Kabar Pustaka Untuk Khalayak CERITAKAN BUKUMU · buku, aku bisa mengenal beragam watak dan type...
Transcript of Kabar Pustaka Untuk Khalayak CERITAKAN BUKUMU · buku, aku bisa mengenal beragam watak dan type...
Kabar Pustaka Untuk Khalayak
Kareba PustakaEdisi Maret 2015
Kareba Pustaka
CERITAKAN BUKUMUCERITAKAN BUKUMU
Pustakawan Bekerja Dengan Hati Nurani
Enjoy & Move-On Mengelola Pustaka
Pustakawan Mengahadapi MEA & AFTA
Manusia dan Teknologi
Pustakawan Bekerja Dengan Hati Nurani
Enjoy & Move-On Mengelola Pustaka
Pustakawan Mengahadapi MEA & AFTA
Manusia dan Teknologi
Kabar Pustaka Untuk Khalayak
Tentang Kareba Pustaka
KAMI BERCERITA TENTANG WACANA
Manusia pada dasarnya di bekali akal untuk berargumen dan berinteraksi dengan realitas sosial. Didalam interaksinya itu, manusia senantiasa menyampaikan pendapat yang berdasar pada pengalaman-pemikiran. Ketika komunikasi di sampaikan secara massa melalui media cetak dan online, maka masyarakat akan terpapar dan memperoleh pengetahuan tentang perihal itu. Intrpretasi penulis dan pembaca akan selalu berbeda-beda, sebab memang hal itu berangkat dari paradigma masing-masing dalam memandang fenomena sosial. Menuliskan tentang fenomena sosial merupakan respon yang dibangun melalui argumen subjektif dengan dalil-dalil teori yang mapan. Namun adakah pembaca yang berasal dari luar masyarakat yang bertradisikan ilmiah, bijak atau penulis ?
Dalam media ini, bukan sekedar mencari pangsa pasar pembaca pada sebuah kolom media. Tetapi meletakkan dan mendorong agar argumen-argumen kritis dan kreatif yang beredar tidak sekedar dialektika 'tatap-muka' dalam bentuk cetak dan online atau hanya terbaca oleh sesama identitas. Tetapi produksi wacana, bukan berarti mengecilkan perannya, justru produksi tersebut sudah nyata telah mampu merubah bahkan menghegemoni pembaca yang terpapar oleh wacananya. Ada dua jenis penulis yang kerap menulis; yang pertama ialah para akemisi/intelektual dan selanjutnya praktisi. Keduanya membawa wacana dari perspektifnya masing-masing dan menyampaikan pesan. Melalui media ini, kami hanya ingin mempengaruhi pembaca (pustakawan, mahasiswa, dan masyarakat) untuk terus mencintai perpustakaan dan membaca. Tetapi kami t idak hanya memaparkan (broadcast) wacana, tetapi berharap interaktif dengan pembaca dalam setiap penerbitan media ini. Selamat datang di New Media, anda boleh jadi prosumen (produsen dan konsumen) wacana di media kami.
Editorial
Pimpinan Redaksi: IKA JIP, Editor : Irsan, Pustakawarta : Laode Rusadi, Fajeruddin Syakir, Saenal Abidin, Amar Saniemail : [email protected] : www.karebapustaka.com FB : Kareba Pustaka, Grup : Berita Perpustakaan Sulsel
www.Karebapustaka.com 2
KAREBA PUSTAKA
Kareba Pustaka kali ini menghadirkan beberapa liputan yang menarik dan bercerita tentang buku yang menginspirasi para pembaca. Di Bulan ini, di peringati Hari Story Telling Dunia 20 Maret 2015 dan Hari Puisi Sedunia pada 21 Maret 2015. Dua hari itu di peringati oleh berbagai masyarakat dunia dengan beragam bentuk kegiatan. Merespon hal itu, Kareba Pustaka menyajikan edisi ‘Ceritakan Bukumu’.
Bagi yang sudah membaca buku, waktunya Anda menceritakan buku Anda. Dengan menceritakan bukumu, kalian telah berbagi informasi dan pengetahuan kepada orang lain. Jadi sudahkah anda menceritakan buku terbaik Anda ? Lebih seru lagi tentunya, jika kamu saling bertukar cerita tentang bukumu, sambil membacakannya seperti layaknya sang penyair. Eiitzs, baiknya sih, baca buku puisi saja kali yah kalau mau berpuisi. Kalau begitu, terserah pembaca saja deh, mau baca buku apa saja, yang penting baca dan ceritakan bukumu (hehehe). Supaya kamu juga mudah memahami dan mengingat apa yang kamu ceritakan. Nah, bagaimana dengan pustakawan, buku apa yang anda telah diceritakan ?
Sebagai sivitas kepustakawanan, tentu saja Kareba Pustaka senantiasa menyiapkan artikel, berita-berita tentang perpustakaan di Sulawesi Selatan dan iklan layanan khalayak. Jadi, jangan pernah lewatkan cerita kami di media yang sederhana ini.
www.Karebapustaka.com
Aku selalu setuju dengan semua
kehebatan yang didapatkan seseorang
dengan membaca. Karena bagiku buku
benar-benar telah menjadi bagian
terbesar dalam menentukan sejarah
perjalanan kehidupan kami. Mulai saat
aku kecil hingga kemudian menjadi
mahasiswa yang tak selesai karena
lebih memilih menjalani peran sebagai
seorang ibu rumah tangga.
ukan hendak menyombongkan diri,
tapi demi kepentingan Bmengagungkan kehebatan benda
yang bernama buku. Aku telah jatuh cinta
dengan buku saat pertama aku bisa
mengenal huruf. Sebelum bapak-ibu guru
mengenalkanku, orangtuaku telah lebih
dulu melakukannya. Kecintaanku mewujud
dalam aksi-aksi baca yang tak kenal waktu
dan tempat. Sayang kala itu koran dan
buku-buku cerita anak masih sangat
terbatas di kampungku. Sehingga sebagai
pelampiasan, aku rela melahap buku-buku
pelajaran SD sampai pada tingkatan di
atasnya.
