K100040213

84
 UJI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH INFUSA HERBA DAUN SENDOK (  Plantago mayor L.) PADA KELINCI JANTAN YANG DIBEBANI GLUKOSA SKRIPSI Oleh : ARIZTYA RIZKI NUGRAHANI K 100 040 213 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

Transcript of K100040213

Page 1: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 1/84

UJI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH

INFUSA HERBA DAUN SENDOK ( Plantago mayor L.)

PADA KELINCI JANTAN YANG DIBEBANI GLUKOSA

SKRIPSI

Oleh :

ARIZTYA RIZKI NUGRAHANI

K 100 040 213

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2008

Page 2: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 2/84

ii

UJI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH

INFUSA HERBA DAUN SENDOK ( Plantago mayor L.)

PADA KELINCI JANTAN YANG DIBEBANI GLUKOSA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

di Surakarta

Oleh :

ARIZTYA RIZKI NUGRAHANI

K 100 040 213

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2008

Page 3: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 3/84

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Berjudul:

UJI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAHINFUSA HERBA DAUN SENDOK ( Plantago mayor L.)

PADA KELINCI JANTAN YANG DIBEBANI GLUKOSA

Oleh :

ARIZTYA RIZKI NUGRAHANI

K 100 040 213

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Makalah Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada tanggal :

Mengetahui,

Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekan

Dra. Nurul Mutmainah, M.Si., Apt

Penguji :

1.  Ratna Yuliani., M. Biotech., St

2.  Maryati, M.Si., Apt

3.  dr. EM Sutrisna, M.Kes

4.  Rima Munawaroh, S.Si., Apt

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

dr. EM Sutrisna, M.Kes Rima Munawaroh, S.Si., Apt

Page 4: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 4/84

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘Tuhan kami adalah

 Allah’ kemudian mereka istiqamah (meneguhkan pendirian), maka

malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),'Janganlah

kalian takut dan janganlah kalian sedih dan bergembiralah dengan

 jannah yang telah dijanjikan Allah kepada kalian’ 

(QS. Fushshilat:30) 

Kerja orang sukses adalah mengerjakan realita sesuai basicnya

Refreshingnya adalah merencanakan kerjanya

Istirahatnya adalah mengevaluasi

Wisatanya adalah mencari referensi

Tidurnya adalah memimpikan esok hari dan yang akan datang

(anonim)

Sebagai ungkapan syukur kehadirat illahi robbi, atas karunia-Nya yang tak 

terhingga, kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Ibu & Bapak yang dimuliakan Allah... semoga masih ada kesempatan tuk raih 

 jannah-Nya dengan berbakti padamu,

 Anin & Lala, semoga suatu saat nanti hidayah Allah kan hadir di hati kalian,Para guru kehidupan yang tulus ikhlas membimbingku,

Teman-teman dan saudara seiman,

 Almamaterku.

Page 5: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 5/84

v

DEKLARASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

 pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Surakarta, 18 Juli 2008

Peneliti

(Ariztya Rizki Nugrahani)

Page 6: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 6/84

vi

KATA PENGANTAR 

وبرآاتههللاورحمةعليكمالسالمSegala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan kepada

  penulis untuk mengemban amanah dalam menuntut ilmu. Shalawat dan salam

senantiasa tertuju pada uswah khasanah, Rasulullah Muhammad SAW, yang telah

menuntun ummatnya menuju cahaya illahi.

Skripsi dengan judul “ Uji Penurunan Kadar Glukosa Darah Infusa

Herba Daun Sendok (  Plantago mayor L.) Pada Kelinci Jantan Yang Dibebani

Glukosa” diajukan dan dipertahankan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

derajat sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi bagi

  perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang farmasi. Penulisan skripsi

ini tak lepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak dan pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1.  Dra. Nurul Muthmainah, M.Si., Apt selaku dekan Fakultas Farmasi

Universitas Muhmmadiyah Surakarta

2.  Rima Munawaroh, S.Si., Apt, selaku pembimbing akademik dan

  pembimbing skripsi, yang telah banyak membantu penulis dalam

 perkuliahan maupun penyusunan skripsi.

3.  dr. EM Sutrisna, M. Kes selaku pembimbing utama yang telah meluangkan

waktu dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

Page 7: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 7/84

vii

4.  Ratna Yuliani, M. Biotech., St., Maryati, M.Si., Apt., dan Nurcahyanti

Wahyuningtyas, M.Biomed., Apt selaku penguji pendadaran dan seminar 

 proposal atas nasihat, kritik dan sarannya demi perbaikan skripsi ini.

5.  Seluruh dosen fakultas farmasi atas ilmu dan pengalaman berharga selama

 perkuliahan.

6.  Mba’ Nur, Mas Awang, Pak Wiyono atas bantuan penelitian skripsi.

7.  Semua staf karyawan dan laboran atas kebaikan dalam memberikan

 pelayanan selama penulis menempuh kuliah.

8.  Segenap karyawan perpustakaan yang telah membantu dalam memperoleh

referensi untuk penulisan skripsi ini.

9.  Bapak, Ibu, adik-adik, dan saudara seiman atas dukungan dan iringan doa di

setaip langkah penulis.

10.  Reny Kristiyanti Widiastuti, terimakasih atas kerjasama dan semangat untuk 

menyelesaikan penelitian ini.

11.  Sahabat – sahabat perjuanganku: Puji, Endah, Tari, Etha, Mely, Steela, Ucit,

Septi, Alisa, Phi-Phi, teman-teman di Muttaqin, Yasmin 2, Avicenna,

Mentoring, pengajar TPA, Uni, Mba’ Ika, Mba’ Chusnul, Mba’ ayi, banyak 

 pelajaran berharga yang penulis dapat dari kalian.

12.  Teman-teman kelompok antidiabetes: Dini, Ita, Sitta, Echo, dkk, terimakasih

atas bantuan dan kerjasamanya.

13. Teman-teman Fakultas Farmasi UMS angkatan 2004 atas kebersamaannya.

Serta untuk semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuannya selama ini, dan mohon

maaf atas segala khilaf yang pernah penulis perbuat.

Page 8: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 8/84

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Maka dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran

yang dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

 bermanfaat bagi para pembaca.

وبرآاتههللاورحمةعليكموالسالم  

Surakarta, 18 Juli 2008

Peneliti

Page 9: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 9/84

ix

DAFTAR ISI 

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................. iv

HALAMAN DEKLARASI.................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................vi

DAFTAR ISI....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

INTISARI.......................................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A.  Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

B.  Perumusan Masalah............................................................................ 3

C.  Tujuan Penelitian................................................................................ 3

D.  Tinjauan Pustaka................................................................................. 3

1.  Obat Tradisional........................................................................... 3

2.  Daun Sendok ................................................................................ 4

3.  Infundasi....................................................................................... 6

4.  Metabolisme Karbohidrat............................................................. 7

5.  Pankreas ....................................................................................... 8

6.  Diabetes Melitus .......................................................................... 9

7.  Uji Anti Diabetes................................................... .................... 18

Page 10: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 10/84

x

E.  Landasan teori................................... .............................................. 19

F.  Hipotesis................................... ................................... ................... 20

BAB II. METODE PENELITIAN..................................................................... 21

A.  Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian........................ 21

B.  Bahan dan Alat................................................................................. 22

C.  Jalannya Penelitian........................................................................... 22

1. Determinasi Tanaman.................................................................. 22

2. Pembuatan Simplisia Herba Daun Sendok.................................. 23

3. Pembuatan Infusa Herba Daun Sendok....................................... 23

4. Penentuan Operating Time .......................................................... 24

5. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum................................ 24

6. Pembuatan Stok Glukosa............................................................. 24

7. Perhitungan Dosis Acarbose........................................................ 25

8. Penetapan Peringkat Dosis .......................................................... 26

9. Uji Pendahuluan .......................................................................... 27

10. Uji Penurunan Kadar Glukosa Darah......................................... 28

11. Penetapan Kadar Glukosa Darah (Plasma) ................................ 29

D.  Cara Analisis .................................................................................... 30

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 32

A.  Determinasi Tanaman ...................................................................... 32

B.  Hasil Infundasi Herba Daun Sendok................................................ 32

C.  Hasil Penetapan Waktu Serapan Optimum (Operating Time) ......... 33

D.  Hasil Penetapan Panjang Gelombang Maksimum ........................... 36

E.  Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah...................................... 37

Page 11: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 11/84

xi

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 51

A.  Kesimpulan ...................................................................................... 51

B.  Saran................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52

LAMPIRAN....................................................................................................... 55

Page 12: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 12/84

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi Sampel, Standar, dan Blangko yang Dianalisis

 pada Penetapan Kadar Glukosa Darah ...............................................30

Tabel 2. Penetapan Operating Time dari Glukosa Standar dengan

Pereaksi GOD-PAP (Diasys)..............................................................35

Tabel 3. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum.......................................36

Tabel 4. Persentase Kadar Glukosa Darah terhadap Kadar Awal pada

Pembuatan Model Hiperglikemik (n=3).............................................38

Tabel 5. Nilai AUC0-240 pada Berbagai Model Hiperglikemik.........................39

Tabel 6. Hasil Uji LSD AUC 0-240 Antarkelompok Perlakuan pada

Orientasi Dosis Pembebanan Glukosa................................................40 

Tabel 7. Persentase Kadar Glukosa Darah terhadap Kadar Awal Pada

Orientasi Waktu Pembebanan Glukosa ..............................................41

Tabel 8. AUC0-240 pada Orientasi Waktu Pembebanan Glukosa ......................42

Tabel 9. Hasil Uji LSD AUC0-240 Antarkelompok Perlakuan pada

Orientasi Waktu Pembebanan Glukosa ..............................................43

Tabel 10. Persentase Kadar Glukosa Darah pada Berbagai Kelompok 

Perlakuan ............................................................................................46

Tabel 11. Nilai Auc0-240 dari Persentase Kadar Glukosa Darah

terhadap Waktu pada Berbagai Perlakuan..........................................47

Tabel 12. Hasil Uji LSD AUC 0-240 antara Berbagai Peringkat Dosis ...............48

Tabel 13. Persen Penurunan Kadar Glukosa Darah (% PKGD) tiap

Kelompok Perlakuan ..........................................................................49 

Page 13: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 13/84

xiii

DAFTAR GAMBAR 

Halaman

Gambar 1. Skema Jalannya Penelitian ............................................................29

Gambar 2. Pembentukan Senyawa Berwarna Merah (Kuinonimin)

 pada Reaksi Enzimatis dengan Reagen GOD PAP.......................34

Gambar 3. Kurva Hubungan Waktu Inkubasi Kurva Hubungan

Antara Waktu Inkubasi dengan Nilai Absorbansi.........................35

Gambar 4. Kurva Hubungan Panjang Gelombang dengan Nilai

Absorbansi antara Glukosa dengan Pereaksi GOD-PAP

(Dyasis) .........................................................................................36

Gambar 5. Kurva Hubungan Persentase Kadar Glukosa Darah pada

Berbagai Dosis Pembebanan terhadap Waktu ..............................38 

Gambar 6. Kurva Hubungan Persentase Kadar Glukosa Darah pada

Berbagai Waktu Pembebanan Glukosa .........................................42

Gambar 7. Kurva Hubungan Persentase Kadar Glukosa Darah

Terhadap Waktu pada Berbagai Dosis Infusa...............................46

Page 14: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 14/84

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pembuatan Model Hiperglikemik .................................................55

Lampiran 2. Waktu Pembebanan Glukosa ........................................................56

Lampiran 3. Uji Penurunan Kadar Glukosa Darah Infusa Herba Daun

Sendok...........................................................................................57

Lampiran 4. Uji Statistik .....................................................................................58

Lampiran 5. Hasil Determinasi ...........................................................................59

Lampiran 6. Gambar Alat dan Bahan .................................................................60

Page 15: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 15/84

xv

DAFTAR SINGKATAN

DM Diabetes Melitus

 E DTA Etilen Diamin Tetra Asetat

GOD-PAP Glucose Oxidase - Phenol Aminoantypirin Peroxidase 

AUC  Area Under the Curve 

LSD  Least Significant Difference

ANOVA   Analisis o f Varian 

PKGD Penurunan Kadar Glukosa Darah

Page 16: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 16/84

xvi

INTISARI

Herba daun sendok (  Plantago mayor L.) secara tradisional digunakan

sebagai obat alternatif untuk mengatasi diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui apakah infusa herba daun sendok mempunyai efek menurunkan

kadar glukosa darah pada kelinci jantan yang dibebani glukosa, dan

membandingkan efektivitas penurunan kadar glukosa darah antara infusa herba

daun sendok dengan acarbose sebagai oral antidiabetic.Penelitian ini termasuk kategori eksperimental semu dengan rancangan

  percobaan acak lengkap pola searah. Sebanyak 20 ekor kelinci jantan lokal

  bermata merah, berat badan antara 1,2 – 2 kg dibagi menjadi 5 kelompok 

  perlakuan. Kelompok I kontrol positif (acarbose 2,33 mg/kgBB), kelompok II

kontrol negatif (aquadest 3mL/1,5 kgBB), kelompok III, IV, V diberi infusa herba

daun sendok dosis 0,33 g/kgBB, 0,65 g/kgBB, dan 1,30 g/kgBB sebanyak 3 mL/

1,5 kgBB. Pembebanan glukosa dosis 2 g/kgBB dilakukan bersamaan dengan

  pemberian sediaan uji. Cuplikan darah diambil dari vena telinga kelinci padamenit ke 0, 30, 60, 90, 120, 180, dan 240. Data yang didapatkan berupa kadar 

glukosa darah (mg/dL) diubah menjadi persentase kadar glukosa darah terhadap

kadar awal, kemudian dihitung nilai AUC0-240.   Nilai AUC0-240 dianalisis

menggunakan one way anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa herba daun sendok dapat

menurunkan kadar glukosa darah pada dosis 0,33 g/kgBB dan 0,65 g/kgBB.

Kemampuan penurunan kadar glukosa darahnya hampir sama dengan acarbose

(berbeda tidak bermakna). Nilai % Penurunan Kadar Glukosa Darah (PKGD) dari

kontrol positif sebesar 13,78 ± 5,07 %, infusa dosis 0,33 g/kgBB sebesar 17,15 ±

5,30 %, dan infusa dosis 0,65 g/kgBB sebesar 14,32 ± 3,69 %.

Kata kunci: kadar glukosa darah, infusa, herba daun sendok ( Plantago mayor L.)

