JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS...
Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS...
PERANAN PERPUST AKA.AN DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ihnu Tarbiyah Dan Kegurua11
Uutuk Memenuhi Syarat-Syarat Meneapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ROHELI Nim: 802011001385
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAl'lf
UIN SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
1426 HI 2005 M
PER.\NAN PERPUSTAKAAN DALAl\l ME:\Ui'\.IANG PROSES PEMBELAJARAN
SKRIPSI Diajukan Kcpada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Kcguruan
Untuk !Hcmenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gclar Sarjana Pendidikan Islam
Pembimbi~ng I J
- I fJJ;~- 0 /ii. -
Oleh:
Roheli Nim: 802011001385
Dibawah.Bimbingan
I Ors. E Fcidal Arkam. iv1Pd Nip. 150 091 177
Pembimbing I
(\~(~ i --,,~
Drs. S~ , M.?c Nip. 150 246 2$'?
~· ,_-
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang be1judul "PERANAN PERPUST AKAAN DALAM
MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN" telah diujikan clalam siclang
munagasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pacla tanggal 14 Maret 2005. Skripsi ini telah cliterima sebagai salah satu syarat untuk
rnernperoleh gelar Saijana Program Strata 1 (S 1) pada Jurusan Penclidikan Agarna
Islam.
Jakarta, 25 November 2005
Siclang Munagasyah Dekan/ Dekan/
Ketua merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota
ada MA
Drs. H. Fariclal Arkam, M.Pcl NIP. 150 091 177
Penguji I
Drs. S i M.Pcl NIP. I 50 46 289
Anggota
Pembimbing II
Drs. §ya · .M.Pcl NIP. I 50 246 289
Penguji II
,/
MA
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan rasa syuk'llr yang setinggi-tingginya penulis panjatkan kehadirat Allah
Yang Maha Kuasa, tiada sekutu bagi-Nya, yang berdasarkan taufiq dan hidayah-Nya
penulis dapat men7elesaikan skripsi ini tepat pada wak'tunya.
Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Rosul-Nya,, Muhammad SAW
yang telah memberikan suri tauladan kepada manusia dalam bertindak dan bertingkah
laku.
Selama dalam penulisan ini, banyak kendala dan perrnasalahan yang penulis
hadapi sehingga penulis menyadari adanya ·Jcekurangan-kekurangan ·dalam skripsi ini. ' .
Kritik dan saran tentunya penulis harapkan demi kesempumaan skripsi ini.
Dengan rampungnya penulisan skripsi ini, berarti sebagian dari syarat-syarat
dan tugas untuk mencapai gelar Sarjana pada Jurusan PGMl Guru Kelas Fakultas ·
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dapat terpenuhi. Sehubungan dengan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada yang terhorrnat ;
I. Prof. Dr. H. Salman Harun, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Ora. Hj. Siti Salmiah, M.A., Ketua Jurusan PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga sela.ku Pembimbing I .. --
daiam penyUSi:tnan·skripsi ini.
iv
3. Drs. H. Faridal Arkam, M.Pd, dosen pembimbing I yang memberikan
pengarahan, petunj uk dan bimbingannya di dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Syauki, M.Pd, dosen pembimbing II yang telah memberikan dorongan
dan kemudahan dalm penyusunan skripsi hingga selesai.
5. Kedua Orang tua yang tak henti-hentinya selalu memberikan dorongan kepada
penulis dalam menempuh pendidikan.
6. Istri dan anak-anak ku tercinta yang telah memberikan motivasi tiada henti
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh teman, kerabat dan semua pihak yang telah membantu memberikan
konstribusinya dan dorongan yang sangat besar sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Akhimya kepada Allah SWT. jualah penulis serahkan, semoga amal baik
mereka dibalas dengan berlipat ganda. Amin
Jakarta,, Desember 2004
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR Jll
DAFTARISI .................. ,......................................... ................. v
BAB, l .: PENDAHULUAN ... ... ... ... .. . ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... ... 1
A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... ... ... ... ... .... ... ... ... . .. ... 4
D. Metode Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
E. Sistematika Penyusunan......... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
BAB II·: PERPUSTAKAAN ....... ·.. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 7
A Pengertian Perpustakaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
B. Fungsi Perpustakaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
C. Kegiatan-kegiatan Pokok. Perpustakaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .12
BAB III : PROSES PEMBELAJARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . 22
A .. Pengertian Proses Pembelajaran
B. Proses Pembelajaran di Sekolah
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi ·Proses Pembelajaran .....
v
22
26
29
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas
manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggungjawab profesional
setiap guru. Pengembangan kualitas manusia ini menjadi suatu keharusan, terntama
dalam memasuki era globalisasi dewasa ini. Pendidikan yang berorientasi pada
kualitas ini menghadapi berbagai tantangan yang tidak bisa ditanggulangi dengan
paradigma yang,lama. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang berkembang cepat
tidadk dapat dikejar dengan cara-cara lama yang dipakai dalam sekolah. Dalam
kegiatan belajar mengajar guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan
kepada siswa di kelas. Hal ini mempunyai arti bahwa sekarang ini kegiatan belajar
mengajar tidak hanya terbatas kepada guru sebagai salah satu sumber belajar atau
kegiatan belajar mengajar hanya terbatas di ruangan kelas.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan kegiatan yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sebagian
orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau
menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran.
Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak
anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar
informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan guru.
2
Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai
latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Berdasarkan
persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak
mereka telah mampu memperlihatkan ketrampilan fisik tertentu walaupun tanpa
pengetahuan mengenai arti, hakikat dan tujuan ketrampilan tersebut.
Pada hakikatnya belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakuhn oleh
seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran, sedang mengajar menunjuk pada
apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) semakin meningkat
dewasa ini, ha! ini dapat kita lihat melalui berbagai aspek kehidupan. Dalam
kehidupan pendidikan misalnya; orang tidak terlalu tergantung kepada guru dan buku
saja sebagai sumber belajar dan tidak hanya memahami belajar seperti di aras, akan
tetapi orang dapat memahami belajar secara lebih luas karena mereka dapat
memperoleh pengetahuan (maleri pelajaran) melalui media yang dapat memberikan
infmmasi /pesan yang dibutuhkan olehnya, internet misalnya, dan masih banyak lagi
media yang dapat dimanfaatkan dalam memperoleh informasi/pesan yang
dibutuhkan.
Media-media yang dapat menyampaikan informasi/pesan tersebut akan dapat
berfungsi apabila media tersebut dapat dimanfaatkan dan digunalrnn oleh orang yang
membuluhkannya. Selain dapat dimanfaalkan dan digunakan media-media tersebut
juga membutuhkan suatu wadah, sehingga para pelaku yang membutuhkan
3
informasi/pesan 'tersebut dapat dengan mudah menemukan media yang dibutuhkan
dalam mencari infonnasi /pesan yang diinginkan.
Perpustakaan sebagai suatu wadah yang tidak lagi diartikan hanya tempat
untuk menyimpan buku saja melainkan dapat dijadikan wadah untuk menyimpan
media/bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, sangat membantu
mereka yang memang sedang membutuhkan infonnasi/pesan, sehingga mereka
dengan mudah mendapatkan informasi/pesan yang mereka inginkan.
Perpustakaan sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran
keberadaannya jangan diabaikan, di Indonesia masih banyak lembaga-lembaga
pendidikan yang tidak memiliki perpustakaan, karena tak jarang kepala sekolah, guru
dan praktisi pendidikan lainnya yang menganggap bahwa perpustakaan bukanlah
bagian penting dalam proses pembelajaran. Akan tetapi kekurangan im dapat
diimbangi dengan berdirinya perpustakaan di wilayah pemerintah pusat, daerah
bahkan sampai ke kelurahan.
Berdasarkan uraian-uraian di atas penulis mencoba untuk mengangkat
permasalahan melalui . sebuah skripsi yang berjudul "PERANAN
PERPUST AKAAN DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN"
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Proses pembelajaran akan dapat berjalan dengan baik da.n memperoleh basil
yang maksimal bukltn hanya terpaku kepada proses pembelajaran di dalam kelas dan
kepada guru dan buku sebagai salah satu sumber l:)elajar, akan tetapi melalui bantuan
4
media atau bahan-bahan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam proses
pembclajaran akan dapat menghasilkan suatu proses pendidikan yang lebih baik.
Dalam kajian skripsi ini penulis mencoba untuk membahas mengenai peran
perpustakaan da!.am proses pembelajaran, yang merupakan sebuah studi mengenai
perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.
Adapun perumusan masalah dalam skripsi ini adala.h : Sejauhmana peran
perpustakaan sebagai pusat sumber belajar dalam menunjang proses pembelajaran ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan skripsi ini adalah : untuk
mengetahui tentang perpustakaan, terutama perpustakaan sekolah dan
peranannya dalam rnenunjang proses pembelajaran.
