Kabar Pustaka Untuk Khalayak CERITAKAN BUKUMU · buku, aku bisa mengenal beragam watak dan type...

26
Kabar Pustaka Untuk Khalayak Kareba Pustaka Edisi Maret 2015 Kareba Pustaka CERITAKAN BUKUMU CERITAKAN BUKUMU Pustakawan Bekerja Dengan Hati Nurani Enjoy & Move-On Mengelola Pustaka Pustakawan Mengahadapi MEA & AFTA Manusia dan Teknologi Pustakawan Bekerja Dengan Hati Nurani Enjoy & Move-On Mengelola Pustaka Pustakawan Mengahadapi MEA & AFTA Manusia dan Teknologi

Transcript of Kabar Pustaka Untuk Khalayak CERITAKAN BUKUMU · buku, aku bisa mengenal beragam watak dan type...

Kabar Pustaka Untuk Khalayak

Kareba PustakaEdisi Maret 2015

Kareba Pustaka

CERITAKAN BUKUMUCERITAKAN BUKUMU

Pustakawan Bekerja Dengan Hati Nurani

Enjoy & Move-On Mengelola Pustaka

Pustakawan Mengahadapi MEA & AFTA

Manusia dan Teknologi

Pustakawan Bekerja Dengan Hati Nurani

Enjoy & Move-On Mengelola Pustaka

Pustakawan Mengahadapi MEA & AFTA

Manusia dan Teknologi

Kabar Pustaka Untuk Khalayak

Tentang Kareba Pustaka

KAMI BERCERITA TENTANG WACANA

Manusia pada dasarnya di bekali akal untuk berargumen dan berinteraksi dengan realitas sosial. Didalam interaksinya itu, manusia senantiasa menyampaikan pendapat yang berdasar pada pengalaman-pemikiran. Ketika komunikasi di sampaikan secara massa melalui media cetak dan online, maka masyarakat akan terpapar dan memperoleh pengetahuan tentang perihal itu. Intrpretasi penulis dan pembaca akan selalu berbeda-beda, sebab memang hal itu berangkat dari paradigma masing-masing dalam memandang fenomena sosial. Menuliskan tentang fenomena sosial merupakan respon yang dibangun melalui argumen subjektif dengan dalil-dalil teori yang mapan. Namun adakah pembaca yang berasal dari luar masyarakat yang bertradisikan ilmiah, bijak atau penulis ?

Dalam media ini, bukan sekedar mencari pangsa pasar pembaca pada sebuah kolom media. Tetapi meletakkan dan mendorong agar argumen-argumen kritis dan kreatif yang beredar tidak sekedar dialektika 'tatap-muka' dalam bentuk cetak dan online atau hanya terbaca oleh sesama identitas. Tetapi produksi wacana, bukan berarti mengecilkan perannya, justru produksi tersebut sudah nyata telah mampu merubah bahkan menghegemoni pembaca yang terpapar oleh wacananya. Ada dua jenis penulis yang kerap menulis; yang pertama ialah para akemisi/intelektual dan selanjutnya praktisi. Keduanya membawa wacana dari perspektifnya masing-masing dan menyampaikan pesan. Melalui media ini, kami hanya ingin mempengaruhi pembaca (pustakawan, mahasiswa, dan masyarakat) untuk terus mencintai perpustakaan dan membaca. Tetapi kami t idak hanya memaparkan (broadcast) wacana, tetapi berharap interaktif dengan pembaca dalam setiap penerbitan media ini. Selamat datang di New Media, anda boleh jadi prosumen (produsen dan konsumen) wacana di media kami.

Editorial

Pimpinan Redaksi: IKA JIP, Editor : Irsan, Pustakawarta : Laode Rusadi, Fajeruddin Syakir, Saenal Abidin, Amar Saniemail : [email protected] : www.karebapustaka.com FB : Kareba Pustaka, Grup : Berita Perpustakaan Sulsel

www.Karebapustaka.com 2

KAREBA PUSTAKA

Kareba Pustaka kali ini menghadirkan beberapa liputan yang menarik dan bercerita tentang buku yang menginspirasi para pembaca. Di Bulan ini, di peringati Hari Story Telling Dunia 20 Maret 2015 dan Hari Puisi Sedunia pada 21 Maret 2015. Dua hari itu di peringati oleh berbagai masyarakat dunia dengan beragam bentuk kegiatan. Merespon hal itu, Kareba Pustaka menyajikan edisi ‘Ceritakan Bukumu’.

Bagi yang sudah membaca buku, waktunya Anda menceritakan buku Anda. Dengan menceritakan bukumu, kalian telah berbagi informasi dan pengetahuan kepada orang lain. Jadi sudahkah anda menceritakan buku terbaik Anda ? Lebih seru lagi tentunya, jika kamu saling bertukar cerita tentang bukumu, sambil membacakannya seperti layaknya sang penyair. Eiitzs, baiknya sih, baca buku puisi saja kali yah kalau mau berpuisi. Kalau begitu, terserah pembaca saja deh, mau baca buku apa saja, yang penting baca dan ceritakan bukumu (hehehe). Supaya kamu juga mudah memahami dan mengingat apa yang kamu ceritakan. Nah, bagaimana dengan pustakawan, buku apa yang anda telah diceritakan ?

Sebagai sivitas kepustakawanan, tentu saja Kareba Pustaka senantiasa menyiapkan artikel, berita-berita tentang perpustakaan di Sulawesi Selatan dan iklan layanan khalayak. Jadi, jangan pernah lewatkan cerita kami di media yang sederhana ini.

www.Karebapustaka.com

Aku selalu setuju dengan semua

kehebatan yang didapatkan seseorang

dengan membaca. Karena bagiku buku

benar-benar telah menjadi bagian

terbesar dalam menentukan sejarah

perjalanan kehidupan kami. Mulai saat

aku kecil hingga kemudian menjadi

mahasiswa yang tak selesai karena

lebih memilih menjalani peran sebagai

seorang ibu rumah tangga.

ukan hendak menyombongkan diri,

tapi demi kepentingan Bmengagungkan kehebatan benda

yang bernama buku. Aku telah jatuh cinta

dengan buku saat pertama aku bisa

mengenal huruf. Sebelum bapak-ibu guru

mengenalkanku, orangtuaku telah lebih

dulu melakukannya. Kecintaanku mewujud

dalam aksi-aksi baca yang tak kenal waktu

dan tempat. Sayang kala itu koran dan

buku-buku cerita anak masih sangat

terbatas di kampungku. Sehingga sebagai

pelampiasan, aku rela melahap buku-buku

pelajaran SD sampai pada tingkatan di

atasnya.

