Teknisi k3 listrik

204
1 12/16/14 12/16/14 PERATURAN PERUNDANGAN PERATURAN PERUNDANGAN K3-LISTRIK K3-LISTRIK

Transcript of Teknisi k3 listrik

2212/16/1412/16/14
1. MEMAHAMI PRINSIP-2 PENGENDALIAN K3 (Engineering Control, Human Control, Manajemen Control)
2. MEMAHAMI KARAKTERISTIK/JENIS-JENIS POTENSI BAHAYA LISTRIK DAN TINDAKAN PENGENDALIANNYA
3. MEMAHAMI BERBAGAI REFERENSI STANDAR KETEKNIKAN K3 LISTRIK
4. DAPAT MENJALANKAN TUGAS & FUNGSI SECARA EFEKTIF
33 3
Tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan dasar Tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat luasbagi masyarakat luas
Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan harta bendamengancam keselamatan jiwa dan harta benda
Penyelenggaraan sistem ketenagalistrikan perlu Penyelenggaraan sistem ketenagalistrikan perlu adanya kebijakan pemerintah sehingga dapat adanya kebijakan pemerintah sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terjamin keselamatannya.terjamin keselamatannya.
4412/16/1412/16/14
o 1 tahun 1970 K
eselam atan K
Setiap tempat dimana l istr ik dibangkitkan, ditransmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan dan digunakan
5512/16/1412/16/14
o 1 tahun 1970 K
eselam atan K
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: q. mencegah terkena aliran l istr ik
berbahaya
12/16/1412/16/1466
Rujukan : K3 ListrikRujukan : K3 Listrik UU No 1 Th 1970UU No 1 Th 1970
(Kebijakan Nasional K3)(Kebijakan Nasional K3) Kep 75/2002Kep 75/2002 PUIL 2000PUIL 2000
UU 28/2002 UU 28/2002 BangunanBangunan
Per 02/89 : PetirPer 02/89 : Petir
Per 03/99 : LiftPer 03/99 : Lift
UU 30/2009 UU 30/2009 KetenagalistrikanKetenagalistrikan
8812/16/1412/16/14
-Api terbuka Api terbuka : : 415415 (37,19 %)(37,19 %) -Listr ik Listr ik :: 297 297 (26,6 %)(26,6 %)
-Pembakaran Pembakaran : : 8080 (7,17 %) (7,17 %) -Peralatan panas Peralatan panas : : 35 35 (3,14 %)(3,14 %)
%)%)
Kecelakaan Kecelakaan Akibat Bahaya ListrikAkibat Bahaya Listrik
Sekitar 5 pekerja terkena arus Sekitar 5 pekerja terkena arus kejut listrik per minggu (OSHA kejut listrik per minggu (OSHA Jepang)Jepang)
12% mengakibatkan kasus 12% mengakibatkan kasus kematian di tempat kerjakematian di tempat kerja
Di Indonesia ???Di Indonesia ???
101012/16/1412/16/14
Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan
Korban tewas 918 orang
karyawan 183 orang &
masyarakat 635 orang
Luka serius 1.476 orang $ Kasus kebakaran 1.741 kasus $ Gangguan teknis 2720 kasus $ Kerugian Rp. 45.5 milyar
111112/16/1412/16/14
121212/16/1412/16/14
Tujuan K3 Listrik 1. Menjamin kehandalan instalasi l istr ik
sesuai tujuan penggunaannya. 2. Mencegah t imbulnya bahaya akibat l istr ik
bahaya sentuhan langsung
bahaya kebakaran
Sentuhan langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal bertegangan
Sentuhan tidak langsungSentuhan tidak langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal tidak konduktif yang secara normal tidak bertegangan, menjadi bertegangan bertegangan, menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan isolasikarena terjadi kegagalan isolasi
151512/16/1412/16/14
keadaan normal tidak nyetrum.
161612/16/1412/16/14 nextprevious
Ketenagalistrikan
171712/16/1412/16/14
1. I nst alasi l ist r ik – adalah jaringan yang tersusun secara terkoordinasi
mulai dari sumber pembangkit atau titik sambungan suplai daya listrik
sampai titik beban akhir sesuai maksud dan tujuan penggunaannya.
