JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS...

94
iii ANALISIS KOMPARATIF PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN SETELAH PENERAPAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN No 36 Tahun 2008 Oleh Yayu Poryamah NIM 107082003310 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS...

Page 1: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

iii

ANALISIS KOMPARATIF PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA

DANA SEBELUM DAN SETELAH PENERAPAN

UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN No 36 Tahun 2008

Oleh

Yayu Poryamah NIM 107082003310

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yayu Poryamah

No. Induk Mahasiswa : 107082003310

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisa skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang laim tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau dikemudian hari adan tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 24 Maret 2011

Yayu Poryamah

Page 3: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Yayu Poryamah

Tempat, Tanggal lahir : Tangerang, 4 Februari 1989

Alamat : Jl. H.Joan Rt 02/04 No.22 Pondok Karya,

Pondok Aren Tangerang 15225

Nomor Telepon : 081808825254

II. PENDIDIKAN

1996 – 2001 : MI Al-hidayah

2001 – 2004 : SLTP Utama

2004 – 2007 : SMA Negeri 2 Ciputat

2007 – 2011 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Idris

2. Ibu : Poniah

3. Alamat : Jl. H.Joan Rt 02/04 No.22 Pondok Karya,

Pondok Aren Tangerang 15225

4. Telepon : 081808227169

Page 4: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

vi

COMPARATIVE ANALYSIS THE GROWTH OF MUTUAL FUND BEFORE

AND AFTER TAX REFORM 2008

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the growth of mutual funds before

and after the implementation of tax reform 2008 (UU NO 36 Tahun 2008).This

research used window period five years before and two years after the

implementation of tax reform 2008. The sample of this research is taken from

mutual fund companies in Bapepam. Mann-Whitney test is utilized to determine

difference growth of mutual funds before and after the implementation tax reform

2008. The statistic test used SPSS 17.0. The result of this research showed there

are significant difference the growth of mutual funds before and after

implementation of tax reform 2008.

Key words: Growth Mutual Funds, Tax Reform 2008

Page 5: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

vii

ANALISIS KOMPARATIF PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA

SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN UNDANG-UNDANG PAJAK

PENGHASILAN NOMOR 36 Tahun 2008

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang

terjadi atas penerapan UU Pajak No 36 Tahun 2008 terhadap pertumbuhan

investasi reksa dana. Penulis menggunakan periode waktu lima (5) tahun sebelum

dan dua (2) tahun setelah penerapan Undang-undang Pajak Tahun 2008. Sampel

dalam penelitian ini adalah perusahaan reksa dana yang terdaftar di Bapepam. Uji

beda Mann-Whitney digunakan untuk mengukur seberapa besar perbedaan yang

terjadi pada pertumbuhan reksa dana sebelum dan sesudah penerapan UU Pajak

No 36 Tahun 2008. Pengujian statistik menggunakan program SPSS 17. Dari hasil

penelitian diketahui terdapat perbedaan yang signifikan pada pertumbuhan

investasi reksa dana sebelum dan sesudah penerapan Undang-undang pajak No 36

Tahun 2008.

Kata kunci : Pertumbuhan Reksa Dana, UU No 36 Tahun 2008

Page 6: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Analisis Komparatif Pertumbuhan Investasi Reksa Dana Sebelum dan

Sesudah Penerapan UU No 36 Tahun 2008”. Penyusunan skripsi ini dibuat

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala

kerendahan hati, saya ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Ibu dan Bapakku (Idris dan Niah) tercinta, yang telah memberikan semangat,

dan dukungan baik material maupun non material serta doa dan dukungan

yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Keluargaku tersayang especially for my sister (kak Ve’) dan my brother

(Dimas) terima kasih atas dukunganya.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pembantu Dekan Bagian Akademik

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

5. Ibu Rahmawati, SE., MM, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta selaku Dosen Pembimbing

Skripsi II yang telah mengorbankan waktu, tenaga serta pikiran yang sangat

berharga untuk memberikan perhatian, petunjuk dan dorongan yang berguna

bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Bapak Dr. Yahya Hamja, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam

penulisan skripsi ini.

7. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

ix

8. Sahabat-sahabatku tersayang, Leni Amalia, Siti Salwah, Oki Yoiko, Wulan

Puspitasari, Nur Rahmi Prasna Paramita, Lilis Suryani, Mayuni, Raisyah

Mursyid, Jesica Mota terimakasih atas semua dukungan dan support yang

kalian berikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 31 Maret 2011

Penulis

Page 8: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................. i

Lembar Pengesahan Skripsi.............................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ………………………… iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ………………………………… iv

Surat Pernyataan .............................................................................. v

Daftar Riwayat Hidup ...................................................................... vi

Abstract .............................................................................................. vii

Abstrak .............................................................................................. viii

Kata Pengantar ................................................................................. ix

Daftar Isi ............................................................................................ x

Daftar Tabel ...................................................................................... xii

Daftar Gambar .................................................................................. xiii

Daftar Lampiran ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 7

A. Konsep Dasar Pajak ........................................................... 7

Page 9: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

xi

1. Pengertian Pajak .......................................................... 7

2. Jenis Pajak ................................................................... 8

3. Fungsi Pajak ................................................................ 11

4. Asas Pemungutan Pajak .............................................. 12

5. Objek Pajak ................................................................. 13

B. Investasi ............................................................................. 17

C. Reksa Dana ........................................................................ 18

1. Pengertian Reksa Dana ................................................ 18

2. Karakteristik Reksa Dana ............................................ 19

3. Bentuk Hukum Reksa Dana ........................................ 20

4. Struktur Reksa Dana ................................................... 21

5. Sifat Reksa Dana ......................................................... 22

6. Nilai Aktiva Bersih (NAB) ......................................... 25

7. Manfaat Reksa Dana ................................................... 26

8. Jenis Reksa Dana ......................................................... 28

9. Mekanisme Kerja Reksa Dana .................................... 29

10. Risiko Investasi Reksa Dana ....................................... 31

D. Peraturan Perpajakan yang Mengatur Reksa Dana ........... 33

E. Keterkaitan Antar Variabel ............................................... 38

F. Kerangka Teori .................................................................. 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 43

B. Model Penentuan Sampel …………….………………… . 43

C. Metode Pengumpulan Data ............................................... 44

D. Metode Analisis ................................................................. 44

E. Operasional Variabel ......................................................... 46

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN MASALAH .......... 48

A. Sejarah Pasar Modal .......................................................... 50

1. Zaman Penjajahan ....................................................... 51

Page 10: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

xii

2. Perang Dunia II ............................................................ 53

3. Orde Lama ................................................................... 56

4. Orde Baru .................................................................... 58

5. Sejarah Reksa Dana ..................................................... 56

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .......................................... 58

C. Analisis Pertumbuhan Reksa Dana ................................... 61

BAB IV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................... 76

A. Kesimpulan ........................................................................ 76

B. Implikasi ............................................................................. 77

Daftar Pustaka ................................................................................... 78

Page 11: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

xiii

DAFTAR TABEL

NO Keterangan Halaman

2.1 Perkembangan Kebijakan Perpajakan Reksa Dana......................... 36

2.2 Perlakuan Pajak Penghasilan Reksa Dana ...................................... 37

2.3 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 40

2.4 Kerangka Pemikiran ………….………………………………. ..... 58

4.1 Uji Peringkat Mann-Whitney ……………………………………... ..... 59

4.2 Hasil Output Mann-Whitney …………………………………. ..... 60

4.3 Jumlah Aset Reksa Dana ................................................................ 62

Page 12: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Mekanisme Kerja Reksa Dana …………………………… .......... 31

4.1 Uji Dua Sisi Mann-Whitney……………………………… .......... 61

4.1 Perkembangan Nilai Aktiva Bersih ……………………… ........... 62

4.2 Grafik Inflasi Tahun 2005 ………………………………… ......... 64

4.4 Unit Penyertaan Asing .................................................................. 67

4.5 Grafik Pergerakan IHSG ............................................................... 69

4.6 Jumlah perusahaan Reksa Dana di Indonesia ……………. .......... 72

Page 13: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1. Surat Izin Riset Bapepam ...................................................... 80

2. Surat Keterangan Riset Bapepam …………………………... 81

3. Data Pertumbuhan Reksa Dana ............................................. 82

4. Hasil Uji Mann-Whitney........................................................ 86

Page 14: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Selama beberapa tahun terakhir ini, pasar modal Indonesia telah

mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pasar modal mulai

menawarkan berbagai pilihan instrumen investasi. Jumlah dan pilihan ini

semakin banyak, mulai dari yang relatif tinggi resikonya sampai pada pilihan

yang beresiko rendah. Alternatif yang semula terbatas pada saham dan

obligasi saja, kini semakin beragam.

Salah satu investasi yang paling banyak diminati adalah investasi di

reksa dana. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya pertumbuhan

reksa dana beberapa tahun terakhir ini. Pada Januari tahun 1998 jumlah reksa

dana hanya mencapai 77 dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) mencapai 4,4

Triliun. Namun, pada Desember tahun 2008 jumlah reksa dana mencapai 567

dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) mencapai 74 Triliun. Bahkan pada akhir

2009 jumlah reksa dana telah mencapai 610 dengan Nilai Aktiva Bersih

(NAB) mencapai 113 Triliun (PT Milenium Danatama Indonesia, 2010:1).

Pada tahun 1996 di Indonesia mulai diperkenalkan suatu instrumen

investasi baru yang disebut reksa dana. Pada saat itu PT Danareksa

menerbitkan sertifikat yang disebut dengan sertifikat danareksa I dan II.

Kemudian pada tahun 1995 berdiri sebuah reksa dana tertutup yaitu PT

BDNI Reksa Dana dengan menawarkan 600 juta saham dengan nilai satu

saham Rp 500 sehingga terkumpul dana sebesar Rp 300 milyar. Berdirinya

Page 15: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

2

Reksa Dana ini merupakan cikal bakal semaraknya Reksa Dana di

Indonesia.

Pendirian Reksa Dana terus berkembang dimana pada tahun 1996

berdiri sebanyak 25 Reksa Dana terbuka dan 25 Reksa Dana ini dikelola

oleh 12 manajer investasi. Total Asset Reksa Dana yang dikenal dengan

Nilai Aktiva Bersih sebesar Rp 2,8 Triliun. Kemudian, total Nilai Aktiva

Bersih meningkat sekitar Rp 8 Triliun pada Juni 1997. Peningkatan tersebut

karena Reksa Dana mulai dikenal dan masyarakat merasakan tingkat

pengembalian yang lebih baik di bandingkan dengan instrumen lain

(Manurung, 2007:10).

Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari

masyarakat yang memiliki modal dan keinginan melakukan investasi, namun

hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, Reksa

Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran investor lokal untuk

berinvestasi di pasar modal Indonesia (Darmadji, 2006:209). Selain

terhambat oleh waktu dan pengetahun yang terbatas, aspek perpajakan juga

menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam berinvestasi.

Peran perpajakan menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan

masyarakat karena akan mempengaruhi imbal hasil (return) yang akan

didapatkannya. Kebijakan tersebut berupa pembebasan pajak atas bunga

obligasi yang diterima oleh perusahaan reksa dana selama 5 (lima) tahun

sejak pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha sebagaimana diatur

dalam pasal 4 ayat 3 huruf j Undang-undang Pajak Penghasilan No 17 Tahun

Page 16: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

3

2000. Kebijakan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri

reksadana yang begitu pesat karena pembebasan pajak atas bunga obligasi

reksa dana akan menaikan hasil investasi yang akan didapatkan investor.

Tujuan pemerintah dalam memberikan fasilitas perpajakan tersebut adalah

untuk mendorong pertumbuhan investasi reksa dana.

Pertumbuhan investasi reksa dana yang semakin tumbuh dengan pesat,

perputaran dananya yang sudah mencapai puluhan triliun sehingga

pemerintah melihat terdapat potensial income dari industri reksa dana. Pada

tahun 2008, pemerintah kembali mengadakan reformasi perpajakan dengan

mensahkan Undang-undang Pajak Penghasilan No 36 Tahun 2008. Salah

satu perubahan yang terdapat dalam Undang-undang Pajak Penghasilan No

36 Tahun 2008 adalah pencabutan pembebasan pajak atas bunga obligasi

yang diterima oleh perusahaan reksa dana selama 5 (lima) tahun sejak

pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha.

