Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya hutan merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan merupakan salah satu modal dasar bagi pembangunan nasional. Selama ini sektor kehutanan telah berperan dan memberi kontribusi yang cukup besar dalam penerimaan devisa negara, penyerapan tenaga kerja, memperluas peluang berusaha serta mendorong tumbuh dan berkembangnnya sektor industri dan perdagangan, serta eksport non migas. Pembangunan Hutan Tanaman Industri yang dilakukan oleh PT. WONO INDO NIAGA di Kabupaten Sumba Barat NTT telah berlangsung sejak 17 tahun yang lalu. Luas areal berdasarkan SK HPHTI adalah 13.375 ha. Berkaitan dengan kegiatan HTI tersebut dibutuhkan tindakan yang bijaksana dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan tersebut dengan tetap memperhatikan keseimbangan dinamik antara fungsi kelestarian produksi, fungsi kelestarian ekologis dan kelestarian fungsi sosial bagi komunitas lokal serta dapat mendorong dinamika pembangunan daerah. Dalam rangka mewujudkan komitmen terhadap pengelolaan hutan tanaman yang lestari dan

description

contoh kerangka ANDAL

Transcript of Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

Page 1: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya hutan merupakan kekayaan alam yang dapat

diperbaharui dan merupakan salah satu modal dasar bagi pembangunan

nasional. Selama ini sektor kehutanan telah berperan dan memberi

kontribusi yang cukup besar dalam penerimaan devisa negara, penyerapan

tenaga kerja, memperluas peluang berusaha serta mendorong tumbuh dan

berkembangnnya sektor industri dan perdagangan, serta eksport non migas.

Pembangunan Hutan Tanaman Industri yang dilakukan oleh PT.

WONO INDO NIAGA di Kabupaten Sumba Barat NTT telah berlangsung

sejak 17 tahun yang lalu. Luas areal berdasarkan SK HPHTI adalah 13.375

ha. Berkaitan dengan kegiatan HTI tersebut dibutuhkan tindakan yang

bijaksana dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan tersebut

dengan tetap memperhatikan keseimbangan dinamik antara fungsi

kelestarian produksi, fungsi kelestarian ekologis dan kelestarian fungsi

sosial bagi komunitas lokal serta dapat mendorong dinamika pembangunan

daerah.

Dalam rangka mewujudkan komitmen terhadap pengelolaan hutan

tanaman yang lestari dan sekaligus upaya pencegahan dan pengendalian

kerusakan hutan maka pemrakarsa dalam hal ini PT. WONO INDO NIAGA

berkewajiban untuk melaksanakan studi AMDAL.

1.2 Tujuan dan kegunaan proyek

Adanya kebutuhan yang mendesak untuk penyediaan bahan baku bagi

pembangunan saat ini yang berjalan begitu pesat serta ketersediaan bahan

baku yang sangat sedikit menjadi alasan utama di aktifkannya kembali HTI

PT WONO INDO NIAGA, setelah beberapa tahun terakhir tidak dapat

melakukan aktifitasnya sebagaimana mestinya. Dengan dilakukannya studi

AMDAL membuat langkah-langkah kebijakan lebih terarah dengan tujuan

yang spesifik dan sesuai dengan sasaran yang dikehendaki baik oleh

Page 2: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

pemrakarsa maupun oleh lingkungan hidup dan masyarakat yang terkena

dampak dari kegiatan ini. Untuk maksud di atas maka tujuan dilaksanakan

AMDAL HPHTI PT. WONO INDO NIAGA adalah sebagai berikut :

Tujuan dilaksanakannya studi ANDAL PT. WONO INDO NIAGA adalah:

a. Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan PT WONO

INDO NIAGA yang akan dilakukan terutama yang menimbulkan

dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.

b. Mengidentifikasikan rona linkungan hidup terutama yang akan

terkena dampak besar dan penting.

c. Memprakirakan dampak dan mengevaluasikan dampak besar dan

penting terhadap lingkungan hidup.

Kegunaan studi ANDAL adalah untuk :

a. Membantu pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif yang

layak dari segi lingkungan hidup, teknis dan ekonomis.

b. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup dalam tahap

perencanaan rinci dari suatu usaha dan/atau kegiatan.

c. Sebagai pedoman untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup.

Sungguhpun pembangunan hutan tanaman PT. WONO INDO NIAGA

di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, telah berlangsung

selama lebih dari 17 tahun, dan sejauh ini tidak ada dampak negatif apapun

yang muncul; tetapi penyusunan dokumen Amdal tetap perlu dilakukan.

Penyusunan Amdal IUPHHK-HT PT. WONO INDO NIAGA,

merupakan suatu keharusan; tidak hanya sebagai formalitas untuk

memenuhi kewajiban sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Menteri

Kehutanan No. P.4/Menhut-II/2009 tentang Penyelesaian Hak Pengusahaan

Hutan Tanaman Industri Sementara, dan perubahannya No. P. 49/Menhut –

II/2009; tapi sungguh suatu kebutuhan investasi pengusahaan hutan yang

berkelanjutan untuk jangka panjang.

