K3

24
MAKALAH PENGANTAR TEKNIK SIPIL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Kegiatan konstruksi tentunya mengandung pekerjaan konstruksi yang padat akan aktifitas dengan level resiko yang cukup tinggi. Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Efek dari pekerjaan- pekerjaan tersebut apabila terjadi suatu kecelakaan, antara lain adalah rusaknya peralatan yang digunakan, rusaknya lingkungan sekitar projek, serta hilangnya nyawa pekerja. Memang banyak resiko yang akan dihasilkan dalam suatu proyek konstruksi atau kegaiatan konstruksi yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Suatu kegiatan konstruksi haruslah menjamin keamanan ataupaun keselamatan semua unsur ataupun element yang terkandung di dalam kegiatan konstruksi itu sendiri. Karena hal itu adalah faktor terpenting yang menunjang suksesnya suatu kegiatan konstruksi. Oleh karena itu suatu kegiatan konstruksi haruslah dikelola dengan memperhatikan standar minimal dan ketentuan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) yang berlaku. K3 disini -1- UNIVERSITAS GUNADARMA

description

K3

Transcript of K3

Page 1: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Kegiatan

konstruksi tentunya mengandung pekerjaan konstruksi yang padat akan aktifitas dengan level

resiko yang cukup tinggi. Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak

diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Efek dari

pekerjaan-pekerjaan tersebut apabila terjadi suatu kecelakaan, antara lain adalah rusaknya

peralatan yang digunakan, rusaknya lingkungan sekitar projek, serta hilangnya nyawa

pekerja. Memang banyak resiko yang akan dihasilkan dalam suatu proyek konstruksi atau

kegaiatan konstruksi yang berasal dari faktor internal maupun eksternal.

Suatu kegiatan konstruksi haruslah menjamin keamanan ataupaun keselamatan semua

unsur ataupun element yang terkandung di dalam kegiatan konstruksi itu sendiri. Karena hal

itu adalah faktor terpenting yang menunjang suksesnya suatu kegiatan konstruksi.

Oleh karena itu suatu kegiatan konstruksi haruslah dikelola dengan memperhatikan

standar minimal dan ketentuan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) yang berlaku. K3

disini memang ditunjukan pada proyek konstruksi dimana K3 itu sendiri adalah semacam

suatu peraturan ataupun standar yang harus diiterapkan dalam suatu kegiatan konstruksi.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja memang sangat diperlukan dalam dunia konstruksi,

karena hal itu dapat menciptakan suasana yang aman dalam melangsugkan kegiatan

konstruksi. K3 melindungi banyak aspek mulai dari pekerja konstruksi, keselamatan jiwa,

sampai peralatan-peralatan yang dipakai dalam kegiatan konstruksi itu sendiri.

Dalam kegiatan konstruksi kesalahan-kesalahan yang ditimbulkan bisa berasal dari

faktor teknis maupun dari faktor manusia itu sendiri. Dengan menerapakan K3 mungkin bisa

meminimalkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan tersebut. Keamanan dan Kesehatan

kerja melindungi kegiatan konstruksi itu sendiri agar dapat tercapai hasil yang maksimal

dalam penyelenggaraannya maupun hasilnya nanti.

-1- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 2: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

Kesehatan di dalam K3 juga amat menunjang untuk kegiatan konstruksi. Tentunya

dalam bidang ini diobjekan pada manusia atau pekerja dalam konstruksi itu sendiri. Faktor

kesehatan menjadi penting karena ini juga demi kepentingan para pekerja maupun orang-

orang yang berperan dalam kegiatan konstruksi. Oleh karena itulah maka pengetahuan

dibidang kesehatan (kedokteran) diperlukan, yaitu misalnya untuk mengetahui zat-zat yang

membahayakan manusia dan cara pencegahannya. K3 dengan kepanjangan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja, dimana Kesehatan adalah unsur jangka panjang dan Keselamatan adalah

unsur jangka pendek dalam mencegah kecelakaan di tempat kerja.

B. MASALAH :

1.Mengapa K3 diperlukan dalam kegiatan konstruksi?

2.Apakah K3 sudah diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi di Indonesia?

3.Apa sajakah peralatan yang memenuhi standar minimum K3 dalam proses konstruksi?

