K3

60
Yanik Riani Naryati, SKM, MH Kesehatan dan Keselamatan Kerja

description

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Transcript of K3

  • Yanik Riani Naryati, SKM, MH Kesehatan dan Keselamatan Kerja

  • 1, Pengertian dan tujuan Kesehatan kerja2. Tujuan 3. Sejarah di Indonesia4.Perundang- undangan5. Gangguan pada kesehatan dan daya kerja 6. Penyakit akibat kerja7. Higiene perusahaan8. Kebersihan dalam perusahaan9. Kesehatan tenaga kerja10. Alat pelindung diri

  • Kesehatan Kerja

    Didefinisikan sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan yang erat berhubungan dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja/ pekerja . Sehat menurut WHO adalah keseimbangan yg sempurna antara fisik , mental dan sosial dan bukan semata- mata adanya penyakit atau kelemahan.

    *

  • Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umumKeselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja.

  • Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja.

  • Tujuan kesehatan kerjaMeningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik jasmani , rohani maupun sosial untuk semua lapangan pekerjaan.Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yg disebabkan oleh kondisi kerja.Melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan yg timbul akibat pekerjaannya.Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja yg sesuai dengan kondisi fisik , faal tubuh dan mental psikologis tenaga kerja yg bersangkutan.

  • Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagaai berikut :a. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.b. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.c. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerjad. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.e. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, danf. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.

  • Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat- S etiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapatkan perlindungan atas keselamatannya.-Setiap sumber produksi dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien Proses produksi berjalan lancar.

  • Tujuan kesehatan kerja Menurut komite bersama ILO dan WHO , kesehatan kerja bertujuan untuk :Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yg setinggi-tingginya baik jasmani , rochani maupun sosial untuk semua lapangan pekerjaan.Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yg disebabkan oleh kondisi kerja Melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan yg timbul akibat pekerjaan.Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja yg sesuai dengan kondisi fisik , faal tubuh dan mental psikologis tenaga kerja yg bersangkutan

  • Sejarah kesehatan KerjaPara perintis kesehatan kerja muncul pada abad XVI seperti Agricola ( 1449 1555) dan Para celsus ( 1493- 1541 )Dalam karangannya yg berjudul De Re Metallica , Agricola menyebutkan bahwa penyakit-penyakit yg terutama ditemukan pada pekerja pekerja tambang di bohemia adalah penyakit paru seperti Silikosis , tuberkulosis , dan kanker paru . Pada saat itu angka kematian karena penyakit paru cukup tinggi. Dan hal ini menyebabkan wanita wanita yg tinggal di daerah pertambangan umumnya mereka menikah sampai 7 kali, karena suami- suami mereka meninggal pada usia yg relatif muda akibat menderita penyakit paru tersebut.

  • Paracelsus sebagai seorg dr villach , austria menyadari bahwa perkembangan industri dapat berakibat buruk terhadap kesehatan pekerja yaitu meningkatnya resiko terkena penyakit akibat kerja .Bernardino Ramazzini , seorang prefesor dalam bidang kedokteran di medona dan padua. Di Indonesia hiperkes mulai berkembang th 1969 yaitu pada saat dimana bangsa dan negara kita mulai melaksanakan pembangunan nasional.

  • Dasar hukumUntuk melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dasar hukum yg mengaturnya adalah;

    Berdasarkan UUD 1945 pasal 27 ayat 2 dinyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yg layak bagi kemanusiaan .Untuk mewujudkan pasal 27 ayat (2) UUD 1945 maka diundangkanlah adanya UU no.14 tahun 1969 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerjaa. Pasal 1. definisi dari tenaga kerja ialah tiap org yg mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang utk memenuhi kebutuhan masyarakat.

  • b. Pasal 9. tiap tenaga kerja berhak mendapat bperlindungan atas keselamatan , kesehatan m kesusilaan , pemelihaaan moril kerja serta perlakuan yg sesuai dengan martabat manusia dan moral agama .c. Pasal 10 Pemerintah membina perlindungan kerja yg mencakup ; * Norma keselamatan kerja * Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan * Norma kerja * Pemberian ganti kerugian ,perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja.

