JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU...

91

Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU...

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

NILAI-NILAI PENDDIKAN AKHLAK DALAM KISAH NABI

MUHAMMAD SAW PADA KITAB

KHULASAH NURUL YAQIN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)

Oleh:

SYACHODIR

1810011000047

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

i

ABSTRAK

Syachodir, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kisah Nabi MuhammadSAW Pada Kitab Khulashah Nurul Yaqin, Jurusan Pendidikan Agama Islam,Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,Agustus 2014.

Latar belakang pemilihan judul tersebut adalah karena penulis mengamatibahwa dewasa ini masyarakat Islam mengalami dekadensi moral dan kebobrokanakhlak. Imbas dari modernisasi yang salah tafsir, yang menganggap bahwa apasaja yang datang dari budaya barat itu dikatakan modern. Salah satu senjata yangsangat ampuh untuk melerai atau membentengi pribadi muslim saat ini diperlukanpenanaman nilai pendidikan akhlak yang luhur sebagaimana yang telahdicontohkan figur teladan muslim yaitu Rasulullah SAW, yang akhlaknyasungguh sangat mulia.

Metode pembahasan dalam penelitian ini bersifat deskriftif analisis danPure Library Research. Selain itu penulis juga menggunakan teknik kajian isimelalui pendekatan deskriptif terhadap data (primer dan sekunder) yang bersifatkualitatif, serta menggunakan metode content analysis.

Berdasarkan hasil penelitian, didalam kitab khulashah Nurul Yaqintermaktub bagaimana pribadi seorang Nabi Muhammad SAW dari sifat-sifatnya Yaitu:1) Shiddiq yang artinya jujur. 2) Amanah yang berarti dapat dipercaya dalam katadanperbuatannya. 3) Tabligh, yang berarti meyampaikan, Nabi dan Rasul selalumenyampaikan apa saja yang diterimanya dari Allah SWT (wahyu) kepada umatmanusiadan mustahil Nabi dan Rasul menyembunyikan wahyu yang diterimanya. 4)Fathanah, yang berarti cerdas atau pandai. Semua Nabi dan Rasul cerdas dan selalumampu berfikir jernih sehingga dapat mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya.Tidak ada satupun Nabi dan Rasul yang bodoh, mengingat tugasnya yang begitu beratdan penuh tantangan. Wallahu A’lam.

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

menganugerahkan kenikmatan yang tak terhingga jumlah dan nominalnya. Kami

memuji, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung

kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri kami dan keburukan-keburukan amal

dan perbuatan kami. Aku bersaksi tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali

Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa

Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah curah Baginda Nabi Muhammad

SAW, juga kepada keluarga, Sahabat, dan Umatnya. Semoga kelak semua

umatnya akan mendapatkan syafa’atul ‘uzmah di hari kiamat nanti.Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit

halanagan, hambatan, gangguan dan kesulitan yang dihadapi. Namun berkat

bantuan, bimbingan dan motivasi barbagai pihak akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Kementrian Agama Republik Indonesia, atas kesempatan yang telah

diberikan untuk mengikuti Program Peningkatan Kualifikasi

Akademik Jenjang S1 melalui kerja sama program Dual Mode System

(DMS) yang diselenggarakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama IslamUIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama IslamUIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

iii

5. Bapak Dr. H. Akhmad Shodiq, Dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu, fikiran dan tenaganya untuk memberikan

arahan dan bimbingan serta saran-saran kepada penulis dalam

menyusun skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang

tidak disebutkan satu persatu namanya yang telah mendidik dan

memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Pimpinan dan Staff program Dual Mode system (DMS)

8. Pimpinan dan Staff Karyawan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) yang telah memberikan keluasan dalam peminjaman

buku-buku yang dibutuhkan.

9. Rekan-rekan guru MI Al-Barkah yang telah memberikan semangat

kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan DMS.

10. Untuk almarhum Ayahanda H. Tachmid dan Ibunda Hj. Haliyah,

Kalian telah memberikan segalanya untukku, pengorbanan, kasih

sayang, kelembutan sikap dan ketulusan doa-doa yang engkau

mohonkan untukku. Tanpa kalian aku bukanlah apa-apa.

11. Kepada kakanda Siti Nursiata S. Pd. I dan kakanda Siti Mariyam S. Pd

yang selalu memberikan motivasi untuk penulis.

12. Spesial untuk Isteriku tercinta Dwi Kurniasari, dan belahan hati pujaan

jiwaku ananda Achmad Fadillah Ramadhan kalian adalah harta yang

tak ternilai yang Allah berikan kepadaku.

13. Rekan-rekan Mahasiswa PAI DMS kelas B yang selalu menjunjung

kekompakkan dalam berbagai hal terutama dalam proses belajar dan

pembelajaran di kampus tercinta.

14. Kepada kawan-kawan khususnya, Rodalih, Fat’hi, Abar, Nicky, dan

teman-teman yang tidak disebutkan satu persatu yang selalu

memberikan dorongan semangat kepada penulis.

Akhirnya segenap kerendahan hati, penulis sadar bahwa hanya Allah-lah

yang Maha sempurna, Maha segalanya, sehingga masih banyak rahasia-rahasia

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

iv

dibalik cipta, karsa, dan kehendak-Nya yang terhampar di segenap cakrawala ini

yang belum terkuak dan kita ketahui. Atas dasar itulah kritik dan saran yang

bersifat kontrukstif dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Amiin. Wallahu A’lam

Condet, Agustus 2014

Penulis

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ vii

BAB I :PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1

B. Pembatasan Masalah .................................................................................. 6

C. Perumusan Masalah ................................................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 7

BAB II: KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori ............................................................................................... 9

1. Pengertian Nilai ................................................................................... 9

2. Pengertian Pendidikan.......................................................................... 9

3. Pengertian Nilai-Nilai Pendidikan ........................................................ 10

4. Pengertian Akhlak................................................................................ 11

5. Definisi Akhlak Menurut ‘Ulama ......................................................... 11

6. Sumber Akhlak .................................................................................... 17

7. Kisah Nabi Muhammad SAW ............................................................. 19

B. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................................... 41

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian....................................................................... 43

B. Metode Penelitian ...................................................................................... 43

C. Fokus Penelitian......................................................................................... 44

D. Prosedur Penelitian .................................................................................... 45

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

vi

BAB IV : NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA KISAH NABI

MUHAMMAD SAW DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN

A. Sekilas Tentang Nabi Muhammad SAW ................................................... 46

B. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Kisah Nabi Muhammad Saw

Dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin ......................................................... 47

C. Aplikasi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Kisah Nabi Muhammad Saw

Dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin ......................................................... 58

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................ 65

B. Saran.......................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak merupakan bagian paling terpenting dalam ajaran

Islam. Karena visi dan misi Rasulullah SAW diutus kemuka

bumi ini adalah dalam rangka menyempurnakan akhlak manusia,

yang pada ketika itu di jazirah Arabia tepatnya di kota Mekkah

perilaku manusia sungguh sangat jauh dari nilai ahlak, bahkan

cenderung jahil dan bobrok. Islam datang menjadi penyelamat

dari kebiadaban serta menjadi penerang dari kegelapan

kehidupan ketika itu. Hal itu sesuai dengan amanat yang di

emban oleh Rasulullah SAW yakni untuk menyempurnakan,

meluruskan kerendahan ahlak atau perangai manusia1.

Akhlak juga merupakan fondasi yang kokoh bagi

terciptanya hubungan baik antara hamba dan Allah SWT

(hablumminallah) dan antar sesama (hablumminannas). Akhlak

yang mulia tidak lahir berdasarkan keturunan atau terjadi secara

tiba-tiba. Akan tetapi, membutuhkan proses panjang, yakni

melalui pendidikan akhlak. Banyak sistem pendidikan akhlak,

moral, atau etika yang ditawarkan oleh barat, namun banyak juga

kelemahan dan kekurangannya. Karena memang berasal dari

manusia yang ilmu dan pengetahuannya sangat terbatas.2

Akhlak mulia merupakan barometer terhadap kebahagiaan,

keamanan, ketertiban dalam kehidupan manusia dan dapat

dikatakan bahwa ahklak merupakan tiang berdirinya umat,

1 Ali Abdul Halim, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 112 Ali Abdul Halim, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 11

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

2

sebagaimana shalat sebagai tiang agama Islam. Dengan kata lain

apabila rusak akhlak suatu umat maka rusaklah bangsanya.

Sementara pendidikan akhlak mulia yang ditawarkan oleh

Islam tentunya tidak ada kekurangan apalagi keraguan

didalamnya. Mengapa? Karena, berasal langsung dari al-Khaliq

Allah SWT, yang disampaikan melalui Rasulullah Muhammad

SAW dengan Al-Qur’an dan Sunnah kepada umatnya. Rasulullah

SAW sebagai uswah, qudwah, dan manusia terbaik selalu

mendapatkan tarbiyah ‘pendidikan’ langsung dari Allah melalui

malaikat Jibril. Sehingga beliau mampu dan berhasil mencetak

para sahabat menjadi sosok-sosok manusia yang memiliki izzah di

hadapan umat lain dan akhlak mulia di hadapan Allah.

Untuk mencapai akhlak yang baik, manusia bisa

mencapainya melalui dua cara. M. Yatimin Abdullah

menjabarkannya sebagai berikut: Pertama, melalui karunia Tuhan

yang menciptakan manusia dengan fitrahnya yang sernpurna,

akhlak yang baik, serta nafsu syahwat yang tunduk kepada akal

dan agama. Manusia tersebut dapat memperoleh ilmu tanpa

belajar dan tanpa melaiui proses pendidikan. Manusia yang

tergolong ke dalam kelompok ini adalah para nabi dan rasul

Allah. Kedua, melalui cara berjuang secara bersungguh-pungguh

(mujahadah) dan latihan (riyadhah), yakni membiasakah diri

melakukan akhlak-akhlak mulia. Ini yang dapat dilakukan oleh

rnanusia biasa, yaitu dengan belajar dan terus-menerus berlatih.3

Nampaknya melihat fenomena yang terjadi di dalam

kehidupan manusia pada zaman sekarang ini sudah jauh dari nilai-

nilai Al-Qur’an. Akibatnya bentuk penyimpangan terhadap nilai

3 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. (Jakarta:Amzah, 2007), h. 21.

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

3

tersebut mudah ditemukan di lapisan masyarakat. Hal ini dapat di

lihat dari berbagai peristiwa yang terjadi, yang menunjukkan

penyimpangan terhadap nilai yang terdapat didalamnya.

Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap kisah teladan Nabi

Muhammad SAW, yang termaktub juga di dalam Al-Qur’an akan

semakin memperparah kondisi masyarakat berupa dekadensi

moral. Oleh karena itu, untuk memurnikan kembali kondisi yang

sudah tidak relevan dengan ajaran islam, satu-satunya upaya yang

dapat adalah dengan kembali kepada ajaran yang terdapat

didalamnya.

Sangat memprihatinkan bahwa kemerosotan akhlak tidak

hanya terjadi pada kalangan muda, tetapi juga terjadi terhadap

kalangan orang dewasa, bahkan orang tua. Kemerosotan akhlak

pada anak-anak dapat dilihat dengan banyaknya siswa yang

tawuran, mabuk, judi, durhaka kepada orang tua bahkan sampai

membunuh sekalipun. Untuk itu di perlukan upaya strategis untuk

memulihkan kondisi tersebut, di antaranya dengan menanamkan

kembali akan pentingnya peran orang tua dan pendidik dalam

membina moral anak didik.

Islam sebagai agama yang universal meliputi semua aspek

kehidupan manusia mempunyai sistem nilai yang mengatur hal-

hal yag baik, yang di namakan akhlak islami. Sebagai tolak ukur

perbuatan baik dan buruk mestilah merujuk kepada ketentuan

Allah SWT dan Rasul-Nya, karena Rasulullah SAW adalah

manusia yang paling mulia akhlaknya. Pendidikan akhlak

merupakan faktor yang sangat penting dalam membangun sebuah

rumah tangga yang sakinah. Suatu keluarga yang tidak di bangun

dengan tonggak akhlak yang mulia tidak akan dapat hidup

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

4

bahagia sekalipun kekayaan materialnya melimpah ruah.

Sebaliknya terkadang suatu keluarga yang serba kekurangan

dalam masalah ekonominya, dapat bahagia berkat pembinaan

akhlak keluarganya. Pendidikan akhlak di dalam keluarga di

laksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua terhadap

anak-anak mereka, dan perlakuan orang tua terhadap orang lain di

dalam lingkungan kelurga dan lingkungan masyarakat, akan

menjadi teladan bagi anak-anak.4.

Mengkaji perjalanan hidup Rasulullah SAW bagaikan

mengarungi lautan yang tidak bertepi karena sangat luas, sangat

kaya, dan mencerahkan. Keluasan suri teladan Rasulullah SAW

mencakup semua kehidupan.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladanyang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebutAllah. (Q.S al-Ahzab [ 33 ]:21)

Mengingat pentingnya pendidikan akhlak bagi terciptanya

kondisi lingkungan yang harmonis, di perlukan upaya serius

untuk menanamkan nilai-nilai tersebut secara intensif.

Pendidikan akhlak berfungsi sebagai panduan bagi manusia agar

mampu memilih dan menentukan suatu perbuatan dan

4 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah,(Jakarta: Ruhama, 1995), h. 60

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

5

selanjutnya menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.

Kalau di pelajari sejarah bangsa arab sebelum Islam datang maka

akan di temukan suatu gambaran dari sebuah peradaban yang

sangat rusak dakam hal akhlak dan tatanan hukumnya. Seperti

pembunuhan, perzinaan dan penyembahan patung-patung yang

tak berdaya. Hal ini jelas bertentangan dengan nilai akhlak yang

terkandung dalam Al-Qur’an. Dalam selain Al-Qur’an, hadits

Nabi dapat di jadikan rujukan mengingat salah satu fungsi hadits

adalah menjelaskan kandungan ayat yang terdapat di dalamnya.

Penulis melihat bahwa kisah Nabi Muhammad SAW

memiliki begitu banyak makna tentang pendidikan akhlak yag

sangat dalam. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menggali,

membahas dan mendalami lebih jauh tentang makna tersebut

sebagai judul skripsi. Atas pertimbangan tersebut di atas maka

penulis mengangkat permasalahan tersebut dan di tuangkannya

dalam skripsi dengan judul: “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Pada Kisah Nabi Muhammad Saw Dalam Kitab Khulasah

Nurul Yaqin”.

B. Identifikasi Masalah

Fenomena yang terjadi di dalam kehidupan manusia pada

zaman sekarang ini sudah jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an.

Akibatnya bentuk penyimpangan terhadap nilai tersebut mudah

ditemukan di lapisan masyarakat. Hal ini dapat di lihat dari

berbagai peristiwa yang terjadi, yang menunjukkan

penyimpangan terhadap nilai yang terdapat didalamnya.

Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap kisah teladan Nabi

Muhammad SAW, yang termaktub juga di dalam Al-Qur’an

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

6

akan semakin memperparah kondisi masyarakat berupa

dekadensi moral. Oleh karena itu, untuk memurnikan kembali

kondisi yang sudah tidak relevan dengan ajaran islam, satu-

satunya upaya yang dapat adalah dengan kembali kepada ajaran

yang terdapat didalamnya.

Sangat memprihatinkan bahwa kemerosotan akhlak tidak

hanya terjadi pada kalangan muda, tetapi juga terjadi terhadap

kalangan orang dewasa, bahkan orang tua. Kemerosotan akhlak

pada anak-anak dapat dilihat dengan banyaknya siswa yang

tawuran, mabuk, judi, durhaka kepada orang tua bahkan sampai

membunuh sekalipun. Untuk itu di perlukan upaya strategis

untuk memulihkan kondisi tersebut, di antaranya dengan

menanamkan kembali akan pentingnya peran orang tua dan

pendidik dalam membina moral anak didik.

Berdasarkan deskripsi latar belakang masalah di atas, maka

masalah-masalah yang dapat di identifikasi adalah sebagai

berikut:

1. Kehidupan masyarakat yang sudah keluar dari nilai-nilai ajaran

al-Qur’an

2. Minimnya pemahaman masyarakat terhadap pendidikan akhlak

yang terdapat pada kisah Nabi Muhammad SAW.

3. Terjadi dekadensi (kemerosotan) ahklak.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan beberapa masalah yang telah di

identifikasikan, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti

adalah tentang "Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Pada Kisah

Nabi Muhammad SAW Dalam Kitab Khulasah Nurul

Yaqin."

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

7

D. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan judul dan latar belakang diatas, maka

ada beberapa pokok permasalahan yang ingin penulis kemukakan

diantaranya : Bagaimana nilai pendidikan akhlak yang terdapat

dalam kisah Nabi Muhammad SAW pada kitab Khulasah Nurul

Yaqin?

E. Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuannya adalah sebagai berikut :Untuk

mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam

kisah Nabi Muhammad SAW pada kitab Khulasah Nurul Yaqin.

1. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai sumbangan pikiran dalam bentuk tulisan yang

bersifat ilmiah guna dapat dimanfaatkan oleh berbagai

pihak yang memerlukannya, khususnya umat Islam, dalam

rangka memperbaiki akhlak, sebagai tujuan dari visi dan

misi Rasulullah SAW diutus kemuka bumi ini.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan bagi penulis sebagai guru dan calon guru yaitu

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

khususnya dan para pembaca umumnya, serta dapat

memberikan informasi betapa pentingnya akhlak untuk

kemudian diaplikasikan dalam hidup dan kehidupan, di

tengah zaman yang semakin keruh dan tidak menentu

arahnya oleh arus negatif globalisasi, modernisasisasi dan

westernisasi.