C. TUJUAN :

1.Mengetahui perlunya K3 dalam kegitan konstruksi

2.Mengetahui pelaksanaan penerapan K3 dalam konstruksi di Indonesia

3.Mengetahui berbagai macam peralatan yang memenuhi standar minimum K3 dalam

proses konstruksi

-2- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 3: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

A. Pentingnya K3 dalam Kegiatan Konstruksi

1. Angkatan Kerja dan Kecelakaan Kerja

Angkatan kerja Indonesia diperkirakan berjumlah 95.7 juta orang, terdiri dari 58.8

juta tenaga kerja laki-laki dan 36.9 juta tenaga kerja perempuan. Sekitar 44 persen dari total

angkatan kerja bekerja di sektor pertanian dan lebih dari 60 persen bekerja dalam

perekonomian informal.

Pada tahun 2002, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea

menyatakan keprihatinannya terhadap keselamatan kerja, dengan menyebutkan bahwa

kecelakaan kerja menyebabkan hilangnya 71 juta jam orang kerja [71 juta jam yang

seharusnya dapat secara produktif digunakan untuk bekerja apabila pekerja-pekerja yang

bersangkutan tidak mengalami kecelakaan] dan kerugian laba sebesar 340 milyar rupiah.

Tabel 1. Berikut ini menyajikan jumlah kecelakaan kerja dan santunan kecelakaan

kerja yang dibayarkan selama periode 1996-1999. Data-data yang disajikan dalam tabel ini

diambil dari database ASEAN OSHNET.

Dilihat dari table diatas jumlah korban kecelakaan kerja pada suatu proses

konstruksi di Indonesia cukup banyak. Mungkin dikarenakan kurangnya penerapan K3 dalam

proses konstruksi di Indonesia. Padahal keselamatan kerja menjadi sangat penting untuk

diperhatikan oleh para elemen yang berperan dalam kegiatan konstruksi, karena keselamatan

para pekerja juga menjadi tanggung jawab semua elemen dalam kegiatan konstruksi.

-3- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 4: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

2. Pekerjaan-pekerjaan dan Industri yang Berbahaya

Pekerjaan-pekerjaan berbahaya yang mendatangkan sebagian besar kecelakaan kerja

atau penyakit akibat kerja dapat dijumpai di (1) sektor pertanian, (2) konstruksi, (3)

pertambangan, (4) kehutanan, dan (5) perikanan. Di kelima sektor inilah sering kali didapati

industri-industri dengan tingkat risiko bahaya kerja yang paling tinggi. Bersama dengan

sektor perminyakan, kelima sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat penting bagi

perekonomian Indonesia. Dalam bagian ini akan dibahas secara singkat isu-isu atau masalah-

masalah K3 di dalam industri-industri tersebut.

Pada umumnya, setiap proyek konstruksi (misalnya, konstruksi bangunan,

pembangunan infrastruktur, pembongkaran bangunan) melibatkan pekerjaan dan tugas-tugas

dengan risiko bahaya cukup besar. Kecelakaan fatal dapat terjadi ketika buruh bangunan

jatuh dari ketinggian, tertimpa, kejatuhan atau terhantam oleh benda atau mesin yang sedang

bergerak. Bahaya lain dapat berupa kebisingan, bahan-bahan kimia berbahaya (misalnya,

yang terdapat dalam cat, cairan pelarut, minyak), debu (silika dan asbes), gas atau asap

(misalnya dari pekerjaan pengelasan), dan getaran. Seperti halnya di sektor pertanian, buruh

bangunan juga tidak luput dari berbagai gangguan nyeri otot akibat ketegangan karena bagian

tubuh yang sama digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sama berulang-ulang

(repetitive strain injury) dan kondisi cuaca yang ekstrem. Masalah-masalah psikososial

jugaterasa menonjol karena sifat dasar proyek konstruksi yang tidak teratur dan sementara.

-4- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 5: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

B. Penerapan K3 dalam Dunia Konstruksi

Reputasi sebuah perusahaan konstruksi salah satunya ditentukan oleh catatan historis

pengelolaan pekerja di proyek, terutama seberapa sering terjadinya kecelakaan kerja di

proyek yang sedang dikelolanya. Jika semakin sering, tentunya berakibat kurang baik bagi

tim proyek khususnya dan perusahaan. Pengaruhnya terhadap kemungkinannya untuk

memperoleh proyek pada masa-masa mendatang dan apabila sebuah perusahaan tidak

berhasil mendapatkan proyek maka eksistensi perusahaan tersebut perlu ditanyakan karena

sumber pendapatan perusahaan konstruksi sepenuhnya berasal dari jumlah proyek yang

berhasil diperolehnya. Bagaimana penerapan K3 dalam dunia Konstruksi di Indonesia ?