Dan tindakan yang lebih ekstremnya, buku-
buku fiqh dan agama menjadi sasaran
mataku kala bertandang ke rumah sanak
keluarga. The Road to Mecca dengan
tulisan huruf yang sangat kecil dengan
ketebalan yang melampaui kelipatan-
kelipatan umurku sempat menyita waktu
dan perhatianku saat itu, meski pada
akhirnya tak selesai kubaca.
Hidup dituntun oleh buku
Di luar Al-Quran tentu saja sebagai
pedoman kami yang Muslim, maka
semuanya dipandu oleh buku. Mulai aku
memilih pasangan hidup, menjalani
kehidupan berkeluarga, mengasuh anak,
menjalankan roda bisnis, hingga kegiatan
konseling, semua mengacu pada buku. Tak
berlebihan jika aku memegang kuat motto:
buku adalah guru, sahabat, dan mentor.
Bahkan bisnis yang kami pilih saat ini
akhirnya adalah bisnis perdagangan buku
yang usianya hampir mendekati
seperempat abad.
Kami mampu bertahan dari gempuran
badai kehidupan dalam pernikahan, karena
kami terus mau membaca. Membaca buku,
membaca semesta, termasuk membaca
manusia. Kesulitan dan rintangan hidup
yang kami hadapi selama tahun-tahun
pertama berumah tangga bukanlah hal
yang mudah dan terjadi dalam waktu yang
singkat.
BUKU OASE KEHIDUPANKU
Kolom Artikel
Mauliah Mulkin (Pegiat Literasi & Pemilik Toko Buku Paradigma Makassar)
www.Karebapustaka.com 3
4www.Karebapustaka.com
Ia bahkan telah menyusup masuk hingga
ke relung-relung terjauh yang sulit kami
jangkau dengan nalar sehat andai tak
bertemu buku.
Sampai hari ini kami masih menanggung
banyak masalah. Kadarnya pun tak
tanggung-tanggung. Ia bisa
melambungkan emosi manusia biasa
hingga mencapai batas kesabaran
tertinggi. Dan kami merasakannya dalam
kurun waktu yang lama. Mungkin jenis-
jenis masalah semacam inilah yang
sanggup memporak porandakan
kehidupan setiap insan jika tak cukup kuat
memikulnya.
Kami dapat melaluinya dan perlahan-lahan
bangkit kembali dan saling menguatkan
satu sama lain karena kami masih setia
menjadikan buku sebagai teman
seperjalanan sekaligus mentor. Sifat Tuhan
yang Maha Kasih dan Penyayang kami
temukan selain dari Al-Qur'an, ia juga kami
temukan dalam penjabaran hikmah yang
indah yang tertulis dalam buku.
Saking sayangku pada buku, aku bisa rela
tak membeli baju dan sepatu demi
mendapatkan buku yang jadi incaran sejak
lama. Aku yang asli phlegmatis ini bahkan
bisa bersikap tegas untuk urusan pinjam-
meminjam buku. Ada aturan yang berlaku
dalam rumah kami, bahwa buku hanya
boleh dipinjam baca di tempat, dan tidak
boleh dibawa pulang. Sepenting apa pun
isi buku tersebut baginya. Karena kami tak
mau kehilangan buku gara-gara orang
yang meminjam lupa (sengaja) tidak
mengembalikannya.
Berkat buku, kami bisa bertahan
dalam bisnis perbukuan, berkat
buku, aku bisa mengenal
beragam watak dan type
manusia, berkat buku kami bisa
mendidik anak menjadi lebih
baik dari generasi kami dulu,
dan berkat buku aku sekarang
bisa menulis buku. Karena aku
selalu percaya pada kekuatan
yang dikirim oleh Tuhan lewat
untaian pesan-pesan indah yang
tertulis dalam sebuah buku.
CERITAKAN BUKUMUuku mampu membawa anda menggapai cita-cita. Buku menjadikan anda menjadi banyak tahu dengan cakrawala yang terbuka. Buku B
menjaga peradaban manusia dan melestarikan pesan luhur untuk generasi manusia.
Begitulah buku, banyak memberikan manfaat dari keberadaannya bagi manusia. Coba bayangkan jika tidak pernah ada yang namanya buku, mungkin peradaban manusia akan terhenti. Sebab itu buku adalah mata-rantai peradaban yang setia dan tak lekang oleh waktu.
Begitu banyak pengetahuan yang tersimpan didalam buku, jika tidak di baca maka hanya akan menjadi artefak yang terbengkalai. Manusia yang pembaca adalah manusia yang pencerita, karena memang tradisi lisan tidak dapat dipisahkan dengan tradisi literasi (membaca dan menulis). Seorang pencerita adalah seorang yang selalu menyampaikan ide dan pikiran-pikirannya. Kebanyakan mereka mendapatkan pengetahuan dari dua cara yaitu dari tradisi lisan (turun-temurun) dan tradisi literasi dengan membaca buku. Nah, untuk melestarikan pengetahuan yang dimiliki pencerita dan pembaca, dua tradisi diatas saling beriringan dan selalu
diteruskan.
Manusia yang bercerita tentang buku dan apa saja yang dibacanya merupakan manusia yang senang berbagi pengetahuan, yang pada akhirnya menjadi “perpustakaan dan buku” yang berjalan. Sebab pada dasarnya manusia adalah media (medium) yang senantiasa membaca dan memiliki pengetahuan implisit yang siap untuk dieksplisitkan dalam sebuah media cetak dan lisan atau cerita, agar pengetahuannya bermakna.