UU Nomor : 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

pada pasal 15 serta Peraturan Pemerintah Nomor : 27 Tahun 1999 tentang

Page 3: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap

rencana kegiatan dan/atau usaha yang potensial menimbulkan dampak

penting dan besar terhadap komponen lingkungan hidup WAJIB dilengkapi

dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

1.3 Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rencana kegiatan,

rona lingkungan yang terkena dampak dan isu-isu pokok

Penyusunan AMDAL IUPHHK-HTI PT WONO INDO NIAGA

mengacu dan berpedoman kepada ketentuan dan peraturan perundang-

undangan sebagai berikut :

No.PERATURAN

PERUNDANGANTENTANG

A. UNDANG-UNDANG

1. UU No. 5 Tahun 1990Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan

Ekosistemnya

2. UU No. 5 Tahun 1994Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa

Mengenai Keanekaragaman Hayati

3. UU No. 23 Tahun 1997 Pengelolaan Lingkungan Hidup

4. UU No. 41 Tahun 1999 Kehutanan

5. UU No. 07 Tahun 2004 Sumberdaya Air

6. UU No. 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah

7. UU No. 26 Tahun 2007 Penataan Ruang

8. UU No. 40 Tahun 2007 Perseroan Terbatas

9. PP No. 6 Tahun 1999Pengusahaan Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan pada

Hutan Produksi

Page 4: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

10. PP No. 27 Tahun 1999 Analisis mengenai dampak lingkungan

11. PP No. 04 Tahun 2001

Pengendalian Kerusakan dan/atau Pencemaran

Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Kebakaran

Hutan dan/atau Lahan

12. PP No. 82 Tahun 2001Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air

13. PP No. 19 Tahun 2004Pedoman Pengelolaan Pengaduan Kasus Pencemaran

dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup

14. PP No. 44 Tahun 2004 Perencanaan Kehutanan

15. PP No. 45 Tahun 2004 Perlindungan Hutan

16. PP No. 6 Tahun 2007

Tata Hutan dan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan serta Pemanfaatan Hutan, serta Perubahan dalam

PP Nomor : 03 Tahun 2008 tentang Perubahan PP No.

6 Tahun 2007

17. Keppres No. 32 Tahun 1990 Pengelolaan Kawasan Lindung

18.SK MENLH No. Kep-17 Th

1997Kajian Aspek Sosial dalam AMDAL

19.SK MENLH No. Kep-124 Th

1997Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam AMDAL

20

Keputusan Menteri Kehutanan

dan Perkebunan No 435/Kpts-

II/1997

Sistem Silvikultur Dalam Pengelolaan Hutan Tanaman

Industri

21Peraturan Menteri Kehutanan

No. P.01/ Menhut-II/2004

Pemberdayaan Masyarakat didalam dan atau di sekitar

hutan dalam rangka Social Forestry

22 Peraturan Menteri Kehutanan Tata Cara Permohonan Izin Pemanfaatan Hasil Hutan

Page 5: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

No. P.11/ Menhut-II/2008 Kayu Dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi.

23Peraturan Menteri Kehutanan

No. P.11/Menhut-II/2009

Sistem Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha Pemanfa

atan Hasil Hutan Kayu pada Pada Hutan Produksi

24.Peraturan MENLH No. 08

Tahun 2006

Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup (AMDAL)

25.Peraturan MENLH No. 11

Tahun 2006

Jenis Kegiatan/Usaha yang Wajib Dilengkapi dengan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

26.Peraturan Daerah Provinsi

NTT Nomor : 08 Tahun 2003Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi NTT

27.Peraturan Gubernur NTT

Nomor : 13 Tahun 2007

Tata Cara Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan

Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup

Page 6: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

BAB II

RUANG LINGKUP STUDI

2.1 Lingkup rencana kegiatan yang akan ditelaah dan alternative komponen

rencana usaha HTI PT. WONO INDO NIAGA.

a. Status dan lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan

ditelaah

1. Status studi AMDAL

Studi Amdal HTI PT. WONO INDO NIAGA tidak dilaksanakan

secara terintegrasi dan dilakukan setelah adanya studi kelayakan.

Adapun studi kelayakan HTI PT. WONO INDO NIAGA telah

disahkan oleh Departemen Kehutanan Republik Indonesia pada

tanggal 6 Desember 1994, dengan nomor pengesahan

04/IV-PPH/FSHTI/94. 

    Rencana usaha yang akan ditelaah ini adalah berdasarkan

studi kelayakan yang telah disahkan oleh Departemen Kehutanan.

Berdasarkan hasil Studi Kelayakan tanaman yang cocok untuk

ditanam pada areal HTI PT. WIN adalah Sengon (Paraserianthes

falcicataria) dan Gmelina (Gmelina arborea). 

Perencanaan dalam Studi Kelayakan tersebut meliputi pra-

investasi, bangunan, peralatan dan mesin, Sarana transportasi,

investasi persemaian, pembuatan jalan hutan dan menara kebakaran

rencana tersebut masuk dalam biaya tetap (investment cost),

Kemudian terdapat pula rencana pemeliharaan dan operasional.

Berdasarkan rencana kegiatan yang telah dibuat oleh HTI PT.

WIN adalah pra –investasi dan investasi, dimana pada tahap pra

investasi sesuai dengan rencana yang dibuat adalah pembuatan FS

(Studi Kelayakan) dan AMDAL kemudian penyusunan RKPHTI

penyusunan RKL, RKT dan Tatabatas, penataan hutan serta perijinan

lainnya. Setelah itu dilakukan pra-investasi berupa persiapan lokasi

Page 7: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

dan persiapan lapangan dimana pada kegiatan ini terdiri dari dua

kegiatan yaitu pembuatan dan penataan bedeng tabur serta pembuatan

dan penataan bedeng sapih. Kedua hal ini yaitu pra-investasi dan

investasi telah dilaksanakan oleh HTI PT. WIN hingga tahun 1995. 