Alasan pencabutan pembebasan pajak atas bunga obligasi reksa dana

sebagaimana tercantum dalam pasal 4 ayat 3 huruf j yang diatur dalam

Undang-undang Pajak Penghasilan No 36 Tahun 2008 adalah agar

terciptanya asas keadilan. Pemerintah menginginkan adanya perlakuan

perpajakan yang sama diantara instrumen investasi lain seperti deposito dan

tabungan. Selain itu juga, pencabutan insentif pajak penghasilan atas bunga

obligasi yang dilakukan pemerintah agar tercipta prinsip netralitas. Artinya,

setiap aktivitas yang menyebabkan peningkatan ekonomi atau penghasilan

harus dikenai pajak. Hal ini bermakna pula penerapan pajak tidak boleh

Page 17: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

4

mempengaruhi pilihan masyarakat untuk melakukan konsumsi, produksi dan

investasi (Kuwat, 2005:5).

Tujuan dari penyempurnaan Undang-undang pajak adalah dalam

rangka ekstensifikasi dan intesifikasi pengenaan pajak yang dilakukan

dengan cara mencari objek pajak yang potensial dalam rangka menghimpun

dana dan mendorong pemulihan perekonomian (Siti Rochmah Ika,

2005:524). Namun, kebijakan pemerintah yang terkait dengan sektor

keuangan juga harus memperhatikan faktor makro ekonomi. Pemerintah

harus melihat dampak makro terhadap pemenuhan pembiayaan jangka

panjang, baik untuk investasi swasta maupun pemenuhan anggaran negara,

melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN).

Investor akan berpikir berulang kali untuk menanamkan investasinya di

pasar modal. Hal ini akan berdampak pada penurunan minat investor.

Akibatnya banyak investor yang lari ke luar negeri karena mereka berpikir

dengan investasi diluar negeri akan lebih menguntungkan. Pada dasarnya,

dalam berbisnis hanya mengenal keuntungan dan profesionalisme, bukan

soal nasionalisme. Maka atas dasar pemikiran tersebut, pemerintah harus

menyadari bila peraturan dan hambatan investasi di Indonesia belum

tertangani dengan baik dan perlu adanya kepastian hukum (Latief Adam

dalam Harian Ekonomi Neraca, edisi 26 Oktober 2010).

Fenomena-fenomena diatas mendorong penulis untuk melakukan

penelitian berkenaan dengan “analisis pertumbuhan investasi reksa dana

sebelum dan sesudah pelaksanaan UU Nomor 36 Tahun 2008.”

Page 18: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

5

B. Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan antara tingkat pertumbuhan investasi

Reksadana Sebelum penerapan UU PPh No.36 Tahun 2008 dan setelah

Penerapan UU PPh No.36 Tahun 2008

2. Bagaimana dampak dari Undang-undang Pajak Penghasilan No 36 Tahun

2008 dan faktor lain terhadap pertumbuhan investasi reksadana

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan antara tingkat pertumbuhan

investasi Reksadana Sebelum penerapan UU PPh No.36 Tahun 2008 dan

setelah Penerapan UU PPh No.36 Tahun 2008

2. Mengetahui bagaimana dampak dari Undang-undang Pajak Penghasilan

No 36 Tahun 2008 dan faktor lain terhadap pertumbuhan investasi

reksadana

D. Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti

a. Berguna untuk meerapkan pengetahuan yang telah dipelajari

b. Menambah wawasan berpikir penulis

2. Bagi Pemerintah

Membantu pemerintah untuk membuat evaluasi terhadap kebijakan

perpajakan yang telah dilakukan.

Page 19: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

6

3. Bagi Pihak lain

a. Sebagai sumber bacaan bagi pihak yang membutuhkan tambahan

pengetahuan dan informasi tentang perpajakan Reksa Dana yang di

implementasikan di Indonesia

b. Membantu masyarakat dalam memahami tentang Reksa Dana beserta

aspek perpajakannya.

Page 20: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pajak

1. Pengertian Pajak

Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum

dan tata cara perpajakan adalah :

“Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak

mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH pajak adalah:

“Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas

Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk

public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public

investment.”

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian

secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke

sektor pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang

dapat dipaksakan) dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat

pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut:

a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan

perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan

pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur

dalam undang-undang."

b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan)

yang dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat

Page 21: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

8

membayar pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama

kualitasnya dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan

bermotor.

c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik

rutin maupun pembangunan.

d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila

wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat

dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

e. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas

Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup

pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi

sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara

dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regulatif).

2. Jenis Pajak

Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu pengelompokkan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut

lembaga pemungutnya (Siti Resmi, 2009:7).

a. Menurut Golongan

Pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak Langsung adalah pajak yang harus dipikul atau

ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan

Page 22: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

9

atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain misalnya pajak

penghasilan (PPh), PPh yang ditanggung oleh pihak-pihak

tertentu yang memperoleh penghasilan tersebut.

2) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.

Pajak tidak langsung terjadi jika suatu kegiatan, peristiwa, atau

perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak misalnya terjadi

penyerahan barang atau jasa misalnya Pajak Pertambahan Nilai

(PPN).

b. Menurut Sifat

Pajak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak Subjektif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan

keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang

memperhatikan keadaan keadaan subjeknya contohnya Pajak

penghasilan (PPh).

2) Pajak Objektif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan

objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa

yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa

memperhatian keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) maupun

tempat tinggal contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Page 23: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

10

c. Menurut Lembaga Pemungut

Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak Negara (Pajak Pusat) adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan unutk membiayai rumah tangga

negara pada umumnya contohnya Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

(PPnBM), serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB).

2) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

baik daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun pajak daerah tingkat

II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah

tangga daerah masing-masing. Pajak provinsi meliputi Pajak

Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air, Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas Air, Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor, serta Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan

Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. Pajak kabupaten/kota

meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak

Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan

Galian Golongan C, dan Pajak Parkir.

Page 24: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

11

3. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak

merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua

pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal

diatas maka pajak mempunyai dua fungsi (Waluyo,2008:6) yaitu:

a. Fungsi anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan

tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara

membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan

pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti

belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.

Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan

pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran

rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus

ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang

semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

b. Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui

kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan

sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka

Page 25: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

12

menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar

negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam

rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan

bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

4. Asas Pemungutan Pajak

Menurut Adam Smith dalam bukunya An inquiry the nature and cause

of the Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal "The Four Maxims"

menyatakan bahwa pemungutan pajak hendaknya didasarkan pada asas-

asas sebagai berikut (Waluyo, 2008:13):

a. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas

keadilan)

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak

dikenakan kepada orang pribadi harus sebanding dengan

kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan

manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap Wajib Pajak

menyumbangkan uang untk pengeluaran pemerintah sebanding

dengan kepentingannya dan manfaat yang diminta.

b. Asas Certainty (asas kepastian hukum)

Penetapan pajak itu tidak dikenakan sewenang-wenang. Oleh karena

itu, Wajib Pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya

pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu

pembayaran.

Page 26: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

13

c. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang

tepat waktu atau asas kesenangan)

Kapan Wajib Pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai

dengan saat-saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak misalnya pada

saat Wajib Pajak memperoleh penghasilan.

d. Asas Economy (asas ekonomis)

Secara ekonomis bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan

kewajiban pajak bagi Wajib Pajak diharapkan seminimum mungkin,

demikian pula beban yang dipikul Wajib pajak.

5. Objek Pajak

Dalam Undang-undang pajak penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yang

menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi

atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan

nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk:

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,

komisi, bonus, gratifikasi,uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk

lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini;

b. Hadiah dari undian, pekerjaan, atau kegiatan dan penghargaan;

c. Laba usaha;

Page 27: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

14

d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

1) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau

penyertaan modal;

2) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,

sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan

badan lainnya;

3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi

dengan nama dan dalam bentuk apa pun;

4) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau

sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah

dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan,

badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau

orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang

ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri

Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,

pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan diantara pihak-pihak

yang bersangkutan; dan

5) Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau

seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan,

atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.

Page 28: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

15

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai

biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;

f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang;

g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk dividen

dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa

hasil usaha koperasi;

h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;

k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah

tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing;

m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

n. Premi asuransi;

o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang

terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenai pajak;

q. Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah;

r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang

mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan

s. Surplus Bank Indonesia.

Page 29: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

16

Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:

a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga

obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan

oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

b. Penghasilan berupa hadiah undian;

c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi

derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham

atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang

diterima oleh perusahaan modal ventura;

d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau

bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan

tanah dan bangunan; dan

e. Penghasilan tertentu lainnya; yang diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Pemerintah.

Page 30: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

17

B. Investasi

Investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat sekarang

dengan harapan untuk menghasilkan arus dana masa datang dengan

jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi

awal (Moeljoedi, 2006:121).

Menurut Malkiel dalam Mutiara Opriani (2008:14) yang dimaksud

dengan investasi adalah :

”Method of purchasing asset in order to gain profit in the form of

reasonably predictable income (dividen,interest or rentals) and/or

appreciation over the long term.”

Seperti yang dijabarkan diatas bahwa investasi adalah sejumlah hasil

penanaman dana dalam jumlah tertentu yang sangat ditentukan oleh

kemampuan dalam memprediksi masa depan. Mengenali kebutuhan

investasi merupakan langkah awal proses investasi. Menurut Pratomo

dalam Amelia (2009:7), ada tiga hal utama yang mendasari perlunya

melakukan investasi, yaitu (1) Adanya kebutuhan masa depan atau

kebutuhan saat ini yang belum mampu untuk dipenuhi saat ini, (2) adanya

keinginan untuk menambah nilai asset yang sudah dimiliki, (3) Karena

adanya inflasi .

Ditinjau dari segi ruang lingkup usahanya, investasi dapat dibagi

menjadi dua. Pertama, investasi pada aktiva nyata atau real investment,

misalnya untuk pendirian pabrik-pabrik dan perkebunan. Kedua, investasi

pada aktiva keuangan (financial asset atau financial investment) seperti

Page 31: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

18

pembelian surat-surat berharga baik berupa saham maupun obligasi

(Moeljoedi,2006:121).

C. Reksa Dana

1. Pengertian Reksa Dana

Reksadana adalah portfolio aset keuangan yang terdivesifikasi,

dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual

saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya

pada harga nilai aktiva bersih (Moeljoedi,2006:121).

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:209) reksa dana adalah :

“Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

investor, untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh

manajer investasi (fund manager).”

Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1

ayat (27):

“Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana

dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam

portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”

Dari beberapa reksa dana, dapat disimpulkan bahwa ada tiga hal yang

terkait dari definisi tersebut yaitu:

a. Adanya dana bersama dari investor

b. Dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek

c. Dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

Page 32: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

19

2. Karakteristik Reksa Dana

Menurut Manurung (2007:2), Reksa Dana memiliki beberapa

karakteristik, yaitu:

a. Kumpulan dana dan pemilik, dimana pemilik reksa dana adalah

berbagai pihak yang menginvestasikan atau memasukkan dananya

ke reksa dna dengan berbagai variasi. Artinya investor dari reksa

dana dapat perorangan dan lembaga dimana pihak tersebut

melekukan investasi ke reksa dana sesuai dengan tujuan tersebut.

b. Diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrumen

investasi. Dana yang dikumpulkan dari investasi tersebut

diinvestasikan ke dalam instrument investasi seperti rekening

koran, deposito, surat utang jangka pendek yang dikenal dengan

Repurchase Agreement (REPO) commercial paper (CP) /

promissory notes (PN); surat utang jangka panjang seperti Medium

Term Notes (MTN); Obligasi dan obligasi konversi; dan efek

saham maupun ke efek berisiko tinggi seperti opsi, future dan

sebagainya. Manajer investasi melakukan investasi pada masing-

masing instrumen tersebut mempunyai besaran (sering disebut

alokasi aset) yang berbeda-beda sesuai dengan perhitungan

manajer investasi untuk mencapai tujuan investasi yaitu itngkat

pengembalian yang diharapkan.

c. Reksa dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Manajer

investasi ini dapat diperhatikan dari dua sisi yaitu sebagai lembaga

Page 33: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

20

dan sebagai perorangan. Sebagai lembaga harus mempunyai izin

perusahaan untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh

dari BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) bagi perusahaan

yang bergerakdan berusaha di Indonesia. Perusahaan dapat

memunyai izin mengelola Reksa Dana harus mempunnyai orang

yang mempunyai izin sebagai pengelola dana.

