K3 LISTRIK

45
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3) 1. Penjelasan Umum Setiap pelaksanaan pekerjaan apapun jenisnya tentu diharapkan dapat menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan standar yang di inginkan. Pencapaian hasil kerja yang standar tentunya akan terpenuhi dengan syarat syarat yang di standarkan antara lain : a. Memiliki rencana kerja yang matang ( Siap ) b. Dikerjakan tenaga yang profesional c. Dikerjakan dengan methode yang tepat dan sistimatis d. Didukung fasilitas / peralatan yang memadai e. Dapat dikerjakan dengan aman dan selamat Prosedure Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu procedure yang tidak dapat dipisahkan dari procedure kerja dalam suatu instalasi. Dimana procedure keselamatan kerja berkaitan erat dengan hal hal yang sangat prinsipil yaitu : kesehatan dan keselamatan kerja personil, kelayakan peralatan kerja, kelayakan peralatan instalasi dan lingkungan kerja.

description

K3 LISTRIK

Transcript of K3 LISTRIK

  • KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)

    1. Penjelasan Umum

    Setiap pelaksanaan pekerjaan apapun jenisnya tentu diharapkan dapat

    menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan standar yang di inginkan.

    Pencapaian hasil kerja yang standar tentunya akan terpenuhi dengan syarat syarat

    yang di standarkan antara lain :

    a. Memiliki rencana kerja yang matang ( Siap )

    b. Dikerjakan tenaga yang profesional

    c. Dikerjakan dengan methode yang tepat dan sistimatis

    d. Didukung fasilitas / peralatan yang memadai

    e. Dapat dikerjakan dengan aman dan selamat

    Prosedure Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu procedure

    yang tidak dapat dipisahkan dari procedure kerja dalam suatu instalasi. Dimana

    procedure keselamatan kerja berkaitan erat dengan hal hal yang sangat prinsipil

    yaitu : kesehatan dan keselamatan kerja personil, kelayakan peralatan kerja,

    kelayakan peralatan instalasi dan lingkungan kerja.

  • Dari berbagai pengetahuan dan pengalaman kita akan sependapat bahwa pada

    setiap perusahaan baik perusahaan besar atau perusahaan kecil dan dalam bentuk

    apapun jika menggunakan manusia sebagai tenaga kerja maka pelaksanaan dan

    tata laksana Keselamatan dan kesehatan Kerja ( K3 ) perlu untuk diperhatikan

    secara optimum.

    Kegiatan keselamatan kerja harus terlebih dahulu dipersiapkan /

    direncanakan sebelum kegiatan pekerjaan dimulai yang dalam pelaksanaannya

    merupakan procedure atau langkah langkah kerja yang disusun sedemikian rupa

    secara berurutan sehingga pelaksanaan kerja pada instalasi berjalan dengan aman

    dan lancar.

    Segala kegiatan kerja lapangan yang berkaitan dengan instalasi diatur

    dengan surat ijin kerja yang diterbitkan sebelumnya oleh yang berwenang dalam

    menerbitkan surat ijin kerjanya Kegiatan kerja yang rutin dalam jangka waktu yang

    lama dan cenderung monoton biasanya akan memberi kemungkinan yang lebih

    besar terhadap terjadinya kesalahan kerja (Working Accident).

    Kesalahan yang terjadi mungkin hanya mengakibatkan kerugian dan

    kecelakaan kecil yang dapat diabaikan. Namun kesalahan yang kecil bisa juga

    menyebabkan akibat yang fatal yang mengakibatkan kerugian buat dirinya juga

    buat orang lain mungkin sampai terjadinya kematian dengan demikian Keamanan

    dan keselamatan Instalasi, kerja dan lingkungan perlu terus di ingat dan di ingatkan

    atau saling mengingatkan.

  • Keselamatan dan Kesehatan

    Adalah suatu usaha penyelamatan dan pengamanan yang ditujukan untuk

    mencegah terjadinya kecelakaan pada manusia dan atau kerusakan pada alat dan

    benda.

    Kerja

    Adalah perbuatan manusia yang ditujukan terhadap suatu benda yang dikerjakan

    baik benda abstrak atau benda kongkrit.

    Kecelakaan

    Adalah kejadian yang tidak direncanakan yang menimbulkan kerugian pada

    manusia harta benda atau proses.

    Insiden

    Kejadian yang tidak direncanakan dimana pada kondisi yang berbeda sedikit saja

    menimbulkan kecelakaan.

    Maksud dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Adalah tindakan untuk menyelamatkan dan mengamankan manusia dari kecelakaan

    dan kesehatan, kematian dan menyelamatkan dan mengamankan peralatan /

    benda dari kerusakan dan kehancuran.

    Peranan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    a. Penyelamatan dan Pengamanan manusia dari kemungkinan terjadinya sakit

    kecelakaan dan kematian karena dihadapkan pada sifat-sifat benda dan

    gangguan terhadap benda yang dikerjakan (pengaruh benda kerja).

  • b. Penyelamatan dan pengamanan manusia dari kemungkinan terjadinya sakit,

    kecelakaan dan kematian karena perbuatan yang dilakukan manusia waktu

    bekerja (cara kerja )

    c. Penyelamatan dan pengamanan manusia dari kemungkinan terjadinya sakit,

    kecelakaan dan kematian karena keadeadaan tempat kerja ( ruang kerja )

    d. Pengamanan benda dari kemungkinan terjadi kerusakan, kehancuran dan

    kehilangan yang dilakukan oleh / ditimbulkan oleh pekerja (disiplin kerja )

    Usaha-usaha Keselamatan dan Kesehatan Keja

    Usaha-usaha Keselamatan dan Kesehatan Keja di fokuskan pada kegiatan-

    kegiatan:

    a. Usaha-usaha yang di arahkan untuk melindungi, mengamankan dan

    menyelamatkan pekerja yang mendapat kecelakaan

    b. Usaha-usaha yang Keamanan dan Kesehatan Kerja yang diarahkan untuk

    melindungi menyelamatkan dan mengamankan benda dari kehilangan

    kerusakan dan kehancuran

    c. Usaha-usaha yang diarahkan untuk membina dan memupuk kesehatan

    Dari uraian keamanan dan keselamatan kerja yang telah diuraikan diatas kita

    dapatkan dua faktor yang saling berhadapan yaitu faktor manusia dan faktor

    benda kerja yang masing masing berbeda baik sifat kepentingannya atau terhadap

    kebutuhan perlindungannnya yang diatur sedemikian rupa baik yang bersifat

    internasional maupun yang bersifat lokal sesuai dengan kebutuhan masing masing

    Negara.

  • Manusia sebagai tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya harus mendapatkan

    perlindungan hak perikemanusiaannya, keamanan dan keselamatannya. Negara /

    pemerintahan yang menghargai hak hak perikemanusiaan mengeluarkan berbagai

    undang-undang dan peraturan yang memberikan perlindungan kepada para tenaga

    kerja.

    Setiap benda mempunyai sifat, fungsi, kondisi kemampuan dan karakteristik

    tersendiri sehingga setiap benda mempunyai cara penangananya tersendiri. Sudah

    banyak penemuan para akhli dari hasil penyelidikannya yang dapat digunakan

    sebagai patokan atau pedoman mengenai cara cara penggunaaan, penempatan,

    pemasangan, pelayanan, pengaturan, pemeliharaan dan sebagainya untuk

    keperluan kehidupan .

