K e b i j a k a n A l o k a s i D B H C H T T a h u n A n...
Transcript of K e b i j a k a n A l o k a s i D B H C H T T a h u n A n...
1
K e b i j a k a n A l o k a s i D B H C H T
T a h u n A n g g a r a n 2 0 2 0
K e p a l a B i r o P e r e k o n o m i a n S e t d aP r o v i n s i S u l a w e s i S e l a t a n
Disampaikan pada Acara Rapat Program DBH CHT TA 2020
Grand Asia Hotel, 17 Oktober 2019
2Dasar Hukum
1) Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 11
Tahun 1995 tentang Cukai.
2) Putusan MK Nomor 54/PUU/VI/2008 tanggal 14 April 2008 bahwa daerah penghasil tembakau
berhak menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) sesuai dengan pasal 66
ayat 1 UU Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai.
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Bagi Hasil,
Dana Alokasi Umum dan Dana Otonomi Khusus.
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222 Tahun 2017 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan
Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.
5) Rilis DJPK tentang Rincian Dana Transfer ke Daerah TA 2020
3
UU Tahun 39 Tahun 2007
Keputusan MK No. 54/PUU/VI/2008
PMK No. 139/PMK.07/2019
Pasal 66A ayat (1):
“Penerimaan negara dari cukai hasil tembakau yang dibuat di Indonesia
dibagikan kepada provinsi penghasil cukai hasil tembakau sebesar
2% (dua persen)…”
Pasal 66A ayat (2):
“Alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan berdasarkan realisasi penerimaan cukai hasil tembakau
pada tahun berjalan”
Pasal 66A ayat (1) UU No.39 Tahun 2007
bertentangan dengan Pasal 33 ayat (4) UUD
1945, sepanjang ditafsirkan dan dilaksanakan
tanpa mengikutsertakan semua provinsi
penghasil tembakau sebagai provinsi yang
berhak memperoleh alokasi cukai hasil
tembakau.
Pasal 16 ayat (1)
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menghitung
alokasi DBH CHT setiap provinsi berdasarkan penerimaan
cukai 2 tahun yang lalu (T-2) , data rata-rata produksi
tembakau 3 tahun lalu secara berturut-turut dan total
alokasi kinerja (capaian kinerja).
DASAR HUKUM
4
Alokasi DBH CHT = Alokasi Kinerja (max 15%)+ Alokasi Formula
(min 85%)
•Alokasi Kinerja = {(5% x Kinerja Cukai) + (3% x Kinerja Tembakau) + (5% x Kinerja prioritas penggunaan) + (2% x Kinerja Pelaporan)} x Alokasi tahun sebelumnya
Kinerja = skor yang diraih/skormaksimalSkor = angka (0 s.d. 5)
Alokasi Formula = (Pagu DBH CHT tahunberkenaan – Total AlokasiKinerja) x [(60% x kontribusi
penerimaan cukai) + (40% x rata-
rata produksi tembakau)]
Contoh : Pagu 2020 = Rp3.462.912.000.000, total alokasiKinerja Rp298.447.055.510.maka alokasi formula = Rp 3.164.464.944.490 x [(60% x kontribusi penerimaan cukai) + (40% x rata-rata produksitembakau)]
Pembahasan Konsep Perhitungan
Alokasi DBH CHT TA 2020
5Perhitungan Alokasi Kinerja DBH CHT TA 2020
1. Merupakan alokasi DBH CHT yang dihitung berdasarkan penilaian kinerja pemda;
2. Maksimal 15% dari alokasi tahun sebelumnya,
3. Bobot 15% terbagi atas:
a. Kinerja Cukai 5%, dinilai oleh Ditjen Bea dan Cukai;
b. Kinerja Tembakau 3%, dinilai oleh Ditjen Perkebunan;
c. Kinerja Prioritas Penggunaan DBH CHT 5%, dinilai oleh Setjen Kemenkes;
d. Kinerja Penyampaian Laporan 2%, dinilai oleh Ditjen Perimbangan Keuangan.;
Maksud dan Tujuan:
a. Untuk meningkatkan partisipasi aktif pemerintah daerah dalam mendukung peningkatan penerimaan cukai hasil tembakau dan produksi
tembakau, dengan mengalokasikan dana DBH CHT untuk kegiatan peningkatan kualitas bahan baku, sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan
pemberantasan barang kena cukai ilegal.
b. Memastikan bahwa prioritas penggunaan DBH CHT minimal 50% untuk bidang kesehatan yang mendukung JKN telah terpenuhi oleh
pemerintah daerah.
