KABAR UNTUK ANDA MEI 2012

4
caritas Maumere Kabar untuk Anda Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA 1 Masyarakat Harus Mengontrol! Edisi Mei 2012 Eman Embu, SVD | Manager Program Caritas Maumere P ertengahan Maret lalu, badai siklon tropis Lua menghantam wilayah Nusa Tenggara Timur. Di sejumlah tempat badai itu menghancurkan tanaman pangan petani. Pendeknya, badai itu membawa mala petaka. Bencana, apa pun penyebabnya entah gempa bumi, tsunami, banjir atau badai tropis Lua, yang membawa kerusakan dan petaka untuk hidup manusia, lingkungan, fasilitas publik, dan sarana infrastruktur harus direspon. Ihwal bencana yang disebabkan oleh badai Lua tadi, sebuah koran lokal melaporkan bahwa Pemkab Sikka dalam hal ini BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sikka telah mengajukan usulan dana Rp 180 miliar untuk penanggulangan bencana alam dan pembangunan infrastruktur. Ini adalah suatu jumlah yang tidak kecil. Dalam urusan respon terhadap bencana akibat badai Lua tadi, ada hal-hal pokok yang harus diperiksa dengan teliti. Bagaimana data-data tentang kerusakan itu dihasilkan? Ini berkaitan dengan penilaian awal yang cepat (Rapid Assessment). Lazimnya, pemerintah pada tingkat desa melakukan pendataan. Siapa yang melakukan penilaian yang lebih teliti (Detiled Assessment) dan penilaian lanjutan (Continual Assessment) untuk melihat perubahan? Kita tidak boleh memperumit persoalan. Prinsipnya, tanggapan harus gegas. Tapi, ketepatan dan kemanfaatan tidak bisa ditawar-tawar. Pengalaman menunjukkan bahwa distribusi bantuan juga sering menimbulkan masalah. Di Sikka, dari kasus bansos kita tahu bahwa kepada warga diberikan sejumlah barang, tapi diminta menandatangani kwitansi menerima uang yang jumlahnya di atas harga rata-rata barang. Lalu, siapa yang pantas menerima dan siapa yang tidak pantas menerima harus berdasarkan kriteria yang umum, jelas, dan transparan. Dalam hal ini, prinsip-prinsip dasar dalam bantuan kemanusiaan mestinya digunakan. Alasan- alasan kedekatan pribadi, atau motif dan kepentingan lainnya tak pernah boleh dijadikan kriteria. Mesti disebutkan secara khusus bahwa momentum menjelang Pilkada di Kabupaten Sikka akan menambah kerumitan. Konkretnya, kendatipun bantuan kemanusiaan itu dilakukan oleh mereka yang hendak bertarung dalam Pilkada yang sudah ada di depan mata, oleh kepala dinas atau kepala badan ini dan itu, harus dipastikan bahwa bantuan kemanusiaan bukanlah (alat) kampanye. Semua yang diharapkan ini hanya mungkin tercapai kalau ada kontrol yang sangat kuat terhadap seluruh prosesnya mulai dari tahap pendataan kerusakan sampai dengan tahap implementasinya. Tak bisa tidak, masyarakat harus menjalankan fungsi ini. Problemnya, justru fungsi kontrol terhadap petugas negara inilah yang sangat sering diabaikan oleh masyarakat. Sebagai misal, pasca bencana Lua itu media massa hanya menampilkan data- data kerusakan versi petugas negara. Tak ada investigasi lanjutan untuk mendapatkan data-data kerusakan sebagai pembanding. Dalam konteks NTT, lembaga-lembaga kemasyarakatan, termasuk lembaga-lembaga keagamaan, mestinya menjalankan fungsi kontrol dan advokasi tadi. Di negeri dimana korupsi telah menjadi tabiat ini, kontrol terhadap segala program dan intervensi yang dibuat oleh para petugas negara menjadi bagian yang sangat penting. Ketika kontrol dijalankan dengan cara-cara yang benar dan profesional, dan karenanya data-data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan dan kemudian dalam tahap penyalurannya segala bantuan, tidak disunat sedikit pun, sampai di tangan mereka yang berhak dan pantas menerimanya, kita sesungguhnya telah menjalankan tugas mulia kemanusiaan. Kabar Solidaritas

description

Kabar untuk anda dari Caritas Maumere

Transcript of KABAR UNTUK ANDA MEI 2012

Page 1: KABAR UNTUK ANDA MEI 2012

caritasMaumere

Kabaruntuk Anda

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA 1

Masyarakat Harus Mengontrol!