    1. Peraturan yang menyangkut masalah tenaga kerja

    a. Undangundang dan peraturan mengenai ketenaga kerjaaan

    b. Undangundang dan peraturan mengenai Pembinaan dan norma norma

    keselamatan kerja

    c. Undangundang dan peraturan mengenai Perlindungan norma norma

    keamanan keselamatam kerja

    d. Undang-undang dan peraturan mengenai Kecelakaan Dinas

    e. Peraturan Perburuhan dan Perjanjian Kerja

    2. Peraturan yang menyangkut benda kerja

    a. Undang-Undang dan peraturan mengenai Tenaga Listrik

    b. Undang-Undang dan peraturan mengenai Perindustrian

  • c. Undang-Undang dan peraturan mengenai Pertambangan

    d. Undang-Undang dan peraturan mengenai perdagangan

    e. Undang-Undang dan peratuan mengenai perhubungan

    Disamping dilengkapi dengan undang undang dan peraturan sebagai sarana

    peryaratan kerja yang baik dalam prakteknya dilapangan akan dihadapkan pada

    sesuatu yang sangat penting yang merupakan sarana pelaksanaan kerja antara lain:

    a. Kondisi dan persyaratan benda benda yang akan dikerjakan

    b. Tingkat disiplin, kemampuan berfikir, pengetahuan yang dimiliki pekerja

    c. Kondisi Kesehatan pekerja

    d. Kondisi Peralatan kerja dan pengamannya

    e. Kondisi ruang / tempat / lingkungan Kerja

    f. Perencanaan dan pengawasan terhadap pekerja

    Dengan peraturan perundangan : UU No 1 Th 1970 Tentang Keselamatan Kerja,

    ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja untuk :

    a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

    b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

    c. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan

    d. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran

    atau kejadiankejadian lain yang berbahaya

    e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan

    f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja

    g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu ,

    kelembaban , deebu , kotoran, asap , uap, gas, hembusan angin cuaca sinar

    matahari, atau radiasi baik suara maupun getraran

  • h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik

    maupun psykis, peracunan infeksi dan penularan

    i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

    j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik

    k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup

    l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

    m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan

    proses kerjanya

    n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,

    tanamandanbarang

    o. Mengamankan dan memelihara berbagai jenis bangunan

    p. Mengamankan dan memperlancarpekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

    penyimpanan barang

    q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

    r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang

    berbahaya kecelakaannya lebih besar.

    Kendala usaha Penciptaan Keamanan dan Keselamatan Kerja dari pihak

    pengusaha

    a. Tujuan usaha perusahaan hanya melulu untuk mendapatkan hasil

    keuntungan semata sebesar-besarnya.

    b. Cara kerja yang ditempuh pengusaha menekankan pekerja untuk

    mengerahkan tenaga semaksimal mungkin dengan menekan biaya dan

    jumlah pegawai sedikit mungkin.

  • c. Pengusaha berusaha membebaskan diri dari peraturan tenaga kerja dan

    keselamatan kerja.

    d. Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan para pekerja diarahkan untuk

    memperoleh keuntungan pengusaha semata.

    Kendala usaha penciptaan Keamanan dan keselamatan kerja dari pihak

    pekerja

    a. Tidak disiplin

    b. Memiliki sikap kerja yang ceroboh

    c. Suka penyepelekan pekerjaan yang di hadapi

    d. Kurang pengetahuan / perhatian pada pekerjaan dan benda kerja yang

    sedang dihadapi

    e. Segan menggunakan Alat keselamatan kerja

    f. Bekerja pada posisi dan sikap kerja yang tidak aman

    g. Bekerja dengan kelengkapan yang dapat membahayakan

    h. Kondisi kesehatan Jasmani / Rochani sering terganggu

    2. Keselamatan Instalasi , Keselamatan Umum dan Keselamatan Kerja

    A. Keselamatan Instalasi di lingkungan

    Ketentuan Umum :

    Keselamatan Instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan

    aman bagi instalasi , dilaksanakan dengan memberikan perlindungan ,

    pencegahan dan pengamanan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan

    dan kerusakan pada instalasi.

  • Instalasi terdiri dari :

    1. Bangunan dan sarana. Bangunan adalah bangunan tempat kegiatan

    usaha ketenaga listrikan yang dilaksanakan oleh Perseroan dan sarana

    adalah sarana sebagai penunjang kegiatan yang dilaksanakan oleh

    Perseroan.

    Gangguan Instalasi adalah gangguan pada instalasi yang mengakibatkan

    terganggunya kelangsungan pelayanan untuk sementara waktu yang dapat

    disebabkan dari dalam maupun luar instalasi.

    Kerusakan Instalasi adalah kerusakan yang mengakibatkan instalasi tidak

    dapat berfungsi secara normal atau tidak dapat beroperasi.

    Maksud dan tujuan Pedoman instalasi

    Sebagai pedoman keselamatan instalasi bagi perseroan dalam mewujudkan

    kondisi andal dan aman bagi instalasi.

    Kondisi aman bagi bangunan dan sarana dengan cara memberikan

    perlindungan, pencegahan dan pengamanan terhadap kemungkinan

    terjadinya gangguan dan atau kerusakan pada instalsi.

    Ruang lingkup dari pedoman keselamatan instalasi bangunan dan sarana

    milik Perusahaan.

    Jenis Gangguan dan Kerusakan Instalasi

    1. Gangguan pada instalasi yang mempengaruhi kelangsungan pelayanan

    untuk sementara

    2. Kerusakan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan sehingga

    mengurangi keandalan instalasi

  • 3. kerusakan pada instalsi yang mengakibatkan terputus nya pelayanan ke

    pelanggan

    4. kerusakan pada bangunan / sarana

    5. kebakaran pada instalasi / bangunan /sarana

    Perilaku / tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari pelaksana pekerjaan :

    1. Kelalaian dari pelaksana pekerjaan dalam melaksanakan tugas operasi /

    pemeliharaan instalasi / bangunan / sarana seperti:

    o Tidak mentaati / mengikuti SOP

    o Tidak mentaati/ mengikuti manual / prosedure operasi dan atau

    pemeliharaan

    o Tidak mentaati / mengikuti petunjuk arahan dari pengawas pekerjaan

    2. Perbuatan sabotase / perbuatan anarkhis dari pegawai atau outsourcing.

    Perilaku/ tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari manajemen Perseroan:

    1. Tidak memberikan penyuluhan keselamatan, pendidikan dan pelatihan

    kepada pelaksana pekerjaan operasi dan pemeliharaan instalasi dan

    bangunan serta tidak melengkapi pelaksana pekerjaan dengan sertifikat

    kompetensi sebagai tenaga teknik

    2. Tidak menyediakan SOP , manual / Prosedure operasi dan atau manual

    prosedure pemeliharaan

    3. tidak segera mengganti peralatan instalasi yang telah melewati batas

    umur layan / tidak laik pakai

  • 4. Tidak menunjuk / menetapkan pengawas pekerjaan untuk pelaksanaan

    pekerjaan berpotensi bahaya pada instalasi atau pengawas pekerjaan

    yang ada tidak / kurang melaksanakan tugas sesuai kompetensinya

    Perilaku/ tindakan berbahaya ( Unsafe Act ) dari mayarakat umum :

    1. Perbuatan secara sengaja / tidak sengaja yang dapat mengakibatkan

    terjadinya gangguan dan kerusakan pada instalasi seperti :

    2. Perbuatan sabotase / huru hara/ anakis dari masyarakat

    Kondisi berbahaya ( Unsafe Condition ) dari lingkungan terhadap

    instalasi merupakan kelalian / kurangnya antisipasi dari

    manajemen perseroan seperti :

    1. Tidak antisipasi terhadap terdapatnya binatang yang masuk ke daerah

    instalasi yang dapat mengakibatkan gangguan / kerusakan instalasi.

