k-f · 2020. 2. 14. · dengan menggunakan metode paratin. Lapisan gonocytus di. da-f. . lam tubUli...

37
LAP 0 RAN.· P E ·N·E L I r·I AN STRUKTUR ·MIKROANATOMI TESTIS MENCIT ( lllu• mu•c .. ) SETELAH · PEMBERIAN EN8IM PAPAIN Oleh: SUIILO HMDARI SUNTORO Dibiayai oleh: Dana Penunjang Pendidikan· Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Tahun 1987/1988 Dengari Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian· (No.: UGM/81/42/M/05101) FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA DEPAATEMEN PENOIOIKAN DAN KEBUDAYAAN. 1888 k"-f .. l?iL J c! I

Transcript of k-f · 2020. 2. 14. · dengan menggunakan metode paratin. Lapisan gonocytus di. da-f. . lam tubUli...

  • LAP 0 RAN.· P E ·N·E L I r·I AN

    STRUKTUR ·MIKROANATOMI TESTIS MENCIT ( lllu• mu•c .. ) SETELAH · PEMBERIAN EN8IM PAPAIN

    Oleh:

    SUIILO HMDARI SUNTORO

    Dibiayai oleh: Dana Penunjang Pendidikan· Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Tahun 1987/1988

    Dengari Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian·

    (No.: UGM/81/42/M/05101)

    FAKULTAS BIOLOGI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    DEPAATEMEN PENOIOIKAN DAN KEBUDAYAAN.

    1888

    k"-f '~ty .. l?iL J~ J c! ~ I

  • - \ ·•

    hDtlitian ~- )ertujuan untuk ......... , • .,.... ~

    sia ·papaia _.pull7&1 bllaaapuan .urat~. •ncb••bat .. •P.erlfat~ . .--'_.;;......;;._- . . . •· .

    seneaia • Bila . apenatopneaia biaa terbaftat oleh ... ,....,. .. · -----· . ' . ini maka · clapat 41pikirkan ltellUnsldnan peaauaaar.aap Ul'dtlk ·

    menunJans prosra• nuional lteluarsa Bereneana, nl~upun · · ·. • 'rt. .•

    \mtuk ..Uucl teraebut perlu pead.ldran lebih l«njut.

    A4a ae41kit perubaban 4alam ·pelakaanaan p~nelitian

    ini J'&itu pada pola pe11berian enzim JllDI aeaula 41renoaua-

    . kan ban7a aelama 7 bari berturut-tur~t, pada penelit~

    1Di dipnakan variaai waktu 5, 7, g, 11, 13, 15bari.

    Perubahan ini dimakaudkan untuk aendapatkan &ambaran ,aac

    lebih luaa perihal pengaruh enzim teraebut terbadap ·~~

    tur teatia.

    Ataa terselenggaranJa penelitian ini, kall1 uoapJtae

    terima kaaih J&D& sebeaar-besarDJa kepada 1

    1. Pakultas Biologi Universitas Gadjah Hada 78D8 te- .

    lab memberikan bia7a melalui DPP/SPP aehin11a pe-

    nelitian ini dapat berjalan.

    2. Team penilai penelitian Pakultas. Biolosi, UGH 7aqs

    telah memberi kesempatan untuk melakaaoakan pene•

    litian 1n1.

    3. Seaua pibak Jan& tela~ membantu kelancaran pelak-

    aanaan penelitian ini.

    Yo.,..arta, ·~1Wa·1988

    Pelakaana Penelitian, ··1.··. Susilo Banclari Suntoro. i·

    1

    'I

    '

    :; J

    i

    1 I

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    P-RAKA';l'A •••••••••••••••••••••••••••••••••••• • •••• 1

    DAFTAR ISI •••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 11

    DAFTAR GAMBAR • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 111

    . INTISARI •• •. • •••••••• • •••••••• • •••••••••••• ·••••• 1v

    I. PENGANTAR ••••••••••••••••••••••••••••••••••••

    I.l. Latar Belakang Permasa~~~~~.·~··~~··•••••

    1.2. Tinjauan Puataka ••••••••••••••••••••••••

    1.2.1. Enzim papa1nl ·akt1•1taa dan·peng-gunaannJa ••••••••••••••••••••••••

    I .2 .2. Testes·, struktur dan Proaea Sper -matogenesis ••••••••••••••••••••••

    1.2.3. Penelit1an-pene.litian yang pernab dilakukan ••••••••••••••••••••••••

    I.3. Hipotesis •••••••••••••••••••••••••••••••

    I.4. Rencana Penelitian ••••••••••••••••••••••

    II. CARA PENELITIAH • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

    1 -

    1

    2

    2

    5

    8

    9

    9

    12

    II.l. Bahan dan Alat •••••••••••••••••••••••• 12

    II.2. Jalannya Penelitian ••••••••••••••••••• 12

    II.3. Cara menganalisia basil ••••••••••••••• 14

    III. BASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN •••••••••••• 16

    III.l. Basil Penelitian •••••••••••••••••••• 16

    III.2. Pembabasan •••••••••••••••••••••••••• 23

    IV. KESIHPULA.N • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 26

    V. DAFTAR PUSTAKA •••••••~••••••••••••••••••••••• 27

    VI • LAHPIRAH ........ ·- ....•.•.....•.............. 28

    ii

  • DAFTAR GAHBAR.

    Halaiun

    Gam bar 1 t struktur llikroanlltomi· t$at1s Ml'lcit · Kpntrol (K) •••~••••••••••••••••••• 16·

    Gambar 2 : struktur mikroanatomi testis menoit Jang diperlaktikan dengan papain 5 -bari terus menerwi 1 · doaia · 1 · *6/hari ·

    17 secara oral (P5) •••••••••••••••••• Gambar '3 t Struktur mikroanatomi testis mencit

    7ang dipe:rlakukan dengan papain 7 -· hari terua menerwt; 'dOsis ·1 mg/hari, secara oral ( P7 ) •••••••••••••• • .••• 18

    Gambar 4 : Struktur mikroanatomi testis mencit 7ang 41perlakukan dengan papain 9 -

    j hari terus menerus,dOSis'l· -a/bar1 secara oral (P9). ••••••••••••••••• 19

    Gambar 5 : Struktur mikroanatomi testis mencit yang diperlakukan dengan papain 11-

    j )lari·terus menerus, ·dosia·l mg/hari secara oral (P11 ) ••••••••••••••••• ~0

    Gambar 6 • Struktur mikroanatomi testis mencit • rang di-perlakukan dengan papain 1'3-hari ter,us menerus, dosis 1 mg/hari secara oral (P13 > ••••••••••••••••• 21

    Gambar 7 • Struktur mikroanatomi testis mencit • yang diperlakukan dengan papain 15-hari terus menerus, dosis 1 mg/hari secara oral (P15 ) ••••••••••••••••• 22

    iii

  • I .