2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan rnasukan untuk para guru dalam mengupayakan
peningkatkan kualitas proses pembelajaran.
b. sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh civitas akademik dalam
meningkatkan proses pembelajaran melalui pemanfaatan perpustakaan.
6
Bab Tiga : Proses Pembelajaran. Dalam bab ini diuraikan tentang Pengertian
proses pembelajaran, proses pembelajaran di sekolah clan Faktor-faktor dalam proses
pembelajaran.
Bab Empat : Peran perpustakaan dalam menunjang proses pembelajaran.
Membahas tentang peran perpustakaan bagi lembaga pendidikan, perpustakaan bagi
guru dan siswa dan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.
Bab Lima : Penutup. Bagian ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
PERPUSTAKAAN
A. Pengertian ~erpustakaan
Dalarn Karnus Bahasa Indonesia Perpustakaan berasal dari kata "pustaka"
dengan ditambah awalan "per" dan akhiran "an" yang berarti kitab. 1 Dalam bahsa
asing, istilah yang searti dengan perpustakaan antara Iain :
I. Librmy (bahasa lnggris)
2. Bibliotheek (Bahasa Belanda)
3. Bibliothek (Bahasa Jemrnn)
4. Bibliotheque (Bahasa Perancis)
5. Biblioteca (Bahasa Italia)
Semua istilah diatas rnempunyai kata dasar yang berarti buku. Pustaka dari
bahasa sansekerta, liber dari bahasa latin, dan biblion dari bahasa yunani, sernuanya
berarti buku. 2
Pengertian orang terhadap perpustakaan berrnacam-macarn, ada yang
memberikan pengertian dari segi gedung dan ada pula yang memberikan pengertian
dari segi koleksi, namun ada juga yang menggabungkan kedua-duanya. Berikut ini
beberapa pendapat mengenai pengertian perpustakaan :
1• Erhans A, Audi C, Kamus Le11gkap Bahasa J11do11esia, ( Surabaya : Penerbit lndah, 1995),
h. 193 2 P. Sumardji, Pe1pustakaa11 Orga11isasi dan Tata Ke1janya, (Yoi,>yakarta : Kanisius, 2001),
cet. 10, h. 11
8
1. Menurut Random House Dictionary Of The Engl1sh.L.ii,J'l¥if~g6';iM 1Library: .. •····•• i
a place, as a room or building, containing books and other material for
reading, study or reference, dalam terjemahan bebasnya, perpustakaan
adalah suatu tempat, berupa sebuah ruangan atau gedung yang berisi
buku-buku dan bahan-bahan lain untuk bacaan, studi atau rujukan.3
2. The Advanced Learner's Dictionary of Current English, terbitan tahun
1968, pada halaman 562 yang dikutip oleh P. Sumardji menyatakan
pcngcrlian tcntang pcrpustakaan sebagai bcrikut :
''Library : room or building for a collection of books kept there for
reading; the books in such a room or building." Perpustakaan : ruangan
atau gedung untuk suatu koleksi buku yang disimpan disitu untuk
pembacaan; buku-buku di dalam ruangan atau gedung. 4
3. Sulistyo Basuki dalam bukunya Periodisasi Perpustakaan Indonesia
menyatakan bahwa :
" perpustakaan berasal dari kata pustaka artinya buku atau kitab. Perpustakaan berarti segala sesuatu yang berhubungan atau berkaitan dengan pustaka dan menyediakan sarana agar orang dapat memanfaatkan perpustakaan yang dihimpunnya. Dapat juga dikatakan bahwa perpustakaan merupakan unit kerja yang mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mengelola pemanfaatan koleksi bahan pustaka dengan menggunakan sistem tertentu yang digunakan sebagai sumber informasi.,
3 Abdul Rahman Saleh, Ma11qjeme11 J'e1p11stakaa11 l'erg11rua11 Tinggi, ( Jaka1ta : Universitas Terbuka, 1995 ). cet. ke-1, h. 12
"P. Sumardji, Op. Cit., h. 12 5 Sulistyo Basuki, Periodisasi Pe1pustakaa11 Indonesia, ( Jakarta : PT. Remaja Rosda Karya,
1994 ), h. 2
9
4. Soetminah dan Wijono mengemukakan bahwa : " Perpustakaan sebagai
tempat pengumpulan pustaka atau kumpulan pustaka yang diatur dan
disusun dengan sistematis sehingga sewaktu-waktu diperlukan dapat
diketemukan dengan mudah dan cepat. ''"
5. Mulyani A Nurhaedi mendefinisikan perpustakaan sebagai suatu unit
kerja tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan
pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu
untuk digunakan secara kontinue oleh pemakainya sebagai swnber
infonnasi."7
Dari beberapa definisi di atas jelas bahwa perpustakaan tidak hanya
merupakan kumpulan buku-buku yang tersusun dalam suatu tempat untuk
dipinjamkan atau dibaca oleh pemakai tetapi juga terdapat bahan pustaka non buku
lainnya seperti televisi, film, slide proyektor, kaset, video tape, piringan hitam dan
lain sebagainya, yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digwmkan oleh para
I
pemakai. Semakin berkembang ilmu pengetahuan dan tekhnologi maka pengertian
perpustakaan semakin luas dan memiliki fungsi yang multi dimensi.
Dengan demikian untuk dapat dikatakan sebuah perpustakaan menurut
Ignatius Silemens Porang minimal harus memenuhi 4 syarat, yaitu :
1. Ada masyarakat yang bakal menggunakan perpustakaan tersebut. 2. Memiliki bahan pustaka yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
6 Soetminah dan Wijono, l/11111 Pe1p11stakaa11, ( Yogyakarta : Perpustakaan !KIP, !976 ), h. 13
7 Mulyani A. Nurhaedi, Sejarah Peqmstakaan dan Perkembangannya, ( Yogyakarta : Andhi Offset, 1983 ), h. 4
3. Memiliki gedung atau ruang penyimpanan dan penyusunan membaca.
IO
dan fasilitas lainnya sebagai tempat bahan pustaka serta tempat belajar
4. Memakai sistem manajemen yang baik untuk mengatur dan menyebarkan kembali bahan pustaka kepada masyarakat. 8
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah :
" Tempat mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mengelola koleksi bahan
pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu agar clapat digunakan oleh
pemakainya dengan mudah dan cepat sebagai sumber informasi.
Perpustakaan yang digunakan sebagai sarana penunjang dalam proses belajar
mengajar adalah perpustakaan sekolah, perpustakaan sekolah merupakan salah satu
bagian yang integral dalam sebuah lembaga pendidikan. Sebagairnana yang dikatakan
oleh supriyadi bahwa perpustakaan sekolah adalah: Perpustakaan yang
diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di Jembaga
pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah,
baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan. 9
Wahjoenti Marjono dan Tahju Wiraatmaja mengemukakan tentang pengertian
perpustakaan sekolah, yaitu : " Perpustakaan sekolah adalahn suatu unit kerja yang
merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang berupa tempat
menyimpan bahan-jlahan yang dikelola dan diatur dengan tata earn tertentu untuk
8 Sile111ens lgnotius Porang, J)eranan J)e17;11s1akaa11 dan Manfaat Meu1baca Buku, ( Jakarta : Media Pendidikan, 1989), h. 22-23
9 Supriyadi, J)engantar I'et/r)Jnan J>en;,elenggaraan Pe1pustakaan .._)'ekolah, ( Malang · tanpa penerbit, 1982)
11
digunakan siswa dan guru sebagai sumber informasi yang lengkap dalam rangka
kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut". 10
Dari pengertian di atas, maka perpustakaan sekolah dapat dikatakan sebagai
salah satu sarana edukatif di sekolah yang langsung dibutuhkan oleh siswa untuk I
mempertinggi daya serap dan kemampuan penalarannya dalam proses pendidikan
se11a membantu memperluas cakrawala pengetahuan guru dalarn kegiatan mengajar
dan penggunaan perpustakaan sekolah ini ditekankan hanya terbatas bagi kepentingan
siswa dan guru di sekolah yang bersangkutan.
Perpustakaan sekolah pada prinsipnya merupakan kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari program kegiatan sekolah secara keseluruhan. Perpustakaan :;ekolah
sebagai salah satu bagian penting dalam kegiatan belajar mengajar hams dapat
memberikan pelayanan infonnasi untuk kebutuhan proses belajar mengajar baik
dalam usaha pendalaman dan penghayatan pengetahuan, penguasaan ketrampilan
serta pengembanagn nilai dan sikap hidup siswa maupun guru.