  • PERUNDANG-UNDANGANUndang-Undang Nomor 14 th 1969 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja, yg memuat ketentuan ketentuan pokok tentang tenaga kerja diantararanya;

    Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan ,kesehatan , kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuaan yg sesuai dengan martabat manusia dan moral agama ( Pasal 9 )Pemerintah membina perlindungan kerja yg mencakup a. Norma kesehatan kerja dan higene perusahaan b. Norma keselamatan kerja

  • c. Norma kerja d. Pemberian ganti kerugian , perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja.B. Undang- Undang Kerja ( 1948-1951)C. Undang Undang Kecelakaan ( 1947-1951)D. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan KerjaE. Undang- Undang No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan konversi Organisasi Perburuhan Internasional No. 120 mengenai Higene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor

  • Peraturan Menteri Perburuhantentang syarat-syarat Kebersihan dan Kesehatan Tempat Kerja , Undang- Undang Higene untuk Perusahaan umum, dan Undang-undang Gangguan.Undang-Undang Kerja ( 1948- 1951)Undang-undang kerja diundangkan pada tahun 1948 dan dinyatakan berlaku, walaupun tidak untuk seluruh pasal-pasalnya , dengan Peraturan Pemerintah th. 1951 No. 1. Undang undang ini mengatur tentang jam kerja , cuti tahunan, cuti hamil, cuti haid bagi pekerja pekerja wanita, peraturan tentang kerja bagi anak-anak, org muda dan wanita, persyaratan tempat kerja dan lain-lainnya.

  • Undang-undang KerjaBerikut ini beberapa pasal yg perlu diketahui ;Anak-anak tidak boleh menjalankan pekerjaan ( Pasal 2 / Blm berlaku )Orang muda tidak boleh menjalankan pekerjaan pada malam hari ( Pasal 4 ayat 1 / blm berlaku )Setelah buruh menjalankan pekerjaan selam $ jam terus menerus , hrs diadakan waktu istirahat yg sedikit-dikitnya setengah jam lamanya, waktu istirahat itu tdk termasuk jam kerja ( pasal 10 , ayat 2 / sdh berlaku )Tiap-tiap minggu harus diadakan sedikit-dikitnya satu hari istirahat.

  • 5. Dalam Peraturan Pemerintah dapat pula diadakan aturan-aturan lebih lanjut tentang waktu kerja, dan waktu istirahat untuk pekerjaan pekerjaan atau perusahaan perusahaan yg tertentu yg di pandang perlu untuk menjaga kesehatan dan keselamatan buruh ( Pasal 10 ayat5 / sdh berlaku ) 6. Buruh tdk boleh menjalankan pekerjaan pada hari-hari raya ,yg ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah, Kecuali jikalau pekerjaan itu menurut sifatnya hrs dijalankan terus pada hari raya itu ( pasal 11 )7. Dalam hal-hal , dimana pada suatu waktu atau biasanya pada tiap-tiap waktu atau dalam masa tertentu ada pekerjaan yg

  • yg bertimbun-timbun yg harus lekas diselesaikan , boleh dijalankan pekerjaan dengan menyimpang dari yg ditetapkan pada pasal 10 dan pasal 11 , akan tetapi waktu kerja itu tidak boleh lebih dari 54 jam seminggu. Aturan ini tdk berlaku terhadap pekerjaan yg berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan buruh ( pasal 12, ayat 1 / sdh berlaku )8. Dalam Peraturan Pemerintah akan ditetapkan hal-hal termaksud dalam pasal 12, ayat 1 beserta syarat-syarat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan buruh ( pasal 12, ayat 2 / sdh berlaku )