Dan tindakan yang lebih ekstremnya, buku-

buku fiqh dan agama menjadi sasaran

mataku kala bertandang ke rumah sanak

keluarga. The Road to Mecca dengan

tulisan huruf yang sangat kecil dengan

ketebalan yang melampaui kelipatan-

kelipatan umurku sempat menyita waktu

dan perhatianku saat itu, meski pada

akhirnya tak selesai kubaca.

Hidup dituntun oleh buku

Di luar Al-Quran tentu saja sebagai

pedoman kami yang Muslim, maka

semuanya dipandu oleh buku. Mulai aku

memilih pasangan hidup, menjalani

kehidupan berkeluarga, mengasuh anak,

menjalankan roda bisnis, hingga kegiatan

konseling, semua mengacu pada buku. Tak

berlebihan jika aku memegang kuat motto:

buku adalah guru, sahabat, dan mentor.

Bahkan bisnis yang kami pilih saat ini

akhirnya adalah bisnis perdagangan buku

yang usianya hampir mendekati

seperempat abad.

Kami mampu bertahan dari gempuran

badai kehidupan dalam pernikahan, karena

kami terus mau membaca. Membaca buku,

membaca semesta, termasuk membaca

manusia. Kesulitan dan rintangan hidup

yang kami hadapi selama tahun-tahun

pertama berumah tangga bukanlah hal

yang mudah dan terjadi dalam waktu yang

singkat.

BUKU OASE KEHIDUPANKU

Kolom Artikel

Mauliah Mulkin (Pegiat Literasi & Pemilik Toko Buku Paradigma Makassar)

www.Karebapustaka.com 3

4www.Karebapustaka.com

Ia bahkan telah menyusup masuk hingga

ke relung-relung terjauh yang sulit kami

jangkau dengan nalar sehat andai tak

bertemu buku.

Sampai hari ini kami masih menanggung

banyak masalah. Kadarnya pun tak

tanggung-tanggung. Ia bisa

melambungkan emosi manusia biasa

hingga mencapai batas kesabaran

tertinggi. Dan kami merasakannya dalam

kurun waktu yang lama. Mungkin jenis-

jenis masalah semacam inilah yang

sanggup memporak porandakan

kehidupan setiap insan jika tak cukup kuat

memikulnya.

Kami dapat melaluinya dan perlahan-lahan

bangkit kembali dan saling menguatkan

satu sama lain karena kami masih setia

menjadikan buku sebagai teman

seperjalanan sekaligus mentor. Sifat Tuhan

yang Maha Kasih dan Penyayang kami

temukan selain dari Al-Qur'an, ia juga kami

temukan dalam penjabaran hikmah yang

indah yang tertulis dalam buku.

Saking sayangku pada buku, aku bisa rela

tak membeli baju dan sepatu demi

mendapatkan buku yang jadi incaran sejak

lama. Aku yang asli phlegmatis ini bahkan

bisa bersikap tegas untuk urusan pinjam-

meminjam buku. Ada aturan yang berlaku

dalam rumah kami, bahwa buku hanya

boleh dipinjam baca di tempat, dan tidak

boleh dibawa pulang. Sepenting apa pun

isi buku tersebut baginya. Karena kami tak

mau kehilangan buku gara-gara orang

yang meminjam lupa (sengaja) tidak

mengembalikannya.

Berkat buku, kami bisa bertahan

dalam bisnis perbukuan, berkat

buku, aku bisa mengenal

beragam watak dan type

manusia, berkat buku kami bisa

mendidik anak menjadi lebih

baik dari generasi kami dulu,

dan berkat buku aku sekarang

bisa menulis buku. Karena aku

selalu percaya pada kekuatan

yang dikirim oleh Tuhan lewat

untaian pesan-pesan indah yang

tertulis dalam sebuah buku.

CERITAKAN BUKUMUuku mampu membawa anda menggapai cita-cita. Buku menjadikan anda menjadi banyak tahu dengan cakrawala yang terbuka. Buku B

menjaga peradaban manusia dan melestarikan pesan luhur untuk generasi manusia.

Begitulah buku, banyak memberikan manfaat dari keberadaannya bagi manusia. Coba bayangkan jika tidak pernah ada yang namanya buku, mungkin peradaban manusia akan terhenti. Sebab itu buku adalah mata-rantai peradaban yang setia dan tak lekang oleh waktu.

Begitu banyak pengetahuan yang tersimpan didalam buku, jika tidak di baca maka hanya akan menjadi artefak yang terbengkalai. Manusia yang pembaca adalah manusia yang pencerita, karena memang tradisi lisan tidak dapat dipisahkan dengan tradisi literasi (membaca dan menulis). Seorang pencerita adalah seorang yang selalu menyampaikan ide dan pikiran-pikirannya. Kebanyakan mereka mendapatkan pengetahuan dari dua cara yaitu dari tradisi lisan (turun-temurun) dan tradisi literasi dengan membaca buku. Nah, untuk melestarikan pengetahuan yang dimiliki pencerita dan pembaca, dua tradisi diatas saling beriringan dan selalu

diteruskan.

Manusia yang bercerita tentang buku dan apa saja yang dibacanya merupakan manusia yang senang berbagi pengetahuan, yang pada akhirnya menjadi “perpustakaan dan buku” yang berjalan. Sebab pada dasarnya manusia adalah media (medium) yang senantiasa membaca dan memiliki pengetahuan implisit yang siap untuk dieksplisitkan dalam sebuah media cetak dan lisan atau cerita, agar pengetahuannya bermakna.

