JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS...

148
JWM Jurnal Wawasan Manajemen ISSN 2337-5191 Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013 DAFTAR ISI ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP MAINTENANCE STRATEGY MELALUI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL (STUDI PADA TWITTER PERBANKAN DI INDONESIA) Rahmatul, M. Riza Firdaus & Ahmad Rifani .............................................. 153 - 166 PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI, KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN STUDI PADA PT. BUMI BARITO UTAMA CABANG BANJARMASIN Alamsyah Yunus & Ahmad Alim Bachri ..................................................... 167 - 189 PERANAN KETERLIBATAN DALAM MEMPREDIKSI PERILAKU LOYALITAS KONSUMEN PADA PRIVATE STORE APPAREL BRANDS DI BANJARMASIN Nuril Huda & Siti Aliyati Albushairi ........................................................... 191 - 213 PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITA- BILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PER- BANKAN DI BEI Y. Yudha Dharma Putra & Ni Luh Putu Wiagustini .................................... 215 - 232 PENGARUH KOMUNIKASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN STUDI PADA KANTOR WILAYAH XII DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA (DJKN) BANJARMASIN Andi Susanto & Hastin Umi Anisah ............................................................ 233 - 257

Transcript of JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS...

Page 1: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

JWMJurnal Wawasan Manajemen

ISSN 2337-5191Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

DAFTAR ISI

ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP MAINTENANCE STRATEGY MELALUI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL (STUDI PADA TWITTER PERBANKAN DI INDONESIA)

Rahmatul, M. Riza Firdaus & Ahmad Rifani .............................................. 153 - 166

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI, KEPEMIMPINAN TER HADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN STUDI PADA PT. BUMI BARITO UTAMA CABANG BANJARMASIN

Alamsyah Yunus & Ahmad Alim Bachri ..................................................... 167 - 189

PERANAN KETERLIBATAN DALAM MEMPREDIKSI PERILAKU LOYALITAS KONSUMEN PADA PRIVATE STORE APPAREL BRANDS DI BANJARMASIN

Nuril Huda & Siti Aliyati Albushairi ........................................................... 191 - 213

PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITA-BILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PER -BANKAN DI BEI

Y. Yudha Dharma Putra & Ni Luh Putu Wiagustini .................................... 215 - 232

PENGARUH KOMUNIKASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN STUDI PADA KANTOR WILAYAH XII DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA (DJKN) BANJARMASIN

Andi Susanto & Hastin Umi Anisah ............................................................ 233 - 257

Page 2: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

PENGARUH KEPUTUSAN BAURAN PROMOSI TERHADAP PENG-AMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN NOMOR PERDANA TELKOM FLEXI DI KOTA BANJARMASIN

Sri Imelda & Marijati Sangen ...................................................................... 259 - 279

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN PERATURAN LOAN TO VALUE KPR (STUDI PADA PERUSAHAAN PROPERTI DI BURSA EFEK INDONESIA)

Dwi Suharyanto & Rusdayanti Asma .......................................................... 281 - 298

Page 3: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

153

Analisis Penerapan Relationship Maintenance Strategy Melalui Penggunaan Media Sosial

(Studi Pada Twitter Perbankan di Indonesia)

Rahmatul Jannatin Naimah (Program Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

M. Riza Firdaus(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

Ahmad Rifani(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

Nowadays, banks are actively using twitter in order to maintain relationships with customers. Unfortunately, the trend of using social media as Relationship Maintenance Strategy (RMS) for the banking industry is not supported by adequate research in the realm of marketing public relation science. Positivity, openness, task sharing, networking, access, and assurance are six dimensions that can be used to measure the application of RMS through twitter. Thus, this research aims to analyze whether there are differences in the implementation of RMS in the Indonesia Banking Industry through content analysis of its offi cial twitter. The banks that will be further investigated are the three top banks belonging to Indonesia Bank Loyalty Index (IBLI) and Most Followed Bank (MFB).

Research fi ndings resulted Banks belonging to IBLI and MFB group has a different level implementation of RMS through twitter. The overall level of implementation were found in two groups are still very low, especially in the task sharing dimension. IBLI banks more implement the dimension of RMS than MFB bank group. Assurance was most widely used on the two banking groups.

Keywords :

Relationship Maintenance Strategy, Marketing Public Relation, Banking, Twitter.

ABSTRAK

Saat ini, bank secara aktif menggunakan twitter untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan. Akan tetapi, kecenderungan menggunakan media sosial sebagai Relationship Maintenance Strategy (RMS) pada industri

Page 4: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

154 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

perbankan ini tidak didukung dengan penelitian yang memadai di bidang marketing public relation. Positifi tas, keterbukaan, berbagi tugas, jaringan, akses, dan jaminan merupakan enam dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur penerapan RMS melalui twitter. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan dalam penerapan RMS di Industri Perbankan Indonesia melalui analisis konten pada twitter resmi perbankan tersebut. Bank-bank yang akan diteliti lebih lanjut adalah tiga bank teratas pada Indonesia Bank Loyalty Index (IBLI) dan Most Followed Bank (MFB).

Hasil temuan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pererapan RMS pada kelompok bank IBLI dan kelompok MFB melalui twitter resmi yang mereka gunakan. Secara keseluruhan tingkat implementasi pada ke dua kelompok tersebut masih sangat rendah, terutama pada dimensi berbagi tugas. Kelompok IBLI lebih banyak mengimplementasikan RMS dibandingkan kelompok bank MFB. Dimensi jaminan paling banyak digunakan pada dua kelompok perbankan yang diteliti.

Kata kunci :

Relationship Maintenance Strategy, Marketing Public Relation, Perbankan, Twitter.

PENDAHULUAN

Saat ini, perkembangan teknologi dan informatika semakin canggih, didukung adanya internet yang memungkinkan kita untuk berinteraksi dan berkomunikasi tanpa batas. Media sosial merupakan salah satu jenis inovasi baru dalam teknologi internet yang menjadi tren di dunia saat ini (Auker, 2011). Awalnya penggunaan media sosial ditujukan untuk penggunaan pribadi, tapi saat ini mulai digunakan oleh pemasar untuk meng-komunikasikan pesan-pesan pemasaran kepada target konsumen (Auker, 2011). Media sosial yang paling banyak digunakan berdasarkan hasil Social Media Report Cards oleh Nielsen pada tahun 2012 adalah ; Facebook, Twitter, dan LinkedIn. Hasil temuan juga menunjukkan bahwa Twitter memiliki pertumbuhan pasar yang jauh lebih baik daripada platform lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Twitter sebagai market challanger telah mampu bersaing dengan Facebook sebagai market leader dengan peningkatan market growth sampai 13% sedangkan Facebook justru menurun sebesar 4%.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Semiocast pada tahun 2012 diketahui pula bahwa Indonesia adalah negara kelima di dunia yang memiliki akun twitter terbanyak setelah AS, Brasil, Jepang, dan Inggris. Jumlah akun twitter di Indonesia diperkirakan mencapai hampir 30 juta akun. Temuan juga menunjukkan bahwa Jakarta dan Bandung merupakan dua dari sepuluh kota di dunia dengan pengguna twitter paling aktif di dunia. Survei lain yang dilakukan oleh Financial Brand pada tahun 2012 menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan yang menggunakan twitter di dunia, termasuk industri perbankan. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa terdapat 400 bank di dunia yang aktif menggunakan twitter

Page 5: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Rahmatul, M. Riza & Ahmad, Analisis Penerapan Relation Maintenance Strategy... 155

sebagai media sosial. Secara umum, 400 bank tersebut secara aktif menggunakan twitter untuk meningkatkan kesadaran merek, melindungi reputasi merek, membangun hubungan dengan pelanggan, membangun komunitas, mengelola keluhan dan mendorong penjualan.

Saat ini, hampir semua bank di Indonesia telah memiliki media sosial resmi, terutama twitter. Website pengikut.com telah membuat rating pada industri perbankan berdasarkan jumlah follower terbanyak (Most Followed Bank). Website ini mengurutkan sepuluh akun twitter dengan follower terbanyak di Indonesia setiap hari berdasarkan kategori tertentu, termasuk industri perbankan. Sepuluh akun twitter Most Followed Bank (MFB) menurut situs ini didasarkan pada pengamatan dari tanggal 1 Maret 2013 sampai dengan 16 April 2013 adalah ; BNI di posisi pertama dengan 120.831 follower, Mandiri di posisi kedua dengan 59.915 follower, BII dengan 35.029 follower di posisi ketiga. Selanjtnya CIMB Niaga dengan 27.800 follower di posisi ke empat, dan BCA dengan 22.077 follower di posisi ke lima. Selanjutnya untuk posisi keenam hingga sepuluh adalah BRI dengan 21.080 follower, OCBC NISP dengan 15.538 follower, Bukopin dengan 15.460 follower, Danamon dengan 9.634 follower, dan BTN dengan 5.931 follower.

Dalam perspektif pemasaran, media sosial secara efektif diterapkan sebagai alat untuk menjaga hubungan dengan pelanggan (Miller dan Lammas, 2010). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nielsen pada tahun 2012 yang menemukan bahwa Twitter sebagai media sosial secara efektif digunakan pemasar untuk memantau opini publik tentang merek dan perusahaan, untuk mempelajari perilaku konsumen, penye-baran informasi kepada masyarakat, dan juga sebagai alat untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Menurut Hon dan Grunig (1999:14) seperti yang digunakan dalam penelitian Ki dan Hon (2006), Williams (2009), Li, (2010), dan Zhu (2011), terdapat enam dimensi yang dapat digunakan sebagai strategi untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan (Relationship Maintenance Strategy) pada media online, terutama twitter. Ke enam dimensi tersebut adalah positifitas, keterbukaan, berbagi tugas, jaringan, akses, dan jaminan.

Kecenderungan penggunaan media sosial sebagai Relationship Maintenance Strategy (RMS) pada industri perbankan, seperti disebutkan di atas, tidak didukung oleh penelitian yang memadai di dunia akademis, khususnya di bidang ilmu marketing public relation (Mangold dan Faulds, 2009). Beberapa studi empiris baru mengarah pada kesadaran merek, keterlibatan konsumen, promosi merek, niat pembelian, dan elektronik Word of Mouth (Bond, 2010). Beberapa penelitian sebelumnya yang menganalisis penerapan RMS pada media online adalah Ki dan Hon (2006), Williams (2009), Li (2010), dan Zhu (2011) pada industri ritel dan fashion. Belum ada penelitian tentang penerapan RMS melalui twitter yang berfokus pada industri perbankan, khususnya di Indonesia.

Tujuan utama dari manajemen hubungan pelanggan adalah menciptakan dan meme-lihara pelanggan yang loyal terhadap perusahaan (Kotler, 2008). Cara terbaik yang dapat dilakukan perusahaan untuk memelihara pelanggan yang loyal adalah menyediakan alat yang efektif bagi mereka untuk mengeluh. Media sosial adalah salah satu dari alternatif ini. Berdasarkan data Indonesia Bank Loyalty Index 2012 yang diidentifikasi oleh MarkPlus, diketahui bahwa tiga bank teratas yang memiliki indeks loyalitas tertinggi di Indonesia adalah BCA, Mandiri dan BRI. Kemudian disusul oleh BNI, Danamon, BII, BTN, CIMB Niaga, Bank Permata, dan terakhir adalah Panin Bank di tempat bawah.

Page 6: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

156 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Indeks loyalitas ini diukur dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) berdasarkan nilai transaksi, hubungan, dan kemitraan ke bank.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ki dan Hon (2006), Williams (2009), Li (2010), dan Zhu (2011) ditemukan bahwa tidak semua perusahaan yang diteliti sepenuhnya menerapkan RMS pada media online, meskipun perusahaan tersebut aktif menggunakan media online untuk membangun hubungan dengan pelanggan dan masyarakat. Beberapa penelitian bahkan menemukan bahwa tingkat implementasi RMS masih sangat rendah. Selain itu, uji beda yang dilakukan menunjukkan temuan yang berbeda, yaitu tidak semua dimensi RMS dinyatakan berbeda secara signifikan penerapan-nya antara kedua kelompok perusahaan yang dibandingkan. Ini memberikan celah bagi penelitian selanjutnya tentang penerapan RMS di industri lain yang berbeda, apakah memberikan hasil yang berbeda atau menunjukkan temuan serupa.

Bank-bank yang akan diteliti lebih lanjut adalah tiga bank teratas dalam kelompok IBLI (BCA, Mandiri dan BRI). Temuan ini kemudian akan dibandingkan dengan temuan dari tiga bank teratas dalam kelompok MFB (BNI, BII, dan CIMB Niaga). Perbandingan ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan penerapan RMS pada kedua kelompok bank tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Sosial dan Twitter Media sosial menurut Henderson & Bowley (2010) adalah aplikasi internet berbasis

web dan teknologi konten berbasis pengguna yang memungkinkan partisipasi dan konek-tivitas, berbagi informasi dan kolaborasi antar pengguna. Mayfield (2008) meng iden -tifikasi media sosial sebagai jenis baru media online, yang berbagi beberapa atau semua karakteristik sebagai berikut: partisipasi, keterbukaan, percakapan, komunitas dan konek-tivitas. Selanjutnya, Mayfield (2008) menyebutkan bahwa ada enam jenis media sosial ; jaringan sosial, blog, wiki, podcast, forum / komunitas konten, dan micro-blogging.

Twitter adalah salah satu jenis micro-blogging.. Twitter adalah bentuk platform media sosial yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dalam 140 karakter atau yang disebut dengan tweet (Asur dan Huberman, 2010). Pengguna dapat terhubung dengan “mengikuti” (following) akun twitter lainnya. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk ber langganan tweet dari pengguna lain yang bisa diikuti. Fitur lain yang memungkinkan interaksi antara pengguna adalah dengan menulis komentar dengan simbol @(user_name) dan reposting pesan disebut RT atau ReTweet. Tweet juga dapat dikategorikan dengan topik tertentu dengan menggunakan hash-tag (kata kunci dimulai dengan "#").

Pengguna twitter di seluruh dunia telah mencapai 37.033.000 orang hingga seka-rang. Sebagian besar pengguna twitter berada di kisaran umur 15-25 tahun yaitu sebesar 73,7%, sisanya didominasi oleh usia 26 sampai 66 tahun. Selain itu, 53% dari kom posisi pengguna twitter didominasi oleh pengguna wanita, dan sisanya 47% digunakan oleh laki-laki. Indonesia adalah salah satu dari 20 negara dengan akun twitter terbanyak di dunia. Berdasarkan hasil penelitian Semiocast pada tahun 2012, diketahui bahwa Indonesia

Page 7: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Rahmatul, M. Riza & Ahmad, Analisis Penerapan Relation Maintenance Strategy... 157

menempati peringkat negara k elima di dunia yang memiliki akun twitter paling banyak setelah AS, Brazil, Jepang, dan Inggris. Selain itu, Jakarta berada di peringkat pertama sebagai kota dengan pengguna twitter yang paling aktif di dunia.

B. Social Media MarketingSosial media adalah bentuk baru komunikasi yang melibatkan dialog interaktif

yang lebih unik daripada saluran komunikasi lainnya, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif baru komunikasi pemasaran untuk bisnis atau konsumen (Auker, 2011). Para ahli telah mengidentifikasi media sosial sebagai alat pemasaran yang digunakan terutama untuk empat tujuan (Thoring, 2011): (1) riset pasar dan umpan balik yang lebih cepat, (2) publisitas merek dan manajemen reputasi, (3) jaringan bisnis, dan (4) layanan pelanggan dan manajemen hubungan pelanggan.

Ini adalah beberapa alasan mengapa perusahaan menggunakan media sosial untuk bisnis (Collins, 2011). Pertama, media sosial lebih efisien dari segi biaya. Dibandingkan dengan iklan mahal di media tradisional, media sosial dapat diperoleh secara gratis. Satu-satunya biaya yang terlibat adalah waktu dan dedikasi dari personil untuk membuat sebuah posting di media sosial. Kedua, dibandingkan dengan penggunaan media tradisional, media sosial memungkinkan publik untuk memilih konten yang mereka sukai. Selanjutnya, setelah pilihan dibuat, hubungan dibangun antara perusahaan dan pelanggan potensial. Sosial media juga mendorong komunikasi dua arah antara perusahaan dan publik, yang memung-kinkan perusahaan untuk mendapatkan umpan balik dari publik. Selain itu, ketika publik berinteraksi dengan konten akan memungkinkan bagi public tersebut untuk berbagi konten dalam bentuk electronic word-of-mouth (eWOM).

Twitter sebagai platform media sosial telah menarik banyak perhatian dari peru-sahaan karena memiliki potensi besar untuk memberikan viral marketing. Karena berbagai kemudahan dalam penggunaan, twitter semakin banyak digunakan oleh sejumlah peru-sahaan dan organisasi untuk mengiklankan produk dan menyebarkan informasi kepada para pemangku kepentingan (Asur dan Huberman, 2010). Hal yang membedakan twitter dengan platform lain adalah celebt tweet (orang atau tokoh masyarakat yang umumnya memiliki ribuan atau jutaan follower) yang sering diminta oleh perusahaan untuk mempromosikan merek, acara, produk, dan layanan kepada para follower-nya (Auker, 2011). Umumnya, celebt tweet yang mempromosikan merek, produk, atau jasa sebagai pernyataan atau iklan, akan menulis tweet dengan simbol "#" disebut hash-tag. Semakin banyak tanggapan yang diperoleh melalui hash-tag tersebut, semakin besar kemungkinan merek, produk, dan jasa menjadi trending topic sebagai electronic Word of Mouth (eWOM).

C. Media Sosial sebagai Relationship Maintenance Strategy (RMS)Saat ini, pelanggan semakin sulit untuk dipuaskan. Mereka lebih cerdas, lebih

sadar harga, lebih menuntut, kurang memaafkan, dan didekati oleh lebih banyak pesaing dengan tawaran yang sama atau lebih baik (Kotler, 2008). Ini merupakan tantangan bagi peru sahaan dalam rangka menciptakan pelanggan yang setia. Banyak perusahaan telah mencoba untuk mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan pelanggan mereka melalui Customer Relationship Management (CRM). CRM adalah proses pengelolaan informasi

Page 8: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

158 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

rinci tentang pelanggan dan hati-hati mengelola semua ‘titik sentuh’ yang ada untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan (Kotler, 2008).

Tujuan utama dari CRM adalah untuk menarik, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan yang setia kepada perusahaan (Kotler, 2008) Banyak perusahaan telah mencoba untuk meningkatkan keuntungan dan penjualan dengan menghabiskan banyak waktu dan sumber daya untuk mencari pelanggan baru. Namun, tidaklah cukup untuk menarik pelanggan baru, lebih dari itu, perusahaan harus mampu mempertahankan dan mening-katkan pelanggan yang sudah ada. Terlalu banyak perusahaan yang kehilangan uang karena banyaknya pelanggan yang beralih ke perusahaan lain. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan mereka.

Menurut Kotler (2008) terdapat dua cara untuk mempertahankan pelanggan. Yang pertama adalah dengan membangun hambatan transisi yang tinggi. Kedua, adalah mem berikan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. Solusi terbaik yang berhubungan dengan kedua hal tersebut adalah menyediakan cara yang efektif bagi pelanggan untuk mengeluh. Kotak saran, bebas biaya nomor telepon, website, alamat email, dan media sosial merupakan salah satu jenis alternative ini. Upaya untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan juga disebut Relationship Maintenance Strategy (RMS). RMS dide-finisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan hubungan antara organisasi dan perusahaan dengan publik atau konsumen (Ki, 2004). Terdapat beberapa dimensi yang dapat diterapkan dalam Relationship Maintenance Strategy (Grunig dan Hon, 1999):a. Positifitas, didefinisikan sebagai upaya perusahaan untuk membuat hubungan lebih

menyenangkan bagi pihak yang terlibat. Upaya ini bisa menjadi perilaku yang menyenangkan, baik dalam sikap atau percakapan dengan cara yang sopan.

b. Keterbukaan, didefinisikan sebagai upaya untuk membuat informasi lebih transparan dan memberikan informasi tentang keuangan, restrukturisasi dan kegiatan perusahaan lainnya. Contoh, perusahaan dapat mendiskusikan masalah secara terbuka dengan berbagai pihak yang terlibat, memberikan saran dari pengalaman masa lalu, dan mendengarkan satu sama lain tanpa menghakimi.

c. Berbagi tugas, didefinisikan sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap isu-isu sosial seperti peristiwa lingkungan, kegiatan sosial, kegiatan pendidikan dan kegiatan sukarela. Contoh, perusahaan dan publik dapat berbagi tugas seperti mengu rangi polusi, menjaga lingkungan, penghijauan, pengelolaan isu-isu publik, lowongan pekerjaan, dan sebagainya.

d. Jaringan, didefinisikan sebagai upaya perusahaan untuk membangun jaringan atau koalisi dengan individu atau publik, lingkungan, serikat buruh, kelompok masyarakat, selebriti dan pemimpin opini dalam memecahkan masalah bersama-sama. Misalnya, isu-isu seperti mengelola lingkungan, lowongan pekerjaan, distribusi laba, mensponsori kelompok amal atau co-host acara dengan asosiasi masyarakat setempat.

e. Akses, didefinisikan sebagai upaya untuk mendorong komunikasi dan menyediakan saluran komunikasi lain melalui berbagai media atau pengguna media lainnya. Ki dan Hon (2006) mendefinisikan akses sebagai upaya perusahaan untuk menyediakan saluran komunikasi atau media yang membantu masyarakat dalam memperoleh informasi strategis.

Page 9: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Rahmatul, M. Riza & Ahmad, Analisis Penerapan Relation Maintenance Strategy... 159

f. Jaminan, didefinisikan sebagai upaya perusahaan untuk meyakinkan publik bahwa perusahaan berkomitmen untuk menjaga hubungan dengan mereka. Jaminan dalam hubungan interpersonal mengacu pada perilaku yang menyiratkan masa depan dan kasih sayang antara dua individu. Contohnya termasuk sikap saling mendukung, menghibur, pemenuhan kebutuhan, dan perwujudan cinta dan kasih sayang.

D. Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten kuan-

titatif. Prosedur ini untuk mengukur atau menghitung aspek isi media dan untuk menyaji-kannya secara kuantitatif menggunakan lembar coding. Data yang diperoleh melalui analisis konten selanjutnya akan dianalisis menggunakan Mann-Whitney U test dan Chi-Square untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal penerapan RMS melalui media sosial twitter antara kelompok IBLI dan MFB.

E. SamplingDalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sam-

pling. Teknik sampling ini dilakukan secara bertahap seperti di bawah ini:

1. Pemilihan akun resmi twittera. Hanya bank dengan akun twitter aktif dipilih sebagai kelompok sampel

akhir. Berdasarkan desain penelitian, akun twitter bank tersebut dianggap aktif jika memiliki setidaknya 100 tweet atau posting terbaru dibuat pada minggu ter akhir sebelum 16 April 2013.

b. Hanya satu akun twitter resmi utama dipilih untuk penelitian ini.

c. Akun twitter resmi dipilih harus diambil dari tiga posisi teratas pada kelompok IBLI dan MFB. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa tiga teratas dalam masing-masing kelompok menunjukkan bahwa bank tersebut merupakan yang terbaik di masing-masing kategori. Tiga bank teratas dalam kelompok IBLI adalah BCA, Mandiri dan BRI. Tiga bank teratas dalam kelompok MFB adalah BNI, BII, dan CIMB Niaga. Mandiri tidak dimasukkan sebagai sampel dalam kelompok MFB karena sudah termasuk dalam tiga teratas pada kelompok IBLI sehingga dianggap telah menunjukkan nilai loyalitas yang lebih tinggi dari bank lainnya.

2. Pemilihan Tweet1. Populasi diambil dari tweet yang diposting sejak awal akun twitter resmi

perbankan tersebut dibuat sampai 16 April 2013.

2. Sampel diambil hanya dari tweet yang diposting oleh bank tersebut dan hanya tweet yang diposting pada hari kerja.

Salah satu cara untuk menghitung ukuran sampel dalam analisis isi adalah perhitungan secara manual atau dengan mesin penghitung. Salah satu mesin hitung disarankan seperti yang dibuat oleh Sistem Survei Survei Sistem Website (http://www.surveysystem.com/sscalc.html). Ukuran sampel pada penelitian ini berdasarkan kalkulator elektronik adalah sebanyak 383 tweet. Ini berarti jumlah tweet per bank yang digunakan sebagai sampel

Page 10: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

160 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

adalah 383/6 = 63,8 tweet atau dibulatkan menjadi 64 tweet per bank. Dengan demikian total sampel sebanyak 384 tweet.

F. Analisis dan Diskusi

Karakteristik BankDari total 192 tweet pada setiap kelompok bank, karakteristik kedua kelompok bank

tersebut dirangkum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1

Informasi Umum Bank Yang Diteliti Per 16 April 2013

No Nama Bank Twitter ID Kelompok Bank

Jumlah Following

Jumlah Follower

Jumlah Tweet

1. BCA @XpresiBCA IBLI 204 22.077 7.432

2. Bank Mandiri @mandirifiesta IBLI 2.154 59.915 14.646

3. BRI @sahabatBRI IBLI 674 21.080 15.477

4. BNI @BNI46 MFB 27.673 120.831 31.221

5. BII @biifriends MFB 1.258 35.029 13.897

6. CIMB Niaga @CIMB_assists MFB 2.214 27.800 13.217

Dari Tabel 1 di atas, dapat dilihat secara keseluruhan bahwa BNI berada di peringkat pertama sebagai bank dengan follower terbanyak di twitter. Ini menunjukkan bahwa twitter resmi BNI jauh lebih populer daripada akun twitter resmi bank lain. Selain itu, BNI juga lebih sering melakukan update status dari pada bank lain. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tweet yang telah diposting oleh BNI yang jauh lebih banyak daripada bank lain. Selain itu, BNI juga paling banyak mengikuti akun twitter lain sementara bank lain tidak demikian. Hal ini konsisten dengan hasil dari analisis konten yang menunjukkan bahwa BNI lebih interaktif dengan publik melalui twitter dibandingkan dengan bank lain. Hampir semua tweet yang diposting BNI dalam bentuk komunikasi dua arah, dengan menggunakan reply, terutama untuk mengatasi masalah yang terkait dengan keluhan pelanggan. Hal yang sama juga dilakukan oleh CIMB Niaga dan BII. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa agar dikenal luas di media sosial twitter, Bank harus berinteraksi secara aktif dengan publik terutama melalui komunikasi dua arah, dan secara aktif mengikuti kembali akun twitter lain yang juga terdaftar sebagai follower.

Berikut ni adalah analisis jenis tweet yang digunakan dalam dua kelompok perbankan:

Tabel 2

Daftar Frekuensi Jenis Tweet Pada Kelompok Bank IBLI dan MFB Per 16 April 2013

Jenis TweetKelompok IBLI Kelompok MFB

Jumlah Tweet Persentasi Jumlah Tweet Persentasi

Original Tweet 77 40,1% 44 22,9%

Page 11: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Rahmatul, M. Riza & Ahmad, Analisis Penerapan Relation Maintenance Strategy... 161

Jenis TweetKelompok IBLI Kelompok MFB

Jumlah Tweet Persentasi Jumlah Tweet Persentasi

Mention 14 7,3% 3 1,6%

Reply 62 32,3% 126 65,6%

RT 29 15,1% 16 8,3%

RT dan Komentar 10 5,2% 3 1,6%

Jumlah 192 100% 192 100%

Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa kedua kelompok bank telah menggunakan segala macam jenis tweet untuk berinteraksi dengan publik melalui twitter. Seperti yang terlihat di atas, kelompok IBLI lebih optimal dalam menggunakan semua jenis tweet dibanding kelompok MFB. Selain itu, kita dapat menyimpulkan pula bahwa terdapat perbedaan penggunaan jenis tweet pada masing-masing kelompok. Sebagian besar tweet yang diposting oleh kelompok IBLI ditemukan dalam bentuk original tweet (40,1%) dan reply (32,3%). Dalam hal ini, BCA, Mandiri, dan BRI secara teratur berinteraksi dengan publik menggunakan original tweet terutama untuk menyapa publik, berbagi informasi, pengetahuan, humor, serta produk dan event yang dipromosikan dan. Selain itu, reply juga banyak digunakan oleh kelompok IBLI sebagai komunikasi dua arah terkait keluhan pelanggan. Sebaliknya, sebagian besar tweet yang di-posting oleh kelompok MFB hanya ditemukan paling banyak dalam bentuk reply (65,6%). Fungsi reply terutama ditujukan oleh kelompok MFB untuk menangani masalah yang berkaitan dengan keluhan pelanggan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelompok IBLI memanfaatkan twitter dengan tujuan utama untuk membangun hubungan dengan publik melalui sapaan, berbagi infor-masi, pengetahuan, humor, promosi produk dan acara, dan untuk menangani keluhan pelanggan. Sedangkan di sisi lain, kelompok MFB lebih fokus untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menangani keluhan pelanggan.

Berdasarkan analisis konten terkait penerapan RMS pada setiap dimensi, ditemukan bahwa kelompok IBLI telah menerapkan dimensi RMS secara lebih baik daripada kelompok MFB. Hal ini dapat dilihat pada skor rata-rata tingkat implementasi dimensi RMS pada kelompok IBLI sebesar 32,1% (21,9% implementasi rendah + implementasi sedang 9,5% + implementasi tinggi 0,7%). Sedangkan kelompok MFB hanya mendapatkan skor rata-rata tingkat implementasi sebesar 28,5% (18,1% implementasi rendah + implementasi sedang 9,9% + implementasi yang tinggi 0,5%). Secara keseluruhan, tingkat implementasi dimensi RMS masih sangat rendah dalam dua kelompok bank yang diteliti. Selain itu, sebagian besar tweet dalam kelompok IBLI lebih banyak menerapkan dimensi jaminan (43,2%) dan positifitas (41,1%) pada tingkat implementasi rendah dan sedang. Sedangkan kelompok MFB lebih banyak menerapkan dimensi jaminan (69,8%) pada tingkat implementasi rendah dan sedang. Hal ini terutama disebabkan oleh perbedaan penggunaan media sosial twitter pada dua kelompok bank sebagaimana disebutkan di atas. Bank IBLI lebih berfokus untuk membangun hubungan melalui sapaan, berbagi informasi, pengetahuan, humor, promosi produk atau event, serta untuk menangani keluhan pelanggan sedangkan pada kelompok MFB hanya berfokus pada penanganan keluhan pelanggan melalui twitter. Hasil analisis

Page 12: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

162 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

konten juga menunjukkan bahwa dimensi berbagi tugas merupakan dimensi yang paling rendah tingkat implementasinya pada dua kelompok yang diteliti.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mann-Whitney U Test dan Chi-Square. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah content validity, yaitu dengan membandingkan alat ukur (coding sheet) dengan standar umum oleh komunitas ilmiah. Semua indikator yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Guideline for Measure Relationship yang dikembangkan oleh Hon dan Grunig (1999:14) dan penelitian sebelumnya yang meneliti pelaksanaan RMS di media online, terutama twitter, seperti yang digunakan dalam penelitian Ki dan Hon (2006), Williams (2009), Li, (2010), dan Zhu (2011). Guideline for Measure Relationship ini telah disetujui oleh Commission on Public Relations Measurement & Evaluation of the Institute for Public Relations (IPR) sebagai Gold Standard Paper dan sebagai standar pedoman dalam pengu-kuran dan evaluasi manajemen hubungan. Hingga sekarang, Guideline for Measure Relationship ini telah banyak digunakan sebagai acuan penelitian dalam bidang public relations dan marketing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa coding sheet yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria validitas.

Adapun jenis reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah intercoder reliability. Hanya dua coder yang digunakan dalam penelitian ini dengan kriteria sebagai berikut: lulusan ekonomi, pernah mengambil mata kuliah manajemen pemasaran, dan aktif menggunakan twitter. Perhitungan reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cohen Kappa. Cohen Kappa menghitung metrik reliabilitas berdasarkan kemungkinan masing-masing kategori yang digunakan dalam coding sheet. Perhitungan Cohen Kappa adalah sebagai berikut (Eriyanto, 2013):

Intercoder Reliability = persetujuan - persetujuan yang diharapkan 1 - persetujuan yang diharapkan

Nilai minimum reliabilitas diterima menurut Riffe dkk adalah 0,80 (Eriyanto, 2013). Perhitungan Intercoder Reliability berdasarkan formula Cohen Kappa di atas telah memenuhi nilai minimum, yaitu sebesar 0,86. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa coding sheet telah memenuhi kriteria reliabilitas. Setelah data memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, data kemudian dianalisis dengan menggunakan Mann-Whitney U Test dan Chi-Square untuk menguji apakah terdapat perbedaan dalam tingkat implementasi RMS pada dua kelompok perbankan. Uji Mann-Whitney digunakan pada dimensi positivitas, keterbukaan, berbagi tugas, jaringan, dan jaminan. Sedangkan uji Chi-Square digunakan hanya untuk dimensi akses karena datanya bersifat nominal. Hasil uji Mann-Whitney dan Chi-Square terkait dengan tingkat implementasi RMS pada setiap dimensi dapat dilihat di bawah ini:

Page 13: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Rahmatul, M. Riza & Ahmad, Analisis Penerapan Relation Maintenance Strategy... 163

Tabel 3

Hasil Uji Beda Mann-Whitney U Test dan Chi-Kuadrat Terkait Dengan Tingkat Implementasi Relationship Maintenance Strategy Pada Kelompok Bank IBLI dan MFB

Relationship Maintenance

Strategy

DimensiAsymp.

Sig.Keterangan

Signifikan atau Tidak

Positivitas 0,021 Asymp.Sig < p-value SignifikanKeterbukaan 0,044 Asymp.Sig < p-value Signifikan

Berbagi Tugas 0,001 Asymp.Sig < p-value Signifikan

Jaringan 0,000 Asymp.Sig < p-value Signifikan

Akses 0,000 Asymp.Sig < Signifikan

Jaminan 0,000 Asymp.Sig < p-value Signifikan

Dari tabel 3 di atas, dapat dilihat perbandingan antara Asymp.Sig dengan p-value dan . Dengan membandingkan Asymp.Sig pada setiap dimensi dengan p-value (5%) dan (5%), diketahui bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis penelitian diterima, bahwa terdapat perbedaan dalam hal tingkat implementasi RMS antara kelompok IBLI dan MFB. Hasil uji hipotesis ini didukung dengan hasil analisis konten yang menunjukkan implementasi RMS pada kelompok MFB lebih rendah dibandingkan dengan kelompok IBLI. Ini konsisten dengan data Indonesia Bank Loyalty Index yang menunjukkan bahwa BNI, BII, dan CIMB Niaga sebagai bank dengan follower twitter terbanyak, memiliki indeks loyalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan Mandiri, BCA, dan BRI. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara statistik dan empiris terbukti bahwa kelompok IBLI yang memiliki indeks loyalitas tertinggi jauh lebih baik dalam menerapkan RMS melalui twitter dibandingkan bank lainnya. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Ki dan Hon (2006), Williams (2009), Li (2010), dan Zhu (2011) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat implementasi RMS berdasarkan karakteristik perusahaan atau industry yang diteliti.

G. Implikasi Dalam menjaga hubungan dengan pelanggan, kedua kelompok bank dapat menerapkan

dimensi RMS yang terdiri dari positifitas, keterbukaan, berbagi tugas, jaringan, akses, dan jaminan melalui twitter. Kedua kelompok disarankan untuk meningkatkan implementasi dimensi RMS pada setiap tweet yang diposting. Salah satu caranya adalah dengan lebih sering menulis tweet tentang tanggung jawab sosial perusahaan, transparansi informasi tentang perusahaan, undangan partisipasi dalam kegiatan, dan tweet tentang layanan pelanggan. Setiap tweet harus diposting dalam bentuk pernyataan positif dan mendorong komunikasi dua arah.

Dimensi jaminan paling banyak digunakan pada dua kelompok perbankan yang diteliti, namun tingkat implementasi yang ditemukan masih sangat rendah. Hal terbaik yang bisa dilakukan oleh kedua kelompok perbankan terkait hal ini adalah dengan memas-tikan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menjaga hubungan dengan publik dalam setiap tweet yang diposting. Misalnya, dengan memposting tweet yang berhubungan dengan layanan pelanggan, tweet tentang penanganan masalah pelanggan, tweet yang mencer minkan kesediaan perusahaan untuk membantu kesulitan yang dihadapi oleh

Page 14: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

164 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

pelanggan. Selain itu, perusahaan harus mampu menangani masalah pelanggan langsung dengan tindakan (seperti menjawab pertanyaan, meneruskan penyelidikan ke departemen lain, menghubungi personil yang relevan) untuk menunjukkan bahwa perusahaan ber-komitmen untuk mempertahankan hubungan. Sehingga diharapkan pelanggan akan merasa dihargai, diperhatikan, dan dipertahankan oleh perusahaan.

Berbagi tugas adalah dimensi yang implementasinya ditemukan paling rendah pada dua kelompok perbankan yang diteliti. Untuk meningkatkan dimensi ini, ke dua kelompok perbankan dapat memposting lebih banyak tweet yang menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan.Misalnya dengan rutin memposting tweet tentang kepedulian lingkungan, mendukung kegiatan sosial, dukungan terhadap pendidikan, beasiswa, ataupun lowongan pekerjaan. Tweet yang berkaitan dengan hal-hal seperti ini sebaiknya diberikan secara lengkap, bukan hanya pernyataan yang berkaitan dengan hal tersebut tanpa memberikan informasi secara rinci. Sehingga diharapkan publik akan merasa sebagai pihak yang dianggap berharga dalam perusahaan.

KESIMPULAN

Temuan penelitian menunjukkan bahwa kelompok perbankan IBLI dan MFB memiliki perbedaan tingkat implementasi RMS melalui twitter. Secara keseluruhan tingkat implementasi yang ditemukan pada dua kelompok perbankan tersebut masih sangat rendah, terutama untuk dimensi berbagi tugas. Kelompok IBLI ditemukan lebih banyak menerapkan dimensi RMS dibandingkan dengan kelompok MFB. Jaminan merupakan dimensi yang paling banyak digunakan pada dua kelompok perbankan yang diteliti.

Karena banyaknya tweet yang dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini terus bertambah, maka saran untuk penelitian selanjutnya adalah meningkatkan ukuran sampel untuk meningkatkan variasi sehingga sampel yang didapat lebih representatif terhadap populasi yang diteliti. Selain itu, sampel yang diambil pada waktu dan periode yang berbeda kemungkinan akan memberikan hasil yang berbeda pula. Penelitian selanjutnya juga dapat memasukkan mention, hash-tag, dan conversation sebagai bagian dari sampel yang akan diteliti. Selain itu, penelitian berikutnya dapat melanjutkan penelitian ini kepada hal spesifik lainnya. Sebagai contoh, penelitian tentang penharuh penerapan RMS melalui media sosial terhadap loyalitas pelanggan. Contoh lain misalnya penelitian tentang penerapan RMS di industri lain atau pada jenis media sosial lainnya, seperti Facebook, YouTube, Tumblr, Instagram, dan sebagainya.

Page 15: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Rahmatul, M. Riza & Ahmad, Analisis Penerapan Relation Maintenance Strategy... 165

DAFTAR PUSTAKA

Auker, Craig. (2011). Social Media and its Application in Business Marketing. Thesis on University of Massachusetts Dartmouth.

Asur, Sitaram dan Bernardo A Huberman. (2010). Predicting The Future With Social Media. Cornell University Library.

Bond, Camilla. (2010). Engagement with Social Media and Outcomes for Brands: A Conceptual Framework. ANZMAC 2010.

Collins, C. (2011, June). Why Social Marketing Is Better Than Traditional Marketing (Video). http://www.youtube.com/watch?v=mD0gChoYIMY

Eriyanto. (2013). Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Handerson, Alison and Rachel Bowley. (2010). Authentic Dialogue? The Role of “Friendship” In a Social Media Recruitment Campaign. Journal of Communication Management Vol. 14 No. 3, 2010, pp. 237-257.

Hon, Linda and James E Grunig. (1999). Guidelines For Measuring Relationships. The Institute for Public Relations, University of Florida.

http://blog.nielsen.com/nielsenwire/social/2012/. (2012). Social Media Report 2012.

http://pengikut.com/topik/perbankan?page=1&sort=pengikut&order=desc. (2013). Most Followed Bank.

http://thefinancialbrand.com/24551/social-media-banking-conversation-report/. (2012). The Conversation Report: A Banking Industry Social Media Study.

http://www.beevolve.com/twitter-statistics/. (2012). An Exhaustive Study of Twitter Users across the World.

http://www.infobanknews.com/2012/01/nih-10-bank-dengan-follower-terbanyak/. (2012). Sepuluh Bank dengan Follower Terbanyak.

http://www.surveysystem.com/sscalc.htm. (2012). Sample Size Calculator.

Ki, Eyun Jung and Linda Childers Hon. (2006). Relationship Maintenance Strategies on Fortune 500 Company Web Sites. Journal of Communication Management Vol. 10 No. 1, 2006, pp. 27-43.