Sedangkan pada kegiatan investasi terdapat kegiatan pembuatan

naungan dan pagar yaitu pagar persemaian dan bahan naungan dimana

kegiatan tersebut di atas termasuk dalam kegiatan pengadaan bibit.

Setelah kegiatan pengadaan bibit maka diikuti dengan kegiatan

pemeliharaan, adapun kegiatan pemeliharaan terdiri dari kegiatan

penyulaman, penyiapan dan pendangiran dan pemberantasan hama

dan penyakit serta pemupukan.

Untuk menunjang kegiatan di atas maka diperlukan sarana dan

prasarana yang akan menunjang keberlangsungan HTI PT. WONO

INDO NIAGA. Sarana prasarana tersebut meliputi bangunan,

peralatan dan mesin serta sarana transportasi seperti jalan hutan dan

menara kebakaran.

Kemudian yang tidak kalah penting dalam kegiatan HTI PT.

WONO INDO NIAGA adalah organisasi dalam hal ini Unit

Managemen dan tenaga kerja yang tersedia, hal ini telah dilaksanakan

kemudian kegiatan terhenti.

Berdasarkan uraian di atas dimana sebagian rencana telah

dilaksanakan oleh HTI PT WIN maka perlu diuraikan disini kegiaran

yang akan dilaksakan oleh HTI PT WIN. Adalah untuk melanjutkan

penanaman diseluruh areal yang telah diberikan oleh Departemen

Kehutanan serta akan melakukan penebangan atau pemanenan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Adapun kegitan yang perlu ditelaah pada studi AMDAL ini

adalah sosialisasi ke masyarakat bahwa HTI PT. WIN akan beroperasi

kembali, penyiapan dan penataan kembali lahan yang dapat ditanami,

Page 8: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

perbaikan infra struktur penunjang serta kajian lainnya yang

dibutuhkan guna menunjang terbangunnya pengelolaan hutan yang

lestari. 

Secara ringkas rencana kegiatan yang akan dilaksanakan saat ini

ke depan adalah seperti yang tertera.

1. Penyusunan AMDAL

2. Penyusunan Bagan Kerja

3. Penyusunan RKU

4. Penyusunan RKT

5. Tata Batas

6. Penataan Hutan

7. Pengadaan Potret Udara

8. Pengadaan Tenaga Kerja

9. Pengadaan Alat

10. Pembuatan Persemaian

11. Penanaman

12. Pemeliharan

13. Pemanenan 

2. Kesesuaian Lokasi Rencana usaha dan/atau kegiatan dengan

RencanaTtata Ruang setempat

Lokasi pembangunan HTI PT. WIN secara geografis adalah 9o

27' LS s/d 9o43' dan 119o04'BT s/d 199o44'BT. Hal ini sesuai dengan

Surat Menteri Kehutana No. 163/Kpts-II/1993 tanggal 27 Februari

1993, dimana areal yang diperuntukkan untuk HTI seluas 13.375 Ha

yang terpencar (tidak kompak) berada dalam kelompok hutan tanaman

yang terletak pada beberapa DAS/Sub DAS yang berbeda. 

Berdasarkan hasil studi kelayakan maka areal pencadangan

HPHTI seluas 13.375 Ha dan telah melalui telaahan dari aspek

Page 9: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

TGHK; Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi Daerah Tingkat I NTT

dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Kabupaten Sumba Barat;

Keputusan Presiden RI no 32 tahun 1990, Aksesibilitas; Lahan

Bermasalah; dan keperluan lahan untuk sarana/prasarana dihasilkan

luas efektif Pembangunan HTI PT. WIN seluas 6.880 ha. 

Berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintahan

termasuk dalam wilayah Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba

Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan berdasarkan pembagian administrasi pemangkuan

hutan termasuk Dinas Kehutanan Propinsi Nusa Tenggara Timur.

3. Rencana Kegiatan Penyebab Dampak sesuai dengan Jenis-jenis

Rencana kegiatan yang akan dibangun Oleh HTI PT. WIN.

Berdasarkan rencana kegiatan diatas yang memiliki dampak

adalah kegiatan :

Tabel II. 1. Rencana Kegiatan Penyebab Dampak HTI PT. WONO

INDO NIAGA

No Rencana KegiatanDampak yang dihasilkan oleh

Rencana Kegiatan

1. Tata Batas Konflik dengan masyarakat sekitar

2.Pengadaan Tenaga

KerjaPenyerapan tenaga kerja local

3.Pengadaan

Bangunan dan AlatPenyerapan tenaga kerja local

4. Pembuatan

Persemaian

Kesuburan tanah dan penutupan

lahan dan penyerapan tenaga kerja

Page 10: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

local

5. Penanaman

Kesuburan tanah dan penutupan

lahan dan penyerapan tenaga kerja

local

6. Pemeliharan

Kesuburan tanah dan penutupan

lahan dan penyerapan tenaga kerja

local

7. Pemanenan

Kesuburan tanah dan penutupan

lahan dan penyerapan tenaga kerja

local

                  Kegiatan tatabatas dapat berdampak konflik dengan

masyarakat yang berada di sekitar areal HTI PT. WIN, demikian pula

dengan kegiatan pengadaan tenaga kerja akan berdampak kepada

pendapatan masyarakat sekitar hutan sehingga perlu dikaji pengaruh

keberadaan HTI PT. WIN terhadap pendapatan masyarakat sekitar.

Pengadaan bangunan dan peralatan dapat berdampak kepada

masyarakat sekitar, adanya pengadaan bangunan tentu akan menyerap

tenaga kerja setempat untuk mengerjakan bangunan dan

mengoperasikan peralatan yang ada, sehingga diduga akan berdampak

pada penyerapan tenaga kerja, oleh karena itu perlu ditelaah pengaruh

keberadaan HTI pada penggunaan penyerapan tenaga kerja local.