3. Bentuk Hukum Reksa Dana

Menurut Tjiptono Darmadji (2006:212), bentuk hukum Reksadana di

Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas dan

Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).

a. Reksa Dana berbentuk Perseroan (corporate type)

Dalam Reksa Dana bentuk ini, perusahaan penerbit Reksa Dana

menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari

hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang

diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. Untuk

pengadministrasian dan penyimpanan portofolio ditunjuk dan

dilakukan kontrak dengan bank custodian. Penyetoran modal pada

waktu pendirian reksa dana perseroan oleh pendiri (sponsor) hanya

dimaksudkan untuk merintis pendirian reksa dana tersebut. Modal

yang wajib disetor penuh pada waktu reksa dana didirikan minimum

1% dari modal dasar reksa dana.

Page 34: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

21

b. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Contract Type)

Reksa Dana bentuk ini merupakan ontrak antara manajer investasi

dengan bank custodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan

(UP), dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola

portofolio investasi kolektif dan Bank kustodian di beri wewenang

untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah lebih popular

dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan reksa dana yang

berbentuk perseroan.

Kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank

Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai

Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi wewenang

untuk mengelola portofolio efek dan bank kustodian diberi wewenang

untuk melaksanakan penitipan dan administrasi investasi.

4. Stuktur Reksa Dana

Suatu reksa dana terdiri dari dewan direksi (board of direction),

penasihat keuangan yang bertanggung jawab mengelola portofolio, serta

organisasi distribusi dan penjualan. Reksa dana melakukan kontrak

dengan penasihat keuangan untuk mengelola dana, biasanya dengan

perusahaan yang berspesialisasi dalam manajemen dana. Penasihat

keuangan tersebut bisa jadi anak perusahaan dari suatu perusahaan

pialang, perusahaan asuransi, perusahaan investasi atau bank.

Page 35: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

22

Penasihat keuangan reksa dana memungut biaya konsultasi

(advisory fee). Fee ini, yang merupakan salah satu biaya terbesar dalam

pengelolaan dana, biasanya berkisar 0,4% hingga 1,5% dari rata-rata asset

reksa dana yang bersangkutan, tetapi fee tersebut akan menurun seiring

dengan meningkatnya jumlah dana yang dikelola. Selain advisory fee,

reksa dana juga menanggung biaya-biaya lain diantaranya biaya penjualan

dan pemasaran, fee jasa pengawasan dan akuntansi dan biaya-biaya yang

berhubungan dengan implementasi strategi investasi reksa dana (Fabozzi,

1999:146).

5. Sifat Reksa Dana

Bentuk hukum reksa dana menentukan sifat suatu reksa dana yang

dapat dilakukan. Berdasarkan sifat operasionalnya, reksa dana dapat

dibedakan dalam dua jenis, yaitu reksa dan tertutup (close-end investment

fund) dan reksa dana terbuka (Open-ends investment fund). Reksa dana

yang berbentuk Perseroan (PT) dapat bersifat tertutup (close-end

investment) dan terbuka (Open-ends investment). Sedangkan Reksa dan

yang berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) hanya dapat bersifat

terbuka (Open-end) (Fabozzi, 1999:146).

a. Reksa Dana Tertutup

Karakteristik reksa dana tertutup antara lain adalah hanya dapat

menjual saham reksa dana (bukan unit penyertaan sebagaimana

istilah reksa dana terbuka) kepada investor sampai batas jumlah

Page 36: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

23

modal dasar yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar

perseroan. Apabila akan menjual saham melebihi modal dasar,

maka harus terlebih dahulu mengubah atau meningkatkan jumlah

modal dasar yang ditetapkan dalam anggaran dasarnya.

Disebut reksa dan tertutup karena reksa dana tertutup dalam

hal jumlah saham yang diterbitkan atau dalam hal menerima

masuknya pemodal baru. Selanjutanya, disebut tertutup karena

reksa dana jenis ini tidak dapat membeli saham-sahamnya yang

telah dijual kepada pemodal atau dengan kata lain, pemodal tidak

dapat menjual kembali saham-saham yang telah di beli kecuali

melalui bursa efek dengan harga berdasarkan mekanisme pasar.

Oleh karena itu, untuk memberikan peluang dan jaminan

likuiditas kepada investor, maka saham reksa dana tertutup

dicatatkan di bursa efek sehingga jual beli reksa dana dilakukan di

bursa efek. Indikator harga saham reksa dana tertutup dari nilai

aktiva bersihnya (NAB). Nilai aktiva bersih (NAB) per saham

reksa dana tertutup tidak dihitung dan diumumkan kepada

masyarakat setiap hari sebagaimana halnya unit penyertaan reksa

dana terbuka, tetapi dihitung dan diumumkan hanya satu kali

dalam seminggu.

b. Reksa Dana Terbuka

Reksa dana terbuka dapat berbentuk perseroan atau Kontrak

Investasi kolektif (KIK). Reksa dana terbuka dapat menjual unit

Page 37: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

24

penyertaannya secara terus menerus sepanjang ada investor yang

berminat untuk membeli. Sebaliknya investor dapat menjual

kembali unit penyertaannya kepada manajer investasi kapan saja

diinginkan atau dengan kata lain reksa dana terbuka bersedia

membeli kembali unit penyertaan sesuai dengan nilai aktiva bersih

(NAB) pada saat itu. Oleh karena itu, disebut terbuka karena reksa

dana ini memungkinkan dan membuka kesempatan bagi investor

baru yang akan melakukan investasi setiap saat dengan membeli

unit-unit penyertaan reksa dana.

Demikian pula dalam hal investor yang ingin menarik kembali

investasinya, manajer investasi bersedia membeli unit penyertaan

tersebut sesuai dengan nilai aktiva bersih (NAB) yang ditetapkan

pada hari itu. Nilai aktiva bersih (NAB) dalam reksa dana terbuka

merupakan harga beli dan sekaligus harga jual bagi investor. Unit

penyertaan pada reksa dana terbuka tidak dicatatkan pada bursa

efek sebagaimana haknya dengan reksa dana tertutup karena pada

prinsipnya investor dapat menjual atau membeli langsung unit

penyertaan pada reksa dana berdasarkan nilai aktiva bersih (NAB).

Nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana terbuka diumumkan

oleh bank kustodian setiap hari. Sementara dalam reksa dana

tertutup, nilai aktiva bersih (NAB) merupakan indikator harga,

karena harga saham reksa dana tertutup sangat bergantung pada

permintaan dan penawaran di bursa efek. Harga saham reksa dana

Page 38: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

25

tertutup selalu dibawah nilai aktiva bersih (NAB) dan keberhasilan

penjualan saham tergantung ada tidaknya investor yang akan

membelinya.

6. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Menurut Ponco Utomo (2010:25), Salah satu indikator utama

untuk menilai kinerja reksa dana adalah Nilai Aset Bersih (NAB/Net

Asset Value). Indikator ini merupakan hasil perhitungan dari nilai

investasi dan kas dipegang (yang tak terinvestasikan), dikurangi

dengan biaya-biaya serta utang dari kegiatan operasional. Aktiva atau

kekayaan reksa dana dapat berupa kas, deposito, SBPU, SBI, Surat

berharga komersial, saham obligasi, dan efek lainnya (Darmadji,

2006:225).

Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit penyertaan merupakan

jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB) dibagi dengan nilai unit

penyertaan yang beredar atau (outstanding). Nilai Aktiva Bersih

(NAB) dihitung setiap hari oleh bank custodian setelah mendapat

data dari manajer investasi dan nilai tersebutlah yang kemudian setiap

hari dapat dilihat keesokan harinya di media masa. Nilai Aktiva

Bersih (NAB) pada suatu periode dapat dihitung dengan formula

sebagai berikut:

Total NAB pada periode tertentu:

Total NAB = Nilai Aktiva – Total Kewajiban

Page 39: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

26

Nilai aktiva bersih (NAB) per unit:

7. Manfaat Reksa Dana

Manfaat yang diperoleh investor jika melakukan investasi dalam

reksa dana antara lain ( Darmadji dan Fakhrudin, 2006:210) :

a. Investor, walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar, dapat

melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat

memperkecil resiko. Sebagai contoh, seorang investor dengan

dana terbatas dapat memiliki portofolio obligasi yang tidak

mungkin dilakukan jika tidak memiliki dana besar. Dengan reksa

dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar

sehingga memudahkan diversifikasi, baik untuk instrumen di

pasar modal maupun pasar uang. Artinya, investasi dilakukan

pada berbagai jenis investasi, seperti deposito, saham dan

obligasi.

b. Reksa dana memudahkan investor untuk melakukan

investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik

untuk dibeli bukanlah perkerjaan yang mudah, namun

memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak

semua investor memiliki pengetahuan tersebut.

𝑁𝐴𝐵 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 =Total NAB

Total UP saham yang diterbitkan

Page 40: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

27

c. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada reksa dana

yang dikelola oleh manajer investasi professional, investor tidak

perlu repot-repot memantau kinerja investasi karena kegiatannya

tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi.

Manfaat yang diberikan reksa dana bagi pemerintah dan bursa

efek (Rodoni, 2006:177) yaitu:

a. Memobilisasi dana masyarakat, dimana reksa dana sebagai

emiten merupakan laham yang tepat bagi investasi pemodal

segala strata, baik besar maupun kecil. Investor-investor lembaga

(seperti asuransi dan yayasan dana pensiun) akan lebih percaya

kepada manajer investasi yang mengelola reksa dana.

b. Meningkatkan peranan swasta nasional dalam penghimpun

dana masyarakat. Selama ini produk reksa dana dikelola oleh

manajer investasi asing, sehingga dikhawatirkan dapat

menaikkan capital outflows yang berimplikasi pada

mengguncangnya stabilitas neraca pembayaran (balance of

payment).

c. Mendorong perdagangan surat-surat berharga di pasar

modal Indonesia sehingga dapat meningkatkan likuiditas bursa

dan kapitalis pasar (market capitalization). Tingginya transaksi

perdagangan efek dibursa akan menarik masuknya modal asing

(capital inflows) sehingga makin menguatkan neraca

pembayaran.

Page 41: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

28

d. Dapat mengoreksi tingkat bunga, karena ada pergeseran dana

dari bank ke capital market.

8. Jenis-jenis Reksa Dana

Jenis-jenis reksa dana berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor

IV.C.3 tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih

Reksa Dana Terbuka diklasifikasikan dalam empat kategori berdasarkan

investasinya:

a. Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana yang mayoritas alokasi investasinya pada efek pasar

uang, yaitu efek berjangka kurang dari satu tahun seperti SBI,

deposito dan sebagainnya. Tingkat resiko dan return relatif paling

rendah. Reksa dana ini cocok untuk jangka pendek sebagai

pelengkap tabungan atau deposito. Tidak ada biaya pembelian dan

penjualan kembali. nilai aktiva bersih (NAB) / net asset valuie

(NAV) per Unit penyertaan (UP) selalu “di reset” Rp 1000 setiap

hari.

b. Reksa Dana Pendapatan Tetap

Reksa dana yang setidaknya 80% alokasi investasinya pada utang

jangka panjang. Potensi resiko dan return lebih besar daripada

tabungan, deposito atau reksa dana pasar uang. Cocok untuk

investasi jangka menengah (kurang dari 5 tahun). Ada sebagian

Page 42: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

29

reksa dana yang membagikan keuntungan berupa deviden secara

berkala.

c. Reksa Dana Saham

Reksa dana yang melakukan investasi sekurangnya 80% dari

portofolio efek ekuitas (saham). Dibanding reksa dana lain, potensi

resiko dan return paling tinggi dan cocok untuk jangka waktu 3

tahun atau lebih.

d. Reksa dana Campuran

Alokasi aset merupakan kombinasi antara efek ekuitas dan efek

hutang yang tidak termasuk dalam kategori di atas. Potensi resiko

dan return biasanya berada di antara reksa dana tetap dan reksa dana

saham.