Salah satu paradigma yang dianut oleh petinggi-petinggi perusahaan konstruksi

nasional adalah safety adalah mahal serta buang-buang uang yang mengakibatkan harga suatu

proyek menjadi mahal. Keamanan dan kesehatan kerja mempunyai sistem dan harus dibeli

untuk menggunakannya. Selain beberapa peralatan yang sebagai pendukung, seperti safety

shoes, helmet, glasses dan seperti safety body harness. Jadi bisa dibayangkan berapa biaya

yang harus dikeluarkan untuk itu semua ? Sepintas paradigma ini adalah benar. Akan tetapi

mengapa perusahaan asing sangat ketat dalam menerapkan safety dengan mengeluarkan

banyak uang?

Fenomena gunung es, itulah jawaban yang menjadi dasar penjelasan dalam maslah

ini, berdasarkan suatu penelitian dari beberapa kasus yang telah terjadi, biaya yang harus

dikeluarkan dari satu kecelakaan (fatality or only lost time accident) nilainya jauh lebih besar

jika dibandingkan dengan biaya yang harus kita bayarkan dengan mengadakan sistem K3

serta peralatan yang dibutuhkan.

Sekarang perhatikan berapa biaya yang harus dikeluarkan baik yang direct maupun

yang indirect dari satu kecelakaan? Contoh kasus saja pada proyek saya tahun 2001,

pembangunan kantor walikota Jakarta selatan, ada satu karyawan yang terjatuh dan

meninggal dunia, setelah kita perhatikan, biaya yang harus dikeluarkan direct meliputi :

membayar santunan kepada keluarga yang bersangkutan, penanganan jenasah serta secara

tidak langsung adalah citra perusahaan menjadi buruk sehingga para owner akan menghindar

atau tidak akan memanggil kontraktor semacam ini, yang berarti pangsa pasarnya akan

berkurang dan akhirnya tutup.

Kesuksesan program K3 tidak lepas dari peran berbagai pihak yang saling terlibat,

berinteraksi dan bekerja sama. Hal ini sudah seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam

pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi, yang dilakukan oleh tim proyek dan seluruh

-5- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 6: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

manajemen dari berbagai pihak yang terkait didalamnya. Masing-masing pihak mempunyai

tanggung jawab bersama yang saling mendukung untuk keberhasilan pelaksanaan proyek

konstruksi yang ditandai dengan evaluasi positif dari pelaksanaan program K3 ini.

1. Penerapan K3 dalam Dunia Konstruksi di Indonesia

Di Indonesia pembangunan terus berjalan, tetapi tidak semua yang menerapkan K3. Fakta :

Sumber: Rudi Suardi, ”Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja”.

Diagram diatas menunjukkan, kinerja penerapan K3 di perusahaan-perusahaan di

Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Padahal kalau kita menyadari secara nyata bahwa

volume kecelakaan kerja juga menjadi konstribusi untuk melihat kesiapan daya saing. Jika

volume ini masih terus tinggi, Indonesia bisa kesulitan dalam menghadapi pasar global. Jelas

ini akan merugikan semua pihak, termasuk perekonomian kita juga.

Disamping itu, yang masih perlu menjadi catatan adalah standar keselamatan kerja

di Indonesia ternyata paling buruk jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara

lainnya, termasuk dua negara lainnya, yakni Bangladesh dan Pakistan. Sebagai contoh, data

terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat fatal pada tahun 2001 di Indonesia sebanyak

16.931 kasus, sementara di Bangladesh 11.768 kasus. Sektor konstruksi merupakan bidang

jasa yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional untuk mendukung

keberhasilan sektor-sektor lainnya.

Disamping itu sektor konstruksi melibatkan jumlah tenaga kerja yang sangat besar

dan berpotensi terkena bahaya kecelakaan. Karena itu penanganan keselamatan kerja disektor

-6- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 7: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

konstruksi perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu contoh kegiatan sektor konstruksi

adalah di PT. McDermott Indonesia yang berlokasi di Pulau Batam.