Sedangkan untuk pembuatan persemaian, dapat berdampak

kepada lingkungan hidup karena persemaian yang luas dapat

menggantikan alang-alang yang telah ada sehingga terjadi perubahan

ekosistem dari padang alang-alang menjadi persemaian sengon dan

gmelina. Perlu dicermati mengenai hama dan penyakit yang dapat

muncul dengan adanya persemaian, sehingga kegiatan ini perlu

Page 11: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

mendapat perhatian yang cukup, karena dapat berdampak pada

lingkungan sekitarnya.

Kegiatan penanaman pada HTI. PT. WIN dapat dilihat dari dua

sisi yaitu dari sisi pengadaan tenaga kerja manusia yang akan terlibat

dan dari pengaruh penanaman terhadap lahan yang selama ini

mungkin merupakan padang alang-alang atau belukar.Kedua pengaruh

ini perlu dikaji pengaruhnya baik kepada manusia maupun terhadap

perubahan ekosistem.

Sedangkan kegiatan pemeliharaan dan penanaman dapat ditinjau

dampaknya terhapap penyerapan tenaga kerja dan terhadap perubahan

lingkungan hidup baik hewan dan tumbuhan yang berada disekitar

pembangunan HTI PT. WIN.

4. Kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi beserta

dampak-dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan

hidup.

Kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi adalah

kegiatan masyarakat berupa perladangan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Sehingga dengan kembali beroperasinya HTI PT. WIN

dapat berdampak kepada masyarakat sekitarnya, karena bila ditelaah

hasil survey yang dilaksanakan oleh LPI maka pada areal tersebut

terdapat beberapa areal yang mana telah dirambah oleh masyarakat

setempat sehingga perlu dicermati agar dihindari konflik dengan

masyarakat dalam hal penggunaan lahan.

Dampak yang dapat terjadi apabila HTI PT. WIN kembali aktif

terhadap lingkungan hidup setempat dapat berupa perubahan terhadap

lingkungan hidup seperti untuk adanya kegiatan persemaian dan

penanaman serta penebangan hutan tanaman yang dapat berakibat

kepada fauna yang telah selama 15 tahun berada pada areal tersebut.

Page 12: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

Penjelasan ini agar dilengkapi dengan peta yang dapat

menggambarkan lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan beserta

kegiatan-kegiatan lain yang berada di sekitarnya.

b. Alternatif-alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL

Alternatif-alternatif yang mungkin akan dilakukan dalam kajian

ANDAL ini adalah jika pada saat tatabatas atau pada saat akan dimulainya

kembali kegiatan HTI PT. WIN terjadi konflik dengan masyarakat

setempat sehingga perlu dicarikan alternative lahan yang baru agar

kegiatan-kegiatan HTI dapat berlangsung dengan baik dan lancar.

Kajian AMDAL merupakan studi kelayakan dari aspek lingkungan

hidup, maka komponen rencana usaha dan/atau kegiatan harus memiliki

beberapa alternatif, antara lain alternatif lokasi, desain, proses, tata letak

bangunan atau sarana pendukung. Alternatif-alternatif yang dikaji dalam

AMDAL dapat merupakan alternatif-alternatif yang telah direncanakan

sejak semula atau yang dihasilkan nselama proses kajian AMDAL

berlangsung.

Sehingga pada studi AMDAL, Kerangka Acuan ini perlu dilalukan

sosialisasi yang benar agar pada saat kegiatan dilakukan tidak lagi medapat

kendala dari masyarakat sekitar dan sesuai dengan perencanaan awal dari

HTI PT.WIN.

2.2 Lingkup rona lingkungan hidup awal

Sehubungan telah beroperasinya HTI PT. WIN dan mengalami

kevakuman beberapa saat sehingga rona awal yang digunakan adalah

keadaan saat Kerangka Acuan ini dibuat. 

Page 13: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

a. Letak Areal Kerja UPHHK-HTI

Tabel II. 2. Letak dan luas areal PT WIN

NoNama Kawasan Hutan

No RTK

LUAS AREAL

LETAK DAS/ SUB DAS

KECAMATAN

1. Rokoraka 45 750 Bondokodi  

2. Watumbolo 65 248 Polapare  

3. Matakapore 63 2500 Lambatama  

4. Kombaka 64 377 Lambatama  

5. Polapare Cako 27 3300 Polapare  

6. Galukare 59 1200 Polapare  

7. Katikutana 5 2300 Wonokaka  

8. Praimahala 60 2700 Palamedo

Letak areal kerja yang sesuai dengan kecamatannya akan dilengkapi pada saat berkunjung ke lapangan. 

Areal HTI PT. WONO INDO NIAGA terletak pada areal yang tersebar

dan juga terdiri dari kelerengan-kelerengan areal yang berbeda-beda pula.

Beberapa terletak pada kelas lereng datar (0-8%), landai (9-15%), agak curam

(16-25%), curam (25-40%) dan sangat curam seperti yang tertera pada table

berikut ini.

Tabel II. 3. Kondisi Topografi dan Bentuk Lahan Areal HTI PT. WI

No

.