Gambar 1, menunjukan sistem jaringan tenaga listrik milik dan
tanggung jawab PLN, yaitu mulai dari pembangkkitan sampai titik
meter sambungan pelanggan. Sedangkan dari titik meter kedalam
adalah instalasi listrik milik dan menjadi tanggung jawab pelanggan
PELANGGAN
KESELAMATAN KERJA
KETENAGALISTRIKAN
191912/16/1412/16/14
T T
T E
T M
Kebijakan nasional dalam hal upaya menjamin tempat kerja yang Aman dan lingkungan yang Sehat
Kebijakan nasional dalam hal penyediaan tenaga listrik (pengusahaan) yang Andal, Aman dan Akrap lingkungan
1. Zaman Sebelum Merdeka - VR 1910 STBL No. 406 - Pert Khusus B tentang pemberlakuan AVE 1938
(AVE diterjemahkan menjadi PUIL 1964)
History K3 Listrik
Diselenggarakan Oleh Jawatan Inspeksi Keselamatan Kerja waktu itu
2. Zaman Merdeka - UU No. 14 Th 1969
- UU No. 1 Th 1970 (UU KK) - Permenaker No. 02 1989 (K3 Petir) - Permenaker No. 03 1999 ( K3 Lift) - Kepmenaker No. 75/2002 (PUIL 2000) - SK Dirjen Binawas No. 407/1999 (Teknisi Lift) - SK Dirjen Binawas No. 311/2002 (Teknisi Listrik)
History K3 Listrik
digantikan dgn UU No. 13 Th 2003 tentang Ke-TK-an) perlindungan hak dasar pekerja
222212/16/1412/16/14
AVE 1938
PUIL 1964
PUIL 1977
eselam atan K
Ditetapkan Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral No. : 2046 K/40/MEN/2001 Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun
Persyaratan Umum Persyaratan Umum Instalasi ListrikInstalasi Listrik Peluncuran perdana Peluncuran perdana 24 -10 -200124 -10 -2001
252512/16/1412/16/14
LINGKUPLINGKUP Tegangan sentuh yang berbahaya:Tegangan sentuh yang berbahaya:
> 50 V a.b. di ruang normal, > 50 V a.b. di ruang normal,
> 25 V a.b. di ruangan lembab> 25 V a.b. di ruangan lembab
Daya > 100 WattDaya > 100 Watt
Tidak mengatur persyaratan inst. l istr ik di Tidak mengatur persyaratan inst. l istr ik di ::
- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang, Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang, kapal lautkapal laut
- Tambang bawah tanahTambang bawah tanah
Tidak mengatur persyaratan inst. l istrik di Tidak mengatur persyaratan inst. l istrik di ::
- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang, Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang, kapal lautkapal laut
- Tambang bawah tanahTambang bawah tanah
a.b. = arus bolak-balik
Bagian 1 : Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan) Bagian 2 : Persyaratan Dasar (Proteksi Keselamatan,
Perlengkapan & instalasi listrik) Bagian 3 : Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung,
sentuh tidak langsung, & kebakaran Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik Bagian 5 : Perlengkapan listrik Bagian 6 : PHB & Komponennya Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya Bagian 8 : Ruangan khusus Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik
Lampiran-lampiran
272712/16/1412/16/14
Bahaya kejut listrikBahaya kejut listrik
t :t : 1,01,0 0,8 0,8 0,6 0,6 0,4 0,3 0,2 0,4 0,3 0,2 (detik)(detik)
E :E : 90 90 100 100 110 110 125 140 200 125 140 200 (Volt)(Volt)
I :I : 180180 200 200 250 250 280 330 400 280 330 400 (mA)(mA)
t :t : 1,01,0 0,8 0,8 0,6 0,6 0,4 0,3 0,2 0,4 0,3 0,2 (detik)(detik)
E :E : 90 90 100 100 110 110 125 140 200 125 140 200 (Volt)(Volt)

Akibat yang timbul
1 mA, atau kurang1 mA, atau kurang Tidak ada akibat, tidak terasaTidak ada akibat, tidak terasa
1 – 8 mA1 – 8 mA Sengatan terasa tetapi tidak sakit dan Sengatan terasa tetapi tidak sakit dan tidak mengganggu kesadarantidak mengganggu kesadaran
8 – 15 mA8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisa Sengatan terasa sakit, tetapi masih bisa melepaskan diri, kesadaran tidak hilangmelepaskan diri, kesadaran tidak hilang
15 – 20 mA15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilang Sengatan sakit kesadaran bisa hilang dan tidak bisa melepaskan diridan tidak bisa melepaskan diri
20 – 50 mA20 – 50 mA Kesakitan, susah bernafas, terjadi Kesakitan, susah bernafas, terjadi konstraksi pada otot & kesadaran hilangkonstraksi pada otot & kesadaran hilang
100 – 200 mA100 – 200 mA Kondisi mematikan langsung dan susah Kondisi mematikan langsung dan susah ditolongditolong
200 mA atau lebih200 mA atau lebih Terbakar dan jantung berhenti berdetakTerbakar dan jantung berhenti berdetak
BERBA H
A YA
BERBA H
A YA
A M
A N
A M
A N
220 Volt
303012/16/1412/16/14
Tegangan Sentuh Waktu Maksimum (Volt) Yang Diijinkan (Detik) < 50 ~ 50 5 75 1 90 0.5
110 0.2 150 0.1 220 0.05 280 0.03
TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)
Ancaman bahaya listrikAncaman bahaya listrik Bagian tubuhBagian tubuh yang terkena yang terkena Besar Besar teg dan arusteg dan arus yang mengalir yang mengalir LamaLama mengalirnya arusmengalirnya arus
LUKA BAKARLUKA BAKAR
363612/16/1412/16/14
404012/16/1412/16/14
414112/16/1412/16/14
424212/16/1412/16/14
434312/16/1412/16/14
444412/16/1412/16/14
454512/16/1412/16/14
464612/16/1412/16/14
474712/16/1412/16/14
494912/16/1412/16/14
505012/16/1412/16/14
515112/16/1412/16/14
Kecelakaan listrik pada Kecelakaan listrik pada pekerjaan konstruksi pekerjaan konstruksi disebabkan oleh kombinasi disebabkan oleh kombinasi tiga faktor berikut : tiga faktor berikut :
Peralatan/ instalasi yang Peralatan/ instalasi yang tidak amantidak aman
Lingkungan pada pekerjaan Lingkungan pada pekerjaan konstruksi. konstruksi.