Ceritakan bukumu, ceritakan dirimu, ceritakan cerita-cerita tentang buku, dengan begitu, kamu telah menyumbangkan perubahan yang lebih baik. Kamu telah mengajak orang untuk senang bercerita dan membaca buku. Yang terakhir merupakan aktivitas yang mesti anda lakukan sebelum menceritakan sebuah buku. Semoga dengan menceritakan buku-buku kita, kita dapat memahami dan memaknai dunia.
www.Karebapustaka.com 5
ika dahulu pustakawan masih identik J
dengan tugas menyusun buku-buku, maka sudah seharusnya pustakawan move-on dari stigma masa lalu tersebut. B l a s i u s S u d a r s o n o (2009: 26 dan 91) dalam Pustakawan, Cinta dan T e k n o l o g i mengemukakan bahwa dalam perkembangan i l m u p e n g e t a h u a n sebenarnya pustakawan masih berkutat hanya dengan pustaka literer s a j a , p u s t a k a w a n h e n d a k n y a h a r u s bergeser dari mengelola i n f o r m a s i m e n u j u mengelola pengetahuan ( K n o w l e d g e Management). Dengan pergeseran tersebut, perpustakaan dapat menjadi institusi sosial yang memfasilitasi terjadinya interaksi pengetahuan (Sudarsono, 2009: 74). Tentu peralihan itu tidak semudah yang diharapkan, sebab diperlukan keinginan yang kuat dari pustakawan untuk belajar (sepanjang hayat) dan enjoy –menjadi ikhlas- terhadap profesinya. Terlebih bahwa tupoksi (tugas teknis) pustakawan cenderung lebih ringan di zaman ini dengan dukungan TIK, walaupun justru sebaliknya, lebih berat lagi bagi pustakawan jika tidak mau dan mampu beradaptasi atau adaptif dan literat terhadap teknologi informasi dan komunikasi.
Putu Laxman Pendit mengemukakan bahwa perpustakaan sebagai sebuah institusi yang menghimpun informasi dan pengetahuan, tidak
ENJOY AND MOVE-ON :
akt
ual
d a p a t menghindari semua perkembangan baru. I t u l a h s e b a b n y a , menurutnya seluruh peradaban modern manusia, termasuk t e k n o l o g i b a r u dibangun diatas buku-buku. Perkembangan yang pesat dalam TIK memang memberi pengaruh yang besar t e r h a d a p p e r k e m b a n g a n perpustakaan. Bahkan s e r i n g k a l i o r a n g m e n g a n g g a p kemajuan sebuah perpustakaan dinilai d a r i p e n g u n a a n teknologi informasi yang canggih atau baru. Kegiatan yang padat di perpustakaan
memang kemudian meniscayakan adanya bantuan TIK sebagai sistem yang bekerja secara otomatis. Pengunaan teknologi informasi dalam perpustakaan inilah yang selanjutnya di kenal dengan otomasi perpustakaan.
Sistem otomasi perpustakaan ini merupakan bagian yang tidak terpisah dari perkembangan perpustakaan mutakhir. Apalagi bahwa akses dan dukungan untuk sistem otomasi perpustakaan tersedia dalam banyak pilihan saat ini. Dengan begitu, pustakawan sebenarnya mulai leluasa untuk melayani dan menyebarluaskan informasi maupun pengetahuan secara aktif, baik melalui interaksi langsung dan online.
(dari) MENGELOLA PUSTAKA DAN (ke) MENGELOLA PENGETAHUAN
www.Karebapustaka.com 6
Sehingga pustakawan tidak lagi sekedar berkutat dengan buku-buku, tetapi aktif dalam berbagi informasi dan p e n g e t a h u a n k e p a d a pemustaka, baik di bagian pengolahan pustaka apalagi di bagian layanan informasi dan sirkulasi.
D a l a m S e m i n a r Motivasi yang di gelar oleh IPI Su lawes i Se la tan bersama Trans Studio dan Penerbit Erlangga di Trans Studio Makassar, topik yang
diangkat yaitu “Enjoy dan Move-on Mengelola Perpustakaan, mengisyaratkan adanya perubahan paradigma dan tingkah laku atau aktivitas maupun budaya kerja dalam perpustakaan. Pertanyaan awal untuk topik diatas yaitu bagaimana pustakawan dapat Enjoy mengelola perpustakaan ? Pertanyaan ini tentu saja harus dijawab dengan melihat bagaimana pustakawan tersebut memaknai profesinya (dan pekerjaan teknisnya) selama ini. Kata Enjoy dalam perspektif kita barangkali diartikan menikmati, menyenangi, atau santai. Namun tentu saja, kita juga perlu mengajukan pertanyaan tentang siapakah sebenarnya pustakawan yang enjoy dalam mengelola perpustakaan ? Sebab pada dasarnya menikmati sesuatu haruslah berangkat dari niat yang tulus. Artinya, jika tidak berangkat dari jiwa dan semangat kepustakawanan itu sendiri dalam mengelola perpustakaan, maka akan sulit menikmati pekerjaan.
Salah satu pembicara dalam Seminar Motivasi Perpustakaan yaitu Aris S e t i a w a n ( m o t i v a t o r Nasional) mengajak para p u s t a k a w a n u n t u k berbahagia. “Kita harus membaca supaya tidak salah. Gaji pustakawan memang sedikit, tapi amalnya banyak. Mudah-mudahan pustakawan ikhlas dan istiqomah”. Aris Setyawan juga menyemangati para pustakawan untuk move on dan enjoy dalam m e n j a l a n k a n t u g a s n y a s e b a g a i p e n g e l o l a perpustakaan.
7www.Karebapustaka.com
Motivasi yang diberikan oleh Aris Setyawan mendapatkan respon yang antusias dari peserta yang berjumlah sekitar 300-an orang. Dari jumlah yang cukup banyak ini, diikuti para pustakawan se Sulsel, Mahasiswa Perpustakaan dan kepala-kepala BPAD/KPAD yang berasal dari beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan. Selain Aris Setyawan, pembicara lainnya yaitu Tulus Wulan Juni (Pustakawan Makassar) yang akan mewakili Indonesia dalam CONSAL, sebuah ajang mencari pustakawan terbaik ASEAN.