PT. McDermott Indonesia merupakan salah satu perusahaan kontraktor minyak

terbesar di Indonesia yang bergerak dibidang engineering, fabrication, installation,

procurement, research, manufacturing, enviromental systems dan project management. Luas

total area fabrikasi mencapai 110 hektar dengan jumlah pekerja hingga pertengahan 2008

memiliki lebih kurang 3500 pekerja lokal dan sekitar 200 tenaga asing. PT. McDermott

Indonesia (PTMI) mempunyai komitment yang kuat dalam memperhatikan kesehatan,

keselamatan dan kesejahteraan karyawan serta melindungi lingkungan dan asset perusahaan.

Hal ini dapat dibuktikan dengan data safety Statistic pada bulan Maret 2008 yaitu Nihil Lost

Time Injury (LTI) dengan total man hours 8,300,922 sejak Recordable Injury terakhir pada

tanggal 21 Juli 2007.

-7- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 8: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Keselamatan dan Kesehatan

Kerja

a. Manusia

Manusia merupakan unsur yang paling penting dan paling menentukan dalam

keselamatan dan kesehatan kerja. Banyak contoh yang membuktikan bahwa terjadinya

kecelakaan kerja lebih banyak diakibatkan oleh kesalahan manusia dibandingkan dengan

diakibatkan oleh faktor di luar manusia seperti peralatan maupun alam.

Beberapa persyaratan yang wajib dipunyai pelaku kegiatan pekerjaan konstruksi

agar terjamin keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik seperti:

Terampil dalam menjalankan pekerjaannya;

Sehat jasmani dan rohani;

Tekun;

Disiplin;

Mematuhi ketentuan peraturan keseslamtan kerja;

Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai bidang tugasnya; dan

Berkonsentrasi terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan.

b. Peralatan / Mesin

Di samping manusia, maka peralatan/mesin juga perlu mendapatkan perhatian dalam

pengoperasiannnya agar terhindar kecelakaan kerja yang tidak diharapkan. Hal-hal yang

perlu mendapatkan perhatian terkait dengan peralatan tersebut antara lain:

Peralatan harus dalam kondisi baik dan benar-benar siap untuk dioperasikan.

Peralatan tidak ditemukan kepincangan-kepincangan maupun kerusakan-kerusakan yang

dapat menyebabkan terganggunya operasi peralatan maupun cacatnya hasil

pengoperasiannya; dan

Khusus untuk pekerjaan yang tidak boleh terhenti produksinya dalam rangka menjaga

mutu hasil pekerjaan, peralatan harus dapat beroperasi secara menerus tanpa berhenti

(misalnya tersedianya bahan bakar yang cukup).

c. Lingkungan / Tempat Kerja

Yang dimaksud dengan lingkungan kerja adalah suatu areal atau tempat kerja dan

sekelilingnya beserta segala fasilitas yang mendukung proses bekerja.

-8- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 9: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan lingkungan/tempat kerja

dalam rangka terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:

Syarat-Syarat Umum Tempat Kerja

o Terhindar dari kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan.

o Terhindar dari kemungkinan bahaya keracunan, penularan penyakit yang disebabkan

oleh proses jalannya pekerjaan.

o Kebersihan dan ketertiban lingkungan terjaga

o Mempunyai penerangan yang cukup dan memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan.

o Mempunyai suhu yang baik dan ventilasi yang cukup sehingga peredaran udara cukup

baik.

o Terhindar dari gangguan debu, gas, uap dan bau-bauan yang tidak mengenakkan.

Syarat-Syarat Umum Lingkungan Sekitar Tempat Kerja

o Halaman harus bersih, teratur, dan tidak becek serta cukup luas untuk kemungkinan

perluasan.

o Jalan halaman tidak berdebu.

o Aliran air dalam saluran air cukup lancar sehingga terjaga kebersihannya dan tidak ada

genangan air.

o Sampah dikelola dengan baik tanpa adanya tumpukan sampah ditempat kerja yang

mengganggu kebersihan dan kesehatan.

o Tempat buangan/tumpukan sampah dijaga untuk tidak menimbulkan sarang lalat atau

binatang serangga lainnya.

o Rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus dipasang sesuai

dengan standar dan pedoman teknis.

o Terdapat pengendalian atas tempat-tempat dengan pembatasan izin masuk.

