Jurnal.dbd
description
Transcript of Jurnal.dbd
-
1
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN
PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA MASYARAKAT DI
KELURAHAN BATU KOTA LINGKUNGAN III KOTA MANADO
Sry Dewi Ch Macpal*, Woodford B S Joseph*, Joy A M Rattu*, Nova H Kapantow*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2011
kasus demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Bahu paling tinggi dibandingkan dengan wilayah
kerja Puskesmas lain di Kota Manado. Berdasarkan data kasus demam berdarah dengue pada awal tahun 2012
di Puskesmas Bahu dimana kasus tertinggi terdapat di Kelurahan Batu Kota Lingkungan III.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap
dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Batu Kota Lingkungan III Kota
Manado. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Jumlah sampel
sebanyak 73 keluarga.Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Systematic Random
Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Analisis hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit
demam berdarah dengue menggunakan uji Fisher Exact sedangkan analisis hubungan antara sikap dengan
tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue menggunakan uji Chi Square (CI=95% dan =0,05). Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit demam
berdarah dengue dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas (p=0,10; p>0,05), sikap dengan tindakan
pencegahan penyakit demam berdarah dengue dari hasil uji statistik didapatkan nilai probabilitas (p=0,01;
p0,05), the attitude of the precautions of dengue fever test result
sobtained statistical probability value(p=0.01,p
-
2
PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti.Demam
berdarah merupakan salah satu penyakit
yang banyak menelan korban di Indonesia
dan sering menimbulkan suatu Kejadian
Luar Biasa (KLB) dengan kematian yang
besar.Penyakit ini ditemukan di daerah
tropis dan subtropis di berbagai belahan
dunia, terutama di musim hujan.Data dari
seluruh dunia menunjukkan Asia
menempati urutan pertama dalam jumlah
penderita DBD setiap tahunnya. Sementara
itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga
tahun 2009, WorldHealth Organization
(WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
negara dengan kasus DBD tertinggi di
Asia Tenggara (Depkes RI, 2010).
Demam Berdarah Dengue pertama
kali dilaporkan pada tahun 1968 di Jakarta
dan Surabaya, dengan 48 penderita dan
angka Case Fatality Rate (CFR) sebesar
41,3%. Sekarang ini DBD telah tersebar di
seluruh provinsi di Indonesia. Program
pencegahan dan pemberantasan DBD telah
berlangsung lebih kurang 43 tahun dan
berhasil menurunkan angka kematian dari
41,3% pada tahun 1968 menjadi 0,87 %
pada tahun 2010, tetapi belum berhasil
menurunkan angka kesakitan. Jumlah
penderita cenderung meningkat,
penyebarannya semakin luas, menyerang
tidak hanya anak-anak tetapi juga
golongan umur yang lebih tua. Pada tahun
2011 sampai bulan Agustus tercatat 24.362
kasus dengan 196 kematian (CFR: 0,80
%). Angka kematian akibat DBD di
beberapa wilayah masih cukup tinggi di
atas target nasional 1 % termasuk Sulawesi
Utara. (Depkes RI, 2011)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Kota Manado pada tahun 2011 kasus
demam berdarah dengue (DBD) terdapat
133 kasus dengan jumlah kematian 1
orang (CFR=0,8 %). Kasus demam
berdarah dengue di wilayah kerja
Puskesmas Bahu paling tinggi
dibandingkan dengan wilayah kerja
Puskesmas lain di Kota Manado (Dinkes
Sulut, 2011) Berdasarkan data kasus
demam berdarah dengue pada awal tahun
2012 di Puskesmas Bahu yaitu sebanyak 6
kasus dimana kasus tertinggi terdapat di
Kelurahan Batu Kota Lingkungan III yaitu
sebanyak 3 kasus. (Anonim, 2012)
Perilaku yang sehat dan
kemampuan masyarakat untuk memilih
dan mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu sangat menentukan
keberhasilan pembangunan kesehatan.