9. Mekanisme Kerja Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif

Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif merupakan satu-satunya

bentuk reksa dana yang ada di Indonesia, sedang bentuk Perseroan saat

ini tidak terdapat lagi karena satu-satunya Reksa Dana Perseroan, yaitu

Reksa Dana BDNI, telah membubarkan diri (Darmadji, 2006:224).

Adapun prosedur transaksi Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif

dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Seorang investor yang ingin melakukan investasi di Reksa Dana

Kontrak Investasi Kolektif (KIK) menghubungi Manajer Investasi

yang mengeluarkan reksa dana tersebut atau agen penjualnya.

Page 43: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

30

Pemodal dapat menanyakan langsung semua informasi mengenai

reksa dana yang dikeluarkan oleh Manajer Investasi yang

bersangkutan.

b. Setelah memutuskan untuk melakukan investasi, investor membayar

sejumlah nilai investasi ke Bank Kustodian. Kemudian bukti transfer

beserta formulir permohonan pembelian reksa dana diserahkan

kepada Manajer Investasi atau agen penjualnya.

c. Manajer Investasi akan menghubungi Bank Kustodian untuk

menerbitkan surat konfirmasi (sebagai bukti investasi yang berisi

banyaknya unit penyertaan) kepada investor.

d. Pada saat investor ingin menjual kembali investasinya dalam Reksa

Dana Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang telah dibeli, investor

menghubungi Manajer Investasi atau agen penjualnya dengan

menyerahkan surat konfirmasi.

e. Manajer Investasi akan memerintahkan kepada Bank Kustodian

untuk melakukan pembayaran ke rekening pemodal yang melakukan

redemption tersebut.

Page 44: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

31

Gambar 2.1

Mekanisme kerja Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif

Pernyataan efektif Pengawasan

pengajuan pernyataan

pendaftaran

Instruksi jual/beli

penawaran umum

Konfirmasi

Permohonan pembelian/penjualan kembali Instruksi bayar/tagih

pembayaran redemption kontrak investasi kolektif

/pembayaran penjualan

Penjualan kembali (Redemption)/Dana pembeli

(Sumber: Darmadji dan Fakhrudin, 2006:224)

10. Risiko Investasi Reksadana

Kendati reksa dana dengan diversivikasinya secara teoti akan

meminimalkan resiko, akan tetapi sebagai salah satu alternative investasi

reksa dana juga memiliki beberapa resiko yang mungkin saja bisa terjadi

dan harus diwaspadai oleh para investor (Rodoni, 2006:180). Terdapat

lima hal yang bisa menimbulkan risiko reksa dana, yakni:

a. Konsultasi investasi reksa dana biasanya pada individu tertentu dan

memilih satu diantara bentuk investasi yang ada, open-end atau close-

end , atau kontrak investasi kolektif. Pilihan tersebut cocok untuk

kondisi ekonomi tertentu, akan tetapi untuk kondisi ekonomi yang

BAPEPAM

MANAJER

INVESTASI Perantara

Pedagang Efek

Investor

Bank Kustodian

Pasar Modal

Pasar Uang

Page 45: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

32

berubah, bisa jadi yang diharapkan tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

b. Setiap reksa dana memiliki propektus ketika reksa dana tersebut

diluncurkan (masa penawaran) atau initial publid offering (IPO). Bisa

saja, prospectus tidak mencerminkan keadaan perusahaan ynag

sesungguhnya.

c. Perusahaan reksa dana diharuskan menetapkan nilai asset mereka

pada tingkat harga pasar (current market price) yang dihitung setiap

hari.

d. Asset dalam perusahaan reksa dana sebagian besar adalah sekuritas

yang memiliki hak dan klaim hukum terhadap yang menerbitkannya

dan tidak mempunyai wujud fisik.

e. Ada kemungkinan, pemodal tertentu yang menguasai sebagian asset

dapat mempengaruhi manajemen reksa dana biasanya ada orang

dalam atau yang memiliki hubungan langsung dengan reksa dana

melakukan transaksi di reksa dana tersebut.

Page 46: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

33

D. Peraturan Perpajakan yang mengatur Reksa Dana

1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2000, Pasal 4 ayat (3) huruf i UU

Nomor 10 tahun 1994 dirubah lagi menjadi pasal 4 ayat (3) huruf j.

Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan Reksa Dana

selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau

pemberian ijin usaha.

Penjelasan tentang pasal 4 ayat (3) huruf j yang baru tersebut berbunyi

sebagai berikut :

Perusahaan Reksa Dana adalah perusahaan yang kegiatan utamanya

melakukan investasi, investasi kembali, atau jual beli sekuritas. Bagi

pemodal, khususnya pemodal kecil, perusahaan Reksa Dana merupakan

salah satu pilihan yang aman untuk menanamkan modalnya. Dalam

rangka untuk mendorong tumbuhnya perusahaan Reksa Dana, maka

bunga obligasi yang diterima oleh perusahaan Reksa Dana dikecualikan

sebagai Objek Pajak selama 5 (lima) tahun pertama sejak perusahaan

Reksa Dana tersebut didirikan atau sejak diperolehnya ijin usaha.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2002 tanggal 23 Maret 2002

tentang pajak penghasilan atas bunga dan diskonto obligasi yang

diperdagangkan dan/atau dilaporkan perdagangannya di Bursa Efek

sebagai pengganti peraturan Pemerintah Nomor 139 Tahun 2000

tentang Pajak penghasilan atas penghasilan dari obligasi yang di

perdagangkan di Bursa Efek

Dalam pasal 5 huruf c menerangkan bahwa atas bunga, diskonto obligasi

yang diterima atau diperoleh wajib pajak Reksa dana yang terdaftar pada

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) selama 5 (lima) tahun

Page 47: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

34

pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha tidak dikenakan

pemotongan pajak penghasilan yang bersifat final.

3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia,

Nomor:538/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember Tentang Tata cara

pelaksanaan pemotongan Pajak Penghasilan atas Penghasilan

Obligasi yang di perdagangkan di Bursa Efek

Dalam pasal 4 huruf c menyebutkan bahwa dikecualikan dari pemotongan

pajak penghasilan atas bunga obligasi bagi reksa dana yang terdaftar pada

Bapepam selama 5 tahun sejak pendirian perusahaan/pemebrian izin

usaha. Lebih lanjut dalam pasal 5 ayat (2) dijelaskan juga bahwa

pengenaan pajak penghasilan akan dikenakan atas bunga obligasi yang

diterima Reksa Dana yang terdaftar di Bapepam, setelah 5 tahun sejak

pendirian perusahaan, dan tidak bersifat final.

4. Peraturan pemerintah Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Pajak

Penghasilan atas penghasilan berupa Bunga Obligasi

Pasal 3 huruf d

Besarnya Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

(1) adalah:

a. Bunga dari Obligasi dengan kupon sebesar:

1) 15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan

bentuk usaha tetap dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa

kepemilikan Obligasi; dan

2) 20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif berdasarkan

persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar

negeri selain bentuk usaha tetap dari jumlah bruto bunga sesuai

dengan masa kepemilikan Obligasi,

b. Diskonto dari Obligasi dengan kupon sebesar:

1) 15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk

Page 48: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

35

usaha tetap dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas

harga perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan;; dan

2) 20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif berdasarkan

persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar

negeri selain bentuk usaha tetap dari selisih lebih harga jual atau

nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi, tidak termasuk

bunga berjalan;,

c. Diskonto dari Obligasi tanpa bunga sebesar:

1) 15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk

usaha tetap dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas

harga perolehan Obligasi; dan

2) 20% (dua puluh persen) atau sesuai dengan tarif berdasarkan

persetujuan penghindaran pajak berganda bagi wajib Pajak luar

negeri selain bentuk usaha tetap dari selisih lebih harga jual atau

nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi,

d. Bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau diperoleh

Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan sebesar:

1) 0% (nol persen) untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010;

2) 5% (lima persen) untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013;

dan

3) 15% (lima belas persen) untuk tahun 2014 dan seterusnya.

Page 49: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

36

Tabel 2.1

Perkembangan Kebijakan Perpajakan atas reksa Dana

Perubahan

Berkenan

dengan:

UU

No.7/1991

UU

No.10/1994

UU

No.17/2000

UU

No.36/2008

Penghasilan

yang tidak

termasuk

objek

pajak Reksa

Dana (RD)

Pasal 4 ayat

(3)

huruf J

Pasal 4 ayat

(3)

huruf J

Pasal 4 ayat

(3)

huruf J

-

Jenis

Penghasilan

yang tidak

termasuk

objek pajak

Reksa Dana

(RD)

1.Dividen

dari PT.

yang

didirikan

di

Indonesia

2.Bunga

obligasi

3.Keuntung

an dari

penjualan

atau

pengalihan

sekuritas

Bunga

obligasi

yang

diterima

atau

diperoleh

perusahaan

RD

Bunga

obligasi

yang

diterima

atau

diperoleh

perusahaan

RD

selama 5

tahun

pertama

sejak

pendirian

perusahaan

atau

pemberian

ijin

usaha

Tidak ada

Sumber : Undang-undang Pajak penghasilan

Page 50: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

37

Tabel 2.2

Perlakuan Pajak penghasilan atas Reksa Dana

Reksa Dana Tertutup

Reksa Dana Terbuka

Sumber: Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-18/PJ.42/1996, Tgl. 30-04-1996

Page 51: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

38

E. Keterkaitan antar Variabel dan pengembangan hipotesis

Kebijakan pajak merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

minat investor untuk berinvestasi. Penelitian Amelia (2009) menunjukan

terdapat korelasi negatif kuat dan signifikan antara tolok ukur kebijakan pajak

dengan penurunan minat investor dalam berinvestasi di reksa dana. Maka,

untuk meningkatkan minat investasi investor dalam menginvestasikan

dananya di reksa dana, perlu adanya kebijakan pajak yang tidak memberatkan

para investor reksa dana.

Penelitian Daniel Berrgsteller dan James Poterba (2000) menunjukan

pajak sangat mempengaruhi investor dalam memilih jenis reksa dana yang

akan dibeli. Perlakuan pajak terhadap penghasilan yang diperoleh dari reksa

dana juga harus memenuhi asas keadilan. Penelitian Indriyanto Kuwat (2005)

yang menguji tentang perlakuan pajak reksa dana ditinjau dari prinsip

netralitas dan revenue adequacy menunjukan bahwa penerapan tarif final atas

pajak penghasilan reksa dana merupakan praktik yang menyimpang dan

kurang memenuhi asas keadilan. Sehingga mempengaruhi minat investor

dalam berinvestasi pada instrumen investasi reksa dana.

Hasil temuan Ria Nurhafiza (2009) yang meneliti tentang analisis

pengenaan pajak reksa dana sebelum dan sesudah penerapan UU Nomor 7

Tahun 2000, dalam temuannya menunjukan terdapat pengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan investasi sebelum dan sesudah penrapan UU Nomor 17

Tahun 2000. Setelah adanya pelaksanaan UU Nomor 17 Tahun 2000 tingkat

pertumbuhan investasi reksa dana mengalami penurunan sebesar 44,5%

Page 52: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

39

setelah sebelumnya investasi reksa dana mengalami pertumbuhan yang sangat

pesat pada tahun 2002.

Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : µ = 0 atau Tidak terdapat perbedaan Pertumbuhan investasi reksa dana

sebelum dan sesudah Pelaksanaan UU pajak penghasilan

Nomor 36 Tahun 2008

Ha : µ ≠ 0 atau Terdapat perbedaan Pertumbuhan investasi reksa dana

sebelum dan sesudah Pelaksanaan UU pajak penghasilan

Nomor 36 Tahun 2008

µ = rata-rata pertumbuhan investasi reksa dana

Page 53: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

40

Tabel 2.3

Tabel Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Metodologi Hasil

Amelia

( 2009 )

Korelasi

kebijakan

pajak Reksa

Dana dan

minat

investor

dalam

berinvestasi

di Reksa

Dana

1. Pajak

Reksa

Dana

(x)

2.Minat

Investor

Terhadap

Reksa Dana

(Y)

Kuantitatif

dengan

pendekatan

pearson

correlation

Terdapat

korelasi

negatif, kuat

dan signifikan

antara

kebijakan

pajak reksa

dana dengan

penurunan

minat investor

dalam

berinvestasi di

reksa dana.