Syarat-Syarat Umum Ruang Tempat Kerja

o Konstruksi bangunan gedung harus kuat dan cukup aman dari bahaya kebakaran.

o Tangga harus cukup kuat, aman dan tidak licin.

o Kebersihan ruangan termasuk dinding, lantai dan atap harus selalu dijaga.

-9- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 10: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

D. Peralatan Standar Minimum K3

Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi

seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses

konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalan suatu

lingkungan konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam

suatu lingkungan konstruksi. Namun tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya

peralatan-peralatan ini untuk digunakan.

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh

karenanya, semua perusahaan kontraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan

peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective Equipment (PPE) untuk

semua karyawan yang bekerja, yaitu :

1. Pakaian Kerja

Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap

pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan.

Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya

mencerminkan kondisi yang keras maka selayaknya pakaian kerja yang

digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di

kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak tiga

pasang dalam setiap tahunnya.

2. Sepatu Kerja

Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap

pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya

bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam

atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu

harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari

atas.

3. Kacamata Kerja

Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu,

batu, atau serpihan besi yang berterbangan ditiup angin. Mengingat

partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak

-10- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 11: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan

yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.

4. Sarung Tangan

Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan

sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam

selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan

sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang

sifatnya berulang seperti mendorong gerobak cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan

lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.

5. Helm

Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan

keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar

benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari

bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan

atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat

kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat

membahayakan diri sendiri.

6. Sabuk Pengaman

Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada

ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib

mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama tali pengaman

ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat

bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.

7. Penutup Telinga

Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang

dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras

dan bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari

mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.

8. Masker

Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi

lokasi proyek itu sendiri. Berbagai material konstruksi berukuran besar

sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya

serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas, mengerut kayu.

-11- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 12: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

9. Tangga

Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan.

Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu

dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.

10. P3K

Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun

berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan

pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan

obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.

Tempat Kerja dan Peralatannya

Pintu Masuk dan Keluar

o Pintu Masuk dan Keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.

o Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.

Lampu / Penerangan

o Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat penerangan

buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk pada

gang-gang.

o Lampu-lampu buatan harus aman, dan terang,

o Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya apabila

lampu mati/pecah.

Ventilasi

o Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk mendapat

udara segar.

o Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari udara yang dikotori oleh

debu, gas-gas atau dari sebab-sebab lain; harus dibuatkan vertilasi untuk pembuangan

udara kotor.

-12- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 13: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

o Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang berbahaya,

tenaga kerja harus dan sediakan alat pelindung diri untuk mencegah bahaya-bahaya

tersebut di atas. 

Kebersihan

o Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan ke

tempat yang aman.

o Semua

paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan,

o Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena benda-benda tersebut

dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat orang jatuh atau tersandung

(terantuk).

o Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di tempat

kerja.

o Tempat-tempat kerja dan gang-gang(passageways) yang licin karena oli atau sebab

lain harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.

o Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan pada

tempat penyimpan semula.

-13- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 14: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

E. Ruang Lingkup Terciptanya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

a. Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Keselamatan kerja

Selama ini yang paling sulit dilakukan adalah mengubah pola hidup dan pola

pikir masyarakat. Sebagian besar masyarakat kita berpedoman pada kebiasaan yang selama

ini dilakukannya. Mereka berpikir bahwa jika selama ini mereka sudah merasa aman dengan

cara kerja yang diterapkan. Untuk apa harus bingung dengan berbagai konsep yang

merepotkan itu. Dalam hal inilah, kita perlu memberikan pengarahan dengan sosialisasi

pentingnya keselamatan kerja kepada masyarakat. Hal ini sangat penting sebab masyarakat 

merupakan basis utama kegiatan hidup kita. Dan masyarakatlah yang secara langsung

berhubungan dengan berbagai macam kegiatan kerja. Jika mereka tidak memahami aspek

keselamatan kerja dengan sebaik-baiknya, maka mereka dapat celaka pada saat bekerja.