    2. Tidak antisipasi terhadap terjadinya bencana alam seperti banjir longsor

    yang dapat mengakibarkan kerusakan pada instalasi / bangunan.

    3. Tidak antisipasi terhadap terjadinya kerusakan lingkungan akibat

    penebangan hutan disekitar instalasi / bangunan oleh masyarakat umum

    dengan tidak mengikuti ketentuan dan peraturan perundangan yang

    berlaku sehingga dapat menyebabkan erosi dan longsor yang dapat

    mengancam keselamatran /terjadinya kerusakan pada instalasi /

    bangunan dan sebagainya.

  • Akibat gangguan dan kerusakan Instalasi

    1. Mempengaruhi kelangsungan operasi instalasi, sehingga mengurangi

    keandalan operasi dari instalasi, merugikan Persh dan dapat merugikan

    pelayanan kepada masyarakat umum.

    2. Berkurangnya kemampuan operasi instalasi sehingga mengurangi

    keandalan operasi dari instalasi , merugikan Pers dan dapat merugikan

    pelayananan kepada masyarakat umum.

    3. Terputusnya pelayanan ke pelanggan, merugikan Pers dan pelayanan

    kepada masyarakat umum.

    4. Kerusakan /terbakarnya instalasi / bangunan / sarana sehingga tidak

    dapat berfungsi secara normal atau tidak dapat beroperasi merugikan

    perseroan dan sebagainya.

    Perlindungan dan Pencegahan terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan

    Instalasi setiap persh wajib melaksanakan perlindungan dan pencegahan

    terhadap kemungkian terjadinya kerusakan pada instalasi dengan melakukan

    kegiatan sebagai berikut :

    1. Memberikan penyuluhan keselamatan pendidikan dan pelatihan kepada

    pelaksana pekerjaan operasi dan pemeliharaan instalasi serta melengkapi

    pelaksana pekerjaan dengan sertifikat kompetensi sebagai tenaga teknik.

    2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum disekitar instalsi agar

    mereka tidak melakukan kegiatan yang membahayakan keselamatan

    instalasi maupun keselamatan dirinya.

  • 3. pada setiap instalasi wajib dilaksankan indentifikasi bahaya pada instalsi

    /bangunan yang rawan ( berpotensi ) bahaya terhadap terjadinya

    kerusakan dan atau kebakaran kemudian segera diambil langkah langkah

    perlindungan dan pencegahannya.

    4. menunjuk / menetapkan pengawas pekerjaan pada setiap pelaksana

    pekerjaan terutama pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya.

    5. melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaa instalasi milik perseroan

    secara benar dan berdisiplin sesuasi dengan SOP /manual.

    6. Mengganti peralatan /part dari Instalasi yang telah melewati batas umur

    layan / tidak laik pakai.

    7. Peralatan berpotensi bahaya pada instalasi seperti ketel bejana tekan dan

    alat angkat , wajib secara berkala di uji dan memiliki sertifikat laik operasi

    sesuai ketentuan perundang undangan yang berlaku.

    8. Pada bangunan atau bagian dari instalasi yang apabila terjadi kerusakan

    atau kebakaran akan dapat mengakibatkan kerugian besarbagi perseroan

    dan bagi masyarakat umum seperti runtuhnya bendungan yang dapat

    mengakibatkan banjir besar terjadinya kebakaran tangki bahan baker

    yang dapat mengakibatkan kebakaran besar dan sebagainya wajib di

    lengkapi dan dilaksanakan procedure deteksi bahaya dini serta dilakukan

    pengendalian bahaya sesuai ketentuan dan peraturan perundangan

    undangan.

    9. Setiap Instalasi sebelum dioperasikan wajib meiliki sertifikat laik operasi.

  • B. Keselamatan Kerja

    Ketentuan Umum :

    Keselamatan kerja adalah :

    Upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya yang dapat

    ditimbulkan oleh kegiatan instalasi /kegiatan lain dari perseroan, dengan

    memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap

    kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan atau penyakit kerja yang timbul

    karena hubungan kerja yg menimpa pekerja.

    Kecelakaan Kerja

    Kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja adalah Kecelakaan yang terjadi

    berhubungan dengan pekerjaannya.

    Penyakit

    Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah Penyakit yang diderita

    pekerja yang disebabkan oleh karena pekerjaan atau lingkungan kerja.

    Tempat kerja

    Tempat kerja yang berpotensi bahaya adalah Tempat kerja yang memiliki

    kondisi kerja dan atau lingkungan kerja yang berpotensi bahaya yang apabila

    tidak dikendalikan memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dan atau

    penyakit yang timbul karena hubungan kerja yang dialami oleh pekerja.

    Pekerjaan

    Pekerjaan yang dilaksanakan pada tempat kerja berpotensi bahaya dan atau

    memiliki sifat pekerjaan berpotensi bayaha yang apabila tidak dikendalikan

  • memungkinkan terjadi kecelakaan kerja / penyakit kerjayang timbul karena

    hubungan kerja yg dialami oleh pekerja.

    PELAKSANAAN PEKERJAAN BERPOTENSI BAHAYA

    1. Operator instalasi

    2. Pemelihara Instalasi

    3. Pelaksana Pelayanan Gangguan Jaringan

    4. Dan lainnya

    Maksud dan tujuan

    Maksud dan tujuan dari pedoman keselamatan kerja dilingkungan PT PLN

    (persero) adalah untuk mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya

    yang dikandung oleh kegiatan instalasi atau kegiatan lain dari perseroan

    dengan memberikan perlindungan pencegahan dan penyelesaian terhadap

    kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan atau penyakit yang timbul

    karena hubungan kerja sehingga dapat memberikan rasa aman, rasa

    nyaman, dan rasa sehat kerja bagi pegawai.

    Ruang Lingkup

    Ruang Lingkup dari pedoman keselamatan Kerja di lingkungan PT PLN (

    Persero ) adalah keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja pada semua

    tempat kerja baik dipermukaan tanah diatas permukaan tamah di dalam

    tanah dipermukaan air didalam air dan di tempat tempat kerja lainnya di

    lingkungan perseroan.

    Kecelakaan kerja dan Penyakit yang timbul karena hubungan kerja

  • o Kecelakaan pada waktu kerja .

    Adalah kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang

    bersangkutan sedang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas

    kewajiban dan tanggung jawab sehari hari di tempat kerja di tempat

    kedudukan atau sedang melaksanakan tugas pekerjaan di luar tempat

    kedudukan atau sedang melaksnakan perjalanan dinas( tidak

    termasuk perjalanan dinas pengobatan atau perjananan dinas pensiun

    bagi pegawai ) atau sedang melaksanakan tugas pendidikan pelatihan

    Terjadinya kecelakaan pda waktu kerja harus dibuktikan dengan

    laporan dari tim pemeriksa kecelakaan dilampiri surat keterangan dari

    dokter.

    o Kecelakaan diluar waktu kerja

    1. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi padawaktu pekerja yang

    bersangkutan dalam perjalanan dari rumah berangkat ketempat

    kerja atau drai tempat kerja pulang ke rumah melalui jalan yang

    biasa dan wajar dilalui atau dalam perjalanan berangkat ke atau

    kembali dari tugas diluar tempat kedudukan atau dalam perjalanan

    dinas ( kecuali perjalanan dinas pengobatan atau perjalan dinas

    pension bagi pegawai) dan atau dalam perjalanan berangkat ke

    atau kembali dari tugas pendidikan dan pelatihan Dalam hal

    kecelakaan lalu lintas yang menimpa pekerja sebagai pengemudi

    merupakian kecelakaan pada waktu kerja.

