unguiculata

(L.) Walp), berbatang tidak begitu panjang dan tidak membelit. Jika membelit,

hanya ujung yang sangat pendek saja yang membelit. Oleh karena itu, tanaman ini

tidak pernah diberi lanjaran. Polong kacang tolo pendek, panjangnya berkisar 10

cm, berwarna hijau, kaku, serta tidak mudah dipatahkan. Polong yang kering

berwarna kuning, keras, dan mudah pecah. Daunnya pun kaku dan agak kasar.

Biji kacang ini bulat panjang, agak pipih dan ujungnya agak jorong. Bijinya

berwarna kuning coklat dan besarnya antara 4-6 mm x 7-8 mm;

b. Kacang uci/kacang ondel (V. Umbellata (Thumb) Ohwi dan Ohashi)

disebut kacang beras karena digunakan sebagai campuran nasi atau lepet, Kacang

ini sebetulnya tidak termasuk suku Vigna sp., tetapi termasuk jenis Phaseolus

calcaratus Roxb. Kacang uci bersifat setengah membelit, tetapi tidak pernah diberi

lanjaran. Biji kacang ini kecil sekali, berbentuk bulat panjang, ada yang berwarna

merah, hijau dan hitam. Besar bijinya antara 1,5-2 mm x 5-6 mm. Daun kacang ini

agak kasar dan kaku seperti kacang dadap hingga tidak pernah disayur.

c. Kacang busito/kacang hibrida/kacang harapan (V. Sinensis ssp. Hybridus

L.). Kacang busito mirip kacang panjang lanjaran biasa, hanya batangnya pendek

dan biasanya sedikit membelit, dengan polong kacang busito pendek antara 25 -

35 cm. (Rukmana 2002).

Page 4: kacang panjang

8

2.1.2 Varietas Kacang Panjang

Beberapa varietas kacang panjang adalah sebagai berikut :

1. Varietas 777, dengan ciri-ciri vigor tanaman kuat dengan cabang samping

yang produktif. Warna polong hijau tua dan berbentuk silindris. Polongnya

berukuran panjang 60 - 70 cm dengan diameter 0,85 cm dengan bobot per polong

30 - 35 gram. Bisa mulai dipanen ketika tanaman berumur 50 - 55 HST, Potensi

produksi sekitar 25 - 30 ton/ha;

2. Super Sainan, keadaan tanaman tergolong kurus, tetapi produktif, cocok

ditanam di segala musim. Warna polong hijau keputihan dan berbentuk silindris,

rasanya renyah dan manis, serta tahan disimpan pada suhu kamar selama 3 - 4

hari. Polongnya berukuran panjang 65 - 70 cm dengan diameter 0,6 - 0,7 cm,

bobot per polong 30 -35 gram. Bisa mulai panen ketika tanaman berumur 55 - 60

HST. Potensi produksi 25 - 30 ton/ha;

3. Sentosa, keadaan tanaman rimbun, cocok ditanam pada musim kemarau.

Polong yang sudah tua berwarna hijau tua berujung ungu dan berbentuk silindris.

Daging polong tebal, renyah dan manis. Polong berukuran panjang 35 - 39 cn

dengan diameter 0,6 - 0,8 cm, dengan bobot per polong sekitar 20 - 25 gram.

Polong sudah bisa dipanen setelah tanaman berumur 60 - 65 HST. Potensi

produksi 22 - 25 ton/ha (Anonim, 2012 a).

2.1.3 Syarat Tumbuh Kacang Panjang

2.1.3.1 Iklim

Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman

antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, dan curah hujan. Kacang panjang

dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah dan dataran tinggi

dengan ketinggian 0-1500 m dari permukaan laut, tetapi yang paling baik di

dataran rendah pada ketinggian kurang dari 600 m dpl.

Penanaman di dataran tinggi, umur panen relatif lama, tingkat produksi

maupun produktivitasnya lebih rendah bila dibanding dengan dataran rendah.

Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu, yang merupakan faktor penting

bagi tanaman. Suhu idealnya antara 18°C - 32°C, dengan suhu optimum 25°C.

Page 5: kacang panjang

9

2.1.3.2 Tanah

Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, namun

yang paling baik adalah tanah latosol atau lempung berpasir, subur, gembur,

banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik. Untuk pertumbuhan

yang optimum, diperlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5-6,5. Bila pH

dibawah 5,5 dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil karena teracuni garam

aluminium (Al) yang larut dalam tanah (Haryanto, 2007). Dan bila pH terlalu basa

(diatas pH 6,5) menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar (Anonim, 2012a).