Secra alctif dan positif perpustakaan sekolah lanjutan merupakan sumber
belajar yang dapat meningkatkan kegemaran dan minat baca siswa, memebangkitkan
minat siswa untuk mempelajari hal-hal yang baru serta menyediakan informasi
melalui buku-buku referensi seperti kamus, ensiklopedi, indeks dan sejenisnya.
w Wahjocnti Ma1jono dan Taltju Wiraatmaja, Pe1p11slakaa11 Sekolah, (Bandung : P3G tc11ulis), h. 14
13
Sulistyo Basuki dalam bukunya yang berjudul Periodisasi Perpustakaan
Indonesia menyatakan bahwa fungsi perpustakaan adalah te:mpat dan sarana untuk
menyerap dan menghimpun infonnasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang
terorganisir, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif,
membantu perkembangan memelihara bahan pustaka secara efisien serta memberikan
dasar ke arah studi mandiri. 13
Tanya Paembonan mengatakan bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah :
l. Perpustakaan sekolah sebagai pusat belajar mengajar ( edukatif) Proses b1elajar mengajar adalah proses dua arah antara guru dan siswa. Adanya perpustakaan sekolah dapat digunakan untuk mendidik anak membiasakan membaca, mendidik siswa supaya belajar sendiri, patuh dan bertanggungjawab.
2. Perpustakaan sekolah sebagai informasi lnformasi sebagai sesuatu yang mempunyai dampak dua arah yaitu memberi dan menerima. Perpustakaan menjadi infonnasi, karena perpustakaan menyaj ikan bahan-bahan yang berguna bagi pemakai i nformasi.
3. Perpustakaan sekolah sebagai sumber data Sewaktu-waktu guru maupun siswa dapat mengunjungi perpustakaan untuk mencari data dan buku-buku yang tersedia.
4. Perpustakaan sekolah sebagai tempat rekreasi Gmu maupun siswa dapat memanfaatkan waktu kosong untuk mengunjungi perpustakaan dengan membaca buku ilmu pengetahuan maupun cerita. Dengan demikian akan timbul suatu penghayatan baru atau rekreasi pada diri si pembaca. 14
AS. Nasution menulis dalam bukunya bahwa fungsi Pepustakaan adalah :
I. Membantu para pelajar melaksanakan penyel idikan dan mencari keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran-pelajaran yang didapatnya di dalam kelas.
13 Sulistyo Basuki, Op. Cit., h. 57 H Tanya Pac1nbonan, Pe11;11stakaan Seko!ah, ( Jakarta : DEPDIKBlfD, Analisis Pcndidikan
Nomor 4, 1981 ), h. 97
14
2. Oleh karena terdapat sumber informasi yang berbeda-beda, seorang siswa akan mengemukakan pertanyaan dan daya kritisnya w1tuk mendapat keterangan yang bertentangan mengenai masalah yang sama
3. Membantu seorang murid mengembangkan kegemarannya. 4. Membantu siswa memupuk kebiasaan membaca. 5. Dapat memberikan pendidikan tanggung jawab kepada seorang anak
sebagai seorang warga negara. Murid-murid diikutsertakan dalam pekerjaan rutin perpustakaan seperti membantu proses peminjaman dan mengembalian. 10
C. Kegiatan-Kegiatan Pokok Perpustakaan
Perpustakaan adalah suatu organisasi yang selalu tumbuh dan berkembang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini ditopang pula oleh kemajuan
dunia penerbitan dan percetakan. Perpustakaan disebut juga suatu organisasi yang
hidup, artinya ia selalu tumbuh, jumlah pertambahan koleksi jauh Jebih besar dari
jumlah koleksi yang disiangi, hilang, rusak dan sebagainya.
Oleh karena itu di perpustakaan diperlukan suatu kegiatan-kegiatan pokok
perpustakaan yang memudahkan penyimpanan dan pencarian kembali koleksi, antara
lain :
- Pengadaan Bahan Koleksi
- Pengolahan Bahan Koleksi
- Pelayanan Pemakai, yang berkembang menjadi kegiatan pelayanan
sirkulasi dan pelayanan referensi.
- Pelayanan Administrasi 16
15 AS. Nasution, dkk., Pe1p11stakaa11 Seko/ah, ( Jakarta : Pusat Pembinaan Perpustakaan DEPDIKBUD, 1984 ), h. 2
16 Sumardji, Op. Cit, h. 22
15
I. Pengadaan Bahan Koleksi
Kegiatan pengadaan bahan koleksi adalah kegiatan mengadakan bahan
koleksi untuk dijadikan koleksi perpustakaan yang dilakukm1 pula dengan berbagai
macam kegiatan, antara lain :
Bahan pustaka di perpustakaan terdiri atas buku dan non buku. Apabila semua
bahan pustaka dikombinasikan akan memberikan informasi yang lebih lengkap dan
sernakin memperkaya khasamih pengetahuan pembacanya.
Cara pengadaan bahan pustaka bisa melalui beberapa cara, yaitu : membeli,
hadiah, mengkopi, tukar menukar dan titipan. Pembelian bahan pustaka bisa langsung
dilakukan di toko buku, agen buku, 111e111esan langsung pada penerbit dan lailn-lain
melalui proscdur tertentu yang telah ditetapkan. Mengkopi bahan pustaka dari
perpustakaan atau instansi lain sangat memungkinkan, karena tidak semua bahan
pustaka yang dibutuhkan perpustakaan mudah ditemukan dipasaran, asalkan tidak
untuk kepentingan komersial.
Perin disadari tidak satu perpustakaan pun yang mernpunyai koleksi bahan
pustaka yang lengkap dan memadai bagi kebutuhan masyarakat yang dilayimi. Oleh
karena itu mengkopi dan tukar menukar bahan pustaka baik sekali bila dilaksanakan.
Kegiatan pengadaan bahan koleksi adalah kegiatan mengadakan bahan
koleksi untuk dijadikan koleksi perpustakaan yang dilakukan pula dengan berbagai
macam kegiatan, antara lain :
16
a. Kegiatan pemilihan bahan pustaka/bahan koleksi
Kualitas suatu perpustakaan tidak semata-mata dinilai dari kuantitas
koleksinya, namun dinilai pula dari kualitas koleksinya. Oleh karena itu
bahan pustaka yang menjadi koleksi perpustakaan hams dipilih secara
cermat. Prinsip pemilihan bahan pustaka tidak boleh hanya berpedoman
pada tuntutan masyarakat pembacanya saja, dengan mengesampingkan
kualitasnya atau sebaliknya, tetapi hams berpedoman pada keduanya dan
disesuaikan pada kondisi dan situasinya. Kegiatan Pemilihan bahan
pustaka atau bahan koleksi ialah kegiatan memilih bahan. pustaka atau
bahan koleksi berdasarkan :
I) Profesi ataupun kedudukan para pemakai seperti : Siswa, mahasiswa,
guru atau dosen, pegawai atau karyawan, peneliti dan masyarakat
um um.
2) Macam bahan koleksi, seperti : buku-buku teks, referensi, penerbitan
berkala, penerbitan pemerintah, disertasi, th1~sis, skripsi, laporan
Iaporan penelitian, hasil-hasil seminar, surat kabar, peta maupun atlas,
karya alihan tulisan-tulisan ataupun cetakan-cetakan yang telah dibuat
menjadi film, slide, piringan hitam, tape dan sejenisnya.
3) Bidai1g ilmu seperti : ilmu pengetahuan filsafat, keagamaan,
sosial/kemasyarakatan, bahasa, eksakta, praktis/terapan, kesenian,
rekreasi, olahraga, kesusastraan, sejarah, biografi dan ilmu bumi.
17
b. Kegiatan pelaksanaan Pengadaan bahan pustakal bahan Koleksi, ialah
kegia~an mengusahakan adanya bahan koleksi dcngan berbagai macam
cam, misalnya :
1) Dengan earn membeli atau memesan bahan koleksi yang dibutuhkan
perpustakaan, jika memang ada dana/anggaran. Prosedur pembelian
dan pemesanan bahan pustaka adalah Bahan-bahan yang telah
diseleksi atau dipilih berdasarkan alasan-alasan yang ditentukan
perpustakaan selanjutnya dibuat daftar pemesanan bahan pustaka.
Sebelum disusun ke dalam daftar pemesanan, data pustaka yang
dipilih diisikan dalam slip/Jormulir yang biasanya disediakan oleh
perpustakaan. Slip atau formulir yang dimaksud berisi isian yang
menampung data yang diperlukan untuk pemesanan atau pernbelian
pustaka. Pengisisan data pustaka ke dalam slip atau formulir
inidimaksudkan untuk mempermudah dalam menyusun daftar
pustakanya, karena slip mudah disusun sesuai dengan urutan yang
d.. . k 17 nngrn an.
2) Dengan cara minta bantuan atau sumbangan bila mungkin kepada
pihak-pihak yang sekiranya bisa dimintai bantuan ataupun
sumbangannya baik berupa dana rnaupun buku, rnajalah dan bahan
koleksi lainnya.