Ceritakan bukumu, ceritakan dirimu, ceritakan cerita-cerita tentang buku, dengan begitu, kamu telah menyumbangkan perubahan yang lebih baik. Kamu telah mengajak orang untuk senang bercerita dan membaca buku. Yang terakhir merupakan aktivitas yang mesti anda lakukan sebelum menceritakan sebuah buku. Semoga dengan menceritakan buku-buku kita, kita dapat memahami dan memaknai dunia.

www.Karebapustaka.com 5

ika dahulu pustakawan masih identik J

dengan tugas menyusun buku-buku, maka sudah seharusnya pustakawan move-on dari stigma masa lalu tersebut. B l a s i u s S u d a r s o n o (2009: 26 dan 91) dalam Pustakawan, Cinta dan T e k n o l o g i mengemukakan bahwa dalam perkembangan i l m u p e n g e t a h u a n sebenarnya pustakawan masih berkutat hanya dengan pustaka literer s a j a , p u s t a k a w a n h e n d a k n y a h a r u s bergeser dari mengelola i n f o r m a s i m e n u j u mengelola pengetahuan ( K n o w l e d g e Management). Dengan pergeseran tersebut, perpustakaan dapat menjadi institusi sosial yang memfasilitasi terjadinya interaksi pengetahuan (Sudarsono, 2009: 74). Tentu peralihan itu tidak semudah yang diharapkan, sebab diperlukan keinginan yang kuat dari pustakawan untuk belajar (sepanjang hayat) dan enjoy –menjadi ikhlas- terhadap profesinya. Terlebih bahwa tupoksi (tugas teknis) pustakawan cenderung lebih ringan di zaman ini dengan dukungan TIK, walaupun justru sebaliknya, lebih berat lagi bagi pustakawan jika tidak mau dan mampu beradaptasi atau adaptif dan literat terhadap teknologi informasi dan komunikasi.

Putu Laxman Pendit mengemukakan bahwa perpustakaan sebagai sebuah institusi yang menghimpun informasi dan pengetahuan, tidak

ENJOY AND MOVE-ON :

akt

ual

d a p a t menghindari semua perkembangan baru. I t u l a h s e b a b n y a , menurutnya seluruh peradaban modern manusia, termasuk t e k n o l o g i b a r u dibangun diatas buku-buku. Perkembangan yang pesat dalam TIK memang memberi pengaruh yang besar t e r h a d a p p e r k e m b a n g a n perpustakaan. Bahkan s e r i n g k a l i o r a n g m e n g a n g g a p kemajuan sebuah perpustakaan dinilai d a r i p e n g u n a a n teknologi informasi yang canggih atau baru. Kegiatan yang padat di perpustakaan

memang kemudian meniscayakan adanya bantuan TIK sebagai sistem yang bekerja secara otomatis. Pengunaan teknologi informasi dalam perpustakaan inilah yang selanjutnya di kenal dengan otomasi perpustakaan.

Sistem otomasi perpustakaan ini merupakan bagian yang tidak terpisah dari perkembangan perpustakaan mutakhir. Apalagi bahwa akses dan dukungan untuk sistem otomasi perpustakaan tersedia dalam banyak pilihan saat ini. Dengan begitu, pustakawan sebenarnya mulai leluasa untuk melayani dan menyebarluaskan informasi maupun pengetahuan secara aktif, baik melalui interaksi langsung dan online.

(dari) MENGELOLA PUSTAKA DAN (ke) MENGELOLA PENGETAHUAN

www.Karebapustaka.com 6

Sehingga pustakawan tidak lagi sekedar berkutat dengan buku-buku, tetapi aktif dalam berbagi informasi dan p e n g e t a h u a n k e p a d a pemustaka, baik di bagian pengolahan pustaka apalagi di bagian layanan informasi dan sirkulasi.

D a l a m S e m i n a r Motivasi yang di gelar oleh IPI Su lawes i Se la tan bersama Trans Studio dan Penerbit Erlangga di Trans Studio Makassar, topik yang

diangkat yaitu “Enjoy dan Move-on Mengelola Perpustakaan, mengisyaratkan adanya perubahan paradigma dan tingkah laku atau aktivitas maupun budaya kerja dalam perpustakaan. Pertanyaan awal untuk topik diatas yaitu bagaimana pustakawan dapat Enjoy mengelola perpustakaan ? Pertanyaan ini tentu saja harus dijawab dengan melihat bagaimana pustakawan tersebut memaknai profesinya (dan pekerjaan teknisnya) selama ini. Kata Enjoy dalam perspektif kita barangkali diartikan menikmati, menyenangi, atau santai. Namun tentu saja, kita juga perlu mengajukan pertanyaan tentang siapakah sebenarnya pustakawan yang enjoy dalam mengelola perpustakaan ? Sebab pada dasarnya menikmati sesuatu haruslah berangkat dari niat yang tulus. Artinya, jika tidak berangkat dari jiwa dan semangat kepustakawanan itu sendiri dalam mengelola perpustakaan, maka akan sulit menikmati pekerjaan.

Salah satu pembicara dalam Seminar Motivasi Perpustakaan yaitu Aris S e t i a w a n ( m o t i v a t o r Nasional) mengajak para p u s t a k a w a n u n t u k berbahagia. “Kita harus membaca supaya tidak salah. Gaji pustakawan memang sedikit, tapi amalnya banyak. Mudah-mudahan pustakawan ikhlas dan istiqomah”. Aris Setyawan juga menyemangati para pustakawan untuk move on dan enjoy dalam m e n j a l a n k a n t u g a s n y a s e b a g a i p e n g e l o l a perpustakaan.

7www.Karebapustaka.com

Motivasi yang diberikan oleh Aris Setyawan mendapatkan respon yang antusias dari peserta yang berjumlah sekitar 300-an orang. Dari jumlah yang cukup banyak ini, diikuti para pustakawan se Sulsel, Mahasiswa Perpustakaan dan kepala-kepala BPAD/KPAD yang berasal dari beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan. Selain Aris Setyawan, pembicara lainnya yaitu Tulus Wulan Juni (Pustakawan Makassar) yang akan mewakili Indonesia dalam CONSAL, sebuah ajang mencari pustakawan terbaik ASEAN.