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

9

BAB II

KAJIAN TEORI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AHLAK DALAM KISAH NABI

MUHAMMAD SAW PADA KITAB KHULASAH NURUL YAQIN

A. Acuan Teori

1. Pengertian Nilai

Menurut bahasa nilai artinya harga hal-hal yang penting atau berguna

bagi kemanusiaan sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan

hakikatnya1 Sedangkan definisi nilai adalah patokan normatif yang

mempengaruhi manusia dalam menetukan pilihannya diantara cara-cara

tindakan alternatif.2 Secara filosofis nilai sangat terkait dengan masalah

etika, etika juga sering disebut dengan filsafat nilai yang mengkaji nilai-nilai

moral sebagai tolok ukur tindakan dan prilaku manusia dalam berbagai

aspek kehidupannya. Sumber-sumber etika bisa merupakan hasil pemikiran,

adat istiadat, atau tradisi, ideologi bahkan dari agama. Dalam konteks etika

pendidikan Islam, maka sumber etika dan nilai-nilai yang paling shahih

adalah al-Qur’an dan sunnah Nabi saw yang kemudian dikembangkan

dengan hasil ijtihad para ulama. Nilai-nilai yang bersumber kepada adat

istiadat atau tradisi dan ideologi sangat rentan dan situasional, sedangkan

nilai-nilai Qur’ani, yaitu nilai-nilai yang bersumber kepada al-Qur’an adalah

kuat, karena ajaran al-Qur’an bersifat muthlak dan universal3

2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembalajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

1 Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, (Jakarta : Majlis al-a’la al-Indonesia li al-Da’wah al Islamiyah, 1392 H./1972 M), h. 23

2 Rahmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta), 2004, h. 93 Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi sejarah al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005),

cet. 1, h. 2

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

10

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.4

Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada

term al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term

yang populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah term al-

tarbiyah. Sedangkan term al-ta’dib dan al-ta’lim jarang sekali digunakan

padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan

pendidikan Islam.5 Kendatipun demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga

terma tersebut memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial, setiap

term memiliki perbedaan, baik secara tekstual maupun kontekstual. Untuk

itu perlu dikemukakan uraian dan analisis terhadap ketiga term pendidikan

Islam tersebut dengan beberapa argumentasi tersendiri dari beberapa

pendapat para ahli pendidikan Islam.6

3. Pengertian Nilai-Nilai Pendidikan

Nilai-nilai pendidikan adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau

berguna bagi kemanusiaan.7 Sesungguhnya motif bertindak dan dasar

perilaku manusia, kadang-kadang berupa insting dan kadang-kadang berupa

emosi. Ini tidak kita katergorikan kedalam akhlak manusia. Akhlak

merupakan perbuatan yang lahir dari kemauan dan pemikiran, dan

mempunyai tujuan yang jelas. Akhlak merupakan fondasi yang kokoh bagi

terciptanya hubungan baik antara hamba dan Allah SWT (hablumminallah)

dan antar sesama (hablumminannas). Akhlak yang mulia tidak lahir

berdasarkan keturunan atau terjadi secara tiba-tiba. Akan tetapi,

membutuhkan proses panjang, yakni melalui pendidikan akhlak. Banyak

sistem pendidikan akhlak, moral, atau etika yang ditawarka oleh barat,

4 Firdaus, Undang-undang RI No 14 tentang Guru dan Dosen serta Undang-undang RInomor 20 tentang SIKDIKNAS, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama, 2006), h.64

5 Salih abdullah Salih, Islamic Education Islamic Outlook, (Mesir: Dar al-Syuruq, 1987)Cet.I h. 89

6 Ibid.7 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,

2007), h. 783

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

11

namun banyak juga kelemahan dan kekurangannya. Karena memang berasal

dari manusia yang ilmu dan pengetahuannya sangat terbatas.8

4. Pengertian Akhlak

Kata Akhlaq berasal dari bahasa Arab yang sudah di Indonesiakan;

yang juga diartikan dengan istilah perangai atau kesopanan. Kata

adalah jama’ taksir dari kata sebagaimana halnya kata adalah

jama’taksir dari kata yang artinya batang atau leher. Kata-kata tersebut,

merupakan jama’ taksir yang tetap atau tidak dapat diubah bentuknya

dengan jama’ taksir yang lain.9 Secara linguistik (kebahasaan) kata akhlak

merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq yang tidak mempunyai akar

kata, melainkan kata tersebut memang begitu adanya10. Akhlak adalah isim

masdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai

dengan wazan tsulasi mazid af’ala, yuf’ilu if’alan yang berarti al-sajiyah

(perangai), ath-thabi’ah (kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-‘adat

(kebiasaaan, kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan al-din

(agama).11 Pengertian akhlak secara etimologi dapat diartikan sebagai budi

pekerti, watak dan perangai.12

5. Definisi Ahlak Menurut ‘Ulama

a. Akhlak menurut Imam al-Ghazali.

Imam al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut :

8 Ali Abdul Halim, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 119 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I ;Mukjizat Nabi, Karomah Wali dan Ma’rifah Sufi,

(Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 110 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf; Nilai-Nilai Akhlak/ Budipekerti dalam Ibadat dan

Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), h. 2511 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 112 M. Dahlan Yacub al-Barry, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Surabaya: PT.

Arkola, 2001), h. 19

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

12

.

Bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari

padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak

memerlukan pertimbangan pikiran (terlebih dahulu). 13

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa hakikat akhlak menurut

al-Ghazali mencakup dua syarat: Pertama, perbuatan itu harus konstan,

yaitu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama, sehingga dapat

menjadi kebiasaan. Kedua, perbuatan itu harus tumbuh dengan mudah tanpa

pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan karena adanya tekanan, paksaan

dari orang lain atau bahkan pengaruh-pengaruh dan bujukan yang indah dan

sebagainya. Menurutnya juga, bahwa akhlak bukanlah pengetahuan

(ma’rifah) tentang baik dan jahat, maupun kodrat (qudrah) untuk baik dan

buruk, bukan pula pengamalan (fi’l) yang baik dan jelek, melainkan suatu

keadaan jiwa yang mantap (hay’arasikha fi-nafs). 14

Akhlak adalah suatu istilah yang sering digunakan oleh al-Ghazali.

Jadi, kerap kali kita temukan pernyataan, seperti ‘akhlak kedermawanan”

dan “akhlak-akhlak tercela”. Dapat dipahami bahwa dalam etika Al-Ghazali,

suatu amal lahiriyah tak dapat secara tegas disebut baik dan buruk. Maka

ketulusan seseorang mungkin dipandang sebagai suatu kebaikan, tetapi jual

belinya yang jujur atau tidak. Namun, suatu suatu amal dapat dikatakan

suatu amal shaleh atau amal jahat. Dengan demikian dapat dipahami bahwa

akhlak adalah suatu sikap atau kehendak manusia disertai dengan niat yang

tentram dalam jiwa yang berlandaskan al-Qur’an dan al-Hadits yang

13 Al-Ghazali, Mukhtashar Ihya’ Ulum al-Din, Terj. Dari Mukhtashar Ihya’Ulum al-Din,oleh Zeid Husein al-Hamid, (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), Cet. II, h. 375

14Abuddin Nata, Op. Cit., h. 5

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

13

daripadanya timbul perbuatan-perbuatan atau kebiasaan-kebiasaan secara

mudah tanpa memerlukan pembimbingan terlebih dahulu.

Secara bahasa (linguistik) kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu

perangai, kelakuan, tabiat, kebiasaan, kelaziman,peradaban yang baik dan

agama. Kata akhlak adalah bentuk jamak dari ‘khilqun’ dan ‘khulqun’

sebagaimana tersebut dalam surat Al-Qolam ayat 4, yang artinya sama

dengan akhlak seperti tersebut diatas.15 Sementara para pakar ilmu-ilmu

social mendefinisikan akhlak (moral) adalah sebuah sistem yang lengkap

yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang

membuat seseorang menjadi istimewa. Karakteristik-karakteristik ini

membuat kerangka psikologi seseorang dan mebuatnya berperilaku sesuai

dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang

berbeda-beda.16

Kata al-khuluq merupakan sifat yang terpatri dalam jiwa, yang darinya

terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirakan dan

merenung terlebih dahulu.17 Jika sifat yang tertanam itu darinya terlahir

perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut rasio dan syariat maka sifat

tersebut dinamakan akhlak yang baik. Sedangkan jika yang terlahir adalah

perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak

yang buruk. Al-khuluq adalah suatu sifat jiwa dan gambaran batinnya. Dan

sebagaimana halnya keindahan bentuk lahir manusia secara mutlak tak

terdapat terwujud hanya dengan keindahan dua mata, dengan tanpa hidung,

mulut dan pipi. Sebaliknya, semua unsur tadi harus indah sehingga

terwujudlah keindahan lahir manusia itu18.

Demikian juga, dalam batin manusia ada empat rukun yang harus

terpenuhi seluruhnya sehingga terwujudlah keindahan khuluq ‘akhlak’. Jika

empat rukun itu terpenuhi, indah dan saling bersesuaian,maka terwujudlah

15 Ibid.16 Ibid., h. 2717 Ibid., h. 2818 Musa Subaiti, Akhlak Keluatga Muhammad SAW, (Jakara:Lentera Basritama, 2000), h.

16

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

14

keindahan akhlak itu. Ke empat rukun itu antar lain: 1) Kekuatan ilmu, 2)

Kekuatan marah, 3) Kekuatan syahwat, 4) Kekuataan mewujudkan keadilan

diantara tiga kekuatan tadi.

1) Kekuatan ilmu

Keindahan dan kebaikannya adalah dengan membentuknya hingga

menjadi mudah mengetahui perbedaan antara jujur dan dusta dalam

ucapan, antara kebenaran dan kebatilan dalam berakidah dan antara

keindahan dan keburukan dalam perbuatan. Jika kekuatan ini telah baik,

maka lahirlah buah hikmah, dan hikmah itu sendiri adalah puncak akhlak

yang baik. Seperti difirmankan oleh Allah SWT:

Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al

Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan

Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah

dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang

berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (Q.S

Al-Baqarah:269)19

2) Kekuatan Marah

Keindahannya adalah jika pengeluaran marah itu dan penahannya sesuai

dengan tuntutan hikmah.

3) Kekuatan syahwat.

Keindahan dan kebaikannya adalah jika ia ada dibawah perintah hikmah.

Maksudnya perintah akal dan syari’at.

4) Kekuatan keadilan.

19 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:Citra Kharisma Bunda,2009), h. 57

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

15

Adalah kekuatan mengendalikan syahwat dan kemarahan dibawah

perintah akal dan syari’at.

Dari keseimbangan kekuatan akal terwujudlah, keindahan dalam

pengaturan, ketinggian akal, pendapat yang baik, dan prasangka yang tepat,

cermat dalam melihat detail-detail perbuatan dan pernak-pernik penyakit

jiwa. Tindakan menguranginya akan dilahirkan perbuatan zalim, maker, tipu

daya,dan keculasan. Al-Qur’an telah menyinggung akhlak-akhlak tersebut

dalam sifat-sifat orang yang beriman, Allan SWT berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang

percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak

ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka

pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.(Q.S Al-Hujurat:

15)20

b. Menurut Ibnu Miskawaih

Ibnu Miskawaih memberikan ta’rif atau definisi akhlak yaitu:

akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang selalu mendorong manusia

berbuat baik tanpa proses pemikiran atau pertimbangan.21

Menurut Ibnu Miskawaih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang

selalu mendorong manusia berbuat baik tanpa proses pemikiran atau

pertimbangan. Menurut al-Qurtuby bahwa akhlak adalah suatu perbuatan

20 Ibid., h. 74421 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf; Nilai-Nilai Akhlak/ Budipekerti dalam Ibadat dan

Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), h. 29

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

16

yang bersumber dari adab kesopanannya karena perbuatan itu termasuk

bagian dari kejadiannya. Sedangkan Muhammad Ibn ‘Illan al-Sadiqi

menekankan bahwa hanya perbuatan baik saja yang termasuk kategori

akhlak.22 Al-Farabi menjelaskan bahwa ahlak itu bertujuan untuk

memperoleh kebahagiaan yang merupakan tujuan tertinggi yang dirindui

dan diusahakan setiap orang. 23

c. Menurut Al-Jurjani

Al-Jurjani mendefinisikan akhlak dalam bukunya, at-ta’rifat sebagai

berikut: “Akhlak adalah istilah bagi sesuatu sifat yag tertanam kuat dalam

diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan,

tanpa perlu berpikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir

perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syari’ah, dengan mudah,

maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik. Sedangkan darinya

terlahir perbuatan-perbuatan yang buruk, maka sifat tersebut dinamakan

akhlak yang buruk.”24

d. Menurut Ahmad bin Mushthafa (Tasy Kubra Zaadah)

Ia seorang ulama ensiklopedis mendefinisikan akhlak sebagai

berikut:Akhlak adalah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis

keutamaan. Dan keutamaan itu adalah terwujudnya keseimbangaan antara

tiga kekuatan, yaitu: kekuatan berpikir, kekuatan marah, kekuatan

syahwat.”25

e. Menurut Muhammad bin Ali al-Faaruqi at-Tahanawi

Ia berkata “Akhlak adalah keseluruhannya kebiasaan, sifat alami,

agama dan harga diri.”26 Menurut definisi para ulama akhlak adalah suatu

sifat yang tertanam dalam diri dengan kuat yang melahirkan perbuatan-

perbuatan dengan mudah, tanpa diawali denga berpikir panjang, merenung

22 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I ;Mukjizat Nabi, Karomah Wali dan Ma’rifah Sufi,(Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 5

23 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf; Nilai-Nilai Akhlak/ Budipekerti dalam Ibadat danTasawuf, (Jakarta: Karya Mulia, 2005), h. 29

24 Loc.Cit., hal 3125 Amr Khaled. Buku Pintar Akhlak, (Jakarta: Zaman, 2010), h. 2926 Ibid., h. 30

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

17

dan memaksakan diri Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak

adalah merupakan tingkah laku dan perbuatan yang sudah melekat dan

menetap dalam jiwa (menjadi malakah/kebiasaan), karena perbuatan

tersebut telah dilakukan berulang-ulang, terus menerus dan bersifat

spontanitas serta dengan kesadaran jiwa bukan paksaan atau

ketidaksengajaan.27

Jika memperhatikan definisi-definisi yang telah dipaparkan diatas

tampak tidak ada yang bertentangan, melainkan memiliki kemiripan antara

satu dengan yang lainnya. Definisi-definisi akhlak tersebut secara

substansial tampak saling melengkapi, dan darinya terdapat ciri-ciri

perbuatan akhlak, yaitu:28

a) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa

seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

b) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan

tanpa melalui proses pertimbangan. Bukan berarti dalam melakukan

perbuatannya seseorang itu dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan,

tiudur atau gila. Pada saat yang bersangkutan melakukan suatu perbuatan

dilakukan dalam keadaan sadar dan sehat fikirannya.

c) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang

yang mengerjakannya, tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak

lain. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar

kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan.

d) Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan

sesungguhnya, bukan karena bermain-main atau berpura-pura.

e) Ikhlas karena Allah SWT semata, bukan karena ingin dipuji atau

memamerkan kepada orang lain agar perbuatannya mendapatkan

pujian.29

27 Ibid., h. 3328 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 4-629 Ibid.

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

18

6. Sumber Akhlak

Setiap kali disebut kata akhlak, maka yang dimaksud akhlak adalah

akhlak yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Sunnah, bukan yang lainnya.

Ada pula macam-macam aturan perbuatan tapi dasarnya bukan al-Qur’an

dan al-Sunnah maka tidak dinamakan akhlak. Aturan perbuatan yang

dasarnya akal dan fikiran atau filsafat disebut estetika. Sedangkan aturan

yang didasarkan pada adat istiadat disebut moral.30

Didalam al-Qur’an banyak dijumpai ayat-ayat yang berhubungan

dengan akhlak, seperti terdapat dalam surat al-Ahzab ayat 21:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.31

Berikut ini juga Firman Allah yang berhubungan dengan akhlak yaitu

surat al-Maidah ayat 15-16:

30 Zakiah Darajat, Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta: CV. Kuning Mas, 1986), h. 26431 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:Citra Kharisma Bunda,

2009), h. 593

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

19

15.Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami,

menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan,

dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang

kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan 16. dengan kitab

Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke

jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-

orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan

seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.32

7. Kisah Nabi Muhammad SAW pada Kitab Khulashah Nurul Yaqin.

a. Fase sebelum Kelahiran, sesudah kelahiran, masa Kecil dan Remaja

Rasulullah SAW

Beliau adalah utusan Allah kepada seluruh manusia, Penutup Nabi-

Nabi dan Imam bagi Rasul-Rasul. Beliau membawa agama Islam yang

Allah tidak akan terima selain dari padanya di Hari Kiamat. Beliau adalah

dari keturunan bangsa Quraisy, yaitu satu puak yang termulia di Makkah.