Prilaku / cara bekerja yang Prilaku / cara bekerja yang tidak aman.tidak aman.
•Proteksi dengan lokasi tidak konduktif
Temporary LightsTemporary Lights
565612/16/1412/16/14
• Contents: Electrocuted while using bar cutter ki l l ing user
While using bar cutter → Electr ic Shock, Death
575712/16/1412/16/14
• Contents: Electrocuted while removing residue from water pump entrance, ki l l ing laborer
During Water Pump Inspection → Electr ic Shock, Death
585812/16/1412/16/14
Tindakan Pengendalian bahaya
Engineering Control (Standar Keteknikan)Engineering Control (Standar Keteknikan)
Human Control (Kompetensi SDM)Human Control (Kompetensi SDM)
Management Control (Penerapan SMK3)Management Control (Penerapan SMK3)
646412/16/1412/16/14
Jatuh dari ketinggian / FallsJatuh dari ketinggian / Falls
Arus kejut listrik dapat Arus kejut listrik dapat menyebabkan cidera tak menyebabkan cidera tak langsung / cause langsung / cause indirect injuries indirect injuries
Pekerja pada ketinggian Pekerja pada ketinggian dapat jatuh akibat dapat jatuh akibat terkena arus kejut dapat terkena arus kejut dapat menyebabkan kematianmenyebabkan kematian
686812/16/1412/16/14
696912/16/1412/16/14
7272
12/16/1412/16/147373
Data statistik kebakaran DKI Jakarta menyebutkan 47% Kebakaran diduga penyebabnya adalah listrik
• Tidak meninggalkan peralatan listrik seperti seterika, kipas angin, pemasak nasi, kompor listrik dan lain- lain dibiarkan menyala atau tetap tertancap pada sakelar listrik
797912/16/1412/16/14
• Tidak melakukan penggantian zekring pemutus arus induk tanpa izin
808012/16/1412/16/14
Tips Bila terjadi kebakaran pada instalasi listrik dan peralatan listrik lakukan tindakan berikut
• Segera putuskan aliran listrik dari saklar pengaman (panel).
• Padamkan dgn APAR yg non konduktif terhadap listrik.
• Yakinkan betul bahwa aliran listrik sudah benar-benar mati.
Bila aliran listrik telah diputuskan maka pemadaman kebakaran dapat menggunakan air.
818112/16/1412/16/14
•Jgn ragu memadamkan kebakaran pada tahap awal, karena bila upaya ini gagal, kebakaran dapat membesar.
Utamakan keselamatan jiwa anda pada saat memadamkan
kebakaran
828212/16/1412/16/14
838312/16/1412/16/14
Sakelar lampu
L P
G L
P G
848412/16/1412/16/14
KEBAWAH
BILA TERCIUM BAU GAS LPG. - JANGAN NYALAKAN KOMPOR - JANGAN MENGHIDUPKAN LISTRIK - JANGAN MEMATIKAN LISTRIK
858512/16/1412/16/14
Safety-Related Work PracticesSafety-Related Work Practices
Gunakan pagar dan tanda Gunakan pagar dan tanda yang jelas pada yang jelas pada perlengkapan atau perlengkapan atau peralatan listrikperalatan listrik
878712/16/1412/16/14
888812/16/1412/16/14
898912/16/1412/16/14
Safety shoes yang Safety shoes yang sesuai standarsesuai standar
sarung tangansarung tangan
12/16/1412/16/149494
959512/16/1412/16/14
KEMAMPUAKEMAMPUA N N
HANTAR HANTAR ARUSARUS
KHA kabel l istrik ditentukan oleh jenis bahan konduktornya dan ukuran penampangnya
(Periksa tabel PUIL)

Arus maksimum yg dpt dialirkan dengan kontinue oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan
suhu yg melampaui nilai tertentu
PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G
P1- P1.1
1000 Ohm /Volt (diruang normal) 100 Ohm / Volt (diruang lembab)
979712/16/1412/16/14
3. Penunjukan PJK3 bidang listrik - Perencana - Instalatur - Jasa riksa/uji - Jasa pembinaan
4. Sertifikasi dan lisensi kompetensi personel
989812/16/1412/16/14
3. Aspek perijinan instalasi listrik di tempat kerja
4. Law enforcement thd pelanggara syarat- syarat A3 dan K3 ditempat kerja
Gbr Rencan
Pengesahan Gbr Rencana
Dokumen perencanaan listrikDokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi1. Peta lokasi
2 Gambar instalasi2 Gambar instalasi
- Lay out perlengkapan dan- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrikperalatan listrik
pengendalinyapengendalinya
4. Gambar rinci4. Gambar rinci
5. Perhitungan beban5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan6. Tabel bahan
7. Ukuran teknis7. Ukuran teknis
- Sepesifikasi & cara pasang- Sepesifikasi & cara pasang
- Cara menguji- Cara menguji
- Jadwal waktu- Jadwal waktu
Memenuhi syarat
1. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil 2. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan) PJK3 Riksa Uji
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik
A. Sertif ikasi Alat / Instalasi 1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan - Pengesahan Pemasangan Instalasi - Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir - Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan - Pengesahan Pemasangan Instalasi - Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift - Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan - Pengesahan Pemasangan Instalasi - Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik
1. Administratif - Permohonan Bermaterai - Gbr Rencana - Sertifikat Teknis - Badan Pelaksana/Instalatir - Dll
1. Teknis - Riksa Uji Administratif - Riksa Uji Visual
1. Sertifikat / Ijin / Pengesahan
10410412/16/1412/16/14
Memiliki pengetahuan dan ketrampilan K3Memiliki pengetahuan dan ketrampilan K3
sesuai dengan kurikulum dan silabi sesuai dengan kurikulum dan silabi kompetensi yang ditetapkankompetensi yang ditetapkan
Dibuktikan dengan sertifikat dan Dibuktikan dengan sertifikat dan penunjukan / lisensipenunjukan / lisensi
B. Jenis Sert if ikasi Kompetensi Personel 1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir - Penyelia K3 Listrik - Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertif ikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99) • PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment) Melaksanakan Comissioning,
• PENYELIA OPERASI LIFT Mengawasi kelaikan operasi lift
10710712/16/1412/16/14
Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi pemasangan instalasi listrik Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung jawab, perancangan, pemasangan,
pemeriksaan, dan pengujian inst. Listrik, harus memahami K3 dan
memiliki ijin kerja. Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA harus memiliki organisasi yang
bertanggjawab secara khusus
AHLI K3 LISTRIK : MENILAI RANCANGAN; RIKSA UJI
PENYELIA K3 LISTRIK : PENGAWAS PEKERJAAN PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN, PERBAIKAN
10910912/16/1412/16/14
(PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN)
Melayani, merawat dan mengawasi Melayani, merawat dan mengawasi kelaikan instalasi listrik;kelaikan instalasi listrik;
Membantu pemeriksaan dan pengujian Membantu pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik; instalasi listrik;
11011012/16/1412/16/14
Inventarisasi Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik 1. Klas I. Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan) 2. Klas II. Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan) 3. Klas III. Ahli K3 Listrik
Teknisi Listrik Penyelia K3 Listrik Ahli K3 Listrik
Dapat melayani dan memelihara inst. listrik secara benar dan aman, baik bagi dirinya, peralatan dan aman dalam pengoperasiannya
Dapat melakukan pengawasan pek. pemasangan dan pemeliharaan inst. listrik secara benar dan aman sesuai ketentuan dan prosedur K3.
Dapat mengevaluasi potensi bahaya dan tindakan koreksi terhadap:
• gambar rancangan;
• Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
• Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan pekakas berisolasi yang handal.
• Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.
• Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.
• Keadaan cuaca.
11211212/16/1412/16/14
Perhatikan Jarak minimum aman
Dilarang menggunakan pengukur dari logam
Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam.
Jarak aman atau diluar jangkauanJarak aman atau diluar jangkauan Tegangan kVTegangan kV Jarak cm Jarak cm
11 5050 1212 6060 2020 7575 7070 100100 150150 125125 220220 160160 500500 300300
11311312/16/1412/16/14
Pemberian PertolonganPemberian Pertolongan
1.1. Menilai situasiMenilai situasi a.a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang Mengenali bahaya diri sendiri dan orang
lainlain b.b. Memperhatikan sumber bahayaMemperhatikan sumber bahaya c.c. Memperhatikan jenis pertolonganMemperhatikan jenis pertolongan d.d. Memperhatikan adanya bahaya susulanMemperhatikan adanya bahaya susulan
11411412/16/1412/16/14
(putuskan aliran dan matikan sumber (putuskan aliran dan matikan sumber listrik)listrik)
d.d. Hilangkan faktor bahaya misal dengan Hilangkan faktor bahaya misal dengan menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan sumber listrik dengan bahan non konduktor)sumber listrik dengan bahan non konduktor)
e.e. Singkirkan korban dengan cara aman dan Singkirkan korban dengan cara aman dan memperhatikan keselamatan diri sendiri memperhatikan keselamatan diri sendiri (dengan alat pelindung seperti; sarung (dengan alat pelindung seperti; sarung tangan, kayu, tali, kain, sapu dll).tangan, kayu, tali, kain, sapu dll).