Kotler, Philip. (2008). Manajemen Pemasaran. Edisi ke Dua Belas Jilid 1. PT INDEKS. Jakarta.

Li, Zongchao. (2010). Social Media as a Relationship Strategy: Twitter’s Impact on Enhancing Brand Loyalty. Thesis on University of Miami.

Mangold, W Glynn and David J Faulds. (2009). Social Media: The New Hybrid Element of The Promotion Mix. Kelley School of Business, Indiana University.

Mayfield, Antony. (2008). What is Social Media. E-book from iCrossing. icrossing.co.uk.ebooks.

Page 16: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

166 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Miller Rohan, and Natalie Lammas. (2010). Social Media and Its Implications for Viral Marketing. Asia Pacific Public Relations Journal, Vol. 11.

Williams, Kelly. (2009). Managing Relationship: A Content Analysis of Nonprofit Organization Websites. Thesis on Auburn University.

www.markplusinsight.com. (2012). Indonesia Bank Loyalty Award 2012.

www.semiocast.com/publications/2012_07_30_Twitter_reaches_half_a_billion_accounts_140m_in_the_US. (2012). Twitter Reaches Half A Billion Accounts, More Than 140 Million In The U.S.

Zhu, Lei. (2011). A Comparative Analysis on Relationship Maintenance Strategies between Official State Tourism Websites and Online Travel Agencies’ Websites in the U.S. Thesis on Lowa State University.

Page 17: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

167

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI, KEPEMIMPINANTERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN STUDI

PADA PT. BUMI BARITO UTAMACABANG BANJARMASIN

Alamsyah Yunus(PT. Bumi Barito Utama)

Ahmad Alim Bachri(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This study aims to determine the infl uence of labor discipline, motivation and leadership as an independent variable either partially or simultaneously on employee job satisfaction as the dependent variable on the company PT. Bumi Barito Main branch of Banjarmasin.

The research uses a quantitative approach with a sample of 39 employees of PT. Bumi Barito Main branch of Banjarmasin. Measurement variables by using a Likert scale with a score of 1 to 5 scale. Data were analyzed using multiple linear regression statistical techniques and to test the signifi cant level using the F test and t-test with SPSS all assistance.

Partial results of the study showed that labor discipline and a signifi cant positive effect on job satisfaction, motivation variable positive and signifi cant effect on job satisfaction and leadership variable positive and signifi cant effect on job satisfaction. The results showed that the variables simultaneously work discipline, motivation and leadership, and a signifi cant positive effect on job satisfaction. Of the three independent variables studied variables that have the greatest infl uence / motivation is the dominant variable in the regression coeffi cient of 0.464 or 46.4% on job satisfaction compared with the other two independent variables.

Keyword :

Discipline Work, Motivation, Leadership, Job Satisfaction

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor disiplin kerja, motivasi dan kepemimpinan sebagai variabel independen baik secara parsial

Page 18: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

168 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

maupun simultan terhadap kepuasan kerja karyawan sebagai variabel dependen pada perusahaan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin.

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel sejumlah 39 karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin. Pengukuran variabel dengan menggunakan teknik skala Likert dengan skala skor 1 hingga 5. Data dianalisis dengan menggunakan teknik statistik regresi linier berganda dan untuk menguji tingkat signifi kan menggunakan uji F dan Uji t dengan bantun program SPSS.

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifi kan terhadap kepuasan kerja, variabel motivasi berpengaruh positif dan signifi kan terhadap kepuasan kerja dan variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifi kan terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja, motivasi dan kepemimpinan berpengaruh positif dan signifi kan terhadap kepuasan kerja. Dari tiga variabel bebas yang diteliti variabel yang mempunyai pengaruh terbesar/dominan adalah variabel motivasi dengan nilai koefi sien regresi sebesar 0,464 atau 46,4 % terhadap kepuasan kerja dibandingkan dengan kedua variabel independen lainnya.

Kata Kunci :

Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan, Kepuasan Kerja

PENDAHULUAN

Perusahaan dalam menghadapi persaingan global yang semakin kompetitif mem-butuhkan penanganan sumber daya manusia yang lebih baik dalam arti pengelolaan manajemen secara profesional. Perubahan lingkungan organisasi yang cepat dengan teknologi informasi dan fluktuasi ekonomi yang semakin dinamis menjadikan peran sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan semakin strategis. Manajemen sumber daya manusia merupakan manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia dengan tujuan untuk memperoleh sumber daya manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas terhadap pekerjaannya (Umar, 2010 : 20). Pemberdayaan dan pengelolaan sumber daya manusia dalam menciptakan tenaga kerja yang efektif maka peran internal perusahaan sebagai faktor pendorong penciptaan perilaku karyawan yang puas dan senang terhadap pekerjaannya ( Munandar 2001 : 350 ).

Kepuasan kerja mempunyai korelasi yang negatif terhadap perputaran karyawan (turn over) dan absensi karyawan hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya kepuasan karyawan dapat mengakibatkan menurunnya perputaran karyawan dan tingkat ketidakhadiran kar-yawan (Robbins 2006 : 103-104), semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan semakin rendah tingkat ketidakhadiran karyawan dan semakin rendah tingkat kepuasan karyawan semakin tinggi ketidakhadiran dan keinginan untuk pindah kerja (As’ad, 1995 : 103).

Kedisiplinan merupakan salah satu bentuk perhatian dalam suatu perusahaan, disiplin kerja karyawan merupakan hal yang penting sehingga dapat menunjukkan sifat perilaku

Page 19: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 169

karyawan terhadap pekerjaan dalam arti bahwa karyawan mempunyai komitmen terhadap peraturan yang berlaku dalam organisasi. Pelanggaran peraturan yang berhubungan dengan displin kerja yang mempunyai konsikuensi terhadap pelanggaran disiplin kerja.

Disiplin merupakan kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasi (Handoko 2000:208). Kedisplinan adalah keadaan dan kesediaan seseorang men taati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan 2003:193). Disiplin yang terbentuk dalam diri pekerja merupakan cerminan tanggungjawab seseorang dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya sehingga dapat mendorong semangat kerja, kepuasan kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Kepuasan kerja karyawan selain mem pengaruhi kehadiran jam kerja dan keinginan untuk pindah kerja juga dapat mem-pengaruhi kesediaan untuk bekerja. Kesediaan atau motivasi seorang karyawan untuk bekerja biasanya ditunjukkan dalam aktivitas yang terus menerus dan beriorentasi pada tujuan. Motivasi merupakan faktor pendorong dalam diri seseorang dalam menyelasaikan tugas dan tanggungjawabnya dalam pencapaian tujuan. Motivasi yang tinggi maka ke-puasan kerja akan tinggi dan bernilai positif bagi karyawan dan organisasi. Terciptanya kepuasan kerja membuat karyawan akan loyal terhadap perusahaan, semakin termotivasi dalam bekerja, merasakan ketenangan dalam bekerja dan kemungkinan akan memperbesar motivasi yang tinggi sehingga tercipta kinerja dan produktifitas dalam pencapaian tujuan (Hasibuan 2003 : 204).

Peningkatan kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi tidak lepas dari peranan pemimpin dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan merupakan kunci utama dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu organisasi/perusahaan agar pencapain tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepemimpinan manajerial merupakan suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya (Handoko 2001 : 291), lebih lanjut (Sharma, 2010) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa kepuasan kerja meningkat apabila efektifitas kepemimpinan meningkat begitu pula sebaliknya hal ini menunjukkan efektifitas kepe-mim pinan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja, maka dari itu pimpinan dalam suatu organisasi perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan kondisi yang mampu memuaskan karyawan dalam bekerja dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu dan kebutuhan organisasi secara manusiawi (Robbins 2001:18).

Ruang lingkup penelitian adalah PT. Bumi Barito Utama Cabang Banjarmasin yang bergerak dalam bidang pengadaan aspal curah sebagai bahan utama pembangunan infrastruktur jalan. Sebagai suatu perusahaan organisasi bisnis PT. Bumi Barito Utama tidak lepas dari permasalahan pengelolaan sumber daya manusia yang dianggap sebagai asset penting dalam peningkatan kinerja. Dari analisis sementara atas dasar data sekunder menunjukkan adanya indikasi rendahnya kepuasan kerja karyawan yang ditandai adanya tingkat absensi yang tinggi, perputaran karyawan (turn over) dan penurunan laba perusa-haan.

A. Perumusan Masalah1. Apakah displin kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

karyawan PT.Bumi Barito Utama Cabang Banjarmasin.

Page 20: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

170 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

2. Apakah motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama Cabang Banjarmasin.

3. Apakah kepemimpinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama Cabang Banjarmasin.

4. Apakah disiplin kerja, motivasi dan kepemimpinan secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT.Bumi Barito Utama Cabang Banjarmasin.

B. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja, motivasi dan kepe-

mimpinan secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan PT.Bumi Barito Utama Cabang Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja, motivasi dan kepe-mimpinan secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan PT.Bumi Barito Utama Cabang Banjarmasin.

C. Manfaat Penelitian1. Untuk perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan dalam upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada perusahaan PT.Bumi Barito Utama Cabang Banjarmasin.

2. Untuk pihak lain dapat memberikan sumbangan pikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan manajemen khususnya manajemen sumber daya manusia. Selain itu dapat mendorong peneliti lain untuk mengembangkan dan menyempurnakan pene-litian ini menjadi lebih baik dimasa akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori1. Disiplin kerja

Disiplin merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat kepada peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksinya apabila melanggar tugas dan wewenang kepadanya (Siswanto, 2002:208). Menurut Desler (1997:275) bahwa disiplin adalah suatu prosedur yang mengoreksi atau menghukum seorang bawahan karena melanggar aturan atau prosedur. Disiplin kerja merupakan latihan atau pendidikan, kesopanan dan pengembangan sikap (Martoyo, 2006: 141) sedangkan Sudjadi (2005:5) disiplin dalam pengertian yang utuh adalah suatu kondisi atau sikap yang ada pada diri pegawai yang tunduk dan taat pada peraturan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan skor. Indikator yang digunakan untuk mengukur disiplin kerja diantaranya kepatuhan pada peraturan, kepatuhan dalam melaksanakan tugas, ketepatan waktu saat masuk dan pulang kerja.

Page 21: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 171

2. MotivasiIstilah motivasi dalam kehidupan sehari-hari memiliki pengertian yang beragam

baik yang berhubungan dengan perilaku individu maupun perilaku organisasi. Namun pada dasarnya bahwa motivasi merupakan unsur penting dalam diri manusia yang berperan dalam mewujudkan keberhasilan dalam usaha manusia atau pekerjaan manusia. Dasar utama pelaksanaan motivasi oleh seorang pimpinan adalah pengetahuan dan perhatian perilaku manusia yang dipimpinnya sebagai suatu faktor penentu keberhasilan organisasi. Robbin-Judge (2009:222) berpendapat bahwa motivasi diartikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Memotivasi perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan akan berkaitan dengan usaha mencapai tujuan-tujuan organisasional. Motivasi adalah pemberian daya penggerak dalam menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan 2001 : 219). Proses terbentuknya dengan timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep kebutuhan , dorongan, tujuan dan imbalan (Gitosudarmo dan Sudita 2000:28).

3. KepemimpinanKepemimpinan menurut Siagian (2002:62) adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi orang lain (para bawahannya)sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal yang diperintahkan tidak disenanginya. Dubrin (2005:3) memberikan definisi bahwa kepemimpinan adalah upaya untuk mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi dengan petunjuk atau perintah,dan tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak dan merespon dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan menkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan antara bawahan agar tujuan organisasi dapat tercapai, sedangkan menurut Robbins (2006:30) bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mem-pengaruh kelompok dalam pencapaian sasaran.

4. Kepuasan kerjaKepuasan kerja (Job Satisfaction) merupakan sikap umum seseorang individu terhadap

pekerjaannya (Robbins, 2001:148).Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijakan organisasi, memenuhi standart kinerja Kepuasan kerja adalah pandangan karyawan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka Perasaan tersebut akan tampak dari sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjannya.(Handoko,2001: 193).

B. Keterkaitan antara disiplin kerja, motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerjaDisiplin kerja merupakan suatu faktor yang penting dalam meningkatkan kepuasan

kerja karena disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk organisasi dalam menciptakan efektifitas terhadap pekerjaan. Seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang tinggi akan bekerja dengan baik tanpa adanya pengawasan. Kedisiplinan yang terbentuk dalam diri karyawan tanpa adanya paksaan menimbulkan hal yang baik dengan mentaati segala pera-

Page 22: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

172 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

turan yang berlaku dalam organisasi dan akan mencapai kematangan psikologis sehingga menimbulkan rasa puas dalam diri seseorang. Melalui disiplin akan mencerminkan kekuatan dan keberhasilan dalam pekerjaannya (Rivai 2005:443).

Selain disiplin kerja pemberian motivasi juga mempengaruhi kepuasan kerja. Motivasi merupakan persoalan mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada kebutuhan dan keinginan sehingga melakukan kegiatan-kegiatan dalam organisasi guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan sehingga tercipta kegairahan kerja agar dapat bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya pada tujuan mencapai sasaran kepuasan (Hasibuan 2000:142).

Pemberian kepuasan kerja tidak lepas dari peran seorang pemimpin dalam mengatur kebijakan yang terstruktur dalam organisasi. Kepemimpinan yang efektif sebagai suatu bentuk pencapaian aturan kondisi kerja yang optimal untuk pencapaian tujuan per-seorangan maupun tujuan organisasi sehingga dapat menimbulkan kepuasan kerja yang besar kepada setiap karyawan. Seorang pimpinan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap kepuasan bawahannya seperti pemberian gaji, menciptakan kondisi kerja yang baik sehingga dapat menciptakan ketenangan kerja yang menimbulkan kepuasan dalam bekerja, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Suryana (2007) bahwa kepe-mim pinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

C. Penelitian TerdahuluParvin dan Kabir (2011) judul penelitian “ Factors Affecting Employee Job

Satisfaction of Pharmaceutical Sector “. Penelitian dilakukan pada perusahaan farmasi di Bangladesh dengan menggunakan desain penelitian deskriptif dan metode survei dengan meneliti tingkat kepuasan kerja karyawan dengan indikator kondisi kerja, gaji dan promosi, keadilan, keamanan kerja, rekan kerja dan supervisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruahan faktor tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan sektor indutsri farmasi di Bangladesh.

Nawaz, dkk (2010) dengan judul “ Effects of Motivational Factor on employess Job Satisfaction a case Study of University of the Punjab Pakistan”. Dalam penelitian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor motivator (intristic) yang terdiri dari penghargaan, pekerjaan itu sendiri, kesempatan untuk maju, perkembangan profesi, tanggung jawab, perasaan nyaman terhadap organisasi dan Hygene faktor (ekstristic) yang terdiri dari hubungan rekan kerja, kepuasan terhadap gaji dan tunjangan, keamanan kerja, efektifitas manajemen terhadap kepuasan kerja karyawan. Total populasi sebanyak 6000 staf administrasi yang bekerja pada empat kampus di Pakistan. Dengan menggu nakan metode analisa data SEM (structure equation modeling).

Sharma dan Bajpai (2010), judul penelitian “ Effective Leadership and its Linier Dependence on Job Satisfaction : A Comparative Study in Public and Private Organization in India”. Penelitian dilakukan untuk membandingkan efektifitas kepemimpinan sektor swasta dan sektor publik di india dengan sampel sebanyak 250 karyawan yang terdiri dari manejer dan non manajer/staf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas kepe-mimpinan sektor publik lebih besar dari pada setor swasta dan efektifitas kepemimpinan mempengaruhi peningkatan dan penurunan kepuasan kerja.

Page 23: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 173

Risambessy dkk (2012) “ The Infl uence of Transformational Leadership Style, Motivation, Burnout towards Job Satisfaction and Employee Performance”. Objek pene-litian adalah karyawan medis di 3 rumah sakit di Malang-Jawa timur dengan jumlah sampel sebanyak 105 karyawan medis dengan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap motivasi kerja, kelelahan dalam bekerja, kepuasan kerja serta kinerja kayawan medis rumah sakit di Malang Jawa timur dengan menggunakan analisa data Structural equation modeling.

Mamik (2008) dengan judul “ Pengaruh kedisiplinan, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan ”. Objek penelitian pada perusahaan industry kertas sebanyak tiga perusahaan yaitu PT. Tjiwi, PT.Pakerin, dan PT.Leces yang berada di jawa timur. Pengambilan sampel dengan teknik random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 karyawan bagian operasional pada ketiga perusahaan tersebut. Hasil penelitian bahwa kedisplinan, motivasi kerja dan komitmen organisasi berpengaruh sig-nifikan terhadap kepuasan kerja karyawan dengan menggunakan metode analisa data regresi berganda.

Brahmasari dan Suprayetno, (2008) dengan judul “Pengaruh Motivasi kerja, Ke-pemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan kerja serta dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT.Hai International Wiratama Indonesia)”. Jenis penelitian explanatory research atau penelitian penjelasan dengan jumlah sampl sebanyak 325 orang. Kesimpulan hasil penelitian dengan menggunakan analisa data SEM bahwa motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan kepuasan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusa-haan.

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual1. Model Penelitian

Gambar 3.1

Keterangan : Pengaruh variabel secara Parsial

Pengaruh variabel secara simultan

H1

H2

H3

H4

Kepuasan Kerja (Y)

Disiplin Kerja (X1)

Motivasi (X2)

Kepemimpinan ((X3)

Page 24: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

174 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Sumber: Parvin dan Kabir (2011), Nawaz dkk (2010), Sharma dan Bajpai (2010), Risambessy dkk ( 2012), Mamik (2008), Prabu (2005), Suryana (2007).

2. HipotesisH1: bahwa disiplin kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin.H2: bahwa motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan

PT. Bumi Barito Utama cabang BanjarmasinH3: Kepemimpinan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan

kerja.H4: Disiplin kerja, motivasi dan kepemimpinan secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan positif terhadap kepuasan kerja karyawan.

METODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianSesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka jenis penelitian ini

adalah explanatory Research, yaitu untuk memperjelas hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan pendekatan kuantitatif.

Lokasi dan periode penelitianLokasi penelitian dilakukan pada PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin pada

periode tahun 2012.

Unit AnalisisUnit analisis dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Bumi Barito Utama

cabang Banjarmasin

Populasi dan sampel penelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan PT. Bumi Barito Utama

cabang Banjarmasin sebanyak 39 orang yang akan dijadikan responden dalam penelitian, sehingga metode yang digunakan tidak menggunakan metode sampling akan tetapi menggu nakan metode sensus dengan mengambil keseluruhan populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat (Arikunto 2000 : 125 ) dimana apabila subjek penelitian kurang dari 100 maka sampel penelitian sebaiknya diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi dengan metode sensus.

B. Variabel dan Defi nisi Operasional Variabel

1. Variabel PenelitianVariabel penelitian merupakan himpunan beberapa gejala yang berfungsi sama

dalam suatu masalah dimana dalam satu variabel terdapat satu atau lebih gejala yang mempunyai unsur yang tak terpisahkan ( Nawawi 2005 : 49 ). Variabel dalam penelitian ini adalah Disiplin kerja (X1), Motivasi (X2), dan Kepemimpinan (X3) sebagai variabel

Page 25: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 175

bebas( Independent variabel), sedangkan Kepuasan kerja (Y) sebagai variabel terikat ( Dependent variabel ).

2. Defi nisi Operasional Variabel

a. Variabel bebas (Independent variabel) Variabel bebas terdiri dari tiga variabel yaitu :

1. Disiplin Kerja (X1)

Disiplin kerja adalah sikap mentaati peraturan/prosedur berdasarkan atas kebijakan organisasi yang telah ditetapkan baik tertulis maupun tidak tertulis untuk pencapaian hasil terhadap tujuan. Variabel disiplin kerja diukur dengan indikator ketepatan waktu, kepatuhan pada peraturan dan ketaatan pada hasil kerja yang mengacu pada pendapat Sudjadi (2005).

2. Motivasi (X2)

Motivasi adalah dorongan/keinginan untuk bekerja dengan rasa tanggungjawab, bekerja inovatif dengan kreatifitas berfikir dalam penyelesain pekerjaan dengan harapan mendapatkan kondisi lingkungan kerja yang harmonis. Variabel motivasi diukur dengan indikator penghargaan, kreatifitas dalam pekerjaan, kondisi kerja, kebijakan perusahaan dan tanggung jawab yang mengacu pada teori dua faktor dari Herzberg (Ivancevich, 2005).

3. Kepemimpinan (X3)

Kepemimimpinan merupakan Serangkaian upaya untuk mempengaruhi pengi kut/bawahan melalui proses komunikasi yang positif sehingga menimbulkan dukungan yang kuat untuk pencapaian tujuan. Variabel kepemimpinan diukur dengan indikator komunikasi antara pimpinan dan bawahan, dukungan terhadap pekerjaan, kejelasan pemberian tugas dan keteladanan ( Dubrin, 2005).

b. Variabel terikat (dependent variabel) kepuasan kerja (Y)Kepuasan kerja merupakan suasana hati yang dirasakan karyawan dalam

bekerja karena mendapatkan pemenuhan kebutuhan berupa pemberian imbalan (gaji dan insentif), kesempatan dalam peningkatan karir, rekan kerja yang mendukung dalam proses penyelesaian pekerjaan. Variabel terikat kepuasan kerja di ukur dengan indi kator gaji dan insentif, pekerjaan itu sendiri, promosi dan rekan kerja ( Luthans, 2006).

3. Pengukuran VariabelPenelitian ini menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pen-

dapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social (Sugiyono, 2005 : 85). Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan ataupun pernyataan. Disamping itu instrumen penelitian dengan skala likert ini menggunakan bentuk checklist. Jawaban atas item tersebut mempunyai gradasi dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju dengan pemberian bobot 1 sampai 5 sebagai berikut :1. Sangat setuju (SS) dengan skor 5

Page 26: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

176 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

2. Setuju (S) dengan skor 43. Netral (N) dengan skor 34. Tidak Setuju (TS) dengan skor 25. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1

Skala Likert ini menskala jawaban masing-masing responden. Nilai rata-rata dari masing-masing responden dalam kelas interval, karena datanya merupakan data ordinal, sehingga skala datanyapun secara interval dengan skala kelas. Nilai skor dapat dihitung sebagai berikut:

Jumlah skor= x 100%

Jumlah Skor Ideal (tertinggi)

Berdasarkan informasi tersebut dapat ditentukan skala distribusi kriteria pendapat responden sebagai berikut :1. Nilai Jawaban 0 % – 20 % = Pengaruh Sangat Lemah2. Nilai Jawaban 21 % - 40 % = Pengaruh lemah3. Nilai Jawaban 41 % - 60 % = Pengaruh cukup4. Nilai Jawaban 61 % - 80 % = Pengaruh kuat5. Nilai Jawaban 81 % - 100 % = Pengaruh sangat kuat

Berdasarkan ketentuan diatas, maka dilakukan proses pengolahan data untuk menen-tukan nilai variabel bebas (X1),(X2),(X3) dan variabel terikat (Y).

C. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara, yaitu selain men de-

finisikan operasional variabel penlitian, menyusun indikator variabel penelitian dan mela-kukan uji coba instrument, dalam penelitian harus melakukan pengujian validitas dan reliabilitas

1. Uji ValiditasUji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan pada kuesioner yang

harus dibuang/diganti yang dianggap tidak relevan (Umar, 2010 : 52). Pengujian validitas dilakukan dengan cara menkorelasikan skor jawaban yang diperoleh pada setiap item dengan skor total dari keseluruhan item. Korelasi dihitung dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment untuk mengetahui hubungan antar dua variabel dengan rumus sebagai berikut :

n XY- ( X ) . ( Y)rxy =

[n X2 – ( X)2] [ n Y2 – ( Y)2 ]

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = jumlah subyek (responden)

X = jumlah skor item (variabel bebas)

Page 27: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 177

Y = jumlah skor total (variabel terikat)

XY = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

X2 = jumlah kuadrat skor item

Y2 = jumlah kuadrat skor total

Pengujian valid tidaknya suatu instrumen dengan menggunakan syarat minimum pada butir, yaitu jika harga korelasi atau r = 0,3 maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid bila skor total kurang dari 0,3 maka dinyatakan tidak valid (Sugiyono 2008:178).

2. Uji ReliabilitasUji realibilitas (keandalan) adalah ukuran suatu kestabilan dan konsistensi res-

ponden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Teknik dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Alpha Cronboach. Hasil perhitungan selanjut nya di bandingkan dengan angka koefisien r yaitu sebesar 0,60 ( Ghozali 2001:76) jika koefisien alpha lebih besar dari koefisien r maka kuesioner dikatakan reliable.

D. Uji Asumsi klasik

1. Uji NormalitasUji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,

nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang normal atau tidak (Santoso 2010 : 210). Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam peneletian ini untuk menguji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram dan normal probability plot dengan melihat penyebaran (titik) pada sumbu diagonal dari grafik dimana jika data menyebar disekitar garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan jika menyebar jauh dari garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji MultikolinieritasUji multikolineritas digunakan untuk apakah pada model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika antar variabel bebas saling berkorelasi maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas = 0. Dalam penelitian ini uji multikolinieritas dengan melihat nilai VIF (Variance Infl ation factor) dan nilai tolerance dimana pedoman suatu model regresi yang bebas multikolineritas adalah jika nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai tolerance mendekati 1 (Santoso 2010 :206).

3. Uji HeteroskedastisitasUji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

tidak terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Jika variannya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini dengan menggunakan metode grafik Scatterplot of Regression Studentized Residual antara SRESID dan ZPERED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah

Page 28: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

178 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

diprediksi dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar lalu menyempit) berati terjadi heteroskedastisitas dan jika ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteskedasitas (Santoso 2010 : 210)

E. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Sukandarraumidi 2006: 78)

1. Sumber Data a. Data Primer adalah data yang didapat melalui pembagian kuisioner terhadap

responden dalam hal ini adalah karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan data yang diambil dari arsip PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin yang berkaitan dan relevan dengan penelitian.

2. Metode Analisis dataMetode analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa regresi

berganda. Regresi berasal dari kata regress yaitu bergerak menuju sifat-sifat popu-lasinya atau induknya (Setiaji, 2004 : 6).

Adapun persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek PenelitianPT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin merupakan salah satu anak perusahaan

PT. Bumi Sarana Utama yang tergabung dalam perusahaan Kalla Group yang berdiri pada tanggal 14 agustus 1997 berdasarkan Akta Notaris Hasan Zaini, SH No. 14 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-4345.HT.01.01 Tahun 1997. Perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan aspal ini yang mempunyai visi untuk menjadi perusahaan aspal terbaik di Indonesia. “ to be the best aphalt supplier company in Indonesia”. Terbaik dimaksud sebagai perusahaan dengan pangsa pasar terbesar, laba paling optimal, wilayah pemasaran yang luas dan pelayanan paripurna terbesar. Selain itu perusahaan memiliki misi untuk melayani kebutuhan aspal secara prima “ to serve asphalt needed by excellecnt ”. Prima dimaksudkan sebagai tepat waktu, tepat volume harga bersaing dan ready stock.

Page 29: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 179

B. Karakteristik Responden:

1. Karaktristik Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)

12

Laki – lakiPerempuan

372

94,45,1

Jumlah 39 100

Sumber : Data primer diolah, (2012)

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No usia Frekuensi (Orang) Peresentase (%)

123

< 30 Tahun30 – 39 Tahun> 40 Tahun

2334

5,184,610,3

Jumlah 39 100

Sumber : Data primer diolah, (2012)

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 SMA/Sederajat 33 84,6

2 Strata 1 4 10,5

3 Strata 2 2 5,1

Jumlah 39 100

Sumber : Data primer diolah, (2012)

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

NO Masa Kerja Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 < 5 Tahun 1 2,6

2 6 – 10 Tahun 2 5,1

3 > 10 Tahun 36 92,3

Jumlah 39 100

Sumber : Data primer diolah, (2012)

Page 30: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

180 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

C. Analisis Deskriptif Jawaban Responden

1. Variabel Disiplin Kerja (X1)Analisis deskriptif tanggapan responden terhadap item yang berkaitan dengan

variabel disiplin kerja menunjukkan bahwa :a. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel disiplin kerja dengan indikator

ketepatan waktu secara keseluruhan berpengaruh kuat yaitu sebesar 65 %. Sebagian besar karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin setuju terhadap item-item yang menjelaskan kondisi disiplin kerja yang dapat mendukung kepuasan kerja karyawan. Hal ini dilihat dengan nilai persentase hasil tanggapan responden dengan rata-rata mean diatas 3.

b. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel disiplin kerja dengan indikator kepatuhan pada peraturan secara keseluruhan mempunyai pengaruh kuat dengan prosentase 68%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin setuju terhadap variabel disiplin kerja yang dapat mendukung kepuasan kerja karyawan dengan melihat rata-rata seluruh tanggapan responden terhadap item pernyataan dengan nilai mean diatas 3.

c. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel disiplin kerja dengan indikator ketaatan pada hasil kerja secara keseluruhan berpengaruh kuat, yaitu sebesar 62,6%. Sebagian besar karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin setuju ter-hadap item-item yang menjelaskan disiplin kerja dengan ukuran ketaatan pada hasil kerja yang mendukung kepuasan kerja karyawan.

2. Variabel Motivasi (X2)Analisis diskriptif tanggapan responden terhadap item yang berkaitan dengan varia-

bel motivasi pada indikator penghargaan menunjukkan bahwa : a. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap indikator penghargaan secara kese-

luruhan berpengaruh kuat yaitu sebesar 67,4% dengan mean diatas rata-rata 3. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin setuju terhadap item-item yang dapat memotivasi karyawan dalam pencapaian kepuasan kerja.

b. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel motivasi dengan indikator kreatifitas dalam pekerjaan secara keseluruhan mempunyai pengaruh kuat, yaitu 62,7% dengan mean diatas 3.

c. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap indikator kondisi kerja secara kese-luruhan mempunyai pengaruh yang kuat , yaitu 61,2% dengan rata-rata mean diatas 3.

d. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap indikator kebijakan perusahaan secara keseluruhan berpengaruh kuat, yaitu sebesar 66% dengan mean diatas rata-rata 3.

e. Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel motivasi yang berkaitan dengan indikator tanggung jawab terhadap pekerjaan secara keseluruhan mempunyai penga ruh yang kuat, yaitu 61,6% dengan mean diatas 3.

Page 31: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 181

3. Variabel KepemimpinanAnalisis diskriptif tanggapan responden terhadap item yang berkaitan dengan variabel

kepemimpinan pada indikator komunikasi antara pimpinan dan bawahan menunjukkan bahwa nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel kepemimpinan yang ber-kaitan dengan indikator komunikasi antara pimpinan dan bawahan secara keseluruhan ber pengaruh kuat, yaitu 67,7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin setuju terhadap item-item pernyataan yang menunjukkan komunikasi antara pimpinan dan bawahan berjalan dalam perusahaan.

4. Variabel Kepuasan Kerja (Y)Nilai rata-rata tanggapan responden terhadap variabel kepuasan kerja pada indikator

pekerjaan itu sendiri secara keseluruhan berpengaruh cukup, yaitu sebesar 59,3% dengan nilai mean 2,96.

D. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Rekapitulasi Hasil uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel ItemUji Validitas Uji Reliabilitas

Nilai "r" keterangan Alpha cronboach keterangan

Disiplin Kerja (X1)

X1.1 0,553 Valid

0,811 Reliabel

X1.2 0,361 Valid

X1.3 0,510 Valid

X1.4 0,493 Valid

X1.5 0,565 Valid

X1.6 0,675 Valid

X1.7 0,628 Valid

X1.8 0,610 Valid

X1.9 0,548 Valid

X1.10 0,685 Valid

X1.11 0,653 Valid

X1.12 0,492 Valid

X1.13 0,442 Valid

X1.14 0,426 Valid

Motivasi (X2)

X2.1 0,385 Valid

0,752 Reliabel

X2.2 0,519 Valid

X2.3 0,626 Valid

X2.4 0,432 Valid

X2.5 0,630 Valid

Page 32: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

182 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Variabel ItemUji Validitas Uji Reliabilitas

Nilai "r" keterangan Alpha cronboach keterangan

X2.6 0,503 Valid

X2.7 0,500 Valid

X2.8 0,412 Valid

X2.9 0,494 Valid

X2.10 0,529 Valid

X2.11 0,558 Valid

X2.12 0,434 Valid

X2.13 0,438 Valid

X2.14 0,383 Valid

Kepemimpinan (X3)

X3.1 0,559 Valid

0,828 Reliabel

X3.2 0,550 Valid

X3.3 0,365 Valid

X3.4 0,702 Valid

X3.5 0,733 Valid

X3.6 0,734 Valid

X3.7 0,713 Valid

X3.8 0,368 Valid

X3.9 0,666 Valid

X3.10 0,690 Valid

X3.11 0,419 Valid

X3.12 0,593 Valid

X3.13 0,378 Valid

X3.14 0,472 Valid

Kepuasan Kerja (Y)

Y1 0,362 Valid

0,771Reliabel

Y2 0,384 Valid

Y3 0,511 Valid

Y4 0,359 Valid

Y5 0,502 Valid

Y6 0,307 Valid

Y7 0,415 Valid

Y8 0,382 Valid

Y9 0,622 Valid

Page 33: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 183

Variabel ItemUji Validitas Uji Reliabilitas

Nilai "r" keterangan Alpha cronboach keterangan

Y10 0,699 Valid

Y11 0,488 Valid

Y12 0,665 Valid

Y13 0,307 Valid

Y14 0,564 Valid

Y15 0,331 Valid

Y16 0,638 Valid

E. Uji Asumsi Klasik

1. Uji NormalitasHistogram Uji Normalitas

2. Uji multikolinieritasCollinearity Statistic

Variabel Tolerance Variance Inflation Factor (VIF)

Disiplin Kerja 0,991 1,009

Motivasi 0,955 1,047

Kepemimpinan 0,963 1,038

Page 34: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

184 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

3. Uji HeteroskedastisitasGrafi k Scatterplot

F. Hasil Pengujian Hipotesis

1. H1 : Variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifi kan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin.

Hasil regresi antara variabel disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan sebagaimana dalam tabel 5.24 diperoleh nilai t hitung = 1,707 > t tabel = 1,689 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin.

2. H2: Variabel motivasi berpengaruh signifi kan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin.

Hasil regresi antara variabel motivasi terhadap kepuasan kerja sebagaimana dalam tabel 5.24 menunjukkan bahwa t hitung = 2,916 > t tabel = 1,689 sehingga Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga disimpulkan bahwa motivasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,464 positif (+) .

3. H3: Variabel kepemimpinan berpengaruh signifi kan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin.

Hasil regresi antara variabel kepemimpinan dan kepuasan kerja sebagaiman pada tabel 5.24 menunjukkan bahwa t hitung = 2,164 > t tabel = 1,689 maka disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin sehingga H0 ditolak.

Page 35: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 185

G. Uji Simultan (Uji F)

H4 : Disiplin kerja, motivasi dan kepemimpinan secara simultan berpengaruh signifi kan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan mengggunakan bantuan program SPSS seperti pada tabel 5.24 diperoleh nilai Fhitung sebesar 6,020 dengan signifikansi 0,002 sedangkan Ftabel dengan 0,05 pada df = n-k dan k-1 sebesar 2,87 artinya bahwa Fhitung 6,020 Ftabel 2,87. Dengan demikian bahwa hipotesis keempat terbukti bahwa secara simultan/bersama-sama disiplin kerja, motivasi dan kepemimpinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin.

H. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi TeoritisPenelitian ini menghasilkan temuan-temuan bahwa faktor disiplin kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, faktor motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan faktor kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan sedangkan faktor disiplin kerja, motivasi dan kepemimpinan secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin.

2. Implikasi Manajerial a. Perusahaan harus lebih meningkatkan perhatiannya terhadap pengawasan dan

meninjau kembali aturan disiplin kerja baik aturan waktu kerja, ketaatan ter-hadap peraturan serta kepatuhan terhadap hasil kerja agar dapat mening katkan kepuasan kerja karyawan.

b. Peran pimpinan perusahaan harus lebih aktif agar lebih mendorong karyawan sebagai bentuk motivasi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar dapat meningkatkan kepuasan kerja antara lain pemberian penghargaan bagi karyawan yang beprestasi dengan memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau kompensasi seperti hadiah yang dapat memacu kreatifitas kerja.

c. Implikasi manajerial sumber daya manusia lainnya yaitu peran kepemimpinan yang dapat menciptakan kepuasan kerja terhadap karyawannya agar karyawan loyal terhadap perusahaan dengan lebih intens melakukan komunikasi baik formal maupun informal seperti selalu memonitor secara langsung pekerjaan karyawan sehingga permasalahan yang terjadi dilapangan lebih cepat terserap oleh pimpinan sebagai bahan pengambilan kebijakan.

I. Keterbatasan Penelitian1. Penelitian ini dilakukan di PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin yang populasi

atau jumlah karyawan relatif sedikit sehingga pengambilan sampel terbatas, secara sederhana dapat dikatakan bahwa semakin besar sampel penelitian akan semakin

Page 36: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

186 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

baik karena dalam sampel yang besar akan tercerminkan gambaran hasil yang lebih nyata (Arikunto, 2000:124)

2. Penelitian ini hanya terbatas mencari pengaruh variabel disiplin kerja, motivasi dan kepemimpinan sehingga kemungkinan masih banyak variabel yang dapat mem-pengaruhi kepuasan kerja karyawan seperti : budaya perusahaan, iklim organi sasi dan lingkungan kerja.

3. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner. Hal ini berkaitan dengan perasaan senang dan tidak senang dengan faktor situasional yang dapat menimbulkan subyektifitas dari jawaban responden. Responden memung-kinkan untuk memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan yang dialami, sehingga dapat menimbulkan kondisi yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan1. Disiplin kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja

karyawan PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin. 2. Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan

PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin. 3. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan

PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin. 4. Disiplin kerja, motivasi dan kepemimpinan secara bersama-sama/simultan ber-

pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

B. SaranBerdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan beberapa hal, yaitu :

1. PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin perlu meninjau kembali terhadap pene rapan dan aturan tentang disiplin kerja karyawan, dengan lebih meningkatkan penga wasan aturan disiplin kerja baik seperti pemberian sanksi/hukuman terhadap pelanggaran disiplin.

2. PT. Bumi Barito Utama cabang Banjarmasin lebih meningkatkan motivasi kerja karyawan dengan memperhatikan hal-hal yang dapat memotivasi karyawan dalam rangka menciptakan kepuasan kerja dengan memberikan penghargaan terhadap prestasi, menciptakan kondisi kerja yang dinamis, sehingga membentuk tanggung jawab dan kreatifitas terhadap pekerjaan dengan dukungan kebijakan perusahaan dalam mencapai tujuan bersama.

3. Peran kepemimpinan senantiasa lebih aktif melaksanakan komunikasi kepada kar-yawan dan pemberian dukungan terhadap pekerjaan sehingga pelaksanaan pekerjaan dengan jelas diterima oleh karyawan sebagai bentuk masukan terhadap peru sahaan dalam pengambilan kebijakan.

Page 37: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 187

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi, 2000, Manajemen Penelitian Edisi Baru, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

As’ad Moh 1995, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia, Psikologi Industri edisi kempat , Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Brahmasari Ida Ayu, 2008 Pengaruh Motivasi kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja serta dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan, jurnal Manajemen dan Kewirahusaan Vol.10 No.2.

Dessler Gary, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan Benjamin Modan, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Dubrin Andrew J, 2005, Leadership Terjemahan Edisi Kedua, Penerbit Pranada, Jakarta.

Ekayadi Septiayaningsih 2007, Pengaruh Motivasi dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan kerja PT. Rimbajatiraya Citrakarya,

Gita Sudarmo, Sugita, 2000, Perilaku Organisasi Edisi Pertama, Cetakan kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Guritno Suryo, Sudaryono, Untung Raharjo 2011, Theory dan Aplcation IT Research/Metodologi Penelitian Tekhnologi Informasi, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Handoko T.Hani 2001 Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia edis kelimabelasi, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Handoko,T.Hani 2000, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia edisi kedua Cetakan keempatbelas Penerbit BPFE Yogyakarta.

Hasan Iqbal, 2004 Analisis Data Penelitian dengan Statistik Penerbit, Bumi Aksara, Jakarta.

Hasibuan Melayu 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi Revisi, Penerbit Bumi kasara Jakarta

Hasibuan Melayu 2003, Organisasi dan Motivasi :Dasar Peningkatan Produktivitas Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Hasibuan Melayu 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara , Jakarta

Irawati, Sudarsono, 2008, Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, Produktifi tas kerja dan Kinerja Organisasi (Suatau pendekatan konseptual).

Ivancevich Jhon M, Robert Konopaske, M.T. Mattesoon, Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid Satu Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Luthans, Fred 2006. Perilaku Organisasi edisi kesepuluh, penerbit Andi Offset.