  • 2. Kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang bersangkutan

    sedang istirahat antara jam jam kerja di lingkungan tempat kerja

    atau sedang istirahat antar jamjam tugas pada waktu

    melaksanakan tugas diluar tempat kedudukan atau sedang istirahat

    antara jam jam tugas pada waktu melaksanakan perjalanan dinas

    (kecuali perjalanan dinas pengobatan dan atau perjalan dinas

    pension bagi pegawai) dan atau sedang istirahat antara jam jam

    tugas waktu melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang

    ditugaskan oleh perseroan.

    3. Kecelakaan yang terjadi pada waktu pekerja yang bersangkutan

    sedang melaksanakan kegiatan olah raga , kesenian dan kegiatan

    lain yang ditugaskan oleh perseroan.

    Terjadinya kecelakaan diluar waktu kerja yang dialami oleh pekerja

    harus dibuktikan dengan laporan dari tim pemeriksa kecelakaan

    dilampiri surat keterangan dari dokter dan surat tugas / surat perintah

    perjalanan dinas (bagi pekerja yang melaksanakan tugas diluar tempat

    kedudukannya).

    o Penyakit yang timbul karena hubungan kerja

    Penyakit yang disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan kerja.

    Terdapatnya penyakit yang timbul karena hubungan kerja pada

    pekeraja harus dibuktikan dengan laporan dari tim pemeriksa

    kecelakaan dilampiri surat keterangan dari majelis penguji kesehatan

    yang ditunjuk oleh perseroan.Pekerja yang meninggal mendadak pada

    waktu kerja di tempat kerja atau mengalami tidak sadar (koma) pada

  • waktu kerja di tempat kerja sampai yang bersangkutan meninggal

    dunia meskipun terjadi pada waktu kerja belum tentu termasuk dalam

    pengertian menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja

    karena harus diketahui penyebabnya apakah akibat dari penyakit yang

    disebabkan / bukan disebabkan karena pekerjaan atau lingkungan

    kerja.

    Penyebab dasar terjadinya Kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul

    karena hubungan kerja.

    Penyebab dasar berupa perilaku berbahaya (unsafe act) yang merupakan

    kelalaian dari peleksana pekerjaan seperti :

    o Melaksanakan pekerjaan tidak sesuai kompetensi yang dimilikinya

    o Melaksankana pekerjaan tidak mengikuti persyaratan dan

    procedure kerja atau tidak mengikuti standard operation procedure

    ( SOP )

    o Tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja dan atau alat

    pelindung diri ( APD ) dalam melaksanakan pekerjaan berpotensi

    bahaya

    o Tidak memperhatikan tanda peringatan dan poster larangan pada

    waktu berada dan atau melaksanakan pekerjaan ditempat tempat

    kerja yang berpotensi bahaya

    o Tidak berdisiplin ( lalai, ogah-ogahan, bersenda gurau / salaing

    mengejek dengan teman sekerja ) pada waktu melaksanakan

    pekerjaan berpotensi bahaya

  • o Tidak mengikuti petunjuk dan atau arahan keselamatan yang

    diberikan oleh pengawas pekerjaan

    o Dengan sengaja melakukan perbuatan yang membahayakan bagi

    diri sendiri dan atau bagi teman sekerja yang memungkinkan

    terjadinya kecelakaan kerja

    Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya ( unsafe condition) yang

    merupakan kelalaian dan manajemen perseroan ( Kelalaian dari salah

    satu atau bersama-sama dari pengawas pekerjaan, pejabat keselamatan

    kerja, pejabat penanggungjawab pekerjaan dan pimpinan unit persh

    )antara lain :

    o Tidak memberikan penyuluhan keselamatan ketenaga listrikan

    serta pendidikana dan pelatihan kepada pelaksana pekerjaan

    o Mempekerjakan pelaksana pekerjaan tidak memiliki kompetensi /

    tidak sesuai kompetensi pada bidang pekerjaannya

    o Tidak melaksanakan identifikasi bahaya dan penilaian resiko di

    empat kerja

    o Tidak melaksanakan pengendalian resiko pada tempat tempat

    kerja yang berpotensi bahaya terhadap terjadinya kecelakaan kerja

    o Tidak melaksanakan pengendalian resiko pada tempat tempat

    kerja yang berpotensi bahaya terhadap terdapatnya penyakit yang

    timbul karena hubungan kerja dengan menrapkan nilai ambang

    batas ( NAB )

    o Tidak melaksankan pemasangan tanda peringatan dan poster

    larangan pada tempat tempat kerja yang berpotensi bahaya

  • o Tidak melengkapi pesyaratan dan prosedure kerja serta menyusun

    SOP untuk pekerjaan rutin yang berpotensi bahaya

    o Tidak melengkapi peralatan keselamatan kerja dan APD bagi

    pelaksana pekerjaan yang berpotensi bahaya

    o Tidak menyediakan peralatan kerja pemanfaat tenaga listri yang

    telah di uji / memiliki tanda keselamatan

    o Tidak melakukan pengujian / melengkapi sertifikasi bagi peralatan /

    instalasi yang berpotensi bahaya ( ketel, bejana tekan, alat angkat

    dan sebagainya )

    o Tidak melakukan pengujian / melengkapi sertifikasi laik operasi

    bagi instalasi yang dioperasikannya

    o Tidak melakukan pemeriksaan kesehatan kerja ( khusus ) secara

    berkala bagi pelaksana pekerjaan yang berpotensi bahaya

    terhadap terjadinya penyakit yang timbul karena hubungan kerja

    o Tiodak memberikan extra voeding kepada pelaksanan pekerjaan

    berpotensi bahaya terhadap terjadi penyakit yang timbul karena

    hubungan kerja, yang harus dimakan / diminum di tempat kerja

    o Tidak melaksanakan inspeksi keselamtan ketenaga listrikan secara

    berkala pada tempat tempat kerja berpotensi bahaya,untuk

    mengetahui perkembangan kondisi bahaya dan cara mengatasinya

    o Tidak menunjuk / mentapkan pengawas pekerjaan yang memiliki

    kompetensi di bidang keselamatan

    o Pengawas pekerjaan tidak memberikan petunjuk dan arahan

    keselamatan (tool box meeting / safety talk meeting / briefing)

  • kepada para pelaksana pekerjaan sebelum mlaksanakan pekerjaan

    yang berpotensi bahaya.

    o Pengawas pekerjaan dengan sengaja memberikan petunjuk /

    arahan yang salah yang memungkinkan terjadinya keelakaan kerja

    Penyebab perantara terjadinya kecelakaan kerja adalah karena :

    o Listrik

    o Mekanis

    o Terjatuh

    o Tertimpa

    o Terjepit

    o Tertabrak

    o Kimia

    o Kebakaran / ledakan

    o Lalu lintas dan lainnya

    Penyebab perantara terdapatnya penyakit yang timbul karena

    hubungan kerja adalah karena :

    o Faktor fisika :

    Terkena pencemaran melebihi NAB dari kebisingan, getaran, tekanan

    lebih, suhu iklim kerja, penerangan, radiasi elektro magnetis dan

    sebagainya.

    o Faktor kimia

    Terkena pencemaran melebihi NAB dari udara yang mengandung

    debu mineral / bahan kimia berbahaya.