Nasab beliau bersambung dengan Nabi Isma’il bin Ibrahim ’alaihimas-

salam. Penghulu kita, Muhammad, ialah utusan Allah kepada sekalian

manusia. Beliau membawa agama Islam, dan beliau bangsa Arab, Quraisy,

dan keturunan ’Adnan. Ayah Beliau,’Abdullah bin’Abdil Muththalib bin

Hasyim bin ’Abdi Manaaf bin Qushaiy bin Kilaab. Ibu Beliau, Aminah binti

Wahb bin’Abdi Manaaf bin Zuh-rah bin Kilaab. Nasab ibu dan ayah beliau

bertemu di datuk beliau yang kelima, yaitu Kilaab. Ayah Nabi meninggal

dunia sedang beliau dalam kandungan ibunya, umur ayah beliau 18 tahun,

32 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:Citra Kharisma Bunda,2009), h. 139-140

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

20

ditanam di Madinah serta tidak meninggalkan sedikitpun harta untuk Nabi

SAW.33

Nabi dilahirkan di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul

Awwal, tahun Gajah. Dinamakan tahun kelahiran beliau itu tahun Gajah,

karena raja Habasyah mengirim balatentara ke Makkah dalam tahun

kelahiran beliau itu, untuk membinasakan Ka’bah dan dalam pasukan itu

ada banyak gajah. Lalu Allah membinasakan pasukan tentara itu sebagai

suatu penghormatan kepada kelahiran Nabi s.a.w. Beliau disusui oleh

Tsuwaibah al-Aslamiyah, sesudah penyusuan ibu beliau. Tsuwaibah adalah

pelayan paman Nabi yang bernama Abi Lahab. Kemudian beliau disusui

oleh Halimah as- Sa’diyah sampai umur empat tahun. Ibu Nabi meninggal

dunia, ketika Nabi berumur enam tahun, tatkala ia kembali dari Madinah,

Ibu beliau pergi ke Madinah itu untuk ziarah kubur bapa Nabi; bersama ibu

beliau itu, turutlah datuknya, yaitu Abdul Muththalib. Ibu Nabi dikuburkan

di Abwaa satu desa antara Makkah dan Madinah, Lalu Nabi dipelihara oleh

Ummu Aiman, seorang pelayan ayah beliau. Yang mengurus pendidikan

Nabi sesudah ibunya meninggal dunia, ialah datuknya yang bernama Abdul

Muththalib. Abdul Muththalib cinta kepada Nabi lebih dari pada cintanya

kepada anak-anaknya sendiri. Ketika ’umur Nabi delapan tahun,

meninggallah datuknya, sesudah ia menanggung pemeliharaan Nabi selama

dua tahun. Sesudah datuk Nabi ini meninggal dunia, pemeliharaan terhadap

Nabi ditanggung oleh pamannya, bernama Abu Thalib. Ada yang berkata:

Ummu Aiman yang turut bersama ibu Nabi, dan dialah yang membawa

Nabi kembali ke Mekkah. Adalah Abu Thalib ini seorang miskin, lalu Allah

luaskan rizqinya. Adalah Nabi dalam masa tanggungan paman beliau ini,

merasa cukup dengan apa-apa yang Allah bagikan kepada beliau dan

mudahkan baginya34.

Adalah Nabi s.a.w. ketika kecilnya suka menggembala kambing

orang-orang Makkah dengan suatu upahan yang beliau bisa hidup

33 Abdullah Umar, Ringkasan Khulasah Nurul Yaqin Jilid I, (Surabaya: Ampel, 1994), h.2

34 Abdullah, Ibid.,

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

21

dengannya. Tatkala sampai umur sembilan tahun, Nabi berlayar ke- Syam

bersama paman beliau yang bernama Abu Thalib, dengan membawa

dagangan. Tatkala sampai disuatu tempat yang bernama Bushra, seorang

pendita bernama Buhaira melihat Nabi. Lalu pendeta ini memberi tahu

kepada pamannya, bahwa beliau akan menjadi Nabi yang terakhir dari

antara nabi-nabi. Pendeta itu meminta kepada pamannya supaya ia pulang

membawa Nabi, karena takut kepada musuh yang menanti-nanti beliau.

Pendeta itu menetapkan kenabian nabi Muhammad itu, dari alamat-alamat

yang tersebut dalam kitab-kitab ahli Kitab.

Ketika berumur 25 tahun, Nabi s.a.w. berlayar, kedua kalinya kenegeri

Syam, membawa dagangan sitti Khadiejah. Adalah Khadiejah seorang

perempuan yang mulia, lagi berharta; ia mengupah orang laki-laki dalam

menjalankan hartanya. Khadiejah memilih Nabi untuk pekerjaan itu, karena

ia pernah mendengar tentang kebenaran Nabi s.a.w., tentang amanat-

amanatnya dan tentang akhlaq-akhlaq beliau yang mulia. Pelayan Khadijah

bernama Maisarah, ikut bersama Nabi Kedua-duanya berjual beli dan

kembali dengan membawa keuntungan yang besar. Sesudah 2 bulan

sekembali Nabi dari pelayarannya yang kedua kali, lalu Nabi kawin dengan

Siti Khadijah. Khadijah-lah yang meminang Nabi, diwaktu itu Khadijah

berumur 40 tahun, sedang Nabi 25 tahun. Sebelum kawin dengan Nabi,

Khadijah kawin dengan Abi Halah. Suaminya ini meninggal dunia dan ada

meninggalkan seorang anak laki-laki bernama Halah. la menjadi isteri

Rasulullah selama 25 tahun dan tidak pernah Nabi kawin yang lain

daripadanya, sehingga Siti Khadijah wafat.35

Waktu Nabi berumur 35 tahun, kaum Quraisy meruntuhkan Ka’bah

dan memperbaharui pembangunannya. Nabi s.a.w. menolong mereka dalam

mendirikan Ka’bah itu, dan adalah Nabi mengangkat batu-batu bersama

pemuka- pemuka Quraisy dan pamannya yang bernama Abbas beserta

beliau. Kaum Quraisy berselisihan tentang siapa yang harus menaruhkan

Al-Hajarul-Aswad di tempatnya, kemudian mereka sepakat, bahwa

35 Ibid.

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

22

pendamainya, ialah orang yang pertama masuk Masjidil-Haram. Maka

adalah Rasulullah orang yang pertama sekali masuk Masjid itu, lalu qaum

Quraisy bergembira dan mereka berkata: Kami “ridha kepada Orang Yang

Kepercayaan Ini”. Maka Nabi letakkan batu itu di satu kain selendang dan

beliau minta dari tiap-tiap ketua Quraisy supaya masing-masing memegang

ujung selendang itu. Kemudian Nabi menyuruh mereka mengangkat batu

tadi. Tatkala mereka sampaikan dia di tempatnya, Rasulullah mengambil

batu itu dengan tangan beliau sendiri, dan meletakkan di tempatnya dengan

tangan beliau sendiri. Dengan begini hilanglah perselisihan dalam penetapan

urusan itu, serta qaum Quraisy takjub akan kecerdasan fikiran Nabi.

Nabi s.a.w. termasyhur antara qaumnya dengan sifat-sifot beliau yang

terpuji, seperti: benar, amanat, sabar, malu, merendah diri, sehingga mereka

gelarkan beliau al-Amin (artinya: Orang yang kepercaya, orang yang bersifat

amanat). Kaum dan keluarga Nabi cinta sangat kepada beliau, dan mereka

sangat pula menghormati beliau. Sesungguhnya Allah telah pelihara Nabi

s.a.w. dari perbuatan-perbuatan orang Jahiliyah yang tidak baik semenjak

dari masa kecilnya; beliau tidak pernah sekali-kali minum arak dan tidak

pernah sekali-kali sujud kepada berhala (patung). Sebelum menjadi Nabi,

Allah telah muliakan beliau dengan beberapa mu’jizat yang menunjukkan

kebesaran masa diha- dapan. beliau; dari antara mu’jizat-mu’jizat itu, ialah

dimudahkan adanya awan bagi Nabi dalam pelayaran beliau yang kedua

kalinya kenegeri Syam.36

Tatkala hampir sampai’umur 40 tahun, Nabi suka sekali berjauh diri

dari pergaulan dengan manusia serta ber’ibadat. Nabi pilih tempat ’ibadat

digua Hiraa’, yaitu sebuah gunung di jalanan Makkah. Nabi, membawa

bekalan ke gua itu. Apabila bekalannya itu habis, Nabi kembali kepada isteri

beliau, sitti Khadiejah, lalu mengambil bekalan lagi. Adalah Nabi s.a.w.

menjalankan ’ibadah itu menurut Agama datuk beliau, yaitu nabi Ibrahiem,

dari sepuluh hari sampai sebulan lamanya. Masa Yang Kedua Dari

Kehidupan Rasulullah s.a.w. dan Permulaan Turun Wahyu Tatkala

36 Ibid.

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

23

ber’umur 40 tahun, diutuslah beliau oleh Allah sebagai penyampai khabar

gembira, penyampai ancaman, pe- ngajak kepada kebenaran dengan

perintah Allah dan sebagai lampu yang menerangi. Sesungguhnya di molai

wahyu dengan impian yang benar, yaitu: tidak suatupun yang Nabi impikan

dalam tidurnya, melainkan ternyata benar di waktu jaganya. Kemudian

turunlah Al-ruh al-Amin (Jibril) kepada Nabi ketika beliau sedang

melakukan ibadat dalam gua Hiraa’. Jibril mengajar Nabi bagaimana

hendaknya beliau memimpin manusia kejalan yang lurus dan bagaimana

mestinya Nabi tuntun mereka supaya menurut agama yang benar.37

Tatkala ’umur Nabi s.a.w. 40 tahun, Allah mengutus beliau sebagai

rahmat bagi manusia.Wahyunya, mulai dengan impian yang benar.

Kemudian Jibriel turun kepada Nabi ketika Nabi sedang ber’ibadat dalam

gua Hira’. la mengajar Nabi bagaimana beliau harus memimpin manusia

kejalan yang lurus. Nabi mulai ajakan beliau dengan sembunyi. Yang

pertama beriman kepada beliau ialah sitti Khadiejah, Abu Bakar, Ali bin

Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah. Sesudah tiga tahun, Nabi diperintah

berterang-terangan, lalu beliau mengumpulkan kaumnya dan mengancam

mereka dengan ’adzab akhirat. Tatkala turun Ayat: Artinya: Ancamlah

keluargamu yang dekat-dekat.38

Nabi mengumpulkan ahli dan kaum kerabat beliau dan menyampaikan

kepada mereka agama Allah, tetapi paman beliau, Abu Lahab, menolak

dengan cara yang tidak baik. Adalah orang Arab, tidak lama sebelum

kebangkitan Nabi menyembah berhala-berhala, membunuh anak-anak laki,

menanam anak-anak perempuan mereka, sebahagian dari mereka membu-

nuh sebahagian lain, lantaran sekecil-kecil 'sebab. Maka tatkala Rasulullah

mengajak mereka menyembah Aliah yang Esa, dan mengajak mereka

meninggalkan kepercayaan mereka, marahlah mereka, bertukarlah kecintaan

mereka menjadi kemarahan kepada Nabi dan asalnya mereka membenarkan

Nabi, sekarang bertukar jadi mendustakan. Tatkala Rasulullah maki tuhan-

37 Ibid.38 Ibid.

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

24

tuhan mereka, dan .menyesatkan bapa-bapa mereka, pergilah mereka kepada

paman beliau tiga kali, dan pada tiap-tiap kali ia menjawab mereka dengan

baik. Sesungguhnya sesudah kedatangan orang-orang itu yang belakangan

sekali, paman beliau minta daripadanya supaya beliau berhenti, tetapi

Rasulullah enggan tetap mensyiarkan Agama, sedang paman beliau tetap

pula membela.

Di masa orang-orang Quraisy melihat hal itu, mulailah mereka

menyakiti beliau, dan mengejek beliau, tetapi Nabi selalu menghadapi

mereka dengan sabar, tenang dan suka memaafkan. Kemudian, gangguan itu

di tujukan kepada shahabat-shahabat Nabi tiap-tiap qabilah menyiksa siapa

sahaja yang masuk Islam dari golongan mereka dengan siksaan yanq sangat.

Lalu Nabi memerintah mereka berhijrah ke Habasyah. Berhijrahlah 10

orang shahabat dan 5 orang perempuan, dan mereka kembali sesudah tiga

bulan. Inilah pertama Hijrah dalam Islam. Pada waktu itu, Hamzah, paman

Nabi s.a.w. dan ’Umar bin Khathab masuk Islam. Pada tahun yang ketujuh

dari Kenabian, kaum Quraisy mengepung Nabi dan ahlinya.

Mereka mengambil persetujuan memutuskan perhubungan-

perhubungan terhadap Nabi dan ahli beliau, atau sehingga keluarga Nabi

menyerahkan beliau kepada mereka untuk di bunuh. Untuk ini mereka

menulis sepucuk surat dan mereka gantungkannya di Ka’bah. Sesudah Nabi

masuk pengepungan, beliau perintah shahabat-shahabatnya berhijrah ke Ha-

basyah. Berhijrahlah 33 orang laki-laki dan orang perempuan. Di tahun yang

kesepuluh, bangkitlah beberapa jago Quraisy untuk mengoyak surat itu, lalu

dikoyak. Keluarlah Nabi bersama pengikutnya dari kepungan itu, sesudah

mereka tinggal 3 tahun lamanya dalam Syi’ib itu. Tidak makanan masuk

kepada Nabi dan ahlinya melainkan dengan jalan sembunyi.

Dalam tahun ini datanglah perutusan Nashara Najran kepada Nabi dan

mereka masuk Islam. Dalam tahun itu meninggal Siti Khadijah dan paman

Nabi, Abu Thalib. Nabi kawin dengan Saudah dan bercampur dengannya,

lalu mengadakan ’aqad dengan ’Aisyah, tetapi beliau tidak bercampur

dengannya. Sesudah paman beliau meninggal, gangguan Quraisy bertambah

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

25

hebat. Oleh karena itu Nabi berhijrah ke Thaif menuju Bani Tsaqief. Nabi

tinggal sebulan diantara mereka dan mengajak mereka, tetapi orang-orang

itu tidak menurut beliau, malah mereka sakiti beliau dengan mereka lontar

beliau dengan batu-batu. Nabi kembali ke Makkah.

Dalam tahun yang kesebelas, Allah muliakan beliau dengan Isra’ dan

Mi’raj; pada ketika itu diwajibkan sembahyang yanq lima dan dalam tahun

ini juga Nabi keluar ke qabilah-qabilah mengajak mereka masuk Islam.

Maka berimanlah 6 orang dari bangsa Arab Madinah. Dalam tahun yang

kedua belas, datanglah kepada Nabi 12 orang laki-laki dari Arab Madinah.

Mereka beriman kepadanya dan kembali ke Madinah. Dengan begini

tersiarlah Islam di situ. Dalam tahun yang ketigabelas dari Kenabian,

datanglah kepada Nabi 73 orang laki-laki dan 2 orang perempuan dari Arab

Madinah. Mereka beriman kepada beliau dan kembali ke Madinah. Maka

bertambah tersiarlah Islam disitu.

Dalam tahun ini juga Nabi memerintah shahabat-shahabat beliau

berhijrah ke Madinah. Tatkala orang-orang Quraisy mendengar ini, mereka

ambil keputusan hendak membunuh Nabi, lalu Allah perintah beliau

berhijrah, sedang sekeliling rumah beliau, malam hendak berhijrah itu, telah

dikelilingi pleh kaum Quraisy. Nabi keluar diantara mereka sesudah Allah

jadikan mereka tertidur. Nabi pergi bersama Abu Bakar ke gua Hira’ dan

kedua-duanya bersembunyi disitu selama tiga malam; pada hari yang ketiga

mereka berjalan sehingga sampai di Quba’ pada hari yang kedua dari

Rabi’ul Awwal. Nabi tinggal di Quba’ 22 malam. Dalam pada itu Nabi

mendirikan masjid Quba’.

Kemudian Nabi pindah ke Madinah, dan dalam perjalanan, Nabi

dapati Jum’ah, lalu beliau sembahyang Jum’ah. Inilah pertama sembahyang

Jum’ah dan khutbahnya adalah pertama khutbah dalam islam. Tatkala Nabi

sampai kejurusan Madienah, keluarlah orang-orang menemui beliau dengan

gembira atas kedatangan beliau. Nabi singgah di rumah Abi Ayyub al-

Anshari. Sesudah menetap, Nabi . mengutus orang mencari keluarga beliau

yang ketinggalan. Lalu mereka ini datang bersama Abdullah bin Abu Bakar

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

26

Orang-orang musyrik Makkah menghalang-halangi orang- orang lemah

akan berhijrah. Nabi do’akan untuk orang-orang lemah ini dalam

sembahyang, dan inilah asal mula adanya Do’a Qunut.

b. Fase atau Masa Yang Kedua

1) Tahun Pertama

Dalam tahun pertama Hijrah Rasulullah mendirikan Masjidnya yang

mulia, dan dalam tahun itu diadakan Adzan. Dalam tahun itu pula orang

orang Yahudi Madinah menampakkan permusuhannya terhadap kaum

Muslimin, yang dibantu oleh orang-orang munafiq Madinah. Kemudian

Rasulullah mengadakan perjanjian dengan mereka. Dalam tahun itu juga

Rasulullah mengutus pamannya dengan satu sariyah, untuk menyerbu

kafilah Quraisy. Setelah itu berturut-turutlah peperangan . selanjutnya.

Adapun peperangan di mana Rasulullah tiada ikutserta ada sejumlah 47 kali

dan di mana beliau ikutserta ada sejumlah 27 kali.

Pada tahun itu pula Rasulullah, Utsman bin Mazh'un meninggaldunia.

Setelah ditanam mayatnya itu, Rasulullah memerintahkan menyiram makam

itu dengan air. Oleh beliau kemudian diletakkannya batu di atas makam itu

seraya berkata: ’’Batu ini untuk menandai makam saudaraku”

2) Tahun Kedua

Pada tahun kedua Hijrah terjadilah perang Waddan, Buwath, ‘Us-

yairah, Badar Pertama dan Qarqaratul Kadar. Tetapi kesemuanya itu tiada

sampai terjadi pertempuran. Dalam tahun itu pula terjadi perang Badar

Besar (Qubra), di mana Rasulullah keluar dengan 313 orang lelaki untuk

menyerbu kafilah Quraisy. Ketika mereka mengetahui demikian, lalu

mengirimkan 650 orang, hingga terjadilah pertempuran yang dahysat dan

mereka kalah. Orang-orang Islam sama menawan mereka, mengambil harta-

bendanya. Dari pihak orang Quraisy yang terbunuh ada 70 orang flan yang

ditawan ada 70 orang pula. Sedang dari pihak orang Islam yang terbunuh

hanya 14 orang. Rasulullah menentukan tawanan-tawanan itu dengan

tebusan, bagi yang kaya, lalu mereka ditebus oleh Quraisy. Sedang yang

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

27

miskin sebagai tebusannya, mereka disuruh mengajar menulis dan membaca

pada 10 anak orang Islam di Madinah.