Mamik, 2008, Pengaruh Kedisiplinan, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan, Jurnal Aplikasi Manajemen Vol.7 No.2 2009.

Page 38: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

188 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Muhaimin, 2004 Hubungan antara Kepuasan kerja dan Disiplin kerja Karyawan Operator Shawing Computer bagian Produksi PT. Primarindo Asian Infrastruktur, Tbk Bandung.

Nawaz Musarrat M 2010, Effect of Motivationl Factor on Employees Job Satisfaction a Case Study of University of the Punjab, Pakistan Intenational Journal of Bussines and Mangement Vol.5 No.3

Nitisemito Alex S, 1996, Manajemen Personalia, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi ketiga, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Parvin,Kabir 2012, Factors Affecting Employee Job Satistfaction of Pharmeutical Sector.

Prabu Anwar, 2005, Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasionala Kabupaten Muara Enim

Risambessy A, 2012, The Infl uence Of Transformational Leadership Style, Motivation, Burnout towords Job Satisfaction and Employee Performance.

Rivai, 2004, Kiat Memimpin dalam Abad ke 21, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Robbins S.P 1996, Perilaku Organisasi edisi kesepuluh, Penerbit Indeks Gramedia, Yogyakarta.

Robbins S.P 2001, Perilaku Organisasi Jilid 2 edisi ketujuh, Penerbit Prenhellindo, Jakarta.

Robbins S.P, 2006, Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh, Penerbit Indeks, Gramedia, Jakarta.

Robbins,S.P 2003, Perilaku Organisasi Jilid satu edisi ketujuh, Penerbit Prenhellindo, Jakarta.

Santoso Singgih 2010, Statistik Parametrik , Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, Penerbit Elex Media Komputindi, Jakarta.

Sharma, Bajpai 2010, Effective Leadership and its Linier Dependence on Job Satisfaction : A Comparative Study in Public And Private Organization In India.

Siagian Sondang P, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Siswanto, Bedjo 2002, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Penerbit Bumi Akasara, Jakarta.

Sopiah 2008, Perilaku Organisasional, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Sukandarramudi, 2006, Metodologi penelitian “Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta

Sunarto, 2003, perilaku Organisasi, Penerbit AMUS, Yogyakarta.

Sudjadi 2005, Manajemen Organisasi. Penerbit Pustaka Aksara, Jakarta

Suryana, 2007, Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi kerja terhadap Kepuasan kerja Karyawan dan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada Divisi Tambang PT. Inco Sorowako

Page 39: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Alamsyah & Ahmad Alim, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi, Kepemimpinan... 189

Umar Husein 2010, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Seri Penelitian Bisnis No.1, Penerbit Rajawali Press, Jakarta.

Yuki, G. A, 2005, Leadership In Organizations, Upper Saddle River, Prentice-Hall.

Page 40: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi
Page 41: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

191

Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku Loyalitas Konsumen Pada Private Store Apparel Brands

Di Banjarmasin

Nuril Huda (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

Siti Aliyati Albushairi(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

Private store brands sebagai pasar ritel kehadirannya mencolok dari merek-merek toko lainnya. Kemajuan dalam teknologi telah mengubah pilihan rasa dan preferensi pelanggan. Apa yang dirasakan konsumen secara signifi kan dapat meningkatkan loyalitas merek sebagai hasil dari strategi pemasaran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifi kasi profi l dari pelanggan berdasarkan variabel demografi , mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian merek pakaian, mengetahui faktor-faktor keterlibatan yang mempengaruhi loyalitas merek, dan perceptual mapping pelanggan berdasarkan pengguna produk dan faktor keterlibatan. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Faktor dan Biplot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profi l dari pelanggan private store apparel brands meliputi berjenis kelamin laki-laki, usia respon-dennya 20-29 tahun, belum nikah, tidak mempunyai anak, berpendidikan Sarjana, berpendapatan Rp.2.000.000,- sampai Rp2.999.999,-. Struktur faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah kepribadian, kelompok referensi dan keluarga. Sedangkan faktor yang paling dominan adalah kepribadian. Struktur faktor keterlibatan dalam memprediksi perilaku loyalitas merek adalah sign dan risk importance, risk probability, pleasure, interest, serta pleasure dan risk probability. Sedangkan yang paling dominan adalah sign dan risk importance. Pelanggan yang berpendapatan menengah, memiliki pekerjaan wiraswasta, dan karyawan swasta serta berpendidikan tinggi dekat dengan semua faktor yang terbentuk.

Kata kunci :

Keterlibatan, loyalitas merek, private store apparel brands

ABSTRAK

Private store brands as retail market conspicuous presence of other store brands. Advances in technology have changed the taste and preferences of the

Page 42: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

192 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

customers choice. What is perceived consumer can signifi cantly increase brand loyalty as a result of the marketing strategy. This study aims to identify the profi le of the customer based on demographic variables, determine the factors that infl uence purchasing decisions clothing brand, know the factors that infl uence brand loyalty engagement, and perceptual mapping user customers based products and factors involved. The analytical tool used is the Factor Analysis and Biplot. The results showed that the profi le of the customer private brands of apparel stores include male sex, age of respondents 20-29 years, not married, have no children, educated Bachelor, income Rp.2.000.000 , - until Rp2.999.999 , - . The structure of the factors that infl uence the purchase decision is personality, reference groups and families. While the most dominant factor is personality. Structure factors involved in predicting behavior and brand loyalty is a sign of risk importance, risk probability, pleasure , interest , and pleasure and risk probability . While the most dominant is the sign and risk importance. Customers are middle-income, unemployed self-employed , and private sector employees as well as highly educated close to all the factors that form factor .

Keywords :

involvement, brand loyalty, private store apparel brands

PENDAHULUAN

Pelanggan sekarang ini dapat dikatakan lebih sulit untuk dipuaskan, karena mereka memiliki kelebihan kecerdasan dan pengetahuan, lebih sadar terhadap harga dan kualitas produk yang ditawarkan, dan pada akhirnya lebih banyak menuntut. Fenomena tersebut sebagai akibat dari ketatnya persaingan bisnis yang menyediakan dan menawarkan pilihan produk bagi konsumen (pelanggan) untuk memilih produk sejenis yang tersedia di pasar dengan merek yang beragam. Salah satu penyebab terjadinya situasi ini adalah terjadinya dinamika perkembangan faktor-faktor dalam lingkungan bisnis, termasuk terfrag-mentasinya media massa, pembaruan teknologi informasi, dan meningkatnya inovasi yang mengakibatkan cepat berubahnya preferensi konsumen akan sebuah merek (produk). Sehingga tantangan yang harus dihadapi perusahaan bukan pada upaya menghasilkan pelanggan yang puas saja, tetapi bagaimana menghasilkan dan mempertahankan pelanggan yang setia (loyal) serta tidak mudah untuk berpindah ke merek lain.

Pemasar dan perusahaan menghadapi tantangan yang semakin meningkat terkait dengan lingkungan bisnis tersebut, mengharuskannya mengadopsi strategi yang berbeda guna mempertahankan pangsa pasar dan profitabilitasnya serta mendapatkan ke-unggulan bersaing yang berkelanjutan ditengah kondisi pasar yang dinamis. Aaker (2013) menjelaskan bahwa mengatasi pasar yang dinamis membutuhkan strategi-strategi yang berorientasi kepada pelanggan. Perusahaan harus menentukan kebutuhan dan keinginan berbagai target pasar (pelanggan) tertentu dan memberikan kepuasan yang diinginkannya lebih baik daripada yang ditawarkan pesaing. Oleh karena itu, pelanggan harus dipahami secara komprehensif, terkait alasan mengapa mereka memilih, membeli, mengkonsumsi, atau membuang produk tertentu. Juga terkait dengan pertanyaan apa, dimana, kapan,

Page 43: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 193

mengapa, dan siapa yang membeli produk tertentu tersebut. Strategi yang berorientasi pelanggan berarti memahami pelanggan dari aspek perilaku manusianya, memahami tentang bagaimana seorang pelanggan memiliki perilaku yang loyal terhadap tawaran merek, produk, dan perusahaan tertentu. Mengadopsi strategi tersebut harus dapat mem-berikan benefit bagi perusahaan dan juga pelanggan, dimana pada akhirnya tercipta hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan terwujudnya loyalitas pelanggan (konsumen).

Memahami konsumen dapat dilakukan, salah satunya dengan teori keterlibatan konsumen terhadap suatu merek (product involvement). Schiffman dan Kanuk (2007) menjelaskan bahwa terdapat konsumen dengan keterlibatan yang tinggi dan rendah. Juga terdapat pembelian dengan keterlibatan yang tinggi dan rendah. Implikasinya adalah tingkat keterlibatan konsumen tergantung pada tingkat keterkaitan pribadi yang ditimbulkan produk untuk konsumen itu. Dengan demikian, pembelian dengan keterlibatan yang tinggi adalah pembelian yang penting bagi konsumen (yaitu, dari sudut risiko yang dirasakan). Sedangkan pembelian dengan keterlibatan yang rendah merupakan pembelian yang tidak begitu penting bagi konsumen, yang mempunyai keterkaitan yang kecil, dan risikonya dirasakan kecil. Selanjutnya, pendekatan ini akan terkait dengan sedikit-banyaknya penerimaan merek yang dirasakan konsumen melalui proses pengolahan informasi.

Pemrosesan informasi konsumen adalah proses dimana para konsumen diarahkan menuju informasi, diajak untuk mencari informasi, memahami informasi, menempatkan informasi di memori mereka dan membukanya kembali untuk dipergunakan di masa mendatang (Mowen & Minor, 2002). Pembelian konsumen dengan keterlibatan tinggi menyebabkan pengolahan informasi yang ekstensif. Selanjutnya, konsumen yang sangat terlibat tersebut hanya dapat menerima sedikit merek. Sebaliknya, pembelian konsumen dengan tingkat keterlibatan rendah cenderung bersedia menerima bermacam-macam pesan (informasi) mengenai pembelian dan akan mempertimbangkan lebih banyak merek (Schiffman dan Kanuk, 2007). Semakin meningkatnya keterlibatan, konsumen memiliki motivasi yang lebih besar untuk memperhatikan, memahami dan mengelaborasi informasi tentang pembelian. Faktor terpenting yang mempengaruhi tingkat keterlibatan konsumen adalah jenis produk yang menjadi pertimbangan, karakteristik komunikasi yang diterima konsumen, karakteristik situasi dimana konsumen beroperasi dan kepribadian konsumen (Mowen & Minor, 2002).

Iwasaki & Havitz (1998) dalam Sadasivan, et. al. (2011) menyatakan bahwa keter-libatan berdampak kepada perilaku loyalitas konsumen (brand/product loyalty). Keter-libatan produk adalah faktor dasar yang dapat mempengaruhi loyalitas merek (Traylor, 1981, 1983; Park, 1986; LeClerc & Little, 1997; Quester & Lim, 2003 dalam Hanzee et. al., 2011). Loyalitas konsumen yang tinggi cenderung menunjukkkan tingkat keterlibatan yang tinggi, terutama terkait dengan faktor individu dan sosial-situasional, seperti nilai pribadi atau kepercayaan, norma-norma sosial dan budaya. Loyalitas merek terjadi ketika seorang konsumen membuat pilihan membeli satu merek dari beberapa alternatif merek yang secara konsisten terjadi melebihi waktu tertentu (Sadasivan, et. al., 2011). Loyalitas merek juga mengacu pada perilaku pembelian berulang atau kecenderungan untuk membeli sebuah merek lagi atau hasil dari sebuah aktivitas koginitif dan pembuatan keputusan yang

Page 44: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

194 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

menunjukkan situasi dimana konsumen (pelanggan) tidak lagi mempertimbangkan merek lain selama proses keputusan tersebut (Jones, et.al., 2002 dalam Sadasivan et. al., 2011).

Brink et.al. (2006) menemukan bahwa pertama, sampai sejauh mana konsumen mengung kapkan efek penyebab upaya pemasaran strategis dan taktis terhadap loyalitas merek yang terkait dengan keterlibatan produk. Kedua, mereka berusaha untuk mengakses peran moderasi keterlibatan konsumen dengan suatu produk yang diakibatkan oleh hubungan antara pemasaran dan loyalitas merek. Mereka menunjukkan bahwa apa yang dirasakan konsumen secara signifikan dapat meningkatkan loyalitas merek sebagai hasil dari strategi pemasaran tersebut. Leclerc dan Little (1997) menegaskan bahwa loyalitas merek berinteraksi dengan keterlibatan produk. Para penulis menyatakan bahwa perilaku pembelian ulang untuk produk dengan keterlibatan tinggi adalah indikator loyalitas merek, sedangkan pembelian ulang untuk produk dengan keterlibatan rendah termasuk perilaku pembelian kebiasaan.

Ketatnya persaingan membuat perusahaan berlomba untuk tetap mempertahankan loyalitas pelanggannya dengan menciptakan strategi yang berbeda dengan pesaing melalui tawaran merek (produk) yang mempunyai nilai lebih bagi pelanggan, seperti halnya dalam industri pakaian. Sebagai kategori produk fashion, pasar dipenuhi dengan berbagai merek pakaian mulai dari pakain merek global yang sudah terkenal sampai pada merek lokal yang barangkali konsumen sendiri belum yakin akan nilai lebih yang ditawarkannya. Banyaknya pilihan merek pakaian tersebut memunculkan ide bagi perusahaan (produsen) pakaian tertentu untuk melabeli produknya dengan memakai merek sendiri dan menjualnya di toko-toko pribadi (khusus) atau Private Store Brands. Strategi tersebut dibanyak Negara Barat mengalami keberhasilan dan mendominasi bisnis ritel produk pakaian (Sadasivan, et. al., 2011).

Fenomena berkembangnya bisnis pakaian dengan menggunakan merek sendiri yang dijual di toko sendiri (pribadi/khusus) juga tumbuh pesat di kota Banjarmasin. Toko-toko tersebut bersaing dengan toko kategori peritel besar yang menawarkan berbagai merek pakaian yang sudah dikenal dan terkenal, baik merek global maupun merek nasional. Berkembangnya bisnis ritel toko pakaian di Banjarmasin tersebut tidak terlepas dari posisi kota Banjarmasin yang merupakan salah satu wilayah pemasaran berbagai komoditas yang sangat strategis, karena kota Banjarmasin merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat perdagangan dari Provinsi Kalimantan Selatan.

Berkembangnya sektor perdagangan di Banjarmasin, mengakibatkan banyak ber-munculan private store apparel brands. Store brands disebut juga label pribadi adalah produk yang dikembangkan oleh pengecer dan tersedia untuk dijual hanya melalui pengecer (Baltas,1997). Merek-merek toko menjamur disejumlah kategori produk dan mengumpulkan pangsa pasar utama yang dirasakan memiliki banyak keuntungan. Sebagai pasar ritel kehadirannya mencolok dari merek-merek toko lain, dengan tujuan mengeks-plorasi strategi yang berbeda diadopsi oleh pengecer untuk memposisikan toko mereka di benak konsumen. Kemajuan dalam teknologi telah mengubah pilihan rasa dan preferensi pelanggan. Pelanggan umumnya mengevaluasi toko ritel berdasarkan merek yang dibawa-nya. Nama merek memiliki dampak yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Pemilik merek dalam mode dan pakaian sebaliknya diyakini memiliki kekuatan untuk mening-katkan loyalitas.

Page 45: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 195

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil dari pelanggan private store apparel brands berdasarkan variabel demografi di kota Banjarmasin, faktor-faktor yang mempengaruhi minat pembelian produk pakaian pada private store apparel brands di kota Banjarmasin, faktor-faktor keterlibatan yang mempengaruhi loyalitas merek, dan perceptual mapping pelanggan berdasarkan pengguna produk dan faktor keterlibatan. Manfaat yang diiharapkan dari penelitian ini adalah membantu private store apparel brands dalam melaksanakan kajian pemasaran di wilayah pemasaran kota Banjarmasin, memahami karakteristik pelanggan utamanya, dan faktor –faktor yang mempengaruhi minat pembelian, dan faktor keterlibatan yang mempengaruhi loyalitas merek serta diharap kan menjadi masukan untuk merumuskan kebijakan strategi pemasaran yang efektif sehingga dapat mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan.

TINJAUAN TEORI

A. Brand LoyaltyBrand loyalty merupakan komitmen konsumen yang kuat untuk kembali membeli

produk atau penawaran kembali berlangganan layanan secara konsisten di masa yang akan datang, sehingga menyebabkan pembelian berulang merek yang sama atau seperangkat produk tanpa dipengaruhi situasi (Sadasivan, 2011). Adapun fungsi loyalitas merek yaitu memiliki pelanggan yang setia terhadap merek dapat menjadi aset penting bagi perusahaan karena konsumen yang setia memberi beberapa keuntungan jangka pendek dan jangka panjang kepada perusahaan (Freddy, 2002).

Menurut Schiffman, Bednall, O’Cass, Paladino dan Kanuk (2005) mengatakan bahwa pelanggan yang setia membeli produk lebih banyak; pelanggan yang setia tidak begitu mempedulikan harga dan tidak begitu memperdulikan tawaran atau iklan produk pesaing; melayani pelanggan yang sudah ada, yang sudah familiar dengan berbagai macam penawaran perusahaan, membutuhkan lebih sedikit biaya; pelanggan yang setia menyebar kan pembicaraan-pembicaraan positif seputar produk kepada calon pelanggan lain. Sedangkan pengukuran loyalitas merek menurut Aaker (2013) adalah sebagai berikut: Pertama, pengukuran perilaku (behavior measures): cara langsung untuk menentukan loyalitas khususnya perilaku yang sudah menjadi kebiasaan, dengan mengetahui pola-pola pembelian yang biasa dilakukan oleh konsumen. Kedua, mengukur biaya atau pengorbanan untuk beralih merek (switching costs). Analisa terhadap biaya pengorbanan untuk beralih merek. Pengorbanan menjadi dasar terciptanya loyalitas merek. Pengorbanan untuk beralih merek dilihat dari kerugian yang didapat dari kualitas (performance), waktu dan uang. Ketiga; kepuasan (measuring satisfaction): Keempat; menyukai merek (liking the brand). Kelima; Komitmen: jumlah interaksi dan komunikasi yang terlibat dengan sebuah produk misalnya konsumen suka untuk membicarakan merek tersebut dengan rekannya, bahkan menyarankan dan merekomendasikan untuk membeli merek tersebut.

Terkait dengan pengukuran perilaku pembelian dan biaya atau pengorbanan beralih merek, Hermawan Kertajaya (2007) berpendapat lain bahwa jumlah dan frekuensi pembelian ulang termasuk perpindahan pelanggan ke merek lain bukanlah satu-satunya ukuran loyalitas pelanggan. Ia mengatakan bahwa inti loyalitas pelanggan bersifat emosional

Page 46: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

196 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

dan bukan fungsional yakni seberapa dalam pelanggan merasakan koneksi dengan produk. Sepanjang koneksi itu masih ada di hati, meskipun produk itu sudah tidak dipakai maka sepanjang itu juga dia termasuk pelanggan yang loyal. Ia juga menambahkan bahwa ukuran koneksi emosi antara pelanggan dan produk adalah referensi dan rekomendasi dan itulah ukuran paling sahih dari loyalitas pelanggan. Sejauh pelanggan mau merefleksikan dan merekomendasikan sebuah brand kepada orang lain maka selama itu pula ia termasuk palanggan yang loyal.

Pengertian tradisional menjelaskan bahwa loyalitas merek mengacu pada perilaku pembelian ulang atau kecenderungan untuk membeli merek lagi atau hasil dari aktifitas kognitif dan pengambilan keputusan (Mittal dan Myung, 1988) dalam Sadasivan et al (2011). Menurut Dick dan Basu (1994) menyatakan bahwa loyalitas merek benar terjadi ketika pelanggan memiliki sikap relatif tinggi terhadap merek, yang kemudian ditunjukkan melalui minat pembelian ulang. Loyalitas merek adalah proses pembelian ulang yang terjadi karena hambatan situasional, kurangnya alternatif yang layak dari kenyamanan (Bandyopadhyay et. al., 2005; Aydin dan Gokhan, 2005; Argawal dan Malhotra, 2005 dalam Sadasivan, 2011).

Aydin dan Gokhan (2005) menjelaskan bahwa loyalitas merek membangun dua dimensi yang terdiri dari sikap dan perilaku loyalitas. Loyalitas perilaku dijelaskan sebagai tindakan nyata dari selektif pembelian ulang berdasarkan evaluasi keputusan psikologis, sedangkan loyalitas sikap dijelaskan sebagai kecenderungan yang mendasarinya. Dari beberapa literatur yang ada menunjukkan bahwa keterlibatan dan kepuasan adalah faktor yang paling signifikan mempengaruhi loyalitas merek (Avinandan dan Anirban, 1996 dalam Sadasivan, 2011). Hal ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Knox dan David (2003), Barbara dan Harun (2006) menyatakan bahwa keterlibatan dan loyalitas sangat berkorelasi dan terbukti sebagai antesenden penting loyalitas merek.

B. Consumer Involvement (Keterlibatan Konsumen)Keterlibatan konsumen adalah pribadi yang dirasakan penting dan/ atau minat

kon sumen terhadap perolehan, konsumsi, dan disposisi barang, jasa atau ide (Mowen & Minor, 2002). Dengan semakin meningkatnya keterlibatan, konsumen memiliki motivasi yang lebih besar untuk memperhatikan, memahami dan mengelaborasi informasi tentang pembelian. Jenis-jenis keterlibatan konsumen meliputi (1) Keterlibatan situasional (situational involvement), terjadi selama periode yang pendek dan diasosiasikan dengan situasi yang spesifik, seperti kebutuhan untuk mengganti sebuah produk yang telah rusak. (2) Keterlibatan abadi (enduring involvement), terjadi ketika konsumen menunjukkan minat yang tinggi dan konsisten terhadap sebuah produk dan seringkali menghabiskan waktunya untuk memikirkan tentang produk tersebut. (3) Kombinasi dari keterlibatan situasional dan abadi yang menentukan tanggapan keterlibatan (involvement responses) dari konsumen yaitu kompleksitas pemrosesan informasi dan tingkat pengambilan keputusan oleh konsumen.

Dimensi keterlibatan konsumen terhadap pembelian (Mowen & Minor, 2002) terdiri dari (1) Pentingnya ekspresi diri (self-expressive importance): produk-produk yang membantu orang untuk mengekspresikan konsep diri mereka kepada orang lain. (2) pentingnya hedonisme (hedonic importance): produk-produk yang dapat menyenangkan,

Page 47: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 197

menarik, menggembirakan, mempesona dan menggairahkan. (3) Relevansi praktis (practical relevance): produk-produk yang mendasar atau bermanfaat untuk alasan yang berfaedah. (4) Risiko pembelian (purchase risk): produk-produk yang menciptakan ketidakpastian karena pilihan yang buruk akan menjadi sangat mengganggu pembeli. Ditcher (1966) dalam Sadasivan et.al (2011) menunjukkan bahwa keterlibatan dengan kategori produk merupakan faktor penentu dari keputusan pembelian. Menurut Leclerc dan Little (1997) menegaskan bahwa loyalitas merek berinteraksi dengan keterlibatan produk. Para penulis menyatakan bahwa perilaku pembelian ulang untuk produk dengan keterlibatan tinggi adalah indikator loyalitas merek, sedangkan pembelian ulang untuk produk dengan keterlibatan rendah telah termuat pada perilaku pembelian kebiasaan. Keterlibatan berdampak pada apakah proses pembelian : pencarian informasi dan evaluasi atau kebiasaan. Pembelian dengan keterlibatan rendah cenderung pada kebiasaan semen-tara keterlibatan tinggi memerlukan perencanaan, oleh karena itu apabila pembelian dengan keterlibatan tinggi, diharapkan akan ada keterlibatan kompleksitas kesadaran dalam aktifitas cognitive (Bloch, 1981; East, 1997).

Iwasaki and Havitz (1998) dalam Sadasivan, et.al (2011) menyatakan bahwa loyalitas orang yang tinggi cenderung menunjukkkan tingkat keterlibatan yang tinggi pada faktor individu dan sosial situasional seperti nilai pribadi atau kepercayaan, norma-norma sosial dan budaya mempengaruhi perilaku loyalitas. Brink et.al. (2006) menemukan pertama, bahwa sampai sejauh mana konsumen mengungkapkan efek penyebab upaya pemasaran strategis dan taktis terhadap loyalitas merek yang terkait dengan keterlibatan produk. Kedua, mereka berusaha untuk mengakses peran moderasi keterlibatan konsumen dengan suatu produk yang diakibatkan oleh hubungan hubungan antara pemasaran dan loyalitas merek. Mereka menunjukkan bahwa apa yang dirasakan konsumen secara signifikan dapat meningkatkan loyalitas merek sebagai hasil dari strategi pemasaran tersebut.

Laurent dan Kapferer (1985) mengusulkan ada empat segi profil keterlibatan konsumen melalui cara kerja keterlibatan konsumen dalam produk yang meliputi (1) Pen-tingnya produk. (2) Risiko yang dirasakan terkait dengan pembelian produk yang pada gilirannya memiliki sub aspek yaitu a) Kepentingan yang dirasakan dari konsekuensi negatif dari pilihan yang buruk dan b) Kemungkinan dianggap membuat kesalahan seperti itu. (3) Nilai simbolik atau tanda dan (4) Nilai hedonic produk. Keempat faktor tersebut dianggap sebagai Profil Keterlibatan Konsumen. Faktor keterlibatan terdiri dari beberapa atribut Interested in using this brand; Brand is important to me; Get pleasure by using this brand; Not careless about the brand; Giving myself as a gift; I enjoy buying the brand; Diffi cult to choose correct brand; Don’t know that I buy right brand; Unsure about what to pick; Iam quite sure it was right choice; Say something about the buyer; Refl ects my character; Who they are; Not a mistake if I buy wrong brand; Upset if I make wrong selection.

C. Pengembangan HipotesisPenelitian yang berkaitan dengan peranan keterlibatan dan perilaku loyalitas merek

serta konstruk atau variabel penentunya telah banyak dilakukan. Hubungan yang signifikan antar variabel (konstruk) dijabarkan sebagai berikut :

Page 48: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

198 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Russell-Bennett, Rebekah dan McColl-Kennedy, Janet R dan Coote, Leonard V. (2007), melakukan penelitian tentang keterlibatan, kepuasan dan loyalitas merek pada bisnis jasa usaha kecil. Variabel yang digunakan adalah kepuasan, kategori keterlibatan, sikap loyalitas dan perilaku loyalitas. Alat analisis yang digunakan SEM. Studi itu menun jukkan bahwa loyalitas sikap sebagai mediasi efek dari anteseden belajar (kategori keterlibatan dan kepuasan pembelian ) terhadap loyalitas perilaku. Quester, Karunaratna and Lim (2003) melakukan penelitian tentang keterlibatan produk/loyalitas merek. Variabel keterlibatan meliputi: interest, pleasure, sign, risk probability, dan risk importance. serta loyalitas merek. Menggunakan analisis Regresi Berganda, hasilnya menunjukkan bahwa untuk produk sepatu hanya Interest, pleasure, dan sign yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku loyalitas. Sedangkan untuk produk ballpoint, sign and pleasure serta risk important yang berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas merek. Sementara itu Sadasivan et.al. (2011) dengan judul peranan keterlibatan dan loyalitas dalam memprediksi tujuan pembelian merek pakaian toko pribadi secara luas. Variabel keterlibatan meliputi sign, interest, pleasure, risk probability, risk importance, keputusan pembelian dan loyalitas merek. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa keterlibatan memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan dan mempengaruhi loyalitas merek serta evaluasi konsumen terhadap perluasan dari merek pakaian toko pribadi (khusus) dipengaruhi oleh relevansi dan kesamaan. Disamping itu reaksi konsumen terhadap kategori produk ekstensi (tidak tahan lama atau awet) dipengaruhi oleh asosiasi merek.

Hanzaee, Khoshpanjeh, dan Rahnama (2011), mengadakan penelitian dengan judul evaluasi dari pengaruh efek keterlibatan produk pada loyalitas merek. Variabel yang digunakan interest, pleasure, risk probability, risk importance dan loyalitas merek. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa interest, pleasure, dan sign memiliki efek langsung pada loyalitas merek serta probabilitas risiko dan pentingnya risiko, itu tidak berpengaruh pada loyalitas merek. Bhattacharya dan Saha (2013), melakukan penelitian profil keterlibatan konsumen memoderasi pengaruh loyalitas merek dan kepercayaan merek. Variabel yang digunakan interest, pleasure, sign, risk probability, risk importance dan loyalitas merek serta kepercayaan merek. Melalui analisis faktor menunjukkan profil keterlibatan konsumen menyediakan informasi yang relevan untuk memformulasikan stategi komu-nikasi pemasaran. Profil keterlibatan konsumen yang dihubungkan dengan faktor demo-grafi seperti halnya variabel psikografis digunakan sebagai dasar segmentasi pasar dan mengembangkan strategi promosi yang sesuai. Cheng (2011) melakukan penelitian dengan judul perbandingan model sikap loyalitas dan perilaku loyalitas. Variabel yang digunakan loyalitas sikap, loyalitas perilaku, kualitas jasa, kepuasan konsumen, citra perusahaan, switching cost. Hasil analisis SEM memperlihatkan bahwa perilaku loyalitas menghasilkan kinerja yang lebih baik. Selain itu, ada perbedaan yang signifikan antara pengaruh citra perusahaan dan kepuasan pelanggan dalam model sikap atau perilaku loyalitas. Sebaliknya, biaya switching terbukti memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap perilaku loyalitas daripada yang dilakukannya pada sikap loyalitas.

Kurt, Krauter, dan Bidmon (2006) dengan judul nilai-kepercayaan merek- rantai loyalitas merek: analisis beberapa variabel moderasi. hedonic value, utilitarian value, brand trust, purchase loyalty, attitudinal loyalty. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa

Page 49: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 199

kekuatan hubungan antara nilai hedonis, kepercayaan merek dan loyalitas merek sangat dipengaruhi oleh keterlibatan konsumen, kesadaran harga, dan kesadaran merek.

Sementara itu, Sadasivan, Rajakumar, dan Zafar (2011) mengadakan penelitian yang berjudul peranan keterlibatan dalam memprediksi perilaku loyalitas pada konsumen pakaian dari toko khusus – studi di India. Variabel yang digunakan adalah (1) Individuality: The decision to buy store brand is totally by me, I feel superior when I wear a store brand apparel, Store brand apparel fi ts my body exactly. (2) Personality: Store brand apparels enhance my status, I look hand some when I wear a store brand apparel, People consider me prudent when I wear a store brand apparel. (3) Reference Groups: Recommendation from my friends using store brand apparels has high infl uence on me, Recommendation by my colleagues in the organization has high infl uence on me, Recommendation by my spouse/girl friends has high infl uence on me, Recommendation by my children has high infl uence on me while purchasing stoter brand apparels, (4) Responsiveness: I am called a young fashionable carefree person when I wear a store brand, I am noticed by many whwn I wear store brand apparel, (5) Status: People consider me affl uent only when I wear store brand apparel,Store brand apparels are better than a national brands, (6) Involvement: Interested in using this brand, Brand is important to me, Get pleasure by using this brand, Not careless about the brand, Giving myself as a gift, I enjoy buying the brand, Diffi cult to choose correct brand, Don’t know that I buy right brand, Unsure about what to pick, Iam quite sure it was right choice, Say something about the buyer, Refl ects my character, Who they are, Not a mistake if I buy wrong brand, Upset if I make wrong selection. Melalui analisis faktor, hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan mempengaruhi keputusan pembelian dan diantara antesendennya yang meliputi ketertarikan, kesenangan dan tanda memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku loyalitas. Faktor individu adalah faktor yang paling mendominasi mempengaruhi konsumen untuk memilih merek pakaian di toko pribadi (khusus). Harga yang kompetitif, sikap tenaga penjualan, lokasi strategis dan komunikasi selektif adalah faktor lain yang membantu responden dalam memilih merek pakaian di toko khusus.

Penelitian ini dilakukan di Banjarmasin dengan responden orang yang membeli merek pakaian di toko pribadi (khusus). Perbedaan pokok lainnya antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tujuan penelitin dan alat analisis yang digunakan. Beberapa hasil penelitian terdahulu dan landasan teori, sejumlah hipotesis akan diuji dalam penelitian ini. Pertama, keterlibatan mempengaruhi keputusan pembelian dan diantara antesendennya yang meliputi ketertarikan, kesenangan dan tanda memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku loyalitas. Kedua, faktor individu adalah faktor yang paling mendominasi mempengaruhi konsumen untuk memilih pakaian di toko khusus.

METODE PENELITIAN

A. Rancangan PenelitianRancangan penelitian ini menggunakan pendekatan descriptive survey atau explana-

tory survey (Singarimbun dan Effendi, 1997). Sedangkan tipe penelitian yang digunakan adalah kausalitas bertujuan menjelaskan hubungan antar variabel.

Page 50: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

200 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Populasi adalah masyarakat yang membeli dan menggunakan produk pakaian di private store apparel brands di Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan Nonprobability Sampling dengan purposive sampling (Sumarni dan Wahyuni, 2005), dengan kriteria yaitu minimal berumur 18 tahun, pelanggan yang telah membeli dan menggunakan produk pakaian di private store apparel brand dan berkunjung minimal 2 kali dalam masa 6 bulan. Besarnya sampel ditentukan sebanyak empat kali (minimal) jumlah variabel yang dikaji (Malhotra, 1996), dengan item-item yang dijadikan sebagai variabel penelitian sebanyak 29 item, sehingga jumlah sampel ditentukan sebanyak 116 orang pelanggan dan jumlah ini dapat dianggap representatif sesuai dengan alat analisis yang digunakan.

Metode Analisis DataKuisioner penelitian mencakup penjabaran variabel keterlibatan (sign, interest,

pleasure, risk importance dan risk probability), variabel keputusan pembelian (individuality, personality, reference group, responsiveness, dan status) dan variabel loyalitas merek. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner terstruktur yang telah dirancang dengan tiga bagian. Bagian A berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Bagian B berisi peryataan yang berkaitan dengan pengukuran keter-libatan dan bagian C berkaitan dengan pengukuran loyalitas merek.

Dalam penelitian ini, terdapat 10 variabel independen dengan 29 varibel indikator yang meliputi variabel-variabel individuality, personality, reference group, responsiveness, status, sign, interest, pleasure, risk importance, serta risk probability. Sedangkan variabel terikat (dependent variable) meliputi keputusan pembelian merek pakaian dan perilaku loyalitas merek.

Variabel Individuality menggunakan indikator yang terdiri dari keputusan pembelian yang dilakukan sendiri (X 1.1 ), perasaan superior ketika menggunakan merek pakaian toko khusus (X 2.1 ), merek pakaian toko khusus cocok untuk badan saya (X 3.1 ). Variabel Personality menggunakan indikator merek pakaian toko khusus meningkatkan status saya (X 1.2 ), saya kelihatan keren saat mengenakan merek pakaian toko khusus (X 2.2 ), dan orang memandang saya bijaksana saat mengenakan merek pakaian toko khusus (X 3.2 ). Variabel reference group menggunakan indikator, meliputi rekomendasi dari teman mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap saya dalam menggunakan merek pakaian toko khusus (X 1.3

), rekomendasi dari rekan organisasi mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap saya dalam menggunakan merek pakaian toko khusus (X 2.3 ), rekomendasi dari suami�istri atau pacar mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap saya dalam menggunakan merek pakaian toko khusus (X 3.3 ), rekomendasi dari anak mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap saya dalam menggunakan merek pakaian toko khusus (X 4.3 ). Variabel Responsiveness menggunakan indikator meliputi� saya disebut orang muda periang yang trendi saat menggunakan merek pakaian toko khusus (X 1.4 ), dan saya diperhatikan banyak orang saat menggunakan merek pakaian toko khusus.(X 2.4 ). Variabel status meliputi� orang memandang saya kaya hanya ketika menggunakan merek pakaian toko khusus (X 1.5 ), merek pakaian toko khusus lebih baik dari pada merek nasional (X 2.5 ).

Variabel interest menggunakan indikator� ketertarikan dalam menggunakan merek pakaian toko khusus (X 1.6 ), merek penting bagi saya (X 2.6 ). Variabel pleasure dengan

Page 51: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 201

indikator: memperoleh kesenangan dengan menggunakan merek ini (X 1.7 �� tidak sem�a�rangan memilih merek(X 2.7 �� penghargaan diri sendiri se�agai hadiah (X 3.7 �� sa�a men�ikmati pem�elian merek terse�ut (X 4.7 �� �aria�el Risk Probability meliputi: sulit untuk memilih merek �ang �enar ( X 1.8 �� tidak tahu �ah�a sa�a memilih merek �ang �enar ( X

2.8 �� tidak �akin akan apa �ang dipilih ( X 3.8 �� dan sa�a me�akini itu merupakan pilihan �ang �enar ( X 4.8 �� �aria�el Sign meliputi: mengatakan sesuatu tentang pem�elian (X 1.9 �� men�erminkan karakter sa�a ( X 2.9 �� sa�a tahu diri sa�a ( X 3.9 �� �aria�el Risk Importance meliputi: �ukan se�uah kesalahan �ika sa�a mem�eli merek �ang salah ( X 1.10 �� �ingung �ika sa�a mem�uat kesalahan dalam memilih merek pakaian (X2.10 ��

�esuai tu�uan dari penelitian ini� �aitu untuk mengidenti�ikasi �aktor��aktor �ang dapat mem�entuk keputusan pem�elian dan lo�alitas merek� maka ke �� indikator terse�ut dianalisis menggunakan teknik analisis �aktor dan �i �lot�

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan pelanggan dalam membeli merek pakaian pada private store apparel brands di Banjarmasin.�ari hasil analisa �aktor pada �a�el �� terdapat �� �aria�el pen�elas �ang tergolong

dalam � �aktor� karena �ang �� �aria�el terse�ut memiliki �aktor loading ���� ke atas� �etiga �aktor terse�ut memiliki �ariasi �ang relati� �ukup �esar �akni ������� dari seluruh �aria�el �ang di�akili oleh �� �aria�el� seperti terlihat pada �a�el � se�agai �erikut:

Tabel 1. Hasil analisa faktor

�aktor�igen �alue

��t �� �ar �um� ��t�aria�el � (loading� �e�inisi �a�tor

� ����� ������ ������

X 2.1 (������

X 3.1 (������

X 1.2 (������

X 2.2 (������

X 3.2 (������

X 1.4 (������

X 2.4 (������

�epri�adian (�ersonalit��

� ����� ������ ������

X 1.3 (������

X 2.3 (������

X 3.3 (������

X 2.5 (������

�elompok re�erensi

Page 52: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

202 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

FaktorEigen Value

Pct Of Var Cum. Pct Variabel & (loading) Definisi factor

3 1.227 8.767 57.186 X 3.3 (�.527)

X 4.3 (�.621)�eluarga

Sumber: data primer, diolah.

Faktor pertama �ang memiliki eigen �alue relatif besar �akni ��165 dan �ariasin�a �uga relatif besar �akni 2��7�8 �ersen� sebagai gabungan �ariasi dari tu�u� �ariabel �ang terdiri dari �ariabel �erasaan su�erior ketika menggunakan merek �akaian toko k�usus� merek �akaian toko k�usus cocok untuk badan sa�a� merek �akaian toko k�usus meningkatkan status sa�a� sa�a keliatan keren saat mengenakan merek �akaian toko k�usus� orang memandang sa�a bi�aksana ketika mengenakan merek �akaian toko k�usus� sa�a disebut orang muda �eriang �ang trendi ketika menggunakan merek �akaian toko k�usus� dan sa�a di�er�atikan ban�ak orang ketika menggunakan merek �akaian toko k�usus.

Faktor kedua �ang memiliki eigen �alue sebesar 2�61� dan �ariasin�a 18�671 �ersen� sebagai gabungan �ariasi dari � �ariabel �ang meli�uti� rekomendasi dari teman mem�u�n�ai �engaru� �ang tinggi ter�ada� sa�a dalam menggunakan merek �akaian toko k�usus� rekomendasi dari rekan organisasi mem�un�ai �engaru� �ang tinggi ter�ada� sa�a dalam menggunakan merek �akaian toko k�usus� rekomendasi dari suami�istri atau �acar mem�un�ai �engaru� �ang tinggi dalam menggunakan merek �akaian toko k�usus dan merek �akaian toko k�usus lebi� baik dari merek nasional.

Faktor ketiga �ang memiliki eigen �alue sebesar 1�227 dan �ariasin�a 8�767 �ersen� terdiri dari �ariabel rekomendasi dari anak mem�un�ai �engaru� �ang tinggi ter�ada� sa�a dalam menggunakan merek �akaian toko k�usus dan rekomendasi dari suami�istri atau �acar mem�un�ai �engaru� �ang tinggi dalam menggunakan merek �akaian toko k�usus.

�ementara dua �ariabel �ang dianalisa tidak da�at masuk dalam model karena �ariabel��ariabel tersebut memiliki loading factor kurang dari ��5�. �edua �ariabel �ang dimaksud adala� ke�utusan �embelian �ang dilakukan sendiri� dan orang memandang sa�a ka�a �an�a ketika menggunakan merek �akaian toko k�usus.