Ria

Nurhafiza

( 2009 )

Pengaruh

kebijakan

pajak Reksa

Dana

terhadap

pertumbuhan

Reksa Dana

sebelum

pelaksanaan

UU pajak

penghasilan

Nomor 17

tahun 2000

dan sesudah

pelaksanaan

UU pajak

penghasilan

Nomor 17

tahun 2000

1.Pajak Reksa

dana (X)

2.Pertumbuhan

investasi

Reksa dana

sebelum dan

sesudah

pelaksanaan

Undang-

undang No

17 Tahun

2000 (Y)

a. Metode

penentua

n sampel

convenie

nce

sampling

b. Menggun

akan

analisis

deskriptif

dengan

uji

statistic

non

parametri

c dengan

alat uji

wilcoxon

Berpengaruh

signifikan

terhadap

pertumbuhan

investasi

reksadana pada

saat sebelum

dan sesudah

penerapan

Undang-

undang No 17

Tahun 2000

Bersambung ke halaman 41,,,,

Page 54: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

41

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Peneliti Judul Variabel Metodologi Hasil

Ariesta

Hapsari

(2008)

Dasar

Kebijakan

pemerintah

dalam hal

pencabutan

fasilitas

pajak

panghasilan

pasal 4 ayat

3 huruf j (X)

Impilikasi

terhadap

pertumbuhan

reksa dana

(Y)

1.Dasar

Kebijakan

pemerintah

dalam hal

pencabutan

fasilitas pajak

panghasilan

pasa 4 ayat 3

huruf j (X)

2.Impilikasi

terhadap

pertumbuhan

reksa dana

(Y)

Kualitatif

deskriptif

Kebijakan

pemerintah

dalam

pemberian

Pemberian

insentif pajak

sangat

berpengaruh

kuat terhadap

minat investor

untuk

berinvestasi di

reksa dana.

Kuwat

Indriyanto

(2005)

Perlakuan

Pajak

Penghasilan

Reksa dana

dari asas

keadilan dan

Revenue

adequacy

1.Perlakuan

Pajak

Penghasilan

(X)

2.Reksadana(Y)

Kualitatif

deskriptif

Penerapan

tarif final

merupakan

praktik yang

menyimpang

dan kurang

memenuhi

asas keadilan.

Daniel

bergsteler,

James

Poterba

(2000)

Do after tax

return affect

mutual fund

inflows?

1.Mutual

funds(X1)

2.Income

Taxation (X2)

3.Tax and

portfolio

choice;After

tax-return (Y)

Pengujian

data

menggunakan

metode

regresi

Pajak sangat

mempengaruhi

investor dalam

memilih jenis

reksa dana

yang akan di

beli.

( Lanjutan ) Tabel 2.3

Page 55: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

42

F. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang

pengenaan pajak Reksa Dana terhadap pertumbuhan Reksa Dana yang

merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 2.4

Skema Kerangka Pemikiran

Mann-Whitney U-Test

UU Nomor 36 Tahun 2008

Pertumbuhan investasi Reksa

Dana

Sebelum penerapan UU

Nomor 36 Taahun 2008

Setelah penerapan UU Nomor

36 Tahun 2008

Page 56: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penelitian akan dilakukan dengan

pengambilan data-data sekunder dari berbagai sumber. Sejalan dengan

permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, fokus utama pengambilan

data dilakukan di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Adapun

masalah yang diteliti adalah analisis pertumbuhan investasi Reksa Dana

sebelum penerapan UU No.36 Tahun 2008 dan setelah penerapan UU

No.36 Tahun 2008.

B. Model Penentuan Sampel

Model penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2009:122). Metode ini digunakan penulis selain untuk memperkecil

kesalahan dalam proses pemilihan sampel, juga karena berdasarkan

pertimbangan mengenai kelengkapan data, kejelasan data, dan ketersediaan data

yang akan dikumpulkan. Data yang akan dipilih dalam penelitian ini

diperoleh dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Page 57: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

44

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses untuk keperluan

penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini beberapa metode untuk

mengumpulkan data dan informasi. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dapat

diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research). Penelitian ini

dilakukan dengan mengolah data yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti yang diperoleh dari Bapepam. Penelitian juga dilakukan dengan

membaca literatur yang ada, buku, jurnal dan berbagai sumber yang

berhubungan dengan topik skripsi yang dibahas.

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Dengan menjabarkan

data yang diperoleh melalui observasi lapangan dengan menggunakan

analisis statistik melalui suatu bentuk pengujian untuk melihat apakah

terdapat perbedaan pertumbuhan investasi reksa dana sebelum

pelaksanaan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 dan sesudah Pelaksanaan UU

PPh Nomor 36 Tahun 2008. Adapun bentuk pengujian yang digunakan

adalah dengan menggunakan uji statistik nonparametris. Uji statistik

nonparametris digunakan bila datanya berbentuk nominal atau ordinal,

dan tidak berlandaskan asumsi bahwa distribusi harus normal.

Page 58: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

45

Data-data yang didapatkan satu persatu dipaparkan dan diuraikan

sejalan dengan pemikiran penelitian ini :

1. Menguji perbedaan pertumbuhan investasi reksadana sebelum dan

sesudah penerapan Undang-undang pajak penghasilan No 36 Tahun

2008 dengan window period diambil lima tahun sebelum (2004, 2005,

2006, 2007, 2008) dan dua tahun setelah (2009, 2010) berlakunya

Undang-undang No.36 Tahun 2008.

2. Menjelaskan perkembangan investasi reksadana pada periode 2004-

2010

Pengujian Hipotesis

Mann-Whitney merupakan salah satu alat uji yang digunakan untuk

menguji hipotesis komparatif dua sampel yang independen bila datanya

berbentuk ordinal. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

statistik Nonparametris karena data yang diuji berbentuk nominal atau

ordinal dan tidak berlandaskan data harus normal (sugiyono, 2009:293).

Proses pengambilan keputusan diantaranya:

1. Hipotesis

Ho : Tidak terdapat perbedaan Pertumbuhan investasi reksa

dana sebelum dan sesudah Pelaksanaan UU pajak

penghasilan Nomor 36 Tahun 2008

Ha : Terdapat perbedaan Pertumbuhan investasi reksa dana

sebelum dan sesudah Pelaksanaan UU pajak penghasilan

Nomor 36 Tahun 2008 berbeda secara nyata

Page 59: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

46

2. Dasar pengambilan keputusan

Dengan membandingkan angka z hitung pada tabel test statistic

dan z tabel

Jika Zh < Ztabel maka Ho ditolak

Jika Zh > Ztabel maka Ho diterima

3. Keputusan:

Dengan membandingkan angka Z hitung pada tabel test statistic

dan Z tabel.

Jika Zh < Ztabel dengan resiko kekeliruan 5%. Artinya, tidak

terdapat perbedaan yang signifikan (Wahyono, 2009:198) antara

pertumbuhan investasi reksa dana padaa saat sebelum dan sesudah

penerapan UU No.36 Tahun 2008.

E. Operasional Variabel

Operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa

yang harus diamati dana bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep

(Dominicius, 2009:1) sedangkan variabel adalah cara yang dimiliki oleh

objek yang menjadi perhatian peneliti.

Berikut ini adalah definisi operasional dari variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

Page 60: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

47

1. UU Nomor 36 Tahun 2008 (X1)

Suatu kebijakan pemerintah atas pembebanan pajak terhadap reksa

dana yang sebelumnya tidak dibebankan atau bebas pajak. Adanya

penerapan UU Nomor 36 Tahun 2008 yang mengatur tentang

pengecualian pajak atas bunga obligasi reksa dana sejak 5 tahun

pendirian, diterapkan pemerintah atas asas keadilan dan dalam

rangka peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak. Dimana

atas pengenaan pajak tersebut diharapkan akan menambah

pendapatan bagi negara.

2. Pertumbuhan investasi Reksa Dana (Y1)

Suatu perubahan yang mungkin terjadi akibat adanya kebijakan

pemerintah atas pembebanan pajak reksa dana. Perubahan yang

dimaksud adalah kemungkinan terjadinya peningkatan atau

penurunan pertumbuhan investasi reksa dana pada tiap periodenya.

Page 61: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

48

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

A. Sejarah Pasar Modal

Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan

obligasi dimulai pada abad-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan

oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek

telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal 14 Desember 1912, Amserdamse

Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia,

bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua ke-empat setelah Bombay,

Hongkong, dan Tokyo.

1. Zaman Penjajahan

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah colonial Belanda mulai

membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai

salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah

dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-

orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya jauh sangat

lebih tinggi dari penghasilan pajak pribumi.

Atas dasar itulah maka pemerintahan colonial pada waktu itu

mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan, maka

akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia yang terletak di

Batavi (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama

Page 62: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

49

Vereniging voor de Effectenhandel (bursa efek) dan langsung

memulai perdagangan.

Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar)

yaitu : Fa.Dunlop & Kolf, Gijselman & Steup, Fa Monod & Co, Fa.

Adree Witansi & Co, Fa.AW.Deeleman, Fa. H. Jul Joostensz; Fa.

Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D. Linden; Fa. Walbrink & Co;

Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa.

Gebroeders.

Efek yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi

perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi

yang diterbitkan Pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham

perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor

administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya.

Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat

sehingga menarik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat

tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus

1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Anggota bursa di Surabaya

waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. V.

Van Velsen, Fa. Beaukkerk & Cop, dan N. Koster.

Sedangkan anggota bursa di Semarang waktu itu adalah : Fa.

Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. Monad & Co, Fa.

Companien & Co, serta Fa.P.H.Soeters &Co. Perkembangan pasar

modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat dari nilai efek

Page 63: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

50

yang tercatat yang mencapai NIF 1,4 milyar (jika indeks demgan harga

beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya + Rp 7 triliun ) yang

berasal dari 250 macam efek.

2. Perang Dunia II

Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa menghangat

dengan memuncaknya kekuasaan Adolf Hitler. Melihat keadaan ini,

pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijaksanaan untuk

memusatkan perdagangan Efek-nya di Batavia serta menutup bursa

efek di Surabaya dan di Semarang.

Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan

perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan

bahwa semua efek-efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh

Pemerintah Hindia Belanda. Penutupan ketiga bursa efek tersebut

sangat mengganggu likuiditas efek, menyulitkan para pemilik efek, dan

berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang serta pemutusan

hubungan kerja.

Selain itu juga mengakibatkan banyak perusahaan dan

perseorangan enggan menanam modal di Indonesia. Dengan demikian,

dapat dikatakan, pecahnya Perang Dunia II menandai berakhirnya

aktivitas pasar modal pada zaman penjajahan Belanda.

Page 64: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

51

3. Orde Lama

Setahun setelah pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan RI,

tepatnya pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan

oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar

Modal Indonesia.

Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No.

13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkankan sebagai

Undang-undang No. 15 tahun 1952 tentang Bursa, pemerintah RI

membuka kembali Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 31 Juni 1952,

setelah terhenti selama 12 tahun. Adapun penyelenggaraannya

diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek

(PPUE) yang terdiri dari tiga bank negara dan beberapa makelar Efek

lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.

Sejak itu Bursa Efek berkembang dengan pesat, meskipun Efek

yang diperdagangkan adalah Efek yang dikeluarkan sebelum Perang

Dunia II. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara

mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955,

dan 1956. Para pembeli obligasi banyak warga negara Belanda, baik

perorangan maupun badan hukum. Semua anggota diperbolehkan

melakukan transaksi arbitrase dengan luar negeri terutama dengan

Amsterdam.

Page 65: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

52

Masa Konfrontasi

Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958,

karena mulai saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan

di Bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan

pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan

ekonomi kedua negara dan mengakibatkan banyak warga negara

Belanda meninggalkan Indonesia.

Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan

memburuknya hubungan Republik Indonesia dengan Belanda

mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-

alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan

Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958.

Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasionalisasi

Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan bagi

Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua Efek dari

perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk semua

Efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah

perdagangan Efek di Indonesia.

Tingkat inflasi pada waktu itu yang cukup tinggi ketika itu,

makin menggoncang dan mengurangi kepercayaan masyarakat

terhadap pasar uang dan pasar modal, juga terhadap mata uang rupiah

yang mencapai puncaknya pada tahun 1966. Penurunan ini

mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah,

Page 66: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

53

sehingga tidak menarik lagi bagi investor. Hal ini merupakan pasang

surut Pasar Modal Indonesia pada zaman Orde Lama.

