Jurnal_Obesitas

19
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 MEDAN TAHUN 2012 Taruli Rohana Sinaga *Hellen A. Mendrofa** ABSTRAK Fast food adalah istilah untuk makanan yang penyajiannya memakan waktu singkat, yang dikonsumsi secara instan dan disukai banyak orang. Kebiasaan mengkonsumsi fast food dapat menyebabkan kegemukan. Kebiasaan mengkonsumsi fast food pada remaja di SMA Negeri 1 Medan dikategorikan sering yaitu karena menkonsumsi ≥ 2 kali dalam seminggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas adalah pengetahuan, sikap, dan faktor pendukung. Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain Cross-Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 634 siswa yang diambil dari siswa kelas X dan XI. Dan jumlah sampel yaitu sebanyak 84 siswa yang diambil dengan tehnik simple random sampling. Adapun instrumen penelitian berupa kuesioner dengan uji statistik chi- square (α = 0,05) . Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja. Dari analisis chi-square ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian obesitas pada remaja dengan p=0,002; Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian obesitas pada remaja dengan p=0,003; Ada hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (kesibukan orang tua, uang saku dan tingkat aktivitas, pengaruh teman sebaya dan promosi makanan cepat saji) dengan kejadian obesitas pada remaja dengan p=0,005; Saran yang diajukan adalah sebaiknya remaja membatasi diri dalam mengkonsumsi fast food karena tidak baik untuk kesehatan dan dapat menimbulkan kegemukan atau penyakit lainnya. Bagi Sekolah perlu adanya penyuluhan atau pemberian informasi kepada siswa mengenai makanan yang bagus untuk kesehatan dan sebaiknya memperbanyak buku mengenai kesehatan khususnya mengenai fast food di Perpustakaan. Kata Kunci : Konsumsi fast food, Kejadian obesitas. PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan kemakmuran di masyarakat yang diikuti oleh peningkatan pendidikan dapat mengubah pola hidup

description

no description

Transcript of Jurnal_Obesitas

Page 1: Jurnal_Obesitas

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 MEDAN

TAHUN 2012

Taruli Rohana Sinaga *Hellen A. Mendrofa**

ABSTRAK

Fast food adalah istilah untuk makanan yang penyajiannya memakan waktu singkat, yang dikonsumsi secara instan dan disukai banyak orang. Kebiasaan mengkonsumsi fast food dapat menyebabkan kegemukan. Kebiasaan mengkonsumsi fast food pada remaja di SMA Negeri 1 Medan dikategorikan sering yaitu karena menkonsumsi ≥ 2 kali dalam seminggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas adalah pengetahuan, sikap, dan faktor pendukung. Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain Cross-Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 634 siswa yang diambil dari siswa kelas X dan XI. Dan jumlah sampel yaitu sebanyak 84 siswa yang diambil dengan tehnik simple random sampling. Adapun instrumen penelitian berupa kuesioner dengan uji statistik chi- square (α = 0,05) . Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja. Dari analisis chi-square ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian obesitas pada remaja dengan p=0,002; Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian obesitas pada remaja dengan p=0,003; Ada hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (kesibukan orang tua, uang saku dan tingkat aktivitas, pengaruh teman sebaya dan promosi makanan cepat saji) dengan kejadian obesitas pada remaja dengan p=0,005; Saran yang diajukan adalah sebaiknya remaja membatasi diri dalam mengkonsumsi fast food karena tidak baik untuk kesehatan dan dapat menimbulkan kegemukan atau penyakit lainnya. Bagi Sekolah perlu adanya penyuluhan atau pemberian informasi kepada siswa mengenai makanan yang bagus untuk kesehatan dan sebaiknya memperbanyak buku mengenai kesehatan khususnya mengenai fast food di Perpustakaan.

Kata Kunci : Konsumsi fast food, Kejadian obesitas.

PENDAHULUAN

Latar BelakangPeningkatan kemakmuran di

masyarakat yang diikuti oleh peningkatan pendidikan dapat mengubah pola hidup dan pola makan, dari pola makan tradisional ke pola makan makanan praktis dan siap saji yang dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Hal tersebut terutama terlihat di kota-kota besar di Indonesia. Pola makan jika tidak dikonsumsi secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan kalori yang akan menimbulkan berat badan berlebih (Sismoyo, 2006 dalam Pratama, 2009).