  • 9. Buruh wanita tdk boleh diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid ( pasal 13, ayat 1/sdh berlaku)Dalam menjalankan aturan ini , majikan dianggap tdk mengetahui tentang keadaan haid dari buruh wanitanya bilamana yg berkepentingan tdk memberitahukan hal itu kepadanya.10. Buruh wanita hrs diberi istirahat selama satu setengah bulan sebelum saatnya ia menurut perhitunngan akan melahirkan anak dan satu setengah bulan sesudah melahirkan anak atau gugur kandung ( pasal 13, ayat 2/sdh berlaku )Buruh wanita yg akan menggunakan hak ini wajib menyamapaikan surat

  • Permohonan istirahat kepada majikan, selambat-lambatnya 10 hari sebelum waktu istirahat itu mulai , aturan 10 hari ini tdk berlaku terhadap buruh wanita yg baru gugur kandung. Surat permohonan tersebut diatas disertai surat keterangan dari dokter, jikalau tdk ada dokter , dari bidan , jikalau tidak ada dua duanya,dari Pegawai pamong Praja yg serendah-rendahnya berpangkat Asisten Pamong Praja.11. Waktu istirahat sebelum saat buruh menurut perhitungan , akan melahirkan anak ,dapat diperpanjang sampai selama-lamnya tiga bulan jikalau didalam suatu keterangan dokter dinyatakan ,bahwa hal itu perlu utk menjaga kesehatannya(pasal 13, ayat 2 )

  • 12. Dengan tdk mengurangi yg telah ditetapkan dlm pasal 10 ayat 1 dan 2 buruh wanita yg anaknya masih menyusui , harus diberi kesempatan sepatutnya utk menyusukan anaknya jikalau hal itu harus dilakukan selama waktu kerja ( pasal 13, ayat 4 / sudah berlaku )13.Selain waktu istirahat seperti tersebut dalam pasal 10 dan 13, buruh yg menjalankan pekerjaan utk satu atau beberapa majikan dari satu organisasi harus diberi ijin utk beristirahat sedikit-dikitnya 2 minggu tiap tahun ( pasal 14, ayat 1)/ dinyatakan berlaku utk perusahaan perusahaan tertentu )

  • 13. Dengan tdk mengurangi yg telah ditetapkan yg sepatutnya utk menjalankan kewajibannya menurut agamanya( pasal 15 , ayat1 / sdh berlaku )

  • Undang- Undang Kecelakaan

    Undang undang ini diundangkan th 1947 dan dinyatakan berlaku 1951 . Undang-undang kecelakaan menentukan penggantian kerugian kepada buruh yg mendapat kecelakaan atau penyakit akibat kerja .

    Undang-Undang kecelakaan yg perlu diketahui ;1.Diperusahaan yg diwajibkan memberi tunjangan , majikan berwajib membayar ganti kerugian kepada buruh yg mendapat kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan itu , menurut yg ditetapkan dalam undang-undang ini. ( pasal 1, ayat1)

  • 2. Penyakit yg timbul krn hub. Kerja dipandang sebagai kecelakaan kerja ( pasal 1, ayat 2 )3. Jikalau buruh meninggal dunia karena akibat kecelakaan yg demikian itu , maka kewajiban membayar kerugian itu berlaku terhadap keluarga yg ditinggalkan nya( pasal 1. ayat 4)4. Jikalau hak atas perusahaan yg diwajibkan memberi tunjangan itu beralih kepada majikan lain , buruh dan keluarga buruh yg ditinggalkan tetap mempunyai hak seperti yg ditetapkan dalam Undang-undang ini yg harus dipebuhi oleh majikan baru (pasal 1,ayat 4)

  • 5. Yang diwajibkan memberi tunjangan yaitu perusahaan;Yg menggunakan satu atau beberapa tenaga mesin yg menggunakan gas-gas yg telah dicairkan, dikempa atau yg jadi cair karena tekanan. yg mengusahakan hutanYg mengusahakan siaran radioYg mengusahakan pertanianYg mengusahakan perkebunanYg mengusahakan perikanan , dll ( pasal2, ayat 1)