Dalam tahun ini juga terjadi perang Bani Qainuqa’ (Qainuqa’ ialah

golongan orang-orang Yahudi Madinah, yang mengkhianati perjanjian),

hingga balatentara Islam sama mengepung serta mengusirnya dari Madinah.

Dalam tahun itu pula kiblat dipindahkan dari Baitul Maqdis ke Ka’bah.

Ummat Islam diharuskan puasa bulan Ramadlan, diwajibkan zakat fithrah

dan zakat harta. Dan pada tahun itu juga disunnatkan shalat dua Hari Raya,

dan terjadi pula perkawinan antara Ali dengan Fatimah. Ketika itu Ali

berumur 21 tahun sedang Fatimah berumur 15 tahun. Dalam tahun itu pula

Rasulullah kawin dengan ‘Aisyah. Ketika kawin ini ‘Aisyah baru berumur 9

tahun dalam tahun itu pula puteri Rasulullah Ruqaiyah meninggal dunia.

3) Tahun Ketiga

Pada tahun ketiga Hijrah terjadilah perang Ghathafan, Bahran dan

Hamraul Asad, tetapi kesemuanya itu tidak sampai terjadi pertempuran.

Dalam tahun itu pula terjadi peperangan Uhud: berangkatlah orang Quraisy

dengan sekutu-sekutunya berjumlah 3.000 orang, mereka datang di Uhud

akan membalas dendam atas kematian kawan-kawannya dalam perang

Badar. Rasulullahpun menyiapkan balatentaranya sebanyak 1.000 orang. Di

tengah jalan kembalilah ‘Abdullah bin Ubai bersama-sama pengikutnya,

orang-orang munafiq, sebanyak 300 orang. Kemudian Rasulullah menyuruh

ahli pemanah untuk mempertahankan gunung Uhud. Setelah itu mulailah

peperangan, hingga orang-orang musyriq sama lari.

Pada waktu itu hampir saja kemenangan di tangan orang Islam. Tetapi

orang-orang ahli pemanah yang mempertahankan bukit Uhud itu sama

meninggalkan perintah Rasulullah. Akhirnya balatentara Quraisy yang

dikepalai Khalid bin Walid menyerbu orang orang Islam dari belakang,

hingga banyak orang Islam yang lari dan terbunuh. Kurban orang Islam

sejumlah 70 orang, di antaranya ialah Hamzah paman Nabi sendiri. Pada

waktu itu pula seorang bernama Ubai bin Khalf hendak membunuh

Rasulullah, tetapi dengan tangkas beliau mencabut tombak dari salah

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

28

seorang sahabatnya lalu ditusukkan kepadanya hingga menyebabkan

kematiannya. Dalam seumur hidup, beliau tak pernah membunuh

seorangpun kecuali hanya sekali itu saja. Dalam perang itu beliau terperosok

ke dalam sebuah lobang hingga luka dua lututnya, berdarah mukanya, pecah

gigi-gigi serinya dan luka pula pelipisnya.

Begitu pula pengikutnya yang tetap dengan beliau menderita luka

parah yang banyak juga. Dalam tahun itu Rasulullah mengawinkan

puterinya yang bernama Ummi Kultsum dengan Utsman bin ‘Affan. Dalam

tahun itu pula Rasulullah kawin dengan Hafshah anak ‘Umar bin Khaththab

dan kawin dengan Zainab anak Khuzaimah Al-Hilaliyyah dalam tahun itu

pula lahirlah Hasan anak Ali dan dalam tahun itu pula arak (minuman keras)

diharamkan sama sekali.

Artinya: “orang-orang yang beriman. Sesungguhnya minuman keras (arak),

judi, undian itu adalah pekerjaan yang keji daripada pekerjaan Syaithan.

Sebab itu bendaklah kamu jauhi, supaya kamu mendapat kebahagiaan.

Sesungguhnya syaithan itu menghendaki agar kamu bermusuh-musuhan

dan berbenci-bencian sesamamu karena minuman-minuman keras dan

berjudi itu, serta menghalangi kamu dari ingat kepada Allah dan

sembahyang. Maka dapatkah kamu mengekang diri daripada demikian itu?

4) Tahun Keempat Hijrah

Dalam tahun keempat Hijrah terjadilah perang Banu Nadhir. (Banu

Nadhir adalah golongan orang Yahudi Madinah yang mengkhianati

perjanjiannya). Karena itu, maka Rasulullah lalu mengepung dan mengusir

mereka dari kota Madinah. Dalam tahun itu juga terjadi perang Dzatur

Riqa’, tetapi tidak sampai terjadi pertempuran. Bahkan pada tahun itu juga

turunlah Malaikat Jibril memberi pelajaran shalat Khauf dan dalam perang

itu orang-orang Islam diberi kelonggaran bertayammum. Dalam tahun itu

terjadilah perang Badar yang akhir, tetapi juga tidak sampai terjadi

pertempuran. Dalam tahun itu pula meninggal dunialah Zainab, istri

Rasulullah dan Abu Salamah anak bibi beliau dan saudara sesusu

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

29

Rasulullah. Dalam tahun itu lahirlah Husain anak Ali, dan kawinlah

Rasulullah s.a.w. dengan Ummu Salamah. Dan dalam tahun itu pula

Rasulullah menyuruh Zaid bin Tsabit belajar tulisan bahasa Yahudi.

5) Tahun Kelima Hijrah

Dalam tahun kelima Hijrah terjadilah perang Dumatul Jandal, tetapi

tidak sampai terjadi pertempuran, kemudian .terjadi perang Banu Musthaliq.

Golongan mereka 10 orang terbunuh sedang yang lain ditawan. Di antara

tawanan itu terdapatlah seorang bernama Juwairiyah, anak kepala dari suku

Banu Musthaliq itu. Oleh Rasulullah lalu dikawin. Peristiwa itu

menyebabkan kaumnya masuk Islam. Dalam perang itu sayyidah ‘Aisyah

disangka berbuat jahat dengan Shafwan bin Mu’atthal, oleh orang-orang

munafiq. Hingga turunlah khabar ketiadaan perbuatan ‘Aisyah itu (Ayat

Bara'ah) dalam Qur’an.

Dalam tahun itu pula terjadilah perang Khandaq. Karena orang-orang

Quraisy sama bersepakat dengan orang-orang Arab dan Yahudi, untuk

memerangi orang-orang Islam. Mereka berjumlah 10.000 orang lelaki.

Maka orang-orang Islam sama menggali membuat parit sekeliling kota

Madinah. Terjadilah pengepungan selama 15 hari. Kemudian Allah me-

nurunkan angin ribut dan balatentara yang tiada kelihatan (Malaikat).

Hingga mereka sama melarikan diri karena takut. Dalam tahun itu pula

terjadi perang Banu Quraidlah, karena mereka sama mengkhianati

perjanjiannya dengan Rasulullah.

Hingga orang-orang Islam sama membunuh mereka, menawan orang-

orang perempuan dan keluarga mereka. Dalam tahun itu juga Rasulullah

kawin dengan Zainab, sesudah Zaid bin Haritsah menceraikannya. Dengan

begitu maka tidak dibenarkanlah kebiasaan mengambil anak, sebagai anak

kandung. Kemudian dalam tahun itu pula diwajibkan beribadah Haji dan

Juga dalam tahun itu turun Ayat Hijab yang artinya: Tidak diperbolehkan

orang laki dan perempuan berteman sendirian, kecuali dengan mahramnya

sendiri Ini untuk umum.

6) Tahun Keenam Hijrah

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

30

Dalam tahun keenam Hijrah terjadilah perang Banu Lahyan, karena

pengkhianatan mereka, tetapi tidak sampai teijadi pertempuran. Kemudian

setelah itu terjadi peperangan Ghabah, yang menimbulkan pertempuran

yang dahsyat. Setelah itu terjadi pula perang Hudaibiah. Rasulullah

berangkat ke sana dengan 1.500 orang sahabatnya untuk beribadat hajji,

dengan tidak bersenjata. Setiba di sana lalu orang-orang Quraisy sama

menghalang-halanginya. Karena demikian, Rasulullah mengutus Utsman

untuk memberitahu mereka akan maksud kedatangan beliau itu. Maka

orang-orang Quraisy lalu menawannya hingga tersiar dikalangan orang-

orang Islam, bahwa Utsman terbunuh. Kemudian Rasulullah bersama- sama

sahabatnya bersumpah di bawah pohon ’’Ridhwan”, bahwa mereka tidak

akan mundur dalam pertempuran. Setelah orang-orang Quraisy mendengar

hal-hal itu, lalu mengadakan perundingan di antara dua belah fihak akan

mengajak damai dengan perjanjian-perjanjian sebagai berikut: Dalam 10

tahun diadakan gencatan senjata dan menentramkan orang-orang.

Maka Rasulullah kembali dengan beberapa sahabatnya dari

Hudaibiah. Di tengah perjalanan pulang itu -turunlah surat Al-Fatah. Maka

gembiralah orang-orang Islam. Dan sesudah perjanjian itu, mudahlah bagi

orang-orang Islam untuk keluar masuk kota Makkah, menurut sesuka

hatinya. Dengan demikian bertambahlah pengaruh Rasulullah di sana.

Setelah itu beliau mengirimkan beberapa pucuk surat kepada raja-raja di

sekitar negeri Arab dengan maksud diajak masuk Islam. Di antara raja-raja

itu ada yang menerimanya dengan baik kemudian masuk Islam dan ada juga

yang menolaknya sebagaimana yang diterangkan di atas.

Siapakah yang menghalang-halanginya jika dia mendo'akan jahat

kepada orang-orang yang menentangnya dan mengusir dari negerinya Maka

menjawablah utusan beliau itu: Tiadalah baginda ingat banwa Isa itu adalah

utusan Allah? Mengapa ia tidak mendo'akan jahat kepada kaumnya, ketika

kaumnya itu hendak membunuhnya, sehingga Allah mengangkatnya? Maka

baginda menjawabnya pula: ’’Betul Tuan. Tuan adalah seorang yang

bijaksana yang telah datang dari orang yang bijaksana”. Setelah itu baginda

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

31

lalu membalas surat beliau itu yang isinya: (Sungguh kami telah mengetahui

bahwa seorang Nabi telah nyata. Kami mengira bahwa seorang Nabi itu

akan lahir dari negeri Syam. Sungguh kami telah memuliyakan utusan Tuan,

dan kini untuk Tuan kami kirimkan dua orang jariah (perempuan) dari

Qibthi. Dan kami hadiahkan untuk Tuan juga seekor bighal (binatang

sebangsa kuda) untuk Tuan kendarai). Salah seorang jariah itu ialah:

Sayyidah Mariah, yang kemudian dikawin oleh beliau. Dalam

perkawinannya itu beliau mendapatkan seorang anak bernama Ibrahim.

7) Tahun Ketujuh Hijrah

Dalam tahun ketujuh Hijrah terjadilah perang Khaibar. Rasulullah

mengepung negeri itu selama 6 hari. Setelah itu beliau menyerahkan

bendera dan pimpinan peperangan pada Sayyidina Ali, kemudian Khaibar

dibebaskan. Dalam tahun itu juga kaum Yahudi Fadak mengadakan per-

janjian damai, untuk menghindarkan pertumpahan darah dan melindungi

harta benda mereka. Juga kaum Yahudi Taima’ dengan ikhlas suka memberi

pajak pada pemerintah Islam, hingga mereka merasakan keamanan dalam

negerinya.

Dalam tahun itu pula terjadi perang Wadil Qura, dan sahabat

Muhajirin yang dahulu Hijrah ke Habsyi kembali. Dalam tahun itu pula

Rasulullah pergi ke Makkah dengan beberapa sahabatnya, untuk beribadat

‘Umrah, menurut perjanjian Hudaibiah. Tiba-tiba orang-orang Quraisy

Makkah sama keluar dari negerinya, karena tak suka melihat Rasulullah

berthawaf dalam Baitul Haram. Tiga hari sesudah di Makkah Rasulullah

kembali ke Madinah. Dalam tahun itu pula beliau kawin dengan Shafiyyah,

sesudah penaklukan Khaibar, lalu kawin dengan Maimunah di Makkah. Dan

pada tahun itu pula, masuk Islamlah tiga orang jenderal Quraisy ialah:

Khalid bin Walid, ‘Amr bin ‘Ash dan Utsman bin Abi Thalhah.’’Adakah dia

itu kamu bunuh sesudah mengucap LA ILAHA ILLALLAH?” Usamah

menjawab: Hai Rasulullah! dia mengucapkan syahadat itu hanya untuk

melindungi dirinya saja. Rasulullah bertanya lagi: ’’Bagaimana, bukankah

dia sudah mengucap (LA ILAHA ILLALLAH)”. Kata-kata ini terus-

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

32

menerus beliau ulang-ulangi. Maka Allah menurunkan Ayat dalam surat An

Nisa’ 94 yang berbunyi:

Janganlah kamu mengatakan pada orang yang memberi salam (mengu-

capkan syahadat): ’’Engkau bukan orang mu’min”, karena hendak mencari

dan ingin benda dunia saja. Maka di samping Allah itu banyaklah harta

ghanimah (yakni Tuhan menyediakan pahala yang besar).39

8) Tahun Ke Delapan Hijrah

Pada tahun kedelapan Hijrah tejjadi perang Mu’tah. Di antara pah-

lawan Islam yang tewas dalam peperangan itu ialah para panglima yakni:

Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah.

Setelah bendera perang dan pimpinan tentara itu dipegang oleh Khalid bin

Walid, makin dahsyatlah pertempuran dengan orang-orang Roma itu.

Karena kebijaksanaannya dalam siasat perang, ia dapat meloloskan tentara

Islam daripada kepungan musuh yang jauh lebih kuat dan lebih besar

jumlahnya itu.

Pada tahun itu juga terjadi pembebasan kota Makkah, karena kaum

Quraisy melanggar syarat peijanjian Hudaibiah. Rasulullah menyerbu ke

sana dengan balatentara sebesar 10.000 orang. Seorang penyelidik Quraisy

39 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

33

yaitu Abu Sufyan, diketemukan oleh tentara Islam di tengah jalan lalu

ditawannya dan kemudian masuk Islam. Beliau bertemu dengan pamannya

‘Abbas yang telah meninggalkan Makkah untuk memeluk Islam, lalu

bersama-sama beliau ia kembali ke Makkah. Beliau juga bertemu dengan

Abu Sufyan bin Harits dan ’Abdullah bin Umaiyyah yang karena

keinsafannya sendiri keduanyapun masuk Islamlah. Kemudian beliau masuk

Makkah dari sebelah utara sedang Khalid bin Walid memasuki dari selatan

dan terpaksa ia menyerang dan memukul mundur segolongan kaum Quraisy

yang hendak menghalang-halangi ia masuk itu.

Rasulullah memberi pengampunan umum kepada kaum Quraisy

yang dulu memusuhi serta mengusir beliau. Ketika di Makkah itu beliau

merobohkan beberapa berhala yang berdiri tegak berderet-deret di sekitar

Ka’bah. Sesudah itu banyaklah orang lelaki dan perempuan yang beijanji

dan bersumpah di hadapan beliau. Di antara orang-orangyang masuk Islam

pada hari pembebasan Makkah itu yang utama ialah Abu Quhafah (ayah

Abu Bakar Asshiddieq) dan Mu’awiah bin Abu Sufyan. Dalam tahun itu

juga teijadi peperangan Hunain dan Thaif. Rasulullah berangkat ke Hunain

dengan balatentara sebesar 20.000 orang untuk menggempur kabilah Tsaqif

dan Hawazin.

Akibat serangan musuh yang tiba-tiba dan teratur, maka tentara

Islam banyak yang mundur (karena membanggakan kebesaran jumlah dan

kekuatan mereka sehingga lengah atas kekuatan musuh). Hanya beliau dan

beberapa sahabat-sahabat yang masih tetap mempertahankan dalam tempat

kedudukan itu. Akan tetapi demi mendengar komando maju, maka semua

tentara yang mengundurkan diri tadi segera maju serentak, sehingga orang-

orang Islam mendapat kemenangan yang gilang-gemilang. Dari pihak

musuh yang terbunuh lebih 70 orang dan banyak pula yang tertawan beserta

keluarganya. Harta-benda merekapun banyak yang dirampas. Sia-sialah sisa

musuh yang berlindung dan bertahan di Thaif itu,karena tentara Islam terus

mengejar dan mengepung benteng mereka selama 18 hari. Dalam perang itu

tentara Islam yang tewas ada 12 orang. Sesudah selesai berperang itu beliau

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

34

pergi menuju ke Ji’ranah. Ketika beliau sedang beristirahat berada di sana,

datanglah kepada beliau dari kabilah Hawazin dan menyerah. Penyerahan

mereka itu disambut oleh beliau dengan mengembalikan dan membebaskan

beberapa tawanan. Adapun harta-benda mereka tetap jadi rampasan. Dari

Ji’ranah beliau lalu beribadat Ihram ’Umrah lalu masuk negeri Makkah, dan

pada malamnya kembali ke Madinah

9) Tahun Kesembilan Hijrah

Dalam tahun kesembilan Hijrah terjadi perang Tabuk, tetapi tidak

sampai terjadi pertempuran. Rasulullah berangkat ke sana dengan 30.000

Jaisyul ’Usrah untuk memerangi tentara Rum. Untuk itu para dermawan

Islam sama menyokong dengan harta-bendanya Ketika itu datanglah

menghadap beliau orang-orang yang banyak beralasan dan orang-orang dari

golongan munafiq, untuk minta idzin tidak ikut berperang, beliaupun

mengizinkan pula. Maka Tuhan mencela kepada golongan munafiq yang

meminta izin dan membuat-buat alasan itu.

