Kabutuhanberas toraja
-
Upload
iqrimha-kadang -
Category
Documents
-
view
162 -
download
1
Transcript of Kabutuhanberas toraja
PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN UNTUK KETERSEDIAAN BERAS DI
KABUPATEN TANA TORAJA SULAWESI SELATAN
Pendahuluan
Pembangunan sektor pertanian merupakan tumpuan utama dalam rangka
memenuhi kebutuhan pangan dan pakan secara nasional yang cukup besar.
Pembangunan pertanian secara politis akan mampu menjadi penyanggah
penting bagi stabilitas keamanan yang sangat diperlukan dalam rangka
membangun ekonomi nasional. Secara nasional sebenarnya Indonesia telah
mampu berswasembada beras yang pernah dicapai pada tahun 1984, namun
sesudah itu, penyediaan pangan nasional mulai menghadapi permasalahan-
permasalahan yang cukup genting karena kebutuhan akan beras dan bahan
pangan serelia lain harus dipenuhi melalui kebijaksanaan impor.
Tana Toraja
Kabupaten Tana Toraja yang beribukota di Makale secara geografis terletak di
bagian Utara Provinsi Sulawesi Selatan yaitu antara 2° - 3° Lintang Selatan dan
119° - 120° Bujur Timur, dengan luas wilayah tercatat 2.054,30 km2 persegi.
Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu wilayah kabupaten yang memiliki
pengusahaan pertanian tanaman pangan yang sangat strategis di Provinsi
Sulawesi Selatan. Luas baku areal persawahan di Kabupaten Tana Toraja tahun
2007 mencapai 20.053 Ha. Total areal persawahan yang paling luas terletak di
Kecamatan Mengkendek mencapai 1.636 Ha. Produksi jagung sebesar 8.376,40
ton dengan luas panen 1.838 Ha.
Tabel 1. Data Konsumsi beras, produksi beras dan luas panan di Tana Toraja
Tahun J.penduduk (jiwa)
Konsumsi beras (ton)
Produksi padi (ton)
Produksi Beras (ton)
Luas Panen (ha)
2003 416.610 47.910
78.898
43.119
19.339
2004 420.733 48.384
77.340
43.546
19.526
2005 427.286 49.138
77.620
44.224
19.887
2006 446.782 51.380
69.858
46.242
19.996
2007 451.070 51.873
84.536
46.686
20.053
Total 248.685
388.252
223.817
98.801
Sumber : Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Tana Toraja, 2008
Jumlah Penduduk di Kabupaten Tana Toraja berdasarkan Survey Sosial
Ekonomi Nasional tahun 2007 adalah 451.070 jiwa yang tersebar di 19
Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 32.402 jiwa mendiami
Kecamatan Makale. Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, yang
masing-masing 231.721 jiwa penduduk laki-laki dan 219.349 jiwa penduduk
perempuan. Hal ini juga tercermin pada angka rasio jenis kelamin yang lebih
besar dari 100% yaitu 104%, ini berarti dari 100 orang perempuan terdapat 104
orang laki-laki.
Kepadatan penduduk di kabupaten Tana Toraja pada tahun 2007 telah
mencapai 107 jiwa/km2. Kecamatan terpadat terdapat di kecamatan Makale,
sedangkan kecamatan yang tingkat kepadatannya penduduk paling rendah
adalah Kecamatan Bonggakaradeng dan simbuang yaitu 32 dan 34 jiwa/km2.
Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk
Rumusan matematik yang digunakan untuk meramalkan jumlah
penduduk tahun 2007-2025 di Kabupaten Tana-Toraja adalah dengan
menggunakan metode laju pertumbuhan penduduk eksponensial. Pertumbuhan
penduduk eksponensial adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus-
menerus (continous). Ukuran penduduk eksponensial ini lebih tepat digunakan
untuk meramalkan jumlah penduduk karena dalam kenyataannya pertumbuhan
penduduk juga berlangsung terus-menerus
Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk
pada tahun yang akan datang dengan melihat perkembangan penduduk pada
tahun-tahun sebelumnya yang menjadi tahun dasar dalam proses pendugaan.
Dengan rumus yang digunakan adalah
dimana :
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
t = jangka waktu (dalam banyaknya tahun)
r = rata-rata laju pertumbuhan per tahun
Sebelum meramalkan tingkat produksi padi terlebih dahulu melakukan
pengolahan jumlah penduduk di Kabupaten Tana Toraja, karena tingkat
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tana Toraja sangat berpengaruh
terhadap konsumsi beras masyarakat Toraja
Tabel 2. Jumlah Penduduk Tana Toraja
Sumber : Tana Toraja Dalam Angka
Tahun Jumlah penduduk
2003 416.6102004 420.7332005 427.2862006 446.7822007 451.070
Dengan menggunakan data pada table 2 maka dapat diproyeksikan data
peramalan penduduk pada tahun 2025. Dimana jumlah penduduk pada tahun
2025 berguna untuk mengetahui kebutuhan konsumsi eras pada tahun 2025
untuk masyarakat Toraja
Adapun perhitungan yang dilakukan dengan metode laju pertumbuhan
Geometris. Dimana metode ini menghitung pertumbuhan penduduk secara garis
besar yaitu tanpa menghitung angka kematian dan imigrasi.