    INTISARI

    Sejumlah 21 ekor menoit (HWI lllusoulua.) jantan dewasa

    setelah diadaptasikan di laboratorium selama 2 ·minggu, he-

    wan dikelompokkan menjadi Kelompok Kontrol dan Kelompok ·

    Perlakuan. Semua hewan dalam Kelompok Perlakuan diperlaku-

    kan secara oral dengan papain Wasserl&slich Merck '3,5 m

    Asison-E/mg yang diperoleh dari Apotik dengan dosis.l mg/

    hari yang terbagi dalam Kelompok_perlakuan 5 hari, 7 hari,

    9 hari• 11 hari, 1'3' hari dan 15 hari. Baik hewan kontrol

    niaupun perlakuan, setelah dibunuh segera diambil testis --

    nya dan selanjutnya dibuat sediaan irisan setebal 6 mikron

    dengan menggunakan metode paratin. Lapisan gonocytus di. da-f. .

    lam tubUli seminireri diamati strukturnya dan dihitung ju-

    mlahnya.-Data-data yang terkumpul dianalisa dengan meng-

    gunakan analisa variance model C~D dan Test Uji LSD. Haail

    penelitian menunjukkan bahwa ada hambatan pada proses sper-

    matogenesis pada Kelompok Perlakuan.

    iv

  • I • ·. PBHGAITAR

    1.1. Latar Belakang Permaaalahan.

    Enzi• papain 4idalaa.4unia •41• dipnaltan.aebqal . '

    obat 'untuk Jll807eabubkan. berbagai macaa })4tDJ'akit c\iantazaa• . ~ . . ·,. . .

    D7& adalah pen,-aldt tUlllOr malignan (Morton, 1917). DeGpn

    berlatar belakans pada kemampuan sen7ava 1n1 · untut MDC •

    bambat tumor JDalisnan malta besar kem~kinan bahwa •••~ .

    wa ini juga mempun,-ai kemampuan me~mbat spermatopne -

    .sis, sebab 41 dalam proses apermatogenesis di ctalamnJ&

    terkanduns pula proses mitosis dan berkembangn,-a sel-sel

    tumor menjadi ban7ak juga karena proses Dd.tosis (Hill clan . . La Via, 1980). Sebinaa dengan demikian kalau sen7ava ini

    mampu 118nghambat mitosis sel-sel tumor, besar kemuncJdnan

    bahva sen,-awa ini jusa mampu menghambat IIi tosia sel-ael

    spermatoaen testis.

    Dengan berpijak pada latar belakang di atas, maka ~

    pat diajukan permasalahan sebagai berikut:

    1. Apakah benar enzim papain dapat menghambat ape~

    togenesis ?

    2. Bila benar dapat menghambat spermatogenesis apa -

    kah makin lama pemberian obat etektivitas hambat-

    an makin besar ,-ang berarti sterilltas .-.kin ti -

    nsgi?

    3. Apakah enzim papain ini aelain menghambat ad.tosis

    juga mempengaruhi atruktur ael dalam arti menimbul-

    JtaD·degeneraai,ael ?

    1

    I .

    . i

  • 2

    la1au terjadi 4egeneraai sel, sampai sejau •• tesenerasi itu terjadi pada berbasai variasi per-lakuan.

    I .2. Hnjauan Puataka,

    1.2.1. Bnsim papain, aktiYitas dan penasunaau,-..

    Ensim ·papain 'berasal dari tanaman pep&J'a (oploa a-< •

    pya. Linee) 1 7ang 'diperoleb dari elaitrak buab pepaJ'A mu-

    da atau dari daunn7a. Papain lllU.rlli berupa aerbuk putih ke-

    kunincan beraifat bigroskopia berisi beberapa maoam enaim

    J'&Dg dapat bekerja pada medium asam, netral atau alkaliaJ

    sering diaebut pula papaJotin (Hoer & Osol, 1956• AnonJma,

    1966). Papain murni buatan Meer adalah suatu aerbuk putih

    kekuningan 7ang berisi papain dan ohJ1DOpapa1n dan sejUIIll.ah < •

    kecil am7laae, lipase, pectase dan enzim-enzim lain (K~

    ton, 1977).

    Di dalam ekstrak papain sebenarn7a terkandung lebib

    dari satu maoam enzim di antaran7a adalab :

    - peptidase I 7aitu enzim 7ang mampu mengubah prote-

    in menjadi dipeptida atau po11pept1da.

    - enzim koagulan, serupa dengan rennin.

    - enzim amilo1itik.

    - •clotting enzJllle~ adalah enzim semaoam pectase.

    - enzim Jang berperanan kecil pada metabolisme lemak

    (Claus, 1962).

    Baik papain maupun ch,.mopapain adalab dua enzim.

    kristallin Jang potensial Jang dapat diambil dar! lateka

    dari semua bagian tanaman papa7a• Ch7Mopapain terdapa~ pa-

    . I

  • 1101 bapJak tetapi papain •.Pun7&1 aktiYltaa prote~litik

    2 X lebib be ear. Berat aolekul kriatal papain a

  • 4

    Selain it~; ensim 1D1 41 d.alam dunia ke4okteraa temrata

    · mampunJ'&i ban7U kegunaan antara lain dapat · UDtuk •nco -bati berbagai maoam pen,akit antara lain·pen~t o•oias~

    an, penJakit eczema juga untuk memberantu· -kut11 atau ka-~

    timumul dan bahkan tumor malisnan (Kortoo, 1977 dan Ola~, ·

    1962).