Perilaku mencakup pengetahuan, sikap,
dan tindakan dari individu itu sendiri
(Notoatmodjo, 2005). Penyebaran penyakit
DBD terkait dengan perilaku masyarakat
yang sangat erat hubungannya dengan
kebiasaan hidup bersih dan kesadaran
terhadap bahaya DBD.Tingginya angka
kesakitan penyakit ini sebenarnya karena
perilaku kita sendiri.Faktor lainnya yaitu
masih kurangnya pengetahuan, sikap dan
tindakan untuk menjaga kebersihan
lingkungan.Mengatasi penyakit DBD tidak
cukup hanya bergantung pada para tenaga
kesehatan akan tetapi partisipasi
masyarakat sangat mendukung dalam
tindakan pencegahan. Oleh karena itu,
diperlukan cara-cara pencegahan agar
penyakit ini tidak menyebar.Pencegahan
penyakit DBD sangat tergantung
vektornya.Pencegahan penyakit DBD yang
paling utama adalah dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
melalui kegiatan yang dikenal sebagai 3M
Plus.Kegiatan ini bertujuan untuk
memutus rantai perkembangbiakan
nyamuk dengan cara membasmi telur dan
jentik-jentik nyamuk, sehingga diharapkan
tidak sampai menjadi nyamuk dewasa.
Kegiatan 3M Plus ini harus dilaksanakan
oleh masyarakat di lingkungan tempat
tinggalnya masing-masing.(Depkes RI,
2011)
Kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pemberantasan nyamuk di
kelurahan Batu Kota lingkungan III telah
banyak dilakukan namun dirasa kurang
efektif.Hal ini terlihat dengan masih
-
3
tingginya angka kesakitan demam
berdarah dengue.Dalam upaya
pemberantasan penyakit tidak terlepas
pengetahuan dan sikap serta tindakan
masyarakat terhadap pencegahan penyakit
demam berdarah dengue.Maka dari itu,
sangat disayangkan jika penyakit ini terus
meningkat dan bertambah jumlahnya dari
waktu ke waktu, hanya karena
ketidaktahuan masyarakat.Dengan latar
belakang diatas, oleh sebab itu peneliti
ingin melakukan penelitian tentang
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Penyakit
Demam Berdarah Dengue di Kelurahan
Batu Kota Lingkungan III Kota Manado.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan survei analitik
dengan rancangan cross sectional study
(potong lintang).Lokasi penelitian di
Kelurahan Batu Kota Lingkungan III Kota
Manado. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua keluarga yang ada di
Kelurahan Batu Kota Lingkungan III Kota
Manado sebanyak 275 keluarga.
Penentuan besar sampel dalam penelitian
ini adalah menggunakan rumus Taro-
yamane. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 73 keluarga yang diambil dengan
menggunakan cara Probability Sampling
(secara acak) yaitu Systematic Random
Sampling. Proses pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara keluarga
dengan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpulan data. Analisis hubungan
antara pengetahuan dengan tindakan
pencegahan penyakit demam berdarah
dengue menggunakan uji Fisher Exact
dengan derajat signifikan (=0,05), sedangkan analisis hubungan antara sikap
dengan tindakan pencegahan penyakit
demam berdarah dengue menggunakan uji
Chi Square, confidence interval (tingkat
kepercayaan)=95%dan (significance interval / tingkat signifikansi)=0,05
dengan menggunakan program SPSS versi
20 for Windows.
HASIL PENELITIAN
Pengetahuan
Pengetahuan responden diukur dengan
kuesioner yang terdiri dari 9
pertanyaan.Kategori baik jika nilai > 8 dan
kategori tidak baik jika nilai 8.Responden yang memiliki pengetahuan
baik sebanyak 8 orang (11%) sedangkan
responden yang berpengetahuan tidak baik
sebanyak 65 orang (89%).
Sikap
Sikap responden diukur dengan kuesioner
yang terdiri dari 7 pertanyaan.Kategori
sikap positif jika nilai > 5 dan kategori
sikap negatif jika nilai 5. Responden memiliki sikap positif sebanyak 42 orang
(57,5%) sedangkan responden yang
memiliki sikap negatif sebanyak 31 orang
(42,5%).
Tindakan
Tindakan responden diukur dengan
kuesioner yang terdiri dari 6
pertanyaan.Kategori baik jika nilai > 4 dan
kategori tidak baik jika nilai 4. Responden yang memiliki tindakan baik
sebanyak 38 orang (52,1%) sedangkan
responden yang bertindakan tidak baik
sebanyak 35 orang (47,9%).
Hubungan Antara Pengetahuan dengan
tindakan pencegahan Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD).
Berdasarkan hasil uji Fisher Exact
diperoleh nilai p = 0,10(p=0,10; p>0,05).
Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan
tindakan pencegahan penyakit Demam
Berdarah Dengue pada masyarakat batu
kota lingkungan III kota manado.
-
4
Tabel 4. Hubungan Antara Pengetahuan dengan tindakan pencegahan Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD).