11511512/16/1412/16/14
status korban dan prioritas tindakanstatus korban dan prioritas tindakan b.b. Berikan pertolongan sesuai status korbanBerikan pertolongan sesuai status korban
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari tubuhdari tubuh Bila ada tanda henti nafas dan jantung Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resusitasi Jantung paruberikan resusitasi Jantung paru Selimuti korbanSelimuti korban Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan).ringan). Bila luka berat carikan pertolongan ke Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.RS/dokter.
11611612/16/1412/16/14
• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan memutuskan sakelar atau gawai pengaman, penghantar ditarik sampai terlepas dari penderita dengan menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali yang diikat pada penghantar.
• Penderita ditarik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat- lipat.
b. Berikan pertolongan medis secepatnya.
11711712/16/1412/16/14
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK.
Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk menhindarkan pengaruh arus listrik, berada pada papan kering, kain kering, pakaian, alas yang serupa itu yang bukan logam (kayu, karet). Jika tidak mungkin kedua tangan penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau bahan serupa itu (kertas, karet).
Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga diri agar tubuhnya jangan bersentuhan dengan benda logam.
11811812/16/1412/16/14
TANAH
ISOLASI LANTAI KERJA (R1)
V
V2
V1
Pelat logam 25 x 25 x 0,2 Cm
11911912/16/1412/16/14
1.1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)
Tujuan pembumian :Tujuan pembumian : Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus tersalur ke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus sehingga pengaman akan terputus secara otomatiksehingga pengaman akan terputus secara otomatik
Fasa tunggal 2 kawat Aktif
Nol/Netral
12012012/16/1412/16/14
L1
L2
L3
N
PE
Membumikan titik netral di
perlengkapan listrik.
12112112/16/1412/16/14
2.2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP)Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Tujuan pembumian :Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus meningkat dan pengaman akan terputus secara arus meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatik otomatik
Fasa tunggal 3 kawat Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral Hantaran pengaman
N PE
Pembumian Netral Pengaman (PNP)Pembumian Netral Pengaman (PNP) 3.3. Sistem TN atauSistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Nol & Ground
KEMAMPUAKEMAMPUA N N
HANTAR HANTAR ARUSARUS
KHA kabel l istr ik ditentukan oleh jenis bahan konduktornya dan ukuran penampangnya
(Periksa tabel PUIL)

12612612/16/1412/16/14
PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G
P1- P1.1
1000 Ohm /Volt (diruang normal) 100 Ohm / Volt (diruang lembab)
12712712/16/1412/16/14
M
SARANA PEMUTUS
In.2 = 54 A
1,5 In 3 = 102A
170,8A
PENGAMAN HUBUNG SINGKAT PUIL 2000 Ayat 556
12912912/16/1412/16/14
F
KARAKTERISTIK PENGAMAN HUBUNG PENDEK, TERBUKA BILA MERASAKAN 600% In DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK
KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR POMPA KEBAKARAN
KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR POMPA KEBAKARAN
BILA SUPLAI LISTRIK TERPUTUS HARUS ADA INDIKASI ALARM
TIDAK PERLU PENGAMAN BEBAN LEBIH
KENDALI
• JENIS KABEL FRC • DARI SISI IN COMING • SEBELUM SAKELAR UTAMA
F
13013012/16/1412/16/14
Klasif ikasi : Kelompok 1 : Instalasi untuk Uti l i tas bangunan, bila
terputus tidak berpengruh langsung terhadap pasien
Kelompok 1 E : Instalasi l istr ik untuk intalasi medik, yang berfungsi langsung dengan penderita, bi la terputus dari dalam tempo kurang 10 detik harus segera mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK)
Kelompok 2 E : Instalasi l istr ik untuk intalasi medik berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus harus langsung mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK)
REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT PUIL-2000 FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
13113112/16/1412/16/14
RUANG KELOMPOK 1
RUANG KELOMPOK 1E
RUANG KELOMPOK 2E
Instalasi listrik Ketel Instalasi listrik Ketel UapUap
Alat penerangan dan alat listrik lainya tidak Alat penerangan dan alat listrik lainya tidak diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50 diijinkan menggunakan tegangan lebih dari 50
VoltVolt
Jika digunakan kabel fleksibel harus Jika digunakan kabel fleksibel harus berselubung karet atau berperisai logam berselubung karet atau berperisai logam
fleksibel.fleksibel.
Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka bagian logam dari ketel uap harus dibumikanbagian logam dari ketel uap harus dibumikan
Jenis kabel yang digunakan harus berselubung Jenis kabel yang digunakan harus berselubung karet dan berperisai logamkaret dan berperisai logam
PUIL 2000 Psl. 8.12
13513512/16/1412/16/14
1 HYDRANT 2 SPRINGKLER 3 LIFT 4 PRESSURIZED FAN 5 EMERGENCY 6 MDB
G
1 2 3 4 5 6. Spare
Suplai daya listrik untuk sarana keselamatan tidak beleh terganggu pada kondisi apapun
MDB
13613612/16/1412/16/14
GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
a. nama pabbrik pembuat b. tegangan pengenal c. arus beban pengenal d. daya pengenal e. freq, Jumlah fase, f. rpm g. suhu lingkungan > kenaikan suhu h. klas isolasi I. teg. kerja dan arus beban penuh j. lilitan k. daur kerja
Tanda Pengenal (Plat nama)
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 detik b. Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam c. Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan mekanis d. Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70o C e. Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk f. Sistem pendinginan harus terjamin g. Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin h. Harus dipasang tanda peringatan
PENGGERAK MULA G BEBAN
Ref. PUIL 2000 (5.6)
1. Harus diproteksi thd arus lebih 2. Mak 150 % > I beban penuh 3. Penghantar 115% > I beban penuh
G
13913912/16/1412/16/14
14214212/16/1412/16/14
14314312/16/1412/16/14
PetirPetir
Arus : 5.000 ~ 200.000 A
Sasaran : Obyek yg terdekat dan terkuat
12/16/1412/16/14145145
14614612/16/1412/16/14
SAMBARAN SAMBARAN LANGSUNGLANGSUNG
PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG Dengan memasang instalasi penyalur petir pada bangunan Jenis instalasi : - Sistem Franklin (Konvensional) - Sistem Sangkar Faraday - Sistem Elektro statik
PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan pada jaringan instalasi l istr ik (Arrester)
14914912/16/1412/16/14
Semua bagian konduktif dibonding Semua fasa jaringan RSTN dipasang Arrester Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua kawat RSTN tegangannya sama tidak ada beda potensial
GROUNDING
ARRESTER
Tentang BA N
alam) • Pengndalian bahaya kebakaran
• Sarana evakuasi • Perlindungan ancaman bahaya petir
• Kesehatan meliputi penghawaan, pencahayaan, sanitasi dan bahan
bangunan
12/16/1412/16/14Created by ganjar budiartoCreated by ganjar budiarto 152152
Ref 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsunglangsung
syarat dapat mengundang bahaya !!!syarat dapat mengundang bahaya !!!
15315312/16/1412/16/14
Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
Grounding tidak sempurna
PENERIMA (AIR TERMINAL)
Sudut perlindungan 112 o
15515512/16/1412/16/14
Ref 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak langsung
Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
15615612/16/1412/16/14
15715712/16/1412/16/14
+++++++ +++++++++ +++++++
Ruang l ingkup : Sistem eksternal
Jenis : konvensional & elektrostatik
Ruang l ingkup : Sistem eksternal
Jenis : konvensional & elektrostatik
15915912/16/1412/16/14
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR A : Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15) B : Struktur konstruksi ( 0 1 2 3 ) C : Tinggi bangunan ( 0 2 3 4 5 - 10) D : Lokasi bangunan( 0 1 2) E : Hari guruh ( 0 1 2 3 4 - 7)
R = A + B + C + D + E < 11 ABAIKAN = 11 KECIL = 12 SEDANG = 13 AGAK BESAR = 14 BESAR > 14 SANGAT BESAR
PERTIMBANGAN PEMASANGAN INSTALASI PENYALUR PETIR
16016012/16/1412/16/14
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR A : Peruntukan bangunan
Rumah tinggal : 1 Bangunan umum : 2 Banyak orang : 3 Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5 Gudang handak : 15
B : Struktur konstruksi Steel structure : 0 Beton bertulang, kerangka baja atap logam: 1 Beton bertulang, atap bukan logam : 2 Kerangka kayu atap bukan logam : 3
16116112/16/1412/16/14
C : Tinggi bangunan s/d 6 m : 0
12 m : 2 17 m : 3 25 m : 4 35 m : 5 50 m : 6 70 m : 7 100 m : 8 140 m : 9 200 m : 10
16216212/16/1412/16/14
D : Lokasi bangunan Tanah datar : 0 Lereng bukit : 1 Puncak bukit : 2
E : Hari guruh per tahun 2 : 0 4 : 1 8 : 2 16 : 3 32 : 4 64 : 5 128 : 6 156 : 7
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
H A
PROTEKSI PETIRPROTEKSI PETIR (Sistem internal protection)(Sistem internal protection)
Ruangan berpotensi Ruangan berpotensi bahaya ledakan bahaya ledakan
gas/uap/debu/seratgas/uap/debu/serat
SNI 225 - 1987SNI 225 - 1987 PUIL-2000 PUIL-2000 (820 - B.16 dan - C.4) (820 - B.16 dan - C.4)
16416412/16/1412/16/14
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon, menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar maximal 5 meter.
16516512/16/1412/16/14
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa logam yang baik.
c. Khusu tulang beton harus memnuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah tanah.
d. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom beton bagian luar.
e. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
f. Jarak antar penghantar
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
16616612/16/1412/16/14
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang (direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi sesuai standar)
c. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan dengan elektroda kelompok.
16716712/16/1412/16/14
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya) yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga tahan pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi penyalur petir.
16816812/16/1412/16/14
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam daerah perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang penyalur tegangan lebih.