Page 17: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 17/84

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang

akibat peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak 

disoroti (Suyono, 2005). Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu dari

  beberapa penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat fungsi atau struktur dari

  jaringan atau organ tubuh menurun secara progresif dari waktu ke waktu yang

disebabkan oleh usia atau pilihan gaya hidup (Subroto, 2006).

Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini telah dilaksanakan

di Indonesia, kekerapan diabetes berkisar antara 1,5 sampai dengan 2,3 %, kecuali

di Manado yang agak tinggi sebesar 6% (Suyono, 2005). Dalam beberapa dekade

terakhir ini hasil penelitian baik klinik maupun laboratorik menunjukkan bahwa

diabetes melitus merupakan suatu keadaan yang heterogen baik sebab maupun

macamnya (Soegondo, 2005). Data yang dipublikasikan dalam jurnal  Diabetes

Care tahun 2004, penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 8,4

 juta orang (Subroto, 2006).

Kekayaan alam Indonesia yang tersebar di daratan maupun lautan telah

 banyak dimanfaatkan orang, salah satunya pada bidang kesehatan. Ratusan jenis

spesies tanaman telah dipercaya berkhasiat untuk mengatasi berbagai macam

 penyakit.

Page 18: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 18/84

2

Penggunaannya secara turun temurun dan dilakukan dengan proses

sederhana inilah yang dikenal dengan obat tradisional/obat herbal. Saat ini,

  penggunaan obat-obatan dari bahan alami semakin meningkat. Selain harganya

yang terjangkau, obat herbal juga memiliki efek samping yang relatif kecil.

Tanaman obat terbukti merupakan salah satu sumber bagi bahan baku obat

antidiabetes melitus, karena tumbuhan tersebut mempunyai senyawa-senyawa

yang berkhasiat sebagai antidiabetes melitus. Diantara 250.000 spesies tanaman

obat di seluruh dunia diperkirakan banyak yang mengandung senyawa

antidiabetes melitus yang belum diketemukan (Suharmiati, 2003).

Salah satu tanaman yang diperkirakan berkhasiat sebagai penurun kadar 

gula darah adalah herba daun sendok ( Plantago mayor L.). Ekstrak air, metanol,

heksana, dan diklorometana dari biji  Plantago mayor. L secara signifikan dapat

menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan. Adapun

kandungan kimia dari biji   Plantago mayor L. antara lain polisakarida, tanin,

sterol, dan flavonoid yang diduga mempunyai efek sebagai penurun kadar glukosa

darah (Aguilar dkk., 2006). Selain itu, daun sendok yang dibuat infusa

mempunyai kemampuan dalam perbaikan sel-sel pulau Langerhans pankreas

akibat pemberian aloksan dan dapat menurunkan kadar glukosa darah (Sudarsono

dkk., 2002).

Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang kemampuan herba daun

sendok sebagai penurun kadar glukosa darah. Karena adanya beberapa kandungan

herba daun sendok yang larut dalam air, maka penyarian dilakukan dengan cara

infundasi.

Page 19: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 19/84

3

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan

obat tradisional pada umumnya, dan mampu menjadi alternatif dalam pengobatan

diabetes melitus.

B.  Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

 berikut:

1.  Apakah infusa herba daun sendok dapat menurunkan kadar glukosa darah

kelinci jantan yang dibebani glukosa?

2.  Seberapa besar efektivitas infusa herba daun sendok dibandingkan dengan

acarbose?

C.  Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan efek 

 penurunan kadar glukosa darah infusa herba daun sendok pada kelinci jantan yang

dibebani glukosa, dan membandingkan tingkat keefektifan infusa herba daun

sendok dengan acarbose sebagai hipoglikemik.

D.  Tinjauan Pustaka

1.  Obat Tradisional

Obat tradisional telah banyak dikenal dan banyak digunakan secara turun

temurun untuk pengobatan secara pengalaman. Umumnya pemanfaatan obat

tradisional lebih diutamakan secara preventif untuk menjaga kesehatan. Namun,

ada pula yang digunakan untuk pengobatan suatu penyakit. 

Page 20: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 20/84

4

Menurut undang – undang 23 tahun 1992, obat tradisional adalah bahan

atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan

sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, secara turun temurun

digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Keputusan Kepala Badan

POM RI No. HK. 00. 05. 4. 2411 tentang ketentuan pengelompokan dan

 penandaan obat bahan alam Indonesia, obat tradisional dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang

menjadi penyusun jamu tersebut, khasiatnya berdasarkan data empiris. Obat

herbal terstandar merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi

atau penyarian bahan – bahan alam baik tanaman obat, binatang ataupun mineral.

Sedangkan fitofarmaka yaitu obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat

modern. Proses pembuatannya telah terstandar dan ditunjang oleh bukti ilmiah

sampai uji klinis pada manusia (Suharmiati dan Handayani, 2006).

2.  Daun Sendok ( Plantago mayor  L.) 

a.   Nama Daerah 

Daun sendok di berbagai daerah dikenal dengan nama yang berbeda-beda. 

Sumatra : daun urat, daun urat-urat, ekor angin, kuping menjangan (Melayu).

Jawa : ki urat, ceuli, ceuli uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,

sangkabuah, sangkubah, sangkuwah, sembung otot, suri pandak (Jawa).

Sulawesi : torongoat (Minahasa).

(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991)

Page 21: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 21/84

5

 b.  Sistematika Tanaman Daun Sendok 

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae

Sub Classis : Sympetalae

Ordo : Plantaginales

Familia : Plantaginaceae

Genus : Plantago

Species :  Plantago mayor L.

(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

c.  Morfologi Tanaman

Habitus tanaman daun sendok berupa herba, semusim, tinggi 6-50 cm.

Batangnya pendek, bulat, berwarna coklat. Daunnya tunggal, bulat telur sampai

lancet, ujungnya tumpul, pangkal meruncing, tepi bergerigi, roset, akar panjang

3-22 cm, lebar 1-20 cm, permukaan licin, panjang tangkai 1-25 cm, pertulangan

daun melengkung, hijau muda, hijau. Bunga majemuk berbentuk bulir dengan

 panjang ± 40 cm, tangkai berbulir dengan panjang 4-27 cm, panjang tajuk 1,5 mm

  berwarna putih. Buahnya terdiri dari kotak-kotak, tiap kotak berisi 2-4 biji,

 berwarna hijau. Bijinya bulat kecil, jika masih muda berwarna coklat, setelah tua

 berwarna hitam. Jenis akar serabut, warna putih kotor.

(Syamsuhidayat dan Hutapea., 1991)

d.  Komponen Kimia Tanaman Daun Sendok 

Daun sendok mengandung saponin, flavonoid dan polifenol

(Syamsuhidayat dan Hutapea., 1991). Herba ini mengandung plantagin, aukubin,

Page 22: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 22/84

6

asam ursolik, beta sitosterol , n-hentriakuntan, dan plantaglusida yang terdiri dari

methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa, dan L-rhamnosa. Juga

mengandung tanin, kalium, dan vitamin (B1, C, A). Biji (che qian zi) daun sendok 

mengandung asam planterolik , plantasan (dengan komposisi   xylose, arabinose,

asam galakturonat dan rhamnose), protein, mucilago, aukubin, asam suksinat,

adenin, cholin, katalpol , syiringin, asam lemak ( palmitat, stearat, aracidat, oleat,

linoleat, dan lenolenat ), serta   flavanone glicoside. Sedangkan bagian akar 

mengandung naphazolin (Dalimartha, 1999).

e. Khasiat Tanaman Daun Sendok 

Daun sendok ( Plantago mayor L.) berkhasiat sebagai peluruh air seni, obat

 penurun panas dan penambah nafsu makan (Syamsuhidayat dan Hutapea., 1991).

Biji dapat berkhasiat sebagai diuretik, menyehatkan paru, ekspektoran, pencahar 

(laksans), meredakan panas, dan menerangkan penglihatan. Akar berkhasiat untuk 

mengatasi keputihan (leukore) dan nyeri otot (Dalimartha, 2005). Infusa daun

sendok dapat melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro, serta mempunyai

kemampuan dalam perbaikan sel-sel pulau Langerhans pankreas akibat pemberian

aloksan dan dapat menurunkan kadar glukosa darah (Sudarsono dkk., 2002).

3.  Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya untuk menyari

kandungan zat aktif yang ada pada sediaan tanaman yang larut dalam air.

Penyarian adalah peristiwa memindahkan massa zat aktif yang semula berada di

dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari

(Anonim, 1986). Sistem pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dipilih

Page 23: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 23/84

7

  berdasarkan kemampuannya dalam melarutkan jumlah maksimal zat aktif dan

seminimal mungkin zat yang tidak digunakan (Ansel, 1989).

Farmakope Indonesia menetapkan untuk proses penyarian sebagai cairan

  penyari digunakan air, etanol-air, eter. Penyarian pada pembuatan obat di

Indonesia masih terbatas pada penggunaan cairan penyari air, etanol atau etanol-

air (Anonim, 1979)

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara menyari simplisia

dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit. Penyarian dengan cara ini

menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang.

Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari

24 jam.

Infusa dibuat dengan cara membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 

dua kali bobot bahannya. Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas

dengan kain flanel, kecuali bahan yang mudah menguap (Anonim, 1986).

4.  Metabolisme Karbohidrat

Sumber energi terbesar manusia berasal dari karbohidrat. Karbohidrat dari

makanan dirombak di usus halus dan diubah menjadi glukosa, kemudian dilepas

ke aliran darah dan diangkut ke sel – sel tubuh (Tjay dan Raharja, 2002).

Glukosa yang diserap tubuh dari makanan digunakan sesuai keperluan,

  bila pasokan glukosa tersebut berlebihan, sisanya disimpan dalam otot sebagai

senyawa lemak yang disebut glikogen. Gula yang menumpuk banyak di dalam

  pembuluh darah akan membuat darah menjadi kental dan alirannya melambat,

Page 24: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 24/84

8

sehingga mengakibatkan gangguan pada pasokan oksigen yang dibawa darah

(Mangoenprasodjo, 2005).

Kadar glukosa dalam darah diatur oleh beberapa hormon. Hormon insulin

yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas menurunkan kadar glukosa dan

 pembentukan glikogen dari glukosa (Wirahadikusumah, 1985). Diantara beberapa

 penyakit kelainan metabolisme karbohidrat, yang paling banyak diketahui adalah

Diabetes Melitus (Tjay dan Raharja, 2002)

5.  Pankreas

Pankreas merupakan organ lonjong kira – kira 15 cm terletak di belakang

lambung dan sebagian di belakang hati. Organ ini terdiri dari 98 % sel-sel dengan

sekresi ekstern, yang memproduksi enzim – enzim cerna (pankreatin) yang

disalurkan ke duodenum. Sisanya terdiri dari kelompok sel (pulau Langerhans)

dengan sekresi intern yaitu hormon-hormon insulin dan glukagon yang disalurkan

langsung ke aliran darah. Ada empat jenis endokrin:

a.  Sel alfa yang memproduksi hormon glukagon

 b.  Sel beta yang membran selnya banyak granula berderetan, yang berisi insulin

c.  Sel delta yang memproduksi somatostatin 

d.  Sel PP yang memproduksi PP (  pancreatic polipeptide) yang berperan pada

 penghambatan sekresi endokrin dan empedu (Tjay dan Raharja, 2002).

Pulau Langerhans tersusun mengelilingi pembuluh kapiler kecil yang

merupakan tempat penampungan hormon yang disekresikan oleh sel-sel tersebut.

Pulau Langerhans mengandung tiga jenis sel utama, yakni sel alfa, beta, dan delta.

Sel beta kira-kira 60 persen dari semua sel, terletak terutama di tengah dari setiap

Page 25: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 25/84

9

  pulau dan mensekresi insulin. Sel alfa yang mencakup kira-kira 25 persen dari

semua sel, mensekresi glukagon. Dan sel delta, yang merupakan 10 persen dari

seluruh sel, mensekresikan somastotatin. Selain itu, paling sedikit terdapat satu

 jenis sel lain, yang disebut sel PP, yang terdapat dalam jumlah sedikit dalam pulau

langerhans dan mensekresikan hormon yang fungsinya masih diragukan yakni

 polipeptida pankreas (Guyton,1997).

Hormon insulin normalnya dilepaskan secara langsung ke dalam sirkulasi

darah dari pulau Langerhans yang tersebar di seluruh kelenjar pankreas (Wise,

2002). Insulin diperlukan untuk penyerapan glukosa dalam tubuh. Aksi insulin

dimulai dengan membentuk ikatan antara insulin – reseptor pada permukaan

membran sel target. Reseptor insulin merupakan membran glikoprotein yang

terdiri dari dua subunit protein yang dikode oleh satu gen (Masharani dkk., 2004).

6.  Diabetes Melitus

Menurut   American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes melitus

merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang

terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

(Soegondo, 2005). Pada diabetes, pankreas tidak memproduksi insulin atau

memproduksi insulin terlalu sedikit sehingga kadar glukosa darah meningkat

(Tjay dan Rahardja, 2002).

a.  Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi etiologis diabetes melitus menurut ADA 2003 yaitu diabetes

melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes tipe lain dan diabetes gestasional

(Soegondo, 2005).

Page 26: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 26/84

10

1).  Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes melitus tipe 1 merupakan bentuk diabetes parah yang

  berhubungan dengan terjadinya ketosis apabila tidak diobati. Keadaan tersebut

merupakan suatu gangguan katabolisme yang disebabkan karena hampir tidak 

terdapat insulin dalam sirkulasi, glukagon plasma meningkat, dan sel-sel beta

  pankreas gagal merespon semua stimulus insulinogenik. Oleh karena itu,

diperlukan pemberian insulin eksogen untuk memperbaiki katabolisme, mencegah

ketosis, dan menurunkan hiperglukagonemia, serta peningkatan kadar gukosa

darah (Katzung, 2002).

2).  Diabetes Melitus Tipe 2

Penderita diabetes tipe 2 mempunyai sirkulasi endogen cukup untuk 

mencegah terjadinya ketoasidosis tetapi insulin tersebut sering dalam kadar yang

kurang normal atau kadarnya relatif tidak mencukupi karena kurang pekanya

 jaringan untuk memproduksi insulin. Selain terjadi penurunan kepekaan jaringan

  pada insulin, terjadi pula defisiensi respon sel beta pankreas terhadap glukosa

(Katzung, 2002).

Patogenesis dari diabetes melitus tipe 2 sangat kompleks termasuk 

interaksi dari faktor genetik dan lingkungan. Latar belakang etnis, jenis kelamin,

dan usia merupakan faktor penting dalam menentukan perkembangan risiko

diabetes tipe ini (Buse dkk., 2003). Diabetes tipe 2 biasanya timbul pada usia

lebih dari 40 tahun. Kebanyakan pasien diabetes tipe ini bertubuh gemuk, dan

resistensi terhadap kerja insulin dapat ditemukan pada banyak kasus (Woodley

dan Whelant, 1995).