Kelerenga

n

Bentu

k

Lahan

LUAS (HA)

JML

Pola GaluMat

a

KOM

P

RO

K

WAT

U

PRA

I

KAT

I

1. 0-8% Datar115

5132 0 0 225 0 0 1035 2547

2. 9-15% Landai 660 660 750 95 0 99 540 0 2144

Page 14: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

3. 16-25%Agak

Curam495 495 475 282 525 0 0 0 2845

4. 26-40% Curam 0 0 0 0 0 0 2025 1265 3290

5. >45%Sangat

Curam990 0 1275 0 0 149 135 0 2549

 330

0

120

02500 377 750 248 2700 2300

1337

5

Tanah

Berdasarkan Peta Geologi Propinsi NTT skala 1 : 500.000 dan Peta

Land System skala 1 : 250.000, serta tinjauan survey lapangan dapat

diketahui bahwa geologi areal HTI PT. WIN terdiri dari alluvium undak dan

terumbu koral terutama pada daerah datar dekat pantai dan neogen pada

bagian sebelah dalam pulau daerah berbukit. Neogen adalah sedimen batuan

vulkanik berupa tufa sebagai hasil erupsi gunung berapi dan basal,

sedangkan alluvium undak dan terumbu koral berupa endapan batu gamping

terumbu dengan sisipan kerikil dan pasiryang tersingkap pada daerah datar

sampai bergelombang. Sedangkan batuan yang terdapat pada areal HTI PT.

WIN adalah batu gamping, koral, marl,batu pasir, konglomerat dan

alluvium. Formasi geologi seperti yang tertera pada Tabel berikut ini :

Tabel II.4. Formasi geologi dan Jenis Batuan pada Areal HTI PT.

WIN

N

o

Nama

Kawasan

Hutan

No

RTK

LUAS

AREAL

FORMASI

GEOLOGIJENIS BATUAN

1. Rokoraka 45 750

Neogen, alluvium

undak, terumbu

koral

Batu gamping 70%

2. Watumbolo 65 248 NeogenTuff + batu pasir + konglomerat (89%)

batu gamping +koral +marl (11%)

3. Matakapore 63 2500 Neogen Tuff+batu pasir+konglomerat (72%)

Page 15: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

batu gamping (28%)

4. Kombaka 64 377 NeogenBatu gamping+koral+marl (75%) batu

gamping 25%

5.Polapare

Cako27 3300

Neogen, terumbu

koral

Koral 52% tuff+batu pasir+konglomerat

(7%)

6. Galukare 59 1200 NeogenBatu gamping+koral (93%) tuff+batu

pasir+konglomerat (7%)

7. Katikutana 5 2300 NeogenBatu gamping+marl+alluvium atau

endapan bahan kipas (87 %)

8. Praimahala 60 2700  

Alluvium sungai muda+alluvium

endapan bahan kipas +alluvium

lempung tua (13%)

Sistem Lahan

Sistem lahan pada areal HTI PT. WIN seperti yang tertera pada Tabel

berikut :

Tabel II.5. Sistem Lahan pada Areal HTI PT. WONO INDO NIAGA

N

oSistem Lahan

Luas (Ha)

JML

Pola Galu Mata Komb RokoWat

uPrai Kati

1 Tiringan TRN 165 - 1275 - - 149 - - 1589

2 Luanda LUA 990 132 - - 225 - - - 1347

3 Air Dagosoli ADS 330 876 - 120 - - - - 1326

4 Gn Harminding GHG 990 72 - - - - - - 1062

5 Rada Toko RTK 660 - 750 - - 99 - - 1509

6 Wai Terang WTG 165 - - - - - - - 165

7 Sansapor SSR - 120 - - - - - - 120

Page 16: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

8 Lengkiri LGK - - 475 162 525 - - - 1162

9 Lambata LBM - - - 95 - - - - 95

10 Lelang LLG - - - - - - 2025 - 2025

11 Danundera DDA - - - - - - 540 - 540

12 Lepenbusu LBU - - - - - - 135 - 135

13 Ayatu AYT - - - - - - -103

51035

14 Sarwatu SWU - - - - - - -126

51265

      3300120

02500 377 750 248 27

Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat pada lokasi HTI PT. WONO INDO NIAGA

adalah seperti yang tertera pada Tabel II.6.

Tabel II.6. Jenis Tanah di Areal HTI PT. WONO INDO NIAGA

N

o

Nama

Kawasan

Luas

ArealKlasifikasi Jenis Tanah

1 Rokoraka 750 rendzinas latosol rendzinas

2 Watumbolo 248 brunizem trobosol podsolik rendzinas podsolik

3 Matakapore 2500 brunizem trobosol podsolik rendzinas rendzinas podsolik

4 Kombaka 337 rendzinas podsolik rendzinas rendzinas latosol

5 Polapare 3300Rendzinas latosol brunizem podsol rendzinas podsolik brunizem

Rendzinas podsolik alluvial brunizem podsolik lateritik brunizem

6 Galukare 1200 Rendzinas podsolik brunizem rendzinas latosol brunizem podsol

7 Kattikutana 2300 Rendzinas podsolik brunizem podsolik brunizem brunizem

Page 17: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

8 Praimahala 2700 latosol brunizem rendzinas latosol brunizem

Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah di areal HTI PT. WIN dapat dilihat dari kandungan

fisik kimia tanah sebagaimana tercantum pada Tabel II.7.