Edisi Mei 2012

Eman Embu, SVD | Manager Program Caritas Maumere

Pertengahan Maret lalu, badai siklon tropis Lua menghantam wilayah Nusa Tenggara Timur. Di sejumlah tempat badai itu menghancurkan tanaman

pangan petani. Pendeknya, badai itu membawa mala petaka. Bencana, apa pun penyebabnya entah gempa bumi,

tsunami, banjir atau badai tropis Lua, yang membawa kerusakan dan petaka untuk hidup manusia, lingkungan, fasilitas publik, dan sarana infrastruktur harus direspon.

Ihwal bencana yang disebabkan oleh badai Lua tadi, sebuah koran lokal melaporkan bahwa Pemkab Sikka dalam hal ini BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sikka telah mengajukan usulan dana Rp 180 miliar untuk penanggulangan bencana alam dan pembangunan infrastruktur. Ini adalah suatu jumlah yang tidak kecil.

Dalam urusan respon terhadap bencana akibat badai Lua tadi, ada hal-hal pokok yang harus diperiksa dengan teliti.

Bagaimana data-data tentang kerusakan itu dihasilkan? Ini berkaitan dengan penilaian awal yang cepat (Rapid Assessment). Lazimnya, pemerintah pada tingkat desa melakukan pendataan. Siapa yang melakukan penilaian yang lebih teliti (Detiled Assessment) dan penilaian lanjutan (Continual Assessment) untuk melihat perubahan?

Kita tidak boleh memperumit persoalan. Prinsipnya, tanggapan harus gegas. Tapi, ketepatan dan kemanfaatan tidak bisa ditawar-tawar.

Pengalaman menunjukkan bahwa distribusi bantuan juga sering menimbulkan masalah. Di Sikka, dari kasus bansos kita tahu bahwa kepada warga diberikan sejumlah barang, tapi diminta menandatangani kwitansi menerima uang yang jumlahnya di atas harga rata-rata barang.

Lalu, siapa yang pantas menerima dan siapa yang tidak pantas menerima harus berdasarkan kriteria yang umum,

jelas, dan transparan. Dalam hal ini, prinsip-prinsip dasar dalam bantuan kemanusiaan mestinya digunakan. Alasan-alasan kedekatan pribadi, atau motif dan kepentingan lainnya tak pernah boleh dijadikan kriteria.

Mesti disebutkan secara khusus bahwa momentum menjelang Pilkada di Kabupaten Sikka akan menambah kerumitan. Konkretnya, kendatipun bantuan kemanusiaan itu dilakukan oleh mereka yang hendak bertarung dalam Pilkada yang sudah ada di depan mata, oleh kepala dinas atau kepala badan ini dan itu, harus dipastikan bahwa bantuan

kemanusiaan bukanlah (alat) kampanye. Semua yang diharapkan ini hanya

mungkin tercapai kalau ada kontrol yang sangat kuat terhadap seluruh prosesnya mulai dari tahap pendataan kerusakan sampai dengan tahap implementasinya. Tak bisa tidak, masyarakat harus menjalankan fungsi ini.

Problemnya, justru fungsi kontrol terhadap petugas negara inilah yang sangat sering diabaikan oleh masyarakat. Sebagai misal, pasca bencana Lua itu media massa hanya menampilkan data-

data kerusakan versi petugas negara. Tak ada investigasi lanjutan untuk mendapatkan data-data kerusakan sebagai pembanding.

Dalam konteks NTT, lembaga-lembaga kemasyarakatan, termasuk lembaga-lembaga keagamaan, mestinya menjalankan fungsi kontrol dan advokasi tadi. Di negeri dimana korupsi telah menjadi tabiat ini, kontrol terhadap segala program dan intervensi yang dibuat oleh para petugas negara menjadi bagian yang sangat penting.