Page 27: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 27/84

11

3).  Diabetes Melitus Tipe Lain

Pada diabetes tipe lain, hiperglikemia berkaitan dengan penyakit-penyakit

lain yang jelas. Penyakit tersebut meliputi penyakit eksokrin pankreas, defek 

genetik fungsi sel beta, defek genetik fungsi insulin, endokrinopati, karena obat/

zat kimia, infeksi, imunologi, dan sindrom genetik (Soegondo, 2005).

4).  Diabetes Melitus Gestasional

Istilah ini dipakai terhadap pasien yang menderita hiperglikemia selama

kehamilan. Pada pasien – pasien ini toleransi glukosa dapat kembali normal

setalah persalinan (Woodley danWhelant, 1995).

b.  Gejala – Gejala Diabetes

Gejala utama diabetes yaitu  polifagia (meningkatnya rasa lapar),

 polidipsia (meningkatnya rasa haus), dan poliuria (meningkatnya buang air kecil),

serta kehilangan berat badan terutama pada diabetes tipe 1 (DiPiro dkk., 2005).

Gejala dan tanda-tanda penyakit diabetes melitus dapat digolongkan menjadi

gejala akut dan gejala kronik.

Gejala akut penyakit diabetes melitus pada tiap penderita tidaklah sama,

 bahkan ada penderita yang tidak menunjukkan gejala apapun sampai saat tertentu

(masih kompensasi). Gejala hampir sama dengan gejala utama. Namun, bila

keadaan tersebut tidak cepat diobati, lama-kelamaan mulai timbul gejala yang

disebabkan oleh kurangnya insulin, yaitu nafsu makan mulai berkurang (tidak 

 polifagia lagi) bahkan kadang-kadang disusul dengan mual, mudah lelah, dan bila

tidak lekas diobati akan timbul rasa mual bahkan penderita akan jatuh koma.

Page 28: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 28/84

12

Gejala kronis penyakit diabetes melitus antara lain kesemutan, kulit terasa

 panas, terasa tebal di kulit, kram, lelah, mudah mengantuk, mata kabur, gatal di

sekitar kemaluan, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual

menurun, para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin

(Tjokroprawiro, 2006).

c.  Pengelolaan Diabetes Melitus

Menurut Soegondo (2005), pilar utama pengelolaan diabetes melitus

antara lain perencanaan makan, latihan jasmani, obat berkhasiat hipoglikemik, dan

  penyuluhan. Pengelolaan diabetes melitus jangka pendek bertujuan untuk 

menghilangkan keluhan atau gejala, dan mempertahankan rasa nyaman dan sehat.

Tujuan pengelolaan jangka panjang untuk mencegah komplikasi sehingga dapat

menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

1).  Perencanaan makan

Perencanaan makan sangat penting pada pasien diabetes tipe 1 maupun

tipe 2. Tujuan dari perencanaan makan yaitu untuk menjaga konsentrasi glukosa

dalam rentang normal atau mendekati normal. Standar yang dianjurkan adalah

makanan yang seimbang dalam hal karbohidrat, lemak, dan protein sesuai dengan

kecukupan gizi baik yaitu karbohidrat 60 - 70 %, protein 10 - 15 %, dan lemak 20-

25 % (Soegondo, 2005).

2).  Latihan Jasmani

Menurut Waspadji (2005), latihan jasmani dianjurkan 3-4 kali seminggu

selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE (Continuous,

 Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training). Penderita diabetes harus

Page 29: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 29/84

13

didukung untuk latihan jasmani berdasarkan usia dan kemampuan fisik penderita.

Latihan fisik dapat meningkatkan metabolisme karbohidrat, sensitivitas insulin,

dan fungsi kardiovaskuler (Sweetman, 2005).

3).  Obat Berkhasiat Hipoglikemik 

a).  Insulin

Secara kimawi, insulin terdiri dari dua rantai peptida (A dan P) dengan

masing-masing 21 dan 30 asam amino, yang saling dihubungkan oleh 2 jembatan

disulfida. Berat molekulnya 5700. Pada tahun 1974, sintesis totalnya ditemukan,

tetapi meliputi sekitar 200 reaksi kimiawi dan sangat mahal (Tjay & Rahardja,

2002).

Insulin dapat meningkatkan simpanan lemak maupun glukosa (sumber 

energi) dalam sel sasaran khusus, serta mempengaruhi pertumbuhan sel dan fungsi

metabolisme berbagai jenis jaringan. Klasifikasi akhir diabetes melitus

mengidentifikasi terdapatnya suatu kelompok pasien yang hampir tidak 

mempunyai sekresi insulin dan kelangsungan hidupnya tergantung pemberian

insulin eksogen (diabetes tipe 1). Sebagian besar penderita diabetes tipe 2 tidak 

memerlukan insulin eksogen untuk kelangsungan hidupnya, tetapi banyak 

memerlukan suplemen eksogen dari sekresi endogen untuk mencapai kesehatan

yang optimum (Katzung, 2002).

Secara keseluruhan sebanyak 20 - 25 % pasien diabetes melitus tipe 2

kemudian akan memerlukan insulin untuk mengendalikan kadar glukosa

darahnya. Untuk pasien yang sudah tidak dapat dikendalikan kadar glukosa

Page 30: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 30/84

14

darahnya dengan kombinasi sulfonilurea dan metformin, langkah berikut yang

mungkin diberikan adalah insulin (Soegondo, 2005).

Pemberian insulin akan menurunkan kadar glukosa darah penderita

diabetes melitus. Namun demikian agar pengobatan dengan insulin dapat optimal

maka pemberiannya perlu dilakukan dengan meniru semirip mungkin sekresi

insulin yang fisiologis, yang sulit dikerjakan pada pemberian secara  subcutan 

  bahkan juga dengan pemberian insulin melalui infus intravena (Woodley dan

Whelant, 1995).

 b).  Obat Hipoglikemik Oral

(1). Pemicu sekresi insulin

(a). Sulfonilurea

Kerja utama dari sulfonilurea yaitu meningkatkan pengeluaran produksi

insulin dari pankreas. Mekanisme obat golongan sulfonilurea adalah

menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan, menurunkan ambang sekresi

insulin, dan meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat dari rangsangan glukosa

(Soegondo, 2005).

Sulfonilurea bekerja dengan cara menstimulasi sel-sel beta pankreas dari

 pulau langerhans pankreas yang kemampuan sekresi insulinnya menurun sehingga

 bisa ditingkatkan dengan obat ini. Obat ini hanya efektif pada penderita diabetes

yang tidak tergantung insulin yang begitu berat, sel-sel betanya masih cukup baik 

 bekerja. Ada indikasi bahwa obat golongan ini juga memperbaiki kepekaan organ

tujuan bagi insulin dan menurunkan absorbsi insulin oleh hati (Tjay&Rahardja,

2002).

Page 31: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 31/84

15

Obat golongan sulfonilurea mempunyai efek samping, yang paling umum

adalah rasa tidak nyaman di perut dan diare. Beberapa orang mungkin mengalami

ruam pada kulit. Sulfonilurea biasanya direkomendasikan 30 menit sebelum

makan untuk mendapatkan hasil yang terbaik (Ramaiah, 2006).

(b). Glinid

Glinid merupakan obat generasi baru yang cara kerjanya sama dengan

sulfonilurea, yaitu meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri

dari 2 macam obat, yaitu repaglinid (derivat asam benzoat), dan nateglinid

(derivat Fenilalanin). Obat ini diabsorbsi cepat setelah pemberian oral, dan

diekskresi secara cepat melalui hati (Waspadji, 2005). Efek samping nateglinid

antara lain hipoglikemia, rash, urtikaria. Sedangkan repaglinid jarang

menyebabkan hipoglikemia, nyeri abdominal, gangguan gastrointestinal, dan

gangguan penglihatan (Anonim,2006)

(2). Penambah sensitivitas Insulin

(a). Biguanid

Golongan biguanid yang masih dipakai adalah metformin. Penjelasan

lengkap tentang mekanisme kerja biguanid masih belum jelas. Mekanisme yang

diusulkan baru-baru ini meliputi stimulasi glikolisis secara langsung dalam

  jaringan dengan peningkatan eliminasi glukosa dalam darah, penurunan

gukoneogenesis hati, melambatkan absorbsi glukosa dalam saluran cerna, dan

 penurunan kadar glukagon plasma (Katzung, 2002).

Biguanida umumnya menghasilkan rasa yang tidak enak, pahit, atau

seperti logam pada lidah, menghilangkan selera makan, menimbulkan rasa mual,

Page 32: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 32/84

16

dan rasa tidak nyaman pada perut. Selain itu juga menyebabkan rasa tidak 

  bersemangat, rasa lemah pada otot dan penurunan berat badan yang berlebihan

 pada sebagian orang (Ramaiah, 2006).

Pemakainan tunggal metformin dapat menurunkan kadar glukosa darah

sampai 20%. Kombinasi sulfonilurea dengan metformin tampak merupakan

kombinasi yang rasional karena cara kerja yang berbeda yang saling aditif.

Kombinasi tersebut dapat menurunkan kadar glukosa darah lebih banyak daripada

 penggunaan tnggal masing-masing (Waspadji, 2005).

(b). Tiazolidindion

Tiazolidindion merupakan golongan obat antidiabetes oral yang dapat

meningkatkan sensitivitas insulin terhadap jaringan sasaran. Kerja utama obat

golongan tiazolidindion yaitu untuk mengurangi resistensi insulin dengan

meningkatkan ambilan glukosa dan metabolisme dalam otot dan jaringan adipose

(Katzung, 2002).

Golongan tiazolidindion dapat digunakan berasama sulfonilurea atau

insulin atau metformin untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah. Contoh

 produk ini adalah pioglitazone dan rosiglitazone (Tjay & Rahardja, 2002). Efek 

samping yang ditimbulkan antara lain gangguan gastrointestinal, pertambahan

 berat badan, hipoglikemi, anemia, dan udem (Anonim, 2006).

(3). Penghambat glukosidase alfa

Golongan penghambat glukosidase alfa tersedia untuk penggunaan klinik 

yaitu acarbose dan miglitol. Perbedaan pokok antara keduanya yaitu pada proses

absorbsinya (Masharani dkk., 2004).

Page 33: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 33/84

17

Acarbose merupakan contoh penghambat glukosidase alfa yang sering

digunakan. Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim

glukosidase alfa dari dalam sel cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan

glukosa dan menururkan hiperglikemia post prandial (Soegondo, 2005).

Glukosa akan dilepaskan lebih lambat dan absorbsinya ke dalam darah

  juga kurang cepat, lebih rendah dan merata, sehingga memuncaknya kadar gula

darah bisa dihindari. Hal tersebut karena cara kerja obat golongan ini berdasar 

 persaingan penghambatan enzim alfa glukosidase di mukosa duodenum, sehingga

reaksi penguraian diturunkan atau polisakarida menjadi monosakarida dihambat

(Tjay & Rahardja 2002).

Acarbose tersedia dalam tablet 50 mg dan 10 mg. Dosis awal yang

direkomendasikan yaitu 50 mg dua kali sehari, secara bertahap ditingkatkan

100mg tiga kali sehari. Untuk efek maksimal, acarbose diberikan bersama suapan

  pertama. Pada pasien diabetes acarbose dapat mengurangi hiperglikemi

 postprandial 30-50 %, dan menurunkan HbA1C 0,5-1 % (Masharani dkk., 2004).

Pemakaian acarbose dosis tinggi bisa menyebabkan malabsorpsi

(penyerapan yang tidak memadai). Sedangkan untuk efek samping, acarbose dapat

meningkatkan gas di dalam perut, rasa masuk angin dan diare (Ramaiah, 2006).

Dosis tunggal acarbose tidak mengakibatkan risiko terjadinya

hipoglikemia. Namun, kombinasi acarbose dengan insulin atau sulfonilurea dapat

mengakibatkan hipoglikemia (Masharani dkk., 2004).

Page 34: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 34/84

18

7.  Uji Antidiabetes

Keadaan diabetes melitus pada hewan percobaan dapat diinduksi dengan

cara pankreatomi dan dengan cara kimia. Zat-zat kimia sebagai induktor 

(diabetogen) pada umumnya diberikan secara parenteral. Jenis hewan percobaan

yang digunakan meliputi mencit, tikus, kelinci, atau anjing (Anonim, 1993).

Penentuan kadar gula dapat dilakukan secara kualitatif terhadap glukosa

urin, sedangkan kadar gula darah ditentukan secara kuantitatif. Penentuannya

dilakukan secara kolorimetri atau spektrofotometri pada panjang gelombang

tertentu. Uji efek antidiabetes dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode

uji toleransi glukosa dan metode uji diabetes aloksan (Anonim, 1993).

a.  Metode Uji Toleransi Glukosa

Prinsip metode ini yaitu pada kelinci yang telah dipuasakan (20-24 jam),

diberikan larutan glukosa 50 % peroral, setengah jam sesudah pemberian obat

yang diujikan. Pada awal percobaan sebelum pemberian obat, dilakukan

 pengambilan cuplikan darah vena telinga dari masing-masing kelinci sejumlah 0,5

mL sebagai kadar glukosa darah awal. Pengambilan cuplikan darah vena diulangi

setelah perlakuan pada waktu-waktu tertentu. Cuplikan darah ditampung dalam

ependorf , di sentrifuge selama 5 menit pada putaran 3000 – 6000 rpm. Serum yang

diperoleh diberi pereaksi dan diukur serapannya untuk menentukan kadar 

glukosanya (Anonim, 1993).

b.  Metode Uji Diabetes Aloksan

Prinsip dari metode ini yaitu induksi diabetes dilakukan pada mencit yang

diberi suntikan aloksan monohidrat dengan dosis 70 mg/ kgBB. Penyuntikan

Page 35: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 35/84

19

dilakukan secara intravena pada ekor mencit. Perkembangan hiperglikemia

diperiksa tiap hari. Pemberian obat antidiabetik secara oral dapat menurunkan

kadar glukosa darah dibandingkan terhadap mencit positif (Anonim, 1993).