P0 P2003 416.610
Pt P2007 451.070
t = 4
r = ?
Pt = P0 (1+r)1
r = (pt/p0)1/t - 1
r 1,020066684
0,020066684*100%
2,00666838 %
Dengan tingkat pertumbuhan penduduk tetap 2,00% per tahun, maka di
perkirakan penduduk kabupaten Toraja pada tahun 2025 adalah sebagai
berikut:
P0 P2007 451.070pt P0(1+r)1
P 2008 460.1212009 469.3552010 478.7732011 488.3802012 498.1812013 508.1772014 518.3752015 528.7772016 539.3882017 550.211
2018 561.252
2019 572.515
2020 584.003
2021 595.722
2022 607.676
2023 632.309
2024 644.998
2025 657.941 Dari hasil proyeksi diatas maka diketahui jumlah penduduk pada tahun 2025
yaitu 657.941 jiwa. Pertumbuhan penduduk secara lengkap pada table 3
Tabel 3. Proyeksi Jumlah penduduk Tana Toraja 2003-2025Tahun J.penduduk2003 416.6102004 420.7332005 427.2862006 446.7822007 451.0702008 460.1212009 469.3552010 478.7732011 488.3802012 498.1812013 508.1772014 518.3752015 528.7772016 539.3882017 550.2112018 561.2522019 572.5152020 584.0032021 595.7222022 607.6762023 632.309
2024 644.9982025 657.941
Berdasarkan data-data yang diperoleh (Tabel 2) maka diperoleh hasil
seperti yang ditampilkan pada Tabel 3. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan
dengan menggunakan rumus geometrik yang telah dijelaskan di atas, maka
diperoleh laju pertumbuhan penduduk di kabupaten Tana Toraja dari tahun
2003 sampai 2025 adalah sebesar 2.00 %/tahun. Untuk mengetahui jumlah
kebutuhan beras penduduk Tana Toraja pada tahun 2011-2025 maka
diperlukan suatu ketetapan akan jumlah beras yang dikonsumsi. Menurut data
yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sulawesi Selatan
diketahui bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk Tana Toraja
adalah 115 Kg Perkapita/tahun.
Berdasarkan asumsi di atas, kebutuhan beras penduduk Toraja setiap
tahunnya dapat dihitung dengan rumus:
Sehingga kebutuhan beras penduduk Toraja tahun 2011
= 115 x 488.380
= 56.163.742 Kg/perkapita/tahun
Dengan menggunakan asumsi-asumsi seperti yang telah dijelaskan di
atas maka berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh data bahwa
rerata jumlah konsumsi beras pada tahun 2003-2007 tersebut adalah sebesar
47.737 ton/tahun, sedangkan rerata produksi beras adalah sebesar 69.885 ton
dengan rata-rata produksi beras per hektar per tahun sebesar 3,54 ton. Dengan
demikian dari tahun 2003 sampai tahun 2007, Kabupaten Tana Toraja
mengalami surplus beras kira-kira sebesar 29 %. Untuk proyeksi sampai
dengan tahun 2040 maka digunakan asumsi bahwa produksi beras di kabupaten
Jumlah Kebutuhan Beras = 115 × Jumlah Penduduk
Tana Toraja tetap harus surplus setidaknya > 30% agar dapat menjadi
penyumbang beras bagi kabupaten di sekitarnya seperti pada kurun waktu
2003-2007.