Seperti kita ketahui bahwa tujuan keselamatan kerja adalah mencegah terjadinya

kecelakaan pada saat bekerja. Dan, hal tersebut dapat kita capai jika masyarakat

mendapatkan pengetahuan dasar mengenai keselamatan kerja. Tentunya, di masyarakat masih

banyak yang awam atas konsep keselamatan kerja ini. Oleh karena itulah, kita harus

menjadikan mereka memahami pengertian dan tujuan keselamatan kerja.

b. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Aman dan Nyaman

Bahwa tingkat keberhasilan suatu pekerjaan sangat tergantung pada kenyamanan

lingkungan kerja. Jika kita bekerja di lingkungan yang kondusif untuk bekerja, maka kita

dapat bekerja secara maksimal dan efektif. Hal ini karena tingkat konsentrasi kerja kita sangat

tinggi sehingga mampu menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai ketentuan, baik waktu maupun

kualitas hasil kerjanya.

Salah satu tujuan keselamatan kerja adalah menciptakan lingkungan kerja yang

kondusif bagi para pekerja. Perusahaan tentunya tidak menginginkan produktivitas

karyawannya menurun sebab hal tersebut terkait dengan perhasilan perusahaan. Dan, salah

satu hal yang dilakukan perusahaan untuk pengkondisiannya adalah dengan menciptakan dan

menerapkan keselamatan kerja dalam setiap sudut pekerjaan.

-14- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 15: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

Penerapan aspek keselamatan kerja di lingkungan kerja merupakan salah satu

perwujudan gaya hidup sehat pada masyarakat. Bahwa untuk menerapkan gaya

hidup sehat sebenarnya tidak hanya tertuju pada bagaimana caranya agar kehidupan ini sehat.

Hal lain yang juga harus kita perhatikan adalah aspek keselamatan kerja di lingkungan kerja.

c. Menggugah Kesadaran Pimpinan Lingkungan Kerja

Kadang-kadang, bila tidak boleh dikatakan sering kita mendapati kenyataan bahwa

para pimpinan lingkungan kerja menuntut pada pekerja untuk segera menyelesaikan

pekerjaan. Mereka menuntut pekerja untuk bekerja lebih giat dan efektif. Jadwal pekerjaan

dibuat sedemikian ketat sehingga harus menggunakan waktu secara ketat pula. Kondisi ini

seringkali berakibat pada kurangnya perhatian pimpinan terhadap aspek keselamatan kerja

para pekerja. Hal ini sangat merugikan para pekerja.

Mereka dapat mengalami kecelakaan jika harus bekerja dalam kondisi yang tidak

aman. Oleh karena itulah, dengan menerapkan keselamatan kerja di lingkungan kerja, maka

kita dapat menyadarkan pimpinan lingkungan kerja atas pentingnya tujuan keselamatan kerja.

Kita memang harus menggugah kesadaran para pimpinan lingkungan kerja sebab merekalah

yang terkait dengan hal ini. Merekalah yang sebenarnya menikmati hasil kerja para pekerja.

Jika pekerja mengalamikecelakaan, tentunya mereka akan mengalami kerugian yang tidak

kecil. Oleh karena itulah, mereka harus menyadari hal tersebut. Begitulah tujuan keselamatan

kerja diterapkan di lingkungan kerja. Setidaknya, jika kita menerapkan konsep keselamatan

kerja dengan benar, maka selama kita bekerja, tidak akan mengalami kecelakaan kerja. Dan

produktivitas kerja kita meningkat sebab kinerja kita bagus meningkat.

-15- UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 16: K3

MAKALAHPENGANTAR TEKNIK SIPIL

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangatlah diperlukan dalam suatu proses

konstruksi demi meminimalisasikan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dalam kegiatan

konstruksi. Itulah pentingnya penerapan K3 dalam konstruksi. Standar K3 mencakup

berbagai bidang, contohnya K3 dalam sistematika kerja maupun K3 dalam peralatan

konstruksi. Dengan menerapkan K3 dengan benar dalam sistematika kerja dapat memperkecil

peluang terjadinya kecelakaan ataupun kerusakan alat. Dengan memperhatikan K3, suatu

proses konstruksi akan berjalan aman,lancar, dan memperoleh hasil yang baik.

B. SARAN

Ada baiknya setiap pembangunan di Indonesia menerapkan standar K3 dalam kegiatan

konstruksinya, oleh karena itu diperlukan pemahaman yang mendetail untuk K3 di bidang

pembangunan di Indonesia.

-16- UNIVERSITAS GUNADARMA