Fast food adalah istilah untuk makanan yang penyajiannya memakan waktu singkat, yang dikonsumsi secara instan dan disukai banyak orang. Kehadiran makanan cepat saji (fast food) dalam industri makanan Indonesia dapat mempengaruhi pola makan remaja (Martha, 2009). Fast food dapat menimbulkan berbagai penyakit antara lain obesitas. Obesitas dapat memicu penyakit lain seperti memicu diabetes, memicu penyakit jantung, memicu hipertensi. Selain itu, fast food juga dapat memicu karies gigi, penyakit kanker usus dan kanker payudara dan memicu maag serta memicu penyakit gagal ginjal (Emirfan, 2011).

Page 2: Jurnal_Obesitas

Masalah obesitas bukan hanya di negara-negara maju tetapi meluas juga ke negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menyebutkan, prevalensi obesitas di Indonesia untuk umur 13-15 tahun adalah 2,5% dan Sumatera Utara berada di urutan ke 9 dengan prevalensi obesitas adalah 3,0%. Sedangkan prevalensi obesitas untuk umur 16-18 tahun adalah 1,4% dan Sumatera Utara berada di urutan ke 19 dengan prevalensinya yaitu 1,0%.

Prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk usia 15 tahun lebih adalah 2,5% terdiri dari laki-laki 2,9%, perempuan 2,0%. Sedangkan, prevalensi berat badan berlebih untuk remaja umur 16-18 tahun yaitu 1,4% terdiri dari remaja laki-laki sebanyak 1,3% dan pada remaja perempuan 1,5%.

Masalah obesitas diyakini penyebabnya merupakan kebiasaan mengkonsumsi fast food, karena masalah obesitas meningkat pada masyarakat yang keluarganya banyak keluar mencari makanan cepat saji dan tidak mempunyai waktu lagi untuk menyiapkan makanan di rumah (WHO, 2000 dalam Hayati, 2009).

Konsumsi fast food yang saat ini cenderung meningkat di berbagai kota besar. Hal ini disebabkan karena masyarakat di kota besar menginginkan segala sesuatu yang serba cepat termasuk dalam menyediakan makanan. Pergaulan remaja juga salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi. Remaja cenderung mengonsumsi fast food dan soft drink untuk menciptakan citra diri yang modern dalam komunitasnya. Remaja usia sekolah juga merupakan suatu kelompok masyarakat yang relatif rentan terhadap iklan terutama iklan makanan cepat saji di televisi. Adanya iklan-iklan produk makanan cepat saji di televisi dapat

meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya (Pos Metro Padang, 2009).

Dari data yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kejadiaan obesitas sekarang ini lebih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan mengkonsumsi fast food atau makanan olahan yang banyak mengandung lemak dan tidak sehat. Ini di dukung oleh hasil penelitian Martha pada tahun 2009 yang dilakukan di Yayasan Pendidikan Swasta SMA Raksana Medan dari 120 orang siswi sebanyak 48 orang (40,33%) mengalami obesitas, overweight sebanyak 11 orang (9,24%), normal sebanyak 46 orang (39,49%), kurus sebanyak 14 orang (10,92%). Hal ini disebabkan oleh pola makan yang berlebih yang dapat dilihat dari jumlah siswi yang mengonsumsi Kentucky Fried Chicken (KFC) sebanyak 2-3 kali seminggu yaitu sebesar 43,69% (52 orang).

Dari survei pendahuluan yang dilakukan di mall, seperti Sun Plaza, diketahui bahwa banyak siswa, salah satunya siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan yang suka berhenti setelah pulang sekolah dan singgah ke plaza tersebut. Hal ini didukung oleh letak SMA tersebut yang strategis berada dipusat kota Medan dan tidak jauh dari plaza yang banyak menjual makanan cepat saji. Selain itu juga bisa dijumpai penjual makanan yang serba instan (cepat saji) seperti burger, roti bakar dan mie instan di kantin sekolah. Hal inilah yang mendukung para siswa untuk cenderung mengkonsumsi makanan fast food.