E.  Landasan Teori

Hasil penelitian Aguilar, dkk (2006) menunjukkan efek hipoglikemik dari

 biji daun sendok ( Plantago mayor L.). Penelitian dilakukan dengan memberikan

ekstrak air, ekstrak metanol, ekstrak heksana, dan ekstrak diklorometana dari biji

kering   Plantago mayor L. masing-masing 500 mg/kgBB pada mencit yang

diinduksi aloksan. Semua perlakuan menunjukkan hasil yang signifikan

menurunkan kadar glukosa darah pada hewan uji yang dipuasakan. Penurunan

kadar glukosa darah yang paling tinggi ditunjukkan oleh ekstrak heksana dan

ekstrak diklorometana.

Selain itu juga dilakukan analisis fitokimia pendahuluan untuk mengetahui

senyawa – senyawa yang terkandung dalam biji Plantago mayor L. Dalam ekstrak 

tersebut menunjukkan adanya senyawa saponin (ekstrak air), saponin, tanin,

flavonoid (ekstrak metanol), flavonoid, sterol (ekstrak diklorometana), dan tanin

dalam ekstrak heksana. Senyawa – senyawa tersebut diduga merupakan senyawa

yang dapat menurunkan kadar glukosa darah (Aguilar dkk., 2006).

Herba daun sendok mengandung   plantagin, aukubin, asam ursolik, beta

  sitosterol, n-hentriakuntan, dan plantaglusida yang terdiri dari methyl  D-

 galakturonat , D- galaktosa, L-arabinosa, dan L-rhamnosa. Juga mengandung

tanin, kalium, dan vitamin (B1, C, A). (Dalimartha, 1999).

Page 36: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 36/84

20

Infusa daun sendok mempunyai kemampuan dalam perbaikan sel-sel pulau

Langerhans pankreas akibat pemberian aloksan dan dapat menurunkan kadar 

glukosa darah (Sudarsono dkk., 2002).

F.  Hipotesis

Infusa herba daun sendok (  Plantago mayor L.) diduga mempunyai

kemampuan menurunkan kadar glukosa darah kelinci jantan yang telah dibebani

glukosa.

Page 37: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 37/84

21

BAB II

METODE PENELITIAN

A.  Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian

Penelitian tentang uji penurunan kadar glukosa darah infusa herba

 Plantago mayor L. pada kelinci jantan yang dibebani glukosa termasuk kategori

 penelitian eksperimental semu, menggunakan rancangan percobaan acak lengkap

  pola searah. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti adanya kemungkinan

terjadinya sebab akibat diantara variabel.

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, variable tergantung,

dan variable kendali.

1.  Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja diubah atau dimanipulasi oleh

  peneliti dengan maksud untuk mengetahui pengaruhnya pada obyek yang

diteliti. Termasuk dalam variabel bebas pada penelitian ini yaitu kelompok 

  perlakuan (kontrol positif, kontrol negatif, variasi dosis infusa herba daun

sendok).

2.  Variabel tergantung yaitu variabel yang memiliki nilai yang berubah-ubah

sebagai akibat manipulasi dari variabel bebas. Variabel tergantung pada

  penelitian ini adalah efek penurunan kadar glukosa darah oleh infusa herba

daun sendok.

3.  Variabel kendali yaitu variabel data penelitian yang berpengaruh tetapi dapat

dikendalikan, terdiri dari hewan uji dan tanaman daun sendok.

a.  Hewan uji : jenis kelamin, galur, berat badan, kondisi.

Page 38: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 38/84

22

 b.  Tanaman daun sendok : waktu pengumpulan, bagian tanaman, dan

daerah pengambilan tanaman uji.

B.  Bahan dan Alat

1.  Bahan

a.  Tanaman yang digunakan adalah daun sendok yang diperoleh dari Cepogo

Boyolali pada bulan Januari 2008.

 b.  Reagensia yang digunakan adalah aquadest , D-glukosa monohidrat, GOD-

PAP, EDTA, yang didapat dari Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta, dan obat antidiabetes oral acarbose (Glucobay®).

c.  Hewan uji yang digunakan adalah kelinci lokal berjenis kelamin jantan,

 bermata merah, serta memiliki berat badan 1,2-2,0 kg.

2.  Alat yang digunakan

a. 

Infundasi: panci infusa, termometer, kain flannel, gelas ukur, kompor.

 b.  Uji farmakologi: timbangan hewan uji, scalpel , jarum per-oral, alat-alat gelas,

microtube 1,5 mL, mikropipet,   yellow tips, white tips, minispin  ependorf ,

spektrofotometer (Star Dust FC 15).

C.  Jalannya Penelitian

1.  Determinasi tanaman

Tujuan determinasi tanaman daun sendok adalah untuk memastikan dan

meyakinkan bahwa tanaman yang digunakan benar-benar tanaman daun sendok.

Determinasi terhadap tanaman daun sendok dilakukan di Laboratorium

Page 39: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 39/84

23

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

2.  Pembuatan simplisia herba daun sendok 

Tanaman diperoleh dari daerah Cepogo - Boyolali pada bulan Januari

2008. Bagian tanaman yang digunakan adalah herba, yaitu seluruh bagian

tanaman (daun, biji, batang, bunga) kecuali akar.

Pengambilan tanaman dilakukan di bawah sinar matahari (pukul 10.00 -

12.00 WIB), karena diperkirakan pada waktu tersebut fotosintesis tanaman

  berlangsung sempurna. Tanaman diambil, dicuci bersih, disortasi untuk 

memisahkan bagian tanaman yang rusak dan tumbuhan lain. Perajangan dilakukan

untuk membantu mempercepat proses pengeringan. Rajangan dikeringkan di

 bawah sinar matahari dan ditutup dengan kain hitam untuk mencegah kerusakan

kandungan kimia tanaman yang disebabkan sinar UV dari matahari. Setelah itu

simplisia diserbuk dengan blender untuk memperbesar luas permukaan partikel

agar kontak antara bahan dan larutan penyari lebih besar.

3.  Pembuatan Infusa herba daun sendok 

Pembuatan infusa herba daun sendok dilakukan dengan metode infundasi.

Serbuk daun sendok yang telah ditimbang dengan berat tertentu dicampur air 

dalam panci sesuai konsentrasi yang diinginkan ditambah lagi air sebanyak dua

kali bobot bahannya. Kemudian dipanaskan dengan penangas air selama 15 menit,

dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 90oC sambil sekali-kali diaduk. Infusa

diserkai selagi panas melalui kain flanel. Untuk mencukupi kekurangan air 

ditambahkan air mendidih melalui ampasnya hingga diperoleh volume infusa

Page 40: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 40/84

24

yang dikehendaki.

4.  Penentuan Operating Time 

Sebanyak 10,0 µL aquadest ditambah 1000 mL reagen GOD-PAP Diasys

yang digunakan sebagai blangko. Sebagai standar digunakan 10,0 µL glukosa

  baku dari DiaSys ditambah 1000,0 µL reagen GOD-PAP DiaSys, kemudian

diinkubasi pada suhu kamar (25-30 oC). Serapannya dibaca dengan

spektrofotometer (Star Dust FC 15) pada panjang gelombang 500 nm

(berdasarkan panjang gelombang yang tertera di leaflet reagen GOD-PAP) dan

dibaca pada menit ke 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60. Penentuan

operating time dimaksudkan untuk memperoleh waktu serapan yang stabil.

5.  Penentuan panjang gelombang yang memiliki absorbansi maksimum

Sebanyak 10,0 µL aquadest  ditambah 1000,0 µL reagen GOD-PAP

(DiaSys) yang digunakan sebagai blangko. Sebagai standar digunakan 10,0 µL

glukosa baku dari DiaSys ditambah 1000,0 µL reagen GOD-PAP (DiaSys),

kemudian diinkubasi pada suhu kamar. Serapan dibaca dengan menggunakan alat

spektrofotometer visibel (Star Dust FC) pada panjang gelombang 340, 405, 500,

546, 578, dan 630 nm dengan menunggu operating time sesuai hasil yang

diperoleh pada penentuan operating time. Panjang gelombang serapan maksimum

ditentukan untuk mendapatkan panjang gelombang saat serapan tertinggi.

6.  Pembuatan stok glukosa

D-Glukosa monohidrat (berat sesuai dosis orientasi) dilarutkan sedikit

demi sedikit dalam air panas hingga 100,0 mL. Stok sediaan dibuat dalam 100

mL, tiap pemberian sebanyak 3 mL, sehingga untuk dosis:

Page 41: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 41/84

25

a.  1 g/ kgBB = 1,5 g/ 1,5 kgBB

Konsentrasi = 1,5 g/ 3mL

= 0,5 g/ mL

= 50 g/ 100 mL

 b.  2 g/ kgBB = 3 g/ 1,5 kgBB

Konsentrasi = 3 g/ 5mL

= 0,6 g/ mL

= 60 g/ 100mL

7.  Perhitungan dosis acarbose

Perhitungan dosis acarbose untuk kelinci didasarkan pada dosis

terapi peroral untuk manusia. Acarbose yang digunakan ialah Glucobay®

. Dosis

sekali minum untuk manusia berat badan 70 kg adalah 50 mg. Dosis tersebut

dikonversikan ke kelinci dengan berat 1,5 kg dengan nilai konversi 0,07.

Kemudian nilai konversi tersebut dikalikan dengan dosis terapi untuk manusia,

yaitu 0,07 x 50 mg = 3,5 mg/ 1,5 kgBB atau 2,33 mg/ kgBB untuk diberikan

sekali minum.

Dosis acarbose = 3,5 mg/ 1,5 kgBB

= 3,5 mg/ 3 mL

= 1,167 mg/ mL

Jika dibuat stok 100 mL = 117 mg/ 100 mL

Ditimbang 20 tablet glucobay didapatkan berat 2697,7 mg, maka berat rata-rata 1

tablet glucobay adalah =

tablet20

mg7,2697134,85 mg. Acarbose untuk volume 100 ml

Page 42: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 42/84

26

=mg50

mg117x 134,85 mg = 315,55 mg/100 ml sehinga untuk membuat stok 

acarbose dengan menimbang sebanyak 315,55 mg tablet glucobay kemudian

disuspensi dengan aquadest hangat hingga 100 ml.

8.  Penetapan peringkat dosis

Pemakaian di masyarakat Indonesia (BB 50 kg) ialah 10 gram herba

kering daun sendok untuk sekali minum. Maka untuk manusia 70 kg :

kg

50

70  x 10 g herba daun sendok = 14 g

Pemakaian untuk manusia kemudian dikoversikan pada kelinci 1,5 kg (faktor 

konversi 0,07)

14 g x 0,07 = 0.98 g / 1,5 kgBB = 0,65 g /kgBB

Selanjutnya dibuat orientasi dosis dengan faktor pengali dan pembagi

menggunakan bilangan 2.

0,65 g / kgBB x 2 = 1,30 g / kgBB, dan

0,65 g/ kgBB : 2 = 0,33 g/ kgBB

Sehingga, dosis untuk infusa herba daun sendok adalah 0,33 g/ kgBB ;

0,65 g/ kgBB ; 1,30 g/ kgBB. Stok sediaan dibuat dalam 100 mL, tiap pemberian

sebanyak 3 mL, sehingga untuk dosis:

a.  0,33 g/ kgBB = 0,495 g/ 1,5 kgBB

Konsentrasi = 0,495 g/ 3 mL

= 0,165 g/ mL

= 16,5 g/ 100 mL = 16,5 %

Page 43: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 43/84

27

 b.  0,65 g/ kgBB = 0,975 g/ 1,5 kgBB

Konsentrasi = 0,975 g/ 3 mL

= 0,325 g/ mL

= 32,5 g/ 100mL = 32,5 %

c.  1,30 g/ kgBB = 1,965 g/ 1,5 kgBB

Konsentrasi = 1,965 g/ 3 mL

= 0,655 g/ mL

= 65,5 g/ 100mL = 65,5 %

9.  Uji Pendahuluan

a.  Pembuatan Model Hiperglikemi

Hewan uji dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Setiap perlakuan terdiri

dari tiga kelinci. Hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 20-24 jam dengan

tetap diberi minum ad libitum. Pada penelitian ini pembagian kelompok perlakuan

sebagai berikut:

1) Kontrol normal : hewan uji diberi aquadest 3mL/ 1,5 kgBB

2) Kontrol hiperglikemi : hewan uji diberi glukosa 50% sebanyak 3 mL/ 1,5

kgBB dan glukosa 60% sebanyak 5 mL/ 1,5 kgBB.

Masing-masing hewan uji diambil darahnya dari vena telinga kelinci pada

menit ke-0, 30, 60, 90, 120, 180, 240. Darah yang digunakan yaitu plasma darah

yang ditetapkan kadar glukosanya dengan metode enzimatis.

 b.  Waktu Pembebanan Glukosa

Hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Setiap perlakuan terdiri

dari 3 kelinci. Hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 20-24 jam dengan

Page 44: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 44/84

28

tetap diberi minum ad libitum. Pada penelitian ini pembagian kelompok perlakuan

sebagai berikut:

a)  Kontrol negatif : hewan uji diberi aquadest dan glukosa konsentrasi 60%

 b)  Kontrol positif : hewan uji diberi acarbose dan glukosa konsentrasi 60%

c)  Uji I : hewan uji diberi infusa herba daun sendok 30 menit

sebelum pembebanan glukosa konsentrasi 60%

d)  Uji II : hewan uji diberi infusa herba daun sendok bersamaan

dengan pembebanan glukosa konsentrasi 60%.

10. Uji Penurunan kadar glukosa darah

Kelinci dikelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan. Setiap kelompok 

terdiri dari 4 ekor. Kelinci dipuasakan (20-24 jam), tetap diberi minum ad 

libitum. Kemudian dilakukan pengambilan cuplikan darah vena telinga dari

masing-masing kelinci sejumlah 0,5 ml sebagai kadar glukosa darah awal.

Masing-masing kelinci dibagi dalam 5 kelompok dan diberi perlakuan yaitu:

1)  Kelompok I kontrol negatif diberi aquadest  

2)  Kelompok II kontrol positif diberi acarbose dosis 2,33 mg/ kgBB

3)  Kelompok III diberi infusa herba daun sendok dosis 0,33 g/ kgBB

4)  Kelompok IV diberi infusa herba daun sendok dosis 0,65 g/ kgBB

5)  Kelompok V diberi infusa herba daun sendok dosis 1,30 g/ kgBB

Pemberian sediaan uji dilakukan bersamaan dengan pembebanan glukosa

(5mL/ 1,5 kgBB). Setelah pembebanan glukosa, cuplikan darah diambil dari vena

telinga kelinci tiap menit ke-0, 30, 60, 90, 120, 180, 240 dengan volume kira-kira

Page 45: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 45/84

29

0,5 mL. Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode enzimatis menggunakan

reagen GOD-PAP. Skema rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

11. Penetapan kadar glukosa darah (plasma)

Kadar glukosa darah ditetapkan secara enzimatis dengan menggunakan

reagen GOD-PAP. Cuplikan darah ditampung dalam microtube 1,5 mL yang

diberi EDTA, kemudian dipusingkan dengan vortex dan disentrifuge dengan

kecepatan 2500 rpm selama 10 menit serta dipersiapkan komposisinya seperti

 pada Tabel 1.