Dalam presentasinya, Tulus Wulan Juni meminta dukungan dari para pustakawan yang hadir dalam acara tersebut. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada istrinya (yang juga pustakawan) dan para pustakawan. Selain itu, Tulus Wulan Juni memutarkan video dokumenter yang memuat perjalanan karirnya selama menjadi pustakawan. Program-program yang dilakukan oleh Tulus Wulan Juni terdokumentasi dengan baik, sehingga video tersebut menunjukkan perjalanan Move On dan Enjoy Tulus Wulan Juni dalam mengelola perpustakaan.

Ajakan yang disampaikan oleh para pembicara pada kegiatan tersebut memang masih semacam motivasi kepada para peserta, tetapi kegiatan tersebut dapat menjadi motivasi awal dari para pustakawan agar benar-benar menikmati dan Move On kearah yang lebih baik dan menarik dalam mengelola perpustakaan. Sebab untuk menikmati sebuah profesi, apalagi ikhlas dan istiqomah, haruslah bermula dari kesadaran diri para pustakawan untuk mau berubah dan terus belajar serta beradaptasi dalam perkembangan TIK. Seperti apa yang di jelaskan di muka, bahwa pustakawan dalam mengelola perpustakaan, sudah saatnya fokus dalam mengelola i n f o r m a s i d a n m e n g e l o l a pengetahuan.

Semoga kehadiran para p e s e r t a d i a c a r a y a n g d i selenggarakan IPI tersebut, menjadi pemacu awal dan refresh bagi para pustakawan dalam menikmati dan berusaha memperbaiki kualitas diri dan perpustakaan. Trans Studio Makassar yang menjadi tempat acara dan sekaligus tempat berdarma wisata dan tempat ber-enjoy pustakawan, dapat menjadi saksi untuk perubahan pustakawan kearah yang lebih baik dalam mengelola perpustakaan.

www.Karebapustaka.com 8

POJOK

elaki paruh baya itu sedang berjalan lurus tanpa sedikitpun memperdulikan Laktivitas disekitarnya. Tatapannya sedang

fokus sedari tadi di depan layar ponsel pintar miliknya. Ia seakan berada didalam dunia yang tidak terlihat oleh orang-orang yang ada di hadapannya. Dualitas itu berbagi, antara dunia online dan offline (nyata). Sedikit senyum, di tambah ekspresi yang serius, sudah cukup menandakan ia sedang berinteraksi. Senyum yang terkembang direpresentasikan dengan emoticon di ponselnya. Penyampaian komunikasi dengan visualisasi tersebut merepresentasikan sebuah ekspresi dan nilai.

Ketika hendak mencari suatu tempat, cukup dengan membuka sistem penelusuran di ponsel pintarnya. Seperti itu juga saat manusia menebak siang dan malam melalui jam. Seakan-akan ponselnya adalah portal atau jendela untuk melihat segala hal yang telah di mudahkan oleh teknologi canggih.

MANUSIA & TEKNOLOGIOleh iRSAN (Pustakawan Keliling)

Demikian gambaran aktivitas seorang yang sedang larut bersama perangkat teknologi. Waktu, Ruang, dan Bahasa pada akhirnya tersederhanakan oleh teknologi. Jika dahulu kita membaca fenomena alam dengan melihat (menginderai) alam sekitar, maka instrumennya bertransformasi dalam bentuk jam, peta, tulisan dan suara. Kesemuanya diabadikan dalam miniatur bernama teknologi, terutama handphone , yang kemajuannya t idak mengelakkan dampak pada masyarakat teknologis atau teknokrat.

Seperti yang dikatakan Don Idhe, terjadi kebertubuhan teknologi dalam diri manusia. Bagai seorang pemuda yang sedang melepas rindu dengan menelpon kekasihnya, yang seakan-akan dekat dengannya, atau fokusnya lebih kepada suara kekasihnya ketimbang perangkat komunikasi yang sedang ia digunakan.

www.Karebapustaka.com 9

Manusia dan teknologi ini menyatu, seolah merupakan bagian dari anggota tubuh atau alat penginderaannya. Demikian yang terjadi hari-hari ini. Bangun dan tidur bersama kekasih dengan perantara teknologi.

Pendefinisian teknologi bagi manusia sesungguhnya berbeda-beda dalam menghadapi lingkungan budaya. Misalnya, menggunakan traktor menjadi angkutan umum. Atau aku dan kacamataku untuk melihat objek. Artinya, maksud pencipta tidak selalu sama dengan penggunaannya. Sebab teknologi berada dalam budaya (berbeda), maka pengunaan teknologi pada budaya itulah yang melahirkan karakter unik. Dalam Idhe, perihal itu dikatakan ketertanaman teknologi dalam budaya (multikultural).

Parahnya, Robert Oppenheimer menyesali pengembangan bom atom dan menyatakan ahli fisika yang tergoda oleh teknologi sampai “berkenalan dengan dosa”. Tetapi karena teknologi dewasa ini membentuk sistem globalisasi, maka David C. Korten (Jalaluddin dalam filsafat ilmu pengetahuan) menilai permasalahan yang dihadapi kemudian menjadi

milik masyarakat global.

Kehidupan kita sehari-hari memang selalu dihiasi dengan teknologi yang semakin terbarukan. Jika sebelumnya, terjadi determinisme teknologi terhadap manusia, maka hari ini boleh jadi bersatu padu menjalani kehidupan. Biasanya, jika itu telah terjadi, hari kita hampa ketika tanpa teknologi yang setia menemani. Memandang terpisah teknologi sebagai instrumen kehidupan, sama saja menjadikannya otonom. Bergantung pada teknologi juga memberi otoritas bahkan hegemoni kepada manusia. Tetapi bukankah teknologi memang u n t u k m e n d e f i n i s i k a n d a n memudahkan kehidupan manusia ? Sebab itu, sebagai manusia-pencipta teknologi, menaklukkan teknologi dalam kodrati tujuan pembuatannya menunjukkan prestasi kreatifitas.

www.Karebapustaka.com 10

www.Karebapustaka.com5

Akhir-akhir ini negara kita sedang ramai membincangkan tentang AFTA dan MEA.