  • 6. Jikalau sesuatu macam perusahaan , belum termasuk dalam pasal 2 ayat 1 ternyata berbahaya bagi buruhnya , maka dengan Undang-Undang macam perusahaan tersebut dapat diwajibkan memberi tunjangan.7. Yg dimaksudkan dengan kata buruh dalam Undang-Undang iniialah tiap-tiap org yg bekerja pada majikan di perusahaan yg diwajibkan memberi tunjangan dengan mendapat upah, kecuali hal-hal tersebut dalam pasal 6 ayat 3 ( pasal 6 ,ayat 1)8. Dalam Undang-undang yg dianggap buruh ; a. Magang ,murid dan sebagainya yg bekerja pada perusahaan yg diwajibkan memberi tunjangan ,juga dalam hal mereka tdk menerima upah.

  • b. Mereka yg memborong pekerjaan yg biasa dikerjakan diperusahaan yg diwajibkan memberi tunjangan.c. Mereka yg bekerja pada seorang yg memborong pekerjaan yg biasa dikerjakan di perusahaan yg diwajibkan memberi tunjangan mereka itu dianggap bekerja diperusahaan nya majikan yg memborong pekerjaan itu, kecuali jikalau perusahaan majikan yg memborong itu sendiri suatu perusahaan yg diwajibkan memberi tunjangan dalam mana pekerjaan yg diborong itu dikerjakan.d.Orang-orang hukuman yg bekerja diperusahaan yg diwajibkan memberi tunjangan , akan tetapi mereka tidak berhak mendapat ganti kerugian karena kecelakaan selama mereka

  • itu menjalani hukumannya ( pasal 6. ayat2)9. Bukan buruh menurut Undang-undang ini ialah; a. Pegawai-pegawai dan pekerja-pekerja negeri atau dari Badan-Badan pemerintah didirikan atas Undang-Undang Pemerintah ,yg dilindungi oleh Peraturan- Peraturan Pemerintah , jikalau mereka dapat kecelakaan b. Buruh yg dilindungi oleh Undang-unadang kecelakaan yg berlaku diluar daerah Negara Republik Indonesiac. Buruh yg bekerja di rumahnya sendiri untuk perusahaan yg diwajibkan memberi tunjangan dan dalam menjalankan pekerjaan tdk mempergunakan gas-gas yg dicairkan, dikempa

  • Atau gas-gas dlm keadaan cair karena tekanan , zat-zat baik yg padat , maupun yg cair atau yg berupa gas derajat panasnya tinggi, mudah terbakar , atau memakan barang-barang yg keras , misalnya air keras, mudah meletus , mengandung racun, menimbulkan penyakit atau karena cara lain berbahaya atau merusak kesehatan ( pasal 6 , ayat3)Yang dimaksudkan dengan kata upah dalam Undang-undang ini ialah Tiap-tiap pembayaran berupa uang yg diterima oleh buruh sebagai ganti pekerjaan Perumahan ,makan, bahan makanan,pakaian ,yg nilainya ditaksir menurut harga umum di tempat itu (pasal7,ayat1)

  • 11. Dengan atau berdasarkan atas Peraturan Pemerintah utk menjalankan Undang-Undang ini ditetapkan dokter-dokter penasehat-penasehat pegawai-pegawai pengawas yg daerah jabatannya ditentukan pula ( pasal 9)12. Ganti kerugian yg dimaksudkan dalam pasal 1,ialah : a. Biaya pengangkutan buruh yg mendapat kecelakaan ke rumah nya atau ke rumah sakit b. Biaya pengobatan dan perawatan buruh yg dapat kecelakaan , termasuk juga biaya pemberian obat-obatan dan alatpembalut sejak kecelakaan terjadi sampai berakhirnya keadaan sementara tidak mampu bekerja.

  • c. Ada Biaya utk mengubur buruh yg meninggal dunia karena kecelakaand. Uang tunjangan yg ditentukan dalam pasal-pasal berikutnya (pasal 10 ) 13. Majikan diwajibkan memberi uang tunjangan kepada buruh yang karena kecelakaan:Sementara tidak mampu bekerjaSelama-lamanya tidak mampubekerjaBercacat badan selama-lamanya yg tdk disebut dalam daftar yg dilampirkan Undang-undang ini.