Dalam presentasinya, Tulus Wulan Juni meminta dukungan dari para pustakawan yang hadir dalam acara tersebut. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada istrinya (yang juga pustakawan) dan para pustakawan. Selain itu, Tulus Wulan Juni memutarkan video dokumenter yang memuat perjalanan karirnya selama menjadi pustakawan. Program-program yang dilakukan oleh Tulus Wulan Juni terdokumentasi dengan baik, sehingga video tersebut menunjukkan perjalanan Move On dan Enjoy Tulus Wulan Juni dalam mengelola perpustakaan.
Ajakan yang disampaikan oleh para pembicara pada kegiatan tersebut memang masih semacam motivasi kepada para peserta, tetapi kegiatan tersebut dapat menjadi motivasi awal dari para pustakawan agar benar-benar menikmati dan Move On kearah yang lebih baik dan menarik dalam mengelola perpustakaan. Sebab untuk menikmati sebuah profesi, apalagi ikhlas dan istiqomah, haruslah bermula dari kesadaran diri para pustakawan untuk mau berubah dan terus belajar serta beradaptasi dalam perkembangan TIK. Seperti apa yang di jelaskan di muka, bahwa pustakawan dalam mengelola perpustakaan, sudah saatnya fokus dalam mengelola i n f o r m a s i d a n m e n g e l o l a pengetahuan.
Semoga kehadiran para p e s e r t a d i a c a r a y a n g d i selenggarakan IPI tersebut, menjadi pemacu awal dan refresh bagi para pustakawan dalam menikmati dan berusaha memperbaiki kualitas diri dan perpustakaan. Trans Studio Makassar yang menjadi tempat acara dan sekaligus tempat berdarma wisata dan tempat ber-enjoy pustakawan, dapat menjadi saksi untuk perubahan pustakawan kearah yang lebih baik dalam mengelola perpustakaan.
www.Karebapustaka.com 8
POJOK
elaki paruh baya itu sedang berjalan lurus tanpa sedikitpun memperdulikan Laktivitas disekitarnya. Tatapannya sedang
fokus sedari tadi di depan layar ponsel pintar miliknya. Ia seakan berada didalam dunia yang tidak terlihat oleh orang-orang yang ada di hadapannya. Dualitas itu berbagi, antara dunia online dan offline (nyata). Sedikit senyum, di tambah ekspresi yang serius, sudah cukup menandakan ia sedang berinteraksi. Senyum yang terkembang direpresentasikan dengan emoticon di ponselnya. Penyampaian komunikasi dengan visualisasi tersebut merepresentasikan sebuah ekspresi dan nilai.
Ketika hendak mencari suatu tempat, cukup dengan membuka sistem penelusuran di ponsel pintarnya. Seperti itu juga saat manusia menebak siang dan malam melalui jam. Seakan-akan ponselnya adalah portal atau jendela untuk melihat segala hal yang telah di mudahkan oleh teknologi canggih.
MANUSIA & TEKNOLOGIOleh iRSAN (Pustakawan Keliling)
Demikian gambaran aktivitas seorang yang sedang larut bersama perangkat teknologi. Waktu, Ruang, dan Bahasa pada akhirnya tersederhanakan oleh teknologi. Jika dahulu kita membaca fenomena alam dengan melihat (menginderai) alam sekitar, maka instrumennya bertransformasi dalam bentuk jam, peta, tulisan dan suara. Kesemuanya diabadikan dalam miniatur bernama teknologi, terutama handphone , yang kemajuannya t idak mengelakkan dampak pada masyarakat teknologis atau teknokrat.
Seperti yang dikatakan Don Idhe, terjadi kebertubuhan teknologi dalam diri manusia. Bagai seorang pemuda yang sedang melepas rindu dengan menelpon kekasihnya, yang seakan-akan dekat dengannya, atau fokusnya lebih kepada suara kekasihnya ketimbang perangkat komunikasi yang sedang ia digunakan.
www.Karebapustaka.com 9
Manusia dan teknologi ini menyatu, seolah merupakan bagian dari anggota tubuh atau alat penginderaannya. Demikian yang terjadi hari-hari ini. Bangun dan tidur bersama kekasih dengan perantara teknologi.
Pendefinisian teknologi bagi manusia sesungguhnya berbeda-beda dalam menghadapi lingkungan budaya. Misalnya, menggunakan traktor menjadi angkutan umum. Atau aku dan kacamataku untuk melihat objek. Artinya, maksud pencipta tidak selalu sama dengan penggunaannya. Sebab teknologi berada dalam budaya (berbeda), maka pengunaan teknologi pada budaya itulah yang melahirkan karakter unik. Dalam Idhe, perihal itu dikatakan ketertanaman teknologi dalam budaya (multikultural).
Parahnya, Robert Oppenheimer menyesali pengembangan bom atom dan menyatakan ahli fisika yang tergoda oleh teknologi sampai “berkenalan dengan dosa”. Tetapi karena teknologi dewasa ini membentuk sistem globalisasi, maka David C. Korten (Jalaluddin dalam filsafat ilmu pengetahuan) menilai permasalahan yang dihadapi kemudian menjadi
milik masyarakat global.
Kehidupan kita sehari-hari memang selalu dihiasi dengan teknologi yang semakin terbarukan. Jika sebelumnya, terjadi determinisme teknologi terhadap manusia, maka hari ini boleh jadi bersatu padu menjalani kehidupan. Biasanya, jika itu telah terjadi, hari kita hampa ketika tanpa teknologi yang setia menemani. Memandang terpisah teknologi sebagai instrumen kehidupan, sama saja menjadikannya otonom. Bergantung pada teknologi juga memberi otoritas bahkan hegemoni kepada manusia. Tetapi bukankah teknologi memang u n t u k m e n d e f i n i s i k a n d a n memudahkan kehidupan manusia ? Sebab itu, sebagai manusia-pencipta teknologi, menaklukkan teknologi dalam kodrati tujuan pembuatannya menunjukkan prestasi kreatifitas.
www.Karebapustaka.com 10
www.Karebapustaka.com5
Akhir-akhir ini negara kita sedang ramai membincangkan tentang AFTA dan MEA.