Sebuah ikatan regional yang dibangun oleh negara-negara ASEAN dalam mencapai masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebuah program yang menggiurkan dan sekaligus tantangan baru dalam percaturan ekonomi dan sektor-sektor kehidupan lainnya. Haruskah kita merubah orientasi hidup kita dan mempersiapkan keterampilan ?Barangkali inilah pertanyaan awal yang penting untuk dijawab bukan dengan sekedar teori, tetapi bersikap adaptif atau menciptakan arus kreatif baru dalam kompetisi tersebut.

Hal ini pula yang menjadi bahasan dalam forum-forum profesi, seperti pustakawan. Namun apakah yang hendak dilakukan oleh pustakawan dalam menghadapi diatas ? Tentunya, beragam pendapat yang akan muncul, terutama pustakawan itu sendiri. Tetapi bagaimanakah sebenarnya paradigma pustakawan dan mahasiswa perpustakaan terhadap MEA dan AFTA ?

Hal tersebuT di respon oleh Perpustakaan UNM dengan mengadakan kegiatan seminar pada Pekan Pendidikan dan Budaya UNM. Pada tanggal 25 Maret 2015 di Perpustakaan UNM diadakan Seminar Perpustakaan bertajuk “Meningkatkan Kinerja Pustakawan dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Hadir sebagai pemateri Dr. Syarifuddin Dollah, M.Pd. (Dekan FBS UNM), Salmubi, S.Sos, S.S., MIM (Kepala Perpustakaan B.J. Habibie Politeknik Negeri Ujung Pandang), Drs. Sahabuddin Situju(Pustakawan Madya) dan Hj. Marwiah, S.IP. (Pustakawan Madya).

PUSTAKAWANMENGHADAPI

MEA

Dalam kegiatan seminar tersebut, para pembicara mengharapkan agar para pustakawan terus belajar dan menyiapkan keterampilan (skill) dalam menghadapi MEA. Selain itu, mereka mengharapkan pustakawan aktif mengadakan kegiatan literasi, mengikuti seminar dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sementara Ketua Panitia, Amaluddin Zaihal. S.Sos mengatakan bahwa kegiatan Pekan Pendidikan dan Budaya UNM ini akan diadakan setiap tahunnya. Ini dilakukan sebagai upaya mengajak mahasiswa untuk mencitai perpustakaan.

SETIAP APA YANG TELAH KUBACAKUTEMUKAN JALAN YANG LURUS“

www.Karebapustaka.com 12

POJOK

Masihkah Anda Menggunakan laci katalog ?

Pertanyaan diatas,

pastinya jawabannya

akan berbeda, tentu

saja ada yang masih

dan ada yang sudah

tidak, terutama jika

perpustakaan tertentu

sudah menggunakan

sistem otomasi

perpustakaan.

Tetapi tahukah anda

apa sebenarnya fungsi

dari laci katalog ?

Laci Katalog Perpustakaan Daerah Pangkep

Laci Katalog Perpustakaan Daerah Pinrang

Nah, laci katalog ini

merupakan sarana untuk

temu-balik informasi.

Dengan adanya

laci katalog yang disusun

secara alfabetis, maka

memberi kemudahan

kepada pustakawan untuk

melakukan aktivitasnya.

Jadi fungsi laci katalog ini

sangat membantu dalam

kerja-kerja pustakawan.

lACIkatalog

www.Karebapustaka.com 13

POJOK

Laci Katalog Perpustakaan Daerah Luwu Utara Laci Katalog Perpustakaan Daerah Bulukumba

Laci Katalog Perpustakaan Daerah Wajo

Masih banyak perpustakaan yang memiliki laci katalog, sekalipun telah memiliki sistem temu balik informasi. Ada tiga jenis katalog yang disimpan di dalam laci katalog (ada juga yang menamakan lemari katalog) yaitukatalog pengarang, katalog judul dan katalog subjek. Dari jenis-jenisnya itu, kita sudah bisa menebak perbedaannya kan. Seperti halnya dalam sistem temu-balik informasi, jika misalkan anda ingin mencari buku,mau memasukkan kata kunci pengarang, judul atau subjeknya.

Ketika anda berkunjung kebeberapa perpustakaan daerah kabupaten-kabupaten di Sulawesi Selatan, anda masih dapat menemukan laci/lemari katalog. Seperti gambar-gambar yang kami tampilkan ini.

Bagi perpustakaan yang bertansformasi secara modern, Laci katalog mungkintidak digunakan lagi, apalagi perpustakaan digital. Tetapi prinsip-prinsip dari kegunaan laci katalog beralih dalam ke dalam bentuk folder, sebuah media penyimpanan file (data) dalam sistem. Bagi perpustakaan konvensional yang masih menggunakan laci/lemari katalog, tetaplah fungsikan dengan baik untukmendukung kinerja pustakawan.

www.Karebapustaka.com 14

KOTAKATA

SAYA PUSTAKAWAN. Ketika orang mendengar kata pustakawan, yang terlintas dipikiran mereka, seorang yang bekerja di perpustakaan dan bekerja menyusun buku-buku. Masihkah demikian paradigma di masyarakat? Pernahkah anda membayangkan seorang pustakawan yang tidak bekerja diperpustakaan ? Sulit kan menemukannya. Sebab kata pustakawan memang mengisyaratkan seseorang bekerja di perpustakaan, bahkan bisa dikatakan wajib. Tapi bagaimanakah seorang pustakawan menjadi ‘pustakawan’ dengan tidak b e r a d a d i p e r p u s t a k a a n ?

Anda punyatulisanberupaopini,artikel,cerpen,

foto,dan

saran ?

