JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN...

72
EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VCD BIDANG STUDI FIQH TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Studi Kasus di MTs Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tangerang) Skripsi ini diajukan untuk syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Disususn Oleh: Mahfud Fauzi 206011000059 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN...

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VCD

BIDANG STUDI FIQH TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

(Studi Kasus di MTs Al-Ikhwaniyah Pondok Aren Tangerang)

Skripsi ini diajukan untuk syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama

Islam (S.Pd.I)

Disususn Oleh:

Mahfud Fauzi

206011000059

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

ABSTRAK

Mahfud Fauzi:

“Efektifitas Pemanfaatan Media Pembelajaran VCD Bidang Studi Fiqh Terhadap

Peningkatan Kemampuan Kognitif (Studi Kasus di MTs Al-Ikhwaniyah Pondok

Aren)”

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah peningkatan dan

keefektifan kegiatan belajar mengajar menggunakan atau memanfaatkan media

pembelajaran VCD dalam materi pengurusan jenazah yang berkaitan terhadap

perkembanagn kognitif siswa sudah dilaksanakan sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat sebelum mengajar, dan sebanyak tiga

kali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pembagian

pembahasan materi pengurusan jenazah, serta tersedianya alokasi waktu belajar

mengajar dengan memanfaatkan media VCD sebagai bahan belajar. Sehingga hasil

pembelajaran dengan menggunakan media VCD siswa kelas VIII A dapat

meningkatkan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisi, sintesis, dan penilaian

terhadap materi pengurusan jenazah secara optimal di MTs Al-Ikhwaniyah pondok

Aren

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang efektifitas

pemanfaatan media pembelajaran VCD terhadap perkembangan kognitif siswa.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka prosedur yang

ditempuh meliputi: persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan teknik penelitian yang penulis

gunakan yaitu: teknik observasi, wawancara, uji test pilihan ganda (multiple choice

items) dan dokumentasi. Teknik observasi dengan cara kunjungan langsung ke MTs

Al-Ikhwaniyah, wawancara dengan kepala sekolah, guru bidang studi fiqh dan siswa

kelas VIII A/B, test pilihan ganda peneliti melakukan kepada 50 orang siswa dari

kelas yang beda, 25 siswa kelas VIII A dan 25 siswa dari kelas VIII B di MTs Al-

Ikhwaniyah dan dokumentasi dengan cara melihat gambaran umum MTs Al-

Ikhwaniyah Pondok Aren.

Hasil yang diperoleh dari test dan wawancara efektifitas pemanfaatan media

pembelajaran VCD (pengurusan jenazah) terhadap perkembangan kognitif siswa

menghasilkan peningkatan pembelajaran yang efektif. Hal ini dapat diketahui dari

hasil jawaban siswa kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dengan nilai rata-rata

72,36 sedangkan kelas VIII B sebagai kelas kontrol nilai rata-rata 66,06. Dan hasil

wawancara menunjukan siswa menyenangi dan termotivasi pada saat proses belajar

mengajar dengan memanfaatkan media pembelajaran VCD (Pengurusan Jenazah).

i

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Ilahi

Rabbi Allah SWT. Raja di Raja Alam semesta yang merupakan Zat Yang Maha

Agung, yang merupakan tempat mengembalikan segala urusan dan yang telah

memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semuah, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efektifitas Pemanfaatan

Media Pembelajaran VCD Terhadap Perkembangan Kognitif Siswa (Studi Kasus

di MTs Al-Ikhwaniyah Pondok Aren).”

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada uswah semesta alam

yang teramat istimewa, dimana dibalik keistimewaannya tersebut terarngkum sifat

yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya, yaitu mas’humnya beliau dari

kekhilafan dan dosa yang di control langsung oleh Ruhul Amin atas perinyah

Allah SWT, beliaulah pembawa risalah Islam sehingga tersebar keseluruh penjuru

dunia yakni Habibina wa Syafi’ina wa Maulana Muhammad SAW, dan semoga

tercurahkan kepada keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia sampai

akhir zaman.

Atas pertolongan Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

sederhana ini, walaupun tidak sedikit rintangan dan hambatan, alhamdulillah

skripsi dapat tersusun dan terselesaikan berkat bantuan dan tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Akhirnya, penulis dapat

menyelesaikannya, untuk itu dengan ketulusan hati penulis menghaturkan rasa

terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada: skripsi ini.

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

ii

Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

3. Bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag. Sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Yudhi Munadi, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga, fikirannya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penyususnan laporan penelitian ini.

5. Bapak dan ibu dosen yang telah mentransformasikan ilmunya kepada

penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak Suhandi, S.Pd.I, sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah dan H.

Aminuddin, S.Pd.I, guru bidang studi Fiqh, beserta staf MTs Al-Ikwaniyah

yang telah membantu proses penelitian serta memberikan data-data yang

diperlukan peneliti.

7. Pimpinan dan segenap para karyawan Perpustakaan Tarbiyah dan

Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Orang tua yang tercinta, Ayahanda Ahmad dan Ibundah Masamah, yang

telah mencurahkan segala perhatiannya, kasih sayangnya dan doa yang

tiada henti-hentinya serta didikan dengan tulus ikhlas sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT, selalu memberikan

limpahan kasih sayangnya serta memperoleh keridhaan-Nya.

9. Kakak Neneng Auliyah dan adiku Syaiful Anhar serta Khirul Umam, yang

telah memberikan kasih sayang, bantuan dan motivasinya.

10. Mahasiswan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2006 Non Reguler

FITK Jurusan PAI: Syahri, Miftah, Habib, Tiwi, Mae, Didi, Anto, andri

dan Siroj (angkatan 2004), serta masih banyak lainnya lagi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu secara langsung maupun tidak, yang telah

membantu penyusunan skripsi ini.

11. Untuk teman-teman, Arul, Rizky (Padank), Umam, Zen, Mr. Haikal, dan

masih banyak lainnya lagi yang tidak dapat disebutkan, yang selalu

mengobarkan api semangat dalam keputusasaan penulis dan telah

memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dengan penuh

iii

Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

toleransi ikut serta memberikan sumbangan yang amat berharga dalam

penyelesaian skripsi ini.

Terimakasi atas segala dukungan dan bantuannya semoga kebaikan yang

mereka berikan dengan keikhlasan hati, semoga Allah SWT mencurahkan

keberkahan dan menjadikannya sebagai amal shaleh serta mendapatkan pahala

yang berlipat ganda di sisi-Nya, Amin…

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari

segi materi maupun kajiannya, hal ini dikarenakan oleh terbatasnya kemapuan

penulis. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca skripsi ini. Amin…

Penulis

Mahfud Fauzi

iv

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN PENULIS

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH

ABSTRAK ………………………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 7

D. Perumusan Masalah................................................................................. 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Efetifitas Media Pembelajaran VCD

1. Efetifitas Media Pembelajaran VCD

a. Pengertian Efektifitas …................................................................. 10

b. Ciri-Ciri Efektifitas ....................................................................... 14

v

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran .................................................... 15

b. Kriteria Pemilihan Media Pemelajaran . ..................................... 18

c. Ciri-Ciri Media Pembelajaran ....................................................... 20

d. Nilai atau Manfaat Media Pembelajaran ....................................... 21

3. Media Video/Video Compact Disc (VCD)

a. Pengertian Media Video/Video Compact Disc (VCD) .................. 23

b. Karakteristik dan Langkah-Langkah VCD ………..……………. 25

c. Teknik dan Strategi Pemanfaatan Program VCD........................... 28

B. Perkembangan Kognitif Siswa

1. Pengertian Kognitif

a. Pengertian Kognitif Siswa .............................................................. 30

b. Tingkat Pengembangan Kognitif ……..……………………….... 32

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemapuan Kognitif ……… 36

d. Arti Penting Perkembangan Kognitif Bagi Proses Belajar …….. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 43

B. Metode Penelitian ................................................................................... 43

vi

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

C. Objek Penelitian ………………………………………………………. 46

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 46

E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Informan ……………………………………………………... 50

B. Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Memanfaatkan Media VCD ……... 52

C. Pembelajaran Kognitif Siswa Melalui Pemebelajaran Berbentuk Media

VCD …………………………………………………………………... 55

D. Upaya-Upaya MTs Al-Ikhwaniyah dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan …………………………………......................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………….... 60

B. Saran-Saran ………………………………………………………….... 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 63

LAMPIRAN

vii

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu bidang pengetahuan terapan yang diharapkan semakin

memberi sumbangan bagi perkembangan pendidikan di tanah air ialah bidang

teknologi pendidikan. Kemampuan untuk memanfaatkan teknologi modern

dalam upaya pengembangan pendidikan tentu saja sangat banyak tergantung

pada jumlah dan kemampuan para ahli dalam bidang teknologi pendidikan.

Pentingnya pendekatan teknologi dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan

agar membantu proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,

karena tanpa pendidikan manusia tidak akan dapat menentukan masa

depannya. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuhkan

kebanggaan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

mendorong dan mempasilitasi kegiatan belajar mereka. Hal tersebut sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003 disebutkan, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

2

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengenbangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan negara”.1 Sedangakan pada bab II Pasal 3, “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakaf, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara demokratis, serta bertanggung jawab.2

Dalam rangka mencerdaskan bangsa, diperlukan suasana belajar dan

proses pembelajaran secara aktif agar peserta didik dapat mengembangkan

potensi dirinya. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah

satunya yang harus ada adalah guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas

ini adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional, yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadain, kompetensi sosial, dan kompetensi professional (Undang-Undang

RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap

(daya kalbu), dan keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam bentuk

perbuatan. Dengan kata lain, kompetensi merupakan perpaduan dari

penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas dan

pekerjaannya.3

1Tim Redaksi Fokusmedia, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

Tahun 2003, (Bandung: Fokusmedia: 2003), h.3 2Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam undang-undang

Sisdiknas, h.37 3Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Kemapuan professional Guru dan Tenaga Kependidikan

(Bandung: Alfabeta: 2009), h. 23

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

3

Keberadaan guru yang memilki kompetensi bagi suatu bangsa amatlah

penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih

bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan perjalanan

zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta

pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang

menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan

diri.4

Jadi, dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam upaya mencerdaskan anak didik untuk

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas sumber daya

manusia sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperolehnya.

Peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari upaya peningkatan

komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan lainnya dalam satu

sistem yaitu guru, metode, kurikulum, siswa, sarana dan prasarana sekolah dan

sebaginya.

Di dalam proses pembelajaran kegiatan interaksi antara guru dan siswa

merupakan kegiatan yang cukup dominan, interaksi guru dan siswa dalam

rangka transfer knowledge (proses transformasi ilmu pengetahuan) dan

transfer of values (mentransfer nilai), akan senantiasa menuntut komponen

yang serasi, dalam arti komponen yang ada dalam kegiatan proses

pembelajaran akan saling bekerj sama dalam rangka mendukung pencapaian

tujuan pembelajaran bagi siswa.

Untuk mencapai tujuan intruksional, masing-masing komponen itu

akan saling merespon dan mempengaruhi antar satu dengan yang lain,

sehingga tugas guru adalah bagaimana harus mendisain dari masing-masing

komponen agar tercipta proses belajar mengajar yang efektif.

4Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya:

2009) , cet: 3, h.7

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

4

Keberhasilan suatu upaya mencapai tujuan dipengaruhi oleh

efektifitasnya cara yang ditempuh atau metode yang digunakan dalam upaya

tersebut. Menurut Streets yang dikutip oleh Hasbullah, efektifitas adalah

konsistensi kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

Adapun Stoner yang dikutip pula oleh Ahmad Habibullah dkk. Memberikan

definisi efektifitas sebagai kemapuan menetukan tercapainya tujuan.5

Efektifitas pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah

pelaksanaan proses belajar mengajar, yaitu segala daya upaya guru untuk

membentuk para siswa agar bisa belajar dengan baik.6

Jika seorang guru tidak menguasai cara menyampaikan materi

pembelajaran dengan baik, hal tersebut dapat menimbukan kesulitan bagi

siswa dalam mengerti dan memahami materi pembelajaran yang pada

akhirnya menimbulkan kejenuhan, malas, dalam proses pembelajaran. Maka

hal tersebut tentu tidak efektif dalam proses pembelajaran. Sesuatu dapat

dikatakan efektif bila mencapai tujuan tertentu.

Soejono mengatakan bahwa, belajar akan lebih berhasil bila bahan

yang dipelajari menarik perhatian anak. Karena bahan itu harus dipilih yang

sesuai dengan pemahaman anak atau yang didalamnya nampak jelas adanya

tujuan yang sesuai dengan tujuan melakukan aktifitas belajar.

Media merupakan sarana penyalur informasi di dalam proses belajar

mengajar. Media juga dapat juga diartikan sebagai segalany sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta

perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Oleh karena

itu media dapat membantu siswa lebih mudah dalam menyerap materi-materi

tersebut. Salah satunya media pembelajaran tersebut ialah dengan

5Ahmad Habibullah dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama

Islam, (Jakarta: PT pena Citasatria: 2008), cet: 1, h.6 6Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan

Implementasinya pada KTSP, (Jakartaa: Kencana: 2009), cet: 1, h.20

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

5

mengguakan media Video Compact Disk yang biasa kebanyakan orang

mengenalnya sebagai VCD.

Media pembelajaran VCD adalah media yang dirancang sicara

sistematis dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku dan dalam

pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga

program tersebut memungkinkan peserta didik mencerna materi pelajaran

secara lebih mudah dan menarik. Secara fisik Video /VCD pembelajaran

merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam kaset video atau CD

dan disajikan dengan menggunakan peralatan VTR atau VCD player serta

monitor.7

Salah satu media pembelajaran yang menampilkan gambar, gerak,

semakin lama semakin popular dalam menyampaikan pesan kepada penerima

pesan karena pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa

penting, berita) mapun fiktif bisa bersifat informative, edukatif maupun

intruksional.

Dengan menggunakan media VCD diharapkan dapat mengurangi

abstraksi dan sekaligus dapat menambah pengetahuan, pemahaman dan

ingatan siswa dapat menjadi semakin menarik dengan simulasi belajar akan

menyenangkan karena akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

tercapainya tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.

Tujuan intruksional pada umumnya di kelompokan dalam tiga

kategori, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif

mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan (recall), pengetahuan dan

kemapuan intelektual. Domain afektif mencakup tujuan-tujuan yang

berhubungan dengan perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan, dan minat.

Ranah pisiokomotorik mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan

manipulasi dan kemampuan gerak (motor). Demikian menurut Bloom (1956)

dan Krathwohl (1964) dalam Taxonomy of Educational Objectives. Klasifikasi

7 Pustekom, Pedoman Pemanfaatan Program Video/VCD Pembelajaran, Pustekom, h. 6

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

6

tujuan tersebut memungkinkan hasil belajar yang diperoleh dari hasil belajar-

mengajar. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa hasil belajar dapat terlihat

dari tingkah laku siswa . hal ini memberikan pula petunjuk bagi guru dalam

menetukan tujuan-tujuan dalam bentuk tingkah laku yang diharapkan dari

dalam diri siswa.8

Kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai kapasitas mental yang

merupakan pranata bagi manusia untuk menyadari atau memperoleh

pengetahuan tantang suatu objek. Kemampuan kognitif tersebut mencakup

proses seperti menyadari, mengorganisasikan, memahami,

mempertimbangkan dan mengemukakan berbagai alasan. Selanjutnya proses

kognitif dapat juga diartikan sebagai operasi mental yang terjadi pada waktu

manusia berfikir yang meliputi adanya informasi, kejadian objek dan peristwa

yang ada dan mengemukakan alasan-alasan sebagai hasil analisis, sintesis dan

evaluasi. Operasi kognitif dipengaruhi oleh strategi kognitif yaitu cara-cara

yang digunakan individu yang mengarahkan perhatian belajar, mengingat dan

berpikir.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang: “Efektifitas Pemanfaatan Media Pembelajaran VCD Bidang

Studi Fiqh Terhadap Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa” (Studi

Kasus di MTs Al-Ikhwaniyah Pondok Aren).

B. Identifikasi Masalah

Proses pembelajaran dibuat sedemikian rupa agar tidak membosankan

dan mengefektifkan belajar dan mengajar baik siswa mapun guru. Sekarang

ini banyak siswa yang merasa kurang termotivasi dan kurang minat untuk

belajar secara mandiri dan kurang perhatian terhadap pelajaran, hal ini

mungkin disebabkan karena fasilitas dan pendidikan belum dapat memenuhi

8 Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya:

2009) , cet: 3, h. 34

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

7

kebutuhan siswanya, serta kurangnya kemapuan guru dalam memanfatkan

atau mengelola media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Kebanyakan

guru yang sering kita jumpai hanya menggunakan metode ceramah dalam

menjelaskan materi pelajaran, tanpa di ikuti dengan media pembelajaran.

Terkait dengan persoalan efektifitas pemanfaatan media pembelajaran

VCD bidang studi fiqh terhadap peningkatan kemampuan kognitif siswa,

dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Banyak siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar, karena materi

membutuhkan daya ingatan, pengetahuan dan kemampuan memahami

yang cukup tinggi.

2. Kurang efektifnya penyampaian materi.

3. Bagaimana hasil belajar sesudah memanfaatkan media pembelajaran

VCD?

4. Perlunya penggunaan media pembelajaran VCD dalam proses

pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

untuk mempermudah dan mengarahkan peneliti ini, penulis membatasi

masalah pada “Efektifitas Pemanfaatan Media Pembelajaran VCD Bidang

Studi fiqh (Pengurusan Jenazah) Terhadap Peningkatan Kemampuan Kognitif

Siswa”

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

8

D. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut: “Bagaimanakah efektifitas pemanfaatan media pembelajaran VCD

bidang studi fiqh (Pengurusan Jenazah) terhadap peningkatan kemampuan

kognitif siswa”?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan media pembelajaran VCD (pengurusan

jenazah) pada mata pelajaran fiqih.

2. Untuk mengetahui hasil pembelajaran materi pengurusan jenazah dengan

menggunakan media VCD di MTs Al-Ikhwaniyah

3. Untuk mengetahui seberapa efektif pemanfaatan media pembelajaran

terhadap perkembangan kognitif siswa di MTs Al-Ikhwaniya

Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi pihak-

pihak yang peduli terhadap pendidikan, kususnya bagi:

1. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai wahana untuk memberi kesempatan

kepada guru-guru dalam mengembangkan kreativitas dalam proses

pembelajaran serta meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

2. Bagi siswa dapat dipakai sebagai motivasi atau acuan untuk berkreativitas

dalam mencari, menemukan serta memecahkan masalah dengan

menggunakan media pembelajaran VCD sebagai bahan ajar.

3. Bagi guru sebagai seorang pendidik dan fasilitator dalam proses

pembelajaran, perlu mencari inovasi-inovasi dalam menyususn strategi

pembelajaran yang mempermudah siswa menerima informasi dalam

penggunaan media pembelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan

efektif serta mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

9

4. Bagi peneliti diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang efektifitas

pemanfaatan media pembelajaran VCD (materi pengurusan jenzah)

terhadap perkembangan kognitif siswa. Serta diharapkan dapat

memberikan suasana baru dan motivasi siswa untuk membiasakan aktif

dan mandiri dalam mempelajari suatu pelajaran.

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Efektifitas Media Pembelajaran VCD

1. Efektifitas Media Pembelajaran VCD

a. Pengertian Efektifitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektifitas berasal dari

kata, efektif yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,

kesamaannya, manfaatnya, dapat membawa hasil, berhasil guna, mulai

berlaku.9 Dapat juga didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki

pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan

merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini

efektifitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan intruksional

khusus yang telah di canangkan. Metode pembelajaran dikatakan

9Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka: 1996), h. 250

10

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

11

efektif jika tujuan intruksional khusus yang di canangkan lebih

banyak tercapai.10

Menurut Steers yang dikutip oleh Ahmad Habibullah,

efektifitas adalah konsistensi kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan

yang telah disepakati. Adapaun Stoner yang dikutip pula oleh Ahmad

Habibullah dkk, memberikan definisi efektifitas sebagai kemampuan

menentukan tercapainya tujuan.11

Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai

seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu

ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut

Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa: “efektifitas adalah suatu

ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan

waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang

dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.12

Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh

setelah pelaksanaan proses belajar mengajar, yaitu segala daya upanya

guru untuk membentuk para siswa agar bisa belajar dengan baik.13

Dapat juga dikatakan efektif belajar menurut Makmun yang

dikutip oleh Saipul Sagala adalah membawa pengaruh atau makna

tertentu bagi pelajar itu (setidak-tidaknya sampai batas tertentu)

relaitif tetap dan setiap saat diperlukan dapat diproduksi dan

dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (Problem Solving)

baik ujian ulangan dan sebagainya maupun penyesuain diri bagi

kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Efektif belajar dapat ditunjukan:

10

http//agungprudent.WordPress.com/2009/06/18 efektifitas-pembelajaran 11

Ahmad Habibullah dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama

Islam, (Jakarta: PT pena Citasatria: 2008), cet: 1, h. 6 12

http://dansite. Wordpress.com/2009/03/28/pengerian efektifitas. 13

Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan

Implementasinya pada KTSP, (Jakartaa: Kencana: 2009), cet: 1, h. 20

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

12

1. Tepat waktu atau efisien waktu,

2. Pertanyaan sederhana dapat informasi lengkap,

3. Cepat menguasai konsep,

4. Metode tepat sesuai dengan kompetensi dasar, standar kompetensi

dan indikator dan

5. Irit biaya.14

Dalam proses pembelajaran yang dapat dikatakan efektif

apabila seorang guru memiliki kemampuan dalam mengelola materi

ajar sehingga siswa dengan mudah menerima materi yang diajarkan

dan dapat merangsang siswa untuk mengungkapkan gagasannya,

adapun perbedaan siswa menjadi lebih kreatif dan saling menghargai

pendapatnya masing-masing.

Secara fundamental Dollar and Miller (1970) menegaskan

bahwa belajar efektif dipengaruhi oleh: adanya motivasi (drivers)

yaitu peserta didik harus menghendaki sesuatu, adanya perhatian dan

mengetahui sasaran (Cue) yaitu peserta didik harus memperhatikan

sesuatu, adanya usaha (response) yaitu peserta didik harus melakukan

sesuatu dan adanya evaluasi dan pemanfaatan hasil (reinforcement)

peserta didik harus memperoleh sesuatu yang penuh arti dalam

belajar. Agar belajar efektif, pelajaran dimulai dari apa yang diketahui

peserta didik sedangkan kegiatan belajar berbuat dengan

menggunakan bahasa dan istilah yang dapat dipahami peseta didik.15

Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi

persyaratan utama keefektifan pembelajaran, yaitu:

14

Dr. H. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

(Bandung: Alpabeta: 2009), h. 174 15

Dr. H. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

(Bandung: Alpabeta: 2009), h. 175

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

13

1. Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

2. Rata-rata prilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.

3. Ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan

siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan.

4. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif,

mengembangkan struktur kelas yang mendukung.