3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
16916912/16/1412/16/14
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M
a. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong tidak boleh dianggap dapat melindung bangunan yang berada disekitarnya.
b. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas pinggir cerobong.
c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir bagian puncak dapat digunakan sebagai penerima petir.
d. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus mempunyai 2 penurunan dengan jarak yang sama satu sama lain.
e. Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung dengan penerima.
17017012/16/1412/16/14
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3 Inspeksi.
4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)
17117112/16/1412/16/14
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima, penghantar
c. Sambungan-sambungan
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
17217212/16/1412/16/14
Pesawat lift sebagai sarana transportasi vertikal yang dirancang dengan perangkat pengendali otomatik dari dalam kereta dan pada setiap lantai pemberhentian.
Pengguna/penumpang lift hanya dengan tekan tombol dapat mengendalikannya menuju lantai yang dikehendaki;
LIFT
12/16/1412/16/14173173
Persyaratan teknis Lift • Mesin • Ruang /kamar mesin • Tali baja • Tromol • Ruang luncur • Rel pemandu • Lekuk dasar • Kereta • Governor • Pengaman • Bobot imbang • Penyangga • Instalsi listrik
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
Ttg Syarat-syarat K3 Lift
17417412/16/1412/16/14
17517512/16/1412/16/14
17617612/16/1412/16/14
17717712/16/1412/16/14
……… tempat kerja dimana : f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang, atau manusia, baik didarat, melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara
Ketentuan K3 LIFT
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : n. “Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atang barang”.
Syarat-syarat K3 Lift
18418412/16/1412/16/14
Apabila terjadi sesuatu hal yang membahayakan, penumpang tidak dapat berbuat apa apa,
Aspek kehandalan dan keselamatan penumpang merupakan faktor dasar dalam pertimbangan perancangan pesawat lift.
LIFT
18518512/16/1412/16/14
K3 LIFT Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat lift, telah ditetapkan syarat-syarat K3,
Dasar : Undang undang No 1 th 1970; Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999 Syarat K3 lift utk pengangkutan orang maupun barang Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999 penunjukan teknisi lift
18618612/16/1412/16/14
Sangkar lift menggantung pada tali baja, disisi sebelahnya menggantung bobot imbang (counter wight) agar motor (M)
bekerja ringan.Sangkar dan bobot imbang bergerak naik-turun mengikuti rel
Lift dilengkapi beberapa alat pengaman (safety device) yang bekerja otomatik
18718712/16/1412/16/14
Dasar pertimbangan Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat. Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,
Pasal 25
Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift dan perubahan teknis maupun administrasi harus mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.
PENGENDALIAN K3 LIFT PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999
18818812/16/1412/16/14
TEKNISI (Ajustment) Melaksanakan Comissioning,
PENYELIA OPERASI LIFT Mengawasi kelaikan operasi lift
KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT KEPUTUSAN MENTERI No KEP-407/M/BW/99
18918912/16/1412/16/14
KARTU LISENSI K3KARTU LISENSI K3 TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATORTEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
No : No : 64 64//PNKK/07.03PNKK/07.03 Berlaku s/d : Berlaku s/d : 28 Juli 200828 Juli 2008 NamaNama : : FRANSISCUS WARTOYOFRANSISCUS WARTOYO Tempat & tgl lahirTempat & tgl lahir : Yogyakarta, 2 April 1954: Yogyakarta, 2 April 1954 Instansi/Perh.Instansi/Perh. : PT. Toshindo Elevator Utama: PT. Toshindo Elevator Utama
AlamatAlamat : Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 - : Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 - Kelapa Gading – Jakarta UtaraKelapa Gading – Jakarta Utara
Jakarta,Jakarta, 28 Juli 200328 Juli 2003 PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMAPLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJA
C0ntoh
19019012/16/1412/16/14
KOMPETENSIKOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATORTEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999NO. : KEP. 407/M/BW/1999
Tugas dan tanggung jawab :Tugas dan tanggung jawab :
1.1. Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan eskalator;eskalator;
2.2. Membantu pemeriksaan dan pengujian lift dan Membantu pemeriksaan dan pengujian lift dan eskalator; eskalator;
C0ntoh
19119112/16/1412/16/14
KARTU LISENSI K3KARTU LISENSI K3 PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATORPENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
No : No : 48 48//PNKK/07.03PNKK/07.03 Berlaku s/d : Berlaku s/d : 28 Juli 200828 Juli 2008 NamaNama : : SLAMET RIYANTOSLAMET RIYANTO Tempat & tgl lahirTempat & tgl lahir : Semarang, 28 Mei 1963: Semarang, 28 Mei 1963 Instansi/Perh.Instansi/Perh. : Pemda Jawa Tengah: Pemda Jawa Tengah AlamatAlamat : Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243: Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243