Tabel II.7. Sifat Kimia Tanah dari beberapa Titik Pengamatan di Areal HTI

PT. WONO INDO NIAGA

No

SP

Land

form

Komponen

TanahSIFAT TANAH  

Status

Kesuburan

      pHC-

organik

N-

total

N-

ratio

P

tersediaK Ca Na Mg KTK KB

Key

alR

1LWW 2-

8%Dystropet 5.70 2.06 0.21 9.81 17.97 0.21

7.6

90.18 1.26

14.3

917.70 33.81 R

    Haploduslts 5.30 0.81 0.51 1.59 3.04 0.137.2

90.21 1.71

12.5

116.98 41.26 R

    Tropohemist 4.61 21.40 0.76 - 9.06 0.162.0

40.49 0.95

49.5

0-   R

2TWH 16-

25%Dystropet 4.70 0.56 0.09 6.22 18.55 0.10

4.0

40.26 0.18

18.8

324.22   R

    Haploduslts 4.60 1.09 0.16 6.81 10.45 0.144.0

20.18 0.22

16.2

718.33   R

3 TBH >60% Dystropet 5.00 0.84 0.23 6.87 18.55 0.244.6

80.42 0.43

26.1

218.57   R

    Haploduslts 4.80 1.19 0.21 3.65 15.85 0.104.0

40.44 0.49

16.8

112.35   R

4 PDH >60% Dystropet 5.00 2.01 0.11 6.27 13.18 0.193.3

70.35 0.23

26.1

226.38   R

   Haploduslts 4.90 1.49 0.28 7.18 12.65 0.80 6.4 1.81 0.41 14.6 18.71

 R

Page 18: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

6 6

                               

b. Iklim

Curah Hujan

Faktor iklim paling dominan adalah curah hujan yaitu rata-rata

hujan tahunan dan jumlah bulan kering serta jumlah bulan basah.

Curah hujan di Pulau Sumba dipengaruhi angin timur yang

kering yang berhembus dari Australia. Di Areal HTI PT. WIN

terutama daerah sekitar Waikabubak termasuk kelompok hutan

Watumbolo kedalaman curah hujan rata-ratanya mencapai lebih dari

4000 mm/tahun,daerah dekat pantai kelompok hutan Rokoraka,

Polapare Cako dan Galukare hujannya kurang sekitar 500-1000

mm/tahun. Sedangkan curah hujan pada kelompok hutan Matakapore,

Kombaka,Katikutana dan Praimahala sekitar 1500-2000 mm/tahun.

Tabel II.8. Data Curah Hujan untuk Tiap Kecamatan di Sekitar

HTI PT. WIN

N

o

Kawasan Hutan

No RTK

LuasRata-Rata Kisaran Tahunan Curah Hujam

Suhu (oC) Klasifikasi Iklim

       BB

BK    

SF

Kopem

1 Rokoraka 45 7503-4

8-9 500-1000 22-21 F Aw

2 Watumbolo 65 248 7- 3-4 4000-4500 20-27 C An

Page 19: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

8

3Matakapore

632500

4-5

6-7 1000-1500 21-31 EAw

4 Kombaka 64 3774-5

6-71000-1500

21-31

EAw

5 Polapare 273300

4-5

6-71000-1500

21-31

EAw

6 Galukare 591200

4-5

6-71000-1500

21-31

EAw

7 Katikutana 502300

6-7

5-6 1500-200021-31

DAw

8 Praimahala 602700

5-6

6-7 1000-150021-31

EAw

Faktor iklim lainnya

Berdasarkan klasifikasi Smidt dan Ferguson, tipe iklim di areal

lokasi HTI PT WIN adalah sebagai berikut : 

1. Iklim tipe C (sedang)         Q= 30-60%    Watumbolo2. Iklim tipe D (semi kering)     Q= 60-100%    Katikutana dan sebagian

Praimahala3. Iklim tipe E (kering)         Q= 100-167% Polapare,

Galukare,Matakapore4. Iklim tipe F (sangat kering)     Q= 167-300% Rokoraka

Kelembaban udara

Kelembaban udara memiliki pola yang hamper sama dengan

suhu, di mana fluktuasi kelembaban bulanan minimum 67% (terjadi

pada bulan Juli) dan maksimum 90% (terjadi di bulan Februari).

Page 20: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

Gambaran kondisi kelembaban udara, tercantum pada Tabel II 9.

berikut ini.

Tabel II.9. Kondisi Rata-rata Temperatur Udara, Tekanan

Udara, Kelembaban dan Arah/Kecepatan Angin di Kabupaten Sumba

Barat.

No

BulanTemperatur (oC)

Tekanan Udara (mb)

Kelembaban (%)

Arah/Kecepatan Angin (knot)

1 Januari 26.9 1006.7 88 N/4

2 Februari 26.6 1006.2 90 N/3

3 Maret 26.8 1007.2 87 W/3

4 April 27.3 1007.2 87 W/2

5 Mei 25.7 1009.5 80 E/6

6 Juni 26.2 1010.7 73 E/9

7 Juli 26.0 1010.8 67 E/9

8 Agustus 26.0 1010.6 69 E/7

9 September 26.7 1010.4 68 E/7

10 Oktober 28.4 1008.2 78 W/6

11 November 28.4 1006.6 82 W/4

12 Desember 27.7 1005.5 78 W/5

c. Aksesibilitas

Letak strategis sreal HTI terutama ditentukan oleh jarak dan prasarana

pengangkutan areal tersebut terhadap pusat-pusat ekonomi yaitu pusat

pemukiman, pelabuhan udara dan laut, sehingga hal ini penting dalam

pengusahaan dan pelaksanaan HTI.

Page 21: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

Kota Waikabubak yang merupakan pusat ekonomi, dan bandar udara

yang paling dekat untuk aksesubilitas ke HTI PT. WIN adalah Tambolaka

dengan pelabuhan laut Waikelo. Sedangkan pusat ekonomi lainnya yang

berkaitan dengan HTI PT. WIN adalah Bandar udara Mau Hau di Waingapu

Sumba Timur.