Tingkat Tindakan Pencegahan
Pengetahuan Tidak Baik Baik Total pValue
DBD n % n % n %
Tidak Baik 29 39,7 36 49,3 65 100 0,14
Baik 6 8,2 2 2,7 8 100
Total 35 48 38 52 73 100
Hubungan Antara Sikap dengan
tindakan pencegahan Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD).Berdasarkan
hasil uji Chi Square diperoleh nilai p =
0,01(p=0,01; p
-
5
yang dimilikinya.Dengan sendirinya, pada
waktupenginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangatdipengaruhi
oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap obyek(Notoadmodjo, 2005).
Sikap Responden
Dari hasil wawancara yang dilakukan
dengan menggunakan kuesioner, pada
pernyataan tempat penampungan air harus
ditutup untuk mencegah berkembang
biaknya penyakit DBD responden yang
menjawab setuju sebanyak 97,2%,
menunjukkan bahwa meningkatnya
pemahaman responden terhadap penyakit
DBD dan kesadaran masyarakat setempat
dalam mencegah penyakit DBD, salah
satunya pada pernyataan menguras tempat
penampungan air minimal seminggu sekali
responden yang menjawab setuju sebanyak
95,9% dan pada pernyataan keleng bekas,
ban bekas dan wadah bekas yang dapat
menampung air tidak boleh dibiarkan
berserahkan disekitar rumah, responden
yang menjawab setuju sebanyak 97,2%.
Sikap yang positif terhadap PSN-DBD
akan mempengaruhi masyarakat untuk
melakukan tindakan PSN-DBD.
Responden yang setuju dengan
pernyataan bahwa membiarkan pakaian
bergantungan didalam rumah tidak
meningkatkan resiko terjadinya penyakit
DBD sebanyak 76,8%, hasil penelitian ini
sama juga dengan penelitian Sitio (2008),
dimana ada 84,6% responden
menunjukkan kebiasaan menggantung
pakaian.Kurangnya kesadaran masyarakat
dalam mencegah penyakit DBD salah
satunya dalam kebiasaan menggantung
pakaian dapat berpengaruh pada kejadian
penyakit DBD bahwa pakaian yang
digantung merupakan tempat nyamuk
beristirahat yang mana sewaktu-waktu
nyamuk ini dapat menggigit
manusia.Sikap secara nyata menunjukkan
korelasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan
sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial yang
dapat diukur dalam bentuk baik dan buruk
atau positif dan negatif. Sikap seseorang
adalah komponen yang sangat penting
dalam perilaku kesehatannya yang
kemudian diasumsikan bahwa ada
hubungan langsung antara sikap dan
perilaku seseorang (Febryana, dkk, 2010).
Tindakan Responden
Dari hasil wawancara yang dilakukan
dengan menggunakan kuesioner, sebanyak
95,9% responden yang menjawab
melakukan tindakan menutup tempat
penyimpanan air (contoh: drum air, ember)
di rumah. Pada pernyataan kedua sebanyak
94,6% responden melakukan tindakan
yang benar yakni menguburkan kaleng
bekas, gelas plastik, maupun barang bekas
lainnya yang dapat menampung air atau
tidak membiarkannya berserahkan di
sekitar rumah. Pada pernyataan ketiga
sebanyak 100% responden menjawab
menerima/membolehkan kegiatan
penyemprotan (fogging) terhadap rumah
dan lingkungan sekitar. Untuk pernyataan
keempat menggunakan obat anti nyamuk
(bakar, listirk, atau semprot) di rumah
untuk menghindari gigitan
nyamukresponden yang menjawab
yasebanyak 86,3%.
Responden yang memasang
kawat/jaring (net) anti nyamuk di rumah
sebanyak 9,6%, sedangkan responden
yang tidak memasang kawat/jaring (net)
anti nyamuk di rumah sebanyak 90,4% hal
ini dikarenakan kurangnya kesadaran
masyarakat, masyarakat lebih memilih
tindakan pencegahan melalui
penyemprotan atau menggunakan obat anti
nyamuk. Kegiatan PSN dengan cara 3M
ditambah dengan cara menghindari
kebiasaan menggantung pakaian didalam
rumah merupakan kegiatan yang mesti
dilakukan untuk mengendalikan populasi
nyamuk Aedes aegypti, sehingga penularan
penyakit DBD dapat dicegah dan
dikurangi (Suyasa, dkk, 2008).