Guru yang efektif adalah guru menemukan cara dan selalu

berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata

pelajaran dengan presentase waktu belajar akademik yang tinggi dan

pelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa, negatif

atau hukuman. Selain itu guru yang efektif adalah orang-orang yang

dapat menjalin hubungan yang simpatik dengan para siswa,

menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian,

memiliki suatu rasa cinta belajar, mengusasi sepenuhnya bidang studi

mereka dan dapat memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekedar

mencapai suatu prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat yang

pengasih.16

Dengan begitu, upaya untuk melakukan pengajaran,

membiasakan, bimbingan, pengasuhan dan pengembangan potensi

anak didik akan biasa dilakukan dengan sebaik-baiknya pula dan anak

didik tidak hanya memperoleh pengetahuan kognitif, tetapi juga

meresapi nilai-nilai materi yang didapat dengan hati dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

16

http://www.uin.suka.ac.id/detail_kabar php?d=144

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

14

b. Ciri-Ciri Efektifitas

Menurut Harry Firman (1987), keefektifan program

pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan intruksional

yang telah ditetapkan.

2. Memberikan pengalaman belajar yang efektif, melibatkan siswa

secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan intruksional.

3. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar-mengajar.

Berdasarkan ciri program pembelajaran aktif seperti yang

digambarkan di atas. Keefektifan program pembelajaran tidak hanya

ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula

ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.

Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa

setelah mengikuti program pembelajaran yang mencakup kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan

terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama, partisipasi,

aktif, tingkat kesulitan pada penggunaan media, waktu serta teknik

pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi

kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek

sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan

bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar

mengajar seperti ruang kelas, labolatorium, media pembelajaran dan

buku-buku teks.17

17

http://agungprodent.wodpress.com/2009/06/18/efektifitas -pembelajaran

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

15

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara

atau pengantar” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan

penerima pesan (a receiver).18

Media berasal dari bahasa Latin yaitu

“medius” yang secara harfiah berarti “tengah”, “Pengantar”, atau

“perantara”. Dalam bahasa Arab, media disebut “wasail” bentuk jama

dari “wasilah” yakni sinonim al-wasth yang artinya sama yakni

„tengah‟. Kata tengah itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka

disebut juga sebagai “perantara” (wasilah) atau yang mengantari

kedua sisi tersebut. karena posisinya berada di tengah ia bisa juga

disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang

mengantarkan, menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari

satu sisi kesisi lainnya.19

Pembelajaran adalah proses interaksi pererta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.20

Menurut

Asep Henry, mengatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan belajar

siswa yang telah dirancang oleh guru melalui usaha yang terencana

melalui prosedur atau metode tertentu agar terjadi proses perubahan

prilaku secara komprehensif.21

Berdasarkan urain di atas media pembelajaran dapat dipahami

“segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan

dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar

18

Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:

Prenada Media Group), h. 204 19

Yudhi Munadhi, Media pembelajaran „sebuah pendekatan baru‟” (Ciputat: Gaung

Persada (GP)Press: 2008), h. 6 20

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, bab 1 ketentuan umum

pasal 1. 21

Drs. Asep Herry Hermawan, M.Pd. dkk, Belajar dan Pembelajaran SD, (Bandung: UPI

Press: 2007), h. 3

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

16

yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar

secara efisien dan efektif.22

Pada hakikatnya peranan media dalam proses pembelajaran,

merupakan proses komunikasi. dalam proses komunikasi, biasanya

guru berperan sebagai komunikator (communication) yang bertugas

menyampaikan pesan/bahan ajar (messager) kepada siswa. Siswa

dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan (communicant). Agar

pesan atau bahan ajar yang disampaikan guru dapat di terima oleh

siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan yaitu media

pembelajaran. Apabila proses tersebut divisualisasikan akan Nampak

pada gambar:23

Gambar 1: Proses Komunikasi dalam Pembelajaran

Dalam konteks komunikasi seperti di atas, fungsi media adalah

sebagai alat bantu untuk guru dalam mengkomunikasikan pesan, agar

proses komunikasi berjalan dengan baik dan sempurna sehingga tidak

mungkin lagi ada kesalahan.

Penggunaan media merupakan bagian integral dalam

pembelajaran yang harus direncanakan secara sistematis dengan

memusatkan pada kebutuhan dan karakteristik siswa. sehingga dapat

22

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran „Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung

Persada (GP)Press: 2008), h. 7-8 23

Drs. Asep Herry Hermawan, M.Pd dkk, Media Pembelajaran Sekolah Dasar,

(Bandung: UPI Press: 2007), h. 4

Communicator

(Guru)

Messager

(Pesan/bahan ajar)

Communican

(Siswa)

Media

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

17

disimpulkan bahwa media merupakan perantara yang membawa pesan

dari sumber ke penerima pesan sehingga mampu merangsang

penerima untuk belajar. Setiap media baik untuk pembelajaran hanya

bergantung pada isi pesan yang akan di sampaikan dan bagaimana

pesan tersebut didesain/dikemas dalam penggunaannya.

Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu

unsure peralatan atau perangkat keras (Hadware) dan unsure pesan

yang dibawanya (Massage/software). Dengan demikian perlu sekali

dicamkan, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk

menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu,

tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media

tersebut.

Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu

sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat

keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk

menyajikan pesan/bahan ajar tersebut.24

Dengan demikian, media

pembelajaran merupakan alat penyalur pesan yang digunakan dalam

melaksanakan pendidikan di sekolah guna mencapai tujuan

pendidikan yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem

Pendidikan Nasional).

24

Drs. Asep Herry Hermawan, M.Pd dkk, Media Pembelajaran Sekolah Dasar,

(Bandung: UPI Press: 2007), h. 5

SOFTWARE

Perangkat Lunak

(Pesan)

HADWARE

Perangkat Keras

Peralatan

MEDIA PEMBELAJARAN

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

18

b. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan

kegiatan proses belajar. karena beraneka ragamnya media tersebut,

maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-

beda. untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat

digunakan secara tepat guna. Di samping itu pemilihan media harus

dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan

keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat

khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.25

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih

media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,

ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis dan biaya.

oleh sebab itu beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara

lain:

Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

1. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam

memilih media.

2. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian

yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan

kondisi anak.

3. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru

mendisain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang

perlu menjadi pertimbangan seorang guru.

25

Arif S. Sadiman, dkk, Media Pembelajaran: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2006), h. 85

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

19

4. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan

disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna,

dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara

optimal. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media

harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai. 26

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan media

pembelajaran harus selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan, aspek materi menjadi pertimbangan, dengan kondisi

siswa menjadi perhatian serius bagi guru dalam memilih media yang

sesuai dengan kondisi anak, sarana dan prasarana disekolah

memungkinkan guru mendisain sendiri media yang akan digunakan.

Pemilihan media perlu memperbaiki kritertia berikut:

1. Tujuan, media hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan.

2. Keterpaduan (validitas), tepat dan berguna bagi pemahaman yang

dipelajari.

3. Keadaan peserta didik, kemampuan daya pikir dan daya tangkap

peserta didik dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu

dipertimbangkan.

4. Ketersediaan, pemilihan perlu memperhatikan ada atau tidak media

tersedia di perpustakaan atau di sekolah serta mudah sulitnya

diperoleh.

5. Mutu teknis, media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang

baik.

6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa media yang

dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada

kesesuaian atau tidak.

Pemilihan media harus mempertimbangkan pada hal-hal di

atas, sehingga pada saat pemakaian media pembelajaran dapat

terlaksana dengan baik, dan dalam proses pembelajaran dapat berjalan

26

Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers: 2002),

cet: 1, h. 15-16

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

20

efektif. Hal yang menjadi pertimbangan dalam hal ini adalah biaya,

dimana guru dalam memanfaatkan media harus benar-benar

menyesuikan dengan meteri ajar.

c. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang

merupakan petunjuk mengapa media digunaka dan apa-apa saja yang

dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang

efisien) melakukannya.

1. Ciri fiksatif (fixative property), ciri ini menggambarkan

kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan

merekontruksikan suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa atau

obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti

fotografi, vedio tape, audio tipe, disket komputer, dan film. Dengan

ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau

obyek yang terjadi pada suatu waktu ditransportasikan tanpa

mengenal waktu.

2. Ciri manipulatif (manipulative property), transformasi suatu

kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri

manifulati. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat

disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan

teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Disamping dapat

dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat

menayangkan kembali hasil rekaman video.

3. Ciri distributif (distributive property), ciri distributif dari media

memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransportasikan

melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan

kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang

relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

21

format media apa saja, dapat diproduksi seberapa kali pun dan siap

digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau digunakan

secara berulang-ulang disuatu tempat.27

Dengan adanya ciri media pembelajaran diatas membuktikan dapat

mengkondisikan pembelajaran lebih praktis dan dengan mudah guru

meyampaikan informasi pelajaran tanpa harus mebuang waktu yang lebih

banyak.

d. Nilai atau Manfaat Media Pembelajaran

Media pendidikan yang disebut audiovisual aids menurut

Encylopedia of Educational Research memiliki nilai atau manfaat

sebagai berikut:

1. Meletakan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu

mengurangi verbalisme (tahu istilah tidak tahu arti, tahu nama

tetapi tidak tahu bendanya).

2. Memperbesar perhatian siswa.

3. Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan

4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri dikalangan para siswa.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.

6. Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan

kemampuan berbahasa.28

Kesimpulannya mengenai nilai dan mafaat media pembelajaran

sangat membantu proses pembelajaran yang dapat menarik minat

siswa dalam belajar, mendorong atau memotivasi siswa bertanya

ketika sudah melihat suatu gambar, benda atau alat yang lain.

27

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2004), cet:

ke-5, h. 12 28

Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya:

2009) , cet: 3, h. 32

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

22

Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan

berperan seperti yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.

Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat

diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau

audio, kemudia peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan

manakala diperlukan.

2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu. Melalui

media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang

bersifat abstrak menjadi kongkrit sehingga mudah dipahami dan

dapat menghilangkan verbalisme. Misalkan untuk menyampaikan

bahan tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat

disajikan melalui film.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan media

dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa

terdapat materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai

contoh sebelum menjelaskan materi pembelajaran polusi, untuk

dapat menartik perhatian siswa terhadap topik tersebut, maka guru

memutar film terlebih dahulu tentang banjir, atau tentang kotoran

limbah indusrti, dan lain sebagainya.

4. Media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:

a. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki

siswa.

b. Media dapat mengatasi batasan ruang, kelas, hal ini terutama

untuk menyajikan bahan pelajaran yang sulit dipahami secara

langsung oleh peserta.

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

23

c. Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung

antara peserta dengan lingkungan.

d. Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan

e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan

tepat.

f. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta

untuk belajar dengan baik.

g. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,

h. Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

i. Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari

hal-hal yang ril sampai hal-hal yang abstrak.29

Sebagaimana keterangan di atas media pembelajaran memiliki

nilai peraktis dimana guru dalam mempersiapkan materi ajar dengan

mudah memberikan pengalaman belajar yang menarik, sehingga dapat

memotivasi belajar dan efektifnya proses pembelajaran.

3. Media Video/Video Compact Disc (VCD)

a. Pengertian Media Video/Video Compact Disc (VCD)

Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak,

semakin lama semakin populer dalam menyampaikan pesan kepada

penerima pesan karena pesan yang disajikan bisa bersifat fakta

(kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif bisa bersifat

informatif, edukatif, maupun intruksional. Video (VCD) dapat

menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan

29

Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:

Prenada Media Group), h. 209-210

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

24

suara ilmiah atau suara yang sesuai kemapuan video melukiskan

gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Umumnya

media video digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, demonstrasi dan

pendidikan. Media video dapat menyajikan informasi, memaparkan

proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan

keterampilan menyingkat, atau memperpanjang waktu, dan

mempengaruhi sikap.