Kirimke

email

[email protected]@gmail.com

atau

Meniti Siri’ dan Harga Diri

Catatan dan Kenangan

Penulis : Andi Matalatta

Penerbit : Khasanah Manusia Nusantara,

Jakarta. Cetakan II : Agustus 2014

ISBN : 978-979-97305-0-3

Buku ini menyajikan tentang kisah

seorang pejuang dan pahlawan yang

menjadi panutan banyak masyarakat

Sulawesi Selatan. Andi Matalatta yang

terlahir dari rahim seorang keturunan

Raja, yang menunjukkan keberanian,

kegigihan dan pribadi yang kuat

sebagai darah Bugis-Makassar.

Banyak pengalaman dan kisah yang

diukirnya dijelaskan dalam buku ini.

Sebab itu, dengan membaca buku

Andi Matalatta ini, kita dapat belajar

meniti siri’ dan harga diri sebagai

masyarakat Bugis-Makassar.

www.Karebapustaka.com 15

Info

Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, pada hari Sabtu, 21-22 Maret 2015 melaksanakan Musyawarah Kerja di Benteng Somba Opu. Kegiatan ini di hadiri oleh Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan, Muh. Quraisy Mathar, S.Sos.,M.Hum, sekaligus membuka musyawarah kerja HIMAJIP Periode 2015-2016.

Dalam sambutannya, Muh Quraisy Mathar mengharapkan di periode kepengurusan ini HIMAJIP mampu memberikan konstribusi lebih terhadap jurusan Ilmu Perpustakaan (JIP) dan mahasiswa JIP melalui program-program kerja yang dilaksanakan. Ia mendorong pengurus membuat program kerja yang baru dan belum ada sebelumnya, agar bisa menjadi suatu perbedaan. Selain itu, ia berharap agar HIMAJIP melebarkan sayap diluar wilayahnya dan keluar agar mampu bercermin dan membandingkan JIP lainnya. Dalam kesempatan itu, Muh Quraisy Mathar juga menyampaikan ucapa terima kasih dan meminta izin pamit karena masa jabatannya akan segera berakhir, sesuai dengan statute baru di UIN Alauddin Makassar.

“ S a y a b e r h a r a p a g a r pengurus pada periode ini mampu merembukkan ide dan gagasan yang baru dalam menciptakan program-p r o g r a m k e r j a y a n g b a r u berdasarkan inovasi dan kreativitas yang dimiliki pengurus HIMAJIP dan dapat berpengaruh dan bermanfaat bagi JIP dan mahasiswa JIP. Saya juga berharap pengurus HIMAJIP pada periode ini memiliki komitmen yang kuat dan rasa kepemilikan dalam merealisasikan program kerja dengan baik. Semoga H I M A J I P d a p a t m e n j a d i perpanjangan-tangan bagi JIP, mahasiswa JIP dan FAH melalui mewujudkan program kerja yang akan dilaksanakan”, kata Moh. Damis dalam sambutannya.

Pada kegiatan Musyawarah Kerja kali ini, beberapa program kerja yang diagendakan dalam periode 2015-2016, diantaranya sebagai berikut :

1. Latihan Kepustakawanan VI2. Study Tour/Study Banding3. Mengadakan Seminar 4. Memperingati Hari Besar Literasi dan Jurusan5. Menjalin hubungan dengan instansi-instansi maupun kelompok atau komunitas yang dapat

memberikan konstribusi untuk JIP dan HIMAJIP6. Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan HMPII 7. Pengadaan Masing sebagai sarana penyebaran informasi8. Pembenahan Sekret9. Pengadaan Baksos/Sosialisasi10.Pembuatan Perpustakaan Jurusan melalui partsipasi “one man one book”11.Mengadakan Kajian Rutin

HIMAJIP AGENDAKAN PROGAM KERJA INOVATIF DAN KREATIF

www.Karebapustaka.com 16

KAREBA

17www.Karebapustaka.com

PUSTAKAWAN BEKERJA

DENGAN HATI NURANIDalam acara Seminar Motivasi Perpustakaan yang diadakan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Penerbit Erlangga di TransStudio Makassar (26/3/2015), para peserta mendapatkan buku dari PenerbitErlangga yang berjudul “Bekerja denga Hati Nurani” yang ditulis oleh Akh. MuwafikSaleh. Buku ini menguraikan spirit atau semangat dalam bekerja dan dengan berlandaskan spiritual atas dasar nilai-nilai ketuhanan. Bekerja dengan kesadaranspiritual tentu berbeda dengan hanya bekerja demi materi atau duniawi semata.

Pustakawan yang bekerja dengan kesadaran spiritual senantiasa menjadikan pekerjaannya sebagai bagian dari beramal. Mengapa ? sebab pustakawan bertugas dan bertanggungjawab dalam mengajak masyarakat untuk cerdas.Adanya perintah Tuhan kepada manusia untuk menuntut ilmu pengetahuandisampaikan dalam banyak ayat suci dan hadis dalam agama Islam. Terutamadalam surat Al-Alaq ayat 1 dan 4. Perintah Iqra merupakan pesan yang menisca-yakan adanya media, yaitu buku dan perpustakaan sebagai media yang lebihbesar. Sementara keberadaan buku dan perpustakaan ini ditentukan olehpustakawan. Artinya perpustakaan adalah pustakawannya. Selain itu, pustakawansebenarnya merupakan media atau perantara yang selalu beraktivitas dalammengamalkan pesan Iqra (agama) diatas. Maka pustakawan yang bekerjasesuai dengan tugas pokoknya (tupoksi) secara sadar, telah bekerja dengankesadaran nilai-nilai spritual (agama). Sebaliknya, jika bekerja tanpa hati nurani maka sangat sulit untuk melakukannya dengan ikhlas dan bertanggungjawab.