Seluruh areal lokasi HTI dapat dicapai dengan kendaraan roda

empat dan roda dua sepanjang tahun. Sungai-sungai besar seperti sungai

Bondokodi dan Polapare dapat diseberangi melalui jembatan permanen.

Seluruh areal dapat ditempuh dari Waikabubak melalui jalan darat.

Untuk mencapai Waikabubak dapat ditempuh dari Bandar udara

Tambolaka dari Denpasar, Bima atau Kupang atau melalui Bandar udara

Mau Hau (Waingapu) melalui Kupang dan Denpasar yang dilanjutkan

dengan perjalanan darat + 4 jam dengan jarak 120 km.

d. Aspek Sosial Budaya

1. Administrasi Wilayah

Sehubungan dengan pemekaran wilayah Kabupaten

Sumba Barat maka data terbaru akan di sajikan setelah TIM

kembali dari lapangan. Data yang digunakan saat ini adalah data

yang diambil pada tahun 2000 dimana belum terjadi pemekaran

wilayah. HTI PT. WIN terletak pada 7 kecamatan seterti yang

tertera pada Tabel berikut ini.

Tabel II.10. Areal HTI PT. WIN Berdasarkan Kecamatan

No

Areal Konsesi KecamatanJumlah Desa

Jumlah Desa Disekitar Areal

1.RTK 65 (Watumbolo

Wewewa Timur dan Loli 28 5

2RTK 45 (Roko Raka)

Kodi 23 7

Page 22: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

3.RTK 63 (Matakapore)

Wewewa Selatan dan Kodi Bangedo

21 8

4. RTK 64 (Cambaka) Wewewa Selatan 8 4

5.RTK 27 (Polapare Cako)

Walokaka dan Kodi 34 9

6. RTK 59 (Galukare) Walakaka 11 4

7.RTK 60 (Praimahala)

Katikutana 23 5

8.RTK 5 (KAtikutana)

Katikutana 23 7

      171 49

2. Kependudukan

Jumlah Penduduk menurut kecamatan serta banyaknya rumah

tangga dan kepadatan penduduk sekitar areal HTI PT. WIN.

Berdararkan data tahun 2000.

Tabel II.11. Data Penduduk Menurut Kecamatan di Areal HTI

PT.WIN

N

oKecamatan

Luas

(Km2)

Rumah

Tangga

Laki-

laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah Kepadatan

1 Kodi 354,87 10,148 12,953 12,122 25,075 168

2 Walakaka 266 5,422 7,845 8,789 16,533 66

3Wewewa

Selatan174,14 7,967 8,564 8,222 16,786 96

4 Wewewa Timur 249,55 7,272 21,994 22,024 44,018 177

Page 23: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

5 Loli 13,320 3,424 10,029 10,161 20,190 153

6 Kodi Bangedo 219,69 4,332 13,207 12,582 25,789 117

7 Katikutana 719,22 5,422 14,636 14,041 28,667 40

  JUMLAH2216,3

943,987 104,632 102,658 207,170 94

a. Data jumlah penduduk menurut golangan umur di kabupaten

Sumba Barat menunjukan golongan umur 10-14 sebesar

49,678 jiwa merupakan golongan umur terbesar,sedangkan

golongan umur terkecilnya pada golongan umur 55-59

dengan jumlah 7.553 jiwa.Rincian data kependudukan

tercantum pada tabel II.12. berikut ini:

Tabel II-12. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur Dan

Jenis Kelamin di Kabupaten Sumba Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur

No Golongan Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 0-4 23,877 22,832 46,709

2 5-9 26,937 21,487 48,424

3 10-14 26,297 23,381 49,678

4 15-19 18,169 16,664 34,833

5 20-24 15,291 12,814 28,105

6 25-29 11,718 11,738 23,456

7 30-34 11,037 12,528 23,565

8 35-39 10,958 10,683 21,641

Page 24: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

9 40-44 8,841 8,163 17,004

10 45-49 6,953 7,467 14,420

11 50-54 6,619 4,632 11,251

12 55-59 3,164 4,389 7,553

13 60-64 5,729 4,381 10,110

14 >65+ 7,087 7,703 14,790

  JUMLAH 182,677 168,86

b. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Penduduk di sekitar areal PT.Wono Inhutani Niaga

sebagian besar masih mengandalkan pertanian sebagai

sumber mata pencaharian utama,yakni sebesar

84,54%.Sedangkan mata pencaharian tambahan antara lain

sumber dari berburu hewan di hutan dan mencari ikan serta

berdagang.

Sistem pertanian yang diterapkan adalah system

pertanian ekstensif,baik untuk pertanian tanaman pangan

semusim maupun untuk peternakan.Luas lahan yang dimiliki

oleh masyarakat rata-rata 3-5 ha/kk,baik lahan sawah maupun

lahan kering.Lahan-lahan tersebut ada yang diluar kawasan

hutan dan adapula yang berada dalam kawasan hutan

Negara.Jenis tanaman pangan yang diusahakan pada

umumnya sama yaitu padi ladang dan jagung,juga ubu-

umbian seperti ubi kayu dan kacang-kacangan.Sedangkan

tanaman keras yang dikembangkan adalah jambu

mete,kopi,coklat, kelapa,pinang dan kemiri.