Sebuah ikatan regional yang dibangun oleh negara-negara ASEAN dalam mencapai masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebuah program yang menggiurkan dan sekaligus tantangan baru dalam percaturan ekonomi dan sektor-sektor kehidupan lainnya. Haruskah kita merubah orientasi hidup kita dan mempersiapkan keterampilan ?Barangkali inilah pertanyaan awal yang penting untuk dijawab bukan dengan sekedar teori, tetapi bersikap adaptif atau menciptakan arus kreatif baru dalam kompetisi tersebut.
Hal ini pula yang menjadi bahasan dalam forum-forum profesi, seperti pustakawan. Namun apakah yang hendak dilakukan oleh pustakawan dalam menghadapi diatas ? Tentunya, beragam pendapat yang akan muncul, terutama pustakawan itu sendiri. Tetapi bagaimanakah sebenarnya paradigma pustakawan dan mahasiswa perpustakaan terhadap MEA dan AFTA ?
Hal tersebuT di respon oleh Perpustakaan UNM dengan mengadakan kegiatan seminar pada Pekan Pendidikan dan Budaya UNM. Pada tanggal 25 Maret 2015 di Perpustakaan UNM diadakan Seminar Perpustakaan bertajuk “Meningkatkan Kinerja Pustakawan dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Hadir sebagai pemateri Dr. Syarifuddin Dollah, M.Pd. (Dekan FBS UNM), Salmubi, S.Sos, S.S., MIM (Kepala Perpustakaan B.J. Habibie Politeknik Negeri Ujung Pandang), Drs. Sahabuddin Situju(Pustakawan Madya) dan Hj. Marwiah, S.IP. (Pustakawan Madya).
PUSTAKAWANMENGHADAPI
MEA
Dalam kegiatan seminar tersebut, para pembicara mengharapkan agar para pustakawan terus belajar dan menyiapkan keterampilan (skill) dalam menghadapi MEA. Selain itu, mereka mengharapkan pustakawan aktif mengadakan kegiatan literasi, mengikuti seminar dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sementara Ketua Panitia, Amaluddin Zaihal. S.Sos mengatakan bahwa kegiatan Pekan Pendidikan dan Budaya UNM ini akan diadakan setiap tahunnya. Ini dilakukan sebagai upaya mengajak mahasiswa untuk mencitai perpustakaan.
POJOK
Masihkah Anda Menggunakan laci katalog ?
Pertanyaan diatas,
pastinya jawabannya
akan berbeda, tentu
saja ada yang masih
dan ada yang sudah
tidak, terutama jika
perpustakaan tertentu
sudah menggunakan
sistem otomasi
perpustakaan.
Tetapi tahukah anda
apa sebenarnya fungsi
dari laci katalog ?
Laci Katalog Perpustakaan Daerah Pangkep
Laci Katalog Perpustakaan Daerah Pinrang
Nah, laci katalog ini
merupakan sarana untuk
temu-balik informasi.
Dengan adanya
laci katalog yang disusun
secara alfabetis, maka
memberi kemudahan
kepada pustakawan untuk
melakukan aktivitasnya.
Jadi fungsi laci katalog ini
sangat membantu dalam
kerja-kerja pustakawan.
lACIkatalog
www.Karebapustaka.com 13
POJOK
Laci Katalog Perpustakaan Daerah Luwu Utara Laci Katalog Perpustakaan Daerah Bulukumba
Laci Katalog Perpustakaan Daerah Wajo
Masih banyak perpustakaan yang memiliki laci katalog, sekalipun telah memiliki sistem temu balik informasi. Ada tiga jenis katalog yang disimpan di dalam laci katalog (ada juga yang menamakan lemari katalog) yaitukatalog pengarang, katalog judul dan katalog subjek. Dari jenis-jenisnya itu, kita sudah bisa menebak perbedaannya kan. Seperti halnya dalam sistem temu-balik informasi, jika misalkan anda ingin mencari buku,mau memasukkan kata kunci pengarang, judul atau subjeknya.
Ketika anda berkunjung kebeberapa perpustakaan daerah kabupaten-kabupaten di Sulawesi Selatan, anda masih dapat menemukan laci/lemari katalog. Seperti gambar-gambar yang kami tampilkan ini.
Bagi perpustakaan yang bertansformasi secara modern, Laci katalog mungkintidak digunakan lagi, apalagi perpustakaan digital. Tetapi prinsip-prinsip dari kegunaan laci katalog beralih dalam ke dalam bentuk folder, sebuah media penyimpanan file (data) dalam sistem. Bagi perpustakaan konvensional yang masih menggunakan laci/lemari katalog, tetaplah fungsikan dengan baik untukmendukung kinerja pustakawan.
www.Karebapustaka.com 14
KOTAKATA
SAYA PUSTAKAWAN. Ketika orang mendengar kata pustakawan, yang terlintas dipikiran mereka, seorang yang bekerja di perpustakaan dan bekerja menyusun buku-buku. Masihkah demikian paradigma di masyarakat? Pernahkah anda membayangkan seorang pustakawan yang tidak bekerja diperpustakaan ? Sulit kan menemukannya. Sebab kata pustakawan memang mengisyaratkan seseorang bekerja di perpustakaan, bahkan bisa dikatakan wajib. Tapi bagaimanakah seorang pustakawan menjadi ‘pustakawan’ dengan tidak b e r a d a d i p e r p u s t a k a a n ?
Anda punyatulisanberupaopini,artikel,cerpen,
foto,dan
saran ?