    Di 8amping itu aeoara tidak langaung maa)"arakat ba -

    nJak mensgunakan S8DJ&Wa ini dalam pengobatan tradisiOnal

    misalnJa ctalam pengobatan pe117akit malaria, dalam pencobat-

    an tekanan darah rendab dan kekurangan darab, dl1 d1 aam •

    ping aering pula digunakan aebagai 1alap maupun aaJV dan'

    pelunak daging.

    Di dalam terapi media, enzim papain diberikan dalam

    bentuk tablet (10.000 unit/tablet) Jang 41berikan aetiap

    2 jam se1ama 24 atau 48 jam pertama, kemudian 10•000 unit

    diberikan aetiap 3 atau 4 jam.ae1ama sekurans-kurangaJ&· 5

    bar! (AnonJMa, 1966). Menurut (Hoerr & Osol, 1966)

    papain dapat diberikan dalam doaia 0,1-0,3 gram aampai 2 -

    5 gram.

    Mekanisme kerja enzim proteolitik papain ini diduar-

    kan pada aktivasi terbadap plasminogen (protibrino1Jsin)

    menjadi plasmin (:ti brinol.7sin) 7ang kemudian memecah ti -

    brin (Anon,-ma, 1966).

    Da7a kerja enzim ini ada1ah bahwa ia mampu mengadakan

    depolimerisasi pada timbunan :fibrin 4i daerah intla~i,

    sebingga o1eh karena kemampuan 1n11ah timbunan sel J8n& rusak dapat dil.arutkan (AnonJma, 1966).

  • 5

    Ada ,-ana bet-pendapat bahwa ensim ini _ -..n aebab ia .. ' ' . beraaal dari tUIIbuban · berbeda haln7a kalau· ia ~raaal ·4art

    . hewan. Tetapi hal ini bel11111 pernah dibukt1kaD (ROI'toa1 1977,

    AnonJM, 1966).

    Testes merupakan kelenjar tubular koaple~ J'&DS ... -

    pun,-ai dua tungsi ,.aitu reprodukai dan hormonal. Ia dikeli-.

    lingi oleh kapaula jaringan pen,-ambung kolagen, ,-,itu tu -

    Dica albuginea. Tunica albuginea mempun,-ai penebalan pada

    bagian· posterior, disebut mediastinum teat.ea, dari. mana

    septa fibrosa menonjol ke dala• kelenjar, me~~ kelenjar

    .menjadi seldtar 250 ruang-ruans piramid~l ,-ang dina.-Jtan -

    lobulus teatea. Septa ini tidak sempurna , dan serins te'r-

    bentuk hubungan antara lobulus-lobulus. Tiap-tiap lobulus

    ditempati oleh 1-4 tubulus aeminiterua ,-ang· terbenam dalam

    selaput jaringan pen,-ambung.

    Tubulus seminiterua, dibataai oleh-epitel berlapia

    kompleks, pada ranuaia bergaria tengah sekitar l~o-25 Um

    dan panjang 3o-70 Om, terdiri ataa : tunika jaringan peJl7a-

    mbung fibrosa, lamina basalis ,-ang berbatas tegaa, dan epi-;

    tel germinatiTUm atau aeminiterUs kompleks~

    Epitel terdiri atas 2 'jenis sel 7aitu sel-sel aertol1

    atau pen,-okong dan ael-sel ,-ang aerupakan turunan sperma •

    togenik. Sel-ael turunan apermatogenik tersuaun dalam 4-8

    lap1aan gonoait ,-ang menempat1 ruang.antara membrana b&aa-

    lia dan lumen tubulus. Sel-ael ini ·laerbiak beberapa kali

    ·' .~.

    ~ ..

    ..

    . -~

  • 6

    dan akbirn7a 'berdif;tereuiasi mengbasilkan apermatoaoa.

    Fen011ena dart DIUlai auapa1 akbir dinaakan aperM.toaene -

    ·sis dan dapat dibagi dalam 3 rase, 7aituc - spermatogenesis, dimana spttNatogon:l.ummembelah berturut- ·

    turut menghasilkan keturunan sel 7ang akbirnJ& mengbasil -

    kan spermatosit.

    - meiosis, dimana spermatosit mengalami 2 pembelahan J'&QI

    berurutan dengan pengurangan setengah jumlah kromosoa dan

    jumlab DBA per sel, mengbasilkan spermatid.

    - sperad.ogenesis, dimana spermatid melalui suatu proses si-

    toditterensiasi yang rumit menghasilkan spermatozoa. -

    Proses spermatogenesis dimulai dengan sel benih pri ~

    mitit (spermatogonium) yang terletak dekat dengan lamina ·

    basalis. Ia merupakan sel yang relatit kecil dan intinya

    mengandung kromatin irreguler, membentuk kelompokan-kelom-

    pokan kasar. Pada pematangan seksual, sel-sel ini mengala-

    mi serangkaian mitosis berturutan dan sel-sel yang baru

    terbentuk dapat mengikuti salah satu dari 2 jalan yaitu me~

    reka dapat melanjutkan diri seperti sel induk, setelah sa-

    tu pembelahan mitosis atau lebib atau mereka dapat membe -

    lah dan tumbuh menjadi lebih besar dari pada spermatogoni-

    u• induk dan menghasilkan spermatosit primer. Segera sete-

    lah spermatosit primer terbentuk mereka berada dalam prora-

    se pembelahan meiosis perta.a •. Pada.permulaan pembelaban . .

    meiosis I, spermatosit primer mempunyai 46 (44+XJ') kromo -

    som dan·DNA sejumlah 4 N. Pada·protaae ini, sel melewati 4

    stadium yaitu : leptot;en, zigoten, pakiten dan diploten, ·

  • 7

    dan aenoapai stadia cl1ak1ne81a •nsbdilkan peld.aaban .

    kromoaoa. Selama stadium .meiosis, •oroad.na ewer• sen-pD . - .

