k3

11
Ketentuan K-3 (Kesehatan dan Keselamtan Kerja) dalam Lingkungan Kerja Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan. Dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja ini akan menghadapi ancaman bagi keselamatan dan kesehatannya yang datang dari pelaksanaan pekerjaannya. Tenaga kerja memiliki hak atas keselamatan dan kesehatan yang pelaksanaannya dilandasi oleh peraturan perundang-undangan. Pada saat ini sudah banyak aturan dari Undangundang sampai keputusan Menteri tentang K3, diantaranya :Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak disengaja seperti kejadian-kejadian yang tidak diharapkan dan tidak terkontrol. Kecelakaan tidak selalu berakhir dengan luka fisik dan kematian. Kecelakaan yang menyebabkan kerusakan peralatan dan material dan khususnya yang menyebabkan luka perlu mendapat perhatian besar. Semua kecelakaan tanpa melihat apa itu menyebabkan kerusakan ataupun tidak perlu mendapat perhatian

description

materi k3

Transcript of k3

Page 1: k3

Ketentuan K-3 (Kesehatan dan Keselamtan Kerja) dalam Lingkungan Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan. Dalam

pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja ini akan menghadapi ancaman bagi keselamatan dan

kesehatannya yang datang dari pelaksanaan pekerjaannya. Tenaga kerja memiliki hak atas

keselamatan dan kesehatan yang pelaksanaannya dilandasi oleh peraturan perundang-

undangan. Pada saat ini sudah banyak aturan dari Undangundang sampai keputusan Menteri

tentang K3, diantaranya :Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan

Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak disengaja seperti kejadian-kejadian yang tidak

diharapkan dan tidak terkontrol. Kecelakaan tidak selalu berakhir dengan luka fisik dan

kematian. Kecelakaan yang menyebabkan kerusakan peralatan dan material dan khususnya

yang menyebabkan luka perlu mendapat perhatian besar. Semua kecelakaan tanpa melihat

apa itu menyebabkan kerusakan ataupun tidak perlu mendapat perhatian besar. Kecelakaan

kerja yang tidak menyebabkan kerusakan peralatan, material dan kecelakaan fisik dari

personil kerja dapat menyebabkan kecelakaan lebih lanjut. Definisi kecelakaan kerja lainnya

adalah sesuatu yang tidak terencana, tidak terkontrol, dan sesuatu hal yang tidak diperkirakan

sebelumnya sehingga mengganggu efektifitas kerja seseorang.

Pencegahan kecelakaan kerja pada tukang, pada dasarnya merupakan tanggung jawab

mandor. Berikut merupakan tanggungjawab mandor :

a) Mencegah kecelakaan di kalangan bawahan.

b) Melaksanakan seluruh peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik khusus

(departmental) maupun umum (perusahaan).

Page 2: k3

c) Melaporkan setiap kecelakaan dan melaksanakan tugas PPPK dimana perlu.

d) Melakukan inspeksi atas setiap kejadian kecelakaan atau hampir kecelakaan dan

menyusun laporan.

e) Setiap pemuka harus terlatih dalam PPPK

Secara umum faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi:

(1) faktor pekerja itu sendiri;

(2) faktor metode konstruksi;

(3) peralatan;

(4) manajemen.

Alat Pelindung Diri pada Pekerjaan Konstruksi

Hampir semua APD yang dipakai pada bidang industri dan jasa lain dipakai dan

digunakan juga dalam dunia konstruksi, karena dunia konstruksi bukan hanya membangun

fasilitas baru tetapi juga memelihara dan memperbaiki suatu fasilitas yang masih berjalan.

Jenis-jenis APD menurut bagian tubuh antara lain :

1. Alat Pelindung Kepala

Topi Keselamatan (Safety Helmet) untuk bekerja di tempat berisiko karena benda

jatuh atau melayang, dan dilengkapi dengan ikatan ke dagu untuk menghalangi

terlepasnya helmet dari kepala akibat menunduk atau kena benda jatuh. Syarat umum

Safety Helmet adalah:

Bagian dari luarnya harus kuat dan tahan terhadap benturan atau tusukan benda-

benda runcing.Cara mengujinya dengan menjatuhkan benda seberat 3 kg dari

ketinggian 1 meter-topi tidak boleh pecah atau benda tak boleh menyentuh

kepala.

Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam di bagian puncak 4-5 cm

Tidak menyerap air

Cara pengujian: diuji dengan merendam topi di dalam air selama 24 jam.

Tahan terhadap api

Cara pengujian: topi dibakar selama 10 detik dengan bunsen atau propan , api

harus padam selama 5 detik.

Page 3: k3

Contoh Safety Helmet dan Penggunaannya Dalam Pekerjaan Konstruksi

2. Alat Pelindung Muka

Alat pelindung muka dan mata berfungsi untuk melindungi muka dan mata dari:

lemparan benda-benda kecil

lemparan benda-benda panas

pengaruh cahaya

pengaruh radiasi tertentu

Kaca Mata Pelindung (Protective Goggles) untuk melindungi mata dari percikan

logam cair, percikan bahan kimia, serta kacamata pelindung untuk pekerjaan

menggerinda dan pekerjaan berdebu.

Masker Pelindung Pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman (Shade of Lens) yang

disesuaikan dengan diameter batang las (Welding Rod).

Untuk welding rod 1/16” sampai 5/32” gunakan shade nomor 10

Untuk welding rod 3/16” sampai ¼” gunakan shade nomor 13

Contoh Protective Goggles dan Penggunaan Masker Pelindung dalam Pekerjaan

Konstruksi

3. Alat Pelindung Tangan

Alat Pelindung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari dari:

Page 4: k3

Suhu ekstrim (panas dan dingin)

Radiasi elektromagnetik

Radiasi mengion, dll

Sarung Tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera lecet atau terluka

pada tangan seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan penyetelan, pekerjaan las,

membawa barang-barang berbahaya dan korosif seperti asam dan alkali. Bentuk

sarung tangan bermacam-macam, seperti:

sarung tangan (gloves)

mitten

hand pad, melindungi telapak tangan dan sleeve, melindungi pergelangan tangan

dampai lengan

Ada berbagai sarung tangan yang dikenal antara lain :

a. Sarung Tangan Kulit, digunakan untuk pekerjaan pengelasan, pekerjaan

pemindahan pipa dll. Berfungsi untuk melindungi tangan dari permukaan kasar.

b. Sarung Tangan Katun, digunakan pada pekerjaan besi beton, pekerjaan bobokan

dan batu, pelindung pada waktu harus menaiki tangga untuk pekerjaan

ketinggian.

c. Sarung Tangan Karet, digunakan untuk pekerjaan listrik yang dijaga agar tidak

ada yang robek supaya tidak terjadi bahaya kena arus listrik.

d. Sarung Tangan Asbes/Katun/Wool, digunakan untuk melindungi tangan dari

panas dan api.

e. Sarung Tangan poly vinil chloride dan neoprene, digunakan untuk melindungi

tangan dari zat kimia berbahaya dan beracun seperti asam kuat dan oksidan.

f. Sarung Tangan Paddle Cloth, melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan

gelas, kotoran dan vibrasi.

Page 5: k3

g. Sarung Tangan latex disposable, melindungi tangan dari germ dan bakteri dan

hanya untuk sekali pakai.

4. Alat Pelindung Kaki

Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari:

tertimpa benda-benda berat

terbakar karena logam cair,bahan kimia korosif

dermatitis/eksim karena zat-zat kimia

tersandung,tergelincir

Sepatu Keselamatan (Safety Boots) untuk menghindari kecelakaan yang diakibatkan

tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau terhimpit beban berat

atau mencegah luka bakar pada waktu mengelas. Sepatu boot karet bila bekerja pada

pekerjaan tanah dan pengecoran beton.