17 Sulistia, ct al, Ma11aieme11 perp11s1akaa11 Se!wlah, (Jakarta : Univcrsitas Tcrbuka, 1995 ), eel. ke-1, h. 62
18
3) Dengan cara mengadakan pemufakatan tukar menukar bahan koleksi
dengan pihak perpustakaan lain.
c. Kegiatan-kegiatan lain, seperti :
l) Mengumpulkan bahan koleksi yang telah diperoleh.
2) Memberi identitas/ciri pada setiap bahan koleksi.
3) Mencatat/menginventaris setiap bahan koleksi di dalam buku
inventaris atau buku induk.
4) Menyimpan secara teratur semua berkas-berkas bukti perolehan bahan
koleksi.
5) Mengumpulkan alat-alat informasi yang dapat digunakan untuk
keperluan memilih bahan-bahan koleksi dalam rangka melaksanakan
kegiatan mengadakan bahan koleksi untuk perpustakaan, misalnya
berupa : daftar tawaran buku yang baru terbit, daftar tawaran buku
yang akan terbit, daftar tawaran buku yang telah terbit, buku BJP
(Book in Print).
d. Alat bantu pemilihan
Alat bantu pemilihan ini digunakan untuk membantu dalam memilih
bahan pustaka yang diperlukan. Alat bantu ini bisa berupa daftar buku
atau bibliografi yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit buku yang lazim
disebut "!catalog Penerbit", selebaran terbitan barn, re:sensi atau tinjauan
buku dan para ahli sebagai nara sumber.
19
2. Pengolahan Bahan Koleksi
Kegiatan bahan koleksi ialah kegiatan
telah diperoleh agar dengan mudah dapat diatur di tempat-tempat atau di rak-rak
penyimpanan sehingga memudahkan pula untuk dilayankan kepada para pemakai
koieksi perpustakaan. Kegiatan pengolahan bahan pustaka tersebut juga dilakukan
dengan pelbagai macam kegiatan, seperti antara lain meliputi :
a. Klasifikasi, ialah kegiatan mengelompokkan bahan koleksi sesuai dengan
macamnya dan bidang ilmunya masing-masing.
b. Katalogisasi, ialah kegiatan membuat kartu-kartu katalog untuk setiap
bahan koleksi mulai dari membuat T-slip sampat pada pembuatan
pelbagai macam karlu katalog.
c. Pelabelan, ialah kegiatan membuat atau menulis nomor penempatan setiap
bahan pustaka pada label terlentu, kemudian menempelkannya pada
punggungnya masing-masing sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Disamping itu ada kegiatan-kegiatan lain lagi, misalnya :
I) Membuat kartu buku I pustaka untuk setiap baahn koleksi dengan
memakai blanko tertentu.
2) Membuat dan menempelkan kantong kartu buku untuk setiap bahan
koleksi pada sampul belakang sisi dalam atau sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
3) Memasukkan kartu buku/pustaka ke dalam setiap kantong
buku/pustaka bahan koleksi yang bersangkutan.
20
4) Menempelkan lembaran blangko tanggal kembali (due date) pada
halaman sebelah sampul belakang sisi dalam bahan koleksi yang
bersangkutan.
d. Penyimpanan dan Penyususnan Koleksi, ialah kegiatan meny1111pan
koleksi-koleksi yang telah diolah atau diproses sedemikian rupa diatas
sampai selesai berarti sudah menjadi koleksi perpustakaan. Pada rak-rak
buku/pustaka berdasarkan susunan menurut kelompok macamnya dan
bi dang ilmunya masing-masing maupun urutan nomor penempatan (call
Number).
e. Penyimpanan dan penyusunan kartu katalog, ialah kegiatan menyimpan
kartu-kartu katalog ke dalam lemari katalog dengan susunan berdasarkan
kelompok macam ka1iu katalog.
f Kegiatan-kegiatan lain, seperti :
I) Melakukan perbaikan setiap koleksi buku/pustaka yang memerlukan
perbaikan. Seperti : kantong kartu buku yang lepas, halaman-halaman
buku yang sobek dan sebagainya.
2) Melakukan kegiatan pengawetan buku/pustaka, seperti : menjilid
majalah-majalah, menyemprot dengan bahan penolak hama pemakan
kertas dan sebagainya.
3. Pelayanan sirkulasi
Pelayanan sirkulasi adalah pelayanan yang menyangkut peredaran bahan
bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Pada pelayanan sirkulasi ini
21
dilakukan proses pemmJaman bahan pustaka yang boleh clipinjamkan, penentuan
jangka waktu peminjaman bahan pustaka yang boleh dipinjam, pengembalian bahan
pustaka yang dipinjam dan pembuatan statistik peminjaman untuk membuat laporan
perpustakaan. .Jenis koleksi yang dipinjamkan biasanya terbatas kepada bahan
tercetak saja.
Fungsi pelayanan sirkulasi :
a) Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan
b) Pendaftaran anggota, perpanjang keanggotaan dan pengunduran diri
anggota perpustakaan.
c) Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpa1uang waktu
pemmJaman
d) Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan. 18
4. Pelayanan Referensi
Pelayanan referensi pada dasarnya adalah memberikan jawaban sesuai dengan
jumlah dan macam pertanyaan, maim jumlah dan macam jawaban yang diberikan
oleh petugas perpustakaan sangat beragam.
Kegiatan pelayanan referensi ialah kegiatan melayankan koleksi
perpustakaan, terutama koleksi pustaka acuan (reference book) atau koleksi yang
tidak boleh dibawa pulang oleh anggota perpustakaan.
Fungsi pelayanan referensi antara lain :
" Sumardji, Op. Ci/., h. 27
22
a) lnfonnasi, dalam fungsinya sebagai infonnasi, maka petugas pelayanan
referens harus dapat memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan atau
kebutuhan pemakai informasi
b) Bimbingan, petugas referens harus dapat memberikan bimbingan kepada
pengguna perpustakaan agar pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan
perpustakaan dengan baik dan efisien.
c) Pengarahan dan indtruksi, memberikan pengarahan atau penerangan
kepada pengguna perpustakaan mengenai penggunaan perpustakaan
secara umum, penggunaan sumber-sumber bibliografi, dan koleksi
referens lainnya.
d) Supervisi, petugas referens harus dapat mengamati pengguna
perpustakaan baik dalam hal kebutuhan informasi yang diperlukan
mauptln latar belakang sosial dan tingkat pendidikan pemakai serta bidang
yang ditekuninya.
e) Bibliografi, untuk kepentingan penelitian atau mengenalkan bacaan yang
menarik dan baik, petugas referens biasanya membuat atau menyususn
bibliografi. 19
5. Pelayanan Administrasi
Kegiatan pelayanan administrasi ialah kegiatan menu:njang (perbantuan)
kepada semua kegiatan yang dilakukan di dalam perpustakaan, dengan pelbagai
macam kegiatan, seperti :
19 Abdul Rahman Saleh, Ma11aje1nen pe11J11stakaa11 l'erguruan Tlnggi, (Jakarta : Univcrsitas Terbuka, 1995 ), cet ke-1, h. 12
23
a) Melakukan kegiatan yang menyangkut dengan pelayanan pennintaan atau
penyediaan barang seperti : permintaan/penyediaan barang-barang habis
pakai, barang-barang tahan lama, perabotan perpustakaandan .barang-
barang keperluan rumah tangga perpustakaan.
b) Melakukan kegiatan yang bersangkutan dengan urusan keuangan, seperti :
Anggaran untuk pembelian bahan pustaka, gaji para karyawan, dana
kesehatan para karyawan, anggaran untuk perbaikan gedung dan lain
sebagainya.
c) Melakukan kegiatan yang bersangkutan dengan urusan personalia, seperti:
urusan kebutuhan tenaga kerja perpustakaan, urusan kenaikan gaji,
kenaikan pangkat dan sebagainya. I
d) Melakukan kegiatan yang bersangkutan dengan urusan ketata usahaan
perpuslakaan, seperli : urusan pembuatan blanko surat, penyimpanan dan
penataan arsip-arsip, urusan surat-surat dan sebagainya.
e) Melakukan kegiatan yang bersangkutan dengan pelayanan um um.
BAB III
PROSES PEMBELAJARAN
A. Pengertian Proses Pembelajaran
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran berarti proses, cara
menjadikan orang atau mahkluk hidup belajar. 1 Proses pembelajaran sering pula
disebut proses belajar mengajar. Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak
bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang barns dilakukan oleh
seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran (sasaran did1ik), sedang mengajar
menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Sebelwn
pt:nulis mengemukakan pengertian proses pembelajaran terlebih dahulu akan
dikemukakan pengertian be I ajar clan mengajar.