    . kromosom bergerak kearab masins-masins kutub. ·Jtarena pro- · ' ·

    rase pada pembet'aban 1ni memerl\dtan waktu 'fans lama (Jd.ra-1

    kira 22 bar1) sebalian besar eel Jartg terlibat pacla pemo-.

    tonaan ...... dalam r~se ini I kromatin memilin ~mbentuk

    kromoaom. spermatoait primer adalah eel 7•ns terbesar dart

    turunan spermai;ogenik dan 41 tandai oleh adan,-a kromoaom

    dalam berbaga1 stadium proses pemilinan 4alam 1otin7••

    Dari pem~lahan meiosis I ini dibaailkan sel-ael JRDS le-

    bib kecil J&ng dinamakan spermatoait sekunder d•ns•n haDJ&

    mengandung kromoaom 23 (22+x dan 22+7)• Pengurangan jumlah

    ini (dari 46 menjadi 23) diikuti oleh pengurangan jumlah'

    DNA per sel dari 4 N menjadi 2 N. Spermatosit sekunder su-

    kar ditemukan dalam potongan testis karena mereka berada

    dalam rase ,-ang sangat singkat untuk cepat masuk dala- pem-·

    belahan meiosis II. Pembelahan spermatoait sekunder mengba-·

    silkan spermatid, ,-aitu sel yang mensandung 23 kromosom.

    Pada pembelahan kedua ini, jumlah DNA per sel berkUrans •.•~ ; .

    paroh, membentuk sel-sel haploid ( .1B· .). Hal ini terjadi

    karena tidak ada taae s ( sintesis DNA) an tara mitosis per-tame dan kedua dari spermatosi t. Dengan demikian dari pro-

    ses meiosis ini dihasilkan sel-sel dengan jumlah kromoao~

    haploid (Junquiera and C~neiro; 1980). Spermatid adalah sel basil pembelahan speraatoait ae-

    kunder. Sel-sel ini berukuran kecil, inti densan daerah -

    daerah kromatin 'JSDS padat dan terletak dekat bagian te -

  • 8

    ngah tubulus aemin1tel'US • Dengan terbentuknJa spermatid

    p!'oaea apel'matogeneais berakhir. Setelah i tu spePIIlatid •-

    ngalami diterensiaai yang kompleks yang dinamakan ~pertd.o

    genesis JllDS menghasilkan perubahan spermatid -.nJadi

    spermatozoa (Juaquiera & Carneiro, 1980).

    1.2.3~ Penelitian-penelit~an yang pernah dilakukan.

    Biji pepa,-a, .sama haln,-a dengan bagian-bagian lain

    dari tubuh tanaman pepa,-a, mengandung juga enzia papain.

    Penelitian ,-ang di1akukan o1eh Farnworth dengan .mengguna-

    kan suspenai biji pepaJa yang diberikan secara oral pada

    tikus jantan fert11 dengan dosis 20 mg/ekor dalam waktu

    8 minggu, menunjukkan penurunan kemampuan untuk mengawini

    tikus-tikus betina fertil sebesar 40 " (Farnworth, 1982).

    Kemudian Das mengemukakan basil penelitiannJa bahwa biji

    pepaJa mempun,-ai efek menurunkan kesuburan tikus jantan .

    (Das, 1980). Soumienen mengemukakan bahwa enzim proteoli -

    tik menurunkan viskositas semen. Se4angkan menurut bebera~

    pa penu1is makin rendah viskositas semen makin tinssi ke-

    oepatan spermatozoa. Makin meninggin,-a keoepatan apermata-

    z~a kemungkinan men,-ebabkan spermatozoa bergerak cepat da~

    lam waktu singkat kemudian berhenti sehingga kesuburan se-

    men menurun (Soumienen, 1971). Penelitian yang dilakukan

    oleh Saritudin dan kawan-kawan dengan judul : Pengaruh Bi-

    ji PepaJa (Carica papata, Linn) Terhadap Spermatogenesis-

    Menci.t dengan doaia 10 mg dan 30mg/ekor aelama 40 hari te-

    rus menerus memberikan basil bahwa biji pepa,-a menurunkan

  • 9

    jumlah '881 spe~toae~k, •nipiakan .tebal lapisan sermt-nal a.n ~~erenssanakan Jarak tubuli sead.niteri (SaritwUn-dkk, 1986) •.

    I.,. Bipoteais. Dengan mempelajari sitat-sitat enzim papain teraebut

    diatas 7ang antara lain proteolitik Jang berarti akan .. ~

    pengar\Jbi aintesa pro,tein dan akti vi tas protein pada ~

    D7a dan juga dengan melihat hasil-baail penelitian terda- ·

    hulu dengan menggunakan biji pepaJa Japg di dalamnJa Jusa terkandung enzim papain yang pada umumn7a menimbulkan ater-

    tilitas, maka dapat diajukan suatu hipotesis dalam peneli-

    tian 1n1.1alah, bahwa :

    1. Enzim papain dapat menghambat proses spermatogenesis.

    2. Ada hubungan antara lama perlakuan.denaan menipiaQJa

    lapisan gonosit.

    3. Ada degenerasi sel.

    I.4. Rencana Penelitian.

    Hewan uji adalah mencit (!!!!!,musculus) jantan devasa

    yang dibagi menjadi Kelompok Kontrol dan Kelompok Perl~

    an. Seaua hewan diadaptasikan terlebih dulu dalam·kandang

    di laboratorium, sebelum penelitian dilakukan.

    - Kelompok Kontrol (K) : adalah kelompok hevan Jang tidak ..

    diapa-apakan.

    - Kelompok Perlakuan (P) : adalah kelompok hewan yang 41-

    perlakukan dengan papain 1 mg/hari aeoara oral,

    yang terbagi menjadi :

    I ! .

  • P5 : Kelompok Per1akuan dengan pemberian papain ae1ama

    5 hari terus aenerus dan kemudian dibunuh hUi k• 6.

    P7 : Ke1ompok Per1akuan .den~an pemberian papain se1ama 7

    bari terua menerus, bewan dibunuh bari ke a. P g : Kelompok Perlakuan denaan pemberian papain aelama 9

    bari terus menerus, hewan dibunUh hari ke 10.

    P11 a Ke1ompok Per1akuan dengan pemberian papain ••1~ma 11

    ·hari terus menerue, he wan di bunub ha~i ke 12.