Sistem usaha tani yang dilaksanakan dapat dibedakan

menjadi usaha tani tanaman pangan semusim,usaha tani

tanaman keras dilaksanakan dan peternakan .Usaha tani

Page 25: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

tanaman keras dilaksanakan secara menetap dilahan

pekarangan masyarakat dan di dalam kawasan hutan jenis-

jenis ternak umumnya ternak besar(seperti sapi,kerbau,kuda,

dan babi)dan ternak kecil seperti kambing serta unggas-

unggasan.sistem pemeliharaan ternak besar oleh masyarakat

di bagian barat kabupaten sumba Barat umumnya dilakukan

melalui penggembalaan,dimana hewan-hewan tersebut di

lepas di padang rumput tetapi dijaga atau diikat dengan

tali.Sedangkan untuk di bagian timur kabupaten,system

pemeliharaan ternak dengan cara melepas (tanpa

pengawasan)di padang rumput khususnya untuk ternak besar

seperti kuda, sapi dan kerbau.

2.3 Pelingkupan

a. Proses Pelingkupan

Proses pelingkupan data dilakukan dengan mencari informasi dari

pemrakarsa, masyarakat sekitar areal dan instansi yang bersangkutan.

proses pelingkupan terdiri dari identifikasi dampak, evaluasi dampak dan

klasifikasi dan prioritas yang harus diutamakan dalammenyusun KA

ANDAL HTI PT WIN.

Karena proses pelinglupan diawali dengan harus

teridentifikasikannya dengan jelas komponen rencana usaha dan

diintegrasikannya komponen rencana usaha dengan komponen yang

terkena dampak, kemudian mengelompokkan dampak potensial tersebut

ke dalam urutan dampak apakah dampak primer dampak sekunder dan

dampak tersier dan seterusnya, maka perlu dikaji lebih mendalam dan

mendetail dari segi rencana kegiatan dengan pemrakarsa serta melalukan

survey kepada masyarakat agar dampak terhadap masyarakat dapat

disosialisasikan sedini mungkin dan diperkirakan dan dikaji dengan lebih

seksama.

Proses pelingkupan tidak terlepas dari ketentuan yang berlaku

dimana rencana kegiatan HTI disesuaikan dengan peraturan yang berlaku

Page 26: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

yaitu sesuai degan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 tahun

2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan

serta Pemanfaatan Hutan dan juga dengan mempertimbangkan Undang-

undang RI no 41 tahun 1999 bahwa pada pasal 70 berbunyi masyarakat

turut berperan serta dalam pembangunan di bidang Kehutanan dalam

proses pelingkupan ini masyarakat turut serta dalam mengidentifikasi

dampak yang akan terjadi.

Sesuai dengan bagan diatas bahwa deskripsi rencana kegiatan HTI

PT. WIN akan ditelaah berdasarkan rona lingkungan saat ini kemudian

diidentifikasi dampak apa yang akan berpotendial terjadi bila rencana

tersebut dilaksanakan. Berdasarkan bagan alir tersebut maka dapat

identifikasikan seperti pada table berikut ini :

Tabel II.13. Bagan Identifikasi Dampak Rencana Kegiatan HTI

PT. WONO INDO NIAGA dihubungkan dengan Rona Lingkungan.

NoDeskripsi Rencana Kegiatan

Rona Lingkungan Identifikasi Dampak

1.Penyusunan AMDAL

Sosial Ekonomi terutama Mayarakat Sekitar HTI

Terlibat dan mengetahui rencana perubahan terhadap lingkungan di sekitarnya.

2. Penyusunan RKU - Perijinan untuk pemrakarsa

3.Penyusunan Bagan Kerja

- Perijinan untuk pemrakarsa

4. Penyusunan RKT - Perijinan untuk pemrakarsa

5. Tata Batas SoaialKonflik dengan masyarakat sekitar hutan

6. Penataan HutanFisik, kimia, Biologi Soaial.

Sosial ekonomi masyarakat

Page 27: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

7.Pengadaan Potret Udara

- -

8.Pengadaan Tenaga Kerja

Sosial masyarakatKonflik di masyarakat untuk memperoleh kesempatan kerja

9. Pengadaan Alat Fisik kimia dan biologiPerubahan vegetasi dengan adanya alat-alat berat untuk eksploitasi hutan

10.

Pembuatan Persemaian

Fisik kimia dan biologi Sosial Ekonomi Budaya

Perubahan penutupan vegetasi, perubahan penutupan lahan dan hama dan penyakit tanaman

11.

PenanamanFisik kimia dan biologi Sosial Ekonomi Budaya

Perubahan penutupan vegetasi, perubahan penutupan lahan dan hama dan penyakit tanaman

12.

PemeliharanFisik kimia dan biologi, Sosial Ekonomi Budaya

Perubahan penutupan vegetasi, perubahan penutupan lahan dan hama dan penyakit tanaman

13.

PemanenanFisik kimia dan biologi, Sosial Ekonomi Budaya

Perubahan penutupan vegetasi, perubahan penutupan lahan dan hama dan penyakit tanaman

Identifikasi dampak ini berdasarkan telaah pustaka, sedangkan

identifikasi dampak selengkapnya dengan mengikut sertakan diskusi

masyarakat, interaksi kelompok diskusi dengan para pakar dan instasi

yang bertanggung jawab, akan dilaksanakan pada saat kunjungan

kelapangan (Observasi) sehingga diperoleh identifikasi dampak yang

lebih menyeluruh.

Berdasarkan telaah pustaka dan diskusi singkat maka dibuat

diagram alir proses pelingkupan sebagai berikut:

Page 28: Ka Andal Pt. Wono Indo Niaga

e. Dfg

f. Dgr

g. fht

b. Sdf

c. Aef

d. Gra

e. dg