KAREBA

Dalam buku Bekerja dengan Hati Nurani tersebut, Akh. Muwafik Saleh

mengemukakan 10 ciri bekerja dengan hati nurani :

1. Mengawali kerja dengan niat baik dan benar.

2. Menjaga agama Allah SWT dalam bekerja.

3. Menghadirkan Allah SWT dalam setiap pekerjaan.

4. Menggunakan hati nurani dalam menentukan sikap saat bekerja.

5. Menampilkan sikap takwa dalam bekerja.

6. Ikhlas dalam bekerja.

7. Menampilkan cara kerja yang terbaik (amal prestatif).

8. Memunculkan rasa syukur prestatif.

9. Menjalin silaturahmi dan merajut ukhuwah (kerja sama).

10. Menampilkan pelayanan prima (service excellent)

Ciri bekerja dengan hati nurani yang

di jelaskan diatas dapat menjadi

pedoman bagi pustakawan dalam

menekuni profesinya sebagai

pustakawan. Dibagian terakhir (ciri

ke 10), jika pustakawan bekerja

dengan hati nurani maka senantiasa

menampilkan pelayanan yang prima

bagi pemustaka. Keterampilan

emosional ini sangat dibutuhkan,

sebab dengan menampilkan kinerja

yang berlandaskan hati burani,

seorang pustakawan merasa ikhlas

dalam bekerja tanpa terlalu

merisaukan gaji yang didapatkan.

Selain itu, jika merujuk kepada

tradisi kepustakawanan Islam

terdahulu, kita dapat melihat para

pustakawannya bekerja

berlandaskan semangat dari pesan-

pesan mulia yang terkandung di

dalam kita suci Al-Qur’an. Sebab itu,

ciri kepustakawanan Islam (Islami) ialah dimana pustakawan yang bekerja menerapkan

nilai-nilai islam dan bekerja dengan hati nurani dalam mengelola perpustakaan. Selain

bahwa kepustakawanan Islam merupakan perpaduan antara bekerja untuk

kemaslahatan umat (dunia) dan juga akhirat.

www.Karebapustaka.com 18

KAREBA

BPAD SULSELBEDAH BUKUPARPOL

adan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Sulawesi Selatan mengadakanbedah buku terbitan daerah Sulawesi Selatan “Parpol di Tengah Pusaran BKorupsi Sebuah Telaah Lokalitas Demokrasi yang di tulis oleh Dr. H. Abustan,

S.H.,M.H pada senin, 30 Maret 2015 di Graha Pena (Lantai 4) Makassar. Kegiatan ini diikuti sekitar 70-an peserta yang didominasi dari pustakawan danmahasiswa. Dalam acara ini, hadir sebagai pembicara yaitu Dr. Aswar Hasan(Pengamat Politik), Prof.Dr. Amiruddin Umar, SH.,M.H (Akademisi), AsminAmin (Mantan Anggota DPR RI), dan Bachtiar Adnan Kusuma (Praktisi Perbukuan).

www.Karebapustaka.com 19

DISKUSI

Acara bedah buku ini, selain membagikan secara gratis buku karangan Abustan, BPAD Sulsel juga membagikan secara cuma-cuma kepada peserta buku tebal (644 halaman) yang ditulis oleh Andi Matalatta “Meniti Siri’ dan Harga Diri : Catatan dan kenangan (cetakan 2, 2014).

Dalam buku Abustan yang merupakan kompilasi tulisan opini di beberapa media seperti Koran Fajar, Abustan menuliskan pikiran-pikiran kritisnya dalam tiga bagian yaitu bagian pertama tentang Korupsi Menyandera Partai Politik, Dekomrasi Menyandera Rakyat, dan Lokalitas Demokrasi. Adapun pembicara yang tampil sebagai pembedah buku tersebut, lebih membicarakan tentang kondisi parpol di Indonesia dengan merespon

argumen-argumen yang di rumuskan oleh Abustan dalam bukunya.

Salah satu yang menjadi sorotan dari pembicara pada diskusi ini yaitu tidak adanya proses internalisasi nilai-nilai dari para legislator dan pemimpin hari ini, mereka mencontohkan tidak ada lagi pemimpin yang berideologi kuat seperti Soekarno yang Marhaenisme, Muso yang komunis dan Pramudya Ananta Toer yang menginternalisasikan pemikirannya melalui Murba. Bahkan dikatakan sekarang adalah partai-partai palsu. Dalam diskusi sesi tanya jawab, para penanya lebih banyak menyinggung tentang koruptor yang berdandan kesalehan agama dan wakil rakyat yang tidak mewakili rakyat secara subtantif.

Sementara, Bachtiar Adnan Kusuma dari perspektif perbukuan, menekankan penambahan anggaran dan regulasi perbukuan lokal yang perlu dirumuskan oleh DPR. Mengenai buku Abustan tersebut, Bactiar mengatakan sudah 1600 perpustakaan desa di sulsel yang telah dibagikan.

Dengan adanya bedah buku yang dilakukan oleh BPAD Sulsel ini, kita berharap semoga perpustakaan dan pustakawan ikut memberikan literasi (edukasi) politik kepada masyarakat dengan menyediakan informasi yang berimbang dan sehat.

www.Karebapustaka.com 20

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi semakin memudahkan

manusia dalam kesehariannya. Hal ini juga berdampak kepada pekerjaan

pustakawan di perpustakaan. Dengan penggunaan teknologi atau sistem otomasi di

perpustakaan, pustakawan semakin mudah melakukan pengolahan dan layanan

informasi. Namun, bagaimanakah sebenarnya pemanfaatan

sistem otomasi perpustakaan di perpustakaan selama ini

khususnya di Sulawesi Selatan ? berikut wawancara kami

bersama pemerhati dan konsultan TI/Sistem otomasi

perpustakaan, Muhammad Azwar Muin, S.Pd.I, M.Hum yang

juga merupakan dosean Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin

Makassar.

Penerapan sistem otomasi dengan betul-betul optimal, masih kecil

persentasenya. Kalau mengenal sistem otomasi mungkin sudah banyak yang tahu,

namun yang menerapkan sistem otomasi masih taraf bisa input data, bisa install,

semacam SLiMS. Sepertinya sudah banyak yang menerapkan. Ini bukan penelitian,

tapi berdasarkan pengamatan saya saja, perpustakaan daerah saja masih banyak

yang belum otomasi, padahal seharusnya menjadi contoh bagi perpustakaan yang

ada di kotanya. Namun banyak juga yang sudah otomasi, tetapi cara menggunakan

sistem tersebut belum menguasai secara keseluruhan atau mungkin sudah bisa

input data, tetapi cara inputnya belum sesuai dengan standar perpustakaan,

misalnya sesuai dengan aturan ISBD atau RDA, dan AACR 2.