    P13 : Kelompok Perlakuan dengan pe~berian papain ••~ama 13

    hari terus menerll8 1 hewan dibunuh hari ke 14.

    P15 : Kelompok Perlakuan dengan pemberian papain aelama 15

    hari terus menerus, hewan dibunuh hari ke 16.

    Dalam peneli~ian yang akan diamat! adalah lapisan

    gonosit (lapisan sel-se1 spermatogen) yang terdapat dalam

    tubuli seminiteri testis. Se1ain itu juga diamati struk -.

    tur masing-masing jenis sel di dalam tubuli seminiteri ~u

    lai dari sel-se1 spermatogonium, spermatosit primer, sper-

    matosit sekunder, spermatid dan spermatozoa. Pengamatan

    dilakukan dengan cara menghitung jumlah lapisan gonosit

    dari bewankontro1dibandingkan dengan jumlah lapisan gono-

    sit hewan perlakuan. Bila secara analisa statistik didapat

    kan beda nyata antara kelompok kontrol dan kelompok Per1a-

    kuan dimana jumlah lapisan gonosit kelompok Perlakuan le-

    bih kecil dari pada jumlah ~apisan gonosit kelompok Kon-

    trol, maka berarti disitu terjadi hambatan proses sperma-.

    togenesis. Kemudian bila ada beda nyata antara kelompok

    .· Perlakuan maka dis.itu berarti ada pengaruh lama perlakuan

    ' . ' .

  • 11.

    terhadap jumlah lapiaan gonosit. SelanjutnJa, aelain juat-

    . lab lapiaan gonoait diamati ·pula atl'UktU:P muini .. _.inl ·

    ael apermatogen apakah sekiran7a en1&1m P.apa1n ber.itat •1-totoksik pula terhadap sel atau jaringan• .

    Data-data J&ng analiaanJa perlu dengan atatietik4i~

    analia1a dengan analisa statiatik.

    ' '

  • .II • · CAR.A PBDLITIAR

    II.l. Bahan dan Alat.

    Bahan : 1. 21 ekor .Mncit jantan dewasa 7ang diperoleb ~

    ri Unit PengeJJlbangan Hewan Peneli tian Un1Y'era1-. .

    tas Gadjah Mada. Berat antara 3G-,7. p-am.·

    . 2. En.zim Papain, diperoleh dari A.potik Plljiwarae

    Yog7akarta, Kode Art 7144 merck dagans a n .

    Papain waaser1os1ich Merck, 3,5 m :Anson-Elms.

    3. Bahan kimia untuk processing preparat Dd.kroana-

    tomi metode paraf'in (antara lain : xrlene• To-

    luene,- ethrlalcohol, formalin, picric acid,

    dll.) dan zat-zat kimia untuk pemu1asan Hemato-

    XJ'lin-Eosin.

    Alat : 1. 10 buah kandang mencit terbuat dari bak plastik

    dengan tutup kawat kasa. .

    2. Alat-a1at untuk pembuatan pembuatan preparat·

    mikroskopis metode parafin (antara lain : OYen,

    mikrotom putar, meja pemanas, 411.).

    · 3. Mikroskop untuk mikroi'otograf'i.

    4• Mikrometer.

    II.2. Jalann7a Penelitian.

    Sejumlah 21 .ekor mencit jantan dewasa, dibagi dalam

    7 kelompok, 7aitu :

    Kelompok Kontrol (K) 3 ekor.

    Kelompok Perlakuan 5 hari ( p5 ) : 3 ekor

    Kelompok Perlakuan 7 hari ( '7 ,) a 3 ekor 12

  • Kelompok Perlakuan 9 hari ( Pg ) : ' ekor

    Kelompok Perlakuan 11 bari ( P11 ) : ' ekor

    Kelompok Perlakuan 1' hari ( P1, ) ·: ' ekor

    Kelompok Perlakuan 15 bari ( P15 ) : ' ekor

    13

    Sebelum mulai perlakuan hewan diadaptaaikan di la~·

    ratorium ae1ama + 1 minggu. Selanjutnya l8.ekor hewan per-. -- . lakuan aemuanya diberi· papain 1 mg/ekor perhari aecara

    oral. Untuk mempermudah masukDJa aenyawa ini·keda1am ~u

    buh hewan perlakuan• papain yang terdapat dalam bentuk

    serbuk kekuningan dilarutkan dalaa aquab1d•st ater11.

    Cara pemberian dengan menggunakan pompa auntik 7ang dihu-

    bungkan dengan slang karet 'faDS ujungnya aampai batas ke-

    rongkongan agar semua larutan dapat seluruhnya maauk ke -

    perut. Dibuat larutan yang setiap 0,1 ml mengandung 1 mg-

    papain.

    Selanjutnya P5 dipero1eh dengan membunuh hewan yang ·

    telah mendapatkan 1 mg papain/hari se1ama 5 hari berturut~

    turut dan dibunuh pada hari ke 6, demikian seterusnya di-

    perlakukan sama untuk P7, P9, P11, P1, dan P15 •

    t Setelah hewan dibunuh, segera testis diambil dan di-

    fiksasi dengan lar-Bouin yaitu larutan tiksatif yang me-

    ngandung formalin dan asam pikrat, selama + ' jam kemudi-.. . an diproses dengan metode paratin untuk dapat memperoleh

    irisan jaringan setebal 6 mikron kemudian diwarnai dengan

    pemulasan Hematoxylin Ehrlich-Eosin. Basil dari proses

    ini adalah penampang testis yang di.dalamnya berisi tubu-

    li seminiferio

  • 14

    II.3. Oara menganalisia Basil.

    Tubuli aeminiteri a4alah auatu Oltf&n' tUbtll..er faDI

    berkelok-kelok sehingga pada penatBpang~testis ada 'tub'GU.