4. Penilaian Skor Kinerja (Cukai, Tembakau, Prioritas Penggunaan DBH CHT);
a. Skor 5 untuk kinerja sangat baik; d. Skor 2 untuk kinerja kurang;
b. Skor 4 untuk kinerja baik; e. Skor 1 untuk kinerja sangat kurang
c. Skor 3 untuk kinerja sedang; f. Skor 0 untuk tidak berkinerja
5. Penilaian Skor Kinerja Penyampaian Laporan;
a. Skor 2 untuk tepat waktu,
b. Skor 1 untuk tidak tepat waktu
6
Realisasi % Rata Rata Realisasi Nasional
1 Peningkatan Kualitas Bahan Baku 262.577.246.992 9,057%
2 Pembinaan Industri 8.577.795.053 0,296%
3 Pembinaan Lingkungan Sosial 2.562.674.383.190 88,398%
4 Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai 50.810.444.662 1,753%
5 Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal 14.377.300.569 0,496%
2.899.017.170.466 100,00%
TA 2018
Program
Jumlah
No. Kondisi Skor
1 Tidak ada kegiatan 0
2 Kegiatan ada, anggaran tidak ada, realisasi 0 1
3 Kegiatan ada, anggaran ada, realisasi 0 2
4 Kegiatan ada, anggaran ada, realisasi dibawah % Rata Rata Realisasi Nasional 3
5 Kegiatan ada, anggaran ada, realisasi diatas % Rata Rata Realisasi Nasional 4
6 Kegiatan ada, anggaran ada, realisasi 100% 5
No. Kondisi Skor
1 Tidak ada kegiatan 0
2 Kegiatan ada, anggaran tidak ada, realisasi 0 1
3 Kegiatan ada, anggaran ada, realisasi 0 2
4 Kegiatan ada, anggaran ada, realisasi antara 1% s.d. 49,99% dari total realisasi 3
5 Kegiatan ada, anggaran ada, realisasi =>50% dari total realisasi 4
6 Kegiatan ada, anggaran ada, realisasi 100% 5
Penilaian Kegiatan di Bidang Kesehatan
Kriteria Penilaian Kinerja di Tahun Peralihan (2020)
Nb: Untuk kinerja tembakau, yang dinilai kegiatan peningkatan kualitas bahan baku. Untuk kinerja cukai,
yang dinilai kegiatan sosialisasi ketentuan di bidang cukai dan pemberantasan barang kena cukai ilegal.
9Penggunaan DBH CHT
No Program/Kegiatan
Status Daerah
Penghasil Cukai
& Penghasil
Tembakau
Penghasil
Cukai
Penghasil
TembakauNon Penghasil
I Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku - -
II Program Pembinaan Industri - -
III Program Pembinaan Lingkungan Sosial bidang :
IV Program Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai
V Program Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal
LANGKAH-LANGKAH YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH
PEMDA DALAM MENINGKATKAN DBH CHT
Tingkatkan peran Koordinasi antara Provinsi
dengan Kab/Kota diwilayahnya
Tertib dalam penyusunan dan penyampaian laporan
Tingkatkan kontribusi penerimaan cukai dan/atau
produksi tembakau di daerah
Pahami kriteria penilaian kinerja cukai, tembakau dan
prioritas penggunaan
Tingkatkan intensitas kerja sama antara pemerintah
daerah dengan kantor bea dan cukai di wilayahnya
dalam penggalakan pemberantasan rokok ilegal
Sosialisasi aktif dan himbauan kepada masyarakat agar
mendukung peningkatan penerimaan cukai, dengan membeli rokok
yang dilekati pita cukai legal;
11Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku
1. Penerapan Pembudidayaan sesuai dengan Good
Agricultural Practices TembakauPengembangan tanaman tembakau dengan memberikan bantuan berupa :
• Tenaga Kerja,
• Benih Unggul,
• Pupuk dan/atau
• Pestisida
2. Penanganan Panen dan Pasca Panen• Pengadaan perlengkapan dan peralatan jemur
• Pengadaan rumah fermentasi
• Pembangunan/rehabilitasi rumah pengeringan tembakau (omprongan)
• Sanitasi
• Pembangunan/rehabilitasi gudang penyimpanan
• Pengadaan alat perajang dan alat pendukungnya
• Penggunaan bahan alternatif non subsidi yang ramah lingkungan dan terbarukan
• Pengadaan alat angkut saprodi dan produksi hasil tembakau
SE Dirjen Perkebunan No. 81/KB.110/E/01/2018 Tgl 19 Januari 2018 Ttg Rincian Kegiatan Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku.
12Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku
3. Dukungan Sarana dan Prasarana Usahatani Tembakau
• Pembentukan Unit Pengolahan Pupuk Organik UPPO (Bangunan, Alat, Ternak,
Kandang Ternak, dan Bak Fermentasi)
• Pengadaan alat pengolah tanah
• Pengadaan plastik penutup bedengan
• Pengadaan handtraktor
• Pengadaan cultivator
• Pembuatan sumur dangkal dan sumur dalam
• Pengadaan pompa air
• Pengadaan mist blower, power sprayer, hand sprayer
• Pengadaan shading net, kerodong untuk pembenihan
• Pembuatan green house
• Pengadaan mini tiller (alat penyiang gulma)
• Pembangunan/rehabilitasi/pemeliharaan jalan produksi yang dapat dilalui kendaraan
roda empat
• Pembangunan embung dan sarana sumber air
• Pembangunan/rehabilitasi infrastruktur sarana irigasi (tertier, kuarter)
13Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku
5. Penerapan Inovasi Teknis• Pengembangan diversifikasi produk tembakau
• Pengembangan varietas tembakau
• Pengutuhan/penguatan laboratorium dan sarana laboratorium
• Pengembangan metode pengujian kadar nikotin tembakau
• Fasilitasi indikasi geografis
6. Dukungan Sarana dan Prasarana Usahatani Tembakau• Eksplorasi sumber genetik tembakau
• Pengembangan tembakau varietas unggul baru (Oriental, Burley, Virginia)
• Promosi produk tembakau Indonesia di luar negeri
4. Penumbuhan dan Penguatan Kelembagaan• Penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani
• Pelatihan budidaya tembakau
• Pelatihan pengolahan pascapanen
• Pelatihan penerapan PHT dan pengendalian OPT
• Pelatihan manajemen agribisnis
• Pelatihan pembuatan pupuk organik
• Fasilitasi penyuluhan dan pendampingan
• Pengembangan pola kemitraan
14
a. Pendataan dan pengawasan kepemilikan atau penggunaan mesinpelinting rokok dan pemberian sertifikat/kode registrasi mesin pelintingrokok;
b. fasilitasi kepemilikan hak atas kekayaan intelektual bagi industri kecil danmenengah;
c. pembentukan kawasan industri hasil tembakau;d. pemetaan industri hasil tembakau;e. fasilitasi pelaksanaan kemitraan usaha kecil menengah dan usaha besar
dalam pengadaan bahan baku dan produksi industri hasil tembakau;f. pembinaan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pada
usaha industri hasil tembakau skala kecil;g. pengembangan industri hasil tembakau dengan kadar tar dan nikotin
rendah melalui fasilitasi pengujian tar dan nikotin bagi industri kecil danmenengah, serta pelatihan dan penerapan Good Manufacturing Practicesbagi industri hasil tembakau;
h. Pengembangan dan fasilitasi untuk pabrik yang berorientasi ekspor;dan/atau
i. Penyediaan tempat uji kompetensi bagi industri hasil tembakau kecil.
Pembinaan Industri
Dilaksanakan oleh
1. Daerah penghasil cukai
2. Daerah penghasil cukai dan tembakau
15
Bidang Kesehatan
1Kegiatan Pelayanan
Kesehatan, baik
kegiatan promotif /
preventif maupun
kuratif / rehabilitatif
2Penyediaan/peningkatan/
pemeliharaan sarana
prasarana fasilitas
kesehatan yang
bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan.