I. Pengertian Belajar
Secara etimologi belajar berarti "berlatih", berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu. 2 Secara terminologi para ahli mendefinisikan belajar sebagai berikut :
Dr. Nana Sudjana berpendapat bahwa : belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari
proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubah
11'i111 Pcnyusun Ka1nus, Pusat Pe1nbinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Ka11111s
JJesar Bahasa /11Jo11esia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), Edisi Kcdua, Cct. Kc-10, h. l 5 2 Ibid, h. 14
25
pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan
serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. 3
WH. Burton berpendapat sebagaimana yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman
dalam bukunya Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, yakni " Leaming is a
change in the individual due instruction of that individual and his environment".4
Dapat diterjemahkan secara bebas dengan belajar merupakan perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan antara
individu dengan lingkungannya.
Dalam pengertian ini terdapat kata "change" yang berarti bahwa seseorang
telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam
aspek pengetahuan,'ketrampilan maupun sikapnya.
Ernest R. Hilgard dalarn bukunya "Introduction to Psycology" yang 1uga
dikutip oleh Moh. Uzer Usman rnengemukakan bahwa belajar adalah :
We may define learning as the process by which en activity originates or is changed through responding to situation, provide the change can not to growth or temporary state or the organisme (as fatique or under the drugs). Terjernah bebasnya oleh penulis, belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kejadian karena mereaksi suatu keadaan. Perubahan itu tidak disebabkan oleh proses perturnbuhan (kematangan) atau keadaan organisme yang sementara (seperti kelelahan atau pengaruh obat-obatan). 5
Drs. Slameto berpendapat bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
3 Nana Sudjana, ('am lie/ajar Siswa Ala!f: (Bandung, PT. Sinar Barn, 1989), h. 5 •1 Moh. Uzer Usman, et. Al., Upaya Optima/i.\'asi Kegiatan Be/ajar lvlengajar, (Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya, 1993), cet. 1, h. 4 'ibid, h. 5
26
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
I. k " mg ungannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses, perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia melalui interaksi
antara individu dan lingkungannya. Dengan demikian seseorang yang telah
mengalami proses belajar akan mengalami perubahan-perubahan. Bentuk perubahan
tersebut dapat berupa perubahan-perubahan dalam hal kebiasaan, kecakapan-
kecakapan atau ketiga aspek yakni pengetahuan (Kognitif), sikap (afektif) dan
lee tram pi Ian (psikomotor ).
Proses dalam hal ini merupakan urutan kegiatan yang berlangsung secara
berkesinambungan, bertahap, bergilir, berkeseimbangan dan terpadu yang secara
keseluruhan mewarnai dan memberikan karakteristik dalam belajar mengajar itu.
Berkesinambungan berarti kegiatan instruksional itu berlangsung terns menerus, yang
sesungguhnya tidak berhenti pada satu titik akhir kendatipun tujuan akhir dinyatakan
telah tercapai.
Tingakah laku dalam pengertian diatas adalah perbuatan atau tindakan yang
memiliki aspek struktur dan aspek fungsi. Aspek struktur menmtjuk kepada prilaku
yang tampak atau yang dapat diamati, yakni berupa tindakan fisik atau jasmaniah,
sedangkan aspek fungsi adalah tindakan atau perbuatan yang menunjukkan kepada
unsur rohaniah. Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses matangnya
6 Sla1neto, Be/ajar dan J-''aktor-J/aktor yang 111e1111;engaruhinya, (Jakarta : PT. Rincka Cipta, 1991), cet 2, h. 2
27
seseorang atau perubahan instinktif atau bersifat kontemporer. Pada intinya orang
yang belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum mereka melakukan perbuatan
belajar, yaitu :
a. Dalam belajar, faktor perubahan tingkah laku harus ada, ticlak dikatakan belajar
apabila di dalamnya tidak ada perubahan tingkah Iaku.
b. Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan kecakapan baru, dan perubahan itu
terjadi karena usaha yang disengaja.
2. Pengertian Mengajar
Para ahli psikologi dan pendidikan memberikan batasan atau pcngertian
mengajar yang berbeda-beda rumusannya. Perbedaan tersebut disebabkan adanya
perbedaan sudut pandang terhadap hakekat mengajar. Pandangan pertama melihatnya
dari segi pelakunya, yakni pengajarnya.
Alas dasar pandangan yang pertama ini, mengajar diart1kan menyampaikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik. 7 Sebagai konsekuensinya anak didik dianggap
obyek bukan subyek, sehingga pengajaran bersifat teacher centered. Hal ini banyak
menimbulkan lajtikan, sehingga muncul pemikiran barn yang melihat belajar bukan
dari sudut pelaku, tetapi dari sudut siswa yang belajar. Maka rumusan mengajar yang
bertolak dari pandangan ini antara Iain : "Mengajar adalah kegiatan rnembimbing
kegiatan belajar siswa. Belajar adalah mengatur clan rnengorganisasi lingkungan yang
7 Nana Sudjana, Apa dan Bagaimana Mengajar, (Bandung: Ideal, 1975), cet. I, h. 3
28
ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan
kegiatan belajar". 8
Rumusan belajar di atas, disamping berpusat pada siswa yang belajar juga
melihat hakekat mengajar sebagai proses, yakni proses yang dilakukan oleh guru
dalam menumbuhk'an kegiatan belajar siswa. Dalam konsep di alas, tampak bahwa
titik berat peranan guru bukan hanya sebagai pengajar, melainkan sebagai pemimpin
belajar, pembimbing belajar atau fasililtator belajar.
Keterpaduan dua konsep antara belajar dan mengajar, akan melahirkan konsep
barn yang dikenal dengan proses belajar mengajar atau proses pembelajaran. Proses
pembelajaran ini tidak akan dapat terwtijud tanpa pengaturan dan perencanaan yang
seksarna. Pengaturan sangat diperlukan terutama dalam menetukan komponen dan
variabel yang harus ada dalam proses pembelajaran tersebut, yang hams direncanakan
dengan baik sehingga memungkin terselenggaranya pembelajaran yang efektif
Berdasar pengertian belajar dan mengajar, maka dapat disimpulkan bahwa
pengerlian dari proses pembelajaran adalah : suatu proses menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik clan kegiatan membimbing, kegiatan belajar anak
didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia melalui
interaksi antara individu dengan individu atau individu dan lingkungannya.
8 Ibid
29
B. Proses Pembelajaran di Sekolah
Proses pembelajaran adalah gabungan antara belajar dan mengajar, belajar
dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Kedua kegiatan
tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi hubungan timbal balik
antara guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran di sekolah tidak Iagi terjadi hanya di dalam ruang empat
persegi (kelas) yang di dalanmya terdapat segala perlengkapan pembelajaran, akan
tetapi pembelajaran dewasa ini dapat terjadi dimana saja clan kapan saja selama
proses pembelajaran itu dapat dilaksanakan. Seperti di halaman sekolah, laboratorium
dan bahkan di perpustakaan. Yang terpenting clari proses pembelajaran itu sendiri
adalah terjaclinya suatu interaksi antara guru dan siswa yang bernifat edukatif. Selain
itu proses pembelajaran yang berjalan dengan efoktif dan efisien juga menjadi bagian
terpenting dalam proses pembclajaran.
Suatu interaksi clikatakan memiliki sifat edukatif bukan semata ditentukan
oleh bentuknya, melainkan oleh tujuan dari interaksi itu sendiri. Jadi interaksi
edukatif adalah interaksi pengajaran yang berada I terikat oleh situasi dan tujuan
pendidikan.
Proses pembelajaran akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi
antara dua unsur manusiawi, yakni guru dan siswa. Dalam interaksi ini dibntuhkan
komponen-komponen pendukung, antara lain tujuan yang akan dicapai, guru, peserta
didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran, situasi yang
memungkinkan, waktu yang tersedia serta penilaian terhadap hasil pembelajaran.
30
Proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik apabila
proses tersebut be1jalan dengan efek"tif dan efisien, pembelajaran yang efektif artinya
pengajaran dimana murid mencapai TIK sesuai alokasi waktu yang tersedia. Drs.
Ramelan mengemukakan bahwa pembelajaran ayng efektif adalah pembelajaran yang
dikelola oleh guru yang setiap tindakannya dalam mengajar berakibat (berefek)
murid-muridnya menjadi atau mencapai TlK. 9
Hal ini dimungkinkan terjadi berkat para murid mau mencoba, mau
mengalami, merasa senang dan mau berbuat segala sesuatu yang mengarah pada
pencapaian TJK yang lelah dirumuskan sebelumnya. Perisliwa ini terjadi berkat
ketepatan setiap tindakan guru yang mengarah pada pencapaian TIK.