  • o Faktor biologis

    Seperti kontak/ bersentuhan dengan binatang atau tanaman yang

    berbahaya ( bagi pekerja lapangan).

    o Faktor tidak ergonomis

    Yaitu bekerja dengan waktu relatif lama dengan posisi tubuh yang

    tidak sesuai dengan kesehatan atau bekerja dalam ruang kerja yang

    tidak sehat atau sirkulasi udara tidak sehat.

    o Faktor psikologis

    Seperti penyakit karena faktor faktor psikologis yang berhubungan

    dengan pekerjaan.

    Akibat kecelakaan kerja bagi pegawai dan atau outsourcing dsapat berupa :

    o Tanpa luka / luka ( luka ringan / luka parah ) / tewas pada saat terjadi

    kecelakaan kerja

    a. Luka ringan adalah luka yang memerlukan perawatan medis

    sehingga pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan tidak lebih dari

    1 ( satu ) hari

    b. Luka parah adalah luka yang mengakibatkan cacat tetap yaitu

    kehilangan atau tidak berfungsinya salah satu atau bebrapa organ

    tubuh atau gangguan jiwa . Termasuk dalam klkasifikasi luka parah

    adalah apabila pekerja memerlukan perawatan medis 2 hari atau

    lebih dan tidak dapat melakukan pekerjaan meskipun tidak ada

    akibat cacat tetap

    o Meninggal dunia / mengalami cacat kekurangan fungsi karena

    penyakit yang timbul karena hubungan kerja

  • o Meninggal dunia / mengalami cacat total / cacat tetap sebagian / cacat

    kekurangan fungsi setelah memperoleh perawatan akibat kecelakaan

    kerja dan

    o Kerusakan harta milik pegawai dan atau outsourching

    C. Keselamatan Umum di lingkungan PLN

    Ketentuan Umum :

    o Keselamatan Umum adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi

    masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan persh dari bahaya

    yang diakibatkan oleh kegiatan instalasi yang dilaksanakan dengan

    memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap

    kemungkinan terjadinya kecelakaan masyarakat umum

    o Masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan perseroan adalah :

    Masyarakat yang tinggal atau melaksanakan kegiatan di sekitar

    instalasi atau masyarakat yang melaksanakan kegiatan berhubungan

    dengan bangunan atau sarana atau tamu yang berada diruangan

    atau dihalaman tempat kerja milik persh

    Pelanggan atau pengguna yang disalurkan / didistribusikan oleh

    persh

    o Maksud dan tujuan

    Maksud dan tujuan dari Pedoman Keselamatan Umum adalah untuk

    mewujudkan kondisi aman dari bahaya bagi masyarakat umum yang

    berhubungan dengan kegiatan persh yang dilaksanakan dengan memberi

    perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya

  • kecelakaan masyarakat umum sehingga dapat memberikan rasa aman bagi

    masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan persh

    o Ruang lingkup

    Ruang lingkup dari pedoman keselamatan umum di lingkungan persh

    adalah keselamatan bagi masyarakat umum yang tinggal atau

    melaksanakan kegiatan disekitar instalasi masyarakat yang berhubungan

    dengan kegiatan bangunan dan sarana dan masyarakat yang menjadi tamu

    atau melaksanakan kegiatan yang berada di ruangan atau di halaman

    tempat kerja milik persh

    o Jenis kecelakaan masyarakat umum

    o Penyebab dasar terjadinya kecelakaan masyarakat umum

    o Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya (unsafe condition) yang

    merupakan kelalaian dari manajemen perseroan :

    a. Tidak memberikan penyuluhan keselamatan akan bahaya listrik kepada

    masyarakat yang berada dan atau melaksanakan kegiatan milik persh

    b. Tidak memberikan penyuluhan keselamatan kepada masyarakat umum

    yang berhubungan dengan bangunan /sarana milik persh dan kepada

    masyarakat sebagai tamu

    c. Tidak melaksanakan pemasangan tanda peringatan dan atau poster

    larangan pada instalasi milik persh yang berpotensi bahaya bagi

    masyarakat umum

    d. Tidak melakukan pengujian / melengkapi sertifikat laik operasi bagi

    instalasi milik perseroan yang dioperasikan

  • e. Tidak memastikan bahwa instalasi milik perserh selalu terkendali dan

    kondisinya aman dari bahaya listrik (baik dalam keadaan beroperasi

    maupun tidak beroperasi atau sedang mengalami kerusakan /perbaikan)

    o Penyebab dasar berupa perbuatan berbahaya (unsafe act) yang merupakan

    kelalaian dari masayarakat umum

    a. Melaksanakan kegiatan tidak aman dengan sengaja / tidak sengaja

    menyentuh bagian yang berbahaya dari instalasi milik persh.

    b. Melaksanakan kegiatan tidak aman dengan sengaja / tidak sengaja

    menyentuh bagian berbahaya dari instalasi milik pelanggan sendiri

    o Penyebab dasar berupa kondisi berbahaya ( unsfe condition ) yang

    merupakan kelalaian dari masyarakat umum antara lain ;

    o Kurang faham akan bahaya instalasi Penggunaan / pemilkan produk

    pemanfaat (peralatan kerja / peralatan rumah tinggal yang tidak memenuhi

    syarat keselamatan yang dilengkapi dengan sertifikat tanda keselamatan

    o Penggunaan / pemilikan instalasi pemanfaatan (Instalasi pelangggan ) yang

    tidak memenuhi syarat keselamatan / tidak sertifikat dilengkapi dengan

    tanda keselamatan

    o Penyebab perantara terjadinya kecelakaan masyarakat umum

    o Penyebab perantara bukan karena listrik seperti tertimpa bangunan milik

    perseroan tertabrak kendaraan milik persh dsb

    o Perlindungan dan Pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat

    umum

    o Pengendalian Teknis untuk mencegah kondisi berbahaya dari instalasi /

    bangunan / sarana milik perseroan meliputi :

  • a. Melaksanakan pemasangan tanda peringatan dan atau poster larangan

    pada lokasi-lokasi instalasi / bangunan / sarana milik perseroan yang

    berpotensi bahaya yang berada disekitar tempat tinggal atau disekitar

    tempat kegiatan masyarakat umum.

    b. Melaksanakan pengawasan dan patroli jaringan milik persh secara

    berkala untuk memastikan kondisi jaringan tersebut agar tetap terkendali

    dan aman dari bahaya dan memastikan tidak adanya kegiatan

    masyarakat umum yang membahayakan terhadap jaringan tersebut.

    c. Melengkapi sertifikasi laik operasi bagi instalasi milik perseroan.

    d. Meningkatkan kemampuan pelaksana pekerjaan sebagai tenaga teknik

    ketenagalistrrikan dengan pendidikan dan pelatihan serta

    melengkapinya dengan sertifikat kompetensi dalam melaksanakan

    pekerjaan pemasangan / pemeliharaan instalasi milik persh.

    o Pengendalian teknis untuk mencegah kondisi berbahaya pada instalasi

    pemanfaatan tenaga listrik dan atau alat pemanfaatan tenaga listrik milik

    pelanggan :

    a. Menganjurkan kepada pelanggan agar instalasi yang dimilkinya

    dilengkapi dengan sertifikat kesesuaian dengan standar

    b. Menganjurkan kepeda pelanggan / masyarakat agar yang dimilkinya

    dilengkapi dengan tanda keselamat.

    o Pengendalian personil untuk mencegah perilaku berbahaya dari masyrakat

    umum meliputi :

  • a. Memberikan penyuluhan tentang keselamatan akan bahaya kepada

    pelanggan dan atau kepada masyarakat yang bertempat tinggal atau

    melaksanakan kegiatan disekitar instalasi milik persh

    b. Memberikan penyuluhan keselamatan kepada masyarakat yang

    berhubungan dengan kegiatan bangunan dan sarana milik perseroan

    dan kepada masyarakat sebagai tamu atau melaksanakan kegiatan

    pada perseroan

    c. Memberikan penyuluhan tentang larangan terhadap kegiatan

    masyarakat yang dapat membahayakan keselamatan dirinya dan

    merugikan perusahaan.