Di Tabuk datanglah gubernur Ailah beserta pengikutnya kepada beliau

untuk mengadakan perdamaian. Setelah itu beliau kembali ke Madinah. Di

tengah-tengah perjalanan kembali pulang itu, beliau menyuruh merobohkan

Masjid Dhirar yang didirikan oleh golongan munafiq Madinah, setelah

beliau sampai di Madinah datanglah utusan dari Tsaqif, menghadap beliau.

Dalam tahun itu, Abdullah bin Ubai, pemimpin kaum munafiq me-

ninggaldunia. Dan dalam tahun itu pula wafatlah ummu Kultsum, puteri

Rasulullah.

10) Tahun Kesepuluh Hijrah

Dalam tahun kesepuluh Hijrah, Rasulullah mengutus Ali bin Abu

Thalib ke kabilah Yaman. Setelah berangkat beliau berpesan kepadanya

agar jangan sampai memerangi mereka sebelum mereka itu memeranginya.

Tetapi karena mereka memerangi orang-orang Islam, maka terpaksa orang-

orang Islam memerangi mereka sehingga mereka itu mengundurkan diri dan

lari. Kemudian Ali mengajak sekali lagi kepada mereka itu untuk masuk

Islam, lalu mereka masuk Islam. Dalam tahun itu beliau mengutus Mu’adz

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

35

bin Jabal untuk pergi ke dataran tinggi Yaman, dan Abu Musa Asy’ari ke

dataran rendahnya. Kepada keduanya beliau berpesan: ’’Mudahkanlah

mereka itu nanti dan janganlah kamu persukar”.

Dalam tahun itu dan sebelumnya telah banyak utusan-utusan Arab dan

orang-orang banyak sama masuk Islam. Dalam tahun itu pula beliau berhajji

Wada’ (Hajji minta diri). Pada waktu itu, beliau berkhutbah, yang terkenal

dengan nama khutbah ’Arafah yaitu ketika pada hari ’Arafah. Di antara isi

khutbah itu banyak memberi pelajaran pada manusia tentang pokok-pokok

agama Islam dan cabang-cabangnya. Dalam tahun itu pula, Ibrahim putera

beliau meninggal dunia.Sebelum Rasulullah wafat, beliau telah menyiapkan

sepasukan tentara yang dikepalai oleh Usamah bin Zaid, untuk berangkat ke

Ubna di mana terbunuh ayahnya di sana.

Dalam tentara itu terdapat pembesar-pembesar sahabat dan terdiri dari

kaum Muhajirin dan Anshar, seperti: Abu Bakar, ’Umar, Abu ’Ubaidah dan

Sa’d. Atas pimpinan Usamah itu, maka orang-orang sama menyangkal

karena ia masih muda dan umurnya tidak lebih dari 17 tahun. Maka karena

beliau mengetahui atas penyangkalan itu, beliau sangat marah dan bersabda:

’’Pesan sajalah kamu semua kepadanya itu dengan kebaikan, karena

sesungguhnya ia itu adalah pilihanmu”. Tetapi belum sampai diteruskan

perjalanan tentara itu pada masa beliau, karena ketika itu beliau telah mulai

sakit sehingga pulang ke rahmatullah dan pindah ke alam baqa’ (alam yang

kekal).

1) Rasulullah Mulai Sakit

Beliau mulai sakit pada akhir bulan Shafar tahun kesebelas Hijrah.

Maka berlangsunglah sakitnya itu selama 13 hari. Di tengah- tengah sakit

itu,' beliau berpindah-pindah ke rumah isteri-isteri beliau dengan bergilir.

Ketika sakitnya itu merasa sangat, beliau minta izin kepada isteri- isterinya

agar sakitnya itu dirawat di rumah ’Aisyah. Lalu mereka mengizinkannya

dan dibawalah ke sana. Ketika beliau berudzur untuk keluar shalat (karena

sakit), beliau bersabda: ’’Perintahlah Abu Bakar agar shalat dengan orang-

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

36

orang banyak”. Dengan begitu, beliau telah merelakan kepadanya sebagai

khalifah sewaktu beliau masih hidup.

Ketika kaum Anshar mendengar sakit beliau itu, telah sangat benar,

mereka lalu berkumpul di Masjid. Maka ’Abbas memberitahu pada beliau

atas duka cita dan berkumpulnya mereka itu. Maka keluarlah beliau ke

tempat mereka berkumpul itu dengan diikat kepalanya dengan serban dan

berjalan gemetar (menggigil) yang didampingi oleh Ali dan Fadil, sambil

beliau merangkul dan bersandar pada keduanya. Sedang ’Abbas berada di

muka mereka itu. Setelah beliau sampai di Masjid itu, lalu duduk di tangga

mimbar yang terbawah sambil memuji kepada Tuhan dan kemudian

bersabda: ”Hai orang banyak ! Sesungguhnya telah sampai kepadaku dan

akupun mengerti bahwa kamu semua itu takut akan kematian Nabimu.

Apakah tetap hidup Nabi-Nabi sebelum saya dulu yang diutus Allah ? Maka

kalau kiranya ada yang tetap, tentu aku akan ada di sampingmu selalu ?

Ingatlah bahwa sesungguhnya aku akan bertemu pada Tuhanku, dan kamu

semua akan bertemu padaku besok. Maka aku berpesan kebaikan pada

kamu semua sebagai kaum Muhajirin yang pertama”.

2) Rasulullah S.A.W. Wafat

Beliau wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun

kesebelas Hijrah. Ketika hari itu sampailah umur beliau 63 tahun. Atas

wafat beliau itu, maka kaum Muslimin sama berduka cita dan terasa sangat

beratlah bagi mereka itu berpisah dengan beliau. Ketika itu Umar bin

Khaththab menghunus pedangnya dan mengancam akan memenggal leher

orang yang mengatakan ’’Muhammad telah mati”. Dan ia berkata:

’’Sesungguhnya Muhammad sedang diutus oleh Tuhan sebagaimana Tuhan

mengutus nabi Musa yang ia telah meninggalkan kaumnya untuk bertapa

selama empatpuluh hari”. Ketika itu Abu Bakar sedang pergi. Sewaktu ia

datang lalu diberi tahu akan berita itu, kemudian ia masuk ke rumah Aisyah

lalu membuka muka beliau dan diciumnya, kemudian ia menangis.

Setelah itu, lalu ia keluar kepada orang-orang banyak sambil berkata:

’’Ingatlah! Barangsiapa yang menyembah Muhammad, sungguh beliau

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

37

telah wafat. Tetapi barangsiapa yang menyembah Allah maka

sesungguhnya Allah itu hidup kekal dan tiada akan mati”. Setelah itu ia

membaca firman Allah : Ia membaca lagi: Setelah mendengar Abu Bakar

dalam membacakan ayat Tuhan itu, maka ’Umar lalu insaf akan kematian

beliau itu dan ia berkata: ’’Seakan-akan saya belum pernah membaca ayat

itu” Beliau wafat tiada segera dimakamkan. Mayat beliau menetap di rumah

selama dua hari dua malam, yaitu dari hari Senin, malam Selasa, hari Selasa

dan malam Rabu, sehingga orang-orang Islam selesai mengangkat Khalifah

sebagai pengganti beliau. Setelah mereka selesai dalam pengangkatan itu,

beliau lalu dimandikan dan kemudian dikafani tiga lapis kain baju yang

bukan gamis dan serban. Kemudian diletakkan pada balai-balai di rumah

beliau (rumah ’Aisyah). Orang-orang Islam sama menshalatinya sendiri-

sendiri dengan tiada Imam. Cara mereka menshalati diatur dengan cara gilir

berganti. Pertamakah orang-orang lelaki, kemudian orang-orang perempuan

dan akhirnya pemuda-pemuda dan anak-anak.

(Engkau adalah orang yang mati (Muhammad) dan mereka semuapun

akan mati). Dan Muhammad itu tidak lebih daripada seorang utusan, utusan-

utusan sebelum dia sudah lalulah adanya: maka kalau ia mati atau terbunuh

apakah kamu akan berbalik haluan? Barangsiapa yang kembali semula,

maka tiadalah akan membahayakan Allah sesuatu itu, dan Allah akan

membalas kebaikan kepada orang-orang yang bersyukur kepada-

Nya.Setelah selesai, lalu beliau dimakamkan di kamar ’Aisyah. Makam itu

ditinggikan sedikit dari tanah yaitu satu jengkal dan kemudian disiraminya

dengan air. Beliau wafat dengan meninggalkan dua tuntunan bagi kaum

Muslimin seluruhnya, yang tiada akan membahayakan untuk selama-

lamanya selagi mereka berpegangan kepada kedua pokok tuntunan itu.

Pokok tuntunan itu pertama ialah Kitab Allah (Al-Qur’an) yang isinya tiada

terdapat suatu kebathalan bagi orang-orang semasa beliau dan orang-orang

kemudiannya Pokok tuntunan yang kedua ialah Hadits Rasul yang

menerangkan Agama dan menunjukkan isi dan maksud al-Qur’anul Karim.

3) Putera-Puteri Rasulullah

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

38

Putera-putera Rasulullah s.a.w. ada tiga orang, yang kesemuanya itu

telah lebih dahulu meninggaldunia sebelum beliau wafat. Mereka itu ialah:

1) Qasim ; ia lahir sebelum beliau jadi Nabi dan ia hidup hanya dua tahun.

2) Ibrahim; ia dilahirkan tahun kedelapan Hijrah, dan ia hidup hanya 70 hari

dan 3) ’Abdullah2); ia dilahirkan sebelum beliau jadi Nabi, dan ia

meninggaldunia ketika masih kecil. Adapun puteri-puteri beliau ada empat

orang, yaitu: Zainab 3); ia masih mendapatkan (menangi) Islam, maka

Islamlah ia Ruqayyah, 3) Ummi Kultsum dan 4) Fathimah 4). Semua puteri

beliau itu telah mendahului wafat, sebelum beliau kecuali Fathimah. Ia

hidup selama enam bulan sesudah wafat Nabi.

4) Isteri-Isteri Rasulullah S.A.W.

Isteri-isteri itu ada sebelas wanita, di antaranya enam wanita dari

golongan Quraisy, empat wanita dari golongan Arab dan seorang wanita

lagi dari Bani Isra’il, Yang dari golongan Quraisy ialah: 1) Khadijah binti

Khuwailid ; yang selama beliau beristeri dengan dia, beliau tiada kawin

dengan lainnya,, kecuali setelah ia meninggaldunia. 2) ’Aisyah binti Abu

Bakar Asshiddiq, 3) Hafshah anak ’Umar, 4) Ummu Habibah anak Abu

Sufyan, 5) Ummu Salamah atau Hindun anak Abu Umayyah dan 6) Saudah

anak Zam’ah. Yang dari golongan Arab di antaranya ialah: 1) Zainab anak

Jahsy, 2) Maimunah anak Harits. 3) Zainab anak Khuzaimah, dan 4)

Juwariah anak Harits. Sedang yang dari Bani Isra’il ialah: Shafiyyah anak

Huyay. Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah meninggaldunia ketika beliau

masih hidup. Dan ketika beliau wafat meninggalkan sembilan isteri. Qasim:

adalah putera Rasulullah yang pertama dilahirkan sebelum beliau jadi Rasul.

Abdullah: mendapat gelar juga Tayyib atau Tahir. 1) Zainab: adalah puteri

beliau yang tertua .) Fathimah mendapat gelar Batui, karena ia seorang

puteri yang termulia pada masa itu perihal budi perangainya dan lagi teguh

beragama.

Adapun isteri beliau yang beliau dapat dari hadiah dan tawanan ada

empat di antaranya ialah: 1) Mariyah dari Qibti, hadiah dari pembesar

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

39

Mesir, 2) Raihanah Qurazhiyyah, 3) Seorang wanita yang beliau nikahi dari

Zainah binti Jahsy dan Ialah yang beliau dapatkan dari tawadui.

5) Paman Dan Bibi Beliau (Putera-Puteri Abdul Muththalib)

Paman beliau ada sepuluh orang, sedangkan bibi beliau ada enam

orang. Paman-paman beliau itu ialah: 1) Abu Thalib, 2) Zubair, 3) Hamzah,

4) Muqawwam, 5) Abdul Fadlal Abbas ), 6) Dhirar, 7) Harits, 8) Qufsam, 9)

Abu Lahab 3) dan 10) Ghaidaq. Adapun bibi-bibi beliau ialah: 1) Shafiyyah,

2) ’Atikah, 3) Baidla, Barrah, 5) Umaimah 4) dan 6) Arwa. Semua paman

beliau itu tidak ada yang masuk Islam, kecuali hanya Hamzah dan ’Abbas

saja. Sedang dari bibi beliau yang masuk Islam hanyalah Shaffiyyah. Tetapi

tentang ’Atikah dan Arwa itu ada yang mengatakan sudah masuk Islam dan

ada yang mengatakan tidak.) Dalam kitab sejarah Ibnu Hisyam, dan kitab

sejarah Al-Halabiyyah dikatakan: Jumlah dan nama paman Rasulullah itu

ada khilaf (perselisihan) di antara pendapat para ulama. (Abu Thalib itu

dinamai juga Abdul Manaf). ’Abbas, adalah saudara sesusu Rasulullah yang

meninggaldunia pada masa Utsman menjabat Khalifah dan ketika itu

berumur delapan puluh delapan tahun. Abu Lahab dinamai juga Abdul

’Uzza. Umaimah ini adalah saudara kembar dengan ayah Nabi.

6) Bentuk Tubuh Dan Sebagian Keadaan Rasulullah

Rasulullah s.a.w. adalah seorang yang paling baik, tampan bentuk

tubuhnya. Mukanya putih, baik mulutnya, cukup besar kepalanya, licin pe-

lipisnya, lebar dahinya, rambut idapnya tebal serta hitam kedua

matanyahidungnya mancung, pipinya cukup panjang, janggutnya tebal, jari

tangan dan kakinya besar dan tegap, belikat dan hastanya besar, luas

pundaknya, dadanya bentuk badannya sedang, yakni tidak terlalu tinggi dan

tidak terlalu pendek, rambutnya sedang yakni tidak terlalu keriting, suaranya

merdu yang kemerduannya itu tiada seorangpun yang menyamainya, kalau

tertawa tersenyum manis, kalau berjalan tegap, seakan-akan turun dari atas

(Hal itu menunjukkan atas ketegapan dan perkasanya). Kalau menengok

dengan seluruh badannya, tidak hanya kepalanya saja. Beliau selalu berbau

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

40

harum sekalipun tidak berminyak harum. Dan beliau pun tidak pernah

menguap, juga tidak pernah gdlegekan karena kenyang dan lain-lain.

7) Budi Perangai Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam

Rasulullah adalah seorang yang paling sempurna bentuk tubuhnya

teramat tinggi budi perangainya. Fikiran beliau amat cerdas dan luas, suka

menyintai terhadap fakir-miskin, selalu kasih-sayang kepada sesama

manusia, beliau tiada pernah marah kecuali jika perintah Tuhan dilanggar

(tidak pernah marah karena dorongan hawa-nafsu). Beliau selalu memberi

ampun kepada orang-orang-yang pernah menyiksa atau menyakitinya. Be-

liau bukan seorang yang suka mencaci dan mencela lagi bukan seorang yang

gemar melaknat pada orang lain. Beliau sangat takut pada Tuhan, berani lagi

kuat, dermawan dan mulia, fasih lidahnya, bersih dan suci bicaranya,

kepandaian beliau dalam soal bahasa dikagumi orang-orang, karena beliau

mahir berbahasa kabilah-kabilah ’Arab yang bermacam-macam jalan ba-

hasanya itu. Beliau melarang para shahabatnya akan berdiri untuk meng-

hormat beliau, pada waktu beliau memasuki persidangan, karena memang

beliau tidak gila pangkat dan hormat.

8) Mu’jizat Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam

Di antara mu’jizat beliau ialah: memecah bulan ketika orang-orang

Quraisy meminta kepada beliau, dapat mengeluarkan air dari jari tangan be-

liau, ketika beliau meletakkan tangan beliau pada sebuah tempat yang berisi

air sedikit. Beliaupun dapat memperbanyak makanan yang sedikit dan dapat

menyembuhkan orang-orang sakit. Adapun Mu’jizat beliau yang terbesar

adalah kitab suci Al-Qur’an yang telah melemahkan cerdik-pandai dari

orang-orang ’Arab untuk membuat surat yang sependek-pendeknya serupa

Qur’an. Namun mereka lemah dan tak sanggup, sekalipun mereka termasuk

golongan yang mempunyai kegemaran beradu sastera dan kepandaian.

Firman Tuhan dalam Qur’an:

(Katakanlah hai Muhammad! Andaikata para Jin dan Manusia sama'

berkumpul untuk membuat sesuratpun yang seperti Qur’an, niscaya mereka

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

41

itu tak akan dapat sekalipun di antara mereka itu bantu-membantu atau

tolong-menolong).

B. Penelitian Yang Relevan

Skripsi yang ditulis oleh Nurul Khairiah Aziz, Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Muhammdiyah Jakarta, dengan

judul “Pemikiran al-Ghazali tentang Akhlak” menyimpulkan bahwa akhlak

yang baik menurut Imam al-Ghazali yaitu tingkah laku yang mulia dan

perbuatan yang baik yang tercermin dari iman yang benar dan sempurna.