Video Compact Disc adalah sistem penyimpanan dan rekaman

video dimana signal audio-visual direkam pada disket plastik, bukan

pada pita magnetik.30

Video Compact Disc adalah video digital yang

disimpan dalam piringan disk. Produk ini muncul pada tahun 1992,

dengan philips sebagai salah satu promotor utamanya. Format ini

memanfaatkan media CD yang sebelumnya sudah dikenal luar dalam

pormat audio CD.31

VCD adalah peralatan sederhana yang

memungkinkan menerima dan menyimpan informasi dalam 12 atau 18

inch piringan. Kemudian informasi dapat diputar dan dilihat kembali

melalui televisi sebagai penerima. VCD mengkombinasikan kelebihan

dari televisi dengan kefleksibelan dari computer.32

Video disc selain menyimpan informasi gambar dan suara pada

pita magnetik, ada satu sistem lagi yaitu menyimpan informasi gambar

dan suara pada piringan (disc). Ada dua sistem yang dikembangkan

dalam video disc ini, yaitu sistem optikal dan sistem capacitance.

Sistem optikal adalah menggunakan sinar laser (laser beam)

untuk menjajaki informasi encode electric yang direkam dipermukaan

piringan. Sistem itu, ada system capacitance penjejakan informasi

30

Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2004), cet ke-5,

h. 36 31

Arif S. Sadiman, dkk, Media Pembelajaran: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2003), cet ke-6, h. 17 32

Richard Schwire, Interactive Video, (New Jersey: Educational Technology Publications:

1987), h. 15

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

25

gambar dan suara dengan menggunakan tracking arm dan stylu,

sebagaimana layaknya pada turn table audio. Waktu putar dari video

disc ini adalah satu jam masing-masing muka (sisi). Sebagaimana

VTR, video disc ini juga memiliki kemapuan, antara lain:33

1. Reverse dan fast forward

2. Gerak cepat atau gerak lambat, baik maju ataupun mundur

3. Single frame, baik gerak maju ataupun mundur

4. Pencari gambar secara cepat.

5. Stereo sound.

Video disc memiliki kelebihan dan kemampuan dalam

meyimpan data-data atau video sehingga dalam penerapannya

dihasilkan tampilan yang dapat selalu di ingat dan dengan mudah

siswa memahami suatu apa yang ditampilkan oleh video disc.

b. Karakteristik dan Langkah-Langkah Media Video/Video Compact

Disc (VCD)

1. Karakteistik Medai Video/ Video Compact Disc (VCD)

Karakteristik Video/VCD bayak kemiripan dengan media

film, di antaranya adalah:

a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

b. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan

c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat

d. Mengembangkan pemikiran dan pendapat para siswa

33

Arif S. Sadiman, dkk, Media Pembelajaran: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2003), cet ke-5, h. 294

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

26

e. Mengembangkan imajinasi peserta didik

f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran

yang lebih realistis.

g. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang

h. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan;

mampu menunjukan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan

respon yang diharapkan dari siswa

i. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai

maupun yang kurang pandai

j. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar dan

k. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali

untuk dievaluasi. 34

Sebagaimana keterangan di atas bahwa karakteristik media

video/VCD dapat membantu siswa dalam proses belajar mengajar,

khususnya mengenai materi yang membutuhkan keahlian dan

penjelasan yang jelas, contohnya materi pengurusan jenazah, materi ini

bukan hanya menjelasakan, akan tetapi bagaimana pelaksanaan

pengurusan jenazah dapat dilakukan dengan baik dan benar, apabila

siswa merasa kurang mengerti, maka siswa tersebut dapat memutar

kembali video pegurusan jenazah.

2. Langkah-Langkah Media Video/Video Compact Disc (VCD)

Selain karakteristik video/VCD, ada juga yang harus

diperhatikan yaitu, langkah langkah pemanfaatan media

video/Video campact Disc (VCD) dalam proses pembelajaran

hendaknya memperhatikan:

34

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung

Persada (GP)Press: 2008), h. 127

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

27

a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan

pembelajaran, hubungan program video dengan tujuan

pembelajaran menurut Anderson (1987: 104-105) sebagaimana

yang dikutip oleh Yudhi Munadi, yaitu:

1. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan

untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal

kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa

gerak yang serasi.

2. Pemakaian video untuk tujuan pisikomotorik dapat

digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan

gerak, seperti gerak shalat, adab makan bersama, cara

pengurusan mayat-mayat dan lain-lain.

3. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, Video

dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk

mempengaruhi sikap dan emosi.

b. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih

dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajar

c. Sesudah program video dipertunjukan, perlu diadakan diskusi,

yang juga dipersiapkan sebelumnya.

d. Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau

lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu.

e. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media

hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk

memperhatikan bagian-bagian tertentu.

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

28

f. Sesudah itu dapat dites beberapa banyakkah yang dapat mereka

tangkap dari program video itu.35

Langkah-langkah pemanfaatan di atas agar dalam pelaksanaan

proses pembelajaran, siswa tidak memiliki kejenuhan, atau membuat

merek bosan dengan tayangan video, sehingga perlu diadakannya

langkah-langkah pemanfaatan media agar proses pembelajaran dapat

tercapai.

c. Teknik dan Strategi Pemanfaatan Program Video/VCD

pembelajaran

Video/VCD pembelajaran adalah suatu media yang dirancang

secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku

dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip

pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik

mencerna materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik. Secara

fisik Video /VCD pembelajaran merupakan program pembelajaran

yang dikemas dalam kaset video atau CD dan disajikan dengan

menggunakan peralatan VTR atau VCD player serta monitor.36

Media

pembelajaran dapat digunakan jika media tersebut mendukung

tercapainya tujuan intruksional yang telah dirumuskan serta sesuai

dengan sifat materi intruksionalnya yang telah dirumuskan. 37

Selama

memanfaatkan program video pembelajaran, guru hendaknya

melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Sebelum menghidupkan atau memulai program video

pembelajaran mengajak siswa agar memperhatikan materi yang

akan dipelajari dengan baik.

35

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung

Persada (GP)Press: 2008), h. 127-128 36

Pustekom, Pedoman Pemanfaatan Program Video/VCD Pembelajaran, Pustekom, h: 6 37

Arif S. Sadiman, dkk, Media Pembelajaran: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2006), h. 200

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

29

b. Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari program yang akan

dimanfaatkan.

c. Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan.

d. Memberikan prasyarat atau apresiasi pengetahuan/pelajaran

sebelumnya.

e. Mengoprasikan program sesuai dengan petunjuk pemanfaatan atau

petunjuk teknis dan bahan penyerta.

f. Mengamati atau memantau kegiatan siswa selama mengikuti

program.

g. Memberi penguatan/penegasan/pengayaan terhadap tayangan

program.

h. Memutar ulang program video pembelajaran bila diperlukan.

i. Membuat kesimpulan materi/isi program sesudah memberikan

evaluasi kepada siswa.

Setelah kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media

video guru memberikan kegiatan tindak lanjut. kegiatan tindak lanjut

dimaksudkan untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai dan

memantapkan pemahaman terhadap materi intruksional yang

disampaikan melalui media bersangkutan. Apabila pembelajaran

dilakukan berkelompok, perlu diadakan diskusi kelompok untuk

membicarakan jawaban soal tes atau untuk membicarakan hal-hal yang

kurang jelas atau sulit dipahami. Ada kemungkinan dianjurkan

melakukan tindak lanjut lain misalnya melakukan percobaan atau

melakukan observasi.

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

30

4. Perkembangan Kognitif Siswa

a. Pengertian Kognitif

Istilah kognitif berasal dari kata cognition yang pada knowing,

yang berarti mengetahui. Dalam arti yang luas cognition (kognisi)

ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan.38

Dalam

perkembangan selanjutnya, istilah kognitif populer sebagai salah satu

domain atau wilayah ranah psikologis manusia yang meliputi setiap

prilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan

pengelolahan informasi pemecahan masalah kesenjangan dan

keyakinan, ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan

dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan

ranah rasa.

Kognitif adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan

(termasuk kesadaran, perasaan, dan sebagainya) atau usaha mengenai

sesuatu melalui pengalaman sendiri.39

Kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai kapasitas mental

yang merupakan pranata bagi manusia untuk menyadari atau

memperoleh pengetahuan tentang suatu objek. Kemampuan kognitif

tersebut mencakup proses seperti menyadari, mengorganisasikan,

memahami, mempertimbangkan dan mengemukakan berbagai alasan.

Selanjutnya proses kognitif dapat juga diartikan sebagai operasi mental

yang terjadi pada waktu manusia berpikir yang meliputi adanya

informasi, kejadian objek dan peristwa yang ada dan mengemukakan

alasan-alasan sebagai hasil analisis, sintesis dan evaluasi.40

Operasi

kognitif dipengaruhi oleh strategi kognitif yaitu cara-cara yang

38

Muhibbin Syah, Pisikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2004), h. 22 39

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarta: Balai Pustaka: 2003), h. 579 40

Martini jamaris, Proses Pembelajaran dan Perkembangan Kemampuan Aktualisasi

Kognitif Tingkat Tinggi, ( Jakarta: Universitas Negeri Jakarta: no 19 tahun 2002), h. 70

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

31

digunakan individu yang mengarahkan perhatian belajar, mengingat

dan berpikir.

Bruner menekankan bahwa perkembangan dan kemampuan

kognitif individu dipengaruhi oleh lingkungan. Interaksi antara

individu dengan lingkungan dapat dibagi kedalam tiga cara yaitu:

melalui tindakan langsung, melalui imajinasi, dan melalui penggunaan

bahasa. Ketiga tahap perkembangan dan kemampuan kognitif tersebut

dimulai dari tahap enaktif ketahap ekonik dan diakhiri dengan tahap

simbolik.

Tahap enaktif/enactive experience adalah pengalaman

langsung, yaitu pengalaman langsung secara nyata, maka proses

pencarian pengetahuan yang dialami manusia berjalan efektif, semua

indera ikut terlibat dalam proses tersebut. Tahap ekonik/iconic atau

pictorial atau gambar, pengetahuan manusia mengalami perkembangan

melalui pengalaman gambar. Tahap simolok/symbolic experience.

Simbol oleh Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss (1996:72), yang dikutip

oleh yudhi Munadi, didefinisikan sebagai sesuatu yang digunakan

untuk atau dipandang sebagai wakil sesuatu lainnya. Dalam proses

pembelajaran di mana guru sering menyampaikan materi ajarnya

melalui bahasa verbal (ceramah) yang mengakibatkan proses

komunikasi dalam pembelajaran tidak efektif .41

Menerut Piaget pertumbuhan mental mengandung dua macam

proses yaitu perkembangan dan belajar. Perkembangan adalah

perubahan struktur dan belajar perubahan isi. Perkembangan kognitif

bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh

41

Yudhi Munadhi, “Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung

Persada (GP)Press: 2008), h. 14-18

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

32

lingkungan sejauh melainkan interaksi antara keduanya. Jadi proses

perkembangan kognitif dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:42

1. Kematangan. Kematangan ini merupakn perkembangan dari

susunan syaraf, misalnya kemampuan melihat atau mendengar

disebabkan oleh kematangan yang sudah dicapai oleh susunan

syaraf yang bersangkutan.

2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme dengan

lingkungannya.

3. Transmisi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam

hubungannya dengan lingkungan sosial, misalnya cara pengasuhan

dan pendidikan dari orang lain yang diberikan kepada anak.

4. Ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam diri

anak, agar ia selalu mempertahankan keseimbangan dan

penyesuaian diri terhadap lingkungan.