  • Bagan Alir laporan kecelakaan Masyarakat Umum

    5. Statistik Triwulanan dan Tahunan

    keselamatan umum pada Unit

    Setingkat Wilayah

    6. Statistic triuluanan dan tahunan

    Keselamatan umum

    KECELAKAAN MASYARAKAT

    1. Tim Pemeriksa dan Investigasi mengadakan pemeriksaan , membuat

    Berta Acara ( Form BAU )

    2. Penyelesaian akibar kecelakaan

    3. Mengisi Laporan Form ( LKU )

    Unit setingkat Wilayah

    4. Mengisi Form LKU

    Kantor Pusat

    Keterangan

    1, 2, 3 : Proses pada Unit Cabang, Wilayah, Kantor Pusat

    4, 5 : Proses pada unit Wilayah

    6 : Proses pad Kantor Pusat

  • 3. NAB ( Nilai Ambang Batas )

    o NAB KEBISINGAN

    Untuk kebisingan di ukur pemajangan bising yang diterima oleh telinga

    berupa intensitas bising maksimum dalam decible ( A ) atau db ( A ) yang

    mampu diterima oleh telinga normal selama waktu tertentu. Berdasarkan

    keputusan menteri tenaga kerja RI no Kep.51/ MEN/1999 dipadu dengan

    buku TLVs (Threshold Limit Values) and BELs ( Biological Exposure

    Indicates) yang diterbitkan oleh ACGIH ( American Conference of

    Government Industrial Hygienis) dan dengan SPLN no 46 1,2,3 tahun 1981/

    1982 adalah sebagai berikut :

    Waktu

    pemajangan

    Intensitas bising maks db

    (A) yang diperbolehkan

    Kriteria

    pendengaran Ilustrasi

    Jam

    > 24

    > 24

    > 24

    > 24

    > 24

    > 24

    > 24

    > 24

    24

    16

    8

    4

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    82

    85

    88

    Sangat tenang Suara daun,

    berisik

    Tenang Rumah .

    percakapan

    Sedang

    Rumah gaduh,

    kantor

    Pikuk

    Perusahaan

    gaduh

    Jalan hiruk pikuk

    Peluit polisi

  • 2

    1

    91

    94

    Menit

    30

    15

    1,88

    97

    100

    109

    Pikuk

    Menulikan

    Meriam

    Ledakan

    Halilintar

    Detik

    28. 12

    7.03

    3.52

    1.76

    0.88

    0.44

    0.22

    0.11

    115

    121

    124

    127

    130

    133

    138

    139

    Cat tidak boleh terpajang lebih dari 140 dB meskipun sesaat

  • o NAB GETARAN

    Untuk getaran diukur pemajangan getaran yang diterima oleh lengan dan

    tangan manusia berupa nilai percepatan rata-rata dalam satuan m/det2 atau g

    (gravitasi) berdasarkan Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No KEP.

    51/MEN/1999 dipadu dengan buku 2000 TLVs and BELs yang diterbitkan

    ACGIH adalah sebagai berikut :

    Jumlah waktu pemaparan perhari kerja

    Nilai percepatan pada frekwensi dominan ( rata-

    rata )

    M / det2

    g

    4 jam dan kurang dari 8 jam

    2 jam dan kurang dari 4 jam

    1 jam dan kurang dari 2 jam

    kurang dari 1 jam

    4

    6

    8

    12

    0.40

    0.61

    0.81

    1.22

    Cat : 1 g = 9.81 m / det

    2

    Untuk getaran diterima seluruh badan diukur pemajangan getaran yang

    diterima seluruh badan berupa akselerasi getaran maksimum ( m/det2 )pada

    frequensi tertentu yang mampu diterima oleh badan pada kondisi normal

    selama waktu tertentu baik untuk manusia yang berdiri pada lantai atau

    sesuatu yang bergetar ( arah longitudinal dari kaki ke kepala) maupun untuk

    manusia yang bersandar pada dinding atau sesuatu yang bergetar ( arah dari

    samping ke samping badan atau dari muka ke belakang atau sebaliknya)

    berdasarkan buku 2000-TLVs and BELs adalah sebagai berikut

  • 1. Manusia berdiri pada lantai atau sesuatu yang bergetar

    2. Manusia bersandar pada dinding atau sesuatu yang bergetar

  • o NAB SUHU IKLIM KERJA

    Untuk suhu iklim kerja diukur indeks suhu basah dan bola (ISBB) dalam

    derajat celcius berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja RI No KEP

    51 /MEN/ 1999 dipadu dengan buku 2000-TLVs and BELs sebagai

    berikut:

    Pengaturan waktu kerja setiap hari

    ISBB ( derajat celcius )

    Beban kerja

    Waktu kerja Waktu istirahat Ringan Sedang Berat

    Bekerja terus menerus

    ( 8 jam / hari )

    75 % jam kerja

    50 % jam kerja

    25% jam kerja

    25 % istirahat

    50 % istirahat

    75 % istirahat

    30

    30.6

    31.4

    32.2

    26.7

    28.0

    29.4

    31.1

    25.0

    25.9

    27.9

    30.0

    Cat : ISBB untuk diluar ruangan dengan panas radiasi :

    = 0.7 suhu basah alami + 0.2 Suhu bola Globe + 0.1 Suhu kering

    ISBB untuk di dalam dan diluar ruangan tanpa panas radiasi

    = 0.7 suhu basah alami + 0.3 suhu Bola Globe

    Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 200 kilo kalori /jam

    Beban keja sedang membutuhkan kalori > 200 350 kilo kalori / jam

    Beban kerja berat membutuhkan kalori .>.500 - 500 kilo kalori / jam

    o NAB PENERANGAN

    Untuk penerangan diukur pemajangan cahaya yang diterima oleh mata

    berupa kadar penerangan yang diukur dengan alat alat pengukur cahaya

  • yang sebaik setinggi tempat yang sebenarnya atau setinggi perut untuk

    penerangan umum +/-1 (satu) meter berdasarkan peraturan mentri

    perburuhan RI No 7 tahun 1964 tentang syarat syarat kesehatan, kebersihan

    serta penerangan ditempat kerja adalah sebagai berikut :

    a. Penerangan darurat harus mempunyai kekuatan minimal 5 Lux ( 0,5 kaki

    lilin )