4. Orde baru

Langkah demi langkah diambil oleh pemerintah Orde Baru untuk

mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang rupiah.

Disamping pengerahan dana dari masyarakat melalui tabungan dan

deposito, pemerintah terus mengadakan persiapan khusus untuk

membentuk Pasar Modal.

Dengan surat keputusan direksi BI No. 4/16 Kep-Dir tanggal 26

Juli 1968, di BI di bentuk tim persiapan (PU) Pasar Uang dan (PM)

Pasar Modal. Hasil penelitian tim menyatakan bahwa benih dari PM di

Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah sejak tahun 1952,

tetapi karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang pasar

modal, maka pertumbuhan Bursa Efek di Indonesia sejak tahun 1958

s/d 1976 mengalami kemunduran.

Setelah tim menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka dengan

surat keputusan Kep-Menkeu No. Kep-25/MK/IV/1/72 tanggal 13

Januari 1972 tim dibubarkan, dan pada tahun 1976 dibentuk Bapepam

(Badan Pembina Pasar Modal) dan PT Danareksa. Bapepam

bertugas membantu Menteri Keuangan yang diketuai oleh Gubernur

Bank Sentral.

Page 67: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

54

Dengan terbentuknya Bapepam, maka terlihat kesungguhan dan

intensitas untuk membentuk kembali PU dan PM. Selain sebagai

pembantu menteri keuangan, Bapepam juga menjalankan fungsi ganda

yaitu sebagai pengawas dan pengelola bursa efek.

Pada tanggal 10 Agustus 1977 berdasarkan kepres RI No. 52

tahun 1976 pasar modal diaktifkan kembali dan go publik-nya

beberapa perusahaan. Pada jaman orde baru inilah perkembangan PM

dapat di bagi menjadi 2, yaitu tahun 1977 sampai dengan 1987 dan

tahun 1987 sampai dengan sekarang.

Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 s/d 1987

mengalami kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas

kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa

efek. Fasilitas-fasilitas yang telah diberikan antara lain fasilitas

perpajakan untuk merangsang masyarakat agar mau terjun dan aktif di

Pasar Modal. Tersendatnya perkembangan pasar modal selama

periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai

prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan

fluktuasi harga saham dan lain sebagainya.

Untuk mengatasi masalah itu pemerintah mengeluarkan

berbagai deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar

modal, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket

Kebijaksanaan Oktober 1988, dan Paket Kebijaksanaan Desember

1988.

Page 68: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

55

a. Pakdes 87

Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi

saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya

dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek.

Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk

membeli efek maksimal 49% dari total emisi.Pakdes 87 juga

menghapus batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan

memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang

belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.

b. Pakto 88

Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankkan, namun mempunyai

dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan

tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan

pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak positif

terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya

kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi perlakuan yang

sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal.

c. Pakdes 88

Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh

pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk

menyelenggarakan bursa. Karena tiga kebijaksanaan inilah pasar

modal menjadi aktif untuk periode 1988 hingga sekarang.

Page 69: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

56

5. Sejarah Reksa Dana

Reksa dana yang pertama kali bernama Massachusetts Investors

Trust yang diterbitkan tanggal 21 Maret 1924, yang hanya dalam waktu

setahun telah memiliki sebanyak 200 investor reksa dana dengan total aset

senilai US$ 392.000. Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka

pertumbuhan industri reksa dana ini menjadi melambat. Menanggapi

jatuhnya bursa maka Kongres Amerika mengeluarkan Undang-undang

Surat Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa

Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934).

Berdasarkan peraturan tersebut maka reksa dana wajib didaftarkan

pada Securities and Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu

sebuah komisi di Amerika yang menangani perdagangan surat berharga

dan pasar modal. Selain itu pula, penerbit reksa dana wajib untuk

menyediakan prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan

informasi reksa dana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek

kelolaan, informasi mengenai manajer investasi yang menerbitkan reksa

dana.

Securities and Exchange Commission (SEC) juga terlibat dalam

perancangan Undang-undang Perusahaan Investasi tahun 1940 yang

menjadi acuan bagi ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi untuk setiap

pendaftaran reksa dana hingga hari ini. Dengan pulihnya kepercayaan

pasar terhadap bursa saham, reksadana mulai tumbuh dan berkembang.

Hingga akhir tahun 1960 diperkirakan telah ada sekitar 270 reksa dana

Page 70: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

57

dengan dana kelolaan sebesar 48 triliun US Dollar. Reksa dana indeks

pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 oleh John Bogle dengan

nama First Index Investment Trust, yang sekarang bernama Vanguard 500

Index Fund yang merupakan reksa dana dengan dana kelolaan terbesar

yang mencapai 100 triliun US Dollar.

Salah satu kontributor terbesar dari pertumbuhan reksa dana di

Amerika yaitu dengan adanya ketentuan mengenai rekening pensiun

perorangan (individual retirement account - IRA), yang menambahkan

ketentuan kedalam Internal Revenue Code ( peraturan perpajakan di

Amerika) yang mengizinkan perorangan (termasuk mereka yang sudah

memiliki program pensiun perusahaan) untuk menyisihkan sebesar 4.000

US $ setahun.

Page 71: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

58

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Tabel 4.1

Uji peringkat Mann-Whitney test

Tahun Total NAB Keterangan Peringkat

Jan - Juni 2004 486.654.327.772.112.40 Sebelum 6

Juli – Des 2004 589.830.058.599.262.10 Sebelum 11

Jan - Juni 2005 583.790.904.392.968.00 Sebelum 10

Juli – Des 2005 268.400.710.217.958.97 Sebelum 3

Jan - Juni 2006 184.065.521.658.863.70 Sebelum 1

Juli – Des 2006 257.583.170.892.725.62 Sebelum 2

Jan - Juni 2007 360.627.900.177.250.00 Sebelum 4

Juli – Des 2007 493.263.951.722.125.94 Sebelum 7

Jan - Juni 2008 563.735.640.733.762.60 Sebelum 9

Juli – Des 2008 479.740.532.030.354.40 Sebelum 5

Jan - Juni 2009 493.936.728.652.953.56 Sesudah 8

Juli – Des 2009 633.099.440.031.234.10 Sesudah 12

Jan - Juni 2010 797.590.634.585.309.60 Sesudah 14

Juli – Des 2010 757.080.803.562.471.90 Sesudah 13

Dari hasil uji peringkat Mann-Whitney test menunjukkan bahwa

pertumbuhan reksa dana pada periode sebelum penerapan Undang-undang

No 36 Tahun 2008 terlihat pada periode Januari sampai Juni 2006

merupakan Rank pertumbuhan yang paling kecil dibandingkan dengan

periode-periode sebelumnya. Hal ini terjadi sebagai imbas dari adanya

redemption besar-besaran yang dilakukan oleh investor pada tahun 2005.

Namun, pada periode sebelum penerapan Undang-undang Nomor 36 Tahun

2008 pertumbuhan pada periode Juli sampai Desember 2004 merupakan

rank tertinggi dibandingkan dengan periode-periode setelahnya. Hal ini

terjadi karena didukung oleh situasi ekonomi yang relatif stabil dan

kondusif bagi perkembangan investasi reksa dana.

Page 72: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

59

Berdasarkan tabel uji peringkat Mann-Whitney test menunjukan

bahwa pada periode setelah penerapan Undang-undang No 36 Tahun 2008

yaitu tahun 2009 dan 2010 menunjukkan jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB)

yang terus meningkat. Rank tertinggi pada periode setelah penerapan

Undang-undang No 36 Tahun 2008 terjadi pada periode Januari sampai Juni

2010. Hal ini terjadi karena didukung oleh situasi ekonomi yang relatif

stabil dan kondusif bagi perkembangan reksa dana yang terlihat dari kinerja

IHSG dan tingkat suku bunga yang semakin membaik sehingga

menciptakan alternatif ekonomi yang kondusif.

Tabel 4.2

Hasil Mean Rank Mann-Whitney

Ranks

Keterangan N Mean Rank Sum of Ranks

Total

NAB

Sebelum 10 5.80 58.00

Sesudah 4 11.75 47.00

Total 14

Dari output Rank, dapat dilihat bahwa nilai mean untuk sebelum

penerapan Undang-undang pajak Nomor 36 Tahun 2008 lebih kecil

daripada nilai mean setelah penerapan Undang-undang Pajak Nomor 36

Tahun 2008 yaitu didapat 5,80 < 11,75.

Page 73: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

60

Tabel 4.3

Hasil Output Mann-Whitney test

Test Statisticsb

Total NAB

Mann-Whitney U 3.000

Wilcoxon W 58.000

Z -2.404

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)]

.014a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Keterangan

Dari Nilai uji Mann-Whitney U, dapat dilihat pada output Test Statistikb

dimana nilai statistik uji z yaitu -2,404. Untuk tingkat kepercayaan 95%

didapat nilai z tabel adalah ±1,96. Karena z hitung terletak didaerah Ho

ditolak maka keputusannya adalah menolak Ho atau terdapat perbedaan

pertumbuhan investasi sebelum dan sesudah pelaksanaan Undang-undang

pajak penghasilan No.36 Tahun 2008. Pada output Test Statistikb

didapat nilai

Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,016. Nilai Asymp-Sig(2-tailed) lebih kecil dari

0,05. Maka, dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan

pertumbuhan investasi reksadana sebelum dan sesudah penerapan Undang-

undang Pajak Penghasilan No 36 Tahun 2008.

Page 74: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

61

Gambar 4.1

Uji dua sisi Mann-Whitney

Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak

-2,404 -1,96 0 1,96

C. Analisis Pertumbuhan Investasi Reksa Dana

Dalam menganalisis perbedaan yang terjadi pada pertumbuhan investasi

reksa dana sebelum pelaksanaan UU Pajak Nomor 36 Tahun 2008 dan

sesudah pelaksanaan UU Pajak Nomor 36 Tahun 2008, penelitian ini

menggunakan data mengenai jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB). Salah satu

indikator utama untuk menilai kinerja reksa dana adalah dengan Nilai Aktiva

Bersih (NAB). Indikator ini merupakan hasil perhitungan dari nilai investasi

dan kas dipegang (yang tak terinvestasikan) dikurangi dengan biaya-biaya

serta utang-utang dari kegiatan operasional (Ponco Utomo, 2010:25). Kinerja

reksa dana berhasil menorehkan prestasi yang sangat mengesankan. Dalam

beberapa tahun terakhir ini pertumbuhan investasi reksa dana mengalami

suatu lonjakan yang cukup signifikan dilihat dari jumlah dana yang dikelola.

Page 75: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

62

Berikut tabel perkembangan jumlah total aset reksa dana di Indonesia

tahun 2004 – 2010 :

Tabel 4.3

Jumlah Total Aset Reksa Dana

(dalam triliun)

Aset Reksa

Dana 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jan-

april

2010

Pasar Uang 123.019 98.065 30.365 58.968 51.927 45.226 49.666

Pendapatan

Tetap 907.837 590.885 182.328 290.895 190.497 160.131 52.700

Saham 10.544 57.160 63.145 224.094 364.168 363.338 108.796

Terproteksi 6.150 91.069 142.964 260.808 365.623 175.010

Campuran 37.766 86.083 70.584 131.604 152.939 147.734 4.4051

Indeks 154 4.782 1.810 975 675

Syariah 14.118 34.525 10.830

ETF 582 7.205 9.408 1.545

Total 1.079.166 838.343 437.645 853.889 1.043.472 1.126.96

0

443.273

Sumber : diolah penulis

Gambar 4.2

Grafik Perkembangan NAB (2004-2010)

Sumber: diolah penulis

-20,000,000,000,000.00 40,000,000,000,000.00 60,000,000,000,000.00 80,000,000,000,000.00

100,000,000,000,000.00 120,000,000,000,000.00 140,000,000,000,000.00 160,000,000,000,000.00 180,000,000,000,000.00 200,000,000,000,000.00

Jan

uar

i-2

00

4

Jun

i-2

00

4

No

v-0

4

Ap

r-0

5

Sep

-05

Feb

ruar

i-2

00

6

Juli

-20

06

Des

emb

er-2

00

6

Mei

-20

07

Okt

ob

er-2

00

7

Mar

et -

20

08

Agu

stu

s-2

00

8

Jan

uar

i-2

00

9

Jun

i-2

00

9

No

v-0

9

Ap

r-1

0

Sep

-10

Total NAB

Total NAB

Sesudah

Sebelum

Page 76: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

63

Pada tahun 2004, pertumbuhan investasi reksa dana mulai

mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari total aset kelolaan reksa

dana yang mencapai Rp 104 Triliun dan mencapai puncaknya pada

bulan Februari 2005 dengan total aset yang dikelola mencapai Rp 113

triliun. Terjadinya peningkatan ini karena didukung oleh situasi

ekonomi yang relatif stabil dan kondusif bagi perkembangan reksa

dana dan semakin banyaknya jumlah Wakil Agen Penjual Reksa

Dana (WAPRD) serta penggunaan media elektronik seperti Anjungan

Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar ke seluruh penjuru tanah air

sebagai salah satu sarana untuk melayani lebih banyak investor reksa

dana (Kurnia, 2005:13).