�asil analisa faktor da�at ditafsirkan berdasarkan faktor mana �ang dominan dan mem�un�ai �engaru� besar dalam membentuk model serta �ariabel��ariabel a�a sa�a �ang tergabung dalam setia� faktor �ang sekaligus memiliki �engaru� dalam membentuk faktor. Dominann�a suatu faktor da�at dili�at dari besarn�a �ariasi �ang dimiliki faktor tersebut� dan diketa�ui ba��a faktor �ertama dengan eigen �alue �ang relatif besar memiliki �ariasi �aling besar diantara faktor�faktor lainn�a� �akni sebesar 2�.7�8 �ersen dari seluru� �ariabel dan mendominasi 52��1� lebi� dari �ariasi ketiga faktor �ang �umla�n�a 57.186 � . �edua faktor lainn�a memiliki �ariasi sebesar �7��8� dari ketiga faktor. �erarti faktor �ertama �aling dominan dalam membentuk model dalam analisa faktor. Dengan demikian faktor �ertama �ang didefinisikan sebagai dimensi personality �ang memiliki �eran �aling

Page 53: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 203

dominan. Secara berurutan faktor kedua adalah dimensi kelompok referensi, dan faktor ketiga adalah keluarga.

Faktor personality, merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku pem-belian. Kepribadian adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian). Faktor kepribadian cenderung mempengaruhi pilihan konsumen dalam membeli merek pakaian di private store apparel brands di Banjarmasin. Sifat-sifat dalam diri konsumen tersebut mempengaruhi cara konsumen merespon usaha promosi para pemasar, dan kapan, dimana serta bagaimana mereka mengkonsumsi produk tertentu. Oleh karena itu, identifikasi terhadap karakteristik kepribadian khusus yang berhubungan dengan perilaku konsumen telah terbukti sangat berguna dalam penyusunan strategi segmentasi pasar.

Dalam studi kepribadian terdapat tiga hal berbeda yang sangat penting yaitu kepri-badian mencerminkan perbedaan perilaku, kepribadian bersifat konsisten dan bertahan lama, dan kepribadian dapat berubah. Sifat–sifat kepribadian konsumen private store apparel brands di Banjarmasin mencerminkan perbedaan perilaku, hal ini nampak dengan banyaknya pelanggan yang mungkin mirip dari sudut satu karakteristik pribadi tetapi tidak dari sudut karakteristik pribadi lain. Sebagai contoh ada pelanggan merek pakaian toko khusus yang dapat digambarkan sebagai “tinggi” dalam kesenangan mengenakan merek pakaian toko khusus supaya kelihatan keren dan trendi, sedangkan yang lain dapat digambarkan sebagai “rendah” dalam kesenangan menggunakan merek pakaian tersebut. Kepribadian individu cenderung konsisten dan bertahan lama, ini nampak pada pelanggan merek pakaian toko pribadi (khusus) di Banjarmasin yang merupakan sifat bawaan dari lahir seperti perasaan superior, ingin dipandang bijaksana, dan ingin diperhatikan banyak orang. Perilaku konsumen sering sangat bervariasi walaupun kepribadian mungkin konsisten karena berbagai faktor psikologis, sosio-budaya, lingkungan dan situasional. Pelanggan merek pakaian toko khsusus memiliki kepribadian yang dapat berubah. Hal ini tercermin pada keputusan pembelian merek pakaian toko khusus banyak dipengaruhi oleh kelompok referensi seperti rekomendasi dari teman, rekan organisasi dan keluarga.

Penelitian ini menghasilkan struktur faktor keputusan pembelian merek pakaian toko khusus yaitu personality, kelompok referensi dan keluarga. Hasil penelitian ini merujuk pada pendapat Kotler (2009) menyatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu budaya (budaya, sub budaya dan kelas sosial); sosial (kelompok referensi, keluar ga serta peran dan status sosial); dan pribadi (usia, tahap dalam siklus hidup, peker-jaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian, dan konsep diri). Pendapat lain, menya takan bahwa perilaku proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi (Engel, Blackwell, Miniard,1994). Penelitian ini didukung oleh penelitian Sadasivan et.al (2011) yang menyatakan bahwa faktor individu adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi konsumen untuk membeli merek pakaian toko khusus. Penelitian atas semua faktor dapat memberikan petunjuk bagi pemasar untuk menjangkau dan melayani konsumen secara lebih efektif (Kotler, 2009).

Page 54: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

204 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

B. Analisis Faktor-Faktor Keterlibatan dalam memprediksi perilaku loyalitas merek pada private store apparel brands di Banjarmasin.Dari hasil analisa faktor pada Tabel 2, terdapat 15 variabel penjelas yang tergolong

dalam 5 faktor, karena yang 15 variabel tersebut memiliki faktor loading 0,50 ke atas. Kelima faktor tersebut memiliki variasi yang relatif cukup besar yakni 66.186% dari seluruh variabel yang diwakili oleh 14 variabel. Kemudian 14 variabel yang berkelompok dalam lima faktor dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil analisa faktor

Faktor Eigen Value Pct Of Var Cum. PctVariabel & (loading)

Definisi factor

1 2.238 14.923 14.923

X 1.9 (0.�38)

X 2.9 (0.561)

X 3.9 (0.501)

X 1.10 (0.693)

X 2.10 (0.�20)

�ign dan risk importance

2 2.19514.636

29.558X 1.8 (0.808)

X 2.8 (0.869)

X 3.8 (0.�68)

�isk probability

3 2.193 14.621 44.180

X 2.7 (0.698)

X 3.7 (0.�43)

X 4.7 (0.�6�)

X 2.9 (0.534)

Pleasure

4 1.�04 11.35� 55.53� X 1.6 (0.902)

X 2.6 (0.��1)

�nterest

5 1.59� 10.649 66.186 X 1.7 (0.6�9)

X 4.8 (0.858)

Pleasure dan risk probability

Sumber: data primer, diolah.

Faktor pertama yang memiliki eigen value relatif besar yakni 2,238 dan variasinya juga relatif besar yakni 14,923 persen, sebagai gabungan variasi dari lima variabel yang terdiri dari variabel mengatakan sesuatu tentang pembelian, mencerminkan karakter saya, saya tahu diri saya, bukan sebuah kesalahan jika saya membeli merek yang salah, dan bingung jika saya membuat kesalahan dalam memilih. Faktor kedua yang memiliki eigen value sebesar 2,195 dan variasinya 14,636 persen, sebagai gabungan variasi dari

Page 55: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 205

tiga variabel yang terdiri dari sulit untuk memilih merek yang benar, tidak tahu bahwa saya memilih merek yang benar, dan tidak yakin akan apa yang dipilih. Faktor ketiga yang memiliki eigen value sebesar 2,193 dan variasinya 14,621 persen, terdiri dari variabel tidak sembarang memilih merek, penghargaan diri sendiri sebagai hadiah, saya menikmati pembelian merek tersebut, dan mencerminkan karakter saya. Faktor keempat yang memiliki eigen value sebesar 1,704 dan variasinya 11,357 persen, terdiri dari variabel ketertarikan menggunakan merek pakaian toko khusus ini, dan tidak tahu bahwa saya memilih merek yang benar. Faktor kelima yang memiliki eigen value sebesar 1,597 dan variasinya 10,649 persen, terdiri dari variabel memperoleh kesenangan dengan menggunakan merek ini, dan saya meyakini bahwa itu merupakan pilihan yang benar.

Dominannya suatu faktor dapat dilihat dari besarnya variasi yang dimiliki faktor tersebut, dan diketahui bahwa faktor pertama dengan eigen value yang relatif besar memiliki variasi paling besar diantara faktor-faktor lainnya, yakni sebesar 14.923 persen dari seluruh variabel dan mendominasi 22,547% lebih dari variasi kelima faktor yang jumlahnya 66,186 %. Keempat faktor lainnya memiliki variasi sebesar 77,453% dari kelima faktor. Berarti faktor pertama paling dominan dalam membentuk model dalam analisa faktor. Variabel-variabel yang memiliki loading tertinggi jelas yang lebih dominan dalam membentuk faktor, yaitu Sign dan Risk Importance. Secara berurutan faktor kedua adalah risk probability, pleasure, interest, pleasure dan risk probability.

Faktor sign (tanda) meliputi produk-produk yang membantu orang untuk mengeks-presikan konsep diri (percaya diri) kepada orang lain. Faktor ini cenderung mempengaruhi perilaku loyalitas merek pakaian toko khusus. Keterlibatan konsumen tergantung pada tingkat keterkaitan pribadi yang ditimbulkan produk untuk konsumen. Keterlibatan pelanggan merek pakaian toko khusus mengacu pada tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat terhadap rangsangan yang muncul. Kondisi keterlibatan konsumen akan suatu merek pakaian toko khusus di Banjarmasin adalah memberikan daya tarik yang terus menerus kepada konsumen dan pentingnya menimbulkan image konsumen sendiri sebagai tanda (sign) atau simbul status. Oleh karena pelanggan merek pakaian toko khusus kebanyakan adalah laki-laki dimana mereka cenderung memiliki tipe antara lain, tidak bertele-tele dalam memilih produk pakaian, kurang sabar, mudah terpengaruh oleh bujukan tenaga penjual serta mudah terpengaruh oleh penjelasan atau argumentasi yang obyektif, sehingga memudahkan retail untuk menariknya menjadi pelanggan setia.

Penelitian ini menghasilkan struktur faktor keterlibatan dalam memprediksi perilaku loyalitas merek pakaian toko khusus, yaitu sign dan risk probability, risk importance, pleasure, interest, dan pleasure dan risk probability. Hasil penelitian ini merujuk pada pendapat yang menyatakan bahwa perilaku loyalitas merek dipengaruhi oleh empat faktor yaitu (1) Pentingnya produk. (2) Risiko yang dirasakan terkait dengan pembelian produk yang pada gilirannya memiliki sub aspek yaitu a) Pentingnya dirasakan konsekuensi negatif dari pilihan yang buruk dan b) Kemungkinan dianggap membuat kesalahan seperti itu. (3) Nilai simbolik atau tanda dan (4) Nilai hedonic produk (Laurent dan Kapferer,1985 dalam Sadasivan et.al; 2011). Pendapat lain, menyatakan bahwa ada empat dimensi keterlibatan konsumen terhadap pembelian (Mowen & Michael Minor; 2002) sebagai berikut: pentingnya ekspresi diri (self-expressive importance); pentingnya hedonisme (hedonic importance); relevansi praktis (practical relevance); risiko pembelian (purchase

Page 56: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

206 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

risk). Struktur faktor yang dihasilkan pada penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Sadasivan et.al (2011) yakni faktor keterlibatan yang meliputi interest, pleasure dan sign memiliki pengaruh yang signifikan pada perilaku loyalitas merek. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Quester, Karunaratna dan Lim (2004).

Kelima faktor keterlibatan yang di hasilkan di atas, memiliki implikasi dalam bebe rapa bidang manajerial khususnya riset pemasaran, analisis segmentasi dan strategi promosi.

C. Peceptual Mapping Pelanggan berdasarkan pengguna produk dan keterlibatan dengan menggunakan Analisis Bi Plot. Segala kegiatan bisnis yang dijalankan ritel dapat menjadi dasar bagi keunggulan

dalam bersaing, tetapi keunggulan tersebut harus bisa dipertahankan dalam jangka panjang. Menurut Bhattacharya, Debasis & Dipak Saha (2013, p. 23), menyatakan bahwa profil keterlibatan konsumen dapat digunakan untuk memberikan informasi bagi pemasar dalam memahami hubungan antara target pasar dan kategori produk. Profil keterlibatan konsumen bisa dihubungkan dengan variabel demografi sebagai basis segmentasi pasar dan mengembangkan strategi promosi yang sesuai.

Dalam penelitian ini, faktor keterlibatan dipakai untuk menciptakan persepsi pelanggan private store apparel brand, dengan menggunakan analisis Bi Plot yang meru-pakan suatu analisis yang dapat digunakan untuk melakukan positioning maupun perceptual mapping dari sekumpulan objek (produk, jasa, atau company). Dalam prosesnya analisis Biplot memerlukan data dari sejumlah objek dengan atribut-atribut, yang “bila mungkin” diukur dalam skala interval atau rasio. Hasil akhir analisis ini akan diberikan dalam bentuk tampilan gambar dua dimensi.

D. Analisis Biplot dari Berbagai Segmen Demografi s Berkaitan dengan kelima Atribut atau Faktor yang Terbentuk.

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6Series1

Pd Rndh

F1

F2

F3

F4F5

Pd Mngh

Ptani

PNS

Wswast

KBUMN

Kswsta

Lainnya

Pdd Mngh

Pd Tngg

Pdd Tggi

Gambar 1. Biplot segmen demografis berkaitan dengan kelima faktor yang terbentuk.

Page 57: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 207

1. Keterangan Gambar :

Faktor KeterlibatanF1 : Sign dan risk importance

F2 : Risk probability

F3 : Pleasure

F4 : Interest

F5 : Pleasure dan risk probability

2. Demografi sPendidikan: Pdd.Rndh : Pendidikan rendah

Pdd. Mngh : Pendidikan menengah

Pdd.Tggi : Pendidikan tinggi

Pekerjaan: Petani PNS : Pegawai Negeri Sipil

K. swsta : Karyawan Swasta

K. BUMN : Karyawan BUMN

Swst : Wiraswasta

Lainnya

Pendapatan: Pd. Tngg : Pendapatan Tinggi 2.000.000

Pd. Mngh : Pendapatan Menengah 1.000.000-2.000.000

Pd. Rndh : Pendapatan Rendah < 1.000.000

Dari gambar di atas faktor diwakili oleh garis berarah (vector). Mengingat analisis biplot tersebut menggunakan matriks korelasi, maka seharusnya panjang vector tersebut sama. Sementara itu sudut antara vector-vektor tersebut menyatakan korelasinya. Terlihat bahwa sudut faktor 1 (sign dan risk importance ) dan faktor 4 ( interest) membentuk sudut yang relatif kecil, hal ini berarti korelasi keduanya tinggi. Demikian juga dengan sudut faktor 3 (pleasure), faktor 5 (pleasure dan risk probability) dan faktor 2 (risk probability) relatif kecil, hal ini berarti korelasi ketiganya tinggi.

Gabungan antara faktor keterlibatan dan kondisi demografis akan menghasilkan informasi lanjut, yang tidak akan diperoleh bila masing-masing diplot dalam gambar terpisah. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pelanggan yang berpendapatan menengah, memiliki pekerjaan wiraswasta, dan karyawan swasta serta berpendidikan tinggi dominan atau dekat dengan semua factor yang terbentuk yaitu sign dan risk importance, risk probability, pleasure, interest serta pleasure dan risk probability. Hal ini berarti bahwa pelanggan yang berbelanja merek pakaian toko khusus memiliki keterlibatan yang tinggi pada kelima faktor tersebut. Hasil ini selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Leclerc dan Little (1997) bahwa loyalitas merek berinteraksi dengan keterlibatan produk. Iwasaki and Havitz (1998) dalam Sadasivan, et.al (2011) menyatakan bahwa loyalitas orang yang tinggi cenderung menunjukkkan tingkat keterlibatan yang tinggi pada faktor individu dan sosial situasional seperti nilai pribadi atau kepercayaan, norma-norma sosial dan budaya mempengaruhi perilaku loyalitas.

Page 58: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

208 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

E. Analisis Biplot Berdasarkan Segmen Pendidikan Berkaitan dengan kelima Atribut atau Faktor yang Terbentuk.

. -0.6

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

-0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6Series1

Pdd Mngh

Pdd Tggi

F2

F4F3

F1

F5

Gambar 2.Biplot segmen pendidikan berkaitan dengan kelima faktor yang terbentuk.

Faktor 4 ( interest) dan faktor 5 (pleasure dan risk probability) vektornya berhimpit memiliki sudut 0 0 � yang berarti korelasinya sempurna (bernilai �). �edangkan faktor � dan faktor � serta faktor 4� faktor 5 dan faktor 2 membentuk sudut yang relatif ke�il� hal ini berarti korelasinya tinggi. �ada gambar tersebut dapat dilihat bah�a pelanggan yang pendidikan tinggi dekat dengan fa�tor F� ( sign dan risk importance). �ementara pelanggan yang berpendidikan menengah dekat dengan faktor 2 (risk probability). �al ini berarti bah�a pelanggan yang berpendidikan tinggi memahami betul akan apa yang dilakukan dalam membeli merek pakaian toko khusus dan risiko yang akan diterimanya. �elanggan yang berpendidikan menengah memahami kemungkinan ter�adinya resiko misalnya ketidaktahuan dan ketidakyakinan dalam memilih merek produk yang benar.

F. Analisis Biplot Berdasarkan Segmen Pekerjaan Berkaitan dengan kelima Atribut atau Faktor yang Terbentuk.

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6Series1

F1

F2

F3

F4F5

WSWAST

PNS

KSWASTA

PTANIBUMN

LAINN

Gambar �. Biplot segmen peker�aan berkaitan dengan kelima faktor yang terbentuk.

Page 59: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 209

Terlihat bahwa sudut antara F1 (sign dan risk importance) dan F3 (pleasure); F4 (interest) dan F5 (pleasure dan risk probability) kecil, hal ini berarti korelasinya tingggi. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa pelanggan dengan pekerjaan karyawan swasta dekat dengan F2 (risk probability). Sementara pekerjaan lainnya relatif dekat dengan F3 (pleasure). Pelanggan dengan pekerjaan wiraswasta relatif dekat dengan faktor F2 (risk probability), F4 ( interest) dan F5 ( pleasure dan risk probability).

G. Analisis Biplot Berdasarkan Segmen Pendapatan Berkaitan dengan kelima Atribut

atau Faktor yang Terbentuk.

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

-0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 Series1

F1

F2

F3F4

F5

PDP RNDAH

PDP MNENGH

PDP TNGGI

Gambar 4. Biplot segmen pekerjaan berkaitan dengan kelima faktor yang terbentuk.

Nampak bahwa sudut antara faktor 3 (pleasure), 4 (interest) dan faktor 5 (pleasure dan risk probability) relatif kecil yang berarti korelasinya kuat. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa orang dengan pendapatan rendah tidak memiliki kedekatan dengan faktor manapun, orang dengan pendapatan tinggi dominant/dekat dengan faktor 1 (sign dan risk importance), sedangkan orang dengan pendapatan sedang relative dekat dengan factor 2 (risk probability).

Kesimpulan utama yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kesetiaan terhadap merek mempunyai korelasi dengan tingkat keterlibatan konsumen. Keterlibatan yang tinggi menimbulkan pencarian informasi yang ekstensif dan akhirnya berimplikasi pada kesetiaan pelanggan terhadap merek. Sedangkan keterlibatan yang rendah menimbulkan keterbukaan dan kesadaran terhadap merek dan kemudian mungkin ke kebiasaan membeli merek tersebut. Profil keterlibatan konsumen dapat digunakan untuk memberikan infor-masi bagi pemasar dalam memahami hubungan antara target pasar dan kategori produk. Profil keterlibatan konsumen bisa dihubungkan dengan variabel demografi sebagai basis segmentasi pasar dan mengembangkan strategi promosi yang sesuai.

Page 60: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

210 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

KESIMPULAN DAN SARAN

Profil dari pelanggan private store apparel brands berdasarkan variabel demografi di Kota Banjarmasin meliputi pelanggan yang berjenis kelamin laki-laki, usia respondennya 20-29 tahun, pelanggan dengan status belum menikah, pelanggan yang tidak mempunyai anak, berpendidikan Sarjana, berpendapatan antara Rp.2.000.000,- sampai Rp 2.999.999,-.

Struktur faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan pembelian merek pakaian toko khusus di wilayah penelitian adalah kepribadian, kelompok referensi dan keluarga. Sedangkan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembeliannya adalah kepribadian.

Adapun struktur faktor keterlibatan dalam memprediksi perilaku loyalitas merek adalah sign dan risk importance, risk probability, pleasure, interest, serta pleasure dan risk probability. Sedangkan yang paling dominan adalah sign dan risk importance.

Analisis Biplot dari berbagai segmen demografis berkaitan dengan kelima faktor yang terbentuk menunjukkan bahwa pelanggan yang berpendapatan menengah, memiliki pekerjaan wiraswasta, dan karyawan swasta serta berpendidikan tinggi dominan atau dekat dengan semua factor yang terbentuk, yaitu sign dan risk importance, risk probability, pleasure, interest serta pleasure dan risk probability. Analisis BiPlot per segmen pendidikan menunjukkan bahwa pelanggan yang pendidikan tinggi relatif dekat dengan faktor F1 (sign dan risk importance). Pelanggan yang berpendidikan menengah relatif dekat dengan faktor 2 (risk probability). Sedangkan analisis BiPlot per segmen pekerjaan menunjukkan bahwa pelanggan dengan pekerjaan karyawan swasta relatif dekat dengan F2 (risk probability), pelanggan dengan pekerjaan petani, PNS, dan BUMN cenderung tidak memiliki kedekatan dengan kelima faktor yang terbentuk, mereka yang memiliki pekerjaan lainnya relatif dekat dengan F3 (pleasure), pelanggan dengan pekerjaan wiraswasta relatif dekat dengan faktor F2 (risk probability), F4 (interest) dan F5 (pleasure dan risk probability). Analisis BiPlot per segmen pendapatan menunjukkan bahwa pelanggan berpendapatan rendah tidak memiliki kedekatan dengan faktor manapun, orang dengan pendapatan tinggi relatif dekat dengan faktor 1 (sign dan risk importance), sedangkan orang dengan pendapatan sedang relatif dekat dengan factor 2 (risk probability).

Page 61: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 211

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David (2013). Strategic Marketing Management.edisi 8. Salemba Empat. Jakarta.

Al Rasyid, Harun (1998). Teknik Penarikan sampel dan Penyusunan Skala (Materi Kuliah Program Pasca sarjana Universitas Padjajaran). Bandung, Diktat Perkuliahan

Arikunto, S (1998). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.Rineka Cipta. Jakarta

Barry Berman, Joel R. Evans (2001). Retail Managemen. eight edition.

Bhattacharya Debasis, Dipak Saha(2013). Consumer Involvement profile Incorporating The Moderating Effects of Brand Loyalty and Brand Trust. Asia Pacifi c journal of Marketing&Management Review. Vol. 2(2), February (2013).

Cheng, Shih-I (2011). Comparisons of Competing Models between Attitudinal Loyalty and Behavioral Loyalty. International Journal of Business and Social Science”, Vol.2 No.10; June 2011

Christina Widhya Utami ( 2006). Manajemen Ritel – Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta. Salemba Empat

Djarwanto. P dan Pangestu. Subagyo (1993). Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE.

Engel. F. James. (1993). Perilaku Konsumen ( Terjemahan ). Binarupa Aksara. Jakarta.

Estaswara (2008). Think IMC Efectivitas Komunikasi untuk Meningkatkan Loyalitas Merek dan Laba Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Freddy Rangkuti (2002). The Power of Brands. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Fuad, M. H. Christin (2001). Pengantar Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

………………. . (1999). Perilaku konsumen. Binarupa Aksara. Jakarta.

Hanzaee Kambiz Heidarzadeh, Mahsa Khoshpanjeh, dan Afshin Rahnama (2011). Evaluation of The Effects of Product Involvement Facets on Brand Loyalty. African Journal of Business Management. Vol. 5(16). pp.6964-6971. 18 Agustus 2011.

Hermawan Kertajaya. (2007). Boosting Loyalty Marketing Perfoprmance. Mark-Plus. Jakarta.

Jill Griffin (1995). Customer Loyalty : How to Earn it, How to Keep It . New York Lexington Books.

Kotler. Philip. (1993). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jilid I. Lembaga Penerbit FE.UI. Jakarta.

…………… . (1997). Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and Control. Eight Edition. New Jersey: Prentice Hall International. Inc.

……………. (1999). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Prenhallindo. Jakarta.

Lam, Hair, McDaniel (2001). Pemasaran 1. Edisi Bahasa Indonesia. Salemba Empat

Lupiyoadi, Rambat (2001). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi II Jilid I, Jakarta Erlangga.

Page 62: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

212 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Malhotra, Naresh, K (1996). Marketing Research:An Applied Orientation, Prentice Hall, New York.

Mangkunegara. A. Anwar (1998). Perilaku Konsumen. Eresco. Bandung.

Ma’ruf, Hendri.(2005). Pemasaran Ritel. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Matzler Kurt, Sonja Grabner-Krauter, Sonja Bidmon (2006). The Value- brand Trust- Brand Loyalty Chain : An Analysis of Some Moderating Variables. Innovative marketing. Volume 2, Issue 2, 2006.

Mowen, John C & Michael Minor (2002). Perilaku Konsumen. Jilid 1 edisi kelima, Erlangga, Jakarta.

Moh, Pabundu Tika (2006). Metodologi Riset Bisnis. Bumi Aksara. Jakarta.

Quester Pascale G, Amal Karunaratna and Ai Lin Lim (2004). The Product Involvement/Brand Loyalty Link : An Empirical Examination. www.ssrn.com

Russell-Bennett,Rebekah and McColl-Kennedy, Janet R dan Coote, Leonard V. (2007). Involvement, Satisfaction, and Brand Loyalty in a Small Business Services Setting. Journal of Business Research 60.p.1253-1260.

Sadasivan, Dr. C. Samudhra Rajakumar, Dr. M.Syed Zafar (2011). Role of Involvement in Predicting Loyalty Behaviour of Consumers Toward Private Apparel Brands- A Study In Chennai. International Coference On Business And Economic Research (

nd2 ICBER 2011� Proceeding.

Sadasivan K, C. Samudhra Rajakumar dan R. Rajinikanth (2011). Role of Involvement and Loyalty in Predicting Buyer’s Purchase Intention towards Private Apparel brand Extensions. International Journal of Innovation Management and �echnolog�. vol.2. No.6 December 2011.

Santoso, Singgih, (1995) SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional Versi 10.0. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

������.. . (2002). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Schiffman, Leon & Leslie Lazar Kanuk, (2007). Perilaku Konsumen. edisi ketujuh, PT. Indeks.

Schiffman, Bednall, �’Cass, Paladino Kanuk(2005). Consumer Behaviour. nd3 Edition. Pearson Prentice Hall.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Bussiness. Edisi Keempat. Salemba Empat. Jakarta.

Singarimbun, Masri. Effendi, Sofian (1995). Metode Penelitian Survei. LP�ES. Jakarta.

Soeratno, Arsyad (1994). Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis. BP�E UGM. Yogyakarta.

Stanton, �.J. (199�). Prinsip Pemasaran Jilid II. Airlangga. Jakarta.

Sudarmawan, Danim (2002). Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Edisi I. Liberty. Yogyakarta.

Page 63: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Nuril Huda & Siti Aliyati, Peranan Keterlibatan Dalam Memprediksi Perilaku... 213

Sugiyono. (2002). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Supranto, J. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi VI Jilid I, Erlangga. Jakarta.

Stanton, W.J. (1993). Prinsip Pemasaran Jilid II. Jakarta: Airlangga.

Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni (2006). Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Andi. Yogyakarta

Swastha, Basu dan T. Hani Handoko (2000). Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Edisi I, BPFE. Yogyakarta.

Swastha dan Irawan. (1997). Manajemen Pemasaran Modern. Raya Grafindo. Jakarta.

Tjiptono, Fandy (2004). Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Jakarta.

Tjiptono, Fandy (1999). Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Penerbit Andi. Yogyakarta

Tripomo, Tejo (2005). Manajemen Strategi. Rekayasa Sains. Bandung.

Umar, Husein (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. PT. Empat. Jakarta.

Yarnest. (2003). Panduan Aplikasi Statistik. Penerbit Dioma. Malang.

Page 64: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi
Page 65: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

215

PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN

PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI

Y. Yudha Dharma Putra(Program Magister Manajemen STIE Triatma Mulya)

Ni Luh Putu Wiagustini(Fakultas Ekonomi Universitas Udayana)

ABSTRACT

High corporate value of a company will attract investors to invest in the company. Company value on companies that went public in the long-term improvement is affected by profi tability, the higher the value of the company’s profi tability is also higher the value of the company, and the lower the profi tability of a company refl ects the low value of the company. Investors buy stocks in companies that go pubilc in order to benefi t from the investments made. This study aimed to analyze the infl uence of Liquidity and Leverage on Profi tability and Value.The population used in this study is a banking company listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2007 to 2011 by 31 companies. The sampling technique used was purposive sampling. Samples taken in this study were 20 companies for 5 years. Techniques of data analysis in this study using Path analysis.The results showed that: 1) no signifi cant positive effect of liquidity on profi tability. 2) leverage gives a signifi cant positive effect on profi tability. 3) liquidity is not signifi cant positive effect on a fi rm value. 4) Liquidity positive effect on company value through profi tability. 5) Leverage gives a signifi cant positive effect on fi rm value. 6) Leverage has a positive effect on fi rm value through profi tability. 7) Profi tability gives a signifi cant positive effect on company value.

Keywords :

Liquidity, Leverage, Profi tability, Company Value

ABSTRAK

Nilai perusahaan yang tinggi perusahaan akan menarik investor untuk ber-investasi di perusahaan. Nilai perusahaan pada perusahaan yang go public dalam perbaikan jangka panjang dipengaruhi oleh profi tabilitas, nilai yang lebih tinggi dari profi tabilitas perusahaan juga tinggi nilai perusahaan, dan semakin rendah profi tabilitas perusahaan mencerminkan rendahnya nilai

Page 66: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

216 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

perusahaan. Investor membeli saham pada perusahaan yang masuk pubilc dalam rangka memperoleh manfaat dari investasi yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Likuiditas dan Leverage di Profi -tabilitas dan populasi value.The digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 menjadi 2011 oleh 31 perusahaan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan selama 5 tahun. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan hasil analysis.The Jalur menunjukkan bahwa: 1) ada pengaruh positif yang signifi kan dari likuiditas terhadap profi tabilitas. 2) memanfaatkan memberikan efek positif yang signifi kan terhadap profi tabilitas. 3) likuiditas tidak berpengaruh positif signifi kan terhadap nilai perusahaan. 4) Likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui profi tabilitas. 5) Leverage memberikan efek positif yang signifi kan terhadap nilai perusahaan. 6) Leverage yang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui profi tabilitas. 7) Profi tabilitas memberikan efek positif yang signifi kan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci :

Likuiditas, leverage, Profi tabilitas, Nilai Perusahaan

PENDAHULUAN

Kegiatan perbankan saat ini selain harus memperhatikan aspek kesehatan bank juga harus memperhatikan aspek profitabilitas karena profitabilitas merupakan kemampuan suatu usaha bank untuk menghasilkan laba dengan seluruh aktiva atau modal yang dimilikinya. Laba merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu bank, dimana laba yang tinggi dapat mempengaruhi modal minimum dan likuiditas bank tersebut akan terlihat lebih baik. Penelitian yang dilakukan Suvita Jha dan Xiaofeng Hui (2012) menemukan bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas, sedangkan variabel non performing loan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

Kegiatan perbankan mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan kegiatan industri pada umumnya, yaitu sebagian besar asset bank berupa monetary assets ataupun alat-alat likuid yang sifatnya tidak nampak, sedangkan aktiva yang berwujud relatif kecil. Peng hasilan dan biaya bank timbul sejalan dengan berlangsungnya waktu, seperti bunga kredit dan bunga deposito. Jadi, ada tuntutan bahwa manajemen bank harus sanggup menge lola assets dan liabilities bank tersebut dengan baik (Sudirman,2002). Manajer bank bertanggung jawab kepada berbagai pihak, yaitu pihak pemilik bank, para nasabah pena bung, nasabah pengambil kredit, karyawan bank itu sendiri, serta pemerintah (Bank Indonesia selaku Bank Sentral). Oleh karena itu profitabilitas bank harus ditingkatkan sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak dan untuk itu diperlukan suatu pengelolaan atau manajemen yang tepat.

Page 67: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Y. Yudha P & Ni Luh Putu W, Pengaruh Likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas... 217

Penelitian dilakukan Saira Javaid. (2011). menyimpulkan bahwa Leverage memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini didukung juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafri. (2012). Profitabilitas dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets maupun modal sendiri. Husnan dan Pudjiastuti, (2012) menyatakan bahwa keberhasilan kinerja keuangan suatu perusahaan salah satunya dapat diukur dari profitabilitasnya sehingga dalam penelitian ini digunakan profitabilitas yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Penelitian dilakukan Suminto Sastrosuwito dan Yasushi Suzuki (2011), menyimpulkan bahwa variabel Likuiditas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas.

Berdasarkan fenomena latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Profitabilitas ?2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Profitabilitas ?3. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan ?4. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Nilai perusahaan melalui Profitabilitas?5. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan ?6. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan melalui Profitabilitas ?7. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan ?

A. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENYUSUNAN HIPOTESISTujuan utama perusahaan menurut theory of the fi rm adalah untuk memaksimumkan

kekayaan atau nilai perusahaan (value of the fi rm) (Salvatore, 2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Menurut Husnan (2000) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusa-haan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar.

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan peru-sahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

Profitabilas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan (Petronila dan Muklasin,2003). Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti : laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Angg (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan. Menu-rut Kusumawati (2005) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk meng -

Page 68: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

218 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

hasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan.

Simorangkir (2004: 141) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan bank untuk melunasi kewajiban-kewajiban yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara lebih spesifik likuiditas adalah kesanggupan bank menyediakan alat-alat guna pembayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman (loan) kepada masyarakat yang memerlukan. Penelitian yang dilakukan Suminto Sastrosuwito dan Yasushi Suzuki (2011), dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa varia bel Likuiditas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Bennaceur dan Goaied (2008), dengan hasil likuiditas menunjukan hubungan yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas

H1 : Likuiditas yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan profi tabilitasHorne dan John (2005) mengatakan bahwa, rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis

yaitu, rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor dan margin laba bersih), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi yaitu return on asset (ROA) return on equity (ROE). Kusumawati dan Sudento (2005) menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya. Leverage dapat dipahami sebagai penak-sir dari resiko yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar menunjukkan risiko investasi yang semakin besar pula. Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah memiliki risiko leverage yang lebih kecil. Penelitian dilakukan Saira Javaid. (2011). Dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel Leverage memiliki penga-ruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafri. (2012). Dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel Leverage memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas.

H2 : Leverage yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan profi tabilitasPenelitian yang dilakukan oleh Farida Wahyu Lusiana(2011), dengan hasil dari

pene litian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. hal ini didukung juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005), Subekti (2006), Mei (2009) dan Prihantini (2009) menunjukan bahwa Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H3 : Likuiditas yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan Nilai Perusahaan H4 : Likuiditas yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan Nilai Perusahaan melalui profi tabilitas.Penelitian yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007), dengan hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa leverage mempunyai pengaruh positif signifikan te-rhadap nilai perusahaan, hal ini didukung juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dan Hanung (2007), Triayuningsih (2003) dan Hermendiastoro (2005), Subalno (2009), Masdar (2008). Dengan hasil leverage berpengaruh secara positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H5 : Leverage yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan nilai perusahaanH6 : Leverage yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui profi tabilitas.

Page 69: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Y. Yudha P & Ni Luh Putu W, Pengaruh Likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas... 219

Penelitian yang dilakukan oleh Mei (2009), dengan hasil dari penelitian ini menun-jukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusa-haan. Hal ini didukung juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kennedy (2003) dan Ferawati (2010), Yuniasih dan Wirakusuma (2006), dengan hasil profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.

H7 : Profi tabilitas yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan Nilai Perusahaan

B. METODE PENELITIANPenelitian ini dirancang sebagai penelitian kausalitas (hubungan sebab akibat), yang

merupakan studi empiris dengan tujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui pengujian hipotesis. Berdasarkan hipotesis dalam ran-cangan penelitian ini dapat ditentukan variable eksogen yang dipergunakan yaitu variable Likuiditas dan Leverage, sedangkan variabel endogen adalah Profitabilitas dan Nilai Perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai publikasi Indonesian capital market directory (ICMD). Populasi penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah sebanyak 31 perusahaann. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah pur posive sampling jenis judgement sampling berdasarkan kriteria Perusahaan Perbankan yang memiliki nilai perubahan aktiva yang positif pada periode penelitian tahun 2007-2011.

Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2011 yang termuat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Teknik analisis dipergunakan adalah menggunakan persamaan silmutanus dengan teknik estimasi path analysis (Hair et al., 2006). Teknik analisis yang dipergunakan untuk menjawab masalah adalah analisis jalur (path analysis). Dalam analisis jalur terdapat suatu variabel yang berperan ganda yaitu sebagai variabel independen pada suatu hubungan, namun menjadi variabel dependen pada hubungan lain mengingat adanya hubungan kausalitas yang berjenjang.

Solimun (2002:33), menyusun langkah-langkah dalam analisis jalur (Path Analysis) sebagai berikut: 1. Merancang model berdasarkan konsep dan teori. Berdasarkan hubungan antar

variabel secara teoritis dapat dibuat model dalam bentuk diagram path sebagai berikut:

Page 70: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

220 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

eLikuiditas (X1)

Nilai Perusahaan

(Y) eProfitabilitas

(X3)

Leverage

(X2)

Gambar 1. Diagram Jalur Pengaruh Likuiditas dan ����r��� terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan

Model dalam Gambar.1 dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sehingga mem-bentuk sistim persamaan. Sistim persamaan ini ada yang menamakan sistem persamaan simultan, atau ada juga yang menyebut model struktural.

a. Hubungan kausal antara variabel X1, X2 dan X3

X3= b1X1+b2X2 +e1 …………………………………………... (1)

Keterangan :

X3 = Profitabilitas

b1 = Koefisien jalur X1 dan X3

b2 = Koefisien jalur X2 dan X3

X1 = Likuiditas

X2 = ����r���e1 = �rror

b. Hubungan kausal antara variabel X1, X2, X3 dan Y

Y= b3X1+b4X2+b5 X3+e1………………………..…..………...... (2)

Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan

b3 = Koefisien jalur X1 dan Y

b4 = Koefisien jalur X2 dan Y

b5 = Koefisien jalur X3 dan Y

X1 = Likuiditas

X2 = ����r���X3 = Profitabilitas

e2 = �rror2. Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi. Asumsi yang melandasi analisis ����

adalah.

a. Di dalam model analisis ����, hubungan antar variabel adalah linier dan aditif.

Page 71: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Y. Yudha P & Ni Luh Putu W, Pengaruh Likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas... 221

b. Hanya model rekursif yang dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran kausal ke satu arah. Model yang mengandung kausal respirokal tidak dapat dilakukan analisis path.

c. Variabel endogen minimal dalam skala ukuran interval.

d. Observed variables diukur tanpa kesalahan.

e. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar ber-dasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan.

3. Pendugaan parameter atau perhitungan koefisien path. Perhitungan koefisien pada gambar diagram path.

a. Unsur anak panah bolak-balik koefisiennya merupakan koefisien korelasi r.

b. Untuk anak panah satu arah digunakan perhitungan regresi variabel dibakukan secara parsiil pada masing-masing persamaan. Metode yang digunakan adalah OLS yaitu model metode kuadrat terkecil biasa. Hal ini dapat dilakukan mengingat modelnya rekursif. Dari perhitungan ini diperoleh koefisien path secara langsung.

Di dalam analisis path, disamping ada pengaruh langsung juga terdapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien bi dinamakan koefisien path secara langsung. Pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1.

Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total Likuiditas (X1), Leverage (X2), Profi tabilitas (X3) dan Nilai Peruasahaan (Y)

PengaruhVariabel

PengaruhLangsung

Pengaruh Tidak Langsung(Melalui Profitabilitas)

PengaruhTotal

X1 X3 b1 - b1

X2 X3 b2 - b2

X1 Y b3 b1X b5 b3+( b1X b5)

X2 Y b4 b2X b5 b4+( b2X b5)

X3 Y b5 - b5

Pendugaan parameter dengan metode OLS (Ordinary Least Squere), dalam SPSS dihitung melalui analisis regresi, yaitu dilakukan pada masing-masing persamaan secara parsiil. keseluruhan proses perhitungan path analysis dilakukan dengan program SPSS versi 17.0.1. Pemeriksaaan validitas atau kesalahan model. Sah tidaknya suatu analisis tergantung

dari terpenuhi atau tidaknya asumsi yang melandasinya. Validitas model dalam analisis jalur dengan menggunakan koefisien determinasi total. Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan.

R2m = 1-P2e1P2e2…P2ei ……………………………….…. (3)

Page 72: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

222 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Dalam hal ini interpetasi terhadap R2m sama dengan interpretasi koefisien determinasi (R2) pada analisa regresi. Pe1 merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung dengan rumus.

Pei = (1-R2) ………………………………………………... (4)2. Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah dengan melakukan interpretasi hasil

analisis yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar.