Berdasarkan hasil pengambilan data awal pada bulan Maret 2012 di SMA Negeri 1 kelas X dan kelas XI yang berjumlah 634 orang, diketahui sebanyak 180 orang (28%) kurus, normal sebanyak 396 orang (63%), dan yang berbadan gemuk sebanyak 58 orang (9%). Data ini diperoleh penulis

Page 3: Jurnal_Obesitas

dari perhitungan IMT masing-masing siswa (data terlampir).

Hasil survei awal yang dilakukan pada 10 siswa di SMA Negeri 1 Medan, jumlah siswa yang mengkonsumsi makanan cepat saji 1 x seminggu seperti KFC sebanyak 4 orang (40%) sedangkan sebanyak 6 siswa (60%) mengonsumsi makanan cepat saji setiap hari seperti burger, bakso, nugget dan mie instan karena makanan cepat saji tersebut tersedia di kantin sekolah yang selalu dikonsumsi pada jam istirahat sekolah.

Grean, mengungkapkan faktor yang mempengaruhi perilaku termasuk dalam mengkonsumsi fast food antara lain faktor predisposisi yakni pengetahuan dan sikap, serta faktor pendukung.

Faktor predisposisi adalah faktor pencetus timbulnya perilaku yang berasal dari diri siswa sendiri seperti pengetahuan dan sikap siswa terhadap pola makan yang baik.

Faktor pendukung yaitu faktor yang mendukung timbulnya perilaku, dalam mengkonsumsi fast food yakni kesibukan orang tua khususnya ibu yang tidak sempat menyiapkan makanan di rumah sehingga remaja lebih memilih membeli makanan di luar, lingkungan sosial dan kondisi ekonomi yang mendukung dalam hal besarnya uang saku remaja serta tingkat aktivitas remaja di luar rumah dan di dalam rumah. Penyajian fast food yang cepat dan praktis tidak membutuhkan waktu lama dan rasanya yang enak sangat mendukung remaja untuk sering mengkonsumsinya.

Selain itu dukungan teman dan promosi makanan cepat saji juga dapat mempengaruhi remaja dalam mengkonsumsi fast food, karena siswa beranggapan dengan mengkonsumsi fast food dapat menaikkan status sosial remaja, menaikkan gengsi dan tidak

ketinggalan globalitas di antara teman sebayanya dan dengan adanya promosi makanan cepat saji, berpengaruh terhadap kebiasaan mengkonsumsi fast food. Media, baik media cetak maupun elektronik dikatakan juga sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan timbulnya pola makan yang buruk (Anderson, 2006). Ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Emalia,. dkk. (2009), dimana sebagian besar responden (77,2%) menggunakan media elektronik sebagai sumber informasi dan 80,4% responden melihat iklan makanan dan minuman ≥ 3 kali sehari. Jenis iklan yang sering dilihat adalah snack dengan persentase 56,5 % dan 41,3% responden lebih tertarik dengan slogan atau pesan dalam iklan.

Berbagai penelitian yang diuraikan sebelumnya menunjukkan banyak faktor yang mempengaruhi pola makan para siswa sehingga dapat menimbulkan obesitas pada masa remaja. Oleh karena itu peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012Tujuan Penelitian

Tujuan UmumUntuk mengetahui faktor yang

berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan tahun 2012.

Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan tahun 2012.

Page 4: Jurnal_Obesitas

2. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan tahun 2012.

3. Untuk mengetahui hubungan antara faktor pendukung (kesibukan orang tua, uang saku, tingkat aktivitas, pengaruh teman sebaya dan promosi makanan cepat saji) dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan tahun 2012.

Manfaat PenelitianBagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah informasi mengenai faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA khususnya di Medan.Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pihak sekolah supaya memberikan pemahaman kepada siswa mengenai faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas.Bagi Peneliti

Sebagai masukan bagi peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas remaja di SMA khususnya di Medan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Konsep

Hipotesa Penelitian

1. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan kejadian obesitas.