Pengambilan cuplikan darah vena telinga sejumlah 0,5 ml

(kadar glukosa darah awal)

Kontrol positif 

(acarbose

2,33 mg/kg bb)3 ml/ 1,5 kgBB

Kontrol

negatif aquadest  

3 ml/1,5 kgBB

Perlakuan I(Dosis

0,3 g/ kgBB)

Perlakuan II

(Dosis0,65 g/ kgBB)

Perlakuan III(Dosis

1,30 g/ kgBB)

Gambar 1. Skema Jalannya Penelitian

Kelinci sebanyak 20 ekor dibagi menjadi 5 kelompok,

dipuasakan selama 20-24 jam

Pengambilan cuplikan darah pada menit ke- 0, 30, 60, 90, 120, 180, 240

Dilakukan pembebanan glukosa 2 g/kgBB sesaat setelah pemberian sediaan uji

Pembacaan kadar pada spektrofotometer Star Dust , kadar dalam

Pengukuran kadar glukosa darah dengan metode enzimatis

Analisis hasil perolehan dan uji statistik 

Page 46: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 46/84

30

Tabel 1. Komposisi Sampel, Standar, dan Blangko yang dianalisis pada Penetapan

Kadar Glukosa Darah

D.  Cara Analisis

Data berupa kadar glukosa darah (mg/dL) diubah ke dalam persentase

kadar glukosa darah terhadap kadar awal dengan rumus

.............(1)

Ket:

Cn = kadar glukosa darah pada waktu tertentu

C0 = kadar glukosa awal

Pn = persentase kadar glukosa darah pada waktu tertentu terhadap kadar glukosa

awal

Antara persentase kadar glukosa darah terhadap kadar awal dan waktu

 pengambilan cuplikan dibuat kurva. Dari kurva tersebut kemudian dihitung luas

daerah di bawah kurva  /   Area Under the Curve (AUC) dari menit ke-0 sampai

menit ke-240 (AUC0-240) dengan rumus trapesium untuk masing-masing

 perlakuan, yaitu:

..................(2)

Volume PengambilanKomposisi Bahan

Sampel (µL) Standar (µL) Blangko (µL)

Plasma darah 10 - -

Glukosa standar - 10 -

 Aquadest  - - 10

Ditambah 1000,0 µL reagen GOD-PAP (DiaSys). Diinkubasi pada suhu kamar selamaoperating time. Kemudian serapan dibaca dengan spektrofotometer (Star Dust FC) pada

 panjang gelombang maksimum.

)P(Pxtt

......)P(Pxtt

)P(Pxtt

AUC 1nn2

1nn21

2

1210

2

01n0 −

− +−

++−

++−

=

100%xC

CP

0

nn =

Page 47: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 47/84

31

Langkah selanjutnya, dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan

adalah uji distribusi dengan Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan

 Levene statistic. Apabila nilai D hitung > D tabel atau p<0,05. Artinya sampel

tersebut diambil dari populasi yang terdistribusi tidak normal. Sedangkan jika D

hitung < D tabel atau p>0,05 artinya sampel tersebut diambil dari populasi yang

terdistribusi normal. Apabila data terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan

dengan uji statistik  parametric (uji Anava 1 jalan dengan taraf kepercayaan 95%).

Kemudian bila terdapat perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan

 Least Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%. Apabila tidak 

terdistribusi normal maka dilanjutkan ke uji non-parametric (uji  Kruskal-Wallis,

untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan, jika hasil

diterima dilanjutkan ke uji Mann-Whitney).

Kemampuan sediaan uji dalam menurunkan kadar glukosa darah,

diketahui dari perhitungan dengan rumus persentase penurunan kadar glukosa

darah (% PKGD) yaitu:

....(3)100%x perlakuankontrolAUC

 perlakuanlkel.kontroAUC-negatif lkel.kontroAUCPKGD%

240-0

240-02400 −

=

Page 48: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 48/84

32

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan bahwa tanaman yang

digunakan telah sesuai dan tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan sampel.

Kebenaran tanaman dalam penelitian merupakan syarat mutlak yang harus

dipenuhi. Determinasi tanaman dilakukan di laboratorium biologi FKIP UMS

dengan menggunakan pustaka Flora of Java (1965).

Hasil determinasi sebagai berikut:

1b, 2b, 3b, 4b, 12b, 13b, 14b, 17b, 18b, 19b, 20b, 21b, 23b, 24b, 25b, 26b, 27a,

28b, 29b, 30b, 31b, 403b, 404b, 414a, 451b, 452b, 453b, 464a, 466a, 467a, 468b,

469b, 470d, 488c, 491a, 492a famili: Plantaginaceae

1 Genus: Plantago

1b Species : Plantago mayor L.

Hasil determinasi menyatakan bahwa tanaman yang dipergunakan dalam

 penelitian ini adalah benar tanaman daun sendok ( Plantago major L.).

B.  Hasil Infundasi Herba Daun Sendok 

Herba daun sendok di potong-potong kemudian dikeringkan untuk 

menghilangkan air, yang dikhawatirkan dapat menghidrolisis senyawa berkhasiat

dalam tanaman. Simplisia kering kemudian diserbuk/ diblender untuk memperluas

 permukaan, sehingga zat-zat yang terkandung di dalam herba lebih mudah tersari.

Page 49: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 49/84

33

Tahap selanjutnya yaitu penyarian dengan aquadest . Sesaat sebelum

dipanaskan, simplisia dibasahi dengan cairan penyari. Tujuannya untuk 

memberikan kesempatan kepada penyari untuk memasuki pori-pori simplisia,

mengganti udara di pori-pori simplisia yang kering dengan cairan penyari. setelah

itu baru dibuat infusa dengan dipanaskan pada suhu 90oC selama 15 menit.

Pembuatan infusa dilakukan sesaat sebelum pemberian sediaan uji, untuk 

menghindari tumbuhnya jamur karena air merupakan media pertumbuhan jamur.

 Aquadest dipilih sebagai cairan penyari karena di dalam Plantago mayor  

L. terdapat senyawa yang bersifat polar. Keuntungan air dibanding pelarut lainnya

yaitu murah, mudah didapat, tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak 

 beracun, dan alamiah. Sedangkan kelemahan air sebagai cairan penyari yaitu tidak 

selektif, mudah ditumbuhi kapang, dan cepat rusak.

C. 

Hasil Penetapan Waktu Serapan Optimum (Operating Time) 

Penentuan operating time ditujukan untuk mengetahui waktu serapan

optimum ketika glukosa standar dan GOD-PAP bereaksi membentuk warna

merah stabil yaitu kuinonimin. Mekanisme reaksinya dapat dilihat pada Gambar 

2. Warna merah (kuinonimin) merupakan hasil reaksi bertahap antara glukosa

darah dengan GOD-PAP. Tahap pertama yaitu pembentukan asam gukonat dari

glukosa dengan katalis enzim glukose oksidase (GOD). Senyawa lain yang

dihasilkan dari reaksi tersebut yaitu hidrogen peroksidase (H2O2). Tahap

selanjutnya yaitu pembentukan kuinonimin. Hidrogen peroksidase yang

dihasilkan akan bereaksi dengan 4 – amino – antipirin dan fenol dengan katalis

Page 50: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 50/84

34

enzim peroksidase menghasilkan kuinonimin yang berwarna merah intensif 

(Henry dkk., 1974) .

Gambar 2. Pembentukan Senyawa Berwarna Merah (Kuinonimin) pada Reaksi 

Enzimatis dengan Reagen GOD-PAP (Henry dkk., 1974) 

Serapan dibaca pada panjang gelombang 500 nm sesuai panjang

gelombang yang tertera pada leaflet reagen GOD-PAP, tiap 5 menit selama 60

menit. Parameter stabil yaitu jika pada waktu tertentu larutan menunjukkan

serapan yang bernilai sama berturut-turut. Hasil penetapan operating time 

disajikan pada Tabel 2. Sedangkan kurva hubungan antara waktu inkubasi dengan

nilai absorbansi disajikan pada Gambar 3.

GOD-PAP merupakan enzim yang memerlukan waktu tertentu untuk 

  bereaksi optimum, sehingga perlu diinkubasi. Gambar 3 dan Tabel 2

menunjukkan bahwa waktu yang memberikan serapan optimum terjadi pada menit

Page 51: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 51/84

35

ke 15 - 20. Jika waktu inkubasi kurang dari waktu inkubasi optimum/ operating 

timenya, maka enzim tidak akan bereaksi sempurna dengan substratnya (glukosa).

Apabila waktu inkubasi melebihi 20 menit  maka senyawa yang terbentuk akan

terdegradasi.

Gambar 3. Kurva Hubungan antara Waktu Inkubasi dengan Nilai Absorbansi

Tabel 2. Hasil Penetapan Operating Time dari Glukosa Standar dengan Pereaksi

GOD-PAP (Diasys) pada Panjang Gelombang 500 nm selama 60 Menit

Waktu (menit) Absorbansi

0 0,184

5 0,273

10 0,279

15 0,266

20 0,266

25 0,286

30 0,265

35 0,279

40 0,272

45 0,272

50 0,277

55 0,287

60 0,277

Page 52: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 52/84

36

D.  Hasil Penetapan Panjang Gelombang yang Memiliki Absorbansi

Maksimum

Tujuan ditetapkannya panjang gelombang maksimum yaitu untuk 

mengetahui panjang gelombang yang mempunyai serapan terbesar, yaitu saat

senyawa berwarna yang terbentuk telah optimum, sehingga diperoleh kepekaan

yang maksimum.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa panjang gelombang 500 nm

mempunyai serapan maksimum pada glukosa darah dibandingkan panjang

gelombang lainnya, yaitu 0,376. Dengan demikian pembacaan kadar glukosa

darah pada spektrofotometer  Star Dust  selanjutnya dilakukan pada panjang

gelombang 500 nm. Data hasil penetapan panjang gelombang maksimum

disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 4.

Tabel 3. Absorbansi Glukosa dengan Pereaksi GOD-PAP (Diasys) pada

Pengukuran Berbagai Panjang Gelombang

Gambar 4. Kurva Hubungan Panjang Gelombang dengan Nilai Absorbansi antara

Glukosa dengan Pereaksi GOD-PAP(DyaSis)

Panjang gelombang (nm) Absorbansi

340 0,312

405 0,084

500 0,376

546 0,260

578 0,156

630 0,043

Page 53: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 53/84

37

E. Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah

Penelitian penurunan kadar glukosa darah ini menggunakan metode

toleransi glukosa oral. Prinsip kerjanya yaitu membebani hewan uji dengan

glukosa hingga keadaan hiperglikemi tanpa merusak pankreas hewan uji. Hewan

uji yang digunakan yaitu kelinci jantan lokal berat antara 1,2-2 kg. Pemilihan jenis

kelamin jantan dan lokal untuk meminimalkan adanya variasi hasil kadar glukosa

darah, karena hewan uji merupakan veriabel kendali.

Hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 20-24 jam sebelum diberi

  perlakuan tetapi tetap diberi minum ad libitum. Tujuan dipuasakan yaitu untuk 

menghindari pengaruh makanan yang dapat mempengaruhi/ mempertinggi kadar 

glukosa darah jika kelinci dibebani glukosa. Sebagai pengganti cairan tubuh yang

hilang selama puasa, maka kelinci diberi minum ad libitum. Selanjutnya

dilakukan uji pendahuluan dan uji utama sesuai skema jalannya penelitian pada

Gambar 1.

1.  Uji Pendahuluan

a.  Pembuatan Model Hiperglikemik 

Pembuatan model hiperglikemik bertujuan untuk mengetahui dosis

glukosa yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah hewan uji sampai melebihi

kadar normal atau hiperglikemik. Hasil dari orientasi ini akan dijadikan sebagai

  pedoman uji utama, untuk memastikan bahwa hewan uji benar-benar telah

mengalami kenaikan kadar glukosa darah sebelum diuji efek penurunan kadar 

glukosa darahnya.

Page 54: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 54/84

38

Hewan uji dipuasakan, kemudian diambil cuplikan darah sebagai kadar 

glukosa puasa. Tujuan penetapan kadar glukosa darah puasa yaitu untuk 

mengoreksi kadar glukosa darah tiap pengambilan cuplikan. Dosis glukosa yang

diorientasikan yaitu 1 g/kgBB dan 2 g/kgBB, yang dibandingkan dengan kontrol

normal tanpa pembebanan glukosa.

Darah yang digunakan yaitu plasma darah, sehingga perlu penambahan

EDTA sebagai antikoagulan. Setelah diambil glukosa darah puasanya, hewan uji

diberi sedian sesuai masing-masing kelompok. Data berupa kadar glukosa darah

(Lampiran 1) diubah menjadi persentase kadar glukosa terhadap kadar awal

(Tabel 4). Kurva hubungan antara persentase kadar glukosa darah terhadap kadar 

awal dengan waktu sampling ditunjukkan pada Gambar 5.

Tabel 4. Persentase Kadar Glukosa Darah terhadap Kadar Awal pada Pembuatan

Model Hiperglikemik (n=3)

Gambar 5. Kurva Hubungan % Kadar Glukosa Darah pada Berbagai Dosis

Pembebanan terhadap Waktu (n=3)

% Kadar glukosa darah terhadap kadar awal (rata-rata ± SE)

Menit ke-Kontrol normal

Glukosa

2 g/kgBB

Glukosa

1 g/kgBB

0 109,15 ± 6,90 178,8 ± 50,12 139,58 ± 6,85

30 108,55 ± 9,34 254,52 ± 36,84 187,29 ± 17,92

60 110,13 ± 10,75 216,64 ± 23,21 167,77 ± 13,08

90 111,52 ± 9,09 171,29 ± 24,89 144,39 ± 23,04

120 106,06 ± 9,09 120,39 ± 12,00 112,74 ± 7,68

180 101,99 ± 7,49 109,37 ± 8,48 116,63 ± 10,12

240 88,58 ± 2,67 106,69 ± 5,77 114,19 ± 1,24

Orientasi model hiperglikemik

0

50

100

150

200

250

300

0 30 60 90 120 150 180 210 240

Menit ke-

   %   k  a   d  a  r  g

   l  u   k  o  s  a   d  a  r  a

kontrol normal glukosa 2 g/kgBB glukosa 1 g/kgBB

Page 55: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 55/84

39

Berdasarkan kurva hubungan % kadar glukosa darah pada berbagai dosis

  pembebanan terhadap waktu (Gambar 5) dapat dihitung AUC antara kontrol

normal, glukosa 2 g/kgBB, dan glukosa 1 g/kgBB (Tabel 5). Parameter nilai AUC

menggambarkan jumlah total glukosa yang mencapai sirkulasi sistemik, sehingga

nilai AUC terbesar menunjukkan bahwa glukosa lebih banyak masuk ke sirkulasi

sistemik.