C. ANALISIS DAN PEMBAHASANVariabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel eksogen, variabel endogen

dependen, dan variabel endogen intervening. Variabel nilai perusahaan (Y) diproksikan dengan price earning ratio (PER) dioperasikan sebagai variabel endogen dependen. Variabel profitabilitas (X3) diproksikan dengan Return on Equity (ROE) dioperasikan seba gai variabel endogen intervening. Variabel likuiditas (X1) diproksikan dengan Loans To Total Deposits (LDR), variabel leverage (X2) diproksikan dengan Equity To Total Assets (ETA) yang dioperasikan sebagai variabel eksogen.

Tabel 2.

Statistik Deskriptif Variabel Likuiditas, Leverage, Profi tabilitas dan Nilai Perusahaan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Likuiditas_X1 100 .36 1.02 .7206 .14918

Leverage_X2 100 .06 .25 .1119 .03987

Profitabilitas_X3 100 .68 31.52 12.8729 6.93018

Nilai_Perusahaan_Y 100 .00 48.55 13.4421 9.01433

Valid N (listwise) 100

Berdasarkan Tabel 2 dapat diuraikan bahwa variabel likuiditas (X1) yang diproksikan dengan Loans To Total Deposits memiliki rata-rata hitung (mean) sebesar 0,7206 artinya rata-rata kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya selama periode 2007 – 2011 adalah sebesar 0,7206 per tahun. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek terendah (minimum) selama periode pengamatan yaitu pada PT. Bank Victoria Internasional, Tbk yaitu 0,36. Kemam puan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tertinggi (maksimum) selama periode pengamatan yaitu pada PT. Bank Mayapada, Tbk yaitu 1,02.

Variabel leverage (X2) yang diproksikan dengan Equity To Total Assets memiliki rata-rata hitung (mean) sebesar 0,1119 artinya rata-rata penggunaan modal sendiri selama periode 2007-2011 adalah 0,1119 pertahun. Tingkat penggunaan dana pihak ketiga terendah (minimum) dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri selama periode pengamatan yaitu pada PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk sebesar 0,06. Tingkat penggunaan dana pihak ketiga tertinggi (maksimum) dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri

Page 73: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Y. Yudha P & Ni Luh Putu W, Pengaruh Likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas... 223

selama periode pengamatan yaitu pada PT. Bank Kesawan, Tbk yaitu sebesar 0,25. Hal ini berarti bahwa perusahaan menggunakan lebih banyak dana pihak ketiga daripada modal sendiri yang dimiliki.

Variabel profitabilitas (X3) yang diproksikan dengan ROE memiliki rata-rata hitung (mean) sebesar 12,8729 artinya rata-rata tingkat keuntungan (pengembalian) dari modal sendiri yang diinvestasikan perusahaan selama periode 2007-2011 adalah sebesar 12,8729 pertahun. Profitabilitas terendah (minimum) selama periode pengamatan yaitu pada PT. Bank Kesawan, Tbk yaitu 0,68. Profitabilitas tertinggi (maksimum) selama periode pengamatan yaitu pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk yaitu 31,52 Variabel nilai perusahaan (Y) yang diproksikan dengan PER periode 2007-2011 memiliki rata-rata 13,4421 dengan PER minimum 0,00 maksimum 48,55. Hal ini menunjukkan bahwa pasar keuangan memberikan nilai yang cukup tinggi terhadap saham-saham perusa-haan perbankan.

Hasil uji pengaruh Langsung variabel likuiditas, leverage, profitabilitas dan nilai perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3.

Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak langsung dan Pengaruh Total

Likuiditas, Leverage, Profi tabilitas dan Nilai Perusahaan

Tipe Pengaruh Variabel

Standardized

Coefficients

Standar

Error (S.E)

t Sig

Keterangan

Pengaruh Langsun

g

Likuiditas (X1) Profitabilitas (X3) Leverage (X2) Profitabilitas (X3) Likuiditas (X1) Nilai Perusahaan (Y) Leverage (X2) Nilai Perusahaan (Y) Profitabilitas (X3) Nilai Perusahaan (Y)

0.091 (b1) 0.216 (b2) 0.129 (b3) 0.244 (b4) 0.058 (b5)

4.667 17.466 6.131

23.386 0.133

0.901

2.153

1.273

2.165

0.571

0.3700.034

0.2060.033

0,000

Tidak signifikan Signifikan

Tidak signifikan Signifikan Signifikan

Pengaruh

Tidak Langsun

g

Likuiditas (X1) Nilai Perusahaan (Y) Leverage (X2) Nilai Perusahaan (Y)

0,005 0,012

- -

Pengaruh

Total

Likuiditas (X1) Nilai Perusahaan (Y) Leverage (X2) Nilai Perusahaan (Y)

0,134 0,256

- -

Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan dari 3 jalur observasi menunjukan bahwa pengaruh signifikan yaitu leverage terhadap profitabilitas, leverage terhadap nilai perusa-haan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Sedangkan 2 jalur observasi menun jukan bahwa pengaruh tidak signifikan yaitu likuiditas terhadap profitabilitas dan likuiditas

Page 74: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

224 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

terhadap nilai perusahaan. Gambaran mengenai hasil pengujian selanjutnya divisualisasi dalam gambar berikut ini:

Gambar 2. Hasil Pengujian Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung

Hasil uji pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dari variabel yang diteliti ditunjukkan untuk mengetahui kekuatan pengaruh antar variabel, baik pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung maupun pengaruh totalnya. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total likuiditas, leverage, profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Pengaruh langsung dari masing-masing variabel yaitu pengaruh likuiditas (XI) terhadap profitabilitas (X3) sebesar 0.091 yang menunjukkan pengaruh positif. pengaruh leverage (X2) terhadap profitabilitas (X3) adalah sebesar 0.216 yang menunjukkan pengaruh positif, pengaruh likuiditas (XI) terhadap nilai perusahaan (Y) adalah sebesar 0,129 yang menunjukkan pengaruh positif, pengaruh leverage (X2) terhadap nilai perusahaan (Y) adalah sebesar 0,244 yang menunjukkan penga ruh positif, pengaruh profitabilitas (X3) terhadap nilai perusahaan (Y) adalah sebesar 0.058 yang menunjukkan pengaruh positif.

Pengaruh tidak langsung likuiditas (XI) terhadap nilai perusahaan (Y) diperoleh dari (b1 x b5), yaitu (0,091 x 0,058) = 0,005. Pengaruh tidak langsung leverage (X2) terhadap nilai perusahaan (Y) diperoleh dari (b2 x b5), yaitu 0.216 x 0,058) = 0,012. Pengaruh total likuiditas (X1) terhadap nilai perusahaan (Y) yaitu 0,129 + 0,005 = 0,134, pengaruh total leverage (X2) terhadap nilai perusahaan (Y) yaitu 0,244 + 0,012= 0,256.

1. Pengujian HipotesisPengujian hipotesis tentang pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas dan nilai

perusahaan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dilakukan dengan menga-mati nilai uji-t dalam regresi dan Sig hasil uji sub-struktur 1 dan sub-struktur 2 pada Tabel 3 maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :a. Hipotesis pertama menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh positif signifikan

terhadap Profitabilitas. Hasil analisis menunjukkan nilai t sebesar 0.901 dengan sig 0.370. Artinya likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Likuiditas yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan profitabilitas “ tidak terbukti”

Page 75: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Y. Yudha P & Ni Luh Putu W, Pengaruh Likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas... 225

b. Hipotesis kedua menyatakan bahwa Leverage berpengaruh positif signifikan ter-hadap profitabilitas. Hasil analisis menunjukkan nilai t sebesar 2.153 dengan sig 0.034. Artinya leverage berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa leverage yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan profitabilitas “terbukti”

c. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil analisis menunjukkan nilai t sebesar 1.273 dengan sig 0.206. Artinya likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Likuiditas yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan nilai perusahaan “ tidak terbukti”

d. Hipotesis keempat menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan melalui profitabilitas. Berdasarkan hal tersebut maka profitabilitas mampu mempengaruhi hubungan anatara likuiditas ke nilai perusahaan.

e. Hipotesis kelima menyatakan bahwa Leverage berpengaruh pengaruh positif signi-fikan terhadap nilai perusahaan. Hasil analisis menunjukan nilai t sebesar 2.165 dengan sig 0.033. Artinya Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis kelima yang menyatakan bahwa leverage yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan nilai perusahaan “terbukti”

f. Hipotesis keenam menyatakan bahwa Leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas. Berdasarkan hal tersebut maka profitabilitas mampu mempengaruhi hubungan antara Leverage ke nilai perusahaan.

g. Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil analisis menunjukkan nilai t sebesar 0.571 dengan sig 0,000. Artinya Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa Profitabilitas yang semakin tinggi maka dapat meningkatkan nilai perusahaan “terbukti”

2. Pembahasan

a. Pengaruh Likuiditas terhadap Profi tabilitasLikuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi likuiditas tidak mampu secara nyata meningkatkan profitabilitas. Hasil penelitian ini bertentangan dengan pene-litian yang dilakukan oleh Suminto Sastrosuwito dan Yasushi Suzuki (2011), dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel Likuiditas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas.Penelitian ini mendukung teori dan konsep dari Rivai, dkk. (2007: 724), yang menyatakan semakin tinggi rasio LDR mem-berikan indikasi rendahnya kemampuan likuditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar sehingga profitabilas (ROA) perusahaan perbankan menurun. Semakin tidak likuid suatu bank makin besar risiko likuiditas yang ditanggung bank sehingga ter-dapat risiko tidak tersedianya aktiva likuid untuk memenuhi kewajiban segera pada

Page 76: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

226 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

nasabah. Hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.Surifah (2002), menyatakan bisnis perbankan merupakan usaha yang sangat mengandalkan kepercayaan, yaitu kepercayaan masyarakat sebagai penggu-na jasa perbankan. Runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dapat menyebabkan penarikan dana yang berdampak pada makin rendahnya likuiditas bank yang pada akhirnya menyebabkan penurunan profitabilitas. Peningkatan LDR disebabkan dalam pemberian kredit ataupun penarikan dana oleh masyarakat dan berdampak pada makin rendahnya likuiditas bank sehingga berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan profitabilitas.

b. Pengaruh Leverage terhadap Profi tabilitasLeverage berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian

ini menunjukkan semakin tinggi Leverage mampu secara nyata meningkatkan profitabilitas. Leverage menunjukkan jumlah modal dibandingkan dengan total aktiva. Jumlah modal yang ada dalam suatu bank mencerminkan kemampuan menu-tup resiko kerugian bank. Hal tersebut menjadi suatu persyaratan yang penting, bahkan wajib untuk meningkatkan pertumbuhan modal bank dan jika pertumbuhan modal bank meningkat dan kegiatan operasional lancar maka asset yang dimiliki juga bertambah. ini menunjukan bahwa semakin tinggi modal maka semakin tinggi laba yang dihasilkan. Sebaliknya apabila semakin rendah modal semakin rendah laba yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Leverage berpengaruh terhadap profitabilitas. Dimana Leverage menunjukkan jumlah modal yang ada dalam suatu bank mencerminkan kemampuan menutup resiko kerugian bank. Hal tersebut menjadi suatu persyaratan yang penting, bahkan wajib untuk mening katkan pertumbuhan bank dan jika pertumbuhan bank meningkat dan kegiatan operasional lancar maka profitabilitas juga akan meningkat. Tentunya hal ini akan meningkatkan profitabilitas yang akan diperoleh oleh bank karena modal yang ada mampu untuk menutupi resiko kerugian yang diderita. Signifikannya pengaruh Leverage terhadap profitabilitas mengindikasikan bahwa Leverage masih diper timbangkan oleh pihak manajemen bank dalam mengukur profitabilitasnya. Penelitian yang dilakukan oleh Saira Javaid. (2011) menemukan bahwa Leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Hasil ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Syafri. (2012) dan Wirawan(2007) Dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel Leverage memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas.

c. Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai PerusahaanLikuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukan semakin tinggi Likuiditas tidak mampu secara nyata mening katkan nilai perusahaan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa para investor dalam menilai suatu perusahaan tidak melihat dari likuiditasnya yang dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki. Namun para investor cenderung lebih melihat laba yang dihasilkan suatu perusahaan perbankan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Farida Wahyu Lusiana(2011),

Page 77: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Y. Yudha P & Ni Luh Putu W, Pengaruh Likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas... 227

Ulupui (2005), Subekti (2006), Mei (2009) dan Prihantini (2009) menunjukan bahwa Likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Nilai Likuiditas yang positif mengidentifikasi nilai aktiva lancar lebih besar daripada nilai hutang lancar sehingga dapat memenuhi kewajiban jangka pendek, yang nantinya perusahaan dapat berkembang dan sahamnya akan diminati oleh investor. Likuiditas yang rendah akan menyebabkan terjadinya penurunan harga pasar dari harga saham yang ber-sangkutan namun hal ini tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Auliah dan Hamzah (2006), Hermendiastoro (2005) dan Subalno (2009) yang menunjukan likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan

d. Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan melalui Profi tabilitasPenelitian ini menemukan bahwa likuiditas yang semakin tinggi tidak mampu

secara nyata meningkatkan nilai perusahaan; Likuiditas yang semakin tinggi juga tidak mampu secara nyata meningkatkan Nilai Perusahaan. Namun penelitian ini menemukan bahwa Profitabilitas mampu memperkuat pengaruh Likuiditas ke Nilai Perusahaan.Hasil penelitian ini mencerminkan bahwa meningkatnya profitabilitas mampu memediasi peningkatan investor melakukan investasi pada Industrri Perban-kan di BEI. Investor dalam melakukan investasi sangat memperhatikan pening katan profitabilitas selain peningkatan likuiditas. Kondisi ini umum terjadi pada pada industri perbankan, bahwa profitabilitas adalah sangat penting baik bagi masya-rakat yang ingin menjadi nasabahnya, maupun Investor yang ingin membeli saham perbankan. Berdasarkan hal tersebut maka Likuiditas dapat meningkatkan Nilai Peru sahaan melalui Profitabilitas

e. Pengaruh Leverage terhadap Nilai PerusahaanLeverage bepengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi Leverage mampu secara nyata meningkatkan nilai perusahaan. sebab jumlah modal yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan sehingga menyebabkan naiknya nilai perusahaan. Peningkatan modal akan menye-babkan peningkatan nilai perusahaan, dengan tanggapan pasar yang akan meningkat apabila adanya peningkatan modal, maka manajemen dapat melakukan suatu pengen-dalian terhadap penilaian pasar pada khususnya dalam menilai aset perusahaan, penilaian ini akan mempengaruhi seberapa besar nilai suatu perusahaan apabila dijual, sehingga semakin tinggi nilai tersebut maka akan menguntungkan perusahaan. Hal ini disebabkan karena modal merupakan salah satu sumber pembiayaan yang memiliki tingkat resiko yang rendah. Kombinasi yang tepat antara modal dan ekuitas dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pene litian yang dilakukan Sujoko dan Soebiantoro (2007), Rachmawati dan Hanung (2007), Triayuningsih (2003) dan Hermendiastoro (2005), Subalno (2009), Masdar (2008) yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Page 78: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

228 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

f. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan melalui Profi tabilitasPenelitian ini menemukan bahwa Leverage yang semakin tinggi mampu

secara nyata meningkatkan nilai perusahaan; Leverage yang semakin tinggi juga mampu secara nyata meningkatkan Nilai Perusahaan. Penelitian ini menemukan dengan adanya profitabilitas menambah memperkuat pengaruh Leverage ke Nilai Peru sahaan.Hasil penelitian ini mencerminkan bahwa meningkatnya profitabilitas mampu memediasi peningkatan investor melakukan investasi pada Industrri Perban-kan di BEI. Investor dalam melakukan investasi sangat memperhatikan pening katan profitabilitas selain peningkatan Leverage. Kondisi ini umum terjadi pada pada industri perbankan, bahwa profitabilitas adalah sangat penting baik bagi masya-rakat yang ingin menjadi nasabahnya, maupun Investor yang ingin membeli saham perbankan. Berdasarkan hal tersebut maka Leverage dapat meningkatkan Nilai Perusahaan melalui Profitabilitas

g. Pengaruh Profi tabilitas terhadap Nilai PerusahaanProfitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Profitabilitas mampu secara nyata meningkatkan nilai perusahaan. Kenaikan atau penurunan Profitabilitas akan mem-berikan kontribusi terhadap nilai perusahaan yang semakin tinggi atau sebaliknya, sehingga mempengaruhi nilai perusahaan dimata investor. Hasil penelitian ini men-dukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mei (2009), Kennedy (2003) dan Ferawati (2010), untuk meningkatkan nilai perusahaan, hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Fama (1978) yang mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh investasi. Perusahaan yang ingin berinvestasi memerlukan dana yang cukup dari modal yang dimiliki sehingga menghasilkan laba yang diharapkan. Brigham dan Houtson (2006) menyatakan nilai perusahaan akan tergantunng pada peluang pertumbuhannya, yang selanjutnya akan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menarik modal. Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin tinggi kinerja keuangan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.

3. Implikasi Hasil PenelitianPenelitian ini menemukan bahwa semakin tinggi Leverage mampu secara nyata

meningkatkan profitabilitas, dan juga menunjukan semakin tinggi Leverage mampu secara nyata meningkatkan nilai perusahaan, disamping itu juga Penelitian ini menemukan dengan adanya profitabilitas menambah memperkuat pengaruh Leverage ke Nilai Perusahaan, serta menunjukkan bahwa semakin tinggi Profitabilitas mampu secara nyata meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas menjadi perhatian penting bagi bank dan merupakan faktor yang sangat penting bagi emiten maupun investor untuk melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia, karena menyangkut kepercayaan masyarakat dan investor meningkatkan investasinya pada bank jika profitabilitasnya baik. Selain itu kinerja keuangan yang bisa digunakan oleh investor untuk melihat kondisi keuangan perusahaan perbankan yaitu dari sisi leverage. Investor sebaiknya memperhatikan informasi-informasi keuangan yang dikeluarkan oleh

Page 79: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Y. Yudha P & Ni Luh Putu W, Pengaruh Likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas... 229

perusahaan, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi pada saham Bursa Efek Indonesia.

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka secara

umum dapat disimpulkan: 1. Likuiditas yang tinggi pada suatu bank merupakan salah satu indikator yang baik

bagi kesehatan suatu bank, namun dengan semakin tinggi likuiditas tidak mampu secara nyata meningkatkan profitabilitas.

2. Kepercayaan masyarakat kepada suatu bank dapat dilihat dari dana pihak ketiga yang tinggi, dimana dana pihak ketiga yang tinggi sangat berperan dalam meningkatkan modal suatu bank hal ini sejalan dengan hasil penelitian dimana meningkatnya Leverage dapat meningkatkan profitabilitas

3. Menjaga Likuiditas yang cukup itu penting bagi suatu bank, hal ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat pada suatu bank. Namun semakin tinggi likuiditas perusahaan perbankan tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan

4. Likuiditas yang semakin tinggi dapat meningkatkan Nilai Perusahaan melalui pro-fitabilitas.

5. Leverage / modal bank merupakan cadangan dana bank jika mengalami kesulitan sehingga semakin banyak modal bank maka pertumbuhan bank akan semakin baik, Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa peningkatan Leverage akan mening-katkan nilai perusahaan.

6. Leverage yang semakin tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui profitabilitas.

7. Saat ini tujuan usaha perbankan adalah mendapatkan laba terutama bagi pemilik perusahaan sehingga semakin besar laba yang diperoleh sudah tentu akan mening-katkan kemakmuran bagi pemegang saham, hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa meningkatnya profitabilitas akan meningkatkan nilai perusahaan

B. SaranBerdasarkan temuan- temuan dan kesimpulan penelitian, disarankan beberapa hal

penting sebagai berikut : 1. Para investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan –perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI hendaknya memperhatikan variabel kinerja keuangan terutama leverage dan profitabilitas. Semakin tinggi kinerja keuangan suatu perusahaan maka investor menilai prospek kedepan untuk suatu perusahaan akan semakin baik dan nilai perusahaan akan semakin meningkat.

2. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terbatas menganalisis variable likuiditas dan leverage mempengaruhi profitabilitas dan nilai perusahaan serta menggunakan data dengan periode yang sama antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan

Page 80: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

230 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

menggunakan data dengan periode yang sama antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Berdasarkan hal tersebut bagi peneliti selanjutnya disarankan :

a. diharapkan melakukan penelitian dengan menggunakan data time lag kinerja keuangan (t-1) dengan nilai perusahaan (t) untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

b. Menggunakan variabel lain selain likuiditas dan leverage mempengaruhi pro-fitabilitas dan nilai perusahaan; seperti rasio-rasio tingkat kesehatan bank (rasio kecukupan modal, rasio Biaya Operasioanal Pendapatan Operasional, dan lain-lain)

REFERENSI

Brigham, E.F., dan J. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerjemah Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Edisi Indonesia. Buku II. Jakarta: Salemba Empat.

Baggs, Jen dan James A. Brander. 2006. Trade Liberalization, Profitability, and Financial Leverage. Journal of International Bussiness Studies. Academy of International Bussiness.

Basar, Adhy dan Ihsan Ismady. 2009. The Prospect of Indonesia Banking Industry in 2010. Economic Review. No. 218, Desember 2009.:1-8.

Bennaceur, S. dan M. Goaied,. The Determinants of Commercial Bank Interest Margin and Profitability: Evidence from Tunisia. Frontiers in Finance and Economics. Vol. 5, No. 1, April 2008.:106-130.

DeRosa, Paul R., Laurie S Goodman, dan George D Hawes. 1990. The Wholesale Bank Strategy: Profi tability in the Financial. Financial Managers’ Statement; Sep/Oct 1990; 12, 5; ABI/INFORM Global. pg. 6

Duffie, Dareell., Chenyang Wang, dan Hefei Wang. 2009. Leverage Management. Stanford University, Graduate School of Business and NBER.

Euis dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.

Husnan, Suad. 2012. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga. Yogyakarta: AMP YKPN.

Husnan, S. 2012. Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang. Buku 1. Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE.

Husnan, S., dan E. Pudjiastuti. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keenam. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.

Hanafi, M.M. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Kedua Yogyakarta : BPFE.

Haruman, Tendi. 2007. Pengaruh Keputusan Keuangan dan Kepemilikan Instutisional Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEJ). The First PPM National Conference on Management Reseach. Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Universitas Widyatama Bandung.

Page 81: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Y. Yudha P & Ni Luh Putu W, Pengaruh Likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas... 231

ICMD.2012. Indonesian Capital Market Directory.Jakarta, Indonesia.2012.

ICMD.2009. Indonesian Capital Market Directory.Jakarta, Indonesia.2009.

Jogiyanto, H.M. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Tujuh. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Keown. 2010. Manajemen Keuangan : Prinsip-Prinsip dan Penerapan. Edisi 10, Indeks. Jakarta.

Program Studi MM Pascasarjana STIE Triatma Mulya. 2008. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Denpasar.

Robert Ang. 2010. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia, Jakarta.

Sartono, Agus R. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Sawir, Agnes. 2010. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Baru.

Siamat, Dahlan. 2011. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Kelima. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia

Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Salemba Empat: Jakarta.

Sujoko dan Subiantoro. 2007. Pengaruh Kepemilikan Saham, Laverage, Faktor Intern dan Faktor Ektern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Emperik Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Nol 9, No.1, hal 41-48.

Sukera, I Nyoman. 2003. Pengaruh Variabel-variabel Internal dan Eksternal Terhadap Profitabilitas Bank-Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.

Suvita Jha dan Xiaofeng Hui. A comparison of financial performance of commercial banks: A case study of Nepal. African Journal of Busines Management. Vol. 6 (25), pp. 7601-7611, 27 June, 2012

Suminto Sastrosuwito dan Yasushi Suzuki. Post crisis Indonesian banking system profitability: Bank-specific and industry-specific determinants. The 2nd International Research Symposium in Service Management, Yogyakarta, INDONESIA, 26-30, July 2011

Saira Javaid. 2011. Determinants of Bank Profitability in Pakistan: Internal Factor Analysis. Mediterranean. Journal of Social Sciences. vol. 2, no. 1, january (2011), issn 2039-2117

Sudirman, I Wayan. 2013. Manajemen Perbankan Menuju Bankir Konvensional yang Profesional. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Page 82: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

232 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Ulupui, I. G. K. A. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi & Bisnis. Vol. 2, No. 1, Januari 2007:88-102.

Van Horne, James C dan Wachowicz, John M. 2012. Fundamental or Financial Management. Jakarta : Salemba Empat.

Werdaningtyas, Hesti. 2002. Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia. Jurnal Manajemen Indonesia.

Vol.1, No.2, pp.24-39.

Wuryandani, Gantiah. 2011. Banking Intermediation to Promote Real Sector Development in Indonesia. International Review of Business Research Papers. Vol. 7, No.1 January 2011, Pp:211-230.

Wiyono, Gendro. 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0. Edisi Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar - dasar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Denpasar: Udayana University Press.

Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manjemen & Bisnis Sriwijaya. Vo. 5, No. 10, Desember 2007:15-43.

Page 83: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

233

Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada Kantor Wilayah XII

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)Banjarmasin

Andi Susanto(Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Banjarmasin)

Hastin Umi Anisah(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This research aims to fi nd out and analyze the infl uence among communication (X1), leadership (X2), and work motivation (X3) as indefendent variables either partially or simultaneously toward employee’s performance (Y) as dependent variable at Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.

The method of this research used questionnaire with 32 employees of Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin as a sample and it has been selected from population as 45 emplyees. The variables measurement uses Likert’s Scale technique with weighting scale from 1 to 5. To fi nd out the correlation among variables X1 X2 X3 towards Y uses statistical technique of correlation analysis, multiple linear regression and to test the signifi cance rate uses F test and t test processed with SPSS Program.

The result of research concludes that there is a positive signifi cant infl uence from each indefendent variable’s toward the dependent variable. From the three indefendent variables, the highest percentage (25.9%) is the communication (X1) as compared with the two other independent variables. And there is a signifi cant simultaneously infl uence from the three independent variables toward the variable of employee’s performance.

Keyword :

Communication, leadership, work motivation, performance.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara komunikasi (X1 ¬), kepemimpinan (X2), dan motivasi kerja (X3) sebagai variabel indefendent baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja

Page 84: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

234 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

karyawan (Y) sebagai variabel dependen pada Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.

Metode penelitian ini menggunakan kuesioner dengan 32 karyawan Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin sebagai sampel dan telah dipilih dari populasi 45 emplyees. Pengukuran variabel menggunakan teknik Skala Likert dengan skala bobot dari 1 sampai 5. Untuk mengetahui korelasi antara variabel X1 X2 X3 ¬ terhadap Y menggunakan teknik statistik analisis korelasi, regresi linier berganda dan untuk menguji tingkat signifi kansi menggunakan uji F dan uji t diolah dengan Program SPSS.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifi kan dari setiap variabel indefendent terhadap variabel dependen. Dari tiga variabel indefendent, persentase tertinggi (25,9%) adalah komunikasi (X1) dibandingkan dengan dua variabel independen lainnya. Dan ada pengaruh signifi kan secara simultan dari tiga variabel independen terhadap variabel kinerja karyawan.

Kata Kunci :

Komunikasi, kepemimpinan, motivasi kerja, kinerja.

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen utama dalam suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang heterogen yang dibawa ke dalam suatu organisasi untuk bekerja sama mencapai tujuan. Kekuatan suatu organisasi terletak pada manusianya, bukan pada sis-temnya, teknologinya, prosedurnya atau sumber dananya (Uchana, 1998:57). Jadi, ber-fungsinya bagian-bagian dalam organisasi tergantung pada kemampuan manusia dalam organisasi yang bersangkutan untuk menggerakkannya menuju arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Kualitas SDM yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi bagi organisasi. Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang sesuai tanggung jawabnya. Pekerjaan yang sesuai dengan job describtion diharapkan dapat diselesaikan dengan tepat waktu serta memenuhi standar kualitas dan kuantitas.Pegawai dapat bekerja dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik.Dengan adanya kompetensi yang tinggi yang dimiliki pegawai, diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai.

Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara di bawah Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang kekayaan negara, piutang negara dan lelang dengan wilayah kerja Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. (Gambar Struktur Organisasi Kanwil XII DJKN Banjarmasin, pada lampiran 1).

Page 85: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 235

Kondisi yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah bagaimana pegawai dalam organisasi tersebut berkomunikasi dengan pegawai yang lain, karena dalam melaksanakan pekerjaannya pegawai harus berinteraksi dengan pegawai yang lainnya sehingga terbentuk kerja sama. Suatu kerja sama yang baik jelas perlu adanya komunikasi yang baik antara unsur-unsur yang ada di dalam organisasi tersebut. Seorang pimpinan dalam suatu organisasi harus mampu berkomunikasi secara efektif, cepat dan tepat sehingga apa yang diharapkan oleh organisasi dapat segera dimengerti oleh seluruh pegawai. Dengan adanya komunikasi yang baik, informasi yang ada di kantor dapat diketahui bersama untuk mencapai pemahaman bersama diantara pegawai. Instruksi dan pesan dari atasan dapat dimengerti dengan baik oleh bawahan dan bawahan dapat menyampaikan pendapat serta hasil pekerjaan kepada atasan dengan baik pula, sehingga proses penyelesaian peker jaan dapat dioptimalkan. Seorang pemimpin harus mampu menjalankan peran kepemimpinannya, yaitu mampu mempengaruhi sekelompok orang atau bawahannya untuk bekerja sama melaksanakan tugas guna mencapai tujuan organisasi.

Kondisi lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah adanya dorongan semangat atau motivasi kerja. Dengan motivasi, seorang pegawai akan bersedia menge-rah kan segenap kemampuannya untuk melaksanakan pekerjaan guna memenuhi kebu-tuhannya. Oleh karena itu dalam rangka memacu produktivitas kerja pegawai, diperlukan adanya dorongan atau motivasi. Motivasi seorang pegawai dapat tumbuh dari dalam dirinya sendiri ataupun karena dorongan yang diberikan oleh atasannya. Namun terkadang seorang atasan kurang peka terhadap kesulitan para bawahannya untuk melak sanakan tugas yang diberikan, sehingga menyebabkan pegawai kurang maksimal dalam mengerjakan tugasnya. Hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi, kepemimpinan dan motivasi tersebut perlu mendapat perhatian dalam rangka meningkatkan produktivitas pegawai agar tercapai kinerja yang optimal. Pentingnya melakukan analisis pengaruh faktor komunikasi, kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai adalahdiharapkan dapat menemukan unsur-unsur mana yang perlu dikembangkan dan diperbaiki sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai.

Wahyuddin dan Djumino (2006) dalam penelitiannya membuktikan bahwa kepemim-pinan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang upaya untuk meningkatkan komunikasi guna menjalankan peran kepemimpinan memberikan motivasi kepada pegawai pada kantor yang sejenis. Fitriani (2011) dalam penelitiannya menghasilkan bahwa kepemimpinan situasional dan komunikasi organisasi memberikan kontribusi terhadap kinerja karyawan. Namun demikian perlu dilakukan penelitian pada perusahaan yang lain dan terhadap variabel lain seperti motivasi kerja.

Penelitian ini dimaksudkan untuk melanjutkan sekaligus mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuddin dan Djumino (2006) dan Fitriani (2011) yang menun-jukkan bahwa faktor-faktor: kepemimpinan, motivasi dan komunikasi berpengaruh atau memberikan kontribusi terhadap kinerja karyawan. Maka penelitian ini bermaksud untuk meneliti tentang pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Wilayah XII Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Banjarmasin.

Page 86: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

236 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini yang dituangkan dalam pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut :1. Apakah komunikasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII

DJKN Banjarmasin.2. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII

DJKN Banjarmasin.3. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII

DJKN Banjarmasin.4. Apakah komunikasi, kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh

terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.Tujuan penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi terhadap kinerja pegawai

Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja

pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja

pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi, kepemimpinan dan

motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut :1. Kegunaan yang bersifat akademik, bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat

menam bah wawasan dan pengetahuan tentang teori komunikasi, kepemimpinan, motivasi kerja, dan kinerja pegawai.

2. Kegunaan yang bersifat praktis, bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan ataupun sumbangan pemikiran bagi Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin dalam melakukan pengelolaan sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja pegawai. Di samping itu hasil penelitian juga diharapkan berguna bagi penelitian selanjutnya yang memiliki pokok bahasan tentang komunikasi, kepemimpinan, motivasi kerja, dan kinerja pegawai.

TINJAUAN PUSTAKA

A. KomunikasiKomunikasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses pertukaran informasi di antara

individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku. Rochajat Harun (2008;3) mendefinisikan komunikasi yang berasal dari bahasa latin yaitu Communicatus yang artinya “berbagi” atau “menjadi milik bersama”, sehingga komunikasi merupakan suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.

Robbins (2008;4) menjelaskan pengertian tentang komunikasi adalah sebagai berikut: “komunikasi merupakan transfer makna dan penyampaian ide dari satu orang

Page 87: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 237

ke orang lain. Dikatakan juga bahwa satu dari kekuatan terbesar yang merintangi kinerja kelompok yang berhasil adalah kurangnya komunikasi yang efektif. Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi: perpindahan (transfer) makna di antara anggota-anggotanya. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, maka kelompok-kelompok kerja harus melakukan kontrol atas para anggotanya, berbicara yang dapat merangsang para anggotanya untuk bekerja, menyediakan cara bagi mereka untuk meluapkan ekspresi emosional mereka, dan membuat pilihan-pilihan keputusan.”

Menurut Robbins (2008;5) komunikasi di dalam kelompok atau organisasi menjalankan fungsi utama, yaitu antara lain: Pengendalian, komunikasi berfungsi mengen-dalikan perilaku anggota dengan beberapa cara; Motivasi, komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para karyawan apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang di bawah standar; Pengungkapan Emosi, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok merupakan mekanisme fundamental di mana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan; Informasi, komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.

Menurut Robbins (2008), arah komunikasi dalam suatu organisasi dapat berupa: 1) komunikasi vertikal ke bawah, yang merupakan wahana bagi manajemen untuk menyampaikan berbagai hal kepada para bawahannya, seperti perintah, instruksi, kebijak-sanaan baru, pengarahan, pedoman kerja, nasihat dan teguran; 2) komunikasi vertikal ke atas, para anggota organisasi selalu ingin didengar oleh para atasannya. Ke inginan demikian dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai hal seperti laporan hasil pekerjaan dan masalah yang dihadapi; 3) komunikasi lateral/horisontal, berlangsung antara orang-orang yang berada pada tingkat yang sama dalam hierarki organisasi, akan tetapi melaksanakan kegiatan yang berbeda-beda.

B. KepemimpinanMenurut Siagian (dalam Sedarmayanti, 2009) kepemimpinan merupakan inti mana-

jemen karena kepemimpinan adalah motor penggerak bagi sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya. Sedangkan Robbin-Judge (2008:49) menjelaskan definisi tentang kepemimpinan sebagai berikut:

“Kepemimpinan (leadership) sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan. Sumber pengaruh ini bisa jadi bersifat formal, seperti yang diberikan oleh pemangku jabatan manajerial dalam sebuah organisasi.”

Siagian (2002:62) mendefinisikan leadership sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pimpinan meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Rivai dan Mulyadi (2011:23) menjelaskan kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain baik dalam organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu.

Page 88: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

238 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Gaya kepemimpinan yang berdasarkan pada pendekatan situasional, yang dikemuka-kan oleh Hersey dan Blanchard (dalam Robbins, 2008) meliputi empat gaya kepemimpinan yaitu : 1) Gaya memberikan informasi (telling), 2) Gaya membimbing (selling), 3) Gaya berperan serta (participation), 4) Gaya pendelegasian (delegating).

C. Motivasi Kerja Motivasi sering diartikan sebagai pendorong agar seseorang melakukan suatu

kegiatan untuk mencapai tujuannya. Seorang pegawai akan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk melaksanakan kegiatannya, sehingga dengan melaksanakan pekerjaan tersebut pegawai dapat memenuhi kebutuhannya. Robbin-Judge (2009:222) menjelaskan pengertian tentang motivasi sebagai berikut:

“Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan atau penggerak. Motivasi (motivation) diartikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Memotivasi perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan akan berkaitan dengan usaha mencapai tujuan-tujuan organisasional.”Menurut Robbins (2009, 223) teori spesifik yang menjelaskan tentang motivasi yaitu

Teori Dua Faktor (kadang-kadang disebut juga teori motivasi-higiene) yang dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg. Herzberg menyimpulkan bahwa jawaban-jawaban yang diberikan oleh individu ketika mereka merasa baik dengan pekerjaan mereka berbeda secara signifikan dengan jawaban-jawaban yang diberikan ketika mereka merasa buruk. Karakteristik--karakteristik tertentu cenderung secara konsisten terkait dengan kepuasan kerja, dan yang lain terkait dengan ketidakpuasan kerja.1. Faktor intrinsik: kemajuan, pengakuan, tanggung jawab dan pencapaian (terkait

dengan kepuasan kerja).2. Faktor ekstrinsik: pengawasan, imbalan kerja, kebijaksanaan perusahaan dan

kondisi-kondisi kerja (terkait dengan ketidakpuasan kerja).

D. Kinerja PegawaiKinerja pegawai atau dapat diartikan prestasi kerja adalah hasil kerja secara kuan-

titas dan kualitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas-nya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006). Sedang kan menurut Mangkuprawira (2007) kinerja karyawan adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Ukuran kinerja karyawan dapat dilihat dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai standar organisasi atau perusahaan.

Menurut Siagian (2002:168) mendefinisikan kinerja sebagai suatu keadaan yang menunjukkan kemampuan seorang karyawan dalam menjalankan tugas sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh organisasi kepada karyawan sesuai dengan job description-nya.

Setiap organisasi berkeinginan mencapai tingkat kinerja tinggi.Untuk itu perlu mengetahui perkembangan pencapaian standar, target, dan waktu yang tersedia.Pengu-

Page 89: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 239

kuran perlu dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana, apakah terdapat kesenjangan kinerja, dan apakah hasil akhir dapat dicapai.

Untuk mendefinisikan ukuran kinerja maka dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator dari Dharma (1991, 105) yaitu :1. Kuantitas kerja, yaitu jumlah yang dihasilkan dalam kurun waktu yang telah ditetap-

kan.2. Kualitas kerja, yaitu mutu pekerjaan sebagai output yang harus diselesaikan.3. Ketepatan atau kesesuaian waktu, yaitu menyangkut kesesuaian waktu penyelesaian

pekerjaan dengan alokasi waktu yang direncanakan untuk mengerjakan suatu peker-jaan.

E. Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja PegawaiSeorang pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan harus berinteraksi dengan

atasannya atau dengan pegawai yang lain, sehingga terjalin suatu kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Seorang atasan harus menyampaikan informasi kepada bawahan yang berupa instruksi, arahan atau diskusi, sedangkan bawahan mengkonsultasikan dan menyam paikan hasil pekerjaannya kepada atasannya. Komunikasi yang baik diantara para pegawai akan menjalin kerja sama yang baik sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan optimal.

Robbins (2008) mengatakan bahwa komunikasi yang baik adalah sangat penting bagi efektivitas kelompok atau organisasi apa pun dalam pencapaian tujuan. Satu dari kekuatan terbesar yang merintangi kinerja kelompok yang berhasil adalah kurangnya komunikasi yang efektif.

Kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahannya untuk bekerja sama dan berdaya upaya dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Keber-hasilan suatu organisasi baik secara keseluruhan maupun sebagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan.Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 2007).

Motivasi merupakan daya dorong agar seseorang melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Menurut Robbin-Judge (2009:222) motivasi berarti dorongan atau penggerak. Motivasi diartikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Memotivasi perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan akan berkaitan dengan usaha mencapai tujuan-tujuan organisasional.

Seorang pegawai akan bersedia melaksanakan pekerjaannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai diperlukan adanya dorongan-dorongan atau motivasi kerja.Kecenderungan seseorang mela kukan pekerjaan yang baik ataupun buruk merupakan tujuan motivasinya dalam

Page 90: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

240 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

memenuhi kebutuhan hidup.Jadi, untuk kelancaran pencapaian tujuan organisasi perlu adanya semangat kerja dari unsur-unsur yang ada dalam organisasi. Semangat kerja atau motivasi kerja yang timbul dalam diri seseorang akan mendorong manusia sebagai unsur organisasi yang berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi kerjanya.

F. Penelitian TerdahuluMatin et al. (2010) mengidentifikasi kemampuan atau ketrampilan komunikasi

per seorangan karyawan dalam kaitannya untuk meningkatkan komitmen organisasi.Hasil penelitian dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson bahwa hubungan antara ketrampilan komunikasi interpersonal dan komitmen organisasi menunjukkan hubungan langsung dan signifikan.

Oluseyi dan Ayo (2009) menganalisis pengaruh motivasi kerja, efektivitas kepemim-pinan dan manajemen waktu terhadap kinerja karyawan.Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa ada korelasi positif dan signifikan antara masing-maing variabel independen terhadap kinerja karyawan, dimana efektivitas kepemimpinan memiliki korelasi paling kuat dengan kinerja karyawan.