-
6
Hubungan Antara Pengetahuan dengan
Tindakan Pencegahan Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD).
Berdasarkan hasil pengolahan data di
peroleh nilai probabilitas p = 0,14, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan tindakan pencegahan
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
pada masyarakat batu kota lingungan III
kota Manado.
Hasil ini sama dengan penelitian
yang dilakakukan oleh Lerik, dkk (2008),
di Kelurahan Oebufu Kecamatan Oebobo
Kota Kupang yang juga menyatakan
bahwa tidak terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan tindakan pencegahan
penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD). Menurut Lerik, dkk (2008),
pengetahuan yang baik belumlah
mempunyai peranan penting untuk
tindakan yang baik, karena sangat sulit
untuk mengubah perilaku seseorang.
Namun, pada kenyataannya masyarakat di
kelurahan Batu Kota lingkungan III telah
mengetahui tentangcara penularan
penyakit demam berdarah dengue
karenadapat menjawab dengan baik
sebanyak 100% responden. Dari hasil
penelitian ini diketahui bahwa meskipun
masyarakat telah mengetahui tentang cara
penularan penyakit demam berdarah
dengue belumlah menjamin bahwa
masyarakat telah melakukan tindakan
pencegahan DBD dengan baik karena pada
pernyataan memasang kawat/jaring (net),
responden yang tidak memasang
kawat/jaring (net) anti nyamuk di rumah
sebanyak 90,4% dan pada pernyataan
membiarkan pakaian bergantungan
didalam rumah sebanyak 63,1% responden
menyatakan bahwa membiarkan pakaian
bergantungan didalam rumah.
Pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat tentang pencegahan DBD
dapat membantu masyarakat untuk
memahami tentang pentingnya pencegahan
DBD, yaitu dengan melakukan tindakan-
upaya pencegahan DBD seperti menjaga
kebersihan lingkungan, menutup tempat
penampungan air, menguras bak mandi,
pemberian serbuk abate, dan lain
sebagainya. Menurut Notoatmodjo (2005),
pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior) dan perilaku yang didasari oleh
pengetahuan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Dalam kasus DBD, tindakan
pencegahan DBD dipengaruhi pula oleh
tingkat pendidikan. Pendidikan yang
semakin tinggi akan meningkatkan
pengetahuan seseorang mengenai penyakit
DBD dan cara-cara yang dapat ditempuh
dalam upaya mencegah dan
memberantasnya.
Hubungan Antara Sikap dengan
Tindakan Pencegahan Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD).
Berdasarkan hasil pengolahan datadi
peroleh nilai probabilitas p = 0,01, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara sikap
dengan tindakan pencegahan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) pada
masyarakat batu kota lingkungan III kota
Manado.
Dari hasil ini secara keseluruhan
dapat menggambarkan bahwa sebagian
besar responden mempunyai sikap positif
diikuti dengan perwujudan sikapnya dalam
tindakan yang baik. Hasil penelitian ini
sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Suyanto dkk (2011) yang juga
menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara sikap dengan tindakan pencegahan
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
di Kelurahan Sangkrah Kota Surakarta.
Hasil penelitian di atas sesuai
dengan yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo bahwa seseorang yang
bersikap baik akan mewujudkan praktik
yangbaik dan untuk mewujudkan sikap
agar menjadi suatu perbuatan atau
tindakan yang nyata diperlukan anonym
pendukung atau kondisi yang mendukung.
Perilaku akan bersifat langgeng apabila
perilaku tersebut didasari oleh kesadaran
-
7
dan sikap yang positif. Sikap bukan
dibawa sejak lahir namun sikap dapat
dibentuk dari adanya interaksi sosial yang
dialami oleh responden.Dalam interaksi
sosial tersebut terjadi hubungan timbal
balik yang saling mempengaruhi diantara
individu yang dapat mempengaruhi pola
tindakan dan perilaku dalam berinteraksi
dalam lingkungannya. (Notoatmodjo,
2005)
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang diperoleh maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan
pencegahan penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) pada
masyarakat Batu Kota Lingkungan
III Kota Manado.
2. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan
penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) pada masyarakat Batu Kota
Lingkungan III Kota Manado.
Saran 1. Bagi Petugas kesehatan lebih
meningkatkan perannya dalam
memberikan penyuluhan kesehatan
khususnya mengenai penyakit
DBD dan cara pencegahan agar
masyarakat tetap waspada.