Ketika kontrol dijalankan dengan cara-cara yang benar dan profesional, dan karenanya data-data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan dan kemudian dalam tahap penyalurannya segala bantuan, tidak disunat sedikit pun, sampai di tangan mereka yang berhak dan pantas menerimanya, kita sesungguhnya telah menjalankan tugas mulia kemanusiaan. Ka

bar S

olid

arita

s

Page 2: KABAR UNTUK ANDA MEI 2012

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA2

Angin kencang dan puting beliung terjadi di wilayah pantai dan pegunungan kabupaten Sikka selama empat hari pada 16 Maret sampai dengan 19 Maret

2012. Di daerah pegunungan angin merusakkan rumah-rumah penduduk dan tanaman baik tanaman pangan maupun tanaman perdagangan. Sedangkan di wilayah pantai terjadi hantaman ombak besar dan abrasi yang juga menyebabkan banyak rumah rusak dan lahan tergerus. Dampaknya semakin parah dengan adanya intensitas hujan yang tinggi sebelum dan setelah angin kencang.

Kecamatan-kecamatan yang mengalami dampak paling parah adalah kecamatan Tana Wawo (8 desa), Paga (1 desa), Mego (4 desa), Nita (3 desa), Hewo Kloang (3 desa), Doreng (7 desa), Mapitara (4 desa), Waiblama (5 desa) dan Talibura (3 desa). Khusus untuk rumah-rumah, 554 unit rusak berat, 385 rumah yang rusak ringan.

Dampak lain yang paling berat adalah kerusakan tanaman pangan yang belum siap panen, dan tanaman perdagangan. Dampaknya adalah potensi rawan pangan yang akan dialami dalam bulan-bulan yang akan datang.

Setelah enam minggu bencana, para pesintas telah kembali menjalankan hidup ‘normal’ dengan melakukan berbagai macam kegiatan untuk mata pencaharian. Yang masih terlihat dan sangat dibutuhkan adalah perbaikan rumah atau idealnya membangun rumah yang lebih kuat dan tahan angin. Para warga membutuhkan bahan bangunan rumah seperti seng, semen dan kayu bangunan. Bahan lokal seperti batu dan pasir umumnya cukup tersedia di lokasi-lokasi warga.

Setelah membuat kajian awal dan kemudian kajian verifikasi dengan menggunakan form yang dibuat oleh tim tanggap darurat, maka Caritas Maumere memutuskan untuk memberikan bantuan bahan bangunan berupa seng dan paku karena pangan sudah dibantu lebih dahulu oleh BPBD. Sampai hari ini tgl 15/5/2012 Caritas telah mendistribusikan 6530 lembar dan 653 kg paku untuk 12 paroki. Sisa yang belum didistribusikan adalah 2890 lembar dan 289 kg untuk tiga paroki yaitu Mauloo, Nua Ria dan Talibura.

Kaba

r Kom

unita

s

Caritas Keuskupan Maumere didirikan pada tanggal 01 November 2006 oleh Mgr. Vincentius Sensi, Uskup Maumere, sebagai respon terhadap rentetan bencana yang terjadi di Indonesia pada tahun 2004. Selanjutnya, tahun 2008 sampai dengan 2010 Caritas Maumere menjalankan tiga program yang sesuai dengan rencana strategisnya yaitu Pengurangan Resiko Bencana

yang Dimanajemeni oleh Masyarakat, Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga (Anti Domestic Violence), dan Program Dukungan untuk Pengembangan Lembaga.

Pada tahun 2010 sampai 2012 selain melanjutkan tiga program yang sudah ada, Caritas Maumere menjalankan beberapa program baru yaitu Program Paroki Hijau (Green Parish), Manajemen Sampah, Partnership for Resilience (PfR) dan Rehabilitasi Berbasis Komunitas (Community Based Rehabilitation).

Siapa Kami

Solider dan Berjuang Bersama Pesintas Badai LuaStanislaus Didakus| Koordinator Emergency Response Caritas Maumere

Rumah warga yang ditimpa Badai LUA dan seorang pesintas yang mendapat bantuan dari Caritas Maumere.