    b. Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan

    minimal 20 lux

    c. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan

    barang kasar (mengerjakan / memisahkan barang besar, arang, abu,

    tanah, batu, gang dan tangga di dalam gedung, gudang barang yang

    besar dan kasar minimal 50 lux

    d. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan

    barang kecil secara sepintas lalu (pemasangan kasar, mengerjakan

    barang besi / baja setengah selesai, kamar mesin dan uap, alat

    pengangkut orang / barang penyimpanan barang sedang / kecil kamar

    mandi , toilet ) minimal 100 lux

    e. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan

    barang kecil yang agak teliti ( pemasangan alat sedang, pekerjaan mesin

    bubut kasar, pemeriksaan dan percobaan kasar) minimal 200 lux

    f. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan

    barang kecil dan halus ( poekerjaan mesin teliti, pemeriksaan teliti,

    percobaan teliti, dan halus pekerjaan kantor yang berganti ganti menulis

    dan membaca , pekerjaan arsip dan seleksi surat surat ) minimal 300 lux

  • g. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan

    barang barang halus dan kontras yang sedang dalam waktu lama

    (pemasangan halus, pekerjaan mesin halus, pemeriksaan halus akuntan

    pemegang buku, steno, mengetik pekerjaan kantor yang lama dan teliti

    antara 500 1000 lux

    h. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang hanya membedakan

    barang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu

    yang lama ( pemasangan ekstra halus / ampul tukang las) minimal 2000

    lux

    o NAB RADIASI ELEKTRO MAGNETIK

    Untuk medan listrik di ukur medan listrik dalam Kv / m dan kuat medan

    magnet dalam mT berdasarkan standar yang direkomendasikan oleh IRPA

    (International Radiation Protection Association) dan WHO (World Health

    Organisation) tahun 1990 adalah sebagai berikut :

    Sifat pemajangan Kuat medan Listrik

    kV / m

    Kuat medan magnet

    (mT)

    Lingkungan tempat kerja :

    8 jam kerja / hari

    2 jam kerja / hari

    Anggota gerak

    10

    30

    -

    0.5

    5

    25

    Masyarakat Umum :

  • Terus menerus

    Beberapajam / hari

    5

    10

    0.1

    1

    Tabel jarak jaringan tenaga listrik antara fasa dengan fasa dan fasa dengan

    tanah (ground ) berdasarakan guidlins OSHA yang dipublikasikan pada

    tanggal 31 /1/ 94 dimana jarak-jarak pada table tersebut sudah

    mempertimbangkan besarnya surja hubung tertinggi

    Jarak minimum pekerjaan dalam bertegangan

    Tegangan nominal dalam

    kV

    Fasa ke fasa

    Jarak

    Fasa ke tanah Fasa ke fasa

    in- ft m in - ft m

    0.05 sampai 1.0 - - - -

    1.1. sampai 15.0 0.64 0.66

    15.1 sampai 36.0 0, 72 0.77

    36.1 sampai 46.0 0.77 0.85

    46.1 sampai 72.5 0.90 1.05

    72.6 sampai 121 0.95 1.29

    13 8 sampai 145 1.09 1.50

    161 sampai 169 1.22 1.71

    230 sampai 242 1.59 2.27

    345 sampai 362 2.59 3.80

    500 sampai 550 3.42 5.50

    765 sampai 800 4.53 7,91

  • 4. Bahaya Kejutan Listrik ( Electrical Shock Hazards )

    A. Pengertian

    Ketika seseorang menjadi konduktor listrik, secara serentak arus listrik akan

    mengalir pada tubuh seseorang apabila pada kedua ujungnya terjadi beda

    potrensial. Pada saat tangan kita masing masing memegang 2 buah terminal

    sumber listrik, maka akan serentak arus listrik akan mengalair pada tubuh kita

    Bahaya kejutan listrik (Shock Hazard) adalah suatu keadaan dimana pada

    kedua ujung badan kita terdapat beda potensial. Apabila beda potensial

    tersebut cukup besar sehingga menyebabkan mengalirnya arus listrik pada

    tubuh seseorang maka akan terjadi penahanan fungsi jantung.

  • Beberapa nilai arus listrik pada frequensi 50 Hz. dan lama waktu kontak dan

    akibatnya dapat dilhat pada tabel berikut :

    No Besar Arus Lama Kontak Akibat

    1 1 mA Tidak akan merasakan

    2 10 mA 10 - 10.000 ms Sudah terasa sampai terasa

    sakit

    3 50 mA 10 - 200 ms Biasanya tidak membahayakan

    4 50 mA 200 - 400 ms Kadang kadang sampai kejang

    otot

    5 50 mA 4000 ms Plus Detak jatung berdebar

    6 100 mA 10 - 100 ms Biasanya tidak membahayakan

    7 100 mA 100 - 600 ms Kadang kadang sampai kejang

    otot

    8 100 mA 600 10.000 ms Detak jatung berdebar

    9 100 mA 10.000 ms plus Detak jatung berdebar

    10 500 mA 10 40 ms Biasanya tidak membahayakan

    11 500 mA 40 - 500 ms Detak jatung berdebar

    12 500 mA 500 ms plus Detak jatung berdebar

    Akibat kejutan listrik pada tubuh seseorang dan jaringan saraf tergantung

    kepada besarnya arus , lamanya kontak hubung, frequensi dan tahanan

    tubuh seseorang . Ada 3 efek kemungkinan yang ditimbulkan oleh arus listrik

    terhadap tubuh manusia / binatang yaitu :

    1. effek kimia

  • 2. effek physiologis

    3. effek panas

    Sekitar 2/3 tubuh manusia terdiri dari cairan sehingga terjadi proses

    elektrolisa pada tubuh manusia sewaktu dialiri arus listrik yang dapat

    mengakibatkan matinya sel sel pada tubuh manusia

    Pada tubuh manusia terkandung sumber listrik untuk meneruskan ransangan

    perasaan pada tubuh manusia ( stimulus ) ke otak dan untuk membawa

    sinyal perintah atau control dari otak menuju ujung ujung syaraf otot, dengan

    adanya tegangan dari luar akan menimbulkan sistim proses yang berbahaya

    jatung yang pada normalnya bekerja 80 kali / menit dengan frekuensi 50 Hz

    seolah olah diperintah menjadi 100 kali perdetik sehingga tekanan darah

    menjadi tinggi pernapasan lebih cepat dan dapat di ikuti oleh gagalnya

    jantung memompa darah yang disebut gagal jantung

    Semua materi termasuk tubuh manuaia yang dialiri listrik dapat menimbulkan

    panas sehingga dalam kecelakaan listrik sering ditemukan korban mengalami

    luka bakaryang parah yang mengakibatkan pecahnya butir darah merah dan

    mengentalnya cairan protein pada jaringan yang terbakar

    Tempat dimana terjadinya kontak hubung merupakan faktor yang paling kritis

    . Tahanan tubuh seseoang bervariasi pada setiap tempat dan apabila arus

    listrik mengalir melalui daerah jantung maka jantung yang tadinya normal

    akan terpengaruh detaknya dimana kondisi ini diketahui sebagai ventricular

    fibrilation detak jatung yang tidak teratur tidak dapat memperbaiki sirkulasi

    peredaran darah. Pengembalian ke ritme yang normal jarang terjadi secara

  • spontan dan bila kondisi ini terjadi dalam waktu yang lebih lama dari

    beberapa detik kemungkinan akan menjadi kondisi yang fatal

    Akibat dari kejutan listrik ( Electricl Shock ) pada dasarnya akan sebanding

    dengan kuat arus listrik yang mengalir melalui tubuh akibat adanya tegangan

    pada titik kontak. Namun demikian hal ini tidak dapat didefinisikan sama

    persis antara besarnya arus dengan akibatnya seperti lamanya kontak

    dengan kondisi pisik dan medis si korban masing masing memberikan

    kontribusi kerugian.