Sepatu Keselamatan disesuaikan dengan jenis resiko, seperti:

a. untuk mencegah tergelincir,dipakai sol anti slip luar dari karet alam atau sintetik

dengan bermotif timbul ( permukaanya kasar)

b. untuk mencegah tusukan dari benda-benda runcing,sol dilapisi logam.

c. terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat,tak boleh

menggunakan paku.

d. sepatu atau sandal yang beralaskan kayu, baik dipakai pada tempat kerja yang

lembab,lantai yang panas. dan sepatu boot dari karet sintetis,untuk pencegahan

bahan-bahan kimia.

Page 6: k3

5. Alat Pelindung Pernafasan

Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap

sumber-sumber bahaya udara di tempat kerja. Masker Gas dan Masker Debu adalah

alat perlindungan untuk melindungi pernafasan dari gas beracun dan debu.

Ada tiga jenis alat pernafasan berupa respirator yang berfungsi untuk memurnikan

udara, yaitu:

a. Respirator dengan filter bahan kimia

b. Respirator dengan filter mekanik dan

c. Respirator dengan filter mekanik dan bahan kimia

6. Alat Pelindung Telinga

Alat pelindung telinga digunakan untuk mencegah rusaknya pendengaran akibat suara

bising di atas ambang aman seperti pekerjaan plat logam. Terdapat dua jenis alat

pelindung telinga, yaitu:

a. Sumbat Telinga (ear plug)

Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja,sedangkan

frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu.

Sumbat telinga biasanya terbuat dari karetplastic keras, plastik lunak, lilin, dan

kapas.

Daya lindung (kemampuan attenuasi):25-30 dB

b. Tutup Telinga (ear muff)

Attenuasi (daya lindung) pada frekuensi 2800-4000Hz (35-45 dB), namun pada

frekuensi biasa ( 25 s/d 30 Hz )

Page 7: k3

7. Alat Pelindung Tubuh

Alat pelindung tubuh berupa pakaian kerja. Pakaian kerja yang digunakan pekerja

harus sesuai dengan lingkup pekerjaannya. Pakaian tenaga kerja pria yang melayani

mesin harus sesuai dengan pekerjaanya. Pakaian kerja wanita sebaiknya berbentuk

celana panjang,baju yang pas,tutup rambut dan tidak memakai perhiasan-perhiasan.

Terdapat pakain kerja khusus sesuai dengan sumber bahaya yang dapat dijumpai,

seperti:

a. Terhadap radiasi panas, pakaian yang berbahan bias merefleksikan panas,

biasanya aluminium dan berkilat.

b. Terhadap radiasi mengion, pakaian dilapisi timbal (timah hitam).

c. Terhadap cairan dan bahan-bahan kimiawi, pakaian terbuat dari plastik atau karet.

Sabuk Pengaman (Safety Belt) untuk mencegah cedera yang lebih parah pada

pekerja yang bekerja di ketinggian > 2 m

Di samping alat pelindung diri di atas, pekerja harus berpakaian yang komplit sesuai

dengan jenis pekerjaan yang ditanganinya seperti tukang las harus dilengkapi

jaket/rompi kulit atau minimal harus memakai kaos dan celana panjang.

Page 8: k3

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Penggunaan APD

Alat pelindung diri (APD) akan berfungsi dengan sempurna apabila telah sesuai dengan

standar yang ditentukan dan dipakai secara baik dan benar. Hal-hal yang perlua diperhatikan :

1. Sediakanlah APD yang sudah teruji dan telah memiliki SNI atau standar Internasional

lainnya yang diakui.

2. Pakailah APD yang seuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut hanya

memerlukan waktu yang singkat.

3. APD harus dipakai dengan tepat dan benar.

4. Jadikanlah kebiasaan memakai APD menjadi budaya. Ketidaknyamanan dalam memakai

APD jangan dijadikan alasan untuk menolak memakainya.

5. APD tidak boleh diubah-ubah pemakainya, kalau memang terasa tidak nyaman dipakai

harus dilaporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban pemakaian alat tersebut.

6. APD dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.

7. Semua pekerja, pengunjung dan mitra kerja yang ada di lokasi proyek konstruksi harus

memakai APD yang diwajibkan, seperti Topi Keselamatan.