2. Adanya hubungan antara sikap dengan kejadian obesitas.

3. Adanya hubungan antara faktor pendukung (kesibukan orang tua, uang saku, tingkat aktivitas, pengaruh teman sebaya dan promosi makanan cepat saji) dengan kejadian obesitas.

METODE PENELITIAN

Jenis PenelitianPenelitian ini bersifat analitik

dengan menggunakan desain cross-sectional, yaitu penelitian dilakukan dengan cara observasi yang pengumpulan datanya dilakukan pada saat bersamaan.Tempat dan Waktu PenelitianTempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Medan yang terletak di jalan T. Cik di Tiro Nomor 1 Medan.Waktu PenelitianPenelitian dilakukan pada bulan Juli 2012.Populasi dan SampelPopulasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di SMA Negeri 1 Medan kelas X dan XI yang berjumlah 634 orang. Dalam penelitian ini kelas XII tidak diikutsertakan dalam populasi dengan alasan mengikuti Ujian Nasional (UN) pada bulan April tahun 2012.

SampelSampel adalah sebahagian dari

siswa-siswi SMA Negeri 1 Medan yang besarnya ditentukan dengan menggunakan rumus Lemeshow (1994) :

Independen:- Pengetahuan- Sikap- Faktor Pendukung

Dependen:Kejadian Obesitas

Page 5: Jurnal_Obesitas

Keterangan :n = besar sampelN = besar populasiP = proposi yang dikehendaki (0,5)d = tingkat kepercayaan (0,1/10%)Z = derajat kemaknaan (95%/1,96)

= 84 orang

Diketahui populasi (N) = 634 orang, didapat dari bagian administrasi sekolah yang terdiri dari : Kelas X = 349 orang Kelas XI = 285 orang

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel adalah 84 orang yang tersebar pada kelas X dan XI. Alokasi siswa terpilih dari masing-masing kelas ditetapkan secara alokasi proporsional (proportional allocation). Untuk mengambil sampel dari setiap kelas dilakukan dengan metode simple random sampling, yaitu mengambil sampel dengan acak dilihat dari nomor induk siswa sampai memenuhi jumlah sampel yang diinginkan (Arikunto, 2000 dalam Pratiwi 2011).Metode Pengumpulan DataData Primer

Sumber data primer, diperoleh langsung dari siswa-siswi di SMA Negeri 1 Medan, yang dilakukan dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada siswa-siswi yang menjadi sampel.Data Sekunder

Data sekunder mencakup data jumlah siswa-siswi dan jumlah kelas SMA Negeri 1 Medan dan data tinggi dan berat badan siswa-siswi yang diambil dari bagian arsip dan UKS SMA Negeri 1 Medan.Definisi Operasional1. Kejadian Obesitas adalah kelebihan

berat badan dilihat dari IMT2. Pengetahuan adalah pengetahuan

mengenai gizi dan kejadian obesitas3. Sikap adalah sikap siswa dalam

mengkonsumsi fast food4. Pendukung (kesibukan orang tua,

uang saku, tingkat aktivitas, pengaruh teman sebaya dan promosi makanan cepat saji) adalah Faktor yang mendukung para remaja dalam mengkonsumsi fast food

Aspek PengukuranPengetahuan

Untuk mengetahui pengetahuan responden maka disusun suatu skala pengukuran dengan teknik pilihan benar atau salah dengan jumlah 10 pertanyaan. Pengetahuan ini diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi nilai (skor). Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 sampai nilai 2 dengan kriteria jawaban paling benar diberi skor 2 dan jawaban salah diberi skor 0. Penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik :

Berdasarkan jumlah yang diperoleh dari responden dapat dikategorikan sebagai berikut :Baik jika total nilai 11-20.Tidak baik jika total nilai 0-10.

SikapUntuk mengetahui sikap

responden maka disusun suatu skala pengukuran dengan teknik pilihan benar atau salah dengan jumlah 10

Page 6: Jurnal_Obesitas

pertanyaan. Sikap ini diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi nilai (skor). Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 sampai nilai 2 dengan kriteria jawaban paling benar diberi skor 2 dan jawaban salah diberi skor 0. Penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik :

  Berdasarkan jumlah yang diperoleh dari responden dapat dikategorikan sebagai berikut :Positif jika total nilai 11-20.Negatif jika total nilai 0-10.