Oleh karena itu pembinaan jiwa harus didahulukan dari yang lainnya.

Dengan ilmu dan amal akhlak yang baik akan dapat dipertahankan dan

ditingkatkan. Akhlak yang buruk adalah sumber yang membinasakan jiwa

yang mendatangkan kemaluan dan kehinaan yang nyata. Dan akhlak yang

buruk dapat dirubah sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri. Al-

Ghazali juga memandang bahwa perubahan-perubahan akhlak bagi

seseorang adalah bersifat mungkin.40

Skripsi yang ditulis oleh Baha’udin, Mahasiswa jurusan PAI IAIN

Walisongo Semarang, dengan judul “Konsepsi Abdullah Nashih Ulwan

tentang Metode Pendidikan Moral Anak Dalam Keluarga” (Telaah Kitab

Tarbiya al-Aulad fil Islam) menyimpulkan bahwa pendidikan moral harus

menggunakan teknik yang sesuai agar mencapai keberhasilan yang optimal.

Untuk itu dibutuhkan dukungan faktor seperti pendidik, anak didik, metode

dan tujuan. Menurut Ulwan, metode yang harus digunakan oleh para

pendidik termasuk orang tua sebagaimana yang diterapkan oleh Nabi

Muhamad SAW, dalam mendidik putra-putri dan para sahabatnya, adalah:

1) Pendidikan dengan keteladanan

2) Pendidikan dengan adat kebiasaan

3) Pendidikan dengan nasihat

4) Pendidikan dengan memberi perhatian

5) Pendidikan dengan memberikan hukuman

40 Yusrina, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa diSMP YPI Cempaka Putih Bintaro, Skripsi, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah,2006), h. 69

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

42

Metode-metode yang ditawarkan Ulwan itu efektif, hal ini dapat

ditinjau dari kajian psikologis, sosiologis, dan religius.

a) Secara psikologis yaitu anak mempunyai rasa imitasi yang tinggi, untuk

itu bagi orang tua (pendidik) agar dapat memberikan keteladanan,

nasehat dan hukuman yang mendidik.

b) Dari perspektif sosiologis, bahwa manusia merupakan manusia yang

mendidik dan harus di didik, anak harus di didik agar perkembangannya

berjalan lancar41.

41 Baha’udin, “Konsepsi Abdullah Nashih Ulwan tentang Metode Pendidikan Moral AnakDalam Keluarga: Telaah Kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam”, Skripsi, (Semarang: Fakultas TarbiyahIAIN Walisongo), h. 62

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

43

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Adapun objek dari penelitian ini adalah Nilai-Nilai Akhlak pada Kisah

Nabi Muhammad SAW dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin. Sedangkan waktu

penelitian ini sejak tanggal 21 Desember tahun 2013 sampai dengan tanggal 28

Agustus 2014.

B. Metodologi dan Tehnik Penelitian

Untuk memperoleh kajian yang relevan dengan tema pokok bahasan dan

untuk mempermudah pengertian serta ke arah penulisan yang sesuai dengan

permasalahan pada judul, maka penulis mengumpulkan dalam suatu daftar yang

mempergunakan metodologi dan menganalisa semua data yang terkumpul.1

Adapun perangkat-perangkat metode penelitian yang dimaksud adalah:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan ,dll., secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.2 Jadi dalam penelitian ini mencari pokok-pokok akhlak Nabi

Muhammad SAW sehingga akan dapat mempermudah dalam kajian ini.

Selanjutnya untuk memberi penjelasan atau penafsiran terhadap kisah

tersebut, melalui metode studi pustaka (library research), yaitu penelitian yang

menggunakan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi

yang terdapat dalam kepustakaan3. maka langkah yang ditempuh adalah dengan

cara membaca, memahami serta menelaah buku-buku yang berkenaan dengan

1 Nasution, Metodologi Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), H. 145.2 Lexy j. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT Remaja Offset Rosda Karya,

2011), h. 63 Ibid.

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

44

44

permasalahan yang ada, kemudian dianalisa. Biasanya, dilakukan dengan cara

mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang

kemudian disajikan dengan cara baru atau untuk keperluan baru.

Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide

untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk

melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori

baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah. Dan jenis

penelitian ini dapat dipahami sebagai penelitian teoritik dan terkait pada values,

tetapi tetap diperlukan keterkaitannya dengan empiris.4 Dengan demikian data

yag diperoleh dari hasil literer dideskripsikan apa adanya kemudian dianalisis.

2. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana

data dapat diperoleh.5 Maka dalam penelitian sumber data yang digunakan

adalah sebagai berikut Karena penulis ini menggunakan metode library research

maka diambil data dari berbagai sumber sebagai berikut:

a. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh dari data-data sumber primer

yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut. Adapun buku yang

penulis jadikan rujukan atau sumber primer adalah Kitab khulasah Nurul Yaqin,

untuk memudahkan penulis dalam menyajikannya maka penulis mengambil

kitab tersebut dalam versi terjemah Abdullah Umar, Ringkasan Khulasah Nurul

Yaqin Jilid I, (Surabaya: Ampel, 1994)

b. Sumber data sekunder, yaitu yang diperoleh dari sumber yang bukan asli.6

Sedangkan buku-buku sekunder penulis ambil dari beberapa buku lain yang

relevan dengan penelitian ini.

C. Fokus Penelitian

Adapun fokus penulis dalam penelitian ini adalah Nilai-Nilai Akhlak pada

Kisah Nabi Muhammad SAW dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin

.

4 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), h. 55.5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 129.6 Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1995), h.

133

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

45

45

D. Prosedur Penelitian

1. Metode Analisis Data

Menulis menggunakkan teknik analisis isi (content analysis). Teknik

analisis ini merupakan kesimpulan yang shahih dari sebuah buku atau dokumen,

juga merupakan teknik untuk menemukan karakterisitik pesan, yag

penggarapannya dilakukan secara objektif dan sistematis.7 Untuk

mempermudah memecahkan msalah yang telah dirumuskan, penulis mencoba

menganalisis secara kritis dan konstruktif dari kisah Nabi Muhammad SAW

yang terdapat dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin.

a. Analisis Isi (Content Analisis)

Guna mencari jawaban dari permasalahan yang ada di atas, penulis

menggunakan metode Analisis Isi (Content Analisys) dalam penelitian ini.

Menurut B. Berelson sebagaimana dikutip Hasan Sadily, metode Analisis Isi

(Content Analisis) adalah suatu teknik penyelidikan yang berusaha untuk

menguraikan secara objektif, sistematik dan kuantitatif isi yang

termanifestasikan dalam suatu komunikasi.8

2. Teknik Penulisan Skripsi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengacu kepada teknik penulisan

skripsi dan berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011. Sebagai bahan panduan para

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dalam menyelesaikan studi Sarjana

Strata 1.

7 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), h. 2638Hasan Sadily, Ensiklopedia (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeva, 1980) hlm. 207

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

46

BAB IV

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA KISAH NABI

MUHAMMAD SAW DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN

A. Sekilas Tentang Nabi Muhammad SAW

Dari Abdullah, Aminah mengandung Muhammad. Pada malam senin

tanggal 12 Rabi’ul Awwal Tahun Gajah (571 Masehi) Muhammad lahir.

Disebut sebagai tahun Gajah karena pada saat itu terjadi peristiwa

penyerangan Ka’bah yang dilancarkan Abrahah al-Asyram, pejabat Najasyi

Habasyah di Yaman. Ayah beliau adalah Abdullah, anak pasangan dari

Abdul Muthalib bin Hasyim dan Fatimah binti Amr bin A’id al-Makhzumi.

Sedangka ibundanya, bernama Aminah,anak dari pasangan Wahab bin

Abdul Manaf bin Zuhrah dan Barrah binti Abdul ‘Uzza bin Utsman.1

Adalah Nabi s.a.w. ketika kecilnya suka menggembala kambing

orang-orang Makkah dengan suatu upahan yang beliau bisa hidup

dengannya. Tatkala sampai umur sembilan tahun, Nabi berlayar ke- Syam

bersama paman beliau yang bernama Abu Thalib, dengan membawa

dagangan. Tatkala sampai disuatu tempat yang bernama Bushra, seorang

pendita bernama Buhaira melihat Nabi. Lalu pendeta ini memberi tahu

kepada pamannya, bahwa beliau akan menjadi Nabi yang terakhir dari

antara nabi-nabi. Pendeta itu meminta kepada pamannya supaya ia pulang

membawa Nabi, karena takut kepada musuh yang menanti-nanti beliau.

Pendeta itu menetapkan kenabian nabi Muhammad itu, dari alamat-alamat

yang tersebut dalam kitab-kitab ahli Kitab.

Ketika berumur 25 tahun, Nabi s.a.w. berlayar, kedua kalinya kenegeri

Syam, membawa dagangan sitti Khadiejah. Adalah Khadiejah seorang

perempuan yang mulia, lagi berharta; ia mengupah orang laki-laki dalam

menjalankan hartanya. Khadiejah memilih Nabi untuk pekerjaan itu, karena

ia pernah mendengar tentang kebenaran Nabi s.a.w., tentang amanat-

1 Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah, (Yogyakarta:al-Ruz Media,2012), h. 75

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

47

amanatnya dan tentang akhlaq-akhlaq beliau yang mulia. Pelayan Khadijah

bernama Maisarah, ikut bersama Nabi Kedua-duanya berjual beli dan

kembali dengan membawa keuntungan yang besar. Sesudah 2 bulan

sekembali Nabi dari pelayarannya yang kedua kali, lalu Nabi kawin dengan

Siti Khadijah. Khadijah-lah yang meminang Nabi, diwaktu itu Khadijah

berumur 40 tahun, sedang Nabi 25 tahun. Sebelum kawin dengan Nabi,

Khadijah kawin dengan Abi Halah. Suaminya ini meninggal dunia dan ada

meninggalkan seorang anak laki-laki bernama Halah. la menjadi isteri

Rasulullah selama 25 tahun dan tidak pernah Nabi kawin yang lain

daripadanya, sehingga Siti Khadijah wafat.2

Tatkala ’umur Nabi s.a.w. 40 tahun, Allah mengutus beliau sebagai

rahmat bagi manusia.Wahyunya, mulai dengan impian yang benar.

Kemudian Jibriel turun kepada Nabi ketika Nabi sedang ber’ibadah dalam

gua Hira’. la mengajar Nabi bagaimana beliau harus memimpin manusia

kejalan yang lurus. Nabi mulai ajakan beliau dengan sembunyi. Yang

pertama beriman kepada beliau ialah sitti Khadiejah, Abu Bakar, Ali bin

Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah. Sesudah tiga tahun, Nabi diperintah

berterang-terangan, lalu beliau mengumpulkan kaumnya dan mengancam

mereka dengan ’adzab akhirat. Tatkala turun Ayat: Artinya: Ancamlah

keluargamu yang dekat-dekat.3

B. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kisah Nabi SAW pada

Kitab Khulashah Nurul Yaqin

Tarbiyah (pendidikan) kepemimpinan Muhammad SAW telah dimulai

sejak kanak-kanak terutama ketika beliau oleh kakenya ini. Ketika usia

Muhammad delapan tahun, kakek beliau meninggal dunia. Muhammad pun

tinggal bersama pamannya, Abu Thalib. Walaupun Abu Thalib ketua Suku

Bani Hasyim, ia hidup dengan sederhana. Bahkan Muhammad SAW belajar

hidup mandiri denga menggembala kambing di padang pasir.4 Bila tujuan

utama Rasullah SAW adalah menyempurnakan kemuliaan akhlak, proses

2 Ibid., h.3 Ibid.,4 Ibid., h. 84

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

48

pendidikan seyogyanya di arahkan menuju terbentuknya pribadi dan umat

yang berakhlak mulia. Hal ini sesuai dengan penegasan Allah bahwa Nabi

Muhammad adalah teladan utama bagi umat manusia. Untuk mencapai hal

itu, akhlak mulia harus ditegakkan dalam formulasi tujuan pendidikan.

Islam sebagai agama yang seimbang, mengajarkan bahwa setiap usaha

yang dilakukan manusia tidak hanya melibatkan peran manusia, tetapi juga

melibatkan peran Tuhan. Nabi Muhammad SAW menggambarkan proses

pendidikan seperti sebuah kegiatan bertani. Jika seseorang petani ingin

mendapatkan hasil pertanian yang baik, ia harus menyiapkan lahan yang

subur dan gembur, udara dan cuaca yang tepat, air dan pupuk yang cukup,

bibit yang unggul, cara menanam yang benar, pemeliharaan dan perawatan

tanaman yang benar dan intensif, waktu dan masa tanam yang tepat dan

cukup. Namun, meski berbagai usaha tersebut dilakukan, tetapi belum dapat

menjamin seratus persen bahwa hasil tersebut akan berhasil dengan baik.

Dengan demikian, pendidikan Islam seharusnya bertujuan mencapai

pertumbuhan seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui

pelatihan spiritual, kecerdasan rasio, perasaan, dan panca indra. Oleh karena

itu, pendidikan Islam seharusnya menjadi pelayan pertumbuhan bagi

manusia dalam segala aspeknya yang meliputi aspek spiritual, intelektual,

imajinasi, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individu maupun secara

kolektif dan memotivasi semua aspek tersebut kepada kebaikan dan

pencapaian kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan bertumpu pada

terealisasinya ketundukan kepada Allah baik dalam level individu,

komunitas, dan manusia secara luas.5

Setelah diuraikan pada bab-bab sebelumnya penulis akan

menganalisis tentang nilai-nilai akhlak yang terdapat dalam kisah Nabi

Muhammad SAW. Berbicara tentang kemuliaan dan keagungan akhlak

Rasulullah SAW, sudah tidak perlu diragukan lagi. Tidak hanya orang Islam

yang mengagumi kemuliaan akhlak Rasul, orang diluar Islam pun banyak

yang mengakuinya. Karena memang jauh sebelum Islam datang dan Nabi

5 Ibid., h. 88

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

49

Muhammad SAW diutus kehidupan di jazirah arab sangat jahil, keji dan

munkar. Sebelum Islam datang, bangsa arab merupakan bangsa yang

mayoritas bergelimangan dosa dan perbuatan buruk lainnya,seperti:

penguburan bayi perempuan hidup-hidup (di suku Tamim) yang tidak

menghendaki kelahiran bayi perempuan, serta penyembahan berhala-berhala

(latta, uzza, manat, hubbal)6. Untuk memperbaiki kondisi tersebut

sebagaimana telah dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa Nabi diutus sebagai

rahmat untuk sekalian alam.

dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmatbagi semesta alam.(QS. Al-Anbiya:107)7

Kata rahmat tersebut secara sederhana dapat diartikan keuntungan,

keberkahan, kebaikan dan kesejahteraan dalam segala bidang, baik sosial,

ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan lain

sebagainya.8selanjutnya dalam rangka memberi rahmat pada seluruh alam

tersebut.

Dan ketika ‘Aisyah, isteri Rasulullah SAW ditanya para sahabat

tentang bagaimanakah akhlak Rasulullah SAW itu? Maka ‘Aisyah

menjawab: akhlak Rasulullah SAW adalah al-Qur’an. Dengan kata lain visi

dan misi kehadiran Rasulullah ke muka bumi ini sebagai penyempurna,

melakukan perbaikan akhlak agar tercipta rahmat bagi seluruh

‘alam.9Berkenaan dengan hal tersebut, didalam penelitian ini akan

mengungkap tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam

kisah Nabi Muhammad SAW. Mengingat akhlak rasulullah SAW ini harus

diikuti dan dijadikan teladan bagi umat manusia. Allah SWT menyatakan:

6 Zahruddin AR, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h.167

7 QS. Al-Anbiya:1078 Abuddin Nata, Pendidikan Spiritual dalam Tradisi KeIslaman, (Bandung:Angkasa,

2003), Cet. III, h. 359 Abuddin Nata, Op. Cit., h. 36

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

50

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baikbagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.10

Akhlak Rasulullah SAW diakui oleh para peneliti sebagai akhlak yang

paling unggul dibandingkan yang lain. Seorang pemikir dari India, Abu al-

A’la al-Maududi melukiskan kepribadian Rasulullah SAW dengan

ungkapan: “He is the only one personality that all exellences have been

blanded in him” Ia (Muhammad SAW) adalah satu-satunya pribadi dimana

seluruh keunggulan kualitas terdapat pada dirinya11. Hal ini dapat

dikemukakan dalam akhlak Rasul yang terdapat dalam kisah Nabi SAW

pada kitab Khulashah Nurul Yaqin sebagai berikut:

Pertama, sebagai kanak-kanak Rasulullah telah menunjukkan sebagai

anak yang baik. Ia rajin membentu pamannya menggembala kambing,

karena menyadari bahwa ia hidup karena pertolongan dan bantuan

pamannya yang diketahui secara ekonomis berada dalam kekurangan. Sejak

kecil ia telah menunjukkan sifat-sifat yang baik seperti tidak pernah

melakukan perbuatan buruk yang dilakukan masyarakat pada masanya,

seperti berjudi, meminum minuman keras, berfoya-foya dan sebagainya.

Dalam suatu riwayat dikatakan, bahwa suatu ketika Muhammad SAW

tertarik untuk melihat suatu hiburan yang berada dekat tempat ia tinggal di

Mekkah. Tetapi ditempat itu Muhammad SAW tertidur hingga pagi hari,

sehingga ia tidak menyaksikan hiburan tersebut12.