Tabel 4. Hasil Proyeksi Jumlah penduduk, Konsusmsi beras, Produksi beras, Luas panen dan Surplus
TahunJ.penduduk
(Jiwa)Konsumsi
beras (Ton)Produksi
padi (ton)Rata-rata Padi (Ton)
Produksi Beras (Ton)
Rata-rata Beras (Ton)
Luas Panen
(ha)Sisa
ProduksiKeteranga
n2003 416.610 47.910 78.898 4,08 71.008 3,67 19.339 23.098 surplus2004 420.733 48.384 77.340 3,96 69.606 3,56 19.526 21.222 surplus2005 427.286 49.138 77.620 3,90 69.858 3,51 19.887 20.720 surplus2006 446.782 51.380 69.858 3,49 62.872 3,14 19.996 11.492 surplus2007 451.070 51.873 84.536 4,22 76.082 3,79 20.053 24.209 surplusTotal 248.685 388.252 349.427 98.801 100.741
Average 49.737 77.650 3,93 69.885 3,54 19.760 20.1482008 460.121 52.914 171.406 102.843 29.072 49.929 surplus2009 469.355 53.976 173.175 103.905 29.372 49.929 surplus2010 478.773 55.059 174.981 104.988 29.679 49.929 surplus2011 488.380 56.164 176.822 106.093 29.991 49.929 surplus2012 498.181 57.291 178.700 107.220 30.309 49.929 surplus2013 508.177 58.440 180.616 108.370 30.634 49.929 surplus2014 518.375 59.613 182.571 109.543 30.966 49.929 surplus2015 528.777 60.809 184.565 110.739 31.304 49.929 surplus2016 539.388 62.030 186.598 111.959 31.649 49.929 surplus2017 550.211 63.274 188.673 113.204 32.001 49.929 surplus2018 561.252 64.544 190.789 114.473 32.360 49.929 surplus2019 572.515 65.839 192.948 115.769 32.726 49.929 surplus2020 584.003 67.160 195.150 117.090 33.099 49.929 surplus2021 595.722 68.508 197.396 118.438 33.480 49.929 surplus2022 607.676 69.883 199.687 119.812 33.869 49.929 surplus2023 632.309 72.716 204.408 122.645 34.670 49.929 surplus2024 644.998 74.175 206.840 124.104 35.082 49.929 surplus2025 657.941 75.663 209.321 125.593 35.503 49.929 surplus
Sumber : Data Olah, 2012
Tahun Jumlahpenduduk
Konsumsi beras
Produksi padi
Rata-rata Padi
Produksi Beras
Rata-rata
Beras
Luas Panen
(ha)
Sisa Produksi
Keterangan % Surplus
produksi >30 %
2003 416.610 47.910 78.898 4,08 71.008 3,67 19.339 23.098 surplus 33%2004 420.733 48.384 77.340 3,96 69.606 3,56 19.526 21.222 surplus 30%2005 427.286 49.138 77.620 3,90 69.858 3,51 19.887 20.720 surplus 30%2006 446.782 51.380 69.858 3,49 62.872 3,14 19.996 11.492 surplus 18%2007 451.070 51.873 84.536 4,22 76.082 3,79 20.053 24.209 surplus 32%Total 248.685 388.252 349.427 98.801 100.741 143%
Average
49.737 77.650 3,93 69.885 3,54 19.760 20.148 29%
2008 460.121 52.914 171.406 102.843 29.072 49.929 surplus 49% 102.8432009 469.355 53.976 173.175 103.905 29.372 49.929 surplus 48% 103.9052010 478.773 55.059 174.981 104.988 29.679 49.929 surplus 48% 104.9882011 488.380 56.164 176.822 106.093 29.991 49.929 surplus 47% 106.0932012 498.181 57.291 178.700 107.220 30.309 49.929 surplus 47% 107.2202013 508.177 58.440 180.616 108.370 30.634 49.929 surplus 46% 108.3702014 518.375 59.613 182.571 109.543 30.966 49.929 surplus 46% 109.5432015 528.777 60.809 184.565 110.739 31.304 49.929 surplus 45% 110.7392016 539.388 62.030 186.598 111.959 31.649 49.929 surplus 45% 111.9592017 550.211 63.274 188.673 113.204 32.001 49.929 surplus 44% 113.2042018 561.252 64.544 190.789 114.473 32.360 49.929 surplus 44% 114.4732019 572.515 65.839 192.948 115.769 32.726 49.929 surplus 43% 115.7692020 584.003 67.160 195.150 117.090 33.099 49.929 surplus 43% 117.0902021 595.722 68.508 197.396 118.438 33.480 49.929 surplus 42% 118.4382022 607.676 69.883 199.687 119.812 33.869 49.929 surplus 42% 119.8122023 632.309 72.716 204.408 122.645 34.670 49.929 surplus 41% 122.6452024 644.998 74.175 206.840 124.104 35.082 49.929 surplus 40% 124.1042025 657.941 75.663 209.321 125.593 35.503 49.929 surplus 40% 125.593
Pada tahun 2015 jumlah penduduk menjadi 528.777 jiwa dan tingkat
konsumsi beras diperkirakan sebesar 60.809 ton. Dengan demikian maka
pemerintah kabupaten harus menyediakan lahan pertanian seluas 31.304 ha.
Jika ingin mempertahankan surplus beras sebesar 45%. Dengan luas lahan
tersebut dan dengan rerata produksi beras sebesar 3.54 ton/ha/tahun, maka
total produksi beras pada tahun 2015 adalah sebesar 111.959 ton, keterangan
pada data dapat dilihat pada table 5
Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk sebesar 2.00%/tahun maka
jumlah penduduk Kabupaten Tana Toraja tahun 2025 adalah sebanyak 657.941
jiwa dengan tingkat konsumsi beras sebesar 75.663 ton. Untuk
mempertahankan surplus beras sebesar 40% maka pada tahun 2020, kebupaten
Tana Toraja harus memiliki luas lahan tanaman padi paling sedikit seluas 35.503
ha. Dengan demikian maka pada tahun 2025 kabupaten Tana Toraja akan
memproduksi padi sebesar 209.321 ton atau 125.593 ton beras setalah
dikonversi sebesar 90% dari padi. Hasil olahan data dapat dilihat pada table 5 di
bawah ini