  • d. Selam-lamanya tidak mampu bekerja sama sekali , dan karena itu sekali-kali tidak dapat lagi mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan mendapat upah yg biasa dikerjakan sebelum buruh itu dapat kecelakaan .14. Jikalau buruh meninggal dunia karena kecelakaan , maka keluarga yg ditinggalkannya dapat uang tunjangan sebesar:30 % dari upah sehari utk tiap-tiap hari bagi janda yg nafkah hidupnya dicarikan oleh buruh itu15% dari upah sehari utk tiap-tiap hari bagi seorg anak yg syah atau disyahkan , bila anak tersebut jadi yatim piatu ditambah 20 %

  • c. Paling banyak 30 % dari upah sehari utk bapak/ibu , jika sdh meninggal kakek /nenek yg nafkah hidupnya dicarikan buruh itu.d. Paling banyak 20 % dari upah sehari utk cucu yg tdk berorg tua lagi yg nafkah hidupnya dicarikan oleh buruh itu. e. Paling banyak 30 % dari upah sehari utk mertua laki-laki dan mertua perempuan yg nafkah hidup seluruhnya dicarikan buruh itu. 15. Majikan tdk diwajibkan memberi tunjangan kepada buruh atau keluarga yg ditinggalkannya dalam hal hal berikut ini: a. Jikalau kecelakaan yg menimpa buruh itu terjadi nya disengaja olehnya.

  • b. Jikalau buruh yg ditimpa kecelakaan itu dengan tidak ada alasan yg syah menolak dirinya diperiksa atau diobati oleh dokter ygberhak yg ditentukan oleh majikan.c. Jikalau buruh sebelumnya sembuh , menolak pertolongan tersebut di b dengan alasan yg syah.d. Jikalau buruh yg ditimpa kecelakaan pergi ketempat lain sehingga dokter yg berhak yg ditetapkan oleh majikan , tdk dapat memberi pertolongan yg dianggap perlu utk mengembalikan kesehatannya buruh itu. ( pasal 15, ayat1 )

  • Pasal 11, ayat 1 Selama-lamanya tdk mampu bekerja sebagian , karena kehilangan; upah yg diterima-. Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah 40 %-. Lenan kiri dari sendi bahu ke bawah 35 %-. Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah 35 %-. Lengan kiridari atau dari atas suku kebawah 30 %-. Tangan kanan dari atau dari atas pergelangan kebawah 30 %-. Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah 28 %

  • -. Kedua belah kaki dari pangkal paha kebawah 70 %-. Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah 35 %-. Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah 50 %-. Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah 25 %-. Kedua belah mata 70 %-. Sebelah mata 30 %-. Pendengaran pada kedua belah telinga 40 %-. Pendengaran pada sebelah telinga 10 %-. Ibu jari tangan kanan 15 %-. Ibu jari tangan kiri 12%

  • -. Telunjuk tangan kanan 9 %-. Salah satu jari lain tangan kanan 4 %-. Salah stu jari lain dari tangan kiri 3 %-. Telunjuk tangan kiri 7 %-. Salah satu ibu jari kaki 3 %-. Salah satu jari kaki lain 2 %

  • Undang-Undang Keselamatan KerjaUndang-undang tersebut memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yg sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi teknik dan tehnologi dalam rangka pembinaan norma-norma keselamatan kerja sesuai dengan undang-undang tentang ketentuan ketentuan pokok mengenai tenaga kerja yg diatur oleh Undang-undang tersebut ialah Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah , di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

  • Syarat-syarat Keselamatan kerja ditetapkan untukMecegah dan mengurangi kecelakaanMencegah, mengurangi dan memdamkan kebakaranMencegah dan mengurangi bahaya peledakanMemberi kesempatan atas jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran/ kejadian yg berbahayaMemberi pertolongan pada kecelakaanMemberi alat-alat perlindungan kepada para pekerja7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-luasnay suhu,kelembaban , debu, kotoran, asap,uap, gas, hembusan angin, cauaca, sinar atau radiasi,suara dan getaran.

  • Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisikmaupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.Memperoleh penerangan yg cukup dan sesuaiMenyelenggarakan penyegaranudara yg cukup.Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertibanMemperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang

  • Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunanMengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar maut, perlakuan dan penyimpanan barangMencegah terkena aliran listrikMenyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yg bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

  • Kewajiban kewajiban dari pengurusa. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yg akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yg diberikan padanya. b. Pengurus diwajibkan memeriksakan tenaga kerja yg berada dibawah pimpinannya, secara berkala kepada dokter c. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan perundanganPengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang; a. Kondisi kondisi dan bahaya-bahaya serta yg dapat timbul dalam tempat kerjanya

  • b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yg diharuskan dalam tempat kerja c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yg bersangkutan d. Cara-cara dan siap-sikap yg aman dalam melaksanakan pekerjaan.

    Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yg bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat keselamatan kerja.4. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yg berada dibawah pimpinannya,dalam

  • pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja , juga dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

    5. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yg berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankannya.a. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yg terjadi dalam tempat kerja yg dipimpinnya pada pejabat ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transkop b. Tatacara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai dimaksud di atur dalam perundang-undangan

  • 7. Pengurus diwajibkan a. Secara tertulis menempatkan dlm tempat kerja yg dipimpinnya semua syarat keselamatan kerja yg diwajibkan, sehelai Undang-Undang Keselamatan kerja yg bersangkutan pada tempat tempat yg mudah dilihat, dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pelaksana atau ahli keselamatan kerja. b. Memasang dalam tempat kerja yg dipimpinnya , semua gambar keselatan kerja yg diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat yg mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pengawas dan ahli keselamatan kerja.

  • c. Menyediakan secara Cuma-Cuma semua alat perlindungan diri yg diwajibkan pada tenaga kerja yg berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap org lain yg memasuki tempat kerja disertai dengan petunjuk-petunjuk yg diperlukan.

  • Kewajiban dan hak tenaga kerja adalahMemberikan keterangan yg benar bila dimintai oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan kerja Memakai alat-alat perlindungan diri yg diwajibkan Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yg diwajibkan Meminta kepada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yg diwajibkan Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yg diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas

  • Dalam batas-batas yg masih dapat dipertanggung jawabkan

  • GANGGUAN PADA KESEHATAN DAN DAYA KERJAAgar seorang tenaga kerja ada dalam keserasian sebaik-baiknya , yg berarti dapat terjamin keadaaan kesehatan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya , maka perlu ada keseimbangan yg menguntungkan dari faktor yaitu 1. Beban Kerja 2.Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja 3. Kapasitas Kerja

  • BEBAN KERJASetiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud mungkin fisik , mental atau sosial. Seorang pekerja berat , seperti pekerja pekerja bongkar dan muat barang di pelabuhan , memikul lebih banyak beban fisik dari pada beban mental atau sosial. Seorang tenaga kerja memilik kemampuan tersendiri dalam hubungan dengan beban kerja . Namun sebagai persamaan yg umum, mereka hanya mampu memikul beban sampai suatu berat tertentu. Bahkan ada beban yg dirasa optimal bagi seseorg . Inilah maksud penempatan seorang tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yg tepat. Atau pemilihan tenaga kerja tersehat untuk pekerjaan yang tersehat pula.

