k3
-
Upload
hardiyanti -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of k3
Ketentuan K-3 (Kesehatan dan Keselamtan Kerja) dalam Lingkungan Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja ini akan menghadapi ancaman bagi keselamatan dan
kesehatannya yang datang dari pelaksanaan pekerjaannya. Tenaga kerja memiliki hak atas
keselamatan dan kesehatan yang pelaksanaannya dilandasi oleh peraturan perundang-
undangan. Pada saat ini sudah banyak aturan dari Undangundang sampai keputusan Menteri
tentang K3, diantaranya :Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan
Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak disengaja seperti kejadian-kejadian yang tidak
diharapkan dan tidak terkontrol. Kecelakaan tidak selalu berakhir dengan luka fisik dan
kematian. Kecelakaan yang menyebabkan kerusakan peralatan dan material dan khususnya
yang menyebabkan luka perlu mendapat perhatian besar. Semua kecelakaan tanpa melihat
apa itu menyebabkan kerusakan ataupun tidak perlu mendapat perhatian besar. Kecelakaan
kerja yang tidak menyebabkan kerusakan peralatan, material dan kecelakaan fisik dari
personil kerja dapat menyebabkan kecelakaan lebih lanjut. Definisi kecelakaan kerja lainnya
adalah sesuatu yang tidak terencana, tidak terkontrol, dan sesuatu hal yang tidak diperkirakan
sebelumnya sehingga mengganggu efektifitas kerja seseorang.
Pencegahan kecelakaan kerja pada tukang, pada dasarnya merupakan tanggung jawab
mandor. Berikut merupakan tanggungjawab mandor :
a) Mencegah kecelakaan di kalangan bawahan.
b) Melaksanakan seluruh peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik khusus
(departmental) maupun umum (perusahaan).
c) Melaporkan setiap kecelakaan dan melaksanakan tugas PPPK dimana perlu.
d) Melakukan inspeksi atas setiap kejadian kecelakaan atau hampir kecelakaan dan
menyusun laporan.
e) Setiap pemuka harus terlatih dalam PPPK
Secara umum faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi:
(1) faktor pekerja itu sendiri;
(2) faktor metode konstruksi;
(3) peralatan;
(4) manajemen.
Alat Pelindung Diri pada Pekerjaan Konstruksi
Hampir semua APD yang dipakai pada bidang industri dan jasa lain dipakai dan
digunakan juga dalam dunia konstruksi, karena dunia konstruksi bukan hanya membangun
fasilitas baru tetapi juga memelihara dan memperbaiki suatu fasilitas yang masih berjalan.
Jenis-jenis APD menurut bagian tubuh antara lain :
1. Alat Pelindung Kepala
Topi Keselamatan (Safety Helmet) untuk bekerja di tempat berisiko karena benda
jatuh atau melayang, dan dilengkapi dengan ikatan ke dagu untuk menghalangi
terlepasnya helmet dari kepala akibat menunduk atau kena benda jatuh. Syarat umum
Safety Helmet adalah:
Bagian dari luarnya harus kuat dan tahan terhadap benturan atau tusukan benda-
benda runcing.Cara mengujinya dengan menjatuhkan benda seberat 3 kg dari
ketinggian 1 meter-topi tidak boleh pecah atau benda tak boleh menyentuh
kepala.
Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam di bagian puncak 4-5 cm
Tidak menyerap air
Cara pengujian: diuji dengan merendam topi di dalam air selama 24 jam.
Tahan terhadap api
Cara pengujian: topi dibakar selama 10 detik dengan bunsen atau propan , api
harus padam selama 5 detik.
Contoh Safety Helmet dan Penggunaannya Dalam Pekerjaan Konstruksi
2. Alat Pelindung Muka
Alat pelindung muka dan mata berfungsi untuk melindungi muka dan mata dari:
lemparan benda-benda kecil
lemparan benda-benda panas
pengaruh cahaya
pengaruh radiasi tertentu
Kaca Mata Pelindung (Protective Goggles) untuk melindungi mata dari percikan
logam cair, percikan bahan kimia, serta kacamata pelindung untuk pekerjaan
menggerinda dan pekerjaan berdebu.
Masker Pelindung Pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman (Shade of Lens) yang
disesuaikan dengan diameter batang las (Welding Rod).
Untuk welding rod 1/16” sampai 5/32” gunakan shade nomor 10
Untuk welding rod 3/16” sampai ¼” gunakan shade nomor 13
Contoh Protective Goggles dan Penggunaan Masker Pelindung dalam Pekerjaan
Konstruksi
3. Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari dari:
Suhu ekstrim (panas dan dingin)
Radiasi elektromagnetik
Radiasi mengion, dll
Sarung Tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera lecet atau terluka
pada tangan seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan penyetelan, pekerjaan las,
membawa barang-barang berbahaya dan korosif seperti asam dan alkali. Bentuk
sarung tangan bermacam-macam, seperti:
sarung tangan (gloves)
mitten
hand pad, melindungi telapak tangan dan sleeve, melindungi pergelangan tangan
dampai lengan
Ada berbagai sarung tangan yang dikenal antara lain :
a. Sarung Tangan Kulit, digunakan untuk pekerjaan pengelasan, pekerjaan
pemindahan pipa dll. Berfungsi untuk melindungi tangan dari permukaan kasar.
b. Sarung Tangan Katun, digunakan pada pekerjaan besi beton, pekerjaan bobokan
dan batu, pelindung pada waktu harus menaiki tangga untuk pekerjaan
ketinggian.
c. Sarung Tangan Karet, digunakan untuk pekerjaan listrik yang dijaga agar tidak
ada yang robek supaya tidak terjadi bahaya kena arus listrik.
d. Sarung Tangan Asbes/Katun/Wool, digunakan untuk melindungi tangan dari
panas dan api.
e. Sarung Tangan poly vinil chloride dan neoprene, digunakan untuk melindungi
tangan dari zat kimia berbahaya dan beracun seperti asam kuat dan oksidan.
f. Sarung Tangan Paddle Cloth, melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan
gelas, kotoran dan vibrasi.
g. Sarung Tangan latex disposable, melindungi tangan dari germ dan bakteri dan
hanya untuk sekali pakai.