Tabel 5. Nilai AUC0-240 pada Berbagai Model Hiperglikemik  

Dosis pembebanan glukosa 2 g/kgBB menunjukkan nilai AUC total

yang paling besar. Untuk mengetahui dosis berapa yang digunakan dalam

 pembebanan glukosa, maka dilakukan uji statistik.

 Nilai AUC 0-240 dianalisis statistik menggunakan program SPSS 12. Uji

yang dilakukkan pertama kali yaitu uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui

apakah data terdistribusi normal. Nilai signifikansi untuk dosis pembebanan

glukosa sebesar 0,969 > 0,05 yang berarti data terdistribusi normal. Selanjutnya

dilakukan analisis homogenitas varian dengan  Levene Statistic untuk  mengetahui

homogenitas dari nilai AUC tiap-tiap kelompok perlakuan. Dari uji homogenitas

varian didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,421 > 0,05 yang berarti data AUC

memiliki varian yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji analisis varian satu

 jalan (one way anova).

Kelompok perlakuan AUC0-240 

(rata-rata ±SE, %menit) 

kontrol normal (aquadest ) 25093 ± 1879,67

glukosa 2 g/kgBB 37135 ± 2071,41

glukosa 1 g/kgBB 32574 ± 1225,48

Page 56: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 56/84

40

One way anova dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan yang

diberikan mempunyai perbedaan yang signifikan. Berdasarkan anava satu jalan

dengan taraf kepercayaan 95% didapatkan nilai signifikansi 0,008 < 0,05 yang

  berarti ada perbedaan yang bermakna antara kontrol normal, glukosa dosis

1 g/kgBB, dan dosis 2 g/kgBB dalam mempengaruhi kadar glukosa darah.

Analisis selanjutnya yaitu   Least Significant Difference (LSD) untuk 

mengetahui dan membandingkan adanya perbedaan antarkelompok perlakuan.

Hasil uji LSD dengan taraf kepercayaan 95 % pada beberapa uji ditunjukkan pada

Tabel 6.

Tabel 6. Hasil LSD AUC 0-240 Antarkelompok Perlakuan Orientasi Dosis

Pembebanan Glukosa dengan Taraf Kepercayaan 95 %

Hasil uji LSD untuk orientasi dosis pembebanan glukosa menunjukkan

 bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kontrol normal dengan glukosa dosis

2 g/kgBB maupun dosis 1 g/kgBB. Artinya, dengan pembebanan glukosa

1 g/kgBB maupun 2 g/kgBB mampu menaikkan kadar glukosa darah hewan uji.

Sedangkan dosis 1 g/kgBB dan 2 g menunjukkan adanya perbedaan yang tidak 

  bermakna, yang berarti kedua dosis dapat digunakan untuk menaikkan kadar 

glukosa darah. Percobaan ini menggunakan glukosa dosis 2g/kgBB, karena nilai

AUCnya lebih tinggi daripada dosis 1 g/kgBB.

 b.  Penetapan Waktu Pembebanan Glukosa

Penetapan waktu pembebanan glukosa bertujuan untuk mengetahui waktu

Antar kelompok perlakuan Nilai p Keterangan

  Normal -Glukosa 2 g/kgBB 0,003 berbeda bermakna

  Normal -Glukosa 1 g/kgBB 0,024 berbeda bermakna

Glukosa 1 g/kgBB - glukosa 2 g/kgBB 0,117 berbeda tidak bermakna

Page 57: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 57/84

41

 pemberian glukosa yang tepat. Dengan demikian dapat diketahui efek penurunan

kadar glukosa darah oleh acarbose maupun infusa herba daun sendok.

Hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, masing-masing kontrol

negatif (aquadest ), kontrol positif (acarbose), dan infusa herba daun sendok dosis

1,30 g/kgBB yang diberikan 30 menit sebelum serta bersamaan dengan glukosa.

Sesuai dengan penggunaan pada manusia, acarbose diminum bersama suapan

  pertama, sehingga pembebanan glukosa bersamaan dengan aquadest  maupun

acarbose. Orientasi dilakukan pada kontrol positif untuk membandingkan apakah

kemampuan obat untuk memberikan efek penurunan kadar glukosa darah sama

dengan infusa herba daun sendok.

Infusa herba daun sendok diberikan 30 menit sebelum dan bersamaan

dengan pembebanan glukosa, untuk mengetahui waktu pemberian glukosa yang

efektif sehingga ketika diberikan sediaan uji dapat memberikan efek penurunan

kadar glukosa darah yang maksimal.

Hewan uji diberikan perlakuan seperti halnya pada orientasi model

hiperglikemik, kemudian diukur kadar glukosa darahnya. Kadar glukosa darah

selanjutnya diubah dalam persentase kadar glukosa darah terhadap kadar awal

(Tabel 7).

Tabel 7. Persentase Kadar Glukosa Darah terhadap Kadar Awal pada Orientasi

Waktu pembebanan Glukosa

% kadar glukosa terhadap kadar awal (rata-rata±SE)Menit

ke-Kontrol positif 

bersamaan

Kontrol negatif 

bersamaan

Infusa 30 menit

sebelum

Infusa

bersamaan

0 111 ± 1,43 135 ± 19,34 119 ± 8,59 109 ± 4,80

30 105 ± 2,00 204 ± 17,18 158 ± 16,30 131 ± 15,06

60 118 ± 4,50 170 ± 31,19 185 ± 13,99 119 ± 5,74

90 116 ± 9,63 154 ± 31,80 192 ± 12,14 117 ± 6,60

120 109 ± 10,31 109 ± 5,22 152 ± 26,27 102 ± 10,61

180 106 ± 8,32 106 ± 7,73 132 ± 17,53 82 ± 6,67

240 94 ± 2,34 116 ± 9,96 113 ± 10,73 70 ± 8,52

Page 58: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 58/84

42

Data rata-rata persentase kadar glukosa darah terhadap waktu sampling

masing-masing kelompok perlakuan kemudian dibuat kurva (Gambar 6). Luas

area di bawah kurva (AUC) masing-masing perlakuan dapat dihitung dari Gambar 

6. Nilai AUC (Tabel 8) kemudian dianalisis statistik sehingga dapat diketahui

waktu pembebanan glukosa yang akan digunakan untuk uji utama.

Gambar 6. Kurva Hubungan Antara Persentase Kadar Glukosa Darah padaBerbagai Waktu Pembebanan Glukosa (n=3)

Tabel 8. AUC0-240 pada Orientasi Waktu Pembebanan Glukosa (n=3)

Uji statistik Kolmogorov-Smirnov dan   Levene statistic untuk waktu

  pembebanan glukosa masing-masing mempunyai nilai signifikansi > 0,05. Hal

tersebut berarti data terdistribusi normal dan homogen, sehingga dilanjutkan

dengan anava satu jalan.

Kelompok perlakuan AUC0-240 (rata-rata±SE)

kontrol positif 25987 ± 1321,94

kontrol negatif 32605 ± 1569,09

infusa 30 menit sebelum glukosa 35999 ± 2598,26

infusa bersamaan glukosa 24244 ± 757,79

Page 59: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 59/84

43

Hasil anava satu jalan menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari AUC

waktu pembebanan glukosa sebesar 0,004 < 0,05. Artinya ada perbedaan yang

  bermakna antara kontrol positif, kontrol negatif, infusa 30 menit sebelum dan

  bersamaan dengan pembebanan glukosa pada kadar glukosa darah. Untuk 

mengetahui perbedaan masing-masing perlakuan dalam mempengaruhi kadar 

glukosa darah, maka dilakukan uji LSD. Hasil LSD AUC0-240 antarkelompok 

 perlakuan orientasi waktu pembebanan glukosa ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Uji LSD AUC0-240 Antarkelompok Perlakuan Orientasi Waktu

Pembebanan Glukosa dengan Taraf Kepercayaan 95 %

Hasil uji LSD menunjukkan bahwa pembebanan glukosa 30 menit

sebelum infusa dengan kontrol negatif berbeda tidak bermakna, sedangkan dengan

kontrol positif berbeda bermakna. Hal tersebut berarti kemampuan penurunan

kadar glukosa darah oleh infusa sama dengan kontrol negatif, dan berbeda

kemampuannya dengan kontrol positif, jika dibebani glukosa 30 menit

sebelumnya.

Uji LSD untuk pembebanan glukosa bersamaan infusa dengan kontrol

negatif berbeda bermakna, sedangkan dengan kontrol positif berbeda tidak 

  bermakna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan penurunan kadar 

Antar kelompok perlakuan Nilai p Keterangan

kontrol positif - negatif 0,025 berbeda bermakna

kontrol positif – infusa 30' sebelum 0,003 berbeda bermakna

kontrol positif – infusa bersamaan 0,489 berbeda tidak bermakna

kontrol negatif – infusa 30' sebelum 0,195 berbeda tidak bermakna

kontrol negatif – infusa bersamaan 0,008 berbeda bermakna

30' sebelum – infusa bersamaan 0,001 berbeda bermakna

Page 60: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 60/84

44

glukosa darah oleh infusa sama dengan acarbose, dan berbeda kemampuannya

dengan aquadest , jika pembebanan glukosa dilakukan bersamaan dengan sediaan

uji. Sedangkan uji LSD antara waktu pembebanan glukosa 30 menit dan

 bersamaan dengan infusa menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dalam

menurunkan kadar glukosa darah. Sehingga, untuk pembebanan glukosa

selanjutnya dilakukan bersamaan dengan pemberian sediaan uji.

2.  Uji Utama

Uji utama efek penurunan kadar glukosa darah infusa herba daun sendok 

dilakukan setelah uji pendahuluan. Tujuan dari uji ini yaitu untuk melihat efek 

 penurunan kadar glukosa darah dari infusa herba daun sendok pada 3 seri dosis.

Metode uji yang digunakan yaitu uji uji toleransi glukosa oral (UTGO).

Berbeda dengan metode uji diabetes dengan induksi aloksan, UTGO dapat

memberikan gambaran kenaikan kadar glukosa darah dengan cepat setelah

 pembebanan glukosa. Selain itu juga memberikan efek penurunan kadar glukosa

darah cepat pula oleh obat atau zat-zat yang berefek hipoglikemik, karena

glukosa cepat dimetabolisme. Namun, metode toleransi glukosa oral memiliki

kelemahan, yaitu hewan uji hanya dibebani glukosa tanpa merusak pankreas, yang

 berarti sel-sel beta masih dalam kondisi normal, dan sekresi insulin masih normal

walaupun jumlah glukosa berlebih.

Hiperglikemi terjadi akibat glukosa yang menumpuk sedangkan sel beta

 pankreas rusak, sehingga insulin tidak mampu mentransport glukosa ke dalam sel.

Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut sebagai dekstrosa, gula

anggur ataupun gula darah. Gula ini terbanyak ditemukan di alam. Sebagian dari

Page 61: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 61/84

45

gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk 

 polisakarida.

Amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa merupakan contoh dari

  polisakarida. Glikogen merupakan polisakarida yang dapat meningkatkan kadar 

glukosa darah karena merupakan cadangan energi pada hewan dan manusia yang

disimpan di hati dan otot sebagai granula, dan jika dibutuhkan oleh tubuh akan

diubah menjadi glukosa yang dikenal sebagai proses glikogenolisis.

Volume pemberian sediaan sebanyak setengah dari volume maksimal,

dimaksudkan untuk menghindari ketoksikan akibat terlalu banyak cairan yang

masuk. Volume maksimal kelinci yaitu 12 mL, diberikan 3 mL sediaan uji dan

5 mL glukosa 60 %, sehingga masing-masing hewan uji hanya mendapatkan 8 mL

dari total sediaan yang diberikan.

Penetapan kadar glukosa darah dilakukan dengan metode enzimatis,

yaitu dengan menambahkan reagen GOD-PAP yang berisi dapar fosfat

250 mmol/L, fenol 5 mmol/L, 4-amino antipirin 0,5 mmol/L, glukosa oksidase

(GOD) ≥ 10 ku/L, dan peroksidase (POD) ≥1 ku/L. Jika glukosa bereaksi dengan

reagen GOD-PAP akan terbentuk senyawa yang berwarna merah, seperti

mekanisme pada Gambar 2. Besarnya intensitas warna yang terbentuk berbanding

lurus dengan jumlah kadar glukosa darah.

Pembentukan senyawa berwarna memerlukan waktu inkubasi agar 

reaksi antara glukosa darah dengan enzim – enzim yang terdapat dalam reagen

  berlangsung optimum. Reaksi tersebut akan merubah warna cairan dari bening

menjadi berwarna merah, sehingga dapat dibaca kadarnya di Star Dust .

Page 62: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 62/84

46

Pembacaan kadar menggunakan spektrofotometer  Star Dust  sesuai

dengan hasil penetapan waktu serapan yang stabil dan panjang gelombang serapan

maksimum. Kadar yang diperoleh pada menit-menit tertentu kemudian dihitung

dalam persentase kadar glukosa darah terhadap kadar puasa. Persentase kadar 

glukosa darah ditunjukkan pada Tabel 10. Persentase kadar glukosa darah yang

diperoleh kemudian dibuat kurva hubungan terhadap waktu (menit). Profil kurva

disajikan pada Gambar 7.