Faktor PendukungUntuk mengetahui faktor yang

mendukung responden maka disusun suatu skala pengukuran dengan teknik pilihan benar atau salah dengan jumlah 10 pertanyaan. Faktor pendukung ini diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi nilai (skor). Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 sampai nilai 2 dengan kriteria jawaban paling benar diberi skor 2 dan jawaban salah diberi skor 0. Penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik :

Berdasarkan jumlah yang diperoleh dari responden dapat dikategorikan sebagai berikut :Berpengaruh jika total nilai 11-20.Tidak berpengaruh jika total nilai 0-10.

Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden. Kuesioner adalah alat pengumpul data yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden dan sudah tersusun dengan baik, sehingga

responden tinggal memberikan tanda-tanda yang ada pada petunjuk pengisian kuesioner.Teknik Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1.    Editing (pemeriksaan data)Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan yang diberikan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan kuesioner yang belum terisi.

2. Coding (pemberian kode) Data yang telah terkumpul, dikoreksi dan diberi kode untuk masing-masing kategori, seperti jenis kelamin, status obesitas, kebiasaan mengkonsumsi fast food, pengetahuan, sikap, faktor pendukung (kesibukan orang tua, uang saku, tingkat aktivitas, pengaruh teman sebaya dan promosi makanan cepat saji) sehingga memudahkan dalam mengentri dan menganalisis data.

3. Entry data Data yang sudah terkumpul dimasukkan ke dalam master data untuk melakukan analisis lebih lanjut terhadap data dengan menggunakan program komputer.

Analisis DataAnalisis data meliputi :1. Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu melakukan analisis pada setiap variabel hasil penelitian dengan tujuan untuk mengetahui distribusi pada setiap variabel penelitian.

2. Analisis BivariatSetelah dilakukan analisa univariat dilakukan analisa bivariat, tujuannya untuk mengetahui

Page 7: Jurnal_Obesitas

hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) yang dihitung dengan uji statistik yaitu Uji Chi-Square Test (Sabri dan Sutanto, 2010) dengan rumus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis UnivariatHasil analisis distribusi

frekuensi Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas pada Remaja di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Fast Food

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa mayoritas responden sering mengkonsumsi fast food yaitu sebanyak 51 orang dengan persentase 60,7%. Hal ini di dapat dari jawaban responden yang mengatakan bahwa responden mengkonsumsi fast food 2 kali atau lebih dalam seminggu, sehingga dapat di kategorikan sering mengkonsumsi fast food.Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Obesitas

Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki berat badan lebih yaitu sebanyak 23 orang dengan persentase 27,4%.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai kejadian obesitas yaitu sebanyak 69 orang dengan persentase 82,1%.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang positif kejadian obesitas yaitu sebanyak 71 orang dengan persentase 84,5%.

Menurut Notoatdmojo (2003), sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi masih merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku, sikap ini masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Pendukung

Dari hasil peneltian dapat dilihat bahwa faktor pendukung sangat mendukung responden yaitu sebanyak 41 orang dengan persentase 48,8%.

Dengan uang saku yang besar, tingkat aktivitas remaja yang sering diluar rumah dan pengaruh teman sebaya menyebabkan remaja lebih suka mengkonsumsi fast food sehingga dapat menimbulkan kejadian obesitas.

Analisis BivariatAnalisa Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Obesitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat hubungan pengetahuan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan menunjukkan bahwa dari 84 responden diketahui 69 orang (82,1%) responden memiliki pengetahuan yang baik dengan responden yang obesitas sebanyak 14 orang (16,7%) dan tidak obesitas sebanyak 55 orang (65,5%). Sedangkan yang memiliki pengetahuan tidak baik sebanyak 15 orang (17,9%) dengan responden yang obesitas sebanyak 9 orang (10,7%) dan tidak obesitas sebanyak 6 orang (7,1%).

Page 8: Jurnal_Obesitas

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p < 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan.