Jakarta,Jakarta, 28 Juli 200328 Juli 2003 PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMAPLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJA
C0ntoh
19219212/16/1412/16/14
KOMPETENSIKOMPETENSI
TEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATORTEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999NO. : KEP. 407/M/BW/1999
Tugas dan tanggung jawab :Tugas dan tanggung jawab : Mengawasi keselamatan operasi lift dan Mengawasi keselamatan operasi lift dan
eskalator;eskalator; Mengambil tindakan pengamanan keadaan Mengambil tindakan pengamanan keadaan
darurat operasi lift dan eskalator; darurat operasi lift dan eskalator;
C0ntoh
19319312/16/1412/16/14
19419412/16/1412/16/14
Pasal 24 Ayat (1) Pembuatan dan atau pemasangan lift harus sesuai dengan gambar rencana yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk
Ayat 2 Dokumen perencanaan -Gambar konstruksi lengkap -Perhitungan konstruksi -Spesifikasi dan sertifikasi material
Ayat 3 Proses pembuatannya harus memenuhi SNI atau Standar internasional yang diakui
PABRIKASI LIFT
DESAIN PEMBUATAN
Memenuhi syarat
Pasal 24 Ayat (4) Gambar rencana pemasangan lift terdiri : -Denah ruang mesin dan peralatannya -Konstruksi mesin dan penguatannya -Diagram instalasi listrik -Diagram pengendali -Rem pengaman -Bangunan ruang luncur dan pintu- pintunya -Rel pemandu dan penguatannya -Konstruksi kereta -Governor dan peralatannya -Kapasitas angkut, kecepatan, tinggi vertikal -Perhitungan tali baja LAIK
KONSTRUKSI LIFT
IJIN K3
Memenuhi syarat
19619612/16/1412/16/14
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999) Pasal 30 Ayat (1) Setiap lift sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji sesuai standar uji yang ditentukan
Standar uji K3 lift : SNI 1718 – 1989 – E Bentuk laporan : -38 - L -39 - L
LIFT LAIK OPEPASI
Memenuhi syarat
1 tahun
JUMLAH LIFTJUMLAH LIFT Th.1979 SD AGUSTUS 2003Th.1979 SD AGUSTUS 2003
DKI JAKARTADKI JAKARTA 67076707 B A N T E NB A N T E N 2828 JAWA BARATJAWA BARAT 316316 JAWA TENGAH JAWA TENGAH 179179 YOGYAKARTA YOGYAKARTA 113113 JAWA TIMUR JAWA TIMUR 621621 B A L IB A L I 192192 A C E H A C E H 1515 SUMATERA UTARASUMATERA UTARA 260260 SAMATERA BARATSAMATERA BARAT 3030 SUMATERA SELATANSUMATERA SELATAN 5959 R I A UR I A U 7272 J A M B I J A M B I 1818 BENGKULU BENGKULU 99 LAMPUNG LAMPUNG 2626
KALIMANTAN TENGAN KALIMANTAN TENGAN 22 KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN TIMUR 8686 KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN BARAT 2020 KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN SELATAN 2121 SULAWESI UTARA SULAWESI UTARA 4444 SULAWESI SELATAN SULAWESI SELATAN 125125 SULAWESI TENGGARA SULAWESI TENGGARA 11 SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGAH -- A M B O N A M B O N 1919 IRIAN JAYA IRIAN JAYA 1919 NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT 33 NUSA TENGGARA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR 22
19819812/16/1412/16/14
PEMASANGAN LIFT
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi - Pembuatan - Pemasangan - Pemakaian
1. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil 2. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan)
A. Sertif ikasi Alat / Instalasi 1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan - Pengesahan Pemasangan Instalasi - Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir - Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan - Pengesahan Pemasangan Instalasi - Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift - Ijin Pembuatan Alat / Bahan - Ijin Pemasangan Instalasi - Ijin Penggunaan Alat / Instalasi
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik
B. Jenis Sert if ikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002) - Ahli K3 Listrik / Petir - Penyelia K3 Listrik/Petir - Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertif ikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99) • PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment) Melaksanakan Comissioning,
• PENYELIA OPERASI LIFT Mengawasi kelaikan operasi lift
20220212/16/1412/16/14
RANGKUMANRANGKUMAN
12/16/1412/16/14Created by ganjar budiartoCreated by ganjar budiarto 203203
Energi Listrik sudah menjadi kebutuhan Energi Listrik sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat;dasar masyarakat; Listrik mengandung potensi bahaya yang Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan manusia dapat mengancam keselamatan manusia (tenaga kerja), asset maupun lingkungan,(tenaga kerja), asset maupun lingkungan, Karena itu instalasi listrik harus memenuhi Karena itu instalasi listrik harus memenuhi syarat K3, syarat K3, Dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara Dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara
teknik sesuai standar (PUIL) yang berlaku;teknik sesuai standar (PUIL) yang berlaku; Dikelola dengan menerapkan SMK3 dan Dikelola dengan menerapkan SMK3 dan
didukung oleh tenaga teknik dan ahli yang didukung oleh tenaga teknik dan ahli yang memiliki kompetensi K3memiliki kompetensi K3
RANGKUMANRANGKUMAN