Terjadi penurunan yang sangat drastis pada pertumbuhan

investasi reksadana pada bulan Maret 2005. Hal ini terjadi karena

adanya redemption atau pencairan besar-besaran yang dilakukan oleh

investor atas reksa dananya yang disebabkan adanya penurunan harga

obligasi. Penurunan ini seiring dengan kondisi perekonomian

Indonesia yang kurang mendukung. Hal ini dapat dilihat dari

beberapa indikator ekonomi makro Indonesia pada periode Januari

sampai dengan September 2005 yang menunjukan pergerakan yang

relatif menurun. Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar US

yang mencapai level Rp 12000 terjadi akibat naiknya harga minyak

dunia yang mencapai level tertinggi di US$71 per barel pada akhir

Agustus 2005 (Kurnia, 2005:14).

Page 77: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

64

Kondisi ini menyebabkan semakin melonjaknya beban negara

atas subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga memaksa

pemerintah Indonesia menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

dalam negeri. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar

80% telah menyebabkan ekspektasi inflasi semakin naik tajam,

dimana pada awal Januari inflasi berada di level 1,42% dan di akhir

Oktober mencapai 15,65%. Untuk meredam inflasi Bank Indonesia

sebagai otoritas moneter telah menaikan suku bunga SBI sekitar 258

bp dimana pada bulan Januari 2005 mencapai 11%.

Gambar 4.3

Inflasi tahun 2005

Sumber: Bapepam.go.id

Peningkatan suku bunga akibat inflasi ini menurunkan harga

obligasi termasuk Obligasi Pemerintah (Surat Utang Negara) yang

menjadi mayoritas portofolio Reksa Dana, khususnya Reksa Dana

Pendapatan Tetap. Ekspektasi inflasi membuat penurunan harga

obligasi semakin tajam yang tercermin dari meningkatnya yield

obligasi. Selain itu juga, kenaikan tingkat suku bunga deposito dan

Page 78: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

65

valas menjadikan harga obligasi turun sehingga kurang diminati

investor. Dampak selanjutnya adalah return reksa dana pendapatan

tetap menjadi berkurang dan bahkan negatif, sehingga mendorong

investor reksa dana melakukan redemption.

Dalam keadaan seperti ini, investor berlomba-lomba melakukan

redemption karena mereka beranggapan makin lambat redemption

akan semakin rugi sehingga timbulah massive redemption. Dengan

terjadinya massive redemption secara besar-besaran, maka

pertumbuhan investasi reksa dana mengalami penurunan yang sangat

signifikan yaitu sebesar 74%.

Selama tahun 2006, industri reksa dana mulai menunjukan

tanda-tanda kearah kebangkitan setelah sempat mengalami

keterpurukan akibat massive redemption yang terjadi pada tahun

2005. Hal itu terlihat dari pertumbuhan total Nilai Aktiva Bersih

(NAB) reksa dana sampai dengan akhir tahun 2006 yang telah

mencapai angka Rp 51,62 triliun mengalami kenaikan sebesar 78%.

Jika dibandingkan posisi total Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada akhir

tahun 2005 sebesar 29 triliun. Kondisi tersebut mengindikasikan

bahwa kepercayaan investor terhadap reksa dana yang sudah mulai

pulih.

Peningkatan yang terjadi pada pertumbuhan investasi reksa

dana karena adanya upaya pemerintah guna meningkatkan

Page 79: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

66

pertumbuhan investasi reksa dana yang sempat mengalami

penurunan. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan

cara melakukan sosialisasi kepada para pemain saham atas Undang-

undang pajak No.17 Tahun 2000. Hal ini dilakukan dalam rangka

meningkatkan pemahaman investor mengenai reksa dana.

Pada awal tahun 2007, pertumbuhan investasi reksa dana

mengalami peningkatan sebesar 79,1%. Peningkatan yang terjadi

tidak berbeda jauh dengan peningkatan yang terjadi pada tahun 2006.

Hal tersebut dikarenakan kinerja reksa dana relatif bagus. Pada level

ekonomi makro , BI rate turun dari 9,75% menjadi 9,5% dan total

aset kelolaan reksa dana baru mencapai Rp 51,65 triliun pada awal

tahun 2007. Setelah BI memangkas BI rate menjadi 8% pada

Desember 2007, jumlahnya sudah mencapai Rp 91,2 milyar

(www.danareksa-research.com). Berdasarkan pengamatan para

manajer investasi, peningkatan dana kelolaan industri reksa dana itu

terjadi karena adanya perpindahan dana masyarakat dari produk

simpanan perbankan ke pasar modal.

Pada tahun 2008, kinerja reksa dana mengalami penurunan

sebesar 25,47% yaitu mencapai Rp73,4 triliun pada akhir tahun 2008,

setelah sebelumnya mencapai Rp 92,1 triliun pada akhir tahun 2007.

Hal ini terjadi karena adanya rencana pemerintah yang akan

mencabut insentif pajak atas bunga obligasi reksa dana. Rencana

ekstensifikasi pajak penghasilan terhadap reksa dana ini akan

Page 80: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

67

berpengaruh langsung terhadap investor dana manajer investasi

sebagai pengelola reksa dana.

Dampak atas ekstensifikasi pajak penghasilan atas reksa dana

ini bagi investor adalah adanya tarif efektif yang semakin tinggi

sehingga akan mengurangi hasil return yang akan diperoleh investor.

Selain mengurangi return yang akan diperoleh investor, ekstensifikasi

ini juga menimbulkan adanya pajak berganda atau dikenakan dua kali

yaitu ketika transaksi di bursa dan ketika memperoleh return sebagai

hasil redemption.

Berikut adalah grafik kepemilikan unit penyertaan reksa dana

yang di miliki oleh pihak asing dan domestik pada periode 2008

sampai 2010:

Gambar 4.5

Pemegang Unit penyertaan Asing dan Domestik

( Periode 2008 - 2010)

Sumber : diolah penulis

0200000400000600000800000

Jan

uar

i 20

08

Ap

r-0

8

Juli

20

08

Feb

ruar

i 20

09

Mei

20

09

Agu

stu

s 2

00

9

No

pem

ber

20

09

Mar

et 2

01

0

Jun

i 20

10

Sep

-10

Tota

l Pe

nye

rtaa

n

periode

Asing Domestik

Page 81: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

68

Tahun 2008 merupakan tahun dimana Undang-undang pajak

Nomor 36 Tahun 2008 disahkan. Namun, hal ini tidak terlalu

berimplikasi negatif terhadap minat investor asing untuk berinvestasi

di reksa dana. Dari grafik di atas terlihat kepemilikan unit penyertaan

asing cukup stabil . Faktor pajak dapat mempengaruhi investor untuk

memilih jenis investasi apa yang akan dibeli (Bergsteller, 2002:412).

Namun, minat investor asing untuk berinvestasi di reksa dana tidak

terlalu terpengaruh oleh kebijakan pajak yang akan diberlakukan

pemerintah. Sebab tarif pajak penghasilan bunga obligasi untuk

periode 2009 dan 2010 masih 0%. Selain itu, faktor lain yang

berpengaruh terhadap minat investor untuk berinvestasi di reksa dana

adalah kondisi perekonomian suatu negara. Motivasi investor dalam

portfolio investment terhadap profit adalah dalam jangka pendek saja.

Sehingga sangat dipengaruhi oleh faktor jangka pendek misalnya

tingkat suku bunga (interest rate) dan perilaku kebijakan (Sarwedi,

2002:23).

Pada tahun 2009, reksa dana kembali mengalami peningkatan

sebesar 49,4% yaitu mencapai Rp 110 Triliun pada Desember 2009

setelah sebelumnya mencapai Rp 73,63 triliun pada Januari 2009.

Hal ini terjadi karena adanya penguatan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) yang telah berhasil melakukan big rebound

Page 82: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

69

hingga 89,74% dari level tertingginya tahun lalu yang diiringi juga

dengan penguatan reksa dana berbasis saham.

Reksa dana saham Indonesia berhasil mencetak pertumbuhan

Nilai Aktiva Bersih (NAB) hingga 48,9% untuk periode Januari

sampai Mei 2009 dari posisi Rp 19,854 triliun pada bulan Januari

2009 menjadi 29,568 triliun pada bulan Mei 2009. Pertumbuhan

investasi reksa dana pada tahun ini berhasil mengungguli performa

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dimana Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Januari sampai Mei 2009 hanya

berhasil naik sebesar 33,36%, sedangkan Nilai Aktiva Bersih (NAB)

reksa dana saham berhasil tumbuh hingga 53% (Ponco Utomo,

2010:26).

Berikut adalah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) selama periode 2008-2009, yaitu:

Gambar 4.6

Grafik Pergerakan IHSG 2008-2009

Sumber: Bapepam.go.id

Page 83: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

70

Pertumbuhan pesat reksa dana Exchange Traded Fund

(ETF) saham dan Exchange Traded Fund (ETF) pendapatan tetap

berhasil membukukan pertumbuhan yang cukup signifikan.

Pertumbuhan pesat reksa dana Exchange Traded Fund (ETF)

saham tidak terlepas dari meningkatnya IHSG di Indonesia selama

paruh tahun pertama 2009. Exchange Traded Fund (ETF) saham

berhasil tumbuh sebesar 40% dari Rp 42,46 triliun pada Januari

2009 menjadi 59,46 triliun pada bulan Mei 2009.

Pada tahun 2010 pertumbuhan investasi reksa dana terus

mengalami peningkatan tiap periodenya. Hal ini terjadi karena

kondisi makro ekonomi Indonesia yang stabil dan Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) yang naik signifikan sebesar 42,86%.

Selain didukung kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),

juga didukung suku bunga yang relatif rendah sehingga

menciptakan alternatif investasi yang kondusif. Hal ini terlihat

dari naiknya total jumlah dana kelolaan dari Januari hingga

November naik 61,58 triliun, dari total dana kelolaan per Januari

2010 sebesar Rp 186,331 triliun menjadi Rp 124,75 triliun per

November 2010.

Pertumbuhan reksa dana yang begitu pesat, selain

ditopang oleh kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

pertumbuhan investasi reksa dana juga ditopang oleh

pertumbuhan makro ekonomi Indonesia yang positif seperti suku

Page 84: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

71

bunga rendah, inflasi terkendali dan cadangan devisa meningkat.

Hal ini menyebabkan kinerja reksa dana terproteksi mencatatkan

kinerja luar biasa dengan total dana kelolaan sebesar Rp 41

triliun per November 2010.

Penerapan UU pajak No.36 Tahun 2008 yang dibarengi

oleh Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2009 yang menetapkan

tarif pajak penghasilan atas penghasilan reksa dana secara

bertahap. Dimana pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010

tarif pajak atas bunga obligasi reksa dana sebesar 0%, untuk tahun

2011 sampai tahun 2013 tarif pajak atas bunga obligasi reksa dana

yang berlaku adalah 5% serta 15% untuk tahun 2014 dan

seterusnya. Penetapan tarif secara bertahap ini memacu para

manajer investasi untuk terus melakukan inovasi terhadap

produk-produk reksa dananya, sehingga investor menjadi lebih

tertarik menanamkan dananya di instrumen investasi reksa dana.