Sebagian psikologis kognitivis (ahli psikologi kognitif)

berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia mulai

berlangsung sejak ia baru lahir.43

Pendayagunaan kapasitas ranah

kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai

mendayagukan kapasitas motor dan sensorinya.

b. Tingkat Pengembangan Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental

(otak) menurut Bloom, segala upaya yang mencakup aktivitas otak

adalah termaasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat

enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai

jenjang tertinggi. Keenam jenjang tersebut adalah: (1)

42

Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak (Jakarta: Gunung Mulia:

2003), h. 141 43

Muhibbin Syah, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Raja

Grafindo Persada: 2008), h. 66

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

33

pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), (2) pemahaman

(comprehension), (3) penerapan atau aplikasi (application), (4) analisi

(analysis), (5) sintesis (synthesis), dan (6) penilaian (evaluation).44

1. Pengetahuan (knowledge) adalah kemapuan seseorang untuk

mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenalkan kembali

tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya.

Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses berpikir

yang paling renda.Contohnya peserta didik dapat menghafal surat

al-„Ashr, menerjemahkan, dan menuliskannya secara baik dan

benar.

2. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan

diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang

sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta

didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan

penjelasan atau uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan

menggunakan kata-katanya sendiri.

3. Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan

seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum,

tatacara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,

teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkrit.

Aplikasi atau penerapan ini adalah merupakan proses berpikir

setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.

4. Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci

atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian

yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-

bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.

44

Anas Sudijiono, Pengantar Evalusai Pendidikan, (Jakarta: Raja Grapindo Persada:

2003), h. 49-52

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

34

5. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan

kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu

proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara

logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau

berbentuk pola baru.

6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) adalah merupakan

jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut

Taksonomi Bloom. Penilaian atau evaluasi ini merupakan

kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap

suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan

beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang

terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

Dalam proses pembelajaran, keenam tingkat tersebut dapat

terlaksana dengan baik atau efektif jika peserta didik dapat memahami

terhadap materi atau bahan pelajaran. Sebab keenam tingkatan tersebut

berkaitan antara satu dengan lainnya. Dengan siswa memahami materi

maka tujuan pembelajaran kususnya terhadap kognitif siswa dapat

tercapai secara optimal.

Keenam jenjang berpikir yang terdapat pada ranah kognitif

menurut Taksonomi Bloom, jika diurutkan secara hirarki piramida

adalah sebagaimana tertulis pada gambar 3.

Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat

kontinum dan overlap (tumpang tindi), di mana ranah yang lebih tinggi

meliputi semuah ranah yang ada dibawahnya. Overlap di antara enam

jenjang berpikir itu akan lebih jelas terlihat pada gambar 4.

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

35

6

5

4

3

2

1

Gambar 2. Enam Jenjang Berpikir Pada Ranah Kognitif

Gambar 3. Overlap Antara Enam Jenjang Pada Ranah

Kognitif

Keterangan:

Pengetahuan (1) adalah merupakan jenjang berpikir paling dasar.

Pemahaman (2) mencakup pengetahuan. Aplikasi atau penerapan (3)

mencakup pemahaman dan pengetahuan. Analisis (4) mencakup aplikasi,

pemahaman, dan pengetahuan. Sintesis (5) meliputi juga analisi, aplikasi,

Penilaian (Evaluation)

Sintesis

Analisis

Penerapan

Pemahaman

Pengetahuan

(Synthesis)

(Analysis)

(Application)

(Comprehention)

(Knowledge)

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

36

pemahaman, dan pengetahuan. Evaluasi (6) meliputi juga sintesis, analisis,

aplikasi, pemahaman dan pengetahuan.45

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif dipengaruhi oleh berbgai faktor, yaitu:46

1. Perhatian. Perhatian memegang peranan penting dalam persepsi hal

ini disebabkan karena memberi arti terhadap informasi-informasi

yang diterima oleh panca indra melihatkan kegiatan

memperhatikan informasi-informasi tersebut.

2. Persepsi. Persepsi adalah proses yang terjadi di dalam pusat

susunan syaraf pada waktu mengorganisasikan informasi-informasi

yang diterima oleh panca indra sehingga informasi tersebut

bermakna. Oleh sebab itu persepsi mempunyai peranan penting

dalam kegiatan belajar yang selanjutnya mempengaruhi kegiatan

perkembangan kognitif.

3. Struktur pengetahuan. Struktur pengetahuan atau skema merupakan

pola atau pedoman yang digunakan dalam memahami kejadian-

kejadian yang ada. Skema berfungsi sebagai sumber pengalaman

dan struktur pengetahuan yang membuat individu sanggup

melakukan berbagai infrensi tentang kejadian umum yang

berlangsung pada kejadian khusus. Oleh sebab itu schemata

memegang peranan penting dalam berpikir, memahami, dan

menemukan alasan-alasan yang digunakan dalam menghadapi

berbagai situasi dan memecahkan masalah.

45

Anas Sudijiono, Pengantar Evalusai Pendidikan, (Jakarta: Raja Grapindo Persada:

2003), h. 52-53 46

Martini jamaris, Proses Pembelajaran dan Perkembangan Kemampuan Aktualisasi

Kognitif Tingkat Tinggi, ( Jakarta: Universitas Negeri Jakarta: no 19 tahun 2002), h. 71

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

37

4. Formasi konsep. Formasi konsep merupakan faktor lain yang

mempengaruhi operasi kognitif. Konsep dapat diperoleh melalui

dua cara baik induktif maupun deduktif. Formasi konsep

merupakan perolehan dari bebagai konsep sebelum masuk sekolah.

5. Asimilasi konsep. Asimilasi konsep bersifat deduktif merupakan

cara utama untuk memperoleh berbagai konsep setelah memasuki

sekolah.

6. Bahasa. Bahasa Smith, Goodman dan Meredith mengemukakan

bahwa bahasa mempengaruhi pemikirin, perasaan dan untuk

mengerahkan kehendak perbuatan yang sampai ketingkat tertentu.

Bahasa mengendalikan pemikiran, sehubungan dengan hal tersebut

maka bahasa merupakan sarana untuk menafsirkan pengalaman,

untuk mengklasipikasikan fenomena yang ada di dalam maupun di

luar diri manusia.

Kesimpulannya bahwa kemampuan kognitif siswa dapat

mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa kususnya pada perhatian,

persepsi, struktur pengetahuan, formasi konsep, asimilasi konsep, dan

bahasa. Dengan meningkatnya prestasi belajar sebagai salah satu

indikator kualitas pendidikan.

d. Arti Penting Perkembangan Kognitif Bagi Proses Belajar

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa, antara proses

perkembangan dengan proses belajar mengajar yang dikelola para guru

terdapat “benang merah” yang mengikat kedua proses tersebut.

Demikian eratnya ikatan benang merah itu, sehingga hampir tak ada

proses perkembangan siswa baik jasmani maupun rohaninya yang

sama sekali terlepas dari proses belajar mengajar sebagai

pengejawantahan proses pendidikan. Apabila fisik dan mental sudah

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

38

matang, pancaindera sudah siap menerima stimulus-stimulus dari

lingkungan, berarti kesanggupan siswa pun sudah tiba.47

Program pengajaran disekolah yang baik adalah yang mampu

memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikan

tugas-tugas perkembangan mereka. Oleh sebab itu tugas guru

selayaknya memahami materi atau memahami seluruh proses

pembelajaran sehingga perkembangan siswa semakin meningkat.

Pengetahuan mengenai proses perkembangan dengan segala

aspeknya itu sangat banyak manfaatnya, antara lain:

1. Guru dapat memberikan lanyanan bantuan dan bimbingan yang

tepat kepada para siswa, relevan, dengan tingkat perkembangannya

2. Guru dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya

kesulitan belajar siswa tertentu, lalu segera mengambil langkah-

langkah yang tepat untuk menanggulanginya

3. Guru dapat mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memulai

aktivitas proses belajar mengajar bidang studi tertentu.

4. Guru dapat menemukan dan menetapkan tujuan-tujuan

pembelajaran, materi pelajaran atau pokok bahasa tertentu.

Sebagaimana keterangan di atas bahwa proses perkembangan

terhadap ranah kognitif memberikan tantangan kepada guru untuk

memilki kemampuan mengajar sehingga dalam proses belajar

mengajar guru dapat menemukan dan menetapkan tujuan-tujuan

pembelajaran sehingga kemapuan kognitif siswa bertambah.

Tanpa ranah kognitif sulit dibayangkan seorang siswa dapat

berpikir, selanjutnya tanpa kemampuan berpikir mustahil siswa

47

Muhibbin Syah, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Raja

Grafindo Persada: 2008), h. 82-83

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

39

tersebut dapat memahami dan meyakini faedah materi-materi pelajaran

yang disajikan kepadanya. Oleh karena itu, upaya pengembangan

kognitif secara terarah baik oleh orang tua atau guru sangat penting.

Upaya pengembangan fungsi kognitif akan berdampak positif bukan

hanya pada ranah kognitif sendiri, melainkan juga terhadap ranah

afektif dan psikomotorik.48

Sekurang-kurangnya ada dua macam kecakapan kognitif siswa

yang amat perlu dikembangkan segera khususnya oleh guru, yakni: 1).

Strategi belajar memahami isi materi pelajaran, 2). Strategi menyakini

arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-

pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersbut. Tanpa

pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, agaknya siswa sulit

diharapkan mampu mengembangkan ranah afektif dan

psikomotoriknya sendiri.49

Tugas guru dalam hal ini ialah menggunakan pendekatan

mengajar yang memungkinkan para siswa menggunakan strategi

belajar yang berorientasi pada pemahaman yang mendalam terhadap

isi materi pelajaran. Kepada para siswa seharusnya dijelaskan contoh-

contoh dan peragaan sepanjang memungkinkan agar mereka

memahami signifikansi materi dan hubungannya dengan materi lain.

Kecuali itu, guru juga sangat diharapkan mampu menjelaskan nilai-

nilai moral yang terkandung dalam materi yang ia ajarkan, sehingga

keyakinan para siswa terhadap faidah materi tersebut semakin tebal

pada gilirannya kelak ia akan mengembangkan dan mengaplikasikan

dengan apa yang ia peroleh.

48

Muhibbin Syah, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Raja

Grafindo Persada: 2008), h. 84 49

Muhibbin Syah, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Raja

Grafindo Persada: 2008), h. 85

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

40

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa

upaya guru dalam mengembangkan keterampilan ranah kognitif para

siswa merupakan hal yang sangat penting jika guru tersebut

menginginkan siswanya aktif mengembangkan sendiri keterampilan

ranah-ranah pisikologis lainnya. Selanjutnya, untuk memperjelas

gagasan pengembangan kecakapan ranah kognitif di atas, berikut ini

dibuatkan sebuah model yang menggambarkan pola pengembangan

fungsi kognitif siswa.

Gambar 4.

Pola Pengembangan Fungsi Kognitif Siswa

Pengembangan Fungsi Kognitif

Kecakapan Afektif Siswa

Hasil

Upaya

1. Proses Belajar Mengajar (PBM) memahami, meyakini dan

mengaplikasikan isi dan nilai materi pelajaran.

2. Proses Belajar Mengajar (PBM) memecahkan masalah dan

mengaplikasikan isi dan nilai materi nilai pelajaran.

Kecakapan

Psikomotor Siswa

Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas

Kecakapan Kognitif

Siswa

Hasil

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

41

Sekurang-kurangnya ada dua kecakapan kognitif siswa yang amat

perlu dikembangkan khususnya oleh guru, yakni:50

1. Strategi belajar memahami isi materi pelajaran

2. Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta

menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran.