4. Alat Pelindung Kaki
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari:
tertimpa benda-benda berat
terbakar karena logam cair,bahan kimia korosif
dermatitis/eksim karena zat-zat kimia
tersandung,tergelincir
Sepatu Keselamatan (Safety Boots) untuk menghindari kecelakaan yang diakibatkan
tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau terhimpit beban berat
atau mencegah luka bakar pada waktu mengelas. Sepatu boot karet bila bekerja pada
pekerjaan tanah dan pengecoran beton.
Sepatu Keselamatan disesuaikan dengan jenis resiko, seperti:
a. untuk mencegah tergelincir,dipakai sol anti slip luar dari karet alam atau sintetik
dengan bermotif timbul ( permukaanya kasar)
b. untuk mencegah tusukan dari benda-benda runcing,sol dilapisi logam.
c. terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat,tak boleh
menggunakan paku.
d. sepatu atau sandal yang beralaskan kayu, baik dipakai pada tempat kerja yang
lembab,lantai yang panas. dan sepatu boot dari karet sintetis,untuk pencegahan
bahan-bahan kimia.
5. Alat Pelindung Pernafasan
Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap
sumber-sumber bahaya udara di tempat kerja. Masker Gas dan Masker Debu adalah
alat perlindungan untuk melindungi pernafasan dari gas beracun dan debu.
Ada tiga jenis alat pernafasan berupa respirator yang berfungsi untuk memurnikan
udara, yaitu:
a. Respirator dengan filter bahan kimia
b. Respirator dengan filter mekanik dan
c. Respirator dengan filter mekanik dan bahan kimia
6. Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga digunakan untuk mencegah rusaknya pendengaran akibat suara
bising di atas ambang aman seperti pekerjaan plat logam. Terdapat dua jenis alat
pelindung telinga, yaitu:
a. Sumbat Telinga (ear plug)
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja,sedangkan
frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu.
Sumbat telinga biasanya terbuat dari karetplastic keras, plastik lunak, lilin, dan
kapas.
Daya lindung (kemampuan attenuasi):25-30 dB
b. Tutup Telinga (ear muff)
Attenuasi (daya lindung) pada frekuensi 2800-4000Hz (35-45 dB), namun pada
frekuensi biasa ( 25 s/d 30 Hz )
7. Alat Pelindung Tubuh
Alat pelindung tubuh berupa pakaian kerja. Pakaian kerja yang digunakan pekerja
harus sesuai dengan lingkup pekerjaannya. Pakaian tenaga kerja pria yang melayani
mesin harus sesuai dengan pekerjaanya. Pakaian kerja wanita sebaiknya berbentuk
celana panjang,baju yang pas,tutup rambut dan tidak memakai perhiasan-perhiasan.
Terdapat pakain kerja khusus sesuai dengan sumber bahaya yang dapat dijumpai,
seperti:
a. Terhadap radiasi panas, pakaian yang berbahan bias merefleksikan panas,
biasanya aluminium dan berkilat.
b. Terhadap radiasi mengion, pakaian dilapisi timbal (timah hitam).
c. Terhadap cairan dan bahan-bahan kimiawi, pakaian terbuat dari plastik atau karet.
Sabuk Pengaman (Safety Belt) untuk mencegah cedera yang lebih parah pada
pekerja yang bekerja di ketinggian > 2 m
Di samping alat pelindung diri di atas, pekerja harus berpakaian yang komplit sesuai
dengan jenis pekerjaan yang ditanganinya seperti tukang las harus dilengkapi
jaket/rompi kulit atau minimal harus memakai kaos dan celana panjang.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Penggunaan APD
Alat pelindung diri (APD) akan berfungsi dengan sempurna apabila telah sesuai dengan
standar yang ditentukan dan dipakai secara baik dan benar. Hal-hal yang perlua diperhatikan :
1. Sediakanlah APD yang sudah teruji dan telah memiliki SNI atau standar Internasional
lainnya yang diakui.
2. Pakailah APD yang seuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut hanya
memerlukan waktu yang singkat.
3. APD harus dipakai dengan tepat dan benar.
4. Jadikanlah kebiasaan memakai APD menjadi budaya. Ketidaknyamanan dalam memakai
APD jangan dijadikan alasan untuk menolak memakainya.
5. APD tidak boleh diubah-ubah pemakainya, kalau memang terasa tidak nyaman dipakai
harus dilaporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban pemakaian alat tersebut.
6. APD dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.
7. Semua pekerja, pengunjung dan mitra kerja yang ada di lokasi proyek konstruksi harus
memakai APD yang diwajibkan, seperti Topi Keselamatan.