Kirimke
[email protected]@gmail.com
atau
Meniti Siri’ dan Harga Diri
Catatan dan Kenangan
Penulis : Andi Matalatta
Penerbit : Khasanah Manusia Nusantara,
Jakarta. Cetakan II : Agustus 2014
ISBN : 978-979-97305-0-3
Buku ini menyajikan tentang kisah
seorang pejuang dan pahlawan yang
menjadi panutan banyak masyarakat
Sulawesi Selatan. Andi Matalatta yang
terlahir dari rahim seorang keturunan
Raja, yang menunjukkan keberanian,
kegigihan dan pribadi yang kuat
sebagai darah Bugis-Makassar.
Banyak pengalaman dan kisah yang
diukirnya dijelaskan dalam buku ini.
Sebab itu, dengan membaca buku
Andi Matalatta ini, kita dapat belajar
meniti siri’ dan harga diri sebagai
masyarakat Bugis-Makassar.
www.Karebapustaka.com 15
Info
Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, pada hari Sabtu, 21-22 Maret 2015 melaksanakan Musyawarah Kerja di Benteng Somba Opu. Kegiatan ini di hadiri oleh Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan, Muh. Quraisy Mathar, S.Sos.,M.Hum, sekaligus membuka musyawarah kerja HIMAJIP Periode 2015-2016.
Dalam sambutannya, Muh Quraisy Mathar mengharapkan di periode kepengurusan ini HIMAJIP mampu memberikan konstribusi lebih terhadap jurusan Ilmu Perpustakaan (JIP) dan mahasiswa JIP melalui program-program kerja yang dilaksanakan. Ia mendorong pengurus membuat program kerja yang baru dan belum ada sebelumnya, agar bisa menjadi suatu perbedaan. Selain itu, ia berharap agar HIMAJIP melebarkan sayap diluar wilayahnya dan keluar agar mampu bercermin dan membandingkan JIP lainnya. Dalam kesempatan itu, Muh Quraisy Mathar juga menyampaikan ucapa terima kasih dan meminta izin pamit karena masa jabatannya akan segera berakhir, sesuai dengan statute baru di UIN Alauddin Makassar.
“ S a y a b e r h a r a p a g a r pengurus pada periode ini mampu merembukkan ide dan gagasan yang baru dalam menciptakan program-p r o g r a m k e r j a y a n g b a r u berdasarkan inovasi dan kreativitas yang dimiliki pengurus HIMAJIP dan dapat berpengaruh dan bermanfaat bagi JIP dan mahasiswa JIP. Saya juga berharap pengurus HIMAJIP pada periode ini memiliki komitmen yang kuat dan rasa kepemilikan dalam merealisasikan program kerja dengan baik. Semoga H I M A J I P d a p a t m e n j a d i perpanjangan-tangan bagi JIP, mahasiswa JIP dan FAH melalui mewujudkan program kerja yang akan dilaksanakan”, kata Moh. Damis dalam sambutannya.
Pada kegiatan Musyawarah Kerja kali ini, beberapa program kerja yang diagendakan dalam periode 2015-2016, diantaranya sebagai berikut :
1. Latihan Kepustakawanan VI2. Study Tour/Study Banding3. Mengadakan Seminar 4. Memperingati Hari Besar Literasi dan Jurusan5. Menjalin hubungan dengan instansi-instansi maupun kelompok atau komunitas yang dapat
memberikan konstribusi untuk JIP dan HIMAJIP6. Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan HMPII 7. Pengadaan Masing sebagai sarana penyebaran informasi8. Pembenahan Sekret9. Pengadaan Baksos/Sosialisasi10.Pembuatan Perpustakaan Jurusan melalui partsipasi “one man one book”11.Mengadakan Kajian Rutin
HIMAJIP AGENDAKAN PROGAM KERJA INOVATIF DAN KREATIF
www.Karebapustaka.com 16
KAREBA
17www.Karebapustaka.com
PUSTAKAWAN BEKERJA
DENGAN HATI NURANIDalam acara Seminar Motivasi Perpustakaan yang diadakan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Penerbit Erlangga di TransStudio Makassar (26/3/2015), para peserta mendapatkan buku dari PenerbitErlangga yang berjudul “Bekerja denga Hati Nurani” yang ditulis oleh Akh. MuwafikSaleh. Buku ini menguraikan spirit atau semangat dalam bekerja dan dengan berlandaskan spiritual atas dasar nilai-nilai ketuhanan. Bekerja dengan kesadaranspiritual tentu berbeda dengan hanya bekerja demi materi atau duniawi semata.
Pustakawan yang bekerja dengan kesadaran spiritual senantiasa menjadikan pekerjaannya sebagai bagian dari beramal. Mengapa ? sebab pustakawan bertugas dan bertanggungjawab dalam mengajak masyarakat untuk cerdas.Adanya perintah Tuhan kepada manusia untuk menuntut ilmu pengetahuandisampaikan dalam banyak ayat suci dan hadis dalam agama Islam. Terutamadalam surat Al-Alaq ayat 1 dan 4. Perintah Iqra merupakan pesan yang menisca-yakan adanya media, yaitu buku dan perpustakaan sebagai media yang lebihbesar. Sementara keberadaan buku dan perpustakaan ini ditentukan olehpustakawan. Artinya perpustakaan adalah pustakawannya. Selain itu, pustakawansebenarnya merupakan media atau perantara yang selalu beraktivitas dalammengamalkan pesan Iqra (agama) diatas. Maka pustakawan yang bekerjasesuai dengan tugas pokoknya (tupoksi) secara sadar, telah bekerja dengankesadaran nilai-nilai spritual (agama). Sebaliknya, jika bekerja tanpa hati nurani maka sangat sulit untuk melakukannya dengan ikhlas dan bertanggungjawab.