Tabel 10. Persentase Kadar Glukosa Darah pada Berbagai Kelompok Perlakuan

(n=4)

Gambar 7. Profil Kurva Hubungan Persentase Kadar Glukosa Darah terhadap

Waktu 

Persentase kadar glukosa darah pada berbagai kelompok perlakuanMenit

ke- Kontrol

positif 

Kontrol

negatif 

infusa dosis

0,33 g/kgBB

infusa dosis

0,65 g/kgBB

infusa dosis

1,30 g/kgBB

0 111 ± 1,01 141 ± 15,04 112 ± 3,76 125 ± 8,50 121 ± 4,84

30 115 ± 6,98 204 ± 12,17 134 ± 8,79 156 ± 9,63 159 ± 6,60

60 135 ± 9,23 170 ± 22,06 127 ± 12,22 143 ± 4,84 144 ± 8,19

90 131 ± 4,61 157 ± 22,59 117 ± 10,14 128 ± 8,78 134 ± 8,52

120 129 ± 9,46 117 ± 8,71 107 ± 8,14 107 ± 2,69 125 ± 8,05

180 110 ± 2,73 108 ± 6,12 111 ± 2,65 99 ± 1,66 115 ± 5,30

240 96 ± 2,16 105 ± 12,72 94 ± 3,50 95 ± 3,50 104 ± 2,49

Page 63: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 63/84

47

Kurva hubungan persentase kadar glukosa darah terhadap waktu

digunakan untuk menghitung luas area di bawah kurva (AUC). Nilai AUC 0-240 

tiap perlakuan menunjukkan jumlah kadar glukosa dalam darah selama 240 menit.

 Nilai AUC0-240 setiap perlakuan disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai AUC0-240 dari Persentase Kadar Glukosa Darah terhadap Waktu

pada Berbagai Perlakuan

Kontrol negatif memiliki profil kurva paling tinggi dibandingkan

  perlakuan lainnya. Hal tersebut karena kontrol negatif hanya diberi aquadest ,

sehingga kadar glukosa darah kelinci cenderung masih tinggi. Sedangkan kurva

kontrol positif dengan infusa berbagai dosis masih di bawah kurva kontrol negatif.

Untuk mengetahui apakah kontrol positif dan infusa mempunyai efek menurunkan

kadar glukosa, maka diperlukan uji statistik terhadap nilai AUC 0-240  berbagai

 perlakuan tersebut.

 Nilai signifikansi dari analisis statistik Kolmogorov-Smirnov dan Levene

Statistic untuk uji utama berturut-turut adalah 0,344 dan 0,109 (p>0,05). Hal

tersebut menunjukkan bahwa AUC 0-240 dari masing-masing uji terdistribusi

normal dan memiliki varian yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji anava satu

 jalan.

Kelompok perlakuan AUC0-240 (rata-rata ± SE)

kontrol positif 28411 ± 833,78

kontrol negatif 32951 ± 1162,24

infusa dosis 0,33 g/kgBB 27298 ± 1144,99

infusa dosis 0,65 g/kgBB 28231 ± 313,46

infusa dosis 1,30 g/kgBB 30590 ± 1202,00

Page 64: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 64/84

48

Hasil uji anava dari kelima perlakuan didapatkan nilai signifikansi

sebesar 0,007 (p<0,05). Sehingga antara kontrol positif, kontrol negatif, infusa

dosis 0,33 g/kgBB, dosis 0,65 g/kgBB, maupun dosis 1,30 g/kgBB mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam menurunkan kadar glukosa darah. Karena hasil

anava signifikan/ berbeda bermakna, maka dilanjutkan uji LSD untuk 

membandingkan kemampuan penurunan kadar glukosa darah antara kelompok 

 perlakuan satu dan lainnya. Hasil uji LSD dengan taraf kepercayaan 95 % pada

 beberapa uji ditunjukkan pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil LSD AUC 0-240 antara Berbagai Peringkat Dosis dengan Taraf 

Kepercayaan 95 %.

Analisis statistik LSD menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna

 baik antara kontrol negatif dengan kontrol positif, kontrol negatif dengan infusa

dosis 0,33 g/kgBB maupun dosis 0,65 g/kgBB. Hal tersebut menunjukkan bahwa

acarbose, infusa dosis 0,33 g/kgBB dan dosis 0,65 g/kgBB mempunyai

kemampuan dalam menurunkan kadar glukosa darah. Sedangkan antara kontrol

Antar kelompok perlakuan Nilai p Keterangan

Kontrol negatif – Kontrol positif 0,005 Berbeda bermakna

Kontrol negatif – Dosis 0,33 g/kgBB 0,001 Berbeda bermakna

Kontrol negatif – Dosis 0,65 g/kgBB 0,004 Berbeda bermakna

Kontrol negatif – Dosis 1,30 g/kgBB 0,112 Berbeda tidak bermakna

Kontrol positif – Dosis 0,33 g/kgBB 0,439 Berbeda tidak bermakna

Kontrol positif – Dosis 0,65 g/kgBB 0,899 Berbeda tidak bermakna

Kontrol positif – Dosis 1,30 g/kgBB 0,140 Berbeda tidak bermakna

Dosis 0,33 g/kgBB – Dosis 0,65 g/kgBB 0,516 Berbeda tidak bermakna

Dosis 0,33 g/kgBB – Dosis 1,30 g/kgBB 0,033 Berbeda bermakna

Dosis 0,65 g/kgBB 2 – Dosis 1,30 g/kgBB 0,113 Berbeda tidak bermakna

Page 65: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 65/84

49

negatif dengan infusa dosis 1,30 g/kgBB berbeda tidak signifikan, artinya infusa

dosis 1,30 g/kgBB tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa herba daun sendok pada

konsentrasi tertinggi (65,5%, dosis 1,30 g/kgBB) tidak dapat menurunkan kadar 

glukosa darah. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya suatu

senyawa yang bersifat antagonis dengan senyawa yang berkhasiat menurunkan

kadar glukosa darah. Konsentrasi yang lebih rendah dibuat dengan mengencerkan

infusa konsentrasi 65,5 % tersebut. Apabila konsentrasinya diencerkan

kemungkinan senyawa antagonis tersebut lebih sedikit, sehingga senyawa yang

 berkhasiat dapat berefek menurunan kadar glukosa darah.

Besarnya efek penurunan kadar glukosa darah dihitung dari % PKGD

(Penurunan Kadar Glukosa Darah). Purata % PKGD ditunjukkan pada Tabel 13.

Tabel 13. Persen Penurunan Kadar Glukosa Darah (% PKGD) tiap Kelompok 

Perlakuan

Tabel 13 menunjukkan bahwa % PKGD infusa dosis 0,33 g/kgBB paling

 besar dibandingkan kontrol positif, infusa dosis 0,65 g/kgBB. Dari nilai AUC0-240

dan % PKGD dapat diketahui bahwa nilai AUC0-240 berbanding terbalik dengan %

PKGD, yaitu semakin kecil nilai AUC0-240 akan semakin besar % PKGD sehingga

efek menurunkan kadar glukosa darah yang dihasilkan semakin besar.

Cairan penyari yang digunakan yaitu air yang bersifat polar, sehingga

akan menarik zat aktif dari simplisia yang juga bersifat polar.  Plantago mayor L.

Kelompok perlakuan Nilai % PKGD (rata-rata ± SE)

kontrol positif  13,78 ± 5,07

infusa dosis 0,33 g/kgBB 17,15 ± 5,30

infusa dosis 0,65 g/kgBB 14,32 ± 3,69

Page 66: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 66/84

50

mengandung beberapa senyawa polar seperti tanin, saponin, flavonoid yang

diduga berefek sebagai penurun kadar glukosa darah. Namun, dari penelitian ini

  belum dapat diketahui senyawa yang bertanggungjawab sebagai penurun kadar 

glukosa darah, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan.

Page 67: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 67/84

51

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian uji farmakologi penurunan kadar glukosa

darah infusa herba daun sendok (  Plantago mayor L.) dapat ditarik kesimpulan

 bahwa:

1.  Infusa herba daun sendok dosis 0,33 g/kgBB dan 0,65 g/kgBB, dapat

menurunkan kadar glukosa darah kelinci jantan yang dibebani glukosa dengan

 persentase penurunan kadar glukosa darah (% PKGD) masing-masing 17,15 ±

5,30 dan 14,32 ± 3,69.

2.  Persentase PKGD infusa herba daun sendok dosis 0,33 g/kgBB dan

0,65 g/kgBB sebanding dengan acarbose dosis 2,33 mg/kgBB.

B.  Saran

1.  Perlu diteliti lebih lanjut tentang:

a.  Pengaruh infusa herba daun sendok dengan konsentrasi yang lebih kecil dari

16,5 % untuk mengetahui dosis minimal yang dapat menurunkan kadar 

glukosa darah.

 b.  Senyawa dari  Plantago mayor . L yang bertanggung jawab dalam penurunan

kadar glukosa darah.

2.  Perlu dilakukan uji penurunan kadar glukosa darah dengan kontrol positif 

acarbose yang dibuat dalam sediaan suspensi. 

Page 68: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 68/84

52

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979,   Farmakope Indonesia, Edisi III, 12, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik , 9-10, Direktorat Jenderal POM, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1993,   Pedoman Pengujian dan Penapisan Farmakologi, Pengujian

Fitokimia dan Pengujian Klinik, 15-17, Yayasan Pengembangan Obat

Alam, Jakarta.

Anonim, 2006,   British National Formulary 51, 350-355, British Medical

Association, Royal Pharmaceutical Society of Great Britain, London.

Ansel, H. C., 1989,   Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 605-612, UniversityIndonesia Press, Jakarta.

Aguilar, F. A., Avila, E. V., Perez, J. A., Lezama, R. V., Carrillo, L. V., Ramoz,

R. R., 2006, Hipoglycemic Effect of Plantago Major Seeds in Healty And

Alloxan-Diabetic Mice, Proc, West Pharmacol, Soc: 49; 51-54.

Buse, J, B., Polonsky, K, S., Burant, C, F., 2003, Type 2 Diabetes Mellitus, in:

Williams Text Book of Endocrinology 10th Edition, 1427-1429, Saunders,

USA,

Backer C.A., Van den Brink, R. C, 1965,  Flora of Java (Spermatophytes onl y)Vol. 1. N. V. P. Noordh off Gronirgen, Netherlands.

Dalimartha, S., 1999,   Atlas Tumbuhan Obat Jilid I , 51-55, Trubus Agrimedia,

Jakarta.

Dalimartha, S., 2005, Tanaman Obat Di Lingkungan Sekitar , 11-12, Puspa Swara,

Jakarta.

DiPiro, T., Tarbet, L., Yee, C., Matzke, R., Wells, G., and Posey, M., 2005,

 Pharmacotherapy A Pathopysiologic Approach, 1341, Medical Publishing

Division, New York.

Guyton, 1997, Resistensi Tubuh Terhadap Infeksi : II, Imunitas dan Alergi.

Dalam :   Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 9, 555-577, EGC, Jakarta.

Henry, R.J., Canon, D.C., and Winkelmann, J.W., 1978, Clinical Chemistry Ed 2,

1278, Harper and Row, New York.

Page 69: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 69/84

53

Katzung, B.G., 2002, Basic And Clinical Pharmacology (Farmakologi Dasar Dan

Klinik), Edisi III, 585-587, Diterjemahkan Oleh Andrianto. P, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Mangoenprasodjo, A. S., 2005,   Hidup Sehat dan Normal dengan Diabetes,Thinkfresh. Yogyakarta.

Masharani, U., Karam, J. H., and German, M. S., 2004,   Basic And Clinical  Endocrinology, 680-684, Mc. Graw Hill, USA.

Ramaiah, 2006,  Diabetes, Cara Mengetahui Gejala Diabetes dan MendeteksiSejak Dini, PT Buana Ilmu Populer, Jakarta,

Soegondo, S., 2005, Diagnosis Dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini, dalam

 Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, 17-26, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta.

Subroto, 2006,  Ramuan Herbal Untuk Diabetes Melitus, 4-9, Penebar Swadaya,

Jakarta.

Sudarsono., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A., dan Purnomo, 2002,

Tumbuhan Obat II: Hasil Penelitian, Sifat – Sifat dan Penggunaan , 151,

Pusat Studi Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Suharmiati dan Handayani, L., 2006, Cara Benar Meracik Obat Tradisional , 4-6,

Agro Pustaka, Jakarta.

Suharmiati, 2003,  Pengujian Bioaktivitas Antidiabetes Melitus Tumbuhan Obat ,(online),(http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/06pengujianbioaktivit

asAntidiabetes.pdf/06-pengujianBioaktivitasAntidiabeteshtml, diakses 2

september 2007).

Suyono, S., 2005, Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes,

dalam   Penatalaksanaan Diabetes Terpadu, 1-4, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta.

Sweetman, S. C., 2005, Martindale: The Complete Drug Refference, 34th 

Edition,324, Pharmaceutical Press, London.

Syamsuhidayat, S.S., dan Hutapea, J.R, 1991,   Inventaris Tanaman Obat  Indonesia (I), Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat Penggunaandan Efek Samping , Edisi IV, 567-584, Direktorat Jenderal Pengawasan

Obat Dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Page 70: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 70/84

54

Tjokroprawiro, A., 2006,  Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Melitus,PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Waspadji, 2005, Diabetes Melitus Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yangRasional, dalam Penatalaksanaan Diabetes Terpadu, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta.

Wirahadikusumah, 1985, Biokimia : Metabolisme Energi, Karbohidrat Dan Lipid ,Penerbit ITB, Bandung.

Wise, P. H. J., 2002, Mengenal Diabetes, Untuk Diabetes yang Tidak Tergantung  Insulin, Edisi II, Cetakan I, 1-2, Arcan, Jakarta.

Woodley, M dan Whelant, A., 1995,  Pedoman Pengobatan, 36-39, Andioffset

Essensia Medica, Yogyakarta.