Khan et al. (2010) dalam penelitiannya menguji hubungan antara penghargaan dan motivasi karyawan dan efek dari variabel biografi terhadap motivasi kerja.Penelitian menun jukkan adanya hubungan yang positif secara langsung antara penghargaan dan motivasi kerja karyawan.

Wahyuddin dan Djumino (2006) dalam penelitiannya menganalisis pengaruh kepe-mimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai.Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik kepemimpinan maupun motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.Sedangkan secara bersama-sama kepemimpinan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan R2 sebesar 0,900.

Fitriani (2011) meneliti tentang kepemimpinan situasional, komunikasi organisasi dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemimpinan situasional berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan, komunikasi organisasi berpengaruh positif dan signifikan secara lang-sung terhadap kinerja karyawan.

Rachmadi (2006) menganalisis pengaruh motivasi, partisipasi dan komunikasi ter-hadap kinerja karyawan.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa motivasi, partisipasi dan komunikasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedang-kan secara serentak motivasi, partisipasi dan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 93,80%.

Page 91: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 241

KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Pikiran Kerangka pemikiran yang diajukan dalam penelitian ini didasarkan pada rumusan

masalah dan landasan teori pada bab sebelumnya.

Model Penelitian

Komunikasi (X1)

Kepemimpinan Kinerja Pegawai (X2) (Y)

Motivasi Kerja (X3)

H1

H2

H3

H4

Keterangan :

Pengaruh variabel secara simultan

Pengaruh variabel secara parrsialSumber :H1: Robbins (2008), Fitriani (2011), Rachmadi (2006)H2: Siagian (2007), Fitriani (2011), Wahyuddin dan Djumino (2006)H3: Robbins (2009), Wahyuddin dan Djumino (2006), Rachmadi (2006)H4: Robbins (2008), Siagian (2007), Fitriani (2011), Rachmadi (2006), Wahyuddin dan

Djumino (2006)

B. Hipotesis PenelitianH1: Variabel komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai

Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin. H2: Variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai

Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.

Page 92: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

242 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

H3: Variabel motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pega wai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.

H4: Variabel komunikasi, kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.

METODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah Explanatory Research, yaitu untuk memperjelas hubungan

antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan instrumen daftar pernyataan atau kuesioner sebagai alat pengumpulan data (Ferdinand, 2006).

B. Lokasi dan Periode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin, dengan

didasar kan pada data dan kondisi pegawai pada kurun waktu awal tahun 2011 hingga bulan Maret 2012.

C. Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh pegawai pada Kantor Wilayah

XII DJKN Banjarmasin. Dimana jumlah seluruh pegawai saat ini adalah 45 (empat puluh lima) pegawai.Sedangkan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (dalam Umar 2003:120).

n = N/ [1+N(e)2] Hasil perhitungan dengan rumus Slovin di atas diperoleh jumlah sampel sebanyak

32 (tiga puluh dua) orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu yang telah bekerja lebih dari 2 tahun.

D. Variabel Penelitian dan Defi nisi Operasional Variabel

1. Komunikasi (X1)Variabel komunikasi dalam penelitian ini adalah proses penyampaian suatu

pesan oleh seseorang kepada orang lain baik secara langsung maupun menggunakan media untuk memberitahu, mengubah sikap, perilaku atau pendapat. Komunikasi dalam penelitian ini adalah komunikasi pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin dengan bentuk komunikasi dua arah dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas baik secara individu maupun secara kelompok yang berfungsi menyampaikan informasi dan ekspresi, melakukan pengendalian, dan dapat memotivasi.

Indikator variabel komunikasi adalah penyampaian informasi dan instruksi dapat dimengerti, pekerjaan dapat dimonitor dan dikendalikan dengan baik, atasan dan bawahan berkomunikasi dengan baik, (Robbins, 2008).

Page 93: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 243

2. Kepemimpinan (X2)Variabel kepemimpinan dalam penelitian ini adalah kemampuan pemimpin

dalam mempengaruhi bawahan untuk melaksanakan tugas guna mencapai tujuan yang ditetapkan pada Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.Kemampuan pimpinan mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan tersebut melalui pemberian ins-truksi, bimbingan, partisipasi dan pendelegasian dalam menyelesaikan pekerjaan, Robbin-Judge (2008:4).

Indikator variabel kepemimpinan adalah kemampuan pribadi pemimpin, pemim pin mempengaruhi bawahan, mencapai tujuan organisasi (Robbins Judge, 2008).

3. Motivasi Kerja (X3)Variabel motivasi kerja dalam penelitian ini adalah memberikan kekuatan

yang mendorong pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin untuk bertindak, menumbuhkan kesadaran untuk bersikap atau berperilaku dalam mencapai tujuan yang dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik sebagaimana Teori Dua Faktor, Robbin-Judge (2009:222).

Indikator variabel motivasi kerja adalah faktor instrinsik kemajuan, pengakuan, tanggung jawab dan pencapaian; faktor ekstrinsik pengawasan dan kebijaksanaan; faktor ekstrinsik imbalan kerja dan kondisi kerja (Robbins Judge, 2009).

4. Kinerja (Y)Variabel kinerja pegawai dalam penelitian ini adalah hasil pencapaian pelak-

sanaan pekerjaan oleh pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin dalam menjalankan tugas sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh organisasi sesuai dengan job description-nya, Siagian (2002:168). Indikator variabel kinerja pegawai adalah pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan job description, pekerjaan selesai sesuai standar kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketepatan waktu (Siagian, 2002).

E. Pengukuran VariabelPengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala

Likert.SkalaLikert merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang atas fenomena sosial (Riduwan, 2010:12-15). Jawa-ban dituangkan dalam pilihan dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju dengan pemberian bobot 1 sampai 5 yaitu Sangat Setuju, Setuju, Ragu-Ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju. Skala Likert ini menskala jawaban masing-masing responden. Nilai rata-rata dari masing-masing responden dikelompokkan dalam kelas interval:

Jumlah Skor = x 100%

Jumlah Skor Ideal (tertinggi)

Page 94: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

244 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

1.2.3.4.5.

Nilai JawabanNilai JawabanNilai JawabanNilai JawabanNilai Jawaban

0 % - 20 %21 % - 40 %41 % - 60 %61 % - 80 %81 % - 100 %

=====

Pengaruh sangat lemahPengaruh lemahPengaruh cukupPengaruh kuatPengaruh sangat kuat

F. Sumber DataPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.Data primer merupakan

data yang diperoleh secara langsung dari sumber data, yaitu pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin tentang tanggapan terhadap indikator variabel-variabel yang dituangkan dalam jawaban kuisioner. Sedangkan data skunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian (Riduwan, 2010 : 24).Data sekunder diambil dari arsip data kepegawaian Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin yang ber-kaitan dan relevan dengan penelitian.

G. Teknik Pengumpulan DataMetode pengumpulan data berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diolah

dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner/angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada para pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin untuk dijawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data berupa informasi secara tertulis langsung dari responden (Sugiyono, 2011:142).

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik RespondenKarakteristik yang dikelompokkan menurut jenis kelamin seperti disajikan pada

tabel 5.1 berikut ini :

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi(orang) Persentase(%)

1.2.

Laki-lakiPerempuan

284

87,5012,50

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data primer diolah, (2012)

Karakteristik responden yang dikelompokkan menurut usia seperti disajikan pada tabel 5.2. berikut ini :

Page 95: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 245

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 21 s.d. 30 tahun 6 18,75

2 31 s.d. 40 tahun 11 34,38

3 41 s.d. 50 tahun 8 25,00

4 > 50 tahun 7 21,88

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data primer diolah, (2012)

Karakteristik responden yang dikelompokkan menurut tingkat pendidikan seperti disajikan pada tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 SLTA 5 15,63

2 D I 1 3,13

3 D III 9 28,13

4 S 1 12 37,50

5 S 2 5 15,63

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data primer diolah, (2012)

Karakteristik responden yang dikelompokkan menurut lamanya bekerja/ masa kerja seperti disajikan pada tabel 5.4.berikut ini :

Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 2 s.d. 5 tahun 4 12,50

2 6 s.d. 10 tahun 2 6,25

3 11 s.d. 15 tahun 7 21,88

4 16 s.d. 20 tahun 7 21,88

5 > 20 tahun 12 37,50

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data primer diolah, (2012)

Page 96: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

246 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

B. Analisis Deskriptif Jawaban RespondenDistribusi frekuensi jawaban responden dikelompokkan berdasarkan item yang

berkaitan dengan variabel-variabel komunikasi, kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja pegaw. Dasar interpretasi skor tanggapan responden pada setiap variabel penelitian dapat dilihat dalam tabel 5.5.berikut ini:

Tabel 5.5 Dasar Interpretasi Skor Distribusi Jawaban Responden

No. Nilai Skor Interpretasi

1.2.3.4.5.

0% - 20%21% - 40%41% - 60%61% - 80%81% - 100%

Pengaruh sangat lemahPengaruh lemahPengaruh cukupPengaruh kuatPengaruh sangat kuat

Sumber : Riduwan, 2010

Sebagian besar pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin setuju terhadap item-item yang menjelaskan kondisi komunikasi, kepemimpinan dan motivasi kerja yang mendukung kinerja pegawai. Hal ini terlihat dari hasil tanggapan responden terhadap seluruh item dengan prosentase di atas 80 % dan memiliki mean di atas 4.

C. Uji Validitas dan Reliabilitas InstrumenTabel berikut ini menyajikan hasil pengolahan data dalam rangka pengujian Validitas

dan Reliabilitas instrument penelitian.

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel ItemUji Validitas Uji Reliabilitas

Nilai "r" Keterangan Alpha Cronbach Keterangan

X1

Komunikasi

X1.1 0.496 Valid

0,793 Reliabel

X1.2 0.496 Valid

X1.3 0.832 Valid

X1.4 0.795 Valid

X1.5 0.354 Valid

X1.6 0.514 Valid

X1.7 0.638 Valid

X1.8 0.496 Valid

X1.9 0.638 Valid

X1.10 0.388 Valid

X1.11 0.709 Valid

X1.12 0.301 Valid

Page 97: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 247

Variabel ItemUji Validitas Uji Reliabilitas

Nilai "r" Keterangan Alpha Cronbach Keterangan

X2

Kepemimpinan

X2.1 0.379 Valid

0,835 Reliabel

X2.2 0.582 Valid

X2.3 0.773 Valid

X2.4 0.851 Valid

X2.5 0.478 Valid

X2.6 0.511 Valid

X2.7 0.401 Valid

X2.8 0.319 Valid

X2.9 0.540 Valid

X2.10 0.754 Valid

X2.11 0.851 Valid

X2.12 0.837 Valid

Variabel ItemUji

ValiditasUji

ReliabilitasVariabel Item

X3

Motivasi Kerja

X3.1 0.719 Valid

0,880 Reliabel

X3.2 0.722 Valid

X3.3 0.673 Valid

X3.4 0.713 Valid

X3.5 0.661 Valid

X3.6 0.468 Valid

X3.7 0.730 Valid

X3.8 0.450 Valid

X3.9 0.454 Valid

X3.10 0.784 Valid

X3.11 0.697 Valid

X3.12 0.623 Valid

X3.13 0.501 Valid

X3.14 0.650 Valid

Page 98: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

248 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Variabel ItemUji Validitas Uji Reliabilitas

Nilai "r" Keterangan Alpha Cronbach Keterangan

YKinerja Pegawai

Y.1 0.672 Valid

0,722 Reliabel

Y.2 0.310 Valid

Y.3 0.669 Valid

Y.4 0.504 Valid

Y.5 0.584 Valid

Y.6 0.528 Valid

Y.7 0.668 Valid

Y.8 0.717 Valid

Sumber : Data Primer diolah, 2012

Tabel di atas memperlihatkan bahwa item-item dari variabel yang terdapat dalam kuesioner ini memiliki nilai r lebih dari 0,3 yang berarti seluruh item instrumen yang digunakan adalah “valid”. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan memakai koefisien Alpha Cronbach (a). Suatu instrumen penelitian dapat diterima jika memiliki Alpha Cronbach (a) minimal 0,6. Tabel memperlihatkan bahwa nilai Alpha Cronbachdari semua variabel adalah lebih dari 0,6 yang berarti seluruh variabel dalam penelitian ini adalah “reliabel”.

D. Uji NormalitasModel regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas yaitu dengan menggu-nakan analisis Kolmogorov-smirnov yaitu pengujian analisis nonparametrik terhadap nilai residual. Model regresi memiliki distribusi normal jika memiliki signifikansi (asymp sig) pada output kolmogorov smirnov lebih dari 0,05 atau 5%. Hasil analisis nonparametrik terhadap nilai residual sebagaimana pada tabel berikut ini.

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32.0000000.92799144

.105

.087-.105.593.874

Normal Parametersa,,b MeanStd. DeviationAbsolutePositiveNegative

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Page 99: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 249

Tabel di atas menunjukkan pengujian analisis nonparametrik terhadap nilai residual dengan signifikansi (asymp sig) pada output kolmogorov smirnov sebesar 0,874 lebih dari 0,05. Interpretasinya adalah bahwa nilai residual pada model penelitian ini terdistribusi secara normal dan hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

E. Uji MultikolinearitasUji Multikolinearitas untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi

antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Pedoman regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah mem-punyai nilai varians infl ation factor (VIF) tidak lebih dari “10” dan mempunyai angka Tolerancemendekati “1” (Ghozali, 2005). Tabel berikut ini menjelaskan nilai VIF dan angka tolerance.

Collinearity Statistic

VariabelCollinearity Statistic

Tolerance VIF

KomunikasiKepemimpinanMotivasi Kerja

0.4020.4270.360

2.4892.3402.775

Sumber : Data primer diolah, 2012

Tabel di atas menjelaskan bahwa dari hasil analisis CollinearityStatistic menunjukkan nilai varians infl ation factor (VIF) semua variabel adalah tidak lebih dari 10 dan angka tolerance adalah diatas 0,1 atau mendekati angka 1. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas pada model regresi dalam penelitian ini.

F. Uji HeteroskedastisitasPenelitian ini menggunakan Uji Glejseruntuk mendeteksi ada tidaknya heteros-

kedastisitas.Uji Glejser adalah menguji ada tidaknya gangguan heteroskedastisitas dengan mengukur pengaruh variabel independen terhadap residual absolud.Jika variabel inde-penden secara statistik signifikan mempengaruhi residual absolud maka model regresi mengalami masalah heteroskedastisitas.Jika hasil analisis residual absolud (e) memiliki nilai signifikansi t-statistik dari seluruh variabel independen yang tidak signifikan (lebih dari 5%), maka model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas. Hasil Uji Glejser ditunjukkan pada Tabel berikut ini :

Page 100: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

250 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Uji Glejser

Coefficientsa

Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

3.948.003-.060-.003

1.785.051.041.036

.016-.391-.021

2.212.058

-1.471-.072

.035

.954

.152

.943

G. Uji LinearitasUji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam penelitian

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian pada SPSS adalah dengan menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.

Hasil Uji Linearitas

Variabel F Sig Keterangan

Y * X1 13.916 0.00 Linear

Y * X2 6.189 0.00 Linear

Y * X3 9.106 0.00 Linear

Sumber : Data primer diolah, 2012

Tabel di atas menunjukan bahwa antara variabel Kinerja Pegawai (Y) dengan variabel Komunikasi (X1), variabel Kepemimpinan (X2), dan variabel Motivasi Kerja (X3) ter dapat hubungan yang linear karena semua variabel tersebut mempunyai signifikansi kurang dari 0,05.

H. Hasil Pengujian HipotesisPengujian pengaruh variabel independen yaitu komunikasi, kepemimpinan dan

motifasi kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja pegawai dalam penelitian ini menggu nakan analisis regresi berganda melalui program SPSS for Windows. Analisis regresi berganda ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh simultan dan parsial Komunikasi, kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja. Teknik analisa regresi linier berganda dengan 1 variabel dependen (Y) dan 3 variabel independen (X) adalah :

Y = α + β1X1 +β2X2 + β3X3+ € Hasil pengolahan data SPSS yang menunjukkan hasil analisis dengan tingkat

signifikansi () sebesar 5% (0,05) terlihat pada tabel berikut ini.

Page 101: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 251

Hasil Regresi Linier Berganda

Variabel KoefisienKesalahan

StandarNilai t Signifikansi

Komunikasi (X1) 0.259 0.082 3.155 0.004

Kepemimpinan (X2) 0.183 0.066 2.778 0.010

Motivasi Kerja (X3) 0.167 0.058 2.889 0.007

Konstanta = 1.977R = 0,923R2 = 0,851

Adjusted R2 = 0,835F hitung = 53.411Sig F = 0,000

n = 32df1 = k-1 = 3df2 = n-k = 28

Sumber : Data primer diolah, 2012

Data pada Tabel di atas jika dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear berganda secara matematis adalah sebagai berikut :

Y = 1,977 + 0,259 X1+ 0,183 X2 + 0,167 X3 + ℮Model tersebut menggambarkan prediksi terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah

XII DJKN Banjarmasin, bahwa jika tidak ada perubahan dari variabel komunikasi (X1), variabel kepemimpinan (X2) dan variabel motivasi kerja (X3), maka kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin tetap mengalami perubahan positif sebesar 1,977. Selanjutnya setiap penambahan intensitas komunikasi (X1) akan meningkatkan kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin sebesar 0,259 atau 25,9%.Demikian pula dengan setiap terjadi peningkatan intensitas kepemimpinan (X2) akan meningkatkan kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin sebesar 0,183 atau 18,3%, serta setiap terjadi peningkatan intensitas motivasi kerja (X3) akan meningkatkan kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin sebesar 0,167 atau 16,7%.

Selain variabel komunikasi (X1), variabel kepemimpinan (X2) dan variabel motivasi kerja (X3), ada faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang juga mempengaruhi kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin yang ditandai oleh simbol ℮ .

1. Uji Parsial (Uji t)Pengukuran pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

digunakan uji t. Pembuktian hipotesis dapat dilihat dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel (nilai kritis) yang diperoleh dari tabel koefisien regresi dengan tingkat kepercayaan 95% dengan tingkat signifikansi (a) 0,05. Pengukuran ini dimaksudkan untuk membuktikan rumusan dari hipotesis:H0 : = 0 (variabel bebas tidak berpengaruh signifikan dengan variabel terikat) dan Ha : 0 (variabel bebas berpengaruh signifikan dengan variabel terikat)

Interpretasi dari pengolahan data adalah jika nilai thitung> ttabel, maka pembuktian (H0) ditolak dan dapat dinyatakan bahwa nilai variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara parsial.Nilai ttabel pada tingkat kepercayaan sebesar 95% atau tingkat kesalahan sebesar 5% ( = 0,05) dengan df = (n-k) adalah 1,701. Sedangkan thitung masing-masing variabel independen dapat dilihat pada Tabel di atas.

Page 102: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

252 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Pengujian hipotesis dan analisis pembahasan tiap variabel independen terhadap variabel dependen akan dijelaskan sebagai berikut :

H1: Variabel komunikasi berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.Hasil regresi antara variabel komunikasi terhadap kinerja pegawai sebagaimana

dalam tabel di atas diperoleh dari nilai thitung = 3,155 > ttabel = 1,701 sehingga (H0) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin. Variabel komunikasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan tingkat signifikansi 0,004 dan nilai koefisien regresi positif (+) sebesar 0,259yang menunjukkan hubungan yang searah, artinya pada saat intensitas komunikasi meningkat, maka kinerja akan meningkat pula.

H2: Variabel kepemimpinan berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.Hasil regresi antara variabel kepemimpinan terhadap kinerja pegawai sebagaimana

dalam tabel di atas diperoleh dari nilai thitung = 2,778 > ttabel = 1,701 sehingga (H0) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel kepemimpinan ber-pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.

Variabel kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan tingkat signifikansi 0,010 dan nilai koefisien regresi positif (+) sebesar 0,183 yang menunjukkan hubungan yang searah, artinya pada saat intensitas kepemimpinan meningkat, maka kinerja akan meningkat pula.

H3: Variabel motivasi kerja berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.Hasil regresi antara variabel motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebagaimana

dalam tabel di atas diperoleh dari nilai thitung = 2,889 > ttabel = 1,701 sehingga (H0) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel motivasi kerja ber-pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin. Variabel motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan tingkat signifikansi 0,007 dan nilai koefisien regresi positif (+) sebesar 0,167 yang menunjukkan hubungan yang searah, artinya pada saat motivasi kerja meningkat, maka kinerja akan meningkat pula.

Berdasarkan hasil regresi sebagaimana disebutkan dalam tabel, bahwa variabel komunikasi (X1) memiliki nilai t hitung paling besar yaitu 3,155 dan nilai koefisien regresi (beta) paling besar pula yaitu 0,259. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komunikasi memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.

2. Uji Simultan (Uji F)Pengujian untuk mengetahui pengaruh komunikasi, kepemimpinan, dan motivasi

kerja terhadap kinerja pegawai secara simultan (bersama-sama) dalam penelitian ini menggunakan uji F. Pengujian ini yakni dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nlai Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (a = 0,05). Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan rumusan :

Page 103: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 253

H0 : = 0 (tidak ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara komunikasi, kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja)

HI : 0 (ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara komunikasi, kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja)

Selanjutnya hasil uji F diinterpretasikan bahwa apabila Fhitung> Ftabel, maka pembuktian (H0) ditolak, sebaliknya apabila Fhitunglebih kecil dari Ftabel (Fh< Ft), maka pembuktian (H0) diterima. Pengujian secara simultan ini akan membuktikan hipotesis keempat yaitu:

H4 : Variabel komunikasi, kepemimpinan dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS seperti

ditunjukan pada tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 53.411 dengan sig = 0,000. Sedangkan pada tabel Ftabel 0,05 pada df =(k-1) dan (n-k)adalah 2,95 dengan demikian nilai Fhitung> Ftabel, yang artinya bahwa pembuktian (H0) ditolak. Dengan demikian hipotesis keempat telah terbuktibahwa secara simultan atau bersama-sama variabel independen komunikasi, kepemimpinan dan motivasi kerja secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.

I. Koefi sien Determinasi (Adjusted R2)Pengukuran persentase secara keseluruhan pengaruh komunikasi, kepemimpinan

dan motivasi kerja ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Angka Adjusted R2pada Tabel 5.22 di atas, yaitu 0,835. Hal ini berarti 83,5% variasi dari kinerja pegawai bisa dijelaskan oleh variasi komunikasi, kepemimpinan dan motivasi kerja, sedangkan sisanya sebesar 16,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan di dalam model.

Hal ini menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain di luar variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang bisa mempengaruhi kinerja pegawai. Standard Error of Estimate (SEE) sebesar 0,976 . Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen (Riduwan, 2010).

J. Implikasi Hasil PenelitianHipotesis pertama terbukti bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai. Hal ini sesuai teori dari Robbins (2008) mengatakan bahwa komunikasi yang baik adalah sangat penting bagi efektivitas kelompok atau organisasi apa pun dalam pencapaian tujuan. Satu dari kekuatan terbesar yang merintangi kinerja kelompok yang berhasil adalah kurangnya komunikasi yang efektif.

Hipotesis kedua terbukti bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini sesuai dengan teori Siagian (2007) mengatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat penting dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegia-tannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya.

Hipotesis ketiga juga terbukti bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini juga sesuai dengan teori Robbin-Judge (2009:222) bahwa motivasi

Page 104: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

254 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

diartikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Memotivasi perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan akan berkaitan dengan usaha mencapai tujuan-tujuan organisasional.

Penelitian ini memberikan gambaran kepada pimpinan atau manajerial Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin bahwa ketiga faktor yaitu komunikasi, kepemimpinan dan motivasi kerja adalah berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan ataupun sumbangan pemikiran bagi Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin dalam melakukan pengelolaan sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja pegawai.

K. Keterbatasan PenelitianBeberapa keterbatasan yang terdapat pada peneltian ini, yang dirasakan oleh penulis

adalah :1. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin yang mem-

punyai populasi atau jumlah pegawai relatif sedikit.2. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner.

Hal ini berkaitan dengan perasaan senang dan tidak senang, keseriusan dan faktor situasional lain yang berakibat pada munculnya subyektivitas dari jawaban res-ponden.

3. Penelitian ini hanya mencari pengaruh yang terbatas pada variabel komunikasi kepemimpinan dan motivasi kerja saja. Kemungkinan masih banyak variabel yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanPenelitian ini menghasilkan temuan-temuan yang dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Komunikasi berpengaruh posotif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai Kantor

Wilayah XII DJKN Banjarmasin. Pengaruh yang ditimbulkan menunjukkan hubungan yang searah, artinya pada saat komunikasi meningkat maka kinerja pegawai akan meningkat pula dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik hubungan antara atasan dengan bawahan, semakin efektif komunikasi yang terjalin maka akan semakin meningkatkan kinerja pegawai.

2. Kepemimpinan berpengaruh posotif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin. Pengaruh yang ditimbulkan menunjukkan hubungan yang searah, artinya pada saat peran kepemimpinan meningkat maka kinerja pegawai akan meningkat pula dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik peran kepemimpinan yang diterapkan oleh atasan, semakin mencip-takan kondisi yang menyenangkan bagi bawahan yang akan meningkatkan kinerja pegawai.

3. Motivasi kerja berpengaruh posotif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin. Pengaruh yang ditimbulkan menunjukkan hubungan yang searah, artinya pada saat motivasi ditingkatkan maka kinerja pegawai akan

Page 105: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 255

meningkat pula dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin ditingkatkan kondisi yang kondusif bagi pegawai, maka akan meningkatkan kinerja pegawai.

4. Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara simultan berpengaruh sig-nifikan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin. Hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatkan kualitas komunikasi antara atasan dan bawahan, peran kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap pegawai akan dapat meningkatkan kinerja pegawai.

B. SaranSaran yang dapat disampaikan dalam rangka pengelolaan Sumber Daya Manusia

yang berkaitan dengan komunikasi, kepemimpinan dan motivasi kerja untuk meningkatkan kinerja pegawai Kantor Wilayah XII DJKN Banjarmasin, yaitu:1. Komunikasi antara atasan dan bawahan selalu terjalin dengan baik, meningkatkan

kualitas komunikasi antara atasan dan bawahan agar atasan dapat dengan mudah memonitor pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, misalnya dengan melakukan penataan ruangan dan posisi meja kerja. Kemudian atasan juga harus memberikan masukan kepada bawahan tentang kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan, mem-berikan solusi dan peluang untuk berdiskusi, serta saling memahami. Hal ini dapat dilakukan dengan secara rutin mengadakan briefi ng/ morning call atau dapat juga setiap saat atasan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk ber kon sultasi dan berdiskusi. Komunikasi yang diharapkan para responden adalah komunikasi yang terbuka, saling mengerti satu sama lain dan menerima saran serta kritikan sehingga tercipta hubungan yang harmonis.

2. Kemampuan pemimpin selalu ditingkatkan dengan mengikuti program capacity bulding, assessment, atau juga dengan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Peran kepemimpinan perlu ditingkatkan, pemimpin senantiasa mendorong bawahan nya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target. Melalui briefi ng pemimpin dapat melakukan monitoring terhadap pencapaian jumlah, kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan. Pimpinan dapat juga memberikan kesem-patan kepada bawahan untuk selalu berkreasi, pegawai diberikan kesempatan menye lesaikan pekerjaan dengan cara sendiri tanpa dengan instruksi secara detail. Pimpinan memberikan pekerjaan kepada bawahan sesuai dengan tanggung jawabnya, artinya suatu pekerjaan diserahkan kepada pegawai yang mempunyai kewenangan dan kompetensi sesuai dengan pekerjaan tersebut. Pemimpin yang diharapkan oleh pegawai/ responden adalah pemimpin yang luwes, yang dapat memahami kondisi bawahan, dapat memberikan bimbingan dan memberikan contoh dalam menegakkan aturan.

3. Perlunya ditingkatkan hal-hal yang dapat memotivasi pegawai dalam rangka mening-katkan produktivitas diantaranya adalah pegawai selalu diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan melalui peluang untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya. Pendapat dan saran dari bawahan harus dihargai, pemimpin selalu memberikan kesempatan diskusi kepada bawahan dalam menyelesaikan masalah. Pegawai dilibatkan dalam rapat-rapat pem bahasan permasalahan dan rencana kerja kantor. Selain itu pemimpin juga dapat memberikan bentuk apresiasi atas kerja keras yang telah diakukan oleh pegawai misalnya dengan

Page 106: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

256 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

diberikan kesempatan penugasan di luar kantor sebagai upaya penyegaran. Harapan dari pegawai adalah pegawai perlu didorong dengan diberikan pujian, diberikan peluang untuk meningkatkan karier, dan diberikan pekerjaan yang menantang dengan penghargaan atas keberhasilannya.

4. Perlu dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan, agar pekerjaan senan-tiasa dilakukan sesuai dengan job description dan dilakukan penilaian kinerja sesuai dengan standar kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu bagi pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktekEdisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta.

Dharma, Agus.1991, Manajemen Prestasi Kerja. Edisi Kedua. Rajawali, Jakarta.

Fahmi, Irham, 2010, Manajemen Kinerja, Alfabeta, Bandung.

Ferdinand, A 2006, Metode Penelitian Manajemen, Penerbit Badan Penerbit Universitas DiPonegoro.

Fitriani, N 2011, Kepemimpinan Situasional, Komunikasi Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Primabox Adi Perkasa, Pandaan), Jurnal Universitas Brawijaya, Surabaya.

Ghozali, I 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gitusudarmo, Indriyo, Sudito, 1997, Perilaku Keorganisasian. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Gouzali, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kresna Prima Persada, Jakarta.

Handoko, T. Hani, 2008, Manajemen Personalia dan Sumber Daya manusia, Edisi 2. BPFE, Yogyakarta.

Harun, Rochajat, H. 2008. Komunikasi Organisasi. CV. Mandar Maju. Bandung

Hasibuan, Malayu, SP, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.

Khan, KU, Farooq, SU, &Ullah, MI 2010, The Relationship between Rewards and Employee Motivation in Commercal Banks of Pakistan. Research Journal of International Studies-Issue 14

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Sepuluh. ANDI, Yogyakarta.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, 2005 Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Refika Aditama, Bandung.

Mangkuprawira, Sjafri. Aida, Vitayala Hubeis. 2007, Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Bogor.

Matin,HZ, Jandaghi,G Karimi, FH& Hamidizadeh, A 2010,Relationship between Interpersonal Communication Skills and Organizational Commitment (Case Study:

Page 107: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Andi Susanto & Hastin Umi, Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja... 257

Jahad Keshavarzi and University of Qom, Iran). European Journal of Social Sciences-Volume 13, Number 3.

Notoatmodjo, 2009, Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT. Rineka Cipta Jakarta.

Oluseyi, SA &Ayo, HT 2009Infl uence of Work Motivation, Leadership Effectiveness and Time Management on Employees’Preformance in Some Selected Industries in Ibadan, Oyo State, Nigeria. European Journal of Economic, Finance andAdministrative Science, ISSN 1450-2275 Issue 16.

Rachmadi. M, 2006,Analisis Pengaruh Motivasi, Partisipasi dan Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Riau di Kantor Cabang Pasar Pusat Pekanbaru, Jurnal Universitas Islam Negeri Sultan Pekanbaru

Rivai, Mulyadi, 2011, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Edisi Ketiga, Penerbit Rajawali Pers, Pt RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Riduwan, 2010, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Robbins, Stephen P, 2003, Perilaku Organisasi, Jilid I Edisi Indonesia, Penerbit PT. Indeks Gramedia, Jakarta.

Robbins, Stephen P, 2008,Perilaku Organisasi, Edisi 12 Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Robbins, Stephen P, Judge, 2009, Perilaku Organisasi, OrgnizationalBehavior, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sedarmayanti, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, PT. Refika Aditama, Bandung.

Siagian, Sondang, P, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiyono, 2011, Metodologi Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.

Suprapto, T 2006.Pengantar Teori Komunikasi. PT. Media Presindo.Yogyakarta.

Tahardi, A. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pemahaman Praktis, penerbit Mandar Maju, Bandung.

Uchana, Onong. 1998. Public Relation dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Gramedia Presindo.

Umar, Husein, 2009, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta .

Wahyuddin. M dan Djumino. A, 2006,Analisis Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kesatuan Bangsa Dan Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Wonogiri, Jurnal

Page 108: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi
Page 109: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

259

Pengaruh Keputusan Bauran PromosiTerhadap Pengambilan Keputusan Pembelian

Nomor Perdana Telkom Flexi di Kota Banjarmasin

Sri Imelda(Politeknik Negeri Banjarmasin)

Marijati Sangen(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This study aims to determine the infl uence of the promotion mix (advertising, personal selling, sales promotion, public relations, and direct marketing and on-line) partial and simultaneous decision to purchase prime numbers TELKOMFlexi in Banjarmasin city.

This research was conducted using a survey method, which is carried out on 219 respondents spread across fi ve districts in the city of Banjarmasin. This is a descriptive study and verifi cation. Data were collected by distributing questionnaires, interviews and document searches, while the method of data analysis is a data analysis using Structur Equetion Modelling (SEM).

The results showed that the promotional mix consisting of: advertising, sales promotion, personal selling, do not have a signifi cant infl uence on the purchase decision process TelkomFlexi Prime Numbers in Banjarmasin city, while the variables that are signifi cant public relations and direct marketing to the buying decision process Prime Numbers TelkomFlexi in the city of Banjarmasin.

Keyword :

Promotional Mix, Decision Making, Prime Numbers TelkomFlexi.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh bauran promosi (advertising, personal selling, sales promotion, public relation, dan direct and on-line marketing) secara parsial dan simultan terhadap pengambilan keputusan pembelian nomor perdana TELKOMFlexi di kota Banjarmasin.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey, yang dilakukan pada 219 responden yang tersebar di 5 kecamatan yang ada di Kota Banjarmasin.

Page 110: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

260 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifi katif. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner, penelusuran dokumen dan wawancara, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis data menggunakan Structur Equetion Modelling (SEM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran promosi yang terdiri atas : periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, tidak mempunyai pengaruh signifi kan terhadap proses keputusan pembelian Nomor Perdana TelkomFlexi di kota Banjarmasin, sedangkan variabel yang berpengaruh signifi kan adalah hubungan masyarakat dan pemasaran langsung terhadap proses keputusan pembelian Nomor Perdana TelkomFlexi di kota Banjarmasin.

Kata Kunci :

Bauran Promosi, Pengambilan Keputusan, Nomor Perdana TelkomFlexi.

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi, komunikasi memegang peranan yang sangat penting sebagai media penghubung yang semakin tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Hubungan komunikasi yang semakin mengglobal ini tidak hanya terbatas pada bentuk komunikasi suara saja, akan tetapi merambah ke komunikasi dalam bentuk data ataupun bentuk visual lainnya.

Peran jasa telekomunikasi dewasa ini semakin nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan oleh pemerintah peran tersebut dimasa mendatang diharapkan dapat semakin besar lagi. Mengingat pentingnya telekomunikasi yang menyangkut hajat hidup orang banyak, maka pemerintah membuat regulasi pertelekomunikasian dimana pertelekomunikasian dikuasai oleh Negara yang berarti semua pihak yang ingin menye-diakan jasa telekomunikasi harus bekerjasama dengan penyelenggara dalam hal ini PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom). PT Telkom didirikan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1991 tanggal 1 Mei 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Telekomunikasi menjadi Persero. Akan tetapi sejak terbitnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi dan Keputusan Menteri MMPT Nomor 39/KS.002/MPPT-93 tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi Dasar memungkinkan hadirnya badan lain (dengan kerjasama badan penyelenggara) menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar.

Perusahaan Persero PT Telkom menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi mempunyai hak monopoli penyelenggaraan jasa telekomunikasi dalam negeri. Namun berkat perkembangan industri telekomunikasi baik didunia maupun di Indonesia, maka pemerintah pada bulan September 1999 telah menetapkan Undang-Undang Nomor 36 tentang telekomunikasi sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 3 tahun 1989 yang berlaku efektif pada 28 September 2000 mengatakan bahwa pasar telekomunikasi mulai terbuka untuk penyelenggara baik BUMN, swasta maupun koperasi. Hal ini memacu pihak swasta untuk melibatkan diri dalam bisnis telepon selular mulai

Page 111: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Sri Imelda & Marijati Sangen, Pengaruh Keputusan Bauran Promosi... 261

dari pengadaan pesawat ponsel (telepon selular) sampai dengan pengadaan jasa operator telekomunikasi dengan sistem jaringan bergerak selular.

Pengenalan teknologi selular tersebut yang dimulai sejak tahun 1990- an mendorong pesatnya perkembangan ekonomi dan teknologi di masyarakat. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pelayanan jasa telekomunikasi dengan sistem bergerak, khususnya teknologi Global System for Mobile Communication (GSM), maka terjadi kompetisi antar operator selular untuk senantiasa memberikan kualitas pelayanan pada pelanggannya secara lebih baik dan professional.

Evolusi perkembangan teknologi seluler di Indonesia ditandai dengan silih bergantinya operator-operator seluler yang melayani konsumen. Di awal tahun 1990-an bisnis selular analog NMT 450 hanya bertahan tiga tahun sebelum digantikan oleh seluler analog lainnya, AMPS. Tetapi teknologi AMPS secara perlahan tergusur oleh teknologi digital GSM yang lebih canggih. Dengan fitur SMS-nya, teknologi GSM menghancurkan bisnis pager yang pernah marak di Indonesia.

Sampai saat ini GSM begitu merajai dunia telepon seluler di Indonesia. Hal ini terlihat dengan perkembangan jumlah pelanggan telepon tetap di Indonesia yang hanya 8 juta pelanggan operator seluler selama 60 tahun, sementara telpon GSM dengan empat operator berlisensi nasional (Satelindo, Telkomsel, Excelcomindo, dan Indosat M3) sudah menembus jumlah diatas 11 juta pelanggan operator seluler sejak tahun 1995. Sampai dengan tahun 2009 jumlah pelanggan operator seluler sudah menembus angka 180 juta. Pertumbuhan pemakaian telepon seluler yang cukup tinggi hampir menembus 60% dari jumlah penduduk di Indonesia ini terlihat dari perilaku konsumen yang rata-rata mempunyai telepon seluler (www. pengin pintar.com:443/p.443).

Kemudian dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ini GSM semakin berkembang dengan lima operator yang berlisensi nasional yaitu Telkomsel (AS, Hallo, Simpati) dengan jumlah pelanggan 81,644 juta, Hutchison (Three) dengan jumlah pelanggan 6,4 juta, Indosat (IM3, Indosat Matrik, Mentari) dengan jumlah pelanggan 33,1 juta, Natrindo (Axis) berpelanggan 5 juta dan XL- Axiata (XL) dengan jumlah pelanggan 31,437 juta. (id.wikipedia.org).

Setelah teknologi GSM, pada akhir tahun 2002 muncul teknologi lainnya di Indonesia yang disediakan para penyelenggara jasa operator dalam dunia telepon seluler, yaitu CDMA (Code Division Multiple Access) yang awalnya, teknologi ini digunakan tentara Amerika Serikat. Teknologi ini sendiri bukanlah teknologi baru dan sudah berkembang di Jepang dan Korea Selatan yang dapat menghantarkan masyarakatnya menjadi Mobile Multimedia Society.

Salah satu penyelenggara operator yang merupakan pionir dalam hal jasa operator di Indonesia yang menggunakan teknologi CDMA ini adalah PT Telkom Tbk., dengan brand produknya Telkom Flexi. Selain itu juga terdapat PT Bakrie Telecom dengan produknya Esia, PT Mobile 8 dengan produknya Fren, Smart Telecom dengan nama produk Smart, Indosat dengan nama produk Starone dan Sampoerna Telekomonikasi Indonesia dengan nama produk Ceria. Telkom Flexi merupakan layanan jasa telekomunikasi suara dan data berbasis akses tanpa kabel (fi xed wireless) yang memungkinkan konsumen bertelepon dengan pulsa rumah, tetapi tetap dapat menjamin mobilitas tinggi.

Page 112: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

262 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

TELKOMFlexi mulai beredar pada bulan Desember 2002 yang beroperasi di empat kota, masing-masing Surabaya, Denpasar, Balikpapan dan Batam. Pengoperasian TELKOMFlexi kemudian dilanjutkan di Makassar, Jakarta serta Jawa Barat dan Banten, Malang, Palangkaraya, Banjarmasin, Tangerang dan Bekasi. Adapun target yang dicapai pada tahun 2004 adalah cakupan wilayahnya yang mencapai 40 kota besar serta jumlah SST yang mencapai 1,3 juta. Kehadiran TELKOMFlexi di Banjarmasin khususnya dan di Kalimantan Selatan pada umumnya pada tahun 2003 dengan volume penjualan yang mencapai angka 4500 unit dan wilayah pemasaran Banjarmasin. (Data Sekunder : 2012).

Teknologi yang digunakan oleh TELKOMFlexi adalah teknologi CDMA 2000-1X yang merupakan teknologi generasi 2,5G yang mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan teknologi GSM, diantaranya kapasitas lebih tinggi sehingga mampu mengatasi panggilan yang jauh lebih banyak, radiasi rendah, kualitas suara jernih serta mampu menyediakan layanan multimedia berkecepatan tinggi.