KAREBA
Dalam buku Bekerja dengan Hati Nurani tersebut, Akh. Muwafik Saleh
mengemukakan 10 ciri bekerja dengan hati nurani :
1. Mengawali kerja dengan niat baik dan benar.
2. Menjaga agama Allah SWT dalam bekerja.
3. Menghadirkan Allah SWT dalam setiap pekerjaan.
4. Menggunakan hati nurani dalam menentukan sikap saat bekerja.
5. Menampilkan sikap takwa dalam bekerja.
6. Ikhlas dalam bekerja.
7. Menampilkan cara kerja yang terbaik (amal prestatif).
8. Memunculkan rasa syukur prestatif.
9. Menjalin silaturahmi dan merajut ukhuwah (kerja sama).
10. Menampilkan pelayanan prima (service excellent)
Ciri bekerja dengan hati nurani yang
di jelaskan diatas dapat menjadi
pedoman bagi pustakawan dalam
menekuni profesinya sebagai
pustakawan. Dibagian terakhir (ciri
ke 10), jika pustakawan bekerja
dengan hati nurani maka senantiasa
menampilkan pelayanan yang prima
bagi pemustaka. Keterampilan
emosional ini sangat dibutuhkan,
sebab dengan menampilkan kinerja
yang berlandaskan hati burani,
seorang pustakawan merasa ikhlas
dalam bekerja tanpa terlalu
merisaukan gaji yang didapatkan.
Selain itu, jika merujuk kepada
tradisi kepustakawanan Islam
terdahulu, kita dapat melihat para
pustakawannya bekerja
berlandaskan semangat dari pesan-
pesan mulia yang terkandung di
dalam kita suci Al-Qur’an. Sebab itu,
ciri kepustakawanan Islam (Islami) ialah dimana pustakawan yang bekerja menerapkan
nilai-nilai islam dan bekerja dengan hati nurani dalam mengelola perpustakaan. Selain
bahwa kepustakawanan Islam merupakan perpaduan antara bekerja untuk
kemaslahatan umat (dunia) dan juga akhirat.
www.Karebapustaka.com 18
KAREBA
BPAD SULSELBEDAH BUKUPARPOL
adan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Sulawesi Selatan mengadakanbedah buku terbitan daerah Sulawesi Selatan “Parpol di Tengah Pusaran BKorupsi Sebuah Telaah Lokalitas Demokrasi yang di tulis oleh Dr. H. Abustan,
S.H.,M.H pada senin, 30 Maret 2015 di Graha Pena (Lantai 4) Makassar. Kegiatan ini diikuti sekitar 70-an peserta yang didominasi dari pustakawan danmahasiswa. Dalam acara ini, hadir sebagai pembicara yaitu Dr. Aswar Hasan(Pengamat Politik), Prof.Dr. Amiruddin Umar, SH.,M.H (Akademisi), AsminAmin (Mantan Anggota DPR RI), dan Bachtiar Adnan Kusuma (Praktisi Perbukuan).
www.Karebapustaka.com 19
DISKUSI
Acara bedah buku ini, selain membagikan secara gratis buku karangan Abustan, BPAD Sulsel juga membagikan secara cuma-cuma kepada peserta buku tebal (644 halaman) yang ditulis oleh Andi Matalatta “Meniti Siri’ dan Harga Diri : Catatan dan kenangan (cetakan 2, 2014).
Dalam buku Abustan yang merupakan kompilasi tulisan opini di beberapa media seperti Koran Fajar, Abustan menuliskan pikiran-pikiran kritisnya dalam tiga bagian yaitu bagian pertama tentang Korupsi Menyandera Partai Politik, Dekomrasi Menyandera Rakyat, dan Lokalitas Demokrasi. Adapun pembicara yang tampil sebagai pembedah buku tersebut, lebih membicarakan tentang kondisi parpol di Indonesia dengan merespon
argumen-argumen yang di rumuskan oleh Abustan dalam bukunya.
Salah satu yang menjadi sorotan dari pembicara pada diskusi ini yaitu tidak adanya proses internalisasi nilai-nilai dari para legislator dan pemimpin hari ini, mereka mencontohkan tidak ada lagi pemimpin yang berideologi kuat seperti Soekarno yang Marhaenisme, Muso yang komunis dan Pramudya Ananta Toer yang menginternalisasikan pemikirannya melalui Murba. Bahkan dikatakan sekarang adalah partai-partai palsu. Dalam diskusi sesi tanya jawab, para penanya lebih banyak menyinggung tentang koruptor yang berdandan kesalehan agama dan wakil rakyat yang tidak mewakili rakyat secara subtantif.
Sementara, Bachtiar Adnan Kusuma dari perspektif perbukuan, menekankan penambahan anggaran dan regulasi perbukuan lokal yang perlu dirumuskan oleh DPR. Mengenai buku Abustan tersebut, Bactiar mengatakan sudah 1600 perpustakaan desa di sulsel yang telah dibagikan.
Dengan adanya bedah buku yang dilakukan oleh BPAD Sulsel ini, kita berharap semoga perpustakaan dan pustakawan ikut memberikan literasi (edukasi) politik kepada masyarakat dengan menyediakan informasi yang berimbang dan sehat.
www.Karebapustaka.com 20
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi semakin memudahkan
manusia dalam kesehariannya. Hal ini juga berdampak kepada pekerjaan
pustakawan di perpustakaan. Dengan penggunaan teknologi atau sistem otomasi di
perpustakaan, pustakawan semakin mudah melakukan pengolahan dan layanan
informasi. Namun, bagaimanakah sebenarnya pemanfaatan
sistem otomasi perpustakaan di perpustakaan selama ini
khususnya di Sulawesi Selatan ? berikut wawancara kami
bersama pemerhati dan konsultan TI/Sistem otomasi
perpustakaan, Muhammad Azwar Muin, S.Pd.I, M.Hum yang
juga merupakan dosean Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin
Makassar.