2.1.4 Kandungan Kacang Panjang

Menurut Haryanto (2007), kacang panjang penting sebagai sumber vitamin

dan mineral. Sayur ini banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C

terutama pada polong muda. Bijinya banyak mengandung protein, lemak dan

karbohidrat. Denngan demikian, komoditi ini merupakan sumber protein nabati

yang cukup potensial. Pada tabel 2.1. berikut diuraikan kandungan gizi pada

polong, biji, dan daun kacang panjang.

Tabel.2.1. Komposisi Zat Gizi Kacang Panjang Per 100 gr Bahan

Jenis Zat Gizi Polong Biji Daun

Kalori (kal) 44,00 357,00 34,00

Karbohidrat (g) 7,80 70,00 5,80

Lemak (g) 0,30 1,50 0,40

Protein (g) 2,70 17,30 4,10

Kalsium (mg) 49,00 163,00 134,00

Fosfor (mg) 347,00 437,00 145,00

Besi (mg) 0,70 6,90 6,20

Vitamin A (SI) 335,00 0 5240,00

Vitamin B (mg) 0,13 0,57 0,28

Vitamin C (mg) 21,00 2,00 29,00

Air (g) 88,50 12,20 88,30

Bagian dapat dimakan (%) 75,00 100,00 65,00

Sumber : Daftar komposisi bahan makanan, Depkes 1990 dalam Haryanto 2007

Page 6: kacang panjang

10

2.1.5 Kegunaan Kacang Panjang

Kacang panjang adalah sayuran multiguna. Bagian utama yang berguna

untuk bahan pangan yaitu buahnya. Adapun kegunaan kacang panjang adalah

sebagai berikut:

1. Sebagai Bahan Pangan

Bagian yang dapat dikonsumsi dari tanaman ini yaitu buah dan daun

mudanya. Baik buah maupun daunnya banyak mengandung zat gizi yang

diperlukan tubuh. Kacang-kacangan berperan penting dalam penyediaan sumber

protein nabati bagi manusia (Haryanto, 2007).

Selain itu kacang panjang yang masih muda dapat disayur atau dibuat

lalapan. Daun kacang panjang juga dapat di buat sayur. Daun kacang panjang

sangat baik bagi wanita yang menyusui karena dapat memperbanyak air susu ibu

(ASI) (Budi, 2003).

2. Sebagai Bahan Pengobatan

Kacang panjang mengandung unsur-unsur yang bermanfaat bagi

kesehatan. Ada beberapa hal yang penting dari kacang panjang. Nutrisi pada

kacang panjang berperan penting sebagai penguat jaringan tubuh, berfungsi pada

proses visual, memelihara kesehatan kulit dan gigi, serta membantu aktivitas

hormon. Serat pada bahan pangan tersebut dapat menekan kolesterol. Selain itu

kacang panjang juga mengandung antioksidan yang berperan mencegah kanker.

Vitamin A berperan untuk membantu reproduksi sel secara normal. Jika

tidak melakukan reproduksi secara normal, sel akan mudah terserang kanker. Hal

tersebut menjadi alasan mengapa kacang panjang layak menjadi bagian dari menu

makanan.

Secara umum, vitamin A juga berperan dalam kesehatan wanita, yakni

sebagai berikut:

a. Membantu mengatasi menoragia, yaitu menstruasi (haid) yang abnormal

(berlebihan), yang salah satu penyebabnya adalah defisiensi vitamin A.

b. Membantu mengatasi abnormal pap smear. Umumnya, pada wanita yang

abnormal pap smear, kandungan betakarotin dan vitamin A rendah, seperti

halnya vitamin C dan Vitamin E.

Page 7: kacang panjang

11

c. Membantu mengatasi premenstruasi syndrome. Vitamin A meningkatkan

tingkat progesteron, sementara progesteron diyakini dapat menghilangkan

PMS symptom.

d. Membantu mengatasi vaginitis. Betakarotin dan vitamin A mendorong

kekebalan terhadap virus dan bermanfaat sebagai anti bakteri.

e. Membantu menangkal infeksi saluran kencing karena vitamin A

membantu mencegah terjadinya infeksi (Setijo P, 2006).

3. Sebagai Pelestarian Lingkungan

Tanaman kacang-kacangan dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena

akar-akarnya bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang mampu mengikat

Nitrogen (N2) dari udara. Nitrogen tersebut berfungsi untuk memperbaiki

kesuburan tanah sehingga tanah yang sudah berkurang kesuburannya dapat

diperbaiki dan ditanami kembali (Haryanto, 2007).