Berikut adalah grafik jumlah perusahaan reksa dana yang

terdaftar di Bapepam tahun 2004-2010:

Page 85: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

72

Gambar 4.6

Jumlah Perusahaan Reksa Dana di Indonesia

Sumber: diolah penulis

Pertumbuhan investasi reksa dana dapat mengalami

pertumbuhan yang terus meningkat karena adanya kebijakan

pemerintah yang membantu mempertahankan pertumbuhan

investasi reksa dana agar tetap meningkat dan kondisi pasar yang

terus membaik. Adanya perubahan Undang-undang pajak

penghasilan No 36 Tahun 2008 merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan investasi reksa dana di

Indonesia.

Pertumbuhan investasi reksa dana juga terpengaruh oleh

keadaan makro ekonomi Indonesia, kinerja Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) dan tingkat suku bunga. Hal ini terlihat dari

semakin meningkatnya pertumbuhan Investasi reksadana sebesar

57,09% rata-rata pertumbuhan investasi reksadana sebelum dan

383342

403

473

566 574551

0

100

200

300

400

500

600

700

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

jumlah perusahaan reksa …

Sebelum

Sesudah

Page 86: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

73

sesudah penerapan undang-undang pajak penghasilan No 36

Tahun 2008 yaitu dengan jumlah rata-rata Nilai Aktiva Bersih

(NAB) pada periode 2004-2008 sebesar Rp

71,128,211,969,956.40 dan rata-rata Nilai Aktiva Bersih (NAB)

periode 2009-2010 sebesar Rp 111,737,816,951,332.00. Hal ini

terjadi karena kondisi makro ekonomi yang relatif stabil serta

didukung oleh tingkat suku bunga dan kinerja Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) yang semakin baik pada periode 2009

dan 2010.

Selain itu, tingkat pertumbuhan investasi reksa dana juga

dipengaruhi oleh kinerja pengelola pasar modal dalam

mensosialisasikan produk-produk reksa dana serta menciptakan

inovasi baru dalam mengemas produk-produk reksa dana

sehingga lebih menarik investor untuk berinvestasi di reksa dana.

Terdapat beberapa faktor pendukung lainnya yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan investasi reksa dana. Beberapa

faktor pendukung tersebut diantaranya (Ria Nurhafiza, 2009:66)

sebagai berikut:

a) Kebijakan Bank Indonesia dalam mengendalikan tingkat suku

bunga yang terus disesuaikan dengan laju inflasi yang terjadi.

Adanya penurunan tingkat suku bunga akan berkorelasi

negatif terhadap harga produk pasar modal termasuk obligasi

dan saham.

Page 87: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

74

b) Nilai tukar Rupiah yang tetap terjaga stabil terhadap Dolar.

Dengan semakin baiknya sentimen dan persepsi asing

terhadap kinerja perekonomian dan stabilitas politik dalam

negeri. Maka, Bank Indonesia memiliki ruang untuk

menurunkan suku bunga tanpa memberikan pengaruh yang

berarti terhadap nilai tukar.

c) Sentimen dan persepsi asing terhadap Indonesia yang semakin

membaik adalah faktor pendukung dan terus mengalirnya

dana asing masuk ke pasar uang dan pasar modal Indonesia.

Walaupn diperkirakan dana asing ini adalah hot money yang

hanya mengincar return tinggi dan mudah sekali untuk profit

taking hingga saat dana asing ini keluar akan memberikan

dampak negatif. Namun dana asing ini terbukti telah

mendorong kenaikan indeks saham dan obligasi.

d) Semakin berkembangnya pemahaman investor terhadap

produk reksa dana. Investor telah banyak belajar mengenai

resiko yang dimiliki oleh produk investasi reksa dana.

e) Semakin berkembangnya bisnis financial planning dan wealth

management yang telah membantu memberikan edukasi dan

promosi terutama kepada investor pemula untuk mulai

mencoba melakukan investasi di reksa dana.

Page 88: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

75

Penerapan UU pajak Nomor 36 Tahun 2008 merupakan

upaya pemerintah dalam melakukan ekstensifikasi di bidang

perpajakan untuk menambah sumber pendapatan negara dari

sektor pajak. Namun penerapan UU pajak Nomor 36 Tahun 2008

sebagai upaya menambah pemasukan ke kas negara dan tumbuh

kembangnya investasi reksa dana harus sejalan. Jika

pemberlakuan pajak reksa dana tersebut akan mengakibatkan

shock bagi pelaku pasar terutama bagi investor yang baru saja

memiliki kepercayaan terhadap pasar modal dan akan merusak

pasar.

Jika hal yang dikhawatirkan tersebut terjadi maka

pemerintah perlu membuat kebijakan-kebijakan yang diharapkan

dapat membantu menstabilkan pertumbuhan investasi reksa dana

yang baru saja mulai meningkat seperti menaikkan suku bunga,

menjaga stabilitas inflasi, meningkatkan cadangan devisa,

menguatkan pertukaran rupiah terhadap USD, menjaga

pertumbuhan perekonomian dan membuat kebijakan investasi,

serta membuat regulasi atau peraturan yang tidak hanya

menguntungkan pemerintah. Selain itu, para manajer investasi

perlu melakukan usaha-usaha meningkatkan profesionalisme dan

kinerjanya dalam mengelola dana dan portfolio reksa dana para

investor. Hal tersebut dilakukan guna memberikan kepercayaan

kepada investor agar tetap berminat melakukan investasi.

Page 89: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

76

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB), hasil uji menunjukan

nilai uji z -2,404. Untuk tingkat kepercayaan 95% didapat nilai z tabel

adalah ±1,96. Maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan pertumbuhan

investasi reksadana pada saat sebelum dan sesudah Penerapan UU pajak

No.36 Tahun 2008. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan Ria Nurhafiza (2009) yang menyatakan bahwa Undang-undang

pajak No 17 Tahun 2000 berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

investasi reksa dana.

2. Terdapat peningkatan sebesar 57,09% rata-rata pertumbuhan investasi

reksadana sebelum dan sesudah penerapan undang-undang pajak

penghasilan No 36 Tahun 2008. Pajak merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan investasi reksadana. Namun,

pertumbuhan investasi reksadana juga dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti kondisi makro ekonomi yang relatif stabil. tingkat suku bunga dan

kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Page 90: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

77

B. Implikasi

1. Bagi Investor Domestik

Pengenaan pajak terhadap bunga obligasi reksa dana akan

menyebabkan investor enggan untuk investasi di reksa dana karena

return yang diperoleh tidak menarik, bahkan dapat mendekati deposito

bank. Sebab return reksa dana dibawah lima tahun menjadi relatif lebih

kecil akibat potongan pajak.

2. Bagi Investor Asing

Pemberlakuan UU pajak Nomor 36 Tahun 2008 dikhawatirkan akan

berdampak negatif terhadap minat investor asing untuk berinvestasi di

reksa dana. Hal ini dikarenakan investor asing cenderung mudah untuk

profit taking sehingga untuk tahun 2011 dan seterusnya minat investor

asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia akan menurun

sehingga akan menghambat pemerintah untuk menyediakan dana untuk

pembangunan nasional.

3. Bagi Pemerintah

Pemerintah perlu membuat kebijakan-kebijakan yang diharapkan dapat

membantu menstabilkan pertumbuhan investasi reksa dana yang baru

saja mulai meningkat seperti menaikkan suku bunga, menjaga stabilitas

inflasi, meningkatkan cadangan devisa, menguatkan pertukaran rupiah

terhadap USD, menjaga pertumbuhan perekonomian dan membuat

kebijakan investasi, serta membuat regulasi atau peraturan yang tidak

hanya menguntungkan pemerintah.

Page 91: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

78

DAFTAR PUSTAKA

Amelia. Korelasi kebijakan pajak reksa dana dan minat investor dalam

berinvestasi di reksa dana. Skripsi UIN 2009.

Ariesta Hapsari. Analisis pencabutan fasilitas pajak pasal 4 ayat (3) huruf j UU

PPh Nomor 36 Tahun 2008. Jurnal perpajakan Indonesia.

Clemens Sialm. 2001. Taxation, portfolio choices, and asset return. Jurnal

Proquest.

Daniel Bergstrstler, James Poterba. 2000. Do After Tax Return Affect Mutual

fund inflow?. Journal of financial Economics 2002.

Darmadji, Tjiptono. 2006. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Fabozzi, Frank. Pasar dan Lembaga Keuangan. 1999. Jakarta: salemba Empat.

Haymans, Adler. Reksa Dana Investasiku. 1987. Jakarta: Kompas.

Kuwat,Indriyanto.2005. Perlakuan Pajak penghasilan Reksa Dana dari asas

keadilan dan Revenue Adequacy.Tesis Universitas Indonesia 2005

Michael Millstone. 2008. Mutual Funds: A study of Selected attributes on long

term. Jurnal Proquest.

Moeljoedi. 2006. Keputusan Investasi dalam Keadaan Pasti. Malang:

Bayumedia Publishing.

Opriani, Mutiara. Implikasi Ekstensifikasi Pajak Penghasilan Atas Instrumen

Reksa Dana Saham. Skripsi Universitas Indonesia 2008

Ponco Utomo. Peluang dan Tantangan Reksa Dana di Indonesia. Riset PT

Minna Padi Aset Manajemen April 2010.

Prasetyo, Bambang. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan:Teori dan Kasus edisi 4.Jakarta:Salemba Empat.

Ria Nurhafiza. Analisa Pengenaan Pajak Reksadana Terhadap Pertumbuhan

Investasi Reksadana Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan UU No 17

tahun 2000. Skripsi UIN 2009.

Page 92: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

79

Ridiani Kurnia. Perkembangan Reksa Dana. Riset Bapepam 2005.

Rodoni, Ahmad. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: CSES

Press.

Sarwedi. Investasi Asing Langsung Di Indonesia dan Faktor yang

mempengaruhinya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan vol 4 No.1, Mei

2002.

Siti Rochmah Ika. Analisis Efisiensi Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

BEI sebelum dan sesudah Penerapan Undang-undang Perpajakan

Tahun 2000. Simposiun Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo 2005

Sugiyono.2009. Metode Penelitian dan Bisnis. Jakarta: Alfabeta.

Sumitro, Rahmat. Asas dan Dasar Perpajakan 2. Bandung: PT.Refika Aditama.

Wahana Komputer. 2009. SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Semarang:

Penerbit Andi.

Wahyono, Teguh. 2009. 25Model Analisis Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo

Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia. Jakrta: Salemba Empat.

www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125110...Analisis%20Pencabutan... di akses

29 oktober 2010

http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/info_pm/warta/2005_dese

mber/Perkembangan Reksa Dana.pdf di akses 29 oktober 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana di akses 29 oktober 2010

http://www.bapepam.go.id/old/layanan/warta/Warta_des05_full.pdf di akses 29

oktober 2010

http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/info_pm/warta/2005_juli/

perpajakan_pm.pdf di akses 29 oktober 2010

Page 93: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

86

NPAR TESTS /M-W= TotalNAB BY Keterangan(1 2) /MISSING

ANALYSIS.

NPar Tests

[DataSet1]

Tahun Total NAB Keterangan Peringkat

Jan - Juni 2004 486.654.327.772.112.40 Sebelum 6

Juli – Des 2004 589.830.058.599.262.10 Sebelum 11

Jan - Juni 2005 583.790.904.392.968.00 Sebelum 10

Juli – Des 2005 268.400.710.217.958.97 Sebelum 3

Jan - Juni 2006 184.065.521.658.863.70 Sebelum 1

Juli – Des 2006 257.583.170.892.725.62 Sebelum 2

Jan - Juni 2007 360.627.900.177.250.00 Sebelum 4

Juli – Des 2007 493.263.951.722.125.94 Sebelum 7

Jan - Juni 2008 563.735.640.733.762.60 Sebelum 9

Juli – Des 2008 479.740.532.030.354.40 Sebelum 5

Jan - Juni 2009 493.936.728.652.953.56 Sesudah 8

Juli – Des 2009 633.099.440.031.234.10 Sesudah 12

Jan - Juni 2010 797.590.634.585.309.60 Sesudah 14

Juli – Des 2010 757.080.803.562.471.90 Sesudah 13

Page 94: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3815/1/YAYU... · FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

87

Mann-Whitney Test

Ranks

Keterangan N Mean Rank Sum of Ranks

Total

NAB

Sebelum 10 5.80 58.00

Setelah 4 11.75 47.00

Total 14

Test Statisticsb

Total NAB

Mann-Whitney U 3.000

Wilcoxon W 58.000

Z -2.404

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)]

.014a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Keterangan