Analisa Hubungan Sikap dengan Kejadian Obesitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat hubungan sikap dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan menunjukkan bahwa dari 84 responden diketahui 71 orang (84,6%) responden memiliki sikap yang positif dengan responden yang obesitas sebanyak 15 orang (17,9%) dan tidak obesitas sebanyak 56 orang (66,7%). Sedangkan yang memiliki sikap negatif sebanyak 13 orang (15,4%) dengan responden yang obesitas sebanyak 8 orang (9,5%) dan tidak obesitas sebanyak 5 orang (5,9%).

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p < 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap mengenai kebiasaan mengkonsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan.

Analisa Hubungan Faktor Pendukung dengan Kejadian Obesitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat hubungan faktor pendukung dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan menunjukkan bahwa faktor mendukung kepada 41 orang (48,9%) dengan responden yang obesitas sebanyak 17 orang (20,3%) dan tidak obesitas sebanyak 24 orang (28,6%). Sedangkan yang tidak mendukung sebanyak 43 orang (51,1%) dengan responden yang obesitas sebanyak 6 orang (7,1%) dan tidak obesitas sebanyak 37 orang (44%).

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p < 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna secara statistik antara hubungan faktor pendukung dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan.Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja.

Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Obesitas

Berdasarkan penelitian dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik yakni sebanyak 69 orang (82,1%) dengan responden yang obesitas sebanyak 14 orang (16,7%) dan tidak obesitas sebanyak 55 orang (65,5%). Sedangkan yang memiliki pengetahuan tidak baik sebanyak 15 orang (17,9%) dengan responden yang obesitas sebanyak 9 orang (10,7%) dan tidak obesitas sebanyak 6 orang (7,1%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh p=0,002 yang menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian obesitas.

Pengetahuan mengenai makanan adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan sangat berpengaruh dalam mengkonsumsi fast food atau junk food. Semakin tinggi pengetahuan konsumsi makan seseorang akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makan yang dipilih untuk dikonsumsi.

Sebagian siswa sudah mengetahui apa itu fast food, jenis-jenisnya, tetapi tidak mengetahui dampak dari fast food dan kandungan gizi yang berlebih yang terdapat dalam fast food tersebut. Sehingga membuat

Page 9: Jurnal_Obesitas

remaja tetap mengkonsumsi fast food dan dapat mengalami obesitas.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010) pada siswa SMAN 2 Jember, dimana terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa tentang makanan cepat saji dengan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji sehingga dapat menimbulkan kegemukan. Penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2011) pada siswi di SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, yang mengatakan ada pengaruh yang signifikan antara faktor predisposisi (pengetahuan) terhadap pola makan (tingkat asupan protein) siswi.

Selama melakukan penelitian diketahui bahwa remaja tidak mengakui dampak dari fast food, karena masih belum mengalaminya baik dari bentuk tubuh maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh fast food. Sebaiknya siswa harus lebih banyak membaca buku mengenai dampak dari fast food atau mengenai kejadian obesitas.Hubungan Sikap dengan Kejadian Obesitas

Berdasarkan penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang positif yakni sebanyak 71 orang (84,6%) dengan responden yang obesitas sebanyak 15 orang (17,9%) dan tidak obesitas sebanyak 56 orang (66,7%). Sedangkan yang memiliki sikap negatif sebanyak 13 orang (15,4%) dengan responden yang obesitas sebanyak 8 orang (9,5%) dan tidak obesitas sebanyak 5 orang (5,9%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh p=0,003 yang menunjukkan ada hubungan antara sikap dengan kejadian obesitas.

Sikap dipengaruhi oleh faktor internal (yang berasal dari diri) dan

faktor eksternal (yang berasal dari luar diri). Dalam jawaban yang telah diberikan siswa, banyak yang memilih bahwa fast food tidak baik untuk kesehatan tetapi tidak mempengaruhi siswa dalam mengkonsumsi fast food. Meskipun sikap siswa positif tetapi sebagian tidak setuju jika frekuensi mengkonsumsi fast food dikurangi. Sehingga membuat siswa tetap mengkonsumsi fast food dan dapat mengalami obesitas.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010) pada siswa SMAN 2 Jember, terdapat hubungan yang bermakna antara sikap siswa terhadap kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dengan kejadian obesitas. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2011) pada siswi di SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan antara faktor predisposisi (sikap) terhadap pola makan (tingkat asupan energi) siswi.