2.1.6 Hama dan Penyakit Kacang Panjang

2.1.6.1 Hama

Hama tanaman merupakan binatang pengganggu tanaman antara lain

berupa tungau dan nematoda hama ini ada yang menyerang daun, akan dan

polongnya.

Beberapa hama yang sering menyerang tanaman kacang panjang antara

lain:

1. Kutu kebul. Gejalanya adalah secara perlahan daun menguning hingga

hampir ke seluruh helai dan warna hijau hanya ada di dekat tulang daun. Pada

serangan hebat seluruh daun menguning dan mati. Penyebabnya adalah kutu kebul

(lalat putih). Pemberantasan hama dengan menyemprotkan insektisida Azodrin 60

WSC (monokrotofos).

2. Ulat jengkal. Gejalanya adalah terdapat bekas gigitan pada tepi daun muda

yang semakin lama semakin ke tengah sehingga hanya tersisa tulang daunnya.

Penyebabnya Plusia chalcites Esper atau Chrydeixis chalcites Esper. Nama

daerah ulat ini adalah ulat lompat, ulat jengkat semu, atau ulat keket.

Page 8: kacang panjang

12

Pemberantasan dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida

Sumicidin 50 CE (fenvalerat).

3. Lalat kacang. Gejalanya daun tanaman muda (umur 14-30 hari) berbintik

putih, kemudian menjadi kuning dengan titik cokelat di tengahnya. Titik cokelat

tersebut merupakan tempat atau bekas tusukan hama sewaktu menghisap cairan

tanaman dan tempat meletakkan telur. Penyebabnya adalah lalat kacang Phiomya

phaseoli Tr atau Agromyza phaseoli Cog.

Pencegahan dapat dilakukan pada awal penanaman dengan insektisida

Larvin (tiodikarb) sebanyak 10-20 g/kg benih. Insektisida ini dapat pula

disemprotkan pada tanaman berumur 8-10 hari, Hama dapat pula dibasmi dengan

insektisida Azodrin 60 WSC (monokrotofos). Penyemprotan dilakukan pada saat

tanaman berumur 8 hari. Selain menggunakan insektisida semprot, dapat pula

digunakan insektisida yang dipendam dalam tanah, misalnya Furadan 3 G

(karbofuran).

4. Tungau merah. Gejalanya adalah daun yang tua berbercak kuning.

Kemudian meluas dan seluruh daun menjadi kuning kemudian berubah lagi

menjadi merah karat. Penyebabnya adalah tungau merah Tetranychus

cinnabaricus Boisd, T. Bimaculatus Harv, T. telatius dan T. cucurbitacearum.

Pemberantasan hama dengan penyemprotan pestisida morestan 25 WP

(oksikuinoks) atau Kelthane MF (dikofol).

2.1.6.2 Penyakit.

Penyakit dapat menyebabkan tanaman terganggu pertumbuhannya.

Penyebab gangguan tersebut berupa bakteri, virus, cendawan maupun tanaman

yang mengalami kelebihan atau kekurangan unsur hara. Beberapa penyakit yang

menyerang tanaman kacang panjang, yaitu:

1. Layu sklerotium. Gejalanya pada pangkal batang mula-mula terdapat

benang-benang putih seperti bulu berubah bentuk menjadi butir-butir bulat atau

jorong dan warnanya berubah menjadi cokelat.

Page 9: kacang panjang

13

Penyebabnya cendawan sclerotium rolfsii Sacc yang disebut juga

Corticium rolfsii (Sacc) Curzi. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan

mencabut tanaman yang terserang lalu dibakar. Pencegahan adalah dengan

menjaga drainase agar tetap baik dan mengatur jarak tanam. Pengendalian secara

kimia dengan pestisida belum dilakukan.

2. Karat daun. Gejalanya mula-mula hanya terdapat bercak kecil berwarna

putih, semakin lama bercak menjadi cokelat bertepung dikelilingi warna kuning

atau cincin cokelat yang kemudian berkembang menjadi cokelat tua. Penyakit ini

disebabkan oleh cendawan Uromyces phaseoli (Pers) Wint yang termasuk

Uredinales atau cendawan karat. Pengendaliannya dengan pemilihan benih yang

baik dan pengiliran tanaman. Pengendalian dengan cara penyemprotan fungisida,

misalnya dithane M-45.

3. Layu fusarium. Gejalanya adalah bagian tulang daun pada mulanya

menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu.

Penyebabnya adalah cendawan Fusarium oxysporum f. sp. phaseoli.