Secara umum terdapat perbedaan yang signifikan antara produk berbasis teknologi GSM dengan TELKOMFlexi yang berbasis CDMA di Indonesia. Perbedaan utamanya adalah mobilitas telepon GSM yang cukup tinggi yang dapat digunakan di seluruh kota di Indonesia, sedangkan TELKOMFlexi walau mulai bulan Maret 2004 telah dapat digunakan diseluruh kota juga dengan memasukkan kode area/COMBO tetapi sambungan bisa terputus-putus. Namun TELKOMFlexi mempunyai kelebihan, dimana tarif dibebankan TELKOMFlexi mengacu pada tarif telpon tetap (fi x wireless) yang jauh lebih murah, tetapi dapat menjaga mobilitasnya selama jangkauan dalam kota. Hal yang merupakan tantangan lainnya bagi teknologi CDMA untuk dapat mengejar teknologi GSM adalah fasilitas fitur teknologi GSM yang sudah cukup lengkap yang mencakup SMS, MMS, maupun GPRS, sedangkan TELKOMFlexi baru menyediakan fasilitas SMS dan GPRS sampai saat ini. Kondisi lainnya adalah banyaknya pilihan handset GSM bagi konsumen, dimana perkembangan pilihan handset CDMA di Indonesia belumlah sepesat handset GSM.

GSM dan Flexsi CDMA sama-sama memiliki nilai kompetitif dan prospek yang cerah, mereka mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan. Hal ini merupakan tantangan TELKOMFlexi sebagai pendatang baru di dunia seluler, walaupun institusi pemegang lisensinya adalah pemain lama yakni PT. Telkom Tbk., dan mempunyai anak perusahaan yang bergerak dalam penyelenggara operator berbasis teknologi GSM, yaitu Telkomsel untuk dapat menemukan inovasi dan modus-modus baru guna menjawab tantangan kreasi pelayanan jasa di dunia seluler yang tumbuh dinamis. Disamping harus menghadapi pesaing lama yaitu operator telepon seluler yang mempergunakan teknologi GSM, TELKOMFlexi juga harus mampu menghadapi pesaing sejenisnya yang menggunakan teknologi CDMA, yaitu Fren, Esia, Smart, Starone dan Ceria. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan konsep dan pelaksanaan bauran pemasaran yang komprehensif yang tercakup didalamnya konsep promosi. Di Indonesia pada tahun 2009-2012, telah beroperasi sejumlah 10 operator dengan perkiraan jumlah pelanggan sekitar 175,18 juta. Berikut ini adalah tabel perolehan pelanggan pada setiap operator :

Page 113: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Sri Imelda & Marijati Sangen, Pengaruh Keputusan Bauran Promosi... 263

Tabel 1.1

Perolehan Pelanggan pada Setiap Operator

Operator Produk Jaringan Jumlah Pelanggan

Bakrie Telecom Esia CDMA 800MHz 10,6 juta

Hutchison 3 GSM 6,4 juta

IndosatIM3, Indosat Matrix, Indosat Mentari

GSM 33,1 juta

StarOne CDMA 800MHz 570.000

Mobile-8 Fren, Mobi dan Hepi CDMA 800MHz 3 juta

Natrindo Axis GSM 5 juta

Sampoerna Telekom

Ceria CDMA 450MHz 780.000

Smart Telecom Smart CDMA 1.900MHz >2 juta

Telkom Flexi CDMA 800MHz 13,49 juta

TelkomselKartu AS, Kartu HALO dan Simpati

GSM 81,644 juta

XL Axiata XL GSM 31,437 juta

Sumber: www. id wikipedia.org, 2012

Kegiatan promosi menurut Philip Kotler (2003: 564) di bagi ke dalam lima komponen yaitu advertising, sales promotion, public relation, personal selling dan direct marketing.

Bauran promosi yang sudah dilaksanakan pada TELKOMFlexi meliputi Advertising (periklanan) yaitu dengan secara informatif (peluncuran produk) bisa secara persuasif (varian produk: classic dan trendy) dan meyakinkan pembeli tentang pemberian tarif yang murah hal tersebut bisa dilakukan melalui Radio, Televisi, Brosur, Bilboard, Spanduk, Surat Kabar, Tabloid, Majalah, Baligo, Umbul-umbul, dan Balon gas yang bertuliskan Flexi. Sales Promotion (promosi penjualan) yaitu dengan Event Sales / Launching dan pemberian souvenir/ hadiah berupa pulsa . Direct Marketing (pemasaran langsung) dengan cara mengirimkan katalog kepada calon-calon konsumen potensial, mencantumkan informasi mengenai TelkomFlexi pada surat tagihan telepon tiap bulan serta Telemarketing seperti melewati SMS Public Relation (hubungan masyarakat) meliputi menerbitkan company profi l, memberikan bantuan atau pelayanan kepada masyarakat (sumbangan), website Telkom Flexi dan sebagai sponsorship. Sedangkan Personal Selling (penjualan pribadi) adalah dengan melakukan kunjungan atau mendatangi langsung keinstansi-instansi tertentu serta ke Mall dan dengan adanya tenaga penjual yang bertindak sebagai penyalur / membagi barang ketoko-toko. (Data Sekunder; 2012).

Dalam melakukan komunikasi dengan konsumen, maka perusahaan menggunakan media promosi. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Kotler, bahwa dalam berkomunikasi

Page 114: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

264 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

dengan konsumen serta dalam melakukan program promosi akan menyangkut advertising, sales promotion, public relation, personal selling, dan direct and on-line marketing (Kotler,20003:114).

Melalui konsep bauran promosi, perusahaan dapat membangun komunikasi dengan konsumen, dimana selain itu juga perusahaan dapat memperkenalkan produk atau cara-cara pendekatan yang sebaik mungkin terhadap pelanggan. Dalam komunikasi dengan pelanggan, perusahaan juga memerlukan suatu studi tentang sifat, tingkah laku, dan budaya pelanggan yang erat hubungannya dengan strategi promosi yang dilaksanakan sehingga TELKOMFlexi dapat menembus pasar seluler serta memberikan pelayanan yang optimal bagi konsumen seluler di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka perlu adanya penelitian mengenai bauran promosi yang dilakukan TELKOMFlexi dan penulis memilih judul “Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Pembelian Nomor Perdana TELKOMFlexi di kota Banjarmasin. “

A. Rumusan Masalah Setelah mengetahui latar belakang penelitian di atas, maka selanjutnya dapat di

identifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

• Apakah bauran promosi (advertising, personal selling, sales promotion, public relation, dan direct and on-line marketing) secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian nomor perdana TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin?

B. Tujuan PenelitianPenelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan informasi yang ber hu-

bungan dengan pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian nomor perdana TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

• Untuk mengetahui besarnya pengaruh bauran promosi (advertising, personal selling, sales promotion, public relation, dan direct and on-line marketing) secara parsial dan simultan terhadap pengambilan keputusan pembelian nomor perdana TELKOMFlexi di kota Banjarmasin.

C. Manfaat PenelitianDiharapkan dari hasil penelitian ini, banyak kegunaan yang dapat diperoleh baik

langsung ataupun tidak langsung, yaitu :

1. Penelitian ini secara akademis berguna untuk :a. Untuk pengembangan ilmu, khususnya manajemen pemasaran melalui pene-

rapan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dalam melakukan per-bandingan dengan kenyataan yang terjadi didunia usaha, serta melatih kemam-puan berfikir secara sistematis.

Page 115: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Sri Imelda & Marijati Sangen, Pengaruh Keputusan Bauran Promosi... 265

b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang berminat dalam penelitian selanjutnya khususnya mengenai bauran promosi nomor perdana telepon seluler CDMA di kota Banjarmasin.

2. Adapun secara praktis, kegunaan penelitian ini adalah :a. Sebagai rekomendasi bagi PT. Telkom Tbk., dalam menganalisis masalah

yang dihadapi oleh perusahaan, khususnya dalam mengelola kebijakan bauran promosi dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan konsumen.

b. Diharapkan merupakan sumbangan pemikiran bagi perusahaan jasa operator seluler lainnya yang memiliki permasalahan yang sama, khususnya dalam mengelola bauran promosi perusahaan dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan konsumen.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PromosiStanton (1996:456) menyatakan bahwa : “Promotion is the element in an organization’s marketing mix that serves to inform, persuade, and remind the market of a product and the organization selling it, in hopes of influencing the recipients’feelings, beliefs, or behavior.”. Selanjutnya menurut Kotler (2003:93), “Promotion : Includes all the activities the company undertakes to communicate and promote its products to target market.”.

Sementara menurut Faisal affi f (1994 :123) “Promosi adalah semua bentuk komunikasi yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian pada konsumen potensial.”

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam menawarkan produk, jasa atau ide kepada konsumen melalui pemberian informasi serta bujukan untuk membeli. Promosi berfungsi sebagai alat bantu untuk mengidentifikasikan produk, menghimbau konsumen, dan meneruskan informasi dalam proses pengambilan keputusan pembeli.

B. Tujuan PromosiTujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk,

serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan tersebut menurut Fandy Tjiptono (2001: 221-222) dapat dijabar-kan sebagai berikut : Menginformasikan (informing), Membujuk Pelanggan Sasaran (persuading), Mengingatkan (Reminding).

C. Bauran PromosiMenurut Stanton (1996 : 462) mengatakan : “Promotion mix is an organization’s combination of personal selling, advertising, sales promotion, public relations, and publicity to help in achieving its marketing objectives.”.

Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2004 : 467), Zeithaml & Bitner (2003 : 449), dan Belch (2004 :16) : “The traditional components of the marketing communications

Page 116: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

266 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

mix communicate to customers about products and services : advertising, sales promotion, public relations, direct marketing and personal selling.”.Setiap alat-alat promosi mempunyai karakteristik tersendiri, kelebihan dan keku-

rangan dari masing-masing media komunikasi tersebut harus dipahami oleh pemasar dalam membuat keputusan mengenai promotion mix. Kelima cara komunikasi utama tersebut akan diuraikan dibawah ini.

1. Periklanan (Advertising)Periklanan (Advertising) merupakan salah satu dari alat yang paling umum

digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada para pembeli sasaran dan masyarakat.

Menurut Stanton (1996 : 456) menyatakan : “ Advertising is impersonal mass commnication that the sponsor has paid for and which the sponsor is clearly identifi ed.”.

Menurut Fandy Tjiptono (2001 : 226) iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.

Menurut David Cravens (2000 : 77) iklan adalah setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut kegiatan periklanan sangat besar pengaruh-nya terhadap pemasaran suatu produk. Dengan periklanan, perusahaan memberita-hukan kepada masyarakat tentang barang atau jasa yang akan atau sedang di pasar-kan. Periklanan menggunakan media seperti majalah, koran, radio, televisi, papan iklan dan surat langsung.

2. Promosi penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam kampanye pemasaran guna

meningkatkan penjualan. Menurut Kotler (2003 : 564) : “Sales promotion is a variety of short term incentives to encourage trial or purchase of a product or service.”. Menurut Zeithaml & Bitner ( 2003 : 449 ) : “Sales promotion : short-item incentives such as coupons, premium, or discounts that stimulate customer purchase“.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah insentif jangka pendek yang menambahkan nilai dari suatu produk atau jasa pada waktu yang terbatas, dan promosi penjualan ini berfungsi untuk mendorong keinginan, mencoba atau membeli produk atau jasa yang ditawarkan untuk meningkatkan penjualan.

3. Penjualan Pribadi/ Tatap Muka (Personal Selling)Personal Selling memiliki peranan penting dalam perusahaan, dikarenakan

kebanyakan bisnis industri melibatkan interaksi personal antara penyedia dan pelanggan. Zeithaml & Bitner ( 2003 : 449 ) berpendapat : “Personal selling : Personal presentation by reprentative from the fi rm to make sales and build customer relationship”. Kotler & Amstrong (2004 : 467 ): “Personal selling : Personal

Page 117: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Sri Imelda & Marijati Sangen, Pengaruh Keputusan Bauran Promosi... 267

presentation by the fi rm’s sales force for the purpose of making sales and building customer relationships”.

Definisi di atas menunjukkan bahwa penjualan secara pribadi merupakan alat yang penting dalam suatu bisnis jasa, karena melalui alat tersebut perusahaan dapat membina hubungan yang baik dengan konsumen, serta dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap jasa dan citra perusahaan. Personal selling meru-pakan aktivitas yang lebih fleksibel dibandingkan metode promosi yang lain, sebab tenaga penjual dapat langsung mengetahui bagaimana keinginan, motif dan prilaku konsumen serta sekaligus dapat melihat reaksi konsumen.

4. Hubungan Masyarakat (Public Relation)Payne (2000 : 199) menyatakan bahwa “Public relation (hubungan masya-

rakat) berkenaan dengan sejumlah tugas pemasaran. Tugas-tugas ini meliputi mem-bangun dan memelihara citra, mendukung kegiatan-kegiatan komunikasi lain; menangani masalah dan permasalahan, menguatkan positioning; mempengaruhi publik tertentu, dan membantu peluncuran jasa baru. Menurut Zeithaml & Bitner (2003 : 449 ), hubungan masyarakat didefinisikan sebagai berikut : “ Public relation : Building a favorable company image with fi rm’s publics though publicity, relations with the news media, and community events”. Sedangkan menurut Stanton (1996 : 456-457), “Public relations encompasses a wide variety of communication efforts to contibute to generally favorable attitudes and opinions towards an organization ang its products.” Sedangkan “Publicity is a special form of public relations that involves news stories about an organization or its products.”.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat adalah upaya membangun komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap public untuk menjaga citra baik perusahaan serta menangani rumor, cerita dan kejadian yang tidak baik yang merugikan citra perusahaan.

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Menurut Payne (2000 : 203), direct marketing merupakan unsur terakhir

bauran promosi. Ada enam bidang utama direct marketing, direct mail, mail order, direct respone, direct selling, telemarketing, dan pemasaran digital. Menurut Kotler (2003 : 564) : “Direct and interactif marketing : Use of mail, telephone, fax, e-mail, or Internet to communicate directly with or solicit respone or dialogue from specifi c customers and prospects.”. Menurut Zeithaml & Bitner (2003 : 449) “ Direct marketing : the use of email, telephone, fax, and other on personal tools to communicate directly with specifi c consumers to obtain direct respone”. Menurut Belch (2004 : 18) : “Direct Marketing : in which organizations communicate directly with target customers to generate a response and or a transaction”.

Aktivitas pemasaran langsung biasanya memberikan manfaat kepada pelang-gan untuk menikmati hubungan yang saling menguntungkan. Namun pemasar harus berhati-hati agar dapat menghindarkan kesan yang mengganggu pelanggan, yang dirasa tidak adil, yang curang dan mengganggu privasi pelanggan mereka.

Page 118: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

268 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

D. Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Menyusun Bauran Promosi Menurut Kotler (2003 : 578), pemasar harus mempertimbangkan jenis pasar produk

tempat mereka menjual, menggunakan strategi yang tepat mengetahui kesiapan konsumen untuk melakukan pembelian, tahap produk dalam siklus hidup produk, dan peringkat pangsa pasar perusahaan.

Mengukur efektifitas bauran promosi berarti menanyakan kepada audiens sasaran apakah mereka mengenali atau mengingat pesan tersebut, berapa kali mereka melihatnya, hal-hal apakah yang mereka ingat, perasaan mereka tentang pesan itu dan sikap mereka terhadap produk dan perusahaan. Mengelola dan mengkoordinasikan proses komunikasi secara keseluruhan memerlukan komunikasi pemasaran terintegrasi (Integrated Marketing Communication), yaitu suatu konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menyadari nilai tambah dari suatu rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi, misalnya periklanan umum, tanggapan langsung, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat, dan menggabungkan berbagai disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi, dan pengaruh komunikasi yang maksimum melalui integrasi yang menyeluruh dari pesan-pesan yang berlainan.

Lebih jauh Kotler dan Gary Amstrong menggambarkan keterkaitan antara ke-lima alat promosi tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan saling mem-pengaruhi seperti digambarkan dalam skema gambar berikut :

Gambar 2.2. Integrated marketing communications

Personal

selling

Public Relation

Sales Promotion

Advertising

Direct Marketing

Consistent, clear, and compelling company and product messege

�um�er � �otler, �m�trong �200����0�

Bauran komunikasi pemasaran (juga disebut dengan bauran promosi) terdiri atas lima alat komunikasi utama : periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan secara pribadi dan pemasaran langsung.

�. Pengertian Perilaku KonsumenMenurut Engel, RogerD. Blackwell, dan Miniard (dalam Djaslim Saladin dan

Yevis Marty Oesman, 2002 : 2 ) bahwa : � Con�umer �e�a�ior i� de� ned a� t�em act� indi�idual� directl� involved in o�taining and u�ing economic good �er�ice� including t�e

Page 119: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Sri Imelda & Marijati Sangen, Pengaruh Keputusan Bauran Promosi... 269

decision processes that precede and determind these acts”. Barkowitz, Kerin, Hartley dan Rudelius (dalam Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman, 2002 : 2 ) menyatakan bahwa : ” Consumer behaviour, the actions a person takes in purchasing and using products and services, including the mental and social processes that precede and follow these actions “. Kotler (2003 : 183) menyatakan : “A consumer’s buying behavior is infl uenced by cultural, social, personal, and psychological factors. Cultural factors exert the broadest and deepest infl uence.”.

Berdasarkan keempat definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilaksanakan individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang, jasa atau gagasan yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

F. Model Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Kotler (2003 : 204) dan Zeithaml & Bitner (2003 : 35) konsumen melalui

lima tahapan proses keputusan pembelian, yaitu :1. Need recognition (Pengenalan Kebutuhan).2. Information Search ( Pencarian Informasi).3. Evaluation of Alternatives (Evaluasi Alternatif).4. Purchase Decision (Keputusan Pembelian ).5. Post-Purchase Behavior (Perilaku Setelah Pembelian).

Model ini diasumsikan bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan mempunyai konsekuensi lama setelah pembelian. Model ini menyiratkan bahwa konsumen melalui semua tahapan dalam membeli suatu produk. Tetapi hal ini tidak terjadi pada kasus dalam pembelian dengan keterlibatan rendah. Konsumen mungkin melewatkan atau mengulangi tahap-tahap tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pascapembelian

Gambar 2.4. Model Proses Pembelian Lima Tahap

Sumber : Kotler (2003 : 204) dan Zeithaml & Bitner (2003 : 37)

Keterangan menurut Kotler (2003 : 204) dan Zeithaml & Bitner (2003 : 38 -39):

Seorang konsumen yang merasa tidak puas bertindak sebaliknya. Konsumen yang tidak puas akan mengambil suatu tindakan membuang atau mengembalikan produk itu.

Page 120: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

270 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Cara konsumen menangani ketidakpuasanpun bermacam-macam. Pembeli mungkin ber henti membeli produk tersebut (pilihan untuk keluar) atau memperingatkan teman-temannya (pilihan untuk berbicara).

G. Pengaruh Bauran Promosi terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Nomor Perdana Telkom Flexi Bauran promosi harus direncanakan secara matang sehingga kelima alat bauran

promosi yang ada dapat saling membantu dan melengkapi dalam menunjang proses kepu tusan pembelian konsumen. Masing-masing bauran promosi tersebut mempunyai kebaikan dan kelemahannya sehingga dengan melakukan bauran promosi tersebut secara bersama-sama dapat saling mengatasi kelemahan masing-masing demi mencapai hasil yang diinginkan. Dengan bauran promosi yang dilakukan, perusahaan menginformasikan segala sesuatu mengenai nomor perdana TELKOMFlexi yang ditawarkannya, serta berusaha menimbulkan minat dan perhatian konsumen untuk membeli nomor perdana TELKOMFlexi, sehingga diharapkan perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasarnya.

Didalam melakukan bauran promosi tersebut terdapat usaha-usaha dari perusahaan untuk mencapai beberapa tujuannya, yaitu : membujuk masyarakat/ konsumen untuk lebih memilih nomor perdana TELKOMFlexi yang ditawarkan oleh perusahaan. Salah satu usaha perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mempelajari perilaku konsumen mengenai pengambilan keputusan pembeliannya.

Dengan mempelajari perilaku keputusan pembelian konsumen, maka perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen di dalam mengambil keputusan pembeliannya, sehingga perusahaan dapat melakukan bauran promosi untuk memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Menurut Kotler (2003 : 563-564), bauran promosi terdiri dari lima komunikasi utama yaitu, periklanan, promosi penjualan, penjualan secara pribadi, hubungan masyarakat (publisitas) serta pemasaran langsung. Setelah pasar sasaran dan karakteristiknya diiden-tifikasi, komunikator pemasaran harus memutuskan tanggapan yang diharapkan oleh audiens. Tanggapan terakhir yang diharapkan tentunya pembelian, kepuasan yang tinggi dan cerita dari mulut ke mulut. Namun pembelian merupakan hasil akhir dari suatu proses pengambilan keputusan konsumen yang panjang. Komunikator pemasaran perlu mengetahui bagaimana menggerakkan audiens ke tingkat kesiapan untuk membeli yang lebih tinggi.

Dengan mempelajari perilaku keputusan pembelian konsumen, maka perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen di dalam mengambil keputusan pembeliannya, sehingga perusahaan dapat melakukan bauran promosi yang tepat untuk memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan TELKOMFlexi.

H. Penelitian terdahulu1. Pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pelanggan dalam memilih kartu

mentari PT. INDOSAT di Makassar. Oleh: Andi Indra Martini. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi bauran promosi terhadap keputusan memilih kartu mentari dan untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan dari

Page 121: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Sri Imelda & Marijati Sangen, Pengaruh Keputusan Bauran Promosi... 271

bauran promosi tersebut yang paling mempengaruhi konsumen dalam keputusan beli. Hasil penelitian bauran promosi berupa iklan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat sangat mempengaruhi keputusan pelanggan dalam memilih produk kartu prabayar Mentari.

2. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Kartu CDMA dan GSM (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang).Oleh: Rolania Febri Ananti (2008). Jenis penelitian yang dilakukan adalah explanatory metode yang digunakan adalah metode survey. Tujuan penelitian untuk mengetahui variabel bauran promosi yang meliputi periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian kartu CDMA dan GSM, untuk mengetahui variabel yang secara individu atau parsial mempunyai pengaruh yang paling kuat (dominan). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan regresi berganda. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel bauran promosi yang meliputi advertising, personal selling, sales promotion and public relation berpengaruh terhadap keputusan pembelian kartu CDMA dan GSM. Dari variabel bauran promosi tersebut, ternyata variabel periklanan memberikan kontribusi terbesar terhadap keputusan pembelian kartu CDMA dan GSM.

3. Pengaruh Pelaksanaan Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Yomart Minimarket Cabang Bojong Soang Bandung. Oleh Ruly Ruslian Fauzi (2006). Tujuan penelitian untuk mengetahui tanggapan responden terhadap bauran promosi, keputusan pembelian konsumen, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara bauran promosi dengan keputusan pembelian konsumen. Tehnik penarikan sampel simple random sampling dengan menggunakan metode analisis Rank Spearman dengan jumlah sampel 99 responden. pengolahan data menggunakan program SPSS 13 for Windows dan program Exel for Windows. Hasil penelitian pelaksanaan bauran promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dengan kontribusi sebesar 36,12%, sedangkan 63,88%dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4. Pengaruh bauran promosi terhadap keputusan konsumen membeli kartu seluler XL di Bandar Lampung. Oleh Irma Sylvia Sagala. Tujuan untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap keputusan pembelian kartu seluler XL baik secara simultan maupun parsial.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. analisis regrisi berganda, Hasil dalam penelitian menggambarkan pengaruh secara simultan 28 % parsial: secara tetap muka 23,1%, promosi penjualan 37,5%, hubungan masyarakat 245%, iklan tidak berpengaruh.

Page 122: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

272 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Pikir

Gambar 3.1 Kerangka Pikir

Bauran

Promosi (X)

Periklanan (X1)

Promosi Penjualan (X2)

Hubungan Masyarakat (X3)

Penjualan Secara Pribadi (X4)

Pemasaran Langsung (X5)

Keputusan Pembelian

Konsumen (Y)

�. Hi���esisBertitik tolak dari teori-teori yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:���ur�n �romo�i ��r��n��ru� ��r����� ���u�u��n �on�um�n m�m��li nomor ��r��n� �������l��i �i �o�� ��n��rm��in.�Adapun sub hipotesis dari pengaruh bauran promosi yang dilakukan oleh PT.Telkom

Tbk., terhadap pengambilan keputusan pembelian nomor perdana TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin adalah sebagai berikut:1. Periklanan yang dilakukan oleh PT Telkom Tbk., berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan pembelian nomor perdana TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin.2. Promosi penjualan yang dilakukan oleh PT Telkom Tbk., berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan pembelian nomor perdana TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin.

3. Penjualan ��r�on�l yang dilakukan oleh PT Telkom Tbk., berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian nomor perdana TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin.

Page 123: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Sri Imelda & Marijati Sangen, Pengaruh Keputusan Bauran Promosi... 273

4. Hubungan masyarakat yang dilakukan oleh PT Telkom Tbk., berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian nomor perdana TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin.

5. Pemasaran langsung yang dilakukan oleh PT Telkom Tbk., berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian nomor perdana TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Tempat Penelitian

1. Jenis PenelitianPenelitian ini dilakukan dalam bentuk/jenis penelitian deskriptif dan verifikatif.

2. Tempat PenelitianObjek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan PT. Telkom Tbk., Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan.

B. Unit AnalisisMenurut Sekaran (2006: 173) unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang

dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya. Unit analisis dapat berupa individu, pasangan, kelompok, divisi, industri maupun Negara. Berdasarkan konsep tersebut unit analisis dalam penelitian ini adalah pembeli kartu nomor perdana TELKOMFlexi di kota Banjarmasin.

C. Populasi dan Ukuran Sampel

PopulasiPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mem-

punyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2005:72). Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh masyarakat yang membeli kartu nomor perdana TELKOMFlexi di kota Banjarmasin.

Ukuran SampelPenarikan sampel sebagai responden karena jumlah populasi yang tidak diketahui

jumlahnya maka menggunakan teknik nonprobabilitas/ non random sampling yaitu dengan metode judgment sampling. Sampel pertimbangan (judgment sampling) dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa unit/ unsur penarikan sampel akan dapat membantu menjawab pertanyaan penelitian (Kinnear dan Taylor, 1997).

Adapun kreteria yang ditentukan dalam penetapan responden adalah:

a. Responden mengetahui kartu perdana TELKOMFlexi

b. Responden pernah membeli kartu perdana TELKOMFlexi minimal satu (1) kali.

Page 124: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

274 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Menurut Ferdinand (2006), apabila analisis menggunakan SEM (Strutural Equational Model), dengan model SEM yang sensitif dalam pengujian Chi-Square dibutuhkan sampel yang baik minimal berkisar antara 100 – 200 sampel.

D. Teknik SamplingPada penelitian ini teknik nonprobability sampling yang digunakan adalah accidental

sampling. Sebagai sampel sebanyak 250 orang yang kebetulan ditemui tergolong dalam populasi dikota Banjarmasin yang terbagi dalam 5 kecamatan (Sugiyono, 2008:4).

E. Pengukuran VariabelSkala adalah suatu mekanisme untuk membedakan individu dalam hal terkait

variabel minat yang di pelajari (Sekaran, 2006:15). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan persyaratan pada skala lima titik dengan susunan sebagai berikut sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, ragu-ragu = 3, setuju = 4, sangat setuju = 5.

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji ValiditasDalam penelitian ini menggunakan criteria validity (validitas criteria). Diukur

dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total menggunakan teknik korelasi product moment (metode interkorelasi). Bilamana koefisien korelasi positif dan >0,3 maka indikator bersangkutan dianggap valid (Masrun (1979) dalam Solimun, 2005: 12). Perhitungan koefisien korelasi dapat dilakukan dengan software aplikasi SPSS.

Uji ReliabilitasReliabilitas merupakan ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pada penelitian ini menggunakan ukuran reliabiltas koefisien Alpha Cronbach, dan jika 0,6 menunjukkan instrumen tersebut reliabel (Maholtra (1992) dalam Solimun, 2005:12). Perhitungan Alpha Cronbach dilakukan dengan software aplikasi SPSS

G. Pengumpulan Data

Sumber DataData yang digunakan dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil

penyebaran kuesioner kepada konsumen, sedangkan data sekunder diperoleh dari berkas-berkas yang didapat dari PT. Telkom Tbk.,

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang dilakukan disesuaikan dengan jenis data yang

akan diambil sebagai berikut:

Page 125: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Sri Imelda & Marijati Sangen, Pengaruh Keputusan Bauran Promosi... 275

1. Data Primer, dikumpulkan dengan tiga cara, yaitu observasi,wawancara dengan pihak-pihak yang terkait langsung dengan objek penelitian, penggunaan kuesioner

2. Data Sekunder, diperoleh dengan cara mengumpulkan bahan-bahan atau laporan-laporan yang dikeluarkan oleh PT. Telkom Tbk.dan membaca atau mempelajari buku-buku teks, catatan kuliah, makalah-makalah dan bahan-bahan seminar, web- site.

H. Metode Analisis DataTeknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan alat analisis Model Persamaan

Struktural (Stuctural Equation Modelling/SEM).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Pengujian HipotesisDari hasil pengolahan data dengan menggunakan SEM, dapat diperoleh hasil

sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 5.17 Ringkasan Hasil Komputasi Statistik Model Struktural

Persamaan StrukturalKoeffisien

JalurNilai t hitung

Hasil ujiVariabel Laten Endogen

Variabel Laten Eksogen

Keputusan Pembelian

Periklanan 0.13 1.27 Ts

Promosi Penjualan -0.15 -1.21 Ts

Personal Selling -0.06 -0.47 Ts

Hubungan Masyarakat 0.47 2.47 S

Pemasaran Langsung 0.36 2.62 S

Tabel 5.18 Ringkasan Hasil Komputasi Statistik Model Struktural

(Model Akhir)

Persamaan StrukturalKoeffisien

JalurNilai t hitung

Hasil uji

R 2Variabel Laten Endogen

Variabel Laten Eksogen

Keputusan Pembelian

Hubungan Masyarakat 0.46 4.7 s0.78

Pemasaran Langsung 0.51 5.27 s

Hasil pengukuran telah memenuhi kriteria goodness of fi t, selanjutnya berdasarkan model fi t ini akan dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Ada 5 hipotesis yang dalam penelitian ini yaitu :

Page 126: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

276 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Hipotesis 1 : Periklanan tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap pengambilan keputusan pembelian bagi konsumen nomor perdana TelkomFlexi di kota Banjarmasin..

Hipotesis 2 : Promosi penjualan tidak mempunyai berpengaruh yang berarti terhadap pengambilan keputusan pembelian bagi konsumen nomor perdana TelkomFlexi di kota Banjarmasin.

Hipotesis 3 : Penjualan personal tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap pengambilan keputusan pembelian bagi konsumen nomor perdana TelkomFlexi di kota Banjarmasin..

Hipotesis 4 : Hubungan masyarakat yang dilakukan oleh PT. Telkom berpengaruh secara signifikan sebesar 0,46 terhadap pengambilan keputusan pembelian bagi konsumen nomor Perdana PT TelkomFlexi di Kota Banjarmasin.

Hipotesis 5: Pemasaran langsung yang dilakukan oleh PT. Telkom berpengaruh secara signifikan sebesar 0,51 terhadap pengambilan keputusan pembelian bagi konsumen nomor Perdana PT TelkomFlexi di Kota Banjarmasin.

BAURAN PROMOSI

HUBUNGAN MASYARAKAT

PEMASARAN LANGSUNG

KEPUTUSAN PEMBELIAN

�am�ar 5�1 Mo�el ���ir �enelitian

�� �mpli�asi Hasil �enelitianBerdasarkan hasil penelitian di atas, maka ada beberapa implikasi yang bisa

diterapkan bagi PT. TelkomTbk terhadap pengambilan keputusan TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin, yaitu sebagai berikut :1. Hubungan Masyarakat meliputi Publikasi kepada masyarakat, kepercayaan terhadap

isi pesan publikasi, Daya tarik sponsorship TelkomFlexi, Kebutuhan media khusus untuk menginformasikan TelkomFlexi (misalnya web site telkomflexi di internet, layanan telepon khusus, customer care), Empathy perusahaan dalam kegiatan sosial seperti pemberian sumbangan bencana alam dan beasiswa harus dipertahankan karena hasilnya signifikan terhadap keputusan pembelian untuk konsumen yang berada dikota Banjarmasin

2. Pemasaran Langsung meliputi Pemberian catalog tentang TelkomFlexi kepada konsumen, Frekuensi pengiriman informasi kepada konsumen misalnya melalui surat atau billing telepon rumah, Penerimaan pemanggilan telepon Telemarketing Telkom (147 atau 162), Kelengkapan informasi dalam catalog,surat dan telemarketing Telkom mengenai harus dipertahankan karena hasilnya signifikan terhadap keputusan pembelian untuk konsumen yang berada dikota Banjarmasin

Page 127: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Sri Imelda & Marijati Sangen, Pengaruh Keputusan Bauran Promosi... 277

C. Keterbatasan PenelitianBerdasarkan hasil penelitian bauran promosi yang dilaksanakan pada PT. Telkom

Tbk, divisi TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin menunjukkan bahwa variabel periklanan, promosi penjualan dan personal selling tidak signifikan sedangkan variabel hubungan masyarakat dan pemasaran langsung memperoleh hasil yang signfikan sehingga berdasarkan hal tersebut maka hasi penelitian ini hanya berlaku di wilayah Kota Banjarmasin, sehingga tidak bisa mewakili aspirasi konsumen TelkomFlexi di seluruh Indonesia karena berdasarkan keterwakilan ke dua variabel tersebut.

D. Usulan Penelitian LanjutanUntuk meningkatkan akurasi dari hasil analisis menggunakan program aplikasi

LISREL hendaknya penelitian yang akan datang menggunakan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga hasilnya lebih akurat. Dan sebaiknya dilakukan pada objek penelitian yang berbeda.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa:1. Bauran promosi yang dilaksanakan oleh PT. TelkomFlexi secara signifikan ber-

pengaruh terhadap proses keputusan pembelian Nomor Perdana TelkomFlexi di Kota Banjarmasin yaitu sebesar 78% sedangkan pengaruh variabel lain di luar penelitian ini sebesar 22%.

2. Pengaruh langsung tertinggi berasal dari pemasaran langsung yakni sebesar 0,51 di kuadratkan = 26% sedangkan pengaruh hubungan masyarakat sebesar 0,46 di kuadratkan = 21%

3. Periklanan (advertising) yang dilaksanakan oleh PT. Telkom Tbk, tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap proses keputusan pembelian konsumen Nomor Perdana TelkomFlexi di Kota Banjarmasin.

4. Promosi penjualan (sales promotion) yang dilaksanakan oleh PT. Telkom Tbk, tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap proses keputusan pembelian konsumen Nomor Perdana TelkomFlexi di Kota Banjarmasin. Penjualan Pribadi (personal selling) yang dilaksanakan oleh PT. Telkom Tbk, tidak mempunyai pengaruhyang berarti terhadap proses keputusan pembelian konsumen Nomor Perdana TelkomFlexi di Kota Banjarmasin.

B. Saran-saran Agar bauran promosi yang dilaksanakan oleh PT.Telkom Tbk, mampu memberikan

kontribusi yang lebih tinggi terhadap proses keputusan pembelian konsumen akhir atau memperoleh konsumen yang lebih banyak maka sebaiknya TELKOMFlexi di Kota Banjarmasin mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

Page 128: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

278 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

1. Melaksanakan bauran promosi secara efektif dan efisien yang meliputi periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan, penjualan secara pribadi (personal selling), dan pemasaran langsung (direct marketing).

2. Mengoptimalkan pelaksanaan periklanan, promosi penjualan dan personal selling karena untuk membantu terhadap proses keputusan pembelian konsumen akhir.

3. Untuk dapat menambah konsumen akhir yang lebih banyak maka PT. Telkom Tbk, perlu memperhatikan masing-masing alat-alat bauran promosi yang sesuai pasar sasaran dan harapan konsumen serta berusaha memenuhinya dengan sebaik mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Belch, George E dan Belch, Michael A. 2004. Advertising and Promotion an Integrated Marketing Comunication Presvctive. Sixth Edition. International Edition. USA: Mc Graw. Hill / Irwin.

Cravens, David W. 2000. Strategic Marketing. Sixht Edition. McGraw Hill Companies, Inc.

Czinkota, Michael R & Masaki Kotabi. 2001. Marketing Management, South-Western Publishing, Ohio.

Djaslim Saladin, Yevis Marty Oesman. 2002. Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik. Cetakan Pertama. Bandung: Penerbit Linda Karya.

Engel, James F. Blackwell, Roger D Miniard, Paul W. 1994.Counsumen Behavior 8 th Edition The Dryden Press Hrcount Brace Collage Publisher.

Faisal Affif, 1994. Menuju Pemasaran Global. Edisi Pertama, Penerbit PT. Eresco, Bandung.

Fandy Tjiptono. 2000. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Ferdinand, A.2006. Metode Penelitian Manajemen, BP Undip, Semarang.

Ghozali, Imam. 2011. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 19.0. Undip, Semarang.

Kurtz, David L, Clow, Kenneth E. 1998. Service Marketing. USA: Jhon Wiley dan Soms, Inc.

Kotler, Phillips. 2003. Marketing Management Eleventh Edition. Prentice Hall Int, Inc., New Jersey.

,and Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 2.Edisi Kedelapan. Terjemahan, Edisi Kedelapan. PT. Erlangga, Jakarta.

Rokhim Rofikoh. 2011. Cases in Management Indonesia Real Companies, Seri 3, Penerbit Salemba Empat.

Rossiten, John R Percy, Larry. 1998. Advertising Communications dan Promotion Management. Singapore: International Edition. Irwan/ Mc. Graw-Hill

Sekaran, 2006; Research methods for business (metodoke penelitian uniuk binds), Salemba Empat, Jakarta.

Page 129: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Sri Imelda & Marijati Sangen, Pengaruh Keputusan Bauran Promosi... 279

Schiffman, Leon G. & Leslie Lazar Kanuk. 2000. Consumer Behavior, Seventh Edition. Prentice Hall International, Inc; New Jersey.

Shimp, Terrence. 2000. Advertising, Promotion and Suglemental Aspects of Integrated Marketing Communication, 5 Edition. Dryeden Press, Orlando.

Stanton, William J.1994. Fundamentalts of Marketing. Mc-Graw-Hill, New York.

Sugiyono, 2008, Metode penelitian bisnis (pendekatan; kuantitatif, kualitatif dan r&d), Alfabeta, Bandung.

Zethmal, Valerie A & Mary Jo Bither.2000. Service Marketing. McGraw-Hill, Singapure.

Telekomunikasi Seluler di Indonesia,2012. ID. wikipedia.org.

Pertumbuhan Seluler,2010. www.pengen pintar.com:443/p.443)

Jurnal Bauran Promosi INDOSAT. 2010. www.itu.dk/ people/rkua/2010-face-im/readings/arangold-social media-pdf.

Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Keputusan Pembelian, 2010. http// jurnal.pdii.hpi.go.id/admin/jurnal/206677681.pdf.

Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Pembelian. 2010. www.cob.unt.cdef/Slindes Naswan/mkts 5250/ subaru/price % 20 promotion.pdf.

Page 130: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi
Page 131: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

281

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAMSEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN

PERATURAN LOAN TO VALUE KPR(Studi Pada Perusahaan Properti Di Bursa Efek Indonesia)

Dwi Suharyanto (Bank Indonesia Banjarmasin)

Rusdayanti Asma(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This study aims to analyze the abnormal stock return of property companies in Indonesia Stock Exchange as a result of the announcement of Bank Indonesia on the restriction of the maximum Loan to Value (LTV) of the mortgage loans. This study uses event study, which observed the average abnormal return over the 10 days prior to the announcement up to 10 days thereafter.

The results showed that there was no signifi cant difference between the abnormal returns before and after the announcement. However, there is an increase in the number of days that experienced abnormal returns, ie 2 (two) days in the period before the announcement of a 5 (fi ve) days in the period thereafter. While at the moment of announcement there is no abnormal return. This suggests that the effect of the announcement was not immediately responded by the market, but there is a lag time for the market to react. These conditions may be caused investors do not have the experience to identify and measure the impact of LTV mortgage regulation. Signifi cant abnormal return occurs also varies, which is experiencing abnormal gain 3 days and 4 days of having abnormal loss, which shows the confusion in the market so it happened a few times stock price correction. Another possibility for the market considers these policies also have a positive side. Properties company performance may be declining, but the industry would likely have a positive impact in the long run because it will reduce the risk of price bubbles.

Keyword :

Abnormal Return, Event Study, Mortgage Loan, Loan to Value.