Page 71: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 71/84

55

Lampiran 1. Pembuatan Model Hiperglikemik 

A.  Kadar glukosa darah (mg/dL)

B.  Persentase kadar glukosa darah tertentu dibanding puasa (%)

C = (Ct/Cp) x 100%

C.  AUC 0-240 

Normal glukosa

2g/kgBB

glukosa

1g/kgBBmenit

ke- 1  2  3 

rata2

1  2  3 rata2

1  2  3 rata2

puasa  98  112  102  104  138 106 79  108  66  62  77  68 

0  104  137  101  114  221 109 216 182  101 81  104  95 

30  94  142  105  114  278 251 257 262  147 108  127  127 

60  101  147  98  115  236 246 195 226  128 96  119  114 

90  103  145  102  117  225 231 105 187  78  118  96  97 

120  97  139  97  111  194 105 96  132  76  61  96  78 180  93  131  96  107  161 98  94  118  88  61  91  80 

240  82  104  91  92  153 101 90  115  77  70  87  78 

Normal glukosa 2g/kgBB glukosa 1g/kgBBmenit

ke- 1 2 3 1 2 3 1 2 3

0 106,12 122,32 99,02 160,14 102,83 273,42 153,03 130,65 135,06

30 95,918 126,79 102,94 201,45 236,79 325,32 222,73 174,19 164,94

60 103,06 131,25 96,078 171,01 232,08 246,84 193,94 154,84 154,55

90 105,1 129,46 100 163,04 217,92 132,91 118,18 190,32 124,68

120 98,98 124,11 95,098 140,58 99,057 121,52 115,15 98,387 124,68

180 94,898 116,96 94,118 116,67 92,453 118,99 133,33 98,387 118,18

240 83,673 92,857 89,216 110,87 95,283 113,92 116,67 112,9 112,99

Normal glukosa 2g/kgBB glukosa 1g/kgBBmenit

ke-  1  2  3  1  2  3  1  2  3 0-30  3031  3737  3029  5424  5094  8981  5636  4573  4500 30-60  2985  3871  2985  5587  7033  8582  6250  4935  4792 60-90  3122  3911  2941  5011  6750  5696  4682  5177  4188 90-120  3061  3804  2926  4554  4755  3816  3500  4331  3740 120-180  5816  7232  5676  7717  5745  7215  7455  5903  7286 180-240  5357  6295  5500  6826  5632  6987  7500  6339  6935 

total  23372  28848  23059  35120  35009  41278  35023  31258  31442 

Page 72: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 72/84

A.  Kadar glukosa darah (mg/dl)

B.  Persentase kadar glukosa darah tertentu dibanding puasa (%)

C = (Ct/Cp) x 100%

kontrol ( + ) kontrol (-) infusamenit

ke- 1 2 3 rata2 1 2 3 rata2 30' sebelum rata2

  puasa 118 140 129 129 106 132 156 131 84 91 86 87

0 128 157 146 144 109 224 207 180 87 120 96 101 12

30 123 143 159 142 251 262 278 264 110 156 164 143 12

60 150 163 178 164 246 191 208 215 142 215 135 164 13

90 153 168 173 165 231 161 192 195 172 226 131 176 12

120 148 158 156 154 105 147 182 145 148 183 78 136 10

180 134 162 140 145 98 139 186 141 129 147 76 117 73

240 117 129 129 125 123 175 153 150 96 132 73 100 64

ket: kont (+): acarbose+glukosa, kont (-): aquadest+glukosa

kontrol ( + ) kontrol (-) infusa menit

ke- 1 2 3 1 2 3 30' sebelum bersamaankontrol

+

kontr

-

0 108 112 113 103 170 133 104 132 112 146 120 103 111 135

30 104 102 109 237 198 178 131 171 191 151 177 171 105 204

60 127 116 112 232 145 133 169 236 157 161 127 137 118 170

90 130 120 97 218 122 123 205 248 152 146 116 165 116 154 120 125 113 90 99 111 117 176 201 91 120 96 142 109 109

180 114 116 90 92 105 119 154 162 88 88 91 124 106 106

240 99 92 92 116 133 98 114 145 85 77 67 59 94 116

Lampiran 2. Waktu Pembebanan Glukosa

Page 73: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 73/84

C. AUC0-240

kontrol ( + ) kontrol (-) infusamenit

ke- 1 2 3 1 2 3 30' sebelum

0-30 3191 3214 3331 5094 5523 4663 3518 4549 4535 4

30-60 3470 3279 3313 7033 5148 4673 4500 6115 5215 4

60-90 3852 3546 3137 6750 4000 3846 5607 7269 4640 4

90-120 3826 3493 2810 4755 3500 3596 5714 6742 3645 3

120-180 7169 6857 5398 5745 6500 7077 9893 10879 5372 6

180-240 6381 6236 5457 6255 7136 6519 8036 9198 5198 4

total 27890 26625 23446 35632 31807 30375 37268 44753 28605 2

Page 74: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 74/84

A.  Kadar glukosa darah(mg/dl)

kontrol ( + ) kontrol (-) Dosis 1 infusa Rata2 Dosis 2 infusa menit

ke- 1 2 3 4Rata2

1 2 3 4Rata2

1 2 3 4 1 2 3 4R

  puasa 118 140 114 129 125 138 106 132 156 133 142 138 120 122 131 116 106 108 104

0 128 157 127 146 140 221 109 224 207 190 171 141 136 137 146 120 139 155 125

30 123 143 148 159 143 278 251 262 278 267 189 178 190 142 175 161 151 195 168

60 150 163 182 178 168 236 246 191 208 220 185 136 189 147 164 178 146 159 137

90 153 168 162 173 164 225 231 161 192 202 169 125 168 145 152 177 131 120 129

120 148 158 178 156 160 194 105 147 182 157 159 114 142 139 139 128 105 115 115

180 134 162 118 140 139 161 98 139 186 146 164 160 127 131 146 116 101 105 107

240 117 129 105 129 120 101 123 175 153 138 138 131 116 104 122 100 108 100 103

Ket: kontrol (+): acarbose+glukosa, kontrol (-): aquadest+glukosa

B.  Persentase kadar glukosa darah tertentu dibanding puasa (%)

C = (Ct/Cp) x 100%

kontrol ( + ) kontrol (-) Dosis 1 infusa Dosis 2 infusa Dosis 3 infusa menit

ke-1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

0 108 112 111 113 160 103 170 133 120 102 113 112 103 131 144 120 130 127 118 10

30 104 102 130 123 201 237 198 178 133 129 158 116 139 142 181 162 173 145 152 16

60 127 116 160 138 171 232 145 133 130 99 158 120 153 138 147 132 158 157 133 12

90 130 120 142 134 163 218 122 123 119 91 140 119 153 124 111 124 147 150 115 124

120 125 113 156 121 141 99 111 117 112 83 118 114 110 99 106 111 137 141 112 11

180 114 116 104 109 117 92 105 119 115 116 106 107 100 95 97 103 130 116 106 10

240 99 92 92 100 73 116 133 98 97 95 97 85 86 102 93 99 107 98 109 10

Lampiran 3. Uji Penurunan Kadar Glukosa Darah Infusa Herba Daun Sendok 

Page 75: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 75/84

C. AUC0-240

kontrol ( + ) kontrol (-) Dosis 1 infusa Dosis 2 infusa menit

ke-1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

0-30 3191 3214 3618 3547 5424 5094 5523 4663 3803 3467 4075 3430 3634 4104 4861 4

30-60 3470 3279 4342 3919 5587 7033 5148 4673 3951 3413 4738 3553 4384 4203 4917 4

60-90 3852 3546 4526 4081 5011 6750 4000 3846 3739 2837 4463 3590 4591 3920 3875 3

90-120 3826 3493 4474 3826 4554 4755 3500 3596 3465 2598 3875 3492 3944 3340 3264 3

120-180 7169 6857 7789 6884 7717 5745 6500 7077 6824 5957 6725 6639 6310 5830 6111 6

180-240 6381 6236 5868 6256 5696 6255 7136 6519 6380 6326 6075 5779 5586 5915 5694 6

total 27890 26625 30618 28512 33989 35632 31807 30375 28162 24598 29950 26484 28448 27311 28722 28

Rata2 28411 32951 27298 28231

Page 76: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 76/84

 

Lampiran 4. Hasil Uji Statistik 

A.  Pembuatan Model Hiperglikemik 

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

9

31601.00

5892.330

.164

.164

-.163

.492

.969

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

AUC

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway

Descriptives

AUC

3 25093.00 3255.68902 1879.673 17005.4201 33180.5799 23059.00 28848.00

3 37135.67 3587.79519 2071.415 28223.0893 46048.2440 35009.00 41278.00

3 32574.33 2122.60226 1225.485 27301.4970 37847.1696 31258.00 35023.00

9 31601.00 5892.32957 1964.110 27071.7545 36130.2455 23059.00 41278.00

NORMAL

GLU 2g/kgBB

GLU 1g/kgBB

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for 

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

AUC

1.003 2 6 .421

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

 

ANOVA

AUC

2.22E+08 2 110900965.3 11.892 .008

55954451 6 9325741.889

2.78E+08 8

Between Groups

Within Groups

Total

Sum of 

Squares df Mean Square F Sig.

 

58

Page 77: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 77/84

 

Post Hoc Tests

B.  Orientasi Waktu Pembebanan Glukosa

NPar Tests

Descriptive Statistics

12 2.50 1.168 1 4

12 31289.25 5808.451 23446 44753

Perlakuan

AUC

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

12 12

2.50 31289.25

1.168 5808.451

.166 .157

.166 .157

-.166 -.105

.574 .545

.897 .927

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Perlakuan AUC

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Lanjutan

Multiple Comparisons

Dependent Variable: AUC

LSD

-12042.667* 2493.424 .003 -18143.8544 -5941.4789

-7481.3333* 2493.424 .024 -13582.5211 -1380.1456

12042.667* 2493.424 .003 5941.4789 18143.8544

4561.33333 2493.424 .117 -1539.8544 10662.5211

7481.33333* 2493.424 .024 1380.1456 13582.5211

-4561.3333 2493.424 .117 -10662.5211 1539.8544

(J) PERLAKUANGLU 2g/kgBB

GLU 1g/kgBB

NORMAL

GLU 1g/kgBB

NORMAL

GLU 2g/kgBB

(I) PERLAKUANNORMAL

GLU 2g/kgBB

GLU 1g/kgBB

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 78: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 78/84

 

Oneway

Descriptives

AUC

3 25987.00 2289.665 1321.939 20299.16 31674.84 23446 27890

3 32604.67 2717.759 1569.099 25853.38 39355.96 30375 35632

3 38625.00 5314.280 3068.201 25423.60 51826.40 35283 44753

3 27940.33 1542.793 890.732 24107.82 31772.84 26163 28934

12 31289.25 5808.451 1676.755 27598.74 34979.76 23446 44753

kontrol +

kontrol -

30' sebelum

bersamaan

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for 

Mean

Minimum Maximum

 Test of Homogeneity of Variances

AUC

3.417 3 8 .073

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

 

ANOVA

AUC

2.85E+08 3 94872646.97 8.774 .007

86501131 8 10812641.423.71E+08 11

Between Groups

Within GroupsTotal

Sum of 

Squares df Mean Square F Sig.

 

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

Dependent Variable: AUC

LSD

-6617.667* 2684.852 .039 -12808.95 -426.39

-12638.000* 2684.852 .002 -18829.28 -6446.72-1953.333 2684.852 .488 -8144.61 4237.95

6617.667* 2684.852 .039 426.39 12808.95

-6020.333 2684.852 .055 -12211.61 170.95

4664.333 2684.852 .121 -1526.95 10855.61

12638.000* 2684.852 .002 6446.72 18829.28

6020.333 2684.852 .055 -170.95 12211.61

10684.667* 2684.852 .004 4493.39 16875.95

1953.333 2684.852 .488 -4237.95 8144.61

-4664.333 2684.852 .121 -10855.61 1526.95

-10684.667* 2684.852 .004 -16875.95 -4493.39

(J) Perlakuan

kontrol -

30' sebelumbersamaan

kontrol +

30' sebelum

bersamaan

kontrol +

kontrol -

bersamaan

kontrol +

kontrol -

30' sebelum

(I) Perlakuan

kontrol +

kontrol -

30' sebelum

bersamaan

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 79: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 79/84

 

C.  Uji Penurunan Kadar Glukosa Darah Infusa Daun Sendok 

NPar TestsDescriptive Statistics

20 3.0000 1.45095 1.00 5.00

20 29496.30 2731.472 24598 35632

perlakuan

AUC

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

20 20

3.0000 29496.30

1.45095 2731.472.155 .209

.155 .209

-.155 -.085

.692 .937

.725 .344

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

perlakuan AUC

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway

Descriptives

AUC

4 8411.25 1667.562 833.781 25757.79 31064.71 26625 30618

4 2950.75 2324.487 162.243 29251.97 36649.53 30375 35632

4 7298.50 2289.992 144.996 23654.61 30942.39 24598 29950

4 8230.75 626.921 313.461 27233.18 29228.32 27311 28722

4 0590.25 2404.002 202.001 26764.95 34415.55 28469 33445

20 9496.30 2731.472 610.776 28217.93 30774.67 24598 35632

kontrol +

kontrol -

infusa dosis

infusa dosis

infusa dosis

Total

N Mean td. Deviatio Std. Error ower Bound pper Bound

% Confidence Interval f 

Mean

MinimumMaximum

 

Test of Homogeneity of Variances

AUC

2.282 4 15 .109

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

 

Page 80: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 80/84

 

ANOVA

AUC

82956906 4 20739226.55 5.291 .007

58800964 15 3920064.267

1.42E+08 19

Between Groups

Within Groups

Total

Sum of 

Squares df Mean Square F Sig.

 

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: AUCLSD

-4539.500* 1400.011 .005 -7523.55 -1555.45

1112.750 1400.011 .439 -1871.30 4096.80

180.500 1400.011 .899 -2803.55 3164.55

-2179.000 1400.011 .140 -5163.05 805.05

4539.500* 1400.011 .005 1555.45 7523.55

5652.250* 1400.011 .001 2668.20 8636.30

4720.000* 1400.011 .004 1735.95 7704.05

2360.500 1400.011 .112 -623.55 5344.55

-1112.750 1400.011 .439 -4096.80 1871.30

-5652.250* 1400.011 .001 -8636.30 -2668.20

-932.250 1400.011 .516 -3916.30 2051.80

-3291.750* 1400.011 .033 -6275.80 -307.70

-180.500 1400.011 .899 -3164.55 2803.55

-4720.000* 1400.011 .004 -7704.05 -1735.95

932.250 1400.011 .516 -2051.80 3916.30

-2359.500 1400.011 .113 -5343.55 624.55

2179.000 1400.011 .140 -805.05 5163.05

-2360.500 1400.011 .112 -5344.55 623.55

3291.750* 1400.011 .033 307.70 6275.80

2359.500 1400.011 .113 -624.55 5343.55

(J) perlakuan

kontrol -

infusa dosis 1

infusa dosis 2

infusa dosis 3

kontrol +

infusa dosis 1

infusa dosis 2

infusa dosis 3

kontrol +

kontrol -

infusa dosis 2

infusa dosis 3

kontrol +

kontrol -

infusa dosis 1

infusa dosis 3

kontrol +

kontrol -

infusa dosis 1

infusa dosis 2

(I) perlakuan

kontrol +

kontrol -

infusa dosis 1

infusa dosis 2

infusa dosis 3

Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 81: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 81/84

: ARIZTYA RIZKI 

: K 100 040 213 

Lampiran 5. Hasil Determinasi

59

Page 82: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 82/84

 

Page 83: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 83/84

Lampiran 6. Gambar Alat dan Bahan Penelitian

Daun Sendok ( Plantago mayor L.)

Kelinci Jantan Lokal

60

Page 84: K100040213

5/10/2018 K100040213 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/k100040213 84/84

 

Pengambilan Darah di Vena Telinga Kelinci

Sampel Darah setelah di sentrifuge