Penerapan sistem otomasi dengan betul-betul optimal, masih kecil
persentasenya. Kalau mengenal sistem otomasi mungkin sudah banyak yang tahu,
namun yang menerapkan sistem otomasi masih taraf bisa input data, bisa install,
semacam SLiMS. Sepertinya sudah banyak yang menerapkan. Ini bukan penelitian,
tapi berdasarkan pengamatan saya saja, perpustakaan daerah saja masih banyak
yang belum otomasi, padahal seharusnya menjadi contoh bagi perpustakaan yang
ada di kotanya. Namun banyak juga yang sudah otomasi, tetapi cara menggunakan
sistem tersebut belum menguasai secara keseluruhan atau mungkin sudah bisa
input data, tetapi cara inputnya belum sesuai dengan standar perpustakaan,
misalnya sesuai dengan aturan ISBD atau RDA, dan AACR 2.
Menurut saya, seharusnya yang input data bibliografi di sistem otomasi itu
harus yang benar-benar profesional yang menguasai ISBD, AACR2, Klasifikasi dan
Tajuk Subjek sehingga penulisannya betul-betul standar, dan disinilah dibutuhkan
betul-betul ilmu (perpustakaan) pustakawan. Kebanyakan yang saya amati, mereka
merasa mudah-mudah saja menginput data di sistem otomasi, yang penting input
meskipun tidak sesuai dengan standar. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara
pustakawan (dari latar belakang Ilmu Perpustakaan) dengan yang non ilmu
perpustakaan, padahal harusnya ada bedanya.
Sebagai seorang konsultan di bidang Otomasi Perpustakaan,
Bagaimana Bapak melihat perkembangan penerapan sistem
otomasi di Sulawesi Selatan khususnya Makassar ?
OPTIMALKAN OTOMASI PERPUSTAKAAN
WAWANCARA Muhammad Azwar Muin
www.Karebapustaka.com 22
Apa yang selama ini menjadi kendala dalam pemanfaatan TIK pada
perpustakaan di Sulsel khususunya Makassar ? Bagaimana Bapak melihat
efektifitas pemanfaatan sistem temu balik informasi oleh para
pemustaka/pengunjung di beberapa perpustakaan di Sulawesi Selatan,
khususnya Makassar ?
Keterampilan atau kemampuan SDM yang belum memahami, apalagi bisa
menerapkan sistem otomasi dengan baik sehingga di perpustakaan biasanya
mengandalkan orang IT atau orang lain dalam permasalahan sistem otomasi.
Seharusnya ada orang IT perpustakaan yang khusus ditempatkan di
perpustakaan sehingga secara langsung dan stand by menangani hal-hal teknis
IT dan sekaligus ikut mengembangakn IT perpustakaan.
Efektifitas pemanfaatan sistem temu balik informasi oleh para
pemustaka/pengunjung di beberapa perpustakaan di Sulawesi Selatan,
khususnya Makassar masih kurang optimal. Mungkin karena pemahaman
tentang sistem temu balik yang masih rendah. Kemudian di perpustakaan belum
banyak yang menerapkan pendidikan pemustaka (Literasi Informasi) dengan
baik, sehingga pemanfaatan sistem temu balik juga kurang dipahami oleh
pemustaka. Jangankan ingin menerapkan pendidikan pemustaka, layanan
perpustakaan saja belum optimal dan belum terorganisir sesuai dengan standar
perpustakaan. Jadi bingung juga apa yang mau di perkenalkan melalui
pendidikan pemustaka. Kendala SDM juga disebabkan karena mahasiswa JIP
sewaktu kuliah kurang dibekali dengan optimal tentang pemanfaatan TI dengan
teori dan praktik, sehingga ketika bekerja sangat kewalahan menangani hal-hal
teknis IT di perpustakaan. Di samping itu, yah mungkin karena malas belajar
karena merasa salah pilih jurusan, dsb.
: Ujung Pandang, 15 Januari 1980, : S1
Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Madinatul Ilmi Depok (2005), S2 Ilmu
Perpustakaan & Informasi Universitas Indonesia (2011), : Guru Bahasa
Indonesia SDIT Al-Hamidiyah Depok (2006-2008), Guru Komputer dan
Bahasa Arab SMP Islam Lazuardi Cilandak Jakarta Selatan (2008-2009),
Dosen Komputer dan Bahasa Arab STAI Madinatul Ilmi Depok (2008-2013),
Kepala Perpustakaan STAI Madinatul Ilmi Depok, Pengajar Mata Kuliah IT
Literacy Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra Jakarta, Tutor D2 Ilmu
Perpustakaan di UT UPBJJ Bogor (2011), Dosen tetap Ilmu Perpustakaan
UIN Alauddin Makassar
Muhammad Azwar Muin
Tempat/Tanggal Lahir Pendidikan
Karir
www.Karebapustaka.com 22
Dibawah gedung-gedung pencakar langitlalu lalang manusia dengan kesibukan dashyatsatu, sepuluh, seratus, seribu, sejuta manusia
Diantara mereka, dari sejuta menjadi satusatu manusia yang sedang membaca buku
Perpustakaan-perpustakaan yang berdiri tegakmenjadi bangunan tenggelam dalam lautan betonHilang dalam keributan bising dunia materiMacet dalam pikiran yang macet
Andai buku datang meminta, datang membuka halaman,datang menawarkan ketenangandatang membawa solusi Masihkah anda tenggelam dalam kegalauan ?
TENGGELAMNYA PERPUSTAKAAN
Nampak jelas disana ada pembacamuKau setia menanti siapa saja yang datangKebahagiaanmu adalah mereka yang membacamuTak peduli kasarnya tangan-tangan yang membuka halamanmuSebab engkau adalah pesan yang siap merubah kekasaran mereka
Nampak jelas disana ada pembacamuKau setia menanti manusia yang sedang ingin menjadi alim-ulamaKetenanganmu adalah mereka yang mengamalkan pesanmuSebab engkau bukan hanya kertas, engkau adalah ulama
AKU ULAMA
PUSTAKA PUISI
www.Karebapustaka.com 23
olehPuisi
Pustaka
www.Karebapustaka.com 24
MENGENAL PERPUSTAKAAN
www.Karebapustaka.com 24
DOKUMENTASI
“Pustakawan adalah Perpustakaan dan Pustaka Keliling