Menurut saya, seharusnya yang input data bibliografi di sistem otomasi itu

harus yang benar-benar profesional yang menguasai ISBD, AACR2, Klasifikasi dan

Tajuk Subjek sehingga penulisannya betul-betul standar, dan disinilah dibutuhkan

betul-betul ilmu (perpustakaan) pustakawan. Kebanyakan yang saya amati, mereka

merasa mudah-mudah saja menginput data di sistem otomasi, yang penting input

meskipun tidak sesuai dengan standar. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara

pustakawan (dari latar belakang Ilmu Perpustakaan) dengan yang non ilmu

perpustakaan, padahal harusnya ada bedanya.

Sebagai seorang konsultan di bidang Otomasi Perpustakaan,

Bagaimana Bapak melihat perkembangan penerapan sistem

otomasi di Sulawesi Selatan khususnya Makassar ?

OPTIMALKAN OTOMASI PERPUSTAKAAN

WAWANCARA Muhammad Azwar Muin

www.Karebapustaka.com 22

Apa yang selama ini menjadi kendala dalam pemanfaatan TIK pada

perpustakaan di Sulsel khususunya Makassar ? Bagaimana Bapak melihat

efektifitas pemanfaatan sistem temu balik informasi oleh para

pemustaka/pengunjung di beberapa perpustakaan di Sulawesi Selatan,

khususnya Makassar ?

Keterampilan atau kemampuan SDM yang belum memahami, apalagi bisa

menerapkan sistem otomasi dengan baik sehingga di perpustakaan biasanya

mengandalkan orang IT atau orang lain dalam permasalahan sistem otomasi.

Seharusnya ada orang IT perpustakaan yang khusus ditempatkan di

perpustakaan sehingga secara langsung dan stand by menangani hal-hal teknis

IT dan sekaligus ikut mengembangakn IT perpustakaan.

Efektifitas pemanfaatan sistem temu balik informasi oleh para

pemustaka/pengunjung di beberapa perpustakaan di Sulawesi Selatan,

khususnya Makassar masih kurang optimal. Mungkin karena pemahaman

tentang sistem temu balik yang masih rendah. Kemudian di perpustakaan belum

banyak yang menerapkan pendidikan pemustaka (Literasi Informasi) dengan

baik, sehingga pemanfaatan sistem temu balik juga kurang dipahami oleh

pemustaka. Jangankan ingin menerapkan pendidikan pemustaka, layanan

perpustakaan saja belum optimal dan belum terorganisir sesuai dengan standar

perpustakaan. Jadi bingung juga apa yang mau di perkenalkan melalui

pendidikan pemustaka. Kendala SDM juga disebabkan karena mahasiswa JIP

sewaktu kuliah kurang dibekali dengan optimal tentang pemanfaatan TI dengan

teori dan praktik, sehingga ketika bekerja sangat kewalahan menangani hal-hal

teknis IT di perpustakaan. Di samping itu, yah mungkin karena malas belajar

karena merasa salah pilih jurusan, dsb.

: Ujung Pandang, 15 Januari 1980, : S1

Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Madinatul Ilmi Depok (2005), S2 Ilmu

Perpustakaan & Informasi Universitas Indonesia (2011), : Guru Bahasa

Indonesia SDIT Al-Hamidiyah Depok (2006-2008), Guru Komputer dan

Bahasa Arab SMP Islam Lazuardi Cilandak Jakarta Selatan (2008-2009),

Dosen Komputer dan Bahasa Arab STAI Madinatul Ilmi Depok (2008-2013),

Kepala Perpustakaan STAI Madinatul Ilmi Depok, Pengajar Mata Kuliah IT

Literacy Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra Jakarta, Tutor D2 Ilmu

Perpustakaan di UT UPBJJ Bogor (2011), Dosen tetap Ilmu Perpustakaan

UIN Alauddin Makassar

Muhammad Azwar Muin

Tempat/Tanggal Lahir Pendidikan

Karir

www.Karebapustaka.com 22

Dibawah gedung-gedung pencakar langitlalu lalang manusia dengan kesibukan dashyatsatu, sepuluh, seratus, seribu, sejuta manusia

Diantara mereka, dari sejuta menjadi satusatu manusia yang sedang membaca buku

Perpustakaan-perpustakaan yang berdiri tegakmenjadi bangunan tenggelam dalam lautan betonHilang dalam keributan bising dunia materiMacet dalam pikiran yang macet

Andai buku datang meminta, datang membuka halaman,datang menawarkan ketenangandatang membawa solusi Masihkah anda tenggelam dalam kegalauan ?

TENGGELAMNYA PERPUSTAKAAN

Nampak jelas disana ada pembacamuKau setia menanti siapa saja yang datangKebahagiaanmu adalah mereka yang membacamuTak peduli kasarnya tangan-tangan yang membuka halamanmuSebab engkau adalah pesan yang siap merubah kekasaran mereka

Nampak jelas disana ada pembacamuKau setia menanti manusia yang sedang ingin menjadi alim-ulamaKetenanganmu adalah mereka yang mengamalkan pesanmuSebab engkau bukan hanya kertas, engkau adalah ulama

AKU ULAMA

PUSTAKA PUISI

www.Karebapustaka.com 23

olehPuisi

Pustaka

www.Karebapustaka.com 24

MENGENAL PERPUSTAKAAN

www.Karebapustaka.com 24

DOKUMENTASI

“Pustakawan adalah Perpustakaan dan Pustaka Keliling

“CERITAKAN BUKUMU”

www.Karebapustaka.com 25

PUSTAKAWAN UNTUK BANGSA

“Orang PintarGunakan

Perpustakaan”

www.Karebapustaka.com26