  • Derajat tepat suatu penempatan meliputi kecocokan pengalaman , ketrampilan , motivasi dan lain sebagainya.Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja membantu mengurangi beban kerja atau perencanaan mesin serata alat kerja. Contoh sederhan ialah beban kerja akibat memikul atau menjinjing suatu barang dapat dikurangi dengan menggunakan kereta dorong

  • BEBAN TAMBAHAN AKIBAT LINGKUNGAN KERJASebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan sebenarnya , suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang berakibat beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja. Terdapat 5 faktor penyebab beban yg dimaksud :Faktor fisik , yg meliputi penerangan ,suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara vibrasi mekanis , radiasi dan tekanan udara. Faktor- faktor kimia yaitu gas, uap . Debu , kabut , asap, awan , cairan dan benda padatFaktor-faktor b iologi, baik dari golongan tumbuhan atau hewan

  • 4.Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap dan cara kerja5. Faktor mental psikologis, yaitu suasana kerja , hubungan diantara pekerja atau dengan pengusaha , pemilihan kerja dll.Faktor-faktor tersebut dalam jumlah yg cukup dapat mengganggu daya kerja seorg tenaga kerja. Contohnya;Penerangan yg cukup intensitasnya adalah sebab kelelahan mata Kegaduhan mengganggu daya mengingat konsentrasi pikiran dan berakibat kelelahan psikologis .

  • Gas-gas dan uap diserap tubuh lewat pernafasan dan mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh dengan akibat penurunan daya kerjaDebu-debu yg dihirup ke paru-paru mengurangi penggunaan optimal alat pernafasan utk mengambil zat asam dari udara.Parasit-parasit yg masuk tubuh akibat higene di tempat kerja yg buruk menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerjanya.Sifat badan yg salah mengurangi hasil kerja , menyebabkan timbulnya kelelahan atau kurangnya fungsi maksimal alat-alat tertentu.

  • Hubungan kerja tidak sesuai adalah sebab bekerja secara lamban atau setengah-setengah. Dapat pula diciptakan suasana kerja yang lebih serasi misalnya :Penggunaan musik di tempat kerjaPenerangan yg diatur intensitas dan penyebarannya Dekorasi warna di tempat kerja Bahan-bahan yg beracun dalam keadaan dikendalikan bahayanyaPenggunaan suhu yg nikmat utk kerjaPerencanaan manusia dan mesin yg sebaik-baiknya dll

  • Kapasitas Kerja Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda satu dengan lainnya , dan sangat tergantung kepada ketrampilan, keserasian , keadaan gizi , jenis kelamin, usia dan ukuran ukuran tubuh. Kesegaran jasmani dan rohani adalah penunjang penting produktivitas seseorang dalam kerjanya.Tingkat gizi , terutama bagi pekerja kasar dan berat, adalah penentu derajat produktivitas kerjanya. Laki-laki dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya, kekuatan kerja ototnya.

  • Proses menjadi tua disertai kurangnya kemampuan kerja oleh karena perubahan-perubahan pada lat-alat tubuh , sistem radio vasculer, hormonal.Manusia dan beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkungan kerja merupakan satu kesatuan yg tak terpisahkan

  • Pencegahan terhadap Gangguan Gangguan kesehatanGangguan gangguan pada kesehatan dan daya kerja akibat berbagai faktor dalam pekerjaan bisa dihindarkan , asal saja pekerjaan dan pimpinan perusahaan ada kemauan baik utk mencegahnya . Cara-cara mencegah gangguan tersebut adalah ;1.Substitusi Yaitu mengganti bahan yg lebih bahaya dengan bahan yg kurang bahaya atau tidak berbahaya sama sekali 2. Ventilasi umum yaitu mengalirkan udara sebanyak menurut perhitungan ke dalam ruang kerja 3. Ventilasi keluar setempat ialah alat yg biasanya menghisap udara di suatu tempat kerja tertentu .

  • 4. Isolasi yaitu mengisolasi operasi atau proses dalam perusahaan yg membahayakan , misalnya isolasi mesin yg sangat hiruk.5. Pakaian pelindung misalnya , masker, kacamata, sarung tangan,sepatu , topi dll6. Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja , yaitu pemeriksaan kesehatan kepada calon pekerja.7. Pemeriksaan kesehatan berkala /ulangan 8. Penerangan sebelum kerja 9. Pendididkan tentang kesehatan dan keselamatan kepada pekerja secara kontinue

    *