Pengendaliannya dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang dan

menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen. Dapat pula dengan

cara menyiramkan larutan fungisida, misalnya Benhate dengan dosis 2 g/l air ke

tanah bekas tanaman yang sakit.

4. Bercak daun. Gejalanya berupa bercak berbentuk bulat. Bercak pada

permukaan daun bagian atau berwarna cokelat, sedangkan pada permukaan bawah

tampak berwarna hitam. Bercak-bercak tersebut umumnya berbentuk bulat dengan

diameter 1-5 mm. Penyebabnya adalah cendawan Cercospora canescens.

Pengendalian dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan dengan

fungisida, seperti dalsense MX-200, Topsin M70 WP (Anonim, 2012a).

Page 10: kacang panjang

14

2.2 Tanaman Teh

Gambar 2.2. gambar tanaman teh (Camelia sinensis L.)

Menurut Tjitrosoepomo (1994), teh mempunyai klasifikasi sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotiledoneae

Ordo : Guttiferales

Famili : Tehaceae

Genus : Camelia

Spesies : Camelia sinensis L.

Tanaman teh merupakan tanaman perdu subtropis yang selalu berdaun

hijau. Secara umum,lingkungan fisik yang paling berpengaruh terhadap

pertumbuhan teh adalah keadaan iklim dan tanah.

Secara Botanis, terdapat 2 jenis teh yaitu Thea sinensis dan Thea

asscamica. Thea sinensis ini disebut juga teh jawa yang ditandai dengan ciri-ciri

tumbuhnya lambat, jarak cabang dengan tanah sangat dekat, daunnya kecil,

pendek, ujungnya agak tumpul dan berwarna hijau tua. Produksi tidak banyak,

Page 11: kacang panjang

15

namun kualitasnya baik. Thea assmica mempunyai ciri-ciri tumbuh cepat, cabang

agak jauh dari permukaan tanah, daunnya lebar, panjang dan ujungnya runcing

serta berwarna hijau mengkilat. Produksinya tinggi dan mempunyai kualitas baik.

Batangnya agak tegak, keras dan bila dibiarkan tanpa dipangkas bisa mencapai 3-

9 m (Anonim, 2012b).

2.2.1 Kandungan Daun Teh

Salah satu produk komoditas dunia yang dihasilkan Indonesia adalah teh.

Teh menjadi produk minuman yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan.

Jenis teh yang dikenal ada 2 macam, yaitu Camelia sinensis var. sinensis dari

Cina dan C. sinensis var. assamica dari India. Zat aktif yang terdapat dalam teh

antara lain katekin, epigalokatekin galat, tanin, teobromin dan teofilin.

Daun teh yang baru dipetik mengandung air 75% dari berat daun dan

sisanya berupa padatan dan terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik.

Bahan organik yang penting dalam pengolahan antara lain polifenol, karbohidrat

dan turunannya, ikatan nitrogen, pigmen, enzim dan vitamin.

Bahan-bahan kimia dalam daun teh dikelompokkan menjadi 4 kelompok

besar, yaitu:

a. Substansi fenol : tanin/katekin, flavanol

b. Substansi bukan fenol : resin, vitamin, mineral

c. Substansi aromatis : fraksi karboksilat, fenolat, karbonil, netral bebas

karbonil (sebagian besar terdiri atas alkohol)

d. Enzim : invertase, amilase, β-glukosidase, oximetilase,

protase, dan peroksidase (Setiamidjaya, 2000).

Page 12: kacang panjang

16

Untuk lebih jelasnya komposisi kimia daun teh dapat dilihat pada tabel 2.2

berikut:

Tabel 2.2. Komposisi Kimia Daun Teh Segar dan daun teh Kering

Komponen Teh segar (%) Teh kering (%)

Air 9,51 3

Asam amino 25,5 25,5

Kafein 3,58 3,58

Minyak atsiri 0,58 0,68

Lemak, hijau daun, lilin 6,39 6,39

Dekstrin 6,44 6,44

Tanin 15,65 8,65

Tanin teroksidasi 0 10,51

Pektin dan lain-lain 16,02 16,02

Serat 11,58 11,58

Abu 5,65 5,65

(Ita Setiawati dan Nasikum, 1991)

2.3 Ampas Teh

Menurut Stephen (2004) dalam Nurmayanti (2008), teh mengandung

senyawa-senyawa bermanfaat seperti poliefenol, tehofilin, flavonoid, tanin,

vitamin C dan vitamin E serta sejumlah mineral Zn, Se, Mo, Ge dan Mg.