Tanpa pengembangan dua kecakapan kognitif ini, agaknya siswa

sulit diharapkan mampu mengembangkan ranah afektif dan

psikomotoriknya.

Seorang pakar terkemuka Jean Piaget mengklasifikasikan

perkembangan kognitif menjadi enam tahap, perkembangan kognitif

Piaget sebagai berikut:51

1. Sensory-motor schema (Skema sensori-motor) ialah sebuah atau

serangkaian prilaku terbuka yang tersusun secara sistematis untuk

merespon lingkungan (barang, orang, keadaan dan kejadian).

2. Cognitive schema (Skema kognitif) ialah prilaku tertutup berupa

tatanan langkah-langkah kognitif (operations) yang berfungsi

memahami apa yang tersirat atau menyimpulkan lingkungan yang

direspons.

3. Object permanence (ketetapan benda) yakni anggapan bahwa sebuah

benda akan tetap ada walaupun sudah ditinggalkan atau tidak lihat lagi.

4. Asimilition (asimilasi) yakni proses aktif dalam menggunakan skema

untuk merespons lingkungan

5. Accomodation (akomodasi) yakni penyesuaian aplikasi skema yang

cocok dengan lingkungan yang direspons.

50

Muhibbin Syah, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Raja

Grafindo Persada: 2008), h. 87 51

Muhibbin Syah, Pisikologi Belajar dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Raja Grafindo

Persada: 2008), h. 68-69

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

42

6. Aquiliberium (equilibrium) yakni keseimbangan antara skema yang

digunakan dengan lingkungan yang direspons sebagai hasil ketepatan

akomodasi.

Untuk mengukur kemampuan siswa yang berdimensi kognitif

(ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan tes

tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan, tetapi yang sering dilakukan

adalah menggunaan tes tertulis. Melalui tes tertulis tersebut dapat

diketahui tingkat kemampuan kognitif siswa dengan mengacu pada

beberapa alternative norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar. Di antara norma-norma tersebut adalah

norma skala dari 0 sampai 10 dan norma skala dari 0 sampai 100. Angka

terendah yang menyatakan keberhasilan belajar skala 0 sampai 10 adalah

5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0 sampai 100 adalah 55 atau 60. 52

Alhasil pada prinsipnya jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari

separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi

dengan benar, maka dianggap telah memenuhi target keberhasilan belajar.

52

Muhibbin Syah, Pisikologi Belajar dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Raja Grafindo

Persada: 2008), h. 153

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di MTs Al-Ihkwaniyah yang

beralamat Jl. Panti Asuhan Kp. Ceger Rt. 08/05 No. 73 Jurangmangu Barat

Pondok Aren Tangerang 15223. Madrasah Tsanawiyah itu dipilih karena

sejak tahun 1997 berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah

Departemen Agama Propinsi Jawa Barat No Wi/I/HK008/53/97, sampai

sekarang telah memberikan pelayanan dan perkembangan pendidikan yang

semakin meningkat serta mencetak lulusan yang berkualitas. Sehingga

peneliti tertarik melakukan penelitian khususnya pada siswa/i MTs Al-

Ikhwaniya. Adapun waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober 2010

sampai dengan bulan November 2010.

B. Metode Penelitian

Menurut Mardalis metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang

dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk

43

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

44

memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan

sistematis untuk mewujudkan kebenaran.53

Jadi metode penelitian adalah

suatu cara atau upaya untuk memperoleh fakta yang sistematis untuk

mewujudkan kebenaran.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha

membuat deskripsi dari fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan dan

mengklasifikasikan atau karakteristik fenomena tersebut secara faktual dan

cermat, kemudian menuangkannya dalam bentuk kesimpulan. Oleh karenanya

tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk memberikan gambaran yang

jelas dan akurat tentang material (fenomena) yang sedang diselidiki. Dengan

kata lain, digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa!, bagimana

keadaan sesuatu (fenomena) dan melaporkannya.

Suharsimin Arikunto mengemukakan bahwa metode deskriptif

merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya

tidak perlu merumuskan hipotesis.54

Menurut (Bagdon dan Tayor, 1990), yang dikutip oleh S. Margono

bahwa Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

yang deskirptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

prilaku yang dapat diamati.55

Ahli pisikologi pendidikan dari Universitas of

Nebraska, Lincoln (Creswell, 1994: 150) metode pendekatan kualitatif

merupakan sebuah proses investigasi.

Penelitain kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir sehingga

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak

diterapkan pada berbagai masalah (Husaein Umar, 1990: 81). Sedangkan

53

Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 3003), cet: VI, h. 24 54

Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta: 1992), cet: VIII, h.

206 55

Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2007),

h. 36

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

45

penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus yang merupakan penelitian

yang rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan

cukup mendalam dan menyeluruh. Studi kasus adalah merupakan setrategi

yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan

how atau why, yang bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk

mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus

penelitiannya terletak pada fenomena di dalam kontek kehidupan nyata.56

Menurut Vrendenburg (1987:38) studi kasus adalah suatu pendekatan

yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan dari obyek, artinya data yang

dikumpulakn dalam rangka studi kasus dipelajarai sebagai suatu keseluruhan

yang terintegrasi, di mana tujuannya adalah memperkembangkan pengetahuan

yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan yang berarti bahwa studi

kasus disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan deskriptif.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:57

1. Studi kepustakaan (library reseach), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara membaca, mempelajari, dan meneliti buku-buku, kitab-kitab,

majalah, surat kabar, dan sumber lain yang berkaitan dengan tema skripsi.

2. Studi lapangan (field reseach), yaitu penelitian ini dilakukan dengan

mengkaji data-data yang diperoleh dari MTs Al-Ikhwaniya Pondok Aren

Tangerang Selatan.

Dari segi penulisan, penulis berpedoman pada buku Panduan

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh Tim Penyususn

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008).

56

Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi Kasus Desain & Metode (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada: 2004), cet ke-4, h.1 57

Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2007),

h. 167

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

46

C. Objek Penelitian

Menurut (Bagdon dan Tayor, 1990), yang dikutip oleh S. Margono

bahwa Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

yang deskirptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

prilaku yang dapat diamati. Dengan demikian dalam penelitian ini yang

menjadi objek penelitian adalah siswa MTs Al-Ihkwaniya kelas VIII A dan

VIII B dengan yang berjumlah 50 siswa. 25 siswa/siswi dari kelas VIII A dan

25 Siswa/siswi dari kelas VIII B.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini di dapat dari

observasi dan wawancara. Informasi yang didapat dari observasi langsung,

catatan wawancara, video rekaman penelitian dalam proses pembelajaran.

Informasi tersebut dalam bentuk dokumen dan catatan peristiwa yang diolah

menjadi data.

1. Jenis dan sumber data

Prosedur pengambilan data penelitian menggunakan dua jenis data,

yang dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Data Primer, data primer yang dimaksud meliputi data-data yang

diperoleh dari pihak MTs Al-Ikhwaninyah.

b. Data Sekunder, data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini

adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan.

2. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

47

a. Observasi, yaitu sebagai pengamatan dan pencatatan secara sitematik

terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti. Pengamatan dan

pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau

berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek

yang diselidiki.58

Data dikumpulkan dengan mempelajari media VCD

(pengurusan jenazah), kemudian peneliti melakukan observasi

terhadap media VCD, peneliti melakukan pencatatan atau mencatat

data meliputi: Pertama, mempelajarai media pembelajaran VCD

(pengurusan jenazah) kemudian disesuaikan dengan bidang studi fiqih

pada materi pengurusan jenazah. Kedua, mengintegrasiakan media

VCD dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

masing-masing alokasi waktu belajar. Ketiga, proses pembelajaran

dengan menggunakan media pembelajaran VCD (pengurusan jenazah)

dengan bukti rekaman video.

Peneliti juga mengunjungi sekolah MTs Al-Ikhwaniya Pondok

Aren Tangerang, untuk melakukan praktek belajar mengajar dengan

menggunakan media pembelajaran VCD dalam rangka mendapatkan

hasil perkembangan kognitif siswa dan mengetahui keadaan

siswa/siswi serta gambaran umum Madrasah Tsanawiyah Al-

Ikhwaniyah. Peneliti mengamati keadaan siswa/siswi, guru-guru,

sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

b. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara, adalah alat

pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan

secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancar

adalah kontak langsung dengan tatap muka antar pencari informasi

(interviewer) dengan sumber informasi (interviewee).59

Dalam

penelitian ini peneliti melakukan tatap muka langsung untuk

58

Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2007),

h: 158 59

Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2007),

h. 165

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

48

memperoleh data pendukung dan data utama. Untuk mendapatkan data

pendukung peneliti memanfaatkan wawancara tak berstruktur.

Artinya, wawancara tak berstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan

dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lebih luas dan leluasa

tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersipkan

sebelumnya. Biasanya pertanyaan muncul secara spontan sesuai

dengan perkembangan situasi dan kondisi ketika melakukan

wawancara. Dengan teknik ini di harapkan terjadi komunikasi

langsung lewes dan fleksibel serta terbuka, sehingga informasi yang

didapat lebih bayak dan luas. Wawancara dilakukan terhadap seorang

administrasi sekolah yang juga menjabat sebagai guru di MTs Al-

Ikhwaniya .

Peneliti melakukan wawancara berhadapan langsung (face to

face) untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan tujuan

mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.

Peneliti memakai jenis wawancara berstruktur, yaitu pertanyaan dan

alternatif jawaban yang diberikan kepda interviewee telah ditetapkan

terlebih dahulu.Hal ini disebabkan pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan harus mengikuti daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

Dengan kata lain, peneliti menghindari kehilangan arah agar jangan

sampai terlibat jauh terhadap penjelasan informasi yang sama sekali

tidak berhubungan dengan pertanyaan penelitian.

c. Dokumentasi, merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati

berbagai dokumen yang berkaitan dengan topik dan tujuan penelitian,

teknik ini sering disebut juga observasi historis. Dokumentasi

merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,

maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisi

(diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk hasil

kajian yang sistematis, padu, dan utuh.

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

49

E. Teknik Analisis Data

Beberapa langkah diambil untuk menggambarkan teknik menganalisi

data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan menurut S.

Nasution (1996:126) menjelaskan bahwa penyusunan data berarti

menggolongkan kedalam pola, tema atau kategori sehingga demikian tidak

terjadi chaos. Tafsiran atau interpretasi data artinya memberikan makna

kepada analisi, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara

berbagai konsep yang mencerminkan pandangan atau persepektif peneliti, dan

bukan kebenaran. Kebenaran penelitian masih harus dinilai oleh orang lain

dan diuji dalam berbagai situasi lain.

Untuk menganalisi data dilakukan dengan cara sebagai berikut: (Miles

and Huberman: 1882: 18):

1. Pengumpulan informasi, melalui observasi langsung, wawancara.

2. Reduksi, langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai

dan tidak dengan masalah penelitian.

3. Penyajian, setelah informasi dipilih maka disajikan dalam bentuk tabel

ataupun uraian penjelas.

4. Tahap akhir, adalah manarik kesimpulan.

Wawncara yang diajukan kepada informasi semata-mata sebagai bahan

kajian mendasar untuk membuat kesimpulan. Bagaimanapun pendapat banyak

orang merupakan hal penting meskipun tidak dijamin validitasnya. Semakin

banyak informasi, maka diharapak akan menghasilkan data yang sudah

tersaring dengan akurat.

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Informan

Terlebih dahulu menjelaskan kriteria informan yaitu kepala sekolah,

guru bidang studi fiqh, dan siswa-siswi kelas VIII A/B MTs Al-Ikhwaniyah.

Informasi mengenai informan dengan menggunakan nama asli adalah sebagi

berikut.