    ,-ang · persia terpotong melintang ,-ai tu tubuli 7&aS · betUJ.- ·

    betul nampak bulat namun tubuli d•pat pula terpotong ae-rong, sehingga pada penampang testis nampak ada tubuli

    J"ang berbentuk bulat memanja.ng. Untuk lllenganalisis haa11, .

    han,-a tubuli .,-ang terpotong persia melintang saja ,-ang eli-.. amati karena ini dapat menunjultkan Jumlab lap isan sonoait

    ,-ang sebenarnya. Jumlah lapisan ~onosit dihitung mulai da-.-

    ri tepi tubulus sampai lumen. Jumlah lapisan sonosit kon-

    trol dibandingkan dengan jumlah lapisan gonosit masing -

    masing h~wan perlakuan. Bila terjadi beda nyata .antara

    Kontrol dan Perlakuan dimana Jumlah rata-rata lapisan go-.

    nosit bewan kontrol lebih besar dari he~an p~rlakuan, ma-

    ka berarti ada hambatan spermatogenesis. Berkurangn,-a jum-

    lah lapisan gonosit perlakuan tersebut disebabkan oleh ·

    terhambatn,-a mitosis y~ng disebabkan oleh karena a.ktivi •

    tas enzim papain.

    Untuk menentukan beda nyata antara kontrol dan perla-

    kuan, digunakan analisa vari~nce densan metode ORD dan

    Test uji LSD.

    Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama per-

    lakuan dengan jumlah lapisan gonosit dilakukan analisis

    regresi-korelasi• Pengamatan terhadap struktur sel-sel

    spermato-gen perlu dilakukan juga untuk·mengetahui apakah

    ada perubahan, sebab bila ada perubahan struktur pastilah

    ••

  • terjadi gangguan rungsi dari yang bersangkutan.

  • III • BASIL PENELI'l'IAB .• DAN Ptam.lJWJAH· •

    lii.l. Basil P•nelitian.

    Pengamatan st~ur mikroanatomi Test18 ·aenoi t' (Mus !!!!O\\- ·

    lua) kontrol (K). -,,

    Gambar 1 : struktur mikroanatomi Testis menoit Kontrol Pem.ul.asan HB.

    Keterangan gambar :

    1. membrana basalis. 2. sper-.togoniuat '.5. spermatosit primer 1-2 lapis. 4. spermati~ '.5-4 lapis. 5. spermatozoon. 6. lumen. · .

    Jumlab lapisan ·gonosit pada hewan Kontrol ini adalah 71 .'.51.

    16

    ..

    ' ,I

  • 17

    , Pengamatan struktur mikroanatollli Testi• · •ncit (l!il Hft-11!!.) J&ng 41perlakukan ·dengan ensim papain doa.i~ · 1 maAart. '·

    Gambar 2: Sti-Uk:tur mkr'oanatomi Testis mencit. ,.&ns cli-perlakukan dengan enzim papain dosis 1 f1C/ -. ha.ri berturut-turut. Pemuluan HE.

    Keterangan gambara 1. membranabasalis. 2. spermatogonium. 3. apermatoait 1-2 lapis'• 4 •. aperatid 2-3 lapia .• 5. spermatozoon. 6. lumen.· · ·

    Dari gamba:r diatas, nampak babwa P5 menunjukkan suat• penu-

    runan jumlah lapisan gonosit Jaitu bahwa jumlah hewan Kon-

    trol rata-rata 7•31J pada P5 iili jumlah.lapisan sonosit ra-

    ta-rata 5,32. Terlihat ada kemunduran struktur walaupun ke-

    munduran ini masih amat ringan. 7aitu mengeciln7a diameter

    tubuli seminiteri seperti nampak pada gambar.

  • 18

    Pengamatan atruktur mikroanatomi Teatie menoit (lb!!. !W!!ll-

    !!!!,) J&ng diperlakukaft deng•p enzim papain doaia 1 ma~i

    selama 7 bari berturut-turut. (P7).

    Gambar 3: Struktur mikroanatomi Testis ~nci t 7ang di-perlakukan dengan enzim papain doais 1 me/ hari selama 7 hari berturut-turut. Pemulasan HE.

    Keterangan gambar : 1. membrana basalis. 2. spermatogonium. 3. apermatosit primer 1-2 lapis. 4. sperma-tid 2-3 lapis. 5. spermatozoon. 6. lumen.

    \

    Jumlah lapisan gonosit rata-rata pada P7 ini menurun men -

    jadi 5,08. Pada gambar nampak lumen koaong, ada degeneraa:L

    sel.

    r I

    '

  • 19

    Pe.nca•tan atruktur mikroanai;omtlfestie·~menoit (Ill!!.,.,,.. !!!!> J&QS diperlakuka'il_ deng•n enzim papain .doeiw ·1 ~1 selama 9 bari berturut-turut. (P9). • ". · •

    ~~, ' ('

    Gambar 4: Struktur mikroanatomi Testis inencit PDS 41-perlakukan dengan enzim papain doais·l i&/-bari selama 9 hari berturut-turut. · Peaulaaan BB. ·

    ~eterangan gambar :

    1. membrana basalis. 2. spermatogonium. · :5. spermatosit primer 1~2 lapis. 4• sp~ -tid 2-:5 lapis. 5. spermatosoon.

    Jumlah lapisan aonosit rata-rata pada Pg ini adalah 4.86.

    Lumen nampak kosong. Dagenerasi sel paakin meningkat naapak

    ada sel-sel yang piknotik.

    .. ,

    ..

    ' i

    J :i I

  • 20

    Penga•tan struktur niikroanatoai Testi.a menoit (lUI pcu-,

    - lua) 7•BS diperlakukab dengan ensim . papain doaia 1 llllfhari _ -selama 11 bari berturut-turut. (P11).

    Gambar 5·: Struktur mikl'oanatomi testis ilenoit 78D8 d1-perlakukan dengan enzim papain.dosia l llf&/-hari selama ll hari bert1.1rut-turut. Pemulasan HE.

    Keterangan gambar: l. membrana basalis. 2. spermatogonium. 3. spermatosit primer 1-2 lapis. 4. aperma -tid o-3 lapis. 5. spermatozoon. 6. lumen"·

    Jumlah lapisan gonosit rata-rata pada P11 adalab 4.11· '

    Degenerasi sel nampak lebih meningkat. hambatan apermato -

    genesis ·lebih DJata. Banyak didapatkan se~-sel yang pikno-

    sis. Lumen nampak koaong.