Page 3: KABAR UNTUK ANDA MEI 2012

Pupuk cair digunakan di mana-mana dalam pertanian dan produksi buah, terutama untuk memasok nutrisi selama masa pertumbuhan. Pada dasarnya ada tiga

jenis pupuk cair, dari tanaman hijau, dari hewan dan dari air seni.

a. Pupuk cair dari tanaman hijau Sebuah drum plastik besar dapat digunakan untuk

membuat pupuk cair. Caranya sangat mudah. Isilah drum sebanyak ¾ dengan tanaman hijau, lalu tambahkan dengan air sampai penuh. Siapkan Biodinamic Preparations (BD 502-506) yang dapat dibeli di toko-toko yang menyediakan kebutuhan pertanian. BD 502-506 dituangkan sebanyak 1 sendok teh ke dalam drum, sedangkan BD 507 dicampur dengan sedikit air, diaduk, lalu dituang ke dalam drum.

Tempatkan 3 batu bata di permukaan dedaunan untuk menjaga agar daun tetap terendam di bawah permukaan air. Tutup dengan karung goni untuk mencegah penguapan. Periksa tinggi air setiap minggu karena suhu udara yang tinggi dapat menyebabkan air menguap. Setelah dua minggu, campuran diaduk, dan selanjutnya diaduk setiap hari untuk mendorong fermentasi. Setelah dua bulan, pupuk cair siap untuk digunakan.

Perlu diingat bahwa dengan penggunaan BD 502-507 bahan-bahan tersebut akan sangat berbusa dan mudah menguap setelah beberapa hari. Karena itu sangat dianjurkan agar pupuk cair diolah dan disimpah di bawah naungan/rumah yang teduh. Hal ini akan sangat membantu untuk mengurangi penguapan.

b. Pupuk Cair dari Kotoran HewanKira-kira satu ember kotoran hewan (kotoran sapi atau

kotoran kuda) dimasukan dalam karung dan direndam dalam drum yang berisi 200 liter air. Setelah direndam selama satu bulan, pupuk cair siap untuk digunakan. Dalam penggunaannya lebih berhati-hati dan sebaiknya tidak menyiram pupuk cair

langsung mengenai daun-daun sayur yang akan dimakan. c. Pupuk Cair dari Air SeniAir seni manusia sangat bagus digunakan untuk penyubur

tanaman. Air seni dikumpulkan dan diencerkan kemudian disiram ke tanaman seperti penggunaan pupuk cair dari tanaman hijau.

PenggunaanUntuk semua jenis pupuk cair, sebelum disiram ke tanaman

terlebih dahulu diencerkan dengan perbandingan 1:10 yaitu 4 liter pupuk cair untuk 40 liter air, diaduk selama 10 menit untuk kebutuhan 1 hektar. Atau 10 liter dalam 100 liter air per hektar.

Manfaat pupuk cair adalah: Memudahkan penyerapan BD ke dalam tanah. Menyedian unsur-unsur yang dibutuhkan tanah dan

tanaman. Membantu pembentukan humus. Sebagai penguat tanaman. Sebagai bahan untuk pengendalian hama.

VisiTerciptanya masyarakat Allah Keuskupan Maumere yang sejahtera lahir dan batin dalam semangat solidaritas Kristiani

Misi#1. Membebaskan masyarakat dari bencana malaria, TBC, kusta, narkoba, dan HIV/AIDS

#2. Membebaskan masyarakat dari kelaparan dan gizi buruk#3. Membebaskan masyarakat dari KDRT#4. Melestarikan lingkungan hidup#5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tanggap darurat#6. Memperjuangkan kebijakan publik yang lebih memihak rakyat kecil

Visi & Misi Kami

Pupuk Cair

Piter Yikii | Relawan VSO, bekerja di Caritas Maumere

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA 3

Kaba

r Kom

unita

s

Kaliandra, salah satu jenis tumbuhan yang dapat menjadi bahan baku untuk pembuatan pupuk cair.