2. Bagi Masyarakat khususnya Masyarakat Batu Kota Lingkungan
III yaitu menjaga lingkungan tetap
bersih dan dapat berperan aktif
dalam pemberantasan penyakit
DBD melalui kegiatan PSN dengan
melakukan 3M Plus secara teratur.
3. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut
mengenai faktor-faktor lain yang
belum diteliti yang berhubungan
dengan keberadaan jentik vektor
DBD.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012.Profil Puskesmas
Bahu.Manado.
Anugerahwati, Farida I. 2012.Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Penyakit DHF Dengan Prevalensi
DHF. Jurnal Ilmiah Keperawatan
STIKES Hang Tuah Surabaya
Volume 3 Nomer 2/April 2012
(Online).
(http://lp3msht.files.wordpress.com/2
013/01/pdf-jurnal-9.pdf diakses pada
2 Agustus 2013.
Depkes RI. 2011. Informasi Umum
Demam Berdarah Dengue.Ditjen PP
dan PL, Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta.
Kurniawati.2008. Hubungan Pengetahuan
Masyarakat tentang Penyakit Demam
Berdarah Dengue dengan Perilaku
3M (Menguras, Menutup dan
Menimbun) di Desa Keramat Watu
Kabupaten Serang 2008.Skripsi.
Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Indonusa Esa Unggul.
Lerik M, Marni. 2008. Hubungan Antara
Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Praktik Ibu Rumah Tangga Dalam
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue (PSN-
DBD) Di Kelurahan Oebufu
Kecamatan Oebobo Kota Kupang
2008.MKM Vol. 03 No. 01 Juni 2008
(Online)
(http://mediakesehatanmasyarakat.file
s.wordpress.com/2012/06/jurnal-
5.pdf) diakses pada 1 Agustus 2013
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sari D,Darnoto S. 2012.Hubungan
Breeding Place Dan Perilaku
Masyarakat Dengan Keberadaan
Jentik Vektor DBD Di Desa Gagak
Sipat Kecamatan Ngemplak
Kabupaten Boyolali.Jurnal Kesehatan,
ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 2,
Desember 2012: 103 109. (Online) (http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstr
eam/handle/123456789/3279/2.%20D
HINA%20SARI.pdf?sequence=1
diakses pada 7 Agustus 2013.
-
8
Santoso, Budiyanto A. 2008. Hubungan
Pengetahuan Sikap dan Perilaku
(PSP) Masyarakat Terhadap Vektor
DBD Di Kota Palembang Provinsi
Sumatera Selatan.Jurnal Ekologi
Kesehatan Vol. 7 No. 2, Agustus 2008
: 732 739. (Online)(http://jurnal.usu.ac.id/index.
php/lkk/article/view/1217/617 diakses
pada 2 Agustus 2013
Sembel. D. 2009. Entomologi Kedokteran.
Yogyakarta: Andi
Sitio, A. 2008.Hubungan Perilaku
Tentang Pemberantasan Sarang
Nyamuk Dan Kebiasaan Keluarga
Dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue Di Kecamatan Medan
Perjuangan Di Kota Medan Tahun
2008. Semarang: Tesis Program Studi
Magister Kesehatan Lingkungan
Universitas Diponegoro.
Suyanto, Darnoto S, Astuti D.
2011.Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Dengan Praktek Pengendalian
Nyamuk Aedes aegypti Di Kelurahan
Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon
Kota Surakarta.Jurnal Kesehatan,
ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni
2011: 1-13. (Online)
(http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstr
eam/handle/123456789/2930/1.%20S
UYANTO.pdf?sequence=1diakses
pada 19 Juli 2013.
Suyasa, Putra A, Aryanta R. 2008.
Hubungan Faktor Lingkungan dan
Perilaku Masyarakat dengan
Keberadaan Vektor Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Wilayah Kerja
Puskesmas I Denpasar Selatan. Jurnal
Kesehatan, ISSN: 1907-5626.
(Online)
(http://ojs.unud.ac.id/index.php/ECO
TROPHIC/article/download/2484/171
2 diakses pada 19 Juli 2013.
Waris L, Yuana W. 2012. Pengetahuan
dan Perilaku Masyarakat Terhadap
Demam Berdarah Dengue di
Kecamatan Batulicin Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan
Selatan.Jurnal Buski Vol. 4, No. 3,
Juni 2013, Hal.144-149.
(Online)(http://ejournal.litbang.depke
s.go.id/index.php/buski/article/view/3
233/3204) di akses pada 26
September 2013.
-
9