    - ..

    • •

  • Pengamatan struktur mikroanato~;,•'festii meno11; (!!!!. !!Jioa- ', lua) sate lab diperl~an dengan, enzia pap,iri doa1a l';·Jia/ - ' · .. ·- .... hari aelalla 13 'bari "rt~t-turut. (113 >.~ ·

    Gambar 6: Struktur mikroanatotqi Testis menoit 7ang di-. per1akukan dengan enzim papain doaia 1 mg/ -hari .selama 13 hari bEtrturut-:turut. · Pemulasan HE.

    Keterangan gambar : 1. membrana basalis. 2. spermatogonium. 3. spermatosit primer 1-2 lapis. 4~ sperm& -tid o-3 lapis. 5. spermatozoon. 6. lumen.

    '

    Jumlah lapis an gonosi t rata-rata pada P13 ini adalab 3, 57·.

    Degenerasi sel makin meningkat banyak sel yang kar7olisis,

    dan ada pula yang piknotik.

    ..

    1 I

  • Pengamatan struktux- mikroanatomi Testis menoit .

    lus) setelah diperlakukan dengan enaim papain .. , •. 1 ... , - - \ ' bari se1ama 15 hari terus .. menerus. (P15 ) • t

    Gambar 7t Struktux- mikroanatomi Testis mencit yang di-perlakukan dengan enzim papain dosis 1 mg/-hari selama 15 hari berturut-turut. Pemu Pemulasan HE.

    Keterangan gambar :

    1. membrana basalis. 2. spermatogoPi·um. 3. spermatosit primer 1-2 lapis. 4• sperma-tid D-2 lapis. 5. spermatozoon. 6. luJRen.

    Jum.J.ah lapisan gonosit rata-rata pada P15 ini adalah 2,94.

    Degenerasi. sel makin meningkat, nampak ada tubuli yang ham-

    pir 'kehilangan sel-sel spermatogennya, terjadi pula karJo-

    lisis dan piknotik.

    ' •• ..

  • Dalam uji atatistik dengan analiafl regresi kor:elasi untuk

    mencari hubungan apakab laman,-a hari perlalf\lan 'mempe•sal'Ub-, 1 jumlah lapisangonosit.. J?ari per~itu~a.n berdasarkan cla-··

    ta yang.diperoleh didapatkan 1' = 0,4692, berarti : o

  • 24

    hambatan terhadap proses mitosis. Hambatan terhadap proses

    mitosis dapat terjadi oleh be~bagai sebab,-misalnya hambat- ·

    an terhadap proses sintesa DBA; ha~batan terhadap proses

    sintesa protein, atau bahkan dapat terjadi karena adanya

    se~yaw$-senyawa yang bersirat toksik terhadap sel f&ng ber-

    sangkutan sehingga aktivitas metabolisme dan aktivitaa re-

    produksi dari sel yang bersangkutan berhenti total. Sila I

    hal itu terjadi maka tidak mungkin sel tersebut dapat me -

    lakukan aktivitas mito·sis. Telah diketahui bahwa sel dalam . perjalanan hidupnya mempunyai siklus sel lebih-lebih sel -

    sel yang akt~t. membelah. Bila salah satu dari rase dalam

    siklus sel terhambat maka proses mitosis juga akan terha -

    mbat. Obat-obatan yang dapat digunakan untuk penyembuhan

    penyakit kanker umumnya bekerja dalam salah satu rase da -

    lam siklus sel, seperti mis·alnya senf8wa nitrogen -musta~ds

    bekerja dalam rase G1 dalam siklus eel, kemudian rluorou -rasil bekerja pada rase s yaitu rase DNA. Mengingat bahwa

    papain ini terdiri dari berbagai macam enzim (Morton, 1977)

    yang mana belum semuanya dapat dideteksi metabolismenya

    dalam tubuh dan mengingat pula bahwa enzim ini mempunyai

    kemampuan untuk memberantas tum~r malignan (Morton, 1977

    dan Clause, 1962) maka dapat dimunglcinkan sekali bahwa en-

    zim ini bekerja pada salah satu. rase dalam siklus sel se-

    perti halnya nitrogen mustards atau fluorouracil di atas,

    sehingga sel tidak akan sampai kepada rase mitosis yaitu

    rase dalam siklus sel setelah berlangsungnya rase G2•

    Dari analisa regresi-korelasi (lihat lampiran 2) ter-

  • 25 .

    ·nyata ada hubungan antara lamanya hari perlakuan·dan juml@

    lapisan gonosit,· dan di samping. itu pada perlakuan yang pa ..

    ling lama degenerasi sel makin meningkat. Dari data. yang

    diperol.eh 1n1 malta dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberi-·

    an papain tidak boleh terlalu lama ag&r derajat degenerasi

    sel tidak terlalu tinggi. Bila derajat degenerasi terl:alu

    tinggi dikhawatirkan terjadi efek sampingan 7ang berupa

    degenerasi struktural pada organ-organ lain bukan sasaran.

  • IV. KESIMPULAN

    Dengan memperbatikan basil pembabasan 41 lllUka maka

    dapat diambil kesimpulan sebagai berikut a

    1. Enzim papain yang diberikandalam· dosis 1 mg/hari

    pada mencit jantan dewasa menyebabkan bambatan

    terhadap proses spermatogenesis.

    2. Makin lama hari perlakuan makin menurun jumlah 1!,

    pisan gonosit, ~erarti makin tinggi tingkat steri~

    litas.

    '3. Terlihat ada degenerasi struktural terhadap sel -

    sel spermatogen, yang mana hal ini sebenarnya ti-

    dak diharapkan. Makin lama hari perlakuan degene-

    rasi sel nampaknya makin meningkat.

    Dengan demikian dapat dimungkinkan penggunaan enzim

    papain ini untuk menunjang program Keluarga Berencana wa-

    laupun untuk melangkah kearah itu masih perlu penelit.ian . yang lebih seksama, yaitu terutama penelitian terhadap

    organ-organ lain seperti misalnya hepar, ginjal dab., ap~

    kah ada kelainan atau degenerasi struktural atau tidak pe-

    da organ-organ tersebut.