3Pelatihan tenaga
kesehatan dan/atau
tenaga administratif
fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan.
4Pembayaran iuran Jaminan
Kesehatan bagi penduduk
yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah
dan/atau pembayaran iuran
Jaminan Kesehatan bagi
pekerja yang terkena
pemutusan hubungan kerja.
Pembinaan Lingkungan Sosial
16
Bidang Ketenagakerjaan
1Pembinaan dan
pelatihan
keterampilan kerja
bagi tenaga kerja dan
masyarakat
2Penyediaan /
peningkatan /
pemeliharaan sarana
prasarana untuk
kelembagaan
pelatihan.
3Pelatihan dan/atau
fasilitasi sertifikasi bagi
tenaga instruktur pada
balai latihan kerja yang
diselenggarakan oleh
instansi/lembaga resmi
yang diakui oleh
pemerintah
4Pelayanan penempatan
tenaga kerja dan
perluasan kesempatan
kerja bagi pencari kerja.
Pembinaan Lingkungan Sosial
17
Bidang Infrastruktur
1Pembangunan /
rehabilitasi / pemeliharaan
jalan dan/atau jembatan,
pasar, dan sarana
/prasarana pendukung
pariwisata;
2Penyediaan/pemeliharaan
saluran air limbah,
sanitasi, dan air bersih;
3Penyediaan/pemeliharaan
saluran irigasi;
4Pembangunan embung
dan sarana sumberdaya
air
Pembinaan Lingkungan Sosial
18
Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
1Penguatan ekonomi
masyarakat melalui
kegiatan padat karya yang
dapat mengentaskan
kemiskinan, mengurangi
pengangguran, dan
mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah
2Bantuan sarana
produksi, bibit/benih
perkebunan, dan ternak
3Fasilitasi promosi bagi
usaha mandiri
masyarakat
4Bantuan modal usaha
bagi usaha mikro, kecil,
dan menengah
Pembinaan Lingkungan Sosial
19
Bidang Lingkungan Hidup
1Penyediaan sarana
dan prasarana
pengolahan limbah
industri
2Penerapan sistem
manajemen
lingkungan bagi
masyarakat di
lingkungan industri
3Pelatihan dan/atau
sertifikasi bagi tenaga
teknis di bidang
lingkungan
4Bantuan peralatan
pengolahan limbah
kepada masyarakat
Pembinaan Lingkungan Sosial
20
1. Program sosialisasi ketentuan di
bidang cukai meliputi kegiatan:
– penyampaian informasi
ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang cukai
kepada masyarakat dan/atau
pemangku kepentingan; dan
– pemantauan dan evaluasi atas
pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang
cukai.
Sosialisasi Ketentuan Di Bidang Cukai
2.Penyampaian informasi ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang cukai sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilaksanakan dengan menggunakan media komunikasi
sebagai berikut:
a. forum tatap muka;
b. media elektronik seperti radio dan televisi;
c. media cetak seperti koran, majalah, brosur, poster dan stiker;
d. media dalam jaringan; dan
e. reklame seperti baliho, spanduk, dan videotron.
*harus jelas, mudah dibaca, dan dominan.
3.Program Sosialisasi dilaksanakan oleh seluruh karakteristik
Daerah penerima DBH CHT;
4.Dalam melaksanakan sosialisasi, Kepala Daerah berkoordinasi
dengan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai setempat atau Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
setempat.
21
Program pemberantasan barang kena cukai ilegal meliputi kegiatan
pengumpulan informasi hasil tembakau:
1. dilekati pita cukai palsu;
2. tidak dilekati pita cukai;
3. dilekati pita cukai yang bukan haknya atau salah personalisasi;
4. dilekati pita cukai yang salah peruntukan; dan
5. dilekati pita cukai bekas, Program pemberantasan barang kena cukai illegal dilaksanakan
oleh seluruh karakteristik Daerah penerima DBH CHT paling
sedikit dua kali dalam satu tahun anggaran.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan barang kena
cukai ilegal, Kepala Daerah berkoordinasi dengan Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai setempat
atau Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai setempat
Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal
22
TERIMA KASIH