    B. Aspek aspek yang perlu diperhatikan :

    a. Arus yang mengalir melalui tubuh paling besar 500 m A selama kurang

    dari 40 ms tidak akan menyebabkan terjadinya akibat yang

    mengkhwatirkan

    b. Nilai arus yang tinggi dan waktu kontak yang cukup lama memungkinkan

    menyebabkan terjadi sesuatu akibat mulai dari terjadinya temporary

    muscular paralysis sampai dengan terjadinya ventricular fibrillation dan

    apabila tanpa perhatian secara medis memungkinkan sampai terjadi

    kematian

    c. Kejutan akibat listrik yang bertegangan paling besar 230 Volt pada

    umumnya menyebabkan ventricular fibrillation dari pada kejutan akibat

    tegangan tinggi

    d. Kejutan listrik tegangan tinggi biasanya disebabkan oleh flash over.

    Akibatnya mengalir arus yang sangat besar dan orang yang menerimanya

    akan mengalami luka bakar dibeberapa tempat. Kematian seseorang

  • akibat kontak dengan tegangan tinggi pada umumnya meninggal karena

    terbakar dibanding dengan akibat kejutan listrik

    e. Arus listrik akan mengalir pada tubuh sesuai dengan luas permukaan

    kontaknya dan kondisi kulitnya. Suatu arus mengalir pada suatu tahanan

    (resistan) tubuh yang kecil akan mengalirkan arus yang tinggi. Efek

    ekponensil akan menyebabkan arus yang tinggi dalam beberapa detik

    akan mengakibatkan terjadinya ventricular fibrillation . Besarnya aliran

    arus listrik yang mengalir pada tubuh seseorang sesuai dengan hukum

    ohm dan banyak dipengaruhi oleh tahanan (resistan) kulit.

    C. Beda Potensial ( Tegangan )

    Ada beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya beda potensial (

    tegangan ) diantaranya :

    a. Terjadinya hubungan ke sumber pelayanan tanpa disengaja

    b. Induksi dari suatu rangkaian penghubung

    c. Induksi dari keadaan atmosphere atau sambaran langsung kilat

    d. Tegangan balik dari rangkaian sekunder misalnya melalui trafo tegangan

    e. Pembuangan arus dari kapasitor

    f. Kontak phasa ke phasa

    g. Drop tegangan pada suatu resistan

    D. Pencegahan dari bahaya kejutan listrik ( electrick shock )

    Dalam beberapa situasi seseorang kebanyakan terlepas dari perhatian

    terhadap bahaya atau membuat asumsi terhadap kondisi peralatan.

  • Peraturan umum, seluruh konduktor semestinya diperlakukan seperti

    bertegangan tanpa adanya isolasi, petanahan dan bonded untuk mencegah

    terjadinya shock hazard pada beberapa situasi.

    E. Tegangan Langkah

    Tegangan langkah disebabkan adanya tegangan drop yang melalui suatu

    resistansi

    Pada contoh diatas terlihat sebuah kawatmenyentuh tanah sehingga

    menimbulkan sifat listrik. Antara kedua kaki seseorang timbul beda potensial

    sekitar 80 vol yaitu ; 120 60 volt . dengan memakai sepatu kerja yang

    berisolasi kondisi ini tidak akan menjadi masalah selama tidak ada factor lain

    yang memulai.

    F. Tegangan sentuh

    Potensial sentuh terjadi apabila suatu perbedaan potensial terdapat antara

    tangan seseorang dengan kaki nya atau antara tangan dengan tangan.

    240 V

    120 V

    60 V

  • Contoh yang lainnya yang sering terjadi adalah kontak melalui kepala ke

    tangan atau atau kaki seperti bekerja didalam panel.

    240 V

    120 V

    60 V

    G. P 3 K Akibat Sengatan Listrik

    Pertama kali yang harus dilakukan dalam P3 K akibat sengatan listrik adalah

    membebaskan korban dari hubungan dengan sumber listrik diantaranya

    adalah :

    a. Matikan sakelar pada sumber listrik atau tarik keluar tusuk kontaknya dari

    kotak kontaknya

    b. Bila letak saklar / tusuk kontak terlalu jauh dari korban gunaka alat yang

    berisolasi seperti tongkat kayu kering/ Plastik / Karet / kertas dll untuk

    menyingkirkan kawat / perlatan yang masih bertegangan

  • c. Bila pegangan tangan korban terhadap peralatan / kawat penghantar sulit

    dilepas gunakan sarung tangan isolasi atau penutup tangan dari bahan

    isolasi seperti kain sarung untuk menarik korban

    d. Jangan memeluk korban bila tidak yakin tubuh anda terisolasi dengan

    baik lebih aman bila anda menggunakan alas kaki dari bahan isolasi

    sepatu karet atau karpet karet

    e. Hubung singkatkan penghantar tersebut

    Kedua, setelah mengisolasi / memisahkan korban dari sumber listrik lakukan

    segera pemeriksaan :

    a. Apakah pernapasan korban normal ?

    b. Apakah pernapasan korban berhenti ?

    c. Apakah detak jantung korban berhenti ?

    Bila pernapasan korban dalam kondisi normal, letakkan korban pada posisi

    istirahat ( lihat gambar ) posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi

    korban yang tidak sadar karena memungkinkan melancarkan pernapasan

    dan mencegah korban tersendak oleh barang barang yang di muntahkan oleh

    korban sendiri . Baringkan korban dengan posisi seperti ini hanya apabila

    tidak ada cedera tulang belakang atau cedera yang parah dan telah

    memeriksa pernapasan korban keadaan normal.

    Bila pernapasan korban berhenti ( Ingat bila pernapasan berhenti selama 2-3

    menit dapat merusakan kondisi otak, dalam waktu 4 6 menit dapat

    menimbulkan kematian) untuk ini lakukan segera pertolongan pertama

  • dengan melakukan pernapasan buatan (resusitasi) dari mulut ke mulut dan

    mintalahorang lain untuk segera memanggil dokter dan ambulance .

    Bila denyut jantung berhenti lakukan pertolongan pertama resusitasi jantung

    paru yang disebut CPR ( Cardio Pulmonory Resuscitation) untuk hal ini

    perlu pelatihan yang seksama sehingga tidak menambah cedera pada

    sikorban akibatterjadi kesalahan dalam penanganan

    Langkahlangkah dalam melakukan resusitasi :

    1. baringkan korban terlentang diatas alas yang keras

    2. topang lehernya dan tengadahkan kepalanya supaya jalan napasnya

    lurus

    3. buka mulutnya dan keluarkan setiap sumbatan termasuk gigi palsu

    dengan menggunakan jari jari anda

    4. Pijit hidung sampai lobang hidungnya tertutup

    5. Ambil napas panjang

    6. Tutup mulut korban dengan mulut anda

    7. Hembuskan napas kemulut korban 4 x berturut turutdengan cepat

    sambil memeriksa apakah dadanya ikut berkembang

    8. Teruskan menghembuskan napas secara kuat dan tetap setiap 5 detik

    (12 x / menit) untuk anak kecil 3 x ( 20 x / menit ) jangan berhenti

    sampai korban mulai bernapas sendiri atau petugas medis telah datan