Page 4: KABAR UNTUK ANDA MEI 2012

Caritas Maumere KABAR UNTUK ANDA4Ka

bar L

emba

gaJu

rnal

Car

itas

Sprit

ualit

as

BARANG CETAKANPrinted Matter

Kepada Yth.:

Mohon maaf, bila salah menulis nama/gelar

Pada hari Sabtu, 31 Maret 2012, warga komunitas Kisa, paroki Lekebai mengadakan tukar kunjung ke Komunitas Bubuk di paroki Boganatar. Sebanyak 22

orang warga komunitas Kisa datang ke ke Bubuk untuk saling tukar informasi dan pengalaman dalam kegiatan pengurangan resiko bencana. Dalam kegiatan tukar kunjung tersebut, hadir pula Bapak Mikhael Yudha Winarno, staf Caritas Jerman yang sedang mengadakan monitoring program di Caritas Maumere.

"Caritas ini dalam bahasa Latin adalah kasih. Umat manusia itu sama, meskipun di Flores, di Jerman atau di negara lain, pada prinsipnya kita tinggal di rumah yang sama, yaitu bumi. Yang membedakan hanya bahasa, warna kulit, maupun juga kondisi lingkungan. Nah, karena rumah tinggal kita itu sama, maka sebenarnya kita wajib untuk merawat rumah tinggal kita. Maka dalam hal ini Caritas juga mendukung upaya-upaya pengurangan resiko bencana maupun juga pelestarian lingkungan. Jadi secara prinsip

Caritas wajib menunjukkan upaya solider atau perasaaan senasib sepenanggungan dengan sesama kita. Karena pada prinsipnya Tuhan menciptakan bumi sebagai rumah tinggal bersama. Kemudian ini jadi misi dari Caritas untuk mewujudkan cinta kasih kepada sesama,"demikian antara lain ungkap Yudha dalam kesempatan tersebut.

Kegiatan tukar kunjung ini merupakan salah satu kegiatan dari program pengurangan resiko bencana yang dimanajemeni oleh masyarakat yang dilaksanakan oleh Caritas Maumere dengan dukungan dari Caritas Jerman. Untuk tahun pertama, program pengurangan resiko bencana ini dijalankan di Paroki Bolawolon, Paroki Tilang, Paroki Boganatar dan Paroki Lekebai.

Sedangkan untuk tahun kedua, Program ini akan dilaksanakan juga di Paroki Tanarawa, Paroki Habi, Paroki Bloro dan Paroki Feondari.

Tukar Kunjung Komunitas Kisa ke Komunitas BubukAgustinus Atrius | Redaktur Kabar Untuk Anda

31 Maret | Forum Group Discussion tentang upaya pelestarian lingkungan hidup di Kecamatan Alok Barat. Kegiatan ini difasilitasi oleh Caritas Maumere, dihadiri oleh P Eman Embu SVD (Manager Program Caritas Maumere), para lurah, tokoh agama dan para pemerhati lingkungan di Kecamatan Alok Barat. Diskusi ini bertujuan untuk membangun komitmen dan tanggung jawab bersama dalam upaya pelestarian lingkungan dan membentuk sebuah forum demi kelanjutan upaya pelestarian lingkungan usai pelaksanaan Program Go Green oleh Caritas Maumere di Wilayah Kecamatan Alok Barat.

21-23 Mei | Pertemuan SSCBDA (South-South Citizenry Based Development Sub Academy/Sub Akademy pembangunan masyarakat selatan-selatan) di Hotel Sasando Kupang. Akademi Pembangunan Berbasis Masyarakat Selatan-Selatan (APBMSS) memberikan peluang kepada masyarakat untuk secara aktif terlibat dalam diskusi, pertukaran informasi dan solusi serta kegiatan lain yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana dan pengembangan di tingkat masyarakat. Caritas Maumere mengutus Koordinator Program PfR Margaretha Helena bersama Fasilitator program PfR, wakil komunitas dampingan (Wolofeo, Magepanda dan Runut) dan wakil dari pemerintah Kabupaten Sikka.

Kasih tidak pernah 'berakhir' dan penuh; dalam perjalanan hidup, dia berubah dan berkembang, dan karenanya senantiasa setia pada dirinya

Paus Bendediktus XVI, Ensiklik Deus Caritas Est, art. 17

SEKRETARIAT: Jl. Soekarno Hatta, No. 07, Kelurahan Kota Baru, Maumere 86111 Website: www.caritasmaumere.weebly. com Tlp. 0382 21989, Mobile: 082146352996

Kabar untuk Anda