Page 132: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

282 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis abnormal return saham perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia sebagai akibat adanya pengumuman Bank Indonesia mengenai pembatasan maksimum Loan to Value (LTV) atas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Penelitian ini menggunakan metode event study, dimana dilakukan pengamatan terhadap rata-rata abnormal return selama 10 hari sebelum pengumuman sampai dengan 10 hari setelahnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifi kan antara sebelum dan sesudah pengumuman. Namun demikian terdapat peningkatan jumlah hari yang mengalami abnormal return, yaitu dari 2 (dua) hari pada periode sebelum pengumuman menjadi 5 (lima) hari pada periode setelahnya. Sementara pada saat pengumuman tidak terdapat abnormal return. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pengumuman tidak seketika direspon oleh pasar, melainkan terdapat jeda waktu bagi pasar untuk bereaksi. Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan investor belum mempunyai pengalaman untuk mengetahui dan mengukur dampak pengaturan LTV KPR. Abnormal return signifi kan yang terjadi juga bervariasi, yaitu 3 hari mengalami abnormal gain dan 4 hari mengalami abnormal loss, yang menunjukkan adanya kebingunan di pasar sehingga terjadi beberapa kali koreksi harga saham. Kemungkinan lain karena pasar menganggap kebijakan tersebut juga memiliki sisi positif. Secara mikro kinerja perusahaan properti kemungkinan akan menurun, namun secara industri justru akan berdampak positif dalam jangka panjang karena akan menurunkan risiko terjadinya penggelembungan harga.

Kata Kunci :

Abnormal Return, Event Study, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Loan to Value (LTV).

PENDAHULUAN

Salah satu bahasan menarik yang sering menjadi obyek penelitian dalam pasar modal adalah mengenai efisiensi pasar. Terdapat tiga jenis efisiensi pasar, yaitu bentuk lemah, setengah kuat dan kuat. Pengujian terhadap masing-masing jenis efisiensi pasar tersebut memiliki metode penelitian yang berbeda. Efisiensi pasar setengah kuat biasanya menggunakan metode event study. Event study digunakan untuk mengetahui pergerakan harga di sekitar suatu peristiwa (event) untuk melihat seberapa cepat harga menyesuaikan terhadap event (informasi baru) tersebut.

Pemerintah atau pihak otoritas sudah banyak mengeluarkan peraturan yang bertujuan antara lain untuk melindungi masyarakat atau untuk kepentingan perekonomian secara umum. Salah satu peraturan yang masih relatif baru yaitu peraturan mengenai pembatasan Loan-to-Value (LTV) kredit pembelian rumah (KPR) maksimum 70%, yang diumumkan oleh Bank Indonesia pada tanggal 16 Maret 2012 dan mulai berlaku pada tanggal 15

Page 133: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Dwi Suharyanto & Rusdayanti, Analisis Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah... 283

Juni 2012. LTV sendiri merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dengan nilai agunannya. Dengan peraturan tersebut, maka calon pembeli rumah melalui kredit bank (KPR), harus menyediakan uang muka minimal 30%. Besarnya LTV KPR sendiri sebelumnya tidak diatur secara tegas, sehingga terdapat beberapa bank yang menetapkan LTV maksimum 90%. Penetapan kebijakan baru tersebut memaksa calon nasabah KPR agar menyediakan uang muka lebih besar.

Kebijakan penurunan LTV tersebut dimaksudkan untuk mendorong peningkatan prinsip kehati-hatian bagi bank dalam penyaluran KPR. Disisi lain, kebijakan tersebut akan berdampak negatif bagi industri properti terutama perumahan dan apartemen. Calon nasabah/pembeli harus menyediakan uang muka yang lebih besar jika ingin mengambil KPR. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat terhadap properti mengingat tingkat penghasilan masyarakat tidak berubah. Penurunan kemampuan daya beli masyarakat tentunya dapat mengakibatkan penurunan pasar properti yang pada gilirannya nanti dapat menurunkan kinerja perusaan properti tersebut.

Christensen (2011) melakukan penelitian dengan mengambil objek pasar perumahan di Kanada, hasilnya menunjukkan bahwa penurunan LTV mengakibatkan penurunan harga perumahan dan penurunan KPR. Penurunan harga perumahan tanpa diikuti dengan penurunan biaya faktor produksi akan memperkecil margin keuntungan perusahaan. Dampak lain berupa penurunan KPR mengindikasikan adanya penurunan penjualan. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan penurunan rentabilitas perusahaan. Banyak pene-litian dalam analisis fundamental yang mengambil variabel rentabilitas sebagai indi kator fundamental. Salah satunya dilakukan oleh Elleuch (2009) yang melakukan pene litian di Tunisia Stock Exchange. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ROA dan perubahan/trend ROA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sehingga terdapat kemungkinan bahwa kebijakan/peraturan mengenai LTV tersebut akan mempengaruhi return saham khususnya saham perusahaan properti.

A. Perumusan MasalahPeraturan mengenai pembatasan LTV untuk KPR maksimal 70% diperkirakan akan

berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat atas properti perumahan dan apartemen. Penurunan daya beli masyarakat tentunya dapat berpengaruh terhadap pasar properti yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan properti khusus-nya dari segi penjualan dan laba. Sedangkan kinerja perusahaan tentunya sangat terkait dengan return sahamnya. Oleh karena itu, permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu:1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengu-

muman peraturan LTV KPR?2. Apakah terdapat abnormal return yang signifikan sebelum pengumuman peraturan

LTV KPR?3. Apakah terdapat abnormal return yang signifikan pada saat pengumuman peraturan

LTV KPR?A4. Apakah terdapat abnormal return yang signifikan sesudah pengumuman peraturan

LTV KPR.

Page 134: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

284 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

B. Tujuan PenelitianSesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan

sebagai berikut:1. Untuk menganalisis perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah

pengumuman peraturan LTV KPR.2. Untuk menganalisis abnormal return sebelum pengumuman peraturan LTV KPR.3. Untuk menganalisis abnormal return pada saat pengumuman peraturan LTV KPR.4. Untuk menganalisis abnormal return sesudah pengumuman peraturan LTV KPR.

C. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengguna sebagai berikut:

1. Bagi investor dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk pengam bilan keputusan investasi.

2. Bagi kalangan akademik, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding atau referensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi Bank Indonesia selaku pihak otoritas yang mengeluarkan peraturan, sebagai bahan masukan untuk melakukan evaluasi atas peraturan yang telah dikeluarkan ter sebut.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perdagangan SahamPasar keuangan adalah pasar dimana terjadi pertemuan antara pihak yang mem-

punyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Dalam pasar tersebut, akan terjadi transaksi, dimana pihak yang kekurangan dana akan memperoleh dan dari pihak yang kelebihan dana tersebut. Secara umum pasar keuangan dibagi menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung (Hanafi, 2008 : 61-63). Pasar keuangan tidak langsung menggu na kanan lembaga intermediary seperti adalah bank. Pasar Keuangan yang bersifat langsung didominasi oleh pasar modal. Terdapat dua jenis instrumen yang terdapat dalam pasar modal, yaitu instrumen utang dan instrumen ekuitas atau pasar saham.

2. Return SahamRoss, Westerfield & Jordan (2009:528-529) mendefinisikan return (pengembalian

atas investasi) sebagai keuntungan (atau kerugian) dari investasi yang dilakukan. Pengembalian tersebut terdiri dari 2 komponen yaitu sejumlah uang yang diterima lang-sung ketika memilki investasi tersebut, yang dinamakan komponen laba. Komponen kedua berupa perubahan nilai aset/investasi yang dinamakan keuntungan modal (capital gain) atau kerugian modal (capital loss). Return yang diterima investor dalam investasi saham juga terdiri dari 2 (dua) komponen yaitu komponen laba yang disebut dividen dan capital gain atau capital loss berupa perubahan harga saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya return saham yaitu:

Page 135: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Dwi Suharyanto & Rusdayanti, Analisis Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah... 285

Dalam hal ini:Rt = Return aktual yang diterima investor pada periode tPt-1 = Harga saham pada saat pembelianPt = Harga saham pada periode tDividen = Dividen yang diterima investor pada perdiode t

3. Abnormal ReturnFluktuasi harga saham yang cukup aktif di bursa saham akan memung kinkan investor

untuk memperoleh abnormal return. Abnormal return adalah return aktual yang berbeda dengan return harapan (expected return). Rumus abnormal return menurut Tandelilin (2010 : 572) yaitu:

Dalam hal ini:RTNit = Abnormal return saham i pada periode tRit = Return aktual saham i pada periode tE(Rit) = Return harapan dari saham i pada periode t

Terdapat beberapa cara untuk menghitung return harapan, salah satunya adalah Model Statistika (Tandelilin, 2010 : 573). Dalam Model Statistikia, dibagi lagi menjadi 2 model yang digunakan yaitu Model disesuaikan rata-rata yaitu menggunakan rata-rata return saham selama selama periode estimasi. Model kedua yaitu Model Pasar yang didasarkan pada hasil estimasi model pasar selama periode estimasi.

4. Efi siensi PasarEfisiensi pasar merupakan teori yang menjelaskan mengenai harga saham dikaitkan

dengan semua informasi yang relevan dengan saham dimaksud. Pasar dikatakan efisien jika harga saham sudah mencerminkan semua informasi yang relevan tersebut. Investor tidak akan mendapatkan abnormal return di dalam pasar yang efisien karena sudah tidak ada informasi lain yang dapat menggerakkan harga saham secara abnormal. Investor hanya dapat memperoleh abnormal return jika memiliki informasi relevan yang tidak diketahui oleh orang lain, yang berarti harga saham saat ini belum mencerminkan semua infor-masi yang relevan atau pasar belum efisien. Terdapat tiga jenis efisiensi pasar yaitu bentuk lemah, bentuk setengah kuat dan bentuk kuat (Hanafi, 2008 : 394).

5. Event StudyEvent study merupakan bentuk pengujian empiris untuk mengetahui efisiensi bentuk

setengah kuat dengan melihat seberapa cepat harga menyesuaikan terhadap informasi baru. Beberapa tahapan dalam melakukan event study yaitu:a. Mengidentifikasi peristiwa (event) tertentu dan tanggalnya.b. Menentukan rentang waktu studi peristiwa (event window) yang merupakan waktu

yang akan diamati disekitar event. Disamping itu ditentukan juga periode estimasi yang akan digunakan untuk meramalkan return harapan pada periode peristiwa.

c. Menghitung abnormal return selama event window tersebut, kemudian dilakukan uji statistik atas abnormal return tersebut dengan uji t.

Page 136: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

286 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

6. Loan to ValueDefinisi KPR dalam peraturan Bank Indonesia diatas menyebutkan bahwa jumlah

maksimum pinjaman ditetapkan berdasarkan nilai agunan. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya kredit yang diberikan ditentukan oleh besarnya agunan atau rumah yang akan dibeli, yang disebut dengan Loan to Value. Dengan kata lain, Loan to Value meru pakan angka rasio antara nilai kredit yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan pada saat awal pemberian kredit. (SE BI No. 14/ 10 /DPNP tanggal 15 Maret 2012).

Bank Indonesia melalui siaran pers No. No.14/6/PSHM/Humas tanggal 16 Maret 2012 mengumumkan peraturan baru yaitu Surat Edaran Bank Indonesia No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012, yang menetapkan besarnya LTV untuk KPR maksimal 70%. Peraturan tersebut meskipun diumumkan pada tanggal 15 Maret 2012, namun baru diber-lakukan mulai tanggal 15 Juni 2012 untuk memberikan waktu transisi bagi bank dalam melakukan penyesuaian. Berdasarkan peraturan tersebut, maka bagi calon nasabah KPR yang akan membeli rumah seharga Rp100 juta, bank hanya boleh membiayai maksimal 70% atau Rp70 juta. Dengan kata lain, calon nasabah tersebut harus menyediakan dana sendiri untuk uang muka sebesar 30% atau Rp30 juta. Sebelum keluarnya peraturan tersebut, besarnya LTV tidak diatur secara khusus, sehingga terdapat beberapa bank yang hanya mensyaratkan uang muka 10% atau LTV sebesar 90% (Frequently Asked Question SEBI No. 14/10/DPNP).

Negara sebesar Amerika Serikat yang penduduknya relatif lebih makmur dibandingkan Indonesia sekalipun, masalah uang muka untuk KPR juga menjadi kendala bagi masyarakatnya untuk membeli rumah, sehingga pemerintah Amerika Serikat meran-cang berbagai program untuk membantu mengatasi masyarakatnya yang kesulitan untuk menyediakan uang muka untuk KPR. Tercatat sebanyak 41 lembaga atau otoritas yang menawarkan berbagai program untuk meringankan kebutuhan uang muka (Zhang, 2010 : 1). Dengan memperhatikan banyaknya lembaga yang menawarkan bantuan uang muka tersebut menunjukkan bahwa uang muka memang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap daya beli masyarakat akan perumahan.

B. Penelitian TerdahuluChristensen (2011) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh besarnya loan

to value (LTV) pada pasar perumahan dengan menggunakan model dynamic stochastic general-equilibrium. Penelitian dilakukan dengan mengambil data dari pasar perumahan di Kanada. Salah satu yang melatar belakangi penelitan tersebut adalah krisis di Amerika yang disebabkan oleh subprime mortgage, dimana kredit perumahan diberikan secara masif tanpa memperhatikan prinsip kehati-hatian sehingga terjadi peningkatan harga peru-mahan yang cukup besar yang tidak lagi mencerminkan harga yang sebenarnya (bubble).

Salah satu temuan dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa penurunan LTV pada saat terjadi booming perumahan, dapat menurunkan harga jual rumah dan menu-run kan mortgage debt (KPR). Oleh karena itu, kebijakan penurunan LTV tersebut dapat mengurangi terjadinya bubble di sektor perumahan. Namun bagi perusahaan pengem-bangan, kebijakan tersebut dapat memiliki implikasi negatif. Penurunan harga rumah jika tidak diikuti dengan penurunan faktor produksi tentunya akan mengakibatkan

Page 137: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Dwi Suharyanto & Rusdayanti, Analisis Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah... 287

margin keuntungan menipis. Demikian juga penurunan KPR dapat mengindikasikan adanya penurunan penjualan perumahan. Kedua hal tersebut tentunya dapat menurunkan rentabilitas perusahaan.

Pengaruh suatu peraturan terhadap return saham memang sudah sering dilakukan dengan menggunakan metode Event Study. Metode event study sudah lazim dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu event terhadap harga saham sekaligus untuk menguji apakah pasar saham sudah efisien tingkat setengah kuat. Terdapat berbagai event yang dija dikan dasar pengujian, yang salah satunya adalah penerapan/perubahan peraturan (regulasi) terhadap suatu industri atau kemungkinan adanya perubahan kebijakan/regulasi akibat pergantian pemerintahan atau parlemen.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NoNama,Tahun &

JudulMetode, Jenis

Event & VariabelHasil

PenelitianPerbedaan dengan

Penelitian Ini

1.

Christensen (2011),judul : MortgageDebt andProcyclicalityin the HousingMarket

Dynamicstochasticgeneral-equilibriumdengan variable:LTV ratio dandegreeof procyclicalityin the housingmarket

Penurunan rasioLTV pada masaboomingproperti dapatmenurunkanhargaperumahan danpembiayaanKPR

Metode &variabel

2.

Kwan (2000), judul:Impact of DepositRate Deregulation inHong Kongon the Market Valueof Commercial Banks

Event StudyJenis event:Deregulasi sukubunga.Variable:Residual return

Deregulasimemiliki reaksipositif yangsignifikanterhadap pasar

Jenis EventdanVariabel

4.

Firmansyah &Violita (2007),Judul: AnalisisPengaruhPengumuman Ex-Dividend DateTerhadap AbnormalReturn Saham:

Event StudyJenis event:Pengumuman Ex-Dividend Date.Variable:Abnormal ReturnSaham

pengumumanex-dividenddate memilikipengaruh yangsignifikanterhadapabnormalreturn saham

Jenis Event

Event Study Pada

BEJ

Page 138: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

288 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka PikirBerdasarkan teori-teori dan beberapa hasil penelitan terdahulu menunjukkan adanya

pengaruh peraturan/kebijakan yang diambil oleh otoritas atas suatu sektor industri terhadap return saham perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut. Oleh karena itu perubahan peraturan dalam besaran LTV bagi bank kemungkinan juga memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan properti. Adapun kerangka pikir penelitian adalah sebagai berikut:

Sebelum

�. Hi���esis Peneli�ianBerdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran teoritis di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:H1 Terdapat perbedaan ��norm�l return antara sebelum dan sesudah pengumuman

peraturan LTV KPR.H2 Terdapat ��norm�l return yang signifikan sebelum pengumuman peraturan LTV

KPR.H3 Terdapat ��norm�l return yang signifikan pada saat pengumuman peraturan LTV

KPR.H4 Terdapat ��norm�l return yang signifikan sesudah pengumuman peraturan LTV

KPR.

Page 139: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Dwi Suharyanto & Rusdayanti, Analisis Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah... 289

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Ukuran SampelPopulasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan properti yang sahamnya

terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu perusahaan yang berdasarkan IDX Fact Book 2011 dikelompokkan dalam sub klasifikasi industri Property & Real Estate. Terdapat 40 perusahaan dalam sub klasifikasi industri tersebut. Sementara ukuran sampel mengikuti hasil dari teknik sampling yang telah ditentukan.

B. Teknik SamplingPengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive, dengan kriteria yaitu

perusahaan yang masuk dalam sub klasifikasi industri Property & Real Estate berdasarkan IDX Fact Book 2011 dan memiliki produk berupa perumahan atau apartemen/rumah susun, yang merupakan obyek pengaturan LTV KPR. Saham peruahaan tersebut aktif diperdagangkan dan tidak melakukan corporate action selama periode estimasi hingga event window yaitu dari tanggal 11 Oktober 2011 hingga 2 April 2012.

C. Variabel dan Defi nisi Operasional VariabelBerikut penjelasan mengenai definisi operasioanl variable yang akan digunakan

dalam penelitian ini, yaitu:

Event date adalah tanggal diumumkannya peraturan yang membatasi LTV untuk KPR maskimum 70%, yaitu tanggal 16 Maret 2012.

1. `Event window yang merupakan rentang waktu studi peristiwa ditetapkan 10 hari sebelum event date hingga 10 hari setelah event date (Tandelilin, 2010 : 581).

2. Periode estimasi yang digunakan untuk meramalkan return harapan ditetapkan 100 hari observasi sebelum event window (Tandelilin, 2010 : 575).

3. Abnormal return adalah selisih return aktual dari return harapan dengan rumus (Tandelilin, 2010 : 573)

Dalam hal ini:

RTNit = Abnormal return saham i pada periode t

Rit = Return aktual saham i pada periode t

E(Rit) = Return harapan dari saham i pada periode t

Return aktual dalam hal ini hanya yang berasal dari capital gain/loss.

Return harapan merupakan return yang diharapkan untuk diperoleh. Dalam penelitian ini perhitungan return harapan menggunakan model statistik berupa model pasar dengan rumus (Tandelilin, 2010 : 574) :

Dalam hal ini:

E(Rit) = Return harapan dari saham i pada periode t

RMt = Return pasar pada periode t

= Koefisien return harapan saham i terhadap return pasar

= Konstanta faktor residu

Page 140: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

290 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Angka a dan b untuk return masing-masing saham dalam persamaan tersebut dicari berdasarkan data return aktual masing-masing saham dan return pasar selama periode estimasi menggunakan analisis regresi dengan bantuan program SPSS.4. Return pasar yang digunakan untuk menghitung return harapan adalah return

IHSG.

D. Uji NormalitasUntuk melakukan uji t, standar error perbedaaan dalam nilai rata-rata harus

terdistribusi normal (Ghozali, 2005 : 56 ). Untuk melakukan uji normalitas tersebut, maka penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test.

E. Pengujian HipotesisPengujian hipotesa dilakukan dengan paired samples t test dan uji t abnormal return

rata-rata harian selama event window, dengan tahapan:1. Penetapan event date (t0), event window (t-n hingga t+n) dan periode estimasi (t-

n-e hingga t-n), dimana dalam penelitian ini, t0 ditetapkan tanggal 16 Maret 2012, n ditetapkan 10 hari dan e ditetapkan 100 hari.

2. Berdasarkan abnormal return masing-masing saham tersebut selama event win-dow, kemudian dilakukan perhitungan abnormal return rata-rata (Tandelilin, 2010 : 575).

3. Setelah abnormal return rata-rata diketahui, maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut:

a. Untuk menguji H1, yaitu adanya perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah event, maka dilakukan dengan metode paired samples t test.

b. Untuk menguji H2, H3 dan H4 dilakukan dengan beberapa tahap yaitu (Tandelilin, 2010 : 576):

1) Mencari nilai t hitung untuk masing-masing saham (Tandelilin, 2010 : 585).

2) Setelah nilai t hitung masing-masing saham diperoleh, selanjutnya dilakukan perhitungan niliai t hitung untuk portofolio atau cross section sample (Tandelilin, 2010 : 586).

3) Nilai t hitung portofolio tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel.

Dalam penelitian ini, untuk menguji signifikasin dengan menggunakan probabilitas 5%. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel, maka H2, H3 dan H4 dapat diterima atau terdapat abnormal return yang signifikan.

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek PenelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam sub klasifikasi

industri property & real estate berdasarkan IDX Fact Book 2011 sebanyak 40 perusahaan. Berdasarkan penelitian terhadap website perusahaan atau annual report perusahaan-

Page 141: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Dwi Suharyanto & Rusdayanti, Analisis Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah... 291

perusahaan tersebut, dari 40 perusahaan hanya 31 perusahaan yang memiliki produk berupa rumah tapak ataupun rumah susun, sedangkan sisanya bergerak dibidang perhotelan, perkantoran atau penyewaan apartemen. Saham-saham yang aktif diperdagangkan dari 31 perusahaan tersebut hanya sebanyak 28 perusahaan, dimana 1 (satu) diantaranya mela-kukan corporate action berupa stock split pada tanggal 30 Maret 2012, sehingga sampling penelitian sebanyak 27 perusahaan.

B. Uji NormalitasBerdasarkan hsil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, probabilitas signifikansi

untuk data rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman peraturan LTV KPR masing-masing sebesar 0,640 dan 0,976. Kedua probabilitas tersebut berada diatas 0,05 sehingga data abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman peraturan LTV KPR telah terdistribusi secara normal. Kedua data tersebut telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji Paired samples T-Test.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Pertama (H1)

Tabel 5.1 menunjukkan hasil uji beda abnormal return sebelum dan sesudah pengu-muman peraturan LTV KPR. Dari tabel tersebut diperoleh t hitung sebesar 0,311 dan nilai signifikansi sebesar 0,763 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah pengumuman peraturan LTV KPR, sehingga hipotesis pertama (H1) ditolak.

Page 142: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

292 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Namun demikian, dari tabel 5.2 terlihat adanya perubahan dari adanya keuntungan abnormal return menjadi kerugian abnormal return setelah pengumuman LTV KPR. Hal ini dapat diartikan bahwa sebenarnya pasar bereaksi negatif terhadap pengumuman peraturan LTV KPR tersebut yang menunjukkan adanya kekhawatiran peraturan LTV KPR akan membawa dampak negatif terhadap perusahaan properti. Perbedaan yang tidak signifikan dapat diartikan bahwa meskipun terdapat kekhawatiran pasar, namun masih diyakini perusahaan properti dapat mengatasi atau mencari jalan keluar untuk menyiasati kebijakan LTV KPR agar tidak sampai mempengaruhi kinerjanya. Kemungkinan kedua yaitu meskipun pasar khawatir, namun tidak dapat secara tepat dan cepat mengukur dampak peraturan tersebut terhadap perusahaan properti sehingga pasar cenderung wait and see. Hal tersebut dapat dimengerti karena kebijakan mengenai LTV KPR merupakan kebijakan yang relatif baru, dimana sebelumnya tidak pernah ada kebijakan secara khusus mengenai LTV KPR, sehingga investor belum mempunyai pengalaman untuk dapat memprediksi dampaknya terhadap sektor properti.

2. Hipotesis Kedua (H2), Ketiga (H3) dan Keempat (H4)Tabel 5.3

Hasil t Hitung Portofolio

No Tanggal t Rata-rata Abnormal Return t hitung

1 2- Mar- 12 t-1 0 0.0022 0.6335

2 5- Mar- 12 t-9 0.0040 1.2131

3 6- Mar- 12 t-8 - 0.0009 0.3684

4 7- Mar- 12 t-7 0.0347 7.9074 *)

5 8- Mar- 12 t-6 - 0.0065 0.3044

6 9- Mar- 12 t-5 - 0.0031 - 0.2594

7 12- Mar- 12 t-4 - 0.0098 - 1.5082

8 13- Mar- 12 t-3 - 0.0063 - 2.7323 *)

9 14- Mar- 12 t-2 - 0.0049 - 0.9027

10 15- Mar- 12 t-1 0.0094 1.6114

11 16- Mar- 12 t0 0.0005 1.7568

12 19- Mar- 12 t+1 - 0.0057 0.0893

13 20- Mar- 12 t+2 0.0076 1.0624

14 21- Mar- 12 t+3 0.0124 2.4345 *)

15 22- Mar- 12 t+4 - 0.0123 - 2.3534 *)

16 26- Mar- 12 t+5 - 0.0154 - 2.7310 *)

Page 143: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Dwi Suharyanto & Rusdayanti, Analisis Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah... 293

No Tanggal t Rata-rata Abnormal Return t hitung

17 27- Mar- 12 t+6 0.0038 1.0932

18 28- Mar- 12 t+7 - 0.0018 - 0.5751

19 29- Mar- 12 t+8 0.0318 6.0059 *)

20 30- Mar- 12 t+9 - 0.0133 - 2.5435 *)

21 2- Apr- 12 t+1 0 - 0.0103 - 1.5271

*) signifikan dengan tingkat probabilitas 0,05

Berdasarkan tabel 5.3 tersebut terlihat bahwa pada periode sebelum pengumuman peraturan LTV KPR, terdapat 2 (dua) hari yang memiliki abnormal return signifikan yaitu t-7 dan t-3, sedangkan pada periode setelah pengumuman peraturan LTV KPR terdapat 5 (lima) hari yang memiliki abnormal return signifikan yaitu t+3, t+4, t+5, t+8 dan t+9. Sementara pada t0 justru tidak terdapat abnormal return yang signifikan. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa H2 dan H4 dapat diterima yang berarti terdapat abnormal return, baik sebelum maupun sesudah pengumuman peraturan LTV KPR. Sementara H3 ditolak yang berarti tidak terdapat abnormal return pada saat pengumuman peraturan LTV KPR.

Selama periode sebelum pengumuman peraturan LTV KPR hanya terdapat 2 (dua) hari yang mengalami abnormal return, dimana salah satunya mengalami abnormal return positif atau return diatas pasar yang menunjukkan pasar tidak mengantisipasi terhadap rencana pengumuman peraturan LTV KPR. Rencana pengaturan LTV KPR mungkin tidak mendapat perhatian dari investor atau investor memang tidak memperoleh informasi sama sekali terhadap rencana pengaturan tersebut.

Pada saat pengumuman peraturan LTV KPR dilakukan tidak terdapat abnormal return, bahkan angka absolut dari rata-rata abnormal return merupakan yang terendah selama event window, yaitu 0,0005 atau 0,05%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pada hari tersebut pergerakan harga relatif paling kecil atau paling stabil dibandingkan dengan hari lain selama event window. Pasar kemungkinan masih kebingungan mengenai ada tidaknya implikasi pengaturan tersebut terhadap kinerja perusahaan properti dimasa mendatang sehingga para investor lebih memilih untuk menahan diri atau wait and see.

Pada periode setelah pengumuman peraturan LTV KPR terjadi lonjakan frekwensi abnormal return, yaitu dari 10 (sepuluh) hari pengamatan, 5 (lima) diantaranya atau separuhnya memiliki abnormal return. Hal ini menunjukkan adanya waktu yang diperlukan bagi investor untuk mengetahui kemungkinan adanya implikasi peraturan tersebut. Persepsi investor kemungkinan juga dipengaruhi oleh pendapat para analis dan pengamat properti yang mulai banyak bermunculan pada beberapa hari setelah hari pengumuman peraturan LTV KPR. Adanya jeda waktu reaksi investor kemungkinan juga disebabkan adanya jeda waktu pelaksanaan peraturan LTV KPR, yaitu peraturan dikeluarkan pada tanggal 15 Maret 2012, namun baru efektif berlaku 3 (tiga) bulan kemudian yaitu tanggal 15 Juni 2012.

Page 144: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

294 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Meskipun investor mulai memiliki persepsi mengenai adanya implikasi terhadap peraturan tersebut, namun investor belum dapat mengetahui secara pasti besarnya pengaruh peraturan tersebut. Hal ini terlihat dari besarnya abnormal return yang ber-variatif sebagaimana terlihat dari tabel 5.3 diatas, yaitu 2 (dua) kali bertanda positif dan 3 (tiga) kali bertanda negatif yang menunjukan pasar melakukan beberapa koreksi terhadap persepsi sebelumnya.

Abnormal return yang positif setelah pengumuman peraturan LTV KPR kemungkinan juga disebabkan investor dapat melihat sisi positif dari peraturan LTV KPR. Terdapat rasa optimisme dari investor bahwa meskipun secara mikro kinerja perusahaan properti akan menurun, namun secara industri justru akan berdampak positif dalam jangka panjang. Risiko terjadinya bubble harga di pasar properti yang akan dapat menghancurkan industri properti dalam jangka panjang akan menurun dengan pembatasan LTV KPR. Bubble harga properti dalam jangka pendek akan sangat menguntungkan perusahaan properti karena perusahaan akan memperoleh margin keuntungan yang besar. Namun dalam jangka panjang, risiko terjadinya koreksi harga akan sangat tinggi, sehingga laba perusahaan properti tersebut sebenarnya tidak sustainable. Pembatasan LTV KPR diharapkan dapat mengontrol kenaikan harga properti dalam batas yang wajar sehingga risiko koreksi harga juga relatif lebih kecil sehingga laba perusahaan properti diharapkan juga akan lebih sustainable dalam jangka panjang.

D. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi TeoritisPenelitian ini memberikan tambahan bukti empiris bahwa pasar tidak selalu bereaksi

dengan cepat dan tepat terhadap suatu informasi publik. Hal tersebut terutama untuk peristiwa yang tidak rutin terjadi karena pasar tidak memiliki cukup pengalaman untuk menghitung secara tepat dampak suatu peristiwa terhadap suatu industi. Pola terjadinya abnormal return selama periode pengamatan juga menunjukkan pasar saham di Indonesia belum efisien setengah kuat.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Oberndorfer & Ziegler (2006), Padmavathy & Ashok (2012) dan Luqman Hakim (2007) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman informasi publik. Jenis informasi yang diumumkan sebagai obyek penelitian-penelitian terdahulu tersebut berbeda-beda, antara lain regulasi energi, pengumuman merger dan pengumuman pemilu. Khusus informasi mengenai peraturan LTV KPR belum terdapat penelitian terdahulu, sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian- penelitian sejenis di masa yang akan datang.

2. Implikasi ManajerialHasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi Bank

Indonesia selaku pembuat kebijakan. Tidak adanya perbedaan abnormal return yang signi fikan antara sebelum dan sesudah pengumuman peraturan LTV KPR menunjukkan pasar tidak terlalu bereaksi terhadap kebijakan tersebut. Hal ini mengindikasikan investor tidak terlalu khawatir kebijakan tersebut dapat mengganggu kinerja perusahaan properti yang akan berdampak pada harga saham. Namun demikian regulator harus mencermati

Page 145: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Dwi Suharyanto & Rusdayanti, Analisis Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah... 295

pergerakan pasar selanjutnya mengingat reaksi pasar yang sedikit terlambat dan terkesan adanya kebingungan sehingga terdapat beberapa abnormal return yang bervariasi dan semakin fluktuatif setelah pengumuman peraturan LTV KPR.

Reaksi pasar yang tidak terlalu besar dapat pula diartikan bahwa pasar menganggap perusahaan properti dapat menyiasati peraturan tersebut sehingga tidak sampai mengganggu kinerjanya yang dapat mempengaruhi abnormal returnnya. Perlu dicermati aksi yang akan dilakukan oleh perusahaan properti dan juga perbankan agar peraturan tersebut dapat efektif mencapai sasaran yang diinginkan.

Beberapa abnormal return positif yang terjadi setelah pengumuman peraturan LTV KPR menunjukkan pasar tidak sepenuhnya bereaksi negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan tersebut dapat diterima oleh pasar. Kemungkinan pasar dapat menerima penjelasan dari regulator bahwa kebijakan tersebut selain untuk meningkatkan prudential di lingkungan perbankan, juga menghindari terjadinya bubble harga di industri properti yang dalam jangka panjang dikhawatirkan justru akan dapat menghancurkan industri properti. Dengan harga yang relative lebih wajar, laba atau kinerja perusahaan properti diharapkan akan lebih sustainable dalam jangka panjang.

Tidak adanya reaksi yang berlebihan dari pasar juga dapat menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan properti yang industrinya terpengaruh langsung dengan peraturan tersebut. Investor masih percaya bahwa kinerja perusahaan properti tidak akan terpengaruh banyak, sehingga tidak ada tekanan jual yang massive terhadap saham perusahaan properti selama event window. Investor mungkin sedikit kawatir akan terjadi penurunan penjualan ataupun penurunan margin keuntungan, namun hal tersebut dikompensasi dengan kinerja perusahan yang lebih sustainable dalam jangka panjang sebagai dampak positif peraturan LTV KPR tersebut.

E. Keterbatasan PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang efek pengu-

muman peraturan LTV KPR terhadap saham properti. Namun demikian, penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, antara lain :1. Sampel dari penelitian ini hanya 27 saham perusahaan dari 420 perusahaan yang

diperdagangkan di bursa saham, sehingga kesimpulan mengenai efisiensi pasar bentuk setengah kuat mungkin bisa bias.

2. Variabel yang diteliti masih terbatas, yaitu hanya terbatas pada abnormal return, sehingga belum sepenuhnya dapat mencerminkan reaksi pasar terhadap peraturan ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBerdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka penelitian

untuk menganalisis abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman LTV KPR ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Page 146: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

296 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

a. Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman peraturan LTV KPR yaitu yang semula bertanda positif pada periode sebelum penelitian menjadi negative pada periode setelah penelitian, namun secara statistic perbedaan tersebut tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pengumuman peraturan LTV KPR tersebut ditanggapi secara negatif oleh pasar meskipun tidak terlalu berlebihan.

b. Terdapat abnormal return yang signifikan baik sebelum maupun sesudah pengumuman peraturan LTV KPR, yaitu 2 (dua) hari pada periode sebelum pengumuman pera-turan LTV KPR dan 5 (lima) hari pada periode setelah pengumuman peraturan LTV KPR. Namun abnormal return tersebut bervariasi antara positif dan negatif. Abnormal return justru tidak terjadi pada saat pengumuman peraturan LTV KPR. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasar tidak dapat dengan cepat dan tepat bereaksi atas pengumuman peraturan LTV KPR, yang kemungikan dikarenakan pasar tidak memiliki pengalaman untuk mengukur besarnya pengaruh LTV KPR terhadap kinerja perusahaan properti dimasa mendatang.

c. Berdasarkan pergerakan abnormal return selama event window tersebut dapat diartikan bahwa pasar saham belum menunjukkan efisiensi bentuk setengah kuat. Harga saham properti belum sepenuhnya mencerminkan informasi mengenai penga ruh pengumuman peraturan LTV KPR sehingga terdapat 5 (lima) hari yang menghasilkan abnormal return dari 10 hari pengamatan sesudah pengumuman pera-turan LTV KPR.

B. SaranBerdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Investor agar lebih mencermati action yang akan dilakukan oleh perusahaan- peru-sahaan properti terkait kebijakan tersebut. Perusahaan properti sebagai pihak yang terkena dampak langsung terhadap kebijakan tersebut tentunya akan melakukan pengukuran dan perhitungan yang lebih mendalam.

2. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagaimana diuraikan di atas.

Oleh karena itu penelitian mengenai kebijakan LTV KPR yang akan datang dapat menghilangkan keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu:

• Menambahkan jumlah sampel dalam penelitian sehingga kesimpulan mengenai efisiensi pasar bentuk setengah kuat akan lebih akurat.

• Variabel penelitian dapat ditambah untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai reaksi pasar terhadap pengumuman peraturan LTV KPR, seperti variabel volume perdagangan.

3. Bagi Bank Indonesai selaku regulator, mengingat pasar tidak terlalu bereaksi ter-hadap peraturan tersebut, yang kemungkinan disebabkan investor menganggap perusahaan properti dan perbankan dapat menyiasati peraturan tersebut sehingga pasar properti tidak akan terpengaruh oleh kebijakan ini. Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan terhadap aksi-aksi yang dilakukan oleh perusahaan properti dan perbankan dalam mensiasati peraturan tersebut, agar dapat segera diambil tindakan apabila pengaturan tersebut ternyata tidak efektif untuk mencapai sasarannya.

Page 147: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

Dwi Suharyanto & Rusdayanti, Analisis Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah... 297

DARTAR PUSTAKA

Bank Indonesia 2009, Outlook Ekonomi Indonesia 2009 – 2014, BI, Jakarta.

Bank Indonesia 2012, Kajian Stabilitas Keuangan No.18 Maret 2012, BI, Jakarta.

Bank Indonesia 2012, Siaran Pers No. 14/6/PSHM/Humas.

http://www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/Siaran+Pers/sp_140612.html [1 Mei 2012].

Bank Indonesia 2012, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia Maret 2012, BI, Jakarta.

Bank Indonesia 2012, Surat Edaran No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 Perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor, BI, Jakarta.

Christensen I 2011, Mortgage Debt and Procyclicality in the Housing Market, Bank of Canada Review, Canada.]

Data Harga Saham Penutupan Harian & Data Harian IHSG. http://www.finance.yahoo.com [30 Mei 2012]

Elleuch, J, ‘Fundamental Analysis Strategy and the Prediction of Stock Returns’, International Research Journal of Finance and Economics, Issue 30 (2009) Hal. 95-107

Firmansyah & Violita 2007, ‘Analisis Pengaruh Pengumuman Ex-Dividend Date Terhadap Abnormal Return Saham: Event Study Pada BEJ’, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.1 No.3, Hal.249-262.

Ghozali, I 2005, Aplikasi Analisa Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit– Undip, Semarang.

Hanafi, MM 2008, Manajemen Keuangan,BPFE, Yogyakarta.

Indonesia Stock Exchange 2011, IDC fact book 2011, Indonesia stock Exchange, Jakarta.Kwan, SH 2000, Impact of Deposit Rate Deregulation in Hong Kong on the Market Value of Commercial Banks, Hong Kong Institute for Monetary Research, Hongkong.

Lamdin, DJ 1999, ‘Event Studies of Regulation and New Results on the Effect of the Cigarette Advertising Ban’, Journal of Regulatory Economics, V. 16, hal. 187- 201.

Hakim L 2007, ‘Pengaruh Peristiwa Politik (Pemilu Legislatif 2004) Terhadap Return, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan dan Variabilitas Tingkat Keuntungan Saham di BEJ’, Arthavidya, Tahun 8 No.1, Hal. 163-177.

Martani, D, Mulyono & Khairurizka, R 2009, ‘The effect of financial ratios, firm size, and cash flow from operating activities in the interim report to the stock return’, Chinese Business Review, Vol. 8, No.6 (Serial No.72), hal. 44-55.

Oberndorfer, U and Ziegler, A 2006, ‘Environmentally Oriented Energy Policy and Stock Returns: An Empirical Analysis’ Discussion Paper No. 06-079, Center for European Economic Research, Jerman

Page 148: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN No.2 AUL - …eprints.ulm.ac.id/966/1/JWM VOL 1 NO 2.pdf · ANALISIS PENERAPAN RELATIONSHIP ... konten, dan micro-blogging. ... adalah waktu dan dedikasi

298 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 2, Juni 2013

Padmavathy & Ashok 2012, ‘Merger Announcements and Stock Price Behavior: Empirical Evidence from Indian Stock Market’, International Research Journal of Finance and Economics, Issue 83, hal. 153-160

Prihadi, T 2008, Deteksi cepat kondisi keuangan: 7 analisis rasio keuangan, PPM, Jakarta.

Ross, SA, Westerfield, RW & Jordan, BD 2009, Pengantar Keuangan Perusahaan 1 ed. 8, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Santosa, B 2009, ‘Menyorot Prospek Kredit Pemilikan Rumah’, Economic Review No. 217.

Tandelilin, E 2010, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, Kanisius, Yogyakarta.

Wartawan Kompas 2011, Menpera: Indonesia Butuh 13 Juta Rumah, Kompas. http://properti.kompas.com/read/2011/06/01/16002743/Menpera.Indonesia. Butuh.13.Juta.Rumah [20 Mei 2012]

Zhang, Y 2010, ‘High Default Risk on Down Payment Assistance Program: Adverse Selection Vs. Program Characteristics?’, online journal.

http://www.ohiohome.org/oahr/DPAresearch.pdf [nd]