1. Bapak Suhandi, adalah informan kepala MTs Al-Ikhwaniyah dan juga

sebagai guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas VII dan IX, Bapak

Suhandi berasal dari Pondok Aren Tangerang dan menamatkan pendidikan

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). ia menjadi kepala MTs Al-Ikhwaniya

pada tahun 2010 menggantikan dua kepala sekolah sebelumnya (Drs.

Rahmat Saleh dan Syarif Munawan S.Pd.I) .

2. Bapak H. Aminuddin, adalah informan guru bidang studi fiqh kelas VII,

VIII dan IX berasal dari Pondok Aren Tangerang. Ia menamatkan

pendidikan Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). ia menjadi tenaga pengajar

sejak tahun 2000 sampai sekarang.

50

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

51

3. Ahmad Rafi, adalah informan siswa kelas VIII A berasal dari Pondok

Aren Tangerang. Ia bersekolah di MTs Al-Ikhwaniyah angkatan tahun

2008. Ia termasuk siswa yang berprestasi di sekolah, kepribadiannya yang

santun serta rajin belajar dapat dikenal baik oleh guru dan teman satu

kelasnya.

4. Siti Hamidah, adalah informan siswi kelas VIII A berasal dari Pondok

Aren Tangerang. Ia bersekolah di MTs Al-Ikhwaniyah angkatan 2008. Ia

termasuk siswi cuku berprestasi di sekolah, kepribadiannya yang pendiam,

tepat waktu, sebagai sekertaris ketua kelas dan bertanggung jawab pada

tugas-tugas yang diberikan guru membawa ia siswi yang disenangi guru.

5. Dwi Sartika, adalah informan siswi kelas VIII B berasal dari Pondok Aren

Tangerang. Ia bersekolah di MTs Al-Ikhwaniyah angkatan 2008. Ia

termasuk siswi berprestasi di sekolah, jiwa sosial yang tinggi pada teman-

teman menjadikan ia sebagai ketua kelas dan pribadi yang menyenangkan.

6. Soim Jazuli, adalah informan siwa kelas VIII B berasal dari Pondok Aren

Tangerang. Ia bersekolah di MTs Al-Ikhwaniyah angkatan 2008, ia

termasuk siswa yang cukup berprestasi di sekolah, sifatnya yang suka

bercanda banyak dikenal oleh para siswa dan guru di sekolah.

Berikut ini adalah rangkuman daftar informan pada penelitian

efektifitas pemanfaatan media pembelajaran VCD terhadap perkembangan

kognitif siswa.

Tabel 1.

Informan Penelitian

No Nama Status Pendidikan Daerah Asal

1 Suhandi Kepala sekolah Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I)

Pondok Aren

2 H. Aminuddin Guru bidang studi fiqh. Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I)

Pondok Aren

3 Ahmad Rafi Pelajar Kelas VIII A MTs Pondok Aren

4 Siti Hamidah Pelajar Kelas VIII A MTs Pondok Aren

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

52

5 Dwi Sartika Pelajar Kelas VIII B MTs Pondok Aren

6 Soim Jazuli Pelajar Kelas VIII B MTs Pondok Aren

Demikianlah daftar yang menjadi informan penelitian di atas, dalam

rangka sebagai melengkap informasi dan data-data dalam penulisan skripsi.

B. Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Memanfaatkan Media VCD

Dalam pelaksanaan pembelajaran materi yang akan disampaikan oleh

guru adalah pengurusan jenazah sub dari bidang studi fiqh dengan

memanafaatkan media VCD (pengurusan jenazah). Sebelum menyampikan

materi terlebih dahulu guru mempersiapkan VCD yang akan diperlihatkan

kepada siswa, serta mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sebagai pedoman pada saat pembelajaran. Dengan mempersiapkan kebutuhan

pengajaran, pelaksanaan pembelajaran yang disampaikan guru dapat berjalan

efektif, inopatif, menyenankan dan tercapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

Mempelajari media VCD (pengurusan jenazah), kemudian guru

melakukan observasi terhadap media VCD, sebelumnya guru melakukan

pencatatan : Pertama, mempelajarai media pembelajaran VCD (pengurusan

jenazah) kemudian disesuaikan dengan bidang studi fiqih pada materi

pengurusan jenazah. Kedua, mengintegrasiakan media VCD dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan masing-masing alokasi waktu

belajar. Ketiga, proses pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran VCD (pengurusan jenazah). Adapun hasil dari observasi VCD

ini adalah:

1. Isi materi dalam VCD Pengurusan Jenazah sebagai berikut:

a. Adab dan tata cara memandikan jenazah:

1. Hukum memandikan jenazah

2. Rukun memandikan jenazah

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

53

3. Adab memandikan jenazah

4. Cara memandikan jenazah

b. Adab dan tata cara mengkafani jenazah:

1. Hukum mengkafani jenazah

2. Anjuran Mengenai kain kafan

3. Cara mengkafani jenazah

4. Cara menyusun kain kafan

c. Adab dan tata cara menshalatkan jenazah:

1. Hukum dan ketentuan menshalatkan jenazah

2. Syarat dan rukun menshalatkan jenazah

3. Sunnah-sunnah dalam shalat jenazah

4. Dan Do‟a pilihan dalam shalat jenazah

d. Adab dan tata cara memakamkan jenazah:

1. Hukum memakamkan jenazah

2. Tata cara memakamkan jenazah.

2. Durasi waktu. Media pembelajaran VCD dengan materi pengurusan jenazah

memiliki durasi waktu 1:09:13. Kemudian durasi waktu tersebut di

sesuaikan atau dibagi pada setiap kali pertemuan pada jam pelajaran

bidang studi fiqh. Masing-masing pertemuan atau pembahasan

memerlukan durasi waktu sebagai berikut:

a. Untuk cara memandikan jenazah memerlukan durasi waktu 11 menit :

01 detik

b. Untuk cara mengkafani jenazah memerlukan durasi waktu 11 menit :

45 detik

c. Untuk cara menshalatkan dan memakamkan jenazah memerlukan

durasi waktu 15 menit : 14 detik.

3. Pesan-pesan yang disampaikan dalam VCD pengurusan jenazah dapat

sempurnah dan dipahami para siswa, maka guru diharapkan dapat

mempraktekkan cara pengurusan jenazah kepada siswa. Sisa pembahasan

lainnya tetap di pelajari dalam kegiatan ekstra kuliluler untuk melengkapi

dari materi pengurusan jenazah yang terdapat dalam media pembelajaran

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

54

VCD (pengurusan jenazah) sehingga lebih tercapainya suatu tujuan

pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan acuan guru

sebelum proses kegiatan belajar mengajar dimulai. Dalam penelitian ini

peneliti membuat RPP yang disesuiakan dengan materi pembelajaran. RPP

yang dipersiapkan sebanyak tiga kali pertemuan dikarenakan materi yang akan

dibahas cukup sulit dan pembahasannya cukup luas, adapun isi rencana

pelakanaan pembelajaran yang penulis lakukan teridiri dari: alokasi waktu,

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, Metode, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan

penilaian hasil pembelajaran.

Setelah dilakukan observasi pada VCD pengurusan jenazah dan

pembuatan RPP maka guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam

pelaksanan pembelajaran terlebih dahulu mempersiapkan perlengkapan media

yang akan diajarkan kepada siswa, mengkordinir keadaan siswa agar

pembelajaran kreatif, inofatif dan menyenangkan setelah itu di sela-sela lagka-

langka pembelajaran guru memanfaatkan media VCD sebagai bahan ajar.

Kegiatan proses pembelajaran bidang studi fiqih dengan materi pengurusan

jenzah dimulai dari jam 10.00 sampai jam 11.30. kegiatan belajar ini diawali

dengan menerangkan materi mengurus jenazah secara garis besar kemudian

menayangkan VCD tentang mengurus jenazah. Selama dalam proses

pembelajaran, siswa sangat antusias dan merespon dengan baik terhadap

tayangan VCD yang diperlihatkan, hal ini dikarenakan dengan menayangkan

VCD pengurusan jenazah merupakan hal yang baru bagi siswa dan siswa

dapat secara langsung melihat proses kegiatan pengurusan jenazah yang benar.

Selama ini guru bidang studi fiqih hanya menjelaskan pembahasan cara

pengurusan jenazah sebatas teori dan ceramah sehingga pemahaman siswa

sedikit sekali yang di ingat dan di mengerti, bahkan tidak mampu untuk

memperaktekan dengan benar bagaimana cara memandikan, mengkafani,

menshalatkan bahkan memakamkan sesuai dengan syariat islam.

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

55

Setelah diperlihatkannya VCD (pengurusan jenazah) kemudian guru

melakukan tanya jawab dan diskusi mengenai materi yang suda dipelajari

kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam materi

mengurus jenazah dan seberapa efektif pelakasanaan pembelajaran

menggunakan media VCD (pengurusan jenazah). Dari hasil tanya jawab dan

diskusi yang dilakukan terhadap siswa, peneliti mengetahui atau memperoleh

pakta bahwasannya terdapat keefektifan penggunaan media VCD (pengurusan

jenazah) terhadap pemahan siswa tentang materi mengurus jenazah.

C. Pembelajaran Kognitif Siswa Melalui Pemebelajaran Berbentuk Media

VCD

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Rangsangan yang dapat mempengaruhi ranah kogntif dipengaruhi oleh

interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar. Dalam pemebalajaran

dengan menggunkan media dapat mempengaruhi ranah kognitif siswa dengan

cara. Pertaman, Strategi belajar memahami isi materi pelajaran merupakan

upaya ranah kognitif siswa berkembang dengan pemanfaatan media VCD.

Kedua, Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dengan bentuk

media VCD dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan moral yang

terkandung dalam materi pelajaran tersbut.

Untuk mengetahui materi, siswa terlebih dahulu diberikan arahan akan

pentingnya seseorang dapat memperaktikan atau mengetahui bagaimana

pengurusan jenazah dengan benar tanpa mengalami kesalahan sedikitpun.

Arahan tersebut direalisasikan pada saat penayangan media VCD (pengurusan

jenazah) sehingga siswa menyadari kalau manusia apabila mengalami

kematian maka sebagai orang muslim segera mengurusi segala kebutuhan

jenazah. Tayangan VCD tersebut bukan bermaksud menakut-nakuti siswa

melainkan salah satu cara untuk lebih mudah memahami materi pelajaran

yang cukup sulit.

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

56

Dalam pelaksanaan pembelajaran untuk melihat apakah siswa dapat

membedakan pesan pelajaran, maka penggunaan media VCD disesuaikan

pada kelompok materi ajar gunanya agar membedakan mana cara

memandikan, mengkafani, menshalatkan dan bahkan menguburkan. Dengan

cara pengelompokan materi yang melibatkan media VCD dapat memberiakan

arahan yang benar pada saat akan memperaktikannya.

Kreatifitas pengajaran salah satunya dengan cara pemanfaatan media

VCD dapat menerangan yang jelasa, dan menampilkan suatu contoh

memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan, ketika mendapatkan

kesulitan memahami materi siswa dapat melihat atau memutar kembali media

VCD sebagai bahan ajar. Keunggulan media VCD siswa dapat

mempertimbangkan apakah yang harus di persiapkan pada saat seseorang

meninggal dunia (wafat),

Pembelajaran kognitif biasanya dipengaruhi juga oleh lingkungan.

Interaksi antara individu dapat dibagi kedalam tiga cara yaitu: melalui

tindakan langsung, melalui imajinasi dan melalui penggunaan bahasa.