Kedua, sebagai suami. Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai suami

yang amat sayang pada istrinya (romantis). Kepada Siti ‘Aisyah, Rasulullah

10 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:Citra Kharisma Bunda,2009), h. 593

11 Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah, (Yogyakarta:al-Ruz Media,2012), h. 75

12 Ibid.

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

51

memanggilnya dengan ucapan”Ya Humaira”: Wahai bunga mawar yang

sedang mekar.” Tidak hanya pada istrinya, kepada wanita lain pun ia sangat

menyayanginya. Wanita dianggap sebagai tiang negara (al-Mar’ah imad al-

Bilad), dianggap sebagai madrasah (tempat diselenggarakannya kegiatan

pendidikan). Jika wanita itu dipersiapkan dengan baik maka berarti ia telah

menyiapkan generasi muda masa depan yang baik pula.13(al-Umm

Madrasah idza ‘adabtaha khairan, adabta syu’ban khairan). Jika wanita itu

dipersiapkan dengan baik maka berarti ia telah menyiapkan generasi muda

masa depan yang baik pula. Lebih lanjut Nabi mengatakan: Surga berada

dibawah telapak kaki ibu (wanita) :al-jannatu tahta aqdaam al-ummahat.

Sebagai suami, ayah dan kakek. Sebagai suami, Rasulullah SAW

sangat sayang kepada istri-istrinya . didalam kitab Khulashah Nurul Yaqin

tercatat bahwa istri beliau yang pertama ialah Siti Khadijah, yang

dinikahinya pada usia 40 tahun sedangkan nabi berusia 25 tahun. Selama

berumah tangga dengan khadijah Nabi tidak pernah menikahi wanita lain,

dan kurang lebih Rasulullah SAW berumah tangga dengan Khadijah selama

25 tahun sampai nyawa yang memisahkan yaitu wafatnya Khadijah. Cukup

lama Rasul menduda sampai akhirnya menikahi Siti ‘Aisyah puteri Abu

Bakar al-Shiddiq, dan memperoleh keturunan anak dan cucu.14

Ketiga, Sebagai seorang ayah atau kakek, Nabi Muhammad dikenal

sangat dekat dengan anak-anak dan cucunya, bahkan dengan anak kecil

lainnya. Syaikh Ibrahim dalam bukunya Adab al-Islam mengatakan;”Pernah

suatu ketika Rasulullah SAW sedang shalat dalam posisi sujud, cucunya

yaitu Hasan datang dan langsung menaiki puunggung beliau. Rasulullah

tetap membiarkan cucunya itu sambil terus sujud dengan waktu lama,

hingga cucunya itu turun dari punggungnya. Kejadian itu dilihat oleh

sahabat, lalu sahabat pun bertanya: Ya Rasulullah aku melihat engkau sujud

dengan waktu yang lama, apakah engkau sedang mengqadha shalat?

Menjawab pertanyaan tersebut Rasulullah berkata: Inna irtahalani

13 Ibid., h. 3714 Ibid., h. 37

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

52

fakarihtu’an u’jilahu (bahwa cucuku itu sedang bersantai diatas

punggungku maka aku enggan untuk mengganggunya)15

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa seorang peremmpuan datang

kepada Rasulullah SAW sambil membawa bayi, kemudian Nabi

berkeinginan untuk menggendong bayi tersebut namun si Ibu merasa

sungkan takut kalau anaknya akan mengotori pakaian Nabi dan

membasahinya dengan air kencingnya. Namun Rasul tetap ingin

menggendongnya, ketika bayi itu berada pada pangkuan Nabi maka bayi itu

pun membasahinya dengan air kencingnya, lantas si ibu pun merasa jengkel

kepada anaknya, lalu Rasul menasehatinya:”Wahai saudaraku, bahwasanya

pakaianku ini sungguh dapat dibersihkan dengan air, tetapi bagaimana

untuk menghilangkan luka hati anak ini karena kamu telah

memarahinya”.16

Dari peristiwa dan kejadian-kejadian tersebut terlihat dengan jelas

kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW, bahwa beliau sangat mencintai

anak-anak kecil, baik anak dan cucunya maupun anak kecil lainnya. Dalam

peristiwa anak kecil tersebut diatas, ternyata Rasul sangat memahami

kondisi psikologi bayi dan anak kecil, bahwa anak-anak memiliki jiwa

reaktif dan senang bermain, bercanda dan sebagainya. Dan itu pula yang

dikaji oleh al-Ghazali, Ibn Sina, Ibn Miskawaih untuk merumuskan metode

pengajaran yang tepat untuk anak-anak, seperti mengajarkan akhlak dengan

syair-syair dan cerita pendek, dalam pada itu Rasulullah SAW

menggambarkan jiwa anak seperti gelas yang bening dan putih. Gelas

tersebut harus disentuh hati-hati jangan sampai pecah dan jangan sampai

terisi dengan sesuatu yang kotor17.

Pemahaman Rasulullah SAW tentang psikologi anak tersebut telah

dipraktekkan dalam kehidupannya, sebagaimana terlihat pada contoh-contoh

diatas. Hal ini patut kita renungkan, karena sebagai manusia kalau Tuhan

mengizinkan pastinya akan dikaruniai anak maupun cucu. Mereka adalah

15 Ibid., h. 3916 Ibid., h. 3717 Ibid., h. 37

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

53

tunas-tunas muda harapan bangsa. Jika sejak kecil dibina dengan akhlak

yang baik maka kelak ketika dewasa ia akan menjadi orang yang baik pula.

Untuk membina agar anak-anak mau melaksanakan shalat misalnya,

maka Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya, agar setiap orang tua

ketika mendapati anaknya berumur tujuh tahun maka perintahkanlah shalat,

apabila sampai pada umur sepuluh tahun belum juga mau mengerjakan

shalat, maka anak tersebut boleh dipukul oleh orang tuanya.18pukulan

tersebut bukanlah pukulan kebencian, hal ini mempunyai tujuan agar ketika

si anak sudah (baligh) telah datang kewajiban shalat untuknya maka ia tidak

merasa berat dan mengalami kesulitan dalam mengerjakannya. Dengan kata

lain, walaupun kewajiban shalat itu baru datang sesudah anak dewasa, tetapi

perintah untuk mengerjakan shalat sudah berlaku semenjak kecil.19

Keempat, Rasulullah dapat dilihat sebagai teladan dalam bidang

pertempuran dan diplomasi. Rasulullah SAW telah tampil sebagai panglima

perang yang gagah berani dan jenius serta tokoh diplomasi yang ulung.

Sejarah Islam mencatat bahwa Rasulullah SAW telah memimpin sejumlah

peperangan besar, seperti Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khaibar, dan

Perang Khandak. Seluruh peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah Saw

dapat dimenangkan oleh orang Islam, kecuali perang Uhud. Pada Perang

Badar, jumlah pasukan kafir Quraisy berkekuatan tiga kali lipatdari jumlah

pasukan Islam, padahal secara militer pasukan Rasulullah Saw belum begitu

kuat, karena perang tersebut terjadi pada tahun kedua setelah nabi hijrah ke

Madinah. Pada peperangan itu Rasulullah mengambil teknik menyerang

dengan penuh semangat dan keyakinan bahwa Allah akan menolong dan

memberikan kemenangan. Menurut Husain Haikal dalam bukunya Hayat

Muhammad, Rasulullah Saw menugaskan sejumlah sahabat untuk

menyelidiki kekuatan musuh, dengan cara menghitung jumlah unta yang

dipotong setiap hari. Karena menurut kebiasaan satu ekor unta biasanya

18 Ibid., h. 4019 Ibid., h. 41

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

54

dimakan untuk seratus orang. Jika jumlah unta yang dipotong diketahui,

maka secara otomastis jumlah pasukan Quraisy pun dapat diketahui.20

Sebagai diplomat ulung, Rasulullah Saw telah menunjukkan

keberhasilannya mempersatukan suku-suku Arab yang saling bertempur

hingga menjadi suatu kekuatan yang solid dan tangguh. Rasulullah berhasil

membujuk pihak lawan untuk mau melakukan perundingan dan perdamaian.

Sehingga mereka mau menandatangani perjanjian Hudaibiyah, Piagam

Madinah, dan sebagainya. Melalui kekuatan diplomasinya pulaa

pertempuran darah dapat ditekan seminimal mungkin.21

Kelima, sebagai ahli pendidikan yang berhasil. Menurut Ziauddin

Alavi dalam bukunya Moslem Educational Thought in the Middle Age,

bahwa Rasulullah SAW adalah guru pertama dalam Islam. Beliau

menggunakan masjid Nabawi untuk mengajar al-Qur’an dan masalah-

masalah yang berkaitan dengan ajaran Islam. Rasulullah SAW menyatakan

bahwa menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam,

mulai dari ayunan hingga ke liang lahat, mulai dari lingkungan keluarga

sampai pada lingkungan masyrakat yang luas. Orang yang berilmu pun

wajib mengamalkan ilmunya, jika tidak diamalkan ilmunya maka akan

diancam dengan api neraka sebelum para penyembah berhala.22

Pergi menuntut ilmu dinilai sama dengan jihad dijalan Allah, bahkan

lebih tinggi nilainya dari pada mengerjakan shalat sunnah. Dalam suatu

riwayat yang dikemukakan Husain al-Nadhwi, bahwa pada suatu ketika

Rasulullah menjumpai dua kelompok orang di Masjid. Kelompok pertama

sedang mengerjakan shalat sunnah, sedang kelompok kedua sedang

berdiskusi mempernincangkan suatu masalah ilmu. Ternyata Rasulullah

bergabung dengan kelompok kedua yang sedang berdiskusi. Dalam

hubungannya dengan pendidikan, Rasulullah Saw menekankan agar

mengajar dengan cara yang manusiawi, terbuka dan demokratis. Manusiawi

20 Ibid., h. 4121 Ibid., h. 4322 Ibid., h. 44

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

55

dalam arti mengajar berdasarkan kesanggupan dan kemampuan daya

tangkap peserta didik. Terbuka dalam arti Rasulullah bersedia untuk

menerima masukan dan kritikan yang disampaikan kepadanya oleh sahabat-

sahabatnya. Dan demokrasi dalam arti Rasulullah menghargai pendapat

yang dikemukakan para sahabatnya23.

Dalam pada itu Rasulullah juga ternyata sebagai seorang sahabat yang

setia dan sejati. Beliau sangat menyayangi para sahabatnya yang nyata-nyata

berbuat keliru, dengan cara yang baik dan tidak menyinggung perasaaannya.

Untuk lebih dekat dengan para sahabatnya ini, Rasulullah SAW tidak segan-

segan memberikan julukan atau sebutan yang menyenangkan hati para

sahabatnya. Abu Bakar diberi gelar al-Shiddiq (orang yang jujur), Umar Ibn

Khattab diberi gelar al-Faruq (pemisah antara yang hak dan bathil), Utsman

Ibn Affan diberi gelar Dzun Nurain (Memiliki dua cahaya), dan kepada Ali

Ibn Abi Thalib diberi gelar Karamallahu wajhahu (semoga Allah

memuliakannya). Dengan gelar-gelar tersebut maka terjadi keakraban dan

kehangatan bathin antara Rasulullah SAW dengan para sahabatnya.24

Dengan demikian kedudukan pendidikan dan ilmu sangat berarti

penting sekali bagi Rasulullah SAW hingga beliau mewajibkan kepada

seluruh umatnya.25Sebagai seorang Nabi dan Rasul, beliau merupakan orang

yang paling tahu tentang agama yang dibawanya yaitu Islam, dan Rasulullah

SAW adalah orang yang paling sempurna dalam mengamalkan ajaran-ajaran

agamanya itu.26

Selanjutnya Rasulullah SAW juga dikenal sebagai ahli dalam bidang

perdagangan, jauh sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul beliau lebih

dahulu hidup sebagai seorang pedagang, keberhassilan dalam bidang

perniagaannya tak terlepas dari keluhuran akhlaknya yaitu beliau terkenal

pedagang yang sangat jujur, sehingga tak jarang para pembeli sangat tertarik

kepadanya. Bahkan saudagar kaya raya yaitu Siti Khadijah yang akhirnya

23 Ibid.24 Ibid., h. 4525 Ibid.26 Humaidi Tatapangarsa, Akhlaq Yang Mulia, (Surabaya:Bina Ilmu, tt), h. 11

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

56

menjadi istri rasulullah SAW pun tertarik karena kejujuran dan budi pekerti

luhur Rasulullah SAW27. Ali bin Abi Thalib berkata: Bahwa Muhammad

SAW adalah orang yang paling lapang dadanya, paling lembut perangainya

dan paling mulia dalam pergaulan. Tidak pernah menyusahkan ahli

rumahnya dalam soal makan, minum dan lainya. Pada waktu lapar, ia hanya

bertanya “Adakah makananan pada kamu”? kalau ada ia makan kalau

tidak ada ia diam. Ia tidak akan makan sebelum lapar dan kalau makan tidak

sampai kenyang, sepertiga perutnya untuk makanan dan sepertiga lagi untuk

minuman. Ia tidak pernah marah dan memukul orang kecuali dalam

peperangan28.

Sejarah mencatat bahwa rasulullah adalah ahli ibadah, bahkan sebagai

tokoh spiritual yang darinya para ahli tasawuf mengambil pijakan untuk

membangun ajaran tasawuf. Jauh sebelum menjadi Rasul, beliau sudah

terbiasa munajat kepada Allah SWT, bertahannuts, merenung tentang hal-

hal yang berhubungan dengan Tuhan. Setelah diangkat menjadi nabi dan

rasul beliau lebih giat lagi dalam beribadah bahkan diriwayatkan apabila

beliau shalat tahajjud maka bengkaklah kakinya karena sangat lamanya

beliau berdiri dan bersujud untuk memohon ampunan Allah SWT29.

Dalam bidang Sosial, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok

yang sangat peduli terhadap kaum lemah, hamba sahaya, dan dhu’afa.

Kaum wanita yang semula kurang dihargai martabatnya, diangkat oleh nabi

menjadi istrinya, diberin perlindungan dan diberikan peran-peran yang tidak

kalah dengan peran kaum pria. Bahkan kepada budak seperti Bilal Ibn

rabah, budak hitam legam berkebangsaan Afrika yang semula tidak

diperhatikan orang, nabi mengangkatnya sebagai Mu’adzzin

(pengumandang adzan). Kepedulian sosial Nabi diikuti pula dengan sikap

27Ibid., h. 45

28 Humaidi Tatapangarsa, Op. Cit., h. 1229 Abuddin Nata, Pendidikan Spiritual dalam Tradisi KeIslaman, (Bandung:Angkasa,

2003), Cet. III, h. 45

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

57

dan akhlaknya yang mulia, seperti (Shiddiq) jujur, (amanah) terpercaya,

(tabligh) menyampaikan pesan dengan benar, dan (fathanah) cerdas.30

Selanjutnya, Rasulullah SAW juga selalu teguh dalam prinsip dan

memegang kebenaran walaupun harus mengorbankan jiwa raganaya. Hal ini

terlihat ketika beliau dibujuk oleh kaum musrikin untuk menghentikan

dakwahnya dengan imbalan kedudukan, harta, dan wanita. Tetapi

Rasulullah tetap pada komitmennya, beliau tidak pernah takut dan gentar

menghadapi segala macam teror, intimidasi yang dilontarkan kaum

musyrikin31. Bahkan melalui bukunya al-Insan al-Kamil fi Ma’rifah al-

Awakhir wa al-Awail (manusia sempurna dalam konsep pengetahuan

tentang misteri yang pertama dan yang terakhir), Abdul Karim Ibnu

Ibrahim al-Jilly merumuskan bahwa untuk menuju insan kamil maka hanya

Rasulullah SAW sebagai rujukan, sebagai sosok manusia ideal32.

Siti ‘Aisyah isteri Rasulullah SAW menerangkan tentang sifat-sifat

Rasulullah SAW dengan ringkas dan tepat, bahwa: bahwa akhlak Rasulullah

SAW adalah al-Qur’an, Ibnu Atsir dalam bukunya “al-Nihayah”

menjelaskan, bahwa yang dimaksudkan dengan akhlak al-Qur’an adalah

bahwa Rasul selalu berpegang kepada ketentuan-ketentuan, aturan-aturan,

dan larangan-larangan apapun yang terkandung dalam al-Qur’an. Jadi

pribadi dan sepak terjang Rasulullah SAW termanifestasi dan terealisasi dari

ajaran-ajaran al-Qur’an33.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, bahwa Rasulullah Muhammad

SAW merupakan contoh ideal bagi umat manusia, dalam segala bidang,

baik politik, pertahanan, keamanan, militer, sosial, pendidikan, keagamaan

dan lain-lain. Sikap-sikap Rasulullah SAW yang demikian termaktub dalam

al-Qur’an surat al-Fath ayat 29 berikut:

30 Ibid., h. 4631 Abuddin Nata, Pendidikan Spiritual dalam Tradisi KeIslaman, (Bandung:Angkasa,

2003), Cet. III, h. 4732 Zahruddin AR, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), Cet. I,

h. 17133 A. Hasan, Mengenal Muhammad, Khusus tentang Keadaan Fisik Rasulullah, diambil

dari Hadis-Hadis Bukhari, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1974), h. 46-119

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

58

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan

Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang

sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah

dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari

bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-

sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan

tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi

besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan

hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-

orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan

kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di

antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

[1406] Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan

kesucian hati mereka.34

Atas dasar itu pula maka tepat sekali apa yang dikemukakan Abul

A’la Maududi bahwa pada diri Rasulullah SAW terdapat keunggulan-

keunggulan yang tidak ada pada orang lain. Keunggulan itulah yang harus

direnungkan, diteladani, dan dipraktekkan sebagai wujud dari pengalaman

hikmah maulid Nabi Muhammad SAW.