    26

  • V. DAFTAR PUSTAKA

    Anonyma, 1966: New Drugs. p. 445-456. American Medical Association Chicago.

    Clause, E. P ., 1962 :_ Pharmalognosy. Fourth edition. p. 42o-422. Lea and Febiger. Philadelphia.

    Das, R. P., 1980: Effect of Papaya seeds 'on the genital organs and fertility of -male rat. Indiana J. Exp. Biol. 18 :405. ·

    Farnsworth, N. R., 1982: Current status of plant products reported to inhibit sperm. Research Frontiers in Fer-tility Regulation.

    Hill, R. B. and M. F. La Via, 1980: Principle or Pathobio-logy. Third edition. P• 204-207. Oxford University, Inc. New York.

    Hoer, N. L. and A. O~ol, 1956: Blakiston's New Gould Medi-cal Dictionary. Second edition. p. 858. The Blakiston Division Me. Graw-Hill Book Company, Inc. New York.

    Juquiera, L. c. and J. Carneiro, 1980: Histologi Dasar (Basic Histology)o hal. 445-446. CV. EGO. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

    Morton, J. F., 1977: Major Medicinal plants. Botany, Cul-ture, and Usea. p. 223-230. Charles 0 Thomas and Pu-blisher Illinors. USA.

    Sarifudin, Salmiati and Zulkarnein, 1986: Pengaruh biji pepaya (Carica papaya, _Linn), terhadap spermatogenesis mencit. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Pandi 1986 Yogyakarta.

    Sokal, R. R. and J. F. Rohlf, 1973: Introduction to Bio-statistics. p. 134, 225, 260. W.H. Freeman and Com-panyo San Francisco.

    Soumienen, J., 1971: The relation or proteolytic activity or human seminal plasm to various semen Characteris-tic 27J55. J. Reprod. Fertil.

    27

  • VI. LA.MPIRAN

    Lampiran 1.

    a. Perhitungan statistik dengan ana11sa CRD dan Test 1Jji

    LSD,

    Hasil Pengamatan lapis an gonosi t tubuli seminiteri tes.·

    tis mencit Kontro1 dan Per1akuan.

    No, K p5 .P7 .Pg .P11 .Pl'3 }>15

    1 7,33 5,71 5,11 4,54 3,98 3,60 2,15

    2 7,25 4,99 4,88 5,37 4,22 2,84 3,27

    3 ~ 2...l§. ~ !.21 i&l2. !ali b..4! Jumlah 21,94 15,86 15,24 14,.58 12,35 10,7'3 8,83 99,53 Rata - 7,31 5,32 5,08 4,86 4,12 '3,57 2,94. rata

    OF= ' 22a2~ )2

    • 495,3110. 20

    JK (T) • ( 7,,,)2+ (7,25)2+ (7,36)2+ . . . . . + (2,15)2 + ('3,27)2 + ('3,41)2- 495,'3110 = 511,62'37-495,'3110

    • 16,'3127 •

    JK (P) • (21,94)2+ (15,86)2+ (1~,24)2+ {14·28)2+ (12,'32)2

    + (10•73 >2

    ; (8•83 )2

    - 4951'3110. 507,7871-495,'3110

    • 12,4762.

    JK (E) = JK (T) - JK (P) = 16,'3127- 12,4762 • '3,8'365.

    28

    'j

  • .29

    Anova Tabe1

    Sumber Variasi db JK KT Fhit Ftab~ I

    Per1akuan 6 12,4762 2,079 7,5876 F 0,05 • 2,85

    F o,o1 • 4,'46

    Error 14 3,8365

    Tot'.a1 20 16,3127

    Ternyata Fhit 1ebih besar dar~ Ftab --~~~ dengan demikian

    ada beda antara rata-rata per1akuan.

    Test U ji LSD.

    18D = to(( db error ) J 2 KT (El n

    = t 0.05 ( db=14 ) f 2 X ~· 274

    • 2,145 X 0,4274

    = 0,9168.

    4,12 5,08

    Bi1a 2 macam per1akuan mempunyai se1isih yang ni1ainya 1e-

    bih besar dari nilai LSD, berarti ad~ beda nyata antara

    keduanya. Sehingga hal ini,

    P5' P7' P9, P11, P13, P15 semuanya ada beda dengan K.

    P15 tidak ada beda dengan P13

    PlS ada beda nyata dengan P11, P9, P7, P5

    P13 tidak ada beda dengan P11 •

  • P13 ada beda n1ata dengan P9, P7, P5

    P11 tidak ada beda dengan Pg

    P11 ada beda nyata dengan P7, P5

    Pg tidak ada.beda dengan P7 maupun P5•

    b. Menoari Kore1asi antara 1amanya per1akuan dengan jumlah

    1apisan sonosit • . ,

    '

    X y x2 '2 y XY

    l 5,32 5 28,3024 25 26,6

    2 5,08 7 25,8064 49 ,5,56

    ' 4,86 9 2,,6196 81 43,74 4 4,12 11 16,9744 121 45,32

    5 . 3,57 13 12,7449 169 46,41

    6 2,94 15 8,6436 225 44,1

    fCn•6) ·25,89 60 116,0913 670 241,73

    b 0 = Y - b1X = 10 - {< - 31 9237) 4,315} = 10 + 161 9308. = 26,9308.

    Peraamaan garis --JJ~ Y = 26, 9308 - 3, 9237 X

    • - 0,0561.

    \

  • r • Koetisien kor~lasi = 1 b, 1

    a V (-3,9237) X (-0,0561)

    = v 0,2201 a 0,4692.

    Ternya ta, 0 < r = 0, 4692 < l berarti harga Y tergantung dari harga x. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makin lama hari perlak~n makin

    menurun jumlah lapisan gonosit.

    ( Sokal all4 Rohlf, 1973 ).

  • ·'

    32 . I

    Lampiran 2.

    Skala mikrometer unt\lk menera bes8.rnya sel/jaringan

    t~stis pada gambar-gambar yang tertera pada hasil · ·

    pengamatan.

    Gambar mikrometer yang besarnya sesuai dengan besar-' nya gambar-gambar dalam basil pengamatan.

    --~ .

    .l