Asumsi peneliti, sikap positif siswa dalam mengisi pertanyaan yang diberikan mengenai sikap bukan merupakan tindakan sebenarnya, karena siswa lebih sering mengkonsumsi fast food. Sebaiknya siswa harus bertindak sesuai dengan sikap yang ditunjukkan ketika mengisi kuesioner sehingga dapat mencegah terjadinya obesitas atau mencegah timbulnya penyakit lain pada remaja tersebut.

Hubungan Faktor Pendukung (Kesibukan Orang Tua, Uang Saku, Tingkat Aktivitas, Pengaruh Teman Sebaya dan Promosi Makanan Cepat Saji) dengan Kejadian Obesitas

Berdasarkan penelitian dapat dilihat bahwa faktor pendukung merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi fast food sehingga dapat

Page 10: Jurnal_Obesitas

menimbulkan kejadian obesitas. Dalam penelitian ini diketahui bahwa ada hubungan faktor pendorong dengan kejadian obesitas, dimana faktor mendukung kepada 41 orang (48,9%) dengan responden yang obesitas sebanyak 17 orang (20,3%) dan tidak obesitas sebanyak 24 orang (28,6%). Sedangkan yang tidak mendukung sebanyak 43 orang (51,1%) dengan responden yang obesitas sebanyak 6 orang (7,1%) dan tidak obesitas sebanyak 37 orang (44%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh p = 0,005 yang menunjukkan ada hubungan faktor pendukung dengan kejadian obesitas.

Sebagian besar responden melakukan aktivitasnya diluar rumah, yang menyebabkan lebih sering mengkonsumsi fast food dan jarang melakukan olahraga yang menyebabkan obesitas.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010) pada siswa SMAN 2 Jember menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara jumlah uang saku siswa mengenai kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dengan kejadian obesitas. Aktivitas yang kurang atau jarang berolahraga juga menyebabkan remaja yang mengkonsumsi fast food cenderung mengalami obesitas karena tidak adanya keseimbangan antara energi yang masuk dengan yang keluar.

Meskipun dikatakan bahwa pengetahuan seseorang baik mengenai fast food tetapi jika faktor pendukung seperti uang jajan yang besar, remaja akan tetap mengkonsumsinya karena ketagihan dengan rasanya yang enak. Aktivitas remaja yang lebih banyak di luar rumah juga menyebabkan remaja sering mengkonsumsi fast food dan aktivitas yang jarang berolahraga juga sangat mempengaruhi terjadinya

penimbunan lemak dari makanan yang telah dikonsumsi sehingga menimbulkan terjadinya obesitas pada remaja.

Asumsi peneliti selama melakukan penelitian, sebagian besar remaja di SMA Negeri 1 Medan menerima ajakan temannya dalam mengkonsumsi fast food, jarang melakukan olaharaga, dan dengan adanya promosi fast food banyak remaja tertarik untuk mengkonsumsi fast food. Sebaiknya remaja di SMA Negeri 1 harus lebih sering melakukan olahraga untuk mengimbangi konsumsi fast food.

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian

mengenai “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas pada Remaja di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012”, maka dapat disimpulkan bahwa :1. Ada hubungan antara pengetahuan

dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012 (dimana nilai uji chi-square p=0,002).

2. Ada hubungan antara sikap dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012 (dimana nilai uji chi-square p=0,003).

3. Ada hubungan antara faktor pendukung (kesibukan orang tua, uang saku, tingkat aktivitas, pengaruh teman sebaya dan promosi makanan cepat saji) dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Negeri 1 Medan Tahun 2012 (dimana nilai uji chi-square p=0,005).

Saran1. Bagi Remaja

Sebaiknya remaja membatasi diri dalam mengkonsumsi fast

Page 11: Jurnal_Obesitas

food karena tidak baik untuk kesehatan dan dapat menimbulkan kegemukan atau penyakit lainnya. Selain itu, diharapkan juga supaya remaja lebih banyak berolahraga sehingga tidak menimbulkan penimbunan lemak di dalam tubuh.