Adapun ciri-ciri pembelajaran yang efektif berdasarkan pendapat Ga. Davis
dan Ma. Thomas, yang dikutip oleh Ors. A. Samana dalam bukunya Sistem
Pengajaran antara lain :
a. Adanya kepemimpinan guru yang berbobot (bermutu dan kuat pengaruhnya ).
b. Adeanya harapan sukses yang tinggi dari para siswa dalam belajarnya (niat yang kuat untuk berhasil).
c. Adanya kemampuan memanfaatkan sarana belajar secara efisien (baik yang ada dalam lingkungan sekolah maupun yang ada di masyarakat.
d. Para siswa berhasil menguasai kecakapan dasar yang bernilai transfer tinggi dan berguna untuk kepentingan belajar-perlrnmbangannya lebih lanjut.
e. Adanya monetoring proses serta hasil belajar (perkembangan) siswa secara teratur dan berkesinambungan.
f Baik guru maupun siswa secara jelas memahami tu/nan belajar atau pendidikannya, dan berusaha serius untuk mencapainya. 0
·
9 Ramelan, et.all., Pe111/Je/qjara11 yang ~fekt!f da11 efisie11, (Jakarta : !KIP Muhammadiyah, I 996 ), cct. I, h.24
10 A. Sumarna, Sistem Pe11gajara11, (Yoi,>yakarta: PT. Kanisius, 1992), cet. J, h. 100
31
Pembelajaran yang efisien adalah pembelajaran yang kcberhasilannya selalu
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
sebel urnnya.
Ciri-ciri pernbelajaran efisien antara lain adalah :
a. setiap tindakan guru dalam mengajar merupakan terobosan (tindakan
inovatif).
b. Tindakan guru dalam mengajar selalu selektif materi, jenis dan bentuk tes
yang relevan dengan tujuan yang akan dicapai juga selalu menghemat
waktu, selektif konsep, prinsip, teori serta ditambah contoh-contoh
seperlunya. 11
Proses pernbelajaran disekolah dikatakan efektif dan efisien apabila tujuan
yang ditetapkan sebelurnnya secara optimal sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Drs. A. Rohani HM. mengernukakan tentang prms1p dan efisiensi dan
efektifitas pembelajaran sebagai berikut : " suatu pengajaran ayng baik adalah apabila
dalam proses pen1rjaran itu menggunakan waktu yang cukup sekaligus dapat6 i
rnembuahkan hasil (pencapaian tujuan instruksional) secara lebih tepat dan cennat
serla optimal. 12
11 Ranielan, Op. Cit., h. 25 12 Ahmad Rohani HM., Pe11gelolaa11 Pe11gqjara11, (Jakaita : Rincka Cipta, 1991), cct. I, h.
111
32
C. Faktor-Faktor Yang Mcmpcngaruhi Proses Pcmbelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak sekali macamnya. Drs. H.
Akyas Azhari dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengadakan klasifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut :
a. Faktor-faktor dari luar pelajar, hal ini dijadikan dua kelompok, yaitu: l) faktor-faktor non sosial 2) faktor-faktor sosial
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, inipun dijadikan dua kelompok, yaitu : I) faktor-faktor fisiologis 2) faktor-faktor psikologis 13
Faktor-faktor non sosial adalah faktor-faktor yang berada di luar diri peserta
didik sepe1ii alat-alat pelajaran, suhu udara, cuaca, tempat belajar, waktu pagi siang
atau malam dan lain sebagainya. Sedang faktor-faktor sosial adalah faktor manusia,
baik manusianya hadir ataupun tidak hadir.
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berasal dari diri peserta
didik yang lebih rnenunjuk pada kondisi fisik atau jasmani peserta didik. Sedang
faktor-faktor psikologis merupakan faktor yang bcrasal dari did peserta didikyang
bersifat kejiwaan.
Penggolongan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara sederhana juga
dikemukakan oleh Rustiyah NK. Dalam bukunya Masalah-masalah Ilmu Keguruan
sebagai berikut :
13 H. Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Dina Utama, 1996), eel. ke-1, h. 42
33
a. Faktor intern ialah faktor yang timbul dalam diri anak, seperti kesehatan,
rasa aman, kemampuan, minat dan sebagainya.
b. Faktor ekstern ialah faktor yang datang dari luar diri si anak, seperti
kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya. 14
Disamping faktor eksternal yang bersifat fisik tersebut di atas masih banyak
macam yang lain, seperti yang dikemukakan oleh Sardimim AM. Faktor -faktor
r
tersebut antara lain : tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin
diajarakan, guru dan siswa yang berperan serta dalan1 hubungan sosial tertentu, jenis
kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia. 15
Tidak jauh berbeda, penggolongan tentang foktor-faktor yang mempengaruhi
belajar juga dikemukakan oleh Drs. Slameto sebagai berikut:
h. 151
a. F aktor Intern I) Faktor jasmani
a) Faktor kesehatan Faktor kesehatan ini mempunyai pengaruh terhadap proses belajar pese1ia didik. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu.
b) Cacal tubuh 2) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi belajar antara lain intelegensi, minat, perhatian, bakat, motivasi, kematangan.
3) Faktor kelelahan Kelelahan dapat dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Dua macam kelelahan ini akan mempengaruhi proses belajar.
b. Faktor Ekstern l) Faktor keluarga
1•1 Rustiyah NK. Masalah-masalah f/11111 Keg11rua11, (Jakarta: Bina Aksara, 1989 ), Cet. ke-3,
15 Sardiman AM, lnteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar ; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru (Jakarta : Rajawali, 1990 ), Cet. ke-3, h. 27
34
Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Fak!or sckolah Antara lain adalah metode mengajar, kurikulum, hubungan antar guru dengan murid, hubungan antar peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran.
3) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan peserta didik di masyarakat. Hal ini seperti kegiatan peserta didik di masyarakat, teman bergaul dan lain-lain. 16
Dari beberapa kutipan di atas, nampaklah bahwa terdapat banyak sekali
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar seseorang, terntama pese1ta didik,
faktor-faktor tersebut yang secara garis besar dapat di bagi kepada dua bagian yaitu
faktor dari dalam (Intern) dan faktordari luar (Ekstern).
1. l'aktor dari dalam (Intern)
Proses pembelajaran merupakan proses yang komplek. Kekomplekkannya ini
disebabkan banyaknya faktor yang berpengaruh dalam kegiaatn tersebut. Tujuan
pengaJaran merupakan faktor yang berpengaruh disamping fo.ktor guru, murid,
kondisi atau situasi serta sarana belajar yang mendukung jalannya proses belajar
mengajar di dalam kelas.
a. Tujuan Pengajaran
16 Slameto, Op. Cit., h. 56-74
35
Tujuan pengajaran merupakan komponen utama yng terlebih dahulu harus
dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar. Penman tujuan sangat penting sebab
menentukan arah proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Tu}uan yang jelas akan
memberi petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan bahan pelajaran, penetapan
metode mengajar dan alat bantu pengajaran serta memberi petunjuk terhadap
penilaian. Jadi semua kegiatan yang berlangsung dalam proses belajar mengajar
adalah dalam rangka mencapai lujuan pengajaran yang telah clirumuskan sebelumnya.
b. Faktor Guru
Baik ticlaknya kualitas pembelajaran sangat clipengaruhi oleh kemampuan
profesional seorang guru, karena guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus
aktor clalam proses pembelajaran. Kemampuan guru dalarn mengelola kelas,
penguasaan materi pelajaran. Ketrampilan mengadakan variasi, pemanfaatan alat dan
media pengajaran serta kemampuan menciptakann komunikasi yang hangat, akrab
dan terbuka clengan para siswa. Hal ini akan menimbulkan kegairahan dan
kegembiraan siswa untuk ikut berpartisipasi secara aktif clalam proses pembelajaran.
Disamping itu konclisi guru baik secara fisik maupun psikologis juga dapat
mempengaruhi guru dalam menjalankan tugasnya di dalam kelas. Konclisi fisik yang
lemah serta kondisi psikologis yang tidak stabil akan mengganggu konsentrasi guru
dalam mengajar. Cara guru berperan juga dalam mempengaruhi jalannya kegiatan
pembelajaran, termasuk sikap, gaya clan suara guru dalam menyampaikan materi
pelajaran. Sikap guru yang mantap, tertib clan berwibawa akan menunjukkan bahwa
ia benar-benar menguasai secara penuh apa yang akan disampaikan · kepada para
36
siswanya. Gaya mengajar yang bebas dan menarik akan menambah kewibawaan guru
dalam mengajar.
c. Faktor Murid
Faktor lain yang sangat penting dalam pembelajaran adalah murid atau subyek
belajar, karena tanpa adanya faktor tersebut maka proses pembelajaran tidak akan
berlangsung. Oleh karena itu, faktor anak didik tidak dapat digantikan oleh faktor
lain.