Kandungan teh yang berupa mineral tersebut merupakan unsur-unsur

essensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman apabila kekurangan salah satu dari

unsur-unsur tersebut maka pertumbuhan akan terganggu atau mengalami

defisiensi (Ningrum, 2010).

Komposisi kandungan unsur hara teh setiap 5 kg adalah : Nitrogen (N) 55,

5 g dalam 5 kg kompos, fosfat (P2O5) 32 g dalam 5 kg kompos, Kalium (K2O) 78

g dalam 5 kg kompos, C/ N ratio 11,49%, Karbon Organik 12,64%, Besi (Fe)

0,13%, Timbal (Pb) 0,03%, Tembaga (Cu) 14,16 ppm, Seng (Zn) 44,85 ppm,

Magnesium (Mg) 0,03%, Kalsium (Ca) 0,16% (Anonim, 2012c).

Page 13: kacang panjang

17

Menurut Anonim (2005) dalam Nurmayanti (2008), bahwa tanin juga

merupakan kandungan yang terdapat dalam ampas teh, yang berfungsi mengusir

kehadiran semut pada tanaman dan juga untuk menumbuhkan tunas yang masih

muda.

Sisa teh atau ampas teh ternyata dapat bermanfaat bagi tanaman, yaitu

dapat memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan

daun, limbah rumah tangga ini dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lagi.

Ampas teh ini lebih praktis dibandingkan penggunaan kompos. Kandungan yang

terdapat di ampas teh selain polypenol juga terdapat sejumlah vitamin B kompleks

kira-kira 10 kali lipat sereal dan sayuran. Manfaat ampas teh antara lain: 1)

Memperbaiki kesuburan tanah; 2) Merangsang pertumbuhan bunga dan buah; 3)

Merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun; 4) Memperbaiki sifat fisik dan

kimia tanah (Anonim,2012d).

Kandungan yang terdapat diampas teh ini lebih praktis dibandingkan

penggunaan kompos. Kandungan yang terdapat di ampas teh selain polyphonel

juga terdapat sejumlah vitamin B kompleks kira-kira 10 kali lipat sereal dan

sayuran. Ampas teh ini biasanya diberikan pada semua jenis tanaman. Misalnya,

tanaman sayuran, tanaman hias, maupun pada tanaman obatobatan, hal ini

dikarenakan bahwa ampas teh tersebut mengandung Karbon Organik, Tembaga

(Cu) 20%, Magnesium (Mg) 10% dan Kalsium 13%, kandungan tersebut dapat

membantu pertumbuhan tanaman.

Ampas teh tidak hanya dapat berfungsi sebagai pupuk, ternyata dapat

dijadikan sebagai pestisida yang bersifat toksik bagi serangga tanaman, jika

ampas teh ini dijadikan sebagai kompos. Ampas teh banyak mengandung unsur

hara yang bagus untuk tanah. Mikroba yang dihasilkan oleh ampas teh ini hanya

bersifat toksik pada serangga, tidak pada tanaman. Sehingga tidak perlu khawatir

tanaman berbahaya untuk dikonsumsi oleh manusia (Rodiana, 2007 dalam

Yuniebio, 2009).

Page 14: kacang panjang

18

Dalam penggunaan bekas teh celup sebagai pupuk, maka bungkus teh

harus dibuka dan disebar atau ditimbun ke dalam pot. Ampas teh tersebut akan

menjadi penyedia hara melalui proses dekomposisi. Teh cukup banyak

mengandung mineral, baik makro maupun mikro (Setiamidjaya, 2000).

Menurut Lunardi (2011) penggunaan teh yang sudah diseduh untuk

menyirami tanaman rumah dapat menyuburkan tanaman hias . Caranya dengan

menyebarkan daun teh yang sudah tak terpakai di sekitar semak bunga mawar,

lalu menambahkan pupuk dan air. Asam tannic dan nutrisi lainnya pada teh akan

menyehatkan tanaman. Meletakkan beberapa kantong teh yang sudah tak terpakai

di dasar pot juga dapat membantu mempertahankan air pada tanah, dan

menambahkan nutrisi.

2.4 Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian adalah:

a. Hipotesis Nihil (Ho).

Tidak ada pengaruh pemberian ampas teh terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.).

b. Hipotesis Alternatif (Ha).

Terdapat pengaruh pemberian ampas teh terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.).

2. Hipotesis Statistik

a. Hipotesis Nihil (Ho)

So = S1

b.Hipotesis Alternatif (Ha)

So ≠ S1