Pertama melalui tindakan langsung, siswa melihat langsung dengan panca

indra bagaimana penyelenggaraan proses pelaksanaan pembelajaran dengan

memanfaatan media VCD, dimana media VCD merupakan media audio visual

yang menampilkan gambar, suara dan gerak secara bersamaan. Keefektifan

pembelajaran biasanya membawa pengaruh atau makna tertentu bagi pelajar

agar bisa belajar dengan baik, sehingga kulitas siswa dapat diproduksi dan

digunakan seperti siswa dalam memecahkan masalah (Priblem Solving) baik

dalam ujian ulangan ataupun penyesuaian diri dengan lingkungan.

Kedua melaui imajinasi, proses belajar mengajar yang melibatkan

media VCD (pengurusan jenazah) memperjelas hal-hal yang abstrak kepada

hal-hal yang realistis sehingga siswa dengan mudah mengingat apa yang siswa

rasakan dari pesan-pesan dan nasehat yang disampaikan seorang sumber yang

terdapat dalam media VCD. Dalam proses pembelajaran apabila siswa

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

57

menerima materi yang di ajarkan dan dapat merangsang untuk

mengungkapkan gagasannya menunjukan indikasi bahwa siswa dapat

berimajinasi pada materi pengurusan jenazah. Belajar merupakan kegiatan

yang berproses dan unsur yang fundamental dalam setiap perkembanagan

daya fikir siswa.

Ketiga, Media VCD/audio visual (pengurusan jenzah) terdapat gambar,

suara, gerak muncul secara bersamaan, hal ini menunjukan tanda-tanda mana

yang harus dilkukan dan tidak dilakukan pada saat penyeleggaraan pengurusan

jenazah. Sikap tersebut dapat mempengaruhi emosi siswa ketika berinteraksi

atau berkomunkasi secara langsung dengan media VCD.

Ketiga penagruh lingkugan diatas menunjukan indikasi pembelajaran

kognitif siwa. Dimana perkemabangan kognitif berwilaya pada pisikologis

manusia yang berhubungan dengan prilaku mental seseorang.

Perkembangan kognitif siswa diperoleh melalui pengalaman pribadi

yang melibatkan proses seperti belajar, karena dalam proses belajar terjadi

proses peningkatan pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki

sebelumnya. Kemapuan kognitif dapat diukur dengan cara meberikan evaluasi

untuk dapat menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam proses

pembelajaran atau dapat juga dikatkan tercapainya tujuan pembelajaran.

D. Upaya MTs Al-Ikhwaniyah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembngnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Dengan fungsi pendidikan nasional tersebut diharapkan semua sekolah

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

58

dapat mengembangkan potensi yang dimilki oleh siswa dengan meningkatkan

mutu pendidikan yang ada di sekolah sesuai dengan standar nasional

pendidikan.

Upaya yang dilakukan MTs Al Ikhwaniyah Pondok Aren dalam

meningkatkan mutu pendidikan yang ada disekolah dengan berusaha

meningkatkan pelayanan dan fasilitas dari tahun ke tahun demi kemajuan

sekolah tersebut. Hal ini dapat terlihat dari segi peningkatan pembangunan

sarana dan prasarana sekolah yang termasuk di dalamnya adalah sarana

Teknologi Informasi yang selalu ditingkatkan mengikuti perkembangan

zaman untuk menciptakan para siswa yang berkualitas tinggi dan dapat

bersaing pada era globalisasi.

Dari segi kualitas guru MTs Al Ikhwaniyah Pondok Aren, guru

hampir semua guru memiliki jenjang pendidikan Starta Saru (S1). Untuk

meningkatkan pengetahuan guru, sekolah sering mengikutsertakan guru pada

seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan. Dengan diikut sertakannya guru

pada seminar dan pelatihan diharapkan guru dapat memberikan sumbangsih

terhadap perkembangan pengetahuan siswa. Selain mengikutsertakan guru

pada pelatihan dan seminar, sekolah juga mendaftarkan guru untuk

mengikuti sertifikasi program pemerintah dalam upaya meningkatkan

profesionalisme yang dimiliki. Dengan demikian guru yang berkualitas dapat

meningkatkan mutu pendidikan yang ada di sekolah.

Selain mengupayakan guru yang berkualitas, sekolah juga

memberikan fasilitas yang mendukung seperti, lab komputer, lab bahasa,

perpustakaan, sarana kegiatan olah raga, dan kesehatan siswa. Fasilitas yang

mendukung dapat memberikan dampak yang positif kepada siswa dan

menumbuhkan minat dan menambah pengetahuan dan wawasan yang

dimiliki siswa.

Untuk mengisi waktu luang siswa, sekolah mengadakan kegiatan

ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler ini bertujuan menumbuhkan dan

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

59

meningkatkan bakat yang dimiliki siswa, selain itu dengan kegiatan tersebut

siswa dapat terhindar dari pergaulan bebas dan kenakalan remaja yang saat ini

semakin mengkhawatirkan. Kegiatan ekstrakulikuler yang dimiliki sekolah

antara lain paskibra, PMR, drum band, qira‟at, marawis, futsal, dan pramuka.

Kegiatan ekastrakulikuler ini membuktikan sekolah memenuhi semua

kebutuhan siswa dan menyalurkan kemampuan yang dimiliki siswa.

Meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya dilakukan oleh sekolah,

guru dan siswa saja, akan tetapi dukungan masyarakat sekitarpun dibutuhkan

oleh sekolah untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan.

Dalam hal ini sekolah bekerja sama dengan masyarakat sekitar seperti

mengadakan bakti sosial, gotong royong, dan membatu sekolah dalam hal

mengawasi siswa ketika di luar sekolah. Kerja sama yang baik dan

berkelanjutan menjadikan sekolah dan masyarakat sebagai salah satu faktor

keberhasilan dalam mendidik dan terlaksananya kerja sama yang saling

menguntungkan.

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah “ Bagaimanakah efektifitas

pemanfaatan media pembelajaran VCD (pengurusan jenazah) terhadap

peningkatan kemampuan kognitif siswa” dan hasil penelitian yang dilakukan,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemanfaatan media VCD (pengurusan jenazah) dalam proses belajar

mengajar merupakan kreatifitas guru dalam rangka meningkatkan

pemahaman dan penguasaan materi pengurusan jenazah secara optimal.

2. Berdasarkan hasil wawancara menunjukan pelaksanaan pemanfaatan

media VCD (pengurusan jenzah) pada saat pembelajaran sangat efektif.

Materi pengurusan jenazah merupkan materi yang cukup sulit

menjelaskannya karena materi tersebut membutuhkan keterampilan serta

dapat memperaktikan, penggunakan media VCD (pengurusan jenazah)

yang menampilkan gambar, suara dan gerak secara bersamaan secara

60

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

61

langsung dapat berinteraksi bagaimana proses cara memandikan,

mengkafani, menshalatkan bahkan menguburkan dengan tertib dan benar.

Sifatnya yang praktis atau ringan dan persiapan yang maksimal

memudahkan guru menggunakan media VCD (pengurus jenazah) tanpa

mendapatkan kendala, membebankan bahkan menyulitkan guru dalam

proses belajar mengajar, hal itu dapat dirasakan siswa dengan

pembelajarannya memanfaatkan media tidak membosankan dan

menjenuhan, serta persiapan perencanaan pembelajaran yang maksimal

membawa pengaruh keberhasilan belajar.

3. Efektifitas pemanfaatan media pembelajaran VCD (pengurusan Jenazah)

terhadap kemampuan kognitif siswa di MTs Al-Ikhwaniya Pondok Aren,

memberikan perkembanagan mutu pendidikan dengan adanya media

sebagai bahan ajar di sekolah dapat mempengaruhi pertumbuhan pisikolgi

belajar anak pada perkembangan kognitifnya.

A. Saran-Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh penulis, saran-saran yang dapat

dikemukakan oleh penulis adalah:

1. Meningkatkan kreatifitas pengajaran tidaklah sulit, sekarang ini

ketersediaan sarana media pembelajaran dapat diperoleh dengan mudah,

gunanya untuk lebih mengembangan gaya mengajar guru terutama guru

bidang studi fiqh dalam rangka memotivasi siswa dan meningkatkan

prestasi belajar.

2. Hendaknya materi pelajaran yang berisikan keterampilan dan keahlian

siswa dalam proses belajar menggajar menngunakan media pembelajaran

audio visual (VCD), karena memudahkan siswa memahami materi dan

mampu memperaktikan.

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

62

3. Pembelajaran dengan menggunakan audio visual secara otomatis akan

meningkatkan minat belajar siswa jika dikemas dengan tehnik

penyampaian materi yang baik oleh guru, sehingga menghasilkan warna

yang baru dalam proses belajar mengajar.

4. Kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan dan mengevaluasi guru

dalam mengajar agar lebih bertanggung jawab pada peserta didik yang

diajarkan. Serta memperhatikan sarana dan prasarana yang dapat

menunjang berlangsung proses pembelajaran secara optimal serta

mengembangkan guru dengan mengadakan laithan-latihan secara

independent oleh pihak sekolah.

5. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk

mengadakan penelitian-penelitian. Selanjutnya khusu penelitian yang

berkenaan dengan efektifitas pemanfaatan media VCD terhadap

perkembangan kognitif siswa di sekolah-sekolah lain dan semoga

bermanfaat.

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

63

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam undang-

undang Sisdiknas,

Arikunto, Suharsimin. Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta: 1992), cet:

VIII

Arsyad, Azhar. Media Pengajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2004),

cet, ke-5

Asnawir dan Basyirudin Usman. Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers:

2002), cet, ke-1

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka: 1996)

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarta: Balai Pustaka: 2003)

Gunarsa, Singgih D. Dasar dan Teori Perkembangan anak (Jakarta: Gunung

Mulia: 2003)

Habibullah, Ahmad dkk. Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan

Agama Islam, (Jakarta: PT pena Citasatria: 2008), cet, ke-1

Hermawan, Asep Herry dkk. Media Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung: UPI

Press: 2007)

http//agungprudent.WordPress.com/2009/06/18 efektifitas-pembelajaran

http://agungprodent.wodpress.com/2009/06/18/efektifitas -pembelajaran

http://dansite. Wordpress.com/2009/03/28/pengerian efektifitas.

http://www.uin.suka.ac.id/detail_kabar php?d=144

Jamaris, Martini. Proses Pembelajaran dan Perkembangan Kemampuan

Aktualisasi Kognitif Tingkat Tinggi, ( Jakarta: Universitas Negeri Jakarta:

no 19 tahun 2002)

Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 3003), cet: VI

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta: 2007)

Munadhi, Yudhi. “.Media pembelajaran „sebuah pendekatan baru‟” (Ciputat:

Gaung Persada (GP)Press: 2008)

Pustekom, “Pedoman Pemanfaatan Program Video/VCD Pembelajaran,

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2814/1/MAHFUD FAUZI-FITK.pdfkali pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar

64

Sadiman, Arif S. dkk. Media Pembelajaran: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2006)

-----------------------,. Media Pembelajaran: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2003), cet, ke-6

Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

(Bandung: Alpabeta: 2009)

Sanjaya, Wina. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada

Media Group)

Schwire, Richard. Interactive Video, (New Jersey: Educational Technology

Publications: 1987)

Sudijiono, Anas. Pengantar Evalusai Pendidikan, (Jakarta: Raja Grapindo

Persada: 2003)

Syah, Muhibbin. Pisikologi Belajar dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Raja

Grafindo Persada: 2008)

Tim Redaksi Fokusmedia, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor

20 Tahun 2003, (Bandung: Fokusmedia: 2003)

Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan

dan Implementasinya pada KTSP, (Jakartaa: Kencana: 2009), cet, ke-1

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, bab 1 ketentuan

umum pasal 1.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya: 2009), cet, ke-3

Yin, Robert K. Studi kasus Desain & Metode (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada:

2004), cet ke-4