2. Bagi SekolahPerlu adanya penyuluhan atau pemberian informasi kepada siswa mengenai makanan yang bagus untuk kesehatan dan sebaiknya memperbanyak buku mengenai kesehatan khususnya mengenai fast food di Perpustakaan.

3. Bagi Peneliti SelanjutnyaPerlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai program untuk mencegah dan meminimalisasi kejadian obesitas.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Eri Yanuar. 2011. Diet Sehat untuk Remaja. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Almatsier, Sunita., 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT Gramedia.

Arikunto, Suharsimi., 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta : EGC.

DEPKES RI., 1994. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta.Eddy, Al, 2005. Makanan Siap Saji

Yang Enak, tapi Berbahaya. Opini (Online), (http://www.pintunet.com/, diakses pada tanggal 13 Januari 2012)

Emalia , Risa Dona. Dkk,. 2009. Hubungan Iklan Makanan Dan Minuman Di Media Massa dengan Frekuensi Konsumsi Junk Food pada Remaja di SMA Negeri 13 Palembang Tahun 2009

Freitag LM., Harry dan Oktaviani H., Prima., 2010. Diet Seru ala Remaja Jogja Great! Publisher. Jogjakarta.

Hayati, Nurjanah., 2009. Faktor-faktor Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas di Kelas 4 dan 5 SD Pembangunan Jaya Bintaro, Tangerang Selatan Tahun 2009. Skripsi.

Hidayah, Ainun,. 2011. Kesalahan-kesalahan Pola Makan Pemicu Seabrek Penyakit Mematikan. Penerbit Buku Biru. Jogjakarta.

Khomsan, Ali., 2004. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan, Jakarta :Raja Grafindo Persada.

Kristianti, Nanik,. 2009. Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Skripsi.

Kompas,. 2009. Si Kecil Cuma Suka Makan Fast Food (diposkan pada tanggal 20 Mei 2009, http://female.kompas. com/read/2009/05/20/11203899 /si.kecil. cuma.suka.makan.fast.food, diakses pada tanggal 14 Januari 2012)

Manurung, Marta., 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas pada Siswi SMA Yayasan Pendidikan Raksana Medan. Skripsi.

Mulyani, Endang,. 2009. Konsumsi Kalsium pada Remaja di SMP 201 Jakarta Barat Tahun 2009. Skripsi.

Page 12: Jurnal_Obesitas

Notoatmodjo, Soekidjo,. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Nurvita, Ely,. 2009. Obesitas (Blog), (http://ely-bidan.blogspot. com/2009/05/ obesitas. html,diakses pada tanggal 14 Januari 2012)

Pratama, Kharisma., 2009. Hubungan Pengetahuan Tentang Pola Makan dengan Kejadian Berat Badan Berlebih pada Usia Remaja (Kelas 3) di SMA Assalam Surakarta.Tesis.

Pratiwi, Ramadani., 2011. Pengaruh Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung Dan Faktor Pendorong Terhadap Pola Makan Siswi SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Tesis.

Purwati S, dkk, 2007. Perencanaan Menu untuk Penderita Kegemukan. Jakarta Penebar Swadaya

Riskesdas, 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010

Sabri, Luknis & Priyo Hastono, Sutanto,. 2010. Statistik Kesehatan. Penerbit Raja Grafindo Persada

Sadock, B. J., Sadock. V. A., 2007. Kaplan & Sadock’s Synopsos of Psychiatry:Behavioural Sciences/ Clinical Psychiatry. 10th ed. USA: Williams & Wilkins

Susanti, Eri., 2008. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji Siswa SMAN 2 Jember. Skripi.

Suyatno., 2010. Kebiasaan Makan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

TM, Emirfan. 2011. Healthy Habits You Must Know. Penerbit Javalitera. Jogjakarta

Wijanarko, Wahyu Ramdhan. 2011. Tingkah Laku Manusia : Pengelompokan Sosial Baru Pada Masa Remaja