Menurut Sutari Imam Bernadib, anak dalam pengertian pendidikan pada
umunmya adalah : "Sekelompok orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan". 17
Dalam ajaran Islam dikatakan bahwa pada dasarnya seseorang anak telah
memiliki pembawaan untuk beragama, yang dikenal dengan "fitrah". Kemudian fitrah
tersebut akan berjalan ke arah yang benar bilamana memperoleh pendidikan dan
mendapatkan pengaruh yang baik pula dalam lingkungannya. Hal ini sesnai dengan
firman Allah dalam surat Ar-rum ayat 30 :
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), tetap atas
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah-Nya. Tidak ada
17 Sutari Imam Bernadib, Pengantar I/mu Pendidikan Sistema/is, (Yogyakarta : PT. Andi Offset, 1993), h. 38
38
d. Faktor situasi kelas
Situasi dan keadaan kelas juga sangat berpengaruh pada proses pembelajaran.
Kelas yang rapi, bersih serta cahaya yang cukup akan memberikan kenyamanan bagi
siswa untuk belajar.
e. Faktor sarana dan sumber belajar yang tersedia
Sering kita temukan bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar di
kelas. Situasi ini kurang menunjang kualitas pengajaran, sehingga hasil belajar yang
dicapai siswa tidak optimal. Kelas harus diusahakan sebagai laboratorium belajar bagi
siswa, artinya kelas harus menyediakan berbagai sumber belajar, seperti buku
pelajaran, alat peraga, dan lain-lain. Disamping itu harus diusahakan agar siswa diberi
kesempatan untukberperan sebagai sumber belajar.
a. Faktor dari Luar (Ekstern)
Faktor dari luar yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar adalah
faktor lingkungan. Lingkungan ini dapat berupa !ingkungan fisik/alami dan
!ingkungan sosial.
Lingkungan fisik/alami yang berpengaruh seperti suhu, kelembaban,
kepengapan udara dan sebagainya. Be!ajar pada keadaan yang udara yang segar akan
lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap.
Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainya juga
dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Suara gaduh atau ribut yang ditimbulkan
siswa lain di luar kelas akan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa dalam
39
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Lingkungan sosial lain seperti suara mesm
pabrik, hiruk pikuk lalt1 lintas, gemurulmya pasar dan sebagainya juga akan
mempengaruhi proses pembelajaran. Karena itulah disarankan agar sekolah didirikan
di tempat yangjauh dari keramaian lalu lintas dan pasar.
BAB IV
PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MENUNJANG
PROSES PEMBELAJARAN
A. Perpustakaan Bagi Lembaga Pendidikan
Perpustakaan sekarang ini tidak hanya merupakan tempat kumpulan buku-
buku yang tersusun dalam suatu tempat untuk dipinjamkan atau dibaca oleh pemakai
tetapi juga terdapat bahan pustaka non buku seperti televisi, film, slide proyektor,
kaset, video tape, cd dan Iain sebagainya. Dengan semakiu berkembangnya ilmu
pengetahuan dan tekhnol ogi maka perpustakaan mempunyai pengertian yang
semakin luas dan memiliki fungsi yang multi dimensi.
Perpustakaan bagi Iembaga pendidikan dalam ha! ini sekolah merupakan salah
satu sarana penunjang bagi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
diselenggarakan di sekolah. Supriyadi dalam bukunya Pengantar Pedoman
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah mengatakan bahwa perpustakaan sekolah
adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program
belajar mengajat di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar
maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan. 1
Demikian pentingnya perpustakaan sekolah bagi penunjang terselenggaranya
kegiatan belajar mengajar di sekolah, seperti yang tercantum dalam UURl No. 20
1 Supriyadi, J)enganlar J>edo111a11 /)e11ye!enggataan Pe171ustakaa11 Sekolah, (Malann : Tanpa penerbit, J 982).
41
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XII pasal 45 yang menyatakan
bahwa: " setiap satuan pendidikan formal maupun nonformal menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pe1tumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan
peserta didik". 2 Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan tidak mungkin
terselenggara dengan baik, apabila para tenaga kependidikan maupun para peserta
didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar. Salah salu sumber belajar yang mendukung pembelajaran adalah
perpustakaan.
Wahjoenti Marjono dan Taltju Wiraatmadja mengemukakan bahwa
perpustakaan sekolah adalah sualu unit kerja yang merupakan bagian integral dari
lembaga pendidikan sekolah yang berupa tempat menyirnpan bahan-bahan yang
dikelola dan diatur dengan tata cara lertentu untuk cligunakan siswa dan guru sebagai
sumber informasi yang lengkap dalarn rangka kegiatan belajar di sekolah tersebut. 3
Perpustakaan bagi lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah pacla prinsipnya
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program kegiatan sekolah secara
keseluruhan. Perpustakaan sekolah sebagai salah satu penunjang dalam kegiatan
belajar mengajar hams dapat memberikan pelayanan informasi untuk kebutuhan
proses belajar mengajar baik dalam usaha pendalaman dan penghayatan pengetahuan,
2 UURI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, (Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 19 3 Wal\jocnti Marjono dan Tahju Wiraatmadja, Perp11stakaa11 Sekolah, (Bandung: P3G
tertulis), h. 14
42
penguasaan keterampilan serta pengembangan nilai dan sikap hidup sisiwa maupun
guru.
B. Perpustakaan bagi Guru dan Siswa
Perpustakaan di sekolah diselenggarakan bukan hanya mengumpulkan dan
menyimpan buku-buku saja, tetapi juga untuk membantu para siswa dan guru
mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari tujuan
perpustakaan sekolah itu sendiri.
E. Martono mengatakan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah membantu
proses belajar mengajar. 4 Sebagaimana diketahui bahwa proses be la jar mengajar
dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik, oleh karena itu keberadaan
perpustakaan men.ipakan salah satu sarana yang membantu p1~11didik dan peserta
didik dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. selain membantu proses
belajar mengajar perpustakaanpun dapat membantu memperluas cakrawala
pengetahuan siswa, guru dan juga karyawan sekolah.
Sulistyo Basuki menyatakan bahwa perpustakaan sekolah bertujuan menyerap
dan menghimpun infomrnsi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang
terorganisir, menumbuhkan pengalaman imajinatif, mambantu perkembangan
kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan
4 E. Martono, Pengetahuan Dok11111enlasi dan Perpustakaan Sebagai Sun1her /nfor1nasi, (Jakarta: Karya Utarna, 1999), h. 227
43
memelihara bahan pustaka secara efektif dan efisien serta mem berikan dasar kearah
belajar sendiri. 5
AR. Ibnu ahmad Shaleh mengatakan bahwa perpustakaan sekolah bertujuan
untuk:
I. Untuk menimbulkan, menanamkan, serta membina anak membaca, sehingga membaca merupakan suatu kebiasaan bagi siswa agar membaca menjadi kegemarannya.
2. Memperluas horison pengetahuan siswa dengan menyediakan berbagai buku-buku pengetahuan.
3. Ikut membantu perkembangan bahasa dan daya kepada peserta didik ke arah self stud/
Dengan demikian semua peserta didik yang sei\alu memanfaatkan
perpustakaan sekolah diharapkan mutu belajar siswa akan mengalami peningkatan
yang berarti. Selanjutnya AR. Ibnu Ahmad Shaleh menjelaskan bahwa tujuan tersebut
akan dapat terlaksana sebagaimana mestinya apabila:
a. terjalin kerjasama yang harmonis antara pengelola perpustakaan dengan guru. b. Diketahui tujuan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan. c. Diketahui secara jelas strategi mengajar dan kebutuhan pelajaran para guru. d. Terjalin kerja sama antara perpustakaan dan siswa. 7
Prestasi belajar siswa akan baik kalau terjalin hubungan yang harmonis antara
guru dan pengelola perpustakaan dimana pengelola selalu menginformasikan koleksi
perpustakaan yang dapat menunjang program pengajaran untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
' Sulistyo Basuki, l'eriodisasi Peqmstakaa11 !11do11esia, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1994), h. 35
6 AR. Ibnu Ahmad Shaleh, Pe11yelenggaraan Perpustakaan Seko/ah, ( Jakarta : PT. Hida Karya A~ung, 1987 ), h. 9
Ibid, h. 15
44
Strategi bel;1jar mengajar yang bisa dikembangkan guru dalam proses belajar
mengajar dengan memanfaatkan perpustakaan di sekolah diantaranya dengan
menugaskan siswa membaca buku dengan tema tertentu yang ada hubungannya
dengan pelajaran yang diajarkan oleh guru, kemudian siswa secara bergantian
mengomentari isi buku tersebut menurut versi mereka masing-masing. Cara ini dapat
melatih siswa untuk berpikir kritis, berani mengemukakan pendapat dan mampu
mempertanggungjawabkannya, sehingga pada akhirnya menclorong siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dpat disimpulkan bahwa perpustakaan
bagi guru adalah untuk menambah dan memperdalam pengetahuan yang dimiliki,
melakukan studi kepustakaan untuk mengadakan penelitian ilmiah sebagai
sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dibidang pendidikan serta
guna mengembangkan profesi dan meningkatkan prestasinya sebagai guru dan
sebagai seorang intelektual. Sedangkan bagi siswa adalah untuk kepentingan proses
belajar mengajar misalnya sebagai bahan referensi, pengayaan dari pelajaran yang
telah diberikan· oleh guru, guna meningkatkan prestasi dalam belajar serta
mengembangkan potensi pada diri siswa, namun dalam mencapai suatu prestasi
belajar tergantung dari keaktifan siswanya dalam berkunjung dan memanfaatkan
perpustakaan tersebut. Hal ini senada dengan pandangan yang dikemukakan oleh
suharto dalam penelitiannya ia memberikan penekanan bahwa: " Intensitas
penggunaan perpustakaan oleh para siswa berpengaruh secara meyakinkan terhadap
prestasi belajar mereka. Artinya siswa yang intensif menggunakar1 perpustakaan akan
45
tinggi prestasi belajamya dibandingkan dengan prestasi belajar tanpa menggunakan
perpuslakaan".8
C. Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar
Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak
terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah
satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Swnber belajar itu tidak
lain adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses belajar
mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian atau secara
keseluruhan.
Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah misalnya buku-buku atau
bahan-bahan tercetak lainnya. Pengertian ini masih banyak dipakai dewasa ini oleh
sebagian besar guru, misalnya dalam program pengajaran yang biasa disusun oleh
para guru terdapat komponen swnber belajar, pada wnwnnya akan diisi dengan buku
teks atau buku wajib yang dianjurkan. Pengertian sumber belajar tersebut sama
sempitnya bila diartikan. sebagai semua sarana pengajaran yang dapat menyajikan
pesan secara auditifmaupun visual, misalnya OHP, Slide, Video., Film dan perangkat
keras (Hard Ware) lainnya. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar
diberikan oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu sumber belajar. 9
' Suharto, Pengaruh Pengg1111aa11 Perpustakaan terhadap prestasi b.e/ajar Mahasiswa FKIP UNILA, ~Gcdung Meneng: UNILA, 1982), h. 4
Nasution, Tek/1110/ogi Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, l 999), h. 76
46
Sumber belajar dalam penge1iian tersebut menjadi sangat luas maknanya,
seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu yang dialami dianggap sebagai sumber
belajar sepanjang ha! itu membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Belajar
pada hakikatnya adalah proses pernbahan tingkah laku ke arnh yang lebih sempurna
sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirnmuskan sebelumnya. 10
Sebagaimana telah diuraikan, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat atau asal lllltuk belajar seseorang. Dalam
pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Smnber belajar yang telah didesain untuk tujuan belajar biasa disebut
Learning Resources By Design.
Sumber belajar ini adalah sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja
dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar mengajar, misalnya buku, brosur,
ensiklopedi, film, video tape, slide, OHP dan sebagainya. Semua perangkat keras ini
memamg sengaja dirancang guna kepentingan kegiatan pengajaran.
2. Sumber belajar yang dimanfaatkan untuk tujuan belajar. Sumber belajar ini
disebut Learning Resources By Utilization.
Sumber belajar ini adalah sumber belajar yang tidak sengaja dirancang untk
kepentingan kegiatan pengajaran, akan tetapi dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar, misalnya pasar, toko, museum, dan lain-lain.
10 Ibid, h. 77
47
Segenap sumber belajar yang dirancang maupun yang tidak dirancang
diklasifikasikan sebagai orang, peralatan, tekhnik atau metode dan kondisi atau
lingkungan. 11
Klasifikasi lain yang dilakukan terhadap sumber belajar adalah sebagai
berikut:
a. Sumber belajar tercetak : buku, majalah, brosur, ensiklopedi, poster, denah, kamus dan Jain-lain.
b. Sumber belajar non cetak : Film, Slide, Video, cd, kaset, transparasi dan lainlain.
c. Sumber belajar yang berbentuk fasilitas : perpustakaar1, ruang belajar, Studio, lapangan olahraga dan lain-lain.
d. Sumber belajar berupa kegiatan : wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi dan Jain-lain.
e. Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat : taman, terminal, pasar, toko, pabrik, museum dan lain-lain. 12
Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan,
menyimpan data, memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara
sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara kontinyu oleh pemakainya
sebagai sumber informasi. Peran perpustakaan antara lain :
102
a. Melestarikan budaya bangsa yaitu menghimpun dan :merawat informasi, karena informasi yang tercetak atau non cetak itu adalah basil kreasi manusia.
b. Meningkatkan kecerdasan bangsa, yaitu dengan meningkatkan pengetahuan melalui budaya membaca.
c. Memajukan perkembangan ilmu pengetalman dan tekhnologi. d. Kancah Studi, yaitu seseorang dapat memilih manfaat perpustakaan untuk
menambah ilmu pengetahuan. e. Kancah Penelitian. 13
11 Ibid 12 Ro~stijah NK., Masa/ah-Masa/ah Keg11rum1, (Jakarta : Bumi Aksara, 1989), cet. ke-3, h.
13 Emartono, Pengeta/111011 Dolcumentasi dan Perpustalcaan sebagai P11sat Informasi, (Jakarta : Karya Utama), cet. ke 3, h. 226
48
Di perpustakaan dapat ditemukan berbagai inforrnasi yang tersimpan dibalik
halaman-halaman buku, dengan membaca buku berarti seseorang telah melakukan
salah satu penelitian. Pada saat ini, perpustakaan tidak hanya menghimpun buku,
namun peralatan pandang, dengar (audio visual) yang cukup mengasyikkan sehingga
perpustakaan juga merupakan tempat rileks namun mendidik. Secara sederhana
perpustakaan dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar, perpustakaan memiliki
tugas mendidik warga masyarakat untuk maju, memberi pelayanan inforrnasi
diberbagai bidang pengetahuan, membantu pelayanan kepada seseorang untuk
melakukan risetnya, khusunya riset kepustakaan dan sebagai tempat rekreasi sehat
clan edukatif
Apabila pengajaran ingin mencapai hasil sebaik-baiknya, maka harus didasari
oleh adanya interaksi antara murid-murid dengan sekitarnya salah satunya
perpustakaan yang sekarang ini mempunyai pengertian yang lebih luas dalam arti
bukan lagi hanya sebagai tempat menyimpan buku saja melainkan benda-benda lain
yang dapat membantu proses pembelajaran. Oleh karena itu perpustakaan dapat
dipergwmkan sebagai pusat untuk belajar seseorang. i
A. Kesimpulan
BABV
PENUTUP
Berdasarkan uraian bab demi bab diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
I. Perpustakaan merupakan tempat mengumpulkan, menyimpan, memelihara
dan mengelola koleksi bahan pustaka berupa : buku, cd, kaset, video, tape,
televisi, .film, slide proyektor dan media-media lain yang dapat digunakan
sebagai sumber belajar yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu agar
dapat digunakan oleh pemakainya dengan mudah dan cepat sebagai sumber
informasi.
2. Keberadaan perpustakaan di lembaga pendidikan (sekolah) sekarang ini
merupakan salah satu sarana penting bukan lagi hanya sebagai penunjang,
karena keberadaan perpustakaan merupakan satu kesatuan yang integral
dengan murid, guru dan seluruh civitas akademik lembaga pendidikan
tersebut dalam rangka mencapai basil yang ma.ksimal <la.lam proses
pembela.jaran.
3. peran perpusta.ka.a.n bagi guru dan siswa. adalah
a.. Untuk kepentinga.n proses belajar mengajar yang dilakukan oleh £,'Ufu dan
siswa dalam upaya pencapaian basil pembelajaran yang lebih baik,
misalnya : sebagai bahan referensi, sebagai bahan pengayaan bagi siswa
dari pelajaran yang telah diberikan oleh guru.
50
b. Sebagai tempat untuk menambah dan memperdalam wawasan
pengetahuan yang sudah dimiliki guru maupw1 murid.
c. Sebagai tempat penelitian.
d. Dapat pula bergwia untuk mengembangkan profesi bagi guru dan
meningkatkan prestasi bagi guru dan siswa.
B. Saran
l. Hendaknya lembaga pendidikan mulai menganggap bahwa perpustakaan
sebagai salah satu sarana yang penting bukan lagi dianggap sebagai salah satu
sarana penunjang yang keberadaannya bila tidak ada tidak akan menghambat
peningkatan proses pembelajaran dan hasil yang lebih baiik.
2. Hendaknya guru mulai memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu sumber
belajar, sehingga profesional dan prestasi serta hasil pembelajaran akan lebih
baik dan meningkat.
3. Bagi siswa hendaknya menggwiakan perpustakaan dalam memperoleh dan
menambah pengetahuan selain yang sudah didapat dari apa yang telah
diberikan oleh guru, sehingga akan menambah wawasan yang lebih luas,
meningkatk:an minat baca dan prestasi.