C. Aplikasi Pendidikan Akhlak dalam Kisah Nabi SAW pada Kitab

Khulashah Nurul Yaqin

34 QS. Al-Fath: 29

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

59

Mempelajari sejarah hidup seorang tokoh atau pemimpin bukan hanya

untuk mengetahui hidup dan perikehidupannya yang ada dan pengaruh pada

pribadi dan lingkungannya, tetapi yang terpenting adalah bagaimana

mengaktualisasikannya serta merealisasikannya dalam kehidupan duniawi

sebagai bekal menuju kehidupan ukhrawi kelak. Berangkat dari pemikiran

ini, dalam penelitian ini penulis ingin menyajikan bagaimana

pengaktualisasian nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kisah Nabi

Muhammad SAW pada kitab Khulashah Nurul Yaqin.

Pendidikan Islam telah ditanamkan sejak anak dalam kandungan.

Rasulullah SAW memerintahkan kepada ibu-ibu yang sedang mengandung

agar banyak melakukan zikir dan membaca al-Qur’an serta berdo’a demi

keselamatan dan perkembangan janin dalam kandungan. Disamping itu para

ulama memberikan contoh untuk mendengarkan azan ditelinga kanan dan

iqamah ditelinga kiri bayi yang baru dilahirkan hal ini sebagaimana yang

telah dilakukan Nabi SAW pada kelahiran Hasan dan Husain.

Perkembangan usia anak dan mentalitas anak menjadi tanggung jawab

keluarga. Orang tua diharapkan membentuk lingkungan keluarga yang

Islami karena anak mudah meniru seluruh perbuatan anggota keluarga yang

dilihatnya. Anak akan merekam dan melakukan tindakan-tindakan sebagai

hasil rekamannya.35

Disinilah perlunya pengaktualisasian penanaman rasa cinta kepada

Nabi dilakukan sejak dini, karena kalau sejak kecil dibiasakan dengan

kehidupan akhlak Nabi/Islami maka kelak dewasa nanti anak akan tumbuh

menjadi anak yang berakhlak baik. Sebagai umat Nabi Muhammad SAW,

sudah seharusnya kita harus mencintainya, karena kecintaan beliau terhadap

umatnya tak perlu diragukan lagi. Sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an:

35 Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV PustakaSetia, 2010) Jilid II, Cet I, h. 115

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

60

sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat

terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan

keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-

orang mukmin.

Mencintai Nabi Muhammad SAW, tidak cukup hanya dengan kata-

kata semata tetapi juga harus dengan perbuatan nyata, misalnya:

1. Mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajarannya yang sampai kepada kita

melalui al-Qur’an dan hadits.

2. Berjuang menegakkan, mengembangkan, membela, ajaran-ajaran yang

dibawanya serta menjaga kemurnian-kemurniannya.

3. Memuliakannya dengan memperbanyak membaca shalawat dan salam

kepada beliau.

4. Memuliakan keluarga dan sahabat-sahabat Nabi SAW sebagaimana

beliau memuliakan sahabatnya.

Dalam kehidupan nyata, wujud dari cinta kepada Nabi Muhammad

SAW, terlihat dapat setiap aktivitas sehari-hari. Setiap orang mencintai

kepada sesuatu, maka ia akan selalu bersikap berlebihan terhadap apa yang

ia cintai. Misalnya, orang yang mencintai terhadap sebuah hobi atau

kegemaran atau bahkan orang yang mencintai sebuah benda, maka orang

tersebut akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat menyalurkan

hobinya atau berusaha dengan gigih untuk dapat bersama dengan benda

yang ia cintai tersebut.

Taat dan patuh kepada Nabi Muhammad SAW, adalah merupakan

konsekuensi ketaatan hamba kepada Allah SWT. Dalam berbagai ayat Allah

SWT berfirman:

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

61

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati

Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami

tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka[321] Rasul tidak

bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak

menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan.36(QS. An-Nisaa:80)

Dalam ayat lain Allah SWt menegaskan bahwa bukti seseorang cinta

kepada Allah adalah mengikuti Rasulullah SAW, barang siapa yang

mentaati Rasulullah SAW maka Allah SWT akan mencintainya dan

mengampuni dosa-dosanya. Allah SWT berfirman:

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,

niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.

Allah SWT juga menyatakan bahwa diutusnya Rasulullah SAW

adalah agar ditaati oleh umatnya. Karena itulah taat dan patuh kepada

Rasulullah merupakan perintah Allah Yang wajib. Sebagaimana firman-

Nya:

dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan

seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya[313]

datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun

memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha

36 QS. An-Nisaa:80

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

62

Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [313] Ialah: berhakim kepada

selain Nabi Muhammad s.a.w.

Untuk dapat meneladani atau mengaplikasikan akhlak Nabi dalam

kehidupan sehari-hari, tentunya umat Islam harus mengetahui terlebih

dahulu pribadi Rasulullah SAW. Telah diuraikan dalam kitab Khulashah

Nurul Yaqin tentang bagaimana pribadi seorang Nabi Muhammad SAW.

Dari sifat-sifatnya Yaitu:

1. Shiddiq yang artinya jujur. Kejujuran Nabi SAW tak dairagukan lagi

bahkan ketika usia remaja beliau ikut pamannya berdagang, ketika

berdagang itulah kejujuran Nabi sampai membuat pedagang-pedagang

lain kagum dibuatnya dan akhirnya beliau dinobatkan dengan gelar al-

Amin. Karena kejujurannnya pula saudagar kaya raya jatuh cinta

kepadanya, yaitu Siti Khadijah37.

2. Amanah yang berarti dapat dipercaya dalam katadan perbuatannya.

Nabi dan Rasul selalu amanah dalam tindak tanduknya, seperti

menghakimi, memutuskan perkara, menerima dan menyampaikan

wahyu, serta mustahil akan perilaku yang sebaliknya.

3. Tabligh, yang berarti meyampaikan, Nabi dan Rasul selalu

menyampaikan apa saja yang diterimanya dari Allah SWT (wahyu)

kepada umat manusiadan mustahil Nabi dan Rasul menyembunyikan

wahyu yang diterimanya.

4. Fathanah, yang berarti cerdas atau pandai. Semua Nabi dan Rasul

cerdas dan selalu mampu berfikir jernih sehingga dapat mengatasi

semua permasalahan yang dihadapinya. Tidak ada satupun Nabi dan

Rasul yang bodoh, mengingat tugasnya yang begitu berat dan penuh

tantangan.

Disamping keempat sifat tersebut, Nabi dan Rasul juga tidak pernah

berbuat dosa atau maksiat kepada Allah SWT (ma’shum). Sebagai manusia

37 Marzuki, Meneladani Nabi Muhammad Saw dalam Kehidupan Sehari-hari, (Skripsi),h. 84

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

63

biasa bisa saja nabi berbuat salah dan lupa, namun kelupaan dan

kesalahannya segera mendapat teguran langsung dari Allah SWT.38

Disamping memiliki sifat-sifat seperti tersebut diatas, nabi Muhammad juga

dikenal dengan sebutan al-amin, yang artinya terpercaya. Bahkan gelar ini

beliau peroleh ketika usianya masih sangat belia. Dalam kesehariannya Nabi

Muhammad belum pernah berbohong dan merugikan orang-orang

disekitarnya. Dalam salah satu bukunya, Sa’id Hawwa memerinci

keseluruhan budi pekerti Rasulullah yang sangat patut diteladani oleh umat

Islam. Sa’id Hawwa menguraikan moralitas Nabi dalam hal kesabarannya,

kasih sayangnya, baik terhadap keluarga maupun terhadap umatnya,

kemurahan hatinya, kedermawanannya, kerendahan hatinya, serta

kesehajaannya. Moralitas Nabi inilah yang patut diteladani dan diterapkan

dalam kehidupan umat Islam sehari-hari.39

Meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad Saw seperti diatas tidaklah

mudah dan membutuhkan proses yang panjang. Dengan modal cinta dan

taat kepadanya, kita akan mampu meneladaninya dalam kehidupan sehari-

hari, meneladani dengan sempurna segala sifat-sifat beliau jelas tidak

mungkin, karena beliau digambarkan sebagai insan kamil (manusia

sempurna) yang tidak ada bandingnya. Namun demikian, harus diusahakan

dengan optimal dan semaksimal mungkin untuk meneladani sifat-sifat dan

perilaku beliau, apapun hasilnya.

Adapun cara-cara praktis yang dapat dilakukan untuk meneladani

Rasulullah SAW diantaranya sebagai berikut:

1) Bertaubat kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang dilakukan

dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai manusia biasa hendaknya menyadari

bahwa manusia selalu berbuat kesalahan baik kepada Allah SWT maupun

terhadap sesama manusia. Rasulullah SAW saja yang sudah jelas tidak

mempunyai dosa selalu memohon ampunan dari Allah SWT setiap hari.

38 Ibid., h. 8539 Sa’id Hawwa, Al-Rasul Muhammad Saw. Terj oleh Jasiman dkk, (Solo: Media Insani

Press, 2002), h. 164-186

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

64

Jika tidak menyadari sifat kemanusiaan itu tempatnya salah dan lupa maka

kita termasuk manusia yang sombong.

2) Sedapat mungkin menjaga amanat yang Allah SWT berikan, karena itu

apaun aktivitas yang dilakukan hendaknya jangan sampai menyimpang dari

aturan-aturan yang sudah berlaku sesuai tuntunan al-Qur’an dan Sunnah

Nabi.

3) Berusaha menjaga sifat jujur dalam keseharian. Jujur merupakan sifat mulia,

tetapi dalam merealisasikannya memang tidak mudah menjadi pribadi yang

jujur. Terkadang orang sengaja untuk berbuat tidak jujur dengan alasan

karena jujur dapat menyebabkan hancur. Karena itu dewasa ini sulit sekali

ditemukan orang-orang jujur. Seandainya kejujuran itu terpelihara dengan

baik, maka para praktisi hukum di negeri ini tidak akan terlau sulit untuk

menerapkan dan wewujudkan keadilan ditengah-tengah masyarakat.

Berkaca pada pribadi Nabi bahwa beliau selalu jujur, tidak hanya kepada

sahabatnya tetapi kepada musuhnya sekalipun40.

40 Marzuki, Meneladani Nabi Muhammad Saw dalam Kehidupan Sehari-hari, (Skripsi),h. 86

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak Rasulullah SAW diakui oleh para peneliti sebagai akhlak yang

paling unggul dibandingkan yang lain. Seorang pemikir dari India, Abu al-

A’la al-Maududi melukiskan kepribadian Rasulullah SAW dengan

ungkapan: “He is the only one personality that all exellences have been

blanded in him” Ia (Muhammad SAW) adalah satu-satunya pribadi dimana

seluruh keunggulan kualitas terdapat pada dirinya.

Atas dasar itu pula maka tepat sekali apa yang dikemukakan Abul

A’la Maududi bahwa pada diri Rasulullah SAW terdapat keunggulan-

keunggulan yang tidak ada pada orang lain. Keunggulan itulah yang harus

direnungkan, diteladani, dan dipraktekkan sebagai wujud dari pengalaman

hikmah maulid Nabi Muhammad SAW.

Untuk dapat meneladani atau mengaplikasikan akhlak Nabi dalam

kehidupan sehari-hari, tentunya umat Islam harus mengetahui terlebih

dahulu pribadi Rasulullah SAW. Telah diuraikan dalam kitab Khulashah

Nurul Yaqin tentang bagaimana pribadi seorang Nabi Muhammad SAW.

Dari sifat-sifatnya Yaitu: 1) Shiddiq yang artinya jujur. Kejujuran Nabi

SAW tak dairagukan lagi bahkan ketika usia remaja beliau ikut pamannya

berdagang, ketika berdagang itulah kejujuran Nabi sampai membuat

pedagang-pedagang lain kagum dibuatnya dan akhirnya beliau dinobatkan

dengan gelar al-Amin. Karena kejujurannnya pula saudagar kaya raya jatuh

cinta kepadanya, yaitu Siti Khadijah. 2) Amanah yang berarti dapat

dipercaya dalam katadan perbuatannya. Nabi dan Rasul selalu amanah

dalam tindak tanduknya, seperti menghakimi, memutuskan perkara,

menerima dan menyampaikan wahyu, serta mustahil akan perilaku yang

sebaliknya. 3) Tabligh, yang berarti meyampaikan, Nabi dan Rasul selalu

menyampaikan apa saja yang diterimanya dari Allah SWT (wahyu) kepada

umat manusiadan mustahil Nabi dan Rasul menyembunyikan wahyu yang

diterimanya.4) Fathanah, yang berarti cerdas atau pandai. Semua Nabi dan

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

66

Rasul cerdas dan selalu mampu berfikir jernih sehingga dapat mengatasi

semua permasalahan yang dihadapinya. Tidak ada satupun Nabi dan Rasul

yang bodoh, mengingat tugasnya yang begitu berat dan penuh tantangan.

Disamping memiliki sifat-sifat seperti tersebut diatas, nabi

Muhammad juga dikenal dengan sebutan al-amin, yang artinya terpercaya.

Bahkan gelar ini beliau peroleh ketika usianya masih sangat belia. Dalam

kesehariannya Nabi Muhammad belum pernah berbohong dan merugikan

orang-orang disekitarnya. Dalam salah satu bukunya, Sa’id Hawwa

memerinci keseluruhan budi pekerti Rasulullah yang sangat patut diteladani

oleh umat Islam. Sa’id Hawwa menguraikan moralitas Nabi dalam hal

kesabarannya, kasih sayangnya, baik terhadap keluarga maupun terhadap

umatnya, kemurahan hatinya, kedermawanannya, kerendahan hatinya, serta

kesehajaannya. Moralitas Nabi inilah yang patut diteladani dan diterapkan

dalam kehidupan umat Islam sehari-hari.

B. SaranDari hasil kesimpulan, penulis mencoba memberikan saran bahwa

hendaknya dalam melaksanakan kehidupan seorang muslim seyogyanya

bercermin pada kehebatan akhlak Rasulullah SAW, yakni hidup dengan

tuntunan dan suri teladan yang telah di contohkan Rasulullah SAW kepada

kita. Dengan akhlak yang baik, insya Allah kita dapat menjalankan

kehidupan ini sesuai dengan yang diamanatkan Allah SWT kepada kita

yaitu menjadi khalifah dimuka bumi ini. Sadar bahwa hidup dan kehidupan

ini akan ada pertanggung jawabannya, sehingga memposisikan bahwa hidup

adalah amanah, dan setiap amanah dalam hidup ini harus semaksimal

mungkin dioptimalkan secara proporsional dan profesional untuk kemudian

dimintai pertanggung jawabannya kelak. Wallahu A 'lam.

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

66

DAFTAR PUSTAKA

Al-Barry, M. Dahlan Yacub, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Surabaya:

PT. Arkola, 2001.

Arifin M, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Indisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II. 1993

Ardani Mohammad, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak/Budipekerti dalam

Ibadat dan Tasawuf, Jakarta: Karya Mulia, Cet. Ke II.2005

Subaiti, Musa.AkhlakKeluatga Muhammad SAW, (Jakara:LenteraBasritama, 2000)

Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan Islam,Yogyakarta:Aditya

Media, 1992

Alya, Qanita, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Indah Jaya Adipratama, 2011

Arifin, Tatang M.MenyusunRencanaPenelitian, Jakarta: Raja

GrafindoPersada,1995

Arifin M, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Indisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Ardani, Moh. Akhlak Tasawuf, Jakarta: Karya Mulia, Cet. II, 2005

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Baha’udin, Konsepsi Abdullah Nashih Ulwan tentang Metode Pendidikan Moral

Anak dalam Keluarga: Telaah Kitab Tarbiyah al-Aulad fil Islam (Skripsi)

Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo.

BP 7 Pusat GBHN, tp: 1991

Darajat, ZakiahDasar-Dasar Agama Islam, Jakarta: CV. Kuning Mas, 1986.

Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya., Jakarta: CV, Samara

Mandiri, 1999.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, Cet. I, 1988.

Departemen Agama RI,al-Qur’an dan terjemahnya Perkata, Jakarta: Al-Hidayah,

2010.

Djabbar, Abdul Umar. Ringkasan Nurul Yaqin, Surabaya: Al-Hikmah, t.t, Juz 1-4

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

67

Idris, Sahara. Dasar-Dasar Kependidikan, Padang: Angkasa Raya, 1987.

Ilyas Yunahar, Kuliah Akhlak, Yogyakarta:LPPI, 1999

Jalaluddin, Teologi Pendidikan,Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Khaled, Amr. BukuPintarAkhlak, Jakarta: Zaman, 2010

Lexy j. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Offset

Rosda Karya, 2011.

Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I ;Mukjizat Nabi, Karomah Wali dan Ma’rifah

Sufi,Jakarta: Kalam Mulia, 2009

Ali Abdul Halim,AkhlakMulia, Jakarta:GemaInsani, 2002.

M. Yatimin Abdullah, StudiAkhlakdalamPerspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah,

2007.

MuhadjirNoeng, MetodologiPenelitianKualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996

Nata, Abuddin.Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Nata Abuddin,Tokoh-Tokoh Pembaharu Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2006

Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2000

Nasution, Metodologi Research, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Partini, Pengantar Pendidikan Usia Dini, Yogyakarta: Grafindo Litera Media,

2010.

Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2004.

Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur’an Tafsir Maudhu’i atas pelbagai

Persoalan Umat,Jakarta: Mizan, 2007

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta, Cet. IV, 2008.

Sunanto Muyrifah,Sejarah Peradaban Islam Indonesia,Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006

Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar PendidikanLuarSekolah,Jakarta: BumiAksara,

1992

Soenarto, al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV Karya Insan Indonesia, 2002.

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047

68

Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Umar Bin Ahmad Baraja, Akhlaklilbanin, Surabaya: Ahmad Nabhan, ttJuz II

ZakiyahDaradjat, Pendidikan Islam dalamKeluargadanSekolah, Jakarta: Ruhama,

1995

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047
Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27118/1/... · Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Oleh: SYACHODIR 1810011000047